pengobatan tradisional daun pepaya

11
PRAKTIKUM I TEKNIK PERSIAPAN BAHAN BAKU DAN PERMBUATAN SIMPLISIA TUMBUHAN OBAT I. Tujuan Praktikum: 1. Mengenal teknik pengumpulan bahan baku sampel tumbuhan obat dan cara pembuatan simplisia yang baik 2. Mempelajari proses pembuatan simplisia dan pemberian nama simplisia II. Dasar Teori: Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku (BPOM RI, 2005). Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan sifat kandunganya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku. Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor : HK.00.05.4.1380 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. Bahan baku adalah simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak

Upload: andira-trianingrum-tukan

Post on 01-Feb-2016

450 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM I

TEKNIK PERSIAPAN BAHAN BAKU DAN PERMBUATAN SIMPLISIA

TUMBUHAN OBAT

I. Tujuan Praktikum:

1. Mengenal teknik pengumpulan bahan baku sampel tumbuhan obat dan cara

pembuatan simplisia yang baik

2. Mempelajari proses pembuatan simplisia dan pemberian nama simplisia

II. Dasar Teori:

Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan

sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat

tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan

proses produksi dan penanganan bahan baku (BPOM RI, 2005).

Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan

sifat kandunganya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat

tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan

proses produksi dan penanganan bahan baku.

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor :

HK.00.05.4.1380 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik.

Bahan baku adalah simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan

lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah

maupun yang tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat tradisional,

walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat didalam produk ruahan.

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat tradisional yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain merupakan

bahan yang dikeringkan. (Karim A.K, 2015).

Simplisia telah lama dikenal masyarakat sebagai obat tradisional yang digunakan

untuk mencegah atau mengobati suatu penyakit tertentu. Agar dapat bermanfaat

secara optimal, simplisia selayaknya harus memenuhi syarat sebagai simplisia

yang aman, berkhasiat dan bermutu baik. Simplisia yang aman adalah simplisia

yang tidak mengandung bahaya bagi kesehatan baik bahaya mikrobiologis, bahaya

kimia maupun bahaya fisik. Simplisia yang berkhasiat adalah simplisia yang

masih mengandung bahan aktif yang berkhasiat bagi kesehatan. Simplisia yang

bermutu baik adalah yang dapat diterima secara organoleptik dan layak

dikonsumsi sesuai dengan karakteristik masing masing jenis simplisia.

Untuk dapat menghasilkan simplisia yang aman, berkhasiat dan bermutu baik,

diperlukan praktek cara produksi yang baik serta dukungan sarana dan prasarana

yang memadai.

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan

yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani

dan simplisia pelikan (mineral).

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam persiapan simplisia agar

kualitasnya terjaga adalah:

a. Persiapan bahan baku

b. Proses pembuatan simplisia.

Pada tahap proses ini yang harus diperhatikan juga adalah:

1. Bahan baku

2. Sortasi basah

3. Pencucian

4. Pengubahan bentuk

5. Pengeringan

6. Sortasi kering

7. Pengepakan dan penyimpanan

III. Prosedur Kerja

1. Menentukan jenis tumbuhan obat yang akan digunuakan sebagai bahan baku

dalam pembuatan simplisia (catat tanggal/bulan/tahun serta lokasi

pengambilan sampel, serta deskripsikan dan dokumentasi jenis tumbuhan

tersebut secara keseluruhan)

2. Tentukan bagian yang akan digunakan dalam pembuatan simplisia (berupa

daun, bunga, batang, akar, kulit batang, dll)

3. Lakukan sortasi basah yaitu dengan cara memilih bagian tertentu dari

tumbuhan yang akan digunakan dalam kondisi baik, masih segar dan tidak

rusak (misalnya bila menggunakan daun diusahakan harus ukuran dan umur

daun muda/tua sama)

4. Setelah itu dilakukan pencucian pada air yang mengalir (bisa menggunakan air

PAM) untuk menghilangkan kotoran , kerikil atau pasir yang ada dibagian

tumbuhan tersebut (timbang berapa gram sampel bagian tumbuhan tersebut

yang akan digunakan)

5. Selanjutnya dikering anginkan sampai benar-benar kering atau dikeringkan

dalam oven pada suhu 65º C, jangan sampai gosong atau kering sekali

6. Lakukan pengubahan bentuk (dibuat dalam serbuk) yang pada dasarnya

memperluas untuk memperluas permukaan simplisia, misainya dengan

perajangan (rimpang, daun herba); pengupasan (buah, kulit kayu); pemiprilian

(pada jagung); pemotongan (batang kayu, ranting, akar); penyerutan (kayu)

7. Lakukan pengeringan dengan tujuan untuk membantu pengawetan bahan,

untuk mengurangi volume berat bahan, unutuk mempermudah pembuatan,

bentuk-bentuk yang umum dalam perdagangkan, untuk mencegang reaksi

enzymatik, dan untuk mencegah perubahan-perubahan kimiawi

8. Serbuk simplisia kemudian dimasukan dalam wadah botol atau kantong

plastik bening dan diberi nama:

Nama Latin :Carica papaya L

Bagian yang digunakan : Daun

Latin Simplisia : Carica papaya Folium

Indonesia : Pepaya

Kolektor : Anggota kelompok 3

Lokasi pengambilan sampel : Sentani

Tanggal koleksi : 16 Mei 2015

IV. Hasil dan Pembahsan

Skema kerja pembuatan simplisia

Menentukan jenis tumbuhan obat yang akan digunakan.

Kelompok kami menggunakan tumbuhan pepaya, yang diambil di Sentani, pada tanggal 16 Mei 2015

Setelah itu dilakukan pencucian dengan menggunakan air yang mengalir langsung, bertujuan agar kotoran yang menempel didaun hilang, dan daun benar benar bersih.

Bagian yang kami ambil adalah bagian daunnya.

Sortasi basah kami memilih daun yang masih segar, daun yang diambil tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

Pemilihan Bahan Baku

Penyortiran

Pencucian

Lalu kemudian dilakukan perubahan bentuk dibuat serbuk, daun yang telah kering kami blender hingga menjadi serbuk yang halus. Bertujuan untuk memperluas permukaan simplisia.

Kemudian pada proses pengeringan, tidak terkena matahari langsung, kami menutupnya dengan kain menyerap panas dari matahari.

Lalu kemudian dilakukan penimbangan berat basah pada simplisia yang telah dicuci

Setelah kering dilakukan penimbangan berat kering pada simplisia

Penimbangan

Pengeringan

Penimbangan

Penghalusan

Penimbangan

Serbuk

Hitung

Berat basah sampel tumbuhan obat : 600 gram

Berat kering : 200 gram

Berat simplisia : 80 gram

Gambar foto serbuk simplisia yang telah dihasilkan dalam prosedur kerja yang

sudah dilakukan

Serbuk simplisia yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam wadah kaca, dan ditutup rapat. Kemudian beri nama.

Setelah simplisia menjadi serbuk, dilakukan penimbangan lagi

Penimbangan

Hasil Akhir

Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami membuat simplisia dari Tanaman obat Carica

papaya Folium. Pada pembuatan simplisia kali ini pertama-tama dilakukan

pengumpulan bahan baku, kemudian dilakukan sortasi basah, memiliki tujuan

untuk menentukan bagian tertentu dari tumbuhan yang akan digunakan dalam

kondisi baik, masih segar dan tidak rusak. Selanjutnya pencucian bahan baku

dengan menggunakan air yang mengalir, ini bertujuan agar bahan baku yang akan

dibuat menjadi simplisia menjadi benar-benar bersih dan lalu ditimbang.

Selanjutnya pengeringan dilakukan sedapat mungkin tidak merusak kandungan

senyawa aktif dalam simplisia. Tujuan pengeringan yaitu agar simplisia awet, dan

dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan setelah kering dilakukan lagi

penimbangan. Kemudian dilanjutkan lagi dengan proses penghalusan

menggunakan blender, cara ini agar nantinya menjadi benar-benar halus dan

menjadi serbuk, timbang lagi hasil serbuknya. Serbuk simplisia yang sudah jadi

kemudia dimasukkan kedalam wadah botol kaca dan ditutup dengan rapat serta

diberi juga label nama pada serbuk simplisia tersebut.

Carica papaya Folium merupakan daun tunggal yang berukuran besar dan

bercangap, mempunyai bangun bulat (orbicularis), ujung daun meruncing, tangkai

daun panjang dan berongga. Dilihat dari susun tulang daunnya, daun papaya

termaksud daun yang bertulang menjari (palmineruis).

Carica papaya Folium biasanya digunakan dalam masyarakat sebagai obat saat

haid, DBD, hipertensi, mencegah kanker serta biasa digunakan sebagai obat

pencegah penyakit malaria.

V. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan simplisia Carica papaya

Folium yaitu:

Pengumpulan bahan baku

Penyortiran

Pencucian

Penimbangan

Pengeringan

Penimbangan

Penghalusan

Penimbangan

Penyimpanan

2. Carica papaya L termaksud dalam salah satu kingdom: Plantae, subkingdom:

Tracheobionta, Superdivisi: Magnoliophyta, Kelas: Magnoliopsida, Subkelas:

Dillenidae, Ordo: Violales.

3. Carica papaya Folium memiliki kegunaan sebagai obat saat haid, DBD,

hipertensi, mencegah kanker serta biasa digunakan sebagai obat pencegah

penyakit malaria.

VI. Daftar Pustaka

BPOM RI, 2005. Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional ynag Baik. Badan

Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta

Karim A, krishar. 2015. Petunjuk praktikum farmakognosi, universitas sains dan

teknologi, jayapura.

Herawati D, Nuraida Lilis, Sumarto. 2012. Cara Produksi Simplisia Yang Baik,

Institut Pertanian Bogor

Anonim. 2014. Paduan Praktikum Farmakognosi II. Akademi Farmasi Samarinda