penggunaan obat rasional

23
PENGGUNAAN OBAT PENGGUNAAN OBAT RASIONAL RASIONAL Prof. Dr. Suwaldi Martodihardjo, M.Sc., Prof. Dr. Suwaldi Martodihardjo, M.Sc., Apt Apt Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

Upload: naasir

Post on 20-Mar-2016

688 views

Category:

Documents


80 download

DESCRIPTION

PENGGUNAAN OBAT RASIONAL. Prof. Dr. Suwaldi Martodihardjo, M.Sc., Apt Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

PENGGUNAAN OBAT PENGGUNAAN OBAT RASIONAL RASIONAL

Prof. Dr. Suwaldi Martodihardjo, M.Sc., AptProf. Dr. Suwaldi Martodihardjo, M.Sc., AptFakultas Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Gadjah MadaUniversitas Gadjah Mada

Proses pelayanan pasien adalah suatu metode Proses pelayanan pasien adalah suatu metode yang sistematik dan komprehensif dan yang sistematik dan komprehensif dan digunakan untuk digunakan untuk mengidentifikasi, mengidentifikasi, menyelesaikan, menyelesaikan, dandan mencegah problema- mencegah problema-problema dalam terapi obatproblema dalam terapi obat..

Suatu problema terapi obat adalah suatu aspek Suatu problema terapi obat adalah suatu aspek terapi obat pada pasien yang mengganggu hasil terapi obat pada pasien yang mengganggu hasil terapi pasien yang positif dan yang diinginkan.terapi pasien yang positif dan yang diinginkan.

Proses pelayanan pasien:Proses pelayanan pasien:1. melakukan asesmen terhadap kebutuhan pasien 1. melakukan asesmen terhadap kebutuhan pasien

akan obat,akan obat,2. pembuatan rencana pelayanan yang memenuhi 2. pembuatan rencana pelayanan yang memenuhi

kebutuhan pasien akan obat,kebutuhan pasien akan obat,3. 3. melakukan evaluasi tindak lanjut untuk melakukan evaluasi tindak lanjut untuk

menentukan apakah hasil terapi positif telah menentukan apakah hasil terapi positif telah diperoleh.diperoleh.

Asesmen Terhadap Kebutuhan Pasien Akan ObatAsesmen Terhadap Kebutuhan Pasien Akan Obat

Langkah pertama dalam asesmen ini adalah Langkah pertama dalam asesmen ini adalah mengidentifikasi kebutuhan pasien akan obat dengan mengidentifikasi kebutuhan pasien akan obat dengan cara mengoleksi, menyususn, dan mengintegrasikan cara mengoleksi, menyususn, dan mengintegrasikan informasi-informasi tentang pasien, obat, dan penyakit informasi-informasi tentang pasien, obat, dan penyakit pasien.pasien.

Pasien merupakan sumber informasi primer; termasuk Pasien merupakan sumber informasi primer; termasuk di dalamnya adalah menanyakan pada pasien apa yang di dalamnya adalah menanyakan pada pasien apa yang diinginkan dan apa yang tidak diinginkan, dan pula diinginkan dan apa yang tidak diinginkan, dan pula menentukan seberapa jauh pasien mengerti terapi menentukan seberapa jauh pasien mengerti terapi obat yang diberikan pada pasien itu.obat yang diberikan pada pasien itu.

Informasi selain dapat diperoleh dari pasien, juga Informasi selain dapat diperoleh dari pasien, juga dapat diperoleh dari dapat diperoleh dari aanggota keluarga pasien atau nggota keluarga pasien atau orang yang merawat pasien. Infoorang yang merawat pasien. Inforrmasi juga dapat masi juga dapat diperoleh dari catatan/rekam medik pasien.diperoleh dari catatan/rekam medik pasien.

Tipe-tipe informasi yang relevan Tipe-tipe informasi yang relevan adalah:adalah:

1. Informasi tentang pasien1. Informasi tentang pasien– Informasi demografi dan latar belakang, Informasi demografi dan latar belakang,

seperti umur, jenis kelamin, bobot, dan seperti umur, jenis kelamin, bobot, dan tinggi badan.tinggi badan.

– Riwayat sosial yang meliputi pengaturan Riwayat sosial yang meliputi pengaturan kehidupannya (life-style), pekerjaan, dan kehidupannya (life-style), pekerjaan, dan kebutuhan-kebutuhan spesifik.kebutuhan-kebutuhan spesifik.

– Riwayat keluarga, yaitu riwayat Riwayat keluarga, yaitu riwayat kesehatan orang-tua dan saudara-kesehatan orang-tua dan saudara-saudaranya.saudaranya.

– Infromasi asuransi/administrasi, misal Infromasi asuransi/administrasi, misal nama asuransi yang dipunyai, dokter yang nama asuransi yang dipunyai, dokter yang memberikan pelayanan kesehatan.memberikan pelayanan kesehatan.

2. 2. Infromasi tentang penyakitInfromasi tentang penyakit– Riwayat penyakit yang lalu,Riwayat penyakit yang lalu,– Problema medik yang dialami Problema medik yang dialami

sekarang,sekarang,– Riwayat penyakit sekarang,Riwayat penyakit sekarang,– Informasi-informasi yang Informasi-informasi yang

berhubungan dengan system berhubungan dengan system review, test fisik (physical exam), review, test fisik (physical exam), hasil laboratorium, dan hasil X-ray.hasil laboratorium, dan hasil X-ray.

– DiagnosisDiagnosis

3. 3. Informasi tentang obatInformasi tentang obat– Alergi terhadap obat, efek obat yang Alergi terhadap obat, efek obat yang

tidak dikehendaki (termasuk nama obat tidak dikehendaki (termasuk nama obat dan reaksi yang terjadi),dan reaksi yang terjadi),

– Obat-obat yang diresepkan,Obat-obat yang diresepkan,– Bagaimana obat tersebut diresepkan,Bagaimana obat tersebut diresepkan,– Bagaimana pasien menggunakan obatnya,Bagaimana pasien menggunakan obatnya,– Efektivitas dan efek samping obat-obat Efektivitas dan efek samping obat-obat

yang digunakan,yang digunakan,– Obat-obat tanpa resep, vitamin-vitamin, Obat-obat tanpa resep, vitamin-vitamin,

dan terapi alternatif yang digunakan,dan terapi alternatif yang digunakan,– Obat-obat dengan dan tanpa resep yang Obat-obat dengan dan tanpa resep yang

pernah digunakan (yang telah dihentikan pernah digunakan (yang telah dihentikan penggunaannya dalam 6 bulan terakhir).penggunaannya dalam 6 bulan terakhir).

Informasi tersebut, selanjutnya, disusun, Informasi tersebut, selanjutnya, disusun, dianalisis, dan diintegrasikan untuk keperluan:dianalisis, dan diintegrasikan untuk keperluan:

1. Penentuan apakah terapi obat pada pasien itu 1. Penentuan apakah terapi obat pada pasien itu telah rasional (sesuai, efektif, aman, dan telah rasional (sesuai, efektif, aman, dan menyenangkan pasien),menyenangkan pasien),

2. Identifikasi problema-problema terapi obat 2. Identifikasi problema-problema terapi obat yang mengganggu tujuan terapi, danyang mengganggu tujuan terapi, dan

3. Identifikasi problema-problema potensial 3. Identifikasi problema-problema potensial dalam terapi obat pada pasien.dalam terapi obat pada pasien.

Problema-problema yang berhubungan dengan Problema-problema yang berhubungan dengan terapi obat pada pasien dapat ditemukan terapi obat pada pasien dapat ditemukan dengan melakukan asesmen sungguh-sungguh dengan melakukan asesmen sungguh-sungguh terhadap informasi yang berhubungan dengan terhadap informasi yang berhubungan dengan pasien, obat, dan penyakit dan selanjutnya pasien, obat, dan penyakit dan selanjutnya ditentukan kerasionalan tiap regimen obat ditentukan kerasionalan tiap regimen obat yang digunakan oleh pasien.yang digunakan oleh pasien.

Kebutuhan Pasien tentang ObatKebutuhan Pasien tentang Obat

Lima kunci kebutuhan pasien tentang Lima kunci kebutuhan pasien tentang obat:obat:

1. 1. Pasien mempunyai indikasi yang Pasien mempunyai indikasi yang sesuai dengan tiap obat yang sesuai dengan tiap obat yang diberikan,diberikan,

2. 2. Terapi obat yang efektifTerapi obat yang efektif,,3. 3. Terapi obat yang aman, Terapi obat yang aman, 4. 4. Pasien patuh/bersesuaian dengan Pasien patuh/bersesuaian dengan

terapi obat dan segala aspek terapi terapi obat dan segala aspek terapi yang diperolehnyayang diperolehnya,, dan dan

5. 5. Pasien telah memperoleh terapi yang Pasien telah memperoleh terapi yang diperlukan untuk indikasi penyakit diperlukan untuk indikasi penyakit yang belum ditangani.yang belum ditangani.

Kebutuhan pasien tentang obat dapat Kebutuhan pasien tentang obat dapat menimbulkan problema bila kebutuhan menimbulkan problema bila kebutuhan tersebut tidak dipenuhi. tersebut tidak dipenuhi.

Kerasionalan pemberian obat pada Kerasionalan pemberian obat pada pasien sebetulnya dapat dicapai pasien sebetulnya dapat dicapai dengan memenuhi segala kebutuhan dengan memenuhi segala kebutuhan pasien tentang obat tersebut.pasien tentang obat tersebut.

Bila kebutuhan pasien tentang obat Bila kebutuhan pasien tentang obat tersebut tidak dipenuhi maka problema tersebut tidak dipenuhi maka problema terapi obat pada pasien timbul.terapi obat pada pasien timbul.

Problema terapi obat pada pasien dapat Problema terapi obat pada pasien dapat dikategorikan menjadi 8 (delapan) tipe dikategorikan menjadi 8 (delapan) tipe utama:utama:

1.1.Indikasi yang tidak diberi terapi. Pasien memerlukan terapi Indikasi yang tidak diberi terapi. Pasien memerlukan terapi obat untuk indikasi spesifik tetapi pasien tidak obat untuk indikasi spesifik tetapi pasien tidak memperolehnya.memperolehnya.

2. Pemilihan obat yang tidak tepat. Obat yang diberikan pada 2. Pemilihan obat yang tidak tepat. Obat yang diberikan pada pasien tidak efektif atau toksis.pasien tidak efektif atau toksis.

3. 3. Dosis subterapi. Dosis yang diberikan pada pasien terlalu Dosis subterapi. Dosis yang diberikan pada pasien terlalu kecil.kecil.

4. Dosis berlebihan. Dosis yang diterima pasien terlalu besar.4. Dosis berlebihan. Dosis yang diterima pasien terlalu besar.5. 5. Pasien tidak memperoleh obat. Pasien tidak meminum atau Pasien tidak memperoleh obat. Pasien tidak meminum atau

tidak menerima obat.tidak menerima obat.6. Reaksi obat tidak dikehendaki (ROTD). Pasien memperoleh 6. Reaksi obat tidak dikehendaki (ROTD). Pasien memperoleh

suatu kondisi sebagai akibat reaksi obat yang tidak suatu kondisi sebagai akibat reaksi obat yang tidak dikehendaki.dikehendaki.

77. Interaksi obat. Problem medik dapat timbul sebagai akibat . Interaksi obat. Problem medik dapat timbul sebagai akibat interaksi antara:interaksi antara:

– Obat – obat; Obat – makanan; Obat – nutrisi,Obat – obat; Obat – makanan; Obat – nutrisi,– Obat – minuman; Obat – penyakit; dan Obat – bahan dari Obat – minuman; Obat – penyakit; dan Obat – bahan dari

lingkungan.lingkungan.8. 8. Pasien memperoleh obat tanpa ada indikasi. Pasien Pasien memperoleh obat tanpa ada indikasi. Pasien

memperoleh obat tetapi pasien itu tidak mempunyai memperoleh obat tetapi pasien itu tidak mempunyai indikasi valid bagi obat tersebut.indikasi valid bagi obat tersebut.

Berbagai Penyebab Terjadinya Problema Berbagai Penyebab Terjadinya Problema Terapi ObatTerapi Obat

Problema Terapi Obat (PTO)Problema Terapi Obat (PTO) Penyebab PTOPenyebab PTO

Terapi obat yang tidak diperlukanTerapi obat yang tidak diperlukan . . Tidak ada indikasi medisTidak ada indikasi medis. Obat yang adiktif/ obat . Obat yang adiktif/ obat rekreasionalrekreasional. Terapi non obat lebih sesuai. Terapi non obat lebih sesuai. Terapi duplikasi. Terapi duplikasi. Terapi terhadap ADR yang . Terapi terhadap ADR yang dpt dihindaridpt dihindari

Pemilihan obat yang tidak tepatPemilihan obat yang tidak tepat . Sediaan obat yang tidak sesuai. Sediaan obat yang tidak sesuai. Adanya kontraindikasi. Adanya kontraindikasi. Kondisi refraktori thd obat. Kondisi refraktori thd obat. Obat tidak diindikasikan utk . Obat tidak diindikasikan utk kondisi tertentu pasienkondisi tertentu pasien. Adanya obat yang lebih efektif. Adanya obat yang lebih efektif

Problema terapi obat (PTO)Problema terapi obat (PTO) Penyebab PTOPenyebab PTO

Dosis subterapiDosis subterapi . Dosis keliru. Dosis keliru. Frekuensi pemakaian yang . Frekuensi pemakaian yang tidak tepattidak tepat. Lama pemakaian yang tidak . Lama pemakaian yang tidak tepattepat. Penyimpanan tidak benar. Penyimpanan tidak benar.Cara/rute penggunaan yang .Cara/rute penggunaan yang tidak benartidak benar

Interaksi obatInteraksi obat . Interaksi obat-obat. Interaksi obat-obat. Interaksi obat-makanan. Interaksi obat-makanan. Interaksi obat-minuman. Interaksi obat-minuman. Interaksi obat-nutrisi. Interaksi obat-nutrisi. Interaksi obat-penyakit. Interaksi obat-penyakit. Interaksi obat-bahan dari . Interaksi obat-bahan dari lingkunganlingkungan

Problema terapi obat (PTO)Problema terapi obat (PTO) Penyebab PTOPenyebab PTO

Reaksi obat tidak dikehendaki Reaksi obat tidak dikehendaki (ROTD)(ROTD)(Adverse drug reaction (ADR))(Adverse drug reaction (ADR))

. Obat tidak aman untuk pasien. Obat tidak aman untuk pasien

. Reaksi alergi. Reaksi alergi

. Pemakaian tidak benar. Pemakaian tidak benar

. Kenaikan/penurunan dosis . Kenaikan/penurunan dosis terlalu cepatterlalu cepat. Efek tidak dikehendaki. Efek tidak dikehendaki

Dosis terlalu besarDosis terlalu besar . Dosis keliru. Dosis keliru. Frekuensi pemakaian tidak tepat. Frekuensi pemakaian tidak tepat. Lama pemakaian tidak tepat. Lama pemakaian tidak tepat

Problema terapi obat (PTO)Problema terapi obat (PTO) Penyebab PTOPenyebab PTO

Komplians tidak terpenuhiKomplians tidak terpenuhi . Produk obat tidak tersedia. Produk obat tidak tersedia. Tidak mampu menebus obat. Tidak mampu menebus obat. Tidak dpt menelan/memekai obat. Tidak dpt menelan/memekai obat. Tidak mengerti aturan pemakaian . Tidak mengerti aturan pemakaian . Pasien memilih tidak memakai obat. Pasien memilih tidak memakai obat

Memerlukan tambahan terapi Memerlukan tambahan terapi obatobat

. Kondisi pasien yang belum . Kondisi pasien yang belum ditanganiditangani. Terapi sinergistik. Terapi sinergistik. Terapi profilaktik. Terapi profilaktik

Problema Terapi Obat ‘Aktual’ Problema Terapi Obat ‘Aktual’ dan ‘Potensial’dan ‘Potensial’

Problema terapi obat ‘aktual’:Problema terapi obat ‘aktual’: Problema yang telah terjadi dan problema itu harus Problema yang telah terjadi dan problema itu harus

diupayakan untuk dibenahi.diupayakan untuk dibenahi.

Problema terapi obat ‘potensial’:Problema terapi obat ‘potensial’: Problema yang sangat mungkin dapat terjadi dan Problema yang sangat mungkin dapat terjadi dan

pasien yang mendapat terapi itu mempunyai risiko pasien yang mendapat terapi itu mempunyai risiko untuk memproleh problema terkait bila intervensi tidak untuk memproleh problema terkait bila intervensi tidak dilakukan.dilakukan.

Contoh:Contoh:

Seorang pasien diketahui pernah mendapat reaksi Seorang pasien diketahui pernah mendapat reaksi hipersensitivitas terhadap amoksisilin. Kemudian, hipersensitivitas terhadap amoksisilin. Kemudian, pasien itu mendapat amoksisilin dengan resep dokter. pasien itu mendapat amoksisilin dengan resep dokter.

Apakah pasien menghadapi problema terapi obat actual Apakah pasien menghadapi problema terapi obat actual atau potensial ?atau potensial ?

Beberapa Contoh Problema Terapi ObatBeberapa Contoh Problema Terapi Obat

Pemakaian bersama-sama ciprofloxacin dan sucralfat, Pemakaian bersama-sama ciprofloxacin dan sucralfat, jumlah ciprofloxacin yang diabsorpsi dari saluran cerna jumlah ciprofloxacin yang diabsorpsi dari saluran cerna jauh berkurang sehingga kegagalan terapi dapat terjadi.jauh berkurang sehingga kegagalan terapi dapat terjadi.

Seseorang menggunakan obat kontrasepsi oral dan obat Seseorang menggunakan obat kontrasepsi oral dan obat lain atau bahan dari lingkungan yang menginduksi enzim lain atau bahan dari lingkungan yang menginduksi enzim pemetabolisme obat. Kehamilan dapat terjadi.pemetabolisme obat. Kehamilan dapat terjadi.

Interaksi antara digoxin dan verapamil. Verapamil dapat Interaksi antara digoxin dan verapamil. Verapamil dapat meningkatkan kadar digoxin dalam darah sebesar 44%; hal meningkatkan kadar digoxin dalam darah sebesar 44%; hal ini karena verapamil menurunkan sekresi digoxin melewati ini karena verapamil menurunkan sekresi digoxin melewati saluran empedu.saluran empedu.

Pasien yang mendapatkan obat felodipine dan meminum Pasien yang mendapatkan obat felodipine dan meminum jus jus jenis jerukjenis jeruk (grapefruit juice), kadar felodipine dalam (grapefruit juice), kadar felodipine dalam darah meningkat 3 kalinya. Spence (1997) melaporkan darah meningkat 3 kalinya. Spence (1997) melaporkan terjadinya kematian seorang pria berumur 29 tahun yang terjadinya kematian seorang pria berumur 29 tahun yang menggunakan terfenadine (antihistamine) dan meminum menggunakan terfenadine (antihistamine) dan meminum jus jus jenis jerukjenis jeruk 2 – 3 kali tiap minggunya. Kematian ini 2 – 3 kali tiap minggunya. Kematian ini diakibatkan oleh toksisitas terfenadine.diakibatkan oleh toksisitas terfenadine.

Beberapa Contoh Problema Terapi ObatBeberapa Contoh Problema Terapi Obat5. 5. Obat diuretika dapat menurunkan aktivitas obat antidiabetika, karena Obat diuretika dapat menurunkan aktivitas obat antidiabetika, karena

diuretika meningkatkan kadar gula darah.diuretika meningkatkan kadar gula darah.

Obat diuretika juga mempunyai efek meningkatkan kadar asam urat Obat diuretika juga mempunyai efek meningkatkan kadar asam urat dalam darah, karenanya penggunaan obat untuk mengurangi kadar dalam darah, karenanya penggunaan obat untuk mengurangi kadar asam urat darah perlu dilakukan penyesuaian.asam urat darah perlu dilakukan penyesuaian.

Obat diuretika dapat meningkatkan kehilangan kalium dan mineral Obat diuretika dapat meningkatkan kehilangan kalium dan mineral lainnya. lainnya.

Bila seseorang kekurangan kalium dalam darahnya secara Bila seseorang kekurangan kalium dalam darahnya secara berkelanjutan maka dia akan dapat mengalami:berkelanjutan maka dia akan dapat mengalami:

a. fragilitas tulang,a. fragilitas tulang, b. paralysis,b. paralysis, c. sterilitas,c. sterilitas, d. kelemahan otot,d. kelemahan otot, e. kerusakan saraf, e. kerusakan saraf, f. detak jantung tidak reguler (arrhythmia), danf. detak jantung tidak reguler (arrhythmia), dan g. kerusakan ginjal.g. kerusakan ginjal.

6. Telah dilaporkan tentang meninggalnya beberapa pasien yang 6. Telah dilaporkan tentang meninggalnya beberapa pasien yang memperoleh terapi dengan obat monoamine oksidase inhibitor memperoleh terapi dengan obat monoamine oksidase inhibitor (MAOI) setelah pasien itu menghentikan pemakaian obat (MAOI) setelah pasien itu menghentikan pemakaian obat fluoxetine. Direkomendasikan bahwa paling tidak perlu waktu 5 fluoxetine. Direkomendasikan bahwa paling tidak perlu waktu 5 minggu antara penghentian fluoxetine dan inisiasi terapi dengan minggu antara penghentian fluoxetine dan inisiasi terapi dengan MAOI.MAOI.

KesimpulanKesimpulan1. 1. Penggunaan obat menjadi rasional bila Penggunaan obat menjadi rasional bila

terapi obat memenuhi kebutuhan pasien terapi obat memenuhi kebutuhan pasien tentang terapi obat itu.tentang terapi obat itu.

2. 2. Penggunaan obat menjadi rasional bila Penggunaan obat menjadi rasional bila pasien tidak mendapat problema yang pasien tidak mendapat problema yang berhubungan dengan terapi obat tersebut.berhubungan dengan terapi obat tersebut.

3. 3. Penggunaan obat secara rasional akan Penggunaan obat secara rasional akan menghasilkan terapi dengan keuntungan menghasilkan terapi dengan keuntungan maksimal dan resiko minimal bagi pasien.maksimal dan resiko minimal bagi pasien.

4. 4. Penggunaan obat secara rasional akan Penggunaan obat secara rasional akan meningkatkan kualitas hidup pasien.meningkatkan kualitas hidup pasien.

5. 5. Tenaga kesehatan harus secara terus Tenaga kesehatan harus secara terus menerus mengusahakan peningkatan menerus mengusahakan peningkatan positive outcomepositive outcome bagi pasien. bagi pasien.

Safety of antimicrobials in pregnancySafety of antimicrobials in pregnancy Probable safe: These antimicrobials have demonstrated Probable safe: These antimicrobials have demonstrated

no important consistent risk. For example: no important consistent risk. For example: cephalosporins, erythromycin (base or stearate), fusidic cephalosporins, erythromycin (base or stearate), fusidic acid and penicillins.acid and penicillins.

To be used with caution: Drugs in this category should be used To be used with caution: Drugs in this category should be used only for specific bacteriologically proven indications, if a safer only for specific bacteriologically proven indications, if a safer alternative is not available, because they are associated with alternative is not available, because they are associated with theoretical risk.theoretical risk. For example: For example:

1. Aminoglycosides (possible ototoxicity)1. Aminoglycosides (possible ototoxicity) 2. Antitubercular drugs (cycloserine, ethambutol, 2. Antitubercular drugs (cycloserine, ethambutol, ethionamide, isoniazid, pyrazinamide, rifampicin)ethionamide, isoniazid, pyrazinamide, rifampicin) 3. Chloramphenicol (contraindicated at term)3. Chloramphenicol (contraindicated at term) 4. Metronidazole (teratogenicity)4. Metronidazole (teratogenicity) 5. Nitrofurantoin (neonatal hemolysis – contraindicated at 5. Nitrofurantoin (neonatal hemolysis – contraindicated at term)term) 6. Sulfonamides (contraindicated at term)6. Sulfonamides (contraindicated at term) 7. Tinidazole (avoid at 17. Tinidazole (avoid at 1stst trimester – risk unknown) trimester – risk unknown) 8. Trimethoprim (possible teratogenesis)8. Trimethoprim (possible teratogenesis) 9. Vancomycin9. Vancomycin

Safety of antimicrobials in pregnancySafety of antimicrobials in pregnancy Contraindicated: These have defined toxicity and are Contraindicated: These have defined toxicity and are

contraindicated for use in pregnancy.contraindicated for use in pregnancy.

For example:For example:- Chloramphenicol (aplastic anemia in mother, grey-baby Chloramphenicol (aplastic anemia in mother, grey-baby

syndrome)syndrome)- Erythromycin estolate (maternal hepatotoxicity)Erythromycin estolate (maternal hepatotoxicity)- Lincomycin and clindamycin (maternal Lincomycin and clindamycin (maternal

pseudomembranous colitis)pseudomembranous colitis)- Quinolones (possible arthropathy in the fetus)Quinolones (possible arthropathy in the fetus)- Sulfonamides (neonatal hemolysis, Sulfonamides (neonatal hemolysis,

methemoglobinemia and kernicterus)methemoglobinemia and kernicterus)- Tetracyclines (discoloration and dysplasia of teeth and Tetracyclines (discoloration and dysplasia of teeth and

bones)bones)

Causes of failure of antibiotic therapyCauses of failure of antibiotic therapy The main causes for failure of antibiotic The main causes for failure of antibiotic

therapy are:therapy are:- The wrong route of administration is used.The wrong route of administration is used.- The host defense mechanisms are not The host defense mechanisms are not

effective, because of either the location of the effective, because of either the location of the infection or because of their general infection or because of their general impairment.impairment.

- The drug cannot penetrate the site of The drug cannot penetrate the site of infection, e.g., brain, eye, prostate.infection, e.g., brain, eye, prostate.

- The organism other than the one responsible The organism other than the one responsible for infection was isolated (specially in for infection was isolated (specially in cultures from sputum and throat).cultures from sputum and throat).

- An abscess is not adequately drained.An abscess is not adequately drained.- A foreign body is not removed.A foreign body is not removed.- There is delay in the initiation of therapy.There is delay in the initiation of therapy.

Causes of failure of antibiotic therapyCauses of failure of antibiotic therapy

The main causes for failure of antibiotic The main causes for failure of antibiotic therapy are:therapy are:

- The administered doses are suboptimal.The administered doses are suboptimal.- The duration of therapy is inadequate.The duration of therapy is inadequate.- There is development of antimicrobial resistance of the There is development of antimicrobial resistance of the

infecting organism.infecting organism.- Superinfection by other pathogens have resulted.Superinfection by other pathogens have resulted.- There is dual infection initially but only one of the There is dual infection initially but only one of the

pathogens has been detected and treated.pathogens has been detected and treated.- The culture and sensitivity report provided by the The culture and sensitivity report provided by the

laboratory was erroneous.laboratory was erroneous.- The patient is not complying with the suggested The patient is not complying with the suggested

therapeutic regimen.therapeutic regimen.