peningkatan keterampilan menulis permulaan … · i peningkatan keterampilan menulis permulaan...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN
MENGGUNAKAN BUKU HARIAN SISWA KELAS I A
SD N PLEBENGAN SIDOMULYO BANTUL
TAHUN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Wahni Hidayah
NIM 12108241098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JULI 2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Menulis itu menyalin jiwa menjadi kata, kata yang tak akan pernah malu
ditunjukkan ke dunia”
(Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah SWT dan dengan mengucap syukur alhamdulillah
atas karunia Allah SWT serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW,
karya ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Tumijan dan Ibu Susanem serta kakak dan adik
tersayang , Ningrum Danuwati dan Muhammad Syarifudin yang senantiasa ada
dalam lantunan doa.
2. Agama dan pemerintah Indonesia yang membantu menyekolahkan saya
melalui BIDIKMISI.
3. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UNY
vii
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN
MENGGUNAKAN BUKU HARIAN SISWA KELAS I A
SD N PLEBENGAN SIDOMULYO BANTUL
TAHUN 2015/2016
Oleh
Wahni Hidayah
NIM 12108241098
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis
permulaan menggunakan Buku Harian pada siswa kelas I A SD Negeri Plebengan
Sidomulyo Kabupaten Bantul.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaboratif. Subjek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I A SD Negeri Plebengan yang berjumlah
34 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menulis permulaan
siswa kelas I A. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc.
Taggart. Metode pengumpulan data menggunakan Observasi, Tes (unjuk kerja),
dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif
dan deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan menulis
permulaan menggunakan Buku Harian siswa kelas I A SD Negeri Plebengan
dilakukan dengan langkah; 1) Siswa mengisi lembar Buku Harian, 2) Siswa
membacakan dan memperlihatkan hasil Buku Harian, 3) Guru melaksanakan
pembelajaran menulis permulaan berdasarkan hasil Buku Harian siswa, dan 4)
Siswa berlatih menulis permulaan di buku masing-masing. Keterampilan menulis
permulaan dapat ditingkatkan dengan Buku Harian. Hal ini dibuktikan dengan
perbandingan persentase ketuntasan siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II.
Persentase ketuntasan siswa pada Prasiklus sebesar 35,3% (12 siswa) dengan
kriteria kurang meningkat pada Siklus I sebesar 58,8% (20 siswa) dengan kriteria
cukup. Pada pelaksanaan Siklus II persentase ketuntasan siswa meningkat sebesar
70,9% (24 siswa) dengan kriteria baik.
Kata kunci: keterampilan menulis permulaan, Buku Harian, siswa SD
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Menggunakan Buku Harian Siswa
Kelas I A SD N Plebengan Sidomulyo Bantul Tahun 2015/2016” dengan baik .
Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) pada Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar
(PSD), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidaka terlepas dari dukungan
berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat
Bapak /Ibu di bawah ini.
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan izin dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah mendukung
kelancaran penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak H. B. Sumardi, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
ix
5. Ibu Cholita Sadmi Suwarsini, S. Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri
Plebengan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian di SD Plebengan Sidomulyo Bantul.
6. Ibu Ningrum Danuwati, S. Pd selaku guru kelas I A yang tidak lelah dalam
membimbing serta mengarahkan.
7. Bapak Tumijan, Ibu Susanem, dan adik Muhammad Syarifudin yang selalu
menyemangati dan mendukung penyusunan skripsi di rumah.
8. Seluruh siswa kelas I A yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.
9. Teman-teman “D Javu” yang telah bersama-sama merajut banyak kisah dalam
perkuliahan selama 8 semester.
10. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebut satu persatu yang selalu
membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi
pembaca sekalian. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
sangat penulis harapkan untuk perbaikan seterusnya. Terima kasih. Akhir kata.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, Juli 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 10
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 10
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Keterampilan Menulis Permulaan ......................................................... 12
1. Hakikat Menulis .............................................................................. 12
2. Keterampilan Menulis ..................................................................... 14
3. Keterampilan Menulis Permulaan ................................................... 16
4. Tujuan Menulis Permulaan ............................................................. 18
5. Kegiatan Menulis Permulaan .......................................................... 21
6. Materi Menulis Permulaan .............................................................. 25
7. Jenis-jenis Menulis Permulaan ....................................................... 26
8. Evaluasi Menulis Permulaan ........................................................... 29
xi
B. Buku Harian ......................................................................................... 31
1. Buku Harian .................................................................................... 31
2. Tujuan Buku Harian ........................................................................ 38
3. Langkah Menulis Buku Harian ....................................................... 39
4. Teknik Pembelajaran Menulis Buku Harian ................................... 40
C. Karakteristik Siswa Kelas I Sekolah Dasar ......................................... 44
D. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................................... 48
E. Kerangka Pikir ..................................................................................... 50
F. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 52
G. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 54
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................. 56
C. Setting Penelitian ................................................................................. 56
D. Desain Penelitian .................................................................................. 56
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 62
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 65
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 68
H. Teknik Validitas Data .......................................................................... 71
I. Kriteria Keberhasilan ............................................................................ 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Tindakan Kelas .......................................................... 74
B. Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas ............................................. 152
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 159
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 160
B. Saran ................................................................................................... 160
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 162
LAMPIRAN .............................................................................................. 166
xii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Daftar Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
dan Indikator Keterampilan Menulis Permulaan
Siswa Kelas I menurut KTSP 2006…………….
25
Tabel 2. Kecerdasan Anak Usia 6-7 Tahun Menurut
Depdiknas………………………………………
47
Tabel 3. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis
Permulaan Siswa Kelas IA SD N Plebengan
Sidomulyo, Bantul………………………………
67
Tabel 4. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis
Permulaan Siswa Kelas IA SD N Plebengan
Sidomulyo, Bantul………………………………
67
Tabel 5. Kriteria Hasil Observasi Aktivitas Siswa……….
70
Tabel 6. Kriteria penilaian Keterampilan Menulis
Permulaan Kelas I A SD N Plebengan…………
71
Tabel 7. Daftar Nilai Hasil Menulis Permulaan Siswa
Kelas I A SD N Plebengan pada Prasiklus……...
81
Tabel 8. Refleksi Pembelajaran Menulis Permulaan Siswa
Kelas I A SD Negeri Plebengan pada
Prasiklus…………………………………………..
83
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Proses
Pembelajaran Menulis Permulaan di Kelas I A
pada Siklus I……………………………………...
108
Tabel 10. Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Menulis
Permulaan dari Prasiklus ke Siklus I……………..
110
Tabel 11. Refleksi Pembelajaran Keterampilan Menulis
Permulaan Siswa Kelas I A Siklus I……………...
118
Tabel 12. Tabel Peningkatan Aspek Menulis Permulaan
Kelas I A SD N Plebengan dari Prasiklus ke
Siklus I……………………………………………
119
Tabel 13. Perencanaan Tindakan Pada Siklus II……………
121
xiii
Tabel 14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Proses
Pembelajaran Menulis Permulaan di Kelas I A
pada Siklus II……………………………………..
142
Tabel 15. Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Menulis
Permulaan dari Siklus I ke Siklus II……………...
144
Tabel 16. Refleksi Pembelajaran Keterampilan Menulis
Permulaan Siswa Kelas I A SD Negeri Plebengan
pada Siklus II……………………………………..
150
Tabel 17. Peningkatan Aspek Menulis Permulaan Kelas I A
SD N Plebengan dari Prasiklus, Siklus I dan
Siklus II…………………………………………...
151
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Contoh Penulisan Huruf Tegak Bersambung…….
29
Gambar 2. Contoh Buku Harian Anak……………………….
36
Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir…………………………….
52
Gambar 4. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc.
Taggart……………………………………………..
57
Gambar 5. Diagram Lingkaran Hasil Menulis Permulaan pada
Prasiklus…………………………………………...
79
Gambar 6. Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata dan
Presentase Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis
Siswa Kelas I A SD Negeri Plebengan……………
112
Gambar 7. Diagram Kriteria Penguasaan Menulis Permulaan
pada Siklus I……………………………………….
113
Gambar 8. Grafik Peningkatan Aspek Menulis Permulaan dari
Prasiklus ke Siklus I……………………………….
120
Gambar 9. Diagram Perbandingan Rata-rata dan Presentase
Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis Siswa
Kelas I A SD Negeri Plebengan…………………...
146
Gambar 10. Diagram Kriteria Penguasaan Keterampilan
Menulis Siklus II…………………………………..
146
Gambar 11. Grafik Peningkatan Aspek Menulis Permulaan dari
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II…………………...
152
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............ 167
Lampiran 2. Surat Pernyataan Expert Judgement .......................................... 169
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 180
Lampiran 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa .......................................... 213
Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............ 217
Lampiran 6. Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Permulaan ............... 228
Lampiran 7. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Permulaan ............. 231
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian ................................................................. 239
Lampiran 9. Dokumentasi Pembelajaran ...................................................... 243
Lampiran 10. Hasil Karya Menulis Siswa ...................................................... 245
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional bangsa Indonesia yang
wajib dikuasai oleh semua penduduk Indonesia tanpa terkecuali. Bahasa
Indonesia di sini pun akhirnya ditetapkan sebagai suatu identitas dari Indonesia
itu sendiri. Hal tersebut berdampak pada munculnya mata pelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah formal sebagai suatu media untuk mempelajari Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Supriyadi dkk. (1992: 251) menyatakan bahwa pengajaran Bahasa
Indonesia merupakan pengajaran dasar umum yang berperan dalam usaha
mewujudkan warga Negara Indonesia yang baik, yang sangat penting dalam
membina kesatuan dan persatuan seluruh rakyat Indonesia. Pembelajaran
Bahasa Indonesia tersebut dilaksanakan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD)
hingga Sekolah Menengah sebagai mata pelajaran wajib. Pembelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah formal ini difokuskan dalam penguasaan empat
keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara,
dan menulis.
Keterampilan membaca dan keterampilan menyimak merupakan
keterampilan reseptif, yaitu merupakan kegiatan penerimaan kode-kode bahasa
yang disampaikan untuk kemudian dipahami oleh penerima (decode).
Sedangkan keterampilan berbicara dan menulis termasuk keterampilan
produktif, yaitu proses pelahiran kode bahasa (encode). Keterampilan
produktif juga bisa disebut kemampuan yang menghasilkan. Dari empat
keterampilan berbahasa yang dipelajari, keterampilan menulis merupakan
2
keterampilan yang akan dikuasai setelah keterampilan berbicara, keterampilan
menyimak, dan keterampilan membaca dikuasai oleh individu (Saleh Abbas,
2006: 125).
Keterampilan menulis lebih sulit dikuasai daripada keterampilan
berbahasa lain karena keterampilan menulis menghendaki penguasaan
berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan
menjadi isi tulisan (Iskandarwassid & H. Dadang Sunendar, 2009: 248).
Kegiatan menulis tidak akan terlaksana bila seseorang belum bisa
menggunakan keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, dan
keterampilan membacanya sebagai keterampilan penunjang dalam melakukan
kegiatan menulis. Dengan kata lain, semua keterampilan berbahasa saling
terkait satu sama lain, sehingga untuk menguasai suatu keterampilan, maka
keterampilan yang lainnya pun harus dikuasai terlebih dahulu.
Keterampilan menulis mulai dipelajari di sekolah formal mulai dari
kelas satu SD dan kelas dua SD bersamaan dengan pembelajaran keterampilan
membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan membaca yang mulai
dipelajari di kelas satu dan dua SD disebut sebagai keterampilan menulis
permulaan dan keterampilan membaca permulaan. Sugiran (2008: 53)
menyatakan bahwa kemampuan membaca dan menulis permulaan harus
dikuasai sejak dini karena keduanya sebagai dasar memahami dan mempelajari
ilmu pengetahuan lain.
Keterampilan membaca dan keterampilan menulis merupakan
keterampilan yang wajib dikuasai oleh siswa sebagai dasar mempelajari dan
menguasai ilmu pengetahuan lain di jenjang berikutnya. Penguasaan
3
keterampilan menulis dan membaca sangat mempengaruhi kemampuan siswa,
terlebih lagi kemampuan kognitif dan kemampuan psikomotoriknya. Tanpa
kemampuan menulis dan membaca, siswa tidak akan mampu menguasai materi
pelajaran tertentu. Siswa juga tidak akan dapat menguasai keterampilan yang
diajarkan dalam suatu materi tertentu. Hal tersebut menggambarkan betapa
pentingnya keterampilan membaca dan menulis bagi siswa agar siswa dapat
menguasai ilmu dan materi yang diberikan oleh guru siswa. Dengan kata lain,
keterampilan membaca dan keterampilan menulis sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa.
Pembelajaran keterampilan menulis permulaan di kelas satu dan dua
SD sangat dipengaruhi oleh keterampilan membaca yang telah dikuasai oleh
siswa. Siswa tidak akan dapat menulis dengan baik bila siswa belum bisa
membaca dengan baik. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya di mana siswa
tidak akan mampu membaca dengan baik apabila ia belum dapat menulis
dengan baik.
Menulis merupakan suatu proses di mana harus dilakukan secara
berulang-ulang dan secara terus menerus. Menulis merupakan kegiatan abstrak
di mana siswa mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaannya pada
pembaca melalui bahasa tulis (Saleh Abbas, 2006: 125). Menulis merupakan
kegiatan untuk mengubah ide yang hanya ada di pikiran ke dalam bahasa tulis
yang dapat dibaca dan dinikmati orang lain. Ide atau gagasan merupakan suatu
hal yang tidak dapat dirasakan maupun dilihat serta sulit ditemukan.
Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang
bersifat kompleks. Hal tersebut membuat banyak orang yang belajar menulis
4
bahkan untuk seorang professional pun mendapat banyak kesulitan. Oleh
karena itu, dalam pembelajaran kegiatan menulis permulaan juga terdapat
banyak kesulitan yang dialami oleh guru maupun siswa.
Piaget berpendapat bahwa anak-anak yang berumur 7-11 tahun berada
pada tahap Operasional Konkret di mana anak masih terikat pada hal-hal
konkret atau nyata.
Anak masih menerapkan logika berfikir pada barang barang yang
konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis.
………………………………………………………………………... .
Maka itu, meskipun intelegensi pada tahap ini sudah sangat maju, cara
berpikir seorang anak tetap masih terbatas karena masih berdasarkan
sesuatu yang konkret (Paul Suparno, 2007: 70).
Sesuai tahapan yang dikemukakan oleh Piaget, siswa kelas I dan II SD
masih dalam tahap Operasional Konkret di mana siswa belum dapat menguasai
hal-hal abstrak seperti perkalian dan pembagian tanpa bantuan dari benda
konkret atau benda nyata. Menurut pendapat Piaget siswa kelas I dan kelas II
SD akan mengalami kesulitan untuk melakukan hal-hal yang abstrak misalnya
dalam mengimajinasikan suatu ide tanpa adanya pengalaman nyata maupun
kejadian nyata yang pernah siswa lakukan sebelumnya.
Bewall dan Straw (Wahyu Sukartiningsih, 2004: 54) menyatakan
bahwa anak-anak usia 7-11 tahun sudah ada ada tahap perkembangan Bahasa
Semantik yaitu tahap di mana anak dapat membedakan kata sebagai simbol
dan konsep yang terkandung dalam kata. Karena karakteristik siswa tersebut,
tentunya akan mempersulit siswa dalam mempelajari keterampilan menulis
permulaan di sekolah dasar dan juga akan mempersulit guru dalam
mengajarkan keterampilan menulis permulaan kepada siswanya. Walau seperti
5
itu, siswa kelas rendah sudah memiliki kemampuan untuk dapat mempelajari
keterampilan menulis secara baik dan benar.
Pembelajaran menulis permulaan pada kelas I A di SD N Plebengan
sesuai observasi yang telah dilakukan juga mengalami kesulitan dalam
membelajarkan siswanya keterampilan berbahasa, terutama keterampilan
menulis permulaan. siswa kelas I A sebagian besar sudah menguasai
keterampilan membaca, hanya ada 3 siswa yang masih belum bisa membaca,
dan 12 siswa sudah dapat membaca namn, masih belum lancar. Siswa kelas I
A juga sudah menguasai keterampilan menyimak dan berbicara dengan baik.
Hal itu dibuktikan salah satunya dengan banyaknya siswa yang sudah dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Menurut hasil ulangan harian semester I Tahun Ajaran 2015/2016
Paket 2, dari total 31 siswa kelas I A yang diobservasi, 13 siswa sudah dapat
menulis kata atau kalimat memakai huruf alphabet dengan lengkap tidak ada
huruf yang kurang maupun terbalik, 11 siswa masih belum lengkap dalam
menulis kata atau kalimat, belum menggunakan spasi dengan benar, dalam
menulis kata, huruf masih kurang, salah, atau terbalik, siswa belum bisa
menggunakan huruf mati. Tujuh siswa lainnya belum dapat menulis kata atau
kalimat. Dari data observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa 61,3 % siswa
kelas I A belum menguasai keterampilan menulis permulaan.
Siswa kelas I A juga menyatakan bahwa siswa kesulitan dalam
melakukan kegiatan menulis karena belum hafal huruf alphabet dan masih
kesulitan dalam membedakan bentuk huruf. Bahkan ada siswa yang
6
menyatakan bahwa siswa tidak menyukai pelajaran menulis karena siswa
bingung dan belum paham tentang huruf-huruf yang akan siswa pakai menulis.
Kebanyakan siswa kelas I A tidak menyukai pelajaran menulis dan lebih
menyukai pelajaran Matematika. Hal itu dibuktikan dengan hasil Ulangan
Harian dan Ulangan Mid Semester I siswa kelas I A Tahun Ajaran 2015/2016
mata pelajaran Matematika lebih tinggi daripada mata pelajaran lainnya seperti
Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Jawa.
Siswa kelas I A tidak terbiasa menulis. Siswa sering diberikan tugas
menulis oleh guru, namun siswa tidak berminat dan enggan untuk
mengerjakan. Siswa sering tidak mengumpulkan tugas menulis dari guru. Ada
juga siswa yang sengaja tidak mengerjakan tugas menulis dari guru dan lebih
memilih untuk bercanda dengan siswa lainnya. Tugas menulis sering diberikan
kepada siswa apabila ada materi yang sesuai seperti menulis kartu pos, menulis
huruf lepas, dan menulis cerita fabel karangan siswa di buku portofolio. Tugas
yang diberikan guru itu sudah cukup teratur seusai pembelajaran menulis
berlangsung.
Guru kelas I A juga menyatakan bahwa memang tidak semua siswa
mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikannya karena beberapa
sebab. Ada siswa yang malas menulis dan ada siswa yang sengaja membuat
izin untuk tidak menulis. Bahkan sering ada siswa yang sampai ditegur guru
berulang-ulang kali namun, masih bercanda dengan siswa lain dan tidak
mengerjakan tugas menulisnya. Guru kelas I A juga menyatakan bahwa beliau
telah mengadakan kelas tambahan untuk siswa siswanya yang belum lancar
menulis dan membaca setiap hari sehabis pulang sekolah. Walaupun begitu
7
guru kelas I A masih merasa kesulitan dalam membelajarkan siswanya menulis
karena sebagian siswa-siswanya belum dapat menghafal bentuk dari huruf
alphabet dan juga karena kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis.
Dari observasi pembelajaran yang dilakukan di kelas I A, guru kelas I
A sudah menggunakan beragam metode pembelajaran yang menarik seperti
story telling, permainan, serta menggunakan lagu-lagu anak untuk
membelajarkan siswa siswanya menulis. Guru juga tidak terfokus
menggunakan metode ceramah terus menerus. Guru juga sudah menggunakan
bermacam-macam media untuk membantu siswa belajar menulis.
Observasi yang dilakukan di kelas I A tersebut dapat disimpulkan
bahwa masalah menulis yang terjadi di kelas I A bukan hanya berasal dari
siswa namun juga guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Supriyadi, dkk.
(1992: 225-228) yang menyatakan bahwa permasalahan yang sering dialami
siswa dalam menulis berasal dari berbagai komponen, antara lain berasal dari
siswa, guru, tujuan, bahan/ materi, metode, media, dan penilaian.
Permasalahan yang timbul dari siswa adalah rendahnya bakat dan minat siswa
untuk menguasai keterampilan menulis. Permasalahan yang timbul dari guru
terjadi karena guru harus mengajar banyak mata pelajaran pada suatu tingkat
tertentu sehingga mengakibatkan guru tidak hanya berkonsentrasi pada
pembelajaran menulis saja. Sedikit guru yang mempergunakan media dalam
mengajarkan menulis juga menambah permasalahan yang timbul dari media
pembelajaran.
Permasalahan yang sering dihadapi pada pembelajaran menulis
permulaan sangatlah beragam. Oleh karena itu, diperlukan suatu solusi untuk
8
memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa dan guru dalam pembelajaran
menulis permulaan di kelas I A SD N Plebengan dengan menggunakan suatu
teknik pembelajaran menulis yang sesuai dengan karakteristik anak dan sesuai
dengan kemampuan guru pengampu.
Teknik pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh guru dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal
(Andayani, 2015: 155). Teknik pembelajaran yang digunakan akan sangat
bervariasi tergantung situasi dan kondisi yang ada. Karakteristik siswa yang
berbeda, materi pelajaran yang bermacam-macam, dan juga kemampuan guru
yang beragam akan mempengaruhi dalam pemilihan teknik pembelajaran.
Dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis permulaan untuk kelas satu
yang masih dalam tahap operasional konkret diperlukan suatu teknik
pembelajaran menulis yang memanfaatkan benda-benda konkret maupun
pengalaman anak yang nyata, salah satunya adalah Buku Harian.
Sugiran (2008: 53) menyatakan bahwa buku harian merupakan
dokumen atau catatan pribadi seseorang yang berisi pengalaman, kejadian atau
peristiswa yang dialami penulisnya selama satu hari. Buku harian ditulis secara
kronologis berdasarkan rentetan kejadian atau peristiwa. Sedangkan menurut
Anafi Nur ’Aini dkk. (2015: 412), “Daily notes (diaries) is a personal record
of observations, feelings, responses, interpretation, reflection, hunches,
hypotheses and explanations”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
Buku Harian adalah dokumen, catatan harian seseorang yang juga dapat
disertai illustrasi tentang kejadian atau peristiwa yang bersangkutan. Catatan
harian yang ditulis merupakan pengalaman atau kejadian nyata yang dialami
9
oleh penulis sendiri yang bisa disertai dengan gambar ilustrasi mengenai
kejadian yang ditulis pada buku harian.
Buku Harian sudah sering digunakan untuk membelajarkan dan melatih
menulis siswa kelas satu SD pada Sekolah Dasar di Jepang dan lebih terkenal
dengan istilah Enikki. Pengertian Enikki menurut Mitsubishi Asian Children’s
Enikki Festa (2013: 2) adalah sebagai berikut:
In Japan there is a custom of creating “Enikki” (Illustrated Diary) that
portray daily events and thoughts in the form of a picture and a short
essay. In an “Enikki” the author not only draws/paints & writes about
things he/she has seen, heard, done or thought, but also describes
his/her rich culture and sensibility
Buku Harian dengan gambar atau Enikki adalah potret kejadian sehari-
hari yang dibentuk dari gambar dan penjelasan singkat akan gambar. Buku
Harian merupakan buku harian, namun dibuat dengan menambahkan gambar
ilustrasi kejadian dan kalimat keterangan tentang kejadian yang diceritakan.
Buku Harian sering dibuat untuk anak karena mengandung banyak gambar
yang menarik bagi anak.
Dengan menggunakan Buku Harian ini siswa bukan hanya diberikan
tugas untuk menulis pengalamannya saja, namun, siswa juga dapat
menggambarkan pengalamannya. Buku Harian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk dapat menuangkan pengalaman nyatanya juga
kegemarannya dalam menggambar dan mewarnai. Selain itu, Buku Harian
juga memberikan kesempatan siswa untuk belajar menulis memanfaatkan
pengalaman menulisnya secara kontinu.
Penggunaan Buku Harian ini akan sangat mendukung dalam upaya
meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas I SD yang masih
10
sangat dipengaruhi oleh hal-hal konkret di sekitarnya. Oleh karena itu,
sehubungan dengan permasalahan tersebut, penulis ingin mengangkat
permasalahan tersebut sebagai penulisan dengan judul Peningkatan
Keterampilan Menulis Permulaan Menggunakan Buku Harian Siswa
Kelas I A SD N Plebengan Sidomulyo Bantul Tahun 2015/2016.
B. Identifikasi Masalah
Indentifikasi masalah yang terdapat di dalam latar belakang di atas
adalah sebagai berikut:
1. Sebanyak 61, 3 % siswa kelas siswa I A belum menguasai keterampilan
menulis permulaan.
2. Nilai Ulangan Harian dan Ulangan Mid Semester I Tahun Ajaran
2015/2016 siswa kelas I A pada pelajaran Bahasa Indonesia yang
memfokuskan tulis menulis lebih rendah.
3. Siswa kurang berminat dan tidak terbiasa menulis.
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dapat dikaji secara mendalam dan lebih spesifik,
masalah yang dibahas harus dibatasi. Dari identifikasi masalah yang telah
dijabarkan, penulis membatasi masalah “(3) Siswa kurang berminat dan tidak
terbiasa menulis”.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang sesuai dengan pembatasan masalah yang
telah penulis tentukan adalah “Bagaimana meningkatkan keterampilan menulis
permulaan menggunakan Buku Harian pada siswa kelas I A SD N Plebengan
Sidomulyo, Bantul?”.
11
E. Tujuan Penelitian
Sesuai permasalahan yang ingin dikaji pada uraian di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis permulaan
menggunakan Buku Harian pada siswa kelas I A SD N Plebengan Sidomulyo,
Bantul.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan tentang
keterampilan menulis permulaan siswa Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat praktis dalam
pendidikan maupun dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat
penelitian ini adalah:
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh dalam pelaksanaan
pembelajaran menulis permulaan dengan menggunakan Buku Harian.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis
permulaan pada siswa.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk membina guru
dalam proses pembelajaran menulis permulaan di SD N Plebengan.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Menulis Permulaan
1. Hakikat Menulis
Manusia merupakan makhluk sosial di mana manusia akan saling
berinteraksi untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang fisik maupun
psikis. Cara manusia berinteraksi sangat beragam, salah satunya adalah
dengan memakai alat bahasa. Selain menggunakan bahasa tulis, dalam
interaksinya manusia juga menggunakan bahasa lisan maupun bahasa
isyarat. Berbeda dengan alat bahasa lain, bahasa tulis merupakan alat
bahasa yang lebih permanen daripada alat bahasa lainnya sehingga
manusia lebih memilih menggunakan bahasa tulis dalam mewariskan
kebudayaannya.
Bahasa tulis yang dipandang manusia sebagai alat untuk melakukan
interaksi dengan sesamanya di masa lalu, masa sekarang, maupun masa
depan memaksa manusia untuk dapat mengusai kegiatan menulis. Menulis
sendiri menurut Henry Guntur Tarigan (2008:22) merupakan kegiatan
membuat lambang grafik yang maknanya sudah dipahami oleh pembaca
dan merupakan suatu bahasa yang dipahami oleh pengguna bahasa
tersebut. Menulis merupakan kegiatan manusia membuat dan mengolah
simbol maupun lambang grafik menjadi sesuatu yang bermakna dan dapat
dipahami oleh manusia lainnya. Dengan kata lain, menulis adalah
membuat, mengubah, dan mengolah huruf, angka, maupun simbol lainnya
menjadi suatu kata, kalimat, bahkan paragraf yang dapat dipahami oleh
orang lain.
13
Menulis menurut Sabarti Akhadiah, dkk. (1988: 2) berarti
mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya
secara tersurat. Dalam kegiatan menulis, penulis secara aktif memproduksi
dan menuangkan gagasan maupun idenya ke dalam suatu karya tulisan
sehingga dapat dibaca maupun dinikmati oleh pembaca. Ide maupun
gagasan yang sebelumnya hanya dapat dinikmati oleh penulis diproduksi
menjadi benda nyata yang dapat dilihat dan dinikmati oleh orang lain
selain penulis sendiri. Menulis merupakan kegiatan aktif mengubah ide
menjadi karya tulisan yang dapat dibaca orang lain.
Sudarwan Danim (2010: 23) dalam bukunya memaparkan bahwa
menulis merupakan salah satu sisi dari keterampilan berbahasa. Oleh
karena sifatnya demikian, maka latihan yang kontinu menjadi persyaratan.
Penulis harus memiliki banyak pengalaman dan kosakata. Penulis harus
mampu membahasakan pengalamannya dengan memilih kosakata yang
tepat dan merangkainya secara baik dan benar.
Iskandarwassid dan H. Dadang Sunendar (2009: 292) memberikan
empat butir pengertian dari menulis, yaitu: 1) proses mengabadikan bahasa
dengan tanda-tanda grafis, 2) representasi dari kegiatan-kegiatan ekspresi
bahasa, 3) kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan, 4) to
put down the graphic symbols that represevt a language one understands,
so that other can read these graphic representation. Tulisan digunakan
untuk mengabdikan suatu warisan bahasa, juga merupakan bentuk
pengekspresian diri dari perasaan dan pikiran pribadi ke dalam bentuk
tulisan yang dapat dimengerti orang lain.
14
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
menulis merupakan kegiatan aktif manusia dalam mengkonversi ide atau
gagasannya menjadi lambang simbol kemudian mengubahnya menjadi
suatu karya tulisan yang dapat dibaca, dipahami, dan dinikmati dan oleh
orang lain. Pengubahan ide manusia yang abstrak menjadi suatu bentuk
tulisan nyata yang dapat dipahami oleh orang lain adalah suatu proses yang
tidak mudah. Sehingga menulis harus dilakukan secara kontinu dan
membutuhkan proses yang panjang.
2. Keterampilan Menulis
Pembelajaran Bahasa Indonesia difokuskan dalam penguasaan
empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, membaca,
berbicara, dan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis
keterampilan berbahasa tulis yang bersifat produktif; artinya keterampilan
menulis ini merupakan keterampilan yang menghasilkan; dalam hal ini,
menghasilkan tulisan (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1996: 62). Dalam
upaya menghasilkan tulisan itu diperlukan suatu keterampilan menulis
yang baik agar tulisan yang dihasilkan dapat memiliki kualitas yang baik
pula. Tulisan yang dihasilkan bukan hanya sekedar tulisan, namun, tulisan
itu harus bisa menangkap ide-ide dari penulis.
Syafei (dalam Rima Rikmasari, 2013: 23) menyebutkan bahwa
keterampilan menulis (writing skills) adalah kemampuan dalam
mendeskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang
sederhana seperti menulis kata sampai kepada aspek yang lebih kompleks
yaitu wacana. Jadi, keterampilan menulis seseorang tidak hanya
15
tergantung dari kuantitas karya tulisan yang dimiliki, namun, tergantung
dengan singkronisasi antara karya yang ditulis dengan ide penulis. Ide atau
gagasan yang muncul diungkapkan menjadi kata-kata kemudian kata-kata
itu bisa dirangkai lagi menjadi suatu kalimat atau wacana yang
menggambarkan ide asli dari penulis.
Sejalan dengan pendapat Syafei, Fahma Sukmaniar, dkk. (2013:
32) menyatakan bahwa keterampilan menulis merupakan kecakapan,
kemampuan maupun kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
mengungkapkan apa yang dipikirkan, dilihat dan didengarnya melalui
media tulisan yang dirangkaikan secara runtut. Dengan kata lain,
keterampilan menulis merupakan kemampuan manusia untuk
menerjemahkan dan mengkodekan lingkungannya ke dalam suatu tulisan.
Henry Guntur Tarigan (2008: 3) menyebutkan bahwa keterampilan
menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan
ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung
dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Menulis merupakan
pengungkapan ekspresi manusia kepada manusia lainnya melalui bahasa
tulis. Menulis merupakan suatu alat atau media dalam berkomunikasi
dengan orang lain selain berbicara dan juga bahasa isyarat.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
menulis adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan hasil
pemikirannya atau idenya ke dalam suatu tulisan sebagai suatu media
komunikasi dengan manusia lainnya. Keterampilan menulis setiap orang
akan berbeda tergantung dengan ide dan lingkungannya. Untuk mengasah
16
keterampilan menulis diperlukan banyak latihan yang kontinu dan juga
pengalaman. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Semerset Maugham
(Muchlisoh, dkk., 1993: 431) yang menyatakan bahwa untuk
mengembangkan keterampilan menulis seseorang harus rajin membaca,
berlatih secara kontinu (berkesinambungan), rajin mengisi buku harian,
merantau jauh, berlatih jujur dan disiplin. Keterampilan menulis sangat
penting peranannya sehingga perlu diajarkan sejak dini karena dalam
penafsiran ide menjadi suatu bentuk karya tulisan diperlukan suatu proses
yang panjang.
3. Keterampilan Menulis Permulaan
Menulis merupakan kegiatan mengungkapkan ide menjadi suatu
tulisan yang dapat dibaca dan dinikmati oleh orang lain. Menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang wajib dikuasai oleh siswa.
Penguasaan keterampilan menulis sangatlah penting bagi siswa karena
akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. Oleh karena itu,
pembelajaran menulis telah dilaksanakan sejak dini agar siswa dapat
berhasil dalam kegiatan belajarnya di sekolah maupun di lingkungannya.
Keterampilan menulis mulai diajarkan di sekolah dasar sejak kelas I
sampai dengan kelas VI. Keterampilan yang diajarkan di kelas I dan kelas
II menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996: 62) merupakan
kemampuan tahap awal atau tahap permulaan. Oleh karena itu,
pembelajaran menulis di kelas I dan II disebut pembelajaran menulis
permulaan; sedang di kelas II, IV, V, dan VI disebut pembelajaran menulis
lanjut.
17
Supriyadi, dkk. (1992: 217-218) juga menyatakan bahwa menulis
permulaan diajarkan di kelas I dan II SD. Pembelajaran menulis pada kelas
I difokuskan dengan penggunaan huruf kecil, sedangkan pembelajaran
pada kelas II difokuskan dengan penggunaan huruf besar pada awal
kalimat. Pembelajaran menulis permulaan pada umumnya difokuskan pada
penulisan menggunakan huruf-huruf menjadi suatu kata ataupun kalimat
sederhana. Hal tersebut didukung dengan pendapat Yeti Mulyati (2007: 6)
yang menyatakan bahwa:
Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih
diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak
dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis
atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan
dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna.
Pembelajaran menulis permulaan memfokuskan pada
pembimbingan penulisan huruf-huruf menjadi kata- kata atau kalimat yang
lebih bermakna. Oleh karena itu, dari pendapat ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa keterampilan menulis permulaan merupakan
keterampilan menulis dasar yang dibelajarkan pada kelas I dan kelas II
sekolah dasar. Keterampilan menulis yang diajarkan pada kelas I dan II
sekolah dasar mencangkup penulisan kata dan kalimat dengan
menggunakan huruf kecil sampai belajar menggunakan huruf besar atau
huruf kapital.
Pembelajaran menulis permulaan di kelas awal tidak mudah sebab,
siswa pada tingkat tersebut belum memiliki bekal pengetahuan yang cukup
(Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1996: 62). Pengetahuan yang dimaksud
adalah kemampuan menulis itu sendiri. Siswa kelas rendah belum
18
mengenal menulis terlebih dahulu apalagi siswa yang tidak mengikuti
Taman Kanak-Kanak sebelumnya. Dengan kata lain, pembelajaran
keterampilan menulis permulaan di sekolah dasar merupakan pembelajaran
dasar serta pengenalan siswa kepada kegiatan menulis itu sendiri.
Pembelajaran menulis permulaan di mulai dari pengenalan
lambang-lambang bunyi baru mengenal huruf, melengkapi kata, dan
membuat kalimat. Pembelajaran menulis permulaan akan menjadi dasar
peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa selanjutnya. Apabila
dasar baik, maka dapat diharapkan hasil pembelajarannya pun akan baik
pula dan apabila dasar itu kurang baik, maka dapat diperkirakan hasil
pembelajarannya akan kurang baik juga.
4. Tujuan Menulis Permulaan
Penguasaan keterampilan menulis sangat berpengaruh dengan
keberhasilan belajar siswa. Tanpa penguasaan keterampilan menulis yang
baik, keberhasilan belajar siswa pun tidak akan baik pula karena sebagian
besar mata pelajaran yang dipelajari siswa merupakan pelajaran yang
menggunakan keterampilan menulis sebagai penunjangnya. Theresa A.
Dean-Rumsey (1998: 1) mengemukakan pentingnya penguasaan
keterampilan menulis (writing skills) bagi siswa, yaitu:
Writing skills are an essential component of literacy; students need
to be proficient writers in order to participate in our literate
society............................................................................................... ..
Effective writing skills are needed in order for students to be
academically successful.
Keterampilan menulis adalah komponen penting dalam literasi,
siswa harus menjadi penulis yang terampil untuk dapat ikut berpartisipasi
19
dalam masyarakat literasi. Literasi atau melek aksara/keaksaraan adalah
istilah yang biasanya digunakan dalam menyebut keterampilan berbahasa,
membaca, dan menulis (Depdiknas, 2005: 68). Keterampilan ini berbeda
tuntutannya dengan keterampilan berbicara dan mendengarkan. Pada
keterampilan membaca dan menulis siswa sudah dituntut untuk memahami
dan menghafal simbol tertulis.
Siswa perlu menjadi penulis yang terampil guna menghadapi masa
depan karena keterampilan menulis yang baik akan dibutuhkan untuk
menjamin kesuksesan akademik. Penguasaan keterampilan menulis yang
baik akan mempengaruhi kesuksesan akademik atau dengan kata lain
adalah keberhasilan belajar siswa. Pentingnya penguasaan keterampilan
menulis yang baik membuat siswa harus diajarkan keterampilan menulis
sejak dari dini. Oleh karena itu, pembelajaran menulis permulaan
dilaksanakan di sekolah dasar sebagai suatu dasar penguasaan keterampilan
menulis lanjutan.
Keterampilan menulis tidak diperoleh secara alamiah tetapi melalui
proses belajar-mengajar. Kegiatan menulis permulaan dilakukan pada kelas
I dan II sekolah dasar untuk mengenalkan siswa akan kegiatan menulis itu
sendiri. Untuk dapat menuliskan huruf sebagai lambang bunyi, siswa harus
berlatih dari cara memegang alat tulis serta menggerakkan tangannya
dengan memperhatikan apa yang harus dituliskan (digambarkan). Siswa
harus dilatih mengamati lambang bunyi itu, memahami setiap huruf
sebagai lambang bunyi tertentu, sampai menuliskannya dengan benar.
20
Namun, agar pembelajaran menulis ini terlaksana secara efektif, siswa
harus mampu mengenali huruf-huruf terlebih dahulu.
Keterampilan menulis yang diajarkan kepada siswa harus dilakukan
secara intensif agar siswa mampu memahami materi menulis permulaan.
Pembelajaran menulis ini dilakukan secara bertahap dan secara kontinu
supaya pembelajaran lebih efektif. Kegiatan menulis permulaan juga
dilakukan untuk membuat siswa terampil dalam menulis agar siswa dapat
berhasil dalam pembelajaran di tingkat selanjutnya, khususnya di mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Supriyadi, dkk. (1992: 217-218) menyebutkan bahwa tujuan
menulis permulaan ialah agar siswa memahami cara menulis permulaan
dengan menggunakan ejaan yang benar dan mengomunikasikan ide/pesan
secara tertulis. Pembelajaran menulis permulaan bukan hanya digunakan
sebagai media pengenalan menulis, namun juga sebagai media untuk
memahamkan siswa arti dari keterampilan menulis. Setelah siswa
memahami materi menulis permulaan, siswa diharapkan dapat mengikuti
pembelajaran menulis lanjutan di kelas III sampai kelas VI dengan baik
tanpa ada kesulitan, misalnya dalam menulis kata dan membuat kalimat.
Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 82) menyatakan bahwa tujuan
menulis permulaan ialah agar anak dapat menulis dengan tulisan yang
terang, jelas, teliti, dan mudah dibaca. Tulisan yang sudah dibakukan
adalah tulisan tegak bersambung dan diusahakan condong tulisan tidak
bermacam-macam. Oleh karena itu, guru akan memberikan tugas menulis
tegak bersambung untuk memberikan dasar-dasar menulis kepada siswa.
21
Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996: 125) menuliskan tujuan
menulis permulaan di kelas I SD adalah sebagai berikut.
a. Siswa mampu menulis kata-kata dan kalimat sederhana.
b. Siswa mampu menuliskan kegiatan sehari-hari dengan kalimat-
kalimat sederhana.
c. Siswa mampu menceritakan dan menulis tentang benda-benda yang
dikenal disekitarnya dengan kalimat sederhana.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran menulis permulaan adalah agar siswa paham dan memiliki
dasar yang benar dalam menulis, seperti kerapian, kejelasan, pembuatan
kalimat yang tepat, dan juga ketepatan huruf yang digunakan.
Pembelajaran menulis permulaan dilaksanakan sebagai suatu bimbingan
menulis intensif yang dilakukan guru agar siswa terbiasa menulis dengan
baik dan benar. Tulisan yang baik dan benar sesuai pendapat di atas ialah
bahwa tulisan anak harus jelas, tegak, terang, teliti, mudah dibaca, serta
menggunakan ejaan dan tanda baca yang sesuai.
5. Kegiatan Menulis Permulaan
Kegiatan menulis permulaan dilaksanakan mulai dari kelas I sampai
kelas II SD. Kegiatan menulis permulaan lebih sederhana daripada
kegiatan menulis di kelas tinggi. Pembelajaran menulis permulaan
difokuskan pada penulisan lambang grafik menjadi kata-kata atau kalimat
yang lebih bermakna. Dengan kata lain, pembelajaran menulis permulaan
adalah pembelajaran yang difokuskan untuk melatih dan membiasakan
siswa menulis dengan baik dan benar.
22
Materi yang diajarkan pada kegiatan menulis permulaan masih
sangat sederhana. Pembelajaran difokuskan pada lingkungan yang dikenal
siswa dan kebutuhan siswa. Depdiknas (2005: 78) menyatakan bahwa,
Pada kelas-kelas awal, pelajaran menulis dipusatkan pada menulis
dan mengeja huruf atau kata-kata yang mempunyai frekuensi
penggunaan yang tinggi atau sangat sering digunakan, seperti
menuliskan nama dirinya, nama-nama lain, alamat rumah, dan kosa
kata yang sehari-hari sering digunakan.
Pembelajaran menulis permulaan diprioritaskan untuk membantu
siswa belajar menulis melalui lingkungan siswa sendiri. Menulis
permulaan dilaksanakan mulai dengan lingkungan yang dekat dengan
siswa baru menuju lingkungan di luar siswa. Dengan menggunakan materi
yang dekat dengan siswa diharapkan siswa dapat lebih mudah mempelajari
keterampilan menulis.
Adapun kegiatan menulis permulaan menurut Depdiknas (2005: 79-
83) adalah sebagai berikut:
a. Menulis huruf
Kegiatan menulis huruf bukan memberikan siswa tugas untuk
menulis abjad A sampai Z, namun siswa diberikan tugas untuk meniru
tulisan beberapa huruf lepas yang dicontohkan guru (Saleh Abbas,
2006: 127). Siswa terlebih dahulu diperkenalkan dengan huruf kecil,
kemudian baru diperkenalkan dengan huruf besar. Setelah siswa
mengenal huruf besar dan kecil, siswa dapat diperkenalkan dengan
huruf tegak bersambung tergantung pada perkembangan kemampuan
anak. Saat siswa diperkenalkan dengan huruf dalam membaca huruf,
siswa sekaligus dapat diperkenalkan dengan cara menulisnya.
23
Tujuan dari kegiatan menulis huruf adalah untuk mengenalkan
huruf dan mengidentifikasi lafal siswa. Kegiatan menulis huruf yang
dapat dilakukan adalah mencontoh huruf yang sudah disediakan oleh
guru, menulis huruf yang sudah dikenal anak, dan menulis huruf depan
suatu kata.
b. Menulis kata
Kegiatan menulis suku kata dan kata dapat dilakukan bersama-
sama dengan kegiatan membaca suku kata dan membaca kata. Kegiatan
yang dapat dilakukan dalam menulis kata adalah mencontohkan kata
yang sudah disediakan guru, menggambar dan menulis kata yang
digambarnya, meneruskan suku kata menjadi kata, dan menuliskan
sebanyak-banyaknya kata yang berawalan suku kata tertentu.
c. Menulis kalimat
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam menulis kalimat yaitu, membuat
kalimat dengan menggunakan kata yang sudah disediakan,
menggambar dan menceritakan gambar dalam satu kalimat,
meneruskan kalimat yang belum selesai, serta membuat kalimat tanya.
d. Membuat label
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam membuat label yaitum membuat
label benda yang ada di kelas, membuat label nama benda yang ada
pada gambar, membuat label ruangan di rumah, dan membuat label
nama teman sekelas.
24
e. Dikte
Guru meminta siswa menuliskan kalimat yang dibacakan oleh guru.
Panjang kalimat tergantung perkembangan membaca siswa. Tiga kata
untuk dikte di semester awal dan 6 kata pada akhir kelas dua.
f. Menulis halus
Menulis halus harus dilakukan secara teratur dan intensif agar siswa
dapat belajar menulis dengan rapi.
g. Menggambar dan mengarang
Siswa diminta untuk menggambar dan menceritakan secara tertulis
maksud gambar yang dibuatnya.
h. Membuat cerita gambar berseri
Siswa secara individual diminta untuk menggambar berseri dan
menceritakan isi pada masing-masing gambar secara tertulis.
i. Menyusun kalimat dari kata
Guru menyediakan berbagai kata, anak diminta memilih kata untuk
membuat kalimat. Guru juga bisa menyediakan tiga atau empat kata
dan meminta siswa mengurutkan kata sehigga menjadi kalimat.
Kegiatan menulis permulaan dirancang untuk belajar dari hal-hal
yang sederhana menuju ke hal-hal yang sulit atau mempelajari dari hal
yang sederhana dan dekat dengan siswa baru mempelajari hal yang rumit.
Siswa kelas rendah yang baru masuk sekolah formal dibiasakan dengan
kegiatan menulis sederhana agar siswa mampu menguasai kegiatan
menulis lanjutan di kelas selanjutnya. Pelaksanaan kegiatan menulis
permulaan ini sangat tergantung dengan kemampuan dan perkembangan
25
siswa. Kegiatan akan diteruskan apabila kemampuan siswa telah cukup
agar siswa mudah dalam memahami kegiatan menulis permulaan
selanjutnya.
6. Materi Menulis Permulaan
Menulis permulaan merupakan kegiatan yang dilakukan di kelas I
dan II untuk melatih siswa menulis terbiasa dengan kegiatan menulis.
Materi disusun sedemikian rupa sehingga siswa dapat berlatih menulis
dengan benar dan baik sesuai kaidah-kaidahnya, misalnya tulisan harus
tegak, rapi, dan jelas. Materi yang disampaikan untuk siswa disajikan dari
yang sederhana sampai ke materi yang lebih sulit. Materi menulis
permulaan di kelas I SD menurut Silabus Kurikulum 2006 kelas I SD
(2007: 8-10), atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebagai
berikut.
Tabel 1. Daftar Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
Keterampilan Menulis Permulaan Siswa Kelas I menurut KTSP 2006
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : I (satu)
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi :
Menulis
4. Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh,
melengkapi dan menyalin.
Kompetensi Dasar :
4.1 Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf.
4.2 Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf.
4.3 Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau
papan tulis dengan benar.
4.4 Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar.
4.5 Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas
26
Indikator :
4.1.1 Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf.
4.2.1 Menebalkan titik-titik, garis lengkung, dan lingkaran pembentuk
huruf.
4.3.1 Menulis huruf, kata, dan kalimat sederhana dengan huruf lepas
dan tegak bersambung.
4.3.2 Membuat kalimat berdasarkan kata.
4.3.3 Menuliskan kembali kalimat sederhana yang didiktekan guru.
4.3.4 Menulis kalimat sederhana dengan huruf tegak bersambung.
4.3.5 Menulis huruf Kapital dengan benar.
4.3.6 Menggunakan huruf Kapital dalam kalimat.
4.3.7 Menulis slogan.
4.4.1 Melengkapi kata dengan huruf yang tepat.
4.4.2 Melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai.
4.4.3 Melengkapi kalimat berdasarkan gambar.
4.4.4 Melengkapi kalimat dengan persamaan kata.
4.4.5 Menulis surat cinta sederhana untuk orang tua, guru, dan teman.
4.5.1 Menulis puisi anak dengan huruf lepas.
Semester : 2 (dua)
Standar Kompetensi :
Menulis
8. Menulis permulaan dengan huruf tegak bersambung melalui
kegiatan dikte dan menyalin.
Kompetensi Dasar :
8.1 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak
bersambung.
8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung.
Indikator :
8.1.1 Menulis kalimat sederhana dengan ejaan yang benar.
8.1.2 Menggunakan tanda baca titik dan tanda tanya dalam kalimat.
8.1.3 Menulis kalimat dengan huruf tegak bersambung.
8.1.4 Menuliskan kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf
tegak bersambung.
8.2.1 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung.
7. Jenis-jenis Menulis Permulaan
Jenis-jenis menulis pemulaan menurut Muchlisoh, dkk (1993: 243-
250) adalah sebagai berikut:
27
a. Menulis huruf kecil
Menulis permulaan dengan huruf kecil pada dasarnya
merupakan proses peniruan dari apa yang dituliskan guru di papan tulis
oleh siswa. Menulis permulaan lebih diutamakan kepada pengenalan
huruf melalui kata-kata dan kalimat fungsional. Menulis permulaan
biasanya juga dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang sesuai dengan
isi cerita atau kalimat yang ditulis siswa. Pada saat menulis huruf kecil,
materi yang diajarkan kepada siswa SD adalah huruf tegak berangkai
atau huruf lepas, artinya huruf yang ditulis siswa harus dilukiskan
dengan huruf tulis yang tegak dan huruf-huruf pada setiap kata ditulis
secara berangkai (tidak terputus).
b. Menulis huruf besar pada awal kalimat
Penulisan huruf kapital bukan hanya digunakan pada huruf awal
kata permulaan kalimat, tetapi juga untuk menulis sebutan seperti “
Pak”, “Bu”, serta huruf awal nama orang. Siswa kelas I banyak yang
kesulitan dalam menulis huruf kapital pada nama tempat maupun
orang, namun, siswa kelas I sudah mulai memahami penulisan huruf
kapital pada awal kalimat.
c. Menulis ejaan
Menurut Tarigan (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1996: 246),
ejaan adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut
disiplin ilmu bahasa. Oleh karena itu, bagian-bagian ejaan yang perlu
diperhatikan dalam menulis permulaan adalah sebagai berikut.
28
1) Menulis huruf kapital atau huruf besar
Huruf kapital atau huruf besar digunakan untuk:
a) menulis huruf pertama awal kalimat,
b) menulis huruf pertama kata/ungkapan yang berhubungan
dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama tuhan,
termasuk kata gantinya,
c) menulis huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang,
d) menulis huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang,
e) menulis huruf pertama nama orang,
f) menulis huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa,
g) menulis huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah, dan
h) menulis huruf pertama nama khas dalam geografi.
2) Menulis tanda baca
Tanda baca yang dipelajari pada kelas I SD adalah tanda
baca titik. Adapun tanda titik yang dijelaskan pada siswa kelas I SD
adalah penggunaan pada akhir kalimat yang bukan seruan atau
pertanyaan, misalnya pada kalimat,
Adi punya ayam.
d. Menulis tegak bersambung
Siswa kelas I SD diharapkan dapat menulis kata dan kalimat
sederhana dengan menggunakan huruf bersambung yang tegak dan rapi
29
(Depdiknas, 2005: 79). Dalam pembelajaran menulis tegak
bersambung, siswa dibantu dengan menggunakan garis bantu. Adapun
menurut H. Suyanto, dkk (2008: 97) contoh penulisan huruf tegak
bersambung adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Contoh Penulisan Huruf Tegak Bersambung
Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996: 22), kesalahann
siswa saat menulis tegak bersambung adalah pada penulisan ejaan dan
juga struktur kalimat banyak yang salah. Dalam menulis tegak
bersambung siswa banyak ditemukan kesalahan dalam penulisan huruf
kapital karena penulisan huruf kapital pada tulisan tegak bersambung
banyak yang berbeda dengan penulisan huruf lepas yang sudah biasa
ditulis siswa.
8. Evaluasi Menulis Permulaan
Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996: 126) kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mengevaluasi menulis permulaan adalah sebagai berikut.
30
a. Dikte
Langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut.
1) Siswa diminta untuk menuliskan kata-kata yang didiktekan guru,
dan
2) Siswa diminta menuliskan kalimat-kalimat sederhana yang
didiktekan guru.
b. Tugas
Langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut.
1) Siswa diberi tugas untuk menuliskan nama-nama binatang, bunga,
kendaraan, atau benda-benda di dalam gambar yang ditunjukkan
guru, dan
2) Siswa diminta menuliskan kalimat sesuai dengan gambar yang
ditunjukkan guru.
Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi menulis permulaan di atas,
guru sebaiknya memilih kata-kata atau kalimat sederhana dan juga memilih
media yang sesuai dengan tema, sub tema, dan tujuan pembelajaran.
Penggunaan huruf kapital pada awal kalimat dan tanda baca titik di akhir
kalimat juga perlu diperhatikan agar siswa terbiasa menulis dengan benar.
Siswa kelas I SD belum terbiasa menulis dengan benar. Oleh karena itu,
guru harus senantiasa membimbing dan mengarahkan siswa untuk
memperbaiki kesalahannya. Adapun kesalahan menulis permulaan yang
sering terjadi pada siswa kelas I SD menurut Darmiyati Zuchdi dan
Budiasih (1996: 21-22) adalah sebagai berikut.
31
a. Siswa hanya memperhatikan huruf pertama pada setiap kalimat, huruf-
huruf lain dalam setiap kata kurang mendapat perhatian, sehingga siswa
banyak yang menulis dengan tidak lengkap sehingga siswa seolah-olah
menulis suku kata tanpa vocal dan juga tanpa antara, misalnya “bola”
ditulis “bl”.
b. Banyak kesalahan ejaan yang terjadi di kelas-kelas rendah sekolah
dasar yang bersifat fonologis, yakni berupa penghilangan, penggantian,
atau penambahan fonem khusus pada bunyi klaster, dan penggantian
bunyi berdasarkan persamaan fonologis, misalnya bawa diganti pawa.
c. Siswa kurang sekali memperhatikan format, jarak, tulisan ejaan, dan
tanda baca.
Banyak kesalahan yang terjadi pada siswa kelas I saat menulis,
namun, dibalik itu semua, tulisan yang ditulis siswa sering bersifat
langsung dan sederhana tapi cukup indah. Siswa menulis sebagai
pengungkapan ide-ide siswa. Oleh karena itu perlu dilakukan bimbingan
terus menerus agar siswa belajar memperbaiki kesalahan penulisannya
seperti kesalahan format, ejaan, jarak, dan tanda baca.
B. Buku Harian
1. Buku Harian
Menulis merupakan salah satu kegiatan manusia untuk
berkomunikasi dengan manusia lainnya. Melalui kegiatan menulis manusia
dapat mengungkapkan segala ekspresi yang tidak dapat diungkapkan
melalui bahasa lisan maupun bahasa isyarat. Salah satu bentuk karya
32
manusia untuk mengekspresikan perasaannya adalah buku harian atau buku
diari.
Buku harian atau buku diari ditulis berdasarkan pengalaman nyata
penulis. Buku harian digunakan untuk mengungkapkan segala perasaan
dan keluh kesah penulis dalam satu hari itu. Menurut Asul Wiyanto, dkk.
(2005: 2), buku harian merupakan buku khusus untuk mengungkapkan
pengalaman yang menyenangkan, pengalaman yang menyedihkan,
pengalaman yang menjengkelkan, rasa puas atau kecewa, dan pemikiran
yang muncul pada hari itu. Pengalaman yang telah dirasakan dalam satu
hari tersebut ditulis dalam suatu buku khusus yang disebut buku harian.
E.Kosasih, dkk (2005: 399) juga menyebutkan bahwa buku harian
adalah buku yang berisikan catatan yang bersifat pribadi, berupa kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan ataupun pengalaman-pengalaman berkesan
yang dialami setiap hari dalam bentuk curahan hati dan pikiran. Kegiatan
yang telah dilakukan seseorang keudian ditulis secara pribadi di dalam
buku harian.
Nurhadi, dkk. (2007: 9) juga menyatakan bahwa buku harian adalah
catatan tentang apa yang kita kerjakan hari ini dan masa lampau, juga
merupakan sumber informasi penting tentang peristiwa, apa, kapan, siapa,
bagaimana, mengapa, dan dimana, yang berhubungan dengan diri kita,
untuk mengungkapkan segala sesuatu yang tidak mungkin diungkapkan
kepada orang lain. Buku harian digunakan ntuk mencatat kejadian-kejadian
yang telah dialami dan juga pengalaman-pengalaman yang berkesan
seseorang yang bersifat pribadi sekalipun.
33
Buku Harian atau buku diari termasuk buku khusus karena buku
harian berisi pengalaman dan cerita yang berbeda di setiap penulisnya.
Buku harian atau buku diari ditulis secara pribadi oleh penulisnya sehingga
dalam gaya bahasa dan format penulisannya akan berbeda pada setiap
orang. Buku harian atau buku diari bisa disebut juga sebagai jurnal harian.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Wahyu Wibowo (2006: 23) yang
menyatakan bahwa,
Jurnal (journal) adalah catatan harian atau buku harian. Sebagai
salah satu ragam bentuk tulisan amat pribadi, jurnal memuat kisah,
pengalaman, pikiran, atau peristiwa yang secara runtut menimpa
pribadi penulisnya. Oleh karena itu, jurnal ditulis dalam gaya yang
sangat bebas dan biasanya tertutup bagi orang lain.
Buku Harian yang bersifat pribadi biasanya hanya dijadikan
konsumsi penulis semata, bukan diperuntukkan sebagai karya umum.
Namun, buku harian bisa juga dijadikan suatu karya umum yang dapat
dibaca setiap orang, hal tersebut sangat tergantung dengan konten yang
ditulis dan yang lebih penting adalah tujuan dari penulis sendiri. Jennifer
Moon (2010: 2) menyatakan bahwa bahwa,
Journals, logs, diaries, portfolios are containers for writing that is
recorded over a period of time. The writing may accompany a
programme of learning, work, fieldwork or placement experience
or a research project. The journals / logs and diaries can come in
many different guises and be used to fulfil different purposes.
Buku Harian atau buku jurnal harian ditulis memiliki tujuan yang
berbeda-beda berdasarkan penulis. Buku harian pada umumnya bertujuan
sebagai wadah pengungkapan perasaan penulis yang sulit tersampaikan
secara lisan dan isyarat ke dalam bentuk tulisan yang bersifat lebih pribadi,
namun, buku harian juga bisa ditulis dengan tujuan lainnya. Buku harian
34
bisa bertujuan sebagai laporan perkembangan, ataupun bisa juga sebagai
rekaman perilaku bagi orang-orang yang sedang mengalami gangguan
kejiwaan.
Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa buku
harian atau buku diari ialah buku khusus di mana penulis mencurahkan
segala perasaan dan pengalamannya selama sehari dalam bentuk tulisan
pribadi. Tulisan pribadi yang dimaksud adalah tulisan pengalaman dan
perasaan dari penulis yang akan berbeda-beda tergantung penulisnya.
Karena perbedaan tersebut, buku harian akhirnya memiliki format bebas
dan gaya penulisan yang bebas, bahkan memiliki penampilan berbeda.
Buku harian seseorang akan mencerminkan pribadi penulisnya.
Buku harian merupakan suatu wadah untuk mengekspresikan diri
manusia secara tidak langsung. Di dalam buku harian seseorang dapat
menuliskan hal pribadinya sekalipun agar merasa tenang dan tersampaikan.
Buku harian dapat menghilangkan tekanan dan stress yang dirasakan
penulisnya melalui pengungkapan ide atau masalahnya secara tidak
langsung. Namun, walau begitu masih banyak orang yang tidak tertarik
menulis buku harian karena merasa enggan mengungkapkan pikiran dan
masalahnya ke dalam buku harian.
Sugiran (2008: 58), juga menyatakan bahwa menulis buku harian
tidak semua orang dapat melakukannya Hal ini disebabkan adanya
keengganan dalam menulis. Keenggan itu disebabkan oleh ketidak tahuan
seseorang tentang apa yang harus ditulis, dan kapan harus menulis, serta
untuk apa siswa menulis. Selain itu, ada rasa takut dalam mengungkapkan
35
kejadian atau peristiwa yang telah dialaminya jika buku harian yang
ditulisnya dibaca orang lain. Namun, walau begitu menulis buku harian
sangat dianjurkan untuk membantu seseorang melepas tekanan dan
masalah yang dialaminya.
Keengganan seseorang dalam menulis buku harian akhirnya
memunculkan ide untuk melengkapi buku harian dengan ilustrasi menarik
sesuai dengan kejadian yang dituliskannya di dalam buku harian. Bagi
seseorang yang kurang bisa menuangkan idenya ke dalam bentuk tulisan,
penggunaan gambar yang mewakili tulisan sangat membantu
mengekspresikan dirinya. Karena hal tersebut, banyak orang yang
menambahkan gambar dalam penulisan Buku Harian.
Buku Harian adalah suatu teknik pembelajaran menulis di Jepang
yang lebih dikenal dengan sebutan Enikki. Pengertian Enikki menurut
Mitsubishi Asian Children’s Enikki Festa (2013: 2) adalah sebagai berikut:
In Japan there is a custom of creating “Enikki” (Illustrated Diary)
that portray daily events and thoughts in the form of a picture and a
short essay. In an “Enikki” the author not only draws/paints &
writes about things he/she has seen, heard, done or thought, but
also describes his/her rich culture and sensibility.
Enikki merupakan potret keseharian yang diungkapkan melalui
gambar dan kalimat singkat. Kegiatan keseharian seseorang, ide, gagasan,
maupun pemikiran seseorang dapat diungkapkan bukan hanya terbatas
diungkapkan ke dalam tulisan, namun dapat juga diungkapkan melalui
gambar dan kalimat pendek untuk memperkuat kebermaknaan. Seseorang
dapat melukiskan apapun yang telah ia dengar, lihat, lakukan, dan rasakan
ke dalam Enikki.
36
Enikki atau Buku Harian dengan dilengkapi gambar biasanya
ditujukan untuk anak-anak karena penggunaan gambar yang dekat dengan
anak. Buku Harian yang dibuat anak bertujuan agar anak lebih mudah
dalam belajar menulis. Penggunaan gambar dalam buku harian dirasa akan
mempermudah anak-anak berlatih menulis secara kontinu. Hal tersebut
didukung oleh pendapat UNESCO yaitu, Enikki is an illustrated children’s
diaries (2009: 50). UNESCO menyebutkan bahwa Enikki adalah Buku
Harian yang dibuat oleh anak-anak. Enikki atau Buku Harian dengan
gambar memang difokuskan untuk anak-anak, namun, bukan berarti orang
dewasa tidak boleh membuatnya.
Gambar 2. Contoh Buku Harian Anak
Pemilihan Buku Harian dengan gambar dipertimbangkan dari
karakter siswa yang menyukai gambar. Siswa kelas rendah sangat dekat
dengan kegiatan menggambar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Sumanto (2006: 47) menggambar merupakan salah satu bentuk kegiatan
berekspresi yang cukup popular bagi anak-anak usia SD. Menggambar bagi
anak adalah media berekspresi dan berkomunikasi yang dapat menciptakan
suasana aktif, asyik dan menyenangkan. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih
(1996: 21) juga menyatakan bahwa gambar dan warna dapat menarik
37
perhatian siswa khususnya siswa kelas rendah. Dalam proses menulis
permulaan, siswa terlebih dahulu mulai dengan menggambar, kemudian
menulis cakar ayam, barulah membuat bentuk-bentuk huruf. Rudi Susilana
dan Cepi Riyana (2009: 14) juga menyatakan bahwa media grafis (gambar)
digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan
mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
Dadan Djuanda (2006:101) menyatakan bahwa melalui gambar
siswa dapat menerjemahkan ide – ide abstrak dalam bentuk lebih realistik.
Gambar yang disajikan akan membantu siswa mendekatkan hal abstrak
menjadi lebih realistis atau konkret. Dengan kata lain, gambar dapat
membantu siswa dalam mempelajari keterampilan menulis yang bersifat
abstrak. Oleh karenanya, gambar dan menggambar sangat disukai dan
dekat dengan kehidupan siswa kelas rendah sehingga dapat menarik
perhatian siswa dalam pembelajaran.
Buku Harian memiliki banyak nama seperti Illustrated Diaries dan
juga Enikki, namun walau begitu Buku Harian dapat diartikan sebagai buku
khusus untuk mencurahkan segala perasaan, ide dan gagasan selama sehari
yang dapat dilengkapi dengn gambar. Buku Harian yang dilengkapi
dengangambar akan mudah disukai siswa. Buku Harian dipilih karena
dapat membantu siswa dalam menulis permulaan dikarenakan melalui
kegiatan menulis Buku Harian, siswa dapat terbiasa menulis dengan baik
dan benar.
38
2. Tujuan Buku Harian
Buku harian atau buku diari adalah buku khusus yang ditulis
berdasarkan pengalaman dan perasaan dari penulisnya selama satu hari.
Buku harian ini memiliki bermacam macam tujuan, bukan hanya sebagai
media penyaluran emosi manusia lewat tulisan, namun, buku harian juga
bisa ditulis dengan tujuan yang lain sesuai keinginan dan kebutuhan
penulisnya.
Buku harian sangat bersifat bebas, di mana bebas di sini adalah
bebas dalam penulisan isi, tata bahasa, format, bahkan tujuan. Buku harian
juga bebas di tulis oleh siapapun, termasuk anak-anak. Buku harian telah
diajarkan dan diperkenalkan sejak dini kepada anak sebagai latihan untuk
membiasakan anak menulis dan mengungkapkan perasaan dan gagasannya.
Hal tersebut sesuai pendapat Euis Sunarti & Rulli Purwani (2005: 102)
yang menyatakan bahwa kegiatan menulis buku harian anak bertujuan
sebagai berikut:
a. Melatih anak untuk efisiensi dalam berbahasa melalui kegiatan
menulis, memilih kata membuat kalimat, dan mengembangkan
cerita,
b. Melatih anak mengekspresikan perasaan, pikiran, pandangan,
rencana, harapan dan keinginannya, dan
c. Melatih anak untuk mendokumentasikan berbagai ide dan
pikiran-pikirannya, agar suatu ketika bisa dinilai dan
dipertimbangkan kembali.
Menulis buku harian untuk anak bertujuan bukan hanya sebagai
media untuk latihan menguasai keterampilan berbahasa, terkhususnya
menulis, tetapi juga sebagai suatu wadah untuk mengekspresikan perasaan
anak, serta untuk melatih anak mengungkapkan idenya ke dalam bentuk
tulisan. Buku harian bertujuan untuk melatih anak mengungkapkan ide dan
39
perasaannya yang tidak bisa anak ungkapkan secara verbal maupun isyarat
ke dalam bahasa tulis.
Lucas Formiatno (2010: 32) mengemukakan manfaat dari menulis
buku harian untuk anak, yaitu:
a. Disamping anak berlatih menulis, anak belajar mengungkapkan
perasaannya atau “uneg uneg”-nya. Ada anak yang sulit
mengungkapkan perasaannya dalam bentuk verbal atau lisan,
tetapi dengan menulis orang tuan dan guru dapat membaca isi
perasaan anak. Apakah anak sedang senang, marah, sedih,
kecewa, bingung dan lain-lain.
b. Dengan menulis di buku harian, anak belajar mengungkapkan
tentang pendapat, ide ata gagasan. Ada anak yang sulit
mengungkapkan pendapatnya secara verbal, tetapi dengan
menulis, ia begitu lancar mengungkapkan pendapatnya. Bahkan
lebih rinci dan logis.
c. Dengan menulis di buku harian, anak belajar mengungkapkan
konsep dirinya. Ada anak yang pendiam dan sulit diajak bicara
atau omong-omong, karena ia merasa rendah diri, tidak percaya
diri atau merasa tak berguna. Tetapi dengan menulis, anak bisa
berekspresi dan mencoba membangun tentang konsep dirinya.
Dengan cara ini pula orang tua dan guru akan tahu kepribadian
anaknya.
Buku harian memiliki banyak tujuan dan manfaat bagi penulisnya
terkhusus untuk berlatih mengungkapkan segala gagasan terpendamnya ke
dalam tulisan. Pengungkapan gagasan terpendam tersebut diharapkan dapat
mengurangi tekanan dan sress yang dirasakan penulis. Oleh karena itu,
mengajarkan anak untuk menulis buku harian sejak dini sangat dianjurkan
agar anak dapat berlatih menulis juga berlatih mengungkapkan ide dan
gagasannya secara tertulis.
3. Langkah Menulis Buku Harian
Buku harian adalah salah satu wadah untuk menyalurkan ekspresi
dan emosi manusia dalam bahasa tulis. Menurut E. Kosasih (2009: 59-60,)
40
buku harian atau buku diari dapat di susun dengan langkah-langkah
berikut:
a. Tentukan masalah atau topik utama yang akan dicatat. Apabila yang
akan dicatat itu berupa kejadian yang telah lewat, ingat-ingat kembali
kejadian itu. Apabila catatan itu berupa sesuatu yang tengah dialami,
cermatilah secara seksama sesuatu itu. Catatlah semuanya dengan
tenang.
b. Tuangkan apa yang ingin siswa catat itu secara bebas dan leluasa,
hilangkan segala ketakutan dan kekhawatiran. Dengan denikian, apa
yang siswa tuliskan itu adalah murni pemikiran dan perasaan siswa.
c. Jangan menunda-nunda waktu. Segeralah tuangkan ide atau apapun
yang ada dalam benak siswa. Jangan ditunda-tunda; bila tidak ide-ide
itu akan segera menguap.
d. Cantumkan jam serta tanggal pada setiap kali membuat catatan.
Penulisan buku harian dimulai dari menggali pengalaman atau ide
yang menarik dalam satu hari itu, kemudian ide yang telah ditentukan
segera ditulis ke dalam buku harian dengan bahasa tulis yang komunikatif.
Setiap kali menulis buku harian sebaiknya mencantumkan keterangan yang
meliputi waktu kejadian, hari, tanggal, bulan dan tahun ataupun jam,
tempat peristiwa itu terjadi, dan peristiwa yang dialami. Peristiwa yang
ingin dituliskan harus dicatat secara singkat atau dalam beberapa kalimat.
Penulisan buku harian akan lebih hidup jika penulis melibatkan
perasaannya ke dalam tulisan yang dibuat. Susahnya dalam menulis buku
harian kebanyakan diakibatkan oleh niat dari penulis sendiri yang
menyebabkan penulis tidak dapat menulis buku harian secara teratur
sehingga keterampilan menulisnya tidak berkembang efektif.
4. Teknik Pembelajaran Menulis Buku Harian
Teknik (technique) mengacu pada pengertian implementasi
kegiatan belajar-mengajar. Teknik bersifat implementasional, individual,
dan situasional. Teknik ini mengacu pada cara guru melaksanakan belajar
41
mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas (Suwarna Pringgawidagda:
2002: 58). Teknik mengajar yang dipilih dan digunakan guru satu dengan
guru yang lainnya untuk melaksanakan metode pembelajaran yang dipilih
akan berbeda karena teknik pembelajaran sangat bersifat individual
tergantung kemampuan guru, siswa, dan juga situasi pada saat itu.
Teknik merupakan aplikasi metode dalam kegiatan belajar
mengajar. Satu metode dapat terdiri dari lebih dari satu teknik
pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sri Budiyartati (2014:
64) yang menjelaskan bahwa teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang
digunakan, sedangkan metode sendiri disusun berdasarkan pendekatan
yang dianut. Pendekatan pembelajaran yang telah dipilih dapat menjadi
dasar penentuan teknik pembelajaran.
Andayani (2015: 155) menyatakan bahwa teknik pembelajaran
adalah siasat yang dikatakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Untuk mengefektifkan
pembelajaran, guru bukan hanya harus melaksanakan pendekatan dan
metode pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya, tetapi juga
harus melaksanakan teknik pembelajaran sebagai upaya perealisasian
pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknik
pembelajaran adalah suatu cara untuk merealisasikan pendekatan dan
metode pembelajaran yang dipilih guru secara individual agar
42
pembelajaran yang dilaksanakannya berjalan efektif. Metode pembelajaran
yang dipilih akan menjadi dasar pemilihan teknik pembelajaran, misalnya
metode pembelajaran bahasa yang akan digunakan adalah metode
komunikatif, maka teknik yang dapat digunakan yaitu teknik tanya jawab,
teknik diskusi, maupun teknik demonstrasi.
Teknik pembelajaran digunakan guru untuk mempermudah
penyampaian materi pada semua mata pelajaran yang diajarkan. Tak
terkecuali pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain teknik pembelajaran
yang umum untuk mengajar, seperti Teknik Ceramah, Teknik Tanya
Jawab, Teknik Demonstrasi, Teknik Karya Wisata, Teknik Pemecahan
Masalah, Teknik Diskusi, Teknik Eksperimen, Teknik Belajar Kelompok,
Teknik Sosiodarama, dan Teknik Penugasan (Suwarna Pringgawidagda,
2002: 79-85), pada Pembelajaran Bahasa Indonesia juga dikenal teknik
pembelajaran bahasa yang difokuskan pada penguasaan empat aspek
keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, membaca,
berbicara, dan menulis.
Adapun menurut Iskandarwassid dan H. Dadang Sunendar (2009:
293), teknik pembelajaran keterampilan menulis yaitu, 1) selusur kata, 2)
teka-teki silang, 3) permainan jelajah waktu, 4) elaborasi, 5) siapa dia, 6)
acak kata, 7) biografi, 8) catatan harian, dan 9) mengarang bersama.
Catatan harian di sini dimaksudkan sebagai catatan aktivitas siswa selama
sehari yang bisa disebut juga sebagai buku harian.
Andayani (2015: 208) menyebutkan bahwa salah satu teknik
pembelajaran keterampilan menulis ialah teknik pembelajaran menulis
43
buku harian. Adapun tujuan teknik pembelajaran menulis buku harian
adalah agar siswa dapat menulis aktivitas yang dilakukannya maupun
pengalamannya secara runtut. Siswa menuliskan aktivitas yang siswa
lakukan memakai kertas kerja atau buku siswa secara perseorangan.
Cara penerapan teknik pembelajaran keterampilan menulis buku
harian menurut Andayani (2015: 208) yaitu, (1) guru memberikan
pengantar singkat tentang teknik pembelajaran menulis buku harian, (2)
guru membagi siswa berdasarkan waktu siswa beraktivitas dalam seminggu
misalnya pagi sampai siang, siang sampai sore, sore hingga malam, (3)
siswa menuliskan aktivitas dalam buku harian, (4) guru meminta siswa
untuk melaporkan hasilnya di depan kelas, (5) siswa lain mengomentari
hasil laporan siswa tersebut, (6) guru merefleksikan proses kegiatan hari
itu.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa buku harian
adalah salah satu teknik yang efektif untuk membelajarkan siswa menulis.
Oleh karena itu, keterampilan menulis siswa dapat ditingkatkan dengan
penggunaan buku harian. Berhubungan dengan hal tersebut, Sugiran (2008:
53) berpendapat bahwa peningkatan keterampilan menulis terutama narasi
dapat memanfaatkan pengalaman menulis buku harian. Pengalaman nyata
siswa akan membantu siswa dalam berlatih menulis secara rutin dan
teratur, sehingga keterampilan menulis yang diperoleh siswa akan
meningkat. Rima Rikmasari (2013: 28) juga menyatakan bahwa siswa yang
menggunakan model pembelajaran buku catatan harian mengalami
peningkatan kemampuan menulis. Namun, walau begitu, peningkatan
44
keterampilan menulis siswa sangat tergantung dengan pribadi siswa sendiri
maupun guru yang mengajar.
C. Karakteristik Siswa Kelas I Sekolah Dasar
Siswa Sekolah Dasar berada di usia 6-12 tahun. Usia ini termasuk ke
dalam masa Kanak-Kanak Lanjut. Hal tersebut didukung dengan pendapat
Luci Nuryanti (2008: 36) yang menyatakan bahwa masa kanak-kanak lanjut
(usia 6-12 tahun) juga sering disebut usia sekolah. Artinya sekolah menjadi
pengalaman inti anak-anak usia ini yang menjadi titik pusat perkembangan
fisik, kognisi, dan psikososial. Masa ini adalah masa di mana anak-anak
dianggap mulai dapat bertanggung jawab atas perilakunya sendiri, dalam
hubungannya dengan dirinya sendiri, orang tua siswa, teman sebaya, dan orang
lainnya.
H. Syamsu Yusuf LN (2007: 178) menyatakan bahwa pada usia
sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual,
atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual
atau kemampuan kognitif (seperti: membaca, menulis, dan menghitung). Oleh
karena itu, anak pada usia 6-12 tahun diwajibkan menuntut ilmu di sekolah
dasar agar memiliki dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap
penting untuk keberhasilan melanjutkan studi dan penyesuaian diri dalam
kehidupannya kelak.
Secara mental anak usia 6-12 tahun sudah siap belajar karena telah
memiliki kemampuan yang cukup dan telah siap untuk menerima materi dari
orang lain walaupun masih memiliki keterbatasan dalam kemampuan
menerima materi tersebut. Anak usia 6-12 tahun menurut Piaget (Inggridwati
45
Kurnia, dkk, 2008: III-6) berada pada tiga tahap perkembangan kognitif. Tahap
Pra-Operasional untuk anak usia 2-7 tahun, tahap Operasional Konkret untuk
anak usia 7-11 tahun, serta tahap Formal Operasional untuk anak usia 11
tahun-dewasa.
Tahap Pra-Operasional yang terjadi pada anak usia 2-7 tahun adalah
tahap di mana anak mulai belajar mengenal lingkungan dengan menggunakan
simbol bahasa, peniruan, dan permainan. Pada masa ini anak sudah
menggunakan bahasa dan pemikiran simbolik. Anak sudah mengerti hukum
sebab-akibat, mampu mengemukakan alasan, ide, maupun gagasan, mulai
dapat mengelompokkan sesuatu, serta perbuatan rasionalnya belum didukung
oleh pemikiran tetapi oleh perasaan.
Tahap Operasional Konkret yang terjadi pada anak usia 7-11 tahun
adalah tahap di mana anak sudah mampu berpikir konkret dalam memahami
sesuatu sebagaimana kenyataannya, mampu mengkonservasi angka, serta
memahami konsep melalui pengalaman sendiri dan lebih objektif. Anak pada
usia ini belajar melalui pengalaman yang telah dilakukannya sendiri,
kemampuan belajar anak tergantung pada pengalaman nyatanya, sehingga
anak akan mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal abstrak.
Tahap Formal Operasional yang terjadi pada anak usia 11 tahun sampai
dewasa adalah tahap di mana anak sudah dapat berpikir abstrak, hipotesis, dan
sistematis mengenai sesuatu yang abstrak dan memikirkan hal-hal yang akan
dan mungkin terjadi. Anak sudah mampu meninjau masalah dari berbagai
sudut pandang dan mampu mempertimbangkan alternatif pemecahan
46
masalahnya. Dengan kata lain, anak pada usia ini sudah mampu berpikir
abstrak dan rumit.
Siswa kelas I SD berada pada rentang umur 6-7 tahun dan berada pada
tahap Pra-Operasinal dan berada pada awal tahap Operasional Konkret. Siswa
kelas I sudah mampu belajar dalam pendidikan formal namun, masih berpikir
secara konkret. Siswa kelas I akan sulit menerima hal abstrak karena siswa
pada usia ini terpancang pada pengalaman konkret yang sudah pernah dialami.
Siswa pada usia ini lebih suka kepada kenyataan yang telah siswa alami dan
rasakan sendiri.
H. Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh (2005: 116) menyatakan bahwa
anak usia 4 sampai dengan 8 tahun berada pada Masa Dongeng. Masa ini
bertepatan waktunya dengan perkembangan anak ke arah kenyataan. Anak
suka sekali mendengarkan serita kehidupan seperti anak yang lucu, anak yang
kotor, anak yang jarang mandi, dan sebagainya. Anak juga suka mendengarkan
cerita fabel maupun raja-raja yang memiliki nilai-nilai di sekitar anak,
misalnya kejujuran, keberanian, dan nilai-nilai lainnya. Pada masa ini anak
lebih suka dengan nilai nyata yang sudah siswa alami.
Perkembangan kecerdasan anak usia 6-7 tahun menurut Depdiknas
(2005: 16) adalah sebagai berikut:
47
Tabel 2. Kecerdasan Anak Usia 6-7 Tahun Menurut Depdiknas
Usia 5-6 tahun Usia 7-8 Tahun
Mampu melakukan sereasi/
pengurutan
Mampu mengelompokkan objek
Impulsif/ meletup-letup dalam
mengemukakan pendapat
Mampu membedakan fantasi dan
kenyataan.
Menyadari bahwa kata-kata dan
gambar dapat menggambarkan
objek yang riil/ nyata.
Berminat terhadap angka-angka
dan tulisan.
Mengenal warna.
Belum mampu mengingat kembali
tugasnya seketika
Perbendaharaan kata sangat
meningkat
Rentang perhatian makin
berkembang.
Senang berbicara dan berdiskusi.
Mampu merencanakan suatu
tindakan.
Mempunyai minat dalam jangka
panjang.
Mulai memahami sebab-akibat.
Perkembangan pemahaman
terhadap ruang dan waktu.
Mulai mampu menggunakan kata-
kata bukan bahasa baku (“slang”)/
pergaulan sehari-hari.
Mulai paham dan mampu
menggunakan terminologi yang
bersifat abstrak.
Mulai ekspresif kesadaran tentang
komunitas/ masyarakat dan dunia.
Anak pada usia 6-7 tahun sudah memiliki kemampuan yang cukup
untuk dapat belajar secara formal di sekolah dasar. Kemampuan tersebut
melingkupi bahasa, menulis, dan berhitung. Namun, dalam upaya belajarnya,
anak membutuhkan bimbingan dari orang yang lebih berpengalaman.
Anak-anak pada masa ini memiliki kemajuan dalam menambah kosa
kata, pengucapan, pembentukan kalimat, dan kemajuan dalam pengertian
(Yundrik Jahja, 2013: 206-207). Pada masa ini anak sudah dapat membuat
kalimat panjang namun biasanya tidak teratur dan terpotong-potong.
Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996: 22), saat membuat
kalimat, siswa kelas I belum memperhatikan pembaca, penulisannya masih
bersifat egosentrik atau berkisar terhadap dirinya sendiri. Tulisan yang dibuat
48
siswa tidak menggunakan sudut pandang orang lain, namun memakai sudut
pandang dan pengalamannya sendiri.
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas I SD
yang berada pada kisaran umur 6-7 tahun telah memiliki kemampuan dalam
menerima pembelajaran di sekolah formal. Siswa kelas I sudah memiliki dasar
kemampuan untuk membaca, menulis, dan berhitung. Namun, dalam
melaksanakan pembelajaran, harus selalu mempertimbangkan perbedaan
individu setiap siswa agar pembelajaran lebih efektif dan mudah dipahami
siswa.
D. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian penggunaan Buku Harian
untuk meningkatkan keterampilan menulis permulaan adalah sebagai berikut.
Penelitian Dety Amelia Karlina (Universitas Pendidikan Indonesia)
pada tahun 2011 yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Menulis dengan
Menggunakan Buku Catatan Harian terhadap Kebiasaan Menulis dan
Keterampilan Menulis Siswa Di Sekolah Penelitian ini mencoba untuk
menggunakan media khususnya buku catatan harian sebagai alat bantu dalam
pembelajaran menulis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan metode kuasi eksperimen yang membagi dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen digunakan buku catatan
harian sebagai media yang digunakan dalam pembelajaran menulis.
Hasil penelitian yang dilakukan terungkap bahwa Buku catatan harian
cukup berpengaruh terhadap kebiasaan menulis siswa, buku catatan harian
berpengaruh tinggi terhadap keterampilan menulis siswa, dan buku catatan
49
harian memiliki pengaruh terhadap kebiasaan menulis dan keterampilan
menulis siswa. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian bisa disarankan
bagi guru untuk mengarahkan siswa dalam menulis terutama dalam hal
kerapihan dan penggunaan huruf tegak bersambung. Kebiasaan menulis dan
keterampilan menulis harus terus diterapkan di sekolah khususnya pada tingkat
sekolah dasar sehingga kemampuan menulis siswa sudah terasah semenjak
dini. Selain itu, penggunaan media dalam pembelajaran menulis akan
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Penelitian Sukardi (Universitas Negeri Malang) pada tahun 2013 yang
berjudul Menggunakan Buku Harian Pribadi untuk Meningkatkan
Ketrampilan Menulis Siswa Kelas Delapan SMPN 1 Binangun Blitar
menunjukkan bahwa Strategi Buku Harian Pribadi yang telah terbukti berhasil
meningkatkan keterampilan menulis siswa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada minggu terakhir pengimplementasian strategi, nilai pesrta didik
telah mencapai kriteria keberhasilan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil bahwa 5
siswa (13,88%) mencapai nilai 83,33 dan 5 siswa lagi (13,88%) memperoleh
nilai 75,00. Sementara itu, 17 siswa (47,22%) mendapatkan nilai 66.67 dan 9
siswa (25,00%) mencapai nilai 58.33. Nilai rata-rata yang dicapai oleh 36
siswa sebagai subyek penelitian adalah 68,05. Hal ini berarti rata-rata nilai
yang diperoleh melebihi 65,00 sebagai kriteria keberhasilan. Hasil penelitian
pada minggu terakhir juga menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang
memperoleh nilai dibawa nilai terendah kriteria keberhasilan, yaitu 55,00.
Penelitian Retna Devi Safitri (Universitas Negeri Semarang) pada
tahun 2011 yang berjudul Pemanfaatan Media Catatan Harian untuk
50
Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas IX C SMP Negeri 9 Semarang
Tahun Ajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan
menulis cerpen siswa dapat dilakukan dengan menggunakan media
pembelajaran catatan harian bertolak dari pengalaman siswa. Terbukti dengan
adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 20,65%. Pada siklus I, nilai
rata-rata siswa adalah 63,06 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat
menjadi 83,71. Peningkatan siswa dalam menulis cerpen diikuti pula dengan
perubahan perilaku siswa yang mengarah pada perilaku positif. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui media catatan harian siswa dapat
meningkatkan hasil belajar dan perilaku siswa.
E. Kerangka Pikir
Keterampilan menulis dibutuhkan oleh siswa dalam kehidupannya
sehari-hari dan juga sebagai dasar pembelajaran menulis di kelas selanjutnya.
Melalui menulis siswa bisa mengungkapkan gagasan, pikiran, dan
pengalamannya kepada orang lain, dapat menuangkannya secara teliti,
sistematis, dan logis dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, keterampilan menulis
diajarkan sejak kelas I SD sampai kelas II SD yang lebih dikenal sebagai
keterampilan menulis permulaan.
Kurangnya minat dan kebiasaan menulis siswa akan menyebabkan
keterampilan menulis permulaan sulit dikuasai siswa. Terlebih lagi teknik
pembelajaran yang digunakan untuk mempelajari keterampilan menulis
permulaan akan memberikan pengaruh kepada pemahaman siswa akan
keterampilan menulis permulaan. Siswa yang malas dan tidak terbiasa menulis
akan menghambat penguasaan keterampilan menulis permulaan. Banyak faktor
51
yang akan membuat siswa kesulitan dalam menguasai keterampilan menulis
permulaan.
Keterampilan menulis sangat dibutuhkan siswa seperti orang dewasa,
maka guru harus terus mendorong agar siswa mau menulis. Untuk itu guru
harus memberikan kesempatan lebih banyak untuk berlatih menulis berbagai
ragam tulisan dan memberikan penghargaan terhadap tulisan siswa agar siswa
belajar dan terbiasa untuk menulis dengan benar. Cara melatih siswa belajar
menulis ialah melalui pembiasaan.
Teknik pembelajaran menulis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik pembelajaran menulis Buku Harian. Buku Harian akan
memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan segala ide, pengalaman,
dan gagasan siswa ke dalam bentuk gambar serta tulisan singkat setiap harinya.
Melalui Buku Harian ini siswa bisa berlatih menulis secara kontinu sesuai
kemampuan dan pengalamannya masing-masing dengan bimbingan guru dan
orang tuanya sehingga secara tidak langsung siswa akan terbiasa menulis
dengan baik dan benar. Pengunaan Buku Harian diharapkan dapat
mempermudah siswa dalam belajar menulis permulaan, sehingga keterampilan
menulis permulaan siswa kelas I A di SD Negeri Plebengan meningkat.
Bagan kerangka berpikir penggunaan Buku Harian untuk
meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas I SD adalah
sebagai berikut.
52
Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah “penggunaan Buku Harian dapat
meningkatkan keterampilan menulis permulaan pada siswa kelas I A SD
Negeri Plebengan, Kelurahan Sidomulyo, Kabupaten Bantul”.
G. Definisi Operasional Variabel
1. Buku Harian merupakan buku khusus untuk mencurahkan segala perasaan,
ide dan gagasan selama sehari yang dapat disertai dengan gambar. Buku
Harian adalah teknik pembelajaran menulis untuk membantu
membelajarkan siswa kelas I menulis permulaan.
2. Keterampilan Menulis Permulaan merupakan keterampilan menulis yang
diajarkan di kelas awal SD. Pembelajaran menulis permulaan di mulai dari
pengenalan lambang-lambang bunyi baru mengenal huruf, melengkapi
kata, dan membuat kalimat. Keterampilan menulis yang diajarkan meliputi,
kerapian tulisan, kejelasan penulisan huruf, ketepatan penggunaan ejaan,
53
ketepatan penggunaan kalimat, kelengkapan kata, dan kesesuaian dengan
objek.
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classrom Action
Research). Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan nyata
yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal
tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan.
Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun data
yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu Penelitian
Tindakan yang juga bertujuan untuk menyelesaikan masalah melalui suatu
perbuatan nyata, bukan hanya mencermati fenomena tertentu kemudian
mendeskripsikan apa yang terjadi dengan fenomena yang bersangkutan
(Suharsimi Arikunto, 2010: 1). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan
oleh guru ataupun kepala sekolah yang mengajar di kelas untuk
menyelesaikan masalah yang ada di kelasnya maupun di lingkungan
sekolah yang sekiranya akan mengganggu keberhasilan pembelajaran.
Penelitian Tindakan kelas dilakukan oleh guru sebagai peneliti dan
juga sebagai narasumber dari permasalahan yang terjadi di kelasnya
sendiri. Permasalahan yang dipecahkan guru berasal dari pengamatan guru
sehari-hari kemudian setelah masalah ditemukan guru akan
mempersiapkan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto, dkk (2006: 3)
yang menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
55
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2011: 9) menyatakan
bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2)
melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian Tindakan Kelas
dilaksanakan oleh guru untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di
kelasnya sendiri dengan memberikan tindakan tertentu kepada subjek
penelitian yang bersangkutan dengan menerapkan langkah-langkah
penelitian tertentu.
Fitri Yuliawati, dkk (2012: 17), juga menyatakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah,
menganalisis dan menyimpulkan data untuk menentukan tingkat
keberhasilan jenis tindakan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses
pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang
memfokuskan pemecahan masalah dengan pemberian tindakan tertentu
kepada subjek penelitian yang ingin diperbaiki atau ditingkatkan
kemampuannya.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas atau PTK adalah penelitian yang dilakukan peneliti atau
guru di kelas guna meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran
yang berlangsung dengan cara pemberian tindakan kepada sumber masalah
56
yang bersangkutan. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki proses
pembelajaran maupun hasil pembelajaran, memecahkan permasalahan
yang terjadi saat proses pembelajaran di kelas atau meningkatkan
kompetensi siswa pada bidang tertentu yang dirasa masih kurang.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I A di SD N
Plebengan yang berjumlah total 34 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-
laki dan 15 siswa perempuan. Dari 34 siswa tersebut, terdapat 1 siswa yang
baru mulai mengikuti pembelajaran pada Semester II Tahun Ajaran
2015/2016 di kelas I A dikarenakan merupakan siswa pindahan dari
Palembang.
Objek penelitian dalam PTK ini adalah keterampilan menulis
permulaan. Keterampilan menulis permulaan yang dimaksud adalah
keterampilan menulis permulaan yang dimiliki siswa kelas I A di SD N
Plebengan.
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas I A SD N Plebengan, Kelurahan
Sidomulyo, Kabupaten Bantul. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II
Tahun Ajaran 2015/2016 mulai bulan Maret-April 2016.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan acuan pelaksanaan siklus-siklus yang
akan dilakukan dalam penelitian. Menurut Fitri Yuliawati, dkk (2012: 29),
satu siklus kegiatan pemecahan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas
terdiri dari Planning, Acting, Observing, dan Reflecting. Hal tersebut
57
sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto, dkk (2006: 16) yang
menyatakan bahwa secara garis besar terdapat tahapan yang lazim dilalui,
yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan & pengamatan, dan (4) refleksi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan menggunakan desain
penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yaitu
menggunakan siklus sistem spiral, setiap siklus (alur fikir atau alur kerja)
terdiri dari: 1) perencanaan, 2) tindakan dan observasi, dan 4) refleksi.
Komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) biasanya
dijadikan sebagai satu kesatuan karena pada kenyataannya implementasi
acting dan observing merupakan 2 kegiatan tak terpisahkan dan harus
dilakukan dalam satu waktu. Desain penelitian menurut Kemmis dan Mc
Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 93) adalah sebagai berikut
Keterangan:
Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
2. Perlakuan/ tindakan dan
pengamatan (Acting &
Observing)
3. Refleksi (Reflecting)
Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
2. Perlakuan/ tindakan dan
pengamatan (Acting &
Observing)
3. Refleksi (Reflecting)
Gambar 4. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
Model Kemmis dan Mc. Taggart
58
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahapan penelitian
menurut desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan dan membuat
rancangan penelitian yang akan dilakukan supaya terlaksana dengan
baik. Kegiatan pada tahap perencanaan ini akan melahirkan gambaran
umum tentang rencana penelitian tindakan (perlakuan) yang akan
dilakukan. Tahap perencanaan ini menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan.
Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2006: 18) dalam tahap
perencanaan peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat
sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti siswam fakta
yang terjadi selama tindakan berlangsung. Penentuan titik fokus
masalah yang akan di teliti didasarkan atas penjajagan dan pengamatan
situasi di kelas. Tindakan dan instrumen yang akan digunakan dibuat
setelah masalah yang akan diperbaiki atau ditentukan didapat.
Adapun tahap-tahap perencanaan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi dan menentukan masalah yang ada di kelas I A
SD N Plebengan. Tahap ini dilakukan melalui observasi proses
pembelajaran, berdiskusi dengan guru kelas, maupun studi
dokumentasi siswa kelas I A SD N Plebengan Tahun Ajaran
2015/2016. Semua permasalahan yang ditemukan kemudian dipilah
59
dan difokuskan untuk meningkatkan keterampilan menulis
permulaan.
b. Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan dan solusinya
dengan guru kelas I A SD N Plebengan untuk membuat
kesepakatan tindakan yang akan dilakukan.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Skenario
Pembelajaran, yang diperlukan kemudian mendiskusikannya
dengan guru kelas I A SD N Plebengan.
d. Membuat dan mempersiapkan Buku Harian yang akan digunakan
dan mendiskusikannya dengan guru kelas I A SD N Plebengan.
e. Menyusun instrumen penelitian yang akan digunakan pada saat
pembelajaran keterampilan menulis permulaan, seperti lembar
observasi dan lembar penilaian.
2. Perlakuan/ Tindakan (Acting) dan Pengamatan (Observing)
a. Perlakuan/ Tindakan (Acting)
Tahap perlakuan/ tindakan adalah tahap pelaksanaan
rencana yang telah dibuat sebagai suatu solusi untuk memecahkan
masalah yang ingin diselesaikan. Hal itu sejalan dengan pendapat
Suharsimi Arikunto, dkk (2006: 126) yang menyatakan bahwa
Action (intervensi) dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki
masalah. Rancangan penelitian yang telah dibuat dan disetujui
diimplementasikan ke dalam pembelajaran di kelas. Rancangan
tindakan yang telah didiskusikan dengan guru kelas I A SD N
Plebengan akan diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
60
Tujuan dari pelaksanaan tindakan ini adalah meningkatkan
keterampilan menulis permulaan siswa kelas I A SD N Plebengan
dengan menggunakan Buku Harian sebagai teknik pembelajaran
menulisnya. Penelitian ini termasuk penelitian kolaboratif, sehingga
peneliti di sini sebagai observer dan guru sebagai pelaksana
skenario pembelajaran yang telah disepakati. Adapun rincian tahap
tindakan adalah sebagai berikut.
1) melaksanakan pembelajaran keterampilan menulis permulaan
sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat, dan
2) pembelajaran menulis permulaan dilaksanakan dengan
menggunakan Buku Harian.
b. Pengamatan (Observing)
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data)
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran
(Suharsimi Arikunto, dkk, 2006: 127). Pada tahap ini efek dari
suatu tindakan terus dimonitor secara reflektif. Tahap pengamatan
atau observasi ini dilakukan selama pelaksanaan tindakan. Peneliti
di sini bertindak sebagai observer, sedangkan guru sebagai
pelaksana tindakan. Pada tahap ini, observer melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi
selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data pada tahap ini dilakukan dengan lembar
observasi sebagai data kualitatif dan tes hasil menulis siswa sebagai
data kuantitatif. Pengamatan dilakukan kepada keterampilan
61
menulis pemulaan siswa, aktivitas siswa, pelaksanaan skenario
tindakan yang telah disusun sebelumnya serta dampak penggunaan
Buku Harian terhadap keterampilan menulis permulaan siswa kelas
I A SD N Plebengan.
3. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi dapat dipandang sebagai upaya untuk
memahami dan memaknai proses dan hasil yang dicapai sebagai akibat
dari tindakan yang dilakukan (Samsu Sumadayo, 2013: 60). Hasil dari
pengamatan tindakan dikaji dan dipelajari untuk menentukan tindakan
selanjutnya, apakah tindakan yang telah dilakukan sudah dapat
meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa ataukah belum.
Jika pada siklus pertama keterampilan menulis permulaan siswa belum
meningkat, maka akan dilanjutkan dengan siklus kedua.
Kegiatan refleksi dilakukan peneliti bersama guru kelas dengan
mengaji seluruh tindakan yang telah dilakukan dengan berdasarkan
data hasil observasi, kemudian melakukan evaluasi untuk
menyempurnakan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto, dkk (2006: 80)
yang menyebutkan bahwa refleksi dalam PTK mencangkup analisis,
sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatam atas tindakan yang
dilakukan. Data hasil observasi dan tindakan yang telah dilakukan
untuk meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kemudian
dievaluasi untuk menentukan apakah siklus pertama berhasil ataukah
belum. Bila kegiatan refleksi pada siklus pertama ditemukan adanya
62
masalah, maka siklus akan dilanjutkan ke siklus kedua yang akan
dilaksanakan berdasarkan penyempurnaan siklus pertama sehingga di
dapat hasil sesuai yang diharapkan peneliti, yaitu keterampilan menulis
permulaan siswa kelas I A SD N Plebengan meningkat.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah cara yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan data-data yang mendukung dari tindakan yang telah
dilakukan. Pengumpulan data sangat penting dilakukan karena digunakan
sebagai dasar menilai keberhasilan atau ketidakberhasilan tindakan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan (Wijaya Kusumah dan Dedi
Dwitagama, 2010: 60). Data yang dikumpulkan berasal dari hasil
pelaksanaan tindakan juga hasil interaksi antara peneliti, guru, maupun
siswa kelas I A SD N Plebengan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan menggunakan Buku Harian untuk meningkatkan keterampilan
menulis permulaan siswa.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Observasi
Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data
dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi
penelitian (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010: 66).
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang berasal dari
hasil pengamatan observer terhadap lingkungan di sekitarnya. Apa
yang didengar ataupun dilihat oleh observer akan dituliskan sebagai
63
data. Hasil observasi akan dituliskan dalam lembar observasi sebagai
dasar dalam mengambil keputusan tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya.
Peneliti akan mengobservasi kegiatan siswa kelas IA SD N
Plebengan saat mengikuti pembelajaran keterampilan menulis, kegiatan
guru saat melakukan tindakan, respon siswa saat diberikan tindakan,
dan efektifitas tindakan yang diberikan kepada peningkatan
keterampilan menulis permulaan siswa. Hasil observasi akan
dituangkan dalam lembar observasi kemudian akan didiskusikan
dengan guru kelas untuk menetapkan apakah tindakan berhasil
meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa dan juga untuk
menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.
2. Tes (Unjuk Kerja)
Menulis merupakan sebuah keterampilan, oleh karena itu hasil
belajar dari menulis bukan diukur melalui tes kognitif namun memakai
tes psikomotor, yaitu tes unjuk kerja. Menurut Hendro Darmodjo dan
Jenny R. E. Kaligis (1992: 135), cara yang paling tepat untuk menilai
keberhasilan belajar dalam bentuk keterampilan fisik ialah dengan jalan
“unjuk kerja”. Keterampilan fisik yang dimaksud adalah keterampilan
yang bisa diamati oleh indera manusia dan di sini keterampilan yang
dimaksud adalah keterampilan menulis permulaan itu sendiri.
Tes unjuk kerja di sini dimaksudkan sebagai tes menulis bagi
siswa. Tes menulis ini akan ada dalam bentuk tugas maupun pekerjaan
rumah yang diberikan oleh guru. Hasil tulisan siswa akan dinilai oleh
64
guru dan observer memakai pedoman penilaian yang telah dibuat untuk
menghindari subjektifitas dan juga untuk mengetahui peningkatan
keterampilan menulis siswa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
bersumber dari dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Teknik
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non
manusia. Sumber di sini terdiri atas dokumen dan rekaman
(Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, 2009:108). Rekaman di sini
dimaksud sebagai tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh dan
untuk individu atau organisasi dengan tujuan untuk membuktikan
adanya suatu peristiwa. Contoh dari rekaman ialah nilai siswa.
Sedangkan dokumen di sini dimaksudkan sebagai setiap tulisan atau
dokumen yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu,
seperti surat-surat, foto-foto, video, dan lain sebagainya.
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
dengan menggunakan media yang diperlukan seperti foto
pembelajaran, video proses pembelajaran, hasil pekerjaan siswa, tugas
yang diberikan guru, daftar nilai siswa, dan lain sebagainya.
Dokumentasi juga merupakan suatu bukti nyata bahwa siswa telah
berpartisipasi dalam tindakan yang telah dilakukan guru.
Dokumentasi di sini digunakan untuk mendukung dan
memperkuat hasil pemberian tindakan dan sebagai pertimbangan akan
pemberian tindakan selanjutnya. Dokumentasi yang dikumpulkan
65
kemudian akan didiskusikan dengan guru kelas I A SD N Plebengan
apakah tindakan yang sudah dilakukan sudah berhasil meningkatkan
keterampilan menulis permulaan siswa dan juga untuk menentukan
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data untuk mendukung penelitian yang dilakukan.
Instrumen penelitian juga bisa disebut dengan instrumen pengumpulan
data. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Suharsimi
Arikunto, 2005: 101). Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi
peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data yang bisa
diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire), daftar cocok
(checklist), atau pedoman wawancara (interview guide atau interview
schedule), lembar pengamatan atau panduan pangamatan (observation
sheet atau observation schedule) soal tes, inventori (inventory), skala
(scale), dan lain sebagainya.
Metode pengumpulan data yang dipilih akan menentukan instrumen
penelitian yang digunakan. Satu metode pengumpulan data yang dipakai
dapat menggunakan bermacam-macam instrumen penelitian. Sejalan
dengan hal tersebut, satu instrumen penelitian dapat juga digunakan untuk
bermacam-macam metode pengumpulan data yang dipilih. Adapun
66
instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi (observation sheet) digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan kegiatan observasi yang dibuat sebelum
observasi dilakukan. Lembar observasi disebut juga sebagai pedoman
observasi berisi butir-butir umum yang akan diobservasi. Hasil
observasi yang dituangkan dalam lembar observasi ini akan digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan keberhasilan tindakan
yang telah dilakukan serta sebagai pertimbangan dalam menentukan
langkah tindakan selanjutnya. Adapun lembar observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran yang berpedoman pada format lembar observasi menurut
Pusat Pengembangan PPL dan PKL UNY (2014: 84)
2. Lembar Penilaian Tes Unjuk Kerja
Tes Unjuk Kerja yang dipakai dalam penelitian ini adalah tugas
dan pekerjaan rumah siswa. Tugas dan pekerjaan rumah siswa yang
dimaksud adalah tugas menulis di Buku Harian siswa yang diberikan
oleh guru sebagai suatu pembiasaan dan pelatihan keterampilan
menulis permulaan untuk siswa kelas IA SD N Plebengan. Tugas di
sini adalah tugas menulis permulaan yang diberikan guru setelah
pemberian materi menulis permulaan selesai. Adapun format penilaian
keterampilan menulis permulaan siswa yang telah dimodifikasi peneliti
dari pedoman Ngreni Lestari (2013: 89) adalah sebagai berikut.
67
Tabel 3. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Permulaan Siswa
Kelas I A SD N Plebengan Sidomulyo, Bantul
No. Aspek Rentang Skor
1. Kerapian tulisan 0 - 10
2. Kejelasan penulisan huruf 0 - 20
3. Ketepatan penggunaan ejaan 0 - 15
4. Ketepatan menggunakan kalimat 0 - 15
5. Kelengkapan kata 0 - 20
6. Kesesuaian dengan objek 0 - 20
Jumlah 100
Tabel 4. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Permulaan Siswa
kelas I A SD N Plebengan Sidomulyo, Bantul
No. Aspek Kriteria Skor
maksimal
1. Kerapian tulisan Kata/kalimat ditulis dengan rapi 10
Kata/kalimat ditulis dengan kurang
rapi
6
Kata/kalimat ditulis dengan tidak
rapi
3
2. Kejelasan penulisan
huruf
Huruf ditulis dengan jelas 20
Huruf ditulis kurang jelas 12
Huruf ditulis sangat kurang jelas 6
3. Ketepatan
penggunaan ejaan
Sesuai EYD 15
Kurang yang tidak sesuai EYD 10
Sangat kurang sesuai EYD 5
4. Ketepatan
menggunakan
kalimat
Kalimat yang digunakan sesuai,
susunan kata dalam kalimat baik.
15
Kalimat yang digunakan kurang
sesuai, susunan kata dalam kalimat
kurang baik.
10
Kalimat yang digunakan sangat
kurang sesuai, susunan kata dalam
kalimat sangat kurang baik.
5
5. Kelengkapan kata Huruf dalam kata lengkap 20
Huruf dalam kata kurang lengkap 12
Huruf dalam kata sangat kurang
lengkap/ tidak menuliskan kata
6
6. Kesesuaian dengan
objek
Tulisan sesuai dengan objek 20
Tulisan sangat kurang sesuai
dengan objek
15
Tulisan agak menyimpang dari
objek
10
Tulisan tidak sesuai dengan objek 5
Aspek penilaian menulis permulaan diperoleh dari aspek
menulis permulaan menurut Sabarti Akhadiah (1992: 82), yaitu terang,
68
jelas, teliti, mudah dibaca, serta tegak, dan pendapat Darmiyati Zuhcdi
dan Budiasih (1996: 22), yaitu format, jarak, ejaan, tanda baca, dan
struktur kalimat. Dari aspek yang disebutkan ahli di atas, kemudian
dikategorikan menjadi 6 aspek menulis permulaan, yaitu aspek
kerapian tulisan (tegak, terang), kejelasan penulisan huruf (jelas,
mudah dibaca, format), ketepatan penggunaan ejaan (jarak, tanda baca
dan huruf kapital), ketepatan menggunakan kalimat (struktur kalimat),
kelengkapan kata (teliti), dan kesesuaian dengan objek.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
menggunakan sumber benda atau dokumen yang berhubungan dan
mendukung penelitian yang berlangsung. Pengambilan atau
pengumpulan dokumentasi dilaksanakan sebelum, selama, dan sesudah
pelaksanaan tindakan. Dokumentasi yang dimaksud di sini ialah video
pembelajaran, daftar nilai siswa, hasil tugas dan pekerjaan siswa,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, surat-surat, maupun dokumen
pendukung lainnya. Dokumentasi yang diperoleh akan digunakan
sebagai bahan pendukung dalam mengambil keputusan apakah
tindakan yang dilakukan sudah berhasil ataukah belum dan juga
sebagai bahan pertimbangan perbaikan tindakan selanjutnya.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data menjelaskan bagaimana data yang diperoleh dianalisis
untuk mengetahui hasil akhir (Suharsimi Arikunto, dkk, 2006: 39). Data
yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi dianalisis oleh peneliti dan
69
guru guna menentukan keberhasilan tindakan yang telah dilakukan dan
juga untuk melakukan perbaikan akan tindakan selanjutnya. Untuk
melakukan perbaikan, data yang terkumpul terlebih dahulu harus dianalisis
dan juga diinterpretasikan
Analisis data dan interpretasi data diperlukan untuk
merangkumkan apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut
berbasis kenyataan, teliti, ajeg, dan benar (Nana Syaodih Sukmadinata,
2012: 155). Analisis data juga bertujuan untuk memperoleh bukti nyata
apakah tindakan yang telah dilakukan terjadi perbaikan, peningkatan, atau
perubahan yang telah diharapkan sebelumnya.
Penelitian Tindakan Kelas mengumpulkan data kuantitatif dan data
kualitatif sebagai bukti keberhasilan tindakan yang telah dilakukan. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini digunakan dua teknik analisis data. Untuk
data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang ekspresi siswa, dalam hal ini tentang aktivitas
siswa mengikuti pembelajaran, perhatian, antusias dalam belajar,
kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, data yang telah diperoleh
melalui observasi, akan dianalisis secara kualitatif melalui lembar
pengamatan. Adapun langkah-langkah untuk mengolah data kualitatif
menurut Suharsimi Arikunto (2010: 192) adalah sebagai berikut.
1. Menentukan kategori penilaian dengan menggunakan standar 100.
Adapun kriteria hasil observasi aktivitas siswa menurut Suharsimi
Arikunto (2010: 192) adalah sebagai berikut:
70
Tabel 5. Kriteria Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Rentang Nilai Kategori Keterangan
76 – 100 Baik Sekali BS
51 – 75 Baik B
26 – 50 Cukup C
< 26 Kurang K
2. Menjumlahkan banyaknya centangan untuk masing-masing kolom
pilihan.
3. Mencari presentase banyak centangan pada masing-masing aspek.
4. Menjumlahkan hasil presentase skor semua kolom dan baris
5. Menyimpulkan dengan menentukan kategori skor aspek tersebut.
Data kuantitatif yang telah dikumpulkan juga akan dianalisis
menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Nilai hasil tes
menulis siswa dianalisis secara deskriptif, misalnya mencari rerata,
persentase keberhasilan belajar, dan lain-lain (Suharsimi Arikunto, dkk,
2006: 131). Hasil tugas dan pekerjaan siswa tentang keterampilan menulis
permulaan dicari rata-rata skornya untuk menentukan apakah terjadi
peningkatan keterampilan menulis atau tidak. Adapun rumus untuk
mencari rata-rata atau mean menurut Jasa Ungguh Muliawan (2010: 21)
adalah sebagai berikut
∑
∑
Keterangan:
M : Mean/ nilai rata-rata
∑ : Jumlah
: Frekuensi
: Nilai data
: Satuan objek penghasil data
71
Data yang telah dikumpulkan kemudian dikonversikan dan
disajikan dalam tabel konversi nilai yang didasarkan pada kriteria penilaian
menurut S. Eko Putro Widoyoko (2013: 242), yaitu sebagai berikut:
Tabel 6. Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Permulaan kelas I A SD
N Plebengan
Persentase Ketuntasan Klasifikasi Skor
>80 Sangat Baik 5
>60 – 80 Baik 4
>40 – 60 Cukup 3
>20 – 40 Kurang 2
Sangat Kurang 1
Data yang telah dianalisis kemudian akan dikaji dan dijadikan dasar
dalam perbaikan dan penentuan keberhasilan tindakan yang dilakukan.
Apabila data yang dianalisis menunjukkan bahwa tindakan belum berhasil,
maka akan dilakukan siklus selanjutnya dengan siklus sebelumnya sebagai
tolak ukur. Apabila dalam pelaksanaan siklus pertama telah berhasil
meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas IA SD N
Plebengan, maka siklus selanjutnya tidak akan dilakukan.
H. Teknik Validitas Data
Data merupakan alat untuk membuktikan hipotesis. Oleh karena itu,
benar tidaknya data sangat mempengaruhi hasil penelitian yang dilakukan.
Benar tidaknya data yang diperoleh saat penelitian tergantung dangan baik
tidaknya instrumen penelitian yang dipakai. Instrumen yang baik harus
bisa dikatakan valid dan reliabel agar data yang dikumpulkannya benar
sesuai fakta yang ada di lapangan.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006: 168).
72
Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur dan
menggambarkan fenomena yang ingin diteliti dengan tepat sesuai fakta
yang ada di lapangan. Instrumen harus diuji kevaliditasannya dahulu untuk
menjamin data yang akan diperolehnya nanti dapat dipercaya dan
terpercaya. Data yang diukur melalui instrumen yang valid akan dapat
dipertanggungjawabkan objektivitasnya.
Pengujian instrumen lembar observasi pada penelitian tindakan
kelas ini menggunakan Pengujian Validitas Konstrak (Construct Validity).
Sugiyono (2007: 177) menyatakan bahwa untuk menguji validitas konstrak
dapat digunakan pendapat para ahli (judgment expert). Para ahli yang
dimaksud adalah orang yang berpengalaman pada bidang instrumen akan
diujikan, yaitu Bapak HB. Sumardi M. Pd. selaku dosen Bahasa Indonesia
FIP UNY. Setelah instrumen dikonstruksi dengan menggunakan teori yang
relevan, instrumen kemudian dikonsultasikan dengan dosen ahli dan guru
kelas I A untuk menentukan apakah instrumen yang dibuat perlu diperbaiki
atau tidak. Setelah instrumen dikonsultasikan dengan dosen ahli dan guru
kelas, instrumen kemudian akan diuji cobakan.
I. Kriteria Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran menulis
permulaan ini adalah peningkatan keterampilan menulis permulaan siswa
kelas I A SD N Plebengan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila terjadi
peningkatan nilai keterampilan menulis permulaan siswa kelas I A SD N
Plebengan dan apabila lebih dari 70 % siswa atau lebih dari 24 siswa telah
mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari nilai Kriteria Kelulusan
73
Minimal (KKM) Menulis Permulaan yang ditetapkan SD N Plebengan,
yaitu 75.
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Tindakan Kelas
1. Deskripsi Kondisi Awal Keterampilan Menulis Permulaan
Data kondisi awal keterampilan menulis permulaan siswa kelas I A
SD N Plebengan diperoleh dari hasil pelaksanaan kegiatan Prasiklus yang
dilakukan pada hari Selasa, 8 Maret 2016 di pembelajaran Bahasa
Indonesia kelas I A SD N Plebengan mulai pukul 09.15 – 11.00 WIB.
pelaksanaan kegiatan Prasiklus selama satu pertemuan sebanyak tiga jam
pelajaran. Pada saat pelaksanaan kegiatan Prasiklus tersebut, dilakukan
observasi terhadap proses pembelajaran dan siswa, siswa juga diminta
untuk mengerjakan tugas menulis sebagai tes unjuk kerja.
Data kondisi awal keterampilan menulis permulaan siswa juga
dilengkapi dengan pernyataan guru kelas I A yang menyatakan bahwa
keterampilan menulis permulaan yang dimiliki siswanya masih rendah. Hal
tersebut terutama disebabkan minat siswa yang rendah untuk menulis.
Menurut guru kelas I A, siswa kelas I A tidak menyukai pembelajaran
menulis dan siswa malas melakukan kegiatan menulis sehingga siswa tidak
terbiasa menulis. Di saat pembelajaran menulis berlangsung, siswa banyak
yang melakukan tindakan di luar pembelajaran, misalnya mengobrol,
mengganggu teman, sibuk bermain dengan tempat pensil maupun barang-
barangnya sehingga tugas menulis siswa tidak selesai ataupun selesai
dengan asal-asalan. Bahkan terkadang siswa ada yang beralasan sakit untuk
menghindari kewajibannya menulis. Guru kelas I A menyatakan bahwa
75
siswa kelas I A kurang fokus dan kurang motivasi dalam menulis sehingga
keterampilan menulis siswa kurang berkembang.
Pembelajaran menulis di kelas I A sudah menggunakan media,
seperti gambar ataupun poster. Namun, media yang digunakan guru kelas I
A tersebut tidak terlalu sering, guru kelas I A lebih sering menggunakan
metode dikte, menyalin, atau mengarang yang lebih bisa memfokuskan
siswa dan lebih mudah dioperasikan pada saat pembelajaran. Dalam sisi
penugasan, guru sudah memberikan pekerjaan rumah ataupun latihan
menulis yang rutin selama pembelajaran bahasa Indonesia. Guru juga telah
memberikan timbal balik dan koreksi terhadap pekerjaan rumah atau tugas
menulis yang dikerjakan oleh siswa. Namun, walau begitu, masih terdapat
siswa yang memiliki keterampilan menulis yang rendah karena siswa tidak
mengerjakan maupun malah menyepelekan pekerjaan rumah yang
diberikan guru.
Guru kelas I A menyatakan bahwa membelajarkan siswa menulis
lebih sulit daripada membelajarkan siswanya berhitung. Menurut guru
kelas I A hal tersebut dikarenakan kegiatan menulis dirasa tidak penting
dipelajari oleh siswa sehingga siswa terkesan menyepelekan. Dalam
menangani siswa yang kurang memiliki keterampilan menulis, guru kelas I
A telah memberikan latihan menulis tambahan dan juga les tambahan
sepulang sekolah, namun hal tersebut dirasakan kurang efektif dalam
meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa karena tidak diiringi
timbal balik oleh siswa itu sendiri. Sebagian siswa yang diberikan latihan
menulis dan pekerjaan rumah menulis tidak dikumpulkan kepada guru
76
untuk dikoreksi ataupun malah dikumpulkan tapi tidak dikerjakan.
Menurut guru kelas I A, kegiatan menulis menjadi kegiatan yang dinomor
duakan oleh siswa.
Kegiatan Prasiklus dilaksanakan setelah istirahat pertama, tepatnya
pada pukul 09.15 WIB. Di saat bel masuk berbunyi, siswa kelas I A sudah
masuk ke dalam kelas dan sudah duduk di tempat masing-masing walau
siswa masih ramai sendiri. Setelah guru memulai pembelajaran, keadaan
siswa sudah mulai tenang dan mulai kembali fokus menulis soal pekerjaan
rumah Matematika di papan tulis yang belum selesai di salin. Setelah jam
menunjukkan pukul 09.30 WIB, pembelajaran Bahasa Indonesia dimulai
dengan tanya jawab guru dan siswa mengenai hewan peliharaan. Siswa
kelas I A sangat aktif dalam bertanya jawab dan juga bercerita tentang
hewan peliharaan siswa. Banyak siswa yang tunjuk jari untuk menjawab
pertanyaan guru maupun untuk bercerita pengalamannya. Namun,
walaupun begitu, masih terdapat sebagian siswa yang pasif, bermain
sendiri, maupun menggoda teman sebangkunya.
Setelah kegiatan tanya jawab selesai, guru segera menempelkan
gambar induk ayam dan anak ayam di papan tulis. Saat guru menempelkan
gambar tersebut, siswa mulai aktif bertanya kembali. Setelah sesi tanya
jawab selesai, guru pun bercerita tentang gambar yang telah terpasang.
Siswa antusias dengan cerita guru karena kebanyakan siswa mendengarkan
cerita guru dengan fokus diselingi kegiatan tanya jawab mengenai cerita
yang disampaikan guru.
77
Kegiatan pembelajaran pun berlanjut dengan kegiatan dikte tentang
cerita hewan peliharaan menggunakan huruf lepas. Terlihat siswa mulai
sibuk menulis di lembar masing-masing. Saat dikte dimulai, keadaan kelas
menjadi tenang karena siswa fokus menulis. Namun, masih terlihat siswa
yang malah sibuk bermain dengan rautannya, ada siswa yang sibuk
mengganggu teman sebelahnya, ada siswa yang tidak menulis karena
bingung maupun malas, dan ada juga siswa yang terus terusan bertanya
kepada guru tentang cara menulis yang benar. Semakin banyak kalimat
yang didiktekan guru, membuat sebagian siswa mengeluh lelah dan malas
menulis kembali, ada siswa yang berhenti menulis dan mulai mengganggu
temannya, ada yang mulai meminta izin guru ke depan kelas untuk merauti
pensil maupun ke toilet, terdapat pula siswa yang bertanya kepada guru
tentang kalimat dikte yang sebelumnya belum ditulis oleh siswa.
Setelah kegiatan dikte, siswa diminta untuk mengumpulkan hasil
pekerjaannya di meja guru, walau kebanyakan siswa dengan mudah
mengumpulkan, namun, masih terdapat banyak siswa yang belum selesai
menulis. Hasil penulisan siswa masih banyak yang kurang rapi, huruf
banyak terbalik, walaupun sudah menggunakan garis bantuan tetapi masih
banyak siswa yang menulis dengan tinggi yang sama, ada yang menulis di
garis yang salah, tulisan siswa banyak yang naik turun, penggunaan huruf
kapital banyak dilupakan, serta tanda titik sering tidak digunakan. Banyak
siswa yang menulis kata dengan huruf yang kurang, ada pula siswa yang
malah menyingkat dua kata menjadi satu, sehingga kata yang ditulis sulit
dibaca. Terdapat pula siswa yang awalnya menulis namun, akhirnya
78
berhenti menulis ditengah tengah, sehingga yang dikumpulkan hanya
kalimat awal sampai pertengahan cerita. Setelah tugas menulis siswa
dikumpulkan, kegiatan pembelajaran pun berlanjut dengan bertanya jawab
akan materi yang belum dipahami dan kegiatan menyimpulkan yang
kemudian disusul dengan kegiatan penutup.
Saat sesi kegiatan tanya jawab materi yang belum dipahami dan
kegiatan menyimpulkan, banyak siswa yang sibuk sendiri membereskan tas
dan peralatan sekolahnya, ada yang mengganggu temannya, maupun ada
yang jalan-jalan. Pada saat tanya jawab terlihat siswa sibuk untuk segera
pulang sehingga tidak ada siswa yang bertanya lebih lanjut. Saat kegiatan
menyimpulkan, guru membimbing siswa dalam menyimpulkan
pembelajaran, namun, kebanyakan siswa ramai sendiri dan tidak
memperhatikan guru. Sebelum kegiatan penutup, guru tidak lupa
mengingatkan siswa untuk mengerjakan Pekerjaan Rumah dan menasehati
agar hati-hati di jalan serta segera pulang ke rumah sebelum bermain.
pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
Hasil observasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Prasiklus
menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan menulis permulaan di
kelas I A berjalan dengan kurang baik. Siswa masih banyak yang tidak
fokus dan serius dalam menulis. Walau dalam tes unjuk kerja (menulis)
siswa disediakan garis bantuan menulis huruf lepas, namun, masih banyak
siswa yang menulis di garis yang salah, panjang pendek huruf yang ditulis
kurang sesuai, penulisan kata yang kurang huruf, penulisan huruf yang
terbalik-balik, serta tulisan siswa banyak yang belum rapi. Pada observasi
79
Prasiklus ini juga menunjukkan bahwa siswa belum menguasai
penggunaan huruf kapital dan tanda titik, sehingga dalam Prasiklus guru
masih membimbing dan memberitahu siswa dalam penggunaan huruf
kapital dan tanda titik.
Keterampilan awal menulis permulaan siswa kelas I A SD N
Plebengan diperoleh dari hasil tes unjuk kerja menulis kalimat
menggunakan huruf lepas pada tahap Prasiklus. Hasil menulis kalimat
siswa kemudian dianalisis dan diolah serta dinilai secara kolaborasi peneliti
dengan guru kelas I A. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 menunjukkan
bahwa siswa tersebut telah tuntas atau sudah memiliki keterampilan
menulis permulaan sesuai kompetensi yang diharapkan. Sedangkan siswa
yang memperoleh nilai < 75 menunjukkan bahwa siswa tersebut belum
tuntas atau belum memiliki keterampilan menulis permulaan sesuai
kompetensi yang diharapkan. Berikut ini merupakan diagram rangkuman
nilai hasil menulis permulaan siswa kelas I SD N Plebengan pada Prasiklus
.
Gambar 5. Diagram Lingkaran Hasil Menulis Permulaan pada Prasiklus.
1 3
5
17
8
Hasil Nilai Menulis pada Prasiklus
Sangat Kurang ( ≤ 20)
Kurang ( > 20 – 40)
Cukup ( > 40 – 60)
Baik ( > 60 – 80)
Sangat Baik ( > 80)
80
Berdasarkan penilaian yang dilakukan secara kolaborasi peneliti
dengan guru kelas I A terhadap hasil tulisan siswa pada tahap Prasiklus
diketahui bahwa dari jumlah total siswa sebanyak 34 siswa, terdapat 1
siswa yang tergolong sangat kurang memiliki keterampilan menulis, 3
siswa tergolong kurang memiliki keterampilan menulis permulaan, 5 siswa
tergolong cukup memiliki keterampilan menulis permulaan, 17 siswa
tergolong sudah memiliki keterampilan menulis permulaan yang baik, dan
8 siswa sudah tergolong memiliki keterampilan menulis permulaan yang
sangat baik.
SD N Plebengan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal mata
pelajaran Bahasa Indonesia adalah 75, sehingga dapat diketahui bahwa
berdasarkan hasil penilaian tes menulis pada tahap Prasiklus, sebanyak 22
siswa belum memperoleh nilai ≥ 75 dan dinyatakan belum tuntas atau
belum memiliki keterampilan menulis permulaan sesuai kompetensi yang
diharapkan. Sedangkan sebanyak 12 siswa sudah memperoleh nilai ≥ 75
dan dinyatakan tuntas atau sudah memiliki keterampilan menulis
permulaan sesuai kompetensi yang diharapkan. Dengan kata lain dari total
34 siswa kelas I A, hanya ada 35,3 % siswa yang dinyatakan tuntas dan
sudah memiliki keterampilan menulis permulaan sesuai kompetensi yang
diharapkan. Sedangkan, sebanyak 64,7 % siswa kelas I A SD N Plebengan
dinyatakan belum tuntas atau belum memiliki keterampilan menulis
permulaan sesuai kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan penilaian yang
telah dilakukan diketahui bahwa nilai rata-rata menulis permulaan kelas I
A pada tahap Prasiklus adalah 66,0. Dari nilai rata-rata kelas tersebut dapat
81
dinyatakan bahwa keterampilan menulis permulaan kelas I A masih
tergolong belum tuntas atau belum sesuai kompetensi yang diharapkan.
Adapun nilai menulis permulaan siswa kelas I A pada Prasiklus
adalah sebagai berikut.
Tabel 7. Daftar Nilai Hasil Menulis Permulaan Siswa Kelas I A SD N
Plebengan pada Prasiklus
No Inisial Nilai Prasiklus
Keterangan
Tuntas
Belum
Tuntas
1 AQL 77 √
2 AYD 21 √
3 AHS 81 √
4 AAA 89 √
5 ATR 72 √
6 ADL 83 √
7 AIK 84 √
8 AWO 30 √
9 BOA 75 √
10 DJR 58 √
11 EIW 36 √
12 ETP 66 √
13 FKA 79 √
14 FNR 49 √
15 HDP 60 √
16 HAS 71 √
17 IHH 69 √
18 IKD 68 √
19 LTS 53 √
20 MRI 63 √
21 MAR 54 √
22 MNA 15 √
23 NAF 60 √
24 NSZ 94 √
25 NNM 79 √
26 NDC 55 √
27 NIN 81 √
28 RAS 91 √
29 RNW 62 √
30 RJS 65 √
31 SMR 71 √
32 SIN 67 √
33 SMP 98 √
34 FRW 68 √
Jumlah 2244 12 22
Rata-rata 66,0
Presentase 35,3% 64,7%
82
Kegiatan refleksi Prasiklus dilakukan setelah pembelajaran selesai,
yaitu mulai pukul 11.45 – 13.00 WIB di ruang kelas I A kemudian
dilanjutkan pada hari Rabu, 9 Maret 2016 mulai pukul 12.52 – 13.30 WIB
di rumah guru kelas I A. Dalam kegiatan refleksi ini, peneliti berdiskusi
bersama guru kelas I A mengenai pembelajaran menulis permulaan yang
telah dilakukan, juga berdiskusi untuk mencari solusi yang dirasa tepat
untuk melakukan tahap Siklus I. Pada kegiatan refleksi ini, disimpulkan
bahwa proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, yaitu keterampilan
menulis permulaan siswa kelas I A masih banyak kekurangan dan perlu
ditingkatkan supaya menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu, guru dan
peneliti memutuskan untuk melaksanakan Siklus I.
Adapun tabel refleksi pembelajaran menulis permulaan siswa kelas
I A SD Negeri Plebengan pada Prasiklus adalah sebagai berikut.
83
Tabel 8. Refleksi Pembelajaran Menulis Permulaan Siswa Kelas I A SD
Negeri Plebengan pada Prasiklus
Aspek Nilai
Rata-rata
Keterangan
Kerapian Tulisan 6,8 Tulisan siswa belum rapi, masih ada
siswa yang menulis huruf/kata dengan
miring tidak tegak, siswa ada yang
menulis dengan bentuk naik turun,
tulisan siswa tidak konsisten, ada yang
ditulis dengan besar ada yang ditulis
dengan kecil. Masih terdapat banyak
siswa yang menulis pada garis yang
salah.
Kejelasan Penulisan
Huruf
11,3 Huruf yang ditulis siswa kurang jelas,
banyak yang kabur karena terlalu kecil
ataupun karena ditulis dengan lamat-
lamat. Panjang pendek penulisan huruf
tidak sesuai, siswa banyak yang menulis
huruf dengan tinggi yang sama. Ada
juga siswa yang menulis dengan sangat
tidak jelas sehingga tulisan tidak dapat
dibaca dengan mudah.
Ketepatan Penggunaan
Ejaan
9,6 Ejaan yang digunakan siswa masih
banyak kekurangan, terutama dalam
menggunakan spasi, dalam menulis
kalimat, serta dalam menggunakan huruf
kapital dan tanda titik. Siswa masih
belum bisa menentukan penggunaan
huruf kapital dan tanda titik.
Ketepatan Menggunakan
Kalimat
11,2 Kalimat yang digunakan maupun yang
dibuat siswa masih banyak yang kurang
sesuai dengan kalimat sebelumnya, ada
juga kalimat yang digabung, sehingga
kalimat yang ditulis siswa sukar
dipahami dan menjadi sangat panjang.
Kelengkapan Kata 12,4 Tulisan siswa masih banyak dijumpai
kekurangan huruf pada kata ataupun
kekurangan kata pada sat penulisan
kalimat. Siswa ada yang menulis dua
kata atau lebih dengan hanya
menuliskan kata depan perkata sehingga
kata sulit dibaca. Tulisan siswa juga ada
yang memakai huruf dengan terbalik,
misalnya b dan d.
Kesesuaian dengan
Objek
14,7 Tulisan siswa banyak yang belum sesuai
dengan objek atau kalimat yang
dicontohkan guru dipapan tulis. Banyak
kalimat yang siswa tulis berbeda dengan
tulisan guru.
Rata-rata 6,8
84
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Perencanaan Siklus I dilaksanakan sebelum pembelajaran
Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis
permulaan siswa kelas I A SD N Plebengan menggunakan Buku Harian
dilaksanakan. Pada kegiatan perencanaan ini, peneliti berdiskusi
bersama guru kelas untuk merencanakan pelaksanaan tindakan pada
pembelajaran Siklus I. Tahap perencanaan dalam Siklus I ini mencakup
beberapa hal sebagai berikut.
1) menentukan jadwal untuk merealisasikan tindakan dan juga
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia menulis permulaan
Siklus I. Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin,
21 Maret 2016. Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 22 Maret 2016. Sedangkan Siklus I pertemuan ketiga
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Maret 2016. Siklus I
semuanya dilaksanakan pada jam pelajaran ke-4 sampai jam
pelajaran ke-6 atau pada pukul 09.15 – 11.00 WIB,
2) menetapkan format bentuk lembar Buku Harian yang akan
digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan keterampilan
menulis permulaan siswa kelas I A,
3) menetapkan aspek menulis permulaan yang akan disampaikan pada
Siklus I, yaitu kerapian, kejelasan penulisan huruf, ejaan, ketepatan
pembuatan kalimat, kelengkapan kata, dan kesesuaian tulisan
dengan objek,
85
4) menyusun materi menulis permulaan yang akan dipelajari pada
Siklus I, yaitu penggunaan ejaan yang benar, penggunaan huruf
kapital, dan penggunaan tanda baca titik,
5) menyusun dan membuat langkah-langkah pembelajaran, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan menyusun instrumen yang
akan digunakan, dan
6) melakukan simulasi pembelajaran sesuai langkah-langkah
pembelajaran yang telah disusun.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan penerapan langkah-
langkah pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
instrumen penelitian, dan segala aspek lainnya yang terlibat dalam
pelaksanaan tindakan sesuai pada tahap perencanaan yang telah
dilakukan. Dengan kata lain, pada tahap pelaksanaan ini, segala hal
yang sudah direncanakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran
Bahasa Indonesia menulis permulaan direalisasikan dan diterapkan
langsung dalam pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada Siklus I
dilakukan selama 3 jam pelajaran atau 105 menit dalam tiga kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 21 Maret
2016 pada pukul 09.15 – 11.00 WIB, pertemuan kedua dilaksanakan
pada hari Selasa, 22 Maret 2016 pada pukul 09.15 – 11.00 WIB,
sedangkan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 28 Maret
2016 pada pukul 09.15 – 11.00 WIB.
86
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan
Siklus I adalah sebagai berikut.
1) Siklus I pertemuan pertama (Senin, 21 Maret 2016 pada pukul
09.15 – 11.00 WIB)
Pada Siklus I pertemuan pertama pembelajaran Bahasa
Indonesia yang seharusnya dimulai pada pukul 09.15 WIB, dimulai
pada pukul 09.38 WIB dikarenakan siswa belum selesai menyalin
tugas rumah untuk mata pelajaran sebelumnya, yaitu Matematika.
Penulisan tugas rumah Matematika sudah dimulai sebelum istirahat
berlangsung, yaitu pada pukul 08.45 WIB, namun, kebanyakan
siswa belum selesai menyalin tugas rumah yang berjumlah 10 butir
di papan tulis. Kegiatan menyalin tugas rumah yang dilakukan
siswa memakan waktu yang sangat lama karena siswa menyalin
tugas tersebut seraya bercanda dengan teman sebangkunya ataupun
teman sebelahnya.
Pembelajaran efektif pada hari Senin, 21 Maret 2016 di
mulai pada pukul 07.35 WIB setelah sebelumnya upacara bendera
dilaksanakan. Pembelajaran dimulai dengan salam dari guru dan
doa bersama untuk memulai pembelajaran. Kegiatan selanjutnya
adalah presensi kehadiran siswa lalu baru dilanjutkan apersepsi
dengan kegiatan tanya jawab bersama siswa. Guru bertanya jawab
dengan siswa mengenai hujan yang masih sering kali terjadi, hal-
hal yang terjadi saat hujan tiba, dan kegiatan siswa yang dilakukan
siswa saat hujan kemarin terjadi. Setelah kegiatan tanya jawab
87
selesai, guru menjelaskan materi yang akan dibelajarkan, yaitu
tentang Lingkunganku dan juga tujuan pembelajaran.
Pada saat guru melakukan apersepsi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan guru
karena sibuk menyiapkan alat tulis untuk pelajaran, siswa yang
ramai sendiri, bahkan masih bercanda dengan temannya. Namun,
walau begitu, saat guru bertanya jawab, suasana kelas menjadi lebih
aktif, sebagian besar siswa mengangkat tangannya untuk merespon
dan menjawab pertanyaan guru. Saat guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, suasana kelas yang tadinya aktif mulai perlahan
menjadi tenang seiring pembelajaran di laksanakan.
Jam pelajaran kedua dan ketiga adalah mata pelajaran
Matematika. Siswa belajar tentang pengurangan dengan cara
menyimpan. Saat pembelajaran Matematika berlangsung, suasana
kelas menjadi aktif, terlihat bahwa siswa kelas I A sangat menyukai
pembelajaran Matematika. Siswa banyak yang bertanya jawab
dengan guru mengenai materi yang belum dipahami. Siswa juga
banyak yang mengangkat tangan untuk menyelesaikan soal yang
dituliskan guru di papan tulis. Pembelajaran Matematika pada hari
itu berakhir pada pukul 09.38 WIB dan dilanjutkan dengan
pembelajaran selanjutnya, yaitu pelajaran Bahasa Indonesia.
Jam pelajaran keempat sampai keenam adalah pelajaran
Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia ini seharusnya
dimulai setelah istirahat, yaitu mulai pukul 09.15 WIB, namun
88
akhirnya baru dimulai pada pukul 09.38 WIB setelah semua siswa
selesai menyalin tugas rumah Matematika. Pembelajaran Bahasa
Indonesia dimulai dengan tanya jawab guru dan siswa tentang
hujan yang masih sering terjadi, guru juga bertanya jawab kepada
siswa tentang hal apa saja yang terjadi saat dan setelah hujan
terjadi. Banyak siswa yang menanggapi pertanyaan guru sehingga
suasana kelas menjadi lebih aktif. Bahkan, terdapat beberapa siswa
yang menceritakan pengalamannya saat hujan terjadi. Namun,
masih terdapat siswa yang malah bercanda sendiri dengan teman
sebangkunya atau malah ada yang masih mempersiapkan buku
Bahasa Indonesia dan alat tulisnya terutama anak yang duduk di
meja paling timur serta pojok yang terletak jauh dari meja guru.
Guru sudah menegur siswa yang ramai, namun, terdapat siswa yang
mulai ramai sendiri dan mengganggu temannya.
Kegiatan pembelajaran pun dilanjutkan dengan
membagikan dan memperkenalkan lembar Buku Harian kepada
siswa. Guru menjelaskan cara mengisi lembar Buku Harian, tempat
menulis dan menggambar, tempat menulis tanggal, nama serta hal
lainnya. Saat guru menjelaskan tentang lembar Buku Harian,
banyak siswa yang bertanya kepada guru tentang lembar Buku
Harian. Siswa kelas I A antusias dengan lembar Buku Harian yang
dibagikan. Namun, masih terdapat banyak siswa yang bertanya
jawab dengan guru karena masih bingung dalam menggunakan
lembar Buku Harian yang dibagikan.
89
Setelah siswa diperkenalkan dengan lembar Buku Harian,
siswa diminta guru untuk mencoba mengisi lembar Buku Harian
dengan tanggal dan pembelajaran yang telah siswa lalui sesuai
contoh guru, yaitu pelajaran Matematika tentang pengurangan
dengan cara menyimpan. Guru membimbing siswa dengan
mendikte siswa hari, tanggal juga keterangan yang akan ditulis
siswa serta gambar untuk keterangan. Pada saat kegiatan ini
berlangsung, terdapat banyak siswa yang bertanya kepada guru
tentang cara menulis di lembar Buku Harian maupun bertanya
tentang hasil pekerjaannya. Namun, masih terdapat siswa yang
belum mampu mengisi lembar Buku Harian walaupun sudah
dibimbing guru. Ada juga siswa yang menulis sambil mengganggu
siswa lainnya sehingga hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca.
Setelah sebagian siswa selesai memperlihatkan hasil
pengerjaannya kepada guru. Siswa dan guru bersama-sama
mengoreksi pekerjaan siswa. Guru memfokuskan pada
pengoreksian kerapian, peggunaan huruf kapital dan tanda titik.
Kemudian guru bersama-sama siswa tepuk tangan sebagai
pengungkapan syukur karena tugas telah terselesaikan dengan baik.
Guru kemudian mengulas kembali cara mengisi lembar Buku
Harian, serta mengulas kembali tentang penggunaan huruf kapital,
tanda titik, serta penulisan huruf lepas yang benar. Saat kegiatan ini
berlangsung, terdapat siswa yang tidak fokus dan tidak
memperhatikan penjelasan guru, siswa malah asik mengobrol
90
dengan teman sebangkunya. Guru pun akhirnya menegur siswa
yang ramai tersebut. Walaupun siswa tersebut kemudian
memperhatikan guru, namun akhirnya siswa tersebut kembali
bercanda dengan teman sebangkunya kembali.
Kegiatan penutup pembelajaran Bahasa Indonesia pada hari
itu dimulai dengan pengerjaan soal evaluasi. Siswa dituliskan guru
kalimat sederhana berjudul Aku Bersyukur tanpa memakai huruf
kapital dan tanda titik di papan tulis kalimat perkalimat. Setelah
guru menulis satu kalimat, siswa diminta untuk membaca kalimat
tersebut, lalu siswa diminta untuk menyalin kalimat tersebut ke
lembar Buku Harian menjadi kalimat dengan menggunakan huruf
kapital dan tanda titik. Tidak semua siswa mampu membaca
kalimat yang ditulis guru karena siswa sibuk sendiri maupun tidak
memperhatikan guru serta terdapat siswa yang memang belum bisa
membaca dengan lancar.
Siswa menyalin kalimat yang berjudul Aku Bersyukur
sesuai ejaan yang benar, menggunakan huruf kapital dan tanda titik
di Buku Harian. Kecepatan menyalin dan mengerjakan siswa kelas
I A berbeda-beda, ada yang cepat menyelesaikan, ada yang sangat
lama menyelesaikan. Siswa yang lama menyalin kebanyakan tidak
fokus menulis dan malah bercanda dengan temannya saat menulis.
Siswa yang selesai menulis terlebih dulu ada yang malah ramai dan
mengganggu siswa lainnya menulis. Meskipun begitu, masih ada
siswa yang menunggu guru menulis kalimat selanjutnya dengan
91
tenang. Dalam kegiatan menyalin tersebut, masih terlihat beberapa
siswa yang belum mampu melakukan tugas menyalin kalimat, hasil
tulisan siswa sangat berbeda dengan yang kalimat yang
dicontohkan karena siswa menyingkat kalimat yang ditulis
sehingga banyak kata atau huruf yang menghilang, ada juga siswa
yang malah tidak menulis sama sekali.
Setelah kalimat yang ditulis guru selesai. Siswa diminta
mengecek kembali apakah tulisannya sudah sesuai (rapi, huruf atau
kata tidak kurang, tegak tidak miring) dan benar (tinggi rendah
penulisan huruf, penggunaan huruf kapital dan tanda titik, spasi).
Kemudian guru meminta siswa yang paling belakang
mengumpulkan hasil pekerjaan siswa pada deret di depannya ke
meja guru. Setelah siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya, siswa
dan guru bertanya jawab tentang materi yang belum diketahui. Saat
tanya jawab berlangsung, semua siswa tidak ada yang bertanya.
Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan menyimpulkan hasil pembelajaran selama sehari
dibimbing oleh guru. Terdapat beberapa siswa yang sibuk
memberesi meja maupun bercanda dengan temannya sehingga tidak
mendengarkan guru saat membimbing siswa membuat kesimpulan.
Kegiatan pembelajaran pun berlanjut dengan pemberian
Pekerjaan Rumah (PR) kepada siswa untuk menuliskan kegiatannya
pada hari itu ke dalam lembar Buku Harian yang telah dibagikan
guru. Banyak siswa yang masih bingung dalam mengisi PR Buku
92
Harian, sehingga guru kemudian menambahkan perintah
pengerjaan yang kemudian siswa tulis di belakang lembar Buku
Harian. Kemudian siswa bersama guru bertanya jawab tentang
materi yang telah dipelajari dan juga tentang Pekerjaan Rumah
yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa diminta untuk
memberesi meja dan bersiap-siap untuk pulang.
Pembelajaran Bahasa Indonesia kemudian dilanjutkan
dengan refleksi dari guru dan do’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Guru
mengucapkan salam untuk mengakhiri pembelajaran pada hari itu.
Siswa kemudian pulang ke rumah masing-masing setelah
bersalaman dengan guru.
2) Siklus I pertemuan kedua (Selasa, 22 Maret 2016 pada pukul 09.15
– 11.00 WIB)
Pembelajaran pada pertemuan kedua ini dimulai pukul
07.00 WIB dengan salam dari guru, kemudian dianjutkan dengan
do’a untuk memulai pembelajaran dan presensi kehadiran siswa.
Kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi dari guru.
Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai kegiatan siswa di
malam hari. Banyak siswa yang memberikan tanggapannya kepada
guru. Terdapat siswa yang bercerita kegiatannya di malam hari
kepada guru. Walaupun banyak siswa yang aktif bertanya jawab
dengan guru, terdapat beberapa siswa yang asik menyiapkan alat
93
tulisnya sehingga tidak memperhatikan guru, ada juga siswa yang
menggoda teman sebangkunya.
Setelah apersepsi selesai, siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai materi yang akan dibelajarkan yaitu tentang
Lingkunganku. Siswa kemudian diinformasikan tentang tujuan
pembelajaran. Suasana kelas masih kondusif, siswa aktif bertanya
kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Kemudian
pembelajaran dilanjutkan ke pembelajaran Matematika selama tiga
jam pelajaran mulai pukul 07.00 – 08.45 WIB dengan materi
menyelesaikan soal cerita penjumlahan dan pengurangan dua
angka.
Pukul 09.30 WIB bel masuk berbunyi, pembelajaran
kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia yang seharusnya masuk pukul
09.15 WIB akhirnya dimulai pukul 09.30 WIB karena bel masuk
telat dibunyikan sehingga pembelajaran keempat harus mundur 15
menit. Pembelajaran Bahasa Indonesia dimulai dengan
membacakan hasil pekerjaan rumah Bahasa Indonesia siswa yaitu
lembar Buku Harian. Guru meminta siswa untuk mengeluarkan
pekerjaan rumah masing-masing siswanya, kemudian guru meminta
siswa untuk maju ke depan kelas membaca pekerjaan rumahnya
dan memperlihatkan hasil pekerjaan rumahnya. Banyak siswa yang
mengangkat tangan untuk dapat membacakan hasil pekerjaan
rumahnya. Namun, ada juga siswa yang terkesan tidak peduli
94
dengan pekerjaan rumahnya dan malah mengajak bicara teman
sebangkunya. Terlihat juga siswa yang tidak membawa PRnya di
lembar Buku Harian.
Secara berurutan, siswa di minta untuk maju ke depan kelas
untuk membacakan hasil Pekerjaan Rumahnya menulis Buku
Harian. Tidak semua siswa berani dan siap untuk membacakan dan
memperlihatkan hasil pekerjaan Buku Harian siswa karena banyak
alasan, salah satunya karena siswa tidak mengerjakan pekerjaan
rumahnya. Hasil pekerjaan rumah Buku Harian siswa sebagian
besar sudah diisi tanggal, kalimat, juga gambar pendukung. Namun,
banyak siswa yang masih bermasalah dengan kerapian penulisan,
lalu penggunaan huruf kapital dan tanda titik, serta kelengkapan
kata. Masih banyak siswa yang menulis dengan asal-asalan, bahkan
ada yang tidak menulis sama sekali pada pekerjaan rumah dan
hanya menggambar saja. Setelah siswa selesai membacakan hasil
pekerjaan rumahnya, siswa lain memberikan tepuk tangan kepada
siswa yang telah maju ke depan kelas. Siswa kemudian diminta
untuk mengumpulkan PR di meja guru untuk dinilai dan hasilnya
akan digunakan sebagai bahan pertimbangan penyampaian materi
di pelajaran Bahasa Indonesia selanjutnya.
Pembelajaran berlanjut dengan pemberian materi menulis
permulaan. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
pengunaan huruf kapital dan tanda titik berdasarkan PR Buku
Harian yang telah ditunjukkan dan juga berdasarkan soal tes
95
menulis pada pertemuan sebelumnya. Guru mengulas kembali
penggunaan huruf kapital dan tanda titik serta mengulas penulisan
huruf yang termasuk panjang pendek huruf dan kerapian huruf.
Walaupun banyak siswa yang memperhatikan guru, namun, masih
terdapat siswa yang malah asik bercanda dengan teman
sebangkunya.
Pembelajaran kemudian berlanjut, guru meminta siswa
untuk mendengarkan dan menebak benda yang diceritakan oleh
guru. Guru menuliskan deskripsi bulan di papan tulis tanpa
menggunakan huruf kapital dan tanda titik. Siswa membaca
bersama-sama deskripsi bulan yang dituliskan guru di papan tulis
kemudian siswa diminta memperbaiki penulisan tentang deskripsi
bulan di buku tulis masing-masing siswa. Guru berkeliling kelas
untuk membimbing dan membantu siswa dalam menyalin tulisan.
Banyak siswa yang diminta untuk menulis ulang oleh guru karena
tulisan kurang rapi, salah penggunaan huruf kapital, dan penulisan
huruf yang kurang jelas. Saat melakukan bimbingan, guru banyak
diberi pertanyaan oleh siswa apakah pekerjaan siswa sudah benar
atau belum. Namun ada juga siswa yang malah terus bercanda
tanpa melakukan tugasnya sehingga sempat ditegur oleh guru.
Setelah siswa selesai menyalin tulisan di papan tulis, guru
segera mengoreksi pekerjaan siswa dengan menuliskan jawab yang
tepat di papan tulis dan melakukan pembahasan. Masih banyak
siswa yang belum memahani penggunaan huruf kapital yang
96
digunakan untuk nama maupun untuk tempat. Penggunaan huruf
kapital untuk awal kalimat dan penggunaan tanda titik sudah
dikuasai oleh sebagian besar siswa. Tulisan siswa juga banyak yang
belum rapi, ada juga siswa yang menyalin tetapi huruf dalam kata
atau kata dalam kalimat kurang. Banyak siswa yang menulis
dengan tinggi yang sama dan juga siswa menulis huruf dengan
miring. Guru kemudian mengulas kembali tentang materi
penggunaan huruf kapital dan tanda titik serta penulisan huruf lepas
yang benar. Kemudian siswa bertanya jawab dengan guru tentang
materi yang belum dipahami.
Setelah materi pembelajaran Bahasa Indonesia selesai
disampaikan, siswa dibagikan lembar kertas untuk mengerjakan
soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan didikte
guru. Siswa diminta menulis dan memperbaiki kalimat yang
didiktekan oleh guru. Siswa pada awalnya mengerjakan soal
evaluasi dengan fokus dan tenang, namun, kemudian siswa mulai
kehilangan fokus dan mulai ramai sendiri, tanya jawab dengan
teman maupun bertanya kepada guru untuk mengulang kata yang
didiktekan sebelumnya. Terdapat siswa yang menulis kalimat
dengan cepat, ada juga siswa yang menulis kalimat dengan lambat.
Ada siswa yang mengganggu siswa yang belum selesai menulis
karena sudah selesai terlebih dahulu. Ada juga siswa yang menulis
sambil mengobrol dengan teman sebangkunya. Tidak sedikit pula
97
siswa yang izin ke kamar mandi atau izin merauti pensil sehingga
ketinggalan kalimat yang didiktekan guru.
Setelah siswa selesai menulis kalimat yang didiktekan guru,
siswa mengumpulkan pekerjaannya kepada guru untuk dinilai.
Keterampilan siswa menggunakan huruf dan tanda titik mengalami
peningkatan, karena sebagian besar siswa sudah bisa
menggunakannya dengan benar, yaitu untuk menulis huruf di awal
kalimat serta titik di akhir kalimat. Siswa dan guru kemudian
bertanya jawab tentang materi yang belum dipahami pada
pembelajaran hari itu. Karena siswa tidak bertanya pada guru,
akhirnya pembelajaran dilanjutkan dengan menyimpulkan hasil
pembelajaran dibimbing oleh guru. Namun, tidak semua siswa
memperhatikan guru saat membuat kesimpulan karena siswa sibuk
memberesi mejanya maupun berbicara dngan temannya.
Untuk menguji kepemahaman siswa, Siswa diberikan PR
menuliskan kegiatan anak pada hari itu menggunakan Buku Harian.
Pekerjaan rumah menulis Buku Harian juga bertujuan untuk
mengetahui kemampuan menulis siswa di luar pembelajaran juga
mengasah kebiasaan siswa menulis. Hasil evaluasi pekerjaan rumah
menulis Buku Harian ini kemudian akan dijadikan salah satu
pertimbangan untuk melanjutkan materi menulis permulaan
dipertemuan selanjutnya. saat guru membagikan lembar Buku
Harian, masih terdapat siswa yang bertanya cara mengisi lembar
Buku Harian. Oleh karena itu, guru menuliskan perintah pengerjaan
98
meliputi hal apa yang perlu ditulis siswa di lembar Buku Harian
yang kemudian disalin siswa di belakang lembar Buku Harian.
Setelah siswa diberikan pekerjaan rumah, siswa dibimbing
guru membuat refleksi pembelajaran selama sehari, siswa juga
dinasehati supaya sepulang sekolah harus pulang kerumah terlebih
dahulu bukan langsung bermain dan juga siswa diminta untuk rajin
belajar. Guru juga mengingatkan siswa agar mengumpulkan
pekerjaan rumah yang diberikan dan guru juga meminta siswa
untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya secara mandiri, pekerjaan
rumah harus dikerjakan oleh siswa sendiri, siswa boleh minta
diajari, namun, tidak boleh dituliskan orang lain. Kegiatan
pembelajaran kemudian diakhiri dengan do’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing dan salam salam dari guru.
3) Siklus I pertemuan ketiga (Senin, 28 Maret 2016 pada pukul 09.15
– 11.00 WIB)
Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini dimulai pukul
07.35 WIB dengan salam dari guru, kemudian dianjutkan dengan
do’a untuk memulai pembelajaran dan presensi kehadiran siswa.
Guru kemudian melakukan apersepsi dengan bercerita dan bertanya
jawab pada siswa mengenai kegiatan siswa di pagi hari sebelum
berangkat sekolah. Banyak siswa yang mengacungkan tangan untuk
memberikan tanggapannya kepada guru terutama siswa yang duduk
di deret paling barat dekat meja guru. Guru pun akhirnya meminta
perwakilan siswa untuk menceritakan kegiatan siswa di pagi hari
99
sebelum berangkat sekolah. Walau banyak siswa yang aktif
menanggapi dan bertanya jawab dengan guru, masih terdapat siswa
yang ramai sendiri ataupun sibuk sendiri. Siswa yang ramai dan
sibuk sendiri kebanyakan berada di deret paling timur yang
letaknya jauh dari meja guru. Setelah apersepsi selesai siswa
diinformasikan tema yang akan dipelajari pada hari itu yaitu
tentang Kegiatan Sehari-Hari. Kemudian guru melanjutkan
pembelajaran dengan menginformasikan siswa tentang tujuan
pembelajaran. Terdapat siswa yang masih ramai dan menyiapkan
alat tulisnya sehingga kurang memperhatikan guru. Pembelajaran
kemudian dilanjutkan dengan mata pelajaran Matematika selama 2
jam pelajaran sampai pukul 08.45 WIB dengan materi pengukuran
berat dengan pengukuran tidak langsung.
Pada pukul 09.15 WIB, jam pelajaran keempat yaitu
pembelajaran Bahasa Indonesia akhirnya dimulai dengan tanya
jawab siswa dan guru tentang pekerjaan rumah Buku Harian yang
diberikan guru pada pertemuan sebelumnya. Perwakilan siswa yang
ditunjuk guru bergantian maju ke depan kelas untuk membacakan
dan memperlihatkan pekerjaan rumahnya ke depan kelas. Siswa
lain kemudian memberikan tepuk tangan dan tanggapan kepada
siswa yang telah maju ke depan kelas. Setelah siswa maju ke depan
kelas, guru meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaan
rumahnya ke meja guru untuk dinilai. Walau kebanyakan siswa
antusias dengan kegiatannya membaca, namun, terdapat beberapa
100
siswa yang pasif tidak ingin maju ke depan kelas membaca hasil
pekerjaan rumahnya. Ada siswa yang tidak ingin maju ke depan
kelas karena tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya, ada yang
belum lancar membaca. Akhirnya siswa yang tidak mengerjakan
pekerjaaan rumah ditegur oleh guru dan dinasehati supaya besok
mengerjakan PRnya.
Hasil PR Buku Harian siswa masih banyak yang terlihat
tidak rapi, penulisan tinggi rendah huruf masih banyak yang belum
sesuai, masih terdapat kata yang kekurangan huruf, penulisan siswa
masih ada yang naik turun bahkan ada yang tidak bisa dibaca, ada
yang menulis menggunakan huruf random m, i, dan n yang tidak
dapat dibaca, namun, mayoritas siswa sudah menggunakan huruf
kapital dan tanda titik dengan benar. Gambar yang digambar siswa
juga sudah sesuai dengan kalimat yang siswa tuliskan di Buku
Harian.
Guru kemudian mengulas hasil pekerjaan rumah siswa.
Guru pun menerangkan masalah penulisan tinggi rendah huruf,
pengunaan huruf kapital dan tanda titik, serta mengingatkan siswa
untuk berhati-hati dalam menulis agar tidak ada kata yang hurufnya
hilang atau kalimat dengan kata yang hilang. Siswa mendengarkan
penjelasan guru dengan fokus, namun, masih ada siswa yang sibuk
sendiri dan ada siswa yang malah bermain dengan teman
sebangkunya,
101
Pembelajaran kemudian berlanjut dengan memperlihatkan
siswa gambar ibu dan anak menjemur baju. Guru meminta siswa
untuk membuat kalimat berdasarkan gambar. Banyak siswa yang
antusias untuk mengangkat tangan. Guru kemudian menunjuk satu
siswa untuk membuat kalimat berdasarkan gambar. Siswa yang
berani membuat kalimat kemudian diberikan apresiasi oleh guru
berupa pujian. Lalu siswa dan guru bersama sama mengoreksi
jawaban siswa tersebut. Guru kemudian menunjuk siswa lain ntuk
melanjutkan membuat kalimat berdasar gambar. Setelah siswa
tersebut diberikan apresiasi, guru mengajak siswa untuk
mengoreksi jawaban siswa tersebut. Kemudian guru menerangkan
kepada siswa bahwa hari itu siswa akan belajar membuat kalimat
berdasarkan gambar kegiatan sehari-hari.
Setelah guru selesai menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan pada pelajaran Bahasa Indonesia hari itu, siswa
kemudian diminta membuat kalimat berdasarkan gambar yang ada
di dalam buku LKS Bahasa Indonesia. Siswa kemudian
mengerjakan buku LKS dibimbing guru. Suasana kelas perlahan
menjadi tenang, siswa fokus dalam mengerjakan LKS Bahasa
Indonesia. Namun, tidak semua siswa mampu mengerjakan LKS
Bahasa Indonesia itu, terdapat beberapa siswa yang tidak bisa
membuat kalimat berdasarkan gambar yang tersedia sehingga siswa
sibuk sendiri atau mengajak temannya untuk ramai sendiri. Ada
siswa yang acuh dan tidak mau mengerjakan walaupun sudah
102
ditegur beberapa kali oleh guru supaya mengerjakan LKS dan tidak
mengganggu siswa lainnya.
Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru meminta
perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk membacakan hasil
pengerjaannya. Banyak siswa yang mengajukan diri, namun, guru
hanya meminta satu orang siswa untuk maju ke depan kelas. Siswa
lain memberikan tepuk tangan dan tanggapan kepada siswa yang
telah maju ke depan kelas. Kalimat yang dibuat oleh siswa sudah
baik, kalimat yang dibuat sudah terdiri dari Subjek, Predikat, dan
Objek. Namun, dalam penulisannya masih membutuhkan
perbaikan, tertama dalam hal kerapian, tinggi rendah huruf, serta
penggunaan huruf kapital untuk nama orang dan nama tempat atau
negara. Mayoritas siswa sudah memahami penggunaan tanda titik
di setiap akhir kalimat.
Pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan kegiatan tanya
jawab tentang materi yang belum dipahami siswa. Namun, siswa
tidak ada yang bertanya kepada guru, oleh karena itu pembelajaran
dilanjutkan dengan pengerjaan soal evaluasi yaitu membuat kalimat
berdasar gambar tunggal. Siswa diminta untuk membuat 3 kalimat
untuk masing-masing gambar yang disajikan. Kalimat yang dibuat
harus menggunakan tanda titik dan memakai huruf kapital. Setelah
bertanya jawab, siswa kemudian dibagikan lembar kertas untuk
mengerjakan soal evaluasi, siswa segera diminta untuk
menyelesaikan soal evaluasi. Ada siswa yang segera mengerjakan
103
soal evaluasi, ada juga yang mengerjakan sambil bermain atau
berbicara dengan teman, ada yang terlihat mengerjakan, namun
tidak mengerjakan, ada yang tidak mengerjakan sama sekali karena
belum bisa menulis, ada juga yang malas untuk menulis dan
memilih untuk bergurau dengan teman sebangkunya.
Dua puluh menit berlalu, sudah banyak siswa yang
menyelesaikan soal evaluasinya. Namun, masih banyak siswa yang
belum menyelesaikan soal evaluasinya. Siswa yang sudah
menyelesaikan soal evaluasinya akhirnya diminta guru untuk
mengeceknya sekali lagi. Guru juga menegur siswa yang masih
menulis sambil bercanda dengan temannya dan juga siswa yang
malas malasan menulis agar menyelesaikan tugasnya dahulu baru
boleh bermain. Namun, walau begitu, siswa masih kembali bermain
maupun berbicara dengan temannya. Suasana kelas pun menjadi
ramai kembali karena ada siswa yang sudah menyelesaikan soal
evaluasinya mulai berbincang dengan temannya. Siswa yang sudah
selesai akhirnya diminta guru untuk menulis tegak bersambung di
buku latihan menulis tegak bersambung siswa untuk menunggu
siswa yang belum menyelesaikan soal evaluasinya.
Guru akhirnya mengumumkan bahwa soal evaluasi harus
segera dikumpulkan agar segera dapat dinilai. Siswa akhirnya
mengerjakan soal evaluasi dengan tergesa-gesa sehingga tulisan
siswa menjadi tidak rapi, panjang pendek hurufnya banyak yang
sama, lupa tidak menggunakan tanda titik dan huruf kapital, lalu
104
banyak yang hanya menulis satu kalimat setiap gambar. Namun,
masih ada siswa yang ketahuan ramai sendiri atau mengajak
temannya untuk ramai yang kemudian segera ditegur oleh guru.
Saat guru meminta siswa untuk mengumpulkan, terdapat beberapa
siswa yang belum mengumpulkan hasil pekerjaannya dan masih
menyelesaikan tugasnya hingga jam pelajaran berakhir. Adapula
siswa yang mengumpulkan tugas setengah-setengah, siswa tersebut
hanya mengerjakan soal nomor 1 dan 2, sedangkan soal nomor 3
sampai 5 tidak dikerjakan karena kehabisan waktu. Dengan kata
lain, siswa kelas I A tidak serius dalam mengerjakan tugas
menulisnya sehingga banyak siswa yang belum selesai
mengerjakan tugas menulisnya karena lebih mementingkan bermain
atau berbicara dengan teman.
Hasil pengerjaan soal evaluasi dapat dikatakan telah
mengalami sedikit peningkatan dari hasil soal evaluasi menulis di
pertemuan sebelumnya. Tulisan siswa sudah terlihat panjang
pendek hurufnya, tulisan siswa sudah ditulis dengan tegak, siswa
sudah menggunakan huruf kapital di awal kalimat dan awal kata
pada penulisan judul serta tanda titik untuk mengakhiri kalimat.
Kalimat yang dibuat siswa sudah sesuai dengan gambar yang
disajikan. Namun, walau begitu, kalimat siswa buat masih kurang
sempurna karena siswa banyak yang menggabungkan kalimat tanpa
mengakhirinya dengan tanda titik sehingga satu kalimat sangat
panjang dan terdiri dari dua subjek atau lebih. Siswa juga masih
105
menulis kata dengan huruf yang kurang lengkap atau hurufnya
terbaik, misalnya huruf b dan d. Ada juga siswa yang masih
menulis kalimat dengan menyingkat dua kata atau lebih menjadi
satu kata yang tidak dapat dibaca.
Pembelajaran berlanjut dengan kegiatan tanya jawab tentang
materi yang belum dipahami. Pada saat itu, siswa terlihat enggan
untuk bertanya. Ada juga siswa yang malah bercanda dengn
temannya dan tidak memperhatikan guru. Pembelajaran pun
berlanjut dengan kegiatan menyimpulkan hasil pembelajaran sehari
dibimbing oleh guru. Untuk menguji kepemahaman siswa, siswa
diberikan PR menuliskan kegiatan siswa pada hari itu
menggunakan Buku Harian. Namun, pada pertemuan ini siswa
sudah tidak bertanya tentang cara pengisian lembar Buku Harian
lagi, siswa sudah paham bagaimana cara mengisi dan mengerjakan
PR menggunakan lembar Buku Harian. Guru pun akhirnya hanya
mengingatkan siswa bahwa PR harus dikerjakan dan ditulis sendiri,
namun boleh minta diajari. Saat guru membagikan lembar Buku
Harian, terlihat beberapa siswa yang protes karena harus diberikan
PR menulis Buku Harian lagi.
Pembelajaran kemudian berlanjut dengan kegiatan refleksi.
Siswa ditanya guru tentang pembelajaran yang telah dilakukan pada
hari itu. Kemudian siswa dan guru berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing untuk mengakhiri kegiatan
106
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pada hari itu akhirnya ditutup
dengan salam dari guru.
c. Observasi Siklus I
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksaan
tindakan. Saat tindakan dilaksanakan yaitu berupa penggunaan Buku
Harian untuk meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa
kelas I A, dilakukan pengamatan dengan menggunakan lembar
observasi. Pada saat tindakan berlangsung, observer juga
mendokumentasikan hasil-hasil tugas siswa dan foto-foto maupun
video berbagai peristiwa dan kegiatan yang mendukung penelitian ini.
Sasaran dalam pelaksanaan tindakan ini adalah peningkatan
keterampilan menulis permulaan siswa, sedangkan aspek yang diamati
adalah aktivitas dan sikap siswa selama pembelajaran Bahasa Indonesia
berlangsung.
Hasil observasi yang diperoleh pada saat Siklus I ini meliputi
dampak pelaksanaan tindakan terhadap proses pembelajaran dan juga
dampak tindakan terhadap keterampilan dan sikap siswa. Pengumpulan
data proses pembelajaran dilaksanakan pada saat pembelajaran
berlangsung, sedangkan data hasil pembelajaran keterampilan menulis
permulaan diambil dari hasil tugas menulis siswa. Observasi dilakukan
dengan berfokuskan kepada perubahan sikap dan keterampilan siswa
bukan guru.
Adapun hasil observasi pada Siklus I dapat dirinci sebagai
berikut.
107
1) Aktivitas Siswa pada Siklus I
Hasil observasi siswa pada Siklus I menunjukkan bahwa
telah terjadi peningkatan hasil observasi aktivitas siswa terutama
dalam hal fokus dan partisipasi siswa saat mengikuti pembelajaran
menulis permulaan. Siswa sudah berani bertanya jawab kepada
guru tentang materi yang belum dipahami maupun mengenai Buku
Harian. Banyak siswa yang mengacungkan tangan saat diminta
guru untuk membaca ke depan kelas atau untuk menjawab
pertanyaan guru. Siswa terlihat sangat antusias dengan Buku Harian
untuk membantu pembelajaran menulis permulaan siswa. Walau
pada awalnya siswa masih bingung dalam mengisi lembar Buku
Harian hingga banyak siswa yang berebutan bertanya kepada guru,
namun, pada akhirnya siswa mampu mengerjakan tugas
menggunakan lembar Buku Harian dengan baik.
Hasil observasi aktivitas siswa pada saat Siklus I juga
menunjukkan bahwa siswa masih sering kehilangan fokusnya untuk
memperhatikan pembelajaran. Siswa banyak yang masih ramai
sendiri maupun mengganggu siswa lain. Hal tersebut ditunjukkan
pada saat siswa mengerjakan soal menulis yang diberikan guru.
Banyak siswa yang akhirnya ramai dan mengganggu siswa lain
sehingga pekerjaan menulisnya tidak maksimal terlebih lagi siswa
yang duduk di sebelah timur jauh dari meja guru. Tidak sedikit
siswa yang suka menunda pekerjaan menulisnya dengan memilih
untuk bercanda dengan temannya dan akhirnya saat tugas diminta
108
guru, siswa harus menyelesaikan tugas menulis di akhir
pembelajaran, bahkan ada siswa yang nekad mengumpulkan tugas
yang belum selesai. Adapun rincian hasil observasi aktivitas siswa
pada saat pembelajaran menulis permulaan di Siklus I adalah
sebagai berikut.
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Proses Pembelajaran Menulis
Permulaan di Kelas I A di Siklus I
Aspek yang Diamati Nilai Rata-rata Keterangan
Pra siklus Siklus I
Kegiatan Awal
1. Siswa antusias dengan
apersepsi yang disajikan
guru.
50,0% 71,6% Sebagian besar siswa berpartisipasi aktif untuk bertanya jawab menanggapi
apersepsi dari guru dan hanya sebagian kecil siswa yang kurang
memperhatikan guru.
2. Siswa mendengarkan
penjelasan guru mengenai
tujuan pembelajaran
70,6% 75,5% Sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan namun, masih terdapat beberapa siswa
yang tidak memperhatikan guru dan mengganggu siswa lain.
Kegiatan Inti
1. Siswa fokus
memperhatikan guru dalam
menyampaikan
pembelajaran keterampilan
menulis permulaan
44,1% 57,8% Sebagian besar siswa tidak bisa memfokuskan perhatiannya kepada
pembelajaran setiap saat karena siswa lebih memilih bermain dan berbicara
dengan siswa lain.
2. Siswa berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran
menggunakan Buku
Harian.
35,3% 50,0% Sebagian besar siswa sudah berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran
menggunakan Buku Harian, misalnya siswa antusias mengangkat tangan
untuk bertanya mengenai Buku Harian.
3. Siswa antusias
mengerjakan tugas dari
guru menggunakan Buku
Harian.
64,7% 64,7% Antusiasme siswa dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mengajukan
diri untuk membaca ataupun memperlihatkan karyanya. Siswa juga banyak
yang bertanya jawab tentang Buku Harian.
4. Siswa tidak melakukan
kegiatan di luar kegiatan
belajar, misalnya
mengobrol dan
mengganggu teman lain.
44,1% 43,1% Hampir semua siswa melakukan kegiatan di luar kelas. Walau begitu, hanya
ada sebagian siswa yang benar-benar mengganggu pembelajaran di kelas,
sehingga sampai ditegur oleh guru.
5. Siswa mampu mengerjakan
tugas menulis permulaan
dari guru menggunakan
Buku Harian.
64,7% 79,4% Hanya terdapat beberapa siswa yang tidak mampu menyelesaikannya karena
berbagai macam alas an, misalnya sibuk bermain dengan temannya, ada
yang belum bisa menulis, malas, dll.
6. Siswa mampu
memperlihatkan hasil
pekerjaannya di depan
kelas dengan percaya diri
64,7% 70,6% Hampir sebagian besar siswa mengajukan diri walaupun ada beberapa siswa
yang masih belum lancar membaca. Terdapat beberapa siswa yang enggan
memperlihatkan tugas.
7. Siswa berani memberikan
tanggapan kepada karya
siswa lain dengan percaya
diri menggunakan Buku
Harian.
76,5% 69,6% Siswa dengan berani sudah bisa memberikan tanggapan bagus atau tepuk
tangan kepada siswa lain dengan bimbingan guru. Ada beberapa siswa yang
enggan menanggapi karena ramai sendiri.
8. Siswa berpartisipasi aktif
dalam bertanya jawab
tentang materi yang belum
dimengerti kepada guru.
38,2% 53,9% Sebagian besar siswa kurang berpartisipasi aktif bertanya jawab kepada
guru. Saat kegiatan tanya jawab siswa enggan bertanya kepada guru.
Kegiatan Akhir
1. Siswa mampu membuat
kesimpulan pembelajaran.
64,7% 75,5% Siswa dibimbing dan diarahkan guru untuk membuat kesimpulan
pembelajaran sehingga siswa yang memperhatikan dapat membuat
kesimpulan pembelajaran.
2. Siswa mampu mengerjakan
soal evaluasi yang diberikan
guru
76,5%
80,4% Hanya terdapat beberapa siswa tertentu yang tidak mampu mengerjakan soal
evaluasi dikarenakan belum mampu menulis dengan baik, maupun karena
siswa ramai sendiri
Rata-rata 57,8% 66,0%
Kriteria Baik Baik
109
Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas siswa pada
proses pembelajaran menulis permulaan di kelas I A dapat
diketahui bahwa pada pelaksanaan Prasiklus, aktivitas siswa
dikriteriakan baik dengan nilai rata-rata sebesar 57,8%, sedangkan
pada Siklus I aktivitas siswa dikategorikan baik dengan nilai rata-
rata 66,0%. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa
telah terjadi peningkatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran
menulis permulaan siswa di kelas I A. Nilai rata-rata hasil observasi
siswa pada proses pembelajaran menulis permulaan telah
mengalami peningkatan dari 57,8% pada Prasiklus menjadi 66,0%
pada Siklus I.
Namun, walau begitu masih terdapat masalah pembelajaran
yang perlu dibenahi, terutama masalah siswa yang melakukan
tindakan di luar kegiatan pembelajaran seperti siswa yang
mengganggu siswa lain, ramai sendiri, bermain dan berbicara
dengan siswa lain. Partisipasi aktif siswa dalam memperlihatkan
dan membacakan Buku Harian juga perlu lebih ditingkatkan lagi
pada saat pelaksanaan Siklus II.
2) Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan
Hasil tes keterampilan menulis permulaan siswa kelas I A
SD Negeri Plebengan pada Siklus I sudah meningkat dari hasil tes
keterampilan menulis permulaan yang dilakukan pada Prasiklus.
Adapun peningkatan hasil tes keterampilan menulis permulaan dari
Prasiklus ke Siklus I adalah sebagai berikut.
110
Tabel 10. Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Menulis Permulaan dari
Prasiklus ke Siklus I
No Inisial Nilai
Peningkatan Ketuntasan
Prasiklus Siklus I Prasiklus Siklus I
1 AQL 77,0 97,3 20,3 √ √
2 AYD 21,0 42,7 21,7
3 AHS 81,0 87,3 6,3 √ √
4 AAA 89,0 90,3 1,3 √ √
5 ATR 72,0 81,3 9,3 √
6 ADL 83,0 72,3 -10,7 √
7 AIK 84,0 93,3 9,3 √ √
8 AWO 30,0 36,7 6,7
9 BOA 75,0 77,0 2,0 √ √
10 DJR 58,0 69,3 11,3
11 EIW 36,0 33,0 -3,0
12 ETP 66,0 75,0 9,0 √
13 FKA 79,0 74,5 -4,5 √
14 FNR 49,0 55,0 6,0
15 HDP 60,0 79,0 19,0 √
16 HAS 71,0 75,0 4,0 √
17 IHH 69,0 80,0 11,0 √
18 IKD 68,0 58,3 -9,7
19 LTS 53,0 72,0 19,0
20 MRI 63,0 75,3 12,3 √
21 MAR 54,0 64,7 10,7
22 MNA 15,0 28,7 13,7
23 NAF 60,0 66,3 6,3
24 NSZ 94,0 89,0 -5,0 √ √
25 NNM 79,0 92,5 13,5 √ √
26 NDC 55,0 67,7 12,7
27 NIN 81,0 82,7 1,7 √ √
28 RAS 91,0 94,3 3,3 √ √
29 RNW 62,0 79,0 17,0 √
30 RJS 65,0 62,0 -3,0
31 SMR 71,0 82,0 11,0 √
32 SIN 67,0 75,0 8,0 √
33 SMP 98,0 94,3 -3,7 √ √
34 FRW 68,0 76,0 8,0 √
Jumlah 2244 2478,8 234.8 12 20
Rata-rata 66,0 72,9 6,9
Tuntas 12 20
Presentase 35,3% 58,8%
Belum Tuntas 22 14
Presentas 64,7% 41,2%
Berdasarkan tabel peningkatan hasil tes keterampilan
menulis permulaan dari Prasiklus ke Siklus I tersebut diketahui
111
bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata keterampilan menulis
permulaan siswa dari Prasiklus ke Siklus I. Dari jumlah total siswa
sebanyak 34 siswa, diketahui bahwa 20 siswa telah mendapatkan
nilai ≥ 75 dan dinyatakan sudah tuntas atau sudah memiliki
keterampilan menulis permulaan sesuai kompetensi yang
diharapkan. Sedangkan 14 siswa belum memperoleh nilai ≥ 75 dan
dinyatakan belum tuntas atau belum memiliki keterampilan menulis
permulaan sesuai kompetensi yang diharapkan.
Terdapat tujuh siswa yang mengalami penurunan nilai dari
Prasiklus ke Siklus I. Penurunan nilai yang diperoleh siswa
bervariasi. Hal itu disebabkan karena siswa tidak menyelesaikan tes
menulisnya dengan baik. Siswa mengerjakan tes menulis permulaan
dengan asal-asalan sambil bercanda dengan siswa lain sehingga
pekerjaannya tidak sempurna, tulisannya tidak rapi, dan kata atau
kalimat yang ditulis kurang lengkap. Guru juga telah menegur
siswa yang menulis sambil bercanda dengan siswa lain, namun,
walau begitu tidak beberapa lama siswa kembali bercanda dengan
siswa lain dan menomor duakan tes menulisnya. Hasil tes menulis
yang dikumpulkan akhirnya tidak selesai, bahkan tulisan siswa
terlihat asal-asalan, sukar dibaca, tidak rapi, kurang jelas, kurang
lengkap, dan kalimat yang dibuat atau ditulis berulang-ulang
sehingga siswa mengalami penurunan nilai.
112
Berikut ini adalah diagram perbandingan nilai rata-rata dan
presentase ketuntasan nilai keterampilan menulis siswa kelas I A
SD Negeri Plebengan.
Gambar 6. Diagram perbandingan Nilai Rata-Rata dan Presentase
Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis Siswa Kelas I A SD Negeri
Plebengan
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa nilai
keterampilan menulis permulaan belum mencapai nilai ketuntasan
yang telah ditetapkan yaitu nilai ≥ 75. Jumlah siswa yang sudah
dinyatakan tuntas baru mencapai 58,8% atau sebanyak 20 siswa
dengan kriteria cukup. Sedangkan sebanyak 41,2% atau sebanyak
14 siswa belum dinyatakan tuntas atau belum memperoleh nilai ≥
75.
113
Gambar 7. Diagram Kriteria Penguasaan Menulis Permulaan pada
Siklus I
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa tidak
sudah terdapat siswa dengan kriteria sangat kurang, 4 siswa dengan
kriteria kurang, 1 siswa dengan kriteria cukup, 17 siswa dengan
kriteria baik, dan 11 siswa dengan kriteria sangat baik. Siswa masih
kesulitan dalam menulis dengan rapi, jelas, dan lengkap. Siswa
juga masih belum memahami ejaan dan cara membuat kalimat yang
baik. Beberapa siswa juga ada yang tidak mau, enggan, bahkan
belum bisa membaca dan memperlihatkan hasil tulisannya di depan
kelas maupun dari bangkunya. Dari diagram di atas dapat diketahui
bahwa siswa kelas I A sudah memiliki dasar keterampilan menulis
permulaan namun, masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan
lebih lanjut.
Nilai keterampilan menulis siswa kelas I A SD Negeri
Plebengan pada Siklus I mengalami peningkatan dari Prasiklus.
Nilai rata-rata menulis pemulaan kelas telah meningkat dari nilai
0
4 1
17
11
Kriteria Nilai Menulis pada Siklus I
Sangat Kurang ( ≤ 20)
Kurang ( > 20 – 40)
Cukup ( > 40 – 60)
Baik ( > 60 – 80)
Sangat Baik ( > 80)
114
66,0 menjadi 72,9 pada Siklus I. Sebanyak 20 siswa atau sebanyak
58,8% siswa sudah dinyatakan tuntas atau sudah memiliki
keterampilan menulis permulaan sesuai kompetensi yang
diharapkan. Namun, diperlukan pelaksanaan tindakan selanjutnya
agar terjadi peningkatan keterampilan menulis permulaan sesuai
target yang telah ditentukan, yaitu 70% siswa kelas I A dapat
memperoleh nilai ≥ 75 atau telah mencapai nilai KKM.
d. Refleksi Siklus I
Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah tindakan dilakukan.
Kegiatan refleksi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pelaksanaan tindakan, mengetahui proses peningkatan hasil dan proses
pembelajaran, serta menentukan keberhasilan dilaksanakannya
tindakan penggunaan Buku Harian untuk meningkatkan keterampilan
menulis permulaan siswa kelas I A. Kegiatan refleksi juga dilakukan
untuk menentukan masalah atau hambatan yang terjadi saat
pelaksanaan tindakan serta menentukan solusi yang tepat untuk
mengatasi dan menyelesaikan masalah atau hambatan yang terjadi
sehingga tidak akan terjadi pada siklus selanjutnya.
Kegiatan refleksi dilakukan peneliti bersama guru kelas dengan
mengaji dan menganalisis seluruh tindakan yang telah dilakukan
dengan berdasarkan data hasil observasi yang berupa proses maupun
hasil pembelajaran, kemudian melakukan evaluasi untuk
menyempurnakan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya pada saat
Siklus II. Peneliti bersama guru kemudian memperbaiki rencana
115
tindakan selanjutnya juga memperbaiki format lembar Buku Harian
agar sesuai dengan materi selanjutnya.
Hasil observasi pada Siklus I pertemuan pertama dan kedua
menunjukkan peningkatan pada segi proses pembelajaran. Saat
pembelajaran berlangsung pada Siklus I pertemuan kedua, siswa sudah
bisa lebih fokus mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan
pembelajaran, siswa menjadi lebih berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran menggunakan Buku Harian, dan sebagian besar siswa
sudah tidak melakukan kegiatan di luar kegiatan pembelajaran,
misalnya mengobrol dan mengganggu siswa lain. Hasil observasi lain
yang menunjukkan peningkatan antara lain, jumlah siswa yang mampu
mengerjakan tugas menulis permulaan dan siswa yang mampu
memperlihatkan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan berani dan
percaya diri bertambah. Siswa juga sudah berani memberikan
tanggapan kepada karya Buku Harian siswa lain, misalnya dengan
memberikan pujian atau memberikan tepuk tangan. Peningkatan
lainnya ditunjukkan pada saat siswa membuat kesimpulan
pembelajaran, sebagian besar siswa sudah dapat membuat kesimpulan
pembelajaran dengan bimbingan guru walaupun masih secara klasikal.
Hasil observasi pada Siklus I pertemuan ketiga juga
menunjukkan peningkatan pada segi proses pembelajaran. Saat
pembelajaran berlangsung pada Siklus I pertemuan ketiga, fokus dan
perhatian siswa meningkat, terutama saat guru memberikan apersepsi
dan menyampaikan materi pembelajaran keterampilan menulis
116
permulaan menggunakan Buku Harian. Siswa yang melakukan
kegiatan di luar kelas juga berkurang sehingga berdampak pada
peningkatan kemampuan siswa membuat kesimpulan dan juga
kemampuan siswa menyelesaikan soal evaluasi.
Peningkatan yang ditunjukkan pada Siklus I juga terlihat pada
proses pembelajaran keterampilan menulis permulaan siswa. Dengan
menggunakan Buku Harian sebagai teknik pembelajaran menulis, siswa
sudah mulai memahami penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
Sebagian besar siswa sudah mulai memahami penggunaan huruf kapital
untuk awal kalimat dan menggunakan tanda titik di akhir kalimat.
Namun, siswa masih belum memahami penggunaan huruf kapital untuk
menuliskan nama orang maupun nama tempat dan nama negara. Siswa
juga sudah menulis dengan huruf yang tegak, tidak miring ke kanan
ataupun ke kiri. Siswa sudah memahami penggunaan spasi atau jeda
pada penulisan kata ataupun kalimat. Tulisan yang ditulis siswa juga
sudah banyak yang rapi dan huruf sudah ditulis sesuai tinggi yang
ditetapkan.
Dengan menggunakan Buku Harian, siswa mulai berlatih
menulis permulaan tentang kehidupan sehari-hari yang telah dilalui.
Siswa berlatih untuk menuliskan idenya ke dalam Buku Harian dan
melalui hasil tulisannya di Buku Harian siswa tersebut, guru dapat
memberikan ulasan tentang materi menulis permulaan yang belum
dipahami siswa. Dengan kata lain, Buku Harian dapat menjadi suatu
alat bantu untuk siswa mempelajari keterampilan menulis permulaan.
117
Peran guru dalam membimbing siswa untuk dapat menguasai
keterampilan menulis permulaan juga sangat berpengaruh dalam
peningkatan dan pemahaman siswa akan keterampilan menulis
permulaan siswa. Guru dengan sabar dan telaten selalu mengajarkan
dan mengingatkan siswa bagaimana cara menulis yang benar,
bagaimana menulis tinggi rendah huruf yang benar, bagaimana
membuat kalimat sederhana yang benar, dan juga bagaimana penulisan
huruf yang benar. Guru juga senantiasa mengingatkan siswa untuk
mengerjakan tugas menulis Buku Harian serta selalu berusaha
memberikan perbaikan dan solusi terhadap hasil tulisan siswa.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada Siklus I, dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan Siklus I sudah sesuai dengan rencana
yang telah dibuat dan disepakati antara peneliti dan guru walaupun
masih banyak masalah dari segi proses maupun hasil pembelajaran
yang perlu diatasi di Siklus II. Masalah tersebut antara lain adalah
masalah dalam penggunaan ejaan, penulisan huruf atau kata yang tidak
lengkap, kerapian penulisan, penggunaan huruf kapital dan titik yang
sering dilupakan siswa, penulisan tinggi rendah huruf, serta penulisan
huruf yang terbalik. Adapun refleksi pembelajaran keterampilan
menulis permulaan siswa kelas I A dapat dirinci sebagai berikut.
118
Tabel 11. Refleksi Pembelajaran Keterampilan Menulis Permulaan
Siswa Kelas I A Siklus I
Aspek Nilai
Rata-rata
Keterangan
Kerapian Tulisan 6.8 Tulisan siswa banyak yang belum rapi, ada
yang ditulis asal-asalan, hanya beberapa
siswa yang menulis huruf/kata dengan
tidak tegak, siswa sudah tidak menulis
dengan naik turun,. Sudah tidak terdapat
banyak siswa yang menulis pada garis yang
salah. Tulisan siswa sudah mulai
konsisten,ukurannya.
Kejelasan Penulisan
Huruf
12.1 Huruf yang ditulis siswa sudah mulai jelas,
tapi masih ada banyak yang kabur karena
ditulis dengan lamat-lamat. Panjang pendek
penulisan huruf masih banyak tidak sesuai,
siswa banyak yang menulis huruf dengan
tinggi yang sama. Tulisan siswa masih ada
yang sulit dibaca.
Ketepatan
Penggunaan Ejaan
11.3 Ejaan yang digunakan siswa masih banyak
kekurangan, siswa masih banyak yang
belum dapat membuat kalimat, banyak
kalimat yang digabungkan, serta siswa
sudah mulai memakai huruf kapital dan
tanda titik dengan benar. Siswa masih
banyak yang menggunakan bahasa daerah.
Ketepatan
Menggunakan
Kalimat
11.5 Kalimat yang digunakan maupun yang
dibuat siswa masih banyak yang kurang
sesuai dengan kalimat sebelumnya, ada juga
kalimat yang digabung, sehingga kalimat
yang ditulis siswa sukar dipahami dan
menjadi sangat panjang. Susunan kata yang
digunakan siswa masih banyak yang kurang
sesuai.
Kelengkapan Kata 14.1 Masih banyak dijumpai kekurangan huruf
pada kata ataupun kekurangan kata pada saat
penulisan kalimat. Tulisan siswa masih ada
yang memakai huruf dengan terbalik,
misalnya b dan d.
Kesesuaian dengan
Objek
17.1 Tulisan siswa sudah banyak yang sesuai
dengan objek atau kalimat yang didikte
guru. Siswa mmpu menggambar objek
sesuai dengan kalimat yang telah dibuatnya.
Rata-rata 12.2
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa telah terjdi
peningkatan penguasaan aspek menulis permulaan dari Prasiklus ke
Siklus I. Pada Siklus I telah terjadi peningkatan pada aspek kejelasan
penulisan, ketepatan penggunaan ejaan, ketepatan menggunakan
119
kalimat, kelengkapan kata, dan kesesuaian dengan objek. Sedangkan
pada aspek kerapian tulisan tidak terjadi peningkatan ataupun
penurunan. Adapun tabel peningkatan aspek menulis permulaan kelas I
A SD N Plebengan dari Prasiklus ke Siklus I adalah sebagai berikut.
Tabel 12. Peningkatan Aspek Menulis Permulaan Kelas I A SD N
Plebengan dari Prasiklus ke Siklus I
Aspek Nilai Peningkatan Keterangan
Prasiklus Siklus I
Kerapian
Tulisan
6.8 6.8 0.0 Tetap
Kejelasan
Penulisan
Huruf
11.3 12.1 0.8 Meningkat
Ketepatan
Penggunaan
Ejaan
9.6 11.3 1.7 Meningkat
Ketepatan
Menggunakan
Kalimat
11.2 11.5 0.3 Meningkat
Kelengkapan
Kata
12.4 14.1 1.7 Meningkat
Kesesuaian
dengan Objek
14.7 17.1 2.4 Meningkat
Rata-rata 11.0 12.2 1.2 Meningkat
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa telah terjadi
peningkatan nilai aspek menulis permulaan rata-rata dari nilai 11,0 di
Prasiklus menjadi sebesar 12,2 di Siklus I. Peningkatan yang paling
signifikan adalah peningkatan pada aspek kesesuaian dengan objek, di
mana siswa menggambar berdasarkan kalimat yang ditulis atau menulis
kalimat berdasarkan gambar. Adapun grafik peningkatan aspek menulis
permulaan dari Prasiklus ke Siklus I adalah sebagai berikut.
120
Gambar 8. Grafik Peningkatan Aspek Menulis Permulaan dari
Prasiklus ke Siklus I
Selain itu, masih terdapat siswa yang belum mampu
menyelesaikan tugas menulis permulaan yang diberikan guru karena
belum bisa menulis maupun karena siswa acuh dan malas. Terdapat
beberapa siswa yang belum partisipasi aktif dalam pembelajaran.
Sedangkan dalam pembelajaran menggunakan Buku Harian, masih
terdapat siswa yang tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah menulis
menggunakan Buku Harian dan masih terdapat beberapa siswa yang
tidak mau memperlihatkan hasil pekerjaan Buku Hariannya di depan
kelas atau di bangkunya. Selain masalah tersebut, masalah yang perlu
segera diatasi adalah masalah fokus dan perhatian siswa yang sering
kali teralihkan oleh kegiatan lain di luar pembelajaran. Berikut ini
adalah rincian perencanaan tindakan pada Siklus II.
121
Tabel 13. Perencanaan Tindakan Pada Siklus II
No. Kekurangan Siklus I Rencana Perbaikan
1. Siswa kurang menguasai
keterampilan menulis
permulaan.
Pada Siklus II penyampaian materi
pembelajaran menulis permulaan perlu
lebih ditekankan kembali, terutama
tentang kerapian tulisan dan kelengkapan
kata. Aspek kejelasan penulisan huruf,
ketepatan penggunaan ejaan dan kalimat,
serta kesesuaian dengan objek juga masih
harus diulang.
2. Siswa belum berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
Pembelajaran akan dibuat lebih
menyenangkan dengan memberikan
banyak gambar dan memperbanyak
kesempatan siswa untuk mengemukakan
pendapatnya. Saat siswa membaca dan
memperlihatkan hasil tulisannya
diusahakan supaya berrutan tiap siswa,
sehingga semua siswa mendapatkan
kesempatan untuk memperlihatkan hasil
tulisannya.
3. Siswa banyak yang melakukan
tindakan di luar kegiatan belajar,
seperti mengobrol dan
mengganggu teman lain.
Barang yang digunakan siswa untuk
bermain akan disita guru. Siswa yang
ramai dengan teman sebangkunya tempat
dduknya akan dipindah dengan siswa
lainnya. Siswa yang ramai sendiri atau
mengganggu siswa lain akan diminta guru
membacakan dan memperlihatkan hasil
tulisannya yang sudah selesai ke depan
kelas pertama kali.
4. Siswa belum mampu
memberikan tanggapan kepada
karya siswa lain
Siswa dibimbing guru dalam memberikan
tanggapan maupun komentar kepada
siswa lain. guru akan memancing siswa
dengan pertanyaan mengenai karya siswa.
Masalah yang muncul pada pelaksanaan Siklus I harus diatasi
pada pelaksanaan Siklus II nanti. Siklus II dilaksanakan guna untuk
memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan tindakan yang telah
dilaksanakan pada Siklus I. Selain itu, Siklus II dilaksanakan untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada Siklus I sehingga dapat
meningkatkan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, yaitu
keterampilan menulis permulaan siswa.
122
3. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Perencanaan pada Siklus II bertujuan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan Siklus I. Selain itu, Siklus II juga dilaksanakan guna
menyelesaikan masalah atau hambatan yang telah ditemukan pada saat
pelaksanaan Siklus I. Siklus II diharapkan dapat meningkatkan proses
dan hasil pembelajaran sesuai tujuan penelitian, khususnya
meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa, sehingga dapat
lebih baik daripada Siklus I. Peneliti dan guru berkolaborasi untuk
merencanakan pembelajaran pada Siklus II berdasarkan data hasil
Siklus I sehingga diharapkan terjadi peningkatan keterampilan menulis
siswa kelas I A.
Adapun tahap perencanaan pada Siklus II adalah sebagai
berikut.
1) menentukan materi menulis permulaan yang akan disampaikan
pada Siklus II bersama guru kelas I A, terutama materi menulis
permulaan yang belum dikuasai siswa berdasarkan data pada Siklus
I, antara lain materi penulisan huruf, penggunaan huruf kapital dan
tanda titik, kelengkapan kata, kejelasan dan kerapian tulisan, serta
pembuatan kalimat sesuai gambar,
2) mempersiapkan kembali instrumen yang akan digunakan dalam
pelaksanaan Siklus II seperti, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar observasi, dan lembar Buku Harian,
123
3) lembar Buku Harian pada Siklus II dimodifikasi dari lembar Buku
Harian pada Siklus I untuk menyesuaikan lembar Buku Harian
terhadap materi yang akan disampaikan, yaitu menulis tegak
bersambung. Tempat yang digunakan untuk menulis menggunakan
huruf lepas di lembar Buku Harian diganti dengan garis bantu untuk
menulis tulisan tegak bersambung agar siswa dengan mudah
menulis tegak bersambung, dan
4) menyimulasikan rencana pembelajaran yang telah dibuat dan
disepakati bersama guru.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tindakan yang dilaksanakan pada Siklus II bertujuan untuk
menyempurnakan tindakan yang telah dilaksanakan pada Siklus I.
Selain itu, pelaksanaan tindakan pada Siklus II diharapkan dapat
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran menulis permulaan,
terutama meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas I
A SD N Plebengan Kelurahan Sidomulyo Kabupaten Bantul. Tindakan
pada Siklus II ini dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dan setiap
pertemuan dilaksanakan selama tiga jam pelajaran. Siklus II pertemuan
pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016, Siklus II pertemuan
kedua dilaksanakan pada tanggal 4 April 2016, dan terakhir Siklus II
pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 5 April 2016.
Pelaksanakan tindakan pada Siklus II masing-masing dilakukan mulai
pukul 09.15 – 11.00 WIB atau mulai jam pelajaran ketiga sampai
keenam.
124
Adapun rincian kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan
tindakan Siklus II adalah sebagai berikut.
1) Siklus II pertemuan pertama (Selasa, 29 Maret 2016 pada pukul
09.15 – 11.00 WIB)
Pembelajaran pada Siklus II dimulai dengan salam dari
guru, do’a bersama, dan presensi siswa. Setelah itu, guru
memberikan apersepsi berupa cerita dan tanya jawab. Guru
bertanya jawab dengan siswa mengenai kegiatan siswa sepulang
sekolah. Saat apersepsi, banyak siswa yang menanggapi pertanyaan
dan cerita dari guru. Siswa mengacungkan tangan dan berebut
untuk dapat menceritakan pengalamannya. Beberapa siswa
akhirnya ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan ataupun
menceritakan pengalamannya. Saat kegiatan apersepsi terlihat
beberapa siswa tertentu yang berbicara sendiri dengan teman
sebangkunya. Setelah kegiatan apersepsi selesai, guru
menginformasikan materi pada hari itu kepada siswa, yaitu
Kehidupan Sehari-hari yang kemudian dilanjutkan dengan
penyampaian tujuan pembelajaran. Kemudian pembelajaran
berlanjut dengan pembelajaran Matematika selama tiga jam
pelajaran.
Pelaksanaan Siklus II pertemuan pertama dimulai pada
pukul 09.15 WIB. Pembelajaran Bahasa Indonesia dimulai dengan
kegiatan tanya jawab siswa dan guru tentang pekerjaan rumah Buku
Harian yang telah diberikan guru pada pertemuan sebelumnya.
125
Siswa secara berurutan di minta untuk maju ke depan kelas untuk
membacakan hasil rekerjaan rumahnya menulis Buku Harian
kemudian setelah selesai, siswa lain dibimbing guru untuk
memberikan apresiasi dan komentar kepada siswa yang telah maju
ke depan kelas. Banyak siswa yang dengan sendirinya akhirnya
mau memberikan komentar serta tepuk tangan kepada siswa lain.
pada saat kegiatan ini berlangsung, masih terlihat siswa yang tidak
mau maju ke depan memperlihatkan hasil Buku Hariannya ke
depan kelas karena bermacam alasan, salah satunya adalah karena
siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Setelah siswa yang sudah mengerjakan pekerjaan rumah
menulis Buku Harian selesai membaca dan memperlihatkan hasil
pekerjaannya di depan kelas, siswa diminta untuk langsung
mengumpulkan PR Buku Harian di meja guru. Siswa kemudian
mendengarkan penjelasan guru mengenai refleksi pengerjaan PR
Buku Harian yang telah ditunjukkan siswa. Hasil tulisan siswa
masih terdapat kesalahan pada penulisan, misalnya tulisan yang
ditulis siswa kurang rapi sehingga sulit dibaca, banyak tulisan siswa
yang tidak memperhatikan panjang pendek huruf, dan masih
terdapat beberapa siswa yang belum menggunakan huruf kapital
dan tanda titik dengan benar. Kalimat atau kata yang siswa tulis di
Buku Harian sudah lengkap dan kalimat yang dibuat siswa sudah
baik, walaupun masih banyak siswa yang hanya mengisi Buku
Harian dengan gambar dan satu atau dua kata saja.
126
Siswa kemudian diperlihatkan gambar berseri siswa bangun
tidur, mandi, sarapan, dan berpamitan kepada orang tua di depan
kelas. Guru kemudian bertanya jawab kepada siswa tentang gambar
yang diperlihatkan oleh guru. Banyak siswa yang mengangkat
tangan untuk menjawab guru. Suasana kelas menjadi aktif. Namun,
walau begitu masih terdapat siswa yang sibuk sendiri sehingga
tidak memperhatikan guru. Kemudian siswa mendengarkan guru
bercerita tentang gambar berseri.
Guru meminta perwakilan siswa untuk membuatkan kalimat
sesuai dengan gambar berseri yang disajikan guru. Perwakilan
siswa diminta untuk membuat kalimat berdasarkan gambar berseri
tersebut. Saat perwakilan siswa mengutarakan pendapatnya,
terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan malah
berbicara dan bermain dengan teman sebangkunya. Guru kemudian
menegur siswa yang ramai dan mengoreksi jawaban siswa serta
tidak lupa memberikan pujian dan tepuk tangan kepada siswa yang
telah berani membuat kalimat berdasarkan gambar berseri yang
telah ditunjukkan oleh guru.
Kegiatan pembelajaran berlanjut dengan kegiatan tanya
jawab kembali. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai gambar
dan cerita yang telah disajikan. Banyak siswa yang antusias dengan
cerita yang disajikan oleh guru. Untuk latihan, siswa kemudian
diminta membuat kalimat berdasarkan gambar yang ada di dalam
buku LKS Bahasa Indonesia menggunakan tulisan tegak
127
bersambung. Walaupun sebelumnya banyak siswa yang mengeluh,
namun, akhirnya siswa mengerjakan soal latihan tersebut. Saat
siswa mengerjakan LKS, terdapat beberapa siswa yang malah
bermain dan berbicara dengan teman sebangkunya. Akhirnya guru
menegur siswa tersebut untuk segera menyelesaikan pekerjaannya
sebelum bercanda dengan siswa lainnya. Siswa yang sudah selesai
terlebih dahulu banyak yang meminta bimbingan dan koreksi dari
guru tentang hasil pekerjaannya.
Setelah semua siswa selesai mengerjakan latihan, siswa
diberikan penjelasan tentang tulisan tegak bersambung yang benar,
contohnya cara menulis huruf kapital dan biasa yang sering salah
ditulis siswa dan tinggi rendah penulisan huruf tegak bersambung.
Setelah itu, siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang
belum dipahami, namun segera dilanjutkan dengan kegiatan
pembelajaran berikutnya karena siswa tidak bertanya kepada guru.
Pada akhir pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa dibagikan
lembar menulis tegak bersambung untuk mengerjakan soal
evaluasi. Guru kemudian membacakan perintah dari soal yang
kemudian ditanggapi bermacam-macam oleh siswa, ada siswa yang
mengacuhkan, ada siswa yang memperhatikan, ada siswa yang
berbicara dengan teman sebangkunya maupun siswa lainnya.
Bahkan ada siswa siswa yang bertanya kepada guru apakah boleh
membuat kalimat lebih dari yang diminta guru. Siswa kemudian
diberikan waktu untuk menyelesaikan soal evaluasi. Pada awalnya,
128
siswa serius dan fokus dalam mengerjakan, namun pada lembar
kedua, siswa kebanyakan sudah kembali ramai. Siswa mengerjakan
soal evaluasi bersama dengan kegiatannya bermain dan bercanda
dengan teman sebangkunya.
Guru akhirnya meminta siswa untuk mengumpulkan
pekerjaannya kepada guru untuk dinilai. Namun, masih terdapat
banyak siswa yang meminta kelonggaran waktu untuk
menyelesaikan soal evaluasi. Setelah waktu yang diberikan guru
habis, masing-masing siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya ke
meja guru. Terdapat siswa yang mengumpulkan pekerjaannya yang
setengah selesai ada juga siswa yang belum mengumpulkan
pekerjaannya karena belum selesai dikerjakan.
Kegiatan pembelajaran berlanjut dengan kegiatan tanya
jawab dan membuat kesimpulan pembelajaran. Terlihat siswa pasif
saat kegiatan tanya jawab. Saat kegiatan menyimpulkan, siswa
dengan bimbingan guru membuat kesimpulan pembelajaran selama
sehari ditambah dengan pemberian nasehat dari guru. Namun,
masih terdapat beberapa siswa yang sibuk sendiri dan tidak
memperhatikan guru. Untuk lebih memahamkan siswa, guru
akhirnya memberikan pekerjaan rumah menulis tegak bersambung
kepada siswa. Siswa dibagikan lembar Buku Harian oleh guru.
Guru dan siswa kemudian bertanya jawab tentang pekerjaan rumah
yang diberikan. Guru juga menasehati siswa agar mengumpulkan
129
pekerjaan rumahnya terutama kepada siswa siswa tertentu yang
aktif tidak mengerjakan PR.
Pembelajaran diakhiri dengan refleksi, dan pemberian
nasehat oleh guru. Siswa kemudian diajak berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran. Setelah pembelajaran usai terdapat beberapa siswa
yang masih menyelesaikan soal evaluasinya. Guru akhirnya
membimbing siswa dalam menyelesaikan soal evaluasi. Beberapa
siswa tersebut ada yang masih bingung dalam membuat kalimat dan
ada juga siswa yang memang menulis dengan tempo lambat.
Akhirnya setelah semua siswa selesai mengerjakan dan
mengumpulkan soal evaluasi, siswa pulang ke rumah masing-
masing.
2) Siklus II pertemuan kedua (Senin, 4 April 2016 pada pukul 09.15 –
11.00 WIB)
Pembelajaran pada Siklus II dimulai pada pukul 07.00 WIB
dengan salam, do’a, dan presensi siswa. Guru bertanya jawab
dengan siswa mengenai kegiatan siswa sepulang sekolah sebagai
apersepsi. Guru meminta perwakilan siswa untuk bercerita tentang
kegiatannya. Banyak siswa yang antusias bertanya jawab serta
bercerita dengan guru. Kemudian guru bercerita membahas cerita
yang telah diutarakan oleh siswa sebelumnya. Kemudian siswa
diinformasikan guru mengenai materi yang akan dibelajarkan yaitu
130
tentang Kegiatan Sehari-Hari. Kegiatan pembelajaran kemudian
berlanjut dengan pemaparan tujuan pembelajaran oleh guru.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dimulai pada pukul 09.15
WIB. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan tanya jawab tentang
pekerjaan rumah Buku Harian yang telah diberikan pada pertemuan
sebelumnya. Sèbagian besar siswa sudah mengerjakan pekerjaan
rumah menulis Buku Harian, namun, masih ada beberapa siswa
yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, dan juga ada siswa yang
mengerjakan pekerjaan rumahnya di kelas tepat saat guru bertanya
jawab kepada siswa tentang pekerjaan rumah yang telah diberikan.
Siswa kemudian di minta untuk maju ke depan kelas
membacakan hasil pekerjaan rumahnya menulis Buku Harian
secara berurutan kemudian setelah selesai, siswa lain dibimbing
guru untuk memberikan apresiasi dan komentar kepada siswa yang
telah maju ke depan kelas. Banyak siswa memberikan pujian,
komentar serta tepuk tangan kepada siswa lain. Namun,, beberapa
siswa ada yang tidak mau maju ke depan memperlihatkan hasil
Buku Hariannya ke depan kelas karena siswa tidak mengerjakan
pekerjaan rumahnya dan juga karena siswa belum mampu
membaca.
Siswa yang sudah selesai membaca dan memperlihatkan
hasil pekerjaannya di depan kelas, diminta untuk langsung
mengumpulkan PR Buku Harian di meja guru. Siswa kemudian
mendengarkan penjelasan guru mengenai refleksi pengerjaan PR
131
Buku Harian yang telah ditunjukkan siswa. Hasil tulisan siswa
masih terdapat kesalahan pada penulisan, misalnya penulisan
panjang pendek huruf yang kurang jelas, tulisan yang ditulis siswa
kurang rapi sehingga sulit dibaca, banyak penulisan huruf tegak
bersambung yang kurang sesuai, dan beberapa masih belum
menggunakan huruf kapital dan tanda titik dengan benar. Siswa
sudah mengisi Buku Harian dengan gambar dan kalimat
keterangan.
Siswa dan guru kemudian bertanya jawab tentang kapan
siswa mengerjakan pekerjaan rumahnya. Saat bertanya jawab
banyak siswa yang menanggapi guru walaupun masih tersdapat
beberapa siswa yang memilih diam sambil memperhatikan
penjelasan guru. Kemudian guru bercerita tentang keadaan malam
hari. Saat guru bercerita guru terkadang menyelipkan pertanyaan
untuk siswa yang kemudian jawabannya akan dikembangkan guru
untuk membuat cerita baru.
Guru kemudian menuliskan puisi berjudul bintang di depan
kelas. Saat guru menuliskan puisi tersebut, banyak siswa yang
penasaran dan tertarik. Bahkan ada siswa yang langsung membaca
tulisan guru tersebut walaup pun masih mengeja. Namun, walau
begitu, masih terdapat siswa yang memilih untuk sesekali bercanda
dengan teman sebangkunya. Setelah guru selesai menulis, siswa
membaca puisi anak tersebut bersama-sama. Kemudian bertanya
jawab tentang puisi dan cerita guru tentang bintang. Setelah itu,
132
guru menunjuk siswa untuk memperbaiki kalimat di puisi dengan
menggunakan kapital dan tanda titik. Banyak siswa yang
mengangkat tangan agar dipilih. Bahkan ada siswa yang belum
ditunjuk namun sudah berjalan menuju papan tulis.
Setelah puisi bintang dikoreksi, siswa kemudian diminta
menulis puisi berjudul bintang tersebut menggunakan huruf tegak
bersambung di dalam buku siswa. Kemudian setelah siswa selesai
menuliskan puisi menjadi huruf tegak bersambung, siswa yang
sudah selesai banyak yang maju ke meja guru untuk mengoreksi
hasil pengerjaannya. Tulisan siswa masih banyak terjadi kesalahan
penulisan, terutama menyangkut kelengkapan kata, bentuk huruf
yang tidak sesuai, dan juga panjang pendek huruf.
Pembelajaran kemudian berlanjut dengan kegiatan tanya
jawab dan penjelasan guru terhadap materi menulis yang belum
dipahami siswa. Siswa kemudian dibagikan lembar soal evaluasi
untuk menulis puisi yang didiktekan guru ke dalam huruf tegak
bersambung. Karena menggunakan dikte kondisi kelas siswa lebih
terkendali dan tenang karena siswa fokus memperhatikan dikte
guru. Namun, terkadang masih ada siswa yang meminta guru
mengulang kalimat yang didikte karena siswa tidak fokus menulis
dan malah menulis sambil bercanda dengan temannya. Ada
beberapa siswa yang mencontek tulisan siswa lain, namun, segera
berhenti karena ditegur oleh guru.
133
Saat guru meminta siswa untuk mengumpulkan
pekerjaannya untuk dinilai, hanya terdapat beberapa siswa yang
meminta kelonggaran waktu untuk menyelesaikan soal evaluasi
karena siswa kurang menulis satu atau dua kata. Terdapat siswa
yang mengumpulkan pekerjaannya yang setengah selesai, ada juga
siswa mengumpulkan tulisannya yang selesai asal-asalan sehingga
sulit dibaca. Hampir semua siswa telah mengumpulkan
pekerjaannya dengan sempurna karena sudah menyelesaikan
tugasnya.
Kegiatan pembelajaran berlanjut dengan kegiatan tanya
jawab dan membuat kesimpulan pembelajaran. Terlihat siswa pasif
saat kegiatan tanya jawab. Saat kegiatan menyimpulkan, siswa
dengan bimbingan guru membuat kesimpulan pembelajaran selama
sehari ditambah dengan pemberian nasehat dari guru. Namun,
masih terdapat beberapa siswa yang sibuk sendiri dan tidak
memperhatikan guru.
Untuk lebih memahamkan siswa, guru akhirnya
memberikan pekerjaan rumah menulis tegak bersambung kepada
siswa. Siswa dibagikan lembar Buku Harian oleh guru. Guru dan
siswa kemudian bertanya jawab tentang pekerjaan rumah yang
diberikan. Guru juga menasehati siswa agar mengumpulkan
pekerjaan rumahnya terutama kepada siswa siswa tertentu yang
aktif tidak mengerjakan PR. Pembelajaran diakhiri dengan kegiatan
refleksi, berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing
134
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran, dan salam. Tidak lupa
guru juga menasehati siswa untuk langsung pulang ke rumah
masing-masing tanpa berkunjung ke tempat lain terlebih dahulu.
3) Siklus II pertemuan ketiga (Selasa, 5 April 2016 pada pukul 09.15
– 11.00 WIB)
Pembelajaran dimulai pada pukul 07.00 WIB dengan salam
dari guru, do’a bersama dan juga presensi siswa. Kemudian
pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dari guru.
Guru bercerita tentang hewan yang ada di sekitar rumahnya,
kemudian bertanya jawab dengan siswa. Siswa banyak yang
menanggapi pertanyaan guru, sehingga kelas terlihat aktif.
Kemudian guru bertanya jawab kepada beberapa siswa untuk
menanyakan ada hewan apa saja di sekitar rumahnya. Siswa
kemudian mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang
akan dibelajarkan yaitu tentang Hewan di Sekitarku. Setelah
apersepsi selesai, guru melanjutkan pembelajaran dengan
menginformasikan siswa tujuan pembelajaran. Saat
menginformasikan tujuan pembelajaran, terdapat beberapa siswa
yang menyiapkan alat tulisnya sehingga tidak memperhatikan
penjelasan guru.
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus II pertemuan
ketiga dimulai pada pukul 09.15 WIB atau pada jam pelajaran ke
empat. Pembelajaran Bahasa Indonesia dimulai dengan kegiatan
tanya jawab guru dan siswa tentang kegiatan siswa pada jam
135
istirahat. Guru bertanya tentang hewan apa yang siswa lihat saat
siswa beristirahat. Banyak siswa yang menanggapi guru tanpa
dipersilakan terlebih dahulu sehingga kelas menjadi kurang
kondusif karena siswa meneriakkan jawaban siswa secara bersama-
sama. Namun, walau begitu, masih terlihat siswa yang kurang
antusias dengan pertanyaan guru.
Setelah kegiatan tanya jawab selesai dilakukan, perwakilan
siswa di minta untuk maju ke depan kelas untuk membacakan hasil
pekerjaan rumahnya menulis Buku Harian secara berurutan.
Banyak siswa yang antusias untuk membacakan dan
memperlihatkan pekerjaan rumah siswa. Namun, masih terdapat
beberapa siswa yang tidak maju ke depan kelas dikarenakan tidak
membawa pekerjaan rumahnya dan karena tidak mengerjakan
pekerjaan rumahnya. Guru pun akhirnya menegur siswa yang tidak
mengerjakan pekerjaan rumah dan menasehati siswa supaya siswa
meminta bantuan orang tua siswa untuk mengerjakan pekerjaan
rumahnya.
Siswa yang telah selesai membaca dan memperlihatkan
pekerjaan rumah menulis Buku Harian kemudian diberikan tepuk
tangan oleh guru dan siswa lain. Setelah itu, siswa diminta guru
untuk mengumpulkan PR Buku Harian di meja guru. Guru pun
kemudian membahas pekerjaan rumah siswa. guru membahas
tentang panjang pendek penulisan huruf, penulisan huruf tegak
bersambung yang benar, serta kerapian dalam menulis tegak
136
bersambung. Siswa sudah memahami letak menulis huruf tegak
bersambung pada garis bantu menulis tegak bersambung serta
penggunaan huruf kapital dan tanda titik pada awal dan akhir
kalimat. Namun, masih banyak siswa yang menulis huruf kapital
tegak bersambung dengan kurang tepat.
Guru dan siswa kemudian bertanya jawab tentang hewan
peliharaan di rumah. Guru kemudian menunjuk beberapa siswa
secara bergantian untuk menceritakan hewan peliharaannya.
Terlihat banyak siswa yang berani memberikan tanggapan terhadap
cerita yang sudah dipaparkan siswa. Namun, ada juga siswa yang
acuh dan tidak memperhatikan siswa lain yang sedang berbicara.
Siswa kemudian diperlihatkan puisi anak berjudul ikan di
akuariumku di depan kelas. Banyak siswa yang penasaran dengan
puisi yang disajikan guru sehingga banyak siswa yang bertanya
kepada guru. Akhirnya guru meminta siswa membaca puisi anak
tersebut bersama-sama. Siswa sudah lancar dalam membaca secara
klasikal walaupun masih ada beberapa siswa yang diam saat
diminta guru untuk membaca. Guru pun bercerita tentang ikan yang
ada di puisi kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang
cerita guru.
Perwakilan siswa kemudian diminta untuk memperbaiki
kalimat di puisi dengan menggunakan huruf kapital dan tanda titik.
Perwakilan siswa yang sudah maju ke depan kelas kemudian
diberikan pujian oleh guru. Kemudian guru bersama siswa
137
mengoreksi bersama pekerjaan siswa tersebut. Guru kemudian
mengulas kembali pemakaian huruf kapital dan titik, tinggi rendah
penulisan huruf, dan juga bentuk huruf tegak bersambung. Banyak
siswa yang bercanda dengan teman sebangkunya sehingga siswa
tidak memperhatikan materi yang disampaikan guru.
Siswa kemudian diminta menulis puisi yang disajikan
menggunakan huruf tegak bersambung di dalam buku siswa.
Beberapa siswa yang selesai menulis terebih dahulu akhirnya maju
ke meja guru untuk mengoreksi hasil pengerjaannya. Setelah
dikoreksi guru, siswa kemudian memperbaiki hasil tulisannya. Bagi
siswa yang sudah bagus, guru meminta siswa tidak mengganggu
siswa lain yang belum selesai. Guru juga menegur siswa yang
malah bercanda dan melupakan pekerjaannya.
Setelah latihan menulis tegak bersambung, guru
memberikan kesempatan untuk bertanya, namun tidak ada siswa
yang bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum
dipahami sehingga pembelajaran berlanjut dengan pemberian soal
evaluasi kepada siswa. Siswa diberikan lembar untuk
menyelesaikan soal evaluasi yaitu membuat tiga kalimat setiap
masing-masing gambar berseri yang disajikan. Saat guru
menjelaskan perintah pengerjaan soal evaluasi, ada siswa yang
bertanya apakah siswa boleh membuat empat kalimat. Guru pun
mengizinkan siswa untuk membuat kalimat lebih dari tiga asalkan
tidak membebani dan tidak memakan waktu yang lama.
138
Pengerjaan soal evalusi tergolong kondusif karena siswa
dengan tenang mengerjakan soal evaluasinya masing-masing.
Namun, setelah beberapa saat, siswa mulai ramai kembali, ada
siswa yang melihat pekerjaan siswa lain, ada siswa yang jalan-jalan
di kelas, dan ada siswa yang berbicara dengan temannya sambil
menulis. Guru kemudian berkeliling kelas untuk mengecek dan
menegur siswa agar segera menyelesaikan pekerjaannya. Saat
berkeliling guru banyak mendapati kesalahan penulisan siswa,
misalnya penggunaan dan bentuk huruf kapital yang salah, kurang
lengkapnya kata, dan juga panjang pendek huruf yang ditulis. Siswa
juga mengalami masalah dalam membuat tiga kalimat sesuai
gambar yang sudah disajikan dan akhirnya guru membimbing siswa
yang kesulitan untuk menyelesaikan soal evaluasi.
Mendekati waktu pengumpulan, siswa banyak yang
meminta kelonggaran waktu pengumpulan. Saat guru meminta
siswa segera mengumpulkan hasil pekerjaannya, siswa segera
mengumpulkan hasil pekerjaannya selesai ataupun tidak. Ada juga
beberapa siswa yang belum mengumpulkan hasil pekerjaannya dan
melanjutkan mengerjakan soal evaluasi.
Kegiatan pembelajaran berlanjut dengan kegiatan tanya
jawab dan membuat kesimpulan pembelajaran. Terlihat ada
beberapa siswa yang bertanya jawab kepada guru mengenai materi
menulis tegak bersambung. Saat kegiatan menyimpulkan, siswa
dengan bimbingan guru membuat kesimpulan pembelajaran selama
139
sehari ditambah dengan pemberian nasehat dari guru. Namun,
masih terdapat beberapa siswa yang sibuk sendiri dan tidak
memperhatikan guru yang kemudian ditegur guru agar tenang.
Kegiatan pembelajaran kemudian diakhiri dengan kegiatan
refleksi, do’a, dan salam. Saat kegiatan refleksi siswa dinasehati
guru agar jangan lupa mengerjakan PR dan agar hati-hati saat
musim hujan agar tidak sakit. Saat jam pulang sekolah tiba, di kelas
masih terdapat beberapa siswa yang masih menyelesaikan soal
evaluasi. Siswa merasa kesulitan dalam membuat tiga kalimat
setiap gambar sehingga dalam penyelesaian soal evaluasi guru
membimbing siswa dalam membuat kalimat. Kalimat yang dibuat
siswa ada berulang-ulang serta susunan kalimatnya kurang bagus.
Selesai menyelesaikan soal evaluasi, siswa segera mengumpulkan
soal evaluasi ke meja guru dan langsung pamit pulang.
c. Observasi Siklus II
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Saat tindakan dilaksanakan yaitu berupa penggunaan Buku
Harian untuk meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa
kelas I A, dilakukan pengamatan dengan menggunakan lembar
observasi. Hasil observasi yang diperoleh pada saat Siklus I ini
meliputi dampak pelaksanaan tindakan terhadap proses pembelajaran
dan juga dampak tindakan terhadap keterampilan dan sikap siswa.
Pengumpulan data proses pembelajaran dilaksanakan pada saat
pembelajaran berlangsung, sedangkan data hasil pembelajaran
140
keterampilan menulis permulaan diambil dari hasil tugas menulis
siswa. Adapun hasil observasi pada Siklus II adalah sebagai berikut.
1) Aktivitas Siswa pada Siklus II
Hasil observasi siswa pada Siklus II menunjukkan bahwa
telah terjadi peningkatan hasil observasi aktivitas siswa terutama
dalam hal fokus, dan partisipasi siswa saat mengikuti pembelajaran,
saat dilaksanakan apersepsi dan tujuan pembelajaran. Antusiasme
siswa dalam mengerjakan tugas juga meningkat, kemampuan siswa
menyelesaikan soal menulis dan mengerjakan tugas juga
meningkat. Siswa sudah berani bertanya jawab kepada guru tentang
materi yang belum dipahami maupun mengenai Buku Harian.
Siswa juga sudah dapat membuat kesimpulan pembelajaran dengan
diberi pancingan pertanyaan oleh guru.
Hasil observasi aktivitas siswa pada saat Siklus II juga
menunjukkan bahwa siswa masih sering kehilangan fokusnya untuk
memperhatikan pembelajaran. Siswa masih sering bercanda,
berbicara dengan teman sebangkunya, ramai sendiri maupun
mengganggu siswa lain. Hal tersebut ditunjukkan pada saat guru
menjelaskan materi pembelajaran dan mengerjakan soal menulis.
Tidak sedikit siswa yang suka menunda pekerjaan menulisnya
dengan memilih untuk bercanda dengan temannya dan akhirnya
saat tugas diminta guru, siswa harus menyelesaikan tugas menulis
di akhir pembelajaran, bahkan ada siswa yang mengumpulkan tugas
yang belum selesai.
141
Siswa juga kurang berpartisipasi aktif saat kegiatan tanya
jawab tentang materi yang belum dipahami siswa. Hanya ada
beberapa siswa yang berani bertanya, sedangkan siswa lainnya
memilih untuk mendengarkan saja. Adapun rincian hasil observasi
aktivitas siswa pada saat pembelajaran menulis permulaan di Siklus
II adalah sebagai berikut.
142
Tabel 14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Proses Pembelajaran Menulis
Permulaan di Kelas I A pada Siklus II
Aspek yang Diamati Nilai Rata-rata Keterangan
Pra
siklus
Siklus I
Kegiatan Awal
1. Siswa antusias dengan
apersepsi yang disajikan
guru.
71,6% 86,3% Siswa sudah berpartisipasi aktif untuk bertanya
jawab dan bercerita menanggapi apersepsi dari
guru dan beberapa siswa kurang memperhatikan
guru. Siswa banyak yang mengangkat tangannya
saat guru bertanya kepada siswa.
2. Siswa mendengarkan
penjelasan guru
mengenai tujuan
pembelajaran
75,5% 77,5% Sebagian besar siswa sudah memperhatikan
penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang
akan disampaikan namun, masih terdapat beberapa
siswa yang tidak memperhatikan guru dan
mengganggu siswa lain.
Kegiatan Inti
1. Siswa fokus
memperhatikan guru
dalam menyampaikan
pembelajaran
keterampilan menulis
permulaan
57,8% 66,7% Fokus siswa sudah meningkat. Karena dibimbing
guru dengan pertanyaan, siswa mudah untuk
memfokuskan diri untuk memperhatikan penjeasan
guru. Tetapi masih terdapat banyak siswa yang
sulit mempertahankan fokusnya, sehingga sering
tidak memperhatikan guru.
2. Siswa berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran
menggunakan Buku
Harian.
50,0% 71,6% Sebagian besar siswa sudah berpartisipasi secara
aktif dalam pembelajaran menggunakan Buku
Harian, misalnya siswa antusias mengangkat
tangan untuk membaca dan emperlihatkan pr Buku
Harian .
3. Siswa antusias
mengerjakan tugas dari
guru menggunakan Buku
Harian.
64,7% 82,4% Antusiasme siswa dibuktikan dengan banyaknya
siswa yang mengajukan diri untuk membaca
ataupun memperlihatkan karyanya. Siswa juga
banyak yang bertanya jawab tentang Buku Harian.
4. Siswa tidak melakukan
kegiatan di luar kegiatan
belajar, misalnya
mengobrol dan
mengganggu teman lain.
43,1% 57,8% Siswa yang melakukan kegiatan di luar kelas
sudah mengalami pengurangan. Hanya ada
beberapa siswa yang sering benar-benar
mengganggu pembelajaran di kelas, sehingga
sampai ditegur oleh guru.
5. Siswa mampu
mengerjakan tugas
menulis permulaan dari
guru menggunakan
Buku Harian.
79,4% 90,2% Hanya terdapat beberapa siswa yang tidak mampu
menyelesaikannya karena berbagai macam alas an,
misalnya bingung mengerjakan dan malah
menyepelekan. Ada juga siswa yang belum
mampu menulis shingga kesulian mengerjakan.
6. Siswa mampu
memperlihatkan hasil
pekerjaannya di depan
kelas dengan percaya
diri
70,6% 83,3% Hampir sebagian besar siswa mengajukan diri
walaupun ada beberapa siswa yang masih belum
lancar membaca. Siswa yang tidak mampu
memperlihatkan pekerjaannya hanya ada beberapa
siswa.
7. Siswa berani
memberikan tanggapan
kepada karya siswa lain
dengan percaya diri
menggunakan Buku
Harian.
69,6% 84,3% Siswa sudah terbiasa utuk memberikan pujian dan
tepuk tangan kepada siswa lain. Namun, masih
terdapat beberapa siswa yang beberapa siswa yang
tidak menanggapi karena ramai sendiri maupun
sibuk mengganggu temannya.
8. Siswa berpartisipasi
aktif dalam bertanya
jawab tentang materi
yang belum dimengerti
kepada guru.
53,9% 62,7% Sebagian besar siswa kurang berpartisipasi aktif
bertanya jawab kepada guru tentang maeri
yangbelum dipahami. Namun, ada beberapa siswa
yang akhirnya bertanya kepada guru.
143
Kegiatan Akhir
1. Siswa mampu membuat
kesimpulan
pembelajaran.
75,5% 76,5% Siswa dibimbing dan diarahkan guru untuk
membuat kesimpulan pembelajaran sehingga siswa
yang memperhatikan dapat membuat kesimpulan
pembelajaran.
2. Siswa mampu
mengerjakan soal
evaluasi yang diberikan
guru
80,4% 88,2% Hanya terdapat beberapa siswa tertentu yang tidak
mampu mengerjakan soal evaluasi dikarenakan
belum mampu menulis dengan baik.
Rata-rata 66,0% 77,3%
Kriteria Baik Baik
Sekali
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil observasi
aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran mengalami
peningkatan. Hal itu dibuktikan dengan hasil rata-rata hasil
observasi aktivitas siswa pada Siklus II yang telah mengalami
peningkatan dari Siklus I.
Menurut data di atas, nilai rata-rata hasil observasi siswa
pada proses pembelajaran menulis permulaan mengalami
peningkatan dari nilai 66,0% dengan kriteria Baik pada Siklus I
menjadi 77,3% dengan kriteria Sangat Baik pada Siklus II. Namun,
walau begitu masih terdapat masalah pembelajaran yang perlu
dibenahi, terutama masalah siswa yang melakukan tindakan di luar
kegiatan pembelajaran, partisipasi aktif siswa dalam bertanya jawab
akan materi yang belum dipahami, dan fokus siswa yang sering
mudah teralihkan.
2) Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan
Tes keterampilan menulis permulaan pada Siklus II
dilaksanakan setiap akhir pelaksanaan tindakan yang menekankan
pada aspek-aspek menulis permulaan menurut Ngreni Lestari
(2013:89). Hasil tes keterampilan menulis permulaan siswa kelas I
144
A SD Negeri Plebengan pada Siklus II sudah meningkat dari hasil
tes keterampilan menulis permulaan yang dilakukan pada Siklus I.
Adapun peningkatan hasil tes keterampilan menulis permulaan dari
Siklus I ke Siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 15. Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Menulis Permulaan
dari Siklus I ke Siklus II
No Inisial
Nilai Peningkatan
Siklus I ke
Siklus II
Ketuntasan
Prasiklus Siklus I Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II
1 AQL 77,0 97,3 98,7 1,4 √ √ √
2 AYD 21,0 42,7 42,7 0,0
3 AHS 81,0 87,3 90 2,7 √ √ √
4 AAA 89,0 90,3 98 7,7 √ √ √
5 ATR 72,0 81,3 92 10,7 √ √
6 ADL 83,0 72,3 92,7 20,4 √ √
7 AIK 84,0 93,3 98 4,7 √ √ √
8 AWO 30,0 36,7 38,7 2,0
9 BOA 75,0 77,0 84,7 7,7 √ √ √
10 DJR 58,0 69,3 74 4,7
11 EIW 36,0 33,0 61 28,0
12 ETP 66,0 75,0 71,3 -3,7 √
13 FKA 79,0 74,5 91,5 17,0 √ √
14 FNR 49,0 55,0 64,7 9,7
15 HDP 60,0 79,0 89,3 10,3 √ √
16 HAS 71,0 75,0 84,3 9,3 √ √
17 IHH 69,0 80,0 83,3 3,3 √ √
18 IKD 68,0 58,3 70,7 12,4
19 LTS 53,0 72,0 87,7 15,7 √
20 MRI 63,0 75,3 89 13,7 √ √
21 MAR 54,0 64,7 74,7 10,0
22 MNA 15,0 28,7 28,7 0,0
23 NAF 60,0 66,3 75 8,7 √
24 NSZ 94,0 89,0 97,7 8,7 √ √ √
25 NNM 79,0 92,5 97,3 4,8 √ √ √
26 NDC 55,0 67,7 75 7,3 √
27 NIN 81,0 82,7 94,3 11,6 √ √ √
28 RAS 91,0 94,3 97 2,7 √ √ √
29 RNW 62,0 79,0 87 8,0 √ √
30 RJS 65,0 62,0 72,7 10,7
31 SMR 71,0 82,0 83,3 1,3 √ √
32 SIN 67,0 75,0 81,3 6,3 √ √
33 SMP 98,0 94,3 98 3,7 √ √ √
34 FRW 68,0 76,0 88 12,0 √ √
Jumlah 2244 2478,8 2752,3 273,5 12 20 24
Rata-rata 66,0 72,9 80,9 8,0
Tuntas 12 20 24
Presentase 35,3% 58,8% 70,6%
Belum Tuntas 22 14 10
Presentase 64,7% 41,2% 29,4%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui perbandingan
peningkatan nilai keterampilan menulis permulaan siswa kelas I A.
145
Rata-rata nilai kelas pada Prasiklus adalah 66,0 kemudian meningkat
menjadi 72,9 pada Siklus I. Pada Saat Siklus II nilai rata-rata kelas
mengalami peningkatan dari nilai pada Siklus I, yaitu menjadi sebesar
80,9. Tingkat ketuntasan pada Siklus II telah mencapai KKM, yaitu
sebanyak 24 siswa atau 70,6% siswa telah memperoleh nilai ≥ 75 dan
dinyatakan sudah tuntas atau sudah memiliki keterampilan menulis
permulaan sesuai kompetensi yang diharapkan. Sedangkan 10 siswa
atau sebanyak 29,4% siswa belum memperoleh nilai ≥ 75 dan
dinyatakan belum tuntas atau belum memiliki keterampilan menulis
permulaan sesuai kompetensi yang diharapkan. Persentase ketuntasan
pada Siklus II sebesar 70,6% dikategorikan baik.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa terdapat satu siswa yang
mengalami penurunan nilai dan juga dua siswa yang mendapatkan nilai
tetap. Penurunan nilai yang siswa alami disebabkan oleh kesalahan
siswa dalam menulis kata, terutama dalam kerapian dan juga kejelasan
tulisan. Siswa menulis dengan tergesa-gesa sehingga hasil tulisannya
kurang rapi dan kurang jelas, apalagi pada bagian menulis panjang
pendek huruf. Dua siswa yang mendapatkan nilai tetap disebabkan
siswa tersebut tidak menyelesaikan tes menulis dengan sempurna,
siswa acuh dan malas terhadap tugas menulis sehingga mengerjakan
tugas dengan asal-asalan. Walaupun sudah ditegur dan dibimbing,
siswa tersebut masih ramai sendiri dan tidak menyelesaikan tes menulis
dengan baik.
146
Berikut ini disajikan grafik peningkatan nilai rata-rata kelas dan
presentase kelulusan siswa.
Gambar 9. Diagram Perbandingan Rata-rata dan Presentase Ketuntasan
Nilai Keterampilan Menulis Siswa Kelas I A SD Negeri Plebengan.
Diagram di atas menunjukkan adanya peningkatan keterampilan
menulis permulaan seluruh siswa kelas I A di SD N Plebengan pada
Siklus II. Dengan meningkatnya nilai keterampilan menulis permulaan
siswa, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada Siklus II berhasil.
Gambar 10. Diagram Kriteria Penguasaan Keterampilan Menulis Siklus
II
0
1 3
7
22
Kriteria Nilai Menulis pada Siklus II
Sangat Kurang ( ≤ 20)
Kurang ( > 20 – 40)
Cukup ( > 40 – 60)
Baik ( > 60 – 80)
Sangat Baik ( > 80)
147
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa tidak
terdapat siswa dengan kriteria sangat kurang, 1 siswa dengan kriteria
kurang, 3 siswa dengan kriteria cukup, 7 siswa dengan kriteria baik,
dan 22 siswa dengan kriteria sangat baik.
Siswa dengan kriteria kurang belum dapat menuliskan dengan
baik, tulisan belum dapat dibaca karena hanya terdiri dari perpotongan
kata, siswa belum menggunakan ejaan, huruf kapital dan tanda titik,
siswa belum mampu membuat kalimat. Siswa juga belum dapat
menulis dengan rapi.
Siswa dengan kriteria cukup sudah dapat menuliskan beberapa
kata sehingga menjadi kalimat, namun, kalimat yang dibuat siswa
memiliki susunan yang belum baik, kalimat sering ditulis berulang-
ulang, siswa juga menulis dengan tidak lengkap. Siswa masih menulis
dengan kurang rapi, namun tulisan siswa masih dapat dibaca. Siswa
masih ragu-ragu dan lupa dalam memakai huruf kapital dan tanda titik.
Siswa dengan kriteria baik sudah dapat membuat kalimat
dengan baik, namun sering kali kalimat yang dibuat siswa tidak dipisah
dengan tanda titik sehingga membuat sulit mengetahui maksud kalimat
yang ditulis siswa. Siswa masih kesulitan dalam menulis sesuai panjang
pendek huruf, siswa juga mengalami kesulitan dalam menulis huruf
menggunkan huruf tegak bersambung. Tulisan siswa sudah
menggunakan ejaan dengan baik, sudah sesuai objek atau gambar yang
disajikan, sudah cukup rapi, sehingga mudah dibaca. Kelengkapan kata
148
siswa juga sudah baik, walaupun terkadang ditemukan kata yang
kurang.
Siswa dengan kriteria sangat baik sudah menulis dengan sangat
rapi dan jelas, ejaan yang digunakan siswa kelas I sudah baik, kalimat
yang dibuat siswa sudah bagus dan sesuai, susunan kalimatnya sudah
bagus sehingga tulisan siswa mudah dipahami. Siswa juga sudah
menulis kata atau kalimat dengan lengkap. Namun, masih terdapat
sedikit kesalahan dalam menuliskan huruf sesuai panjang pendek huruf
yang sesuai.
d. Refleksi Siklus II
Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah tindakan pada Siklus II
dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui pelaksanaan tindakan, mengetahui proses peningkatan hasil
dan proses pembelajaran, serta menentukan keberhasilan
dilaksanakannya tindakan penggunaan Buku Harian untuk
meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas I A.
Kegiatan refleksi juga dilakukan untuk menentukan masalah atau
hambatan yang terjadi saat pelaksanaan tindakan serta menentukan
solusi yang tepat untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah atau
hambatan yang terjadi sehingga tidak akan terjadi pada siklus
selanjutnya.
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II sudah mampu mengatasi
kekurangan pada pelaksanaan pembelajaran Siklus I namun, masih
diperlukan pantauan dan bimbingan lebih lanjut, apalagi dalam hal
149
penguasaan keterampilan menulis permulaan, partisipasi siswa, fokus
siswa, serta aktivitas siswa di luar kegiatan belajar. Kondisi kelas sudah
kondusif karena tidak gaduh, guru sudah dapat mengondisikan siswa
agar tidak melakukan kegiatan di luar kegiatan belajar dengan menegur
dan memindah tempat duduk siswa. Guru juga sudah memberikan
banyak kesempatan agar siswa dapat belajar dan berlatih
mengungkapkan pendapatnya dan berpartisipasi aktif dengan baik.
Guru dengan sabar dan tekun selalu membimbing dan menjelaskan
siswa materi menulis permulaan yang belum dikuasai siswa. Begitu
banyak peran guru dalam membantu keberhasilan tindakan pada Siklus
II.
Pelaksanaan Siklus II telah meningkatkan keterampilan menulis
permulaan siswa. Siswa sudah mampu menulis kalimat maupun cerita
dengan baik. Siswa sudah berani dalam memberikan pujian dan tepuk
tanpa pancingan dari guru. Siswa mulai aktif bertanya jawab dengan
guru mengenai materi yang belum dipahami siswa. berikut ini
merupakan hasil refleksi kegiatan pembelajaran pada Siklus II.
150
Tabel 16. Refleksi Pembelajaran Keterampilan Menulis permulaan
Siswa Kelas I A SD Negeri Plebengan pada Siklus II
Aspek Nilai
Rata-rata
Keterangan
Kerapian Tulisan 7.0 Tulisan beberapa siswa belum rapi
sehingga tidak mudah dibaca, ada siswa
yang menulis secara asal-asalan pada
lembar belakang tes siswa karena
kekurangan waktu,
Kejelasan Penulisan
Huruf
15.5 Siswa sudah menulis huruf dengan jelas,
namun, panjang pendek penulisan huruf
sering kali terlupa oleh siswa. Beberapa
siswa juga kesulitan dalam menuliskan
huruf dengan huruf tegak bersambung,
namun, setelah dikoreksi guru, siswa
diminta untuk menulis ulang
kalimatnya.
Ketepatan
Penggunaan Ejaan
12.2 Ejaan yang digunakan siswa sudah
bagus untuk kelas I, siswa sudah mulai
memakai huruf kapital dan tanda titik
dengan benar, walaupun terkadang
siswa masih salah dalam meulikan huruf
kapital. Siswa masih banyak yang
menggunakan bahasa daerah untuk
membuat kalimat sehingga siswa
terkadang haus bertanya dengan guru
untuk menerjemahkan bahasa daerah
tersebut.
Ketepatan
Menggunakan
Kalimat
12.6 Kalimat yang dibuat siswa sudah bagus.
Hanya ada beberapa siswa yang
kesusahan dalam menentukan susunan
katanya. Banyak kalimat yang ditulis
berulang-ulang oleh siswa, namun,
kalimat yang dituliskan siswa sudah
sesuai dengan objek yang disajikan.
Kelengkapan Kata 15.6 Masih banyak dijumpai kekurangan
huruf pada kata ataupun kekurangan
kata pada saat penulisan kalimat.
Kesesuaian dengan
Objek
18.0 Tulisan siswa sudah banyak yang sesuai
dengan objek atau kalimat yang didikte
guru. Siswa mampu menggambar objek
sesuai dengan kalimat yang telah
dibuatnya.
Rata-rata 13.5
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa telah terjadi
peningkatan pada nilai aspek menulis permulaan dan juga rata-rata nilai
151
aspek menulis permulaan siswa kelas I A SD N Plebengan. Adapun
tabel peningkatan aspek menulis permulaan kelas I A SD N Plebengan
dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 17. Peningkatan Aspek Menulis Permulaan Kelas I A SD N
Plebengan dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Aspek Nilai Peningkatan Keterangan
Prasiklus Siklus I Siklus
II
Kerapian
Tulisan
6.8 6.8 7.0 0.2 Meningkat
Kejelasan
Penulisan
Huruf
11.3 12.1 15.5 3.4 Meningkat
Ketepatan
Penggunaan
Ejaan
9.6 11.3 12.2 0.9 Meningkat
Ketepatan
Menggunakan
Kalimat
11.2 11.5 12.6 1.1 Meningkat
Kelengkapan
Kata
12.4 14.1 15.6 1.5 Meningkat
Kesesuaian
dengan Objek
14.7 17.1 18.0 0.9 Meningkat
Rata-rata 11.0 12.2 13.5 1.3 Meningkat
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa telah terjadi
peningkatan nilai aspek menulis permulaan rata-rata dari nilai 11,0 di
Prasiklus menjadi sebesar 12,2 di Siklus I dan meningkat menjadi 13,5
di Siklus II. Peningkatan yang paling signifikan adalah peningkatan
pada aspek kejelasan penulisan huruf, di mana tulisan siswa sudah
mulai jelas panjang pendek hurufnya dan tulisan siswa sudah mudah
dibaca. Adapun grafik peningkatan aspek menulis permulaan dari
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II adalah sebagai berikut.
152
Gambar 11. Grafik Peningkatan Aspek Menulis Permulaan dari
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan hasil nilai pengamatan tes keterampilan menulis
permulaan siswa pada Siklus II, peneliti merasa bawa peningkatan nilai
keterampilan menulis menggunakan Buku Harian sudah sesuai dengan
kriteria keberhasilan dalam penelitian sehingga tindakan pada Siklus II
dirasa sudah cukup dan tidak memerlukan adanya tindakan pada Siklus
selanjunya.
B. Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas
1. Peningkatan Proses Keterampilan Menulis Permulaan
Pembelajaran menulis permulaan pada kelas I A SD N Plebengan
sebelumnya menggunakan tugas dan latihan yang diberikan guru sebagai
inti pembelajaran menulis permulaan. Guru hanya menerangkan materi
menulis permulaan dan kemudian memberikan tugas ataupun pekerjaan
rumah kepada siswa yang harus dikumpulkan oleh siswa pada hari
selanjutnya. Hasil dari pekerjaan menulis siswa kemudian dibagikan
kepada siswa tanpa adanya penekanan dan pembahasan kembali. Karena
153
hal tersebut, siswa banyak yang memilih untuk mengerjakan pekerjaan
rumahnya secara asal-asalan. Sehingga guru akhirnya memberikan latihan
menulis secara rutin. Hal tersebut berakibat kepada kemalasan dan
keengganan siswa dalam menulis. Karena seringnya siswa diminta untuk
berlatih menulis, siswa akhirnya banyak yang beralasan untuk menghindari
tugas menulis tersebut. Dan hal tersebut berdampak pada keterampilan
menulis siswa yang terus menurun. Pembelajaran menulis permulaan yang
dilaksanakan guru sebelumnya dirasakan kurang menarik, sehingga
perhatian siswa kurang dan siswa menjadi enggan dan malas dalam
menulis.
Keterampilan menulis permulaan siswa kelas I A di SD N
Plebengan dapat ditingkatkan dengan Buku Harian. Hal ini dibuktikan
dengan perbandingan persentase ketuntasan siswa pada Prasiklus, Siklus I,
dan Siklus II. Persentase ketuntasan siswa pada Prasiklus sebesar 35,3%
(12 siswa) dengan kriteria kurang meningkat pada Siklus I sebesar 58,8%
(20 siswa) dengan kriteria cukup. Pada pelaksanaan Siklus II persentase
ketuntasan siswa meningkat sebesar 70,9% (24 siswa) dengan kriteria baik.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiran (2008: 53) yang menyatakan
bahwa peningkatan keterampilan menulis terutama narasi dapat
memanfaatkan pengalaman menulis buku harian. Pengalaman nyata siswa
akan membantu siswa dalam berlatih menulis secara rutin dan teratur,
sehingga keterampilan menulis yang diperoleh siswa akan meningkat.
Rima Rikmasari (2013: 28) juga menyatakan bahwa siswa yang
menggunakan model pembelajaran buku catatan harian mengalami
154
peningkatan kemampuan menulis. Terlebih lagi, salah satu teknik yang
efektif dan sering digunakan dalam meningkatkan keterampilan menulis
siswa antara lain adalah teknik menulis pembelajaran menulis buku harian.
Hal itu sesuai dengan pendapat Andayani (2015: 208).
Salah satu teknik pembelajaran keterampilan menulis ialah teknik
pembelajaran menulis buku harian. Adapun tujuan teknik
pembelajaran menulis buku harian adalah agar siswa dapat menulis
aktivitas yang siswa lakukan selalui pengalaman secara runtut.
Siswa menuliskan aktivitas yang siswa lakukan memakai kertas
kerja atau buku siswa secara perseorangan.
Menurut pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan Buku Harian dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Buku Harian yang ditulis siswa secara teratur oleh siswa akan membantu
siswa dalam membuat tulisan yang baik berdasarkan pengalaman nyata
siswa.
Sedangkan Dadan Djuanda (2006:101) menyatakan bahwa melalui
gambar siswa dapat menerjemahkan ide – ide abstrak dalam bentuk lebih
realistik. Dengan kata lain, gambar dapat membantu siswa dalam
mempelajari keterampilan menulis. Gambar yang disajikan akan membantu
siswa mendekatkan hal abstrak ke konteks lebih konkret. Rudi Susilana
dan Cepi Riyana (2009: 14) juga menyatakan bahwa media grafis (gambar)
digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan
mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Buku Harian yang dilengkapi gambar dapat membantu meningkatkan
keterampilan menulis permulaan siswa kelas I SD yang masih dalam tahap
tahap Pra-Operasinal dan awal tahap Operasional Konkret menurut Piaget
155
(Inggridwati Kurnia, dkk, 2008: III-6). Siswa pada tahap ini belum dapat
belajar hal-hal secara abstrak, siswa pada tahap ini lebih efektif apabila
belajar dengan memanfaatkan hal-hal yang konkret. Salah satunya
menggunakan gambar sebagai media yang mendekatkan siswa kepada hal
konkret untuk membantu siswa membuat kalimat yang bersifat abstrak.
Terlebih lagi menurut Sumanto (2006: 47) menggambar merupakan salah
satu bentuk kegiatan berekspresi yang cukup popular bagi anak-anak usia
SD. Menggambar bagi anak adalah media berekspresi dan berkomunikasi
yang dapat menciptakan suasana aktif, asyik dan menyenangkan.
Siswa kelas I A yang diberikan pekerjaan rumah menulis Buku
Harian secara rutin setelah pembelajaran Bahasa Indonesia diketahui telah
meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa. Hal tersebut
dibuktikan dengan peningkatan nilai hasil tes menulis permulaan dari
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II.
Penggunaan Buku Harian untuk siswa juga bertujuan agar siswa
terbiasa menulis dan agar siswa dapat berlatih membuat tulisan
berdasarkan pengalaman konkretnya. Euis Sunarti & Rulli Purwani (2005:
102) juga menyatakan bahwa kegiatan menulis buku harian anak bertujuan
sebagai berikut:
a. Melatih anak untuk efisiensi dalam berbahasa melalui kegiatan
menulis, memilih kata membuat kalimat, dan mengembangkan cerita,
b. Melatih anak mengekspresikan perasaan, pikiran, pandangan, rencana,
harapan dan keinginannya, dan
c. Melatih anak untuk mendokumentasikan berbagai ide dan pikiran-
pikirannya, agar suatu ketika bisa dinilai dan dipertimbangkan kembali.
Melalui penggunaan Buku Harian, siswa dilatih untuk terbiasa
menulis sejak dini, memilih kata untuk membuat kalimat, mengembangkan
156
cerita serta melatih siswa mengekspresikan idenya ke dalam tulisannya
sebagai dokumentasi pribadi siswa. Dengan melatih siswa menulis secara
teratur, siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan
menggunakan pengalaman nyata yang pernah siswa lalui.
Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dan II menggunakan lembar
Buku Harian yang harus diisi oleh siswa setiap selesai pembelajaran
menulis permulaan. Pekerjaan rumah tersebut kemudian dikumpulkan oleh
siswa pada pertemuan selanjutnya untuk dibaca dan diperlihatkan ke depan
kelas. Hasil pekerjaan siswa kemudian dijadikan acuan untuk
membelajarkan materi menulis permulaan menurut Silabus Kurikulum
2006 kelas I SD (2007: 8-10) yaitu, mencontoh huruf, kata, atau kalimat
sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar, melengkapi kalimat
yang belum selesai berdasarkan gambar, dan menyalin puisi anak
sederhana dengan huruf lepas dan huruf tegak bersambung.
Guru juga melatih siswa aspek menulis permulaan yang sesuai
dengan pendapat Ngreni Lestari (2013: 89) melingkupi aspek kejelasan
penulisan huruf, ketepatan penggunaan ejaan, ketepatan menggunakan
kalimat, kelengkapan kata, dan kesesuaian dengan objek. Ditambah dengan
aspek kerapian tulisan. Penggunaan Buku Harian membuat siswa lebih
rajin, fokus, dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menulis
permulaan sehingga hasil keterampilan menulis permulaan siswa lebih
optimal.
Guru sudah membimbing siswa secara optimal dalam
melaksanakan pembelajaran menulis permulaan sehingga siswa dapat
157
membuat tulisan yang baik secara mandiri. Namun, dalam pelaksanaannya,
ada beberapa siswa yang tidak mengumpulkan pekerjaan rumah menulis
Buku Harian dikarenakan belum mampu menulis maupun enggan menulis
sehingga secara sengaja tidak mengerjakan prnya. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Sugiran (2008: 58), juga menyatakan bahwa menulis
buku harian tidak semua orang dapat melakukannya Hal ini disebabkan
adanya keengganan dalam menulis. Keenggan itu disebabkan oleh ketidak
tahuan seseorang tentang apa yang harus ditulis, dan kapan harus menulis,
serta untuk apa siswa menulis.
Untuk mengatasi hal tersebut guru senantiasa mengingatkan bahwa
siswa harus mengerjakan pekerjaan rumah yang telah diberikan guru untuk
melatih dan membiasakan siswa menulis. Dalam penelitian ini,
pembelajaran menulis permulaan ditekankan pada pembuatan kalimat
berdasarkan gambar yang disajikan. Siswa dilatih untuk dapat membuat
kalimat yang baik melalui penggunaan Buku Harian. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Mitsubishi Monitor (2013: 2) adalah sebagai berikut:
In japan there is a custom of creating “Enikki” (Illustrated Diary)
that portray daily events and thoughts in the form of a picture and a
short essay. In an “Enikki” the author not only draws/paints &
writes about things he/ she has seen, heard, done or thought, but
also describes his/her rich culture and sensibility.
Melalui penggunaan Buku Harian, siswa dilatih membuat kalimat
yang baik yang mendeskripsikan pengalamannya secara rutin dan
menggunakan umpan balik yang tepat. Umpan balik digunakan bagi siswa
dan juga guru (Eko Putro Widoyoko, 2013: 35) untuk meningkatkan fungsi
Buku Harian sebagai suatu teknik meningkatkan keterampilan menulis
158
permulaan siswa. Hasil pengerjaan Buku Harian akan diulas dan dijadikan
dasar pemberian materi keterampilan menulis permulaan siswa dan juga
dasar pertimbangan tindakan yang akan dilaksanakan guru.
Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996: 22) menyatakan bahwa
proses perkembangan bahasa yang sifatnya alami itu sebenarnya siswa juga
memperoleh bimbingan dari lingkngan sosialnya. Dari pendapat di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa keterlibatan guru dan orang tua sangat
mempengaruhi penguasaan keterampilan menulis permulaan. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil pengumpulan pekerjaan rumah Buku Harian siswa,
siswa yang mengumpulkan pekerjaan rumahnya secara rutin dan
memperhatikan penjelasan guru memiliki nilai keberhasilan yang lebih
besar daripada siswa yang tidak mengumpulkan pekerjaan rumahnya. Oleh
karena itu, bimbingan dan arahan dari guru dan orang tua sangat
mempengaruhi peningkatan keterampilan menulis permulaan siswa.
2. Peningkatan Hasil Keterampilan Menulis Permulaan
Dari jumlah total 34 siswa kelas I A, sebanyak 24 siswa atau 70,6%
siswa telah memperoleh nilai ≥ 75 dan dinyatakan sudah tuntas atau sudah
memiliki keterampilan menulis permulaan sesuai kompetensi yang
diharapkan. Sedangkan 10 siswa atau sebanyak 29,4% siswa belum
memperoleh nilai ≥ 75 dan dinyatakan belum tuntas atau belum memiliki
keterampilan menulis permulaan sesuai kompetensi yang diharapkan.
Penelitian tindakan kelas ini telah mencapai indikator keberhasilan karena
sebanyak 24 siswa (70,6% ) atau lebih dari 70% siswa sudah mencapai
nilai KKM yang telah ditentukan, yaitu 75. Berdasarkan hasil penelitian
159
tersebut, maka penelitian dikatakan berhasil dan penelitian dihentikan pada
Siklus II. Sejumlah 10 siswa masih mendapatkan nilai kurang dari KKM
yang telah ditentukan, disebabkan karena siswa masih salah dalam
penggunaan ejaan, penggunaan huruf kapital dan tanda titik, kata yang
ditulis kurang lengkap, tulisan siswa kurang rapi dan kurang jelas, serta
kalimat yang dibuat siswa kurang baik. Untuk mengatasi masalah tersebut,
guru memberikan latihan dan bimbingan khusus secara rutin kepada siswa
yang mendapatkan nilai dibawah KKM.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan di kelas I A SD Negeri Plebengan ini
memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya sebagai berikut.
1. Pemberian tindakan Buku Harian dilakukan setelah siklus diberikan
sebagai pekerjaan rumah sehingga hasil pekerjaan siswa kurang dapat
dipantau oleh guru.
160
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan
menulis permulaan menggunakan Buku Harian pada siswa kelas I A SD
Negeri Plebengan dilakukan dengan langkah; 1) Siswa mengisi lembar Buku
Harian, 2) Siswa membacakan dan memperlihatkan hasil Buku Harian, 3)
Guru melaksanakan pembelajaran menulis permulaan berdasarkan hasil Buku
Harian siswa, dan 4) Siswa berlatih menulis permulaan di buku masing-
masing. Keterampilan menulis permulaan dapat ditingkatkan dengan Buku
Harian. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan persentase ketuntasan siswa
pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II. Persentase ketuntasan siswa pada
Prasiklus sebesar 35,3% (12 siswa) dengan kriteria kurang meningkat pada
Siklus I sebesar 58,8% (20 siswa) dengan kriteria cukup. Pada pelaksanaan
Siklus II persentase ketuntasan siswa meningkat sebesar 70,9% (24 siswa)
dengan kriteria baik.
B. Saran
Saran yang perlu disampilan setelah melakukan penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan Buku Harian dalam pembelajaran menulis
permulaan di Kelas I A adalah sebagai berikut.
1. Bagi Sekolah
Kepala sekolah diharapkan dapat membina guru menggunakan
Buku Harian sebagai teknik pembelajaran menulis yang dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa.
161
2. Bagi Guru
Buku Harian dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan
siswa kelas I A di SD Negeri Plebengan. Oleh karena itu, guru sebagai
pendidik diharapkan dapat menggunakan teknik menulis buku harian yang
sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan agar siswa
tidak mudah bosan dan dapat mengembangkan keterampilan menulis
permulaan yang sudah diperolehnya.
3. Bagi Siswa
Siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan yang
dimilikinya dengan senantiasa rajin berlatih menulis menggunakan Buku
Harian agar keterampilan menulis permulaannya dapat lebih berkembang.
162
Daftar Pustaka
Abu Ahmadi & Munawar Sholeh. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Anafi Nur ’Aini, dkk. (2015). Teacher’s Diary As An Authentic Assessment
Media For Student At Elementary School: Study Case At School Of
Natural Bengawan Solo. Proceeding of the 3rd Global Summit on
Education GSE 2015. Kuala Lumpur. Malaysia.
Andayani. (2015). Problema dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.
Asul Wiyanto, dkk. (2005). Mampu Berbahasa Indonesia SMP dan MTs Kelas
VII. Jakarta: Grasindo.
Dadan Djuanda. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas.
Darmiyati Zuchdi & Budiasih.(1996). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.
Dean-Rumsey, Theresa A., (1998). "Improving the Writing Skills of At-Risk
Students Through the Use of Writing Across the Curriculum and Writing
Process Instruction". Masters Theses. USA. Grand Valley State University.
Depdiknas. (2005). Pedoman Pembelajaran Kelas Awal Sekolah Dasar:
Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak Program Berbasis
Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
E. Kosasih, dkk. (2005). Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas
1,2, dan 3. Bandung: Pustaka Setia.
E. Kosasih. (2009). Petunjuk Guru Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VII.
Bandung: CV Cipta Dea Pustaka.
Euis Sunarti & Rulli Purwani. (2005). Ajarkan Anak Keterampilan Hidup Sejak
Dini: Gunakan Setiap Kesempatan-Optimalkan Potensi Anak. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Fahma Sukmaniar, dkk.. (2013). Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi
dengan Menggunakan Media Pembelajaran Film Animasi. Jurnal
Didaktika Dwija Indria. Vol 1 No 2. Hal 32-36.
Fitri Yuliawati, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik
Profesional. Yogyakarta: Pedagogia.
163
Hendro Darmodjo & Jenny R. E. Kaligis (1992). Pendidikan IPA 2. Jakarta:
Depdikbud.
Ingridwati Kurnia, dkk. (2008). Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta:
Dikti.
Iskandarwassid & H. Dadang Sunendar. (2009). Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jasa Ungguh Muliawan. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Lucas Formiatno. (2010). Belajar Mendengarkan: Menjadi Guru & Orangtua
Sejati. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Anggrek.
Luci Nuryanti. (2008). Psikologi Anak. Jakarta: PT Indeks.
Mitsubishi Asian Children’s Enikki Festa. (2013). Brought Together in a Circle of
Friendship by ENIKKI. Mitsubishi Monitor. Hal 1-2.
Moon, Jennifer. (2010). Assessment: Learning Journals and Logs. United
Kingdom: UCD Teaching and Learning.
Muchlisoh, dkk. (1993). Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta:
Depdikbud.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Ngreni Lestari. (2013). Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan
Menggunakan Media Gambar dengan Pendekatan Keterampilan Proses
Siswa Kelas 2 SD Malangrejo Kabupaten Sleman. Skripsi. Yogyakarta.
UNY.
Nurhadi, dkk. (2007). Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VII. Malang: Erlangga.
Paul Suparno. (2007). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Rudi Susilana dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana
Prima.
Rima Rikmasari. (2013). Efektifitas Media Buku Catatan Harian dalam
Peningkatan Keterampilan Menulis Siswa Sekolah Dasar. PEDAGOGIK.
Vol. I No. 2. Hal 19-29.
164
S. Eko Putro Widoyoko. (2013). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sabarti Akhadiah, dkk. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sabarti Akhadiah, dkk. (1992). Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud.
Saleh Abbas. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif Di Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Samsu Sumadayo. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sri Budiyartati. (2014). Problematika Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Deepublish.
Sudarwan Danim. (2010). Karya Tulis Inovatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiran. (2008). Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Memanfaatkan
Pengalaman Menulis Buku Harian. Jurnal Kependidikan Interaksi. Tahun
3 Nomor 3. Hal: 53-65.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Suharsimi Arikunto. (2005) . Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
______. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
______. (2010). Penelitian Tindakan . Yogyakarta: Aditya Media.
Sumanto. (2006). Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak SD. Jakarta:
Depdiknas.
Supriyadi, dkk. (1992). Materi Pokok: Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta:
Depdikbud.
Suwarna Pringgawidagda. (2002). Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa.
Suyatno, dkk. (2008). Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia: Untuk SD/ MI
Kelas I. Jakarta: Depdiknas.
Syamsuddin & Vismaia S. Damaianti (2009). Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
165
Syamsu Yusuf LN. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis: Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tim penulis. (2007). Model Silabus Tematik Sekolah Dasar Kelas 1. Jakarta: PT
Grasindo.
Tim Penyusun. (2014). Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Pusat
Pengembangan PPL & PKL UNY.
UNESCO. (2009). UNESCO 2009: Annual Report. Report. UNESCO Office.
Jakarta.
Wahyu Sukartiningsih. (2004). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Membaca dan
Menulis Permulaan Di Kelas 1 Sekolah Dasar Melalui Media Kata
Bergambar. Pendidikan Dasar. Vol 5, No 1. Hal 51-69.
Wahyu Wibowo. (2006). Berani Menulis Artikel: Babakan Baru Kiat Menulis
Artikel untuk Media Massa Cetak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Indeks.
Yeti Mulyati, dkk. (2007). Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Yudrik Jahja. (2013). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
167
LAMPIRAN 1
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
168
Adapun jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas Penggunaan Buku
Harian untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan Siswa Kelas I A
SD N Plebengan adalah sebagai berikut.
No. Hari/ tanggal Waktu Kegiatan
1. Selasa/ 8 Maret 2016 09.15 – 11.00 WIB Prasiklus
2. Senin/ 21 Maret 2016 09.15 – 11.00 WIB Siklus I pertemuan 1
3. Selasa/ 22 Maret 2016 09.15 – 11.00 WIB Siklus I pertemuan 2
4. Senin/ 28 Maret 2016 09.15 – 11.00 WIB Siklus I pertemuan 3
5. Selasa/ 29 Maret 2016 09.15 – 11.00 WIB Siklus II pertemuan 1
6. Senin/ 4 April 2016 09.15 – 11.00 WIB Siklus II pertemuan 2
7. Selasa/ 5 April 2016 09.15 – 11.00 WIB Siklus II pertemuan 3
169
LAMPIRAN 2
SURAT PERNYATAAN EXPERT JUDGEMENT
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
LAMPIRAN 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
181
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Per. 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD N Plebengan
Kelas/ Semester : I/ 2
Tema : Lingkungan
Hari/ Tanggal : Senin/ 21 Maret 2016
Alokasi Waktu : 210 menit
A. Standar Kompetensi
Matematika
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua
angka dalam pemecahan masalah.
Bahasa Indonesia
Mendengarkan
1. Memahami wacana lisan tentang benda benda di sekitar dan dongeng.
Berbicara
2. Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan
gambar, percakapan sederhana dan dongeng.
Membaca
7. Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi
anak.
Menulis
8. Menulis permulaan dengan huruf tegak bersambung melalui kegiatan dikte
dan menyalin.
B. Kompentensi Dasar
Matematika
1.1 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.
182
Bahasa Indonesia
Mendengarkan
5.1 Menyebutkan isi dongeng.
Berbicara
6.3 Menyampaikan rasa suka atau tidak suka tentang suatu hal atau kegiatan
dengan alas an sederhana..
Membaca
7.1 Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata
dengan intonasi yang tepat.
Menulis
8.1 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak
bersambung.
C. Indikator
Matematika
1.1.2 Menyelesaikan soal pengurangan dua angka
1.1.3 Menyelesaikan masalah pengurangan dengan teknik menyimpan
Bahasa Indonesia
5.2.1 Menjawab pertanyaan berdasarkan cerita yang didengar.
6.3.1 Mengungkapkan perasaan suka dan tidak suka tentang kegiatan dengan
alasan sederhana.
7.2.1 Membaca kalimat sederhana dengan intonasi dan lafal yang tepat.
8.1.1 Menyalin kalimat sederhana dengan ejaan yang benar.
8.1.2 Menulis kalimat sederhana dengan huruf lepas.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengar cerita/penjelasan dari guru, siswa dapat menjawab
pertanyaan berdasarkan cerita yang di dengar dengan tepat.
2. Setelah bertanya jawab dengan guru, siswa dapat mengungkapkan
perasaan suka dan tidak suka tentang kegiatan dengan alasan sederhana.
183
3. Setelah mendapat penjelasan dan contoh dari guru, siswa dapat
menyelesaikan soal pengurangan dua angka.
4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyelesaikan
masalah pengurangan dengan teknik menyimpan secara benar.
5. Setelah diberikan contoh oleh guru, siswa dapat menyalin kalimat
sederhana dengan ejaan yang benar.
6. Setelah melihat contoh dari guru, siswa dapat menulis kalimat sederhana
dengan huruf lepas dengan benar.
7. Setelah melihat contoh dari guru, siswa dapat membaca kalimat sederhana
dengan lafal, intonasi, dan volume yang baik.
E. Materi Pokok
Matematika
Menyelesaikan Masalah Pengurangan dengan Teknik Meminjam
Langkah penyelesaian soal cerita.
1. ubah kalimat cerita menjadi kalimat matematika
2. lakukan operasi hitung
3. menyimpulkan
Contoh soal penjumlahan dengan teknik memijam.
Ibu membeli salak 37 buah
Salak ibu busuk 19 buah
salak ibu sekarang ada ____ buah
Kalimat Matematika:
Salak ibu sekarang = 37 - 19
= …
184
_
Cara Bersusun pendek
1 7 meminjam 1 puluhan
37
19_
… 8
7 – 9 tidak bisa karena 7 kurang dari 9
7 harus meminjam 1 puluhan dari 3 puluhan di depannya
Sehingga menjadi 17
Kemudian 3 puluhan di depannya menjadi 2 puluhan
17-9 = 8
Tulis 8 di tempat satuan
Kemudian selesaikan pengurangan 2 puluhan- 1 puluhan
20-10 = 10
Tuliskan 1 di tempat puluhan
Kesimpulan:
Jadi, jumlah salak ibu sekarang adalah 37 - 19 = 18 buah
185
Bahasa Indonesia
Menulis Huruf Lepas
Contohnya:
186
Menulis Kalimat Sederhana
187
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : Student Center
Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, penugasan, tanya jawab.
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Awal 1. Siswa menjawab salam dari guru.
2. Siswa diajak berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing untuk mengawali kegiatan
pembelajaran.
3. Siswa dikonfirmasi kehadirannya.
4. Apersepsi: Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai hujan yang sering kali terjadi.
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
materi yang akan dibelajarkan yaitu tentang
“Lingkunganku”
6. Siswa mendengar penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran
15
menit
Inti 1. Siswa mengemukakan pengetahuan awalnya kepada
guru melalui kegiatan tanya jawab. (eksplorasi)
2. Siswa mengumpulkan PR yang telah dikerjakan
siswa ke meja guru.
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara
menyelesaikan pengurangan dengan cara
menyimpan depan kelas. (eksplorasi)
4. Siswa bersama guru bersama-sama menyelesaikan
mengerjakan soal cerita pengurangan dengan teknik
menyimpan yang ada dituliskan guru di papan tulis.
125
menit
188
5. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai materi
yang sudah dijelaskan. (eksplorasi)
6. Siswa diminta untuk mengerjakan soal yang
diberikan guru. (elaborasi)
7. Siswa mengerjakan soal LKS dengan bimbingan
guru. (elaborasi)
8. Perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk
menyelesaikan soal berdasarkan jawaban siswa.
(konfirmasi)
9. Siswa lain memberikan apresiasi dan komentar
kepada siswa yang telah maju ke depan kelas.
(konfirmasi)
10. Siswa bersama guru mengoreksi pekerjaan siswa.
(konfirmasi)
11. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang
belum diketahui. (konfirmasi)
12. Siswa bersama-sama guru melakukan gerakan
pelemasan badan.
13. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang hujan.
(eksplorasi)
14. Perwakilan siswa bercerita pengalamannya sewaktu
hujan terjadi. (eksplorasi)
15. Siswa dibagikan lembar Buku Harian Bergambar .
16. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
Buku Harian Bergambar. (eksplorasi)
17. Siswa mencoba untuk mengisi lembar Buku Harian
Bergambar dengan tanggal dan pembelajaran yang
telah siswa lalui sesuai contoh guru. (elaborasi)
18. Siswa memperlihatkan hasil pengerjaannya kepada
guru. (konfirmasi)
19. Siswa dan guru bersama-sama mengoreksi
189
pekerjaan siswa. (konfirmasi)
Penutup 1. Siswa dituliskan guru kalimat sederhana berjudul
“aku bersyukur” tanpa memakai huruf kapital dan
tanda titik.
2. Siswa bersama-sama membaca kalimat yang telah
dituliskan di papan tulis.
3. Siswa menyalin kalimat yang berjudul “aku
bersyukur” sesuai ejaan yang benar, menggunakan
huruf kapital dan tanda titik di Buku Harian
Bergambar.
4. Siswa mengumpulkan pekerjaannya kepada guru
untuk dinilai.
5. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi
yang belum diketahui.
6. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran sehari
dibimbing oleh guru.
7. Siswa dibagikan lembar Buku Harian Bergambar
oleh guru.
8. Siswa diberikan PR menuliskan kegiatan anak
pada hari itu menggunakan Buku Harian
bergambar.
9. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang materi
yang telah dipelajari.
10. Siswa dibimbing guru membuat refleksi
pembelajaran selama sehari.
11. Siswa diajak berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
70
menit
190
H. Media dan Sumber Belajar
1. Lingkungan
2. Diri Siswa
3. Kismiantini & Dyan Indrawati. 2008. Dunia Matematika: Untuk Kelas I
SD/MI. Jakarta: Depdikbud.
4. H. Suyatno dkk, 2008. Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SD/MI Kelas I. Jakarta: Depdiknas.
I. Penilaian
1. Tes tertulis (terlampir)
Bentuk: Isian titik-titik, Soal Evaluasi
2. Non tes
Bentuk: lembar observasi
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Cholita Sadmi Suwarsini, S. Pd.
NIP. 196603031991022003
Bambanglipuro, Maret 2016
Guru Kelas,
Ningrum Danuwati, S. Pd.
NIP. 198609062009032007
191
LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Lembar Kerja Siswa 1
2. Kunci Lembar Kerja
a. 45 + 15 = 60
b. 67 - 59 = 8
c. 70 - 40 = 30
d. 75 - 53 = 22
e. 20 – 5 - 1 = 14
Setiap satu jawaban benar nilai : 4
192
Nilai maksimal : 20
Nilai : (jumlah nilai: 20) x 100
B. Soal Evaluasi
Tuliskan kalimat sederhana yang ditulis gurumu dengan menggunakan huruf
kapital dan tanda titik!
193
C. Penilaian
Menyalin kalimat sederhana dengan menggunakan huruf kapital, titik, dan
ejaan yang tepat.
No. Aspek Skor maksimal
1. Kerapian tulisan 10
2. Kejelasan penulisan huruf 20
3. Ketepatan penggunaan ejaan 15
4. Ketepatan menggunakan kalimat 15
5. Kelengkapan kata 20
6. Kesesuaian dengan objek 20
Jumlah 100
Lembar Penilaian
No. Nama Aspek Jumlah
skor 1 2 3 4 5 6
1. AQL
2. AYD
3. AHS
4. AAA
5. ATR
6. ADL
7. AIK
8. AW
9. BOA
10. DJ
11. EI
12. ETP
13. FKA
14. FNR
15. HDP
16. HAS
17. IHH
18. IKD
19. LTS
20. MR
21. MAR
22. MNA
23. NAF
24. NSZ
25. NNM
26. NDC
27. NI
28. RAS
29. RNW
30. RJS
31. SM
194
32. SI
33. SMP
34. FR
195
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Per.3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD N Plebengan
Kelas/ Semester : I/ 2
Tema : Lingkungan
Hari/ Tanggal : Selasa/ 5 April 2016
Alokasi Waktu : 210 menit
A. Standar Kompetensi
Matematika
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan dua
angka dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan pengukuran berat.
Bahasa Indonesia
Mendengarkan
5. Memahami wacana lisan tentang benda benda di sekitar dan dongeng.
Berbicara
6. Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan
gambar, percakapan sederhana dan dongeng.
Membaca
7. Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi
anak.
Menulis
8. Menulis permulaan dengan huruf tegak bersambung melalui kegiatan dikte
dan menyalin.
196
B. Kompentensi Dasar
Matematika
1.1 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.
2.1 Membandingkan berat benda (ringan, berat).
Bahasa Indonesia
Mendengarkan
1.2 Menyebutkan isi dongeng.
Berbicara
1.1 Menjelaskan isi gambar tunggal atau gambar seri sederhana dengan bahasa
yang mudah dimengerti.
Membaca
7.1 Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata
dengan intonasi yang tepat.
Menulis
1.1 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak
bersambung.
1.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung.
C. Indikator
Matematika
1.1.2 Menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan dua angka.
2.1.1 menyelesaikan soal tentang berat benda.
Bahasa Indonesia
1.2.1 Mendengarkan cerita yang diceritakan guru.
1.2.2 Menjawab pertanyaan berdasarkan isi cerita yang didengar.
6.1.3 Menceritakan isi gambar berseri.
6.1.4 Menjawab pertanyaan berdasarkan isi cerita bergambar.
7.1.1 Membaca teks pendek dengan lancar dan intonasi yang tepat.
8.1.1 Menulis kalimat menggunakan tanda baca titik dan huruf kapital dalam
kalimat.
8.1.2 Menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung.
197
1.2.1 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah kegiatan diskusi dan tanya jawab, siswa dapat menyelesaikan soal
penjumlahan dan pengurangan dua angka dengan tepat.
2. Setelah kegiatan diskusi dan tanya jawab, siswa dapat menyelesaikan soal
tentang berat benda dengan benar.
3. Melalui kegiatan bercerita, siswa dapat mendengarkan cerita yang
diceritakan guru dengan baik.
4. Setelah kegiatan cerita, siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan isi
cerita yang didengar dengan benar.
5. Setelah melihat contoh dari guru, siswa dapat menceritakan isi gambar
berseri dengan baik.
6. Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan
isi cerita bergambar dengan tepat.
7. Setelah siswa disajikan teks pendek, siswa dapat membaca teks pendek
dengan lancar dan intonasi yang tepat.
8. Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab, siswa dapat menggunakan tanda
baca titik dan huruf kapital dalam kalimat yang benar.
9. setelah melihat contoh dari guru, siswa dapat menulis kalimat dengan
menggunakan huruf tegak bersambung dengan baik.
10. Setelah mendengar penjelasan guru, siswa dapat menyalin puisi anak yang
dengan huruf tegak bersambung dengan tepat.
198
E. Materi pokok
Matematika
Penjumlahan dan Pengurangan Dua Angka
199
Berat Benda
Bahasa Indonesia
Menulis Puisi Anak
200
Menceritakan Isi Gambar Berseri
201
Menulis Tegak Bersambung
F. Pendekatan dan metode pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : Student Center
Metode pembelajaran : ceramah, diskusi, penugasan, tanya jawab.
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Awal 1. Siswa menjawab salam dari guru.
2. Siswa diajak berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing untuk mengawali kegiatan
pembelajaran.
3. Siswa dikonfirmasi kehadirannya.
4. Apersepsi: guru bercerita tentang hewan di skitar
rumahnya, kemudian bertanya jawab dengan siswa.
5. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
materi yang akan dibelajarkan yaitu tentang
15
menit
202
“Hewan di sekitarku”.
6. Siswa mendengar penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran
Inti 1. Siswa mengumpulkan tugas rumah yang telah
dikerjakan siswa ke meja guru.
2. Siswa bersama-sama guru melakukan gerakan
pelemasan badan.
3. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi
pelajaran yang lalu. (eksplorasi)
4. Siswa bersama guru bersama-sama menyelesaikan
mengerjakan contoh soal penjumlahan dan
pengurangan dua angka dan membandingkan berat
benda yang dituliskan guru di papan tulis.
(eksplorasi)
5. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi
yang belum dipahami. (eksplorasi)
6. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
materi penjumlahan dan pengurangan dua angka
serta berat di depan kelas. (eksplorasi)
7. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai materi
yang sudah dijelaskan. (eksplorasi)
8. Siswa diminta untuk mengerjakan soal LKS yang
diberikan guru. (elaborasi)
9. Perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk
menyelesaikan soal berdasarkan jawaban siswa.
(konfirmasi)
10. Siswa lain memberikan apresiasi dan komentar
kepada siswa yang telah maju ke depan kelas.
(konfirmasi)
11. Siswa bersama guru mengoreksi pekerjaan siswa.
(konfirmasi)
140
menit
203
12. Siswa diberikan latihan soal oleh guru sebagai tugas
rumah. (konfirmasi)
13. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang
belum diketahui. (konfirmasi)
14. Siswa bersama-sama guru melakukan gerakan
pelemasan badan.
15. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi
matematika yang belum dipahami. (eksplorasi)
16. Perwakilan siswa di minta untuk maju ke depan
kelas untuk membacakan hasil pekerjaan rumahnya
menulis Buku Harian Bergambar. (elaborasi)
17. Siswa lain memberikan apresiasi dan komentar
kepada siswa yang telah maju ke depan kelas.
(konfirmasi)
18. Siswa diminta untuk mengumpulkan PR Buku
Harian Bergambar di meja guru. (konfirmasi)
19. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
refleksi pengerjaan PR Buku Harian Bergambar
yang telah ditunjukkan siswa. (konfirmasi)
20. Siswa bertanya jawab tentang hewan peliharaan di
rumah. (eksplorasi)
21. Perwakilan siswa maju bercerita hewan
peliharaannya. (eksplorasi)
22. Siswa diperlihatkan puisi anak berjudul ikan di
akuariumku di depan kelas. (eksplorasi)
23. Siswa membaca puisi anak tersebut bersama-sama.
(eksplorasi)
24. Siswa bertanya jawab tentang puisi dan cerita guru
(eksplorasi)
25. Perwakilan siswa diminta untuk memperbaiki
kalimat di puisi dengan menggunakan kapital dan
204
tanda titik. (elaborasi)
26. Siswa diminta menulis puisi yang disajikan
menggunakan huruf tegak bersambung di dalam
buku siswa. (elaborasi)
27. Siswa menulis tegak bersambung dibimbing guru.
(elaborasi)
28. Perwakilan siswa maju ke meja guru untuk
mengoreksi hasil pengerjaannya. (elaborasi)
29. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi
yang belum dipahami. (konfirmasi)
Penutup 1. Siswa dibagikan lembar kertas untuk mengerjakan
soal evaluasi
2. Siswa menyelesaikan soal evaluasi.
3. Siswa mengumpulkan pekerjaannya kepada guru
untuk dinilai.
4. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang
belum diketahui.
5. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran sehari
dibimbing oleh guru.
6. Siswa dibimbing guru membuat refleksi
pembelajaran selama sehari.
7. Siswa diajak berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
55
menit
H. Media dan Sumber Belajar
1. Lingkungan
2. Diri siswa
3. Kismiantini & Dyan Indrawati. 2008. Dunia Matematika: Untuk Kelas I
SD/MI. Jakarta: Depdikbud.
205
4. H. Suyatno Dkk, 2008. Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk
SD/MI Kelas I. Jakarta: Depdiknas.
I. Penilaian
1. Tes tertulis (terlampir)
Bentuk: Isian Titik-Titik, Soal Evaluasi
2. Non tes
Bentuk: Lembar Observasi
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Cholita Sadmi Suwarsini, S. Pd.
NIP. 196603031991022003
Bambanglipuro, April 2016
Guru Kelas,
Ningrum Danuwati, S. Pd.
NIP. 198609062009032007
206
LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Lembar Kerja Siswa 1
207
Kunci Lembar Kerja Siswa1
a. 8 (delapan)
b. 13 (tiga belas)
c. 7 (tujuh)
d. 6 (enam)
e. 9 (sembilan)
f. 90 (sembilan puluh)
g. 78 (tujuh puluh delapan)
h. 6 (enam)
i. segi tiga
j. segi empat (persegi panjang)
Setiap satu jawaban benar nilai : 2
Skor maksimal : 20
Nilai : ( jumlah jawaban benar x 2) : 2
2 Lembar Kerja Siswa 2
Tulislah puisi yang dituliskan gurumu menggunakan huruf tegak bersambung
dengan menggunakan huruf kapital dan tanda titik.
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa 2
Ikan Di Akuariumku
Ikan di akuariumku.
Dalam peti kaca.
Engkau aku pelihara.
208
Ikan di akuariumku.
Warnamu Indah.
Gerakmu lincah.
Aku suka padamu.
B. Soal Evaluasi
Soal Evaluasi 1
209
Kunci Soal Evaluasi 1
1 17 – 12 + 20 = 25
2 35 = 30 + 5
4 = 0 + 4
= 30 + 9
= 39
3 48 + 21 = 69
4 6 (enam)
3 (tiga)
1 (satu)
1 (satu)
5 buah semangka
Setiap satu jawaban benar nilai : 4
Skor maksimal : 25
Nilai : (jumlah skor x 2) : 5
+
210
Soal Evaluasi 2
211
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 2
Kebijaksanaan guru
212
C. Penilaian
Membuat cerita berdasarkan gambar berseri.
No. Aspek Skor maksimal
1. Kerapian tulisan 10
2. Kejelasan penulisan huruf 20
3. Ketepatan penggunaan ejaan 15
4. Ketepatan menggunakan kalimat 15
5. Kelengkapan kata 20
6. Kesesuaian dengan objek 20
Jumlah 100
Lembar penilaian
No. Nama Aspek Jumlah
Skor 1 2 3 4 5 6
1. AQL
2. AYD
3. AHS
4. AAA
5. ATR
6. ADL
7. AIK
8. AW
9. BOA
10. DJ
11. EI
12. ETP
13. FKA
14. FNR
15. HDP
16. HAS
17. IHH
18. IKD
19. LTS
20. MR
21. MAR
22. MNA
23. NAF
24. NSZ
25. NNM
26. NDC
27. NI
28. RAS
29. RNW
30. RJS
31. SM
32. SI
33. SMP
34. FR
213
LAMPIRAN 4
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
214
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Aspek yang Diamati Inisial Jum
lah %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kegiatan Awal
1. Siswa antusias dengan
apersepsi yang disajikan
guru.
2. Siswa mendengarkan
penjelasan guru
mengenai tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
1. Siswa fokus
memperhatikan guru
dalam menyampaikan
pembelajaran
keterampilan menulis
permulaan
2. Siswa berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran
menggunakan Buku
harian Bergambar
3. Siswa antusias
mengerjakan tugas dari
guru menggunakan Buku
harian Bergambar.
4. Siswa tidak melakukan
kegiatan di luar kegiatan
belajar, misalnya
mengobrol dan
mengganggu teman lain.
5. Siswa mampu
mengerjakan tugas
215
menulis permulaan dari
guru menggunakan Buku
Harian Bergambar.
6. Siswa mampu
memperlihatkan hasil
pekerjaannya di depan
kelas dengan percaya
diri
7. Siswa berani
memberikan tanggapan
kepada karya siswa lain
dengan percaya diri
8. Siswa berpartisipasi aktif
dalam bertanya jawab
tentang materi yang
belum dimengerti
kepada guru.
Kegiatan Penutup
1. Siswa mampu membuat
kesimpulan
pembelajaran.
2. Siswa mampu
mengerjakan soal
evaluasi yang diberikan
guru
Jumlah
Presentase (%)
Rata-rata
Kriteria
216
Kriteria Hasil Observasi Aktivitas Siswa menurut Suharsimi Arikunto (2010: 197)
adalah sebagai berikut:
Rentang Nilai Kategori Keterangan
76 – 100 Baik Sekali BS
51 – 75 Baik B
26 – 50 Cukup C
< 26 Kurang K
217
LAMPIRAN 5
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
218
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hari, Tanggal : Senin, 8 Maret 2016
Waktu : 07.00 – 11.00 WIB
Siklus : Prasiklus
Pertemuan : -
Kelas : I A SD N Plebengan
Guru Kelas : Ningrum Danuwati, S. Pd.
Jumlah Siswa : 32
Aspek
yang
Diamati
*
Inisial
Jum
lah
Presen
tase
(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kegiatan Awal
1. X X X X X X X X 24 70.6 2. X X X X X X X X X X X X X X X 17 50.0
Kegiatan Inti
1. X X X X X X X X X X X X X X X X X 15 44.1 2. X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 12 35.3 3. X X X X X X X X X X 22 64.7 4. X X X X X X X X X X X X X X X X X 15 44.1 5. X X X X X X X X X X 22 64.7 6. X X X X X X X X X X 22 64.7 7. X X X X X X 26 76.5 8. X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 13 38.2
Kegiatan Penutup
1. X X X X X X X X X X 22 64.7 2. X X X X X X 26 76.5
Jumlah 9 1 9 9 12 7 0 6 7 1 11 8 8 10 9 6 6 8 5 0 8 10 10 10 8 10 5 8 9 6 12 8 236 694.1
% 75.0 8.3 75.0 75.0 100.0 58.3 0.0 50.0 58.3 8.3 91.7 66.7 66.7 83.3 75.0 50.0 50.0 66.7 41.7 0.0 66.7 83.3 83.3 83.3 66.7 83.3 41.7 66.7 75.0 50.0 100.0 66.7
Rata-rata 57.8 Kriteria Baik
*lihat keterangan
219
Keterangan:
: Siswa tidak hadir
Aspek yang diamati* adalah sebagai berikut:
Kegiatan Awal
1. Siswa antusias dengan apersepsi yang disajikan guru.
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
1. Siswa fokus memperhatikan guru dalam menyampaikan pembelajaran keterampilan menulis permulaan
2. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
3. Siswa antusias mengerjakan tugas dari guru
4. Siswa tidak melakukan kegiatan di luar kegiatan belajar, misalnya mengobrol dan mengganggu teman lain
5. Siswa mampu mengerjakan tugas menulis permulaan dari guru
6. Siswa mampu memperlihatkan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan percaya diri
7. Siswa berani memberikan tanggapan kepada karya siswa lain dengan percaya diri
8. Siswa berpartisipasi aktif dalam bertanya jawab tentang materi yang belum dimengerti kepada guru
Kegiatan Penutup
1. Siswa mampu membuat kesimpulan pembelajaran
2. Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru
220
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hari, Tanggal : Senin, 21 Maret 2016
Waktu : 07.35 – 11.00 WIB
Siklus : I (satu)
Pertemuan : 1 (satu)
Kelas : I A SD N Plebengan
Guru Kelas : Ningrum Danuwati, S. Pd.
Jumlah Siswa : 31
Aspek
yang
Diamati
*
Inisial
Jumlah
Presen
tase
(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kegiatan Awal
1. X X X X X X 25 73.5
2. X X X X X 26 76.5
Kegiatan Inti
1. X X X X X X X X X X X X 19 55.9
2. X X X X X X X X X X X X X X X 16 47.1
3. X X X X X X X 24 70.6
4. X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 10 29.4
5. X X X X X X 25 73.5
6. X X X X X X X X X X 21 61.8
7. X X X X X X X X X X X X X X 17 50.0
8. X X X X X X X X X X X X X X X 16 47.1
Kegiatan Penutup
1. X X X X X X X X 23 67.6
2. X X X 28 82.4
Jumlah 10 3 9 12 10 12 10 4 9 6 8 4 11 11 9 9 3 5 12 2 7 11 8 9 10 11 4 8 3 10 10 250 735.3
% 83.3 25.0 75.0 100.0 83.3 100.0 83.3 33.3 75.0 50.0 66.7 33.3 91.7 91.7 75.0 75.0 25.0 41.7 100.0 16.7 58.3 91.7 66.7 75.0 83.3 91.7 33.3 66.7 25.0 83.3 83.3
Rata-rata 61.3
*lihat keterangan
221
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hari, Tanggal : Selasa, 22 Maret 2016
Waktu : 07.35 – 11.00 WIB
Siklus : I (satu)
Pertemuan : 2 (dua)
Kelas : I A SD N Plebengan
Guru Kelas : Ningrum Danuwati, S. Pd.
Jumlah Siswa : 33
Aspek
yang
Diamati
*
Inisial
Jum
lah
Presen
tase
(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kegiatan Awal
1. X X X X X X X 26 76.5 2. X X X X X X X X X X X X X 20 58.8
Kegiatan Inti 1. X X X X X X X X X X X X X X 19 55.9 2. X X X X X X X X X X X X X X X 18 52.9 3. X X X X X X X X X 24 70.6 4. X X X X X X X X X X X X X X X X X 16 47.1 5. X X X X X 28 82.4 6. X X X X X 28 82.4 7. X X X X X X 27 79.4 8. X X X X X X X X X 24 70.6
Kegiatan Penutup 1. X X X X X X X X 25 73.5 2. X X X X X X X 26 76.5
Jumlah 11 1 10 12 11 10 12 0 10 6 2 9 8 11 12 10 11 10 4 11 3 10 11 11 9 4 7 8 7 12 9 9 10 281 826.5
% 91.7 8.3 83.3
100
.0 91.7 83.3
100
.0 0.0 83.3 50.0 16.7 75.0 66.7 91.7 100.0 83.3 91.7 83.3 33.3 91.7 25.0 83.3 91.7 91.7 75.0 33.3 58.3 66.7 58.3 100.0 75.0 75.0 83.3
Rata-rata 68.9 Kriteria Baik
*lihat keterangan
222
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hari, Tanggal : Senin, 28 Maret 2016
Waktu : 07.00 – 11.00 WIB
Siklus : I (satu)
Pertemuan : 3 (tiga)
Kelas : I A SD N Plebengan
Guru Kelas : Ningrum Danuwati, S. Pd.
Jumlah Siswa : 32
Aspek
yang
Diamati
*
Inisial
Jum
lah
Presen
tase
(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kegiatan Awal
1. X X X X X X 26 76.5 2. X X X X X 27 79.4
Kegiatan Inti
1. X X X X X X X X X X X 21 61.8 2. X X X X X X X X X X X X X X X 17 50.0 3. X X X X X X X X X X X X X X 18 52.9 4. X X X X X X X X X X X X X X 18 52.9 5. X X X X 28 82.4 6. X X X X X X X X X 23 67.6 7. X X X X X 27 79.4 8. X X X X X X X X X X X X X X X X X 15 44.1
Kegiatan Penutup
1. X X X 29 85.3 2. X X X X 28 82.4
Jumlah 11 2 10 12 7 12 9 1 8 9 2 10 12 7 7 12 12 11 7 11 5 8 11 11 9 11 9 10 4 9 8 10 277 814.7
% 91.7 16.7 83.3
100.
0 58.3
100.
0 75.0 8.3 66.7 75.0 16.7 83.3
100.
0 58.3 58.3
100.
0
100.
0 91.7 58.3 91.7 41.7 66.7 91.7 91.7 75.0 91.7 75.0 83.3 33.3 75.0 66.7 83.3
Rata-rata 67.9 Kriteria Baik
*lihat keterangan
223
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hari, Tanggal : Selasa, 29 Maret 2016
Waktu : 07.00 – 11.00 WIB
Siklus : II (dua)
Pertemuan : 1 (satu)
Kelas : I A SD N Plebengan
Guru Kelas : Ningrum Danuwati, S. Pd.
Jumlah Siswa : 32
Aspek
yang
Diamati
*
Inisial
Jum
lah
Presentas
e
(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kegiatan Awal
1. x x x x x x x 25 73.5 2. x x x x 28 82.4
Kegiatan Inti
1. x x x x x x x x x x x x x 19 55.9 2. x x x x x x x x x 23 67.6 3. x x x x x x x x 24 70.6 4. x X x x x x x x x x x x x x 18 52.9 5. x x x 29 85.3 6. x x x x x 27 79.4 7. x x x x x x 26 76.5 8. x x x x x x x x x x 22 64.7
Kegiatan Penutup
1. x X x x x x 26 76.5 2. x x x x 28 82.4
Jumlah 12 1 10 12 11 9 12 1 10 11 2 12 12 12 12 12 5 7 11 12 3 12 8 12 11 12 8 8 6 12 7 10 295 867.6
% 100.
0 8.3 83.3
100.
0 91.7 75.0
100.
0 8.3 83.3 91.7 16.7
100.
0
100.
0 100.0 100.0
100.
0 41.7 58.3 91.7
100.
0 25.0 100.0 66.7
100.
0 91.7 100.0 66.7 66.7 50.0 100.0 58.3 83.3 Rata-rata 71.2 Kriteria Baik
*lihat keterangan
224
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hari, Tanggal : Senin, 4 April 2016
Waktu : 07.00 – 11.00 WIB
Siklus : II (dua)
Pertemuan : 2 (dua)
Kelas : I A SD N Plebengan
Guru Kelas : Ningrum Danuwati, S. Pd.
Jumlah Siswa : 33
Aspek
yang
Diamati
*
Inisial
Jum
lah
Presen
tase
(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kegiatan Awal
1. x x x x x 28 82.4 2. x x x 30 88.2
Kegiatan Inti
1. x x x x x x x x x 24 70.6 2. x x x x x x x 26 76.5 3. x x x 30 88.2 4. x x x x x x x x x x x x 21 61.8 5. x x 31 91.2 6. x x x x 29 85.3 7. x x x 30 88.2 8. x x x x x x x x x x x x 21 61.8
Kegiatan Penutup
1. x x x x x x x x 25 73.5 2. x x 31 91.2
Jumlah 11 3 9 12 11 12 10 2 10 9 4 12 11 11 11 12 11 12 12 11 10 2 11 10 11 10 12 12 7 12 9 12 12 326 958.8
% 91.7 25.0 75.0
100.
0 91.7
100.
0 83.3 16.7 83.3 75.0 33.3
100.
0 91.7 91.7 91.7 100.0 91.7
100.
0
100.
0 91.7 83.3 16.7 91.7 83.3 91.7 83.3 100.0 100.0 58.3 100.0 75.0 100.0 100.0 Rata-rata 79.9 Kriteria Baik
Sekali
*lihat keterangan
225
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hari, Tanggal : Selasa, 5 April 2016
Waktu : 07.00 – 11.00 WIB
Siklus : II (dua)
Pertemuan : 3 (tiga)
Kelas : I A SD N Plebengan
Guru Kelas : Ningrum Danuwati, S. Pd.
Jumlah Siswa : 33
Aspek
yang
Diamati
*
Inisial
Jum
lah
Presen
tase
(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kegiatan Awal
1. X X X X X X X 26 76.5 2. X X X 30 88.2
Kegiatan Inti
1. X X X X X X X X 25 73.5 2. X X X X X X X X X 24 70.6 3. X X X 30 88.2 4. X X X X X X X X X X X X X 20 58.8 5. X 32 94.1 6. X X X X 29 85.3 7. X X X 30 88.2 8. X X X X X X X X X X X X 21 61.8
Kegiatan Penutup
1. X X X X X X 27 79.4 2. X X 31 91.2
Jumlah 12 2 11 12 12 12 2 10 12 4 10 11 12 11 10 12 8 10 10 12 1 11 12 11 11 8 12 12 8 12 12 10 10 325 955.9
% 100.
0 16.7 91.7
100.
0
100.
0
100.
0 16.7 83.3
100.
0 33.3 83.3 91.7
100.
0 91.7 83.3
100.
0 66.7 83.3 83.3
100.
0 8.3 91.7 100.0 91.7 91.7 66.7 100.0 100.0 66.7 100.0 100.0 83.3 83.3 Rata-rata 79.7
Kriteria Baik
Sekali
*lihat keterangan
226
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Aspek yang
Diamati*
Presentase
PRA Siklus I
Rata-rata Siklus II
Rata-rata per 1 per 2 per 3 per 1 per 2 per 3
Kegiatan Awal
1 50.0 76.5 58.8 79.4 71.6 82.4 88.2 88.2 86.3
2 70.6 73.5 76.5 76.5 75.5 73.5 82.4 76.5 77.5
Kegiatan Inti
1 44.1 55.9 55.9 61.8 57.8 55.9 70.6 73.5 66.7
2 35.3 47.1 52.9 50.0 50.0 67.7 76.5 70.6 71.6
3 64.7 70.6 70.6 52.9 64.7 70.6 88.2 88.2 82.4
4 44.1 29.4 47.1 52.9 43.1 52.9 61.8 58.8 57.8
5 64.7 73.5 82.4 82.4 79.4 85.3 91.2 94.1 90.2
6 64.7 61.8 82.4 67.7 70.6 79.4 85.3 85.3 83.3
7 76.5 50.0 79.4 79.4 69.6 76.5 88.2 88.2 84.3
8 38.2 47.1 70.6 44.1 53.9 64.7 61.8 61.8 62.7
Kegiatan Penutup
1 64.7 67.7 73.5 85.3 75.5 76.5 73.5 79.4 76.5
2 76.5 82.4 76.5 82.4 80.4 82.4 91.2 91.2 88.2
Rata-rata 57.8 61.3 68.9 67.9 66.0 72.3 79.9 79.7 77.3
227
Keterangan:
: Siswa tidak hadir
Aspek yang diamati* adalah sebagai berikut:
Kegiatan Awal
1. Siswa antusias dengan apersepsi yang disajikan guru.
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
1. Siswa fokus memperhatikan guru dalam menyampaikan pembelajaran keterampilan menulis permulaan
2. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menggunakan Buku Harian Bergambar
3. Siswa antusias mengerjakan tugas dari guru menggunakan Buku Harian Bergambar
4. Siswa tidak melakukan kegiatan di luar kegiatan belajar, misalnya mengobrol dan mengganggu teman lain
5. Siswa mampu mengerjakan tugas menulis permulaan dari guru menggunakan Buku Harian Bergambar
6. Siswa mampu memperlihatkan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan percaya diri
7. Siswa berani memberikan tanggapan kepada karya siswa lain dengan percaya diri
8. Siswa berpartisipasi aktif dalam bertanya jawab tentang materi yang belum dimengerti kepada guru
Kegiatan Penutup
1. Siswa mampu membuat kesimpulan pembelajaran
2. Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru
228
LAMPIRAN 6.
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN MENULIS
PERMULAAN
229
Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Permulaan siswa kelas IA SD N
Plebengan Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul menurut Ngreni Lestari (2013: 89)
adalah sebagai berikut.
No. Aspek Skor maksimal
1. Kerapian tulisan 10
2. Kejelasan penulisan huruf 20
3. Ketepatan penggunaan ejaan 15
4. Ketepatan menggunakan kalimat 15
5. Kelengkapan kata 20
6. Kesesuaian dengan objek 20
Jumlah 100
Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Permulaan siswa kelas IA SD N
Plebengan Sidomulyo, Bantul adalah sebagai berikut.
No. Aspek Kriteria Skor maksimal
1. Kerapian tulisan Kata/kalimat ditulis dengan rapi 10
Kata/kalimat ditulis dengan
kurang rapi
6
Kata/kalimat ditulis dengan tidak
rapi
3
2. Kejelasan penulisan
huruf
Huruf ditulis dengan jelas 20
Huruf ditulis kurang jelas 12
Huruf ditulis sangat kurang jelas 6
3. Ketepatan
penggunaan ejaan
Sesuai EYD 15
Kurang yang tidak sesuai EYD 10
Sangat kurang sesuai EYD 5
4. Ketepatan
menggunakan
kalimat
Kalimat yang digunakan sesuai,
susunan kata dalam kalimat baik.
15
Kalimat yang digunakan kurang
sesuai, susunan kata dalam
kalimat kurang baik.
10
Kalimat yang digunakan sangat
kurang sesuai, susunan kata
dalam kalimat sangat kurang
baik.
5
5. Kelengkapan kata Huruf dalam kata lengkap 20
Huruf dalam kata kurang lengkap 12
Huruf dalam kata sangat kurang
lengkap/ tidak menuliskan kata
6
6. Kesesuaian dengan
objek
Tulisan sesuai dengan objek 20
Tulisan sangat kurang sesuai
dengan objek
15
Tulisan agak menyimpang dari
objek
10
Tulisan tidak sesuai dengan objek 5
230
Adapun Lembar Penilaian keterampilan Menulis Permulaan Siswa Kelas I
A SD Negeri Plebengan Sidomulyo adalah sebagai berikut.
No. Nama
Aspek Jumlah
skor
Keterangan
1 2 3 4 5 6 Tuntas Belum
tuntas
1. AQL
2. AYD
3. AHS
4. AAA
5. ATR
6. ADL
7. AIK
8. AWO
9. BOA
10. DJR
11. EIW
12. ETP
13. FKA
14. FNR
15. HDP
16. HAS
17. IHH
18. IKD
19. LTS
20. MRI
21. MAR
22. MNA
23. NAF
24. NSZ
25. NNM
26. NDC
27. NIN
28. RAS
29. RNW
30. RJS
31. SMR
32. SIN
33. SMP
34. FRW
231
LAMPIRAN 7
REKAPITULASI NILAI KETERAMPILAN MENULIS
PERMULAAN
232
Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Permulaan Prasiklus
No Inisial Kriteria
Jumlah Keterangan
Kerapian Kejelasan Ketepatan
Ejaan
Ketepatan
Kalimat Kelengkapan Kesesuaian Tuntas
Belum
Tuntas
1 AQL 10 17 11 12 12 15 77 √
2 AYD 3 3 3 3 4 5 21 √
3 AHS 8 15 10 15 17 16 81 √
4 AAA 8 15 11 15 20 20 89 √
5 ATR 7 12 11 15 12 15 72 √
6 ADL 10 20 11 15 12 15 83 √
7 AIK 10 12 15 15 15 17 84 √
8 AWO 3 6 5 5 6 5 30 √
9 BOA 7 13 13 13 12 17 75 √
10 DJR 6 7 7 10 12 16 58 √
11 EIW 4 7 5 5 5 10 36 √
12 ETP 7 10 10 10 13 16 66 √
13 FKA 8 15 13 15 12 16 79 √
14 FNR 3 6 7 10 8 15 49 √
15 HDP 7 10 10 10 10 13 60 √
16 HAS 6 13 5 10 20 17 71 √
17 IHH 7 12 12 10 12 16 69 √
18 IKD 6 12 10 13 12 15 68 √
19 LTS 6 8 10 10 9 10 53 √
20 MRI 7 12 10 10 11 13 63 √
21 MAR 4 6 9 10 10 15 54 √
22 MNA 3 3 3 3 0 3 15 √
23 NAF 6 12 8 10 9 15 60 √
24 NSZ 10 14 15 15 20 20 94 √
25 NNM 10 14 12 15 12 16 79 √
26 NDC 6 7 5 10 12 15 55 √
27 NIN 7 7 15 15 19 18 81 √
28 RAS 10 13 13 15 20 20 91 √
29 RNW 6 12 10 10 9 15 62 √
30 RJS 6 10 10 10 14 15 65 √
31 SMR 7 12 12 13 12 15 71 √
32 SIN 7 10 5 10 20 15 67 √
33 SMP 10 18 15 15 20 20 98 √
34 FRW 7 20 5 9 12 15 68 √
Jumlah 232 383 326 381 423 499 2244 12 22
Rata-rata 6.8 11.3 9.6 11.2 12.4 14.7 66.0
35.3% 64.7% Nilai Tertinggi 98
Nilai Terendah 15
233
Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Permulaan Siklus I
No Inisial Kriteria
Jumlah Keterangan
Kerapian Kejelasan Ketepatan
Ejaan
Ketepatan
Kalimat Kelengkapan Kesesuaian Tuntas
Belum
Tuntas
1 AQL 10.0 17.3 15.0 15.0 20.0 20.0 97.3 √
2 AYD 4.0 6.0 6.0 6.7 10.7 9.3 42.7 √
3 AHS 9.3 19.0 11.7 11.7 15.7 20.0 87.3 √
4 AAA 8.3 18.0 15.0 11.7 17.3 20.0 90.3 √
5 ATR 7.3 11.0 12.7 14.0 17.3 19.0 81.3 √
6 ADL 6.3 11.3 10.3 13.3 13.7 17.3 72.3 √
7 AIK 9.0 17.7 13.3 14.3 19.0 20.0 93.3 √
8 AWO 3.7 6.0 5.7 5.0 6.3 10.0 36.7 √
9 BOA 6.0 10.0 13.3 12.7 15.7 19.3 77.0 √
10 DJR 6.3 8.0 7.7 11.7 15.7 20.0 69.3 √
11 EIW 3.5 6.0 5.0 5.0 6.0 7.5 33.0 √
12 ETP 6.3 12.0 10.3 12.0 15.0 19.3 75.0 √
13 FKA 6.5 13.0 14.0 13.5 12.5 15.0 74.5 √
14 FNR 4.0 6.7 7.7 9.3 10.7 16.7 55.0 √
15 HDP 7.0 15.0 11.7 12.7 14.0 18.7 79.0 √
16 HAS 7.3 14.7 13.3 11.7 12.3 15.7 75.0 √
17 IHH 7.7 12.7 12.0 13.7 15.7 18.3 80.0 √
18 IKD 5.7 7.0 10.0 9.7 10.0 16.0 58.3 √
19 LTS 8.0 12.0 10.0 10.0 12.0 20.0 72.0 √
20 MRI 7.3 12.0 11.7 11.3 14.7 18.3 75.3 √
21 MAR 5.3 10.0 11.3 10.0 11.3 16.7 64.7 √
22 MNA 3.0 5.7 5.0 5.0 5.0 5.0 28.7 √
23 NAF 6.3 11.3 11.7 10.0 11.0 16.0 66.3 √
24 NSZ 8.0 13.7 14.0 13.3 20.0 20.0 89.0 √
25 NNM 9.0 16.0 15.0 15.0 17.5 20.0 92.5 √
26 NDC 6.0 10.7 10.7 11.7 13.0 15.7 67.7 √
27 NIN 7.0 14.0 13.3 13.3 15.7 19.3 82.7 √
28 RAS 9.3 17.3 13.3 14.3 20.0 20.0 94.3 √
29 RNW 7.0 14.0 15.0 11.7 13.7 17.7 79.0 √
30 RJS 5.0 7.0 9.3 9.0 15.0 16.7 62.0 √
31 SMR 7.3 13.3 13.3 12.7 16.3 19.0 82.0 √
32 SIN 6.0 11.3 11.0 13.3 14.3 19.0 75.0 √
33 SMP 10.0 17.3 12.7 15.0 19.3 20.0 94.3 √
34 FRW 7.5 13.5 12.0 12.5 14.5 16.0 76.0 √
Jumlah 230.5 410.5 384.0 391.7 480.8 581.5 2479.0 20 14
Rata-rata 6.8 12.1 11.3 11.5 14.1 17.1 72.9
58.8% 41.2% Nilai Tertinggi 97.3
Nilai Terendah 28.7
234
Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Permulaan Siklus I
No Inisial Nilai
Jumlah Rata-
rata
Keterangan Pert
1
Pert
2
Pert
3 Tuntas
Belum
Tuntas
1 AQL 100 92 100 292 97.3 √
2 AYD 76 27 25 128 42.7 √
3 AHS 100 77 85 262 87.3 √
4 AAA 95 85 91 271 90.3 √
5 ATR 83 81 80 244 81.3 √
6 ADL 75 61 81 217 72.3 √
7 AIK 100 88 92 280 93.3 √
8 AWO 42 43 25 110 36.7 √
9 BOA 84 77 70 231 77.0 √
10 DJR 84 60 64 208 69.3 √
11 EIW 36 30 66 33.0 √
12 ETP 73 75 77 225 75.0 √
13 FKA 76 73 149 74.5 √
14 FNR 58 54 53 165 55.0 √
15 HDP 92 77 68 237 79.0 √
16 HAS 80 71 74 225 75.0 √
17 IHH 85 72 83 240 80.0 √
18 IKD 56 57 62 175 58.3 √
19 LTS 72 72 72.0 √
20 MRI 78 71 77 226 75.3 √
21 MAR 63 61 70 194 64.7 √
22 MNA 30 26 30 86 28.7 √
23 NAF 60 68 71 199 66.3 √
24 NSZ 94 84 89 267 89.0 √
25 NNM 87 98 185 92.5 √
26 NDC 79 61 63 203 67.7 √
27 NIN 89 75 84 248 82.7 √
28 RAS 100 85 98 283 94.3 √
29 RNW 88 73 76 237 79.0 √
30 RJS 72 53 61 186 62.0 √
31 SMR 92 80 74 246 82.0 √
32 SIN 79 73 73 225 75.0 √
33 SMP 98 87 98 283 94.3 √
34 FRW 83 69 152 76.0 √
Jumlah 2464 2259 2294 7017 2479 20 14
Rata-rata 79.5 68.5 71.7 206.4 72.9
58.8% 41.2% Nilai Tertinggi 100 92 100 292 97.3
Nilai Terendah 30 26 25 66 28.7
235
Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Permulaan Siklus II
No Inisial Kriteria
Jumlah Keterangan
Kerapian Kejelasan Ketepatan
Ejaan
Ketepatan
Kalimat Kelengkapan Kesesuaian Tuntas
Belum
Tuntas
1 AQL 10.0 20.0 15.0 14.3 19.3 20.0 98.7 √
2 AYD 3.7 8.0 8.3 6.7 6.0 10.0 42.7 √
3 AHS 8.3 20.0 11.3 12.7 18.7 19.0 90.0 √
4 AAA 9.3 20.0 15.0 14.3 19.3 20.0 98.0 √
5 ATR 7.0 18.5 12.5 15.0 19.0 20.0 92.0 √
6 ADL 7.0 20.0 13.3 13.3 19.0 20.0 92.7 √
7 AIK 8.7 20.0 14.3 15.0 20.0 20.0 98.0 √
8 AWO 4.0 8.0 5.0 6.7 5.7 9.3 38.7 √
9 BOA 6.3 17.3 13.3 13.3 15.3 19.0 84.7 √
10 DJR 6.7 11.7 11.7 14.0 13.3 16.7 74.0 √
11 EIW 5.7 11.0 9.0 10.0 12.0 13.3 61.0 √
12 ETP 6.0 13.0 10.0 11.7 14.0 16.7 71.3 √
13 FKA 9.0 20.0 14.0 13.5 16.5 18.5 91.5 √
14 FNR 5.0 10.3 9.3 10.3 13.0 16.7 64.7 √
15 HDP 7.0 17.7 15.0 14.0 15.7 20.0 89.3 √
16 HAS 8.0 15.7 12.7 13.0 16.7 18.3 84.3 √
17 IHH 7.0 16.3 12.3 13.0 16.0 18.7 83.3 √
18 IKD 6.0 12.7 10.7 10.7 12.3 18.3 70.7 √
19 LTS 7.3 19.0 13.3 12.0 16.0 20.0 87.7 √
20 MRI 7.7 18.3 11.7 13.7 17.7 20.0 89.0 √
21 MAR 6.3 12.3 10.3 12.3 14.7 18.7 74.7 √
22 MNA 3.7 6.0 6.0 5.0 3.0 5.0 28.7 √
23 NAF 6.3 11.3 10.3 15.0 13.7 18.3 75.0 √
24 NSZ 8.3 20.0 14.3 15.0 20.0 20.0 97.7 √
25 NNM 9.7 18.7 15.0 15.0 19.0 20.0 97.3 √
26 NDC 5.5 11.0 15.0 10.0 13.5 20.0 75.0 √
27 NIN 7.7 18.3 15.0 14.3 19.0 20.0 94.3 √
28 RAS 10.0 18.3 14.3 15.0 19.3 20.0 97.0 √
29 RNW 7.0 17.3 13.0 14.0 15.7 20.0 87.0 √
30 RJS 5.3 11.0 10.0 12.3 14.0 20.0 72.7 √
31 SMR 7.0 12.0 13.3 13.3 17.7 20.0 83.3 √
32 SIN 7.0 17.7 11.0 13.0 15.3 17.3 81.3 √
33 SMP 8.7 19.3 15.0 15.0 20.0 20.0 98.0 √
34 FRW 7.0 16.0 15.0 12.5 20.0 17.5 88.0 √
Jumlah 239.2 526.8 415.5 429.0 530.3 611.3 2752.1 24 10
Rata-rata 7.0 15.5 12.2 12.6 15.6 18.0 80.9
70.6% 29.4% Nilai Tertinggi 98.7
Nilai Terendah 28.7
236
Tabel 5. Hasil Rekapitulasi Nilai Keterampilan Menulis Permulaan Siklus II
No Inisial Nilai
Jumlah Rata-
rata
Keterangan Pert
1
Pert
2
Pert
3 Tuntas
Belum
Tuntas
1 AQL 98 100 98 296 98.7 √
2 AYD 19 64 45 128 42.7 √
3 AHS 87 90 93 270 90.0 √
4 AAA 98 98 98 294 98.0 √
5 ATR 91 93 184 92.0 √
6 ADL 84 97 97 278 92.7 √
7 AIK 98 99 97 294 98.0 √
8 AWO 24 50 42 116 38.7 √
9 BOA 75 87 92 254 84.7 √
10 DJR 68 76 78 222 74.0 √
11 EIW 42 83 58 183 61.0 √
12 ETP 68 70 76 214 71.3 √
13 FKA 88 95 183 91.5 √
14 FNR 64 66 64 194 64.7 √
15 HDP 84 90 94 268 89.3 √
16 HAS 82 90 81 253 84.3 √
17 IHH 82 83 85 250 83.3 √
18 IKD 66 69 77 212 70.7 √
19 LTS 82 96 85 263 87.7 √
20 MRI 81 93 93 267 89.0 √
21 MAR 68 81 75 224 74.7 √
22 MNA 11 54 21 86 28.7 √
23 NAF 73 70 82 225 75.0 √
24 NSZ 98 98 97 293 97.7 √
25 NNM 97 98 97 292 97.3 √
26 NDC 76 74 150 75.0 √
27 NIN 92 95 96 283 94.3 √
28 RAS 96 97 98 291 97.0 √
29 RNW 87 86 88 261 87.0 √
30 RJS 62 84 72 218 72.7 √
31 SMR 76 90 84 250 83.3 √
32 SIN 87 72 85 244 81.3 √
33 SMP 95 99 100 294 98.0 √
34 FRW 89 87 176 88.0 √
Jumlah 2411 2795 2704 7910 2752.3 24 10
Rata-rata 75.3 84.7 81.9 232.6 80.9
70.6% 29.4% Nilai Tertinggi 98 100 100 296 98.7
Nilai Terendah 11 50 21 86 28.7
237
Tabel 6. Hasil Nilai Keterampilan Menulis Permulaan Siswa Kelas I A SD Negeri
Plebengan Sidomulyo Bantul pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No Inisial Nilai
Prasiklus Siklus I Siklus II
1 AQL 77.0 97.3 98.7
2 AYD 21.0 42.7 42.7
3 AHS 81.0 87.3 90.0
4 AAA 89.0 90.3 98.0
5 ATR 72.0 81.3 92.0
6 ADL 83.0 72.3 92.7
7 AIK 84.0 93.3 98.0
8 AWO 30.0 36.7 38.7
9 BOA 75.0 77.0 84.7
10 DJR 58.0 69.3 74.0
11 EIW 36.0 33.0 61.0
12 ETP 66.0 75.0 71.3
13 FKA 79.0 74.5 91.5
14 FNR 49.0 55.0 64.7
15 HDP 60.0 79.0 89.3
16 HAS 71.0 75.0 84.3
17 IHH 69.0 80.0 83.3
18 IKD 68.0 58.3 70.7
19 LTS 53.0 72.0 87.7
20 MRI 63.0 75.3 89.0
21 MAR 54.0 64.7 74.7
22 MNA 15.0 28.7 28.7
23 NAF 60.0 66.3 75.0
24 NSZ 94.0 89.0 97.7
25 NNM 79.0 92.5 97.3
26 NDC 55.0 67.7 75.0
27 NIN 81.0 82.7 94.3
28 RAS 91.0 94.3 97.0
29 RNW 62.0 79.0 87.0
30 RJS 65.0 62.0 72.7
31 SMR 71.0 82.0 83.3
32 SIN 67.0 75.0 81.3
33 SMP 98.0 94.3 98.0
34 FRW 68.0 76.0 88.0
Jumlah 2244 2478.8 2752.3
Rata-rata 66.0 72.9 80.9
Nilai Tertinggi 98 97.3 98.7
Nilai Terendah 15 28.7 28.7
Tuntas 12 20 24
Belum Tuntas 22 14 10
Mencapai KKM 35.29% 58.82% 70.59%
238
Tabel 7. Hasil Nilai Buku Harian Bergambar Siswa Kelas I A SD Negeri
Plebengan Sidomulyo Bantul
No Nama
Siswa
Nilai Total
Rata-
Rata BHB 1 BHB 2 BHB 3 BHB 4 BHB 5
1 AQL 85 90 93 98 100 466 93.2
2 AYD 53 - - - - 53 53.0
3 AHS 75 - - - - 75 75.0
4 AAA 77 100 90 93 98 458 91.6
5 ATR 52 65 71 93 74 355 71.0
6 ADL 63 79 91 70 96 399 79.8
7 AIK 74 80 - - - 154 77.0
8 AWO - 58 - - - 58 58.0
9 BOA 71 71 82 95 98 417 83.4
10 DJR 59 69 78 73 76 355 71.0
11 EIW 67 - - - 67 67.0
12 ETP - 83 - - 83 83.0
13 FKA - 69 68 137 68.5
14 FNR 48 66 83 78 70 345 69.0
15 HDP 62 83 81 82 91 399 79.8
16 HAS 63 95 74 93 94 419 83.8
17 IHH 82 79 86 84 90 421 84.2
18 IKD 60 84 61 71 78 354 70.8
19 LTS 83 88 87 258 86.0
20 MRI - - 73 87 97 257 85.7
21 MAR 56 - 73 - 75 204 68.0
22 MNA 19 30 - - 30 79 26.3
23 NAF 65 - - - - 65 65.0
24 NSZ 74 75 83 95 100 427 85.4
25 NNM 85 87 96 98 366 91.5
26 NDC 57 83 70 63 273 68.3
27 NIN 71 64 69 87 87 378 75.6
28 RAS 85 95 64 90 98 432 86.4
29 RNW 68 92 69 87 86 402 80.4
30 RJS 63 63 - 78 78 282 70.5
31 SMR 78 86 90 93 87 434 86.8
32 SIN 59 67 - 83 82 291 72.8
33 SMP 70 79 85 100 100 434 86.8
34 FRW 68 89 90 247 82.3
Jumlah 1757 2063 1819 1977 2228 9844 2576.8
Rata-Rata 65.1 76.4 79.1 86.0 85.7 289.5 75.8
Nilai Tertinggi 85 100 93 100 100 466 93
Nilai Terendah 19 30 61 63 30 53 26
Jumlah Siswa 31 33 32 32 33
Absen 3 1 2 2 1
Mengerjakan PR 27 28 23 23 26
Presentase 87.1% 84.8% 71.9% 71.9% 78.8%
Tidak
Mengerjakan PR 4 5 9 9 7
Presentase 12.9% 15.2% 28.1% 28.1% 21.2%
239
LAMPIRAN 8
SURAT IZIN PENELITIAN
240
241
242
243
LAMPIRAN 9
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN
244
245
LAMPIRAN 10
HASIL KARYA MENULIS SISWA
246
247
248
249