pengukuran sounding konfigurasi schlumberger

61
PENGUKURAN SOUNDING DAN KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER (Laporan Praktikum Eksplorasi Geolistrik) Oleh Egi Ramdhani 1315051018

Upload: egi-ramdhani

Post on 05-Dec-2015

116 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Praktikum GeolistrikJurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung

TRANSCRIPT

PENGUKURAN SOUNDING DAN KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER

(Laporan Praktikum Eksplorasi Geolistrik)

Oleh

Egi Ramdhani1315051018

LABORATORIUM GEOFISIKAJURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

2015

Judul Percobaan Pengukuran Sounding dan Konfigurasi Wenner-

Schlumberger

Tanggal Percobaan 18 April 2015

Tempat Percobaan Area Universitas Lampung

Nama Egi Ramdhani

NPM 1315051018

Fakultas Teknik

Jurusan Teknik Geofisika

Kelompok III (Tiga)

Bandar Lampung 18 April 2015

Mengetahui Asisten

Ferry Anggriawan NPM 1215051023

i

PENGUKURAN SOUNDING KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER

Oleh

Egi Ramdhani

ABSTRAK

Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini menggunakan prinsip penginjeksian arus listrik DC dibawah permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Adapun tata letak penempatan batang elektroda dalam survei geolistrik terbagi menjadi tujuh konfigurasi elektroda Latar belakang dari praktikum iniadalah sesuai tujuan agar mahasiswa mampu menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah agar dapat memahami menggunakan serta mengaplikasikan konfigurasi elektroda schlumberger dan agar dapat menganalisis data yang diperoleh Pada praktikum mengambilan data 1D ini kami menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger dengan pengaturan spasi elektroda arus dan potensial yang telah ditentukan sebelumnya Bentangan line yang kami buat adalah 200 meter dengan lokasi base berada ditengah bentangan Alat yang dipakai pada pengambilan data ini adalan Naniura Resistivitymeter yang menampilkan nilai I dan V pada hasil yang didapat Cara menggunakannya cukup mudah yakni cukup menancapkan elektroda arus dan potensial di lokasi yang telah ditentukan spasinya dan tangan lupa untuk dihubungkan ke alat dengan kabel Lalu alat diaktifkan dan mengatur I agar menunjukan angka 00 menggunakan tombol khusus Setelah itu tekan tombol start sampai nilai I stabil dan ditekan tombol hold untuk menahan nilai P Dilakukan dua kali perhitungan pada titik yang sama agar dijadikan patokan nilai pengukuran pertama jika terjadi kesalahan pengamatan atau kesalahan alat Setelah didapatkan nilai arus I dan potensialnya (V) maka dilakukan perhitungan Rho menggunakan nilai faktor geometri (K) yang juga telah diketahui sebelumnya Dengan menggunakan konfigurasi schlumberger ini maka digunakan metode sounding dan didapatkan data bawah permukaan untuk dioleh dengan software khusus dan diinterpretasi

ii

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

DAFTAR ISIiii

DAFTAR GAMBARv

DAFTAR TABELvi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2

II TINJAUAN PUSTAKA

II1Daerah Pengamatan 3II2Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4II3Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi 4

III TEORI DASAR

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1Waktu dan Tempat Praktikum9

IV2Alat Praktikum9

IV3Pengambilan Data Praktikum11

IV4Pengolahan Data Praktikum11

IV5Di

agram Alir Praktikum12

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

iii

V1Data Praktikum13V2Pembahasan17

VI KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii

LAMPIRAN

iv

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4

Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8

Gambar 421 Laptop 9

Gambar 422 Alat Tulis 9

Gambar 423 Kertas 10

Gambar 424 Milimeter Block 10

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10

Gambar 426 Baterai DC 10

Gambar 427 Kabel 11

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11

Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20

v

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15

Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16

vi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode

yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan

keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi

lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan

chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah

permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan

menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan

metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity

ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah

kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding

yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)

berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin

dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai

fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi

Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk

mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya

survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang

lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai

arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus

geolistrik

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger

2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi

Schlumberger

3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan

konfigurasi elektroda Schlumberger

4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva

matching sederhana pada kertas millimeter block

5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau

belum dengan yang diharapkan)

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Daerah Pengamatan

Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat

digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi

perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan

dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan

bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan

sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi

wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu

kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan

kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit

dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu

lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga

terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan

tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-

basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik

klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona

Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari

batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan

batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat

mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter

terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik

muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang

berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di

wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa

depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

Judul Percobaan Pengukuran Sounding dan Konfigurasi Wenner-

Schlumberger

Tanggal Percobaan 18 April 2015

Tempat Percobaan Area Universitas Lampung

Nama Egi Ramdhani

NPM 1315051018

Fakultas Teknik

Jurusan Teknik Geofisika

Kelompok III (Tiga)

Bandar Lampung 18 April 2015

Mengetahui Asisten

Ferry Anggriawan NPM 1215051023

i

PENGUKURAN SOUNDING KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER

Oleh

Egi Ramdhani

ABSTRAK

Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini menggunakan prinsip penginjeksian arus listrik DC dibawah permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Adapun tata letak penempatan batang elektroda dalam survei geolistrik terbagi menjadi tujuh konfigurasi elektroda Latar belakang dari praktikum iniadalah sesuai tujuan agar mahasiswa mampu menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah agar dapat memahami menggunakan serta mengaplikasikan konfigurasi elektroda schlumberger dan agar dapat menganalisis data yang diperoleh Pada praktikum mengambilan data 1D ini kami menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger dengan pengaturan spasi elektroda arus dan potensial yang telah ditentukan sebelumnya Bentangan line yang kami buat adalah 200 meter dengan lokasi base berada ditengah bentangan Alat yang dipakai pada pengambilan data ini adalan Naniura Resistivitymeter yang menampilkan nilai I dan V pada hasil yang didapat Cara menggunakannya cukup mudah yakni cukup menancapkan elektroda arus dan potensial di lokasi yang telah ditentukan spasinya dan tangan lupa untuk dihubungkan ke alat dengan kabel Lalu alat diaktifkan dan mengatur I agar menunjukan angka 00 menggunakan tombol khusus Setelah itu tekan tombol start sampai nilai I stabil dan ditekan tombol hold untuk menahan nilai P Dilakukan dua kali perhitungan pada titik yang sama agar dijadikan patokan nilai pengukuran pertama jika terjadi kesalahan pengamatan atau kesalahan alat Setelah didapatkan nilai arus I dan potensialnya (V) maka dilakukan perhitungan Rho menggunakan nilai faktor geometri (K) yang juga telah diketahui sebelumnya Dengan menggunakan konfigurasi schlumberger ini maka digunakan metode sounding dan didapatkan data bawah permukaan untuk dioleh dengan software khusus dan diinterpretasi

ii

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

DAFTAR ISIiii

DAFTAR GAMBARv

DAFTAR TABELvi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2

II TINJAUAN PUSTAKA

II1Daerah Pengamatan 3II2Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4II3Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi 4

III TEORI DASAR

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1Waktu dan Tempat Praktikum9

IV2Alat Praktikum9

IV3Pengambilan Data Praktikum11

IV4Pengolahan Data Praktikum11

IV5Di

agram Alir Praktikum12

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

iii

V1Data Praktikum13V2Pembahasan17

VI KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii

LAMPIRAN

iv

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4

Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8

Gambar 421 Laptop 9

Gambar 422 Alat Tulis 9

Gambar 423 Kertas 10

Gambar 424 Milimeter Block 10

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10

Gambar 426 Baterai DC 10

Gambar 427 Kabel 11

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11

Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20

v

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15

Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16

vi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode

yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan

keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi

lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan

chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah

permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan

menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan

metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity

ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah

kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding

yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)

berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin

dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai

fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi

Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk

mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya

survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang

lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai

arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus

geolistrik

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger

2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi

Schlumberger

3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan

konfigurasi elektroda Schlumberger

4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva

matching sederhana pada kertas millimeter block

5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau

belum dengan yang diharapkan)

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Daerah Pengamatan

Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat

digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi

perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan

dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan

bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan

sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi

wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu

kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan

kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit

dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu

lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga

terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan

tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-

basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik

klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona

Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari

batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan

batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat

mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter

terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik

muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang

berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di

wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa

depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

PENGUKURAN SOUNDING KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER

Oleh

Egi Ramdhani

ABSTRAK

Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini menggunakan prinsip penginjeksian arus listrik DC dibawah permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Adapun tata letak penempatan batang elektroda dalam survei geolistrik terbagi menjadi tujuh konfigurasi elektroda Latar belakang dari praktikum iniadalah sesuai tujuan agar mahasiswa mampu menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah agar dapat memahami menggunakan serta mengaplikasikan konfigurasi elektroda schlumberger dan agar dapat menganalisis data yang diperoleh Pada praktikum mengambilan data 1D ini kami menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger dengan pengaturan spasi elektroda arus dan potensial yang telah ditentukan sebelumnya Bentangan line yang kami buat adalah 200 meter dengan lokasi base berada ditengah bentangan Alat yang dipakai pada pengambilan data ini adalan Naniura Resistivitymeter yang menampilkan nilai I dan V pada hasil yang didapat Cara menggunakannya cukup mudah yakni cukup menancapkan elektroda arus dan potensial di lokasi yang telah ditentukan spasinya dan tangan lupa untuk dihubungkan ke alat dengan kabel Lalu alat diaktifkan dan mengatur I agar menunjukan angka 00 menggunakan tombol khusus Setelah itu tekan tombol start sampai nilai I stabil dan ditekan tombol hold untuk menahan nilai P Dilakukan dua kali perhitungan pada titik yang sama agar dijadikan patokan nilai pengukuran pertama jika terjadi kesalahan pengamatan atau kesalahan alat Setelah didapatkan nilai arus I dan potensialnya (V) maka dilakukan perhitungan Rho menggunakan nilai faktor geometri (K) yang juga telah diketahui sebelumnya Dengan menggunakan konfigurasi schlumberger ini maka digunakan metode sounding dan didapatkan data bawah permukaan untuk dioleh dengan software khusus dan diinterpretasi

ii

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

DAFTAR ISIiii

DAFTAR GAMBARv

DAFTAR TABELvi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2

II TINJAUAN PUSTAKA

II1Daerah Pengamatan 3II2Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4II3Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi 4

III TEORI DASAR

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1Waktu dan Tempat Praktikum9

IV2Alat Praktikum9

IV3Pengambilan Data Praktikum11

IV4Pengolahan Data Praktikum11

IV5Di

agram Alir Praktikum12

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

iii

V1Data Praktikum13V2Pembahasan17

VI KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii

LAMPIRAN

iv

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4

Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8

Gambar 421 Laptop 9

Gambar 422 Alat Tulis 9

Gambar 423 Kertas 10

Gambar 424 Milimeter Block 10

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10

Gambar 426 Baterai DC 10

Gambar 427 Kabel 11

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11

Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20

v

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15

Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16

vi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode

yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan

keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi

lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan

chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah

permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan

menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan

metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity

ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah

kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding

yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)

berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin

dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai

fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi

Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk

mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya

survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang

lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai

arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus

geolistrik

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger

2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi

Schlumberger

3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan

konfigurasi elektroda Schlumberger

4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva

matching sederhana pada kertas millimeter block

5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau

belum dengan yang diharapkan)

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Daerah Pengamatan

Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat

digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi

perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan

dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan

bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan

sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi

wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu

kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan

kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit

dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu

lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga

terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan

tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-

basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik

klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona

Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari

batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan

batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat

mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter

terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik

muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang

berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di

wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa

depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

DAFTAR ISIiii

DAFTAR GAMBARv

DAFTAR TABELvi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2

II TINJAUAN PUSTAKA

II1Daerah Pengamatan 3II2Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4II3Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi 4

III TEORI DASAR

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1Waktu dan Tempat Praktikum9

IV2Alat Praktikum9

IV3Pengambilan Data Praktikum11

IV4Pengolahan Data Praktikum11

IV5Di

agram Alir Praktikum12

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

iii

V1Data Praktikum13V2Pembahasan17

VI KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii

LAMPIRAN

iv

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4

Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8

Gambar 421 Laptop 9

Gambar 422 Alat Tulis 9

Gambar 423 Kertas 10

Gambar 424 Milimeter Block 10

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10

Gambar 426 Baterai DC 10

Gambar 427 Kabel 11

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11

Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20

v

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15

Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16

vi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode

yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan

keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi

lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan

chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah

permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan

menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan

metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity

ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah

kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding

yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)

berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin

dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai

fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi

Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk

mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya

survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang

lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai

arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus

geolistrik

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger

2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi

Schlumberger

3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan

konfigurasi elektroda Schlumberger

4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva

matching sederhana pada kertas millimeter block

5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau

belum dengan yang diharapkan)

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Daerah Pengamatan

Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat

digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi

perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan

dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan

bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan

sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi

wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu

kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan

kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit

dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu

lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga

terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan

tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-

basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik

klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona

Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari

batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan

batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat

mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter

terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik

muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang

berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di

wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa

depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

V1Data Praktikum13V2Pembahasan17

VI KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii

LAMPIRAN

iv

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4

Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8

Gambar 421 Laptop 9

Gambar 422 Alat Tulis 9

Gambar 423 Kertas 10

Gambar 424 Milimeter Block 10

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10

Gambar 426 Baterai DC 10

Gambar 427 Kabel 11

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11

Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20

v

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15

Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16

vi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode

yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan

keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi

lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan

chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah

permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan

menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan

metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity

ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah

kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding

yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)

berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin

dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai

fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi

Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk

mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya

survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang

lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai

arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus

geolistrik

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger

2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi

Schlumberger

3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan

konfigurasi elektroda Schlumberger

4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva

matching sederhana pada kertas millimeter block

5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau

belum dengan yang diharapkan)

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Daerah Pengamatan

Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat

digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi

perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan

dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan

bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan

sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi

wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu

kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan

kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit

dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu

lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga

terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan

tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-

basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik

klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona

Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari

batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan

batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat

mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter

terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik

muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang

berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di

wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa

depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

LAMPIRAN

iv

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4

Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8

Gambar 421 Laptop 9

Gambar 422 Alat Tulis 9

Gambar 423 Kertas 10

Gambar 424 Milimeter Block 10

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10

Gambar 426 Baterai DC 10

Gambar 427 Kabel 11

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11

Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20

v

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15

Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16

vi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode

yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan

keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi

lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan

chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah

permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan

menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan

metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity

ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah

kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding

yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)

berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin

dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai

fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi

Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk

mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya

survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang

lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai

arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus

geolistrik

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger

2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi

Schlumberger

3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan

konfigurasi elektroda Schlumberger

4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva

matching sederhana pada kertas millimeter block

5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau

belum dengan yang diharapkan)

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Daerah Pengamatan

Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat

digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi

perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan

dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan

bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan

sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi

wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu

kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan

kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit

dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu

lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga

terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan

tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-

basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik

klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona

Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari

batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan

batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat

mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter

terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik

muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang

berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di

wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa

depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 221 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan 4

Gambar 31 Konfigurasi Geolistrik Schlumberger 8

Gambar 421 Laptop 9

Gambar 422 Alat Tulis 9

Gambar 423 Kertas 10

Gambar 424 Milimeter Block 10

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter 10

Gambar 426 Baterai DC 10

Gambar 427 Kabel 11

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial 11

Gambar 521 Line Pengukuran 7 Kelompok 20

v

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15

Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16

vi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode

yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan

keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi

lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan

chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah

permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan

menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan

metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity

ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah

kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding

yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)

berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin

dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai

fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi

Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk

mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya

survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang

lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai

arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus

geolistrik

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger

2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi

Schlumberger

3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan

konfigurasi elektroda Schlumberger

4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva

matching sederhana pada kertas millimeter block

5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau

belum dengan yang diharapkan)

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Daerah Pengamatan

Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat

digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi

perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan

dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan

bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan

sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi

wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu

kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan

kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit

dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu

lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga

terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan

tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-

basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik

klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona

Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari

batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan

batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat

mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter

terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik

muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang

berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di

wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa

depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG 13

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom 13

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP 14

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP 14

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila 15

Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa 16

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas Kedokteran 16

vi

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode

yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan

keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi

lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan

chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah

permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan

menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan

metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity

ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah

kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding

yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)

berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin

dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai

fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi

Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk

mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya

survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang

lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai

arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus

geolistrik

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger

2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi

Schlumberger

3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan

konfigurasi elektroda Schlumberger

4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva

matching sederhana pada kertas millimeter block

5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau

belum dengan yang diharapkan)

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Daerah Pengamatan

Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat

digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi

perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan

dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan

bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan

sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi

wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu

kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan

kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit

dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu

lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga

terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan

tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-

basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik

klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona

Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari

batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan

batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat

mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter

terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik

muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang

berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di

wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa

depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

I PENDAHULUAN

I1 Latar Belakang

Metode resistivity atau geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode

yang digunakan dalam eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan

keberadaan air tanah bawah permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi

lainnya adalah untuk eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan

chromites Metode ini menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah

permukaan untuk mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan

menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan

metode geolistrik ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity

ini bekerja dengan menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah

kedalam permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda

potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase

(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan

disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan

konfigurasi elektroda Salah satu teknik akuisisi adalag teknik sounding

yakni pengukuran resistivitas di suatu titik tetap kearah kedalaman (z)

berarti jarak elektroda arus dibuat semakin besar (daya tembus semakin

dalam) Survey ini bertujuan untuk mengetahui harga resistivitas sebagai

fungsi kedalaman (z) dengan posisi (xy) tetap (Zaenudin 2015) Konfigurasi

Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk

mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya

survei yang relatif murah Dilakukan dengan pemindahan elektroda arus yang

lalu ditambah dengan penambahan jarak elektroda potensial dan dicatat nilai

arus dan potensialnya Data kemudian diolah menggunakan software khusus

geolistrik

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger

2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi

Schlumberger

3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan

konfigurasi elektroda Schlumberger

4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva

matching sederhana pada kertas millimeter block

5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau

belum dengan yang diharapkan)

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Daerah Pengamatan

Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat

digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi

perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan

dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan

bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan

sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi

wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu

kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan

kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit

dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu

lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga

terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan

tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-

basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik

klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona

Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari

batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan

batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat

mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter

terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik

muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang

berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di

wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa

depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

2

I2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah

1 Mampu memahami Konfigurasi Schlumberger

2 Dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari Konfigurasi

Schlumberger

3 Dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akusisi data) dengan

konfigurasi elektroda Schlumberger

4 Dapat menghitung nilai resistivity dan dapat menggambarkan kurva

matching sederhana pada kertas millimeter block

5 Dapat menganalisa data hasil pengukuran di lapangan (sudah sesuai atau

belum dengan yang diharapkan)

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Daerah Pengamatan

Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat

digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi

perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan

dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan

bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan

sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi

wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu

kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan

kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit

dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu

lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga

terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan

tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-

basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik

klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona

Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari

batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan

batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat

mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter

terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik

muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang

berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di

wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa

depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

II TINJAUAN PUSTAKA

II1 Daerah Pengamatan

Berdasarkan pada peta topografi wilayah Provinsi Lampung dapat

digolongkan menjadi satuan morfologi dataran rendah dataran tinggi

perbukitan bergelombang dan morfologi pegunungan Morfologi pegunungan

dan dataran tinggi menempati wilayah tengah morfologi perbukitan

bergelombang menempati wilayah barat dan timur di kaki pegunungan

sedangkan dataran rendah menempati wilayah pantai Kondisi geologi

wilayah Provinsi Lampung dikelompokkan menjadi tiga satuan batuan yaitu

kelompok batuan pratersier kelompok batuan tersier dan kelompok batuan

kuarter Kelompok batuan pratersier terdiri dari batuan malihan sekis kuarsit

dan genies Disamping itu mengandung batuan serpih gampingan batu

lempung batu pasir bersisipan dengan rijang batu gamping dan basal juga

terdapat batuan terobosan berupa granit granodiorit dan diorit kuarsa Batuan

tersier terdiri dari tufa batu pasir tufaan breksi tufaan serta lava andesit-

basalt Batuan kuarter terdiri dari kerikil pasir lanau dan endapan volkanik

klastika tufaan Kondisi geologi di wilayah tengah yang dilintasi oleh zona

Sesar Sumatera ditempati oleh satuan batuan berumur tersier terdiri dari

batuan volkanik yang umumnya sudah terkonsolidasi dengan baik Satuan

batuan ini telah mengalami perlipatan yang sangat kuat di beberapa tempat

mencerminkan pola kekar yang rapat dan intensif Satuan batuan kuarter

terdiri dari lava andesit breksi lahar tufa sisipan lempung endapan volkanik

muda yang belum terkonsolidasi dengan baik Kelompok batuan lain yang

berumur holosen terdiri dari endapan sungai rawa dan pantai Tektonik di

wilayah ini berada pada zona sesar yaitu dengan adanya kenampakan berupa

depresi yang diakibatkan karena adanya pergeseran sesar Di beberapa tempat

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

4

ditemukan pola struktur yang berarah hampir utara-selatan Struktur regional

yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar dan kelurusan yang

mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera merupakan sesar besar

yang memotong daerah tengah yang masih aktif Struktur kekar yang

Berkembang di daerah ini adalah kekar gerus (shear fracture) kekar tarik

(gash fracture) dan kekar kolom (setting joint) ( Prawiradisastra 2013)

II2 Peta dan Posisi Daerah Pengamatan

Berikut ini merupakan pete posisi daerah pengamatan yang diambil

Gambar 221 Peta dan posisi daerah pengamatan

Secara geografis daerah penelitian terletak di tenggara pulau sumatera yang

berbatasan dengan provinsi sumatera selatan dan provinsi bengkulu di bagian

utara samudera hindia di bagian barat laut jawa di bagian timur dan selat

sunda di bagian selatan (Rishartati 2008)

II3 Geomorfologi Litologi Fisiografi dan Stratigrafi

Struktur regional yang terdapat di daerah ini adalah perlipatan sesar kekar

dan kelurusan yang mempunyai arah baratlaut-tenggara Sesar Sumatera

merupakan sesar besar yang memotong daerah tengah yang masih aktif

(Prawiradisastra 2013) Formasi daerah ini merupakan batuan formasi

Lampung (QT1) yakni tuf riolit dasit dan vulkanokastika tufan Marupakan

Area Pengukuran

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

5

struktur terpilah buruk yang sering memperlihatkan struktur silang-siung

yang umumnya bersusun dasit Formasi memiliki ketebalan 200m dan

tersebar di bagian timur dan timur laut teluk lampung (Rishartati 2008)

Litologi penyusun daerah ini dimulai dari kelompok batuan pra tersier yang

terdiri dari kelompok gunung kasih komplek sulan formasi mananga

kelompok batuan tersier formasi satu formasi campang formasi tarahan

kelompok batuan kwarter yaitu formasi lampung formasi kasai basal

sukadana dan endapan gunung api muda Dari peta geologi yang disusun oleh

Nishimura etal (1985) sumatera bagian selatan dibagi menjadi beberapa

bagian berdasarkan litologinya yaitu batuan volkanik kuarter melipuyi daerah

sukadana menerus kearah utara rajabasa tanjung karang dan kota agung

batuan dasarnya terletak di daerah teluk betung barat laut dari tanjung karang

(Hidayat dan Naryanto 1997)

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

III TEORI DASAR

Metode resistivity dikembangkan pada awal 1900-an tetapi telah menjadi sangat

jauh lebih banyak digunakan sejak tahun 1970-an karena terutama adanya

ketersediaan komputer untuk memproses dan menganalisis data Teknik ini

digunakan secara luas dalam mencari sumber air tanah dan juga untuk memantau

jenis pencematan tahah dalam survei rekayasa untuk mencari rongga sub-

permukaan sesar dan fraktur permafrost mineshafts dll dan arkeologi untuk

memetakan luas area sisa-sisa pondasi bangunan kuno yang terkubur dan banyak

aplikasi lainnya Metode ini juga digunakan secara ekstensif dalam downhole

logging Resistivity adalah dasar fisik dan diagnostik properti yang dapat

ditentukan dengan berbagai teknik termasuk induksi elektromagnetik Bahwa ada

teknik alternatif untuk penentuan properti yang sama sangat berguna karena

beberapa metode yang lebih langsung diterapkan atau lebih praktis dalam

beberapa keadaan dari yang lain Selain itu pendekatan yang digunakan untuk

menentukan tahanan listrik mungkin cukup berbeda - misalnya metode kontak

dengan tanah dibandingkan dengan teknik induksi (Reynolds 1998)

Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan

memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang

dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar

tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan

bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding

terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini

sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana

dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu

sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air tanah (Ardan 2011)

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

7

Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan

kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda

dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda

potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga

diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini

metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik

lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber

dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi

maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang

tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa

dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang

untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla

(Telford dkk 2004)

Tahap studi geofisika berupa pemodelan fisis memanfaatkan metode geolistrik

tahanan jenis Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang

mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya

di permukaan bumi Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial dan arus listrik

yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus di dalam bumi Pada

pemodelan fisis untuk kasus pencarian air tanah digunakan metode Geolistrik

denganalasan bahwa metode ini telah digunakan untuk berbagai keperluan dengan

tingkat keberhasilan yang baik diantaranya oleh Syukri dan Bijaksana (2000)

mendeteksi dan melihat kondisi fluida di bawah permukaan dan masalah

lingkungan Grandis dan Yudistira (2000) mengidentifikasi penyebaran polutan

bawah permukaan Reynold 1998 mengidentifikasikan distribusi polutan baik

secara spasial maupun temporal Rustadi dan Zaenudin (2003) mendeteksi dan

memetakan endapan limbah merkuri Untuk penenentuan kedalaman muka air

tanah telah dilakukan oleh Karyanto dan Dzakwan (2005) Ngadimin dan

Handayani (2001) telah mengaplikasikan metode geolistrik untuk pemantauan

rembesan limbah Pendugaan potensi tanah longsor dilakukan oleh Gaffar (2009)

penentuan sumber anomali geomagnet (Zubaidah et al 2005) Coppola et al

(1994) menggunakan metode Geolistrik untuk mengetahui struktur lapisan tanah

untuk perluan pembuatan rel kereta api di Umbria Italia Penetuan pola sebaran

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

8

fluida geothermal (Haerudin et al 2008) Rolia (2011) menggunakan metode

geolistrik untuk mendeteksi keberadaan air tanah (Supriyadi dkk 2012)

Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara

mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar

elektrode arus berubah secara bertahap (Sheriff 2002) Pengukuran resistivitas

pada arah vertikal atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu

metode geolistrik resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah

terhadap kedalaman yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan

di bawah permukaan bumi secara vertikal (Telford et al 1990) Metode ini

dilakukan dengan cara memindahkan elektroda dengan jarak tertentu maka akan

diperoleh harga-harga tahanan jenis pada kedalaman yang sesuai dengan jarak

elektroda Harga tahanan jenis dari hasil perhitungan kemudian diplot terhadap

kedalaman (jarak elektroda) pada kertas lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva

lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut diterjemahkan menjadi jenis

batuan dan kedalamannya Prinsip konfigurasi geolistrik ditunjukkan pada gambar

Gambar 31 Konfigurasi geolistrik schlumberger

(Halik dan Widodo 2008)

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

IV METODOLOGI PRAKTIKUM

IV1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi schlumberger ini dilaksanakan

pada

Waktu Sabtu 18 April 2015

Tempat Praktikum Area Universitas Lampung

IV2 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut

Gambar 421 Laptop

Gambar 422 Alat Tulis

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

10

Gambar 423 Kertas

Gambar 424 Milimeter Block

Gambar 425 Naniura Resistivitymeter

Gambar 426 Baterai DC

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

11

Gambar 427 Kabel

Gambar 428 Elektroda Arus dan Potensial

IV3 Pengambilan Data Praktikum

Pengambilan data pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger ini diambil di beberapa line pengukuran sekitar area universitas

lampung Seperti line belakang lapangan teknik geofisika line depan

laboratorium jalan raya line samping fakultas pertanian line samping

lapangan bola unila dan line lain yang juga dilakukan pengukuran geolistrik

44 Pengolahan Data Praktikum

Data praktikum diolah setelah didapatkan nilai (I) berupa arus listrik dan beda

potensial (ΔV) dan dihitung nilai resistivity semunya atau rho yang

didasarkan data pengukuran

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

12

45 Diagram Alir Praktikum

Adapun diagram alir pada praktikum pengukuran sounding konfigurasi

schlumberger kali ini adalah sebagai berikut

Mulai

Desain Pengukuran Alat Ukur

Menentukan daerah survei

Mendesain pengukuran sesuai

target yang diinvertigasi

Menggunakan konfigurasi elektroda

yang tepat dengan hasil yang diharapkan

Mengindentifikasi masing-masing

komponen alat ukur Naniura

Resistivitymeter

Menjelaskan masing-masing kegunaan dari komponen instrumen

Selesai

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

V1 Data Praktikum

Adapun data hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Tabel 511 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang TG

AB2FAKTOR GEOMETRI I

(mA)V(mV) Rho

MN2 05 m 5 m 10 m15 05 628 48 0504 0504 00659425 05 188 41 1515 1505 69239024 05 495 63 982 987 77353576 05 1123 25 137 134 6086668 05 2003 36 102 98 556388910 05 3133 58 92 92 496958612 05 4518 62 64 62 459087115 05 7061 69 43 43 440033315 5 628 69 425 425 386811620 5 1178 39 147 148 445525625 5 1885 49 151 149 577040830 5 2749 45 122 123 748338940 5 4948 51 1213 1211 117587850 5 7775 68 11 118 130345660 5 1123 57 7 7 137912375 5 1759 21 18 17 1465833

75 10 867

9 21 19 16 72325100 10 1555 49 28 25 8409694

Tabel 512 Data Resistivity Sabtu 180415 Belakang Puskom

AB2FAKTOR GEOMETRI

I (mA)

V(mV) Rho MN2

05 m

5 m10 m

15 05 628 35 438 437 78525 05 188 21 1086 109 9740194 05 495 49 143 1426 14425716 05 1123 42 558 555 1487975

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

14

8 05 2003 38 321 32 168937210 05 3133 42 259 251 190217912 05 4518 41 165 164 18127115 05 7061 42 10 94 163075515 5 628 42 1027 1026 1534862

20 5 117

8 27 335 333 145723

25 5 188

5 34 217 215 1197529

30 5 274

9 28 106 105 1035784

40 5 494

8 31 54 53 853929

50 5 777

5 21 18 18 666428660 5 1123 30 16 17 6176575 5 1759 34 09 09 465617675 10 8679 32 12 17 3932672100 10 1555 19 08 07 6138158

Tabel 513 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Agroekoteknologi FP

AB2MN

2

faktor geometri I (mA)

V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 92 707 4802925 05 188 57 769 25363

4 05 495 44 295 331876 05 1123 63 327 582898 05 2003 46 99 43108

10 05 3133 38 56 4617012 05 4518 36 32 401615 05 7061 53 22 2930915 5 628 54 156 1814220 5 1178 51 76 1755425 5 1885 46 53 2171830 5 2749 78 53 1867840 5 4948 58 07 597150 5 7775 47 15 2481360 5 1123 38 04 1182175 5 1759 58 01 303275 10 8679 58 486 72724

100 10 1555 533 17 49596125 10 2438 156 07 10939

Tabel 514 Data Resistivity Minggu 190415 Depan Kantin FP

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

14

AB2 MN2faktor geometri I

(mA)V(mV) Rho

05 m 5m 10m

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

14

15 05 625 3555 266050 467725 05 188 33 1163 6625

4 05 495 275 378 68046 05 1123 29 15 579118 05 2003 22 355 32321

10 05 3133 24 3 4314412 05 4518 22 17 3491115 05 7061 555 3 3632215 5 628 56 3205 3594120 5 1178 60 1605 3151125 5 1885 745 128 3238630 5 2749 53 655 3397340 5 4948 26 28 5328650 5 7775 85 395 3613060 5 1123 72 135 2105675 5 1759 755 115 2679275 10 8679 765 31 35169

100 10 1555 51 265 80799

Tabel 515 Data Resistivity Minggu 190415 Samping Lapangan Bola Unila

AB2 MN2faktor geometri

I (mA) V(mV) Rho05 m 5m 10m

15 05 625 53 667 78656

25 05 188 40 125358891

0

4 05 495 51 43241929

4

6 05 1123 47 14233928

9

8 05 2003 48 833383

3

10 05 3133 42 4533567

9

12 05 4518 51 4136321

2

15 05 7061 54 2532689

8

15 5 628 54 24828841

5

20 5 1178 42 12133937

6

25 5 1885 44 10544983

0

15

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

14

30 5 2749 33 4638319

4

40 5 4948 32 2437110

0

50 5 7775 40 2344706

3

60 5 1123 44 1538284

1

75 5 1759 31 0739719

4

75 10 8679 31 1850394

2

100 10 1555 37 0729418

9

125 10 2438 36 0427088

9Tabel 516 Data Resistivity Sabtu 250415 Depan Graha Mahasiswa

AB2

MN2Faktor Geometri

I (Ma)V

(mV)Rho

05 M 5 M 10 M15 05 628 64 35515 348525 05 188 545 12045 41554 05 495 53 545 50996 05 1123 60 292 55038 05 2003 655 1925 60110 05 3133 58 101 532612 05 4518 36 395 496915 05 7061 55 15 290115 5 628 56 26 728220 5 1178 62 203 386425 5 1885 27 43 301630 5 2749 51 265 137540 5 4948 25 14 296950 5 7775 87 28 233360 5 1123 67 14 224675 5 1759 39 055 175975 10 8679 40 105 2631100 10 1555 20 015 1555

Tabel 517 Data Resistivity Sabtu 250415 Jalan Fakultas KedokteranAB

2 MN2

Faktor GeometriI (Ma)

V (mV)

Rho05 M 5 M 10 M

15 05 628 33 165 3124825 05 188 31 155 211954 05 495 41 205 19438

16

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

14

6 05 1123 42 21 229958 05 2003 54 27 2392510 05 3133 73 365 2725312 05 4518 61 305 2999715 05 7061 30 15 4589715 5 628 31 155 4375720 5 1178 735 3675 4688025 5 1885 62 31 4575730 5 2749 62 31 4478240 5 4948 95 475 5390750 5 7775 82 41 5120160 5 1123 78 39 374375 5 1759 37 185 356675 10 8679 37 45245 37531100 10 1555 118 8365 42169

V2 Pembahasan

Praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger ini

dilaksanakan di beberapa titik pengukuran dengan bentangan line bervariasi

200 hingga 250 meter Pengukuran dilakukan di sekitar area kampus

Universitas Lampung Untuk kelompok saya yakni pengukuran dilaksanakan

pada hari sabtu tanggal 18 april 2015 Kami yang terdiri dari kelompok 1 dan

3 mengambil dua line pengukuran yakni line pertama terletak dibelakang

gedung L teknik geofisika Universitas Lampung dan line kedua berada tepat

dibelakang Pusat Komputer (Puskom) Universitas Lampung Pengukuran

dilakukan dengan membentang line pengukuran sepanjang 200 meter yang

berupa garis lurus untuk mendapatkan data yang diinginkan Ditengah garis

bentang merupakan bare awal penempatan alat dan operator jadi dapat

dikatakan pembentangan line pengukuran adalah 100 meter kearah kanan

dan 100 meter kearah sebaliknya Pengukuran sounding konfigurasi wenner-

schlumberger ini kita mencari nilai Rho dari data pengukuran yang ada dan

yang didapat seperti nilai I V MN AB2 dan perhitungan faktor geometri

yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan nilai resistivitasnya pada

lintasan yang diukur Perhitungan Rho ini didapatkan dari rumus

17

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

14

R h o=K timesVI

Kita melakukan pengukuran dengan jarak AB2 dari 15 m

sampai 100 m dengan nilai faktor geometri yang sudah dihitung Pengukuran

dilakukan sebanyak 7 lintasan dengan tempat yang berbeda-beda sehingga

pengukuran ini memperoleh sebanyak 7 data pengukuran Dengan tiga hari

pengukuran dalam satu hari dilakukan dua pengukuran dengan tempat yang

berbeda-beda Dari data yang didapatkan yang kemudian diolah itu

menghasilkan banyak noise yang berasal dari kesalahan operator saat

menggunakan alat ataupun dari faktor alam seperti intensitas daerahnya noise

ini juga dapat diakibatkan oleh faktor kelelahan alat

Pengambilan data sounding ini dilakukan di tujuh titik dengan masing-masing

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

18

kelompok melakukan pengimbilan satu line sounding Pada hari sabtu (18

April 2015) pengimbilan data dilakukan oleh kelompok 1 dan kelompok 3

Kelompok 1 melakukan pengambilan data di belakang gedung Teknik

Geofisika dengan panjang garis sounding 200 meter Sedangkan kelompok 3

mengambil data dengan line sounding di belakang gedung pusat komputer

universitas lampung dengan panjang line sounding 200 meter Pada hari

minggu (19 April 2015) dilakukan pengambilan 3 data pada 3 garis sounding

oleh kelompok 2 4 dan 6 Kelompok 2 mengambil data pada 250 meter di

jalan depan gedung Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 4

mengambbil data dengan garis sounding didepan kantik Fakultas Pertanian

atau tepat disamping kandang rusa dengan panjang garis 200 m dan

kelompok 6 mengambil data dengan garis sounding 250 meter di samping

lapangan bola unila atau tepat di jalan akses menuju rusunawa unila

Pengambilan data terakhir dilakukan oleh kelompok 5 dan kelompok 7

dengan panjang garis sounding masing-masing 200 meter Kelompok 5

melakukan pengambilan data tepat di jalan depan Graha Mahasiswa atau

Kopma Unila dan kelompok 7 melakukan pengambilan data dijalan akses

menuju Fakultas Kedokteran (Parkiran Mobil FK)

Dalam pengukuran resitivitas yang dilakukan terdapat beberapa gangguan

berupa spontaneous potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya

terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang

secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari

lapisan batuan yang berbeda yang akan menyebabkan ketidak-homogenan

lapisan batuan Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil tetapi

bila digunakan konfigurasi wenner-Schlumberger dengan jarak elektroda AB

yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek maka ada kemungkinan

tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran

tegangan listrik pada elektroda MN sehingga data yang terukur menjadi

kurang benar Untuk mengatasi hal tersebut resistivity meter yang digunakan

dalam praktikum ini (model Naniura) diset pada tegangan listrik alami

tersebut dengan cara mengatur beda potensial menjadi 0 V dengan memutar

panel kompensator halus dan kasar Setelah itu dilakukan penginjeksian arus

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

19

dengan menekan tombol start selanjutnya dilakukan pengamatan perubahan

arus ke arah konstan jika arus sudah konstan dilakukan penekanan tombol

Hold untuk melihat nilai beda potensial yang terjadi Dengan demikian

resistivity meter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar

diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB Hasil pengukuran

resistivitas yang dilakukan merupakan besarnya arus listrik yang diinjeksikan

ke bawah permukaan Bumi dan nilai beda potensialnya Nilai tahanan jenis

semu (apparent resistivity) dari setiap perbedaan perpindahan elektoda arus

adalah perkalian antara faktor K dengan nilai R Variasi dari setiap nilai

apparent resistivity diperoleh dari penambahan atau perpindahan elektroda

arus sesuai dengan penetrasi arus yang masuk Data tersebut kemudian

disubtitusikan dalam persamaan hukum ohm dan karena adanya noise pada

saat proses akuisisi dilakukan maka pada data pengamatan didapatkan data-

data dengan nilai ekstrim yang menyebabkan jangkauan atau range data

menjadi semakin besar Hal ini terjadi karena kesalahan operator ataupun

adanya gangguan alami di sekitar lokasi pengukuran Setelah itu satu set hasil

pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang

terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak

AB2 sebagai sumbu-x dan tahanan jenis semu sebagai sumbu-y maka akan

didapat suatu bentuk kurva data geolistrik Kemudian dilakukan pembuatan

kurva lapangan dari titik-titik yang sudah di-plot tersebut dengan tidak selalu

harus melalui titik-titik tersebut Hal ini dilakukan agar diperoleh bentuk

kurva yang smooth Hasil dari plotting kurva pada praktikum ini dapat dilihat

di bagian lampiran

Nilai rho yang didapatkan sebagaimana yang tertera pada tabel sebelum ini

merupakan hasil perhitungan dari data yang diperoleh yakni data nilai I dan

juga nilai V Pengukuran ini menggunakan konfigurasi elektroda wenner-

schlumberger Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem

aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor ldquonrdquo untuk konfigurasi ini

adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi

antara P1-P2 seperti pada Gambar 3 Jika jarak antar elektroda potensial (P1

dan P2) adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

20

Proses penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan

dalam sebuah garis lurus (Sakka 2001) Adapun nilai AB2 yang kami

gunakan dalam praktikum ini adalah 15 25 4 6 8 10 12 15 20 25 30

40 50 60 75 dan 100 Dilakukan pemindahan elektroda arus tiap

pengukuran Beberapapa AB2 dilakukan 2 kali pengukuran dengan nilai

faktor geometri berbeda yakni untuk 15 meter dan 75 meter Dalam setiap

pengukuran dilakukan 2 kali pengambilan data sebagai perbandingan dan

koreksi antar data

Gambar 521 Line pengukuran 7 Kelompok

Variasi data nilai yang didapatkan dapat menjadi indikasi adanya perbedaan

anomali bawah permukaan perbedaan data inilah yang nantinya diolah

dengan menggunakan aplikasi khusus dan didapatkan hasil yang dapat

diinterpretasikan

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

VI KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengukuran sounding konfigurasi wenner-schlumberger

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

1 Metode Geolistrik adalah metode untuk mendapatkan gambaran bawah

permukaan bumi dengan menginjeksi arus listrik kebawah permukaan bumi

dan didapat harga potensialnya lalu diolah dengan software khusus

2 Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan

spasi yang konstan Metode yang digunakan adalah metode Wenner-

Schlumberger dengan teknik sounding

3 Base pada pengukuran geolistrik berada dari titik tengah lintasan cara

kerjanya yaitu dengan menyusun empat buah elektroda dengan konfigurasi

Schlumberger di tengah-tengah lintasan dan mengatur posisi resistivity meter

di pertengahan lintasan

4 Keunggulan dari konfigurasi Wenner-Schlumberger ini yakni kemampuan

untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada bawah

permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika

dilakukan perubahan jarak elektroda

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

DAFTAR PUSTAKA

Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB

Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110

Hidayat Nur dan Naryanto Heru Sri 1997 Tektonik dan Pengaruhnya Terhadap Gempa di Sumatera Bagian Selatan Alami Vol2 No3 hal 9

Prawiradisastra Suryana 2013 Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Provinsi Lampung Jurnal Sains dan Teknilogi IndonesiaVol 15 No1 hal 55

Reynolds John M 1998 An Introduction to Applied Environmental Geophysics England John Wiley amp Sons hal 421

Rishartati Peny 2008 Bentuk Lahan Pesisir di Provinsi Lampung SkripsiUniversitas Infonesia FMIPA hal 30 dan 27

Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39

Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

Lampiran 1 Tugas

1 Lakukan pengukuran di lapangan (akuisisi data dengan konfigurasi

elektroda schlumberger)

2 Hitunglah nilai resistivity semu berdasarkan data hasil pengukuran

3 Gambar kurva matching sederhana menggunakan kertas milimeter block

4 Carilah artikel mengenai jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada

praktikum ini

Jawaban

1 Telah dibahas dalam pembahasan dan tabel tertera pada bagian data

pengamatan

2 Terdapat pada data pengamatan

3 Terlampir dalam laporan ini

4 Terlampir setelah halaman ini

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik

Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar

httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-

macam-metode-geolistrik

Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik