pengertian modal kerja

14
1 1. PENGERTIAN MODAL KERJA Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh perusahaan sehari- hari seperti pembelian bahan baku , pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya disebut modal kerja. Modal kerja merupakan salah satu unsure aktiva yang sangat penting dalam perusahaan.karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya.masa perputaran modal kerja sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal hingga menjadi kas lagi. Ada beberapa pengertian mengenai modal kerja sebagai berikut:  James C Van Harne (1997) dalam Yudhistira (2008), menyatakan, bahwa “Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan”   J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991) dalam Yudhistira (2008), menyatakan bahwa  “Modal kerja adalah investasi perusahaa n dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan”.  

Upload: hisbulloh-arif

Post on 09-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengertian modal kerja manajemen

TRANSCRIPT

1. PENGERTIAN MODAL KERJASetiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baku , pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya disebut modal kerja.Modal kerja merupakan salah satu unsure aktiva yang sangat penting dalam perusahaan.karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya.masa perputaran modal kerja sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal hingga menjadi kas lagi. Ada beberapa pengertian mengenai modal kerja sebagai berikut:

James C Van Harne (1997) dalam Yudhistira (2008), menyatakan, bahwa Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991) dalam Yudhistira (2008), menyatakan bahwa Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan.

Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar-putar dalam periode tertentu (Indriyo,1992). Sedangkan menurut Riyanto (1995) modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang, persediaan. Modal kerja kotor adalah harta lancar total dari perusahaan, dan modal kerja bersih adalah harta lancar dikurangi utang lancar.

Secara umum modal kerja dapat berarti : a) Seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (Gross Working Capital) atau konsep kuantitatif. b) Aktiva lancar dikurangi utang lancar (Net Working Capital) atau konsep kualitatif.c) Keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan laba tahun berjalan (Functional Working Capital) atau konsep fungsional.Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.

2. KONSEP MODAL KERJABambang Riyanto (1995) dalam Yudhistira (2008), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :

Konsep kuantitatif Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, aktiva ini merupakan aktiva sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau dana yang tertanam dalam aktiva akan dapat bebas lagi dalam jangka pendek. Jadi menurut konsep ini adalah keseluruhan jumlah aktiva lancar. Dalam pengertian ini modal kerja sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital. Konsep kualitatifPada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya. Konsep fungsionalKonsep ini menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya.

3. MACAM-MACAM MODAL KERJA 1) Modal kerja permanen (Permanen Working Capital)Merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan, untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dibedakan atas :a) Modal kerja primer (Primary Working Capital) Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.b) Modal kerja normal (Normal Working Capital) Yaitu modal kerja untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

2) Modal kerja variable (Variabel Working Capital) Merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dibedakan atas :a) Modal kerja musiman (Seasional Working Capital) Yaitu modal kerja yang mengalami perubahan karena fluktuasi musim. b) Modal kerja siklus (Cyclical Working Capital)Yaitu modal kerja yang mengalami perubahan karena perubahan fluktuasi konjungtur. c) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan situasi darurat yang diperkirakan akan terjadi atau situasi yang tidak diketahui sebelumnya (Riningsih,2005).4. PENTINGNYA MANAJEMEN MODAL KERJA Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu manajer digunakan untuk mengatur modal kerja (lebih dari sepertiga waktu manajemen keuangan dihabiskan untuk mengelola aktiva lancar dan seperempat dari waktu manajemen dihabiskan untuk mengelola hutang lancar). Bagi banyak perusahaan aktiva lancar dan hutang lancar merupakan bagian investasi dan pinjaman yang besar.Aktiva lancar dan hutang lancar merupakan pos yang cepat berubah. Investasi dalam aktiva tetap bisa dikurangi misalnya dengan menyewa,tetapi investasi dalam kas dan persediaan seringkali tidak mungkin dihindari.

PENENTUAN BESARNYA MODAL KERJABesarnya modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung pada beberapa hal ,yaitu :

1. Besar Kecilnya Skala Usaha PerusahaanKebutuhan Modal Kerja Perusahaan besar berbeda dengan Perusahaan kecil.Hal ini terjadi karena beberapa alasan.perusahaan Besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tesedia di bandingkan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada beberapa sumber saja.Pada perusahaan kecil,tidak tertagihnya beberapa piutang para langganan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya seperti kas.

2. Aktivitas PerusahaanPerusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan sedangkan perusahaan yang menjual persediaannya secara tunai memiliki piutang dagang.Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan.Demikian pua dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual.

3. Volume PenjualanVolume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja.Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikian sebaliknya.

4. Perkembangan TeknologiKemajuan tehnologi,Khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja.Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai,selain itu membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi,dalam jumlah jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi dengan pertambahan penjualan yang besar.

5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitasAdanya biaya dari smua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan,tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan persediaan yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup (Sundjaja, 2003).

6. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerjaMerupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli,lama penyimpanan bahan mentah di gudang,lamanya proses produksi,lamanya barang disimpan di gudang,jika waktu penerimaan piutang.

7. Pengeluaran kas rata-rata setiap hariMerupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan mentah,bahan pembantu,pembayaran upah buruh,dan lain-lain. Menurut Zamit (2009) modal kerja makin besar,jika : Jumlah pengeluaran kas setiap tetap,periode perputaran lama. Periode perputaran tetap,jumlah pengeluaran kas besar.

Contoh Penentuan Besarnya Modal Kerja PT. PASTI memproduksi produk X setiap hari sebanyak 20 unit, 25 hari kerja perbulan. Biaya yang dikeluarkan meliputi: Bahan mentah Rp 125.,- dan upah Rp 75,- Biaya administrasi Rp 12.500 perbulan Gaji pimpinan Rp 25.000 perbulan Bahan dibayar dimuka 5 hari sebelum diterima Proses produksi 3 hari, barang jadi disimpan 2 hari, dan rata-rata pelunasan piutang 5 hari.

Jawab :

Dana terikat dalam persekot 5 hari Proses produksi 3 hari Barang jadi 2 hari Piutang dagang 5 hari Periode perputaran 15 hari Bahan mentah 15 x 20 x 125 = 30.000Upah 10 x 20 x 75 = 15.000Biaya adm. 10 x 20 x37.500/(25 x 20) = 15.000Persediaan kas minimal (asumsi) = 25.000 +Jumlah modal kerja = 85.000

Pertukaran Antara Laba dan Resiko Total investasi dalam perusahaan terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Laba dan resiko perusahaan dipengaruhi oleh rasio dari aktiva lancar terhadap aktiva tetap Tingkat aktiva tetap ditentukan oleh skala dan intensifikasi modal dalam produksi. Tingkat aktiva lancar perusahaan terikat pada tingkat produksinya.Jadi tingkat produksi meningkat, kebutuhan aktiva lancar meningkat dan jika produksi turun, kebutuhan akan aktiva lancar berkurang.

Kemampuan menghasilkan laba dalam hal ini dilihat dari hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari penggunaan aktiva perusahaan baik aktiva tetap maupun aktiva lancar dalam kegiatan yang produktif.

Laba perusahaan dapat ditingkatkan melalui :

Peningkatan pendapatan Pengurangan biayaPerusahaan yang menguntungkan adalah perusahaan yang mempunyai pangsa pasar yang luas untuk produknya.

Resiko mempunyai dua arti :

a. Resiko Bisnis adalah resiko tidak dapat membayar biaya operasi perusahaan.

b. Resiko Keuangan adalah resiko tidak dapat membayar kewajiban tetap yang jatuh tempo dikaitkan dengan hutang, sewa guna usaha dan pembiayaan saham preferen. Yang dimaksud resiko disini adalah kemungkinan dimana perusahaan tidak mampu membayar hutang pada saat jatuh tempo yang disebut keadaan pailit.

Keadaan Pailit adalah menggambarkan perusahaan yang tidak mampu membayar hutang pada saat jatuh tempo. Pada umumnya diasumsikan semakin besar modal kerja bersih perusahaan semakin rendah resikonya. Dengan kata lain, semakin banyak modal kerja bersih perusahaan semakin likuid sehingga mangakibatkan semakin rendah resiko menghadapi pailit. Asumsi ini dapat salah jika dalam modal kerja bersih yang positif menggunakan dana jangka panjang untuk membiayai sebagian dari aktiva lancarnya. Dana jangka panjang biasanya lebih mahal daripada dana jangka pendek sehingga menjadi kendala bagi perusahaan.

Perubahan dalam Aktiva LancarPengaruh perubahan tingkat aktiva lancar perusahaan terhadap pertukaran antara laba dan resiko dapat dijelaskan dengan menggunakan rasio aktiva lancar terhadap total aktiva. Rasio ini menunjukkan presentase total aktiva yang bersifat lancar. Dalam hal ini diasumsikan bahwa tingkat total aktiva tidak berubah. Pengaruh kenaikan atau penurunan rasio antara laba dan resiko dapat dilihat pada tabel 1.

Jika rasio aktiva lancar meningkat terhadap total aktiva, laba berkurang sebab aktiva lancar kurang menguntungkan dibandingkan dengan aktiva tetap. Aktiva tetap lebih menguntungkan sebab memberi nilai tambah kepada produk. Tanpa aktiva tetap, perusahaan tidak dapat memproduksi barang (produk).

Pengaruh resiko mengurangi rasio aktiva lancar terhadap peningkatan total aktiva. Peningkatan dalam aktiva lancar meningkatkan modal kerja bersih, karenanya mengurangi resiko keadaan pailit. Pada sisi aktiva neraca, resiko berkaitan dengan peningkatan aktiva yaitu : Investasi dalam kas dan surat berharga lebih kecil resikonya daripada investasi dalam piutang, persediaan dan aktiva tetap. Investasi dalam piutang lebih kecil resikonya daripada investasi dalam persediaan dan aktiva tetap. Investasi dalam persediaan lebih kecil resikonya daripada investasi dalam aktiva tetap. Semakin dekat aktiva menjadi kas, semakin kurang resikonya. Pada umumnya lebih mudah piutang menjadi kas daripada persediaan menjadi kas. Pengaruh berlawanan dari laba dan resiko dihasilkan dari pengurangan dalam rasio aktiva lancar terhadap total aktiva.

Tabel 1. Pengaruh Perubahan Rasio Terhadap Laba dan ResikoRasioPerubahan RasioDampak terhadap LabaDampak terhadap Resiko

Aktiva lancar Total aktivaMeningkatMenurunMenurunMeningkatMenurunMeningkat

Pasiva lancar Total aktivaMeningkatMenurunMeningkatMenurunMeningkatMenurun

Perubahan dalam Pasiva LancarPengaruh perubahan tingkat pasiva lancar tehadap perusahaan terhadap pertukaran antara laba dan resiko ditunjukkan dengan menggunakan rasio pasiva lancar terhadap total aktiva. Rasio ini menunjukkan presentase total aktiva yang dibiayai oleh pasiva lancar. Dalam hal ini diasumsikan bahwa tingkat total aktiva tidak berubah. Pengaruh kenaikan atau penurunan rasio antara laba dan resiko dapat dilihat pada tabel 1.Jika rasio pasiva lancar terhadap total aktiva meningkat, maka laba akan meningkat sebab perusahaan manggunakan lebih banyak pembiayaan jangka pendek yang lebih murah dan lebih sedikit pembiayaan jangka panjang. Resiko dari keadaan pailit juga meningkat sebab peningkatan dalam pasiva lancar mengurangi modal kerja bersih. Pengaruh yang berlawanan dari laba dan rasio pasiva lancar tehadap total aktiva.

Strategi Modal Kerja Bersih

1. Kebijaksanaan Konsevatif Merupakan pemenuhan modal kerja yang lebih banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pende. Dalam kebijakan konservatif modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variable dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang, dan sebagian modal kerja variable lainnya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Kebiajksanaan ini disebut konservatif karena sumber dana jangka panjang mempunyai .jatuh tempo yang lama sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam pelunasan kembali atau tingkat keamanan (margin of safety) yang besar 2. Kebijakan Moderat/hedging Perusahaan membiayai aktiva dengan dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan perputaran aktiva tersebut yaitu aktiva yang besifat permanen dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang dan aktiva yang bersifat variable atau modal kerja variable akan didanai dengan sumber dana jangka pendek (matching prinsiple) 3. Kebijakan Agresif Sebagian kebutuhan dana jangka panjang dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung resiko yang cukup besar.

DAFTAR PUSTAKAIndriyo. 1984. Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta.Riningsih. 2005. Pengaruh Modal Kerja. UNNES. Semarang.

Yudhistira. 2008. Modal Kerja. Rineka Cipta. Jakarta.

Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan. Literata Lintas Media. Jakarta.

13