pengobatan pada penyakit saluran cerna

Upload: crystal-cole

Post on 15-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Pengobatan pada penyakit saluran cerna

Pengobatan pada penyakit saluran cernaNindya nurfitriani azhar1111102000095FARMAKOLOGI (dengan menggunakan obat)

Terapi farmakologi (dengan obat) bagi penderita saluran pencernaan dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obat sebagai berikut :Antasida (menetralkan asam lambung) adalah basa-basa lemah yang berfungsi untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan asam di dalam lambung. Diminum pada saat perut kosong atau 1 jam setelah makan. Efek samping yang sering muncul dari antasida dengan zat aktif alumunium hidroksida adalah konstipasi (sembelit). Sedangkan antasida dengan zat aktif magnesium hidroksida dapat menyebabkan diare, sehingga kedua zat aktif ini sering dikombinasikan agar efek samping dapat diminimalisir. Antasida dibagi menjadi 2 golongan yaitu :> Antasida sistemik. Contohnya : Natrium Bikarbonat, diabsorbsi dalam usus halus sehingga menyebabkan urin bersifat alkalis. > Antasida non sistemik, hampir tidak diabsorbsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik. Contohnya : aluminium Hidroksida, Magnesium Hidroksida, Kalsium Karbonat, Magnesium Trisilikat

FARMAKOLOGI (dengan menggunakan obat)

Obat Penghambat Sekresi Asam Lambung> H2-blockers, obat-obat ini menempati reseptor histamin-H2 secara selektif dipermukaan sel-sel parietal, sehingga sekresi asam lambung dan pepsin sangat dikurangi dan memblokir sementara fungsi reseptor H2. Akibat dari penghambatan ini sekresi asam lambung dan pepsin menjadi berkurang. Contoh; simetidin, ranitidin, famotidin, dan roxatidin.> Penghambat Pompa Proton (PPT), untuk mengontrol sekresi asam lambung dengan cara menghambat pompa proton yang mentransport ion H+ secara selektif keluar dari sel-sel parietal lambung. Contoh; omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, pantoprazol, dan esomeprazol.> Analog Prostaglandin, menghambat secara langsung sekresi asam di sel-sel parietal dan melindungi mukosa dengan jalan merangsang sekresi mukus dan bikarbonat. Contohnya : misoprostol (cytotec) menghambat secara langsung sel-sel parietal.> Zat-Zat Pelindung Ulkus, Contohnya; mucosa protectiva, sukralfat, Al-hidroksida, dan bismut koloidal yang menutup tukak dengan suatu lapisan pelindung terhadap serangan asam pepsin.

FARMAKOLOGI (dengan menggunakan obat)

> Antibiotika, bila penyakit disebabkan oleh adanya infeksi H. Pylori. Contohnya : amoksisislin, tetrasiklin, klaritromisin, metronidazol, dan tinidazol. > Obat Penguat Motilitas, dinamakan prokinetika atau propulsiva dan berdaya antiemetik serta antagonis dopamin. Gerakan peristaltik lambung dan usus duabelas jari dihambat oleh neurotransmiter dopamin. Contohnya : metoklopramida, cisaprida, dan domperidon. > Sudah lama diketahui bahwa stres emosional membuat penyakit tukak lambung bertambah parah, contohnya : meprobamat, diazepam dan lain-lain. > Obat Pembantu, contohnya : asam alginat, succus, dan dimethicon.

Obat-Obat Yang Meningkatkan Mukosa LambungCara kerja dari obat ini yaitu membentuk lapisan pelindung pada permukaan mukosa dari serangan asam, pepsin, dan garam empedu yang mengalami erosi. Contoh; sukralfat, bismuth subsalisilat, aluminium hidroksida.

Digestan, obat yang membantu proses pencernaan. Obat ini bermanfaat pada defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan di saluran cerna.

FARMAKOLOGI (dengan menggunakan obat)

Obat digestiva antara lain; Pankreatin (enzim pencernaan) : Amylase, Tripsin, Lipase # Fungsinya membantu proses pencernaan., Pepsin (enzim lambung), Ox-bile (empedu sapi) # Fungsinya mempertinggi daya kerja lipase, merangsang pengeluaran empedu dari hati, dan Bromealin.

Laksansia, menstimulasi gerakan peristaltik usus sebagai refleks dari rangsangan langsung terhadap dinding usus dan dengan demikian menyebabkan atau mempermudah buang air besar atau (defekasi) dan meredakan sembelit. Laksansia dibagi berdasarkan atas farmakologi dan sifat kimiawinya yaitu : > Laksansia Kontak, contoh : senna, bisakodil, minyak kastor, dll. Zat-zat ini merangsang secara langsung dinding usus dengan akibat peningkatan peristaltik dan pengeluaran isi usus dengan cepat. > Laksansia Osmotik, contohnya : magnesium sulfat/sitrat dan natrium sulfat, gliserol, manitol, sorbitol, laktulosa, dan laktitol. Senyawa-senyawa ini berkahasiat mencahar berdasarkan lambat absorpsinya oleh usus, sehingga menarik air dari luar usus melalui dinding ke dalam usus oleh proses osmosa.FARMAKOLOGI (dengan menggunakan obat)

> Zat-Zat Pembesar Volume, contohnya : zat-zat lendir (agar-agar, metilselulosa, dan CMC), dan zat-zat nabati Psyllium, Gom Sterculia dan katul. Semua senyawa polisakarida ini sukar dipecah dalam usus dan tidak diserap (dicernakan). > Zat-Zat Pelicin dan Emollientia, contohnya : natrium docusinat, natriumlauril- sulfo-asetat, dan parafin cair. Kedua zat pertama memiliki aktivitas permukaan detergensia) dan mempermudah defekasi, karena melunakkan tinja dengan jalan meningkatkan penetrasi air ke dalamnya. Parafin melicinkan penerusan tinja dan bekerja sebagai bahan pelumas.

Antidiare, untuk mencegah atau mengurangi terjadinya diare. Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan. > Kemoterapeutika, untuk terapi kausal, yakni memberantas bakteri penyebab diare, seperti antibiotika, sulfonamida, kinolon dan furazolidon.

FARMAKOLOGI (dengan menggunakan obat)

> Antagonis Serotinin, contohnya : granisetron, ondansetron, dan tropisetron.> Kortikosterioda, contohnya : deksametason ternyata efektif untuk muntah muntah yang diakibatkan oleh sitostatika.> Benzodiazepin, mempengaruhi sistem kortikal/limbis dari otak dan tidak mengurangi frekuensi dan hebatnya emesis melainkan memperbaiki sikappasien terhadap peristiwa muntah.> Kanabinoida, contohnya : marihuana dan THC = Tetrahidricanabinol = dronabinol). Efektif pada dosis tinggi sitostatika.

NON-FARMAKOLOGI (tanpa menggunakan obat)

Terapi non farmakologis (tanpa menggunakan obat) bagi penderita saluran pencernaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Istirahat yang cukup. Diusahakan pada malam hari dapat tidur 8 jam, dan pada siang hari dapat beristirahat dengan berbaring atau duduk rileks selama 1 jam.Makan secara teratur. Makan diatur tiga kali makan lengkap dan tiga kali makanan ringan. Tiap tiga jam sekali lambung harus diisi dengan makanan.Menghindari makanan yang dapat menstimulasi produksi asam, seperti makanan pedas, asam, alkohol dan kafein (kopi, teh, cola) dan berhenti merokok.Makan dengan tenang, tidak terburu-buru dan dikunyah sampai lembut sehingga dapat membantu meringankan kerja lambung.Menghindari pemakaian obat yang dapat menimbulkan iritasi lambung misalnya vitamin C, dan obat-obat golongan NSAID (ibuprofen, aspirin, meloxicam, piroxicam dan sebagainya).Mengurangi atau menghilangkan stres. Pola hidup harus tenang dengan menjauhkan dari kesibukan, kegelisahan, dan faktor-faktor stres lainnya.

Daftar PustakaEstuningtyas,A.Dan Arif, A.(2007).Obat Lokal. Dalam buku:Farmakologi dan Terapi.Edisi lima, Editor: Sulistia Gan Gunawan. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal:517-526.

Gapar,R.S.(2003). Interaksi Obat Beta Blocker dengan Obat Obat lain, jurnal penelitian, bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. Medan.

ISFI.(2011). Informasi Spesialte Obat (ISO), Volume 26.

Nah, Y. K. (2007). Interaksi Obat yang Penting di Klinik. Meditek, Vol. 15 No. 39, Januari-April 2007. Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta Barat.

Setiawati,A. (2007).Interaksi Obat. Dalam buku:Farmakologi dan Terapi.Edisi lima, Editor: Sulistia Gan Gunawan. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal:862-865.

Tan,H.T. (2002).Obat-Obat Penting Edisi Kelima. Jakarta. PT.Elex Media Komputindo. Halaman667-670.