pengujian benih dorman - dastekben.files.wordpress.com · - embrio rudimenter - impermeabel...
TRANSCRIPT
PENGUJIAN BENIH DORMAN
1. Definisi• Suatu kondisi dimana benih hidup tidak berkecambah sampai batas
waktu akhir pengamatan perkecambahan walaupun faktor lingkungan optimum untuk perkecambahannya
2. Keuntungan dan Kerugiannya• Keuntungan:
* Merupakan mekanisme untuk mempertahankan
hidup (penyambungan zuriat)
* Mencegah terjadinya perkecambahan di lapangan
* Pada beberapa sp. lebih tahan simpan
• Kerugian
* Memperpanjang waktu perkecambahan pertumbuhan tidak uniform
disaingi gulma
* Mengacaukan saat tanam
* Masalah dalam interpretasi terhadap pengujian benih
* Ketidakseragaman dalam pemasakan menimbulkan masalah panen
Terminologi Dormansi
• Dormansi Primer = Innate Dormancy
• Dormansi Sekunder = Induced Dormancy
• Enforced Dormancy = Quiscent Seed
• Secara umum dormansi dapat
digolongkan ke dalam dormansi primer
dan dormansi sekunder
DORMANSI
Tabel 1. Mekanisme utama dormansi benih (Bradbeer, 1989)
_________________________________________________________________________
A. Dormansi yang disebabkan penutup embrio (perikarp, testa, perisperma
dan endosperma)
1. Pertukaran gas terhambat
2. Penyerapan air terhambat
3. Penghambatan mekanis
4. Inhibitor (water-soluble) di dalam penutup embrio
5. Kegagalan dalam memobilisasi cadangan makanan dari
endosperma/perisperma
B. Dormansi embrio
1. Embrio belum berkembang dan berdiferensiasi
2. Pemblokiran sintesa asam nukleat dan protein
3. Kegagalan dalam memobilisasi cadangan makanan dari embrio
4. Defisiensi zat pengatur tumbuh
5. Adanya inhibitor
________________________________________________________________________
DORMANSI
1. Dormansi Primer 2. Dormansi Sekunder
(Dormansi Lingkungan)
Penyebab Penyebab
Endogenous Exogenous Enforced Induced
Primary Primary - Suhu
Dormancy Dormancy - Cahaya
(Fisiologis) (Fisik) - Gelap
- Embrio rudimenter - Impermeabel terhadap air dan gas - Kimia
- after ripening - Filter terhadap cahaya - Gas/Air
- Keseimbangan - Mengandung inhibitor
hormonal - Penghalang keluarnya inhibitor
- Metabolik block - Penghambatan mekanik
pada kotiledon
Endogenous Primary Dormancy: dormansi fisiologis
- Embrio rudimenter
+ embrio belum berkembang - Gnetum gnemon
+ embrio ukurannya masih terlalu kecil - Annona sp
- Fenomena after-ripening (kebutuhan akan
penyimpanan kering)
- Keseimbangan hormonal
Phytohormon : Giberelin (promotor)
Sitokinin (pengizin)
ABA (inhibitor)
- Metabolik block pada kotiledon
PENYEBAB DORMANSI
6. Exogenous Primary Dormancy : dormansi fisikKulit benih :
- Impermeabel terhadap air: faktor genetik
Struktur kulit benih (lap suberin, lignin, kutikula, kutin yang
tebal, lap. pallisade yang berkembang dengan baik, adanya
strophiolar plug)
- Impermeabel terhadap gas: kulit benih yang memiliki
senyawa phenol (oksidator kuat)
- Filter terhadap cahaya
- Kulit benih mengandung inhibitor perkecambahan
- Penghalang keluarnya inhibitor
- Pembatasan mekanik kulit benih keras dan tebal (contoh
kasus benih kemiri)
PENYEBAB DORMANSI
Beberapa famili yang diidentifikasi memiliki
dormansi fisik
• Anacardiaceae
• Bixaceae
• Cannaceae
• Cistaceae
• Cochlospermaceae
• Convolvulaceae
• Cucurbitaceae
• Dipterocarpaceae
• Geraniaceae
• Legumeinosae
• Malvaceae
• Nelumbonaceae
• Rhamnaceae
• Sarcolaenaceae
• Sapindaceae
- After-ripening
- Keseimbangan hormonal
Phytohormon : Giberelin (promotor)
Sitokinin (pengizin)
ABA (inhibitor)
Hipotesis Khan
1.Giberelin harus selalu ada pada setiap kondisi/situasi
dan peranannya dapat dihambat inhibitor
1.Sitokinin dapat meniadakan peran inhibitor
2.Kalau inhibitor tidak ada, sitokinin tidak berperan
Phytohormon : Giberelin, Sitokinin, ABA
berperan dalam pengaturan dormansi.
Khan mengajukan 3 hipotesis, yaitu:
1. GA harus ada dalam kondisi atau situasi
dimana tindakannya dapat dihambat oleh
inhibitor.
2. Sitokinin dapat meniadakan efek
penghambatan inhibitor.
3. Jika inhibitor tidak ada, maka sitokinin tidak
berfungsi.
Berkecambah
Dorman
+
-
Gambar. Hipotesis Khan
Exogenous Primary Dormancy : dormansi fisikKulit benih :
- Impermeabel terhadap air: faktor genetik
Struktur kulit benih (lap suberin, lignin, kutikula, kutin yang
tebal, lap. pallisade yang berkembang dengan baik, adanya
strophiolar plug)
- Impermeabel terhadap gas: kulit benih yang memiliki
senyawa phenol (oksidator kuat)
- Filter terhadap cahaya
- Kulit benih mengandung inhibitor perkecambahan
- Penghalang keluarnya inhibitor
- Pembatasan mekanik kulit benih keras dan tebal (contoh
kasus benih kemiri)
Cara/Metode Pematahan
Dormansi
Fisilogis: - Penyimpanan kering
- Stratifikasi: * suhu rendah Chilling (50C-10
0C)
* suhu tinggi 400C-50
0c
- KNO3, GA
3
- Suhu berganti (18 jam suhu rendah 50C, 6 jam
suhu tinggi 200C)
Fisik : - Skarifikasi * mekanik
* kimia
- Pencucian/perendaman benih
- Puncturing (penusukan)
- Menghilangkan sebagian struktur yang
mengelilingi benih
Pengaruh perlakuan Pematahan Dormansi
dan Periode After-ripening terhadap Daya
Berkecambah Benih Padi varietas Ciherang
Perlakuan Periode After-ripening (Minggu ke-)
0 1 2 3 4 5 6
%
Kontrol 3 5 16 16 37 63 78
Aquades 5 5 22 66 79 87 89
KNO3 0.2% 13 28 44 70 81 92 92
IAA 0.5
ppm 7 8 16 44 71 77 92
Sitokinin
0.5 ppm 2 7 27 55 76 79 92
GA3 0.5
ppm 4 8 22 51 74 91 91
Persistensi dormansi benih empat varietas padi gogo
berdasarkan hasil uji daya berkecambah (Ilyas dan Diarni,
2007)
No
Lama
simpan
setelah
panen
minggu ke...
Daya berkecambah (%)
Kalimutu Way RaremGajah
MungkurJatiluhur
1 0 18.0 25.5 7.0 26.0
2 1 58.0 40.0 26.0 40.0
3 2 67.5 56.0 37.5 44.5
4 3 90.0 79.0 78.0 50.5
5 4 - 87.0 80.0 57.5
6 5 - - 84.0 68.0
7 6 - - 92.0 72.5
8 7 - - - 78.0
9 8 - - - 81.0
10 9 - - - 85.0
Persistensi dormansi
(minggu)3 4 6 9
Nilai daya bekecambah dengan perlakuan
pematahan dormansi secara kimia dan after-
ripening pada kacang tanah varietas Gajah,
Zebra, dan Panter (Cahyono, 2001)
Varietas Pematahan
dormansi secara
kimia
After-ripening
(minggu)
0 3 6
Gajah Kontrol 44.00a 32.00c 40.00b
KNO3 36.00b 60.00a 80.00a
Etilen 20.00c 56.00b 36.00c
Zebra Kontrol 0.00b 12.00c 28.00b
KNO3 4.00a 28.00a 64.00a
Etilen 0.00b 16.00b 16.00c
Panter Kontrol 0.00b 32.00c 64.00b
KNO3 8.00a 56.00a 80.00a
Etilen 8.00a 52.00b 48.00c
Pengaruh perlakuan pematahan dormansi terhadap
daya berkecambah dan PTM benih sengon
Perlakuan Ulangan% daya
berkecambah % PTMTanpa perlakuan 1 12 16
2 8 123 20 28
rata-rata 13 19Skarifikasi 1 60 68
2 48 643 52 88
rata-rata 53 73KNO3 1 4 4
2 16 163 8 8
rata-rata 9 9
Pengaruh prechilling terhadap
perkecambahan benih oat
Nomor Uji Pengujian pada 20oC
10 hari
Prechilling pada suhu 10oC
selama 5 hari
Pengujian pada 20oC 10 hari
1 43 99
2 36 85
3 47 97
4 10 91
5 77 97
6 74 97
7 75 98