penggunaan sistem informasi geografis berbasis web untuk pembentukan prototipe peta dasar pengairan...

13
1 PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMBENTUKAN PROTOTIPE PETA DASAR PENGAIRAN (STUDI KASUS : KABUPATEN SIDOARJO) Danar Linsa Setiawati 1 , DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, M.Sc 1 Program Studi Teknik Geomatika FTSP-ITS 1 , Surabaya, 60111, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Potensi Kabupaten Sidoarjo untuk pertanian dan perikananannya cukup tinggi, oleh karena itu untuk mempertahankan potensinya tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air permukaan, yang berfungsi sebagai evaluasi, monitoring serta operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi tersebut. Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan Sistem Informasi Geografis berbasis Web (SIG Web) dalam pembentukan peta dasar pengairan dengan menggunakan peta topografi Kabupaten Sidoarjo dengan skala 1:25.000 sebagai peta dasar, peta pengairan dan data inventarisasi saluran irigasi dan saluran pembuang dari Dinas PU Pengairan Kabupaten Sidoarjo. Pengolahan data menggunakan software AutoCAD Land Desktop 2004 dan ArcGIS 9.3 untuk pengolahan peta, MySQL untuk pembuatan database, Apache untuk pembuatan program web server dan MapServer untuk menampilkan peta di web. Hasil yang diperoleh dari pembuatan SIG Web peta dasar pengairan ini adalah terdapat 2 saluran primer, 38 saluran sekunder (yang memiliki ID), dan 40 saluran pembuang yang tersebar di seluruh Kabupaten Sidoarjo. Dari jaringan irigasi Delta Brantas ini dapat digunakan untuk irigasi pertanian di wilayah Kabupaten Sidoarjo seluas 22.947 Ha tanah pertanian. SIG Web Prototipe Peta Dasar Pengairan dapat dikunjungi di website dengan alamat http://www.sigpengairan-sidoarjo.web.id/ . Kata kunci : Jaringan Irigasi, SIG Web, Peta Dasar PENDAHULUAN Latar Belakang Topografi Kabupaten Sidoarjo merupakan suatu delta, yang terbentuk oleh sedimen dari muara Sungai Brantas. Sehingga Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua aliran sungai yaitu Sungai Surabaya dan Sungai Porong yang merupakan cabang dari Sungai Brantas yang berhulu di Kabupaten Malang. Dari bentuk topografi yang dimilikinya, wilayah Sidoarjo dibagi menjadi tiga wilayah berdasarkan tutupan lahanya yaitu wilayah bagian timur (29,99%) merupakan daerah pertambakan, wilayah bagian tengah (40,81%) merupakan pemukiman, perdagangan, dan pusat pemerintahan, dan wilayah bagian barat (29,20%) merupakan daerah pertanian. Potensi pertanian dan perikananannya cukup tinggi, oleh karena itu untuk mempertahankan potensinya tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air permukaan, dimana berfungsi sebagai evaluasi, monitoring serta operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi dan drainase lintas kabupaten/kota. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Satu wilayah kabupaten memiliki satu Daerah Irigasi (DI), untuk Kabupaten Sidoarjo

Upload: muhammad-firdaus-kamal

Post on 04-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakansatu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan danpembuangan air irigasi. Potensi Kabupaten Sidoarjo untuk pertanian dan perikananannya cukuptinggi, oleh karena itu untuk mempertahankan potensinya tersebut maka diperlukan suatupengelolaan sumber daya air permukaan, yang berfungsi sebagai evaluasi, monitoring sertaoperasional dan pemeliharaan jaringan irigasi tersebut.Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan Sistem Informasi Geografis berbasis Web(SIG Web) dalam pembentukan peta dasar pengairan dengan menggunakan peta topografiKabupaten Sidoarjo dengan skala 1:25.000 sebagai peta dasar, peta pengairan dan datainventarisasi saluran irigasi dan saluran pembuang dari Dinas PU Pengairan KabupatenSidoarjo. Pengolahan data menggunakan software AutoCAD Land Desktop 2004 dan ArcGIS 9.3untuk pengolahan peta, MySQL untuk pembuatan database, Apache untuk pembuatan program webserver dan MapServer untuk menampilkan peta di web.

TRANSCRIPT

  • 1

    PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK

    PEMBENTUKAN PROTOTIPE PETA DASAR PENGAIRAN

    (STUDI KASUS : KABUPATEN SIDOARJO)

    Danar Linsa Setiawati1, DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, M.Sc

    1

    Program Studi Teknik Geomatika FTSP-ITS1, Surabaya, 60111, Indonesia

    Email: [email protected]

    Abstrak

    Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan

    satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan

    pembuangan air irigasi. Potensi Kabupaten Sidoarjo untuk pertanian dan perikananannya cukup

    tinggi, oleh karena itu untuk mempertahankan potensinya tersebut maka diperlukan suatu

    pengelolaan sumber daya air permukaan, yang berfungsi sebagai evaluasi, monitoring serta

    operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi tersebut.

    Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan Sistem Informasi Geografis berbasis Web

    (SIG Web) dalam pembentukan peta dasar pengairan dengan menggunakan peta topografi

    Kabupaten Sidoarjo dengan skala 1:25.000 sebagai peta dasar, peta pengairan dan data

    inventarisasi saluran irigasi dan saluran pembuang dari Dinas PU Pengairan Kabupaten

    Sidoarjo. Pengolahan data menggunakan software AutoCAD Land Desktop 2004 dan ArcGIS 9.3

    untuk pengolahan peta, MySQL untuk pembuatan database, Apache untuk pembuatan program web

    server dan MapServer untuk menampilkan peta di web.

    Hasil yang diperoleh dari pembuatan SIG Web peta dasar pengairan ini adalah terdapat 2

    saluran primer, 38 saluran sekunder (yang memiliki ID), dan 40 saluran pembuang yang tersebar

    di seluruh Kabupaten Sidoarjo. Dari jaringan irigasi Delta Brantas ini dapat digunakan untuk

    irigasi pertanian di wilayah Kabupaten Sidoarjo seluas 22.947 Ha tanah pertanian. SIG Web

    Prototipe Peta Dasar Pengairan dapat dikunjungi di website dengan alamat

    http://www.sigpengairan-sidoarjo.web.id/.

    Kata kunci : Jaringan Irigasi, SIG Web, Peta Dasar

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Topografi Kabupaten Sidoarjo

    merupakan suatu delta, yang terbentuk oleh

    sedimen dari muara Sungai Brantas. Sehingga

    Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua

    aliran sungai yaitu Sungai Surabaya dan

    Sungai Porong yang merupakan cabang dari

    Sungai Brantas yang berhulu di Kabupaten

    Malang. Dari bentuk topografi yang

    dimilikinya, wilayah Sidoarjo dibagi menjadi

    tiga wilayah berdasarkan tutupan lahanya

    yaitu wilayah bagian timur (29,99%)

    merupakan daerah pertambakan, wilayah

    bagian tengah (40,81%) merupakan

    pemukiman, perdagangan, dan pusat

    pemerintahan, dan wilayah bagian barat

    (29,20%) merupakan daerah pertanian.

    Potensi pertanian dan perikananannya cukup

    tinggi, oleh karena itu untuk mempertahankan

    potensinya tersebut maka diperlukan suatu

    pengelolaan sumber daya air permukaan,

    dimana berfungsi sebagai evaluasi,

    monitoring serta operasional dan

    pemeliharaan jaringan irigasi dan drainase

    lintas kabupaten/kota.

    Jaringan irigasi adalah saluran,

    bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang

    merupakan satu kesatuan yang diperlukan

    untuk penyediaan, pembagian, pemberian,

    penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Satu

    wilayah kabupaten memiliki satu Daerah

    Irigasi (DI), untuk Kabupaten Sidoarjo

  • 2

    Daerah Irigasinya disebut dengan Delta

    Brantas.

    Di Kabupaten Sidoarjo sampai saat ini

    belum tersedia adanya peta dasar pengairan,

    yang dapat menunjang pengelolaan dan

    pemeliharaan saluran pengairan. Oleh karena

    itu, untuk memperoleh suatu pengelolaan dan

    pemeliharaan saluran yang sesuai dengan

    fungsinya maka dibutuhkan suatu prototipe

    peta dasar pengairan yang dapat digunakan

    sebagai dasar pembuatan peta-pata tematik

    lainnya yang berkaitan dengan sistem

    pengairan di wilayah Sidoarjo. Yang

    dimaksud dengan prototipe disini merupakan

    suatu model yang digunakan sebagai

    contoh/acuan yang sesuai dengan ketentuan-

    katentuan yang ada.

    Dalam hal ini Sistem Informasi

    Geografis dimanfaatkan untuk menampilkan

    persebaran jaringan sungai yang digunakan

    sebagai saluran irigasi dan saluran pembuang

    untuk sarana pengairan ke dalam bentuk web

    yang biasa disebut dengan Sistem Informasi

    Geografis Web (SIG Web). SIG Web ini dapat

    digunakan secara interaktif dan dapat

    dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan.

    Penggunaan prototipe peta dasar pengairan

    menggunakan SIG Web dapat digunakan

    untuk memudahkan dalam suatu pelaksanaan

    pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan,

    monitoring, dan pemeliharaan saluran

    pengairan di wilayah tersebut.

    Rumusan Permasalahan

    Rumusan masalah dalam penulisan

    tugas akhir ini adalah bagaimana membuat

    prototipe peta dasar pengairan Kabupaten

    Sidoarjo dengan menggunakan Sistem

    Informasi Geografis yang berbasis Web.

    Batasan Permasalahan

    Batasan masalah dari penulisan tugas

    akhir ini adalah:

    1. Daerah penelitian adalah Kabupaten Sidoarjo.

    2. Data yang digunakan adalah Peta Topografi RBI Kabupaten Sidoarjo

    skala 1 : 25.000, Peta Pengairan dalam

    hal ini adalah saluran irigasi dan

    saluran pembuang Kabupaten

    Sidoarjo.

    3. Database Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Sidoarjo, dalam

    hal ini data yang digunakan mengenai

    data inventarisasi saluran irigasi dan

    saluran pembuang Delta Brantas di

    Kabupaten Sidoarjo. Data saluran

    irigasi meliputi saluran primer dan

    saluran sekunder.

    4. Perencanaan sistem informasinya menggunakan AutoCAD Land Desktop

    2004 dan ArcGIS 9.3.

    5. Pembuatan basis data menggunakan Software MySQL.

    6. Pembuatan interface aplikasi menggunakan PHP + MapServer.

    Tujuan Tujuan penulisan tugas akhir ini

    adalah untuk membuat suatu Sistem Informasi

    Geografis berbasis web tentang pengairan

    untuk saluran irigasi dan saluran pembuang di

    Kabupaten Sidoarjo yang nantinya dapat

    digunakan sebagai prototipe peta dasar

    pengairan Kabupaten Sidoarjo.

    Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penulisan tugas akhir ini

    yaitu:

    1. Sistem Informasi Geografis pengairan Kabupaten Sidoarjo ini dapat

    dimanfaatkan aplikasinya dalam bentuk

    web baik secara internal oleh Dinas

    Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten

    Sidoarjo dan Teknik Geomatika ITS

    maupun secara eksternal.

    2. Kemudahkan dalam mendapatkan informasi geografis pengairan untuk

    pelaksanaan pengelolaan dan

    pembangunan/perbaikan sistem pengairan

    jaringan irigasi lintas kabupaten/kota.

    3. Prototipe peta dasar pengairan ini dapat dijadikan acuan untuk pembuatan peta

    tematik yang berhubungan dengan

  • 3

    jaringan sistem pengairan yang lainnya,

    khususnya untuk wilayah Kabupaten

    Sidoarjo.

    4. Dapat dijadikan evaluasi bagi instansi terkait untuk memperbiki sistem dan

    jaringan irigasi yang masih belum

    memadai.

    5. Sebagai pembelajaran untuk pembuatan Sistem Informasi Geografis berbasis Web

    dalam studi kasus yang lainnya.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Lokasi Penelitian

    Lokasi kegiatan ini dilakukan di

    Kabupaten Sidoarjo. Secara geografis

    Sidoarjo terletak pada koordinat 7030

    7050 Lintang Selatan dan 1120 50

    112090 Bujur Timur. Luas dari Kabupaten

    Sidoarjo adalah 63.438,53 Ha atau 634,34

    km2.

    Gambar 1. Lokasi Penelitian

    (sumber: http://www.google.co.id/)

    Secara administratif, Kabupaten Sidoarjo

    dibatasi oleh:

    1. Bagian Utara berbatasan dengan Kota Surabya dan Kabupaten Gresik.

    2. Bagian Timur berbatasan dengan Selat Madura

    3. Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan

    4. Bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto

    Kabupaten Sidoarjo terbagi dalam 18

    Kecamatan, yang terdiri dari Kecamatan

    Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan,

    Jabon, Krembung, Krian, Prambon, Porong,

    Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman,

    Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, dan

    Wonoayu.

    Data dan Peralatan

    Data yang digunakan dalam penelitian

    tugas akhir ini adalah :

    1. Peta Topografi RBI Kabupaten Sidoarjo skala 1: 25.000

    2. Peta Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Brantas Kabupaten Sidoarjo Skala

    1:50.000

    3. Data Inventarisasi Saluran Irigasi dan Saluran Pembuang (Afvoer) Dinas

    Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten

    Sidoarjo

    4. Rencana Tata Ruang Tanam Global (RTTG) MT 2009-2010 daerah Irigasi

    Delta Brantas Wilayah Kabupaten

    Sidoarjo

    5. Foto objek/ Dokumentasi

    Peralatan yang digunakan dalam

    pengerjaan tugas akhir ini adalah:

    1. Perangkat Keras (Hardware) a. Laptop DELL 1440 Intel Core2 Duo

    T6500 RAM 2GB untuk mengolah data

    dan menulis laporan.

    b. Printer Canon Inkjet ip 1980 untuk pencetakan laporan

    2. Perangkat Lunak (Software) a. Sistem Operasi Windows 7 ultimate b. Software Autodesk Land Desktop 2004

    untuk proses dijitasi dan editing peta

    c. Software ArcGIS 9.3 untuk editing peta dan proses pembuatan Sistem Informasi

    Geografis

    d. Software Apache untuk pembuatan program web server

  • 4

    e. My SQL untuk pembuatan basis data f. Map Server untuk menampilkan peta di

    web

    g. Microsoft Office Word 2007 untuk penulisan laporan

    h. Microsoft Office Excell 2007 untuk penulisan laporan

    i. Microsoft Office Visio 2007 untuk pembuatan flowchart

    3. Digital Camera untuk dokumentasi lokasi

    Pengolahan Data

    Tahap Pengumpulan Data

    Peta RBI

    Kab. Siodoarjo

    Skala 1:25000

    Data Inventarisasi

    Saluran Irigasi

    dan Afvoer

    DPU Pengairan

    Kab. Sidoarjo

    Digitasi Peta

    Import to *.dxf

    Web Server

    Aktifkan MySQL &

    Apache di XAMPP

    Ms4w

    Interface

    SIG Web Prototipe Peta

    Dasar Pengairan

    Kab. Sidoarjo

    Peta Pengairan

    DPU Brantas

    Kab. Sidoarjo

    Skala 1: 50.000

    Rencana Tata

    Tanam Global

    2009-2010

    Daerah Irigasi

    Delta Brantas

    Kab.Sidoarjo

    Data

    Spasial

    Data Non-

    spasial/

    Atribut

    Editing Peta &

    Pembentukan SIG

    Import to *.shp

    Tahap Pengolahan Data

    Tahap Akhir

    Install ms4w

    (localhost)

    Data .*shp dicopy

    di ogr2ogr

    Unistall Ms4w

    Membuat Basis Data

    MySQL

    Konversi data .*shp

    PhpMyAdmin localhostUninstal Apache

    di XAMPP

    Install Ms4w

    Membuat

    Mapfile & Script

    Ms4w

    Download & copy

    GeoExt, Ext, Openlayer

    di ms4w

    Upload data di ms4w

    ke server

    Localhost

    Gambar 2. Tahap Pengolahan Data

    1. Melakukan digitasi peta RBI Kabupaten Sidoarjo skala 1:25.000 di software

    AutoCAD Land Desktop 2004 . Agar peta

    memiliki titik acuan yang akurat,

    dilakukan proses rubbersheet terlebih

    dahulu. Dari hasil digitasi tersebut peta

    disimpan dalam format data *.dxf.

    2. Membuat file geodatabase di ArcCatalog untuk menyimpan hasil import data *.dxf

    dari software AutoCAD Land Dekstop

    2004 menjadi data geodatabase (*.gdb),

    hal ini untuk mempermudah menampilkan

    peta digital tersebut di ArcMap.

    3. Sebelum dilakukan pengolahan terhadap layer-layer yang telah dibuat sebelumnya

    pada ArcCatalog, memberi sistem

    proyeksi koordinat terlebih dahulu pada

    masing-masing layer yang digunakan.

    Sistem proyeksi yang digunakan adalah

    UTM WGS 84 zona 49S. Pemberian

    sistem proyeksi koordinaat ini

    menggunakan fungsi dari Toolbar

    ArcToolbox pada Software ArcGIS 9.3.

    4. Install ms4w untuk menjalankan MapServer di localhost. Memindahkan

    data .*shp ke dalam ogr2ogr pada ms4w.

    Kemudian uninstall ms4w, aktifkan

    MySQL dan Apache pada Control Panel

    XAMPP. XAMPP ini software yang

    digunakan untuk pembuatan basis data

    MySQL.

    5. Membuat basis data baru dengan tools MySQL yang dikenal dengan

    PhpMyAdmin.

    6. Dari hasil pengolahan data di software ArcGIS 9.3, data disimpan dalam format

    data *.shp. Data tersebut di konversi ke

    software MySQL, dengan membuat

    database-nya untuk menyimpan data

    spasial dan data attributnya. Hasil

    konversi dapat dicek pada PhpMyAdmin

    di localhost.

    7. Setelah proses tersebut, data akan ditampilkan pada web dengan

    menggunakan Map Server, diawali

    dengan membuat MapFile terlebih dahulu.

    8. Membuat dan merancang script, dengan menggunakan bahasa php. Hal tersebut

    ditujukan untuk mendesign tampilan dari

    SIG Web, fungsi-fingsi tools yang akan

    digunakan, serta kinerja aplikasi dari SIG

    Web yang telah dibuat.

    9. Membagi dan mendapatkan akses data spasial dari Map Server dengan

    menggunakan protokol wms dan wfs.

    Output wms berupa raster sedangkan wfs

  • 5

    berupa vektor. Dalam pembentukan SIG

    Web, fasilitas yang digunakan dapat

    memanfaatkan control dari Ext, GeoExt

    dan OpenLayer. Proses yang dilakukan

    untuk memanggil control tersebut

    menggunakan Php. Pada aplikasi tersebut

    terdiri dari 4 menu utama yaitu Home,

    Background, Description, dan Map.

    10. Setelah proses di localhost selesai, kemudian upload data di ms4w ke server.

    Editing script untuk menampilkan data

    pada web.

    Analisa Data

    Analisa data bertujuan untuk

    menganalisis/mengevaluasi hasil dari

    pengolahan data yang dilakukan. Analisa data

    ini meliputi:

    1. Analisa data spasial, bertujuan untuk mengetahui jumlah dan kapasitas dari

    layer yang digunakan serta penjelasan

    mengenai layer tersebut. Sehingga dapat

    diketahui pengaruh yang ditimbulkan

    terhadap program aplikasi yang akan

    dijalankan.

    2. Analisa dari pengujian SIG Web, bertujuan untuk mengetahui apakah

    aplikasi tersebut sudah berjalan sesuai

    yang diinginkan oleh pengguna. Proses

    sistem aplikasi program dapat dilihat pada

    gambar 3 dibawah ini.

    Proses

    Pencarian Data

    Tampil list data

    pada Grid Panel

    Pencarian Lokasi

    Identifikasi Data

    Proses

    Pencarian Data

    Hasil Pencarian Data

    Tampil di Mappanel

    Proses

    Identifikasi

    Data

    Data yang teridentifikasi

    Tampil di Mappanel dan

    informasi detail data

    tampil pada

    Panel Informasi

    Ya

    Ya

    Ya

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Tools Cari Data:

    - Kecamatan

    - Kelurahan

    - Saluran Irigasi

    - Saluran Pembuang

    Sistem Informasi

    Geografis Web

    Pencarian Data pada

    Panel Pencarian

    Gambar 3. Diagram Alir Proses Aplikasi

    Program

    Analisa data pengairan, bertujuan untuk

    mengetahui apakah data yang ada sesuai

    dengan keadaan dilapangan yang sebenarnya.

    HASIL DAN ANALISA

    Pengolahan Data Spasial

    1. Hasil Data Spasial Data spasial yang didapat dari hasil

    editing peta topogrfi Kabupaten Sidoarjo

    skala 1:25.000, dari data tersebut kemudian

    dibedakan menjadi beberapa layer dan

    memasukkan data attribut pada layer tersebut.

    Layer tersebut antara lain:

    a. Layer Kabupaten Kabupaten Sidoarjo b. Layer Kecamatan Kabupaten Sidoarjo c. Layer Kelurahan Kabupaten Sidoarjo d. Layer Sungai di Kabupaten Sidoarjo e. Layer Saluran Irigasi di Kabupaten

    Sidoarjo

    f. Layer Saluran Pembuang di Kabupaten Sidoarjo

    g. Layer Jalan di Kabupaten Sidoarjo h. Layer Jalan Kereta Api di Kabupaten

    Sidoarjo

    Layer-layer tersebut dioverlay-kan

    menggunakan Software ArcGIS 9.3, sehingga

    diperoleh suatu peta dasar pengairan yang

    berisi sebaran saluran irigasi dan saluran

    pembuang di Kabupaten Sidoarjo.

    Gambar 4. Peta Dasar Pengairan

    Kabupaten Sidoarjo

    2. Analisa Data Spasial Data spasial yang telah

    dikelompokkan menjadi beberapa layer

    tersebut, maka selanjutnya dimasukkan

    informasinya sehingga nantinya dapat

    diidentifikasi informasinya berdasarkan ID

    yang dibutuhkan masing-masing layer.

    Masing-masing layer memiliki feature type

  • 6

    yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan.

    Keterangan dari layer-layer tersebut antara

    lain:

    a. Layer Batas Kabupaten, memiliki feature type berupa polygon yang terdiri dari 1

    polygon besar, merupakan batas wilayah

    dari Kabupaten Sidoarjo.

    b. Layer Batas Kecamatan, memiliki feature type berupa polygon yang terdiri dari 18

    polygon. Jumlah polygon tersebut

    merupakan jumlah kecamatan yang ada di

    Kabupaten Sidoarjo.

    c. Layer Batas Kelurahan, memiliki feature type berupa polygon yang terdiri dari 353

    polygon. Jumlah polygon tersebut

    merupakan jumlah kelurahan yang ada di

    Kabupaten Sidoarjo.

    d. Layer Sungai, memiliki feature type berupa polyline yang terdiri dari 820

    polyline .

    e. Layer Saluran Irigasi, memiliki feature type berupa polyline yang terdiri dari 40

    polyline warna biru. Yang membedakan

    antara saluran primer dan saluran

    sekunder adalah ketebalan polyline yang

    digunakan. Jumlah polyline tersebut

    merupakan jumlah saluran irigasi di

    Kabupaten Sidoarjo yang telah memiliki

    ID.

    f. Layer Saluran Pembuang, memiliki feature type berupa polyline yang terdiri

    dari 40 polyline warna merah. Jumlah

    polyline tersebut merupakan jumlah

    saluran pembuang di kabupaten Sidoarjo

    yang dapat dipetakan dan telah dibuatkan

    ID-nya.

    g. Layer Jalan, memiliki feature type berupa polyline yang terdiri dari 36 polyline

    warna cokelat. Layer jalan menunjukkan ruas jalan yang melintasi Kabupaten

    Sidoarjo.

    h. Layer Jalan Kereta Api, memiliki feature type berupa polyline yang terdiri dari 3

    polyline warna hitam. Ketiga polyline

    tersebut merupakan jalur kerata api yang

    melintas di Kabupaten Sidoarjo.

    Kekurangan dari layer-layer tersebut

    diatas antara lain:

    a. Pada layer sungai, layer saluran irigasi dan layer saluran pembuang, masih

    banyak terdapat polyline yang belum

    tersambung menjadi satu polyline, maka

    dibutuhkan penggabungan polyline

    (merge), ini dimaksudkan agar satu

    saluran irigasi dan saluran pembuang

    merupakan satu polyline dengan satu ID.

    b. Untuk layer saluran irigasi dan layer saluran pembuang, sebelum dilakukan

    pemotongan polyline untuk mendapatkan

    panjang saluran irigasi dan saluran

    pembuang yang diinginkan, harus dicek

    terlebih dahulu vertex dari polyline

    tersebut. Agar pada saat pemotongan

    polyline (split), tidak terjadi split

    ditengah-tengah polyline.

    Pengujian SIG Web

    1. Hasil SIG Web Tampilan yang dibuat pada aplikasi ini

    terdiri dari 4 menu utama, dimana menu

    tersebut memiliki isi yang berbeda-beda

    antara satu dengan yang lain. Keempat menu

    utama tersebut antara lain:

    a. Home, berisi tentang judul dari aplikasi Sistem Informasi Geografis Web. Pada

    menu Home ini juga mencantumkan

    nama, NRP, Program Studi dan

    Perguruan Tinggi dari yang membuat

    aplikasi ini.

    b. Background, berisi tentang latar belakang dari pembuatan aplikasi SIG

    Web Peta Dasar Pengairan Kabupaten

    Sidoarjo.

    c. Map, berisi tentang prototype peta pengairan Kabupaten Sidoarjo dengan menggunakan aplikasi SIG Web.

    Uji coba SIG Web ini bertujuan untuk

    mengetahui apakah aplikasi SIG Web sudah

    berjalan sesuai dengan kebutuhan yang

    diinginkan oleh pengguna. Hal ini dilakukan

    untuk memeriksa fungsi-fungsi yang ada pada

    aplikasi tersebut, apakah sudah berjalan

    dengan baik atau belum.

  • 7

    2. Uji Coba Tools Penunjang Aplikasi SIG Web

    Uji coba ini dilakukan untuk

    mencoba tools yang digunakan dalam

    aplikasi SIG Web.

    Tabel 1. Tools Pada Tampilan Menu Map

    3. Uji Coba Pencarian Data Uji coba ini dilakukan dengan cara

    mengetik nama dari feature yang akan

    dilakukan pencarian pada Panel

    Pencarian. Ketik nama feature untuk

    melakukan pencarian Kecamatan dan

    Kelurahan, sedangkan untuk pencarian

    Saluran Irigasi dan Saluran Pembuang

    cukup ketik ID-nya. Selain itu, apabila

    kurang mengatahui nama atau ID dari data

    tersebut cukup ketik bintang (*) kemudian

    klik tools Search. Setelah itu memilih data

    yang akan dilakukan pencarian pada Grid

    Panel.

    4. Uji Coba Pencarian Lokasi Uji coba ini dilakukan dengan cara

    klik pada data yang akan dilakukan

    pencarian.

    5. Uji Coba Identifikasi Data Uji coba ini dilakukan untuk

    mengidentifikasi data/ untuk mengetahui

    informasi yang ada pada data tersebut. Hal

    ini dapat dilakukan dengan double klik

    pada data yang akan diidentifikasi.

    6. Analisa Uji Coba Dari hasil serangkaian uji coba yang

    telah dilakukan, dapat dijadikan evaluasi

    terhadap hasil yang didapat. Hasil tersebut

    antara lain:

    a. Tools yang digunakan pada aplikasi SIG Web, khususnya yang digunakan pada

    menu Map yaitu Navigation, Zoom Sleder,

    Search, Cari Kecamatan, Cari Kelurahan,

    Cari Saluran Irigasi, Cari Saluran

    Pembuang, Koordinat, dan Scale Selector.

    No. Tools Nama Fungsi

    1.

    Cari

    Kecamatan

    Menampilkan

    Combo Box untuk

    pencarian

    kecamatan

    2.

    Cari

    Kelurahan

    Menampilkan

    Combo Box untuk

    pencarian

    kelurahan

    3.

    Cari

    Saluran

    Irigasi

    Menampilkan

    Combo Box untuk

    pencarian saluran

    irigasi

    4. Cari

    Saluran

    Pembuang

    Menampilkan

    Combo Box untuk

    pencarian saluran

    pembuang

    5. Search Pencarian data

    6.

    Navigation Melakukan

    pergeseran peta

    kekanan, kekiri,

    kebawah dan

    keatas

    7. Koordinat Pendeteksi

    koordinat pada

    tampilan peta

    8.

    Scale

    Selector

    Pendeteksi

    koordinat pada

    tampilan peta

    No. Tools Nama Fungsi

    9.

    Zoom

    Sleder

    Melakukan

    perbesaran dan

    perkecilan peta

    sesuai dengan

    skala yang telah

    ditentukan.

  • 8

    b. Tools Scale Selector, bisa berubah secara otomatis apabila peta diperbesar ataupun

    diperkecil dengan menggunakan Zoom

    Sleder atau dengan menggerakkan Scroll

    Mouse.

    c. Tools pendeteksi koordinat (Mouse Pointer Poisition), akan berubah-ubah

    bilangan koordinatnya sesuai dengan

    pergerakan kursor mouse pada peta.

    d. Mappanel akan aktif menampilkan peta sesuai dengan layer yang akan digunakan

    pada Layer Panel.

    e. Legend Panel akan aktif menampilkan secara otomatis legenda dari peta

    (menyesuaikan dengan layer yang

    digunakan).

    f. Indeks Peta akan aktif secara otomatis zoom terhadap peta yang tampil pada

    Mappanel.

    g. Pada fasilitas pencarian data, Panel Pencarian akan aktif setelah menekan

    tools dari data yang akan dilakukan

    pencarian (Tools Cari Kecamatan, Tools

    Cari Kelurahan, Tools Cari Saluran

    Irigasi, dan Tools Cari Saluran

    Pembuang). Sedangkan Grid Panel aktif

    apabila ditekan tools Search terlebih

    dahulu.

    h. Pada fasilitas pencarian lokasi, pencarian aktif apabila memilih salah satu data pada

    Panel Feature Grid.

    i. Pada fasilitas identifikasi data, Mappanel akan otomatis melakukan zoom terhadap

    data yang teridentifikasi. Sedangkan pada

    Panel Informasi akan secara otomatis

    menampilkan informasi dari data yang

    telah teridentifikasi tersebut.

    j. Menggunakan protocol wms dan wfs untuk pembagian dan mengakses data.

    Sumber data wfs yang digunakan yaitu

    data spasial tipe vektor (shapefile), pada

    penelitian ini yang dimaksud adalah layer-

    layer pada peta. Jenis dari wfs disini dapat

    berupa polygon dan line. Sedangkan data

    wms berupa layer peta yang

    diimplementasikan dalam format file

    gambar (png). Jenis dari wms ini antara

    lain jpg, png,gif, tiff.

    Kekurangan yang terdapat pada

    aplikasi SIG Web ini adalah:

    a. Proses Load data sangat lambat, hal ini disebabkan karena menggunakan wfs,

    dimana protokol ini dapat

    mempublikasikan data geospasialnya

    hingga diperoleh informasi detail unsur-

    unsur spasial yang terkait (geometri

    maupun attributnya).

    b. Tidak ada fasilitas penambahan data, baik data spasial maupun data attribut.

    Penambahan data dapat dilakukan secara

    manual diluar aplikasi program.

    c. Tidak ada fasilitas pencetakan peta secara keseluruhan.

    d. Tidak menampilkan label pada peta. e. Tidak menampilkan grid dan graticul dari

    peta.

    f. Tidak menggunakan skala grafik.

    Pengolahan Data Pengairan

    1. Hasil Data Pengairan Dari hasil pengolahan data dan

    pengecekan data inventarisasi yang didapat

    dari survey yang dilakukan didapatkan 54

    saluran irigasi dan 53 saluran pembuang,

    meliputi:

    Tabel 2. Identifikasi Data Pengairan

    No Nama Jumlah

    Lokasi

    Dapat

    Dipetakan ID

    Ya Tidak Ya Tidak

    1 Saluran

    Irigasi 54 53 1 40 14

    2 Saluran

    Pembuang 53 40 9 40 9

    (Sumber: Hasil Pengolahan Data)

    Saluran irigasi merupakan saluran

    pembawa. Jenis saluran irigasi terbagi

    menjadi dua yaitu saluran primer dan saluran

    sekunder. Jumlah untuk saluran tersebut yaitu

    2 saluran primer dan 52 saluran sekunder

    (yang memiliki ID maupun belum memiliki).

  • 9

    Sedangkan untuk saluran pembuang yang

    dimaksud adalah saluran pembuang primer

    (afvoer).

    Dari tabel 1.1 tersebut diatas data

    pengairan yang belum memiliki kelengkapan

    antara lain:

    - 1 saluran irigasi yang tidak dapat dipetakan yaitu Saluran Juwat,

    - 14 saluran irigasi yang belum memiliki ID yaitu Saluran Durung, Saluran Mindi,

    Saluran Tambakrejo, Saluran Dungus,

    Saluran Bandilan, Bangil Tak, Kali

    Surabaya, Kali Porong, Saluran Jabon,

    Sluran Kedung Turi, Saluran Krikilan,

    Saluran Mindugading dan Saluran Putat.

    - 4 saluran pembuang yang belum ada data inventraisasinya yaitu Saluran Buyuk,

    Saluran Balongbendo, Saluran Krembung

    dan Saluran Buncitan.

    - 9 saluran pembuang yang tidak dapat dipetakan antara lain Saluran Sidoarjo,

    Saluran Kedungan, Saluran Kedung

    Kampil, Saluran II, Saluran Petikan,

    Saluran Lajuk, Saluran Ploso, Saluran

    Water Start Kanal II, dan Saluran Gedang

    rowo Lor.

    Selain itu, ditinjau dari segi RTTG

    Irigasi Delta Brantas, luas baku tanah yang

    butuh pengairan di tiap-tiap kecamatan dapat

    dijelaskan sebagai berikut:

    Tabel 3. Rencana Tata Tanam Global

    Daerah Irigasi Delta Brantas Kabupaten

    Sidoarjo

    No. Kecamatan Luas Baku

    Tanah (Ha)

    1. Balongbendo 1.691

    2. Krian 1.397

    3. Tarik 2.068

    4. Prambon 2.112

    5. Wonoayu 2.110

    6. Waru 84

    7. Taman 842

    8. Buduran 748

    9. Gedangan 727

    10. Tulangan 1.846

    11. Tanggulangin 1.226

    12. Candi 1.048

    13. Sidoarjo 459

    14. Sedati 543

    15. Sukodono 1.712

    16. Krembung 1.847

    17. Jabon 1.520

    18. Porong 967

    Total 22.947

    (Sumber: Peraturan Bupati Sidoarjo No 42

    2009)

    2. Analisa Data Pengairan Dari hasil pengolahan data dan survei,

    dapat dilakukan beberapa evaluasi terhadap

    hasil yang diperoleh, antara lain:

    a. Terdapat 54 saluran irigasi dan 53 saluran pembuang, dengan panjang keseluruhan

    dari saluran pengairan tersebut yaitu

    463.462,9 meter untuk saluran irigasi (

    97.680,893 meter saluran primer dan

    365.782,007 meter) dan 462.086,172

    meter untuk saluran pembuang.

    b. Ditinjau dari kelengkapan data pengairan, data tersebut banyak yang masih belum

    memiliki kelengkapan. Hal tersebut dapat

    mempengaruhi proses pemetaan.

    c. Dari jumlah saluran pengairan yang ada, perbandingan jumlah dari saluran irigasi

    (pembawa) dengan saluran pembuang

    (afvoer) seimbang. Karena hal ini dapat

    mempengaruhi kelancaran aliran

    pengairan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian tentang

    pembuatan prototype peta dasar pengairan

    menggunakan SIG Web dapat diambil

    kesimpulan:

    1. Dengan menggunakan peta topografi dengan skala 1:25.000 dan data penunjang

    lainnya dapat dihasilkan sebuah prototype

    peta dasar pengairan sehingga diperoleh

    sebaran saluran irigasi dan saluran

    pembuang.

    2. Terdapat 54 saluran irigasi dan 53 saluran pembuang, dengan panjang keseluruhan

    dari saluran pengairan tersebut yaitu

    463.462,9 meter untuk saluran irigasi (

  • 10

    97.680,893 meter saluran primer dan

    365.782,007 meter) dan 462.086,172

    meter untuk saluran pembuang.

    3. Dari identifikasi data pengairan yang ada didapat:

    - 53 saluran irigasi yang dapat dipetakan dan 1 saluran irigasi yang tidak dapat

    dipetakan,

    - 40 saluran irigasi yang telah memiliki ID dan 14 saluran irigasi yang belum

    memiliki ID,

    - 53 saluran irigasi yang sudah terinventarisasi dan 1 saluran yang

    belum terinventarisasi,

    - 40 saluran pembuang yang dapat dipetakan dan 9 saluran pembuang yang

    tidak dapat dipetakan,

    - 40 saluran pembuang yang telah memiliki usulan ID dan 9 saluran

    pembuang yang belum memiliki,

    - 49 saluran pembuang yang sudah terinventarisasi dan 4 saluran pembuang

    yang belum terinventarisasi.

    6. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Web peta pengairan yang telah dihasilkan dapat

    membantu evaluasi bagi instansi terkait

    untuk memperbaiki sistem dan jaringan

    irigasi yang masih belum memadai. Selain

    itu juga dapat membantu dalam proses

    pelaksanaan pengelolaan dan

    pembangunan/perbaikan sistem pengairan

    jaringan irigasi lintas kabupaten/kota.

    7. Tools yang digunakan pada aplikasi SIG Web, khususnya yang digunakan pada

    menu Map yaitu Navigation, Zoom Sleder,

    Search, Cari Kecamatan, Cari Kelurahan,

    Cari Saluran Irigasi, Cari Saluran

    Pembuang, Koordinat dan Scale Selector.

    8. Sedangkan fasilitas yang ada pada program aplikasi yaitu Layer Panel,

    Mappanel, Orientasi, Legend Panel,

    Indeks Peta, Panel Pencarian, Grid Panel,

    dan Panel Informasi.

    9. Dengan memanfaatkan control dari Ext, GeoExt dan OpenLayer, dapat dilakukan

    dengan mudah dalam menampilkan dan

    menggunakan tools serta fasilitas yang

    digunakan pada SIG Web tersebut.

    10. Dengan menggunakan servis untuk SIG Web yang disediakan oleh Map Server

    yaitu WMS dan WFS, output dapat berupa

    raster maupun vektor. Namun dari servis

    tersebut membuat aplikasi menjadi berat,

    namun dapat melakukan pencarian data.

    Saran

    Bagi Dinas Pekerjaan Umum

    Pengairan:

    1. Menghimbau untuk melakukan pendataaan (inventarisasi) ulang,

    dimaksud untuk updating data, karena

    dari pengolahan data yang di dapat

    banyak data yang tidak sesuai dengan

    hasil pengolahan yang didapat.

    2. Membuat standarisasi penamaan atau pembuatan ID untuk saluran irigasi,

    karena untuk saluran irigasi hanya

    memiliki notasi saja. Untuk pembentukan

    ID saluran pembuang dapat menggunakan

    masukan dari pembentukan ID dalam

    penelitian ini.

    Bagi Program Studi Teknik

    Geomatika ITS:

    Menghimbau agar memiliki server

    sendiri untuk menampung hasil Tugas Akhir

    mahasiswa yang mengambil bidang

    Geomatika. Hal ini disebabkan karena

    pencarian hosting yang support SIG secara

    lengkap sangat susah.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abidin, H.Z. 2007. Penentuan Posisi Dengan

    GPS dan Aplikasinya. Jakarta:

    PT.Pradnya Paramita.

    Affandi, A.R. 2008. Penyediaan Peta Dasar

    Dalam Pembuatan Peta Kadaster

    Laut Sebagai Masukan Kebijkakan

    Dalam pengaturan Ruang Laut di

    Indonesia (Studi Kasus: Perairan

    Selat Madura). Surabaya: Teknik

    Geomatika FTSP-ITS.

  • 11

    Aronoff, S. 1989. Geographic Information

    Systems: a Management Perspective.

    Ottawa: WDL Publications.

    Aziz, M., dan Pujiono, S. 2006. Sistem

    Informasi Geografis Berbasis Desktop

    dan Web. Yogyakarta: Gava Media.

    Demers, M.N. 1997. Fundamentals of

    Geographic Information Systems.

    New York: John Willey.

    GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul

    Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar.

    URL:http://www.ziddu.com/.

    Dikunjungi pada tanggal 11 Januari

    2010, jam 15.38 WIB.

    Khomsin. 2004. Buku Ajar Pemetaan Digital.

    Surabaya: Program Studi Teknik

    Geodesi FTSP- ITS.

    Mulyanto, H.R. 2007. Sungai, Fungsi & Sifat-

    Sifatnya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Prahasta, E. 2006. Membangun Aplikasi We-

    based GIS dengan Map Server.

    Bandung: Informatika.

    Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 42 Tahun

    2009 tentang Pola Tata Guna Air

    Irigasi Kabupaten Sidoarjo.

    Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia

    Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi.

    Simarmata, J., dan Paryudi, I. 2006. Basis

    Data. Yogyakarta: Penerbit Andi.

    Suprapto, A. 2006. Catatan Kuliah Peta dan

    Kegunaannya di Bidang Teknik

    Pertanian. Yogyakarta: Jurusan Teknik

    Pertanian, Fakultas Teknologio

    Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

    Sugiri, dan Saputro, H. 2007. Pengelolaan

    Database MySQL dengan

    PhpMyAdmin. Yogyakarta: Graha

    Ilmu.

    Suroso. 2008. Jaringan Irigasi,

    URL:http://surososipil.files.wordpress.

    com/. Dikunjungi pada tanggal 25

    Nopember 2010, jam 18.00 WIB.

    ____. 2008. Macam-macam Data Pada GIS.

    .

    Dikunjungi pada tanggal 21 Januari

    2010, jam 12.31 WIB.

    ____. 2009. Jawa Timur,

    .

    Dikunjungi pada tanggal 16 Januari

    2010, jam 15.10 WIB.

    ____. 2009. Pengertian Web,

    . Dikunjungi pada tanggal 14

    Februari 2010, jam 21.30 WIB.

    ____. 2010. Peta,

    . Dikunjungi pada tanggal 5

    Februari 2010, jam 5.45 WIB.

  • 12

    LAMPIRAN

    Gambar 5. Layuot Peta Dasar Pengairan

    Kabupaten Sidoarjo

    Gambar 6. Interface Home Pada Web

    Gambar 7. Interface Backgroud Pada Web

    Gambar 8. Interface Description Pada Web

    Gambar 9. Interface Aplikasi SIG Web

    Pada Menu Map

    Gambar 10. Interface Aplikasi SIG Web

    Untuk Pencarian Kecamatan

    Gambar 11. Interface Aplikasi SIG Web

    Untuk Pencarian Kelurahan

    Judul Aplikasi

    Menu Utama

    Mappanel

    Orientasi

    Legend Panel

    Indeks Peta

    Panel

    Informasi

    Layer Panel

    Navigation

    Zoom Sleder

    Tools

    Pencarian

    Koordinat

    (Mouse

    Pointer

    Position)

    Scale Selector

    Panel

    Pencarian

    Grid Panel

    Kecamatan yang

    Teridentifikasi

    Informasi Detail

    Kecamatan yang

    Teridentifikasi

    Pencarian Data

    Kecamatan

    Kecamatan

    yang dipilih

    Tools pencarian

    yang digunakan

    Kelurahan yang

    Teridentifikasi

    Informasi Detail

    Kelurahan yang

    Teridentifikasi

    Pencarian Data

    Kelurahan

    Kelurahan

    yang dipilih

    Tools pencarian

    yang digunakan

  • 13

    Gambar 12. Interface Aplikasi SIG Web

    Untuk Pencarian Saluran Irigasi

    Gambar 13. Interface Aplikasi SIG Web

    Untuk Pencarian Saluran Pembuang

    Saluran Irigasi

    yang

    Teridentifikasi

    Informasi Detail

    Saluran Irigasi

    yang

    Teridentifikasi

    Pencarian Data

    Saluran Irigasi

    Saluran Irigasi

    yang dipilih

    Tools pencarian

    yang digunakan

    Saluran Pembuang

    yang

    Teridentifikasi

    Informasi Detail

    Saluran

    Pembuang yang

    Teridentifikasi

    Pencarian Data

    Saluran Pembuang

    Saluran Pembuang

    yang dipilih

    Tools pencarian

    yang digunakan