peningkatan prestasi belajar akidah akhlak materi...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK
MATERI ADAB SHOLAT DAN BERDZIKIR MELALUI METODE JIGSAW
PADA SISWA KELAS VII A MTs. DARUL AMAN, KECAMATAN PRINGSURAT,
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh:
PUJI PANGESTONI
121 13 001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK
MATERI ADAB SHOLAT DAN BERDZIKIR MELALUI METODE JIGSAW
PADA SISWA KELAS VII A MTs. DARUL AMAN, KECAMATAN PRINGSURAT,
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh:
PUJI PANGESTONI
121 13 001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
iii
DEKLARASI
بسم اهلل الرمحن الرحيم
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang
lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah
skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 16 Maret 2018
Penulis,
PUJI PANGESTONI
121 13 001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:
Nama : PUJI PANGESTONI
NIM : 121 13 001
Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 16 Maret 2018
Yang Menyatakan,
PUJI PANGESTONI
121 13 001
v
Siti Rukhayati, M.Ag.
Dosen IAIN Salatiga
Nota Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudara PUJI PANGESTONI
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama
ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : PUJI PANGESTONI
NIM : 121 13 001
Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Agama
Islam (PAI)
Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH
AKHLAK MATERI ADAB SHOLAT DAN BERDZIKIR
MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII A
MTs. DARUL AMAN KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.
Salatiga, 03 Maret 2018
Pembimbing
Siti Rukhayati, M.Ag. NIP. 19770403 200312 2 003
vi
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK MATERI
ADAB SHOLAT DAN BERDZIKIR MELALUI METODE JIGSAW
PADA SISWA KELAS VII A MTs. DARUL AMAN KECAMATAN PRINGSURAT
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
DISUSUN OLEH:
PUJI PANGESTONI
NIM: 121 13 001
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 Maret 2018 dan tela h dinyatakan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M. Phil.
Sekretaris Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag.
Penguji I : Rasimin, S. PdI, M. Pd.
Penguji II : Dra. Nur Hasanah, M. Pd.
Salatiga, … April 2018
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK)
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
vii
MOTTO
…. ….
Artinya: “…Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…”
(QS. Ar-Ra‟ad ayat 11)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap
mempunyai peran penting dalam hidup-Ku
1. Bapak Muhadi dan Ibu Hartiyah yang selalu mencurahkan segala usaha dan doa
untuk kelancaran belajarku.
2. Kakak saya Puspitasari Dwi Yuniati dan Arifin yang selalu menyuport dalam
segala hal untuk segera menyelesaikan studi.
3. Bapak Muhamad dan Ibu Siti Alfiyah calon mertua yang selalu memberikan
dorongan agar saya segera menyelesaikan studi.
4. Bidayatun Ni‟mah, S.Pd. sebagai calon pendamping hidup ku yang setia selalu
menemani dan memberikan semangat/motivasi dalam penyelesaian tugas
akademik.
5. Teman-teman KOPMA FATAWA IAIN SALATIGA, yang telah memberikan
banyak pengalaman.
6. Teman-teman serta sahabat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan dan motivasi.
7. Almamater Ku tercinta IAIN Salatiga sebagai tempat menuntut ilmu.
ix
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرمحن الرحيم
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi
ini adalah “Peningkatan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Materi Adab Sholat
dan Berdzikir Melalui Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII MTs. Darul Aman
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga dan Dosen
Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta
mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang
sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
x
4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN Salatiga
yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis
dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
5. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu memberikan
dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan
sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal „alamien.
Salatiga, 16 Maret 2018
Penulis,
PUJI PANGESTONI
121 13 001
xi
ABSTRAK
Pangestoni, Puji. 2018. Peningkatan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Materi Adab
Sholat dan Berdzikir Melalui Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII MTs. Darul
Aman Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran
2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan
Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Siti
Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci: Adab Shalat dan Dzikir, Metode Jigsaw.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode jigsaw dalam
meningkatkan prestasi belajar aqidah akhlak dalam materi adab shalat dan berdzikir
pada siswa kelas VII A MTs. Darul Aman Kecamatan Pringsurat Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018.
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penggunaan metode
jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar aqidah akhlak dalam materi adab shalat
dan berdzikir pada siswa Kelas VII A MTs. Darul Aman Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018? Mengingat kajiannya
merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research (CAR) metode
yang digunakan adalah hasil tes belajar siswa akan di analisis dengan cara deskriptif
kuantitatif, yaitu membandingkan hasil belajar awal dengan nilai-nilai hasil belajar
setelah mengikuti tes pada siklus I, siklus II maupun siklus III.
Hasil penelitian ini adalah penggunaan metode jigsaw dapat meningkatkan
prestasi belajar. Hal ini dapat di lihat dari prestasi belajar siswa yang mengalami
peningkatan dari siklus ke siklus, sebagai berikut: siklus I diperoleh 10 siswa dari 27
siswa mencapai ketuntasan dengan prosentase 37%, siklus II meningkat 16 siswa dari
27 siswa mencapai ketuntasan dengan prosentase 59,3% dan siklus III meningkat 25
siswa dari 27 siswa mencapai ketuntasan dengan prosentase 92,6%. Adapun selisih
peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 22,3% dan siklus II ke
siklus III meningkat sebesar 33,3%.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN BERLOGO ....................................................................... ii
HALAMAN DEKLARASI .................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................... iv
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ..................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ vi
MOTTO................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN .................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................ 9
D. Kegunaan Penelitian ................................................... 9
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .......... 10
F. Metode Penelitian ....................................................... 11
G. Sistematika Penulisan ................................................. 23
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................... 25
1. Hasil Belajar ......................................................... 25
2. Aqidah Akhlak ...................................................... 38
3. Shalat dan Dzikir .................................................. 56
4. Metode Jigsaw ...................................................... 76
B. Kajian Materi Penelitian ............................................. 83
C. Kajian Pustaka ............................................................ 83
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ........................................................ 86
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................ 94
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ............. 94
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ............ 99
3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus III ........... 104
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................... 110
4. Pra Siklus.............................................................. 110
5. Siklus I ................................................................. 111
6. Siklus II ................................................................ 118
7. Siklus III ............................................................... 125
B. Pembahasan ................................................................ 131
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................ 136
B. Saran .......................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Surat Pembimbingan
Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 Daftar SKK
Lampiran 6 Silabus Akidah Akhlak Kelas VII MTs. Darul Aman
Lampiran 7 RPP Siklus I, II dan III
Lampiran 8 Perhitungan KKM Akidah Akhlak Kelas VII MTs. Darul Aman
Lampiran 9 Soal-soal Tes
Lampiran 10 Lembar Observasi
Lampiran 11 Dokumentasi
Lampiran 12 Pernyataan Publikasi Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan dan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik (Suardi, 2015:7). Untuk memperoleh ilmu
pengetahuan, diperlukan adanya kegiatan belajar mengajar. Namun kenyataan
yang terjadi, proses kegiatan belajar di sekolah masih banyak yang berpusat pada
guru, dimana guru memandang pengertian mengajar sebagai kegiatan
menyampaikan bahan pelajaran. Pendekatan ini sangat merugikan siswa karena
membuat siswa tidak bergairah, kegiatan belajar mengajar hanya satu arah dan
hanya terjadi transfer informasi. Hal ini terjadi hampir semua mata pelajaran,
termasuk pelajaran aqidah akhlak.
Aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan
di jenjang pendidikan menengah, dalam hal ini Madrasah Tsanawiyah kelas VII.
Salah satu materi yang diajarkan dalam pembelajaran aqidah akhlak adalah adab
shalat dan berdzikir. Shalat merupakan ibadah wajib bagi setiap muslim yang
sudah baligh dan berakal sehat. Shalat pada hakikatnya adalah bentuk komunikasi
antara seorang hamba dengan Allah SWT. Disamping itu, rukun Islam yang
kedua ini juga merupakan amaliah ibadah seorang hamba kepada Khaliknya
sebagai media untuk mendekatkan diri. Akan tetapi, banyak orang kurang bisa
2
menikmati ibadah shalat. Hal ini, disebabkan beberapa hal diantaranya
menganggap shalat hanyalah rutinitas belaka sehingga shalatnya tidak berdampak
apa-apa dalam kehidupanya.
Ajaran agama Islam, shalat menempati kedudukan tertinggi dibandingkan
dengan ibadah-ibadah yang lain, bahkan kedudukan shalat dalam Islam sangat
besar sekali hingga tak ada ibadah lain yang mampu menandinginya. Shalat juga
merupakan tiang agama, sehingga seseorang yang mendirikan shalat berarti telah
membangun pondasi agama. Sebaliknya, seseorang yang meninggalkan shalat
berarti meruntuhkan dasar-dasar bangunan agama, agama tidak akan tegak
melainkan dengannya (Shalih bin Ghanim bin Abdullah as-Sadlani terj. M. Nur
Abrari, 2002:21). Hal ini sekaligus memberikan pengertian kepada umat Islam
bahwa yang meruntuhkan dan menegakkan agama itu bukan umat lain, melainkan
umat Islam sendiri (Haryanto, 2003:156). Oleh karena itu, shalat merupakan amal
yang pertama kali di hisab pada hari kiamat kelak, sehingga shalat dijadikan
induk dari seluruh ibadah karena shalat merupakan kunci atau penentu dari
berbagai amal perbuatan manusia.
Kedudukan shalat menjadi perkara yang haqiqi (wajib) bagi umat Islam,
dengan melakukan shalat manusia sudah melakukan dua rukun islam, diantaranya
membaca syahadat dan mengerjakan shalat. Al-Qur‟an sebagai kitab suci umat
Islam, yang mengandung hukum perintah dan larangan. Salah satunya adalah
shalat, shalat menjadi sebuah kewajiban yang telah ditentukan waktunya dan
seorang mukmin yang mengerjakan shalat akan terhindar dari perbuatan keji dan
3
mungkar. Adapun dasar mengenai pelaksanaan shalat, tercantum dalam firman
Allah SWT QS. An-Nisa ayat 103:
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian
apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya Shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (Departemen
Agama RI, 1985:138).
Umat Islam yang belum mampu shalat secara khusyu‟ sehingga kalaupun
mereka sudah melaksanakan shalat, tetapi kosong dalam kekhusyu‟an. Jadi
seolah-olah shalat hanya mengikuti kebiasaan saja dan kering dari makna ibadah.
Ada beberapa faktor yang menjadikan shalat itu tidak khusyu‟, dan untuk
menutupi atau menggantinya maka setelah shalat selesai dianjurkan untuk
membaca dzikir.
Berdzikir dan berdoa seharusnya tidak hanya menjadi ritual seremonial
sesudah selesai salat atau dalam berbagai acara dan upacara. Menurut Al-Hafizh
dalam Fat-hul Bari, dzikir itu ialah segala lafal (ucapan) yang disukai kita banyak
membacanya untuk mengingat dan mengenang Allah SWT (Ash-Shiddieqy,
2002:4). Manusia hidup di dunia tidak lepas dari campur tangan Allah, dimana
manusia itu sangat tergantung kepada Allah dan tidak mungkin bisa berbuat apa-
apa tanpa mendapatkan izin dan Ridho-Nya, maka sangat penting kita mempunyai
kendaraan yang bisa mengantarkan menghadap langsung kepada Allah, kendaraan
itu adalah shalat, dzikir kepada Allah dengan tujuan mendekatkan diri kepada
4
Allah. Dzikir juga meliputi doa dan sembahyang (shalat) yang merupakan satu
pengertian bentuk komunikasi antara manusia dengan Tuhannya.
Dzikir merupakan ibadah verbal ritual, yang tidak terikat dengan waktu,
tempat atau keadaan, dan jika manusia menyibukan diri untuk melakukannya,
dzikir menghasilkan pengetahuan dan penglihatan dalam dirinya, karena dzikir
dalam konteks dasarnya masuk dalam kategori verbal. Ia mencakup semua kata
sederhana atau gabungan yang mengandung nama Tuhan, baik secara eksplisit
ataupun implisit. Siapapun yang mengucapkan kata ini memiliki niat untuk
menjunjung nama yang disebut yakni Tuhan dengan alasan yang pasti. Jadi
berdzikir juga mencakup dzikir-dzikir yang khusus, semua ibadah kita seperti
kata-kata di dalam shalat, seperti takbir, pujian pemujian dan bacaan, termasuk
seluruh Al-Qur‟an serta doa-doa (Austin, 2001:36-37). Jadi perintah Allah tentang
berbagai jenis dzikir telah dimuat dalam kegiatan shalat. Oleh karena itu, shalat
adalah fenomena paling lengkap diantara berbagai fenomena perintah Al-Qur‟an
untuk berdzikir. Dzikir sebagai sebuah cara pendekatan diri kepada Allah
memiliki beberapa teknis, sebagaimana terdapat dikalangan para pengamal
tarekat. Dzikir merupakan latihan yang bernilai ibadah untuk mendapatkan
keberkahan sejati dari Allah. Disamping itu juga merupakan suatu cara untuk
menyebut , mensucikan sifat-sifat Allah akan kesempurnaan-Nya (Asri, 2009:41).
Keberhasilan proses belajar mengajar dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu secara internal
maupun eksternal. Tidak hanya guru dan murid yang berperan dalam
keberhasilan tetapi juga harus ditunjang oleh aspek lain. Salah satu aspek
penting dalam rangka mencapai tujuan pendidikan adalah dengan menggunakan
5
strategi beserta metode yang sesuai. Ketetapan dalam pemilihan metode
merupakan suatu kesesuaian antara karakteristik materi dengan karakteristik siswa
baik secara psikologis maupun jasmani. Untuk itu diperlukan keahlian seorang
guru dan ketrampilan dalam menentukan strategi begitu juga dengan metode
yang akan diterapkan.
Kesalahan dalam pemilihan metode akan mengakibatkan tidak
maksimalnya pemahaman siswa yang berimbas pada tidak maksimalnya
pencapaian materi dan tujuan. Proses belajar mengajar sangat tergantung pada
model pembelajaran yang sesuai untuk setiap kegiatan belajar mengajar
sehingga tercapai tujuan dari pembelajaran. Mengajar merupakan salah satu dari
tugas dan tanggung jawab guru, setiap guru harus menguasai dan terampil
dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan bagaimana seorang guru
menciptakan suasana yang menyenangkan di kelas karena itu semua sangat
berpengaruh pada reaksi yang ditampil dalam kegiatan pembelajaran.
Oemar Hamalik (2009: 207), guru berfungsi mengkomunikasikan
informasi kepada siswa, fungsi itu dilaksanakan dengan cara menggunakan
dirinya sendiri sebagai suatu media komunikasi. Ia menggunakan saluran-saluran
sensoris, seperti suara (jika dia berbicara), penglihatan (dalam komunikasi non
verbal), dan perabaan (membimbing gerakan siswa secara jasmaniah). Pada
pembelajaran pada kelas rendah hendaknya dilaksanakan secara kongkrit dapat
melakukan demontrasi secara langsung ataupun menggunakan media yang tepat
untuk menyampaikan materi. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian
besar guru masih ada yang cenderung pada pencapaian target materi kurikulum,
lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini
6
dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi
oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode yang
monoton seperti metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat dan
mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk
bertanya, sehingga siswa merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif karena siswa
menjadi pasif.
Salah satu alternatif pengembangan model pembelajaran adalah
menerapkan pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Untuk
lebih mengaktifkan belajar siswa di kelas yaitu dengan menggunakan metode
Jigsaw. Metode Jigsaw adalah salah satu metode dimana pembelajaran melalui
penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dengan memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan
pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun
pengalaman kelompok. Pada metode jigsaw ini setiap siswa menjadi anggota dari
2 kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan anggota kelompok ahli. Metode
jigsaw kegiatan dilakukan ada tiga tahap yaitu: tahap I (kooperatif asal), tahap II
(kooperatif ahli), tahap III (kelompok gabungan). Untuk meningkatkan aktivitas
siswa perlu ada motivasi, baik motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dalan
hal ini peneliti meneliti aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
Metode jigsaw merupakan pembelajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok bertanggung tanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang
7
ditugaskan kepadanya. Jadi, metode jigsaw ini merupakan bagian dari
pembelajaran kelompok dimana setiap anggota bertanggung jawab atas
penguasaan materi tertentu dan mengajarkan kepada anggota kelompoknya
setelah mempelajari dengan kelompok ahli masing-masing. Metode ini lebih
menekankan kepada keaktifan siswa dalam mempelajari suatu materi sehingga
menciptakan semangat diantara kelompok belajar sehingga mencapai prestasi
yang maksimal.
Metode jigsaw di desain untuk meningkatkan tanggung jawab siswa
terhadap pembelajaran sendiri tidak hanya mempelajari materi yang diberikan,
tetapi juga harus memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota
kelompok. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu sama lain dan harus
bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Penerapan metode pembelajaran cooperative tipe jigsaw akan mempengaruhi
hasil belajar siswa karena pemecahan suatu masalah secara bersama.
Berdasarkan hasil observasi penelitian awal di kelas VII A MTs Darul
Aman Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung menunjukkan bahwa
metode yang diterapkan pada pelajaran aqidah akhlak materi adab shalat dan
dzikir di kelas VII masih kurang menarik sehingga siswa kurang aktif dalam
belajar, suasana kelas cenderung pasif dan berakibat pada hasil belajar siswa yang
kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor:
1. Penyampaian materi dalam proses belajar mengajar yang digunakan oleh
guru menggunakan metode ceramah di mana siswa duduk, menulis dan
mendengar apa yang disampaikan oleh guru dan sedikit peluang untuk
peserta didik untuk bertanya.
8
2. Kurangnya penggunaan media pendukung untuk berlangsungnya proses
belajar mengajar dalam penyampaian materi kepada siswa.
3. Metode mengajar yang digunakan oleh guru kurang bervariasi sehingga siswa
merasa bosan dan siswa kurang aktif dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melaksanakan penelitian
tindakan kelas yaitu menerapkan metode jigsaw dalam pembelajaran aqidah
akhlak materi adab shalat dan dzikir untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa
dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Materi Adab Shalat
dan Berdzikir Melalui Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII A MTs. Darul Aman
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan di atas, maka yang
menjadi topik permasalahan dapat dirumuskan: Apakah penggunaan metode
jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar akidah akhlak dalam materi adab
shalat dan berdzikir pada siswa Kelas VII A MTs. Darul Aman Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018?
9
C. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan, sebagai berikut: untuk mengetahui
penggunaan metode jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar aqidah akhlak
dalam materi adab shalat dan berdzikir pada siswa kelas VII A MTs. Darul Aman
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan informasi
(literatur) dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah melalui
penggunaan metode yang efektif.
2. Secara Praktis
a. Manfaat Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan guru dapat
lebih mengetahui secara tepat, bertambah wawasan, lebih menghayati
strategi pembelajaran dengan metode jigsaw pada mata pelajaran aqidah
akhlak.
b. Manfaat bagi siswa :
Siswa sebagai subyek langsung dari penelitian ini, yang langsung
dikenai tindakan akan memperoleh pembelajaran yang lebih menarik dan
dapat mencapai sasaran. Sehingga ada perubahan-perubahan dalam diri
siswa baik dari aspek kognitif, afektif, psikomotor dan kebiasaan belajar
efektif sehingga penelitian menguntungkan bagi siswa.
c. Manfaat bagi Sekolah
10
Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif meningkatkan
kualitas pengajaran sekolah.
d. Manfaat bagi peneliti
Menambah wawasan pengetahuan dalam menggunakan suatu metode pada saat
proses belajar mengajar.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu teori yang sifatnya sementara dan
kebenarannya masih diuji kembali. Secara singkat hipotesis dapat dikatakan
sebagai dugaan sementara terhadap suatu penelitian yang masih di uji kembali
kebenarannya. (Arikunto, 1992:62). Berdasarkan landasan teori dan kerangka
pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas,
sebagai berikut: “penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan prestaso
belajar aqidah akhlak materi adab shalat dan dzikir pada siswa kelas VII A
MTs. Darul Aman Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung Tahun
Pelajaran 2017/2018”.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah
dikatakan berhasil jika ketuntasan prestasi/hasil belajar kelas sebesar 85% dari
ketuntasan individu berdasarkan KKM yaitu 75.
11
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2007:2) Penelitian Tindakan Kelas
dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR) yang
artinya sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Secara
terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas,
sebagai berikut:
a. Menyusun Rancangan Tidakan (planning)
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan
bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.
b. Tahap Pelaksanaan (acting)
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tersebut tentu saja sebelumnya
telah “dilatihkan” kepada pelaksana tindakan (guru) untuk dapat
diterapkan didalam kelas sesuai skenarionya. Skenario dari tindakan harus
dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.
c. Tahap Pemantauan (observing)
Tahap ini berjalan bersamaan saat pelaksanaan. Pemantauan
terhadap siswa dilakukan dengan mencatat semua hal yang diperlukan
berupa data kuantitatif yaitu hasil tes, diskusi kelompok. Data kualitatif
yaitu gambaran keaktifan siswa.
d. Refleksi (reflecting)
Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul
kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
berikutnya.
12
Refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana telah
selesai melakukan tindakan (Arikunto, Suhardjono 2008 :19). Karena
penelitian tindakan kelas (PTK), dilakukan dengan tujuan memperbaiki
mutu praktek pembelajaran di kelasnya.
2. Subjek Penelitian
Subjek yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VII A berjumlah 27
siswa MTs. Darul Aman Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung
Tahun Pelajaran 2017/2018 dalam pembelajaran aqidah akhlak materi adab
shalat dan berdzikir.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang
satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),
action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).
Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Diagram 1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
13
Prosedur PTK terdiri 3 siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat
tahap. Setiap siklus tindakan, meliputi:
a. Perencanaan (plan),
b. Pelaksanaan (act),
c. Pengamatan (observe),
d. Refleksi (reflect).
Siklus I
a. Tahap perencanaan, meliputi:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi dasar.
2) Menyiapkan materi pembelajaran dan media pembelajaran yang
diperlukan (tugas pengelompokan).
3) Menyiapkan lembar evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
b. Tahap pelaksanaan, meliputi:
1) Kegiatan Awal
Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi
Memberikan cerita singkat dan menarik yang berkaitan dengan bahan
ajar.
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas terintegrasi dalam
kegiatan pembelajaran sehari-hari sesuai jadwal pelajaran. Dalam
tahap pelaksanaan meliputi kegiatan:
14
a) Guru mengucapkan salam dilanjutkan melakukan presensi
kehadiran siswa.
b) Melaksanakan pre test secara lesan tentang pengertian adab
shalat dan berdzikir. Adapun tes lesan dilaksanakan secara
individual.
c) Satu kelompok mendapat bagian materi pelajaran yang akan
dipelajari siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
d) Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan
mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran
yang berbeda.
e) Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain
untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari
dikelompoknya.
f) Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan
seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam
kelompok.
g) Guru memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengecek
pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru mendengarkan siswa mengulang penyebutan adab shalat dan
berdzikir secara berkelompok.
b) Guru membagikan lembar evaluasi
15
c. Tahap pengamatan, meliputi:
1) Observer mengamati aktivitas guru dalam menerapkan metode
pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran aqidah akhlak.
2) Observer mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
penerapan metode jigsaw pada lembar pengamatan guru.
d. Tahap refleksi, meliputi:
1) Hasil pengamatan pada saat pembelajaran dengan metode jigsaw
selama berlangsung hingga usai.
2) Peneliti dan pengamat berdiskusi tentang kekurangan dan kelebihan
metode jigsaw dalam pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak materi
adab shalat dan berdzikir.
Setelah mengetahui kekurangan serta kelebihan pada siklus I, maka
peneliti mencoba memperbaiki beberapa hal dalam penyampaian
pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw untuk dilaksanakan pada
siklus II, agar pelaksanaannya lebih efektif. Pada siklus II perencanaan
tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada siklus I sebagai upaya
meningkatkan kualitas bacaan.
Siklus II
a. Tahap perencanaan, meliputi:
1) Peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi siklus pertama
terhadap pembelajaran materi yang telah dilakukan menunjukkan
kelemahan dalam hal respon siswa yang disebabkan karena siswa
16
masih belum terlibat aktif, waktu yang digunakan belum efektif,
ketrampilan guru masih kurang.
2) Membuat RPP dengan menerapkan metode jigsaw learning.
3) Mempersiapkan instrumen penilaian dan lember observasi.
b. Tahap pelaksanaan, meliputi:
1) Kegiatan Awal
Guru membuka pelajaran, apersepsi dan melakukan presensi
kehadiran siswa.
2) Kegiatan Inti
1) Guru melaksanakan pre test secara lisan tentang adab shalat dan
berdzikir. Adapun tes lisan dilaksanakan secara individual.
2) Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok. Jumlah kelompok
menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan
dipelajari siswa yang akan dicapai sesuai dengan tujuan
pembelajarannya
3) Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan
mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang
berbeda.
4) Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk
menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dikelompoknya.
5) Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan
seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan
dalam kelompok.
17
6) Guru memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengecek
pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
7) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
8) Guru melaksanakan post test untuk mengetahui penguasaan materi
pada siswa.
3) Kegiatan Akhir
Guru guru memberi penilaian lanjut atau ulang pada lembar
evaluasi PAI siswa.
c. Tahap Pengamatan, meliputi:
1) Observer mengamati aktivitas guru dalam menerapkan metode jigsaw
pada mata pelajaran aqidah akhlak materi adab shalat dan berdzikir.
2) Observer mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
penerapan metode jigsaw pada lembar pengamatan guru.
d. Tahap Refleksi, meliputi:
1) Observer dan peneliti kembali berdiskusi tentang pelaksanaan
pembelajaran aqidah akhlak materi adab shalat dan berdzikir dengan
metode jigsaw.
2) Apabila prestasi dan aktivitas belajar siswa sudah meningkat seperti
yang diharapkan oleh guru, maka penelitian tindakan ini diakhiri.
Siklus III
a. Tahap Perencanaan, meliputi:
Dalam perencanaan peneliti berusaha untuk menyajikan materi
yang lebih menarik lagi berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II.
Adapun tindakan yang direncanakan peneliti adalah :
1) Mengidentifikasi masalah yang ditemukan pada siklus II
18
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus III
yang sesuai dengan materi
3) Menyampaikan materi pelajaran yang telah disiapkan
4) Membuat lembar kerja siswa (LKS) yang sesuai dengan materi
5) Membuat lembar observasi untuk siswa dengan tujuan untuk
mengetahui motivasi siswa dalam pembelajaran yang sedang
berlangsung
6) Mengupayakan agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan, meliputi:
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus III ini,
peneliti menggunakan metode jigsaw dan pada akhir pembelajaran
diadakan evaluasi dengan indikator menjelaskan arti, memahami arti serta
adab shalat dan berdzikir . Penggunaan metode jigsaw melalui contoh
langsung dari guru, diharapkan siswa lebih memahami materi dan
mendapatkan pengalaman yang riil.
1) Kegiatan Awal
Guru membuka pelajaran, apersepsi dan melakukan presensi
kehadiran siswa.
2) Kegiatan Inti
a) Guru melaksanakan pre test secara lisan tentang adab shalat dan
berdzikir. Adapun tes lisan dilaksanakan secara individual.
b) Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok. Jumlah kelompok
menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan
dipelajari siswa yang akan dicapai sesuai dengan tujuan
pembelajarannya
19
c) Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan
mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang
berbeda.
d) Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk
menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dikelompoknya.
e) Dengan bimbingan guru siswa menjelaskan arti, memahami arti
serta menghafal adab shalat dan berdzikir.
f) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS)
g) Siswa mengerjakan lembar evaluasi yang telah disiapkan oleh
guru.
h) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
i) Guru melaksanakan post test untuk mengetahui penguasaan materi
pada siswa.
3) Kegiatan Akhir
Guru guru memberi penilaian lanjut atau ulang pada lembar
evaluasi mata pelajaran aqidah akhlak siswa.
c. Tahap Pengamatan, meliputi:
Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk
mengetahui keaktifan dan hasil belajar yang diperoleh setelah mengikuti
pembelajaran aqidah akhlak materi adab shalat dan berdzikir dengan
menggunakan metode jigsaw pada siswa kelas VII A MTs. Darul Aman,
Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran
2017/2018.
d. Tahap Refleksi, meliputi:
20
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III ini, peneliti
menemukan adanya peningkatan pembelajaran mata pelajaran aqidah
akhlak materi adah shalat dan berdzikir dengan menggunakan metode
jigsaw pada siswa kelas VII A MTs Darul Aman Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018, sudah memenuhi
standar keberhasilan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kemajuan hasil
belajar siswa.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah evaluasi,
observasi, dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi merupakan perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya rangsangan . rangsangan tersebut
setelah mengenai indra menimbulkan kesadaran untuk melakukan
pengamatan. Dalam penelitian yang dimaksud pengamatan tidak hanya
sekedar melihat saja melainkan juga perlu keaktifan untuk meresapi,
mencermati, dan memaknai dan akhirnya mencatat. Tindakan terakhir ini
penting dilaksanakan karena daya ingat manusia sangat terbatas untuk
menyimpan semua informasi tentang apa yang akan diobservasi dan hasil
pengamatannya. Catatan yang berisi hal-hal yangharus diobservasi
dinamakan panduan observasi. Namun catatan panjang sebagai “potret”
saat observasi dilakukan atau berupa sebuah check list yang merupakan
suatu daftar yang berisi subyek dan gejala-gejala yang harus diamati
berikut penilaiannya dinamakan alat bantu observasi.pada zaman ini
beberapa alat bantu lain sering dipergunakan misalnya, kamera, tape
21
recorder, dan alat-alat perekam elektronik lainnya. (Heriyanto Albertus :
2011:142)
Jadi dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan observasi dengan
menggunakan pedoman observasi, check list dan catatan untuk kegiatan
yang dilakukan dalam memperoleh data secara kualitatif yaitu hasil belajar
siswa sebelum menggunakan metode jigsaw. Dari sini akan teridentifikasi
efektifitas penggunaan metode jigsaw dalam pembelajaran sebagai upaya
peningkatan hasil belajar siswa.
b. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar disebut juga tes hasil belajar, mengukur hasil-
hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. Menurut
waktunya dibedakan dalam rentang satu pertemuan (tes akhir pertemuan),
satu minggu (tes mingguan), satu semester (semesteran), satu jenjang
pendidikan (tes atau ujian akhir). Tes hasil belajar juga dibedakan menurut
materi yang diukur, sesuai dengan nama-nama mata pelajaran ataupun
materi yang dipelajari (Sukmadinata, 2010:222).
Dalam penelitian ini diberikan tes akhir yang dilaksanakan setiap
selesai siklus pembelajaran dikoreksi dan dianalisa serta dibandingkan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan sebelum dan
sesudah menggunakan metode pembelajaran jigsaw pada siswa kelas VII
A MTs. Darul Aman Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung
Tahun Pelajaran 2017/2018.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian tindakan kelas merupakan suatu
teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
22
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.
Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan fokus
masalah. Dokumentasi juga digunakan untuk memperkuat data yang
diperoleh dalam observasi dengan mencatat atau mengabadikan kegiatan
berupa foto atau melihat catatan-catatan (arsip-arsip) yang dilakukan
dalam penelitian.
Sukmadinata (2010:221), dokumen-dokumen tersebut antara lain
berupa arsip perencanaan pembelajaran dan hasil pekerjaan siswa yang
dapat memberi informasi data serta dokumen berupa foto yang
menggambarkan situasi pembelajaran aqidah akhlak. Dokumentasi ini
dilakukan sebelum tindakan yang berupa hasil pengamatan sebelum siklus
dan selama proses belajar mengajar.
Data yang sudah terkumpul dianalis dengan teknik pengolah data
yang terkumpul mulai prasiklus, siklus 1, dan siklus 2, kemudian
membandingkannya, sehingga tampak peningkatan atau keberhasilan
pembelajaran yang dilaksanakannya.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Silabus
b. RPP
c. Lembar observasi siswa selama KBM
d. Lembar kegiatan siswa
e. Tes formatif
6. Analisis Data
23
Analisis hasil tes belajar siswa akan di analisis dengan cara deskriptif
kuantitatif, yaitu membandingkan hasil belajar awal dengan niai-nilai hasil
belajar setelah mengikuti tes pada siklus I, siklus II dan siklus III.
Untuk mengetahui nilai rata-rata pra test maupun post test pada tiap
siklusnya digunakan rumus ;
𝑅 =𝑥
𝑁
Atau
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
Hasil observasi di analisis dengan tekhnik deskriptif kuantitatif dan
untuk mencari presentase ketuntasan hasil belajar siswa menggunakan rumus :
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛
=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠/𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎𝑥100%
G. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah memahami penelitian ini maka laporan penelitian
ini disusun dengan sistematika, sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode
penelitian, sistematika penelitian.
Bab II Landasan Teori, berisi tentang kajian teori, kajian materi penelitian dan
kajian pustaka.
24
Bab III Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang gambaran lokasi penelitian yakni
profil, letak geografis, keadaan dan jumlah personalia, sarana prasarana
dan struktur organisasi sekolah dan deskripsi pelaksanaan per siklus.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi per siklus
hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan
berisi tentang analisis data penelitian.
Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian
Belajar adalah sebuah kata yang sudah akrab disemua lapisan
masyarakat. Bagi para pelajar maupun mahasiswa, kata “belajar” merupakan
sebuah kata yang sudah tidak asing lagi untuk mereka dengar. Bahkan sudah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari semua kegiatan yang mereka
lakukan dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal (Djamarah,
2008:12).
Pada hakekatnya, belajar adalah proses berfikir. Menurut Oemar Malik
(2003:50), terdapat unsur-unsur yang terkait dalam pembelajaran, di antaranya
adalah motivasi siswa, bahan ajar, alat bantu belajar, suasana belajar serta
kondisi subjek belajar. Kelima unsur tersebut bersifat dinamis yang sering
berubah, menguat, maupun melemah dan mempengaruhi proses belajar siswa.
Sebelum menelaah tentang apa itu hasil belajar, maka perlu diketahui
terlebih dahulu bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami,
dan dengan mengalami itu si pelajar mempergunakan panca indranya
(Suryabrata, 2004:231). Sedangkan pengertian dari hasil itu sendiri adalah
segala sesuatu yang ada dan dapat diperoleh dengan cara maupun proses
mengatasi, mengerjakan serta melatih dengan baik yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok. Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil 25
26
belajar adalah segala sesuatu yang dicapai dimana hasil itu menunjang
kecakapan manusia (Jihad dan Haris, 2008:14).
Adapun prinsip-prinsip yang dapat kita gunakan agar proses belajar
benar-benar mencapai sasarannya, di antaranya:
1) Belajar memerlukan perhatian atau pemusatan pikiran dan perasaan
terhadap suatu objek yang dipelajari.
2) Belajar sangat memerlukan motivasi.
3) Belajar memerlukan feed back atau tanggapan.
4) Belajar pada dasarnya terjadi pada individual (Masyitoh dan Dewi,
2000:129).
Untuk mengetahui hasil belajar pada peserta didik maka diperlukan evaluasi
terhadap materi ajar yang diberikan. Hal itu berguna untuk mengetahui
seberapa besar peserta didik mampu memberikan feed back dari setiap evaluasi
yang diberikan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa adalah
segala sesuatu yang dicapai dimana hasil itu menunjang kecakapan manusia
dari proses pembelajaran dengan penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang ditunjukkan dengan nilai.
b. Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar dalam pendidikan formal, apabila memperoleh
nilai di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sekurang-
kurangnya sama dengan KKM. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses
dan dari segi hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (85%)
peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses
27
pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat besar dan rasa percaya diri yang tinggi. Sedang dari segi hasil, proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif dari
peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 85% (Mulyasa,
2004:102).
Hasil belajar dapat dilihat dalam nilai. KKM untuk mata pelajaran
aqidah akhlak untuk kelas VII di MTs. Darul Aman Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018 adalah 75. Menurut
Gegne yang dikutip dalam buku Nana Sudjana mengatakan bahwa ada lima
kategori tipe belajar yaitu verbal information, intelektual skill, cognitive
strategi, attitude dan mottoskill (Sudjana, 2005:22). Sedangkan menurut
Bloom secara garis besar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah
yakni, ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Dengan alasan karena dalam
sistem pendidikan nasional rumus tujuan pendidikan baik tujuan kulikuler
maupun tujuan instruksional menggunakan hasil belajar dari Benyamin Bloom
(Sudjana, 2005:25).
Adapun pembahasan dari tiga ranah tersebut akan diperjelas, sebagai
berikut:
1) Ranah Kognitif
a) Tipe Hasil Belajar Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksud dengan knowledge dalam
taksonomi. Pengetahuan juga termasuk hafalan yang harus diingat
seperti rumus, definisi dan lain-lain. Dilihat dari segi belajar, istilah
tersebut memang perlu untuk diingat agar dapat dikuasai sebagai dasar
pengetahuan atau pemahaman konsep.
28
b) Tipe Hasil Belajar Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi khusus.
Abstraksi tersebut bisa berupa ide maupun teori. Menerapkan abstraksi
pada situasi baru itulah yang disebut dengan aplikasi.
c) Tipe Hasil Belajar Analisis
Analisis adalah usaha untuk memilih suatu integritas menjadi bagian-
bagian sehingga jelas susunannya. Dengan hal ini diharapkan dapat
memahami proses dan sistematikanya.
d) Tipe Hasil Belajar Sintetis
Berpikir sintesis merupakan salah satu cara untuk menjadikan
seseorang agar menjadi lebih kreatif dalam berpikir.
e) Tipe Hasil Belajar Operasional
Yang dimaksud di sini adalah pemberian keputusan tentang nilai
sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,
dan lain-lain.
f) Tipe Hasil Belajar Pemahaman
Tipe hasil belajar ini termasuk tipe yang lebih tinggi dari pada tipe
pengetahuan (Sudjana, 2005:28).
2) Ranah Afektif
Ranah afektif ini adalah ranah yang berkenaan dengan sikap
dengan nilai. Ada beberapa tingkat ranah afektif sebagai tipe dari hasil
belajar, di antaranya:
a) Reciving, yaitu kepekaan dalam menerima stimulus dari luar yang
datang pada peserta didik dalam bentuk masalah, situasi, dan lain-lain.
29
b) Responding, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang saat menerima
stimulus yang datang dari luar.
c) Valuing, dalam penilaian ini termasuk dalam kesediaan menerima nilai
yang diberikan.
d) Organisasi, pengembangan diri dari nilai pengembangan suatu sistem.
e) Karakteristik nilai yaitu keterpaduan dari semua nilai dan hal itulah
yang mempengaruhi kepribadian siswa.
3) Ranah Psikomotorik
Hasil belajar ini tampak dalam bentuk keterampilan dan
kemampuan. Terdapat enam tingkat keterampilan yakni:
a) Gerakan reflex (tanpa sadar).
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan
c) Kemampuan perceptual (motorik)
d) Kemampuan dibidang fisik
e) Gerakan skill
f) Kemampuan yang berkenaan dengan gerakan ekspresif dan
interpretative (Sudjana, 2005:53).
Tipe-tipe hasil belajar tersebut saling berhubungan satu sama lain. Biasanya
tipe kognitif lebih dominan dibanding dengan tipe afektif dan psikomotorik.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Setelah kita menelaah apa yang dimaksud dengan hasil belajar,
tentunya kita telah memahami jika banyak sekali faktor-faktor yang
mempengaruhi, antara lain:
1) Faktor Internal.
30
Kondisi atau faktor internal yang berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa adalah:
a) Sikap siswa terhadap hasil belajar.
Sikap pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang untuk
memberikan penilaian tentang sesuatu yang membawa dirinya sesuai
dengan penilaian itu. Penilaian siswa terhadap proses belajar akan
mengakibatkan terjadinya sikap dalam belajar. Entah sikap menerima,
mengabaikan atau bahkan menolak sama sekali.
b) Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan (Djamarah, 2008:148). Motivasi pada hakekatnya
merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar
pada diri siswa. Apabila motivasi belajar siswa kuat, maka kegiatan
belajarnya akan meningkat. Sebaliknya apabila motivasinya lemah
maka akan melemahkan kegiatan belajarnya dan berakibat mutu hasil
belajarnya rendah. Akhirnya tujuan belajar tidak akan tercapai
sebagaimana mestinya. Kuat lemahnya motivasi belajar siswa
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri
siswa maupun yang berasal dari luar siswa. Motivasi belajar yang
sangat diharapkan terjadi yaitu motivasi yang timbul dari diri siswa itu
sendiri, sebab motivasi ini memiliki kekuatan yang lebih lama dan
lebih baik dibandingkan motivasi lainnya.
c) Konsentrasi Belajar Siswa
31
Untuk mecapai tujuan belajar tentu memerlukan konsentrasi
dalam belajar. Konsentrasi dalam hal ini yaitu kemampuan siswa
dalam memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Pemusatan perhatian
ini yaitu kemampuan siswa dalam memusatkan perhatiannya pada
pelajaran. Pemusatan perhatian ini terutama tertuju pada isi bahan
belajar atau proses memperoleh bahan tersebut.
Untuk menumbuhkan konsentrasi belajar pada diri siswa selain
menggunakan strategi belajar-mengajar yang bervariasi, juga perlu
memperhitungkan waktu belajar yang digunakan. Menurut beberapa
ahli psikologi belajar, dalam pengajaran yang bersifat klasikal
kekuatan perhatian yang dimiliki siswa setelah 30 menit akan
menurun. Oleh sebab itu, disarankan agar dalam menyajikan bahan
ajar kepada siswa harus memberikan istirahat atau selingan selama
beberapa menit untuk memulihkan kembali perhatian siswa terhadap
pelajaran yang diberikan.
d) Rasa Percaya Diri Siswa
Kepercayaan diri erat kaitannya dengan keberhasilan belajar.
Semakin sering memperoleh hasil yang baik dalam belajar, maka
semakin tinggi rasa percaya dirinya. Begitu pula sebaliknya, semakin
sering mengalami kegagalan maka rasa percaya dirinya semakin
menurun. Apabila rasa percaya diri menurun, siswa menjadi takut
belajar atau tidak mempunyai keberanian. Dengan kondisi seperti itu
sudah jelas tujuan belajar tidak akan tercapai. Rasa percaya diri itu
timbul apabila ada pengakuan dari lingkungannya seperti guru, orang
tua, atau teman-temannya.
32
e) Intelegensi
Intelegensi dapat dikatakan sebagai sejumlah kecakapan yang
dimiliki siswa. Kecakapan tersebut digunakan untuk memecahkan
masalah belajar atau masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan dalam belajar banyak dipengaruhi oleh kualitas
kecakapan atau intelegensi yang dimiliki siswa. Tingkat kecakapan
siswa ini dapat diperoleh dari hasil tes intelegensi. Dari tes tersebut
maka dapat diketahui siswa mana yang kecakapannya berada pada
taraf normal, di bawah normal atau di atas normal. Bagi siswa yang
kecakapannya di atas normal memiliki kecepatan belajar yang tinggi
sehingga pencapaian tujuan belajar bisa lebih cepat dibanding dengan
siswa-siswa lain (Hasbullah, 1994:46).
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa,
antara lain:
a) Guru sebagai pembimbing belajar.
Setiap guru dituntut memiliki berbagai kemampuan
(kompetensi) baik kemampuan-kemampuan profesinya, kemampuan
pribadinya, atau kemampuan sosialnya. Kemampuan tersebut sangat
mempengaruhi tercapainya tujuan belajar siswa. Tidak tercapainya
tujuan belajar itu karena guru terlalu mendominasi atau menguasai
proses belajar siswa, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk
mencari atau menemukan sendiri apa yang dipelajarinya dan
bagaimana mempelajari sesuatu.
b) Sarana dan pra sarana belajar.
33
Sarana belajar biasanya mencakup ketersediaan buku-buku
pelajaran, fasilitas laboratorium dan alat serta media pembelajaran.
Sedangkan pra sarana pembelajaran biasanya berkaitan dengan
ruangan belajar, gedung sekolah, ruang ibadah, ruang olahraga dan
sebagainya. Bagaimanapun lengkapnya sarana dan pra sarana yang
dimiliki belum menjadi jaminan terselenggaranya proses belajar
mengajar yang baik, sehingga tujuan belajar dapat tercapai sesuai
dengan apa yang diharapkan.
c) Lingkungan sosial siswa
Setiap siswa yang berada dalam lingkungan sosial di sekolah
memiliki kedudukan dan peranannya masing-masing. Jika seorang
siswa diterima di lingkungannya, maka ia akan dengan mudah dapat
menyesuaikan diri, kondisi seperti ini akan mempermudah dalam
pencapaian tujuan belajar tersebut (Masyitoh dan Dewi, 2000:130-
134).
Muhibin Syah (2003:138) menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan,yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
a) Lingkungan sosial
(1) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.
(2) Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak
telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling
tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi
atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
34
(3) Lingkungan sosial keluarga.
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar.
Sistem sosial yang terbentuk dalam kehidupan mengharuskan
manusia berperilaku tunduk pada norma-norma yang ada di
masyarakat. Keluarga terutama orang tua merupakan tempat yang
utama dan pertama memberikan pendidikan kepada anak. Sesuai
Hadits Rasulullah SAW., berikut ini:
Artinya: “Ishak berkata Abdur telah memberitahukan kepadamu,
Muamar telah memberitahukan kepadamu, dari
Hamam, dari Abi Hurairah berkata: Telah bersabda
Rasulullah SAW : Tidaklah seorang anak yang
dilahirkan itu kecuali membawa fitrah (kecenderungan
untuk percaya kepada Allah), maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama
Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Muslim)
Disamping itu hubungan keluarga juga akan berpengaruh
pada hasil belajar siswa. Keluarga yang harmonis, penuh perhatian
dan kasih sayang akan membantu anak belajar dengan lebih baik
karena disamping memberikan motivasi, keluarga juga dapat
menciptakan situasi belajar yang baik. Dalam kegiatan belajar
siswa memerlukan tempat yang aman dan tenang. Dengan suasana
belajar yang aman dan tenang, maka seorang siswa akan dapat
belajar dengan lebih konsentrasi. Oleh karena itu, hendaknya
tempat belajar dijauhkan dari termpat keramaian dan kebisingan
35
misalnya: pasar, pabrik-pabrik, jalan raya dan sebagainya. Dengan
motivasi dan suasana belajar yang baik maka akan berpengaruh
pada hasil belajar yang baik pula.
(4) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-
teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa.
Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi
bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para
pendidik, orang tua dan guru perlu memerhatikan dan memahami
bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain
dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa
anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
b) Lingkungan non sosial.
Faktor faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah:
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau
tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang
dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila
kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa
akan terhambat.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan
36
lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain
sebagainya.
c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning)
Pendekatan belajar yakni segala cara atau strategi yang
digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi
dalam proses pembelajaran materi tertentu atau dengan kata lain
yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.
Pendekatan (approach) pembelajaran aqidah akhlak adalah
cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang
disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Pendekatan pembelajaran
dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Pendekatan Pembelajaran berfungsi pendekatan bagi suatu
pengajaran adalah sebagai pedoman umum dalam menyusun
langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. Sering
dikatakan bahwa pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode
37
suatu bidang studi, ditentukan oleh pendekatan yang digunakan.
Disamping itu, tidak jarang nama metode pembelajaran diambil
dari nama pendekatannya.
2. Aqidah Akhlak
a. Pengertian Dasar
Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi
yang sangat luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan
fisik, kesehatan, ketrampilan dan perasaan sampai kepada masalah
kepercayaan atau keimanan. Para ahli pendidikan dan agama serta para
pemikir memberikan pengertian yang berbeda tentang pengertian belajar
aqidah akhlak. Sebagian di antaranya adalah menurut Muhaimin, yang
menyatakan bahwa belajar aqidah akhlak adalah usaha sadar, yakni suatu
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai (Muhaimin., 2000:76).
Apabila dihubungkan dengan belajar aqidah akhlak dengan pelatihan dan
pengajaran dan bimbingan yang diberikan tentunya tentang nilai nilai agama
Islam. Sebagaimana ditekankan oleh Achmadi, yang menyatakan bahwa
belajar aqidah akhlak adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk
mengembangkan fitrah keberagamaan subyek didik agar lebih mampu
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam (Achmadi, 1992:20).
Kegiatan ini tentunya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan dengan
menghargai tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar
umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
38
Belajar aqidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia
dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. Dalam kehidupan
masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan itu juga
diarahkan pada peneguhan aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta
saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan
kesatuan dan persatuan bangsa (KH. Edham Syafi‟i dan Rafi‟udin, 2003:21).
b. Fungsi dan Tujuan
1) Fungsi
Belajar aqidah akhlak di Madrasah berfungsi untuk :
(a) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat ; (b) Pengembangan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT serta Akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin,
yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga ; (c)
Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial
melalui aqidah akhlak ; (d) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-
kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama
Islam dalam kehidupan sehari-hari ; (e) Pencegahan peserta didik dari hal-
hal yang negatif dari lingkungannya atau dari budaya asing yang akan
dihadapinya sehari-hari ; (f) Pengajaran tentang informasi dan
pengetahuan keimanan dan Akhlak, serta sistem dan fungsionalnya ; (g)
39
Penyaluran peserta didik untuk mendalami aqidah akhlak pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
2) Tujuan
Mata pelajaran aqidah akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya
yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengamalan peserta didik tentang aqidah
dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yan terus
berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketakwaannya kepada
Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
c. Karakteristik Mata Pelajaran Aqidah dan Akhlak
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang dapat
membedakannya dengan mata pelajaran lain. Adapun karakteristik mata
pelajaran aqidah dan akhlak adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan Aqidah dan Akhlak merupakan mata pelajaran yang
dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam agama Islam
yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Untuk kepentingan
pendidikan, dikembangkan materi aqidah dan akhlak pada tingkat yang
lebih rinci sesuai tingkat dan jenjang pendidikan.
2) Prinsip-prinsip dasar
a) Aqidah adalah keimanan atau keyakinan yang tersimpul dan terhujam
kuat di dalam lubuk jiwa atau hati manusia yang diperkuat dengan
40
dalil-dalil naqli, aqli, dan wijdani atau perasaan halus dalam meyakini
dan mewujudkan rukun iman yang enam yaitu, iman kepada Allah,
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan iman
kepada takdir.
b) Akhlak adalah pembentukan sikap dan kepribadian seseorang agar
berakhlak mulia atau Akhlak Al-Mahmudah dan mengeliminasi
akhlak tercela atau akhlak Al-Madzmumah sebagai manifestasi
akidahnya dalam perilaku hidup seseorang dalam berakhlak kepada
Allah dan Rasul-Nya, kepada diri sendiri, kepada sesama manusia, dan
kepada alam serta makhluk lain.
c) Mata pelajaran Aqidah dan Akhlak merupakan salah satu rumpun mata
pelajaran pendidikan agama di madrasah (Al-Qur‟an Hadits, Aqidah
Akhlak, Syari‟ah/Fiqih Ibadah Muamalah dan Sejarah Kebudayaan
Islam) yang secara integratif menjadi sumber nilai dan landasan moral
spiritual yang kokoh dalam pengembangan keilmuan dan kajian
keislaman, termasuk kajian aqidah dan akhlak yang terkait dengan
ilmu dan teknologi serta seni dan budaya.
d) Mata pelajaran aqidah dan akhlak tidak hanya mengantarkan peserta
didik untuk menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang aqidah
dan akhlak dalam ajaran Islam, melainkan yang terpenting adalah
bagaimana peserta didik dapat mengamalkan aqidah dan akhlak itu
dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Aqidah dan Akhlak
menekankan keutuhan dan keterpaduan antara pengetahuan, sikap, dan
41
perilaku atau lebih menekankan pembentukan ranah efektif dan
psikomotorik yang dilandasi oleh ranah kognitif.
e) Tujuan mata pelajaran Aqidah dan Akhlak adalah untuk membentuk
peserta didik beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta memiliki
Akhlak mulia. Tujuan inilah yang sebenarnya merupakan misi utama
diutusnya Nabi Muhammad SAW, untuk memperbaiki akhlak
manusia.
Dengan demikian, pendidikan Aqidah dan Akhlak merupakan jiwa
belajar aqidah akhlak. Mengembangkan dan membangun akhlak yang mulia
merupakan tujuan sebenarnya dalam setiap pelaksanaan pendidikan. Sejalan
dengan tujuan itu maka semua mata pelajaran atau bidang studi yang
diajarkan kepada peserta didik haruslah memuat pendidikan akhlak dan oleh
karena itu setiap guru mengemban tugas menjadikan dirinya dan peserta
didiknya berakhlak mulia.
d. Standar Kompetensi Pelajaran Aqidah dan Akhlak
Kompetensi mata belajar aqidah akhlak berisi sekumpulan
kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh
pendidikan di Madrasah Tsanawiyah. Kompetensi ini berorientasi pada
perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif
dalam rangka memperkuat aqidah serta meningkatkan kualitas akhlak sesuai
dengan ajaran Islam. Kompetensi mata pelajaran aqidah akhlak di Madrasah
Tsanawiyah, sebagai berikut:
42
1) Aspek aqidah, terdiri atas dasar dan tujuan aqidah Islam, sifat-sifat Allah,
Al-Asma al-Husna, iman kepada Allah, kitab-kitab Allah, rasul-rasul
Allah, Hari Akhir serta Qadha Qadar
2) Aspek akhlak terpuji, terdiri atas bertauhid, ikhlas, taat, khauf, taubat,
tawakkal, ikhtiyar, sabar, syukur, qana‟ah, tawadlu‟, husnudz dzon,
tasamuh dan ta‟awun berilmu, kreatif, produktif dan pergaulan remaja.
3) Aspek akhlak tercela, meliputi kufur, syirik, riya, nifaq, ananiah, putus
asa, ghadhab, tamak, takabbur, hasad, dendam, ghibah, fitnah dan
namimah
Pembelajaran mata pelajaran aqidah akhlak MTs. Kelas VII materi adab
shalat dan dzikir termasuk dalam aspek akhlak terpuji
Setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini selalu mempunyai
kebutuhan baik jasmani maupun rohani. Hal ini sudah menjadi kebenaran
dhoruri yang dimengerti oleh setiap orang. Hal ini tidak lepas dari pengertian
bahwa manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang mempunyai nilai
nilai dan etika. Hal itu juga yang membedakaan antara manusia dengan
makhluk Tuhan lain. Sebab tanpa etika tersebut manusia tidak lebih dari
hewan bahkan lebih rendah lagi. Sebagaimana tertera dalam Al-Qur‟an Surat
Al-A'raf ayat 179 :
ن أعام بلأ ىمأ أضل ... أولئك كالأArtinya : “Mereka itu sebagai binatang ternak, bahan mereka lebih sesat
lagi…” (Departemen Agama RI, 1989:251).
43
Apabila kita tinjau dari fisik manusia dan hewan tidak ada bedanya
sama sekali. Hal ini karena nampak persamaan antara manusia dan hewan
yang lain. Apabila kita lihat satu persatu terdapat pesan, antara lain:
1) Mempunyai tingkah laku negatif
2) Melakukan pengendaraan dengan alat indra
3) Mempunyai peranan dan kemauan
4) Punya naluri makan dan minum
5) Mempunyai naluri mempertahankan diri
6) Punya naluri keturunan (Nazaruddin Razak, 1989:13).
Mungkin hanya masalah pikiran yang membedakan keduanya. Disini
terlihat satu-satunya perbedaan adalah manusia mempunyai kebutuhan
terhadap etika atau norma. Satu-satunya yang paling benar tentang pengaturan
norma hanya diberikan oleh ajaran agama. Kita dihadapkan suatu kebenaran
bahwa sebenarnya manusia sangatlah butuh agama untuk mempertahankan
nilai kemanusiaanya (Nazaruddin Razak, 1989:15). Secara otomatis manusia
memerlukan pemahaman yang benar dan mempunyai pengertian tentang
agama secara baik untuk dapat memenuhi kebutuhan. Cara paling efektif
untuk mengerti dan memahami sesuatu adalah melalui pendidikan dan
pengajaran. Sehingga manusia secara otomatis juga memerlukan pendidikan
agama termasuk didalamnya manusia yang memilih Islam sebagai agamanya
memerlukan belajar aqidah akhlak sebagai kebutuhan dasarnya.
Secara historis, filosofis maupun konstitusional status belajar aqidah
akhlak di Indonesia sangat mapan sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem
44
pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional sesuai dengan nomencultural
adalah satu sistem. Yang tentunya terdiri atas sejumlah subsistem yang secara
bersama-sama membentuk suatu sistem pendidikan nasional. Meskipun
kedudukan belajar aqidah akhlak mengenai aqidah akhlak dalam sistem
pendidikan nasional sangat kuat sebagai salah satu sub sistemnya, tetapi
dalam pelaksanaannya masih dijumpai banyak masalah didalamnya antara
lain:
1) Kurangnya jumlah jam pelajaran.
2) Metodologi pendidikan yang kurang tepat.
3) Adanya dikotomi antara pendidian agama dan pendidikan umum.
4) Heterogensitas pengetahuan dan penghayatan agama peserta
Beberapa definisi tentang belajar aqidah akhlak tersebut di atas dapat
penulis simpulkan bahwa belajar aqidah akhlak adalah usaha manusia secara
sistematis dengan bimbingan dan asuhan terhadap anak didik baik jasmani
maupun rohani, agar mereka memahami, manghayati dan mengamalkan
ajaran Islam sebagai pedoman hidup sehingga terbentukalah kepribadian
muslim serta mendatangkan keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Namun
demikian pengertian belajar aqidah akhlak sangatlah luas dan sangat sulit
untuk dita‟rif (dibatasi). Hal ini juga mengingat pengertian pendidikan secara
umum adalah seluruh aspek pengalaman manusia (Ahmad Tafsir, 1990:5).
Dalam melaksanakan usaha tersebut tentulah didasarkan kepada dasar-
dasar yang baku dan dapat dipertanggung-jawabkan khususnya dihadapan
Allah SWT. Begitu juga dalam melaksanakan pendidikan tersebut. Adapun
45
dasar ideal dari belajar aqidah akhlak tentulah Al-Qur‟an. Mengingat
Al-Qur‟an merupakan sumber dari segala sumber hukum bagi umat Islam.
Adapun ayat yang dimaksud diantaranya adalah : (QS. An-Nahl : 78)
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu apapun. Dan (namun) Dia telah memberi
(potensi) untuk (belajar) pendengaran, pengliharan dan hati (akal
budi) agar kamu dapat bersyukur (dengan mengembangkannya)”.
(Departemen Agama RI, 1989:413)
Adapun dasar dilaksanakannya belajar aqidah akhlak di sekolah dapat
ditinjau dari beberapa aspek yaitu:
1) Aspek Normatif yaitu sumber dasar ajaran Islam yang orisinil,
sebagaimana disebutkan di atas yaitu berdasarkan Al-Qur‟an yang
menganjurkan dan mewajibkan umat Islam untuk mendidik anak mereka
masing-masing yang tersirat dalam ayat:
QS : At Taubah : 122
Artinya: “tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya” (Departemen Agama RI,
1989:301)
2) Aspek Psikologis
46
Agama merupakan fenomena kehidupan manusia, sebagaimana
ayat yang telah disebutkan di atas tentang fitrah manusia. Berdasarkan
tinjauan ilmu jiwa yang terdahulu telah dijelaskan penulis, membuktikan
bahwa pada hakekatnya manusia membutuhkan agama baik sebagai
pembebasan diri dari konflik internal pencarian nilai-nilai luhur
transedental, maupun mencari arti hidup yang sebenarnya. Islam sebagai
agama fitrah memenuhi dorongan-dorongan jiwa yang kompleks yang
pada puncaknya dapat memberikan arti hidup dan kehidupan bagi setiap
umat, khususnya pemeluknya.
3) Aspek Historis
Pendidikan Islam di Indonesia tumbuh berkembang bersamaan
dengan datangnya agama Islam di Indonesia. Hal ini bermula dari adannya
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seperti kerajaan Pasai di Sumatera.
Pendidikan Islam saat itu berkembang karena disponsori oleh penguasa.
Hal ini juga yang memperlancar proses Islamisasi di Indonesia pada awal-
awal masuknya Islam di Indonesia. Begitu juga di Jawa dengan adanya
kerajaan Demak yang mampu mengendalikan pesisir tanah Jawa serta
pedalaman dengan dukungan para wali juga mendorong adanya belajar
aqidah akhlak. Hal tersebut berjalan terus menerus selama berabad-abad.
Maka kemudian terbentuklah satu setting nilai budaya yang religius Islami
dengan bukti mayoritas penduduk beragama Islam. Untuk memenuhi
kebutuhan komunitas muslim itulah lalu muncullah lembaga Belajar
47
Aqidah Akhlak dan masuknya belajar aqidah akhlak di lembaga
pendidikan formal.
4) Aspek Yuridis
Secara yuridis/hukum maka keberadaan belajar aqidah akhlak di
lembaga pendidikan baik formal maupun non formal dilandasi oleh
berbagai macam payung hukum. Dari UUD 45, Undang Undang tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Peraturan pendukung lainnya.
Hal ini tidak perlu penulis jabarkan secara penjang lebar mengingat sudah
menjadi kemakluman (Achmadi, 1992:32).
e. Tujuan Belajar Aqidah Akhlak
Menurut Athiyah Al-Abrosyi tujuan belajar aqidah akhlak, sebagai
berikut:
1) Membantu pembentukkan akhlak yang mulia.
2) Mempersiapkan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
3) Persiapan untuk mencari rizqi dan pemeliharaan segi manfaat.
4) Menumbuhkan semangat ilmiyah para pelajar dan memuaskan
keingintahuan (curosity), serta memungkinkan mereka mengkaji ilmu
bukan sekedar sebagai ilmu.
5) Mempersiapkan pelajar dari segi profesional, tekhnikal dan ketrampilan
sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan materi selain kebutuhan
rohani dan agama (Muhammad Athiyah Al Abrosyi, tanpa tahun:1-4).
Menurut Arifin, menyatakan bahwa membicarakan pendidikan Islam
berarti membicarakan tentang nilai-nilai ideal yang becorak Islami. Hal ini
48
mengandung pengertian bahwa tujuan belajar aqidah akhlak adalah
merealisasikan idealitas Islami (Arifin, 1996:119). Sedangkan menurut
pendapat lain Ahmad Tafsir menyatakan tujuan dari belajar aqidah akhlak
adalah terciptanya muslim yang sempurna, manusia yang taqwa, atau manusia
yang beriman atau manusia yang beribadah kepada Allah (Ahmad Tafsir,
1991:51).
Secara umum tujuan belajar aqidah akhlak adalah untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Belajar aqidah akhlak di sekolah
umum bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan
dan pengamalan tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berAkhlak mulia dalam
kehidupan pribadi serta untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang ebih
tinggi (Masaruddin Siregar, 1998:179).
Adapun secara teknis tujuan pembelajaran aqidah akhlak kepada anak
didik, antara lain:
1) Membina keimanan murid.
2) Memperkenalkan hukum agama.
3) Mengembangkan pengetahuan agama.
4) Membina siswa mempunyai sifat dan kebiasaan berakhlakul karimah
(Muhammad Abdul Qodir Ahmad, 1985:20).
49
Beberapa uraian di atas maka dapat penulis rumuskan bahwa tujuan
belajar aqidah akhlak adalah terbentuknya kepribadian muslim yang muttaqin
dan sikap menghadapi segala problem hidup serta selamat dunia dan akhirat
dan mendapat ridlo dari Allah SWT. Adapun ciri-ciri muslim yang sejati yang
berhasil dalam pendidikan agamanya adalah sebagai berikut:
1) Memiliki jasmani yang sehat, kuat dan berketrampilan
2) Memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam menyelesaikan masalah
secara cepat, ilmiah dan filosofis serta memiliki pengembangan sains dan
filsafat.
3) Memiliki hati yang bertaqwa sehingga secara sukarela melaksanakan
perintah Allah dan menjahui larangan-Nya (Ahmad Tafsir, 1991:51).
Secara khusus pelajaran aqidah akhlak ini harus sesuai dengan
falsafah dan pandangan hidup yang telah digariskan di dalam Al-Qur‟an yang
paling tidak mempunyai dua tujuan yaitu:
1) Tujuan keagamaan. Maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga ia
menemui Tuhannya dan telah menunaikan hak-hak Allah yang
diwajibkan kepadanya.
2) Tujuan Ilmiah. Maksudnya ialah apa yang diungkapkan oleh pendidikan
modern dengan tujuan kemanfaatan atau persiapan unruk hidup
(Departemen Agama RI, 2001:3).
Dari pengertian dan tujuan pendidikan yang diuraikan secara panjang
lebar maka sampaikan kita pada kesimpulan bahwa keberhasilan proses
pendidikan adalah adanya perubahan (Departemen Agama RI, 2001:26),
50
termasuk belajar aqidah akhlak adalah adanya perubahan pada anak didik
dalam sikap keberagamaannya dalam kehidupan sehari hari.
f. Faktor-Faktor Belajar Aqidah Akhlak
Dalam melihat prestasi yang akan dicapai oleh siswa didik dalam
mengikuti belajar aqidah akhlak kita harus memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar aqidah akhlak tersebut. Kita tidak membebankan
keberhasilan suatu proses pendidikan termasuk Pendidikan Agama Islam
kepada satu pihak saja misalnya anak didik saja, atau guru saja atau orang tua.
Semua pihak yang mempengaruhi hasil pendidikan harus berperan secara
baik untuk menghasilkan out put yang baik.
Para ahli mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar seseorang cukup beragam. Tapi pada dasarnya dapat dikategorikan
menjadi dua bagian yaitu faktor dari dalam diri pelajar dan faktor yang datang
dari luar diri pelajar (Departemen Agama RI, 2001:64). Adapun hal-hal yang
mempengaruhi keberhasilan belajar aqidah akhlak, sebagai berikut:
1) Anak didik
Siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam pendidikan,
khususnya menyangkut kemampuan yang dimilikinya. Namun
sebelumnya harus kita sadari bahwa aktivitas siswa untuk memproses apa
yang dipelajarinya pada hakekatnya mempunyai perbedaan-perbedaan.
Oemar Muhammad atau Taumi As Syaebani memberikan istilah Al Faruq
Al Fardliyah. Sepintas lalu terdapat persamaan diantara para siswa
sehingga secara tradisional mereka disamaratakan. Padahal sekalipun
51
mereka memiliki persamaan karena alasan geografis dan kebudayaan
sesungguhnya para siswa memiliki banyak perbedaan, baik sifat
pembawaan maupun perolehan dari lingkungan (Isfandi Muhtar,
1998:147).
2) Guru
Sebagaimana telah dimaklumi guru adalah siapa saja yang
bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam pendidikan
Islam guru mendapat posisi yang sangat mulia. Bahkan dalam buku
“Asma Hasan Fahmi” disebutkan:
a) Tinta ulama lebih berharga dari darah syuhada
يوزن يوم القيامة مدادالعلماءودم الشهداء فري جع مدادالعلماء على د م الشهداء
Artinya : Besok di hari Kiamat ditimbanglah tinta para ulama dengan
darah orang yang mati syahid, maka darah ulama lebih
berat dari darah orang yang mati syahid (Al-Imam Al
Hafid, Khodimsanah, Waqaomi Albadiayh, Jalaluddin
Abdulrohman bin Abi Bakar Suyuti, 911 H:206).
b) Orang berpengetahuan melebihi orang yang sedang beribadah,
berpuasa, yang menghabiskan waktu malamnya untuk mengerjakan
Shalat bahkan melebihi kedudukan orang yang berperang di jalan
Allah
فضل العامل على العابديسبعني درجة مابني كل در جتني كامابني السماءوالرض
Artinya : Keutamaan orang alim dibanding dengan ahli ibadah
selisihnya 70 derajat setiap diantara dua derajat bagaikan
antara langit dan bumi (Al-Imam Al Hafid, Khodimsanah,
52
Waqaomi Albadiayh, Jalaluddin Abdulrohman bin Abi
Bakar Suyuti, 911 H:75).
c) Apabila meninggal seorang alim maka terjadi kekosongan dalam yang
tidak dapat di isi kecuali oleh orang alim yang lain (Ahmad Tafsir,
1991:76).
Cukup beralasan apabila guru dijadikan sebagai pihak yang paling
berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan. Hal ini karena guru
adalah sutradara sekaligus aktor yang sangat penting dalam proses
pengajaran sekaligus juga sebagai manager yang mengatur pelaksanaan
pengajaran. Kompetensi profesional yang dimiliki seorang guru sangat
dominan mempengaruhi kwalitas pengajaran. Kompetensi yang dimaksud
adalah kemampuan dasar seperti penguasaan bahan, bidang sikap seperti
mencintai profesinya dan dibidang perilaku seperti ketrampilan mengajar,
menilai hasil pengajaran dan lain-lain.
3) Alat/Media Pendidikan
Alat pendidikan juga sering disebut media pendidikan. Secara
umum media pendidikan adalah alat bantu yang diterapkan dalam proses
pendidikan untuk meningkatkan pencapaian tujuan secara optimal. Kata
media secara harfiyah berasal dari kata medium (latin) yang berarti
perantara atau pengantar. Istilah media bisa diartikan sebagai bentuk-
bentuk komunikasi cetak atau audio visual serta teknologi komunikasi
lainnya (Raharjo, 1998:266).
Dalam pengertian yang lebih luas peralatan pendidikan adalah
semua yang digunakan guru dan murid dalam proses pendidikan. Ini
menyangkut perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras seperti
53
laboratorium, gedung sekolah, perpustakaan, dan sebagainya. Sedangkan
perangkat lunak seperti kurikulum, methode, administrasi pendidikan dan
sebagainya.
4) Lingkungan
Manusia sebagaimana telah kita pahami bersama-sama adalah
makhluk sosial yang mengharuskan dirinya berperan aktif dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, apabila prinsip kehidupan itu
diterangkan untuk kegiatan belajar maka proses belajar mengajar harus
memanfaatkan proses aktivitas. Aktivas anak di luar jam sekolah inilah
yang kemudian lazim disebut lingkungan. Lingkungan secara umum ada
tiga macam yaitu :
a) Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam
kehidupan manuisa termasuk anak anak. Keluarga merupakan tempat
belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial didalam hubungan
interaksi dengan kelompoknya. Pengalaman pengalaman dalam
interaksi sosial dalam keluarga turut pula menentukan cara-cara
tingkah lakunya (WA Gerungan, 1996:181). Tentu saja termasuk
perilaku beragamanya.
b) Lingkungan Masyarakat
Sebagian besar kehidupan anak-anak sehari-hari berada diluar
rumah dan sekolah. Hal ini tentulah sangat berdampak langsung
terhadap perkembangan anak-anak. Sehingga peranan lingkungan
dalam membentuk kepribadian anak sangatlah dominan bahkan
mungkin paling dominan.
54
Untuk itu lingkungan yang kondusif terhadap perkembangan
keagamaan anak sangat diperlukan dan menjadi penentu terhadap
sikap keberagamaan anak. Untuk itu penulis akan memberikan
penjelasan panjang lebar tentang lingkungan desa Suruh untuk dapat
dipahami situasi dan kondisi lingkungannya. Adapun penjelasan rinci
tentang hal tersebut ada pada bab berikutnya.
c) Lingkungan Sekolah
Sekolah mempunyai peranan penting dalam menentukan atau
membentuk perilaku seseorang termasuk anak-anak. Dalam hal ini
tentu termasuk perilaku keberagamaannya. Dari beberapa hasil
penelitian pada siswa MTs. Darul Aman, Kecamatan Pringsurat,
Kabupaten Temanggung terhadap perkembangan perilaku
menunjukkan bahwa pada umumnya pendidikan di sekolah
mempunyai peran mempertinggi taraf konsistensi orang-orang. Akibat
pendidikan di sekolah seperti yang dibuktikan berbagai penelitian
pada dapat kita mengerti bahwa pendidikan di sekolah bukan hanya
untuk mempertajam konsistensi saja namun lebih luas dari itu.
Didalamnya berlangsung pendidikan pada umumnya, yaitu
pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan yang wajar,
perangsang dari potensi anak, perkembangan dari kecakapan-
kecakapannya pada umumnya, belajar kerjasama dengan kawan
sekelompok, melaksanakan tuntunan-tuntanan dan contoh-contoh
yang baik, belajar menahan diri demi kepentingan orang lain,
memperoleh pengajaran, menghadapi saingan dan sebagainya (WA
Gerungan, 1996:194).
55
3. Shalat dan Dzikir
a. Shalat
1) Pengertian Shalat
Secara etimologi (bahasa) shalat artinya doa sedangkan secara
terminologi, shalat adalah beberapa perkataan dan perbuatan yang di
mulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat-syarat
yang telah ditentukan” (Husain, tanpa tahun:11).
Adapun ta‟rif yang melengkapi arti, hakekat dan jiwa shalat adalah
berhadapan hati atau jiwa kepada Allah SWT, hadap yang menimbulkan
rasa kebesarannya, mendapatkan rasa takut dengan penuh khusyu‟ dan
ikhlas dalam beberapa perbuatan dan perkataan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam (Ash-Shiddieqy, 1994:64).
Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
shalat adalah beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam yang dengannya kita beribadah kepada
Allah SWT menurut syarat-syarat tertentu. Pengertian ini barulah
merupakan pengertian ditinjau dari sudut lahiriyah saja yakni shalat
merupakan perbuatan yang dapat dilihat dan didengar, padahal yang
disyari‟atkan bukan hanya lahiriyah saja melainkan mempunyai dimensi
lain yaitu ruh (jiwa) shalat.
2) Dasar Kewajiban Shalat
Untuk merancang suatu bangunan agar dapat berdiri dengan kuat,
tegak serta kokoh, dibutuhkan suatu fondamen atau dasar yang kuat agar
tidak cepat rusak. Begitu juga dengan shalat harus mempunyai dasar
pijakan yang mantap demi tegaknya bangunan shalat, karena shalat
56
merupakan tiang agama dan kewajiban hamba Allah yang sudah mukallaf,
yang dimana shalat sebagai penjaga iman sesorang. Dasar tersebut
bertumpu dari ajaran agama itu sendiri yaitu Al-Qur‟an dan Al-Hadits.
Maka dasar kewajiban untuk menjalankan shalat bagi setiap
mukmin adalah sebagaimana dalam firman-firman Allah yang berbunyi:
a) QS. An-Nisa ayat 103
…
Artinya: “…Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Departemen
Agama RI, 1989:138)
b) QS. Thaha ayat 14
Artinya: “Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang
hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat
untuk mengingat aku”. (Departemen Agama RI, 1989:447)
c) QS. Al-Isro‟ ayat 78
Artinya: “dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai
gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh [ayat ini
menerangkan waktu-waktu shalat yang lima. tergelincir
matahari untuk waktu shalat Zhuhur dan Ashar, gelap
malam untuk waktu Magrib dan Isya]. Sesungguhnya shalat
subuh itu disaksikan oleh malaikat”. (Departemen Agama
RI, 1989:436)
57
Selain ayat-ayat di atas tersebut, di dalam Al-Hadist diriwayatkan
Imam Bukhori, Muslim, Attirmidzi, Annasa‟I dari Ibnu Umar:
اهلل رسول حممد أن وأشهد اهلل إال ألو ال أن شهادة مخس على السالم بين مسلم، البخارى، رواه( رمضان وصوم البيت وحج الزكاة وإتاء الصالة وإقام
)عمر إبن عن النسائ، الرتمذى،Artinya: “Islam dibangun atas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Rasul Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke baitullah
(Makkah)dan puasa Ramadhan”. (Al-Jami‟us Shoghir, tanpa
tahun:126).
Berdasarkan ayat dan hadits di atas sudah jelas, bahwa shalat
merupakan suatu kewajiban bagi orang-orang Islam, karena shalat
termasuk salah satu rukun Islam yang lima dan juga termasuk sendinya
yang utama. Di dalam Islam shalat menempati kedudukan yang tidak
dapat ditandingi oleh ibadah atau amalan apapun. Tidak ada perintah
ibadah lain yang lebih ditonjolkan oleh Al-Qur‟an melebihi shalat. Di
dalam Al- Qur‟an terdapat beberapa kata yang menyatakan kewajiban
menjalankan shalat dengan menggunakan berbagai gaya bahasa
pengungkapan. Kadang dengan ungkapan yang tegas, kadangkala dengan
memberikan pujian kepada orang yang mengerjakan shalat dan mencela
bagi siapa yang meninggalkan shalat.
3) Adab Shalat
Shalat yang baik adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu‟ dan
sesuai dengan syarat dan rukunnya, juga disertai nilai-nilai yang hakiki
dan ruh dari kandungan shalat itu sendiri. Pelaksanaan ibadah shalat yang
58
demikian akan menjadi sangat efektif untuk mendidik dan melatih
manusia, bukan hanya dari segi lahirnya saja melainkan sampai segi
batinnya juga. Dalam ajaran Islam, ibadah shalat menjadikan manusia
sehat tubuh dan melatih manusia untuk membiasakan dan suci dari
kotoran atau najis yang ada di tubuh atau pakaian kita.
Shalat mempunyai fungsi dan relevansi bagi kehidupan manusia.
Itu semua dapat dicapai apabila didasarkan pada kedewasaan dan
kesadaran rohaniyah yang tinggi. Hal ini memerlukan pembiasaan dan
latihan sejak usia anak-anak. Kedewasaan itu sendiri sebagai proses
tenaga budi dan tenaga kejiwaan sebagai alat tambahan dalam taraf
kedewasaan dan kesadaran rohaniah yang tinggi (luhur) haruslah disertai
dengan pengertian yang mendalam, sehingga apa yang dipikirkannya,
dipilihnya dan dilakukannya semua berdasarkan keinsafan manusia itu
sendiri dengan penuh tanggung jawab (Marimba, 1981:80).
Melakukan ibadah shalat atau ibadah yang lain bagi umat Islam
bukan hanya merupakan kewajiban melainkan sebagai munajad kepada
Allah. Oleh karena itu kita harus melaksanakannya dengan sungguh-
sungguh agar ibadah kita diterima oleh Allah. Sedang kriteria ibadah
shalat yang baik dan dapat diterima oleh Allah selain memenuhi syarat
dan rukun juga harus memenuhi dua hal yaitu khudlu‟ beserta khusyu‟ dan
membuahkan amal kebaikan.
Khudlu' ialah patuh dan berdisiplin dalam mengikuti semua
gerakan-gerakan jasmani Rasulullah dalam shalat. Sedang khusyu' berarti
59
mengakui kekuasaan Tuhan dan tunduk kepadaNya. Orang yang khusyu'
dalam shalatnya ialah orang yang tidak mengetahui siapa yang shalat di
sebelah kanan dan kirinya (Ma'sum, 1980:129).
Mendirikan shalat pada hakekatnya adalah bukan hanya
gerakangerakan lahiriyah saja, shalat adalah perbuatan yang mencakup
ekspresi tiga aspek eksistensi manusia yaitu fisik, akal dan hati yang
semuanya berpartisipasi dalam perbuatan shalat. Fisik memegang peranan
penting dalam berdiri, membungkuk untuk rukuk dan sujud, lidah
bertugas mengucapkan bacaan tasbih, akal berperan dalam tafakur dan
merenung serta memahami apa yang di ucapkan, hati ambil bagian dalam
khusyu‟, merasa takut, penyesalan dan juga merasakan nikmatnya salat.
Ini sesuai dengan definisi khusyu‟ sendiri yaitu tunduk dan tawadlu‟ serta
ketenangan dalam segala anggota kepada Allah (Ash-Shiddieqy, 1994:25).
Dengan demikian mewujudkan khusyu‟ dalam shalat adalah
sesuatu yang sangat penting dan diperlukan dan sesungguhnya tidak ada
harga shalat yang tidak khusyu‟ sebagaimana firman Allah SWT QS. Al-
Baqarah ayat 45:
Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu'” (Departemen Agama RI, 1989:16).
Ayat di atas menunjukkan bahwa dirasakan berat bagi orangorang
yang tidak khusyu‟ dalam shalat, jadi jelas betapa berartinya kekhusyu‟an
60
dalam shalat tersebut. Dan Allah juga mengkaitkan kemenangan orang
mukmin yang khusyu‟ di dalam shalatnya, sebagaimana dalam firman
Allah SWT QS. Al-Mu‟minun ayat 1-2:
Artinya: “1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, 2.
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya”.
(Departemen Agama RI, 1989:526).
Berdasarkan uraian di atas bahwa kekhusyu‟an shalat merupakan
suatu hal yang sangat berperan sekali dalam shalat, artinya hal yang amat
penting didalam komponen shalat itu sendiri, karena khusyu‟ itu adalah
salah satu komponen shalat setelah komponen badan, lidah dan fikiran
yang semuanya berperan aktif dalam proses ibadah shalat.
Jadi supaya shalat kita bisa khusyu' dibutuhkan seperangkat dlohir
dan batin serta gerakan-gerakan yang ikhlas. Pada saat seseorang
melakukan ibadah shalat, hati dan pikiran kita haruslah tertuju pada Allah,
seakan-akan kita berhadapan dengan Allah. Dengan demikian shalat yang
baik adalah apabila tindakan lahir dan batin tertuju pada Allah. Jadi ketika
shalat haruslah dalam keadaan sadar dan tidak boleh dalam keadaan
mabuk, baik mabuk karena angan-angan dan kecemasan, terlalu cinta
ataupun mabuk karena minum-minuman keras (Al-Ghazali, 1989:13).
Ketika shalat tidak boleh dalam keadaan lalai (lupa). Karena lupa
adalah orang yang tidak merasa bahagia dalam melaksanakan shalat tepat
pada waktunya, juga tidak menyesal apabila waktunya telah lewat.
61
Mereka ini tidak pernah mampu melihat kebajikan dalam mengerjakan
shalat dan dosa apabila meninggalkan shalat (Al-Ghazali, 1989:13).
Dengan demikian shalat yang baik adalah:
a) Khusyu‟.
b) Menyatu padukan perangkat lahir dan batin.
c) Melakukan shalat dengan mengikuti ketentuan syara‟.
d) Tidak dalam keadaan mabuk (dalam keadaan sadar).
e) Atas dasar ketetapan hati dan tidak lengah dan tidak lalai.
Berdasarkan paparan mengenai adab shalat maka dapat
disimpulkan adab shalat, sebagai berikut:
a) Menjaga waktu dan batas-batasnya.
Ketika waktu shalat masuk, bersegera menunaikannya dengan
penuh semangat saat kewajiban itu tiba. Nabi bersabda pada Bilal:
“wahai Bilal, hiburlah kami dengan Shalat!” (maksudnya:
beradzanlah lalu kita melaksnakan Shalat dan menikmati Shalat).
Allah berfirman yang artinya: “maka celaka bagi orang-orang yang
Shalat. Yaitu orang yang Shalat mereka lupa diri”. Para ulama
mengatakan lupa dalam ayat ini terutama adalah masalah
meneledorkan waktu Shalat.
b) Tempat shalat dan sujud, kita rapikan dan bersihkan dari najis-najis
yang ada, singkirkan gambar, tulisan atau apa saja yang mengganggu
kekhusyu‟an Shalat.
62
c) Memakai pakaian kita yang terbaik, saat panggilan shalat telah tiba,
rapi, santun, baik, harum semerbak (bagi laki-lai) dan menutup aurat
secara sempurna. Allah amat senang kalau perintahnya kita amalkan
dengan suka cita. Allah memerintahkan dalam QS. Al-A‟raf ayat 31 :
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap
(memasuki) mesjid [maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan
sembahyang atau thawaf keliling ka'bah atau ibadat-ibadat
yang lain], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan [maksudnya: janganlah melampaui batas yang
dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-
batas makanan yang dihalalkan]. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
(Departemen Agama RI, 1985:225).
d) Menyesal serta bersedih, jika tidak dapat menunaikan dan menikmati
Shalat dengan baik dan sempurna. Dintara inti Shalat adalah berdzikir
di dalam Shalat. Allah berfirman pada Nabi Dawud: “dan dengan
berdzikir padaKu hendaklah mereka merasa nikmat”. Allah
berfirman, “dan sungguh, zikir pada allah-lah yang terbesar”.
Maksudnya adalah kita diharapkan menikmati dzikir atau bacaan-
bacaan Shalat kita, sehingga berpengaruh pada hati nurani dn amal
perbuatan sehari-hari.
e) Dan supaya kita khusyu‟, nabi memerintah : “Shalatlah seperti
Shalatnya orang yang berpamitan (dari dunia ini)”. Maksudnya
solatlah sekan-akan ini adalah Shalat kalian yang terakhir di dunia.
63
b. Dzikir
1) Pengertian Dzikir
Secara etimologi Dzikir berasal dari kata dzakara artinya
mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal
atau mengerti dan mengingat (Amin, 2008:11). Menurut Chodjim dzikir
berasal dari kata dzakara yang berarti mengingat, mengisi atau menuangi,
artinya, bagi orang yang berdzikir berarti mencoba mengisi dan menuangi
pikiran dan hatinya dengan kata-kata suci (Chodjim, 2003:181). Dalam
kamus tasawuf yang ditulis oleh Solihin dan Rosihin Anwar menjelaskan
dzikir merupakan kata yang digunakan untuk menunjuk setiap bentuk
pemusatan pikiran kepada Tuhan, dzikir merupakan prinsip awal untuk
seseorang yang berjalan menuju Tuhan/suluk (Solihin dan Anwar,
2002:36).
Secara terminologi dzikir adalah usaha manusia untuk
mendekatkan diri pada Allah dengan cara mengingat Allah dengan cara
mengingat keagungan-Nya. Adapun realisasi untuk mengingat Allah
dengan cara memuji-Nya, membaca fiman-Nya, menuntut ilmu-Nya dan
memohon kepada-Nya (Al-Islam, 1987:187). Spencer Trimingham dalam
Anshori memberikan pengertian dzikir sebagai ingatan atau latihan
spiritual yang bertujuan untuk menyatakan kehadiran Tuhan seraya
membayangkan wujudnya atau suatu metode yang dipergunakan untuk
mencapai konsentrasi spiritual dengan menyebut nama Tuhan secara
ritmis dan berulang-ulang (Anshori, 2003:17).
64
Menurut Bastaman dzikir adalah perbuatan mengingat Allah dan
keagungan-Nya, yang meliputi hampir semua bentuk ibadah dan
perbuatan seperti tasbih, tahmid, shalat, membaca Al-Qur‟an, berdoa,
melakukan perbuatan baik dan menghindarkan din dari kejahatan
(Bastaman, 2001:158). Menurut Askat Dzikir adalah segala sesuatu atau
tindakan dalam rangka mengingat Allah SWT, mengagungkan asma-Nya
dengan lafal-lafal tertentu, baik yang dilafalkan dengan lisan atau hanya
diucapkan dalam hati saja yang dapat dilakukan di mana saja tidak
terbatas pada ruang dan waktu. Said Ibnu Djubair dan para ulama lainnya
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dzikir itu adalah semua
ketaatan yang diniatkan karena Allah SWT, hal ini berarti tidak terbatas
masalah tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, tapi semua aktifitas manusia
yang diniatkan kepada Allah SWT (Wardah, 2000:6).
Sementara Alkalabadzi dalam Anshori memberikan pengertian
bahwa dzikir yang sesungguhnya adalah melupakan semuanya, kecuali
yang Esa. Hasan Al-Banna seorang tokoh Ikhwanul muslimin dari Mesir,
menyatakan bahwa semua apa saja yang mendekatkan diri kepada Allah
dan semua ingatan yang menjadikan diri dekat dengan Tuhan adalah
dzikir. Dari pengertian tersebut dzikir baru merupakan bentuk komunikasi
sepihak antara makhluk dan Khalik saja, tetapi lebih dari itu dzikir Allah
bersifat aktif dan kreatif karena komunikasi tersebut bukan hanya sepihak
melainkan bersifat timbal balik. Seperti yang dikatakan oleh Al- Ghazali,
dzikrullah berarti ingatnya seseorang bahwa Allah mengamati seluruh
tindakan dan pikirannya. Dzikir Allah bukan sekedar mengingat suatu
65
peristiwa, namun mengingat Allah dengan sepenuh keyakinan akan
kebesaran Tuhan dengan segala sifat-Nya serta menyadari bahwa dirinya
berada dalam pengawasan Allah, seraya menyebut nama Allah dalam hati
dan lisan (Anshori, 2003:19-20).
Berdasarkan paparan pengertian di atas dapat disimpulkan, dzikir
adalah usaha manusia untuk mendekatkan diri pada Allah dengan cara
mengingat Allah dengan cara mengingat keagungan-Nya, hal ini berarti
tidak terbatas masalah tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, tapi semua aktifitas
manusia yang diniatkan kepada Allah SWT.
2) Bentuk-Bentuk Dzikir
Dzikir merupakan pengalaman rohani yang dapat dinikmati oleh
pelakunya, hal ini yang dimaksud oleh Allah sebagai penentram hati. Ibnu
Ata‟, seorang sufi yang menulis Al-Hikam (kata-kata hikmah) membagi
zikir atas tiga bagian: zikir jali (zikir jelas, nyata), zikir khafi (zikir samar-
samar) dan zikir haqiqi/zikir sebenar-benarnya (Ensiklopedi Islam, tanpa
tahun:332).
a) Zikir Jali
Ialah suatu perbuatan mengingat Allah swt. dalam bentuk ucapan lisan
yang mengandung arti pujian, rasa syukur dan doa kepada Allah SWT
yang lebih menampakkan suara yang jelas untuk menuntun gerak hati.
Mula-mula zikir ini diucapkan secara lisan, mungkin tanpa dibarengi
ingatan hati. Hal ini biasanya dilakukan orang awam (orang
kebanyakan). Hal ini dimaksudkan untuk mendorong agar hatinya
hadir menyertai ucapan lisan itu.
b) Zikir Khafi
66
Adalah zikir yang dilakukan secara khusyuk oleh ingatan hati, baik
disertai zikir lisan ataupun tidak. Orang yang sudah mampu
melakukan zikir seperti ini merasa dalam hatinya senantiasa memiliki
hubungan dengan Allah SWT. Ia selalu merasakan kehadiran Allah
swt. kapan dan dimana saja. Dalam dunia sufi terdapat ungkapan
bahwa seorang sufi, ketika melihat suatu benda apa saja, bukan
melihat benda itu, tetapi melihat Allah SWT. Artinya, benda itu
bukanlah Allah SWT, tetapi pandangan hatinya jauh menembus
melampaui pandangan matanya tersebut. Allah SWT tidak hanya
melihat benda itu akan tetapi juga menyadari akan adanya Khalik yang
menciptakan benda itu.
c) Zikir Haqiqi
Yaitu zikir yang dilakukan dengan seluruh jiwa raga, lahiriah dan
batiniah, kapan dan dimana saja dengan memperketat upaya
memelihara seluruh jiwa raga dari larangan Allah SWT dan
mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya. Selain itu tiada yang diingat
selain Allah SWT untuk mencapai tingkatan zikir haqiqi ini perlu
dijalani latihan mulai dari tingkat zikir jali dan zikir khafi.
Adapun bacaan-bacaan yang dianjurkan dalam dzikir lisan
menurut Hawari adalah sebagai berikut: (Amin, 2008:14)
a) Membaca tasbih (Subhanallah) yang mempunyai arti Maha Suci
Allah.
67
b) Membaca tahmid (Alhamdulillah) yang bermakna segala puji bagi
Allah.
c) Membaca tahlil (La Illaha Illallah) yang bermakna tiada Tuhan selain
Allah.
d) Membaca takbir (Allahu Akbar) yang berarti Allah Maha Besar.
e) Membaca Hauqalah (La Haula Wala Quwwata Illa Billah) yang
bermakna tiada daya upaya dan kekuatan kecuali Allah.
f) Hasballah (Hasbiallahu Wani‟mal Wakil) yang berarti cukuplah Allah
dan sebaik-baiknya pelindung.
g) Istighfar (Astaghfirullahal‟ adzim) yang bermakna saya memohon
ampun kepada Allah yang maha agung.
h) Membaca lafadz baqiyatussalihah (Subhanallah Wal Hamdulillah
Wala Illaha Illallah Allahu Akbar) yang bermakna maha suci Allah
dan segala puji bagi Allah dan tiada Tuhan selain Allah dan Allah
Maha Besar.
3) Manfaat Berdzikir
Seseorang yang berdzikir akan merasakan beberapa manfaat,
selain merasakan ketenangan batin, juga terdapat manfaat-manfaat yang
lain, yaitu: (Wahab, 1997: 87-92)
a) Dzikir merupakan ketetapan dan syarat kewalian. Artinya, para
kekasih Allah itu biasanya selalu istikamah dalam berdzikir kepada
Allah. Sebalikinya, siapa yang lupa atau berhenti dari dzikirnya, ia
telah melepaskannya dari derajat mulia itu.
68
b) Dzikir merupakan kunci dari ibadah-ibadah yang lain. Dalam dzikir
terkandung kunci pembuka rahasia-rahasia ibadah yang lainnya. Hal
itu diakui oleh Sayyid Ali Al-Mursifi bahwa tidak ada jalan lain untuk
merawat atau membersihkan hati para muridnya kecuali terus menerus
melakukan dzikir kepada Allah.
c) Dzikir merupakan syarat atau perantara untuk masuk hadirat Ilahi.
Allah adalah Zat Yang Maha Suci sehingga Allah tidak dapat didekati
kecuali oleh orang-orang yang suci pula.
d) Dzikir akan membuka dinding hati (hijab) dan menciptakan
keikhlasan hati yang sempurna. Menurut para ulama salaf, terbukanya
hijab (kasyaf), ada dua macam yaitu kasyaf hissi (terbukanya
pandangan karena penglihatan mata) dan kasyaf khayali (terbukanya
tabir hati sehingga mampu mengetahui kondisi diluar alam indrawi).
e) Menurunkan rahmat Allah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
“Orang-orang yang duduk untuk berdzikir, malaikat mengitari mereka,
Allah melimpahkan rahmat-Nya, dan allah juga menyebut
(membanggakan) mereka kepada malaikat disekitarnya.”
f) Menghilangkan kesusahan hati. Kesusahan itu terjadi karena lupa
kepada Allah.
g) Melunakkan hati, sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Hakim Abu
Muhammmad At-Turmudzi “dzikir kepada allah dapat membasahi hati
dan melunakkannya, sebaliknya jika hati kosong dari dzikir, ia akan
menjadi panas oleh dorongan nafsu dan api syahwat sehingga hatinya
69
menjadi kering dan keras”. Anggota badannya sulit (menolak) untuk
diajak taat kepada Allah.” Selain itu dzikir juga dapat menghilangkan
berbagai macam penyakit hati, seperti sombong, ria, ujub dan suka
menipu.
h) Memutuskan ajakan maksiyat setan dan menghentikan gelora syahwat
nafsu.
i) Dzikir bisa menolak bencana. Dzun Nun Al-Mishri, tokoh sufi
kenamaan, pernah mengatakan, “siapa yang berdzikir, Allah
senantiasa menjaganya dari segala sesuatu”. Bahkan, diantara para
ulama salaf ada yang berpendapat bahwa bencana itu jika bertemu
dengan orangorang yang berdzikir, akan menyimpang. Jadi, dzikir
merupakan tempat terbesar bagi para hamba, tempat mereka
mengambil bekal dan tempat kemana ia senantiasa kembali. Allah
telah menciptakan ukuran dan waktu bagi setiap ritual (peribadatan),
tetapi ia tidak menciptakannya untuk dzikir. Dia menyuruh hambanya
untuk berdzikir sebanyak-banyaknya.
Menurut Anshori dzikir bermanfaat mengontrol perilaku. Pengaruh
yang ditimbulkan secara konstan, akan mampu mengontrol prilaku
seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang melupakan dzikir
atau lupa kepada Tuhan, terkadang tanpa sadar dapat berbuat maksiat,
namun mana kala ingat kepada Tuhan kesadaran akan dirinya sebagai
hamba Tuhan akan muncul kembali (Anshori, 2003:33).
70
Dzikir mempunyai manfaat yang besar terutama dalam dunia
modern seperti sekarang, manfaat dzikir dalam kehidupan menurut Amin
Syukur, antara lain: (Syukur dan Utsman, 2006:36)
a) Dzikir memantapkan iman
Jiwa manusia akan terawasi oleh apa dan siapa yang selalu
melihatnya. Ingat kepada Allah berarti lupa kepada yang lain, ingat
yang lain berarti lupa kepada-Nya. Melupakan-Nya akan mempunyai
dampak yang luas dalam kehidupan manusia.
b) Dzikir dapat menghindarkan dari bahaya
Dalam kehidupan ini, seseorang tak bisa lepas dari
kemungkinan datangnya bahaya. Hal ini dapat diambil pelajaran dari
peristiwa Nabi Yunus As yang tertelan ikan. Pada saat seperti itu,
Yunus as berdoa dan dzikir sehingga dapat keluar dari perut ikan
sebagaimana dalam QS. Al-Anbiya‟ ayat 87
… Artinya : “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau,
Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang
dhalim”. (departemen agama RI, 1985:506)
c) Dzikir sebagai terapi jiwa
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin menawarkan suatu
konsep dikembangkannya nilai-nilai ilahiah dalam batin seseorang.
Shalat misalnya yang didalamnya terdapat penuh doa dan dzikir, dapat
di pandang sebagai malja‟ (tempat berlindung) ditengah badai
kehidupan modern‟ disinilah misi Islam untuk menyejukkan hati
71
manusia. Dzikir fungsional, akan mendatangkan manfaat, antara lain
mendatangkan kebahagiaan, menentramkan jiwa, obat penyakit hati
dan sebagainya.
d) Dzikir menumbuhkan energi akhlak
Kehidupan modern yang ditandai juga dengan dekadensi
moral, akibat dari berbagai rangsangan dari luar, khususnya melalui
mass media. Pada saat seperti ini dzikir yang dapat menumbuhkan
iman dapat menjadi sumber akhlak. Dzikir tidak hanya dzikir
substansial, namun dzikir fungsional. Dengan demikian, betapa
penting mengetahui, mengerti (ma‟rifat) dan mengingat (dzikir) Allah,
baik terhadap nama maupun sifat-Nya, kemudian maknanya
ditumbuhkan dalam diri secara aktif, karena sesungguhnya iman
adalah keyakinan dalam hati, diucapkan dalam lisan dan direalisasikan
dalam amal perbuatan.
Jadi dzikir sangat bermanfaat bagi seseorang dalam kehidupan
sehari-hari, memberi semangat untuk melakukan kegiatan yang baik, bisa
sebagai terapi jiwa, dapat menghindarkan dari bahaya, dan memantapkan
iman seorang.
4) Adab berdzikir
Dzikir menurut bahasa berarti ingat yaitu mengingat Allah dengan
cara memperbanyak mengucapkan kalimat-kalimat thoyibah sesuai
dengan yang diajarkan oleh rasulullah, sahabat dan orang-orang yang
sholeh sebelum kita. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A‟raf ayat 205:
72
Artinya: “dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan
merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu Termasuk orang-orang yang lalai”. (departemen agama
RI, 1985: 256)
Ayat diatas membuat kita memahami bahwa dzikir adalah suatu
yang diperintahkan oleh Allah sesering mungkin. Kita sebagai seorang
muslim tentunya tidak asing lagi dengan dzikir. Hanya saja, terkadang kita
idak memmperhatikan adab/car berdzikir. Sehingga tidak jarang dzikir
yang kita lakukan tidak berbekas sama sekali terhadap kehidupan kita.
Padahal minimal, dzikir bisa menenteramkan hati pelakunya. Adapun
adab berdzikir, antara lain:
a) Dzikir dilakukan dalam hati, karena hal itu lebih dekat kepada ikhlas.
b) Dilakukan dengan merendahkan diri agar terwujud sikap
penyembahan yang sempurna kepada Allah.
c) Dilakukan dengan rasa takut dari siksaan Allah akibat kelalaian dalam
beramal dan tidak diterimanya dzikir tersebut. Oleh karena itulah
Allah mensifati kaum mukminin dengan firman-Nya QS. Al-
Mu‟minuun ayat 60:
Artinya: “dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka
berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu
bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan
mereka [Maksudnya: karena tahu bahwa mereka akan
kembali kepada Tuhan untuk dihisab, Maka mereka
khawatir kalau-kalau pemberian-pemberian (sedekah-
73
sedekah) yang mereka berikan, dan amal ibadah yang
mereka kerjakan itu tidak diterima tuhan]. (departemen
agama RI, 1985: 533)
.
d) Dilakukan tanpa mengeraskan suara, karena hal itu lebih dekat kepada
tafakkur yang baik.
e) Dilakukan dengan lisan dan hati.
f) Dilakukan diwaktu pagi dan petang. Memang dua waktu ini memiliki
keistimewaan, sehingga Allah sebut dalam ayat ini, ditambah lagi
keistimewaan lainnya yaitu keistimewaan yang disampaikan rasulullah
dalam sabdanya:
ر هار ويأتمعون ف صالة الأفجأ ي ت عاق بون فيكمأ مالئكة بالليأل ومالئكة بالن لم بمأ كيأف ألمأ رب همأ وىو أعأ رج الذين باتوا فيكمأ ف يسأ ر ث ي عأ وصالة الأعصأ
ناىمأ وىمأ يصلون ناىمأ وىمأ يصلون وأت ي أ تمأ عبادي ف ي قولون ت ركأ ت ركأArtinya: “Bergantian pada kalian malaikat di malam dan malaikat di
waktu siang. Mereka berjumpa diwaktu Shalat fajr dan ashr
kemudian naiklah malaikat yang mendatangi kalian dan
Rabb merreka menanyakan mereka dan Allah lebih tahu
dengan mereka: “Bagaimana keadaan hambaKu ketika
kamu tinggalkan?” mereka menjawab: „Kami tinggalkan
mereka dalam keadaan Shalat dan kami datangi mereka
dalam keadaan Shalat” (HR. Al-Bukhori dalam shohihnya
kitab Mawaaqit Ash Shalat bab Fadl Shalat AL Ashr no.522
dan HR. Muslim dalam shohihnya kitab Al Masaajid wa
Mawadi‟ Al Shalat bab Fadl Shalat Al Fajr wal Ashr wa
Muhafadztu „Alaihima no. 632]
g) Larangan lalai dari dzikrullah.
4. Metode Jigsaw
a) Pengertian Metode Jigsaw
74
Pada awalnya metode jigsaw dikembangkan melalui Elliot Arronson
dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasi melalui Slavin menjadi
Jigsaw (Nurhadi, 2004:65).
Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa,
bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan
pembelajaran. Tujuan dari Jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam
yang tidak mungkin dipermelalui apabila mereka mencoba untuk mempelajari
semua materi sendirian. Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif
menggerakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini
membmelaluikan pertukaran ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana
yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan
demikian, pendidikan hendaknya mampu mengkondisikan dan memberikan
dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa,
menumbuhkan aktifitas dan daya cipta kreativitas sehingga akan menjamin
terjadinya dinamika di dalam proses pembelajaran. Dalam teori
konstruktivisme ini lebih mengutamakan pada pembelajaran siswa yang
dihadapkan masalah-masalah komplek untuk di cari solusinya, selanjutnya
menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana dan keterampilan yang
diharapkan.
Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah teori
konstruktivisme yang lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky. Berdasarkan
penelitian Piaget yang pertama dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun
dalam pikiran anak. Dalam metode pembelajaran kooperatif ini guru berperan
sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah
75
pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya
memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi harus juga membangun dalam
pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan
langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi
siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.
Jigsaw dapat digunakan apabila materi yang akan dipelajari adalah
yang berbentuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai untuk subjek-subjek
seperti pelajaran ilmu sosial, literatur dan sebagian pelajaran ilmu
pengetahuan ilmiah, dan bidang-bidang lainnya yang tujuan pembelajaran
lebih kepada penguasaan konsep dari pada penguasaan kemampuan.
b) Tahapan Penggunaan Metode Jigsaw
Metode jigsaw/jigsaw learning dapat diterapkan dalam kurikulum apa
saja, bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.
Penerapan jigsaw learning dalam kelas cukup mudah. Adapun tahapan dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw, sebagai berikut:
b. Tahap kooperatif (kelompok awal)
Siswa mengelompok sesuai kelompoknya masing-masing. Setiap
anggota kelompok mendapat tugas pertanyaan yang berbeda. Dalam
waktu 5 menit siswa menelaah materi bahan ajar serta memahami
tugasnya masing-masing.
c. Tahap ahli
Siswa membentuk kelompok ahli sesuai dengan tugasnya masing-
masing. Dalam waktu 25 menit siswa menelaah, mencari dan menentukan
jawaban dari pertanyaan yang menjadi tugasnya masing-masing melalui
76
diskusi. Siswa merencanakan cara menjelaskan kepada anggota kelompok
kooperatif.
d. Tahap kolaboratif
Dalam waktu 40 menit secara bergantian dan berurutan sesuasi
tugasnya, siswa saling mengerjakan atau menjelaskan hasil diskusinya dan
anggota yang lain mendengarkan, memahami, dan mencatat pokok-pokok
materi yang dijelaskan
e. Tahap review dan evaluasi
Dalam waktu 10 menit guru bersama siswa meninjau kembali atau
mengulas pokok materi yang telah dibahas dalam kelompok untuk
mendapatkan kesimpulan.
Jigsaw merupakan teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena
teknik ini mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.
c) Kelebihan dan Kelemahan Metode Jigsaw
1) Kelebihan Metode Jigsaw
Menurut Ibrahim dkk (2000) menyatakan bahwa belajar kooperatif
dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih
baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa.
Siswa belajar lebih banyak dari teman mereka dalam belajar kooperatif
dari pada dari guru. Ratumanan (2002) menyatakan bahwa interaksi yang
terjadi dalam belajar kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru dan
memperkaya perkembangan intelektual siswa. Menurut Kardi & Nur
(2000) belajar kooperatif sangat efektif untuk memperbaiki hubungan
antar suku dan etnis dalam kelas multibudaya dan memperbaiki hubungan
antara siswa normal dan siswa penyandang cacat.
77
Davidson (1991), memberikan sejumlah implikasi positif dalam
belajar ilmu sosial dengan menggunakan strategi belajar kooperatif,
sebagai berikut:
2) Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar dengan
membentuk suatu forum dimana siswa menanyakan pertanyaan,
mendiskusikan pendapat, belajar dari pendapat orang lain, memberikan
kritik yang membangun dan menyimpulkan penemuan mereka dalam
bentuk tulisan.
3) Kelompok kecil menawarkan kesempatan untuk sukses bagi semua
siswa dalam pelajaran ilmu-ilmu sosial dan sebagainya. Interaksi
dalam kelompok dirancang untuk semua anggota mempelajari konsep
dan strategi pemecahan masalah
4) Masalah siswa dalam pelajaran ilmu-ilmu sosial dan sebagainya
idealnya cocok untuk diskusi kelompok, sebab memiliki solusi yang
dapat didemonstrasikan secara objektif. Seorang siswa dapat
mempengaruhi siswa lain dengan argumentasi yang logis.
5) Ruang lingkup Sosiologi dipenuhi melalui ide-ide menarik dan
menantang yang bermanfaat bila didiskusikan. Belajar kooperatif dapat
berbeda dalam banyak cara, tetapi dapat dikategorikan sesuai dengan
sifat berikut
(1) Tujuan kelompok,
(2) Tanggung jawab individual,
(3) Kesempatan yang sama untuk sukses
(4) Kompetisi kelompok,
(5) Spesialisasi tugas, dan
78
(6) Adaptasi untuk kebutuhan individu (Slavin, 1995).
2) Kelemahan Metode Jigsaw
Beberapa hal yang mungkin bisa menjadi „pengganjal‟ aplikasi
metode ini di lapangan yang harus kita cari jalan keluar atau solusinya,
menurut (Roy Killen, Dkk : 20101) adalah:
(a) Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah “peer teaching”,
pembelajaran melalui teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena
perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan
didiskusiskan bersama dengan siswa lain. Dalam hal ini pengawasan
guru menjadi hal mutlak diperlukan, agar jangan sampai terjadi
“missconception”.
(b) Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi
menyampaikan meteri pada teman, jika siswa tidak punya rasa percaya
diri. Pendidik harus mempu memainkan perannya mengorkestrasikan
metode ini.
(c) Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah
dimiliki melalui pendidik dan ini biasanya membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.
(d) Awal penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya
butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum metode
pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
(e) Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (lebih dari 40 siswa)
sangatlah sulit. Tapi bisa diatasi dengan metode “team teaching”.
79
Berdasarkan uraian di atas, dapat disederhanakan baik kelebihan
maupun kelemahan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif metode
Jigsaw yaitu:
1) Guru berperan sebagai pedamping, penolong, dan mengarahkan siswa
dalam mempelajari materi pada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan
materi kepada teman-temannya.
2) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih
singkat.
3) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam
berbicara dan berpendapat.
Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan atau
kelemahan-kelemahan, yaitu:
1) Pembagian kelompok yang tidak heterogen, dimungkinkan kelompok
yang anggotanya lemah semua.
2) Penugasan anggota kelompok untuk menjadi ahli sering tidak sesuai
antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajari.
3) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung
mengontrol jalannya diskusi.
4) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi ketika sebagai tenaga ahli
sehingga dimungkinkan terjadinya kesalahan (miskonsepsi).
d) Solusi Untuk Mengatasi Kelemahan
80
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul dalam
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat dilakukan
dengan cara, sebagai berikut:
1) Pengelompokan dilakukan dengan terlebih dahulu mengurutkan
kemampuan belajar siswa dalam kelas (siswa tidak perlu tahu). Misalnya:
jumlah siswa dalam kelas 32 orang, dibagi dalam bagian 25% (rangking 1-
8) kelompok sangat baik, 25% (rangking 9-16) kelompok baik, 25 %
selanjutnya (rangking 17-24) kelompok sedang. 25% (rangking 25-32)
rendah. Selanjutnya kita akan membaginya menjadi 8 grup (A-H) yang isi
tiap-tiap grupnya heterogen dalam kemampuan belajar sosiologi, berilah
indeks 1 untuk siswa dalam kelompok sangat baik, indek 2 untuk
kelompok baik, indek 3 untuk kelompok sedang dan indek 4 untuk
kelompok rendah.
2) Sebelum tim ahli kembali ke kelompok asal yang akan bertugas sebagai
tutor sebaya, perlu dilakukan tes penguasaan materi yang menjadi tugas
mereka. Bila ditemukan ada anggota ahli yang belum tuntas, maka
dilakukan remedial yang dilakukan melalui teman satu tim.
81
B. Kajian Materi Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran atau proses pembelajaran merupakan proses
transaksional untuk mengembangkan potensi siswa secara aktif dan kreatif
seoptimal mungkin agar terwujud aktivitas dan kreativitas siswa. Pembelajaran
yang ideal adalah pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara
menyeluruh. Salah satu faktor yang yang mempengaruhi kemauan peserta didik
untuk terlibat aktif dalam pembelajaran adalah apabila anak tersebut tertarik
dengan materi pelajaran.
Guru harus dapat mengemas pembelajaran dengan sebaik-baiknya, pada
pelajaran aqidah akhlak materi adab Shalat dan berdzikir dengan menerapkan
metode jigsaw. Hal ini, bertujuan agar pembelajaran dapat menarik dan disukai
oleh peserta didik, suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian
rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat
memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada
gilirannya dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode jigsaw dalam
pembelajaran mempunyai hubungan erat dengan tanggung jawab pemahaman
materi terhadap dirinya dan terhadap siswa yang lain. Jika pemahaman terhadap
materi pelajaran cukup baik maka akan mempengaruhi hasil belajar yang baik
pula.
C. Kajian Pustaka
Penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperative tipe
jigsaw telah beberapa kali dilaksanakan. Akan tetapi dari masing-masing
penelitian tersebut memiliki beberapa perbedaan, baik itu dalam objek kajiannya
82
maupun kesimpulan yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan
karya ilmiah dengan judul yang masih berkaitan dengan model pembelajaran
Cooperative tipe jigsaw untuk dijadikan bahan acuan. Adapun hasil penelitian
lain yang menjadi acuan penulis, antara lain:
1. Aryani, Marta/4101905047 skripsi berjudul “Keefektifan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Pada Sub
Pokok Bahasan Balok Kelas VIII SMP 2 Kaliwungu Kudus 2006/2007”
(Semarang: perpustakaan UNNES, 2007).
2. Mayasari, Diah/4101403547) skripsi berjudul “Keefektifan Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw Terhadap Kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
VIII SMP” (Semarang: perpustakaan UNNES, 2007).
3. Asmanah, skripsi berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Aqidah
Akhlak Melalui Metode Jigsaw Learning Pada Siswa Kelas III MI Al-Iman
Ngawonggo Kaliangkrik Magelang” (Salatiga: STAIN, 2011). Penelitian ini
bertujuan Untuk mengetahui penerapan metode jigsaw learning dapat
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas III
MI Al-Iman Ngawonggo Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Hasil
pengamatan terhadap penerapan metode jigsaw learning dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini terbukti dari
siklus I nilai rata-rata 6.20 meningkat pada siklus II 6.83 serta lebih
meningkat pada siklus III dengan nilai rata-rata 7.34.
Menurut analisa penulis, dari berbagai kajian yang telah penulis sebutkan
di atas belum ada yang membahas tentang bagaimana hasil belajar peserta didik
yang dikenai pembelajaran menggunakan metode jigsaw pada materi adab shalat
83
dan dzikir pada peserta didik yang dikenai pembelajaran ekspositori. Oleh karena
itu, layak kiranya jika penulis mengangkat judul tersebut sebagai bahan kajian
yang akan disusun dalam bentuk skripsi dan nantinya diharapkan dapat
memberikan sumbangsih kekayaan wacana dalam dunia pendidikan.
84
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di MTs. Ma‟arif Darul Aman Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018, kelas VII
A dengan jumlah 27 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada
semester gasal.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian tindakan kelas ini direncanakan dan dilaksanakan
pada bulan Bulan November 2017 – Januari 2018. Jadwal penelitian
ditetapkan dengan rincian, sebagai berikut:
1) Siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 November 2017 selama 2 x 40
menit (2 jam pelajaran).
2) Siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 November 2017 selama 2 x 40
menit (2 jam pelajaran).
3) Siklus III dilaksanakan pada tanggal 04 Januari 2018 selama 2 x 40
menit (2 jam pelajaran)
2. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diteliti adalah aqidah akhlak materi adab shalat
dan berdzikir, dengan :
Standar Kompetensi : Menghayati, memahami adab shalat dan dzikir sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori serta kehidupan
sehari-hari. 86
85
Kompetensi Dasar : Menghayati adab shalat dan dzikir, menerapkan adab
shalat dan dzikir, memahami adab shalat dan dzikir,
mensimulasikan adab shalat dan dzikir
Indikator :
a. Menjelaskan pengertian adab shalat dan dzikir.
b. Mengidentifikasikan dalil tentang adab shalat dan dzikir.
c. Menjelaskan tentang adab-adab shalat dan dzikir.
d. Menujukkan hikmah perilaku orang yang melakukan adab-adab shalat dan
dzikir yang benar.
e. Mempraktikkan adab shalat dan dzikir.
3. Karakteristik Siswa
Jumlah siswa MTs. Ma‟arif Darul Aman Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018 yang dijadikan obyek
penelitian ini kelas VII A dengan jumlah 27 siswa. Karakteristik siswa kelas
ini dapat digambarkan, sebagai berikut :
Tabel 3.1
Daftar Nama Siswa Kelas VII A
MTs. Ma’arif Darul Aman, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama Siswa Kelas VII A
1 Aufi Zaimatul A`Yun 15 Lutfiana Syifa
2 Ayu Avrilia Ahsanu Nadia 16 Maya Candra Lufida Ningrum
3 Dewi Rahmawati 17 Nadia Nur Rohmah
4 Dinda Putri Rahmadhani 18 Nelys Saadatin Nafisah
5 Dwi Ayu Safitri 19 Novia Dwi Nurjannah
6 Dwi Ismawati 20 Nur Lita
7 Endang Wahyu Lestari 21 Putri Puji Rahayu
8 Eni Ifti Khoiriyah 22 Salimah
9 Fitria Wulansari 23 Sherly Yani
86
No Nama Siswa Kelas VII A
10 Ika Aulia Wahyuningtyas 24 Siti Zahrotul Khasanah
11 Indana Lazulfa 25 Sofia Erna Wulandari
12 Intan Anggraeni 26 Venitaning Siwi Rozaqi
13 Iza Lu'lu'ul Lutfia 27 Vina Zuharatu Izza
14 Lucky Earlyana Prachusya
Data dari MTs. Ma‟arif NU Darul Aman 2017/2018
4. Identitas Sekolah
MTs. Ma‟arif Darul Aman, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten
Temanggung, ini mempunyai visi dan misi yaitu:
a. Visi : Disiplin, terampil dan berakhlakul karimah.
b. Misi :
1) Disiplin menjalankan shalat lima waktu.
2) Disiplin mengikuti seluruh kegiatan madrasah.
3) Disiplin berpakaian seragam sesuai dengan ketentuan.
4) Terampil membaca Al-Qur‟an dengan baik.
5) Terampil dalam berbagai bidang ilmu dan teknologi.
6) Terampil dalam bidang kewirausahaan.
7) Memiliki sikap akhlakul karimah.
c. MTs. Ma‟arif Darul Aman, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten
Temanggung
1) Yayasan
a) Nama Yayasan : MTs. Ma‟arif NU
b) Alamat : Jl. Raya Jogya-Semarang, Pingit,
Pringsurat, Kab. Temanggung.
c) Nama Ketua Yayasan : KH. Afif Masykur.
2) Sekolah
87
a) Nama : MTs. Ma‟arif NU Darul Aman,
Kecamatan Pringsurat, Kabupaten
Temanggung
b) Alamat Sekolah : Jl. Raya Jogya-Semarang, Pingit,
Pringsurat, Kab. Temanggung 56272.
c) E-mail : [email protected].
d) Nomor Telp. : 0298-599574
e) Status Sekolah : Swasta
f) Terakreditasi : B
g) Sekolah didirikan : Tahun 1972
h) Pada Tanggal : 13 Januari 1972
i) Surat Keputusan : Kepala Kantor Wilayah Departemen
Agama Propinsi Jateng, Kepala Bidang
Pendidikan Agama Islam.
j) Ijin Operasional : No.Lk/3.c/39/reg.MY/1978
k) Nama Kepala Sekolah : Alip Sulisman,S.E.
l) Alamat dan No. Telp. : Krajan Pringsurat RT. 02 RW. 01,
Pringsurat Temanggung 56272.
m) NSS : 121233230015
n) NPSN : 20364486
d. Jumlah siswa MTs. Ma‟arif Darul Aman, Kecamatan Pringsurat,
Kabupaten Temanggung
MTs. Ma‟arif Darul Aman, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten
Temanggung merupakan salah satu sekolah unggulan dan memiliki daya
tarik yang cukup besar di wilayah Pringsurat, Kabupaten Temanggung dan
sekitarnya. Berikut rincian data siswa, sebagai berikut:
88
Tabel 3.1
Daftar Jumlah Siswa MTs. Ma’arif Darul Aman,
Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung
Tahun Pelajaran 2017/2018
Kelas Jumlah Kelas Jumlah
VII 5 130
VIII 4 109
IX 4 123
Jumlah Keseluruhan 362
Data dari MTs. Ma‟arif NU Darul Aman 2017/2018
e. Tenaga Personalia di MTs. Ma‟arif Darul Aman, Kecamatan Pringsurat,
Kabupaten Temanggung
Tabel 3.2
Data Guru dan Karyawan MTs. Ma’arif Darul Aman, Kecamatan
Pringsurat, Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama Tempat
Tanggal lahir Ijazah TMT Jabatan
1 Alip Sulisman Magelang,
30 Oktober 1975
S1 01/07/2002 Kepala
Sekolah
2. Toha Putra Magelang,
12 Mei 1971
S1 01/07/2000 Waka
Kurikulum
3 Karsan Lamongan,
12 Oktober 1979
S1 01/07/2004 Waka
Sarpras
4 Teguh Budiono Banyumas,
5 Mei 1968
S1 01/07/2002 Waka
Kesiswaan
5 Sri Hastutining
Chusnul
Chotimah
Temanggung,
2 Maret 1969
S1 01/07/1995 Guru
6 Dimlatif Temanggung,
2 Mei 1971
S1 01/07/1997 Guru
7 Muhammad
Utsman Wibowo
Temanggung,
5 Februari 1972
S1 01/07/2000 Guru
8 Nur Faidah Temanggung,
19 Juli 1975
S1 01/07/2000 Guru
9 Tri Hariyanto Temanggung,
2 September 1976
S1 01/07/2004 Guru
10 Ana Rismawati Semarang,
3 Maret 1984
S1 01/07/2005 Guru
11 Dwi Puji Astuti Rembang,
5 Oktober 1982
S1 01/07/2004 Guru
12 Triyana Fajarwati Magelang, S1 01/07/2004 Guru
89
No Nama Tempat
Tanggal lahir Ijazah TMT Jabatan
19 Juni 1984
13 Puspitasari Dwi
Yuniyati
Temanggung,
6 Februari 1987
S1 01/07/2007 Guru
14 Mujib Ridwan Temanggung,
1 Januari 1988
S1 01/07/2007 Guru
15 Purwanto Boyolali,
28 Januari 1968
S1 01/07/1995 Guru
16 Nurrohiman Sidomulyo,
8 September 1978
S1 01/07/2012 Guru
17 Didik Heriyanto Pekalongan,
30 Oktober 1975
S1 01/07/2013 Guru
18 Miftakhurrahman Magelang,
27 Februari 1979
S1 01/07/2009 Guru
19 Sri Mega Suryani Brebes,
31 Agustus 1989
S1 01/07/2010 Guru
20 Abdiyati Ilmiyana Pekalongan,
25 Februari 1990
S1 01/07/2012 Guru
21 Ambar
Wahyuningsih
Magelang,
8 Oktober 1990
S1 01/07/2015 Guru
22 Herlina Bekasi,
25 November 1991
S1 01/07/2015 Guru
23 Abdul Gofur Magelang,
15 April 1988
S1 01/07/2013 Guru
24 Lilih Witjati Semarang,
9 Desember 1990
S1 01/07/2014 BK
25 Eko Kuntoro
Wahyu Aji
Temanggung,
28 Juni 1987
SMK 01/07/2011 Kepala
TU
26 Wahadi Magelang,
2 Oktober 1995
MA 01/07/2015 Asisten
TU
27 Haliman Sa‟diyah Gunungkidul,
4 Desember 1996
MA 01/07/2014 Penjaga
Perpus
28 Muhammad Fauzi Temanggung,
31 Desember 1973
SMP 01/07/2009 Satpam
29 Nur Salim Magelang,
13 November 1977
SMK 01/07/2009 Pak Bon
Data dari MTs. Ma‟arif NU Darul Aman 2017/2018
f. Struktur Organisasi Sekolah
90
Struktur Organisasi MTs. Ma‟arif Darul Aman, Kecamatan Pringsurat,
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018 (terlampir)
g. Kurikulum pembelajaran
MTs. Ma‟arif Darul Aman Kecamatan Pringsurat Kabupaten
Temanggung terdapat beberapa penerapan kurikulum, antara lain:
1) Islam Terpadu
Yaitu menambahkan nilai-nilai islami pada setiap aspek kegiatan, baik
didalam maupun di luar kelas. Sehingga nilai islami senantiasa
tertanam dalam siswa sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kurikulum Berbasis Karakter
Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan (KTSP) untuk kelas VII dan IX.
h. Sarana Prasarana dan Fasilitas
Luas Tanah Semula : 3050 m2 (bersertifikat)
Pengembangan Lokasi baru : 4020 m2
91
Tabel 3.3
Daftar Sarana Prasarana dan Fasilitas di MTs. Ma’arif Darul Aman,
Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung
Tahun Pelajaran 2017/2018
No. Sarpras/Fasilitas
Kondisi
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Jenis Ruang
1 Ruang Teori/Kelas 4 4 3
2 Ruang
Perpustakaan 1
3 Ruang UKS 1
4 Ruang Koperasi 1
5 Ruang BP/BK 1
6 Ruang Kepala
Madrasah 1
7 Ruang Guru 1 1
8 Ruang TU 1
9 Ruang OSIS 1
10 Kamar Mandi/WC
Guru 1
11 Kamar Mandi/WC
Siswa 4
12 Gudang 1
13 Ruang Ibadah 1
14 Asrama Siswa 2
15 Asrama Pengurus 1
16 Laboratorium
Komputer 1
Perlengkapan
1 Komputer TU 2
2 Printer TU 1 1
3 Scanner 1
4 Mesin Ketik
5 Brankas 2
6 Almari TU 2
7 Meja TU 2
8 Kursi TU 2
9 Meja Guru 13
10 Kursi Guru 13
11 Almari Guru 3
12 Meja Siswa 40 80 25
92
13 Kursi Siswa 80 160 20
14 Televisi 2
15 VCD Player 1
i. Macam Kegiatan
Tabel 3.4
Daftar Macam Kegiatan di MTs. Ma’arif Darul Aman, Kecamatan
Pringsurat, Kabupaten Temanggung
Tahun Pelajaran 2017/2018
Kegiatan Rutin Siswa Kegiatan Ektrakurikuler
1) Asmaul Husna
2) Outbond Manajement Training
3) Mujahadah
4) Mabit
5) Karya Wisata Religi
6) Pembinaan Prestasi
7) Kelompok Belajar
1) Sepak Bola
2) Badminton
3) Multi media
4) Tata Busana
5) Volly
6) Silat
7) Qiro‟ah
8) Kaligrafi
9) Pramuka
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
16 November 2017 selama 2 x 40 menit (2 jam pelajaran). Pelaksanaan
tindakan kelas ini sesuai dengan program semester mata pelajaran aqidah
akhlak materi adab shalat dan berdzikir.
93
b. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada MTs. Ma‟arif Darul Aman
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran
2017/2018.
c. Subjek Penelitian
Adapun subjek yang diteliti adalah siswa kelas VII A MTs.
Ma‟arif Darul Aman Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung
berjumlah 27 siswa semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.
d. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data
penelitian adalah sebagai berikut:
1) Butir soal/evaluasi
2) Lembar observasi/pengamatan untuk mengamati peserta didik
3) Lembar observasi/pengamatan untuk mengamati guru.
4) Rencana pembelajaran.
e. Pengumpulan Data
Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan cara:
1) Mengadakan test/evaluasi terhadap aktivitas peserta didik melalui pre
test dan post test.
2) Melakukan observasi/pengamatan terhadap aktivitas peserta didik
selama pembelajaran berlangsung.
3) Melakukan observasi/pengamatan terhadap aktivitas guru selama
pembelajaran.
f. Analisa Data
Data hasil penelitian di analisis dengan cara, sebagai berikut:
94
1) Hasil belajar dianalisis dengan analisa diskriptif komparatif yaitu
membandingkan nilai test antar siklus maupun dengan indikator
kinerja.
2) Observasi maupun wawancara dengan analisa disktriptif kualitatif
berdasarkan hasil observasi dan refleksi.
g. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas siklus I dilakukan dengan alur
perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan
interprestasi (observing) dan refleksi (reflecting). Secara garis besar
pelaksanaan dapar dideskripsikan, sebagai berikut:
1) Tahap perencanaan (planning), antara lain;
a) Pelaksanaan tes diaknostik untuk mensikapi masalah. Kegiatan ini
dilakukan yaitu dengan jalan memberikan pre test.
b) Pembuatan rencana RPP siklus I
RPP ini disusun dengan mempertimbangkan hasil prestasi yang
dilakukan sebelum tindakan dilakukan.
c) Mempersiapkan media pembelajaran yaitu materi adab shalat dan
dzikir sesuai kompetensi pembelajaran, membuat lembar
observasi kegiatan peserta didik dan membuat alat evaluasi.
2) Tahap implementasi tindakan (acting)
Pada tahap ini guru selalu melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah di desain, antara lain;
a) Kegiatan awal ( + 10 menit ), yakni ;
(1) Melaksanakan doa bersama untuk mengawali pembelajaran.
(2) Presentasi untuk mengetahui kehadiran siswa
95
(3) Appersepsi (tanya jawab)
(4) Guru memandu tanya jawab
b) Kegiatan inti ( + 60 menit ), yakni ;
(1) Menyampaikan tujuan pembelajaran
(2) Melaksanakan pre test secara lesan tentang pengertian
adab shalat dan berdzikir. Adapun tes lesan dilaksanakan
secara individual.
(3) Satu kelompok mendapat bagian materi pelajaran yang akan
dipelajari siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
(4) Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan
mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran
yang berbeda.
(5) Setiap kelompok mengirimkan anggota ke kelompok lain
untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari
dikelompoknya.
(6) Diskusi kelompok untuk menyelesaikan lembar kerja yang
disiapkan.
(7) Siswa secara perorangan / kelompok, menyampaikan /
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
(8) Diskusi kelompok membuat kesimpulan pelajaran.
(9) Penilaian, analisa hasil penilaian dan tindak lanjut (perbaikan
dan pengayaan)
c) Kegiatan akhir ( + 10 menit ), yakni ;
(1) Guru mengulang kembali pelajaran tentang materi adab shalat
dan dzikir.
96
(2) Mengadakan tanya-jawab materi yang telah dipelajari sebagai
bahan untuk bahan refleksi materi maupun kegiatan
pembelajaran.
(3) Pada akhir proses belajar siswa diminta untuk menjelaskan
pengertian shalat, dzikir dan tata cara shalat dan dzikir
sebagai tes akhir pembelajaran (post test) dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang dilakukan. Dalam post test ini digunakan cara
yang sama dengan pre test.
(4) Penguatan dengan pemberian tugas.
3) Tahap observasi dan interprestasi (observing)
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran, antara lain:
a) Digunakan lembar penilaian oleh guru untuk mengamati hasil
belajar peserta didik pada akhir pembelajaran.
b) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati
partisipasi peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.
c) Digunakan lembar observasi oleh kolaborator untuk mengamati
aktifitas guru dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
4) Tahap refleksi (reflection)
Pada tahap ini dilakukan kegiatan:
a) Mengumpulkan menganalisis dan membuat penafsiran hasil
observasi.
97
b) Merefleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 23 November 2017 semester I tahun pelajaran 2017/2018 selama +
2 (dua jam pelajaran) atau 2 x 40 menit.
b. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada MTs. Ma‟arif Darul Aman Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung Semester I Tahun Pelajaran
2017/2018.
c. Subjek Penelitian
Penelitian pada siswa kelas VII A MTs. Ma‟arif Darul Aman
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung semester I Tahun
Pelajaran 2017/2018 berjumlah 27 orang.
d. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data
penelitian, sebagai berikut:
1) Butir soal/evaluasi
2) Lembar observasi/pengamatan untuk mengamati peserta didik
3) Lembar observasi/pengamatan untuk mengamati guru.
4) Rencana pembelajaran.
e. Pengumpulan Data
Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan cara:
1) Mengadakan test/evaluasi terhadap peserta didik melalui pre test dan
post test.
98
2) Melakukan observasi/pengamatan terhadap aktivitas peserta didik
selama pembelajaran berlangsung.
3) Melakukan observasi/pengamatan terhadap rencana pembelajaran yang
disusun oleh guru.
4) Melakukan observasi/pengamatan terhadap aktivitas guru selama
pembelajaran.
f. Analisa Data
Data hasil penelitian di analisis dengan cara sebagai berikut:
1) Hasil belajar dianalisis dengan analisa diskriptif komparatif yaitu
membandingkan nilai test antar siklus maupun dengan indikator
kinerja.
2) Observasi maupun wawancara dengan analisa disktriptif kualitatif
berdasarkan hasil observasi dan refleksi.
g. Prosedur Penelitian
Yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas pada
siklus II dilakukan 4 tahapan dengan alur perencanaan (planning),
implementasi tindakan (acting), observasi (observing) dan interprestasi
serta refleksi (reflecting).
1) Tahap perencanaan (planning), antara lain;
a) Tes diaknostik yang berfungsi sebagai awal untuk mensikapi
masalah sesuai data pada siklus I.
b) Pembuatan skenario Pembelajaran (RPP) disesuaikan dengan
kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada saat siklus I, dalam
hal respon siswa yang disebabkan karena siswa masih belum
terlibat aktif, waktu yang digunakan belum efektif, ketrampilan
guru masih kurang.
99
2) Tahap implementasi tindakan (acting)
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan skenario pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, seperti:
yang di dapat dari hasil analisa dan interprestasi data yang diperoleh
pada siklus I, antara lain;
a) Kegiatan awal;
(1) Salam.
(2) Doa bersama.
(3) Appersepsi (tanya jawab)
(4) Presentasi tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti;
(1) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi adab shalat
dan dzikir.
(2) Melaksanakan pre test secara lesan tentang adab shalat dan
dzikir. Adapun tes lesan dilaksanakan secara individual.
(3) Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok. Jumlah
kelompok menyesuaikan dengan jumlah bagian materi
pelajaran yang akan dipelajari siswa yang akan dicapai
sesuai dengan tujuan pembelajarannya
(4) Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan
mendiskusikan serta membuat ringkasan materi
pembelajaran yang berbeda.
(5) Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain
untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari
dikelompoknya.
100
(6) Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian
tanyakan seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak
terpecahkan dalam kelompok.
(7) Guru memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengecek
pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
(8) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut.
(9) Guru melaksanakan post test untuk mengetahui penguasaan
materi pada siswa.
(10) Diskusi kelompok untuk menyelesaikan lembar kerja yang
disiapkan.
(11) Siswa secara perorangan/kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompok.
(12) Penilaian, analisa hasil penilaian dan tindak lanjut
(perbaikan dan pengayaan)
c) Kegiatan akhir;
(1) Pemantapan/penguatan dengan mengajukan pertanyaan
mengulang dan kesimpulan.
(2) Memotivasi belajar peserta didik.
(3) Refleksi untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran dan
tindak lanjut.
3) Tahap observasi (observing)
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran, dengan cara:
a) Digunakan lembar penilaian oleh guru untuk mengamati hasil
belajar peserta didik pada akhir pembelajaran.
101
b) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati
partisipasi peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.
c) Digunakan lembar observasi oleh kolaborator untuk mengamati
aktifitas guru dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
4) Tahap refleksi (reflection)
Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsung
pembelajaran terhadap situasi kelas dan prestasi siswa pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih terdapat kekurangan,
peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran, sebagai berikut :
a) Siswa yang berkemampuan rendah masih kurang aktif dalam
meringkas materi pelajaran dan dalam kelompok terlihat banyak
diam selama kegiatan berlangsung.
b) Ada kelompok yang tidak berani menjelaskan ke kelompok lain
karena malu. Perbandingan nilai hasil post test dengan pre test
menunjukkan masih ada kelemahan, sehingga akan dilakukan
perbaikan pada siklus III
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
a. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 4 Januari 2018 Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 selama + 2
(dua jam pelajaran) atau 2 x 40 menit.
b. Tempat Penelitian
102
Penelitian dilakukan pada MTs. Ma‟arif Darul Aman Kecamatan
Pringsurat Kabupaten Temanggung semester I Tahun Pelajaran
2017/2018.
c. Subjek Penelitian
Penelitian pada siswa kelas siswa kelas VII A MTs. Ma‟arif Darul
Aman Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Semester I Tahun
Pelajaran 2017/2018 berjumlah 27 orang.
d. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data
penelitian, sebagai berikut:
1) Butir soal/evaluasi
2) Lembar observasi/pengamatan untuk mengamati peserta didik
3) Lembar observasi/pengamatan untuk mengamati guru.
4) Rencana pembelajaran.
e. Pengumpulan Data
Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan cara:
1) Mengadakan test/evaluasi terhadap peserta didik melalui pre test dan
post test.
2) Melakukan observasi/pengamatan terhadap aktivitas peserta didik
selama pembelajaran berlangsung.
3) Melakukan observasi/pengamatan terhadap rencana pembelajaran yang
disusun oleh guru.
4) Melakukan observasi/pengamatan terhadap aktivitas guru selama
pembelajaran.
f. Analisa Data
Data hasil penelitian di analisis dengan cara sebagai berikut:
103
1) Hasil belajar dianalisis dengan analisa diskriptif komparatif yaitu
membandingkan nilai test antar siklus maupun dengan indikator
kinerja.
2) Observasi maupun wawancara dengan analisa disktriptif kualitatif
berdasarkan hasil observasi dan refleksi.
g. Prosedur Penelitian
Yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas pada
siklus III dilakukan 4 tahapan dengan alur perencanaan (planning),
implementasi tindakan (acting), observasi (observing) dan interprestasi
serta refleksi (reflecting).
Dalam siklus ketiga peneliti melakukan perbaikan pembelajaran
dengan pembentukan kelompok dengan mengadakan perubahan anggota
kelompok yang aktif ke kelompok yang pasif. Tahapan dan langkah-
langkah yang peneliti lakukan dalam siklus III, sebagai berikut:
1) Tahap perencanaan (planning), antara lain;
a) Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan
evaluasi siklus II pembelajaran aqidah akhlak, yang menunjukkan
kelemahan pemahaman siswa terhadap penguasaan materi yang
diajarkan.
b) Penelitian fokus permasalahan, pengelompokan siswa dari
kelompok yang aktif ke kelompok pasif. Kelompok dibagi
sama seperti siklus kedua hanya kelompok yang berkemampuan
rendah/kelompok pasif dicampur dengan kelompok yang
berkemampuan tinggi/kelompok aktif.
104
c) Penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan metode jigsaw learning dengan Kompetensi Dasar
(KD) menyebutkan adab shalat dan berdzikir.
d) Menyusun alat tes.
e) Menyusun lembar pengamatan.
f) Penyiapan buku paket sebagai sumber pembelajaran aqidah
akhlak.
2) Tahap implementasi tindakan (acting)
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan skenario pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, seperti:
yang di dapat dari hasil analisa dan interprestasi data yang diperoleh
pada siklus III, antara lain;
105
a) Kegiatan awal;
(1) Mengucapkam salam.
(2) Mengkondisikan kelas, mengabsen siswa dilanjutkan
apersepsi. Pada kegiatan apersepsi siswa diminta menjelaskan
shalat dan dzikir.
(3) Memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
dengan variasi tepuk tangan.
b) Kegiatan inti;
(1) Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok sesuai dengan
jumlah bagian materi pelajaran. Anggota kelompok diubah
menjadi berbeda dengan kelompok sebelumnya.
(2) Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan
mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran
yang berbeda.
(3) Setiap kelompok mengirimkan anggotanya (delegasi) ke
kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka
pelajari dikelompoknya.
(4) Kembalikan suasana kelas seperti: semula kemudian tanyakan
seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan
dalam kelompok.
(5) Guru memberi pertanyaan kepada siswa untuk mengecek
pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
106
(6) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut
berdasarkan hasil tes.
(7) Penilaian, analisa hasil peni2laian dan tindak lanjut (perbaikan
dan pengayaan)
c) Kegiatan akhir;
(1) Pemantapan/penguatan dengan mengajukan pertanyaan
mengulang dan kesimpulan.
(2) Memotivasi belajar peserta didik.
(3) Refleksi untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran dan
tindak lanjut.
3) Tahap observasi (observing)
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan
hasil belajar aqidah akhlak materi adab shalat dan berdzikir, maka
pengamatan difokuskan pada upaya peningkatan hasil belajar. Seperti
pada siklus sebelumnya untuk melakukan pengamatan terhadap
situasi kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan teman
sejawat untuk mengamati selama pembelajaran berlangsung.
4) Tahap refleksi (reflection)
Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsung
pembelajaran terhadap situasi kelas dan hasil belajar siswa
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus III, peneliti
menemukan berbagai keunggulan dengan menerapkan metode jigsaw,
antara lain:
a) Siswa semakin aktif dalam pembelajaran.
107
b) Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
c) Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi
mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota kelompok yang lain
d) Siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan bekerja sama
secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
e) Melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggung
jawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang
suatu materi pokok kepada teman sekelasnya
f) Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran
jigsaw dengan baik dilihat dari aktifitas siswa, perhatian serta
keaktifan terhadap pembelajaran sudah mengalami peningkatan.
Maka tidak perlu dilakukan revisi terlalu banyak, tetapi yang
perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah
memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan
tujuan agar pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya dengan
metode jigsaw dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
108
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Hasil test yang dilakukan sebelum tindakan kelas pada
mata pelajaran aqidah akhlak materi adab shalat dan berdzikir pada siswa
kelas VII A MTs. Ma‟arif Darul Aman Kecamatan Pringsurat Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018” diperoleh data-data, sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Daftar Nilai Test Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Materi Adab Shalat dan Berdzikir
No NIS Nama Jenis
Kelamin Nilai Ket.
1 11475 Aufi Zaimatul A`Yun P 65 Belum Tuntas
2 11476 Ayu Avrilia Ahsanu Nadia P 65 Belum Tuntas
3 11477 Dewi Rahmawati P 60 Belum Tuntas
4 11478 Dinda Putri Rahmadhani P 65 Belum Tuntas
5 11479 Dwi Ayu Safitri P 65 Belum Tuntas
6 11480 Dwi Ismawati P 60 Belum Tuntas
7 11481 Endang Wahyu Lestari P 65 Belum Tuntas
8 11482 Eni Ifti Khoiriyah P 65 Belum Tuntas
9 11483 Fitria Wulansari P 75 Tuntas
10 11484 Ika Aulia Wahyuningtyas P 60 Belum Tuntas
11 11485 Indana Lazulfa P 60 Belum Tuntas
12 11486 Intan Anggraeni P 80 Tuntas
13 11487 Iza Lu'lu'ul Lutfia P 70 Belum Tuntas
14 11488 Lucky Earlyana Prachusya P 70 Belum Tuntas
15 11489 Lutfiana Syifa P 65 Belum Tuntas
16 11490 Maya Candra Lufida Ningrum P 65 Belum Tuntas
17 11491 Nadia Nur Rohmah P 65 Belum Tuntas
18 11492 Nelys Saadatin Nafisah P 60 Belum Tuntas
19 11493 Novia Dwi Nurjannah P 65 Belum Tuntas
20 11494 Nur Lita P 80 Tuntas
21 11495 Putri Puji Rahayu P 70 Belum Tuntas
22 11496 Salimah P 70 Belum Tuntas
23 11497 Sherly Yani P 65 Belum Tuntas
24 11498 Siti Zahrotul Khasanah P 80 Tuntas
110
109
No NIS Nama Jenis
Kelamin Nilai Ket.
25 11499 Sofia Erna Wulandari P 70 Belum Tuntas
26 11500 Venitaning Siwi Rozaqi P 70 Belum Tuntas
27 11501 Vina Zuharatu Izza P 65 Belum Tuntas
Nilai rata-rata : 67,2
Belum Tuntas
KKM (kriteria ketuntasan minimal): 75
Dari daftar nilai pre test di atas dapat diperoleh data, sebagai berikut:
Tabel 4.2
Prosentase Prestasi Belajar Siswa (Pra Siklus)
No Kategori Frekuensi %
1 Tuntas 4 14,8 %
2 Belum Tuntas 23 85,2 %
Jumlah 27 100 %
Dari tabel 4.2 diketahui bahwa dari 27 siswa, 4 anak mendapatkan
nilai ≥75, artinya 14,8% siswa dapat menuntaskan kompetensi dasar yang
diujikan dan sebagian besar 23 siswa (85,2%) belum tuntas. Nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 67,2. Dari kondisi awal dari tabel 4.1 maka
prestasi belajar siswa dapat dikatakan dalam kategori rendah, dengan
demikian pembelajaran aqidah akhlak materi adab shalat dan berdzikir ini
perlu adanya tindakan perbaikan.
2. Siklus I
Hasil implementasi tindakan siklus I pada pembelajaran aqidah
akhlak materi adab shalat dan berdzikir melalui metode jigsaw diperoleh
hasil evaluasi, sebagai berikut:
Tabel 4.3
Daftar Hasil Evaluasi Siklus I
Satuan Pendidikan : MTs. Ma‟arif Darul Aman
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak/Adab Shalat dan Berdzikir
Kelas/semester : VII A / I (Satu)
110
Hari, Tanggal : Kamis, 16 November 2017
No NIS Nama Jenis
Kelamin Nilai Ket.
1 11475 Aufi Zaimatul A`Yun P 70 Belum Tuntas
2 11476 Ayu Avrilia Ahsanu Nadia P 75 Tuntas
3 11477 Dewi Rahmawati P 70 Belum Tuntas
4 11478 Dinda Putri Rahmadhani P 70 Belum Tuntas
5 11479 Dwi Ayu Safitri P 70 Belum Tuntas
6 11480 Dwi Ismawati P 75 Tuntas
7 11481 Endang Wahyu Lestari P 70 Belum Tuntas
8 11482 Eni Ifti Khoiriyah P 70 Belum Tuntas
9 11483 Fitria Wulansari P 75 Tuntas
10 11484 Ika Aulia Wahyuningtyas P 70 Belum Tuntas
11 11485 Indana Lazulfa P 70 Belum Tuntas
12 11486 Intan Anggraeni P 80 Tuntas
13 11487 Iza Lu'lu'ul Lutfia P 75 Tuntas
14 11488 Lucky Earlyana Prachusya P 75 Tuntas
15 11489 Lutfiana Syifa P 70 Belum Tuntas
16 11490 Maya Candra Lufida Ningrum P 70 Belum Tuntas
17 11491 Nadia Nur Rohmah P 70 Belum Tuntas
18 11492 Nelys Saadatin Nafisah P 70 Belum Tuntas
19 11493 Novia Dwi Nurjannah P 70 Belum Tuntas
20 11494 Nur Lita P 85 Tuntas
21 11495 Putri Puji Rahayu P 70 Belum Tuntas
22 11496 Salimah P 70 Belum Tuntas
23 11497 Sherly Yani P 70 Belum Tuntas
24 11498 Siti Zahrotul Khasanah P 85 Tuntas
25 11499 Sofia Erna Wulandari P 75 Tuntas
26 11500 Venitaning Siwi Rozaqi P 75 Tuntas
27 11501 Vina Zuharatu Izza P 70 Belum Tuntas
Nilai rata-rata : 72,8
Belum Tuntas
KKM (kriteria ketuntasan minimal): 75
111
Dari daftar hasil evaluasi siklus I dapat diperoleh data, sebagai
berikut:
Tabel 4.4
Prosentase Prestasi Belajar Siswa (Siklus I)
No Kategori Frekuensi %
1 Tuntas 10 37 %
2 Belum Tuntas 17 63 %
Jumlah 27 100 %
Dari data-data pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa 10 siswa (37%) dari 27
siswa dapat menuntaskan kompetensi yang dipelajari dan 17 siswa (63%)
belum tuntas. Nilai rata-rata kelas pada siklus ini adalah 72,8.
Merujuk pada indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan, yaitu
nilai rata-rata 75 sebagai ketuntasan belajar, maka pada siklus I ini peneliti
menyatakan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah.
Berikut ini adalah lembar observasi yang peneliti gunakan untuk
mengamati kinerja guru saat proses pembelajaran melalui metode jigsaw
materi adab shalat dan dzikir siswa kelas VII A MTs. Darul Aman
Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/2018,
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Lembar Observasi Kinerja Guru
Siklus I
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C
A. Pendahuluan
1 Persiapan sarana pembelajaran 3
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 2
3 Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu 2
4 Menghubungkan materi dengan lingkungan 1
112
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C
sehari-hari
5 Memotivasi siswa 1
B. Kegiatan Inti
1 Menguasai materi pelajaran dengan baik 2
2 Kesesuaian materi yang dibahas dengan
indikator
2
3 Berperan sebagai fasilitator 2
4 Mengajukan pertanyaan pada siswa 1
5 Memberi waktu tunggu pada siswa untuk
menjawab pertanyaan
2
6 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya 1
7 Menguasai alat dan bahan peraga 1
8 Memberikan bimbingan pada kegiatan
proses pembelajaran
2
9 Kejelasan penyajian konsep 1
10 Memberi contoh konkrit dalam kejadian
yang ada dalam kehidupan, sesuai dengan
yang diperagakan
1
11 Memberikan motivasi dan penguatan 2
C. Penutup
1 Membimbing siswa menyimpulkan materi 1
2 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang
akan datang
2
3 Memberi tugas pada siswa 1
4 Mengadakan evaluasi 1
Jumlah 3 18 10
Total 51,7
Kategori sedang
Scale rating partisipasi : A = 3; B = 2; C = 1.
Scale rating kriteria : Tinggi = nilai 67 sampai 100; Sedang = nilai 34
sampai 66; Rendah = nilai 1 sampai 33.
Disamping itu, peneliti membuat penilaian siswa melalui observasi
untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran melalui metode
jigsaw. Indikasi perolehan nilai ini berupa pengamatan keaktifan
113
siswa dalam proses belajar mengajar yang meliputi: (1) Kehadiran siswa, (2)
Kesungguhan memperhatikan penjelasan guru (3) mau bertanya pada guru
tentang materi yang belum jelas (4) Berusaha menjawab pertanyaan guru (5)
Kesungguhan melaksanakan tugas (6) Berusaha memahami materi pelajaran
(7) Kesungguhan menyelesaikan soal-soal.
Hasil pengamatan siswa terhadap proses pembelajaran aqidah akhlak
materi adab shalat dan berdzikir yang dilakukan peneliti, sebagai berikut:
Tabel 4.6
Lembar Observasi Siswa
Siklus I
Satuan Pendidikan : MTs. Ma‟arif Darul Aman
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak/Adab Shalat dan Berdzikir
Kelas/semester : VII A / I (Satu)
Hari, Tanggal : Kamis, 16 November 2017
No Nama
Indikator Siswa
Keh
ad
ira
n S
isw
a
Kesu
ng
gu
ha
n
mem
per
ha
tik
an
pen
jela
san
gu
ru
Ma
u
ber
tan
ya
pa
da
gu
ru
te
nta
ng
m
ate
ri
ya
ng
bel
um
jela
s
Beru
sah
a
m
en
jaw
ab
perta
ny
aa
n g
uru
Kesu
ng
gu
ha
n
mela
ksa
na
ka
n t
ug
as
Beru
sah
a
m
ema
ha
mi
ma
teri
pela
jara
n
Kesu
ng
gu
ha
n
men
yel
esa
ika
n s
oal
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
1 Aufi Zaimatul
A`Yun √
2 Ayu Avrilia
Ahsanu Nadia √
3 Dewi Rahmawati √
4 Dinda Putri
Rahmadhani √
5 Dwi Ayu Safitri √
6 Dwi Ismawati √
7 Endang Wahyu
Lestari √
114
No Nama
Indikator Siswa
Keh
ad
iran
Sis
wa
Kesu
nggu
han
mem
per
hati
kan
pen
jela
san
gu
ru
Mau
b
erta
nya
p
ad
a
gu
ru
te
nta
ng
mate
ri
yan
g b
elu
m j
ela
s
Beru
sah
a
m
en
jaw
ab
perta
nyaan
gu
ru
Kesu
nggu
han
mela
ksa
nak
an
tu
gas
Beru
sah
a
m
emah
am
i
mate
ri
pela
jaran
Kesu
nggu
han
men
yel
esa
ikan
soal
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
8 Eni Ifti Khoiriyah √
9 Fitria Wulansari √
10 Ika Aulia
Wahyuningtyas √
11 Indana Lazulfa √
12 Intan Anggraeni √
13 Iza Lu'lu'ul Lutfia √
14 Lucky Earlyana
Prachusya √
15 Lutfiana Syifa √
16 Maya Candra
Lufida Ningrum √
17 Nadia Nur
Rohmah √
18 Nelys Saadatin
Nafisah √
19 Novia Dwi
Nurjannah √
20 Nur Lita √
21 Putri Puji Rahayu √
22 Salimah √
23 Sherly Yani √
24 Siti Zahrotul
Khasanah √
25 Sofia Erna
Wulandari √
26 Venitaning Siwi
Rozaqi √
27 Vina Zuharatu
Izza √
115
No Nama
Indikator Siswa
Keh
ad
iran
Sis
wa
Kesu
nggu
han
mem
per
hati
kan
pen
jela
san
gu
ru
Mau
b
erta
nya
p
ad
a
gu
ru
te
nta
ng
mate
ri
yan
g b
elu
m j
ela
s
Beru
sah
a
m
en
jaw
ab
perta
nyaan
gu
ru
Kesu
nggu
han
mela
ksa
nak
an
tu
gas
Beru
sah
a
m
emah
am
i
mate
ri
pela
jaran
Kesu
nggu
han
men
yel
esa
ikan
soal
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Jumlah Siswa 27
0
14
13
8
19
6
21
20
7
18
9
16
11
Jumlah Minat Siswa 27 14 8 6 20 18 16 Persentase 100% 51,8% 29,6% 22,2% 74,1% 66,7% 59,2%
Rata-rata Persentase Kelas
57,66 %
Adapun hasil penilaian skala keaktifan siswa terhadap pembelajaran aqidah
akhlak materi adab shalat dan berdzikir, dapat dilihat pada tabel 4.7, sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Hasil Observasi Siswa Siklus I
No Komponen Jumlah Skala Penilaian
Siswa % SB B S K
1 Kehadiran Siswa 27 100 √
2 Kesungguhan
memperkatikan penjelasan
guru
14 51,8
√
3 Mau bertanya pada guru
tentang materi yang belum
jelas
8 29,6
√
4 Berusaha menjawab
pertanyaan guru 6 22,2
√
5 Kesungguhan
melaksanakan tugas 20 74,1
√
6 Berusah memahami materi
pelajaran 18 66,7
√
7 Kesungguhan
menyelesaikan soal-soal 16 59,2
√
116
Keterangan:
SB : Sangat Baik (81%-100%)
B : Baik (61%-80%)
S : Sedang (41%-60%)
K : Kurang (≤40%)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I adalah
57,66 % dan dalam kategori “sedang” dan belum mencapai skala indikasi
“baik” yaitu 61%-80%, maka perlu adanya tindak lanjut pada pelaksanaan
pembelajaran siklus berikutnya dengan memperhatikan kelemahan-
kelamahan untuk tindakan perbaikan.
3. Siklus II
Siklus II dilaksanakan dengan perbaikan sesuai kelemahan pada siklus
sebelumnya dan diperoleh data nilai evaluasi siswa, sebagai berikut:
Tabel 4.8
Daftar Hasil Evaluasi Siklus II
Satuan Pendidikan : MTs. Ma‟arif Darul Aman
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak/Adab Shalat dan Berdzikir
Kelas/semester : VII A / I (Satu)
Hari, Tanggal : Kamis, 23 November 2017
No NIS Nama Jenis
Kelamin Nilai Ket.
1 11475 Aufi Zaimatul A`Yun P 70 Belum Tuntas
2 11476 Ayu Avrilia Ahsanu Nadia P 75 Tuntas
3 11477 Dewi Rahmawati P 75 Tuntas
4 11478 Dinda Putri Rahmadhani P 75 Tuntas
5 11479 Dwi Ayu Safitri P 75 Tuntas
6 11480 Dwi Ismawati P 75 Tuntas
7 11481 Endang Wahyu Lestari P 70 Belum Tuntas
8 11482 Eni Ifti Khoiriyah P 70 Belum Tuntas
9 11483 Fitria Wulansari P 75 Tuntas
10 11484 Ika Aulia Wahyuningtyas P 70 Belum Tuntas
11 11485 Indana Lazulfa P 70 Belum Tuntas
12 11486 Intan Anggraeni P 80 Tuntas
117
No NIS Nama Jenis
Kelamin Nilai Ket.
13 11487 Iza Lu'lu'ul Lutfia P 75 Tuntas
14 11488 Lucky Earlyana Prachusya P 75 Tuntas
15 11489 Lutfiana Syifa P 70 Belum Tuntas
16 11490 Maya Candra Lufida Ningrum P 70 Belum Tuntas
17 11491 Nadia Nur Rohmah P 75 Tuntas
18 11492 Nelys Saadatin Nafisah P 75 Tuntas
19 11493 Novia Dwi Nurjannah P 75 Tuntas
20 11494 Nur Lita P 85 Tuntas
21 11495 Putri Puji Rahayu P 70 Belum Tuntas
22 11496 Salimah P 70 Belum Tuntas
23 11497 Sherly Yani P 70 Belum Tuntas
24 11498 Siti Zahrotul Khasanah P 85 Tuntas
25 11499 Sofia Erna Wulandari P 75 Tuntas
26 11500 Venitaning Siwi Rozaqi P 75 Tuntas
27 11501 Vina Zuharatu Izza P 70 Belum Tuntas
Nilai rata-rata : 73,9 Belum Tuntas
KKM (kriteria ketuntasan minimal): 75
118
Dari daftar hasil evaluasi siklus II dapat diperoleh data, sebagai
berikut:
Tabel 4.9
Prosentase Hasil Evaluasi Siklus II
No Kategori Frekuensi %
1 Tuntas 16 59,3 %
2 Belum Tuntas 11 40,7 %
Jumlah 27 100 %
Dari data-data pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa 16 siswa (59,3%) dari 27
siswa dapat menuntaskan kompetensi yang dipelajari dan 11 siswa (40,7%)
belum tuntas. Nilai rata-rata kelas pada siklus ini adalah 73,9.
Berikut ini adalah lembar observasi yang peneliti gunakan untuk
mengamati kinerja guru saat proses pembelajaran melalui metode jigsaw
materi adab shalat dan dzikir siswa kelas VII A MTs. Darul Aman
Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/2018,
sebagai berikut:
Tabel 4.10
Lembar Observasi Kinerja Guru
Siklus II
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C
A. Pendahuluan
1 Persiapan sarana pembelajaran 3 3
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 2
3 Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu 2
4 Menghubungkan materi dengan lingkungan
sehari-hari
2
5 Memotivasi siswa 2
B. Kegiatan Inti
119
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C
1 Menguasai materi pelajaran dengan baik 2
2 Kesesuaian materi yang dibahas dengan
indikator
2
3 Berperan sebagai fasilitator 2
4 Mengajukan pertanyaan pada siswa 2
5 Memberi waktu tunggu pada siswa untuk
menjawab pertanyaan
2
6 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya 2
7 Menguasai alat dan bahan peraga 1
8 Memberikan bimbingan pada kegiatan
proses pembelajaran
2
9 Kejelasan penyajian konsep 2
10 Memberi contoh konkrit dalam kejadian
yang ada dalam kehidupan, sesuai dengan
yang diperagakan
1
11 Memberikan motivasi dan penguatan 2
C. Penutup
1 Membimbing siswa menyimpulkan materi 2
2 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang
akan datang
1
3 Memberi tugas pada siswa 2
4 Mengadakan evaluasi 2
Jumlah 3 32 3
Total 63,3
Kategori Sedang
Scale rating partisipasi : A = 3; B = 2; C = 1.
Scale rating kriteria : Tinggi = nilai 67 sampai 100; Sedang = nilai 34
sampai 66; Rendah = nilai 1 sampai 33.
Di samping itu, peneliti juga menyajikan hasil pengamatan siswa
terhadap proses pembelajaran aqidah akhlak materi adab shalat dan berdzikir
yang dilakukan pada siklus II, sebagai berikut:
Tabel 4.11
Lembar Observasi Siswa
120
Siklus II
Satuan Pendidikan : MTs. Ma‟arif Darul Aman
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak/Adab Shalat dan Berdzikir
Kelas/semester : VII A / I (Satu)
Hari, Tanggal : Kamis, 23 November 2017
No Nama
Indikator Siswa
Keh
ad
ira
n S
isw
a
Kesu
ng
gu
ha
n
mem
per
ha
tik
an
p
en
jela
san
gu
ru
Ma
u
berta
ny
a
p
ad
a
gu
ru
ten
tan
g m
ate
ri
yan
g b
elu
m
jela
s
Beru
sah
a
m
en
jaw
ab
perta
ny
aa
n g
uru
Kesu
ng
gu
ha
n
mela
ksa
na
ka
n t
ugas
Beru
sah
a
m
emah
am
i
ma
teri
pela
jaran
Kesu
ng
gu
ha
n
men
yel
esa
ikan
soal
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
1 Aufi Zaimatul A`Yun √
2 Ayu Avrilia Ahsanu
Nadia √
3 Dewi Rahmawati √
4 Dinda Putri
Rahmadhani √
5 Dwi Ayu Safitri √
6 Dwi Ismawati √
7 Endang Wahyu
Lestari √
8 Eni Ifti Khoiriyah √
9 Fitria Wulansari √
10 Ika Aulia
Wahyuningtyas √
11 Indana Lazulfa √
12 Intan Anggraeni √
13 Iza Lu'lu'ul Lutfia √
14 Lucky Earlyana
Prachusya √
15 Lutfiana Syifa √
16 Maya Candra Lufida
Ningrum √
17 Nadia Nur Rohmah √
121
No Nama
Indikator Siswa
Keh
ad
iran
Sis
wa
Kesu
nggu
han
mem
per
hati
kan
p
en
jela
san
gu
ru
Mau
b
erta
nya
p
ad
a
gu
ru
ten
tan
g m
ate
ri
yan
g b
elu
m
jela
s
Beru
sah
a
m
en
jaw
ab
perta
nyaan
gu
ru
Kesu
nggu
han
mela
ksa
nak
an
tu
gas
Beru
sah
a
m
emah
am
i
mate
ri
pela
jaran
Kesu
nggu
han
men
yel
esa
ikan
soal
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
18 Nelys Saadatin
Nafisah √
19 Novia Dwi
Nurjannah √
20 Nur Lita √
21 Putri Puji Rahayu √
22 Salimah √
23 Sherly Yani √
24 Siti Zahrotul
Khasanah √
25 Sofia Erna Wulandari √
26 Venitaning Siwi
Rozaqi √
27 Vina Zuharatu Izza √
Jumlah Siswa
27
0
16
11
10
17
8
19
22
5
20
7
18
9
Jumlah Minat Siswa 27 16 10 8 22 20 18 Persentase 100
%
59,26
%
37,04
% 29,63% 81,48%
74,07
% 66,67%
Rata-rata Persentase Kelas 64 %
Adapun hasil penilaian skala observasi siswa terhadap pembelajaran aqidah
akhlak materi adab shalat dan berdzikir, dapat dilihat pada tabel 4.12, sebagai
berikut:
Tabel 4.12
Hasil Observasi Siklus II
No Komponen Jumlah Skala Penilaian
122
Siswa % SB B S K
1 Kehadiran Siswa 27 100 √
2 Kesungguhan
memperkatikan
penjelasan guru
16 59,26
√
3 Mau bertanya pada guru
tentang materi yang
belum jelas
10 37,04
√
4 Berusaha menjawab
pertanyaan guru 8 29,63
√
5 Kesungguhan
melaksanakan tugas 22 81,48 √
6 Berusah memahami
materi pelajaran 20 74,07
√
7 Kesungguhan
menyelesaikan soal-soal 18 66,67
√
B.
Keterangan:
SB : Sangat Baik (81%-100%)
B : Baik (61%-80%)
S : Sedang (41%-60%)
K : Kurang (≤ 40%)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skala observasi siswa
pada siklus II adalah 64 % dan dalam kategori “baik” dan belum mencapai
skala indikasi “sangat baik” yaitu 81%-100%, maka perlu adanya tindak
lanjut pada pelaksanaan pembelajaran siklus berikutnya dengan
memperhatikan kelemahan-kelamahan untuk tindakan perbaikan.
3. Siklus III
Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus III didapatkan hasil
pengamatan siswa dan hasil evaluasi siswa sebagaimana pada siklus-siklus
sebelumnya. Hasil evaluasi siswa dapat di lihat dalam daftar nilai, sebagai
berikut:
Tabel 4.13
Daftar Hasil Evaluasi Siklus III
123
Satuan Pendidikan : MTs. Ma‟arif Darul Aman
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak/Adab Shalat dan Berdzikir
Kelas/semester : VII A / I (Satu)
Hari, Tanggal : Kamis, 04 Januari 2018
No NIS Nama Jenis
Kelamin Nilai Ket.
1 11475 Aufi Zaimatul A`Yun P 85 Tuntas
2 11476 Ayu Avrilia Ahsanu Nadia P 75 Tuntas
3 11477 Dewi Rahmawati P 75 Tuntas
4 11478 Dinda Putri Rahmadhani P 75 Tuntas
5 11479 Dwi Ayu Safitri P 80 Tuntas
6 11480 Dwi Ismawati P 85 Tuntas
7 11481 Endang Wahyu Lestari P 70 Belum Tuntas
8 11482 Eni Ifti Khoiriyah P 90 Tuntas
9 11483 Fitria Wulansari P 75 Tuntas
10 11484 Ika Aulia Wahyuningtyas P 90 Tuntas
11 11485 Indana Lazulfa P 75 Tuntas
12 11486 Intan Anggraeni P 80 Tuntas
13 11487 Iza Lu'lu'ul Lutfia P 75 Tuntas
14 11488 Lucky Earlyana Prachusya P 75 Tuntas
15 11489 Lutfiana Syifa P 70 Belum Tuntas
16 11490 Maya Candra Lufida Ningrum P 90 Tuntas
17 11491 Nadia Nur Rohmah P 85 Tuntas
18 11492 Nelys Saadatin Nafisah P 75 Tuntas
19 11493 Novia Dwi Nurjannah P 80 Tuntas
20 11494 Nur Lita P 85 Tuntas
21 11495 Putri Puji Rahayu P 85 Tuntas
22 11496 Salimah P 85 Tuntas
23 11497 Sherly Yani P 80 Tuntas
24 11498 Siti Zahrotul Khasanah P 85 Tuntas
25 11499 Sofia Erna Wulandari P 85 Tuntas
26 11500 Venitaning Siwi Rozaqi P 80 Tuntas
27 11501 Vina Zuharatu Izza P 85 Tuntas
124
No NIS Nama Jenis
Kelamin Nilai Ket.
Nilai rata-rata : 80,5 Belum Tuntas
KKM (kriteria ketuntasan minimal): 75
Hasil evaluasi siklus III di atas mencapai rata-rata 80,5 dengan kategori
“sangat baik”, sebanyak 25 dari 27 siswa mencapai kompetensi yang
diinginkan. Artinya tes evaluasi pada siklus III dianggap berhasil.
Dari daftar nilai diatas dapat diperoleh hasil nilai tes rata-rata tes
prestasi sebagai evaluasi hasil belajar siswa, sebagai berikut:
Tabel 4.14
Prosentase Hasil Evaluasi Siklus III
No Kategori Frekuensi %
1 Tuntas 25 92,6 %
2 Belum Tuntas 2 7,4 %
Jumlah 27 100 %
Berikut ini adalah lembar observasi yang peneliti gunakan untuk
mengamati kinerja guru saat proses pembelajaran melalui metode jigsaw
materi adab shalat dan dzikir siswa kelas VII A MTs. Darul Aman
Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/2018,
sebagai berikut:
Tabel 4.15
Lembar Observasi Kinerja Guru
Siklus III
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C
A. Pendahuluan
1 Persiapan sarana pembelajaran 3
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 3
3 Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu 2
4 Menghubungkan materi dengan lingkungan 2
125
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C
sehari-hari
5 Memotivasi siswa 3
B. Kegiatan Inti
1 Menguasai materi pelajaran dengan baik 2
2 Kesesuaian materi yang dibahas dengan
indikator
3
3 Berperan sebagai fasilitator 3
4 Mengajukan pertanyaan pada siswa 2
5 Memberi waktu tunggu pada siswa untuk
menjawab pertanyaan
2
6 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya 3
7 Menguasai alat dan bahan peraga 2
8 Memberikan bimbingan pada kegiatan proses
pembelajaran
3
9 Kejelasan penyajian konsep 3
10 Memberi contoh konkrit dalam kejadian yang
ada dalam kehidupan, sesuai dengan yang
diperagakan
2
11 Memberikan motivasi dan penguatan 3
C. Penutup
1 Membimbing siswa menyimpulkan materi 3
2 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan
datang
2
3 Memberi tugas pada siswa 3
4 Mengadakan evaluasi 3
Jumlah 36 16 0
Total 86,7
Kategori Baik
Scale rating partisipasi : A = 3; B = 2; C = 1.
Scale rating kriteria : Tinggi = nilai 67 sampai 100; Sedang = nilai 34
sampai 66; Rendah = nilai 1 sampai 33.
Di samping itu peneliti juga menyajikan hasil pengamatan siswa terhadap
proses pembelajaran aqidah akhlak materi adab shalat dan berdzikir melalui
metode jigsaw yang dilakukan pada siklus III, sebagai berikut:
Tabel 4.16
Lembar Observasi Siswa
126
Siklus III
Satuan Pendidikan : MTs. Ma‟arif Darul Aman
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak/Adab Shalat dan Berdzikir
Kelas/semester : VII A / I (Satu)
Hari, Tanggal : Kamis, 04 Januari 2018
No Nama
Indikator Siswa
Keh
ad
ira
n S
isw
a
Kesu
ng
gu
han
mem
per
hati
kan
pen
jela
san
gu
ru
Ma
u b
erta
nya
pad
a g
uru
ten
tan
g
mate
ri
yan
g
belu
m j
elas
Beru
sah
a
m
en
jaw
ab
perta
ny
aan
gu
ru
Kesu
ng
gu
han
mela
ksa
na
kan
tu
gas
Beru
sah
a
m
em
ah
am
i
ma
teri
pela
jaran
Kesu
ng
gu
han
men
yel
esa
ikan
soal
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
1 Aufi Zaimatul
A`Yun √
2 Ayu Avrilia
Ahsanu Nadia √
3 Dewi Rahmawati √
4 Dinda Putri
Rahmadhani √
5 Dwi Ayu Safitri √
6 Dwi Ismawati √
7 Endang Wahyu
Lestari √
8 Eni Ifti Khoiriyah √
9 Fitria Wulansari √
10 Ika Aulia
Wahyuningtyas √
11 Indana Lazulfa √
12 Intan Anggraeni √
13 Iza Lu'lu'ul Lutfia √
14 Lucky Earlyana
Prachusya √
15 Lutfiana Syifa √
16 Maya Candra
Lufida Ningrum √
17 Nadia Nur Rohmah √
127
No Nama
Indikator Siswa
Keh
ad
iran
Sis
wa
Kesu
nggu
han
mem
per
hati
kan
pen
jela
san
gu
ru
Mau
ber
tan
ya
pad
a g
uru
ten
tan
g
mate
ri
yan
g
belu
m j
elas
Beru
sah
a
m
en
jaw
ab
perta
nyaan
gu
ru
Kesu
nggu
han
mela
ksa
nak
an
tu
gas
Beru
sah
a
m
em
ah
am
i
mate
ri
pela
jaran
Kesu
nggu
han
men
yel
esa
ikan
soal
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
18 Nelys Saadatin
Nafisah √
19 Novia Dwi
Nurjannah √
20 Nur Lita √
21 Putri Puji Rahayu √
22 Salimah √
23 Sherly Yani √
24 Siti Zahrotul
Khasanah √
25 Sofia Erna
Wulandari √
26 Venitaning Siwi
Rozaqi √
27 Vina Zuharatu Izza √
Jumlah Siswa
27
0
20
7 19
8
12
15
24
3
24
3
23
4
Jumlah Minat Siswa 27 20 19 12 24 24 23 Persentase 100% 74,07% 70,37% 44,44% 88,89% 88,89% 85,18%
Rata-rata Persentase Kelas 78,86 %
Adapun hasil penilaian skala observasi siswa terhadap pembelajaran
aqidah akhlak materi adab shalat dan berdzikir melalui metode jigsaw dapat
dilihat pada table 4.17, sebagai berikut:
Tabel 4.17
Hasil Observasi Skala Motivasi Siklus III
No Komponen Jumlah Skala Penilaian
Siswa % SB B S K
1 Kehadiran Siswa 27 100 √
128
No Komponen Jumlah Skala Penilaian
Siswa % SB B S K
2 Kesungguhan memperkatikan
penjelasan guru 20 74,07
√
3 Mau bertanya pada guru tentang
materi yang belum jelas 19 70,37
√
4 Berusaha menjawab pertanyaan
guru 12 44,44
√
5 Kesungguhan melaksanakan
tugas 24 88,89 √
6 Berusaha memahami materi
pelajaran 24 88,89 √
7 Kesungguhan menyelesaikan
soal-soal 23 85,18 √
A.
Keterangan:
SB : Sangat Baik (81%-100%)
B : Baik (61%-80%)
S : Sedang (41%-60%)
K : Kurang (≤ 40%)
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga siklus didapatkan data
yang menunjukkan bahwa melalui metode jigsaw terhadap pembelajaran aqidah
akhlak materi adab shalat dan berdzikir kelas VII A MTs. Ma‟arif Darul Aman
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018
mengalami peningkatan yang relatif baik. Hal ini dapat di lihat dari tabel
frekuensi nilai evaluasi dan skala observasi dari siklus ke siklus, sebagai berikut:
Tabel 4.18
Nilai Rata-rata Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Materi Adab Shalat dan Berdzikir Siswa Kelas VII A
MTs. Darul Aman Tahun Pelajaran 2017/2018
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
PRA SIKLUS 27 60 80 67,2
SIKLUS I 27 70 85 72, 8
SIKLUS II 27 70 85 73, 9
129
SIKLUS III 27 70 90 80,5
Valid N (listwise) 27
Diagram 4.1. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas VII A
Tabel 4.19
Hasil Frekuensi Ketuntasan Siswa Kelas VII A
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Adab Shalat dan Berdzikir
No
Kategori
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
F % F % F % F %
1 Tuntas 4 14,8 10 37 16 59,3 25 92,6
2 Belum Tuntas 23 85,2 17 63 11 40,7 2 7,4
Jumlah 27 100 27 100 27 100 27 100
67,2Pra Siklus
72,8Siklus I
73,9Siklus II
80,5Siklus III
60
65
70
75
80
85
14,80%4 siswa
37%10 siswa
59,30%16 siswa
92,60%25 siswa
85,20%23 siswa
63%17 siswa
40,70%11 siswa
7,40%2 siswa
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
pra siklus siklus I siklus II siklus III
tuntas
belum tuntas
130
Diagram 4.2. Fekruensi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A
Tabel 4.20
Perbandingan Skala Motivasi dari Siklus ke Siklus
Kompetensi Rata-rata Persentase Kelas
Siklus I Siklus II Siklus III
Minat Siswa 57,66 % 64% 78,86 %
Diagram 4.3. Perbandingan Skala Motivasi per siklus
Dari tabel frekuensi siswa dalam perolehan nilai dan tabel perbandingan
skala observasi siswa dari siklus ke siklus di atas dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Siklus I
Pada siklus I di dapat hasil yang menunjukkan bahwa 10 dari 27 siswa
dapat menuntaskan pembelajaran aqidah akhlak materi adab shalat dan
berdzikir. Dari 10 siswa dengan persentase 37% dapat menuntaskan
pembelajaran memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Adapun rinciannya, sebagai berikut: 7 siswa memperoleh nilai 75, 1 siswa
dengan nilai 80 dan 2 siswa dengan nilai tertinggi 85.
Pada siklus ini ada 2 siswa yang memperoleh nilai tertinggi dan jauh
di atas rata-rata. Dari hasil pengamatan, siswa yang memperoleh nilai
57,66%64%
78,86%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
Siklus I Siklus II Siklus III
per
sen
tase
131
tertinggi tersebut memang mempunyai kemampuan (daya ingat) yang lebih di
banding yang lainya. Adapun skala observasi pada siklus I ini, menunjukkan
bahwa minat siswa terhadap pembelajaran aqidah akhlak materi adab shalat
dan berdzikir mencapai 57,66 %.
2. Siklus II
Dari tabel perolehan nilai siswa, pada siklus ini di tunjukkan: 16 dari
27 siswa dengan persentase 59,3% sudah dapat menuntaskan pembelajaran,
sedangkan 11 dari 27 siswa dengan persentase 40,7% belum tuntas dalam
mengikuti pembelajaran. Adapun rincian dari 16 siswa yang tuntas, sebagai
berikut: 13 siswa memperoleh nilai 75, 1 siswa dengan nilai 80 dan 2 siswa
dengan nilai 85. Sedangkan 11 siswa yang belum tuntas dengan nilai 70. nilai
rata-rata pada siklus ini adalah 79,3.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa perolehan persentase nilai pada
siklus II mengalami peningkatan 22,3% yang ditunjukkan dengan siswa yang
tuntas pada siklus I 37% menjadi 59,3%. Keaktifan siswa terhadap
pembelajaran aqidah akhlak materi adab shalat dan berdzikir pada siklus II ini
juga mengalami peningkatan sebesar 6,34% dari 57,66% menjadi 64%.
3. Siklus III
Dari tabel perolehan nilai menunjukkan bahwa pada siklus ini 25
dari 27 siswa dengan persentase 92,6% dapat menuntaskan pembelajaran
dan 2 siswa dengan pesentase 7,4% belum tuntas. Siswa yang
dapat menuntaskan pembelajaran, sebagai berikut: 8 siswa dengan nilai 75;
5 siswa dengan nilai 80; 9 siswa dengan nilai 85; 3 siswa dengan nilai 90.
132
Sedangkan 2 siswa yang belum tuntas masing-masing memperoleh nilai 70.
Nilai rata-rata pada siklus ini adalah 80,5.
Perolehan persentase nilai pada siklus ini meningkat 33,3% dari siklus
II. Dari siswa yang tuntas 59,3% pada siklus III menjadi 92,6%. Sedangkan
persentase keaktifan siswa terhadap pembelajaran akidah akhlak materi adab
shalat dan berdzikir melalui metode jigsaw pada siklus ini juga mengalami
peningkatan sebesar 14,86% dari 64% pada siklus II menjadi 78,86 pada
siklus III.
133
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Data yang berhasil dikumpulkan, dianalisis dan ditafsirkan dari penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga siklus dapat diambil kesimpulan,
sebagai berikut:
Pembelajaran aqidah akhlak materi adab shalat dan berdzikir melalui
metode jigsaw yang dilaksanakan pada siswa kelas VII A semester I MTs.
Ma‟arif Darul Aman, Kec. Pringsurat, Kab. Temanggung, Tahun Pelajaran
2017/2018 dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal tersebut dapat di lihat
dari hasil evaluasi belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus ke
siklus, sebagai berikut: siklus I diperoleh 10 siswa dari 27 siswa mencapai
ketuntasan dengan prosentase 37%, siklus II meningkat 16 siswa dari 27 siswa
mencapai ketuntasan dengan prosentase 59,3% dan siklus III meningkat 25 siswa
dari 27 siswa mencapai ketuntasan dengan prosentase 92,6%. Adapun selisih
peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 22,3% dan siklus II
ke siklus III meningkat sebesar 33,3%.
B. Saran
Berdasarkan kenyataan yang ada dan uraian dari bab-bab sebelumnya
penulis dapat memberikan kontribusi pengalaman bagi pembaca antara lain:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan dapat mengembangkan
metode belajar yang menarik dan tepat, sesuai dengan materi yang di ajarkan
supaya proses belajar mengajar berlangsung dengan lancar, efektif dan
tercapai tujuan pembelajaran. Metode jigsaw merupakan salah satu metode
yang dapat diterapkan, karena dapat membuat siswa belajar mandiri. Metode
ini dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
136
134
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangat mendukung dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar. Dengan perencanaan yang matang
seorang guru akan lebih mudah mengolah kelas. RPP merupakan salah satu
persiapan-persiapan seorang guru sebelum mengajar yang perlu diperhatikan
ketika melakukan pembelajaran.
3. Seorang pendidik (guru) seringkali menghadapi kesulitan-kesulitan dan
hambatan-hambatan dalam mengajar. Hal ini sangat mengganggu kegiatan
belajar mengajar, untuk itu perlu adanya studi kasus dan identifikasi masalah.
Salah satu solusi pemecahannya yaitu dengan melakukan penelitian tindakan
kelas. Dengan penelitian tindakan kelas (PTK) diharapkan pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik, lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4. Seorang pendidik (guru) harus mampu memotivasi siswa dalam pembelajaran.
Dalam sebuah pembelajaran perlu penghargaan terhadap siswa yang
berprestasi di atas rata-rata. Penghargaan yang diberikan tidak harus berupa
barang atau benda, tapi bisa hal yang sederhana tapi mengena misalnya
sekedar pujian atau tepuk tangan. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan
dorongan kepada siswa tersebut dan untuk menciptakan persaingan sehat di
antara para siswa sehingga akan memotivasi siswa untuk belajar. Untuk siswa
yang ketinggalan dan tidak dapat menuntaskan pembelajaran perlu adanya
pendekatan khusus.
135
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan (Semarang: Aditya
Media).
Ahmad, Muhammad Abdul Qodir. 1985. Methodologi Pengajaran Pendidikan
Agama Islam (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Perguruan
Tingga / IAIN).
Ahmad. tanpa tahun. Fathul Qorib Al Majid (Semarang: CV. Toha Putra).
Al Ghazali. 1989. Menangkap Kedalaman Rohaniah Peribadatan Islam (Jakarta:
Rajawali Pers).
Al-Abrosyi. Muhammad Athiyah. t.th Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam
(Jakarta: Bulan Bintang cet. VII).
Al-Hadits. tanpa tahun. Al-Jami‟us Shoghir (Bandung: Syirkatun Ma‟arif).
Al-Islam. 1987. Muamalah dan Akhlak (Jakarta: PT. Rineka Cipta).
Amin, Samsul Munir. 2008. Energi Dzikir (Jakarta: Bumiaksara).
Anshori, Afif. 2003. Dzikir dan Kedamaian Jiwa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
Anwar, Rosihon dan Solihin. 2002. Kamus Tasawuf (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya).
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta).
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi
Presindo).
Ash Shiddieqy, Tengku Muhammad Hasbi 1994. Pedoman Shalat (Jakarta: Bulan
Bintang).
_____________________. 2002. Pedoman Dzikir dan Do‟a (Semarang: PT Pustaka
Rizki Putra).
Asri, M. Yusuf. 2009. Profil paham dan Gerakan Keagamaan. (Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan)
As-Sadlani, Shalih bin Ghanim bin Abdullah. 2002. Shalat Al Jama‟ah Hikamuha wa
Ahkamuha wat Tanbih „ala ma Yaqa‟u fiiha min Bid‟ain wa Akhtain, terj.
136
M. Nur Abrari, Shalat Berjama‟ah Panduan Hukum, Adab, Hikmah,
Sunnah, dan Peringatan Penting tentang Pelaksanaan Shalat
Berjamaah,(Solo : Pustaka Arafah).
Austin, R.W.J. 2001. Shalat dan Perenungan/Dasar-dasar Kehidupan Rohani
Menurut Ibnu Arabi. (Yogyakarta: Pustaka Sufi).
Bastaman, Hanna Djumhana. 2001. Integrasi Psikologi dengan Islam (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar).
Chodjim, Ahmad. 2003. Al-Fatihah Membuka Matahari Dengan Surat Pembuka
(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta Cipta).
Departemen Agama RI. 1985. Al-Qur‟an dan Terjemahan (Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Al-Qur‟an).
_____________________. 1989. Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy-
Syifa‟).
_____________________. 2001. Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam (Jakarta:
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam).
_____________________. 2001. Methodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta:
Direktorat Jendral Pembinaan kelembagaan Agama Islam).
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta).
Djamarah. 1994. Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta).
Ensiklopedi Islam Jilid 6. tanpa tahun. (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Houve).
Gerungan, WA. 1996. Psikologi Sosial (Bandung: Eresco).
Haryanto, Sentot. 2003. Psikologi Shalat (Jakarta : Pustaka Pelajar).
Hasbullah. 1994. Rahasia Sukses Belajar (Jakarta: Raja Grafindo).
Hilgard dan Bower. 1975. Theories of Learning (Yogyakarta: Kanisius).
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. (Surabaya: University Press).
Isa Selamat, Muhammad. 2001. Penawar Jiwa dan Pikiran. Jakarta: Kalam Mulia.
Isa, Abd. Gani. 2012. Akhlaq Perpspektif Al-Qur‟an (Banda Aceh: Ar-Raniry Press –
Lembaga Naskah Aceh/NASA).
137
Islam jurnal, diakses pada tanggal 05 Desember 2017 dari situs: http://islamjurnal.
blogspot.co.id/2012/05/definisi-aqidah.html.
Ismail, S.M. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM
(Semarang: Rasail Media Group).
KH. Edham Syafi‟i dan Rafi‟udin. 2003. Konsep Alquran Tentang Pendidikan
Aqidah dalam Menghadapi Tantangan Zaman (Jakarta: Aprindo).
Malik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara).
Marimba, Ahmad D. 1981. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Al-
Ma'arif).
Ma'sum. 1980. Pegangan Hidup Mukmin (Surabaya: Bintang Pelajar).
Masyitoh dan Laxmi Dewi. 2000. Strategi Pembelajaran (Bandung: Rineka Cipta).
Masyitoh dan Laxmi Dewi. 2000. Strategi Pembelajaran. (Bandung: Rineka Cipta).
Muhtar, Isfandi. 1998. Metodologi Pengajaran Agama, Dalam PBM PAI di Sekolah
(Semarang: Fak Tarbiyah IAIN Walisongo).
Mulyasa. 2009, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya).
Nashar, H. 2003. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran (Jakarta : Delia Press).
Nasution. 1996. Metode Research (Jakarta : Bumi Aksara).
Purwanto, Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja
Rosdakarya).
Raharjo. 1998. Media Pendidikan dalam PBM PAI di Sekolah (Semarang: Fak.
Tarbiyah IAIN Walisongo).
Razak, Nazaruddin. 1989. Dienul Islam (Bandung: PT. Antara Lain Ma‟arif).
Siregar, Masaruddin. 1998. Pengelolaan Pengajaran (Suatu Dinamika Profesi
Keguruan) dalam PBM PAI di Sekolah (Semarang: Fak Tarbiyah IAIN
Walisongo).
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka
Slavin, Robert. 2007. Cooperative Learning Teach Research dan Praktik (Bandung:
Penerbit Nusa Media).
138
Suardi, Moh. 2015. Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Deepublish Budi
Utama).
Sudjana, Nana. 2005. Hasil Belajar Mengajar (Bandung: Rosdakarya).
Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya).
Sunardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Ilmu Sosial (Salatiga: Widya Sari
Press).
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada).
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya).
Syukur, Amin dan Fathimah Utsman. 2006. Insan Kamil, Paket Pelatihan Seni
Menata Hati (SMH) LEMBKOTA (Semarang: CV. Bima Sakti).
Tafsir, Ahmad. 1990. Methodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya).
____________. 1991. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya).
Wahab. 1997. Menjadi Kekasih Tuhan (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta).
Wardah, Abu. 2000. Wasiat Dzikir dan Doa Rasulullah SAW (Yogyakarta: Kreasi
Wacana).
Winkel. W.S. 1992. Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia).
Wiryawan dan Noorhadi. 1990. Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Karunika)
139
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Puji Pangestoni
Tempat/Tanggal lahir : Kab. Temanggung, 02 Juni 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Dsn.Mangli, Desa Soborejo, Kec. Pringsurat, Kab.
Temanggung
Email : [email protected]
No. Hp : 0821 3662 9753
Riwayat Pendidikan :
SD Negeri 1 Soborejo Lulus tahun 2006
SMP Negeri 2 Pringsurat Lulus tahun 2009
MAN Temanggung Lulus tahun 2012
Demikian, riwayat ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Kab. Temanggung, 16 Maret 2018
Hormat Saya,
Puji Pangestoni
NIM : 121 13 001
140
141
142
143
144
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Puji Pangestoni Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/PAI
Nim : 121-13-001 Dosen PA :
No Nama kegiatan Tanggal
Pelaksanaan Status Skor
1 Opak STAIN Salatiga 2013 26-27 Agustus 2013 Peserta 3
2 Opak Tarbiyah 2013 29 Agustus 2013 Peserta 3
3 UPT Perpustakaan “Library
User Education (Pendidikan
Pemakai Perpustakaan)”
16 September 2013 Peserta 2
4 Seminar Nasional Bahasa
Arab “Inovasi Pembelajaran
Bahasa: Upaya Menjaga
Eksistensi dan Masa Depan
Pembelajaran Bahasa Arab”
9 Oktober 2013 Peserta 8
5 Pendidikan Dasar
Perkoperasian
“Menumbuhkan Jiwa
Berwirausaha Melalui
Koperasi Mahasiswa”
27-29 Desember 2013 Peserta 3
6 Seminar Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik
Indonesia “Pemasyarakatan
Pemahaman Koperasi Melalui
Gerakan Kewirausahaan
Nasional”
25 Maret 2014 Peserta 8
7 Training Of Traner (TOT)
Koperasi Mahasiswa
“FATAWA” STAIN Salatiga
27-28 September 2014 Peserta 3
8 Pendidikan Dasar
Perkoperasian (PDP):
“Membangun Jiwa
Entrepreneur dengan
Berkoperasi
28 November 2014 Panitia 3
9 SK Kepengurusan Koperasi
Mahasiswa (KOPMA)
FATAWA IAIN Salatiga
Masa Bakti 2015
Jabatan
Staff
Administrasi
Umum
4
10 Kepala Dinas Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan 6-11 April 2015
Sekretaris
KOPMA 7
145
No Nama kegiatan Tanggal
Pelaksanaan Status Skor
Menengah Provinsi Jawa
Tengan : “Pelatihan Business
Plan”
FATAWA
IAIN
Salatiga
11 Seminar Nasional: “Peranan
Technopreneur dalam
Mendukung Program
Pemerintah Melalui Ekonomi
Kreatif” KOPMA FATAWA
IAIN Salatiga
15 April 2015 Panitia 8
12 Kepala Dinas Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Provinsi Jawa
Tengan : “Pelatihan
Manajemen Perkoperasian”
10-14 Agustus 2015
Sekretaris
KOPMA
FATAWA
IAIN
Salatiga
7
13 Pelatihan Lanjutan
Perkoperasian “Membentuk
Mental Enterpreneurship
dengan Jati diri Koperasi”
KOPMA FATAWA IAIN
Salatiga
5-7 Juni 2015 Panitia 4
14 Training Of Trainer :
“Memahami Kepribadian
Kepemimpinan yang
Berkualitas serta Fungsi dan
Peran dalam Koperasi dan
Organisasi” KOPMA
FATAWA IAIN Salatiga
10-11 Oktober 2015 Panitia 4
15 SK Kepengurusan KOPMA
FATAWA IAIN Salatiga Masa Bakti 2016
Direktur
Utama 8
16 Seminar Nasional:
“Memperkuat Peran Pemuda
dalam Meningkatkan
Ekonomi Nasional Melalui
Kewirausahaan” KOPMA
FATAWA IAIN Salatiga
26 April 2016 Peserta 8
17 Seminar Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik
Indonesia “Peningkatan
Kapasitas SDM Fasilitator
13 Mei 2016 Peserta 8
146
No Nama kegiatan Tanggal
Pelaksanaan Status Skor
dan Pendamping KUMKM”
18 Lomba Olahraga dan
Permainan Tradisional tingkat
Sekolah dalam rangka
memperingati HUT NKRI ke
71 di SMP Negeri 9 Salatiga
15-17 Agustus 2016 Panitia Sie
Kegiatan 3
19 GUDEP 01-107/01-108:
“Pelantikan Anggota Pramuka
Baru dan Peningkatan
Ketrampilan Kemandirian
serta Kedisiplinan Pramuka
Penggalang di SMP Negeri 9
Salatiga”
27-28 Agustus 2016 Panitia Sie
Kegiatan 3
20 GUDEP 01-107/01-108:
“Pendamping Kegiatan
Estafet Tunas Kelapa di
Salatiga ”
4 September 2016 Pembina
Pendamping 3
21 Seminar Nasional:
“Pengembangan Model Usaha
di Indonesia” Koperasi
Mahasiswa Institur Sains &
Teknologi AKPRIND
Yogyakarta
17 September 2016 Peserta 8
22 Seminar Nasional & Dialog
Interaktif “Ekspansikan Sayap
ke Luar Sangkar!” KOPMA
STAIN Kudus
31 Oktober 2016 Peserta 8
23 Praktikum Mata Kuliah
Kewirausahaan (Mahasiswa
Jurusan PAI, PGMI dan
PGRA) Keren Itu Mahasiswa
Kreatif, Inovatif, Mandiri dan
Berani Berwirausaha” IAIN
Salatiga
14 Desember 2016 Peserta 2
24 Pelatihan Pemandu Dasar
(PPD) oleh LAPENKOP
DEKOPIN di Jatinangor
Provinsi Jawa Barat
24-28 Maret 2017
Peserta
utusan: BPP
FKKMI
5
25 Training of Trailes
“Berekspresi, Berkarya dan 16-17 September 2017 4
147
No Nama kegiatan Tanggal
Pelaksanaan Status Skor
Berprestasi (3B) Bersama
KOPMA” di Qoryah
Thoyyibah Kalibening
Salatiga
26 Pendidikan Dasar
Perkoperasian “Mengenal
Koperasi dan Membentuk
Kader Sesuai dengan Prinsip
Koperasi‟ di Auditorium
Kampus I IAIN Salatiga
3-4 November 2017 4
Jumlah 131
Salatiga, 01 Februari 2018
Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M. Ag.
Nip. 19700510 199803 1003
148
S I L A B U S
Sekolah : MTs. Darul Aman, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung
Kelas : VII
Semester : I / Gasal
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Standar kompetensi : Adab Shalat dan Berdzikir
Kompetensi
Dasar Indikator Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu Sumber Belajar
3.4 Memahami
adab shalat
dan dzikir.
4.4.Mensimulas
ikan adab
shalat dan
dzikir.
3.4.1. Menjelaskan
pengertian adab shalat.
3.4.2. Mengidentifikasi dalil
tentang adab shalat.
3.4.3. Menganalisis adab-
adab shalat.
3.4.4. Mendeskripsikan adab-
adab dzikir.
3.4.5. Mengevaluasi perilaku
orang yang
mengamalkan adab
shalat/dzikir.
4.4.1. Mempraktekkan adab
shalat/dzikir.
Adab shalat dan
berdzikir
Mengamati:
- Menyimak
penjelasan guru
tentang adab shalat
dan dzikir.
- Mengamati adab
shalat dan dzikir
dengan video
visual.
Menanya:
- Menanyakan ulang
tentang adab shalat
dan dzikir.
- Melakukan tanya
jawab terkait
dengan materi adab
shalat dan dzikir.
Tugas:
Mengumpulkan
gambar/berita/artik
el yang sesuai
materi ajar.
Observasi:
Mengamati
pelaksanaan
diskusi dengan
menggunakan
lembar observasi
yang memuat:
- Kejelasan dan
kedalaman
informasi yang
diperoleh.
- Keaktifan dalam
berdiskusi.
3 TM
(6 x 40
menit)
1. Buku pegangan
siswa mata
pelajaran aqidah
akhlak kelas
VII.
2. Buku pedoman
guru mata
pelajaran aqidah
akhlak kelas
VII.
3. Buku
Ensiklopedi
Islam.
4. Al-Qur‟an dan
tafsir Al-Qur‟an.
5. Lingkungan
alam yang
mendukung.
6. Akses internet
149
Kompetensi
Dasar Indikator Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi
waktu Sumber Belajar
Mengeksplorasi:
- Menggali informasi
tentang adab shalat.
- Berdiskusi tentang
adab shalat dan
dzikir.
Mengasosiasikan:
- Mengaitkan apa
yang diperoleh dari
penjelasan guru.
- Menyimpulkan
hasil diskusi tentang
adab shalat dan
dzikir.
Mengkomunikasikan
- Mempresentasikan/
menyajikan konsep
hasil diskusi.
- Mempratekkan
adab shalat dan
dzikir.
- Kejelasan dan
kerapian
presentasi/resum
e.
Portofolio:
Membuat paparan
tentang materi ajar
beserta contoh-
contoh dilapangan.
Tes:
- Tulis
- Lisan
yang
mendukung.
150
Mengetahui, Temanggung, …. …………………….. 2017
Kepala MTs. Darul Aman Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Kec. Pringsurat, Kab. Temanggung
(…………………………………………..) (Puji Pangestoni)
NIP. ……………………………………… NIP. …………………………………….…
151
PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
( KKM )
Satuan Pendidikan : MTs. Darul Aman, Pringsurat, Kab. Temanggung Tahun Pelajaran : 2017 / 2018
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak Kelas / Semester : VII / I
Kompetensi Inti : KKM SEMESTER : 75
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar Indikator Esensi
Komponen
Penilaian
Rata
-rata
Kom
pon
en
Rata
-rata
In
dik
ato
r
Ese
nsi
KK
M K
D
KK
M M
AP
EL
Inta
ke
Sis
wa
Kom
ple
ksi
tas
Daya D
uk
un
g
3.1. Memahami dalil, dasar, dan tujuan akidah
Islam
3.1.1. Menjelaskan pengertian akidah
Islam 73 75 77 75,0 75,0
152
3.1.2. Mengidentifikasi dalil tentang
akidah Islam 73 75 77 75,0
75
75
3.1.3. Menjelaskan dasar dan tujuan
akidah Islam 73 75 77 75,0
3.1.4. Menjelaskan hubunganunsur-
unsur akidah Islam (iman, Islam
dan ihsan)
73 75 77 75,0
4.1. Menyajikan fakta dan fenomena kebenaran
akidah Islam
4.1.1. Menyajikan fakta dan fenomena
kebenaran akidah Islam. 73 75 77 75,0 75,0
3.2. Mengidentifikasi sifat-sifat wajib Allah
yang nafsiyah, salbiyah, ma„ani dan
ma„nawiyah beserta bukti/dalil naqli dan
aqlinya, sifat-sifat mustahil dan jaiz bagi
Allah SWT.
3.2.1. Menunjukkan dalil tentang sifat
wajib, mustahil yang nafsiyah,
salbiyah. ma‟ani dan
maknawiyah serta sifat jaiz
Allah
73 75 77 75,0
75,0 75
3.2.2. Menjelaskan pengertian sifat
wajib Allah yang nafsiyah
salbiyah,ma‟ani dan maknawiyah
73 75 77 75,0
3.2.3. Mengidentifikasi sifat wajib
Allah yang nafsiyah
salbiyah,ma‟ani dan maknawiyah
73 75 77 75,0
3.2.4. Menjelaskan pengertian sifat
mustahil bagi Allah yang
nafsiyah salbiyah, ma‟ani dan
maknawiyah
73 75 77 75,0
3.2.5. Mengidentifikasi sifat mustahil
Allah yang nafsiyah salbiyah
ma‟ani dan maknawiyah
73 75 77 75,0
3.2.6. Menjelaskan pengertian sifat jaiz 73 75 77 75,0
153
bagi Allah
3.2.7. Menyebutkan sifat Jaiz bagi Allah 73 75 77 75,0
4.2. Menyajikan contoh fenomena-fenomena
kehidupan yang muncul sebagai bukti dari
sifat wajib, mustahil, dan jaiz Allah SWT
4.2.1. Menunjukkan contoh fenomena-
fenomena kehidupan yang muncul
sebagai bukti dari sifat
wajib,mustahil,dan jaiz Allah Swt.
73 75 77 75,0 75,0
3.3. Memahami pengertian,contoh,dan dampak
positifsifat ikhlas, taat, khauf, dan tobat
3.3.1. Menjelaskan pengertian ikhlas,
taat, khauf dan tobat 73 75 77 75,0
75,0
75
3.3.2. Mengidentifikasi dalil tentang
ikhlas, taat, khauf dan tobat 73 75 77 75,0
3.3.3. Menunjukkan contoh ikhlas, taat,
khauf dan tobat 73 75 77 75,0
3.3.4. Menjelaskan dampak positif
ikhlas, taat, khauf dan tobat 73 75 77 75,0
4.3. Menceritakan kisah-kisah yang berkaitan
dengan dampak positif dari perilaku ikhlas,
taat, khauf, dan tobat dalam fenomena
kehidupan
4.3.1. Menceritakan kisah/fenomena
yang muncul berkaitan dengan
perilaku ikhlas,taat,khauf,dan
tobat dalam kehidupan sehari-
hari
73 75 77 75,0
75,0 4.3.2. Mencari kisah-kisah yang
berkaitan dengan dampak positif
dari perilaku ikhlas, taat, khauf,
dan tobat dalam fenomena
kehidupan
73 75 77 75,0
3.4. Memahami adab salat dan zikir 3.4.1. Menjelaskan pengertian adab
salat dan zikir 73 75 77 75,0
75,0 75
3.4.2. Mengidentifikasikan dalil tentang 73 75 77 75,0
154
adab salat dan zikir
3.4.3. Menjelaskan tentang adab-adab
salat dan zikir 73 75 77 75,0
3.4.4. Menujukkan hikmah perilaku
orang yang melakukan adab-
adab salat dan zikir yang benar
73 75 77 75,0
4.4. Mensimulasikan adab salat dan zikir 4.4.1 Mempraktikkan adab salat dan
zikir 73 75 77 75,0 75,0
3.5. Menganalisis kisah keteladanan Nabi
Sulaiman dan umatnya
3.5.1. Menjelaskan contoh kisah
keteladanan Nabi Sulaiman
a.s.
73 75 77 75,0
75,0
75
3.5.2. Menjelaskan hikmah yang bisa di
ambil dari kisah keteladanan
nabi Sulaiman a.s.
73 75 77 75,0
3.5.3. Menunjukkan contoh orang/tokoh
yang meneladani sifat Nabi
Sulaiman a.s.
73 75 77 75,0
4.5 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Sulaiman dan umatnya
4.5.1. Menyajikan cuplikan kisah-kisah
keteladanan Nabi Sulaiman a.s. 73 75 77 75,0 75,0
Mengetahui, Kab. Temanggung, …. Agustus 2017
Kepala MTs. Darul Aman, Guru Mata Pelajaran
Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung
(…………………………………….) (………………………………………..)
155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(R P P)
S I K L U S I
Satuan Pendidikan : MTs. Darul Aman Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung
Kelas/Semester : VII / 1
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Sub Tema : Adab Shalat dan Berdzikir
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
3.4. Memahami adab shalat dan dzikir.
C. Indikator
3.4.1. Menjelaskan pengertian adab shalat.
3.4.2. Mengidentifikasikan dalil tentang adab shalat.
3.4.3. Menjelaskan tentang adab-adab shalat.
3.4.4. Menunjukkan hikmah perilaku orang yang melakukan adab-adab shalat
yang benar.
D. Tujuan Pembelajaran
156
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada Bab 4, diharapkan peserta
didik dapat:
1. Menghayati adab shalat.
2. Terbiasa menerapkan adab shalat.
3. Memahami adab shalat.
E. Materi Ajar
Adab Shalat dan Berdzikir.
1. Fakta, contoh gambar perilaku orang yang melakukan adab-adab shalat yang
benar.
2. Konsep, pengertian adab shalat.
3. Prinsip, dalil tentang adab shalat, adab-adab shalat.
4. Prosedur, hikmah perilaku orang yang melakukan adab-adab shalat dan
mempraktikkan adab shalat dan dzikir
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : scientific
2. Model : cooperative learning
3. Metode : jigsaw
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Mengucapkan salam, berdo‟a, mengabsen
dan mengkondisikan kelas.
Apersepsi Guru mengajukan pertanyaan secara
komunikatif tentang hal-hal yang berkaitan
dengan materi adab shalat yang diketahui
peserta didik.
Motivasi
Peserta didik diberi penjelasan tentang
manfaat mempelajari adab shalat bagi
kehidupan yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Peserta didik dibagi ke dalam beberapa
kelompok
10 menit
157
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Peserta didik menyimak mekanisme
pelaksanaan pembelajaran
Inti Mengamati
Peserta didik memperhatikan dan
merenungkan kisah dan contoh gambar,
video atau fenomena tentang adab shalat
yang ada pada rubrik “Amati dan
Perhatikan”
Peserta didik mendengarkan penjelasan
guru tentang kisah dan gambar yang
diamati
Mempertanyakan
Peserta didik menuliskan pertanyaan-
pertanyaan yang ada dibenaknya hasil dari
pengamatan, pada kolom “Penasaran”.
Peserta didik bertanya jawab tentang
pengertian adab shalat
Peserta didik bertanya jawab tentang dalil
adab shalat
Peserta didik bertanya jawab tentang adab-
adab shalat
Mengeksplorasi
Peserta didik membaca materi/pemahaman
konsep pada rubrik “Buka Cakrawalamu!”
Peserta didik mengidentifikasi pengertian
adab shalat
Peserta didik mengidentifikasi dalil
tentang adab shalat
Peserta didik mengidentifikasi adab-adab
shalat
Mengasosiasikan
Peserta didik melakukan kegiatan dalam
rubrik “Kembangkan Wawasanmu!”
Peserta didik menyimpulkan pengertian
adab shalat
Peserta didik menuliskan dalil tentang
adab shalat
Peserta didik menuliskan simpulan tentang
adab-adab shalat
Mengkomunikasikan
Peserta didik mengerjakan soal-soal essay
60 menit
158
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
untuk menguatkan pemahaman konsep
Peserta didik menjelaskan pengertian adab
shalat
Peserta didik menyebutkan dalil tentang
adab shalat
Peserta didik menjelaskan adab-adab
shalat
Penutup Guru membuat kesimpulan tentang materi
ajar.
Guru mengadakan evaluasi.
Guru menugaskan peserta didik mencari
materi tentang adab shalat dari berbagai
sumber (buku, majalah, internet,
narasumber) sebagai refleksi.
Guru menyebutkan materi yang akan
dipelajari selanjutnya
Bersama-sama menutup pembelajaran
dengan do‟a dan salam.
10 menit
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
a. Multimedia ICT
b. Contoh gambar, video atau fenomena-fenomena hikmah perilaku orang
yang melakukan adab-adab shalat yang benar
2. Sumber:
a. Mushaf Al-Qur‟an dan terjemahannya
b. Buku Akidah Akhlak Pedoman Guru Kelas VII Kemenag RI 2014
c. Buku Akidah Akhlak Siswa Kelas VII Kemenag RI 2014
I. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi Sikap : Observasi
b. Kompetensi Pengetahuan : Tes tulis dan Lisan
c. Kompetensi Keterampilan : Unjuk kerja (performance)
2. Bentuk dan Instrumen Penilaian :
a. Kompetensi Sikap:
Lembar Pengamatan Sikap :
159
No Nama
Religius Disiplin Tanggun
g jawab Santun
Jumlah
skor
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
1
2
3
Dst
Rubrik :
Tingkat
Penguasaan Nilai Deskripsi Skor
BT
(belum tampak)
jika belum memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan
dalam indikator
1
MT
(mulai tampak)
jika sudah mulai memperlihatkan
tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator tetapi
belum konsisten
2
MB
(mulai berkembang)
jika sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan
dalam indikator dan mulai konsisten
3
MK
( membudaya)
jika terus menerus konsisten
memperlihatkan perilaku yang
dinyatakan dalam indikator
4
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
b. Kompetensi Pengetahuan:
1) Soal Tes Tulis : Essay
Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat !
1. Jelaskan pengertian adab menurut bahasa dan istilah !
2. Jelaskan pengertian adab shalat !
3. Sebutkan dalil tentang adab shalat!
4. Apa saja indikasi/implikasi bagi seseorang yang sudah
melaksanakan shalat dengan dengan khusyu‟ dalam kehidupan
sehari-hari !
2) Soal Tes Lisan : Uraian/Essay
Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat !
160
1. Jelaskan hikmah melaksanakan shalat dengan adab yang benar dan
baik!
2. Bagaimanakah adab-adab shalat!
3. Apa yang akan kamu lakukan jika melihat temanmu melakukan
shalat sambil bersenda gurau?
4. Sebutkan adab shalat yang kamu ketahui!
Rubrik penilaian :
1).Tes tulis: 2). Tes lisan :
No.
Soal Skor
1 4
2 4
3 4
4 4
No.
Soal Skor
1 4
2 4
3 4
4 4
Nilai = Jumlah skor X 100
Skor maksimal
Nilai = Jumlah skor X 100
Skor maksimal
c. Kompetensi Keterampilan:
1) Format penilaian “ Penasaran“.
No Nama Siswa
Aspek yang
dinilai Nilai
a b c
1
2
3
dst
Aspek dan rubrik penilaian:
a) Frekuensi dalam bertanya
(1) Jika peserta didik bertanya 3 kali atau lebih, skor 30.
(2) Jika peserta didik bertanya 2 kali, skor 20.
(3) Jika peserta didik bertanya 1 kali, skor 10.
b) Keterkaitan pertanyaan dengan materi.
(1) Jika pertanyaan sesuai dengan materi, skor 30.
(2) Jika pertanyaan kurang sesuai dengan materi, skor 20.
(3) Jika pertanyaan tidak sesuai dengan materi, skor 10.
c) Kejelasan/bahasa yang digunakan saat bertanya
(1) Jika bahasa jelas, lugas, dan mudah dipahami, skor 30.
161
(2) Jika bahasa kurang jelas, kurang lugas, dan kurang mudah
dipahami, skor 20.
(3) Jika bahasa tidak jelas,tidak lugas,dan sulit dipahami, skor 10.
Nilai : a + b + c
2) Format penilaian kegiatan diskusi “ Kembangkan Wawasanmu! “.
a) Kegiatan 1 : Diskusi
(1) Penilaian kelompok yang maju/presentasi
No Nama
Siswa
Aspek
yang
dinilai
Skor
Mak
s
Nilai
Ketuntasa
n
Tinda
k
Lanju
t
a b C T BT R P
1
2
3
dst
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai KKM
BT : Belum tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai
KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Aspek dan rubrik penilaian kelompok:
No Indikator Penilaian Skor
1 Kedalaman
informasi.
Memberikan kejelasan dan
kedalaman informasi lengkap dan
sempurna
30
Memberikan penjelasan dan
kedalaman informasi lengkap dan
kurang sempurna
20
Memberikan penjelasan dan
kedalaman informasi kurang
lengkap
10
2 Keaktifan
dalam
diskusi/tugas
berperan sangat aktif dalam
diskusi 30
berperan aktif dalam diskusi 20
kurang aktif dalam diskusi 10
3
Kejelasan
dan
kerapian
mempresentasikan dengan sangat
jelas dan rapi 40
mempresentasikan dengan jelas 30
162
No Indikator Penilaian Skor
presentasi/
jawaban
dan rapi,
mempresentasikan dengan sangat
jelas dan kurang rapi 20
mempresentasikan dengan kurang
jelas dan tidak rapi 10
Pedoman Penskoran :
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
(2) Penilaian sikap individu saat berdiskusi
No Nama
Siswa
Aktifitas
Ju
mla
h
Sk
or
Tin
gk
at
Pen
gu
asa
an
nil
ai
Ket
eran
gan
Keaktifa
n
Kerjasam
a Disiplin
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Dst
Rubrik :
Tingkat
Penguasaan
Nilai
Deskripsi Skor
BT
(belum tampak)
jika belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam
indicator
1
MT
(mulai tampak)
jika sudah mulai memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan
dalam indikator tetapi belum konsisten
2
MB
(mulai
berkembang)
jika sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam
indikator dan mulai konsisten
3
MK
(membudaya)
jika terus menerus konsisten
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator
4
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
b) Kegiatan 2 : Mensimulasikan adab shalat.
Simulasi adab shalat dilakukan secara berkelompok. Dengan cara
mensimulasikan adab shalat terlebih dahulu.
163
Format penilaian adab shalat
No. ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 2 3 4
1. Kebersihan Pakaian dan tempat
2. Pelaksanaan/Kekhusyu‟an
a. persiapan akan melakukan shalat
b. waktu pelaksanaan shalat
c. penutupan/setelah selesai
Skor yang dicapai
Skor maksimal 16
Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten.
2 = cukup kompeten.
3 = kompeten.
4 = sangat kompeten.
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
Kriteria penilaian dapat dilakukan, sebagai berikut:
(1) Jika seorang siswa memperoleh skor 25-28 dapat ditetapkan
sangat kompeten.
(2) Jika seorang siswa memperoleh skor 19-24 dapat ditetapkan
kompeten.
(3) Jika seorang siswa memperoleh skor 15-18 dapat ditetapkan
cukup kompeten.
(4) Jika seorang siswa memperoleh skor 0-14 dapat ditetapkan
tidak kompeten.
3) Format penilian diri kolom “Refleksi”:
a) Guru menilai jawaban peserta didik dari soal-soal penalaran
berbentuk studi kasus, sebagai berikut :
b) Apa yang akan kamu lakukan jika melihat temanmu melakukan
shalat sambil bersenda gurau?
c) Menurutmu, hal apakah yang terkadang membuat kita malas
berdzikir? Lantas apakah solusinya agar kiat terbiasa
melakukannya?
164
d) Menurutmu,kenapa terkadang meskipun sudah berdzikir,hati kita
tetap tidak bisa tentram?
NILAI = kebijakan guru
Catatan :
Guru membaca hasil paparan tiap peserta didik dan dihubungkan dengan
observasi/temuan guru di lapangan terhadap sikap peserta didik berhubungan dengan
adab shalat. Guru membuat rubrik penilaian observasi sikap peserta didik, sebagai
berikut:
Nama Siswa : .................................................................
Akhlak frekuensi (√)
Menerapkan adab-adab shalat yang baik dan benar
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
Keterangan
Selalu = skor 3
Sering = skor 2
Jarang = skor 1
Tidakpernah = skor 0
Nilai 0 – 2 = C (kurang)
Nilai 3 – 4 = B (cukup)
Nilai 5 – 6 = A (baik)
Catatan :
.....................................................................................................................................
.......................................................................................................................... ...........
.....................................................................................................................................
Mengetahui, Kab. Temanggung, 16 November 2017
Kepala MTs. Darul Aman, Guru Mata Pelajaran
Pringsurat, Kab. Temanggung Aqidah Akhlak
(……………………………………) (……………………………….……)
165
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(R P P)
S I K L U S II
Satuan Pendidikan : MTs. Darul Aman Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung
Kelas/Semester : VII / 1
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Sub Tema : Adab Dzikir dan Berdzikir
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
3.4 Memahami adab dzikir.
C. Indikator
3.4.1. Menjelaskan pengertian adab dzikir.
3.4.2. Mengidentifikasikan dalil tentang adab dzikir.
3.4.3. Menjelaskan tentang adab-adab dzikir.
3.4.4. Menunjukkan hikmah perilaku orang yang melakukan adab-adab
berdzikir yang benar.
166
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada Bab 4, diharapkan peserta
didik dapat:
1. Menghayati adab dzikir
2. Terbiasa menerapkan adab dzikir
3. Memahami adab dzikir
E. Materi Ajar
Adab Dzikir dan Berdzikir.
1. Fakta, contoh gambar perilaku orang yang melakukan adab-adab dzikir yang
benar.
2. Konsep, pengertian adab dzikir.
3. Prinsip, dalil tentang adab dzikir, adab-adab dzikir.
4. Prosedur, hikmah perilaku orang yang melakukan adab-adab dzikir dan
mempraktikkan adab dzikir.
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : scientific
2. Model : cooperative learning
3. Metode : jigsaw
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Mengucapkan salam, berdo‟a, mengabsen
dan mengkondisikan kelas.
Apersepsi Guru mengajukan pertanyaan secara
komunikatif tentang hal-hal yang berkaitan
dengan materi adab dzikir yang telah
dipelajari peserta didik pada pertemuan
sebelumnya.
Motivasi Peserta didik diberi penjelasan tentang
manfaat mempelajari adab dzikir bagi
kehidupan yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
167
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Peserta didik dibagi ke dalam beberapa
kelompok
Peserta didik menyimak mekanisme
pelaksanaan pembelajaran
Inti Mengamati
Peserta didik memperhatikan dan
merenungkan contoh gambar, video atau
fenomena tentang adab dzikir yang ada
pada rubrik “Amati dan Perhatikan”
Peserta didik mendengarkan penjelasan
guru tentang kisah dan gambar yang
diamati
Mempertanyakan
Peserta didik menuliskan pertanyaan-
pertanyaan yang ada dibenaknya hasil dari
pengamatan, pada kolom “Penasaran”.
Peserta didik bertanya jawab tentang
pengertian adab dzikir
Peserta didik bertanya jawab tentang dalil
adab dzikir
Peserta didik bertanya jawab tentang adab-
adab dzikir
Mengeksplorasi
Peserta didik membaca materi/pemahaman
konsep pada rubrik “Buka Cakrawalamu!”
Peserta didik mengidentifikasi pengertian
adab dzikir
Peserta didik mengidentifikasi dalil
tentang adab dzikir
Peserta didik mengidentifikasi adab-adab
dzikir
Mengasosiasikan
Peserta didik melakukan kegiatan dalam
rubrik “Kembangkan Wawasanmu!”
Peserta didik menyimpulkan pengertian
adab dzikir
Peserta didik menuliskan dalil tentang
adab dzikir
Peserta didik menuliskan simpulan tentang
adab-adab dzikir
Mengkomunikasikan
60 menit
168
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Peserta didik mengerjakan soal-soal essay
untuk menguatkan pemahaman konsep
Peserta didik menjelaskan pengertian adab
dzikir
Peserta didik menyebutkan dalil tentang
adab dzikir
Peserta didik menjelaskan adab-adab
dzikir
Penutup Guru membuat simpulan tentang materi
ajar.
Guru mengadakan evaluasi.
Guru menyebutkan materi yang akan
dipelajari selanjutnya
Guru menugaskan peserta didik mencari
materi dan contoh hikmah melaksanakan
adab dzikir dengan benar dan baik dari
berbagai sumber (buku, majalah, internet,
narasumber) sebagai bahan pelajaran
pertemuan selanjutnya.
Bersama-sama menutup pembelajaran
dengan do‟a dan salam.
10 menit
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
a. Multimedia ICT
b. Contoh gambar, video atau fenomena-fenomena hikmah perilaku orang
yang melakukan adab-adab dzikir yang benar
2. Sumber:
a. Mushaf Al-Qur‟an dan terjemahannya
b. Buku Akidah Akhlak Pedoman Guru Kelas VII Kemenag RI 2014
c. Buku Akidah Akhlak Siswa Kelas VII Kemenag RI 2014
I. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi Sikap : Observasi
b. Kompetensi Pengetahuan : Tes tulis dan Lisan
c. Kompetensi Keterampilan : Unjuk kerja (performance)
2. Bentuk dan Instrumen Penilaian :
169
a. Kompetensi Sikap:
Lembar Pengamatan Sikap :
No Nama
Religius Disiplin Tanggun
g jawab Santun
Jumlah
skor
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
1
2
3
Dst
Rubrik :
Tingkat
Penguasaan Nilai Deskripsi Skor
BT
(belum tampak)
jika belum memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan
dalam indikator
1
MT
(mulai tampak)
jika sudah mulai memperlihatkan
tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator tetapi
belum konsisten
2
MB
(mulai berkembang)
jika sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan
dalam indikator dan mulai konsisten
3
MK
( membudaya)
jika terus menerus konsisten
memperlihatkan perilaku yang
dinyatakan dalam indikator
4
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
b. Kompetensi Pengetahuan:
1) Soal Tes Tulis : Essay
Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat !
1. Jelaskan pengertian adab menurut bahasa dan istilah !
2. Jelaskan pengertian adab dzikir !
3. Sebutkan dalil tentang adab dzikir!
170
4. Apa saja indikasi/implikasi bagi seseorang yang sudah
melaksanakan dzikir dengan dengan khusyu‟ dalam kehidupan
sehari-hari !
2) Soal Tes Lisan : Uraian/Essay
Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat !
1. Jelaskan hikmah melaksanakan dzikir dengan adab yang benar dan
baik!
2. Bagaimanakah adab-adab dzikir!
3. Apa yang akan kamu lakukan jika melihat temanmu melakukan
dzikir sambil bersenda gurau?
4. Sebutkan macam dzikir yang kamu ketahui!
Rubrik penilaian :
1).Tes tulis: 2). Tes lisan :
No.
Soal Skor
1 4
2 4
3 4
4 4
No.
Soal Skor
1 4
2 4
3 4
4 4
Nilai = Jumlah skor X 100
Skor maksimal
Nilai = Jumlah skor X 100
Skor maksimal
c. Kompetensi Keterampilan:
1) Format penilaian “ Penasaran“.
No Nama Siswa
Aspek yang
dinilai Nilai
a b c
1
2
3
dst
Aspek dan rubrik penilaian:
d) Frekuensi dalam bertanya
(1) Jika peserta didik bertanya 3 kali atau lebih, skor 30.
(2) Jika peserta didik bertanya 2 kali, skor 20.
(3) Jika peserta didik bertanya 1 kali, skor 10.
171
e) Keterkaitan pertanyaan dengan materi.
(1) Jika pertanyaan sesuai dengan materi, skor 30.
(2) Jika pertanyaan kurang sesuai dengan materi, skor 20.
(3) Jika pertanyaan tidak sesuai dengan materi, skor 10.
f) Kejelasan/bahasa yang digunakan saat bertanya
(1) Jika bahasa jelas, lugas, dan mudah dipahami, skor 30.
(2) Jika bahasa kurang jelas, kurang lugas, dan kurang mudah
dipahami, skor 20.
(3) Jika bahasa tidak jelas,tidak lugas,dan sulit dipahami, skor 10.
Nilai : a + b + c
2) Format penilaian kegiatan diskusi “ Kembangkan Wawasanmu! “.
a) Kegiatan 1 : Diskusi
(1) Penilaian kelompok yang maju/presentasi
No Nama
Siswa
Aspek
yang
dinilai
Skor
Mak
s
Nilai
Ketuntasa
n
Tinda
k
Lanju
t
a b C T BT R P
1
2
3
dst
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai KKM
BT : Belum tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai
KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Aspek dan rubrik penilaian kelompok:
No Indikator Penilaian Skor
1 Kedalaman
informasi.
Memberikan kejelasan dan
kedalaman informasi lengkap dan
sempurna
30
Memberikan penjelasan dan
kedalaman informasi lengkap dan
kurang sempurna
20
172
No Indikator Penilaian Skor
Memberikan penjelasan dan
kedalaman informasi kurang
lengkap
10
2 Keaktifan
dalam
diskusi/tugas
berperan sangat aktif dalam
diskusi 30
berperan aktif dalam diskusi 20
kurang aktif dalam diskusi 10
3
Kejelasan
dan
kerapian
presentasi/
jawaban
mempresentasikan dengan sangat
jelas dan rapi 40
mempresentasikan dengan jelas
dan rapi, 30
mempresentasikan dengan sangat
jelas dan kurang rapi 20
mempresentasikan dengan kurang
jelas dan tidak rapi 10
Pedoman Penskoran :
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
(2) Penilaian sikap individu saat berdiskusi
No Nama
Siswa
Aktifitas
Ju
mla
h
Sk
or
Tin
gk
at
Pen
gu
asa
an
nil
ai
Ket
eran
gan
Keaktifa
n
Kerjasam
a Disiplin
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Dst
Rubrik :
Tingkat
Penguasaan
Nilai
Deskripsi Skor
BT
(belum tampak)
jika belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam
indicator
1
MT
(mulai tampak)
jika sudah mulai memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan
dalam indikator tetapi belum konsisten
2
173
MB
(mulai
berkembang)
jika sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam
indikator dan mulai konsisten
3
MK
(membudaya)
jika terus menerus konsisten
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator
4
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
b) Kegiatan 2 : Mensimulasikan adab dzikir.
Simulasi adab dzikir dilakukan secara berkelompok. Dengan cara
mensimulasikan adab dzikir terlebih dahulu.
Format penilaian adab dzikir
No. ASPEK YANG DINILAI
PELAKSANAAN/KEKHUSYU’AN
NILAI
1 2 3 4
1 Persiapan akan melakukan dzikir
2 Waktu pelaksanaan dzikir
3 Penutupan/setelah selesai
Skor yang dicapai
Skor maksimal 12
Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten.
2 = cukup kompeten.
3 = kompeten.
4 = sangat kompeten.
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
Kriteria penilaian dapat dilakukan, sebagai berikut:
(1) Jika seorang siswa memperoleh skor 25-28 dapat ditetapkan
sangat kompeten.
(2) Jika seorang siswa memperoleh skor 19-24 dapat ditetapkan
kompeten.
(3) Jika seorang siswa memperoleh skor 15-18 dapat ditetapkan
cukup kompeten.
(4) Jika seorang siswa memperoleh skor 0-14 dapat ditetapkan
174
tidak kompeten.
3) Format penilian diri kolom “Refleksi”:
Guru menilai jawaban peserta didik dari soal-soal penalaran
berbentuk studi kasus, sebagai berikut :
a) Apa yang akan kamu lakukan jika melihat temanmu melakukan
dzikir sambil bersenda gurau?
b) Menurutmu, hal apakah yang terkadang membuat kita malas
berdzikir? Lantas apakah solusinya agar kiat terbiasa
melakukannya?
c) Menurutmu, kenapa terkadang meskipun sudah berdzikir, hati kita
tetap tidak bisa tentram?
NILAI = kebijakan guru
175
Catatan :
Guru membaca hasil paparan tiap peserta didik dan dihubungkan dengan
observasi/temuan guru di lapangan terhadap sikap peserta didik berhubungan dengan
adab dzikir. Guru membuat rubrik penilaian observasi sikap peserta didik, sebagai
berikut:
Nama Siswa : .................................................................
Akhlak frekuensi (√)
Menerapkan adab-adab dzikir yang baik dan benar
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
Keterangan
Selalu = skor 3
Sering = skor 2
Jarang = skor 1
Tidakpernah = skor 0
Nilai 0 – 2 = C (kurang)
Nilai 3 – 4 = B (cukup)
Nilai 5 – 6 = A (baik)
Catatan :
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Mengetahui, Kab. Temanggung, 23 November 2017
Kepala MTs. Darul Aman, Guru Mata Pelajaran
Pringsurat, Kab. Temanggung Aqidah Akhlak
(……………………………………) (……………………………….……)
176
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
S I K L U S III
Satuan Pendidikan : MTs. Darul Aman Kecamatan Pringsurat
Kabupaten Temanggung
Kelas/Semester : VII / 1
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Sub Tema : Adab Shalat dan Berdzikir
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
1.4. Menghayati adab shalat dan dzikir.
2.4. Terbiasa menerapkan adab shalat dan dzikir.
3.5. Memahami adab shalat dan dzikir.
4.4. Mensimulasikan adab shalat dan dzikir.
177
C. Indikator
3.4.1. Menjelaskan pengertian adab shalat dan dzikir.
3.4.2. Mengidentifikasikan dalil tentang adab shalat dan dzikir.
3.4.3. Menjelaskan tentang adab-adab shalat dan dzikir.
3.4.4. Menunjukkan hikmah perilaku orang yang melakukan adab-adab shalat
dan dzikir yang benar.
4.4.1. Mempraktikkan adab shalat dan dzikir
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada Bab 4, diharapkan peserta
didik dapat:
1. Menghayati adab shalat dan dzikir
2. Terbiasa menerapkan adab shalat dan dzikir
3. Memahami adab shalat dan dzikir
4. Mensimulasikan adab shalat dan dzikir
E. Materi Ajar
Adab Shalat dan Dzikir
1. Fakta, contoh gambar perilaku orang yang melakukan adab-adab shalat dan
dzikir yang benar.
2. Konsep, pengertian adab shalat dan dzikir.
3. Prinsip, dalil tentang adab shalat dan dzikir, adab-adab shalat dan dzikir
4. Prosedur, hikmah perilaku orang yang melakukan adab-adab shalat dan
dzikir yang benar, mempraktikkan adab shalat dan dzikir
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : scientific
2. Model : cooperative learning
3. Metode : jigsaw
178
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi Mengucapkan salam, berdo‟a, mengabsen dan
mengkondisikan kelas.
Apersepsi
Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif
tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi
adab shalat dan dzikir yang telah dipelajari
peserta didik pada pertemuan sebelumnya.
Motivasi Peserta didik diberi penjelasan tentang manfaat
mempelajari adab shalat dan dzikir bagi
kehidupan yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Peserta didik dibagi ke dalam beberapa
kelompok
Peserta didik menyimak mekanisme
pelaksanaan pembelajaran
10 menit
Inti Mengamati
Peserta didik memperhatikan dan
merenungkan contoh gambar, video atau
fenomena tentang hikmah perilaku orang yang
melakukan adab-adab shalat dan dzikir yang
benar yang ada pada rubrik “Amati dan
Perhatikan”
Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
tentang gambar yang diamati
Mempertanyakan
Peserta didik menuliskan pertanyaan-
pertanyaan yang ada dibenaknya hasil dari
pengamatan, pada kolom “Penasaran”.
Peserta didik bertanya jawab tentang hikmah
perilaku orang yang melakukan adab-adab
shalat dan dzikir yang benar
Peserta didik bertanya jawab tentang tata cara
melaksanakan adab shalat dan dzikir
Mengeksplorasi
Peserta didik membaca materi/pemahaman
konsep pada rubrik “Buka Cakrawalamu!”
Peserta didik mengidentifikasi hikmah perilaku
60 menit
179
orang yang melakukan adab-adab shalat dan
dzikir yang benar
Peserta didik mengidentifikasi tatacara
melaksanakan adab shalat dan dzikir dengan
benar dan baik
Mengasosiasikan
Peserta didik menuliskan simpulan tentang
hikmah perilaku orang yang melakukan adab-
adab shalat dan dzikir yang benar
Peserta didik menyimpulkan tatacara
melaksanakan adab shalat dan dzikir dengan
benar dan baik
Guru menyuruh peserta didik untuk menalar
materi yang telah dipelajari.
Peserta didik melakukan kegiatan dalam rubrik
“Kembangkan Wawasanmu!” dengan
berdiskusi secara berkelompok tentang hikmah
perilaku orang yang melakukan adab-adab
shalat dan dzikir yang benar dan
mensimulasikan adab shalat dan dzikir dengan
benar dan baik
Peserta didik menuliskan hasil simpulan
diskusi kelompok
Mengkomunikasikan
Peserta didik memamerkan/mempresentasikan
hasil diskusinya dan mensimulasikan adab
shalat dan dzikir dengan benar dan baik
Peserta didik kelompok lain menilai hasil
diskusi dan simulasi kelompok lain dari segi
ketepatan jawaban, kelengkapan contoh dan
kejujuran pendapat, serta ketepatan simulasi.
Tiap kelompok melakukan tanya jawab
sederhana mengomentari hasil diskusi dan
simulasi kelompok lain
Guru memberi reward kepada seluruh
kelompok
Guru memberikan penjelasan tambahan dan
penguatan terhadap hasil diskusi dan simulasi
kelompok
Penutup Guru bertanya kepada peserta didik tentang
manfaat/hikmah mempelajari materi adab
shalat dan dzikir
Guru membimbing peserta didik untuk
menyimpulkan materi ajar.
10 menit
180
Guru menugaskan peserta didik secara jujur
mengerjakan tugas pada rubrik
“Refleksi”dengan menjawab soal-soal
penalaran yang berhubungan dengan
pengamalan materi yang telah dipelajari.
Guru mengadakan evaluasi.
Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Bersama-sama menutup pembelajaran dengan
do‟a dan salam.
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Media:
a. Multimedia ICT
b. Contoh gambar, video atau fenomena-fenomena hikmah perilaku orang
yang melakukan adab-adab dzikir yang benar
2. Sumber:
a. Mushaf Al-Qur‟an dan terjemahannya
b. Buku Akidah Akhlak Pedoman Guru Kelas VII Kemenag RI 2014
c. Buku Akidah Akhlak Siswa Kelas VII Kemenag RI 2014
I. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi Sikap : Observasi
b. Kompetensi Pengetahuan : Tes tulis dan Lisan
c. Kompetensi Keterampilan : Unjuk kerja (performance)
2. Bentuk dan Instrumen Penilaian :
a. Kompetensi Sikap:
Lembar Pengamatan Sikap :
No Nama
Religius Disiplin Tanggun
g jawab Santun
Jumlah
skor
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
1
2
Dst
181
Rubrik :
Tingkat
Penguasaan Nilai Deskripsi Skor
BT
(belum tampak)
jika belum memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan
dalam indikator
1
MT
(mulai tampak)
jika sudah mulai memperlihatkan
tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator tetapi
belum konsisten
2
MB
(mulai berkembang)
jika sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan
dalam indikator dan mulai konsisten
3
MK
( membudaya)
jika terus menerus konsisten
memperlihatkan perilaku yang
dinyatakan dalam indikator
4
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
b. Kompetensi Pengetahuan:
1) Soal Tes Tulis : Essay
Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat !
1. Jelaskan pengertian adab menurut bahasa dan istilah !
2. Jelaskan pengertian adab shalat dan dzikir!
3. Sebutkan dalil tentang adab shalat!
4. Sebutkan dalil tentang adab dzikir beserta terjemahnya!
5. Sebutkan do‟a sebelum shalat !
2) Soal Tes Lisan : Uraian/Essay
Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat !
1. Jelaskan hikmah melaksanakan shalat dengan adab yang benar dan
baik!
2. Jelaskan hikmah melaksanakan adab dzikir dengan benar dan
baik!
3. Sebutkan tiga bacaan dzikir setelah shalat yang biasa kamu
bacakan!
182
4. Bagaimanakah adab-adab shalat!
5. Bagaimanakah adab-adab dzikir!
Rubrik penilaian :
1).Tes tulis: 2). Tes lisan :
No.
Soal Skor
1 4
2 4
3 4
4 4
5 4
No.
Soal Skor
1 4
2 4
3 4
4 4
5 4
Nilai = Jumlah skor X 100
Skor maksimal
Nilai = Jumlah skor X 100
Skor maksimal
c. Kompetensi Keterampilan:
1) Format penilaian “ Penasaran“.
No Nama Siswa
Aspek yang
dinilai Nilai
a b c
1
2
3
dst
Aspek dan rubrik penilaian:
a) Frekuensi dalam bertanya
(1) Jika peserta didik bertanya 3 kali atau lebih, skor 30.
(2) Jika peserta didik bertanya 2 kali, skor 20.
(3) Jika peserta didik bertanya 1 kali, skor 10.
b) Keterkaitan pertanyaan dengan materi.
(1) Jika pertanyaan sesuai dengan materi, skor 30.
(2) Jika pertanyaan kurang sesuai dengan materi, skor 20.
(3) Jika pertanyaan tidak sesuai dengan materi, skor 10.
c) Kejelasan/bahasa yang digunakan saat bertanya
(1) Jika bahasa jelas, lugas, dan mudah dipahami, skor 30.
(2) Jika bahasa kurang jelas, kurang lugas, dan kurang mudah
dipahami, skor 20.
183
(3) Jika bahasa tidak jelas,tidak lugas,dan sulit dipahami, skor 10.
Nilai : a + b + c
2) Format penilaian kegiatan diskusi “ Kembangkan Wawasanmu! “.
a) Kegiatan 1 : Diskusi
(1) Penilaian kelompok yang maju/presentasi
No Nama
Siswa
Aspek
yang
dinilai
Skor
Maks Nilai
Ketuntasan Tindak
Lanjut
a b c T BT R P
1
2
3
dst
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai KKM
BT : Belum tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai
KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Aspek dan rubrik penilaian kelompok:
No Indikator Penilaian Skor
1 Kedalaman
informasi.
Memberikan kejelasan dan
kedalaman informasi lengkap dan
sempurna
30
Memberikan penjelasan dan
kedalaman informasi lengkap dan
kurang sempurna
20
Memberikan penjelasan dan
kedalaman informasi kurang
lengkap
10
2 Keaktifan
dalam
diskusi/tugas
berperan sangat aktif dalam
diskusi 30
berperan aktif dalam diskusi 20
kurang aktif dalam diskusi 10
3
Kejelasan
dan
kerapian
presentasi/
jawaban
mempresentasikan dengan sangat
jelas dan rapi 40
mempresentasikan dengan jelas
dan rapi, 30
mempresentasikan dengan sangat
jelas dan kurang rapi 20
mempresentasikan dengan kurang 10
184
No Indikator Penilaian Skor
jelas dan tidak rapi
Pedoman Penskoran :
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
(2) Penilaian sikap individu saat berdiskusi
No Nama
Siswa
Aktifitas
Ju
mla
h
Sk
or
Tin
gk
at
Pen
gu
asa
an
nil
ai
Ket
eran
gan
Keaktifa
n
Kerjasam
a Disiplin
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Dst
Rubrik :
Tingkat
Penguasaan
Nilai
Deskripsi Skor
BT
(belum tampak)
jika belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam
indicator
1
MT
(mulai tampak)
jika sudah mulai memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan
dalam indikator tetapi belum konsisten
2
MB
(mulai
berkembang)
jika sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam
indikator dan mulai konsisten
3
MK
(membudaya)
jika terus menerus konsisten
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator
4
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
b) Kegiatan 2 : Mensimulasikan adab shalat dan dzikir
Simulasi adab shalat dan dzikir dilakukan secara berkelompok.
Dengan cara mensimulasikan adab shalat terlebih dahulu,
dilanjutkan adab berdzikir
185
Format penilaian adab shalat dan dzikir
No. ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 2 3 4
ADAB SHALAT
1. Kebersihan Pakaian dan tempat
2.
Pelaksanaan/Kekhusyu‟an
a. persiapan akan melakukan shalat
b. waktu pelaksanaan shalat
c. penutupan/setelah selesai
ADAB DZIKIR
1. Pelaksanaan/kekhusyu‟an
a. persiapan akan melakukan dzikir
b. waktu pelaksanaan dzikir
c. penutupan/setelah selesai
Skor yang dicapai
Skor maksimal 28
Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten.
2 = cukup kompeten.
3 = kompeten.
4 = sangat kompeten.
Nilai =Jumlah Nilai Skor Yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal× 100
Kriteria penilaian dapat dilakukan, sebagai berikut:
(1) Jika seorang siswa memperoleh skor 25-28 dapat ditetapkan
sangat kompeten.
(2) Jika seorang siswa memperoleh skor 19-24 dapat ditetapkan
kompeten.
(3) Jika seorang siswa memperoleh skor 15-18 dapat ditetapkan
cukup kompeten.
(4) Jika seorang siswa memperoleh skor 0-14 dapat ditetapkan
tidak kompeten.
3) Format penilian diri kolom “Refleksi”:
Guru menilai jawaban peserta didik dari soal-soal penalaran
berbentuk studi kasus, sebagai berikut :
186
1. Apa yang akan kamu lakukan jika melihat temanmu melakukan
shalat dan dzikir sambil bersenda gurau?
2. Menurutmu, hal apakah yang terkadang membuat kita malas
shalat dan berdzikir? Lantas apakah solusinya agar kiat terbiasa
melakukannya?
3. Menurutmu, kenapa terkadang meskipun sudah shalat dan
berdzikir, hati kita tetap tidak bisa tentram?
NILAI = kebijakan guru
Catatan :
Guru membaca hasil paparan tiap peserta didik dan dihubungkan dengan
observasi/temuan guru di lapangan terhadap sikap peserta didik berhubungan dengan
adab dzikir. Guru membuat rubrik penilaian observasi sikap peserta didik, sebagai
berikut:
Nama Siswa : .................................................................
Akhlak frekuensi (√)
Menerapkan adab-adab shalat yang baik dan benar
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
Menerapkan adab-adab dzikir yang baik dan benar
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
Keterangan
Selalu = skor 3
Sering = skor 2
Jarang = skor 1
Tidakpernah = skor 0
Nilai 0 – 2 = C (kurang)
Nilai 3 – 4 = B (cukup)
Nilai 5 – 6 = A (baik)
Catatan :
.....................................................................................................................................
.......................................................................................................................... ...........
.....................................................................................................................................
187
Mengetahui, Kab. Temanggung, 04 Januari 2018
Kepala MTs. Darul Aman, Guru Mata Pelajaran
Pringsurat, Kab. Temanggung Aqidah Akhlak
(……………………………………) (……………………………….……)
188
SOAL PRE TEST
AQIDAH AKHLAK MATERI ADAB SHALAT DAN BERDZIKIR
1. Bagaimana definisi dari shalat menurut kaliyan?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
2. Sebutkan dasar kewajiban dari shalat!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
3. Apa manfaat dari melaksanakan shalat?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
4. Sebutkan apa saja adab shalat!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
5. Bagaimana definisi dari dzikir menurut kaliyan?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
6. Sebutkan bentuk dan macam dzikir!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
7. Apa manfaat dari dzikir?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
8. Sebutkan apa saja adab dzikir!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
189
SOAL POST TEST
AQIDAH AKHLAK MATERI ADAB SHALAT DAN BERDZIKIR
SIKLUS I
1. Bagaimana definisi dari adab shalat menurut kaliyan?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
2. Sebutkan dasar kewajiban dari shalat!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
3. Apa manfaat melaksanakan adab shalat?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
4. Sebutkan apa saja adab shalat!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
190
SOAL POST TEST
AQIDAH AKHLAK MATERI ADAB SHALAT DAN BERDZIKIR
SIKLUS II
1. Bagaimana definisi dari adab dzikir menurut kaliyan?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
2. Sebutkan bentuk dan macam dzikir!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
3. Apa manfaat dari dzikir?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
4. Sebutkan apa saja adab dzikir!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
191
SOAL POST TEST
AQIDAH AKHLAK MATERI ADAB SHALAT DAN BERDZIKIR
SIKLUS III
1. Bagaimana definisi dari shalat dan adab shalat menurut kaliyan?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
2. Sebutkan dasar kewajiban dari shalat!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
3. Apa manfaat dari melaksanakan shalat?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
4. Sebutkan apa saja adab shalat!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
5. Jelaskan hikmah melaksanakan shalat dengan adab yang benar dan baik!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
6. Bagaimana definisi dari dzikir dan adab dzikir menurut kaliyan?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
7. Sebutkan bentuk dan macam dzikir!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
8. Apa manfaat dari dzikir?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
9. Sebutkan apa saja adab dzikir!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
10. Jelaskan hikmah melaksanakan dzikir dengan adab yang benar dan baik!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….......
192
LEMBAR OBSERVASI
No Nama
Religius Disiplin Tanggung
jawab Santun
Jumlah
skor
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
1 Aufi Zaimatul A`Yun
2 Ayu Avrilia Ahsanu Nadia
3 Dewi Rahmawati
4 Dinda Putri Rahmadhani
5 Dwi Ayu Safitri
6 Dwi Ismawati
7 Endang Wahyu Lestari
8 Eni Ifti Khoiriyah
9 Fitria Wulansari
10 Ika Aulia Wahyuningtyas
11 Indana Lazulfa
12 Intan Anggraeni
13 Iza Lu'lu'ul Lutfia
14 Lucky Earlyana Prachusya
15 Lutfiana Syifa
16 Maya Candra Lufida Ningrum
17 Nadia Nur Rohmah
18 Nelys Saadatin Nafisah
19 Novia Dwi Nurjannah
20 Nur Lita
21 Putri Puji Rahayu
22 Salimah
23 Sherly Yani
24 Siti Zahrotul Khasanah
25 Sofia Erna Wulandari
26 Venitaning Siwi Rozaqi
27 Vina Zuharatu Izza
Rubrik :
Tingkat Penguasaan Nilai Deskripsi Skor
BT (belum tampak) jika belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku
yang dinyatakan dalam indikator 1
MT (mulai tampak) jika sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten
2
MB (mulai berkembang) jika sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku
yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten 3
MK ( membudaya) jika terus menerus konsisten memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator 4
193
Kompetensi Keterampilan “ Penasaran“.
No Nama Siswa Aspek yang dinilai
Nilai a b c
1 Aufi Zaimatul A`Yun
2 Ayu Avrilia Ahsanu Nadia
3 Dewi Rahmawati
4 Dinda Putri Rahmadhani
5 Dwi Ayu Safitri
6 Dwi Ismawati
7 Endang Wahyu Lestari
8 Eni Ifti Khoiriyah
9 Fitria Wulansari
10 Ika Aulia Wahyuningtyas
11 Indana Lazulfa
12 Intan Anggraeni
13 Iza Lu'lu'ul Lutfia
14 Lucky Earlyana Prachusya
15 Lutfiana Syifa
16 Maya Candra Lufida Ningrum
17 Nadia Nur Rohmah
18 Nelys Saadatin Nafisah
19 Novia Dwi Nurjannah
20 Nur Lita
21 Putri Puji Rahayu
22 Salimah
23 Sherly Yani
24 Siti Zahrotul Khasanah
25 Sofia Erna Wulandari
26 Venitaning Siwi Rozaqi
27 Vina Zuharatu Izza
Aspek dan rubrik penilaian:
a) Frekuensi dalam bertanya
(1) Jika peserta didik bertanya 3 kali atau lebih, skor 30. (2) Jika peserta didik
bertanya 2 kali, skor 20. (3) Jika peserta didik bertanya 1 kali, skor 10.
b) Keterkaitan pertanyaan dengan materi.
(1) Jika pertanyaan sesuai dengan materi, skor 30. (2) Jika pertanyaan kurang
sesuai dengan materi, skor 20. (3) Jika pertanyaan tidak sesuai dengan
materi, skor 10.
c) Kejelasan/bahasa yang digunakan saat bertanya
(1) Jika bahasa jelas, lugas, dan mudah dipahami, skor 30. (2) Jika bahasa
kurang jelas, kurang lugas dan kurang mudah dipahami, skor 20. (3) Jika
bahasa tidak jelas, tidak lugas dan sulit dipahami, skor 10.
194
c) Kegiatan 1 : Diskusi
(1) Penilaian kelompok yang maju/presentasi
No Nama Siswa
Aspek
yang
dinilai
Sk
or
Mak
s
Nil
ai
Ketuntasan
Tin
dak
Lan
jut
a b c T BT R P
1 Aufi Zaimatul A`Yun
2 Ayu Avrilia Ahsanu Nadia
3 Dewi Rahmawati
4 Dinda Putri Rahmadhani
5 Dwi Ayu Safitri
6 Dwi Ismawati
7 Endang Wahyu Lestari
8 Eni Ifti Khoiriyah
9 Fitria Wulansari
10 Ika Aulia Wahyuningtyas
11 Indana Lazulfa
12 Intan Anggraeni
13 Iza Lu'lu'ul Lutfia
14 Lucky Earlyana Prachusya
15 Lutfiana Syifa
16
Maya Candra Lufida
Ningrum
17 Nadia Nur Rohmah
18 Nelys Saadatin Nafisah
19 Novia Dwi Nurjannah
20 Nur Lita
21 Putri Puji Rahayu
22 Salimah
23 Sherly Yani
24 Siti Zahrotul Khasanah
25 Sofia Erna Wulandari
26 Venitaning Siwi Rozaqi
27 Vina Zuharatu Izza
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai KKM
BT : Belum tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
195
Aspek dan rubrik penilaian kelompok:
No Indikator Penilaian Skor
a Kedalaman
informasi.
Memberikan kejelasan dan kedalaman
informasi lengkap dan sempurna 30
Memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi lengkap dan kurang sempurna 20
Memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi kurang lengkap 10
b Keaktifan
dalam
diskusi/tugas
berperan sangat aktif dalam diskusi 30
berperan aktif dalam diskusi 20
kurang aktif dalam diskusi 10
c Kejelasan
dan
kerapian
presentasi/
jawaban
mempresentasikan dengan sangat jelas dan
rapi 40
mempresentasikan dengan jelas dan rapi, 30
mempresentasikan dengan sangat jelas dan
kurang rapi 20
mempresentasikan dengan kurang jelas dan
tidak rapi 10
(2) Penilaian sikap individu saat berdiskusi
No Nama Siswa
Aktifitas
Ju
mla
h
Sk
or
Tin
gk
at
Pen
gu
asa
an
nil
ai
Ket
eran
gan
Keaktifa
n
Kerjasam
a Disiplin
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Aufi Zaimatul A`Yun
2 Ayu Avrilia Ahsanu
Nadia
3 Dewi Rahmawati
4 Dinda Putri
Rahmadhani
5 Dwi Ayu Safitri
6 Dwi Ismawati
7 Endang Wahyu
Lestari
8 Eni Ifti Khoiriyah
9 Fitria Wulansari
10 Ika Aulia
Wahyuningtyas
11 Indana Lazulfa
12 Intan Anggraeni
13 Iza Lu'lu'ul Lutfia
14 Lucky Earlyana
196
No Nama Siswa
Aktifitas
Ju
mla
h
Sk
or
Tin
gk
at
Pen
gu
asa
an
nil
ai
Ket
eran
gan
Keaktifa
n
Kerjasam
a Disiplin
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Prachusya
15 Lutfiana Syifa
16 Maya Candra Lufida
Ningrum
17 Nadia Nur Rohmah
18 Nelys Saadatin
Nafisah
19 Novia Dwi
Nurjannah
20 Nur Lita
21 Putri Puji Rahayu
22 Salimah
23 Sherly Yani
24 Siti Zahrotul
Khasanah
25 Sofia Erna Wulandari
26 Venitaning Siwi
Rozaqi
27 Vina Zuharatu Izza
Rubrik :
Tingkat Penguasaan
Nilai Deskripsi Skor
BT (belum tampak) jika belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam
indikator
1
MT (mulai tampak) jika sudah mulai memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan
dalam indikator tetapi belum konsisten
2
MB (mulai berkembang) jika sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam
indikator dan mulai konsisten
3
MK (membudaya) jika terus menerus konsisten
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator
4
d) Kegiatan 2 : Mensimulasikan adab shalat.
Simulasi adab shalat dan dzikir dilakukan secara berkelompok. dilanjutkan adab
berdzikir
197
Format penilaian adab shalat dan dzikir
No. ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 2 3 4
ADAB SHALAT
1. Kebersihan Pakaian dan tempat
2.
Pelaksanaan/Kekhusyu‟an
a. persiapan akan melakukan shalat
b. waktu pelaksanaan shalat
c. penutupan/setelah selesai
ADAB DZIKIR
1. Pelaksanaan/kekhusyu‟an
a. persiapan akan melakukan dzikir
b. waktu pelaksanaan dzikir
c. penutupan/setelah selesai
Skor yang dicapai
Skor maksimal 28
Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten.
2 = cukup kompeten.
3 = kompeten.
4 = sangat kompeten.
Kriteria penilaian dapat dilakukan, sebagai berikut:
(1) Jika seorang siswa memperoleh skor 25-28 dapat ditetapkan sangat kompeten.
(2) Jika seorang siswa memperoleh skor 19-24 dapat ditetapkan kompeten.
(3) Jika seorang siswa memperoleh skor 15-18 dapat ditetapkan cukup kompeten.
(4) Jika seorang siswa memperoleh skor 0-14 dapat ditetapkan tidak kompeten.
Format penilian diri kolom “Refleksi”:
Guru menilai jawaban peserta didik dari soal-soal penalaran berbentuk studi
kasus, sebagai berikut :
a) Apa yang akan kamu lakukan jika melihat temanmu melakukan shalat dan
dzikir sambil bersenda gurau?
b) Menurutmu, hal apakah yang terkadang membuat kita malas shalat dan
berdzikir? Lantas apakah solusinya agar kiat terbiasa melakukannya?
c) Menurutmu, kenapa terkadang meskipun sudah shalat dan berdzikir, hati kita
tetap tidak bisa tentram?
198
Guru membaca hasil paparan tiap peserta didik dan dihubungkan dengan
observasi/temuan guru di lapangan terhadap sikap peserta didik berhubungan dengan
adab dzikir. Guru membuat rubrik penilaian observasi sikap peserta didik, sebagai
berikut:
Nama Siswa : .................................................................
Akhlak frekuensi (√)
Menerapkan adab-adab shalat yang baik dan benar
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
Menerapkan adab-adab dzikir yang baik dan benar
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
Keterangan
Selalu = skor 3
Sering = skor 2
Jarang = skor 1
Tidakpernah = skor 0
Nilai 0 – 2 = C (kurang)
Nilai 3 – 4 = B (cukup)
Nilai 5 – 6 = A (baik)
Catatan :
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
199
No Nama
Indikator Siswa
Keh
ad
iran
Sis
wa
Kesu
ng
gu
han
m
em
perh
ati
kan
p
en
jela
san
gu
ru
Mau
b
ert
an
ya
pad
a
gu
ru
ten
tan
g
mate
ri
yan
g b
elu
m j
ela
s
Beru
sah
a
men
jaw
ab
pert
an
yaan
gu
ru
Kesu
ng
gu
han
m
ela
ksan
akan
tug
as
Beru
sah
a
mem
ah
am
i m
ate
ri
pela
jara
n
Kesu
ng
gu
han
men
yele
saik
an
so
al
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
1 Aufi Zaimatul A`Yun
2 Ayu Avrilia Ahsanu Nadia
3 Dewi Rahmawati
4 Dinda Putri Rahmadhani
5 Dwi Ayu Safitri
6 Dwi Ismawati
7 Endang Wahyu Lestari
8 Eni Ifti Khoiriyah
9 Fitria Wulansari
10 Ika Aulia Wahyuningtyas
11 Indana Lazulfa
12 Intan Anggraeni
13 Iza Lu'lu'ul Lutfia
14 Lucky Earlyana Prachusya
15 Lutfiana Syifa
16 Maya Candra Lufida Ningrum
17 Nadia Nur Rohmah
18 Nelys Saadatin Nafisah
200
No Nama
Indikator Siswa
Keh
ad
iran
Sis
wa
Kesu
ng
gu
han
m
em
perh
ati
kan
p
en
jela
san
gu
ru
Mau
b
ert
an
ya
pad
a
gu
ru
ten
tan
g
mate
ri
yan
g b
elu
m j
ela
s
Beru
sah
a
men
jaw
ab
pert
an
yaan
gu
ru
Kesu
ng
gu
han
m
ela
ksan
akan
tug
as
Beru
sah
a
mem
ah
am
i m
ate
ri
pela
jara
n
Kesu
ng
gu
han
men
yele
saik
an
so
al
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
Ya
Tid
ak
19 Novia Dwi Nurjannah
20 Nur Lita
21 Putri Puji Rahayu
22 Salimah
23 Sherly Yani
24 Siti Zahrotul Khasanah
25 Sofia Erna Wulandari
26 Venitaning Siwi Rozaqi
27 Vina Zuharatu Izza
Jumlah Siswa
Jumlah Minat Siswa
Persentase
Rata-rata Persentase Kelas
1
LEMBAR OBSERVASI GURU
Petunjuk Pengisian: berilah tanda ( √ ) pada aspek aktivitas guru dalam proses
pembelajaran sesuai hasil pengamatan pada saat mengalami proses pembelajaran!
No Aspek Yang Diamati Skala Partisipasi
A B C
A. Pendahuluan
1 Persiapan sarana pembelajaran
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
3 Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu
4 Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari
5 Memotivasi siswa
B. Kegiatan Inti
1 Menguasai materi pelajaran dengan baik
2 Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator
3 Berperan sebagai fasilitator
4 Mengajukan pertanyaan pada siswa
5 Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan
6 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
7 Menguasai alat dan bahan peraga
8 Memberikan bimbingan pada kegiatan proses pembelajaran
9 Kejelasan penyajian konsep
10 Memberi contoh konkrit dalam kejadian yang ada dalam
kehidupan, sesuai dengan yang diperagakan
11 Memberikan motivasi dan penguatan
C. Penutup
1 Membimbing siswa menyimpulkan materi
2 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang
3 Memberi tugas pada siswa
4 Mengadakan evaluasi
Jumlah
Total Nilai
Kriteria
Keterangan
A = (3) dilakukan dengan sempurna; B = (2) dilakukan tapi kurang; C = (1) tidak
dilakukan guru
Nilai =Jumlah Skor Perolehan
Jumlah Skor Maksimum× 100 =
60× 100 = ⋯
Kriteria
Baik, bila nilai 67 sampai 100; Sedang, bila nilai 34 sampai 66; Kurang, bila nilai 1
sampai 33
2
DOKUMENTASI PENELITIAN
3
4
5
RNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Saya yang bertanda-tangan, dibawah ini:
Nama : PUJI PANGESTONI
NIM : 121 13 001
Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Progdi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Universitas : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan karya sendiri dan tidak
berkeberatan untuk dipublikasikan oleh perpustakaan IAIN Salatiga tanpa menuntut
konsekuensi apapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dan jika dikemudian hari terbukti
bahwa skripsi saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk menanggung
konsekuensinya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Kab. Temanggung, 16 Maret 2018
Hormat Saya,
Puji Pangestoni
NIM : 121 13 001