pengembangan perangkat pembelajaran inovatif …repository.usd.ac.id/33807/4/151134143 full...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF
DALAM SUB TEMA 2 HIDUP RUKUN DI TEMPAT BERMAIN
MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS II
SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Theresia Audrylitani
NIM: 151134143
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kesehatan, kasih, bimbingan serta
penyertaan di setiap perjalanan menyelesaikan penelitian ini.
Kedua orang tua tersayang
Bapak Benedictus Winarso dan Ibu Lusia Sularmi
yang memberikan motivasi, mendoakan, kepercayaan, dan kasih sayang.
Adiku tercinta
Paskalis Dio Aditya
yang selalu memberikan motivasi dan menghibur dalam perjalanan menyelesaikan
penelitian ini.
Sahabat-sahabatku yang selalu membantu dan memberikan dukungan dalam
perjalanan menyelesaikan penelitian ini.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Berdoa dan berusaha
Segala perkara kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
(Filipi 4:13)
Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.
(Amsal 16:3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Theresia Audrylitani
Nomor Mahasiswa : 151134143
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema 2 Hidup
Rukun di Tempat Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II
Sekolah Dasar
berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 14 Maret 2019
Yang menyatakan
Theresia Audrylitani
PUBLIKASI KARYA IAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF
DALAM SUB TEMA 2 HIDUP RUKUN DI TEMPAT BERMAIN
MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS II
SEKOLAH DASAR
Theresia Audrylitani
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini berdasarkan dari analisis kebutuhan terkait dengan perangkat
pembelajaran inovatif. Analisis kebutuhan menunjukkan pentingnya contoh
pengembangan perangkat pembelajaran inovatif. Tujuan utama dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub
Tema 2 Hidup Rukun di Tempat Bermain mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa
kelas II sekolah dasar.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Sebagai penelitian
pengembangan, penelitian ini mengadaptasi prosedur pengembangan dari Borg
dan Gall. Langkah-langkah prosedur pengembangan meliputi 1) potensi dan
masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi
desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk. Produk yang dihasilkan berupa
program tahunan, program semester, silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran inovatif inquiry dan
quantum.
Berdasarkan hasil validasi serta hasil uji coba terbatas dari guru kelas II
sekolah dasar memperoleh skor 4,44 dengan kategori “sangat baik”. Produk yang
dikembangakan layak untuk diujicobakan lebih luas sebagai acuan perangkat
pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah
dasar.
Kata Kunci: Perangkat pembelajaran inovatif, Kurikulum 2013, Model
pembelajaran inquiry, model pembelajaran quantum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING INSTRUMENT IN SUB
THEME 2 LIVE IN HARMONY ON THE PLAYGROUND BY REFERRING
TO 2013 CURRICULUM FOR SECOND GRADE STUDENTS OF
ELEMENTARY SCHOOL
Theresia Audrylitani
Sanata Dharma University
2019
This research is based on need analysis which associated with innovative
learning instrument. Needs analysis show the importance of example of
developing innovative learning instrument. The main purpose of this research is
to find out the quality of innovative learning instrument in sub theme 2 live in
harmony on the playground which refer to 2013 curriculum for second grade
students of elementary school.
This research is a developmental research. As a developmental research,
this research adapted R&D model from Borg and Gall. There were 7 steps in this
model which were used in this research. They were (1) the potential and
problems, (2) data collection, (3) design of the product, (4) product validation, (5)
design revision, (6) product test, (7) product revision. Products which were
produced in the form of annual programs, semester programs, syllabus, and
lesons plan by using inquiry dan quantum model.
Based on validation and the limited trial result from second grade teacher
of elementary school obtained 4,44 with category “very good”. The developed
products were feasible to be tested broadly as a reference for innovative learning
instrument which refer to 2013 curriculum for second grade students of
elementary school.
Keywords: Innovative Learning Instrument, 2013 Curriculum, inquiry learning
model, quantum learning model.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema 2 Hidup Rukun di Tempat
Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar” dapat
peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan
dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Eny Winarti, S. Pd., M, Hum., Ph. D. selaku dosen pembimbing akademik.
6. Faida Dwi Nur Rizqi, S.Pd. selaku validator ahli perangkat pembelajaan
inovatif yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan
melakukan validasi produk penelitian.
7. Gendra Widyaningrum, S.Pd. selaku validator perangkat pembelajaan inovatif
yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan
validasi produk penelitian.
8. Jumadi, S.Pd, SD selaku Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo 3 yang telah
memberikan bantuan selama penelitian di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH DEMI KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
E. Definisi Operasional..................................................................................... 7
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ...................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 12
1. Karakteristik Kurikulum SD 2013 ......................................................... 12
2. Keterampilan Dasar Abad 21 ................................................................. 31
3. Perangkat Pembelajaran ......................................................................... 34
4. Pembelajaran Inovatif ............................................................................. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 52
C. Kerangka Pikir ........................................................................................... 55
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 59
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 60
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 60
B. Setting Penelitian ........................................................................................ 63
C. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 64
D. Uji Coba Terbatas ...................................................................................... 68
1. Subjek Uji Coba Terbatas ....................................................................... 68
2. Instrumen Penelitian ............................................................................... 68
3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 79
4. Teknik Analisis Data .............................................................................. 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 85
A. Analisis Kebutuhan .................................................................................... 85
B. Deskripsi Produk Awal ............................................................................ 103
C. Validasi Ahli dan Revisi Produk .............................................................. 108
1. Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 .................................................. 108
2. Revisi Produk ....................................................................................... 113
D. Uji Coba Terbatas .................................................................................... 121
1. Data uji coba terbatas ........................................................................... 122
2. Revisi Produk ....................................................................................... 124
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan .................................................... 126
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN
SARAN ............................................................................................................... 139
A. Kesimpulan .............................................................................................. 139
B. Keterbatasan Pengembangan ................................................................... 140
C. Saran ......................................................................................................... 140
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 141
LAMPIRAN ....................................................................................................... 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Biodata Penulis .................................................................................................. 220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 SD .................................. 13
Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Saintifik .................. 21
Tabel 2.3 Deskripsi Delapan Belas Nilai Pembentuk Karakter Bangsa ............... 24
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ............................................................................ 69
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Guru...................................................................... 71
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Siswa .................................................................... 73
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuisioner ................................................................................ 74
Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala Lima .................................................................... 82
Tabel 3.6 Kriteria Nilai Skala Lima ...................................................................... 84
Tabel 4.1 Rincian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...........................107
Tabel 4.2 Saran dan Revisi Validasi Perangkat Pembelajaran Model Inquiry ...113
Tabel 4.3 Saran dan Revisi Validasi Perangkat Pembelajaran Model
Quantum .............................................................................................117
Tabel 4.4 Saran dan Revisi Uji Coba Terbatas Perangkat Pembelajaran Model
Inquiry ................................................................................................124
Tabel 4.5 Saran dan Revisi Uji Coba Terbatas Perangkat Pembelajaran Model
Quantum .............................................................................................125
Tabel 4.6 Rekapitulasi Skor Validasi Produk .....................................................130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literature Map .................................................................................. 55
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 58
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Borg & Gall ............... 61
Gambar 3.2 Modifikasi Prosedur Pengembangan Produk Borg & Gall ............... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Pedoman Observasi Guru ...............................................................144
Lampiran 2: Pedoman Observasi Siswa ..............................................................146
Lampiran 3: Pedoman Wawancara .....................................................................147
Lampiran 4: Rangkuman Hasil Observasi Guru .................................................149
Lampiran 5: Rangkuman Hasil Observasi Siswa ................................................153
Lampiran 6: Rangkuman Hasil Wawancara .......................................................155
Lampiran 7: Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif
Model pembelajaran Inquiry ..........................................................175
Lampiran 8: Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif
Model pembelajaran Quantum .......................................................179
Lampiran 9: Pernyataan Penilaian Uji Coba Terbatas Produk
Perangkat Pembelajaran Inovatif (Guru) .......................................183
Lampiran 10: Pernyataan Penilaian Uji Coba Terbatas Produk
Perangkat Pembelajaran Inovatif (Siswa) ......................................184
Lampiran 11: Hasil Validasi Guru Pembelajaran Inovatif Model Inquiry .........185
Lampiran 12: Hasil Validasi PPG Pembelajaran Inovatif Model Inquiry ..........192
Lampiran 13: Hasil Validasi Guru Pembelajaran Inovatif Model Quantum ......196
Lampiran 14: Hasil Validasi PPG Pembelajaran Inovatif Model Quantum .......203
Lampiran 15: Hasil Uji Coba Terbatas Guru Model Inquiry ..............................207
Lampiran 16: Hasil Uji Coba Terbatas Teman Sejawat Model Inquiry ............209
Lampiran 17: Hasil Uji Coba Terbatas Guru Model Quantum ...........................211
Lampiran 18: Hasil Uji Coba Terbatas Teman Sejawat Model Quantum ..........213
Lampiran 19: Surat Ijin Penelitian ......................................................................215
Lampiran 20: Surat Pernyataan Kepala Sekolah .................................................216
Lampiran 21: Dokumentasi Uji Coba Terbatas ..................................................217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I pendahuluan memuat enam hal yang dibahas. Enam hal tersebut adalah
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan istilah, dan spesifikasi produk yang dikembangkan.
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan pengembangan berbagai potensi kemanusiaan
untuk menjadi manusia yang sempurna. Pendidikan identik dengan proses
dimana seseorang memperoleh kemampuan dan pengetahuan yang berguna
untuk kehidupan serta tugas sosial. Pendidikan adalah segala pengalaman
belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup
(Mudyahardjo, 2006:3). Pendidikan dapat memiliki manfaat untuk
mengembangkan kemampuan manusia menjadi kreatif, berpikir kritis,
mandiri, dan bertanggung jawab. Pendidikan merupakan landasan untuk
berbagai aspek kehidupan. Pendidikan senantiasa berkembang seiring dengan
berjalannya waktu untuk mengikuti perkembangan dunia abad 21.
Pendidikan abad 21 menekankan kemampuan komunikasi, berpikir kritis,
berkerjasama, penguasaan teknologi. Perkembangan dunia abad 21 muncul
dengan ditandai adanya pemanfaatan berbagai teknologi informasi dan
komunikasi dalam segala segi kehidupan (Daryanto & Karim, 2017:1).
Teknologi memberikan kemudahan bagi seluruh manusia di dunia untuk
saling terhubung. Manusia akan semakin mudah mengakses informasi secara
global melalui perkembangan teknologi informasi. Dewasa ini penataan dan
peningkatan sistem pendidikan khususnya di Indonesia secara terus-menerus
mengikuti perkembangan tersebut. Penyempurnaan kurikulum tidak lepas
dengan peningkatan mutu pendidikan di abad 21.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua
jenis dan jenjang pendidikan (Arifin, 2011:1). Kurikulum yang di pakai di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013 sebagai hasil penyempurnaan
kurikulum sebelumnya. Penyempurnaan kurikulum diharapkan akan mampu
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Hal yang menarik dari
kurikulum 2013 yaitu memiliki hubungan erat dengan pendidikan karakter.
Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang menggunakan
pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam
pembelajaran meliputi 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencipta,
mencoba, mengkomunikasikan dengan tujuan memberikan pengalaman pada
peserta didik dalam memperoleh pengetahuan dengan langkah-langkah
tersebut (Sunarti & Rahmawati, 2014:2). Kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran tematik, dengan satu tema menjadi pusat pembahasan untuk
berbagai bidang studi yang saling terkait. Proses pembelajaran dalam
kurikulum tersebut menjangkau tiga ranah kompetensi meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Guru menjadi ujung tobak pelaksanaan
Kurikulum 2013 di lapangan. Hal tersebut menuntut guru untuk membuat
suatu perencanaan agar pembelajaran berlangsung dengan sistematis.
Kurikulum 2013 dapat tersampaikan dengan baik sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan apabila dalam pelaksanaannya direncanakan dengan sebaik
mungkin.
Perangkat pembelajaran merupakan suatu tolak ukur sebelum
melaksanakan proses pembelajaran agar kompetensi dapat tercapai, dengan
kata lain perangkat pembelajaran merupakan persiapan sebelum melakukan
proses pembelajaran. Prasetyo, dkk (2011:16) mengemukakan perangkat
pembelajaran adalah perlengkapan untuk melakukan proses yang
memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar
dan menengah menyatakan perangkat pembelajaran yaitu perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan komponen
penting yang dapat dijadikan pedoman ataupun acuan seorang pendidik dalam
hal ini yaitu guru selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. Penyusunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perangkat pembelajaran dapat menggunakan gagasan atau metode baru yang
biasa disebut inovatif. Hal itu dimaksudkan agar proses pembelajaran yang
berlangsung semakin menarik.
Penyusunan perangkat pembelajaran inovatif akan berdampak dalam
kegiatan pembelajaran yang sifatnya inovatif. Pembelajaran inovatif
merupakan pembelajaran yang dikemas dengan menggunakan gagasan baru
untuk melakukan kegiatan belajar yang dapat membawa kemajuan dalam
proses dan hasil belajar (Suyatno, 2009:6). Pembelajaran inovatif
mengandung makna sebagai sebuah pembaharuan. Gagasan pembaharuan ini
muncul sebagai akibat pembelajaran klasik atau tradisional dalam
memecahkan masalah belajar. Pembelajaran inovatif merupakan bentuk
kreativitas dalam proses pembelajaran yang semula monoton dan
membosankan menjadi bervariasi dan bermakna. Pembelajaran inovatif lebih
menyediakan proses yang mengarah pada penemuan karena pada hakikatnya
peserta didik memiliki potensi akan hal tersebut (Suyatno, 2009:8).
Menurut Piaget anak usia sekolah dasar berada pada fase operasional
konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam
proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih
terikat dengan objek yang bersifat konkret (Heruman, 2007:1). Sejalan
dengan fase tersebut pembelajaran inovatif pada dasarnya dimulai dari
masalah, peserta didik dapat belajar konsep sekaligus cara pemecahan
masalah. Berdasarkan hal tersebut sekurang-kurangnya ada dua hasil belajar
yang dicapai, yaitu jawaban terhadap masalah (produk) dan cara memecahkan
masalah (proses) (Suyatno, 2009:9). Peserta didik akan belajar memecahkan
masalah secara logis dengan menggunakan benda-benda konkret, sehingga
peserta didik akan mendapatkan pengetahuan bermakna dan kontekstual.
Prinsip pembelajaran inovatif yaitu memunculkan ide atau gagasan baru di
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran inovatif akan terlaksana apabila
terjadi perubahan strategi mengajar, model pembelajaran, dan cara mengajar
yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Terdapat banyak
model pembelajaran inovatif yang dapat gunakan sesuai dengan kebutuhan
peserta didik serta karakteristik materi pembelajaran. Model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
inovatif dapat menjadi jembatan agar materi tersampaikan guna mencapai
target kompetesi yang hendak dicapai. Pelaksanaan di lapangan guru kurang
memahami perangkat pembelajaran inovatif. Kondisi ini terbukti ketika
peneliti melakukan wawancara dan observasi pada bulan April dan Mei 2018
pada sekolah dasar di kota Yogyakarta yang telah menerapkan Kurikulum
2013.
Berdasarkan hasil observasi dari 2 (dua) guru di 2 (dua) sekolah dasar dan
wawancara dari 3 (tiga) guru di 3 (tiga) sekolah dasar di kota Yogyakarta,
guru sering kali tidak menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sebelum proses pembelajaran. Ketika merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru terkadang kurang memperhatikan kata kerja operasional
yang ada di dalam Taksonomi Bloom. Dampaknya terdapat indikator yang
tidak dapat diukur dan kurang menunjukkan High Order Thinking Skills
(HOTS). Ada kalanya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru hanya
terpaku pada buku pegangan tanpa melakukan suatu inovasi dalam proses
pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran cenderung kurang
menumbuhkan pengalaman bermakna dan kurang menyenangkan. Guru juga
menjadi pusat segala informasi, sehingga peserta didik kurang memperoleh
pengalaman membangun pengetahuan dalam proses pembelajaran karena
peserta didik hanya sekedar mengafal materi. Ketika peneliti bertanya
mengenai berbagai model pembelajaran inovatif guru mengetahui tetapi
kurang memahami berbagai model pembelajaran inovatif. Guru juga kurang
memahami penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran inovatif. Guru telah mengikuti pelatihan
yang dilakukan oleh pemeritah mengenai implementasi Kurikulum 2013.
Namun, guru yang bersangkutan kurang memahami secara mendalam
mengenai seluk-beluk Kurikulum 2013 khususnya penyusunan perangkat
pembelajaran inovatif. Guru yang peneliti wawancarai memerlukan contoh
pengembangan perangkat pembelajaran inovatif, sebagai referensi dalam
mengembangan perangkat pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Terdapat beberapa faktor kemungkinan tidak terciptanya pembelajaran
inovatif yaitu kecenderungan guru yang terpaku dengan buku pegangan guru
dan peserta didik tanpa membuat perubahan berdasarkan karakteristik peserta
didik. Penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan
keterampilan yang harus dikuasai sesuai pada abad 21 (berfikir kritis, kreatif,
kolaborasi, dan komunikasi). Selain itu, kurangnya sumber yang diketahui
oleh guru mengenai model pembelajaran inovatif. Faktor pemicu lainnya
yaitu kurangnya pemahaman secara mendalam mengenai Kurikulum 2013.
Melihat kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan
contoh konkret perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum
2013. Hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan pengembangan
perangkat pembelajaran inovatif mengacu kurikulum 2013 dengan judul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema 2 Hidup
Rukun di Tempat Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II
Sekolah Dasar”. Perangkat pembelajaran inovatif akan menumbuhkan rasa
ingin tahu peserta didik terhadap pengetahuan. Model pembelajaran inovatif
yang digunakan untuk penelitian ini adalah model pembelajaran inquiry dan
quantum. Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang
membuat peserta didik memperoleh pengalaman bermakna dengan proses
penyelidikan bukan hanya sekedar mengafal materi. Proses pembelajaran
yang dilakukan akan membuat peserta didik terlibat secara aktif dalam
membangun pemahamannya dengan pengalaman saat mengikuti
pembelajaran. Sedangkan model pembelajaran quantum merupakan model
pembelajaran yang membuat peserta didik memiliki pengalaman belajar yang
bermakna dan menyenangkan. Model pembelajaran quantum menonjolkan
kemampuan dan potensi diri peserta didik dalam membangun pengetahuan.
Peserta didik nantinya akan dapat memiliki keterampilan abad 21 seperti
critical thinking, creative thinking, collaborative, communicative. Sub Tema
2 Hidup Rukun di Tempat Bermain yang dikembangkan di dalam penelitian
merupakan salah satu sub tema yang dekat dengan kehidupan peserta didik
dan setiap hari dialami oleh peserta didik. Peserta didik akan mudah untuk
membangun pengetahuan melalui media yang berasal dari lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki fokus kepada kelas
bawah khususnya kelas II sekolah dasar karena Kurikulum 2013 di kelas
bawah memiliki bidang studi yang saling berkaitan. Kurikulum 2013 di kelas
atas terdapat bidang studi tertentu yang berdiri sendiri dan tidak saling terkait
dengan bidang studi yang lain. Maka dari itu, pengembangan perangkat
pembelajaran ini akan membantu guru dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II
sekolah dasar.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema 2
Hidup Rukun di Tempat Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa
Kelas II Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema
2 Hidup Rukun di Tempat Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa
Kelas II Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Peneliti mendapat pengalaman mengembangkan perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 dan untuk karier ke depan sebagai
seorang guru.
2. Bagi guru
Guru dapat menjadikan contoh serta menerapkan perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 saat pembelajaran agar siswa
menjadi aktif dalam proses belajar.
3. Bagi sekolah
Sekolah mendapat informasi mengenai strategi yang harus dilaksanakan
agar proses pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Bagi Prodi PGSD
Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta untuk mengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam
sub tema 2 Hidup Rukun di Tempat Bermain yang mengacu kurikulum
2013 untuk siswa kelas II di sekolah dasar.
E. Definisi Operasional
1. Pembelajaran inovatif adalah proses pembelajaran yang menggunakan
gagasan baru untuk membangun pengetahuan peserta didik secara
menyenangkan.
2. Perangkat pembelajaran inovatif adalah perlengkapan untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang menggunakan gagasan baru
untuk membangun pengetahuan peserta didik secara menyenangkan.
3. Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang memadukan konsep sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menggunakan pendekatan ilmiah
(scientific appoach) meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan mengomunikasikan.
4. Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada pemecahan masalah secara mandiri untuk
menemukan jawaban dari suatu masalah yang diberikan.
5. Model pembelajaran quantum adalah model pembelajaran yang
menekankan pada percepatan belajar dan pembelajaran yang bermana
kepada peserta didik.
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
Produk yang dikembangkan di dalam penelitian adalah perangkat
pembelajaran dengan bentuk buku yang terdiri dari 343 halaman memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
1. Cover
Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat
pembelajaran inovatif yaitu pengembangan perangkat pembelajaran
inovatif dalam tema 1 Hidup Rukun sub tema 2 Hidup Rukun di Tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bermain Mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah dasar;
nama penulis; gambar dari sub tema 2, keterangan yang berisi program
studi yaitu pendidikan guru sekolah dasar, jurusan yaitu ilmu pendidikan,
fakultas yaitu keguruan dan ilmu pendidikan, universitas yaitu sanata
dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi sinopsis produk dan biodata
singkat penulis.
2. Ukuran kertas
Produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram sedangkan
sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat kokoh.
3. Format tulisan
Produk ditulis menggunakan theme font “times new rowman” dengan
spasi 1,5 supaya setiap bagian dalam RPP terlihat jelas.
4. Kata pengantar
Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa;
penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif; ucapan
terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam penyusun
produk; dan kesediaan penulis dalam menerima kritik dan saran terkait
dengan produk yang dikembangkan.
5. Daftar isi
Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman.
6. Perangkat pembelajaran program tahunan untuk kelas II SD semester
gasal dan genap.
Program tahunan adalah rencana umum pelaksanaan pembelajaran
muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan alokasi waktu satu
tahun pembelajaran. Program tahunan dibuat sesuai dengan kalender
pendidikan dari tahun 2018/2019. Program tahunan terdapat 2 halaman
berbentuk portrait.
7. Perangkat pembelajaran program semester untuk kelas II SD semester
gasal.
Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga
program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan.
Program semester dilihat melalui kalender pendidikan dari semester gasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
tahun 2018/2019. Program Semester berisikan garis-garis besar mengenai
hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
Program semester terdapat 3 halaman berbentuk landscape.
8. Perangkat pembelajaran silabus untuk kelas II SD semester gasal tahun
2018/2019.
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan
garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan rancangan
penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau
kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, penilaian, alokasi waktu
dan sumber belajar.
9. Komponen perangkat pembelajaran RPP disusun lengkap terdiri dari a)
cover, b) pemetaan kompetensi dasar dan indikator, c) identitas RPP
berisikan satuan pendidikan, kelas/ semester, tema, sub tema,
pembelajaran, bidang studi terkait, alokasi waktu, hari, tanggal, d) tujuan
pembelajaran, e) kompetensi inti, f) kompetensi dasar dan indikator, g)
materi pembelajaran, h) pendekatan, model, metode, dan teknik
Pembelajaran, i) penguatan pendidikan karakter, j) langkah-langkah
pembelajaran, l) media, alat dan sumber belajar, m) penilaian, n)
lampiran terdiri dari lembar literasi, materi pembelajaran, media
pembelajaran, LKPD, soal evaluasi, instrumen penilaian, refleksi,
pengayaan, remedial, dan penjabaran model inovatif yang digunakan.
Satu sub tema terdapat enam pembelajaran, sehingga menghasilkan enam
rencana pelaksanaan pembelajaran.
10. Model Pembelajaran
Penjelasan pembelajaran inovatif sesuai dengan model pembelajaran.
Model yang digunakan adalah model pembelajaran inovatif inquiry
mengutamakan penyelidikan peserta didik untuk memecahkan suatu
masalah. Model pembelajaran inquiry digunakan pada pembelajaran ke-
1, 2, 3. Model yang lainnya adalah model pembelajaran quantum yang
menonjolkan pembelajaran bermakna dan percepatan belajar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
membangun pengetahuan. Model pembelajaran quantum digunakan pada
pembelajaran ke-4, 5, 6.
11. Terdapat pendekatan scientific yang merupakan proses pembelajaran
yang dirancang supaya peserta didik mengkonstruk konsep, hukum, atau
prinsip melalui tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep,
hukum, atau prinsip yang ditemukan.
12. Dikemas dalam pembelajaran terpadu yang mempunyai karakteristik
berpusat pada peserta didik, memberikan pengalaman langsung,
pemisahan bidang studi yang tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari
berbagai bidang studi, bersifat fleksibel (guru dapat mengaitkan bidang
studi yang satu dengan yang lain), dan menggunakan prinsip belajar
sambil bermain dan menyenangkan.
13. Penguatan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam seluruh bidang
studi yang terdapat dalam kurikulum. Pendidikan karakter yang
dikembangkan memuat aspek spiritual dan aspek sosial. Materi
pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap
bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan
kontekas kehidupan sehari-hari.
14. Menerapkan keterampilan dasar abad 21 dalam langkah-langkah
pembelajaran. Keterampilan abad 21 yang dikembangkan antara lain
berfikir kritis (critical thinking), kreatif (creative thinking), kolaborasi
(collaborative), dan komunikasi (communicative).
15. Menerapkan High Order Thinking Skill (HOTS) yang meliputi tingkat
Taksonomi Bloom pada C4 sampai C6. C4 merupakan kegiatan
menganalisis yang menggunakan kata kerja operasional memilih,
membandingkan, menguraikan, mengaitkan, dll. Sedangkan C5 yaitu
kegiatan mengevaluasi yang menggunakan kata kerja operasional
mengkritik, memeriksa, menilai, membuktikan, dll. C6 yaitu kegiatan
mencipta yang menggunakan kata kerja operasional merumuskan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
merencanakan, memproduksi, membuat hipotesis, mendesain,
menciptakan, dll.
16. Menerapkan penilaian otentik mengandung aspek sikap spiritual dan
sosial, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian dilengkapi
dengan instrumen penilaian yang memuat kunci jawaban dari soal
tertulis, daftar cek atau pedoman observasi bagi penilaian dengan teknik
observasi, dan cara skoring.
17. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Penyusunan RPP memperhatikan ketentuan PUEBI (Panduan Umum
Ejaan Bahasa Indonesia) yang meliputi tanda baca, huruf kapital, nama
orang, nama tempat, dan kata penghubung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II landasan teori ini, hal yang akan dibahas oleh peneliti mencakup empat
bagian yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan
pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka akan membahas mengenai karakteristik Kurikulum 2013,
keterampilan dasar abad 21, perangkat pembelajaran, dan pembelajaran
inovatif.
1. Karakteristik Kurikulum SD 2013
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan
dan mengembangkan potensi baik jasmani maupun rohani sesuai dengan
nilai-nilai yang terdapat di dalam masyarakat (Ihsan, 2005:1). Demi
mencapai tujuan tersebut memerlukan sebuah kurikulum sebagai rencana
atau pedoman. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional memaparkan kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan. Murray Print (dalam Yani, 2014:5)
menguraikan bahwa kurikulum adalah semua kesempatan belajar yang
direncanakan untuk peserta didik di sekolah dan instansi pendidikan
lainnya. Kurikulum juga dapat dimaknai sebagai rancangan pengalaman
yang akan diperoleh peserta didik ketika kurikulum tersebut
diimplementasikan.
Kurikulum merupakan perancangan kegiatan peserta didik yang
ditulis dalam sebuah dokumen. Sanjaya (dalam Yani, 2014:6)
mengungkapkan hal senada dengan Murray Print bahwa kurikulum
merupakan dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dicapai peserta didik, isi materi, dan pengalaman belajar yang harus
dilakukan serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk
nyata. Kurikulum memiliki sifat dimanis serta harus selalu dilakukan
perubahan dan pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan
tantangan zaman (Mulyasa, 2013:59). Berdasarkan keempat pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan program yang
disusun oleh pemerintah yang di dalamnya memuat teknis-teknis
pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kehidupan
di era global mengalami beberapa perubahan dan perkembangan yang
sangat pesat. Menghadapi masalah tersebut kurikulum juga mengalami
perubahan yang diharapkan mampu bersaing dengan masyarakat gobal.
Perubahan kurikulum yang terjadi diharapkan mampu membawa hasil
yang lebih baik di bidang pendidikan.
Kurikulum yang saat ini digunakan di Indonesia yaitu kurikulum
2013, kurikulum ini diharapkan mampu membekali peserta didik untuk
memiliki kemampuan sesuai dengan perkembangan masyarakat global.
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumya
yaitu kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diterapkan pada
tahun 2004 dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Menurut
Mulyasa (2013:169) perubahan, pengembangan, penyempurnaan
kurikulum 2013 sekolah dasar dapat dikaji perbedaanya dengan KTSP
2006 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 SD
KTSP 2006 Kurikulum 2013
Bidang studi tertentu
mendukung kompetensi
tertentu
Tiap bidang studi mendukung
semua kompetensi (sikap,
keterampilan, pengetahuan)
Bidang studi dirancang
berdiri sendiri dan memiliki
kompetensi dasar sendiri
Bidang studi dirancang terkait
satu dengan yang lain dan
memiliki kompetensi dasar
yang diikat oleh kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
inti tiap kelas
Bahasa Indonesia sejajar
dengan bidang studi lain
Bahasa Indonesia sebagai
penghela bidang studi lain
(sikap dan keterampilan
bahasa)
Tiap bidang studi diajarkan
dengan pendekatan berbeda
Semua bidang studi diajarkan
dengan pendekatan yang
sama (saintifik) melalui
mengamati, menanya,
mencoba, menalar,
mengkomunikasikan
Tiap jenis konten
pembelajaran diajarkan
terpisah (separated
curriculum)
Bermacam jenis konten
pembelajaran diajarkan
terkait dan terpadu satu sama
lain (cross curriculum atau
integrated curriculum)
Konten ilmu pengetahuan
diintegrasikan dan dijadikan
penggerak konten
pembelajaran lainnya
Tematik untuk kelas I-III
(belum integratif)
Tematik integratif untuk kelas
I-VI
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi untuk
meningkatkan capaian pendidikan di Indonesia (Majid & Rochman,
2014:27). Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa
yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter (Mulyasa, 2013:39).
Kreativitas menjadikan peserta didik mampu berinovasi untuk menjawab
tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks. Berdasarkan
pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan
rencana pemerintah untuk perbaikan sistem pendidikan nasional agar dapat
bersaing dengan tuntutan zaman. Kurikulum 2013 menekankan pada
pembentukan karakter peserta didik dan pengembangan mutu proses serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
hasil pendidikan. Pada hakikatnya kurikulum 2013 mengintegrasikan
seluruh bidang studi ke dalam sebuah tema besar. Setiap kurikulum
memiliki karakteristik tersendiri untuk meningatkan mutu pendidikan.
Kurikulum 2013 juga memiliki karakteristik yang menjadi ciri khas
dibandingkan dengan kurikulum yang di pakai di Indonesia sebelumnya.
Berikut ini merupakan karakteristik Kurikulum 2013, khususnya untuk
jenjang pendidikan sekolah dasar:
a. Tematik Integratif
Implementasi Kurikulum 2013 peserta didik tidak lagi
memperlajari masing-masing bidang studi secara terpisah. Kurikulum
2013 mengkaitkan antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya
yang disebut teamtik integratif. Pembelajaran berbasis tematik
integratif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar
menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian
dikombinasikan dengan bidang studi lainnya (Mulyasa, 2013:170).
Yani (2014:114) dalam bukunya mengungkapkan pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang tidak menggunakan nama-nama
disiplin ilmu sebagai nama bidang studi tetapi menggunakan tema-
tema tertentu. Sementara Majid & Rochman (2014:24) menguraikan
pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai bidang studi ke
dalam berbagai tema. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran
yang menggunakan suatu tema besar yang menjadi pengait dari
sejumlah bidang studi dan pokok bahasan. Tema yang dipilih biasanya
menyangkut alam dan kehidupan manusia. Pembelajaran tematik
memungkinkan guru untuk mengarahkan materi pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik.
1) Karakteristik Pembelajaran Tematik Integratif
Sebagai suatu model pembelajaran yang dipakai di sekolah
dasar, Majid & Rochman (2014:111) memaparkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pembelajaran tematik integratif memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut:
a) Berpusat pada peserta didik
Karakteristik pembelajaran tematik adalah berpusat pada
peserta didik. Hal ini berarti peserta didik sebagai subjek
belajar dan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran,
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator
untuk membimbing peserta didik.
b) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman
langsung kepada peserta didik. Peserta didik akan dihadapkan
pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-
hal yang lebih abstrak dalam proses mempelajari suatu
materi.
c) Pemisahan bidang studi tidak begitu jelas
Bidang studi tidak begitu jelas pemisahannya antara satu
sama lain. Bidang studi pada tematik saling berkaitan yang
disatukan ke dalam suatu tema. Tema yang dipilih merupakan
tema yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari.
d) Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi
Pembelajaran tematik mempelajari suatu konsep dari
berbagai bidang studi dalam proses pembelajaran. Konsep
tersebut dipelajari untuk membantu peserta didik
mempelajari materi secara utuh.
e) Bersifat fleksibel
Karakteristik pembelajaran tematik yang lain adalah
fleksibel. Hal tersebut berarti pembelajaran bersifat luwes
yang memberi kewenangan guru untuk mengaitkan bahan
ajar dari satu bidang studi dengan bidan studi yang lainnya
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Guru dapat mencari
sumber belajar yang sesuai dengan bahan ajar yang akan
diberikan kepada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan
Pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan cara
bermain sehingga suasana belajar menjadi lebih
menyenangkan. Peserta didik akan mendapatkan pengetahuan
yang dibutuhkan dengan cara yang menyenangkan.
2) Manfaat Pembelajaran Tematik Integratif
Majid & Rochman (2014:13) menguraikan jika menggunakan
pembelajaran tematik integratif dalam proses pembelajaran, akan
memperoleh beberapa manfaat, yaitu:
a) Suasana kelas nyaman dan menyenangkan. Suasana kelas
dapat menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik, rasa
tanggung jawab, dan kemampuan berinteraksi dengan seluruh
anggota kelas.
b) Menggunakan kelompok untuk berkerjasama, berkolaborasi,
dan memcahkan konflik. Hal tersebut dapat mendorong peserta
didik untuk memecahkan masalah sosial dan saling
menghargai.
c) Menciptakan aktivitas belajar yang melibatkan peserta didik
secara langsung, mengoptimasi semua sumber belajar, dan
memberi peluang peserta didik untuk mengeksplorasi materi
secara luas.
d) Peserta didik secara cepat dan tepat waktu memproses
informasi. Hal tersebut dikarenakan bidang studi yang saling
berkaitan satu sama lain, sehingga peserta didik akan
mempelajari beberapa pengetahuan dalam satu waktu.
e) Proses pembelajaran di kelas memungkinkan peserta didik
berada di dalam lingkungan yang memfasilitasi penemuan
pengetahuan.
f) Materi pembelajaran yang telah dipelajari dapat diaplikasikan
langsung oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
g) Peserta didik yang mengalami keterlambatan untuk
menuntaskan program belajar memungkinkan mengejar
ketertinggalannya, dengan bantuan guru melalui pemberian
bimbingan khusus dan penerapan prinsip belajar tuntas.
h) Guru mampu mewujudkan ketuntasan belajar dengan
menerapkan variasi cara penilaian.
3) Kelebihan Pembelajaran Tematik Integratif
Pembelajaran tematik integratif memiliki kelebihan
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Majid &
Rochman (2014:114) menjelaskan beberapa kelebihan dalam
penggunaan pembelajaran tematik integratif antara lain:
a) Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu
relevan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
b) Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan peserta didik.
c) Kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik, sehingga
hasil belajar akan dapat bertahan lama.
d) Menumbuh kembangkan keterampilan berpikir dan sosial pada
peserta didik.
e) Kegiatan belajar bersifat pragmatis dengan permasalahan yang
sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
4) Keterbatasan Pembelajaran Tematik Integratif
Selain kelebihan, pembelajaran tematik integratif juga
memiliki beberapa keterbatasan dalam proses pelaksanaannya.
Puskur, Balitbang Diknas (dalam Majid & Rochman, 2014:115)
mengidentifikasi beberapa keterbatasan pembelajaran tematik
integratif ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut:
a) Aspek guru
Guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dan
banyak membaca sumber belajar agar dapat menguasai semua
bahan ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b) Aspek peserta didik
Peserta didik dituntut untuk memiliki kemampuan belajar
dan kreativitas yang baik. Peserta didik diharapkan memiliki
kemampuan menguraikan, menghubungkan, menemukan dan
menggali pengetahuan. Jika kondisi yang diharapkan tersebut
tidak dimiliki oleh peserta didik, maka penerapan pembelajaran
tematik integratif akan sulit diterapkan.
c) Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Sarana dan sumber belajar akan sangat dibutuhkan dalam
proses pembelajaran tematik integratif. Jika sarana dan sumber
belajar tidak tersedia dengan baik, maka akan sulit untuk
menerapkan pembelajaran tematik integratif.
d) Aspek kurikulum
Guru perlu mengembangkan materi dan penilaian untuk
mencapai ketuntasan belajar peserta didik yang sesuai dengan
orientasi kurikulum.
e) Aspek penilaian
Guru diharapkan mampu untuk melaksanakan penilaian
dengan menyeluruh karena penilaian sebagai pedoman untuk
mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar.
Guru juga diharapkan untuk berkoordinasi dengan guru lain,
jika terdapat materi pembelajaran yang berasal dari guru yang
berbeda.
b. Penggunaan pendekatan ilmiah (scientific appoach)
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (scientific appoach)
dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran saintifik pada dasarnya
memberi pengalaman kepada peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan berdasarkan metode ilmiah secara mandiri (Yani, 2014:121).
Sedangkan Daryanto & Karim (2017:41) mengungkapkan pendekatan
saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mendapat pengalaman belajar melalui
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
mengkomunikasikan. Sedangkan Hosnan (2014:34) menguraikan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar
peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang
ditemukan.
Daryanto & Karim (2017:42) memaparkan bahwa proses pembelajaran
yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga
ranah yaitu sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotor). Terdapat pula tujuan pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik. Daryanto & Karim (2017:45) mengungkapkan
beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu a)
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik, b)
membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik, c) terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta
didik merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, d) diperoleh
hasil belajar yang tinggi, e) melatih peserta didik dalam
mengkomunikasikan ide-ide, f) mengembangkan karakter peserta didik.
1) Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Pendekatan
Saintifik
Menurut Yani (2014:125) adapun langkah-langkah kegiatan belajar
berdasarkan pembelajaran saintifik antara lain:
a) Mengamati yaitu kegiatan peserta didik diperoleh untuk
memperoleh dunia nyata melalui berbagai alat indera penglihatan,
pembau, pendengar, pengecap, dan peraba.
b) Menanya yaitu kegiatan peserta didik untuk menyatakan secara
eksplisit dan rasional apa yang ingin diketahuinya baik yang
berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu.
c) Mengeksperimen yaitu kegiatan berupa mengumpulkan data
melalui kegiatan observasi, wawancara atau uji coba di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
laboratorium. Kegiatan mengumpulkan dapat dilakukan dengan
cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi
lapangan, uji coba, wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-
lain.
d) Mengasosiasi yaitu kegiatan peserta didik untuk mengkritisi,
menilai, membandingkan, interpretasi data, atau mengajukan
pendapatnya berdasarkan hasil penelitian.
e) Mengkomunikasikan yaitu kegiatan peserta didik untuk
menyampaikan hasil temuannya di lapangan di hadapan orang
lain.
Bentuk kegiatan pembelajaran melalui pendekatan saintifik,
menurut Yani (2014:127) dapat dilihat melaui tabel berikut:
Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan
Pendekatan Saintifik
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat).
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang
diamati.
Mengumpulkan
informasi/
eksperimen
− Melakukan eksperimen.
− Membaca sumber lain selain buku
teks.
− Mengamati objek/ kejadian/ aktivitas.
− Wawancara dengan narasumber.
Mengasosiasikan/ − Mengolah informasi yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mengolah informasi dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/ eksperimen
mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.
− Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan.
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya
2) Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan
Saintifik
Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik memiliki
karakteristik tersendiri dibandingkan dengan pendekatan lainnya.
Hosnan (2014:36) menggungkapkan berbagai karakteristik
pembelajaran saintifik antara lain:
a) Berpusat pada peserta didik.
Peserta didik akan membangun pengetahuannya sendiri,
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran.
b) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi
konsep, hukum atau prinsip.
Peserta didik akan mencari pengetahuan untuk
memecahkan suatu permasalahan dengan langkah-langkah
berdasarkan metode ilmiah secara mandiri. Langkah-langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
tersebut terdiri dari mengamati, menanya, mencoba, menalar,
mengkomunikasikan.
c) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khusunya keterampilan
berpikir tingkat tinggi peserta didik.
Pendekatan saintifik juga mengembangkan pengetahuan
dan juga keterampilan berpikir yang dapat mendukung segala
kreativitas dan inovasi yang dilakukan peserta didik.
d) Pembelajaran saintifik dapat mengembangkan karakter peserta
didik.
Proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Peserta didik akan aktif membangun
pengetahuannya sendiri secara mandiri dengan menggunakan
metode ilmiah. Hal tersebut akan membuat peserta didik
menjadi manusia yang memilki karakter yang baik.
Berdasarkan pemaparan pendekatan saintifik di atas, pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang
menggunakan metode ilmiah dalam usaha memperoleh pengetahuan
bermakna secara mandiri bagi peserta didik. Penggunaan metode ilmiah
tersebut melibatkan keterampilan mengamati, menanya, mengeksperimen,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Melalui proses pembelajaran yang
mengembangakan tiga ranah sikap sikap, pengetahuan, dan keterampilan
diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang kreatif dan inovatif.
Pendekatan saintifik dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik
bahwa informasi dapat didapatkan dari berbagai sumber dan tidak
bergantung pada guru.
c. Pendidikan Karakter
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mengedepankan
pendidikan karakter dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.
Pendidikan karakter akan membekali peserta didik untuk menghadapi
kemajuan di era gobal. Hal tersebut terlihat di dalam penggunaan istilah
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang berubah menjadi Kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Inti (KI). Lahirnya konsep KI diawali dari pengelompokkan kompetensi
pokok atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Yani, 2014:54).
Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada
pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada
setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2013:7). Pendidikan karakter bukan
sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, pendidikan
karakter menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik sehingga
peserta didik menjadi paham (kognitif) dan tentang mana yang benar dan
salah, sehingga peserta didik mampu merasakan (afektif) nilai yang baik
dan biasa melakukannya (Daryanto & Dwicahyono, 2014:38).
Menurut Daryanto & Dwicahyono (2014:40) dalam rangka
memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi delapan
belas nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan
pendidikan nasional, yaitu 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5)
kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10)
semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai prestasi, 13)
bersahabat/ komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli
lingkungan, 17) peduli sosial, 18) tanggung jawab. Jumlah dan jenis
karakter di atas dapat disesuaikan dengan kepentingan dan kondisi satuan
pendidikan. Daryanto & Dwicahyono (2014:41) memaparkan deskripsi
delapan belas nilai pembentuk karakter bangsa sebagai berikut:
Tabel 2.3 Deskripsi delapan belas nilai pembentuk karakter bangsa
NILAI DESKRIPSI
Religius Sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Jujur Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
Toleransi Sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari
dirinya.
Disiplin Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan
tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.
Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak
mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan
bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
lain.
Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari suatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
Bersahabat/ komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan
berkerja sama dengan orang lain.
Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dirinya.
Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu
untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu
ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan
kewajibannya yang seharusnya dia
lakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan pengetian di atas dapat disimpulkan pendidikan
karakter merupakan pendidikan untuk membantu peserta didik memiliki
memiliki budi pekerti dan akhlak mulia yang baik sehingga peserta didik
menjadi memahami, merasakan dan melakukannya. Pendidikan karakter
dapat diimplementasikan di seluruh bidang studi yang ada di dalam
Kurikulum 2013. Setiap bidang studi yang berkaitan dengan norma
dikembangkan serta dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
d. Penilaian Otentik
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian
pendidikan menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 23
tahun 2016, prinsip penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada butir-butir sebagai berikut:
1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;
2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus atau perbedaan latar belakang
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4) Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan;
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan
kemampuan peserta didik;
7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku;
8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan;
9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segi mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kurikulum 2013 menggunakan proses penilaian pembelajaran yang
otentik. Penilain otentik adalah penilaian yang nyata dan dibuktikan
dengan kinerja dan atau hasil-hasil yang telah dibuat oleh peserta didik
(Yani, 2014:146). Menurut Daryanto & Karim (2017:16) penilaian otentik
adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar
peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Sejalan
dengan pendapat tersebut Sunarti & Rahmawati (2014:27) memaparkan
penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta
didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan
atau menujukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-
benar dikuasai dan dicapai. Sedangkan Abidun (dalam Yani, 2014:146)
menguraikan bahwa penilaian otentik adalah mengukur, memonitor, dan
menilai semua aspek hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor), baik
yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun
berupa perubahan dan perkembangan aktifitas, dan perolehan hasil belajar
selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 standar penilaian pendidikan
mengelompokkan penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan
dasar dan menengah meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Sejalan dengan hal tersebut Kemendikbud (2016:10)
memaparkan deskripsi dari pengelompokkan penilaian otentik khususnya
untuk sekolah dasar sebagai berikut:
1) Penilaian sikap
Penilaian sikap merupakan penilaian terhadap perilaku peserta
didik dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual (KI-1)
dan sosial (KI-2). Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan
diamati adalah menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama
yang dianutnya. Kompetensi sosial (KI-2) yang akan diamati
mencakup perilaku antara lain jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
tetangga, dan negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2) Penilaian pengetahuan
Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, tes lisan,
penugasan.
a) Tes tertulis
Tes tertulis merupakan tes yang soal dan jawabannya secara
tertulis antara lain berupa pilihan ganda, isian, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.
b) Tes lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang
diberikan pendidik secara lisan dan peserta didik merespon
pertanyaan secara lisan.
c) Penugasan
Penugasan merupakan pemberian tugas kepada peserta didik
untuk mengukur pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik untuk
meningkatkan pengetahuan. Tugas dapat dilakukan di sekolah, di
rumah, atau di luar sekolah.
3) Penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan (KD-4) dilakukan dengan teknik penilaian
kinerja, penilaian proyek, dan portofolio.
a) Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang menuntut peserta
didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan.
Penilaian kinerja terbagi menjadi penilaian proses dan produk.
Penilaian kinerja yang menekankan produk, misalnya poster, puisi,
dan kerajinan. Penilaian kinerja yang menekankan proses disebut
penilaian praktik.
b) Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu melalui
proses perencanaan, pengumpulan data, pengolahan, dan pelaporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c) Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan hasil penilaian,
penghargaan, dan karya peserta didik yang mencerminkan
perkembangan dalam kurun waktu tertentu.
Berdasarkan pendapat tersebut penilaian otentik merupakan penilaian
yang asli dan valid. Penilaian otentik adalah proses pengumpulan
informasi mengenai perkembangan dan pencapaian belajar yang dilakukan
oleh peserta didik melalui berbagai teknik. Penilaian otentik berguna untuk
melihat hasil pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari waktu ke
waktu yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian
otentik memiliki sifat berkelanjutan dari awal peserta didik melakukan
pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Penilian otentik dapat dilakukan
secara bersama-sama selama kegiatan pembelajaran.
2. Keterampilan Dasar Abad 21
Perkembangan abad 21 ditandai dengan semakin majunya
perkembangan di bidang teknologi atau bidang yang lainnya. BSNP Tahun
2010 (dalam Daryanto & Karim, 2017:2) menyatakan bahwa pendidikan
nasional abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu
bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang
terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui
pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang
berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan
untuk mewujudkan cita-cita bangsanya. Sejalan dengan pernyataan
tersebut Litbag Kemendikbud tahun 2013 (dalam Daryanto & Karim,
2017:2) merumuskan bahwa paradigma pembelajaran abad 21
menekankan pada kemampuan peserta didik dalam mencari tahu dari
berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis, kerjasama
serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
a) Karakteristik Keterampilan Abad 21
Pembelajaran abad 21 memiliki karakteristik yang menjadi ciri
khusus di dalam pembelajarannya. Menurut Hosnan (2014:85)
karakteristik pembelajaran abad 21 antara lain a) pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berpusat pada peserta didik (student centered), b) mengembangkan
kreativitas peserta didik, c) menciptakan suasana yang menarik,
menyenangkan, dan bermakna, d) mengembangkan beragam
kemampuan yang bermuatan nilai dan makna, e) belajar melalui
berbuat yakni peserta didik aktif berbuat, f) menekankan pada
penggalian, penemuan, dan penciptaan, g) menciptakan pembelajaran
dalam situasi nyata dan konteks sebenernya yakni melalui pendekatan
kontekstual.
Pekembangan dunia abad 21 menuntut peserta didik untuk
memiliki keterampilan agar dapat mengikuti perkembangan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut Hosnan (2014:86) mengungkapkan
keterampilan yang dibutuhkan peserta didik di abad 21 antara lain:
1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Peserta didik wajib memiliki kecakapan yang tinggi yang
ditandai dengan keterampilan beriman dan bertakwa, terampil
hidup jujur, terampil menjalankan amanah, terampil berbuat adil,
dan patuh bergama.
2) Memiliki karakter sebagai pemikir
Karakter sebagai pemikir ditandai dengan terampil berpikir
inovatif lewat kecepatan beradaptasi dengan lingkungan dan
mampu memecahkan masalah.
3) Cakap dalam menggunakan teknologi dan informasi
Peserta didik memiliki kemampuan untuk bertindak
menggunakan informasi yang didapatkan untuk mengembangkan
keterampilan multikultural.
4) Memiliki keterampilan berkomunikasi
Peserta didik mampu memiliki kemampuan berkerja dalam
tim yang bervariasi, berkolaborasi mengembangkan keterampilan
komunikasi sehingga selalu dapat menempatkan diri dalam
sebuah lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5) Memiliki etos kerja yang tinggi dan produktif
Peserta didik memiliki kemampuan untuk disiplin, suportif,
tidak kenal menyerah, tangguh, dan berkerja keras.
b) Keterampilan yang Harus Dikembangkan untuk Abad 21
Hosnan (2014:87) juga mengemukakan keterampilan yang
dikembangkan di abad 21 sebagai berikut:
a) Communication skill (kemampuan berkomunikasi)
Pada model ini, peserta didik dituntut untuk memahami,
mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam
berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia.
b) Collaboration skill (kemampuan berkerjasama)
Pada model ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya
dalam kerja sama kelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam
berbagai peran dan tanggung jawab, berkerja secara produktif
dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya,
menghormati perspektif berbeda.
c) Critical thinking and problem solving skill (kemampuan berpikir
kritis dan pemecahan masalah)
Pada model ini, peserta didik berusaha untuk memberikan
penalaran yang masuk akal dalam memahami dam membuat
pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antar sistem. Peserta
didik juga menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan
mandiri. Peserta didik memiliki kemampuan untuk menyusun dan
mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah.
d) Creativity and innovation skill (kemampuan kreativitas dan
inovasi)
Proses pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik
sehingga meninggalkan perlakuan yang bersifat menyamankan
peserta didik, tetapi lebih bersifat individual. Kecakapan yang
bersifat multi intelegensi menuntut guru untuk mampu
mengakomodasi semua perbedaan yang dimiliki peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Abad 21 menuntut pendidikan mempersiapkan peserta didik yang
mampu menghadapi persaingan ekonomi global. Peserta didik dituntut
untuk memiliki keterampilan-keterampilan agar mampu bersaing di dunia
global. Diharapkan peserta didik mampu memiliki kemampuan berpikir
kritis agar dapat mengidentifikasi informasi yang relevan yang diperoleh
dari pengetahuannya sendiri selanjutnya informasi tersebut dapat
digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Hal tersebut menuntut
guru untuk menciptakan sebuah inovasi dalam proses pembelajaran agar
peserta didik memiliki keterampilan-keterampilan abad 21. Pembelajaran
abad 21 harus mengajarkan 4 kompetensi yaitu communication,
collaboration, critical thinking, dan creativity.
3. Perangkat Pembelajaran
Prasetyo, dkk (2011:16) memaparkan perangkat pembelajaran adalah
alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan
pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Akbar
(2013:2) menguraikan bahwa perangkat pembelajaran terdiri dari silabus,
buku ajar, sumber, media pembelajaran, model pembelajaran, istrumen
asesmen, dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Sedangkan
menurut Nazarudin (2007:113) perangkat pembelajaran merupakan suatu
persiapan yang disusun oleh guru agar pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan memperoleh hasil
seperti yang diinginkan, meliputi analisis minggu efektif, program
tahunan, program semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), instrumen evaluasi, dan Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM). Berdasarkan pernyataan tersebut perangkat
pembelajaran merupakan seperangkat alat dan bahan yang dibutuhkan
untuk proses pembelajaran, baik dari proses perencanaan sampai proses
evaluasi peserta didik.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti adalah
program tahunan, program semester, silabus, dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Perangkat pembelajaran tersebut memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
keterkaitan dan saling berhubungan satu sama lain. Program tahunan akan
memuat tema dan sub tema yang akan dipelajari di dalam satu tahun agar
pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan di setiap tahun. Program
semester merupakan rincian dari program tahunan. Silabus merupakan
detail pedoman pembelajaran yang akan dilaksanakan guru. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisi prosedur proses pembelajaran
yang akan dilakukan guru di dalam satu hari pembelajaran. Perangkat
pembelajaran tersebut akan membantu guru dalam merencanakan proses
pembelajaran.
a. Program Tahunan dan Program Semester
Program tahunan dan program semester adalah salah satu unsur
penting dalam dunia pendidikan. Program tahunan merupakan rencana
penetapan alokasi waktu dalam satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Sanjaya, 2008:52). Berdasarkan penjelasan
tersebut program tahunan dapat diartikan sebagai pedoman rencana
pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran.
Penetapan alokasi waktu di dalam program tahunan berguna agar
kompetensi yang ada dapat tercapai oleh peserta didik di dalam satu
tahun ajaran.
Sebelum menyusun program tahunan dan program semester
diperlukan analisis tema dan sub tema yang terdapat di dalam suatu
kelas, selanjutnya analisis minggu efektif di dalam kalender akademik.
Sanjaya (2008:52) menguraikan langkah-langkah untuk
mengembangkan program tahunan yaitu dengan melihat alokasi waktu
untuk setiap mata pelajaran dalam satu minggu dalam struktur
kurikulum seperti yang telah ditetapkan pemerintah. Selanjutnya
menganalisis hari efektif di dalam satu minggu selama satu semester.
Hal tersebut bertujuan untuk melihat berapa waktu dalam seminggu
yang tersedia untuk pelaksanaan proses pembelajaran.
Program semseter merupakan penjabaran dari program tahunan,
sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program
tahunan. Program semseter diarahkan untuk merencanakan minggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
efektif atau pembelajaran untuk mencapai kompetensi di dalam satu
semester (Sanjaya, 2008:53). Berdasarkan penjabaran di atas program
semester juga dapat diartikan sebagai gambaran mengenai kompetensi
yang hendak dilaksanakan dan dicapai oleh guru di dalam satu
semester. Sanjaya (2008:54) menguraikan langkah-langkah untuk
mengembangkan program semester sebagai berikut:
1) Menentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
akan dicapai.
2) Melihat program tahunan yang telah disusun untuk menentukan
alokasi waktu.
3) Menentukan bulan dan minggu proses pembelajaran berdasarkan
Kompetensi Dasar (KD) akan dilaksanakan.
b. Silabus
Silabus merupakan komponen yang ada di dalam perangkat
pembelajaran. Sejatinya silabus merupakan garis besar program
pembelajaran. Silabus merupakan rencana pembelajaran pada satu
atau kelompok bidang studi bahkan tema tertentu yang di dalamnya
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan juga indikator pencapaian
kompetesi untuk penilaian (Sanjaya, 2008:54). Departemen
Pendidikan Nasional (dalam Akbar, 2013:7) menguraikan silabus
merupakan rencana pembelajaran pada satu atau kelompok bidang
studi atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar. Hal tersebut sejalan dengan Permendikbud Nomor 22
tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah
yang menjabarkan silabus adalah acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian bidang studi. Penyusunan
silabus sangat tergantung pada sistem pendidikan yang berlaku.
Berdasarkan pendapat di atas silabus merupakan gambaran dari suatu
proses pembelajaran yang berisi kajian setiap bidang studi. Silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
memiliki manfaat sebagai paparan proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh seorang pendidik.
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses
pendidikan dasar dan menengah menjabarkan rincian penyusunan
silabus sebagai berikut:
1) Identitas bidang studi (Khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan);
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3) Kompetensi Inti, merupakan gambaran secara kategorikal
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan bidang studi.
4) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait
muatan atau bidang studi;
5) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi;
7) Pembelajaran, yatu kegiatan yang dilakuakan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik;
9) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam belajar dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
11) Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Proses pelaksanaan pembelajaran akan efektif jika peserta didik
mendapatkan pengalaman bermakna selama mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran yang efektif dan baik akan di dapatkan jika sebelum
terjadi perencanaan. Perencanaan yang digunakan sebelum
pembelajaran biasa disebut dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Berdasarkan uraian dari Permendikbud Nomor
22 tahun 2016 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan menurut
Daryanto & Karim (2017:87) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) merupakan suatu bentuk prosedur dan manajemen
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan
dalam standar isi (standar kurikulum). Berdasarkan pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
merupakan rencana kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar selama satu pertemuan atau lebih.
Berikut ini merupakan komponen penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Permendikbud Nomor
22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.
2) Identitas bidang studi atau tema/sub tema.
3) Kelas/semester.
4) Materi pokok.
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang
harus dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan KD yang akan dicapai.
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
untuk menyampaiakan materi pembelajaran.
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup.
13) Penilaian hasil pembelajaran.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip agar kegiatan pembelajaran
serta tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Selaras dengan
pendapat tersebut, adapun beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam penyususunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang standar
proses pendidikan dasar dan menengah sebagai berikut:
1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,
tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan
lingkungan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2) Partisipasi aktif peserta didik.
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, insiatif, inspirasi, inovasi, dan
kemandirian.
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang
untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,
dan remidi.
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan
lintas bidang studi, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara integrasi
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pada hakikatnya penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) bertujuan merancang pengalaman belajar peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Daryanto & Dwicahyono, 2014:88).
RPP disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang dilaksanakan
sekali pertemuan atau lebih. Setiap Kompetensi Dasar (KD) harus
dijabarkan menjadi lebih dari satu indikator. Perumusan indikator
menggunakan kata kerja operasional yang ada di dalam Taksonomi
Bloom sehingga dapat diukur. Prastowo (2015:163) memaparkan
bahwa indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat
diukur dan dirancang instrumen penilaiannya. Kata kerja operasional
tersebut dapat dilihat dari revisi Anderson dan Krathwohl. Menurut
hasil revisi Anderson & Krathwohl (2015:9) Taksonomi Bloom
terdapat 6 tingkatan di dalam dimensi pengetahuan antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1) Mengingat
Tujuan utamanya adalah menumbuhkan kemampuan untuk
meretensi materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan.
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang
dibutuhkan dari memori jangka panjang.
2) Memahami
Tujuan utamanya adalah menumbuhkan kemampuan transfer,
fokusnya ialah lima proses kognitif lainnya. Peserta didik
dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna
dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan,
ataupun grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau
layar komputer.
3) Mengaplikasikan
Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan
prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau
menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan
pengetahuan prosedural.
4) Menganalisis
Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi
jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan
antar bagian dan antar setiap bagian dan struktur keseluruhannya.
Tujuan pendidikan yang diklasifikasikan dalam menganalisis
mencakup belajar untuk menentukan potongan-potongan
informasi yang relevan atau penting (membedakan), menentukan
cara-cara untuk menentukan potongan-potongan informasi
tersebut (mengorganisasikan), dan menentukan tujuan di balik
informasi itu (mengatribusikan).
5) Mengevaluasi
Mengevaluasi adalah membuat keputusan berdasarkan
kriteria dan standar. Kriteria yang paling sering digunakan adalah
kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
6) Mencipta
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen
menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional.
Tujuan dalam mencipta adalah meminta peserta didik membuat
produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian
menjadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada
sebelumnya.
4. Pembelajaran Inovatif
a. Hakikat Pembelajaran Inovatif
Perkembangan teknologi semakin pesat hal tersebut menjadi tanda
perkembangan abad 21. Sebuah sistem pendukung yang inovatif harus
diciptakan untuk membantu peserta didik menguasai kemampuan
multi-dimensi yang diperlukan pada abad 21 (Daryanto & Karim,
2017:25). Pembelajaran inovatif menjadi kunci agar peserta didik
memiliki kemampuan yang dibutuhkan di abad 21. Inovatif dimaknai
sebagai gagasan dan teknik yang baru (Suyatno, 2009:6). Menurut
Shoimin (2014:19) kata inovasi sering digunakan untuk menyatakan
penemuan baru yang diciptakan oleh manusia, sehingga hal tersebut
bermanfaat bagi kehidupannya. Secara sederhana inovatif dapat
dikatakan sebagai ide baru yang muncul dari hasil kreatif dari ide
yang sudah ada sebelumnya. Pembelajaran inovatif adalah suatu
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga
berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh
guru konvensional (Uno & Mohamad, 2011:106).
Proses pembelajaran harus lebih bermakna agar tujuan yang ingin
dicapai dapat terwujud. Hal ini akan berkaitan langsung dengan
hakikat pembelajaran inovatif yang dalam proses pembelajarnnya
memerlukan sebuah inovasi dan ide-ide baru dari guru. Suyatno
(2009:6) menguraikan pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran
yang dikemas atas dorongan gagasan baru untuk melakukan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
belajar dengan metode baru yang dapat membawa kemajuan hasil
belajar. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
pembelajaran inovatif adalah proses pembelajaran yang diharapkan
mampu memunculkan ide atau inovasi baru yang belum pernah
digunakan oleh kelas sebelumnya agar nantinya membuat
pembelajaran di kelas semakin menarik dan menyenangkan.
b. Prinsip Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif memiliki asas yang membuatnya berbeda
dengan teknik-teknik pembelajaran yang lain. Asas dari pembelajaran
inovatif yaitu peserta didik berperan aktif dalam sebuah pembelajaran,
sehingga dapat mengembangkan kecakapan hidup melalui
pembelajaran nyata yang peserta didik alami. Hal ini akan
mengkontruksikan pengetahuan peserta didik sehingga setiap peserta
didik nantinya siap terjun di masyarakat. Menurut Suyatno (2009:8)
terdapat beberapa prinsip pembelajaran inovatif yaitu:
1) Bepusat pada peserta didik
Berpusat pada peserta didik merupakan proses pembelajaran
dengan situasi nyata, kontekstual, dan berbagai sumber belajar
untuk memfasilitasi peserta didik. Pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik akan menempatkan peserta didik sebagai
subjek belajar yang secara aktif membangun pengetahuannya
sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang bertugas
memfasilitasi peserta didik dalam belajar.
2) Berbasis masalah
Pembelajaran yang disampaikan oleh guru hendaknya
dimulai dari masalah aktual, relevan, dan bermakna bagi peserta
didik. Pembelajaran yang dimulai dengan suatu permasalahan,
akan menjadikan peserta didik dapat belajar suatu konsep dan
prinsip sekaligus memecahkan masalah. Hasil belajar yang akan
didapat peserta didik yaitu cara memecahkan masalah (proses)
dan hasil belajar yang kedua yaitu jawaban terhadap masalah
(produk). Kemampuan memecahkan masalah dapat membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
peserta didik menganalisis situasi tak terduga, sehingga mampu
mendapatkan solusi yang bermakna.
3) Terintegrasi
Pendekatan terintegrasi merupakan pendekatan yang
membuat peserta didik mempelajari pengetahuan dari berbagai
disiplin ilmu yang saling berkaitan. Pendekatan ini akan membuat
peserta didik dapat melihat pengetahuan yang saling terkait dari
berbagai disiplin ilmu, sehingga peserta didik akan menemukan
pengetahuan secara menyeluruh.
4) Berbasis masyarakat
Pembelajaran inovatif berbasis masyarakat menuntun peserta
didik memahami permasalahan yang terjadi di masyarakat,
sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan,
sehingga apa yang dipelajari menjadi lebih bermakna. Peserta
didik akan lebih cepat menggali pengetahuan karena telah
mengalaminya secara nyata di dalam masyarakat.
5) Memberikan pilihan
Pembelajaran inovatif memberikan pilihan dalam gaya
belajar yang berbeda pada setiap peserta didik. Hal tersebut
bertujuan untuk memberi perhatian pada keberagaman
karakteritik peserta didik. Oleh sebab itu, pembelajaran bukan
dilakukan seperti yang diinginkan guru, tetapi lebih kepada yang
diinginkan oleh peserta didik.
6) Tersistem
Prinsip pembelajaran inovatif tersistem yaitu keharusan
peserta didik untuk mempelajari materi tertentu dengan bantuan
pengetahuan lain sebagai pra syarat yang harus dikuasai peserta
didik terlebih dahulu sebelum dapat mempelajari materi tersebut.
Begitu pula keterampilan-keterampilan tertentu yang bersifat
prosedural, memiliki langkah-langkah yang harus dilakukan
secara berurutan sebelum dapat menuntaskannya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
7) Berkelanjutan
Pembelajaran inovatif berorientasi pada pembelajaran yang
berkelanjutan sampai pada tingkat kedalaman dan keluasan
materi. Setiap proses pembelajaran yang dilakukan memiliki
dasar bagi pembelajaran berikutnya. Setiap konsep yang dipelajari
dari pembelajaran sebelumnya harus dirangkai secara terus-
menerus dengan konsep baru, sehingga membentuk konsep yang
saling berhubungan.
c. Keunggulan Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif yang menitik beratkan pada sebuah
konsep pembelajaran yang penuh ide dan inovasi memiliki
keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran yang lainnya.
Menurut Shoimin (2014:21) dalam konteks pembelajaran, inovasi
merupakan bentuk kreativitas guru dalam mengelola
pembelajaran yang semula monoton, membosankan,
menjenuhkan, dan ortodoks menuju pembelajaran yang
menyenangkan, variatif, dan bermakna.
Uno & Mohamad (2011:31) mengukapkan beberapa
keunggulan pembelajaran inovatif antara lain 1) pembelajaran
inovatif dapat membangkitkan intelektual peserta didik, 2)
pembelajaran inovatif mengajarkan peserta didik yang semula
mendapatkan extrinsic reward yang berasal dari keadaan di luar
diri peserta didik dalam keberhasilan belajar akan mendapat
instrinsic reward yang berasal dari keadaan di dalam diri peserta
didik dalam keberhasilan belajar, 3) pembelajaran inovatif dapat
mengajarkan peserta didik mengelola informasi yang
didapatkannya dari penemuan yang telah dilaksanakan, 4)
pembelajaran inovatif juga dapat membuat ingatan peserta didik
menjadi bertahan lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
d. Berbagai Model Pembelajaran Inovatif yang Digunakan
dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Proses pembelajaran memerlukan beberapa strategi agar
peserta didik mampu untuk mencapai kompetensi yang akan
dicapai. Strategi tersebut dapat berupa menggunakan model
pembelajaran yang sesuai karakteristik peserta didik. Soekamto
(dalam Shoimin, 2014:23) menguraikan bahwa model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur yang berbentuk sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan peserta didik dalam merencanakan aktivitas
belajar. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru kelas (Suyatno, 2009:26).
Daryanto & Karim (2017:28) memaparkan bahwa model
pembelajaran adalah model untuk membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai,
kemampuan berpikir, dan dapat mengaktualisasi diri, juga
diajarkan kepada peserta didik bagaimana belajar yang efektif dan
sistematis sehingga ke depan dihasilkan peserta didik yang dapat
meningkatkan kemampuan belajar lebih mudah dan efektif dalam
keilmuan dan keterampilan, karena mereka sudah mendapat
proses pembelajaran yang tuntas.
Shoimin (2014:24) memaparkan fungsi dari model
pembelajaran ialah pedoman bagi pendidik untuk melaksanakan
proses pembelajaran. Model pembelajaran memiliki ciri khas jika
dibandingkan dengan strategi, metode, atau prosedur
pembelajaran. Kardi & Nur (dalam Shoimin, 2014:24)
mengemukakan ciri khas model pembelajaran, yaitu 1) rasional
dan logis yang disusun oleh pencipta atau pengembangnya, 2)
landasan pemikiran mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, 3) tingkah laku yang diperlukan agar model berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dilaksanakan, 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran tercapai.
Memilih model pembelajaran harusnya sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan kompetensi yang akan dicapai.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu kerangka yang di dalamnya
terdapat prosedur yang khas agar peserta didik mendapatkan
informasi, keterampilan, dan nilai untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat bermacam-macam model pembelajaran
inovatif yang ada untuk memudahkan peserta didik menguasai
materi. Model pembelajaran inovatif diperlukan agar kegiatan
pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Model
pembelajaran inovatif yang digunakan dalam pengembangan
perangkat pembelajaran sebagai berikut:
1) Model Pembelajaran Inquiry
Model pembelajaran inquiry mengutamakan penyelidikan
peserta didik untuk memecahkan suatu masalah. Menurut
Trowbridge & Bybee (dalam Suparno, 2013:71) secara umum
inquiry adalah proses di mana para saintis mengajukan
pertanyaan tentang alam dunia ini dan bagaimana mereka
secara sistematis mencari jawabannya. Menurut Kusnandar
(dalam Shoimin, 2014:85) model pembelajaran inquiry adalah
kegiatan pembelajaran dimana peserta didik didorong untuk
belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip, sementara guru mendorong peserta didik untuk
memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang
memungkinkan peserta didik menemukan prinsip untuk diri
mereka sendiri. Selain itu, Wina (dalam Shoimin, 2014:85)
memaparkan bahwa model pembelajaran inquiry merupakan
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dipertanyakan. Berdasarkan pengetian di atas dapat
disimpulkan model pembelajaran inquiry adalah model
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk
memecahkan masalah yang di dapatkan secara mandiri. Peserta
didik didorong memiliki keterlibatan aktif, sementara guru
mendorong peserta didik memperoleh pengalaman. Guru perlu
melakukan bimbingan kepada peserta didik selama proses
pembelajaran.
Kindsvatter, Wilen, & Ishler (dalam Suparno, 2013:72)
menguraikan langkah-langkah model pembelajaran inquiry
sebagai berikut:
a) Identifikasi dan klasifikasi persoalan
Persoalan dapat disiapkan atau diajukan oleh guru.
Persoalan yang ingin dipecahkan disiapkan sebelum
memulai pelajaran. Persoalan harus jelas sehingga dapat
dipikirkan, didalami dan dipecahkan oleh peserta didik.
Persoalan yang diajukan akan tampak jelas tujuan dari
pembelajaran atau penyelidikan. Persoalan yang terlalu
tinggi akan membuat peserta didik tidak semangat,
sedangkan persoalan yang terlalu mudah akan jadi tidak
menarik minat peserta didik. Sangat baik jika persoalan itu
sesuai dengan tingkat hidup dan keadaan peserta didik.
b) Membuat hipotesis
Peserta didik diminta untuk mengajukan jawaban
sementara tentang persoalan. Hipotesis perlu dikaji apakah
sudah jelas atau tidak. Guru diharapkan tidak memperbaiki
hipotesis peserta didik yang salah, tetapi cukup
memperjelas maksud. Hipotesis yang salah nantinya akan
terlihat setelah pegambilan data dan analisis data yang
diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
c) Mengumpulkan data
Peserta didik mencari dan mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis
mereka benar atau tidak. Guru perlu membantu bagaimana
peserta didik mencari peralatan, merangkai peralatan, dan
mengoperasikan peralatan sehingga akan berjalan dengan
baik.
d) Menganalisis data
Data yang dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat
membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak. Untuk
mempermudah menganalisis data, data sebaiknya
diorganisasikan, dikelompokkan, diatur sehingga dapat
dibaca dan dianalisis dengan mudah. Guru perlu
membimbing karena peserta didik yang kesulitan dalam
menentukan langkah selanjutnya.
e) Mengambil keputusan
Data yang telah dikelompokkan dan dianalisis
selanjutnya diambil kesimpulan dengan generalisasi.
Setelah diambil kesimpulan, kemudian dicocokkan dengan
hipotesis asal, benar atau tidak. Setelah itu guru dapat
memberikan catatan untuk menyatukan seluruh proses
pembelajaran.
Model pembelajaran inquiry memiliki kelebihan jika
digunakan di dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Shoimin
(2014:86) kelebihan model pembelajaran inquiry, yaitu a)
merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara seimbang sehingga pembelajaran dengan model inquiry
lebih bermakna, b) memberikan ruang kepada peserta didik
untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri, c)
merupakan model yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman, d)
melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan
di atas rata-rata.
Menurut Shoimin (2014:87) kekeurangan penggunaan
model pembelajaran inquiry di dalam pembelajaran sebagai
berikut a) pembelajaran inquiry memerlukan kecerdasan
peserta didik yang tinggi, b) memerlukan perubahan kebiasaan
belajar peserta didik yang biasanya menerima informasi dari
guru apa adanya, c) guru dituntut mengubah kebiasaan
mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi
fasilitator, motivator, dan pembimbing peserta didik dalam
belajar.
2) Model Pembelajaran Quantum
Menurut Sutrisno (dalam Shoimin, 2014:138) model
pembelajaran quantum berfokus pada hubungan dinamis pada
lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan
kerangka untuk belajar. Quantum berisi prinsip-prinsip sistem
perencanaan pengajaran yang efektif, efisien, dan progresif
berikut metode penyajiannya untuk mendapatkan hasil belajar
yang mengagumkan dengan sedikit waktu. Menurut DePorter
(dalam Shoimin, 2014:139) quantum memiliki kerangka
rancangan yang dikenal sebagai TANDUR sebagai berikut:
a) Tumbuhkan
Tahap tumbuhkan minat peserta didik terhadap
pembelajaran yang akan dilakukan. Melalui tahap ini, guru
berusaha mengikutsertakan peserta didik dalam proses
belajar.
b) Alami
Alami merupakan tahap ketika guru menciptakan
atau mendatangakan pengalaman yang dapat dimengerti
semua peserta didik. Tahap ini memberikan kesempatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kepada peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan
awal yang telah dimiliki.
c) Namai
Tahap namai merupakan tahap memberikan kata
kunci, konsep, model, rumus, atau strategi, atas
pengalaman yang telah diperoleh peserta didik. Tahap ini
peserta didik dengan bantuan guru berusaha menemukan
konsep atas pengalaman yang telah dilewati.
d) Demonstrasi
Tahap demonstrasi memberikan kesempatan untuk
menerapkan pengetahuan ke dalam pembelajaran yang
lain dan ke dalam kehidupan mereka. Tahap ini
menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan apa yang mereka ketahui.
e) Ulangi
Pengulangan akan memperkuat koneksi saraf
sehingga menguatkan struktur kognitif peserta didik.
Semakin sering dilakukan pengulangan, pengetahuan akan
semakin mendalam.
f) Rayakan
Rayakan merupakan wujud pengakuan untuk
menyelesaikan partisipasi dan memperoleh keterampilan
dalam ilmu pengetahuan. Rayakan bisa dilakukan ke
dalam bentuk pujian, tepuk tangan, dan bernyanyi
bersama.
Model pembelajaran quntum merupakan model pembelajaran
yang menekankan pada percepatan belajar dengan menggunakan
potensi diri peserta didik. Quantum dapat merangsang peserta didik
untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
Pembelajaran menggunakan model quantum memiliki beberapa
keunggulan dan kekurangan. Menurut Shoimin (2014:145)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
keunggulan menggunakan model quantum di dalam pembelajaran
antara lain, a) membimbing peserta didik ke arah berpikir yang
sama, b) proses pembelajaran quantum yang melibatkan peserta
didik, maka perhatian peserta didik dapat dipusatkan kepada materi
yang diaggap penting oleh guru, c) proses pembelajaran yang
dipertunjukkan, maka tidak memerlukan keterangan-keterangan
yang banyak, d) proses pembelajaran lebih nyaman dan
menyenangkan, e) peserta didik dirangsang untuk aktif mengamati,
menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba
melakukannya sendiri, f) model pembelajaran quantum
membutuhkan kreativitas dari guru untuk merangsang keinginan
peserta didik untuk belajar, secara tidak langsung guru terbiasa
untuk berpikir kreatif, g) pembelajaran yang diberikan mudah
diterima atau dimengerti oleh peserta didik.
Menurut Shoimin (2014:146) kekurangan dari model
quantum yaitu a) memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang dan juga memerlukan peralatan, tempat, dan biaya, b)
fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik, c) model pembelajaran quantum
merupakan model pembelajaran yang memberikan perayaan untuk
menghormati usaha peserta didik (tepuk tangan dan nyanyian)
dapat mengganggu kelas lain, d) banyak memakan waktu dalam hal
persiapan, e) memerlukan keterampilan guru, f) membutuhkan
kesabaran serta ketelitian dari guru.
B. Penelitian yang Relevan
1. Prastiwi (2015) melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Kelas II Dengan Tema 3
“Tugasku Sehari-hari”. Penelitian ini bertujun a) untuk menjelaskan
proses pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang
layak untuk kelas II dengan Tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dan Subtema
2 “Tugasku sehari-hari di sekolah”, b) untuk mengembangkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
mendeskripsikan kualitas perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang
layak untuk kelas II dengan Tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dan Subtema
2 “Tugasku sehari-hari di sekolah”. Masalah yang mendasari penelitian
ini adalah kesulitan guru dalam melakukan penilaian, penyediaan media
serta merumuskan kegiatan pembelajaran. Penelitian ini merupakan jenis
pengembangan atau research and development (R&D). Produk yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah silabus dan rencana
pelakanaan pembelajaran (RPP). Proses pengembangan perangkat
pembelajaran mengikuti langkah menurut Sugiyono. Validasi produk
dilakukan oleh 3 pakar yang terdiri dari dua dosen ahli Kurikuum 2013
dan satu guru yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 dengan skor rata-
rata sebesar 4,74 (sangat baik) sehingga layak untuk di uji cobakan.
2. Armania (2015) melakukan penelitian tentang Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Bencana Alam Untuk
Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk a) untuk
memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran mengacu
Kurikulum SD 2013 Subtema Bencana Alam untuk siswa kelas 1 sekolah
dasar, b) untuk mendeskripsikan kualitas produk pengembangan
perangkat pembelajaran. Penelitian yang dilakukan didasari pada
kebutuhan guru akan ketersediaan perangkat pembelajaran mengacu
Kurikulum 2013 sekolah dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian
pengembangan atau research and development (R&D). Penelitian ini
menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi Kemp dengan
langkah-langkah Borg dan Gall. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengembangan perangkat pembelajaran terdiri dari 5 langkah yaitu a)
potensi dan masalah, b) pengumpulan data, c) desain produk, d) validasi
ahli, d) revisi desain, sehingga menghasilkan desain produk final berupa
perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 Subtema Bencana
Alam untuk siswa kelas I sekolah dasar. Validasi produk dilakukan oleh
2 pakar kurikulum yang terdiri dari dua guru kelas 1 sekolah dasar dan
dua teman sejawat dengan skor 4,54 dengan kategori sangat baik. Hasil
tersebut ditinjau dari aspek a) identitas RPP, b) perumusan indikator, c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
perumusan tujuan pembelajaran, d) pemilihan materi, e) pemilihan
sumber belajar, f) pemilihan media belajar, g) metode pembelajaran, h)
scenario pembelajaran, i) penilaian, j) lembar kerja siswa, k) bahasa.
3. Mu’minin dan Suhardi (2016) melakukan penelitian mengenai
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik-Integratif Berbasis
Sastra Bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini memiliki tujuan
yaitu a) menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis tematik-integratif
berbasis sastra yang layak bagi siswa kelas V SD, b) mengetahui
efektivitas perangkat pembelajaran tematik-integratif berbasis sastra bagi
siswa kelas V SD. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan
atau research and development (R&D). Penelitian dan pengembangan
mengacu pada langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Produk
hasil pengembangan perangkat pembelajaran tematik-integratif dalam
penelitian ini layak untuk digunakan oleh ahli materi dan ahli
pembelajaran dengan memberikan kriteria skor “baik”. Berdasarkan rata-
rata posttest kelas kontrol sebesar 72,46 dan posttest kelas eksperimen
78,59. Uji terhadap nilai hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen didapatkan nilai t -3,239 dengan probabilitas 0,002 (two tail),
jadi dapat disimpulkan hasil posttest terdapat perbedaan.
Ketiga penelitian di atas memiliki persamaan yaitu pengembangan
perangkat pembelajaran untuk siswa sekolah dasar. Ketiga penelitian tersebut
peneliti pilih karena penelitian tersebut relevan dengan yang dikembangkan
peneliti, yaitu pengembangan perangkat pembelajaran. Kebaruan yang
dilakukan peneliti adalah perangkat pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran inovatif. Peneliti menjadikan ketiga penelitian di atas
sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian yang berjudul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif Sub Tema 2 Hidup Rukun
di Tempat Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II Sekolah
Dasar”. Berikut merupakan literatur map dari ketiga penelitian relevan
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 2.1 Literature Map
C. Kerangka Pikir
Perubahan kurikulum yang terjadi disebabkan karena tuntutan global
di abad 21. Abad 21 menuntut peserta didik untuk menguasai critical
thinking, creative thinking, collaborative, communicative. Kurikulum yang
digunakan di Indonesia dewasa ini mengunakan Kurikulum 2013. Kurikulum
2013 memiliki karakteristik untuk mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi untuk menjawab tantangan abad 21. Kurikulum 2013
menekankan pada pendekatan saintifik. Langkah-langkah pembelajaran
saitifik menggunakan 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencipta,
mencoba, mengkomunikasikan. Sekolah dasar merupakan tingkatan yang
paling dasar sebelum peserta didik menempuh pendidikan selanjutnya.
Prastiwi (2015)
Pengembangan
Perangkat Pembelajaran
Kurikulum 2013 Kelas
II Dengan Tema 3
“Tugasku Sehari-hari”.
Armania (2015)
Pengembangan
Perangkat Pembelajaran
Mengacu Kurikulum
2013 Subtema Bencana
Alam Untuk Siswa
Kelas I Sekolah Dasar.
Mu’minin dan
Suhardi (2016)
Pengembangan
Perangkat Pembelajaran
Tematik-Integratif
Berbasis Sastra Bagi
Siswa Kelas V Sekolah
Dasar.
Audrylitani (2018)
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif Sub Tema 2
Hidup Rukun di Tempat Bermain Mengacu Kurikulum 2013
untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Peserta didik sekolah dasar umumnya memiliki suatu dorongan yang sangat
besar dari dalam yang menyebabkan peserta didik melakukan perbuatan
untuk mencapai sesuatu yang mereka ingin ketahui. Hal tersebut menuntut
guru untuk selalu mengusahakan perangkat pembelajaran inovatif agar
peserta didik memiliki dorongan.
Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru hendaknya
memperhatikan karakteristik peserta didik. Pembuatan perangkat
pembelajaran hendaknya juga memunculkan hal yang baru dari pembelajaran
pada umumnya, agar peserta didik memiliki dorongan untuk mengikuti
pembelajaran. Penyusunan perangkat pembelajaran inovatif yang dikemas
atas dorongan gagasan baru akan menjadikan kegiatan pembelajaran dengan
metode baru yang berbeda dari sebelumnya, sehingga mampu membawa
kemajuan hasil belajar. Peserta didik harus diberi fasilitas untuk membangun
pengetahuan dan pemahamannya sendiri. Guru hanya bertindak sebagai
fasilitator di dalam proses pembelajaran. Hal tersebut berguna agar peserta
didik dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, pengendalian diri, kepribadian diri, masyarakat, bangsa dan negara.
Oleh sebab itu penyusunan perangkat pembelajaran inovatif di sekolah
dasar sangat diperlukan. Guru tentunya memerlukan contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013. Hal tersebut
dimaksudkan agar guru benar-benar memahami penyusunan perangkat
pembelajaran tersebut. Tetapi pada kenyataannya guru kurang
mempersiapkan perangkat pembelajaran inovatif saat akan memulai kegiatan
pembelajaran. Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut antara lain
guru kurang mengetahui berbagai model pembelajaran inovatif, guru juga
belum begitu memahami seluk beluk kurikulum 2013, terkadang guru hanya
terpaku pada buku pegangan tanpa membuat suatu inovasi di dalam proses
pembelajaran, serta guru kesulitan untuk merancang perangkat pembelajaran
inovatif mengacu kurikulum 2013.
Agar terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif, inspiratif,
bermakna, maka guru harus merancang perangkat pembelajaran inovatif
menggunakan model pembelajaran inovatif yang dikembangan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
diciptakan oleh para ahli. Itulah mengapa guru sekolah dasar memerlukan
contoh konkret berupa perangkat pembelajaran yang dapat membantu dalam
memahami permasalahan yang terjadi. Penelitian yang berjudul
“Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub tema 2 Hidup
Rukun di Tempat Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II
Sekolah Dasar” akan membantu guru sekolah dasar dalam proses penyusunan
perangkat pembelajaran yang inovatif agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan efektif. Guru juga diharapkan mendesain dan menyusun
perangkat pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik serta materi
yang akan digunakan untuk mengajar di dalam kelas. Berdasarkan kerangka
berpikir yang telah dipaparkan dapat dibuat bagan seperti di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 2.2 Kerangka berpikir
Peneliti mengembangkan
Pengembangan perangkat
pembelajaran inovatif dalam
Sub Tema 2 Hidup Rukun di
Tempat Bermain Mengacu
Kurikulum 2013 untuk Siswa
Kelas 2 Sekolah Dasar
Guru memerlukan contoh
perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu
kurikulum 2013
Pendidikan di Indonesia
mengunakan Kurikulum 2013
Peserta didik sekolah dasar
umumnya memiliki suatu
dorongan yang sangat besar
dari dalam yang menyebabkan
peserta didik melakukan
perbuatan untuk mencapai
sesuatu yang mereka ingin
ketahui
Perangkat pembelajaran yang
dibuat oleh guru hendaknya
melihat karakteristik peserta
didik. Pembuatan perangkat
pembelajaran hendaknya juga
memunculkan hal yang baru
dan
menyenangkan→Inovatif
Situasi nyata guru kesulitan
untuk merancang perangkat
pembelajaran inovatif mengacu
kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1.a. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub tema 2
Hidup Rukun di Tempat Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa
Kelas II Sekolah Dasar menurut pakar pembelajaran inovatif?
b. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub tema 2
Hidup Rukun di Tempat Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa
Kelas II Sekolah Dasar menurut guru SD berdasar hasil uji coba terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab metode penelitian ini berisi empat hal akan dibahas yaitu jenis penelitian,
setting penelitian, prosedur pengembangan, uji coba terbatas pada penelitian.
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diangkat, jenis penelitian yang
digunakan adalah Research and Development (R&D) atau juga sering disebut
penelitian dan pengembangan. Yusuf (2014:444) menguraikan bahwa R&D
merupakan kegiatan penyelidikan dalam memilih upaya untuk
mengembangkan produk atau prosedur atau memperbaiki produk atau
prosedur yang sudah ada. Research and Development (R&D) juga merupakan
suatu metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014:297). Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan penelitian dan pengembangan
merupakan suatu upaya yang digunakan untuk menyempurnakan produk
ataupun menciptakan produk baru, sehingga akan mampu meningkatkan
kualitas dan mutu pendidikan. Penelitian dan pengembangan merupakan atau
Research and Development (R&D) merupakan suatu upaya mengembangkan
produk dalam bentuk software ataupun hardware untuk mengatasi masalah
yang ada. Produk yang dikembangkan di dalam penelitian ini berupa
Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub tema Hidup Rukun di Tempat
Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan menurut Borg &
Gall. Borg & Gall (dalam Sugiyono, 2014:298) mengemukakan beberapa
prosedur penelitian dan pengembangan, yaitu 1) potensi dan masalah, 2)
pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi desain, 6)
uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, 10)
produksi masal. Berikut merupakan gambar beserta pemaparan dari prosedur
penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg & Gall
(Sumber : Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D [27, p. 298])
1. Potensi dan Masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang akan memiliki nilai tambah bila
didayagunakan. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Masalah yang terjadi dapat diatasi melalui R&D
dengan cara meneliti, sehingga dapat ditemukan penanganan yang efektif
untuk mengatasi masalah. Potensi dan masalah dapat diperoleh sendiri
melalui berbagai bentuk, tetapi juga dapat berdasarkan laporan penelitian
orang lain, atau bahkan dokumentasi laporan kegiatan dari seseorang.
2. Mengumpulkan Informasi
Informasi di dapatkan melalui potensi dan masalah yang telah
terkumpul. Informasi dapat digunakan sebagai bahan untuk perancangan
produk yang akan mengatasi masalah.
3. Desain Produk
Produk bidang pendidikan yaitu produk yang dapat meningkatkan
produktivitas, efisiensi, efektivitas sistem pendidikan. Produk yang
dihasilkan berupa produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya.
Validasi
Desain Desain
Produk
Pengump
ulan Data
Potensi
dan
Masalah
Revisi
Produk
Uji Coba
Pemakaian
Produksi
Masal
Revisi
Produk
Revisi
Desain
Uji Coba
Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4. Validasi Desain
Validasi desain adalah kegiatan untuk menilai rancangan produk
secara rasional lebih efektif dari produk lama atau yang sudah ada.
Validasi berdasarkan pemikiran rasional dan produk belum diujicobakan
di lapangan. Validasi dilakukan dengan cara menghadirkan pakar ahli
yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang.
5. Perbaikan Desain
Perbaikan desain merupakan cara untuk memperbaiki kelemahan
dari desain produk yang sudah divalidasi melalui diskusi dengan pakar
dan para ahli.
6. Uji Coba Produk
Pengujian produk memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi
mengenai produk yang lebih efektif dan efisien dibanding produk lama.
Pengujian produk dilakukan dengan cara eksperimen, yaitu
membandingkan efektivitas dan efisiensi produk lama dengan produk
baru.
7. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan setelah melihat hasil uji coba produk yang
telah dilakukan. Pengujian produk terhadap sampel terbatas akan
menunjukkan produk baru lebih baik dari produk lama atau sebaliknya.
Jika perbedaan sangat signifikan, produk baru dapat diuji cobakan ke
sampel yang lebih luas.
8. Uji Coba Pemakaian
Jika pengujian produk berhasil dan telah melewati revisi, maka
produk akan diterapkan ke kondisi nyata ke dalam ruang lingkup yang
luas.
9. Revisi Produk
Revisi produk diperlukan jika pemakaian di kondisi nyata
terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan produk yang diuji cobakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
10. Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal akan dilakukan jika produk yang telah
melalui tahap uji coba dinyatakan efektif dan layak untuk dapat
diproduksi secara masal.
B. Setting Penelitian
Setting penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini yaitu
tempat, subjek, objek, dan waktu penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tegalrejo 3 yang beralamat di
Jl. Jatimulyo Tr, Kricak, Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55242. SD Negeri Tegalrejo 3 memiliki bangunan tunggal
yang terdiri dari 12 ruang kelas, UKS, perpustakaan, ruang guru, ruang
kepala sekolah, kamar mandi, kantin. Guru yang mengajar di SD Negeri
Tegalrejo 3 berjumlah 18 guru yang mengampu setidaknya 345 peserta
didik.
2. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah guru kelas II B SD Negeri Tegalrejo 3
serta peserta didik kelas II B SD Negeri Tegalrejo 3 tahun ajaran
2018/2019.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan perangkat pembelajaran
inovatif dalam sub tema 2 Hidup Rukun di Tempat Bermain mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar.
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian terhitung mulai 30 April 2018 - 11 Februari 2019.
Penelitian ini mulai dari wawancara, observasi analisis kebutuhan hingga
penyelesaian laporan skripsi. Keseluruhan penelitian pengembangan ini
membutuhkan waktu 10 (sepuluh) bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
C. Prosedur Pengembangan
Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema 2
Hidup Rukun di Tempat Bermain mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa
kelas II SD menggunakan prosedur pengembangan menurut Borg & Gall.
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini melalui tujuh langkah prosedur
pengembangan menurut Borg & Gall. Langkah-langkah prosedur
pengembangan dalam penelitian meliputi 1) potensi dan masalah, 2)
pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi desain, 6)
uji coba produk, 7) revisi produk. Pembatasan ini dilakukan karena peneliti
tidak melakukan produksi masal dari produk yang dihasilkan yang
membutuhkan banyak waktu dan biaya. Oleh sebab itu, peneliti hanya
membatasi pada 7 (tujuh) langkah prosedur pengembangan menurut Borg &
Gall. Prosedur pengembangan tersebut disajikan di dalam bentuk bagan
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 3.2 Modifikasi Prosedur Pengembangan Produk Borg & Gall
Langkah 1
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7
Evaluasi Sumatif Revisi Prota, Prosem, Silabus, RPP
Uji Coba terbatas
Potensi dan masalah
Revisi Produk
Analisis Kebutuhan Wawancara dan Observasi
Langkah 2
Hasil Wawancara Hasil Observasi Pengumpulan Data
Langkah 3
Desain Produk
1. Pengembangan Instrumen Penilaian Produk
2. Analisis Kalender Akademik
3. Analisis Subtema, KI, KD
4. Pemetaan KD, Indikator pembelajaran, Tujuan
pembelajaran memperhatikan Taksonomi Bloom
5. Pembuatan Program Tahunan
6. Pembuatan Program Semester
7. Pembuatan Silabus
8. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Validasi Desain
Evaluasi Formatif
Perbaikan Desain
Revisi Prota, Prosem, Silabus, RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah dilakukan peneliti dengan analisis kebutuhan.
Analisis kebutuhan bertujuan untuk mencari data yang berupa fakta yang
terdapat di lapangan. Analisis kebutuhan berupa wawancara dan observasi.
Wawancara dan observasi dilakukan terhadap guru kelas II sekolah dasar
mengenai perangkat pembelajaran inovatif. Sekolah yang dipakai untuk
analisis kebutuhan adalah sekolah dasar yang telah menerapkan
Kurikulum 2013. Data wawancara yang diperoleh merupakan data dari 3
(tiga) sekolah dasar yang berbeda. Data observasi yang diperoleh
merupakan data dari 2 (dua) sekolah dasar yang berbeda.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi yang digunakan untuk analisis kebutuhan. Wawancara
merupakan secara lisan dengan bertatap muka. Observasi dilakukan
dengan cara mengamati perangkat pembelajaran yang telah disusun.
Wawancara dan observasi dilakukan kepada guru kelas II sekolah dasar
yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Data yang diperoleh dari
kegiatan tersebut akan dikumpulkan sebagai pedoman pengembangan
produk.
3. Desain Produk
Peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif yang
mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas II sekolah dasar. Perangkat
pembelajaran berupa program tahunan, program semester, silabus, dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Langkah awal yang dilakukan
peneliti adalah pengembangan instrumen penilaian produk. Langkah
selanjutnya yaitu analisis kalender akademik untuk melihat hari efektif dan
hari libur di dalam satu tahun pembelajaran. Berikutnya yaitu analisis sub
tema, Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD). Analisis sub
tema, Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) dilakukan agar
peneliti mendapatkan informasi mengenai kompetensi yang harus dicapai
oleh peserta didik. Setelah itu, peneliti melakukan pemetaan Kompetensi
Dasar (KD), indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran memperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Taksonomi Bloom tingkat tinggi HOTS. Pemetaan Kompetensi Dasar
(KD), indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran digunakan untuk
menyusun program tahunan, program semester, silabus, dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4. Validasi Desain
Desain perangkat pembelajaran yang telah dibuat selanjutnya
dilakukan validasi. Validasi desain pakar akan digunakan sebagai evaluasi
formatif. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan divalidasi oleh 2
(dua) validator. Validasi desain bertujuan untuk mengetahui kualitas
produk yang dikembangkan. Selain itu, validasi desain digunakan untuk
mengatahui kelemahan dan kelebihan produk yang dikembangkan.
5. Perbaikan Desain
Perbaikan desain dapat dilihat dari hasil validasi desain yang
berupa komentar dan saran dari validator. Kelemahan produk akan
diperbaiki agar kualitas produk meningkat. Perbaikan desain dilakukan di
dalam perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 yang
dikembangkan. Perangkat pembelajaran meliputi program tahunan,
program semester, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
6. Uji Coba Terbatas
Produk yang telah melewati tahap perbaikan desain selanjutnya
akan di uji cobakan secara langsung dilapangan. Uji coba produk
dilaksanakan terhadap peserta didik kelas II di SD Negeri Tegalrejo 3. Uji
coba dilakukan evaluasi sumatif dengan memberikan instrumen penilaian
produk kepada guru kelas II sekolah dasar. Evaluasi sumatif dimaksudkan
untuk mengetahui efektifitas produk yang dikembangkan. Melalui evaluasi
tersebut akan didapatkan kritik dan saran untuk meningkatkan kualitas
produk.
7. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan uji coba yang telah
dilaksanakan secara langsung di lapangan. Revisi produk dilakukan
dengan melihat kritik dan saran yang diberikan. Revisi produk merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
tahap akhir yang dilakukan peneliti guna menyempurnakan produk yang
dikembangkan.
D. Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas dilaksanakan terhadap produk yang telah melewati tahap
perbaikan desain. Uji coba terbatas akan membahas mengenai subjek uji coba
terbatas, instrument penilaian, teknik penilaian, dan teknik analisis data.
1. Subjek Uji Coba Terbatas
Subjek uji coba terbatas yang dilakukan oleh peneliti yaitu guru kelas
II sekolah dasar. Sampel sekolah dasar yang digunakan untuk uji coba
terbatas adalah SD Negeri Tegalrejo 3 yang beralamatkan di Jalan
Magelang Jatimulyo, Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta. Produk yang diuji
cobakan di dalam penelitian ini adalah 5 dari 6 perangkat pembelajaran
yang telah di validasi.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penilaian dilakukan sebelum pengumpulan data, peneliti
harus menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian
pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuisioner produk yang
berbentuk cek list atau daftar cek. Pedoman wawancara dan observasi
digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan terhadap perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II
sekolah dasar. Kuisioner produk digunakan untuk penilaian terhadap
kualitas perangkat pembelajaran yang dihasilkan berdasarkan penilaian
oleh pakar ahli.
a. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk acuan melakukan
wawancara kepada guru kelas II di SD Negeri Tegalrejo 3, sehingga
hal tersebut dapat membantu peneliti untuk analisis kebutuhan guna
memperoleh data berupa fakta yang dibutuhkan untuk perangkat
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1 Sekolah dasar mulai menerapkan
Kurikulum 2013
1
2 Keikutsertaan guru mengikuti pelatihan
kurikulum SD 2013
2
3 Pemahaman guru terhadap kurikulum SD
2013
3
4 Pengetahuan guru mengenai karakteristik
kurikulum SD 2013
4
5 Pemahaman guru terkait dengan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran
5
6 Cara guru merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran sesuai dengan kemapuan
siswa
6
7 Cara guru menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dalam pembelajaran
7
8 Penggunaan model pembelajaran yang
berbeda di setiap RPP oleh guru
8
9 Tujuan pembelajaran yang guru
kembangkan mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter
9
10 Pengetahuan guru tentang keterampilan
yang harus dikuasai sesuai pada abad 21
seperti (bepikir kritis, kreatif, kolaborasi,
komunikasi)
10
11 Pembuatan RPP oleh guru sudah
merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran terkait dengan keterampilan
tersebut (bepikir kritis, kreatif, kolaborasi,
komunikasi)
11
12 Pendominasian penggunaan metode 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ceramah dikelas
13 Penggunaan model pembelajaran inovatif
yang digunakan guru
13
14 Pengetahuan guru terhadap pembelajaran
inovatif
14
15 Kesulitan guru dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif
15
16 Cara mengatasai kesulitan yang dialami 16
17 Ketersediaan contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang sesuai dengan
tuntuan Kurikulum 2013 di sekolah
17
18 Kebutuhan guru terhadap contoh untuk
perangkat pembelajaran inovatif yang
mengacu kurikulum 2013 (model PBL,
model inquiry, model pembelajaran
kooperatif, model quantum dsb)
18
19 Perasaan siswa ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas
19
20 Rencana guru untuk pengembangan
pembelajaran inovatif agar kedepannya
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa
20
21 Pentingnya perangkat pembelajaran inovatif
jika diterapkan dalam proses pembelajaran
dewasa ini
21
22 Pemahaman guru tentang jenis belajar
menurut Taksonomi Bloom yang telah
direvisi
22
b. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk acuan pengamatan terhadap
sebjek yaitu guru kelas II SD Negeri Tegalrejo 3 dan peserta didik
kelas II SD Negeri Tegalrejo 3. Pedoman observasi juga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
digunakan untuk analisis kebutuhan guna memperoleh fakta-fakta
yang terdapat di lanpangan. Hal tersebut nantinya akan digunakan
sebagai informasi pengembangan perangkat pembelajaran inovatif
mengacu Kurikulum 2013.
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Guru
No Topik Pernyataan Nomor Pernyataan
1 Guru membuka pelajaran dengan
berdoa
1
2 Guru melakukan presensi pada siswa 2
3 Guru menggunakan apresepsi untuk
menuju materi yang akan diajarkan
sebagai pengantar memulai pelajaran
3
4 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 4
5 Guru memberikan motivasi 5
6 Guru menyampaikan cakupan materi
dan menjelaskan uraian kegiatan
6
7 Guru melibatkan siswa dalam mencari
informasi tentang materi yang akan
dipelajari
7
8 Guru menggunakan media
pembelajaran dan sumber pembeljaran
dengan tepat
8
9 Guru menggunakan metode yang
sesuai dengan materi dan karakteristik
siswa
9
10 Guru menggunakan model yang sesuai
dengan materi dan karakteristik siswa
10
11 Guru menerapkan 5 M pada siswa 11
12 Guru menggunakan bahasa baku yang
baik
12
13 Guru menggunakan artikulasi dan
volume yang jelas
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
14 Guru menggunakan pakaian rapi dan
berwibawa
14
15 Guru memusatkan perhatian siswa saat
proses pembelajaran dengan cara
verbal dan nonverbal
15
16 Guru tidak berpaku disatu tempat 16
17 Guru memberikan contoh pada siswa
pada kehidupan sehari-hari
17
18 Guru memberikan apresiasi kepada
siswa
18
19 Guru menggunakan sumber belajar
berbasis teknologi pada pemberlajaran
19
20 Guru dapat mengkondisikan kelas
dengan baik
20
21 Guru menekankan pendidikan karakter
pada siswa
21
22 Guru membuat suasana pembelajaran
menjadi menyenangkan dan menarik
22
23 Guru sebagai fasilisator pada proses
pemberlajaran
23
24 Guru membuat ringkasan secara lisan 24
25 Guru membuat ringkasan secara
tertulis
25
26 Guru menunjukan sumber lain 26
27 Guru melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan
27
28 Guru memberikan motivasi kepada
siswa yang belum berpartisipasi aktif
28
29 Guru memberikan evaliasi kepada
siswa
29
30 Guru memberikan tindak lanjut 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
mengenai pembelajaran yang
disampaikan
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Siswa
No Topik Pernyataan Nomor Pernyataan
1 Siswa berpatisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
1
2 Siswa memberikan umpan balik
apersepsi dari guru.
2
3 Siswa memperhatikan guru saat
menyampaikan materi.
3
4 Siswa mengajukan pertanyaan. 4
5 Siswa mampu bekerjasama pada saat
kegiatan berkelompok.
5
6 Siswa mampu mengomunikasikan
hasil diskusi.
6
7 Siswa antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran.
7
8 Siswa memahami penjelasan yang
telah disampaikan guru.
8
9 Siswa dibantu guru membuat
rangkuman pembelajaran secara lisan.
9
10 Siswa dibantu guru membuat
rangkuman pembelajaran secara
tertulis.
10
c. Kuisioner
Kuisioner yang digunakan peneliti berupa lembar validasi.
Kuisioner berguna untuk mengetahui kualitas produk yang
dikembangkan. Lembar validasi produk menggunakan skala Likert
lima pilihan (skala lima) 1 sampai 5, yang berarti semakin besar
nilainya akan semakin valid. Skala Likert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
tentang suatu kejadian (Sudaryono, 2013:49). Jawaban setiap butir
instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif (Widoyoko, 2015:104).
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuisioner
No Topik Nomor Pernyataan
PROGRAM TAHUNAN
1 Prota memuat komponen identitas
yang lengkap (kelas, satuan
pendidikan, tahun pelajaran).
1
2 Prota memuat komponen yang lengkap
(tema, subtema, alokasi waktu).
2
3 Jumlah jam efektif (16 minggu) sesuai
dengan jumlah minggu efektif, jumlah
alokasi waktu sama dengan total jam
pelajaran dalam satu tahun.
3
4 Proporsi pembagian waktu setiap tema
dan sub tema sesuai.
4
PROGRAM SEMESTER
5 Prosem memuat komponen identitas
yang lengkap (kelas, semester, satuan
pendidikan, tahun pelajaran).
1
6 Prosem memuat komponen yang
lengkap (tema, subtema, pembelajaran,
bulan, alokasi waktu).
2
7 Materi pokok sesuai dengan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD), serta alokasi waktu yang
digunakan proporsional.
3
SILABUS
8 Silabus memuat identitas sekolah,
Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
Dasar (KD), dan tema/subtema.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
9 Silabus memuat materi pokok,
kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.
2
10 Keterkaitan antar komponen dalam
silabus sesuai.
3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
11 Kejelasan dan kelengkapan Identitas
RPP (satuan pendidikan, kelas,
semester, tema/subtema/ pembelajaran
ke-, alokasi waktu/ hari dan tanggal).
1
12 Kesesuaian rumusan indikator dengan
KI dan KD.
2
13 Tujuan pembelajaran (kesesuaian
tujuan dengan indikator, kata kerja
dapat diukur, mencakup komponen A
(Audience), B (Behavior), C
(Condition), D (Degree).
3
14 Materi Pembelajaran (kesesuaian
materi pembelajaran dengan KD dan
indikator, susunan materi yang
sistematis, kelengkapan materi
pembelajaran).
4
15 Rumusan tujuan hanya mengandung
satu (1) jenis tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur.
5
16 Strategi Pembelajaran (pendekatan,
model, metode; langkah-langkah
pembelajaran; dan tahapan kegiatan
pembelajaran; serta penerapan
pembelajaran saintifik) sesuai.
6
17 Pemilihan media pembelajaran (sesuai
dengan tujuan, materi, dan kondisi
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kelas).
18 Pemilihan sumber belajar (bahan
cetak, lingkungan sekitar dan internet).
8
19 Evaluasi (mencakup aspek sikap,
pengetahuan, keterampilan, kesesuaian
evaluasi dengan tujuan atau indikator,
komponen penilaian lengkap,
perencanaan kegiatan pengayaan, dan
remedial)
9
20 Mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi pada indikator (C4-C6 /
HOTS).
10
21 Rancangan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan makna model
pembelajaran Inquiry/Quantum
11
22 Rancangan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan karakteristik model
pembelajaran Inquiry/Quantum
12
23 Rancangan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan sintaks (langkah-
langkah) model pembelajaran
Inquiry/Quantum
13
24 Mengembangkan 5M dalam kegiatan
inti yaitu : mengamati, menanya,
mencoba, menalar dan
mengomunikasikan.
14
25 Mengembangkan 4 ketrampilan dasar
belajar abad 21 4C yaitu berpikir kritis
(critical thinking), berpikir kreatif
(creative thinking), kerjasama
(collaborative), dan komunikasi
(communicative).
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
26 Kelengkapan instrumen evaluasi (soal,
kunci, rubrik pedoman penskoran).
16
MEDIA
27 Kesesuaian jenis media dengan
kompetensi yang harus dicapai, materi
yang dibahas, strategi pembelajaran
yang dipilih, karakteristik siswa, media
terlihat atau terdengar dengan jelas
(gambar, video, audio, animasi).
1
28 Keterbacaan tulisan jenis dan ukuran,
keruntutan penyajian materi,
kelengkapan materi, kesederhanaan
dalam menyajikan materi, dan tingkat
kemudahan dalam penggunaan media.
2
29 Keharmonisan tata letak dan warna
media, tingkat antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan
media, kebenaran dalam menggunakan
kaidah bahasa, efektivitas gambar/
ilustrasi/ animasi/ video dalam
penjelasan konsep, dan kesesuaian
media dengan materi.
3
LKPD
30 LKPD disajikan secara sistematis,
merupakan materi atau tugas yang
esensial, setiap kegiatan yang disajikan
mempunyai tujuan yang jelas,
penyajian LKPD dilengkapi dengan
gambar dan ilustrasi, kegiatan yang
disajikan dapat menumbuhkan rasa
ingin tahu siswa.
1
31 Kelayakan isi ( sesuai dengan KI & 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
KD, sesuai kemampuan siswa, sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan,
keterkinian materi).
32 Kelayakan bahasa (kalimat dengan
kaidah Bahasa Indonesia, penggunaan
tanda baca sesuai, struktur kalimat
mudah dipahami, mendorong siswa
untuk berfikir kritis, kemultitafsiran
kalimat).
3
33 Kelayakan kegiatan (pemberian
pengalaman langsung dalam LPKD,
pengidentifikasian hasil temuan dalam
LKPD, perencanaan kerja ilmiah
dalam LKPD, pelaksanaan kerja ilmiah
dalam LKPD).
4
34 Kelayakan tampilan (daya tarik
sampul/ cover LKPD, kesesuaian
kesesuaian huruf yang digunakan
dalam LKPD, keseimbangan
komposisi/ judul dan logo LKPD).
5
35 Kelayakan penyajian (kemudahan
langkah-langkah dalam kegiatan
LKPD, penyajian materi LKPD yang
disertai objek langsung, penempatan
siswa dalam LKPD dalam subjek
belajar).
6
BAHASA
36 Penggunaan bahasa sesuai dengan
PUEBI (Panduan Umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
1
37 Bahasa yang digunakan sesuai dengan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
tingkat perkembangan siswa.
38 Bahasa yang digunakan komunikatif. 3
39 Kalimat yang digunakan jelas dan
mudah dimengerti.
4
40 Kejelasan petunjuk/arahan. 5
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah wawancara,
observasi dan kuisioner. Suatu penelitian pengumpulan data merupakan
suatu hal yang sangat penting. Pengumpulan data merupakan suatu upaya
untuk melakukan analisis kebutuan sebagai pedoman dalam melakukan
penelitian.
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pencarian data/informasi mendalam
yang diajukan kepada responden dalam bentuk pertanyaan susulan
setelah teknik angket dalam bentuk pertanyaan lisan (Hikmat, 2011:79).
Sedangkan menurut Soehartono (dalam Hikmat, 2011:79) wawancara
adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara
langsung kepada responden oleh peneliti atau pewawancara dan
jawabannya. Zainal (2011:233) menyatakan tujuan wawancara adalah
untuk memperoleh informasi secara langsung, menyelami dunia pikiran
dan perasaan seseorang, merekonstruksi kejadian dan pengalaman yang
telah lalu, dan memproyeksikan sesuatu kemungkinan yang diharapkan
akan terjadi di masa mendatang serta untuk memengaruhi situasi atau
orang tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan suatu pertanyaan. Hikmat (2011:80) mengungkapkan
keuntungan wawancara sebagai berikut 1) wawancara dapat digunakan
kepada responden yang tidak dapat membaca dan menulis, 2)
pertanyaan yang belum dipahami oleh responden dapat dijelaskan
secara langsung, 3) wawancara dapat digunakan untuk mengecek
kebenaran responden dengan mnegajukan pertanyaan pembanding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Peneliti melakukan wawancara dengan 3 (tiga) guru kelas II sekolah
dasar di sekolah yang berbeda. Pedoman wawancara yang disusun oleh
peneliti berhubungan dengan analisis kebutuhan guru sekolah dasar
tentang pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu
Kurikulum 2013 disekolah dasar.
b. Observasi
Hikmat (2011:79) menguraikan bahwa observasi merupakan
kegiatan mengamati dan mencermati serta melakukan pencatatan
informasi yang sesuai dengan konteks penelitian. Nasution (dalam
Hikmat, 2011:79) mengemukakan teknik observasi dapat menjelaskan
secara luas dan rinci tentang masalah-masalah yang dihadapi karena
data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat, dan terici
mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia, serta konteks tempat
tinggal kegiatan itu terjadi. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
cara mengamati subjek tertentu sesuai dengan konteks. Hikmat
(2011:74) menguraikan keuntungan observasi sebagai berikut: 1) data
yang diperoleh merupakan data yang dikumpulkan dari subjek pada saat
tingkah laku terjadi, 2) keabsahan alat ukur dapat diketahui secara
langsung melalui pengamatan. Pedoman observasi yang disusun oleh
peneliti berhubungan dengan perangkat pembelajaran dan pembelajaran
inovatif guru sekolah dasar mengacu Kurikulum 2013 disekolah dasar.
c. Kuisioner atau angket
Teknik angket adalah teknik yang memberikan pernyataan-
pernyataan terstruktur dan terperinci terhadap informan yang terlibat
langsung dalam keadaan yang diteliti (Hikmat, 2011:77). Soehartono
(dalam Hikmat, 2011:77) menguraikan bahwa teknik angket merupakan
teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan
daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data dengan peryataan yang berkaitan dengan konteks
penelitian dan dapat diisi oleh responden yang dikehendaki. Kuisioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
disusun peneliti untuk melakukan penilaian terhadap perangkat
pembelajaran inovatif yang telah dikembangkan. Kuisioner diberikan
kepada 2 (dua) validator pembelajaran inovatif, guru kelas II sekolah
dasar, dan teman sejawat.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu
teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, sehingga dapat mudah
untuk dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain
(Sugiyono, 2011:333).
a. Data Kualitatif
Data diperoleh dari hasil analisis kebutuhan melalui wawancara
dan observasi. Wawancara dan observasi yang dilaksanakan dengan
guru kelas II sekolah dasar. Hasil wawancara dengan guru
dideskripsikan sesuai dengan jawaban. Hasil observasi dideskripsikan
sesuai dengan pengamatan yang terjadi secara nyata. Data kualitatif
juga berupa komentar baik berupa kritik dan saran yang dikemukakan
oleh pakar yang telah memvalidasi produk. Data di analisis dengan
tujuan untuk memperbaiki kelemahan yang terdapat di dalam produk.
Data kualitatif juga diperoleh peneliti dari guru kelas II sekolah dasar
berdasarkan hasil uji coba produk yang telah dilaksanakan.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berupa skor yang berasal dari
validasi dan hasil uji coba terbatas produk. Skor tersebut diperoleh
dari lembar instrumen penilaian produk yang dinilai oleh validator
berupa angka. Skor di dapatkan dari validator dan hasil uji coba
terbatas produk, maka akan di analisis rata-rata skor perangkat
pembelajaran inovatif dalam mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa
kelas II sekolah dasar. Kuisioner yang digunakan menggunakan skala
dengan memberikan lima pilihan. Skala tersebut yaitu (5) sangat baik,
(4) baik, (3) cukup baik, (2) kurang baik, (1) sangat kurang baik. Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
yang diperoleh dari kuisioner selanjutnya dikonversikan menjadi data
kualitatif menggunakan konversi nilai lima untuk menilai kualitas
produk menurut Sukardjo (2018:101).
Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala Lima
Interval skor Kategori
X > X i + 1,80 SBi Sangat baik
X i + 0,60 SBi < X ≤ X i+ 1,80 SBi Baik
X i - 0,60 SBi < X ≤ X i + 0,60 SBi Cukup
X i - 1,80 SBi < X ≤ X i - 0,60 SBi Kurang
X ≤ X i - 1,80 SBi Sangat kurang
Keterangan :
X i = rerata ideal
= 2
1(skor maksimal + skor minimal)
SBi = simpangan baku ideal
= 6
1 (skor maksimal- skor minimal)
X = skor aktual
Perhitungan data kuantitatif digunakan untuk memperoleh data
kualitatif dengan menggunakan rumus di atas. Berikut ini merupakan
perhitungan rumus konversi untuk mengetahui kualitas perangkat
pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 yang dikembangkan
peneliti:
Diketahui:
Skor maksimal ideal = 5
Skor minimal ideal = 1
Rerata idela ( X i) =2
1(skor maksimal + skor minimal)
= 2
1 (5 + 1)
= 2
1(6)
= 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Simpangan baku ideal (SBi) =6
1 (skor maksimal- skor minimal)
= 6
1(5 – 1)
= 6
1(4)
= 0,67
Ditanya:
Berapakah interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang
baik, sangat kurang baik ?
Jawab:
Kategori sangat baik = X > X i + 1,80 SBi
= X > 3 + (1,80 . 0,67)
= X > 3 + (1,21)
= X > 4,21
Kategori baik = X i + 0,60 SBi < X ≤ X i+ 1,80 SBi
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)
= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)
= 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori cukup baik = X i - 0,60 SBi < X ≤ X i + 0,60 SBi
= 3 – (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)
= 3 – (0,40) < X ≤ 3 + (0,40)
= 2,60 < X ≤ 3,40
Kategori kurang baik = X i -1,80 SBi < X ≤ X i - 0,60 SBi
= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67)
= 3 – (1,21) < X ≤ 3 – (0,40)
= 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = X ≤ X i - 1,80 SBi
= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)
= X ≤ 3 – (1,21)
= X ≤ 1,79
Berdasarkan hasil dari perhitungan, diperoleh konversi data
kuantitatif menjadi data kualitatif perangkat pembelajaran inovatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
mengacu Kurikulum 2013. Berikut merupakan data kualitatif
berdasarkan perhitungan:
Tabel 3.6 Kriteria Nilai Skala Lima
Interval Kriteria
X > 4,21 Sangat baik
3,40 < X ≤ 4,21 Baik
2,60 < X ≤ 3,40 Cukup baik
1,79 < X ≤ 2,60 Kurang baik
X ≤ 1,79 Sangat kurang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, hal yang akan dibahas oleh peneliti
mencakup lima bagian yaitu analisis kebutuhan, deskripsi produk awal, validasi
ahli dan revisi produk, uji coba terbatas, kajian produk akhir dan pembahasan.
A. Analisis Kebutuhan
Tahap awal yang dilakukan oleh peneliti dalam pengembangan perangkat
pembelajaran adalah analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan memiliki fungsi
sebagai acuan peneliti untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar.
Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara wawancara dan observasi
di sekolah dasar. Sekolah dasar yang digunakan untuk wawancara dan
observasi adalah sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Peneliti
melaksanakan wawancara kepada 3 (tiga) guru kelas II di SD Negeri Tegalrejo
3, SD Negeri Deresan, dan SD Negeri Dayuharjo. Observasi dilakukan
terhadap 2 (dua) sekolah dasar kelas II di SD Negeri Tegalrejo 3 dan SD
Negeri Deresan. Wawancara dan observasi dilaksanakan pada bulan April dan
Mei 2018. Wawancara dan observasi tersebut bertujuan untuk mencari tahu
masalah dan hambatan yang dialami guru sesuai dengan fakta terkait
perangkat pembelajaran inovatif mengacu kurikulum 2013. Hasil yang
diperoleh akan menjadi acuan pengembangan perangkat pembelajaran inovatif
yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar.
1. Hasil Observasi dan Wawancara Analisis Kebutuhan
a. Hasil Observasi
Observasi analisis kebutuhan dilakukan peneliti terhadap guru dan
peserta didik. Observasi berpedoman pada 30 butir pernyataan untuk
guru dan 10 pernyataan untuk peserta didik. Pernyataan observasi guru
terbagi atas tiga aspek yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Observasi dilakukan kepada guru yang sedang melaksanakan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Berikut merupakan hasil observasi guru di
SD Negeri Deresan dan SD Negeri Tegalrejo 3 akan dijabarkan pada
setiap butir peryataan.
Butir pernyataan pertama mengenai pembelajaran yang diawali
dengan doa. Kedua guru kelas II mengawali pembelajaran dengan
berdoa. Satu guru kelas II sekolah dasar membuka doa dengan tidak
melibatkan peserta didik. Satu guru lainnya melibatkan peserta didik
dalam berdoa. Peserta didik terlihat aktif berpartisipasi untuk membuka
kegiatan pembelajaran dengan doa.
Butir pernyataan kedua yaitu pelaksanaan presensi sebelum
memulai pembelajaran. Satu guru melaksanakan presensi sebelum
memulai pembelajaran. Satu guru lainnya tidak melaksanakan presensi
sebelum memulai pembelajaran. Guru melaksanakan presensi dengan
cara menghitung jumlah peserta didik yang terdapat di kelas. Guru
memeriksa surat izin peserta didik untuk mengetahui sebab
ketidakhadiran.
Butir pernyataan ketiga tentang penggunaan apersepsi untuk
menuju materi yang akan diajarkan sebagai pengantar memulai
pelajaran. Kedua guru kelas II sekolah dasar menggunakan apersepsi
untuk menuju materi yang akan diajarkan sebagai pengantar memulai
pelajaran. Satu guru menanyakan pengalaman yang dialami peserta
didik untuk menggali pengetahuan. Satu guru lainnya menggunakan
pembelajaran sebelumnya untuk menggali pengetahuan peserta didik.
Apersepsi yang dilakukan oleh guru sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
Butir pernyataan keempat mengenai penjelasan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik. Tujuan pembelajaran tersebut
membuat peserta didik memahami urut-urutan di dalam kegiatan
pembelajaran. Kedua guru kelas II sekolah dasar tidak menjelaskan
tujuan pembelajaran kepada peserta didik di dalam kegiatan awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pembelajaran. Kedua guru kelas II sekolah dasar masuk ke dalam
materi tanpa menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
Butir pernyataan kelima yaitu guru memberikan motivasi kepada
peserta didik. Kedua guru kelas II memberikan motivasi kepada peserta
didik sebelum melaksanakan pembelajaran. Satu guru memberikan
motivasi dengan cara bernyanyi bersama. Satu guru lainnya
memberikan motivasi kepada peserta didik dengan memainkan tepuk
pramuka. Peserta didik terlibat aktif mengikuti arahan guru.
Butir pernyataan keenam mengenai penyampaian cakupan materi
dan penjelasan uraian kegiatan. Penyampaian cakupan dan uraian
kegiatan materi bertujuan agar peserta didik mengetahui materi yang
akan dipelajari. Kedua guru tidak menyampaikan cakupan materi dan
menjelaskan uraian kegiatan kepada peserta didik. Kedua guru kelas II
sekolah dasar menuju kegiatan pembelajaran tanpa menyampaikan
cakupan materi dan menjelaskan uraian kegiatan.
Butir pernyataan ketujuh mengenai keterlibatan peserta didik
dalam mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari. Kedua
guru kelas II sekolah dasar melibatkan peserta didik dalam mencari
informasi guna menggali pengetahuan peserta didik secara mandiri.
Kedua guru sekolah dasar tersebut membimbing peserta didik di dalam
proses pencarian informasi. Kedua guru kelas II sekolah dasar
menggunakan lingkungan sekitar peserta didik sebagai dasar menuju
materi yang akan dipelajari.
Butir pernyataan kedelapan tentang penggunaan media
pembelajaran dan sumber pembelajaran dengan tepat. Penggunaan
media pembelajaran yang sesuai akan mendukung kegiatan
pembelajaran. Kedua guru kelas II sekolah dasar telah menggunakan
media pembelajaran dan sumber pembelajaran dengan tepat. Kedua
guru menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar untuk
menunjang proses pembelajaran peserta didik.
Butir pernyataan kesembilan mengenai penggunaan metode yang
sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik. Kedua guru kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
II sekolah dasar telah menggunakan metode yang sesuai dengan materi
dan karakteristik peserta didik. Satu guru menggunakan metode tanya
jawab, penugasan, dan demonstrasi di dalam kegiatan pembelajaran.
Satu guru lainnya menggunakan metode tanya jawab dan penugasan.
Kedua guru membimbing peserta didik saat melakukan tanya jawab
mengenai materi yang dipelajari.
Butir pernyataan kesepuluh berhubungan dengan penggunaan
model yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik. Satu
guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan karakteristik
peserta didik. Satu guru lainnya tidak menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Hal
tersebut berpengaruh dalam keikutsertaan peseta didik di dalam
kegiatan pembelajaran.
Butir pernyataan kesebelas yaitu penerapaan 5M pada peserta
didik. Kegiatan 5M terdiri dari mengamati, menanya, mencoba,
menalar, serta mengkomunikasikan. Kegiatan 5M biasa disebut dengan
pendekatan ilmiah saintifik. Kedua guru menerapkan 5M di dalam
kegiatan pembelajaran. Kedua guru memberikan arahan kepada peserta
didik untuk memunculkan aspek-aspek 5M.
Butir pernyataan kedua belas mengenai penggunaan bahasa baku
yang baik saat pembelajaran berlangsung. Kedua guru kelas II belum
sepenuhnya menggunakan bahasa baku yang sesuai dengan PUEBI
(Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia) saat pembelajaran
berlangsung. Kedua guru terkadang menggunakan bahasa yang tidak
baku. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa campuran dengan
bahasa daerah.
Butir pernyataan ketiga belas berhubungan dengan artikulasi dan
volume yang jelas yang digunakan oleh guru. Kedua guru kelas II
sekolah dasar menggunakan artikulasi dan volume yang jelas. Kedua
guru menggunakan volume suara yang lantang untuk membimbing
peserta didik. Peserta didik kelas bawah perlu bimbingan yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dalam proses menggali pengetahuan dengan artikulasi yang jelas serta
volume yang lantang.
Butir pernyataan keempat belas mengenai penggunaan pakaian
yang rapi dan berwibawa oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
Kedua guru kelas II menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Kedua guru menggunakan
pakaian standar yang telah ditentukan berdasarkan kebijakan sekolah.
Kedua guru mengenakan baju batik serta rok kain.
Butir pernyataan kelima belas berhubungan dengan guru yang
memusatkan perhatian peserta didik saat proses pembelajaran dengan
cara verbal dan non-verbal. Kedua guru memusatkan perhatian peserta
didik saat proses pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal.
Perhatian verbal berupa pertanyaan dan pujian. Perhatian non-verbal
berupa senyuman, pandangan mata, tepuk tangan, dan acungan jempol.
Hal tersebut dilakukan ketika peserta didik mulai kurang berkonsentrasi
saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, perhatian verbal dan
non verbal dilakukan guru ketika peserta didik berhasil melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran.
Butir pernyataan keenam belas yaitu guru tidak berpaku pada satu
tempat. Satu guru tidak berpaku pada satu tempat. Guru tersebut
berkeliling untuk membimbing peserta didik yang perlu mendapat
perhatian. Satu guru berpaku pada satu tempat. Guru tersebut hanya
berpaku di depan kelas.
Butir pernyataan ketujuh belas mengenai pemberian contoh pada
peserta didik berasal dari kehidupan sehari-hari. Pemberian contoh yang
berasal dari kehidupan sehari-hari berguna agar peserta didik mampu
memahami, menemukan dan memecahkan masalah yang berhubungan
dari kehidupan sehari-hari. Kedua guru memberikan contoh pada
peserta didik berasal dari kehidupan sehari-hari dalam kegiatan
pembelajaran. Peserta didik memahami ketika guru memberikan contoh
yang diberikan berasal dari kehidupan sehari-hari yang biasa ditemui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Butir pernyataan kedelapan belas yaitu pemberian apresiasi kepada
peserta didik oleh guru. Kedua guru memberikan apresiasi kepada
peserta didik ketika peserta didik berhasil melaksanakan suatu prosedur
saat pembelajaran berlangsung. Kedua guru memberikan apresiasi
dengan cara yang berbeda. Apresiasi yang diberikan guru berupa tepuk
tangan dan ucapan pujian.
Butir pernyataan kesembilan belas mengenai penggunaan sumber
pembelajaran berbasis teknologi pada pembelajaran. Satu guru
menggunakan sumber pembelajaran berbasis teknologi pada
pembelajaran. Satu guru lainnya tidak menggunakan sumber
pembelajaran berbasis teknologi pada pembelajaran. Guru hanya
menggunakan sumber belajar dari lingkungan sekitar.
Butir pernyataan kedua puluh yaitu pengkondisian kelas oleh guru.
Kedua guru dapat mengkondisikan kelas dengan baik. Kegiatan
pembelajaran tidak terganggu dengan lingkungan sekitar, sehingga
peserta didik berkonsentrasi. Ketika peserta didik mulai tidak
berkonsentrasi, guru akan mengajak peserta didik melakukan
permainan.
Butir pernyataan kedua puluh satu mengenai penekanan
pendidikan karakter pada peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran.
Kedua guru menekankan pendidikan karakter pada peserta didik di
dalam kegiatan pembelajaran. Guru menekankan pendidikan karakter
dengan pemberian contoh konkrit. Penekanan pendidikan karakter yang
terlihat seperti kejujuran, kedisiplinan, dan kepedulian antara teman
Butir pernyataan kedua puluh dua berhubungan dengan guru
membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik.
Satu guru menciptakan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan.
Guru juga menciptakan suasana belajar yang menarik dengan
menggunakan sumber pembelajaran berbasis teknologi. Satu guru tidak
menciptakan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan
menarik dengan menggunakan cara belajar konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Butir pernyataan kedua puluh tiga mengenai guru sebagai
fasilitator pada proses pembelajaran. Kedua guru bertindak sebagai
fasilitator pada proses pembelajaran. Guru memberikan bimbingan jika
peserta didik membutuhkan bantuan guru. Beberapa peserta didik
terlihat aktif di dalam kegiatan pembelajaran untuk membangun
pengetahuan.
Butir pernyataan kedua puluh empat yaitu guru pembuatan
ringkasan secara lisan. Ringkasan lisan berguna untuk mengetahui
materi yang telah dipelajari selama kegiatan pembelajaran secara lisan.
Kedua guru membuat ringkasan secara lisan. Kedua guru membuat
rigkasan lisan di akhir kegiatan pembelajaran. Guru melibatkan peserta
didik di dalam pembuatan ringkasan secara lisan.
Butir pernyataan kedua puluh lima mengenai pembuatan ringkasan
secara tertulis. Ringkasan tertulis berguna untuk mengetahui materi
yang telah dipelajari selama kegiatan pembelajaran secara tertulis. Satu
guru tidak membuat ringkasan secara tertulis. Satu guru lainnya
membuat ringkasan secara tertulis. Guru membuat ringkasan tertulis di
papan tulis dengan melibatkan peserta didik.
Butir pernyataan kedua puluh enam berhubungan dengan guru
yang menunjukkan sumber lain pada saat akhir kegiatan pembelajaran.
Satu guru tidak menunjukkan sumber lain pada saat akhir kegiatan
pembelajaran. Satu guru lainnya menunjukkan sumber lain pada saat
akhir kegiatan pembelajaran. Sumber lain yang ditunjukkan oleh guru
seperti internet dan orang tua.
Butir pernyataan kedua puluh tujuh yaitu refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan oleh guru. Satu
guru melakukan refleksi pada akhir kegiatan pembelajaran untuk
memperoleh pengalaman belajar. Guru melakukan refleksi dengan cara
melakukan tanya jawab. Satu guru lainnya tidak melakukan refleksi
kepada peserta didik.
Butir pernyataan kedua puluh delapan mengenai pemberian
motivasi kepada peserta didik yang belum berpartisipasi aktif di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
kegiatan pembelajaran. Kedua guru tidak memberikan motivasi kepada
peserta didik yang belum berpartisipasi aktif di dalam kegiatan
pembelajaran. Satu guru langsung memberikan evaluasi kepada peserta
didik. Satu guru lainnya melewati tahap pemberian motivasi dan
langsung menuju ke pemberian tindak lanjut.
Butir pernyataan kedua puluh sembilan yaitu pemberian evaluasi
kepada peserta didik. Satu guru memberikan evaluasi kepada peserta
didik. Pemberian evaluasi untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
memahami materi pembelajaran yang telah dilakukan. Satu guru
lainnya tidak memberikan evaluasi kepada peserta didik pada kegiatan
akhir pembelajaran.
Butir pernyataan ketiga puluh mengenai pemberian tindak lanjut
mengenai pembelajaran oleh guru. Kedua guru memberikan tindak
lanjut kepada peserta didik. Tindak lanjut yang diberikan guru berupa
pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Tindak
lanjut yang diberikan diambil dari buku siswa maupun LKS.
Observasi analisis kebutuhan dilaksanakan juga kepada peserta
didik yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Observasi dilakukan oleh peneliti berpedoman pada 10 pernyataan
untuk peserta didik. Peryataan observasi peserta didik terbagi atas tiga
aspek yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Berikut
merupakan hasil observasi peserta didik di SD Negeri Deresan dan SD
Negeri Tegalrejo 3 akan dijabarkan pada setiap butir pernyataan.
Butir pernyataan pertama mengenai patisipasi aktif peserta didik
dalam proses pembelajaran. Peserta didik kelas II di satu sekolah dasar
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik aktif
bertanya kepada guru. Peserta didik kelas II di satu sekolah dasar
lainnya tidak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Butir pernyataan ke dua yaitu umpan balik yang diberikan peserta
didik ketika apersepsi dari guru. Peserta didik kelas II di dua sekolah
dasar aktif menjawab pertanyaan dari guru ketika apersepsi. Peserta
didik di satu sekolah dasar menjawab apersepsi yang berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pengalaman yang pernah mereka alami. Peserta didik di satu sekolah
dasar lainnya menjawab apersepsi dari guru yang berhubungan dengan
materi yang sebelumnya.
Butir pernyataan ketiga berhubungan dengan perhatian peserta
didik kepada guru saat menyampaikan materi. Peserta didik kelas II di
dua sekolah dasar memperhatikan guru saat menyampaikan materi.
Guru mengelola kelas dengan baik. Hal tersebut membuat peserta didik
tidak melakukan kegiatan di luar kegiatan yang diarahkan guru.
Butir pernyataan keempat mengenai keaktifan peserta didik
mengajukan pertanyaan selama kegiatan pembelajaran. Peserta didik
kelas II di dua sekolah dasar aktif mengajukan pertanyaan selama
kegiatan pembelajaran. Guru menuntun peserta didik agar aktif
mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan peserta didik
mengenai materi yang belum dipahami di dalam kegiatan pembelajaran.
Butir pernyataan kelima tentang kerja sama peserta didik saat
kegiatan berkelompok. Peserta didik kelas II di satu sekolah dasar
mampu berkerja sama saat kegiatan berkelompok. Peserta didik kelas II
di satu sekolah dasar lainnya kurang mampu berkerja sama saat
kegiatan berkelompok. Hal tersebut terlihat ketika menyelesaikan tugas
terdapat satu peserta didik yang mengerjakan, sedangkan yang lain
bermain dengan teman.
Butir pernyataan keenam yaitu kemampuan peserta didik dalam
mengomunikasikan hasil diskusi. Peserta didik kelas II di satu sekolah
dasar mampu mengomunikasikan hasil diskusi. Peserta didik kelas II di
satu sekolah dasar lainnya kurang mampu mengomunikasikan hasil
diskusi. Peserta didik kurang berani di dalam mengkomunikasikan hasil
diskusi di depan kelas.
Butir pernyataan ketujuh yaitu antusias peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Peserta didik kelas II di dua sekolah
dasar sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru
membangun suasana kelas yang menyenangkan, sehingga membuat
peserta didik antusias ketika mengikuti pembelajaran. Kedua guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
memiliki cara yang berbeda untuk membangun sikap antusias dari
peserta didik di dalam kelas.
Butir pernyataan kedelapan mengenai kemampuan peserta didik
memahami penjelasan yang telah disampaikan guru. Guru
menyampaikan materi dengan suara lantang, berulang, dan artikulasi
yang jelas. Hal tersebut membuat peserta didik kelas II di dua sekolah
dasar mampu memahami penjelasan yang telah disampaikan guru. Hal
tersebut terlihat ketika peserta didik dapat menjawab pertanyaan pada
akhir kegiatan pembelajaran.
Butir pernyataan kesembilan mengenai bantuan guru membuat
rangkuman pembelajaran secara lisan kepada peserta didik. Peserta
didik kelas II di dua sekolah dasar mendapat bantuan guru dalam
membuat rangkuman pembelajaran secara lisan. Ringkasan lisan
bermanfaat untuk mengetahui materi yang telah dipelajari selama
kegiatan pembelajaran secara lisan. Kedua guru memberikan bantuan
untuk membuat ringkasan lisan di akhir kegiatan pembelajaran.
Butir pernyataan kesepuluh tentang bantuan guru membuat
rangkuman pembelajaran secara tertulis kepada peserta didik. Peserta
didik kelas II di dua sekolah dasar mendapat bantuan guru dalam
membuat rangkuman pembelajaran secara tertulis. Peserta didik kelas II
sekolah dasar masih perlu bimbingan guru dalam membuat ringkasan
materi pembelajaran baik secara lisan maupun tertulis. Guru
memberikan bantuan untuk membuat ringkasan di saat akhir kegiatan
pembelajaran.
b. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada 22 butir
pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat
pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013. Berikut merupakan
hasil wawancara dengan guru kelas II yang telah menerapkan
Kurikulum 2013 terkait dengan pembelajaran inovatif di SD Negeri
Tegalrejo 3, SD Negeri Deresan, dan SD Negeri Dayuharjo akan
dijelaskan di setiap butir pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Butir pertanyaan pertama yaitu mengenai dimulainya
penerapan Kurikulum 2013 SD di sekolah dasar. Sekolah dasar
pertama menggunakan Kurikulum 2013 pada tahun pembelajaran
2014/2015. Sekolah dasar kedua menerapkan Kurikulum 2013 pada
tahun pembelajaran 2015/2016. Sekolah ketiga dasar menerapkan
pada tahun pembelajaran 2016/2017.
Butir pertanyaan kedua adalah mengenai keikutsertaan guru
yang bersangkutan mengikuti pelatihan Kurikulum 2013. Ketiga guru
yang diwawancarai pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013.
Guru pertama pernah mengikuti diklat pada tahun 2015 sebanyak satu
kali. Guru kedua mengikuti pelatihan sebanyak tiga kali yang
membahas mengenai Kurikulum 2013, perangkat pembelajaran,
penilaian, dan proses pembelajaran. Guru ketiga pernah mengikuti
diklat kurikulum 2013 selama satu minggu sebanyak satu kali.
Butir pertanyaan ketiga adalah sejauh mana pemahaman guru
terhadap Kurikulum 2013. Ketiga guru sudah memahami Kurikulum
2013. Guru pertama mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 adalah
kurikulum yang menggunakan tema pada pembelajaran. Materi pada
kurikulum 2013 kurang memiliki penjabaran yang jelas jika
dibandingkankan dengan materi pada kurikulum KTSP. Guru kedua
berpendapat bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat
membuat pembelajaran menjadi menyenangkan karena proses
pembelajaran yang fleksibel. Guru ketiga mengemukakan bahwa
Kurikulum 2013 merupakan suatu penyempurnaan kurikulum
sebelumnya. Kurikulum 2013 menempatkan guru sebagai
pembimbing. Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran terpadu yang
memiliki keterkaitan disetiap bidang studi.
Butir pertanyaan keempat yaitu mengenai pengetahuan guru
tentang karakteristik kurikulum SD 2013. Dua guru mengetahui
bahwa aspek yang dikembangkan di dalam Kurikulum 2013 adalah
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Salah satu guru
mengungkapkan bahwa karakteristik Kurikulum 2013 adalah saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
berkaitannya bidang studi yang satu dengan yang lainnya. Satu guru
berpendapat bahwa karakteristik Kurikulum 2013 adalah membuat
peserta didik berpikir kreatif, inovatif dan peserta didik diharapkan
untuk lebih mandiri.
Butir pertanyaan kelima yaitu pemahaman guru terkait dengan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Ketiga guru umumnya telah
memahami dan menerapkan pembelajaran saintifik yaitu saat
pembelajaran di kelas. Pendekatan saintifik menurut ketiga guru
adalah pembelajaran menggunakan 5 M yaitu mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Namun terdapat satu guru
yang menambahkan bahwa pendekatan saintifik merupakan
Pendekatan yang berhubungan dengan ilmu kependidikan yang
mengacu pada media visual, teknologi, dan mengikuti perkembangan
zaman.
Butir pertanyaan keenam adalah cara guru dalam merumuskan
indikator dan tujuan pembelajaran sesuai dengan kemampuan peserta
didik. Guru pertama yang diwawancarai mengatakan bahwa guru
terkadang tidak membuat RPP secara mandiri. Guru terkadang
mendownload RPP dari internet yang kemudian disesuaikan dengan
keadaan peserta didik di lingkungan rumah atau sekolah. Proses
perumusan indikator akan dibuat jika RPP yang di download tidak
sesuai dengan kondisi peserta didik. Proses perumusan indikator yang
dilakukan yaitu dengan melihat kondisi lingkungan rumah dan sekolah
lalu guru merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran. Guru kedua
menjelaskan bahwa guru akan melihat silabus yang digunakan sebagai
pedoman, kemudian dikembangkan ke dalam materi yang disesuaikan
dengan kemampuan peserta didik. Guru ketiga mengungkapkan
bahwa proses perumusan indikator sesuai dengan yang tertera di
kompetensi dasar. Guru terkadang tidak membuat RPP dan perangkat
pembelajaran karena semuanya sudah didapatkan dari web dinas.
Butir pertanyaan ketujuh adalah cara guru dalam menumbuh
kembangkan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Ketiga guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
yang telah diwawancarai umumnya telah menumbuh kembangkan
pendidikan karakter peserta didik di dalam proses pembelajaran.
Ketiga guru menggunakan cara yang berbeda dalam mengembangkan
pendidikan karakter peserta didik. Guru pertama memulai dengan hal-
hal kecil atau sederhana yang biasa dilakukan oleh peserta didik
seperti membiasakan berdoa sebelum memulai sesuatu, jujur, disiplin,
menghargai teman, tidak membeda-bedakan teman dan selalu datang
ke sekolah tepat waktu. Guru kedua mengatakan bahwa penyampaian
pendidikan karakter dilakukan di dalam proses pembelajaran yang
disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Pendidikan karakter diberikan
ketika proses pembelajaran berlangsung. Guru ketiga menggunakan
cara pemberian contoh perilaku, memberikan pertanyaan ke arah
norma dan nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang harus dan tidak
untuk dilakukan, dan memberikan nasihat dalam menumbuh
kembangkan pendidikan karakter peserta didik.
Butir pertanyaan kedelapan yaitu penggunaan model
pembelajaran yang berbeda di dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) di setiap pembelajaran. Ketiga guru yang
diwawancarai umumnya kurang begitu mengatahui berbagai model
pembelajaran. Pemahaman guru terbatas hanya dengan model
pembelajaran tertentu. Guru pertama lebih banyak menggunakan
model pembelajaran cooperative learning tipe exsample non exsample
dan direct Instruction (pembelajaran langsung). Selain itu, guru
terkadang masih menggunakan metode ceramah dari pada yang lain
karena peserta didik kelas bawah masih membutuhkan bimbingan dari
guru. Guru kedua menggunakan model pembelajaran yang lebih
bervariasi. Model pembelajaran yang dipahami oleh guru yaitu
cooperative learning, inquiri, dan PBL. Guru ketiga lebih cenderung
menggunakan pendekatan saintifik karena dapat membuat peserta
aktif disetiap pembelajaran.
Butir pertanyaan kesembilan yaitu pengupayaan tercapainya
pendidikan karakter di dalam tujuan pembelajaran yang guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
kembangkan. Ketiga guru telah mengupayakan pendidikan karakter di
setiap tujuan pembelajaran yang dikembangkan. Guru pertama dan
kedua mengupayakan pendidikan karakter di dalam proses
pembelajaran secara langsung.
Butir pertanyaan kesepuluh yaitu pengetahuan guru tentang
keterampilan yang harus dikuasai pada abad 21 (berfikir kritis, kreatif,
kolaborasi, komunikasi). Ketiga guru umumnya telah mengetahui
keterampilan abad 21 walaupun hanya sekilas dan dalam
penerapannya terkadang belum terlaksana dengan baik. Guru pertama
mengatakan bahwa kurang memahami yang dimaksud keterampilan
abad 21 tetapi guru pernah mendengar tentang keterampilan abad 21.
Guru kedua telah mengetahui tentang keterampilan abad 21, tetapi
dalam penerapannya belum maksimal.
Butir pertanyaan kesebelas yaitu proses perumusan indikator
dan tujuan pembelajaran dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terkait dengan keterampilan tersebut (berfikir
kritis, kreatif, kolaboratif, komunikasi). Ketiga guru telah
merumuskan indikator dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Guru pertama mengungkapkan sudah
menerapkan keterampilan abad 21 dalam proses pembelajaran secara
tidak langsung. Guru merumuskan indikator dan tujuan dengan
menyangkut beberapa aspek keterampilan abad 21 yaitu komunikasi
dan kreatif. Guru kedua belum menerapkan keterampilan abad 21
secara maksimal dalam setiap proses pembelajaran.
Butir pertanyaan kedua belas yaitu penggunaan pembelajaran
dengan metode ceramah masih atau tidak mendominasi di kelas.
Ketiga guru masih menggunakan metode ceramah saat proses
pembelajaran tetapi penggunaannya tidak terlalu dominan. Guru
pertama menggunakan metode ceramah ketika materi cocok
disampaikan dengan menggunakan metode ceramah karena peserta
didik kelas bawah masih membutuhkan bimbingan dari guru. Guru
kedua mengatakan metode ceramah ketika materinya perlu dijelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
dengan metode tersebut tetapi jika tidak guru akan menggunakan
metode lain yang mendukung proses pembelajaran. Guru ketiga
mengungkapkan bahwa masih menggunakan metode ceramah tetapi
peserta didik sebelumnya dibuat aktif dan percaya diri terlebih dahulu.
Butir pertanyaan ketiga belas yaitu penggunaan model
pembelajaran inovatif yang guru gunakan. Guru pertama
menggunakan model pembelajaran inovatif yang biasanya digunakan
oleh guru yaitu cooperative learning tipe exsample non exsample dan
direct Instruction (pembelajaran langsung). Guru kedua menggunakan
cooperative learning, inquiry, dan PBL. Guru ketiga belum pernah
mencoba model pembelajaran inovatif akan tetapi terkadang di dalam
pembelajaran secara tiba-tiba menggunakan model pembelajaran yang
lain walaupun tidak mengetahui model tersebut.
Butir pertanyaan keempat belas yaitu pengetahuan guru
menganai pembelajaran inovatif. Guru pertama yang diwawancarai
mengatahui pembelajaran inovatif. Guru kedua yang diwawancarai
kurang begitu mengetahui pembelajaran inovatif secara mendalam
tetapi guru pernah mendengar secara sekilas menganai pembelajaran
inovatif. Guru ketiga tidak mengetahui pembelajaran inovatif.
Butir pertanyaan kelima belas yaitu kesulitan yang guru alami
dalam pembuatan perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran inovatif. Guru pertama mengatakan mengalami
kesulitan dalam mencari berbagai model pembelajaran inovatif. Guru
kurang memiliki referensi yang menuliskan berbagai model
pembelajaran inovatif. Guru kedua mengatakan tidak mengalami
kesulitan dalam pembuatan model pembelajaran inovatif karena
banyaknya referensi. Menurut guru ketiga kesulitan yang dialami
karena fasilitas yang tidak mendukung.
Butir pertanyaan keenam belas adalah cara guru mengatasi
kesulitan yang dialami dalam pembuatan perangkat pembelajaran
dengan model pembelajaran inovatif. Ketiga guru menggunakan cara
yang berbeda dalam mengatasi kesulitan yang dialami. Menurut guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
pertama kesulitan tersebut diatasi dengan menanyakan kepada sesama
guru yang lebih mengerti model pembelajaran inovatif dan guru juga
berusaha mencari referensi di internet. Guru kedua mengatakan
kesulitan akan diatasi dengan cara menanyakan kepada peserta didik
tentang model yang disenangi dan tidak disenangi oleh peserta didik.
Guru ketiga mengatasi kesulitan dengan memperhatikan kemampuan
peserta didik dengan model pembelajaran inovatif yang digunakan.
Butir pertanyaan ketujuh belas yaitu ketersediaan contoh
perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013 di sekolah. Ketiga guru yang diwawancarai
mengatakan bahwa sekolah telah memberi contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Terdapat
dua guru yang mengatakan masih mengalami kesulitan di dalam
pembuatan serta pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas.
Butir pertanyaan kedelapan belas yaitu apakah guru masih
perlu bentuk contoh untuk perangkat pembelajaran inovatif yang
mengacu Kurikulum 2013. Ketiga guru masih membutuhkan contoh
perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013.
Guru pertama mengatakan bahwa guru akan lebih memahami
perangkat pembelajaran inovatif jika terdapat contoh perangkat
pembelajaran dari berbagai sumber. Guru kedua mengatakan bahwa
dengan contoh guru akan mendapatkan inspirasi mengenai model baru
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Guru ketiga
menyampaikan bahwa sangat memerlukan berbagai bentuk contoh
perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013.
Butir pertanyaan kesembilan belas yaitu apakah peserta didik
pernah merasa bosan ketika guru menerapkan pembelajaran inovatif di
kelas. Guru pertama mengatakan bahwa guru sering menggunakan
pembelajaran inovatif walaupun hanya dengan model pembelajaran
cooperative learning tipe exsample non exsample dan direct
Instruction (pembelajaran langsung). Hal tersebut membuat peserta
didik tidak cepat bosan tetapi justru membuat peserta didik lebih aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
dan cepat dalam menggali pengetahuan. Guru kedua mengatakan
bahwa penerapan pembelajaran inovatif berdampak positif bagi
peserta didik, karena peserta didik merasa senang dan menikmati
proses pembelajaran. Guru ketiga mengungkapkan bahwa terkadang
peserta didik merasa bosan dan guru harus mengganti dengan
pembelajaran inovatif yang lain.
Butir pertanyaan kedua puluh adalah rencana guru untuk
mengembangkan pembelajaran inovatif agar kedepannya mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa melalui beberapa metode/model
pembelajaran. Ketiga guru yang diwawancarai memiliki rencana
untuk mengembangkan pembelajaran inovatif agar kedepannya
mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Terdapat guru
yang mengatakan bahwa dengan pembelajaran inovatif peserta didik
akan menjadi lebih aktif.
Butir pertanyaan kedua puluh satu adalah pentingya perangkat
pembelajaran inovatif jika diterapakan dalam proses pembelajaaran.
Menurut ketiga guru perangkat pembelajaran inovatif sangat penting.
Guru pertama mengungkapkan bahwa perangkat pembelajaran
inovatif sangat penting karena guru akan dituntut untuk selalu
berinovasi di setiap proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang
digunakan nantinya akan bervariasi dan menyenangkan bagi peserta
didik. Guru kedua mengatakan bahwa perangkat pembelajaran
inovatif sangat dibutuhkan. Guru ketiga mengungkapkan bahwa
penggunaan perangkat pembelajaran inovatif sangat penting karena
peserta didik membutuhkan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
Butir pertanyaan kedua puluh dua yaitu pengetahuan guru
terhadap tes jenis belajar menurut Taksonomi Bloom yang direvisi.
Menurut guru pertama guru telah mengenai Taksonomi Bloom yang
telah direvisi tetapi guru masih belum terlalu memahami tes jenis
belajar menurut Taksonomi Bloom. Menurut guru kedua guru yang
bersangkutan telah mengetahui mengenai Taksonomi Bloom yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
telah direvisi. Menurut guru ketiga guru hanya sebatas mengtahui
tentang tes jenis belajar menurut Taksonomi Bloom yang direvisi
tetapi guru masih belum memahami lebih mendalam.
2. Pembahasan Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi yang telah
dipaparkan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru kelas II
sekolah dasar tersebut memiliki sedikit pengetahuan tentang perangkat
pembelajaran inovatif. Guru hanya sebatas mengetahui tetapi belum
memahami secara mendalam tentang perangkat pembelajaran inovatif.
Ketika mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif mengacu
Kurikulum 2013 guru masih mengalami kesulitan, baik dalam proses
perumusan indikator yang memiliki high order thinking skill (HOTS)
ataupun guru kesulitan dalam memilih model pembelajaran inovatif serta
kesulitan dalam proses pembuatan tes jenis belajar menurut taksonomi
Bloom yang direvisi. Dewasa ini keterampilan abad 21 seperti berfikir
kritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi yang sangat dibutuhkan oleh peserta
didik. Guru kelas II sekolah dasar masih mengalami kesulitan dalam
menerapkan keterampilan tersebut di dalam perencanaan dan proses
pembelajaran. Kesulitan tersebut berdampak pada peserta didik yang
kurang aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta didik juga kesulitan
ketika harus menyelesaikan masalah secara berkelompok.
Berdasarkan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
tiga guru kelas II di SD Negeri Tegalrejo 3, SD Negeri Deresan, dan SD
Negeri Dayuharjo serta hasil observasi di SD Negeri Tegalrejo 3 dan SD
Negeri Deresan yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Guru
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu
Kurikulum 2013 sekolah dasar dari berbagai sumber yang mudah
dipahami. Contoh tersebut akan menginspirasi guru dalam proses
pembuatan perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013
yang mengembangkan keterampilan abad 21 (berfikir kritis, kreatif,
kolaborasi, komunikasi). Hal tersebut mendorong peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum
2013 untuk kelas II sekolah dasar.
B. Deskripsi Produk Awal
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran
yang peneliti pilih di dalam penelitian ini. Langkah awal adalah membuat
instrumen penilaian produk. Langkah selanjutnya yaitu menganalisis kalender
akademik untuk meilihat hari efektif dan hari libur nasional untuk satu tahun
pembelajaran. Berikutnya peneliti menganalisis sub tema di dalam Kurikulum
2013. Langkah berikutnya peneliti menganalisis Kompetensi Inti (KI) dan
juga Kompetensi Dasar (KD) dari sub tema di dalam Kurikulum 2013. Peneliti
membuat pemetaan dari Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan sub tema yang
akan dikembangkan. Kompetensi Dasar (KD) dikembangkan menjadi
indikator pembelajaran. Indikator pembelajaran yang dikembangkan dengan
tiga sikap yaitu sikap, kognitif, dan keterampilan. Perumusan indikator
pembelajaran menggunakan kata kerja operasional yang sesuai dengan
Taksonomi Bloom. Peneliti memilih menggunakan kata kerja operasional
kognitif yang ada di tingkatan berpikir tinggi untuk mengacu High Order
Thingking skill (HOTS) peserta didik. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan
menggunakan komponen ABCD (Audience, Behavior, Condition dan Degree).
Setelah membuat pemetaan kompetensi dasar, indikator pembelajaran, dan
tujuan pembelajaran peneliti menyusun program tahunan. Program tahunan
yang telah disusun selanjutnya dijabarkan menjadi program semester.
Berdasarkan program semester selanjutnya peneliti menyusun silabus. Silabus
merupakan detail pedoman pembelajaran yang akan dilaksanakan guru.
Silabus disusun sebagai pedoman penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian
(RPPTH). Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pedoman untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang akan dilakukan guru di dalam satu
hari pembelajaran. Berikut ini merupakan penjabaran dari program tahunan,
program semester, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
1. Program Tahunan
Program tahunan merupakan pedoman program yang dilaksanakan
oleh guru di dalam satu tahun pembelajaran. Peneliti menyusun program
tahunan berdasarkan analisis jumlah minggu efektif dan hari libur di dalam
satu tahun pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk melihat berapa hari
efektif dalam satu minggu selama satu tahun pembelajaran yang tersedia
untuk pelaksanaan proses pembelajaran. Peneliti menyusun tema dan sub
tema Kurikulum 2013 sesuai dengan waktu efektif di dalam satu minggu.
Program tahunan disusun dalam bentuk tabel. Komponen yang terdapat di
dalam program tahunan antara lain a) identitas program tahunan yang
terdiri atas kelas, satuan pendidikan, tahun pelajaran, b) isi program
tahunan yang terdiri dari tema, sub tema, alokasi waktu.
2. Program Semester
Program semester merupakan pedoman untuk melaksanakan
pembelajaran di dalam satu semester. Program semester merupakan
penjabaran yang lebih rinci dari program tahunan. Langkah awal
menyusun program semester yaitu dengan melihat jumlah minggu efektif
dan hari libur di dalam satu semester pembelajaran. Selanjutnya peneliti
menentukan alokasi waktu ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Alokasi
waktu yang telah dianalisis tersebut dirinci untuk setiap Kompetensi Dasar
(KD) yang ada di dalam satu semester pembelajaran. Peneliti juga merici
waktu untuk pelaksanaan penilaian harian, penilaian tengah semester, dan
penilaian akhir semester. Program semester disusun dalam bentuk tabel.
Komponen yang terdapat di dalam program sementara antara lain a)
identitas program semester yang terdiri dari kelas, semester, satuan
pendidikan, tahun pelajaran, b) isi program semester yang terdiri dari
tema, sub tema, pembelajaran, alokasi waktu.
3. Silabus
Silabus merupakan gambaran proses pembelajaran yang berisi
kajian setiap mata pelajaran. Silabus merupakan komponen dari perangkat
pembelajaran yang harus disusun sebelum melaksanakan proses
pembelajaran. Silabus disusun untuk pedoman penyusunan Rencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus disusun dalam bentuk tabel.
Komponen yang terdapat di dalam silabus antara lain a) identitas silabus
yang terdiri dari identitas sekolah, tema atau sub tema, alokasi waktu, b)
Kompetensi Inti (KI), c) Kompetensi Dasar (KD), d) materi pokok, e)
kegiatan pembelajaran, f) penialaian g) alokasi waktu, h) sumber belajar.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pedoman
untuk melaksanakan pembelajaran selama satu hari. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini tema dan sub tema yang dipilih
adalah tema 1 Hidup Rukun dan sub tema 2 Hidup Rukun di Tempat
Bermain. Bidang studi yang terdapat di dalam sub tema tersebut adalah
Bahasa Indonesia, SBdP, Matematika, PJOK, dan PPKN. Kompetensi
Dasar ditentukan sesuai dengan sub tema yang telah dipilih. Kompetensi
Inti yang digunakan sesuai dengan Kurikulum 2013. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan pemetaan dari Kompetensi
Dasar (KD), indikator pembelajaran, dan tujuan pembelajaran.
Komponen di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
meliputi a) cover, b) Pemetaan kompetensi dasar dan indikator, c) identitas
RPP berisikan satuan pendidikan, kelas/ semester, tema, sub tema,
pembelajaran, bidang studi terkait, alokasi waktu, hari, tanggal, d) tujuan
pembelajaran, e) Kompetensi inti, f) Kompetensi dasar dan indikator, g)
materi pembelajaran, h) pendekatan, model, metode, dan teknik
Pembelajaran, i) penguatan pendidikan karakter, j) langkah-langkah
pembelajaran, k) media, alat dan sumber belajar, l) penilaian, m) lampiran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sesuai dengan
bidang studi yang terdapat di dalam sub tema 2 Hidup Rukun di Tempat
Bermain. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sesuai dengan
Sub tema 2 Hidup Rukun di Tempat Bermain yang terdiri dari 6
pembelajaran. Satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat 1
pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu hari. Alokasi waktu
yang terdapat di dalam 1 (satu) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah 5 x 35 menit. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
dengan menggunakan 2 penggalan. Penggalan pertama terdiri dari 3 jam
pembelajaran, dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Penggalam kedua
terdiri dari 2 jam pembelajaran, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan menggunakan
pendekatan di dalam Kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik yang
pembelajarannya memiliki ciri menggunakan 5 M (mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan).
Proses pembelajaran di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) menggunakan pembelajaran tematik dimana bidang studi yang satu
dengan yang lain memiliki keterkaitan satu sama lain dan diintegrasikan
ke dalam sebuah tema. Model pembelajaran yang digunakan di dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan model
pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran inquiry dan model
pembelajaran quantum. Model pembelajaran inquiry digunakan di dalam
pembelajaran 1, 2, dan 3. Model pembelajaran quantum digunakan di
dalam pembelajaran 4, 5, dan 6. Pembagian model pembelajaran
didasarkan pada kesesuaian Kompetensi Dasar (KD) di dalam setiap
pembelajaran dengan model pembelajaran yang dipilih. Model
pembelajaran tersebut akan membuat peserta didik aktif untuk
memecahkan suatu masalah serta menonjolkan kemampuan dan bakat
alami peserta didik dalam membangun pengetahuan. Materi pembelajaran
yang digunakan merupakan pengembangan dari sub tema 2 Hidup Rukun
di Tempat Bermain. Kegiatan pembelajaran yang terdapat di dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengintegrasikan pendidikan
karakter yang sesuai dan keterampilan abad 21. Berikut ini merupakan
penjabaran mata pelajaran yang terkait serta model pembelajaran yang
digunakan di dalam setiap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sub
tema 2 Hidup Rukun di Tempat Bermain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 4.1 Rincian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran Bidang Studi yang
Terkait
Model Pembelajaran
Pembelajaran 1 Bahasa Indonesia
SBdP
Matematika
Model Inquiry
Pembelajaran 2 Bahasa Indonesia
PJOK
PPKN
Model Inquiry
Pembelajaran 3 SBdP
Bahasa Indonesia
Matematika
Model Inquiry
Pembelajaran 4 SBdP
Bahasa Indonesia
Matematika
Model Quantum
Pembelajaran 5 Bahasa Indonesia
PPKN
PJOK
Model Quantum
Pembelajaran 6 Bahasa Indonesia
PPKN
Matematika
Model Quantum
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilengkapi dengan
Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS dibuat dengan menarik agar peserta
didik dapat memiliki minat untuk mengerjakan LKS. Selain LKS, peneliti
juga mengembangkan soal evaluasi yang berguna untuk melihat
ketercapaian pengetahuan peserta didik. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) juga dilengkapi dengan lembar refleksi. Lembar
refleksi digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan hal yang telah
dipelajari selama satu hari. Lembar refleksi di dalam pembelajaran 1,
pembelajaran 2, pembelajaran 3, pembelajaran 4, pembelajaran 5,
pembelajaran 6 memiliki desain sederhana dan berbeda agar peserta didik
tidak bosan. Penilaian yang digunakan merupakan penilaian otentik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Penilaian yang digunakan untuk menilai aspek sikap, sosial, pengetahuan,
dan keterampilan. Penilaian sikap dan penilaian sosial hanya dituliskan di
dalam mata pelajaran PPKN tetapi di bidang studi yang lain penilaian
sikap dan penilaian sosial dilakukan dengan tersirat. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dibuat secara detail dengan harapan dapat digunakan
dengan mudah oleh guru.
C. Validasi Ahli dan Revisi Produk
Produk awal berupa perangkat pembelajaran yang telah
dikembangkan oleh peneliti divalidasi oleh satu guru kelas II sekolah dasar di
Kecamatan Depok Sleman dan mahasiswa program Pendidikan Profesi Guru
(PPG) Universitas Sanata Dharma. Validasi dilaksanakan untuk mengetahui
kualitas perangkat pembelajaran inovatif yang telah dikembangkan. Validator
akan memberikan kritik dan saran terhadap perangkat pembelajaran yang
dikembangkan. Hal tersebut berguna agar peneliti dapat mengetahui
kelemahan dan memperbaiki perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Validasi yang dilakukan sebanyak satu kali. Aspek yang digunakan untuk
validasi produk antara lain a) program tahunan, b) program semester, c)
silabus, d) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), e) media, f) LKPD, g)
bahasa.
1. Data Validasi Pakar Kurikulum 2013
Validasi yang dilakukan oleh guru kelas II di SD Negeri
Kecamatan Depok Sleman yaitu Ibu G dilaksanakan pada 17 Juli 2018.
Validasi yang dilakukan oleh mahasiswa program Pendidikan Profesi
Guru (PGG) yaitu Ibu F dilaksanakan pada 13 Juli 2018. Berikut ini
merupakan data validasi dari guru sekolah dasar kelas II dan mahasiswa
program Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada setiap perangkat
pembelajaran.
a. Data Hasil Validasi Guru Sekolah Dasar Kelas II
1) Perangkat pembelajaran 1 model inquiry
Berdasarkan validasi tersebut diperoleh skor rerata sebesar
4,42 sehingga dapat dikategorikan “sangat baik”. Perangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa
kelas II sekolah dasar dinyatakan layak untuk diujicobakan
berdasarkan revisi sesuai saran validator. Guru kelas II sekolah
dasar di SD Kecamatan Depok Sleman yaitu Ibu G memberikan
saran dan komentar meliputi (a) media masih perlu divariasi (b)
LKPD dibuat lebih menarik lagi.
2) Perangkat pembelajaran 2 model inquiry
Berdasarkan validasi perangkat pembelajaran 2 diperoleh
skor rerata sebesar 4,5 sehingga dapat dikategorikan “sangat
baik”. Perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum
2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar dinyatakan layak untuk
diujicobakan berdasarkan revisi sesuai saran validator. Guru kelas
II sekolah dasar di Kecamatan Depok Sleman yaitu Ibu G
memberikan saran dan komentar pada aspek (a) langkah-langkah
kegiatan pembelajaran perlu disederhanakan lagi, (b) LKPD
dibuat lebih menarik.
3) Perangkat pembelajaran 3 model inquiry
Perangkat pembelajaran 3 memperoleh skor rerata sebesar
4,47 sehingga dapat dikategorikan “sangat baik”. Perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa
kelas II sekolah dasar dinyatakan layak untuk diujicobakan
berdasarkan revisi sesuai dengan saran. Guru kelas II sekolah
dasar di Kecamatan Depok Sleman yaitu Ibu G memberikan saran
dan komentar pada aspek yaitu a) langkah-langkah kegiatan
pembelajaran perlu disederhanakan lagi, b) penggunaan bahasa
perlu disesuaikan EYD, c) LKPD dibuat lebih menarik lagi, d)
bahasa perlu disesuaikan lagi dengan tingkat perkembangan
siswa.
4) Perangkat pembelajaran 4 model quantum
Perangkat pembelajaran 4 memperoleh kategori “sangat
baik” dengan skor rerata sebesar 4,47. Perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
sekolah dasar dinyatakan layak untuk diujicobakan berdasarkan
revisi sesuai dengan saran. Guru kelas II sekolah dasar di
Kecamatan Depok Sleman yaitu Ibu G memberikan saran dan
komentar pada aspek yaitu (a) tulisan pada media diperbesar dan
diperjelas, (b) penggunaan bahasa diperbaiki lagi sesuai EYD, (c)
LKPD lebih dibuat menarik lagi, (d) penggunaan bahasa
disesuaikan lagi dengan EYD.
5) Perangkat pembelajaran 5 model quantum
Perangkat pembelajaran 5 memperoleh kategori “sangat
baik” dengan skor rerata sebesar 4,4. Perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II
sekolah dasar dinyatakan layak untuk diujicobakan berdasarkan
revisi sesuai saran. Guru kelas II sekolah dasar di Kecamatan
Depok Sleman yaitu Ibu G memberikan saran dan komentar pada
aspek yaitu (a) warna media lebih divariasi, (b) LKPD perlu
diberikan gambar konkret, (c) penggunaan Bahasa disesuaikan
lagi dengan EYD.
6) Perangkat pembelajaran 6 model quantum
Perangkat pembelajaran 2 berdasarkan validasi
memperoleh skor rerata sebesar 4,45 sehingga dapat
dikategorikan “sangat baik”. Perangkat pembelajaran inovatif
yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar
dinyatakan layak untuk diujicobakan berdasarkan revisi sesuai
saran validator. Guru kelas II sekolah dasar di Kecamatan Depok
Sleman yaitu Ibu G memberikan saran dan komentar pada aspek
yaitu (a) langkah-langkah lebih disederhanakan lagi, (b)
penggunaan bahasa disesuaikan EYD.
b. Data Hasil Validasi Mahasiswa Program Pendidikan Profesi
Guru (PPG)
1) Perangkat pembelajaran 1 model inquiry
Mahasiswa PPG melakukan validasi terhadap eman
perangkat pembelajaran yang terdiri dari program tahuanan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
program semester, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) pembelajaran satu sampai pembelajaran enam.
Berdasarkan validasi tersebut diperoleh skor rerata sebesar 4,35
sehingga dapat dikategorikan “sangat baik”. Perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa
kelas II sekolah dasar dinyatakan layak untuk diujicobakan
berdasarkan revisi sesuai saran validator. Mahasiswa PPG yaitu
Ibu F memberikan saran dan komentar meliputi (a) langkah-
langkah dipersingkat dan lebih diperjelas, (b) aspek-aspek
keterampilan lebih diperjelas, (c) cover memperhatikan komposisi
warna dan gambar, (d) penggunaan bahasa diteliti kembali.
2) Perangkat pembelajaran 2 model inquiry
Perangkat pembelajaran 2 berdasarkan validasi
memperoleh skor rerata sebesar 4,4 sehingga dapat dikategorikan
“sangat baik”. Perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu
kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar dinyatakan
layak untuk diujicobakan berdasarkan revisi sesuai saran
validator. Ibu F memberikan saran dan komentar meliputi (a)
media dibuat lebih menarik lagi, (b) perhatikan penggunaan
bahasa dan tanda baca, (c) cover dibuat berwarna dan lebih
menarik lagi.
3) Perangkat pembelajaran 3 model inquiry
Perangkat pembelajaran 3 memperoleh skor rerata sebesar
4,47 sehingga dapat dikategorikan “sangat baik”. Perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa
kelas II sekolah dasar dinyatakan layak untuk diujicobakan
berdasarkan revisi sesuai dengan saran. Ibu F memberikan saran
dan komentar yaitu (a) tambahkan langkah-langkah tarian kuda
lumping, (b) bagian rubric penilaian aspek-aspek yang akan
dinilai diperjelas, (c) media dimodivikasi supaya siswa tidak
cepat bosan, (d) perhatikan komposisi warna supaya LKPD
menarik, (e) struktur kalimat lebih sederhana agar mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
dipahami siswa, (f) cover menggunakan gambar yang menarik
agar siswa lebih tertarik lagi, (g) bahasa diteliti lagi.
4) Perangkat pembelajaran 4 model quantum
Perangkat pembelajaran 4 memperoleh kategori “sangat
baik” dengan skor rerata sebesar 4,5. Perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II
sekolah dasar dinyatakan layak untuk diujicobakan berdasarkan
revisi sesuai dengan saran. Ibu F memberikan saran dan komentar
yaitu (a) evaluasi diperjelas lagi aspek-aspek yang akan dinilai,
(b) sudah sesuai tetapi lebih dilengkapi agar menarik, (c) cover
dan warna lebih diperhatikan serta dibuat dengan menarik agar
siswa tertarik, (d) bahasa lebih sederhana supaya siswa paham
perintah yang akan dikerjakan, (e) kalimat lebih disederhanakan
lagi.
5) Perangkat pembelajaran 5 model quantum
Perangkat pembelajaran 5 memperoleh kategori “sangat
baik” dengan skor rerata sebesar 4,27. Perangkat pembelajaran
inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II
sekolah dasar dinyatakan layak untuk diujicobakan berdasarkan
revisi sesuai saran. Ibu F memberikan saran dan komentar pada
aspek yaitu (a) medianya lebih bervariasi, (b) lengkapi rubrik
penilaian dan diperjelas aspek yang dinilai.
6) Perangkat pembelajaran 6 model quantum
Berdasarkan validasi tersebut diperoleh skor rerata sebesar
4,27 sehingga dapat dikategorikan “sangat baik”. Perangkat
pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk siswa
kelas II sekolah dasar dinyatakan layak untuk diujicobakan
berdasarkan revisi sesuai dengan saran. Ibu F memberikan saran
dan komentar yaitu (a) materi lebih dilengkapi lagi, (b) media
lebih bervariasi agar siswa tidak bosan, (c) gambar dan ilustrasi
agar lebih menarik, (d) perintah di dalam LKPD lebih diperjelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2. Revisi Produk
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari satu guru kelas II
sekolah dasar di Kecamatan Depok Sleman yaitu Ibu G dan mahasiswa
program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Sanata Dharma yaitu
Ibu F. Komentar dan saran yang peneliti peroleh menjadi acuan perbaikan
produk yang akan dikembangkan. Berikut merupakan penjabaran dari
perbaikan dari komentar dan saran yang telah diberikan oleh validator.
Tabel 4.2 Saran dan Revisi Validasi Perangkat Pembelajaran
Model Inquiry
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
4 Materi Pembelajaran
(kesesuaian materi
pembelajaran dengan
KD dan indikator,
susunan materi yang
sistematis, kelengkapan
materi pembelajaran).
Tambahkan
langkah-langkah
tarian kuda
lumping.
Menambahkan
materi langkah-
langkah tarian
kuda lumping.
6 Strategi Pembelajaran
(pendekatan, model,
metode; langkah-
langkah pembelajaran;
dan tahapan kegiatan
pembelajaran; serta
penerapan pembelajaran
saintifik) sesuai.
Langkah-langkah
dipersingkat dan
lebih diperjelas.
Memperbaiki
langkah-langkah
pembelajaran agar
lebih jelas.
9 Evaluasi (mencakup
aspek sikap,
pengetahuan,
keterampilan,
kesesuaian evaluasi
dengan tujuan atau
Aspek-aspek
keterampilan lebih
diperjelas.
Memperjelas
evaluasi di dalam
aspek
keterampilan.
Bagian rubrik
penilaian aspek-
Memperbaiki
rubrik penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
indikator, komponen
penilaian lengkap,
perencanaan kegiatan
pengayaan, dan
remedial).
aspek yang akan
dinilai diperjelas.
dalam aspek sikap,
pengetahuan,
keterampilan.
13 Rancangan kegiatan
pembelajaran sesuai
dengan sintaks
(langkah-langkah)
model pembelajaran
inquiry.
Langkah-langkah
kegiatan
pembelajaran perlu
disederhanakan
lagi.
Memperbaiki
langkah-langkah
kegiatan
pembelajaran.
MEDIA
1 Kesesuaian jenis media
dengan kompetensi yang
harus dicapai, materi
yang dibahas, strategi
pembelajaran yang
dipilih, karakteristik
siswa, media terlihat
atau terdengar dengan
jelas (gambar, video,
audio, animasi).
Media
dimodivikasi
supaya siswa tidak
cepat bosan.
Memperbaiki
media agar
menarik perhatian
peserta didik.
3 Keharmonisan tata letak
dan warna media,
tingkat antusiasme siswa
dalam mengikuti
pembelajaran
menggunakan media,
kebenaran dalam
menggunakan kaidah
bahasa, efektivitas
gambar/ ilustrasi/
Media masih perlu
divariasi.
Memperbaiki
media
menggunakan
warna untuk
meningkatkan
antusiasme peserta
didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
animasi/ video dalam
penjelasan konsep, dan
kesesuaian media
dengan materi.
LKPD
1 LKPD disajikan secara
sistematis, merupakan
materi atau tugas yang
esensial, setiap kegiatan
yang disajikan
mempunyai tujuan yang
jelas, penyajian LKPD
dilengkapi dengan
gambar dan ilustrasi,
kegiatan yang disajikan
dapat menumbuhkan
rasa ingin tahu siswa.
Perhatikan
komposisi warna
supaya LKPD
menarik.
Memperbaiki
komposisi warna
di dalam LKPD.
3 Kelayakan bahasa
(kalimat dengan kaidah
Bahasa Indonesia,
penggunaan tanda baca
sesuai, struktur kalimat
mudah dipahami,
mendorong siswa untuk
berfikir kritis,
kemultitafsiran kalimat).
Penggunaan
bahasa perlu
disesuaikan EYD
Memperbaiki
penggunaan
Bahasa sesuai
PUEBI
Perhatikan
penggunaan
bahasa dan tanda
baca.
Memperbaiki
kesalahan bahasa
dan penggunaan
tanda baca.
Struktur kalimat
lebih sederhana
agar mudah
dipahami siswa.
Memperbaiki
struktur kalimat
sesuai kemampuan
peserta didik.
5 Kelayakan tampilan
(daya tarik sampul/
cover LKPD, kesesuaian
LKPD dibuat lebih
menarik lagi.
Memperbaiki
tampilan LKPD
Cover Memperbaiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
kesesuaian huruf yang
digunakan dalam LKPD,
keseimbangan
komposisi/ judul dan
logo LKPD).
memperhatikan
komposisi warna
dan gambar.
komposisi warna
dan gambar cover
LKPD.
BAHASA
1 Penggunaan bahasa
sesuai dengan PUEBI
(Panduan Umum Ejaan
Bahasa Indonesia).
Penggunaan
Bahasa diteliti
kembali.
Memperbaiki
penggunaan
Bahasa yang
sesuai dengan
PUEBI (Panduan
Umum Ejaan
BahasaIndonesia).
2 Bahasa yang digunakan
sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
Bahasa perlu
disesuaikan lagi
dengan tingkat
perkembangan
siswa.
Memperbaiki
penggunaan
Bahasa sesuai
tingkat
perkembangan
peserta didik.
Berdasarkan tabel di atas peneliti melakukan revisi terhadap beberapa
komponen, yaitu 1) menambahkan materi pembelajaran yang belum sesuai,
2) memperbaiki langkah-langkah pembelajaran, 3) memperbaiki rubrik
penilaian dalam aspek sikap, pengetahuan, serta keterampilan, 4)
memperbaiki media pembelajaran, 5) memperbaiki komposisi warna di
dalam LKPD, 6) memperbaiki penggunaan bahasa sesuai PUEBI, 7)
memperbaiki kesalahan bahasa dan penggunaan tanda baca, 8) memperbaiki
struktur kalimat sesuai kemampuan peserta didik, 9) memperbaiki tampilan
LKPD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tabel 4.3 Saran dan Revisi Validasi Perangkat Pembelajaran
Model Quantum
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
4 Materi Pembelajaran
(kesesuaian materi
pembelajaran dengan
KD dan indikator,
susunan materi yang
sistematis, kelengkapan
materi pembelajaran).
Materi lebih
dilengkapi lagi.
Melengkapi
materi
pembelajaran.
7 Pemilihan media
pembelajaran (sesuai
dengan tujuan, materi,
dan kondisi kelas).
Medianya lebih
bervariasi.
Memperbaiki
media
pembelajaran.
9 Evaluasi (mencakup
aspek sikap,
pengetahuan,
keterampilan, kesesuaian
evaluasi dengan tujuan
atau indikator,
komponen penilaian
lengkap, perencanaan
kegiatan pengayaan, dan
remedial.
Diperjelas lagi
aspek-aspek yang
akan dinilai.
Memperbaiki
instrumen
evaluasi.
13 Rancangan kegiatan
pembelajaran sesuai
dengan sintaks (langkah-
langkah) model
pembelajaran quantum.
Langkah-langkah
lebih
disederhanakan
lagi.
Memperbaiki
rancangan
kegiatan
pembelajaran
quantum.
MEDIA
1 Kesesuaian jenis media Media lebih Memperbaiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
dengan kompetensi yang
harus dicapai, materi
yang dibahas, strategi
pembelajaran yang
dipilih, karakteristik
siswa, media terlihat atau
terdengar dengan jelas
(gambar, video, audio,
animasi).
bervariasi agar
siswa tidak bosan.
media
pembelajaran
sesuai dengan
karakteristik
peserta didik.
2 Keterbacaan tulisan jenis
dan ukuran, keruntutan
penyajian materi,
kelengkapan materi,
kesederhanaan dalam
menyajikan materi, dan
tingkat kemudahan
dalam penggunaan
media.
Tulisan pada
media diperbesar
dan diperjelas.
Memperbaiki
tulisan di dalam
media.
3 Keharmonisan tata letak
dan warna media, tingkat
antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran
menggunakan media,
kebenaran dalam
menggunakan kaidah
bahasa, efektivitas
gambar/ ilustrasi/
animasi/ video dalam
penjelasan konsep, dan
kesesuaian media dengan
materi.
Warna media lebih
divariasi.
Memperbaiki
komposisi warna
media.
LKPD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1 LKPD disajikan secara
sistematis, merupakan
materi atau tugas yang
esensial, setiap kegiatan
yang disajikan
mempunyai tujuan yang
jelas, penyajian LKPD
dilengkapi dengan
gambar dan ilustrasi,
kegiatan yang disajikan
dapat menumbuhkan
rasa ingin tahu siswa.
LKPD perlu
diberikan gambar
konkret.
Melengkapi
LKPD dengan
gambar konkret.
Cover dan warna
lebih diperhatikan
serta dibuat dengan
menarik agar siswa
tertarik.
Memperbaiki
komposisi warna
di dalam cover
LKPD.
3 Kelayakan bahasa
(kalimat dengan kaidah
Bahasa Indonesia,
penggunaan tanda baca
sesuai, struktur kalimat
mudah dipahami,
mendorong siswa untuk
berfikir kritis,
kemultitafsiran kalimat).
Penggunaan
Bahasa diperbaiki
lagi sesuai EYD.
Memperbaiki
bahasa sesuai
Panduan Umum
Ejaan Bahasa
Indonesia
(PUEBI).
Bahasa lebih
sederhana supaya
siswa paham
perintah yang akan
dikerjakan.
Memperbaiki
struktur kalimat
yang mudah
dipahami peserta
didik.
4 Kelayakan kegiatan
(pemberian pengalaman
langsung dalam LPKD,
pengidentifikasian hasil
temuan dalam LKPD,
perencanaan kerja ilmiah
dalam LKPD,
pelaksanaan kerja ilmiah
Perintah di dalam
LKPD lebih
diperjelas.
Memperbaiki
kesalahan dalam
penulisan kalimat
perintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
dalam LKPD).
5 Kelayakan tampilan
(daya tarik sampul/ cover
LKPD, kesesuaian
kesesuaian huruf yang
digunakan dalam LKPD,
keseimbangan
komposisi/ judul dan
logo LKPD).
LKPD lebih dibuat
menarik lagi.
Memperbaiki
cover LKPD.
BAHASA
1 Penggunaan bahasa
sesuai dengan PUEBI
(Panduan Umum Ejaan
Bahasa Indonesia).
Penggunaan
bahasa disesuaikan
EYD.
Memperbaiki
penggunaan
bahasa sesuai
Panduan Umum
Ejaan Bahasa
Indonesia
(PUEBI).
4 Kalimat yang digunakan
jelas dan mudah
dimengerti.
Kalimat lebih
disederhanakan
lagi.
Memperbaiki
kesalahan dalam
penulisan kalimat.
Berdasarkan tabel di atas peneliti melakukan revisi terhadap
beberapa komponen antara lain 1) menambahkan materi pembelajaran yang
belum sesuai, 2) memperbaiki rancangan kegiatan pembelajaran quantum,
3) memperbaiki instrumen evaluasi, 4) memperbaiki media pembelajaran, 5)
memperbaiki tulisan di dalam media, 6) memperbaiki komposisi warna di
dalam media, 7) memperbaiki komposisi warna di dalam LKPD, 8)
memperbaiki bahasa sesuai Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI), 9) memperbaiki struktur kalimat yang mudah dipahami peserta
didik, 10) memperbaiki kesalahan dalam penulisan kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
D. Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas dilaksanakan setelah peneliti melakukan validasi.
Perangkat pembelajaran diuji cobakan secara langsung dilapangan melalui
pembelajaran. Peneliti melakukan uji coba terbatas di SD Negeri Tegalrejo 3.
Waktu yang dilakukan untuk uji coba terbatas adalah lima hari. Waktu
tersebut digunakan untuk melakukan uji coba Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pembelajaran 1, 2, 3, 4, dan 5. Waktu pelaksanaan uji
coba terbatas pada tanggal 25 Juli - 27 Juli 2018 dan 30 Juli - 31 Juli 2018 di
kelas II B. Uji coba terbatas bertujuan untuk mengetahui keefektifan
perangkat pembelajaran dilapangan secara langsung. Selain itu, uji coba
terbatas juga bertujuan untuk mendapatkan penilaian dari guru kelas II
sekolah dasar dan teman sejawat yang melakukan pengamatan terhadap
kegiatan peserta didik di dalam kelas. Terdapat 2 (dua) instrumen yaitu
instrumen untuk menilai guru dan peserta didik ketika uji coba terbatas.
Komponen penilaian guru terdiri dari 1) guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan makna dan karakteristik model pembelajaran
inovatif yang digunakan, 2) guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
sintaks model pembelajaran inovatif yang digunakan, 3) guru menerapkan
pendekatan saintifik 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba,
mengomunikasikan) kepada siswa, 4) guru telah mengembangkan
keterampilan belajara dasar abad 21 (berfikir kritis, kreatif, kolaboratif dan
komunikatif), 5) guru menguasai materi dalam mengajar dan tidak terjadi
miskonsepsi, 6) guru lebih berperan sebagai motivator dan fasilitator pada
saat pembelajaran, 7) pembelajaran berpusat pada siswa, 8) guru
menggunakan beragam media dalam pembelajaran, 9) guru mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam kegiatan pembelajaran, 10)
guru mengusahakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, 11) guru
mengembangkan pendidikan karakter, 12) guru melaksanakan pembelajaran
terpadu dengan landau, 13) guru menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, 14) guru melaksanakan penilaian otentik.
Komponen penilaian peserta didik terdiri dari 1) siswa dapat mencapai
indikator pembelajaran yang ditetapkan, 2) siswa terlibat aktif dalam kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
pembelajaran, 3) siswa melaksanakan 5M dalam pembelajaran (mengamati,
menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan), 4) siswa terkesan senang
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, 5) siswa asyik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, 6) siswa terlibat dalam penggunaan media
pembelajaran, 7) siswa memperoleh pengalaman langsung dalam
pembelajaran, 8) siswa berkembang kemampuan 4C-nya.
1. Data uji coba terbatas
Berdasarkan hasil uji coba terbatas yang telah dilaksanakan, peneliti
memperoleh penilaian dari guru kelas II sekolah dasar yaitu Ibu A serta
teman sejawat yaitu A. Berikut ini merupakan data uji coba terbatas dari
guru sekolah dasar kelas II dan hasil pengamatan peserta didik oleh
teman sejawat pada setiap perangkat pembelajaran.
a. Data Hasil Uji Coba Terbatas Guru Kelas II Sekolah Dasar
1) Perangkat pembelajaran 1 model inquiry
Perangkat pembelajaran 1 di uji cobakan pada tanggal 25 Juli
2018. Perangkat pembelajaran memperoleh kategori “sangat
baik” dengan skor rerata sebesar 4,5. Saran yang diberikan oleh
guru kelas II sekolah dasar yaitu Ibu A yaitu terdapat materi yang
masih jelas pemisahannya
2) Perangkat pembelajaran 2 model inquiry
Perangkat pembelajaran 2 memperoleh kategori “sangat
baik” dengan skor rerata sebesar 4,43. Saran yang diberikan oleh
guru kelas II sekolah dasar yaitu Ibu A yaitu siswa yang perlu
bimbingan, lebih banyak diberi bimbingan.
3) Perangkat pembelajaran 3 model inquiry
Perangkat pembelajaran 3 memperoleh skor rerata sebesar
4,35 dengan kategori “sangat baik”. Saran yang diberikan oleh
guru kelas II sekolah dasar yaitu Ibu A yaitu berpikir kritis kurang
nampak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
4) Perangkat pembelajaran 4 model quantum
Perangkat pembelajaran 4 memperoleh skor rerata sebesar
4,5 dengan kategori “sangat baik”. Saran yang diberikan yaitu
lebih tekankan lagi sikap jujur saat proses pembelajaran.
5) Perangkat pembelajaran 5 model quantum
Perangkat pembelajaran 5 memperoleh skor rerata sebesar
4,57 dengan kategori “sangat baik”. Saran yang diberikan oleh
guru kelas II sekolah dasar yaitu Ibu A yaitu berpikir kritis kurang
nampak.
b. Data Hasil Pengamatan Uji Coba Terbatas Teman Sejawat
1) Perangkat pembelajaran 1 model inquiry
Implementasi perangkat pembelajaran 1 memperoleh kategori
“sangat baik” dengan skor rerata sebesar 4,37. Saran dan
komentar yang diberikan A yaitu siswa masih terlihat kurang
percaya diri ketika mengkomunikasikan tugas.
2) Perangkat pembelajaran 2 model inquiry
Implementasi perangkat pembelajaran 2 memperoleh kategori
“sangat baik” dengan skor rerata sebesar 4,5. Saran dan komentar
yang diberikan A yaitu lebih ditekankan lagi pada kemampuan
berpikir kritis.
3) Perangkat pembelajaran 3 model inquiry
Perangkat pembelajaran 3 memperoleh skor rerata sebesar
4,5 sehingga dapat dikategorikan “sangat baik” tanpa saran dan
komentar.
4) Perangkat pembelajaran 4 model quantum
Implementasi perangkat pembelajaran 4 memperoleh skor
rerata sebesar 4,5 sehingga dapat dikategorikan “sangat baik”.
Saran dan komentar yang diberikan A yaitu terdapat siswa yang
terlalu asik, sehingga media digunakan untuk bermain.
5) Perangkat pembelajaran 5 model quantum
Implementasi perangkat pembelajaran 5 memperoleh skor
rerata sebesar 4,62 sehingga dapat dikategorikan “sangat baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Saran dan komentar yang diberikan oleh A yaitu kemampuan
kolaborasi kurang nampak.
2. Revisi Produk
Berdasarkan hasil uji coba terbatas yang dilaksanakan, peneliti
mendapatkan masukan dan saran dari guru kelas II. Komentar dan saran
yang peneliti peroleh menjadi acuan perbaikan kualitas produk yang akan
dikembangkan. Berikut merupakan penjabaran dari perbaikan dari
komentar dan saran yang telah diberikan oleh penilai.
Tabel 4.4 Saran dan Revisi Uji Coba Terbatas Perangkat
Pembelajaran Model Inquiry
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
4 Guru telah
mengembangkan
keterampilan belajara
dasar abad 21
(Berfikir kritis,
kreatif, kolaboratif
dan komunikatif).
Berpikir kritis
kurang nampak.
Memunculkan
kemampuan berpikir
kritis pada peserta
didik.
6 Guru lebih berperan
sebagai motivator &
fasilitator pada saat
pembelajaran.
Siswa yang perlu
bimbingan lebih
banyak diberi
bimbingan.
Memperbaiki
kegiatan
pembelajaran agar
menekankan
bimbingan kepada
peserta didik
berdasarkan
karakteristik.
12 Guru melaksanakan
pembelajaran terpadu
dengan landai.
Terdapat materi
yang masih jelas
pemisahannya.
Memperbaiki
kegiatan
pembelajaran agar
terlaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
pembelajaran
terpadu.
Berdasarkan tabel di atas peneliti melakukan revisi antara lain a)
memunculkan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik, b)
memperbaiki kegiatan pembelajaran agar menekankan bimbingan kepada
peserta didik berdasarkan karakteristik, c) memperbaiki kegiatan
pembelajaran agar terlaksana pembelajaran terpadu, d) memperbaiki
kegiatan pembelajaran agar memunculkan kemampuan berkomunikasi
peserta didik, e) memperbaiki kegiatan pembelajaran agar memunculkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Tabel 4.5 Saran dan Revisi Uji Coba Terbatas Perangkat
Pembelajaran Model Quantum
No Aspek yang dinilai Komentar Revisi
4 Guru telah
mengembangkan
keterampilan belajara
dasar abad 21
(Berfikir kritis,
kreatif, kolaboratif
dan komunikatif).
Berpikir kritis
kurang nampak.
Memperbaiki
kegiatan
pembelajaran agar
memunculkan
kemampuan berpikir
kritis peserta didik.
11 Guru
mengembangkan
pendidikan karakter.
Lebih ditekankan
lagi sikap jujur pada
siswa saat
pembelajaran.
Memperbaiki
kegiatan
pembelajaran agar
memunculkan sikap
jujur dalam
pendidikan karakter
peserta didik.
Berdasarkan tabel di atas peneliti melakukan revisi antara lain a)
memperbaiki kegiatan pembelajaran agar memunculkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik, b) memperbaiki kegiatan pembelajaran agar
memunculkan sikap jujur dalam pendidikan karakter peserta didik, c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
memperbaiki cara penggunaan media agar digunakan sesuai dengan materi
pembelajaran, d) memperbaiki kegiatan pembelajaran agar memunculkan
kemampuan berkerjasama pada peserta didik.
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan
Produk akhir yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran
inovatif dalam sub tema 2 Hidup Rukun di Tempat Bermain mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar. Pengembangan perangkat
pembelajaran inovatif menggunakan prosedur pengembangan menurut Borg &
Gall yang terdiri dari tujuh langkah. Produk akhir tersebut dikembangkan
telah melewati revisi sesuai dengan komentar dan saran yang berasal dari 2
(dua) validator serta hasil uji coba terbatas. Revisi produk dilakukan sebanyak
dua kali. Revisi pertama berdasarkan komentar dan masukan dari validator
perangkat pembelajaran inovatif, sedangkan revisi kedua berasal dari
komentar dan saran saat peneliti melakukan uji coba terbatas.
1. Kajian Produk Akhir
Produk perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan peneliti
berupa program tahunan, program semester, silabus, serta Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Produk perangkat pembelajaran inovatif
pertama adalah program tahunan. Program tahunan merupakan rencana
penetapan alokasi waktu dalam satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Sanjaya, 2008:52). Program tahunan juga dapat
disebut rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dalam satu tahun
pembelajaran. Sesuai dengan spesifikasi produk komponen yang terdapat
di dalam program tahunan antara lain a) identitas program tahunan yang
terdiri atas kelas, satuan pendidikan, tahun pelajaran, b) isi program
tahuanan yang terdiri dari tema, subtema, alokasi waktu.
Produk kedua yang dikembangkan adalah program semester. Program
semseter diarahkan untuk merencanakan minggu efektif atau pembelajaran
untuk mencapai kompetensi di dalam satu semester (Sanjaya, 2008:53).
Program semester juga dapat diartikan sebagai gambaran kompetensi yang
hendak dicapai di dalam satu semester. Sesuai dengan spesifikasi produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
komponen yang terdapat di dalam program semester antara lain a) identitas
program semester yang terdiri dari kelas, semester, satuan pendidikan,
tahun pelajaran, b) isi program semester yang terdiri dari tema, sub tema,
pembelajaran, alokasi waktu.
Produk ketiga yang dikembangkan adalah silabus. Permendikbud
Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan
menengah menjabarkan silabus adalah acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian bidang studi. Sesuai dengan
spesifikasi produk komponen yang terdapat di dalam silabus antara lain a)
identitas silabus yang terdiri dari identitas sekolah, tema/ sub tema, dan
alokasi waktu, b) Kompetensi Inti (KI) yang akan dicapai di dalam
kegiatan pembelajaran, c) Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai
sesuai dengan tema dan sub tema, d) materi pokok yang terdapat di dalam
setiap bidang studi, e) kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
sesuai dengan tema dan sub tema, f) penialaian yang akan dilaksanakan
guru di dalam kegiatan pembelajaran yang mencakup tiga aspek yaitu
sikap, pengetahuan serta keterampilan g) alokasi waktu yang dibutuhkan
pada setiap kegiatan pembelajaran, h) sumber belajar.
Produk keempat yang dikembangkan adalah Rencana Pelaksanaan
Pelajaran (RPP). Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Sesuai dengan spesifikasi
produk komponen yang terdapat di dalam Rencana Pelaksanaan Pelajaran
(RPP) antara lain a) cover memuat identitas Rencana Pelaksanaan
Pelajaran (RPP), b) pemetaan kompetensi dasar dan indikator memuat
pemetaan kompetensi dasar dan indikator di dalam satu pembelajaran, c)
identitas RPP berisikan satuan pendidikan, kelas/ semester, tema, sub
tema, pembelajaran, mata pelajaran terkait, alokasi waktu, hari, tanggal, d)
tujuan pembelajaran yang menggunakan komponen ABCD (Audience,
Behavior, Condition dan Degree), e) kompetensi inti memuat kompetensi
yang harus dicapai peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran,
f) kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
menggunakan tiga aspek yaitu spiritual, sosial, pengetahuan, dan
keterampilan; perumusan indikator pembelajaran menggunakan kata kerja
operasional yang sesuai dengan Taksonomi Bloom; kata kerja operasional
pengetahuan yaitu tingkatan berpikir tinggi untuk mengacu High Order
Thingking skill (HOTS) peserta didik, g) materi pembelajaran merupakan
materi pokok yang dipelajari peserta didik di dalam satu pembelajaran
yang sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan, h) pendekatan yang digunakan adalah pendekatan scientific;
model yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry dan model
pembelajaran quantum, metode yang diguanakan yaitu tanya jawab,
penugasan, pengamatan video, pengamatan gambar, i) penguatan
pendidikan karakter merupakan karakter yang diupayakan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, j) langkah-langkah pembelajaran menggunakan
model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran quantum; langkah-
langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup
yang memuat 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan; langkah-langkah pembelajaran juga memuat
keterampilan dasar abad 21 seperti berpikir kritis (critical thinking),
berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama (collaborative), dan
komunikasi (communicative), k) media pembelajaran berisikan media yang
digunakan selama kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
dasar, indikator, dan tujuan pembelajarann, l) penilaian memuat teknik
penilaian, bentuk instrumen, dan pedoman penskoran dari aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan, m) lampiran terdiri dari lembar literasi,
materi pembelajaran, media pembelajaran, LKPD, soal evaluasi, instrumen
penilaian, refleksi, pengayaan, remedial, dan penjabaran model inovatif
yang digunakan.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berisikan kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Soal evaluasi
merupakan evaluasi pembelajaran yang berguna untuk menegtahui
ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Instumen penilaian
terdiri dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Refleksi berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
ungkapan perasaan peserta didik selama mengikuti pembelajaran berupa
mimik muka, gambaran, dan tulisan. Pengayaan terdiri dari soal untuk
memperdalam pengetahuan peserta didik. Remedial merupakan soal
tambahan untuk peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM.
Model pembelajaran inovatif berisikan penjabaran langkah-langkah model
pembelajaran inquiry dan model pembelajaran quantum.
2. Pembahasan
Perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 untuk
peserta didik Kelas II sekolah dasar yang dikembangkan telah melewati
validasi dan penilaian uji coba terbatas. Berdasarkan hasil tersebut produk
yang dikembangkan memperoleh skor rerata sebesar 4,44 dengan kategori
“sangat baik”. Produk pembelajaran inovatif yang telah dikembangkan
merupakan perangkat pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru agar
pembelajaran berbeda dan menyenangkan. Perangkat pembelajaran adalah
perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik
dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran (Prasetyo dkk,
2011:16). Sedangkan pembelajaran inovatif adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan
pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru konvensional (Uno
& Mohamad, 2011:106). Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan
perangkat pembelajaran inovatif merupakan perlengkapan yang dirancang
berbeda dan menarik sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran.
Berikut merupakan rincian hasil tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Tabel 4.6 Rekapitulasi Skor Validasi Produk
No Validasi
Perangkat Pembelajaran
Skor Kategori
1 Validasi Pembelajaran
Inovatif Model Iquiry (G)
4,46 Sangat Baik
2 Validasi Pembelajaran
Inovatif Model Quantum (G)
4,44 Sangat Baik
3 Validasi Pembelajaran
Inovatif Model Inquiry (F)
4,41 Sangat Baik
4 Validasi Pembelajaran
Inovatif Model Quantum (F)
4,35 Sangat Baik
5 Guru Kelas II Sekolah Dasar
Model Inquiry (A)
4,43 Sangat Baik
6 Guru Sekolah Dasar Kelas II
Model Quantum (A)
4,53 Sangat Baik
Jumlah 26,62
Rerata (Jumlah total : Responden) 4,44
Kategori Sangat Baik
Berdasarkan penjabaran tabel di atas memuat jumlah skor validasi dari
6 (enam) perangkat pembelajaran. Terdapat 3 (tiga) perangkat
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry dan 3 (tiga)
perangkat pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran quantum.
Skor yang diperoleh dari hasil uji coba terbatas berjumlah 5 (lima)
perangkat pembelajaran. Terdapat 3 (tiga) kali uji coba terbatas perangkat
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inquiry dan 2 (dua)
kali uji coba terbatas perangkat pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran quantum.
Hasil validasi menggunakan model pembelajaran inquiry, validator
(G) memberikan skor 4,42 dengan kategori “sangat baik” pada perangkat
pembelajaran 1. Perangkat pembelajaran 2 memperoleh skor 4,5 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran 3 memperoleh skor 4,47
dengan kategori “sangat baik”. Skor rerata dari ke tiga perangkat
pembelajaran tersebut adalah 4,46 dengan kategori “sangat baik”.
Hasil validasi menggunakan model pembelajaran quantum, validator
(G) memberikan skor 4,47 dengan kategori “sangat baik” pada perangkat
pembelajaran 4. Perangkat pembelajaran 5 memperoleh skor 4,4 dengan
kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran 6 memperoleh skor 4,45
dengan kategori “sangat baik”. Skor rerata dari ke tiga perangkat
pembelajaran tersebut adalah 4,44 dengan kategori “sangat baik”.
Hasil validasi menggunakan model pembelajaran inquiry, validator
(F) memberikan skor 4,35 dengan kategori “sangat baik” pada perangkat
pembelajaran 1. Perangkat pembelajaran 2 memperoleh skor 4,4 dengan
kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran 3 memperoleh skor 4,47
dengan kategori “sangat baik”. Skor rerata dari perangkat pembelajaran 1
(satu), 2 (dua), dan 3 (tiga) tersebut adalah 4,41 dengan kategori “sangat
baik”.
Hasil validasi menggunakan model pembelajaran quantum, validator
(F) memberikan skor 4,5 dengan kategori “sangat baik” pada perangkat
pembelajaran 4. Perangkat pembelajaran 5 memperoleh skor 4,27 dengan
kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran 6 memperoleh skor 4,27
dengan kategori “sangat baik”. Skor rerata dari ke tiga perangkat
pembelajaran tersebut adalah 4,35 dengan kategori “sangat baik”.
Hasil uji coba terbatas perangkat pembelajaran inovatif menggunakan
model pembelajaran inquiry, guru kelas II sekolah dasar (A) memberikan
skor 4,5 dengan kategori “sangat baik” pada perangkat pembelajaran 1.
Perangkat pembelajaran 2 memperoleh skor 4,43 dengan kategori “sangat
baik”. Perangkat pembelajaran 3 memperoleh skor 4,35 dengan kategori
“sangat baik”. Skor rerata dari ketiga perangkat pembelajaran tersebut
adalah 4,43 dengan kategori “sangat baik”.
Hasil uji coba terbatas perangkat pembelajaran inovatif menggunakan
model pembelajaran quantum, guru kelas II sekolah dasar (A) memberikan
skor 4,5 dengan kategori “sangat baik” pada perangkat pembelajaran 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Perangkat pembelajaran 5 memperoleh skor 4,57 dengan kategori “sangat
baik”. Skor rerata dari perangkat pembelajaran 4 (empat) dan 5 (lima)
adalah 4,53 dengan kategori “sangat baik”.
Ketika melaksanakan uji coba terbatas peneliti mendapatkan data
peserta didik mengalami perubahan sebelum dan sesudah diterapkan
perangkat pembelajaran inovatif. Data observasi didapatkan bahwa peserta
didik belum berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran, peserta didik
belum mampu bekerjasama pada saat kegiatan berkelompok, dan peserta
didik belum mampu mengomunikasikan hasil diskusi. Hal tersebut terbukti
ketika pelaksanaan uji coba terbatas dari data pengamatan teman sejawat
menyatakan bahwa peserta didik dapat mencapai indikator pembelajaran
yang ditetapkan, peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran,
peserta didik terlibat dalam penggunaan media, kemampuan 4C peserta
didik dapat berkembang, peserta didik memperoleh pengalaman langsung
di dalam pembelajaran.
Hasil validasi berpedoman pada tujuh aspek meliputi 1) program
tahunan, 2) program semester, 3) silabus, 4) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), 5) media, 6) LKPD, 7) bahasa. Perangkat
pembelajaran inovatif dalam mengacu Kurikulum 2013 untuk peserta didik
kelas II sekolah dasar dikategorikan “sangat baik” karena telah memenuhi
aspek dalam penilaian validasi dan penilaian uji coba terbatas.
Berdasarkan penilaian validasi perangkat pembelajaran inovatif telah
memuat 1) program tahunan memiliki komponen lengkap meliputi
identitas program tahunan dan isi program tahuanan yang terdiri dari tema,
subtema, alokasi waktu, 2) program semester memiliki komponen lengkap
meliputi identitas program semester dan isi program semester yang terdiri
dari tema, sub tema, pembelajaran, alokasi waktu, 3) silabus memiliki
komponen yang lengkap meliputi identitas silabus yang terdiri dari
identitas sekolah, tema/ sub tema, dan alokasi waktu; Kompetensi Inti (KI)
yang akan dicapai di dalam kegiatan pembelajaran; Kompetensi Dasar
(KD) yang akan dicapai sesuai dengan tema dan sub tema; materi pokok
yang terdapat di dalam setiap bidang studi; kegiatan pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
akan dilaksanakan sesuai dengan tema dan sub tema; penilaian yang akan
dilaksanakan guru di dalam kegiatan pembelajaran yang mencakup tiga
aspek yaitu sikap, pengetahuan, serta keterampilan; alokasi waktu yang
dibutuhakan pada setiap kegiatan pembelajaran; sumber belajar.
Selanjutnya, 4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memiliki
komponen lengkap meliputi cover memuat identitas Rencana Pelaksanaan
Pelajaran (RPP); identitas RPP berisikan satuan pendidikan, kelas/
semester, tema, subtema, pembelajaran, bidang studi terkait, alokasi
waktu, hari, tanggal; tujuan pembelajaran yang menggunakan komponen
ABCD (Audience, Behavior, Condition dan Degree); kompetensi inti
merupakan kompetensi yang harus dicapai peserta didik selama mengikuti
kegiatan pembelajaran; kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang
dikembangkan menggunakan tiga aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan; kata kerja operasional pengetahuan yaitu tingkatan berpikir
tinggi untuk mengacu High Order Thingking skill (HOTS) peserta didik;
materi pembelajaran merupakan materi pokok yang dipelajari peserta didik
di dalam satu pembelajaran yang sesuai dengan indikator dan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan; pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan scientific, model yang digunakan adalah model pembelajaran
inquiry dan model pembelajaran quantum, metode yang diguanakan yaitu
tanya jawab, penugasan, pengamatan video, pengamatan gambar;
penguatan pendidikan karakter merupakan karakter yang diupayakan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung; langkah-langkah pembelajaran
menggunakan model pembelajaran inquiry dan model pembelajaran
quantum, langkah-langkah pembelajaran memuat 5M yaitu mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan, serta keterampilan
dasar abad 21 (berpikir kritis, berpikir kreatif, kerjasama, dan komunikasi);
media pembelajaran berisikan media yang digunakan selama kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajarann; penilaian memuat teknik penilaian, bentuk instrumen, dan
pedoman penskoran dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
materi pembelajaran, media pembelajaran, soal evaluasi, instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
penilaian, 5) media pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD), 6) LKPD memiliki komponen yang lengkap dan
sesuai, 7) bahasa sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia) serta sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik sekolah
dasar.
Berdasarkan penilaian uji coba terbatas perangkat pembelajaran
inovatif memiliki pengaruh terhadap 1) guru melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan makna dan karakteristik model pembelajaran inovatif yang
digunakan, 2) guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintaks
model pembelajaran inovatif yang digunakan, 3) guru menerapkan
pendekatan saintifik 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba,
mengomunikasikan) kepada siswa, 4) guru telah mengembangkan
keterampilan belajara dasar abad 21 (berfikir kritis, kreatif, kolaboratif dan
komunikatif), 5) guru menguasai materi dalam mengajar dan tidak terjadi
miskonsepsi, 6) guru lebih berperan sebagai motivator & fasilitator pada
saat pembelajaran, 7) pembelajaran berpusat pada siswa, 8) guru
menggunakan beragam media dalam pembelajaran, 9) guru
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam
kegiatan pembelajaran, 10) guru mengusahakan kegiatan pembelajaran
yang bervariasi, 11) guru mengembangkan pendidikan karakter, 12) guru
melaksanakan pembelajaran terpadu dengan landau, 13) guru menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan, 14) guru melaksanakan
penilaian otentik, 15) siswa dapat mencapai indikator pembelajaran yang
ditetapkan, 16) siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, 17) siswa
melaksanakan 5M dalam pembelajaran (mengamati, menanya, menalar,
mencoba, mengomunikasikan), 18) siswa terkesan senang dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, 19) siswa asyik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, 20) siswa terlibat dalam penggunaan media
pembelajaran, 21) siswa memperoleh pengalaman langsung dalam
pembelajaran, 22) siswa berkembang kemampuan 4C-nya.
Produk yang dikembangkan sesuai dengan spesifikasi yang
dikembangkan. Pertama, cover depan produk terdiri dari judul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yaitu pengembangan
perangkat pembelajaran inovatif dalam tema 1 Hidup Rukun sub tema 2
Hidup Rukun di Tempat Bermain Mengacu kurikulum 2013 untuk siswa
kelas II Sekolah dasar; nama penulis; gambar sub tema 2, keterangan yang
berisi program studi yaitu pendidikan guru sekolah dasar, jurusan yaitu
ilmu pendidikan, fakultas yaitu keguruan dan ilmu pendidikan, universitas
yaitu Sanata Dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi sinopsis dan
biodata singkat penulis.
Kedua, produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram
sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat kokoh.
Ketiga, produk ditulis menggunakan theme font “times new rowman”
dengan spasi 1,5 supaya setiap bagian dalam RPP terlihat jelas.
Keempat, kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa; penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran
inovatif; ucapan terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat
dalam penyusun produk; dan kesediaan penulis dalam menerima kritik dan
saran terkait dengan produk yang dikembangkan. Kelima, daftar isi terdiri
dari garis besar isi buku beserta nomor halaman.
Keenam, pembelajaran program tahunan untuk kelas II SD semester
gasal dan genap. Program tahunan adalah rencana umum pelaksanaan
pembelajaran muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan
alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Program tahunan dibuat sesuai
dengan kalender pendidikan dari tahun 2018/2019. Program tahunan
terdapat 2 halaman berbentuk portrait.
Ketujuh, perangkat pembelajaran program semester untuk kelas II SD
semester gasal. Program Semester merupakan penjabaran dari program
tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun
program tahunan. Program semester dilihat melalui kalender pendidikan
dari semester gasal tahun 2018/2019. Program Semester berisikan garis-
garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam
semester tersebut. Program semester terdapat 3 halaman berbentuk
landscape.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Kedelapan, Perangkat pembelajaran silabus untuk kelas II SD
semester gasal tahun 2018/2019. Silabus merupakan salah satu produk
pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran,
kegiatan pembelajaran dan rancangan penilaian. Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu atau kelompok bidang studi/ tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian,
alokasi waktu dan sumber belajar.
Kesembilan, komponen perangkat pembelajaran RPP disusun lengkap
terdiri dari a) cover, b) pemetaan kompetensi dasar dan indikator, c)
identitas RPP berisikan satuan pendidikan, kelas/ semester, tema, subtema,
pembelajaran, bidang studi terkait, alokasi waktu, hari, tanggal, d) tujuan
pembelajaran, e) kompetensi inti, f) kompetensi dasar dan indikator, g)
materi pembelajaran, h) pendekatan, model, metode, dan teknik
pembelajaran, i) penguatan pendidikan karakter, j) langkah-langkah
pembelajaran, l) media, alat, dan sumber belajar, m) penilaian, n) lampiran
terdiri dari lembar literasi, materi pembelajaran, media pembelajaran,
LKPD, soal evaluasi, instrumen penilaian, refleksi, pengayaan, remedial,
dan penjabaran model inovatif yang digunakan. Satu sub tema terdapat
enam pembelajaran, sehingga menghasilkan enam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Kesepuluh, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan
dengan 2 (dua) model Pembelajaran. Model yang digunakan adalah model
pembelajaran inovatif inquiry mengutamakan penyelidikan peserta didik
untuk memecahkan suatu masalah. Model pembelajaran inquiry digunakan
pada pembelajaran ke-1, 2, 3. Model yang lainnya adalah model
pembelajaran quantum yang menonjolkan pembelajaran bermakna dan
percepatan belajar dalam membangun pengetahuan. Model pembelajaran
quantum digunakan pada pembelajaran ke-4, 5, 6.
Kesebelas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan
dengan pendekatan scientific yang merupakan proses pembelajaran yang
dirancang supaya peserta didik mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
melalui tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang
ditemukan.
Kedua belas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikemas
dalam pembelajaran terpadu yang mempunyai karakteristik berpusat pada
peserta didik, memberikan pengalaman langsung, pemisahan bidang studi
yang tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai bidang studi,
bersifat fleksibel (guru dapat mengaitkan bidang studi yang satu dengan
yang lain), dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
Ketiga belas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengandung
penguatan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam seluruh bidang
studi yang terdapat dalam kurikulum. Pendidikan karakter yang
dikembangkan memuat aspek spiritual dan aspek sosial. Materi
pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap
bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan
kontekas kehidupan sehari-hari.
Keempat belas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dikembangkan menerapkan keterampilan dasar abad 21 dalam langkah-
langkah pembelajaran. Keterampilan abad 21 yang dikembangkan antara
lain berfikir kritis (critical thinking), kreatif (creative thinking), kolaborasi
(collaborative), dan komunikasi (communicative).
Kelima belas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mengembangkan indikator High Order Thinking Skill (HOTS) yang
meliputi tingkat Taksonomi Bloom pada C4 sampai C6. C4 merupakan
kegiatan menganalisis yang menggunakan kata kerja operasional memilih,
membandingkan, menguraikan, mengaitkan, dll. Sedangkan C5 yaitu
kegiatan mengevaluasi yang menggunakan kata kerja operasional
mengkritik, memeriksa, menilai, membuktikan, dll. Dan C6 yaitu kegiatan
mencipta yang menggunakan kata kerja operasional merumuskan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
merencanakan, memproduksi, membuat hipotesis, mendesain,
menciptakan, dll.
Keenam belas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dikembangkan menerapkan penilaian otentik mengandung aspek sikap
spiritual, sosial, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian
dilengkapi dengan instrumen penilaian yang memuat kunci jawaban dari
soal tertulis, daftar cek atau pedoman observasi bagi penilaian dengan
teknik observasi, dan cara skoring. Ketujuh belas, penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memperhatikan ketentuan PUEBI
(Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia) yang meliputi tanda baca, huruf
kapital, nama orang, nama tempat, dan kata penghubung.
Produk yang dikembangkan oleh peneliti dapat dikatakan memiliki
kualitas dengan kategori “sangat baik” serta layak untuk diujicobakan
lebih luas sebagai acuan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN
Bab V memuat uraian akan tiga hal yaitu kesimpulan, keterbatasan
pengembangan, dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan perangkat
pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.a. Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub tema 2 Hidup Rukun di
Tempat Bermain mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II
Sekolah Dasar yang dikembangkan berdasarkan validasi dari mahasiswa
program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan guru kelas II sekolah dasar
yang dikembangkan dengan model pembelajaran inquiry dan model
pembelajaran quantum diperoleh skor rerata 4,41 dengan kualitas “sangat
baik”.
b. Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub tema 2 Hidup Rukun di
Tempat Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II
Sekolah Dasar yang dikembangkan berdasarkan hasil uji coba terbatas
dari guru kelas II sekolah dasar yang dikembangkan dengan model
pembelajaran inquiry dan model pembelajaran quantum diperoleh skor
rerata 4,48 dengan kualitas “sangat baik”.
Jika validasi perangkat pembelajaran dan hasil uji coba terbatas
digabungkan, maka akan diperoleh skor rerata 4,44 dengan kualitas “sangat
baik”, sehingga perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan layak
untuk diujicobakan secara lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
140
B. Keterbatasan Pengembangan
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti memiliki
keterbatasan sebagai berikut:
1. Wawancara analisis kebutuhan hanya dilaksanakan dengan 3 (tiga) guru
kelas II sekolah dasar.
2. Observasi analisis kebutuhan hanya dilaksanakan kepada guru dan peserta
didik dari 2 (dua) sekolah dasar.
3. Instrumen validasi pakar dan uji coba produk hanya divalidasi oleh dosen
pembimbing.
4. Validasi hanya dilaksanakan oleh 1 (satu) mahasiswa program Pendidikan
Profesi Guru (PPG) dan 1 (satu) guru kelas II sekolah dasar.
5. Uji coba produk hanya dilaksanakan sebanyak 5 (lima) kali, 3 (tiga) kali
uji coba terbatas menggunakan model pembelajaran inquiry dan 2 (dua)
kali uji coba terbatas menggunakan model pembelajaran quantum.
C. Saran
Adapun saran yang peneliti sampaikan di dalam penelitian ini antara lain:
1. Wawancara analisis kebutuhan sebaiknya dilaksanakan lebih dari 3
(tiga) guru kelas II sekolah dasar untuk mendapatkan hasil yang lebih
mendalam.
2. Observasi analisis kebutuhan sebaiknya dilaksanakan lebih dari 2
(dua) sekolah dasar untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam.
3. Instrumen validasi pakar ahli dan uji coba produk sebaiknya divalidasi
oleh lebih banyak pihak.
4. Validasi perangkat pembelajaran sebaiknya dilakukan oleh lebih
banyak pihak.
5. Uji coba produk seharusnya dilaksanakan lebih dari 5 (lima) kali dan
semua perangkat pembelajaran yang dikembangkan dilakukan uji
coba di lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
DAFTAR PUSTAKA
Akbar. S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Anderson, L. W. dan D. R. Krathwohl. (2014). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Bloom.
Terjemahan oleh Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Armania, V. O. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu
Kurikulum 2013 Subtema Bencana Alam untuk Siswa Kelas I Sekolah
Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Diakses di
http://repository.usd.ac.id/2073/2/111134277_full.pdf. Pada tanggal 15
Desember 2018.
Daryanto & Aris Dwicahyono. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
(Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar). Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto & Syaiful Karim. (2017). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava
Media.
Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di sekolah dasar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Himat, M. Mahi. (2011). Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi
dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ihsan, Fuad. (2005). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kemendikbud. (2016). Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Masjid, Abdul & Chaerul Rochman. (2014). Pendekatan Ilmiah dalam
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Mu’minin, Nurul & Suhardi. (2016). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Tematik-Integratif Berbasis Sastra Bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
Prisma. Vol 4: 176-185. Diakses
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/7717/pdf. Pada
tanggal 15 Desember 2018.
Mudyahardjo, Redja. (2006). Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang
Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan Di
Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nazarudin. (2007). Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep,
Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Umum. Yogyakarta: Teras.
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Prasetyo, Z. K, dkk. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains
Terpadu untuk Meningkatkan Kognitif Keterampilan Proses, Kreatifitas
serta Menerapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik SMP. Yogyakarta:
Program Pacasarjana UNY.
Prastiwi, E. H. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013
Kelas II Dengan Tema 3 “Tugasku Sehari-hari”. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma. Diakses di
http://repository.usd.ac.id/223/2/111134047_full.pdf. Pada tanggal 15
Desember 2018.
Prastowo, Andi. (2015). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta:
Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Shoimin, Aris. (2013). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum
2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sudaryono, dkk. (2013). Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardjo. (2008). Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: UNY.
Sunarti & Selly Rahmawati. (2014). Penilaian Kurikulum 2013. Yogyakarta: Andi
Offset.
Suparno, Paul. (2013). Metodologi Metodologi Pembelajaran fisika
Konstruktivistik dan Menyenangkan.Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Uno, B Hamzah & Nurdin M. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM:
pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, menarik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Widoyoko, Eko P. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Yani, Ahmad. (2014). Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta.
Yusuf, Muri. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia.
Zainal, Arifin. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 1 : Pedoman Observasi Guru
Pedoman Observasi Guru
No Topik Pernyataan
1 Guru membuka pelajaran dengan berdoa
2 Guru melakukan presensi pada siswa
3 Guru menggunakan apresepsi untuk menuju materi yang akan diajarkan
sebagai pengantar memulai pelajaran
4 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
5 Guru memberikan motivasi
6 Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan uraian kegiatan
7 Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang materi yang akan
dipelajari
8 Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber pembeljaran dengan
tepat
9 Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan karakteristik
siswa
10 Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan karakteristik
siswa
11 Guru menerapkan 5 M pada siswa
12 Guru menggunakan bahasa baku yang baik
13 Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas
14 Guru menggunakan pakaian rapi dan berwibawa
15 Guru memusatkan perhatian siswa saat proses pembelajaran dengan cara
verbal dan nonverbal
16 Guru tidak berpaku disatu tempat
17 Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan sehari-hari
18 Guru memberikan apresiasi kepada siswa
19 Guru menggunakan sumber belajar berbasis teknologi pada pemberlajaran
20 Guru dapat mengkondisikan kelas dengan baik
21 Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
22 Guru membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik
23 Guru sebagai fasilisator pada proses pemberlajaran
24 Guru membuat ringkasan secara lisan
25 Guru membuat ringkasan secara tertulis
26 Guru menunjukan sumber lain
27 Guru melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan
28 Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum berpartisipasi aktif
29 Guru memberikan evaliasi kepada siswa
30 Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran yang disampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 2 : Pedoman Observasi Siswa
Pedoman Observasi Siswa
No Topik Pernyataan
1 Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
2 Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru.
3 Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi.
4 Siswa mengajukan pertanyaan.
5 Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan berkelompok.
6 Siswa mampu mengomunikasikan hasil diskusi.
7 Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
8 Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan guru.
9 Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran secara lisan.
10 Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran secara tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
No Topik Pertanyaan
1 Sekolah dasar mulai menerapkan Kurikulum 2013
2 Keikutsertaan guru mengikuti pelatihan kurikulum SD 2013
3 Pemahaman guru terhadap kurikulum SD 2013
4 Pengetahuan guru mengenai karakteristik kurikulum SD 2013
5 Pemahaman guru terkait dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
6 Cara guru merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran sesuai dengan
kemapuan siswa
7 Cara guru menumbuhkembangkan pendidikan karakter dalam
pembelajaran
8 Penggunaan model pembelajaran yang berbeda di setiap RPP oleh guru
9 Tujuan pembelajaran yang guru kembangkan mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter
10 Pengetahuan guru tentang keterampilan yang harus dikuasai sesuai pada
abad 21 seperti (bepikir kritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi)
11 Pembuatan RPP oleh guru sudah merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran terkait dengan keterampilan tersebut (bepikir kritis, kreatif,
kolaborasi, komunikasi)
12 Pendominasian penggunaan metode ceramah dikelas
13 Penggunaan model pembelajaran inovatif yang digunakan guru
14 Pengetahuan guru terhadap pembelajaran inovatif
15 Kesulitan guru dalam pembuatan model pembelajaran inovatif
16 Cara mengatasai kesulitan yang dialami
17 Ketersediaan contoh perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan
tuntuan Kurikulum 2013 di sekolah
18 Kebutuhan guru terhadap contoh untuk perangkat pembelajaran inovatif
yang mengacu kurikulum 2013 (model PBL, model inquiry, model
pembelajaran kooperatif, model quantum dsb)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
19 Perasaan siswa ketika guru menerapkan pembelajaran inovatif di kelas
20 Rencana guru untuk pengembangan pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa
21 Pentingnya perangkat pembelajaran inovatif jika diterapkan dalam proses
pembelajaran dewasa ini
22 Pemahaman guru tentang jenis belajar menurut taksonomi Bloom yang
telah direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 4 : Rangkuman Hasil Observasi Guru
RANGKUMAN HASIL OBSERVASI GURU
1. SD NEGERI TEGALREJO 3
Nama Guru : Budi Asih. S.Pd. SD
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1 Guru membuka pembelajaran dengan berdoa. ✓
2 Guru melakukan presensi kepada siswa. ✓
3 Guru menggunakan apersepsi untuk menuju
materi yang akan diajarkan sebagai pengantar
memulai pelajaran.
✓
4 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. ✓
5 Guru memberikan motivasi. ✓
Kegiatan Inti
6 Guru menyampaikan cakupan materi dan
menjelaskan uraian kegiatan.
✓
7 Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi
tentang materi yang akan dipelajari.
✓
8 Guru menggunakan media pembelajaran dan
sumber pembelajaran dengan tepat.
✓
9 Guru menggunakan metode yang sesuai dengan
materi dan karakteristik siswa.
✓
10 Guru menggunakan model yang sesuai dengan
materi dan karakteristik siswa.
✓
11 Guru menerapkan 5M pada siswa. ✓
12 Guru menggunakan bahasa baku yang baik. ✓
13 Guru menggunakan artikulasi dan volume yang
jelas.
✓
14 Guru menggunakan pakaian yang rapi dan
berwibawa.
✓
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
No Pernyataan Ya Tidak
15 Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal.
✓
16 Guru tidak berpaku pada satu tempat. ✓
17 Guru memberikan contoh pada siswa dari
kehidupan sehari-hari.
✓
18 Guru memberikan apresiasi kepada siswa. ✓
19 Guru menggunakan sumber pembelajaran
berbasis teknologi pada pembelajaran.
✓
20 Guru dapat mengkonsidikan kelas dengan baik. ✓
21 Guru menekankan pendidikan karakter pada
siswa.
✓
22 Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik.
✓
23 Guru sebagai fasilitator pada proses
pembelajaran.
✓
Kegiatan Penutup
24 Guru membuat ringkasan secara lisan. ✓
25 Guru membuat ringkasan secara tertulis. ✓
26 Guru menunjukkan sumber lain. ✓
27 Guru melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
✓
28 Guru memberikan motivasi kepada siswa yang
belum berpartisipasi aktif.
✓
29 Guru memberikan evaluasi kepada siswa. ✓
30 Guru memberikan tindak lanjut mengenai
pembelajaran yang disampaikan.
✓
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
2. SD NEGERI DERESAN
Nama Guru : Nur Fitriana, M.Pd
No Pernyataan Ya Tidak
Kegiatan Awal (Pendahuluan)
1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa √
2. Guru melakukan presensi kepada siswa √
3. Guru menggunakan apersepsi untuk menuju
materi yang akan diajarkan sebagai pengantar
memulai pelajaran
√
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √
5. Guru memberikan motivasi √
Kegiatan Inti
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan
menjelaskan uraian kegiatan
√
7. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi
tentang materi yang akan dipelajari
√
8. Guru menggunakan media pembelajaran dan
sumber pembelajaran dengan tepat
√
9. Guru menggunakan metode yang sesuai dengan
materi dan karakteristik siswa
√
10. Guru menggunakan model yang sesuai dengan
materi dan karakteristik siswa
√
11. Guru menerapkan 5M pada siswa √
12. Guru menggunakan bahasa baku yang baik √
13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang
jelas
√
14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan
berwibawa
√
15. Guru memusatkan perhatian siswa saat proses
pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
16. Guru tidak berpaku pada satu tempat √
17. Guru memberikan contoh pada siswa pada
kehidupan sehari-hari
√
18. Guru memberikan apresiasi kepada siswa √
19. Guru menggunakan sumber pembelajaran
berbasis teknologi pada pembelajaran
√
20. Guru dapat mengondisikan kelas dengan baik √
21. Guru menekankan pendidikan karakter pada
siswa
√
22. Guru membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan menarik
√
23. Guru sebagai fasilitator pada proses
pembelajaran
√
Kegiatan Penutup
24. Guru membuat ringkasan secara lisan √
25. Guru membuat ringkasan secara tertulis √
26. Guru menunjukkan sumber lain √
27. Guru melakukan refleksi untuk memeroleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan
√
28. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang
belum berpartisipasi aktif.
√
29. Guru memberikan evaluasi kepada siswa √
30. Guru memberikan tindak lanjut mengenai
pembelajaran yang disampaikan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 5 : Rangkuman Hasil Observasi Siswa
RANGKUMAN HASIL OBSERVASI SISWA
1. SD NEGERI TEGALREJO 3
No Pernyataan Ya Tidak
1 Siswa berpatisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
✓
2 Siswa memberikan umpan balik apersepsi
dari guru.
✓
3 Siswa memperhatikan guru saat
menyampaikan materi.
✓
4 Siswa mengajukan pertanyaan. ✓
5 Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan
berkelompok.
✓
6 Siswa mampu mengomunikasikan hasil
diskusi.
✓
7 Siswa antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran.
✓
8 Siswa memahami penjelasan yang telah
disampaikan guru.
✓
9 Siswa dibantu guru membuat rangkuman
pembelajaran secara lisan.
✓
10 Siswa dibantu guru membuat rangkuman
pembelajaran secara tertulis.
✓
2. SD NEGERI DERESAN
No Pernyataan Ya Tidak
1 Siswa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran
√
2 Siswa memberikan umpan balik apersepsi
dari guru
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
3 Siswa memerhatikan guru saat
menyampaikan materi
√
4 Siswa mengajukan pertanyaan √
5 Siswa mampu bekerja sama saat kegiatan
berkelompok
√
6 Siswa mampu mengomunikasikan hasil
diskusi
√
7 Siswa antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran
√
8 Siswa memahami penjelasan yang telah
disampaikan guru
√
9 Siswa dibantu guru membuat rangkuman
pembelajaran secara lisan
√
10 Siswa dibantu guru membuat rangkuman
pembelajaran secara tertulis
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 6 : Rangkuman Hasil Wawancara
RANGKUMAN HASIL WAWANCARA
1. SD NEGERI TEGALREJO 3
Nama Guru : Budi Asih. S.Pd. SD
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
1 Sejak kapan SD Negeri Tegalrejo
3 menerapkan kurikulum 2013?
SD Negeri Tegalrejo 3 sudah
menggunakan Kurikulum 2013,
tepatnya di tahun 2015 tapi pada
saat itu hanya telaksana di kelas
3 dan 6, sedangkan kelas yang
lain yang lain belum
menggunakan Kurikulum 2013.
2 Apakah ibu pernah mengikuti
pelatihan kurikulum 2013?
Guru pernah mengikuti diklat
pada tahun 2015 sebanyak satu
kali.
3 Sejauh mana pemahaman ibu
terhadap kurikulum 2013?
Guru berpendapat Kurikulum
2013 adalah kurikulum yang
menggunakan tema pada
pembelajaran. Materi pada
kurikulum 2013 kurang memiliki
penjabaran yang jelas jika
dibandingkankan dengan materi
pada kurikulum KTSP.
4 Apakah ibu sudah mengetahui
karakteristik kurikulum SD 2013?
Guru mengetahui karakteristik
Kurikulum 2013 seperti saling
berkaitannya mata pelajaran yang
satu dengan yang lainnya. Pada
Kurikulum 2013 terdapat tiga
penilaian yang harus
dikembangkan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
5 Sejauh mana pemahaman ibu
terkait dengan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran?
Pembelajaran menggunakan 5 M
yaitu mengamati, menanyan,
mencoba, menalar, dan
mengomunikasikan. 5M akan
membuat peserta didik menggali
pengetahuan secara mandiri
walaupun masih dituntun oleh
guru.
6 Bagaimana cara ibu merumuskan
indikator dan tujuan
pembelajaran sesuai dengan
kemampuan siswa?
Guru terkadang tidak membuat
RPP secara mandiri. Guru
terkadang mendownload RPP
dari internet yang kemudian
disesuaikan dengan keadaan
peserta didik di lingkungan
rumah atau sekolah. Proses
perumusan indikator akan dibuat
jika RPP yang di download tidak
sesuai dengan kondisi peserta
didik. Proses perumusan
indikator yaitu dengan melihat
kondisi lingkungan rumah dan
sekolah lalu guru merumuskan
indikator dan tujuan
pembelajaran.
7 Bagaimana cara ibu
menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran?
Pengembangkan pendidikan
karakter bukanlah hal yang
mudah. Guru memulai dengan
hal-hal kecil atau sederhana yang
biasa dilakukan oleh peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
didik seperti membiasakan
berdoa sebelum memulai
sesuatu, jujur, disiplin,
menghargai teman, tidak
membeda-bedakan teman dan
selalu datang ke sekolah tepat
waktu.
8 Apakah ibu setiap pembelajaran
menggunakan RPP dengan model
pembelajaran yang berbeda?
Guru terkadang tidak membuat
RPP secara mandiri, sehingga
model pembelajaran yang
digunakan terkadang sama. RPP
yang guru buat lebih banyak
menggunakan model
pembelajaran cooperative
learning tipe exsample non
exsample dan direct Instruction
(pembelajaran langsung) yang
menuntun peserta didik
mempelajari materi secara nyata.
Selain itu, guru terkadang masih
menggunakan metode ceramah
dari pada yang lain karena
peserta didik kelas bawah masih
membutuhkan bimbingan dari
guru.
9 Apakah tujuan pembelajaran
yang ibu kembangkan sudah
mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter?
Guru mengupayakan
pengembangan karakter di dalam
proses pembelajaran secara
langsung. Guru tidak menuliskan
pengembangan karakter di dalam
perumusan tujuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
10 Apakah ibu mengetahui
keterampilan yang harus dikuasai
pada abad 21 seperti (berfikir
kritis, kreatif, kolaborasi,
komunikasi)?
Guru kurang memahami yang
dimaksud keterampilan abad 21
tetapi guru pernah mendengar
sekilas tentang apa yang
dimaksud dengan keterampilan
abad 21.
11 Apakah dalam pembuatan rpp ibu
sudah merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran terkait
dengan keterampilan tersebut
(berfikir kritis, kreatif,
kolaboratif, komunikasi)?
Guru sudah menerapkan
keterampilan abad 21 dalam
proses pembelajaran secara tidak
langsung. Guru merumuskan
indikator dan tujuan dengan
menyangkut beberapa aspek
keterampilan abad 21 yaitu
komunikasi dan kreatif.
12 Apakah pembelajaran dengan
metode ceramah masih
mendominasi di kelas?
Metode ceramah hanya
digunakan oleh guru saat materi
cocok disampaikan dengan
menggunakan metode ceramah
karena siswa kelas bawah masih
membutuhkan bimbingan dari
guru.
13 Pernahkah ibu menggunakan
model pembelajaran inovatif
yang lain? Apakah modelnya itu?
Model pembelajaran inovatif
yang biasanya digunakan oleh
guru yaitu cooperative learning
tipe exsample non exsamplen dan
direct Instruction (pembelajaran
langsung) . Selain model tersebut
guru tidak menggunakan model
pembelajaran inovatif yang lain.
14 Apakah ibu mengetahui
pembelajaran inovatif?
Guru kurang memahami makna
dari pembelajaran inovatif akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
tetapi guru memahami
pembelajaran inovatif adalah
pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik peserta
didik.
15 Kesulitan apa saja yang ibu alami
dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif?
Guru memiliki kesulitan dalam
mencari berbagai model
pembelajaran inovatif. Guru
kurang memiliki referensi yang
menuliskan berbagai model
pembelajaran inovatif.
16 Bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang dialami?
Kesulitan tersebut diatasi oleh
guru dengan menanyakan kepada
sesama guru yang lebih mengerti
model pembelajaran inovatif.
Selain itu, guru mencari referensi
di internet untuk mencari solusi-
solusi yang butuhkan.
17 Apakah contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013
sudah tersedia di sekolah ibu?
Sekolah sudah menyediakan
contoh perangkat pembelajaran
inovatif tetapi guru masih
mengalami kesulitan di dalam
pembuatan serta pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas.
18 Apakah ibu masih perlu contoh
perangkat pembelajaran inovatif
yang mengacu Kurikulum 2013
(model PBL, model inkuiri,
model pembelajaran kooperatif,
model kuantum dsb?
Guru sangat memerlukan contoh
perangkat pembelajaran inovatif,
karena guru akan lebih
memahami perangkat
pembelajaran inovatif jika
terdapat contoh perangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
pembelajaran dari berbagai
sumber.
19 Apakah siswa pernah merasa
bosan ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas?
Guru sering menggunakan
pembelajaran inovatif walaupun
hanya dengan model
pembelajaran cooperative
learning tipe exsample non
exsample dan direct Instruction
(pembelajaran langsung). Hal
tersebut membuat peserta didik
tidak cepat bosan tetapi justru
membuat peserta didik lebih aktif
dan cepat dalam menggali
pengetahuan.
20 Apakah ibu mempunyai rencana
untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu
meningkatkan prestasi belajar
siswa melalui beberapa
metode/model pembelajaran?
Guru mempunyai rencana untuk
mengembangkan pembelajaran
inovatif. Pengembangan
pembelajaran inovatif nantinya
akan memiliki dampak positif
untuk meningkatkan hasil belajar
dan prestasi peserta didik.
Peserta didik juga menjadi aktif
ketika menggunakan
pembelajaran inovatif.
21 Menurut ibu apakah perangkat
pembelajaran inovatif penting
jika diterapakan dalam proses
pembelajaaran?
Perangkat pembelajaran inovatif
sangat penting karena guru akan
dituntut untuk selalu berinovasi
di setiap proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang
digunakan nantinya akan
bervariasi dan menyenangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
bagi peserta didik.
22 Apakah bapak/ibu sudah
mengetahui tes jenis belajar
menurut Taksonomi Bloom yang
direvisi?
Guru sudah mengetahui
mengenai Taksonomi Bloom
yang telah direvisi. Tetapi guru
masih belum terlalu memahami
tes jenis belajar menurut
Taksonomi Bloom.
2. SD NEGERI DERESAN
Nama Guru : Nur Fitriana, M.Pd
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
1. Sejak kapan SD ini menerapkan
kurikulum 2013?
SD Negeri Deresan
menggunakan Kurikulum 2013
sejak tahun ajaran 2014/2015.
Kurikulum 2013 dapat
terlaksana dengan baik dari awal
diterapkan hingga sekarang pada
tahun ajaran 2018/2019 yang
tetap menggunakan Kurikulum
2013.
2. Apakah bapak atau ibu pernah
mengikuti pelatihan Kurikulum
SD 2013?
Guru wali kelas II SD Negeri
Deresan sudah pernah mengikuti
pelatihan Kurikulum SD 2013.
Pelaksanaan pelatihan dilakukan
sebanyak tiga kali yang
membahas mengenai Kurikulum
2013, perangkat pembelajaran,
penilaian, dan proses
pembelajaran.
3. Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terhadap kurikulum SD
Guru berpendapat bahwa
Kurikulum 2013 adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
2013? kurikulum yang dapat membuat
pembelajaran menjadi
menyenangkan karena proses
pembelajaran yang fleksibel.
Tetapi masih mengalami
kesulitan pada bagian penilaian
yang masih dianggap rumit
dengan adanya penilaian untuk
setiap KD dalam setiap aspek.
Guru merasa perlu adanya
pelatihan lagi untuk membahas
mengenai penilaian.
4. Apakah bapak/ibu sudah
mengetahui karakteristik
kurikulum SD 2013?
Guru telah mengetahui beberapa
karakteristik Kurikulum 2013,
yaitu adanya tiga aspek yang
harus dikembangkan dan adanya
pendidikan karakter. Pada
Kurikulum 2013 ada tiga aspek
yang harus dikembangkan yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor
yang harus seimbang
dikembangkan dalam proses
pembelajaran. Pengembangan
tersebut diiringi dengan adanya
pendidikan karakter yang
disesuaikan dengan materi atau
proses pembelajaran.
5. Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terkait dengan
pendekatan saintifik dalam
pembelajaran?
Guru mengetahui adanya
pendekatan saintifik yang
didalamnya terdapat 5M sebagai
pedoman dalam melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
kegiatan pembelajaran. 5M
tersebut mencakup mengamati,
menanyan, mencoba, menalar,
dan mengomunikasikan.
6. Bagaimana cara bapak/ibu
merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran sesuai dengan
kemampuan siswa?
Sebelum merumuskan, guru
terlebih dahulu melihat silabus
yang digunakan sebagai
pedoman. Kemudian
dikembangkan kedalam materi
yang disesuaikan dengan
kemampuan siswa. Penyesuaian
ini melibatkan kondisi
lingkungan atau memanfaatkan
lingkungan untuk mendukung
proses pembelajaran.
Diharapkan dengan adanya
keterkaitan dengan lingkungan
akan semakin mudah untuk
mencapai tujuan pembelajaran
karena sudah sesuai dengan
kemampuan siswa. Setelah
mengetahui keterkaitan
lingkungan dengan materi,
barulah guru merumuskan
indikator dan tujuan
pembelajaran.
7. Bagaimana cara bapak /ibu
menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran?
Penyampaian pendidikan
karakter dalam proses
pembelajaran yang dilakukan
oleh guru disesuaikan dengan
Kurikulum 2013 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
digunakan. Pendidikan karakter
diberikan ketika proses
pembelajaran berlangsung.
Misalnya dengan adanya kerja
sama dalam kelompok, maka
peserta didik dapat belajar cara
menghargai dan mau bekerja
sama dengan siapa saja. Dengan
cara tersebut, maka secara tidak
langsung dalam proses
pembelajaran murid juga
mendapatkan pendidikan
karakter.
8. Apakah bapak/ibu setiap
pembelajaran menggunakan RPP
dengan model pembelajaran yang
berbeda?
Penggunaan model pembelajaran
di SD Negeri Deresan selalu
dibuat bervariasi oleh guru
dengan tujuan peserta didik
dapat menikmati proses
pembelajaran. Walaupun hanya
beberapa model pembelajaran
yang dipahami oleh guru,
misalnya cooperative learning,
inquiri, dan PBL, tetapi guru
selalu membuat proses
pembelajaran menjadi bervariasi
dengan model yang digunakan.
9. Apakah tujuan pembelajaran yang
bapak/ibu kembangkan sudah
mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter?
Guru selalu mengupayakan
adanya pengembangan
pendidikan karakter dalam setiap
proses pembelajaran. Dalam
pelaksanaannya pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
karakter selalu diupayakan untuk
mengiringi selama proses
pembelajaran berlangsung.
Tetapi dalam tujuan
pembelajaran yang ditulis, guru
kurang memerhatikan adanya
penulisan dalam upaya
pengembangan pendidikan
karakter.
10. Apakah bapak/ibu mengetahui
keterampilan yang harus dikuasai
sesuai pada abad 21 seperti
(berpikir kritis, kreatif, kolaborasi,
komunikasi)?
Guru sudah mengetahui
mengenai keterampilan abad 21.
Tetapi dalam penerapan dalam
proses pembelajaran belum
maksimal diterapkan dalam
setiap proses pembelajaran.
11. Apakah dalam pembuatan RPP
bapak/ibu sudah merumuskan
indikator dan tujuan pembelajaran
terkait dengan keterampilan
tersebut (berpikir kritis, kretif,
kolaboratif, komunikasi)
Guru belum menerapkan
keterampilan abad 21 secara
maksimal dalam setiap proses
pembelajaran. Terkadang hanya
menerapkan tiga keterampilan
dari empat keterampilan abad
21. Dalam pembuatan RPP juga
belum dilengkapi dengan
perumusan indikator dan tujuan
pembelajaran terkait dengan
keterampilan abad 21.
12. Apakah pembelajaran dengan
ceramah masih mendominasi di
kelas?
Guru di SD Negeri Deresan
sudah tidak mendominasi
penggunaan metode ceramah.
Ceramah hanya digunakan
ketika materi yang dianggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
perlu dijelaskan dengan
menggunakan metode ceramah.
Sedangkan selebihnya lebih
menggunakan metode lain yang
mendukung proses belajar yang
berpusat pada peserta didik.
13. Pernahkah bapak/ibu
menggunakan model
pembelajaran inovatif yang lain?
Apakah modelnya itu?
Model pembelajaran inovatif
yang biasanya digunakan oleh
guru yaitu cooperative learning,
inquiry, dan PBL. Selain itu
guru tidak menggunakan model
pembelajaran inovatif yang
lainnya karena guru juga kurang
mengetahui variasi model
pembelajaran inovatif.
14. Apakah ibu/bapak mengetahui
pembelajaran inovatif?
Guru mengetahui mengenai
pembelajaran inovatif, yaitu
pembelajaran yang dirancang
dengan adanya pembaharuan
atau bersifat baru dan berbeda
dengan pembelajaran yang
sebelumnya. Apabila
penggunaan pembelajaran
tersebut dilakukan secara terus,
maka bukan termasuk
pembelajaran inovatif.
15. Kesulitan apa saja yang bapak/ibu
alami dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif?
Guru tidak mengalami kesulitan
dalam pembuatan model
pembelajaran inovatif, karena
guru telah mendapat banyak
inspirasi. Inspirasi diperoleh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
internet dan bahkan antarguru.
Setelah mendapatkan inspirasi,
guru tinggal menyesuaikan
dengan karakteristik peserta
didik, sehingga kesulitan hanya
dialami ketika penyesuaian
model pembelajaran inovatif
dengan karakteristik peserta
didik.
16. Bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang dialami?
Kesulitan tersebut diatasi oleh
guru dengan menanyakan
terlebih dahulu dengan peserta
didik, apakah mau menggunakan
model pembelajaran inovatif
tersebut atau tidak. Jika peserta
didik mau, maka guru akan
mendesain model pembelajaran
tersebut. Tetapi apabila peserta
didik tidak mau, maka guru akan
mencari model pembelajaran
yang lainnya.
17. Apakah contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013
sudah tersedia di sekolah
bapak/ibu?
Sekolah sudah menyediakan
contoh mengenai perangkat
pembelajaran inovatif yang
sesuai dengan Kurikulum 2013.
Tetapi, dalam pengaplikasiannya
guru masih mengalami kesulitan.
18. Apakah bapak/ibu masih perlu
bentuk contoh untuk perangkat
pembelajaran inovatif yang
mengacu Kurikulum 2013 (model
Guru membutuhkan contoh,
karena guru hanya mengetahui
beberapa model pembelajaran
saja. Dengan adanya contoh,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
PBL, model inquiry, dan model
pembelajaram kooperatif, model
kuantum dbs?
maka guru mendapatkan
inspirasi mengenai model baru
yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran.
19. Apakah siswa pernah merasa
bosan ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas?
Guru di SD Negeri Deresan
sering menerapkan pembelajaran
inovatif di kelas. Hal itu
berdampak positif bagi peserta
didik, karena peserta didik
merasa senang dan menikmati
proses pembelajaran. Bahkan
tidak jarang peserta didik ingin
mengulangi pembelajaran yang
menggunakan model
pembelajaran inovatif tersebut
untuk diterapkan lagi pada
pembelajaran yang akan datang.
20. Apakah bapak/ibu mempunyai
rencana untuk mengembangkan
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu
meningkatkan prestasi belajar
siswa?
Guru sangat ingin
mengembangkan pembelajaran
inovatif, karena peserta didik
juga menyukai adanya
pembelajaran inovatif ketika
proses pembelajaran.
Penggunaan pembelajaran
inovatif ini juga berdampak pada
meningkatnya prestasi peserta
didik. Oleh sebab itu, guru
mempunyai rencana
mengembangkan pembelajaran
inovatif agar kedepannya
mampu meningkatkan prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
belajar peserta didik.
21. Menurut bapak/ibu apakah
perangkat pembelajaran inovatif
penting jika diterapakan dalam
proses pembelajaaran dewasa ini?
Perangkat pembelajaran inovatif
ini sangat dibutuhkan karena
sesuai dengan Kurikulum 2013.
Selain itu, karakter peserta didik
juga sudah bisa menyesuaikan
dengan penggunaan Kurikulum
2013, misalnya aktif. Maka dari
itu, penerapan tersebut dianggap
penting karena akan
memfasilitasi peserta didik
dalam belajar.
22. Apakah bapak/ibu sudah
mengetahui tes jenis belajar
menurut Taksonomi Bloom yang
direvisi?
Guru sudah mengetahui
mengenai Taksonomi Bloom
yang telah direvisi. Guru juga
sudah megetahui mengenai
tentang tes jenis belajar tersebut.
Tetapi, terkadang guru masih
mengalami kesulitan ketika
membuat soal sesuai dengan
Taksonomi Bloom yang telah
direvisi, terutama untuk tingkat
tinggi atau HOTS.
3. SD NEGERI DAYUHARJO
Nama Guru : Muhammad Yulianto, S.Pd.SD
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
1 Sejak kapan SD ini menerapkan
kurikulum 2013 ?
SD Negeri Dayuharjo
menerapkan pada tahun 2013
tetapi yang ditunjuk hanya SD
tertentu saja, dan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
kurikulum 2013 hanya setahun.
Menggunakan kurikulum 2013
hanya setahun karena segala
perangkat pendukung seperti
yang berbasis teknologi masih
belum mendukung. Disisi lain
buku untuk kurikulum 2013 juga
belum siap, dan SDM untuk
tenaga pendidiknya terutama
yang senior juga belum bisa
mengikuti seperti yang diinginkan
kurikulum 2013. Pada saat 2014-
2016 SD kembali menggunakan
KTSP. Setelah itu tahun 2016
sampai sekarang menggunakan
kurikulum 2013.
2 Apakah bapak/ibu pernah
mengikuti pelatihan kurikulum
SD 2013 ?
Pernah mengikuti diklat
kurikulum 2013 selama satu
minggu tetapi saat diklat materi
untuk kurikulum 2013 belum
semua diberikan atau
tersampaikan.
3 Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terhadap kurikulum SD
2013 ?
Penyempurnaan terhadap
kurikulum sebelumnya, guru
sebagai pembimbing atau
fasilitor, yang paling signifikkan
yaitu model yang dugunakan
adalah saintifik, waktu yang
tidak mungkin dipadatkan,
kurikulum 2013 merupakan
pembelajaran terpadu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
memiliki keterkaitan dengan
pembelajaran lain.
4 Apakah bapak/ibu sudah
mengetahui karakteristik
kurikulum SD 2013 ?
Mengajak berpikir untuk kreatif,
inovatif dan peserta didik
diharapkan untuk lebih mandiri.
5 Sejauh mana pemahaman
bapak/ibu terkait dengan
pendekatan saintifik dalam
pembelajaran ?
Pendekatan yang berhubungan
dengan ilmu kependidikan yang
mengacu pada media visual,
teknologi, dan mengikuti
perkembangan zaman.
6 Bagaimana cara bapak/ibu
merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran sesuai dengan
kemapuan siswa ?
Cara merumuskannya yaitu yang
belum tertera di kompetensi dasar
tetapi berhubungan dengan pokok
pembelajaran, jika tidak akan
melebar. Guru di SD Dayuharjo
tidak membuat RPP dan
perangkat pembelajaran tetapi
semuanya sudah didapatkan dari
webnya dinas. Namun saat KTSP
semua perangkat
pembelajarannya buat sendiri.
Saat kurikulum 2013 sekolah
mendapatkan perangkat dari web
dinas yang dapat diakses oleh
para guru lainnya, namun
sebelumnya para guru sudah
membuat perangkat pembelajaran
terlebih dahulu dan dipilih yang
paling baik. Setelah itu, dinas
menyebarkannya melalui website
dinas. Perangkat pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
yang sudah dibuat dapat
digunakan selama satu tahun.
7 Bagaimana cara bapak/ibu
menumbuhkembangkan
pendidikan karakter dalam
pembelajaran ?
Pemberian contoh perilaku,
memberikan pertanyaan ke arah
norma dan nilai-nilai kehidupan
sehari-hari yang harus dan tidak
untuk dilakukan, dan memberikan
nasihat.
8 Apakah bapak/ibu setiap
pembelajaran menggunakan RPP
dengan model pembelajaran yang
berbeda ?
Pernah mencoba tetapi karena
kurikulum 2013 jadi lebih
condong dan lebih tepat
menggunakan saintifik karena
dapat membuat anak lebih aktif.
9 Apakah tujuan pembelajaran yang
bapak/ibu kembangkan sudah
mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter ?
Tujuan pembelajaran yang
dikembangkan sudah
mengupayakan tercapainya
pendidikan karakter.
10 Apakah bapak/ibu mengetahui
keterampilan yang harus dikuasai
sesuai pada abad 21 seperti
(bepikir kritis, kreatif, kolaborasi,
komunikasi) ?
Guru mengetahui keterampilan
yang harus dikuasai sesuai pada
abad 21 kecuali berpikir kritis
karena masih kelas bawah dan
peserta didik kelas bawah masih
merasa kesulitan diajak untuk
berpikir kritis.
11 Apakah dalam pembuatan RPP
bapak/ibu sudah merumuskan
indikator dan tujuan pembelajaran
terkait dengan keterampilan
tersebut (bepikir kritis, kreatif,
kolaborasi, komunikasi) ?
Guru merumuskan indikator dan
tujuan pembelajaran terkait
dengan keterampilan (bepikir
kritis, kreatif, kolaborasi,
komunikasi) contohnya
menempel dari bahan alami dan
buatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
12 Apakah pembelajaran dengan
ceramah masih mendominasi di
kelas ?
Pembelajaran ceramah masih
tetap ada tetapi sebelumnya
peserta didik dibuat aktif dan
percaya diri terlebih dahulu.
13 Pernahkah bapak/ibu
menggunakan model
pembelajaran inovatif yang lain ?
Apakah modelnya itu ?
Guru belum pernah mencoba
model pembelajaran inovatif
karena harus mengkondisikan
peserta didik dan harus melihat
karakter peserta didik, tetapi
kadang saat pembelajaran secara
tiba-tiba menggunakan model
pembelajaran yang lain walaupun
tidak tahu nama model
pembelajaran tersebut.
14 Apakah bapak/ibu mengetahui
pembelajaran inovatif ?
Guru belum mengetahui model
pembelajaran inovatif serta
Taksonomi Bloom dan HOTS.
15 Kesulitan apa sajakah yang
bapak/ibu alami dalam pembuatan
model pembelajaran inovatif ?
Kesulitan dalam perangkat yang
tidak mendukung, peserta didik
yang tidak memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi terutama
untuk kelas bawah dan tidak
memaksa.
16 Bagaimana cara mengatasai
kesulitan yang dialami ?
Cara mengatasi kesulitan yaitu
menyertakan kemampuan peserta
didik dengan model
pembelajarannya.
17 Apakah contoh perangkat
pembelajaran inovatif yang sesuai
dengan tuntuan kurikulum 2013
sudah tersedia di sekolah
Sekolah telah tersedia contoh
perangkat pembelajaran inovatif
yang sesuai dengan tuntuan
kurikulum 2013 yang didapat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara
bapak/ibu ? dinas.
18 Apakah bapak/ibu masih
memerlukan bentuk contoh untuk
perangkat pembelajaran inovatif
yang mengacu kurikulum 2013
(model PBL, model inquiri, model
pembelajaran kooperatif, model
quantum d.s.b)?
Guru memerlukan berbagai
bentuk contoh perangkat
pembelajaran untuk kurikuum
2013.
19 Apakah siswa pernah merasa
bosan ketika guru menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas ?
Peserta didik pernah merasa
bosan dan harus segara ganti
dengan kegiatan yang lain.
20 Apakah bapak/ibu mempunyai
rencana untuk pengembangan
pembelajaran inovatif agar
kedepannya mampu
meningkatkan prestasi belajar
siswa ?
Guru mempunyai rencana untuk
pengembangan pembelajaran
inovatif agar kedepannya mampu
meningkatkan prestasi belajar
siswa, guru memiliki keinginan
untuk mengajar menggunakan
model PBL atau NHT yang sesuai
dengan kemampuan anak kelas
bawah.
21 Menurut bapak/ibu apakah
perangkat pembelajaran inovatif
penting jika diterapkan dalam
proses pembelajaran dewasa ini ?
Perangkat pembelajaran inovatif
penting karena peserta didik
membutuhkan suasana
pembelajaran yang
menyenangkan.
22 Apakah bapak/ibu sudah
memahami tentang jenis belajar
menurut Taksonomi Bloom yang
telah direvisi ?
Guru hanya sebatas tahu saja
tetapi masih belum memahami
lebih mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 7 : Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif Model
Pembelajaran Inquiry
Pernyataan Validasi Produk
No Topik
PROGRAM TAHUNAN
1 Prota memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, satuan pendidikan,
tahun pelajaran).
2 Prota memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, alokasi waktu).
3 Jumlah jam efektif (16 minggu) sesuai dengan jumlah minggu efektif,
jumlah alokasi waktu sama dengan total jam pelajaran dalam satu tahun.
4 Proporsi pembagian waktu setiap tema dan sub tema sesuai.
PROGRAM SEMESTER
5 Prosem memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, semester, satuan
pendidikan, tahun pelajaran).
6 Prosem memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, pembelajaran,
bulan, alokasi waktu).
7 Materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD), serta alokasi waktu yang digunakan proporsional.
SILABUS
8 Silabus memuat identitas sekolah, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD), dan tema/subtema.
9 Silabus memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar.
10 Keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
11 Kejelasan dan kelengkapan Identitas RPP (satuan pendidikan, kelas,
semester, tema/subtema/ pembelajaran ke-, alokasi waktu/ hari dan
tanggal).
12 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD.
13 Tujuan pembelajaran (kesesuaian tujuan dengan indikator, kata kerja dapat
diukur, mencakup komponen A (Audience), B (Behavior), C (Condition),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
D (Degree).
14 Materi Pembelajaran (kesesuaian materi pembelajaran dengan KD dan
indikator, susunan materi yang sistematis, kelengkapan materi
pembelajaran).
15 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur.
16 Strategi Pembelajaran (pendekatan, model, metode; langkah-langkah
pembelajaran; dan tahapan kegiatan pembelajaran; serta penerapan
pembelajaran saintifik) sesuai.
17 Pemilihan media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan kondisi
kelas).
18 Pemilihan sumber belajar (bahan cetak, lingkungan sekitar dan internet).
19 Evaluasi (mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, kesesuaian
evaluasi dengan tujuan atau indikator, komponen penilaian lengkap,
perencanaan kegiatan pengayaan, dan remedial)
20 Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada indikator (C4-
C6 / HOTS).
21 Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan makna model
pembelajaran Inquiry.
22 Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik model
pembelajaran Inquiry.
23 Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks (langkah-langkah)
model pembelajaran Inquiry.
24 Mengembangkan 5M dalam kegiatan inti yaitu : mengamati, menanya,
mencoba, menalar dan mengomunikasikan.
25 Mengembangkan 4 ketrampilan dasar belajar abad 21 4C yaitu berpikir
kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama
(collaborative), dan komunikasi (communicative).
26 Kelengkapan instrumen evaluasi (soal, kunci, rubrik pedoman penskoran).
MEDIA
27 Kesesuaian jenis media dengan kompetensi yang harus dicapai, materi
yang dibahas, strategi pembelajaran yang dipilih, karakteristik siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
media terlihat atau terdengar dengan jelas (gambar, video, audio, animasi).
28 Keterbacaan tulisan jenis dan ukuran, keruntutan penyajian materi,
kelengkapan materi, kesederhanaan dalam menyajikan materi, dan tingkat
kemudahan dalam penggunaan media.
29 Keharmonisan tata letak dan warna media, tingkat antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan media, kebenaran dalam
menggunakan kaidah bahasa, efektivitas gambar/ ilustrasi/ animasi/ video
dalam penjelasan konsep, dan kesesuaian media dengan materi.
LKPD
30 LKPD disajikan secara sistematis, merupakan materi atau tugas yang
esensial, setiap kegiatan yang disajikan mempunyai tujuan yang jelas,
penyajian LKPD dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi, kegiatan yang
disajikan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
31 Kelayakan isi ( sesuai dengan KI & KD, sesuai kemampuan siswa, sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan, keterkinian materi).
32 Kelayakan bahasa (kalimat dengan kaidah Bahasa Indonesia, penggunaan
tanda baca sesuai, struktur kalimat mudah dipahami, mendorong siswa
untuk berfikir kritis, kemultitafsiran kalimat).
33 Kelayakan kegiatan (pemberian pengalaman langsung dalam LPKD,
pengidentifikasian hasil temuan dalam LKPD, perencanaan kerja ilmiah
dalam LKPD, pelaksanaan kerja ilmiah dalam LKPD).
34 Kelayakan tampilan (daya tarik sampul/ cover LKPD, kesesuaian
kesesuaian huruf yang digunakan dalam LKPD, keseimbangan komposisi/
judul dan logo LKPD).
35 Kelayakan penyajian (kemudahan langkah-langkah dalam kegiatan LKPD,
penyajian materi LKPD yang disertai objek langsung, penempatan siswa
dalam LKPD dalam subjek belajar).
BAHASA
36 Penggunaan bahasa sesuai dengan PUEBI (Panduan Umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
37 Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
38 Bahasa yang digunakan komunikatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
39 Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti.
40 Kejelasan petunjuk/arahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 8 : Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran Inovatif Model
Pembelajaran Quantum
Pernyataan Validasi Produk
No Topik
PROGRAM TAHUNAN
1 Prota memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, satuan pendidikan,
tahun pelajaran).
2 Prota memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, alokasi waktu).
3 Jumlah jam efektif (16 minggu) sesuai dengan jumlah minggu efektif,
jumlah alokasi waktu sama dengan total jam pelajaran dalam satu tahun.
4 Proporsi pembagian waktu setiap tema dan sub tema sesuai.
PROGRAM SEMESTER
5 Prosem memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, semester, satuan
pendidikan, tahun pelajaran).
6 Prosem memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, pembelajaran,
bulan, alokasi waktu).
7 Materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD), serta alokasi waktu yang digunakan proporsional.
SILABUS
8 Silabus memuat identitas sekolah, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD), dan tema/subtema.
9 Silabus memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar.
10 Keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
11 Kejelasan dan kelengkapan Identitas RPP (satuan pendidikan, kelas,
semester, tema/subtema/ pembelajaran ke-, alokasi waktu/ hari dan
tanggal).
12 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD.
13 Tujuan pembelajaran (kesesuaian tujuan dengan indikator, kata kerja dapat
diukur, mencakup komponen A (Audience), B (Behavior), C (Condition),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
D (Degree).
14 Materi Pembelajaran (kesesuaian materi pembelajaran dengan KD dan
indikator, susunan materi yang sistematis, kelengkapan materi
pembelajaran).
15 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur.
16 Strategi Pembelajaran (pendekatan, model, metode; langkah-langkah
pembelajaran; dan tahapan kegiatan pembelajaran; serta penerapan
pembelajaran saintifik) sesuai.
17 Pemilihan media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan kondisi
kelas).
18 Pemilihan sumber belajar (bahan cetak, lingkungan sekitar dan internet).
19 Evaluasi (mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, kesesuaian
evaluasi dengan tujuan atau indikator, komponen penilaian lengkap,
perencanaan kegiatan pengayaan, dan remedial)
20 Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada indikator (C4-
C6 / HOTS).
21 Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan makna model
pembelajaran Quantum.
22 Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik model
pembelajaran Quantum.
23 Rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks (langkah-langkah)
model pembelajaran Quantum.
24 Mengembangkan 5M dalam kegiatan inti yaitu : mengamati, menanya,
mencoba, menalar dan mengomunikasikan.
25 Mengembangkan 4 ketrampilan dasar belajar abad 21 4C yaitu berpikir
kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama
(collaborative), dan komunikasi (communicative).
26 Kelengkapan instrumen evaluasi (soal, kunci, rubrik pedoman penskoran).
MEDIA
27 Kesesuaian jenis media dengan kompetensi yang harus dicapai, materi
yang dibahas, strategi pembelajaran yang dipilih, karakteristik siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
media terlihat atau terdengar dengan jelas (gambar, video, audio, animasi).
28 Keterbacaan tulisan jenis dan ukuran, keruntutan penyajian materi,
kelengkapan materi, kesederhanaan dalam menyajikan materi, dan tingkat
kemudahan dalam penggunaan media.
29 Keharmonisan tata letak dan warna media, tingkat antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan media, kebenaran dalam
menggunakan kaidah bahasa, efektivitas gambar/ ilustrasi/ animasi/ video
dalam penjelasan konsep, dan kesesuaian media dengan materi.
LKPD
30 LKPD disajikan secara sistematis, merupakan materi atau tugas yang
esensial, setiap kegiatan yang disajikan mempunyai tujuan yang jelas,
penyajian LKPD dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi, kegiatan yang
disajikan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
31 Kelayakan isi ( sesuai dengan KI & KD, sesuai kemampuan siswa, sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan, keterkinian materi).
32 Kelayakan bahasa (kalimat dengan kaidah Bahasa Indonesia, penggunaan
tanda baca sesuai, struktur kalimat mudah dipahami, mendorong siswa
untuk berfikir kritis, kemultitafsiran kalimat).
33 Kelayakan kegiatan (pemberian pengalaman langsung dalam LPKD,
pengidentifikasian hasil temuan dalam LKPD, perencanaan kerja ilmiah
dalam LKPD, pelaksanaan kerja ilmiah dalam LKPD).
34 Kelayakan tampilan (daya tarik sampul/ cover LKPD, kesesuaian
kesesuaian huruf yang digunakan dalam LKPD, keseimbangan komposisi/
judul dan logo LKPD).
35 Kelayakan penyajian (kemudahan langkah-langkah dalam kegiatan LKPD,
penyajian materi LKPD yang disertai objek langsung, penempatan siswa
dalam LKPD dalam subjek belajar).
BAHASA
36 Penggunaan bahasa sesuai dengan PUEBI (Panduan Umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
37 Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
38 Bahasa yang digunakan komunikatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
39 Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti.
40 Kejelasan petunjuk/arahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 9 : Pernyataan Penilaian Uji Coba Terbatas Produk Perangkat
Pembelajaran Inovatif (Guru)
Pernyataan Penilaian Uji Coba Terbatas
No Pernyataan
1 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan makna dan
karakteristik model pembelajaran inovatif yang digunakan.
2 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintaks model
pembelajaran inovatif yang digunakan.
3 Guru menerapkan pendekatan saintifik 5M (mengamati, menanya,
menalar, mencoba, mengomunikasikan) kepada siswa.
4 Guru telah mengembangkan keterampilan belajara dasar abad 21
(Berfikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif)
5 Guru menguasai materi dalam mengajar dan tidak terjadi miskonsepsi.
6 Guru lebih berperan sebagai motivator & fasilitator pada saat
pembelajaran.
7 Pembelajaran berpusat pada siswa.
8 Guru menggunakan beragam media dalam pembelajaran.
9 Guru mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
dalam kegiatan pembelajaran.
10 Guru mengusahakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi.
11 Guru mengembangkan pendidikan karakter.
12 Guru melaksanakan pembelajaran terpadu dengan landai.
13 Guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
14 Guru melaksanakan penilaian otentik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 10 : Pernyataan Penilaian Uji Coba Terbatas Produk Perangkat
Pembelajaran Inovatif (Siswa)
Pernyataan Penilaian Uji Coba Terbatas
No Pernyataan
1 Siswa dapat mencapai indikator pembelajaran yang ditetapkan.
2 Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3 Siswa melaksanakan 5M dalam pembelajaran (mengamati,
menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan).
4 Siswa terkesan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
5 Siswa asyik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
6 Siswa terlibat dalam penggunaan media pembelajaran
7 Siswa memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran
8 Siswa berkembang kemampuan 4C-nya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 11 : Hasil Validasi Guru Pembelajaran Inovatif Model Inquiry
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Lampiran 12 : Hasil Validasi PPG Pembelajaran Inovatif Model Inquiry
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Lampiran 13 : Hasil Validasi Guru Pembelajaran Inovatif Model Quantum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Lampiran 14 : Hasil Validasi PPG Pembelajaran Inovatif Model Quantum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Lampiran 15 : Hasil Uji Coba Terbatas Guru Model Inquiry
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Lampiran 16 : Hasil Uji Coba Terbatas Teman Sejawat Model Inquiry
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Lampiran 17 : Hasil Uji Coba Terbatas Guru Model Quantum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Lampiran 18 : Hasil Uji Coba Terbatas Teman Sejawat Model Quantum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Lampiran 19 : Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
Lampiran 20 : Surat Pernyataan Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Lampiran 21 : Dokumentasi Uji Coba Terbatas
Foto motivasi
Pembelajaran 1
Foto peserta didik mengerjakan
LKPD
Pembelajaran 1
Foto simulasi permainan laba-laba
dan lebah
Pembelajaran 2
Foto doa sebelum memulai
pembelajaran
Pembelajaran 3
Foto pemberian motivasi
Pembelajaran 3
Foto pemberian motivasi
Pembelajaran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Foto peserta didik bernyanyi gembira
berkumpul
Pembelajaran 4
Foto peserta didik menulis refleksi
Pembelajaran 5
Foto simulasi permainan mercusuar
dan kapal
Pembelajaran 5
Foto presentasi pekerjaan peserta
didik
Pembelajaran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
BIODATA PENULIS
Theresia Audrylitani lahir di Klaten 19 November 1997.
Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis mulai dari
Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas
diperoleh semuanya di Klaten. Pendidikan Taman Kanak-
kanak diperoleh di TK Indriyasana 8 Basin, lulus pada
tahun 2003. Pendidikan Sekolah Dasar diperoleh di SD
Negeri 1 Plawikan, lulus pada tahun 2009. Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama diperoleh di SMP Negeri 7
Klaten lulus pada tahun 2012. Pendidikan Sekolah Menengah Atas diperoleh di
SMK Negeri 1 Jogonalan lulus pada tahun 2015.
Pada tahun 2015, penulis melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Masa pendidikan di Universitas Sanata
Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema 2 Hidup
Rukun di Tempat Bermain Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II
Sekolah Dasar”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI