penggunaan media puzzle picture - e-repository.perpus...

163
PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1 MI KLUMPIT KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: DIAH AMANAH NIM 115-13-082 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: duongnguyet

Post on 02-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PICTURE

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA

PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1

MI KLUMPIT KECAMATAN KARANGGEDE

KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

DIAH AMANAH

NIM 115-13-082

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

ii

iii

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PICTURE

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA

PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1

MI KLUMPIT KECAMATAN KARANGGEDE

KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

DIAH AMANAH

NIM 115-13-082

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : Diah Amanah

NIM : 115-13-082

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PICTURE UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI

ALAT PERNAPASAN MANUSIA PADA SISWA

KELAS V SEMESTER 1 MI KLUMPIT

KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018.

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 10 Agustus 2017

Pembimbing,

Dr. Budiyono Saputro, M. Pd

NIP. 19740630 200912 1 001

v

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Diah Amanah

NIM : 115-13-082

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 10 Agustus 2017

Yang menyatakan,

Diah Amanah

NIM. 115 13 082

vii

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrohmanirrokhim

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Diah Amanah

NIM : 115-13-082

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Jenis : Skripsi

Judul : PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PICTURE

UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR

IPA MATERI ALAT PERNAPASAN

MANUSIA PADA SISWA KELAS V

SEMESTER 1 MI KLUMPIT KECAMATAN

KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018.

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti, kepada Perpustakaan IAIN Salatiga

atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu

pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy

untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan IAIN Salatiga,

tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa

melibatkan pihak Perpustakaan IAIN Salatiga dari semua bentuk

tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya

ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga

dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 10 Agustus 2017

Yang menyatakan

Diah Amanah

NIM. 115 13 082

viii

MOTTO

Barang siapa yang mempersulit urusan saudaranya, memperberat, terlebih lagi

mendzoliminya dan menipunya. Maka Allah akan menyikapinya demikian pula di

dunia sebelum di akhirat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

عليه يوم القيامة ومن يشاقق يشقق للاه

"Barang siapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan mempersulitnya

pada hari kiamat" (HR Al-Bukhari no 7152).

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Iwan Sungkono dan Ibu Sri Rejeki

yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan semangat

hidup yang sangat luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi ini.

2. Adikku tersayang Ninda Husnun Amalia.

3. Didik Triyanto yang tanpa lelah memberikan semangat dan selalu

membantu saya dalam menulis skripsi ini.

4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan

memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini, sekaligus dosen

Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan selama

kuliah.

5. Bapak Ahmadi, S. Pd. yang telah memberikan izin penulis untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas di MI Klumpit Karanggede

Boyolali.

6. Sepupusaya: Silvi dan Pipit.

7. Sahabat-sahabat setiaku: Okta, Rinda, Ana, Mega, Arum, Kiswa, Tika,

Agustin, Dina dan Azizah.

8. Almamater Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

x

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Alhamdulillahi rabbil „alamin, Puji syukur saya panjatkan kehadirat

Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya berhasil

menyelesaikan skripsi ini dengan judul "Penggunaan Media Puzzle Picture Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Pada Siswa

Kelas V Semester 1 MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Tahun Pelajaran 2017/ 2018”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada

junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW semoga beliau selalu dirahmati

Allah.

Dalam pembuatan skripsi ini, tentu saja banyak sekali hambatan dan

kesulitan. Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan,

bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada pihak yang telah membantu:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M. Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi

sekaligus dosen Pembimbing Akademikyang telah membantu membimbing,

memberikan motivasi, arahan, dan meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta adikku tersayang.

xi

6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.

7. Bapak Ahmadi, S.Pd. I. selaku kepala MI Klumpit Kecamatan Karanggede

Kabupaten Boyolali yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Bapak Joko Widodo, S.Pd. I. selaku guru kelas V MI Klumpit Kecamatan

Karanggede Kabupaten Boyolali yang telah berkenan bekerjasama dengan

penulis sehingga penelitian dapat berlangsung.

9. Siswa siswi kelas V MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikiuti jalannya

penelitian dengan sungguh-sungguh.

10. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama dari

awal masuk IAIN Salatiga.

Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan

dari ALLAH SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini dan masih jauh dari sempurna baik dalam hal penulisan, isi, maupun

penyajiannya. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya

perlukan agar dapat memperbaiki skripsi ini sehingga bisa menjadi skripsi yang

mendekati sempurna di masa yang akan datang. Demikian pengantar dari penulis,

semoga skripsi ini dapat berguna dan bermaanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca bagi umumnya.

Salatiga, 10 Agustus 2017

Penulis,

Diah Amanah

NIM. 115 13 082

xii

ABSTRAK

Amanah, Diah. 2017. Penggunaan Media Puzzle Picture Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Pada Siswa Kelas

V Semester 1 MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Budiyono

Saputro, M. Pd.

Kata Kunci: Media Puzzle Picture dan Hasil Belajar IPA

Proses belajar mengajar mata pelajaran IPA di MI Klumpit Kecamatan

Karanggede Kabupaten Boyolali masih terfokus kepada guru (siswa yang pasif).

Rasa ingin belajar siswa cenderung rendah dan monoton. Contoh-contoh materi

pelajaran yang diberikan guru masih kurang terkait dengan lingkungan kehidupan

siswa sehari-hari. Karena dominan menggunakan metode ceramah, serta tidak

menggunakan media pembelajaran saat mengajar di kelas. Menyebabkan 50%

nilai peserta didik mendapati di bawah KKM (65).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA

materi alat pernapasan pada manusia dengan menggunakan media Puzzle Picture

pada siswa kelas V semester 1 MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap

yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian

adalah siswa kelas V MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Tahun Pelajaran 2017/ 2018 yang berjumlah 22 siswa, meliputi 10 siswa laki-laki

dan 10 siswa perempuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media Puzzle Picture

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Klumpit Kecamatan

Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018 pada mata pelajaran

IPA materi Alat Pernapasan Manusia. Hal ini dibuktikan dari persentase hasil

belajar yang terus menerus meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan

ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II. Pra siklus siswa yang

tuntas belajar ada 11 siswa (50%) dan yang belum tuntas ada 11 siswa (50%)

dengan nilai rata-rata kelas 63,73. Siklus I terdapat 15 siswa (68,18%) tuntas

belajar dan 7 siswa (31,82%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas

71,14. Kemudian pada siklus II terdapat 20 siswa (90,91%) siswa yang tuntas

belajar dan telah mencapai Kriteria ketuntasan klasikal yaitu 90,91% ≥ 85% dan 2

siswa (9,09%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 82,05.

Berdasarkan data tersebut, hasil belajar siswa dengan menggunakan media Puzzle

Picture memperoleh peningkatan dari pra siklus (50%), siklus I (68,18%), dan

siklus II (90,91%). Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari pra siklus ke siklus

I 18,18% dan siklus I ke siklus II 22,73%.

xiii

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR LOGO .......................................................................................... ii

JUDUL .......................................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iv

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... vi

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................................... vii

MOTTO ......................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ......................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

ABSTRAK .................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......................... 6

E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

xiv

F. Definisi Operasional .................................................................... 8

G. Metode Penelitian ........................................................................ 12

H. Sistematika Penulisan .................................................................. 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Belajar ................................................................................... 21

2. Hasil Belajar .......................................................................... 29

B. Ilmu Pengetahuan Alam

1. Hakikat IPA ........................................................................... 44

2. Karakteristik IPA .................................................................. 48

C. Media Puzzle Picture

1. Media ..................................................................................... 49

2. Puzzle Picture........................................................................... 53

D. Alat Pernapasan Manusia

1. Rongga Hidung ..................................................................... 58

2. Pangkal Tenggorokan ............................................................ 59

3. Batang Tenggorokan ............................................................. 59

4. Paru – Paru ............................................................................ 60

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Klumpit Karanggede ............................... 62

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitan Siklus I ................................... 67

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitan Siklus II .................................. 73

xv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus .......................................... 78

1. Deskripsi Data Pra Siklus ...................................................... 78

2. Deskripsi Data Siklus I .......................................................... 81

3. Deskripsi Data Siklus II ........................................................ 84

B. Pembahasan ................................................................................. 88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 93

B. Saran ............................................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 96

LAMPIRAN – LAMPIRAN

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klumpit Karanggede ........................................... 64

Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klumpit Karanggede ............................. 65

Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas V MI Klumpit Karanggede ........................... 65

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siswa Pra Siklus ....................... 78

Tabel 4.2 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus I ............................................ 81

Tabel 4.3 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus II ........................................... 85

Tabel 4.4 Nilai Tes Formatif Tiap Siklus ...................................................... 88

Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Pra Siklus – Siklus II ............................. 89

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pelaksanaan Siklus PTK ............................................................ 13

Gambar 2.1 Rongga Hidung dan Laring ....................................................... 58

Gambar 2.2 Trakea dan Paru–paru ................................................................ 59

Gambar 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa .......................................................... 90

Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa yang Belum Tuntas ................................... 91

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Nota Pembimbing

Lampiran 2 Lembar Isi Konsultasi

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 5 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I

Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus I

Lampiran 9 Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 10 Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa Siklus II

Lampiran 13 Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 14 Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 15 Hasil Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

Lampiran 16 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 17 Nilai SKK Mahasiswa

Lampiran 18 Riwayat Hidup Penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia

terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga

lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku,

papan tulis, kapur, fotografi, slide, dan film, audio, dan video tape.

Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio

visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode

penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik,

2001: 57).

Berbicara tentang pembelajaran yang memiliki banyak sekali

definisi, penelitian ini lebih memfokuskan pada pembelajaran IPA. Seperti

halnya yang kita ketahui pada umumnya, IPA menerangkan dan

menjelaskan secara detail tentang berbagai lingkungan alam. Bahkan tidak

hanya lingkungan alam saja tetapi anak dapat mendiskripsikan berbagai

jenis peristiwa alam.

Pengertian IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/

disusun dengan cara yang khas/ khusus, yaitu melakukan observasi

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi

dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan yang

2

cara uang lain (Aly dan Rahma, 1996: 18). Oleh karena itu siswa dituntut

untuk dapat mengingat dan mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam dengan

baik. Serta dibimbing oleh pendidik yang menguasai dalam bidang

tersebut.

Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk mempelajari gejala alam, baik

yang menyangkut makhluk hidup maupun benda mati. Pada prinsipnya

IPA diajarkan untuk membekali siswa agar mempunyai pengetahuan

(mengetahui berbagai cara) dan keterampilan (cara mengerjakan) yang

dapat membantu siswa untuk memahami gejala alam secara mendalam.

Dalam materi IPA, peserta didik harus mempelajari dengan detail karena

materinya fakta dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus dapat lebih tekun

dalam menerangkan dan menjelaskan materi-materi tersebut kepada

peserta didiknya.

Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan

yang penting atau vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan

belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan

belajar siswa. Oleh karena itu adalah penting sekali bagi setiap guru

memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat

memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat

dan serasi bagi siswa. Hampir semua ahli telah merumuskan dan membuat

tafsirannya tentang “belajar”. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu

berbeda satu sama lain (Hamalik, 2001: 36).

3

Dalam kegiatan pembelajaran, guru mata pelajaran IPA

menggunakan berbagai macam model, metode, dan media pembelajaran

yang menghendaki keterlibatan dan peran aktif siswa dalam melakukan

kegiatan belajar di kelas. Keterlibatan siswa secara utuh sangat

berpengaruh dan memiliki peranan penting agar kegiatan pembelajaran

dapat mencapai tujuan. Adanya keseriusan belajar siswa secara optimal

akan menentukan tingkat kepemahaman dan hasil belajar siswa.

Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran

tertentu. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1995: 94), bahwa evaluasi

merupakan proses penggunaan inforrmasi untuk membuat pertimbangan

sebearapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa

(Susanto, 2013: 5).

Realitanya menunjukkan bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Alam sebagian besar siswa kelas V MI Klumpit Kecamatan Karanggede

Kabupaten Boyolali masih rendah. Hal ini tercermin dari sikap kurang

aktifnya dalam menanggapi guru yang sedang mengajar di depan kelas,

sikap bermain-main dengan teman-temannya saat pelajaran berlangsung,

dan sikap acuh terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Masalah yang

sedang dihadapi oleh MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten

4

Boyolali ini sangat berdampak buruk dan menyebabkan 50% nilai peserta

didik mendapati di bawah KKM.

Proses belajar mengajar mata pelajaran IPA terfokus kepada guru

(kurang terfokus pada siswa). Rasa ingin belajar siswa cenderung rendah

dan monoton. Contoh-contoh materi pelajaran yang diberikan guru masih

kurang terkait dengan lingkungan kehidupan siswa sehari-hari. Karena

dominan menggunakan metode ceramah, serta tidak menggunakan media

atau metode saat mengajar di kelas.

Guru yang profesional seharusnya bisa membawa murid-muridnya

mendapatkan nilai yang seharusnya mencapai KKM. Namun

kenyataannya, masih ada siswa yang nilainya belum mencapai KKM.

Siswa yang mencapai KKM hanya sekitar 50%. Untuk meningkatkan hasil

belajar siswa, guru harus lebih kreatif lagi dalam melakukan kegiatan

pembelajaran.

Mengacu pada permasalahan tersebut, salah satu solusi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA adalah dengan menggunakan media Puzzle Picture.Media berarti

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang

untuk belajar. Puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau

bongkar pasang. Picture yang berarti gambar dalam bahasa Indonesia.

Dengan mencoba beberapa cara memasangkan kepingan berupa potongan-

potongan gambar maka siswa dilatih untuk berpikir kreatif. Permainan

5

puzzle juga mengasah ketekunan anak, dalam memecahkan masalah,

tentunya (Saraswati, 2014:108-109).

Oleh karena itu, perlunya suatu inovasi pembelajaran yang

menyenangkan dan bermakna untuk membantu peserta didik mencapai

kompetensi yang seharusnya. Yaitu dengan penggunaan media Puzzle

Picture dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat

menumbuhkan rasa ingin belajar dalam dirinya dan dapat menjadikan

penilaian hasil belajar yang memuaskan. Karena siswa SD/ MI menyukai

pembelajaran yang apabila ada unsur bermain di dalamnya (learning by

doing and playing).

Dari hasil pernyataan yang sudah dipaparkan di atas, peneliti

memiliki pemikiran untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan

judul: “PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PICTURE UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT

PERNAPASAN MANUSIA PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1

MI KLUMPIT KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah

penggunaan media puzzle picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA

materi alat pernapasan manusia pada siswa kelas V semester 1 MI Klumpit

6

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/

2018?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar IPA materi alat pernapasan manusia dengan

menggunakan media puzzle picture pada siswa kelas V semester 1 MI

Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2017/ 2018.”

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis

Hipotesis adalah patokan, pendirian, dalil yang dianggap benar,

persangkaan atau dugaan yang dianggap benar untuk sementara waktu

yang perlu adanya pembuktian tentang kebenarannya (Kartono, 1980

dalam Ghony dan Almanshur, 2009: 84).

Dari rumusan masalah di atas, dikemukakan hipotesis sebagai

berikut: “Penggunaan media puzzle picture dapat meningkatkan hasil

belajar IPA materi alat pernapasan manusia pada siswa kelas V

semester 1 MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Tahun Pelajaran 2017/ 2018.”

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan media puzzle picture dikatakan efektif apabila

indikator yang diharapkan tercapai. Indikator pencapaian hasil belajar

7

dibuat untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Indikator pencapaian hasil belajar merupakan acuan yang digunakan

dalam melakukan penelitian. Adapun indikator yang dapat dirumuskan

penulis sebagai berikut:

a. Secara Individu

Siswa dapat mencapai nilai ≥ 65 sesuai dengan KKM yang telah

ditentukan dari sekolah pada materi alat pernapasan manusia.

b. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu

kelas mendapat nilai ≥ 65.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, dapat menjelaskan teori dan

menambah wawasan dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan media puzzle picture. Peserta didik dapat bersikap

kreatif dan inovatif di dalam belajarnya sendiri dengan cara yang

menyenangkan, serta dapat meningkatkan motivasi belajar agar hasil

belajar siswa memuaskan dan maksimal.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bemanfaat bagi pihak berikut:

a. Bagi Siswa

8

1) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kreatifitas siswa dan

keaktifan siswa dalam kegiatan belajar di MI Klumpit

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali,

2) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan memudahkan

dalam mengingat serta memahami konsep-konsep IPA dengan

menggunakan media puzzle picture.

b. Bagi Guru

1) Meningkatkan kemampuan guru dalam berkreasi dan

berinovasi pada pembelajaran IPA dengan menggunakan media

puzzle picture ataupun dengan media yang lainnya,

2) Menjadikan lebih efektif dan efisien dalam peranannya sebagai

fasilitator dan mediator.

c. Bagi Sekolah

1) Menciptakan rasa kepercayaan orang tua, masyarakat, serta

pemerintah dalam memberikan solusi bagi permasalahan

pembelajaran IPA,

2) Dapat mengangkat nama baik sekolah karena meningkatnya

prestasi belajar siswa dan sekolah.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan agar tidak adanya kesalahpahaman dalam

menafsirkan setiap maksud penellitian dan memberikan interpretasi beberapa

istilah yang penulis gunakan dalam penelitian. Maka peneliti akan memperjelas

9

terlebih dahulu istilah-istilah tersebut pada bagian definisi operasional sebagai

berikut:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada

diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.Pengertian tentang hasil

belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi

dalam K. Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar

dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu

(Susanto, 2013: 5).Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai dari

soal materi alat pernapasan pada manusia pada siswa kelas V semester

1 dengan menggunakan media puzzle picture.

2. Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu pengetahuan

teoritis yang diperoleh/ disusun dengan cara yang khas/ khusus, yaitu

melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,

eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait

antara cara yang satu dengan yang cara uang lain (Aly dan Rahma,

1996: 18). Materi pada pembelajaran IPA dalam penelitian ini

merupakan alat pernapasan pada manusia kelas V semester 1.

3. Media

10

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan

dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa)

untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Usman dan Asnawir, 2002:

11). Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media puzzle

picture atau yang sering disebut dengan bongkar pasang gambar.

4. Puzzle Picture

Puzzle adalah permainan klasik. Memang bukan asli dari

Indonesia. Pada awalnya, puzzle adalah produk impor. Puzzle ternyata

dapat membantu anak belajar memecahkan masalah. Dengan mencoba

beberapa cara memasangkan kepingan berupa potongan-potongan

gambar maka siswa dilatih untuk berpikir kreatif. Permainan puzzle

juga mengasah ketekunan anak, dalam memecahkan masalah,

tentunya (Saraswati, 2014: 108-109).

Puzzle merupakan jenis permainan teka-teki menyusun

potongan-potongan gambar. Nurjatmika (2012: 65) menyatakan,

dengan terbiasa bermain puzzle, lambat laun, mental anak juga

terbiasa bersikap tenang, tekun, dan sabar dalam menyelesaikan

sesuatu.

Kepuasan yang didapat saat ia menyelesaikan puzzle pun

merupakan salah satu pembangkit motivasi untuk mencoba hal-hal

11

yang baru baginya. Bermain puzzle, selain menyenangkan, ternyata

juga dapat meningkatkan keterampilan dan kecerdasan seorang anak.

Picture dalam bahasa Inggris, yang berarti gambar. Puzzle

picture dalam penelitian ini adalah sebuah gambar dipotong kecil-

kecil terbuat yang dari kardus dan ditempelkan gambar alat

pernapasan pada manusia sesuai dengan materinya.

5. Alat Pernapasan Manusia

Alat-alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung,

pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), dan paru-

paru (Azmiyawati dkk, 2008: 1-6).

a. Rongga Hidung

Hidung adalah organ pernapasan terluar. Udara yang kita

hirup akan masuk ke dalam rongga hidung. Di dalam rongga

hidung, udara pernapasan akan mengalami berbagai perlakuan.

b. Pangkal Tenggorokan (Laring)

Udara pertama masuk melalui faring. Faring merupakan

persimpangan rongga mulut dan rongga hidung. Udara dari faring

melewati laring menuju trakea. Laring merupakan organ

pernapasan setelah hidung.

c. Batang Tenggorok (Trakea)

Saat kamu bernapas, trakea terbuka sehingga udara dapat

masuk. Di dalam trakea terdapat selaput lendir yang berambut

12

getar. Selaput lendir berfungsi untuk mengeluarkan kotoran yang

masuk bersama udara.

d. Paru-Paru

Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas

diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kiri dan paru-

paru kanan. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang

disebut pleura.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan teknik-teknik yang penulis gunakan dalam

proses penelitian. Metode penelitian meliputi:

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Berdasarkan hasil analisa data dan karakteristik penilaiannya,

jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Terkait

dengan pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, ada beberapa

rumusan definisi PTK yang perlu dipahami.

Menurut Hopkins (1993), PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam

melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi

dalam praktik pembelajaran.

Menurut Suyanto (1997), PTK sebagai suatu bentuk kajian

yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu

13

agar dapat memperbaiki dan/ atau meningkatkan praktik-praktik

pembelajaran di kelas secara profesional (Muslich, 2012: 8-9).

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian

tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar

terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: (a) Menyusun

rancangan tindakan (Planning), (b) Pelaksanaan tindakan (Acting), (c)

Pengamatan (Observing), (d) Refleksi (Reflecting).

Gambar 1.1 Pelaksanaan Siklus PTK

(Arikunto, 2006: 16)

Peneliti menggunakan PTK karena beberapa alasan sebagai berikut: (a)

Guru dapat memperbaiki cara pengajaran di kelas dengan tepat. (b)

14

Dalam mengajar, guru dapat lebih paham terhadap proses-proses

pembelajaran yang terjadi di ruang kelas. (c) Guru dapat meningkatkan

praktik pengajaran di kelas melalui rangkaian kegiatan pembelajaran

dengan cermat.

2. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Klumpit

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali. Berjumlah 22 anak

yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki dengan

kolaboratornya guru kelas V yaitu Bapak Joko Widodo, S. Pd. I.

Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru kelas V, sehingga media

pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pelajaran IPA.

Siswa kelas V ini pada umumnya daya berfikirnya standar

pada umumnya, akan tetapi masih dalam batas kewajaran dan

anak-anaknya ada yang memiliki keistimewaan tertentu. Dan

mereka termasuk siswa-siswa yang ceria dan bersemangat dalam

belajar. Situasi kelas yang dijadikan subjek penelitian cukup

memadai.

b. Lokasi

15

Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Klumpit Kecamatan

Karanggede Kabupaten Boyolali. Secara geografis Madrasah

Ibtidaiyah Klumpit Karanggede Boyolali terletak di Dukuh

Girirejo, Desa Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten

Boyolali. Madrasah Ibtidaiyah Klumpit dibangun diatas tanah

1.230 m2 adapun luas bangunannya 400 m

2. MI Klumpit

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali memiliki letak yang

sangat strategis dan mudah untuk dijangkau dari seluruh penjuru

daerah tersebut.

c. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di semester 1 Tahun

Pelajaran 2017/ 2018. Waktu penelitian dengan alasan bertepatan

dengan materinya.

3. Langkah-langkah Penelitian

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk

merancang kegiatan pembelajaran IPA dengan materi pokok alat

pernapasan manusia, meliputi:

1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi

dan wawancara. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan

guru kelas mengenai masalah-masalah yang ada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

16

3) Menyiapkan media yang digunakan dalam pembelajaran

4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati siswa

5) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dalam

melaksanakan pembelajaran

6) Membuat soal evaluasi untuk siswa.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini pelaksanaan harus berjalan sesuai dengan

perencanaan yang sudah dibuat. Guru menjalankan kegiatan belajar

berdasarkan RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan dengan

mengurutkan pembelajaran mulai dari pembukaan sampai

pembelajaran selesai.

c. Pengamatan/ observasi

Observasi suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui

proses pembelajaran berlangsung, mengamati sikap siswa dalam

menerima pelajaran dan mengamati penilaian terhadap jalannya

proses belajar mengajar. Objek observasi semua siswa kelas V MI

Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi, dilakukan menganalisis data hasil

observasi, mengidentifikasi kekurangan selama proses belajar

mengajar, dan merencanakan perbaikan pada siklus pembelajaran

selanjutnya. Apabila indikator belum tercapai, maka PTK akan

dilanjutkan pada siklus berikutnya pada waktu yang berbeda

17

melalui tahap-tahap yang sama dengan siklus sebelumnya dengan

materi yang berbeda-beda pada setiap siklusnya.

4. Instrumen Penilaian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, instrumen penelitian yang

digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:

a. Lembar observasi, digunakan untuk mengamati secara langsung

kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan

menggunakan media puzzle picture.

b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang

digunakan berupa tes pilihan ganda dan tes isian singkat yang

diadakan setelah melakukan tindakan siklus I dan siklus II. Soal

evaluasi, digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA, terkait

materi alat pernapasan manusia.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan berbagai macam informasi dan data, peneliti

menggunakan:

a. Dokumentasi

Pengumpulan data berupa dokumentasi yang berisikan data

nama siswa kelas V, saat guru menggunakan tanya jawab, dan

kegiatan diskusi, guru saat menggunakan media, foto kegiatan

belajar dan prestasi belajar yang sudah diperoleh siswa.

Pengambilan dokumentasi dilaksanakan pada akhir kegiatan

18

pembelajaran. Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung

hasil observasi.

b. Observasi

Pengumpulan data melalui observasi dilakukan dengan cara

paling efektif adalah dengan melengkapinya penulisan format atau

blanko pengamatan sebagai instrumen. Dilaksanakan pada tahap

pelaksanaan, semua hal yang terjadi pada saat kegiatan belajar

mengajar dicatat/ ditulis pada lembar pengamatan untuk

mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dengan media

puzzle picture.

c. Tes

Pengumpulan data melalui tes, peserta didik diberikan soal-

soal yang sesuai dengan materi yang sudah diajarkan. Pemberian

soal yang diberikan pada akhir pelajaran. Tes dilaksanakan untuk

mengetahui perkembangan pemahaman peserta didik terhadap

materi pelajaran.

6. Analisis Data

Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data.

Analisis data dilakukan sesuai pembahasan sebelumnya yaitu dengan

membandingkan antara skor nilai pada setiap siklus dengan KKM

yang telah ditentukan MI Klumpit yaitu 65 oleh karena itu setiap siswa

kelas V dikatakan tuntas belajar pada mata pelajaran IPA jika nilainya

mencapai atau lebih dari KKM. Sebaliknya siswa dikatakan belum

19

tuntas belajarnya jika nilai yang diperoleh kurang dari KKM yang

ditentukan. Hasil belajar siswa dikumpulkan dalam bentuk data. Data

yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis

deskriptif persentase. Rumus persentasenya adalah sebagai berikut:

a. Menghitung nilai rata-rata kelas

Keterangan :

: Nilai rata-rata

: Jumlah nilai semua siswa

: jumlah siswa (Aqib, 2010: 40)

b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

Keterangan :

P : Persentase ketuntasan klasikal

f : Frekuensi siswa tuntas KKM

: Jumlah frekuensi seluruhnya (Aqib, 2010: 41)

H. Sistematika Penulisan

Adapun kaitannya dengan upaya penulisan skripsi ini, peneliti

berusaha menelusuri pembahasan-pembahasan yang terkait dengan obyek

=

P = x 100%

20

masalah yang penulis kemukakan melalui telaah pustaka sebagai sumber

dari penelitian tersebut:

BAB I Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator

keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian

yang mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah

penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data, dan

sistematika penulisan.

BAB II Kajian Teori yang mencakup pengertian hasil belajar,

pengertian media puzzle picture, pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

di SD/MI, dan materi alat pernapasan pada manusia.

BAB III Pelaksanaan Penelitian yangberisi tentang deskripsi

pelaksanaan pra siklus meliputi; perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

refleksi, deskripsi pelaksanaan siklus I, dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi hasil

penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang membahas

mengenai data hasil pengamatan dan wawancara, refleksi keberhasilan dan

kegagalan.

Bab V Penutup pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.

21

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah

laku berikut adanya pengalaman. Pembentukan tingkah laku ini

meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,

pemahaman, dan apresiasi. Oleh sebab itu belajar adalah proses

aktif, yaitu proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di

sekitar individu. Belajar adalah suatu proses yang diarahkan pada

suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar

adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang

dipelajari. Apabila kita bicara tentang belajar, maka kita bercerita

tentang cara mengubah tingkah laku seseorang atau individu

melalui berbagai pengalaman yang ditempuhnya. Dengan demikian

dapat dikatakan arti belajar sebagai suatu aktivitas mental atau

psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman,

keterampilan serta nilai-nilai, dan sikap (Suprihatiningrum, 2016:

15).

22

Demikian halnya dengan Kastolani (2014: 56), menyatakan

bahwa belajar didefinisikan sebagai tahapan perubahan perilaku

individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalamannya

berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dan latihan yang

diperkuatnya.

Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai

berikut:

1) Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang

dicapai seseoeang melalui aktivitas. Perubahan disposisi

tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan

seseorang secara alamiah.

2) Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

3) Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of

experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil

dari pengalaman).

4) Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something

themselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata lain,

bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba

sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertantu).

23

5) Geoch

Learning is change in performance as a result of practice.

(Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).

6) Morgan

Learning is any relatively permanent change in behavior that

is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan

perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari

pengalaman) (Suprijono, 2011: 2).

Definisi belajar menurut Hamalik (2003) adalah modifikasi

atau mempeteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is

defined as the modofication or strengthening of behavior through

experiencing). Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang

melalui interaksi dengan lingkungannya

Menurut R. Gagne (1989). Belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai

suatu proses untukk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

Sementara menurut Burton dalam Usman dan Setiawati

(1993: 4), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku

pada diri individu lain dan individu dengan lingkungannya

sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

24

Adapun pengertian belajar menurut W. S. Winkel (2002)

adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi

aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan

berbekas.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, penulis sependapat

dengan beberapa pengertian-pengertian yang didefinisikan oleh

para ahli. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah

sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan

keinginannya sendiri dalam keadaan sadar untuk mendapatkan

sebuah pemahaman atau pengetahuan baru sehingga

memungkinkan seseorang untuk memiliki perubahan perilaku yang

relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak

b. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut penjelasan dari berbagai teori belajar disebutkan

bahwa dalam proses belajar itu mengikuti suatu prinsip tertentu.

Dimana secara harfiah prinsip bisa diartikan sebagai suatu atau

ketentuan yang selalu ada dalam suatu fenomena. Dengan

demikian yang disebut dengan prinsip belajar adalah suatu keadaan

yang selalu ada dalam setiap proses belajar.

25

Berikut ini adalah prinsip-prinsip belajar dari berbagai teori

belajar yang mendasarinya, yang telah terungkap dan dianggap

sudah berlaku umum. Prinsip-prinsip belajar itu terdiri dari:

1) Prinsip Perhatian dan Motivasi (teori pengolahan informasi

dan operant conditioning)

Perhatian dan motivasi adalah sesuatu yang penting

keberadaannya dalam proses belajar. Kualitas perhatian dan

motivasi individu terhadap belajar sangat mempengaruhi

terhadap kualitas proses dan hasil belajarnya.

2) Prinsip Keaktifan (teori kognitif dan thorndike)

Belajar adalah proses aktif. Tanpa keaktifan, proses belajar

tidak akan terjadi.

3) Prinsip Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman (teori kognitif,

edgardale dan dewey)

Proses belajar adalah proses interaksi dengan lingkungan

dimana, interaksi ini pada dasarnya adalah pengalaman. Oleh

karena itu dalam setiap proses belajar selalu menunjukkan

adanya keterlibatan langsung individu dengan hal yang

dipelajarinya, atau pengalaman. Dengan demikian, proses

belajar tidak bisa diwakilkan pada orang lain.

4) Pengulangan (teori psikologi daya, psikologi asosiasi, dan

psikologi conditioning)

26

Proses belajar adalah proses pengulangan. Proses pengulangan

akan memperkuat kesan dan perilaku baru yang terbentuk.

Makin baik pengulangan diberikan, maka hasil belajar akan

semakin baik.

5) Tantangan (teori medan)

Proses belajar adalah proses menghadapi dan menjalani

tantangan untuk mencapai suatu tujuan, pemenuhan kebutuhan

atau pemenuhan kepuasan tertentu.oleh karena itu, agar sukses

menhadapi tentangan medan diperlukan daya tahan, disiplin,

dan kesabaran.

6) Balikan dan Penguatan (operant conditioning-skinner)

Dalam proses belajar atau perubahan perilaku ada proses

balikan/ penguatan dari luar atas respon yang diberikan

individu. Balikan dan penguatan ini berfungsi untuk

memperkuat perilaku yang diinginkan dan menghilangkan

perilaku yang tidak diinginkan atau salah. Pemberian sanksi

dan ganjaran adalah bentuk nyata operasionalisasi prinsip ini

dalam pembelajaran.

7) Perbedaan Individual (gardner)

Prinsip belajar lainnya yang berhasil terungkap adalah adanya

perbedaan individual. Studi menunjukkan bahwa terdapat

variasi proses dan hasil belajar. Dari sini diketahui bahwa

terdapat variasi modus belajar. Dengan demikian, maka

27

kondisi ini juga membuka peluang adanya perbedaan atas hasil

belajar (Kurniawan, 2014: 17-20).

Selanjutnya akan dibahas lebih rinci prinsip belajar

menurut pandangan teori belajar pemrosesan informasi (kognitif)

dari Gagne, et al. (1992). Menurut Gagne et al. ada tiga prinsip

belajar yang sudah teruji selama bertahun-tahun yang dipandang

masih sesuai dengan kondisi sekarang meskipun mungkin dalam

beberapa hal perlu penginterpretasian kembali disesuaikan dengan

pandangan teori modern. Ketiga prinsip belajar tersebut yaitu:

1) Prinsip kesesuaian (contiguity)

Suatu stimulus harus disajikan sesuai dengan jenis respon apa

yang diharapkan muncul atau dilakukan oleh pelajar. Dalam

prinsip kesesuaian (contiguity) untuk memperoleh efek yang

diharapkan, berupa respon yang dilakukan siswa, situasi

stimulus harus mencerminkan respon apa yang diharapkan.

2) Prinsip pengulangan (repetition)

Dalam prinsip ini dinyatakan bahwa situasi stimulus dan

responnya perlu untuk diulang-ulang atau dipraktikkan agar

proses bisa diperbaiki dan hasil belajar bisa tahan lama.

3) Prinsip penguatan (reinforcement).

Secara historis prinsip penguatan difahami bahwa belajar

sesuatu yang baru akan diperkuat jika perilaku (response) yang

muncul diikuti oleh akibat yang menyenangkan (reward).

28

Jadi, jelaslah bahwa dengan mengetahui prinsip-prinsip

belajar, seorang guru akan dapat melaksanakan fungsi atau

perannya semakin baik. Hal ini dikarenakan bahwa prinsip-prinsip

belajar memberikan pedoman berharga bagi guru untuk dapat

ditindaklanjuti dengan benar, sehingga pelaksanaan pembelajaran

dapat diarahkan secara efektif dan efisien (Kastolani, 2014: 72)

c. Tujuan Belajar

Tujuan belajar secara umum:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan

kemampuan berpikir. Kemampuan pengembangan berpikir

membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan

berpikir dapat memperluas pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan

suatu keterampilan baik keterampilan jasmani yang dapat

dilihat dan dialami sehingga menitikberatkan pada penampilan

gerak atau penampilan anggota tubuh seseorang yang sedang

belajar atau keterampilan rohani yang menyangkut persoalan-

persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir serta

kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu

masalah atau konsep.

29

3) Pembentukkan sikap

Guru harus bertindak bijak dalam menunjukkan sikap mental,

perilaku dan pribadi siswa. Ia harus cakap dalam mengarahkan

motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai

uswah (Kastolani: 2014: 66-67).

Relevan dengan tujuan belajar tersebut, maka hasil yang ingin

dicapai adalah:

1) Hal ikhwal keilmuan dan pengetahuan, konsep dan fakta

(kognitif)

2) Hal ikhwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)

3) Hal ikhwal kelakuan, keterampilan atau penampilan

(psikomotorik) (Sardiman, 2000:29).

2. Hasil Belajar

a. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada

diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang

hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh

Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa

hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan

dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi

pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 5)

30

Demikian halnya dengan Bloom yang mendefinisikan hasil

belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik:

1) Domain kognitif:

a) knowledge (pengetahuan, ingatan),

b) comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,

contoh),

c) application (menerapkan),

d) analysis (menguraikan, menentukan hubungan),

e) synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk

bangunan baru), dan

f) evaluation (menilai).

2) Domain afektif:

a) receiving (sikap menerima),

b) responding (memberikan respon),

c) valuing (nilai),

d) organization (organisasi),

e) characterization (karakterisasi).

3) Domain psikomotor:

a) initiatory,

b) pre-preroutine, dan

c) rountinized.

Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,

sosial, manajerial, dan intelektual (Suprijono, 2011: 6-7)

31

Hasil belajar menurut Gagne dan Briggs (1979: 51) adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat

perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa

(Learner‟s performance).

Sedangkan menurut Reigeluth (1983) berpendapat bahwa

hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai

pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode

(strategi) alternatif dalam kondisi yang berbeda. Ia juga

mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah suatu

kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas

(kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil belajar selalu dinyatakan

dalam bentuk tujuan (khusus) perilaku (unjuk kerja)

(Suprihatiningrum, 2016: 37).

Sementara itu tokoh lain Romiszwoski dalam Hartiny

(2010: 37) menekankan hasil belajar ada dua aspek yaitu:

pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan adalah informasi yang

tersimpan dalam otak manusia setelah ia mengalami proses belajar.

Sedangkan keterampilan adalah yang berkenaan dengan tindakan

seseorang baik tindakan intelektual maupun fisik dalam mencapai

tujuan sebagai akibat proses belajar. Secara lebih rinci pengetahuan

dibagi menjadi empat jenis yaitu: fakta, prosedural, konsep dan

prinsip. Sedangkan keterampilan dibagi menjadi empat jenis

keterampilan yaitu: kognitif, motorik, reaktif, dan interaktif.

32

Dari beberapa definisi di atas hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses

pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih siswa dan merupakan

tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar. Adapun

hasil belajar tersebut meliputi tiga ranah yaitu: ranah kognitif,

afektif, dan ranah psikomotorik.

b. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi

pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek

psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut: (Susanto, 2013: 6-11)

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan

sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau

bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah

seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan

memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa,

atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa

yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan

berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia

lakukan.

33

Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja

(2005: 2-3), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam

pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi,

konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati

seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu

pengertian. Orang yang telah memliki konsep, berarti orang

tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu

konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut

dapat berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak.

Dalam hubungannya dengan studi sosial, konsep didefinisikan

oleh James G. Womack (1970: 30) sebagai kata atau ungkapan

yang berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang

melekat. Pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat

bergantung pada penguasaan sifat yang melekat tadi,

pengertian umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki

pengertian denotatif dan konotatif.

Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa

pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.

Sehubungan dengan evaluasi produk ini, W.S. Winkel (2007:

540) menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki

apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional telah

tercapai; semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang

seharusnya diperoleh siswa. Berdasarkan pandangan Winkel

34

ini, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa erat

hubungannya dengan tujuan instruksional (pembelajaran) yang

telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar

mengajar.

2) Keterampilan Proses

Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa

keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah

kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial

yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih

tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti

kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara

efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu,

termasuk kreativitasnya.

Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan

dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti

kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin

sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

Indrawati (1993: 3) merumuskan bahwa keterampilan

proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang

terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat

digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau

teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada

sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap

35

suatu penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain, keterampilan

ini digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan

konsep, prinsip, dan teori.

Selanjutnya, Indrawati menyebutkan ada enam aspek

keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi,

pengukuran, mengomunikasikan, memberikan penjelasan atau

intrepretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan

eksperimen. Kemudian, Indrawati membagi keterampilan

proses menjadi dua tingkatan, yaitu: keterampilan proses

tingkat dasar (meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi,

pengukuran, prediksi, dan inference), dan keterampilan proses

terpadu (meliputi: menentukan, variabel, menyusun tabel data,

menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses

data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis,

menentukan variabel secara operasioanl, merencanakan

penyelidikan, dan melakukan eksperimen).

3) Sikap

Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3), sikap tidak

hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup

pula aspek respons fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan

antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang

dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang

yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan

36

tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling

menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif.

Komponen kognitif merupakan representasi apa yang

dipercaya oleh individu pemilik sikap; komponen efektif, yaitu

perasaan yang menyangkut emosional; dan komponen konatif

merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai

dengan sikap yang dimiliki seseorang.

Sementara menurut Sardiman (1996: 275), sikap

merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan

cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia

sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek

tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan

seseorang.

Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap

ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep.

Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat

berperan adalah domain kognitif.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses

perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak

mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan

sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh

dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa

37

dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya.

Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku

intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani

maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana,

kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode

serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.

Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (2007:

158), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor

internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor

internal dan eksternal, sebagai berikut:

1) Faktor Internal; faktor internal merupakan faktor yang

bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi

kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:

kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,

sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta

didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah,

dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan

ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua

yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari

38

berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan

sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman (2007: 159)

bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan

hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan

kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil

belajar siswa.

Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru,

sebagaimana dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006: 50), bahwa

guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam

implementasi suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat

ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang sangat

berperan memengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Guru dalam

proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting.

Peran guru, apalagi untuk siswa pada usia sekolah dasar, tak

mungkin dapat digantikan oleh perangkat lain, seperti, televisi,

radio, dan komputer. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang

berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang

dewasa.

Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa hasil belajar

siswa merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat

sejumlah faktor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya

hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

39

Russefendi (1991: 7) mengidentifikasi faktor-faktor yang

memengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu:

kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat

anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana

belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.

Dari kesepuluh faktor yang dapat memengaruhi

keberhasilan siswa belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan

hampir sepenuhnya tergantung pada siswa. Faktor-faktor itu adalah

kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat anak. Faktor yang

sebagian penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung pada guru,

yaitu: kemampuan (kompetensi), suasana belajar, dan kepribadian

guru. Kiranya dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa dalam

belajar tergantung pada faktor dari dalam siswa dan faktor dari luar

siswa. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Sudjana (1989:

39), bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh

dua faktor utama, yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang

datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang

datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.

Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar

siswa:

1) Kecerdasan Anak

Kemampuan intelegensi seseorang sangatlah

memengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan

40

informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan.

Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk

menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran

yang diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa

setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak

akan terlepas dari faktor lainnya.

Kemampuan merupakan potensi dasar bagi pencapaian

hasil belajar yang dibawa sejak lahir. Alfred Binnet membagi

intelegensi ke dalam tiga aspek kemampuan, yaitu: direction,

adaptation, dan criticism. Pertama, direction, artinya

kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang

dipecahkan. Kedua, adaptation, artinya kemampuan untuk

mengadakan adaptasi terhadap suatu masalah yang

dihadapinya secara fleksibel di dalam menghadapi masalah.

Ketiga, criticism, artinya kemampuan untuk mengadakan

kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap

dirinya sendiri.

2) Kesiapan atau Kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan

dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi

sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau

kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam belajar

tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih

41

berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan

individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan

masalah minat dan kebutuhan anak.

3) Bakat Anak

Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah

kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian,

sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi

untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan

dengan hal tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi

tinggi rendahnya prestasi belajar.

4) Kemauan Belajar

Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan

ialah membuat anak menjadi mau belajar atau menjadi giat

untuk belajar. Keengganan siswa untuk belajar mungkin

disebabkan karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat

penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang

tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya

berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya.

Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam

mencapai keberhasilan belajar.

42

5) Minat

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Seseorang siswa yang menaruh minat besar terhadap

pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak

daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian

yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa

tadi untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapai

prestasi yang diinginkan.

6) Model Penyajian Materi Pelajaran

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada

model penyajian materi. Model penyajian materi yang

menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah

dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif

terhadap keberhasilan belajar.

7) Pribadi dan Sikap Guru

Siswa, begitu juga pada manusia pada umumnya dalam

melakukan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui

guru saja, tetapi bisa juga melalui contoh-contoh yang baik

dari sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Kepribadian dan sikap

guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka

siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini. Pribadi

dan sikap guru yang baik ini tercermin dari sikapnya yang

43

ramah, lemah lembut, penuh kasih sayang, membimbing

dengan penuh perhatian, tidak cepat marah, tanggap terhadap

keluhan atau kesulitan siswa, antusias dan semangat dalam

bekerja dan mengajar, memberikan penilaian yang objektif,

rajin, disiplin, serta bekerja penuh dedikasi dan bertanggung

jawab dalam segala tindakan yang ia lakukan.

8) Suasana Pengajaran

Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa

dalam belajar adalah suasana pengajaran. Suasana pengajaran

yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan

guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa

tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran.

Sehinga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkatkan

secara maksimal.

9) Kompetensi Guru

Guru yang profesional memiliki kemampuan-

kemampuan tertentu. Kemampuan-kemampuan itu diperlukan

dalam membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa

belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang

memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan

baik bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode

belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa

berjalan dengan semestinya.

44

10) Masyarakat

Dalam masyarakat terhadap berbagai macam tingkah

laku manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan.

Oleh karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan

masyarakat pun akan ikut memengaruhi kepribadian siswa.

Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas

banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat

ketimbang oleh keluarga dan sekolah (Susanto, 2013: 12-18).

B. Ilmu Pengetahuan Alam

1. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan istilah

pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu

mata pelajaran pokok dan kurikulum pendidikan di Indonesia,

termasuk ada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan

mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar

peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah

menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan

bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan

Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih

sangat jauh dari standar yang diharapkan. Ironisnya, justru semakin

tinggi jenjang pendidikan, maka perolehan rata-rata nilai UAS

pendidkan IPA ini semakin rendah.

45

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini

adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang

diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi

selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir

peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di

kelas hanya di arahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal

informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan mengimbun

berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang

diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan

sehari-hari.

Kondisi ini juga menimpa ada pembelajarn IPA, yang

memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran sains di

sekolah dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional.

Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif

dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan

berbagai pendekatan/ strategi pembelajaran yang bervariasi

berdasarkan karakter materi pelajaran.

Dalam proses belajar mengajar, kebanyakan guru hanya terpaku

pada buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar mengajar. Hal lain

yang menjadi kelemahan dalam pembelajaran IPA adalah masalah

teknik penilaian pembelajaran yang tidak akurat dan menyeluruh.

Proses penilaian yang dilakukan selama ini semata-mata hanya

menekankan pada penguasaan konsep yang dijaring dengan tes tulis

46

objektif dan subjektif sebagai alat ukurnya. Dengan cara penilaian cara

seperti ini, berarti pengujian yang dilakukan oleh guru baru mengukur

penguasaan materi saja dan itupun hanya meliputi ranah kognitif

tingkat rendah. Keadaan semacam ini merupakan salah satu indikasi

adanya kelemahan pembelajaran di sekolah.

Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah karena

kebanyakan guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan

memfokuskan pada pengembangan keterampilan proses sains anak.

Pada akhirnya, keadaan semacam, ini yang menyebabkan kegiatan

pembelajaran dilakukan hanya terpusat pada penyampaian materi

dalam buku teks saja. Keadaan seperti ini juga mendorong siswa untuk

berusaha menghafal pada setiap kali akan diadakan tes atau ulangan

harian atau tes hasil belajar, baik ulangan tengah semester (UTS),

maupun ulangan akhir semester (UAS).

Padahal untuk anak jenjang sekolah dasar, menurut Marjono

(1996), hal utama yang harus diutamakan adalah bagaimana

mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka

terhadap suatu masalah.

Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam

semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta

menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehinga

mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam hal ini para guru, khususnya

yang mengajar sains di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan

47

mengerti hakekat pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran

IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan

pembelajaran. Siswa yang melakukan pembelajaran juga tidak

mendapat kesulitan dalam memahami konsep sains (Susanto, 2013:

165-167).

Menurut Sumanto dkk. (2007) dalam Rizema (2013: 40), sains

merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk

menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,

proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

Adapula yang mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam

adalah ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam semesta; mulai

dari fisika dasar, sistem, dan mekanisme biologi makhluk hidup

sampai perubahan-perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya

(Ungguh, 2012: 52).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), ada tiga istilah yang terlibat

dalam hal ini, yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan

adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Dalam hidupnya,

banyak sekali pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan

tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik sosial, dan

alam sekitar contoh pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan

alam berarti pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya.

Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang

diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dua

48

sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat

diterima akal sehat, dan objektif. Artinya sesuai dengan objeknya,

sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan

pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

tentang sebab akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Widi dan

Sulistyowati, 2014: 23).

Jadi dapatlah disetujui bahwa IPA adalah suatu pengetahuan

teoritis yang diperoleh/ disusun dengan cara yang khas/ khusus, yaitu

melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,

eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait

antara cara yang satu dengan yang cara uang lain (Aly dan Rahma,

1996: 18).

2. Karakteristik IPA

IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk

memahaminya. Karakteristik tersebut menurut Jacobson dan Bergman

(1980) dalam Susanto (2013: 170) meliputi:

a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori.

b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati

fenomena alam, termasuk juga penerapannya.

c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam

menyikap rahasia alam.

d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi sebagian atau

beberapa saja.

49

e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang

bersifat objektif.

C. Media Puzzle Picture

1. Media

a. Definisi Media

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau

“pengantar”. Association for Education and Communication

Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk

yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.

Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai

benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau

dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik

dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektifitas

program instruktional. (Usman dan Asnawir, 2002: 11)

Media diartikan sebagai pengantar atau perantara, diartikan

pula sebagai pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.

Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, media diartikan

sebagai alat dan bahan yang membawa informasi atau bahan

pelajaran yang bertujuan mempermudah mencapai tujuan

pembelajaran. Media pembelajaran cenderung diklasifikasikan ke

dalam alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis yang menangkap,

memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal

(Suprihatiningrum, 2016: 319-320).

50

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat

menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan

kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan

memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat

meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai (Usman dan Asnawir, 2002: 11).

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai tiga ciri, sebagai berikut:

1) Ciri fiksatif,

Media harus memiliki kemampuan untuk merekam,

menyimpan, merekonstruksi obyek atau kejadian. Misalnya:

video tape, foto, audio tape, disket, CD, film, suatu waktu dapat

dilihat kembali tanpa mengenal waktu.

2) Ciri manipulatif,

Media harus memiliki kemampuan dalam memanipulasi obyek

atau kejadian. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari

dapat disajikan kepada siswa hanya dalam waktu beberapa

menit dengan pengambilan gambar atau rekaman fotografi.

Selain dapat dipercepat dan diperlambat.

51

3) Ciri distributif,

Media harus memiliki kemampuan untuk diproduksi dalam jumlah

besar dan disebarluaskan (Suprihatiningrum, 2016: 320).

c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu

dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat

memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka

mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah

konsep yangb kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana,

konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat

berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak

terhadap materi pembelajaran (Usman dan Asnawir, 2002: 20-21).

Media pembelajaran memiliki enam fungsi utama sebagai

berikut:

1) Fungsi atensi,

Menarik perhatian siswa dengan menampilkan sesuatu menarik

dari media tersebut

2) Fungsi motivasi,

Menumbuhkan kesadaran siswa untuk lebih giat belajar

3) Fungsi afeksi,

Menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap siswa teerhadap

materi pelajarn dan orang lain

52

4) Fungsi kompensatori,

Mengakomodasi siswa yang lemah dalam menerima dan

memahami pelajaran yang disajikan secara teks atau verbal

5) Fungsi psikomotorik,

Mengakomodasi siswa untuk melakukan suatu kegiatan secara

motorik

6) Fungsi evaluasi,

Mampu menilai kemampuan siswa dalam merespons

pembelajaran (Suprihatiningrum, 2016: 320-321).

Selain enam fungsi di atas, media pembelajaran juga

memiliki manfaat antara lain: memperjelas proses pembelajaran,

meningkatkan ketertarikan dan interaktivitas siswa, meningkatkan

efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan hasil belajar siswa,

memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di tempat mana saja

dan kapan saja, menumbuhkan sikap posistif siswa terhadap materi

dan proses belajar, mengubah peran guru ke arah yang lebih

prosistif dan produktif, mengkonkritkan materi yang abstrak,

membantu mengatasi keterbatasan pancaindra manusia,

menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka

dan berbahaya ke dalam kelas, dan meningkatkan daya ritensi

siswa terhadap materi pembelajaran.

53

2. Puzzle Picture

a. Definisi Puzzle Picture

Puzzle merupakan salah satu alat permainan edukatif yang

berfungsi untuk melatih logika, motorik halus dan melatih problem

solving atau pemecahan masalah untuk mencocokkan bentuk pada

tiap potongan puzzle (Handayani, 2014).

Menurut Suraji dalam skripsinya Hermiya (2014: 25)

puzzle merupakan media permainan edukatif yang dapat

merangsang kemampuan anak dengan cara bongkar pasang,

merangkai, dan menggabungkan beberapa potongan-potongan

gambar menjadi suatu bentuk gambar yang utuh dan sempurna

(Suraji, 2014: 203).

Sedangkan menurut Putra dalam skripsinya Hermiya

(2014: 25) puzzle adalah salah satu permainan yang dapat

mengasah kemampuan rekonstruksi (menyusun dan merangkai

kembali) pada diri anak (Putra, 2013: 50).

Menurut Patmonodewo (Misbach, Muzamil, 2010) kata

puzzle berasal dari bahasa inggris yang berarti teka-teki atau

bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang

dimainkan dengan bongkar pasang. Berdasarkan pengertian tentang

puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa media puzzle merupakan

alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan

matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar

54

pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya (Dwinami,

2014).

Picture dalam bahasa Inggris, yang berarti gambar. Gambar

alat pernapasan manusia yang ditempelkan pada kardus lalu

dipotong-potong sesuai kebutuhan. Setelah dipotong-potong, lalu

diacak dan dipasang lagi.

b. Tujuan Penggunaan Puzzle

1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk

memahami konsep.

2) Memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi sehingga

lebih merangsang minat siswa untuk belajar.

3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu sehingga siswa

tertarik untuk menggunakan media tersebut.

4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan oleh

siswa (Fattahilah, 2013: 2).

c. Langkah-langkah Bermain Puzzle

1) Bermain dalam satu kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa.

2) Mengacak puzzle picture yang sudah disediakan oleh guru.

3) Mengajak siswa mencocokkan potongan-potongan kepingan

puzzle picture tersebut hingga menjadi sebuah gambar yang

utuh.

4) Setelah selesai, memberikan sebuah pujian dan tepuk tangan

pada anak.

55

d. Manfaat dari Puzzle Picture meliputi:

Manfaat puzzle menurut Iskandar dalam skripsinya Hermiya

(2015: 26), antara lain:

1) Mengasah otak. Dengan puzzle, kecerdasan otak kanan anak

akan terlatih karena melatih sel-sel otak untuk memecahkan

masalah.

2) Melatih koordinasi mata dan tangan. Hal itu dikarenakan anak

harus mencocokkan potongan-potongan puzzle dan

menyusunnya menjadi satu gambar utuh.

3) Melatih nalar. Puzzle dalam bentuk gambar akan melatih nalar

karena anak menyimpulkan dimana letak bagian-bagian yang

sesuai dengan logika.

4) Melatih kesabaran. Kesabaran akan terlatih karena saat

menyusun puzzle dibutuhkan kesabaran dalam menyelesaikan

permasalahan.

5) Menambah pengetahuan. Puzzle ini, anak-anak akan mengenal

warna dan bentuk. Anak juga akan belajar tentang bagian-

bagian manusia, alam sekitar dan lain-lain (Iskandar, 2009: 43).

e. Kelebihan Menggunakan Puzzle Picture

1) Meningkatkan semangat belajar siswa.

2) Anak mampu memecahkan masalah.

3) Siswa dapat terlibat saat dalam pembelajaran berlangsung.

4) Melatih konsentrasi siswa karena membutuhkan ketelitian.

56

5) Menumbuhkan rasa solidaritas dan kerja sama dalam satu

kelompok.

6) Gambar dapat menarik minat atau perhatian siswa.

f. Kekurangan Menggunakan Puzzle Picture

1) Menjadikan anak mempunyai dunianya sendiri (bermain-main).

2) Menjadikan kelas kurang terkendali karena siswa ramai.

3) Media puzzle lebih menekankan pada indera penglihatan

(visual).

4) Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk

pembelajaran.

5) Gambar kurang maksimal bila diterapkan dalam kelompok

besar.

6) Membutuhkan waktu yang lama.

g. Aspek yang Dikembangkan Melalui Puzzle Picture

Puzzle adalah salah satu permainan yang disukai anak. Permainan

ini juga disebut “bongkar pasang”. Aspek yang dikembangkan

adalah sebagai berikut:

1) Aspek kognitif. Anak memikirkan susunan yang mana yang

akan dicocokkan dari puzzle picture tersebut.

2) Motorik halus. Anak menyusun puzzle dengan menggunakan

tangan, maka motorik halus anak akan berkembang.

3) Bahasa. Anak dapat menyebutkan gambar/ bentuk yang

terbentuk dari susunan puzzle picture tersebut.

57

4) Aspek sosial emosional. Anak bisa bekerja sama dengan

temannya dalam menyusun puzzle picture dan bisa melatih

kesabaran anak, ketekunan dan keteloitian dalam menyusun

puzzle picture tersebut (Dwinami, 2014).

D. Alat Pernapasan Manusia

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Bernapas

merupakan proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas dan

pengeluaran karbondioksida (CO2) serta uap air (H

2O). Oksigen

merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh dalam proses pembakaran zat

makanan. Pada proses ini dihasilkan sejumlah energi yang nantinya

digunakan untuk melakukan aktivitas kehidupan.

Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Bernapas

menggunakan alat-alat pernapasan. Apa saja alat-alat pernapasan itu?

Alat-alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal

tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), dan paru-paru

(Azmiyawati dkk, 2008: 1-6).

58

1. Rongga Hidung

Gambar 2.1 Rongga Hidung dan Laring

(Sumber: https://wandylee.wordpress.com)

Hidung adalah organ pernapasan terluar. Udara yang kita hirup

akan masuk ke dalam rongga hidung. Di dalam rongga hidung, udara

pernapasan akan mengalami berbagai perlakuan. Udara akan disaring

terlebih dahulu oleh rambut-rambut hidung dan selaput lendir. Selaput

lendir terletak di dalam rongga hidung bagian depan. Udara juga

mengalami penyesuaian suhu dan diatur kelembabannya ketika berada

di dalam rongga hidung.

Bernapas sebaiknya dilakukan dengan rongga hidung. Jika kita

bernapas melalui mulut, udara tidak akan disaring. Udara kotor akan

masuk dan menyebabkan gangguan pernapasan. Selain sebagai jalan

pernapasan, hidung sangat sensitif terhadap bau. Hidung berfungsi

sebagai indra pembau.

59

2. Pangkal Tenggorokan (Laring)

Saat menghirup udara, ke manakah udara tersebut? Udara

pertama masuk melalui faring. Faring merupakan persimpangan

rongga mulut dan rongga hidung. Udara dari faring melewati laring

menuju trakea. Laring merupakan organ pernapasan setelah hidung.

Dalam laring terdapat jakun. Jakun pada pria terlihat menonjol,

sedangkan pada wanita tidak terlihat jelas. Laring merupakan saluran

pernapasan yang terdapat di tenggorokan.

3. Batang Tenggorok (Trakea)

Gambar 2.2 Trakea dan Paru-paru

(Sumber: https://www.emaze.com/)

Udara pernapasan dari hidung turun ke batang tenggorokan

(trakhea). Saat kamu bernapas, trakea terbuka sehingga udara dapat

masuk. Di dalam trakea terdapat selaput lendir yang berambut getar.

Selaput lendir berfungsi untuk mengeluarkan kotoran yang masuk

bersama udara.

60

Tenggorokan merupakan sebuah saluran yang panjangnya kira-

kira 9 cm. Batang tenggorok tersusun atas tulang-tulang rawan yang

berbentuk cincin. Pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus. Bulu-

bulu halus berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih dapat

lolos ke tenggorokan.

Ujung trakhea bercabang menjadi dua bagian. Cabang-cabang

ini disebut bronkus. Bronkus kanan menuju paru-paru kanan. Bronkus

kiri menuju paru-paru kiri. Bronkus akan bercabang lagi yang disebut

bronkiolus. Pada ujung bronkiolus terdapat gelembung halus berisi

udara yang disebut alveolus. Di dalam alveolus terjadi pertukaran

oksigen dan karbondioksida dan uap air. Bronkitis adalah penyakit

yang menyerang bronkus.

4. Paru-Paru

Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas diafragma.

Diafragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut. Paru-

paru ada dua buah yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru

kiri terdiri atas dua gelambir. Paru-paru kanan terdiri atas tiga

gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut

pleura. Di dalam paru-paru terdapat cabang-cabang bronkus yang

disebut bronkiolus.

Bronkiolus juga memiliki percabangan yang jumlahnya sangat

banyak. Cabang-cabang tersebut sangat halus dan tipis. Tiap-tiap

ujung cabang membentuk kantung berdinding tipis yang disebut

61

alveolus. Alveolus merupakan gelembung yang sangat tipis.

Gelembung tersebut diselimuti pembuluh kapiler darah. Pada alveolus

terjadi pertukaran gas O2 dan CO

2.

Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus, oksigen

melewati dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb)

darah. Setelah itu, darah akan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.

Dalam tubuh, oksigen digunakan untuk proses pembentukan energi.

Pada proses tersebut dihasilkan energi dan gas karbon dioksida (CO2).

CO2 tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah

itu, darah akan membawa CO2 ke paru-paru. CO

2 dari paru-paru

menuju tenggorokan, kemudian ke lubang hidung untuk dikeluarkan

dari dalam tubuh. Proses pernapasan dibedakan menjadi 2, yaitu

pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada akibat

kontraksi otot antar tulang rusuk. Sedangkan pernapasan perut akibat

kontraksi diafragma (Sulistyowati dan Sukarno, 2009).

62

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MIS Klumpit Karanggede

1. Identitas Sekolah

Adapun profil MI Klumpit Karanggede sebagai berikut:

Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede

NPSN : 20308929

Akreditasi : B

Status : Swasta

Dukuh : Girirejo, RT 05/ RW 01

Kelurahan : Klumpit

Kecamatan : Karanggede

Kabupaten : Boyolali

Provinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 57381

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Terbentuknya manusia muslim yang beriman, bertaqwa,

berpengalaman, cerdas, terampil, berguna bagi nusa, bangsa dan

agama.

63

b. Misi

Mengusahakan agar para siswa menjadi manusia muslim

yang beriman, bertaqwa, berpengetahuan, cerdas, terampil, berguna

bagi nusa bangsa dan agama.

c. Tujuan

Membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa,

berpengetahuan, cerdas, terampil, berguna bagi nusa, bangsa, dan

agama.

3. Letak Geografis

Secara geografis Madrasah Ibtidaiyah Klumpit Karanggede

Boyolali terletak di Dukuh Girirejo, Desa Klumpit, Kecamatan

Karanggede, Kabupaten Boyolali. Madrasah Ibtidaiyah Klumpit

dibangun diatas tanah 1.230 m2 adapun luas bangunannya 400 m

2.

4. Sarana dan Prasarana

Dalam upaya menunjang tunjangan pendidikan pada Madrasah

Ibtidaiyah Swasta Klumpit Karanggede Boyolali diperlukan sarana dan

prasarana memadai serta pemanfaatanya secara optimal. Adapun

sarana dan prasarana yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Klumpit

Karanggede Boyolali, antara lain:

a. 6 ruang teori kelas

b. 1 ruang guru

c. 1 ruang Kepala Madrasah

d. 1 ruang tata usaha

64

e. 1 Kamar mandi /WC guru

f. 1 Kamar mandi/WC siswa

g. 1 ruang kantin

h. 1 ruang ibadah

5. Keadaan Guru

Keadaan guru MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klumpit Karanggede

NO NAMA JABATAN

1. Ahmadi, S.Pd. I Kepala Madrasah

2. Ari Prasetyo, S.Pd Wakil Kepala Madrasah

3. Nuryati, S.Pd. I Guru

4. Joko Widodo, S.Pd. I Guru / Tenaga Admin

5. Dewi Supriyati, S.Pd. I Guru

6. Prih Utami, S.Pd. I Guru

7. Migiyawati, S.Pd Guru

8. Istiqomah Guru

9. Anni Kistiwinasih, S.Pd. I Guru

6. Kondisi Siswa

Pada tahun ajaran 2017/ 2018 MI Klumpit Karanggede

mempunyai 121 siswa dengan rincian sebagai berikut:

65

Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klumpit Karanggede

Tahun Pelajaran 2017/ 2018

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. I 12 7 19

2. II 14 8 22

3. III 10 9 19

4. IV 13 9 22

5. V 12 10 22

6. VI 11 6 17

Total 72 49 121

7. Karakteristik Siswa

Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V

yang berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10

siswa perempuan. Rincian data siswa kelas V dapat dilihat pada tabel

3.3.

Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Klumpit Karanggede

Tahun Pelajaran 2017/ 2018

No Nama Siswa

Jenis Kelamin

L P

1. BSR √

2. DA √

3. DW √

4. FND √

5. HF √

66

6. II √

7. KA √

8. KR √

9. LB √

10. MA √

11. MAM √

12. MGRK √

13. MIS √

14. MN √

15. MTS √

16. RIS √

17. RA √

18. SF √

19. VOV √

20. WBI √

21. WHN √

22. YBP √

8. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus atau 2 kali. Waktu pelaksanaan

sebagai berikut:

Siklus I : Senin, 24 Juli 2017

Siklus II : Rabu, 02 Agustus 2017

67

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I

1. Perencanaan tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan

oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan media

puzzle picture materi alat pernapasan manusia.

b. Mempersiapkan media dan alat tulis yang diperlukan saat proses

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media puzzle

picture.

c. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan media

puzzle picture.

d. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa

dengan menggunakan lembar kerja evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 Juli

2017 yang berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit) dari

pukul 08.25 – 09.35. Materi yang diajarkan pada siklus ini adalah alat

pernapasan manusia (rongga hidung dan laring). Berikut langkah-

langkah pelaksanaan siklus I:

a. Kegiatan Awal (10 menit)

1) Peserta didik harus kondisi siap menerima pelajaran

2) Guru mengucapkan salam dan berdo‟a bersama

68

3) Guru memeriksa kehadiran, merapikan pakaian, serta posisi

tempat duduk disesuakan dengan kegiatan pembelajaran

4) Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar siswa

5) Guru mengabsen siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir

6) Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan hari ini

7) Guru menyampaikan apersepsi dan mengkomunikasikan

tujuan pembelajaran hari ini.

b. Kegiatan Inti (50 menit)

1) Guru menyiapkan siswa untuk masuk ke dalam pembelajaran

dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan

materi: “siapa yang setiap hari bernafas?”, “bagaimana cara

melakukannya?”

2) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait alat

pernapasan manusia.

3) Siswa diminta mendengarkan pembahasan yang diterangkan

oleh guru.

4) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan

manusia (hidung) dengan menggunakan media gambar yang

telah disiapkan

5) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan

manusia (laring) dengan menggunakan media gambar yang telah

disiapkan

69

6) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 siswa

7) Guru membagikan puzzle picture yang berisikan gambar hidung

dan laring kepada setiap kelompok dan menjelaskan aturan

mainnya

8) Guru meminta siswa untuk berdiskusi memasangkan puzzle

picture dan memberikan keterangan disetiap gambar dengan

kelompoknya

9) Setelah masing-masing kelompok dapat menyelesaiakan

permainan puzzle picture, guru memberikan lembar kerja

evaluasi dan siswa diminta untuk mengerjakannya

10) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai

hal-hal yang belum jelas

11) Guru membantu sisiwa yang masih mengalami kesulitan dalam

memahami materi

12) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

1) Guru bersama siswa merangkum materi yang dipelajari

2) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan

bersama-sama tentang alat pernapasan bagian hidung dan laring

3) Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri palajaran

dan salah satu siswa memimpinnya

70

4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

3. Observasi

Pada tahap observasi, dilaksanakan pengamatan terhadap

aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan media puzzle picture. Siswa berani maju ke depan

menunjukkan keterangan pada gambar alat pernapasan manusia yaitu,

hidung dan laring. Dalam mengikuti pembelajaran di kelas, siswa

menunjukkan sikap antusias dan semangat. Memberikan feedback

yang positif. Percaya diri siswa dalam mengerjakan lembar kerja

evaluasi. Guru menggunakan lembar observasi siswa.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi, dapat diketahui tingkat keberhasilan

maupun tingkat kelemahan dari kegiatan pembelajaran IPA dengan

menggunakan media puzzle picture yang dilakukan oleh guru pada

siklus I. Sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada

siklus berikutnya.

a. Kendala yang dihadapi

Kendala-kendala yang terjadi pada proses pembelajaran

dengan media puzzle picture yang perlu diperhatikan agar dapat

menjadi motivasi untuk memperbaiki pada siklus berikutnya:

1) Kurang bisa mengajak siswa untuk mendengarkan dan

memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran

di depan kelas

71

2) Guru kurang mengkondisikan siswa sehingga masih ada siswa

yang berbicara saat pembelajaran dimulai

3) Keterbatasan ukuran gambar yang kurang besar untuk dilihat

oleh seluruh siswa, sehingga banyak yang maju-maju ke depan

dan membuat ramai suasana di kelas

4) Guru membebaskan siswa untuk memilih siapa saja teman

sekelompoknya dan tempat duduk kelompoknya, sehingga

membuat penataan meja kursi di kelas acak-acak

5) Pada saat memainkan puzzle picture, masih banyak yang

berdiskusi dengan kelompok lain.

6) Alokasi waktu yang tidak sesuai dengan rencana pembelajaran

karena masih banyak siswa yang bingung memasang puzzle

picture.

b. Cara mengatasi

Untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi saat proses

pembelajaran dengan menggunakan media puzzle picture pada

siklus I, peneliti melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini

dilakukan supaya tidak terjadi lagi kendala-kendala pada siklus

berikutnya. Adapun ide perbaikan untuk mengatasi kendala yang

terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Pada saat pembelajaran berlangsung, guru bersikap tegas dan

disiplin terhadap seluruh siswa yang sekiranya membuat

keramaian di kelas dan yang suka mengganggu temannya

72

2) Guru harus bisa mengendalikan kelas saat pembelajaran akan

dimulai sehingga siswa lebih bisa diatur

3) Setiap meja siswa diberikan satu media gambar, dan guru

membawa satu media gambar yang besar agar siswa tidak perlu

maju ke dapan dan suasana menjadi tenang karena siswa sudah

fokus pada gambar tersebut

4) Guru membagikan kelompok sesuai dengan nomor presensi di

kelas dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa

5) Guru membagikan tempat duduk pada setiap kelompok,

sehingga membuat siswa menjadi lebih tertib

6) Guru berjalan mengelilingi siswa dan menghampiri pada setiap

kelompok untuk melihat proses berdiskusinya pada masing-

masing kelompok

7) Guru mengontrol siswa dengan cara membatasi waktu untuk

memasangkan puzzle picture dan memperhitungkan waktu

yang telah disediakan.

Pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan,

maka diharapkan pada siklus II melalui media puzzle picture pada

pembelajaran IPA materi alat pernapasan manusia hasil belajar

siswa akan meningkat.

73

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II

1. Perencanaan tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan

oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan media

puzzle picture materi alat pernapasan manusia.

b. Mempersiapkan media dan alat tulis yang diperlukan saat proses

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media puzzle

picture.

c. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan media

puzzle picture.

d. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa

dengan menggunakan lembar kerja evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 02

Agustus 2017 yang berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35

menit) dari pukul 08.25 – 09.35. Materi yang diajarkan pada siklus ini

adalah alat pernapasan manusia (trakea dan paru-paru). Berikut

langkah-langkah pelaksanaan siklus II:

a. Kegiatan Awal (10 menit)

1) Peserta didik harus kondisi siap menerima pelajaran

2) Guru mengucapkan salam dan berdo‟a bersama

74

3) Guru memeriksa kehadiran, merapikan pakaian, serta posisi

tempat duduk disesuakan dengan kegiatan pembelajaran

4) Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar siswa

5) Guru mengabsen siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir

6) Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan hari ini

7) Guru menyampaikan apersepsi dan mengkomunikasikan tujuan

pembelajaran hari ini.

b. Kegiatan Inti (50 menit)

1) Guru menyiapkan siswa untuk masuk ke dalam pembelajaran

dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan

materi: “gas yang kita hirup setiap hari dinamakan apa?”

2) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait alat

pernapasan manusia.

3) Siswa diminta mendengarkan pembahasan yang diterangkan

oleh guru.

4) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan

manusia (trakea) dengan menggunakan media gambar yang

telah disiapkan

5) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan

manusia (paru-paru) dengan menggunakan media gambar yang

telah disiapkan

6) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-

masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa

75

7) Guru membagikan puzzle picture yang berisikan gambar trakea

dan paru-paru kepada setiap kelompok dan menjelaskan aturan

mainnya

8) Guru meminta siswa untuk berdiskusi memasangkan puzzle

picture dan memberikan keterangan disetiap gambar dengan

kelompoknya

9) Setelah masing-masing kelompok dapat menyelesaiakan

permainan puzzle picture, guru memberikan Lembar kerja

evaluasi dan siswa diminta untuk mengerjakannya

10) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa

mengenai hal-hal yang belum jelas

11) Guru membantu sisiwa yang masih mengalami kesulitan dalam

memahami materi

12) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

1) Guru bersama siswa merangkum materi yang dipelajari

2) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan

bersama-sama tentang alat pernapasan bagian hidung dan laring

3) Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri palajaran dan

salah satu siswa memimpinnya

4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

76

3. Observasi

Pada tahap observasi, dilaksanakan pengamatan terhadap

aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan media puzzle picture. Siswa berani maju ke depan

menunjukkan keterangan pada gambar alat pernapasan manusia yaitu,

trakea dan paru-paru. Dalam mengikuti pembelajaran di kelas, siswa

menunjukkan sikap antusias dan semangat. Memberikan feedback yang

positif. Percaya diri siswa dalam mengerjakan lembar kerja evaluasi.

Dalam tindakan kelas siklus II ini peneliti mengamati apakah ada

peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II.

4. Refleksi

Pada siklus II ini, peneliti menemukan cukup banyak

peningkatan dan melihat peningkatan tersebut dari siklus I pada mata

pelajaran IPA materi alat pernapasan manusia di MI Klumpit

Karanggede yaitu ditandai dengan peningkatan hasil belajar IPA dan

hasil pada siklus II juga telah memenuhi ketuntasan klasikal.

Pada saat pembelajaran berlangsung, guru telah menunjukkan

keberhasilan dalam mengelola kelas dengan membuat siswa sudah

95% mendengarkan dan memperhatikan pelajaran di kelas. Siswa yang

sering mengganggu temannya di kelasnya sudah tidak usil lagi.

Dengan membuat media gambar yang lebih besar lagi dari pada

sebelumnya, siswa tidak perlu maju ke depan. Setiap meja siswa juga

diberikan satu media gambar dan suasana kelas menjadi tenang. Guru

77

sudah membagikan kelompok sesuai dengan nomor presensi di kelas

dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Guru membagikan tempat

duduk pada setiap kelompok. Pembagian tersebut, siswa terlihat lebih

tertib. Dengan adanya guru menghampiri tiap kelompok, masing-

masing kelompok berdiskusi fokus pada materi. Alokasi waktu dalam

pembelajaran sudah efektif, dapat dilihat dari siswa yang tidak

melebihi batasan waktu untuk memasangkan puzzle picture. Dan

perhitungan waktu yang telah disediakan juga tepat dalam mengontrol

masing-masing kelompok.

Setelah diadakannya siklus ke II dengan adanya perbaikan-

perbaikan dalam pelaksanaannya, tidak ada kekurangan seperti di

siklus sebelumnya. Semangat siswa dalam menerima pelajaran sudah

sangat memberikan umpan balik yang positif terhadap penelitian ini.

Dapat berjalan dengan lancar dalam kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan media puzzle picture yang dimana media tersebut untuk

meminta siswa memasangkan potongan-potongan gambar sesuai

dengan materi yang diajarkan.

Adanya evaluasi yang telah dilakukan pada siklus II, maka

dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar pada siswa.

Peningkatan hasil evaluasi yang signifikan, dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan siklus II sudah berhasil. Dengan keberhasilan tersebut,

maka tidak perlu diadakan perbaikan dan pelaksanaan siklus III.

78

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus

1. Deskripsi Data Pra Siklus

Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada

siswa kelas V MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali dengan menggunakan media puzzle picture. Media puzzle

picture ini adalah media pembelajaran yang memacu siswa untuk lebih

aktif dan membuat suasana kelas menjadi fokus namun menyenangkan.

Media ini belum pernah diterapkan di MI Klumpit Karanggede.

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan sebanyak 2 siklus. Sebagai acuan

selain menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata

pelajaran IPA kelas V MI Klumpit Karanggede sebesar 65, peneliti

juga menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL) yaitu sebesar

85%. Di bawah ini adalah data nilai ulangan harian mata pelajaran IPA

siswa kelas V MI Klumpit Karanggede sebelum menggunakan media

puzzle picture:

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V MI

Klumpit Karanggede

No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

1. BSR 65 60 Belum Tuntas

2. DA 65 46 Belum Tuntas

3. DW 65 56 Belum Tuntas

79

4. FND 65 60 Belum Tuntas

5. HF 65 66 Tuntas

6. II 65 72 Tuntas

7. KA 65 76 Tuntas

8. KR 65 74 Tuntas

9. LB 65 50 Belum Tuntas

10. MA 65 68 Tuntas

11. MAM 65 70 Tuntas

12. MGRK 65 58 Belum Tuntas

13. MIS 65 62 Belum Tuntas

14. MN 65 68 Tuntas

15. MTS 65 42 Belum Tuntas

16. RIS 65 50 Belum Tuntas

17. RA 65 84 Tuntas

18 SF 65 74 Tuntas

19. VOV 65 70 Tuntas

20. WBI 65 54 Belum Tuntas

21. WHN 65 80 Tuntas

22. YBP 65 62 Belum Tuntas

Nilai Rata-rata Kelas 63,73

Persentase Ketuntasan 50%

Siswa Belum Tuntas 50%

80

Dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran

IPA di MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

adalah ≥ 65. KKM tersebut telah disepakati oleh Guru dan Kepala

Sekolah di MI Klumpit Karanggede.

a. Nilai rata-rata siswa Pra siklus

=

=

= 63,73

b. Nilai persentase ketuntasan siswa pra siklus

P = x 100%

= x 100%

= 50%

c. Nilai persentase siswa yang belum tuntas pra siklus

P = x 100%

= x 100%

= 50%

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar Ulangan

harian mata pelajaran IPA pada 22 siswa kelas V MI Klumpit

Karanggede siswa yang tuntas yaitu sebanyak 11 siswa dengan

81

persentase 50% dan ada 11 siswa yang belum tuntas dengan persentase

50%. Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapat

nilai yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65.

Rata-rata yang diperoleh dari data Ulangan harian yaitu 63,73.

2. Deskripsi Data Siklus I

a. Data Hasil Belajar

Pada pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin,

24 Juli 2017. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35

menit). Materi pokok yang diajarkan pada siklus I adalah alat

pernapasan manusia. Pada proses pembelajaran dengan

menggunakan media puzzle picture siklus I, hasil belajar siswa

belum begitu memuaskan, meskipun sudah ada peningkatan nilai

siswa. Adapun rincian data nilai siswa mata pelajaran IPA pada

proses pembelajaran dengan menggunakan media puzzle picture

siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus I

No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

1. BSR 65 70 Tuntas

2. DA 65 50 Belum Tuntas

3. DW 65 60 Belum Tuntas

4. FND 65 65 Tuntas

5. HF 65 75 Tuntas

6. II 65 75 Tuntas

82

7. KA 65 90 Tuntas

8. KR 65 80 Tuntas

9. LB 65 50 Belum Tuntas

10. MA 65 75 Tuntas

11. MAM 65 70 Tuntas

12. MGRK 65 60 Belum Tuntas

13. MIS 65 80 Tuntas

14. MN 65 75 Tuntas

15. MTS 65 55 Belum Tuntas

16. RIS 65 55 Belum Tuntas

17. RA 65 95 Tuntas

18 SF 65 85 Tuntas

19. VOV 65 80 Tuntas

20. WBI 65 60 Belum Tuntas

21. WHN 65 90 Tuntas

22. YBP 65 70 Tuntas

Nilai Rata-rata Kelas 71,14

Persentase Ketuntasan 68,18%

Siswa Belum Tuntas 31,82%

83

1) Nilai rata-rata siswa siklus I

=

=

= 71,14

2) Nilai persentase ketuntasan siswa siklus I

P = x 100%

= x 100%

= 68,18%

3) Nilai persentase siswa yang belum tuntas siklus I

P = x 100%

= x 100%

= 31,82%

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar mata

pelajaran IPA siklus I pada 22 siswa kelas V MI Klumpit

Karanggede, siswa yang tuntas yaitu sebanyak 15 siswa dengan

persentase 68,18% dan ada 7 siswa yang belum tuntas dengan

persentase 31,82%. Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu

siswa yang mendapat nilai yang mencapai Kriteria Ketuntasan

84

Minimum (KKM) yaitu 65. Rata-rata yang diperoleh dari data

siklus I yaitu 71,14.

b. Refleksi

Pada hasil siklus I ini masih ada 31,82% atau 7 siswa yang

belum tuntas dan hanya 68,18% atau 15 siswa yang telah tuntas

dengan rata-rata 71,14 dari 22 siswa. Meskipun kegiatan belajar

tahap ini belum berhasil, terdapat peningkatan keberhasilan siswa

dari pra siklus ke siklus I sebanyak 18,18%. Pembelajaran yang

dilakukan guru masih kurang maksimal. Sebab masih ada siswa

yang kurang tertib dalam mengikuti pembelajaran dengan media

puzzle picture. Ditandai dengan masih ada siswa yang bercanda

dengan temannya dan melebihi waktu yang telah ditentukan, serta

persentase ketuntasan pada siklus ini belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Klasikal yaitu 85%. Tindakan yang seharusnya

dilakukan oleh guru adalah bersikap lebih tegas terhadap siswa

yang bercanda dan mengkondisikan kelas saat pembelajaran pada

siklus berikutnya.

3. Deskripsi Data Siklus II

a. Data Hasil Belajar

Pada pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Rabu,

02 Agustus 2017. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x

35 menit). Materi pokok yang diajarkan pada siklus II adalah alat

pernapasan manusia. Pada siklus II hasil belajar siswa pada mata

85

pelajaran IPA kelas V MI Klumpit Karanggede dengan

menggunakan media puzzle picture sangat memuaskan, ditandai

dengan adanya peningkatan nilai siswa dari siklus I ke siklus II.

Adapun rincian nilai siswa pada siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.3 Perolehan Nilai Siswa Siklus II

No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

1. BSR 65 85 Tuntas

2. DA 65 60 Belum Tuntas

3. DW 65 80 Tuntas

4. FND 65 75 Tuntas

5. HF 65 80 Tuntas

6. II 65 85 Tuntas

7. KA 65 95 Tuntas

8. KR 65 85 Tuntas

9. LB 65 55 Belum Tuntas

10. MA 65 80 Tuntas

11. MAM 65 80 Tuntas

12. MGRK 65 80 Tuntas

13. MIS 65 85 Tuntas

14. MN 65 85 Tuntas

15. MTS 65 80 Tuntas

16. RIS 65 75 Tuntas

17. RA 65 100 Tuntas

86

18 SF 65 95 Tuntas

19. VOV 65 95 Tuntas

20. WBI 65 75 Tuntas

21. WHN 65 100 Tuntas

22. YBP 65 75 Tuntas

Nilai Rata-rata Kelas 82,05

Persentase Ketuntasan 90,91%

Siswa Belum Tuntas 9,09%

1) Nilai rata-rata siswa siklus II

=

=

= 82,05

2) Nilai persentase ketuntasan siswa siklus II

P = x 100%

= x 100%

= 90,91%

3) Nilai persentase siswa yang belum tuntas siklus II

P = x 100%

87

= x 100%

= 9,09%

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar mata

pelajaran IPA siklus II oleh 22 siswa kelas V MI Klumpit

Karanggede, siswa yang tuntas yaitu sebanyak 20 siswa dengan

persentase 90,91%. Namun masih ada 2 siswa yang belum tuntas

dengan persentase 9,09%. Rata-rata yang diperoleh dari data siklus

II yaitu 82,05. Berdasarkan indikator keberhasilan klasikal yaitu

85% maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II

ini sudah berhasil, karena 90,91% ≥ 85% sebagai Kriteria

Ketuntasan Klasikal.

b. Refleksi

Pada tahap siklus II ini, pembelajaran dianggap sudah

berhasil dengan persentase 90,91% siswa yang sudah bisa

mencapai KKM. Karena 90,91% ≥ 85% yang ditetapkan sebagai

standar Kriteria Ketuntasan Klasikal secara nasional. Dari siklus ke

siklus hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan

yang dapat dilihat dari siklus I ke siklus II sebanyak 22,73% siswa

yang dapat dikatakan tuntas.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti

bahwa semua siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.

Untuk secara keseluruhan mengalami peningkatan dengan rata-rata,

88

dan lebih dari semua siswa telah mencapai KKM yang ditentukan,

itu artinya dengan menggunaan media pembelajaran puzzle picture

ini dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi alat

pernapasan manusia pada siswa kelas V di MI Klumpit Kecamatan

Karanggede Kabupaten Boyolali.

B. Pembahasan

Pembelajaran IPA pada materi alat pernapasan manusia dengan

menggunakan media puzzle picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap pra silus, siklus I dan

II diperoleh data hasil nilai tes siswa. Berikut ini data hasil penelitian pada

tahap pra siklus siklus I dan siklus II:

Tabel 4.4 Nilai Tes Formatif Tiap Siklus

No. Nama Siswa

Nilai

Pra siklus Siklus I Siklus II

1. BSR 60 70 85

2. DA 46 50 60

3. DW 56 60 80

4. FND 60 65 75

5. HF 66 75 80

6. II 72 75 85

7. KA 76 90 95

8. KR 74 80 85

89

9. LB 50 50 55

10. MA 68 75 80

11. MAM 70 70 80

12. MGRK 58 60 80

13. MIS 62 80 85

14. MN 68 75 85

15. MTS 42 55 80

16. RIS 50 55 75

17. RA 84 95 100

18 SF 74 85 95

19. VOV 70 80 95

20. WBI 54 60 75

21. WHN 80 90 100

22. YBP 62 70 75

Rata-rata 63,73 71,14 82,05

Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Pra Siklus – Siklus II

Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase

Pra Siklus 63,73

Tuntas 11 50%

Belum Tuntas 11 50%

Siklus I 71,14

Tuntas 15 68,18%

Belum Tuntas 7 31,82%

Siklus II 82,05

Tuntas 20 90,91%

Belum Tuntas 2 9,09%

90

Dari tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan persentase

hasil belajar siswa yang tuntas dan persentase siswa yang nilainya belum

mencapai KKM. Akan lebih jelas apabila digambarkan menggunakan

grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa

a. Pada tahap Pra siklus persentase siswa yang tuntas sebanyak 50%.

b. Pada tahap Siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 68,18%.

c. Pada tahap Siklus II persentase siswa yang tuntas sebanyak 90.91%.

91

Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa yang Belum Tuntas

a. Pada tahap Pra siklus persentase siswa yang tuntas sebanyak 50%.

b. Pada tahap Siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 31,82%.

c. Pada tahap Siklus II persentase siswa yang tuntas sebanyak 9,09%.

Gambar di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah

diterapkan media puzzle picture terjadi peningkatan dari pra siklus 50%

siswa tuntas belajar, siklus I 68,18% siswa tuntas belajar, dan siklus II

90,91% siswa tuntas belajar. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari

pra siklus ke siklus I 18,18% dan siklus I ke siklus II 22,73%.

Jadi, pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan

media puzzle picture telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPA materi

alat pernapasan manusia pada siswa kelas V semester 1 MI Klumpit

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018.

Hasil penelitian ini di dukung dengan Penelitian Tindakan Kelas

yang dilakukan oleh Hermiya Arita Anggraeni (2014), dengan judul

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

92

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat Pencernaan Manusia

Dengan Menggunakan Puzzle Pada Siswa Kelas V SD N 2 Urut Sewu

Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2014/ 2015.

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di MI

Klumpit Karanggede, dapat disimpulkan bahwa media puzzle picture

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Klumpit Kecamatan

Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018 pada mata

pelajaran IPA materi alat pernapasan manusia. Hal ini dibuktikan dari

persentase hasil belajar siswa yang terus menerus meningkatnya nilai rata-

rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai siklus

II. Pra siklus siswa yang tuntas belajar ada 11 siswa (50%) dan yang

belum tuntas ada 11 siswa (50%) dengan nilai rata-rata kelas 63,73. Siklus

I terdapat 15 siswa (68,18%) tuntas belajar dan 7 siswa (31,82%) belum

tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 71,14. Kemudian pada siklus II

terdapat 20 siswa (90,91%) yang tuntas belajar dan telah mencapai Kriteria

Ketuntasan Klasikal yaitu 90,91% ≥ 85% dan 2 siswa (9,09%) belum

tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 82,05.

Berdasarkan data tersebut, hasil belajar siswa dengan

menggunakan media Puzzle Picture memperoleh peningkatan dari pra

siklus (50%), siklus I (68,18%), dan siklus II (90,91%). Peningkatan siswa

yang tuntas belajar dari pra siklus ke siklus I 18,18% dan siklus I ke siklus

II 22,73%.

94

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Guru

a. Guru bisa menerapkan media puzzle picture pada mata pelajaran

IPA dengan materi yang lainnya, karena hasil Penelitian Tindakan

Kelas menggunakan media puzzle picture terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Pada saat melakukan kegitan belajar mengajar, guru bisa

menggunakan berbagai media yang kreatif agar anak-anak merasa

senang (tidak bosan di ruang kelas) apabila dalam pembelajaran,

guru dapat menjadikan kelas yang asik dan nyaman, salah satunya

dengan menggunakan media puzzle picture.

c. Guru harus jelas dalam memberikan instruksi kepada siswa dalam

keterbatasan waktu yang harus diperhitungkan ketika proses belajar

mengajar dengan menggunakan media puzzle picture, agar siswa

dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan

tersampaikannya materi kepada siswa.

2. Siswa

a. Siswa bisa lebih memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh

guru baik teori yang diberikan maupun teknik pembelajaran yang

dilaksanakan.

95

b. Siswa harus lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan

ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan belajar mengajar terutama

pada saat diskusi kelompok.

c. Siswa hendaknya percaya diri saat mempresentasikan hasil diskusi

dan lebih banyak latihan dalam berbicara di depan teman-teman

satu kelasnya.

d. Siswa lebih aktif bertanya kepada guru apabila materi yang

dijelaskan oleh guru sekiranya belum paham.

3. Sekolah

a. Pihak sekolah seharusnya dapat memfasilitasi sarana dan prasarana

yang dibutukan para guru ketika dalam kegiatan belajar mengajar

berlangsung agar siswa semangat dalam belajar.

b. Pihak sekolah mengadakan pembinaan terhadap guru agar para

guru dapat memunculkan ide-ide kreatifitasnya dalam

melaksanakan proses pembelajaran yang tidak monoton.

96

DAFTAR PUSTAKA

Aly dan Rahma. 1996. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Anggraeni, Hermiya Arita. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat

Pencernaan Manusia Dengan Menggunakan Puzzle Pada Siswa Kelas V

SD N 2 Urut Sewu Kec. Ampel Kab. Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015:

STAIN SALATIGA.

Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Azmiyawati, Choiril, dkk. 2008. IPA Salingtemas untuk kelas V SD/MI.Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Dwinami. 2015. Media Puzzle Untuk Belajar Anak Usia Dini,

https://dwinami.wordpress.com/2014/12/10/media-puzzle-untuk-belajar-

anak-usia-dini/ (diakses pada tanggal 09 Mei 2017, pukul 13:46 WIB).

Fattahillah, Faisol. 2013. Media Kreativitas Pembelajaran Dengan Puzzle Dalam Study

Geografi, http://faisolfattahillah.blogspot.co.id/2013/10/media-kreativitas-

pembelajaran-dengan.html(diakses pada tanggal 01 Juli 2017, pukul

22:05 WIB).

Ghony dan Almanshur. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif. Malang: UIN-Malang Press.

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Handayani, Tiara. 2014. Pembuatan Media Puzzle,

http://tiarahandayani1200782.blogspot.co.id/2014/12/pembuatan-media-

puzzle.html (diakses pada tanggal 21 Juni 2017, pukul 08:32 WIB).

Hartiny, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Teras.

Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salatiga:

STAIN Salatiga Press.

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: CV. Alfabeta

Kusnin. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5. Jakarta: PT. Piranti Darma

Kalokatama.

97

Muslich, Masnur. 2012. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.

Rizema, Sitiatava. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis SAINS.

Yogyakarta: Diva Press.

Saraswati, Sylvia. 2014. Aneka Permainan Bayi dan Anak. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Sulistyowati dan Sukarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5. Jakarta:Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ungguh, Jasa. 2012. Menyulap Siswa Karya Prestasi Di Dalam dan Luar Sekolah.

Yogyakarta: Flashbooks.

Usman dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta Selatan: ciputat Pers.

Widayanti, Ari Giri. Penerapan Model Make A Match Berbantuan Media Puzzle

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Di SD. E-Journal

PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan PGSD. Volume 1:

Nomor 4 Tahun 2016. http://www.e-jurnal.com/2016/07/penerapan-

model-make-match-berbantuan.html, (diakses pada tanggal 15 Maret

pukul 17:45 WIB).

Widi dan Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

98

99

100

101

102

103

104

Lampiran 5

NILAI ULANGAN HARIAN (PRA SIKLUS)

No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

1. BSR 65 60 Belum Tuntas

2. DA 65 46 Belum Tuntas

3. DW 65 56 Belum Tuntas

4. FND 65 60 Belum Tuntas

5. HF 65 66 Tuntas

6. II 65 72 Tuntas

7. KA 65 76 Tuntas

8. KR 65 74 Tuntas

9. LB 65 50 Belum Tuntas

10. MA 65 68 Tuntas

11. MAM 65 70 Tuntas

12. MGRK 65 58 Belum Tuntas

13. MIS 65 62 Belum Tuntas

14. MN 65 68 Tuntas

15. MTS 65 42 Belum Tuntas

16. RIS 65 50 Belum Tuntas

17. RA 65 84 Tuntas

18 SF 65 74 Tuntas

19. VOV 65 70 Tuntas

20. WBI 65 54 Belum Tuntas

21. WHN 65 80 Tuntas

22. YBP 65 62 Belum Tuntas

Nilai Tertinggi 84

Nilai Terendah 42

Rata-rata 63,73

Tuntas 11 Siswa

Persentase Ketuntasan 50%

Tidak Tuntas 11 Siswa

Persentase Tidak Tuntas 50%

105

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS I

Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/ Semester : V / I

Materi Pokok : Alat Pernapasan Manusia

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan

B. Kompetensi Dasar

1.1. Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia

C. Indikator

1. Menjelaskan tentang pengertian pernapasan

2. Mengidentifikasi alat pernaasan manusia (hidung)

3. Mengidentifikasi alat pernapasan manusia (laring)

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelaskan tentang pengertian

pernapasan

2. Melalui media pembelajaran puzzle picture siswa dapat menjelaskan alat

pernapasan pada manusia, yaitu hidung

3. Melalui media pembelajaran puzzle picture siswa dapat menjelaskan alat

pernapasan pada manusia, yaitu laring

106

E. Materi

Alat Pernapasan Manusia

Gambar 2.1 Rongga Hidung dan Laring

(Sumber: https://wandylee.wordpress.com)

1. Alat Pernapasan Manusia

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Bernapas

merupakan proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas dan

pengeluaran karbondioksida (CO2) serta uap air (H2O). Oksigen

merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh dalam proses pembakaran zat

makanan. Pada proses ini dihasilkan sejumlah energi yang nantinya

digunakan untuk melakukan aktivitas kehidupan.

Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan. Bernapas

menggunakan alat-alat pernapasan. Apa saja alat-alat pernapasan itu?

Alat-alat pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, pangkal

tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), dan paru-paru.

a. Rongga Hidung

Hidung adalah organ pernapasan terluar. Udara yang kita hirup

akan masuk ke dalam rongga hidung. Di dalam rongga hidung, udara

pernapasan akan mengalami berbagai perlakuan. Udara akan disaring

terlebih dahulu oleh rambut-rambut hidung dan selaput lendir. Selaput

lendir terletak di dalam rongga hidung bagian depan. Udara juga

107

mengalami penyesuaian suhu dan diatur kelembabannya ketika berada

di dalam rongga hidung.

Bernapas sebaiknya dilakukan dengan rongga hidung. Jika kita

bernapas melalui mulut, udara tidak akan disaring. Udara kotor akan

masuk dan menyebabkan gangguan pernapasan. Selain sebagai jalan

pernapasan, hidung sangat sensitif terhadap bau. Hidung berfungsi

sebagai indra pembau.

b. Pangkal Tenggorokan (Laring)

Saat menghirup udara, ke manakah udara tersebut? Udara pertama

masuk melalui faring. Faring merupakan persimpangan rongga mulut

dan rongga hidung. Udara dari faring melewati laring menuju trakea.

Laring merupakan organ pernapasan setelah hidung. Dalam laring

terdapat jakun. Jakun pada pria terlihat menonjol, sedangkan pada

wanita tidak terlihat jelas. Laring merupakan saluran pernapasan yang

terdapat di tenggorokan.

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

G. Media, Alat, dan Sumber Pelajaran

1. Media : Gambar Hidung, Gambar Laring, Puzzle Picture

2. Alat : Papan Tulis, Alat Tulis

3. Sumber Pelajaran : Buku BSE IPA (Sulistyowati dan Sukarno) 2009

Buku IPA Untuk SD/ MI Kelas 5 (Kusnin) 2008

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

5. Kegiatan Awal

Apersepsi

a. Peserta didik harus kondisi siap menerima pelajaran

b. Guru mengucapkan salam dan berdo‟a bersama

c. Guru memeriksa kehadiran, merapikan pakaian, serta posisi tempat

duduk disesuakan dengan kegiatan pembelajaran

108

d. Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabarnya siswa

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

f. Guru menyampaikan apersepsi dan mengkomunikasikan tujuan

pembelajaran hari ini

6. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

13) Guru menyiapkan siswa untuk masuk ke dalam pembelajaran

dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan

materi: “siapa yang setiap hari bernafas?” “cara melakukannya

bagaimana?”

14) Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa terkait alat

pernapasan pada manusia.

15) Siswa diminta mendengarkan pembahasan yang diterangkan

oleh guru.

b. Elaborasi

1) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan pada

manusia (hidung) dengan menggunakan media gambar yang

telah disiapkan

2) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan pada

manusia (faring) dengan menggunakan media gambar yang telah

disiapkan

3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 siswa

4) Guru membagikan puzzle picture yang berisikan gambar hidung

dan laring kepada setiap kelompok

5) Guru meminta siswa untuk berdiskusi memasangkan puzzle

picture dan memberikan keterangan disetiap gambar dengan

kelompoknya

6) Setelah masing-masing kelompok dapat menyelesaiakan

permainan puzzle picture, guru memberikan Lembar kerja

evaluasi, siswa diminta untuk mengerjakannya

109

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai

hal-hal yang belum jelas.

2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3) Guru membantu sisiwa yang masih mengalami kesulitan dalam

memahami materi

7. Kegiatan Penutup

a. Guru bersama siswa merangkum materi yang dipelajari

b. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama

tentang alat pernapasan bagian hidung dan laring

c. Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri palajaran dan salah

satu siswa memimpinnya.

I. Penilaian

Jenis penilaian : Tes Tertulis

Skor Penilaian :

Pilihan ganda = Jumlah jawaban benar (1) x 5 = Nilai (5)

Isian singkat = Jumlah jawaban benar (3) x 5 = Nilai (15)

Total nilai (100) = (Nilai Pilihan Ganda + Nilai Isian Singkat) x 5

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang

benar!

1. Proses menghirup oksigen dan melepaskan karbondioksida disebut ....

a. Pernapasan

b. Peredaran karbondioksida

c. Pencernaan

d. Peredaran oksigen

2. Gas yang dihirup manusia dalam proses pernapasan adalah ....

a. Hidrogen

b. Oksigen

c. Karbondioksida

110

d. Nitrogen

3. Jika kita bernapas, maka gas yang kita keluarkan adalah ....

a. CO2

b. O2

c. H2

d. H2O

4. Pernapasan pada manusia yang baik dimulai dari ....

a. Mulut – kerongkongan

b. Mulut – tenggorokan

c. Hidung – tenggorokan

d. Hidung – kerongkongan

5. Rambut hidung dan selaput lendir berguna untuk ....

a. Mengikat oksigen

b. Membasahi pangkal tenggorok

c. Mengeluarkan kotoran

d. Menyaring udara yang masuk

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan isian yang benar!

1. Selaput lendir terletak di dalam rongga hidung bagian ....

2. Hidung berfungsi sebagai indra ....

3. Bernapas dapat dilakukan melalui mulut atau hidung. Apakah alat yang

tepat untuk melakukan pernapasan?

4. Laring merupakan saluran pernapasan yang terdapat di ....

5. Bernapas merupakan proses pengambilan ... dari udara bebas dan

pengeluaran ... dan ....

KUNCI JAWABAN

A. Pilihan ganda

1. A (Pernapasan)

2. B (Oksigen)

3. A (CO2)

4. C (Hidung - tenggorokan)

5. D (Menyaring udara yang masuk)

111

B. Isian singkat

1. Depan

2. Pembau

3. Hidung

4. Tenggorokan

5. Oksigen, karbondioksida, uap air.

Boyolali, 24 Juli 2017

Mengetahui,

Kepala Madrasah Guru Kelas V

Ahmadi, S. Pd. I Joko Widodo, S. Pd. I

NIP : 196306221991021001 NIP:

112

113

114

Lampiran 8

Evaluasi Pertemuan Ke – 1

Nama :

Kelas :

No. :

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang

benar!

1. Proses menghirup oksigen dan melepaskan karbondioksida disebut ....

a. Pernapasan

b. Peredaran karbondioksida

c. Pencernaan

d. Peredaran oksigen

2. Gas yang dihirup manusia dalam proses pernapasan adalah ....

a. Hidrogen

b. Oksigen

c. Karbondioksida

d. Nitrogen

3. Jika kita bernapas, maka gas yang kita keluarkan adalah ....

a. CO2

b. O2

c. H2

d. H2O

4. Pernapasan pada manusia yang baik dimulai dari ....

a. Mulut – kerongkongan

b. Mulut – tenggorokan

c. Hidung – tenggorokan

d. Hidung – kerongkongan

115

5. Rambut hidung dan selaput lendir berguna untuk ....

a. Mengikat oksigen

b. Membasahi pangkal tenggorok

c. Mengeluarkan kotoran

d. Menyaring udara yang masuk

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan isian yang benar!

1. Selaput lendir terletak di dalam rongga hidung bagian ....

2. Hidung berfungsi sebagai indra ....

3. Bernapas dapat dilakukan melalui mulut atau hidung. Apakah alat yang

tepat untuk melakukan pernapasan?

4. Laring merupakan saluran pernapasan yang terdapat di ....

5. Bernapas merupakan proses pengambilan ... dari udara bebas dan

pengeluaran ... dan ....

116

LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN SIKLUS I

Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede

Nama Guru : Istiqomah

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/ Semester : V / I

Hari/ Tanggal : Senin, 24 Juli 2017

Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada Manusia

Jumlah Siswa : 22

No Aspek Yang Diamati Skor

A B C D

A. Persiapan guru dalam mengajar

a. Menyiapkan RPP √

b. Menyiapkan presensi, lembar pengamatan, lembar

evaluasi √

c. Menyiapkan perlengkapan mengajar √

B. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan

apersepsi

a. Salam pembuka √

b. Mengkondisikan kelas √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

d. Memberikan motivasi untuk belajar √

C. Penyampaian materi pokok

a. Menyampaikan materi dengan jelas √

b. Menekankan bagian-bagian terpenting dalam

pelajaran √

c. Melaksanakan pembelajaran dengan runtut √

117

D. Kemampuan guru dalam menguasai kelas

a. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya jawab √

b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √

c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu yang telah direncanakan √

E. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle picture

alat pernapasan pada manusia

a. Guru menggunakan media puzzle picture secara

efektif √

b. Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan

menggunakan media puzzle picture √

c. Penguasaan guru terhadap materi dengan

menggunakan media puzzle picture alat pernapasan

pada manusia

d. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan media puzzle

picture √

F. Kemampuan guru dalam menutup pembelajaran

a. Memberikan lembar evaluasi berupa tes tertulis

individu √

b. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan

melibatkan siswa √

c. Memberikan tindak lanjut dengan nasihat atau arahan √

d. Salam penutup √

Jumlah 8 10 3

Total 68

Kategori Baik

118

Keterangan:

Skor Nilai

A = 4 (baik sekali)

B = 3 (baik)

C = 2 (cukup)

D = 1 (kurang)

Boyolali, 24 Juli 2017

Guru Kelas V Pengamat

Joko Widodo, S. Pd. I Istiqomah

NIP: NIP:

Mengetahui,

Kepala Madrasah

Ahmadi, S. Pd. I

NIP: 196306221991021001

119

Lembar Observasi Siswa Siklus I

No Aspek Pengamatan

Skala

Penilaian Keterangan

B C K

1. Siswa menjawab salam

dengan semangat √

Ada beberapa siswa yang

tidak menjawab salam

2. Siswa merespon panggilan

presensi dari guru √

Siswa mendengarkan

namanya masing-masing

3. Siswa menjawab pertanyaan

apersepi dari guru √

Siswa merespon pertanyaan

apersepsi dari guru

4. Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru √

Masih ada beberapa siswa

yang tidak memperhatikan

5.

Siswa memahami materi

pelajaran dengan

menggunakan media Puzzle

Picture

Beberapa siswa memahami

materi pelajaran dengan

menggunakan media puzzle

picture

6. Siswa semangat mengikuti

pembelajaran IPA √

Beberapa siswa aktif dalam

mengikuti pembelajaran IPA

7. Siswa memberikan umpan

balik dari penjelasan guru √

Masih banyak sekali siswa

yang tidak memberikan

umpan balik

8. Siswa berani mengajukan

pertanyaan pada guru √

Ada siswa yang berani, ada

yang tidak berani

9. Siswa mengerjakan latihan

soal √

Seluruh siswa mengerjakan

latihan soal dengan tidak

menyontek temannya

10. Siswa menjawab salam

penutup √

Siswa menjawab salam

dengan baik

120

Keterangan

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

Boyolali, 24 Juli 2017

Guru Kelas V Pengamat

Joko Widodo, S. Pd. I Istiqomah

NIP: NIP:

Mengetahui,

Kepala Madrasah

Ahmadi, S. Pd. I

NIP: 196306221991021001

121

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS II

Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/ Semester : V / I

Materi Pokok : Alat Pernapasan Manusia

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

C. Standar Kompetensi

1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan

B. Kompetensi Dasar

1.2. Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia

C. Indikator

1. Menjelaskan tentang pengertian pernapasan

2. Mengidentifikasi alat pernapasan manusia (trakea)

3. Mengidentifikasi alat pernapasan manusia (paru-paru)

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui penjelasan guru siswa dapat menjelaskan tentang pengertian

pernapasan

2. Melalui media pembelajaran puzzle picture siswa dapat menjelaskan alat

pernapasan pada manusia, yaitu trakea

3. Melalui media pembelajaran puzzle picture siswa dapat menjelaskan alat

pernapasan pada manusia, yaitu paru-paru

122

E. Materi

Alat Pernapasan Manusia

Gambar 2.2 Trakea dan Paru-paru

(Sumber: https://www.emaze.com/)

1. Batang Tenggorok (Trakea)

Udara pernapasan dari hidung turun ke batang tenggorokan

(trakhea). Saat kamu bernapas, trakea terbuka sehingga udara dapat

masuk. Di dalam trakea terdapat selaput lendir yang berambut getar.

Selaput lendir berfungsi untuk mengeluarkan kotoran yang masuk

bersama udara.

Tenggorokan merupakan sebuah saluran yang panjangnya kira-kira

9 cm. Batang tenggorok tersusun atas tulang-tulang rawan yang berbentuk

cincin. Pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus. Bulu-bulu halus

berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih dapat lolos ke

tenggorokan.

Ujung trakhea bercabang menjadi dua bagian. Cabang-cabang ini

disebut bronkus. Bronkus kanan menuju paru-paru kanan. Bronkus kiri

menuju paru-paru kiri. Bronkus akan bercabang lagi yang disebut

bronkiolus. Pada ujung bronkiolus terdapat gelembung halus berisi udara

yang disebut alveolus. Di dalam alveolus terjadi pertukaran oksigen dan

karbondioksida dan uap air. Bronkitis adalah penyakit yang menyerang

bronkus.

123

2. Paru-Paru

Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas diafragma.

Diafragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut. Paru-paru

ada dua buah yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri

terdiri atas dua gelambir. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir. Paru-

paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Di dalam

paru-paru terdapat cabang-cabang bronkus yang disebut bronkiolus.

Bronkiolus juga memiliki percabangan yang jumlahnya sangat

banyak. Cabang-cabang tersebut sangat halus dan tipis. Tiap-tiap ujung

cabang membentuk kantung berdinding tipis yang disebut alveolus.

Alveolus merupakan gelembung yang sangat tipis. Gelembung tersebut

diselimuti pembuluh kapiler darah. Pada alveolus terjadi pertukaran gas

O2 dan CO2.

Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus, oksigen

melewati dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb)

darah. Setelah itu, darah akan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.

Dalam tubuh, oksigen digunakan untuk proses pembentukan energi. Pada

proses tersebut dihasilkan energi dan gas karbon dioksida (CO2).

CO2 tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah itu,

darah akan membawa CO2 ke paru-paru. CO2 dari paru-paru menuju

tenggorokan, kemudian ke lubang hidung untuk dikeluarkan dari dalam

tubuh. Proses pernapasan dibedakan menjadi 2, yaitu pernapasan dada dan

pernapasan perut. Pernapasan dada akibat kontraksi otot antar tulang

rusuk. Sedangkan pernapasan perut akibat kontraksi diafragma.

F. Metode Pembelajaran

1. Cermah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

G. Media, Alat, dan Sumber Pelajaran

1. Media : Gambar Trakea, Gambar Paru-paru, Puzzle Picture

124

2. Alat : Papan Tulis, Alat Tulis

3. Sumber Pelajaran : Buku BSE IPA (Choiril Azmiyawati, dkk) 2008

: Buku IPA Untuk SD/ MI Kelas 5 (Kusnin) 2008

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pembelajaran

Apersepsi

1) Peserta didik harus kondisi siap menerima pelajaran

2) Guru mengucapkan salam dan berdo‟a bersama

3) Guru memeriksa kehadiran, merapikan pakaian, serta posisi tempat

duduk disesuakan dengan kegiatan pembelajaran

4) Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabarnya siswa

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

6) Guru menyampaikan apersepsi dan mengkomunikasikan tujuan

pembelajaran hari ini

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1) Guru menyiapkan siswa untuk masuk ke dalam pembelajaran

dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi:

“gas yang kita hirup setiap hari dinamakan apa?”

2) Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa terkait alat pernapasan

pada manusia.

3) Siswa diminta mendengarkan pembahasan yang diterangkan oleh

guru.

b. Elaborasi

1) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan pada

manusia (trakea) melalui metode ceramah dan menggunakan media

gambar yang telah disiapkan

2) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang alat pernapasan pada

manusia (paru-paru) melalui metode ceramah dan menggunakan

media gambar yang telah disiapkan

125

3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 siswa

4) Guru membagikan puzzle picture yang berisikan gambar hidung

dan laring kepada setiap kelompok

5) Guru meminta siswa untuk berdiskusi memasangkan puzzle picture

dan memberikan keterangan disetiap gambar dengan kelompoknya

6) Setelah masing-masing kelompok dapat menyelesaiakan permainan

puzzle picture, guru memberikan Lembar kerja evaluasi, siswa

diminta untuk mengerjakannya

c. Konfirmasi

1) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai hal-

hal yang belum jelas.

2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3) Guru membantu sisiwa yang masih mengalami kesulitan dalam

memahami materi

3. Kegiatan Penutup

a. Guru bersama siswa merangkum materi yang dipelajari

b. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama

tentang alat pernapasan bagian trakea dan paru-paru

c. Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri palajaran dan salah

satu siswa memimpinnya.

I. Penilaian

Jenis penilaian : Tes Tertulis

Skor Penilaian :

Pilihan ganda = Jumlah jawaban benar (1) x 5 = Nilai (5)

Isian singkat = Jumlah jawaban benar (3) x 5 = Nilai (15)

Total nilai (100) = (Nilai Pilihan Ganda + Nilai Isian Singkat) x 5

126

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang

benar!

1. Cabang-cabang bronkus disebut ....

a. Faring

b. Trakhea

c. Paru-paru

d. Bronkiolus

2. Ujung bronkiolus yang merupakan kantung berdinding tipis disebut ....

a. Bronkus

b. Trakhea

c. Alveolus

d. Batang tenggorok

3. Organ berikut yang termasuk alat pernapasan manusia adalah ....

a. Paru-paru

b. Kerongkongan

c. Lambung

d. Jantung

4. Urutan masuknya udara saat bernapas adalah ....

a. Udara bebas – hidung – laring – trakhea – faring

b. Udara bebas – hidung – laring – trakhea – paru-paru

c. Udara bebas – hidung – trakhea – laring – paru-paru

d. Udara bebas – hidung – cabang tenggorok – trakhea

5. Pernapasan akibat dari kontraksi otot antar tulang rusuk adalah ....

a. Dada

b. Perut

c. Jantung

d. Hati

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan isian yang benar!

1. Selaput lendir yang terdapat di dalam trakea berfungsi ....

2. Ujung bronkiolus terdapat gelembung halus berisi udara yang disebut ....

3. Yang dimaksud dengan diafragma adalah ....

127

4. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut ....

5. Proses pernapasan dibedakan menjadi 2, yaitu ....

KUNCI JAWABAN

A. Pilihan ganda

1. D (Bonkiolus)

2. C (Alveolus)

3. A (Paru-Paru)

4. B (Udara bebas – hidung – laring – trakhea – paru-paru)

5. A (Dada)

B. Isian singkat

1. Untuk mengeluarkan kotoran yang masuk bersama udara

2. Alveolus

3. Sekat antara rongga dada dan rongga perut

4. Pleura

5. Pernapasan dada dan pernapasan perut

Boyolali, 02 Agustus 2017

Mengetahui,

Kepala Madrasah Guru Kelas V

Ahmadi, S. Pd. I Joko Widodo, S. Pd. I

NIP : 196306221991021001 NIP:

128

129

130

Lampiran 13

Evaluasi Pertemuan ke – 2

Nama :

Kelas :

No. :

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang

benar!

1. Cabang-cabang bronkus disebut ....

a. Faring

b. Trakhea

c. Paru-paru

d. Bronkiolus

2. Ujung bronkiolus yang merupakan kantung berdinding tipis disebut ....

a. Bronkus

b. Trakhea

c. Alveolus

d. Batang tenggorok

3. Organ berikut yang termasuk alat pernapasan manusia adalah ....

a. Paru-paru

b. Kerongkongan

c. Lambung

d. Jantung

4. Urutan masuknya udara saat bernapas adalah ....

a. Udara bebas – hidung – laring – trakhea – faring

b. Udara bebas – hidung – laring – trakhea – paru-paru

c. Udara bebas – hidung – trakhea – laring – paru-paru

131

d. Udara bebas – hidung – cabang tenggorok – trakhea

5. Pernapasan akibat dari kontraksi otot antar tulang rusuk adalah ....

a. Dada

b. Perut

c. Jantung

d. Hati

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan isian yang benar!

1. Selaput lendir yang terdapat di dalam trakea berfungsi ....

2. Ujung bronkiolus terdapat gelembung halus berisi udara yang disebut ....

3. Yang dimaksud dengan diafragma adalah ....

4. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut ....

5. Proses pernapasan dibedakan menjadi 2, yaitu ....

132

LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN SIKLUS II

Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede

Nama Guru : Istiqomah

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/ Semester : V / I

Hari/ Tanggal : Rabu, 02 Agustus 2017

Materi Pokok : Alat Pernapasan Pada Manusia

Jumlah Siswa : 22

No Aspek Yang Diamati

Skor

A B C D

A. Persiapan guru dalam mengajar

a. Menyiapkan RPP √

b. Menyiapkan presensi, lembar pengamatan, lembar

evaluasi

c. Menyiapkan perlengkapan mengajar √

B. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan

apersepsi

a. Salam pembuka √

b. Mengkondisikan kelas √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

d. Memberikan motivasi untuk belajar √

C. Penyampaian materi pokok

a. Menyampaikan materi dengan jelas √

133

b. Menekankan bagian-bagian terpenting dalam

pelajaran √

c. Melaksanakan pembelajaran dengan runtut √

D. Kemampuan guru dalam menguasai kelas

a. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya jawab √

b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √

c. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu yang telah direncanakan

E.

Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle picture

alat pernapasan pada manusia

a. Guru menggunakan media puzzle picture secara

efektif

b. Menjelaskan jalannya pembelajaran dengan

menggunakan media puzzle picture

c. Penguasaan guru terhadap materi dengan

menggunakan media puzzle picture alat

pernapasan pada manusia

d. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan media

puzzle picture

F. Kemampuan guru dalam menutup pembelajaran

a. Memberikan lembar evaluasi berupa tes tertulis

individu

134

b. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan

melibatkan siswa

c. Memberikan tindak lanjut dengan nasihat atau

arahan

d. Salam penutup √

Jumlah 18 1

Total 81

Kategori Baik Sekali

Keterangan:

Skor Nilai

A = 4 (baik sekali)

B = 3 (baik)

C = 2 (cukup)

D = 1 (kurang)

Boyolali, 02 Agustus 2017

Guru Kelas V Pengamat

Joko Widodo, S. Pd. I Istiqomah

NIP: NIP:

Mengetahui,

Kepala Madrasah

Ahmadi, S. Pd. I

NIP: 196306221991021001

135

Lembar Observasi Siswa Siklus II

No Aspek Pengamatan

Skala

Penilaian Keterangan

B C K

1. Siswa menjawab salam

dengan semangat √

Seluruh siswa sudah

menjawab salamdengan baik

2. Siswa merespon panggilan

presensi dari guru √

Siswa merespon namanya

masing-masing

3. Siswa menjawab pertanyaan

apersepi dari guru √

Siswa merespon pertanyaan

apersepsi dari guru

4. Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru √

Seluruh siswa

memperhatikan penjelasan

dari guru

5.

Siswa memahami materi

pelajaran dengan

menggunakan media Puzzle

Picture

Seluruh siswa memahami

materi pelajaran dengan

menggunakan media puzzle

picture

6. Siswa semangat mengikuti

pembelajaran IPA √

Siswa semangat dalam

mengikuti pembelajaran IPA

7. Siswa memberikan umpan

balik dari penjelasan guru √

Siswa memberikan umpan

balik dengan baik

8. Siswa berani mengajukan

pertanyaan pada guru √

Siswa berani mengajukan

pertanyaan

9. Siswa mengerjakan latihan

soal √

Seluruh siswa mengerjakan

latihan soal dengan rajin

10. Siswa menjawab salam

penutup √

Siswa menjawab salam

dengan baik

136

Keterangan

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

Boyolali, 02 Agustus 2017

Guru Kelas V Pengamat

Joko Widodo, S. Pd. I Istiqomah

NIP: NIP:

Mengetahui,

Kepala Madrasah

Ahmadi, S. Pd. I

NIP: 196306221991021001

137

Lampiran 16

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Gambar 1. Guru Menjelaskan Materi Siklus I

Gambar 2. Siswa Memasang Puzzle Picture dengan Kelompoknya Siklus I

138

Gambar 3. Siswa Sedang Berdiskusi dengan Kelompoknya Siklus I

Gambar 4. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusinya Siklus I

139

Gambar 5. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus I

Gambar 6. Siswa Memasang Puzzle Picture dengan Kelompoknya Siklus II

140

Gambar 7. Siswa Sedang Berdiskusi dengan Kelompoknya Siklus II

Gambar 8. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusinya Siklus II

Gambar 9. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus II

141

Gambar 10. Foto Seluruh Siswa Bersama Guru

Gambar 11. Foto Seluruh Siswa

142

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Diah Amanah

NIM : 115-13-082

Fakultas/ Jurusan : FTIK/ PGMI

Dosen PA : Dr. Budiyono Saputro, M. Pd

No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai

1 Sertifikat OPAK STAIN Salatiga

2013

26-27 Agustus

2013

Peserta 3

2. Sertifikat OPAK Tarbiyah 2013 29 Agustus 2013 Peserta 3

3. Sertifikat Library User Education

UPT Perpustakaan STAIN Salatiga

16 September

2013

Peserta 2

4. Sertifikat Dalam Acara Training

Pembuatan Makalah yang

diselenggarakan oleh Lembaga

Dakwah Kampus (LDK) Darul

Amal STAIN Salatiga

18 September

2013

Peserta 2

5. Sertifikat Rangkaian Kegiatan

Menuju Launching Dalam Kegiatan

Bedah Buku Pemikiran Keagamaan

A. Mukti Ali (Bapak Ilmu

Perbandingan Agama Di Indonesia)

03 Oktober 2013 Peserta 2

6. Sertifikat Dalam Acara Diskusi

Publik “Dialog Antar Agama :

Jalan Menuju Perdamaian Dan

Kerukunan Umat Beragama”

15 Maret 2014 Peserta 2

7. Sertifikat Seminar Nasional

IMM“Peran Mahasiswa Sebagai

Kontrol Masyarakat Dalam Pesta

Demokrasi 2014”

29 Maret 2014 Peserta 8

8. Sertifikat Seminar Kebangsaan

Konsolidasi Masa Depan

Demokrasi Upaya Mencegah

Konflik Menjelang Pilpres 2014

28 April 2014 Peserta 2

9. Sertifikat Seminar Dan Deklarasi

Damai “Selamatkan Yogyakarta

Dari ISIS”

28 Agustus 2014 Peserta 2

10. Sertifikat PLCPP XXIV “PLCPP

sebagai Langkah Rekonstruktif

Karakter Pandega dalam

Membangun Racana yang Loyal

dan Bermartabat”

26 – 29

September 2014

Peserta 2

11. Sertifikat Seminar Nasional

Koperasi Mahasiswa (KOPMA)

FATAWA IAIN SALATIGA

15 April 2015 Peserta 8

143

“Peranan Technopreneur Dalam

Mendukung Program Pemerintah

Melalui Ekonomi Kreatif”

12. Seminar Regional HMI

“Membumikan Peran dan

Tantangan Pemuda dalam

Masyarakat Ekonomi ASEAN”

22 April 2015 Peserta 2

13. Sertifikat Lomba Juara 1 Dalam

Rangka Kegiatan Milad-XIII LDK

Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga

“Aktualisasi Dakwah dalam

Membentuk Generasi yang

Bertaqwa, Berilmu, dan Berakhlak

Mulia”

06 Mei 2015 Peserta 3

14. Sertifikat Seminar Nasional

Anjangsana AS #12 IAIN

SALATIGA “Mencegah Generasi

Pemuda Islam Dari Pengaruh

Radiklisme ISIS”

06 Mei 2015 Peserta 8

15. Sertifikat Seminar Nasional HES

IAIN SALATIGA “Perbankan

Syari‟ah Di Indonesia : Antara

Teori Dan Praktik”

04 November

2015

Peserta 8

16. Sertifikat Seminar Nasional HMJ

PGMI IAIN SALATIGA

“Indonesia Budayaku Indonesia

Warisanku (Salatiga Kota Pusaka)”

02 Juni 2016 Peserta 8

17. Sertifikat DEMA FEBI IAIN

SALATIGA “Menumbuhkan

Semangat Berbagi Dan

Kebersamaan Sesama Muslim Di

Bulan Suci Ramadhan”

23 Juni 2016 Peserta 2

18. Sertifikat Seminar “Dekonstruksi

Pemahaman Keagamaan Pemicu

Terorisme (Kampanye Melawan

Radikalisme dan Terorisme)”

27 September

2016

Peserta 2

19. Sertifikat Seminar Nasional HMJ

DIII Perbankan Syari‟ah IAIN

SALATIGA “Optimalisasi Sumber

Daya Insani dalam Menghadapi

Dunia Wirausaha”

29 September

2016

Peserta 8

20. Sertifikat Seminar SEMA FEBI

IAIN SALATIGA “Peran Politik

04 Oktober 2016 Peserta 2

144

Salatiga, 18 Juli 2017

Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

Achmad Maimun, M.Ag.

NIP. 19700510 199803 1 003

145