pengobatan dengan yoga dan meditasi - pranayama
DESCRIPTION
Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pengobatan Yoga dan Meditasi Fakultas Kesehatan Ayurveda UNHI 2014TRANSCRIPT
-
PENGOBATAN DENGAN YOGA DAN MEDITASI
PRANAYAMA
MATA KULIAH : PENGOBATAN YOGA DAN MEDITASI
Dosen : Dra. Made Suardewi, M.Si.
Oleh : I G. A. Adi Wira Buwana, S.T. (1405010131)
I. Sekilas tentang Yoga Sutra Patanjali
Kitab Yoga Sutra Patanjali ditulis oleh Mahareshi Patanjali 2300 tahun yang lalu, kira -
kira pada Abad ke III SM saat era Aristoteles di Yunani. Beberapa dekade sebelum
munculnya Alexander Agung dari Macedonia (358-323 SM). Praktek Yoga adalah pelengkap
aplikatif bagi falsafah Sankya / Kapila yang sudah ada yaitu sejak abad VIII SM jauh
sebelum sutra - sutra ini ditulis.
Tujuan dari Yoga sendiri baik sebagai falsafah maupun sistem olah jiwa adalah agar
sang jiwa terbebas dari ilusi maya. Menjalankan Yoga bukan berarti seseorang harus
mengasingkan diri dari kehidupan nyata dengan sembunyi di gua - gua atau pergi kebelantara
hutan. Hidup dalam kebenaran (righteousness) dan mengabaikan keakuan (non selfishness)
adalah masalah perubahan sikap, pandangan dan motif hidup seperti dijelaskan dalam Sutra
Patanjali dan bukannya merubah kebiasaan sehari - hari dengan menjadi pertapa.
Susunan sutra-sutra Patanjali dibagi menjadi empat tahap, yaitu: Samadhi Pada,
Sadhana Pada, Vibhuti Pada dan Kaivalya Pada
1. Samadhi Pada menjelaskan pembagain Samadhi menjadi dua macam yaitu Nirvikalpa
Samadhi atau Bija Samadhi adalah Samadhi dengan kesadaran rasa aku dan Nirbijam
Samadhi adalah Samadhi tanpa kesadaran aku. Untuk mencapai tujuan Samadhi
dibutuhkan Wairagya yang memiliki pengertian ketidak melekatan duniawi dan Abhyasa
yang artinya pembiasaan laku spiritual.
2. Sadhana Pada yakni tahapan laku spiritual. Dalam tahapan ini digambarkan tahapan -
tahapan Yoga yang terdiri dari 7 tahap dimulai dari tingkat Yama, Niyama, Pranayama,
Pratyahara, Dharana, Dhyana, Samadhi. Jika ditambah dengan Samayama menjadi
delapan tahap atau Asthanga Yoga.
3. Vibhuti Pada adalah kekuatan - kekuatan kegaiban dan kesempurnaan. Dalam pada ini
disebutkan berbagai keistimewaan jika seorang siswa (Sadhaka) ber-samayama pada pusat
-
- pusat energi di badannya. Namun ditekankan pula bahwa siddhi (kekuatan gaib) yang
dihasilkan dari kontemplasinya bisa merupakan hambatan untuk mencapai kelepasan
Jiwatman menuju kesempurnaan.
4. Kaivalya Pada merupakan tahap pengalaman isolasi puncak spiritual atau kesempurnaan
batin. Ada empat tingkat pencapaian seorang sadhaka yoga antara lain. Orang yang tekun
mempraktekkan yoga darinya cahaya akan menyingsing. Orang yang mempraktekkan
yoga akan memperoleh pengetahuan yang mengandung kebenaran hakiki. Orang yang
berhasil menundukkan organ - organ tubuh dan sekaligus unsure - unsur alam akan
dikaruniai kemampuan mempertahankan keberhasilannya itu dan kemampuan untuk terus
menjadi sempurna dan terakhir orang yang telah melampaui apa yang ditemukan ia akan
berkonsentrasi pada penyebab pertama dari segala kejadian.
II. Pranayama
Pranayama terdiri dari kata Prana dan Ayama yang berarti pernafasan dan
keseimbangan. Sehingga pranayama artinya menyeimbangkan pernafasan atau keluar
masuknya nafas. Pranayama adalah bagian penting lainnya dari Astanga Yoga. Prana
mengacu pada kekuatan hidup atau energi yang ada dimana - mana dan dimanifestasikan di
dalam pribadi kita masing-masing melalui nafas. Ayama berarti meregangkan atau
memperluas. Pranayama melatih kita untuk mengatur naps dan prana langsung memberikan
manfaat untuk mengoptimalkan fisik dan mental, bagaimanapun juga bernafas adalah
kehidupan.
Pranayama dikonotasikan sebagai nafas yang panjang dan bagaimana cara untuk
mengontrolnya. Kontrol ini mencakup semua fungsi dari pernafasan yang disebut dengan:
1. Menghirup udara, yang disebut dengan puraka
2. Mengeluarkan udara, yang disebut dengan rechaka
3. Menahan nafas, yang disebut dengan kumbhaka
Dalam teks Hatha Yoga, kumbhaka juga digunakan dalam pengertian umum yang
mencakup ketiga proses pernafasan yaitu menghirup, menahan dan mengeluarkan nafas.
Kumbha artinya kendi, tempat air atau piala. Sebuah tempat air dapat dikosongkan dari udara
dan diisi penuh dengan air atau tempat tersebut bisa dikosongkan dari air dan diisi penuh
dengan udara. Demikian juga ada dua bagian dari kumbhaka yang disebut (1) ketika nafas
ditahan setelah menarik nafas dalam-dalam (paru - paru penuh terisi penuh udara), dan (2)
ketika nafas ditahan setelah mengeluarkan nafas dalam - dalam (paru - paru menjadi kosong
dari segala macam udara).
-
Yang pertama dari kedua kumbhaka ini adalah ketika nafas ditahan setelah menghirup
udara dalam - dalam, sebelum dikeluarkan, disebut dengan antara kumbhaka. Kedua ketika
nafas ditahan setelah mengeluarkan udara dalam - dalam, sebelum mulai menghirup udara
lagi disebut dengan bahya kumbhaka. Antara artinya dalam atau bagian dalam, sedangkan
bahya artinya luar atau bagian luar. Oleh karena itu, kumbhaka adalah interval atau waktu
jeda antara menghirup dan mengeluarkan udara dalam dalam atau antara mengeluarkan dan
menghirup udara dalam - dalam. Pada kedua kumbhaka ini (antara dan bahya), nafas di tahan
dan terkendali.
Pranayama adalah ilmu pernafasan. Ini adalah sebuah roda besar dimana kehidupan
berputar. Seperti harimau, singa dan gajah dijinakkan dengan pelan - pelan dan hati - hati,
begitu juga dengan prana yang harus dikendalikan dengan pelan -pelan dalam gradasi sesuai
dengan kapasitas dan keterbatasan fisik seseorang. Jika tidak, maka bisa membunuh orang
yang melakukannya. Demikian peringatan dari Harha Yoga Pradipika. Prana di dalam tubuh
dari individu (jivatma) adalah bagian dari nafas kosmik dari Roh yang Utama (Paramatma).
Diperlukan sebuah usaha untuk menyelaraskan nafas individu (panda-prana) dengan nafas
kosmik (brahmanda-prana) melalui praktek Pranayama.
Sehingga dengan kata lain pranayama dapat diartikan usaha untuk menguasai Prana.
Prana adalah inti yang bergerak dan energi yang ada di Akasha/Ether. Dari Prana
menyebabkan adanya Akasha, maka dengan adanya dua unsur inti ini terjadilah kehidupan
bagi makhluk di dunia. Tanpa Prana tak mungkin ada kehidupan. Karena Prana segala
sesuatu bisa hidup , tumbuh, bergerak dan ada segala bentuk kehidupan. Disinilah rahasianya
Prana yang menggerakkan aliran darah didalam tubuh, otot dan sperm juga berkembang
karena Prana, otak mampu berpikir juga karena adanya Prana. Sehingga ia yang dapat
menguasai Prana maka dapat pula menguasai pikirannya. Dan ia akan menjadi majikan di
atas hidupnya.
Adapun bentuk Prana yang paling kasar dalam tubuh kita yaitu pernafasan.
Sesungguhnya bukanlah jantung itu bekerja memompakan darah atas kemauannya sendiri,
melainkan karena ada Prana yang menerobos masuk kedalam paru - paru untuk
menggerakkan jantung, sehingga jantung mampu beroperasi untuk mengalirkan darah ke
sekujur tubuh. Kalau di dalam badan ini tiada prana maka segala kegiatan nya akan berhenti,
dan badan ini dikatakan telah mati. Prana selalu hadir dalam setiap kehidupan, juga terdapat
di angkasa raya, didalam udara, di sinar matahari, air hujan, air sungai, dan di mana - mana
ada Prana.
-
Pernapasan mempunyai kaitan yang erat benar dengan pikiran. Perasaan atau emosi
produk dari pikiran. Hal ini akan kita ketahui ketika kita memperhatikan seseorang yang
sedang marah, karena pikirannya tidak tenang, tidak berjalan dengan harmoni, maka
napasnya pun menjadi demikian kacau. Orang yang dalam keadaan sedih, cemas, takut, atau
sedang panik serupa napasnya tidak berjalan dengan teratur. Ia yang dapat mempelajari dan
menguasai pernapasan akan lebih mudah menguasai pikirannya. Dan disinilah para Yogi
mengetahui rahasianya kekuatan pernapasan dapat mengendalikan pikiran sehingga mencapai
konsentrasi yang sempurna.
Ada beberapa teknik latihan pranayama antara lain sebagai berikut :
1. Sukha Purvak (napas bebas dan bahagia)
a. Tarik napas panjang dan dalam per1ahan-sebanyak mungkin melalui, dada
dibesarkan.
b. Setelah paru - paru penuh, turunkan diafragma perut ke bawah, jadi perut kembung,
tahan napas.
c. Lalu angkat naik kembali diafragma atau perut dan napas masih dipertahankan.
d. Sekarang keluarkan napas perlahan - lahan lewat hidung sambil menahan perut
dikempiskan kedalam.
e. Setelah selesai satu siklus Sukha Purva boleh lakukan sampai 10 kali, lalu istirahat
sebentar.
2. Naddis Shuddhi ada juga orang menamakan Naddis Shodan. Teknik ini bertujuan untuk
membersihkan saluran Nadi Ida dan Nadi Pinggala (Ida sebelah kiri, Pinggala sebelah
kanan). Ini suatu latihan Pranayama untuk mempertinggi daya konsentrasi, mengobati
orang - orang yang suka gugup, pelupa, banyak berkhayal, orang yang susah tidur dan
lain - lain. Tahapannya sebagai berikut
a. Duduk harus lurus dan tegak, leher tidak boleh bungkuk, pakai ibu jari tangan kanan
untuk menutup lubang hidung sebelah kanan, dan jari telunjuk untuk menutup lubang
hidung sebelah kiri. Mata dipejam.
b. Tahap ke 1 : Tutup lubang hidung kanan, tarik napas melalui lubang hidung kiri, dan
keluarkan napas dari lubang kiri juga, lakukan sebanyak 5 kali. Kemudian ganti
menutup lubang kiri, bernapas dari lubang kanan, dan keluarkan juga lewat lubang
kanan, lakukan sebanyak 5 kali juga.
c. Tahap ke II : Tutup lubang hidung kanan, tarik napas melalui kiri, tahan sebentar,
kemudian keluarkan napas lewat lubang hidung sebelah kanan. Lanjutkan tarik napas
-
dan lubang kanan, tahan sebentar, kemudian keluarkan napas lewat lubang hidung
sebelah kiri. ini satu siklus. Lakukan sebanyak 5 kali.
3. Bhastrika (pernapasan cepat)
Perhatikan dahulu: tiap kali keluar napas, perut harus kempis, jangan mengembung.
Napas keluar masuk dari hidung.
a. Duduklah dalam posisi Vajrasana. Tarik napas panjang, lalu hembuskan lewat hidung
cepat sekaligus semprotkan, seperti orang membuang ingus; dan ini dilakukan terus -
menerus untuk. 1-3 kali. Jangan pikirkan bagaimana napas masuk, melainkan pikirkan
bagaimana supaya cepat bisa membuang napas itu.
b. Terakhir tariklah napas sebanyak - banyaknya, lalu ditahan selama 20-30 detik,
kemudian akeluarkan napas perlahan - lahan.
Bhastrika dapat menyembuhkan asma, radang selaput dada (Pleuresi), napas sesak,
banyak ingus. Teknik ini dapat membersihkan paru - paru.
4. Kapala-Bhati (untuk menjernikan otak dan dynamis)
Menurut Swami Sathyananda Saraswati Kapalabhati sebetulnya bukan termasuk
Pranayama, melainkan salah satu dari enam Kriya dalam pelajaran Hatha Yoga..
a. Pertama tutup satu lubang hidung kanan dengan jari telunjuk, lalu hembuskan napas
kuat - kuat sampai perut bergerak kempis kedalam, ulangi 10 kali
b. Kemudian ganti dengan lubang lainnya tutup dengan jari telunjuk tangan kiri lubang
hidung kiri lakukan menghembus napas 10 kali. Setelah ini selesai.
c. Sekarang pergunakan dua lubang hidung lakukan menghembuskan napas sebanyak 10
kali. Terakhir dengan menarik napas panjang dan tahanlah 30 detik sambil membuat
jalandhara bandha (menekukkan jagut hingga menekan pada leher).
5. Ujjayi (pernapasan dan leher atau tenggorokan)
a. Duduk dalam sikap Padmasana atau lainnya. Angkat muka ke atas, buka kedua
lubang hidung besar - besar, dan tariklah napas dalam sebanyaknya, waktu menarik
napas akan terdengar suara nges - nges udara menyentuh leher atau tenggorokan
seperti orang yang sedang tidur menggeros. Bunyi suara jangan terlampau keras,
b. Setelah itu tekuk leher jagut menyentuh tulang dada, tahankan napas selama mungkin,
lalu keluarkan perlahan - lahan lewat hidung. Teknik ini bisa dilakukan 5 kali
Manfaat dari teknik ini adalah untuk menyembuhkan sakit leher, suara serak, laryngitis
dan lainnya gangguan pernapasan.
6. Sitali (napas lewat lidah)
-
Duduk dalam sikap Padmasana atau lainnya. Keluarkan lidah dan membuat gulungan
seperti pipa, lalu tarik napas dari mulut melalui lidah. Hirup udara sebanyaknya. Lalu
tahan sejenak, sambil menelan ludah, dan keluarkan napas lewat hidung.
7. Sitkara (pernapasan melalui gigi)
Jika kesulitan melakukan teknik Sitali maka kita dapat melakukan teknik Sitkari, caranya:
tekan lidah ke atas langit-langit dan katupkan gigi depan, buka bibir sehingga barisan gigi
depan terlihat keluar, sekarang anda tarik napas dari mulut, telan air ludah dan tahan
sejenak, lalu buang napas dari hidung. Teknik ini bisa dilakukan 5 kali.
Manfaat Sitali dan Sitkari adalah untuk mendinginkan perut yang panas, menghilangkan
rasa haus dan lapar, menurunkan suhu panas badan dan mendatangkan rasa tenang rasa
segar rasa damai dan menawar racun (amritha)
III. Daftar Pustaka
Karmananda, Swami. 1983. Yogic Management of Common Diseases. Bihar School of Yoga :
New Delhi India
Kanuruhan, Jro Gde, DR. W G. Sudirman, S.Sos, MM. 2010. Tuntunan Yoga dan Meditasi. --
-. :---
Saraswati Satyananda, Swami, 1976. Commentary on the Yoga Sutras of Patanjali. Bihar
School of Yoga :
New Delhi, India
http://buletinwiweka.blogspot.com/ (diakses tanggal 16 Oktober 2014)
http://hpijogja.wordpress.com/ (diakses tanggal 16 Oktober 2014)