pengkajian kebutuhan belajar dalam pendidikan kesehatan

19
STRATEGI/RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN SASARAN INDIVIDU A. Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi pada dasarnya berarti taktik atau politik. Sedangkan pembelajaran pada dasarnya berasal dari kata belajar. Jadi penulis akan menjelaskan arti belajar terlebih dahulu sebelum menjelaskan arti pembelajaran dan strategi pembelajaran. Soemanto berpendapat bahwa belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada lagi yang secara khusus mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan. Ini berarti, bahwa orang harus mengumpulkan fakta-fakta sebanyak-banyaknya. Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theoris of Learning mengemukakan “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya) Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan 1

Upload: krismaandiani

Post on 10-Dec-2015

2.359 views

Category:

Documents


258 download

DESCRIPTION

pengkajian keb. belajar

TRANSCRIPT

Page 1: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

STRATEGI/RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN

SASARAN INDIVIDU

A. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi pada dasarnya berarti taktik atau politik. Sedangkan pembelajaran

pada dasarnya berasal dari kata belajar. Jadi penulis akan menjelaskan arti belajar

terlebih dahulu sebelum menjelaskan arti pembelajaran dan strategi pembelajaran.

Soemanto berpendapat bahwa belajar adalah mencari ilmu atau menuntut

ilmu. Ada lagi yang secara khusus mengartikan belajar adalah menyerap

pengetahuan. Ini berarti, bahwa orang harus mengumpulkan fakta-fakta

sebanyak-banyaknya.

Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theoris of Learning

mengemukakan “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat

dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau

keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan

sebagainya)

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau

kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.

B. Tahap Promosi Kesehatan

Tahapan pertama dalam perencanaan promosi kesehatan adalah pengkajian

tentang apa yang dibutuhkan klien atau komunitas untuk menjadi sehat.

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi,

dan komunikasi data tentang klien, baik individu maupun komunitas. Fase

keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data, dari sumber

primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisa data

sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan. Pengkajian bertujuan untuk

1

Page 2: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang

terkait, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien.

Informasi yang terkandung dalam dasar data adalah dasar untuk menetapkan

proses asuhan keperawatan selanjutnya.

Pengkajian kebutuhan belajar dalam pendidikan kesehatan

Pengkajian yang komperensif dalam pendidikan kesehatan dalam

kaitannya dengan kebutuhan belajar dapat digali dari riwayat keperawatan dan

hasil pengkajian fisik serta melalui informasi dari orang yang dekat dengan klien.

Pengkajian juga mencakup karakteristik yang mungkin akan mempengaruhi

proses belajar. Misalnya kesiapan untuk belajar, motivasi untuk belajar, dan

tingkat kemampuan untuk membaca. Selain penggalian data melalui wawancara,

perawat juga harus melakukan observasi terhadap kemampuan dan kebutuhan

klien. Kebutuhan belajar dapat juga diidentifikasi dari pernyataan klien terhadap

perawt tentang sesuatu hal yang tidak mereka ketahui atau tidak terampil dalam

melakukannya.

a. Pengkajian faktor predisposisi

1. Pengkajian riwayat keperwatan

Informasi tentang usia akan memberi petunjuk mengenai status

perkembangan seseorang, sehingga dapat memberi arah mengenai isis

pendidikan kesehatan dan pendeka67tan yang digunakan. Pernyataan

yang diajukan hendaknya sederhana. Pada pasien lansia, pernyataan

yang diajukan perlahan dan diulang. Status perkembangan, terutama

pada klien anak dapat dikaji melalui observasi ketika anak melakukan

aktivitas atau bermain, sehingga mendapatkan data tetang kemampuan

motorik dan perkembangan intelektualnya.

2. Pengkajian fisik

Pengkajian fisik secara umum dapat memberikan petunjuk terhadap

kebutuhan belajar klien. Contohnya status mental, kekuatan fisik,

status nutrisi. Hal yang mencakup pemeriksaan fisik adalah pernyataan

klien tentang kapasitas fisik untuk belajar dan untuk aktivitas

perawatan diri sendiri.

2

Page 3: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

3. Pengkajian kesiapan klien untuk belajar

Klien yang siap untuk belajar sering dapat dibedakan dengan klien

yang tidak siap. Seorang klien siap belajar mungkin mencari informasi,

misalnya melalui bertanya, membaca buku dan artikel, tukar pendapat

dengan sesame klien yang pada umumnya menuju ketertarikan. Di lain

pihak, klien yang tidak siap belajar biasanya lebih suka untuk

menghindari masalah atau situasi.

4. Pengkajian motivasi

Secara umum dapat diterima bahwa seseorang harus mempunyai

keinginan belajar demi keefektifan pembelajaran. Motivasi dan

memberi rangsangan atau jalan untuk belajar merupakan factor

penentun yang sangat kuat untuk kesuksesan dalam mendidik klien

dan berhubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan klien. Motivasi

seseorang dapat dipengaruhi oleh masalah keuangan, penolakan

terhadap status kesehatan, kurangnya dorongan dari lingkungan sosial,

peningkatan terhadp penyakit, kecemasan, ketakutan, rasa malu atau

adanya konsep diri yang negative. Motivasi juga dipengaruhi oleh

sikap dan kepercayaan. Contoh motivasi belajar seorang pria dewasa

setengah baya yang dinyatakan hipertensi dan mulai dapat pengobatan

anti hipertensi untuk mengendalikan tekanan darahnya mungkin akan

rendah jika teman dekatnya menceritakan bahwa ia impoten setelah

mendapat pengobatan yang sama.

5. Pengkajian kemampuan membaca

Ketidak mampuan membaca dan menulis dapat terjadi pada siapa saja.

Hal ini dapat kita jumpai pada individu yang berada di masyarakat.

Penampilan seseorang dalam penggunaan bahasa bisa menggambarkan

kemampuan dalam menbaca dengan baik, meskipun, faktor pergaulan

juga dapat menjadikan seseorang dapat berkomunikasi dengan baik.

b. Pengkajian faktor kemungkinan

Faktor kemungkinan mencakup keterampilan serta sumber daya yang

penting untuk menmpilkan perilaku sehat. Sumber daya dimaksud

meliputi fasilitas yang ada, atau sumber lain yang serupa. Faktor ini juga

3

Page 4: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

menyangkut keterjangkauan sumber tersebut oleh klien (apakah biaya,

jarak, waktu dapat dijangkau?).

c. Pengkajian faktor penguat

Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tersebut bergantung

pada tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan kesehatan pasien di

rumah sakit misalnya, penguat diberi oleh perawat, dokter, ahli gizi, atau

klien lain dan keluarga. Apakah factor penguat itu positif atau negatif

tergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berpengaruh. Pengaruh

itu tidak sama, mungkin sebagian mempunyai pengaruh sangat kuat

disbandingkan dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perubahan

perilaku. Perawat perlu mengkaji secara cermat factor penguat ini, untuk

menjamin bahwa sasaran pendidikan kesehatan mempunyai kesempatan

yang maksimum untuk mendapat umpan balik yang mendukung selama

berlangsungnya proses perubahan perilaku.

C. Langkah – Langkah dalam Perencanaan Promosi Kesehatan

I. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan

a) Diagnosa masalah

Green ( 1980 ) telah mengembangkan suatu model pendekatan yang

dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan yang

dikenal dengan kerangka PRECEDE ( Predisposing , Reinforcing , Enabling

Causes in Educational Diagnosis and Evaluation ). PRECEDE memberikan

serial langkah yang menolong perencanaan untuk mengenal masalah mulai

dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Namun demikian pada tahun 1991 Green

menyempurnakan kerangka tersebut menjadi PRECEDE – PROCEED

(Policy, Regulatori, Organizationl Construct in Educational and

Enviromental Development). PRECEDE – PROCEED harus dilakukan secara

bersama – sama dalam proses perencanaan, implementasi dan evaluasi.

PRECEDE digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas

4

Page 5: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

masalah dan tujuan program . Sedangkan PROCEED digunakan untuk

menetapkan sasaran dan kreteria kebijakan, serta implementasi dan evaluasi.

Langkah – Langkah Precede – Procede

Fase 1 : Diagnosis Sosial ( Social Need Assessment )

Diagnosis sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat

terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi

masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui partisipasi

dan penerapan berbagai informasi yang didisain sebelumnya. Penilaian

dapat dilakukan atas dasar data sensus ataupun vital statistic yang ada,

maupun dengan melakukan pengumpulan data secara langsung dari

masyarakat, pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara wawancara

dengan informan kunci, forum yang ada di masyarakat .

Fase 2 : Diagnosis Epidemiologi

Masalah kesehatan merupakan hal yang sangat berpengaruh

terhadap kualitas hidup seseorang. Pada fase ini dicari faktor kesehatan

yang mempengaruhi kualiatas hidup seseorang, masalah kesehatan harus

digambarkan secara rinci berdasarkan data yang ada baik dari lokal,

regional maupun nasional. Pada fase ini harus diidentifikasi apa atau

kelompok mana yang terkena masalah kesehatan dan bagaimana cara

untuk menanggulang masalah tersebut.

Fase 3 : Diagnosis Perilaku Dan Lingkungan

Pada fase ini selain identifikasi masalah perilaku yang

mempengaruhi masalah kesehatan juga sekaligus diidentifikasikan

masalah lingkungan (fisik dan sosial) yang mempengaruhi perilaku dan

status kesehatan ataupun kualitas hidup seseorang atau masyarakat.

Untuk mengetahui masalah prilaku yang mempengaruhi status kesehatan

seseorang , digunakan indikator upaya seperti : pemanfaatan pelayanan

kesehatan (ultilization), upaya pencegahan (preventive action), pola

konsumsi makanan (consumption pattern), kepatuhan (compliance),

upaya pemeliharaan kesehatan diri (self care). Dimensi prilaku yang

digunakan adalah :, guality, persistence, frequency, dan range. Indicator

lingkungan meliputi : keadaan sosial, ekonomi, fisik dan pelayanan

5

Page 6: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

kesehatan dengan dimensinya yang terdiri dari

keterjangkauan,kemampuan dan pemerataan. Langkah yang harus

dilakukan dalam diagnosis prilaku dan lingkungan adalah:

a. Memisahkan faktor perilaku dan non–prilaku penyebab timbulnya

masalah kesehatan

b. Mengidentifikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya masalah

kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan tindakan

perawatan/ pengobatan , sedangkan untuk faktor lingkungan yang

harus dilakukan dilakukan adalah mengeliminasi faktor non-prilaku

yang tidak dapat diubah seperti : faktor genetis dan demografis

c. Urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya

pengaruh terhadap masalah kesehatan

d. Urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan kemungkinan

untuk diubah

e. Tetapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran program .

setelah itu tetapkan tujuan perubahan perilaku yang ingin dicapai

program.

Fase 4 : Diagnosis Pendidikan dan Organisasional

Determinan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan

seseorang atau masyarakat dapat dilihat dari faktor seperti faktor

predeposisi (seperti pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan nilai

atau norma yang diyakini seseorang. Faktor pemungkin yaitu faktor

lingkungan yang memfasillitasi perilaku seseorang, dan terakhir faktor

pengaruh (tokoh masyarakat, guru, petugas kesehatan, orang tua ,

penegak hulum, yang dapat mendorong orang lain berperilaku).

Fase 5 : Diagnosis Administratif dan Kebijakan

Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan , sumber daya dan

peraturan yang berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat

pengembangan program promosi kesehatan. Diagnosis administratif

dilakukan tiga penilaian yaitu: sumber daya yang dibutuhkan untuk

melaksanakan program , sumber daya yang diorganisasi dan masyarakat,

serta hambatan pelaksanaan program. Sedangkan pada diagnosis

6

Page 7: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

kebijakan dilakukan identifikasi dukungan dan hambatan politis.,

peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program dan

pengembangan lingkungan yang dapat mendukung kegiatan masyarakat

yang kondusif bagi kesehatan.

Pada fase ini kita melangkah pada perencanaan dengan program

PRECEDE ke implementasi dan evaluasi dengan PROCEED. PRECEDE

digunakan untuk meyakinkan bahwa program akan sesuai dengan

kebutuhan dan keadaan individu atau masyarakat sasaran. PROCEED

untuk meyakinkan bahwa program akan tersedia, dapat dijangkau dan

diterima dan dapat dipertanggungjawabkan.

SUMBER DATA

Data dari masyarakat yang dibutuhkan oleh seorang perencana

promosi kesehatan dapat berasal dari berbagai sumber seperti : dokumen yang

ada , langsung dari masyarakat , dimana kita bisa mendapatkan data mengenai

status kesehatan masyarakat, perilaku kesehatan dan determinan dari perilaku

kesehatan, petugas kesehatan dilapangan, tokoh masyarakat.

CARA PENGUMPULAN DATA

1.   Key informant approach

Informasi yang diperoleh dari informan kunci melalui wawancara

mendalam atau Focus Grup Discussion (FGD) sangat menolong untuk

memahami masalah yang ada. Cara ini cukup sederhana dan relative

murah , karena informasi yang diperoleh dapat mewakili berbagai

perspektif dan informan kunci sendiri selain memberikan data yang

digunakan dalam membuat perencanaan, juga akan membantu dalam

mengimplementasikan promosi kesehatan .

2.   Community forum approach

Cara lain yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah melalui

forum diskusi. Disini promoter kesehatan bersama – sama masyarakat

mendiskusikan masalah yang ada. Melalui cara ini dapat dicari jalan

keluar dari maslah yanga ada. Bila dilihat dari sudut program , cara ini

7

Page 8: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

sangat ekonomis , dan promoter kesehatan dapat memahami masalah dari

berbagai sudut pandang masyarakat.

3.   Sample survey approach

Merupakan cara pengumpulan data kebutuhan masyarakat yang paling

valid dan akurat., karena ekstimasi kesalahan bisa diseleksi , namun cara

ini paling mahal. Metode yang digunakan adalah metode wawancara dan

observasi.

b) Menetapkan prioritas masalah

Dalam menentukan perioritas masalah kita harus mempertimbangkan

beberapa faktor seperti beratnya masalah dan akibat yang ditimbulkan,

pertimbangan politis, sumber daya yang ada di masyarakat. Langkah yang

harus ditempuh untuk menetapkan perioritas masalah kesehatan adalah:

1. Menentukan status kesehatan masyarakat

2. Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada

3. Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan pelayanan

kesehatan di masyarakat

4. Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat (meliputi

tingkat pendidikan , umur , jenis kelamin, ras , letak geografis,

kebiasaan/ perilaku dan kepercayaan yang dianut.

II. Mengembangkan komponen promosi kesehatan

a. Menentukan tujuan promosi

Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan ada 3 yaitu :

1. Peningkatan pengetahuan dan atau sikap masyarakat

2. Peningkatan perilaku masyarakat , yang pada akhirnya akan

berpengaruh pada kesehatan

3. Peningkatan status kesehatan masyarakat

Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari tujuan

program, tujuan pendidikan dan tujuan prilaku.

8

Page 9: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

b. Menentukan sasaran promosi kesehatan

Sasaran promosi kesehatan dan sasaran pendidikan kesehatan tidak selalu

sama , maka kita harus menetapkan sasaran langsung dan tidak langsung.

Yang dimaksud sasaran dalam promosi kesehatan adalah kelompok

sasaran yaitu individu , kelompok maupun keduanya

c. Menentukan isi promosi kesehatan

Isi Promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah

dipahami oleh sasaran. Bila perlu isi pesan dibuat dengan mengguanakan

gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran merasa bahwa pesan

tersebut memang benar – benar ditunjukan kepadanya sehingga sasaran

mau melaksanakan isi pesan tersebut.

d. Menentukan metode yang akan digunakan

Dalam menentukan metode yang digunakan dalam promosi ksehatan ,

harus dipertimbangkan tentang aspek yang akan dicapai. Bila

mencangkup aspek pengetahuan maka yang dapat dilaukan dengan

penyuluhan langsung, pemasanga poster, spanduk dan penyebaran leadlet.

Untuk aspek sikap kita perlu memberikan contoh yang lebih konkrit dan

mengugah emosi, perasaan dan sikap sasaran, missal dengan

memperlihatkan foto, slide atau melalui pemutaran film dan video. Bila

untuk mengembangkan kemampuan keterampilan tentu sasaran harus

mencoba keterampilan tersebut. Yang lain yang perlu diperhatikan adalan

sumber daya yang dimiliki masyarakat dan jenis sasarannya.

e. Menentukan media yang akan digunakan

Teori pendidikan mengatakan bahwa belajar yang paling mudah adalah

dengan menggunakan media, oleh karena itu hamper semua program

pendidikan kesehatan menggunakan berbagai media , media yang dipilih

tergantung pada jenis sasarannya, tingkat pendidikan sasaran, aspek yang

ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber daya yang ada.

9

Page 10: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

f. Menyusun rencana evaluasi

Pada proses ini harus dijabarkan tentang kapan evaluasi akan

dilaksanakan , dimana akan dilaksananakan , kelompok sasaran yang akan

di evaluasi, dan siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut.

g. Menyusun jadwal pelaksanaan

Merupakan penjabaran dari waktu , tempat dan pelaksanaan yang

biasanya disajikan dalam bentuk gan chart

D. Contoh Rancangan Pembelajaran Dengan Sasaran Individu

1. Pengkajian

a. Riwayat Keperawatan :

Ibu B’ berumur 19 Tahun saat ini sedang hamil dua bulan dengan status

obstetrik G1P0AO. Ibu B datang kepuskesmas karena disuruh kader

kesehatan dan suaminya untuk konsultasi mengenai keadaan mual dan

muntah yang terus-menerus dialaminya. Ia baru pertama kali ke

Puskesmas karena sebelumnya ia tidak pernah ada masalah kesehatan yang

serius. Ibu B lulus SD dan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ia tidak

banyak tahu tentang kehamilan, persalinan ataupun nifas. Bapak Abdullah,

suaminya tidak dapat mengantar ibu B karena sedang bekerja sebagai

penjual sayur keliling dengan penghasilan bersih Kira-kira Rp. 25,

000,-./hari. Ibu B mempunyai persepsi tentang kehamilannya bahwa

kehamilan Sangat merepotkan karena dirasakan tidak nyaman untuk

melakukan apapun. Setiap hari hanya mual dan muntah sehingga letih

karena tidak bisa makan dengan baik. Ibu B seorang penganut Agama

Islam dan tinggal disuatu wilayah yang masyarakatnya memiliki beberapa

kepercayaan yang dapat merugikan kesehatan. Misalnya ibu hamil tidak

boleh makan makanan tertentu padahal sebenarnya Sangat dibutuhkan

oleh bumil, tidak boleh keluar rumah selama 40 hari jika telah melahirkan

dan tidak boleh bergerak. Ibu B Sangat mempercayai semua hal yang

berkembang didaerahnya sementara Bapak Abdullah tampaknya tidak

begitu mempercayai.

10

Page 11: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

b. Keadaan Fisik

BB = 44 Kg, ia mengatakan bahwa berat sebelumnya adalah46 Kg, TB

=155, Vital sign ; BP = 120/80 mmHg, HR= 84 x/menit, T = 36 celcius,

mucosa mulut kering, dan bibir pecah-pecah, konjungtiva pucat.

c. Kesiapan Belajar

Ibu B mengatakan ia Tertarik untuk mempelajari mengapa ia selalu mual

dan muntah selama kehamilannya dan ia menyatakan ingin sekali sembuh

dari keadaannya. Pengetahuan ibu B tentang kehamilan, persalinan dan

perawatan masa nifas masih Sangat kurang karena Belum pernah

mendapat info tentang hal tersebut.

d. Motivasi Belajar

Keinginan untuk mengetahui kenapa ia sering mual dan muntah cukup

kuat, ia mengatakan apapun akan dilakukannya asalkan ia sembuh dari

keadaan yang Sangat menyiksanya

e. Kemampuan Membaca

Mampu membaca dan menulis cukup baik, ketika diberi bahan bacaan

berupa leaflet tentang makanan sehat bumil dan di minta membacanya,

mengatakan lebih menyukai belajar dengan cara tanya jawab dan

menyukai bahan bacaan yang bergambar karena mudah diingat.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data yang ada dirumuskan diagnosa Keperawatan

a. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan salah interpretasi informasi

b. Kesiapan meningkatkan pengetahuan

3. Rencana Tindakan

Berikan penyuluhan mengenai cara perawatan kehamilan yang baik

11

Page 12: Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses

Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Purwanto,Ngalim. 1986. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.

Soemanto, Wasti. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Yulian, Dewi.2010. Rancangan Pembelajaran Dengan Sasaran

Individu ,http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/8/e-library%20stikes

%20nani%20hasanuddin--dewiyulian-361-2-sasaran-u.pdf (Diakses 16

September 2015 pukul 14.00 WITA)

12