pengkajian thoraks
TRANSCRIPT
1. Pengkajian Thorak/Dada
Bentuk kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk
kerucut terdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di
anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 iga
memisahkan articulasio dari sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi
membentuk tepi kostal sebelum menyambung pada tepi bawah sternu. Perluasan rongga
pleura di atas klavicula dan di atas organ dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada
luka tusuk.Musculus pectoralis mayor dan minor merupakan muskulus utama dinding
anterior thorax. Muskulus latisimus dorsi, trapezius, rhomboideus, dan muskulus gelang
bahu lainnya membentuk lapisan muskulus posterior dinding posterior thorax. Tepi
bawah muskulus pectoralis mayor membentuk lipatan/plika aksilaris posterior.
Pemeriksaan thorak pada anak mencakup :
a. Inspeksi
Melihat bentuk dada anak dengan cara membuka pakaian bagian atas kemudian atur
posisi (pada anak dapat dengan posisi berdiri atau dengan duduk sedangkan pada bayi
dengan menidurkan bayi ditempat yang rata), memperhatikan lingkungan sekitar
tempat pemeriksaan jaga agar suhu ruangan tetap hangat. Kemudian lakukan inspeksi
pada dada dengan melihat bentuk dada dari 4 sisi (depan, belakang, kanan dan kiri)
lihat apakah ada kelainan bentuk dada seperti :
Pigeon Chest → bentuk dada yg ditandai dg diameter tranvesal sempit,diameter
antero posterior membesar & sternum sangat menonjol ke depan
Funnel Chest → merupakan bentuk dada yg tdk normal sbg kelainan bawaan yg
mempunyai ciri2 berlawanan dg pigeon chest yaitu sternum menyempit kedlm &
diameter antero posterior yg mengecil
Barel Chest → yg ditandai dg diameter antero posterior yg mempunyai
perdandingan 1:1, ini dpt dijumpai pd pasien kiposis
b. Palpasi
Palpasi dada dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji keadaan kulit, pada dinding
dada, nyeri tekan, massa peradangan, kesimetrisan ekspansi.
Pada saat bernafas normalnya dada bergerak secara simetris. Gerakakan menjadi
tidak simetris misalnya pada keadaan terjadi atelektasis paru
Teknik palpasi dada dilakukan dengan cara meletakkan telapak tangan secara datar
pada dinding dada bagian depan, rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi
kanan dan kiri.
c. Perkusi
Suara atau bunyi pada orang normal adalah resonan yang terdengar seperti
dug,dug,dug pada keadaan tertentu bunyi resonan ini dapat menjadi lebih atau kurang
resonan misalnya pada keadaan konsolidasi maka bunyi yang dihasilkan adalah
kurang resonan terdengar seperti bleg,bleg,bleg. Cara melakukan perkusi yakni :
tangan kiri menempel pd celah intercosta,jari kanan mengetuk jari tengah kiri perkusi
dilakukan dg cara membandingkan kiri & kanan pd permukaan thorak dengarkan
apakah tjd suara resonan (sonor),dullnes(pekak), timpani,hipersonan
d. Auskultasi
Biasa digunakan dengan menggunakan stetoskop. Auskultasi berguna untuk mengkaji
aliran udara melalui batang trakea bronkeal dan untuk mengetahui adanya sumbatan
aliran udara. Suara nafas yang didengar melalui stetoskop dapat menjadi tidak normal
apabila paru-paru mengalami suatu gangguan. Auskultasi pada anak dilakukan untuk
mengetahui bunyi nafas dan bunyi jantung anak.
2. Pengkajian Pernafasan
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk
pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai
variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Paru-paru
adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem
peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah
menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut
"pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi.
Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo-, dari kata
Latin pulmones untuk paru-paru. Pada bayi tingkat Pernafasan dihitung selama 1 menit
penuh dg mengamati naik turunnya perut bayi. Nilai normal pernafasan pada bayi baru
lahir sampai dengan dewasa dapat dilihat pada table dibawah ini :
USIA FREKUENSI
Bayi baru lahirBayi baru lahir 35-4035-40
Bayi (6 bln)Bayi (6 bln) 30-5030-50
Todler (2 thn)Todler (2 thn) 25-3225-32
Anak-anakAnak-anak 20-3020-30
RemajaRemaja 16-1916-19
DewasaDewasa 12-2012-20
Bentuk kelainan dalam pola pernafasan
Bradipne
→ Frekuensi bernapas teratur namun lambat scr tidak normal (< 12x/mnt)
Takipnea
→ Frekuensi bernafas teratur namun cepat scr tidak normal (> 20x/mnt)
Hiperpnea
→ Pernafasan sulit, pe↑ kedalaman,peningkatan frekuensi (>20x/mnt)
Apnea
→ Pernafasan terhenti u/ beberapa detik,penghentian persisten mengakibatkan henti nafas
Hiperventilasi
→ Frekuensi & kedalaman pernafasan meningkat
Hipoventilasi
→ Frekuensi pernafasan abnormal dlm kecepatan & kedalaman.
Pernafasan Kussmaul
→ Pernafasan dlm scr tidak normal dalam,dan frekuensi meningkat.
Pernafasan Biot
→ Pernafasan dangkal scr tidak normal u/ 2 atau 3 nafas diikuti periode apnea yg tidak
teratur
3. Pengkajian Kardiovaskuler
System kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh darah, jantung merupakan
organ pemompa serta pembuluh darah yang merupakan pipa yang panjang mempunyai
peranan dalam mengedarkan oksigen, zat makanan, hasil metabolisme dan hormone
kedalam sel-sel tubuh. Didalam sel, darah mengangkut sisa pengolahan dan
membawanya ke organ-organ tertentu untuk disaring atau dikeluarkan dari dalam tubuh.
Gambar penampang jantung manusia
Dalam pemeriksaan kardiovakuler terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yakni :
a. Inspeksi dan palpasi
Area jantung di inspeksi dan dipalpasi secara simultan untuk mengetahui adanya
ketidaknormalan denyutan atau dorongan. Palpasi dilakukan secara sistemis
mengikuti struktur anatomi jantung area aorta, area pulmonal, area trikuspidalis, area
apical dan area epigastrik. Teknik pemeriksaan yakni Letakkan tangan pd ruang
intercosta II (area aorta & pulmonal) amati ada atau tidaknya pulsasi. Normal: pulsasi
tidak ada. Geser tangan ke ruang intercosta V kiri disisi sternum (ventrikel kanan)
amati adanya pulsasi. Dari area tricuspid kiri PMI amati adanya Ictus Cordis
(denyutan dinding thorak krn pukulan pd ventrikel kiri) normal :berada pd ICS V
b. Perkusi
Perkusi jantung dilakukan untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung. Perkusi
dilakukan dengan meletakan jari tengah sebagai landasan rapat-rapat pada dinding
dada. Perkusi dapat dilakukan dari semua arah menuju letak jantung untuk
mengetahui batas-batas jantung. Batas normal batas kiri umumnya tidak lebih dari 4,7
dan 10 cm kearah kiri dari garis midsternal pada spasium interkostalis ke 4,5 dan 8.
Dengan adanya foto rontgen, maka perkusi pada area jantung jarang dilakukan karena
gambaran jantung dapat dilihat pada hasil foto thorak anterior posterior.
c. Auskultasi
Bunyi jantung dihasilkan oleh penutupan katup-katup jantung, Bunyi jantung dikenali
sebagai lub dan dub secara bergantian secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
Bunyi pertama, S1, disebabkan oleh penutupan katup atrioventrikular, yaitu mitral
& trikuspidalis, pd saat awal dari kontraksi ventrikel, atau sistol. Ketika tekanan
ventrikel meningkat diatas tekanan atrium, arus darah vena tiba2 berbalik ke
atrium, katup menutup & pencegahan regurgitasi darah dari ventrikel kembali ke
atrium. Bunyi S1 adalah gema dari darah yg dikaitkan dg penutupan katub.
Bunyi kedua, S2, disebabkan penutupan katub aorta & pulmonal pada akhir sistol
ventrikularis, awal dari diastol. Ketika ventrikel kiri kosong, tekandan jauh
dibawah aorta, aliran darah di aorta berbalik ke ventrikel kiri dan dihalangi oleh
penutupan katup aorta. Serupa juga dengan ventrikel kanan, ketika tekanan di
ventrikel kanan menurun dibawah tekanan pulmonalis, katub pulmonalis
menutup.