peningkatan motivasi belajar siswa …eprints.uny.ac.id/47115/1/elda sanfitri sakerebau.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
MAKE A MATCH PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI
SURYODININGRATAN 1
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Elda Sanfitri Sakerebau
NIM 12108249018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
DESEMBER 2016
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul "Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dengan
Menggunakan Model Kooperatif Tipe Make a Match pada Pelajaran IPA Kelas
IV SD Negeri Suryodiningratan l " yang disusun oleh Elda Sanfitri Sakerebau,
NIM 12108249018 telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan.
11
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarta, 26 November 2016
Yang menyatakan
Elda Sanfitri Sakerebau
NIM 12108249018
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul "PENINGKATAN MOTIYASI BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE MAKH A MATCH PADA
PEMBELAJARA.i'f IPA KELAS IV SD N SURYODTh.TJNGRAT AN 1 " yang disusun oleh
Elda Sanfitri Sakerebau, N1M 12l08249018 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Skripsi pada tanggal 9 November 2016 dau dinyatakan lul us.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan
Dr. E. Kus Eddy Sartono, M. Si. Ketua Penguji
Tanggal
Ikhlasul Ardi Nugroho, M. Pd.
Suyantiningsih, M. Ed.
Sekretaris Penguji
Penguji Utama
iv
..2.5· ll - 20\11:,
.Z.S' , ll - ;.. 0 I "
v
MOTTO
Tidak banyak yang dapat kita lakukan sendirian, sangatlah banyak yang dapat kita
lakukan bersama-sama (Helen Keller).
vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur atas segalah kebaikan yang telah diberikan oleh
Tuhan, karya ini penulisan persembahkan kepada:
1. Ayah, Ibu, kakak dan adek-adek tercinta yang senantiasa memberikan
doa, semangat yang tiada henti diberikan selama ini.
2. PEMDA Kabupaten Kepulauan Mentawai (Dinas Pendidikan)
3. Almamater FIP UNY
vii
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
MAKE A MATCH PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
SURYODININGRATAN 1
Oleh
Elda Sanfitri Sakerebau
Nim 12108249018
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pelajaran
IPA kelas IV SD Negeri Suryodinigratan 1.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Suryodinigratan 1 yang berjumlah 20 anak.
Model penelitian ini mengunakan model penelitian Kemmis dan Mc Taggart.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dan
dokumentasi. Instrument penelitian menggunakan pedoman angket, lembar
observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskripsi
kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa model kooperatif tipe make a match
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan
hasil angket pra tindakan rata-rata persentase 56% kategori kurang, setelah
melakukan tindakan pada siklus I rata-rata persentase menjadi 67% dalam
kategori cukup, dan siklus II meningkat rata-rata persentase menjadi 87 dalam
kategori sangat baik.
Kata kunci : Motivasi Belajar, Kooperatif Tipe Make a Match, Pembelajaran IPA
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat, kasih, dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi
Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Make a Match pada Pelajaran IPA Kelas IV SD Suryodiningratan ”.
Pada kesempatan ini, penghargaan dan terima kasih yang sebesar-
besarnya ingin penulis berikan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan berupa saran, dukungan dan semangat demi terselesaikannya
skripsi ini Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang
telah memberikan ijin penelitian.
2. Ketua Jurusan PSD (Pendidikan Sekolah Dasar) yang telah membantu
dalam melancarkan penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Dr. Kus Eddy Sartono M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah memberikan waktunya untuk bimbingan dari awal hingga
terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
4. Dra. Ernawati Budi Listyani, selaku dosen akademik yang telah
membimbing dan memberi dorongan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai yang telah
ix
memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis dalam menempuh dan
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Ibu Sri Wahyuni, S. Pd. SD selaku kepala sekolah SD Negeri
Suryodiningratan 1 yang telah memberi izin penelitian di sekolah.
7. Thu F<;. Sri Wantini Rahayu, S. Pd selaku guru kelas IV yang telah
meluangkan waktu untuk membantu penelitian skripsi.
8. Ayah Thu, kakak dan adek-adek yang telah memberi dukungan, motivasi
dan doa selama penulisan skripsi.
9. Julianto Siatateitei yang selalu mendukung dan memberi semangat selama
penulisan skripsi.
10. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yangtelah
ikut berperan serta dalam penulisan skripsi.
Semoga amal kebaikan Saudara/ teman-teman mendapat balasan yang
setimpal dari tuhan yang Maha Kuasa
Yogyakarta, 26 November 2016
Penulis
Elda San:fitri Sakerebau
NIM 12108249018
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..…i
PERSETUJUAN…………………………………………………………………….…..ii
SURAT PERNYATAAN………………………………………………………..……...iii
SURAT PENGESAHAN……………………………………………………….……....iv
MOTTO……………………………………………………………………….…………v
PERSEMBAHAN……………………….……………………………………………...vi
ABSTRAK………………………….………………………………………………….vii
KATA PENGANTAR……………..…………………………………………………..viii
DAFTAR ISI………………………….…………………………………………………x
DAFTAR TABEL…………………….………………………………………………..xii
DAFTAR GAMBAR…………………….………………………………………….…xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………….…………………………………………......1 B. Identifikasi Masalah…………………….…………………………………………….6
C. Pembatasan Masalah………………………………………………………………….6
D. Rumusan Masalah…………………………………………………………….............7
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………..7
F. Manfaat penelitian…………………………………………………………………....7
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar…………………………………….……..……...9
1. Pengertian Motivasi…………………………………………….………..………..9
2. Pengertian Belajar…………………………………………….………………….10
3. Pengertian Motivasi Belajar…………………………………………..………….11
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar……………….…………...12
5. Fungsi Motivasi dalam Belajar………………………………….……………...13
6. Indikator Motivasi Belajar……………………………………….………………16
7. Menumbuhkan Motivasi Belajar………………………………………..………..17
B. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif……………………………..…..21
1. Pengertian Model Kooperatif……………………………………………………21
2. Model Pembelajaran Kooperatif………………………………………………...22
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif………………………………………………..23
4. Unsur Pembelajaran Kooperatif………………………………………………....25
5. Prinsip Pembelajaran Kooperatif………………………………………………..27
6. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif……………….………………29
7. Model Make A Match………………………………………………………..………... 31
xi
C. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam………………………….……………...33
1. Hakikat Tentang Ilmu Pengetahuan Alam……………………….……………..33
2. Tujuan Pembelajaran………………………………………………….………...36
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA…………………………………..………...38
D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar………………………………………..………...40
E. Penelitian yang Relevan…………………………………………………………..…47
F. Kerangka Berpikir…………………………………………………………………...48
G. Hipotetis Tindakan………………………………………………………..…………49
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian…………………………………………….………………………..50 B. Subjek Penelitian……………………………………………….…………………...51
C. Setting Penelitian…………………………………………………….……………...51
D. Desain Penelitian………………………………………………………….………...51
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………..…54
F. Instrumen Penelitian…………………………………………………………….…..56
G. Teknik Analisis Data…………………………………………………………..…….59
H. Indikator Keberhasilan……………………………………………………………....62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian…………………….………………………63 B. Deskripsi Subjek Penelitian…………………….………..………………………….64
C. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………..………………………..…...65
D. Pembahasan …………………………………………………..……………………..97
E. Keterbatasan Peneliti……………………………………………….……………...102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………………………….………..103 B. Saran……………………………………………………………………….………104
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………....106
LAMPIRAN……………………………………………………………………….….108
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar……………………………...….40
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa pada pelajaran IPA…..……..……57
Tabel 3. Kisi-kisi lembar observasi aktifitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
IPA menggunakan model make a match…………………………………………58
Tabel 4. Kisi- kisi lembar observasi aktifitas guru dalam proses pembelajaran…...…59
Tabel 5. Skor Variabel Motivasi…………………………………………...………....60
Tabel 6. Kriteria Keberhasilan tindakan…..…………………………...……………..61
Tabel 7. Pedoman Skor Observasi Aktivitas Siswa…………...……...………..……61
Tabel 8. Jumlah siswa di SD Suryodiningratan 1 ajaran 2015/2016...………..……..64
Tabel 9. Angket Motivasi belajar IPA Per Indikator Pra tindakan…..……......…….66
Tabel 10. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I……...…..….…………........74
Tabel 11. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I…….……………...………..76
Tabel 12. Hasil Angket Siklus I………… …………….……………..…………...….77
Tabel 13. Perbandingan Persentase Motivasi Belajar I…………..…………………..79
Tabel 14. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II …………..…...……….…..89
Tabel 15. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II….....…...........…………….91
Tabel 16. Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator pada Siklus II…... ..….....92
Tabel 17. Perbandingan Persentase Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per
Indikator antara Pra Tindakan, Siklus I, Siklus I……………..………..…..94
xii
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Model Penelitian Kemmis dan MC. Taggart…………………………….…..…52
Gambar 2. Rumus persentase……………………………………………………………….60
Gambar 3. Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Pra Tindakan……………………...67
Gambar 4. Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator Siklus........................78
Gambar 5. Diagram peningkatan motivasi belajar IPA pada pra tindakan dan siklus .........80
Gambar 6. Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPAPer Indikator Siklus II……………..94
Gambar 7. Diagram Peningkatan Motivasi Belajar IPA dari Pra Tindakan,
Siklus I, dan Siklus II…………………………………………………………...96
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran..................................................109
Lampiran 2. Instrument..........................................................................................133
Lampiran 3. Hasil Penelitian..................................................................................139
Lampiran 4. Dokumentasi......................................................................................154
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian............................................................................156
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional (sisdiknas) pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri,
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dengan
sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individual
maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan (Sugihartono, 2013: 5). Dengan demikian
pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya
dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya
sendiri tidak dengan bantuan orang.
Pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara
terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar
aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang disediakan (Dimyati
dan Mudjiono, 2006:3) hal tersebut tidak lepas oleh faktor guru untuk
membuat siswa belajar, guru memiliki peranan yang sangat penting
2
sehingga proses pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa ketujuan
pengajaran yang didapatkannya.
Belajar adalah kegiatan yang aktif dimana subjek belajar
membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri
makna dari suatu yang mereka pelajari, seseorang akan berhasil dalam
belajar, kalau dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau
dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi, motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai
(Sardirman A. M, 2007: 38).
Motivasi belajar pada siswa dapat menjadi lemah apabila siswa
kurang termotivasi atau tiadanya motivasi, oleh karena itu dalam proses
belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat
belajar dengan baik (Slameto, 2003:58). Memberikan motivasi kepada
siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin
melakukan sesuatu, sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu
bila merasa ada suatu kebutuhan karena motivasi seseorang adalah bagian
dari internal manusia menetapkan alasan dan membuat keputusannya
tentang bagaimana guru mempengaruhi motivasi siswa dengan
menciptakan situasi ekternal sehingga siswa akan bertindak sesuai dengan
yang diharapkan (Abdul Azis Wahab, 2012: 26).
3
Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk
membimbing, mendorong, mengubah sikap dan tingkah laku siswa, serta
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Guru juga mempunyai tanggung jawab untuk untuk melihat
segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan belajar siswa. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di
sekolah pada umumnya muncul berbagai masalah yang mempengaruhi
para siswa, salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran
disekolah adalah rendahnya motivasi belajar siswa.
Selain itu, cara yang digunakan guru dalam memberikan pelajaran
masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam proses
belajar mengajar, sehingga siswanya tidak aktif. Berdasarkan observasi
dan wawancara yang peneliti lakukan dikelas dengan guru kelas SD
Negeri Suryodiningratan I khususnya di kelas IV SD,masih banyak
permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran diantaranya, dalam
proses belajar mengajar terlihat ketika siswa mengikuti pelajaran kurang
serius, tidak memperhatikan saat guru menjelaskan, ribut sendiri,
cenderung main-main dikelas. Terutama dalam pelajaran IPA siswa
merasa bosan selama mengikuti pembelajaran.
Hasil wawancara guru kelas IV SD menyatakan bahwa
Pembelajaran IPA merupakan pelajaran yang tidak disenangi siswa karena
banyak menggunakan hafalan verbal, di samping itu guru belum
4
mengoptimalkan penggunaan media atau model sehingga siswa malas
untuk belajar IPA. Pendidkan IPA di SD menjadi salah satu mata pelajaran
yang sangat penting untuk diberikan kepada siswa karena akan berguna
bagi kehidupan anak di kemudian hari, melatih anak berpikir kritis dan
mempunyai nilai-nilai yaitu mempunyai potensi dapat membentuk pribadi
anak secara keseluruhan. Siswa diharapkan dapat mengenal dan
mengetahui pengetahuan-pengetahuan alam tersebut dalam kehidupan
sehari-harinya
Selain itu banyak diantara siswa yang menganggap pelajaran IPA
sulit dan tidak memahami materi pelajaran yang disampaikan terutama
pelajaran IPA karena guru kurang melakukan diskusi kelompok pada saat
pembelajaran berlangsung, sehngga siswa kurang bekerjasama dalam
belajar. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa diharapkan
dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas serta rasa keinginantahu siswa.
Salah satu upaya meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain
yang dapat dilakukan ialah menciptakan variasi dalam menggunakan
model pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa agar siswa lebih
aktif, kreatif, dan menyenangkan. Menurut Eysenck dkk (Slameto, 2003:
170) bahwa motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan
kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku
manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-
konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap. Untuk itu guru harus
5
memberikan motivasi yang besar supaya siswa punya dorongan tinggi
untuk belajar. Dalam hal ini maka perlu memberikan hal baru dalam
pembelajaran agar bisa meningkatkan motivasi belajar siswa. salah satu
model pembelajaran yang aktif adalah model kooperatif yang dapat
dijadikan solusi pembaharuan agar lebih menarik dan menyenangkan.
Kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru (Agus Suprijono, 2009: 54) Model pembelajaran
kooperatif ini menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil. Model
pembelarajan kooperatif terdapat beberapa teknik salah satunya adalah
model kooperatif Make a Match, model Make a Match merupakan
pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan siswa SD.karena dengan
model pembelajaran ini siswa dapat lebih aktif dan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Make a Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu
tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan ini siswa merasa ada
tantangan untuk mendapatkan pasangan jawabannya lebih dulu dari teman
lain. Mencari kartu pasangan ini dapat membantu siswa lebih aktif serta
dapat bekerjasama dengan baik dan bertanggung jawab dalam kelompok
dengan waktu yang ditentukan. Aktivitas dalam pembelajaran make a
match dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan,
menumbuhkan keaktifan siswa, dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
dengan itu siswa akan termotivasi untuk belajar.
6
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian
dengan judul “Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Pada
Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Suryodiningratan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka terdapat beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi, antara lain:
1. Motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1
pada pembelajaran IPA masih rendah
2. Dalam proses pembelajaran kurang melakukan melakukan tanya jawab
sehingga siswa kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1 masih pasif
3. Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang tidak disukai siswa kelas IV
SD Negeri Suryodiningratan
4. Guru masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa kelas IV SD Negeri
Suryodiningratan 1 kurang aktif.
5. Proses pembelajaran yang monoton dan membosankan
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perlu diadakan pembatasan
masalah. Hal ini dilaksanakan agar hasil penelitian mendapat temuan yang
lebih fokus dan mendalami permasalahan. Oleh karena itu penelitian ini
difokuskan dengan Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan
7
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Pada
Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
disebutkan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada
pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Pada Pelajaran IPA Kelas IV
SD Negeri Suryodiningratan 1.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis,
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya yang lebih mendalam sehingga memperjelas
penyelesaian masalah yaitu rendahnya motivasi belajar IPA siswa
kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1.
2. Secara praktis penelitian ini juga memberikan manfaat bagi pihak
antara lain:
a. Bagi siswa, agar siswa dapat aktif mengikuti pembelajaran IPA
melalui penggunaan model kooperatif tipe make a match
8
pembembelajaran yang menyenangkan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran.
b. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan
dapat memberikan pengalaman menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match khususnya untuk meningkatkan
motivasi belajar IPA siswa dalam proses belajar mengajar.
c. Bagi peneliti, mendapat pengalaman langsung dari penerapan
penggunaan model pembelajaran make a match pada pembelajarn
IPA sebagai bekal untuk suatu saat ketika terjun kedunia
pendidikan sebagai pendidik dan pengajar.
9
BAB II KAJIAN
TEORI
A. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Sardirman A. M (2007: 73) motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif pada saat-saat tertentu.
Sedangkan menurut Mc. Donald dalam Sardirman A. M,
(2007: 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri sesorang yang
ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Pengertian tersebut mengandung elemen
penting yaitu, motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi
pada diri setiap individu manusia, motivasi ditandai dengan
munculnya, rasa”feeling, afeksi seseorang, motivasi akan dirangsang
karena adanya tujuan.
Begitu juga dengan Dimyati dan Mudjino (2006: 80) motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan, perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Motivasi
juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-
kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelakkan perasaan tidak suka.
10
Berbeda dengan Eysenck dkk (Slameto, 2003: 170) motivasi
sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas,
konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan
konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti
minat, konsep diri, sikap.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, motivasi itu dapat
dirangsang oleh faktor dari luar dan tumbuh di dalam diri seseorang.
Dan dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah daya penggerak
didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh anak dalam belajar dapat tercapai.
2. Pengertian belajar
Sugihartono, ddk (2003: 74) menjelaskan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sedangkan menurut Slameto (2003: 2) belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Sardirman A. M. (2007: 21) belajar dimaksudkan
sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan
sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya,
bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan. Dapat dikatakan
bahwa belajar itu rangkaian kejiwaan jiwa raga, psiko-fisik untuk
11
menuju keperkembangan pribadi manusia seutunya, yang berarti
menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Berdasarkan pendapat diatas, maka belajar merupakan
perubahan tingkah laku dan hasil interaksi dengan lingkungan untuk
mencapai tujuan tertentu. Kegiatan belajar dapat dilakukan karena
adanya motivasi dan dorongan.
3. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
berpengaruh. Perbuatan belajar timbul karena adanya motivasi yang
mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar Sugihartono
dkk ( 2007: 74) menyatakan belajar adalah suatu proses memperoleh
pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku
dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena
adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Interaksi itu bisa timbul dari dalam diri subjek atau dari luar
sehingga subjek melakukan kegiatan belajar. motivasi belajar
merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya
yang khas adalah dalam hal penumbuhan semangat dan merasa senang
belajar siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan belajar Sardirman A.M , (2007: 75).
Motivasi belajar dapat timbul karena adanya faktor intrinsik dan
ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan untuk
12
mencapai cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan-kegiatan
yang menarik. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan eksternal
pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Hamzah B. Uno (2010: 23), motivasi belajar
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor instrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan faktor yang timbul dari
dalam diri siswa yang berupa hasrat dan keinginan berhasil,
dorongan kebutuhan belajar dan harapan akan cita-cita. Sedangkan
faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa
berupa penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan
kegiatan yang menarik.
Priyanto (Abdul Hadis, 2006: 33) berpendapat bahwa
motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai aspek atau faktor
yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas, diantaranya
sikap dan perilaku guru dalam mengajar, sikap guru terhadap
perilaku siswa, sikap guru terhadap karakteristik siswa, sikap guru
terhadap siswa yang berbeda jenis kelamin dan latar belakang
kebudayaan yang berbeda serta sikap siswa terhadap perbedaan
prestasi belajar yang diperoleh siswa yang lain. Faktor metode
pembelajaran yang digunakan guru, metode penilaian, dan kondisi
13
lingkungan sekolah juga mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada
dua faktor utama yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu faktor
instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik yaitu yang berasal
dari diri siswa yang berupa hasrat, keinginan, dorongan untuk
belajar dan harapan akan cita-cita dari siswa tersebut. Sedangkan
faktor ekstrinsik yaitu berasal dari luar siswa yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar meliputi sikap guru di dalam mengajar,
sikap guru di dalam menghadapi perilaku siswa yang memiliki
karakteristik, jenis kelamin, latar belakang dan prestasi siswa yang
berbeda-beda.
Selain itu, pemilihan materi, metode, dan media
pembelajaran serta kondisi lingkungan sekolah juga mempengaruhi
motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
model make a match merupakan salah satu faktor ekstrinsik dalam
meningkatkan motivasi belajar IPA siswa.
5. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi memiliki fungsi bagi sesorang, karena motivasi
dapat mendorong seseorang untuk melakukan seseuatu dan
menjadikan orang tersebut mengalami perubahan kearah yang lebih
baik. Berikut tiga fungsi motivasi menurut Sardiman A. M (2007:
85), antara lain:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
14
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujan yang
hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Pendapat tersebut sejalan dengan dari Syaiful Bahri
Djamarah (2002:122) yang mengatakan bahwa:
“Baik motivasi intrinsik maupun eksrinsik sama berfungsi sebagai
pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya
menyatu dalam sikap, terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan
adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat
untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan.
Karena itulah dorongan atau penggerak maupun penyeleksi
merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam
berlajar”.
Menurut Hamzah B. Uno (2010: 27) mengatakan bahwa
15
peranan motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila
seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang
memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat
bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Anak akan
tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya
sudah dapat diketahui dan dinikmati manfaatnya bagi anak.
c. Menentukan ketekunan balajar.
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha memperlajarinya dengan baik dan tekun, dengan
harapan memperoleh hasil yang baik.
Menurut Oemar Hamalik (2010: 108) menyebutkan fungsi
motivasi adalah:
a) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa
motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarakan
perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakan
tingkah laku seseorang. besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Dari uraian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
16
fungsi motivasi belajar adalah untuk mendorong seseorang untuk
berbuat sesuatu, mengarahkan perbuatan yang sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai, menyeleksi perbuatan yang akan
dilakukan dan menjadikan seseorang tekun dalam belajar.
6. Indikator Motivasi Belajar
Hamzah B. Uno (2010: 23) menyebutkan motivasi belajar
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Adapun indikator
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
e. Adanya keinginan yang menarik dalam belajar.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Orang yang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada
pada diri orang tersebut. Sardiman A. M. (2007: 83) berpendapat
bahwa motivasi yang ada pada setiap orang itu memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas
b. Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah
c. Lebih senang bekerja mandiri.
d. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
17
e. Dapat mempertahankan pendapatnya.
f. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
g. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang yang memiliki ciri-ciri seperti yang
disebutkan di atas, berarti orang tersebut memiliki motivasi yang
cukup kuat. Ciri-ciri atau indikator motivasi tersebut sangatlah
penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan belajar
mengajar akan berhasil baik jika siswa tekun dan ulet dalam
menyelesaikan tugas, tidak mudah m enyerah sebelum mendapatkan
apa yang diinginkan, menunjukan minat dan senang memecahkan
masalah, serta mampu mempertahankan pendapatnya. Hal-hal itu
semua harus dipahami oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan
siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.
7. Menumbuhkan Motivasi Belajar
Beberapa cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar disekolah menurut Sardirman A.M. (2007: 92) yaitu:
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Angka yang baik bagi para siswa merupakan motivasi
yang kuat. Tetapi juga banyak siswa belajar hanya ingin mengejar
nilai ulangan atau nilai raport angkanya yang baik.namun demikian
semua ini harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angkah
18
belum merupakan hasil belajar yang sejati. Hasil belajar yang
bermakna.
b. Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sbagai motivasi, tetapi tidak selalu
demikian.karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan
menarik bagi seseorangsiswa yang tidak memiliki bakat untuk
suatu pekejaan tersebut.
c. Saingan/ kompetensi.
Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong belajar siswa.persaingan individual
maupun persaingan kelompok sangat baik digunakan untuk
meningkatkan kegiatan belajar siswa.
d. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
bekerja keras dengan memertaruhkan harga diri, adalah sebagai
salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan
berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik
dengan menjaga harga dirinya.
e. Memberi ulangan.
19
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada
ulangan. oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan
sarana motivasi.
f. Mengetahui hasil.
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui grafik hasil belajar meningkat maka ada motivasi pada
diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus
meningkat.
g. Pujian
Apabila siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik. oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi,
pemberiannya harus tepat.
h. Hukuman.
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh
karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian
hukuman.
20
i. Hasrat untuk belajar.
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada
maksud untuk belajar. Hal ini akan baik, bila dibandingkan segala
sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti
pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,
sehingg sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
j. Minat
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga
minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang
pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai minat.
k. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa,
akan merupakan alat motivasi yang penting. Sebab dengan memahami
tujuan yang harus dicapai, karena dirasa angat beguna dan
menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
Menurut Hamzah B. Uno (2007: 34-37) Selain cara-cara
menumbuhkan motivasi yang disebutkan diatas ada juga teknik-
teknik yang dapat dilakukan dalm pembelajaran yaitu:
1) Pernyataan penghargaan secara verbal.
2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.
3) Menumbuhkan rasa ingin tahu.
4) Dalam mengajar guru menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi.
21
5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam
belajar
7) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu
konsep dan prinsip yang sudah dipahami
8) Menuntun siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya.
9) Menggunakan simulasi dan permainan. Baik simulasi maupunn
permain merupakan proses yang menarik bagi siswa.
B. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Model Pembelajaran
Mills (Agus Suprijono, 2009: 45) berpendapat bahwa model
adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model itu model merupakan interpetasi terhadap hasil
observasi dan pengukuran yang diperoleh beberapa sistem.
Pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara
terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar
aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang disediakan
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3).Model pembelajaran ialah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas
maupun tutorial.
22
Berbeda dengan Arend (Agus Suprijono, 2009: 46) model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolahan
kelas.
Berdasarkan uraian diatas, melalui model pembelajaran guru
dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model
pembelajaran berfungi pula sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru Agus Suprijono (2009: 54).
Menurut Slavin (Nur Asma, 2006: 11) bahwa dalam belajar
kooperatif siswa belajar bersama saling menyumbang pemikiran dan
bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu
maupun kelompok.
Sugiyanto (2010: 37) menjelaskan bahwa pembelajaraan kooperatif
adalah pendekataan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar.
23
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil bekerja
sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. belajar kooperatif
mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerja sama dalam belajar
kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada aktifitas
belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat
menguasai materi pelajaran dengan baik.
Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama antara siswa
dalam kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih
mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka
mendiskusikan masaalah tersebut dengan temannya (Nur Asma 2006:12).
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut (Nur Asma 2006: 12) tujuan pembelajaran kooperatif
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pencapaian Hasil Belajar.
Pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Meningkatkan penilaian
siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan
dengan hasil belajar. Disamping mengubah norma yang berhubungan
dengan hasil belajar pembelajaran kooperatif dapat memberi
keuntungan pada siswa yang bekerja menyelesaikan tugas akademik,
baik kelompok bawah maupun kelompok atas.
24
Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa
kelompok bawah dalam proses tutorial ini siswa kelompok atas akan
meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan
sebagai tutor kepada teman sebaya yang membutuhkan pemikiran
lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat didalam
materi tertentu.
b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu.
Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut
ras, budaya, tingkat sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan.
peluang kepada sisswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk
bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas bersama, dan
melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif serta belajar
untuk menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan Keterampilan Sosial
Untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan
kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki didalam
masyarakat, model ini sangat berguna untuk membantu siswa
menumbuhkan kemampuan kerjasama.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan kinerja siswa atau
hasil belajar sisiwa, menerima perbedaan dan menghargai satu sama
lain, serta mengembangkan keterampilan siswa dalam menumbuhkan
kemampuan kerjasama.
25
4. Unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David (Agus Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa ada
lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan yaitu:
a. Positive interdependence (saling ketergantungan positif). Unsur ini
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua
pertanggung jawaban kelompok. Pertama mempelajari bahan yang
ditugaskan kepada kelompok. kedua menjamin semua anggota kelompok
secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan). Pertanggung
jawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan
kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua
anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat,Tanggung jawab
perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang
diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.
c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif). unsur ini penting
karena dapat menghasilkan ketergantungan positif.
d. Interpersonal skill (komunikasi antaranggota). Keterampilan sosial.
Untuk mengoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapai tujuan
peserta didik harus saling mengenal dan memercayai, mampu
berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, mampu menyelesaikan
konflik secara konstruktif.
e. Group processing (pemprosesan kelompok). Pemprosesan mengandung
arti menilai. Melalui pemprosesan kelompok dapat diidentifikasi dari
26
urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota
kelompok.
Sama halnya dengan pendapat Nur Asma, (2006: 16) terdapat
beberapa unsur2 yaitu:
a. Saling ketergantungan positif, kegagalan dalam kelompok merupakan
tanggung jawab setiap anggota kelompok oleh karena itu sesama
kelompok harus merasa terikat dan saling tergantung positif
b. Tanggung jawab perorangan, setiap anggota kelompok bertanggung
jawab untuk menguasai materi pelajaran karena keberhasilan belajar
kelompok ditentukan dari seberapa besar sumbangan hasil belajar secara
perorangan
c. Tatap muka, interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan
keuntungan bagi semua kelompok karena memanfaatkan kelebihan dan
mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok
d. Komunikasi antar anggota kelompok, karena dalam setiap tatap muka
terjadi diskusi, maka keterampilan berkomunikasi antar anggota
kelompok sangatlah penting.
e. Evaluasi proses kelompok, keberhasilan belajar dalam kelompok
ditentukan oleh proses kerja kelompok. Untuk mengetahui keberhasilan
proses kerja kelompok dilakukan melalui evaluasi proses kelompok.
Sedangkan Arends (Nur Asma 2006: 16) berpendapat bahwa
unsur- unsur dasar belajar kooperatif adalah sebagai berikut:
27
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama.
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya,
seperti milik mereka sendiri.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya
e. Siswa akan dikenalkan atau akan diberikan hadiah atau penghargaan
yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar selama proses belajar
g. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi
yang dipelajari dalam kelompoknya.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa unsur pembelajaran kooperatif
adalah solusi ideal yang dapat menumbuhkan perasaan peserta didik,
mengajarkan kepada siswa untuk bertanggung jawab, saling percaya, saling
menerima dan saling mendukung untuk meningkatkan hubungan antar
kelompok demi mencapai tujuan bersama.
5. Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Nur Asma (2006: 14) mengatakan bahwa prinsip dasar model
pembelajaran kooperatif terdapat 5 prinsip yaitu:
a. Belajar Siswa Aktif
28
Model pembelajaran kooperatif pada siswa, pengetahuan yang di bangun
dan ditemukan adalah dengan belajar bersama-sama dengan anggota
kelompok sampai masing-masing siswa memahami materi pembelajaran
dan mengakhiri dengan membuat laporan kelompok dan individual. Siswa
menggali seluruh informasi yang berkaitan dengan topik yang menjadi
bahan kajian kelompok dan mendiskusikan pula dengan kelompok lainnya.
b. Belajar kerjasama
Untuk membangun pengetahuan yang tengah dipelajari. Seluruh siswa
terlibat secara aktif dalam kelompok untuk melakukan diskusi.
Pengetahuan yang diperoleh lebih bernilai permanen dalam pemahaman
masing-masing.
c. Pembelajaran Partisipatorik
Melakukan sesuatu secara bersama-sama untuk menemukan dan
membangun pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran. Begitu juga
dalam mengemukakan hasil dari kerja kelompok setiap kelompok juga
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan mengkritik dan
mengkritik kelompok lainnya.
d. Reactive Teaching
Guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar seluruh siswa
mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi siswa dapat
dibangkitkan jika guru mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan menarik serta dapat meyakinkan siswanya akan
manfaat pelajaran ini untuk masa depan mereka.
29
e. Pembelajaran yang menyenangkan
Pembelajaran harus berjalan dalam suasana yang menyenangkan, tidak ada
lagi suasana yang menakutkan bagi siswa atau suasana belajar yang
tertekan. suasana belajar harus dimulai dari sikap dan perilaku diluar
maupun di dalam kelas. Guru harus memiliki sikap yang ramah dengan
bahasa yang menyayangi siswa-siswinya.
6. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat beberapa teknik yang
dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dikelas Sugiyanto, (2010:
49) yaitu:
a. Mencari Pasangan (Make a Match)
Teknik belajar mengajar mencari pasangan (Make a Match) siswa
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasana yang menyenangkan.
b. Bertukar Pasangan
Bertukar pasangan memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama
dengan orang lain
c. Berkirim Salam dan Soal
Berkirim salam dan soal memberi siswa kesempatan untuk melatih
pengetahuan dan keterampilan mereka. Siswa membuat pertanyaan
sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan
menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya
30
d. Bercerita Berpasangan
Dalam kegiatan ini siswa dirangsang untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dan berimajinatif. Buah pemikiran mereka akan
dihargai sehingga siswa merasa makin mendorong untuk belajar. selain
itu siswa bekerja sama dalam suasana gotong royong dan mempunyai
banyak kesempatan untuk mengelolah informasi dan meningkatkan
keterampilan bekomunikasi.
e. Dua Tinggal Dua Tamu
Dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk
membagkan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak
kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan
individu. padahal dalam kenyataan hidup diluar sekolah, kehidupan dan
kerja manusia saling bergantung dengan satu sama lainnya.
f. Keliling Kelompok
Dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota
mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi pada mereka
dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lain
g. Kancing Gemerincing
Kancing Gemerincing bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan
untuk berperan serta
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa model kooperatif
banyak macam dan teknik-teknik pembelajaran yang bisa dipakai salah
satu adalah teknik pembelajaran kooperatif mencari pasangan (Make a
31
Match). Peneliti dalam penelitian ini mengambil teknik pembelajaran
kooperatif Make a Match (mencari pasangan) anak dapat belajar melalui
berbuat, anak belajar melalui pancaindra, anak belajar melalui bahas, anak
belajar melalui bergerak Karena tujuan dari pembelajaran model Make a
Match menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat
memotivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
7. Model Make A Match
a. Pengertian Make a Match
Menurut Sugiyanto, (2010 : 49) Make a Match merupakan
model belajar mengajar mencari pasangan salah satu keunggulan
model ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. teknik ini
bisa digunakan dalam semua pelajaran dan untuk semua tingkat usia
anak didik.
Sedangkan menurut Agus Suprijono, (2009: 94-95) Make a
Match adalah kartu-kartu. kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan-
pertanyaan dan kartu- kartu lainya berisi jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut. jika masing-masing kelompok sudah berada
diposisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit
sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling
bergerak mereka bertemu, mencari pasangan pertanyaan-jawaban
yang cocok. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi.
32
b. Langkah - langkah Make a Match
Langkah-langkah penerapan model make and match adalah
sebagai berikut
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal
dan bagian lainnya kartu jawaban.
b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan
soal/jawaban.
c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan
kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama
tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan
nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin.
f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu
temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban)
akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang
memegang kartu yang cocok. Guru bersama-sama dengan siswa
membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
33
Model ini membutuhkan waktu lebih untuk permainan mencocokkan
kartu dan membahasnya satu persatu dan menarik kesimpulan. Persiapan
yang perlu dilaksanakan untuk pembelajaran make a match harus cukup
karena harus membuat soal atau jawaban yang berbeda dan ditempel di
kartu sebanyak jumlah siswa.
C. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam
1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
a. Ilmu Pengetahuan Sebagai Poduk
Kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan
Alam kata-kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan
dari kata-kata bahasa inggris Natural Science secara singkat sering
disebut Science artinya Natural artinya alamiah, berhungan dengan
alam bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu
pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan alam (IPA) atau science itu
secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang
mempelajari peristiwa- peristiwa yang terjadi dialam Srini M.
Iskandar, (1997: 2).
Begitu juga dengan pendapat Sri Sulistryrini, (2007: 9)
tentang IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para
perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap
dan sistematis dalam bentuk buku teks. Buku teks IPA Body of
knowledge dari IPA.
34
Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang
luas didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang
sitimatik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, serta
hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa-hipotesa.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin juga sebagai produk IPA.
Ini merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan
analitik yang dilakukan oleh para ilmuan selama berabad-abad.
Bentuk ilmu pengetahuan alam sebagai produk adalah fakta-fakta,
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Srini M.
Iskandar, (1997: 2).
b. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses
Yang dimaksud dengan poses adalah proses mendapatkan
IPA. IPA tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan
pengetahuan tentang benda- benda atau makluk-makluk tetapi IPA
juga merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan
masalah. Memahami IPA berarti memahami proses IPA, yaitu
memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan
menginterpretasikan. Prosedur-prosedur tersebut disebut proses
ilmiah atau proses sains. Keterampilan proses IPA atau
keterampilan sains disebut juga keterampilan belajar seumur hidup,
sebab keterampilan keterampilan dapat juga dipakai untuk
kehidupan sehari- hari dan untuk bidang studi yang lain.
35
Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang
dilakukan oleh ilmuan. Diantaranya adalah: mengamati, mengukur,
menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan
hipotesa, membuat grafik dan tabel data, membuat dedefinisi
operasional, dan melakukan eksperimen.
c. IPA Sebagai Pemupuk Sikap
Pada pengajaran IPA SD dibatasi pengertiannya pada
sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Menurut Wynne harlena dan
Hendro Darmodjo dalam Sri Sulityorini (2007: 10), ada sembilan
aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia anak
SD yaitu: 1) sikap ingin tahu, 2) sikap ingin mendapatkan sesuatu
yang baru, 3) sikap kerjasama, 4) sikap tidak putus asa, 5) sikap
tidak berprasangka, 6) sikap mawas diri, 7) sikap bertanggung
jawab, 8) sikap berpikir bebas, 9) sikap disiplin diri. Sikap ilmiah
ini bisa dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan,
simulasi, atau kegiatan dilapangan. Dalam hal ini, maksud dari
sikap ingin tahu sebagai bagian sikap ilmiah adalah suatu sikap
yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek
yang diamati.
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada
dipermukaan bumi, di dalam perut bumi dan diluar angkasa, baik
yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati oleh
36
indera. Oleh karena itu ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu
yang mempelajari tentang alam dan gejala-gejalanya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara
umum terbatas pada gejal-gejala alam. Lahir dan berkembang
melalui metode ilmiah secara observasi, penerapannya serta
menurut sikap ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menurut sikap ilmiah yaitu rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan
sebagainya.
2. Tujuan Pembelajaran IPA
Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kerikulum 2006 adalah agar
peserta didik mampu memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
d. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs mulyasa, (2010:
111).
37
Lebih lanjut lagi Pusat kurikulum Depdiknas, (2006: 117)
menjelaskan tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) yaitu :
a. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positis terhadap sains,
teknologi dan masyarakat.
b. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
c. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains
yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Ikut serta memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
e. Menghargai alam sekiar dan segala keturunannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
Sedangkan menurut Usman Samatowa (2010: 6) menjelaskan
empat alasan tentang pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yaitu, a) bahwa
IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu dipersoalkan
panjang lebar, b) bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA
merupakan mata pelajaran yang melatih atau mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, c) bila IPA diajarkan melalui percobaan-
percoabaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah
merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka, d) mata pelajaran
IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian
anak secara keseluruhan.
38
Berdasarkan jabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat melatih dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses dan dapat melatih siswa untuk dapat berpikir serta
bertindak secara rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah
yang ada di lingkungannya. Keterampilan-keterampilan yang diberikan
kepada siswa harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia dan
karakteristik siswa Sekolah Dasar. Sehingga siswa dapat memahami dan
menerapkannya dalam kehidupannya.
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD Sri Sulistyorini, (2007:
40-41) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Makluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda atau materi, sifat- sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat
dan gas,
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
Berdasarkan ruang lingkup IPA di SD materi kelas 4 semester 2
dalam KTSP dijabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Tabel 1 Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi Kompetensi dasar
6. Memahami gaya
dapat mengubah
gerak dan bentuk
suatu benda.
6.1.Menyimpulkan hasil percobaan bahwa
gaya (dorongan dan tarikan) dapat
mengubah gerak suatu benda.
6.2.Menyimpulkan hasil percobaan bahwa
gaya dorongandan tarikan ) dapat
mengubah bentuk suatu benda.
7. Memahami berbagai
bentuk energi dan
cara penggunaannya
dalam kehidupan
sehari-hari
7.1. Mendeskripsikan energi panas dan
bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar
serta sifat-sifatnya.
7.2.Menjelaskan berbagai energi alternatif
dan cara pengguaannya.
7.3.Membuat suatu karya model untuk
menunjukkan perubahan energi gerak
akibat pengaruh udara, misalnya roket
dari kertas baling-baling pesawat kertas
parasut.
7.4.Menjelaskan perubahan energi bunyi
melalui penggunaan music
Bumi dan Alam Semesta
9. Memahami perubahan
kenampakan permukaan
bumi dan benda langit.
1.1.Mendeskripsikan perubahan
kenampakan bumi.
1.2.Mendeskripsikan posisi bulan dan
kenampakan bumi dari hari kehari
39
40
10. memahami perubahan
lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap
daratan
10.1.Mendeskripsikan berbagai penyebab
perubahan lingkungan fisik ( angin,
hujan, cahaya matahari, dan gelombang
air laut,)
10.2.Menjelaskan pengaruh perubahan
lingkungan fisik terhadap daratan (erosi,
abrasi, banjir dan longsor)
10.3.Mendeskripsikan cara pencegahan
kerusakan lingkungan (erosi, abrasi,
banjir, dan longsor).
11. Memahami hubungan
antara sumber daya alam
dengan lingkungan,
teknologi, dan
masyarakat
11.1.Menjelaskan hubungan antara sumber
daya alam denganlngkungan.
11.2.Menjelaskan hubungan anara sumber
daya alam dengan teknologi yng
digunakan.
11.3.Menjelaskan dampak pengambilan
bahan alam terhadap pelestarian
lingkungan.
D. Karakteristik Siswa Sekolah dasar
Pada masa kanak-kanak awal terjadi pada rentang usia 2-6 tahun,
masa ini sekaligus merupakan masa prasekolah dimana anak umumnya
41
masuk kelompok bermain dan taman kanak-kanak. Masa usia sekolah
dasar (sekitar 6-7) ini merupakan tahapan perkembangan penting dan
bahkan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya. Usia
kronologis ini diikuti dengan gambaran perkembangan kongnitif, emosi,
sosial, moral dan kecakapan psikomotorik. Meski antara satu siswa dengan
siswa lain terdapat perbedaan individual, namun pada umumnya mereka
memiliki persamaan pula. Status perkembangan siswa kelas I sangat
berbeda dengan status perkembangan siswa kelasVI.
Menurut Hurlock dalam Rita Ekan Izzaty (2008: 87) menyatakan
tiga alasan awal masa kana-kanak merupakan masa yang paling baik untuk
mempelajari keterampilan tertentu yaitu:
1. Anak senang mengulang-ulang, sehingga dengan senang hati mau
mengulang suatu aktivitas sampai terampil.
2. Anak-anak bersifat pemberani, sehingga tidak terhambat rasa takut
kalau mengalami sakit atau diejek teman-teman sebagaimana ditakuti
oleh anak yang besar.
3. Anak mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih lentur dan
keterampilan yang dimikili baru sedikit.
Usia sekolah Dasar berkisar 6-12 tahun pada masa ini anak sudah
matang untuk belajar atau sekolah. Dalam proses belajar hendaknya
disesuaikan dengan tahapan perkembangan siswa. Antara usia 5 dan 6
tahun sebagian besar anak-anak sudah pandai melempar dan menangkap
bola.
42
Pada masa kanak-kanak awal, anak berpikir konvergen menuju
kesuatu jawaban yang paling mungkin dan paling benar terhadap suatu
persoalan. Menurut teori perkembangan kongnitif Piaget dalam Rita Eka
Izzaty (2008: 88) menyatakan anak pada masa kanak-kanak awal berda
pada tahap perkembangan praoperasional 2-7 tahun. Adapun ciri-cirinya
antara lain: semakin berkembangnya fungsi simbolis, tingkah laku imitasi
langsung maupun tertunda, cara berpikir masih egosentris, centralized atau
terpusat pada satu dimensi saja, serta cara berpikir yang tak dapat dibalik
dan terarah statis.
Menurut Piaget usia SD masuk pada tahap operasional konkret, anak
mampu berpikr logis, memahami konsep percakapan, mampu mengingat,
memahami dan memecahkan yang bersifat konkret. Piaget
mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak
yaitu: 1) tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, 2) tahap operasional usia 2-6
tahun, 3) tahap operasional konkret usia 7-11 atau 12 tahun, 4) tahap
operasional formal unsia 11 atau 12 tahun
Jean Piaget adalah psikolog perkembangan diri siswa yang meneliti
tentang tahap-tahap kongnitif. Piaget (Srini M. Iskadandar, 1997:26)
membagi tahap-tahap perkembangan kongnitif sebagai berikut.
1. Sensorimotor (0-2 tahun)
Anak mengadaptasi dunia luar melalui perbuatan, Pada awalnya
belum mengenal bahasa atau cara lain untuk memberi label pada obyek
perbuatan, Tak mempunyai cara-cara untuk memberi arti terhadap
43
sesuatu dan tidak berpikir tentang dunia luar, Diakhir tahap ini setelah
sampai pada pembentukan struktur kognitif sementara untuk
mengkoordinasikan perbuatan dalam hubungannya terhadap waktu,
ruang dan kausalitas, Mulai mempunyai atau mengenal bahasa untuk
memberi label terhadap benda atau perbuatan.
2. Pra Operasional (2-7 tahun)
Anak mulai meningkatkan kata, membuat penilaian berdasarkan
persepsi bukan pertimbangan konseptual, mengelompokkaan benda-
benda berdasarkan sifat sifat, mulai memiliki pengetahuan fisik
mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami tingkah laku dan
organisme didalam lingkungannya, tidak berpikir balik (secara
reversibel), tidak berpikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan
secara serentak, mempunyai pandangan subyektif dan egosentrik
3. Operasi Konkret (6-11 atau 6-12 tahun)
Anak mulai memandang dunia secara objektif, mulai berpikir
secara operasional mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda. Sardiman, (2007: 120)
mengemukakan karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan dan
kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan
lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih
cita-citanya. Selanjutnya, menjelaskan tiga karakteristik siswa yang
perlu diperhatikan yaitu:
44
1. Karakteristik atau keadaan yang berkenan dengan kemampuan
awal atau prerequisite skill, seperti misalnya kemampuan
intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang
berkaitan dengan aspek psikomotor, dan lain-lain.
2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status
sosial (sociocultural).
3. Karakteristik yang berkenan dengan perbedaan-perbedaan
kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain.
Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa usia
sekolah atau masa sekolah dasar. Masa ini dialami anak usia 6 tahun
sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar
pada usia 11-13 tahun (Rita Eka Izzaty, 2008: 104). Anak-anak SD
memiliki karakteristik pertumbuhan kejiwaan yang semakin
menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaan tertentu juga
semakin bertumbuh minat tertentu dan ketergantungan kepada orang
dewasa semakin berkurang serta kurang memerlukan perlindungan
dewasa.
Rita Eka Izzati (2008: 116) menyebutkan ciri-ciri khas anak
masa kelas tinggi (4-5 dan 6) Sekolah Dasar adalah a) Perhatiannya
tertuju kepada kehidupan praktis sehari- hari, b) Ingin tahu, ingin
belajar realistis , c) Timbul minat kepada pelajaran- pelajaran khusus,
d) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai
prestasi belajarnya di sekolah, e) Anak-anak suka membentuk
45
kelompok sebaya atau peergroupmuntuk bermain bersama, mereka
membuat peraturn sendiri dalam kelompoknya.
Lebih lanjut Piaget menyatakan dalam teori perkembangan
kongnitif peserta didik dapat dibedakan menjadi empat stadiun yaitu:
1. Stadiun sensori motorik (0-8 bulan atau 24 bulan)
Stadiun ini terdiri dari 6 sub stadiun. Piaget berpendapat bahwa
dalam perkembangan kongnitif selama stadiun ini, intelegensi anak
baru tampak bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulasi
sensorik.
2. Stadiun pra-operasional (18 bulan-7 tahun)
Stadiun pra-operasional ini dimulai dari penguasaan bahasa
yang sistematis, imitasi (tidak langsung), serta bayangan dalam
mental. Menurut Piaget bahwa berpikir secara pra-operasional
masih bersifat egosentrisi.
3. Stadiun operasional kongkret (7 tahun-11 tahun)
Cara berpikir anak pada tahap ini kurang egosentris yang
ditandai dengan desentrasi yang besar, misalnya saja anak sudah
mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga
untuk menghubungkan dimensi-dimensi satu sama lain. Lebih
lanjut Piaget menyatakan bahwa anak sudah memperhatikan aspek
dinamis dalam perubahan situasi sehingga anak juga mampu
mengerti operasi logisnya pembalikan. Apabila anak dihadapkan
pada sesuatu masalah secara verbal tanpa adanya bahan yang
46
kongkret, maka anak belum mampu untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan baik.
4. Stadiun Operasional Formal (11 tahun keatas)
Pada stadium operasional formal, terdapat dua sifat penting, yaitu:
a) sifat deduktif-hipotesis dan b) berpikir operasional juga berpikir
kombinasitoris.
Adapun jabaran masing-masing sifat adalah sebagai berikut.
a) Sifat deduktif-hipotesis ditunjukkan dengan anak yang berpikir
operasional formal memiliki cara untuk memecahkan masalah
yaitu dengan memikirnya terlebih dahulu secara teoritis.
b) Berpikir operasional formal juga berpikir kombinasitoris. Pada
tahap ini tampak kemungkinan orang mempunyai tingkah laku
“problem solving” yang betul-betul ilmiah serta memungkinkan
untuk mengadakan pengujian hipotesi dengan variabel
tergantung.
Perkembangan emosi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan
sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Ciri
yang membedakan manusia antara makhluk lainnya adalah ciri sosialnya.
Karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi
belajar mengajar. Terutama bagi guru, informasi mengenai karakteristik
siswa senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-
pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar
bagi setiap siswa.
47
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa siswa sekolah dasar yang
berumur 6-12 tahun masih berada pada tahap operasional kongkret, pada
tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat
dengan fakta-fakta perseptual, dan mampu melakukan konservasi. Hal perlu
diperhatikan oleh guru, anak pada tahap pra operasional kemampuan
berpikir anak dapat ditandai dengan adanya aktifitas-aktivitas mental seperti
mengingat, memahami dan memecahkan masalah.
Untuk itu sangat cocok kalau guru memakai model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match dalam pembelajaran IPA karena penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dituntut untuk aktif, dan
menyenangkan sehingga siswa siswa tidak merasa bosan dalam belajar.
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Erna Tri
Widyarini (2011) yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Siswa pada Pelajaran Siswa pada Pelajaran Matematika Materi Pecahan
dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Make A Match Kelas IV SD
Negeri 1 Bojong” yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe make a match pada mata pelajaran matematika dapat
meningkatkan motivasi dan hasil penelitian yang telah dilaksanaakn
menunjukkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe make a match
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Bojong hal ini dapat
dilihat dari data awal menunjukkan rata-rata hasil belajar matematika
siswa 50,23. Kemudian diberi tindakan pada siklus 1 dengan kegiatan
48
pembelajaran menggunakan model kooperatif make a match dan hasil tes
belajar matematika pada siswa mengalami peningkatan menjadi 62,61.
Peningkatan hasil belajar matematika kembali terjadi setelah
dilaksanaakan kegiatan pembelajaran siklus 2 meningkat menjadi 74.29.
Kejadian ini menunjukkan bahwa penggunaan model kooperatif make a
match dapat meningkatkan hasil belajar matematikan materi pecahan pada
siswa kelas IVSD Negeri 1 bojong.
F. Kerangka Berpikir
Kondisi pembelajaran IPA disekolah masih banyak masalah yang
ditemui, karena kurangnya motivasi belajar pada mata pelajaran IPA yang
masih rendah. dalam proses belajar mengajar terlihat ketika siswa
mengikuti pelajaran kurang serius atau kurang fokus, dan tidak
memperhatikan saat guru menjelaskan materi siswa hanya ribut atau sibuk
sendiri, cenderung main-main dikelas. Dalam hal tersebut menunjukkan
kurangnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran dikelas.
Selain itu dalam proses mengajar kebanyakan guru hanya
menggunakan metode dan pendekatan yang dipakai untuk menyampaikan
materi selalu sama yaitu dengan metode ceramah, sehingga siswa merasa
bosan. guru juga masih berperan sebagai sumber utama pengetahuan
jarang menggunakan media yang bisa membantu pemahaman siswa pada
materi yang disampaikan. Selama proses pembelajaran berlangsung.
Make a Match merupakan teknik belajar mengajar mencari
pasangan salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan
49
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Dengan menggunakan model ini maka peserta didik lebih
aktif dan siswa lebih bersemangat Dalam proses pembelajaran guru
dituntut menerapkan berbagai metode yang bisa mendukung semangat dan
motivasi peserta didik. Motivasi peserta didik dapat dipacu dengan
penciptaan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam penciptaan
suasana belajara IPA yang menyenangkan dapat melalui penggunaaan
metode, pendekatan dan model yang tepat yang bisa membantu siswa
lebih memahami materi yang dipelajarinya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa diperlukan suatu
variasi baru dalam metode, pendekatan dan model agar dapat membangkitkan
pemahaman dan motivasi siswa. Oleh karena itu peneliti menggunakan model
Make a Match sebagai cara baru dalam pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA. Dengan
menggunakan Model Make a Match harapannya dapat membantu peserta
didik untuk berpikir kritis serta dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
G. Hipotetis Tindakan
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir diatas maka hipotetis
tindakan dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa dapat
meningkat dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Make a Match
pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Suryodiningratan 1.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (classroom
action research). Hal ini dikarenakan PTK sangatlah tepat untuk
mengukur tingkat keberhasilan guru menggunakan metode, media, dan alat
peraga yang tepat dalam mengajar. Selain itu karena PTK ditujukan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 1) jenis penelitian ini
merupakan penelitian yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, dan yang selanjutnya dapat meningkatkan kualitas
pendidikan secara luas. Menurut Ebbutt dalam (Rochiati Wiriaatmadja
2005: 12) mengemukakan penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari
upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru
dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan
refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Penelitian tindakan ini dilakukan secara kolaboratif antara peneliti
dengan guru kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1. Guru bertindak
sebagai pelaksana pembelajaran sedangkan peneliti sebagai observer.
pendekatan penelitian ini digunakan dengan jalan merancang,
melaksanakan, dan merefleksikan memperbaiki atau meningkatkan mutu
proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam
suatu siklus.
51
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
Suryodiningratan 1, jumlah siswa sebanyak 20 orang, terdiri dari 12
perempuan dan 8 siswa laki-laki.
C. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) akan dilakukan di kelas IV SD
Negeri Suryodiningratan 1, Kelurahan Mantrijeron, Kabupaten Kota
Yogyakarta. Suryodiningratan, Kecamatan
D. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research) penelitian tindakan terdiri dari tiga
kata yang dapat dipahami pengertianya yaitu pertama penelitiannya:
kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
Kedua Tindakan: sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian
siklus kegiatan. ketiga kelas: adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru Suharsimi
Arikunto, (2006:91). Dari pengertian ketiga kata tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi
dalam sebuah kelas.
52
Model penelitian yang dipilih adalah model siklus yang dilakukan
secara berulang dan berkelanjutan. menurut Suharsimi Arikunto, (2006:
92) proses pembelajaran yang semakin lama semakin meningkat hasil
belajarnya. penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap
siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) jika divisualisasikan
dilihat dalam bentuk gambar, penelitian tindakan model Kemmis dan MC.
Taggart. alur penelitiannya adalah
Keterangan :
Siklus I: 1. Perencanaan I
2. Tindakan dan Observasi I
3. Refleksi I
Siklus II: 4. Perencanaan II
5. Tindakan dan Observasi II
6. Refleksi II
Gambar 1. Model Penelitian Kemmis dan MC. Taggart
1. Tahapan Pelaksanaan Siklus 1
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu persiapan segala sesuatu yang
dipersiapkan sebelum melakukan sebuah penelitian, hal yang harus
dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dimana
RPP ini berisi mengenai rencana kegiatan, setiap pertemuan yaitu
53
satu RPP. Rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi sebagai
acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas.
2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
model Make a Match pada pembelajaran IPA.
3. Menyusun intsrumen penelitian berupa angket motivasi belajar, dan
membuat lembar observasi mengenai aktifitas guru dan siswa
dalam proses pembelajaran berlangsung.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam
dua kali pertemuan. Pada pelaksanaan ini guru melakukan tindakan
dalam proses pembelajaran menggunakan panduan perencanaan yang
dibuat dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disusun. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal dan
dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas,
dan peneliti menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung bagaimana
aktivitas guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan
maupun kelebihan-kelebihan yang terjadi selama proses pembelajaran.
54
Apabila dalam siklus I belum terlihat adanya peningkatan motivasi
belajar IPA seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan siklus II.
Pada tahap ini peneliti mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah
yang mungkin timbul agar dapat dibuat rencana perbaikan pada siklus
II setelah memperhatikan masalah- masalah yang timbul pada siklus I.
Keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan siklus
merupakan keputusan bersama antara guru kelas dan peneliti. Siklus
dihentikan jika peneliti dan guru kelas sepakat bahwa pembelajaran
IPA menggunakan model Kooperatif tipe Make a Match yang
dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan telah berhasil
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II dimaksudkan sebagai
perbaikan dari siklus sebelumya dengan melihat data yang telah diperoleh.
Tahapan yang dilakukan pada siklus ini sama dengan siklus sebelumnya,
hanya saja dilakukan lebih cermat dan memperhatikan hal-hal yang masih
belum tercapai pada saat siklus I. hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
55
1. Angket
Menurut Sugiyono (2011: 142), kuesioner (angket) merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Angket ini akan diberikan oleh peneliti pada setiap
akhir siklus untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa belajar
IPA.
2. Observasi
Wina Sanjaya (2009: 86) Observasi merupakan teknik
mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang
sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-
hal yang akan diamati atau diteliti. Pada penelitian ini melibatkan 2
observer, antara lain guru dan peneliti, proses observasi dilakukan
dengan mengacu pada pedoman observasi yang telah disusun. melalui
observasi ini peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai
pelaksanaan pembelajaran dikelas untuk memperkuat hasil observasi,
digunakan lembar pengamatan, lembar pengamatan digunakan untuk
melihat secara langsung bagaimana proses pembelajaran IPA.
3. Dokumentasi
Studi dokumentar (documentary study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.
56
Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah digunakan untuk
memperoleh data-data yang akurat sebagai cermin situasi atau kondisi
yang sebenarnya. Metode dokumentasi ini digunakan karena
mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
a. Semua data yang dibutuhkan atau dicari mudah di dapat dilokasi
penelitian.
b. Data-data dapat dilihat kembali jika suatu saat dibutuhkan.
c. Dengan dokumen yang ada dapat disajikan bukti dari data yang
dikumpulkan.
Dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya karena data yang
sudah dimuat dalam dokumentasi merupakan data yang sudah tersusun
rapi dan sewaktu-waktu dibutuhkan dapat dicari dengan mudah. Dalam
penelitian ini, dokumentasi berupa foto-foto pelaksanaan proses
pembelajaran.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Wina Sanjaya (2010: 84) instrumen penelitian adalah alat
yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dari pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu
yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang mendukung
dalam menjawab permasalahan yang diteliti serta mempermudah peneliti
untuk menemukan solusi dari permasalahan, mendapat hasil yang baik
sehingga mudah diolah. instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
tindakan kelas adalah:
57
1. Angket
Instrument angket dalam penelitian ini dibuat untuk
mendapatkan data tentang motivasi belajar siswa terhadap mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Instrument ini disusun berdasarkan
variabel yang ditetapkan oleh peneliti kemudian dikembangkan dalam
bentuk indikator.
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa
Variabel Penelitian
Indikator Item Jumlah Butir
Positif negatif
Motivasi Belajar
Tekun menghadapi tugas 1, 2, 3, 4, 5 5
Ulet menghadapi kesulitan 6, 7, 9 8, 4
Lebih senang bekerja mandiri
10, 11, 12
13 4
Cepat bosan pada tugas- tugas yang rutin
15, 17 14, 16 4
Dapat mempertahankan pendapatnya
18, 19, 21
20 4
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
22, 24 23, 25 4
Senang mencari dan memecahkan masalah
soal-soal
26, 28, 29
27, 30 5
Jumlah 18 12 30
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan
observasi atau pengamatan guna memperoleh data yang diinginkan.
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini berupa panduan observasi untuk mendapatkan
informasi mengenai keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
58
dengan menggunakan model kooperatif tipe Make A Match. Hasil
observasi kemudian ditulis dalam lembar observasi dan data observasi ini
adalah berupa hasil keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung dan
guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match. Berikut ini kisi-kisi instrumen lembar observasi pembelajaran
dengan menggunakan model Make a Match yang digunakan pada
penelitian ini.
Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktifitas Siswa Dalam
Pembelajaran IPA dengan menggunakan Model Make a Match
Aspek Indikator No item Jumlah item
Menggunakan model make a match dalam
meningkatkan motivasi
belajar siswa
Memperhatikan penjelasan guru
1, 2 2
Menunjukan minat Danketertarikan
terhadap kartu-kartu
3 1
Melaksanakan perintah guru
4, 5 2
Kerjasama dalam Kelompok
6, 7, 8 3
Memperhatikan presentasi dari
kelompok lain
9 1
Berani memberi pendapat/tanggapan
10 1
59
Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Guru dalam Menggunakan
Model Make a match Aspek pengamatan
Sub Aspek No item
Jumlah item
Menggunakan model
pembelajaran
kooperatif tipe
Make A Match
Menyampaikantujuandan mempersiapkan siswa
1, 2 2
Menyajikan informasi atau garis besar materi pelajaran
3 1
Memperkenalkan model make a match kepada siswa
4, 5 2
Mengorganisasikan kedalam kelompok- kelompok belajar
6 1
Mengatur posisi masing- masing kelompok
7 1
Membagikan kartu kepada siswa
8 1
Memberikan batasan waktu kepada siswa untuk mencari
pasangan kartu pertanyaan atau
kartu jawaban
9 1
Memberikan reward 10 1
Total 10
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis data Angket
Data angket digunakan untuk mengetahui seberapa besar
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Angket ini akan
diberikan kepada kepada semua siswa kelas IV SD N Suryodinigratan
1, pada pertemuan akhir setiap siklus. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Analis data dengan
menggunakan metode deskriptif kuantitatif merupakan metode yang
dapat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang
60
diperoleh. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analis data melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan skor berdasarkan pilihan jawaban dalam angket berikut
ini kriterianya.
Tabel 5. Skor Variabel Motivasi
No Pilihan jawaban Skor
Pernyataan positif
Pernyataan negative
1 2
3
4
Sangat setuju(SS) Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju
(STS)
4 3
2
1
1 2
3
4
b. Menjumlah Skor yang diperoleh tiap aspek
c. Mencari persentase hasil angket motivasi belajar siswa dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
NP: nilai persen yang dicari atau diharapkan
R : skor mentah yang diperoleh siswa
SM: skor maksimum ideal dari angket yang bersangkutan
100: bilangan tetap
Sumber: Ngalim Purwanto (2013: 102)
61
Berdasarkan pendapat tersebut, hasil dan perhitungan persentase penelitian
ini ditafsirkan ke dalam kriteria sebagai berikut:
Tabel 6. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria Persentase
Sangat baik 86% -100%
Baik 76% -85
Cukup 60% -75%
Kurang 55% -59%
Kurang sekali ≤ 54%
Sumber: Ngalim Purwanto (2013: 103)
2. Analisis data Observasi
Data observasi yang diperoleh dihitung kemudian diukur dengan
persentase untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dalam
pembelajaran menggunakan model make a match kemudian hasil analis
data observasi disajikan secara deskriptif yang berguna sebagai rencana
perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Setiap butir soal pada
observasi aktivitas siswa diberi skor antara 1- 4 dengan kriteria sebagai
berikut.
Tabel 7. Pedoman Skor Observasi Aktivitas Siswa
Skor Keterangan Ketentuan penerapan skor
1 Kurang Jika dilakukan oleh kurang dari 25% siswa dalam pembelajaran
2 Sedang Jika dilakukan oleh kurang dari 26%-50% siswa dalam pembelajaran
3 Baik Jika dilakukan oleh kurang dari 51%-75% siswa dalam pembelajaran
4 Sangat baik Jika dilakukan oleh kurang dari 75% siswa dalam pembelajaran
62
Terdapat 10 butir soal pada lembar observasi sehingga skor
maksimalnya adalah 40. Data diolah dengan mencari persentase aktifitas
siswa dengan cara sebagai berikut:
H. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dapat dinyatakan berhasil apabila terjadi peningkatan
motivasi siswa dalam pemebelajaran IPA setelah menggunakan model
pembelajaran Make a Match dan terjadi perubahan yaitu apabila subjek
penelitian telah mencapai kriteria baik yaitu ≥ 76%.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri
Suryodiningratan1, yang terletak dikelurahan Suryodiningratan,
Kecamatan Mantrijeron, kabupaten/Kota Yogyakarta. Secara keseluruhan
kondisi fisik sekolah dalam keadaan baik
Peneliti memilih Sekolah Dasar Negeri Suryodiningratan I karena
berdasarkan hasil observasi awal motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV
masih rendah dibanding mata pelajaran lainnya. Model make a match
diharapkan dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan motivasi belajar
siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu Pelajaran Alam (IPA).
2. Kondisi Fisik Sekolah
Berdasarkan segi fisiknya, secara keseluruhan kondisi bangunan di
SD Suryodiningratan 1 cukup baik. Sekolah ini mempunyai 6 kelas,
ditunjang dengan adanya perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang UKS, lab komputer, ruang TU, mushola, gudang dapur dan beberapa
toilet. Kondisi ruang kelas masih bagus sehingga dapat dimanfaatkan
secara optimal untuk belajar mengajar. Didalam ruangan terdapat meja,
kursi, almari, serta dilengkapi dengan hiasan dinding seperti peta globe,
gambar presiden dan wakil presiden, gambar toko pahlawan, jam dinding,
dan lain sebagainya. Selain itu banyak juga guru yang memasang hasil
karya siswa dikelas.
64
3. Kondisi Personalia
SD Suryodiningratan 1 terdiri dari 19 guru dan karyawan. Dengan
rincian sebagai berikut 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru penjas, 2
guru TPA, 1 guru tari, 1 guru qira‟ah, 1 guru agama, 1 TU, 1 pustakawan,
2 penjaga sekolah, 2 pembina pramuka, 1 guru ekstra computer
4. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan di SD Suryodiningratan 1 cukup baik dan
terpelihara. Disekolah ini terdapat UKS, tempat cuci tangan (wastafel),
toilet, dan beberapa tempat sampah yang berada di setiap sudut kelas dan
sekolah.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sekolah Dasar Negeri
Suryodiningratan 1 yang berjumlah 20 siswa. Terdiri dari 8 laki-laki dan
12 perempuan.
Data yang diperoleh ketika melakukan observasi dikelas IV yaitu
sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar yang rendah terhadap
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hal ini ditunjukkan dengan
perilaku-perilaku siswa kurang antusias menerima pelajaran, tidak
mendengarkan guru yang sedang menerangkan, dan sering bercanda
dengan temannya saat pelajaran berlangsung.
Tabel 8. Jumlah siswa di SD Suryodiningratan 1Ajaran 2015/2016
Kelas
Awal Bulan
Akhir Bulan
IV
p
L
Jumlah
p
L
Jumlah
12
8
20
12
8
20
65
C. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Penelitian Tahap Awal
Penelitian tindakan kelas ini berawal dari permasalahan yang ada
di sekolah yaitu masih rendahnya motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPA. Untuk mengetahui kondisi awal motivasi siswa, dilakukan
observasi dan kegiatan pra siklus. Observasi dilakukan 15 Februari sampai
dengan 22 Februari 2016. Sedangkan kegiatan pra siklus dilaksanakan
pada tanggal 29 April 2016. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pra
siklus ini adalah dengan meminta siswa mengisi angket tentang motivasi
belajar dimana pembelajaran sebelumnya belum menerapkan model make
a match di sela-sela pembelajarannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui
bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran IPA. Untuk mengukur
tingkat motivasi belajar IPA terdiri beberapa indikator yaitu Tekun
menghadapi tugas, Ulet menghadapi kesulitan, Lebih senang bekerja
mandiri, Cepat bosan pada tugas- tugas rutin, Dapat mempertahankan
pendapatnya, Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, Senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Berikut ini merupakan
pencapaian motivasi belajar IPA pra tindakan yang dihitung per indikator.
66
Tabel 9. Angket Motivasi belajar IPA Per Indikator Pra tindakan
No Indikator Motivasi Belajar IPA Persentase Kategori
1 Tekun menghadapi tugas 55% Kurang
2 Ulet menghadapi kesulitan 56% Kurang
3 Lebih senang bekerja mandiri 55% Kurang
4 Cepat bosan pada tugas- tugas rutin 56% Kurang
5 Dapatmempertahankan pendapatnya 61% Cukup
6 Tidak muda melepaskan hal yang
diyakini itu
56% Kurang
7 Senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal
58% Kurang
Berdasarkan data dalam tabel diatas terlihat bahwa pencapaian
Motivasi belajar IPA siswa kelas IV pada indikator tekun menghadapi
tugas mencapai 55% termasuk dalam kategori kurang, indikator ulet
menghadapi kesulitan mencapai 56% termasuk dalam kategori kurang,
indikator lebih senang bekerja mandiri mencapai 55% termasuk dalam
kategori kurang, indikator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
mencapai 56 termasuk dalam kategori kurang, indicator dapat
mempertahankan pendapatnya mencapai 61% kategori cukup, indicator
tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu menapai 56% kategori
kurang, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal mencapai
58% kategori kurang. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram
sebagai berikut.
67
PER
SEN
TASE
Pencapaian Motivasi Belajar Pra Tindakan
62
60
58
56 55%
54
52
56%
55%
56%
61%
56%
58%
I II III IV V VI VII
INDIKATOR
Gambar 3. Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Pra Tindakan
2. Deskripsi Penelitian Siklus I
Penelitian tindakan I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2016, dan pertemuan
kedua tanggal 11 Mei 2016.
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Peneliti berdiskusi terlebih dahulu dengan guru yang bersangkutan
yang akan dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah: 1)
Menyiapkan instrument penelitian, 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), 3) Menyiapkan media, 4) Menyiapkan kartu-kartu
yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Penjabaraan persiapan-persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut.
1) Peneliti melaksanakan diskusi dengan guru tentang penggunaan
instrumen untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti
menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama
68
mengikuti proses pembelajaran dan aktifitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Make a
Match.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model kooperatif tipe make a match. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Make dan
didiskusikan dengan guru. RPP ini berguna sebagai pedoman guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV.
3) Menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan
jawaban dari pertanyaan tersebut. Peneliti membuat pertanyaan-
pertanyaan dan jawabannya disesuaikan dengan materi pembelajaran
yang akan disampaikan pada siklus I. setiap sub materi dibuat 4 sampai
6 pertanyaan beserta jawabannya yang disesuaikan dengan kelas IV
yaitu 20 siswa, yang kemudian diketik pada kartu-kartu dengan warna
yang menarik.
4) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan guru untuk
menyampaikan materi ajar, pada saat guru menjelaskan materi. Media
yang digunakan adalah gambar.
5) Membuat lembar angket motivasi yang memuat sejumlah pernyataan
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV SD
Suryodiningratan 1, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer.
1) Pertemuan 1 Siklus 1
69
Pada pertemuan 1 siklus 1 dilaksanakan pada hari rabu, 4 Mei
2016 Jam ketiga yaitu pukul 09.33 sampai dengan pukul 10:45 pada
pertemuan pertama materi pokok yang dibahas adalah sumber daya alam.
Kegiatan pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah disusun. Langkah-langkah pembelajaran IPA
menggunakan model kooperatif tipe make a match pada siklus I pertemuan
pertama terdiri dari: a) kegiatan awal, b) kegiatan inti, dan c) kegiatan
akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.
a) Kegitan Awal
Tepat pada pukul 09.33 siswa kelas IV SD Suryodiningratan 1
masuk keruang kelas untuk mengikuti proses pembelajaran IPA. Guru
kelas IV SD Suryodiningratan 1 memasuki ruang kelas dengan
mengucapkan salam pembuka kepada siswa, untuk memulai pembelajaran
guru kelas IV SD Suryodinigratan melakukan membuka pelajaran dengan
materi sumber daya alam sebagai pembuka materi yang akan dipelajari
pada hari ini.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada pertemuan pertama yaitu siswa mendengarkan
penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang sumber daya alam
berdasarkan jenis dan sifatnya. Langkah selanjutnya, siswa menyimak
penjelasan guru yang sedang memperkenalkan model make a match
kepada siswa “Anak- anak hari ini kita akan melakukan permainan make
a match atau mencari pasangan dengan menggunakan kartu.
70
Kartu-kartu ini berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban- jawaban
dari pertanyaan tadi. Tapi sebelum kita memulai permainan pertama-tama
ibu akan membentuk kelompok, kelompok pertama merupakan kelompok
pembawa kartu berisi pertanyaan-pertanyaan, kelompok kedua adalah
kelompok pembawa kartu yang berisi jawaban, Setelah siswa
mendapatkan kartu yang cocok siswa langsung berdiskusi dengan
temannya, dan apabila semua kelompok sudah menemukan pasangan
kartu pertanyaan dan kartu jawaban Setiap kelompok maju untuk
mempersentasikanya, guru membimbing dan mengarakan siswa agar
mendengarkan temanya.
Setelah itu siswa mendapatkan konfirmasi tentang kebenaran dan
kecocokan pertanyaan dan jawaban dari persentasi siswa, terdapat 6
pasang siswa yang belum cocok dengan pertanyaan dengan jawaban yang
ada. Guru memberikan pujian kepada siswa dengan bertepuk tangan. Hal
tersebut agar siswa tetap termotivasi dalam mengikuti pelajaranya.
Selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari
dengan menjawab pertanyan-pertanyaan tentang materi sumber daya alam
berdasarkan jenis dan sifatnya.
c) Kegiatan Akhir
Pada akhir pembelajaran guru tidak memberikan latihan kepada
siswa. Guru menutup pembelajaran berdoa dan salam.
2) Pertemuan 2 Siklus I
Pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Rabu,11
Mei yaitu pukul 09.33 sampai dengan pukul 10.45 pada pertemuan kedua
71
materi pokok yang dibahas adalah menyebutkan sumber daya alam
berdasarkan jenis dan sifatnya. Kegiatan pembelajaran mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-
langkah pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe make a
match pada siklus I pertemuan kedua terdiri dari: a) kegiatan awal, b)
kegiatan inti, dan c) kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, bedoa
berrsama, memberikan apersepsi, guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari.
b) Kegiatan Inti
Pada pertemuan kedua ini siswa mempelajari materi jenis dan sifat
sumber daya alam. Sebelum guru bertanya kepada siswa terlebih dahulu,
guru menjelaskan bahwa berdasarkan jenisnya, sumber daya alam terdiri
atas sumber daya hayati dan sumber daya alam yang berasal dari makluk
hidup sedangkan sifat sumber daya alam terdiriatas sumber daya alam
yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Guru menyebutkan
satu contoh jenis sumber daya alam dengan menggunakan media gambar,
media gambar disediakan oleh peneliti.
Setelah guru menyebutkan salah satu contoh, guru mengadakan
Tanya jawab tentang materi contoh sumber daya alam berdasarkan jenis
dan sifatnya. Proses selanjutnya dalam pembelajaran pada tahap ini guru
membagi kartu-kartu kepada siswa seperti pertemuan sebelumnya. Pada
72
pertemuan kedua ini siswa sudah paham langkah-langkah make a match.
Namun belum semuanya dijelaskan sehingga masih ada langkah-langkah
yang tidak dilakukan guru, antara lain memberikan waktu kepada siswa
untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan, dan kelompok dibagi hanya 2
kelompok sedangkan pertemuan 1 ada 3 kelompok.
Selanjutnya siswa membentuk kelompok menjadi kelompok 1
sebanyak 7 siswa dan kelompok 2 sebanyak 5 siswa, kemudian siswa
diminta untuk berbaris berhadapan. Selanjutnya siswa mendapatkan kartu
dari guru. Setelah mendapatkan kartu Kelompok pertama dan kedua mulai
mencari pasangan kartu pertayaan dan kartu jawaban. Namun masih
terlihat beberapa siswa yang sudah mencari pasangan kartu pertanyaan dan
kartu jawaban sebelum aba-aba dari guru selama proses pencarian
pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban, siswa mendapatkan
motivasi dari guru agar tetap semangat dan dapat menemukan pasangan
kartu dengan cepat dan benar.
Setelah semua kelompok menemukan pasangan dari kartu, siswa
mendapat bimbingan dan kesempatan untuk mempresentasikan hasil
pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah dibentuk. Siswa
mendapat konfirmasi tentang kecocokan antara pertanyaan dan jawaban,
terdapat 4 siswa yang belum tepat dalam memasangkan antara contoh jenis
sumber daya alam dan sifat sumber daya alam.
Setelah semua kelompok melakukan persentasi, siswa bertepuk
tangan bersama-sama sebagai tanda jika siswa sudah mengikuti pelajaran
73
dengan baik.Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan apa yang
telah dipelajari.
c) Kegiatan Akhir
Pada akhir pembelajaran siswa tidak diberikan soal latihan oleh
guru. Siswa menjawab salam penutup dari guru dan mendapat nasehat agar
mempelajari materi berikutnya. Kemudian pada jam istirahat siswa
mengisi lembar angket motivasi belajar pada akhir tindakan siklus I.
c. Hasil Observasi Siklus I
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan lembar
observasi yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati dalam kegiatan
observasi antara lain meliputi aktifitas siswa dan guru. Adapun hasil
observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1) Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dengan
menggunakan model make a match berlangsung. Tujuan observasi ini
adalah untuk mengamati aktifitas siswa pada saat pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Setiap aspek yang diamati diberi skor 1-4.
Berikut pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus I.
74
Tabel 10. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I
No Kegiatan yang diamati Hasil observasi
Pert1 Pert 2
1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian
1 1
2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru
2 3
3 Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang
menarik
2 3
4 Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari
kartu yang diperoleh dengan tenang
1 1
5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru
2 3
6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan
dari kartu yang dimilikinya
2 3
7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya
2 3
8 Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas waktu
yang telah ditentukan
2 3
9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain
2 3
10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain
3 3
Jumlah 19 24
47,5
%
60%
Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai rata-rata aktifitas siswa
pada pertemuan 1 adalah 47,5% dan nilai rata-rata pada pertemuan 2
meningkat menjadi 60% artinya terjadi peningkatan aktifitas siswa
sebesar 12,5%.
Pada pengamatan siswa, ditemukan beberapa permasalahan yang
terjadi dalam proses pembelajaran siswa memperhatikan guru saat
menjelaskan materi dengan penuh perhatian yaitu masih kurang karena
75
dari pertemuan pertama dan kedua skor yang didapat tidak meningkat,
beberapa diantaranya masih terlihat bermain sendiri dan berbicara dengan
teman sebelahnya sehingga guru masih mengkondisikan kelas ditengah-
tengah proses pembelajaran berlangsung.
Begitu juga dengan kegiatan nomor 4, dan 10 tidak mengalami
peningkatan. Sedangkan pada kegiatan 2, 3, 5, 6,7,8, dan 9 dari
pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan, jumlah Siswa
menjawab pertanyaan guru sudah mulai bertambah walaupun tidak
banyak, siswa mulai tertarik dan semangat mengikuti pembelajaran
dengan kartu-kartu, siswa juga mulai memikirkan jawaban atau
pertanyaan dari kartu yang diperoleh walaupun ada beberapa siswa yang
masih salah dalam menemukan pasangan dan belum menemukan
pasangan sesuai dengan batas waktu, hasil dari diskusi dengan
pasangannya dipersentasikan dan mengalami peningkatan.
Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) mulai meningkat dengan penggunaan
model make a match.
2) Aktifitas Guru Selama Proses pembelajaran siklus I
Observasi terhadap aktifitas guru bertujuan untuk memperoleh
data apakah guru menerapkan pembelajaran menggunakan model make a
match dengan tepat. Instrument yang digunakan berupa lembar observasi
yang terdiri dari 10 item dengan dua pilihan jawaban yaitu ya (skor 1) dan
tidak (skor 0). Berikut hasil pengamatan terhadap aktifitas guru pada
siklus 1.
76
Tabel 11. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I
No Aspek yang diamati Hasil Observasi
Pert1 Pert2
1 Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang
akan diajarkan
1 1
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa
untuk belajar
0 0
3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada siwa
1 1
4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa
1 1
5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa
1 1
6 Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu
pertanyaan dan kelompok pembawa kartu
jawaban
1 1
7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok
pembawa jawaban agar berdiri berhadapan
0 1
8 Guru mengawasi presentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang
berpasangan dan memberikan umpan balik
kepada siswa
0 1
9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu
0 0
10 Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan
dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang
telah ditentukan.
0 0
Jumlah 5 7
P 50% 70%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui persentase pelaksanaan
aspek pembelajaran sesuai dengan model make a match pada pertemuan 1
adalah 50% dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 70%. Pada
pelaksanaan pertemuan 1, guru melaksanakan 5 aspek kemudian pada
pelaksanaan pertemuan 2, guru melaksanakan 7 aspek. terdapat 3 aspek
77
yang sama sekali belum dilakukan oleh guru baik pada pertemuan 1
maupun pertemuan 2 yaitu penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian
batasan waktu untuk mencari pasangan kartu, pemberian reward/ pujian
bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban
sebelum batas waktu yang telah ditentukan.
d. Hasil Angket Motivasi belajar
Penilaian terhadap kebehasilan tindakan pada siklus I dilakukan
dengan memberikan angket siklus I kepada siswa. Pada tindakan siklus I
ini mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Hasil angket
motivasi belajar pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 140.
Berikut persentase pencapaian motivasi belajar siswa. Siklus yang
dihitung per indikator.
Tabel 12. Hasil Angket Siklus I No Indikator Motivasi belajar Persentase Kategori
1 Tekun menghadapi tugas 67 Cukup
2 Ulet menghadapi kesulitan 62 Cukup
3 Lebih senang bekerja mandiri 67 Cukup
4 Cepat bosan pada tugas- tugas
rutin
69 Cukup
5 Dapat empertahankanpendapatnya 67 Cukup
6 Tidak mudah melepaskan hal yang
diyakini itu
65 Cukup
7 Senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal
77 Baik
Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa pencapaian motivasi
belajar IPA siswa pada siklus I pada indikator tekun menghadapi tugas
78
PER
SEN
TASE
mencapai 67% termasuk dalam kategori cukup, indikator ulet menghadapi
kesulitan mencapai 62% termasuk dalam kategori cukup, indicator lebih
senag bekerja mandiri mencapai 67% termasuk dalam kategori cukup,
indicator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin mencapai 69% termasuk
dalam kategori cukup, indicator dapat mempertahankan pendapatnya
mencapai 67% kategori cukup, indicator tidak mudah melepaskan hal yang
diyakini itu menapai 65% kategori cukup, senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal mencapai 77% kategori baik. Hasil
tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
100
Pencapaian Motivasi Belajar Siklus I
67% 62% 67% 69% 67% 65% 77
50
0
I II III IV V VI VII
INDIKATOR
Gambar 4.Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPAPer Indikator Siklus1
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semua indikator motivasi
belajar IPA mengalami peningkatan dari persentase indikator motivasi
belajar IPA pada pra tindakan. Perbandingan persentase pencapaian
motivasi belajar IPA siswa antara pra tindakan dan siklus I dapat dilihat
pada tabel berikut:
79
Tabel 13. Perbandingan Persentase Motivasi Belajar IPA Per Indikator
Pra tindakan dan Siklus I No Indikator Motivasi
Belajar
Persentase
Pra tindakan Siklus I
1 tekun menghadapi tugas 55% 67%
Kurang Cukup
2 ulet menghadapi
kesulitan
56% 62%
Kurang Cukup
3 lebih senang bekerja
mandiri
55% 67%
Kurang Cukup
4 cepat bosan pada tugas-
tugas yang rutin
53% 69%
Kurang Cukup
5 dapat mempertahankan
pendapatnya
61% 67%
Cukup Cukup
6 Tidak mudah
melepaskan hal yang
diyakini
56%
kurang
65%
cukup
7 Senang mencari dan
memecahkan masalah
soal-soal
58% 77%
Kurang Baik
Rata-rata 56 67
Kurang Cukup
Berdasarkan data dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa semua
indikator mengalami peningkatan dari pra tindakan ke siklus I. pada
indikator tekun menghadapi tugas meningkat sebesar 12% dari kondisi
awal 55% menjadi 67%, indikator ulet menghadapi kesulitan meningkat
sebesar 6% dari kondisi 56% menjadi 62%, indikator lebih senang bekerja
mandiri meningkat 12% dari kondisi 55% menjadi 67%, indikator cepat
bosan pada tugas-tugasyang rutin meningkat 16% dari kondisi 56
80
menjadi 69%, indikator dapat mempertahankan pendapatnya meningkat
6% dari kondisi 61% menjadi 67, indikator tidak mudah melepaskan hal
yang diyakini itu meningkat 9% dari kondisi 56% menjadi 65, senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal meningkat 19% dari kondisi
58% menjadi 77%. Data pada tabel diatas tentang hasil tindakan
peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus I dapat diperjelas melalui
diagram berikut ini:
80 67%
70
62%
67% 69% 67% 65% 61%
77%
60 55% 56% 55% 53%
50
40
30
20
10
0
56% 58% persentase pra tindakan
persentase Siklus I
I II III IV V VI VII
Gambar 5. Diagram peningkatan motivasi belajar IPA pada pra tindakan
dan siklus 1
e. Refleksi Tindakan Siklus I
Pada proses pembelajaran Siklus I pertemuan I dan 2 terdapat
beberapa kendala yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi
kurang optimal sehingga perlu refleksi yang dilakukan antara guru dan
peneliti. Refleksi ini dilakukan pada akhir pertemuan siklus I. kendala
yang ditemukan adalah pada saat pembelajaran berlangsung, ada beberapa
siswa yang masih bermain sendiri dan mengganggu teman lain, ketika
guru menjelaskan langkah-langkah make a match masih banyak siswa
81
yang tidak mendengarkan, sehingga pada siklus I ini masih ada beberapa
siswa yang kebingungan dalam mengikuti pembelajaan, selama proses
pencarian pasangan kartu, beberapa siswa hanya duduk dibangku dan
terlihat kurang bersemangat, ada beberapa siswa yang belum memahami
materi pembelajaran yang telah dipelajari, karena masih ada beberapa
kelompok yang belum dapat memasangkan antara kartu pertanyaan dan
kartu jawaban dengan tepat.
3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Penelitian tindakan II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2016, dan pertemuan
kedua tanggal 15 Juni 2016.
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Peneliti berdiskusi terlebih dahulu dengan guru yang bersangkutan
yang akan dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah: 1)
Menyiapkan instrument penelitian, 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), 3) Menyiapkan media, 4) Menyiapkan kartu-kartu yang
berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Penjabaran persiapan-persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut.
1) Peneliti melaksanakan diskusi dengan guru tentang penggunaan instrumen
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti menyiapkan lembar
observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama mengikuti proses
pembelajaran dan aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe Make a Match.
82
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model kooperatif tipe make a match. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Make dan didiskusikan dengan guru.
RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran IPA di kelas IV.
3) Menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban
dari pertanyaan tersebut. Peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan dan
jawabannya disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan
disampaikan pada siklus I. setiap sub materi dibuat 4 sampai 6 pertanyan
beserta jawabannya yang disesuaikan dengan jumlah siswa kelas IV yaitu
20 siswa, yang kemudian diketik pada kartu-kartu dengan warna yang
menarik.
4) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan guru untuk
menyampaikan materi ajar, pada saat guru menjelaskan materi. Media
yang digunakan adalah gambar .
5) Membuat lembar angket motivasi yang memuat sejumlah pernyataan
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV
SD Suryodiningratan 1, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer.
Tindakan pada siklus II pertemuan pertama siklus II jam pelajaran dengan
alokasi waktu 70 menit, dan pertemuan kedua 2 jam pelajaran dengan
alokasi waktu 70 menit. Berikut ini penjabaran dari pelaksanaan tindakan
siklus II pada tiap pertemuan.
83
1) Pertemuan pertama Siklus 1I
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari jumat, 13 Mei
2016. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 70 menit yaitu
pukul07.00 sampai dengan pukul 08.10 WIB. Pada pertemuan pertama,
materi yang dibahas adalah penggunaan teknologi dalam pemanfaatan
sumber daya alam. Kegiatan pembelajaran mengacu pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-langkah
pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe Make a Match
pada siklus II pertemuan pertama terdiri dari: a) kegiatan awal, b)
kegiatan inti c) kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya
sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran IPA dimulai tepat pada pukul 09.33.
siswa kelas IV SD Suryodiningratan 1 masuk keruang kelas untuk
mengikuti proses pembelajaran IPA. Guru membuka pelajaran dengan
salam dan berdoa dengan di pimpin oleh salah satu siswa. Guru melakukan
presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Kemudian kegiatan
pembelajaran dilanjutkan dengan Tanya jawab antara guru dan siswa
terkait dengan materi penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber
daya alam. Kegiatan ini merupakan apersepsi yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman awal siswa tentang materi IPA yang akan
dipelajaridan menghubungkan materiyang telah dipelajari sebelumnya.
Selain melakuka Tanya jawab guru memotivasi siswa. Setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
84
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu siswa
mendengarkan penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang
penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam dengan
menampilkan gambar didepan kelas yang berguna untuk membantu guru
dalam penyampaian materi dan memudahkan siswa memahami materi
yang diberikan. Siswa yang ramai sendiri diberi pertanyaan oleh guru,
agar siswa kembali fokus memperhatikan guru. Kegiatan pembelajaran
menekankan pada proses pembelajaran yang aktif, kegiatan pembelajaran
menggunakan model kooperatif tipe make a match. Dimulai dengan
membentuk menjadi 2 kelompok besar dan masing-masing kelompok
pembawa kartu Kemudian kelompok-kelompok tersebut berhadapan.
Guru membagi kartu-kartu kepada setiap siswa yang berupa kartu
pertanyaan dan kartu jawaban. Setiap siswa mendapat sebuah kartu.
Siswa memikirkan jawaban/pertanyaan dari kartu yang dipegang,
kemudian guru memberikan aba-aba untuk menemukan pasangan
kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan. Bagi siswa yang sudah
menemukan jawaban kartunya diminta mereka untuk berdekatan, siswa
yang tepat mencari jawaban dari pasangan kaartu. Maka akan mendapat
poin.
Setelah babak pertama selesai dilanjutkan babak kedua, peneliti
mengkocok kembali agar tercampur secara acak, setelah tercampur kartu
dibagikan lagi secara acak agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dari babak pertama begitu seterusnya. Siswa mendapat bimbingan dan
85
kesempatan untuk mempersentasekan hasil pasangan kartu yang telah
dibentuk dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk memberi
tanggapan. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa dan siswa
diberi kesempatan untuk menjawab soal.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pada pembelajaran IPA siklus II pertemuan
pertama diisi dengan kegiatan guru dan siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari. Guru tidak memberikan PR. Kemudian guru dan siswa
membuat kesimpulan materi pembelajaran. Guru memberikan motivasi
dan penguatan agar selalu mengingat serta mempelajari kembali materi
sebelumnya. Kemudian guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Setelah pembelajaran berakhir peneliti melakukan diskusi terkait
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
make a match. Pada siklus II petemuan pertama terlihat guru melakukan
langkah-langkah model kooperatif tipe make a match dengan baik.
Langkah-langkah pembelajaran yang sudah berjalan dengan baik
dilakukan kembali agar hasil yang hendak dicapai juga semakin baik.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Juni
2016. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 70 menit yaitu
pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.10 WIB. Pada pertemuan pertama,
materi yang dibahas adalah hubunganantara sumber daya alam dengan
teknologi yang digunakan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada
86
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Langkah-
langkah pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe Make a
Match pada siklus II pertemuan kedua terdiri dari: a) kegiatan awal, b)
kegiatan inti c) kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya
sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pada pembelajaran IPA dimulai pada pukul 09.33
WIB. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, salah satu
siswa memimpin doa kemudian guru melaksanakan persensiuntuk
mengecek kehadiran siswa, kegiatan pembelajaran dilanjutkandengan
Tanya jawab antara guru dan siswa terkait dengan materi hubungan
sumber daya alam dengan lingkungan. Kegiatan ini merupakan apersepsi
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa tentang
materi IPA yang akan dipelajaridan menghubungkan materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Selain melakukan Tanya jawab guru memotivasi
siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran pada pertemuan kedua yaitu siswa
mendengarkan penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang
hubungan sumber daya alam dengan lingkungan dengan menampilkan
gambar didepan kelas yang berguna untuk membantu guru dalam
penyampaian materi dan memudahkan siswa memahami materi yang
diberikan. Kegiatan pembelajaran menekankan pada proses pembelajaran
87
yang aktif, kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe
make a match. Langkah-langkah make a match dijelaskan secara runtut,
dimulai dengan membentuk menjadi 2 kelompok besar dan masing-
masing kelompok pembawa kartu kemudian kelompok-kelompok tersebut
berhadapan. Guru membagi kartu-kartu kepada setiap siswa yang berupa
kartu pertanyaan dan kartu jawaban.
Setiap siswa mendapat sebuah kartu. Siswa memikirkan
jawaban/pertanyaan dari kartu yang dipegang, kemudian guru
memberikan aba-aba untuk menemukan pasangan kartunya sebelum batas
waktu yang ditentukan. Bagi siswa yang sudah menemukan jawaban
kartunya diminta mereka untuk berdekatan, siswa yang tepat mencari
jawaban dari pasangan kartu maka akan mendapat poin. Setelah babak
pertama selesai dilanjutkan babak kedua, peneliti mengkocok kembali
kartu make a match agar tercampur secara acak, setelah tercampur kartu
dibagikan lagi secara acak agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dari babak pertama.
Setelah semua kelompok menemukan pasangan kartu dari
permainan babak kedua, siswa mendapat bimbingan dan kesempatan
untuk mempersentasekan hasil pasangan kartu yang telah dibentuk dan
siswa yang lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan. Kemudian
guru memberikan lembar kerja siswa dan siswa diberi kesempatan untuk
menjawab soal.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pada pembelajaran IPA siklus II pertemuan kedua
88
diisi dengan kegiatan guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Guru dan siswa mengevaluasi keseluruhan pembelajaran IPA
dengan mengungkapkan perasaan ketika siswa mencari kartu, seteah itu,
pembelajaran IPA ditutup dengan pemberian pesan moral kepada siswa.
Salah satu siswa meminpin doa serta guru mengucapkan salam.
Setelah pembelajaran berakhir peneliti melakukan diskusi terkait
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
make a match. Pada siklus II petemuan kedua terlihat guru melakukan
langkah-langkah model kooperatif tipe make a match dengan baik guru
dan peneliti berdiskusi bahwa berdasarkan hasil observasi terlihat
peningkatan motivasi belajar siswa. Guru dan peneliti berdiskusi terkait
pelaksanaan pembelajaran dan motivasi belajar siswa, guru menyatakan
bahwa motivasi belaar siswa meningkat setelah belajar dengan model
pembelaaran kooperatif tipe make a match.
c. Hasil Observasi Siklus II
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan lembar
observasi yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati dalam kegiatan
observasi antara lain meliputi aktifitas siswa dan guru. Adapun hasil
observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1) Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dengan menggunakan
model make a match berlangsung. Tujuan observasi ini adalah untuk
mengamati aktifitas siswa pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan
89
Alam (IPA). Setiap aspek yang diamati diberi skor 1-4. Berikut
pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II
Tabel 14. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II
No Aspek yang diamati Hasil observasi
Pert 1 Pert 2
1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh
perhatian
3 4
2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru
2 3
3 Siswa tertarik dan semangat untukmengikuti pembelajaran dengan
kartu-kartu yang menarik
4 4
4 Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari
kartu yang diperoleh dengan tenang
2 3
5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru
3 4
6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan
pasangan dari kartu yang dimilikinya
3 3
7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya
3 3
8 Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum
batas waktu yang telah ditentukan
3 4
9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain
3 3
10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain
3 3
Jumlah 29 34
72% 85%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata aktifitas
siswa pada siklusII pertemuan I adalah 72% dan nili rata-rata pada
pertemuan 2 meningkat menjadi 85%. Artinya terjadi peningkatan
90
aktifitas siswa sebesar 13%. Hal ini menunjukkan aktifitas siswa dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan make
a match padasiklus II ini sudah mencapai ketentuan skor yaitu angka 85
sudah termasuk sangat baik. Aktifitas yang tinggi membuktikan motivasi
belajar kelas IVterhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
mengalami peningkatan.
Hasil observasi menunjukkan kegiatan nomor 1, 2,4 5 mengalami
peningkatan pada pertemuan 2, sedangkan sisanya tidak mengalami
peningkatan. Skor 3 pada pertemuan 2 menunjukkan bahwa aktifitas
siswa dikatakan baik yaitu pada kegiatan siswa saling bekerja sama untuk
menemukan pasanganya , siswa saling memanfaatkan waktu dengan baik
untuk berdiskusi dan menemukan pasangan kartunya, siswa berusaha
untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas
waktuyang telah ditentukan, siswa memperhatikan hasil persentase
kelompok lain, dan siswa berani memberikan tanggapan kepada
kelompok lain. Dan skor 4 pada pertemuan 2 menunjukkan aktifitas siswa
pada kegiatan tersebut dapat dikatakan sangat baik.
2) Aktifitas Guru Selama Proses Pembelajaran Siklus II
Seperti pada siklus I, observasi terhadap aktifitas guru bertujuan
untuk memperoleh data apakah guru menerapkan pembelajaran
menggunakan model make a match dengan tepat. Instrumen yang
digunakan berupa lembar observasi yang terdiri dari 10 item dengan dua
pilihan jawaban yaitu ya (skor 1) dan tidak (skor 0). Berikut hasil
pengamatan terhadap aktifitas guru pada siklus II.
91
Tabel 15. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II
N
o
Aspek yang diamati Hasil Observasi
Pert1 Pert2
1 Guru melakukan apersepsi untuk
mengarahkan siswa pada materi IPA yang
akan diajarkan
1 1
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari dan memotivasi siswa
untuk belajar
1 1
3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada
siwa
1 1
4 Guru memperkenalkan model make a
match kepada siswa
1 1
5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a
Match kepada siswa
1 1
6 Guru membagi masing-masing kelompok
menjadi kelompok pembawa kartu
pertanyaan dan kelompok pembawa kartu
jawaban
1 1
7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok
pembawa kartu pertanyaan dan kelompok
pembawa jawaban agar berdiri berhadapan
1 1
8 Guru mengawasi presentasi siswa
menjelaskan tentang dua kartu yang
berpasangan dan memberikan umpan balik
kepada siswa
1 1
9 Guru memberikan batasan waktu untuk
mencari pasangan kartu
0 1
10 Guru memberikan reward/ pujian bagi
siswa yang dapat memasangkan kartu
pertanyaan dan kartu jawaban sebelum
batas waktu yang telah ditentukan.
1 1
Jumlah 9 10
90% 100
%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui persentas pelaksanaan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan model make a match pada
pertemuan I adalah 90% dan padapertemuan 2 meningkat menjadi 100%.
92
Pada pertemuan 1, guru masih belum memberikan batasan waktu untuk
mencari pasangan kartu sehingga siswa masih berusaha mencari pasangan
kartu walaupun batas waktu yang sudah ditentukan sudah habis. pada
pertemuan 2, guru baru memberikan batas waktu siswa pun bisa
menemukan kartu pasangan sebelum batas waktu sehingga pembelajaran
pun berlangsung secara efektif pula. Hasil akhir menunjukkan aktifitas
guru pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menggunakan
model make a match sudah optimal karena menunjukkan angka 100%.
d. Hasil Angket Motivasi belajar
Pada akhir pertemuan kelas IV SD Suryodiningratan I, pada akhir
pertemuan siklus II dilakukan dengan memberikan angket kepada siswa.
Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siwa setelah menggunakan
model make a match. Motivasi belajar IPA pada tindakan siklus II ini
mengalami peningkatan dari siklus I. Hasil angket motivasi belajar IPA
pada siklus II. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3 Halaman142
berikut ini merupakan persentase pencapaian motivasi belajar IPA siklus
II yang dihitung per indikator:
Tabel 16. Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator Siklus II
No Indikator Motivasi belajar Persentase Kategori
1 Tekun menghadapi tugas 88 Sangat baik
2 Ulet menghadapi kesulitan 86 Sangat baik
3 Lebih senang bekerja
mandiri
89 Sangat baik
4 Cepat bosan pada tugas-
tugas rutin
87 Sangat baik
93
5 Dapat mempertahankan
pendapatnya
85 Baik
6 Tidak muda melepaskan hal
yang diyakini itu
85 Baik
7 Senang mencari dan
memecahkan masalah soal-
soal
89 Sangat baik
Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa pencapaian motivasi
belajar IPA siswa pada siklus II pada indikator tekun menghadapi tugas
mencapai 88% termasuk dalam kategori sangat baik, indikator ulet
menghadapi kesulitan mencapai 86% termasuk dalam kategori sangat
baik, indicator lebih senang bekerja mandiri mencapai 89% termasuk
dalam kategori sangat baik, indicator cepat bosan pada tugas-tugas yang
rutin mencapai 87% termasuk dalam kategori sangat baik, indikator dapat
mempertahankan pendapatnya mencapai 85% kategori baik, indikator
tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu mencapai 85% kategori
baik, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal mencapai 89%
kategori sangat baik. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram
sebagai berikut:
94
Gambar 6. Pencapaian Motivasi Belajar IPAPer Indikator Siklus II
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semua indikator motivasi belajar
IPA mengalami peningkatan dari persentase indikator motivasi belajar
IPA pada pra tindakan dan siklus I. Perbandingan persentase pencapaian
motivasi belajar IPA antara pra tindakan, siklus I dan Siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17. Perbandingan Persentase Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per
Indikator antara Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II
No Indikator motivasi IPA
Persentase
PraTindakan Siklus I Siklus II
1 tekun menghadapi tugas
55 67 88
Kurang Cukup Sangat baik
2 ulet menghadapi kesulitan
56 62 86
Kurang Cukup Sangat baik
3 lebih senag bekerja mandiri
55 67 89
Kurang Cukup Sangat baik
4 cepat bosan pada tugas-tugas yang
rutin
53 69 87
Kurang Cukup Sangat baik
5 dapat mempertahankan
pendapatnya
61 67 85
Cukup Cukup Baik
95
6 tidak mudah melepaskan hal
yang diyakini itu
56 65 85
Kurang Cukup Baik
7 senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal
58 77 89
kurang Baik Sangat baik
Rata- rata 56 67 87
Kurang Cukup Sangat baik
Peningkatan Siklus II pada indikator mengalami peningkatan dari
pra tindakan ke siklus I. pada indikator tekun menghadapi tugas
meningkat sebesar 21% dari kondisi awal 67% menjadi 88%, indikator
ulet menghadapi kesulitan meningkat sebesar 24% dari kondisi 62%
menjadi 86%, indicator lebih senag bekerja mandiri meningkat 22% dari
kondisi 67% menjadi 89%, indikator cepat bosan pada tugas-tugasyang
rutin meningkat 19% dari kondisi 69 menjadi 87%, indicator dapat
mempertahankan pendapatnya meningkat 18% dari kondisi 67% menjadi
85%, indikator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu meningkat
20% dari kondisi 65% menjadi 85%, senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal meningkat 12% dari kondisi 77% menjadi 89%.
Data pada tabel diatas tentang hasil tindakan peningkat motivasi
belajar siswa pada siklus II dapat diperjelas melalui diagram berikut ini.
96
90
88% 86% 89% 87% 85% 85%
89%
77% 80
67% 70
62% 67% 69% 67% 65%
61%
60 55% 56% 55% 53%
50
40
30
20
10
0
56% 58 Persentase Pra Tindakan
Persentase Siklus I
Persentase Siklus II
I II III IV V VI VII
Gambar 7. Peningkatan Motivasi Belajar IPA dari Pra Tindakan, Siklus I,
dan Siklus II
e. Refleksi Tindakan Siklus II
Refleksi pada siklus II ini dilakukan peneliti bersama guru untuk
melakukan penilaian selama proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan model make a match. Berdasarkan diskusi tersebut
diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model make a match telah berjalan sesuai dengan rancangan yang telah
disusun sebelumnya.
Peningkatan motivasi belajar siswa juga terlihat dari hasil angket
pada siklus II telah mencapai 87% dan termasuk kategori sangat baik.
Selain itu melihat hasil observasi pembelajaran di dalam kelas sudah
optimal dan sudah mencapai angka 100%, diketahui bahwa penggunaan
model make a match telah meningkatkan motivasi belajar siswa dari
siklus I ke siklus II. Melihat hasil yang diperoleh pada akhir siklus
II, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas telah cukup
dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hal ini telah memenuhi
kriteria keberhasilan yaitu rata-rata motivasi belajar menggunakan model
97
make a match pada mata pelajaran IPA Kelas IV SD Suryodiningratan I
sudah termasuk kategori sangat baik atau ≥76%, berdasarkan hal
tersebut, maka peneliti dan guru kelas sepakat untuk menghentikan
pnelitian pada siklus II ini.
D. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan
dalam 2 siklus yang terdiri darisiklus I dan II. Setiap siklus tersebut terdiri
dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari beberapa tahap yaitu
tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan yang
ada pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. hasil yang diperoleh
dalam penelitian ini terdiri dari hasil observasi dan hasil angket motivasi
belajar. Kedua hasil tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan
motivasi belajar IPA kelas IV SD Suryodiningratan 1.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match
pada pelajaran IPA kelas IV SD Suryodiningratan I. Penelitian tindakan
dengan penerapan model kooperatif tipe make a match pada pelajaran
IPA dikelas IV SD suryodiningratan I menunjukkan bahwa motivasi
belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyanto, (2010: 49) yang menyebutkan bahwa satu
keunggulan make a match ini adalah meningkatkan motivasi belajar
siswa.
Peningkatan tersebut terjadi karena siswa belajar dalam suasana
yang menyenangkan. Dan keunggulan make a match ini bisa digunakan
98
dalam semua pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik.
Berdasarkan hasil observasi pada kondisi pra tindakan, siswa
terlihat masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena
pembelajaran yang berlangsung hanya mendengarkan penjelasan guru
kemudian mencatat materi-materi penting siswa juga terlihat kurang
antusias dalam menghadapi tugas dan menerima pelajaran hal ini
disebabkan karena pembelajaran masih berpusat pada guru, guru belum
memanfaatkan media dan belum menggunakan model pembelajaran yang
inovatif dalam pembelajaran IPA, sehingga siswa cepat merasa bosan dan
kurang tertarik untuk mempelajari IPA.
Untuk itu peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model
pembelajaran make a match supaya mengalami perbaikan, sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar IPA. Meningkatnya motivasi belajar
IPA pada siklus I ini dipengaruhi oleh keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan model make a match yang dilakukan oleh guru sudah
cukup baik, walaupun masih ada langkah-langkah model make a match
yang belum dilaksanakan oleh guru. Selain itu meningkatnya motivasi
belajar siswa juga dipengaruhi oleh aktivitas siswa sendiri dalam
pembelajaran dengan model make a match tersebut.
Berdasarkan hasil angket motivasi belajar dan hasil observasi
aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran siklus I dapat disimpulkan
bahwa motivasi belajar IPA siswa kelas IV sudah mengalami peningkatan
namun masih tergolong dalam kategori cukup dan masih ada beberapa
permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran yang berlangsung di
99
siklus I yaitu, siswa yang masih bermain sendiri dan mengganggu teman
lain, ketika guru menjelaskan langkah-langkah make a match masih
banyak siswa yang tidak mendengarkan sehingga pada siklus I ini masih
ada beberapa siswa yang kebingungan dalam mengikuti pembelajaran
selama proses pencarian pasangan kartu, ada beberapa siswa yang belum
memahami materi pembelajaran yang dipelajari, terlihat pada saat siswa
memasangkan antara kartu pertanyaan dan kartu jawban belum tepat.
Sehingga peneliti bersama guru perlu melakukan perbaikan-perbaikan
pada siklus II.
Hasil angket motivasi belajar pada siklus II mengalami
peningkatan dari siklus sebelumnya, yaitu berada pada rata-rata 87% atau
termasuk katergori sangat baik. Indikator-indikator dalam motivasi
belajar IPA juga mengalami peningkatan. Pada indikator tekun
menghadapi tugas meningkat sebesar 21% dari kondisi awal 67% menjadi
88%, indikator ulet menghadapi kesulitan meningkat sebesar 24% dari
kondisi 62% menjadi 86%, indicator lebih senang bekerja mandiri
meningkat 22% dari kondisi 67% menjadi 89%, indicator cepat bosan
pada tugas-tugasyang rutin meningkat 19% dari kondisi 69 menjadi 87%,
indicator dapat mempertahankan pendapatnya meningkat 18% dari
kondisi 67% menjadi 85%, indicator tidak mudah melepaskan hal yang
diyakini itu meningkat 20% dari kondisi 65% menjadi 85%, senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal meningkat 12% dari kondisi
77% menjadi 89%.
Pada siklus II siswa terlihat tertarik dan senang ketika guru
100100100
menyuruh siswa untuk melaksanakan permainan mencari pasangan
kartu atau make a match. yang pada awalnya tidak memperhatikan
guru saat menjelaskan materi IPA dan saat guru menjelaskan petunjuk
langkah-langkah make a match, kini sebagian besar siswa telah
memperhatikannya dengan seksama. Siswa merasa senang ketika belajar
dibentuk kelompok.
Siswa yang pada awalnya suka bermain-main sendiri dan
mengganggu temannya ketika mendapat perintah guru, kini sudah dapat
menjalankan perintah guru pada setiap tahap dalam make a match dengan
cukup tertib. Tugas untuk mencari pasangan kartu pertanyaan dan kartu
jawaban dilaksanakan siswa dengan bersemangat, sebab siswa ingin
menjadi pemenang sehingga siswaberlomba-lomba agar dapat
menemukan pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban lebih awal dari
kelompok lain.
Siswa juga tidak mudah putus asa dalam mencari pasangan kartu
pertanyaan dan kartu jawban yang dirasa sulit, hal ini ditunjukkan
dengan semua siswa telah berhasil memasangkan kartu pertanyaan dan
kartu jawaban dengan tepat. Kegiatan-kegiatan tersebut menunjukkan
bahwa siswa memiliki motivasi belajar IPA, hal ini sesuai dengan
pendapat Sardiman (2007: 83), yang menyatakan bahwa ciri-ciri adanya
motivasi pada diri seseorang yaitu tekun menghadapi tugas, ulet dalam
menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada
tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah
melepaskan hal-hal yang diyakini itu dan senang mencari dan
101101101
memecahkan masalah soal-soal.
Berdasarkan hasil angket motivasi belajar dan hasil observasi pada
siklus II, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar IPA siswa mengalami
peningkatan. Hal tersebut didukung dengan keterlaksanaan model
pembelajaran make a match, dimana guru sudah mampu melaksanakan
semua langkah-langkah dalam model make a match dengan baik.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model make a match juga
meningkat. Kondisi ini membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match dapat
meningkatkan motivasi belajar IPA.
Penggunaan model kooperatif tipe make a match dalam
pembelajaran IPA menempatkan siswa untuk mencari pasangan kartu
pertanyaan dan kartu jawaban sambil belajar memahami suatu konsep
atau topic dalam suasana belajar yang menyenangkan. Setelah dilakukan
analisis pada siklus II, hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa
motivasi belajar siswa telah mencapai rata-rata 87 dan termasuk dalam
ketegori sangat baik.
Perolehan tersebut sudah memenuhi kriteria keberhasilan dari
penelitian ini yaitu motivasi belajar IPA minimal termasuk dalam
kategori baik atau ≥76%, maka dari itu guru dan peneliti
menghentikan pemberian tindakan pada siklus II. Dari pembahasan di
atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model make a match pada
pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV
SD Negeri Suryodiningratan 1, Yogyakarta.
102102102
E. Keterbatasan Peneliti
Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Suryodiningratan 1 ini
telah diupayakan untuk memperoleh hasil yang maksimal, namun pada
kenyataannya masih terdapat kekurangan-kekurangan yang disebabkan
beberapa keterbatasan diantaranya adalah
1. Tempat duduk siswa tidak bisa dipindahkan karena panjang sehingga
kesulitan dalam membentuk kelompok
2. Ketika peneliti menyebarkan angket, beberapa siswa tidak masuk
sekolah terpaksa peneliti meminta bantuan kepada siswa yang hadir
saat itu untuk memberikan angket kepada siswa yang tidak hadir.
103
A. Kesimpulan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan
motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV SD Negeri
Suryodiningratan 1, dapat meningkat dengan menggunakan model
kooperatif tipe make a match. Proses kegiatan tersebut siswa mencari kartu
pertanyaan dan jawaban pada awalnya hasil dari angket motivasi belajar
siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match siklus I
dengan rata-rata 67%. Pada siklus I ini masih ada kendala yang ditemukan
adalah pada saat pembelajaran berlangsung, ada beberapa siswa yang
masih bermain sendiri dan mengganggu teman lain, ketika guru
menjelaskan langkah-langkah make a match masih banyak siswa yang
tidak mendengarkan, sehingga pada siklus I ini masih banyak siswa yang
kebingungan dalam mengikuti pembelajaran siswa hanya duduk pada saat
mencari kartu pertanyaan dan jawaban disebabkan karena guru belum
semua langkah-langkah model pembelajaran make a match antara lain
memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban atau
pertanyaan.
Pada siklus II maka mengalami peningkatan motivasi belajar siswa
menjadi 87% dalam kategori sangat baik. Begitu juga hasil observasi atau
pengamatan aktifitas siswa pada siklus I pertemuan pertama mencapai
47%, pertemuan kedua siklus I mecapai 60%, sedangkan pada siklus II
pertemuan pertama mencapai 72%, pertemuan keedua siklus II 85%. Dari
104
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tipe make a match
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan peneliti dalam melaksanaakan
pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatiftipe tipe make a match pada siswa kelas IV SD Negeri
Suryodiningratan 1, maka saran yang perlu disampaikan adalah sebagai
berikut.
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah disarankan untuk memotivasi guru, khususnya guru
kelas IV dan guru pada umumnya agar mengunakan model kooperatif
tipe make a match, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya menggunakan model kooperatif tipe make a match
hal ini bisa diterapkan dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, baik dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) maupun mata pelajaran lain.
3. Bagi Penelitian Berikutnya
Saran bagi peneliti lebih lanjut agar dapat melakukan penelitian
terhadap mata pelajaran lain tidak hanya mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), dan juga peneliti harusnya melakukan
pengukuran terhadap hasil belajar siswa.
105
Hal ini menjadikan penelitian yang dilaksanakan akan lebih baik dari
penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya.
106106106
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hadis. (2006). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Abdul Azis Wahab (2012). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung:
Alfabeta.
Agus Suprijono (2009). Kooperative Learning Teori & Aplikasi. Yogjakarta
Pustaka Pelajar.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Hamzah B. Uno. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Ngalim Purwanto. (2013). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaliasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdaya.
Nur Asma ( 2006). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Depdiknas.
Rita Eka Izzaty. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Uny Press
Rochiati Wiriaatmadja (2006) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sardirman A.M. (2007) Interaksi dan Motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Sarwiji Suwandi (2010). Penelitian Tindakan Kelas.Surokarta:Yuma Pustaka.
Slameto. (2003) Belajar Dan Faktor- faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Srini M. Iskandar (1997) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sugihartono, dkk. (2013) Psikologi Pendidikan.Yogjakarta: UNY Press.
Sugiyanto (2010) Model- Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Yuma Pustaka bekerjasama dengan FKIP UNS.
Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
107107107
Syaiful Bahri Djamara. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Wina Sanjaya (2009) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Prenada Media
Group.
Zainal Aqib. (2014). Model-Model Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual Inovatif. Bandung: Yrama Widya
Oemar Hamalik. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
109109109
LAMPIRAN 1
1. RPP Siklus 1
2. RPP Siklus 2
3. Kartu Make A Match Siklus I
4. Kartu Make A Match Siklus II
110110110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS 1)
Nama Sekolah : SD Negeri Suryodiningratan I
Mata Pelajara : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester : IV / II
Alokasi Waktu :2 x 35 menit ( 1x pertemuan)
Hari/ tanggal : Rabu/ 4 Mei 2016 (pertemuan 1)
A. Standar Kompetensi
11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,
teknologi, dan masyarakat
B. Kompetensi Dasar
11. 2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi
yang digunakan
C. Indikator
Menjelaskan pengertian jenis dan sifat sumber daya alam
D. Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan pengertian jenis dan sumber daya alam dengan benar
E. Materi Pokok
Sumber Daya Alam
F. Pendekatan dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Kooperatif tipe
Model Pembelajaran : Make a Match
G. Langkah- Langkah Pembelajaran
111111111
1. Kegiatan Awal ( 7 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Salam
b. Salah satu siswa diminta untuk memimpin berdoa
c. Guru melakukan apersepsi
d. guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi sumber daya
alam tentang jenis dan sumber daya alam
b. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut
c. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan model Make a Match
d. Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi topik atau materi yang
sedang dibahas
e. Siswa dibagi l menjadi 2 kelompok yaitu pembawa kartu
pertanyaan dan pembawa jawaban.
f. Siswa diminta untuk saling berhadapan antara pembawa kartu
pertanyaan dan pembawa kartu jawaban
g. Guru membagikan kartu-kartu pertanyaan dan jawaban kepada
masing-masing kelompok
h. Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan
dari kartu yang diperoleh
i. Guru memberikan batasan waktu untuk siswa berdiskusi dan
mencari pasangan dari kartu yang diperolehnya
j. Dengan bimbingan guru, siswa mempresentasikan pasangan kartu
yang telah terbentuk di depan kelas, dan kelompok lain
menanggapinya
k. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran atau kecocokan
kartu yang telah dipasangkan siswa
l. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
112112112
3. Kegiatan Akhir ( 13 menit)
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru memberikan motivsi dan pesan moral kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama
H. Sumber Belajar dan media pembelajaran
Sumber belajar
a. H. Panut. Dkk. 2006. Buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV
Untuk SD/ MI Kelas 4. Bogor: Ghalia Indonesia
b. Silabus kelas IV SD
c. Buku IPA kelas IV terbitan BSE
Media
a. Gambar tentang sumber daya alam
I. Penilaian
Penilaian Afektif
a. Teknik Penilaian : Non-tes (angket dan pengamatan)
b. Pedoman Penilaian : terlampir
113113113
Rangkuman Materi
1. Pengertian sumber daya alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh
alam semesta yang dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
2. Sumber daya alam berdasarkan jenisnya
a. Sumber daya alam hayati Sumber daya alam hayati adalah sumber
daya alam yang berasal dari makluk hidup.
b. Sumber daya alam non hayati. adalah sumber daya alam yang
bukan berasal dari makluk hidup.
3. Sumber daya alam berdasarkan sifatnya
a. Sumber daya alam yang dpat diperbaharui adalah sumber daya
alam yang memiliki sifat dapat pulih kembali. Dengan sifat
tersebut, sumber daya alam ini dapat terus digunakan dan tidak
pernah habis
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber
daya alam yang akan habis apabila digunakan secara terus menerus
114114114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS I)
Nama Sekolah : SD Negeri Suryodiningratan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Alokasi Waktu : 2x35 menit (1xpertemua)
Hari/Tanggal : Rabu/11 Mei 2016 (pertemuan 2)
A. Standar Kompetensi
11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,
teknologi, dan masyarakat
B. Kompetensi Dasar
11. 2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi
yang digunakan
C. Indikator
Menyebutkan contoh sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mencaripasangan (make a match) siswa mampu
menyebutkan jenis dan sifat sumber daya alam dengan benar
E. Materi Pokok
Contoh sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya.
F. Pendekatan dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Kooperatif tipe
Model Pembelajaran : Make a Match
115115115
G. Langkah- Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal ( 7 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Salam
b. Salah satu siswa diminta untuk memimpin berdoa
c. Guru melakukan apersepsi
d. guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru menyebutkan contoh sumber daya alam jenis dan sifanya
dengan menggunakan media gambar,
b. Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru,
c. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut
d. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan model Make a Match
e. Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi topik atau materi yang
sedang dibahas
f. Siswa dibagi l menjadi 2 kelompok yaitu pembawa kartu
pertanyaan dan pembawa jawaban.
g. Siswa diminta untuk saling berhadapan antara pembawa kartu
pertanyaan dan pembawa kartu jawaban
h. Guru membagikan kartu-kartu pertanyaan dan jawaban kepada
masing-masing kelompok
i. Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan
dari kartu yang diperoleh
j. Guru memberikan batasan waktu untuk siswa berdiskusi dan
mencari pasangan dari kartu yang diperolehnya
k. Dengan bimbingan guru, siswa mempresentasikan pasangan kartu
yang telah terbentuk di depan kelas, dan kelompok lain
menanggapinya
l. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran atau kecocokan
kartu yang telah dipasangkan siswa
116116116
m. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
3. Kegiatan Akhir ( 13 menit)
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Siswa diberikan soal latihan
c. Guru memberikan motivsi dan pesan moral kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya
d. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama
H. Sumber Belajar dan media pembelajaran
Sumber belajar
a. H. Panut. Dkk. 2006. Buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV
Untuk SD/ MI Kelas 4. Bogor: Ghalia Indonesia
b. Silabus kelas IV SD
c. Buku IPA kelas IV terbitan BSE
Media
Gambar
I. Penilaian
Penilaian afektif
a. Teknik Penilaian : Non-tes (angket dan pengamatan)
b. Pedoman Penilaian : terlampir
117117117
Rangkuman Materi
1. Pengertian sumber daya alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh
alam semesta yang dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
2. Sumber daya alam berdasarkan jenisnya
a. Sumber daya alam hayati
Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari
makluk hidup. Beberapa contoh hasil sumber daya alam hayati dapat
berasal dari hewan maupun tumbuhan.
Contoh sumber daya alam hayati
b. Sumber daya alam non hayati adalah sumber daya alam yang bukan
berasal dari makluk hidup. Contoh sumber daya alam non hayati
antara lain, sinar matahari, udara, air, tanah.
118118118
Sumber daya alam nonhayati
3. Sumber daya alam berdasarkan sifatnya
a. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam
yang memiliki sifat dapat pulih kembali. Dengan sifat tersebut,
sumber daya alam ini dapat terus digunakan dan tidak pernah habis.
Beberapa contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui antara
lain air, hewan dan tumbuhan. Air hewan dan tumbuhan termasuk
sumber daya alam yang dapat diperbaharui, karena air merupakan
sumber daya alam yang secara terus menerus mengalami
pembaharuan. Pembaharuan tersebut terjadi dengan cara daur air,
Hewan dan tumbuhan juga termasuk kedalam sumber sumber daya
alam yang dpat diperbaharui. Hal ini disebabkan hewan dan
tumbuhan dapat berkembang biak dengan menghasilkan keturunan
Gambar. hewan merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui karena dapat berkembang biak.
119119119
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya
alam yang akan habis apabila digunakan secara terus menerus.
Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, antara lain
minyak bumi, batu bara, gas alam dan bahan tambang lainnya.
Minyak bumi, batu bara, dan gas alam merupakan salah satu
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
120120120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS II)
Nama Sekolah : SD Negeri Suryodiningratan 1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2x35 menit (1x pertemuan)
Hari/Tanggal :Rabu/ 13 Mei 2016 (pertemuan 1)
A. Standar Kompetensi
11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,
teknologi, dan masyarakat
B. Kompetensi Dasar
11. 2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi
yang digunakan
C. Indikator
Menyebutkan contoh teknologi yang digunakan untuk sumber daya alam
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mencari pasangan kelompok (Make a Match) siswa
mampu menyebutkan contoh teknologi yang digunakan untuk sumber
daya alam dengan baik.
E. Materi Pokok
Penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam
121121121
F. Pendekatan dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Kooperatif tipe
Model Pembelajaran : Make a Match
G. Langkah- Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal ( 7 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Salam
b. Salah satu siswa diminta untuk memimpin berdoa
c. Guru melakukan apersepsi
d. guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru menampilkan gambar didepan kelas terkit dengan materi
siswa pun mengamati gambar dengan penuh perhatian.
b. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut
c. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan model Make a Match
d. Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi topik atau materi yang
sedang dibahas
e. Siswa dibagi l menjadi 2 kelompok yaitu pembawa kartu
pertanyaan dan pembawa jawaban.
f. Siswa diminta untuk saling berhadapan antara pembawa kartu
pertanyaan dan pembawa kartu jawaban
g. Guru membagikan kartu-kartu pertanyaan dan jawaban kepada
masing-masing kelompok
h. Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan
dari kartu yang diperoleh
i. Guru memberikan batasan waktu untuk siswa berdiskusi dan
mencari pasangan dari kartu yang diperolehnya
122122122
j. Dengan bimbingan guru, siswa mempresentasikan pasangan kartu
yang telah terbentuk di depan kelas, dan kelompok lain
menanggapinya
k. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran atau kecocokan
kartu yang telah dipasangkan siswa
l. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajara
3. Kegiatan Akhir ( 13 menit)
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru memberikan motivsi dan pesan moral kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama
H. Sumber Belajar dan media pembelajaran
Sumber belajar
a. H. Panut. Dkk. 2006. Buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV
Untuk SD/ MI Kelas 4. Bogor: Ghalia Indonesia
b. Silabus kelas IV SD
c. Buku IPA kelas IV terbitan BSE
Media
Gambar
I. Penilaian
Penilaian Afektif
a. Teknik Penilaian : Non-tes (angket dan pengamatan)
b. Pedoman Penilaian : terlampir
123123123
Rangkuman Materi
1. Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat di
manfaatkan bagi kesejahteraan manusia
2. Teknologi adalah segala alat maupun bahan yang dapat mengolah
sumber daya alam menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat
Contoh-contoh teknologi
a. Sumber daya alam tumbuhan
1. Kacang kedelai untuk membuat tempe,
2. Traktor untuk membajak sawah,
3. Pengolahan padi menjadi beras,
4. Pengolahan ubi kayu menjadi kerupuk,
5. Mesin pembuat kertas untuk mengolah kayu menjadi kertas,
6. Mesin pemintal untuk mengolah kapas menjadi benang
b. Sumber daya alam hewan
1. Pengolahan kulit lembu menjadi gendang,
2. Pengolahan bulu domba menjadi benang wol,
3. Pengolahan kepompong ulat sutera menjadi benang sutera
4. sutera menjadi benang sutera,
c. Sumber daya alam tanah
1.Pengolahan tanah menjadi batu bata,
2.Pengolahan tanah menjadi keramik.
124124124
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( SIKLUS II)
Nama Sekolah : SD Negeri Suryodiningratan I
Mata Pelajara : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/ Semester : IV/ 2
Alokasi Waktu :2 x 35 menit ( 1x pertemuan)
Hari/ tanggal : Rabu/ 15 Juni 2016 ( pertemuan 2)
A. Standar Kompetensi
11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,
teknologi, dan masyarakat
B. Kompetensi Dasar
11. 2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi
yang digunakan
C. Indikator
Menjelaskan manfaat sumber daya alam
Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan manfaat sumber daya alam dengan baik.
Siswa dapat menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan
lingkungan
E. Materi Pokok
Penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam
F. Pendekatan dan Model Pembelajaran
125125125
Pendekatan : Kooperatif tipe
Model Pembelajaran : Make a Match
G. Langkah- Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal ( 7 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan Salam
b. Salah satu siswa diminta untuk memimpin berdoa
c. Guru melakukan apersepsi
d. guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru menampilkan gambar didepan kelas terkait dengan materi,
siswa pun mengamati gambar dengan penuh perhatian.
b. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut
c. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan model Make a Match
d. Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi topik atau materi yang
sedang dibahas
e. Siswa dibagi l menjadi 2 kelompok yaitu pembawa kartu
pertanyaan dan pembawa jawaban.
f. Siswa diminta untuk saling berhadapan antara pembawa kartu
pertanyaan dan pembawa kartu jawaban
g. Guru membagikan kartu-kartu pertanyaan dan jawaban kepada
masing-masing kelompok
h. Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan
dari kartu yang diperoleh
i. Guru memberikan batasan waktu untuk siswa berdiskusi dan
mencari pasangan dari kartu yang diperolehnya
j. Dengan bimbingan guru, siswa mempresentasikan pasangan kartu
yang telah terbentuk di depan kelas, dan kelompok lain
menanggapinya
126126126
k. Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran atau kecocokan
kartu yang telah dipasangkan siswa
l. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
3. Kegiatan Akhir ( 13 menit)
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru memberikan motivsi dan pesan moral kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama
H. Sumber Belajar dan media pembelajaran
Sumber belajar
a. H. Panut. Dkk. 2006. Buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV
Untuk SD/ MI Kelas 4. Bogor: Ghalia Indonesia
b. Silabus kelas IV SD
c. Buku IPA kelas IV terbitan BSE
Media
Gambar
I. Penilaian
Penilaian Afektif
a. Teknik Penilaian : Non-tes (angket dan pengamatan)
b. Pedoman Penilaian : terlampir
127127127
Rangkuman Materi
1. Pemanfaatan sumber daya alam
Segala sesuatu yang berada dialam berguna untuk membantu
manusia memenuhi kebutuhan mereka. Contoh pemanfaatan sumber
daya alam dengan diolah sebagaimana fungsinya contoh:
a. Pasir
Pasir biasanya sering digunakan dalam pembuatan rumah
b. Pohon
Kayu dari pohon biasanya sering digunakan sebagai kayu bakar
dan juga biasa digunakan dalam membuata perabotan rumah,
misalkan almari, kursi dan lain-lain.
c. Minyak bumi digunakan sebagai bahan dasar ( dalam kompor gas
dll)
2. Hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
Sumber daya alam yang kita miliki itu banyak sekali sumber daya
alam dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Namun sumber
daya alam ini akan habis kalau cara pemakaiannya tidak diperhatikan
pelestarian dan dapat menimbulkan dampak buat lingkungan. Contoh
dampak pengambilan sumber daya alam yang berlebihan terhadap
lingkungan:
a. Pemanfaatan hasil hutan yang tidak terkendali dampaknya hutan
menjadi gundul sehingga mudah terkena erosi, banjir dan tanah
longsor.
128128128
b. Pemanfaatan hasil tambang yang tidak terkendali
c. Pengeboran minyak bumi yang berlebihan dampaknya
menimbulkan kelangkaan bahan dimasa depan
d. Penambangangan pasir secara berlebihan akan menimbulkan
dampak longsornya tanah disekitar penambangan.
129129129
Draft Awal Kartu Make a Match
kartu pertanyaan kartu jawaban
Sebutkan pengertian
sumbe r da ya al am …
Segala sesuatu yang dapat diperoleh
dari lingkungan yang berguna untuk
kehidupan manusia
sumber daya alam hayati
adalah…..
Sumber daya alam yang
berasal dari makluk
hidup
Sumber daya alam
nonhayati adalah….
Sumber daya alam
yang bukan berasal
dari makluk hidup
Sumber daya alam yang
dapat diperbaharui
adalah
Sumber daya alam yang akan
tetap tersedia, meskipun
digunakan terus-menerus
Sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui
adalah
Sumber daya alam yang jika digunakan
terus-menerus akan habis
130130130
Pertanyaan jawaban
Sebutkan 3 contoh sumber daya
alam hayati Bayam, kangkung,
wortel
Sebutkan 4 contoh sumber daya
alam hayati
Kertas, balok, kain katun,,
4Contohsumber
dayaalam nonhayati
Batu bata, pasir,
tambang, plastik
3 Contoh sumber daya
alam nonhayati
Gas, Bensin, solar
Emas, Gas bumi, Batu
bara, Mineral
4 contoh kelompok sumber
daya alam yang tidak dapat
diperbaharui
5 contoh Sumber Daya Alam Yang Dapat
Diperbarui
Tumbuhan, Hewan ,Air, Udara
Tanah
131131131
Draft akhir Kartu Make a Match
pertanyaan jawaban
Sebutkan contoh
penggunaan
teknologi dalam
pemanfaatkan
sumber daya alam
1. Kacang kedelai untuk
membuat tempe
2. Traktor untuk
membajak sawah
3. Pengolahan padi
menjadi beras
contoh-contoh
teknologi yang berasal
dari olahan sumber
daya alam hewan
4. Pengolahan ubi kayu
menjadi kerupuk
5. Mesin pembuat kertas untuk mengolah
kayu menjadi kertas
6. Mesin pemintal untuk mengolah kapas
menjadi benang
Pengelolahan kulit lembu
menjadi gendeng
Pengelolahan bulu domba
menjadi benang wol
132132132
Pohon dapat dimanfaatkan
….
Pengolahan kepompong ulat
menjadi benang sutra
rambut biri-biri
menjadi gulungan
benang
Pasir dapat
dimanfaatkan
pembuatan
rumah
134134134
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
Nama ………………………..
No. Absen ……………………
Kelas ………………………..
Hari/ Tanggal……………………..
Aturan menjawab angket :
1. Pada angket ini terdapat 30 butir pertanyaan. Berilah jawaban yang benar-
benar cocok dengan pilihanmu.
2. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban pernyataan lain, kamu tidak
perlu takut karena hasilnya tidak akan mempengaruhi nilaimu.
Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang disediakan sesuai
No Pertanyaan Pilihan jawaban
Sangat Setuju
Setuju Tidak Setuju
Sangat Tidak
Setuju
1 Saya mengerjakan tugas IPA dengan sungguh-sungguh
2 Saya menyelesaikan tugas IPA dengan tepat waktu
3 Ketika guru memberikan PR saya selalu mengerjakannya.
4 Saya malas mengerjakan tugas IPA.
5 Saya tidak menyelesaikan tugas IPA dengan tepat waktu.
6 Saya suka bertanya kepada guru ketika saya tidak mengerti materi
pelajan IPA yang dijelaskan oleh
guru.
7 Ketika nilai IPA saya jelek ,saya akan berusaha dan belajar terus
agar nilai saya lebih memuaskan
8 Saya cepat menyerah ketika menemui soal-soal IPA yang
sulit.
9 Apabila saya mendapat soal yang sulit maka saya berusaha
untuk mengerjakan sampai saya
menemukan jawabannya.
10 Saya lebih senang belajar sendiri
11 Saya lebih suka mengerjakan PR IPA dirumah dengan sendiri
12 Saya selalu mempersiapkan diri sebelum mulai belajar.
13 Dalam mengerjakan tugas maupun soal IPA saya
mencontoh milik teman.
14 Saya cepat bosan mengerjakan soal-soal IPA ketika guru
meminta berkelompok
15 Saya senang belajar IPA karena menggunakan media
pembelajaran yang menarik
16 Saya bosan pada materi pelajaran IPA yang kebanyakan
teori saja.
17
Saya senang belajar IPA karena pada saat pembelajaran dibentuk
kelompok-kelompok.
18 saya selalu mempertahankan pendapat saya ketika diskusi
dalam kelompok.
19 Saya selalu memberikan pendapat pada saat diskusi.
20 Saya hanya diam saja dan tidak pernah memberikan pendapat
saat diskusi.
21 Jika ada pendapat yang berbeda saya akan menanggapinya.
22 Saya tidak mudah terpengaruh dengan jawaban teman.
23 Jika jawaban saya berbeda dengan teman, maka saya akan
menggantinya dengan jawaban
teman yang sama.
24 Saya yakin akan mendapat nilai IPA yang tinggi, karena saya
mengerjakan seluruh soal
dengan serius
25 Jika saya mendapat nilai jelek,
135
saya yakin tidak akan mampu memperbaikinya.
26 Saya senang jika mendapat tugas dari guru
27 Saya lebih senang mengerjakan soal yang mudah daripada yang
sulit
28 Saya terus berusaha mengerjakn tugas walaupun mengalami kesulitan
29 Ketika saya mendapat soal IPA yang sulit saya mengajak teman-
teman bekerja kelompok
30 Saya tidak suka mengerjakan soal-soal IPA yang sulit
136
137137137
Lembar Observasi Aktifitas Guru
Hari, tangga :
Kelas :
Pertemuan :
No Aspek yang diamati Ya Tidak Deskripsi
1 Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang
akan diajarkan
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa
untuk belajar
3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada siswa
4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa
5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa
6 Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu
pertanyaan dan kelompok pembawa kartu
jawaban
7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan
kelompokpembawa jawaban agar berdiri
berhadapan
8 Guru mengawasi presentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang
berpasangan dan memberikan umpan balik
kepada siswa
9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu
10 Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan
dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang
telah ditentukan.
Jika „ya‟ skor =1 Jika „tidak‟ skor =0
138138138
Lembar observasi aktifitas siswa
Hari, tanggal :
Kelas :
Pertemuan :
No Aspek yang diamati 4
3
2
1
deskripsi
1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian
2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru
3 Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-
kartu yang menarik
4 Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan
dari kartu yang diperoleh dengan
tenang
5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru
6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan
pasangan dari kartu yang dimilikinya
7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya
8 Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya
sebelum batas waktu yang telah
ditentukan
9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain
10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Pra Tindakan
No
ID
Butir Item Skor
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 APK 1 3 1 2 2 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 4 61 50
2 AKB 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 59 49
3 BN 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 1 66 55
4 BNH 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 1 3 1 2 2 1 2 2 2 3 57 47
5 BUP 1 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 3 2 65 54
6 ANR 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 3 3 3 2 1 2 1 1 2 2 3 64 53
7 HML 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 1 2 3 1 2 2 1 2 3 1 65 54
8 HNH 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 3 67 55
9 HS 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 1 4 2 67 55
10 MR 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 4 2 3 71 59
11 NM 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 1 2 2 4 2 2 1 3 4 2 2 1 3 4 2 68 56
12 ON 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 4 71 59
13 RAK 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 2 3 4 2 2 2 3 4 1 74 61
14 RNR 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 1 3 1 2 4 71 59
15 SAP 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 2 3 2 1 2 2 4 3 3 1 3 1 2 2 1 3 4 1 70 58
16 TRO 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 81 67
17 WA 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 4 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 75 62
18 HN 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 1 4 2 3 3 2 3 2 1 3 2 4 2 74 61
19 BS 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 4 1 2 4 4 3 3 3 1 2 1 3 3 3 4 81 67
20 KA 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 74 61
Jumlah 50 44 44 44 40 44 47 52 53 48 38 50 43 50 41 43 38 36 63 49 49 51 46 45 38 35 42 50 57 51 1381 56
% item 62.5 55
55 55 50 55 59 47 66 60 48 63 54 63 51 54 48 45 79 61 61 64 58 56 48 44 53 63 71 64 % Indikator 55 56 55 53 61 56 58
Rata-rata % 56
140
Kategori Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Suryodinigratan 1
Pra Tindakan
No
Nama Pra Tindakan
Kategori Skor %
1 APK 61 50 Kurang sekali
2 AKB 59 49 Kurang sekali
3 BN 66 55 Kurang
4 BNH 57 47 Kurang sekali
5 BUP 65 54 Kurang sekali
6 ANR 64 53 Kurang sekali
7 HML 65 54 Kurang sekali
8 HNH 6771 55 Kurang
9 HS 68 55 Kurang
10 MR 71 59 Kurang
11 NM 68 56 Kurang
12 ON 71 59 Kurang
13 RAK 70 61 Cukup
14 RNR 81 59 Kurang
15 SAP 75 58 Kurang
16 TRO 74 67 Cukup
17 WA 81 62 Cukup
18 HN 74 61 Cukup
19 BS 81 67 Cukup
20 KA 74 61 Cukup
141
Siklus I
No
ID
Butir Item Skor %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 APK 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 76 63
2 AKB 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 4 2 4 2 2 3 2 4 86 71
3 BN 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 85 70
4 BNH 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 1 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 85 70
5 BUP 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2 4 4 4 4 93 77
6 ANR 3 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 4 1 3 4 4 89 74
7 HML 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 4 2 1 2 78 65
8 HNH 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 81 67
9 HS 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 88 73
10 MR 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 81 67
11 NM 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 86 71
12 ON 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 3 82 68
13 RAK 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 84 70
14 RNR 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 88 73
15 SAP 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 1 3 3 3 3 1 3 2 3 3 4 3 3 3 4 82 68
16 TRO 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 4 3 88 73
17 WA 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 4 4 4 3 72 60
18 HN 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 78 65
19 BS 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 3 2 3 4 3 4 3 79 65
20 KA 3 3 3 1 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 4 3 2 80 66
Jumlah 53 58 55 52 52 52 55 55 54 56 54 56 51 57 56 53 56 56 59 50 52 56 53 49 51 58 59 63 65 65 1661 67
% item 66 73 69 65 65 65 68 47 67 70 67 70 63 71 70 66 70 70 74 63 65 70 66 61 63 72 73 79 81 81
%Indikator 67 62 67 69 67 65 77
rata-rata 67
142
Kategori Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Suryodinigratan 1
Siklus I
No
Nama Siklus I
Kategori Skor %
1 APK 76 63 Cukup
2 AKB 86 71 Cukup
3 BN 85 70 Cukup
4 BNH 85 70 Cukup
5 BUP 93 77 Baik
6 ANR 89 74 Cukup
7 HML 78 65 Cukup
8 HNH 81 67 Cukup
9 HS 88 73 Cukup
10 MR 81 67 Cukup
11 NM 86 71 Cukup
12 ON 81 68 Cukup
13 RAK 86 70 Cukup
14 RNR 82 73 Cukup
15 SAP 84 68 Cukup
16 TRO 88 73 Cukup
17 WA 72 60 Cukup
18 HN 78 65 Cukup
19 BS 79 65 Cukup
20 KA 80 66 Cukup
143
Siklus II
NO
ID
Butir Item Skor %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 APK 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 101 84
2 AKB 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 99 83
3 BN 3 4 3 4 3 4 3 1 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 99 83
4 BNH 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 117 98
5 BUP 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 100 83
6 ANR 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 110 92
7 HML 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 109 91
8 HNH 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 112 93
9 HS 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 108 90
10 MR 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 104 87
11 NM 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 109 91
12 ON 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 104 87
13 RAK 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 105 88
14 RNR 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 105 88
15 SAP 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 104 87
16 TRO 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 104 87
17 WA 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 103 86
18 HN 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 107 89
19 BS 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 97 80
20 KA 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 103 86
Jumlah 70 70 70 72 72 72 70 67 67 71 71 71 72 69 72 67 72 70 70 66 69 69 71 67 65 73 70 73 72 70 2100 87
% item 88 88 88 90 90 90 88 84 84 89 89 89 90 86 90 84 90 88 88 83 86 86 89 84 81 91 88 91 90 88
% indikator 88 86 89 87 85 85 89
Rata-rata 87
144
145145145
Kategori Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Suryodinigratan 1
Siklus II
No
Nama Siklus II
Kategori Skor %
1 APK 101 84 Baik
2 AKB 99 83 Baik
3 BN 99 83 Baik
4 BNH 117 98 Sangat baik
5 BUP 100 83 Baik
6 ANR 110 92 Sangat baik
7 HML 109 91 Sangat baik
8 HNH 112 93 Sangat baik
9 HS 108 90 Sangat baik
10 MR 104 87 Sangat baik
11 NM 109 91 Sangat baik
12 ON 104 87 Sangat baik
13 RAK 105 88 Sangat baik
14 RNR 105 88 Sangat baik
15 SAP 104 87 Sangat baik
16 TRO 104 87 Sangat baik
17 WA 103 86 Sangat baik
18 HN 107 89 Sangat baik
19 BS 97 80 Baik
20 KA 103 86 Sangat baik
146146146
Lembar observasi aktifitas siswa
Hari, tanggal : Rabu 4 Mei
Kelas : IV
Pertemuan : 1 Siklus I
No
Aspek yang Diamati
Hasil Obsevasi
Deskripsi
4
3
2
1
1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian
√ Sebagian siswa asik berbicara
2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru
√ Siswayg menjawab hanya itu-itu saja
3 Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang menarik
√ Belum terlihat
4 Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang
√ Sebagian siswa belum memanfaatkan waktu dengan baik
5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru
√ Beberapa siswa
6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya
√ Hanya beberapa kelompok saja
7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya
√ Belum terlihat
8 Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya
sebelum batas waktu yang telah
ditentukan
√ Belum terlihat
9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompok lain
√ Hanya beberapa kelompok saja
10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain
√
147147147
Lembar observasi aktifitas siswa
Hari, tanggal : Rabu 11 Mei 2016
Kelas : IV
Pertemuan : 2 Siklus II
No
Aspek yang Diamati
Hasil
Obsevasi
Deskripsi
4
3
2
1
1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian
√ Tidak meningkat
2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru
√ Sudah terlihat
3
Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang menarik
√
4
Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang
√ Tidak meningkat
5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru
√
6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya
√ Sebagian siswa
7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya
√ meningkat
8
Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas waktu yang telah ditentukan
√ meningkat
9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain
√ Terlihat
10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain
√ Tidak meningkat
Yogyakarta,
Observer
148148148
Lembar observasi aktifitas siswa
Hari, tanggal : Jumat, 13 Mei 2016
Kelas : IV SD
Pertemuan : 1 Siklus II
No
Aspek yang Diamati
Hasil Obsevasi Deskripsi
4
3
2
1
1
Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian
√ siswa terlihat memperhatikan guru saat menjelaskan materi
2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru
√
3
Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang menarik
√ siswa terlihat tertarik dansemangatmengikuti
pembelajaran dengan kartu
4
Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang
√
5
Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru
√ siswa terlihat mencari pasangan setelah mendapat aba-aba
6
Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya
√ siswa terlihat memanfaatkan waktu
7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya
√ siswa terlihat bekerja sama
8
Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya
sebelum batas waktu yang telah
ditentukan
√ siswasudah terlihatberusaha menemukan
pasangankartusebelum batas
waktu
9
Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain
√ siswa terlihat memperhatikan persentase kelompok lain
10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain
√ meningkat
Yogyakarta,
Observer
149149149
Lembar observasi aktifitas siswa
Hari, tanggal : Rabu, 15 Juni 2016
Kelas : IV
Pertemuan : 2 Siklus II
No
Aspek yang Diamati
Hasil Obsevasi Deskripsi
4
3
2
1
1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian
√ meningkat
2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru
√
3
Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang menarik
√ siswa terlihat tertarik dan semangat untukmengikuti pembelajaran dengan menggunkan kartu
4
Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang
√
5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru
√ siswa terlihat mencari karu setelah mendapat aba-aba dari guru
6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya
√ siswa terlihat memanfaatkan waktu dengan baik
7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya
√ siswa terlihat bekerja sama
8
Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas waktu yang telah ditentukan
√ siswa terlihat berusaha
menemukan pasangan kartu sebelum batas waktu yang telah ditentukan
9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain
√ siswa terlihat sudah memperhatikan hasil persentase kelompok lain
10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain
√ siswa terlihat berani memberikan tanggapan kepada kelompoklain
Yogyakarta,
Observer
150150150
Lembar Observasi Aktifitas Guru
Hari, tanggal : Rabu, 4 Mei 2016
Kelas : IV
Pertemuan :1Siklus II
No
Aspek yang diamati
Hasil
Observasi
Deskripsi Ya Tidak
1
Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang akan diajarkan
√ guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai apersepsi
2
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar
√
3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada siswa
√ gurusudah terlihat menyajikan materi melalui Tanya jawab
4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa
√ gurusudah terlihat memperkenalkanmodel make a match.
5
Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa
√ guru terlihat sudah menjelaskan langkah-langkah make a match kepada siswa dengan runtut
6
Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban
√ guru sudah terlihat membagi kelompok pembawa kartu dan pembawa kartu jawaban
7
Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompokpembawa jawaban agar berdiri berhadapan
√
8
Guru mengawasi presentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang berpasangan dan memberikan umpan balik kepada siswa
√
9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu
√
10
Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan.
√
Yogyakarta,
Observer
151
Lembar Observasi Aktifitas Guru
Hari, tanggal : Rabu, 11 Mei 2016
Kelas : IV
Pertemuan : 2 Siklus I
No
Aspek yang diamati
Hasil
Observasi
Deskripsi Ya Tidak
1 Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang akan diajarkan
√ guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai apersepsi
2
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar
√
3
Guru meyajikan materi pelajaran kepada siswa √ gurusudah terlihat menyajikan materi melalui Tanya jawab,ceramah dan menggunakan media
4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa
√ gurusudah terlihat memperkenalkanmodel make a match.
5
Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa
√ guru terlihat sudah menjelaskan langkah- langkah make a match kepada siswa dengan runtut
6
Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban
√ guru sudah terlihat membagi kelompok pembawa kartu dan pembawa kartu jawaban
7
Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompokpembawa jawaban agar berdiri berhadapan
√ sudah terlihat
8
Guru mengawasi persentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang berpasangan dan memberikan umpan balik kepada siswa
√ guruterlihat mengawasi persentase dan memberi
tahu kebenaran dan
kecocokan dari
persentasi siswa
9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu
√
10
Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan.
√
Yogyakarta,
Observer
152152152
Lembar Observasi Aktifitas Guru
Hari, tanggal : Jumat, 13 Mei 2016
Kelas : IV
Pertemuan : 1 Siklus II
No
Aspek yang diamati
Hasil
Observasi
Deskripsi
Ya Tidak
1 Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang akan diajarkan
√ Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagai apersepsi
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar
√
3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada siswa
√
4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa
√ guruterlihatmemperke nalkan make a match
5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa
√ guru terlihat sudah menjelaskan langkah-
langkah make a match
kepada siswa dengan
runtut
6 Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu
pertanyaan dan kelompok pembawa kartu
jawaban
√ guru terlihat sudah membagi kelompok
pembawa kartu
pertanyaan dan
jawaban pada masing-
masing kelompok
7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompokpembawa jawaban agar berdiri berhadapan
√ guru terlihat sudah megarahkansetiap kelompokagar berdiri berhadapan
8 Guru mengawasi persentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang berpasangan dan memberikan umpan balik kepada siswa
√ sudah terlihat
9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu
√
10 Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan.
√ guru terlihat memberikan reward/pujian dengan bertepuk tangan
153153153
Lembar Observasi Aktifitas Guru
Hari, tanggal : Rabu, 15 Juni 2016
Kelas : IV
Pertemuan : 2 Siklus II
No
Aspek yang diamati
Hasil Observas
i
Deskripsi
Y a
Tida k
1
Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang akan diajarkan
√ Guru terlihat melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
2
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar
√ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru meyajikan materi pelajaran kepada siswa √ Guru menyajikan materi pembelajaran melalui Tanya jawab.
4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa
√
5
Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa
√ Guruterlihat menjelaskan langkah-langkah make a match
6
Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban
√
7
Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompokpembawa jawaban agar berdiri berhadapan
√ Guru terlihat
8
Guru mengawasi persentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang berpasangan dan memberikan umpan balik kepada siswa
√ Guru terlihat mengawasi
9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu
√
10
Guru memberikan reward/ pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan.
√ Guru terlihat
155155155
siswa menca
DOKUMENTASI
guru menjelaskan materi
ri kartu pasangan yang cocok
siswa mempersentasekan hasil pasangan kartu siswa mencari pasangan kartu
siswa mencari kartu
pasangan Siswa mencocokkan kartu pasangan
siswa mengisi angket
156156156
LAMPIRAN 5
Surat Ijin Penelitian
a. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas
b. Surat Ijin dari Dinas Perizinan
c. Surat Ijin dari Sekolah