pengkajian thoraks

8
1. Pengkajian Thorak/Dada Bentuk kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut terdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 iga memisahkan articulasio dari sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi kostal sebelum menyambung pada tepi bawah sternu. Perluasan rongga pleura di atas klavicula dan di atas organ dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada luka tusuk.Musculus pectoralis mayor dan minor merupakan muskulus utama dinding anterior thorax. Muskulus latisimus dorsi, trapezius, rhomboideus, dan muskulus gelang bahu lainnya membentuk lapisan muskulus posterior dinding posterior thorax. Tepi bawah muskulus pectoralis mayor membentuk lipatan/plika aksilaris posterior. Pemeriksaan thorak pada anak mencakup : a. Inspeksi

Upload: fitria-farida

Post on 30-Jun-2015

421 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengkajian thoraks

1. Pengkajian Thorak/Dada

Bentuk kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk

kerucut terdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di

anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 iga

memisahkan articulasio dari sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi

membentuk tepi kostal sebelum menyambung pada tepi bawah sternu. Perluasan rongga

pleura di atas klavicula dan di atas organ dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada

luka tusuk.Musculus pectoralis mayor dan minor merupakan muskulus utama dinding

anterior thorax. Muskulus latisimus dorsi, trapezius, rhomboideus, dan muskulus gelang

bahu lainnya membentuk lapisan muskulus posterior dinding posterior thorax. Tepi

bawah muskulus pectoralis mayor membentuk lipatan/plika aksilaris posterior.

Pemeriksaan thorak pada anak mencakup :

a. Inspeksi

Melihat bentuk dada anak dengan cara membuka pakaian bagian atas kemudian atur

posisi (pada anak dapat dengan posisi berdiri atau dengan duduk sedangkan pada bayi

dengan menidurkan bayi ditempat yang rata), memperhatikan lingkungan sekitar

tempat pemeriksaan jaga agar suhu ruangan tetap hangat. Kemudian lakukan inspeksi

pada dada dengan melihat bentuk dada dari 4 sisi (depan, belakang, kanan dan kiri)

lihat apakah ada kelainan bentuk dada seperti :

Page 2: Pengkajian thoraks

Pigeon Chest → bentuk dada yg ditandai dg diameter tranvesal sempit,diameter

antero posterior membesar & sternum sangat menonjol ke depan

Funnel Chest → merupakan bentuk dada yg tdk normal sbg kelainan bawaan yg

mempunyai ciri2 berlawanan dg pigeon chest yaitu sternum menyempit kedlm &

diameter antero posterior yg mengecil

Barel Chest → yg ditandai dg diameter antero posterior yg mempunyai

perdandingan 1:1, ini dpt dijumpai pd pasien kiposis

b. Palpasi

Palpasi dada dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji keadaan kulit, pada dinding

dada, nyeri tekan, massa peradangan, kesimetrisan ekspansi.

Pada saat bernafas normalnya dada bergerak secara simetris. Gerakakan menjadi

tidak simetris misalnya pada keadaan terjadi atelektasis paru

Teknik palpasi dada dilakukan dengan cara meletakkan telapak tangan secara datar

pada dinding dada bagian depan, rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi

kanan dan kiri.

c. Perkusi

Suara atau bunyi pada orang normal adalah resonan yang terdengar seperti

dug,dug,dug pada keadaan tertentu bunyi resonan ini dapat menjadi lebih atau kurang

resonan misalnya pada keadaan konsolidasi maka bunyi yang dihasilkan adalah

kurang resonan terdengar seperti bleg,bleg,bleg. Cara melakukan perkusi yakni :

tangan kiri menempel pd celah intercosta,jari kanan mengetuk jari tengah kiri perkusi

dilakukan dg cara membandingkan kiri & kanan pd permukaan thorak dengarkan

apakah tjd suara resonan (sonor),dullnes(pekak), timpani,hipersonan

d. Auskultasi

Biasa digunakan dengan menggunakan stetoskop. Auskultasi berguna untuk mengkaji

aliran udara melalui batang trakea bronkeal dan untuk mengetahui adanya sumbatan

aliran udara. Suara nafas yang didengar melalui stetoskop dapat menjadi tidak normal

apabila paru-paru mengalami suatu gangguan. Auskultasi pada anak dilakukan untuk

mengetahui bunyi nafas dan bunyi jantung anak.

Page 3: Pengkajian thoraks

2. Pengkajian Pernafasan

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk

pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai

variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Paru-paru

adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem

peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah

menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut

"pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi.

Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo-, dari kata

Latin pulmones untuk paru-paru. Pada bayi tingkat Pernafasan dihitung selama 1 menit

penuh dg mengamati naik turunnya perut bayi. Nilai normal pernafasan pada bayi baru

lahir sampai dengan dewasa dapat dilihat pada table dibawah ini :

USIA FREKUENSI

Bayi baru lahirBayi baru lahir 35-4035-40

Bayi (6 bln)Bayi (6 bln) 30-5030-50

Todler (2 thn)Todler (2 thn) 25-3225-32

Anak-anakAnak-anak 20-3020-30

RemajaRemaja 16-1916-19

DewasaDewasa 12-2012-20

Bentuk kelainan dalam pola pernafasan

Bradipne

→ Frekuensi bernapas teratur namun lambat scr tidak normal (< 12x/mnt)

Takipnea

→ Frekuensi bernafas teratur namun cepat scr tidak normal (> 20x/mnt)

Hiperpnea

→ Pernafasan sulit, pe↑ kedalaman,peningkatan frekuensi (>20x/mnt)

Apnea

Page 4: Pengkajian thoraks

→ Pernafasan terhenti u/ beberapa detik,penghentian persisten mengakibatkan henti nafas

Hiperventilasi

→ Frekuensi & kedalaman pernafasan meningkat

Hipoventilasi

→ Frekuensi pernafasan abnormal dlm kecepatan & kedalaman.

Pernafasan Kussmaul

→ Pernafasan dlm scr tidak normal dalam,dan frekuensi meningkat.

Pernafasan Biot

→ Pernafasan dangkal scr tidak normal u/ 2 atau 3 nafas diikuti periode apnea yg tidak

teratur

3. Pengkajian Kardiovaskuler

System kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh darah, jantung merupakan

organ pemompa serta pembuluh darah yang merupakan pipa yang panjang mempunyai

peranan dalam mengedarkan oksigen, zat makanan, hasil metabolisme dan hormone

kedalam sel-sel tubuh. Didalam sel, darah mengangkut sisa pengolahan dan

membawanya ke organ-organ tertentu untuk disaring atau dikeluarkan dari dalam tubuh.

Gambar penampang jantung manusia

Dalam pemeriksaan kardiovakuler terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yakni :

Page 5: Pengkajian thoraks

a. Inspeksi dan palpasi

Area jantung di inspeksi dan dipalpasi secara simultan untuk mengetahui adanya

ketidaknormalan denyutan atau dorongan. Palpasi dilakukan secara sistemis

mengikuti struktur anatomi jantung area aorta, area pulmonal, area trikuspidalis, area

apical dan area epigastrik. Teknik pemeriksaan yakni Letakkan tangan pd ruang

intercosta II (area aorta & pulmonal) amati ada atau tidaknya pulsasi. Normal: pulsasi

tidak ada. Geser tangan ke ruang intercosta V kiri disisi sternum (ventrikel kanan)

amati adanya pulsasi. Dari area tricuspid kiri PMI amati adanya Ictus Cordis

(denyutan dinding thorak krn pukulan pd ventrikel kiri) normal :berada pd ICS V

b. Perkusi

Perkusi jantung dilakukan untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung. Perkusi

dilakukan dengan meletakan jari tengah sebagai landasan rapat-rapat pada dinding

dada. Perkusi dapat dilakukan dari semua arah menuju letak jantung untuk

mengetahui batas-batas jantung. Batas normal batas kiri umumnya tidak lebih dari 4,7

dan 10 cm kearah kiri dari garis midsternal pada spasium interkostalis ke 4,5 dan 8.

Dengan adanya foto rontgen, maka perkusi pada area jantung jarang dilakukan karena

gambaran jantung dapat dilihat pada hasil foto thorak anterior posterior.

c. Auskultasi

Bunyi jantung dihasilkan oleh penutupan katup-katup jantung, Bunyi jantung dikenali

sebagai lub dan dub secara bergantian secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

Bunyi pertama, S1, disebabkan oleh penutupan katup atrioventrikular, yaitu mitral

& trikuspidalis, pd saat awal dari kontraksi ventrikel, atau sistol. Ketika tekanan

ventrikel meningkat diatas tekanan atrium, arus darah vena tiba2 berbalik ke

atrium, katup menutup & pencegahan regurgitasi darah dari ventrikel kembali ke

atrium. Bunyi S1 adalah gema dari darah yg dikaitkan dg penutupan katub.

Bunyi kedua, S2, disebabkan penutupan katub aorta & pulmonal pada akhir sistol

ventrikularis, awal dari diastol. Ketika ventrikel kiri kosong, tekandan jauh

dibawah aorta, aliran darah di aorta berbalik ke ventrikel kiri dan dihalangi oleh

penutupan katup aorta. Serupa juga dengan ventrikel kanan, ketika tekanan di

ventrikel kanan menurun dibawah tekanan pulmonalis, katub pulmonalis

menutup.

Page 6: Pengkajian thoraks