penggunaan media iklan dalam keterampilan...

157
PENGGUNAAN MEDIA IKLAN DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.5 SMP ISLAMIYAH CIPUTAT, TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) oleh Yayah Fauziah NIM 1111013000050 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: ngonhan

Post on 08-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGGUNAAN MEDIA IKLAN DALAM KETERAMPILAN

MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.5

SMP ISLAMIYAH CIPUTAT, TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

oleh

Yayah Fauziah

NIM 1111013000050

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENGGUNAAN MEDIA IKLAN DALAM KETERAMPILAN

MENULIS KARANGAN PBRSUASI DI KELAS VI[.5SMP ISLAMIYAH CIPUTAT TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Penddikan (S.Pd)

Oleh

Yavah FauziahNIM: 1111013000050

Di Barvah Bimbingan

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS TLMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

LEMBAR PENGESAIIAN UJIAN MTJNAQOSAH

Skripsi berjudul "Fenggunaan Media Iklan Dalam Ketei'ampilanMenulis Karangan Persuasi di Kelas YIII.S SMP Islamiyah CiputatTangerang Selatan" disusun oleh Yayah Fauziah Nomor Induk Mahasiswa

1111013000050, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatulah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah

pada tanggal 23 Oktob er 2A15 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

J akarta, 28 Oktober 20 1 5

Panitian Uj ian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

IVlakl,un Subuki. M.Hum.NrP. 1980030s 20090r I 0ls

S ekretari s P aniti a ( S ekretari s Jurus anlPro di)

Dona Aii Karunia Putra, MA.NIP. i9840409 201101 I 015

Penguji I

Dra. Hindun. M.Pd.

NIP. 1970121s 2009122 001

Penguji IIDra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd.NiP. 19680801 200801 2 016

rDlS

2-3- lo -t)tt-

Tanggal

)B / Totr/tp

)g / 2.0tr.. /.tv.

Tanda Tangan

Mengetahui,Dekan Fakultas u Tarbiy

,, Dr. Ahm

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

Jurusan

Angkatan Tahun

Alamat

Nama

NIP

Dosen Jurusan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengunaan Media Iklan clalamKeterampilan Menulis Karangan Persuasi di Kelas vIII.S SMP IslamiyahCiputat Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawahbimbingan dosen:

: Yayah Fauziah

:1111013000050

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

:2011

: Jl. KH Junaidi Kp Bogor Rt/Rw 001/011 Desa Setia Asih

Kecamatan Tarumaj aya Bekasi

:Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

:19680801 200801 2016

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 20 Agustus 201 5

Yang Menyatakan,

Yayah Fauziah

NIM 1111013000050

i

ABSTRAK

YAYAH FAUZIAH, 1111013000050: Penggunaan Media Iklan dalam

Keterampilan Menulis Karangan Persuasi di VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat,

Tangerang Selatan. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Pembimbing: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan

media iklan dalam keterampilan menulis karangan persuasi di kelas VIII.5 SMP

Islamiyah Ciputat. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII.5

sedangkan, metode yang dipakai adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan suatu fenomena yang dialami oleh subjek penelitian terhadap

objek yang diteliti. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, teknik

tes, dan wawancara (angket), yang dianalisis dengan menggunakan teknik

deskriptif kualitatif.

Setelah melakukan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

menulis karangan persuasi dapat ditingkatkan dengan media iklan air minum

Aqua. Berdasarkan hasil analisis, peserta didik yang memperoleh nilai di atas

KKM sebanyak 22 peserta didik,dengan presentase yang dihitung dengan rumus

sebagai berikut: N =

x 100% = 55% dari 40 peserta didik. Sedangkan, peserta

didik yang mendapat nilai di bawah KKM (75) sebanyak 18 peserta didik, dengan

presentase yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: N =

x 100% = 45%

dari 40 peserta didik. Dari uraian di atas penelitian ini dapat meningkatkan

keterampilan menulis karangan persuasi di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat.

Kata kunci : Media, Iklan, Keterampilan, Menulis, Karangan Persuasi.

ii

ABSTRACT

YAYAH FAUZIAH, 1111013000050: Using Advertisement Media for

Persuasive Writing Skill in Class VIII.5 Islamiyah Junior High School Ciputat.

Departmen of language and literature Indonesia. Faculty and Teaching Tarbiyah

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.Supervisor: Dr Elvi Susanti,

MPd.

The purpose of this research is to know how advertisement media implied

in writing for persuasive writing in class VIII.5 Islamiyah Ciputat Junior high

school. The subject of the research is student in class VIII.5. The method used is

qualitative descriptive. A method that is used to describe a phenomena that have

been around the subjects to the object. The data collection is using observation,

technical test, and interview (questionnaire), the data is analyse using descriptive

qualitative technique

The conclusion of the research shows that persuasive writing skill can be

developed using advertisement media; Aqua mineral water advertisement. Based

on the analysis, it is found that 22 students got score higher than the standard

(KKM: 75), and can be calculated with the formula as follow: N=

=

45% from 40 students. The rest of the class or 18 students, got lower score and

below the standard and can be calculated with the formula as follow: N =

= 45% from 40 students. So, it is prove that the research can develop

the persuasive writing skill in classVIII.5 Islamiyah Ciputat.

Keyword: advertisement, media, persuasive writing skill.

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah STW Tuhan semesta alam, yang

melimpahkan rahmat dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan

kita Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta

pengikutnya yang diharapkan akan mendapatkan safaatnya di dunia maupun

akhirat.

Skripsi yang dibuat penulis tidak luput dari kesalahan, masih jauh dari

kata sempurna dan masih banyak kekurangan, namun berkat motivasi, dorongan

dan bantuan orang-orang terdekat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Selama penyusunan skripsi ini banyak yang membantu memberikan

ilmu, waktu dan tenaganya serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas dan Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Makyun Subuki, M.Hum selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan motivasi,

pengarahan agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi.

3. Dr. Nuryani, MA, Sebagai Dosen Penasehat akademik yang selalu sabar

membimbing dan baik terhadap teman-teman PBSI-B selama perkuliahan.

4. Dr. Elvi Susanti, M.Pd, dosen pembimbing yang sudah banyak meluangkan

waktunya, tidak henti-hentinya membimbing, memberi motivasi, arahan

kepada penulis dengan luas biasa.

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu, membimbing

dengan penuh kesabaran tanpa kenal lelah selama mengikuti perkuliahan.

6. Teristimewa untuk Paman tercinta Dr. Abdul Rozak, M.Si, yang selalu

membimbing, memberi motivasi dan mendoakan tanpa kenal lelah. Serta

orang tua dan keluarga tersayang yang selalu memberikan kasih sayang

sehingga penulis selalu semangat (Love you my family).

iv

7. Bapak karyawan/i Perpustakan Utama, Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan

pelayanan dan pinjaman buku untuk penyusunan skripsi penulis.

8. Sarmuji SPd, selaku kepala sekolah SMP Islamiyah Ciputat, dan para guru

staf yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMP

Islamiyah Ciputat, hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Lisa Purnama Sari SPd, selaku guru Bahasa Indonesia SMP Islamiyah

Ciputat yang selalu sabar membimbing, memberikan arahan yang bermanfaat,

meluangkan waktu dan tenaganya untuk peneliti.

10. Seluruh siswa/i SMP Islamiyah Ciputat yang penulis sayangi dan cintai

khususnya kelas VIII.5 terima kasih atas semua bantuannya.

11. Sahabat terbaik penulis yaitu: Rifqi Faizah, Tri Mutia Rahma, Ai Suaibah,

Devi Aristyani, Indah Wardah, Selviana Dewi, yang selalu meluangkan

waktunya untuk membantu dan memotivasi penulis, dan senantiasa

memberikan masukan dan saran-saran yang bermanfaat kepada penulis.

12. Teman-teman PBSI angkatan 2011 khususnya PBSI-B, teman PPKT SMP

Islamiyah Ciputat, yang selalu kompak, saling membantu, apapun

keadaannya kita selalu sama-sama.

13. Keluarga besar Foto Copy Maju Jaya, khususnya uda Is, uda Rizky, yang

telah memberikan semangat, dukungan, dan memotivasi kepada penulis.

Semoga bantuan, dukungan, motivasi, dan partisipasi yang diberikan

kepada penulis, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Alah Swt.

Amin.

Jakarta, 20 Agustus 2015

Yayah Fauziah

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT .......................................... ...................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTRA TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4

D. Perumusan Masalah....................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian........................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian......................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORETIS ........................................................................ 8

A. Landasan Teori .............................................................................. 8

1. Hakikat Menulis ....................................................................... 8

a. Hakikat dan Pengertian Menulis ..................................... 8

b. Keuntungan atau Manfaat Menulis ................................. 9

c. Teknik Pembelajaran Menulis ........................................ 10

2. Hakikat Karangan ..................................................................... 11

a. Pengertian Karangan ....................................................... 11

b. Kerangka Karangan ........................................................ 12

c. Penggolongan Karangan Berdasarkan Isi ....................... 14

d. Teknik Pembelajaran Menulis Persuasi ........................ 16

3. Hakikat Media .......................................................................... 17

a. Definisi Media................................................................. 17

vi

b. Macam-macam Media ................................................ 24

c. Fungsi Media ............................................................... 25

d. Manfaat Media ............................................................ 27

e. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan

Media .......................................................................... 29

f. Peran Teknologi dan Media dalam Belajar ................. 30

g. Alat-alat Teknologi Pendidikan dan Jaringan

Informasi ..................................................................... 31

h. Kriteria dalam Penilaian .............................................. 34

B. Penelitian Relevan ...................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 40

B. Metode Penelitian .......................................................................... 40

C. Teknik Pengolahan Data ............................................................ 41

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 42

E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 43

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 46

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 49

A. Deskripsi Data ................................................................................ 49

1. Profil Sekolah ....................................................... 49

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ............................. 50

3. Guru dan Tenaga Kependidikan ............................ 50

4. KeadaanPeserta Didik ........................................... 52

B. Pembahasan ................................................................................... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 101 88

A. Simpulan .............................................................................................. 101

B. Saran .................................................................................................... 101

vii

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Format Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Persuasi

dengan Media Iklan ...................................................................... 43

Tabel 4.1 : Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan ..................................... 47

Tabel 4.2 : Keadaan Peserta Didik SMP Islamiyah Ciputat ........................... 49

Tabel 4.3 : Daftar Hadir Peserta Didik Kelas VIII.5 SMP Islamiyah

Ciputat ........................................................................................... 51

Tabel 4.4 : Penentuan Kriteria dengan Perhitungan untuk Skala Empat ......... 53

Tabel 4.5 : Analisis Data Peserta Didik .......................................................... 53

Tabel 4.6 : Nilai Data Tes Peserta Didik dengan Menggunakan

Media Iklan ................................................................................... 86

Tabel 4.7 : Nilai Data Tes Peserta Didik Tanpa Media Iklan .......................... 88

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 2: Teknik Tes Menulis Karangan Persuasi Berdasarkan Media Iklan

Lampiran 3: Analisis Data Angket

Lampiran 4: Dokumentasi Belajar Mengajar

Lampiran 5 : Hasil Angket Menulis Karangan Persuasi Berdasarkan Media Iklan

Lampiran 6: Hasil Karangan Peserta Didik dengan Menggunakan Media Iklan

Lampiran 7: Hasil Karangan Peserta Didik Tanpa Menggunakan Media Iklan

Lampiran 8: Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 9: Surat Izin Penelitian

Lampiran 10: Surat Keterangan dari Pihak Sekolah

Lampiran 11: Uji Referensi

Lampiran 12: Biodata Penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek, yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa

dalam aspek menulis perlu dikembangkan, karena dengan menulis peserta

didik dapat mengungkapkan perasaannya ke dalam sebuah tulisan.

Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena pada

saat menulis terlibat beberapa unsur yang diterapkan secara bersamaan,

menulis dapat mengekspresikan pikiran, perasaan dan pengalaman peserta

didik kepada orang lain menggunakan tulisan, dengan harapan dapat

dibaca oleh orang banyak.

Menulis adalah suatu kegiatan yang kreatif, dengan menulis

seseorang dapat menampilkan suatu karya. Aspek menulis yang menjadi

pokok bahasan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, seperti ketepatan

kata, ketepatan kalimat, ejaan dan tata tulis. Pokok bahasan tersebut juga

menjadi pokok bahasan dalam menulis sebuah karangan. Sehingga apa

yang ingin ditulis sebelum seseorang menulis karangan merupakan sesuatu

yang menjadi dasar atau pedoman dalam menulis dan mengembangkan

karangannya.

Penggunaan media akan merangsang peserta didik lebih kreatif dan

bisa menghasilkan sebuah tulisan yang baik, sehingga peserta didik lebih

tertarik untuk mengikuti pembelajaran khusunya pelajaran menulis

karangan. Tujuan utama dari aspek menulis ini agar keretampilan menulis

peserta didik lebih berkembang dan berimajinasi sehingga dapat

menuangkan ide ke dalam tulisan. Guru harus pintar memilih media apa

yang cocok dengan materi. Dengan demikian materi yang ingin

disampaikan dalam proses belajar-mengajar akan berjalan lancar sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menjadi guru yang kreatif dan

2

inovatif bukanlah sesuatu yang mudah. Semuanya tergantung pada guru,

seorang guru yang kreatif pasti akan mencari media pembelajaran yang

menarik dan dapat membuat peserta didik menjadi lebih kreatif dan

inovatif dalam menulis karangan persuasi. Kadang-kadang peserta didik

perlu dipacu dengan menggunakan media . Guru perlu mencari upaya yang

dapat membuat peserta didik tertarik agar peserta didik dapat menulis

dengan menggunakan media.

Maka dari itu media yang dipakai harus disesuaikan dengan bahan

ajar dan sesuaikan dengan kondisi peserta didik, agar materi yang

disampaikan nanti dapat diserap lebih mudah oleh peserta didik.

Keterampilan menulis perlu dikembangkan, oleh sebab itu guru perlu

mencari media yang tepat dalam menyampaikan pembelajaran kepada

peserta didik. Media dapat mempengaruhi proses berjalannya belajar-

mengajar, sehingga terlihat materi yang diberikan oleh guru tersampaikan

dengan baik atau tidak. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki

strategi dalam menggunakan media yang tepat dalam proses pembelajaran.

Banyak peserta didik yang mengganggap bahwa pelajaran menulis

membosankan, sekaligus dianggap tidak menyenangkan karena media

yang digunakan belum memberikan imajinasi yang cukup bagi para

peserta didik. Oleh sebab itu, peserta didik menginginkan hal yang

menarik yang bisa merangsang indera penglihatan dan pendengaran

sekaligus untuk menciptakan imajinasi secara luas. Padahal dengan

menulis seseorang dapat mengekpresikan diri, pikiran, serta ide-ide

keratifnya dengan cara menulis sebuah karangan.

Salah satu caranya dengan memanfaatkan media iklan diajukan

sebagai media pembelajaran dalam membuat karangan persuasi, karena

tidak semua peserta didik mampu mengeluarkan imajinasi dan gagasan

dalam pikirannya. Oleh karena itu, media iklan dirasa relevan oleh penulis

dalam mengembangkan imajinasi dan ide kreatif dari peserta didik SMP

Islamiyah Ciputat. Media iklan juga digunakan dalam proses menulis

3

karangan persuasi, agar proses pembelajaran menyenangkan dan tidak

membosankan, bahkan dapat menarik perhatian peserta didik.

Dengan adanya media iklan (Aqua Health) peserta didik

diharapkan dapat mengarang, karena media iklan merupakan salah satu

media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan sebuah pesan, pesan

yang sampaikan oleh sebuah iklan berupa ajakan. Jika iklan tersebut

sebuah produk maka pesan yang disampaikan adalah mempromosikan

agar orang yang melihat mau membeli produknya. Peneliti menggunakan

media iklan yang berisi tentang kesehatan, oleh karena itu peneliti memilih

iklan air minum meneral yang bermerek Aqua. Iklan (Aqua Health) dipilih

karena iklan tersebut merupakan iklan sangat penting bagi kehidupan

sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas jelas perlu adanya upaya

mengembangkan keterampilan menulis persuasi, salah satunya

menggunakan media yang tepat. Media tersebut misalnya tayangan iklan

air minum Aqua.

Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk

mengajak, mempengaruhi, membujuk para pembaca agar mengikuti

kehendaknya. Tulisan yang berupa bujukan biasanya seperti iklan di

televisi dan iklan lainnya. Peneliti memilih media iklan air minum Aqua

tersebut karena tayangan iklan air minum Aqua merupakan tayangan iklan

yang dapat dijadikan sumber informasi oleh peserta didik untuk menyusun

sebuah karangan yang baik.

Di samping masih kurangnya pengetahuan peserta didik mengenai

karangan persuasi dan peserta didik dihadapkan dengan lemahnya

keterampilan dalam menulis sehingga banyak peserta didik dalam waktu

yang lama hanya menghasilkan beberapa kalimat saja dalam menulis

sebuah karangan persuasi, dengan adanya media iklan yang digunakan

oleh peneliti, peneliti berharap kepada peserta didik dapat menuangkan

gagasan atau pikiran ke dalam tulisan dengan baik dan peserta didik dapat

menulis karangan persuasi dengan benar. Dengan harapan sebagai wujud

nyata keberhasilan menulis, peserta didik mampu menghasilkan tulisan

4

yang baik. Penggunaan media pembelajaran yang tepat juga mempuyai

banyak manfaat, di antaranya sangat membantu keefektifan proses

pembelajaran, selain itu dapat membangkitkan motivasi dan minat peserta

didik sehingga membantu peserta didik mengembangkan pemahaman dan

mempermudah dalam mendapatkan informasi. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai

Penggunaan Media Iklan dalam Keterampilan Menulis Karangan

Persuasi di Kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat, Tangerang

Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti dapat

mengidentifikasi masalah ini sebagai berikut:

1. Masih banyak peserta didik yang belum terampil dalam menulis, di

antaranya menulis karangan persuasi.

2. Peserta didik memerlukan media untuk membantu menulis

karangan persuasi.

3. Guru kurang variatif dalam menggunakan media untuk pelajaran

menulis.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi

permasalahan pada:

1. Keterampilan peserta didik dalam menulis karangan persuasi.

2. Penggunaan media iklan dalam menulis karangan persuasi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

5

1. Bagaimana keterampilan menulis peserta didik dalam menulis

karangan persuasi di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat?

2. Bagaimana penggunaan media iklan dalam menulis karangan

persuasi peserta didik di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

1. Untuk mengetahui keterampilan peserta didik dalam menulis

karangan persuasi dengan baik, sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar khususnya dalam pembelajaran menulis

karangan.

2. Untuk mengetahui proses belajar menulis karangan persuasi

dengan menggunakan media iklan. Dengan menggunakan

iklan peserta didik lebih tertarik pada pelajaran bahasa

Indonesia dan lebih kreatif dalam menuangkan ide atau

gagasan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat

mengurangi kejenuhan peserta didik dalam pembelajaran

menulis.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara

teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat

tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, manfaat dalam penelitian ini adalah untuk

memberikan kontribusi konkret, dalam pelaksanaan belajar mengajar

bahasa Indonesia dengan inovasi penggunaan pembelajaran sebagai salah

satu wujud nyata keseriusan dalam memberikan kemudahan pada

pembelajaran bahasa Indonesia kepada peserta didik.

6

Di samping itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pijakan

untuk mendukung, memperkuat, juga melakukan pengembangan pada

penelitian lanjutan, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan

menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan.

2. Maanfaat Praktis

a. Pendidik (guru)

Para guru, khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia, dapat

menjadikan penelitian ini sebagai:

1. Acuan dalam interaksi belajar mengajar di sekolah.

2. Arahan yang jelas bagi guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan berjalannya proses belajar mengajar.

3. Mengetahui sejauh mana keterampilan peserta didik dalam

dengan menulis karangan persuasi.

4. Media pembelajaran yang ditampilkan dapat digunakan sebagai

alternatif media pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran

menulis, khususnya menulis karangan persuasi sehingga media

ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pembelajar

menulis karangan persuasi yang lebih variatif.

b. Peserta Didik

1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna

dalam pembelajaran menulis karangan persuasi dengam

menggunakan media iklan.

2. Memperoleh wawasan yang luas dengan pembelajaran menulis.

3. Dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk kreatif dalam

menulis karangan persuasi, dan menerapkan keterampilan

menulis yang baik pada pembelajara lainnya yang disesuaikan

sebelumnya.

7

4. Penggunaan media iklan lebih dapat menarik minat peserta

didik dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis

karangan persuasi. Di samping itu peserta didik dapat

mengetahui sejauh mana kualitas tulisan yang peserta didik

buat.

c. Mahasiswa

1. Dapat menjadikan bahan rujukan dan pengembangan penelitian

bagi mahasiswa yang hendak meneliti.

2. Dapat meningkatkan kepekaan mahasiswa dalam meneliti

suatu objek.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,

wawasan, dan meningkatkan belajar mengajar yang baik di

tempat tugasnya.

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Hakikat dan Pengertian Menulis

Keterampilan menulis merupakan yang sangat penting dalam

kehidupan, karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus

dimiliki oleh siswa. Dalam kegiatan menulis, writers are always in search

of ways to enliven the expression of their ideas, trying out new wordand

juggling sentence around are two thing writes often experiment with to give

their style zest and clarity.1 Jika peserta didik memiliki keterampilan

menulis maka peserta didik dapat mengungkapkan atau mengekpresikan

gagasan atau pendapat, pemikiran dan perasaan yang dimiliki, selain itu dapat

mengembangkan daya pikir kreativitas peserta didik dalam menulis.

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga

orang-orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut kalau mereka

memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin

dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-

kesatuan bahasa, menulis merupakan suatu representasi bagian dari

kesatuan-kesatuan ekpresi bahasa. 2

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang

semakin penting untuk dikuasai. Kemampuan menulis merupakan

kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan tidak hanya penting dalam

lingkungan pendidikan tetapi juga penting untuk di masyarakat.3

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang memegang peranan

1 Lea Masiello, WritingIn Action : A Collabrative Rhetoric for College Writers, (New

York: Macmillan, 1986), h. 2. 2 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu keterampilan Berbahasa, (Bandung :

Angkasa, 2008), h. 22.

3 Budinuryanta Y, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2008), Cet.2, h. 12.26.

9

strategis dalam upaya memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.4

Kemampuan menulis perlu dikembangkan karena merupakan keterampilan

dasar yang secara mutlak harus dikuasai siswa untuk mencurahkan ide dan

gagasannya ke dalam bentuk tulisan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah membuat huruf

(angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang

belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat

surat).5

Suatu tulisan atau karangan dapat dilihat dari segi bahasa yang

digunakan, isi tulisan atau karangan, dan bentuk atau cara penyajiannya.

Bahasa yang digunakan dalam tulisan atau karangan itu, apakah bahasa yang

sulit, sederhana, mudah, dan lancar. Begitu pula apakah karangan itu

menggunakan paragraf yang tepat, kalimat efektif dan diksi yang tepat. Dari

segi isi karangan, apakah karangan itu berupa fiksi atau nonfiksi, dan adakah

kesusuaian antara judul dan isi. 6

1.1 Keuntungan atau Manfaat Menulis

1. Lebih mengenali kemampuan dan potensi diri Anda. Anda

mengetahui sampai di mana pengetahuan Anda tentang suatu topik.

Untuk mengembangkan topik itu Anda terpaksa berpikir, menggali

pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam

bawah sadar.

2. Mengembangkan berbagai gagasan. Anda terpaksa bernalar

menghubung-hubungkan serta membanding-bandingkan fakta-

fakta yang mungkin tidak pernah Anda lakukan jika Anda tidak

menulis.

4 Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi,

(Bandung: UPI PRESS, 2007), cet 1, h.117.

5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2008), h.1497.

6 Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,

(Bandung : Karya Putra Darwati, 2012), h . 98.

10

3. Kegiatan menulis memaksa Anda lebih banyak menyerap, mencari,

serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang Anda

tulis. Dengan demikian kegiatan menulis memperluas wawasan

baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang

bersangkutan.

4. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan

mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, Anda dapat

menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri

Anda sendiri.

5. Menulis dapat meninjau serta menilai gagasan Anda sendiri secara

lebih objektif.

6. Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah

memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisinya secara

tersurat dengan konteks yang lebih konkret.

7. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara

aktif. Kita harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah,

bukan sekedar menjadi penyadap dari orang lain.

8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan Anda berpikir

serta berbahasa secara tertib.7

1.2 Teknik Pembelajaran Menulis

Teknik pengajaran menulis berbeda dengan teknik menulis. Teknik

pengajaran menulis lebih ditujukan kepada cara mengajarkan menulis

kepada siswa atau pihak lain, sedangkan teknik menulis adalah lebih

ditujukan kepada cara-cara membuat tulisan. Walaupun keduanya

memiliki pengertian yang berbeda, tetapi dalam pelaksanaannya kedua

konsep itu sulit untuk dipisahkan. Teknik menulis kadang menjadi

bahan pengajaran menulis sehingga terjadilah teknik pengajaran

menulis.

7 Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008), h.12.2-12.3.

11

Ada beberapa teknik menulis yang biasa dikenal dalam karang-

mengarang, antara lain teknik narasi, teknik deskripsi, teknik eksposisi,

teknik argumentasi, dan teknik persuasi. Kadang-kadang ada juga yang

menyebut teknik-teknik tersebut dengan jenis-jenis karangan.8

Berdasarkan pengertian di atas maka, penulis menyimpulkan bahwa

teknik pembelajaran menulis menunjukan bagaimana cara mengajarkan

menulis kepada siswa, sedangkan teknik menulis lebih menekankan

bagaimana cara-cara membuat tulisan.

2. Pengertian Karangan

Membuat karangan sangat diperlukan siswa untuk mengasah

keterampilan menulis, karena dengan mengarang siswa dapat

mengungkapkan gagasan serta imajinasi ke dalam tulisan. Karangan

adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu

topik atau pokok bahasan.9 Mengarang adalah segenap rangkaian

kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui

bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Karangan

adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang

dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca. Pengarang

adalah seseorang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang

kerjanya melakukan kegiatan mengarang. Karang-mengarang adalah

kegiatan atau pekerjaan mengarang.10 Batasan karang-mengarang yang

diungkapkan Robert Lado 1979 dalam buku Wibowo, mengarang

adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga

8 Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008), h. 12.15. 9 Lamuddin Finoza, Komposisi Bhasa Indonesia, ( Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h.

234. 10

The Liang Gie, Terampil Mengarang, (Yogyakarta: Andi, 2002), h. 4.

12

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, asalkan

mereka memahami bahasa dan grafik itu.11

Bagi seorang pengarang, kata-kata ialah bahan-bahannya. Ia harus

belajar memilih kata-katanya dengan baik. Ia harus tahu penggunaannya.

Apabila sudah pasti dengan pilihan mengenai kata dan ungkapan yang

tepat, maka harus melanjutkan dengan cara memasukkannya ke dalam

karangan atau komposisi sehingga dapat menyususn struktur yang

dikehendaki dan memperoleh efek yang diinginkan. 12

Berdasarkan

pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis menyimpulkan bahwa

karangan adalah uraian suatu gagasan tentang suatu topik yang ditulis

seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh

pembaca.

2.1 Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan

penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah untuk

mengatur hubungan antara gagasan-gagasan. Dalam proses penyusunan

karangan ada tahapan yang harus dijalani, yaitu memilih topik dan

merumuskan tema, mengumpulkan data atau informasi, mengatur

strategi penempatan gagasan, dan menulis karangan itu sendiri.

Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai

kerangka.13

Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat

ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan

dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang

11

Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2003), h.56. 12

Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004),

h. 112. 13

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009) ,

h. 223.

13

logis dan teratur. 14 Tujuan karang-mengarang menurut Hugo Hartig

dalam buku Wibowo tujuan karang-mengarang

1. Tujuan penugasan (assignment purpose). Menulis karena

penugasan, misalnya wartawan ditugasi menulis berita;

2. Tujuan altruistik (altruistic purpose). Menulis sesuatu dalam

rangka menyenangkan atau menghibur pembaca, misalnya features

tentang artis film yang dimuat tabloid-tabloid hiburan;

3. Tujuan persuasif (persuasive purpose). Menulis sesuatu demi

meyakinkan pembaca akan suatu gagasan.

4. Tujuan penerangan (informational purpose). Menulis sesuatu

kepada pembaca untuk memberi informasi, penerangan,

keterangan, misalnya berita-berita actual di suart kabar;

5. Tujuan pernyataan diri (sekf-expressive purpose). Menulis suatu

demi memperkenalkan diri si penulis kepada pembaca;

6. Tujuan kreatif creative purpose). Menulis sesuatu demi pencapaian

suatu nilai seni artistic.

7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose). Menulis

sesuatu demi menjelaskan, menjernihkan, dan memecahkan suatu

masalah. Misalnya penulisan skripsi, tesis, atau disertasi.15

Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis

menyimpulkan bahwa kerangka karangan adalah rencana yang disusun

secara teratur tentang pembagian penyususnan dan mengatur hubungan

antar gagasan-gagasan. Ada beberapa proses penyususnan, pertama yaitu

memilih memilih topik dan merumuskan tema, kedua mengumpulkan

data dan informasi, ketiga mengatur penempatan gagasan-gagasan dan

setelah itu menulis karangan. Tujuan dalam karang-mengarang meliputi

14

Gorys Keraf, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Jakarta: Nusa Indah,

1994), cet. X, h. 132. 15

Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2003), h.57.

14

tujuan penugasan, tujuan altruistik, tujuan persuasif, tujuan penerangan,

tujuan pertanyaan, tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan masalah.

2.2 Penggolongan Karangan Berdasarkan Isi

Jika dilihat dari isinya, paragraf terdiri dari eksposisi, narasi,

persuasi, argumentasi, dan deskripsi. Di bawah ini akan dijelaskan

contoh-contohnya.

1. Eksposisi artinya paparan. Maksud dari paparan, penulis

menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Setelah membaca

sebuah eksposisi, maka seseorang akan mengerti dan memahami

apa yang ingin disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut.

2. Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak pembaca

untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut.

3. Persuasi artinya bujukan, dengan persuasi penulis dapat

mempengaruhi pembaca supaya mengikuti kehendaknya. Tulisan

yang berupa bujukan biasana berupa iklan. Sebuah iklan dapat

mempengaruhi seseorang agar dapat mengikuti apa yang

dikehendakinya. Jika seseorang telah membaca persuasi dan

langsung menirunya maka penulis telah berhasil membuat

karangan tersebut.

4. Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan

(argumen) berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data,

penulis berusaha menyakinkan pembaca sehingga tulisan itu

diterima oleh pembacanya. Yang termasuk jenis tulisan ini ialah

semua karya ilmiah (makalah, skripsi, disertasi).

5. Deskripsi artinya lukisan. Lukisan adalah jenis karangan yang

menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan suatu keadaan,

peristiwa, atau orang. Dengan deskripsi tersebut, penulis mengajak

15

pembaca untuk menikmati dengan panca indra apa yang

dirasakannya. 16

Berdasarkan pengertian di atas, maka, penulis menyimpulkan

bahwa kerangka karangan berdasarkan isi terdiri dari eksposisi, narasi,

persuasi, argumentasi, dan deskripsi.

Dalam bahasa Inggris kata to persuade membujuk; atau

meyakinkan. Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian

menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia persuasi.17 Persuasi adalah

ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat

pembaca mengenai sesuatu hal yang disampikan penulisannya. Berbeda

dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan

untuk mecapai kebenarannya, sedangkan persuasi lebih menggunakan

pendekatan emosional. Persuasi juga menggunakan fakta, hanya saja,

dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-

kadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri

pembaca bahwa apa yang disampaikan si penulis itu benar. Contohnya

propaganda, iklan selembaran, dan kampanye.18

Karangan persuasi

adalah karangan yang mengajak, membujuk atau mempengarahui

pembaca atau pendengaragar melakukan sesuatu. Lebih tepatnya lagi

persasui adalah sebuah karangan yang dibuat oleh penulis untuk

membuat si penerima informasi menjadi tertarik dengan isi dan ide atau

gagasan dalam informasi tersebut lalu mau mengikuti atau dipengaruhi

oleh informasi tersebut.

16

Ramlan Abdul Gani dan Mahmudah Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta:

FITK Pres, 2010), h. 134. 17

Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Mawar Gempita, 1998), h.

163. 18

Kundharu Saddhono,St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,

(Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h.101.

16

Ciri-ciri karangan persuasi:

1. Menimbulkan rasa tertarik dan percaya bagi pembaca ataupun

pendengar

2. Memunculkan fakta yang tepat

3. Tujuan dan ajakannya jelas

Karangan persuasi sering kali kita temukan dalam kehidupan

sehari-hari. karangan ini juga sangat berguna untuk mengajarkan kita

bagaimana membuat orang terpengaruh dan mau mengikuti keinginan

kita.

Persuasi sangat dibutuhkan oleh pelajar untuk mempelajari

pengertian karangan persuasi. Karena selain dibutuhkan dalam proses

belajar mengajar, kemampuan membuat karangan persuasi akan

membantu siswa untuk mempengaruhi orang lain sehingga memudahkan

siswa untuk membuat sebuah karangan persuasi.

2.3 Teknik Pembelajaran Menulis Persuasi

Salah satu sarana yang dapat digunakan sebagai alat peraga menng

megarang tulisan persuasi adalah iklan. Tampilkanlah layar televisi

sajian iklan sebuah produk. Lalu suruhlah para siswa menuliskan apa

yang diucapkan oleh para pemeran iklan tersebut. Adakah unsur

mengajar atau mempengaruhi pihak lain dalam iklan tersebut? Kedua

hal inilah yang menjadi pokok dalam karangan persuasi.

Setelah siswa mampu menuliskan dan memahami tayangan iklan

tersebut, suruhlah mereka membuat lagi semacam itu dengan topik yang

lain. Tetapi perlu diingat, tayangan iklan itu biasanya kalimatnya

terpisah-pisah bahkan mungkin melompat-lompat karena seringkali

disajikan dalam sebuah dialog, untuk mentrasfer ke dalam tulisan

persuasi, hendaklah kalimat-kalimatnya disusun secara sistematis

sebagaimana sebuah karangan. 19

19

Budinuryanta Y, Materi Pokok Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008), h. 12.17.

17

Demikianlah beberapa teknik pengajaran menulis yang bisa

dilakukan, dengan catatan teknik ini bukanlah satu-satunya cara. Masih

banyak cara lain yang bisa dikembangkan sesuai dengan taraf

kemampuan pembelajar.20

3. Definisi Media

Definisi media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara

harfiahnya, berarti tengah, perantara, atau pengantar. Atau dengan

kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim

pesan kepada penerima pesan. Dalam bahasa Arab, media disebut

wasail bentuk jama dari wasilah yakni sinonim al-wasth yang

artinya juga tengah. Kata tengah itu sendiri berarti berada diantara

dua sisi, maka disebut juga sebagai perantara (wasilah) atau yang

mengantarai kedua sisi tersebut, karena posisinya berada di tengah ia

bisa jua disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang

mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari

satu sisi ke sisi lainnya.21

Geaerlach dan Ely 1971 dalam buku Fathurrohman bahwa media

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau

kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Atwi Suparman 1997 dalam buku Fathurrohman mendefinisikan,

media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau

informasi dari pengirim kepada penerima pesan.22

Dapat disimpulkan

bahwa menurut penulis, media adalah alat yang digunakan sebagai

pengantar informasi kepada penerima informasi.

20

Budinuryanta Y, Materi Pokok Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008), h. 12.17.

21

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 6. 22

Pupuh Fathurrohman, et al., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama,

2009), h. 65.

18

Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar

mengajar.23

Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau

pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka

berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.24

Media pendidikan

digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswadalam

proses pembelajaran. Seringkali kata pendidikan digunakan secara

bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang

dikemukakan oleh Hamalik, di mana ia melihat bahwa hubungan

komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila

menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. 25

Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin

memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat bantu

yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan

yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang

memuaskan. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa Latin yang

merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti pengantar

atau perantara dengan demikian dapat diartikan bahwa media

merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Media yang difungsikan sebagai sumber belajar bila dilihat dari

pengertian harfiahnya juga terdapat manusia didalamnya, benda,

ataupun segala sesuatu yang memungkinkan untuk anak didik

memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna bagi anak didik.

Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu menciptakan

sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan yang telah ada untuk

digunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam

kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan

memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada

mereka.

23

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 2.

24

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), h. 7. 25

Azhar Arsyad, op.cit., h. 4.

19

Dari pandangan yang ada di atas dapat dikatakan bahwa media

merupakan alat yang memungkinkan anak mudah untuk mengerti dan

memahami sesuatu dengan mudah dan dapat dan dapat untuk

mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan

penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah

tanpa alat bantuan.

Soeparno dalam buku Sofan Amri ada beberapa alasan memilih

media dalam proses belajar mengajar, yakni:

a. Ada berbagai macam media yang mempuyai kemungkinan dapat

kita pakai di dalam proses belajar mengajar,

b. Ada media yang mempuyai kecocokan untuk menyampaikan

informasi tertentu

c. Ada perbedaan karakteristik setiap media

d. Ada perbedaan pemakai media tersebut

e. Ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media digunakan.

Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih

media tidak mudah. Media yang digunakan harus memperhatikan

beberapa ketentuan dengan petimbangan bahwa penggunaan media

harus benar-benar berhasil guna dan berdaya guna untuk meningkatkan

dan memperjelas pemahaman siswa. 26

Media audiovisual, media ini merupakan jenis yang

mengintegrasikan indra penglihatan dan pendengaran, dengan kata lain

baik unsur suara ataupun unsur gambar berasal dari sutu sumber.

Adapun yang termasuk jenis media audiovisual ini antara lain: film

(gambar hidup), loop film (film gelang), televisi (termasuk TVST) dan

video. Adanya alat atau media, maka proses pembelajaran akan

tersampaikan dan mendapat hasil yang diinginkan.27

26

Lif Koiru Ahmadi Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar

Internasional & Nasional, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 115. 27

Uus Ruswandi dan Bahrudin, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Insan Mandiri), h.

38.

20

Menggunakan berbagai alat audiovisual usaha menyampaikan

pelajaran, penerangan dan penyuluhan akan mencapai hasil yang jauh

lebih besar dalam waktu yang jauh lebih singkat serta membuat

komunikasi merangsang dan menyenangkan. Alat alat audiovisual

adalah alat yang audible (dapat didengar) dan visible (dapat

dilihat). Alat audiovisual ini gunanya untuk membuat cara

berkomunikasi lebih efektif. Sasaran komunikasi yang dibahas adalah

pengajaran, penerangan atau penyuluhan. Di antara alat-alat audiovisual

itu termasuk gambar, foto, slide, model, pita kaset tape-recorder, film

bersuara dan televisi. 28

Media audiovisual merupakan media yang digunakan untuk

menyampaikan pesan pembelajaran. Media audio visual terdapat dua

unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio

memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran

melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan

penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.29

Contoh media audiovisual:

1. Film Bersuara

Dilihat dari indera yang terlibat, film adalah alat komunikasi yang

sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apa yang terpandang

oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah

diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca saja atau hanya

didengar saja. Manfaat dan karakteristik lainnya dari media film

dalam meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran,

di antaranya adalah:

1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara

realistis dalam waktu yang singkat.

28 Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-visual untuk Pengajaran, Penerangan dan

Penyuluhan, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h.11. 29

Syeful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

h. 141.

21

3. Film dapat membawa anak dari Negara yang satu ke Negara

yang lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain.

4. Film dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.

5. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat

6. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.

7. Mengembangkan imajinasi peserta didik.

8. Semua peserta didik dapat belajar dari film, baik yang pandai

maupun yang kurang pandai.

9. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Omar Hamalik

sebagaimana dikutip Asnawir (2002:98) dalam buku Munadi

mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

a) Sesuai dengan tema pembelajaran

b) Dapat menarik minat siswa

c) Benar dan autentik

d) Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan

e) Sesuai dengan tigkat kematangan siswa

f) Perbendaharaan bahasa yang benar.30

2. Video

Karakteristik video banyak kemiripannya dengan media film,

di antaranya adalah:

1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu

2. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan

3. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat

4. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa

5. Mengembangkan imajinasi peserta didik

30 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), h. 116-117

22

6. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran

yang lebih realistis

7. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang

8. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu

menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon

yang diharapkan dari siswa.

3. Film Televisi

Film televisi adalah media yang menyampaikan pesan-

pesan pembelajaran secara audiovisual dengan disertai unsur gerak

dan suara. Media ini berperan sebagai gambar hidup yang dapat

dilihat dan didengar secara bersamaan, sehingga penonton serentak

dapat mengikuti program yang disiarkan.

Omar Hamalik dalam buku Media Pembelajaran

Television is an electronic motion picture with conjoined or

attendant sound; both picture and sound reach the eye and ear

simultaneously from a remote broadcash point. Definisi tersebut

menjelaskan bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan

elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang

meliputi gambar dan suara. 31

Maka televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat

didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan

juga sebagai radio yang dapat dilihat dan didengar secara

bersamaan.32 Selain film, televisi adalah media yang

menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audiovisual

dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima

pesannya, televisi tergolong kedalam media masa. Sebagai media

pendidikan, televisi mempuyai kelebihan-kelebihan sebagai

berikut:

31

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), h. 127-140. 32

Ibid., h. 141.

23

1. TV dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau

membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya

dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai;

2. TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap

diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai

bagian dari kehidupan luar sekolah mereka;

3. TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton. Seperti

halnya film, TV menyajikan informasi visual dan lisan secara

simultan;

4. Sifatnya langsung dan nyata. Dengan TV siswa tahu kejadian-

kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan

orang-orang besar/ terkenal dalam bidangnya, melihat dan

mendengarkan mereka berbicara;

5. TV dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru

dalam hal mengajar.33

Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak

langsung, sebab televisi merupakan pelantara. Melalui televisi

sisiwa dapat menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan

dari jarak jauh sesuai dengan program yang dirancang.34

Penggunaan media sangat bergantung kepada tujuan

pengajaran, kemudahan mendapatkan media yang di perlukan, serta

kemampuan guru dalam menggunakannya, untuk mempertinggi

kualitas pengajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh

seorang guru dalam menggunakan media pengajaran.

33

Arief S Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 71.

34

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h. 167.

24

3.1 Macam-macam Media

Dilihat dari jenisnya, media terbagi dalam media auditif ,

visual, dan audiovisual. Media auditif adalah media yang

hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio,

cassete recorder, piringan hitam. Media visual adalah media

yang hanya mengandalkan indera penglihatan, seperti foto,

gambar atau lukisan. Sedangkan media audiovisual merupakan

media yang mempuyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis

media ini mempuyai kemampuan yang lebih baik karena

meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua.

Media audiovisual terdiri atas audiovisual diam, yaitu media

yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai

suara (sound slides), film rangkai suara. Audiovisual gerak,

yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar

yang bergerak seperti film suara dan video cassette. 35

Media iklan audiovisual adalah media pembelajaran

berupa iklan yang kita lihat pada televisi. Media tayangan iklan

layanan di televisi merupakan bagian dari media audiovisual.

Iklan tersebut berisi himbauan atau anjuran kepada masyarakat

dengan tujuan sosial yang ditayangkan ditelevisi.

Keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan media

cetak ini menurut R. Ibrahim, yaitu:

a. Keuntungan

Keuntungan dari media cetak ini, di samping relatif

murah pengadaannya, juga lebih murah dalam

penggunaannya, dalam arti tidak memerlukan peralatan

khusus, serta lebih luwes dalam pengertian mudah

digunakan, dibawa atau dipindahkan.

35

Pupuh, Fathurrohmo, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama,

2009), h. 67-68.

25

b. Kelemahan

Kelemahan dari media ini, terutama jika kurang

dirancang dengan baik, cenderung untuk membosankan. Di

samping itu, media ini kurang dapat memberikan susunan yang

hidup bagi murid-murid.36

Pengajaran audiovisual bukan metode mengajar. Meteri

audiovisual hanya dapat berarti bila digunakan sebagai bagian

dari proses pengajaran. Peralatan audiovisual tidak harus

digolongkan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh dari

penginderaan pandang dan dengar, tetapi sebagai alat

teknologis yang bisa memperkaya serta memberikan

pengalaman konkret kepada siswa. 37

Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka,

penulis menyimpulkan bahwa media terbagi dalam media

auditif (suara), media visual (penglihatan), sedangkan

audiovisual (suara dan penglihatan). Media audiovisual

merupakan media yang mempuyai unsur suara dan unsur

gambar, dalam proses pengajaran media tersebut sangat

penting.

3.2 Fungsi Media

Fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran,

yaitu: Menarik perhatian siswa.

1. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses

pembelajaran.

2. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis

(dalam bentuk tertulis atau lisan).

3. Mengatasi keterbatasan ruang.

36

R. Ibrahim, dkk., Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 115-

116. 37

Nana Sudjanadan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: CV Sinar Baru,

1997), h. 58.

26

4. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.

5. Waktu pembelajaran dapat dikondisikan.

6. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.

7. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari

sesuatu/menimbulkan gairah belajar.

8. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta;

9. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam

kegiatan pembelajaran.38

Dapat disimpulkan bahwa menurut penulis, dalam proses

belajar di dalam kelas penggunaan media sangat penting dan

mendukung, namun harus disesuaikan terlebih dahulu media apa

yang cocok digunakan dalam pembelajaran saat itu, sehingga

proses pembelajaran dapat berjalan lancar sesuai dengan apa

yang diinginkan .

Media pengajaran memegang peranan penting sebagai alat

bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif,

dalam proses belajar mengajar terdapat dua unsur yang amat

penting yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua

unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang

berfungsi sebagai teknik untuk mengantarkan bahan pengajaran

agar sampai tujuan. Dalam proses belajar mengajar media yang

digunakan dengan tujuan untuk membantu guru agar proses

belajar siswa lebih efektif dan efisien.

Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu

dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat

memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka

mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah

konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana,

konkret, serta mudah dipahami. Demikian media dapat berfungsi

38

Pupuh Fathurrohmo, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama,

2009), h . 66-67.

27

untuk mempertinggi daya serap dan memberikan kesan kepada

anak terhadap materi pembelajaran.39

Media pembelajaran juga memiliki nilai praktis seperti

media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta

untuk belajar dengan baik, selain motivasi media dapat

membangkitkan keinginanan dan minat baru, dan media juga

memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang

konkret sampai yang abstrak.40

Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka,

penulis menyimpulkan bahwa fungsi media dalam proses

pembelajaran salah satunya yaitu meningkatkan motivasi siswa

dalam mempelajari sesuatu untuk menimbulkan gairah belajar,

oleh karena itu, penggunaan media sangat membantu untuk

menciptakan suasanan yang efektif dan efisien. Media juga

berfungsi untuk mempertinggi daya seraf dan memberikan kesan

yang menarik terhadap materi yang akan diajarkan.

3.3 Manfaat Media

Sudjana dan Rivai dalam buku Arsyad mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu 41

.

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar;

2. Bahan pelajarannya yang lebih jelas maknanya sehingga

dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan

menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

39

M Usman Basyruddin, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

Cet. 1, h. 21. 40

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h.171. 41

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 24-25.

28

3. Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosandan guru tidak kehabisan tenaga.

4. Siswa dapat lebih melakukan kegiatan belajar sebab tidak

hanya mendengarkan uraian dari guru tetapi juga aktivitas

seperti mengamati, melakukan, mendemostrasikan,

memerankan, dan lain-lain.

Selain itu manfaat media pembelajaran dapat memperjelas

penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan

meningkatkan proses dan hasil belajar, lalu media pembelajaran

dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga

dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih

langsung antara siswa dengan lingkungannya.

Media audiovisual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis

pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam

satu unit, dinamakan media audiovisual murni, seperti film

bergerak (movie) bersuara, televisi dan video, jenis kedua adalah

media audiovisual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan

slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur

suara.42

Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam

media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang

memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian 43

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar

adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena

memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas

guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang

diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa

bantuan media ,maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan

42

Yudhi Munadi, Media Pemebelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), h. 113. 43

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), h. 94.

29

dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang

rumit atau kompleks. 44

3.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan

Media

Agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara

efektif dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai,

diperlukan adanya dukungan media pengajaran, baik itu media

cetak, media elekrtonik, atau objek nyata (realita).

Memilih media yang terbaik untuk tujuan intruksional

bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini diakui oleh mereka yang

pernah berkecimpung dalam tugas itu. Pemelihan itu rumit dan

sulit, karena didasarkan pada beberapa faktor yang saling

berhubungan.

Di bawah ini dikemukakan beberapa faktor yang perlu

diperhatikan dalam memilih media yang tepat.

1. Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan

pengajaran (TIK). Sebagaimana diketahui bahwa tujuan

pengajaran itu menjangkau daerah kognitif, afektif dan

psikomotor. Bila akan memilih media pengajaran, perlu

dipertimbangkan seberapa jauh media tersebut ampuh

mengembangkan kemampuan atau perilaku yang

terkandung dalam rumusan tujuan yang akan dicapai.

2. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri.

Setiap jenis media mempuyai nilai kegunaan sendiri. Hal

ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih

jenis media yang digunakan.45

44

Syaiful Bahri Djaramah., StrategiBelajarMengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),

h. 121. 45

R. Ibrahim, dkk. Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2010), h. 120-

121.

30

3.5 Peran Teknologi dan Media dalam Belajar

Teknologi dan media bisa berperan banyak untuk belajar. Jika

pengajarannya berpusat pada guru, teknologi dan media digunakan

untuk mendukung penyajian pengajaran disisi lain, apabila

pengajaran berpusat pada siswa, para siswa merupakan pengguna

utama teknologi dan media. Memang salah satu dari peran

terpenting teknologi dan media yaitu sebagai katalis perubahan

dalam lingkungan pengajaran secara keseluruhan.

Penggunaan teknologi dan media yang umum itu yaitu untuk

dukungan tambahan salaam pengajaran yang berpusat pada guru.

Sebagai missal, seorang guru mungkin menggunakan papan tulis

elektronik untuk menampilkan berbagai grafik batang saat para

siswa memperkirakan pertumbuhan penduduk sejalan dengan

waktu. Guru mungkin juga menggunakan diagram untuk

menampilkan bagaimana arti dari sebuah kalimat berubah ketika

kartu kata-kata diubah susunannya. Menampilkan rekaman video

pemberian makan di kebun binatang bisa memudahkan

presentasi guru tentang kebiasaan makan burung-burung. Tentu

saja, bahan-bahan pengajaran yang dirancang dengan baik bisa

meningkatkan dan mendorong pembelajaran. Tetapi, keefektifan

bergantung pada perencanaan dan pemilihan sumber daya yang

tepat dan cermat.

Tentunya ini bukan berarti bahwa teknologi pengajaran bisa

atau sebaiknya menggantikan guru, tetapi lebih pada teknologi dan

media bisa membantu para guru menjadi pengelola kreatif dari

pengalaman belajar, ketimbang sekadar sebagai pembagi informasi.

46

46

Sharon L Smaldino, dkk. Intructional Technology And Media For Learning Teknologi

Pembelajaran Media untuk Belajar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 11-15.

31

3.6 Alat-alat Teknologi Pendidikan dan Jaringan

Informasi

A. Jenis-jenis Alat

Banyak tokoh teknologi pendidikan, seperti Thorndike

Pressey, Pavlov, Skinner, Crowder dan sebagainya. Edward L-

Thorndike terkenal dengan teorinya Low of effect, di mana belajar

akan berhasil jika hasil belajar itu memberikan memberikan rasa

senang kepada diri anak. Kemajuan yang dicapai oleh manusia

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membuat ilmu

pengetahuan dan teknologi itu sendiri berkembang semakin pesat.

Pola hidup manusia dengan kemajuan ilmu dan teknologi

mmpuyai hubungan erat, pendidikan mungkin wadah paling

menonjol dalam rangka kemajuan itu. Dalam rangka kegiatan

pendidikan, ada beberapa media yang dapat digunakan, mulai dari

yang paling sederhana sampai teknologi yang canggih seperti:

1. Televisi Pendidikan

Televisi adalah alat elektronik yang berfungsi menyebarkan

gambar dan diikuti oleh suara tertentu. Pada dasarnya sama

dengan gambar hidup bersuara. Televisi pendidikan dianggap

barang mewah , karena sulit dijangkau.47

2. Iklan dapat diartikan sebagai pemberitahuan kepada khalayak

atau orang bayak mengenai barang atau jasa yang dijual dan

dipasang di dalam media massa, seperti surat kabar atau

koran, majalah dan media elektronik seperti radio, televisi

dan internet. Kehadiran iklan dalam paket acara televisi

bukanlah hal yang baru. Terdapat dua kepentingan mengapa

iklan masuk dalam acara televisi yakni :

a. Kehadiran iklan televisi turut membantu pemasukan

dana bagi kelancaran serta keberlangsungan materi acara

47

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidkan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.

17.

32

baik dari segi kualitas maupun kuantitas (film, sinetron,

musik).

b. Media televisi merupakan alat informasi tentang suatu

barang produksi untuk diketahui pemirsa atau

masyarakat.

3. Jenis Iklan

Jenis iklan di media massa digolongkan dalam dua bagian

yaitu:

a. Iklan komersial

Adalah bentuk promosi suatu barang poduksi atau jasa

melalui media massa dalam bentuk tayangan gambar

maupun bahasa yang diolah melalui film maupun berita.

Contoh: iklan obat, pakaian, makanan.

b. Iklan Layanan Masyarakat

Adalah bentuk tayangan gambar baik drama, film, musik

maupun bahasa yang mengarahkan pemirsa atau

khalayak sasaran agar berbuat atau bertindak seperti

dianjurkan iklan tersebut. Seperti iklan pariwisata,

sumbangan bencana, membayar iuran kesehatan.48

Iklan merupakan jenis komunikasi massa, karena iklan

merupakan kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak

atau orang banyak. Iklan juga memiliki fungsi utama yakni

menyampaikan informasi tentang produk kepada khalayak. Setiap

pengiklanan selalu menginginkan produk yang dipromosikan laku.

Sebab efek langsung dan cepat terhadap penjualan menjadi salah

satu ukuran keberhasilan iklan. Iklan mempuyai fungsi direktif

karena berupaya membujuk dan meyakinkan kahalayak. Iklan yang

disampaikan secara lisan adalah iklan yang ditampilkan secara

48

Wawan Kusnandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1996), h. 81.

33

audiovisual, sedangkan iklan yang dimuat dengan tulisan adalah

iklan dimuat media cetak.

Tayangan iklan (Aqua Health) berbeda dengan iklan

lainnya yang cenderung singkat tetapi sangat jelas, tayangan

tersebut merupakan tayangan berupa audiovisual yang disampaikan

secara persuasif. Produk air minum Aqua diharapkan

mempermudah peserta didik dalam menentukan tema, sehingga

siswa dengan mudah membuat sebuah karangan dari tayangan

iklan tersebut.

Tayangan iklan (Aqua Health) ditayangkan melalui televisi

maka termasuk dalam jenis media pembelajaran yang berupa

audiovisual. Media audiovisual merupakan media terlengkap, di

dalamnya terdapat visual berupa gambar hidup atau gerak dan

audio (suara) yang dapat mempermudah siswa mencerna isi media

pembelajaran tersebut.

Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha

untuk memperkenalkan suatu barang atau jasa tertentu. Lewat

persuasi iklan diharapkan pembaca atau pendengar mengenal,

menyukai, dan ingin memiliki. Lewat tayangan iklan guru

mengaharapkan peserta didik bisa mengembangkan ide atau

imajinasinya lewat sebuah tulisan, sehingga membentuk sebuah

karangan yang baik.

Contoh percakapan dalam iklan (Aqua Health)

Ayah: Minum dulu yuk, nah supaya sehat kita perlu air karena air

bagian terbesar tubuh kita

Anak perempuan : Yah jangtungku juga ya?

Ayah : Jantung Ayah dan kamu 79% nya air

Anak laki-laki : Otakku Yah?

Ayah : Otak kita 75% nya air

34

lalu diberikan sedikit contoh kadar air dalam organ-organ

penting. Makanya penting untuk kita seperti Aqua, air

berkualitas seperti Aqua

Anak perempuan : Kenapa harus Aqua? Kan semua sama

Aqua mempuyai keahlian untuk memilih, menjaga, dan

melestarikan secara menyeluruh dari alam, kunci dari segala

manfaat dan menyalurkan keseluruh tubuh anak berkondisi

optimal. Jadi Aqua setiap hari agar tetap tegar, tetap menjaga

kesehatan untuk melangkah maju.

Di sini kita bisa melihat sebuah iklan yang sudah profesional

yang dibuat tidak main-main karena mengiklankan perusahaan

besar, yaitu perusahaan air minum Aqua. Bagian awal iklan ini

tidak langsung mengajak menggunakan Aqua tetapi memberikan

gambaran peran air putih dalam tubuh. Selanjutnya sang Ayah

menyarankan untuk minum air Aqua. Di sini kita mulai

mengetahui bahwa kalimat makanya penting untuk kita seperti

Aqua dan kalimat ini merupakan kalimat persuasi dalam iklan

Aqua. Selanjutnya bagian terakhir sang Ayah menjelaskan

mengapa harus memilih Aqua dibanding merek lain.

3.7 Kriteria dalam Penilaian

Tugas menulis juga dapat dilakukan berdasarkan rangsangan

visual dan suara. Contoh konkret rangsang yang dimaksud adalah

siaran televisi, video, atau berbagai bentuk rekaman sejenis.

Rekaman televisi juga dapat direkam untuk kemudian dibawa ke

kelas, misalnya karena jika siaran yang diperlukan tidak

berkesesuaian waktu dengan jam pelajaran di sekolah, atau agar

siaran tersebut dipakai berkali-kali. Penilaian yang dilakukan dapat

35

mempergunakan rubrik seperti pada contoh penilaian berdasarkan

rangsangan visual dan suara.49

Tes jenis karangan merupakan jenis tes yang memiliki

kriteria kompleks. Penilaian diberikan dengan mempertimbangkan

berbagai aspek yang ada dalam setiap karangan, diantaranya,

kesesuaian isi tulisan dengan cerita, ketepatan logika urutan cerita,

ketepatan detil peristiwa, ketepatan makna keseluruhan cerita,

ketepatan kata, ketepatan kalimat, ejaan dan tata tulis. Berikut akan

dijelaskan penjelasan tentang aspek yang dinilai;

1. Kesesuaian Isi Tulisan dengan Cerita

Secara umum, tema karangan dapat dipahami sebagai sebuah ide

sentral di dalam karangan yang akan mampu mengikat

keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh

pembuktian di dalam kontruksi karangan ilmiah yang

bersangkutan. Sebagai ide sentral, pasti sebuah tema karangan

akan mengontrol keseluruhan isi karangan. Keseluruhan

konruksi karangan pasti akan dapat dikembalikan kepada ide

sentral itu. Bagi seorang penulis, tema karangan akan dapat

menuntun dirinya agar dapat sampai pada akhir tulisannya

secara tuntas.50

2. Diksi Persuasi

Diksi atau pilihan kata adalah untuk memperoleh keindahan

guna menambah ketertarikan pembaca agar mengikutinya, diksi

persuasi biasanya kata kata yang indah untuk mempengaruhi

pikirin pembaca, biasanya diawali dengan kata ayo, mari, dan

lain sebagainya.

49

Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta: UGM, 2010 ), h.

431-432.1 50

Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2009), h. 146.

36

3. Ketepatan Logika Urutan Cerita

Secara keseluruhan karangan yang di buat oeh peserta didik itu

secara logika tepat atau tidak, jika secara logika tepat maka

secara keseluruhan karangan yang dihasilkan juga tepat.

4. Ketepatan Detil Peristiwa

Dalam hal ini di nilai dari rincian hasil kerja peserta didik,

apakah yang di tulis peserta didik itu menyeluruh secara detil

atau tidak. Jika yang di tulis berurutan dari awal cerita hingga

akhir cerita, maka hasil karangan yang di tulis sudah bisa di

katakan detil secara menyeluruh.

5. Ketepatan Makna Keseluruhan Cerita

Seberapa besar tingkat pemahaman yang di kuasai oleh peserta

didik, jika tingkat pemahaman yang di miliki peserta didik baik

maka ide yang di tuangkan ke dalam sebuah tulisan yang di

hasilnya akan baik.

6. Ketepatan Kata (pilihan kata)

Bagi seorang pengarang, kata-kata ialah bahan-bahannya. Ia

harus belajar memilih kata-katanya dengan baik. Ia harus tahu

penggunaannya. Apabila sudah pasti dengan pilihan mengenai

kata dan ungkapan yang tepat, maka harus melanjutkan dengan

cara memasukkannya ke dalam karangan atau komposisi

sehingga dapat menyususn struktur yang dikehendaki dan

memperoleh efek yang diinginkan. 51

7. Ketepatan Kalimat

Dalam sebuah karya tulis kalimat merupakan tataran bahasa yang

menghasilkan tulisan yang efektif jika dirakit secara logis dan

cermat. Tidak hanya ejaan dan rangkaian kata yang termuat di

dalam kalimat, namun, lebih daripada itu gagasan yang dimaksud

oleh penulis terkandung di dalam kalimat. Dengan kata lain,

51

Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004),

h. 112.

37

menulis kalimat berarti menulis gagasan yang disampaikan oleh

penulis kepada pembaca supaya gagasan itu nantinya sampai di

benak pembaca tanpa penyimpangan, kekeliruan, dan kekurangan,

sesuai dengan dengan apa yang dimasud (gagasan) penulis. Jika

hal itu tercapai, kalimat yang mengandung gagasan itu dinilai

efektif. 52

8. Ejaan dan Tata Tulis

Ejaan adalah keseluruhanpe raturan bagaimana melambangkan

bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambing-

lambang itu (pemisah dan penggabungannya dalam suatu bahasa).

Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan

huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.53

Sedangkan

tanda baca berperan untuk menunjukkan struktur dari organisasi

suatu tulisan, intonasi serta jeda. Tanda baca meliputi tentang (.),

(,), (!), (?) dan lain sebagainya.

B. Penelitian Relevan

Berdasarkan dari hasil tinjauan peneliti. Penelitian membuktikan

bahwa media sangat berperan aktif dalam menunjang peningkatan

pemeblajaran siswa dalam menulis karangan persuasi. Hal tersebut dapat

dilihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Qoriatun

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta

2014 dengan judul Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa

kelas X Madrasah Aliyah Nahdatul Ulama Putra Tahun Pelajaran

2012/2013. Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam menulis paragraf persuasif dengan pola pengembangan

sugesti dan mengetahui keefektifan siswa dalam menulis paragraf

persuasif. Kelebihan dari penelitian yang dilakukan Qoriatun adalah dapat

52

Untung Yowono, Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan Menulis dan Mencermatinya,

(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), hlm 124. 53

Zaenal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), hlm 164.

38

meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi dengan pola

pengembangan sugesti dan mengetahui keefektifan peserta didik dalam

menulis paragraf persuasif, karena peserta didik menjadi lebih mudah

menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan, sedangkan

kekurangan dalam penelitian ini jika dilihat dari peserta didik yang

kurang pandai dalam menungkan ide kedalam sebuah tulisan, maka siswa

tersebut akan mengalami kesulitan karena tidak ada media yang

membantu.

Hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Persuasi

dengan Media Iklan Advertorial pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Prembun Kebumen oleh Ambarwati Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta 2011. Penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran menulis persuasi dengan menggunakan

media gambar iklan advertorial berhasil meningkatkan kemampuan

menulis persuasi siswa. Hal ini dapat terlihat dari skor rata-rata menulis

persuasi sebelum diberi tindakan dengan setelah diberi tindakan

menunjukkan adanya peningkatan. Kelebihan dari penelitian yang

dilakukan oleh Ambarwati dengan menggunakan media iklan advertorial

dapat merangsang daya imajinasi siswa dalam menulis karangan persuasi,

kekurangan dari penelitian ini karena bentuk iklan advertorial adalah

bentuk periklanan yang disajikan dengan gaya bahasa jurnalistik,

sehingga isi pesan dan gaya penulisannya lebih serius, biasanya

ditampilkan angka-angka hasil riset, statistik, menyebabkan siswa tidak

dapat mengembangakan ide ke dalam sebuah tulisan karena bahasa yang

digunakan tidak dapat dicerna oleh siswa.

Selain penelitian di atas, Yenika Yana Sari Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Univeristas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 2014

menulis Artikel E-Journal dengan judul Kemampuan Menulis Karangan

Persuasif Melalui Media Poster Siswa Kelas X Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil

39

penelitian menunjukkan, bahwa kemampuan siswa dalam menulis

karangan persuasi melalui media poster siswa kelas X sekolah menengah

kejuruan negeri 4 Tanjung Pinang tergolong dalam kategori baik.

Sedangkan kelebihan dari penelitian Yenika Yana Sari dengan

menggunakan media poster siswa lebih mudah mengembangkan gagasan

dan kerangka berpikir siswa menjadi tersusun dengan baik, sehingga

kemampuan menulis siswa meningkat. Media poster biasanya dipasang

ditempat-tempat umum yang dinilai strategis seperti sekolah, kantor,

pasar, mall, dan tempat-tempat keramaian lainnya, sehingga siswa lebih

mudah mencari media poster untuk dituangkan ke dalam sebuah tulisan.

Kekurangan dari penggunaan media poster, media ini terbatas karena

media poster ini hanya berupa gambar yang mewakili semua informasi.

Ketiga penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini karena

sama-sama membahasa tentang menulis sebuah karangan persuasi.

Sedangkan perbedaannya terletak pada penggunaan jenis media. Peneliti

mempuyai gambaran tentang penggunaan media dalam mengembangkan

keretampilan dalam menulis. Jika ketiga penelitian tersebut menggunakan

pola pengembangan sugesti, m