pengembangangan modul sempoa materi …repository.usd.ac.id/34853/2/151134132_full.pdf · 2019. 7....
TRANSCRIPT
PENGEMBANGANGAN MODUL SEMPOA
MATERI PENGURANGAN UNTUK SISWA KELAS I SD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Wulan Kartika Sari
NIM: 151134132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGANGAN MODUL SEMPOA
MATERI PENGURANGAN UNTUK SISWA KELAS I SD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Wulan Kartika Sari
NIM: 151134132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Almamater Universitas Sanata Dharma.
Saudara saya, Isna Kumi Ningrum yang selalu mendukung dan memotivasi
saya
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia".
(QS Yasin ayat 82).
Jangan pernah bergantung pada orang lain karena hidupmu adalah hidupmu
(Wulan Kartika S)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENGURANGAN
UNTUK SISWA KELAS I SD
Wulan Kartika Sari
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kebutuhan adanya modul sebagai
pedoman bagi siswa dalam menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran
matematika. Faktanya, siswa dan guru belum mampu menggunakan sempoa
karena belum memahami cara penggunaanya. Tujuan dari penelitian ini adalah
menghasilkan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD dan
mengetahui kualitas modul tersebut. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur pengembangan yang dilakukan
adalah (1) Merumuskan tujuan, (2) Analisis kebutuhan, (3) Analisis pembelajaran
dan konteks, (4) Merumuskan tujuan performansi, (5) Mengembangkan
instrumen, (6) Mengembangkan strategi pembelajaran (7) Mengembangkan dan
memilih bahan ajar, (8) Merancang dan melakukan evaluasi formatif, (9)
melakukan revisi, dan (10) Melakukan evaluasi summatif.
Penelitian dilakukan di SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2018/2019.
Berdasarkan penelitian ini, modul yang dikembangkan memiliki karakteristik: 1)
memuat gambar dan warna yang menarik bagi siswa, 2) berisi contoh-contoh soal
yang dapat digunakan sebagai sarana latihan, 3) berisi penjelasan konsep-konsep
utama yang perlu dipahami untuk menggunakan sempoa, misalnya teman kecil
dan teman besar, serta kaidah penggunaan jari dalam proses pengoperasian
sempoa. Kualitas modul yang dihasilkan termasuk dalam kategori baik (skor 3.1).
Hal ini berdasarkan hasil validasi dari 2 ahli dan 2 guru kelas I SD. Dengan
demikian, disimpulkan bahwa modul sempoa materi pengurangan untuk siswa
kelas I SD sudah layak digunakan dan dapat melalui tahap uji coba lebih luas.
Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, modul sempoa, matematika,
pengurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF SEMPOA MODULE SUBTRACTION MATERIAL
FOR STUDENT IN GRADE I ELEMENTARY SCHOOL
Wulan Kartika Sari
Sanata Dharma University
2019
This research is motivated by the need for modules as guidelines for
students in using sempoa as media learning of mathematics. In reality, student
and teacher has not been able to use sempoa because they have not been
understanding how to use it. The purpose of this research is to produce sempoa
module subtraction material for a student in grade I elementary school and to
know the quality of that module. This research used method research and
development (R&D). The procedure of development which conducted are (1)
Identify instructional goal, (2) Conduct instructional analysis (3) Analyze learners
and contexts, (4) Write performance objectives, (5) Develop assessment
instruments, (6) Develop instructional strategy (7) Develop and select
instructional material, (8) Design and conduct formative instruction, (9) Revise
instruction, dan (10) Design and conduct summative evaluation.
The research conducted at SD Negeri Dayuharjo on 2018/2019. Base on
this research, the developed of module have a characteristic: 1) there are picture
and color that interesting for student, 2)contains sample of question that can be to
use for practice, 3) contains an explanation of the main concept that should be
understood to used sempoa, for example, is small friends and big friends, and that
principle of using finger on process of sempoa operational. Quality the model of
produce on the category good (score 3.1). this is base on validation result from 2
expert and 2 teachers on grade I elementary school. Therefore, conclude that
sempoa module subtraction material for a student in grade I elementary school
already feasible to use and through a wider trial stage.
Keyword: research and development, sempoa module, mathematics, subtraction.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunia-
Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENGURANGAN
UNTUK SISWA KELAS I SD” dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah terlibat
memberikan bantuan, dukungan, serta doa kepada peneliti. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Haryono, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
2. Christiyanti Aprinastusi, S.Si., M. Pd. Selaku Ketua Prodi Program Studi
PGSD
3. Kintan Limiansih S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Prodi Prodi PGDS dan dosen
pembimbing II yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga, pikiran, saran ,
kritis serta kesabaran untuk membimbing peneliti selama menyusun skripsi
ini.
4. Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia memberikan waktu, tenaga, pikiran, saran , kritis serta kesabaran
untuk membimbing peneliti selama menyusun skripsi ini.
5. Bu Azil dan Bu Dar selaku guru kelas IA dan IB SD Negeri Dayuharjo yang
telah memeberikan waktu dan membantu peneliti dalam melaksanakan
kegiatan penelitian dalam penyususnan skripsi ini.
6. Jnice, Nisa, Aurel, Eagle, Risa, dan Almira siswa kelas I SD Negeri
Dayuharjo yang bersedia menyempatkan waktu untuk mengikuti kegiatan
penelitian yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Seluruh staf dan karyawan PGSD yang telah memeberikan dukungan dan
bantuan.
8. Kedua orang tua, Suwarto dan Sri Koyimah yang selalu mendukung,
mendoakan, memotivasi dan memberikan kasih sayang.
9. Kakak, Agus Budiyanto, S.Pd yang senantiasa membantu mendukung,
membantu dan mendoakan.
10. Seluruh sahabat (Kanca Turu, Buzz, Hompimpah, Kost Eksklusif Endra,
Kost Surya) yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu yang selalu
memotivasi, mendukung, dan menemani.
11. Kepada keluarga besar Cipto Dihardjo dan Ahmad Sidik selalu membantu
dan mendukung peneliti.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... iv
HALAMAN MOTTO.................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI .................................... vii
ABSTRAK..................................................................................................... viii
ABSTRACT..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................. 7
1.5 Definisi Operasional........................................................................... 7
1.6 Spesifik Modul Sempoa yang Diharapkan.......................................... 8
BAB II. LANDASAN TEORI....................................................................... 11
2.1 Kajian Pustaka..................................................................................... 11
2.1.1 Hakikat Matematika............................................................ 11
2.1.2 Tujuan Pembelajaran Matematika....................................... 13
2.1.3 Prinsip Praktis Matematika................................................. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4 Fungsi Matematika.............................................................. 15
2.1.5 Pengertian Pengurangan...................................................... 16
2.1.6 Mata Pelajaran Matematka di Kelas I SD.......................... 17
2.1.7 Sempoa................................................................................ 19
2.1.8 Modul Sempoa.................................................................... 29
2.1.9 Pengembangan Materi......................................................... 30
2.1.10 Karakteristik Siswa Kelas SD............................................. 31
2.1.11 Karakteristik Pembelajaran di Kelas I SD........................... 32
2.2 Penelitian yang Relevan...................................................................... 34
2.3 Kerangka Berpikir............................................................................... 39
2.4 Pertanyaan Penelitian.......................................................................... 40
BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 42
3.1 Jenis Penelitian.................................................................................... 42
3.2 Setting Penelitian................................................................................ 43
3.3 Prosedur Penelitian............................................................................. 45
3.4 Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 51
3.5 Instrumen Penelitian............................................................................ 53
3.6 Teknik Analisis Data........................................................................... 57
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 60
4.1 Hasil Penelitian dan Pengembangan................................................... 60
4.1.1 Proses Pengembangan Modul Sempoa Materi Pengurangan
untuk Siswa Kelas I SD.......................................................... 60
4.3 Pembahasan ........................................................................................ 89
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 98
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 98
5.2 Keterbatasan Pengembangan.............................................................. 99
5.3 Saran.................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 101
LAMPIRAN................................................................................................... 107
Curruculum Vitae.......................................................................................... 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Contoh 2........................................................................ 18
Tabel 2.2 Contoh 6........................................................................ 19
Tabel 3.1 Subjek penelitian........................................................... 44
Tabel 3.2 Kisi-kisi angket penelitian modul oleh para ahli.......... 54
Tabel 3.3 Kisi-kisi angket penilaian produk oleh siswa................ 55
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen wawancara kepada guru kelas I
SD Negeri Dayuharjo.................................................... 56
Tabel 3.5 Konversi data kualitatif ke kuantitatif........................... 59
Tabel 4.1 Hasil wawancara dan observasi..................................... 62
Tabel 4.2 Kompetensi Inti (KI) .................................................... 72
Tabel 4.3 Kompetensi Dasar (KD)................................................ 72
Tabel 4.4 Hasil penilaian modul oleh ahli dan guru...................... 78
Tabel 4.5 Hasil penilaian modul oleh siswa.................................. 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Cover modul………………………………………… 8
Gambar 1.2 Contoh gambar, warna dan animasi yang digunakan
dalam modul………………………………………… 9
Gambar 1.3 Contoh jenis tulisan yang digunakan dalam
modul……………………………………………….. 10
Gambar 1.4 Cover belakang (halaman 30)………………………. 10
Gambar 2.1 Sempoa Cina............................................................... 21
Gambar 2.2 Sempoa Jepang............................................................ 22
Gambar 4.1 Sejarah sempoa............................................................ 74
Gambar 4.2 Bagian-bagian sempoa................................................ 74
Gambar 4.3 Cara menggunakan sempoa........................................ 75
Gambar 4.4 Teman kecil dan teman besar...................................... 75
Gambar 4.5 Contoh operasi hitung................................................. 76
Gambar 4.6 Contoh latihan soal...................................................... 76
Gambar 4.7 Revisi bagian-bagian sempoa...................................... 80
Gambar 4.8 Revisi 1 bagian-bagian sempoa................................... 80
Gambar 4.9 Revisi 2 bagian-bagian sempoa................................... 81
Gambar 4.10 Revisi 3 bagian-bagian sempoa................................... 81
Gambar 4.11 Revisi cara menggunakan sempoa.............................. 82
Gambar 4.12 Revisi 1 cara menggunakan sempoa........................... 82
Gambar 4.13 Revisi 2 cara menggunakan sempoa........................... 82
Gambar 4.14 Revisi 3 cara menggunakan sempoa........................... 82
Gambar 4.15 Revisi teman kecil dan teman besar............................ 83
Gambar 4.16 Revisi 1 teman kecil dan teman besar......................... 83
Gambar 4.17 Revisi 2 teman kecil dan teman besar......................... 83
Gambar 4.18 Revisi 3 teman kecil dan teman besar......................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Literatur map dari penelitian sebelumnya..................... 38
Bagan 3.1 Model pengembangan Dick and Carey......................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen angket penilaian modul materi
pengurangan………………………………………………. 108
Lampiran 2 Hasil validasi produk oleh guru kelas Ia…………………. 110
Lampiran 3 Hasil validasi produk oleh guru kelas Ib…………………. 112
Lampiran 4 Hasil validasi produk oleh dosen ahli matematika……….. 114
Lampiran 5 Hasil validasi produk oleh ahli sempoa…………………... 116
Lampiran 6 Intrumen oenilaian modul oleh siswa…………………….. 118
Lampiran 7 Hasil penilaian modul oleh siswa 1………………………. 120
Lampiran 8 Hasil penilaian modul oleh siswa 2………………………. 123
Lampiran 9 Hasil penilaian modul oleh siswa 3………………………. 125
Lampiran 10 Hasil penilaian modul oleh siswa 4………………………. 127
Lampiran 11 Hasil penilaian modul oleh siswa 5………………………. 129
Lampiran 12 Hasil penilaian modul oleh siswa 6………………………. 131
Lampiran 13 Intrumen wawancara……………………………………… 133
Lampiran 14 Surat izin validasi modul di SD………………………….. 135
Lampiran 15 Surat izin validasi modul kepada dosen ahli……………... 136
Lampiran 16 Surat izin validasi modul kepada ahli sempoa……………. 137
Lampiran 17 Surat izin melaksanakan penelitian………………………. 138
Lampiran 18 Surat telah melakukan penelitian…………………………. 139
Lampiran 19 Foto kegiatan……………………………………………... 140
Lampiran 20 Modul sempoa (dicetak terpisah)………………………… 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada BAB I ini diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk yang
diharapkan.
1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut Offirstson (2014) matematika adalah suatu alat untuk
mengembangkan cara berpikir, karena itu matematika sangat diperlukan baik
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
menunjang kemajuan pengetahuan dan teknologi. Menurut Glenn Doman (dalam
Harjanto, 2011) matematika merupakan salah satu yang paling bermanfaat untuk
ditanamkan di dalam otak karena akan meningkatkan fungsi dari otak itu sendiri
Berdasarkan pendapat dari Offirson dan Glenn Doman tersebut, matematika
merupakan alat yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari serta matematika diperlukan dalam meningkatkan fungsi
otak. Hal ini didukung oleh Permen No. 22 Tahun 2006 (dalam Giarti, 2014)
yang menyatakan “Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama”.
Mata pelajaran matematika mulai diajarkan kepada siswa sejak kelas I SD,
dengan materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sebagai salah satu
materinya. Namun, adanya matematika sejak kelas I SD belum menjadikan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memiliki prestasi yang maksimal dalam mata pelajaran matematika. Fakta
menunjukan bahwa prestasi yang dimiliki siswa dalam mata pelajaran matematika
baik secara nasional maupun internasional belum maksimal. Salah satu indikator
keberhasilan siswa secara nasional dapat dilihat dari hasil UN (Ujian Nasional) di
setiap tahunnya , sedangkan keberhasilan siswa dalam internasional dapat dilihat
dari hasil TIMSS (Trends in Mathematic and Science Study) yang diadakan setiap
4 tahun sekali pada siswa kelas IV dan VIII di bidang matematika dan IPA.
Berdasarkan pendapat dari Nizam (2015), pencapaian hasil UN 2015 selaras
dengan hasil yang diperoleh dari TMSS 2015. Hasil yang diperoleh dari TIMSS
2015 nilai matematika kelas IV SD berada pada urutan 45 dari 50 negara. James
(dalam Pratiwi, 2017) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika
mengenal bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak. Berdasarkan pernyataan
tersebut, hasil UN pada kelas VI SD dan TIMSS tahun 2015 pada kelas IV SD
yang tidak maksimal dapat dipengaruhi oleh pemahaman matematika yang belum
maksimal pula pada kelas-kelas sebelumnya karena matematika saling
berhubungan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemahaman matematika
sehingga nilai UN dan TIMSS dapat meningkat diperlukan pemahaman
matematika yang maksimal mulai dari tingkat dasar (kelas I SD) dengan materi
operasi hitung pengurangan sebagai salah satu materinya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai Indonesia pada
TIMSS 2015 adalah sikap siswa serta sarana dan prasarana. Data yang diperoleh
adalah 66% siswa merasa enjoy dengan mata pelajaran matematika, namun hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
23% siswa yang menjawab ketika ditanya mengenai kepercayaan diri kemampuan
matematika yang dimilikinya. Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang
dimiliki sekolah secara nasional mencapai 49,78% atau 1 dari 4 sekolah yang
memiliki fasilitas, sedangkan secara internasional sebesar 77,98% atau 2 dari 4
sekolah yang memiliki fasilitas. Nilai TIMSS berikutnya dapat ditingkatkan
apabila beberapa faktor tersebut dapat teratasi, seperti tingkat kepercaan diri
ditingkatkan dengan melakukan latihan-latihan di sekolah, serta sarana
pembelajaran matematika dapat dilengkapi seperti media pembelajaran.
Fakta lain menunjukan rendahnya nilai matematika juga terjadi di SD
Negeri Dayuharjo, khususnya pada siswa kelas I SD. Siswa kelas I SD yang
harusnya sudah mampu melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah sampai dengan 99, sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.4
pada mata pelajaran matematika. Namun, kenyataanya siswa justru masih
kesulitan dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan nilai belasan.
Pada tanggal 4 Oktober 2018 peneliti melakukan wawancara, hasil dari
kegiatan wawancara tersebut di antaranya guru memaparkan bahwa beberapa
siswa bahkan belum lancar behitung, guru mengatakan bahwa diperlukan media
selain batu kecil untuk media pembelajaran karena siswa nampak cepat bosan bila
menggunakan media batu kecil saja. Media pembelajaran matematika yang dapat
digunakan salah satunya adalah sempoa, namun guru memiliki kendala mengenai
cara penggunaan sempoa sebagai media pembelajaran matematika. Selain
kegiatan wawancara, peneliti juga melakukan kegiatan observasi. Hasil dari
kegiatan observasi yang dilakukan pada tanggal 22-23 Oktober 2019 adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kegiatan pembelajarn matematika yang berlangsung di dalam kelas terbatas pada
penggunaan batu kecil sebagai media pembelajaran matematika. Meskipun sudah
menggunakan media batu kecil tetapi siswa masih belum paham. Ketidakpahaman
tersebut nampak ketika siswa selalu bertanya setiap kali guru menyampaikan
materi. Namun setelah dijelaskan kembali, beberapa siswa masih mengerjakan
latihan dengan waktu yang lebih lama dibanding siswa lainnya dengan jawaban
yang tidak sesuai. Siswa juga nampak kesulitan dengan konsep operasi hitung
pengurangan bilangan dua angka, hal ini nampak dari siswa yang selalu melewati
soal dengan bilangan dua angka. Hasil dari kegiatan observasi juga menunjukan
beberapa siswa keluar masuk kelas ketika pembelajaran matematika berlangsung,
akibatnya siswa tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan maksimal. Ketika
peneliti menanyakan hal tersebut kepada siswa, siswa mengatakan merasa bosan
dengan pembelajaran matematika yang berlangsung. Kegiatan pembelajaran
matematika dilakukan oleh guru dengan menggunakan media batu kecil yang
berjumlah 20 biji.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, proses pembelajaran
yang terjadi di sekolah belum cukup untuk meningkatkan pemahaman matematika
siswa sehingga pemahaman matematika siswa belum maksimal. Salah satu yang
diperlukan untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah media yang lebih
bervarias, khususnya untuk operasi hitung pengurangan. Media pembelajaran
matematika operasi hitung pengurangan yang dapat digunakan adalah sempoa.
Sempoa memiliki beberapa manfaat, seperti menyeimbangkan otak kanan
dan otak kiri, melatih daya imajinasi dan kreatif, dasar untuk memahami bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
lain, melatih koordinasi otak dan tangan, serta meningkatkan konsentrasi belajar
(nn, 2016). Siswa yang menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran
matematika memiliki kemampuan dalam operasi hitung penguranagn lebih baik
dibandingkan siswa yang tidak menggunakan sempoa sebagai media
pembelajaran (Syifa & Simatupang, 2016). Penelitian yang dilakukan Syifa &
Simatupang (2016) menggunakan sempoa sebagai kegiatan ekstrakulikuler.
Penggunaan media sempoa juga memiliki kelebihan dibandingkan dengan media
lain, seperti 1) Sempoa mudah ditemukan di pasaran, apabila diperlukan sempoa
sebagai media pembelajaran tidak perlu pemesanan terlebih dahulu sehingga
efektif waktu, 2) Harga Ekonomis, sempoa merupakan media yang cukup
ekonomis dibandingkan dengan media lain dengan banyak manfaat yang
diberikan, 3) Mudah dibawa kemana-mana, sempoa yang berukuran kecil dan
ringan dapat dimasukan ke dalam tas siswa dan dapat digunakan ketika
pembelajaran matematika. Sempoa juga memiliki kerakteristik lain seperti
diperlukan kedisiplinan dalam penggunaan sempoa, penggunaan sempoa juga
hanya bias digunakan di di atas meja dengan posisi duduk yang benar dan kedua
tanggan diatas meja.
Sempoa adalah alat yang dapat digunakan untuk melakukan operasi hitung
aritmatika seperti, penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan akar
kuadrat (Gunawan dan Santoso, 2014). Berdasarkan hasil wawancara yang telah
dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2018, diketahui bahwa salah satu media
pembelajaran matematika yang dapat digunakan adalah sempoa, dalam
penggunaan sempoa tersebut diperlukan modul pendukung untuk memahami cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
penggunaan sempoa sebagai media pembelajaran. Penggunaan modul
berpengaruh terhadap pemahaman yang diperoleh siswa Aulia (2014). Penelitian
yang dilakukan oleh Aulia (2014) memaparkan hasil posttest siswa yang
menggunakan modul dengan siswa yang tidak menggunakan modul memiliki
perbedaan sebesar 12,4%. Penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan modul dapam pemahaman siswa.
Melalui latar belakang yang telah dipaparkan di atas serta penelitian yang
relevan, peneliti terdorong untuk mengembangkan modul sempoa guna
mendukung pemahaman matematika dengan menggunakan sempoa dalam bentuk
modul. Modul tersebut dibuat sebagai modul sempoa untuk kelas I SD dengan
materi pengurangan, sehingga peneliti melakukan penelitian dan pengembangan
berjudul “PENGEMBANGAN MODUL SEMPOA MATERI PENGURANGAN
UNTUK SISWA KELAS I SD”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan modul sempoa materi pengurangan
untuk siswa kelas I SD?
1.2.2 Bagaimana kualitas prosedur pengembangan modul sempoa materi
pengurangan untuk siswa kelas I SD?
1.3 Tujuan Penelitian:
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan pengembangan ini adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.3.1 Untuk mengetahui prosedur pengembangan modul sempoa materi
pengurangan untuk siswa kelas I SD.
1.3.2 Untuk mengetahui kualitas prosedur pengembangan modul sempoa materi
penguranagan untuk siswa kelas I SD.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian dan pengembangan ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1.4.1 Bagi siswa, penelitian ini dapat membantu meningkatkan pemahaman
penggunaan sempoa sebagai media pembelajaran matematika yang dapat
digunakan secara mandiri.
1.4.2 Bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam operasi hitung pengurangan,
penelitian ini dapat membantu siswa lebih paham dalam melakukan
operasi hitung pengurangan.
1.4.3 Bagi guru, penelitian ini dapat menambah wawasan baru mengenai
pengembangan modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD
1.4.4 Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengalaman yang mampu
diterapkan ketika menjadi guru.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Sempoa adalah alat yang dapat digunakan untuk melakukan operasi hitung,
terbuat dari kayu atau plastik yang berisi manik-manik.
1.5.2 Modul sempoa adalah pedoman penggunaan sempoa yang disusun secara
sistematis dan menarik, serta dapat digunakan oleh siswa secara mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.5.3 Pengurangan adalah salah satu operasi hitung aritmatika dasar, yang
merupakan kegiatan mengambil, seisih atau perbedaan dari dua bilangan
atau lebih.
1.5.4 Siswa kelas I SD adalah siswa yang berumur 7 tahun, yang berada pada
tahap operasional kongkret.
1.6 Spesifikasi Modul Sempoa yang Diharapkan
1.6.1 Modul sempoa dibuat dengan kertas berbahan HVS berwarna dengan berat
180 gr pada bagian dalam atau inti modul. Kertas ini dipilih dengan
pertimbangan ketebalan dan tekstur yang sesuai untuk siswa kelas I SD
agar dapat digunakan untuk latihan secara langsung.
1.6.2 Pada bagian cover, modul sempoa cetakan lebih tebal yaitu meggunakan
kertas ivory dengan warna-warna pastel. Bagian cover ini dibuat lebih
tebal guna melindungi bagian isi modul dari air, serta meminimalisir
rusaknya bagian dalam atau isi modul.
Gambar 1.1 Cover Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.6.3 Modul disatukan dengan cara disusun landscape dengan ring pada bagian
atas, tujuannya ialah memudahkan siswa dalam mengerjakan latihan-
latihan yang terdapat dalam modul menggunakan sempoa.
1.6.4 Modul sempoa dikemas dengan beberapa warna dan gambar animasi,
tujuannya untuk menarik perhatian siswa untuk membaca modul terlebih
dahulu. Warna yang dipilih adalah warna-warna pastel atau warna-warna
yang soft, tujuannya agar siswa tertarik namun tetap fokus terhadap materi
yang dikemas dalam modul sempoa, tidak tergangu dengan warna yang
ada.
1.6.5 Modul sempoa disusun dengan 3 warna pokok yaitu warna kuning, hijau
dan ungu. Warna hijau merupakan kata pengantar, daftar isi, serta materi
mengenai cara penggunaan sempoa, warna kuning merupakan pembuka
yang berisi latihan-latihan soal yang terdiri dari 11 latihan soal, , dan
warna ungu merupakan penutup modul yang berisi daftar pustakan dan
biodata penulis.
Gambar 1.2 Contoh Gambar, Warna dan Animasi yang Digunakan dalam
Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1.6.6 Adapun jenis tulisan yang digunakan dalam modul adalah Comic dengan
ukuran 14 dengan spasi 2.0.
Gambar 1.3 Contoh Jenis Tulisan yang Digunakan dalam Modul
1.6.7 Modul dibuat dengan jumlah 29 halaman untuk mengantisipasi siswa
jenuh dalam membaca, dilengkapi dengan gambar disetiap halamannya.
Gambar 1.4 Cover Belakang (Halaman ke 30)
1.6.8 Modul sempoa dibuat dengan ukuran A4 dan posisi landscape.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini memuat empat hal yang akan dibahas. Empat hal tersebut adalah
(1) Kajian pustaka, (2) Penelitian yang relevan, (3) Kerangka berpikir, dan (4)
Pertanyaan penelitian. Dalam kajian pustaka peneliti membahas beberapa topik
bahasan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Hakikat Matematika
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir, karena
itu matematika sangat diperlukan baik untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari maupun untuk menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Effirstson, 2014). Matematika merupakan salah satu pengetahuan yang
paling bermanfaat dalam kehidupan manusia, hampir setiap bagian dari kehidupan
manusia berkaitan dengan matematika. Namun demikian, siswa-siswa
membutuhkan pengalaman yang tepat untuk memahami bahwa matematika adalah
aktivitas manusia sehari-hari yang penting untuk kehidupan saat ini dan masa
depan (Fatimah, 2009)
Pendapat lain dari Suherman (dalam Awalrukmana, 2018) mengatakan
bahwa matematika merupakan disiplin ilmu tentang cara berpikir dan mengelola
logika, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Matematika diajarkan sebagai
salah satu bidang studi di sekolah, baik dipendidikan dasar maupun menengah,
dipilih guna menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kepribadian siswa dan perkembangan IPTEK (Sriyanto, 2017). Selaras dengan hal
tersebut matematika adalah salah satu pelajaran yang dipelajari siswa mulai dari
jenjang SD, SMP, SMA sampai dengan Universitas. Supatmono (2009)
mengatakan bahwa matematika memegang peranan penting karena dengan belajar
matematika secara benar, daya nalar siswa dapat terolah. Lain lagi dengan
pendapat James (dalam Pratiwi, 2017), matematika adalah ilmu tentang logika
mengenal bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu
sama lain dengan jumlah yang banyak, yang terbagi menjadi tiga bidang yaitu:
aljabar, analisis dan geometri. Reys dkk (dalam Pratiwi, 2017) mengatakan bahwa
matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi
organisasi, analisis dan sintetis, seni, bahasa, dan alat-alat yang digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.
Dari pendapat ahli di atas, matematika adalah ilmu pengetahuan yang
didapat malalui proses manalar dan digunakan sebagai alat untuk
mengembangakan cara berpikir (pemecahan masalah), yang memiliki bidang-
bidang tertentu yaitu aljabar, analisis dan geometri. Matematika adalah bidang
studi yang ada di semua jenjang pendidikan, termasuk juga jenjang pedidikan
dasar (SD). Hal tersebut guna menumbuhkembangkan kemampuan dan
membentuk kepribadian siswa yang akan digunakan dalam kehidupan saat ini dan
hari nanti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.1.2 Tujuan Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) memiliki tujuan
pembelajaran, Ibrahim dan Suparni (dalam Awalrukmana, 2017) mengatakan
secara khusus tujuan pembelajaran matematika, yaitu:
2.1.2.1 Memahami konsep matematika, menjelaskan ketertarikan antar konsep,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.
2.1.2.2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau memahami
gagasan dan pernyataan matematika.
2.1.2.3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
2.1.2.4 Memiliki sikap menghargai penggunan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
Adapun tujuan pembalajaran matematika yang termuat dalam kompetensi
umum matematika, Ibrahim dan Suparni (dalam Awalrukmana, 2017)
mengatakan:
2.1.2.1 Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian beserta operasi hitung campurannya, termasuk yang melibatkan
pecahan.
2.1.2.2 Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang
sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.1.2.3 Menentukan sifat simetri, kesebangunan, antar satuan, dan penaksiran
pengukuran.
2.1.2.4 Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan
gagasan secara matematika.
Pendapat lain dari Supriadi (dalam Pratiwi, 2017) mengatakan bahwa
tujuan pembelajaran matematika adalah:
2.1.2.1 Siswa dapat belajar cara berpikir logis.
2.1.2.2 Siswa dapat belajar menganalisis suatu masalah dengan benar.
2.1.2.3 Siswa berlatih kreatif.
2.1.2.4 Bermanfaat untuk kehiduan sehari-hari. Dengan demikian, matematika
bukan lagi suatu hal yang abstrak, tetapi ril dan bisa diaplikasikan dalam
kehidupan nyata.
Berdasarkan beberapa ahli di atas, tujuan pembelajaran matematika
adalah:
1. Memahami konsep matematika yang merupakan operasi hitung, sifat, serta
unsur dalam bangun datar maupun bangun ruang.
2. Memiliki kemampuan pemecahan masalah, melakukan penalaran, serta
mengkomunkasikan gagasan secara matematika
3. Bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
2.1.3 Prinsip Praktis Matematika
Reys dkk (dalam Pratiwi, 2017), mengemukakan prinsip-prinsip
pendekatan belajar kognitif dalam pembelajaran matematika yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
diaplikasikan secara umum pada siswa berkesulitan belajar matematika. Prinsip-
prinsip praktis yang diajukan tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan satu dengan
lainnya, di antaranya:
2.1.7.1 Belajar matematika harus berarti (meaningful).
2.1.7.2 Belajar matematika adalah proses perkembangan.
2.1.7.3 Matematika adalah pengetahuan yang sangat terstruktur.
2.1.7.4 Siswa aktif terlibat dalam belajar matematika .
2.1.7.5 Siswa harus mengetahui apa yang harus dipelajari dalam matematika .
2.1.7.6 Komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan belajar.
2.1.7.7 Menggunakan berbagai bentuk atau model matematika .
2.1.7.8 Vareasi matematika membantu siswa belajar matematika .
2.1.7.9 Metakognisi mempengaruhi siswa belajar.
2.1.7.10 Pemberian bantuan pada kemampuan yang terbentuk.
2.1.4 Fungsi Matematika
Skemp (dalam Pratiwi, 2017) mengemukakan beberapa fungsi matematika,
terlebih pada simbol yang digunakan dalam matematika, yaitu 1) berkomunikasi,
2) merekam pengetahuan, 3) membuat klarifikasi ganda secara langsung, 4) fungsi
menjelaskan, 5) fungsi membuat kegiatan reflektif, 6) menunjukan struktur, 7)
fungsi manipulasi proses, 8) matematika secara otomatis, 9) fungsi megulang
informasi dan pengertian, 10) fungsi seni. Sedangkan, Cornelius (dalam
Abdurrahman, 2003) mengemukanan bahwa matematika memiliki fungsi sebagai,
(a) Sarana berpikir yang jelas dan logis, (b) Sarana memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kehidupan sehari-hari, (c) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi
pengalaman, (d) Sarana untuk mengembangkan kreatifitas, (e) Sarana untuk
meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Cockroft (dalam
Abdurrahman, 2003), mengatakan matematika memliki fungsi (a) selalu
digunakan dalam segi kehidupan, (b) semua bidang studi memerlukan matematika
yang sesuai, (c) sarana komunikasi yang kuat dan jelas, (d) dapat digunakan untuk
menyajikan informasi, (e) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan
kesadaran, serta usaha memecahkan masalah.
Berdasarkan beberapa ahli di atas, matematika memiliki fungsi di
antaranya memberi bekal siswa untuk berpikir kristis, analitis serta logis, serta
meningkatkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
2.1.5 Pengertian Pengurangan
Supriadi (dalam Pratiwi, 2013), mengatakan pengurangan adalah salah
satu konsep aritmatika yang harus dipelajari oleh siswa setelah penjumlahan.
Pengurangan adalah satu dari empat operasi dasar aritmatika, yang pada
prinsipnya merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan. Operasi pengurangan
dinyatakan dengan tanda minus atau negatif (-). Operasi penjumlahan dan
pengurangan adalah operasi bilangan paling utama yang perlu dipahami dan
dikuasai siswa. Pengurangan dapat artikan dengan mengambil, selisih atau
perbedaan, mencari bilangan yang belum diketahui, jarak atau perpindahan
(Ismayani,2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.1.6 Mata Pelajaran Matematika di Kelas I SD
Materi matematika pada Kelas I SD beberapa di antaranya adalah Bab 1.
Membandingkan bilangan, Bab 2. Mengurutkan bilangan, Bab 3. Penjumlahan
dan pengurangan, Bab 4. Pengukuran waktu, Bab 5. Pengukuran panjang dan
berat. Dilanjutkan dengan latihan untuk semester ganjil. Pada semester genap,
terdiri dari 4 Bab disertai sub-bab-nya. Pada Bab ke 7, terdapat materi operasi
hitung kembali, lebih tepatnya adalah penjumlahan dan pengurangan (Astuti &
Sunardi: 2009). Berikut ini adalah materi yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan pada kelas I SD (Astuti & Sunardi: 2009)
Penjumlahan sampai dengan 10
1) Penjumlahan dua bilangan satu angka
Contoh
2 + 1 = 3
5 + 1 = 4
2) Penjumlahan dengan cara bersusun
Contoh :
4
1
5
+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3) Pasangan bilangan yang diketahui jumlahnya
Contoh:
1 + 6 = 7
2 + 5 = 7
4)
4) Sifat pertukaran dalam penjumlahan, yang terdiri dari asosiatif, komutatif,
dan distrbutif.
Pengurangan
5) Pengurangan bilangan paling besar 10
Contoh:
8 – 2 = 6
6 – 3 = 4
Apabila dipasangkan dalam tabel maka akan
nampa sebagai berikut:
7
1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1
Tabel 2.1 Contoh 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
6) Pengurangan bilangan satu angka dengan cara bersusun
9
3
6
7) Pasangan bilangan yang selisihnya ditentukan
Contoh:
6 - 1 = 5
7 - 2 = 5
8) Pengurangan sampai dengan bilangan 99
2.1.7 Sempoa
2.1.7.1 Hakikat dan Sejarah Sempoa
Dalam bahasa Inggris, sempoa dikenal dengan nama abacus. Penggunaan
kata abacus sudah dimulai sejak tahun 1387, meminjam kata dalam bahasa Latin
abakos yang berasal dari kata abax, dalam bahasa Yunani berarti “tabel
perhitungan”. Dalam bahasa Yunani, kata abax juga berarti tabel untuk
menggambar bentuk-bentuk geometri di atas debu atau pasir. Sempoa adalah
suatu alat kuno untuk berhitung yang dibuat dari rangka kayu atau plastik
(modern) secara sederhana dengan sederet poros berisi manik-manik yang bisa
digerak-gerakkan (Goenawan dan Santoso, 2014). Sempoa digunakan untuk
melakukan operasi hitung aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian,
5 -
6
7
1
2
-
Tabel 2.2 Contoh 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pembagian dan akar kuadrat. Sempoa telah digunakan berabad-abad sebelum
dikenalnya sistem bilangan Hindu Arab, bahkan sampai sekarang masih
digunakan pedagang di berbagai belahan dunia seperti di Tiongkok. Pada
dasarnya, asal-usul sempoa sulit dilacak karena alat hitung yang mirip dengan
sempoa sendiri telah banyak dikenal di berbagai kebudayaan di dunia. Konon
sempoa sudah ada di Babilonia dan Tiongkok sekitar tahun 2400 SM dan 300 SM.
Orang zaman kuno menghitung dengan membuat garis-garis dan meletakkan
batu-batu di atas pasir yang merupakan bentuk awal dari berbagai macam variasi
sempoa.
Oleh bangsa Cina, sempoa dikenal dengan sebutan suanpan atau
“nampan untuk menghitung”. Biasanya alat ini memiliki tinggi 20 cm atau ±8
inchi dan lebar yang bermacam-macam. Berkembangnya sempoa di Cina ini,
menimbulkan model sempoa yang dikenal dengan Sempoa Cina. Sempoa Cina
memiliki jumlah manik sebanyak 2-4 (2 manik pada baris atas dan 4 manik pada
baris bawah). Selain itu juga terdapat model Sempoa Jepang (soroban), sempoa
jepang ini adalah pengembangan dari sempoa Cina. Sempoa jepang memiliki
jumlah manik yang lebih sedikit dibanding Sempoa Cina yaitu 1-4 ( 1 manik di
baris atas dan 4 manik di baris bawah). Cara menghitung nilai manik tersebut
dengan memindahkan manik ke atas atau ke bawah, ke arah tiang pemisah yang
terdapat di tengah (Nuryanto, 2012). Sempoa bukan hanya digunakan sebagai alat
hitung di negara Cina dan jepang, namun berbagai negara lainnya juga
menggunakannya, seperti Mesir, Persia, Yunani, Romawi, India, Rusia hingga
Amerika menggunakan alat sejenis sempoa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dengan demikian, sempoa merupakan alat kuno yang telah digunakan
sebagai alat hitung sejak jaman dahulu untuk melakukan operasi hitung aljabar
sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan akar
kuadrat. Sempoa sendiri memiliki 2 macam model, di antaranya:1) Sempoa
dengan model Cina, 2) Sempoa dengan model Jepang, yang membedakan
keduanya ialah jumlah manik atas. Sempoa model Cina memiliki 2 manik atas
pada setiap tiangnya, sedangkan sempoa model Jepang hanya memiliki 1 manik
atas pada setiap tiangnya, Cara menghitung nilai manik yaitu dengan
memindahkan manik ke atas atau ke bawah, ke arah tiang pemisah yang terdapat
di tengah
2.1.7.2 Bentuk dan bagian-bagian Sempoa
Ismarti (2016) menggambarkan sempoa Cina sebagai berikut:
2.2.
2.3.
2.4.
Gambar 2.1 Sempoa Cina
1 3 4
1 2
4 1 3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Keterangan :
1 : Manik, manik-manik mewakili bilangan, dimana setiap batang berisi 5
buah manik. Bagian atas terdapat 2 manik yang bernilai masing-masing
5 dan bagian bawah terdapat 5 manik yang bernilai 1 setiap maniknya
2 : Tiang Pembatas, yang membagi setiap batang menjadi dua bagian, atas
dan bawah dimana tempat manik-manik tersebut dibaca berupa angka.
3 : Tiang peluncur, tempat bergesernya manik-manik.
4 : Bingkai sempoa, pada sisi luar yang memegang batang peluncur.
Ismarti (2016) juga menggambarkan sempoa Jepang yang merupakan
salah satu pengembangan dari sempoa Cina, sempoa Jepang memiliki ciri jumlah
manik sempoa yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan sempoa Cina. Berikut
adalah gambaran dari sempoa Jepang yang merupakan pengembangan dari
sempoa Cina:
Gambar 2.2Sempoa Jepang
1
1
2
3 4
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Keterangan :
1 : Manik-manik, mewakili bilangan dimana setiap batang berisi 5 buah
manik. Bagian atas terdapat satu manik yang bernilai 5 dan bagian
bawah terdapat 4 manik yang bernilai 1
2 : Tiang pembatas, yang membagi setiap batang menjadi dua bagian, atas
dan bawah dimana tempat manik-manik tersebut dibaca berupa angka.
3 : Tiang peluncur, tempat bergesernya manik-manik.
4 : Bingkai sempoa, pada sisi luar yang memegang batang peluncur.
Berdasarkan gambar dan penjelasan di atas, sempoa Cina dan sempoa
Jepang memiliki jumlah manik yang berbeda, serta memiliki karakteristik
tersendiri dalam hal menunjukkan nilai sebuah bilangan. Sempoa Cina memiliki 5
manik bawah yang menunjukkan nilai 1 pada setiap maniknya, sedangkan 2
manik atas menunjukkan nilai bilangan 5 pada setiap maniknya. Hal ini berbeda
dengan sempoa Jepang yang hanya memiliki 4 manik bawah dan 1 manik atas.
Pada manik atas dalam sempoa Jepang memiliki nilai bilangan 5, sedangkan
manik bawah bernilai 1 pada setiap maniknya.
2.1.7.1 Pengguaan/ Cara Menggunakan Sempoa
1. Pengenalan nilai pada sempoa
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sempoa Jepang sebagai alat
bantu hitung operasi hitung aljabar, berikut ini adalah gambaran sempoa Jepang
yang digunakan oleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 2.3 Sempoa Jepang
Berdasarkan gambar di atas sebuah sempoa memiliki 13 batang peluncur,
di mana setiap batang memiliki jumlah manik yang sama banyak. Batang peluncur
ke-7 (titik putih) baik dari kanan maupun dari kiri memiliki nilai satuan
(1,2,3,4,5,6,7,8,9). Batang peluncur ke-7 inilah yang dijadikan patokan, pengguna
sempoa dapat memberi tanda titik putih pada manik ke-7 agar memudahkan
pengguna dalam mengingat. Batang peluncur ke-8 (dari kiri) memiliki nilai per 10
(0.1, 0.2, 0.3, 0.4, ... 0.9), setiap mundur satu batang peluncur berarti dibagi 10
kembali, artinya batang peluncur peluncur ke-10 (dari kanan) memiliki nilai per
1000 (0.001, 0.002, 0.003, ..., 0.009). Sedangkan untuk batang peluncur ke-1
sampai dengan batang peluncur ke-6 memiliki nilai puluhan, batang peluncur ke-5
memiliki nilai ratusan, batang peluncur ke-4 memiliki nilai ribuan, dan seterusnya
hingga batang peluncur pertama yang memiliki nilai jutaan.
2. Menggerakan biji sempoa untuk membaca angka
Nurmalasari (2013) memaparkan hal pertama yang dilakukan ketika
menggunakan sempoa adalah semua manik harus berada pada posisi nol (0) yaitu
dimana semua manik berada pada tepi bingkai atas untuk manik atas dan berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
di tepi bingkai bawah untuk manik bawah. Setiap deret manik tersebut memiliki
nilai yang berbeda. Nurmalasari (2013), cara menggunakan sempoa antara lain:
a. Untuk gerakan manik ke atas, gunakan ibu jari. Contoh: untuk membuat nilai
„4‟ pada sempoa, gunakan ibu jari anda untuk menaikkan empat buah manik di
bawah tiang pembatas kearah atas.
b. Untuk gerakan manik ke bawah, gunakan jari telunjuk. Contoh: untuk
membuat nilai „5‟, gunakan jari telunjuk anda untuk menurunkan manik yang
berada diatas tiang pembatas.
c. Terkadang gerakan pertama dan kedua dilakukan secara bersamaan untuk
membuat nilai yang memang memerlukan manik-manik atas danbawah
sekaligus. Contoh: untuk membuat nilai „8‟, turunkan manik diatas tiang
pembatas dan naikkan tiga buah manik dibawah tiang pembatas secara
serempak. Ketika melakukan gerakan ini, untuk mempermudah pemula
biasanya dibarengi sebutan gabungkan.
d. Terkadang juga proses yang berlawanan digunakan dalam operasi pengurangan.
Contoh: Untuk 9 – 7, buatlah „9‟ di sempoa anda, kemudian hilangkan „7‟
darinya (satu manik di atas tiang pembatas dan dua manik di bawah tiang
pembatas). Gerakan yang mesti dilakukan adalah menaikkan manik atas
dengan jari telunjuk dan turunkan dua manik dibawah tiang pembatas dengan
ibu jari secara serempak. Gerakan ini biasa dibarengi dengan sebutan pisahkan.
e. Setelah selesai berhitung, semua tiang sempoa harus dikosongkan kembali
seperti semula. Untuk itu, posisikan jari telunjuk dan ibujari di tiang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kanan sempoa, mengapit tiang pembatas. Jalankan kedua jari anda sampai ke
ujung kiri.
3. Mengenal teman kecil dan teman besar
Dalam sempoa, juga dikenalkan mengenai teman kecil dan teman besar.
Teman kecil adalah dua angka yang apabila dijumlahkan memiliki nilai 5.
Contohnya, 2 teman kecilnya 3, begitu pula sebaliknya 3 adalah teman kecilnya 2.
Contoh lainnya, 4 adalah teman kecilnya 1 dan 1 adalah teman kecilnya 4.
Sedangkan teman besar adalah dua angka yang bila dijumlahkan memiliki nilai 10.
Contohnya adalah 6 merupkan teman besarnya 4 dan 4 adalah teman besarnya 6.
Contoh lainnya adalah 7 yang merupakan teman besarnya 3 dan 3 merupakan
teman besarnya 7.
2.1.7.4 Manfaat Sempoa
Rohmah (2019), menyebutkan bahwa sempoa memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Operasionalnya lebih mudah karena menggunakan 3 rumus untuk semua
operasional +, -, x, dan :. Sehingga sempoa akan lebih mudah dipahami
dan dipraktekkan siapapun.
2. Membantu mengoptimalkan kecerdasan otak karena di dalam penggunaan
media sempoa juga terdapat teknik “minda” atau membayang (imajinasi).
Kegiatan berhitung menggunakan sempao ini, akan merangsang kerja otak
sebelak kiri dan kanan secara selaras dan seimbang. Selin itu, kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menghitung dengan sempoa ini akan membuat otak menjadi berkembang
dan tidak mudah stres.
3. Lebih cepat karena cara operasionalnya sangat sederhana dan tidak
bertele-tele.
4. Dapat membantu mata pelajaran lainnya, khususnnya bidang studi yang
ada hubungannya dengan operasi hitung, misalnya matematika, fisika,
kimia, dan lainnya.
5. Tidak menyebabkan kerja otak secara berlebihan karena dibantu alat visual
yaitu sempoa.
Sedangkan Pandhah (2010), menyatakan manfaat sempoa di antaranya:
1 Mengoptimalkan fungsi otak karena disaat anak sedang bermain sempoa
anak konsentrasi dalam berhitung secara tidak langsung otak kiri bekerja,
selain itu anak juga menggunakan imajinasi serta logikanya untuk
menghitung hasil operasi matematika lewat pikirannya yang nantinya
ditunjukkan dalam bentuk manik sehingga otak kanan anak juga bekerja.
2 Melatih daya imajinasi dan kreativitas, logika, sistematika berpikir,daya
konsentrasi. Dengan sempoa anak berimajinasi untuk memikirkan hasil
operasi hitung, dengan cara ini anak akan konsentrasi.
3 Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam menyelesaikan
sebuah masalah yang ada. Manik-manik pada sempoa mempermudah dan
mempercepat anak dalam mendapatkan hasil operasi hitung.
4 Menjadi lebih sensitif terhadap aransemen spatial akibat pengaruh dari
membayangkan sempoa dalam otak kita. Jika seorang anak sudah terbiasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dalam membayangkan hitungan matematika lewat pikirannya maka proses
berpikir anak tersebut mudah dalam membayangkan sesuatu yang bersifat
abstrak.
Sedangkan Nurmalasari (2013) juga menjelaskan bahwa media sempoa
memiliki banyak manfaat yang didapat setelah mempelajarinya yaitu :
1. Mengoptimalkan fungsi otak kanan dan kiri;
2. Melatih daya imajinasi dan kreativitas, logika, serta sistematika berfikir;
3. Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam berfikir; serta
4. Menjadi lebih sensitif terhadap aransemen spatial akibat pengaruh dari
membayangkan sempoa dalam otaknya.
Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sempoa
memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Membantu meningkatkan kecerdasan otak, dalam penggunaan otak kanan
dan otak kiri secara seimbang.
2. Melatih daya imajinasi dan keratif.
3. Meningkatkan kecepatan dalam menyelesaikan masalah.
4. Menjadi lebih sensitif terhadap aransemen spatial akibat pengaruh dari
membayangkan sempoa dalam otaknya.
2.1.7.5 Kelebihan Sempoa
Sebagai alat bantu operasi hitung aljabar, sempoa memiliki beberapa
kelebihan (Faizatin, 2012), di antaranya: 1) Dapat menghitung operasi tambah,
kurang, kali, bagi, desimal, sistim metris, persen, dll dengan bilangan multi digit;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2) Dapat menghitung tanpa mencoret-coret dikertas pada hitungan 2, 3 atau 4
digit; 3) Seorang siswa dapat mengingat deret 9 digit hanya pada 3 detik melihat
angka tersebut; 4) Siswa lebih dapat berkonsenterasi, mandiri, serta percaya diri;
5) Dapat menghitung 3x lebih cepat dari pada kalkulator pada hitungan tertentu;
6) Cenderung lebih banyak menggunakan otak kanan. Selain itu, kelebihan lain
dalam penggunaan sempoa (Sobur, 2006), yakni: 1) bersifat konkret dan
penggunaannya praktis, 2) mempunyai variasi dan teknik, 3) dapat disiapkan oleh
guru sendiri, 4) dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, 5) harganya murah dan
mudah mendapatkan serta menggunakannya, 6) mampu memberikan pemahaman
akan konsep suatu penjumlahan dan pengurangan.
Sempoa memiliki banyak kelebihan seperti yang yang telah disebutkan
oleh kedua ahli di atas, diantaranya: 1) Sempoa sebagai media atau alat untuk
melakukan operasi hitung, baik itu penjumlahan, pengurangan, perkalian hingga
pembagian dalam jumlah atau digit yang banyak, 2) Lebih efektif dalam hal
waktu karena sempoa dapat digunakan menghitung dengan cepat dan dengan digit
yang banyak karena, 3) sempoa merupakan benda konkret, dimana siswa pada
kelas bawah (khususnya) dapat memahami materi menggunakan media kongkret,
4) Harga sempoa yang terjangkau sehingga guru dapat menyiapkannya sendiri.
2.1.8 Modul Sempoa
2.1.8.1. Pengertian Modul
Rahardi (2006) menjelaskan modul merupakan paket atau program
belajar mengajar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
terhadap dampak hasil pelaksanaan. Sedangkan, Wiyanto & Mustakim (2012)
menjelaskan modul merupakan lembaran tertulis berisi materi pelajaran yang
disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipakai belajar siswa secara mandiri.
Lain halnya dengan Yaumi (2018), yang menjelaskan modul adalah bahan ajar
yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode,
dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Oleh karena itu modul
merupakan kumpulan kegiatan pembelajaran yang dibuat untuk membantu siswa
belajar memperoleh pengetahuannya
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, modul merupakan paket belajar
mengajar, yang dapat membantu siswa dalam memahami sebuah materi terkait,
yang disusun secara sistematis dan menarik sehingga dapat digunakan oleh siswa
secara mandiri.
2.1.9 Pengembangan Materi
Materi yang akan termuat dalam modul sempoa ini adalah operasi hitung
pengurangan bilangan sampai dengan 99. Materi tersebut disesuaikan dengan
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran matematika untuk kelas I SD yaitu KD
3.4 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang
melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengkaitkan penjumlahan dan pengurangan. Indikator yang telah dikembangkan
yaitu siswa mampu melakukan operasi hitung pengurangan bilangan cacah sampai
dengan 99 dengan benar. Materi pengurangan yang termuat dalam modul diawali
dengan pengurangan satu angka (satuan), kemudian dilanjutkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pengurangan dua angka (belasan dan puluhan). Modul ini dikembangkan dengan
11 latihan pengurangan, dengan nilai yang berbeda sehingga memungkinkan
siswa banyak berlatih dalam mata pelajaran matematika materi pengurangan.
2.1.10 Karakteristik Siswa SD
Permendikbud No. 17 tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru
Sekolah Dasar Pasal 5 menyebutkan bahwa calon peserta didik berusia 7 (tujuh)
wajib diterima sebagai peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, siswa yang
memulai jenjang sekolah dasar kelas I rata-rata berumur 7 (tujuh) tahun. Jean
Piaget (Supano, 2001) menjelaskan bahwa anak umur 7 berada pada tahap
perkembangan operasional kongkrit. Dengan demikian anak memerlukan
dorongan dan dukungan secara optimal untuk dapat belajar melalui hal-hal yang
kongkrit dalam lingkungannya.
Selain tahapan perkembangan anak yang diharapkan dapat dilewati sesuai
rentang usia yang telah ditentukan Piaget tersebut, terdapat pula 3 tugas
perkembangan siswa yang harus dipenuhi oleh siswa, yaitu tugas perkembangan
pribadi-sosial, tugas perkembangan akademik dan pendidikan, serta tugas
perkembangan karir (Awalrukmana, 2017). Sitti (dalam Awalrukmana, 2017),
menjelskan tugas perkembangan pribadi-sosial pada masa ini adalah
pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang
berkembang, mengenal dan dapat memelihara kesehatan dan keselamatan,
menyayangi dirinya, senang berolahraga dan memiliki sikap yang tepat terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
jenis kelamin lain. Siswa mampu memilih, merencanakan, dan melakukan
pekerjaan atau kegiatan tanpa bergantung pada orang tuanya.
Sedangkan Dahlah (dalam Awalrukmana, 2017), menjelaskan tugas
perkembangan akademik dan pendidikan adalah siswa belajar keterampilan dasar
dalam membaca , menulis, dan berhitung. Selain itu siswa mengembangkan
konsep sehari-hari, dengan melihat dan mendengar segala sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Kartadinata (dalam Awalrukmana, 2017)
menyebutkan bahwa tugas perkembangan karir anak pada masa ini yaitu
mengenali macam dan ciri berbagai jenis pekerjaan, mengembangkan cita-cita
terhadap berbagai pilihan pekerjaan dan belajar merencanakan masa depan, serta
menyesuaikan pengembnagn kemampuan, keterampilan, dan minat dengan
kecenderungan arah cita-cita pekerjaan.
2.1.11 Karakteristik Pembelajaran di Kelas I SD
Piaget (dalam Suparno, 2001) menjelaskan dalam teori perkembangan
kognitif bahwa setiap siswa memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan
dan beradaptasi dengan lingkungannya. Permendikbud No. 17 tahun 2017 tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru Sekolah Dasar Pasal 5, menyebutkan bahwa calon
peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun wajib diterima sebagai peserta didik.
Sehingga rata-rata siswa memulai jejang sekolah dasar pada usia 7 tahun. Siswa
yang berumur 7 tahun berada pada tahapan operasional konkret. Piaget (Sanjaya,
2008), menyebutkan tahap perkembangan intelektual (kognitif) anak terdiri dari
4 tahap, tahapan-tahapan tersebut ialah 1) tahap sesorial, yang berkembanga mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dari lahir hingga 2 tahun, 2) tahap praoperasional, mulai dari umur 2 sampai 7
tahun, 3) tahap operasional kongkrit, mulai umur 7 sampai 11 tahun, 4) tahap
operasional formal, yang dimulai dari umur 11 sampai 14 tahun ke atas.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas I SD
yang berumur 7 tahun. Siswa tersebut berada pada tahapan operasional kongkret,
artinya siswa belajar melalui apa yang mereka lihat secara langsung atau kongkret
melalui pengalaman-pengalaman langsung, termasuk juga pada mata pelajaran
matematika. Selain itu, Rusman (2017) menjelaskan siswa pada tahapan
operasional kongkret mulai menunjukan perilaku belajar sebagai berikut: (1)
Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek
lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai
berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan
keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan
hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair,
panjang, lebar, luas, dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan dan perilaku belajar siswa tersebut,
siswa usia sekolah dasar memiliki tiga ciri kecenderungan belajar (Rusman, 2017),
yaitu:
2.1.11.1 Konkrit
Rusman (2017), menjelaskan bahwa konkrit mengandung makna proses
belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat,
didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan
lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih
bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan
keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata,
lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
2.1.11.2 Integratif
Rusman (2017), menjelaskan bahwa integratif berarti siswa
memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka
belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu. Hal
ini melukiskan cara berpikir siswa yang deduktif yakni dari hal umum
ke bagian demi bagian.
2.1.11.3 Hierarkis
Rusman (2017), menjelaskan bahwa hierarkis berarti cara siswa belajar
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih
kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan
mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan
serta kedalaman materi.
2.2 Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini
dapat dipaparkan sebagai berikut:
2.2.1. Penelitian tentang Penggunaan Media sempoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Syifa dan Simatupang (2016) melakukan penelitian yang berjudul
Penggunaan Sempoa dalam Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah pendekatan penelitian kualitiatif deskriptif.
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, di antara siswa, guru kelas, kepala
sekolah, dan guru les. Siswa yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah
siswa TK B TK 17 Agustus Veteran Gresik. Adapun teknik pengumpulan data
yang dilakukan peneliti adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik analaisis data model Miles dan
Huberman. Hasil penelitian dijelaskan bahwa TK 17 Agustus Veteran
menggunakan media sempoa sebagai ekstrakulikuler yang telah diadakan kurang
lebih 6 tahun atas musyawarah bersama wali siswa. Siswa kelompok B usia 5-6
tahun pada dasarnya sudah mampu melakukan operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan dasar dan sempoa dapat digunakan sebagai media berhitung sesuai
dengan perkembangan kognitif aak usia 5-6 tahun
2.2.2. Penelitian tentang kesulitan belajar kelas bawah materi pengurangan
Sutrisno (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis kesulitan
Belajar Siswa Kelas II pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif. Subjek penelitian diambil
dengan cara snowball sampling pada siswa kelas II dan guru kelas SD Negeri
Kalibeluk. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian Sutrisno ini
menggunakan model Miles and Huberman, yang meliputi data reduction (data
reduksi), data display (penyajian data), serta conclution (penarikan kesimpulan/
verifikasi). Hasil penelitian menjelaskan bahwa siswa sudah menguasai konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
penjumlahan dan pengurangan bilangan dalam menyelesaikan soal cerita, sudah
dapat membedakan penggunaan operasi penjumlahan dan pengurangan dalam
menyelesaikan soal cerita, serta menguasai operasi penjumlahan dengan cara
menyimpan dan operasi pengurangan dengan cara meminjam. namun, siswa
masih mempunyai miskonsepsi pada operasi pengurangan dan melibakan nol.
Siswa mengatakan 30 – 8 = 38, materi pengurangan tersebut sudah ajarkan sejak
siswa kelas 1 melihat KD yang ada di kelas I SD. Hal ini menunjukan bahwa
siswa belum mencapai KD yang telah ditentukan.
2.2.3. Penelitian tentang hasil belajar matematika pada pengurangan bilangan
bulat.
Jazidah (2009) melakukan penelitian berjudul Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika pada Pengurangan Bilangan Bulat dengan Menerapkan Pita Garis
Bilangan di Kelas V Sekolah Dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Jazidah
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif antara teman
sejawat dengan bsubjek penelitian adalah siswa kelas V di SD Negeri 19 Sungai
Kunyit Kab. Model penelitian yang digunakan Jazidah adalah PTK menurut Kurt
Lewin dengan teknik analisis menurut Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian
Jazidah adalah adanya peningkatan nilai siswa kelas V pada pembelajaran
bilangan bulat dengan bantuan pita garis bilangan sebagai media pembelajaran.
Penelitian Jazidah dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas dan
presentase ketuntasan nilai, serta peningkatan kemampuan guru meracang RPP
dan implementasi RPP pada kegiatan pembelajaran.
2.2.4 Penelitian mengenai pengaruh penggunaan media sempoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Irma Nurmalasari (2013) melakukan penelitian berjudul Pengaruh Media
Sempoa Terhadap Kreativitas Siswa dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II
Karangrejo Tulungagung. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Nurmalasari
adalah penelitian kuantitatif. Peneliutian ini menggunakan instrumen
pengumpulan data berupa tes soal-soal mengenai operasi hitung bilangan bulat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Irma Nurmalasari, nampak pengaruh
yang signifikan dalam penggunaan media sempoa terhadap kreativitas siswa pada
siswa yang menggunakan sempoa dengan siswa yang tidak menggunakan sempoa
di kelas II SDN II Karangrejo tahun ajaran 2012/2013 dengan nilai empirik
sebesar 3.952 dan lebih besar dari t teoritik sebesar 2.074 pada taraf signifikan 5%.
Penelitian yang dilakukan oleh Irma Nurmalasari ini juga menunjukan bahwa
sempoa berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Hasil yang
signifikan menunjukan bahwa siswa yang menggunakan sempoa dengan siswa
yang tidak menggunakan sempoa di kelas II SDN II Karangrejo tahun ajaran
2012/2013 dengan nilai empirik sebesar 3.608 dan lebih besar dari t teoritik
sebesar 2.704 pada taraf signifikansi 5%. Hal tersebut menunjukan bahwa alat
hitung sempoa dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat kesamaan dan
perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Persamaan terletak pada media
yang digunakan pada penelitian Syifa dan Simatupang serta penelitian oleh Irma
Nurmalasari yaitu sempoa, sedangkan perbedaan terletak pada jenis penelitian,
jenjang kelas, serta aspek pendukungnya. Penelitian yang Syifa dan Simatupang
(2016) menggunakan jenis penelitian berupa kualitatif deskripsif dalam
penelitiannya, penelitian kedua, oleh Sutrisno (2010) lebih berfokus pada analisis
Yang diteliti :
Pengembangan Modul Sempoa Materi Pengurangan untuk Kelas I SD
Bagan 2.1 Literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya
Penggunaan Media
Sempoa
Syifa dan Simatupang
(2016) Penggunaan sempoa
dalam Pengembangan
Kemampuan Berhitung
Permulaan.
Pengurangan
Jazidah (2009) Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika pada
Pengurangan Bilangan Bulat
dengan Menerapkan Pita Garis
Bilangan di Kelas V Sekolah Dasar
.
Kesulitan Belajar Matematika
Siswa Kelas Bawah Materi
Pengurangan
Sutrisno (2010) Analisis kesulitan
Belajar Siswa Kelas II pada
Materi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan.
Pengaruh Penggunaan
Media Sempoa
Irma Nurmalasari (2013)
Pengaruh Media Sempoa
Terhadap Kreativitas Siswa
dan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas II Karangrejo
Tulungagung
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kesulitan siswa dalam pengurangan pada kelas II SD, serta penelitian ketiga, oleh
Jazidah (2009) menggunakan pita garis bilangan sebagai aspek pendukung pada
kelas V SD. Sedang penelitian sebelumnya oleh Irma Nurmalasari (2013)
dilakukan di kelas II mengenai pengaruh media sempoa terhadap kreativitas dan
hasil belajar siswa, jenis penelitian oleh Irma Nurmalasai ini adalah kuantitatif.
2.3 Kerangka Berpikir
Peneliti melakukan penelitian dengan mencari data tentang analisis kebutuhan
siswa mengenai kesulitan belajar pengurangan dengan menggunakan media
sempoa sebagai media pembelajaran matematika di SD Negeri Dayuharjo dengan
melakukan kegiatan wawancara dan observasi. Analisis kebutuhan serta analisis
pembelajaran konteks dilakukan untuk pembuatan modul sempoa materi
pengurangan untuk siswa kelas I SD agar sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan. Modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I dikembangkan
berdasarkan prosedur pengembangan dari Dick & Carey (2006). Selain itu,
peneliti melakukan validasi atau evaluasi formatif untuk mengetahui kualitas
modul sempoa dengan ahli sempoa, ahli matematika, serta dua guru kelas I SD.
Setelah dilakukan penilaian oleh ahli dan guru, peneliti melakukan revisi
berdasarkan saran dari ahli dan guru untuk meningkatkan kualitas modul.
Kegiatan revisi dilakukan oleh peneliti pada beberapa bagian modul. Selanjutnya,
modul yang telah direvisi dilakukan ujicoba atau evaluasi sumatif kepada 6 siswa.
Kegiatan validasi digunakan oleh peneliti untuk penilaian modul oleh ahli dan
guru sedangkan kegiatan ujicoba digunakan oleh peneliti untuk penilaian modul
oleh siswa sebagai pengguna modul untuk mengetahui keefektifan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
modul. Penilaian pada tahap validasi dan ujicoba dilakukan oleh ahli, guru dan
siswa menggunakan angket penilaian yang telah dibuat oleh peneliti.
Peneliti mengembangkan modul sempoa materi pengurangn untuk siswa
kelas I SD bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menggunakan media
sempoa sebagai media pembelajaran matematika yang dapat digunakan secara
mandiri oleh siswa. Modul sempoa sesuai untuk digunakan oleh siswa kelas I Sd
yang berada pada tahapan operasional kongkret, siswa belajar menggunakan alat
inderanya secara langsung seperti meraba dan melihat. Dengan menggunakn
modul sempoa ini, siswa berada pada proses pembelajaran sesuai dengan
kecenderungan belajar siswa yaitu kongkret, serta sesuai dnegan tahapan
perkembangan kognitif siswa yaitu operasional kongkret.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengembangkan modul sempoa
materi pengurangan untuk siswa kelas I SD, dikarenakan permasalahan guru dan
siswa belum mengetahui cara menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran
matematika, sehingga dibutuhkan adanya modul sebagai pedoman bagi siswa
dalam menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran matematika.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana tahap-tahap pengembangan modul sempoa materi pengurangan
untuk siswa Kelas I SD?
2.4.2 Bagaimana kualitas modul sempoa materi pengurangan untuk siswa Kelas I
SD menurut dosen dan ahli?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2.4.3 Bagaimana kualitas modul sempoa materi pengurangan untuk siswa Kelas I
SD menurut guru kelas I SD?
2.4.4 Bagaimana kualitas modul sempoa materi pengurangan untuk siswa Kelas I
SD menurut siswa kelas I SD?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam Bab III ini diuraikan (1) Jenis penelitian, (2) Setting penelitian, (3)
Prosedur pengembangan, (4) Teknik pengumpulan data, (5) Instrumen penelitian,
serta (6) Teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and
Development (R and D), bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah
model penelitian dan pengembangan. Setyosari (2013) menjelaskan bahwa
model menyajikan suatu informasi yang kompleks atau rumit menjadi lebih
sederhana, suatu model penelitian pengembangan dihadirkan dalam bagian
prosedur pengembangan. Dick and Carrey (dalam Sugiyono, 2008) menjelaskan
R and D adalah suatu penelitian yang menghasilkan poduk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut. Dalam penelitian ini, penelitian dan pengembangan
berupa produk yaitu modul sempoa untuk mata pelajaran matematika materi
pengurangan kelas I SD.
Peneliti mengembangkan produk berdasarkan langkah-langkah prosedur
pengembangan dari Dick and Carey (2009). Prosedur pengembangan terdiri dari
10 langkah, yaitu (1) Menentukan tujuan, menentukan tujuan yang ingin dicapai
secara umum; (2) Analisis kebutuhan, melakukan analisis kebutuhan
berdasarkan konteks; (3) Analisis pembelajaran dan konteks, melakukan analisis
terkait materi atau pembelajaran; (4) Merumuskan tujuan performansi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
merumuskan tujuan khusus produk dikembangkan; (5) Mengembangankan
instrumen, instrumen assessment yang digunakan untuk mengukur perangkat
produk yang dikembangkan; (6) Mengembangkan strategi pembelajaran, strategi
pembelajaran untuk mencapai tujuan khusus; (7) Mengembangkan dan memilih
bahan, mengembangkan dan memilih bahan yang digunakan untuk membuat
produk; (8) Merancang dan melakukan evaluasi formatif, dikembangkan untuk
mendukung proses peningkatan efektivitas produk; (9) Melakukan revisi, revisi
dilakukan terhadap langkah-langkah sebelumnya atau disebut perbaikan; dan
(10) Merancang dan melakukan evaluasi summatif, bertujuan untuk mengetahui
tingkat keefektifan produk yang dibuat. Menurut Maudiarti (2007), dalam model
R and D dari Dick and Carey memiliki tahapan revisi yang dapat dilakukan
beberapa kali, hal tersebut merupakan keistimewaan dari model Dick and Carey.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo yang
berjumlah 6 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.1 Subjek Penelitian
No Data Subjek Instrumen
1 Analisis
kebutuhan,
pembelajaran
dan kontekas
1 guru kelas I SD Negeri
Dayuharjo Yogyakarta
Pedoman pertanyaan
wawancara
6 siswa kelas I SD Negeri
Dayuharjo Yogyakarta
Observasi
2 Penilaian
Modul
Sempoa
1 dosen matematika Angket penilaian modul
1 ahli sempoa Angket penilaian modul
2 guru kelas I SD Negeri
Dayuharjo Yogyakarta
Angket penilaian modul
3 Evaluasi 6 siswa kelas I SD Negeri
Dayuharjo Yogyakarta
Angket penilaian modul
6 siswa Wawancara
3.2.2 Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan modul sempoa materi
pengurangan untuk siswa kelas I SD.
3.2.3 Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Negeri Dayuharjo yang
beralamatkan di Jl. Damai Prujakan, Sinduharjo, Kec. Ngaglik, Kab. Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta 52281.
3.2.4 Waktu penelitian
Penelitian dan pengembangan produk dilakukan selama 5 bulan, dimulai
dari bulan Agustus – Desember 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.3 Prosedur pengembangan
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan
modul sempoa untuk siswa SD. Peneliti mengembangan produk ini berdasarkan
langkah-langkah prosedur pengembangan dari Dick and Carey (2009), langkah-
langkah tersebut terdiri dari 10 langkah, yaitu (1) Merumuskan tujuan, (2)
Analisis kebutuhan, (3) Analisis pembelajaran dan konteks, (4) Merumuskan
tujuan performansi, (5) Mengembangkan instrumen, (6) Mengembangkan strategi
pembelajaran (7) Mengembangkan dan memilih bahan ajar, (8) Merancang dan
melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi, dan (10) Melakukan evaluasi
summatif. Berikut adalah penjelasan dari 10 langkah dalam penelitian dan
pengembangan menurut Dick and Carey, yaitu:
3.3.1 Merumuskan Tujuan
Langkah pertama dalam model ini adalah menentukan tujuan secara umum
berdasarkan keadaan prioritas yang diperlukan, analisis tujuan ini dapat dilakukan
berdasarkan kesulitan siswa kelas I SD dalam mata pelajaran tertentu. Dalam
langkah pertama ini, peneliti merumuskan tujuan yaitu membantu siswa dalam
mamahami mata pelajaran matematika.
3.3.2 Analisis Kebutuhan
Langkah selanjutnya, analisis kebutuhan berdasarkan tujuan yang telah
ditentukan. Setelah merumuskan tujuan, peneliti melakukan analisis kebutuhan
siswa di sekolah berkaitan dengan matematika. Kegiatan analisis kebutuhan ini
dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hasil dari tahap analisis kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
ini adalah mengetahui kesulitan siswa lebih spesifik dari mata pelajaran
matematika yaitu materi yang termuat dalam matematika.
3.3.3 Analisis Pembelajaran Konteks
Selanjutnya, setelah melakukan analisis kebutuhan, peneliti melakukan
analisis pembelajaran konteks. Dari hasil wawancara dan observasi pada tahapan
sebelumnya, peneliti menemukan kesenjangan antara kenyataan yang dikuasai
anak dengan apa yang telah ditentukan oleh pemerintah pada satuan pendidikan
berkaitan dengan mata pelajaran matematika. Hasil wawancara, guru
menyebutkan bahwa beberapa siswa di kelasnya mengalami kesulitan belajar pada
materi matematika materi pengurangan bilangan kurang dari 20. Dari hasil
observasi diketahui kemampuan, sikap dan karakteristik awal siswa. Berdasarkan
hasil analisis pembelajaran konteks ini, peneliti mengetahui kemampuan awal
siswa serta keterampilan yang digunakan. Perbedaan tahap analisis kebutuhan dan
analisis pembelajaran konteks yaitu tahapan analisis pembelajaran konteks lebih
spesifik dibanding analisis kebutuhan. Tahap analisis kebutuhaan lebih luas
dibandingkan analisis pembelajaran konteks, yaitu pada analisis kebutuhan
diketahui siswa kesulitan pada mata pelajaran matematika materi pengurangan,
kemudian pada analisis pembelajaran konteks diketahui bahwa siswa kesulitas
materi pengurangan pada bilangan kurang dari 20.
3.3.4 Merumuskan Tujuan Performansi
Tujuan performansi adalah tujuan yang lebih spesifik dibanding tujuan
yang telah dirumuskan pada tahapan pertama. Setelah dilakukan analisis
kebutuhan dan analisis pembelajaran konteks, peneliti menentukan tujuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
lebih spesifik yaitu membantu siswa dalam memahami mata pelajaran matematika
materi pengurangan menggunakan modul sempoa.
3.3.5 Mengembangkan Instrumen
Pengembangan instrumen dalam penelitian dan pengembangan ini
dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan yang lebih spesifik atau tujuan
performansi pada tahapan sebelumnya. Tujuan performansi tersebut ditentukan
berdasarkan hasil wawancara dan observasi, sehingga pengembangan instrument
sedikit banyak juga berdasarkan hasil wawancara dan observasi. Instrumen ini
digunakan sebagai alat ukur produk dalam penelitian dan pengembangan.
Instrumen dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan pengisian
angket kualitas produk yang telah peneliti susun.
3.3.6 Mengembangakan Strategi Pembelajaran
Setelah mengembangkan instrument penelitian, peneliti kemudian
mengembangkan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran dirancang berkaitan
dengan produk yang peneliti buat, strategi pembelajaran dibuat berdasarkan hasil
wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan agar tujuan dari
penelitian dan pengembangan ini tercapai.
3.3.7 Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar
Dalam penelitian dan pengembangan ini, peneliti mengembangkan modul
sebagai alat bantu belajar. Modul yang peneliti kembangkan yaitu modul sempoa.
Pada tahapan ini peneliti menjelaskan mengenai bahan, bentuk, isi dan materi
yang terdapat pada modul. Pengembangan dan pemilihan bahan ajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
digunakan dalam modul sempoa tersebut disesuaikan berdasarkan hasil
wawancara dan observasi. Hal ini guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3.3.8 Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif
Tahapan evaluasi formatif ini dilakukan untuk mendukung proses
peningkatan efektivitas pengembangan modul. Peneliti menggunakan evaluasi
formatif dengan melakukan uji coba prototype yang dilakukan oleh empat orang.
Keempat orang tersebut merupakan seorang yang berkompeten dalam bidangnya
dan berkaitan dengan produk yang peneliti buat. Empat orang tersebut mengisi
angket penilaian untuk mengetahui kualitas produk, serta menuliskan beberapa
saran untuk meningkatkan kualitas produk. Data yang dihasilkan pada tahapan
merancang dan melakukan evaluasi formatif ini dalam bentuk kuantitatif dan
kualitatif. Selanjutnya, peneliti menggunakan skala Linkert dalam proses
pengkategorian nilai yang diperoleh.
3.3.9 Melakukan Revisi
Dalam evaluasi formatif peneliti memperoleh nilai, komentar serta saran
dari para ahli mengenai produk yang telah dikembangkan oleh peneliti. Data-data
yang diperoleh dari evaluasi formatif, peneliti gunakan untuk pertimbangan dalam
perbaikan atau revisi pengembangan produk. Pada tahapan ini, peneliti berusaha
mengurangi kelemahan-kelamahan sebagai rangkaian langkah revisi atau
perbaikan. Revisi tersebut dilakukan peneliti untuk meningkatan kualitas produk
sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3.3.10 Merancang dan Melakukan Evaluasi Summatif
Setelah melakukan perbaikan melalui tahapan revisi, peneliti melanjutkan
dengan melakukan kegiatan uji coba atau evaluasi summatif. Kegiatan uji coba
ini di lakukan sebagai langkah terakhir, yaitu merancang dan melakukan evaluasi
summatif. Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas I SD Negeri
Dayuharjo dan hasil observasi yang peneliti lakukan di SD Negeri Dayuharjo, uji
coba ini dilakukan kepada 6 siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo. Uji coba
dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai, dan dilakukan selama tiga hari
berturut-turut dalam satu minggu.
Pada akhir kegiatan uji coba, peneliti melakukan wawancara kepada guru
dan siswa untuk mengetahui dampak penggunaan produk tersebut. Selain itu,
peneliti juga meminta keenam siswa untuk memberikan penilaian terhadap produk
yang telah digunakan. Hal ini peneliti lakukan untuk mengetahui nilai modul dari
sisi siswa sebagai pengguna produk atau disebut juga uji keterbacaan.
Berdasarkan penjelasan langkah-langkah pengembangan modul sempoa
materi pengurangan untuk kelas I SD tersebut, berikut ini adalah bagan
pengembangan modul:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Widoyoko (2015) teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting
dalam penelitian, hal ini menjadi strategi atau cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti. Dalam penelitian
pengembangan ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
3.4.1 Angket
Angket merupakan sebuah metode pengumpulan data yang berisi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tertulis, yang ditujukan kepada
responden untuk memberikan respon sesuai permintaan. Metode pengumpulan
data menggunakan angket ini efisien jika peneliti mengetahui dengan pasti
variabel yang akan diukur.
Angket dalam penelitian dan pengembangan modul ini digunakan peneliti
untuk melihat kualitas produk atau modul yang telah disusun. Angket ini berisi
beberapa aspek penilaian yang dapat digunakan untuk melihat kualitas modul
serta berfungsi sebagai acuan perbaikan untuk meningkatkan kualitas modul.
Angket untuk melihat kualitas modul ini akan diberikan kepada empat orang
sebagai validator atau penilai yang telah terpilih pada tahap evaluasi formatif.
Selain angket untuk penilai pada tahap evaluasi formatif, juga terdapat angket
penilaian untuk menilai modul dari sisi siswa sebagai pengguna. Angket untuk
siswa tersebut diberikan kepada 6 siswa yang mengikuti kegiatan uji coba modul
pada tahap evaluasi summatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3.4.2 Wawancara
Wawancara merupakan sebuah cara pengumpulan data secara langsung
dari narasumber melalui proses tanya jawab untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara dapat digunakan sebagai tanggapan,
pendapat, keyakinan, perasaan, dan motivasi seseorang mengenai suatu hal
(Widoyoko, 2015).
Dari pernyataan di atas, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data berupa wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai peserta didik
berkaitan dengan kebutuhan siswa dalam tahapan analisis kebutuhan dan analisis
pembelajaran kontekas. Wawancara dilakukan kepada guru kelas 1 di SD Negeri
Dayuharjo. Wawancara dilakukan untuk mengetahui karakteristik peserta didik,
menentukan materi, serta metode yang digunakan.
Wawancara dilakukan dua kali, pertama wawancara dilakukan pada awal
penelitian kepada guru untuk mengetahui kebutuhan siswa, kedua wawancara
dilakukan setelah kegiatan uji coba. Wawancara setelah uji coba dilakukan kepada
guru dan siswa untuk mengetahui dampak dari penggunaan modul sempoa bagi
siswa.
3.4.3 Observasi
Observasi adalah pegamatan secara visual dan pencatatan secara
sistematik terhadap subjek yang diamati. Pencatatan secara sistematik tersebut
dengan data atau informasi yang harus diamati dan dicatat secara benar dan
lengkap (Widoyoko, 2015). Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti
menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi. Observasi dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
untuk mengetahui karakter siswa yang dilakukan saat mengikuti kegiatan
pembelajaran serta karakteristik siswa ketika jam istirahat. Observasi yang
dilakukan merupakan observasi non partisipan, karena peneliti melakukan
observasi secara tidak langsung terlibat dalam kegiatan siswa. Peneliti mengamati
ketika siswa sedang beristirahat serta mengamati kegiatan pembelajaran. Hasil
observasi ini digunakan untuk melengkapi data dalam tahapan analisis kebutuhan
dan analisis pembelajaran konteks.
3.5 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data hasil penelitian (Trianto, 2010). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan modul sempoa. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.5.1. Angket
Angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang memerlukan tanggapan baik
kesesuaian maupun ketidaksesuaian dari sikap yang diteliti. Pertanyaan dan
pernyataan yang tertulis pada angket diturunkan pada setiap variabel tertentu
(Kasmadi dan Sunariah, 2013).
3.5.1.1 Angket Penilaian Produk
Angket penilaian produk ini disusun untuk menilai dan mengevaluasi
kelayakan modul yang telah dikembangkan oleh peneliti. Angket ini akan
diberikan kepada ahli yang telah ditentukan untuk menilai kelayakan modul yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
telah dibuat oleh peneliti. Gambaran angket penelitian dapat dilihat pada tabel
kisi-kisi di bawah ini:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penilaian Modul oleh para Ahli
No Aspek Indikator No
Pertanyaan
1 Cover
modul
- Kesesuaian judul modul dengan materi
yang ada di dalam modul
- Kesesuaian gambar pada cover modul
untuk siswa kelas bawah
- Kesesuaian bentuk tulisan pada cover
modul untuk siswa kelas bawah
1, 2, 3
2 Pengenalan
sempoa
- Terdapat pengenalan sederhana
mengenai sejarah sempoa
- Terdapat pengenalan sederhana
mengenai bagian-bagian sempoa
- Terdapat pengenalan sederhana
mengenai penggunaan sempoa
4, 5, 6
3 Penggunaan
bahasa
- Bahasa yang digunakan dalam modul
sudah baku
- Bahasa yang digunakan dalam modul
sesuai untuk siswa kelas bawah
7, 8
4 Penyusunan
kalimat
- Kalimat yang digunakan dalam modul
sudah efektif
- Kalimat yang digunakan dalam modul
sudah sesuai untuk siswa kelas bawah
9, 10
5 Pemilihan
soal
- Soal yang terdapat di dalam modul
sudah sesuai dengan judul modul
- Soal yang terdapat di dalam modul
sesuai untuk siswa kelas bawah
11, 12
6
Kesesuaian
materi
dengan SK
dan KD
- Kelengkapan materi
- Keluasan materi
- Kedalaman materi
13,14,15
Setelah peneliti membuat kisi-kisi, maka peneliti melanjutkan membuat
instrumen angket yang digunakan untuk melakukan penilaian kualitas modul yang
telah dibuat oleh peneliti, yaitu modul sempoa untuk materi pengurangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
siswa kelas I SD, contoh instrumen angket tersebut dapat dilihat pada lampiran 1
hal 1.
Selain kepada ahli, angket penilaian produk juga diberikan kepada siswa
sebagai pengguna modul sempoa. Berikut adalah kisi-kisi dari angket penilaian
produk oleh siswa:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Penilaian Modul oleh Siswa
Peneliti melanjutkan membuat instrumen angket yang digunakan untuk
melakukan penilaian kualitas modul sempoa materi pengurangan untuk siswa
kelas I SD, contoh instrumen angket penilaian produk oleh siswa terlampir pada
lampiran 6 pada hal 114 – lampiran 12 hal 126.
3.5.2 Wawancara
Suryani & Hendryadi (2015) menjelaskan wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab secara
No Aspek Indikator No
Pertanyaan
1 Cover modul - Judul buku
- Gambar 1, 2
2 Pengenalan sempoa
- Sejarah sempoa
- Bagian-bagian
sempoa
- Penggunaan
sempoa
3, 4, 5
3 Penggunaan bahasa - Bahasa yang
digunakan 6
4 Pemilihan soal - Soal dalam modul 7
5 Kesesuaian materi
dengan SK dan KD
- Kelengkapan materi
- Keluasan materi
- Kedalaman materi
8,9,10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau
sumber data. Berikut ini adalah kisi-kisi yang akan ditujukan kepada guru kelas I
SD Negeri Dayuharjo serta instrumen wawancara yang terlampir pada lampiran
13 pada hal 128.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepada Guru Kelas I SD Negeri
Dayuharjo
No Aspek No
pertanyaan
1. Metode Pembelajaran 1
2. Peran siswa 2
3. Pekerjaan orang tua siswa 3
4. Permasalahan dalam pembelajaran matematika kelas
bawah
4
5. Kegiatan sekolah yang dilakukan untuk memecahkan
permasalahan dalam pembelajaran matematika di kelas
bawah
5
6. Dampak dari kegiatan yang sudah dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan matematika di kelas bawah
6
3.5.3 Observasi
Nurkencana (dalam Raharjo & Gudnanto, 2009) menyatakan bahwa,
observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap objek yang akan diteliti dalam suatu periode tertentu dan
mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati.
Observasi itu sendiri terdiri dari 2 macam, yaitu observasi partisipan, observasi
non partisipan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi non partisipan
yang dilakukan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung dan di luar kelas
pada saat siswa istirahat. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kebiasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
siswa dilingkungan serta karakteristik siswa. Peneliti tidak terlibat secara
langsung dalam kegiatan observasi siswa, peneliti hanya sebagai pengamat.
3.6 Teknis analisis data
Analisis data merupakan tahapan yang dilakukan setelah seluruh data telah
didapatkan atau terkumpul. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
analisis data kualitatif dan kuantitatif.
3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif peneliti didapatkan dari hasil wawancara dan observasi
yang dilakukan selama proses penelitian terhadap guru dan siswa kelas I di SD
Negeri Dayuharjo Yogyakarta mengenai produk peneliti yaitu modul sempoa
untuk materi pengurangan kelas I SD. wawancara dan observasi memiliki aspek
masing-masing yang berbeda untuk menganalisis kebutuhan siswa serta
mengetahui hasil penilaian produk itu sendiri.
3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatf
Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka sebagai hasil
pengamatan. Data kuntitatif ini dapat dilakukan pengubahan data kualititaif. Data
ini bersifat objektif dan dapat ditafsir sama oleh semua orang (Widoyoko, 2015).
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari 2 ahli (ahli sempoa dan ahli
matematika), 2 guru dan 6 siswa melalui hasil penilaian menggunakan angket
pada tahap evaluasi formatif dan evaluasi summatif dalam penilaian modul
sempoa. peneliti menggunakan skala Linkert yang dikonversikan dalam skala
empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Widoyoko (2015) menjelaskan skala Linkert merupakan sebuah penentuan
lokasi kedudukan seseorang dengan mengkuantitatifikasi respon seseorang
terhadap butir pertanyaan atau pernyataan yang telah disediakan. Hasil penilaian
kelayakan modul atau validasi berupa angka dari para validator dikonversikan
dalam skala Linkert. Pilihan respon skala empat ini mempunyai respon mampu
mengungkapkan lebih maksimal, perbedaan sikap responden dan tidak ada
peluang bagi responden bersikap netral terhadap intrumen yang ditanyaan atau
dinyatakan (Widoyoko, 2015). Skala Linkert tersebut dijabarkan dalam sangat
baik (bernilai 4), baik (bernilai 3), tidak baik (bernilai 2), dan sangat tidak baik
(bernilai 1).
Untuk menentukan kualitas modul yang disusun, peneliti akan menghitung
interval antara jenjang sikap mulai sangat tidak setuju (bernilai 1) hingga sangat
setuju (bernilai 4), digunakan rumus:
Jarak interval
(i) =
=
=
= 0,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Dari tabel tersebut, maka tabel klasifikasi kualitas modul dapat diuraikan
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Konversi Data Kualitatif ke Kuantitatif
Kategori Interval skor
Sangat baik 3,25 s/d 4,00
Baik 2,5 s/d 3,25
Tidak baik 1,75 s/d 2,50
Sangat Tidak Baik 1,00 s/d 1,75
Keterangan:
1. Jika produk dalam kategori sangat baik, produk layak untuk digunakan
tanpa diperbaiki.
2. Jika produk dalam kategori baik, produk layak untuk digunakan dan
disarankan untuk sedikit mengalami perbaikan sesuai dengan saran
dari penilai.
3. Jika produk dalam kategori tidak baik, produk layak untuk digunakan
dan sangat disarankan untuk melakukan perbaikan sesuai dengan saran
dari penilai.
4. Jika produk dalam kategori sangat tidak baik, produk tidak layak untuk
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini diuraikan (1) Hasil peenelitian pengembangan dan (2)
Pembahasan hasil penelitian.
4.1 Hasil Penelitian Pengembangan
Dalam hasil penelitian pengembangan modul ini, dua hal yang akan
dipaparkan yaitu, (1) Proses pengembangan Modul Sempoa Materi Pengurangan
untuk Siswa Kelas I SD, (2) Kualitas Modul yang dihasilkan. Kedua hal tersebut
akan dipaparkan sebagai berikut.
4.1.1 Proses Pengembangan Modul Sempoa Materi Pengurangan untuk
Siswa Kelas I SD
Peneliti mengembangankan sebuah modul sempoa untuk membantu siswa
dalam menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran matematika pada materi
operasi hitung penguranan. Modul ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi
Dasar (KD) yang harus dicapai oleh siswa kelas I SD pada mata pelajaran
matematika, tertuang dalam Permendikbud No. 24 Tahun 2016 3.4 yang berbunyi
“Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang
melibatkan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengkaitkan penjumlahan dan pengurangan”. Proses penelitian dan
pengembangan Modul Sempoa Materi Pengurangan untuk Siswa Kelas I SD ini
melalui 10 tahapan dari model Dick and Carey, berikut ini adalah penjelasannya:
4.1.1.1 Merumuskan Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian pengembangan adalah
merumuskan tujuan. Peneliti merumuskan tujuan berupa membantu siswa dalam
memahami materi matematika. Tujuan tersebut dibuat setelah peneliti menyadari
pentingnya matematika bagi siswa, karena sebagian besar mata pelajaran yang ada
di sekolah memerlukan matematika, seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia pada
materi menghitung kecepatan membaca cepat, IPS pada materi menghitung
jumlah penduduk skala, IPA pada materi kecepatan dan percepatan. Mata
pelajaran matematika berisi materi yang berkelanjutan sehingga penting untuk
diberikan penguatan-penguatan pada tingkat dasar agar selanjutnya dapat
memahami materi-materi yang berkaitan dengan matematika tersebut
Keterampilan penggunaan matematika yang diperlukan siswa dalam kehidupan
sehari-hari juga melandasi tujuan penelitian ini dirumuskan, dalam kehidupan
sehari-hari keterempilan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
diperlukan. Kegiatan sehari-hari seperti membeli makanan di warung, membagi
makanan kepada teman, hingga bermain memerlukan keterampilan matematika
secara tidak langsung, contohnya membeli makanan memiliki konsep
penjumlahan dan pengurangan, konsep penjumlahan pada jumlah makanan yang
didapatkan sedangkan konsep penguranan pada berkurangnya uang yang dimiliki.
Pentingnya pemahaman matematika serta keterampilan yang diperlukan
tersebut justru belum diimbangi dengan kemampuan siswa, Nizam (2015)
menjelaskan bahwa hasil penguasaan matematika yang diukur oleh TIMSS pada
tahun 2015, Indonesia menempati urutan ke 45 dari 50 negara yang mengikuti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Data yang diperoleh melalui TIMSS tersebut mendukung peneliti menentukan
tujuan yaitu membantu siswa dalam memahami matematika.
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan
Selanjutnya, peneliti melakukan analisis kebutuhan mengggunakan
wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan kepada guru kelas I SD Negeri
Dayuharjo, sedangkan observasi dilakukan ketika kegiatan pembelajaran
matematika serta ketika jam istirahat siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo. Berikut
adalah kesimpulan dari wawancara dan observasi:
Tabel 4.1 Hasil Wawancara dan Obsevasi
Wawancara
Observasi
Dalam pembelajaran
matematika Jam istirahat
1 Metode yang digunakan
untuk menjelaskan materi
matematika adalah metode
ceramah.
2 Media yang digunakan
terbatas pada batu kecil.
3 Siswa aktif dalam kegiatan
berhitung.
4 Beberapa siswa lebih
lambat untuk mengikuti
pembelajaran matematika.
5 Guru mengatakan siswa
merasa cepat bosan
6 Guru sudah mengetahui
adanya sempoa sebagai alat
hitung matematika, namun
belum mengerti cara
penggunaannya
1 Beberapa siswa
membutuhkan waktu
lebih lama dibanding
siswa lain dalam
menjawab pertanyaan
pengurangan
bilangan kurang dari
20.
2 Beberapa siswa lain
antusias dalam
mengikuti
pembelajaran
matematika.
3 Beberapa siswa tidak
memperhatikan
penjelasan guru.
4 Sering meminta izin
ke WC
1. Siswa tertarik
dengan hal baru
Berikut adalah pemaparan hasil analisi kebutuhant:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4.1.1.1 Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I SD Negeri Dayuharjo,
yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas IA dan kelas IB. Wawancara dilakukan
untuk analisis kebutuhan pada 6 aspek, yaitu metode pembelajaran, peran siswa,
pekerjaan orang tua siswa, permasalahan dalam pembelajaran matematika kelas I,
kegiatan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran kelas I, serta dampak
dari kegiatan yang sudah dilakukan. Peneliti melakukan wawancara pada tanggal
4 Oktober 2018 pada guru kelas I SD Negeri Dayuharjo, yang terdiri dari guru
kelas IA dan IB.
Berdasarkan aspek wawancara yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti
memperoleh hasil wawancara di antaranya: pertama, metode yang digunakan oleh
guru kelas IA maupun IB dalam menjelaskan materi adalah metode ceramah, serta
media yang digunakan untuk pembelajaran matematika terbatas pada batu kecil.
Kedua, peran siswa dalam kegiatan belajar matematika (menghitung) termasuk
aktif. Guru kelas IA dan IB mengatakan bahwa siswa cukup aktif dalam kegiatan
menghitung, namun beberapa siswa juga lambat dalam mengikuti pembelajaran
matematika. Guru kelas IA dan IB mengatakan bahwa penggunaan media sangat
berdampak bagi antusias belajar siswa. Namun, sayangnya guru jarang
menggunakan media dalam kegiatan belajar matematika. Ketiga, dari hasil
wawancara diketahui bahwa pekerjaan orang tua siswa adalah guru, jaksa,
pengacara serta wiraswasta dan karyawan. Keempat, mengenai permasalahan
yang sering terjadi dalam pembelajaran matematika kelas bawah (kelas I SD)
adalah kurang bervariasinya media yang digunakan dalam kegiatan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
matematika. Kelima, mengenai hal yang telah dilakukan untuk memecahkan
masalah. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mengetahui bahwa guru hanya
menggunakan media batu kecil untuk membantu kegiatan belajar matematika di
dalam kelas. Keenam, mengenai dampak dari kegiatan yang telah dilakukan
tersebut, siswa merasa antusias dan terbantu dalam belajar matematika namun
belum maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, siswa memang tertarik
dengan kegiatan belajar matematika (menghitung), ditambah dengan adanya
media yang disediakan oleh guru siswa semakin antusias dalam belajar
matematika. Namun sayangnya, media yang digunakan kurang bervariasi, media
yang digunakan terbatas pada batu kecil sehingga kegiatan belajar matematika
belum dipahami secara maksimal oleh siswa. Bu Dar dan Bu Azil sebagai
narasumber mengatakan bahwa siswa cepat bosan dengan media tersebut.
Pada kegiatan wawancara peneliti juga menanyakan mengenai sempoa
kepada guru, kemudian guru mengatakan bahwa guru telah mengetahui sempoa
merupakan salah satu alat bantu hitung matematika yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran, namun guru belum mengetahui penggunaan sempoa sebagai
media pembelajaran bagi siswa kelas I. Dari pernyataan tersebut, diketahui bahwa
sempoa bukanlah hal baru bagi guru, sehingga memungkinkan sempoa sebagai
variasi lain untuk media pembelajaran matematika bagi siswa kelas I.
4.1.1.2 Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 s/d 23 Oktober 2018
kepada siswa kelas IA dan IB SD Negeri Dayuharjo Yogyakarta. Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dilakukan di dalam kelas ketika proses pembelajaran dan di luar kelas ketika
siswa istirahat. Pembelajaran dimulai pukul 07.30 WIB karena pukul 07.00-07.30
WIB dilakukan untuk doa dan pengantar dari wali kelas masing-masing.
Pada hari pertama observasi, peneliti melakukan observasi secara
keseluruhan kelas IA dan IB SD Negeri Dayuharjo untuk mengetahui siswa yang
lambat dalam mengikuti pembelajaran matematika. Observasi dilakukan di dalam
kelas ketika kegiatan pembelajaran matematika. Hasil dari obsevasi hari pertama,
peneliti melihat bahwa terdapat beberapa siswa yang lebih lambat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dibanding siswa lain, seperti lebih
lama dalam menjawab pertanyaan matematika dibandingkan siswa lain, bahkan
terhadap soal-soal matematika dasar seperti penjumlahan dan pengurangan
bilangan kurang dari 20. Diketahui dari hasil observasi, penggunaan media yang
terbatas pada batu kecil juga membuat siswa kurang mengeksplor kemampuan
berhitungnya karena media yang digunakan hanya sebatas batu kecil yang
berjumlah 20. Observasi pada hari pertama ini dilakukan ketika kelas I dalam
kegiatan pembelajaran matematika dengan materi pengurangan.
Pada hari ke dua, peneliti melakukan observasi terfokus pada siswa yang
lambat dalam mengikuti pembelajaran matematika. Siswa tersebut diketahui dari
hasil obsevasi hari pertama dan hasil wawancara oleh guru kelas IA dan IB.
Peneliti melakukan observasi terfokus pada 6 siswa, yang tediri dari 3 siswa kelas
IA dan 3 siswa kelas IB. Hasil dari observasi hari ke dua ini adalah kemampuan 6
siswa tersebut lebih rendah dibanding dengan siswa lain di kelasnya masing-
masing, nampak dari nilai matematika ke enam siswa yang lebih rendah dibanding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
siswa lainnya. Keenam siswa tersebut juga nampak lebih lambat dalam mengikuti
pembelajaran matematika, seperti materi penjumlahan dan pengurangan dalam
angka satuan. Ditemukan fakta pula bahwa keenam siswa masih belum lancar
dalam membilang, sehingga berdampak pada kemampuan mengitung mereka.
Hal lain yang peneliti temukan dalam observasi hari kedua, yaitu terdapat
siswa yang enggan mengikuti kegiatan belajar matematika, diwujudkan dengan
seringnya siswa meminta ijin untuk ke kamar mandi (WC). Namun setelah
diamati siswa tersebut bukan ke kamar mandi melainkan melihat kelas lain atau
ke kantin. Hal tersebut didukung oleh pendapat dari guru kelas IA, yang
mengatakan bahwa satu dari enam siswa tersebut sering malas dalam mengikuti
kegiatan belajar dengan menggunakan alasan-alasan, seperti sakit perut, ibunya
yang sakit, atau buku yang ketinggalan. Alasan-alasan tersebut selalu sama dan
selalu diucapkan ketika siswa tidak mau mengikuti kegiatan belajar. Wali kelas
telah membuktikan kebenarannya dengan menelpon orang tua siswa tersebut,
namun kerterangan yang diperoleh berbeda dengan keterangan yang diberikan
siswa. Pada siswa yang mau mengikuti pembelajaran matematika, dalam materi
penjumlahan dan pengurangan pun terbatas pada bilangan belasan atau kurang
dari 20, lebih dari belasan, baik hasil ataupun bilangan yang dikurangkan, siswa
merasa kesulitan. Hal tersebut nampak dari lamanya waktu pengerjaan soal oleh
siswa.
Berdasarkan kegiatan observasi hari pertama dan kedua, diketahui bahwa
media yang mendukung kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran matematika
materi pengurangan terbatas pada batu kecil yang berjumlah 20, serta metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
yang digunakan dalam pelajaran matematika adalah metode ceramah, sehingga
kemapuan siswa dalam matematika khususnya materi pengurangan (berhitung)
belum maksimal.
Selain di dalam kelas, peneliti juga melakukan observasi di luar kelas
ketika jam istirahat. Peneliti melihat bagaimana siswa berkomunikasi dan apa
yang menjadi ketertarikan siswa khususnya ke enam siswa tersebut. Hasil dari
observasi di luar kelas adalah siswa berkomunikasi dengan baik satu sama lain,
tidak ditemukan siswa bertengkar dengan siswa lainnya. Hasil lain juga
menunjukan bahwa siswa memiliki ketertarikan dengan hal baru, seperti yang
dilihat oleh peneliti pada observasi kali ini, siswa berkumpul dan menunjukan
antusiasnya terhadap makanan baru yang ada di kantin yang telah dibeli oleh salah
seorang siswa.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas IA dan IB serta observasi
di dalam kelas dan di luar kelas, dapat disimpulkan bahwa beberapa siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika , namun di sisi lain siswa
memiliki ketertarikan dengan media yang digunakan dalam pembelajaran
matematika. Penggunaan media yang belum bervariasi dan terbatas pada batu
kecil saja membuat siswa kurang mengeksplore kemampuannya. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti mengetahui bahwa hasil dari analisis kebutuhan ini adalah siswa
membutuhkan media yang mendukung dalam kegiatan belajar matematika. Media
yang dibutuhkan tersebut akan lebih baik bila sebelumnya telah diketahui oleh
guru, sehingga memudahkan guru dalam pengaplikasiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4.1.1.3 Analisis Pembelajaran Konteks
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada tahapan
sebelumnya, diketahui bahwa beberapa siswa kesulitan pada mata pelajaran
matematika khususnya materi pengurangan. Beberapa siswa kesulitan ketika
melakukan operasi hitung pengurangan bilangan kurang dari 20, baik hasil
ataupun bilangan yang dikurangi. Hal tersebut kurang sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kompetensi Dasar (KD). KD pada
mata pelajaran matematika kelas I SD menyebutkan, siswa sudah mampu
melakukan operasi hitung bilangan sampai dengan 99, namun dalam
kenyataannya beberapa siswa masih kesulitan melakukan operasi hitung
pengurangan sampai dengan bilangan 20.
Hasil wawancara dan observasi juga menyatakan bahwa siswa memiliki
antusias pada kegiatan menghitung, antusiasme siswa tersebut nampak ketika
siswa menggunakan media belajar yang diberikan. Namun diketahui pula dari
hasil wawancara dan observasi, media yang digunakan terbatas pada batu kecil,
sehingga kurang memaksimalkan kemampuan siswa. Karena hal tersebut peneliti
menawarkan sebuah media sempoa untuk hal baru dalam media belajar
matematika di SD Negeri Dayuharjo. Sempoa yang merupakan hal baru bagi
siswa akan menambah antusiasme siswa dalam kegiatan belajar matematika
sesuai dengan hasi observasi yang telah dilakukan.
4.1.1.4 Tujuan Performatif
Diketahui dari analisis pembelajaran konteks yang telah dilakukan, siswa
memerlukan media yang lebih bervariasif untuk membantu siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
memahami mata pelajaran matematika materi pengurangan. Dalam analisis
sebelumnya, peneliti menawarkan sempoa sebagai media yang dapat digunakan.
Sempoa dipilih karena sempoa bukan hal baru bagi guru, sehingga guru dapat
lebih mudah pengaplikasianya kepada siswa, namun sempoa juga merupakan hal
baru bagi siswa sehingga siswa merasa tertarik dan antusias. Diketahui dari hasil
observasi sebelumnya, siswa memiliki ketertarikan pada hal baru, sehingga akan
ada kemungkinan antusiasme siswa dalam belajar menggunakan media sempoa.
Namun, siswa kelas I SD yang rata-rata berumur 7 tahun dan berada pada
tahap operasional konktret memerlukan pedoman penggunaan sempoa seperti
modul sebagai media kongkret untuk mendukung pemahaman pengunaan sempoa
sebagai media pembelajaran matematika. Oleh karena itu, peneliti menentukan
tujuan performasi berupa membantu siswa dalam memahami mata pelajaran
matematika materi pengurangan menggunakan modul sempoa materi
pengurangan.
4.1.1.5 Mengembangkan Instrumen
Instrumen penilaian yang digunakan adalah instrumen angket. Instrumen
berupa angket kemudian diberikan kepada validator untuk menilai kualitas modul
sempoa. Validator yang dimaksud adalah dua guru kelas I SD Negeri Dayuharjo,
ahli sempoa, dan ahli matematika untuk menilai kualitas modul sempoa materi
pengurangan untuk siswa kelas I SD.
Instrumen dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah
dilakukan hingga menghasilkan suatu aspek-aspek pada intrumen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dikembangkan kembali. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah
dilakukan, instrumen memiliki enam topik bahasan, (1) cover modul, (2)
pengenalan sempoa, (3) penggunaan bahasa, (4) penggunaan kalimat, (5)
pemilihan soal, (6) kesesuaian materi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, cover modul perlu diberikan
penilaian karena cover akan menjadi perhatian pertama oleh siswa, sehingga
diperlukan cover yang sesuai untuk menarik perhatian siswa. Bukan hanya
menarik namun kesesuaian judul, gambar dan bentuk tulisan juga akan dinilai
sesuai dengan materi dalam modul sempoa.
Diketahui dari hasil wawancara, sesungguhnya guru sudah mengetahui
adanya sempoa sebagai alat bantu menghitung matematika, namun belum
mengetahui cara menggunakan sempoa, sehingga di dalam modul sempoa itu
sendiri diperlukan adanya pengenalan sempoa. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
memasukan aspek pengenalan sempoa pada intrumen penilaian (angket) untuk
mengetahui kualitas pengenalan sempoa pada modul, serta apakah aspek
pengenalan sempoa sudah cukup mudah untuk dipahami. Pengenalan sempoa,
mulai dari sejarah sempoa, pengenalan bagian-bagian sempoa, hingga penggunaan
sempoa.
Modul didesain untuk membantu siswa dalam penggunaannya terhadap
sempoa, untuk itu pemilihan bahasa dan penyusunan kalimat yang baik dan benar
perlu untuk memudahkan siswa dalam memahami modul sempoa. Penggunaan
bahasa yang baku dan sesuai dengan siswa kelas I SD, serta kalimat yang efektif
diperlukan di dalam modul. Di dalam modul juga terdapat materi dan latihan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
latihan soal yang harus sesuai untuk siswa kelas I SD, oleh karena itu di dalam
intrumen terdapat aspek kesesuaian materi serta pemilihan soal. Untuk lebih
jelasnya peneliti telah membuat instrumen tersebut dalam tabel, berikut ini adalah
tabel instrumen penilaian yang diberikan kepada validator sudah terlampir pada
lampiran 1 hal 104.
4.1.1.6 Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang digunakan pada pengembangan modul ini
adalah siswa dapat mandiri dalam menyelesaikan soal-soal materi pengurangan
dengan menggunakan sempoa. Peneliti terlebih dahulu meyediakan sempoa
sebagai media atau alat bantu hitung, pensil berukuran kecil, serta modul sempoa
yang dikembangkan oleh peneliti. Peneliti mengenalkan secara singkat sejarah
sempoa, pengenalan bagian-bagian sempoa, serta prosedur penggunaan sempoa
dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung pengurangan yang terdapat dalam
modul. Kemudian siswa minta untuk mengerjakan latihan-latihan soal secara
mandiri
4.1.1.7 Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran
Setelah melakukan ke enam langkah sebelumnya, peneliti menentukan
Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator yang sesuai dengan
materi pengurangan dalam matematika sebagai materi yang akan termuat dalam
modul, yang dijelaskan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 4.2 Kompetensi Inti (KI)
No Kompetensi Inti
1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
Modul sempoa ini dibuat berdasarkan kurikulum 2013, sehingga
pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran tematik. Namun, dalam
kurikulum 2013 matematika tetap berdiri sendiri. Peneliti menentukan KI yang
digunakan untuk siswa kelas I SD kemudian disesuaikan dengan Kompetensi
Dasar (KD), dan indikator terkait dengan matematika materi pengurangan.
Pengembangan modul sempoa ini terfokus pada muatan matematika yang
memiliki Kompetensi Dasar (KD), berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang
telah ditentukan peneliti menentukan indikator. Berikut ini adalah penjelasannya:
Tabel 4.3 Kompetensi Dasar dan Indikator
No Kompetensi Dasar No Indikator
3.4 Menjelaskan dan melakukan
penjumlahan dan pengurangan
bilsngsn yang melibatkan
bilangan cacah sampai dengan
99 dalam kehidupan sehari-hari
serta mengkaitkan penjumlahan
dan pengurangan.
3.4.1 Siswa mampu melakukan
operasi hitung
pengurangan bilangan
cacah sampai dengan 99
dengan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Setelah mengembangkan bahan ajar berupa materi yang akan dimuat di
dalam modul, peneliti melanjutkan dengan penyusunan modul sempoa. Modul
sempoa ini disusun sejak bulan Juni 2018. Penyusunan modul sempoa ini
dilakukan dengan beberapa pertimbangan mengenai desain modul, isi modul
hingga kesesuaian dengan instrumen penilaian modul yang telah dibuat.
Pertimbangan mengenai desain modul meliputi pemilihan warna, karakter dan
tulisan yang digunakan dalam modul sempoa. Modul sempoa dibuat dengan
warna-warna pastel atau soft, dengan beberapa gambar karakter dalam modul,
serta jenis font yang berbeda pula.
Pertimbangan-pertimbangan mengenai bagian-bagian modul tersebut
menghasilkan 3 bagian modul, yaitu bagian pembuka, isi dan penutup. Pada
bagian pembuka berisi mengenai halaman judul (cover depan), kata pengantar,
dan daftar isi. Pada bagian isi, berisi sejarah sempoa, bagian-bagian sempoa, cara
menggunakan sempoa, pengenalan teman kecil-teman besar, contoh operasi
hitung pengurangan menggunakan sempoa, dan latihan soal. Pada bagian penutup,
berisi tentang penulis, daftar pustakan dan halaman belakang (cover belakang).
Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagian isi modul:
1. Sejarah Sempoa
Pada bab sejarah sempoa ini, peneliti menggunakan judul “APA ITU
SEMPOA DAN BAGAIMANA SEJARAHNYA ?”, berisi tentang
pengenalan sempoa, mengenai apa itu sempoa dan sejarah sempoa secara
singkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.1 Sejarah Sempa
2. Bagian-Bagian Sempoa
Bab ini diberi judul “APA SAJA SIH BAGIAN-BAGIAN DARI
SEMPOA ITU ?”, bab ini hanya terdiri dari 1 halaman saja. Berisi penjelasan
bagian-bagian dari sempoa, mengenai mana yang disebut tiang peluncur,
tiang pemisah, bingkai sempoa, manik atas dan manik bawah.
Gambar 4.2 Bagian-Bagian Sempoa
3. Cara Menggunakan Sempoa
Bab ini diberi judul “LALU CARA MENGGUNAKAN SEMPOA ?”,
berisi pengenalan dalam menggunakan sempoa secara dasar. Bab ini adalah
lanjutan dari bab sebelumnya, setelah mengenal bagian-bagian sempoa, akan
dilanjutkan mengenai pengenalan nilai pada sempoa, seperti satuan puluhan
ratusan, cara menggunakan sempoa, serta aturan-aturan dalam menggunakan
sempoa, seperti mengurangi dengan jari telunjuk sedangkan menambahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dengan ibu jari. Pada bab ini juga terdapat latihan yang dapat diikuti siswa
seperti berhitung menggunakan sempoa yang nampak gambar manik sempoa.
Gambar 4.3 Cara Menggunakan Sempoa
4. Teman Kecil dan Teman Besar
Bab selanjutnya berjudul “TEMAN KECIL DAN TEMAN BESAR,
APA ITU ?”. Berisi tentang apa itu teman kecil dan teman besar, fungsi dari
teman kecil dan teman besar, serta penjelasan lebih lanjut mengenai teman
kecil dan teman besar. Penjelasan tersebut ditampilkan dalam bentuk jari
untuk membantu siswa memahami dengan cara mengikuti bentuk jari yang
digambarkan tersebut, gambaran jari yang berbentuk animasi juga
disesuaikan dengan bentuk dan posisi jari sesungguhnya. Selanjutnya, dalam
bab ini juga berisi latihan mengenai teman keci dan teman besar.
Gambar 4.4 Teman Kecil dan Teman Besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
5. Contoh Operasi Hitung Pengurangan menggunakan Sempoa
Bab selanjutnya, berisi tentang pembahasan cara melakukan operasi
hitung pengurangan menggunakan sempoa dengan latihan soal. Pembahasan
disertai dengan gambar dan instruksi pengerjaan latihan. Berikut ini adalah
gambaran mengenai penjelasan penggunaan sempoa
Gambar 4.5 Contoh Operasi Hitung
6. Latihan Soal
Selanjutnya adalah bab latihan soal, bab ini hanya berisi latihan soal,
dimulai dari soal yang sederhana (tidak membutuhkan bantuan teman kecil
maupuan teman besar dalam pengerjaannya) hingga soal yang membutuhkan
bantuan teman kecil atau teman besar, serta angka-angka diatas 50, dalam bab
ini terdapat 11 latihan soal dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
Gambar 4.6 Contoh Latihan Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4.1.1.8 Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif
Setelah dilakukan penyusunan modul secara keseluruhan, peneliti
melakukan penilaian kepada ahli dan guru sebagai langkah dari evaluasi formatif.
Peneliti telah memilih penilai atau validator di antaranya ahli sempoa, ahli
matematika, dan dua guru kelas I SD. Ahli sempoa dipilih menjadi salah satu
validator, karena modul yang dibuat oleh peneliti merupakan modul sempoa
sehingga diperlukan ahli yang paham mengenai sempoa. Ahli matematika dipilih
karena materi yang digunakan dalam modul sempoa ini adalah matematika,
khususnya adalah materi pengurangan untuk siswa kelas I SD, sehingga ahli
matematika diperlukan untuk mengetahui kesesuaian materi yang terdapat dalam
modul sempoa materi pengurangan untuk kelas I SD. Kemudian validator
selanjutnya ialah dua guru kelas I SD, dengan tujuannya untuk mengetahui apakah
modul layak digunakan oleh siswa kelas I SD, secara keseluruhan apakah modul
ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas I SD. Guru kelas I SD yang menjadi
validator adalah guru kelas IA dan IB SD Negeri Dayuharjo.
Penilaian modul sempoa dilakukan oleh ahli sempoa pada tanggal 26
September 2018, penilaian dari ahli matematika yang dilakukan pada tanggal 31
Juli 2018. Sedangkan penilaian dari guru kelas I SD dilakukan pada tanggal 30
Juli 2018. Berikut ini adalah nilai yang diperoleh dari ahli dan guru dalam
beberapa aspek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4. 4 Tabel Hasil Penilaian oleh Ahli dan Guru Kelas I SD
Penilai
Rata-Rata Ahli
Sempoa
Ahli
Matematika
Guru
Kelas IA
Guru
Kelas IB
Asp
ek
1 2 4 3 4 3.25
2 3 4 3 3 3.25
3 3 4 4 4 3.75
4 2 4 4 3 3.25
5 2 4 4 4 3.5
6 2 3 4 3 3
7 3 4 3 3 3.25
8 2 4 3 3 3
9 2 4 3 3 3
10 2 4 3 3 3
11 2 4 3 3 3
12 2 3 3 3 2.75
13 2 3 4 2 2.75
14 2 3 4 2 2.75
15 2 3 3 2 2.5
Total 33 55 51 45 184
Rata-Rata 2.2 3. 7 3.4 3 3.1
Keterangan Tidak baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik
Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil rata-rata yang diperoleh dari
penilaian masing-masing ahli berbeda. Penilaian dari ahli sempoa menunjukan
hasil rata-rata 2.2 yang berbarti “tidak baik”, berdasarkan skala Linkert yang
digunakan oleh peneliti. Sedangkan penilaian dari ahli matematika menunjukan
hasil rata-rata 3.7 yang berarti “ sangat baik”, penilaian dari guru kelas IA
menunjukan hasil rata-rata 3.4 yang berarti “baik”, sedangkan penilaian guru
kelas IB menunjukan hasil rata-rata 3 yang berarti “baik”.
Lain halnya dengan hasil penilaian pada setiap aspek, untuk aspek 1,2,4
dan 7 memiliki hasil rata-rata dari ke empat ahli tersebut sebesar 3.25, menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
skala Linkert berarti “sangat baik”. Sedangkan untuk aspek 3 memiliki hasil rata-
rata 3.75 yang berarti “sangat baik”, aspek 5 memiliki hasil rata-rata 3.5 yang
berarti “sangat baik”, aspek 6,8,9 dan 10,11 memiliki hasil rata-rata 3 yang berarti
“baik”, aspek 12,13 dan 14 memiliki hasil rata-rata 2.75 yang berarti “baik”, dan
aspek 15 memiliki hasil rata-rata 2.5 yang berarti “baik”. sehingga hasil rata-rata
total keseluruhan oleh 4 ahli dengan 15 aspek yaitu 3.1 yang berarti “baik”
menurut skala Linkert yang peneliti gunakan.
Dari hasil penilaian yang diperoleh juga didapatkan saran dari ahli sempoa
guna meningkakan kualitas modul, berkut adalah saran yang dituliskan pada
kolom saran di antaranya (1) bagian pengenalan sempoa yaitu sebaiknya ditulis
sejarah sempoa yang digunakan saat ini (Jepang), koreksi nama bagian alat, biji ->
manik, perbaikan nilai biji bawah, khusus untuk manik 5 menggunkan telunjuk,
koreksi penggunaan telunjuk dan ibu jari; (2) bagian penggunaan bahasa masih
agak sulit dipahami anak kelas I SD; bagian penyususnan kalimat yaitu belum
efektif, membingungkan; (3) bagian pemilihan soal yaitu judul dan isi sesuai tapi
metode belum sesuai, kurang sesuai karena penggunaan teman kecil dan teman
besar belum ada, tidak ada latihan soal; (4) serta bagian kesesuaian materi yaitu
belum lengkap petunjuknya, latihan soal sebaiknya bertahap, fokus pada teman
kecil dan teman besar saja. Hasil penilaian oleh ahli sempoa, ahli matematika,
guru kelas IA dan guru kelas IB lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2
hal 106 - lampiran 5 hal 112.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4.1.1.9 Revisi
Berdasarkan hasil penilaian modul serta saran dari peneliti, maka peneliti
melakukan revisi sesuai dengan saran dari penilai. Modul sempoa telah direvisi
beberapa kali dengan bagian-bagian yang berbeda pula, revisi modul yang
dilakukan ini guna meningkatkan kualitas modul sempoa materi pengurangan
untuk siswa kelas I SD agar layak untuk digunakan. Berikut ini adalah
penjelasannya:
Revisi pertama yaitu mengenai bagian-bagian sempoa yang dijelaskan
melalui gambar, sehingga diharapkan memudahkan siswa dalam memahami
bagian-bagian sempoa. Tetapi setelah dilakukan penilaian, peneliti malakukan
revisi terhadap bab bagian – bagian sempoa, dimana penjelasan mengenai modul
sempoa berupa gambar diperjelas lagi dengan memberikan beberapa tambahan
keterangan pada gambar. Perubahan sebelum dan sesudah revisi dapat dilihat
sebagai berikut.
Gambar 4.7
Bagian-bagian sempoa
Gambar 4.8
Revisi 1 bagian-bagian sempoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Revisi yang kedua yaitu mengenai cara menggunakan sempoa. Sebelum
direvisi peneliti menjelaskan cara menggunakan sempoa secara satu per satu,
sehingga memuat banyak tulisan untuk ukuran siswa kelas I SD, hal tersebut
dikatakan oleh ahli sempoa serta guru kelas I SD. Kemudian peneliti melakukan
revisi dengan mengubah penjelasan penggunaan sempoa dengan satu gambar saja
dan penjelasan singkat. Peneliti lebih menekankan pada cara menghitung
menggunakan sempoa (bagaimana posisi jari yang digunakan), setelah melakukan
revisi kembali, peneliti memutuskan untuk memberikan tambahan gambar berupa
jari yang digunakan untuk menghitung, yaitu ibu jari dan telunjuk dengan harapan
siswa dapat paham dengan melihat gambar. Berikut ini adalah hasil sebelum dan
sesudah revisi modul bagian cara menggunakan sempoa.
Gambar 4.9
Revisi 2 bagian-bagian sempoa
Gambar 4.10
Revisi 3 bagian-bagian sempoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Revisi ketiga yaitu bagian teman kecil dan teman besar. Pada awalnya penjelasan
teman kecil dan teman besar dalam betuk tabel. Setelah dilakukan penilaian,
penjelasan teman kecil dan teman besar ini mengalami perubahan baik desain
maupun materi penyampaian teman kecil dan teman besar. Warna pada bagan
teman kecil dan teman besar diubah agar siswa tidak terfokus pada perbedaan
warna yang ada. Pada penyampaian materi dilakukan revisi karena siswa kelas I
SD akan kesulitan bila teman kecil dan teman besar disampaikan hanya dengan
Gambar 4.11
Cara menggunakan sempoa
Gambar 4.12
Revisi 1 cara menggunakan sempoa
Gambar 4.13
Revisi 2 cara menggunakan sempoa
Gambar 4.14
Revisi 3 cara menggunakan sempoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
angka atau tulisan, kemudian peneliti melakukan perubahan dengan menggunakan
gambar jari tangan disertai penjelasannya. Berikut ini adalah hasil sebelum revisi
dan sesudah revisi modul sempoa bagian teman kecil dan teman besar.
4.1.1.1 Evaluasi Summatif
Setelah mendapatkan penilaian dari ahli dan guru, peneliti melakukan
revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari ahli dan guru. Selanjutnya peneliti
malakukan uji coba atau evaluasi summatif yang merupakan langkah terakhir dari
Gambar 4.15
Teman kecil dan teman besar
Gambar 4.16
Revisi 1 teman kecil dan teman
besar
Gambar 4.17
Revisi 2 teman kecil dan teman besar
Gambar 4.18
Revisi 3 teman kecil dan teman besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
prosedur penelitian dan pengembangan Dick and Carey. evaluasi summatif ini
bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan dampak pengaplikasian modul
sempoa materi pengurangan untuk kelas I SD yang telah dibuat oleh peneliti. Uji
coba produk berupa modul sempoa materi pengurangan untuk kelas I SD ini
dilakukan di SD Negeri Dayuharjo, dengan jumlah siswa sebanyak 6 siswa yang
terdiri dari 3 siswa kelas IA dan 3 siswa kelas IB.
Peneliti membimbing uji coba modul terlebih dahulu di awal pertemuan
kemudian siswa dilatih untuk belajar mandiri menggunakan modul sempoa dan
sempoa yang telah peneliti sediakan. Kegiatan uji coba produk berupa modul
sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD ini dilakukan mulai tanggal
22 November s/d 1 Desember 2018. Kegiatan uji coba modul ini diawali dengan
mengenalkan sempoa terlebih dahulu sebagai alat yang digunakan sebagai media
belajar yang juga merupakan bagian awal modul, kemudian siswa dikenalkan cara
menggunakan sempoa, kemudian konsep dari operasi hitung pengurangan
menggunakan sempoa, mengenalkan teman kecil dan teman besar beserta
penjelasan kapan siswa dapat menggunakannya, serta cara menggunakan sempoa
pada operasi hitung pengurangan.
Dalam kegiatan uji coba produk ini siswa juga mengisi latihan yang
terdapat pada modul sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD, diawali
dengan latihan menggunakan gambar kemudian siswa diminta mengisi nilai
gambar manik sempoa dengan mempraktekannya terlebih dahulu, kemudian
melakukan operasi hitung pengurangan sederhana menggunakan gambar manik
sempoa sehingga siswa dapat terlebih dahulu mempraktekannya menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
sempoa. Latihan selanjutnya siswa diminta untuk mengisi menggunakan bilangan,
sudah tidak ada gambar manik pada setiap soal namun siswa tetap dapat
menghitung menggunakan semopa dengan contoh soal yang terdapat dalam
modul.
Latihan-latihan yang terdapat dalam modul sempoa tersebut memiliki
tahapan sendiri disetiap latihannya. Terdapat latihan berupa menuliskan bilangan
yang terdapat pada gambar sempoa, latihan siswa melakukan operasi hitung
pengurangan menggunakna gambar, latihan melakukan operasi hitung tanpa
menggunakan teman kecil, latihan operasi hitung pengurangan menggunakan
teman kecil, latihan operasi htung pengurangan menggunakan teman besar.
Latihan-latihan tersebut masih dilengkapi contoh soal beserta cara pengerjaannya.
Kemudian terdapat latihan terakhir yang disusun secara acak, terdapat soal yang
tidak menggunakan teman kecil, menggunakan teman kecil, serta menggunakan
teman besar dengan bilangan yang berbeda.
Pada setiap awal bimbingan atau kegiatan uji coba modul, peneliti selalu
memulainya dengan salam, beserta presensi kehadiran. Presensi kehadiran juga
dibuat semenarik mungkin dengan menempelkan stiker bintang pada kolom nama
siswa masing-masing, kemudian peneliti me-review bimbingan modul sempoa
pertemuan sebelumnya untuk mengecek apakah siswa masih mengingatnya.
Selanjutnya peneliti membagikan map berisi modul, pensil, dan sempoa.
Dilanjutkan dengan membahas beberapa bagian dari modul sesuai jadwal. Pada
akhir bimbingan, peneliti memberikan pertanyaan pada setiap siswa mengenai
operasi hitung pengurangan dan meminta siswa untuk menjawabnya, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
mengingaktkan untuk pertemuan selanjutnya agar siswa mengikuti bimbingan
menggunakan modul sempoa ini (uji coba).
Selama mengikuti kegiatan uji coba mengguakan modul sempoa yangtelah
peneliti susun, siswa mengalami pengingkatan dalam materi pengurangan. Pada
pertemuan pertama, siswa belum mengetahui pengurangan dengan bilangan lebih
dari 10, namun dihari berikutnya siswa sudah mampu mengerjakan pengurangan
sampai dengan bilangan 20, sert mengetahui konsep dari pengurangan itu sendiri
menggunakan alat bantu hitung sempoa, kemudian hingga perte,uan terakhir
siswa dapat mengerjakan operasi hitung pengurangan hingga bilangan 70 melalui
latianlatianyang ada dalam modul sempoa.
Pada akhir kegiatan uji coba penggunaan modul, peneliti me-review
secara keseluruhan mengenai sempoa dan modul sempoa, peneniti bertanya
apakah masih terdapat kesulitan dalam menggunakan sempoa dengan adanya
modul smepoa tersebut, peneliti bertanya mengenai kesan siswa menggunakan
modul sempoa. Berikut ini adalah hasil wawancara kepada siswa dan guru
mengenai kesan penggunaan modul sempoa dan guru kelas 1A dan IB.
1. Siswa merasa terbantu dengan adanya sempoa dan modul sempoa karena
siswa bukan berhitung secara abstrak.
2. Siswa merasa senang mengikuti pelajaran matematika, karena bukan hanya
pelajaran yang hanya mendengarkan namun juga melakukan aktivitas
menggunakan media selain batu pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3. Siswa merasa senang belajar menggunakan sempoa dan modul sempoa
karena sempoa adalah hal baru bagi mereka dan modul sempoa memiliki
tampilan yang bagus dengan banyak warna.
4. Nilai matematika siswa mengalami peningkatan walaupun sedikit (guru
kelas IA)
5. Siswa mampu melakukan operasi hitung hingga bilangan 50 baik hasil
maupun yang ditanyakan.
Selain menggunakan wawancara peneliti juga meminta siswa untuk menilai
modul dari sudut pandang siswa sebagai pengguna. Penilaian modul tersebut
dilakukan oleh 6 siswa yang terlibat, yaitu 3 siswa dari kelas IA dan 3 siswa dari
kelas IB yang mengikuti kegiatan uji coba modul sempoa. Baik nilai maupun
saran yang ditulis oleh siswa dipergunakan peneliti untuk perbaikan modul
sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD bila diperbanyak. Instrumen
penilaian modul oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 7 hal 115. Berikut ini
adalah hasil keseluruhan beserta rata-rata setiap aspek penilaiannya dari 6 siswa
yang mengikuti kegiatan uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Siswa
Siswa
Rata-Rata I II III IV V VI A
spek
1 3 3 4 4 4 4 3.7
2 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 4 3 4 3.5
4 3 4 3 4 4 4 3.7
5 3 3 4 4 3 3 3.3
6 3 2 4 3 3 3 3
7 3 2 3 4 3 3 3
8 3 3 3 4 4 4 3.5
9 3 4 3 3 3 4 3.3
10 4 4 4 4 4 4 4
Total 32 33 35 38 35 37 210
Rata-Rata 3.2 3.3 3.5 3.8 3.5 3.7 3.5
Keterangan B SB SB SB SB SB SB
Keterangan :
SB : sangat baik
B : baik
TB : tidak baik
STB : sangat tidak baik
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa siswa melakukan penilaian
dengan hasil yang berbeda satu sama lain. Hasil penilaian oleh siswa I
menunjukan rata-rata 3.2 yang termasuk dalam kategori “baik” berdasarkan skala
Linkert yang peneliti gunakan. Sedangkan hasil rata-rata dari siswa II adalah 3.3.
dalam kategori “sangat baik”, siswa III menunjukan hasil rata-rata 3.5 dalam
kategori “sangat baik”, siswa IV menunjukan hasil rata-rata 3.8 dalam kategori
“sangat baik”, siswa V menunjuukan hasil rata-rata 3.5 dalam kategori “sangat
baik”, serta siswa VI menunjukan hasil 3.7 dalam kategori “sangat baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lain halnya dengan hasil rata-rata setiap aspek. Penilaian modul yang
dilakukan oleh siswa ini terdiri dari 10 aspek. Hasil dari tabel di atas menunjukan
setiap aspek memiliki nilai rata-rata sendiri yang didapat dari enam siswa yang
mengikuti kegiata uji coba modul sempoa materi pengurangan untuk kelas I SD
ini. Dari tabel diatas diketahui bahwa rata-rata yang diperoleh pada aspek 1 dan 4
adalah 3.7 yang berarti “sangat baik”, aspek 2 dan 10 rata-rata yang diperoleh 4
yang berarti “sangat baik”, aspek 3 dan 8 memperoleh rata rata 3.5 yang berarti
“sangat baik”, aspek 6 dan 7 memeperoleh rata-rata 3 yang berarti “baik”, serta
aspek 5 dan 9 memperoleh rata-rata 3.3 yang berarti “sangat baik” berdasarkan
skala Linkert yang digunakan oleh peneliti. Hasil dari masing masing penilaian
siswa dapat dilihat lebih lengkapnya pada lampiran 7 hal 115- lampiran 12 hal
126.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang diperoleh melalui wawancara
dan observasi di SD Negeri Dayuharjo, diketahui bahwa terdapat beberapa siswa
yang mengalami kesulitan pada mata pelajaran matematika khususnya materi
pengurangan. Hasil wawancara kepada guru kelas I SD Negeri Dayuharjo
diketahui, bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
matematika adalah metode ceramah serta media yang digunakan terbatas pada
batu kecil (batu krikil), guru juga menyatakan bahwa siswa nampak capat bosan
dalam kegiatan belajar matematika. Selanjutnya, peneliti juga melakukan
observasi ketika pembelajaran matematika di dalam kelas dan observasi terhadap
siswa kelas I ketika jam istirahat. Hasilnya adalah beberapa siswa membutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
waktu lebih lama dibanding siswa lainnya ketika mengerjakan soal matematika
pengurangan bilangan kurang dari 20, namun disisi lain beberapa siswa lain juga
nampak antusias dalam mengikuti pelajaran matematika. Pada hasil wawancara
telah diketahui bahwa terdapat siswa yang cepat bosan, kemudian hasil observasi
juga menunjukan hal yang sama yaitu adanya kebosanan pada salah seorang siswa,
nampak dari seringnya siswa tersebut keluar kelas, yang berdampak tidak dapat
mengikuti pembelajaran matematika dengan maksimal. Selain seorang siswa yang
cepat bosan tersebut, terdapat 5 orang siswa lainnya yang juga mengalami
kesulitan matematika dalam operasi hitung pengurangan. Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi, 6 siswa yang mengalami kesulitan dalam operasi
hitung pengurangan tersebut membutuhkan media (selain batu kecil) sebagai
media pembelajaran matematika. Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan
melalui wawancara dan observasi, peneliti menilai bahwa media yang sesuai
untuk digunakan oleh siswa kelas I adalah sempoa. Sempoa bukanlah hal baru
bagi guru sehingga guru akan lebih mudah dalam mengaplikasikannya kepada
siswa, namun sempoa juga merupakan hal baru dan kongkret bagi siswa yang
dapat meningkatkan antusias belajar siswa.
Sempoa digunakan sebagai media belajar matematika khususnya
pengurangan. Sempoa adalah suatu alat kuno yang digunakan untuk menghitung
terbuat dari kayu atau plastik (modern) secara sederhana dengan poros manik-
manik yang bisa digerak-gerakan (Guenawan dan Santoso, 2014). Sempoa sudah
ada sejak lama, namun bagi siswa SD Negeri Dayuharjo sempoa masih menjadi
hal yang baru, hal tersebut salah satu alasan mengapa peneliti menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
sempoa sebagai media belajar matematika materi pengurangan. Hasil observasi
menjelaskan bahwa siswa kelas I (khususnya) tertarik pada hal-hal baru, serta
sempoa merupakan benda konkret. Sempoa juga memiliki karakteristik-
karakteristik lain dibandingkan dengan media lainnya ketika peneliti melakukan
penelitian, seperti 1) Sempoa mudah ditemukan di pasaran, sempoa tidak
memerlukan pemesanan terlebih dahulu, 2) harga sempoa yang tergolong lebih
ekonomis bila dibandingkan dengan media matematika lainnya seperti media
matematika dari montessori, 3) penggunaan media sempoa lebih efekif karena
ukuran sempoa yang kecil sehingga dapat dibawa-bawa, serta ringan sehingga
memudahkan siswa untuk membawa.
Jahja (2011) menjelaskan bawa siswa kelas I SD yang berada pada tahap
operasional kongkret memiliki kecenderungan belajar dalam memahami materi
pembelajaran, di antaranya 1) Konkret yaitu belajar dari apa yang dapat dilihat,
didengar, dibau, diraba dan diotak atik. Sesuai dengan tahapan perkembangan
kognitif menurut Jean Piaget, umur 7 tahun berada pada tahapan operasional
kongkret, sehingga mereka belajar dari hal-hal yang kongkret, hal tersebut juga
ditemukan pada siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo. Sempoa merupakan media
media yang dapat dilihat, diraba dan diotak-atik oleh siswa sehingga sempoa
merupakan salah satu media kongkret yang dapat digunakan oleh siswa. 2)
Integratif yaitu memandang suatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka
belum mampu memilah-milah konsep. Hal tersebut juga nampak dari siswa kelas
I SD Negeri Dayuharjo, mereka belum mampu memilih-milah konsep yang harus
digunakan, contohnya konsep penjumlahan dan konsep pengurangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
seringkali tertukar. Kegunaan sempoa salah satunya adalah sebagai media
pembelajaran matemaika materi pengurangan, penggunaan modul atau penjelasan
guru dalam penggunaan sempoa menjelaskan konsep tertentu seperti konsep
pengurangan, karena siswa belum mampu memilih konsep yang akan digunakan
menggunakan sempoa. 3) Hierarkis yaitu berpikir mulai hal-hal yang sederhana
ke hal-hal yang lebih kompleks. Tentunya hal tersebut sesuai dengan siswa kelas I
SD Negeri Dayuharjo, nampak dari pemahaman matematika materi pengurangan,
siswa yang belum mampu melakukan operasi hitung pengurangan kurang dari 20,
maka siswa tersebut belum mampu melakukan operasi hitung pengurangan
dengan bilangan yang lebih besar pula. Penggunaan sempoa sebagai media
pembelajaran matematika diajarkan secara hieraskis yaitu dari hal sederhana
seperti pengenalan sempoa, membilang menggunakan sempoa, melakukan operasi
hitung pengurangan dasar menggunakan sempoa, hingga melakukan operasi
hitung pengurangan menggunakan teman kecil dan teman besar menggunakan
sempoa. Siswa kesulitan bila diajarkan operasi hitung menggunakan sempoa
namun belum mampu membilang menggunakan sempoa. Kecenderungan belajar
siswa tersebut benar-benar ditemukan pada siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo
oleh peneliti ketika kegiatan obsevasi.
Siswa yang menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran
matematika berada pada tahap operasional kongkret karena berumur 7 tahun. Jean
Piaget (dalam Suparno, 2001) menjelaskan pengklasifikasian anak berdasarkan
tahapan perkembangan kognitif yang terdiri dari tahap sensorimotor (umur 0-2
tahun), tahap pra operasional (umur 2-7 tahun), tahap operasional kongkret (umur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
7-11 tahun), dan tahap operasional formal (umur 11 tahun keatas). Berdasarkan
pernyataan tersebut siswa kelas I SD yang rata-rata berumur 7 tahun, berada pada
tahapan operasional kongkret, mereka dapat memahami atau belajar secara
kongkret atau nyata. Hal tersebut sesuai dengan karakter dari siswa kelas I SD,
siswa paham melalui apa yang mereka lihat secara nyata, sama halnya dengan
pemahaman penggunaan sempoa sebagai media pembelajaran matematika yang
harus dijelaskan secara nyata. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan modul
sempoa materi pengurangan untuk siswa kelas I SD untuk membantu siswa dalam
memahami sempoa sebagai media pembelajaran matematika operasi hitung
pengurangan.
Modul Wiyanto & Mustakim (2012) menjelaskan modul adalah lembaran
tertulis berisi materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat
dipakai siswa secara mandiri. Modul sempoa materi pengurangan untuk sisw
akelas I SD adalah lebaran tertulis yang juga dilengkapi dengan gambar dan
warna pada setiap lembarnya. Modul sempoa berisi materi berupa gambaran nyata
sempoa sebagai media pembelajaran matematika dengan ukuran yang sama persi
dengan ukuran sempoa sebenarnya, pengoperasionalan jari dalam penggunaan
sempoa yang digambarkan menggunakan gambar jari, pengenalan teman kecil dan
teman besar yang digambarkan menggunakan gambaan nyata tangan, serta
latihan-latihan soal yang dilengkapi contoh pengerjaannya menggunakan sempoa,
beberapa hal tersebut digunakan untuk memudahkan siswa dalam memahami
sempoa sebagai media pembelajaran matematika menggunakan modul sempoa.
Modul sempoa dapat digunakan secara mandiri oleh siswa. Modul sempoa ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
berisi tentang sempoa baik sejarah, cara penggunaan, hingga pengaplikasiannya
dalam latihan operasi hitung yang digunakan untuk kelas I SD dan disusun
sedemikian rupa sehingga siswa dapat menggunakan secara mandiri. Materi
pengrangan yang digunakan pada modul sempoa telah disesuaikan dengan
kebutuhan siswa melalui analisis kebutuhan siswa yang telah dilakukan dengan
wawancara dan observasi.
Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, peneliti menentukan
KI dan KD serta mengembangkan indikator sebagai materi yang akan dimuat
dalam modul sempoa materi pengurangan. KD yang digunakan adalah KD 3.4
mata pelajaran matematika materi operasi hitung kelas I SD yang kemudian
peneliti mengembangkan indikator terkait. Suherman (2003) menjelaskan
matematika merupakan disiplin ilmu tentang cara berpikir dan mengelola logika,
baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dalam penggunaan modul sempoa siswa
diajak untuk berpikir dan mengelola logika dalam penggunaan sempoa baik secara
kuantitatif dengan menghitung manik maupun kualitatif dalam mengenal sempoa.
Matematika memiliki salah satu pokok bahasan yaitu pengurangan, Ismayani
(2004) menjelaskan pengurangan berarti mengurangi, mengambil, selisih atau
pembeda atau dapat juga disebut mencari bilangan yang belum diketahui, jarak
atau perpindahan, penggunaan modul sempoa materi pengurangan mengajarkan
siswa konsep pengurangan yaitu megurangi, mengambil serta selisih suatu
bilangan yang diwujudkan dalam manik sempoa. Pembelajaran matematika
memiliki tujuan, di antaranya memahami konsep matematika, memahami
penalaran matematika, memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
memahami masalah, memiliki sikap menghargai penggunaan matematika
(Ibrahim dan Suprani, 2008). Dalam mata pelajaran matematika kelas I SD,
Kompetensi dasar (KD) yang digunakan sebagai materi dalam modul sempoa
adalah KD 3.4 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan
bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan
sehari-hari serta mengkaitkan penjumlahan dan pengurangan.
Ibrahim dan Suparni (2008) menjelaskan kegiatan pembelajaran
matematika memiliki tujuan pembelajaran yaitu memahami konsep matematika,
menggunakan pola dan sifat matematika, memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, dan memiliki sikap menghargai penggunaan
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika
tersebut terbantu dengan adanya penggunaan mudul sempoa yang peneliti buat ini.
1) Memahami konsep matematika, siswa yang kesulitan dalam mata pelajaran
matematika belajar memahami konsep pengurangan melalui modul sempoa yaitu
mengurangi, mengambil atau selisih manik pada sempoa yang digunakan. Hal
tersebut dijelaskan oleh peneliti pada tahapan uji coba atau evaluasi summatif.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, siswa dapat menggunakan
penalaran pada pola dan sifat dalam penggunaan sempoa sebagai media
pembelajaran matematika, seperti cara menggunakannya jari untuk
operasionalnya, penggunaan teman kecil dan teman besar, hingga pengerjaan soal.
Beberapa hal tersebut telah dijelaskan dalam modul sempoa. 3) Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah. Siswa memerlukan
kemampuan memahami masalah untuk dapat memecahkan masalah berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
dengan matematika, contohnya siswa memerlukan kemampuan memahami
matematika utuk dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengurangan
karena pengurangan adalah salah satu materi yang harus dipaham dalam
matematika. Modul sempoa adalah salah satu pedoman yang dapat digunakan
untuk memahami sempoa sebagai media pembelajaran matematika termasuk
pengurangan sehingga siswa mampu memecahkan masalah berkaitan dengan
pengurangan. Kemampuan siswa memecahkan masalah engurangan dapat dilihat
pada tahap kegiatan evaluasi summatif. 4) Memiliki sikap menghargai
penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan modul sempoa
menjadikan siswa mampu mengaplikasikan matematika materi pengurangan
dengan menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran matematika, sehingga
siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan matematikanya untuk kehidupan
sehari-hari seperti dalam membelian makanan di kantin atau berbagi makanan
dengan teman-temannya.
Modul sempoa dibuat sesuai dengan analisis kebutuhan, tujuan yang telah
ditenatukan serta kesesuaiannya dengan mata pelajaran matematika materi
pengurangan untuk kelas I SD, selanjutnya dilakukan penilaian modul oleh 4
penilai. Peniaian modul smepoa yang dilakukan oleh 2 ahli da 2 guru kelas I SD
mendapatkan skor 3.1 “baik” sesuai skala Linkert. Tahap evaluasi formatif atau
validasi sebelumnya menghasilnya beberapa saran yang diberikan oleh ahli untuk
meningkatkan kualitas modul. Berdasarkan saran yang diberikan oleh ahli,
peneliti melakukan perbaikan modul untuk meningkatkan kualitas modul sempoa.
Setelah melalui tahap revisi atau perbaikan, modul diujikancobakan kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
kelas I SD pada tahap evaluasi summatif untuk mengetahui keefektifan dari
modul sempoa. Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan wawancara terhadap
guru serta membagikan angket penilaian modul sempoa kepada siswa, kegiatan
ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari modul sempoa. Hasil dari
kegiatan wawancara yang dilakukan adalah guru mengatakan terdapat kenaikan
pada nilai akademik matematika keenam siswa yang menggunakan modul sempoa
tersebut, siswa nampak antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika
karena menggunakan sempoa sebagai media pembelajarannya, siswa merasa
senang dapat menggunakan sempoa sebagai media pembelajaran operasi hitung
pengurangan. Hasil dari penilaian yang dilakukan oleh siswa sebagai pengguna
modul sempoa mendapatkan nilai 3.5. Nilai 3.5 tersebut termasuk dalam kategori
“sangat baik” berdasarkan skala Linkert.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V ini akan diuraikan mengenai beberapa hal yaitu (1)
Kesimpulan, (2) Keterbatasan dan (3) Saran penelitian.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan Modul Sempoa Materi
Pengurangan untuk Siswa Kelas I SD dapat disimpulkan sebagai berikut.
5.1.1 Produk penelitian dan pengembangan ini adalah modul sempoa untuk
membantu siswa kelas I SD yang mengalami kesulitan dalam materi
pengurangan. Pengembangan modul sempoa ini dilakukan dengan model
tahapan dari Dick and Carey yaitu (1) Merumuskan tujuan, secara umum
tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah membantu siswa
dalam memahami mata pelajaran matematika (2) Analisis kebutuhan,
dilakukan dengan wawancara dan observasi (3) Analisis pembelajaran dan
konteks, dilakukan dari hasil wawancara dan observasi sebelumnya
berkaitan dnegan konteks (4) Merumuskan tujuan performansi, tujuan
performasi yang merupakan tujuan khusus yaitu membantu siswa dalam
memahami mata pelajaran matematika materi pengurangan menggunakan
modul sempoa (5) Mengembangkan instrumen, instrumen berupa angket
penilaian modul (6) Mengembangkan strategi pembelajaran, strategi
pembelajaran dengan menggunakan sempoa serta modul sempoa sebagai
instrumen penggunaan semopa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
(7) Mengembangkan dan menyusun bahan pembelajaran, terdiri dari
pengembangan dan penyusunan bahan modul, bentuk modul, isi modul
dan materi yang termuat dalam modul (8) Merancang dan melakukan
evaluasi formatif, yang dilakukan sebagai proses penilaian modul sempoa
oleh validator yang terdiri dari 4 ahli (9) Revisi, revisi atau perbaikan
dilakukan pada bab bagian-bagian sempoa, cara menggunakan sempoa,
serta bab teman kecil dan teman besar (10) Evaluasi summatif, dilakukan
dalam kegiatan uji coba.
5.1.2 Kualitas modul ini dilihat berdasarkan hasil penilaian oleh validator (ahli
sempoa, ahli matematika, dan guru) mendapatkan nilai rata-rata 3.1, dalam
kategori baik, dalam aspek tampilan cover, pengenalan sempoa,
penggunaan bahasa, penyusunan kalimat, pemilihan soal, dan kesesuaian
materi. Selain itu, peneliti juga melakukan uji keterbacaan yang dilakukan
oleh 6 siswa, dalam uji keterbacaan modul sempoa mendapatkan nilai rata-
rata 3.5 dalam kategori sangat baik dalam aspek tampilan cover,
pengenalan sempoa, penggunaan bahasa, pemilihan soal dan kesesuaian
materi.
5.2. Keterbatasan Pengembangan
Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan, tidak semua
berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan oleh peneliti. Beberapa
keterbatasan yang dialami oleh peneliti antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
5.2.1 Modul dapat digunakan di sekolah lain, namun mungkin akan ada
tambahan aktivitas atau penyesuaian-penyesuaian ketika karakteristik
siswa berbeda dengan SD Negeri Dayuharjo.
5.2.2 Uji coba dilakukan oleh peneliti sendiri yang merupakan orang baru bagi
siswa, maka hasil penelitian dapat bersifat bias.
5.2.3 Uji coba yang dilakukan secara singkat yaitu 3 hari belum maksimal dalam
membantu siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo dalam memahami
penggunaan modul sempoa.
5.3 Saran
Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan modul ini, ada beberapa
saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun saran yang ingin
disampaikan adalah:
5.3.1 Analisis kebutuhan untuk penelitian dan pengembangan dapat dilakukan di
beberapa SD agar produk yang dihasilkan dapat digunakan di sekolah lain
dengan karakteristik yang sesuai dengan modul yang dihasilkan.
5.3.2 Pada kegiatan uji coba dapat dilakukan oleh guru atau wali kelas, sehingga
hasil yang didapat lebih objektif.
5.3.3 Uji coba dapat dlakukan lebih lama agar hasil lebih maksimal, sehingga
dapat membantu siswa kelas I SD Negeri Dayuharjo memahami
penggunaan modul sempoa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulian Belajar.
Yogyakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Lusia Tri dan P. Sunardi. 2009. Matematika 1:Untuk Sekolah Dasar Kelas
I. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan.
Aulia, Febria. 2014. Pengaruh Penggunaan Modul Pada Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi Di SMK Negeri 2 Bukittinggi. Jurnal diunduh ada
laman
Http://Ejournal.Unp.Ac.Id/Index.Php/Voteknika/Article/View/3274/2704
pada tanggal 24/3/2019 pukul 19.00 WIB
Dick, Walter., Lou Carey. & James O. Carey. 2009. The Systematic Design of
Instruction. New Jersey: Right and Permissions Departement.
Faizatin, Naily. 2012. Belajar Mengenal Aritmatika. Jakarta: Balai Pustaka.
Fatimah. 2009. Fun Math Matematika Asyik dengan Metode Pemodelan.
Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Gendo, Barus & Srihastuti. 2011. Kumpulan Modul Pengembangan
Diri.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Giarti, Sri. 2014. Peningkatan Keterampilan Proses Pemecahan Masalah dan
Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pbl Terintegrasi Penilaian
Autentik pada Siswa Kelas VI SDN 2 Bengle, Wonosegoro. Artikel diunduh
pada laman
https://www.researchgate.net/publication/315110270_peningkatan_keteram
pilan_proses_pemecahan_masalah_dan_hasil_belajar_matematika_menggu
nakan_model_pbl_terintegrasi_penilaian_autentik_pada_siswa_kelas_vi_sd
n_2_bengle_wonosegoro pada 25/3/2019 pada pukul 04.05 WIB
Goenawan, Stephanus Ivan dan Alexander Agung Santoso. 2014. Metode
Horisontal (Metris) Penjumlahan & Pengurangan Ajaib. Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Rohmah, Uza Kholidatur. 2018. Pengaruh Penggunaan Media Sempoa terhadap
Minat dan Hasil Belajar Berhitung Siswa Kelas III SD Islam Hasyim
Asy’ari Pikatan Wonodadi Blitar. Skripsi diunduh pada laman
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/9625/ pada tanggal 12/06/2019 pada pukul 21.49.
Hudoyo, Herman dkk. 1996. Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek
Pengembangan Guru Sekolah Dasar.
Hudojo, Herman. 1981. Teori Belajarn Untuk Pengajaran Matematika. Jakarta:
Departemen P dan K.
Ibrahim dan Suparni. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:
Bidang Akademik UIN.
Ismarti. 2016. Meningkatkan Penguasaan Bilangan dengan Mental Aritmatika
Sempoa. UNRIKA. Jurnal diunduh pada laman
http://journal.unrika.ac.id/index.php/jurnaldms/article/viewFile/172/169
pada tanggal 11/3/2018 pukul 12.52 WIB
Ismayani, Ani. 2008. Fun Math With 2 Children. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Jazidah, Sri. 2009. Meningkatkanhasil Belajar Matematika pada Pengurangan
Bilangan Bulat dengan Menerapkan Pita Garis Bilangan Di Kelas V
Sekolah Dasar. Skripsi di unduh pada laman
https://media.neliti.com/media/publications/218115-meningkatkan-hasil-
belajar-matematika-pa.pdf pada tanggal 23/4/2018 pukul 16.04 WIB.
Kandou, Selpius. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan
Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif:
Bacaan Wajib bagi Peneliti, Guru, dan Mahasiswa Program S1, dan S2 Di
Lingkungan Pendidikan. Bandung: Penerbit Alphabet.
Maudiarti, Santi. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia
Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Nurmalasari, Irma. 2013.Pengaruh Media Sempoa terhadap Kreativitas
Siswa dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II SDN II Karangrejo
Tulungagung Tahun Ajaran 2012/2013. Tulungagung : Skripsi Tidak
Diterbitkan didownload dari http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/685/1/semua.pdf pada tanggal 7/3/2018 pukul 11.32
WIB
Nuryanto, Hery. 2012. Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Jakarta: Balai Pustaka.
Offirstson. 2014. Aktivitas Pembelajaran Matematika Melalui Inkuiri Berbantuan
Software Cinderella. Yogyakarta: Deepublish.
Pandhah, Joko. 2010. Penggunaan Media Sempoa untuk Meningkatan Hasil
Belajar Matematika Pokok bahasan Perkalian Bilangan 2 Angka pada
Siswa Kelas II SDN Harjowinangun, Godong, Grobogan Tahun Ajaran
2010/2011. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta
didownload dari
http://eprints.ums.ac.id/13937/1/1_HALAMAN_DEPAN_.pdf pada
7/8/2018 pukul 14.10 WIB
Permendikbud.https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/06/salinan-
permendikbud-nomor-17-tahun-2017-tentang-penerimaan-peserta-didik-
baru. di unduh pada tanggal 12/01/2019.
Permendikbud . http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendikbud_24_16.pdf. di
unduh pada tanggal 12/01/2019.
Rahardi, F. 2006. Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature, dan Esai. Depok:
Kawan pustaka
Raharjo, Susilo dan Gudnanto. 2009. Pemahaman Individu Teknik Non Tes.
Jakarta: Kencana.
Ratnasari, Devi. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Kantong Bilangan Terhadap
Hasil Belajar Matematika Penjumlahan Bilangan Secara Bersusun pada
Siswa Kelas 1 SD N Prambanan Sleman. Skripsi diunduh pada laman
http://eprints.uny.ac.id/37898/1/Devi%20Ratnasari.pdf pada tanggal
12/3/2018 pukul 02.26 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Saifuddin. 2014. Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis. Yogyakarta:
Deepublish.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana.
Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan Edisi
Ketiga. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Sitti. 2008. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik : Olahraga dan
Kesehatan. Jakarta: Erlangga.
Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sriyanto, H.J. 2017. Mengobarkan Api Matematika. Sukabumi: CV Jejak.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Afabeta.
Suherman, E. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI.
Sukayati. 2011. Pembelajaran Pemecahan di Sekolah Dasar. Yogyakarta:
Widyaiswara.
Sulimah, Esti. 2003. Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Siswa Kelas II
SDN Kledokan Depok dengan Menggunakan Metode Permainan Kartu.
Skripsi diunduh dari laman http://eprints.uny.ac.id/15461/1/SKRIPSI%20ESTI.pdf pada pada
12/3/2018 pukul 02.14 WIB.
Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Supatmono, Catur. 2009. Matematika Asyik Asyik Menajarnya Asyik Belajarnya.
Jakarta: Grasindo.
Supriyadi, dadi. 2013. M-a-t-r-i-k : Menjadikan Matematika Lebih Mudah dan
Menyenangkan. Bandung: Nuansa Cendekia.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif: Teroi dan Aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Sutanti, Heny. 2014. Peningkatan Pretasi Belajar Operasi Hitung Penjumlahan
Bilangan Cacah Menggunakan Pendekatan Teori Belajar Jerome S Bruner
Pada Siswa Kelas I Sd N I Gentan, Gantiwarno, Klaten. Skripsi diunduh
dari laman
http://eprints.uny.ac.id/14182/1/SKRIPSI%20Heny%20Sutanti_101082470
27.pdf pada tanggal 12/3/2018 pukul 02.19 WIB.
Sutrisno, 2010. Analisis Kesulitan Siswa Kelas II pada Materi Penjumlahan dam
Pengurangan Bilangan. Jurnal diunduh pada laman pada laman
https://www.researchgate.net/publication/315046722_ANALISIS_KESULI
TAN_BELAJAR_SISWA_KELAS_II_PADA_MATERI_PENJUMLAHA
N_DAN_PENGURANGAN_BILANGAN pada 23/4/2018 pukul 09.30
WIB.
Syifa, Faiza Mahali dan Nurhenti Dorlina Simatupang. 2016. Penggunaan
sempoa dalam pengembangan kemampuan berhitung permulaan anak. PG-
PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Uiversitas Negeri Surabaya. Skripsi
diunduh pada laman https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/paud-
teratai/article/viewFile/11386/4414 pada tanggal 10/4/2018 pukul 17.24
WIB.
Toenlioe, Anselmus JE. 2016. Teori dan Filsafat Pendidikan. Malang: Gunung
Samudra.
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakarya.
Widoyoko, E. P. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Wiyanto, Asul dan Mustakim. 2012. Panduan karya Tulis Guru Penulisan Karya
yang Bernilai Angka kredit untuk sertifikasi dan Kenaikan Jabatan.
Yogyakarta: Pustaka Ghratama.
Yaumi, Muhammad. 2018. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta:
Prenadamedia Group.kelebihan sempoa
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 1
Contoh Instrumen Angket Penilaian Modul Sempoa untuk Materi
Pengurangan Kelas I SD
No Komponen yang dinilai Skor Saran
1 2 3 4
Cover modul
1
Kesesuaian judul modul
dengan materi yang ada di
dalam modul
2
Kesesuaian gambar pada
cover modul untuk siswa
kelas bawah
3 Kesesuaian bentuk tulisan
pada cover modul untuk
siswa kelas bawah
Pengenalan sempoa
4
Terdapat pengenalan
sederhana mengenai sejarah
sempoa
5
Terdapat pengenalan
sederhana mengenai bagian-
bagian sempoa
6
Terdapat pengenalan
sederhana mengenai
penggunaan sempoa
Penggunaan bahasa
7 Bahasa yang digunakan
dalam modul sudah baku
8 Bahasa yang digunakan
dalam modul sesuai untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
siswa kelas bawah
Penyusunan kalimat
9 Kalimat yang digunakan
dalam modul sudah efektif
10 Kalimat yang digunakan
dalam modul sudah sesuai
untuk siswa kelas bawah
Pemilihan soal
11
Soal yang terdapat di dalam
modul sudah sesuai dengan
judul modul
12 Soal yang terdapat di dalam
modul sesuai untuk siswa
kelas bawah
Keseuaian Materi
13 Kelengkapan materi
14 Kedalaman materi
15 Keluasan materi
Total Skor
Saran Validator :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 2
Hasil Validasi Modul oleh Guru Kelas IA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
lampiran 3
Hasil Validasi Modul oleh Guru Kelas IB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 4
Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 5
Hasil Validasi Modul oleh Ahli Sempoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 6
Contoh Instrumen Angket Penilaian Modul Sempoa untuk Materi
Pengurangan Kelas I SD oleh Siswa
No Kompetensi yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
Cover Modul
1 Judul modul menarik bagi siswa untuk
membaca dan sesuai dengan isi modul
2 Gambar pada cover modul menarik bagi
siswa
Pengenalan Sempoa
3 Terdapat pengenalan sederhana
mengenai sejarah sempoa
4 Terdapat pengenalan sederhana
mengenai bagian-bagian sempoa
5 Terdapat pengenalan sederhana
mengenai penggunaan sempoa
Penggunaan Bahasa
6 Bahasa yang digunakan dalam modul
dapat dipahami oleh siswa
Pemilihan Soal
7 Soal yang terdapat dalam modul sesuai
untuk siswa
Kesesuaian Materi
8 Materi yang diajarkan dalam modul
sudah sesuai dengan judul modul
9 Materi dalam modul menarik untuk
siswa mengerjakannya
10 Materi yang termuat dalam modul
adalah materi pengurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Total Skor
Saran perbaikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 7
Hasil Penilaian Modul oleh Siswa 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 8.
Hasil Penilaian Modul oleh Siswa 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 9.
Hasil Penilaian Modul oleh Siswa 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 10
Hasil Penilaian Modul oleh Siswa 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 11.
Hasil Penilaian Modul oleh Siswa 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 12.
Hasil Penilaian Modul oleh Siswa 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 13
Instumen Pertanyaan Wawancara
Kepada Guru Kelas I SD Negeri Dayuharjo
No Pertanyaan Jawaban
Metode Pembelajaran
1. Apa metode pembelajaran yang sering digunakan guru
dalam materi penjumlahan, pengurangan, dan operasi
hitung campuran?
Peran siswa
2. Bagaimana peran siswa dalam pembelajaran matematika
materi penjumlahan, pengurangan, dan operasi hitung
campuran?
Pekerjaan orang tua siswa
3. Apa pekerjaan sebagian besar orang tua/ wali siswa di
kelas .... ?
Permasalahan dalam pembelajaran matematika kelas bawah
4. Apa permasalahan yang sering terjadi dalam
pembelajaran matematika kelas bawah?
Kegiatan sekolah yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan dalam
pembelajaran matematika di kelas bawah
5. Apa yang sekolah lakukan untuk memecahkan
permasalahan dalam pembelajaran matematika kelas
bawah?
Dampak dari kegiatan yang sudah dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan
matematika di kelas bawah
6. Apa dampak dari kegiatan yang sudah dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan matematika di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
bawah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 14
Surat Izin Validasi Produk di S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 15.
Surat Izin Validasi Produk Kepada Dosen Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 16.
Surat Izin Validasi Kepada Ahli Sempoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 17.
Surat Izin Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 18
Surat Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 19
Foto
Lampiran 20.
Modul (terlampir terpisah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Curriculum Vitae
Wulan Kartika Sari adalah anak kedua dari 2 bersaudara.
Lahir di Temanggung, 3 Februari 1997 dari pasangan
Suwarto dan Sri Koyimah. Pendidikan dimulai dari Taman
Kanak-Kanak (TK) Dharma Wanita I Mojotengah tahun
2001-2003. Pendidikan dilanjutkan di Sekolah Dasar (SD)
Negeri 1 Mojotengah tahun 2003-2009. Pendidikan
selanjutnya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 1 Kedu pada tahun 2009-2012. Peneliti menempuh pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Parakan pada tahun 2012-2015, kemudian telah
lulus tahun 2015. Setelah lulus SMA, peneliti sampai saat ini sedang melanjutkan
pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di program pendidikan,
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Semasa menempuh pendidikan di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, peneliti pernah mengikuti berbagai
kegiatan dalam dan luar kemahasiswaan, yaitu:
No Kegiatan Tahun Peran
1 Pendampingan Pengembangan Kepribadian dan
Metode Belajar I
2015 Peserta
2 Pendampingan Pengembangan Kepribadian dan
Metode Belajar Ii
2016 Peserta
3 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah
Istimewa Yogyakarta
2016 Peserta
4 Seminar “reinventing Childhood Education” 2015 Peserta
5 Pelatihan Metode Montessori 2016 Peserta
6 English Club Program for 4 Semesters 2015-
2017
Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
7 Lomba Cipta Puisi Nasional Bertemakan Petani 2015 Peserta
8 Parade Gamelan Anak Ke-X Se-Yogyakarta dan
Jawa Tengah
2017 Angggota
Divisi Acara
9 Seminar Entrepreurship yang bertemakan
“menumbuhkan Jiwa Wirausahawan pada
Generasi Muda”
2015 Peserta
10 Pekan Olimpiade Mahasiswa 2017 2017 Koordinator
Divisi
Registrasi
11 Inisiasi FKIP SANATA DHARMA (INFISA)
2015
2015 Peserta
12 Inisiasi PGSD 2015 2015 Peserta
13 Pekan Ilmiah Fakultas 2016 2016 Peserta
14 Makrab Forum Keluarga Musim (FKM) 2015 2015 Peserta
15 Seminar dan Workshop Mahasiswa Pendidikan
Matematika
2015 Peserta
16 Kuliah Umum bertemakan “Masa Depan
Toleransi di Tangan Guru”
2016 Peserta
17 Dekan Cup 2016 2016 Anggota
Divisi
Registrasi
18 Week-end Moral 2015 2015 Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI