peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran matematika …
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING DI KELAS III MI. NURUL AZMAN
BOGOR
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
PENY NOVALIA
NIM 1812018300238
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
PROGRAM DUAL MODES SYSTEM (DMS)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1438
vi
ABSTRAK
Peny Novalia (NIM: 1812018300238). Peningkatkan Hasil Belajar
Matematika Materi Perkalian Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri Di Kelas III MI. Nurul Azman Bogor.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar Matematika materi perkalian melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada
siswa kelas III MI. Nurul Azman Bogor pada Tahun Pelajaran 2015/2016. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang terdiri dari dua siklus dan empat tahap setiap siklus meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tahap tersebut merupakan
siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah
yang sama dan difokuskan pada Model pembelajaran Inkuiri. Adapun subjek pada
penelitian ini adalah siswa kelas III MI. Nurul Azman Bogor, yang terdiri dari 30
siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dengan
observasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan menggunakan tes
berupa soal yang dilaksanakan pada akhir siklus dokumentasi selama proses
pembelajaran berlangsung.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
Matematika siswa melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada setiap siklusnya.
Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui siklus yang telah dilakukan. Pada siklus
I hasil belajar siswa baru mencapai 10% dari 30 siswa hanya 6 siswa yang tuntas.
Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan hasil belajar
mencapai ketuntasan 83%. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas III
di MI. Nurul Azman Bogor.
viii
KATA PENGANTAR
Hal pertama penulis sampaikan adalah rasa puji syukur yang mendalam
sepenuhnya kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat, Taufik, Hidayah-Nya
penulis mampun penelitian ini dapat terselesaikan. Shalawar serta salam
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad. SAW.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatkan Hasil
Belajar Matematika Materi Perkalian Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri Di Kelas III MI. Nurul Azman Bogor” ini disusun dalam rangka
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1)
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terselesainya penelitian ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak. Dengan penuh rasa hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
penulis Ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan/Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Erdiana Latip, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan/Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Lia Kurniawati. M.Pd selaku pembimbing yang telah sabar meluangkan
waktunya guna memberikan bimbingan, petunjuk dan dorongan yang sangat
berharga kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
dan pengalamannya serta mensupport selama masa perkuliahan.
6. Staf FITK dan Staf Jurusan PGMI DMS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah memberi fasilitas dan kemudahan dalam pembuatan surat-surat
yang dibutuhkan oleh penulis.
ix
7. Bapak/Ibu Guru MI Nurul Azman, Kecamatan Gunung Putri Kabupaten
Bogor. terutama Bapak Hoerudin. S.Pd.I yang telah memberikan waktu,
kesempatan, bantuan, motivasi, dan sebagai kolaborator dalam penelitian ini.
8. Kedua orang tua (Ibu Neneng Siti Mariam dan Alm. Bapak Bibit Rahadjo)
yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh rasa kasih
sayang dan doa-doanya yang lirih terus terpanjatkan dari bibir tulusnya tanpa
penulis ketahui.
9. Suamiku tercinta (Wahyu Wahyana) yang telah membantu materil maupun
moril semoga senantiasa mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.
10. Si cantik yang soleh tercinta anakkku (Kenzie Bahirah Millano) senantiasa
menemaniku berkarya. Semoga Allah Swt memberikan limpahan kasih
sayang, rahmat, kesejahteraan dan keselamatan.
11. Kepada adik-adik yang secara tidak langsung telah memberi motivasi,
dorongan/ support untuk tetap terus berkarya.
12. Siswa kelas III MI Nurul Azman Kecamatan Gunung Putri,Bogor.
13. Kepada seluruh sahabat, rekan seperjuangan angkatan 2012 PGMI DMS UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kelas D 3.16 “Sukses Mulia”, yang
telah membagi rasa, cita serta berbagai pengalaman berharga.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan PTK ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis senantiasa
menantikan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga PTK ini menjadi
kotribusi yang positif dan menambah wawasan pendidikan serta referensi bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 20 Juli 2016
Penulis
Peny Novalia
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ............................................................... 4
C. Pembatasan Fokus Penelitian .............................................................................. 4
D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teoritis ..................................................................................................... 7
1. Belajar dan Hasil Belajar Matematika ............................................................ 7
a. Pengertian Belajar ...................................................................................... 7
b. Tipe-Tipe Belajar ....................................................................................... 9
c. Teori-Teori Belajar .................................................................................... 9
d. Definisi Hasil Belajar Matematika........................................................... 11
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Hasil Belajar ................. 11
2. Hakikat Matematika...................................................................................... 14
a. Pengertian Matematika ............................................................................ 14
b. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika Kelas III Semester I............ 17
c. Materi Perkalian ....................................................................................... 18
3. Hakikat Model Pembelajaran Inkuiri............................................................ 20
a. Model Pembelajaran Inkuiri .................................................................... 20
b. Langkah-langkah Model Inkuiri .............................................................. 22
c. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ................................. 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................... 26
C. Hipotesis Tindakan ............................................................................................ 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 28
1. Tempat Penelitian ......................................................................................... 28
xi
2. Waktu Penelitian ........................................................................................... 28
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ........................................ 29
1. Metode Penelitian ......................................................................................... 29
a. Refleksi Awal........................................................................................... 30
b. Perencanaan (Planning) ........................................................................... 30
c. Pelaksanaan Tindakan (Action) ................................................................ 30
d. Pengamatan (Observation) ....................................................................... 31
e. Refleksi (Reflection) ................................................................................ 31
2. Rancangan Siklus Penelitian......................................................................... 31
C. Subjek Penelitian ............................................................................................... 33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................................................ 33
E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................................................ 33
1. Tahap Penelitian Siklus I .............................................................................. 34
2. Tahap Penelitian Siklus II ............................................................................. 36
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ..................................................... 37
G. Data dan Sumber Data ....................................................................................... 38
H. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................... 38
1. Instrumen Tes ............................................................................................... 38
2. Instrumen Non Test ...................................................................................... 39
I. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 39
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan .................................................................... 39
1. Validitas ........................................................................................................ 40
2. Reliabilitas .................................................................................................... 40
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ................................................................... 41
1. Tes Hasil Belajar .......................................................................................... 41
2. Data Lembar Observasi ................................................................................ 42
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ............................................................. 43
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 44
1. Deskripsi MI. Nurul Azman Bogor .............................................................. 44
2. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I ................................................... 45
a. Tahap Perencanaan (Planning) ................................................................ 45
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) ..................................................... 46
c. Tahap Pengamatan (Observing) ............................................................... 52
d. Refleksi (Reflecting) ................................................................................ 54
3. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II ................................................. 55
a. Tahap Perencanaan (Planning) ................................................................ 55
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) ..................................................... 56
c. Tahap Pengamatan (Observing) ............................................................... 61
d. Refleksi (Reflecting) ................................................................................ 61
B. Analisis Data ..................................................................................................... 62
1. Hasil Belajar ................................................................................................. 62
2. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ................................................... 63
C. Pembahasan ....................................................................................................... 64
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 67
B. Implikasi ............................................................................................................ 67
C. Saran .................................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri...................................... 22
Tabel 3.1. Jadwal Rencana Penelitian .................................................................... 28
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 39
Tabel 3.3 Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ...................................................... 41
Tabel 3.4 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa .................................................... 42
Tabel 4.1 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus I ...................................................... 52
Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siklus I ......................................................................... 52
Tabel 4.3 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II ..................................................... 61
Tabel 4.4 Prestasi Belajar Siklus II ........................................................................ 61
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ........................................ 62 Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siklus I dan Siklus II Menggunakan Model
Inkuiri ....................................................................................................................... 63 Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II Menggunakan Model
Inkuiri ....................................................................................................................... 66
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep ........................................................................................ 20
Gambar 3.1. Siklus Alur Penelitian Tindakan Kelas ............................................. 32
Gambar 3.2 Desain Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ......................... 34
Gambar 3.3 Desain Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ....................... 36
Gambar 4.1 Grafik Prestasi Belajar Siklus I .......................................................... 52
Gambar 4.2 Grafik Prestasi Belajar Siklus II ......................................................... 61
Gambar 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II ...................... 63
xv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2 Lembar Kerja Kelompok
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen dan Soal (Penilaian Hasil Belajar)
Lampiran 4 Soal Tes Akhir Siklus I
Lampiran 5 Soal Tes Akhir Siklus II
Lampiran 6 Lembar Validasi Instrumen Kemmpuan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Lampiran 7 Lembar Observasi Kegiatan Penerapan Pembelajaran Model Inkuiri Oleh Guru
Lampiran 8 Lembar Observasi Kegiatan Siswa
Lampiran 9 Pedoman wawancara Guru
Lampiran 10 Hasil Wawancara Guru
Lampiran 11 Pedoman Wawancara Siswa Akhir Siklus
Lampiran 12 Hasil Wawancara Siswa Akhir siklus
Lampiran 13 Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 14 Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 15 Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Lampiran 16 Hasil Perhitungan Statistik Siklus I
Lampiran 17 Hasil Perhitungan Statistik Siklus II
Lampiran 18 Foto Kegiatan pembelajaran
Lampiran 19 Surat-surat dan Biodata Diri
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah
Pendidikan merupakan sumber daya insani yang sepatutnya mendapat
perhatian terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Peningkatan mutu
pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu
perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu ke waktu
tanpa henti. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan
mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan
berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional
senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa salah satu yang harus
kita perhatikan dalam dunia pendidikan adalah proses pembelajaran terutama
dalam pelajaran matematika. Dalam kehidupan kita sehari-hari pun dipenuhi
dengan perhitungan misalkan saja penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian dan sebagainya. Ini yang perlu kita perhatikan dan kita tanamkan
pada generasi muda sejak dini. Meski dalam kehidupan kita berhubungan
dengan matematika namun tidak semua orang dapat menerapkan atau
pemahaman seberapa penting ilmu hitung itu digunakan.
Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur
yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Interaksi antara guru dan siswa pada
saat proses belajar mengajar memegang peran penting dalam mencapai tujuan
yang diinginkan. Pada umumnya kegagalan guru dalam menyampaikan materi
disebabkan oleh cara guru mengajar dan atau sarana yang kurang memadai,
strategi, teknik kurang tepat atau teknik pembelajaran yang digunakan guru
khususnya matematika kurang sesuai dengan kondisi siswa. Adakalanya guru
mengalami kesulitan membuat siswa memahami materi yang disampaikan
sehingga hasil belajar matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
2
Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa
yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.
Apabila kita cermati proses pembelajaran, hal yang terasa kurang pada
saat ini adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah hitungan
sederhana. Sejak lahirnya matematik modern dengan teori himpunan,
penyelesaian masalah hitungan dilakukan dengan hukum: komutatif, asosiatif,
dan distributif. Masalah hafalan dilarang keras karena dianggap mekanitis.
Padahal dari segi pemanfaatannya hidup sehari-hari menghafal operasi hitung
sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
bilangan kecil dan bilangan baik yang jika dikalikan suatu bilangan hasilnya
100 atau kelipatannya akan sangat membantu mempercepat mendapat kerja
untuk memperoleh uang, dan itulah sebetulnya contoh konkret pemberian life
skill yang perlu digalakkan. Jadi yang penting dalam matematika adalah
penalaran, yaitu siswa mengenal secara dasar bangun yang mereka jumpai
sehari-hari. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan
materi, serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan
penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat
keberhasilan pembelajaran.
Dari hasil pengamatan pengajaran matematika yang dilakukan pada 30
siswa kelas III MI. Nurul Azman Kabupaten Bogor. Data yang dikumpulkan
melalui Observasi terhadap guru, siswa, dengan memanfaatkan catatan
lapangan. Dari hasil pengamatan pengajaran matematika di MI. Nurul Azman
Kabupaten Bogor di temukan beberapa kelemahan diantaranya adalah hasil
belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah. Fakta tersebut
ditunjukkan bahwa nilai rata-rata matematika sebelum tindakan penelitian
adalah 50,00 dan hal ini berarti masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) seperti yang ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan yaitu 70,00.
Hal ini di pengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
khususnya pada siswa kelas III dalam pembelajaran matematika antara lain: 1)
keaktifan siswa kelas III dalam mengikuti pembelajaran masih belum tampak,
2) siswa jarang mengajukan pertanyaan, meskipun guru sering memberi
3
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami,
3) keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran
yang masih kurang, 4) siswa di kelas III juga kurang mampu menuliskan apa
yang diketahui, ditanyakan dan menentukan rumus yang tepat untuk
menyelesaikan masalah.
Selain dari faktor siswa dalam proses pembelajaran, peran guru juga
sangat penting. Pada kondisi awalnya cara guru mengajar di MI. Nurul Azman
Kabupaten Bogor khususnya guru matematika rata-rata mengajar dengan
metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam dengan mencatat dan
hafal. Pola penyampaian guru yang tidak terstruktur sehingga dalam
pemahamannya siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi.
Mengingat dalam pembelajaran itu melibatkan aktifitas mendengar,
menulis, membaca merepresentasi dan diskusi untuk mengkomunikasikan
suatu masalah khususnya matematika maka diskusi kelompok perlu
dikembangkan. Dengan menerapkan diskusi kelompok diharapkan aspek-aspek
komunikasi bisa dikembangkan sehingga bisa meningkatkan hasil belajar
siswa.
Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan di atas adalah
Penggunaan model mengajar, pemilihan model pembelajaran yang menarik
dan dapat memicu siswa untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar yaitu model pembelajaran aktif. Pada dasarnya pembelajaran aktif
adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara
aktif. Siswa di ajak untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya
mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Salah satu model pembelajaran aktif
yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu model Inkuiri.
Dalam Model pembelajaran aktif ini siswa di harapkan mampu
mengembangkan kreativitas dalam menyelesaikan soal matematika. Kreativitas
itu merupakan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu hal yang baru
dan berbeda. Kreativitas setiap siswa berbeda-beda, siswa yang memiliki
kreativitas tinggi mampu belajar dengan baik, dapat menciptakan cara belajar
dengan baik, dapat menciptakan cara belajar dengan mudah serta mampu
4
memahami, menyelesaikan soal-soal yang dihadapi dalam belajar sehingga
berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Siswa akan belajar secara
aktif jika rancangan pembelajaran yang mencerminkan kegiatan belajar secara
aktif perlu didukung oleh kemampuan guru memfasilitasi kegiatan belajar
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, antara
kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa harus saling terikat.
Kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan tepat dapat mengaktifkan kegiatan belajar siswa. Berarti guru dituntut
kreatif dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran inkuiri ini diberikan bertujuan, siswa
kelas III telah memasuki kedalam tahap perkembangan kognitif pra-
operasional, pada saat ini siswa akan dapat berpikir secara logis mengenal
peristiwa-peristiwa yang dialaminya dan mengklasifikasikan.
Berdasarkan uraian diatas tentang permasalahan dalam pembelajaran
matematika, penulis mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Matematika Materi Perkalian Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri Di Kelas III MI. Nurul Azman Bogor”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar siswa kelas III MI. Nurul Azman pada pelajaran matematika
masih rendah
2. Rendahnya aktivitas (keterlibatan) siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Siswa hanya mampu mengingat fakta/ teori tanpa memahami pengetahuan
yang dimiliki untuk dihubungkan dengan persoalan dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Pembelajaran Matematika yang didominasi oleh metode ceramah dan model
pembelajaran yang digunakan belum bervariasi.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Agar memudahkan penulis dalam menyusun Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka
penulis membatasi permasalahan pada:
5
1. Rendahnya hasil belajar Matematika siswa yang belum mampu mencapai
atau melewati KKM 70
2. Model pembelajaran yang masih berpusat pada guru, membosankan karena
siswa tidak dilibatkan untuk aktif tidak mengacu pada pemahaman maupun
keterampilan siswa, dan belum menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan fokus masalah di atas,maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa kelas III MI. Nurul azman Kabupaten Bogor
dalam pokok bahasan Perkalian?
2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika pada siswa kelas III MI Nurul Azman
Kabupaten Bogor dalam pokok bahasan Perkalian?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk:
1. Mengkaji peningkatan hasil belajar siswa kelas kelas III MI Nurul Azman
Kabupaten Bogor dalam penguasaan materi Perkalian yang dipelajari
dengan model pembelajaran inkuiri.
2. Mengkaji peningkatan aktivitas belajar siswa kelas III MI Nurul Azman
Kabupaten Bogor dengan model pembelajaran Inkuiri.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi guru (praktisi), melalui PTK ini guru dapat menjawab permasalahan
yang dihadapi di sekolah mengenai model pembelajaran yang bervariasi
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika.
Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa
menumbuhkan ketertarikan siswa dalam belajar. Meningkatkan kemampuan
guru dalam menggunakan dan memanfaatkan segala sumber daya kreatifitas
anak yang ada di lingkungan siswa dalam proses pembelajaran sehingga
6
keterampilan proses siswa dapat dimaksimalkan. Hasil penelitian ini juga
dapat meningkatkan informasi pengetahuan atau penguasaan keterampilan
mengelola proses belajar mengajar serta pengalaman secara langsung dalam
pembelajaran Perkalian.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan rasa percaya diri serta
keaktifan dan hasil belajar melalui partisipatif siswa dalam belajar
khususnya penguasaan kompetensi pada materi Perkalian.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar
pengembangan strategi pembelajaran yang kreatif dan dinamis dalam upaya
mencapai Standar Proses Pembelajaran.
4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan
pengalaman atau pendukung pemikiran tentang penelitian pendidikan untuk
mengembangkan model dan media pembelajaran.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teoritis
1. Belajar dan Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian belajar yaitu
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan
latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliput
segenap organisme atau pribadi. 1
Beberapa pengertian belajar antara lain:
Menurut Robert M. Gagne (1984), belajar adalah suatu proses dimana
suatu organisme berubah perilakunya sebagaiakibat pengalaman.
Oemar Hamalik (1995), belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakukuan melalui pengalaman. Nana Syaodih (1970), belajar adalah
segala perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kognitif, afektif
maupun psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman. James
LM (2000), belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami
sendiri, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri. Garry dan
Kingsley, berpendapat bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah
laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan-latihan.2
Berdasarkan pemahaman riset dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat
perubahan perilaku yang terbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor, serta
menghasilkan pengalaman baru pada diri.
1 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar
(jakarta: Rineka Cipta, 2010),Cet.4, h. 10-11. 2 Dra. Masitoh, M. Pd. dan Laksmi Dewi, M. Pd, Strategi Pembelajaran (Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009) Cet. 1, h. 3.
8
Menurut Anthony Robbins, belajar sebagai proses menciptakan
hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu
(pengetahuan) yang baru.3
Menurut Ahli Psikolog, belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundan mental dalam penyelenggaraan setiap
jenis dan jenjang pendidikan.4 Gagal atau berhasilnya dalam pencapain
pendidikan atau kegiatan belajar tergantung pada proses belajar yang dialami
siswa, baik disekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga yang
menyangkut kognitif, afektif, psikomotorik.
Secara kuantitatif (ditinjau dari segi jumlah), belajar berarti kegiatan
pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-
banyaknya. Jadi belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak
materi yang dikuasai siswa.5
Secara institusional (tujuan kelembagaan), belajar dipandang sebagai
proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi
yang telah mereka pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah
belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses belajar. Ukurannya
ialah semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru maka akan semakin
baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor
atau nilai.6
Adapun pengertian belajar secara kualitatif atau tinjauan mutu ialah
proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara
menafsirkan dunia di sekeliling siswa, belajar dalam pengertian ini difokuskan
pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan
masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.
3Trianto. M. Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif ( jakarta: kencana,
2009 ),Cet.1, h. 15. 4Dr.Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru ( Bandung : Pt.
Remaja Rosdakarya ), Cet. 16, h. 87. 5Ibid., h. 90. 6Ibid.,
9
b. Tipe-Tipe Belajar
Rita Dunn dalam De Porter, seorang pelopor bidang gaya belajar telah
menemukan banyak variable yang memengaruhi cara atau tipe belajar orang.
Ini mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan.
Peneliti gaya belajar Walter Barbed and Raymond Swassing
memberikan tiga jenis persepsi sensoris (cara untuk mengingat) yang kita
gunakan dalam tingkat yang beragam. Semua ini dalam Cynthia Ulrich Tobias
(2009:86) dinamakan modalitas. Modalitas yang paling mudah dikenali adalah
sebagai berikut:
1) Auditori, merupakan cara belajar dengan cara mendengarkan petunjuk
lisan atau belajar dengan cara mendengar.
2) Visual, merupakan belajar dengan melihat dan mengamati, mengaitkan
yang sedang dipelajari dengan sesuatu yang kelihatan.
3) Kinestetik, merupakan belajar dengan melibatkan anggota tubuh, apa
yang sedang dipelajari diperagakan
c. Teori-Teori Belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai
bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses didalam
pikiran siswa itu.7 Dapat dipahami sebagai prinsip umum dan kumpulan prinsip
yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta yang
ditemukan yang berkaitan dengan peristiwa belajar.
Teori belajar dapat diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-
prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui
eksperimen. 8
Teori belajar memecahkan suatu masalah secara praktis dalam
pembelajaran yang menerapan fungsi dari implementasi prinsip-prinsip teori
belajar, dan bagaimana menimbulkan pengalaman belajar, perbaikan metode
dan tenik yang tepat.
7Trianto. M. Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif ( jakarta: kencana,
2009 ),cet.1, h. 27 8Agus N. Cahyo, Panduan AplikasiTeori-teori Belajar Mengajar, ( Jogjakarta : Diva Pers,
2013 ), cet. 1, h. 20.
10
1) Teori Ausubel
Teori Ausubel adalah belajar bermakna. Belajar bermakna merupakan
suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.9 Teori makna (meaning
theory) dari ausubel (Brownell dan Chazal) mengemukakan pentingnya
pembelajaran bermakna dalam mengajar matematika. Kebermaknaan
pembelajaran akan membuat kegiatan belajar-mengajar lebih menarik,
lebih bermanfaat, dan lebih menantang sehingga konsep dan prosedur
matematika akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama diingat
oleh siswa. Dengan kata lain membantu siswa menanamkan pengetahuan
baru dari suatu materi, berdasarkan masalah, dimana siswa mampu
mengerjakan permasalahan yang autentik dengan konsep awal yang telah
dimiliki dengan suatu penyelesaiannyata. Kebermaknaan dalam
pembelajaran matematika bisa diperoleh dari pengalaman langsung
peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar.
2) Teori Piaget
Menurut Jean Piaget, pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi
lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Interaksi
sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi
membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat
pemikiran itu lebih logis.
Ahli psikologi ini, hal yang paling dikemukkakan adalah melihat anak-
anak sebagai murid aktif/saintis kecil, membina teori sendiri dan mencari
jalan untuk mengesahkan hati nuraninya.
Jadi pembelajaran matematika menurut teori Piaget, manusia struktur
pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing
mempunyai makna yang berbeda-beda.10 Atau dapat diartikan sebagai
pembelajaran yang memusatkan perhatian pada berpikir/proses mental
siswa, yang tidak sekedar hasilnya, mengutamakan peran siswa dalam
9Trianto. M. Pd, op. cit. h. 37. 10 Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar, ( Jogjakarta : Diva
Pers, 2013 ), cet. 1, h. 37
11
kegiatan pembelajaran matematika dan memaklumi perbedaan individu
dalam perkembangannya.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut batasan-batasan belajar dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja
2) Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru
baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa
penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari
3) Sebagai hasil dari pengalaman hidup sehari-hari dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif, afektif, psikomotorik.
Namun perlu diketahui apakah belajar itu benar-benar hanya ditandai
interaksi
4) Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani,
kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir, sikap terhadap nilai-
nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan
dengan aspek psikis dan fisik)
5) Perubahan tersebut relatif bersifat konstan.
Jadi Belajar adalah kunci yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan, tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.
Pentingnya arti belajar sebagai disiplin ilmu pada tercapainya pemahaman
proses perumahan manusia
Bentuk-bentuk perubahan yang terdapat pada diri manusia yang
tergantung pada belajar, sehingga kualitas pemahaman ilmu terpulang pada
materi dan cara ia belajar.
d. Definisi Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
mengalami aktivitas belajar. Setiap keberhasilan belajar diukur dari seberapa
jauh hasil belajar yang dicapai. Akibat dari belajar dapat diketahui dengan
memperhatikan hasil belajar. Keberhasilan belajar peserta didik dalam
mencapai tujuan pengajaran dalam mencapai tujuan pengajaran dapat
diwujudkan dengan nilai.
12
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku,
baik secara material-subtansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior.
11
Menurut Nana Sudjana hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.12
Menurut Nana Sudjana hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari
luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa
terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor
kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar,
minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi,
faktor fisik dan psikis.
Benyamin S. Bloom membagi hasil belajar menjadi tiga taksonomi
yang disebut dengan ranah belajar, yaitu:
1) Ranah kognitif (cognitive domain) yang mencakup ingatan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu
dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep lainnya.13
2) Ranah afektif (affective domain) yang mencakup penerimaan,
penanggapan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila
seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. 14
11 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 4 , h 11 12 Dr.Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Pt. Remaja
Rosdakarya, 2005), h, 34 13 Ibid,. H. 23 14 Ibid,, h 29
13
3) Ranah psikomotorik (psychomotoric domain) yang mencakup persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan biasa, gerakan kompleks,
penyesuaian dan kreativitas.
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. 15
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah dia menerima pengalaman belajarnya. Kingsley membagi tiga macam
hasil belajar, yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan
pengertian; (3) sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi
dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.16
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Hasil Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2010:145) secara garis besar faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni kematangan, usia,
kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas
mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani dan
motivasi.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa; Segala sesuatu di luar individu yang merangsang individu
untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar dikelompokkan dalam
faktor eksternal antara lain; panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan
pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas dan suasana
lingkungan eksternal
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran, Metode
belajar yang dipakai guru sangat mempengaruhi metode belajar yang
dipakai oleh si pelajar.
15 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar ( Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2014 ),cet 18., h 30 16 Ibid., h 22
14
M. Dalyono mengemukakan factor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Factor internal meliputi
kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar.
Sedangkan factor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan sekitar.17
Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa pemilihan model
pembelajaran yang terapkan oleh guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran termasuk ke dalam faktor eksternal yang kemudian secara
berkelanjutan akan mempengaruhi faktor internal anak. Faktor eksternal yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah faktor yang berasal dari sekolah yaitu model
pembelajaran. model pembelajaran yang inovatif akan berpengaruh terhadap
minat dan motivasi (faktor internal) siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang inovatif dan
menyenangkan untuk siswa adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
silih tanya yang menuntut siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Dengan model pembelajaran melalui tipe ini diharapkan maka hasil belajar
akan lebih meningkat.
2. Hakikat Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika bukan merupakan suatu hal yang asing yang terdengar di
telinga kita, setiap saat pasti kita dihadapkan dengan yang namanya
matematika. Matematika merupakan ratunya ilmu, semua cabang ilmu pasti
memerlukan perhitungan. Matematika berasal dari bahasa Latin “mathematika”
yang mulanya diambil dari bahasa Yunani “mathematike” yang berarti
mempelajari.
Perkataan itu mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan
atau ilmu. Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang
hampir sama yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar. Jadi,
17 Dra. Desmita, M.Si, Psikologi Perkembangan Peserta Didik ( Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2012 ),cet. 4, h 27
15
berdasarkan asal katanya maka matematika berarti ilmu pengetahuan yang
didapat dengan berpikir.
Matematika menurut Ruseffendi E. T (1991), adalah bahasa simbol;
ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang
pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak
didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postular, dan
akhirnya ke dalil.18 Jadi menurut beliau matematika terorganisasikan dari
unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan
dalil-dalil dimana dalil yang telah dibuktikan kebenarannya berlaku secara
umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.
Meskipun terdapat perbedaan dalam konteks redaksi, namun secara
substansi, ketiga pendapat di atas bermuara pada satu pengertian tentang
matematika yakni bahasa simbol yang terdefinisikan secara sistematik, antara
satu konsep dengan konsep yang lain saling berkaitan dan pembuktian
matematika dibangun dengan penalaran deduktif, tersusun sedemikian rupa
sehingga pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai:
“Ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur bilangan
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”
(Tim Penyusun KBBI, 2007:723).
Sedangkan menurut Djati Kerami dan Sitanggang (2003:158)
mengartikan matematika adalah: “pengkajian logis mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang berkaitan”
Matematika dikelompokan kedalam tiga bidang, yakni:
1) Aljabar, pada dasarnya aljabar melibatkan bilangan dan
pengabstrakannya ;
2) Analisis, melibatkan kekontinuan dan limit;
3) Geometri, membahas bentuk-bentuk dan konsep-konsep yang berkaitan.
18 Heruman, S.Pd.,M.Pd, Model PembelajaranMatematika Di Sekolah Dasar ( Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2014 ),Cet. 6, h 1
16
Pembelajaran merupakan proses yang di dalamnya terdapat dua
kegiatan penting yang tidak dapat dipisahkan, yakni mengajar dan belajar.
Secara deskriptif, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi
atau pengetahuan kepada siswa. Sebenarnya arti dari mengajar tidak sebatas
pada penyampaian informasi saja. Seperti yang dikemukakan oleh Hamruni
bahwa dalam proses pembelajaran, kata “mengajar” tidak dimaknai sebatas
proses penyampaian materi kepada siswa, tapi kata mengajar dimaknai sebagai
suatu aktivitas yang membuat sisawa belajar. Dengan kata lain, mengajar juga
mengandung arti belajar siswa.
Matematika merupakan pengetahuan tentang penalaran logika,
berhubungan dengan bilangan yang di dalamnya terdapat beberapa kalkulasi
dengan terorganisir secara sistematik. Karakteristik dari matematika antara
lain:
1) Memiliki objek kajian abstrak
2) Bertumpu pada kesepakatan
3) Berpola pikir deduktif.
4) Memperhatikan semesta pembicaraan.
5) Konsisten dalam sistemnya.
Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata
pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya,
yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa
tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara
guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari
matematika tersebut.
Jadi pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan belajar
mengajar yang menitik beratkan pada matematika.Dalam pembelajaran ini
siswa diharapkan mampu bersikap kritis, dan kreatif, mampu berfikir logis dan
sistematis serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
17
Pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika:
1) Penanaman konsep dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru
matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut,
pada konsep ini merupakan jembatan bagi siswa yang menghubungkan
kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsepbaru matematika
yang abstrak.
2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep,
yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.
3) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Dimaksudkan agar siswa lebih terampil
dalam menggunakan berbagai konsep matematika.
Teori pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar, diharapkan
terjadinya reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah
menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran
dikelas.19 Walaupun sebenarnya bukan penemuan baru bagi orang yang telah
mengetahuinya, tetapi bagi siswa sekolah dasar penemuan tersebut merupakna
sesuatu hal yang baru. Tujuan dari penemuan ini adalah untuk memperoleh
pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih berbagai kemampuan
intelektual siswa, merangsang keingintahuan dan memotivasi kemampuan
mereka.
b. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika Kelas III
Semester I
Tujuan mata pelajaran matematika disekolah adalah agar siswa
memiliki kemampuan:20
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam memecahkan masalah
19 Ibid., h. 4 20 Sri Wardhani, S.Pd.,M.Pd, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika Untuk
Optimalisasi Pencapaian Tujuan ( Yogyakarta : 2004), h 8
18
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
c. Materi Perkalian
Operasi perkalian pada suatu bilangan bulat pada hakikatnya adalah
operasi penjumlahanyang dilakukan secara ulang.21 Maka untuk menguasai
perkalian, keterampilan berhitung penjumlahan harus dipahami terlebuh
dahulu.
4+4+4+4+4 = 5x4 = 20
20 penjumlahan bilangan 4
5 jumlah bilangan 4
atau
Oleh karena itu prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum
mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan.
21 Dr. H. Tatang Herman, M.Ed, Dra. Karlimah, M.Pd, dan Dra. Komariah, M.Pd,
Pendidikan Matematika I, (Bandung: 2007), cet. 1, h. 20
19
Dalam perkalian terdapat dua sifat yaitu:
1) Sifat pertukaran
Untuk sifat pertukaran akan memperkenakan kembali perkalian
dengan penjumlahan berulang. Misalnya:
2x3 = 3+3 = 6
3x2 = 2+2+2 = 6
Jadi, 2x3 = 3x2 = 6
2) Sifat pengelompokan
Sifat pengelompokan adalah sifat perkalian yang kedua.
Kebanyakan anak mengira bahwa dalam pengelompokan ini jika
bilangannya sama namun pengelompokannya berbeda siswa akan
mengira bahwa hasilnyapun akan berbeda.
(2x3)x4 = 2(3x4)
6x4 = 2x1
24 = 24
3) Melakukan perkalian dengan cara bersusun.
Perkalian susun panjang.
Perkalian bersusun pendek.
20
Berikut peta konsep materi perkalian:
Gambar 2.1 Peta Konsep
3. Hakikat Model Pembelajaran Inkuiri
a. Model Pembelajaran Inkuiri
Model adalah gambaran kecil atau miniaturdari besar. Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran.22 Inkuiri yang dalam bahasa
Inggris Inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri
sebagai proses umum yang dilakukan manusia untuk mencapai atau memahami
informasi.23 Dalam pemahaman ini inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan
belajar yang secara maksimal melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk
merumuskan segala penemuannyadengan penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh
kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki
22 Suyadi, M. Pd.I, Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter, (Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya, 2013), cet 1, h. 14. 23 Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, ( Jakarta : Kencana,
2009 ), h. 166
OPERASI HITUNG
PERKALIAN
SIFAT OPERASI
HITUNG PERKALIAN
BENTUK-BENTUK
PERKALIAN
PERKALIAN
MENDATAR
PERKALIAN SUSUN
PENDEK
PERKALIAN SUSUN
PANJANG
PEMBAGIANOPERASI HITUNG
CAMPURAN
MASALAH YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN UANG
21
secara sistematis, kritis, logis, dan analisis, sehingga siswa dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.24 Model pembelajaran inkuiri
menjelaskan tentang rangkaian kegiatan siswa yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Teori yang mendasari model Pembelajaran inkuiri ini adalah sebagai
berikut:25
1) Secara alamiah, manusia mempunyai naluri rasa ingin tahu yang
mendorong dirinya menemukan apa yang ingin diketahuinya
2) Setiap manusia pasti menyadari akan rasa keingintahuanya terhadap
segala sesuatu, dan mendorongnya untuk menganalisis secara rasional.
3) Model Pembelajaran atau strategi baru dapat diajarkan secara langsung
dan ditambahkan atau digabungkan dengan strategi lama yang telah
dimiliki siswa.
4) Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya
kemampuan berpikir siswa.
Dengan menggunakan model inkuiri siswa mengingat kembali apa
yang pernah atau baru dilihat atau diketahui oleh siswa berdasarkan
pengalaman pribadinya, karena secara teori inkuiri dibangun dengan asumsi
bahwa sejak lahir menusia memiliki dorongan untuk memuaskan rasa ingin
tahunya.
Dari dasar itulah siswa dapat mengatasi kendala-kendala pembelajaran
seperti materi pelajaran diserap oleh siswa secara tidak maksimal sehingga
hasil belajar siswa pun belum maksimal, karena model ini dapat menolong
siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapat jawaban atas rasa ingin tahu
mereka.
Model inkuiri merupakan pembelajaran yang berorientasi kepada
siswa (student centered approach). Hal ini karena dalam strategi pembelajaran
24 Suyadi, op. cit., h 115 25 Suyadi, Ibid, h 115-116
22
inkuiri, peserta didik memang memegang peran yang sangat dominan dalam
proses pembelajaran.26
Berdasarakan penelitian model inkuiri adalah pendekatan secara
alami, pendekatan yang mengasah cara berpikir siswa yang dialaminya,
berdasarkan pengalaman yang lalu dan menggali untuk menemukan penemuan
baru.
b. Langkah-langkah Model Inkuiri
Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran
model Inkuiri dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Menyampaikan tujuan dan
motivasi siswa
a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang
diharapkan dapat tercapai oleh siswa.
b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan
oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c) Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar, hal
ini dapat dilakukan dalam rangka memberikan motivasi
belajar siswa.
Tahap 2
Menyajikan informasi
Menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan
demostrasi atau melalui bahan bacaan
Tahap 3
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok belajar
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar
melakukan transisi. Agar tidak terjadi kesenjangan dalam
pembentukan kelompok dibagikan oleh guru.
Tahap 4
Membimbing kelompok belajar
Membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
Tahap 5
Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya
Tahap 6
Memberi penghargaan
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok
Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing pada prinsipnya
ada lima tahap, yaitu sebagai berikut:
1) Perumusan masalah
Langkah awal adalah mengenalkan masalah yang ingin didalami
atau dipecahkan dengan model inkuiri yang berkaitan dengan topik yang
dibahas. Persoalan sendiri harus jelas sehingga dapat dipikirkan,
didalami, dan dipecahkan oleh siswa. Persoalan perlu diidentifikasi
26 Suyadi, M. Pd.I, Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter, (Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya, 2013), cet 1, h.117
23
dengan jelas tujuan dari seluruh proses pembelajaran atau penyelidikan.
Bila persoalan ditentukan oleh guru perlu diperhatikan bahwa persoalan
itu real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai dengan kemampuan
siswa. Persoalan yang terlalu tinggi akan membuat siswa tidak semangat,
sedangkan persoalan yang terlalu mudah yang sudah mereka ketahui
tidak menarik minat siswa. Sangat baik bila persoalan itu sesuai dengan
tingkat hidup dan keadaan siswa. Pada tahap pengenalan ini guru
diharapkan mampu mendesain pembelajaran yang menyenangkan,
misalnya dengan mengajak siswa untuk menonton video atau film,
menjelaskan topik permasalahan dengan gambar, atau dengan media lain
yang dapat membantu.
Beberapa hal yang hal yang harus diperhatikan dalam
merumuskan masalah, diantara:
a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa
b) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang
jawabannya pasti
c) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah
diketahui terlebih dahulu oleh siswa
2) Menyusun hipotesis
Setelah guru menjelaskan topik permasalahan, langkah
berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara
tentang masalah itu, kemudian guru mengarahkan siswa untuk membuat
hipotesis sederhana terkait masalah yang dibahas. Hipotesis yang salah
nantinya akan kelihatan setelah pengambilan data dan analisis data yang
diperoleh. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam
strategi inkuiri.
3) Mengumpulkan data
Langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan mengumpulkan
data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis mereka
benar atau tidak. Siswa diminta untuk mengumpulkan data dan
mencatatnya dalam buku catatan. Meminta siswa untuk membuktikan,
24
atau setidaknya menjelaskan hipotesis mereka berdasarkan pengenalan
topik melalui video atau gambar seperti yang disebutkan diatas. Dengan
demikian, guru telah membantu peserta didik untuk kreatif dalam
berpikir dan problem solving dengan kemampuan siswa.27
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran guru
dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
4) Menganalisis data
Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat
membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak. Untuk memudahkan
menganalisis data, data sebaiknya diorganisasikan, dikelompokkan,
diatur sehingga dapat dibaca dan dianalisis dengan mudah. Biasanya
disusun dalam suatu tabel.
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis
adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
5) Menyimpulkan
Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis, kemudian
diambil kesimpulan dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan,
kemudian dicocokkan dengan hipotesis asal, apakah hipotesa kita
diterima atau tidak.
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.
c. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
Seperti yang yang telah diketahui, bahwa tidak ada satu strategi
pembelajaranpun yang paling baik diantara strategi pembelajaran yang lain.
27 Suyadi, Ibid., h. 126
25
Demikian halnya denga pembelajarn model inkuiri terbimbing ini tentu
memiliki keuntungan dan kelemahan .
Ada beberapa keuntungan model pembelajaran Inkuiri diantaranya :28
1) Menekankan pada pengembangan aspek kognitif secara progresif.
2) Siswa lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi sampai
menemukan jawaban atas pertanyaan secara mandiri.
3) Siswa memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan lebih baik.
4) Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka masing-masing.
5) Siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata tidak akan terhambat
oleh siswa yang lambat belajar.
6) Membantu siswa menggunakan ingatan dalam mentrasfer konsep yang
dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar yang baru.
Ada keuntungan adapun kelemahan model pembelajaran inkuiri,
antara lain:29
1) Jika guru kurang spesifik merumuskan teka-teki atau pertanyaan kepada
siswa dengan baik untuk memecahkan permasalahan secara sistematis,
maka siswa akan bingung dan tidak terarah.
2) Sering kali guru mengalami kesulitan dalam merencanakan pembelajaran
karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3) Dalam implementasinya, model pembelajaran inkuiri memerlukan waktu
yang lama, sehingga guru sering kesulitan menyesuaikannya dengan
waktu yang ditentukan.
4) Pada sistem pembelajaran klasikal dengan jumlah siswa yang relatif
banyak, penggunaan medol pembelajaran inkuiri sukar untuk
dikembangkan dengan baik.
5) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
dalam menguasai materi, maka pembelajaran inkuiri sulit
diimplementasikan.
28 Suyadi, M. Pd.I, Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter, (Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya, 2013), cet 1, h. 126 29 Ibid., h. 127
26
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran inkuiri sebagai berikut:30
1) Orientasi, merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsive. Mengkondisikan siswa agar siap
melaksanakan proses pembelajaran diantaranya:
a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajaryang diharapkan dapat
mencapai oleh siswa.
b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mencapai tujuan
c) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar
2) Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada satu
persoalan yang mengandung teka-teki, diantaranya:
a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa
b) Masalah mengandung teka-teki dengan jawaban yang pasti
c) Konsep-konsep yang sudah diketahui oleh siswa
3) Merumuskan hipotesis, jawaban sementara dari suatu permasalah yang
sedang dihadapi : guru mengajukan pertanyaan yang sifatnya mendorong
siswa untuk merumuskan jawaban sementara, atau perkiraan
kemungkinan jawaban.
4) Mengumpulkan data, aktivitas mencari informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan.
5) Menguji hipotesis, proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh.
6) Merumuskan kesimpulan, proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan penulis bukan yang pertama dilakukan.
Hasil penelitian lain telah banyak memberikan inspirasi bagi penulis untuk
melakukan penelitian ini. Sebagai guru yang menghadapi berbagai masalah
dikelas, penelitian-penelitian lain menjadi acuan bagi penulis untuk
30 Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), cet 1, h. 201
27
mendapatkan informasi. Telah ditemukan beberapa hasil penelitian serupa pada
penelitian sebelumnya mengenai penelitian yang peneliti lakukan, yaitu:
1. Dewi Aminaturrokhiyah Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo
Semarang, 2012 dengan judul skripsi “Efektivitas Kombinasi Metode Inkuiri
Terbimbing Dan Silih Tanya Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta
Didik Kelas VII SMP NU Pajomblangan pada Materi Segitiga Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Dalam penelitian tersebut telah dijelaskan bahwa
pembelajaran dengan metode inkuiri tersebut yang membuat prestasi siswa
meningkat.
2. Miftahul Jannah Jurusan Tadris Matematika dengan Judul Skripsi “Upaya
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
Matematika Materi Bangun Datar tentang Segitiga melalui Penerapan
Model Pembelajaran Gallery Walk Di Kelas VII MTs NU Banat Kudus
Tahun Ajaran 2013/2014” Dijelaskan bahwa pembelajaran Gallery Walk
lebih efektif terbukti meningkatkan hasil belajar dari pada pembelajaran
dengan metode ceramah.
C. Hipotesis Tindakan
Maka hipotesis penelitian tindakan yang diajukan adalah: Hasil
Belajar pada Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian Meningkat dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri di Kelas III MI. Nurul Azman,
Kabupaten Bogor.
28
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri untuk peningkatan
hasil belajar Matematika pada materi Perkalian dilakukan pada kelas III MI.
Nurul Azman, Jl. Mersedes Benz, Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri,
Kabupaten Bogor.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu yang digunakan untuk melaksanaan penelitian pada
semester I tahun ajaran 2015/2016. Persiapan untuk penelitian ini telah dimulai
pada bulan Agustus 2015. Setelah persiapan kemudian peneliti mengajukan
surat izin, penyusunan proposal judul sampai penyusunan laporan penelitian,
mengumpulkan data penelitian di lapangan yang berlangsung dari bulan
September 2015 sampai dengan bulan Februari 2016, Tahun Ajaran
2015/2016. Adapun Jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Rencana Penelitian
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Persiapan Penelitian dan Perencanaan Agustus 2015
Menyusun Konsep Pelaksanaan
Menyepakati Jadwal dan tugas 16 Agustus 2015
Menyusun Instrumen September 2015
Seminar Konsep Pelaksanaan Oktober 2015
Penyusunan Proposal September 2015
Pelaksanaan Pembelajaran
Perizinan 30 September 2015
Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 1 5 Oktober 2015
Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 2 8 Oktober 2015
Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 1 15 Oktober 2015
Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 2 19 Oktober 2015
Penyusunan Laporan
Menyusun Konsep Laporan Oktober 2015-Desember 2016
Sidang Hasil Penelitian 20 Juli 2016
Perbaikan Laporan September 2016
Penggandaan Dan Pengiriman Hasil September 2016
29
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Classroom Action Research
(CAR). Yaitu suatu pecermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.31 Secara etimologis, ada tiga istilah yang berkaitan dengan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah
proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan
terkontrol. Tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan
oleh peneliti yaitu guru. Kelas menunjukkan suatu tempat proses pembelajaran
berlangsung.
Dari penjelasan di atas, maka penelitian tindakan kelas dapat diartikan
sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui
refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan
penelitian. Penelitian tindakan kelas ini merupakan proses yang memberikan
kepercayaan kepada pengembang kekuatan untuk dapat berpikir yang reflektif,
berdiskusi, dan tindakan dari orang biasa yang berpartisipasi dalam penelitian
untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi di dalam kelas.
Dalam penelitian model ini dipilih karena ingin adanya perubahan
dalam kualitas hasil belajar matematika dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri, disebabkan oleh masih rendahnya minat belajar siswa,
pemahaman siswa dan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika
khususnya pada materi Perkalian. Tujuan utama yang tak lain adalah untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam menangani proses
pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian
tindakan kelas, diharapkan kemampuan serta keterampilan guru meningkat,
serta kualitas pendidikan pun ikut meningkat.
31 Suharsimi Arikunto, Prof. Suhardjono, dan Prof. Supardi, Penelitian Tindakan Kelas,
( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007 ), cet ke-4, h. 2.
30
Desain penelitian digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang penelitian yang akan peneliti laksanakan. Ada beberapa model PTK
yang sering digunakan dalam dunia pendidikan, tetapi dalam penelitian ini
model PTK yang digunakan adalah model yang dikembangkan oleh Stephen
Kemmis dan Mc Taggart: penelitian tindakan adalah suatu penelitian refleksi
diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran dan keadilan praktik siswa.32 Penelitian tindakan kelas
ini dipilih yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran
berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus
sebelumnya. Peneliti akan menggunakan dua siklus diantaranya:
a. Refleksi Awal
Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang
dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang
relevan dengan tema penelitian untuk mengetahuisituasi yang sebenarnya.
b. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan, Peneliti membuat rencana atau skenario
pembelajaran yang akan disajikan dalam meteri penelitian. Dalam
menyiapkan bahan ajar akan digunakan dengan pendekatan inkuiri, Peneliti
melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan teman sejawat yang
membantu selama penelitian untuk sama-sama membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan dalam proses
pembelajaran dikelas, kemudian membuat instrument pengamatan (lembar
observasi) untuk mencatat fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
Setelah itu membuat instrument penelitian yang terdiri dari lembar
observasi, jurnal harian, dan soal tes untuk akhir siklus.
c. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahap ini, yang merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas berupa
32 Samsu Sumadayo, Penelitian Tindakan Kelas, ( Yogyakarta: PT. Graha Ilmu, 2013), cet
ke-1, h. 19.
31
penggunakan bahan ajar dengan pendekatan inkuiri pada materi Perkalian
dan Pembagian.
d. Pengamatan (Observation)
Pengamatan tahap ini dilakukan sejalan dengan berlangsungnya
proses pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat
semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format
observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan
secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta
dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Pengamatan dibantu
oleh teman sejawat yang bertugas sebagai kolaborator. Kolaborator
mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan memberi
penilaian terhadap penelitian dalam menerapkan model pembelajaran
Inkuiri.
e. Refleksi (Reflection)
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan di siklus I. Hasil yang diperoleh dari pengamatan
dikumpulkan dan di analisisi oleh peneliti bersama kolaborator, sehingga
dapat diketahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai
tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Jadi, tahap
ini bertujuan untuk mengkoreksi dan memperbaiki kegiatan penelitian
sebelumnya yang kemudian akan diterapkan pada siklus berikutnya.
2. Rancangan Siklus Penelitian
Rancangan siklus penelitian ini dilakukan dengan dua siklus, jika
siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila pada siklus pertama
tidak menunjukkan keberhasilan dari indikator yang sudah ditetapkan, maka
penelitian akan dilanjutkan ke siklus kedua dengan acuan atau kegiatan yang
sama dari hasil relevan siklus pertama
Pada PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam
siklus berulang.
32
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan
yang lazim dilalui, (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi.33
Gambar 3.1. Siklus Alur Penelitian Tindakan Kelas
33 Suharsimi Arikunto, Prof. Suhardjono, dan Prof. Supardi, Penelitian Tindakan Kelas,
( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007 ), cet ke-4,h, 16
Perencanaan:
Menyiapkan bahan ajar dengan model
pembelajaran inkuiri
Penyusunan RPP
Membuat intrumen pengamatan (lembar observasi)
Jurnal harian
Soal tes siklus I
Pelaksanaan Tindakan:
Penerapan isi rancangan yang telah
dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas
berupa penggunakan bahan ajar dengan
pendekatan inkuiri pada materi sifat dan
unsur bangun datar.
PERMASALAHAN
BARU HASIL
REFLEKSI I
Perencanaan Tindakan II:
Menyiapkan bahan ajar dengan model pembelajaran inkuiri
Penyusunan RPP
Membuat intrumen pengamatan
(lembar observasi)
Jurnal harian
Soal tes siklus II
Pelaksanaan Tindakan II:
Penerapan isi rancangan perbaikan
kegiatan penelitian sebelumnya dengan
bahan ajar dengan pendekatan inkuiri pada materi sifat dan unsur bangun
dataryang telah dibuat
Refleksi:
Melakukakn tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil pembelajaran model
inkuiri
Mengkoreksi dan memperbaiki
kegiatanpenelitian sebelumnya yang
kemudian akan diterapkan padasiklus
berikutnya
Pengamatan/observasi:
mencatat semua hal yang diperlukan
pengumpulan data hasil pengamatan aktifitas siswa selama proses
pemebelajaran
memberi penilaian terhadap penelitian dalam menerapkanmodel pembelajaran
Inkuiri.
Pengamatan/Observasi:
Mencatat semua hal yang diperlukan
Pengumpulan data hasil pengamatan aktifitas siswa selama proses
pemebelajaran
Memberi penilaian terhadap penelitian dalam menerapkan model pembelajaran
inkuiri.
PERMASALAHAN
Refleksi Awal/Pendahuluan:
Wawancara
Mengurus surat izin penelitian
Izin kepsek
Menentukan subjek kelas
SIKLUS I
SIKLUS II
REFLEKSI II
SIKLUS III
33
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah melibatkan siswa kelas III MI. Nurul
Azman Bogor terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan sehingga
berjumlah 30 siswa. Subjek ini dipilih berdasarkan masalah yang terjadi pada
siswa kelas III MI. Nurul Azman yaitu masih rendahnya hasil belajar dalam
mata pelajaran matematika. Objek data penelitian ini adalah meningkatkan
hasil belajar Perkalian dan Pembagian melalui model Inkuiri Terbimbing pada
siswa kelas III MI. Nurul Azman Tahun Ajaran 2015/2016. Kolaborator yang
terlibat dalam penelitian ini adalah teman sejawat guru kelas VI sebagai
pengamat prosesnya penelitian.
Pada saat pelaksanaan tindakan, teman sejawat membantu penelitian
mengamati aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai perencana dan
pelaku penelitian. Peneliti bekerja sama dengan teman sejawat sebagai
kolaborator, membuat rancangan pembelajaran, melaksanakan kegiatan,
melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data, melakukan
refleksi dan mementukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya serta
melaporkan hasil penelitian. Kolaborator memberikan penilaian terhadap
peneliti dalam mengajar dengan penerapan model pembelajaran inkuiri.
Kolaborator mengamati aktivitas proses pembelajaran.
Kerjasama antara peneliti dan teman sejawat menjadi sangat penting
dan memiliki kedudukan yang sama dalam pelaksanaan tindakan di dalam
kelas, artinya masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang
saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Dalam penelitian ini, peneliti langsung melakukan tindakan pada
siklus I, karena peneliti seorang guru mengajar di kelas yang akan diteliti,
maka kita membutuhkan pra penelitian atau observasi kelas. Tindakan yang
akan dilaksanakan dalam siklus I terdiri dari perencanaan tindakan,
34
pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi.
Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian dilanjutkan ke
siklus II, jika data yang diperoleh membutuhkan penyempurnaan akan
dilanjutkan ke siklus III, dan seterusnya.
Tahapan perencanaan tindakan penelitian dapat dilihat jelas melalui
gambar siklus di bawah ini.
1. Tahap Penelitian Siklus I
Terdapat 2 pertemuan pada siklus ini, masing-masing pertemuan
terdiri dari 3 jam pelajaran. Langkah yang akan ditempuh untuk siklus I terdiri
atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut penjelasannya.
a. Tahap Perencanaan 1) Membuat/menyiapkan bahan ajar dengan pendekatan inkuiri
terbimbing,
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika
materi perkalian dan pembagian dengan mengintergrasikan model
pembelajaran inkuiri terbimbing
3) Membuat pedoman observasi aktifitas siswa dalam penggunaan
bahan ajar
4) Membagi siswa menjadi 5 kelompok , satu kelompok terdiri dari 6
siswa yang memiliki kemampuan heterogen berdasarkan
kemampuan kademik
5) Menyiapkan perlengkapan untuk menunjang pembelajaran Inkuiri
6) Membuat soal tes siklus I untuk siswa
Refleksi Awal/ Pendahuluan a. Observasi awal (pra Penelitian) ke MI. Nurul Azman dengan
melakukan wawancara dengan guru matematika/ guru kelas
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Meminta izin kepala sekolah Madrasah Nurul Azman
d. Menentukan kelas subjek
35
c. Tahap Observasi
Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap
observasi/pengamatan dilakukan dari awal sehingga akhir pembelajaran
atau bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu:
1) Kolaborator mengobservasikan proses model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan menggunakan bahan ajar
2) Kolaborator mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran
dan memantau diskusi/kerjasama antar siswa dalam kelompok
3) Memantau keaktifan siswa dalam tanya jawab diskusi
4) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa
b. Tahap Pelaksanaan
Hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap pelaksanaan penerapan model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing adalah sebagai berikut :
1) Pengajaran
Dalam tahap ini guru mengajarkan materi pelajaran mengenai
perkalian dengan menggunakan buku teks Matematika sebagai
sumber belajar yang sudah dimiliki siswa dan media berupa gambar
untuk memudahkan siswa memahami pelajaran. Bersamaan dengan
itu siswa berada dalam kelompoknya masing-masing. Selain materi,
guru juga menjelaskan mengenai model pembelajaran inkuiri
terbimbing yang pada akhir pembelajaran (pertemuan kedua)
2) Tahap dalam pembelajaran inkuiri terbimbing
Dalam tahap ini siswa yang sudah dibentuk dalam kelompok diberi
tugas berdiskusi mengerjakan tugas lembar kegiatan siswa secara
kelompok. Adapun tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai
berikut:
a) Tahap menyajikan masalah, peneliti memberikan masalah untuk
menarik minat siswa. Dalam tahapan ini diberi pertanyaan berupa
teka-teki
b) Tahap menyusun hipotesis, siswa membuat dugaan atas masalah
yang diberikan
c) Tahap pengumpulan dan analisis data, siswa mengumpulkan dan
melakukan analisis dari pertanyaan-pertanyaan
d) Tahap membuat kesimpulan, siswa menyimpulkan konsep terikat
dengan kegiatan yang telah dilakukan
e) Guru meriview materi yang telah dipelajari dan meluruskan
kesalah pahaman yang terjadi
f) Setelah 4 langkah dalam pelaksanaan selesai, maka guru
mengevaluasi hasil belajar siswa dengan menugaskan siswa
menyelesaikan soal tes siklus I secara individu
g) Pengambilan dokumentasi saat kegiatan pembelajaran siswa
36
Gambar 3.2 Desain Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
2. Tahap Penelitian Siklus II
Siklus kedua ini dilaksanakan ketika peneliti mendapatkan hasil yang
diharapkan atau tercapainya tujuan dalam penelitian. Seperti halnya siklus I,
tahapan yang harus ditempuh di siklus II, diantaranya :
a. Tahap perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus
satu:
1) Mengidentifikasi masalah berdasarkan refleksi pada siklus I
2) Membuat perbaikan bahan ajar dengan pendekatan inkuiri
terbimbing, berdasarkan hasil refleksi dari siklus I bersama dengan
kolaborator
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika
materi Perkalian dan Pembagian dengan mengintergrasikan model
pembelajaran inkuiri sesuai hasil refleksi siklus I.
4) Membuat pedoman observasi aktifitas siswa dalam penggunaan
bahan ajar
5) Membagi siswa menjadi 5 kelompok , satu kelompok terdiri dari 6
siswa yang memiliki kemampuan heterogen berdasarkan
kemampuan akademik.
6) Menyiapkan perlengkapan untuk menunjang pembelajaran inkuiri
terbimbing
7) Membuat soal tes siklus II untuk siswa
d. Tahap Refleksi
Peneliti bersama kolaborator mengevaluasi proses pembelajaran inkuiri
terbimbing siklus I. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan
indikator keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai,
maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil dari refleksi siklus
I yang digunakan sebagai acuan.
37
Gambar 3.2 Desain Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dengan melakukan penelitian tindakan kelas yaitu model inkuiri,
peneliti mengharapkan hasil penelitian ini sesuai dengan indikator-indikator
keberhasilan yaitu adanya peningkatan hasil belajar matematika. Berdasarkan
rancangan di atas, maka untuk mendukung hasil yang diharapkan, dapat dibuat
ketentuan apakah selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak, dengan indikator
keberhasilan penelitian sebagai berikut:
1) Apabila target akhir siklus 75% atau lebih memperoleh nilai tes hasil belajar
metematika siswa sudah mencapai 70,00 sesuai KKM atau melampaui
KKM yang telah ditetapkan sekolah. Penetapan keberhasilan ini didasarkan
pada data nilai ulangan harian siswa Kelas III MI. Nurul Azman Bogor di
d. Tahap Refleksi
Refleksi pada siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I
deangan siklus II apakah ada peningkatan hasil belajar matematika atau
tidak. Jika belum terjadi peningkatan maka siklus dapat diulang
kembali.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi/ pengamatan sama seperti pada siklus I, dilakukan
dari awal sehingga akhir pembelajaran atau bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan yaitu :
1) Kolaborator mengobservasikan proses model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan menggunakan bahan ajar
2) Kolaborator mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran
dan memantau diskusi/kerjasama antar siswa dalam kelompok
3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada intinya sama seperti pada
siklus I yaitu penelitian sendiri yang menggunakan RPP yang telah
dibuat sebelumnya dan menggunakan langkah-langkah penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hanya saja pertanyaan yang
ada sedikit berbeda.
38
setiap akhir materi tidak lebih dari 60% yang mencapai nilai KKM 70, jadi
penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan telah berhasil apabila ≥75%
dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran mencapai nilai ≥70
di akhir siklus.
2) Apabila target akhir siklus 60% atau aktivitas belajar metematika siswa
sudah mencapai ≥75%.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa adalah data kualitatif dan data kuantitatif:
1) Data kualitatif dalam penelitian ini adalah hasil observasi aktivitas dan
kerjasama siswa dalam kelompok, hasil dokumentasi saat proses
pembelajaran yaitu berupa foto.
2) Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif
penguasaan konsep siswa dalam tes objektif. Tes Objektif dilakukan satu
kali setiap akhir siklus. Nilai ini akan dijadikan sebagai tolak ukur
keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan pembelajaran
3) Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari seluruh siswa kelas III MI.
Nurul Azman Bogor tahun pelajaran 2015/2016 sebagai subjek penelitian,
observasi, kolaborator, dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Intrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penilian ini
ada dua jenis, yaitu:
1. Instrumen Tes
Untuk mengetahui hasil belajar. Siswa dalam memahami materi
perkalian dan pembagian digunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan
essay. Soal pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan 5 butir soal essay, dengan
4 pilihan jawaban meliputi jenjang hafalan (C1), pemahaman (C2), dan
Penerapan (C3) pada siklus I dan siklus II yang berbentuk 6 soal essay disetiap
akhir siklus sebagai implikasi dari PTK.
39
2. Instrumen Non Test
Dalam instrumen non tes yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Lembar observasi keaktifan dan kerjasama siswa. Lembar ini digunakan
untuk mengetahui keaktifan selama proses pembelajaran berlangsung dan
kerjasama dalam diskusi yang meliputi aspek dan lembar observasi guru
digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap akhir siklus untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.
b. Dokumentasi, berupa foto-foto dan dokumen lain sebagai bukti otentik
penelitian
I. Teknik Pengumpulan Data
Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam penelitian ini
membutuhkan data-data yang dapat dianalisis sehingga dapat ditarik
kesimpulan yang akurat dari hasil penelitian yang dilakukan. Prosedur
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan yaitu:
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Kegiatan Pengumpulan Data
Tes
Soal evaluasi diberikan pada akhir setiap siklus. Tes adalah sejumlah
daftar pertanyaan yang digunakan untuk mendapatkan data atau informasi
mengenai hasil belajar siswa.34
Lembar Observasi
Dilaksanakan selama proses proses pembelajaran berlangsung, hal yang
diamati aktifitas siswa dan guru. observasi dapat mengukur atau menilai
hasil dan proses belajar misalnya hasil tingkah laku siswa pada waktu
belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa,
berpartisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada
waktu mengajar. 35
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Suatu alat penilaian dikatakan mempumyai kualitas yang baik apabila
alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatannya atau
validitasnya dan ketetapan atau keajegannya atau reliabilitasnya.
34 Ir. Sudaryono, M.Pd, dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), cet. 1, h. 39 35Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar ( Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2014 ), cet. 18, h. 84
40
1. Validitas
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep
yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila
hasil pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada saat yang
berlainan waktunya terhadap siswa yang sama. Analisis reliabilitas ini
dilakukan untuk mengetahui soal yang disusun dapat memberikan hasil yang
baik atau tidak, maka pada waktu tertentu subjek dikenakan soal yang sama,
maka hasilnya pun akan sama. Sehingga data yang ajeg adalah data yang cukup
baik dan dapat dipercaya.
Saturasi adalah situasi pada waktu data sudah jenuh atau tidak ada lagi
data lain yang berhasil dikumpulkan, maka waktunya penelitian untuk
mengambil keputusan untuk mengakhiri siklus.36 Untuk dapat menentukan
apakah tes hasil belajar sudah memiliki validasi rasional atau belum, dilakukan
penelusuran isinya. Artinya agar diperoleh data yang akurat sebelum digunakan
dalam penelitian, instrument tes hasil belajar metematika dalam materi
perkalian dan pembagian terlebih dahulu dilakukan uji validasi iai (content
validaty). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.37
Validnya sebuah soal tes tersebut sesuai dengan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan dan indikator yang telah disusun oleh peneliti, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang sesuai indikator. Validasi isi dilakukan dengan
mengkonsultasikan instrument tes tersebut kepada para pakar (ahli) dalam hal
ini adalah dosen pembimbing yang merupakan dibidang evaluasi pendidikan
matematika.
36 Rochiati Wiriatmadja, Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan
Dosen,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2005), cet.I, H.170 37 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Ed. Revisi, Cet.10, H.67
41
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Suharsimi (2009) mengatakan bahwa analisis data penelitian ada dua
macam yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.38 Deskriptif
kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa angka, sedangkan
deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa informasi
berbentuk kalimat. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan
atau observasi, dokumentasi dan tes untuk mengungkap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Pada Perkalian Dan Pembagian Siswa Kelas III MI. Nurul
Azman Bogor. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif.
1. Tes Hasil Belajar
Adapun langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus
adalah:
a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap
siklus dengan analisis deskriptf yaitu analisis yang hanya menggunakan
paparan/sederhana.
b. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes. Tingkat
keberhasilan berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 x100%
Tabel 3.3 Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
Nilai Siswa Kategori Hasil Belajar
85-100
70-84
55-69
46-54
0-45
Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Sangat Kurang (SK)
Tes hasil belajar siswa yang diperoleh pada akhir siklus dihitung
kemudian dipersentase dan dihitung skor rata-rata kelasnya. Kemudian hasil
data tes dan observasi disajikan secara deskriptif. Rumus untuk menghitung
rata-rata (mean) yaitu sebagai berikut:39
38 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 262 39 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya, 2014), cet. 18, h. 109.
42
Mean = ΣX
N
Keterangan:
Mean : rata-rata nilai
Σ : tanda jumlah
X : nilai mentah yang dimiliki subjek
N : banyaknya subjek yang memiliki nilai
Sedangkan untuk menghitung presentase siswa yang tuntas KKM
digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase = Jumlah siswa yang tuntas
jumlah siswa X 100%
2. Data Lembar Observasi
Dari data hasil observasi guru dan siswa diolah secara kualitatif . Skor
rata-rata guru dan siswa akan dibagi menjadi empat kategori , yaitu sangat
baik, baik, cukup dan kurang seperti klasifikasi pada tabel.
Tabel 3.4 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa
Skor Kategori
4 Sangat Baik (SB)
3 Baik (B)
2 Cukup (C)
1 Kurang (K)
Analisis dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan
format observasi. Observasi kegiatan siswa dilakukan saat pertemuan ketika
proses belajar mengajar berlangsung data observasi yang telah diperoleh dari
peneliti dan satu pengamat lainnya juga dihitung persentasenya.
Presentase = Skor total yang digunakan X 100%
Skor Ideal
100% = bilangan tetap (rumus presentase)
Adapun kriteria pengujian
76-100% : Sangat Baik
51-75% : Baik
26-50% : Cukup
0-25% : Kurang
43
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan
berdasarkan analisis refleksi pada siklus yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui kebersasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun
strategi-strategi perbaikan siklus berikutnya. Siklus ini terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Prosedur pelaksanaan perbaikan , apabila
tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar
siswa maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada
siklus II sebagai perbaikan pembelajaran.
Perencanaan pada siklus II adalah mempersiapkan RPP
mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi guru dan siswa,
serta soal-soal tes. Pada perencanaan ini dilakukan perbaikan dari hasil refleksi
di siklus I untuk memperbaiki pembelajaran. Setelah tahap perencanaan
matang , maka dilanjutkan ke tahap pelaksanaan dengan memberikan kembali
tindakan pada siswa melalui pembelajaran Inkuiri. Peneliti berkolaborasi
dengan kolaborator untuk menilai dan mengamati peneliti selaku pengajar dan
aktivitas siswa, serta bersama-sama melakukan refleksi. Penelitian berakhir
apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menggunakan
model Inkuiri untuk peningkatan hasil belajar Matematika siswa.
44
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISA DATA, dan PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Dari hasil pengamatan penulis, diketahui bahwa selama ini proses
pembelajaran Matematika yang diajarkan di kelas III masih lebih banyak
konvensional, seperti ceramah dan diskusi biasa saja tanpa mengacu
pemahaman maupun keterampilan siswa, sehingga berpusat pada keaktifan
guru saja.
Potensi yang ada pada siswa, seperti memberi kepercayaan bertukar
informasi dalam kelompok, memberikan peluang pada siswa untuk aktif dan
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, serta menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi siswa, masih belum terlihat dalam pembelajaran
menggunakan metode konvensional.
1. Deskripsi MI. Nurul Azman Bogor
Pendidikan Sekolah Dasar merupakan pendidikan formal yang
sistematis, berstruktur, bertingkat, dan berjenjang. Tujuan Pendidikan Dasar
adalah meletakan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Mengacu kepada tujuan
pendidikan dasar tersebut maka tujuan pendidikan MI. Nurul Azman Bogor
ditingkatkan kedalam Visi dan Misi.
Kondisi fisik MI. Nurul Azman Bogor, sebagai sekolah yang
digunakan tempat penelitian mempunyai kondisi yang baik untuk
menyelenggarakan pendidikan, ditunjang halaman yang cukup luas, bersih, dan
bangunan cukup memadai, walaupun hanya 4 ruangan, namun memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar maksimal. Aktivitas belajar dibagi
kelas pagi dan kelas siang, kelas IA, IB, II, III masuk pagi dan kelas IV, V, VI
masuk siang.
Pendidikan keagamaan dan akhlak memberikan peluang yang baik
untuk berkembang. MI. Nurul Azman yang berada dilingkungan cukup
45
religius yang berdekatan dengan bangunan masjid yang merupakan pusat
kegiatan keagamaan. Kesehatan di MI. Nurul Azman berkembang dengan baik,
sarana yang menunjang dalam kegiatan ini seperti WC dan UKS terpelihara
dengan baik. Kantin sekolah yang diawasi oleh sekolah memungkinkan kepada
siswa untuk membeli makanan yang terjamin kesehatannya, serta memperkecil
kemungkinan pada siswa membeli makanan diluar sekolah. Halaman yang luas
selain sebagai arena bermain ketika istirahat juga sarana latihan ekskul seperti
latihan Rebana, Pramuka, Olahraga, Senam, Latihan Upacara, dan lain
sebagainya.
2. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I
Seperti yang di kemukakan pada Bab sebelumnya, bahwa peneliti
berorientasi pada model Inkuiri, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III MI. Nurul
Azman, kecamatan Gunung Putri, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu :
a. Tahap Perencanaan (Planning)
1) Menyiapkan kelas dan subjek penelitian. Subjek penelitian adalah siswa
kelas III MI. Nurul Azman
2) Menyiapkan secara matang pokok bahasan dengan empat sub materi, yaitu
perkalian, sifat perkalian, perkalian susun panjang dan susun pendek
disesuaikan dengan SK, KD dan Indikator.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika materi
perkalian dan pembagian dengan mengintergrasikan model pembelajaran
inkuiri.
4) Menyiapkan lembar observasi guru dan aktifitas siswa dalam penggunaan
bahan ajar untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas ketika
digunakan model pembelajaran Inkuiri
5) Membuat lembar tugas tiap-tiap kelompok.
6) Menyiapkan sumber belajar (buku Paket Matematika kelas III)
7) Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran
8) Membuat lembar soal mandiri
46
9) Membuat lembar soal tes akhir untuk mengetahui prestasi belajar siswa
setelah menggunakan model pembelajaran Inkuiri pada siklus I.
10) Menyiapkan alat dokumentasi.
11) Menyusun jadwal penelitian Siklus I:
Penelitian siklus I dilakukan 2 pertemuan, yaitu :
1) Pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin, tangggal 5 oktober 2015
pada jam I, II, dan III dengan alokasi waktu 3 x 35 menit
2) Pertemuan kedua dilakukan pada hari Kamis, tanggal 8 Oktober 2015 pada
jam I, II, dan III dengan alokasi waktu 3 x 35 menit
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pertemuan ke-1
Hari, Tanggal : Senin, 5 Oktober 2015
Jam Pelajaran : 1, 2 dan 3 (3x35 menit)
Pukul : 07.30-09.15 WIB
Materi : Perkalian
Pelaksanaan tindakan ini yaitu melaksanakan skenario pembelajaran
seperti yang telah direncanakan yaitu model pembelajaran dengan model
inkuiri Terbimbing.
Pertemuan ini dihadiri 30 siswa siswa kelas III. Semua siswa hadir
tidak ada yang izin. Ketika peneliti masuk siswa belum terkondisikan dengan
baik, mereka menanyakan akan belajar apa hari ini ketika peneliti menyiapkan
alat peraga lainnya.
Hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap pelaksanaan penerapan
model Pembelajaran Inkuiri adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran di awali dengan berdo’a, dilanjutkan guru mengecek
kehadiran siswa, lalu mengenalkan kolaborator sebagai mitra selama
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing.
Selanjutnya guru melakukan Apersepsi dengan ice breaking tepuk
semangat.
47
Kemudian guru menyampaikan peta konsep materi yang akan
dipelajari dan menyampaikan sub materi yang akan dipelajari yaitu
perkalian dan sifat perkalian, selanjutnya guru menginformasikan perihal
metode yang akan digunakan adalah model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing.
2) Kegiatan Inti
Sebelum menyajikan materi, guru terlebih dahulu membentuk
siswa dalam 5 kelompok yang anggotanya terdiri dari 6 orang dengan
menggunakan kocokan, dan siswa maju satu persatu untuk mengambil no
kocokan sesuai dengan deretan tempat duduk masing-masing. Dalam
pembagian kelompok ini, kondisi pembelajaran menjadi kurang kondusif,
karena semua siswa merasa kaget dengan pembagian kelompok tersebut,
mereka terbiasa berkelompok dengan pembagian kelompok pilihan mereka
masing-masing. Mereka pun dapat menerima pembagian kelompok tersebut
walau dengan terpaksa.
Guru meminta siswa untuk membaca buku matematika hal 13 Bab
II Judul Operasi Hitung Bilangan (bagian II), setelah itu, guru baru memulai
pengajaran menjelaskan materi dengan media gambar.
Setelah penyajian materi selesai, guru membagikan Lembar Kerja
Kelompok (LKK) dimana lembar tersebut berisi pertanyaan seputar materi
yang harus dijawab siswa dengan cara berdiskusi dan bekerjasama dan
langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing serta kertas HVS. Siswa
mulai mengerjakan tugas yang diberikan dengan seksama dan saling
berkomunikasi untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan. Tahap dalam
pembelajaran inkuiri:
a) Tahap menyajikan masalah, guru memberikan masalah untuk menarik
minat siswa berupa soal teka-teki melalui media gambar yang
ditayangkan pada papan tulis. Soal berupa teka teki angka.
b) Tahap menyusun hipotesis, siswa membuat dugaan atas masalah yang
diberikan dan menuangkannya dalam coretan masing-masing siswa pada
kerta HVS dalam kelompok. Dalam menyusun hipotesis ini terdapat
48
banyak dugaan dan pemahaman pemikiran yang beraneka ragam. Akan
tetapi masih ada siswa yang kurang aktif dalam diskusi dan belum berani
menyatakan pendapatnya. Selain itu ada juga siswa yang merasa dirinya
pintar, sehingga hanya mau mengerjakan tugas tersebut sendiri tanpa
mau berdiskusi dengan kelompoknya. Bersamaan dengan itu guru
membimbing dan mengarahkan yang dimaksud hipotesis/ dugaan berupa
jawaban sementara yang mendekati dengan materi dengan berkeliling.
Bersamaan dengan itu, guru membimbing masing-masing kelompok
untuk menilai proses belajar siswa meliputi keaktifan, keberanian dan
kerjasama.
c) Tahap pengumpulan dan analisis data, siswa mengumpulkan dan
melakukan analisis dari pertanyaan-pertanyaan. Tiap kelompok
menginventarisasi/mencatat subkonsep atau alternatif jawaban hasil
diskusi. Namun sayangnya jawaban atau data yang dikumpulkan masih
kurang memuaskan, karena terdapat beberapa jawaban yang asal-asalan.
Guru mencatat hipotesis tiap kelompok dan menganalisa secara bersama
mana data yang mendekati dengan materi.
d) Tahap membuat kesimpulan, siswa menyimpulkan konsep terikat dengan
kegiatan yang telah dilakukan, meski jawaban tidak sesuai dengan
petunjuk dan jawaban. Guru membimbing kembali apakah hasil dari
diskusi tersebut telah yakin benar sesuai dengan materi, jika kelompok
yakin maka siswa dituntut membuat kesimpulan. Guru mencatat di papan
dan mengelompokan sesuai kebutuhan guru kemudian guru menilai hasil
kerja kelompok.
e) guru mereview materi yang telah dipelajari dan meluruskan kesalah
pahaman yang terjadi. Guru memberikan pemahaman tentang materi jika
masih terjadi kesalahan maka pemahaman siswa tersebut dibetulkan
dengan apa yang mereka baca pada buku paket sebelum pembelajaran
dimulai.
f) Pengambilan dokumentasi saat kegiatan pembelajaran siswa dilakukan
oleh kolaborator.
49
Hasil kerja kelompok yang terbaik diminta untuk membuat
kesimpulan dari materi hari ini.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan selama 10 menit untuk melakukan
perenungan kegiatan pembelajaran pada hari ini. Siswa menyebutkan hal-
hal yang telah mereka dipelajari dan kesulitan yang mereka hadapi.
Terdapat beberapa kesulitan yang mereka ungkapkan, seperti teman dalam
kelompok yang tidak mau aktif dan banyaknya jawaban yang harus dijawab
dalam LKK serta terdapat siswa yang masih bingung dengan materi yang
yang dipelajari hari ini. Guru memberi semangat kepada siswa dan bertepuk
tangan bersama-sama. Selanjutnya guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan guru memberikan reward
kepada kelompok yang terbaik untuk memacu kepada siswa yang lain
supaya lebih baik lagi dalam mengerjakan tugasnya yang harus dipelajari di
rumah untuk mendalami materi hari ini dan membaca sub materi
selanjutnya mengenai sifat perkalian, setelah selesai pembelajaran ditutup
dengan doa dan memberi salam kepada siswa.
Pertemuan ke-2
Hari, Tanggal : Kamis, 8 Oktober 2015
Jam pelajaran : 1, 2, dan 3 (3x35 menit)
Pukul : 07.30-09.15 WIB
Materi : Sifat Operasi Perkalian
Pada pertemuan ini sama pada pertemuan pertama dihadiri 30 siswa
siswa kelas III. Semua siswa hadir tidak ada yang izin. Ketika peneliti masuk
siswa belum terkondisikan dengan baik, mereka menanyakan akan belajar apa
hari ini ketika peneliti menyiapkan alat peraga. Dilanjutkan dengan mengulas
kembali sedikit pokok bahasan pelajaran sebelumnya. Kali ini, siswa mulai
memperhatikan penjelasan guru dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.
Pada saat menerapkan Model Inkuiri siswa sudah lebih faham, serta dalam
mengelompokkan siswa mencari teman satu kelompoknya, peneliti tidak perlu
50
menyuruh-nyuruh lagi, siswa langsung mencari teman satu kelompok dan
membentuk kelompok.
Hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap pelaksanaan penerapan
model Pembelajaran Inkuiri pertemuan ke-2 ini pun sama dengan pertemuan
sebelumnya, adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan
Melakukan do’a bersama dilanjutkan mengabsen siswa peneliti
menyebutkan materi yang akan dipelajari yaitu mengenai sifat operasi
perkalian dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbimg, siswa
terlihat sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran Inkuiri. Untuk
lebih memotivasi siswa, guru melakukan ice breaking dengan mengajak
siswa untuk bernyanyi “Sifat Operasi Hitung (naik-naik ke puncak
Gunung)”. Sebagian besar siswa ikut bernyanyi dan mereka pun menjadi
lebih bersemangat. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan
indikator yang akan dipelajari yaitu menerangkan materi sifat operasi
perkalian. Guru menginformasikan tentang pembelajaran dan model yang
digunakan pada pembelajaran yaitu masih dengan model inkuiri
Terbimbing.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada pertemuan ini sama dengan pertemuan pertama
hanya saja sebelum memulai pengajaran, siswa diminta duduk dalam
kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan pertama. Masing-masing
kelompok tampak lebih siap dari pada pertemuan sebelumnya. Guru
meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan hasil temuannya. Seperti
pada pembelajaran pertemuan sebelumnya, masih banyak siswa yang belum
aktif memberikan pendapatnya. Guru membimbing setiap kelompok agar
mereka dapat mengeluarkan pendapatnya baik melalui lisan ataupun tulisan.
Tahap dalam pembelajaran inkuiri:
a) Tahap ini guru langsung memberikan LKK dan kertas HVS, dilanjutkan
dengan guru menyajikan masalah melalui media gambar yang
ditayangkan pada papan tulis. Agar siswa memahami jawaban yang
51
ditanyakan, maka masing-masing siswa diminta untuk membaca materi
dalam buku paket.
b) Tahap menyusun hipotesis, siswa membuat dugaan atas masalah yang
diberikan dan menuangkannya dalam coretan masing-masing siswa
dalam kelompok. Guru meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan
hasil temuannya. Guru berkeliling mengamati kegiatan siswa dalam
diskusi dan sesekali memberi membimbing setiap kelompok agar mereka
dapat mengeluarkan pendapatnya baik melalui lisan ataupun tulisan.
c) Tahap pengumpulan dan analisis data, siswa mengumpulkan dan
melakukan analisis kelompoknya dari pertanyaan-pertanyaan. Tiap
kelompok menginventarisasi/mencatat sub konsep atau alternatif jawaban
hasil diskusi. Guru berkeliling dan memberikan bimbingan serta
mengingatkan kembali cara/langkah dalam membuat dugaan, apakah
sudah sesuai dengan materi, serta menilai proses belajar siswa.
d) Tahap membuat kesimpulan, siswa menyimpulkan konsep terikat dengan
kegiatan yang telah dilakukan. Guru membantu siswa membuat
kesimpulan yang benar. Guru meminta siswa perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Hanya ada 2 perwakilan
kelompok yang berani maju ke depan kelas. Mereka masih terlihat malu
dan gugup ketika berada di depan kelas untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya, karena pandangan semua siswa tertuju padanya.
Dengan bimbingan guru akhirnya siswa dapat berbicara di depan kelas
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan 10 menit untuk mereview materi yang
telah dipelajari dan meluruskan kesalah pahaman yang terjadi. Siswa
menyebutkan secara lisan hal-hal yang telah mereka pelajari dan kesulitan
yang mereka alami. Siswa mengungkapkan bahwa materi pada pertemuan
kedua ini lebih mudah dipahami dan tidak terlalu membingungkan
dibandingkan materi pada pertemuan pertama, selain masing-masing
anggota kelompok juga sudah lebih kompak daripada pertemuan
sebelumnya. Guru memberikan tugas terstruktur yang berupa tugas rumah
52
kepada siswa untuk dikerjakan bersama kelompoknya masing-masing untuk
mendalami materi pada pertemuan pertama dan kedua, setelah selesai
pembelajaran ditutup dengan do’a dan memberi salam kepada siswa.
Setelah selasai dilaksanakan proses pembelajaran dengan model
inkuiri terbimbing langkah terakhir dalam siklus ini adalah siswa diberikan
ulangan akhir siklus I (soal tes siklus I).
Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dapat
dilihat dari analisis tes formatif, tabel, grafik dan daftar nilai sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus I
Jumlah
Siswa
Nilai yang Diperoleh Jumlah
Nilai
Rata
Rata 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
30 - - 1 8 5 10 3 3 - - 1650 55
Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siklus I
Nilai Jumlah Siswa Presentase
Belum Tuntas <70 24 80 %
Tuntas ≥70 6 20 %
Gambar 4.1 Grafik Prestasi Belajar Siklus I
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahap observasi ini, kegiatan yang dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dilakukan oleh dua orang
observer, yaitu guru kelas III sendiri dan guru kelas lain (kolaborator).
Pencatatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada model
inkuiri terbimbing meliputi aktivitas guru dan siswa. Selain itu juga
kolaborator melakukan dokumentasi berupa foto-foto. Setelah data terkumpul,
0
5
10
15
20
25
Belum Tuntas Tuntas
24
6
ketuntasan
53
dilakukan rekapitulasi terhadap hasil pencatatan pelaksanaan pembelajaran
melalui model inkuiri.
Hasil pengamatan dengan menggunakan model inkuiri pada silkus I
diperoleh hasil sebagai berikut:
Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I masih terdapat beberapa
kekurangan dalam tahapan tiap-tiap pertemuan. Beberapa kejadian yang
terjadi pada proses pembelajaran antara lain:
a.) Keantusiasan siswa dalam mendengarkan penjelasan materi oleh guru
cukup baik. Namun ternyata masih banyak beberapa siswa yang asik
berbicara dengan temannya ketika guru sedang menjelaskan materi.
Keseriusan siswa membaca buku terkait materi masih rendah. Masih
banyak siswa yang hanya melihat-lihat gambar. Selain itu beberapa siswa
lebih banyak bercanda dan berbicara dengan temannya.
b.) Keberanian siswa berkemampuan rendah belum terlihat dalam
menyampaikan pendapat ketika diskusi dalam kelompok, sedangkan
siswa berkemampuan tinggi dan sedang terlihat berani dalam
mengeluarkan pendapatnya.
c.) Kekompakan dalam kelompok sudah cukup baik hubungan kerjasama
antar siswa sudah terlihat adanya saling mengisi antara siswa
berkemampuan tinggi dan sedang dengan siswa berkemampuan rendah,
walaupun masih ada beberapa kelompok yang terlihat ketidak kompakan
hubungan antara anggotanya. Hal tersebut membuat diskusi berjalan
lambat , sehingga banyak waktu yang terbuang untuk hal-hal yang
kurang efektif.
d.) Kemampuan kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok yang
diberikan guru pada tahap menganalisa dan mengumpulkan data masih
kurang baik. Siswa yang berkemampuan tinggi cenderung ingin
menyelesaikan sendiri tanpa diskusi, sedangkan siswa yang
berkemampuan rendah hanya diam saja dalam diskusi. Sehingga terlihat
kesenjangan antar siswa.
54
d. Refleksi (Reflecting)
Gambaran umum pelaksanaan siklus I yang merupakan siklus awal
diperoleh data bahwa hasil akhir mengalami peningkatan dibanding sebelum
memakai model pembelajaran innkuiri terbimbing walaupun belum maksimal,
masih banyak siswa yang proses belajarnya kurang optimal, sehingga perlu
adanya perbaikan-perbaikan.
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I tergolong
kategori baik, tetapi dari siswa perlu ditingkatkan lagi keaktifannya. Dari hasil
observasi terdapat kelebihan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, masih
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan pencapaian indikator
yang harus dicapai dalam penelitian sebagai berikut:
1) Peneliti dan kolaborator masih menemukan beberapa siswa yang mengalami
kesulitan memahami materi . Hal ini sangat tampa ketika membuat hipotesis
dan kesimpulan. Tindakan selanjutnya peneliti akan memfokuskan
penyajian materi agar materi yang disampaikan tidak keluar dari
pembahasan dan siswa lebih mudah memahami.
2) Keseriusan siswa membaca dan memahami materi yang berasal dari sumber
buku masih sangat rendah, karena siswa hanya asik melihat-lihat saja dan
bercanda dengan teman. Suasana seperti ini akan ditindak lanjuti dengan
peningkatan pengawasan peneliti dan mangawasi siswa ketika diminta
untuk membaca buku terkait materi yang dipelajari.
3) Keaktifan siswa keseluruhan belum sepenuhnya aktif dalam tugas
kelompok, karena dari beberapa siswa cenderung mengandalkan temannya
yang lebih menguasai materi untuk menyelesaikan tugas. Suasana seperti ini
akan ditindak lanjuti peneliti untuk lebih memotivasi dan meningkatkan
peraturan untuk memperketat pelaksanaan diskusi agar siswa sepenuhnya
aktif dalam kelompok dan fokus terhadap pembahasan diskusi.
4) Siswa masih belum berani mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi. Hal
tersebut berhubungan dengan pemahaman siswa yang kurang, sehingga
timbul ketidak percayaan diri. Suasana seperti ini akan ditindak lanjuti
55
dengan memberi kesempatan kepada siswa lebih banyak bertanya mengenai
materi.
5) Kerjasama dan kekompakan dalam kelompok dirasa masih sangat kurang,
apa lagi terjadi perang mulut antar siswa. Suasana seperti ini akan
ditindaklanjuti peneliti dengan menukar anggota kelompok berdasarkan
kemampuan yang heterogen dari hubungan baik antar siswa.
6) Pembelajaran siklus I berdasarkan RPP, hanya saja menurut peneliti pada
tahan nipotesis dan kesimpulan dirasa masih kurang waktunya. Sehingga
perlu ditambah satu jam lagi (1x35 menit) agar siswa dapat menikmati
proses pembelajaran dan memahami materi Perkalian yang tentunya
diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I, peneliti mengakui bahwa
siklus I belum mencapai hasil yang maksimal dan harus dilanjutkan ke siklus II
agar hasil belajar seluruh siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM). Dari 30 siswa, hanya 6 siswa yang nilainya mencapai KKM 70.
Sedangkan 24 siswa lainnya memperoleh nilai dibawah KKM.
Meski demikian, siswa mulai melakukan pembelajaran yang
diharapkan peneliti yakni aktif, berani, bekerjasama, dan saling berinteraksi
untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama dalam berdiskusi
3. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan hasil reflesi pada siklus I, maka proses pembelajaran
dilanjutkan ke siklus II dengan merancang perbaikan yang lebih menekankan
pada hal-hal yang belum terlaksana pada siklus I.
Dalam siklus II materi yang dibahas lanjutan dari materi siklus I,
tetapi bukan pengulangan materi siklus I. Uraian tiap tahapan siklusnya adalah:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
1) Menyiapkan kelas dan subjek penelitian siswa kelas II MI. Nurul Azman
Bogor.
2) Menyiapkan secara matang pokok bahasan. Membuat perbaikan bahan ajar
dengan pendekatan inkuiri terbimbing, berdasarkan hasil refleksi dari siklus
I bersama dengan kolaborator.
56
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika materi
Perkalian dengan mengintergrasikan model pembelajaran inkuiri seperti
pada siklus I tetapi pada siklus II menyelesaikan soal cerita
4) Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa dalam penggunaan bahan ajar.
5) Menyiapkan Lembar Kerja Kelompok (LKK).
6) Menyiapkan perlengkapan untuk menunjang pembelajaran.
7) Menyiapkan soal tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
melakukan siklus II.
8) Menyiapkan alat dokumentasi.
9) Menyusun jadwal penelitian siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan dengan 2 pertemua, yaitu:
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015 pada
jam I, II, dan III dengan alokasi waktu 3x35 menit.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin, 19 Oktober 2015 pada jam I,
II, dan III dengan alokasi waktu 3x35 menit.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pertemuan ke-1
Hari, Tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015
Jam Pelajaran : 1, 2, dan 3 (3x35 menit)
Meteri : melakukan perkalian dengan cara susun panjang
1). Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran diawali dengan berdo’a. Kemudian guru mengecek
kehadiran siswa dan memperkenalkan kolaborator. Guru melakukan
apersepsi dan memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran siklus I agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran, serta
tetap memberikan semangat kepada siswa yang sudah berhasil pada
pembelajaran siklus I.
Kemudian guru menyampaikan sub materi yang akan dipelajari
yaitu perkalian susun panjang. Selanjutnya guru menginformasikan tujuan
pembelajaran dan menginformasikan kembali penggunaan model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing (10 menit).
57
2). Kegiatan Inti
Sebelum menyajikan materi, guru mengorganisasikan siswa ke
dalam 5 kelompok, dimana 1 kelompok terdiri dari 6 orang dengan
kemampuan yang heterogen. Pembagian kelompok ini tentunya berbeda
dengan pembentukan kelompok sebelumnya pada siklus I. Siswa tampak
lebih senang dengan kelompok yang baru, namun ada beberapa siswa yang
murung.
Guru meminta masing-masing siswa untuk membuka buku dan
membacanya dengan sub materi perkalian susun panjang. Hal ini bertujuan
agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan membaca
terlebih dahulu secara mandiri. Guru melakukan pengawasan agar seluruh
siswa aktif dalam membaca buku.
Selanjutnya guru menginformasikan memulai pada tahap
pembelajaran inkuiri:
a). Guru membagi Lembar Kerja Kelompok (LKK) pada tiap-tiap kelompok,
dimana lembar tersebut berisi petunjuk/ langkah-langkah serta
pertanyaan seputar materi yang harus dijawab siswa dengan cara
berdiskusi atau bekerjasama dalam kelompok.
b). Tahap menyajikan masalah, peneliti memberikan masalah berupa soal
cerita, untuk menarik minat siswa. Disini siswa mulai bertanya-tanya
dengan masalah baru yang berupa soal cerita. Guru memberikan
informasi bahwa soal cerita maupun angka cara penyelesainya sama.
c). Tahap menyusun hipotesis, siswa membuat dugaan atas masalah yang
diberikan. Siswa mulai mengerjakan tugas yang diberikan dengan
seksama dan saling berinteraksi untuk dapat menjawab pertanyaan. Guru
meningkatkan pengawasan agar diskusi dapat berjalan lebih baik
dibandingan dengan siklus I. Bantuan individual diberikan kepada siswa
yang mengalami masalah dalam penguasaan materi.
d). Tahap pengumpulan dan analisis data, siswa mengumpulkan dan
melakukan analisis dari pertanyaan-pertanyaan. Siswa yang
berkemampuan tinggi sudah mulai membuka diri untuk mendengarkan
58
pendapat temannya, sehingga siswa berkemampuan rendah pun tampak
berani dan percaya diri dalam mengikuti diskusi dan berusahan untuk
menemukan jawaban. Pada saat siswa berdiskusi guru berkeliling untuk
menilai proses belajar siswa.
e). Tahap membuat kesimpulan, siswa menyimpulkan konsep terikat dengan
kegiatan yang telah dilakukan. Pengalaman hasil tes siklus I sangat
memberikan tanggung jawab kepada siswa dalam memperhatikan dan
mendengarkan materi yang disampaikan. Guru meninjau cara kerja
siswa, dan sesaat membantu siswa yang menghadapi kesulitan.
f). Pengambilan dokumentasi saat kegiatan pembelajaran siswa
3). Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan 10 menit melakukan perenungan
kegitan pembelajaran pada hari ini. Siswa mengaku lebih senang dengan
kelompok yang sekarang, karena semua anggota dalam kelompok mau lebih
kompak dan mau bekerjasama untuk menyelesaikan tugas. Selanjutnya guru
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
memberikan tugas kepada tiap-tiap kelompok untuk mendalami materi hari
ini dan membaca sub materi selanjutnya mengenai melakukan perkalian
dengan cara susun pendek. Menutup dengan doa dan memberi salam.
Pertemuan ke-2
Hari, Tanggal : Senin, 19 Oktober 2015
Jam Pelajaran : 1, 2, dan 3 (3x35 menit)
Materi : Melakukan perkalian dengan cara susun pendek
1). Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran diawali dengan berdo’a. Kemudian guru mengecek
kehadiran siswa dan memperkenalkan kolaborator. Guru melakukan
apersepsi dan memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran siklus I agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran, serta
tetap memberikan semangat kepada siswa yang sudah berhasil pada
pembelajaran siklus I.
59
Kemudian guru menyampaikan sub materi yang akan dipelajari
yaitu perkalian susun panjang dan susun pendek. Selanjutnya guru
menginformasikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan kembali
penggunaan model pembelajaran inkuiri Terbimbing (10 menit).
2). Kegiatan Inti
Pada pertemuan ini sama pada pertemuan pertama dihadiri 30
siswa siswa kelas III. Semua siswa hadir tidak ada yang izin. Ketika peneliti
masuk siswa belum terkondisikan dengan baik, mereka menanyakan akan
belajar apa hari ini ketika peneliti menyiapkan alat peraga. Dilanjutkan
dengan mengulas kembali sedikit pokok bahasan pelajaran sebelumnya.
Kali ini siswa mulai memperhatikan penjelasan guru dibandingkan dengan
pertemuan sebelumnya. Pada saat menerapkan Model Inkuiri siswa sudah
lebih faham, serta dalam mengelompokkan siswa mencari teman satu
kelompoknya, peneliti tidak perlu menyuruh-nyuruh lagi, siswa langsung
mencari teman satu kelompok dan membentuk kelompok.
Guru meminta masing-masing siswa untuk membuka buku dan
membacanya dengan sub materi perkalian susun panjang dan susun pendek.
Hal ini bertujuan agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
dengan membaca terlebih dahulu secara mandiri. Guru melakukan
pengaawasan agar seluruh siswa aktif dalam membaca buku.
Selanjutnya guru menginformasikan memulai pada tahap
pembelajaran inkuiri:
a). Guru membagi Lembar Kerja Kelompok (LKK) pada tiap-tiap kelompok,
dimana lembar tersebut berisi petunjuk/ langkah-langkah serta
pertanyaan seputar materi yang harus dijawab Siswa dengan cara
berdiskusi atau bekerjasama dalam kelompok.
b). Tahap menyajikan masalah, peneliti memberikan masalah berupa soal
cerita, untuk menarik minat siswa. Siswa sudah mulai terbiasa dengan
soal cerita. Guru membimbing siswa yang masih mengalami
kebingungan.
60
c). Tahap menyusun hipotesis, siswa membuat dugaan atas masalah yang
diberikan. Siswa mulai mengerjakan tugas yang diberikan dengan
seksama dan saling berinteraksi untuk dapat menjawab pertanyaan.
Tanpa diperinta siswa sudah ada yang langsung membuat hipotesis/
dugaan. Guru meningkatkan pengawasan agar diskusi dapat berjalan
lebih baik dibandingan dengan siklus I. Bantuan individual diberikan
kepada siswa yang mengalami masalah dalam penguasaan materi.
d). Tahap pengumpulan dan analisis data, siswa mengumpulkan dan
melakukan analisis dari pertanyaan-pertanyaan. Siswa yang
berkemampuan tinggi sudah mulai membuka diri untuk mendengarkan
pendapat temannya, sehingga siswa berkemampuan rendah pun tampak
berani dan percaya diri dalam mengikuti diskusi dan berusahan untuk
menemukan jawaban. Pada saat siswa berdiskusi guru berkeliling untuk
menilai proses belajar siswa.
e). Tahap membuat kesimpulan, siswa menyimpulkan konsep terikat dengan
kegiatan yang telah dilakukan. Guru meninjau cara kerja siswa, dan
sesaat membantu siswa yang menghadapi kesulitan.
f). Pengambilan dokumentasi saat kegiatan pembelajaran siswa
3). Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan 10 menit melakukan perenungan
kegitan pembelajaran pada hari ini. Siswa mengaku lebih senang dengan
kelompok yang sekarang, karena semua anggota dalam kelompok mau lebih
kompak dan mau bekerjasama untuk menyelesaikan tugas. Selanjutnya guru
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
memberikan tugas kepada tiap-tiap kelompok untuk mendalami materi hari
ini dan membaca sub materi selanjutnya mengenai pembagian. Menutup
dengan doa dan memberi salam.
Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus II dapat
dilihat dari analisis tes formatif, tabel, grafik dan daftar nilai sebagai
berikut:
61
Tabel 4.3 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II
Jumlah
Siswa
Nilai yang Diperoleh Jumlah
Nilai
Rata
Rata 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
30 - - - - - 5 6 10 9 - 2330 78
Tabel 4.4 Prestasi Belajar Siklus II
Nilai Jumlah Siswa Prosentase
Belum Tuntas <70 5 17 %
Tuntas >70 25 83 %
Gambar 4.2 Grafik Prestasi Belajar Siklus II
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Pada siklus II kegiatan obsevasi pelaksanaan pembelajaran melalui
model inkuiri juga dilakukan oleh satu observer. Keterlaksanaan pembelajaran
telah banyak mengalami peningkatan dan dapat digolongkan ke dalam kriteria
baik. Setelah dilaksanakan tindakan siklus II, dari 30 siswa kelas III MI. Nurul
Azman, hanya 5 siswa yang masih memperoleh nilai di bawah KKM.
Sebanyak 25 siswa lainnya sudah dapat mencapai nilai KKM atau 83% tuntas.
d. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, di peroleh deskripsi bahwa
menggunakan model inkuiri kemampuan siswa kelas III Semester I Tahun
Pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran Matematika perkalian terjadi
peningkatan pemahaman, hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi perbaikan
pembelajaran Siklus I, dengan kelompok pula siswa bersemangat, siswa yang
kurang aktif dalam diskusi kelompok, menjadi lebih aktif.
0
5
10
15
20
25
Belum Tuntas Tuntas
5
25
ketuntasan
62
Gambaran umum pelaksanaan siklus II ini sudah baik sudah ada
peningkatan. Kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan model
inkuiri mengalami peningkatan yang baik dibanding siklus I.
B. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada,
yang diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Penelitian tindakan kelas ini memperoleh data kuantitatif berupa hasil
belajar Matematika yang menunjukkan adanya peningkatan pada setiap
siklusnya. Peningkatan tersebut mencakup pada perolehan nilai hasil belajar
baik secara individu masing-masing maupun rata-rata keseluruhan, selain itu
juga mencakup peningkatan persentasi keberhasilan siswa dalam mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Nilai tes hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada siklus I terdapat 6 siswa yang nilainya
mencapai KKM dan 24 siswa yang nilainya mendapatkan nilai dibawah KKM.
Pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar dengan 25 siswa nilainya
mencapai KKM. Hanya 5 siswa yang masih belum dapat mencapai KKM.
Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil belajar siswa selama
penelitian tindakan kelas ini berlangsung :
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Matematika Kelas III (KKM 70)
NO Statistik Siklus I Siklus II
1. Nilai Terendah 30 60
2. Nilai Tertinggi 80 90
3. Tuntas 6 siswa 25 siswa
4. Belum Tuntas 24 siswa 5 siswa
5. Rata-rata 55 78
6. Persentase Keberhasilan 20 % 83 %
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I ketuntasan yang
didapat siswa 20 % sedang yang belum tuntas 80 %. Dan pada proses
perbaikan pembelajaran Siklus II dilakukan perbaikan atas kekurangan pada
siklus I ternyata pada perbaikan pembelajaran ini dapat meningkatkan
pemahaman siswa dengan hasil belajar mencapai ketuntasan 83 %.
63
Gambar 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II
2. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Dari hasil aktivitas guru dan siswa, maka didapatkan data pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siklus I dan Siklus II Menggunakan Model
Inkuiri
No Instrumen Siklus
I Keterangan
Siklus
II Ket
1 Tes Siswa 55
Nilai Rata-rata
Kurang
KKM
Tidak Tercapai
78
Nilai rata-rata
Tinggi
KKM
Tercapai
2 Lembar Observasi Kesiapan
Menerima Pelajaran 43% Baik 68% Baik Sekali
3 Lembar Observasi KBM 55,26% Baik 81,80% Baik Sekali
4 Observasi aktivitas Guru 42,50% Baik 70% Baik Sekali
Pada siklus I aktivitas siswa secara keseluruhan daam proses
pembelajaran matematika yang mewakili aspek penilaian keaktifan, keberanian
dan kerjasama perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar
siswa masih terlihat pasif, tidak ikut berperan aktif dalam diskusi, tidak
percaya diri, dan belum dapat bekerjasama dengan baik dalam mengikuti
proses pembelajaran Matematika. Siklus II siswa lebih tertib, hal ini didasari
pengorganisasian kelompok yang lebih baik dari siklus I. Hal
tersebutmenimbulkan kekompakan siswa, sehingga siswa antusias dalam
mendengarkan penjelasan guru dan berusaha untuk membentuk rasa saling
bergantung, kerjasama dan nyaman dalam kelompok. Siswa sudah dapat
membuka diri untuk aktif ikut serta dalam berdiskusi.
30
60
80
90
55
78
20% 83%0
20
40
60
80
100
Siklus I Siklus II
nilai terendah nilai tertinggi rata-rata presentase
64
Kebiasaan siswa memilih teman kelompoknya sendiri tanpa
pengorganisasian dari guru membuat siswa menjadi tidak siap dan enggan
menerima kelompok yang dibentuk aleh guru berdasarkan kemampuan yang
heterogen. Penggunaan gambar dalam menjelaskan materi dinilai sangat baik
karena siswa tampak antusias melihat gambar-gambar yang ditampilkan terkait
materi dan tentunya menjadi cara membantu siswa memahami materi.
Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa membuat siswa malas untuk
bertanya.
Guru masih bingung untukmengatus siswa agar tenang dalam
pembelajaran, sehingga ketika sudah siap, siswa menjadi tidak bisa diatur dan
sangat sulit diminta duduk tenang dalam kelompok masing-masing. Dalam
memandu jalannya metode inkuiri, guru dinilai cukup baik, namun sangat
disayangkan membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang ditetapkan.
Pada siklus II guru lebih memahami siswa dengan pembentukan
kelompok selain berdasarkan kemampuan heterogen, juga didasarkan
kekompakan hubungan antar siswa. Ketika siswa nyaman dengan
kelompoknya maka yang dilihat adalah siswa lebih mengerti satu sama lain dan
berusaha kompak untuk aktif berdiskusi serta merasa bergantungan satu sama
lain. Guru terlihat lebih fokus dan menguasai kelas dalam tahap pengajaran
serta peningkatan pengawasan dan bimbingan pada diskusi kelompok. Dengan
meningkatnya aktivitas guru hasil belajar matematika siswa melalui
pembelajaran model inkuiri terbimbing pun mengalami peningkatan , seluruh
siswa mendapat nilai mencapai KKM bahkan melampaui KKM sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
C. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini merupakan pembahasan yang
mengarah pada hasil observasi selama penelitian. Proses kegiatan belajar
mengajar yang baik apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dan siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran guru harus menentukan model-model yang akan
digunakan dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan guru. Misalnya saja pada mata pelajaran Matematika pada materi
65
perkalian sangat cocok digunakan Model Inkuiri Terbimbing. Proses
pembelajaran dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada hasil belajar yang
tinggi sehingga proses pembelajaran dapat bekualitas, baik segi kognitif,
afektif dan psikomotor.
Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan tahapan penelitian kelas,
yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Peningkatan hasil
belajar dapat dilihat aktivitas dan hasil belajar siswa yang dilakukan dua siklus.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus I diperoleh hasil
belajar siswa yang masih harus ditingkatkan lagi, karena masih ada siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II.
Pada Siklus II terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa karena upaya
perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan menggunakan media
pembelajaran power point. Pada siklus satu skor nilai rata-rata hasil belajar
matematika siswa sebesar 55 dan mengalami peningkatan menjadi 78 pada
siklus kedua. Peningkatan skor nilai kemampuan hasil belajar matematika
siswa dari siklus satu ke siklus kedua juga dapat diketahui dari banyaknya
siswa yang memperoleh skor nilai dibawah dan diatas rata-rata, skor nilai
median dan modus hasil belajar matematika siswa pada masing-masing siklus
sesuai dengan jumlah data siswa saat dilakukannya tes.
Model pembelajaran Inkuiri dilakukan dengan langkah-langkah dan
cara kerja yang lebih baik pada siklus kedua dibandingkan dengan siklus
pertama, siswa dimotivasi untuk lebih aktif dalam mengerjakan tugas, diajak
berani presentasi, saling bertanya dan saling membantu antar siswa. Setelah
siswa melakukan diskusi kemudian mereka mempresentasikan hasil diskusi
mereka.
Selama penelitian berlangsung menggunakan Model Inkuiri setiap
siklusnya ada beberapa kelemahan dari Model Inkuiri yang peneliti temui
yaitu: 1). membutuhkan persiapan dan media berupa Alat peraga sebelum
66
kegiatan berlangsung, 2) apabila guru kurang bisa mengendalikan kelas maka
suasana kelas akan menjadi gaduh.
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II Menggunakan
Model Inkuiri
No Instrumen SI Ket SII Ket
1 Tes Siswa 55
Nilai Rata-rata
Kurang
KKM
Tidak Tercapai
78
Nilai rata-rata Tinggi
KKM
Tercapai
2
Lembar
Observasi
Kesiapan
Menerima
Pelajaran
43 % Baik 68% Baik Sekali
3 Lembar
Observasi KBM 55,26% Baik 81,8% Baik Sekali
4
Pedoman
Wawancara
Siswa
47,36% Cukup 98% Baik Sekali
5 Observasi
aktivitas Guru 42,50 % Baik 70 % Baik Sekali
6 Pedoman
Wawancara Guru
Pada siklus I guru melakukan model
Inkuiri.
Siswa kesulitan mengikuti
pembelajaran materi Perkalian dengan
menggunakan peta konsep yang dibuat
guru.
Guru mengalami kesulitan
menyampaikan karena beberapa siswa
diantaranya selalu gaduh tak terarah di
kelas
Nilai rata-rata siswa tidak memuaskan
diantaranya masih ada 24 siswa yang
nilainya dibawah KKM
Pada siklus II Penerapan
Model Inkuiri membuat
siswa lebih cepat paham,
menarik, dan
menyenangkan.
Model Inkuiri sesuai
untuk pelajaran
Matematika khususnya
pada materi perkalian.
Siswa dan guru sudah
mengenal Model Inkuiri
karena sudah terbiasa
menggunakan Model
Inkuiri.
Nilai rata-rata siswa
seluruhnya sudah diatas
KKM setelah
menggunakan Model
Inkuiri
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi dapat dikatakan bahwa
pembelajaran siklus II telah memperbaiki kelemahan yang terjadipada siklus I.
Perbaikan dan perubahan tersebut memiliki dampak positif bagi siswa terutama
hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika di
kelas. Dari hasil inilah penelitian tindakan kelas melalui model pembelajarn
inkuiri terbimbing sudah dapat dikatakan berhasil dengan meningkatnya hasil
belajar matematika siswa kelas III di MI. Nurul Azman Bogor.
67
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
materi perkalian dan pembagian siswa kelas III MI Nurul Azman Bogor.
Hal tersebut dibuktikan dari beberapa hasil pada siklus I yaitu sebagai
berikut; nilai rata-rata kelas meningkat 55 hanya 20% dari siswa yang ada.
Kemudian pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat lagi menjadi 78,
nilai tersebut sudah mencapai KKM dan telah mencapai kriteria
keberhasilan dimana siswa memperoleh nilai 70. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika materi perkalian dan pembagian pada siswa kelas III MI Nurul
Azman Bogor.
2. Model Inkuiri juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal tersebut
dibuktikan dari kesiapan menerima pelajaran pada siklus I hanya 43%
meningkat menjadi 68% pada Siklus II, ini membuktikan bahwa aktivitas
siswa kelas III MI Nurul Azman Bogor mata pelajaran Matematika materi
perkalian dan pembagian meningkat, dari tidak siap menjadi siap, dari tidak
suka berkelompok dan berdiskusi menjadi suka.
B. Implikasi
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan:
a. Sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya
b. Sebagai bahan pertimbangan penerapan proses pembelajaran
c. Sebagai gambaran dan bahan pertimbangan untuk menentukan langkah-
langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran Matematika
68
2. Implikasi Praktis, dapat diterapkan pada proses pembelajaran Matematika di
MI. Nurul Azman, bahwa hasil belajar pada pembelajaran Matematika dapat
ditingkatkan melalui model pembelajaran Inkuiri
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyampaikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Guru:
a. Diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam
pembelajaran Matematika yang disesuaikan dengan materi pelajaran,
agar proses belajar mengajar lebih menarik dan menyenangkan.
b. Guru menggunakan model pembelajarn yang kreatif dan inovatif, agar
memudahkan siswa menyerap meteri yang diajarkan dan suasana kelas
menjadi bersemangat.
c. Guru yang sudah memahami model pembelajaran inkuiri dapat membagi
pengetahuannya kepada guru yang lain, sehingga guru di sekolah tersebut
dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri.
2. Bagi Siswa, hendaknya dapat saling menghargai pendapat orang lain,
belajar mengeluarkan pendapat dan juga dapat bekerjasama dengan dengan
baik, agar dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan pada materi yang
diajarkan.
3. Bagi Sekolah:
a. Sekolah sebaiknya memberikan motivasi kepada guru untuk selalu
mengembangkan pembelajaran yang berkualitas salah satunya dengan
menerapkan model pembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran.
b. Sekolah diharapkan memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pembelajaran yang berkualitas.
c. Sebagai dasar pengembangan strategi pembelajaran yang kreatif dan
dinamis dalam upaya pencapaian Standar Proses Pembelajaran.
4. Bagi Peneliti lain, hasil Penelitian ini dapat dijadikan masukan pengalaman
atau dukungan pemikiran tentang penelitian pendidikan untuk
mengembangkan model dan media pembelajaran.
69
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007.
Cahyo, Agus N. Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar. Yogyakarta:
Diva Pers, Cet. 1, 2013.
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet. 4, 2005.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, Cet. 4, 2010.
Herman, Tatang, dkk. Pendidikan Matematika I. Bandung, Cet. 1, 2007.
Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Cet. 6, 2014.
Masitoh. dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.
Sanjaya, Wina. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2006.
Sudaryono. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005.
Sumadayo, Samsu. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu,
2013.
Suryadi. Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013.
70
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
Wardhani, Sri. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika untuk
Optimalisasi Pencapaian Tujuan. Yogyakarta. 2004.
Wiriatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PERTEMUAN 1 SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : MI. Nurul Azman
Kelas/Semester : III (Tiga)/1 (Ganjil)
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar
1.3 melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian
bilangan tiga angka
C. Indikator
1.3.1 Mengingat fakta dasar perkalian
1.3.2 melakukan perkalian yang menghasilkan bilangan tiga angka
1.3.3 memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui tahapan inkuiri: merumuskan
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan
menyususn kesimpulan siswa dapat:
1. Membuat fakta dasar perkalian
2. Melakukan pengerjaan hitung perkalian
3. Mengidentifikasi perkalian melalui diskusi kelompok
4. Memecahkan masalah perhitungan perkalian
E. Materi Pembelajaran
Pengertian perkalian
Pada prinsipnya perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang.
Oleh karena itu prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari
perkalian adalah penguasaan penjumlahan. Sebagaian siswa sulit memahami
perkalian, dilihat banyaknya siswa ditingkat sekolah dasar belum mengetahui
perkalian, sehingga mereka sulit mempelajari matematika yang lebih tinggi.
4+4+4+4+4=5x4=20
20 Penjumlahan bilangan 4
5 Jumlah bilangan 4
atau
Perkalian dan pembagian saling berhubungan, dari bentuk perkalian bisa
diubah menjadi bentuk pembagian atau sebaliknya
F. Model Pembelajaran
1. Model : Model Pembelajaran InkuiriTerbimbing
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahap Deskripsi
Alokasi Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Mempersiapkan
bahan, sumber, dan
media pembelajaran
Memberikan salam,
selanjutnya
menanyakan kabar
siswa, dengan
menyampaikan
ucapan “Bagaimana
kabar kalian hari ini?
Sudah siapkah
belajar? dan
mengajak siswa
berdoa bersama,
kemudian
mengapsen dengan
menanyakan”siapa
saja yang tidak bisa
hadir dalam
pembelajaran hari
ini?"
Melakukan apersepsi
: tepuk semangat
Menyiapkan diri
mengikuti
pelajaran.
Menjawab salam
dan berdoa
bersama.
Mengikuti
petunjuk guru
10 menit
“Tepuk semangat 1x
Tepuk semangat 2x
Tepuk semangat 3x
Tepuk semangat 1 2 3”
Mengajukan
pertanyaan “berapa
jumlah tepukan
keseluruhan?”dan
menjelaskan kaitan
pertanyaan tersebut
dengan materi yang
akan di pelajari.
“anak-anak hari ini kita
belajar mengenai
perkalian (pemusatan
perhatian)”
Menyampaikan
cakupan materi
perkalian
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
secara garis besar
Menyampaikan garis
besar cakupan materi
dan
Menjelaskanmodel
yang digunakan
dalam kegiatan yang
akan dilakukan
siswa untuk
menyelesaikan
permasalahan atau
tugas pada
pertemuan ini.
bertepuk
semangan sesuai
aba-aba.
Menjawab
pertanyaan guru
sesuai dengan
yang mereka
ketahui
Tentang perkalian
Memperhatikan
penjelasan guru
dengan seksama
Inti
Mengorganisasikan
siswa menjadi 5
kelompok, setiap
kelompok terdiri dari
6 orang siswa
dengan kemampuan
heterogen,
menggunakan
kocokan nomor 1-6
dan membagi alat
peraga bantu dan
Lembar Kerja Siswa
Mengambil
nomor kocokan,
setiap siswa satu
kocokan menurut
arah tempat
duduk masing-
masing.
10 menit
(LKK).
Meminta masing-
masing siswa
membaca buku paket
matematika Bab 2
hal 13, Operasi
Hitung Bilangan
(bagian II)
Menayangkan media
visual berupa
gambar yang di
tempel pada papan
tulis tentang
perkalian
Siswa berkumpul
sesuai dengan
nomor kocokan.
Membuka dan
membaca,
memahami isi
bacaan sesuai
pemahaman
masing-masing
siswa
Memperhatikan
tayangan gambar
yang berada di
papan tulis.
Meminta siswa
mengajukan
pertanyaan tentang
apa yang mereka
ingin ketahui.
75 menit
Guru membagikan
Lembar Kerja
Kelompok (LKK)
dimana lembar
tersebut berisi
pertanyaan seputar
materi yang harus
dijawab siswa
dengan cara
berdiskusi
a. Rumusan Masalah
Menanyakan
kembalitujuan
pembelajaran
meminta siswa
merumuskan
masalah berdasarkan
pengamatan video
perkalian yang
ditayangkan pada
papan tulis dan soal
Siswa mulai
mengerjakan
tugas yang
diberikan dengan
seksama dan
saling
berkomunikasi
untuk
mendapatkan
jawaban dari
pertanyaan
Mencatat pada
LKK
permasalahan
pada pengamatan
video dan pada
soal LKK
pada LKK berupa
teka teki angka.
b. Pengajuan
Hipotesis
Berdasarkan
rumusan masalah,
guru meminta siswa
merumuskan
hipotesis dalam
bentuk opini/
pendapat masing-
masing anggota
terhadap
permasalahan yang
telah dirumuskan
guru membimbing
dan mengarahkan
yang dimaksud
hipotesis/ dugaan
berupa jawaban
sementara yang
mendekati dengan
materi dengan
berkeliling
“setelah kalian tau
permaslahannya, kalian
pasti punya perkiraan
jawaban/ dugaan,”
c. Pengumpulan data
Menjelaskan cara
dan proses
penyelesaiannya.
Sesuai hipotesis.
“sekarang tulis dugaan
kalian pada kertas HVS
yang ibu berikan tadi.
Ibu mengharapkan
setiap anggota
kelompok memberikan
dugaan jawabannya,
ditulis oleh perwakilan
kelompok masing-
masing”
d. Analisis Data
Guru mencatat
hipotesis tiap
mengumpulkan
jawaban teman
satu kelompok
siswa membuat
dugaan atas
masalah yang
diberikan
menuangkannya
dalam coretan
masing-masing
siswa pada kerta
HVS dalam
kelompok
kelompok dan
menganalisa secara
bersama-sama data
yang mendekati
dengan materi
e. Penyususnan
Kesimpulan
Membimbing siswa
dalam membuat
kesimpulan.
Guru membimbing
kembali apakah hasil
dari diskusi tersebut
telah yakin benar
sesuai dengan
materi, jika
kelompok yakin
maka siswa dituntut
membuat
kesimpulan.
Guru mencatat di
papan dan
mengelompokan
sesuai kebutuhan
guru kemudian guru
menilai hasil kerja
kelompok.
guru meriview
mendiskusikan
proses
penyelesaian
sesuai dengan
hipotesis dibantu
dengan alat
peraga yang
disediakan dan
mengidentidikasi
jawaban dengan
materi perkalian
Salah seorang
siswa dari setiap
kelompok
mempresentasika
n hasil
pengamatannyadi
depan kelas.
Siswa dari
kelompok lain
mengamati dan
memberikan
tanggapan atas
presentasi
kelompok
menuliskan
kesimpulan dari
hasil analisis data
diskusi kelompok
mencatat
kekurangan dan
membetulkan
kesimpulan yang
keliru.
materi yang telah
dipelajari dan
meluruskan kesalah
pahaman yang
terjadi.
Guru memberikan
pemahaman tentang
materi jika masih
terjadi kesalahan maka
pemahaman siswa
tersebut dibetulkan
dengan apa yang
mereka baca pada buku
paket sebelum
pembelajaran dimulai.
Penutup
melakukan
perenungan kegiatan
pembelajaran pada
hari ini
Melengkapi
keterangan
siswa/kelompok agar
menjadi siswa lebih
paham.
Memberi
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
hal yang belum
dipahami.
Guru memberikan
semangat kepada
siswa dan bertepuk
tangan bersama-
sama.
Memberikan
evaluasi dengan soal
Bersama dengan
siswa membuat
rangkuman/
menyimpulkan
materi pelajaran
yang telah dipelajari
hari ini
Melakukan penilaian
Bersama dengan
guru merenung
kegiatan pada
hari ini.
Memperhatikan
dan mencatat hal-
hal yang penting.
Melakukan
refleksi dengan
menjawab tes
evaluasi sebagai
tes hasil belajar.
Mencatat hal-hal
yang penting
Menyimak dan
menyiapkan diri
untuk
pulang/merapikan
posisi duduk siap
10 menit
dan/atau refleksi
terhadap kegiatan
yang sudah
dilaksanakan
Memberikan umpan
balik terhadap proses
dan hasil
pembelajaran
Menyampaikan
rencana
pembelajaran dalam
pertemuanberikutnya
yaitu tentang“sifat
operasi hitung
perkalian”
Memberikan tugas
tiap-tiap kelompok
mendalami materi
dan membaca sub
materi selanjutnya
Menutup pelajaran
dengan membaca
Kaffaratul
Majlis/Hamdalah,
berdoa, dan salam
menandai tugas
dari guru
Membaca
Hamdalah dan
berdoa dipimpin
ketua kelas dan
memberi salam
H. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1. Media: Gambar
2. Alat: papan tulis, alat tulis, Lembar Kerja Kelompok (LKK), alat peraga
3. Sumber belajar:
a. Buku paket Matematika Kelas 3 SD/MI Penerbit Arya Duta
b. Buku LKS
c. Buku pegangan guru penerbit Rosda
d. Perpustakaan
e. Diri sendiri, dan lingkungan sekitar
I. Penilaian
1. Observasi untuk proses pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui
keberhasilan rencana tindakan
2. Jenis tes : tertulis
3. Bentuk tes : objektif
No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1
2
3
Mengingat fakta dasar
perkalian
Melakukan perkalian
yang menghasilkan
bilangan tiga angka
Memecahkan masalah
sehari-hari yang
melibatkan perkalian
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Essay
Essay
Essay
1) Bentuk penjumlahan
berulang dari 4 x 2
adalah?
2) Hasil dari 12 x 4
adalah?
3) Ferdy liburan ke
rumah saudaranya
dikampung selama 4
minggu. Jika satu
minggu sama dengan 7
hari, berapa hari Ferdy
berlibur?
Bogor, Oktober 2015
Mengetahui,
Kepala Madrasah
MI. Nurul Azman
Jumadi, S. Pd.
NIP. 196702182005011002
Guru Kelas III
Peny Novalia
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PERTEMUAN 2 SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : MI. Nurul Azman
Kelas/Semester : III (Tiga)/1 (Ganjil)
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian
bilangan tiga angka
C. Indikator
1.3.1 Mengingat fakta dasar sifat operasi hitung perkalian
1.3.2 Melakukan pengerjaan sifat operasi hitung perkalian
1.3.3 Memecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan sifat operasi
hitung perkalian
D. Tujuan
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat:
1. Melakukan sifat operasi hitung perkalian
2. Memecahkan masalah sifat operasi hitung perkalian
E. Materi pembelajaran 1. Materi pokok : perkalian
2. Sub materi : Sifat operasi hitung perkalian
3. Deskripsi materi :
Dalam perkalian terdapat dua sifat yaitu:
a. Sifat pertukaran
Untuk sifat pertukaran akan memperkenakan kembali perkalian
denganpenjumlahan berulang.
Misalnya :
2x3=3+3=6
3x2=2+2+2=6
Jadi,2x3=3x2=6
b. Sifat pengelompokan Sifat pengelompokan adalah sifat perkalian yang kedua. Kebanyakan anak
mengira bahwa dalam pengelompokan ini jika bilangannya sama namun
pengelompokannya berbeda siswa akan mengira bahwa hasilnyapun akan
berbeda.
(2x3)x4=2(3x4)
6x4=2x1
24=24
F. Model Pembelajaran
1. Model : Model Pembelajaran InkuiriTerbimbing
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke2
Tahap Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Mempersiapkan bahan,
sumber, dan media
pembelajaran
Memberikan salam dan
mengajak siswa berdoa
bersama dan Absensi
Melakukan apersepsi
bernyanyi bersama:
“Sifat Operasi Hitung”
(naik-naik ke puncak
Gunung)
Sifat-sifat operasi hitung
ada tiga macamnya
KomutatifPertukaran itu
sifat pertama
AsosiatifPengelompokan
itu sifat kedua
DistributifPenyebara itu
sifat ketiga
Tanya jawab hubungan
lagu yang dinyanyikan
dengan materi yang
akan dibahas.
Menjelaskan kaitan
pertanyaan tersebut
dengan materi yang
akan di pelajari.
“anak-anak hari ini
kita belajar mengenai
sifat-sifat operasi
hitung (pemusatan
perhatian”
Menyampaikan
cakupan materi sifat
operasi hitung.
Menyiapkan diri
mengikuti
pelajaran.
Menjawab salam
dan berdoa
bersama.
Mengikuti guru
bernyanyi
bersama.
Menjawab
pertanyaan guru
sesuai dengan
yang mereka
ketahui
Memperhatikan
penjelasan guru
dengan seksama
tanpa bergurau dan
bermain.
10 menit
Menyampaikan tujuan
pembelajaran secara
garis besar
Inti
Menginformasikan
tentang pembelajaran
dan model yang
digunakan pada
pembelajaran masih
dengan model Inkuiri.
Memperhatikan
penjelasan guru
tentang tujuan dan
model
pembelajaran yang
digunakan
5 menit
Mengajukan
Pertanyaan atau
Masalah
Meminta siswa
mengajukan
pertanyaan tentang apa
yang mereka ingin
ketahui.
Membimbing siswa
mengidentifikasi
masalah:
1. Bagaimana cara
menyelesaikan soal
pada gambar tersebut?
2. Bentuk perkalian apa
yang digunakan?
3. Adakah perbedaan
angka maupun jumlah
pada isi jawaban soal?
Mengajukan
pertanyaan dengan
kemungkinan-
kemungkinan.
10 menit
Pada pertemuan kedua
ini siswa diminta
langsung duduk
dengan kelompoknya
yang sudah dibentuk
pada pertemuan
sebelumnya.
Siswa duduk
membuat
kelompok dan
sesuai arahan
guru sesuai
dengan nomor
kocokan.
10 menit
Mengajukan
Hipotesis
Memberikan LKK dan
kertas HVS, dan
mengajukan maslah
melaluigambar yang
ditayang pada papan
tulis
Meminta masing-
masing siswa membaca
buku paket matematika
Bab 2 operasi “Hitung
Bilangan (perkalian,
Pembagian)”
Salah satu
perwakilan
kelompok
mengambil LKK
dan kertas HVS
Membuka dan
membaca,
memahami isi
bacaan sesuai
pemahaman
masing-masing
siswa.
20 menit
Memberikan
kesempatan pada siswa
untuk berpendapat
dalam bentuk hipotesis
(mengumpulkan
jawaban teman satu
kelompok)
Membimbing siswa
dalam menentukan
hipotesis yang relevan
untuk pengamatan
Menjelaskan cara dan
proses
penyelesaiannya.
Sesuai hipotesis.
Membimbing siswa
dalam menganalisis
kerja setiap kelompok.
Menulis hipotesis
siswa pada kertas
coretan siswa
Mengumpulkan
dan
Menganalisis
Data
Meminta siswa untuk
melakukan percobaan
kembali dengan
pertanyaan yang
berbeda dengan
sebelumnya.
Memberikan
kesempatan pada tiap
kelompok untuk
menyampaikan hasil
pengolahan data yang
diperoleh.
Memberikan
penguatan kepada
kelompok siswa yang
sudah
mendemontrasikan dan
mempresentasikan
hasil diskusi dan
percobaan yang
dilakukan siswa.
Salah seorang
siswa dari setiap
kelompok
mempresentasikan
hasil
pengamatannyadi
depan kelas.
Siswa dari
kelompok lain
mengamati dan
memberikan
tanggapan atas
presentasi
kelompok (guru
memantau
kegiatan atau
aktifitas masing-
masing kelompok
dalam melakukan
pengamatan)
20 menit
Membuat
kesimpulan
Membimbing siswa
dalam membuat
kesimpulan.
Menyimpilkan
hasil diskusi
kelompok. 10 menit
Memberika apersepsi
terhadap hasil kerja
siswa.
Memperhatikan
guru
Melengkapi keterangan
siswa/ kelompok agar
menjadi siswa lebih
paham.
Memberi kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya hal yang
belum dipahami.
Penutup
Menyimpulkan materi
pelajaran yang telah
dipelajari.
Memberikan evaluasi
dengan soal.
Menyampaikan
rencana pembelajaran
dalam
pertemuanberikutnya
mengenai “perkalian
susun panjang dan
perkalian susun
pendek”.
Memberikan tugas
tiap-tiap kelompok
mendalami materi dan
membaca sub materi
selanjutnya.
Menutup pelajaran
dengan membaca
Kaffaratul
Majlis/Hamdalah,
berdoa, dan salam.
Memperhatikan
dan mencatat hal-
hal yang penting.
Melakukan refleksi
dengan menjawab
tes evaluasi
sebagai tes hasil
belajar.
Mencatat/
menandai tugas
dari guru.
Menyimak dan
menyiapkan diri
untuk pulang/
merapikan posisi
duduk siap.
Membaca
Hamdalah dan
salam
10 menit
H. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1. Media:Gambar
2. Alat: Papan tulis, alat tulis, Lembar Kerja Siswa (LKS), alat peraga
3. Sumber belajar:
a. Buku paket Matematika Kelas 3 SD/MI Penerbit Arya Duta
b. Buku LKS
c. Buku pegangan guru penerbit Rosda
d. Perpustakaan
e. Diri sendiri, dan lingkungan sekitar
I. Penilaian
1. Tes siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa
2. Observasi untuk proses pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui
keberhasilan rencana tindakan
3. Jenis tes: tertulis
4. Bentuk tes: objektif
No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1
2
3
Mengingat fakta dasar
sifat operasi hitung
perkalian
Melakukan pengerjaan
sifat operasi hitung
perkalian
Memecahkan masalah
sehari-hari yang
berhubungan dengan
sifat operasi hitung
perkalian
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Essay
Essay
Essay
1) 1x 2 x 3 = n x 2 x 3.
Nilai n adalah ...
2) 17 x 43 = 43 x 17 = ...
3) Ibnu memiliki 5 pak
pensil setiap 1 pak
mendapat bonus 2
pensil. Berapakan
buah pensil Ibnu
sekarang?
Bogor, Oktober 2015
Mengetahui,
Kepala Madrasah
MI. Nurul Azman
Jumadi, S. Pd.
NIP. 196702182005011002
Guru Kelas III
Peny Novalia
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PERTEMUAN 1 SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : MI. Nurul Azman
Kelas/Semester : III (Tiga)/1 (Ganjil)
Alokasi Waktu : 3x35 menit (2Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian
bilangan tiga angka
C. Indikator
1.3.1 Mengingat perkalian dengan cara bersusun panjang
1.3.2 Malakukan perkalian dengan carabersusun panjang
1.3.3 menghitung perkalian dengan cara bersusun panjang
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :
1. Malakukan perkalian bersusun panjang dengan tepat dan benar
2. Menyampaikan hasil pengerjaan perkalian dengan cara bersusun panjang
3. memecahkan sendiri masalah yang dihadapi dalam materi perkalian susun
panjang, melalui diskusi kelompok
E. Materi Pembelajaran
1. Materi pokok : Perkalian
2. Sub materi : Perasi hitung perkalian cara susun panjang
3. Deskripsi materi :
Perkalian susun panjang.
F. Model Pembelajaran
1. Model : Model Pembelajaran Inkuiri
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 1
Tahap Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Mempersiapkan
bahan, sumber, dan
media pembelajaran
Memberikan salam
dan mengajak siswa
berdoa bersama dan
Absensi
Melakukan apersepsi:
Memberikan
pertanyaan untuk
mengingatkan siswa
tentang perkalian
“Apakah masih ingat
bentuk perkalian yang
minggu lalu...”
Menjelaskan kaitan
pertanyaan tersebut
dengan materi yang
akan di pelajari.
“pertemuan
sebelumnya kita
membahas sifat
perkalian, pertemuan
hari ini kita belajar
mengenai perkalian
dengan cara susun
panjang (pemusatan
perhatian”
Menyampaikan tujuan
pembelajaran secara
garis besar
Menyiapkan diri
mengikuti
pelajaran.
Menjawab salam
dan berdoa
bersama.
Memperhatikan
pertanyaan guru,
dan menjawabnya
berdasarkan daya
ingat masing-
masing
Memperhatikan
penjelasan guru
dengan seksama
tanpa bergurau
dan bermain.
Memperhatikan
guru menjelaskan
tujuan
pembelajaran
10 menit
Meminta masing-
masing siswa
membaca buku paket
matematika Bab 2
operasi “Hitung
Membuka dan
membaca,
memahami isi
bacaan sesuai
pemahaman
10 menit
Bilangan (perkalian,
Pembagian sub bab
susun panjang)”
Mengorganisasikan
siswa menjadi 5
kelompok, setiap
kelompok terdiri dari
6 orang siswa dengan
kemampuan
heterogen,
menggunakan
kocokan nomor 1-6
dan membagi alat
peraga bantu dan
Lembar Kerja
Kelompok (LKK).
masing-masing
siswa.
Mengambil nomor
kocokan, setiap
siswa satu
kocokan menurut
arah tempat duduk
masing-masing.
Kemudian siswa
berkumpul sesuai
dengan nomor
kocokan.
Inti
Mengajukan
pertanyaan atau
masalah
Meminta siswa
mengajukan
pertanyaan tentang apa
yang mereka ingin
ketahui berdasarkan
soal yang terdapat
pada LKK.
Membimbing siswa
mengidentifikasi
masalah” gunakan
cara seperti
pertemuan
sebelumnya”
Mengajukan
pertanyaan dengan
kemungkinan-
kemungkinan.
Menyiapkan diri
menjawab
pertanyaan guru.
10 menit
Mengajukan
hipotesis
Membimbing siswa
dalam menentukan
hipotesis yang relevan
untuk pengamatan”
tulislah rurmusan/
jawaban yang kalian
yakin benar”
Menjelaskan cara dan
proses
penyelesaiannya.
Sesuai hipotesis.
Membimbing siswa
dalam menganalisis
kerja setiap kelompok.
Mencatat pada
buku mereka
masing-masing
hasil temuan
pemikirannya.
Kemudian
dikumpulkan
menjadi satu.
Memperhatikan
penjelasan guru
Menunjukkan
hasil hipotesis
sementara
20 menit
Mengumpulkan
dan menganalisis
data
Meminta siswa untuk
melakukan percobaan
kembali dengan
Dengan
kelompoknya,
diskusi
20 menit
pertanyaan yang
berbeda dengan
sebelumnya.
Memberikan
kesempatan pada tiap
kelompok untuk
menyampaikan hasil
pengolahan data yang
diperoleh dan
mendemontrasikan/
mempresentasikan
hasil diskusi. (guru
memantau kegiatan
atau aktifitas masing-
masing kelompok
dalam melakukan
pengamatan)
berdasarkan
hipotesis yang
mereka dapat
Salah seorang
siswa dari setiap
kelompok
mempresentasikan
hasil
pengamatannyadi
depan kelas dan
kelompok lain
mengamati/
memberikan
tanggapan atas
presentasi
kelompok
Membuat
kesimpulan
Membimbing siswa
dalam membuat
kesimpulan.
Menyimpulkan
hasil diskusi
kelompok.
10 menit
Memberikan apersepsi
terhadap hasil kerja
siswa.
Melengkapi
keterangan siswa/
kelompok agar
menjadi siswa lebih
paham.
Memberi kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya hal yang
belum dipahami.
Memperhatikan
guru
10 menit
Penutup
Menyimpulkan materi
pelajaran yang telah
dipelajari.
Menyampaikan
rencana pembelajaran
dalam
pertemuanberikutnya
mengenai perkalian
susun pendek
Memberikan tugas
tiap-tiap kelompok
mendalami materi dan
membaca sub materi
Memperhatikan
dan mencatat hal-
hal yang penting.
Mencatat/
menandai tugas
dari guru.
Menyimak dan
menyiapkan diri
untuk pulang/
merapikan posisi
15 menit
selanjutnya.
Menutup pelajaran
dengan membaca
Kaffaratul
Majlis/Hamdalah,
berdoa, dan salam.
duduk siap.
Membaca
Hamdalah dan
berdoa dipimpin
ketua kelas dan
memberi salam.
H. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1. Media: Gambar
2. Alat:Papan tulis, alat tulis, Lembar Kerja Siswa (LKS), Alat peraga
3. Sumber belajar:
a. Buku paket Matematika Kelas 3 SD/MI Penerbit Arya Duta
b. Buku LKS
c. Buku pegangan guru penerbit Rosda
d. Perpustakaan
e. Diri sendiri, dan lingkungan sekitar
I. Penilaian
1. Tes siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa
2. Observasi untuk proses pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui
keberhasilan rencana tindakan
3. Jenis tes: tertulis
4. Bentuk tes: objektif
No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1
2
3
Mengingat perkalian
dengan cara bersusun
panjang
Malakukan perkalian
dengan cara bersusun
panjang
menghitung perkalian
dengan cara bersusun
panjang
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Essay
Essay
Essay
1) Tentukan hasil
perkalian bilangan
berikut dengan cara
bersusun panjang!
34 x 3 = ....
2) 24
2 x
.....
.....+
......
3) 24 x 25 = ...
24
25 x
.....
.....+
......
Bogor, Oktober 2015
Mengetahui,
Kepala Madrasah
MI. Nurul Azman
Jumadi, S. Pd.
NIP. 196702182005011002
Guru Kelas III
Peny Novalia
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PERTEMUAN 2 SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : MI. Nurul Azman
Kelas/Semester : III (Tiga)/1 (Ganjil)
Alokasi Waktu : 3x35 menit (2Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar
1.3 melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian
bilangan tiga angka
C. Indikator
1.3.4 Mengingat perkalian dengan cara bersusun pendek
1.3.5 Malakukan perkalian dengan cara bersusun pendek
1.3.6 menghitung perkalian dengan cara bersusun pendek
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat:
1. Malakukan perkalian bersusun pendek dengan tepat dan benar
2. Menyampaikan hasil pengerjaan perkalian dengan cara bersusun pendek
3. memecahkan sendiri masalah yang dihadapi dalam materi perkalian susun
pendek, melalui diskusi kelompok
E. Materi Pembelajaran
1. Materi pokok : perkalian
2. Sub materi : operasi hitung perkalian cara susun pendek
3. Deskripsi materi :
Perkalian bersusun pendek.
F. Model Pembelajaran
1. Model : Model Pembelajaran Inkuiri
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 1
Tahap
Kegiatan Alokas
i
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Mempersiapkan
bahan, sumber,
dan media
pembelajaran
Memberikan
salam dan
mengajak siswa
berdoa bersama
dan Absensi
Melakukan
apersepsi :
Memberikan
pertanyaan untuk
mengingatkan
siswa tentang
perkalian “
sebutkan 50 X 12
= ....”
Menjelaskan
kaitan pertanyaan
tersebut dengan
materi yang akan
di pelajari.
“anak-anak hari ini
kita belajar
mengenai
perkalian dengan
cara susun
pendek
(pemusatan
perhatian”
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
secara garis besar
Menyiapkan diri
mengikuti
pelajaran.
Menjawab salam
dan berdoa
bersama.
Menjawab
pertanyaan guru
mengenai
perkalian sesuai
dengan yang
mereka ketahui
Memperhatikan
penjelasan guru
dengan seksama
tanpa bergurau dan
bermain.
Memperhatikan
guru menjelaskan
tujuan
pembelajaran
10
menit
Meminta masing-
masing siswa
membaca buku
paket matematika
Bab 2 operasi
“Hitung Bilangan
Membuka dan
membaca,
memahami isi
bacaan sesuai
pemahaman
masing-masing
10
menit
(perkalian,
Pembagian sub
bab susun
pendek)”
Pada pertemuan
kedua ini siswa
diminta langsung
duduk dengan
kelompoknya
yang sudah
dibentuk pada
pertemuan
sebelumnya.
siswa.
Siswa duduk
membuat
kelompok dan
sesuai arahan guru
sesuai dengan
nomor kocokan.
Inti
Mengajukan pertanyaan
atau masalah
Meminta siswa
mengajukan
pertanyaan
tentang apa yang
mereka ingin
ketahui
berdasarkan soal
yang terdapat
pada LKK.
Membimbing
siswa
mengidentifikasi
masalah:
1. Berapa baris
kursi di depan?
2. Berapa baris
kursi ke belakang
?
3. Bentuk
perkalian?
Mengajukan
pertanyaan dengan
kemungkinan-
kemungkinan.
Menyiapkan diri
menjawab
pertanyaan guru. 10
menit
MengajukanHipotesi
s
Membimbing
siswa dalam
menentukan
hipotesis yang
relevan untuk
pengamatan”
tulislah
rurmusan/
jawaban yang
kalian yakin
benar”
Menjelaskan cara
Mencatat pada
buku mereka
masing-masing
hasil temuan
pemikirannya.
Kemudian
dikumpulkan
menjadi satu.
Memperhatikan
penjelasan guru
Menunjukkan hasil
20
menit
dan proses
penyelesaiannya.
Sesuai hipotesis.
Membimbing
siswa dalam
menganalisis
kerja setiap
kelompok.
hipotesis
sementara
Mengumpulkan dan
menganalisis data
Meminta siswa
untuk melakukan
percobaan
kembali dengan
pertanyaan yang
berbeda dengan
sebelumnya.
Memberikan
kesempatan pada
tiap kelompok
untuk
menyampaikan
hasil pengolahan
data yang
diperoleh dan
mendemontrasika
n/
mempresentasika
n hasil diskusi.
(guru memantau
kegiatan atau
aktifitas masing-
masing kelompok
dalam melakukan
pengamatan)
Dengan
kelompoknya,
diskusi
berdasarkan
hipotesis yang
mereka dapat
Salah seorang
siswa dari setiap
kelompok
mempresentasikan
hasil
pengamatannyadi
depan kelas dan
kelompok lain
mengamati/
memberikan
tanggapan atas
presentasi
kelompok
20
menit
Membuat kesimpulan
Membimbing
siswa dalam
membuat
kesimpulan.
Menyimpulkan
hasil diskusi
kelompok.
10
menit
Memberika
apersepsi
terhadap hasil
kerja siswa.
Melengkapi
keterangan siswa/
kelompok agar
menjadi siswa
lebih paham.
Memperhatikan
guru
10
menit
Memberi
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
hal yang belum
dipahami.
Penutup
Menyimpulkan
materi pelajaran
yang telah
dipelajari.
Memberikan
evaluasi dengan
soal.
Menyampaikan
rencana
pembelajaran
dalam
pertemuanberikut
nya mengenai
pembagian
Memberikan
tugas tiap-tiap
kelompok
mendalami
materi dan
membaca sub
materi
selanjutnya.
Menutup
pelajaran dengan
membaca
Kaffaratul
Majlis/Hamdalah,
berdoa, dan
salam.
Memperhatikan
dan mencatat hal-
hal yang penting.
Melakukan refleksi
dengan menjawab
tes evaluasi.
Mencatat/menanda
i tugas dari guru.
Menyimak dan
menyiapkan diri
untuk pulang/
merapikan posisi
duduk siap.
Membaca
Hamdalah dan
berdoa dipimpin
ketua kelas dan
memberi salam.
15
menit
H. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1. Media: Gambar
2. Alat: papan tulis, alat tulis, Lembar Kerja Siswa (LKS),alat peraga
3. Sumber belajar:
a. Buku paket Matematika Kelas 3 SD/MI Penerbit Arya Duta
b. Buku LKS
c. Buku pegangan guru penerbit Rosda
d. Perpustakaan
e. Diri sendiri, dan lingkungan sekitar
I. Penilaian
1. Tes siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa
2. Observasi untuk proses pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui
keberhasilan rencana tindakan
3. Jenis tes: tertulis
4. Bentuk tes: objektif
No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen
1
2
3
Mengingat perkalian
dengan cara bersusun
pendek
Malakukan perkalian
dengan cara bersusun
pendek
menghitung perkalian
dengan cara bersusun
pendek
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Essay
Essay
Essay
1) Tentukan hasil
perkalian bilangan
berikut dengan cara
bersusun pendek!
14 x 4 = ....
2) 14
4 x
.....
.....+
......
3) 14 x 15 = ...
14
15 x
.....
.....+
......
Bogor, Oktober 2015
Mengetahui,
Kepala Madrasah
MI. Nurul Azman
Jumadi, S. Pd.
NIP. 196702182005011002
Guru Kelas III
Peny Novalia
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA KELOMPOK
PERTEMUAN 1-SIKLUS 1
Nama Kelompok:
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas/Semester: III/I
Hari, tanggal:
Perkalian
Tugas:
Mengidentifikasi Perkalian sederhana
Dasar Teori: Pada prinsipnya perkalian sama dengan penjumlahan secara berulang. Oleh
karena itu prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian
adalah penguasaan penjumlahan. Sebagaian siswa sulit memahami perkalian,
dilihat banyaknya siswa ditingkat sekolah dasar belum mengetahui perkalian,
sehingga mereka sulit mempelajari matematika yang lebih tinggi.
4+ 4 + 4 + 4 +4 = 5 x 4 = 20
20 Penjumlahan bilangan 4
5 Jumlah bilangan 4
atau
Perkalian dan pembagian saling berhubungan, dari bentuk perkalian bisa diubah
menjadi bentuk pembagian atau sebaliknya
1. Rumusan Masalah
a. Tulislah pertanyaan dari hasil diskusi kelas!
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
8 16
b. Sebutkan rumusan masalah pada diskusi kelas, hipotesisnya adalah :
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
c. Apa sajakah alat dan bahan yang diperlukan dalam pengamatanmu?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
2. Rancangan Pengamatan
a. Amatilah dan indentifikasi gambar perkalin berdasarkan alat peragamu
b. Indentifikasi prinsip hitungperkalian
c. Catatlah pengertian dari perkalian dalam tabel pengamatan
3. Penyajian Data
Hitungan Pengertian Prinsip hitungan Bentuk perkalian
Perkalian
4. Analisis
Berdasarkan data yang kamu peroleh, lakukan analisis
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
5. Bahan Diskusi
a. Tuliskan pengertian perkalian!
b. Tuliskan prinsiphitungan perkalian!
c. Tuliskan bentuk perkalian!
d. Hitunglah hasil perkaliannya!
6. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan diskusi di atas, apakah yang dapat kamu simpulkan?
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
LEMBAR KERJA KELOMPOK
PERTEMUAN 2-SIKLUS 1
Nama Kelompok:
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas/Semester: III/I
Hari, tanggal:
Sifat Operasi Hitung
Tugas:
Mengidentifikasi sifat operasi hitung perkalian
Membandingkan sifat pertukaran pada perkalian dan sifat pengelompokan pada
perkalian
Merumuskan konsep sifat hitungan perkalian melalui pengamatan
Dasar Teori:
Sifat Operasi Hitung Perkalian
Dalam perkalian terdapat dua sifat yaitu:
a. Sifat Pertukaran
Untuk sifat pertukaran akan memperkenakan kembali perkalian dengan
penjumlahan berulang.
Misalnya:
2x3=3+3=6
3x2=2+2+2=6
Jadi, 2x3=3x2=6
b. Sifat Pengelompokan
Sifat pengelompokan adalah sifat perkalian yang kedua. Kebanyakan anak
mengira bahwa dalam pengelompokan ini jika bilangannya sama namun
pengelompokannya berbeda siswa akan mengira bahwa hasilnyapun akan
berbeda.
(2x3)x4=2(3x4)
6x4=2x12
24=24
1. Rumusan Masalah
a. Tulislah pertanyaan dari hasil diskusi kelas!
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
7x3x4
b. Sebutkan rumusan masalah pada diskusi kelas, hipotesisnya adalah :
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
c. Apa sajakah alat dan bahan yang diperlukan dalam pengamatanmu?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
2. Rancangan Pengamatan
a. Amatilah dan indentifikasi gambar perkalian berdasarkan alat peragamu!
b. Indentifikasi gambar perkalian tersebut menurut sifat operasi hitung
perkalian!
c. Catatlah persamaan dan perbedaan sifat operasi hitung perkalian dalam tabel
pengamatan
3. Penyajian Data
Operasi hitung Pengertian Bentuk hitungan Jumlah akhir
Pertukaran
Pengelompokan
4. Analisis
Berdasarkan data yang kamu peroleh, lakukan analisis
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
5. Bahan Diskusi
a. Tuliskan pengertian sifat operasi hitung perkalian!
b. Tuliskan persamaan dan perbedaan sifat pertukaran pada perkalian dan sifat
pengelompokan pada perkalian !
b. Tuliskan dalam bentuk sifat pertukaran dan sifat pengelompokan !
c. Hitunglah hasil sifat pertukaran dan sifat pengelompokan!
d. Apakah terdapat perbedaan jumlah pada kedua sifat perkalian!
6. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan diskusi di atas, apakah yang dapat kamu simpulkan?
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
LEMBAR KERJA KELOMPOK
PERTEMUAN 1-SIKLUS II
Nama Kelompok:
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas/Semester: III/I
Hari, tanggal:
Perkalian Susun Panjang
Tugas:
Mengidentifikasi sifat hitungan perkalian cara susun panjang
Dasar Teori:
Perkalian Susun Panjang
1. Rumusan Masalah
a. Tulislah pertanyaan dari hasil diskusi kelas!
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
b. Sebutkan rumusan masalah pada diskusi kelas, hipotesisnya adalah:
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
c. Apa sajakah alat dan bahan yang diperlukan dalam pengamatanmu?
Pak Hasan mempunyai 3 anak yang masih bersekolah. Jika
setiap anak memerlukan buku tulis sebanyak 17 buah, berapa
buku yang harus disediakan Pak Hasan?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
2. Rancangan Pengamatan
a. Amatilah dan indentifikasi perkalin berdasarkan cara penyelesaianya!
b. Indentifikasi gambar perkalian tersebut menurut cara hitung bersusun!
c. Catatlah persamaan dan perbedaan cara hitung perkalian dalam tabel
pengamatan
3. Penyajian Data
Cara hitung Pengertian Bentuk hitungan Jumlah akhir
Susun panjang
Susun pendek
4. Analisis
Berdasarkan data yang kamu peroleh, lakukan analisis
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
5. Bahan diskusi
a. Tuliskan persamaan dan perbedaan pada perkalian cara susun panjang!
b. Tuliskan dalam bentuk susun panjang!
c. Hitunglah hasil perkalian susun panjang!
d. Apakah terdapat perbedaan jumlah pada kedua cara hitung perkalian!
6. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan diskusi di atas, apakah yang dapat kamu simpulkan?
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
LEMBAR KERJA KELOMPOK
PERTEMUAN 2-SIKLUS II
Nama Kelompok:
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelas/Semester: III/I
Hari, tanggal:
Perkalian Susun Pendek
Tugas:
Mengidentifikasi sifat hitungan perkalian cara susun panjang dan susun
pendek
Dasar Teori:
Perkalian susun pendek.
1. Rumusan masalah
a. Tulislah pertanyaan dari hasil diskusi kelas!
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
b. Sebutkan rumusan masalah pada diskusi kelas, hipotesisnya adalah:
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
c. Apa sajakah alat dan bahan yang diperlukan dalam pengamatanmu?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Didalam sebuah gedung pertemuan ada 30 bariskursi. Jika setiap
baris terdiri dari 20 kursi, berapa jumlah semua kursi yang ada
dalam gedung tersebut?
2. Rancangan Pengamatan
a. Amatilah dan indentifikasi perkalin berdasarkan cara penyelesaianya!
b. Indentifikasi gambar perkalian tersebut menurut cara hitung bersusun!
c. Catatlah persamaan dan perbedaan cara hitung perkalian dalam tabel
pengamatan
3. Penyajian Data
Cara hitung Pengertian Bentuk hitungan Jumlah akhir
Susun pendek
4. Analisis
Berdasarkan data yang kamu peroleh, lakukan analisis
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
5. Bahan diskusi
a. Tuliskan perkalian cara susun pendek!
b. Tuliskan dalam bentuk susun pendek !
c. Hitunglah hasil perkalian susun pendek!
d. Apakah terdapat perbedaan jumlah pada cara hitung perkalian!
6. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan diskusi di atas, apakah yang dapat kamu simpulkan?
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
LAMPIRAN 3
KISI-KISI INSTRUMEN DAN SOAL (PENILAIAN HASIL BELAJAR)
SIKLUSI
Sekolah : MI. Nurul Azman
Mata Pelajaran : Matematika
Kurikulum : KTSP
Jumlah Soal : 15
Bentuk Soal : PG dan Essay
Penulis : Peny Novalia
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Kelas/Semester
Materi
Pokok Indikator Soal No. Soal
Aspek
yang
Dinilai
1.3. Melakukan
operasi hitung
bilangan sampai tiga
angka
1.3.1.melakukan
perkalian yang
hasilnya bilangan
tiga angka dan
pembagian
bilangan tiga
angka
III/I Perkalian
dan
pembagian
1.3.1 Mengingat fakta dasar
perkalian
1, 2, PG
1 essay C1
1.3.2 melakukan perkalian
yang menghasilkan
bilangan tiga angka
3, 4, PG
2 essay C2
1.3.3 memecahkan masalah
sehari-hari yang
melibatkan perkalian
9 PG C2
1.3.4 Mengingat fakta dasar
sifat operasi hitung
perkalian
5, 6, PG
3 essay C1
1.3.5 melakukan pengerjaan
sifat operasi hitung
perkalian
7, PG
4 essay C2
1.3.6 memecahkan masalah
sehari-hari yang
berhubungan dengan sifat
operasi hitung perkalian
8, 10 PG
5 essay C2
KISI-KISI INSTRUMEN DAN SOAL (PENILAIAN HASIL BELAJAR )
SIKLUSII
Sekolah : MI. Nurul Azman
Mata Pelajaran : Matematika
Kurikulum : KTSP
Jumlah Soal : 5
Bentuk Soal : Isian
Penulis : Peny Novalia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/Semester Materi
Pokok Indikator Soal No. Soal
Aspek
yang
Dinilai
1.3. Melakukan operasi
hitung bilangan sampai
tiga angka
1.3.1 Melakukan
perkalian yang
hasilnya bilangan tiga
angka dan pembagian
bilangan tiga angka
III/I Perkalian
dan
pembagian
1.3.7 Mengingat perkalian dengan
cara bersusun panjang
1 C1
1.3.1 Malakukan perkalian dengan
cara bersusun panjang
2 C2
1.3.2 menghitung perkalian dengan
cara bersusun panjang
3 C1
1.3.8 Mengingat perkalian dengan
cara bersusun pendek
4 C1
1.3.9 Malakukan perkalian dengan
cara bersusun pendek
5 C2
1.3.1 menghitung perkalian dengan
cara bersusun pendek
6 C1
LAMPIRAN 4
SOAL TES AKHIR SIKLUS I
Nama : Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Kelas : III
I. Untuk mengasah dan menguji kemampuan cara berpikir kalian secara
rasional, logis, dan kritis, coba pilihlah salah satu jawanban yang tepat
dengan memberi tanda silang (X) padahuruf a, b, c, atau d!
1. Bentuk penjumlahan berulang dari 3 x 8 adalah...............................
a. 2+2 b. 8+8 c. 2+8 d. 8+8+8
2. 9+9+9 jika diubah ke bentuk perkalian menjadi...............................
a. 3 x 9 b. 3 x 3 c. 9 x 9 d. 9x4
3. Hasil 42x4=...............................
a. 148 b. 168 c. 172 d. 178
4. Hasil perkalian bilangan 216 dan 3 adalah...............................
a. 652 b. 678 c. 636 d. 648
5. 5x21=5 x(20+1) adalah contoh sifat...............................pada perkalian.
a. Komutatif b. asosiatif c. distributive d. identitas
6. Pada perhitungan 5x(8x3) yang pertama dikerjakan
adalah...............................
a. 3 x 8 b. 3 x 7 c. 8 x 7 d. 8 x 3
7. (7x2)x8 =ax(2x8). Nilai a adalah...............................
a. 2 b. 7 c. 8 d. 14
8. Hasil dari hitungan (6x4)x5=...............................
a. 24 b. 20 c. 30 d.120
9. Rudi mempunyai karet gelang buat mainan sebanyak 3 bundel. Jumlah setiap
Bandel karet adalah 24 buah. Berapa jumlah karet Rudi sekarang?
a. 24 b. 72 c. 27 d. 42
10. Hasil dari perkalian 21 x 5 x 3 adalah...............................
a. 315 b. 345 c. 415 d. 105
II. Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!
11. 48+48+48+48+48 Tuliskan dalam bentuk perkalian!
12. Hasil dari 42x8adalah...............................
13. 3x17=17x3 Perhitungan tersebut menggunakan sifat...............................
14. Jika 116xn=8x116, maka nilai n yang benar adalah...............................
15. Hasil dari 24 x 0 x 15 adalah...............................
LAMPIRAN 5
SOAL TES AKHIR SIKLUS I
Nama : Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Kelas : III
I. Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!
1. Hasil perkalian di samping adalah ...
2. Tentukan hasil perkalian bilangan berikut dengan cara bersusun panjang!
14 x 41= ....
3. Jika sekelompok ayam berjumlah 450 ekor, maka jumlah kaki ayam dalam
kelompok tersebut ada ....
4. Tentukan hasil perkalian berikut dengan cara bersusun pendek!
Hasil dari 3 x 233 adalah ...
5. Tanaman singkong dikebun Pak Ahmad terdiri atas 12 baris. Jika tiap baris
ada 65 pohon, maka banyaknya pohon singkong di kebun Pak Ahmad ada ...
6. Rido membeli permen sebanyak 5 bungkus. Ketika dihitung, dalam setiap
bungkus ada 53 butir permen. Berapa butir semua permen yang dibeli Rido!
75
6x
.....
LAMPIRAN 6
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SIKLUS I
SOAL AKHIR SIKLUS II
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui tahapan inkuiri: merumuskan
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan
menyususn kesimpulan siswa dapat:
1. Membuat fakta dasar perkalian dan sifat operasi hitung perkalian
2. Melakukan pengerjaan hitung perkalian dan sifat operasi hitung perkalian
3. Mengidentifikasi perkalian dan sifat operasi hitung perkalian melalui diskusi
kelompok
4. Memecahkan masalah perhitungan perkalian
B. MATERI PEMBELAJARAN
Perkalian dan sifat operasi hitung perkalian
Mari kerjakan soal berikut.
1. Hitunglah perkalian dari 31 x 17!
2. Perhitungan 5 x (8 x 4) = 5 x 8 x 4 merupakan contoh sifat...
3. 5 x 12 =12 x 5
=....
4. 4x 5 x 2 = (4 x 5) x 2
=....
=....
5. Seorang petani mangga memanen mangga sebanyak 5 keranjang dan setiap
keranjang berisi 120 buah mangga. Berapa buah mangga yang didapat petani?
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SIKLUS I
Petunjuk Penelitian
1. Penelitian bertujuan untuk mengukur kemampuan matematika secara umum
yang tidak dibatasi pada konsep tertentu.
2. Materi yang diujikan dari soal-soal yang telah diajarkan pada tingkat madrasah
Ibtidaiyah Nurul Azman kelas III semester ganjil.
3. Berkaitan dengan validitasi instrumen ini bapak/ibu guru diminta untuk
memberikan penilaian terhadap butir soal yang dibuat dengan memberikan
tanda ceklist pada kolom penilaian dan memberikan saran atau catatan
perbaikan pada kolom keterangan.
Identitas Penilai
Nama : Hoerudin, S.Pd
Latar Belakang Pendidikan : S1
Pengalaman Mengajar : 10 Tahun
Tempat Mengajar : MI. Nurul Azman
No Soal Penilaian Keterangan (catatan/saran untuk perbaikan
instrument) 1 2 3 4
1 √ Sesuai SK KD
2 √ Sesuai SK KD
3 √ Sesuai SK KD
4 √ Sesuai SK KD
5 √ Sesuai SK KD
Keterangan:
1 : kurang baik,
2 : kurang,
3 : baik,
4 : sangat baik
Bogor,November 2015
Hoerudin, S.Pd.
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SIKLUS I
Petunjuk Penelitian
1. Penelitian bertujuan untuk mengukur kemampuan matematika secara umum
yang tidak dibatasi pada konsep tertentu.
2. Materi yang diujikan dari soal-soal yang telah diajarkan pada tingkat madrasah
Ibtidaiyah Nurul Azman kelas III semester ganjil.
3. Berkaitan dengan validitasi instrumen ini bapak/ibu guru diminta untuk
memberikan penilaian terhadap butir soal yang dibuat dengan memberikan
tanda ceklist pada kolom penilaian dan memberikan saran atau catatan
perbaikan pada kolom keterangan.
Identitas Penilai
Nama : Cholif Zumaroh, S.Pd.
Latar Belakang Pendidikan : S1
Pengalaman Mengajar : 10 Tahun
Tempat Mengajar : MI. Nurul Azman
No Soal Penilaian Keterangan (catatan / saran untuk
perbaikan instrument) 1 2 3 4
1 √ Sesuai SK KD
2 √ Sesuai SK KD
3 √ Sesuai SK KD
4 √ Sesuai SK KD
5 √ Sesuai SK KD
Keterangan:
1 : kurang baik,
2 : kurang,
3 : baik,
4 : sangat baik
Bogor, November 2015
Cholif Zumaroh, S.Pd.
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SIKLUS II
SOAL AKHIR SIKLUS II
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat:
1. Melakukan perkalian bersusun pendek dengan tepat dan benar
2. Menyampaikan hasil pengerjaan perkalian dengan cara bersusun pendek
3. Memecahkan sendiri masalah yang dihadapi dalam materi perkalian susun
pendek, melalui diskusi kelompok
B. MATERI PEMBELAJARAN
Perkalian susun panjang dan susun pendek
Mari kerjakan soal berikut!
1. 75 Hasil perkalian disamping adalah ...
6x
.....
2. Hitunglah hasil perkalian berikut 26 x 15 dengan menggunakan cara
bersusun panjang!
3. 16x7, selesaikan dengan cara bersusun pendek!
4. 22
5x
.....
5. 34
26x
......
......
......
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SIKLUS I
Petunjuk Penelitian
1. Penelitian bertujuan untuk mengukur kemampuan matematika secara umum
yang tidak dibatasi pada konsep tertentu.
2. Materi yang diujikan dari soal-soal yang telah diajarkan pada tingkat madrasah
Ibtidaiyah Nurul Azman kelas III semester ganjil.
3. Berkaitan dengan validitasi instrumen ini bapak/ibu guru diminta untuk
memberikan penilaian terhadap butir soal yang dibuat dengan memberikan
tanda ceklist pada kolom penilaian dan memberikan saran atau catatan
perbaikan pada kolom keterangan.
Identitas Penilai
Nama : Hoerudin, S.Pd
Latar Belakang Pendidikan : S1
Pengalaman Mengajar : 10 Tahun
Tempat Mengajar : MI. Nurul Azman
No Soal Penilaian Keterangan (catatan/saran untuk
perbaikan instrument) 1 2 3 4
1 √ Sesuai SK KD
2 √ Sesuai SK KD
3 √ Sesuai SK KD
4 √ Sesuai SK KD
5 √ Sesuai SK KD
Keterangan:
1 : kurang baik,
2 : kurang,
3 : baik,
4 : sangat baik
Bogor, November 2015
Hoerudin, S.Pd.
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SIKLUS I
Petunjuk Penelitian
1. Penelitian bertujuan untuk mengukur kemampuan matematika secara umum
yang tidak dibatasi pada konsep tertentu.
2. Materi yang diujikan dari soal-soal yang telah diajarkan pada tingkat
madrasah Ibtidaiyah Nurul Azman kelas III semester ganjil.
3. Berkaitan dengan validitasi instrumen ini bapak/ibu guru diminta untuk
memberikan penilaian terhadap butir soal yang dibuat dengan memberikan
tanda ceklist pada kolom penilaian dan memberikan saran atau catatan
perbaikan pada kolom keterangan.
Identitas Penilai
Nama : Cholif Zumaroh, S.Pd
Latar Belakang Pendidikan : S1
Pengalaman Mengajar : 10 Tahun
Tempat Mengajar : MI. Nurul Azman
No Soal Penilaian Keterangan (catatan/saran untuk
perbaikan instrument) 1 2 3 4
1 √ Sesuai SK KD
2 √ Sesuai SK KD
3 √ Sesuai SK KD
4 √ Sesuai SK KD
5 √ Sesuai SK KD
Keterangan:
1 : kurang baik,
2 : kurang,
3 : baik,
4 : sangat baik
Bogor, November 2015
Cholif Zumaroh, S.Pd.
LAMPIRAN 7
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PENERAPAN PEMBELAJARAN
MODEL INKUIRI OLEH GURU (SIKLUS I)
Nama Sekolah : MI. Nurul Azman Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Kelas/Semester : III/II
Keterangan:
1 : kurang baik,
2 : kurang,
3 : baik,
4 : sangat baik
Nilai Akhir: Jumlah skor yang didapat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Nilai Akhir: 17
40 x 100 = 42,5 %
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian
1 2 3 4
1 Kegiatan awal guru menyiapkan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran √
2 Cara memotivasi siswa √
3 Cara Pengelolaan Kelas √
4 Metode yang digunakan √
5 Cara menyampaikan materi √
6 Penggunaan alat peraga √
7 Cara guru memberi bimbingan kepada kelompok √
8 Waktu yang dipergunakan √
9 Pelaksanaan evaluasi √
10 Mengakhiri pelajaran √
Jumlah 17
Prosentase (%) 42,5 %
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PENERAPAN PEMBELAJARAN
MODEL INKUIRI OLEH GURU (SIKLUS II)
Nama Sekolah : MI. Nurul Azman Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Kelas/Semester : III/II
Keterangan:
1 : kurang baik,
2 : kurang,
3 : baik,
4 : sangat baik
Nilai Akhir: Jumlah skor yang didapat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Nilai Akhir: 28
40 x 100 = 70 %
No. Aspek yang Diamati Bobot Kualitatif
1 2 3 4
1 Kegiatan awal guru menyiapkan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran √
2 Cara memotivasi siswa √
3 Cara Pengelolaan Kelas √
4 Metode yang digunakan √
5 Cara menyampaikan materi √
6 Penggunaan alat peraga √
7 Cara guru memberi bimbingan kepada kelompok √
8 Waktu yang dipergunakan √
9 Pelaksanaan evaluasi √
10 Mengakhiri pelajaran √
Jumlah 28
Prosentase (%) 70%
Keterangan
LAMPIRAN 8
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA DALAM PENERAPAN
PEMBELAJARA NMODEL INKUIRI (SIKLUS I)
Nama Sekolah : MI. Nurul Azman Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Kelas/Semester : III/II
Keterangan:
1 : kurang baik,
2 : kurang,
3 : baik,
4 : sangat baik
Nilai Akhir: Jumlah skor yang didapat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Nilai Akhir: 12
28 x 100 = 43%
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian
1 2 3 4
1 Kegiatan awal siswa mempersiapkan dalam
mengikuti pelajaran √
2 Minat siswa terhadap materi perkalian √
3 Keberanian siswa dalam bertanya tentang hal-hal
yang belum dipahami √
4 Keaktifan siswa mengungkapkan pendapat √
5 Semangat siswa dalam mengikuti pelajaran √
6 Berani presentasi √
7 Kerja sama siswa dalam kelompok dan
menyimpulkan materi bersama-sama √
Jumlah 12
Prosentase (%) 43 %
Keterangan
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA DALAM PENERAPAN
PEMBELAJARANMODEL INKUIRI (SIKLUS II)
Nama Sekolah : MI. Nurul Azman Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal : Kelas/Semester : III/II
Keterangan:
1 : kurang baik,
2 : kurang,
3 : baik,
4 : sangat baik
Nilai Akhir: Jumlah skor yang didapat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
Nilai Akhir: 19
28 x 100 = 68 %
No Aspek yang Diamati Skor Penilaian
1 2 3 4
1 Kegiatan awal siswa mempersiapkan dalam
mengikuti pelajaran √
2 Minat siswa terhadap materi perkalian √
3 Keberanian siswa dalam bertanya tentang hal-hal
yang belum dipahami √
4 Keaktifan siswa mengungkapkan pendapat √
5 Semangat siswa dalam mengikuti pelajaran √
6 Berani presentasi √
7 Kerja sama siswa dalam kelompok dan
menyimpulkan materi bersama-sama √
Jumlah 19
Prosentase (%) 68 %
Keterangan
LAMPIRAN 9
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Tahap : Penelitian Pendahuluan
Hari/Tanggal : Selasa, 05 April 2016
Narasumber : Cholif Zumaroh, S.Pd
1. Apakah siswa memperhatikan penjelasan materi yang Ibu berikan ?
2. Apakah bapak selalu menganjurkan kepada siswa untuk mencatat materi yang
disampaikan oleh ibu ?
3. Apakah siswa mencatat materi yang disampaikan oleh ibu ?
4. Apakah tugas yang ibu berikan kepada siswa selalu dikerjakan siswa ?
5. Apakah siswa selalu tepat waktu mengumpulkan tugas yang ibu berikan ?
6. Kesulitan apa saja yang dialami oleh siswa dalam belajar matematika ?
7. Upaya apa yang dilakukan bapak untuk mengatasi kesulitan yang dialami
siswa?
8. Metode dan media apa saja yang sering digunakan dalam pembelajaran
matematika?
9. Apakah perangkat pendukung yang digunakan dalam menyampaikan materi
pembelajaran matematika?
10. Apa saran ibu terkait dengan peneletian tindakan kelas yang akan saya
lakukan?
LAMPIRAN 10
HASIL WAWANCARA GURU
Tahap : Penelitian Pendahuluan
Hari/Tanggal : Selasa, 05 April 2016
Narasumber : Anyta Yasman, S.Pd.
Peneliti : Apakah siswa memperhatikan penjelasan materi yang ibu sampaikan?
Guru : Ya, ada yang memperhatikan ada yang tidak memperhatikan
Peneliti : Apakah siswa mencatat materi yang disampaikan oleh ibu?
Guru : Ya, mencatat tapi tidak terlalu banyak mencatatnya
Peneliti : Apakah setiap tugas yang ibu berikan selalu dikerjakan siswa?
Guru : Selalu dikerjakan
Peneliti : Apakah siswa selalu tepat waktu mengumpulkan tugas yang ibu
berikan ?
Guru : Sebagian besar siswa mengumpulkan tugas tepat waktu
Peneliti : Kesulitan apa saja yang dialami oleh siswa dalam belajar keliling dan
luas bangun datar?
Guru : Ada sebagian anak yang belum hafal perkalian kemudian sifat operasi
hitung perkalian sering tertukar
Peneliti : Upaya apa yang dilakukan ibu untuk mengatasi kesulitan yang dialami
siswa?
Guru : Sering mengadakan latihan
Peneliti : Metode dan media apa yang sering digunakan dalam pembelajaran
matematika?
Guru : Media gambar dan metode pemberian latihan dan lain-lain disesuaikan
dengan materi pembelajaran
Peneliti : Apa perangkat pendukung yang digunakan dalam menyampaikan
materi?
Guru : infokus
Peneliti : Apa saran ibu terkait dengan penelitian tindakan kelas yang akan saya
lakukan?
Guru : Upayakan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga
siswa tidak jenuh dalam belajar matematika.
LAMPIRAN 11
PEDOMAN WAWANCARA SISWA AKHIR SIKLUS
Hari/Tanggal : Jum’at, 15 April 2016
Narasumber : Siswa-siswi kelas III MI. Mazro’atul Ulum
1. Apakah proses pembelajaran yang telah berlangsungdapat memudahkan kamu
dalam memahami materi perkalian?
2. Apa kesulitan yang dialami ketika belajar perkalian?
3. Apa saran kamu untuk proses pembelajaran ini?
LAMPIRAN 12
HASIL WAWANCARA SISWA AKHIR SIKLUS
Hari/Tanggal : Jum’at, 15 April 2016
Narasumber : Siswa-siswi kelas III MI. Nurul Azman
Peneliti : Apakah proses pembelajaran yang telah berlangsung dapat
memudahkan kamu dalam memahami materi perkalian?
S1 : Iya bu, lebih mudah faham
S2 : Iya, tapi diulang lagi bu biar lebih faham
S3 : Ya
Peneliti : Apa kesulitan yang dialami ketika belajar perkalian?
S1 : Sulit waktu mengerjakan tes
S2 : Suka tertukar rumusnya
S3 : Engga ada
Peneliti : Apa pesan kamu untuk kegiatan proses pembelajaran ini ?
S1 : Kalo menjelaskan lebih lama dong bu !
S2 : Besok pake kartu-kartu lagi ya bu waktu belajar matematika
S3 : Besok ibu ngajar lagi ya bu.
LAMPIRAN 13
SKOR HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III MI. NURUL
AZMANSIKLUS I
No. Inisial Siswa Skor Hasil Tes Mandiri Siswa
Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 S1 80
2 S2 50
3 S3 80
4 S4 30
5 S5 60
6 S6 80
7 S7 60
8 S8 60
9 S9 40
10 S10 50
11 S11 60
12 S12 60
13 S13 40
14 S14 70
15 S15 60
16 S16 40
17 S17 40
18 S18 50
19 S19 60
20 S20 70
21 S21 60
22 S22 50
23 S23 40
24 S24 40
25 S25 60
26 S26 50
27 S27 70
28 S28 60
29 S29 40
30 S30 40
Jumlah 1650 6 24
Rata-rata 55
LAMPIRAN 14
SKOR HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III MI. NURUL
AZMANSIKLUS II
No. Inisial Siswa Skor Hasil Tes Mandiri Siswa
Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 S1 90
2 S2 60
3 S3 90
4 S4 60
5 S5 80
6 S6 90
7 S7 80
8 S8 80
9 S9 70
10 S10 90
11 S11 80
12 S12 80
13 S13 70
14 S14 80
15 S15 60
16 S16 70
17 S17 70
18 S18 90
19 S19 90
20 S20 90
21 S21 90
22 S22 80
23 S23 70
24 S24 70
25 S25 80
26 S26 80
27 S27 90
28 S28 80
29 S29 60
30 S30 60
Jumlah : 2330 25 5
Rata-rata : 77,66
LAMPIRAN 15
REKAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SIKLUS I DAN II
No Inisial Siswa Siklus I Siklus II
1 S1 80 90
2 S2 50 70
3 S3 80 90
4 S4 30 60
5 S5 60 80
6 S6 80 90
7 S7 60 80
8 S8 60 80
9 S9 40 70
10 S10 50 90
11 S11 60 80
12 S12 60 80
13 S13 40 80
14 S14 70 80
15 S15 60 60
16 S16 40 70
17 S17 40 70
18 S18 50 90
19 S19 60 90
20 S20 70 90
21 S21 60 90
22 S22 50 80
23 S23 40 70
24 S24 40 70
25 S25 60 80
26 S26 50 80
27 S27 70 90
28 S28 60 80
29 S29 40 60
30 S30 40 60
Jumlah: 1650 2330
No Keterangan Siklus I Siklus II
1 Nilai Tertinggi 80 90
2 Nilai Terendah 30 60
3 Nilai Rata-rata (mean) 55 77,66
4 Modus 53,83 98,5
LAMPIRAN 16
HASIL PERHITUNGAN STATISTIK SIKLUS I
Data nilai akhir matematika pada siklus I sebanyak 30 siswa :
80 50 80 30 60 80 60 60 40 50 60 60 40 70 60
40 40 50 60 70 60 50 40 40 60 50 70 60 40 40
a. Jangkauan
R = Xmax-Xmin
= 100-30 = 70
b. Banyaknya kelas
K = 1+3,322 log 30
= 5,90659 = 6 (dibulatkan)
c. Panjang kelas / interval
R = X max – X min = 80 – 30 = 50
P = R
𝐾 =
50
6 = 8,33 ≈ 8
Jika disajikan dalam tabel frekuensi sebagai berikut :
Kelas Interval Batas bawah Batas atas Fi Xi FiXi
21-30 20,5 30,5 1 25,5 25,5
31-40 30,5 40,5 8 35,5 284
41-50 40,5 50,5 5 45,5 227,5
51-60 50,5 60,5 10 55,5 555
61-70 60,5 70,5 3 65,5 196,5
71-80 70,5 80,5 3 75,5 226,5
30 1515
Keterangan :
a. Nilai tertinggi = 80
b. Nilai Terendah = 30
c. Mean (rata-rata) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐷𝑎𝑡𝑎
= (30 𝑥 1)+ (40 𝑥 8)+ (50 𝑥 5 )+ (60 𝑥 10)+ (70 𝑥 3)+ (80 𝑥 3)
30
= 30+320+250+600+210+240
30=
1650
30=55
d. Modus perkiraan berada pada kelasinterval 51-60, karena memiliki jumlah
siswa (f) terbanyak yaitu 10, sehingga
b = 50,5
bs = 10 – 5 = 5
bm = 10 – 3 = 7
i = 8
Mo = b + i (𝑏𝑠
𝑏𝑠+𝑏𝑚)
Mo = 50,5 + 8 (5
5 +7)
= 50,5 + 3,33 = 53,83
LAMPIRAN 17
HASIL PERHITUNGAN STATISTIK SIKLUS II
Data nilai akhir matematika pada siklus II sebanyak 30 siswa :
90 70 90 60 80 90 80 80 80 70 90 80 80 80 60
70 70 90 90 90 90 80 70 70 80 80 90 80 60 60
a. Jangkauan
R = Xmax-Xmin
= 100-60 = 40
b. Banyaknya kelas
K = 1+3,322 log 30
= 5,90659 = 6 (dibulatkan)
c. Panjang kelas / interval
R = X max – X min = 90 – 60 = 30
P = R
𝐾 =
40
6 = 6,66 = 7
Jika disajikan dalam tabel frekuensi sebagai berikut :
Kelas Interval Batas Bawah Batas Atas Fi Xi FiXi
51-60 50,5 60,5 5 55,5 277,5
61-70 60,5 70,5 6 65,5 393
71-80 70,5 80,5 10 75,5 830,5
81 - 90 80,5 90,5 9 85,5 769,5
30 2270,5
Keterangan :
a. Nilai tertinggi = 90
b. Nilai Terendah = 60
c. Mean (rata-rata) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐷𝑎𝑡𝑎
= (60 𝑥 5)+ (70 𝑥 6)+ (80 𝑥 10)+ (90 𝑥 9)
30
= 300+420+800+810
30
= 2330
30 = 77,66 = 78
d. [Modus perkiraan berada pada kelasinterval 71-80, karena memiliki jumlah
siswa (f) terbanyak yaitu 10, sehingga
b = 70,5
bs = 10 – 6 = 4
bm = 10 – 9 = 1
i = 7
Mo = b + i (𝑏𝑠
𝑏𝑠+𝑏𝑚)
Mo = 70,5 + 7 (4
4 +3)
= 70,5 + 28= 98,5
LAMPIRAN 18
Kegiatan Awal Pembelajaran
Menyanyikan lagu sifat operasional perkalian pada pertemuan ke 2 siklus I.
Awal pembelajaran Siklus II
Pembagian kelompok
Guru mengocok no kelompok, Siswa mengambil kocokan sesuai dengan urutan
tempat duduk
Siswa menunjukkan nomor kocokan dan membagi kelompok menjadi 5
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 siswa
Kegiatan Inti
Siswa menggunakan alat peraga untuk menentukan/membuktikan hipotesisnya.
Masing-masing siswa mempraktekkan hipotesisnya dengan alat peraga masing-
masing.
Kegiatan Diskusi kelompok.
Berdiskusi, menentukan jawaban, serta tanya jawab dengan guru dan kelompok
lain
Tes Siklus
Pertemuan Siklus I
Siswa mengerjakan soal tes Siklus yang di berikan Guru di akhir siklus I
Pertemuan siklus II
Siswa mengerjakan soal tes Siklus yang di berikan Guru di akhir siklus II
Siswa Lebih Antusia.
Biodata Penulis
Peny Novalia, merupakananak pertama dari 3 bersaudara
dari pasangan Bapak Bibit Rahadjo (Alm) dan Ibu Neneng
Siti Mariam yang dilahirkan pada tanggal 23 November
1982di Purwakarta. Penulis beralamatkan di Jl. Mersedes
Benz RT. 04/RW.10, Desa Cicadas, Kecamatan Gunung
Putri, Bogor 16964.
Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 2
Cicadas, kemudian tahun 1995 melanjutkan ke
SMPSejahtera 2 Cileungsi, lalu tahun1998 masuk SMA
Puspawiyata Citeureup, dan melanjutkan S 1 tahun 2012 pada Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) dalam program Dual Modes System (DMS) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul PTK penulis “Peningkatan Hasil
Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Perkalian dan Pembagian dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri di Kelas III MI. Nurul Azman Bogor”.