pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan payudara pada masa nifas...
TRANSCRIPT
1
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KOTA KENDARI TAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Politeknik Kesehatan
Kendari Jurusan Kebidanan
OLEH
WAYAN WIDIANTI P00324013098
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III
TAHUN 2017
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
1. Nama : Wayan Widianti
2. Tempat, Tanggal Lahir : Ladongi , 26 November 1992
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Hindu
5. Suku / Kebangsaan : Bali / Indonesia
6. Alamat : Kel. Ladongi,Kec. Ladongi,Kab. Kolaka
Timur
B. PENDIDIKAN
1. SDN 2 Putemata Tamat Tahun 2006
2. SMP Negeri 1 Ladongi Tamat Tahun 2009
3. SMA Negeri 1 Ladongi Tamat Tahun 2012
4. D-III Akademi Kebidanan Kendari Tahun 2013 sampai sekarang.
v
ABSTRAK
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS DI RSUD KOTA KENDARI TAHUN
2017.
Wayan Widianti1 , Melania Asi2 , Fitriyanti3
Latar Belakang : Perawatan payudara sangat penting dilakukan selam hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin selama kehamilan perlu dilakukan persiapan menyusui yang baik, seperti intake nutrisi yang adekuat, pre dan postnatal perawatan payudara (breastcare). Bimbingan pre dan postnatal breastcare merupakan
komponen utama sebagai dasar keberhasilan menyusui. Perawatan payudara baik pada masa kehamilan ataupun masa nifas mempunyai tujuan memelihara kebersihan payudara, melenturkan dan menguatkan puting susu, mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau datar, dan mempersiapkan produksi ASI (Manuaba, 2011). Tujuan Penelitian : Untuk mengidentifikasi Pengetahuan dan sikap Ibu Tentang Perawatan Payudara Pada Masa Nifas di RSUD Kota Kendari tahun 2017.
Metode Penelitian : Jenis Penelitian adalah Deskriptif, Populasi dalam
penelitian ini yaitu Semua ibu Nifas yang melahirkan di RSUD Kota Kendari pada bulan januari tahun 2015 dengan jumlah 70 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu Nifas yang melahirkan di RSUD Kota Kendari pada saat penelitian berlangsung sebanyak 32 orang. Hasil Penelitian : Dari total 32 responden, terdapat 19 responden (59,4%) yang
memiliki pengetahuan baik tentang perawatan Payudara dan 13 responden
(40,6%) yang memiliki pengetahuan kurang perawatan Payudara. Sedangkan
yang memiliki sikap baik 18 responden (56,2%) dan sikap kurang berjumlah 14
responden (43,8%).
Kesimpulan : ibu yang memiliki pengetahuan dan sikap baik terhadap
perawatan payudara pada masa nifas.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap Ibu, Perawatan Payudara. Daftar Pustaka : 19 (2000-2016 )
1. Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari 2. Pembimbing I Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari 3. Pembimbing II Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah yang berjudul Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Perawatan
Payudara Pada Masa Nifas di RSUD Kota Kendari Tahun 2017 “Penulis
menyadari sebelumnya dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tak lupa
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :
1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kendari.
2. Ibu Halijah, SKM., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kendari.
3. Melania Asi,SST.,M.Kes selaku pembimbing I dan
Fitriyanti,SST.,M.Keb selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan dan kritikan bagi penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Elyasari,SST.,M.Keb Selaku Penguji I, Heyrani, S.Si.T.,M.Kes selaku
Penguji II dan Nasrawati Asi, S.Si.T.,M.Kes selaku penguji III yang
telah meluangkan waktu dan banyak memberi masukan dan saran.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta pengelolah pendidikan khususnya di
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan bimbingan selama
menempuh pendidikan.
vii
6. Untuk rekan-rekan mahasiswi Jurusan Kebidanan Angkatan 2013-
2014 yang telah banyak memberikan support dalam penyusunan karya
tulis lmiah ini.
7. Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih tak terhingga
kepada Ayahanda Komang Sumadra, Ibunda Nyoman Kerti, Nyoman
Suparna dan Made Rai Astuti (Mertua) tercinta yang telah
memberikan doa restu, inspirasi, bantuan moral dan financial kepada
penulis dalam menempuh pendidikan dan memberikan motivasi serta
dukungan kepada penulis.
8. Tak lupa juga saya ucapkan terimakasi kepada suami saya Putu
Hendra Ariyana yang telah memberikan motivasi serta dukungan
kepada penulis.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
dengan sebaik-baiknya, namun demikian penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak untuk
menyempurnakannya.
Kendari, 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
E. Keaslian Penelitian ............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaan Pustaka ..................................................................... 8
1. Tinjauan tentang Masa Nifas ........................................... 7
2. Tinjauan tentang Payudara .............................................. 10
3. Tinjauan tentang perawatan payudara............................. 13
4. Tinjauan Tentang Pengetahuan....................................... 18
5. Tinjauan Tentang Sikap .................................................. 23
B. Landasan Teori ..................................................................... 26
C. Kerangka Konsep ................................................................. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Penelitian ............................................................. 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 29
C. Populasi dan Sampel ............................................................ 29
D. Variabel Penelitian ................................................................ 30
ix
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .............................. 31
F. InstrumentPenelitian ............................................................ 32
G. Prosedur Pengumpulan Data ................................................ 32
H. Pengolahan Data .................................................................. 32
I. Analisis Data ........................................................................ 33
J. Penyajian Data ..................................................................... 34
K. Etika Penelitian ..................................................................... 34
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 35
B. Hasil penelitian ................................................................... 40
C. Pembahasan........................................................................ 43
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 48
B. Saran ................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Jumlah Ketenagaan RSUD Kota Kendari ............................ 37
Tabel 2 Distribusi Perawatan Payudara Ibu Masa Nifas ................... 40
Tabel 3 Distribusi pengetahuan Ibu ................................................. 41
Tabel 4 Distribusi Sikap Ibu ............................................................. 41
Tabel 5 Distribusi pengetahuan Ibu Tentang Perawatan
Payudara Masa Nifas .......................................................... 42
Tabel 6 Distribusi Sikap Ibu Tentang Perawatan Payudara
Masa Nifas .......................................................................... 43
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1. Pernyataan Persetujuan Responden
2. Lampiran 2. Lembar Kuesioner
3. Lampiran 3. Surat Keterangan selesai penelitian dari RSUD
Kota Kendari
4. Lampiran 4. Master Tabel
5. Lampiran 5. Hasil Uji Statistik
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa postpartum merupakan masa yang cukup penting bagi
tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena
pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu
mengalami berbagai masalah dimana masa postpartum dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan
pulih dalam waktu 3 bulan. (Manuaba, 2011).
Bagi seorang wanita payudara adalah organ tubuh yang sangat
penting bagi kelangsungan perkembangan bayi yang baru
dilahirkannya. Payudara memang secara natural akan mengeluarkan
ASI begitu ibu melahirkan, tetapi bukan berarti seorang wanita atau
ibu tidak patut merawat payudara, banyak ibu yang mengeluh
bayinya tidak mau menyusui, bisa jadi ini disebabkan oleh faktor
seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Selain faktor
teknis ini, air susu ibu juga dipengaruhi asupan nutrisi dan kondisi
psikologis ibu (Wiknjosastro,2002).
Payudara merupakan sebagai perlengkapan organ reproduksi
wanita dan pada masa laktasi akan mengeluarkan air susu ibu.
Perawatan payudara postpartum merupakan salah satu perawatan
2
yang dilakukan dan diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya karena payudara merupakan satu-satunya penghasil air
susu ibu dan makanan pokok pada bayi yang baru lahir (Depkes RI,
2005).
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil
sampai masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-
satu penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru
lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin selama kehamilan
perlu dilakukan persiapan menyusui yang baik, seperti intake nutrisi
yang adekuat, pre dan postnatal perawatan payudara (breastcare).
Bimbingan pre dan postnatal breastcare merupakan komponen
utama sebagai dasar keberhasilan menyusui. Perawatan payudara
baik pada masa kehamilan ataupun masa nifas mempunyai tujuan
memelihara kebersihan payudara, melenturkan dan menguatkan
puting susu, mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau
datar, dan mempersiapkan produksi ASI (Manuaba, 2011).
Perawatan payudara yang tidak dilakukan pada masa
postpartum dapat mengakibatkan berbagai masalah pada ibu.
Beberapa masalah yang terjadi jika tidak melakukan perawatan
payudara pada ibu postpartum antara lain pembengkakan payudara,
saluran susu tersumbat, infeksi pada payudara, puting tertarik
kedalam, puting susu lecet dan hal ini biasanya terjadi
3
disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu postpartum dalam
merawat payudara (Prawirohardjo, 2011).
Menyusui merupakan suatu proses alamiah, tetapi kita harus
tahu bersama cara agar proses menyusui ini dapat dikatakan
berhasil, keterampilan untuk dapat menyusui adalah suatu seni yang
dapat dan harus dipelajari melalui pengalaman dan pelatihan.
Dengan persiapan laktasi yang mantap, pelaksanaan laktasi yang
benar, ASI dapat menjadi makan tunggal bagi bayi sampai berusia
enam bulan. (Roesli, 2001).
Perawatan payudara pada masa nifas merupakan suatu
kebutuhan bagi ibu yang baru saja melahirkan. Masa nifas sendiri
adalah selama enam minggu atau 40 hari setelah persalinan. Pada
masa nifas perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang
sangat penting untuk merawat payudara terutama untuk
memperlancar pengeluaran air susu ibu (ASI). Hal ini terjadi kerana
pada masa ini ibu mengalami perubahan fisik alat reproduksi yang
kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi maupun perubahan
psikologis untuk mendapatkan keturunan baru. Dengan melakukan
perawatann yang tepat yang biasanya berupa pengurutan dan
pemijatan menggunakan beberapa bahan dan alat-alat yang alami,
diharapkan ibu merasa nyaman menyusui bayinya,perawatan
payudara dilakukan pada hari ke-2 setelah melahirkan minimal 2 kali
dalam sehari.(Prawirohardjo, 2011).
4
Dengan demikian, meskipun pengetahuan dan pelaksanaan
teknik perawatan payudara selama hamil dan menyusui cukup
penting dan terbukti sangat bermanfaat dalam keberhasilan
menyusui, tetapi tidak semua ibu hamil dan menyusui mengetahui
tentang perawatan payudara. Data RSUD kota kendari pada bulan
januari tahun 2015 tercatat jumlah ibu nifas 70 orang. Untuk
menunjang keberhasilan ibu nifas dalam perawatan payudara, perlu
pengetahuan dari seseorang. Hal ini perlu mendapat perhatian dari
petugas kesehatan khususnya dokter dan bidan maupun petugas
kesehatan lainnya dalam memberikan pemahaman tentang
perawatan payudara.
Karena itu penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan payudara
pada masa nifas di RSUD Kota Kendari”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah“
Bagaimanakah Pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan
payudara pada masa nifas di RSUD Kota Kendari Tahun 2017”?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi Pengetahuan dan sikap Ibu Tentang
Perawatan Payudara Pada Masa Nifas di RSUD Kota Kendari tahun
2017.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan Ibu Tentang Perawatan
Payudara Pada Masa Nifas di RSUD Kota Kendari tahun
2017.
b. Untuk mengidentifikasi Sikap Ibu Tentang Perawatan
Payudara Pada Masa Nifas di RSUD Kota Kendari tahun
2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengatahuan bagi
pengembangan ilmu kebidanan khususnya tentang Perawatan
Payudara.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan atau informasi bagi ibu di RSUD
Kota Kendari khususnya yg berkaitan dengan Perawatan
Payudara bagi ibu nifas.
6
3. Manfaat Bagi Peneliti
Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang
perawatan payudara pada ibu nifas serta merupakan pengalaman
berharga dalam mencoba mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
selama mengikuti pendidikan.
E. Keaslian Penelitian
Eka Maya Ristasari, 2012 dengan judul “Studi Karakteristik
Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas Di Ruang Nifas RSUD
Provinsi Sultra”.. Metode penelitian ini : Jenis penelitian yang di
gunakan adalah deskriptif,tehnik pengumpulan data yaitu data
primer dimana data diperoleh dari wawancara langsung kepada
responden yang diteliti.
Beda penelitian di atas dengan penelitian yang akan di
lakukan pada jenis, tempat dan beberapa variable penelitian.
Penelitian yang akan di lakukan merupakan penelitian
deskriptif,variable yang di teliti pengetahuan dan sikap ibu,tehnik
pengumpulan data yaitu data primer dengan cara memberikan
kuesioner pada ibu nifas yang terpilih sebagai sampel.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Masa Nifas
a. Pengertian masa nifas
Masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia
baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam
waktu 3 bulan (Prawirohardjo, 2011).
b. Pembagian waktu nifas menjadi 3 periode.
1) Poerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di
perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, dalam agama
islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40
hari.
2) Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-
alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerperium yaitu waktu yang di perlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil
atau waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan
atau tahunan. (prawirohardjo,2011)
8
d. Fisiologi masa nifas
Dalam masa nifas alat-lat genetalia interna maupun
yang eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil.perubahan-perubahan alat genetalia
ini dalam keseluruhannya disebut involusi, terjadi juga
perubahan-perubahan penting lain , yakni hemokonsentrasi
dan timbulkan laktasi.
Lokia adalah secret yang berasal dari vakum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Pada hari pertama sampai hari
ketiga di sebut lokia rubra yakni keluar darah segar
bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa
verniks kaseosa,lanugo, dan mekonium, pada hari keempat
sampai ketujuh di sebut lokia sanguinolenta yakni darah
bercampur lendir, setelah satu sampai dua minggu disebut
lokia serosa yakni keluar cairan yang berwarna kekuningan,
dan pada minggu kedua sampai mingggu keenam disebut
lokia alba yakni cairan putih, bila lokia sudah berwarna
bening, tandanya masa nifas berlangsung normal.
(Prawirohardjo, 2011)
9
e. Tujuan perawatan pada masa nifas.
1) Untuk memulihkan kesehatan umum penderita.
2) Untuk mendapat kesehatan emosi.
3) Memberikan pelayanan KB.
4) Memperlancar pembentukan Air Susu Ibu (ASI).
5) Agar masa nifas dapat berjalan lancar dan dapat
memelihara bayinya dengan baik, agar pertumbuhan dan
perkembangan bagi normal.
2. Tinjauan Tentang Payudara Pada Masa Nifas
a. Pengertian Payudara
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita
dan pada masa laktasi akan mengeluarkan air susu (Depkes,
2005). Payudara merupakan sebuah kelenjar sebasea yang
termodifikasi di jaringan superfisiasis dinding dada anterior
yang terdiri dari campuran variabel jaringan kelenjar
penghasil susu, lemak dan jaringan ikat pendukung.
Payudara wanita disebut juga glandula mamalia adalah ala
reproduksi tambahan (Veralis.S, 1999).
10
b. Antomi Payudara
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar. Korpus
alveolus adalah unit terkecil yang memproduksi susu.
Lobulus yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus yaitu
beberapa lobules yang berkumpul menjadii 15-20 lobus
pada tiap payudara. ASI di salurkan dari alveolus ke
dalam salurun kecil (duktulus).
2) Areola adalah bagian yang kehitaman pada bagian tengah
payudara. Sinus laktiferus yaitu saluran dibawah areola
yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam putting
dan bermuara keluar. Didalam dinding alveolus maupun
saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi
dapat memompa ASI keluar.
3) Papilla yaitu bagian yang menonjol yang dimasukkan
kemulut bayi untuk aliran air susu (suherni.dkk,2009)
11
c. Fungsi Payudara
1) Menyusui, dimana fungsi utama dari payudara adalah
memberikan nutrisi dalam bentuk air susu bagi bayi atau
balita.
2) Peranan seksual, dimana payudara memegang peranan
penting dalam kebiasaan seksual manusia
(suherni.dkk,2009)
d. Masalah yang sering terjadi pada payudara
1) Adanya benjolan pada payudara
2) Payudara nyeri dan perih
3) Putting susu berbau tidak sedap (suherni.dkk,2009)
e. Perkembangan Payudara pada masa nifas
Pada masa nifas setelah plasenta lahir, kadar estrogen
dan progesterone menurun, sedangkan proklatin tetap tinggi
karena tidak ada hambatan oleh estrogen maka terjadi sekresi
ASI, pada saat mulai menyusui dengan segera rangsangan
isapan bayi memacu lepasnya proklkatin dan hiofise yang
memperlancar sekresi ASI. Dengan cepat juga menambah
rangsangan untuk peningkatan prolaktin dan pengeluaran air
susu (Depkes, 2002).
12
3. Tinjauan Tentang Perawatan Payudara
a. Perawatan Payudara Sebelum Lahir (Prenatal Breast Care)
Perawatan payudara sebelum lahir bertujuan untuk
memelihara hygiene payudara, melenturkan/menguatkan puting
susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk ke
dalam. Teknik perawatannya adalah sebagai berikut :
1) Kompres puting susu dan area sekitarnya dengan
menempelkan kapas/lap yang dibasahi minyak.
2) Bersihkan puting susu dan area sekitarnya dengan handuk
kering yang bersih.
13
3) Pegang kedua puting susu lalu tarik keluar bersama dan
diputar ke dalam 20 kali, keluar 20 kali.
4) Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara
diurut dari pangkal menuju puting susu sebanyak 30 kali.
5) Kemudian pijat daerah areola sehingga keluar cairan 1 – 2
tetes untuk memastikan saluran susu tidak tersumbat.
6) Pakailah BH yang menopang payudara.
b. Perawatan Payudara Setelah Melahirkan (Postnatal Breast
Care )
Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan
memelihara higiene payudara, memperbanyak/memperlancar
14
produksi ASI, dan merangsang sel-sel payudara. Teknik
perawatannya adalah sebagai berikut:
1) Licinkan kedua belah tangan dengan minyak.
2) Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara
3) Dengan menggunakan telapak tangan, payudara diurut dari
bagian tengah ke atas melingkar ke kiri-kanan menuju ke
bawah kiri-kanan.
4) Selanjutnya dari arah bawah/samping menuju ke tengah
(melintang). Pada saat ini posisi telapak tangan diurutkan ke
arah depan dan payudara diangkat. Kemudian dilepas
perlahan-lahan (Manuaba, 2011).
15
c. Perawatan Payudara Sehubungan Dengan Laktasi
Laktasi adalah proses pembentukan dan pengeluaran
ASI. Fisiologi laktasi itu sendiri adalah pada saat persalinan
hormon estrogen dan progesteron menurun sedangkan prolaktin
meningkat. Hisapan bayi pada puting susu memacu atau
merangsang kelenjar hipofise anterior untuk memproduksi atau
melepaskan prolaktin sehingga terjadi sekresi ASI. Dua minggu
pertama menyusui bisa merupakan saat sulit, tertua bagi ibu
dengan anak pertama. Bila ASI keluar pertama kali, payudara
mungkin terasa panas, berat, keras dan seakan-akan penuh
batu. Ini sebagian disebabkan ASI yang mengisi payudara, dan
sebagian disebabkan peningkatan jumlah darah dan cairan di
jaringan ikat. Pada banyak wanita, payudara hanya terasa
penuh, ASI terus mengalir keluar dan bayi dapat menyusu
dengan baik. Ibu harus sering menyusui bayinya untuk
mengeluarkan ASI. Setelah beberapa hari, payudara akan terasa
lebih kosong tetapi menghasilkan ASI. Kadang-kadang, terutama
bila tidak cukup banyak ASI yang dikeluarkan, payudara bisa
terbendung. Payudara tampak tegang dan mengikat, karena
adanya edema (cairan) dalam jaringan ikat, dan bisa menjadi
merah. Dalam keadaan ini, ASI bisa berhenti mengalir (King,
1998).
16
Biasanya setelah beberapa hari, pembendungan akan
berhenti. Tetapi, ibu yang menderita pembendungan harus
ditolong agar merasa tetap nyaman dan harus menyusui bayinya
walaupun payudaranya terbendung. Bila tidak ditolong, proses
menyusui bisa gagal. Penanganan preventif yang dilakukan oleh
seorang wanita adalah dengan melakukan pemijatan payudara
saat hamil, terutama pada trimester III. Pemijatan payudara
selain sebagai langkah preventif saat masih hamil, juga berlaku
sebagai langkah kuratif (pengobatan) pada masa menyusui
(Prawirohardjo, 2011).
Kualitas dan kuantitas produksi ASI juga perlu dijaga agar
perkembangan fisik dan mental bayi bisa. Caranya antara lain
dengan mengkonsumsi makanan bergizi, terutama sayuran,
minum cairan, cukup istirahat dan sering menyusui, serta memijit
payudara. Jika jarang disusukan produksi ASI dikhawatirkan
akan menurun dan asi yang disekresikan akan menumpuk
sehingga payudara bertambah teggang.( Wiknjosastro,2006)
Perawatan payudara terbukti dapat membantu dalam
keberhasilan menyusui ditunjang dengan teknik yang baik dan
benar. Perawatan payudara dengan teknik yang baik selama
hamil maupun masa menyusui memiliki banyak manfaat antara
lain : menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting
susu, melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga
17
memudahkan bayi untuk menyusui, merangsang kelenjar-
kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar,
dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan
melakukan upaya untuk mengatasinya dan mempersiapkan
mental (psikis) ibu untuk menyusui (Danuatmaja, 2003).
4. Tinjauan Tentang Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu. pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (evert behaviour)
(Notoatmodjo, 2003).
Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan yakni :
a. Awarness (kesadaran). Dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
(objek).
b. interest (Merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek
tersebut. Disni sikap subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (mengevaluasi) terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden
sudah lebih baik lagi.
18
d. Trial, dimana objek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption (adaptasi), dimana subjek telah berprilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap
stimulus.
Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan
merupakan domain dari kognitif domain yang terdiri dari 6 tingkatan
yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh karena itu “Tahu” ini adalah
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehesion)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan materi tersebut tentang objek yang diketahui,
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Seseorang berada pada tingkat pengetahuan dasar
dan dapat menerangkan kembali ilmu pengetahuan yang
telah dipelajari.
19
3) Penerapan (Application)
Sebagai sesuatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya pada
situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
objek kedalaman komponen-komponen, tetapi masih
didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
satu sama yang lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata, dapat menggambarkan, dapat
memisahkan, dapat mengelompokkan.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
dimana suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesisi ini suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Telah ada kemampuan untuk menganalisis cara
menyeluruh dari semua bahan yang telah dipelajari, juga
pada tingkat ini kemampuan untuk mengevaluasi sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan dapat dijalankan.
20
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tidakan seseorang.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden ke
dalam pengetahuan yang ingin diketahui sesuai dengan
tingkatan-tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).\
a. Cara memperoleh pengetahuan
Memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan
menjadi dua :
1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan,
dimana cara kuno atau cara trasional ini dipakai orang
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Sebelum
diketemukannya metode ilmiah, atau metode
penemuan sistematik dan logis. Cara-cara penemuan
pengetahuan pada periode ini meliputi cara coba
salah (triall and erorr),cara kekerasan atau
otoritas,berdasarkan pengalaman pribadi,melalui jalan
pikiran.
2. Cara modern, dimana dalam memperoleh
pengetahuan lebih sistematis,logis dan alamiah. Cara
ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer
disebut metodologi penelitian yaitu dengan
21
mengembangkan metode berfikir induktif
(Notoatmodjo, 2003).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1) Pendidikan, dimana suatu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di
dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup.
2) Informasi, dimana informasi yang di peroleh baik
dari pendidikan formal maupun non formal dapat
memberikan pengaruh jangkan pendek sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan.
3) Sosial budaya, dimana kebiasaan dan tradisi yang
dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk.
4) Lingkungan, dimana segala sesuatu yang ada
disekitar individu, baik lingkungan
fisik,biologis,maupun sosial.
5) Pengalaman, dimana sumber pengetahuan adalah
suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
masalah yang di hadapi masa lalu (Notoatmodjo,
22
2007).Usia, dimana usia mempengaruhi terhadap
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya.
5. Tinjauan Tentang Sikap
Definisi sikap berdasarkan Louise Thurstone adalah suatu
bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak pada
objek. “Secara lebih spesifik, Thurstone memformulasikan sikap
sebagai derajat efek positif atau efek negatif terhadap suatu objek“
(Azwar 2000).
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Dalam sikap
positif, ada kecenderungan untuk mendekati obyek tertentu,
sedangkan pada sikap negatif ada kecenderungan untuk
memenuhi obyek tertentu. Sikap sangat mempengaruhi persepsi
seseorang sehingga orang mempunyai sikap yang kemudian bisa
terlihat dari perbuatannya (Notoatmodjo,2007).
(Notoatmodjo,2007), membagi sikap dalam beberapa
tingkatan yakni:
a. Menerima (receiving)
Menerima berarti orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). Misalnya
23
sikap orang terhadap imunisasi dapat dilihat dari
kesediaan dan perhatian terhadap ceramah-ceramah
tentang imunisasi.
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu
usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan
tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar
atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
Misalnya: seorang ibu yang mengajak ibu yang lain
(tetangganya, saudaranya dan sebagainya) untuk pergi
ke posyandu atau mendiskusikan tentang imunisasi
adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai
sikap positif terhadap imunisasi anak.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap
yang paling tinggi.Proses pembentukan sikap
24
berlangsung secara bertahap, dimulai dari proses belajar.
Proses belajar ini dapat terjadi karena pengalaman-
pengalaman pribadi seseorang dengan objek tertentu,
seperti orang, benda, atau peristiwa dengan cara
menghubungkan objek tersebut dengan pengalaman-
pengalaman lain dimana seseorang telah memiliki sikap
tertentu terhadap pengalaman itu atau melalui proses
belajar social dengan orang lain (Azwar, 2000).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pembentukan sikap yaitu :
1) Pengalaman pribadi, dimana dalam pembentukan
sikap pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan
yang kuat. Sikap mudah terbentuk jika melibatkan
faktor emosional.
2) Kebudayaan, dimana pembentukan sikap tergantug
pada kebudayaan tempat individu tersebut di
besarkan.
3) Orang lain yang di anggap penting, dimana orang-
orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap
gerak tingkah laku dan opini kita,orang yang tidak
ingin dikecewakan,dan yang berarti khusus.
25
4) Media massa, dimana dalam penyampaian pesan
media massa membawa pesan-pesan sugestif yang
dapat mempengaruhi opini kita.
5) Institusi/lembaga pendidikan dan Agama, dimana
institusi yang berfungsi meletakkan dasar
pengertiandan konsep moral dalam diri individu.
6) Faktor Eksternal, dimana suatu sikap dilandasi oleh
emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran
frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego (Rahayuningsi,2008)
B. Landasan Teori
Masa nifas dimulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru
pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3
bulan.(Prawirohardjo, 2011)
Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan
yang dipahami dan pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda
– benda secara obyektif. Pengetahuan juga berasal dari
pengalaman tertentu yang pernah dialami dan diperoleh dari hasil
belajar secara formal, informal dan nonformal (Notoatmodjo,
1996).
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Dalam sikap
26
positif, ada kecenderungan untuk mendekati obyek tertentu,
sedangkan pada sikap negatif ada kecenderungan untuk
memenuhi obyek tertentu. Sikap sangat mempengaruhi persepsi
seseorang sehingga orang mempunyai sikap yang kemudian bisa
terlihat dari perbuatannya (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Sundari (2008), jika seorang ibu melakukan
perawatan payudara pada saat hamil sampai melahirkan maka
pada saat memberikan ASI untuk bayinya cukup. Perawatan
payudara pada ibu hamil atau masa nifas memerlukan
pengetahuan yang cukup dan memerlukan keterampilan yang baik
sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan
seseorang untuk melakukan sesuatu hal sangat ditentukan oleh
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Selain itu
pengetahuan seseorang ditentukan oleh tingkat pendidikan yang
dimiliki. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka pemahaman
terhadap sesatu hal yang dilihat, didengar dan dirasakan akan
semakin baik dan sebaliknya semakin rendah pendidikan
seseorang maka pemahaman dan pengetahuan terhadap sesuatu
hal berbeda dengan orang yang memiliki pendidikan tinggi.
27
C. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 1
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan:
Variable Bebas ( Independen ) : Pengetahuan Ibu Nifas dan Sikap Ibu
Nifas.
Variable Terikat ( Dependen) : Perawatan Payudara
Perawatan Payudara
Sikap Ibu Nifas
Pengetahuan Ibu Nifas
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan survey yaitu untuk mendeskripsikan fakta
mengenai suatu keadaaan secara objektif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUD Kota Kendari pada Tahun
2017.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2017
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu Semua ibu Nifas yang
melahirkan di RSUD Kota Kendari pada bulan januari tahun 2015
dengan jumblah 70 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu Nifas yang melahirkan di
RSUD Kota Kendari pada saat penelitian berlangsung sebanyak
32 orang.
29
3. Teknik Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental
sampling.
Rumus
Keterangan:
N : besar populasi
n :besar sampel
d : Derajat ketetapan yang digunakan 0,1
(natoatmodjo,2002 )
Dari rumus tersebut maka estimasi jumblah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
= 32 orang
D. Variable Penelitian
1. Variable Bebas ( Independent Variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu nifas
dan sikap ibu nifas.
2. Variable Terikat ( Dependent Variable )
Variable terikat dalam penelitian ini adalah perawatan payudara.
30
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang perawatan payudara selama masa
nifas meliputi :pengertian, tujuan, dan cara perawatan payudara,
yang diukur melalui kuesioner. (Notoatmodjo, 2003)
Kriteria Objektif:
a. Baik: jika ≥ 75% dari total skor
b. Kurang: jika < 75% dari total skor (Notoatmodjo,
2003)
2. Sikap
Sikap ibu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon
atau reaksi ibu terhadap perawatan payudara dimana manifestasi
sikap itu tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, yang diukur melalui
kuesioner
Kriteria Objektif :
a. Bersikap baik, jika jawaban responden ≥ 75% dari total
skor
b. Bersikap kurang, jika jawaban responden < 75% dar total
skor (Arikunto,1998)
31
F. Instrument Penelitian
Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data pada
penelitian ini adalah kuesioner Rumus Umum :
Interval (I) = )(
)(
KKategori
RRange
Range (R) = nilai skor tertinggi – nilai skor terendah
= 100% – 25% = 75%
G. Prosedur Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang di peroleh
dari RSUD Kota Kendari dan data primer dengan cara memberikan
kuesioner pada ibu Nifas yang terpilih sebagai sampel.
H. Pengolahan Data
Penelitian ini akan menggambarkan pengetahuan dan sikap ibu
nifas tentang perwatan payudara di RSUD Kota Kendari data
terkumpul melalui kuesioner maka data akan melalui beberapa
tahapan yaitu:
1. Seleksi data (Editing)
Dimana penulis akan melakukan penelitian terhadap data yang
diperoleh dan di teliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam
penelitian.
2. Pemberian kode (Coding)
32
Setelah di lakukan selanjutnya penulis memberikan kode tertentu
pada tiap-tiap data sehinggah memudahkan dalam melakukan
analisis data.
3. Pengelompokan data (Tabulating)
Pada tahap ini jawaban-jawaban responden yang sama di
kelompokkan dengan teliti dan teratur lalu di hitung dan di
jumlahkan kemudian di tuliskan dan bentuk tabel.
I. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan melalui penelitian dan lembar
kuesioner, di olah secara manual dan dimasukkan dalam tabel
sesuai dengan variable penelitian, rumus yang di gunakan adalah :
Keterangan :
X : Variabel yang di amati
n : Jumlah variabel yang di teliti
∑ : Jumlah keseluruhan variabel yang diteliti (Natsir. M, 2003 )
J. Penyajian data
Data yang telah diolah secara manual dengan menggunakan
kalkulator akan disajikan dalam bentuk tabel yang telah
dipresentasikan, yang selanjutnya akan diuraikana dalam bentuk
naskah.
33
K. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian pada responden, peneliti
memperlihatkan etika penelitian antara lain :
1. Lembar Persetujuan Responden
Subyek yang bersedia di teliti harus menandatangani lembar
persetujuan setelah sebelumnya memahami maksud, tujuan, dan
dampak bagi peneliti selama pengumpulan data. Apabila subyek
menolak menjadi responden penelitian tidak memaksa dan
menghormati haknya.
2. Anonimity
Nama responden tidak di tuliskan dalam lembar kuesioner untuk
melindungi kerahasiaan responden, lembar kuesioner akan di beri
kode tertentu.
3. Confidentially
Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh
responden.
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi
1. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Abunawas terletak di kota kendari,tepatnya
dikelurahan kandai dengan luas lahan 3.527m dan luas bangunan
2.000m . RSU Abunawas Kota kendari merupakan bangunan dan
gedung peninggalan pemerintah hindia belanda yang didirikan pada
tahun 1927 dan mengalami beberapa kali perubahan status antara lain
;
a. Tahun 1927,Rumah Sakit ini dibangun oleh Pemerintah Belanda
b. Tahun 1927 - 1945, Rumah sakit ini di bangun oleh pemerintah
Jepang
c. Tahun 1945-1960,Rumah Sakit ini milik tentara
d. Tahun 1960-1969,menjadi Rumah sakit Umun Kota Kendari
e. Tahun 1983, Rehabilitas bangunan induk pengganti atap sirap
menjadi atap seng
f. Tahun 1989-2002,beralih menjadi Puskesmas Gunung Jati Kota
Kendari.
g. Tahun 2001,Tetapkan dengan Perda Kota kendari No.17 tahun
2001, dari Puskesmas Gunung Jati menjadi Rumah Sakit Umim
Abunawas Kota kendari
35
h. Tahun 2001,Tahap I pembangunan edung bertingkat.
i. Tahun 2002, Renovasi gedung rawat inap persalinan
j. Tahun 2003,Renovasi rawat inap,gedung utama direbilitasi, dan
ruang dapur
k. Tahun 2009,telah mengadakan pembangunan gedung baru di bay
pass dan telah menerima pasein dalam bentuk pelayanan dasar
l. Tahun 2012,Pembangunan ruang VIP,penambahan sarana RS
m. Tahun 2012,secara totalitas RSU Abunawas Kota Kendari telah
dipindahkan ke Bay pass
2. Sarana prasarana
Rumah Sakit Umum Abunawas Kendari adalah salah satu Rumah
Sakit yang menjadi pusat rujukan yang ada di provinsi Sulawesi
Tenggara khusus Kodya Kendari, dengan fasilitas terdiri dari
perkantoran,UGD,Poli Klinik (KB,THT,Bedah,Saraf dan Penyakit
dalam),Bangsal Perawat (Anak,Internal,Bedah,Saraf dan Kamar
Bersalin ),Sentral Operasi,Laboratorium dan ruang Instalasi Gizi serta
1 buah Apotek.
3. Ketenagaan
Dalam segi ketenagaan,sampai saat ini tenaga yang ada di RSU
Abunawas memiliki 261 orang yang terdiri dari:
36
Tabel 2. Jumlah Ketenagaan RSUD Abunawas Kota Kendari.
No Jenis Ketenagaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
Dokter Spesialis Dokter Umum S1 Keperawatan D3 Keperawatan SPK Non Paramedis Tenaga Administrasi
6 Orang 10 Orang 13 Orang 93 Orang 2 Orang 36 orang 61 Orang
1. Visi dan Misi serta Motto
a. Visi
Rumah Sakit Umum Abunawas Kota Kendari memiliki visi yaitu
Rumah Sakit pilihan masyarakat
b. Misi
Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari memiliki misi
yaitu :
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan
pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau oleh
masyarakat.
2) Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan Rumah sakit
Abunawas menjadi Rumah Sakit mitra keluarga.
3) Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis ,non medis
serta penunjang medis, agar tercipta kondisi yang aman dan
nyaman bagi petugas, pasien dan keluargannya serta
masyarakat pada umumnya.
37
c. Motto
“Keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pasien adalah
kebahagiaan kami
d. Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Rumah sakit Umum
Daerah Abunawas Kota Kendari terdiri dari :
1) Rawat Jalan :
a. Poliklinik Spesialis Anak
b. Poliklinik Spesialis Obsgyn
c. Poliklinik Syaraf
d. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
e. Poliklinik THT
f. Poliklinik Gigi
g. Poliklinik Bedah
h. Poliklinik Umum
2) Rawat Inap
a. Bedah
b. Syaraf
c. THT
d. Penyakit Dalam
e. Kamar Bersalin
f. Anak
g. VIP
38
3) Unit gawat Darurat (UGD)
4) Kegiatan Kamar Operasi
a. Operasi Umum
b. Operasi Khusus
c. Dll
5) Unit Penunjang
a. Instalasi Laboratorium
b. Instalasi Farmasi
c. Instalasi Gizi
6) 10 Penyakit terbanyak
a. Penyakit Ispa
b. Penyakit Tbc
c. Penyakit DHF
d. Penyakit malaria
e. Penyakit Tipes
f. Penyakit Diare
g. Penyakit ISK
H. Penyakit Gastritis
I. Penyakit Hipertensi
J. Penyakit Diabetes.
39
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengetahuan dan
sikap ibu tentang perawatan payudara pada masa nifas di RSUD kota
kendari Tahun 2017. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 32
Sampel. Data yang di kumpulkan berdasarkan hasil wawancara dan
pembagian kuesioner. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan
maka dapat disajikan sebagai berikut :
1. Pengetahuan Ibu
Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan
Payudara pada masa Nifas di RSUD Kota Kendari
Tahun 2017.
Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Baik 19 59,4
Kurang 13 40,6
Total 32 100
Sumber :Data Primer (diolah, 2017)
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari total 32 responden,
sebagian besar mempunyai pengetahuan baik sebanyak 19
(59,4%) responden dan sebagian kecil yang mempunyai
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 13 (40,6%) responden.
40
2. Sikap Ibu
Tabel 4. Distribusi Sikap Ibu Tentang Perawatan Payudara
pada masa Nifas di RSUD Kota Kendari Tahun
2017.
Sikap Ibu Jumlah Persentase (%)
Baik 18 56,2
Kurang 14 42,8
Total 32 100
Sumber :Data Primer (diolah, 2017)
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari total 32 responden,
sebagian besar mempunyai sikap baik berjumlah 18 (56,2%)
responden dan sikap kurang berjumlah 14 (42,8%) responden.
3. Pengetahuan Ibu Terhadap Perawatan Payudara Masa Nifas
Tabel 5. Distribusi Pengetahuan Ibu terhadap Perawatan
Payudara Pada Masa Nifas di RSUD Kota Kendari
Tahun 2017.
Pengetahuan
Perawatan Payudara Ibu
Pada Masa Nifas Jumlah
Baik Kurang
n % n % n %
Baik 15 46,9 4 12,5 19 59,4
Kurang 6 18,8 7 21,9 13 40,6
Jumlah 21 65,6 11 34,4 32 100
Sumber :Data Primer (diolah, 2017)
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari total 32 responden,
jumlah ibu yang memiliki pengetahuan kategori baik berjumlah
19 (59,4%) responden dan kategori pengetahuan kurang
41
berjumlah 13 (40,6%) responden. Dari 19 (59,4%) responden
yang memiliki pengetahuan baik, terdapat 15 (46,9%) responden
yang melakukan perawatan payudara pada masa nifas kategori
baik dan 4 (12,5%) responden yang melakukan perawatan
payudara padda masa nifas kategori kurang. Dari 13 (40,6%)
responden yang memiliki pengetahuan kategori kurang, terdapat
6 (18,8%) responden yang melakukan perawatan payudara
kategori baik dan 7 (21,9%) responden yang melakukan
perawatan payudara kategori kurang.
4. Sikap Ibu Terhadap Perawatan Payudara Masa Nifas
Tabel 6. Distribusi Sikap Ibu terhadap Perawatan Payudara
Pada Masa Nifas di RSUD Kota Kendari Tahun
2017.
Sikap
Perawatan Payudara Ibu
Pada Masa Nifas Jumlah
Baik Kurang
n % n % n %
Baik 16 50,0 2 6,2 18 56,2
Kurang 5 15,6 9 28,1 14 43,8
Jumlah 21 65,6 11 34,4 32 100
Sumber :Data Primer (diolah, 2017)
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari total 32 responden,
jumlah ibu yang memiliki sikap kategori baik berjumlah 18
(56,2%) responden dan kategori sikap kurang berjumlah 14
42
(43,8%) responden. Dari 18 (56,2%) responden yang memiliki
sikap baik, terdapat 16 (50,0%) responden yang melakukan
perawatan payudara pada masa nifas kategori baik dan 2 (6,2%)
responden yang melakukan perawatan payudara pada masa
nifas kategori kurang. Dari 14 (43,8%) responden yang memiliki
sikap kategori kurang, terdapat 5 (15,6%) responden yang
melakukan perawatan payudara kategori baik dan 9 (28,1%)
responden yang melakukan perawatan payudara kategori
kurang.
C. Pembahasan
1. Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Payudara Pada Masa Nifas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 32
responden, jumlah ibu yang memiliki pengetahuan kategori baik
berjumlah 19 (59,4%) responden dan kategori pengetahuan
kurang berjumlah 13 (40,6%) responden. Hal ini dapat dilihat dari
jawaban yang benar pada kuisioner tentang pengertian
perawatan payudara. Pencapaian pengetahuan cukup diatas
mungkin disebabakan oleh pendidikan responden yang cukup
tinggi dan adanya pengalaman dalam cara perawatan payudara
dan pernah mendapat informasi.
Perawatan payudara pada masa nifas bertujuan
memperbanyak atau memperlancar produksi ASI. Perawatan
payudara bermanfaat merangsang payudara dan mempengaruhi
43
hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.
Hormon prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI,
sedangkan hormon oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran
ASI (Yuli, 2011). Dari 19 (59,4%) responden yang memiliki
pengetahuan baik, terdapat 15 (46,9%) responden yang
melakukan perawatan payudara pada masa nifas kategori baik
dan 4 (12,5%) responden yang melakukan perawatan payudara
pada masa nifas kategori kurang. Hal ini disebabkan karena
kurangnya motivasi dari responden dalam melakukan perawatan
payudara pasca persalinan, sehingga harus membutuhkan
bimbingan dari petugas kesehatan. Dari 13 (40,6%) responden
yang memiliki pengetahuan kategori kurang, terdapat 6 (18,8%)
responden yang melakukan perawatan payudara kategori baik
dan 7 (21,9%) responden yang melakukan perawatan payudara
kategori kurang. Meskipun ada responden berlatar belakang
pendidikan hanya SMA namun pernah mendapat informasi dari
media atau penyuluhan dan mempunyai pengalaman tentang
perawatan payudara hal ini disebabkan oleh informasi yang
didapat menurut Notoatmodjo (2005) mengatakan pengalaman
merupakan guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalamn
itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan, dan pengalaman pribadipun dapat
digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Pendidikan
44
berhubungan dengan transmisi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, ketrampilan dan aspek kelakuan yang lain, dan
merupakan proses belajar dan mengajar. Pola kelakuan manusia
menurut apa yang diharapakan (Notoatmodjo 2003).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Bagus.S, 2010
menunjukkan bahwa Pengetahuan ibu nifas tentang tujuan dan
manfaat perawatan payudara diketahui bahwa dari 36 responden
kurang dari 50% berpengetahuan kurang yaitu 14 responden
(38,89%), sebagian besar responden menjawab pada item soal
yang benar tentang tujuan dan manfaat setelah dilakukan
perawatan payudara yaitu puting susu akan menjadi lebih kaku
setelah melakukan perawatan payudara, dikutip oleh (Saryono –
Roscha Dyah Pramitasari, 2009)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuli 2011
menunjukkan bahwa Perawatan payudara pada masa nifas
merupakan suatu usaha yang dilakukan agar kondisi payudara
baik, demi mencapai keberhasilan menyusui.
Menurut peneliti pada saat melaksanakan penelitian di
RSUD Kota Kendari Menunjukkan bahwa mayoritas responden
melakukan perawatan payudara dengan baik pasca persalinan,
hal ini dipengaruhi oleh pendidikan responden dan motivasi
responden dalam melakukan perawatan payudara untuk
menyusui sedini mungkin untuk kesehatan ibu dan bayi.
45
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
ibu mengenai pertumbuhan berat badan bayi adalah dengan selalu
memberikan penyuluhan baik melalui media leaflet maupun media
elektronik sehingga para ibu dapat termotivasi untuk
mengembangkan wawasan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan memberikan makanan dengan gizi
seimbang serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
melalui penimbangan dan konseling yang dilakukan setiap bulan di
posyandu.
2. Sikap Ibu tentang Perawatan Payudara Pada Masa Nifas
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Dalam sikap
positif, ada kecenderungan untuk mendekati obyek tertentu,
sedangkan pada sikap negatif ada kecenderungan untuk
memenuhi obyek tertentu. Sikap sangat mempengaruhi persepsi
seseorang sehingga orang mempunyai sikap yang kemudian bisa
terlihat dari perbuatannya (Notoatmodjo, 2007).
Perawatan payudara bertujuan untuk memelihara
kebersihan payudara,memperlancar pengeluaran ASI.Terdapat 8
Dari 10 Ibu nifas hampir seluruhny tidak melakukan perawatan
payudara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 32
responden, jumlah ibu yang memiliki sikap kategori baik berjumlah
46
18 (56,2%) responden dan kategori sikap kurang berjumlah 14
(43,8%) responden. Hal ini disebabkan oleh ibu yang memiliki
pengetahuan baik selalu menyikapi dengan positif informasi yang
disampaikan oleh petugas kesehatan dalam perawatan payudara
masa nifas untuk mencegah terjadinya bendungan ASI dan kanker
payudara.Dari 18 (56,2%) responden yang memiliki sikap baik,
terdapat 16 (50,0%) responden yang melakukan perawatan
payudara pada masa nifas kategori baik dan 2 (6,2%) responden
yang melakukan perawatan payudara pada masa nifas kategori
kurang. Sikap ibu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
adat atau kebiasaan atau kepercayaan menyusui di daerah
masing- masing, pengalaman menyusui sebelumnya,
pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan diinginkan atau
tidak. Dukungan dari petugas kesehatan, teman atau kerabat
dekat sangat dibutuhkan terutama pada ibu yang baru pertama
kali hamil.Dari 14 (43,8%) responden yang memiliki sikap kategori
kurang, terdapat 5 (15,6%) responden yang melakukan perawatan
payudara kategori baik dan 9 (28,1%) responden yang melakukan
perawatan payudara kategori kurang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh duriah, 2005 menunjukkan bahwa Hubungan pengetahuan
dan sikap ibu nifas dalam perawatan payudara masa nifas di
bidan praktek swasta NY. Sri Sulami kelurahan Buring
47
kecamatan Kojen kota Malang diperoleh hasil bahwa mayoritas
responden memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dalam
melakukan perawatan payudara. Sehingga ibu post partum lebih
memilih menyusui bayi disbanding menggunakan susu formula
dan Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dan sikap ibu nifas dalam perawatan payudara pada masa nifas.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan dan sikap
Nifas tentang perawatan Payudara di RSUD Kota Kendari tahun 2017
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Ibu yang memiliki pengetahuan baik dalam merawat payudara lebih
banyak dibanding ibu yang kurang merawat payudaranya.
b. Ibu yang memiliki sikap baik dalam merawat payudara lebih banyak
dibanding ibu yang kurang merawat payudaranya.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan serta kesimpulan, maka
dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
a. Di harapkan kepada ibu untuk selalu meningkatakan pengetahuan
mengenai pentingnya perawatan payudara untuk mencegah
terjadinya bendungan ASI dan kangker payudara.
b. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk selalu memberikan
penyuluhan dan cara melakukan perawatan payudara pada masa
nifas untuk mencegah terjadinya kangker payudara.
c. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat mencari
variabel lain yang berkaitan dengan perawatan payudara.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S.2000.Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Arikunto, S.1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineke Cipta. Jakarta
Danuatmaja, 2003. 40 Hari Pasca Persalinan. Jakarta : Puspa Swara.
Depkes RI, 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta.
, 2002. Asuhan Kebidanan pada iBu Hamil dalam Konteks Keluarga. Jakarta.
King, Savage F, 1998. Menolong Ibu Menyusui. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Manuaba, IBG. 2011. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berenana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Natsir, M, 2003. Metode Penelitian dan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Elex Media Komputindo.
, ,2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset.
,2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
Ristasari,eka maya.2012.Studi Karasteristik Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas Di Ruang Nifas RSUD Provinsi Sultra.SulawesiTenggara.
Rahayuningsih, Sri Utami. 2008. Psikologi umum2. Jakarta
Roesli, Utami. 2005. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Jakarta: Elex Media Komputindo
Suherni, dkk. 2009. Perawatan masa nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Sundari.2008. Pengaruh tingkat Sosial Ekonomi Ibu Hamil dalam Perawatan Payudara di RSU Cikini Jakarta.
Veralis, Sylvia, 1999. Anatomi Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta : EGC.
Yuli, 2011. Hubungan Pengetahuan Ibu terhadap perawatan payudara pada Masa Nifas di Puskesmas Sragen Tahun 2011.
Wijosastro, Sarwono. 2011. ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Lampiran I
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Dengan menandatangani lembar ini saya bersedia turut serta
berpartisipasi sebagai responden yang dilakukan oleh mahasiswa
bernama : Wayan Widianti dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Ibu
Tentang Peawatan Payudara Pada Masa Nifas di RSUD Kota Kendari
Tahun 2017”
Saya mengerti dan menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
merugikan atau berakibat terhadap saya, sehingga jawaban yang saya
berikan adalah jawaban yang sebenar-benarnya.
Demikian maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian
ini.
Kendari, Juli
2017
Responden Peneliti
(……………………) ( Wayan Widianti )
LEMBAR KUISIONER
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS DI RSUD KOTA KENDARI
TAHUN 2017
A. IDENTITAS REPONDEN
Nama Responden : Umur :
Pendidikan Terakhir : Pekerjaan :
Hamil Ke : Umur Kehamilan :
Alamat :
Petunjuk : Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
jawaban ibu dengan member tanda checklist (√) pada
pilihan yang dianggap sesuai dengan pendapat anda.
A. Pengetahuan
No Pertanyaan Benar Salah
1
Perawatan payudara sebelum lahir bertujuan untuk
memelihara hygine/kebersihan payudara,
melenturkan/menguatkan putting susu dan
mengeluarkan putting susu yang datar atau masuk
ke dalam.
2 Perawatan payudara dapat membantu dalam
keberhasilan menyusui
3
Perawatan payudara bertujuan untuk merangsang
kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI
banyak dan lancar
4
Perawatan payudara dengan tekhnik yang baik
selama hamil maupun masa menyusui memiliki
manfaat untuk menjaga kebersihan payudara
5 Perawatan payudara dapat mencegah terjadinya
bendungan ASI
6 Tehknik perawatan payudara dengan Kapas air
dingin
7
Perawatan payudara dapat dilakukan pada masa
sebelum lahir (prenatal breast care) dan pada masa
setelah lahir (post natal breast care )
8 Payudara yang jarang disusukan dapat minimnya
produksi ASI
9
Payudara yang jarang disusukan dapat
menyebabkan peradangan payudara / bendungan
ASi
10 Jika produksi ASI tidaklancar dapat menyebabkan
Kanker payudara
B. Sikap
S : Setuju
RR : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
No Pertantaan Jawaban
S RR TS
1 Perawatan payudara dapat mempelancar
produksi ASI
2
Salah satu Tekhnik perawatan payudara
sebelum melahirkan adalah dengan cara
mengompres putting susu dan area sekitarnya
dengan menempelkan kapas atau lap yang
dibasahi minyak
3
Lalu tekhnik selanjutnya adalah membersihkan
putting susu dan area sekitarnya dengan
handuk kering dan bersih
4
Tehknik ketiga adalah memegang kedua
puting susu lalu tarik keluar bersama dan di
putar kedalam 20 kali keluar 20 kali
5 Dengan melakukan perawatan payudara dapat
menjaga kualitas dan kuantitas produksi ASI.
6
Perawatan payudara sangat perlu dilakukan
untuk mencegah terjadinya bendungan ASI,
dan untuk memperlancar produksi ASI
7 Memakai BH yang dapat menopang payudara
adalah salah satu dari tekhnik perawatan
payudara.
8
Perawatan payudara harus ditunjang dengan
tekhnik yang benar, jika tidak di tunjang
dengan tekhnik yang benar maka perawatan
payudara tidak berhasil
9
Selain melakukan perawatan payudara
dengan tekhnik pemijatan, di himbau pada ibu
menyusui untuk mengkonsumsi makanan
bergizi, terutama sayuran, cukup istirahat dan
sering menyusui
10
Sering menyusui bayi akan memperlancar
poduksi ASI dan mencegah terjadinya
bendungan ASI.
MASTER TABEL PENELITIAN
NO
NAMA
UMUR ( TAHUN)
PENDIDIKAN
PERAWATAN
PAYUDARA
PENGETAHUAN
SIKAP
DATA KRIT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JML % KRIT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JML % KRIT 1 Ny Mr 17 17-25 SMA BAIK 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 BAIK 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 27 84,38 BAIK 2 Ny Nr 27 26-35 DIPLOMA BAIK 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 80 BAIK 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 26 81,25 BAIK 3 Ny Yt 18 17-25 SMA KURANG 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 70 KRG 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 20 62,5 KRG 4 Ny Si 17 17-25 SMA BAIK 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80 BAIK 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 27 84,38 BAIK 5 Ny R 26 26-35 SARJANA BAIK 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 70 KRG 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 22 68,75 KRG 6 Ny B 30 26-35 SARJANA BAIK 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27 84,38 BAIK 7 Ny Dn 23 17-25 SMA KURANG 1 0 1 1 0 1 1 0 1 6 60 KRG 3 2 2 1 2 2 1 2 2 3 20 62,5 KRG 8 Ny Vt 23 17-25 SMA BAIK 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 80 BAIK 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 27 84,38 BAIK 9 Ny Rn 26 26-35 SMA KURANG 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6 60 KRG 2 3 3 2 2 1 2 2 3 2 22 68,75 KRG
10 Ny Rr 24 17-25 DIPLOMA BAIK 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 26 81,25 BAIK 11 Ny Cn 23 17-25 SARJANA BAIK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 26 81,25 BAIK 12 Ny Ys 28 26-35 SMA BAIK 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 BAIK 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 27 84,38 BAIK 13 Ny Bn 24 17-25 SMA KURANG 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6 60 KRG 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 21 65,63 KRG 14 Ny Tn 18 17-25 SMA KURANG 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 70 KRG 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 24 75 KRG 15 Ny Wn 29 26-35 SARJANA BAIK 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 80 BAIK 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 28 87,5 BAIK 16 Ny Rs 22 17-25 SMA KURANG 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 60 KRG 2 2 3 2 2 3 2 1 1 2 20 62,5 KRG 17 Ny Z 24 17-25 SMA KURANG 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 6 60 KRG 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 21 65,63 KRG 18 Ny Nt 23 17-25 DIPLOMA BAIK 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 BAIK 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 27 84,38 BAIK 19 Ny Bt 20 17-25 SMA KURANG 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 60 KRG 2 2 3 3 2 2 1 2 1 3 21 65,63 KRG 20 Ny Rn 24 17-25 SARJANA BAIK 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 BAIK 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 26 81,25 BAIK 21 Ny As 33 26-35 SMA KURANG 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 70 KRG 2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 18 56,25 KRG 22 Ny An 36 >35 SARJANA BAIK 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 BAIK 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 26 81,25 BAIK 23 Ny Bt 24 17-25 SMA BAIK 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 BAIK 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 25 78,13 BAIK 24 Ny Rf 24 17-25 SMA KURANG 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 6 60 KRG 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 21 65,63 KRG 25 Ny DS 36 >35 SARJANA BAIK 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 BAIK 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 25 78,13 BAIK 26 Ny Kl 25 17-25 DIPLOMA BAIK 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 BAIK 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 25 78,13 BAIK 27 Ny Ln 22 17-25 SMA BAIK 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 25 78,13 BAIK 28 Ny Gn 28 26-35 SARJANA BAIK 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 BAIK 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 25 78,13 BAIK 29 Ny Rt 25 17-25 SMA KURANG 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 70 KRG 3 2 2 3 2 2 1 2 2 1 20 62,5 KRG 30 Ny Xt 23 17-25 SARJANA BAIK 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 BAIK 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 27 84,38 BAIK 31 Ny Hd 36 >35 DIPLOMA BAIK 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 6 60 KRG 2 2 3 3 2 3 2 1 2 3 23 71,88 KRG 32 Ny Kn 20 17-25 SMA BAIK 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK 2 2 3 2 3 1 2 2 1 2 20 62,5 KRG
Rata-Rata 0,8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80 BAIK 2,5 2,438 2,63 2,5 2,34 2,5 3 2,6 2,59 2,88 25,63 80,08 BAIK
ANALISIS UNIVARIAT
Frequency Table
UMUR RESPONDEN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 17-25 TAHUN 21 65.6 65.6 65.6
26-35 TAHUN 8 25.0 25.0 90.6
> 35 TAHUN 3 9.4 9.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
PENDIDIKAN RESPONDEN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA 18 56.2 56.2 56.2
DIPLOMA 5 15.6 15.6 71.9
SARJANA 9 28.1 28.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
PERAWATAN PAYUDARA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BAIK 21 65.6 65.6 65.6
KURANG 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
PENGETAHUAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BAIK 19 59.4 59.4 59.4
KURANG 13 40.6 40.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
SIKAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BAIK 18 56.2 56.2 56.2
KURANG 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
HASIL UJI STATISTIK
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGETAHUAN *
PERAWATAN PAYUDARA 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
SIKAP * PERAWATAN
PAYUDARA 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
PENGETAHUAN * PERAWATAN PAYUDARA
Crosstab
PERAWATAN PAYUDARA
Total BAIK KURANG
PENGETAHUAN BAIK Count 15 4 19
Expected Count 12.5 6.5 19.0
% within PENGETAHUAN 78.9% 21.1% 100.0%
% of Total 46.9% 12.5% 59.4%
KURANG Count 6 7 13
Expected Count 8.5 4.5 13.0
% within PENGETAHUAN 46.2% 53.8% 100.0%
% of Total 18.8% 21.9% 40.6%
Total Count 21 11 32
Expected Count 21.0 11.0 32.0
% within PENGETAHUAN 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Monte Carlo Sig.
Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Nominal by
Nominal
Phi .339 .055 .031a .000 .092
Cramer's V .339 .055 .031a .000 .092
Contingency
Coefficient .321 .055 .031
a .000 .092
N of Valid Cases 32
a. Based on 32 sampled tables with starting seed 126474071.
SIKAP * PERAWATAN PAYUDARA
Crosstab
PERAWATAN PAYUDARA
Total BAIK KURANG
SIKAP BAIK Count 16 2 18
Expected Count 11.8 6.2 18.0
% within SIKAP 88.9% 11.1% 100.0%
% of Total 50.0% 6.2% 56.2%
KURANG Count 5 9 14
Expected Count 9.2 4.8 14.0
% within SIKAP 35.7% 64.3% 100.0%
% of Total 15.6% 28.1% 43.8%
Total Count 21 11 32
Expected Count 21.0 11.0 32.0
% within SIKAP 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%
Chi-Square Testsd
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Point
Probability
Pearson Chi-Square 9.871a 1 .002 .003 .003
Continuity Correctionb 7.654 1 .006
Likelihood Ratio 10.376 1 .001 .003 .003
Fisher's Exact Test .003 .003
Linear-by-Linear Association 9.562c 1 .002 .003 .003 .002
N of Valid Cases 32
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.81.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is 3.092.
d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
Symmetric Measures
Value
Approx.
Sig.
Monte Carlo Sig.
Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound Upper Bound
Nominal by
Nominal
Phi .555 .002 .000a .000 .089
Cramer's V .555 .002 .000a .000 .089
Contingency
Coefficient .486 .002 .000
a .000 .089
N of Valid Cases 32
a. Based on 32 sampled tables with starting seed 126474071.