pengembangan minat dan bakat anak-anakrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34995...ii...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MINAT DAN BAKAT ANAK-ANAK PENYANDANG DISABILITAS
DI YAYASAN SAYAP IBU CABANG JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos)
Oleh :
Ika Septi Trisnowati 1110054000023
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH & KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M / 1438 H
i
ABSTRAK
IKA SEPTI TRISNOWATI (1110054000023)
Pengembangan Minat dan Bakat Anak-Anak Disabilitas di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
Berbagai kasus yang terjadi pada anak-anak Indonesia, termasuk kasus penelantaran anak. Terlebih lagi kasus penelantaran tersebut terjadi pada anak-anak penyandang disabilitas. Tetapi apapun keadaan yang terjadi pada anak-anak tersebut. Bukan berarti mereka tidak memiliki harapan masa depan yang cerah, sebagaimana harapan setiap anak-anak yang normal fisik dan mental. Bahkan sebenarnya anak-anak penyandang disabilitas juga memiliki bakat/potensi yang sama dan terkadang dapat melebihi anak-anak normal pada umumnya. Oleh karena itu dengan adanya pengembangan minat dan bakat, dapat menjadi media untuk anak-anak penyandang disabilitas di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta. Dalam menuangkan apa yang menjadi minat dan bakat yang mereka miliki.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan minat dan bakat yang dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta kepada anak-anak penyandang disabilitas yang diasuhnya. Hambatan dan tantangan yang terjadi atau dirasakan selama proses pelaksanaan pengembangan minat dan bakat tersebut. Dan juga bagaimana hasil pencapaian sejauh ini, dari pengembangan minat dan bakat yang telah berjalan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dengan data yang dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini berlokasi di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta.
Program pengembangan minat dan bakat yang dilakukan kepada anak-anak penyandang disabilitas di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta. Merupakan gagasan yayasan untuk bisa memberi wadah kepada anak-anak dengan minat dan bakat yang mereka miliki. Melalui pengamatan terhadap anak-anak, kemudian melakukan tes minat dan bakat, mencarikan pelatih/pengajar yang sesuai dengan minat dan bakat anak-anak, melakukan penjadwalan pelatihan dengan syarat tidak mengganggu waktu sekolah anak-anak. Karena pendidikan akademik sangat diutamakan oleh pihak yayasan. Pengembangan minat dan bakat yang dilakukan saat ini adalah pada bidang seni lukis dan seni musik. Pelatihan lukis biasanya dengan mengenal dasar-dasar melukis, dimulai dari peralatan dan bentuk-bentuk gambar sederhana. Sedangkan pelatihan musik, anak-anak diajak untuk mencoba berbagai alat musik sampai menemukan alat musik yang mampu dikuasai oleh masing-masing anak, kemudian bersama pelatih menentukan lagu yang akan dimainkan. Hambatan serta tantangan sudah pasti ada, terlebih lagi anak-anak tersebut adalah penyandang disabilitas yang berbeda-beda. Maka daya tangkap atau pemahaman terhadap materi dan metode yang diterapkan oleh masing-masing pelatih/pengajar akan diterima dengan nalar yang berbeda-beda juga. Namun hal tersebut bukanlah suatu hal yang harus ditakutkan. Karena walaupun hambatan dan tantangan menyertai, tetapi anak-anak tetap bisa menampilkan hasil karya terbaik mereka berupa lukisan dan penampilan memainkan alat musik di panggung. Dan sudah dilihat/disaksikan oleh masyarakat umum.
ii
KATA PENGANTAR
حيم حمان الر بسم هللا الر
Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin...
Syukur kepada Allah ‘Azza wa jalla, yang telah memberikan segala
nikmat, rahmat dan inayah-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad shallaAllahu `alaihi wa sallam, beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penelitian dan penulisan skripsi
ini. Telah melibatkan banyak pihak dan juga mendapat dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karenanya dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada :
1. Keluarga besar penulis, suami tersayang Mohammad Anwar Rosyid,
S.Kom. Atas ridho, doa dan usahanya sehingga penulis dapat melanjutkan
pendidikan jenjang Strata I. Orangtua tersayang, Mama Maryam dan
Bapak Rustono. Mertua tersayang, Mama Ani (Hj. Tri Budiani) dan Papa
Ridwan (alm. H. Mohammad Sahid Jusuf Ridwan), atas segala doa dan
dukungannya. Serta putri tersayang Khansa Nasyithoh Ar Rosyid,
penambah semangat bagi penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan dari Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi.
4. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua Jurusan Prodi Pengembangan
Masyarakat Islam (PMI), Bapak M. Hudri, M.Ag selaku Sekretaris
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), dan seluruh Dosen
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan banyak
bantuan, ilmu pengetahuan dan bimbingan selama masa
perkuliahan/pembelajaran.
iii
5. Bapak Muhtadi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan waktu, pikiran dan tenaganya dalam membimbing penulisan
skripsi ini.
6. Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta yang telah menerima penulis untuk
melakukan penelitian skripsi, Bapak Sudarno, S.Pd selaku pembimbing
penelitian di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, Anak-anak asuh Yayasan
Sayap Ibu Cabang Jakarta-unit Cirendeu, Ibu Esti selaku Pelatih Lukis
anak-anak Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta (dalam program
Pengembangan Minat dan Bakat), Kak Egar dan Kak Aji selaku Pelatih
Musik anak-anak Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta (dalam program
Pengembangan Minat dan Bakat).
7. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Pimpinan
dan segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Keluarga besar Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) angkatan 2010:
Desia Cahya Ningrum, Lilis Yunengsih (Nhe), Nurul, Mia, Anisa, Badzlia
(Zill), Nurhandayani (Nunung), Vivih, Sri Rahmayani (Enci), Resa (Eca),
Yulia (Yusi), Maya, Salamah, Tiflah, Iqbal, Irfan, Rendy, Fikri, Anfal,
Taufik, Arya, Viqih, Ade, Wawan, Ujang, Heri, Givano, Adit. Terima
kasih atas kebersamaannya, kerjasamanya, kenangan/pengalaman yang
terjadi bersama-sama. Semoga ilmu yang kita dapat bersama bermanfaat,
sukses untuk kita dan semoga tetap terjaga sillaturahim kita.
Hanya dengan doa dan harapan yang bisa penulis berikan kepada semua
pihak yang telah berperan besar bagi penulis selama penulis melakukan studi di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hingga penulis dapat menggapai jenjang Strata I.
Dan penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Tetapi
semoga masih banyak juga dari skripsi ini yang bisa menjadi manfaat bagi yang
membacanya.
Jakarta, 23 Maret 2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii
BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Batasan Masalah .............................................................................. 6
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
D. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9
G. Metodologi Penelitian .................................................................... 10
1. Metode Penelitian ..................................................................... 10
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 11
3. Teknik Pengambilan Data ......................................................... 11
4. Sumber Data ............................................................................. 14
5. Analisa Data ............................................................................. 15
H. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 16
I. Sistematika Penulisan .................................................................... 18
J. Teknik Penulisan ........................................................................... 20
BAB II: TINJAUAN TEORITIS ............................................................ 21
A. Pengembangan .............................................................................. 21
1. Pengertian Pengembangan ........................................................ 21
2. Tahapan Pengembangan ............................................................ 23
v
3. Tujuan Pengembangan .............................................................. 24
B. Minat ............................................................................................. 24
1. Pengertian Minat ....................................................................... 24
2. Ciri-ciri Minat ........................................................................... 26
3. Macam-macam Minat ............................................................... 26
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat ................ 27
C. Bakat ............................................................................................. 29
1. Pengertian Bakat ....................................................................... 29
2. Macam-macam Bakat ............................................................... 32
D. Anak-Anak Penyandang Disabilitas ............................................... 32
1. Pengertian Disabilitas ............................................................... 32
2. Macam-macam Disabilitas ........................................................ 33
3. Jenis-jenis Disabilitas ................................................................ 36
E. Pengembangan Minat dan Bakat .................................................... 37
1. Pengertian Pengembangan Minat dan Bakat ............................. 37
2. Faktor-faktor Pengembangan Minat dan Bakat .......................... 37
3. Mengembangkan Minat dan Bakat ............................................ 38
F. Minat dan Bakat dalam Seni Lukis dan Seni Musik ....................... 41
1. Seni Lukis ................................................................................. 41
2. Seni Musik ................................................................................ 41
BAB III: GAMBARAN UMUM ............................................................ 45
A. Lokasi Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta .................................... 45
B. Sejarah Berdirinya Yayasan Sayap Ibu .......................................... 45
C. Visi dan Misi ................................................................................. 49
D. Struktur Kepengurusan .................................................................. 50
E. Program Kegiatan Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta ................... 52
vi
BAB IV: TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN .............. 57
A. Pengembangan yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu Cabang
Jakarta pada Anak-anak Penyandang Disabilitas ............................ 57
B. Pengembangan Minat dan Bakat Anak-anak Penyandang
Disabilitas di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta .......................... 61
C. Pengembangan Minat dan Bakat pada Seni Lukis dan Seni Musik . 66
1. Pengembangan Minat dan Bakat pada Seni Lukis ..................... 69
2. Pengembangan Minat dan Bakat pada Seni Musik .................... 76
D. Hambatan dan Tantangan dalam Proses Pengembangan Minat
dan Bakat pada Anak-anak Disabilitas ........................................... 81
1. Hambatan dan Tantangan Dalam Proses Pengembangan Minat
dan Bakat Pada Seni Lukis ........................................................ 82
2. Hambatan Dan Tantangan Dalam Proses Pengembangan Minat
dan Bakat Pada Seni Musik ....................................................... 84
E. Hasil Analisis Penelitian Pengembangan Minat dan Bakat pada
Seni Lukis dan Seni Musik ............................................................ 86
BAB V: PENUTUP ................................................................................ 91
A. Kesimpulan ................................................................................... 91
B. Saran ............................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rancangan Informan ................................................................. 13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tahapan dalam penelitian Kualitatif ..................................... 16
Gambar 2 Struktur Organisasi Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta ....... 51
Gambar 3 Struktur Karyawan Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta ........ 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan anak-anak adalah kehidupan yang penuh dengan proses
pembelajaran. Karena kehidupan anak-anak adalah masa kedua mereka, setelah
masa pertama mereka berada dalam kandungan. Proses pembelajaran dalam
kehidupan anak-anak tentu dipengaruhi oleh banyak hal yang ada pada hidup
mereka, baik dari diri mereka sendiri dan juga lingkungan mereka. Karena setiap
anak yang terlahir ke dunia ini tidak pernah tahu akan terlahir dari orangtua atau
keluarga dengan kondisi yang seperti apa. Mereka juga tidak tahu akan terlahir
dengan tubuh yang lengkap sempurna atau dengan kondisi tubuh yang
“istimewa”. Untuk mengetahuinya pun mereka membutuhkan waktu dan juga
proses. Terkadang diantara anak-anak sudah ada yang dapat mengetahui atau
menyadari keadaan hidupnya baik secara fisik/psikis atau status keluarga sejak
usia dini. Namun ada juga yang baru mengetahui atau menyadarinya ketika
beranjak dewasa.
Terlepas dari berbagai masalah yang menyangkut anak-anak. Baik itu dari
permasalahan fisik, status keluarga, status sosial, dan lainnya. Namun setiap anak-
anak yang terlahir ke dunia ini, harus mendapatkan hak-hak mereka. Salah
satunya hak untuk mendapatkan pendidikan, baik itu di dalam dan atau di luar
lembaga pendidikan. Karena pendidikan itu salah satu hal yang dapat mendukung
anak-anak mendapatkan banyak ilmu pengetahuan baik secara teori dan juga
prakteknya. Menurut Undang-Undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun
2
2003 pasal 1 butir 1, pendidikan adalah: “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengedalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”1.
Pendidikan juga tidak terbatas hanya untuk anak-anak tertentu saja. Misalnya
hanya untuk anak-anak yang normal secara fisik, terlahir dari keluarga yang kaya,
dan sebagainya yang berhubungan dengan kondisi anak-anak. Tetapi pendidikan
adalah hak setiap anak-anak. Semua anak-anak berhak mendapatkannya, baik itu
anak-anak yang terlahir dengan fisik yang normal atau “istimewa”, terlahir dari
keluarga yang kaya atau sederhana, terlahir dengan orangtua yang lengkap atau
tidak lengkap karena perceraian dan atau karena kematian (yatim piatu), termasuk
mereka anak-anak yang tinggal bukan dengan keluarga kandung mereka. Karena
dengan pendidikan juga dapat membentuk karakter anak. Di mana karakter adalah
nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata
berkehidupan baik ,dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam
diri dan terwujud dalam perilaku2.
Pendidikan memang penting, karena di dalamnya ada proses belajar
mengajar. Melalui pendidikan itu juga lahir minat serta bakat pada diri anak-anak.
Berawal dari ketidaktahuan, kemudian melalui proses belajar sehingga mereka
dapat mengenal serta mengetahui berbagai ilmu pengetahuan secara bertahap.
Dari hal itu juga kemudian tumbuh minat serta bakat mereka terhadap sesuatu
1Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya
Bangsa) ( Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 41 2 Ibid, h.42
3
yang menurut mereka sesuai dengan keinginan hati dan kemampuan mereka untuk
melakukannya.
Hal lainnya untuk mendukung anak-anak menjadi manusia yang berkualitas
adalah dengan mengembangkan apa yang menjadi minat serta bakat mereka.
Karena setiap anak yang terlahir ke dunia ini memiliki karakter yang berbeda-
beda, walaupun mereka terlahir dari orangtua yang sama. Tetapi karakter yang
mereka miliki mempengaruhi minat serta bakat mereka terhadap suatu bidang.
Minat dan bakat yang dimiliki oleh anak-anak tidak dapat dipaksakan sesuai
dengan keinginan orang dewasa. Karena suatu hal yang dipaksakan, akan sulit
dikendalikan karena tidak sesuai dengan keinginan hati dan atau kemampuan diri.
Menciptakan manusia yang berkualitas, dengan bekal yang matang sejak usia
anak-anak merupakan salah satu proses untuk menentukan masa depan. Karena,
Masa depan adalah sekuens (evolusi atau revolusi) dari kehidupan kemarin dan
hari ini. Sehingga kondisi zaman yang akan hadir pada masa depan dapat kita
prediksi (secara sekuensial) dengan memperhitungkan kondisi kehidupan hari ini3.
Karena sesungguhnya kesuksesan itu dapat diraih oleh setiap orang. Bahkan
tidak berpihak hanya pada mereka yang memiliki fisik atau psikis yang normal.
Karena bagaimanapun keadaan suatu manusia, dengan takdir kehidupan yang
diberikan oleh Allah. Masih ada hal-hal yang dapat diubah oleh manusia itu
sendiri, namun dengan tidak menyalahi aturan Allah. Sebagaimana terjemahan
dalam ayat al-Qur’an surat Ar-Ra’d (13) ayat 11, yaitu:
3 Hayadin, Peta Masa Depanku (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Sosial, 2005), h. 13
4
“… Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Alloh menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
Sudah banyak ditemui pula, lembaga swadaya masyarakat atau yayasan yang
menangani masalah-masalah yang terjadi pada anak-anak. Anak-anak yatim piatu,
dhu’afa, anak terlantar, anak jalanan, anak-anak dengan kebutuhan
khusus/disabilitas dan lainnya. Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, perlu
dan layak untuk mendapatkan hak mereka di segala aspek kehidupan. Walaupun
tentu akan tetap berbeda dengan anak-anak lainnya dengan kondisi yang normal.
Salah satu yayasan yang juga menangani masalah anak-anak tersebut yakni
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta. Yayasan ini menjadi tempat tinggal untuk
anak-anak terlantar dan juga yang sebagai penyandang disabilitas. Yayasan ini
berdiri atas rasa keprihatinan dan kepedulian terhadap banyaknya kasus mengenai
anak-anak terlantar. Di mana kasus tersebut terjadi karena berbagai faktor seperti
kehamilan dan kelahiran yang tidak diinginkan oleh suatu pasangan. Entah hal
tersebut terjadi karena hubungan bebas atau kehamilan di luar nikah, atau juga
karena kondisi fisik anak yang kurang sempurna; faktor ekonomi keluarga; karena
menjadi orangtua tunggal, dan faktor lainnya. Sehingga mereka yang seharusnya
menjadi orangtua dari anak-anak tersebut, enggan untuk merawat mereka.
Sedangkan dilain kisah, banyak pasangan suami istri yang sudah menikah cukup
lama. Namun belum juga mendapatkan keturunan4.
Oleh karena itu Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta berusaha untuk menjadi
wadah bagi anak-anak terlantar dan juga disabilitas, menjadi rumah untuk mereka
4 Hasil wawancara peneliti dengan Bpk. Sudarno (salah satu pengurus yang membimbing dan mendampingi
mahasiswa/i dalam melakukan penelitian) di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta Kebayoran Baru Jakarta Selatan tgl: 02 September 2016, pkl: 10.30 – 11.30 WIB.
5
tinggal dan tumbuh sebagaimana anak-anak. Tumbuh dengan baik serta dapat
belajar banyak hal, terutama bagaimana belajar untuk mampu mengurus diri
sendiri. Karena untuk anak-anak disabilitas, bisa mengurus diri sendiri adalah
suatu bentuk kemandirian.
Kegiatan sehari-hari di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, bagi anak-anak
yang tinggal di panti tersebut tidak jauh berbeda dengan kegiatan sehari-hari
layaknya anak-anak tinggal di rumah biasa. Hanya saja lebih terstruktur dari segi
kegiatan dan waktunya. Mereka juga yang sudah memasuki masa belajar di
sekolah. Mereka belajar di sekolah atau instansi pendidikan di luar yayasan. Ada
yang sekolah di sekolah umum (inklusi) dan juga ada yang di sekolah ‘luar biasa’.
Setelah mereka pulang dari sekolahnya, mereka kembali ke yayasan dengan
rutinitas yang biasa dilakukan. Karena yang diutamakan oleh yayasan ini adalah
anak-anak mendapatkan pendidikan yang baik. Bekal ilmu pengetahuan yang
matang untuk masa depan mereka. Karena dengan kondisi mereka, baik itu dari
segi fisik yang “istimewa” dan juga status mereka. Mereka harus memiliki bekal
ilmu pengetahuan yang matang, agar mereka dapat mandiri dan mencapai masa
depan yang cemerlang. Alangkah kasihannya mereka, bila dengan kondisi mereka
tersebut. Mereka juga kurang akan ilmu pengetahuan, karena tidak dibekali
dengan pendidikan yang layak5.
Bukan hanya ilmu pengetahuan saja yang dibutuhkan oleh anak-anak untuk
mencapai kesuksesan di masa depan. Anak-anak juga perlu untuk dibekali
keterampilan yang sesuai dengan minat bakat mereka. Pentingnya untuk
5 Hasil wawancara peneliti dengan Bpk. Sudarno (salah satu pengurus yang membimbing dan mendampingi
mahasiswa/i dalam melakukan penelitian) di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta Kebayoran Baru Jakarta Selatan tgl: 02 September 2016, pkl: 10.30 – 11.30 WIB.
6
membekali keterampilan yang sesuai dengan minat bakat anak-anak adalah agar
mereka bisa menguasai keterampilan tersebut sesuai dengan apa yang mereka
sukai dan mereka mampu untuk melakukannya. Ini merupakan salah satu bentuk
dukungan atas kebebasan yang bertanggungjawab yang diberikan kepada anak-
anak sebagai pengembangan diri mereka.
Satu bagian penting dari pengembangan diri adalah harga diri atau rasa
kebanggaan diri. Orang dengan rasa harga diri yang tinggi, umumnya memiliki
sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Mereka yang puas dengan diri mereka
sendiri percaya bahwa mereka memiliki sejumlah kemampuan, merasa punya
banyak yang bisa dibanggakan, dan menghormati diri mereka sendiri6.
Oleh karena itu di sini peneliti tertarik untuk mengangkat hal tersebut sebagai
bahan penelitian. Karena bagi peneliti, untuk menjadikan anak-anak generasi yang
terampil tidak bisa dengan paksaan. Baik itu untuk anak-anak yang normal atau
berkebutuhan khusus/disabilitas. Anak harus tumbuh dengan adanya ketertarikan
atau minat untuk melakukannya sesuai dengan kemampuan atau bakat yang
mereka miliki. Maka dengan ini, penulis mengambil judul “Pengembangan
Minat dan Bakat Anak-anak Penyandang Disabilitas di Yayasan Sayap Ibu
Cabang Jakarta”.
B. Batasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini lebih terfokus pada apa yang ingin diteliti.
Maka peneliti membatasi masalah yakni pada proses yang dilakukan oleh
6 Brent D. Ruben Dan Lea P. Stewart, Komunikasi Dan Perilaku Manusia (Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2014), h.
251.
7
Yayasan Sayap Ibu Jakarta dalam pengembangan minat bakat pada anak-anak
disabilitas yang memiliki minat bakat pada bidang kesenian khususnya seni musik
dan melukis.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari batasan masalah sebagaimana tertulis di atas, maka penulis
merumuskan beberapa masalah yang akan menjadi pembahasan dalam penelitian
ini yaitu:
1. Bagaimana pengembangan minat dan bakat pada anak-anak disabilitas di
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
2. Hambatan serta tantangan dalam pengembangan minat dan bakat anak-
anak disabilitas di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
D. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek dari penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam program
pengembangan minat dan bakat yang dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu
Cabang Jakarta, diantaranya:
1. Seorang Karyawan/Kepala Tumbuh Kembang Anak, yang merupakan
pembimbing penelitian dari Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta. Dari
beliau, peneliti akan mendapatkan berbagai informasi mengenai data
anak-anak khususnya anak-anak yang mengikuti pengembangan minat
dan bakat, sejarah/profil Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, kegiatan
anak-anak, dan sebagainya.
2. Anak-anak yang berada di unit / wisma Cirendeu. Dari mereka,
peneliti akan mendapatkan profil pribadi masing-masing, kegiatan
8
selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan
seni musik, hambatan serta tantangan dalam mengikuti program
pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan seni
musik, dan sebagainya.
3. Pelatih lukis. Dari beliau, peneliti akan mendapatkan informasi
mengenai sejarah hingga bisa menjadi pelatih lukis bagi anak-anak
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, materi serta metode yang
dilakukan untuk anak-anak, hambatan serta tantangan dalam
memberikan ilmu seni melukis bagi anak-anak Yayasan Sayap Ibu
Cabang Jakarta, dan lain-lain.
4. Pelatih musik. Dari mereka, peneliti akan mendapatkan informasi yang
serupa dengan data yang peneliti ajukan kepada pelatih lukis.
b. Objek dari penelitian ini adalah program pengembangan minat dan bakat
pada bidang seni lukis dan musik yang dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu
Cabang Jakarta.
E. Tujuan Penelitian
Dari batasan masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengetahui bagaimana Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta dalam
melakukan pengembangan minat bakat anak-anak disabilitas yang
menyukai dan berbakat dalam bidang seni lukis dan musik?
b. Untuk mengetahui apa saja hambatan dan tantangan selama melakukan
pengembangan minat bakat anak-anak disabilitas yang memiliki minat dan
bakat dalam seni lukis dan musik?
9
F. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Sebagai bahan penilaian atau koreksi bagi Yayasan Sayap Ibu Cabang
Jakarta terhadap pengembangan minat bakat anak-anak disabilitas yang
menyukai dan berbakat dalam bidang seni musik dan melukis yang telah
dilakukan. Sejauh mana pengaruhnya bagi anak-anak disabilitas tersebut.
2. Dengan penelitian ini semoga berguna bagi masyarakat khususnya para
orangtua, pengajar/guru, serta pekerja sosial lembaga masyarakat/yayasan.
Bahwa mengembangkan minat bakat bagi anak-anak adalah suatu hal yang
penting. Karena itu merupakan cara kita mendukung anak-anak untuk
memiliki bekal keterampilan sesuai dengan apa yang anak-anak sukai dan
bakat yang mereka miliki. Sehingga hal tersebut merupakan kebebasan
bertanggungjawab yang diberikan kepada anak-anak untuk memilih sesuai
dengan keinginan hati dan kemampuan.
3. Bagi penulis yakni sebagai salah satu bahan untuk lebih meningkatkan
kemampuan penulis dalam melakukan penelitian dan juga penulisan karya
ilmiah.
4. Untuk teman-teman mahasiswa/i dan penulis lainnya, dapat dijadikan
sebagai salah satu referensi atau perbandingan bagi mereka yang akan
melakukan penulisan karya ilmiah melalui penelitian di suatu lembaga
masyarakat/yayasan atau suatu wilayah tertentu.
5. Sebagai salah satu bentuk karya ilmiah yang akan menjadi tambahan
referensi dan juga keragaman penelitian, khususnya bagi jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam.
10
G. Metodologi Penelitian
Pengertian metodologi penelitian adalah pembahasan mengenai konsep
teoritik berbagai metode, kelebihan dan kekurangannya, yang dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan. Pengertian metodologi
adalah pengkajian terhadap langkah-langkah dalam menggunakan metode7.
a. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi8. Oleh Bogdan dan Taylor
mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati9.
Dengan melihat dari beberapa pengertian oleh para ahli dan juga
bagaimana proses pada metode penelitian kualitatif yang harus dilakukan di
lapangan. Peneliti merasa lebih bisa menguasai proses yang ada pada metode
penelitian kualitatif. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian kualitatif dibandingkan metode penelitian
kuantitatif.
7 Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian (Bandung: Cv. Mandar Maju, 2011) cet. I, h. 25 8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014) cet.IX, h. 1 9 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) edisi revisi cet. ke
23, h. 4.
11
b. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini yakni di Yayasan Sayap Ibu yang berada di dua
tempat yaitu Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta di Jln. Barito II/55 Kebayoran
Baru Jakarta dan Yayasan Sayap Ibu – Cabang Jakarta Unit Cirendeu di Jln.
K.H. Ahmad Dahlan no. 27 Cirendeu (dibelakang STIE Muhammadiyah
Cirendeu). Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta yang berada di Jalan Barito
merupakan pusat dari panti cabang Jakarta dan semua data anak-anak di
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta berada di alamat ini. Sedangkan unit
Cirendeu merupakan tempat tinggal atau wisma bagi anak laki-laki yang
berusia dari 10 (sepuluh) tahun ke atas. Anak-anak yang menjadi subjek dari
penelitian ini adalah mereka anak-anak yang tinggal di unit Cirendeu. Karena
memang fokus dari program pengembangan yang dilakukan pada saat ini
adalah mereka. Kemudian, untuk waktu penelitian yang telah dilakukan yaitu
sejak bulan September 2016 hingga Januari 2017.
c. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini, yaitu:
1. Observasi
Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data,
yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari
12
perilaku tersebut10. Melalui observasi juga peneliti belajar untuk
mengetahui dan memahami apa yang ada di Yayasan Sayap Ibu Cabang
Jakarta, khususnya yang berhubungan dengan pemberdayaan melalui
program pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan seni
musik yang dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta.
2. Wawancara
Menurut Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara sebagai suatu
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu11.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan Bapak
Sudarno. Beliau adalah salah seorang pengurus Yayasan Sayap Ibu
Cabang Jakarta, yang khusus mendampingi mahasiswa/i serta memberikan
informasi yang relevan untuk peneliti. Kemudian wawancara dengan anak-
anak yang berada di unit/wisma Cirendeu, serta dengan pelatih lukis dan
para pelatih musik mereka.
10 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 64 11 Ibid, h. 72
13
Berikut ini adalah sample bertujuan (purpossive sample), dengan
beberapa informan yang telah ditemui:
Tabel 1
Rancangan Informan
NO INFORMANSTATUS
INFORMANINFORMASI YANG
DICARIJUMLAH
METODE PENGUMPULAN
DATA
1 Bpk. Sudarno
Kepala TumbuhKembang AnakYSI cabangJakarta /Koordinator program Pengembangan Minat dan Bakat
Gambaran Yayasan, latarbelakang programpengembangan, kegiatan anak-anak di Yayasan, dll.
1Wawancara bebasterstruktur, dokumentasi
2Kak Egar danKak Aji
Pelatih Musik
Gambaran dari kegiatanpelatihan musik, materi danmetode yang digunakan dalampelaksanaan pelatihan musik,hambatan dan tantangan dalammelatih anak dalam belajar senimusik, dll.
2Wawancara bebasterstruktur, dokumentasi
3 Ibu Esti Pelatih Lukis
Metode dan materi yangdigunakan dalam belajar senilukis, hambatan serta tantangandalam melatih anak-anakbelajar seni lukis, dll.
1Wawancara bebasterstruktur, dokumentasi
4
Anak-anak YSI cabangJakarta-unit Cirendeu
Anak-anak yangmengikuti programPengembangan Minat dan Bakat
Data pribadi yang merekaketahui, seperti: usia, jenjangpendidikan, alamat sekolah,hobi, minat serta bakat;penilaian terhadap programpengembangan minat danbakat pada seni lukis dan senimusik yang mereka rasakan,hambatan serta tantanganselama mengikuti programpengembangan minat danbakat, dll.
8Wawancara bebasterstruktur, dokumentasi
14
3. Dokumentasi
Menurut Irawan (2000; 70), studi dokumentasi merupakan teknik
pengambilan data yang ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumentasi
dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, laporan kerja, notulen, catatan
kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya12.
Untuk pengambilan data dokumentasi yang digunakan oleh peneliti di
antaranya yaitu catatan hasil wawancara serta handphone yang digunakan
untuk merekam dan memotret atau mengambil beberapa contoh gambar
atau foto yang dibutuhkan untuk bahan penelitian.
d. Sumber Data
Adapun sumber data dari penelitian ini, yaitu:
1. Data Primer, adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama
(biasanya dapat melalui angket, wawancara, jajak pendapat dan lain-
lain).
2. Data Sekunder, adalah data yang dikumpulkan melalui pihak kedua
(biasanya diperoleh melalui badan/instansi yang bergerak dalam proses
pengumpulan data, baik oleh instansi pemerintah ataupun swasta,
misalnya: Badan Pusat Statistik, Survei Riset Indonesia, dan lain-
lain)13.
12 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012) cet. ke 12, h.
100-101 13 Sedarmayanti dan Hidayat, Metodologi Penelitian, h. 73
15
e. Analisa Data
Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama
di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution
(1988) menyatakan “analisis telah di mulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus
sampai penulisan hasil penelitian14.
Spradley (1980) membagi analisis data dalam penelitian kualitatif
berdasarkan tahapan dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut:
14 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 88-89
16
Gambar 115
H. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan penelitian ini mengaju pada berbagai sumber yang
didapatkan, sebagaimana telah dicantumkan di atas. Penulis juga merujuk pada
dua karya ilmiah/skripsi yaitu:
15 Ibid, h. 100
17
Pengembangan Anak Dhu’afa Melalui Pendidikan Non Formal di Yayasan
Mizan Amanah. Dengan penulis yaitu Nurdiana Ratna Sari (107054002332), yang
membahas mengenai bagaimana Yayasan Mizan Amanah dalam pengembangan
pada anak dhu’afa melalui pendidikan non-formal.
Pemberdayaan Kelompok Disabilitas Melalui Kegiatan Handicraft dan
Woodwork di Yayasan Wisma Chesire Jakarta Selatan. Dengan penulis yaitu Mia
Maisyatur Rodiah (1110054000022), yang membahas mengenai pemberdayaan
yang dilakukan oleh Yayasan Wisma Chesire Jakarta Selatan pada kelompok
disabilitas melaui kegiatan handicraft dan woodwork.
Pemberdayaan Penyandang Cacat Tunagrahita Oleh Yayasan Wahana Bina
Karya Penyandang Cacat di Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak,
Jakarta. Dengan penulis yaitu Rian Rusdiyanto (104054002094), yang membahas
mengenai pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Wahana Bina Karya pada
Penyandang Cacat di Kelurahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta.
Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Melalui Program Keterampilan
Menjahit di Yayasan Wisma Chesire Jakarta Selatan. Dengan penulis yaitu
Amirah Mukminina (109054100029), yang membahas mengenai pemberdayaan
yang dilakukan oleh Yayasan Wisma Chesire kepada penyandang disabilitas
melalui keterampilan menjahit.
Dari 4 (empat) skripsi tersebut, di sini penulis menjadikannya sebagai bahan
acuan dalam menyusun judul, sistematika penulisan serta perbandingan mengenai
masalah yang diangkat oleh masing-masing penulis. Sehingga tidak terjadi
kesamaan yang fatal. Karena dalam penulisan penelitian ini, walaupun sama-sama
18
mengambil mengenai “pengembangan” dan juga pada penyandang “disabilitas”.
Namun pengembangan yang diteliti oleh penulisan di sini adalah mengenai
pengembangan “minat dan bakat”, subjeknya adalah anak-anak dan tidak berfokus
pada satu jenis disabilitas.
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari 5 bab. Di mana dengan
sistematika penulisan ini, sehingga memudahkan penulis untuk menyelesaikan
setiap bagian penulisan berdasarkan bab yang berisi sub materi yang akan dibahas
dan juga memudahkan untuk para calon penulis karya ilmiah untuk menjadi bahan
rujukan serta memudahkan para pembaca. Berikut adalah sistematika penulisan
pada skripsi ini, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN meliputi: Latar Belakang Masalah, Batasan
Masalah, Rumusan Masalah, Subjek dan Objek Penelitian, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan
Pustaka, Sistematika Penulisan Dan Teknik Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS meliputi: pembahasan mengenai
Pengembangan (Pengertian Pengembangan, Tahapan
Pengembangan, Tujuan Pengembangan), pembahasan mengenai
Minat (Pengertian Minat, Ciri-Ciri Minat, Macam-Macam Minat,
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat), pembahasan
mengenai Bakat (Pengertian Bakat, Macam-Macam Bakat),
pembahasan mengenai Anak-anak Penyandang Disabilitas
(Pengertian Disabilitas, Macam-macam Disabilitas, Jenis-jenis
19
Disabilitas), pembahasan mengenai Pengembangan Minat dan
Bakat (Pengertian Pengembangan Minat dan Bakat, Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengembangan Minat dan Bakat),
pembahasan mengenai Minat dan Bakat dalam Seni Lukis dan Seni
Musik (Seni Lukis, Seni Musik).
BAB III GAMBARAN UMUM meliputi: Lokasi Yayasan Sayap Ibu
Cabang Jakarta, Sejarah Berdirinya Yayasan Sayap Ibu, Visi dan
Misi, Struktur Kepengurusan, Data Karyawan Dan Anak Asuh
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, Fasilitas/Sarana Prasarana di
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta dan Program Kegiatan Yayasan
Sayap Ibu Cabang Jakarta.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS HASIL LAPANGAN meliputi:
Pengembangan yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
pada Anak-anak Penyandang Disabilitas yang diasuhnya,
Pengembangan Minat dan Bakat Anak-anak Penyandang
Disabilitas di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, Pengembangan
Minat dan Bakat dalam Seni Lukis dan Seni Musik
(Pengembangan Minat dan Bakat dalam Seni Lukis,
Pengembangan Minat dan Bakat dalam Seni Musik), Hambatan
dan Tantangan dalam Proses Pengembangan Minat dan Bakat,
Hasil yang dicapai dari Pengembangan Minat dan Bakat.
BAB V PENUTUP sebagai bab akhir yang meliputi: Kesimpulan dan
Saran.
20
J. Teknik Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan teknik penulisan yang
bersumber dari buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan
Disertasi). Cetakan ke I, Januari 2007 M./Dzulhijah 1427 H. Yang diterbitkan
oleh CeQDA (Center For Quality Development And Assurance) . Dengan tim
penulis yaitu: Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, M., Syairozi
Dimyati, Netty Hartati, Syopiansyah Jaya Putra.
21
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengembangan
1. Pengertian Pengembangan
Istilah pengembangan yang merupakan terjemahan dari kata development,
sebenarnya mencakup banyak aspek. Jika ditinjau dari berbagai sudut pandang
disiplin ilmu yang mencakup bidang ekonomi, sosial budaya, psikologi dan
politik. Namun semuanya akan selalu menuju kepada proses perubahan aspek
kehidupan manusia, baik individu atau kelompok, menuju ke arah yang lebih
positif16. Menurut arti kata, pengembangan adalah suatu proses, cara atau
perbuatan mengembangkan17. Dalam penelitian ini, pengembangan yang
dilakukan adalah pengembangan minat dan bakat. Yaitu proses meningkatkan
minat dan bakat yang ada pada diri anak-anak. Agar minat dan bakat yang ada
pada anak-anak dapat tersalurkan dengan baik dan bermanfaat kelak bagi
kehidupan mereka.
Dalam pengembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dari
diri individu itu sendiri maupun lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendekatan
empat P, yaitu pribadi (person), proses, press (dorongan), dan produk. Keempat P
ini saling berkaitan satu sama lain dan sering disebut perumusan dari kreativitas.
Keterkaitan ini yaitu ”pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif,
16 Elly Irawan, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h.3 17 Definisi pengembangan, artikel diakses pada 10 November 2016 dari sumber: http://www.artikata.com/arti-
367883-pengembangan.html
22
dan dengan dukungan dan dorongan (press) dari lingkungan, menghasilkan
produk kreatif18. Hal tersebut merujuk pada beberapa teori berikut ini, yaitu:
a. Teori tentang Pembentukan Pribadi yang Kreatif
Menurut Carl Rogers (1902- 1987) terdapat tiga kondisi dari pribadi
yang kreatif, yaitu
1. Keterbukaan terhadap pengalaman
2. Kemampuan menilai keadaan sesuai dengan internal locus of
evaluation (patokan pribadinya)
3. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk ”bermain” dengan
konsep-konsep.
Melihat dari teori humanistik diatas bahwa keterbukaan diri akan
membantu untuk menambah pengalaman- pengalaman baru. Kemudian
bebas dieksperimenkan sebagai bentuk kegiatan yang dapat membantu
proses perkembangan keberbakatannya. Anak- anak yang menyandang
ketunaan biasanya akan menutup diri karena merasa mempunyai banyak
kekurangan19.
b. Teori tentang ”Press”
Agar kekreatifitasan dapat terwujud, perlu adanya dorongan (press)
dari diri individu sendiri maupun lingkungan. Suatu dorongan yang ada
dalam diri mereka pasti ada dan bersifat internal. Untuk itu perlu adanya
kondisi yang tepat dalam mengekspresikannya20.
18 Jamila K.A. Muhammad, Special Education for Special Children (Panduan Pendidikan Khusus Anak-anak
dengan Ketunaan dan Learning Disabilities) (Jakarta : Hikmah, 2007), h. 20
19 Ibid, h. 34 20 Ibid, h. 38
23
c. Teori tentang Proses Kreatif
Proses kreatif menurut Wallas meliputi empat tahap. Diantaranya
adalah persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Empat tahap tersebut
merupakan cara untuk memancing kreatifitas dalam proses pengembangan
diri, yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk kegiatan sebagai minat
dan bakat21.
d. Teori tentang Produk Kreatif
Produk kreatifitas akan muncul jika kondisi pribadi dan lingkungan
menunjang (press) atau memberi kesempatan untuk berkreatif. Cropley
(1994) mengatakan bahwa terdapat suatu hubungan yang erat antara tahap-
tahap proses kreatif dan produk yang dicapai22.
2. Tahapan Pengembangan
Dalam tahapan pengembangan dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara
berdasarkan teori perkembangan “diri” oleh George Herbert Mead. Menurut
Mead, perkembangan diri terdiri dari dua tahap umum yang Mead sebut tahap
permainan (play stage) dan tahap pertandingan (game stage).
Tahap permainan (play stage) adalah perkembangan pengambilan peran
bersifat elementer yang memungkinkan anak-anak melihat diri mereka sendiri dari
perspektif orang lain yang dianggap penting (significant others), khususnya
orangtua mereka. Tahap ini ditandai dengan keaslian dan spontanitas pada
perilaku anak-anak. Tahap pertandingan (game stage) berasal dari proses
21 Ibid, h. 39 22 Ibid, h. 40
24
pengambilan peran dan sikap orang lain secara umum (generalized others), yaitu
masyarakat umumnya23.
3. Tujuan Pengembangan
Dengan melihat pada istilah atau pengertian mengenai pengembangan itu
sendiri. Maka dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengembangan itu sendiri adalah
untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Dan dalam penelitian ini, tujuan dari
pengembangan minat dan bakat pada anak-anak penyandang disabilitas yang
dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta ialah untuk kemandirian serta
bekal keterampilan untuk masa depan anak-anak.
B. Minat
1. Pengertian Minat
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu: gairah, keinginan. Selain itu, minat juga berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu24. Sedangkan didalam kamus lengkap psikologi, minat adalah kemauan,
kehendak hasrat (1) fungsi yang terlibat dalam perbuatan yang disadari, (2)
totalitas impuls sadar maupun tidak sadar25.
Menurut Guilford, minat adalah kecenderungan tingkah laku umum
seseorang untuk tertarik terhadap sekelompok hal-hal tertentu26. Minat dapat
diartikan juga sebagai suatu keinginan untuk memposisikan diri pada pencapaian
pemuasaan kebutuhan seseorang. Minat juga menjadi daya pendorong bagi
23 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial
Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 87 24 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 151 25 Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta : Grasindo, 1999), h. 540 26 Munandir, Program Bimbingan Karir di Sekolah (Jakarta : Depdikbud, 1996), h. 146
25
seseorang untuk melakukan apa yang di inginkan27. Sedangkan Ginting (dalam
Dani, 2010) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan
melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang
membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya. Minat berfungsi sebagai
daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang
spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan
kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu
kebiasaan dalam diri seseorang.
Minat bukan sekedar menyenangi atau menyukai sesuatu. Tetapi, tentu
unsur senang amat kuat didalamnya. Untuk bisa menyenangi sesuatu bisa spontan
prosesnya. Tetapi, untuk membangun minat masih diperlukan proses dan
pemahaman-pemahaman sampai disadari atau tidak anak menjadi menyukai28.
Dapat dikatakan bahwa minat atau interest merupakan sumber motivasi
yang mendorong anak untuk melakukan apa yang ia inginkan bila ia bebas
memilih. Minat turut menentukan keunikan pribadi masing-masing anak karena
dianggap sebagai sesuatu yang dipilih anak untuk menunjukkan eksistensi dirinya.
Munculnya minat melibatkan mental anak secara kognitif dan afektif29.
Mengetahui minat anak bisa dilakukan sejak dini dengan mengamati kebiasaan
anak, hobinya, informasi dari lingkungan di mana anak bersosialisasi, ataupun
dari orangtuanya atau orang terdekatnya30.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai minat, maka penelit memiliki
pandangan mengenai minat, yaitu suatu ketertarikan terhadap sesuatu yang dapat
27 H. Surya, Kiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi (Jakarta : Gramedia, 2003), h. 6 28 Tim Pustaka Familia, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya (Yogyakarta: Kanisius, 2006).
h. 127 29 Ibid., h. 129-130 30 Ibid., h. 137
26
dipengaruhi oleh keadaan sekitar baik lingkungan ataupun orang serta dapat
bersifat sementara.
2. Ciri-ciri Minat
Beberapa ciri-ciri minat yang ada pada diri masing-masing individu adalah
sebagai berikut :
1) Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari
kemudian
2) Minat dapat diekspresikan melalui suatu pertanyaan yang
menunjukkan bahwa anak lebih menyukai suatu hal daripada hal lain.
3) Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas
4) Minat mempunyai segi motivasi dan perasaan
5) Anak yang memiliki minat terhadap suatu obyek akan cenderung
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap obyek tersebut31.
3. Macam-macam Minat
Berdasarkan timbulnya minat Witherington, mengelompokkan menjadi 2
macam yaitu:
a. Minat Primitif atau Biologis yaitu minat yang timbul dari kebutuhan
dan jaringan yang berkisar pada soal-soal makanan, comfort
(kebahagiaan hidup) atau kebebasan beraktivitas. Minat primitif bisa
dikatakan sebagai minat pokok yaitu kebutuhan pokok manusia untuk
mempertahankan hidup. Begitu juga dengan minat primitif masyarakat
untuk memilih sekolah hanya didasarkan pada kebutuhan pokok saja
31 Slameto, Belajar dan Faktor Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 180
27
yaitu kebutuhan untuk belajar saja tidak didasarkan pada minat yang
lain yang dapat memotivasi keinginan lebih jauh.
b. Minat Kultural atau Sosial yaitu minat yang berasal dari perbuatan
belajar yang lebih tinggi tarafnya yang merupakan hasil dari
pendidikan. Minat ini dikatakan sebagai minat pelengkap seperti
prestise/rasa harga diri atau kedudukan sosialnya. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin banyak pula kebutuhan prestise
dan kedudukan sosialnya. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin banyak pula kebutuhannya, tidak hanya makan, melainkan
juga kebutuhan prestise dan kedudukan sosial di masyarakat. Orang
yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, maka minat dan
kebutuhan juga banyak, misalnya demi harga dirinya maka ia ingin
mempunyai barang-barang mewah, mobil, rumah, perabot rumah yang
serba berkelas32.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Desmita (2010) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
minat anak yaitu:
1. Faktor Intern
a. Faktor kesehatan, Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar
pengaruhnya terhadap minat anak. Bila seseorang kesehatannya
terganggu seperti: sakit pilek, demam, pusing, batuk dan
sebagainya, dapat mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah dan
tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Demikian halnya
32 H.C Witherington, Psikologi Pendidikan. Penerjemah M. Bukhari (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 125
28
jika kesehatan rohani (jiwa) seseorang kurang baik, misalnya
mengalami perasaan kecewa karena putus cinta atau sebab lainnya,
ini bisa mengganggu atau mengurangi semangat.
b. Cacat Tubuh yakni sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh seperti buta, tuli,
patah kaki, lumpuh dan sebagainya bisa mempengaruhi minat,
siswa yang cacat minat juga terganggu.
c. Faktor Psikologis yaitu perhatian, untuk mencapai hasil minat
yang baik maka anak harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya. Jika bahan atau materi tidak menjadi perhatian
anak, maka minat yang timbul pun akan rendah. jika begitu akan
timbul kebosanan, anak tidak bergairah dan bisa jadi anak tidak
lagi suka dengan bahan yang dipelajarinya. Dan kesiapan,
kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi. Kesediaan itu
timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan. Jika tarif pertumbuhan pribadi telah
memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah
matang untuk menerima karena jika anak yang belajar itu sudah
ada kesiapan, maka hasil minat itupun akan lebih baik dari pada
anak yang belum ada kesiapan.
2. Faktor ekstern
Faktor keluarga, minat anak bisa dipengaruhi oleh keluarga seperti
cara orang tua mendidik, seperti mendidik anak tidak baik jika terlalu
29
dimanja dan juga tidak baik jika mendidik terlalu keras. Suasana
rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering
terjadi di dalam keluarga, dimana anak berada pada keluarga yang
besar dan terlalu banyak penghuninya, suasana rumah yang tegang,
ribut, sering cekcok, biasanya menyebabkan anak bosan di rumah, dan
sulit berkonsentrasi serta keadaan ekonomi keluarga.
C. Bakat
1. Pengertian Bakat
Bakat adalah suatu anugerah yang diberikan pada setiap anak, tidak
pandang apakah berkulit hitam, putih, sawo matang, kuning langsat. Kaya atau
miskin, dari keluarga berpendidikan ataupun tidak. Setiap anak adalah khusus dan
unik. Bakat adalah keajaiban yang tersimpan secara genetik, yang akan muncul
bersinar dan mencapai potensinya yang maksimal bila dikembangkan dengan cara
yang tepat. Pakar pendidikan R Buckminster Fuller menyatakan: setiap anak
dilahirkan jenius. Demikian pula sebaliknya, bakat atau talenta itu akan tinggal
diam, layaknya harta karun yang tak pernah ditemukan, bahkan mungkin tidak
disadari jika tidak dieksplorasi dengan sengaja dan kemudian dipupuk.
Yang bertanggung jawab untuk mengeksplorasi bakat dan
mengembangkannya hingga titik optimal adalah orang tua. Karena orangtualah
yang punya kesempatan dan posisi paling strategis dalam penemuan bakat sedini
mungkin. Bakat secara umum mengandung makna kemampuan bawaan yang
merupakan potensi yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut
mengembangkannya hingga mencapai potensi tertinggi. (andyda meliala, 2004)33.
33 Andyda Meliala, Anak Ajaib: Temukan Dan Kembangkan Keajaiban Anak Anda Melalui Kecerdasan
Majemuk (Yogyakarta: ANDI, 2004), h. 1
30
Karena Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang
“ Inherent” dalam diri seseorang, dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur
otak. Secara genetis struktur otak memang telah terbentuk sejak lahir, tetapi
berfungsinya otak itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi
dengan anak manusia itu34. Bakat adalah suatu benih dari suatu sifat yang baru
akan tampak nyata jika bakat tersebut mendapat kesempatan atau kemungkinan
untuk berkembang35.
Menurut teori Konvergensi berpendapat bahwa manusia dalam
perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh bakat atau pembawaan dan lingkungan,
atau oleh dasar dan ajar atau dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Manusia
lahir telah membawa benih- benih tertentu, benih- benih baru bisa tumbuh
berkembang karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian perkembangan benih
itu tergantung lingkungan. Usaha pendidikan yang harus dilakukan ialah
mengusahakan agar benih- benih yang baik dapat berkembang sampai batas
maksimum dan perkembangan benih-benih yang buruk dapat direm dan ditekan
sekuat mungkin sehingga benih yang buruk itu tidak dapat tumbuh36. Karena
bakat akan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah
faktor kematangan fisik atau kedewasaan biologis, peningkatan kualitas
keterampilan fisik. Kematangan juga terjadi dalam segi mental psikologisnya.
Artinya, bahwa semakin seseorang dapat mencapai kematangan fisik dan mental,
maka bakatnya juga akan mengalami perkembangan. Selain itu, lingkungan juga
mempengaruhi perkembangan bakat seseorang. Lingkungan yang baik,
34 Conny R. Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, (Jakarta: Grasindo, 1997), h. 11 35 Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1989), h. 38 36 Mustaqim,dkk., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 36
31
pendidikan yang baik akan menunjang perkembangan bakat-bakat yang ada pada
individu-individu yang bersangkutan. (Fudyartanta, 2010).
Seperti yang dikemukakan oleh Howard Gardner dalam teorinya mengenai
kecerdasan majemuk. Di mana Gardner berpendapat mengenai “banyak anggapan
bahwa orang yang memiliki kecerdasan matematis (logic smart) sebagai orang
yang pintar atau menganggap orang yang memiliki nilai akademis tinggi yang
akan meraih kesuksesan hidup. Namun survei membuktikan bahwa mereka yang
dulunya terkenal nakal dan bandel di kelas, justru pada saat bekerja bisa sukses
dan menjadi pemimpin atas orang-orang yang dikenal rajin dan pandai di kelas.
Mereka yang nakal dan bandel itu bukanlah bodoh, tetapi mereka memang tidak
menonjol dalam kecerdasan matematis dan mungkin menonjol dalam jenis
kecerdasan yang lain. Terkadang orang lupa bahwa setiap individu memiliki
kecerdasan lain yang bisa lebih diandalkan. Kecerdasan menurutnya, merupakan
kemampuan untuk menangkap situasi baru, serta kemampuan untuk belajar dari
pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas
serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita. Bukan tergantung pada nilai IQ,
gelar perguruan tinggi atau reputasi bergengsi37.
Dengan penjelasan di atas, peneliti sedikit menyimpulkan bahwa bakat
adalah suatu anugerah yang dimiliki oleh setiap orang, di mana bakat tersebut
dapat berkembang namun bisa menjadi sesuatu yang hanya dimiliki oleh
seseorang namun tidak dapat digunakan secara lebih apabila tidak dilakukan
pengembangan.
37 Ismail Kusmayadi, Membongkar Kecerdasan Anak (Mendeteksi Bakat, dan Potensi Anak Sejak Dini) (Jakarta:
Gudang Ilmu, 2011), h. 21-23
32
2. Macam-macam Bakat
Beberapa ahli menggolong-golongkan bakat menjadi empat macam yaitu
bakat kreatif, bakat akademis, bakat keterampilan dan bakat sosial. Setiap individu
memiliki salah satu atau semua jenis bakat tersebut pada taraf yang berlainan38.
Sedangkan menurut Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987)
mengklasifikasikan jenis- jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi
maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu: bakat intelektual umum,
bakat akademik khusus, bakat berpikir kreatif- produktif, bakat dalam salah satu
bidang seni, bakat psikomotor, dan bakat psikososial39.
D. Anak-Anak Penyandang Disabilitas
1. Pengertian Disabilitas
Disabilitas/disability yaitu suatu hambatan atau gangguan dari
kemampuannya untuk melaksanakan aktifitas yang biasanya dapat dikerjakan oleh
orang yang normal sebagai akibat dari “impairment” (yaitu suatu kehilangan atau
keadaan abnormalitas dari psikis, fisiologis atau fisik baik struktur maupun
fungsinya)40. Disabilitas memiliki perbedaan dengan kekurangan fisik, di mana
disabilitas adalah hilangnya atau terbatasnya kesempatan untuk mengambil bagian
dalam kehidupan normal di dalam masyarakat dan tingkat yang sama dengan yang
lain dikarenakan halangan fisik dan sosial. Sedangkan kekurangan fisik
(impairment) adalah keterbatasan fungsional pada seorang individu yang
disebabkan oleh kekurangan fisik, mental dan sensorik41.
38 Connie Eales, Mendidik Anak Berbakat. Penerjemah A. Supratiknya (Yogyakarta: Kanisius, 1986). h. 15 39 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 23 40 Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995). h. 177 41 Colin Barnes dan Geof Mercer, Disabilitas: Sebuah Pengantar. Penerjemah Siti Napsiyah, dkk., (Jakarta: PIC
UIN Jakarta, 2007), h. 105
33
2. Macam-macam Disabilitas
Dalam pembahasan mengenai anak-anak disabilitas dapat juga sebagai
kajian anak luar biasa. Yang mana itu juga berhubungan dengan psikologis
perkembangan anak. Berikut ini adalah beberapa karakteristik dan masalah
perkembangan anak:
1. Anak Tunanetra
Anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-
duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima infromasi dalam
kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas. Secara ilmiah
ketunanetraan anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, faktor dalam
diri anak (erat hubungannya dengan keadaan semasa anak masi dalam
kandungan) ataupun faktor dari luar (kecelakaan, terkena penyakit, dll).
Perkembangan kognitif anak tunanetra cenderung terhambat
dibandingkan dengan anak-anak normal pada umumnya. Hal ini
disebabkan perkembangan kognitif tidak saja erat kaitannya dengan
kecerdasan atau kemampuan inteligensinya, tetapi juga dengan
kemampuan indera penglihatannya. Kurangnya stimulasi visual,
perkembangan bahasa anak tunanetra juga tertinggal dibanding anak
awas. Ada kecenderungan anak tunanetra relatif lebih banyak yang
mengalami gangguan kepribadian dicirikan dengan introversi, neurotik,
frustasi dan rigiditas (kekakuan) mental42.
2. Anak Tunarungu
Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu kehilangan pendengaran baik
sebagian (hard to hearing) maupun seluruhnya (deaf) yang
42 T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), h. 65-85
34
menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional di dalam
kehidupan sehari-hari. Pada anak tunarungu tidak terjadi proses
peniruan suara setelah masa meraban, proses peniruannya hanya
terbatas pada peniruan visual. Maka dalam perkembangan bicara dan
bahasa, anak tunarungu memerlukan pembinaan secara khusus dan
intensif sesuai dengan kemampuan dan taraf ketunarunguannya43.
3. Anak Tunagrahita
Anak tunagrahita dapat diartikan sebagai kondisi anak yang
kecerdasannya jauh di bawah rata-rata dna ditandai oleh keterbatasan
inteligensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Karakteristik
umum tunagrahita memiliki di antaranya, yaitu keterbatasan inteligensi,
keterbatasan sosial, dan keterbatasan fungsi-fungsi mental lainnya.
Ketepatan/keakuratan respon anak tunagrahita kurang daripada anak
normal. Tetapi bila sifatnya diskriminasi visual, ternyata posisi anak
tunagrahita hampir sama dengan yang diperoleh anak normal. Melalui
penelitian oleh Mc Iver dengan menggunakan Children’s Personality
Questionare, hasilnya anak-anak memiliki beberapa kekurangan. Anak
tunagrahita pria memiliki kekurangan berupa tidak matangnya emosi,
depresi, bersikap dingin, menyendiri, tidak dapat dipercaya, impulsif,
lancang dan merusak. Sedangkan anak tungrahita wanita mudah
dipengaruhi, kurang tabah, ceroboh, kurang dapat menahan diri, dan
cenderung melanggar ketentuan. Namun dalam hal lain, anak tungrahita
sama dengan anak normal44.
43 Ibid, h. 93-97 44 Ibid, h. 103-116
35
4. Anak Tunadaksa
Tunadaksa sering diartikan sebagai suatu kondisi yang menghambat
kegiatan individu sebagai akibat kerusakan atau gangguan pada tulang
dan otot, sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk
mengikuti pendidikan dan berdiri sendiri. Perbedaannya dengan
penderita cerebral palsy adalah tunadaksa sama sekali tidak dapat
menggerakkan bagian tubuhnya yang mengalami gangguan/kerusakan;
sedangkan penderita cerebral palsy masih dapat menggerakkan anggota
tubuhnya yang terserang meskipun gerakannya terganggu karena
adanya kelainan pada tonus otot. Secara umum perkembangan fisik
anak tunadaksa dapat dikatakan hampir sama dengan anak normal,
kecuali bagian tubuh yang mengalami kerusakan atau terpengaruh oleh
kerusakan tersebut. Secara umum juga dapat dikatakan bahwa sampai
batas usia tertentu ketundaksaan akan mempengaruhi laju
perkembangan dan tipe perkembangan seseorang. Ketunadaksaan yang
dialami pada usia yang lebih besar menunjukkan efek yang lebih kecil
terhadap laju perkembangan tetapi menimbulkan psikologis yang lebih
besar45.
Di Indonesia sudah terdapat perhatian terhadap orang-orang cacat, terbukti
dengan adanya Rumah Sakit khusus untuk orang-orang cacat, adanya Sekolah-
Sekolah Luar Biasa, serta Yayasan-Yayasan yang bergerak membantu anak-anak
yang cacat tersebut. Dengan penanganan yang lebih baik ini, diharapkan anak-
45 Ibid, h. 121-128
36
anak tersebut akan dapat berdiri sendiri kelak dikemudian hari dan tidak selalu
mengharapkan belas kasih orang lain46.
3. Jenis-jenis Disabilitas
Disabilitas memiliki beberapa jenis dan bisa terjadi selama masa hidup
seseorang atau sejak orang tersebut terlahir ke dunia. Jenis-jenis disabilitas
tersebut diantaranya yaitu:
a. Disabilitas Fisik, yaitu gangguan pada tubuh yang membatasi fungsi
fisik salah satu anggota tubuh bahkan lebih atau kemampuan motorik
seseorang. Disabilitas fisik lainnya termasuk sebuah gangguan yang
membatasi sisi lain dari kehidupan sehari-hari. Seperti gangguan
pernapasan dan epilepsi.
b. Disabilitas Mental, istilah disabilitas mental biasanya sering
digunakan pada anak-anak yang memiliki kemampuan intelektual di
bawah rata-rata. Akan tetapi tidak hanya itu saja, disabilitas mental
juga merupakan sebuah istilah yang menggambarkan berbagai kondisi
emosional dan mental.
Gangguan kejiawaan adalah istilah yang digunakan pada saat
disabilitas mental secara signifikan mengganggu kinerja aktivitas
hidup yang besar, seperti mengganggu belajar, berkomunikasi,
bekerja, dan lainnya.
c. Disabilitas Intelektual, merupakan suatu pengertian yang sangat luas
mencakup berbagai kekurangan intelektual, diantaranya juga
46 Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, h. 178
37
keterbelakangan mental. Sebagai contohnya adalah seorang anak yang
mengalami ketidakmampuan dalam belajar. Dan disabilitas intelektual
ini bisa muncul pada seseorang dengan usia berapa pun.
d. Disabilitas Sensorik, merupakan gangguan yang terjadi pada salah
satu indera. Istilah ini biasanya digunakan terutama pada penyandang
disabilitas yang mengacu pada gangguan pendengaran, penglihatan
dan indera lainnya juga bisa terganggu.
e. Disabilitas Perkembangan, merupakan disabilitas yang menyebabkan
suatu masalah dengan pertumbuhan dan juga perkembangan tubuh.
Meskipun istilah disabilitas perkembangan sering digunakan sebagai
ungkapan halus untuk disabilitas intelektual, istilah tersebut juga
mencakup berbagai kondisi kesehatan bawaan yang tidak mempunyai
komponen intelektual atau mental seperti spina bifida47.
E. Pengembangan Minat dan Bakat
1. Pengertian Pengembangan Minat dan Bakat
Pengembangan minat dan bakat adalah proses mengembangkan minat dan
bakat anak, baik yang sudah tampak maupun yang belum tampak48.
2. Faktor-faktor Pengembangan Minat dan Bakat
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi pengembangan minat dan
bakat anak adalah:
a. Anak itu sendiri. Misalnya tidak adanya minat untuk
mengembangkan bakat- bakat yang ia miliki, kurangnya motivasi
47 “Jenis-jenis Disabilitas,” artikel diakses pada 28 November 2016 dari
http://bisamandiri.com/blog/2015/01/macam-macam-disabilitas-atau-gangguan-fungsi/ 48 Utami Munandar, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), h. 30
38
untuk berprestasi, stamina tubuh, intelegensi, masalah- masalah
pribadi, kesehatan emosional dan mental anak.
b. Keluarga. Misalnya orang tua kurang mampu menyediakan
kesempatan dan sarana pendidikan yang mereka butuhkan, masalah
perekonomian yang sulit atau ekonominya cukup tetapi kurang
memperhatikan terhadap pendidikan dan kebutuhan anak.
c. Lingkungan anak.
Adapun kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk
kreativitas anak adalah keamanan psikologis dan kebebasan
psikologis49.
3. Mengembangkan Minat dan Bakat
Menghargai dan mendukung apa yang menjadi minat anak adalah salah
satu bentuk cara yang baik untuk anak. Selama apa yang diminati oleh anak itu
adalah suatu yang positif, maka sangat perlu untuk mendukungnya agar anak
dapat berkembang dengan bidang yang diminatinya. Karena bagaimanapun juga
minat akan padam jika tidak tersalurkan.
Ada beberapa minat tertentu yang membutuhkan media dan latihan
khusus. Namun jika media tidak tersedia atau tidak mampu untuk mengikuti
latihan khusus. Minat dapat dikembangkan secara otodidak. Atau memberi
kesempatan anak menekuninya bersama teman-temannya yang memiliki minat
yang sama. Untuk mengembangkan minat anak, butuh waktu khusus untuk
melakukan kegiatan yang diminatinya. Dalam waktu khusus tersebut, anak tidak
terbebani dengan hal lain di luar minatnya.
49 Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 122
39
Minat seringkali dikaitkan dengan bakat atau kemampuan khusus.
Keduanya dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih bahkan indikator
keberhasilan anak di bidang tertentu. Cara yang tepat untuk mengetahui minat dan
bakat adalah dengan melihat bidang atau pelajaran mana yang disenangi anak dan
anak mudah untuk mempelajarinya. Minat dan bakat tidak dibawa sejak lahir
tetapi justru diperoleh dari lingkungan dan pembelajaran. Oleh karena itu, minat
dan bakat tidak dapat lepas dari kesempatan anak untuk mengalami sendiri suatu
bidang atau kegiatan50.
Minat atau interest adalah kecenderungan anak menyukai sesuatu dalam
bidang tertentu. Minat ini biasanya berhubungan dengan trend yang sangat
bergantung pada kondisi saat itu. Bakat adalah kemampuan bawaan yang bila
sudah ditambah dengan pengetahuan atau keterampilan tambahan kemudian
menjadi ability. Minat bisa ditumbuhkan. Minat adalah sesuatu yang berharga.
Terkadang keliru memahami bahwa sebenarnya antara minat dan bakat berbeda.
Jika ingin melihat potensi anak, maka anak dapat mengikuti tes bakat. Sedangkan
jika ingin mengetahui bidang apa yang disukai oleh anak, maka yang diikuti
adalah tes minat51.
Sesungguhnya menumbuhkan semangat belajar atau keinginan untuk
berusaha memperoleh pengalaman baru adalah tujuan penting yang tidak boleh
diabaikan oleh orangtua atau guru. Sebenarnya alam ini penuh dengan hal-hal
yang menarik perhatian terhapa hal-hal yang apabila anak-anak dapat ditolong
untuk “ingin memperlajarinya”, sungguh hidup mereka akan menjadi lebih
sempurna dan lebih bahagia. Apabila, baik orangtua atau guru ingin menolong
50 Tim Pustaka Familia, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya, h. 132-133 51 Ibid, h. 134-135
40
anak untuk mempelajari sesuatu yang dipandangnya berguna baginya, maka
haruslah mereka lebih dulu menjelaskan pentingnya hal itu dan bagaimana agar ia
berhubungan dengan keperluan dan bakatnya52.
Maka untuk mengembangkan minat dan bakat anak, perlu memperhatikan
hal- hal berikut ini. Di antaranya adalah
1. Tidak memaksakan bakat anak.
2. Tidak menghukum atau mempermalukan anak di depan orang lain
karena tidak menunjukkan kemajuan.
3. Tidak mengintervensi anak terlalu banyak dalam melakukan aktivitas.
4. Tidak membanding-bandingkan kemampuan anak dengan teman –
temannya.
5. Tidak menggunakan ancaman, kekerasan dan otoritas sebagai orang tua
supaya dipatuhi anak.
6. Tidak menuntut anak terlalu tinggi tanpa melihat kemampuan dan minat
anak.
7. Mencari penyebab kenapa anak tidak menyukai suatu kegiatan. Dan
berusaha secepatnya untuk mengubah pendekatannya atau anak
memang tidak berminat dengan kegiatan tersebut. Komunikasikan
secara terbuka dengan anak.
8. Beri anak kebebasan untuk menentukan keinginannya dalam
mengekspresikan diri.
52 Imaduddin Ismail, Pengembangan Kemampuan Belajar Pada Anak-anak. Penerjemah Zakiah Daradjat
(Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 46-47
41
9. Puji setiap hasil yang diperoleh, beri semangat bahwa semakin lama
akan semakin baik. Bersabar dalam menghadapi anak. Mereka biasanya
butuh dimengerti dan didukung.
10. Ajak refreshing bila anak merasa suntuk dengan kegiatannya yang
banyak.
Biarkan dia menikmati masa kanak- kanaknya dengan sebanyak
mungkin dengan pengalaman yang menyenangkan dan
menggembirakan, sehingga tidak merasa tertekan. Biarkan jiwanya
tetap utuh sebagai anak- anak dan biarkan proses yang membuatnya
berkilau secara alami53.
F. Minat dan Bakat dalam Seni Lukis dan Seni Musik
1. Seni Lukis
Seni lukis termasuk ke dalam kecerdasan visual-spasial, di mana
kecerdasan visual-spasial adalah kecerdasan yang dimiliki oleh arsitek, insinyur
mesin, seniman, fotografer, pilot, navigator, pemahat dan penemu. Mereka
memiliki kemampuan untuk melihat dengan tepat gambaran visual di sekitar
mereka dan memperhatikan rincian kecil yang kebanyakan orang lain mungkin
tidak memperhatikan. Dapat dikatakan bahwa mereka memiliki kekuatan persepsi
yang besar54.
2. Seni Musik
Seni musik adalah bagian dari bidang studi kesenian. Melalui belajar seni
musik, maka secara tidak langsung anak dibimbing ke arah perkembangan sosial
dan emosional. Musik adalah suatu bentuk kesenian yang dapat mengeluarkan
53 Connie M. Eales, Perilaku Anak Usia Dini (Yogyakarta : Kanisius, 2003), h. 18-19 54 May lwin, dkk., Cara mengembangkan berbagai komponen kecerdasan (how to multiply your child’s
intelligence) (Yogyakarta: Indeks, 2008), h. 73
42
aneka perasaan dan gelora jiwa melalui suara. Bentuk kesenian itu dapat
dikatakan musik apabila memenuhi beberapa faktor berikut:
a. Ritme, artinya “dengan beraturan”, seperti detak jantung, detik jarum
jam, dll.
b. Melodi atau lagu, seperti keroncong, langgam, cha-cha-cha, dll.
c. Harmoni, adalah keselarasan sesuai dengan lagunya55.
Musik juga memiliki pengaruh dalam aspek kehidupan, yaitu:
1. Aspek Bawaan, melibatkan faktor genetik serta berbagai faktor biologis
dan psikologis. Peran faktor genetik relatif tidak dapat diubah, tetapi
faktor biologis dan psikologis anak dapat dibentuk sejak anak masih di
dalam kandungan. Musik klasik diyakini dapat memberi dampak positif
bagi perkembangan janin dan bagi kesejahteraan psikologis ibu
mengandung.
2. Aspek Lingkungan, memiliki peran penting bagi anak-anak untuk
belajar memusatkan perhatian dalam melakukan aktivitas mereka, dan
pendidikan musik memberi kesempatan pada anak-anak untuk belajar
memusatkan perhatian. Bahkan dalam konsep terapi musik, aktivitas
musikal dapat mengubah perilaku anak-anak yang bermasalah, sebagai
sarana intervensi untuk mengatasi masalah anak yang mengalami
perlakukan tidak layak, memperbaiki kondisi emosi, dan hubungan
interpersonal anak yang sebelumnya mengalami hambatan akibat
pelecehan, dan mengembangkan hubungan emosional lingkungan
sosial.
55 Teguh Wartono, dkk., Pengantar Pendidikan Seni Musik (Yogyakarta: Kanisius, 1984), h. 3 & 13
43
3. Aspek Sosial, keterbatasan informasi di lingkungan masyarakat
merupakan suatu hambatan dalam proses belajar musik. Keterbatasan
dukungan sosial merupakan aspek sosial lain yang dapat menimbulkan
hambatan bagi anak dalam belajar musik. Kesenjangan budaya juga
merupakan aspek sosial lain yang berpotensi menghambat proses
belajar musik56.
Kecerdasan musik adalah kemampuan bersenandung dalam hati, untuk
mengingat ritme dan terlibat dengan musik secara emosional. Musik adalah
bahasa internasional, bahasa dunia. Hampir setiap orang mampu menikmati musik
tanpa harus mengerti arti dari kata-kata sebuah lagu. Howard Gardner sang pakar
kecerdasan majemuk, menyatakan musik juga merupakan kecerdasan yang
pertama kali berkembang dalam diri seorang anak. sebelum dilahirkan seorang
bayi sudah memiliki kesdaran akan lingkungannya melalui indra pendengarannya,
seperti suara denyut jantung dan suara ibu serta suara dari luar yang disaring
melalui rahim ibu. Setiap anak memiliki kecerdasan musik yang perlu
dikembangkan, karena: musik meningkatkan IQ anak, musik memperkuat
memori, musik membantu pengembangan kecerdasan yang lain seperti
matematika, bahasa, kecerdasan social dan emosional; musik memiliki efek terapi
terutama untuk mengatasi stress; musik memberikan kegembiraan. (andyda
meliala, 2004)57.
56 Monty P. Satiadarma dan Roswiyani P. Zahra. Cerdas Dengan Musik (Jakarta: Puspa Swara, 2004), h. 29-34 57 Andyda Meliala, Anak Ajaib: Temukan Dan Kembangkan Keajaiban Anak Anda Melalui Kecerdasan
Majemuk (Yogyakarta: ANDI, 2004), h. 60
44
Joanne Haroutounian, konsultan pendidikan musik dari Amerika,
mengatakan ciri-ciri bakat musik diantaranya:
1. Memiliki kesadaran musik dan keterampilan membedakan: peka
terhadap suara: mendengarkan dengan penuh perhatian, menyadari
adanya perbedaan; ritmik: bereaksi dengan lincahnya terhadap ritme
suara, mampu mengikuti ketukan; tinggi-rendahnya nada: mampu
mengingat dan menirukan melodi atau lagu.
2. Memiliki interpretasi kreatif: suka bereksperimen dan bermain dengan
berbagai macam suara, bersenandung waktu bermain, suka menciptakan
irama sendiri; tampil dan menunjukkan respons terhadap musik dengan
ekspresif; berbicara dan bergerak dalam irama; mengenali kualitas seni
dari sebuah musik-emosi, suara berbagai instrumen, keras dan
lembutnya nada, perubahan tempo.
3. Dinamika suatu penampilan: tampil dnegan penuh ekspresi,
menunjukkan tanda-tanda interpretasi kreatif; tampil tenang dengan
luwesnya; menikmati tampil di depan umum.
4. Komitmen: tekun mengikuti aktifitas musik; berlatih dengan
konsentrasi penuh; berlatih dan terus memperbaiki musik yang
dipelajari. (andyda meliala, 2004)58.
58 Ibid, h. 62-63
45
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Lokasi Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta terletak di Jalan Barito II no. 55
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dimana lokasi tersebut berada atau berdekatan
dengan beberapa nama tempat yang memudahkan untuk menemukan lokasi
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, yaitu:
Di bagian Utara terdapat gedung La Maison
Di bagian Selatan terdapat SD Tarakanita 1
Di bagian Timur Laut terdapat KB Tarakanita 1 dan SMP Tarakanita 5
Di bagian Barat terdapat aliran sungai kecil
B. Sejarah Berdirinya Yayasan Sayap Ibu
Yayasan Sayap Ibu adalah sebuah Yayasan yang berdiri atas dasar rasa
kemanusiaan khususnya untuk menolong bayi-bayi terlantar yang ditinggalkan
dibeberapa Rumah Sakit di Jakarta. Dengan berbagai hal yang melatarbelakangi
bayi-bayi tersebut kemudian ditinggalkan, di mana orangtua dari bayi-bayi
tersebut juga memalsukan alamat tempat tinggal mereka. Nama Yayasan Sayap
Ibu diambil dari bahasa Belanda “onder moeder’s vleugels” yang artinya adalah
“di bawah sayap Ibu”, yang menggambarkan betapa besar tekad seorang ibu
dalam melindungi anaknya. Seperti induk ayam yang dalam melindungi anak-
anaknya tidak gentar menghadapi marabahaya apapun dan dibawah sayapnya
anak-anaknya mendapatkan perlindungan dan kehangatan.
46
Di atas tanah di Jln. Barito, Kebayoran Baru seluas 2000m2 bantuan
Pemda Jakarta. Didirikanlah Panti Asuhan untuk merawat, sambil mencari solusi
untuk kesinambungan hidup mereka dengan cara yang sebaik-baiknya. Pada
waktu itu belum ada UU tentang Kesejahteraan Anak sebagai acuan pelakanaan
program. Keluarga-keluarga yang mengangkat anak dari Yayasan Sayap Ibu
berdasarkan Hukum Adat yang berlaku. Pelaksanaan kerja didasarkan atas AD
(Anggaran Dasar) dan ART (Anggaran Rumah Tangga) yang disusun sesuai
situasi dan kondisi pada waktu itu.
Pengurus sebagian besar terdiri dari para relawan sosial yang silih berganti
setiap lima tahun sekali, dalam kurun waktu 7 windu (56 tahun) dengan bantuan
pemerintah dan masyarakat telah berhasil mengembangkan Yayasan Sayap Ibu
menjadi lembaga sosial non Pemerintah yang pola pelayanannya holistik, terpadu
dan berkesinambungan. Dalam hal ini peranan Ny. J.S. Nasution yang masuk
dalam jajaran Pengurus dari tahun 1908 – 2009 tidak terpisahkan dari rangkaian
sejarah perkembangan Yayasan Sayap Ibu pada tahun 2011 ini Yayasan Sayap Ibu
telah mempunyai tiga di Jakarta, Provinsi DIY (Daerah Istimewah Yogyakarta)
dan Provinsi Banten dengan Kantor Pusatnya di Sleman, Yogyakarta.
Pada tahun 2001 dengan dikeluarkannya UU No.16 tahun 2001 tentang
Yayasan oleh Departemen Kehakiman dan HAM, maka Yayasan Sayap Ibu yang
sebelumnya sudah menyandang izin dari Departemen Sosial dan Departemen
Pendidikan telah menyesuaikan AD dan ARTnya sehingga strukturnya menjadi
Organisasi dengan Pembina, Pengawas dan Pengurus. Dengan demikian Yayasan
47
Sayap Ibu pada waktu ini telah berkeluarga dengan beberapa anak, menjadi
sarjana, berkarya pada pemerintah maupun berswasta, dan lain-lain59.
Berikut ini adalah tahun-tahun bersejarah mengenai perkembangan
berdirinya Yayasan Sayap Ibu:
• Tahun 1955, penelantaran anak dan pembuangan bayi-bayi di Jakarta,
baik yang ditinggal di Rumah Sakit maupun yang kemudian ditemukan di
jalan atau di tempat-tempat umum lainnya semakin banyak. Keadaan
inilah yang kemudian mendorong beberapa ibu antara lain: Ny. Sutomo,
Ny. Soekardi dan Ny. Garland Soenaryo mendirikan Yayasan dengan
nama Yayasan Sayap Ibu (YSI). Yayasan Sayap Ibu didirikan pada
Tanggal 30 September 1955 oleh ibu Hj. Sulistina Sutomo, istri dari Bung
Tomo yang pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Sosial. Lembaga ini
diserahkan dibawah pengawasan BKKKS (Badan Koordinasi Kegiatan
Kesejahteraan Sosial) yang diketuai oleh Ibu Nasution. Dalam
kepengurusan baru, Ibu Nasution menjabat sebagai Pembina, sedangkan
Ketua dijabat oleh Ibu Ciptaningsih Utaryo.
Awalnya Yayasan Sayap Ibu bertujuan menolong anak-anak Batita
(Bawah Tiga Tahun), anak-anak tersebut dirawat sambil dicarikan
keluarga angkat. Untuk kegiatan saat itu dana dibantu oleh Women
International Club, dan kemudian Pemerintah Daerah turut serta di
dalamnya.
59Ciptaningsih Utaryo. “sejarah singkat Yayasan Sayap Ibu,” artikel diakses pada 08 November 2016 dari
http://www.yayasansayapibu.org/indonesian/sejarah-2/
48
• Tahun 1968, dalam perkembangannya Yayasan Sayap Ibu melakukan
restrukturalisasi dan menempatkan diri dibawah Badan Pembina Kegiatan
Kesejahteraan Sosial DKI Jakarta yang diketuai oleh Ny. J. S. Nasution.
Dalam pengasuhan dan perawatan anak, kriteria anak ditingkatkan menjadi
usia 0 – 5 tahun.Dalam perjalanannya, Yayasan Sayap Ibu sempat
mengalami masalah keuangan sehingga harus dihentikan untuk sementara
pada tahun 1968 ini. Namun berkat tekad kuat para Ibu, terutama Ibu J.S
Nasution, Yayasan Sayap Ibu dapat berjalan kembali dan terus
berkembang besar.
• Tahun 1976, sebagai akibat banyaknya adopsi anak oleh Warga Negara
Asing yang dilakukan hanya dengan akte notaris saja sehingga jual beli
anak semakin marak, maka Gurbernur DKI Jakarta Alm. Bapak Ali
Sadikin, mengeluarkan izin mengakui Badan Konsultasi Pengangkatan
Anak Yayasan Sayap Ibu sebagai Lembaga resmi. Kemudian disusul
dengan dikeluarkannya Surat Edaran dari Departemen Kehakiman No.
JHAI/1/2 tahun 1978 tentang Prosedur Pengangkatan Anak WNI oleh
WNA yang menentukan bahwa Notaris tidak boleh membuat Akte adopsi
anak WNI oleh WNA harus dilaksanakan dengan Penetapan Pengadilan
dan Mahkamah Agung dengan Surat Edaran No.2 tahun 1979 yang
kemudian disempurnakan dengan SEMA No. 6 tahun 1983 tentang
Prosedur Pengangkatan Anak WNI oleh WNA dan anak WNA oleh WNI.
• Tahun 1978, Ny. J.S. Nasution, sebagai Ketua Yayasan Sayap Ibu Pusat
membentuk 2 (dua) cabang yaitu Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
49
dengan Ketua Ny. Moch. Said dan Yayasan Sayap Ibu Cabang Yogyakarta
dengan Ketua Ny. C. Utaryo.
• Tahun 1979, dengan semakin meningkatnya jumlah anak terlantar yang
harus dirawat di Yayasan Sayap Ibu, gedung Yayasan Sayap Ibu di jalan
Barito dibangun kembali oleh Gurbernur DKI Jakarta menjadi 2 (dua)
lantai. Dan hingga saat ini merupakan tempat perawatan anak Balita
terlantar baik yang normal ataupun cacat.
• Tahun 1981, Departemen Sosial melalui Peraturan Pemerintah No.13
tentang Organisasi Sosial yang dapat Menyelenggarakan Usaha
Penyantunan Anak Terlantar (termasuk melaksanakan Pengangkatan
Anak), ada 5 (lima) organisasi salah satunya adalah Yayasan Sayap Ibu.
• Hingga saat ini, Yayasan Sayap Ibu terus konsisten dalam menjalankan
VISI dan MISInya demi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih
baik60.
C. Visi dan Misi
Visi dan Misi dari Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta yaitu:
Visi : Bahwa anak adalah amanah yang berhak akan perawatan dan perlindungan
sejak semasa dalam kandungan dan sesudah dilahirkan.
Misi: Melaksanakan usaha kesejahteraan Anak yang Holistic Terpadu dan
Berkesinambungan dalam arti yang seluas-luasnya yang bertujuan menolong
Anak-anak Balita yang :
60 “Sejarah Yayasan Sayap Ibu.” artikel diakses pada 08 November 2016 dari http://sayapibujakarta.org/sejarah/
50
1. Tidak ada orang tua/ wali yang merawatnya.
2. Tidak diketahui orang tuanya atau kerabatnya.
3. Orang tua/ walinya tidak mau merawatnya.
4. Terlantar.
5. Karena sebab-sebab lain yang patut diberi pertolongan61.
D. Struktur Kepengurusan
Nama Organisasi/Lembaga : YAYASAN SAYAP IBU
Akte Pendirian : Akte Notaris No. 7 Tahun 2004, tanggal 13
Agustus 2004
SK MenHuk & HAM RI No. : C-1051.HT.01.02.TH 2004
Struktur kepengurusan yang ada di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
terdiri dari 2 (dua) bagan yaitu struktur organisasi dan struktur karyawan. Berikut
ini adalah masing-masing gambar dari struktur tersebut, yaitu:
61 “Visi dan Misi.” artikel diakses pada 08 November 2016 dari http://sayapibujakarta.org/visi-misi/
51
Gambar 2
Struktur Organisasi Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
Gambar 3
Struktur Karyawan Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
KETUA UMUM
SEKRETARIS BENDAHARA KETUA I
BPA
LOGISTIK
HUMAS/DANA
PEGEMBANGAN PANTI
KETUA II
PANTI
KESEHATAN
KEPERAWATAN
PERSONALIA PENDIDIKAN
TAS BARITO
TAS MENTENG WADAS
KEPALA BADAN
PELAKSANA
Logistik BPA Humas Dana
Ka. Tumbuh Kembang
Unit M. Wadas Pendidikan
Kesehatan Unit Cirendeu
Ka. Panti
Rumah Tangga
52
Untuk pergantian pengurus dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali. Dimana
dalam pergantian pengurus, kandidat-kandidatnya ditentukan oleh pusat yang
mana juga berdasarkan rekomendasi dari masing-masing cabang Yayasan Sayap
Ibu.
E. Program Kegiatan Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
Program kegiatan yang ada di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta di
antaranya yaitu:
a. Penitipan Anak Balita
Layanan penitipan anak balita hanya untuk keadaan yang sangat
mendesak seperti keterbatasan fisik orang tua / penyandang cacat.
Penitipan ini bersifat sementara, yakni antara 3 hingga 4 bulan saja dan
selama masa penitipan orang tua atau penitip wajib mengunjungi anaknya.
Biaya penitipan ditanggung oleh orang tua atau penanggung jawab anak
sesuai dengan kemampuan.
b. Perawatan Anak Terlantar
Yayasan Sayap Ibu menerima penyerahan anak terlantar setelah
melakukan penelitian terhadap latar belakang anak yang bersangkutan,
untuk memastikan apakah anak-anak tersebut benar-benar membutuhkan
pengasuhan, seperti misalnya ditinggalkan di rumah sakit atau di
sembarang tempat, tidak mempunyai orang tua dan keluarga, dan atau
diserahkan oleh orang tua karena suatu alasan tertentu.
53
c. Konsultasi dan Bantuan Hukum Pengangkatan Anak
Yayasan Sayap Ibu telah mendapatkan izin dari Pemerintah untuk
menyediakan layanan pengangkatan anak. layanan pengangkatan anak ini
diprioritaskan bagi pasangan suami-istri yang telah menikah sekitar 5
(lima) tahun dan belum mempunyai anak atau hanya mempunyai 1 (satu)
anak. Warga Negara Asing (WNA) diijinkan untuk melakukan
pengangkatan anak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Yayasan Sayap Ibu juga memberikan bantuan hukum dalam proses
pengangkatan anak di luar anak-anak dari Yayasan Sayap Ibu.
d. Kursus Pramusiwi/Perawat Bayi
Dalam merawat anak asuh, Yayasan Sayap Ibu menyelenggarakan
“ inservice training” untuk pramusiwi/perawat bayi secara rutin.
e. Layanan Konsultasi bagi Mahasiswa
Membantu para mahasiswa dalam penelitian untuk persiapan gelasr
S1 dan S2 sesuai dengan bidang yang ditekuni.
f. Layanan Taman Gizi
Layanan ini adalah layanan pemberian makanan bergizi bagi anak-
anak di luar Yayasan Sayap Ibu.
g. Konsultasi Keluarga
Layanan ini ditujukan untuk membantu keluarga-keluarga yang
mengalami permasalahan, terutama yang terkait dengan proses adopsi.
54
h. Bantuan untuk Anak dari Keluarga Kurang Mampu
Yayasan Sayap Ibu memberi bantuan untuk anak-anak dari
keluarga kurang mampu dalam bentuk pemberian seperti susu, makanan
bayi dan vitamin.
i. Program untuk Anak Asuh
Yayasan Sayap Ibu menyelenggarakan program bagi anak-anak
asuhannya untuk mengenal dunia di luar panti, agar mereka mendapat
mengalami pertumbuhan fisik dan jiwa yang sehat.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut, yang biasa rutin dilakukan dipanti.
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta juga melakukan kegiatan di luar panti yang
sifatnya tidak rutin atau suatu waktu tertentu saja. Yaitu seperti:
menyelenggarakan seminar bagi masyarakat; mengadakan bakti sosial untuk
berbagi dengan para korban banjir, kebakaran dan keluarga miskin; mengadakan
kerjasama dengan media melalui tayangan, artikel ,serta himbauan kerjasama
dalam pelayanan balita terlantar; memberikan penyuluhan mengenai balita
terlantar, peraturan/perundang-undangan usaha kesejahteraan anak dan konvensi
PBB tentang hak anak.
Dalam menjalankan kegiatannya, Yayasan Sayap Ibu membutuhkan dana
yang tidak sedikit. Dana tersebut antara lain bersumber dari: sumbangan spontan
masyarakat dalam bentuk uang maupun barang atau bahan makanan; subsidi dari
Departemen Sosial, Yayasan Dharmais dan Dinas Sosial DKI Jakarta; serta
pengumpulan dana yang dilakukan oleh pengurus Yayasan Sayap Ibu.
55
Yayasan Sayap Ibu memberikan laporan pertanggung jawaban tugas dan
keuangan kepada Dewan Pengawas Yayasan Sayap Ibu, kepada instansi-instansi
Pemerintah yang terkait, dan kepada masyarakat62. Laporan tersebut seperti
laporan anggaran tahunan, sumbangan dana, dan lain-lain. Yang mana YSI cabang
Jakarta memiliki Tim Auditor yang khusus untuk menangani mengenai laporan
keuangan baik yang masuk dan juga yang sudah dipergunakan.
Kemudian juga untuk alokasi dana yang masuk ke YSI cabang Jakarta
diantaranya dipergunakan untuk pendidikan anak-anak, kesehatan anak-anak,
serta saat ini sedang dialokasikan juga untuk merenovasi rumah wakaf yang
menjadi tempat tinggal anak-anak YSI cabang Jakarta-unit Cirendeu. Baik
sumbangan dana dan atau barang yang masuk ke YSI cabang Jakarta, terkadang
juga disumbangkan kepada korban bencana yang membutuhkan. Apabila
jumlahnya berlebih dan untuk kebutuhan utama anak-anak di YSI cabang Jakarta
sudah terpenuhi. Sedangkan untuk para karyawan yang bekerja di YSI cabang
Jakarta, hak yang mereka dapat seperti gaji bulanan yakni didapat dari alokasi
dana yang masuk ke YSI. Di mana dana tersebut sudah dikelola sesuai dengan
bagiannya masing-masing. Tetapi berapapun hak yang mereka dapat,
sesungguhnya yang terpenting adalah bagaimana para karyawan bekerja dengan
baik untuk anak-anak asuh yang ada di YSI cabang Jakarta dan juga untuk anak-
anak di luar yayasan serta masyarakat umum yang membutuhkan63.
62 Katalog/brosur Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta 63 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sudarno. Jakarta, 22 Maret 2017
56
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta berada pada 3 (tiga) tempat/wilayah, yaitu:
Jalan Barito II No. 55 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Rumah Wakaf – Jl. Cirendeu, Ciputat, Banten.
Rumah Wakaf – Jl. Menteng Wadas Timur, Jakarta Pusat.
57
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Pengembangan yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
pada Anak-Anak Penyandang Disabilitas
Yayasan Sayap Ibu berdiri atas dasar kemanusiaan yang fokus untuk
menangani masalah anak-anak “terlantar”. Hal tersebut didasari dari keprihatinan
mengenai banyaknya kasus mengenai anak-anak yang ditelantarkan oleh
orangtuanya atau keluarganya, karena berbagai hal atau alasan. Namun
bagaimanapun juga mereka berhak untuk mendapatkan hidup yang layak.
Tiap-tiap cabang dari Yayasan Sayap Ibu memiliki fokus program yang
berbeda-beda. Seperti Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Jakarta fokus pada anak-
anak terlantar dan disabilitas. Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta ini menampung
anak-anak yang terlantar karena berbagai kasus, seperti ditinggal atau dibuang
oleh orangtuanya, dititipkan oleh orangtuanya atau kasus orangtua tunggal yang
tidak mau merawat anaknya kemudian diberikan kepada pihak YSI cabang
Jakarta. Anak-anak disabilitas, yang mungkin karena keterbatasan fisiknya yang
tidak bisa diterima oleh orangtua atau keluarganya, serta kasus penelantaran yang
lainnya.
Anak-anak yang berada di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, yang sudah
memasuki usia sekolah. Mereka bersekolah sama dengan anak-anak pada
umumnya. Walaupun anak-anak tersebut tinggal di yayasan. Namun mereka
masih tetap bisa merasakan kehidupan dunia luar yayasan selama mengikuti
kegiatan di sekolahnya. Di YSI cabang Jakarta juga memiliki TAS (Taman Anak
Sejahtera). Taman anak untuk anak usia di bawah 7 (tujuh tahun) atau usia
58
sebelum masuk SD (Sekolah Dasar). Di mana TAS (Taman Anak Sejahtera)
sendiri didirikan bukan hanya untuk anak yang ditinggal di YSI cabang Jakarta
saja, tetapi juga untuk anak-anak di luar yayasan atau masyarakat umum.
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta juga melayani adopsi anak. Baik itu
adopsi anak yang berada di YSI cabang Jakarta atau hanya sebagai perantara
untuk proses adopsi yang mengharuskan proses adopsi anak itu melalui suatu
yayasan. Kemudian Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta dipilih untuk menjadi
perantaranya. Biasanya anak-anak yang diadopsi adalah anak-anak usia bayi atau
batita (bawah tiga tahun). Kebanyakan juga pada anak-anak dengan kondisi fisik
yang normal atau bukan disabilitas. Sedangkan untuk anak-anak penyandang
disabilitas, beberapa anak yang telah diadopsi oleh WNA (Warga Negara Asing),
untuk dibawa ke negara asal dari pengadopsi tersebut. Karena beberapa negara
yang membiayai kehidupan anak-anak penyandang disabilitas atau berkebutuhan
khusus. Beberapa kasus penyandang disabilitas yang ada di YSI cabang Jakarta
seperti tunarungu, tunawicara, bibir sumbing, hiperaktif, dan lainnya.
Karena anak-anak yang biasa diadopsi adalah anak-anak usia bayi atau
batita. Beberapa di antara anak-anak yang tidak diadopsi atau belum diadopsi,
sudah ada yang berusia remaja. Dengan peraturan baru beberapa tahun lalu yang
ditujukan kepada yayasan-yayasan sosial mengenai keberadaan tinggal anak. Di
mana seperti YSI Cabang Jakarta, sebelum ada peraturan baru tersebut. Hanya
bisa menampung anak-anak di yayasan hingga mereka berusia 10 (sepuluh) tahun.
Setelah mereka berusia lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Maka mereka akan
dipindahkan ke yayasan lain, yang menampung anak-anak khusus usia remaja
atau di atas 10 (sepuluh) tahun.
59
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta memiliki 2 (dua) unit tempat yaitu YSI
unit Cirendeu dan YSI unit Menteng Wadas. Untuk YSI unit Cirendeu adalah
wisma untuk anak laki-laki berusia di atas 10 (sepuluh) tahun, sedangkan YSI unit
Menteng Wadas fokus pada program kemasyarakatan. Yayasan Sayap Ibu unit
Menteng Wadas hanya wadah untuk melakukan program-program yang
berhubungan dengan masyarakat umum. Tidak ada anak-anak yang tinggal di
dalamnya. Tetapi terdapat PAUD/TK yang memang didirikan untuk anak-anak
masyarakat umum di sekitar wilayah tersebut. Sedangkan untuk YSI unit
Cirendeu adalah tempat tinggal untuk anak laki-laki berusia di atas 10 (sepuluh)
tahun, yang nantinya akan menjadi wisma. Karena untuk rumah tinggal YSI unit
Cirendeu merupakan rumah wakaf, yang memang kondisinya seperti rumah pada
umumnya atau tidak terlihat seperti rumah yayasan. Sehingga kelak YSI Cabang
Jakarta berencana untuk merenovasi layaknya wisma untuk anak-anak.
Sebenarnya untuk anak-anak yang berusia di atas 10 (sepuluh) tahun
bukan hanya anak laki-laki, adapula anak perempuan. Namun untuk anak
perempuan yang di atas 10 (sepuluh) tahun tetap tinggal di YSI Cabang Jakarta
yang berada di daerah Barito. Karena untuk anak perempuan di atas 10 (sepuluh)
tahun bisa berbagi kamar dengan para perawat perempuan yang menetap di YSI
Cabang Jakarta. Di mana anak-anak perempuan tersebut juga bisa ikut serta
membantu para perawat untuk mengasuh anak-anak yang masih bayi/batita/balita
di luar jam sekolahnya.
Sedangkan untuk anak laki-laki berusia di atas 10 (tahun), YSI Cabang
Jakarta di Barito tidak bisa tetap menetap di sana karena keterbatasan kamar untuk
menampung mereka. Maka dengan adanya rumah wakaf tersebut, memang sudah
60
dikhususkan untuk mereka tinggal dan berkegiatan sehari-hari. Namun untuk hal-
hal yang menyangkut data mereka atau lainnya, tetap harus melalui YSI Cabang
Jakarta di Barito.
Ada yang diterapkan pada masa tumbuh kembang anak-anak di YSI
cabang Jakarta. Di mana pada usia anak-anak, mereka dibekali untuk bisa
bagaimana mengenali diri mereka sendiri, kemudian mengurus diri mereka sendiri
seperti mandi sendiri, makan tanpa disuapi, merapikan tempat tidurnya,
menyiapkan perlengkapan sekolahnya, dan hal-hal kecil lainnya yang
berhubungan dengan aktifitas sehari-hari mereka. Termasuk saat mereka berada di
sekolah. Ini diterapkan pada anak menginjak usia taman kanak-kanak hingga
sekolah dasar. Tetapi YSI cabang Jakarta juga berpikir bagaimana caranya supaya
anak-anak bisa berkembang lebih dari hanya sekedar mengurus diri mereka
sendiri.
Anak-anak di YSI cabang Jakarta yang saat ini berusia remaja didominasi
oleh anak laki-laki. Yaitu mereka yang tinggal di YSI cabang Jakarta-unit
Cirendeu. Mereka sudah lebih banyak mengurus segala keperluan mereka sendiri
yang berhubungan dengan kegiatan mereka sehari-hari. Dengan usia mereka yang
sudah remaja dan juga mereka penyandang disabilitas. Mereka harus lebih
memiliki bekal hidup untuk selanjutnya. Karena dengan keadaan yang mereka
alami, mereka harus mempunyai sesuatu yang dapat mereka pergunakan untuk
bisa terus melanjutkan hidup. Mampu bertahan dan bisa maju bahkan melebihi
anak-anak yang mungkin kehidupannya lebih “sempurna” dibanding mereka.
Oleh karena itu salah satu tujuan dari adanya pengembangan yang
dilakukan oleh YSI cabang Jakarta untuk anak-anak usia remaja itu adalah
61
semoga kelak pengembangan yang dilakukan bukan hanya sebagai untuk
mengembangkan minat atau hobi semata. Tetapi juga bisa menjadi “alternatif”
untuk hidup mereka. Karena pengembangan yang saat ini dilakukan oleh YSI
cabang Jakarta untuk anak-anak di unit Cirendeu adalah pengembangan minat
dan bakat.
B. Pengembangan Minat dan Bakat Anak-Anak Penyandang Disabilitas
di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat anak-anak menjadi
berkembang bukan hanya untuk perkembangan kecerdasan otak saja, tetapi juga
dari segi kemampuan atau skill. Bahkan sekarang juga sudah banyak sekolah yang
di mana dalam kegiatan belajar mengajarnya tidak harus selalu anak-anak hanya
duduk di dalam kelas, mendengarkan guru dan melihat papan tulis. Tetapi
sekarang anak-anak sudah mulai diterapkan untuk belajar mempraktekkan apa
yang dipelajari di dalam kelas. Termasuk bagaimana mempelajari sesuatu sesuai
dengan apa yang disukai oleh anak-anak berdasarkan kemampuan atau bakat yang
mereka miliki.
Karena kondisi anak yang berbeda-beda, dari berbagai latar belakang
hidup mereka. Maka menerapkan satu hal yang sama pada setiap anak, belum
tentu bisa dilakukan oleh anak. Hal inilah merupakan salah satu yang kemudian
mengapa pengembangan yang dilakukan oleh YSI cabang Jakarta saat ini adalah
fokus pada pengembangan minat dan bakat. Karena anak-anak tersebut
merupakan penyandang disabilitas. Tetapi mereka masih mampu melakukan apa
yang mereka sukai dan juga sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Walaupun
beberapa di antaranya hanya ikut serta saja dalam pengembangan tersebut. Karena
62
anak tersebut belum fokus terhadap apa yang disukai dan juga bakat yang
sebenarnya dimiliki.
Sesuai yang dijelaskan oleh informan dari YSI cabang Jakarta mengenai
alasan mengapa anak-anak tersebut tidak diajarkan atau dibekali dengan
keterampilan tangan atau kerajinan tangan yang banyak dilakukan oleh Yayasan-
yayasan di luar sana. Bapak Sudarno sebagai narasumber berkata:
“sebenarnya kami dari pihak yayasan, ada pemikiran kearah situ juga. Tapi untuk saat ini belum bisa dilaksanakan. Karena kami, pihak yayasan lebih melihat kepada kondisi anak. Anak maunya dibidang apa, sukanya dibidang apa. Coba kita ikuti. Oleh karena itu, kami coba dulu dengan melakukan pengembangan pada minat dan bakat. Yang mana saat ini fokus pada minat dan bakat pada bidang seni lukis dan musik. Karena memang ternyata beberapa diantara anak asuh kami, ada yang berbakat dalam bidang seni tersebut. Kami mendukung apa pun yang disukai anak-anak dan dilakukan oleh anak-anak, selama itu baik atau positif dan tidak menggangu sekolah mereka. Karena kami pihak yayasan sangat menekankan pada anak-anak bahwa pendidikan adalah nomor satu. Walaupun mereka memiliki keterbatasan fisik/mental, tetapi jika mereka memiliki ilmu. Itu dapat membantu untuk kehidupan mereka64.”
Dalam menekuni keterampilan yang telah banyak dilakukan oleh yayasan
di luar sana. Merupakan sebuah rencana masa mendatang yang ingin juga
dilakukan oleh pihak YSI cabang Jakarta untuk anak-anak asuhnya. Namun hal
tersebut juga harus melihat kepada kondisi anak-anak asuh. Karena bagaimanapun
pihak YSI cabang Jakarta akan tetap mendukung segala kegiatan yang dilakukan
anak-anak, selama kegiatan tersebut positif dan tidak menganggu aktivitas sekolah
anak-anak. Karena pihak YSI cabang Jakarta ingin anak-anak asuhnya menjadi
anak-anak yang memiliki bekal ilmu yang cukup untuk kehidupan mereka.
Terlebih lagi dengan kondisi anak-anak yang diasuhnya.
Oleh karenanya pihak YSI cabang Jakarta mencoba membuat program
yang mana itu memang melekat pada diri anak-anak. Artinya anak-anak diarahkan
64 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sudarno. Jakarta, 02 September 2016.
63
melakukan suatu kegiatan pada bidang yang mereka sukai/minati dan juga sesuai
dengan bakat yang mereka miliki.
Program pengembangan yang dilakukan oleh pihak YSI cabang Jakarta,
menurut Pak Sudarno adalah:
“pengembangan adalah proses melihat potensi anak. Agar bisa memiliki keterampilan dalam hidupnya. Di mana pengembangan yang dilakukan adalah melalui observasi mengenai minat dan bakat anak65.”
Pak Sudarno juga mengatakan tujuan dari pengembangan menurut beliau:
“tujuannya adalah agar anak-anak lebih bereksplorasi sesuai potensi masing-masing, selain dalam hal akademik. Dan juga bisa menjadi alternatif saat nanti mereka telah lulus dari jenjang pendidikannya. Anak-anak punya kemampuan/keterampilan untuk bekal hidup mereka nanti66.”
Sedangkan untuk visi dan misinya, sebagaimana yang dikatakan oleh Pak Sudarno:
“visi dari pengembangan minat dan bakat adalah memberikan pelayanan kepada anak dan aplikasi nyata terhadap minat dan bakat yang ada pada anak-anak. Kemudian untuk misinya adalah mengembangkan kegiatan kelompok anak-anak, untuk menumbuhkan rasa kebersamaan antar anak dalam kelompok yang sama”67.
Jadi visi dan misi dari program pengembangan minat dan bakat adalah sebagai
salah satu bentuk pelayanan kepada anak dengan memberikan wadah atau tempat untuk
anak-anak mengaplikasikan minat dan bakat mereka secara nyata. Serta dengan
pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan musik, khususnya pada seni musik
yakni untuk menumbuhkan kerja sama kelompok atau rasa kebersamaan dalam suatu
kelompok dalam bentuk band musik. Masing-masing memiliki keterbatasan fisik, tetapi
masing-masing anak juga memiliki kelebihan yang dapat ditunjukkan melalui seni lukis
dan musik. Dan dapat saling melengkapi satu sama lain, terutama dalam seni musik.
Sebelum anak-anak mengikuti program pengembangan, mereka terlebih
dahulu mengikuti tes. Yang mana tes tersebut adalah mengenai minat dan bakat.
65 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sudarno. Jakarta, 13 Desember 2016 66 Ibid. 67 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sudarno. Jakarta, 22 Maret 2017
64
Agar lebih mudah juga untuk menentukan bidang apa yang akan diterapkan pada
anak-anak.
Sedangkan dikatakan bahwa program pengembangan tersebut juga sebagai
“alternatif”. Karena untuk saat ini, fokus pada anak-anak yang mengikuti program
pengembangan minat dan bakat adalah anak-anak yang tinggal di unit/wisma
Cirendeu. Karena usia mereka sudah remaja, jenjang pendidikan sudah semakin
tinggi, serta mereka adalah seorang anak laki-laki. Pak Sudarno pernah bercerita
mengenai keberadaan anak-anak tersebut yang berada di panti/unit Cirendeu.
Beliau bercerita:
“dulu, kira-kira beberapa tahun lalu. Ada peraturan yang diterapkan pada yayasan-yayasan. Di mana anak-anak yang tinggal di yayasan dan sudah berusia 10 (sepuluh) tahun. Harus dipindah ke yayasan lain yang memang khusus menampung anak-anak pada usia dari 10 (sepuluh) tahun. Tapi peraturan tersebut sudah dihapuskan beberapa tahun lalu, belum lama juga. Di mana anak-anak yang tinggal di yayasan ketika sudah menginjak usia 10 (sepuluh) tahun, masih bisa tetap tinggal di yayasan yang sama. Sampai anak tersebut diadopsi atau sampai anak tersebut dewasa dan memilih kehidupannya sendiri. Nah untuk di YSI cabang Jakarta ini, karena keterbatasan ruang atau kamar untuk menampung anak-anak yang sudah berusia 10 (sepuluh) tahun atau lebih, dan khususnya anak laki-laki. Maka untuk mereka, pihak yayasan menyediakan tempat tinggal yaitu biasa disebut panti atau unit Cirendeu. Jadi emang khusus buat anak laki-lakinya saja. Kalau untuk anak perempuannya, yang sudah berusia 10 (sepuluh) tahun atau lebih. Tetap tinggal di YSI panti Barito, karna untuk anak-anak perempuannya bisa tinggal sekamar dengan para perawat dan juga bisa bantu para perawat untuk mengasuh anak-anak usia batita atau balita68.”
“rata-rata anak yang sudah diadopsi dari sini adalah anak-anak usia batita sampai balita. Bahkan pernah ada juga yang mengadopsi anak bayi yang kira-kira baru 2 bulan sejak ditemukan dan kemudian diserahkan kepada pihak YSI cabang Jakarta. Tapi biasanya kami memberi waktu kepada orang yang akan mengadopsi, untuk menunggu anak tersebut hingga usia 6 (enam) bulan. Karena untuk melihat perkembangan pertumbuhan bayi tersebut. Apakah ada kelainan atau kekurangan pada diri anak tersebut. Sehingga nantinya tidak ada penyesalan. Karena biasanya kami mengamati tumbuh kembang anak sejak bayi, yang kemudian mengevaluasi keadaan anak tersebut seperti apa. Jadi kondisi anak bisa diketahui secara pasti. Lalu kalau ada yang akan mengadopsi, pihak YSI bisa menjelaskan dengan keadaan anak yang sebenarnya. Jadi anak-anak yang sekarang tinggal di panti/unit Cirendeu adalah anak-anak yang belum teradopsi. Dan kalaupun sampai nanti mereka belum teradopsi. Pihak YSI cabang Jakarta akan tetap bertanggung jawab atas mereka. Mereka masih boleh
68 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sudarno. Jakarta, 02 September 2016.
65
tinggal di yayasan ini atau memilih tempat tinggal sendiri. Tapi tetap berhubungan dengan yayasan ini. Tidak apa-apa… kami pihak yayasan akan terbuka selalu untuk mereka. Makanya kami pihak yayasan ingin membekali mereka dengan ilmu akademis dan juga keterampilan yang mereka suka atau minati69.” Jadi sebagaimana yang diceritakan oleh Pak Sudarno, bahwa program
pengembangan yang dilakukan saat ini memang belum untuk keseluruhan anak
asuh yang berada di YSI cabang Jakarta. Kembali lagi bahwa pihak YSI cabang
Jakarta harus melihat pada kondisi anak-anak dari berbagai hal tentang anak-anak
asuhnya. Oleh karena itu program pengembangan yang dilakukan saat ini baru
pada pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan musik. Karena
melihat dari bagaimana anak menyukai bidang seni tersebut dan juga karena
memang ada yang berbakat pada bidang seni tersebut. Baik salah satu, ataupun
mungkin keduanya.
Sebagaimana jawaban anak-anak YSI cabang Jakarta-unit Cirendeu ketika
ditanya mengenai minat, bakat serta cita-cita. Diantara mereka memang ada yang
berminat dan juga berbakat dalam dunia seni lukis, hingga bercita-cita menjadi
seorang designer/design grafis. Kemudian yang lainnya, ada yang hanya berminat
saja dan ada juga yang memiliki bakat pada salah satu bidang seni tersebut. Tetapi
tidak bercita-cita untuk menjadi profesional dalam salah satu bidang seni tersebut.
Rata-rata dari mereka lebih menyukai dunia olahraga seperti sepak bola. Karena
memang rata-rata anak laki-laki menyukai yang namanya dunia olahraga. Tetapi
itulah dunia anak-anak, yang masih terus berproses (berubah-ubah), sampai
mereka menemukan kenyamanan/ketenangan terhadap sesuatu. Dan dalam proses
69 Ibid.
66
itu juga mereka belajar/mempelajari atau mendapat pembelajaran atas
sesuatu/banyak hal yang ada dalam kehidupan ini70.
C. Pengembangan Minat dan Bakat Dalam Seni Lukis dan Seni Musik
Pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan seni musik, adalah
merupakan bidang seni yang saat ini difokuskan kepada anak-anak terutama anak-
anak yang berada di Wisma Cirendeu. Tetapi di masa mendatang tidak menutup
kemungkinan untuk lebih mengeksplorasi potensi anak dalam minat dan bakatnya
dalam bidang seni lainnya atau di luar bidang seni. Seperti kegiatan belajar
menggambar sebenarnya adalah kegiatan yang rutin dilakukan oleh anak-anak
YSI cabang Jakarta untuk mengisi waktu luang mereka. Di antara anak-anak
tersebut memang ada yang memiliki bakat dalam bidang ini. Hal tersebut terlihat
dari hasil gambar yang dibuat. Kemudian untuk seni musik, menjadi salah satu
bentuk kegiatan anak-anak secara berkelompok. Agar bisa menumbuhkan rasa
kebersamaan antar anak, karena berada pada satu kelompok kegiatan seperti band
musik. Pak Sudarno juga pernah berkata:
“pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan musik ini berdasarkan penilaian, salah satunya penilaian dari salah seorang guru di sekolah. Yang melihat bahwa ada anak dari YSI cabang Jakarta ini yang berbakat dalam seni lukis dan juga musik. Lalu guru tersebut juga menyampaikan pendapatnya, agar pihak YSI mempertimbangkan bakat anak tersebut. Supaya tidak terbatas hanya bisa mempelajari di sekolah saja. Salah satu anak yang berbakat dalam bidang seni lukis adalah Vikri. Dia sudah kelas 1 (satu) SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) jurusan Multimedia. Dan sebelum Vikri itu masuk sekolah multimedia. Dia terlebih dulu ikut tes salah satunya tes minat bakat. Karena tadinya dia tidak mau masuk SMK. Maunya masuk sekolah yang khusus ada pelajaran melukis atau menggambar. Tapi kami pihak yayasan kemudian memberi gambaran, kemudian ada psikolog juga yang membantu, termasuk untuk tes minat bakat. Bahwa di SMK pun bisa menyalurkan kesukaannya dalam menggambar/melukis. Dan akhirnya Vikri mau untuk mendaftar di SMK dan memilih jurusan multimedia. Kebetulan memang dia keterima. Dan dari situ juga, dia baru tau. Kalau dengan multimedia dia juga bisa menggambar/melukis/mendesain sesuatu. Bahkan jauh lebih modern71.”
70 Wawancara Pribadi dengan anak-anak. Jakarta, 23 Oktober 2016. 71 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sudarno. Jakarta, 21 September 2016.
67
Sebelum kemudian program pengembangan minat dan bakat dilaksanakan,
beberapa hal perencanaan dibuat oleh pihak yayasan seperti yang dikatakan oleh
Pak Sudarno yaitu tahapan atau proses perencanaan terdiri dari :
1. Mempertimbangkan dan mengembangkan hasil penilaian dari guru
atau info dari guru sekolah.
2. Mendata anak yang akan mengikuti program pengembangan minat dan
bakat.
3. Melakukan konsultasi dan tes dengan psikolog.
4. Melakukan pertimbangan bahwa pelatihan tidak boleh mengganggu
waktu sekolah atau hal akademik.
5. Memberikan fasilitas berupa peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan.
6. Mencarikan pelatih yang sesuai dengan bidang yang akan menjadi
bahan dalam pengembangan minat dan bakat.
7. Membuat jadwal latihan secara rutin
Sedangkan untuk pelaksanaannya sendiri, Pak Sudarno memberikan
beberapa hal yang diketahuinnya mengenai pelaksanaannya. Karena untuk
pelaksanaannya sendiri lebih diserahkan kepada para pelatih dari masing-masing
bidang seni lukis dan seni musik. Seperti yang beliau katakan:
“untuk durasi waktu latihan biasa dilakukan selama 2 (dua) jam, metode yang dilakukan diantaranya: menyederhanakan materi dengan kesesuaian kemampuan anak dan bahan/materinya adalah berupa teori terlebih dahulu kemudian disesuaikan dengan kemampuan anak dengan pengamatan dari pelatih72.”
72 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sudarno. Jakarta, 13 Desember 2016.
68
Kemudian untuk evaluasinya sendiri, Pak Sudarno juga memberikan
beberapa hal yang diketahuimya. Seperti yang beliau katakan:
“setelah beberapa kali latihan, kemudian dilakukan evaluasi seperti untuk seni lukis, anak sudah dapat menghasilkan berapa karya lukis yang lebih baik dari sebelum pelatihan. Sedangkan untuk musik, dalam beberapa latihan sudah menguasai berapa lagu, saat penampilan di panggung sudah dapat menampilkan berapa lagu, dan mandiri dalam penampilan di panggung73.”
Dalam membuat program pengembangan minat dan bakat, ada strategi-strategi
yang dilakukan oleh pihak YSI cabang Jakarta. Di antaranya berikut ini seperti
yang telah dirangkum dari hasil wawancara dengan Pak Sudarno, yaitu:
a. Mengamati anak, dalam hal minat dan bakat yang ada pada anak dan
kemudian melakukan tes psikologi minat dan bakat.
b. Mencari profesional untuk pelatihan, jika sudah menemukan apa yang
menjadi minat dan bakat anak-anak.
c. Memberikan fasilitas untuk latihan, dengan apa yang dibutuhkan oleh
pelatihnya yang menyeseuaikan dengan kondisi anak-anak.
d. Membuat jadwal, yang terpenting tidak mengganggu waktu sekolah
(waktu di luar hari sekolah). Penyeseuain antara waktu anak-anak
dengan pelatih, serta durasi dalam setiap pertemuan tidak terlalu lama.
Agar anak-anak tidak bosan, karena masih bisa diulang kembali pada
pertemuan berikutnya.
e. Memberikan wadah untuk tampil, hasil selama pelatihan
ditampilkan/dipublikasikan agar dapat dilihat oleh masyarakat umum
di luar orang-orang yang berada di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta.
73 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sudarno. Jakarta, 13 Desember 2016.
69
Karena batasan masalah dalam penelitian ini yakni pada proses
pengembangan minat dan bakat, dalam penulisan ini dicantumkan mengenai
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari masing-masing bidang seni yang
dilakukan. Terutama dari masing-masing pelatih bidang seni. Seperti beberapa hal
yang tertulis di atas, mengenai perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi yang
diutarakan oleh Bapak Sudarno.
1. Pengembangan Minat dan Bakat dalam Seni Lukis
a. Perencanaan
Anak-anak di YSI cabang Cirendeu mungkin sudah terbiasa dengan
kegiatan menggambar/melukis, baik saat mereka belajar di sekolah dan
ataupun sebelum adanya pengembangan minat dan bakat. Tetapi karena
kegiatan menggambar/melukis tersebut semakin diperbanyak/diperdalam
ilmunya melalui program pengembangan minat dan bakat. Maka
diperlukan seorang pelatih lukis khusus untuk pelaksanaan kegiatan
program pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis tersebut.
Pelatih lukis yang kemudian mengajarkan anak-anak dalam
kegiatan program pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis
tersebut adalah bernama Ibu Esti Lestarini. Beliau adalah seorang pelukis,
wirausaha furniture dan kerajinan kayu. Saat beliau ditanya mengenai
bagaimana beliau bisa menjadi pelatih lukis untuk anak-anak YSI cabang
Jakarta, beliau menjawab:
“kegiatan saya dimulai dari keinginan yang tulus untuk berbagi pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki di bidang melukis. Kebetulan pada waktu itu, ketika saya belum mengenal Yayasan Sayap Ibu. Saya dihubungi seseorang asal Perancis yang menjadi sukarelawan di Yayasan Sayap Ibu. Untuk membuat lukisan dinding (mural) atas biaya dari dia dan kolega-koleganya. Setelah itu saya mengajukan diri menjadi
70
sukarelawan dalam bidang mengajar menggambar/melukis untuk anak-anak YSI cabang Jakarta dan kebetulan diterima. Dalam mengajar anak-anak saya tidak memiliki program dan kurikulum khusus/baku yang ketat. Hal ini selain disebabkan keterbatasan waktu yang saya miliki sehingga saya tidak bisa rutin menemani anak-anak menggambar, juga perbedaan kapabilitas setiap anak dalam memahami dan menanggapi materi belajar. Tetapi itu bukan berarti kegiatan belajar anak tidak memiliki struktur dan tujuan yang jelas sama sekali74.”
Ibu Esti selain seorang pelukis dan wirausaha, beliau juga pernah
menjadi guru kesenian menggambar di sekolah Perancis selama 1 (satu)
tahun dan di Sekolah Alam di daerah Depok tingkat menengah pertama
selama 6 (enam) bulan. Namun beliau sudah lama berhenti menjadi guru
di ke 2 (dua) sekolah tersebut. Namun beliau menerima privat lukis atau
les lukis. Yaitu dengan beliau yang mengunjungi tempat sang murid atau
sang murid yang mendatangi rumah beliau. Dan yang menjadi
sukarelawan asal Perancis, yang kemudian merekomendasikan beliau
untuk menjadi pelatih menggambar/melukis untuk anak-anak YSI cabang
Jakarta. Sukarelawan Perancis tersebut merupakan teman dari ibu murid
melukis beliau, yang merupakan orang Perancis juga. Jadi orangtua dari
murid beliau tersebut adalah ibunya berasal dari Vietnam dan ayahnya
berasal dari Perancis.
Dalam jawaban beliau juga, diselipkan sedikit tentang bagaimana
perencanaan beliau dalam melatih anak-anak. Yang mana beliau tidak
menyiapkan materi yang baku sebagaimana beliau pernah menjadi guru.
Tetapi lebih kepada melihat kondisi anak, serta kondisi beliau yang
memang tidak bisa rutin waktunya untuk bisa melatih anak-anak
menggambar/melukis.
74 Wawancara pribadi dengan Ibu Esti. Jakarta, 16 Desember 2016
71
Kemudian beliau juga memberikan pernyataan mengenai strategi
yang mungkin dapat diberikan kepada anak-anak YSI cabang Jakarta
dalam kegiatan pengembangan minat dan bakat khususnya dalam seni
lukis, menurut pandangan beliau. Beliau berkata:
“untuk anak-anak di YSI, strategi yang sebaiknya diterapkan adalah 1.berupaya membuat anak-anak menyukai kegiatan melukis. Anak-anak sedapat mungkin melukis tanpa paksaan, tapi atas dorongan diri sendiri. Pihak pengajar, pembimbing dapat nerperan sebagai motivator yang terus menerus memberi motivasi dan rangsangan dengan berbagai bentuknya, agar anak-anak merasa membutuhkan dan akhirnya mencintai kegiatan ini. 2.pengembangan sebaiknya bersifat kontinyu dan diperkenalkan/diajak lebih jauh mengenal beberapa teknik melukis. Yang pernah saya ajarkan adalah: melukis dengan oil pastel/crayon, menggambar dengan cat air, membuat monoprint, menggambar alam benda contohnya botol, cangkir dengan crayon. Di sini saya tidak menuntut anak untuk “bisa” dalam kriteria pada umumnya, tetapi lebih pada bagaimana menumbuhkan gairah dalam diri mereka untuk mengeksplorasi bahan dan ide yang mereka miliki. Serta melatih kemampuan mengamati lingkungan dan alam sekitar seperti benda mati atau benda hidup. Sehingga dapat meningkatkan kepekaan rasa dan akal budi. Untuk mencapai dua hal tersebut saya sebagai pengajar tidak banyak memberi contoh, tetapi berusaha semaksimal mungkin mendorong anak mengeluarkan seluruh kemampuannya dan kreatifitasnya melalui tanya jawab bercerita, mengajak anak mengamati benda-benda dan lingkungan sekitar dan mengajak berimajinasi sambil terus bereksplorasi dengan material yang sedang dihadapi75.”
Dari beliau mencoba mengutarakan pendapatnya mengenai
kegiatan pengembangan minat dan bakat yang dilakukan pihak YSI
cabang Jakarta kepada anak-anak asuhnya. Beliau juga memberikan
tahukan sedikit strateginya agar mungkin bisa diterapkan juga oleh pihak
YSI cabang Jakarta untuk anak-anak yang mengikuti kegiatan
pengembangan minat dan bakat khususnya dalam seni lukis. Serta strategi
beliau dalam mengajarkan anak-anak melukis dengan tekniknya yang telah
beliau terapkan untuk anak-anak YSI cabang Jakarta.
75 Wawancara pribadi dengan Ibu Esti. Jakarta, 16 Desember 2016.
72
b. Pelaksanaan
Kegiatan belajar lukis bersama Ibu Esti memang tidak terjadwal
secara rutin waktunya. Dalam sekali pertemuan belajar lukis beliau
biasanya menggunakan waktu sekitar 90 menit hingga 120 menit. Di
mana dengan kondisi anak-anak YSI Cabang Jakarta yang memiliki
keterbatasan fisik yang berbeda-beda. Beliau memiliki metodenya sendiri
dalam pengajarannya. Beberapa metode yang pernah beliau lakukan
adalah sebagai berikut:
1. Penjelasan mengenai materi yang akan dilakukan pada saat
pertemuan
2. Memperkenalkan material atau alat dan bahan yang akan
digunakan, serta cara menggunakannya
3. Memperkenalkan dasar-dasar seni lukis, seperti mengenal garis,
warna dan bentuk-bentuk sederhana
4. Mempraktekkan pengetahuan tersebut secara berulang, seperti
membuat garis lengkung, lurus, lingkaran, kotak-kotak dan bentuk
sederhana lainnya. Tujuannya agar anak-anak terbiasa dengan alat-
alat dan agar anak-anak memiliki kebebasan dalam
mengekspresikan perasaan dan pikirannya dalam
menggambar/melukis.
5. Setelah anak-anak terbiasa dan bisa mempelajarinya. Kemudian
dilanjutkan mengenal teknik-teknik seni lukis lainnya yang mudah
diterapkan oleh anak seperti membuat monoprint (teknik cetak
tunggal), teknik kolase (teknik menempel), mixed media atau
73
media campur (contohnya cat air dicampur krayon), dan teknik
lainnya
6. Mengekspresikan ide/gagasan dalam lukisan. Pada bagian ini
selain anak diajak berimajinasi dan mengingat kembali hal-hal
yang pernah dilihat
7. Karya anak-anak yang dianggap baik, dipajang di ruang-ruang
terbuka di yayasan. Sehingga bisa diapresiasi orang banyak, baik
warga yayasan, maupun pihak luar (sukarelawan, tamu, dsb), dan
secara berkala diadakan gelar karya atau pameran karya seni.
Beberapa metode tersebut digunakan beliau dalam menyampaikan
materi kepada anak-anak. Ini bersesuaian dengan perkataan beliau:
“materi yang diberikan seperti 1.mengenal garis, warna dan bentuk; 2.mengenal material dalam melukis seperti pensil, crayon dan cat air; 3.mengenal percampuran warna, cara mencampur warna; 4.mengekspresikan ide/gagasan dalam lukisan. Dalam bagian ini selain anak diajak berimajinasi dan mengingat kembali hal-hal yang pernah dilihat. Selalu segala hal atau materi pembelajaran dalam seni lukis seperti garis, komposisi dan warna terus dikembangkan sesuai keampuan dan hasrat berkelanjutan. Karya anak-anak yang dianggap baik dipajang di ruang-ruang terbuka di yayasan sehingga bisa diapresiasi orang banyak, baik warga yayasan maupun pihak luar seperti sukarelawan, tamu, dsb. Dan secara berkala diadakan gelar karya atau pameran karya seni.
Sesuai materi yang akan diberikan pada setiap pertemuan, biasanya anak-anak akan dijelaskan dulu apa yang akan kita lakukan pada saat itu. Lalu diperkenalkan pada material atau alat dan bahan yang akan digunakan, cara menggunakan material. Pada pertemuan-pertemuan pertama anak-anak diperkenalkan dengan dasar-dasar seni lukis, seperti mengenal garis, warna bentuk-bentuk sederhana. Tahap selanjutnya adalah mempraktekkan pengetahuan tersebut berulang-ulang. Misalnya membuat garis lengkung, lurus, lingkaran, kotak-kotak, dsb. Tujuannya untuk membuat anak terbiasa dengan alat-alat dan agar anak-anak memiliki kebebasan dalam mengeskpresikan perasaan dan pikirannya dalam menggambar/melukis nantinya. Setelah anak-anak mulai terbiasa. Anak-anak bisa mengenal teknik-teknik seni lukis lainnya yang mudah
74
diterapkan oleh anak seperti membuat monoprint, teknik kolase/mixed media. Yang mana setiap anak bisa berbeda satu sama lain76.”
Biasanya peralatan yang digunakan saat kegiatan belajar
menggambar/melukis yaitu seperti pensil, crayon, cat air, lempengan plastik tebal
segi empat untuk monoprint, dan lainnya77.
c. Evaluasi
Untuk evaluasi belajar melukis yang diajarkan oleh Ibu Esti. Beliau
berkata:
“evaluasi terhadap anak-anak biasanya saya lakukan saat itu juga, ketika selesai berkegiatan. Biasanya saya akan mengajak mereka mengamati karya-karya pada hari itu yang biasanya lebih dari satu, dan mengajak mereka untuk ikut mengamati bersama kekurangan dan kelebihan-kelebihan pada masing-masing karya. Masing-masing membandingkan karyanya yang pertama dan yang kedua atau ketiga, bukan membandingkan dengan karya anak lainnya. Selain itu saya juga membuat semacam kesimpulan atau analisa kecil tentang kemampuan setiap anak. hal ini menjadi semacam pegangan bagi saya untuk melakukan kegiatan berikutnya agar lebih sesuai dengan kemampuan masing-masing anak78.”
Jadi beliau melakukan evaluasi hasil belajar lukis anak-anak pada
hari yang sama, setelah anak-anak selesai belajar. Yaitu dengan cara
mengajak anak-anak mengamati hasil karya mereka yang lebih dari satu
gambar/lukisan pada satu pertemuan. Hal yang diamati adalah kekurangan
dan kelebihan hasil gambar/lukis masing-masing (anak itu sendiri, bukan
gambar/lukisan temannya). Kemudian beliau juga membuat kesimpulan
atau analisa kecil tentang kemampuan setiap anak. Hal tersebut menjadi
semacam pegangan bagi beliau untuk melakukan kegiatan berikutnya agar
lebih sesuai dengan kemampuan masing-masing anak. Agar pada
pertemuan berikutnya, anak-anak lebih bisa mengeksplor potensi yang
76 Wawancara pribadi dengan Ibu Esti. Jakarta, 16 Desember 2016 77 Wawancara pribadi dengan Ibu Esti. Jakarta, 20 Januari 2017 78 Wawancara pribadi dengan Ibu Esti. Jakarta, 16 Desember 2016
75
dimiliki oleh mereka. Walaupun di antara mereka mungkin hanya
menyukai seni lukis, tetapi tidak terlalu berbakat. Tetapi tetap semangat
untuk mengikuti kegiatan belajar menggambar/melukis.
Sedangkan untuk pihak yayasan, melihat dari hasil karya anak-
anak. Dan beberapa yang berbakat dalam bidang seni lukis. Berusaha
untuk pelatihan lukis tersebut tetap berlanjut. Bahkan dengan
pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis yang telah dilakukan,
telah bermanfaat bagi salah seorang anak yang bernama Vikri Firdaus
untuk memutuskan sekolah tingkat atas yang kemudian dia memilih SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) Multimedia. Dengan bakat
menggambarnya yang kini bisa dilakukan dengan komputer. Dan dia juga
terkadang digunakan oleh pihak sekolahnya untuk mendesign suatu yang
sedang dibutuhkan oleh sekolahnya.
Dan pihak yayasan senang mengetahuinya, bahwa program yang
dilakukan kepada anak-anak dapat bermanfaat bukan hanya untuk anak-
anak itu sendiri tetapi juga lingkungan tempat anak-anak berkegiatan.
Bila dievaluasi secara keseluruhan mengenai pengembangan minat dan
bakat pada seni lukis. Beberapa hal diantaranya:
1. Dalam perencanaan, antara pihak yayasan dan pelatih lukis dapat
bersama membicarakan mengenai apa yang akan dilakukan pada
setiap pertemuan. Seperti materi atau metode yang akan diberikan
oleh pelatih lukis, pihak yayasan juga harus mengetahuinya.
2. Pada pelaksanaannya, agar bisa menemukan waktu yang rutin
terjadwal.
76
3. Untuk pihak yayasan, agar mempertimbangkan juga hal-hal yang
menurut pelatih perlu dilakukan. Agar pelaksanaan pengembangan
minat dan bakat pada seni lukis dapat terus mengalami peningkatan
pada masa mendatang. Sehingga anak-anak pun yang memiliki
minat atau bakat lukis menjadi lebih semangat. Termasuk yang
belum ikut serta di dalam program tersebut.
4. Pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan lukis juga sebaiknya
dilakukan oleh pihak yayasan. Sehingga pihak yayasan juga dapat
melihat langsung progres dari pelaksanaan kegiatan lukis anak-
anak bersama pelatihnya.
5. Dalam evaluasi setiap pertemuan/pelaksanaan kegiatan, juga dapat
dilakukan bersama dan diwaktu yang sama. Bukan hanya antara pelatih dan anak-
anak, tetapi juga dengan pihak yayasan. Terutama yang berperan besar dalam
program pengembangan minat dan bakat tersebut.
2. Pengembangan Minat dan Bakat dalam Seni Musik
a. Perencanaan
Berbeda dengan seni lukis/menggambar yang sudah terbiasa
dilakukan oleh anak-anak sebelum adanya kegiatan pengembangan minat
dan bakat. Untuk seni musik cenderung anak-anak mungkin tidak terbiasa.
Namun segala hal yang berhubungan dengan dunia musik, biasanya pasti
disukai. Baik itu dari segi lagu, bernyanyi, memainkan alat musik, dan
sebagainya. Dari usia anak-anak hingga usia tua pun memiliki ketertarikan
tersendiri dalam seni musik. Hal inilah yang kemudian mudah untuk bisa
memperkenalkan kepada anak-anak YSI cabang Jakarta, khususnya yang
77
berada di Wisma Cirendeu. Untuk bisa mengikuti kegiatan pengembangan
minat dan bakat dalam seni musik. Karena kebanyakan anak laki-laki juga
menyukai kegiatan bermusik, di samping kegiatan olahraga seperti
sepakbola atau futsal yang juga mendominasi kegiatan anak laki-laki. Baik
itu hanya sekedar menyukai permainannya dengan menonton, atau juga
memang suka bermain sepakbola/futsal. Sama halnya seperti anak-anak
yang mengikuti kegiatan pengembangan minat dan bakat tersebut.
Untuk kegiatan pengembangan minat dan bakat dalam seni musik,
terdapat 2 (dua) pengajar/pelatih yaitu bernama Dian Tegar Manggala atau
Kak Egar dan Aji Kurnia atau Kak Aji. Kak Egar adalah anak dari salah
satu staf/karyawan YSI cabang Jakarta. Yang pada saat akan diadakan
kegiatan pengembangan minat dan bakat dalam seni musik. Beliau
ditawarkan oleh Ayahnya untuk bisa mengajarkan anak-anak bermain
musik. Karena Kak Egar sendiri juga memiliki band musik bersama
dengan Kak Aji. Oleh karena itu, saat tawaran tersebut datang kepadanya.
Kemudian Kak Egar mengajak Kak Aji untuk turut serta. Dan Kak Aji pun
ikut serta untuk menjadi pengajar/pelatih musik bagi anak-anak YSI
cabang Jakarta khususnya anak-anak di Wisma Cirendeu.
Kak Egar adalah seorang guru muda di salah satu sekolah kejuruan
swasta di Jakarta. Sedangkan Kak Aji sendiri adalah masih seorang
mahasiswa dan baru menamatkan kuliahnya pada akhir tahun 2016. Baik
Kak Egar dan juga Kak Aji, memilik pendapat masing-masing mengenai
pengembangan minat dan bakat yang dilakukan oleh YSI cabang Jakarta.
Menurut Kak Egar:
78
“pengembangan minat dan bakat adalah upaya dilakukan untuk melihat potensi dari anak asuh mereka, apakah mampu mengimbangi bahkan melewati kemampuan anak-anak normal diusia mereka79.”
Sedangkan pengembangan minat dan bakat dalam seni musik
menurut Kak Aji, yaitu:
“pengembangan minat dan bakat di bidang seni musik ini merupakan salah satu dari beberapa pengembangan yang diajarkan di Yayasan Sayap Ibu itu sendiri. Dengan tujuan untuk melatih sinkronisasi otak dan tubuh anak dalam bermusik80.”
Sebelum melakukan kegiatan belajar musik, biasanya ada beberapa
hal yang dilakukan oleh para pengajar dan juga anak-anak. beberapa hal
tersebut disampaikan oleh Kak Aji:
“perencanaan pelatihan seni musik di Yayasan Sayap Ibu yaitu dengan cara memberikan materi lagu yang sesuai, baik itu melalui keginginan pengajar maupun keinginan anak-anak dalam pemilihan lagu. Kemudian pengajar memberikan pengarahan secara berulang kepada anak-anak, lalu memberikan kesempatan pada anak-anak untuk memainkan lagu tersebut dengan bimbingan dari pengajar. Sesekali juga dalam proses latihan ada selingan lagu selain materi yang diajarkan untuk menghindari kejenuhan anak-anak dalam belajar.”
Jadi maksud penyataan Kak Aji ialah sebelum latihan musik
dimulai, biasanya para pengajar dan anak-anak bermusyawarah bersama
untuk menentukan lagu yang akan dimainkan. Atau juga para pengajar
merekomendasikan lagu kepada anak-anak. Kemudian memberikan
kesempatan kepada anak-anak untuk memilih lagu yang ingin mereka
mainkan dan juga mencoba seberapa mampu mereka memainkan alat
musik masing-masing. Bahkan sebelum anak-anak mendapatkan alat
musik yang akan mereka mainkan. Sebelumnya para pelatih melakukan uji
coba bergiliran memainkan musik kepada setiap anak. Tujuannya untuk
79 Wawancara pribadi dengan Kak Egar. Jakarta, 16 Desember 2016 80 Wawancara pribadi dengan Kak Aji. Jakarta, 19 Desember 2016
79
mengetahui alat musik mana yang mampu dimainkan oleh masing-masing
anak. Tetapi para pelatih juga memberikan kesempatan kepada anak-anak
untuk bisa belajar memainkan alat musik lainnya. Tetapi fokus tetap pada
alat musik yang memang mereka dapat mainkan dengan baik81.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengembangan minat dan bakat
dalam seni musik lebih terjadwal. Karena jarak dan waktu yang mudah
antara anak-anak dan kedua pelatih. Walaupun terkadang tidak bisa
latihan, biasanya adalah karena kepentingan masing-masing pihak. Tetapi
lebih menyesuaikan dengan kondisi anak, misalnya seperti saat masa anak-
anak sedang ujian. Biasanya latihan tidak dilaksanakan, walaupun hanya
seminggu sekali dan dihari libur sekolah mereka yaitu hari Minggu.
Namun setelah masa ujian sekolah selesai, baru akan kembali latihan
seperti biasanya. Sedangkan untuk kedua pelatih, karena kedua pelatih
belum berumah tangga. Sehingga melatih anak-anak di hari libur kerja,
justru mengisi kekosongan waktu mereka dengan sesuatu yang manfaat.
Berikut adalah kegiatan pengembangan minat dan bakat dalam seni
musik yang dilakukan oleh anak-anak:
1. Waktu kegiatan latihan dilaksanakan setiap hari Minggu mulai
jam 09.00 pagi hingga jam 12.00 siang
2. Materi yang dipelajari biasanya dengan milih lagu sebanyak 1
(satu) atau 2 (dua) lagu dalam satu pertemuan. Lagu yang akan
akan dipelajari oleh anak-anak adalah lagu yang anak-anak
81 Wawancara pribadi dengan Kak Egar dan Kak Aji. Jakarta, 23 Oktober 2016
80
suka. Hal tersebut agar anak-anak lebih bersemangat dalam
belajar memainkan alat musiknya. Contoh lagu yang disukai
anak-anak yaitu lagu Ayah dari Rinto Harahap; lagu-lagu milik
band Peterpan atau yang kini menjadi Noah seperti semua
Tentang Kita, Topeng, Mimpi Yang Sempurna; serta beberapa
lagu Iwan Fals seperti Yang Terlupakan, Bento, dan Pesawat
Tempur.
3. Metode yang digunakan dalam latihan bermusik di antaranya
pengajar memberikan contoh materi lagu, kemudian anak-anak
diarahkan sesuai materi hingga mereka lancar (berulang-ulang)
atau learning by doing82.
c. Evaluasi
Untuk evaluasi yang dilakukan oleh para pelatih musik, biasanya
dilakukan setiap selesai latihan dan bila ada pertunjukkan di panggung.
Seperti melakukan pengulangan terhadap materi yang telah diajarkan baik
itu lagu baru ataupun yang sudah lama pernah diajarkan dengan tujuan
agar anak tidak lupa materi terdahulu83.
Sama halnya dengan pengembangan minat dan bakat pada seni lukis.
Beberapa hal yang dapat dievaluasi mengenai pengembangan minat dan bakat
pada seni musik, diantaranya:
1. Baik itu dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi mengenai
apa yang dilakukan anak-anak bersama para pelatihnya pada setiap
82Wawancara pribadi dengan Kak Egar dan Kak Aji. Jakarta, 16 Desember dan 19 Desember 2016 83 Wawancara pribadi dengan Kak Egar dan Kak Aji. Jakarta, 16 Desember dan 19 Desember 2016
81
pertemuan. Hendaknya antara pihak yayasan dan para pelatih dapat
bersama-sama melakukannya.
2. Keterlibatan secara langsung dan rutin oleh pihak yayasan yang
berperan besar dalam pengembangan minat dan bakat yang
dilakukan. Akan menjadi suatu penilaian tersendiri juga bagi pihak
yayasan. Seperti bagaimana materi atau metode yang dilakukan
pada setiap pelatihan, cara penyampaian oleh para pelatih,
kemudian bagaimana kondisi anak-anak dalam setiap pelatihan dan
kemajuan yang dapat terlihat.
D. Hambatan dan Tantangan dalam Proses Pengembangan Minat dan
Bakat pada Anak-anak Disabilitas
Dalam setiap hal yang dilakukan, pasti menemukan suatu hambatan serta
tantangan, dan hal tersebut tidak memilih hanya pada orang-orang tertentu saja.
Sekalipun kegiatan yang dilakukan oleh orang dengan fisik yang normal atau
mental yang stabil. Maka tentu kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh
anak-anak YSI cabang Cirendeu, khususnya mereka yang tinggal di Wisma
Cirendeu. Juga menemukan hambatan serta tantangan, baik itu dari para
pengajarnya dan juga anak-anaknya. Tetapi mungkin untuk anak-anak lebih
merasakan hambatan serta tantangan yang lebih. Karena fokus mereka ada pada 2
(dua) bidang seni yang dilakukan.
Memang pada kegiatan pengembangan minat dan bakat yang dilakukan
anak-anak, baik itu seni lukis dan juga seni musik. Tidak merata semua anak
tersebut memiliki tingkat minat dan bakat yang sama. Sehingga tentu tingkat
hambatan serta tantangan yang mereka rasakan pun berbeda. Sebagaimana para
82
pengajarnya pun pasti bisa merasakannya juga. Seperti ketika anak-anak ditanya
mengenai apa yang mereka ketahui mengenai kegiatan pengembangan minat dan
bakat dalam seni lukis dan seni musik yang mereka lakukan. Seorang anak
bernama Joni berpendapat:
“agar anak-anak mempunyai kegiatan-kegiatan jika ada hari yang bolong atau
libur.”
Kemudian ada juga M. Rizki Akbar yang berpendapat:
“agar anak-anak ada kegiatan positif untuk masa depannya84.”
Sedangkan untuk anak-anak yang lainnya, mereka lebih mengikuti
jawaban temannya yang sudah menjawab. Dan hal tersebut dapat dimaklumi,
karena melihat kondisi mereka. Yang terkadang sulit bisa diajak berkomunikasi
secara lancar dan jelas.
1. Hambatan dan Tantangan Dalam Proses Pengembangan Minat dan
Bakat Seni Lukis
Untuk pengembangan minat dan bakat pada seni lukis, hambatan
dan tantangan yang dirasakan oleh anak-anak seperti kendala dalam
menerima materi yang diberikan, sehingga dalam prakteknya pun
mengalami kendala. Bagi yang menyukai namun kurang berbakat, maka
kendala dalam membuat gambar lukisan tentu dirasakan. Namun karena
anak tersebut menyukainya, maka tetap dilakukannya. Walaupun hasilnya
memang tidak seperti mereka yang berbakat. Seperti yang dikatakan oleh
Jaya P. Nursafa , Vikri Firdaus A. dan M. Tegar Haikal:
“masih susah melukis yang bagus.”
84 Wawancara pribadi dengan anak-anak . Cirendeu, 17 Desember 2016
83
“waktu latihan masih kurang.”
“susah gambar rumah, lilin, ikan85.”
Memang setiap jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
kepada anak-anak. Rata-rata dijawab dengan jawaban yang singkat atau
pendek. Karena memang untuk berkomunikasi secara lancar dan jelas
dengan mereka, terkadang sulit. Sulit bagi peneliti untuk bisa
menyampaikan secara tepat kepada anak-anak dan juga sulit bagi anak-
anak memahami secara jelas maksud dari pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti. Namun peneliti bersyukur, walaupun hambatan demikian. Anak-
anak masih tetap bersedia memperhatikan dengan cara mereka sendiri dan
juga menjawab semampu mereka memahami pertanyaan yang diajukan
peneliti. Dan peneliti pun memaklumi keadaan yang ada tersebut.
Sedangkan bagi Ibu Esti sebagai pelatih lukis, hambatan dan
tantangan yang dirasakan yaitu sebagaimana yang beliau sampaikan
kepada peneliti:
“hambatan yang berarti tidak ada, kecuali bahwa waktu dan jarak tempuh yayasan yang lumayan jauh dari kediaman saya (dengan bis sekitar 1,5 jam). Kalau yang berkaitan dengan anak-anak, hambatannya adalah seperti perbedaan kapabilitas dan perkembangan mental yang kadang jauh antara satu anak dengan anak lainnya. Dan dengan dicampurnya anak berkebutuhan khusus dengan yang tidak, sehingga kurang kondusif bagi anak yang tidak berkebutuhan khusus86.”
Untuk kegiatan melukis memang diikuti oleh semua anak-anak YSI
cabang Jakarta, kecuali usia batita dan balita. Namun untuk fokus pada
kegiatan pengembangan minat dan bakat seni lukis dan seni musik yaitu
pada anak-anak yang tinggal di Wisma Cirendeu. Mereka adalah anak-
85 Wawancara pribadi dengan anak-anak . Cirendeu, 17 Desember 2016 86 Wawancara pribadi dengan Ibu Esti. Jakarta, 16 Desember 2016
84
anak yang memiliki keistimewaan fisik serta mental seperti bibir sumbing,
tunarungu, tunawicara, kondisi mata yang tertutup sebelah, hiperaktif, IQ
rendah atau dibawa rata-rata.
2. Hambatan Dan Tantangan Dalam Proses Pengembangan Minat
Dan Bakat Pada Bidang Seni Musik
Dalam pelatihan musik mungkin hambatan dan tantangan lebih
besar dirasakan oleh anak-anak. Karena gerakan yang mereka lakukan juga
lebih banyak dan berbeda-beda sesuai dengan alat musik yang dimainkan.
Kemudian mereka juga harus bisa saling menyelaraskan permainan alat
musik mereka. Agar tercipta nada yang sesuai dengan lagu yang
diinginkan.
Hambatan yang dirasakan oleh masing-masing pelatih seperti yang
dikatakan Kak Egar:
“karena anaknya luar biasa, jadi kita (para pelatih) perlakukannya harus luar biasa juga87.”
Dan juga Kak Aji menyampaikan hambatan yang dirasakan:
“hambatannya yaitu beberapa anak terkadang agak sulit dalam memahami dan mengingat materi yang diberikan sehingga perlu pengulangan terhadap materi tersebut88.”
Kendala lain yang pernah dialami saat anak-anak pernah tampil di
panggung yaitu para pelatih harus siap dibelakang panggung, namun
jaraknya berdekatan dengan anak-anak saat tampil. Tujuannya untuk
mengingatkan anak-anak bila ada bagian yang terlupa saat memainkan
87 Wawancara pribadi dengan Kak Egar. Jakarta, 16 Desember 2016 88 Wawancara pribadi dengan Kak Aji. Jakarta, 19 Desember 2016
85
musik. Atau terkadang para pelatih berbagi tugas, salah satu berada di area
depan panggung. Untuk memberi instruksi atau kode, yang tujuannya juga
mengingatkan anak bila ada bagian yang terlupa. Kode tersebut biasanya
berupa isyarat tangan. Dan ada juga yang kemudian salah satu pelatih ikut
tampil bersama anak-anak, untuk menggantikan posisi anak yang masih
belum bisa menampilkan permainan musik yang sesuai dengan lagu yang
dibawakan89.
Sedangkan untuk anak-anak, hambatan yang dirasakan dalam
belajar seni musik, seperti yang dikatakan oleh Joni, M. Rizki Akbar, serta
Elang Mulia:
“lumayan susah bernyanyi, menghafal teks atau lagu.”
“tidak dapat mengikutinya dan sulit menghafalnya.”
“susah memainkan lagu seperti lagu Ayah90.”
Sebenarnya semua anak mengalami hambatannya masing-masing.
Namun paling tidak mereka bertiga telah mewakili jawaban dari teman-
teman lainnya. Tetapi walaupun hambatan dalam belajar musik lebih
terasa, mereka masih tetap semangat setiap hari Minggu untuk melakukan
latihan bermusik.
89 Wawancara pribadi dengan Kak Egar dan Kak Aji. Jakarta, 23 Oktober 2016 90 Wawancara pribadi dengan anak-anak. Cirendeu, 17 Desember 2016
86
E. Hasil Analisis Penelitian Pengembangan Minat dan Bakat pada Seni
Lukis dan Seni Musik
Sejauh ini hasil yang sudah dicapai oleh anak-anak dari pengembangan
minat dan bakat dalam seni lukis dan seni musik yang mereka lakukan. Juga
dirasakan oleh pihak YSI cabang Jakarta seperti Pak Sudarno yang
menyampaikan penilaiannya:
“beberapa hal yang dirasakan oleh anak-anak di antaranya, mereka menjadi bangga pada diri mereka karena memiliki keterampilan yang diakui. Sehingga mereka juga merasa dihargai dengan keterampilan yang mereka miliki dan dapat ditampilkan, lebih percaya diri karena sudah pernah merasakan menampilkan hasil karya mereka. di sekolah pun terkadang dipakai untuk kegiatan-kegiatan tertentu yang sesuai dengan bidang yang dikuasai. Waktu luang mereka terisi dengan kegiatan positif. Berharap bisa menjadi jalan alternatif kelak nanti sudah menyelesaikan pendidikan sekolah. serta pendapat dari Kak Seto saat melihat hasil karya lukis dan penampilan musik anak-anak pada perayaan HUT Yayasan Sayap Ibu yang ke 60 tahun di Taman Ismail Marzuki, mengatakan bahwa hasil karya lukis dan penampilan musik anak-anak sungguh luar biasa dan mengapresiasi91.”
Ibu Esti, Kak Egar dan juga Kak Aji pun merasakan hasil pencapaian
terjadi pada anak-anak didik mereka. Ibu Esti berkata:
“selama menemani anak-anak menggambar dan melukis di YSI saya melihat beberapa anak memiliki potensi yang cukup baik yang bisa terus berkembang. Hal tersebut berdasarkan pengamatan saya atas sikap dan keseriusan anak-anak tersebut dalam berkegiatan, dan atas peningkatan yang tampak dalam perkembangan karya mereka dari waktu ke waktu. Saya melihat hal ini sebagai hal yang positif, bukan karena berharap suatu ketika mereka akan menjalani bidang seni sebagai profesi. Meskipun hal tersebut dimungkinkan dan bagus sejauh itu disukai oleh mereka. kegiatan seni yang dikembangkan akan dapat meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan berkomunikasi, dan mengekspresikan diri, lebih menghargai keindahan, dan memupuk motivasi untuk meningkatkan kemampuan.”
91 Wawancara pribadi dengan Pak Sudarno. Jakarta, 13 Desember 2016
87
Ibu Esti juga menyampaikan saran atau masukan untuk pihak YSI cabang
Jakarta:
“selain itu saya mempunyai saran yang mungkin dapat diterapkan oleh yayasan agar minat dan bakat seni lukis anak dapat berkembang. 1.untuk anak-anak yang sudah diketahui memiliki minat dalam seni lukis, sebaiknya memiliki alat-alat pribadi yang dapat mereka gunakan kapanpun mereka mau berekspresi. 2.beri ruang dan kebebasan mereka untuk berekspresi. Selain disediakan waktu untuk berkarya, juga alangkah baiknya disediakan ruangan khusus untuk melukis yang tidak akan mengganggu atau diganggu oleh anak-anak lain, dan tidak menjadi masalah bila menyebabkan kotor (kena debu, kena dinding, dsb). 3.beri semacam reward atau hadiah bila mereka berkarya dan karyanya serius dan tuntas maksudnya bukan “bagus” dalam kacamata kita. 4.ajak melihat pameran-pameran lukisan/seni rupa sehingga wawasan dan kepekaan mereka bertambah dan dapat merangsang minat dan kreatifitasnya. 5.jangan mengkritik, tetapi diskusikan karya mereka dengan menekankan pada hal-hal seperti; ide karya tersebut, cara mereka menggambar/melukis, dsb. Jauhi kritikan karena bisa membuat anak mogok berkarya92.”
Sedangkan untuk Kak Egar dan Kak Aji, masing-masing penilaian dari
hasil pencapaian anak-anak. Kak Egar dan Kak Aji berkata:
“hasilnya lumayan bagus untuk anak-anak seperti mereka. malah melebihi harapan93.”
“hasil pengembangan yaitu anak-anak menjadi lebih mengerti tentang seni musik dan mau belajar sendiri walaupun tanpa diarahkan oleh pengajar, sehingga dalam proses pembelajaran menjadi tidak terlalu sulit94.”
Anak-anak juga menyampaikan kata-kata singkatnya mengenai hasil
pencapaian yang telah mereka rasakan, seperti yang dikatakan oleh Jaya, Oki,
Akbar dan Joni:
“senang bisa diliat orang lain dan dibanggakan. Seneng bisa mengikuti di acara dan di luar acara.”
“seneng bisa tau campuran warna. Seneng bisa main alat musik.”
“seneng bisa belajar melukis, sama seneng bisa belajar atau main musik.”
“lumayan bisa mengikuti cara melukis. Lumayan bisa mengikuti cara menghafal teks atau lagu95.”
92 Wawancara pribadi dengan Ibu Esti. Jakarta, 16 Desember 2016 93 Wawancara pribadi dengan Kak Egar. Jakarta, 16 Desember 2016 94 Wawancara pribadi dengan Kak Aji. Jakarta, 19 Desember 2016
88
Sedangkan dari peneliti sendiri, setelah sekitar 5 (lima) bulan melakukan
penelitian dengan berbagai informasi yang didapat di lapangan. Baik itu dari hasil
wawancara, dokumentasi dan observasi. Maka hasil dari analisa peneliti di
antaranya yaitu:
a. Pengembangan minat dan bakat yang dilakukan YSI cabang
Jakarta merupakan salah satu program yang bagus. Karena
pengembangan itu sendiri dalam berbagai aspek, semuanya selalu
menuju kepada proses perubahan menuju ke arah yang lebih
positif.
b. Dalam diri setiap anak pasti terdapat minat dan bakat dalam diri
mereka, begitupula pada anak-anak penyandang disabilitas di YSI
cabang Jakarta. Maka dengan adanya pengembangan minat dan
bakat, hal tersebut sesuai dengan Teori tentang Dorongan, yaitu
kreatifitas dapat terwujud dengan adanya dorongan baik itu dari
individu maupun lingkungan, agar tepat dalam
mengekpresikannya. Jadi pengembangan tersebut merupakan salah
satu proses agar anak-anak dapat mengekpresikan minat dan bakat
mereka.
c. Dengan hasil karya lukis dan permainan musik di atas panggung
yang ditampilkan oleh anak-anak YSI cabang Jakarta.
Menunjukkan bahwa anak-anak tersebut juga mampu
menyalurkan minat dan bakat dengan hasil pencapaian yang luar
95 Wawancara pribadi dengan anak-anak. Cirendeu, 17 Desember 2016
89
biasa. Hal tersebut merupakan keterbukaan terhadap pengalaman
baru. Sebagaimana dalam teori tentang Pembentukan Pribadi yang
Kreatif. Oleh Carl Rogers, bahwa tiga kondisi dari pribadi yang
kreatif salah satunya adalah keterbukaan terhadap pengalaman.
Sedangkan bagi mereka yang menyandang ketunaan, termasuk
anak-anak. Cenderung menutup diri karena marasa mempunyai
banyak kekurangan.
d. Minat yang bisa bersifat sementara dan bakat yang dapat
berkurang atau hilang dari diri seseorang apabila tidak diasah atau
dikembangkan dengan pelatihan atau digunakan terus-menerus.
Maka dengan adanya program pengembangan minat dan bakat
pada anak-anak penyandang disabilitas di YSI cabang Jakarta.
Menjadi wadah bagi anak-anak untuk bisa terus memupuk apa
yang menjadi minat dan bakat mereka, yang sekarang ini mungkin
baru bisa terealisasi dalam seni lukis dan seni musik.
e. Hasil berupa lukisan dan penampilan musik di panggung. Adalah
suatu bentuk hasil yang baik yang telah anak-anak lakukan dari
kegiatan pengembangan minat dan bakat yang telah mereka
lakukan. Tentu pihak yayasan sudah melakukan/memperhatikan
hal-hal yang dapat mempengaruhi terlaksananya kegiatan
pengembangan minat dan bakat seperti tidak memaksakan bakat
anak, tidak menghukum atau mempermalukan anak apabila belum
ada kemajuan dari hasil pelatihan, tidak membanding-bandingkan
kemampuan anak yang satu dengan yang lainnya, tidak
90
menggunakan ancaman atau kekerasan, memberi anak kebebasan
untuk mengekspresikan diri melalui seni lukis dan seni musik,
memberi pujian atau reward atas hasil yang sudah dicapai anak,
berusaha mengerti/memahami dan mendukung kondisi anak, dan
sebagainya. Walaupun tentu ada masa sulit baik bagi anak-anak,
para pelatih dan pihak yayasan dalam melakukan kegiatan
pengembangan minat dan bakat. Namun dengan hasil yang sudah
terlihat nyata pada anak-anak. Maka segala kesulitan/hambatan
pasti dapat dihadapi dengan baik dan bersama-sama.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Jakarta
yang berada di jalan Barito II no. 55 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Wisma Cirendeu, di jalan Cirendeu, Ciputat.
2. Penelitian yang dilakukan ialah mengenai program kegiatan
pengembangan minat dan bakat pada seni lukis dan seni musik.
3. Pengembangan minat dan bakat yang dilakukan adalah untuk anak-
anak asuh di YSI cabang Jakarta yang mayoritas adalah anak-anak
penyandang disabilitas. Dan anak-anak tersebut merupakan anak-anak
dari kasus penelantaran oleh orangtua atau keluarganya.
4. Pengembangan minat dan bakat yang dilakukan adalah pada bidang
seni lukis dan seni musik. Karena bidang seni tersebut yang saat ini
sesuai dengan minat dan bakat anak-anak. Dan karena manfaat dari
kedua seni tersebut untuk anak-anak penyandang disabilitas seperti
mereka. yaitu misalnya untuk sinkronisasi otak dan tubuh.
5. Tujuan dari pengembangan minat dan bakat tersebut di antaranya agar
anak-anak lebih bisa mengeksplorasi potensi yang mereka miliki pada
kedua bidang tersebut, agar anak-anak lebih percaya diri dengan minat
dan bakat yang mereka miliki dengan dimulai dari seni lukis dan seni
musik, serta bisa menjadi “alternatif” untuk mereka saat nanti sudah
menyelesaikan pendidikan sekolahnya.
92
6. Anak-anak yang fokus mengikuti kegiatan pengembangan minat dan
bakat pada seni lukis dan seni musik adalah anak-anak YSI cabang
Jakarta yang tinggal di Wisma Cirendeu, mereka adalah Joni, M. Rizki
Akbar, Jaya P. Nursafa, Mardi, Oki Pradipta, Vikri Firdaus A., Elang
Mulya, dan M. Tegar Haikal.
7. Hasil karya anak-anak yang sudah pernah ditampilkan berupa lukisan
dan penampilan bermusik di panggung pada HUT Yayasan Sayap Ibu.
Yang juga pernah ditampilkan di Taman Ismail Marzuki.
8. Dengan adanya pengembangan minat dan bakat, membuat anak-anak
menjadi lebih percaya diri dan merasa bangga karena hasil karya
mereka dapat dilihat dan diakui oleh masyarakat.
B. Saran
1. Untuk pihak Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Jakarta agar lebih lagi
dan tetap mempertahankan program pengembangan minat dan bakat
yang telah dilaksanakan.
2. Hasil karya anak-anak agar bisa lebih dipublikasikan (tidak terbatas
pada saat-saat tertentu saja). Agar semakin banyak orang yang
mengetahui bakat anak-anak YSI cabang Jakarta. Seperti
diikutsertakan dalam perlombaan atau pentas seni.
3. Semoga kedepannya program-program pemberdayaan yang dilakukan
oleh Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, baik yang ditujukan pada
anak-anak dan atau masyarakat umum dapat berjalan terus, menjadi
lebih baik dan manfaat bagi anak-anak asuhnya dan juga masyarakat
umum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Referensi Buku
Chaplin. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Grasindo, 1999.
Dani. Anakku Hebat! Kiat-Kiat Jitu Memaksimalkan Potensi Anak Sejak Dini. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2010.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
Eales, Connie M.. Perilaku Anak Usia Dini. Yogyakarta: Kanisius, 2003.
Hayadin. Peta Masa Depanku. Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Sosial, 2005.
Irawan, Elly. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Universitas Terbuka. 1995.
Ismail, Imaduddin. Pengembangan Kemampuan Belajar Pada Anak-Anak. Jakarta: Bulan Bintang, 1980.
K, Fudyartanta. Test Bakat Dan Perskalaan Kecerdasaan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010. Katalog/brosur Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
Kusmayadi, Ismail. Membongkar Kecerdasan Anak (Mendeteksi Bakat, Dan Potensi Anak Sejak Dini). Jakarta: Gudang Ilmu, 2011.
Lwin, May. Dkk. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan (How
To Multiply Your Child’s Intelligence). Yogyakarta: Indeks, 2008. Meliala, Andyda. Anak Ajaib: Temukan Dan Kembangkan Keajaiban Anak Anda
Melalui Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Andi, 2004. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,
2007.
Muhammad, Jamila K.A.. Special Education For Special Children (Panduan Pendidikan Khusus Anak-Anak Dengan Ketunaan Dan Learning Disabilities). Jakarta: Hikmah, 2007.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Munandir. Program Bimbingan Karir Di Sekolah. Jakarta: Depdikbud, 1996.
Poerbakawatja, Soegarda. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Rajawali, 1989.
Ruben, Brent D Dan Stewart, Lea P. Komunikasi Dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2014.
Salahudin, Anas Dan Alkrienciehie, Irwanto. Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agama Dan Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Setia, 2013.
Santrock, John W.. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, 2007.
Satiadarma, Monty P. Satiadarma Dan Zahra, Roswiyani P.. Cerdas Dengan Musik. Jakarta: Puspa Swara, 2004.
Sedarmayanti Dan Hidayat, Syarifudin. Metodologi Penelitian. Bandung: Cv.
Mandar Maju, 2011.
Semiawan, Conny R.. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo, 1997.
Slameto. Belajar Dan Faktor Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran Egc, 1995.
Somantri, T. Sutjihati. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Pt. Refika Aditama, 2006.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012.
Sunarto Dan Hartono, B. Agung. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Surya, H. Kiat Mengajak Anak Belajar Dan Berprestasi. Jakarta: Gramedia,
2003. Suyanto, Bagong. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Tim Pustaka Familia. Warna-Warni Kecerdasan Anak Dan Pendampingannya. Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Walgito, Bimo. Teori-Teori Psikologi Sosial. Yogyakarta: Cv. Andi Offset, 2011.
Wartono, Teguh. dkk. Pengantar Pendidikan Seni Musik. Yogyakarta: Kanisius, 1984.
Witherington, H.C. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
2. Sumber Internet
“Definisi pengembangan,” artikel diakses pada 10 November 2016 dari http://www.artikata.com/arti-367883-pengembangan.html
“Jenis-jenis Disabilitas,” artikel diakses pada 28 November 2016 dari
http://bisamandiri.com/blog/2015/01/macam-macam-disabilitas-atau-gangguan-fungsi/
“Sejarah Yayasan Sayap Ibu.” artikel diakses pada 08 November 2016 dari
http://sayapibujakarta.org/sejarah/ “Struktur Kepengurusan.” artikel diakses pada 08 November 2016 dari
http://sayapibujakarta.org/susunan-pengurus/ “Visi dan Misi.” artikel diakses pada 08 November 2016 dari
http://sayapibujakarta.org/visi-misi/ Utaryo, Ciptaningsih. “sejarah singkat Yayasan Sayap Ibu,” artikel diakses pada
08 November 2016 dari http://www.yayasansayapibu.org/indonesian/sejarah-2/
3. Sumber Wawancara
Wawancara Pribadi dengan Pak Sudarno, Jakarta 02 September 2016
Wawancara Pribadi dengan Pak Sudarno, Jakarta 21 September 2016
Wawancara Pribadi dengan Pelatih Musik (Kak Egar dan Kak Aji) dan Anak-anak Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, Ciputat 23 Oktober 2016
Wawancara Pribadi dengan Pak Sudarno, Jakarta 03 Nopember 2016
Wawancara Pribadi dengan Pak Sudarno, Jakarta 13 Desember 2016
Wawancara Pribadi dengan Ibu Esti, Jakarta 16 Desember 2016
Wawancara Pribadi dengan Kak Egar, Jakarta 16 Desember 2016
Wawancara Pribadi dengan Anak-anak Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, Ciputat 17 Desember 2016
Wawancara Pribadi dengan Kak Aji, Jakarta 19 Desember 2016
Wawancara Pribadi dengan Ibu Esti, Jakarta 18 Januari 2017
Wawancara Pribadi dengan Kak Egar dan Kak Aji, Jakarta 18 Januari 2017
Wawancara Pribadi dengan Ibu Esti, Jakarta 20 Januari 2017
Wawancara Pribadi dengan Bapak Sudarno, Jakarta 22 Maret 2017
Pedoman Pertanyaan Wawancara
Nama :
Pekerjaan :
No. Kontak :
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan yang dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Jakarta kepada anak-anak disabilitas yang diasuh?
2. Apa tujuan dari pengembangan minat dan bakat yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta?
3. Apa yang melatar belakangi Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta melakukan pengembangan minat dan bakat?
4. Bagaimana strategi mengembangkan minat dan bakat dalam bidang seni lukis yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta?
5. Bagaimana strategi mengembangkan minat dan bakat dalam bidang seni musik yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta?
6. Tahapan dalam pengembangan minat dan bakat: - Bagaimana proses perencanaan dalam pengembangan minat
dan bakat yang dilakukan?
- Bagaimana tahapan proses pelaksanaan dalam pengembangan minat dan bakat yang meliputi durasi waktu pelaksanaan (jadwal pelaksanaan), metode yang digunakan dalam proses pelaksanaan/latihan, dan bahan / materi pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan minat dan bakat?
- Bagaimana proses evaluasi dari pengembangan minat dan bakat yang telah dilakukan?
7. Apa saja hambatan dan tantangan selama melakukan pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan seni musik pada anak-anak penyandang disabilitas?
8. Sejauh ini, bagaimana hasil dari pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan seni musik pada anak-anak penyandang disabilitas yang telah dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta?
Pedoman Wawancara untuk Anak-anak
Nama :
Usia :
Kelas/Sekolah :
Pertanyaan
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan minat dan bakat yang
dilakukan Yayasan Sayap Ibu (YSI) cabang Jakarta untuk kamu dan
teman-teman?
2. Apa yang kamu ketahui dari proses pengembangan minat dan bakat yang
dilakukan YSI cabang Jakarta untuk kamu dan teman-teman?
3. Bagaimana kamu dan teman-teman dapat ikut dalam pengembangan minat
dan bakat?
4. Durasi waktu latihan untuk seni lukis?
5. Durasi waktu latihan untuk seni musik?
6. Materi apa yang pernah dipelajari dalam latihan seni lukis?
7. Materi apa yang biasa dipelajari dalam latihan musik?
8. Bidang apa yang kamu minati/sukai?
9. Menurut kamu, apa bakat yang kamu miliki?
10. Menurut kamu, bidang apa yang sesuai dengan bakat kamu?
11. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti
pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis?
12. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti
pengembangan minat dan bakat dalam seni musik?
13. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti
kegiatan pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis?
14. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti
proses pengembangan minat dan bakat dalam seni musik?
Pedoman Wawancara untuk Pelatih Lukis
Nama :
Pekerjaan :
No. Kontak :
Pertanyaan
1. Apa yang Anda ketahui mengenai pengembangan minat dan bakat yang dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Jakarta untuk anak-anak yang ada di yayasan tersebut?
2. Bagaimana proses/tahapan perencanaan dari pelatihan pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis yang Anda lakukan kepada Anak-anak di Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta?
3. Bagaimana proses/tahapan pelaksanaan dari pelatihan pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis, yang meliputi: - Durasi waktu latihan? - Metode/cara yang digunakan dalam latihan? - Materi/bahan pembelajaran yang diterapkan dalam latihan?
4. Bagaimana proses/tahapan evaluasi dari pelatihan pengembangan minat
dan bakat dalam seni lukis yang Anda lakukan?
5. Bagaimana strategi mengembangkan minat dan bakat dalam bidang seni lukis pada anak-anak?
6. Hambatan dan tantangan selama melatih lukis anak-anak di Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta?
7. Menurut Anda, bagaimana hasil dari pelatihan pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis yang sudah Anda lakukan kepada anak-anak Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta?
Pedoman Wawancara untuk Pelatih Musik
Nama :
Pekerjaan :
No. Kontak :
Pertanyaan
8. Apa yang Anda ketahui mengenai pengembangan minat dan bakat yang dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Jakarta untuk anak-anak yang ada di yayasan tersebut?
9. Bagaimana proses/tahapan perencanaan dari pelatihan pengembangan minat dan bakat dalam seni musik yang Anda lakukan kepada anak-anak di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
10. Bagaimana proses/tahapan pelaksanaan dari pelatihan pengembangan minat dan bakat dalam seni musik, yang meliputi: - Durasi waktu latihan? - Metode/cara yang digunakan dalam latihan? - Materi/bahan pembelajaran yang diterapkan dalam latihan?
11. Bagaimana proses/tahapan evaluasi dari pelatihan pengembangan minat
dan bakat dalam seni musik yang telah dilakukan?
12. Bagaimana strategi mengembangkan minat dan bakat dalam bidang seni musik pada anak-anak?
13. Hambatan dan tantangan selama melatih musik anak-anak di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
14. Menurut Anda, bagaimana hasil dari pelatihan pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik yang sudah Anda lakukan kepada anak-anak Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
Transkip Hasil Wawancara
Nama : Sudarno SPd.
Pekerjaan : Kepala Tumbuh Kembang Anak
No. Kontak : 081380126762
Pertanyaan
9. Apa yang dimaksud dengan pengembangan, yang dilakukan oleh Yayasan
Sayap Ibu (YSI) Cabang Jakarta kepada anak-anak disabilitas yang
diasuh?
Jawab: Pengembangan adalah proses melihat potensi anak, agar bisa
menjadi keterampilan dalam hidupnya. Di mana pengembangan yang
dilakukan adalah melalui observasi mengenai minat dan bakat anak.
10. Apa tujuan dari pengembangan minat dan bakat dilakukan Yayasan Sayap
Ibu cabang Jakarta?
Jawab: Tujuannya agar anak-anak lebih bereksplorasi sesuai potensi
masing-masing, selain dalam hal akademik. Dan juga sebagai alternatif
saat nanti mereka telah lulus sekolah menengah atas/sederajat. Mereka
memiliki kemampuan/keterampilan sebagai bekal hidup mereka nanti.
11. Apa yang melatar belakangi Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta
melakukan pengembangan minat dan bakat?
Jawab: Latar belakangnya mulai dari cerita guru di sekolah masing-masing anak, mengenai kelebihan anak-anak dalam pembelajaran selain akademik. Kemudian dari hal tersebut pihak Yayasan berusaha untuk mengembangkannya agar kemampuan mereka tidak hanya terbatas dibangku sekolah saja. Maka dilakukanlah pengembangan minat dan bakat yang terfokus saat itu pada melukis, musik dan olahraga. Namun untuk olahraga tidak dilakukan pelatihan lebih. Hanya untuk menjaga kebugaran mereka saja.
12. Bagaimana strategi mengembangkan minat dan bakat dalam bidang seni
lukis?
Jawab: Beberapa hal yang dilakukan di antaranya: amati anak, mencari
profesional untuk pelatihan, memberikan fasilitas untuk latihan, membuat
jadwal dan memberikan wadah untuk tampil. Ini berlaku untuk bidang seni
lukis dan seni musik.
13. Bagaimana strategi mengembangkan minat dan bakat dalam bidang seni
musik?
Jawab: hal serupa seperti strategi pada seni lukis
14. Tahapan dalam pengembangan minat dan bakat:
- Bagaimana proses perencanaan dalam pengembangan minat
dan bakat yang dilakukan?
Jawab: berasal dari info guru di sekolah, kemudian mendata
anak, melakukan pertimbangan (pelatihan tidak boleh
menggangu waktu sekolah/hal akademik), memberikan fasilitas
berupa peralatan dan perlengkapan yang dbituhkan serta pelatih
yang sesuai dengan bidang, membuat jadwal latihan,
pelaksanaan pelatihan secara rutin.
- Bagaimana tahapan proses pelaksanaan dalam pengembangan
minat dan bakat yang meliputi durasi waktu pelaksanaan
(jadwal pelaksanaan), metode yang digunakan dalam proses
pelaksanaan/latihan, dan bahan / materi pembelajaran yang
digunakan dalam pengembangan minat dan bakat?
Jawab: durasi waktu latihan biasa dilakukan selama 2 jam,
metode yang dilakukan yaitu menyederhanakan materi dengan
keseuaian kemampuan anak, dan bahan/materinya adalah
berupa teori terlebih dahulu kemudian disesuaian dengan
kemampuan anak dengan pengamatan dari pelatih.
- Bagaimana proses evaluasi dari pengembangan minat dan bakat
yang telah dilakukan?
Jawab: setelah beberapa kali latihan, kemudian dilakukan
evaluasi seperti untuk seni lukis, anak sudah dapat
menghasilkan berapa karya lukis yang lebih baik dari sebelum
pelatihan. Sedangkan untuk musik, dalam beberapa latihan
sudah menguasai berapa lagu, saat penampilan di panggung
sudah dapat menampilkan berapa lagu, dan mandiri dalam
penampilan di panggung (pelatih hanya mendampingi atau
tidak ikut serta bermain musik saat penampilan).
15. Apa saja hambatan dan tantangan selama melakukan pengembangan minat
dan bakat dalam bidang seni melukis dan seni musik pada anak-anak
disabilitas?
Jawab: yaitu menyesuaikan waktu atau jadwal latihan dengan waktu
sekolah, kesesuaian waktu anak-anak dengan pelatih, kemampuan yang
tidak merata karena jenis disabilitas yang berbeda-beda.
16. Sejauh ini, bagaimana hasil dari pengembangan minat dan bakat dalam
seni lukis dan seni musik pada anak-anak penyandang disabilitas yang
dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
Jawab: beberapa hal yang dirasakan oleh anak-anak di antaranya, mereka menjadi bangga pada diri mereka karena memiliki ketrampilan yang diakui sehingga mereka juga merasa dihargai dengan ketrampilan yang mereka miliki dan dapat ditampilkan, lebih percaya diri karena sudah pernah merasakan menampilkan hasil karya mereka, di sekolah pun terkadang dipakai untuk kegiatan-kegiatan tertentu yang sesuai dengan bidang yang dikuasai, waktu luang mereka terisi dengan kegiatan yang positif, berharap bisa menjadi jalan alternatif kelak nanti sudah menyelesaikan pendidikan sekolah. Serta pendapat dari Kak Seto saat melihat hasil karya lukis dan penampilan musik anak-anak pada perayaan HUT Yayasan Sayap Ibu yang ke 60 di Taman Ismail Marzuki, mengatakan bahwa hasil karya lukis dan penampilan musik anak-anak sungguh luar biasa dan mengapresiasi.
Lembar Pertanyaan Penelitian
Nama : M. Rizki Akbar
Usia : 14 Tahun
Kelas/Sekolah : 2/SMPN 240
Pertanyaan
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan seni musik yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
2. Apa yang kamu ketahui tentang proses perencanaan dari pengembangan minat dan bakat yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: agar anak-anak ada kegiatan positif untuk masa depannya
3. Bagaimana kamu dan teman-teman dapat ikut dalam pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan seni musik? Jawab: karna anak-anak ingin tahu bagaimana cara melukis dan bermain seni musik (langsung ikut saja)
4. Durasi waktu latihan untuk seni lukis? Jawab: 2 jam
5. Durasi waktu latihan untuk seni musik? Jawab: 2 jam
6. Materi apa yang pernah digunakan dalam latihan seni lukis? Jawab: fokus dapat mengikuti alam sekitar dan mengingatnya, menggambar sketsa
7. Materi apa yang biasa digunakan dalam latihan musik? Jawab: mengikuti, menghafal
8. Bidang apa yang kamu minati/sukai? Jawab: sepakbola, futsal
9. Menurut kamu, apa bakat yang kamu miliki? Jawab: bermain bola dan senam lantai
10. Menurut kamu, bidang apa yang sesuai dengan bakat kamu? Jawab: bola/futsal
11. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti
pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: susah untuk menggambar pemandangan alam, manusia, dll
12. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: tidak dapat mengikutinya dan sulit menghafalnya
13. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: senang bisa belajar melukis
14. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: senang bisa belajar/bermain musik
Lembar Pertanyaan Penelitian
Nama : Jaya
Usia : 16 tahun
Kelas/Sekolah : 2/SMPN 240
Pertanyaan
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan seni musik yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: karena bisa untuk kedewasaan, bisa mengurus sendiri
2. Apa yang kamu ketahui tentang proses perencanaan dari pengembangan minat dan bakat yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: untuk bisa disenangi orang lain
3. Bagaimana kamu dan teman-teman dapat ikut dalam pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan seni musik? Jawab: senang dan bahagia
4. Durasi waktu latihan untuk seni lukis? Jawab: 2 jam
5. Durasi waktu latihan untuk seni musik? Jawab: 2 jam
6. Materi apa yang pernah digunakan dalam latihan seni lukis? Jawab: cara melukis
7. Materi apa yang biasa digunakan dalam latihan musik? Jawab: cara bermain musik
8. Bidang apa yang kamu minati/sukai? Jawab: melukis
9. Menurut kamu, apa bakat yang kamu miliki? Jawab: melukis dan musik
10. Menurut kamu, bidang apa yang sesuai dengan bakat kamu? Jawab: melukis
11. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: masih susah melukis yang bagus
12. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: susah bermain bass
13. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: bisa diliat orang lain dan dibanggakan
14. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: bisa mengikuti di acara dan di luar acara
Lembar Pertanyaan Penelitian
Nama : Joni
Usia : 15 Tahun
Kelas/Sekolah : 2 SMP / SMPN 240`
Pertanyaan
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan seni musik yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
2. Apa yang kamu ketahui tentang proses perencanaan dari pengembangan minat dan bakat yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: agar anak-anak mempunyai kegiatan-kegiatan jika ada hari yang bolong/libur
3. Bagaimana kamu dan teman-teman dapat ikut dalam pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan seni musik? Jawab: karna anak-anak ingin tahu gimana sih cara main musik dan cara melukis yang benar (waktu ada HUT Yayasan Sayap Ibu didatangkan pelatih lukis. Ada sumbangan perlengkapan drum, kemudian latihan musik. Langsung ikut saja)
4. Durasi waktu latihan untuk seni lukis? Jawab: 2 jam
5. Durasi waktu latihan untuk seni musik? Jawab: 2 jam
6. Materi apa yang pernah digunakan dalam latihan seni lukis? Jawab: menggambar sketsa
7. Materi apa yang biasa digunakan dalam latihan musik? Jawab: menghafal teks
8. Bidang apa yang kamu minati/sukai? Jawab: musik
9. Menurut kamu, apa bakat yang kamu miliki? Jawab: bermain musik dan bermain bola
10. Menurut kamu, bidang apa yang sesuai dengan bakat kamu?
Jawab: musik dan sepak bola
11. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: lumayan susah melukis
12. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: lumayan susah bernyanyi/menghafal teks/lagu
13. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: lumayan bisa mengikuti cara melukis
14. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: lumayan bisa mengikuti cara menghafal teks/lagu
Lembar Pertanyaan Penelitian
Nama : Mardi
Usia : 9 tahun
Kelas/Sekolah : 2/MI. Al-Hidayah
Pertanyaan
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan seni musik yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
2. Apa yang kamu ketahui tentang proses perencanaan dari pengembangan minat dan bakat yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
3. Bagaimana kamu dan teman-teman dapat ikut dalam pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan seni musik? Jawab: langsung ikut saja
4. Durasi waktu latihan untuk seni lukis? Jawab: 2 jam
5. Durasi waktu latihan untuk seni musik? Jawab: 2 jam
6. Materi apa yang pernah digunakan dalam latihan seni lukis? Jawab: campuran warna
7. Materi apa yang biasa digunakan dalam latihan musik? Jawab: bermain drum
8. Bidang apa yang kamu minati/sukai? Jawab: olahraga
9. Menurut kamu, apa bakat yang kamu miliki? Jawab: sepakbola
10. Menurut kamu, bidang apa yang sesuai dengan bakat kamu? Jawab: olahraga
11. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: susah menggambar lukisan
12. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: susah bermain drum
13. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: bisa tau campuran warna
14. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: senang bisa main alat musik
Lembar Pertanyaan Penelitian
Nama : Elang Mulia
Usia : 15 tahun
Kelas/Sekolah : 1/Ulaka SLB Penca
Pertanyaan
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan seni musik yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
2. Apa yang kamu ketahui tentang proses perencanaan dari pengembangan minat dan bakat yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
3. Bagaimana kamu dan teman-teman dapat ikut dalam pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan seni musik? Jawab: langsung ikut saja
4. Durasi waktu latihan untuk seni lukis? Jawab: 2 jam
5. Durasi waktu latihan untuk seni musik? Jawab: 2 jam
6. Materi apa yang pernah digunakan dalam latihan seni lukis? Jawab: campuran warna
7. Materi apa yang biasa digunakan dalam latihan musik? Jawab: bermain drum
8. Bidang apa yang kamu minati/sukai? Jawab: olahraga
9. Menurut kamu, apa bakat yang kamu miliki? Jawab: sepak bola
10. Menurut kamu, bidang apa yang sesuai dengan bakat kamu? Jawab: futsal
11. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: susah melukis gambar
12. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: susah memainkan lagu seperti lagu Ayah
13. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: senang
14. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: senang bisa latihan
Lembar Pertanyaan Penelitian
Nama : Oki Pradipta
Usia : 15 tahun
Kelas/Sekolah : 1/SMA Ulaka
Pertanyaan
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan seni musik yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
2. Apa yang kamu ketahui tentang proses perencanaan dari pengembangan minat dan bakat yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
3. Bagaimana kamu dan teman-teman dapat ikut dalam pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan seni musik? Jawab: langsung ikut saja
4. Durasi waktu latihan untuk seni lukis? Jawab: 2 jam
5. Durasi waktu latihan untuk seni musik? Jawab: 2 jam
6. Materi apa yang pernah digunakan dalam latihan seni lukis? Jawab: campuran lukis (warna)
7. Materi apa yang biasa digunakan dalam latihan musik? Jawab: cara bermain drum
8. Bidang apa yang kamu minati/sukai? Jawab: olahraga
9. Menurut kamu, apa bakat yang kamu miliki? Jawab: sepakbola
10. Menurut kamu, bidang apa yang sesuai dengan bakat kamu? Jawab: bermain bola
11. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: lukis gambar
12. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: bermain drum
13. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: bisa tahu campuran warna
14. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: senang bisa main alat musik
Lembar Pertanyaan Penelitian
Nama : M. Tegar Haikal
Usia : 10 tahun
Kelas/Sekolah : 4/MI. Al-Hidayah
Pertanyaan
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan seni musik yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
2. Apa yang kamu ketahui tentang proses perencanaan dari pengembangan minat dan bakat yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
3. Bagaimana kamu dan teman-teman dapat ikut dalam pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan seni musik? Jawab: langsung ikut saja
4. Durasi waktu latihan untuk seni lukis? Jawab: 2 jam
5. Durasi waktu latihan untuk seni musik? Jawab: 2 jam
6. Materi apa yang pernah digunakan dalam latihan seni lukis? Jawab: menggambar rumah, lilin dan ikan
7. Materi apa yang biasa digunakan dalam latihan musik? Jawab: bermain drum dan gitar
8. Bidang apa yang kamu minati/sukai? Jawab: olahraga
9. Menurut kamu, apa bakat yang kamu miliki? Jawab: bakat yang saya miliki adalah pemain bola
10. Menurut kamu, bidang apa yang sesuai dengan bakat kamu? Jawab: sepak bola
11. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: susah gambar rumah, lilin, ikan
12. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: susah main drum dan gitar
13. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: senang bisa cara menggambar
14. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: senang bisa main musik drum dan gitar
Lembar Pertanyaan Penelitian
Nama : Vikri
Usia : 15 tahun
Kelas/Sekolah : 1/SMK Multimedia
Pertanyaan
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis dan seni musik yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
2. Apa yang kamu ketahui tentang proses perencanaan dari pengembangan minat dan bakat yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu untuk kamu dan teman-teman? Jawab: tidak tahu
3. Bagaimana kamu dan teman-teman dapat ikut dalam pengembangan minat dan bakat dalam seni lukis dan seni musik? Jawab: langsung ikut saja
4. Durasi waktu latihan untuk seni lukis? Jawab: 2 jam
5. Durasi waktu latihan untuk seni musik? Jawab: 2 jam
6. Materi apa yang pernah digunakan dalam latihan seni lukis? Jawab: menggambar sketsa
7. Materi apa yang biasa digunakan dalam latihan musik? Jawab: bermain gitar
8. Bidang apa yang kamu minati/sukai? Jawab: menggambar/lukis, grafis
9. Menurut kamu, apa bakat yang kamu miliki? Jawab: menggambar/lukis, desain grafis
10. Menurut kamu, bidang apa yang sesuai dengan bakat kamu? Jawab: desain grafis
11. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: waktu latihan masih kurang
12. Apa hambatan dan tantangan yang kamu rasakan selama mengikuti pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: susah bermain gitar
13. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni lukis? Jawab: senang karena sesuai dengan kesukaan menggambar
14. Apa hasil yang sudah kamu dapat atau kamu rasakan selama mengikuti proses pengembangan minat dan bakat dalam bidang seni musik? Jawab: senang bisa main gitar
Transkip Hasil Wawancara
Narasumber
Nama : Esti Lestarini
Pekerjaan : Pelukis, wirausaha furniture dan kerajinan kayu
No. Kontak : 087882817918, 0218094725
Pertanyaan
1. Apa yang Anda ketahui mengenai pengembangan minat dan bakat yang
dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta untuk anak-anak yang
ada di yayasan tersebut?
Jawab: Saya tidak banyak tahu tentang program pengembangan minat dan bakan YSI, kecuali bahwa beberapa anak mengikuti kegiatan les renang di luar yayasan, dan belajar melukis di dalam gedung yayasan.
2. Bagaimana proses/tahapan perencanaan dari pelatihan pengembangan
minat dan bakat dalam bidang seni lukis yang Anda lakukan kepada Anak-
anak di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
Jawab: Kegiatan saya dimulai dari keinginan yang tulus untuk berbagi pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki di bidang melukis. Kebetulan pada waktu itu, ketika saya belum mengenal YSI saya dihubungi seseorang (Prancis) yg menjadi sukarelawan di YSI, untuk membuat lukisan dinding (mural) atas biaya dari dia dan kolega-koleganya. Setelah itu saya mengajukan diri menjadi sukarelawan dalam bidang mengajar menggambar/melukis untuk anak2 YSI dan kebetulan diterima. Dalam mengajar anak-anak, saya tidak memiliki program dan kurikulum khusus/baku yang ketat. Hal ini selain disebabkan keterbatasan waktu yang saya miliki sehingga saya tidak bisa rutin menemani anak-anak menggambar, juga perbedaan kapabilitas setiap anak dalam memahami dan menanggapi materi belajar. Tetapi itu bukan berarti kegiatan belajar anak tidak memiliki struktur dan tujuan yang jelas sama sekali.
3. Bagaimana proses/tahapan pelaksanaan dari pelatihan pengembangan
minat dan bakat dalam bidang seni lukis, yang meliputi:
- Durasi waktu latihan?
Jawab: 90 s/d 120 menit setiap pertemuan
- Metode/cara yang digunakan dalam latihan?
Jawab: Sesuai materi yang akan diberikan pada setiap pertemuan, biasanya anak-anak akan dijelaskan dulu apa yang akan kita lakukan pada saat itu. Lalu diperkenalkan pada material/alat dan bahan yang akan digunakan, cara menggunakan material. Pada pertemuan pertama anak-anak diperkenalkan dengan dasar-dasar seni lukis, seperti mengenal garis, warna, bentuk bentuk sederhana. Tahap selanjutnya adalah mempraktekkan pengetahuan tersebut berulang-ulang. Misalnya membuat garis lengkung, lurus, lingkaran, kotak, dsb. Tujuannya untuk membuat anak terbiasa dengan alat-alat dan agar anak-anak memiliki kebebasan dalam mengekspresikan perasaan dan pikirannya dalam menggambar/melukis nantinya. Setelah anak-anak mulai terbiasa, anak-anak bisa diperkenalkan/diajak lebih jauh mengenal beberapa teknik melukis. Yang pernah saya ajarkan adalah : melukis dengan oil pastel(crayon), menggambar dengan cat air, membuat monoprint, menggambar alam benda (botol, cangkir) dengan crayon. Di sini saya tidak menuntut anak untuk “bisa” dalam kretaria pada umumnya, tetapi lebih pada: 1. Bagaimana menumbuhkan gairah dalam diri mereka untuk mengeksplorasi bahan dan ide yang mereka miliki. 2. Melatih kemampuan mengamati lingkungan dan alam sekitar (benda mati, benda hidup), sehingga dapat meningkatkan kepekaan rasa dan akal budi.
Untuk mencapai dua hal tersebut saya sebagai pengajar tidak banyak memberi contoh, tetapi berusaha semaksimal mungkin mendorong anak mengeluarkan seluruh kemampuan dan kreatifitasnya, melalui tanya jawab, bercerita, mengajak anak mengamati benda2 dan lingkungan sekitar dan mengajaknya berimajinasi, sambil terus bereksplorasi dengan material yang sedang dihadapi.
- Materi/bahan pembelajaran yang diterapkan dalam latihan?
Jawab: 1.Mengenal garis, warna dan bentuk 2. Mengenal material dalam melukis: pinsil, crayon dan cat air. 3.Mengenal pencampuran warna, cara mencampur warna. 3. Mengekspresikan ide/gagasan dalam lukisan. Dalam bagian ini selain anak diajak berimajinasi dan mengingat kembali hal2 yang pernah dilihat, selalu segala hal/materi pembelajaran dalam seni lukis seperti garis, komposisi, dan warna terus dikembangkan sesuai kemampuan dan hasrat anak, yang setiap anak bisa berbeda satu sama lain. 4.Mengenal teknik-teknik seni lukis lainnya yang mudah diterapkan oleh anak seperti membuat monoprint, teknik kolase/mixed media.
4. Bagaimana proses/tahapan evaluasi dari pelatihan pengembangan minat
dan bakat dalam bidang seni lukis yang Anda lakukan?
Jawab: Evaluasi terhadap anak biasanya saya lakukan saat itu juga ketika selesai berkegiatan. Biasanya saya akan mengajak mereka mengamati karya-karya pada hari itu yg biasanya lebih dari satu, dan mengajak mereka untuk ikut mengamati bersama kekurangan dan kelebihan pada masing-masing karya. Masing-masing membandingkan karyanya yang pertama dan yang kedua/ketiga, bukan membandingkan dengan karya anak lainnya. Selain itu saya juga membuat semacam kesimpulan/analisa kecil tentang kemampuan setiap anak. Hal ini menjadi semacam pegangan bagi saya untuk melakukan kegiatan berikutnya agar lebih sesuai dengan kemampuan masing-masing anak.
5. Bagaimana strategi mengembangkan minat dan bakat dalam bidang seni
lukis pada anak-anak?
Jawab: Untuk anak di YSI strategi yang sebaiknya diterapkan adalah 1. berupaya membuat anak-anak menyukai kegiatan melukis. Anak-anak sedapat mungkin melukis tanpa paksaan, tapi atas dorongan diri sendiri. Pihak pengajar, pembimbing dapat berperan sebagai motivator yang terus menerus memberi motivasi dan rangsangan dengan berbagai bentuknya, agar anak-anak merasa membutuhkan dan akhirnya mencintai kegiatan ini. 2.Pengembangan sebaiknya bersifat kontinyu dan berkelanjutan. 3. Karya anak-anak yang dianggap baik dipajang di ruang terbuka di yayasan sehingga bisa diapresiasi orang banyak, baik warga yayasan, maupun pihak luar (sukarelawan, tamu dsb), dan Secara berkala diadakan gelar karya/ pameran karya seni. Selain itu saya mempunyai saran yang mungkin dapat diterapkan oleh Yayasan agar minat dan bakat seni lukis anak dapat berkembang. 1. Untuk anak-anak yang sudah diketahui memiliki minat dalam seni lukis, sebaiknya memiliki alat-alat pribadi yang dapat mereka gunakan kapanpun mereka mau berekspresi. 2.Beri ruang dan kebebasan mereka untuk berekspresi. Selain disediakan waktu untuk berkarya, juga alangkah baiknya disediakan ruangan khusus untuk melukis yang tidak akan mengganggu/diganggu oleh anak-anak lain, dan tidak akan menjadi masalah bila menyebabkan kotor (kena buku, kena dinding dsb). 3. Beri semacam reward (hadiah) bila mereka berkarya dan karyanya serius dan tuntas (bukan “bagus” dalam kacamata kita). 4. Ajak melihat pameran-pameran lukisan/seni rupa sehingga wawasan dan kepekaan mereka bertambah dan dapat merangsang minat dan kreatifitasnya. 5. Jangan mengkritik. Tetapi “diskusikan” karya mereka dengan menekankan pada hal-hal seperti: ide karya tersebut, cara mereka menggambar/melukis dan sebagaianya. Jauhi kritikan karena bisa membuat anak mogok berkarya.
6. Hambatan dan tantangan selama melatih lukis anak-anak di Yayasan
Sayap Ibu Cabang Jakarta?
Jawab: Hambatan yang berarti tidak ada, kecuali bahwa waktu dan jarak tempuh yayasan yang lumayan jauh dari kediaman saya (dengan bis sekitar 1,5 jam). Kalau yang berkaitan dengan anak-anak, hambatannya adalah 1. perbedaan kapabilitas dan perkembangan mental yang kadang jauh satu anak dengan anak lainnya. 2. Dicampurnya anak berkebutuhan khusus dengan yang tidak, sehingga kurang kondusif bagi anak yang tidak berkebutuhan khusus.
7. Menurut Anda, bagaimana hasil dari pelatihan pengembangan minat dan
bakat dalam bidang seni lukis yang sudah Anda lakukan kepada anak-anak
Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
Jawab: Selama menemani anak-anak menggambar dan melukis di YSI saya melihat bahwa beberapa anak beberapa memiliki potensi yang cukup baik yang bisa terus berkembang. Hal tersebut berdasarkan pengamatan saya atas sikap dan keseriusan anak-anak tersebut dalam berkegiatan, dan atas peningkatan yang tampak dalam perkembangan karya mereka dari waktu ke waktu. Saya melihat hal ini sebagai hal yang positif, bukan karena berharap suatu ketika mereka akan menjalani bidang seni sebagai profesi. Meskipun hal tersebut dimungkinkan dan bagus sejauh itu disukai oleh mereka, kegiatan seni yang dikembangkan akan dapat meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan berkomunikasi, dan mengekspresikan diri, lebih menghargai keindahan, dan memupuk motivasi untuk meningkatkan kemampuan.
Transkip Hasil Wawancara
Narasumber
Nama : Dian Tegar Manggala
Pekerjaan : Guru
No. Kontak : 089634641734
Pertanyaan
1. Apa yang Anda ketahui mengenai pengembangan minat dan bakat yang
dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta untuk anak-anak yang
ada di Yayasan tersebut?
Jawab: Upaya yang dilakukan yaitu untuk melihat potensi dari anak asuh mereka apakah mampu mengimbangi bahkan melewati kemampuan anak-anak normal di usia mereka
2. Bagaimana proses/tahapan perencanaan dari pelatihan pengembangan
minat dan bakat dalam seni musik yang Anda lakukan kepada anak-anak
di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
Jawab: saya kurang paham bagaimana awalnya. Pak Sudarno mungkin yang bisa jawab kenapa ada pemikiran seperti ini dari pihak YSI
3. Bagaimana proses/tahapan pelaksanaan dari pelatihan pengembangan
minat dan bakat dalam seni musik, yang meliputi:
- Durasi waktu latihan?
Jawab: 2 jam seminggu sekali
- Metode/cara yang digunakan dalam latihan?
Jawab: learning by doing
- Materi/bahan pembelajaran yang diterapkan dalam latihan?
Jawab: setiap lagu yang di sukai anak kita pelajari. Karena dengan
mereka suka latihan menjadi lebih bersemangat
4. Bagaimana proses/tahapan evaluasi dari pelatihan pengembangan minat
dan bakat dalam seni musik yang telah dilakukan?
Jawab: biasanya evaluasi setelah tampil/ manggung
5. Bagaimana strategi mengembangkan minat dan bakat dalam bidang seni
musik pada anak-anak?
Jawab: tidak ada strategi, cukup amati apa yg mereka suka (genre musik) lalu arahkan
6. Hambatan dan tantangan selama melatih musik anak-anak di Yayasan
Sayap Ibu Cabang Jakarta?
Jawab: karena anaknya luar biasa, jadi kita perlakukannya harus luar biasa
juga
7. Menurut Anda, bagaimana hasil dari pelatihan pengembangan minat dan
bakat dalam bidang seni musik yang sudah Anda lakukan kepada anak-
anak Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
Jawab: hasilnya lumayan bagus untuk anak spt mereka, malah melebihi
harapan
Transkip Hasil Wawancara
Narasumber
Nama : Aji Kurnia
Pekerjaan : Freelance
No. Kontak : 0856-8163-750
Pertanyaan
1. Apa yang Anda ketahui mengenai pengembangan minat dan bakat yang
dilakukan oleh Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta untuk anak-anak yang
ada di yayasan tersebut?
Jawab: Pengembangan minat dan bakat di bidang seni musik ini merupakan salah satu dari beberapa pengembangan yang diajarkan di Yayasan Sayap Ibu itu sendiri. Dengan tujuan untuk melatih sinkronisasi otak dan tubuh anak dalam bermusik.
2. Bagaimana proses/tahapan perencanaan dari pelatihan pengembangan
minat dan bakat dalam seni musik yang Anda lakukan kepada anak-anak
di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
Jawab: Perencanaan pelatihan seni musik di Yayasan Sayap Ibu yaitu dengan cara memberikan materi lagu yang sesuai, baik itu melalui keinginan pengajar maupun keinginan anak-anak dalam pemilihan lagu. Kemudian pengajar memberikan pengarahan secara berulang kepada anak-anak, lalu memberikan kesempatan pada anak-anak untuk memainkan lagu tersebut dengan bimbingan dari pengajar. Sesekali juga dalam proses latihan ada selingan lagu selain materi yang diajarkan untuk menghindari kejenuhan anak-anak dalam belajar.
3. Bagaimana proses/tahapan pelaksanaan dari pelatihan pengembangan
minat dan bakat dalam seni musik, yang meliputi:
- Durasi waktu latihan?
Jawab:Durasi latihan jam 09.00 – 12.00
- Metode/cara yang digunakan dalam latihan?
Jawab: Metode latihan, pengajar memberikan contoh materi lagu
kemudian anak-anak diarahkan sesuai materi hingga lancar.
- Materi/bahan pembelajaran yang diterapkan dalam latihan?
Jawab: Sekali latihan 1 sampai 2 lagu, sesuai kebutuhan dan tingkat kesulitan lagu.
4. Bagaimana proses/tahapan evaluasi dari pelatihan pengembangan minat
dan bakat dalam seni musik yang telah dilakukan?
Jawab: Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan melukan pengulangan terhadap materi yang telah diajarkan baik itu lagu yang baru ataupun yang sudah lama pernah diajarkan dengan tujuan agar anak tidak lupa materi lagu terdahulu.
5. Bagaimana strategi mengembangkan minat dan bakat dalam seni musik
pada anak-anak?
Jawab:Strategi pengembangan yaitu memberikan materi lagu dengan tingkat kesulitan yang berbeda dengan tujuan mengembangkan kemampuan anak dalam bermusik.
6. Hambatan dan tantangan selama melatih musik anak-anak di Yayasan
Sayap Ibu Cabang Jakarta?
Jawab:Hambatan yaitu beberapa anak-anak terkadang agak sulit dalam memahami dan mengingat materi yang diberikan sehingga perlu pengulangan terhadap materi tersebut.
7. Menurut Anda, bagaimana hasil dari pelatihan pengembangan minat dan
bakat dalam bidang seni musik yang sudah Anda lakukan kepada anak-
anak Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta?
Jawab: Hasil pengembangan yaitu anak-anak menjadi lebih mengerti tentang seni musik dan mau belajar sendiri walaupun tanpa diarahkan oleh pengajar, sehingga dalam proses pembelajaran menjadi tidak terlalu sulit.
HASIL OBSERVASI
1. Hari/Tanggal : Jumat, 02 September 2016 Tempat : Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta – Panti Barito Waktu : 10.30 – 11.30 Hasil Observasi : Suasana yayasan sepi dari aktifitas anak-anak. Karena
anak-anak yang bersekolah rata-rata belum pulang dari sekolah. Anak-anak yang tinggal hanya bayi, batita dan balita bersama para perawat. Dan juga para staf karyawan yayasan. Peneliti juga melakukan wawancara hanya dengan seorang perwakilan dari yayasan untuk menjadi informan bagi peneliti selama melakukan penelitian, yaitu dengan Bapak Sudarno. Pada kunjungan wawancara pertama tersebut, peneliti juga belum bisa bertemu dengan anak-anak. Karena anak-anak yang menjadi subjek penelitian dari pengembangan minat dan bakat adalah anak-anak yang tinggal di YSI cabang Jakarta – Wisma Cirendeu. Rumah yang diwakafkan kepada YSI cabang Jakarta yang kemudian menjadi tempat tinggal untuk anak laki-laki yang berusia diatas 10 (sepuluh) tahun.
2. Hari/Tanggal : Rabu, 21 September 2016
Tempat : Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta – Panti Barito Waktu : 10.00 – 11.00 Hasil Observasi : Pada kunjungan untuk wawancara kedua ini, suasana di
yayasan masih sama seperti kunjungan sebelumnya. Karena memang kunjungan peneliti dengan Bapak Sudarno adalah pada hari sekolah anak-anak. Sehingga peneliti juga tidak bisa melihat semua anak-anak asuh, kecuali anak-anak yang belum berusia sekolah. Selain karena anak-anak yang menjadi subjek penelitian berada di Wisma Cirendeu, tetapi juga peraturan untuk kunjungan bertemu anak-anak hanya bisa pada saat anak-anak libur sekolah yaitu pada hari sabtu, minggu atau hari libur nasional. Agar tidak mengganggu waktu sekolah anak-anak. Atau juga dapat berkunjung pada jam anak-anak sudah berada di yayasan atau wisma. Yakni pada sore atau malam hari, agar bisa melihat aktifitas mereka pada waktu-waktu tersebut seperti belajar mengaji atau les mata pelajaran sekolah. Yang terpenting adalah aktifitas rutin anak-anak tidak terganggu dengan adanya kunjungan.
3. Hari/Tanggal : Minggu, 23 Oktober 2016 Tempat : Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta – Wisma Cirendeu Waktu : 11.00 – 13.00 Hasil Observasi: Pada kunjungan tersebut adalah waktu anak-anak
berlatih musik. Anak-anak biasa berlatih musik dari jam 09.00 sampai jam 12.00 siang. Saat peneliti datang, latihan segera disudahi karena anak-anak dan para pelatih musik (Kak Egar dan Kak Aji) akan melakukan wawancara bersama peneliti. Jadi peneliti juga hanya dapat melihat anak-anak latihan sebentar saja. Namun dari permainan musik anak-anak tersebut, peneliti melihat bahwa permainan mereka cukup bagus. Bahkan bila hanya mendengarkan permainan musiknya saja tanpa tahu bahwa mereka adalah anak-anak penyandang disabilitas. Mungkin orang mengira bahwa permainan musik tersebut dimainkan oleh mereka yang bertubuh normal atau tanpa ketunaan. Peneliti bersyukur karena peneliti diterima dengan baik oleh Ibu pengurus wisma yaitu Ibu Yanti. Serta para pelatih musik yang terbuka untuk melakukan wawancara. Dan membantu mengarahkan anak-anak dengan baik untuk bisa mengikuti wawancara juga. Karena setelah latihan, anak-anak sudah mulai asik dengan kegiatan masing-masing seperti bermain dengan handphone milik salah satu pelatih musik, ada yang masih asik bermain alat musik, serta kegiatan lainnya. Namun karena pengarahan dari Ibu Yanti dan para pelatih musik, anak-anak bisa ikut serta duduk bersama. Untuk wawancara dengan para pelatih musik, Kak Egar dan Kak Aji ternyata berbeda. Kak Egar lebih terbuka, sedangkan Kak Aji sedikit pemalu. Namun keduanya kompak memberikan jawaban sesuai penilaian masing-masing. Serta membantu anak-anak juga dalam berkomunikasi selama wawancara. Karena anak-anak pada saat itu kurang menyimak dalam wawancara. Ada yang kurang mengerti/paham, ada juga yang mungkin karena merasa asing atau malu. Sehingga saat anak-anak ditanya, mereka seperti saling melempar pandang agar pertanyaan yang diajukan dijawab oleh salah satu dari mereka. Walaupun sebenarnya pertanyaan yang ditujukan adalah untuk semua anak dan pertanyaannya pun sama.
4. Hari/Tanggal : Kamis, 03 November 2016 Tempat : Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta – Panti Barito Waktu : 13.00 – 14.30 Hasil Observasi: Sebagaimana kunjungan sebelumnya yakni pada hari
kerja dan juga hari sekolah anak. Suasana yayasan masih sepi dari aktifitas anak-anak yang bersekolah. Karena walaupun sudah ada anak yang pulang dari sekolahnya. Tapi apabila belum pulang seluruhnya, maka kegiatan/aktifitas rutin bersama belum bisa dilakukan. Seperti belajar mengaji atau les mata pelajaran sekolah. Hal tersebut juga berlaku di Wisma Cirendeu.
5. Hari/Tanggal : Selasa, 13 Desember 2016
Tempat : Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta – Panti Barito Waktu : 09.30 – 11.00 Hasil Observasi : Pada kunjungan peneliti pada waktu tersebut, bersamaan
dengan kunjungan dari perwakilan anak-anak sekolah dasar (SD) Tarakanita. Yang melakukan kunjungan untuk memberikan sumbangan berupa sembako seperti popok sekali pakai/diapers, beras, mi instan, dan lain-lain. Taman anak sejahtera (TAS) juga masih ramai dengan anak-anak dan ibu-ibu yang menemani anaknya. Sedangkan untuk anak-anak asuh YSI hanya yang belajar di TAS, bayi, batita dan balita yang ada pada jam kunjungan tersebut.
6. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Desember 2016
Tempat : Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta – Wisma Cirendeu Waktu : 10.30 – 12.00 Hasil Observasi : Waktu kunjungan peneliti adalah hari dimana anak-anak
sudah libur sekolah. Selain karena sabtu dan minggu memang hari libur sekolah mereka, tetapi mereka juga sudah baru saja menyelesaikan ujian akhir semester ganjil di Minggu tersebut. Pada saat kunjungan anak-anak tidak sedang melakukan kegiatan/aktifitas khusus. Diantara mereka ada yang sedang bermain, melakukan pekerjaan rumah tangga, serta melakukan kegiatan lainnya untuk mengisi waktu mereka. Karena pada hari itu, seharusnya pada pagi harinya ada pelatihan Yoga. Namun ditiadakan karena sang pelatih berhalangan hadir. Dan baru pada sore harinya mereka akan belajar mengaji, dengan guru agama yang datang ke wisma secara rutin sesuai jadwal yang sudah dibuat. Peneliti melakukan wawancara hanya dengan anak-anak saja. Dan mungkin karena mereka tidak didampingi, serta peneliti adalah seorang perempuan yang mungkin masih asing walau sudah pernah
bertemu pada kunjungan sebelumnya. Tetapi rata-rata anak-anak cenderung pemalu, bahkan ada yang seperti menghindar, dan sebagainya. Karena memang mereka menyandang ketunaan yang berbeda-beda. Sehingga dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peneliti pun berbeda-beda. Namun peneliti bersyukur karena mereka berusaha untuk menerima peneliti dengan baik dan semampu mungkin menanggapi pertanyaan dari peneliti dengan jawaban yang bisa mereka berikan kepada peneliti.
7. Hari/Tanggal : Rabu, 22 Maret 2017 Tempat : Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta Waktu : 11.15 – 12.30 Hasil Observasi : Pada kunjungan ini adalah kunjungan peneliti untuk
mendapatkan data tambahan dari Pak Sudarno, dalam melengkapi perbaikan skripsi yang telah lulus sidang skripsi. Pada kunjungan ini seperti pada kunjungan sebelumnya, suasana di yayasan cukup tenang. Hanya ada pengurus, karyawan serta anak-anak yayasan usia balita. Untuk kegiatan belajar anak-anak TAS (Taman Anak Sejahtera) juga sudah selesai. Hanya ada beberapa anak dengan ibunya yang masih bermain di area TAS. Tetapi pada jam 12 siang, ada beberapa anak yang sudah pulang dari sekolah. Mereka adalah yang bersekolah dasar (SD) dan juga yang di Taman Kanak-kanak (TK). Untuk yang sekolah dasar dijemput oleh salah satu karyawan yayasan dengan sepeda motor. Kemudian untuk yang anak TK, mereka bersekolah dengan didampingi oleh seorang perawat. Pada hari itu, juga merupakan kunjungan rutin dari seorang perempuan WNA yang sudah menetap di Indonesia (suami orang Indonesia), yang memiliki suatu kelompok yang terdiri dari kaum perempuan. Yang kemudian rutin melakukan kunjungan pada setiap hari Rabu di Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, dengan melakukan kegiatan bermain atau belajar bersama anak-anak. Jadi pada setiap hari Rabu yayasan tidak menerima kunjungan lain. Namun apabila menerima kunjungan lain, harus dikonfirmasikan dengan kelompok tersebut. Atau bila mereka tidak bisa melakukan kunjungan pada hari Rabu. Mereka juga akan mengkonfirmasikan kepada pihak yayasan. Dan biasanya kunjungan tidak akan diganti hari. Tetapi baru akan berkunjung pada hari Rabu berikutnya.
Dokumentasi Foto
Bukti peresmian berdirinya Yayasan Sayap Ibu dan papan nama yayasan pada dinding di ruang bagian depan yayasan
Perubahan gedung Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta sejak tahun 1955-1975, 1975-185 dan 10 Desember 1986
Kamar anak laki-laki (Anyelir) dan kamar anak perempuan (Dahlia)
Kamar anak bawah tiga tahun/batita (Bromelia) dan
kamar anak bawah lima tahun/balita (cempaka)
Ruang Isolasi Bayi
Ruang Dokter dan Ruang Terapi
Ruang Klinik
Dapur Anak dan Dapur Karyawan
Ruang Keuangan dan Ruang Serba Guna
Area Bermain Anak-anak
Penghargaan kemenangan perlombaan dan kenang-kenangan (piala, medali dan piagam)
Foto manasik Haji dan wisuda anak-anak tamat Taman Kanak-kanak/TK
Piagam kenang-kenangan Bantuan Program Sosial Bank Indonesia dan salah satu bentuk sumbangan berupa sembako (dari Sekolah Dasar/SD Tarakanita)
Taman Anak Sejahtera (TAS)
Lukisan hasil karya Vikri Firdaus A. yang dibuat berdasarkan contoh foto
3 (tiga) lukisan hasil karya M. Rizki Akbar
Lukisan dalam bentuk kaos dewasa/anak-anak, kartu ucapan ukuran besar/kecil, tas ukuran besar/kecil, gelas/mug cantik hasil karya anak-anak Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta dan daftar harganya.
Anak-anak saat tampil di panggung pada HUT Yayasan Sayap Ibu tahun 2016 dan didampingi oleh Ibu Yanti (Ibu pengurus unit/wisma Cirendeu).
Kedua pelatih musik (Kak Egar (posisi duduk) dan Kak Aji (berdiri dengan memegang gitar/bass) saat tampil bersama anak-anak.
Anak-anak bersama Pak Sudarno
Anak-anak diluar waktu latihan bermusik,
bersama Ibu Yanti dan Mas David (pengurus unit/wisma Cirendeu)
Peneliti bersama anak-anak YSI Wisma Cirendeu dan Ibu Yanti