pengkajian baru rufa
DESCRIPTION
pengkajian jiwa khusus dengan RUFATRANSCRIPT
PENGKAJIAN KEGAWATDARURATAN JIWA
Ruang : ……………………Tanggal MRS :……………………… Jam :…………Wita
I. IDENTITAS PASIEN :
Nama : Nomor RM :…………………
Jenis Kelamin : Umur :…………………………
Diagnosa Media :
II. ALASAN MASUK :
III. KEGAWATDARURATAN FISIK
A. Air Ways :
B. Breathing :
C. Circulation :
D. Disability :
IV. KEGAWATDARURATAN JIWA
STATUS MENTAL
1. Penampilan :
2. Orientasi :
3. Pembicaraan :
4. Psikomotor :
5. Afek :
6. Persepsi :
7. Arus Pikir :
8. Isi Pikir :
9. Bentuk Pikir :
10.Interaksi :
V. PEMERIKSAAN FISIKA. TTV : T :……………, S :………… N :…………….R :…………………
VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bangli, ………………………….. Perawat
………………………………………….
Nip.
PENGKAJIAN KEGAWATDARURATAN JIWA
Ruang : ……………………Tanggal MRS :……………………… Jam :…………Wita
J. IDENTITAS PASIEN :
Nama : Nomor RM :…………………
Jenis Kelamin : Umur :…………………………
Diagnosa Media :
VII. ALASAN MASUK :
VIII. KEGAWATDARURATAN FISIK
A. Air Ways : Paten Tidak paten:
Pangkal lidah jatuh Sputum Darah Spasme Benda Asing
Suara nafas: Normal Stridor Tidak ada suara napasLain-lain………………
B. Breathing : Pola nafas: Apneu Dyspneu Bradipneu Takhipneu Orthopneu
Bunyi Nafas: Vesikuler Whezing Stridor Ronchi
Irama Nafas : Teratur Tidak teratur
Penggunaan otot Bantu nafas : Retraksi dada Cuping hidung
Jenis pernafasan: Pernafasan dada: Peranafasan perut
Lain-lain………………
C. Circulation : Akral: Hangat Dingin; Pucat : Ya Tidak; Cianosis: Ya Tidak
Pengisian Kapiler < 2 detik > 2 detik
Nadi: Teraba Tidak teraba ; Tekanan darah ..... mmHg
Perdarahan : Ya Tidak Jika Ya ………. Cc ; Lokasi pendarahan...........
Kelembaban kulit : Lembab Kering ; Turgor: Normal Kurang
Lain-lain………………
D. Disability : Tingkat kesadaran : Nilai GCS dewasa : E: M : V:
IX. KEGAWATDARURATAN JIWA
STATUS MENTAL
11.Penampilan :
Data ini didapat melalui observasi perawat/keluarga:
a. Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang
tidak rapi.
Misalnya : Rambut acak-acakan, kancing tidak tepat, restleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya : pakai dalam dipakai di luar
baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika penggunaan pakaian tidak
tepat (waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi).
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum
e. Malasah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
12.Orientasi : Orientasi waktu tempat, tempat dan orang jelas. Jelaskan data
obyektif dan subyektif terkai hal- hal di atas.
Masalah Keperawatan sesuai dengan data.
13.Pembicaraan : Nada bicara tinggi/keras/ lemah/ biasa, menantang,
mengancam, mengulang-ulang pembicaraan.
14.Psikomotor :
Data ini didapat melalui hasil observasi perawat/keluarga.
Kelambatan.
a. Hipokinesia, hipoaktifitas : gerakan atau aktifitas yang berkurang.
b. Sub stupor katatonik : reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang,
gerakan dan aktivitas menjadi lambat.
c. Katalepsi : Mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu juga bila
hendak diubah orang lain.
d. Flexibilitas serea : Mempertahankan posisi yang dibuat orang lain.
Peningkatan.
a. Hiperkinesia, hiperaktifitas : gerakan atau aktivitas yang berlebihan
b. Gaduh gelisah katatonik : aktifitas motorik yang tidak bertujuan yang
berkali-kali seakan tidak dipengaruhi rangsang luar.
c. Tik : gerakan ivolunter sekejap dan berkali-kali mengenai sekelompok
otot yang relative kecil.
d. Grimase : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat
dikontrol.
e. Tremor : Jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjujurkan tangan
f. Kompulsif : Kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulangkali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan.
15.Afek/ emosi :
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Adekuat : Afek emosi yang sesuai dengan stimulus yang ada.
b. Inadekuat : Emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimus
yang ada.
c. Datar/ dangkal : Tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus
yang menyenangkan atau menyedihkan.
d. Tumpul : Hanya bereaksi bila ada stiomulus emosi yang kuat.
e. Labil : emosi yang cepat berubah-ubah.
f. Anhedonia : Ketidakmampuan merasakan kesenangan.
g. Kesepian : Merasa dirinya ditinggalkan
h. Eforia : Rasa gembira yang berlebihan.
i. Ambivalensi : Afek emosi yang berlawanan timbul bersama-sama
terhadap seseorang, obyek atau sesuai hal.
j. Apatis : Berkurangnya afek emosi terhadap sesuatu atau semua hal
disertai rasa terpencil dan tidak peduli.
k. Marah : sudah jelas.
l. Depresif/sedih : seperti perasaan susah, tidak berguna, gagal, putus asa
dsb.
16.Persepsi :
a. Apakah ada halusinasi? Kalau ada termasuk jenis apa?
b. Apakah ada ilusi? Kalau ada deskripsikan?
Jenis-jenis halusinasi sedah jelas
Jelaskan isi halusinasi, waktu, frekwensi, situasi saat mengalami
halusinasi, perasaan saat mengalami halusinasi, gejala yang
tampak pada saat klien berhalusinasi.
Masalah keperawatan sesuai dengan data.
17.Arus Pikir :
a. Koheren : Kalimat/pembicaraan dapat dipahami dengan baik.
b. Inkoheren : Kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit dipahami.
c. Sirkumtansial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
d. Tangensial : Pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada
tujuan.
e. Asosiasi longgar : pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat
dengan kalimat lainnya, dank lien tidak menyadari.
f. Flight of Ideas : Pembicaraan yang melompat dari satu topic ke topic yang
lainnya masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada
tujuan.
g. Bloking : pembicaraan yang berhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal
kemudian dilanjutkan kembali.
h. Perseverasi : berulang-ulang menceritakan sesuatu ide, tema secara
berlebihan.
i. Logorea : Pembicaraan cepat tidak terkontrol
j. Neologisme : Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh
umum.
k. Irelevansi : ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau
dengan hal yang sedang dibicarakan.
18.Isi Pikir : Data didapat melaui wawancara.
a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha
menghilangkannya
b. Phobia : ketakutan yang patalhogis/ tidak logis terhadap obyek/ situasi
tertentu.
c. Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa
d. Fantasi : isi pikir tentang sesuatu keadaan atau kejadian yang diinginkan
e. Bunuh diri : ide bunuh diri
f. Ideas of reference : pembicaraan orang lain, benda-benda atau sesuatu
kejadian yang dihubungkan dengan dirinya
g. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-
hal yang mustahil/ di luar kemampuannya
h. Preokupasi : pikiran yang terpaku pada satu ide
i. Alienasi : perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda, asing
j. Rendah diri : merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan diri
sendiri tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah dilakukan
k. Pesimisme : Mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal
dalam hidupnya
l. Waham:
Agama : Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
Somatik/hipolondrik : Klien mempunyai keyakinan tentang
tubuhnya dan dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan
Kebesaran : Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak
sesuai dengan kenyataan
Curiga : Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau
kelompok yang berusaha merugikan atau mencederaidirinya yang
disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
Nihilistik : Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia /
meningal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan
Kejaran : Yakin bahwa ada orang / kelompok yang mengganggu ,
dimata-matai atau kejelekan sedang dibicarakan orang banyak
Dosa : Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang
besar yang tidak bisa diampuni
Waham Bisar
Sisip pikir : Klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan
di dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai
dengan kenyataan
Siar pikir : Klien yakin ada orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut
yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
Kontrol pikir : Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari
luar.
19.Bentuk Pikir :
a. Realistik : Cara berfikir sesuai kenyataan/ realita yang ada
b. Nonrealistik : Cara berfikir yang tidak sesuai dengan kenyataan
c. Autistik : cara berfikir berdasarkan lamunan/ fantasi/ halusinasi /
wahamnya sendiri
d. Dereistim : cara berfikir dimana proses mentalnya tidak ada sangkut
pautnya
20.Interaksi :
Data ini didapatkan melalui wawancara dan observasi perawat/keluarga
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas
b. Kontak mata kurang : tidak mau menatap lawan bicara
c. Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran
dirinya
d. Curiga : menunjukan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain
X. PEMERIKSAAN FISIKB. Tanda-tanda vital : T :…………, S :………… N :……… .., R :……………
XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bangli, ………………………….. Perawat
………………………………………….
Nip.
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN : WAHAMRUFA : SKOR 1 – 10
SKOR 11 – 20SKOR 21 – 30
II. TUJUAN :
III. INTERVENSI :A. INTENSIF I :
a. Dengarkan ungkapan klien walaupun terkait wahamnya tanpa membantah atau mendukung
b. Berkomunikasi sesuai kondisi obyektif c. Psikofarmaka: anti psikotik parenteral, anti ansietas
B. INTENSIF II :
a. Dengarkan keluhan pasien tanpa menghakimi b. Komunikasi sesuai kondisi obyektif pasien c. Beri psikofarmaka: antipsikotik oral
C. INTENSIF III :a. Dengarkan keluhan pasien b. Bantu identifikasi stimulus waham dan usahakan menghindari
stimulus tersebut c. Pertahankan pemberian psikofarmaka oral: anti psikotik
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN : PRILAKU KEKERASAN
RUFA : SKOR 1 – 10SKOR 11 – 20SKOR 21 – 30
II. TUJUAN :
III. INTERVENSI
A.INTENSIF I : a. Kendalikan secara verbal b. Pengikatan ATAU Isolasi c. Psikofarmaka: anti psikotik parenteral, anti ansietas
B. INTENSIF II :
a. Dengarkan keluhan pasien tanpa menghakimi b. Latih cara fisik mengendalikan marah: nafas dalam c. Beri psikofarmaka: antipsikotik
C. INTENSIF III :a. Dengarkan keluhan pasien b. Latih cara mengendalikan marah dengan cara verbal, spiritual. c. Pertahankan pemberian psikofarmaka oral: anti psikotik
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN : HALUSINASI
RUFA : SKOR 1 – 10SKOR 11 – 20SKOR 21 – 30
II. TUJUAN :
III. INTERVENSI
A. INTENSIF I : a. Komunikasi terapeutik b. Siapkan lingkungan yang aman c. Psikofarmaka: anti psikotik parenteral, anti ansietas d. Observasi prilaku pasien tiap 15 menit terkait halusinasie. Kalau perlu lakukan Pengikatan f. Bantu mengenal halusinasi
B. INTENSIF II :
a. Komunikasi terapeutik b. Siapkan lingkungan yang aman c. Psikofarmaka: anti psikotik parenteral, anti ansietas d. Observasi prilaku pasien tiap 30 - 60 menit terkait halusinasie. Bantu mengenal halusinasif. Bantu mengontrol halusiansi dengan menghardik.
C. INTENSIF III :a. Komunikasi terapeutik b. Siapkan lingkungan yang aman c. Psikofarmaka: anti psikotik parenteral, anti ansietas d. Observasi prilaku pasien dalam 24 jam terkait halusinasie. Melatih mengontrol halusiansi dengan melakukan kegiatan terjadwal dan
memanfaatkan obat.
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
A. INTENSIF I : 1. DIAGNOSA KEPERAWATAN : PANIK RUFA : SKOR 1 – 102. TUJUAN : Pasien tidak membahayakan dirinya, orang lain dan lingkungan. 3. Tindakan:
a. Komunikasi terapeutikb. Siapkan lingkungan yang amanc. Dampingi terus pasien saat panik, bombing pasien tarik nafas dalam.d. Kolaborasi:
Berikan obat-obatan sesuai intruksi dokter. Pantau keepektifan obat dan efek sampingnya
e. Observasi prilaku pasien setiap 15 menit sekali, catat adanya peningkatan atau penurunan perilaku pasien.
f. Jika prilaku pasien semakin tidak terkontrol, terus mencoba melukai dirinya sendiri atau orang lain, dapat dilakukan tindakan manajemen pengamanan pasien yang epektif.
B. INTENSIF II :
a. DIAGNOSA KEPERAWATAN : ANSIETAS BERAT SKOR 11 – 20b. TUJUAN : Pasien tidak lagi mengalami panicc. Tindakan :
1. Komunikasi terapeutik2. Siapkan lingkungan yang aman3. Ajarkan tehnik relaksasi peregangan otot4. Kolaborasi:
Berikan obat-obatan sesuai intruksi dokter. Pantau keepektifan obat dan efek sampingnya
5. Observasi prilaku pasien setiap 30 - 60 menit sekali, catat adanya peningkatan atau penurunan perilaku pasien.
C. INTENSIF III :a. DIAGNOSA KEPERAWATAN : ANSIETAS SEDANG SKOR 21 – 30b. TUJUAN : Pasien tidak lagi mengalami ansietas berat – panikc. Tindakan :
1. Komunikasi terapeutik2. Siapkan lingkungan yang aman3. Diskusikan bersama pasien:
Penyebab ansietas – panic Motivasi menceritakan pengalaman traumatic pasien
4. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai intruksi dokter. Pantau keepektifan obat dan efek sampingnya Jelaskan tentang nama, dosis, manfaat terapi obat.
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN : PERCOBAAN BUNUH DIRI
RUFA : SKOR 1 – 10
SKOR 11 – 20
SKOR 21 – 30
II. TUJUAN :
III. INTERVENSI :
A.INTENSIF I : a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien b. Atasi masalah fisik akibat percobaan bunuh diri (rawat luka atau kondisi akibat
tindakan percobaan bunuh diri)c. Identifikasi alasan, cara, dan waktu klien melakukan tindakan bunuh diri d. Identifikasi alternatif penyelesaian masalah selain tindakan bunuh diri:
1. ekspresi perasaan kepada orang yang dapat dipercayai (teman atau keluarga)
2. berpikir positif 3. melakukan aktivitas positif yang disenangi 4. aktivitas spiritual: baca doa, sholat 5. Observasi pasien setiap 10 menit sekali, sampai ia dipindahkan
ke ruang intensif II 6. Jauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet,
gelas, ikat pinggang) 7. Kolaborasi dengan medis untuk program pengobatan pasien
dengan menggunakan prinsip lima (5) benar 8. Dengan lembut jelaskan pada pasien bahwa saudara akan
melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri
B. INTENSIF II :a. Kolaborasi dengan medis untuk program pengobatan pasien dengan
menggunakan prinsip lima (5) benar b. Observasi pasien setiap 30 menit sekali, sampai ia dipindahkan ke ruang
intensif III c. Jauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, ikat
pinggang) d. Lanjutkan perawatan luka atau kondisi akibat tindakan percobaan bunuh diri
(apabila pasien merupakan pasien pindahan dari ruang intensif I) e. Berikan terapi musik untuk pasien
C. INTENSIF III :a. Membantu pasien meningkatkan harga dirinya b. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya. c. Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif. d. Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting e. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
f. Membantu pasien menerapkan pola koping yang konstruktif:1. Identifikasi pola koping maladaptif dan adaptif2. Identifikasi dampak koping yang dilakukan3. Pilih pola koping adaptif4. Anjurkan menggunakan pola koping konstruktif
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN : ISOLASI SOSIAL
RUFA : SKOR 1 – 10SKOR 11 – 20SKOR 21 – 30
II. TUJUAN :
III. INTERVENSI
A. INTENSIF I : a. Membina hubungan saling percayab. Bantu mengenal menyebab isolasi sosialnyac. Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
B.INTENSIF II :a. Mengajarkan pasien berkenalan dengan orang lainb. Mengajarkan pasien berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain
C.INTENSIF III :f. Memberikan terapi modalitas.
Bangli, …………………………..
Perawat
………………………………………….
RENCANA KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN JIWA
A. INTENSIF I : ( 24 jam pertama)1. DIAGNOSA KEPERAWATAN : POLA NAPAS TIDAK EPEKTIF 2. TUJUAN : Jalan napas bebas dari sumbatan, kebutuhan O 2 pasien terpenuhi,
perfusi jaringan adekuat. 3. Tindakan:
a. Komunikasi terapeutikb. Kaji keadekuatan pernapasan, ventilasi dan oksigenasi dan tingkat
kesadaran pasien. c. Pasang O2 d. Obseravasi adanya needle track bekas suntikan pada lengan dan kaki
pasien. e. Kolaborasi : Cek lab f. Observasi TTv setiap 5 menit selama 4 jamg. Kolaborasi : Pertimbangan intubasi endotrakheal bila pernapasan tidak
adekuat, oksigenasi kurang, hipoventilasi menetap.h. Kolaborasi pasang IVFD dan Pasang kateter untuk analisa urinei. Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi. j. Kaji riwayat penggunaan obat dari orang lain yang dekat dengan pasienk. Kolaborasi terapi medis pemberian antidotum. l. Kolaborasi terapi penunjang lainnya : EKG, foto thorakmedis pemberian
antidotum. m. Kolaborasi terapi medis lainya secara simtomatis.
B.INTENSIF II : (25 jam – 72 jam)1. DIAGNOSA KEPERAWATAN : POLA NAPAS TIDAK EPEKTIF 2. TUJUAN : Jalan napas bebas dari sumbatan, kebutuhan O 2 pasien terpenuhi,
perfusi jaringan adekuat. 3. Tindakan:
a. Komunikasi terapeutikb. Pasang O2 , Observasi TTV setiap 4 jamc. Observasi IVFD.d. Kolaborasi terapi medis lainya secara simtomatis.
C.INTENSIF III : (72 jam – 10 hari)1. DIAGNOSA KEPERAWATAN : Gangguan rasa nyaman : nyeri2. TUJUAN : Pasien dapat mengontrol nyeri dengan baik3. Tindakan :
a. Kaji tingkat nyeri pasien dengan menggunakan skala nyeri 1 – 10 b. Kaji lokasi nyeri, intensitas nyeri dan karakteristik nyeric. Diskusikan dengan pasien penyebab nyeri yang terjadid. Diskusikan pengalaman pasien dalam mengatasi nyeri e. Ajarkan tehnik distrasi ( ngobrol, melakukan kegiatan yang
menyenangkan)f. Ajarkan tehnik relaksasi tarik napas dalam dan Observasi CINA tiap 4 jamg. Kolaborasi: pemberian terapi analgetikh. Libatkan dalam terapi modalitas
Bangli, …………………………..
Perawat………………………………………….
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEGAWATDARURATAN JIWA
Nama : No RM :Tanggal : Dx Keperawatan :1. Melakukan komunikasi terapeutik2. Mengobservasi Status Mental
Status Mental Pagi Sore MalamPenampilan
Orientasi
Pembicaraan
Psikomotor
Afek
Persepsi
Arus Pikir
Isi Pikir
Bentuk Pikir
Interaksi
SKOR RUFA
3. Mengarahkan / Membantu ADL
ADL Pagi Sore MalamMakan/MinumToiletingMandiBerpakaian
4. Delegatif Pemberian Obat
Nama Obat Jam/Paraf
5. Menggunting Rambut, Memotong Kuku6. Memberi Terapi Modalitas : …………………….7. Melaksanakan Restrain/Isolasi8. Mengobservasi Restrain
Jam 01 02 03 04
05 06 07 08 09
10 11 12 13 14 15
16 17 18 20 21 22
23 24
AVN
Catatan :PLANING
Pagi Sore Malam
NAMA / PARAF PERAWAT
Pagi Sore Malam
RESPON UMUM FUNGSI ADAPTIF
RUFA PERILAKU KEKERASAN
Domain Intensif I1 - 10
Intensif II11 - 20
Intensif III21 – 30
Pikiran Orang lain / makhluk lain mengancam
Orang lain / makhluk lain mengancam
Orang lain / makhluk lain mengancam
Perasaan Marah dan jengkel terus-menerus
Marah dan jengkel (seringkali)
Kadang marah dan jengkel, sering tenang
Tindakan Terus-menerus mengancam orang lain (verbal)Terus-menerus berusaha mencederai orang lain (fisik)Komunikasi sangat kacau
Hanya mengancam secara verbalTidak ada tindakan kekerasan fisikKomunikasi kacau
Kadang-kadang masing mengancam secara verbal.Komunikasi cukup koheren
RUFA WAHAM
Domain Intensif I1 - 10
Intensif II11 - 20
Intensif III21 – 30
Pikiran Terus menerus terfiksasi dengan wahamnya
Pikiran didominasi oleh isi waham, kadang masih memiliki pikiran yang rasional
Pikiran kadang-kadang dikendalikan wahamnya
Perasaan Sangat dipengaruhi oleh wahamnya
Lebih dipengaruhi wahamnya
Kadang masih dipengaruhi wahamnya
Tindakan Komunikasi sangat kacau, selalu dipengaruhi oleh waham.Mungkin mengancam orang lainMencederai orang lain
Komunikasi masih kacau.Tidak mencederai orang lain
Komunikasi sering terganggu waham
RUFA RISIKO BUNUH DIRI
(Skor: 1-10 Skala RUFA) (Skor: 11-20 Skala RUFA (Skor: 21-30 Skala RUFA Percobaan Bunuh Diri
Aktif mencoba bunuh diri dengan cara:
gantung diri minum racun memotong urat
nadi menjatuhkan
Ancaman Bunuh Diri Aktif memikirkan
rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri
Mengatakan ingin bunuh diri namun
Isyarat Bunuh Diri Mungkin sudah
memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri
Mengungkapkan
diri dari tempat yang tinggi
Mengalami depresi Mempunyai rencana
bunuh diri yang spesifik
Menyiapkan alat untuk bunuh diri (pistol, pisau, silet, dll)
tanpa rencana yang spesifik
Menarik diri dari pergaulan sosial
perasaan seperti rasa bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak berdaya
Mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah
Mengatakan: “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.”
RUFA HALISINASI
Domain Intensif I1 - 10
Intensif II11 – 20
Intensif III21 – 30
Penilaian realitas
Penilaian realitas terganggu, pasien tidak bisa membedakan yang nyata dan yang tidak nyata.
Halusinasi dianggap nyata
Mulai dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata.
Kadang-kadang mengalami gangguan pikiran
Pasien sudah mengenal halusinasinya
Berfikir logis Persepsi adekuat
Perasaan Panik Cemas berat Reaksi emosinal
berlebihan atau berkurang, mudah tersinggung
Cemas sedang Emosi sesuai dengan
kenyataan
Prilaku Pasien kehilangan control diri, melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan akibat mengikuti isi halusinasinya
PK secara verbal Kegiatan fisik yang
merefleksikan isi halusinasi seperti amuk,agitasi,memukul atau melukai orang secara fisik, serta pengerusakan secara lingkungan
Gejala di atas ditemukan secara terus-menerus pada pasien
PK secara verbal Bicara, senyum dan
tertawa sendiri Mengatakan
mendengar suara, melihat, mengecap, mencium dan atau merasa sesuatu yang tidak nyata.
Sikap curiga dan permusuhan
Frekwensi munculnya halusinasi sering
Prilaku sesuai Ekspresi tenang Frekwensi
munculnya halusinasi jarang
RUFA PANIK
Domain Intensif I1 - 10
Intensif II11 – 20
Intensif III21 – 30
Respon fisik
Napas pendek,rasa tercekik dan palpitasi, nyeri dada, sakit kepala, pucat dan gemetar
Napas pendek, berkeringat, tekanan darah naik,
Napas pendek, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi
Persepsi Persepsi sangat kacau, takut menjadi gila, takut kehilangan kendali
Persepsi sangat sempit, merasa tidak mampu menyelesaikan masalah
Hanya berfokus pada masalahnya
Perilaku Agitasi, mengamuk, marah Marah Sering merasa gelisah,gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
Emosi Ketakutan Tegang Adanya perasaan tidak aman
Verbal Blocking atau berteriak Bicara cepat terkadang blocking
Banyak bicara dan cepat
RUFA ISOLASI SOSIAL
Domain Intensif I1 - 10
Intensif II11 – 20
Intensif III21 – 30
Respon terhadap lingkungan
Apatis Apatis Ada tapi jarang
Respon motorik StuporKataton
Mulai ada pergerakan tubuh
Pergerakan tubuh lambat
Komunikasi dengan orang lain
Tidak ada Ada respon non verbal
Respon verbal seperlunya
Kemampuan perawatan diri : Makan dan minum Berhias Toileting Kebersihan diri
Total care
Tidak mampuTidak mampuTidak mampuTidak mampu
Pertial care
DibantuDibantuDibantuDibantu
Minimal care
DimotivasiDimotivasiDimotivasiDimotivasi
Afek Datar Tumpul Sesuai
Kontak mata Tidak ada Ada tapi jarang ada
RUFA OVERDOSIS OPIOID
Domain Intensif I1 - 10
Intensif II11 – 20
Intensif III21 – 30
Tingkat kesadaran koma Somnolen Compos mentis
Komunikasi Tidak ada Non verbal dan bicara kacau
Koheren baik verbal maupun non verbal serta gelisah
TTV Respirasi hipoventilasi kurang dari 12 kali permenit, Heart rate bradikardi, hipotermi, hipotensi
Respirasi normal, heart rate bradikardi, suhu badan fluktuatif, hipotensi
Respirasi normal, takikardia, suhu tubuh fluktuatif,tekanan darah meningkat dari normal
Respon fisik Pupil miosis (pinpoint pupil), bibir dan tubuh membiru
Pupil dilatasi Pupil dilatasi, gooseflesh, yawning, lakrimasi, berkeringat, rhinore, emosi labil, nyeri abdomen, diare, mual dan atau muntah dan tremor
RUFA PUTUS ZAT GOLONGAN OPIOID
Domain Intensif I1 - 10
Intensif II11 – 20
Intensif III21 – 30
Mual dan muntah Mual menetap kadang muntah
Mual ringan tanpa muntah
Tidak mual dan tidak muntah atau mual yang hilang timbul
Berdirinya bulu-bulu badan / merinding / goose flesh
Goose flesh jelas pada tubuh dan tangan
Goose flesh jelas dan dapat diraba
Kadang-kadang Goose flesh jelas pada tubuh dan tangan
TTV Respirasi hipoventilasi kurang dari 12 kali permenit, Heart rate bradikardi, hipotermi, hipotensi
Respirasi normal, heart rate bradikardi, suhu badan fluktuatif, hipotensi
Respirasi normal, takikardia, suhu tubuh fluktuatif,tekanan darah meningkat dari normal
Respon fisik Pupil miosis (pinpoint pupil),
Pupil dilatasi Pupil dilatasi, gooseflesh, yawning,
bibir dan tubuh membiru
lakrimasi, berkeringat, rhinore, emosi labil, nyeri abdomen, diare, mual dan atau muntah dan tremor