peningkatan kemampuan motorik halus anak dengan …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/zulkaida...

162
ii PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN METODE DEMONSTRASI DALAM P EMANFAATAN BAHAN BEKAS PADA KELOMPOK B DI RAUDHATUL ATHFAL AT THOHIRIYAH MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini Islam (PAUDI) Oleh : ZULKAIDA APRILIYANTI NIM. MPU.16.2.2603 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2019

Upload: others

Post on 16-Mar-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

ii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN

METODE DEMONSTRASI DALAM P EMANFAATAN BAHAN

BEKAS PADA KELOMPOK B DI RAUDHATUL ATHFAL

AT THOHIRIYAH MUARA BULIAN

KABUPATEN BATANG HARI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister

Pendidikan dalam Konsentrasi Pendidikan Anak

Usia Dini Islam (PAUDI)

Oleh :

ZULKAIDA APRILIYANTI

NIM. MPU.16.2.2603

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2019

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

iii

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

iv

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

v

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................... 14

C. Rumusan Masalah ........................................................ 15

D. Batasan Masalah .......................................................... 15

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................. 16

BAB II LANDASAN TEORI, KONSEP MODEL TINDAKAN DAN

PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori ............................................................. 18

1. Kemampuan Motorik Halus........................................ 18

2. Metode Demonstrasi.................................................. 24

3. Pemanfaatan Bahan Bekas (Media)........................... 32

4. Pendidikan Anak Usia Dini.......................................... 40

B. Konsep Model Tindakan ............................................... 49

C. Studi Relevan ............................................................... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian Tindakan .................................. 55

B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................... 56

C. Jenis dan Sumber Data ................................................ 57

D. Teknik Pengumpulan Data............................................ 58

E. Teknik Analisis Data ..................................................... 61

F. Validasi Data ................................................................ 62

G. Prosedur Penelitian Tindakan ....................................... 64

H. Indikator Keberhasilan .................................................. 65

I. Rencana dan Waktu Penelitian ..................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk Allah yang diberikan kelebihan

dibanding makhluk lainnya. Manusia disebut sebagai makhlauk pedagogik

“...makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan

dapat mendidik.”2 Setiap anak mempunyai bakat dan potensi yang luar

biasadalam dirinya, dan harus dioptimalkan dengan baik.3 Sebagaimana

firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 30 yang berbunyi:

Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah)

agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak

mengetahui.(Q.S Ar-Rum: 30)4

Berdasarkan dalil di atas dapat diketahui bahwa pendidikan adalah

proses secara sadar dalam membentuk anak didik untuk mencapai

perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani, dan

proses ini merupakan usaha pendidik membimbing anak didik dalam arti

khusus misalnya memberikan dorongan atau motivasi dan mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Pendidikan merupakan kegiatan

yang terpenting dalam kemajuan manusia. Kegiatan pendidikan pada

dasarnya selalu terkait dua belah pihak, yaitu pendidik dan peserta didik.

Keterlibatan kedua belah pihak tersebut merupakan keterlibatan

hubungan antar manusia. Hubungan tersebut akan serasi jika jelas

2 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 16

3 Novi Mulyani, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Kalimedia, 2012), hal. 9

4 Tim Penyusun, Al Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2016),

hal. 112

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

2

kedudukan masing-masing pihak secara profesional, yaitu hadir sebagai

subjek dan objek yang memiliki hak dan kewajiban.

Suatu Negara, baik itu Negara yang sudah maju ataupun yang baru

berkembang, sangatlah di utamakan kebutuhan akan pendidikan.

Kemajuan suatu negara tentu tidak terlepas dari adanya manusia yang

terdidik dan BSH dan mempunyai kepribadian serta perilaku terpuji

sebagaimana menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.5 Peran pendidikan dalam kehidupan

dunia ini sangatlah penting. Sehingga setiap orang tua yang mengerti

tentang pentingnya makna pendidikan bagi kehidupan akan berlomba-

lomba dalam memberikan pendidikan yang berkualitas pada anaknya di

setiap lembaga pendidikan.

Pendidikan dalam konteks organisasi tidak terlepas dari unsur

politik, sehingga kemudian pendidikan dan politik adalah dua elemen

penting dalam sistem sosial politik di setiap negara baik negara maju

maupun negara berkembang,6 terutama bagaimana mengorganisir

kegiatan belajar mengajar dalam sebuah lembaga pendidikan sehingga

hasil akhir dari proses tersebut sesuai dengan tujuan yang diinginkan

akan lebih efektif dan efisien manakala orang-orang yang memiliki

decision maker mampu mendesain sebuah rancangan organisasi, budaya

sekolah, dan masyarakat pendidikan secara berkesinambungan dan

5 Tim Penyusun, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), (Jakarta:

Sinar Grafika, 2009), hal. 7 6M. Sirozi, Politik Pendidikan: Dinamika Hubungan Antara Kepentingan Kekuasaan dan

Praktik Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 1

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

3

mampu berkompetisi dengan lembaga pendidikan lainnya.7 Alex Moore

kemudian mempertegas pendapat di atas dengan mengemukakan

pendapatnya bahwa pondasi utama kebijakan pendidikan pada prinsipnya

dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan rancangan dan

regulasi pendidikan yang dikelola langsung oleh sekolah dan lembaga

pendidikan tinggi lainnya.8

Lembaga pendidikan merupakan harapan orang tua dalam

menumbuhkembangkan minat dan bakat anak dalam pemberian

pendidikan serta menuju ke arah yang lebih baik bagi perkembangan

anak. Keberhasilan pendidikan di sekolah, baik dari mulai tingkat anak

usia dini sampai pada perguruan tinggi ditentukan dengan penguasaan

siswa terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dan

implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat keberhasilan siswa

dalam menguasai materi pelajaran dinyatakan dengan penguasaan materi

serta pelaksanaan sikap.

Guru dan anak didik adalah dua sosok manusia yang tidak dapat

dipisahkan dari dunia pendidikan. Boleh jadi, dimana guru disitu ada anak

didik yang ingin belajar dari guru. Sebaliknya, dimana ada anak didik disitu

ada guru yang ingin memberikan binaan dan bimbingan kepada anak

didik. Guru dengan ikhlas memberikan apa yang diinginkan oleh anak

didiknya.9 Bryn Holmes dan John Gardner menawarkan beberapa hal

terkait dengan revolusi pendidikan ke arah yang lebih baik, yaitu: 1)

pendidikan harus memberikan akses yang seluas-luasnya pada

pengembangan ilmu pengetahuan, 2) kecakapan pembelajaran yang up to

date, 3) memaksimalkan peluang belajar mengajar melalui e-learning, 4)

memperhatikan pendidikan seumur hidup bagi masyarakat, 5)

7Abraham B. (Rami) Shani, Richard W. Woodman, dan William A. Pasmore (ed.),

Research in Organizational Change and Development, (United Kingdom: Emerald, 2011), hal. 3 8Alex Moore (ed.), Schooling, Society and Curriculum, (London dan New York:

Routledge, 2006), hal. 20 9 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), hal. 2

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

4

memperhatikan kebutuhan peserta didik terhadap dunia internet, 6)

memperhatikan implikasi dunia global, 7) pendidikan inklusif melalui e-

learing, dan 7) memperhatikan perkembangan dan perubahan waktu dan

lokasi secara limitatif (batasan waktu).10

Pelaksanaan pembelajaran adalah suatu proses yang dengan

sengaja di ciptakan untuk kepentingan siswa, agar siswa senang dan

bergairah dalam belajar guru harus bisa menyediakan dan menggunakan

semua potensi dan upaya. Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki visi

dan misi strategis, selalu berupaya untuk meningkatkan nilai prestasi

siswa-siswinya baik dalam bidang ilmu pengetahuan umum serta agama.

Lembaga pendidikan tentunya memiliki kurikulum yang dijadikan sebagai

pedoman dalam melaksanakan pendidikan, khususnya pada Taman

Kanak-kanak yang notabenenya bagian dari Pendidikan Anak usia Dini.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya, masyarakat

telah menunjukkan kepedulian terhadap masalah pendidikan, pengasuhan,

dan perlindungan anak usia dini untuk usia 0 sampai dengan 6 tahun

dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan

yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun non formal.

Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-

Kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, yang

menggunakan program untuk anak usia 4 – ≤6 tahun. Sedangkan

penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk Taman

Penitipan Anak (TPA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan

10

Bryn Holmes dan John Gardner, E-Learning: Concept and Practice, (London: SAGE Publication, 2006), hal. 51-52

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

5

program untuk anak usia 0 – <2 tahun, 2 – <4 tahun, 4 – ≤6 tahun dan

Program Pengasuhan untuk anak usia 0 - ≤6 tahun; Kelompok Bermain

(KB) dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan program untuk anak

usia 2 – <4 tahun dan 4 – ≤6 tahun.11

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat

diprioritaskan dalam pembangunan nasional, karena akan mewujudkan

cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, berbagai usaha telah

dilakukan oleh pemerintah untuk peningkatan mutu pendidikan seperti

perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan, seperti perbaikan dan

peningkatan sarana dan prasarana, serta pengembangan pembelajaran

demi meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi.

Pendidikan merupakan aktivitas atau kegiatan yang selalu

menyertai kehidupan manusia, mulai dari bangsa yang sederhana

peradabannya sampai kepada yang tinggi peradabannya. Persoalan itu

sendiri muncul bersamaan dengan keberadaan manusia dalam

lingkungannya. Hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk yang

selalu mendapat bimbingan dan bantuan dalam hidupnya lebih jauh dari

manusia itu harus pula dapat mendidik baik dirinya sendiri, keluarga dan

masyarakat pada umumnya yang ada di lingkungan sekitarnya. Pendidik

merupakan orang yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada

anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai

tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat

kedewasaannya, mampu memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah SWT,

makhluk sosial dan sebagai makhluk hidup yang mandiri. Kegiatan

pembelajaran adalah suatu kondisi yang sengaja diciptakan. Guru yang

mengajar dan anak didik yang belajar, itulah yang dinamakan dengan

pelaksanaan pembelajaran.

Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia dini pada

jalur formal dimana melayani anak usia mulai dari usia 4 - 6 tahun. Tujuan

pendidikan anak usia dini adalah untuk membantu pertumbuhan dan

11

Tim Penyusun, PERMENDIKNAS Nomor 58 Tahun 2009, Jakarta, hal. 2

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

6

perkembangan baik jasmani ataupun rohaninya agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak usia dini adalah

kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan

dan perkembangan baik pada koordinasi motorik halus kasar, intelegensi

berupa daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan

spiritual, sosial emosional berupa sikap perilaku serta agama, bahasa dan

komonikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan anak.12

Anak usia dini merupakan anak yang juga haus akan ilmu

pengetahuan, ini dapat dibuktikan dengan sering bertanya anak pada

orang tua mengenai keadaan yang terjadi di lingkungan sekitar tinggalnya.

Keingintahuan anak di arahkan melalui Pendidikan Anak Usia Dini yang

dikenal dengan sebutan PAUD. Anak usia dini tentulah tidak sama dengan

anak usia sekolah dasar, karena pendidikan usia dini merupakan

pendidikan pra sekolah. Maka dari itulah dibutuhkan keseriusan pendidik

dalam mengembangkan pembelajaran demi meningkatkan motorik halus

peserta didik serta menggali potensi siswa.

Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis dan senantiasa

berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan zaman,

sehingga dunia pendidikan semakin di tuntut agar dapat menjadi

pendidikan yang dapat bersaing dalam kemajuan, pendidikan memegang

peranan penting dalam membentuk generasi mendatang. Pendidikan

dapat melahirkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab serta

mampu menjawab tantangan zaman. Pendidikan pada dasarnya adalah

usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya

manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

belajar siswa melalui proses pembelajaran di sekolah. Ilmu pengetahuan

12

Mansur Hariwijaya.. PAUD ( Melejitkan Potensi Anak Dengan Pendidikan Sejak Dini). (Yogyakarta: Mahadika Publising, 2009) hal. 88

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

7

dan teknologi kembali menghasilkan temuan yang berkaitan dengan

perkembangan individu.

Pernyataan tersebut sejalan dengan Brewer yang menyatakan

bahwa masa anak usia dini, yaitu lahir sampai usia delapan tahun

merupakan masa yang sangat strategis bagi perkembangan selanjutnya.

Pernyataan tersebut sebagai salah satu bukti bahwa masa usia dini

sangat berarti bagi perkembangan individu. Hidayat Syarief

mengemukakan bahwa tahap yang sangat menentukan kualitas sumber

daya manusia adalah pada saat janin (prenatal) sampai usia remaja

(sekitar 15 tahun) dan tahap yang paling kritis adalah sampai usia lima

tahun (balita)13. Sedang Fasli Jalal mengemukakan bahwa pemberian

perhatian pada masa usia dini menjadi hal penting untuk memperoleh

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas14.

Kedua pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa masa usia dini

sebagai masa yang penting bagi perkembangan individu. Semua pihak,

yaitu keluarga (orang tua), masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh

agama, pengusaha dan lainnya serta pemerintah diharapkan terlibat untuk

memberi perhatian sebagai upaya memperoleh sumber daya manusia

yang berkualitas. Untuk itu, semua pihak perlu memiliki pemahaman yang

benar tentang pentingnya masa usia dini untuk optimalisasi pertumbuhan

dan perkembangan. Pemahaman tentang pentingnya masa usia dini bagi

manusia berdampak terhadap kebijakan pemerintah saat ini.

Dalam dunia internasional, keseriusan pemerintah direalisasi

dengan mengikatkan diri dalam The World Education forum pada

Deklarasi Dakkar di Senegal tahun 2000 yang menghasilkan program

Education for All (EFA) yang dilanjutkan dengan komitmen World Fit for

Children, New York 8 Mei 2002. Kebijakan di dalam negeri ditunjukkan

dengan lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

13

Hidayat Syarief, “Pengembangan Anak Dini Usia : Memerlukan Keutuhan”, Bulletin PADU, (Jakarta: Edisi Perdana, 2012) hal. 11 – 21. 14

Fasli Jalal, “Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Yang Mendasar”, Bulletin PADU, (Jakarta: Edisi Perdana, 2012) hal. 4 – 10.

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

8

2002 tentang Perlindungan Anak. Keseriusan tersebut juga ditegaskan

dengan keberadaan Pasal 28 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan munculnya

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini dalam pemerintahan. Kebijakan

tersebut menempatkan Pendidikan Anak Usia Dini dalam tatanan

pemerintahan dan kehidupan masyarakat dengan kekuatan hukum yang

jelas. Keseriusan pemerintah terhadap Pendidikan Anak Usia Dini

berdampak pada kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi

anak usia dini yang akhirnya kebutuhan akan Pendidikan Anak Usia Dini

meningkat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan

lembaga Pendidikan Anak Usia Dini baik dalam jalur formal dan non

formal yang maju pesat15. Kondisi tersebut semakin memperlihatkan

pentingnya komponen pendidikan dalam menghasilkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Hal tersebut tertuang dalam Pasal 1 ayat 1

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keBSHan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik. Sedang Pendidikan Anak Usia Dini secara khusus bertujuan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.

Ketentuan tersebut mengisyaratkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini

berfungsi sebagai fasilitator terhadap perkembangan semua potensi yang

dimiliki anak sehingga anak berkembang maksimal.

15

Statistik Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, (Jakarta: Depdiknas Balitbang PDIP 2012), hal. 58.

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

9

Kenyataan bahwa masih banyak anak usia dini yang belum

mendapatkan pelayanan pendidikan tak dapat dipungkiri, terlebih bagi

masyarakat kelas bawah yang merupakan sebagian besar penduduk

Indonesia yang berada di pedesaan. Hal itu disebabkan antara lain

kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini

masih sangat rendah. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi

dan kesehatan untuk peningkatan kualitas anak, nampaknya jauh lebih

baik daripada kesadaran akan pentingnya pendidikan. Hal ini sangat wajar

mengingat bahwa pemahaman masyarakat terhadap pentingnya PAUD

masih sangat rendah serta pada umumnya mereka berpandangan bahwa

pendidikan identik dengan sekolah, sehingga bagi anak usia dini

pendidikan dipandang belum perlu. Beberapa faktor yang menjadikan

penyebab masih rendahnya kesadaran masyarakat di bidang pendidikan

anak usia dini seperti: ketidaktahuan, kemiskinan, kurang berpendidikan,

gagasan orangtua tentang perkembangan anak yang masih sangat

tradisional, kurang mau berubah, masih sangat konkret dalam berpikir,

motivasi yang rendah karena kebutuhan yang masih sangat mendasar,

serta masih sangat dipengaruhi oleh budaya setempat yang sempit.

Konsep dasar bimbingan guru terhadap anak didik terutama pada

jenjang pendidikan anak usia dini sebagai berikut:

a. Bimbingan guru terhadap anak didik adalah serangkaian tahapan

kegiatan yang sistematis dan berencana terarah pada pencapaian

tujuan.

b. Bimbingan guru terhadap anak didik dalam penerapannya dapat

berupa:

1) Memfasilitasi perilaku kemandirian anak yang optimal.

2) Memberi pemahaman terhadap anak.

3) Memberi informasi.

4) Memberi nasehat.

5) Membantu memecahkan masalah dan

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

10

6) Menjalin hubungan yang harmonis.16

Landasan Idiil Pendidikan Anak Usia Dini yaitu “setiap warga negara

berhak mendapat pendidikan dan pengajaran”. Dalam Amandemen UUD

1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak atas

kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Dalam UU NO. 23 Tahun

2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa

”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam

rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai

dengan minat dan bakatnya”.17

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini

adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang

Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa ”(1) Pendidikan Anak usia

dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidkan

anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non

formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia

dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat,

(5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga

atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan

mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan

peraturan pemerintah.”18

16

Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori) (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), hal. 70 17

Tim Penyusun, Op.Cit., hal. 13-15 18

Ibid, hal. : 20

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

11

Landasan Konstitusional Pendidikan Anak Usia Dini terdapat pada

pasal 28 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional :

(a) Bab I, Pasal 1, butir (14), menetapkan pendidikan anak usia dini

adalah suatu upaya pembinaan yang di tujuksn kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut. (b) Pasal 28, butir (2) menyatakan

bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur

pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal pasal 28, butir (3)

menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal

berbentuk taman kanak-kanak (TK), Anak Usia Dini (PAUD) Raudatul

Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat.19

Adapun indikator dalam meningkatkan kemampuan motorik halus

siswa menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan Republik

Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 yaitu: mencakup kemampuan dan

kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan

mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk.20

Adapun menurut PERMENDIKBUD Tahun 2014 tentang Kurikulum

2013 Pendidikan Anak Usia Dini mengenai lingkup perkembangan

sebagaimana tabel berikut:

19

Martinis Yamin, Jamilah Sabri Sanan, (2010) Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : GP Press, hal. 1 20

Tim Penyusun, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014. Jakarta, hal.5

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

12

Tabel 1

Lingkup Perkembangan dan Tingkat Pencapaian

perkembangan Anak21

Lingkup

Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

Usia 5 – 6 tahun

B. Motorik Halus 1. Menggambar sesuai gagasannya

2. Meniru bentuk

3. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media

dan kegiatan

4. Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan

benar

5. Menggunting sesuai dengan pola

6. Menempel gambar dengan tepat

7. Mengekspresikan diri melalui gerakan

menggambar secara rinci

Adapun hasil grand tour penelitian ini berangkat dari observasi

sementara penulis di lokasi yang akan menjadi tempat penelitian

Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari,

menunjukkan adanya gejala-gejala awal sebagai indikator bahwa

berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada Selasa, 06 Februari

2018 menunjukkan hal yang umumnya nampak di lapangan dalam

layanan pendidikan pada anak usia dini ialah pembelajaran di dalam kelas

yang cenderung tekstual seperti dengan LKA (Lembar Kerja Anak) serta

hasil karya lain. Sedangkan untuk pembelajaran yang bersifat kontekstual,

holistik integratife belum muncul. Permasalahan lain yang terjadi di

Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari guru

kurang memanfaatkan metode demonstrasi dalam meningkatkan

kemampuan motorik halus siswa sebagai salah satu aspek perkembangan

21

Tim Penyusun, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta, hal. 22

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

13

berdasarkan standar yang telah ditentukan dalam kurikulum PAUD.

Penulis melihat bahwa banyak bahan bekas yang dapat dijadikan sumber

pelajaran dan dimanfaatkan untuk kegiatan peningkatan kemampuan

motorik halus siswa. Hal ini menyebabkan rendahnya peningkatan

kemampuan motorik halus siswa. Sebagai indikator lemahnya

kemampuan siswa, dari segi motorik halus dapat dilihat dari 15 siswa, 3

(20%) belum bisa untuk memegang tutup botol dan memutar botol

minuman dengan menggunakan ibu jari, belum bisa mengekspresikan diri

melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan dan

sebagainya yang menunjukkan kelenturan motorik halus yang masih

lemah atau dalam kategori Belum Berkembang (BB) dan 12 siswa (80%)

sudah mulai bisa untuk menulis, melukis dan menggunting, namun masih

dalam kategori Mulai Berkembang (MB). 22

Tabel 2

Hasil Observasi perkembangan Motorik Halus Pra Tindakan23

No Nama Anak

Perkembangan Motorik Halus

Total Skor

Kriteria Keberhasilan

Persentase (%)

Cepat Rapi

4 3 2 1 4 3 2 1

1 A √ √ 2 BB 25 %

2 B √ √ 2 BB 25 %

3 C √ √ 3 MB 37,50 %

4 D √ √ 3 MB 37,50 %

5 E √ √ 4 MB 50 %

6 F √ √ 3 MB 37,50 %

7 G √ √ 3 MB 37,50 %

8 H √ √ 4 MB 50 %

9 I √ √ 4 MB 50 %

10 J √ √ 4 MB 50 %

11 K √ √ 2 BB 25 %

12 L √ √ 4 MB 50 %

13 M √ √ 3 MB 37,50 %

14 N √ √ 2 MB 25 %

15 O √ √ 4 MB 50 %

22

Observasi, Selasa tanggal 06 Februari 2018 23

Dokumentasi, tanggal 06 Februari 2018

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

14

Keterangan : 4= Sangat Cepat 4= Sangat Rapi 3= Cepat 3= Rapi

2= Cukup Cepat 2= Cukup Rapi 1= Belum Cepat 1= Belum Rapi

BB = Belum Berkembang 0 % - 25 % MB = Mulai Berkembang 26% - 50 % BSH = Berkembang Sesuai Harapan 51% - 75 % BSB = Berkembang Sangat Baik 76% - 100%

Berdasarkan hasil observasi pra tindakan dapat diketahui bahwa

sebagian besar anak masih dalam kategori mulai berkembang dalam

kemampuan motorik halus di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari. Penerapan metode demonstrasi selain dapat

memberikan rangsangan pada siswa juga dapat meningkatkan

kemampuan motorik halus siswa dengan memanfaatkan bahan bekas.

Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti dan membahas

dalam penulisan skripsi ini dengan judul “Peningkatan Kemampuan

Motorik Halus Anak dengan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan

Bahan Bekas pada Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah

Muara Bulian Kabupaten Batang Hari”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat

diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Guru di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian sebagian besar

lebih dominan menggunakan satu jenis metode pembelajaran pada

aspek metode ceramah (bercakap-cakap).

2. Guru di RA umumnya hanya mencantumkan kegiatan pembelajaran

yang bersifat tekstual.

3. Pemanfaatan bahan bekas dapat meningkatkan kemampuan motorik

halus siswa.

4. Dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat untuk keberhasilan

dalam pembelajaran.

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

15

5. Siswa cenderung kurang aktif dan kurang berinteraksi dengan siswa

lain selama proses pembelajaran berlangsung menyebabkan siswa

kurang bisa aktif untuk memahami materi pembelajaran.

6. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru saat mengajar

cenderung membuat siswa pasif dan hanya berpusat pada guru.

7. Perlunya variasi penggunaan metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan peran aktif, kerjasama dan penguasaan pemahaman

belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah tersebut di atas,

maka masalah pokok penelitian ini adalah Peningkatan Kemampuan

Motorik Halus Anak dengan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan

Bahan Bekas pada Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara

Bulian Kabupaten Batang Hari. Pertanyaan pokok ini kemudian

melahirkan sub-sub pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak dengan

Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan Bekas pada

Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari?

2. Apakah Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan bahan

bekas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus siswa pada

kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari?

D. Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada Peningkatan Kemampuan Motorik

Halus Anak dengan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan

Bekas pada Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari, dimana lingkup kajiannya yang cukup luas

sehingga perlu disederhanakan dengan membatasinya pada anak usia 5

sampai 6 tahun. Pembatasan ini dimaksudkan untuk memberikan ruang

dan waktu yang cukup bagi penulis dalam melakukan analisa dan

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

16

pembahasan, sehingga penelitian yang dilakukan tidak ambigu dan tidak

meluas yang dapat berimplikasi negatif pada hasil penelitian.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara

detail Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak dengan Metode

Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan Bekas pada anak Usia 5 sampai

6 Tahun di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari. Adapun tujuan penelitian secara terperinci dapat penulis

paparkan sebagai berikut:

a. Ingin mengetahui Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak

dengan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan Bekas pada

Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari.

b. Ingin mengtetahui Apakah Penerapan Metode Demonstrasi dalam

Pemanfaatan bahan bekas dapat meningkatkan kemampuan motorik

halus siswa pada kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara

Bulian Kabupaten Batang Hari.

2. Kegunaan Penelitian

Di samping tujuan penelitian sebagaimana telah dipaparkan di atas,

hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis

sebagai berikut:

a. Bagi penulis, mampu mengembangkan alur berpikir induktif dan

deduktif untuk mewujudkan gagasan-gagasan atau pendapat realitas

berdasarkan teori dan data di lapangan.

b. Bagi kepala taman kanak-kanak mampu mengimplementasikan

peningkatan hasil pelajaran secara umum, khususnya dalam kegiatan

belajar mengajar.

c. Bagi seluruh majelis guru, dapat menjadi referensi dalam

mengembangkan dan meningkatkan mutu pelajaran, khususnya

dalam meningkatkan kemampuan motorik halus siswa.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

17

d. Bagi kepala taman kanak-kanak, dapat menjadi bahan kajian

sederhana dalam meningkatkan mutu pendidikan di Taman Kanak-

Kanak.

e. Menambah khazanah ilmiah bagi pengembangan keilmuan dan

sumbangan pemikiran untuk para peneliti berikutnya.

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

18

BAB II

LANDASAN TEORI, KONSEP MODEL TINDAKAN

DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori

1. Kemampuan Motorik Halus

Montessori dalam Elizabeth B. Hurlock menegaskan bahwa anak

usia dini khususnya usia 3-6 tahun disebut sebagai periode sensitif atau

masa peka, yakni masa dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang,

diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Adapun

kepekaan yang harus dikembangkan pada usia ini mencakup kemampuan

berbahasa, karakter, kemampuan motorik dan fisik sekaligus

memaksimalkan sensitivitas anak terhadap obyek-obyek kecil, detil serta

terhadap aspek-aspek sosial kehidupan. 24

Gerak motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan

bagian-bagian tubuh tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil,

seperti ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan

pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu

membutuhkan tenaga, Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan

tangan yang cermat. Menurut Sumantri motorik halus adalah

pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari

jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi

dengan tangan, ketrampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan

alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Oleh karena koordinasi antara

mata dan tangan sudah semakin baik maka anak sudah dapat mengurus

diri sendiri dengan pengawasan orang yang lebih tua. Gerakan motorik

halus yang terlihat pada anak usia TK antara lain adalah : Anak dapat

menyikat gigi sendiri, menyisir, membuka menutup retsluiting, memakai

sepatu sendiri, makan sendiri. Semakin baiknya gerakan motorik halus

24

Safrudin Aziz, Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini (Yogyakarta: Kalimedia, 2017), hal. 38

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

19

anak membuatnya lebih mandiri, akan tetapi tidak semua anak memiliki

kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.25

Papalia dan Olds berpandangan perkembangan anak usia dini

dapat dikategorikan menjadi dua kelompok.

a. Kategori perkembangan fisik dan intelektual.

1) Perkembangan fisik melingkupi:

a) Pertumbuhan dan perkembangan fisik

b) Kesehatan dan masalah fisik

c) Keterampilan motorik

d) Pola tidur dan masalahnya.

2) Perkembangan intelektual melingkupi: ingatan, kognitif, bahasa dan

perkembangan intelegensia.

b. Kategori perkembangan kepribadian dan sosial.

Berbeda dengan Janet Black maupun Papalia dan Olds, Elizabeth B

Hurlock berpandangan bahwa perkembangan anak dapat ditinjau dari

aspek masa-masa atau unsur tertentu. Adapun aspek-aspek

perkembangan tersebut adalah: perkembangan fisik-motorik, sosial-

emosional, moral keagamaan dan perkembangan kognitif.26

Ada dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua

bentuk keterampilan motorik anak, yaitu:

a. Perkembangan motorik itu berlangsung dari yang sederhana kepada

yang kompleks.

b. Perkembangan motorik itu berlangsung dari yang kasar dan global

(gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik tetapi

terkoordinasi (finely coordinated movements).27

25

Jurnal Siti Hamsoh, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui Kegiatan Kolase dengan Media yang Bervariasi Pada Anak Kelompok B RA Al Mufidah Kabupaten Tangerang (Universitas Terbuka Convention Center, 26 November 2016) 26

Suyadi dan Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013), hal. 58-59 27

Novan Ardy Wiyani, Perkembangan Psikologi Anak Usia Dini (Yogyakarta: Gava Media, 2014), hal. 37

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

20

Itulah sebabnya, PAUD memberikan kesempatan kepada anak

untuk mengembangkan karakter atau kepribadiannya dan potensinya

secara maksimal. Konsekuensinya lembaga PAUD harus menyediakan

berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek

perkembangan, seperti moral dan agama, kognitif, bahasa, sosial dan

emosi serta fisik motorik.28

Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan

dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata

tangan.29. Semakin muda usia anak semakin lama waktu yang di

butuhkan untuk berkonsentrasi pada kegiatan yang berkaitan dengan

kemampuan motorik halus, hampir setiap hari anak menggunakan

keterampilan motorik halusnya misal mengancing baju, makan dengan

menggunakan sendok, mengikat tali sepatu saat menggunakan sepatu,

jika di sekolah anak mengerjakan hal-hal seperti menggunting, menulis,

mewarnai, anak meronce manik-manik dan lain sebagainya. Kemampuan

motorik halus sangat penting dalam kehidupan anak. Namun dengan

berkembangnya teknologi seperti sekarang banyak anak yang bermain

dengan vidio games sehingga anak-anak jarang bermain menggunakan

permainan yang menggunakan motorik halus, misal bermain pasir,

bermain permainan tradisional misal bermain kelereng. Sehingga hal ini

pun dapat menyebabkan kurang berkembangnya otot-otot halus pada

tangan. Sehingga anak bisa mengalami kesulitan dalam menggunakan

alat tulis ketika anak masuk sekolah.

Dalam rangka membantu perkembangan fisik anak maka guru

Taman Kanak-kanak seyogyanya memberikan bimbingan kepada mereka

agar memiliki kesadaran akan kemampuan sensorisnya. Bimbingan guru

itu berkaitan dengan perkembangan aspek-aspek sebagai berikut:

a. Pengenalan/pengetahuan akan namanya dan bagian-bagian tubuhnya.

b. Kemampuan untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi tubuh.

28

Novan Ardy Wiyani, Konsep Dasar PAUD (Yogyakarta: Gava Media, 2016), hal. 3 29

bidanku.com di unduh 23 april 2018

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

21

c. Pemahaman bahwa walaupun setiap individu berbeda dalam

penampilannya, seperti perbedaan dalam warna rambut, kulit dan

mata, atau tingginya, namun semua orang memiliki kesamaan

karakteristik fisik yang sama.

d. Menerima bahwa semua orang memiliki keterbatasan dalam

kemampuannya, seperti setiap orang dapat berjalan, berlari atau

melompat tetapi tidak seorangpun yang dapat terbang.

e. Kemampuan untuk memahami bahwa tubuh itu berubah secara

konstan, dan pertumbuhan fisik itu berawal dengan kelahiran dan

berakhir dengan kematian.

f. Pemahaman akan pentingnya tidur, dan juga sebagai dua siklus

kehidupan yang penting bagi kehidupan.

g. Mengetahui kesadaran sensori (merasa, melihat, mendengar,

mencium, dan menyentuh/meraba).

h. Memahami keterbatasan fisik seperti lelah, sakit, dan melemah.30

Menurut Novan Ardy Wiyani menjelaskan kembali tentang

perkembangan motorik pada anak usia dini sebagai berikut:

a. Keterampilan motorik pada anak usia dini sangat dipengaruhi oleh

perkembangan fisiknya, baik perkembangan fisik yang berupa

perkembangan anatomis maupun perkembangan fisiologis.

b. Perkembangan motorik yang kasar dan global kemudian memunculkan

keterampilan motorik kasar. Pada keterampilan motorik kasar ini anak

usia dini melakukan gerakan badan secara kasar atau keras, seperti

merangkak, berjalan, berlari, melompat, melempar dan berjongkok.

c. Perkembangan motorik yang halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan

memunculkan keterampilan motorik halus. Pada keterampilan motorik

halus ini anak usia dini dapat melakukan pengkoordinasian gerak

tubuh yang melibatkan mata dan tangan untuk dapat melakukan

kegiatan yang berhubungan dengan gerakan tangan. Keterampilan

30

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), hal. 164-165

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

22

motorik halus ini seperti menggenggam, memegang, merobek,

menggunting, melipat, mewarnai, menggambar, menulis, menumpuk

mainan dan lain-lain.31

Anak usia dini merupakan masa yang sangat cemerlang untuk

dilakukan dan diberikan pendidikan. Banyak ahli menyebutnya masa

tersebut sebagai golden age, yakni masa-masa keemasan yang dimiliki

oleh seorang anak, atau masa dimana anak mempunyai potensi yang

sangat besar untuk berkembang.32 Keterampilan motorik halus tidak

sepenuhnya berkembang hanya melalui kematangan saja, namun

keterampilan motorik halus tersebut harus di stimulasi dan di praktekkan.

Ada 8 kondisi penting untuk mempelajari keterampilan motorik halus

menurut harlock:

a. Kesiapan belajar: apabila pembelajaran tersebut di lakukan ketika

anak sudah siap belajar maka hasilnya akan lebih baik jika di

bandingkan dengan anak yang belum siap dalam belajar.

b. Kesempatan belajar: lingkungan dan orang tua hendaknya

memberikan kesempatan belajar agar anak tidak mengalami

keterlambatan perkembangan.

c. Kesempatan berpraktek: memberikan kesempatan berpraktek

sesering mungkin untuk dapat menguasai keterampilan motoriknya

sesuai yang di harapkan.

d. Model yang bagu : agar perkembangan keterampilan anak baik maka

harus adanya model yang baik, karena untuk dapat mempelajari dan

mengembangkan kemampuan motorik anak adalah meniru sehingga

membutuhkan model yang tepat.

e. Bimbingan: bimbingan di lakukan untuk memberikan arahan dalam

pengembangan keterampilan anak, karena meniru tanpa bimbingan

tak akan optimal, bimbingan pun penting diberikan agar anak

mengenali kesalahan yang dilakukannya.

31

Novan Ardy Wiyani, Op.Cit., hal. 37-38 32

M. Fadlillah, dkk. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini Menciptakan Pembelajaran Menarik, Kreatif, dan Menyenangkan (Jakarta: Kencana Pernada Group, 2014), hal. 21

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

23

f. Motivasi: dorongan yang di stimulus dari luar agar keterampilan

motorik halus dapat di tingkatkan atau dipertahankan.

g. Keterampilan sebaiknya di pelajari secara individu karena setiap jenis

keterampilan mempunyai perbedaan tertentu, contoh: memegang sisir

untuk menyisir rambut berbeda dengan memegang pensil untuk

menulis.

h. Keterampilan sebaiknya di pelajari satu persatu: yaitu dalam kegiatan

belajar keterampilan hendaknya tidak dilakukan secara bersamaan

sehingga tidak menimbulkan kebingungan anak.33

Dengan demikian motorik halus adalah segala kegiatan yang

menggunakan otot halus pada bagian tubuh tertentu serta membutuhkan

koordinasi yang cermat. Perkembangan motorik adalah salah satu hal

yang penting dalam perkembangan individu. Setiap anak dapat mencapai

perkembangan motorik halus yang optimal asalkan mendapat stimulasi

yang tepat, semakin banyak kesempatan, praktek dan bimbingan yang

kontinyu.

Perkembangan motorik pada dasarnya merupakan kegiatan yang

mengaktualisasikan seluruh potensi anak berupa sikap, tindak dan karya.

Oleh karena itu keterampilan motorik sebagai bagian dari pendidikan

terutama melalui pengalaman-pengalaman gerak terhadap pertumbuhan

dan perkembangan anak secara menyeluruh.34

2. Metode Demonstrasi

Istilah metodologi pembelajaran, sebenarnya sama dengan Meto-

dik, yakni suatu ilmu yang membicarakan bagaimana cara atau tekhnik

menyajikan bahan pelajaran terhadap siswa agar tercapai suatu tujuan

yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien.35 Metode pembelajaran

merupakan ”...cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi

33

Hurlock, E, Perkembangan Anak Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 157 34

Partiyem, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dengan Kegiatan Bermain Plastisin Kelompok B Paud Istiqomah Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang (Bengkulu: Universitas Bengkulu, 2014), hal. 30 35

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta : Ciputat Press, 2005), hal. 3 - 4

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

24

contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai

tujuan tertentu.”36

Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau upaya yang

dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa

dalam proses pembelajaran. Apabila guru dalam menyampaikan materi

menggunakan metode yang tepat dan baik, maka proses pembelajaran

pun akan berjalan dengan baik. Begitu juga sebaliknya, apabila metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru tersebut kurang baik atau tidak

tepat dengan kondisi siswa, maka proses pembelajaran akan berjalan

kurang lancar.

Metode demonstrasi adalah ”...metode mengajar yang

menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.”37

Hampir dalam setiap kegiatan main akan menjadi pengalaman-

pengalaman baru yang menimbulkan kegiatan belajar pada anak.

Pengalaman-pengalaman yang dikenal dengan pengalaman belajar

tersebut diperoleh anak melalui penglihatan, pendengaran dan peniruan.

Perolehan pengalaman belajar yang dirancang secara khusus untuk

menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan suatu objek atau proses dari

suatu peristiwa yang sedang dilakukan merupakan salah satu metode

bermain yang disebut demonstrasi.38

Metode demonstrasi sebagai salah satu wahana pemenuhan

keingintahuan anak, akan dikatakan efektif apabila guru TK

memperhatikan beberapa hal penting; Pertama, apa yang dilakukan dan

ditunjukan guru harus dapat diamati dengan jelas oleh anak. Bilamana

dirasakan perlu diadakan pengulangan demonstrasi maka harus dilakukan

dengan penuh kesabaran dan ketenangan sehingga anak-anak benar-

36

Mukhtar dan Martinis Yamin, Sepuluh Kiat Sukses Mengajar di Kelas (Jakarta : Nimas Multima, 2003), hal. 153 37

Zakiah Daradjat, Op.Cit, hal. 296 38

Mukhtar Latif, dkk Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi (Jakarta: Kencana, 2013), hal. 114

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

25

benar merasakan kejelasan dari materi ajar bukan menambah

kebingungannya. Kedua, suara guru saat menjelaskan harus dapat

didengar dengan jelas. Intonasi suara guru yang wajar sesuai konteks

materi ajar, akan menarik perhatian anak sehingga konsentrasi mereka

tidak terganggu. Ketiga, setelah kegiatan pendemonstrasian oleh guru,

haruslah diikuti oleh kegiatan anak menirukan apa yang telah diperagakan

dan dijelaskan guru. Perhatian guru kepada anak-anak yang mengalami

kesulitan dalam menirukan apa yang dicontohkan guru merupakan hal

yang juga tidak boleh diabaikan guru.39

”Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat

memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau

melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya.”40

Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,

benda atau cara kerja suatu produk tekhnologi yang sedang dipelajari.41

Beberapa bentuk kegiatan yang sesuai dengan metode

demonstrasi dalam rangka memberikan pengalaman belajar anak antara

lain:

a. Kegiatan yang bertujuan melatih koordinasi mata dan jari-jemari,

seperti memegang dan menggunakan alat tulis, membangun dengan

alat, dan bahan main yang bersifat konstruksi, mengikat tali sepatu,

memasang kancing baju, memakai kaus kaki, serta membuka dan

menutup alat makan-minum.

b. Kegiatan yang bertujuan melatih koordinasi tubuh atau gerakan-

gerakan dasar motorik kasar, seperti gerakan merayap, merangkak,

berjalan pada balok titian, menangkap dan melambungkan bola, dan

lain-lain.42

39

Tim Penyusun, Bermain dan Permainan Anak (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), hal. 10.18 40

Martinis Yamin, Setifikasi Profesi Keguruan di Indonesia (Jakarta : Gaung Persada Press, 2006), hal. 155 41

Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta : Kencana Prenada, 2006), hal.32 42

Mukhtar Latif, dkk, Loc.,Cit.

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

26

Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru

mempertunjukkan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu

sedangkan murid memperhatikannya.

Dasar pertimbangan pemilihan metode demonstrasi :

1) Mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang

berkaitan dengan mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, atau

menggunakan komponen-komponen sesuatu.

2) Membandingkan suatu cara dengan cara lain.

3) Mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

4) Ingin menunjukkan suatu keterampilan.

Langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi :

1) Tahap persiapan

a) Menetapkan tujuan demonstrasi.

b) Menetapkan langkah-langkah demonstrasi.

c) Siapkan alat atau benda yang dibutuhkan untuk demonstrasi.

2) Tahap pelaksanaan

a) Mendemonstrasikan sesuatu sesuai dengan tujuan yang disertai

dengan penjelasan lisan.

b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab.

c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan

mempraktekkan.

3) Tahap tindak lanjut dan evaluasi

a) Menugaskan kepada siswa untuk mencoba dan mempraktekkan

apa yang telah diperagakan.

b) Melakukan penilaian terhadap tugas yang telah diberikan dalam

bentuk karya atau perbuatan.43

Metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang

diterapkan dalam proses pembelajaran. Metode demonstrasi merupakan

alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan

penerapan metode deminstrasi ini diharapkan agar siswa dapat

43

Ibid, hal.23

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

27

memahami pelajaran dengan mudah dan tidak membosankan. Sehingga

materi yang diajarkan sampai kepada siswa dan mudah diterapkan oleh

siswa tersebut.

Kelebihan metode demonstrasi yaitu :

1) Pelajaran menjadi lebih jelas dan konkrit.

2) Siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang

didemonstrasikan.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih baik, karena siswa tidak hanya

mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

4) Siswa akan mengamati dan tertarik mencoba.

5) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

6) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang dipelajari.

7) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat

dalam diri siswa.

8) Menghindari verbalisme dan membuat pelajaran lebih menarik,

lebih jelas dan lebih konkrit.

9) Memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang

diberikan.

10) Siswa dituntut aktif dalam bentuk melakukan pengamatan,

membandingkan antara teori dan kenyataan serta mempraktekkan

secara langsung.

Kelemahan metode demonstrasi :

1) Tidak semua guru dapat melakukan demonstrasikan dengan baik.

2) Terbatasnya sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran,

terbatasnya waktu.

3) Demonstrasi memerlukan waktu yang banyak dibandingkan

ceramah dan tanya jawab.

4) Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perencanaan yang

matang.

5) Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang

diperagakan.

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

28

6) Tidak semua benda dapat diperagakan.

7) Guru dituntut memiliki keterampilan khusus terhadap hal-hal yang

akan didemonstrasikan.

8) Sulitnya memenuhi semua peralatan, atau benda yang dibutuhkan

untuk keperluan demonstrasi.

9) Diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang.

10) Penggunaan waktu yang lama akan menyita waktu jam pelajaran

lain.

Langkah-langkah metode demonstrasi yaitu :

1) Guru menyiapkan persiapan mengajar.

2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.

3) Siapkan bahan dan alat yang diperlukan.

4) Menunjukkan salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan

sesuai skenario yang telah disiapkan.

5) Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisa.

6) Setiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dari

demonstrasi.

7) Guru membuat kesimpulan.44

Agar dapat efektif, maka setiap metode harus memiliki prinsip-

prinsip sebagai berikut :

1) Metode tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri. Belajar

merupakan akibat dari kegiatan peserta didik. Pada dasarnya belajar

itu berwujud melalui pengalaman, memberi reaksi, dan melakukan.

Menurut prinsip ini seseorang belajar melalui reaksi atau melalui

kegiatan mandiri yang merupakan landasan dari semua pembelajaran.

Pengajaran harus dilaksanakan melalui pembelajaran tangan pertama.

Dengan kata lain peserta didik banyak memperoleh pengalaman

belajar.

2) Metode tersebut harus memanfaatkan hukum pembelajaran. Kegiatan

metode dalam pembelajaran berjalan dengan cara tertib dan efisien

44

Ibid, hal.35

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

29

sesuai dengan hukum-hukum dasar yang mengatur

pengoperasiannya. Hukum-hukum dasar menyangkut kesiapan, latihan

dan akibat, harus dipertimbangkan dengan baik dalam segala jenis

pembelajaran. Pembelajaran yang baik memberi kesempatan

terbentuknya motivasi, latihan, peninjauan kembali, penelitian dan

evaluasi.

3) Metode tersebut harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta

didik. Memanfaatkan pengalaman masa lampau peserta didik yang

mengandung unsur-unsur yang sama dengan unsur-unsur materi

pembelajaran yang dipelajari akan melancarkan pembelajaran. Hal

tersebut dapat dicapai dengan sangat baik melalui korelasi dan

pembandingan. Pembelajaran akan dipermudah apabila yang

memulainya dari apa yang sudah diketahui peserta didik

4) Metode tersebut harus didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu

dengan baik yang bertujuan menyatukan kegiatan pembelajaran. Ilmu

tanpa amal (praktek) seperti kayu tanpa buah.

5) Metode tersebut harus memperhatikan perbedaan individual dan

menggunakan prosedur-prosedur yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi.

Seperti kebutuhan, minat serta kematangan mental dan fisik.

6) Metode harus merangsang kemampuan berpikir dan nalar para

peserta didik. Prosedurnya harus memberikan peluang bagi kegiatan

berpikir dan kegiatan pengorganisasian yang seksama. Prinsip

kegiatan mandiri sangat penting dalam mengajar peserta didik untuk

bernalar.

7) Metode tersebut harus disesuaikan dengan kemajuan peserta didik

dalam hal keterampilan, kebiasaan, pengetahuan, gagasan dan sikap

peserta didik, karena semua ini merupakan dasar dalam psikologi

perkembangan.

8) Metode tersebut harus menyediakan bagi peserta didik pengalaman-

pengalaman belajar melalui kegiatan belajar yang banyak dan

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

30

bervariasi. Kegiatan-kegiatan yang banyak dan bervariasi tersebut

diberikan untuk memastikan pemahaman.

9) Metode tersebut harus menantang dan memotivasi peserta didik ke

arah kegiatan yang menyangkut proses deferensiasi dan integrasi.

Proses penyatuan pengalaman sangat membantu dalam terbentuknya

tingkah laku terpadu. Ini paling baik dicapai melalui penggunaan

metode pengajaran terpadu.

10) Metode tersebut harus memberi peluang bagi peserta didik untuk

bertanya dan menjawab pertanyaan. Dan memberi peluang pada guru

untuk menemukan kekurangan-kekurangan agar dapat dilakukan

perbaikan dan pengayaan (remedial dan anrichment).

11) Kelebihan suatu metode dapat menyempurnakan kekurangan/

kelemahan metode lain. Metode tanya jawab, metode demonstrasi,

metode eksperiment, metode diskusi, dan metode proyek,

kesemuanya dapat digunakan untuk mendukung kelemahan metode

ceramah, kenyataan yang diterima secara umum bahwa metode yang

baik merupakan sintesa dari banyak metode atau prosedur. Hal ini

didasarkan atas prinsip bahwa pembelajaran terbaik terjadi apabila

semakin banyak indera yang dapat dirangsang.

12) Suatu metode dapat dipergunakan untuk berbagai jenis materi atau

mata pelajaran satu materi atau mata pelajaran memerlukan banyak

metode. 45

Pelaksanaan metode demonstrasi tentu saja bertujuan untuk

mengefektifkan pelaksanaan pembelajaran sehingga mencapai

ketuntasan pembelajaran.

3. Pemanfaatan Bahan Bekas (Media)

Dunia Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebuah dunia yang tidak

terlepas dari bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah

satu sarana yang juga menjadi sumber belajar bagi anak di PAUD adalah

alat permainan edukatif yang lebih dikenal dengan APE. Alat ini bisa

45

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2006), hal.190.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

31

didapatkan dengan cara membelinya dari produsen alat-alat permainan

anak atau juga bisa dengan membuatnya sendiri. Pada umumnya para

penyelenggara PAUD dan juga para guru PAUD masih banyak

yang membeli alat-alat permainan untuk sumber belajar anak. Hal ini

tentu saja akan menumbuhkan budaya konsumtif dan akan melemahkan

daya kreativitas dan inovasi para guru PAUD dalam menyelenggarakan

proses belajar yang berkualitas bagi anak. Alat permainan edukatif

tersebut disebut dengan media.

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara atau pengantar. 46Dalam buku Strategi Belajar

Mengajar karangan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain disebutkan

bahwa:

“Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah “perantara” atau pengantar”

dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar

atau penyalur pesan. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.” 47

“Kata media berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medius yang secara harfiah berarti tengah perantara atau

pengantar”.48 Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media

dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang

memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.49

Dampak keterbatasan media pembelajaran terhadap hasil belajar

tentu saja sangat terlihat. Dimana dapat diketahui bahwa media

merupakan komponen sumber belajar yang membawa pesan atau tujuan

terhadap pelaksanaan pembelajaran, keterbatasan media pembelajaran

46

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2015), hal. 3. 47

Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 136 48

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : Pustaka Setia. 2011), hal. 243 49

Syaiful Bahri Djamarah dkk, Op.Cit., hal. 120

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

32

akan mempengaruhi minat siswa dalam belajar serta pencapaian hasil

belajar.

Media sebagai alat fisik yang dapat merangsang siswa untuk

belajar. Proses pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting karena

dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat

dibantu dengan menghadirkan media sebagai alat bantu. Kesulitan bahan

yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan

bantuan media, media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru

ucapkan dengan kata-kata atau kalimat tertentu, dengan demikian anak

didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran dengan menggunakan

media dari pada tidak memakai media. Menurut jenis dan perannya,

media pembelajaran dikelompokkan menjadi:

a. Media audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk

auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemampuan siswa untuk mempelajari bahan

ajar, seperti radio dan tape recorder.

b. Media visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan

menggunakan indra penglihatan, seperti gambar yang disajikan

melalui fotografik misalnya penggunaan proyektor.

c. Media audio visual

Media audio visual merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa

disebut media pandang dengar. Seperti televisi, slide suara.50

Media pendidikan sangat tepat untuk membantu upaya mencapai

keberhasilan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan. Oleh karena

itu, guru harus mempunyai keterampilan dalam memilih dan

menggunakan media pendidikan dan pengajaran. Secara garis besar

media pembelajaran terbagi atas:

50

Ibid, hal. 248-249

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

33

a. Media audio, yaitu media yang hanya dapat didengar atau yang

memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dan tidak

mengandung unsur suara, seperti gambar, lukisan, foto, dan

sebagainya.

c. Media audio visual, yaitu media yang mengandung unsur suara dan

unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, film dan

sebagainya.

d. Orang (people), yaitu orang yang menyimpan informasi. Pada

dasarnya setiap orang bisa berperan sebagai sumber belajar, tetapi

secara umum dapat dibagi dua kelompok, yaitu :1) orang yang

didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara

profesional, seperti guru, instruktur, konselor, widyaswara dan lain-lain.

2) orang yang memiliki profesi, selain tenaga yang berada

dilingkungan pendidikan, seperti dokter, atlet, pengacara, arsitek dan

sebagainya.

e. Bahan (materials), yaitu suatu format yang digunakan untuk

menyimpan suatu pesan pembelajaran, seperti buku paket, alat

peraga, transpransi, film,slide dan sebaginya.

f. Alat (device), yaitu benda-benda yang berbentuk fisik yang disebut

dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan

pembelajaran, seperti komputer, radio, televisi, VCD/DVD dan

sebagainya.

g. Tekhnik (technik), yaitu cara atau prosedur yang digunakan orang

dalam memberikan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran, seperti ceramah, diskusi, seminar, simulasi, permainan,

dan sejenisnya.

h. Latar (setting) yaitu lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun

di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak

secara khusus disiapkan untuk pembelajaran, seperti ruang kelas,

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

34

studio, perpustakaan, aula, taman, kebun, pasar, toko, museum, kantor

dan sebagainya.51

Media pembelajaran mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju

tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan bantuan media

mempertinggikan kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang

cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media

akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada

tanpa bantuan media.

Dari pengertian diatas penulis menarik kesimpulan bahwa media

adalah alat bantu atau benda yang dipergunakan untuk menyampaikan

pesan dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan

pembelajaran.

“Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

sebagai hardaware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat

dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera. Media pendidikan

memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat

lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang

merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. Penekanan media

pendidikan terdapat pada visual dan audio. Media pendidikan memiliki

pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar

kelas. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan

interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media pendidikan

dapat digunakan secara missal (misalnya: radio, televise), kelompok besar

dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan

(misalnya: modul, computer, radio tape/ kaset, video recorder).”52

“Media pembelajaran yang akan dibahas tersebut akan mengikuti

taksonomi Leshin, dan kawan-kawanyaitu: 1. media berbasis manusia

(guru,instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain),

2.Media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan

51

Ibid, hal. 244-245 52

Azhar Arsyad, Op.Cit , hal. 6-7

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

35

lembaran lepas), media berbasis visual (buku,charts, grafik, peta,

figur/gambar, transparansi, film bingkai atau slide), 3. Media berbasis

audio-visual (video, film, slide bersama tape, televisi) 4. Media berbasis

computer (pengajaran dengan bantuan computer dan video interaktif).” 53

Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media

mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima

pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa.

Dalam proses pembelajaran maka penggunaan media harus selalu

memperhatikan berbagai fungsi media dalam menunjang kegiatan

pembelajaran. “Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan

jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan

keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media

mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang

cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media

akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada

tanpa bantuan media.” 54

Hamalik yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengemukakan bahwa

pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologi terhadap siswa.” 55Secara umum banyak para penyelenggara

PAUD dan guru PAUD yang berpendapat bahwa memperoleh Alat

permainan edukatif dengan cara membeli adalah lebih mudah dan

ekonomis. Namun jika para guru mau berkreasi dan berinovasi untuk

menciptakan Alat permainan edukatif dari barang-barang bekas maka

tentu saja akan lebih ekonomis lagi. Banyak mainan sekarang ini yang

semakin kreatif, mahal dan beraneka macam. Tentunya hal ini akan

banyak membuat orang tua bingung. Banyak mainan yang dibuat oleh

pabrik yang sebetulnya kurang berfaedah bagi anak-anak karena

53

Ibid, hal. 81-82 54

Saipul Bahri Djamarah, Op.Cit., hal. 138 55

Azhar Arsyad, Op.Cit., hal. 15

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

36

sebenarnya alat bermain hanyalah alat bantu saja bagi seorang anak dan

bukan merupakan indikator mutlak untuk anak berkembang lebih baik.

Jadi mahal dan murahnya alat mainan bukanlah merupakan indikator.

Anak akan dapat bermain dengan manfaat yang besar apabila orang tua

dapat mengetahui sisi kegunaannya mainan tersebut.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang ada bahwa Alat permainan

edukatif, Kreatif dan Inovatif tidak mesti alat permainan yang mahal maka

kami berupaya mencoba mengembangkan dan membuat sebuah APE.

Sebelum membuatnya tentu saja kami harus mengetahui tentang

pengertian, fungsi dan prosedur pembuatan APE untuk menjadi salah satu

sumber belajar di PAUD.

Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses

belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat

mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang

dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada

kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan

perbedaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan

pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media

pembelajaran sangat dianjurkan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran. Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam

pendidikan anak usia dini semakin penting artinya mengingat

perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Oleh

karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus

berdasarkan realita artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari

sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak

usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat

belajar secara konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya

digunakan media sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan

untuk anak usia dini.

Media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tidak harus

dibeli dengan harga yang mahal. Hal ini dapat diminimalisir dengan

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

37

menggunakan media yang terbuat dari bahan bekas. Menurut

Iskandarbahan atau barang bekas yang dimaksudkan adalah semua

barang yang telah dipergunakan atau tidak dipakai lagi atau dapat

dikatakan sebagai barang yang telahdiambil bagian utamanya.56

Sedangkan menurut Nilawati bahan bekas yang biasanya disebut sebagai

sampah ini dapat berupa plastik, kaleng, kertas dan kain perca. Benda

tersebut dapat dimanfaatkan menjadi sebuah benda yang memiliki nilai

tinggi. Keberadaan barang bekas yang tidak terpakai sangat mudah

ditemukan di lingkungan sekitar. Bahan bekas merupakan bahan yang

berasal dari benda-benda yang telah terpakai yang sudah tidak

digunakan. Bahan bekas ini dapat digunakan kembali apabila diolah dan

dikreasikan sehingga dapat menjadi sesuatu yang baru yang memiliki nilai

tertentu seperti nilai estetika dan nilai edukatif.57 Menurut Lee dalam

Nurani menyatakan bahwa sebagian besar peralatan rumah tangga atau

barang rongsokan yang tidak terpakai lagi dapat digunakan sebagai media

kreatif yang dapat menghasilkan suatu karya yang inovatif. Bahan bekas

selain bermanfaat bagi kegiatan pembelajaran juga dapat mengurangi

limbah bahan sisa rumah tangga. Selain itu dengan memanfaatkan bahan

bekas sebagai media pembelajaran dapat mengajarkan kepada anak

untuk memanfaatkan bahan-bahan yang tidak terpakai agar menjadi lebih

bermanfaat.58

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa

konsep penggunaan media dari bahan sampah tentunya dapat dijadikan

alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini

terutama dalam meningkatkan motorik halus pada siswa. Pemanfaatan

bahan bekas tidak hanya memiliki manfaat Sebagai alat bantu, juga

56

Agus Iskandar, Daur Ulang Sampah (Jakarta: Azka Mulia Media, 2016), hal. 2 57

Eva Sativa Nilawati, Menyulap Sampah Jadi Kerajinan Cantik (Jakarta: Nobel Edumedia, 2010) hal. 3 58

Yuliani Nurani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: PT Indeks, 2010) hal. 73

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

38

mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran

dengan bahan yang mudah didapat.

4. Pendidikan Anak Usia Dini

Menurut Muhibbin Syah, pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu

kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik” artinya

memelihara dan memberi latihan dimana diperlukan adanya ajaran dan

tuntutan. Sedangkan dalam pengertian yang luas, pendidikan dapat

diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu

sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan.59

Pendidikan adalah merupakan upaya pebinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian stimulus pendidikan agar membantu perkembangan,

pertumbuhan baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki

kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut.60 Anak usia dini adalah

sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan

dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini

berada pada rentang 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan

perkembangan dalam berbabagi aspek sedang mengalami masa yang

cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.61

Pendidikan anak usia dini dianggap sebagai cermin dari suatu

tatanan masyarakat, tetapi juga ada pandangan yang mengemukakan

bahwa sikap dan prilaku suatu masyarakat dipandang sebagai suatu

keberhasilan ataupun sebagai suatu kegagalan dalam pendidikan dan

keberhasilan pendidikan tergantung kepada pendidikan anak usia dini

59

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru (Bandung; Remaja Rosdakarya, 1995), hal.10 60

Martinis Yamin, Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Gp Pres, 2010) hal. 1 61

Hendra Sofyan, Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 70

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

39

baik, maka proses pendidikan pada usia remaja, usia dewasa akan naik

pula.

Pendidikan anak usia dini merupakan dasar dari pendidikan anak

selanjutnya yang penuh dengan tantangan dan berbagai permasalahan

yang dihadapi anak. Dengan demikian maka pendidikan usia dini adalah

jendela pembuka dunia (window of opportunity) bagi anak.62 Pendidikan

anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

anak-anak sejak dini usia yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

dasar dan kehidupan tahap berikutnya.63

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan lembaga pendidikan

yang diselenggarakan untuk anak usia 0-6 tahun sebagai prasyarat untuk

jenjang pendidikan dasar. Lembaga ini bertujuan untuk mengembangkan

berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta membentuk anak

Indonesia yang berkualitas.64

a. Landasan Konstitusional

Pasal 28 berdasarkan UU RI NO 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Secara Tegas telah mengatur Penyelenggaraan

PAUD, sebagai Berikut:

(a). Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang

pendidikan dasar. (b) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan

melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. (c)

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman

kanakkanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

(d) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk

62

Ibid, hal. 3 63

Direktorat PAUD Dirjen Pendidikan Non Formal dan Informal, (2009), Acuan Menu Pembelajaran pada Pandidikan Anak Dini Usia (Menu Pembelajaran Generik), Jakarta,Departemen Pendidikan Nasionala, hal. 3 64

Mursyid, Pengembangan Pembelajaran PAUD (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2015), hal. 12

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

40

kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain

yang sederajat. (e) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan

informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang

diselenggarakan oleh lingkungan. (f) Berdasarkan Peraturan Mentri

Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2005, PAUD Nonformal berada di

bawah pembinaan Direktorat PAUD, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar

Sekolah (Ditjen PLS).sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)

Direktorat PAUD, Direktorat PAUD berkewajiban menyiapkan berbagai

pedoman yang bisa dijadikan acuan oleh masyarakat yang akan

menyelenggarakan PAUD Nonformal.65

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor: 20 tahun 2003, tentang

pendidikan nasional :

(a) Bab I, Pasal 1, butir (14), menetapkan pendidikan anak usia dini

adalah suatu upaya pembinaan yang di tujuksn kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut. (b) Pasal 28, butir (2) menyatakan

bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur

pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal pasal 28, butir (3)

menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal

berbentuk taman kanak-kanak (TK), Anak Usia Dini (PAUD) Raudatul

Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat.66

Pendidikan anak usia dalam pandangan parah ahli pendidikan

sebagai berikut :

1) Ki Hajar Dewantara

Dewantoro berpendapat bahwa anak-anak adalah mahluk hidup

yang memiliki kodratnya masing-masing. Kaum pendidik hanya

membantu menuntun kodratnya tersebut. Jika anak memilki kodrat yang

65

Zainal Aqib Pedoman Teknis Penyelenggaraan (PAUD) Pendidikan Anak Usia Dini, (Bandung: Nuansa Aulia, 2010), hal. 1 66

Martinis Yamin, Jamilah Sabri Sanan, Op. Cit., hal. 20

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

41

tidak baik, maka tugas pendidik untuk membantunya menjadi baik. Jika

anak sudah memiliki kodrat yang baik, maka ia akan lebih baik lagi

jika dibantu melalui pendidikan. Kodrat dan lingkungan merupakan

konvergensi yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.

Untuk rentang usia dalam pendidikan dibagi menjadi 3 masa, yaitu

(1) masa kanak-kanak/kinderperiod usia 1–7 tahun, (2) masa

pertumbuhan jiwa dan pikiran usia 7–14 tahun, (3) masa soial period atau

terbentuknya budi pekerti usia 14–21 tahun. Sesuai dengan rentang usia

tersebut, maka cara mendidik untuk masa kanak-kanak adalah dengan

memberi contoh dan pembiasaan, untuk masa pertumbuhan jiwa dan

pikiran dengan cara pengajaran dan perintah/paksaan/hukuman, dan

untuk masa social period dengan cara laku dan pengalaman lahir –

bathin.67

2) J H. Pestalozi

Sangat menekankan pada pendidikan yang memperhatikan

kematangan anak. Pendidikan harus didasarkan pada pengaruh “objek

pembelajaran”, misalnya guru membawa benda sesungguhnya ketika

mengajar. Sangat menekankan pada pengembangan aspek sosial

sehingga anak dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan

mampu menjadi anggota masyarakat yang berguna. Pendidikan sosial

akan berkembang jika pendidikan dimulai dengan pendidikan keluarga

yang baik. 68

Peran utama pendidikan sangat ditekan pada ibu yang dapat

memberikan sendi-sendi dalam pendidikan jasmani, budi pekerti dan

agama. Pandangan dasar Pestalozzi yang pertama menekankan pada

pengamatan alam. Semua pengetahuan pada dasarnya bersumber dari

pengamatan yang akan menimbulkan pengertian. Namun jika

pengertian tersebut tanpa didasari pengamatan, maka akan menjadi

sesuatu pengertian yang kosong (abstrak). Pandangan kedua adalah

67

Zainal Aqib, Op.Cit., hal. 45 68

Ibid, hal. 75

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

42

menumbuhkan keaktifan jiwa raga anak. Melalui keaktifan anak akan

mampu mengolah kesan (hasil) pengamatan menjadi suatu

pengetahuan.

Keaktifan akan mendorong anak melakukan interaksi dengan

lingkungannya. Pandangan ketiga adalah pembelajaran pada anak

harus berjalan secara teratur setingkat demi setingkat atau bertahap.

Prinsip ini sangat cocok dengan kodrat anak yang tumbuh dan

berkembang secara bertahap. Pandangan dasar tersebut membawa

konsekuensi bahwa bahan pengembangan yang diberikan pada anak

pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari urutan bahan yang

termudah sampai tersulit, dari bahan pengembangan yang sederhana

sampai yang terkompleks.

Dari uraian diatas bahwa menanamkan pendidikan pada anak usia

dini merupakan hal yang sangat penting. Anak Usia dini selayaknya

mendapat perhatian yang lebih serius dari pada sekedar penimbangan

belita di posyandu. Ia sosok yang pada saatnya akan tumbuh berkembang

menjadi generasi penerus bangsa. Begitu pentingnya program pendidikan

untuk anak usia dini sehingga Sugeng Sentoso, guru besar fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Jakarta sampai pada kesimpulan bahwa

program wajib belajar mestinya dimulai sejak Taman Kanak-kanak.69

b. Proses Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini

Reigeluth menjelaskan dalam buku teori pembelajaran itu terdapat

tiga variabel : variabel kondisi, variabel metode dan variabel hasil belajar

Semua komponen pembelajaran tersebut berinteraksi dalam kesatuan

yang utuh membentuk suatu proses pembelajaran, maka dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses

membengun situasi serta kondisi, media, waktu, dan evaluasi yang

tujuannya adalah pencapaian hasil belajar anak.

Usia 5 tahun: berikan kegiatan yang dapat memberi kesempatan

pada anak mengobservasi sesuatu. Sebaiknya pendidik tidak melulu

69

Ibid, hal. 24

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

43

mencontohkan lalu anak mengikuti. Tapi, biarkan anak mencoba-coba,

misal anak menggambar bunga dengan warna hijau, kuning atau biru.

Pendidik dapat memberikan kosakata baru pada anak dan membiarkan

mereka merangkai kalimat.

Proses pembelajaran di kelas anak usia dini tidak terlapas dari

bagaimana peran guru dalam menciptakan suasana belajar, strategi

pembelajaran, media, model pembelajaran yang digunakan. Antara guru

yang membelajarkan harus tercipta korelasi yang efektif dan efisien agar

prosesa pembelajaran pada anak dapat berlangsung dengan baik. Mills

berpendapat bahwa “ model ”adalah yang memungkinkan seseorang atau

kelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Hal itu

merupakan interpretasi atas hasil observasi dan pengukuran yang

diperoleh dari beberapa sistem. Pengertian model pembelajaran,

merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi

pendidikan dan belajar, yang dirancang berdasarkan proses analisis yang

diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasi pada tingkat

operasional didepan kelas. 70

Dalam mencari solusi permasalahan yang terjadi di kelas, salah satu

solusinya guru harus mencari model pembelajaran yang tepat yang dapat

mengakomodir semua perbedaan anak dan dapat membuat anak merasa

nyaman dalam belajar. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu

rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur

materi peserta didik dan memberi petunjuk kepada pembelajar di kelas

dalam setting lainnya. Memilih suatu model pembelajaran, harus

sesuaikan dengan realitas yang ada dan situasi kelas yang ada, serta

pandangan hidup yang akan dihasilkan dari proses kerjasama dilakukan

antara guru dan peserta didik. Ada beberapa model pembelajaran yang

harus diketahui oleh guru anak usia dini dan dapat dipahami dalam

mengembangkan pembelajaran di kelas.

70

Ibid, hal. 29

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

44

1) Model belajar behaviorisme menganggap behaviorisme atau tingkah

laku ini dapat diperhatikan dan diukur.

Prinsip utama ialah faktor rangsangan (stimulus), respon (response)

serta penguatan (reinforcement). Model ini menganggap faktor lingkungan

sebagai rangsangan dan respon peserta didik terhadap rangsangan itu

ialah responnya. Pendapat ini sejalan dengan pendapat ini sejalan dengan

pendapat Thorndike yang menyatakan bahwa hubungan diantara stimulus

dan respon akan diper-kuat apabila responnya positif diberikan riward

yang positif dan tingkah laku negatif tidak diberi apa – apa (hukuman).

Menurut Gagne et.al. dalam bevariorisme, terdapat delapan elemen

yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran di sekolah, yaitu :

(1) Menarik perhatian, (2) Menjelaskan tujuan, (3) Merangsang

proses “recall”, (4) Menyiapkan bahan atau materi yang dapat

merangsang/menarik perhatian, (5) Menyediakan bimbingan terhadap

peserta didik, (6) Memberi penghargaan terhadap kemajuan belajar

peserta didik, dan (7) Mengembangkan pengetahuan dan kepandaian

yang telah dimiliki peserta didik. 71

2) Model Belajar Kognitif

Merupakan model pemrosesan pengetahuan ini dengan

menyatakan, bahwa pengetahuan yang diterima itu akan terlebih dahulu

disimpan pada pendaftar sensor. Pengetahuan yang baru diterima kan

dibandingkan dengan kognitif yang telah dulu ada.pengetahuan yang telah

tersebut dapat diperbaiki, ditambah, disesuaikan dan digabungkan dengan

pengetahuan yang baru. Selanjutnya, pengetahuan tersebut dipindahkan

kepada ingatan jangka pendek dan jika pengetahuan itu dianggap penting,

akan dipindahkan kepada ingatan jangka panjang. Sebagai suatu

rangkaian pase, menggunakan step–step kognitif : pengkodean (cooding),

penyimpanan (storing), perolehan kembali (retrieving), dan pemindahan

informasi (transferring information). Suatu tugas dapat dipelajari dengan

baik urutan yang spesifik pada sembilan peristiwa, yaitu : (a) Memperoleh

71

Ibid, hal. 32

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

45

perhatian (gaining attention), (b) Informasi peserta didik pada tujuan

(informing the learner of the objective), (c) Prasyarat daya ingat sebagai

prasyarat belajar (stimulating recall of prerequisite learning), (d)

Menyajikan materi baru (presenting new material), (e) Menyediakan

bimbingan belajar (providing learning guidance), (f) Menyatakan capaian

(eleciting performance), (g) Menyatakan umpan balik sebagai ketepatan

(providing feedback about correctness), (h) Menaksir capaian (assesing

performance), dan (i) Penambahan ingatan dan daya ingat (echancing

retencion and recall).72

3) Metode Resitasi (Recitation Method)

Berdasarkan pengamatan sendiri, minta anak membuat resume.

Maryam menambahkan, pada usia 4-12 tahun merupakan masa kritis

anak yang selalu menanyakan, Mengapa begini dan begitu? Misalnya

anak bertanya, Mengapa pohon dapat berbuah? Libatkan anak untuk

mengamati proses pembiakan lalu minta anak menyimpulkannya sendiri.73

4) Metode Latihan Keterampilan (Drill Method)

Kegiatan yang mewakili metode ini sering Anda lakukan bersama si

kecil, yaitu membuat prakarya (artwork). Sekolah Learning Vision

menggunakan metode ini untuk mendorong anak belajar menjalani proses

ketika membuat patung dari lilin atau karya tiga dimensi lainnya. Selain

melatih kemampuan motoriknya, seperti menulis, menggambar, menghias

dan menggunakan alat-alat. Anda juga dapat mengajarkan anak berhitung

secara konkret.74

5) Metode Pemecahan Masalah (Problem solving Method)

Berikan soal-soal yang tingkat kesulitannya dapat disesuaikan

dengan kemampuan anak. Lalu ajak anak mencari solusinya bersama-

sama. 75

72

ibid, hal. 34 73

Ibid, hal. 27 74

Ibid,hal. 49 75

Ibid, hal. 50

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

46

6) Metode Perancangan (Project Method)

Kegiatan yang mengajak anak merancang suatu proyek yang akan

diteliti sebagai obyek kajian. Salah satu sekolah yang menggunakan

metode ini adalah Tutor Time. Pola pikir anak menjadi lebih berkembang

dalam memecahkan suatu masalah serta membiasakannya menerapkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki.76

B. Konsep Model Tindakan yang Digunakan

Terdapat beberapa konsep dan model tindakan yang dikembangkan

oleh para ahli seperti Kurt Lewin, Kemmis, Henry, Mc Taggart, John Elliott,

dan Hopkins. Konsep model tindakan dalam tinjauan historis pertama kali

digagas oleh Kurt Lewin, tetapi pada perkembangan berikutnya model

Kemmis dan Mc Taggart banyak dikenal orang hingga dewasa ini. Adapun

model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin

sebagaimana dikutip Suharsimi Arikunto didasarkan atas konsep pokok

bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat konsep pokok77 yang juga

menunjukkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perencanaan atau planning;

2. Tindakan atau acting;

3. Pengamatan atau observing;

4. Refleksi atau reflecting.

Refleksi menurut J. John Loughran adalah aktivitas manusia yang

cukup penting dalam menghadirkan kembali pengalaman, berpikir tentang

sesuatu dan kemudian mengevaluasinya kembali.78 Sementara Tony

Ghaye menyatakan bahwa tindakan reflektif dapat membantu memahami

hubungan antara apa yang akan dilakukan dan bagaimana

mengembangkannya.79 Siklus model Kurt Lewin tersebut di atas

76

Ibid, hal. 23 77

Suharsimi Arikunto, Ibid., hal. 131 78

J. John Loughran, Developing Reflective Practice: Learning About Teaching and Learning Through Modelling, (London-Washington D.C: Taylor & Francis e-Library, 2005), hal. 1 79

Tony Ghaye, Teaching and Learning Through Reflective Practice: A Practical Guide for Positive Action, (London and New York: Routledge, 2010), edisi ke-2, hal. 1

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

47

merupakan penelitian tindakan dengan melibatkan peneliti, guru sebagai

kolaborator dan unsur penunjang lainnya. Siklus tersebut kemudian dapat

digambarkan dalam bentuk visualisasi gambar berikut ini.80

(Sumber: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hal. 131)

Siklus model Kurt Lewin tersebut di atas terdiri dari empat komponen

penting dan saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Setiap

komponen di atas merupakan langkah dalam siklus sehingga komponen

tindakan dan pengamatan merupakan satu kesatuan utuh. Hasil dari

pengamatan yang dilakukan kemudian dijadikan dasar dan acuan dalam

melakukan langkah selanjutnya yaitu refleksi dengan mencermati apa

yang sudah terjadi. Setelah refleksi selesai kemudian melakukan langkah

berikutnya, yaitu penyusunan modifikasi yang diaktualisasikan dalam

bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, dan begitu seterusnya.

Model penelitian tindakan lainnya yang cukup populer digunakan di

kalangan praktisi pendidikan adalah model tindakan yang dikembangkan

oleh Kemmis & Mc Taggart yang menggambarkan bahwa siswa bukan

hanya diajar seperti biasa yang intinya mengerjakan soal-soal setelah

mempelajari ringkasan, tetapi harus melakukan suatu tindakan. Siswa

harus aktif bekerja melakukan sesuatu yang diarahkan oleh guru. Secara

konkrit siklus penelitian tindakan dapat dipaparkan melalui peta konsep

berikut ini:

80

Suharsimi Arikunto, Ibid.,

Pengamatan

Refleksi Perencanaan

Perlakuan

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

48

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan.81

(Sumber: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hal. 137)

Peta konsep sebagaimana telah dikemukakan di atas pada dasarnya

sebuah mata rantai yang saling berhubungan antara item satu dengan

yang lain. Sehingga apabila dijelaskan secara naratif terdapat beberapa

tahapan yang harus dilalui oleh seorang peneliti untuk mengungkap

informasi yang akurat sesuai dengan domain permasalahan yang sedang

diteliti.

Berdasarkan paparan beberapa konsep model tindakan di atas,

penulis memilih konsep model tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis

& Mc Taggart dengan alasan bahwa konsep model tindakan tersebut

menampilkan empat tahapan yang saling berkaitan antara yang satu

81

Suharsimi Arikunto, Ibid., hal. 137

Perencanaan

SIKLUS 1 Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS 2

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

?

SIKLUS 3

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

49

dengan lainnya yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Tahapan-tahapan tersebut dapat penulis

paparkan pada pembahasan berikut.

Tahapan pertama adalah penyusunan rancangan tindakan yang

dikenal dengan perencanaan (planning). Tahapan ini secara konkrit

menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan

bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahapan kedua adalah

pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi atau penerapan

secara konkrit dari postulat-postulat perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya. Tahapan ketiga adalah pengamatan atau observasi secara

langsung yang dilakukan peneliti terhadap individu pelaku tindakan.

Tahapan keempat adalah refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan

untuk kemudian melakukan flash back terhadap beberapa kekurangan

terhadap tindakan yang dilakukan. Dengan demikian maka hasil dari

refleksi tersebut dapat direkonstruksi kembali tindakan yang lebih baik

dalam rangka menyempurkan kekurangan yang terdapat pada tindakan

sebelumnya.

C. Studi Relevan

1. Penelitian Partiyem, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dengan

Kegiatan Bermain Plastisin Kelompok B Paud Istiqomah Sumber

Bening Kecamatan Selupu Rejang (Bengkulu: Universitas Bengkulu,

201482 Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa adanya

peningkatan kemampuan motorik halus siswa dengan kegiatan bermain

yang dilakukan pada pembelajaran PAUD.

2. Penelitian Watini, Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak

Dengan Metode Demonstrasi Dalam Pemanfaatan Bahan Bekas Pada

82

Partiyem, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dengan Kegiatan Bermain Plastisin Kelompok B Paud Istiqomah Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang (Bengkulu: Universitas Bengkulu, 2014)

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

50

Kelompok B Di Raudhatul Athfal Jamus Ngluwar Magelang.83 Penelitian

ini menghasilkan kesimpulan bahwa pelaksanaan metode demonstrasi

dalam pembelajaran pada jenjang PAUD dengan memanfaatkan bahan

bekas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

3. Penelitian Rosika Aprilia, Pengaruh Aktivitas Bermain Menggunakan

Media Bahan Kertas terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak di TK

Negeri Pembina Kalianda.84 Penelitian ini memperoleh kesimpulan

adanya peningkatan kemampuan motorik halus siswa melalui

pemanfaatan bahan kertas dengan metode bermain yang diterapkan

oleh guru.

4. Jurnal Suryawati, Sri Nugrohojati, Diana, Upaya Guru Dalam

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Menggunting

Berpola Di Kelompok B2 Di Taman Kanak-Kanak Islam Bina Empat

Lima Pontianak Timur.85

Penelitian ini memperoleh kesimpulan melalui

menggunting berpola yang diterapkan oleh guru dapat meningkatkan

kemampuan motorik halus anak.

5. Jurnal Siti Amsoh Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak

Melalui Kegiatan Kolase Dengan Media Yang Bervariasi Pada Anak

Kelompok B Ra Al Mufidah Kabupaten Tangerang.86 Penelitian ini

memperoleh kesimpulan peningkatan motorik halus siswa dapat

ditingkatkan melalui kegiatan kolase dengan memanfaatkan media

yang bervariasi.

6. Jurnal Rizki Fauziah, Pemanfaatan Kardus Bekas Sebagai Media

Pembelajaran Untuk Memperkenalkan Tempat Ibadah Pada Anak Usia

83

Watini, Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Dengan Metode Demonstrasi Dalam Pemanfaatan Bahan Bekas Pada Kelompok B Di Raudhatul Athfal Jamus Ngluwar Magelang 84

Rosika Aprilia, Pengaruh Aktivitas Bermain Menggunakan Media Bahan Kertas terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak di TK Negeri Pembina Kalianda. 85

Suryawati, Sri Nugrohojati, Diana, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Menggunting Berpola Di Kelompok B2 Di Taman Kanak-Kanak Islam Bina Empat Lima Pontianak Timur 86

Rizki Fauziah, Pemanfaatan Kardus Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Memperkenalkan Tempat Ibadah Pada Anak Usia Dini.

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

51

Dini. Penelitian ini memperoleh kesimpulan pemanfaatan kardus bekas

sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan pengetahuan siswa.

Penelitian yang akan penulis lakukan ini berbeda dengan

penelitian-penelitian yang telah ada, sebagaimana telah dikemukakan

beberapa hasil penelitian dalam bentuk action research di atas.

Perbedaannya terletak pada objek kajian dan subjek penelitian. Penelitian

ini dalam pandangan penulis belum pernah dilakukan oleh para penelitian

sebelumnya, karena fokus penelitiannya anak usia dini.

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian Tindakan

Sebelum melaksanakan penelitian yang berjudul Peningkatan

Kemampuan Motorik Halus Anak dengan Metode Demonstrasi dalam

Pemanfaatan Bahan Bekas pada Kelompok B di Raudhatul Athfal At

Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari, penulis melakukan

pendekatan dalam pelaksanaan penelitian. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian adalah mixed methods research, yaitu pendekatan

kombinasi antara kualitatif dan kuantitatif dalam suatu penelitian untuk

mendapatkan hasil analisis yang sempurna terhadap permasalahan yang

menjadi pokok kajian dalam penelitian tersebut.87 Penggabungan kedua

pendekatan tersebut pada prinsipnya untuk menggabungkan data yang

berbeda, antara data-data statistik dan non statistik. Dengan demikian,

maka kedua pendekatan tersebut saling melengkapi dalam menguraikan

data-data dieksplor dalam penelitian ini. Data-data yang bersifat statistik

akan diuraikan dalam bentuk narasi kualitatif untuk menggambarkan

bagaimana data tersebut dianalisa sampai pada kesimpulan hasil

penelitian.

Secara spesifik, penelitian ini menggunakan pendekatan Action

Research (AR) atau Penelitian Tindakan (PT) adalah penelitian yang

dilakukan secara kolaboratif oleh partisipan dalam ilmu sosial dan

pendidikan untuk memperbaiki pemahaman dan pelaksanaan

pekerjaannya sendiri.88

Penelitian tindakan sebagai sebuah metode, terdiri

dari tiga aspek penting yaitu: pertama, penelitian sebagai sebuah kegiatan

mencermati obyek dengan menggunakan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam rangka

87

John W. Creswell, Research Design: Qualitativ, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, (Los Angeles-London-New Delhi-Singapore: SAGA, 2009), hal. 5 88

Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi) (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), hal. 129

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

53

meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

penelitian. Kedua, tindakan yang merupakan suatu aktivitas yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk

rangkaian siklus kegiatan. Ketiga, kelas yang merupakan sekelompok

siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari

seorang guru.

Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka penelitian tindakan

merupakan sekelompok kegiatan dalam pengembangan kurikulum, staf,

sekolah, sistem dan kebijakan. Kegiatan-kegiatan tersebut mempunyai

kesamaan dalam aspek identifikasi strategi dari suatu tindakan terencana

yang kemudian dilaksanakan, dan secara sistematis diamati, direfleksikan

dan dimodifikasi.89

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara

Bulian Kabupaten Batang Hari dengan asumsi dasar bahwa RA ini

merupakan salah satu lembaga pendidikan yang notabene berafiliasi pada

pendidikan dasar Islam, sehingga seluruh prosedur pendidikan memiliki

petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) diatur dalam

Standar Operasional Pelaksanaan (SOP), baik yang berkaitan dengan

teknis administrasi, maupun proses pendidikan. Kemudian Taman Kanak-

kanak telah menerapkan berbagai metode dalam pelaksanaan

pendidikan, salah satunya metode demonstrasi.

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.90 Populasi dalam

penelitian ini mencakup seluruh peserta didik (anak usia 5-6 tahun)

Mengingat bahwa populasi dalam penelitian ini begitu besar, sehingga

kemudian menjadi kendala tersendiri dalam proses penelitian. Oleh sebab

itu, maka peneliti menggunakan sampel bertujuan (purposive sample).

Adapun pemilihan sampel ini disebabkan beberapa alasan, yaitu

89

Ibid, hal. 130 90

Ibid., hal. 173

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

54

keterbatasan waktu dan tenaga sehingga tidak dapat mengambil sampel

yang besar secara keseluruhan. Dengan demikian, maka sampel yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik (anak

usia 5-6 tahun) Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data merupakan seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang

diperoleh di lapangan sebagai pendukung ke arah konstruksi ilmu secara

ilmiah dan akademis. Data penelitian adalah serangkaian informasi yang

diketahui atau dipahami secara konkrit. Diketahui artinya sesuatu yang

sudah terjadi sesuai fakta yang ada.91 Data dalam penelitian ini terdiri dari

dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu

data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung,

seperti kalimat-kalimat, catatan, foto, rekaman suara, gambar dan lain-

lain.92

Diantara data kualitatif dalam penelitian adalah kegiatan

pembelajaran di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari, gambaran umum objek penelitian seperti sejarah berdirinya

RA, letak geografis, struktur organisasi, dan beberapa aspek penting

lainnya. Adapun data kuantitatif merupakan data dalam bentuk angka-

angka, seperti nilai perolehan peserta didik (siswa) dalam tes (ujian) baik

terstruktur maupun tidak terstruktur.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat

diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara

dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yang

91

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriftif Kualitatif, (Jakarta: GP Press Group, 2013), hal. 99 92

Ibid., hal. 103

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

55

terdiri dari orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan

peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.93

Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik (anak

usia 5-6 tahun) Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari. Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini

adalah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

demonsntrasi, termasuk kegiatan pembelajaran kolaborasi antara guru

dengan peneliti dalam upaya meningkaRAan motorik halus siswa di RA

tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui efektifitas pendekatan

belajar reflektif dalam pembelajaran dilihat dari tingkat kompetensi

penguasaan siswa pada kognitif terhadap masing-masing pelajaran yang

diberikan guru, dilaksanakan pada setiap akhir pelajaran. Penerapan tes

hasil belajar dilakukan dalam dua bentuk, yaitu lisan dan tertulis. Tes lisan

dapat diberikan dalam bentuk tanya jawab terkait dengan materi pelajaran

yang telah diberikan. Adapun tes tertulis, diberikan dalam bentuk essay

antara 5 sampai 10 soal.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui tentang

sejauhmana tindakan telah dilaksanakan secara efisien sesuai dengan

perencanaan serta efek yang ditimbulkan dari pelaksanaan tindakan

tersebut, baik bagi peserta didik, guru, maupun sistem pembelajaran

secara keseluruhan. Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan guru yang

terlibat sebagai kolaborator dengan menggunakan pedoman observasi.

Observasi dalam perspektif metodologi merupakan pengamatan atau

pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.94

93

Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hal. 172 94

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fakultas Fsikologi UGM, 2004), jilid II, hal. 136

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

56

Observasi atau pengamatan memiliki tiga jenis, yaitu: 1) observasi

partisipan adalah sebuah pengamatan dimana seorang observer benar-

benar terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diobservasi. 2) observasi

sistematis (terstruktur) adalah sebuah kegiatan mengamati dengan

menggunakan struktur dan kerangka yang jelas serta memuat berbagai

kebutuhan yang diperluakan dalam pengamatan untuk kemudian

dilakukan pengelompokan dalam bentuk tabulasi. 3) observasi

eksperimental adalah pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui

adanya perubahan-perubahan sebagai suatu situasi eksperimen yang

sengaja diadakan untuk dapat diteliti.95

Karl Popper sebagaimana dikutip Rochiati berpendapat bahwa

observasi merupakan tindakan yang merupakan penafsiran dari teori.96

Metode observasi akan berdampak terhadap hasil yang diperoleh apabila

digunakan secara proporsional dan profesional. Metode observasi ini

penulis gunakan dalam mengumpulkan berbagai informasi penting terkait

dengan fokus penelitian dengan cara mengamati langsung berbagai hal

yang menjadi fokus penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi semi partisipan, dimana peneliti tidak

melaksanakan observasi partisipan secara utuh dengan maksud untuk

melihat bagaimana Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak dengan

Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan Bekas pada Kelompok B

di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman terhadap berbagai peristiwa yang

telah berlalu dan kemudian ditulis atau dicetak dalam berbagai bentuk

media, baik berupa catatan anekdot, surat, buku harian dan dokumen-

dokumen lainnya.97 Adapun tujuan penggunaan metode dokumentasi

95

K. Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 2009), hal. 43 96

Rochiati Wiriaatmadja, Metodoe Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), hal. 104 97

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2009), hal. 147

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

57

adalah sebagai pendukung hasil penelitian ini, peneliti akan lebih mudah

mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.

Dokumentasi atau yang sering disebut dengan rekaman data, digunakan

penulis untuk melihat secara nyata data-data tertulis yang diperlukan

dalam penelitian ini, dengan maksud bahwa data-data dan informasi yang

terekam dalam dokumentasi RA dapat memberikan informasi penting

yang penulis butuhkan dalam menganalisa data-data yang diperoleh dari

hasil wawancara dan pengamatan, yakni persoalan-persoalan yang

berkaitan dengan Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak dengan

Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan Bekas pada Kelompok B

di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.

4. Angket Proses Pembelajaran

Angket digunakan untuk memperoleh komentar dan tanggapan dari

siswa sebagai partisipan tentang efektifitas dan daya tarik desain dan

bahkan instruksional yang disusun yang meliputi pemahaman terhadap

materi pelajaran, sistematika (langkah-langkah kegiatan belajar mengajar,

metode dan media) serta tes yang digunakan, prosedur pembelajaran,

dan strategi pembelajaran yang dipilih.

Tabel 3

Kisi-Kisi Angket Proses Pembelajaran

Aspek yang diukur Indikator No. Item

Proses Pembelajaran

Pemahaman terhadap materi pembelajaran

1,2,3,4,5,6

Sistematika isi pembelajaran

7,8,9,10

Prosedur dan strategi instruksional yang dipilih

11,12,13

Penguatan Materi 14,15,16

Jumlah 16

5. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru untuk memperoleh data tentang

pendapat guru tentang efektifitas dan efisiensi pendekatan belajar reflektif

yang digunakan serta kendala yang dialami dalam proses

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

58

pelaksanaannya, khususnya pada Peningkatan Kemampuan Motorik

Halus Anak dengan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan

Bekas pada Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari.

E. Teknik Analisis Data

Analisis penelitian dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif

sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap

data-data kuantitatif yang terkumpul melalui skala, kompetensi, dan

angket. Sedangkan analisis kualitatif dilakukan terhadap data-data

kualitatif yang terkumpul melalui observasi dan wawancara. Setelah

proses pengumpulan data yang dibutuhkan selesai, maka data tersebut

selanjutnya dianalisis secara berturut-turut dengan menggunakan

beberapa cara seperti analisis domain, analisis taksonomi, analisis

komponensial dan analisis tema kultural.

1. Analisis Domain

Analisis doman biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran

masalah yang diteliti.98 Analisis ini digunakan untuk pengambilan data

tentang gambaran umum lokasi penelitian, yaitu Raudhatul Athfal At

Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari yang meliputi letak

geografis, historis, keadaan sarana prasarana, keadaan guru dan siswa.

Semua elemen tersebut merupakan domain yang merupakan unsur-unsur

yang berbeda dalam lembaga yang bersangkutan.

2. Analisis Taksonomi

Analisis taksonomi adalah penelitian yang ditetapkan pada domain

tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendeskripsikan atau

menjelaskan fenomena yang menjadi sasaran penelitian.99 Cara berpikir

ini digunakan untuk menganalisa Peningkatan Kemampuan Motorik Halus

Anak dengan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan Bekas

98

Iskandar, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2006), hal. 225 99

Ibid., hal. 226

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

59

pada Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari.

3. Analisis Komponensial

Analisis komponensial adalah suatu cara penyelidikan data yang

dilakukan setelah mempunyai banyak fakta dari hasil tes belajar, hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi.100 Analisis di atas peneliti

gunakan dalam mengolah data-data yang telah terhimpun sebelumnya

dalam pelaksanaan nanti akan ditemukan tentang metode pengajaran

yang digunakan dan sesuai dengan materi yang disampaikan.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban hasil tes, dan

observasi peserta didik diberi nilai dengan kategori:

a. BB = Belum Berkembang 0 % - 25 %

b. MB = Mulai Berkembang 26% - 50 %

c. BSH = Berkembang Sesuai Harapan 51% - 75 %

d. BSB = Berkembang Sangat Baik 76% - 100%

Selanjutnya berdasarkan penjabaran diatas maka penulis

merumuskan dalam bentuk hitungan persentase sebagai berikut:

P =

x 100

Keterangan:

P : Persentase

Js : Jumlah peserta didik yang mencapai skor tertentu

N : Jumlah keseluruhan peserta didik

F. Validasi Data

Validasi adalah suatu tindakan yang membuktikan bahwa suatu

proses atau metode dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai

dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan terdokumentasi dengan

baik. Adapun validitas yang digunakan dalam penelitian tindakan ini

adalah validitas demokratik, proses, dan dialogik.

100

Ibid., hal. 226

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

60

1. Validitas Demokratik

Validitas demokratik dilakukan dalam rangka identifikasi masalah,

penentuan fokus masalah, perencanaan tindakan yang relevan, dan hal-

hal lain yang berkaitan dengan penelitian dari awal hingga akhir penelitian.

Semua subjek yang terkait meliputi guru, kolaborator, dan siswa.

Penelitian tindakan ini memenuhi validitas demokratik karena peneliti

benar-benar berkolaborasi dengan guru dan peserta didik serta menerima

segala masukan dari berbagai pihak untuk mengupayakan peningkatan

proses pembelajaran khususnya dalam Peningkatan Kemampuan Motorik

Halus Anak dengan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan

Bekas pada Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari.

2. Validitas Proses

Validitas proses pada penelitian ini dicapai dengan cara peneliti dan

kolaborator secara intensif berkolaborasi dalam semua kegiatan yang

terkait dengan proses penelitian. Pada penelitian ini tindakan dilakukan

oleh guru sebagai praktisi tindakan di kelas dan peneliti sebagai

participant observer yang selalu berada di kelas dan mengikuti proses

pembelajaran.

3. Validitas Dialogik

Berdasarkan data awal penelitian dan masukan yang ada,

selanjutnya peneliti mengklarifikasikan, mendiskusikan, menganalisis data

tersebut dengan guru RA untuk memperoleh kesepakatan. Penentuan

bentuk tindakan pada penelitian ini dilakukan bersama antara peneliti dan

guru Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.

Dialog atau diskusi dilakukan untuk menyepakati bentuk tindakan yang

sesuai sebagai alternatif pemecahan permasalahan dalam penelitian ini.

Menurut Lexy Moleong bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data dengan memanfaaRAan sesuatu yang lain di luar data

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

61

itu.101 Keabsahan data akan terjamin akuntabilitas dan akurasinya apabila

digunakan teknik triangulasi, maka dalam hal ini penulis menggunakan

triangulasi data.

Triangulasi data merupakan upaya-upaya peneliti membandingkan

beberapa data yang diperoleh dengan cara yang sama oleh peneliti yang

sama. Triangulasi data digunakan misalkan ketika peneliti

mendeskripsikan persepsi para guru terhadap peningkatan mutu

pembelajaran, khususnya Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak

dengan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan Bekas pada

Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari. Triangulasi digunakan untuk mencegah terjadinya

pembiasan dalam pengumpulan data dan akan membantu memudahkan

pengambilan kesimpulan dari suatu peristiwa.

G. Prosedur Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan (action research) ini dilakukan dalam tiga siklus

untuk memperoleh gambaran dan informasi valid terhadap data-data

faktual dari kegiatan tindakan yang dilakukan. Dalam proses penelitian

tindakan, peneliti berkolaborasi dengan guru Raudhatul Athfal At

Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari dalam meningkaRAan

kemampuan motorik halus siswa melalui metode demonstrasi dalam

penggunaan bahan bekas. Adapun model siklus yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan Kemmis & Mc

Taggart. Adalah alasan pemilihan model tindakan ini adalah bahwa model

tindakan ini lebih sederhana dengan cakupan langkah-langkah yang

lengkap sesuai kebutuhan.

Siklus 1

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan Tindakan (action)

3. Pengamatan (observation)

101

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi) (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hal. 330

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

62

4. Refleksi (reflection)

Siklus 2

Sebagaimana proses dan prosedur tindakan yang dilakukan pada

siklus pertama, siklus kedua inipun memiliki empat tahapan atau langkah-

langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan tindakan kolaborasi antara

peneliti dengan guru RA, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

dan refleksi.

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan Tindakan (action)

3. Pengamatan (observation)

4. Refleksi (reflection)

Siklus 3

Pelaksanaan siklus ketiga merupakan tindakan lanjutan dari siklus

sebelumnya. Tindakan ini dilakukan atas dasar bahwa hasil yang

diperoleh pada siklus kedua belum memberikan hasil yang ideal

sebagaimana diharapkan peneliti.

H. Indikator Keberhasilan

Pelaksanaan tindakan dianggap berhasil apabila hasil yang diperoleh

dari tindakan tersebut mencapai standar yang diharapkan sebagaimana

telah dirumuskan pada perumusan awal kegiatan tindakan. Oleh sebab

itu, maka perlu dirumuskan beberapa indikator yang menjadi acuan dalam

melihat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

I. Rencana dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara

Bulian Kabupaten Batang Hari dengan asumsi dasar bahwa RA ini

merupakan salah satu lembaga pendidikan dasar yang notabene

berafiliasi pada pendidikan Islam. Penelitian dengan model tindakan kelas

ini dilakukan dalam waktu satu semester.

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

63

Tabel 4

Jadwal Penelitian

No.

Jenis Kegiatan

Tahun 2018

I II III IV V VI VII

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penulisan Draf Proposal

2 Konsultasi dengan Ketua Prodi

3 Revisi Draft

4 Proses ujian proposal

5 Revisi draft proposal setelah ujian

6 Izin riset

7 Pengumpulan data penelitian

8 Analisis dan verifikasi data

9 Penulisan laporan

10 Ujian tahap awal

Catatan : Jadwal penelitian ini dapat berubah sesuai waktu

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

64

BAB IV

DESKRPSI LOKASI DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi

1. Historis

Raudhatul Athfal At Thohiriah didirikan pada Tahun 2003, dan

dapat akte pendirian dengan nomor SK M.e2/4/PP/03.2/49/2003. Pada

awal berdirinya sampai saat ini sudah cukup banyak meluluskan para

peserta didik. Kegiatan belajar mengajar berlangsung Pagi hari mulai

Pukul 8.00 WIB sampai Pukul 10. 30 WIB, kegiatan belajar mengajar ini

masih berjalan sampai sekarang. Semenjak berdiri sampai saat ini kepala

Raudhatul Athfal At Thohiriah yaitu Ibu Yuhana, S.Ag.102

2. Geografis

Raudhatul Athfal At Thohiriah letaknya di jalan gajah Mada

Kelurahan Teratai Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. Untuk

memudahkan dan mengetahui letak geografis dari Raudhatul Athfal At

Thohiriah, dapat diketahui dari batas-batas dibawah ini :

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk kelurahan

Teratai.

b. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Jambi-Muara Bulian.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Rawa – Rawa

d. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk Kelurahan

Teratai.103

3. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, Pengelola Raudhatul

Athfal At Thohiriah dibantu guru dalam pelaksanaan pendidikan dan

pengajaran dilaksanakan oleh guru dan Pengelola Raudhatul Athfal At

Thohiriah.

Struktur organisasi di atas digambarkan dalam bentuk bagan

102

Dokumentasi, Raudhatul Athfal At Thohiriah Tahun 2019 103

Dokumentasi, Raudhatul Athfal At Thohiriah Tahun 2019

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

65

sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI RAUDHATUL ATHFAL AT THOHIRIAH 104

Keterangan :

_________ : Garis Koordinasi Garis Komando

--------------- : Garis Komando

4. Keadaan Guru dan Peserta Didik

a. Keadaan Guru

Keadaan guru PAUD menurut data Statistik Guru Tahun Pelajaran

2019 berjumlah 9 orang dengan status guru honorer, adapun latar

belakang pendidikannya dapat dilihat pada tabel berikut :

104

Dokumentasi, Raudhatul Athfal At Thohiriah Tahun 2019

Ketua Yasasan

Kepala RA

Wakil kepala

Pendidik

Bendahara

Pendidik

Pendidik

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

66

Tabel 5 Keadaan Guru Raudhatul Athfal At Thohiriah Tahun 2019105

No. N a m a L/P Jabatan Kualifikasi Pendidikan TahuTahun

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Yuhana, S.Ag

Umayah, S.Pd

Purwati, S.Pd.I

Deli, S.Pd

Ratmi, S.Pd

Siska Dewi, S.Pd.I

Ani Puji Astuti, S.Pd.I

P

P

P

P

P

P

P

Kepala RA

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

b. Keadaan Siswa

Siswa merupakan salah satu unsur yang paling penting dan tidak

dapat dilepaskan dari dunia pendidikan, maka dari itulah pentingnya

keberadaan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran di Raudhatul Athfal

At Thohiriah. Berdasarkan data statistik Raudhatul Athfal At Thohiriah

jumlah siswa adalah sebagaimana tertera dalam tabel berikut :

Tabel 6 Keadaan Siswa Raudhatul Athfal At Thohiriah Tahun 2019106

No. Kelas

Jumlah Siswa Total Jumlah Rombongan

Belajar LK PR

1. A 23 34 57 2

2. B 8 7 15 1

Jumlah 31 41 72 3

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah

siswa yang ada di Raudhatul Athfal At Thohiriah cukup banyak, hal ini

105

Dokumentasi, Raudhatul Athfal At Thohiriah Tahun 2019 106

Dokumentasi, Raudhatul Athfal At Thohiriah Tahun 2019

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

67

merupakan salah satu bentuk kepercayaan masyarakat untuk mendidik

anak mereka di Raudhatul Athfal At Thohiriah tersebut.

5. Keadaan Sarana Prasarana

Keadaan Sarana dan prasarana yang penulis temukan di lapangan

yaitu di Raudhatul Athfal At Thohiriah adalah segala sesuatu yang dipakai

sebagai alat untuk berjalannya pelaksanaan proses belajar mengajar dan

alat penunjang bagi berjalannya proses belajar mengajar di Raudhatul

Athfal At Thohiriah. Sarana dan prasarana yang dimiliki Raudhatul Athfal

At Thohiriah pada tahun pelajaran 2019 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7 Keadaan Sarana dan Prasarana Raudhatul Athfal At Thohiriah

Tahun 2019107

No Jenis Fasilitas Jumlah Kondisi

1.

2.

Ruang a. Lokal b. Ruang kantor c. WC Guru d. WC Peserta Didik e. Mushola f. Gudang

Perlengkapan sekolah

a. Meja dan Kursi Belajar b. Rak / lemari c. Ayunan d. Papan tulis e. Ayunan besi f. Plosotan panjatan g. Mandi bola h. Kaset senam i. Absen Guru j. Peralatan Menggambar k. Tape compo l. Dispenser m. Laptop n. Buku induk o. Printer

3 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang 1 Ruang

72 Buah 1 Buah 1 Buah 3 Eks

2 Buah 1 Buah 1 Buah 2 Buah 3 Eks 4 Set 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit

B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B

107

Dokumentasi, Raudhatul Athfal At Thohiriah Tahun 2019

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

68

Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dengan

adanya sarana dan prasarana tersebut, maka dalam proses pembelajaran

yang diselenggarakan di Raudhatul Athfal At Thohiriah dapat berjalan

dengan baik, walaupun masih banyak terdapat kekurangan. Dan mudah –

mudahan dimasa yang akan datang secara berangsur – angsur sarana

dan prasarana tersebut dapat terpenuhi.

Demikian sarana dan prasarana yang tersedia yang dapat penulis

paparkan di sini dan diharapkan dengan sarana dan prasarana yang ada

dapat menunjang terhadap proses belajar mengajar di Raudhatul Athfal At

Thohiriah sehingga bisa berjalan dengan lancar tanpa ada rintangan dan

hambatan.

B. Temuan Penelitian

1. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak dengan Metode

Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan Bekas pada Kelompok B

di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari

a. Tindakan Prasiklus

Setelah selesai penelitian pada setiap siklus, dilakukan

pengumpulan data. Data tersebut kemudian ditabulasi, dicari rata-rata,

dan persentase ketuntasannya. Adapun keterangan pengisian lembar

observasi sebagai beirkut:

1) Skor 1 untuk jawaban BB yang artinya Belum Berkembang: Maka disini anak

harus dibimbing dan dicontohkan oleh guru.

2) Skor 2 untuk jawaban MB yang artinya Mulai Berkembang: Maka disini

anak masih harus diingatkan dan dibantu oleh guru.

3) Skor 3 untuk jawaban BSH yang artinya Berkembang Sesuai Harapan:

Maka disini anak bisa mengerjakan tanpa harus diingatkan dan dibantu

oleh guru.

4) Skor 4 untuk jawaban BSB yang artinya Berkembang Sangat Baik:

Maka disini anak sudah bisa melakukan secara mandiri dan dapat

membantu temannya yang lain.

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

69

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap anak

melalui metode demonstrasi prasiklus diperoleh data nilai anak untuk

kemampuan motorik halus seperti dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8

Observasi Prasiklus Kemampuan Motorik Halus Anak

No

Nama Anak

Kemampuan Motorik Halus

Total Skor

Kriteria Keberhasilan

Persentase (%)

Cepat Rapi

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Adzkiah Saufa Sofiah (A)

√ √ 2 BB 25 %

2 Ahmadi Nejad (B)

√ √ 2 BB 25 %

3 Azka Zahida (C)

√ √ 3 MB 37,50 %

4 Darma Adi Juang Saputra (D)

√ √ 3 MB 37,50 %

5 Divo Ilham (E)

√ √ 4 MB 50 %

6 Fajra Nada Nadifa (F)

√ √ 3 MB 37,50 %

7 Fariq Ashar Alfathir (G)

√ √ 3 MB 37,50 %

8 Ghadira Kirana Mahesenari (H)

√ √ 4 MB 50 %

9 Habibah Nur Hafizhah (I)

√ √ 4 MB 50 %

10 Kaina Zahirah (J)

√ √ 4 MB 50 %

11 Kayla Ahzahwa (K)

√ √ 2 BB 25 %

12 Mu’ammar Rifki Baitullah (L)

√ √ 4 MB 50 %

13 Muhammad Iqbal (M)

√ √ 3 MB 37,50 %

14 Nadifa Sayyidatul Habibah (N)

√ √ 2 MB 25 %

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

70

15 Raihan Albiruni (O)

√ √ 4 MB 50 %

Tabel 9 Observasi Pra Tindakan Keterampilan Motorik Halus Anak

No Kriteria Total Skor Jumlah Anak

Persentase

1 BSB 0 0 0 %

2 BSH 0 0 0 %

3 MB 41 12 80 %

4 BB 6 3 20 %

N = 15 100 %

Berdasarkan data yang sudah diperoleh pada Pratindakan dapat

diketahui bahwa keterampilan motorik halus anak belum berkembang

dengan baik. Hal ini yang menjadi landasan peneliti untuk meningkatkan

keterampilan motorik halus anak kelompok B melalui kegiatan

memanfaatkan bahan bekas melalui metode demonstrasi.

Penjelasan tabel sebelumnya dapat diketahui bahwa kemampuan

motorik halus anak dari jumlah siswa keseluruhan 15 orang yang

mencapai target Berkembang Sangat Baik (BSB) masih belum ada

dengan prosentase 0 %, kemudian Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

juga masih belum dijumpai dengan persentase 0 %, selanjutnya yang

Mulai Berkembang (MB) 12 orang anak dengan persentase 80 % dan

yang belum berkembang sebanyak 3 anak dengan persentase 20 %.

Dapat disimpulkan bahwa pada peningkatan kemampuan motorik

halus anak umumnya proses pembelajaran dengan metode yang

digunakan cukup berhasil walaupun masih terdapat beberapa anak yang

kemampuan motorik halusnya belum maksimal.

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

71

Tabel 10

Observasi Kegiatan Anak Prasiklus

No Nama Nomor Item

Indikator Aktivitas Anak Skor

1 A 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

1

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

1

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

1

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

1

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1

Jumlah 6

Rata-Rata 1

2 B 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

1

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

1

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

1

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

1

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1

Jumlah 6

Rata-Rata 1

3 C 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf

1

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

72

sesuai warna

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1

Jumlah 9

Rata-Rata 1,50

4 D 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

1

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

1

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

1

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2

Jumlah 9

Rata-Rata 1,50

5 E 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2

Jumlah 12

Rata-Rata 2

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

73

6 F 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

1

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

1

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2

Jumlah 9

Rata-Rata 1,50

7 G 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

1

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

1

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1

Jumlah 9

Rata-Rata 1,50

8 H 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas 2

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

74

untuk di putar pada Botol yang ditentukan

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1

Jumlah 12

Rata-Rata 2

9 I 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1

Jumlah 12

Rata-Rata 2

10 J 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2

Jumlah 12

Rata-Rata 2

11 K 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

1

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

1

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas 1

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

75

untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

1

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1

Jumlah 6

Rata-Rata 1

12 L 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2

Jumlah 12

Rata-Rata 2

13 M 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

1

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1

Jumlah 9

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

76

Rata-Rata 1,50

14 N 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

1

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

1

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

1

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

1

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1

Jumlah 6

Rata-Rata 1

15 O 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2

Jumlah 12

Rata-Rata 2

Keterangan :

BSB : 3,26 – 4,00 = 76 – 100 %

BSH : 2,51 – 3,75 = 51 – 75 %

MB : 1,76 – 2,50 = 26 – 50 %

BB : 1,00 – 1,75 = 1 – 25 %

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

77

Grafik 1 Hasil Observasi Aktivitas Anak Kelompok B Raudhatul Athfal At

Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

Berdasarkan fakta prasiklus, menunjukkan perkembangan

kemampuan motorik halus anak di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara

Bulian Kabupaten Batang Hari belum berkembang secara optimal. Maka

sebelum dilaksanakan penelitian siklus 1, penulis mendapatkan data

tentang perkembangan kemampuan motorik halus anak sebelum siklus

atau prasiklus seperti penjelasan dibawah ini yang didapat dari data

observasi selama melaksanakan penelitian.

Tabel 11 Perkembangan kemampuan motorik halus anak sebelum siklus atau

prasiklus

No Nama Kemampuan Motorik Halus dengan Bahan Bekas

Persentase

1 A 6 25 %

2 B 6 25 %

3 C 9 37,50 %

4 D 9 37,50 %

5 E 12 50 %

6 F 9 37,50 %

7 G 9 37,50 %

8 H 12 50 %

9 I 12 50 %

10 J 12 50 %

11 K 6 25 %

0

0,5

1

1,5

2

2,5

A B C D E F G H I J K L M N O

Observasi Prasiklus

Series 1

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

78

12 L 12 50 %

13 M 9 37,50 %

14 N 6 25 %

15 O 12 50 % Jumlah 141

Persentase 141/4 x 100 % =35,25 %

Berdasarkan hasil pengamatan prasiklus dapat diketahui

kematangan kemampuan motorik halus anak di Raudhatul Athfal At

Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari belum berkembang

dengan baik sesuai dengan kesepakatan guru dan peneliti. Hasil dari

persentase kemampuan motorik halus siswa di atas menunjukkan angka

35,25 %. Ini berarti kemampuan anak belum berkembang dengan baik

dan belum berkembang sesuai harapan dan masih mayoritas amak di

rentang MB (Mulai Berkembang). Oleh karena itu untuk mendapatkan skor

yang lebih tinggi dan lebih baik maka peneliti dan guru melakukan

kolaborasi dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan

tindakan selanjutnya menggunakan media bahan bekas dan metode

demonstrasi.

2. Tindakan Siklus 1

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan segala cara yang dilakukan secara detail

untuk melakukan tindakan, asesment awal, penyusunan rencana

pembelajaran, proses pengamatan anak, keterlibatan guru dan menyusun

jadwal kegiatan.

1) Deskripsi Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara

Bulian Kabupaten Batang Hari. Subjek penelitian ini adalah anak

kelompok B dengan rentang usia 4 tahun – 5,5 tahun sebanyak 15 anak.

Adapun permasalahan kemampuan motorik halus anak di kelas B pada

Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

masih belum berkembang secara optimal karena disebabkan oleh

penerapan permainan yang belum dapat meningkatkan motorik halus

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

79

anak belum diterapkan secara optimal, kemudian media yang digunakan

masih kurang menarik dan belum dikemas dalam meningkatkan

kemampuan motorik halus anak.

2) Asesmen Awal

Sebelum penelitian tindakan dilaksanakan, peneliti melakukan

observasi proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Hasil

pengamatan peneliti menemukan bahwa beberapa permasalahan

diantaranya terdapat anak yang tidak mau bergabung dengan teman-

teman pada saat permainan pembelajaran, pada saat bermain dan belajar

sebagian anak terlihat diam karena tidak menyukai dan tidak tertarik

dengan pembelajaran. Maka dari itu peneliti berkolaborasi dengan guru

untuk membuat dan merancang pembelajaran dengan menggunakan

penerapan metode demonstrasi dan didukung oleh media bahan bekas

dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

3) Penyusunan Rencana Pembelajaran

Penyusunan rencana pembelajaran dengan menerapkan berbagai

langkah-langkah untuk mengembangkan tema, media, lembar kerja,

proses mengamati atau observasi, partisipasi guru dalam penyusunan

jadwal kegiatan untuk siklus 1.

a) Persiapan mengembangkan tema

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan

berkolaborasi dengan guru tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran

saja melainkan berkolaborasi dengan persiapan tema pembelajaran.

Tema yang dipilih pengetahuan dalam mengenal huruf pada kelas B di

Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.

b) Media

Media yang digunakan yaitu bahan bekas botol plastik yang

diwanai dan diberikan tempelan huruf. Media dipersiapkan untuk

mendukung metode demonstrasi yang akan dilakukan dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

80

c) Persiapan kegiatan bermain anak

Sebelum melaksanakan kegiatan inti, maka peneliti dan guru

menyusun perencanaan permainan yang memudahkan anak untuk

menguasai konsep pembelajaran.

d) Pengamatan pelaksanaan kegiatan bermain anak dalam belajar

Pada saat pelaksanaan bermain dan belajar, maka peneliti

melakukan pengamatan atau observasi. Penilaian yang dilakukan sesuai

dengan tujuan penelitian, untuk mengetahui perkembangan kemampuan

motorik halus anak melalui kegiatan bermain dan belajar dengan

penggunaan media bahan bekas botol plastik yang digunakan.

e) Keterlibatan guru dalam penerapan metode demonstrasi

Guru tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan penelitian ini, karena

penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi, tindakan dan evaluasi tindakan.

f) Jadwal kegiatan siklus 1

Setelah melakukan kolaborasi dengan guru diawal penelitian, maka

disepakati jadwal siklus 1 atau siklus pertama sebagaimana tabel berikut:

Tabel 12 Jadwal Penelitian Siklus 1

No Hari dan Tanggal

Aktivitas Aspek yang dinilai

1 Senin 04 Februari 2019

- Cara Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

- Cara Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

- Cara Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

- Cara Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

- Cara Menggunakan Tutup

Kemampuan Motorik Halus

Anak 2 Senin 11 Februari 2019

3 Senin 18 Februari 2019

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

81

Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

- Cara Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

b. Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dijelaskan berikut

ini:

1) Siklus 1 pertemuan 1

Siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 04

Februari 2019 dengan tema pengetahuan dalam mengenal huruf dengan

menggunakan media bahan bekas dibantu dengan penerapan metode

demonstrasi. Pada kegiatan awal sebelum anak masuk kelas, anak

berbaris bersama di halaman sekolah untuk bershalawat bersama, setelah

itu mereka antri masuk kelas masing-masing. Setelah masuk kelas guru

memberikan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama, setelah itu

mereka menyanyikan huruf dari A – Z, dialnjutkan dengan tanya jawab.

Pada kegiatan inti anak-anak dan guru menyanyi bersama dan

mulai permainan dengan menggunakan botol bekas, mereka bermain

untuk mencocokkan masing-masing huruf ke botol yang sudah ditentukan

sesuai warna yang diberikan pada huruf dengan didemonstrasiikan guru.

Setelah selesai mengerjakan kegiatan bermain, anak-anak dan

guru makan bersama dengan mencuci terlebih dahulu tangan sebelum

makan kemudian dilanjutkan dengan berdoa.

Setelah makan bersama guru berdiskusi dengan anak tentang

pelajaran dilanjutkan dengan bercerita. Kemudian guru menanyakan pada

anak tentang perasaan anak dalam belajar dan bermain di hari itu.

Kemudian guru menjelaskan tentang pelajaran untuk besok pada anak,

dilanjutkan berdoa dan pulang.

2) Siklus 1 pertemuan 2

Siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari senin tanggal 11

Februari 2019 dengan tema pengetahuan dalam mengenal huruf dengan

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

82

menggunakan media bahan bekas dibantu dengan penerapan metode

demonstrasi. Pada kegiatan awal sebelum anak masuk kelas, anak

berbaris bersama di halaman sekolah untuk bershalawat bersama, setelah

itu mereka antri masuk kelas masing-masing. Setelah masuk kelas guru

memberikan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama, setelah itu

mereka menyanyikan huruf dari A – Z, dilanjutkan dengan menjelaskan

huruf vokal dengan menggunakan media bahan bekas.

Pada kegiatan inti anak-anak dan guru menyanyi bersama dan

mulai permainan dengan menggunakan botol bekas, mereka bermain

untuk mencocokkan masing-masing huruf ke botol yang sudah ditentukan

sesuai warna yang diberikan pada huruf dengan didemonstrasiikan guru.

Setelah selesai mengerjakan kegiatan bermain, anak-anak dan

guru makan bersama dengan mencuci terlebih dahulu tangan sebelum

makan kemudian dilanjutkan dengan berdoa.

Setelah makan bersama guru berdiskusi dengan anak tentang

pelajaran dilanjutkan dengan bercerita. Kemudian guru menanyakan pada

anak tentang perasaan anak dalam belajar dan bermain di hari itu.

Kemudian guru menjelaskan tentang pelajaran untuk besok pada anak,

dilanjutkan berdoa dan pulang.

3) Siklus 1 pertemuan 3

Siklus 1 pertemuan 3 dilaksanakan pada hari senin tanggal 18

Februari 2019 dengan tema pengetahuan dalam mengenal huruf dengan

menggunakan media bahan bekas dibantu dengan penerapan metode

demonstrasi. Pada kegiatan awal sebelum anak masuk kelas, anak

berbaris bersama di halaman sekolah untuk bershalawat bersama, setelah

itu mereka antri masuk kelas masing-masing. Setelah masuk kelas guru

memberikan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama, setelah itu

mereka menyanyikan huruf dari A – Z, dilanjutkan dengan tanya jawab

tentang huruf vokal menggunakan media bahan bekas botol plastik.

Pada kegiatan inti anak-anak dan guru menyanyi bersama dan

mulai permainan dengan menggunakan botol bekas, mereka bermain

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

83

untuk mencocokkan masing-masing huruf ke botol yang sudah ditentukan

sesuai warna yang diberikan pada huruf dengan didemonstrasiikan guru.

Setelah selesai mengerjakan kegiatan bermain, anak-anak dan

guru makan bersama dengan mencuci terlebih dahulu tangan sebelum

makan kemudian dilanjutkan dengan berdoa.

Setelah makan bersama guru berdiskusi dengan anak tentang

pelajaran dilanjutkan dengan bercerita. Kemudian guru menanyakan pada

anak tentang perasaan anak dalam belajar dan bermain di hari itu.

Kemudian guru menjelaskan tentang pelajaran untuk besok pada anak,

dilanjutkan berdoa dan pulang.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat anak-anak mengikuti kegiatan

yanng disusun berdasarkan rencana kegiatan harian. Pengamatan

terhadap aktivitas anak yang sedang melaksanakan kegiatan dan hal

yang diamati disesuaikan dengan panduan observasi yang ada, berupa

instrumen penelitian yaitu kemampuan motorik halus anak. Hasilnya

kemudian dianalisis untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak.

Selain itu pula pada saat proses pelaksanaan permainan dan

pembelajaran dengan menggunakan bahan bekas botol plastik dilakukan

obsevasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran.

Sebagaimana dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 13 Data hasil observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran

di kelompok B Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

No Kinerja Guru Pertemuan Rata-rata 1 2 3

1 Kemampuan guru dalam memotivasi anak dalam belajar

3 3 3 3

2 Kemampuan guru dalam apersepsi 2 3 3 2,66

3 Kemampuan guru dalam membimbing anak memegang tutup botol bekas dengan ibu jari dan jari telunjuk

2 3 3 2,66

4 Kemampuan guru dalam membimbing 3 3 3 3

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

84

anak untuk membawa dan mencocokkan dengan warna yang sama

5 Kemapuan guru dalam membimbing anak untuk menggunakan tutup botol bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

6 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

7 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

8 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk cara mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

9 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk bermain dan belajar secara individu

3 3 4 3,33

10 Kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam pelaksanaan pembelajaran

3 3 3 3

11 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk mengikuti pembelajaran secara individu

3 3 3 3

12 Keefektifan Guru dalam menggunakan media bahan bekas pada pembelajaran

3 3 3 3

13 Penguatan 3 3 3 3

14 Kemampuan guru dalam evaluasi pembelajaran

3 3 3 3

15 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk menyimpulkan pelajaran

2 3 3 2,66

16 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk menerapkan materi pembelajaran

2 2 3 2,33

Jumlah 44 47 49 46,66

Rata-rata 2,75 2,93 3,06 2,91

Persentase 69% 73% 77% 73%

Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap guru pada kelompok

B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

pada tabel di atas dapat diketahui bahwa proses pertemuan pada siklus 1

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

85

pertemuan 1, siklus 1 pertemuan 2 dan siklus 1 pertemuan 3 masih dalam

kategori “Baik” yaitu dengan pada pertemuan 1 perolehan jumlah 44, rata-

rata 2,75 dan persentase 69%. Kemudian pertemuan 2 perolehan jumlah

47, rata-rata 2,93 dan persentase 73%. Sedangkan pertemuan 3

perolehan 49, rata-rata 3,06 dan persentase 77 %.

Namun demikian masih banyak yang harus diperbaiki oleh guru

dalam pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan bahan bekas botol

plastik pada materi pengenalan huruf. Hasil observasi pada aktivitas

kegiatan guru dapat dilihat dari grafik berikut:

Grafik 2

Data hasil observasi guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan media bahan bekas kelompok B di Raudhatul Athfal At

Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

Strategi guru dalam mengajar secara tidak langsung akan

mempengaruhi proses belajar anak. Maka dampak tersebut dapat

dijelaskan pada tabel berikut:

2,75

2,93

3,06

2,55

2,6

2,65

2,7

2,75

2,8

2,85

2,9

2,95

3

3,05

3,1

Data Hasil Observasi Guru

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

86

Tabel 13 Hasil observasi aktivitas anakn siklus 1 dalam kegiatan pengenalan huruf menggunakan bahan bekas botol plastik pada kelompok B di

Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

No Nama Aktivitas Anak Pertemuan Siklus 1 Rata-rata 1 2 3

04/02/2019 11/02/2019 18/02/2019

1 A 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 2 2 2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2 2 2 2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2 2 2 2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2 2 2 2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1 2 2 1,66

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1 2 2 1,66

Jumlah 10 12 12 11,33

Rata-Rata 1,66 2 2 1,88

Persentase % 41,66 50 50 35,53

2 B 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 2 2 2

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

87

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2 2 3 2,33

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2 2 2 2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

1 2 2 1,66

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1 1 2 1,33

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1 2 2 1,66

Jumlah 9 11 13 11

Rata-Rata 1,5 1,8333 2,1667 1,83

Persentase % 37,5 45,833 54,167 45,83

3 C 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 2 2 2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2 2 2 2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

1 2 2 1,66

4 Mengekspresikan diri melalui

1 2 2 1,66

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

88

pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1 1 2 1,66

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1 2 2 1,66

Jumlah 8 11 12 10,33

Rata-Rata 1,33 1,83 2 1,72

Persentase % 33,33 45,83 50 43,05

4 D 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 2 2 2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2 2 2 2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

1 2 2 1,66

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

1 1 1 1

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1 1 1 1

6 Mengelompokkan 1 1 1 1

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

89

dengan warna dan huruf yang sama

Jumlah 8 9 9 8,66

Rata-Rata 1,33 1,5 1,5 1,44

Persentase% 33,33 37,5 37,5 36,11

5 E 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 2 2 2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2 2 2 2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2 2 2 2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2 2 2 2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1 2 2 1,66

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 2 2 2

Jumlah 11 12 12 11,66

Rata-Rata 1,83 2 2 1,94

Persentase% 45,83 50 50 48,61

6 F 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 2 2 2

2 Membawa dan 2 2 2 2

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

90

Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2 2 2 2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

1 2 2 1,66

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1 1 2 1,33

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1 2 2 1,66

Jumlah 9 11 12 10,66

Rata-Rata 1,5 1,83 2 1,77

Persentase % 37,5 45,83 50 44,44

7 G 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 2 2 2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2 2 2 2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2 2 2 2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan

1 1 2 1,33

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

91

permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1 1 2 1,33

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1 2 2 1,66

Jumlah 9 10 12 10,33

Rata-Rata 1,5 1,66 2 1,72

Persentase % 37,5 41,66 50 43,05

8 H 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 3 3

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 2 2

6 Mengelompokkan dengan warna

2 3 3 2,66

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

92

dan huruf yang sama

Jumlah 16 17 17 16,66

Rata-Rata 2,66 2,83 2,83 2,77

Persentase % 66,66 70,83 70,83 69,44

9 I 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 2 2 2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2 2 2 2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2 2 2 2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2 2 2 2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1 2 2 1,66

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 2 2 2

Jumlah 11 12 12 11,66

Rata-Rata 1,83 2 2 1,94

Persentase % 45,83 50 50 48,61

10 J 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 3 3

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna

3 3 3 3

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

93

yang sama

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 3 2,33

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 17 17 18 17,33

Rata-Rata 2,833 2,833 3 2,88

Persentase % 70,83 70,83 75 72,22

11 K 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

1 2 2 1,66

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2 2 2 2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2 2 2 2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan

2 2 2 2

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

94

ketepatan jari tangan pada huruf

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

1 1 2 1,33

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

1 1 1 1

Jumlah 9 10 11 10

Rata-Rata 1,5 1,66 1,83 1,66

Persentase % 37,5 41,67 45,83 41,66

12 L 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 2 2 2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2 2 2 2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2 2 2 2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2 2 2 2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 2 2

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 2 2 2

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

95

Jumlah 12 12 12 12

Rata-Rata 2 2 2 2

Persentase 50 50 50 50

13 M 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 2 2 2

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2 2 2 2

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2 2 2 2

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2 2 2 2

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 2 2

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 2 2 2

Jumlah 12 12 12 12

Rata-Rata 2 2 2 2

Persentase 50 50 50 50

14 N 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 2 3 2,33

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

2 2 2 2

3 Menggunakan 2 2 2 2

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

96

Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2 2 2 2,33

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 2 2

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 2 2 2

Jumlah 12 12 13 12,33

Rata-Rata 2 2 2,1667 2,05

Persentase % 50 50 54,167 51,38

15 O 1 Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 4 3,33

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada

3 3 3 3

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

97

huruf

5 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 18 18 19 18,33

Rata-Rata 3 3 3,1667 3,05

Persentase 75 75 79,167 76,38

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat 12 anak

mendapatkan skor kurang (Mulai Berkembang) dan 3 anak mendapatkan

skor baik (Berkembang Sesuai Harapan). Anak yang mendapat skor baik

yaitu H, J dan O selebihnya masih kurang.

Berikut akan disajikan grafik tentang perkembangan motorik halus

anak setelah melaksanakan siklus 1 pada pertemuan 1, 2 dan 3 melalui

penggunaan bahan bekas.

Grafik 3 Perkembangan aktivitas motorik halus anak siklus 1 menggunakan

bahan bekas dengan penerapan metode demonstrasi pada Kelompok A di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari.

2 2,1667

2

1,5

2 2 2

2,83

2

3

1,833 2 2 2

3,1667

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

A B C D E F G H I J K L M N O

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

98

Jadi perkembangan kemampuan motorik halus anak dengan

menggunakan bahan bekas berdasarkan siklus 1 sebagai berikut:

Tabel 14 Persentase perkembangan kemampuan motorik halus anak dengan menggunakan bahan bekas siklus 1 pada kelompok B di Raudhatul

Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

No Nama

Anak

Kemampuan Motorik Halus Persentase

1 A 11,33 47,22%

2 B 11 45,83%

3 C 10,33 43,05%

4 D 8,66 36,11%

5 E 11,66 48,61%

6 F 10,66 44,44%

7 G 10,33 43,05%

8 H 16,66 69,44%

9 I 11,66 48,61%

10 J 17,33 72,22%

11 K 10 41,66%

12 L 12 50%

13 M 12 50%

14 N 12,33 51,38%

15 O 18,33 76,38%

Jumlah 184,28

Persentase 184,28/4X100% = 46,07%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kemampuan

motorik halus anak belum berkembang secara optimal, hal ini terlihat dari

1 orang anak mendapat persentase 76-100% dengan kategori

Berkembang Sangat Baik (BSB) yaitu O, 3 orang anak mendapatkan

persentase antara 51-75% dengan kategori Berkembang Sesuai Harapan

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

99

(BSH) yaitu H, J dan N dan 11 anak mendapat persentase 26-50%

dengan kategori Mulai Berkembang (MB) yaitu A, B, C, D, E, F, G, I, K, L

dan M.

Tabel 15

Perbandingan Persentase perkembangan kemampuan motorik halus anak dengan menggunakan bahan bekas prasiklus dan siklus 1 pada

kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

No Nama

Anak

Prasiklus Siklus 1

1 A 25 % 47,22%

2 B 25 % 45,83%

3 C 37,50 % 43,05%

4 D 37,50 % 36,11%

5 E 50 % 48,61%

6 F 37,50 % 44,44%

7 G 37,50 % 43,05%

8 H 50 % 69,44%

9 I 50 % 48,61%

10 J 50 % 72,22%

11 K 25 % 41,66%

12 L 50 % 50%

13 M 37,50 % 50%

14 N 25 % 51,38%

15 O 50 % 76,38%

Rata-rata 39% 51%

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

100

Grafik 4 Hasil pengamatan perkembangan kemampuan motorik halus anak di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

Berdasarkan tabel data terlihat adanya peningkatan kemampuan

motorik halus anak pada siklus 1 dimana saat prasiklus persentase rata-

rata keseluruhan anak 39% dan pada siklus 1 persentase rata-rata

keseluruhan anak 51%. Berdasarkan selisih sektor tersebut dapat

disimpulkan terjadinya peningkatan kemampuan motorik halus anak

namun hasil yang diperoleh belum maksimal. Peneliti kemudian

melakukan kolaborasi dengan guru dan memiliki kesepakatan bahwa nilai

anak berkembang dengan sangat baik apabila mendapatkan nilai 76 –

100%. Nilai tersebut merupakan nilai akumulasi Berkembang Sangat Baik

(BSB). Kemudian peneliti dan guru melakukan tindakan pada siklus

berikutnya karena nilai persentase masih diangka 51%.

d. Refleksi

Setelah melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan

tahap selanjutnya yaitu kegiatan refleksi. Penulis melakukan instrumen

observasi untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

A B C D E F G H I J K L M N O

Prasiklus

Siklus 1

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

101

Pada pelaksanaan siklus 1 masih ada beberapa kelemahan yang

ditemukan sehingga masih berdampak kurangnya perkembangan

kemampuan motorik halus anak dengan maksimal yaitu:

1) Bahan bekas botol plastik masih kurang menarik dan belum diwarnai.

2) Masih rendahnya rasa percaya diri anak dalam pelaksanaan bermain

dan belajar, masih dijumpai ada anak yang masih belum berinteraksi

dengan teman.

3) Masih banyak anak yang kurang bisa mencocokkan huruf pada tutup

botol dan botol.

4) Anak yang sudah menyelesaikan semua kegiatan diberi kebebasan

untuk bermain sehingga suasana kelas kurang kondusif, sementara

anak yang belum selesai mengerjakan terganggu dan kurang fokus.

Disamping itu pula ada juga anak yang belum selesai ikut teman yang

sudah selesai dalam bermain.

3. Tindakan Siklus 2

Berdasarkan hasil tindakan siklus 1 kemampuan motorik halus

anak masih harus diperbaiki dan ditingkatkan. Karena hasil tindakan dari

siklus 1 masih dibawah rata-rata dari hal yang diharapkan. Oleh sebab itu

peneliti bersama guru melakukan kolaborasi melanjutkan tindakan pada

siklus 2.

a. Perencanaan

Adapun penyusunan rencana pembelajaran dengan menerapkan

berbagai langkah-langkah untuk mengembangkan tema, media, lembar

kerja, proses mengamati atau observasi, partisipasi guru dalam

penyusunan jadwal kegiatan untuk siklus 1.

1) Persiapan mengembangkan tema

Tema yang dipilih pengetahuan dalam mengenal huruf pada kelas

B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

102

2) Media

Bahan bekas botol plastik yang diwanai dan diberikan tempelan

huruf. Media dipersiapkan untuk mendukung metode demonstrasi yang

akan dilakukan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

3) Persiapan kegiatan bermain anak

Sebelum melaksanakan kegiatan inti, maka peneliti dan guru

menyusun perencanaan permainan yang memudahkan anak untuk

menguasai konsep pembelajaran.

4) Pengamatan pelaksanaan kegiatan bermain anak dalam belajar

Pada saat pelaksanaan bermain dan belajar, maka peneliti

melakukan pengamatan atau observasi. Penilaian yang dilakukan sesuai

dengan tujuan penelitian, untuk mengetahui perkembangan kemampuan

motorik halus anak melalui kegiatan bermain dan belajar dengan

penggunaan media bahan bekas botol plastik yang digunakan.

5) Keterlibatan guru dalam penerapan metode demonstrasi

Guru tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan penelitian ini, karena

penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi, tindakan dan evaluasi tindakan.

6) Jadwal kegiatan siklus 1

Setelah melakukan kolaborasi dengan guru diawal penelitian, maka

disepakati jadwal siklus 1 atau siklus pertama sebagaimana tabel berikut:

Tabel 16 Jadwal Kegiatan siklus 2

No Hari dan Tanggal

Aktivitas Aspek yang dinilai

1 Senin 04 Maret 2019

- Cara Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

- Cara Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

- Cara Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

Kemampuan Motorik Halus

Anak 2 Senin 11 Maret 2019

3 Senin 18 Maret 2019

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

103

- Cara Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

- Cara Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

- Cara Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

b. Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dijelaskan berikut

ini:

1) Siklus 2 pertemuan 1

Siklus 2 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 04

Maret 2019 dengan tema pengetahuan dalam mengenal huruf dengan

menggunakan media bahan bekas dibantu dengan penerapan metode

demonstrasi. Pada kegiatan awal sebelum anak masuk kelas, anak

berbaris bersama di halaman sekolah untuk bershalawat bersama, setelah

itu mereka antri masuk kelas masing-masing. Setelah masuk kelas guru

memberikan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama, setelah itu

mereka menyanyikan huruf dari A – Z, dilanjutkan dengan tanya jawab.

Pada kegiatan inti anak-anak dan guru menyanyi bersama dan

mulai permainan dengan menggunakan botol bekas, mereka bermain

untuk mencocokkan masing-masing huruf ke botol yang sudah ditentukan

sesuai warna yang diberikan pada huruf dengan didemonstrasikan guru

kemudian memegang botol untuk membuka dan menutup botol

menyesuaikan dengan perintah guru.

Setelah selesai mengerjakan kegiatan bermain, anak-anak dan

guru makan bersama dengan mencuci terlebih dahulu tangan sebelum

makan kemudian dilanjutkan dengan berdoa.

Setelah makan bersama guru berdiskusi dengan anak tentang

pelajaran dilanjutkan dengan bercerita. Kemudian guru menanyakan pada

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

104

anak tentang perasaan anak dalam belajar dan bermain di hari itu.

Kemudian guru menjelaskan tentang pelajaran untuk besok pada anak,

dilanjutkan berdoa dan pulang.

2) Siklus 2 pertemuan 2

Siklus 2 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari senin tanggal 11

Maret 2019 dengan tema pengetahuan dalam mengenal huruf dengan

menggunakan media bahan bekas dibantu dengan penerapan metode

demonstrasi. Pada kegiatan awal sebelum anak masuk kelas, anak

berbaris bersama di halaman sekolah untuk bershalawat bersama, setelah

itu mereka antri masuk kelas masing-masing. Setelah masuk kelas guru

memberikan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama, setelah itu

mereka menyanyikan huruf dari A – Z, dilanjutkan dengan menjelaskan

huruf vokal dengan menggunakan media bahan bekas.

Pada kegiatan inti anak-anak dan guru menyanyi bersama dan

mulai permainan dengan menggunakan botol bekas, mereka bermain

untuk mencocokkan masing-masing huruf ke botol yang sudah ditentukan

sesuai warna yang diberikan pada huruf dengan didemonstrasikan guru

kemudian memegang botol untuk membuka dan menutup botol

menyesuaikan dengan perintah guru.

Setelah selesai mengerjakan kegiatan bermain, anak-anak dan

guru makan bersama dengan mencuci terlebih dahulu tangan sebelum

makan kemudian dilanjutkan dengan berdoa.

Setelah makan bersama guru berdiskusi dengan anak tentang

pelajaran dilanjutkan dengan bercerita. Kemudian guru menanyakan pada

anak tentang perasaan anak dalam belajar dan bermain di hari itu.

Kemudian guru menjelaskan tentang pelajaran untuk besok pada anak,

dilanjutkan berdoa dan pulang.

3) Siklus 2 pertemuan 3

Siklus 2 pertemuan 3 dilaksanakan pada hari senin tanggal 18

Maret 2019 dengan tema pengetahuan dalam mengenal huruf dengan

menggunakan media bahan bekas dibantu dengan penerapan metode

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

105

demonstrasi. Pada kegiatan awal sebelum anak masuk kelas, anak

berbaris bersama di halaman sekolah untuk bershalawat bersama, setelah

itu mereka antri masuk kelas masing-masing. Setelah masuk kelas guru

memberikan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama, setelah itu

mereka menyanyikan huruf dari A – Z, dilanjutkan dengan tanya jawab

tentang huruf vokal menggunakan media bahan bekas botol plastik.

Pada kegiatan inti anak-anak dan guru menyanyi bersama dan

mulai permainan dengan menggunakan botol bekas, mereka bermain

untuk mencocokkan masing-masing huruf ke botol yang sudah ditentukan

sesuai warna yang diberikan pada huruf dengan didemonstrasikan guru

kemudian memegang botol untuk membuka dan menutup botol

menyesuaikan dengan perintah guru.

Setelah selesai mengerjakan kegiatan bermain, anak-anak dan

guru makan bersama dengan mencuci terlebih dahulu tangan sebelum

makan kemudian dilanjutkan dengan berdoa.

Setelah makan bersama guru berdiskusi dengan anak tentang

pelajaran dilanjutkan dengan bercerita. Kemudian guru menanyakan pada

anak tentang perasaan anak dalam belajar dan bermain di hari itu.

Kemudian guru menjelaskan tentang pelajaran untuk besok pada anak,

dilanjutkan berdoa dan pulang.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat anak-anak mengikuti kegiatan

yanng disusun berdasarkan rencana kegiatan harian. Pengamatan

terhadap aktivitas anak yang sedang melaksanakan kegiatan dan hal

yang diamati disesuaikan dengan panduan observasi yang ada, berupa

instrumen penelitian yaitu kemampuan motorik halus anak. Hasilnya

kemudian dianalisis untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak.

Selain itu pula pada saat proses pelaksanaan permainan dan

pembelajaran dengan menggunakan bahan bekas botol plastik dilakukan

obsevasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran.

Sebagaimana dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

106

Tabel 17 Data hasil observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran

di kelompok B Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

No Kinerja Guru Pertemuan Rata-

rata 1 2 3

1 Kemampuan guru dalam memotivasi anak dalam belajar

3 4 4 3,66

2 Kemampuan guru dalam apersepsi 3 3 4 3,33

3 Kemampuan guru dalam membimbing anak memegang tutup botol bekas dengan ibu jari dan jari telunjuk

3 3 4 3,33

4 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk membawa dan mencocokkan dengan warna yang sama

3 3 4 3,33

5 Kemapuan guru dalam membimbing anak untuk menggunakan tutup botol bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 4 3,33

6 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

7 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 4 3,33

8 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk cara mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 4 3,33

9 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk bermain dan belajar secara individu

3 3 4 3,33

10 Kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam pelaksanaan pembelajaran

3 3 4 3,33

11 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk mengikuti pembelajaran secara individu

3 4 4 3,66

12 Keefektifan Guru dalam menggunakan media bahan bekas pada pembelajaran

3 3 3 3

13 Penguatan 3 3 3 3

14 Kemampuan guru dalam evaluasi pembelajaran

3 3 3 3

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

107

15 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk menyimpulkan pelajaran

3 3 3 3

16 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk menerapkan materi pembelajaran

3 3 3 3

Jumlah 48 50 59 52,33

Rata-rata 3 3,12 3,68 3,27

Persentase 75% 78% 92% 82%

Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap guru pada kelompok

B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

pada tabel di atas dapat diketahui bahwa proses pertemuan pada siklus 2

pertemuan 1 dan siklus 2 pertemuan 2 masih dalam kategori “Baik” yaitu

dengan pada pertemuan 1 perolehan jumlah 48, rata-rata 3 dan

persentase 75 %. Kemudian pertemuan 2 perolehan jumlah 50, rata-rata

3,12 dan persentase 78 %. Sedangkan pada siklus 2 pertemuan 3

mendapatkan perolehan sangat baik dengan jumlah 59, rata-rata 3,68 dan

persentase 92%.

Namun demikian masih banyak yang harus diperbaiki oleh guru

dalam pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan bahan bekas botol

plastik pada materi pengenalan huruf. Hasil observasi pada aktivitas

kegiatan guru dapat dilihat dari grafik berikut:

Grafik 5 Data hasil observasi guru dalam menerapkan pembelajaran

menggunakan media bahan bekas kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Observasi Guru

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

108

Strategi guru dalam mengajar secara tidak langsung akan

mempengaruhi proses belajar anak. Maka dampak tersebut dapat

dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 18 Hasil observasi aktivitas anak siklus 2 dalam kegiatan pengenalan huruf menggunakan bahan bekas botol plastik pada kelompok B di

Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

No Nama Aktivitas Anak

Pertemuan Siklus 2 Rata-rata

1 2 3

04/03/2019 11/03/2019 18/03/2019

1 A 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 3 3 2,66

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 2 3 2,66

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 3 3 2,66

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 3 3 2,66

Jumlah 15 17 18 16,66

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

109

Rata-Rata 2,5 2,83 3 2,77

Persentase % 62,50 70,83 75,00 69,44

2 B 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 3 3 2,33

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 4 3,33

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2 3 2 2,33

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 3 2,33

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 3 3 2,66

Jumlah 14 17 18 15,99

Rata-Rata 2,33 2,83 3 2,66

Persentase % 58,33 70,83 75 66,65

3 C 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 3 3 2,66

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

110

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2 3 3 2,66

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2 3 3 2,66

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 3 2,33

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 3 3 2,66

Jumlah 13 17 18 16

Rata-Rata 2,16 2,83 3 2,66

Persentase % 54,17 70,83 75 66,67

4 D 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 4 3,33

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 4 3,33

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan

2 3 3 2,66

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

111

ketepatan jari tangan pada huruf

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 3 3 2,66

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 2 3 2,33

Jumlah 15 17 20 17,33

Rata-Rata 2,5 2,83 3,33 2,88

Persentase % 62,50 70,83 83,33 72,22

5 E 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 3 3 2,66

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 3 2,33

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang

3 3 3 3

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

112

sama

Jumlah 16 17 18 17

Rata-Rata 2,66 2,83 3 2,83

Persentase % 66,67 70,83 75,00 70,83

6 F 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 3 3 2,66

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2 3 3 2,66

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 3 2,33

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 3 3 2,66

Jumlah 14 17 18 16,33

Rata-Rata 2,33 2,83 3 2,72

Persentase % 58,33 70,83 75 68,06

7 G 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 3 3 2,66

2 Membawa dan Mencocokkan dengan Warna

3 3 4 3,33

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

113

yang sama

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 4 3,33

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

2 3 3 2,66

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 3 2,33

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 3 3 2,66

Jumlah 14 17 20 17

Rata-Rata 2,33 2,83 3,33 2,83

Persentase % 58,33 70,83 83,33 70,83

8 H 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 4 3,33

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 4 3,33

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan

3 3 4 3,33

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

114

dengan ketepatan jari tangan pada huruf

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 3 3 2,66

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 17 18 21 18,66

Rata-Rata 2,83 3 3,5 3,11

Persentase % 70,83 75 87,50 77,78

9 I 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 3 3 2,66

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 3 3 2,66

6 Mengelompokkan dengan warna

3 3 3 3

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

115

dan huruf yang sama

Jumlah 16 18 18 17,33

Rata-Rata 2,66 3 3 2,88

Persentase % 66,67 75 75 72,22

10 J 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 4 4 3,66

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 4 3,33

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 3 2,33

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 17 18 21 18,66

Rata-Rata 2,83 3 3,5 3,11

Persentase % 70,83 75 87,50 77,78

11 K 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

1 2 2 1,66

2 Membawa dan Mencocokkan

2 3 3 2,66

Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

116

dengan Warna yang sama

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 3 2,33

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

2 2 3 2,33

Jumlah 13 15 17 15

Rata-Rata 2,16 2,5 2,83 2,5

Persentase % 54,17 62,50 70,83 62,50

12 L 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 3 3 2,66

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4 Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan

3 3 3 3

Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

117

permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 2 3 2,33

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 16 17 18 17

Rata-Rata 2,66 2,83 3 2,83

Persentase % 66,67 70,83 75 70,83

13 M 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 3 3 2,66

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 4 3,33

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 4 3,33

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 3 3 2,66

6 Mengelompokkan 3 3 3 3

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

118

dengan warna dan huruf yang sama

Jumlah 16 18 20 18

Rata-Rata 2,66 3 3,33 3

Persentase % 66,67 75 83,33 75

14 N 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

2 3 3 2,66

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 17 18 19 18

Rata-Rata 2,83 3 3,16 3

Persentase % 70,83 75 79,17 75

15 O 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 4 4 3,66

2 Membawa dan 3 3 4 3,33

Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

119

Mencocokkan dengan Warna yang sama

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 18 19 21 19,33

Rata-Rata 3 3,16 3,5 3,22

Persentase% 75,00 79,17 87,50 80,56

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat 9 anak

mendapatkan skor Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 6 anak

mendapatkan skor Berkembang Sangat Baik (BSB).

Berikut akan disajikan grafik tentang perkembangan motorik halus

anak setelah melaksanakan siklus 2 pada pertemuan 1, 2 dan 3 melalui

penggunaan bahan bekas.

Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

120

Grafik 6 Perkembangan aktivitas motorik halus anak siklus 2 menggunakan

bahan bekas dengan penerapan metode demonstrasi pada Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari.

Jadi perkembangan kemampuan motorik halus anak dengan

menggunakan bahan bekas berdasarkan siklus 2 sebagai berikut:

Tabel 19 Persentase perkembangan kemampuan motorik halus anak dengan menggunakan bahan bekas siklus 2 pada kelompok B di Raudhatul

Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

No Nama

Anak

Kemampuan Motorik Halus Persentase

1 A 16,64 69,44%

2 B 15,99 66,65%

3 C 16 66,67%

4 D 17,33 72,22%

5 E 17 70,83%

6 F 16,33 68,06%

3 3 3

3,33

3 3

3,33 3,5

3

3,5

2,83 3

3,33 3,16

3,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

A B C D E F G H I J K L M N 0

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

121

7 G 17 70,83%

8 H 18,66 77,78%

9 I 17,33 72,22%

10 J 18,66 77,78%

11 K 15 62,50%

12 L 17 70,83%

13 M 18 75%

14 N 18 75%

15 O 19,33 80,56%

Jumlah 258,27

Persentase 258,27/4X100% = 64,56%

Beradasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kemampuan

motorik halus anak belum berkembang secara optimal, persentase yang

diperoleh sebanyak 64,56 %

Tabel 20 Perbandingan Persentase perkembangan kemampuan motorik halus

anak dengan menggunakan bahan bekas prasiklus, siklus 1 dan Siklus 2 pada kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara

Bulian Kabupaten Batang Hari

No Nama

Anak

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

1 A 25 % 47,16% 69,44%

2 B 25 % 45,75% 66,65%

3 C 37,50 % 42,95% 66,67%

4 D 37,50 % 36,08% 72,22%

5 E 50 % 48,58% 70,83%

6 F 37,50 % 44,37% 68,06%

7 G 37,50 % 43% 70,83%

8 H 50 % 69,41% 77,78%

9 I 50 % 48,58% 72,22%

Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

122

10 J 50 % 72,60% 77,78%

11 K 25 % 41,62% 62,50%

12 L 50 % 50% 70,83%

13 M 37,50 % 50% 75%

14 N 25 % 52,75% 75%

15 O 50 % 76,37% 80,56%

Rata-rata 39% 51% 72%

Grafik 7 Hasil pengamatan perkembangan kemampuan motorik halus anak di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

Berdasarkan tabel data terlihat adanya peningkatan kemampuan

motorik halus anak pada siklus 2 dimana saat prasiklus persentase rata-

rata keseluruhan anak 39% dan pada siklus 1 persentase rata-rata

keseluruhan anak 51% kemudian pada siklus 2 persentase rata-rata 72%.

Berdasarkan selisih sektor tersebut dapat disimpulkan terjadinya

peningkatan kemampuan motorik halus anak namun hasil yang diperoleh

belum maksimal. Peneliti kemudian melakukan kolaborasi dengan guru

dan memiliki kesepakatan bahwa nilai anak berkembang dengan sangat

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

A B C D E F G H I J K L M N O

Prasiklus

Siklus 1

Siklus 2

Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

123

baik apabila mendapatkan nilai 76 – 100%. Nilai tersebut merupakan nilai

akumulasi Berkembang Sangat Baik (BSB). Kemudian peneliti dan guru

melakukan tindakan pada siklus berikutnya karena nilai persentase masih

diangka 72%.

d. Refleksi

Setelah melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan

tahap selanjutnya yaitu kegiatan refleksi. Penulis melakukan instrumen

observasi untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak.

Pada pelaksanaan siklus 2 masih ada beberapa kelemahan yang

ditemukan sehingga masih berdampak kurangnya perkembangan

kemampuan motorik halus anak dengan maksimal yaitu:

1) Bahan bekas botol plastik masih kurang menarik walaupun sudah

diwarnai maka perlu diperbaiki lagi.

2) Anak-anak berebut untuk diberikan kesempatan dalam bermain

menggunakan bahan bekas.

3) Walaupun sudah diberikan kesempatan, tapi masih terdapat anak yang

mengganggu teman dalam bermain bahan bekas dalam tema

pengenalan huruf.

4. Tindakan Siklus 3

Berdasarkan hasil tindakan siklus 1 dan 2 kemampuan motorik

halus anak masih harus diperbaiki dan ditingkatkan. Karena hasil tindakan

dari siklus 1 dan 2 masih belum mendapatkan hasil sebagaimana yang

diharapkan. Oleh sebab itu peneliti bersama guru melakukan kolaborasi

melanjutkan tindakan pada siklus 3.

a. Perencanaan

Adapun penyusunan rencana pembelajaran dengan menerapkan

berbagai langkah-langkah untuk mengembangkan tema, media, lembar

kerja, proses mengamati atau observasi, partisipasi guru dalam

penyusunan jadwal kegiatan untuk siklus 3.

1) Persiapan mengembangkan tema

Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

124

Tema yang dipilih pengetahuan dalam mengenal huruf pada

kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari.

2) Media

Bahan bekas botol plastik yang diwanai dan diberikan tempelan

huruf kemudian diberikan hiasan tempelan menarik perhatian siswa.

Media dipersiapkan untuk mendukung metode demonstrasi yang akan

dilakukan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

3) Persiapan kegiatan bermain anak

Sebelum melaksanakan kegiatan inti, maka peneliti dan guru

menyusun perencanaan permainan yang memudahkan anak untuk

menguasai konsep pembelajaran.

4) Pengamatan pelaksanaan kegiatan bermain anak dalam belajar

Pada saat pelaksanaan bermain dan belajar, maka peneliti

melakukan pengamatan atau observasi. Penilaian yang dilakukan sesuai

dengan tujuan penelitian, untuk mengetahui perkembangan kemampuan

motorik halus anak melalui kegiatan bermain dan belajar dengan

penggunaan media bahan bekas botol plastik yang digunakan.

5) Keterlibatan guru dalam penerapan metode demonstrasi

Guru tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan penelitian ini, karena

penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi, tindakan dan evaluasi tindakan.

6) Jadwal kegiatan siklus 3

Setelah melakukan kolaborasi dengan guru diawal penelitian, maka

disepakati jadwal siklus 3 atau siklus pertama sebagaimana tabel berikut:

Tabel 4.19

Jadwal Kegiatan siklus 3

No Hari dan Tanggal

Aktivitas Aspek yang dinilai

1 Senin 01 April 2019

- Cara Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

Kemampuan Motorik Halus

Anak 2 Senin

Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

125

08 April 2019 - Cara Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

- Cara Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

- Cara Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

- Cara Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

- Cara Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 Senin 15 April 2019

b. Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dijelaskan berikut

ini:

1) Siklus 3 pertemuan 1

Siklus 3 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 01 April

2019 dengan tema pengetahuan dalam mengenal huruf dengan

menggunakan media bahan bekas dibantu dengan penerapan metode

demonstrasi. Pada kegiatan awal sebelum anak masuk kelas, anak

berbaris bersama di halaman sekolah untuk bershalawat bersama, setelah

itu mereka antri masuk kelas masing-masing. Setelah masuk kelas guru

memberikan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama, setelah itu

mereka menyanyikan huruf dari A – Z, dilanjutkan dengan tanya jawab.

Pada kegiatan inti anak-anak dan guru menyanyi bersama dan

mulai permainan dengan menggunakan botol bekas, mereka bermain

untuk mencocokkan masing-masing huruf ke botol yang sudah ditentukan

sesuai warna yang diberikan pada huruf dengan didemonstrasikan guru

kemudian memegang botol untuk membuka dan menutup botol

Page 131: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

126

menyesuaikan dengan perintah guru dan menyusun huruf ditempat yang

sudah ditentukan.

Setelah selesai mengerjakan kegiatan bermain, anak-anak dan

guru makan bersama dengan mencuci terlebih dahulu tangan sebelum

makan kemudian dilanjutkan dengan berdoa.

Setelah makan bersama guru berdiskusi dengan anak tentang

pelajaran dilanjutkan dengan bercerita. Kemudian guru menanyakan pada

anak tentang perasaan anak dalam belajar dan bermain di hari itu.

Kemudian guru menjelaskan tentang pelajaran untuk besok pada anak,

dilanjutkan berdoa dan pulang.

2) Siklus 3 pertemuan 2

Siklus 3 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari senin tanggal 08 April

2019 dengan tema pengetahuan dalam mengenal huruf dengan

menggunakan media bahan bekas dibantu dengan penerapan metode

demonstrasi. Pada kegiatan awal sebelum anak masuk kelas, anak

berbaris bersama di halaman sekolah untuk bershalawat bersama, setelah

itu mereka antri masuk kelas masing-masing. Setelah masuk kelas guru

memberikan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama, setelah itu

mereka menyanyikan huruf dari A – Z, dilanjutkan dengan menjelaskan

huruf vokal dengan menggunakan media bahan bekas.

Pada kegiatan inti anak-anak dan guru menyanyi bersama dan

mulai permainan dengan menggunakan botol bekas, mereka bermain

untuk mencocokkan masing-masing huruf ke botol yang sudah ditentukan

sesuai warna yang diberikan pada huruf dengan didemonstrasikan guru

kemudian memegang botol untuk membuka dan menutup botol

menyesuaikan dengan perintah guru dan menyusun huruf ditempat yang

sudah ditentukan dengan bimbingan guru.

Setelah selesai mengerjakan kegiatan bermain, anak-anak dan

guru makan bersama dengan mencuci terlebih dahulu tangan sebelum

makan kemudian dilanjutkan dengan berdoa.

Page 132: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

127

Setelah makan bersama guru berdiskusi dengan anak tentang

pelajaran dilanjutkan dengan bercerita. Kemudian guru menanyakan pada

anak tentang perasaan anak dalam belajar dan bermain di hari itu.

Kemudian guru menjelaskan tentang pelajaran untuk besok pada anak,

dilanjutkan berdoa dan pulang.

3) Siklus 3 pertemuan 3

Siklus 2 pertemuan 3 dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 April

2019 dengan tema pengetahuan dalam mengenal huruf dengan

menggunakan media bahan bekas dibantu dengan penerapan metode

demonstrasi. Pada kegiatan awal sebelum anak masuk kelas, anak

berbaris bersama di halaman sekolah untuk bershalawat bersama, setelah

itu mereka antri masuk kelas masing-masing. Setelah masuk kelas guru

memberikan salam dilanjutkan dengan berdoa bersama, setelah itu

mereka menyanyikan huruf dari A – Z, dilanjutkan dengan tanya jawab

tentang huruf vokal menggunakan media bahan bekas botol plastik.

Pada kegiatan inti anak-anak dan guru menyanyi bersama dan

mulai permainan dengan menggunakan botol bekas, mereka bermain

untuk mencocokkan masing-masing huruf ke botol yang sudah ditentukan

sesuai warna yang diberikan pada huruf dengan didemonstrasikan guru

kemudian memegang botol untuk membuka dan menutup botol

menyesuaikan dengan perintah guru dan menyusun huruf ditempat yang

sudah ditentukan tanpa dibimbing guru.

Setelah selesai mengerjakan kegiatan bermain, anak-anak dan

guru makan bersama dengan mencuci terlebih dahulu tangan sebelum

makan kemudian dilanjutkan dengan berdoa.

Setelah makan bersama guru berdiskusi dengan anak tentang

pelajaran dilanjutkan dengan bercerita. Kemudian guru menanyakan pada

anak tentang perasaan anak dalam belajar dan bermain di hari itu.

Kemudian guru menjelaskan tentang pelajaran untuk besok pada anak,

dilanjutkan berdoa dan pulang.

Page 133: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

128

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat anak-anak mengikuti kegiatan

yanng disusun berdasarkan rencana kegiatan harian. Pengamatan

terhadap aktivitas anak yang sedang melaksanakan kegiatan dan hal

yang diamati disesuaikan dengan panduan observasi yang ada, berupa

instrumen penelitian yaitu kemampuan motorik halus anak. Hasilnya

kemudian dianalisis untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak.

Selain itu pula pada saat proses pelaksanaan permainan dan

pembelajaran dengan menggunakan bahan bekas botol plastik dilakukan

obsevasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran.

Sebagaimana dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 22

Data hasil observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 3 di kelompok B Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari

No Kinerja Guru Pertemuan Rata-rata 1 2 3

1 Kemampuan guru dalam memotivasi anak dalam belajar

4 4 4 4

2 Kemampuan guru dalam apersepsi 4 4 4 4

3 Kemampuan guru dalam membimbing anak memegang tutup botol bekas dengan ibu jari dan jari telunjuk

4 4 4 4

4 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk membawa dan mencocokkan dengan warna yang sama

3 3 4

3,33

5 Kemapuan guru dalam membimbing anak untuk menggunakan tutup botol bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 4

3,33

6 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4

3,33

7 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk Menggunakan Tutup Botol

4 4 4 4

Page 134: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

129

Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

8 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk cara mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 4 3,33

9 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk bermain dan belajar secara individu

4 4 4 4

10 Kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam pelaksanaan pembelajaran

3 3 4 3,33

11 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk mengikuti pembelajaran secara individu

3 4 4 3,66

12 Keefektifan Guru dalam menggunakan media bahan bekas pada pembelajaran

3 3 3 3

13 Penguatan 3 3 3 3

14 Kemampuan guru dalam evaluasi pembelajaran

4 4 4 4

15 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk menyimpulkan pelajaran

3 3 3 3

16 Kemampuan guru dalam membimbing anak untuk menerapkan materi pembelajaran

3 3 3 3

Jumlah 54 55 60 56,33

Rata-rata 3,37 3,43 3,75 3,52

Persentase 84% 86% 94% 88%

Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap guru pada kelompok

B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

pada tabel di atas dapat diketahui bahwa proses pertemuan pada siklus 3

pertemuan 1 dan siklus 3 pertemuan 2 sudah dalam kategori “Sangat

Baik” yaitu dengan pada pertemuan 1 perolehan jumlah 3,37, rata-rata

3,37 dan persentase 84 %. Kemudian pertemuan 2 perolehan jumlah 55,

rata-rata 3,43 dan persentase 86%. Sedangkan pada siklus 3 pertemuan

3 mendapatkan perolehan sangat baik dengan jumlah 60, rata-rata 3,75

dan persentase 94%.

Dengan demikian hasil observasi pada aktivitas kegiatan guru

dapat dilihat dari grafik berikut:

Page 135: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

130

Grafik 8 Data hasil observasi guru dalam menerapkan pembelajaran

menggunakan media bahan bekas kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.

Strategi guru dalam mengajar secara tidak langsung akan

mempengaruhi proses belajar anak. Maka dampak tersebut dapat

dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 23 Hasil observasi aktivitas anak siklus 3 dalam kegiatan pengenalan huruf menggunakan bahan bekas botol plastik pada kelompok B di

Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

No Nama Aktivitas Anak

Pertemuan Siklus 1 Rata-rata

1 2 3

01/04/2019 08/04/2019 15/04/2019

1 A 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

4 4 4 4

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 4 4 3,66

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai

3 4 4 3,66

3,37 3,43

3,75

3,1

3,2

3,3

3,4

3,5

3,6

3,7

3,8

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Observasi Guru

Page 136: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

131

warna

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

4 4 4 4

Jumlah 20 22 23 21,66

Rata-Rata 3,33 3,66 3,83 3,61

Persentase % 83,33 91,67 95,83 90,28

2 B 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

4 4 4 4

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 4 4 3,66

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

4 4 4 4

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

5 Menggunakan Tutup Botol

3 3 3 3

Page 137: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

132

Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 20 21 22 21

Rata-Rata 3,33 3,5 3,66 3,5

Persentase 83,33 87,50 91,67 87,50

3 C 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 3 3

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

2 3 4 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 3 3 2,66

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 16 18 19 17,66

Rata-Rata 2,66 3 3,16 2,94

Persentase % 66,67 75 79,17 73,61

Page 138: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

133

4 D 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 4 4 3,66

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

4 4 4 4

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 4 4 3,66

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 4 3,33

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 19 21 22 20,66

Rata-Rata 3,16 3,5 3,66 3,44

Persentase % 79,17 87,50 91,67 86,11

5 E 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 4 3,33

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 4 4 3,66

3 Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di

3 3 3 3

Page 139: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

134

cocokkan pada huruf sesuai warna

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

2 3 3 2,66

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 17 19 20 18,66

Rata-Rata 2,83 3,16 3,33 3,11

Persentase % 70,83 79,17 83,33 77,78

6 F 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 3 3

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 4 3,33

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 4 4 3,66

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

Page 140: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

135

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 18 19 20 19

Rata-Rata 3 3,16 3,33 3,16

Persentase % 75 79,17 83,33 79,17

7 G 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

4 4 4 4

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 4 4 3,66

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 4 4 3,66

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

4 4 4 4

Jumlah 20 22 23 21,66

Rata-Rata 3,33 3,66 3,83 3,61

Page 141: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

136

Persentase % 83,33 91,67 95,83 90,28

8 H 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 4 4 3,66

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

4 4 4 4

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 4 3,33

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 4 3,33

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 19 20 23 20,66

Rata-Rata 3,16 3,33 3,83 3,44

Persentase % 79,17 83,33 95,83 86,11

9 I 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 4 3,33

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 4 4 3,66

3 Menggunakan Tutup Botol

3 3 4 3,33

Page 142: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

137

Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 4 4 3,66

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 18 20 23 20,33

Rata-Rata 3 3,33 3,83 3,38

Persentase % 75 83,33 95,83 84,72

10 J 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

4 4 4 4

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 4 4 3,66

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 4 4 3,66

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada

3 3 4 3,33

Page 143: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

138

huruf

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

4 4 4 4

Jumlah 20 22 23 21,66

Rata-Rata 3,33 3,66 3,83 3,61

Persentase % 83,33 91,67 95,83 90,28

11 K 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 3 3

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 3 3

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 4 3,33

Page 144: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

139

Jumlah 18 18 20 18,66

Rata-Rata 3 3 3,33 3,11

Persentase % 75 75 83,33 77,78

12 L 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

4 4 4 4

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 4 4 3,66

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 4 4 3,66

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

4 4 4 4

Jumlah 20 22 23 21,66

Rata-Rata 3,33 3,66 3,83 3,61

Persentase % 83,33 91,67 95,83 90,28

13 M 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 4 3,33

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

4 4 4 4

Page 145: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

140

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

4 4 4 4

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 3 3

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 4 3,33

Jumlah 20 20 22 20,66

Rata-Rata 3,33 3,33 3,66 3,44

Persentase 83,33 83,33 91,67 86,11

14 N 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

3 3 3 3

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 3 3 3

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 3 4 3,33

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan

3 4 4 3,66

Page 146: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

141

ketepatan jari tangan pada huruf

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6

Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang sama

3 3 3 3

Jumlah 18 19 20 19

Rata-Rata 3 3,16 3,33 3,16

Persentase % 75 79,17 83,33 79,17

15 O 1

Memegang Tutup Botol Bekas dengan Ibu Jari dan Jari Telunjuk

4 4 4 4

2

Membawa dan Mencocokkan dengan Warna yang sama

3 4 4 3,66

3

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di cocokkan pada huruf sesuai warna

3 4 4 3,66

4

Mengekspresikan diri melalui pelaksanaan permainan dengan ketepatan jari tangan pada huruf

3 3 4 3,33

5

Menggunakan Tutup Botol Bekas untuk di putar pada Botol yang ditentukan

3 3 3 3

6 Mengelompokkan dengan warna dan huruf yang

4 4 4 4

Page 147: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

142

sama

Jumlah 20 22 23 21,66

Rata-Rata 3,33 3,66 3,83 3,61

Persentase 83,33 91,67 95,83 90,28

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat 1 anak (C)

mendapatkan skor Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 14 anak

mendapatkan skor Berkembang Sangat Baik (BSB) yaitu A, B, D, E, F, G,

H, I, J, K, L, M, N dan O.

Berikut akan disajikan grafik tentang perkembangan motorik halus

anak setelah melaksanakan siklus 3 pada pertemuan 1, 2 dan 3 melalui

penggunaan bahan bekas.

Grafik 9 Perkembangan aktivitas motorik halus anak siklus 3 menggunakan

bahan bekas dengan penerapan metode demonstrasi pada Kelompok A di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari.

Jadi perkembangan kemampuan motorik halus anak dengan

menggunakan bahan bekas berdasarkan siklus 3 sebagai berikut:

Tabel 24

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

A B C D E F G H I J K L M N O

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Page 148: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

143

Persentase perkembangan kemampuan motorik halus anak dengan menggunakan bahan bekas siklus 3 pada kelompok B di Raudhatul

Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

No Nama

Anak

Kemampuan Motorik Halus Persentase

1 A 21,66 90,28%

2 B 21 87,50%

3 C 17,66 73,61%

4 D 20,66 86,11%

5 E 18,66 77.78%

6 F 19 79,17%

7 G 21,66 90,28%

8 H 20,66 86,11%

9 I 20,33 84,72%

10 J 21,66 90,28%

11 K 18,66 77,78%

12 L 21,66 90,28%

13 M 20,66 86,11%

14 N 19 79,17%

15 O 21,66 90,28%

Jumlah 304,59

Persentase 304,59 /4X100% = 76,14%

Beradasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa adanya

peningkatan kemampuan motorik halus anakdari siklus 2 ke siklus 3

dengan persentase perolehan 76,14%

Page 149: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

144

Tabel 25 Perbandingan Persentase perkembangan kemampuan motorik halus

anak dengan menggunakan bahan bekas prasiklus, siklus 1 dan Siklus 2 pada kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara

Bulian Kabupaten Batang Hari

No Nama Anak

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

1 A 25% 47,22% 69,44% 90,28%

2 B 25% 45,83% 66,65% 87,50%

3 C 37,50% 43,05% 66,67% 73,61%

4 D 37,50% 36,11% 72,22% 86,11%

5 E 50% 48,61% 70,83% 77.78%

6 F 37,50% 44,44% 68,06% 79,17%

7 G 37,50% 43,05% 70,83% 90,28%

8 H 50% 69,44% 77,78% 86,11%

9 I 50% 48,61% 72,22% 84,72%

10 J 50% 72,22% 77,78% 90,28%

11 K 25% 41,66% 62,50% 77,78%

12 L 50% 50% 70,83% 90,28%

13 M 37,50% 50% 75% 86,11%

14 N 25% 51,38% 75% 79,17%

15 O 50% 76,38% 80,56% 90,28%

Rata-rata 39% 51% 72% 85%

Grafik 10 Hasil pengamatan perkembangan kemampuan motorik halus anak di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

A B C D E F G H I J K L M N O

Prasiklus

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

Page 150: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

145

Berdasarkan tabel data terlihat adanya peningkatan kemampuan

motorik halus anak pada siklus 3 dimana saat prasiklus persentase rata-

rata keseluruhan anak 39% dan pada siklus 1 persentase rata-rata

keseluruhan anak 51% kemudian pada siklus 2 persentase rata-rata 72%

dan pada siklus 3 persentase rata-rata 85%. Berdasarkan selisih sektor

tersebut dapat disimpulkan terjadinya peningkatan kemampuan motorik

halus anak telah berkembang dengan sangat baik. Peneliti kemudian

melakukan kolaborasi dengan guru dan memiliki kesepakatan bahwa nilai

anak berkembang dengan sangat baik apabila mendapatkan nilai 76 –

100%. Nilai tersebut merupakan nilai akumulasi Berkembang Sangat Baik

(BSB). Selanjutnya peneliti dan guru sepakat untuk tidak melanjutkan ke

siklus 4 karena hasil yang diharapkan sudah sangat memuaskan.

d. Refleksi

Setelah melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan

tahap selanjutnya yaitu kegiatan refleksi. Penulis melakukan instrumen

observasi untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak.

Pada pelaksanaan siklus 3 terdapat poin yang perlu dicermati

shingga kemampuan motorik halus anak berkembang dengan baik yaitu:

penggunaan bahan bekas dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran

yang efektif dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Penggunaan media yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran

membuat kemampuan atau perkembangan kemampuan motorik halus

anak berkembang dengan baik.

C. Analisis Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan tentang Peningkatan

Kemampuan Motorik Halus Anak dengan Metode Demonstrasi dalam

Pemanfaatan Bahan Bekas pada usia anak 5 -6 tahun pada Kelompok B

di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

pada tahun ajaran 2018/2019 dilakukan sampai pada siklus 3.

Pembelajaran menggunakan bahan bekas dengan penerapan

metode demonstrasi berdampak sangat baik bagi peningkatan

Page 151: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

146

kemampuan motorik halus anak, ini terlihat dari skor yang didapatkan. Ini

sebagaimana penulis sajikan pada tabel berikut:

Tabel 26 Data hasil pengamatan Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak

dengan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan Bekas Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari

No Hasil Pengamatan Nilai Perolehan Persentase

1 Prasiklus 141 35,25%

2 Siklus 1 184,48 46,07%

3 Siklus 2 258,27 64,56%

4 Siklus 3 304,59 76,14%

Tabel 27

Keterangan Persentase Kemampuan Motorik Halus Anak

Persentase Kemampuan Motorik Halus Anak Kriteria

1 – 25 % Rendah

26 – 50 % Sedang

51 – 75 % Tinggi

76 – 100 % Sangat Tinggi

Page 152: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

147

Grafik 11 Perbandingan hasil pengamatan peningkatan kemampuan motorik halus anak dengan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan Bahan Bekas pada Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara

Bulian Kabupaten Batang Hari pada prasiklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3.

Data diatas menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak

mengalami peningkatan dengan sangat baik, apabila dilakukan dengan

pendekatan dan metode yang baik pula. Hal ini dibuktikan dengan hasil

penelitian dengan kolaborasi bersama guru yang dilakukan tindakan

kelas. Hasilnya menunjukan bahwa terlihat peningkatan positif dari

tindakan yang dilakukan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 dengan

menggunakan tema pengenalan huruf.

Hasil penelitian tindakan kelas tentang penggunaan bahan bekas

dengan penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan kemampuan

motorik halus anak adalah sebagai berikut:

Pertama, peningkatan kemampuan motorik halus anak sebelum

diberi tindakan belum berkembang dengan baik atau optimal, hal ini

terlihat dari banyaknya anak yang belum mampu mencocokkan tutup botol

plastik pada botol plastik yang ditentukan karena pelaksanaan

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak

Prasiklus

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

Page 153: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

148

pembelajaran belum dikemas secara menarik, terutama dalam

meningkatkan motivasi belajar anak.

Kedua, setalah dilakukan tindakan melalui pelaksanaan siklus 1, 2

dan 3 maka dapat dilihat peningkatan kemampuan motorik halus anak.

Adapun cara yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan motorik

halus anak melalui penggunaan bahan bekas dengan menggunakan

metode demonstrasi yang diterapkan guru. Dimana peneliti dan guru

melakukan kolaborasi mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran sehingga anak dapat tertarik

dalam belajar.

Ketiga, setelah diberikan tindakan dengan memanfaatkan bahan

bekas botol plastik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak

pada Kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari. Ini dapat dilihat dari kegiatan yang dimulai dari

tahapan prasiklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 yang selalu mengalami

peningkatan.

Page 154: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

149

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data di lapangan yang berhasil dikumpulkan

selama penelitian dan hasil-hasil pembahasan rumusan masalah

penelitian dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai “Peningkatan

Kemampuan Motorik Halus Anak dengan Metode Demonstrasi dalam

Pemanfaatan Bahan Bekas pada Kelompok B di Raudhatul Athfal At

Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari”, sebagai berikut:

1. Kemampuan Motorik Halus Anak dengan Metode Demonstrasi

sebelum memanfaatkan Bahan Bekas pada Kelompok B di Raudhatul

Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari, belum ada

peningkatan secara optimal. Dimana masih terdapat anak-anak yang

belum mampu menggerakkan jari-jarinya secara baik yang

menunjukkan masih rendahnya kemampuan motorik halus anak.

Namun setelah peneliti melakukan kolaborasi dengan guru melalui

berbagai tindakan pada siklus 1, 2 dan 3 terlihat adanya peningkatan

kemampuan motorik halus anak.

2. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pemanfaatan bahan bekas

dapat meningkatkan kemampuan motorik halus siswa pada

kelompok B di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari, dimana nilai perolehan prasiklus yaitu 141

dengan persentase 35,25%, siklus 1 nilai perolehan 184,28 dengan

persentase 46,07%, siklus 2 nilai perolehan 258,27 dengan

persentase 64,56% dan siklus 3 nilai perolehan 304,59 dengan

persentase 76,14% yang sudah menunjukkan kriteria sangat tinggi.

B. Implikasi

Penggunaan bahan bekas dengan penerapan metode demonstrasi

dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak telah menunjukkan

efektivitasnya. Dan memiliki implikasi yang baik secara teoritis maupun

Page 155: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

150

praktis. Secara teoritis penggunaan bahan bekas termasuk dalam media

pembelajaran, metode demonstrasi termasuk dalam penerapan metode

pembelajaran. Penggunaan media atau bahan bekas dapat menambah

atau meningkatkan kemampuan motorik halus anak dan kemampuan guru

secara praktis media bahan bekas dapat diterapkan dalam kegiatan

operasional dengan didukung metode demonstrasi pada proses

pembelajaran anak usia dini.

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui tindakan pada

pelaksanaan siklus 1, 2 dan 3 maka dapat dilihat peningkatan

kemampuan motorik halus anak. Adapun cara yang dilakukan dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui penggunaan bahan

bekas dengan menggunakan metode demonstrasi yang diterapkan guru.

Ini menunjukkan kemampuan motorik halus anak pada Kelompok A di

Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari

meningkat lebih baik dari sebelumnya.

C. Rekomendasi

Merujuk pada temuan hasil penelitian dalam Peningkatan

Kemampuan Motorik Halus Anak dengan Metode Demonstrasi dalam

Pemanfaatan Bahan Bekas pada Kelompok A di Raudhatul Athfal At

Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari, maka perlu adanya

rekomendasi sebagai berikut:

1. Kepala dan Guru Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari untuk menerapkan hasil yang lebih baik lagi

pada penggunaan bahan bekas dengan didukung metode yang lebih

variatif yang efektif dalam meningkatkan kemampuan mtorik halus

anak.

2. Wali murid Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari untuk bersama mendukung kegiatan yang ada di RA agar

lebih baik lagi dalam meningkatkan perkembangan anak.

Page 156: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

151

3. Kepada pihak terkait seperti pemerintah untuk lebih memperhatikan

sarana prasarana pendukung pendidikan di Raudhatul Athfal At

Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten Batang Hari untuk memudahkan

guru dan anak dalam proses pendidikan.

4. Kepada pihak masyarakat untuk membantu hal-hal yang bersangkutan

dengan kebijakan yang ada di Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara

Bulian Kabupaten Batang Hari, agar salah satu unsur pendidikan yang

ada dapat lebih maju dan berkualitas.

D. Saran

1. Kepada Kepala Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari untuk dapat berupaya meningkatkan mutu dan

kualitas pendidikan melului program yang tepat seperti memanfaatkan

bahan bekas sebagai perwujudan dari rasa peduli lingkungan.

2. Kepada guru Raudhatul Athfal At Thohiriyah Muara Bulian Kabupaten

Batang Hari agar dapat meningkatkan dan menerapkan seluruh

kompetensi yang dimilikinya, terutama pada pelaksanaan

pembelajaran seperti menggunakan kreativitas media pembelajaran.

Agar anak dapat memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dan pada

saat pelaksanaan pembelajaran dan meningkatkan kemampuan

motorik halus anak..

3. Kepada peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber

bacaan atau literatur pendukung dalam referensi meningkatkan

kemampuan motorik halus anak.

E. Kata Penutup

Dengan mengucapkan alhamdulillah kepada Allah SWT. yang telah

menganugerahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini walaupun masih

terdapat kesalahan dan kekurangan baik segi isi maupun gaya bahasa

yang digunakan, namun ini bukanlah merupakan kesengajaan melainkan

karena keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki.

Page 157: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

152

Untuk itu penulis sangat berlapang dada dan senang hati menerima

kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Kemudian dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah berpartisipasi membantu dalam menyelesaikan tesis ini,

khususnya kepada dosen pembimbing yang sudah bersusah payah

membimbing dalam penyusunan tesis ini.

Akhirnya penulis memohon kehadirat Allah SWT. semoga tesis ini

dapat bermanfat bagi pembaca, khususnya bagi penulis sendiri dan

penulis mohon maaf sedalam-dalamnya bila ada kesalahan dan

kekhilafan dalam penulisan tesis ini. Semoga kita selalu dilindungi Allah

SWT.

Amin ya rabbal’alamin

Muara Bulian, Juni 2019

Wassalam, Penulis

ZULKAIDA APRILIYANTI NIM. MPU.16.2.2603

Page 158: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

153

DAFTAR PUSTAKA Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Kementerian Agama RI. 2016. Abraham B. Rami Shani. Richard W. Woodman. dan William A. Pasmore.

ed. Research in Organizational Change and Development. United Kingdom: Emerald. 2011.

Agus Iskandar. Daur Ulang Sampah. Jakarta: Azka Mulia Media, 2016. Ahmad Susanto. Pendidikan Anak Usia Dini. Konsep dan Teori). Jakarta:

Bumi Aksara. 2017. Alex Moore. ed. . Schooling. Society and Curriculum. London dan New

York: Routledge. 2006. Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grapindo Persada,

2015. Basyiruddin Usman. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta :

Ciputat Press. 2005. bidanku. com di unduh 23 april 2018

Bryn Holmes dan John Gardner. E-Learning: Concept and Practice.

London: SAGE Publication. 2006. Direktorat PAUD Dirjen Pendidikan Non Formal dan Informal. 2009. Acuan

Menu Pembelajaran pada Pandidikan Anak Dini Usia. Menu Pembelajaran Generik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasionala.

Djam’an Satori dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: ALFABETA. 2009. Eva Sativa Nilawati. Menyulap Sampah Jadi Kerajinan Cantik. Jakarta:

Nobel Edumedia, 2010. Fasli Jalal. “Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan Yang Mendasar”.

Bulletin PADU. Jakarta: Edisi Perdana. 2012. Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. 2011. Hendra Sofyan. Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis

Peningkatannya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Page 159: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

154

Hidayat Syarief. “Pengembangan Anak Dini Usia : Memerlukan Keutuhan”. Bulletin PADU. Jakarta: Edisi Perdana. 2012.

Hurlock. E. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2010. Iskandar. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung

Persada Press. 2006. J. John Loughran. Developing Reflective Practice: Learning About

Teaching and Learning Through Modelling. London-Washington D. C: Taylor & Francis e-Library. 2005.

John W. Creswell. Research Design: Qualitativ. Quantitative. and Mixed

Methods Approaches. Los Angeles-London-New Delhi-Singapore: SAGA. 2009.

Jurnal Siti Hamsoh. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak

melalui Kegiatan Kolase dengan Media yang Bervariasi Pada Anak Kelompok B RA Al Mufidah Kabupaten Tangerang. Universitas Terbuka Convention Center.

K. Kartono. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju.

2009. Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi). Bandung:

Remaja Rosda Karya. 2011. 330 M. Fadlillah. dkk. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini Menciptakan

Pembelajaran Menarik. Kreatif. dan Menyenangkan. Jakarta: Kencana Pernada Group. 2014.

M. Sirozi. Politik Pendidikan: Dinamika Hubungan Antara Kepentingan

Kekuasaan dan Praktik Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007

Mansur Hariwijaya. . PAUD. Melejitkan Potensi Anak Dengan Pendidikan

Sejak Dini). . Yogyakarta: Mahadika Publising. 2009. Martinis Yamin. Jamilah Sabri Sanan. 2010) Panduan Pendidikan Anak

Usia Dini. Jakarta : GP Press. _______. Setifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta : Gaung

Persada Press. 2006. Muhibin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru.

Bandung; Remaja Rosdakarya.

Page 160: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

155

Mukhtar dan Martinis Yamin. Sepuluh Kiat Sukses Mengajar di Kelas. Jakarta : Nimas Multima. 2003.

Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriftif Kualitatif. Jakarta: GP Press Group. 2013.

Mukhtar Latif, dkk. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Kencana, 2013. Mursyid. Pengembangan Pembelajaran PAUD. Bandung: Remaja Rosda

Karya. 2015. Novan Ardy Wiyani. Perkembangan Psikologi Anak Usia Dini. Yogyakarta:

Gava Media, 2014. _______. Konsep Dasar PAUD. Yogyakarta: Gava Media. 2016. Novi Mulyani. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kalimedia.

2012. Partiyem. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dengan Kegiatan

Bermain Plastisin Kelompok B Paud Istiqomah Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang. Bengkulu: Universitas Bengkulu. 2014.

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Radar Jaya Offset. 2006. Rochiati Wiriaatmadja. Metodoe Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya. 2005. Safrudin Aziz. Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini. Yogyakarta:

Kalimedia, 2017. Sanjaya. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada. 2006. Suharsimi Arikunto. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi

Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. 2011. Sutrisno Hadi. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Fsikologi UGM.

2004. jilid II. Suyadi dan Maulidya Ulfah. Konsep Dasar PAUD. Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2013. Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Page 161: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

156

Syaiful Bahri Djamarah, dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Syamsu Yusuf LN. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.

Tim Penyusun.Statistik Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Jakarta:

Depdiknas Balitbang PDIP 2012. _______. Bermain dan Permainan Anak. Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka. 2014. _______. PERMENDIKNAS Nomor 58 Tahun 2009. Jakarta. _______. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014. Jakarta, _______. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14

Tahun 2014 Tentang Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini _______. Undang-Undang SISDIKNAS. Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Sinar Grafika. 2009. Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT

Indeks, 2010. Zainal Aqib. Pedoman Teknis Penyelenggaraan. PAUD) Pendidikan Anak

Usia Dini. Bandung: Nuansa Aulia. 2010. Zakiah Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.

Page 162: PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DENGAN …repository.uinjambi.ac.id/2565/1/ZULKAIDA APRILIYANTI_MPU... · 2020. 4. 22. · Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia

157

CURRICULUM VITAE

Informasi Diri

ZULKAIDA APRILIYANTI dilahirkan di Boyolali / 26

April pada tahun 1993. Putra dari Bapak Ali Masykur

dan Ibu Atiatul Khoiriyah. Suami Zulkaida Apriliyanti

adalah Doni Arif Hartono.

Riwayat Pendidikan

Memperoleh pendidikan dari mulai jenjang Madrasah Ibtidaiyah Pasesan

pada tahun 2005 dilanjutkan dengan Sekolah Menengah Pertama Negeri 23

Batang Hari pada tahun 2008. Selanjutnya mengenyam pendidikan di Sekolah

Menengah Atas Bhineka Karya 2 Boyolali pada tahun 2011. Setelah itu kembali

melanjutkan pendidikan pada jenjang Sarjana Strata Satu pada Universitas

Muhammadiyah Surakarta pada konsentrasi pendidikan Psikologi tahun 2015

Karya Ilmiah

Karya Ilmiah antara lain penah menulis skripsi pada tahun 2015 dengan

judul Hubungan Antar Konsep Diri dengan gaya Hidup Konsumtif SMA Bhinneka

Karya 2 Boyolali.

Pengalaman Kerja

Pernah menjadi ADM pada PT. ESGI SAMBI pada tahun 2016. Kemudian

guru TK. Aulia Muara Bulian 2017, dan saat ini menjadi Psikolog di Badan

Nasional Narkotika (BNN) Kabupaten Batang Hari mulai dari tahun 2018 sampai

sekarang.