peningkatan hasil belajar matematika pada soal …

13
Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 162-17482 162 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL CERITA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS V SD NEGERI 02 GEMANTAR Mulyadi S.K dan Santi Ermawati PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT Classroom action research is one of the efforts of teachers in teaching skills upgrading and simultaneously improve the ability to manage learning in the classroom. In math- ematics learning has become one of the subject is regarded as the benchmark perfor- mance of other maple, require attention before another subject. Therefore, this research is also about “the increase in the Mathematics learning outcomes through the story about learning strategies Think Talk Write (TTW). This type of research is the PTK (Classroom Action Research. Subject receiver is action Elementary School fifth grade students 02 Gemantar totaling 22 students. Data were collected using observations at the beginning of the study remedy find problems in class, documentation to record the traces of math- ematics learning outcome , a test to determine the achievement of learning outcomes after a given action . Data analysis was performed with data reduction step, the presenta- tion of the data, drawing conclusions and verification. This study was conducted in sev- eral cycles, the final study showed an increase in learning outcomes in mathematics story problems with strategies Think Talk Write. It can be seen from the results obtained study- ing pre cycle 7 students reach KKM with an average 52.727, and 31.819 % mastery learn- ing. In the first cycle obtained by 12 students who achieve KKM with the average value of 71.59%, and mastery learning 54.55 %. In the second cycle obtained by 19 students reach KKM with an average value of 81.25%, and 86.364 % mastery learning. The results of this study can be concluded that the implementation of strategies Think Talk Write (TTW) can improve learning outcomes in math word problems . Keywords: learning outcomes , Think Talk Write , about the story. PENDAHULUAN Penenerapan strategi pembelajaran harus dilakukan guru ketika mengajar di kelas. Pemi- lihan strategi perlu mempertimbangkan tujuan, penilaian, dan bahan ajar. Dengan mengubah cara berpikir yang konkret dan praktis, pembelajaran dapat mengubah peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu akan menjadi lebih paham. Pembelajaran merupakan suatu proses yang bertujuan menumbuhkembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang lebih dewasa, beradab, dan normal. Potensi meru- pakan bawaan sejak lahir. Guru bertugas me- ngembangkan potensi siswa semaksimal mungkin,

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 162-17482162

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOALCERITA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

SISWA KELAS V SD NEGERI 02 GEMANTAR

Mulyadi S.K dan Santi Ermawati

PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

Classroom action research is one of the efforts of teachers in teaching skills upgradingand simultaneously improve the ability to manage learning in the classroom. In math-ematics learning has become one of the subject is regarded as the benchmark perfor-mance of other maple, require attention before another subject. Therefore, this research isalso about “the increase in the Mathematics learning outcomes through the story aboutlearning strategies Think Talk Write (TTW). This type of research is the PTK (ClassroomAction Research. Subject receiver is action Elementary School fifth grade students 02Gemantar totaling 22 students. Data were collected using observations at the beginningof the study remedy find problems in class, documentation to record the traces of math-ematics learning outcome , a test to determine the achievement of learning outcomesafter a given action . Data analysis was performed with data reduction step, the presenta-tion of the data, drawing conclusions and verification. This study was conducted in sev-eral cycles, the final study showed an increase in learning outcomes in mathematics storyproblems with strategies Think Talk Write. It can be seen from the results obtained study-ing pre cycle 7 students reach KKM with an average 52.727, and 31.819 % mastery learn-ing. In the first cycle obtained by 12 students who achieve KKM with the average value of71.59%, and mastery learning 54.55 %. In the second cycle obtained by 19 students reachKKM with an average value of 81.25%, and 86.364 % mastery learning. The results ofthis study can be concluded that the implementation of strategies Think Talk Write (TTW)can improve learning outcomes in math word problems .

Keywords: learning outcomes , Think Talk Write , about the story.

PENDAHULUAN

Penenerapan strategi pembelajaran harusdilakukan guru ketika mengajar di kelas. Pemi-lihan strategi perlu mempertimbangkan tujuan,penilaian, dan bahan ajar. Dengan mengubah caraberpikir yang konkret dan praktis, pembelajarandapat mengubah peserta didik dari tidak tahu

menjadi tahu dan yang sudah tahu akan menjadilebih paham.

Pembelajaran merupakan suatu prosesyang bertujuan menumbuhkembangkan potensipeserta didik agar menjadi manusia yang lebihdewasa, beradab, dan normal. Potensi meru-pakan bawaan sejak lahir. Guru bertugas me-ngembangkan potensi siswa semaksimal mungkin,

Page 2: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Soal Cerita ... (Mulyadi S.K dan Santi Ermawati) 163

agar tercipta peserta didik yang berkompeten.

Pendidikan formal merupakan salah satutempat untuk mempelajari ilmu pengetahuan yangbaru. Di sekolah formal, kompetensi yang harusdikuasai peserta didik telah ditentukan. Demikianjuga pendidikan nonformal, baik di rumah maupunlingkungan, seperti les privat yang dikelola lem-baga swadaya masyarakat juga membantu siswamenambah ilmu pengetahuan siswa.

Pada umumnya, matematika seringdianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Halini terjadi karena faktor intern dan faktor ekstern.Faktor intern berupa motivasi, bakat, intelegen,kesehatan, dan kemampuan yang dimiliki pesertadidik. Sedangkan faktor ekstern berupa fasilitasbelajar, sarana dan prasarana sekolah, guru, or-ang tua, media pembelajaran, metode, dan strategipembelajaran.

Matematika sebagai ilmu hitung, meng-gunakan jenis soal-soal berangka dan soal cerita.Soal cerita membutuhkan pemahaman yang lebihuntuk menganalisis cerita dari pada soal yangtersusun dari angka-angka saja. Oleh sebab itu,diperlukan model dan strategi pembelajaran yangsesuai dan inovatif agar siswa mudah mengerjakansoal cerita tersebut. Salah satu strategi pem-belajaran yang dapat digunakan untuk tujuantersebut yaitu strategi pembelajaran Think TalkWrite (TTW).

Penggunaan model strategi pembelajaranThink Talk Write (TTW) akan memudahkansiswa memahami soal cerita dalam pelajaranmatematika karena strategi pembelajaran inimenerapkan dan menindak dengan cermatmasalah matematika melalui kegiatan berpikir(Think), berbicara/berdiskusi, dan bertukarpendapat (Talk), dan menulis hasil diskusi(Write), sehingga dalam pengerjaannya akanlebih cepat dan hasilnya akan lebih baik.

Hasil belajar dapat dijelaskan denganmemahami dua kata yang membentuknya, yaitu“hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menun-

jukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannyasuatu aktivitas atau proses yang mengakibatkanberubahnya input secara fungsional. Gunarsomemberi pengertian hasil belajar merupakankeluaran (output) dari suatu sistem pemprosesanmasukan (input) (dalam Samino dan SaringMarsudi, 2012:48).

Faktor-faktor yang menentukan hasilbelajar, meliputi faktor internal dan ekstenal.1) Faktor intenal, meliputi: (a) faktor fisiologia,

terletak pada kondisi fisik peserta didik,misalnya kesehatan badan sedang prima ataulelah, gizi makanan sedang terpenuhi ataukekurangan gizi, badan sedang kurang sehatatau sakit, kondisi sedang terganggu dan lainsebagainya, (b) faktor psikologis, meliputikecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap danbakat, dengan klasifikasi dalam belajar, yaitu:perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi,ingatan, berpikir, bakat, dan motivasi.

2) Faktor eksternal, meliputi: (a) faktor ling-kungan sosial yaitu lingkungan sosial sekolah,masyarakat dan keluarga. Lingkungan sosialsekolah, antara lain: guru, para staf adminis-trasi, dan teman-teman sekelas yang dapatmempengaruhi semangat belajar siswa. Ling-kungan sosial masyarakat adalah tetangga,teman-teman sepermainan di sekitarperkampungan siswa tersebut. Lingkungansosial keluarga yaitu orang tua dan keluargasiswa, (b) faktor lingkungan nonsosial,meliputi: lingkungan alamiah, lingkungan in-strumental, dan lingkungan materi pelajaran.

Domain hasil belajar dalam Usman danLilis Setiawati (1993:111-118) terdiri dari aspekkognitif, afektif, dan psikomotorik. Berikut inipenjelasan tentang aspek-aspek di atas.1) Aspek kognitif terbagi menjadi pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, danevaluasi. Pengetahuan merupakan ingatanterhadap materi-materi atau bahan yang telahdipelajari sebelumnya. Ingatan mencangkup

Page 3: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 162-17482164

mengingat semua hal, dari fakta-fakta yangsangat khusus sampai teori yang kompleks.Pengetahuan merupakan hasil belajar yangsangat rendah tingkatanya. Pemahamanmerupakan kemampuan untuk menyerap artidari materi atau bahan yang dipelajari. Inidapat ditunjukkan dengan menerjemahkanmateri dari satu bentuk yang lain (dari kata-kata kepada angka-angka), menginter-prestasikan materi (menjelaskan, meringkas),meramalkan akibat dari sesuatu. Hasil bela-jar ini satu tingkat lebih tinggi dari yangpertama tetapi masih merupakan pema-haman tingkat rendah. Aplikasi merupakankemampuan untuk menggunakan apa yangtelah dipelajari dam situasi kongret yang baru.Ini mencangkup penggunaan hal sepertiperaturan, metode, konsep-konsep, hukum,dan teori. Hasil belajar dalam bidang inimemerlukan tingkat pengertian yang lebihtinggi dari pemahaman. Analisis merupakankemampuan untuk menguraikan sesuatumateri atau bahan kedalam bagian-bagiannya sehingga struktur organisasinyadapat dipahami. Ini mencakup identifikasibagian, analisis hubungan antar bagian, danpengenalan prinsip-prinsip organisasi yangdigunakan. Hasil belajar disini lebihmenunjukkan tingkat intelektual yang tinggidari pada pemahaman dan aplikasi karenahasil belajar itu menghendaki pengertian dariisi dan bentuk struktur dari materi. Sintetismerupakan kemampuan untuk mengga-bungkan bagian-bangian untuk membentukkeseluruhn yang baru. Ini mencangkupproduksi dari satu komunikasi yang unit, suaturencana pelaksanaan (research proposal)atau susunan hubungan yang abstrak (skemamengklarifikasikan informasi). Hasil belajardisini ditekankan pada tingkah laku yangkreatif dengan penekanan utama padaformulasi pola atau struktur yang baru.Evaluuasi merupakan kemampuan untuk

mempertimbangkan nilai suatu materi(pernyataan, novel, puisi, laporan danpenelitian), untuk tujuan-tujuan yang telahditentukan. Hasil belajar dalam bidang iniadalah yang tertinggi dalam hirarki kognitifkarena hasil belajar ini menyangkut elemenatau bagian dari domain yang lain.

2) Aspek AfektifAspek afektif terdiri dari penerimaan, pem-berian respon, penilaian, pengorganisasian,dan pengkarakterisasian. Penerimaanmerupakan kemampuan dan kesukarelaanmemperhatikan dalam memberikan responterhadap stimulasiyang tepat. Hasil belajarini merupakan tingkat paling rendah padadomain afektif. Pemberian respon meru-pakan kemampuan untuk dapat memberikanrespon secara aktif, menjadi peserta yangtertarik.Hasil belajar ini satu tingkat lebihtinggi dari pada penerimaan. Penilaianmerupakan kemampuan untuk dapatmemberikan penilaian atau pertimbangan danpentingnya keterikatan pada suatu objekatau kejadian tertentu dengan reaksi sepertimenerima, menolak, tidak menghiraukan,acuh atau tak acuh. Perilaku tersebut dapatdiklarifikasikan mejadi sikap dan apresiasi.Pengorganisasian merupakan kemampuanyang mengacu pada pernyataan dari nilaisikap-sikap yang berbeda yang membuatlebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sys-tem nilai internal mencangkup tingkah lakuyang tercermin dalam suatu filsafat hidup.Pengkarakterisasian merupakan kemam-puan yang mengacu pada karakter dan gayahidup seseorang. Nilai-nilai sangat ber-kembang teratur sehingga tingkah lakumenjadi lebih konsisten dan lebih mudahdiperkirakan. Tujuan dalam kategori ini bisaada hubungan dengan keteraturan pribadi,sosial dan emosi siswa.

Page 4: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Soal Cerita ... (Mulyadi S.K dan Santi Ermawati) 165

3) Aspek PsikomotorikAspek psikomotorik terbagi menjadi lima,yakni: peniruan, manipulasi, ketetapan,artikulasi, dan pengalamiahan. Peniruanterjadi ketika mengamati suatu gerakan.Peniruan ini umumnya dalam bentuk globaldan tidak sempurna. Manipulasi, mene-kankan pada perkembangan kemempuanmengikuti pengarahan penempilan gerakan-gerakan pilihan, dan menerapkan suatupenampilan melalui latihan. Pada tingkat inimenampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk, tidak hanya meniru tingkah lakusaja. Ketetapan, memerlukan kecermatan,proporsi, dan kepastian yang lebih tinggidalam penampilan. Respon-respon lebihterkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasisampai pada tingkat minimum. Artikulasi,menekankan pada koordinasi suaturangkaian dengan gerakan membuat urutantepat dan mencapai yang diharapkan ataukonsistensi internal antara gerakan-gerakanyang berbeda. Pengalamiahan, menuruttingkah laku yang ditampilkan paling sedikitmengeluarkan energi fisik maupun psikis.Gerakan dilakukan secara rutin.

Menurut Nana Sudjana (2006:35)penilaian hasil belajar terdiri dari tes, baik tesuraian (esai) maupun tes objektif. Tes merupakanalat penilaian berupa pertanyaan-pertanyaan yangdiberikan kepada siswa untuk dijawab dalambentuk tes lisan, tulis, dan perbuatan. Tes padaumumnya digunakan untuk menilai dan mengukurhasil belajar siswa terutama hasil belajar kognitifberkenaan dengan penguasaan bahan pengajaransesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Model pembelajaran sering dimaknai samadengan pendekatan pembelajaran. Sebenarnyamodel pembelajaran mempunyai makna yanglebih luas daripada makna pendekatan, strategi,metode, dan teknik. Model pembelajaran meru-pakan suatu perencanaan atau pola yang dapat

digunakan untuk mendesain pola-pola mengajarsecara tatap muka di dalam kelas dan menen-tukan material/perangkat pembelajaran termasukdi dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe-tipe, program-program media komputer, dankurikulum (sebagai kursus untuk belajar).

Fungsi model pembelajaran yakni sebagaipedoman perancangan dan pelaksanaanpembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan modelsangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akandibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akandicapai dalam pembelajaran tersebut, sertatingkat kemampuan peserta didik. Modelpembelajaran mempunyai makna yang lebih luasdari pendekatan, strategi, metode, dan teknik.Suatu model pembelajaran akan memuat antaralain: (a) deskripsi lingkungan belajar, (b)pendekatan, metode, teknik, dan strategi, (c)manfaat pembelajaran, (d) materi pembelajaran(kurikulum), (e) media, dan (f) desainpembelajaran.

Suatu rancangan pembelajaran atau ren-cana pembelajaran disebut menggunakan modelpembelajaran apabila mempunyai empat cirikhusus, yaitu: (a) rasional teoretik yang logis yangdisusun oleh penciptanya atau pengembangnya,(b) landasan pemikiran tentang apa danbagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaranyang akan dicapai), (c) tingkah laku yang diper-lukan agar model tersebut dapat dilaksanakansecara berhasil, dan (d) lingkungan belajar yangdiperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapattercapai (Kardi dan Nur dalam Trianto, 2007).

Model pembelajaran dapat diklasifikasikanberdasarkan tujuan pembelajaran, sintaknya(langkah-langkahnya), dan sifat lingkunganbelajarnya. Arends (1997) menyebutkan enammodel pembelajaran yang sering dan praktisdigunakan guru dalam pembelajaran, yaitu:presentasi, pengajaran langsung (direct instruc-tion), pengajaran konsep, pembelajarankooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah

Page 5: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 162-17482166

(problem base instruction), dan diskusi kelas.Ada banyak model pembelajaran yang dapatdigunakan dalam implementasi pembelajaran diantaranya sebagai berikut (Karli danYuliariatiningsih 2002): (a) model pembelajarankontekstual (CTL), (b) model pembelajaranberdasarkan masalah, (c) model pembelajarankonstruktivisme, (d) model dengan pendekatanlingkungan, (e) model pengajaran langsung, (f)model pembelajaran terpadu, dan (g) modelpembelajaran interaktif.

Dalam pembelajaran suatu materi (tujuan/kompetensi) tertentu, tidak ada satu modelpembelajaran yang lebih baik dari modelpembelajaran lainnya, artinya setiap modelpembelajaran harus disesuaikan dengan konsepyang lebih cocok dan dapat dipadukan denganmodel pembelajaran yang lain untuk meningkatkanhasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilihsuatu model pembelajaran harus mempertim-bangkan, antara lain: materi pelajaran, jampelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa,lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang yangtersedia. Dengan cara tersebut, tujuan (kom-petensi) pembelajaran yang telah ditetapkan dapattercapai.

Hal itu sejalan dengan pemikiran Arends(1997:7) yaitu model pembelajaran mengacupada pendekatan pembelajaran yang akandigunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuanpengajaran, tahap-tahapkegiatan pembelajaran,lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.Hal itu dengan harapan bahwa setiap modelpembelajaran dapat mengarahkan kita mendesainpembelajaran untuk membantu peserta didikdalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengandemikian, dapat disimpulkan bahwa dalampemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhioleh: 1) sifat dari materi yang akan diajarkan, 2)tujuan akan dicapai dalam pengajaran, 3) tingkatkemampuan peserta didik, 4) jam pelajaran(waktu pelajaran), 5) lingkungan belajar, dan 6)fasilitas penunjang yang tersedia.

Kualitas model pembelajaran dapat dilihatdari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspekproses mengacu apakah pembelajaran mampumenciptakan situasi belajar yang menyenangkan(joyfull learning) serta mendorong siswa untukaktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek produkmengacu apakah pembelajaran mampu mencapaitujuan (kompetensi) yaitu meningkatkankemampuan siswa sesuai dengan standarkemampuan atau kompetensi yang ditentukan.Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebihdahulu aspek proses sudah dapat dipastikanberlangsung baik.

Oleh karena itu, setiap model memerlukansistem pengelolaan dan lingkungan belajar yangberbeda. Setiap model memberikan peran yangberbeda kepada siswa, pada ruang fisik, danpada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistemsaraf (penerimaan/proses berpikir) banyakkonsep dan informasi-informasi dari teks bukubacaan materi ajar siswa, di samping banyakkegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuanyang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produkdan proses) dari kegiatan pemahaman bacaandan lembar kegiatan siswa (Trianto 2007:5-6).

Strategi Think Talk Write (TTW)diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin dalamAnsari (2008: 84) ini pada dasarnya dibangunmelalui berpikir, berbicara, dan menulis. AlurTTW dimulai dari keterlibatan siswa dalamberpikir atau berdialog dengan dirinya sendirisetelah proses membaca, selanjutnya berbicaradan membagi ide (sharing) dengan temannyasebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektifjika dilakukan dalam kelompok heterogen antara3-5 orang siswa. Dalam kelompok ini siswadiminta membaca, membuat catatan kecil, men-jelaskan, mendengarkan, dan membagi idebersama teman, kemudian mengungkapkannyamelalui tulisan.

Menurut Halmaheri dalam Move (2012:1),langkah-langkah pembelajaran dengan strategiThink Talk Write (TTW) sebagai berikut:

Page 6: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Soal Cerita ... (Mulyadi S.K dan Santi Ermawati) 167

1) Pendahuluan.Kegiatan ini dilakukan oleh guru, antara lain:menginformasikan materi yang akan dipelajaridan tujuan pembelajaran yang akan dicapai;menjelaskan tentang teknik pembelajarandengan strategi TTW serta tugas-tugas danaktivitas siswa; melakukan apersepsi;memberi motivasi agar siswa berperan aktifdalam pembelajaran; membagi siswa dalamkelompok kecil (3-5 siswa).

2) Kegiatan inti.Kegiatan ini dilakukan guru. Guru membagiLembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa;siswa secara individu diminta untukmenuangkan ide-idenya mengenai kemung-kinan jawaban dan langkah penyelesaian atasmasalah yang diberikan serta hal-hal apa sajayang diketahui dan atau yang belum diketahuiyang ditulis dalam bentuk catatan kecil yangakan menjadi bahan untuk melakukan diskusikelompok (think); siswa mendiskusikanhasil catatannya (saling menukar ide) agardiperoleh kesepakatan-kesepakatan dalamkelompok (talk); guru berkeliling kelas untukmemonitor jalannya; diskusi dan jika sangatdiperlukan guru dapat membantu seperlunya;secara individu, siswa menuliskan semuajawaban atas permasalahan yang diberikansecara lengkap, jelas dan mudah dibaca(write); e) beberapa perwakilan kelompokdipilih secara acak untuk mempresentasikanhasil diskusinya di depan kelas, sedangkankelompok yang tidak terpilih memberitanggapan atau pendapatnya.

3) PenutupGuru bersama siswa membuat kesimpulandari materi yang telah dipelajari.

Menurut Silver dan Smith dalam Anshari(2008:40), peranan dan tugas guru dalammengefektifkan penggunaan teknik TTW adalah:1) Mengajukan pertanyaan dan tugas yang

mendatangkan keterlibatan dan menantang

setiap siswa untuk berpikir;2) Mendengarkan secara hati-hati ide siswa;3) Menyuruh siswa menuangkan ide-ide secara

lisan dan tulisan;4) Memutuskan apa yang digali dan dibawa

siswa dalam diskusi;5) Memutuskan kapan memberi informasi,

mengklarifikasi persoalanpersoalan, meng-gunakan model, membimbing dan mem-biarkan siswa berjuang dengan kesulitan;

6) Memonitoring dan menilai pertisipasi siswadalam diskusi dan memutuskan kapan dan

bagaimana mendorong setiap siswa untukberpartisipasi.

Menurut Eva Ratnawati (2012:37)penggunaan strategi Think Talk Write memilikikelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan daristrategi Think Talk Write, antara lain: dapatmembantu siswa mengontruksikan pengetahuan-nya sendiri sehingga pemahaman konsepnyamenjadi lebih baik; dapat mengkomunikasikandan mendiskusikan pemikirannya dengantemannya sehingga siswa lebih memahami materiyang diajarkan; dapat melatih siswa untukmenuliskan hasil diskusinya kedalam bentuktulisan; membantu siswa untuk mengko-munikasikan ide-idenya secara lisan maupun tulisdalam rangka memecahkan suatu masalah.Kelemahan dari strategi Think Talk Write, antaralain: pada awalnya mungkin terdapat siswa yangsegan mengeluarkan ide/pendapatnya baik secaratertulis maupun lisan; memerlukan waktu cakupbanyak untuk siswa membaca dan mendiskusikanmateri yang dipelajari; siswa bekerja dalamkelompok, sehingga penilaian individu menjadisulit karena tersembunyi dalam kelompok.

Menurut Ruseffendi (dalam Heruman,2007:1) matematika adalah bahasa simbol, ilmudedukatif yang tidak menerima pembuktiansecara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, danstruktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yangtidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan,

Page 7: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 162-17482168

ke aksinoma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.Ada enam pandangan terhadap hakikatmatematika menurut Ibrahim dan Suparni(2012:2-12), yaitu: (1) matematika sebagai ilmudedukatif. Matematika disebut ilmu dedukatifsebab matematika tidak menerima generalisasiyang berdasarkan pada observasi eksperimencoba-coba (induktif) seperti halnya ilmupengetahuan alam dan ilmu-ilmu pengetahuanlainnya, (2) matematika sebagai ilmu tentang poladan hubungan. Matematika adalah ilmu tentangpola dan hubungan sebab dalam matematikasering dicari keseragaman seperti keturutan, danketerkaitan pola dari sekumpulan konsep-konseptertentu atau model-model yang merupakan re-presentasinya, sehingga dapat dibuat gene-ralisasinya untuk selanjutnya dibuktikankebenarannya secara deduktif, (3) matematikasebagai bahasa. Matematika adalah bahasa,sebab matematika merupakan sekumpulansimbol yang memiliki makna atau dikatakansebagai bahasa simbol. bahasa simbolnya inibahkan berlaku secarauniversal dan sangat padatmakna dari pernyataan yang ingin disampaikan,(4) matematika sebagai ilmu tentang struktur yangterorganisasi. Matematika adalah ilmu tentangstruktur yang terorganisasi, sebab matematikaterdiri dari beberapa komponen yang membentuksistem yang saling berhubungan dan terorganisirdengan baik, (5) matematika sebagai seni.Matematika adalah seni, sebab dalam matematikaterlihat adanya unsur keteraturan, keterurutan,dan konsisten, (6) matematika sebagai aktifitasmanusia. Matematika merupaka hasil karyamanusia sehingga bisa dikatakan merupakankebudayaan manusia.

Soal cerita menurut Winarni dan SriHarmini (2011:122) adalah soal matematika yangdiungkapkan atau dinyatakan dengan kata-kataatau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yangdikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, atau soalmatematika yang dinyatakan dengan serangkaiankalimat. Menurut Abidin dalam Syamrilaode,

2010:1) mengemukakan bahwa soal cerita adalahsoal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek.Cerita yang diungkapkan dapat merupakanmasalah kehidupan sehari-hari atau masalahlainnya. Bobot masalah yang diungkapkan akanmpengaruhi panjang pendeknya ceritatersebut.Makin besar bobot masalah yang diungkapkanmemungkinkan panjang cerita yang disajikan.

Menurut Haji (dalam Syamrilaode,2010:1) mengungkapkan bahwa untuk menye-lesaikan soal cerita dengan benar diperlukankemampuan awal, yaitu kemampuan untuk: (1)menentukan hal yang diketahui dalam soal; (2)menentukan hal yang ditanyakan; (3) membuatmodel matematika; (4) melakukan perhitungan;dan (5) menginterpretasikan jawaban model kepermasalahan semula.

Hal ini sejalan dengan langkah-langkahpenyelesaian soal cerita sebagaimana dituangkandalam Pedoman Umum Matematika SekolahDasar (1983), yaitu: (1) membaca soal danmemikirkan hubungan antara bilangan-bilanganyang ada dalam soal; (2) menuliskan kalimatmatematika; (3) menyelesaikan kalimatmatematika; dan (4) menggunakan penyelesaianuntuk menjawab pertanyaan.

Menurut Apiqquantum (2010:1) tips dancara membuat soal latihan matematika yangmudah, asyik, dan kreatif, antara lain: rencanakantujuan utama dari soal latihan matematika, susunsoal latihan secara bertahap, dan pastikan bahwasolusi soal latihan tersebut sesuai dengan tingkatkematangan siswa. Winarni dan Sri Harmini(2011:123) menyajikan langkah-langkah yangdapat dijadikan pedoman untuk menyelesaikansoal cerita, yaitu: temukan/cari apa yang ditanya-kan oleh soal cerita itu, cari informasi/keteranganyang esensial, pilih operasi/pengerjaan yangsesuai, tulis kalimat matematikanya, selesaikankalimat matematikanya, nyatakan jawaban darisoal cerita itu dalam bahasa Indonesias ehinggamenjawab dari soal cerita tersebut.

Page 8: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Soal Cerita ... (Mulyadi S.K dan Santi Ermawati) 169

Menurut Soedjadi dalam Makmunhidayat(2010:1) untuk menyelesaikan soal matematikadapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:membaca soal dengan cermat untuk menangkaptiap makna kalimat, memisahkan dan mengung-kapkan apa yang diketahui dalam soal, apa yangditanyakan dalam soal, operasi pengerjaan apayang diperlukan, membuat model matematika darisoal, menyelesaikan model menurut aturan-aturanmatematika, sehingga mendapatkan jawaban darimodel tersebut, mengembalikan jawaban soalkepada jawaban asal.

METODE PENELITIAN

Tempat yang digunakan dalam melakukanpenelitian untuk memperoleh data yang diingin-kan. bertempat di SD Negeri 02 Gemantar,Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karang-anyar, tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakankelas. Prosedur penelitian yakni mencermati suatuobjek dengan menggunakan cara dan aturanmetodelogi tertentu untuk memperoleh data atauinformasi yang bermanfaat unutk meningkatkanmutu kualitas proses pemeblajaran guru di kelas.Upaya peningkatan mutu proses tersebutdilakukan meliputi; kegiatan perencanaan,pelaksanaan kegiatan, observasi, refleksi danevaluasi, serta penyimpulan.

Pengumpulan data dilakukan denganobservasi, dokumentasi,tes, dan wawancara.Teknik analisis data dilakukan dengan langkahreduksi data, penyajian data, penarikan kesim-pulan, dan verifikasi. Penelitian ini dilaksanakandalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakandengan dua kali pertemuan. Indikator yang harusdicapai adalah adanya peningkatan hasil belajarmatematika pada soal cerita dengan KriteriaKetuntasan Minimum (KKM) sekurang-kurangnya 75% siswa kelas V SD Negeri 02Gemantar, mendapatkan nilai ketuntasan belajar

individu sebesar e” 70 dalam menyelesaikan soalcerita pada mata pelajaran matematika.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan adanyapeningkatan hasil belajar matematika pada soalcerita dengan model Think Talk Write. Setelelahpeneliti berkolaborasi dengan guru kelas sejakpembuatan RPP, perumusan sintaks dan langkahstrategi inivatif yang di pilih, sampai pelaksanaanpembelajarannya melalalui beberapa kalipertemuan, dimana setiap pertemuan diadakantes dan pengamatan tndak belajar siswa denganobservasi dan tindak mengajar dengan merefleksisetiapkali akhir petemuan. Apabila dilihat hasilbelajar saat prasiklus diperoleh 7 siswa(31,819%) mencapai KKM (e”70)dengan rata-rata kelas 52,727, ternyata ada peningkatan hasilbelajar sebgaimana pada tabel 1.

Pada capaian hasil belajar pra siklus, inidikarenakan guru masih kurang memperhatikanbagaimana dan apa yang harus ajarkan padasiswanya tanpa memikirkan hasil blajar yang dicapai siswa, sebagaimana hasil tes sebebelumdilakukan tindakan perbaikan pembelajaran,sebgaimana tampak pada grafik, yang diolahberdasarkan data mentah diatas tampaklah padagrafik 1.

Berangkat dari hasil beljar yang demikianpeneliti merasa perlu ada sentuhan strategipembelajran yang inovatif dan kratifitas dari guru.Tetapi setelah dilakukan perbaikan prosespembelajran sebagaimana yang peneliti lakukan,maka dapatlah diamati perubahan ataupenngkatannya. Pada siklus I diperoleh 12 siswa(54,55%)yang mencapai KKM (e”70) dengannilai rata-rata kelas 71,591. Pada siklus IIdiperoleh 19 siswa (86,364%) mencapai KKM(e”70) dengan nilai rata-rata kelas 81,25.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkanbahwa penerapan model Think Talk Write

Page 9: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 162-17482170

N KKM Prasiklus

SIKULUS I SIKLUS IIPert I Pert II Rata-rata Pert I Pert II Rata-rata

1 70 50 75 75 62,5 75 100 87,52 70 25 50 50 37,5 50 50 503 70 100 100 100 100 100 100 1004 70 50 50 50 50 75 75 755 70 50 75 75 62,5 75 75 756 70 25 75 75 50 50 100 757 70 100 75 75 87,5 75 75 758 70 100 75 75 87,5 50 100 759 70 100 75 75 87,5 75 75 7510 70 25 75 75 50 50 100 7511 70 75 75 75 75 75 75 7512 70 100 75 75 87,5 100 100 10013 70 50 75 75 62,5 75 75 7514 70 75 75 75 75 75 100 87,515 70 50 50 50 50 75 100 87,516 70 25 75 75 50 50 75 62,517 70 100 50 50 75 75 100 87,518 70 75 75 75 75 75 100 87,519 70 100 75 75 87,5 100 100 10020 70 100 100 100 100 100 100 10021 70 100 100 100 100 100 100 10022 70 40 50 75 62,5 75 50 62,5

Tabel 1. Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Rerata.

Gambar 1. Diagram Pencapaian Nilai Pra Siklus

Page 10: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Soal Cerita ... (Mulyadi S.K dan Santi Ermawati) 171

(TTW) dapat meningkatkan hasil belajar matapelajaran matematika pada soal cerita siswa kelasV SD Negeri 02 Gemantar.

Berdasarkan observasi prasiklus, dominasiguru tinggi dan menjadikan siswa kurang aktif,metode pembelajaran konvensional yangberdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.Untuk meningkatkan hasil belajar siswa perludilakukan inovasi strategi pembelajaran yangsesuai dengan materi soal cerita matematika, salah

satunya adalah strategi Think Talk Write (TTW).

Pembelajaran dengan menggunakanstrategi Think Talk Write (TTW) menekankansiswa untuk aktif, yaitu dengan berpikir secaraindividu, berdiskusi kelompok dan mengerjakansecara mandiri. Metode TTW dapat mening-katkan pamahaman siswa mengenai soal ceritapada matematika, ditunjukkan adanya pening-katan nilai evaluasi siswa tiap siklus. Dengandemikian siswa menjadi lebih bersemangat untukbelajar matematika khususnya pada soal cerita.

Gambar 2. Diagram Pencapaian Nilai Siklus I

Gambar 3. Diagram Pencapaian Nilai Siklus II

Page 11: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 162-17482172

Terbukti hasil yang dicapai melalui penelitian inibenar-benar meningkat hasil belajar pada siswadapat dijabarkan sebagai berikut:1. Kondisi Awal (Pra Siklus). Pra siklus

dilakukan untuk mengetahui hasilbelajarsiswa sebelumdilakukan tindakan. Pra siklusdilaksanakan pada hari Rabu, 2 Januari2013. Dari hasil evaluasi pra siklus dapatdiperoleh hasil belajar siswa yang mencapaiKKM adalah 7 siswa dari 22 siswa, dan rata-rata nilai kelas 52,727. Dengan prosentasesiswa yang melampaui KKM 31,819%.

2. Siklus I. Hasil belajar pada siklus I mengalamipeningkatan dari pada pra siklus. Dari dataakumulasi siklus I pada pertemuan I danpertemuan II,diperoleh rata-rata nilai71,591, dengan banyak siswa yang melam-paui KKM ada 12 siswa. Prosentase siswayang mencapai diatas KKM adalah 54,55%.

3. Siklus IIHasil belajar pada siklus II mengalamipeningkatan jika dibandingkan dengan siklusI. Dari data akumulasi siklus II padapertemuan I dan pertemuan II, diperoleh nilairata-rata 81,25 dengan banyak siswa yangmelapaui KKM ada 19 siswa. Prosentasesiswa yang diatas KKM 86,374%.

Jadi, pada siklus I pertemuan I hasil belajarmata pelajaran matematika pada soal ceritadengan nilai rata-rata kelas 69,318 dengan 12siswa (54,55%). Pertemuan II hasil belajarmengalami peningkatan dengan ditunjukkanpeningkatan rata-rata kelas menjadi 73,86dengan 18 siswa (81,82%). Pada siklus II

pertemuan I hasil belajar mata pelajaranmatematika pada soal cerita dengan nilai rata-rata kelas 75 dengan 17 siswa (77,27%).Pertemuan II hasil belajar mengalami pening-katan dengan ditunjukkan peningkatan rata-ratakelas menjadi 87,5 dengan 20 siswa (90,91%).Rata-rata nilai kelas adalah 81,25 dengan 19siswa yang mencapai KKM dengan prosentase86,364%. Sedangakan pada siklus I nilai rataratayang dicapai 71,591 dengan 12 siswa yangmencapai KKM dengan prosentase 54,55%.Kesimpulannya bahwa pada siklus II terjadipeningkatan hasil belajar matematika pada soalcerita, siswa telah mencapai KKM.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian tin-dakan kelas yang telah dilaksanakan dalam duasiklus yangberkelanjutan, maka dapat disim-pulkan bahwa penerapan strategi pembelajaranThink Talk Write dapat meningkatkan hasilbelajar matematika pada soal cerita siswa kelasV SD Negeri 02 Gemantar. Peningkatan ini dapatdilihat dari hasil observasi pembelajaran yangdilakukan, terbukti dari hasil tindakan yangmenunjukkan peninggkatan hasil belajar dari 7siswa menjadi 19 siswa dari 22 siswa mencapaiKKM (e”70) atau dengan prosentase dari31,819% menjadi 86,364%. Hipotesis penelitianyang menyatakan bahwa “penerapan strategipembelajaran Think Talk Write (TTW) dapatmeningkatkan hasil belajar matematika pada soalcerita siswa kelas V SD Negeri 02 gemantar tahunajaran 2012/2013” dapat diterima.

Page 12: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Soal Cerita ... (Mulyadi S.K dan Santi Ermawati) 173

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Fathurrohman dan Sulistyorini. 2012. Belajar & Pembelajaran; Meningkatkan MutuPembelajaran sesuai Standar Nasional. Yogyakarta: Teras.

Harmini, Sri dan Ending setyo Winarni. 2011. Matematika untuk PGSD. Bandung. Rosda.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: RemajaRosdakarya.

Ibrahim dan Suparni. 2012. Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta:SUKA-Press

Ratnawati, Eva. 2012. “Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA melalui Strategi Think TalkWrite (TTW) pada Siswa Kelas IVB MI Negeri Andong Tahun Ajaran 2011/2012”.Skripsi. Surakarta: UMS

Rosyidah, Nikmah. 2011. “Peningkatan Hasil Belajar melalui Penerapan Stategi PembelajaranKooperetif Think Talk Write (TTW) pada siswa kelas IV di SD Negeri Mpjpwetan 2Banjarejo Blora Tahun Ajaran 2011/2012.” Skripsi. Surakarta: UMS

Rubiyanto, Rubino dkk. 2009. Landasan Pendidikan. Surakarta: Universitas MuhammadiyahSurakarta Perss.

______. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP UMS.

Samino dan Saring Marsudi. 2012. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairus Media.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setiawati, Lilis dan Moh Uzer Usman. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Menegajar.Bandung. Remaja Rosdakarya.

Kamulyan, Mulyadi Sri. 2012. Pembelajaran Aktif: Penerapan Strategi Pembelajaran yangInovatif. Surakarta: FKIP UMS.

Subagyo, Joko P. 1997. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dab Sastra Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

_____. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

S u h e r m a n , E r m a n , d k k . 2 0 0 3 . Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia

Page 13: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SOAL …

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2, Desember 2014: 162-17482174

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: PustakaPelajar

Wiyada, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik; suatu Alternatif PendekatanPembeajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wulandari, Septika. 2012. “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraanmelalui Strategi Pembelajaran Think Talk Write pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01Ngemplak Kecamatan Karangpandang Tahun Ajaran 2011/2012.” Skripsi. Surakarta: UMS

Yamin Martinis dan Ansari, Bansu I. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan IndividualSiswa. Jakarta: Gaung Persada press.