peningkatan prestasi belajar mata pelajaran ipa...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN IPA MATERI
PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI
METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH
CANDI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
AFIFUL MASHAR
NIM : 11511032
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
ii
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN IPA MATERI
PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI
METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH
CANDI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
AFIFUL MASHAR
NIM : 11511032
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No.2 Telp.(0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id email : [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : Afiful Mashar
Nim : 11511032
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA
MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH
CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2015
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 22 Agustus 2015
Pembimbing
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
NIP. 195705201986011001
v
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No.2 Telp.(0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id email : [email protected]
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA
MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI
KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015
OLEH
AFIFUL MASHAR
NIM : 11511032
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal ...............................
dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1
Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Achmad Maimun, M.Ag. __________________
Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. __________________
Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag. __________________
Penguji II : Dra. Nur Hasanah, M.Pd. _______________
Salatiga, 29 Agustus 2015
Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
NIP: 19670121 199903 1 002
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Afiful Mashar
Nim : 11511032
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan hasil karya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat laporan penelitian ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 7 Agustus 2015
Yang Menyatakan,
Afiful Mashar
NIM.11511032
vii
MOTTO
Melangkah untuk lebih baik, keyakinan esok hari akan datang sejuta harapan.,
Menengok kebelakang sebagai pengalaman dan jauh melihat kedepan akan
menemui sebuah keberhasilan.,
Melihat keatas untuk sejenak kesemangatan dan memandang kebawah untuk
sebuah rasa syukur.,
Keyakinan pada Tuhan akan member jalan semua persoalan.,
.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan pada:
1. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberiku begitu banyak kasih
sayang, perjuangan, dan pengorbanan hingga aku seperti sekarang
ini.
2. Adikku Ahmad Asrofi yang kelak engkau menjadi anak yang lebih baik
dan dapat membanggakan kedua orang tua..
3. Kakak-kakakku, keponakan-keponakanku, dan seluruh keluarga besar
yang telah mendukungku.
4. Teman sejatiku yang selalu memberiku semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
5. Teman-temanku PGMI A yang telah melukis banyak kenangan semoga
member berkah kehidupan bagi kita semua.
6. Semua mahasiswa angkatan 2011 yang sama-sama menimba ilmu di
IAIN SALATIGA.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas karunianya sehingga penelitian ini
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa
terlantunkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati
Allah.
Penelitian yang diberi judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI
METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015”, pada dasarnya
diadakan penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan ataupun memperbaiki
penerapan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru pengampu mata pelajaran
IPA dan dengan sasaran akhir untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang
dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus ketiga, penerapan metode inkuiri pada siswa
kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun
2015 dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Perubahan Sifat Benda.
Peneliti menyadari bahwa skripsi yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna dan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak mungkin skripsi ini tidak
mungkin bisa selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI yang telah
memberikan kesempatan serta saran pembangun untuk peneliti.
ix
3. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang
telah memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu
menyelesaikan penelitian ini.
4. Bapak Drs. M. Choderin, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberikan motivasi untuk peneliti.
5. Bapak Cholid Mawardi,S.Ag selaku kepala Sekolah MI Albidayah Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk meneliti.
6. Ibu Khiyarotun Naslah, S.Pd.I. selaku wali kelas V MI Albidayah Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang telah berkenan
memberikan waktu dan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan
penelitian di kelasnya, serta semua siswa yang telah berkenan menjadi
subyek penelitian.
Dan hanyalah Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti mempersembahkan hasil
penelitian yang jauh dari kesempurnaan ini kepada seluruh insan pendidikan.
Kritik dan saran pembangun dari pembaca yang budiman sangat berharga bagi
peneliti.
Bandungan, 7 Agustus 2015
Peneliti
Afiful Mashar
x
ABSTRAK
Afiful mashar.2015.PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA
MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH
CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa,
M.Pd.
Kata Kunci : Prestasi Belajar dan Metode inkuiri
Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri
dapat meningkatkan prestasi siswa materi perubahan sifat benda mata pelajaran
IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Tahun 2015. 2). Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat mencapai
target KKM mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Subjek penelitian terdiri dari 43
siswa, yakni laki-laki berjumlah 18 siswa, perempuan berjumlah 25 siswa.
Penelitian dilakukan pada bulan 22 April - 27 Mei 2015. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus yang dari tiap-tiap
siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi
dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes
tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan
peneliti adalah membandingkan nilai pencapaian KKM yang ditandai dengan
adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan pada setiap siklusnya. Berdasarkan
hasil penelitian pada siklus I, II dan III, diperoleh data rata-rata nilai seperti
berikut: dari siklus I 58,5. Pada siklus II rata-rata nilai yaitu 70, artinya Naik
11,5 dari siklus I. Sedangkan pada siklus III mengalami kenaikan rata-rata 15,5
dari siklus II menjadi 85,5. Pada siklus III Sebanyak 38 siswa atau 88,4% dari
total 43 siswa dapat mencapai KKM.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i
LEMBAR LOGO ......................................................................................
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………
ii
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN............................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Hipotesis …..………………………......................................... 7
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
1. Manfaat Teoritik .................................................................... 8
2. Segi Praktik ............................................................................ 8
F. Definisi Operasional .................................................................... 8
1. Peningkatan........................................................................................ 8
xii
2. Prestasi Belajar………………………………………………..........
3. Perubahan Sifat Benda…………………………………….............
4. Ilmu Pengetahuan Alam……………………………………..........
5. Metode Inkuiri………………………………………………........
9
9
9
10
G. Metodologi Penelitian .................................................................. 10
1. Rancangan Penelitian ............................................................ 10
2. Subjek Penelitian..................................................................... 11
3. Langkah-langkah Penelitian ................................................... 11
4. Instrumen Penelitian .............................................................. 12
5. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 13
6. Analisis Data ......................................................................... 14
H. Sistematika Penulisan ................................................................. 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar …….……........................................................... 17
1. Pengertian Prestasi................................................................... 17
2. Pengertian Belajar ...................................................................
3. Pengertian Prestasi Belajar…………………………………..
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar................
17
18
18
B.
Inkuiri............................................................................................
1. Pengertian Inkuiri.......................................................................
2. Dasar Penggunaan Inkuiri...........................................................
3. Ciri utama pendekatan inkuiri....................................................
4. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri.......................
5. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan
24
24
26
27
28
xiii
C.
D.
Inkuiri.............................................................................................
6. Jenis-Jenis Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri.................
7. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri........
8. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri...........................
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ........................................................
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) .............................
2. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahan Alam.............................
3. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam.........................................
4. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.............................
5. Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri.............................................
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..................................................
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal.....................................
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal............................................
3. Prinsip penetapan KKM.............................................................
28
30
33
36
39
39
40
40
41
42
44
44
45
47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................... 50
1. Letak geografis MI Albidayah..................................................... 50
2. Keadaan guru dan karyawan..................................................... 50
3. Sarana dan Prasarana...................................................................
4. Visi dan Misi MI Albidayah........................................................
51
52
B. Pelaksanaan Penelitian..................................................................... 54
1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I..................................................... 54
xiv
2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II.................................................... 57
3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III.................................................. 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Standar Pencapaian KKM............................................................ 63
B. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus................................................ 63
C. Deskripsi hasil penelitian per siklus................................................ 67
1. Diskripsi siklus I........................................................................
2. Diskripsi siklus II.......................................................................
3. Diskripsi Siklus III.....................................................................
84
70
73
D. Pembahasan ................................................................................. 85
1. Hasil rekapitulasi..................................................................... 76
2. kondisi awal............................................................................ 79
3. Kondisi akhir............................................................................ 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 82
B. Saran ............................................................................................
1. Bagi Siswa................................................................................
2. bagi guru...................................................................................
3. bagi sekolah..............................................................................
83
83
83
84
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 85
LAMPIRAN ............................................................................................. 87
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Guru di MI Albidayah...................................................... 50
Table 3.2 Table Karyawan di MI Albidayah….......................................... 51
Tabel 3.3 Tabel Sarana dan Prasarana di MI Albidayah................................... 51
Tabel 3.4 Tabel Lapangan di MI Albidayah….......................................... 52
Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus…............................................................... 64
Tabel 4.2 Tabel Hasil Tes Siklus I…………………………………………... 67
Tabel 4.3 Tabel Hasil Tes Siklus II…………………………………………….. 70
Table 4.4 Tabel Hasil Tes Siklus III............................................................... 73
Table 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus................................. 76
Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Prestasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III KKM Individual/ Kelas................................
78
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Prestasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra
Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III KKM Nasional/ Ideal…………
78
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus
Lampiran Soal Evaluasi
Lampiran Dokumentasi Pembelajaran
Lampiran Lembar Observasi Guru
Lampiran Lembar Observasi Siswa
Lampiran Surat Pengantar Lembaga
Lampiran Surat Keterangan Penelitian
Lampiran Lembar Konsultasi
Lampiran SKK
Lampiran Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang
erat antara pendidik, siswa kurikulum, sarana dan prasarana. Dalam hal ini
pendidik mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang tepat
sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan
pendidikan. Pendidik juga tidak boleh menganggap remeh metode yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran
sangat beragam, tentunya penggunaan metode ini harus disesuaikan
dengan materi pelajaran, tujuan penggunaan metode, situasi dan kondisi,
kemampuan pendidik mengamplikasikannya, dan sarana atau fasilitas
yang ada.
Diantara metode-metode yang dimungkinkan sesuai atau cocok
untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah metode inkuiri.
Karena dalam IPA merupakan pelajaran yang contoh konkritnya sudah ada
dialam dan dijumpai setiap hari dalam kehidupan siswa, hanya saja
seorang pendidik menuntun siswa untuk mencari dan menemukan. IPA
adalah suatu studi yang banyak berhubungan dengan manusia dan
masyarakat, suatu studi yang memerlukan imajinasi, perasaan,
pengamatan, dan juga analisis.(Garnida dan Budiman, 2002:11). IPA
ataudisebut ilmu alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji
2
tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk dimuka bumi ini,
sehingga terbentuk konsep dan prinsip. (Maslikah & Susapti, 2009:04).
Meskipun tidak ada metode yang sempurna namun pembelajaran
akan menjadi sempurna apabila pendidik lebih aktif dan kreatif dalam
menggunakan metode. Terkadang metode yang baik sekali bagi seorang
pendidik, belum tentu baik ditangan pendidik yang lain. Metode inkuiri
menekankan kapada proses mencari dan menemukan, peran siswa dalam
metode ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pembelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk
belajar. Metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sndiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru
dan siswa (Abdul Majid. 2014:222).
Dalam mencari ilmu setiap manusia akan memilih yang sesuai
kemampuannya, tanpa membebani dalam kehidupannya namun demikian
pasti ada beban pada setiap manusia yang mencari ilmu tersebut. Rasa sulit
dalam memahami suatu materi pasti akan diberi hidayah dan diberi jalan
keluar oleh Allah SWT, dalam hadist juga dijelaskan sebagai berikut:
( الجنة)رواه مسلممن سلك طريقا يلتمس فيو علما سهل هللا لو طريقا إلى
3
Artinya:”Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu,
Allah akan memudahkan baginya jalan ke surge” (HR Muslim).
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu
akan didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar
kepada Allah Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat
kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang
sedang menuju surga Allah. Sebagai seorang pendidik dapat memberi
yang terbaik bagi anak didiknya untuk mencapai tujuan dalam belajar
untuk menyajikan materi dengan mudah dalam difahami oleh siswa. Selain
itu menghantarkan pada jalan yang dianjurkan oleh nabi Muhammad saw
Untuk beribadah melalui ilmu.
Metode yang merupakan sebuah jalan untuk mendapatkan ilmu
yang sangat bermanfaat untuk kehidupan siswa, dengan mencari dan
menemukan siswa akan menyadari bahwa hal-hal yang ada disekitar
mereka adalah contoh nyata dari sebuah meteri pelajaran.
Realita yang peneliti temukan pada saat dilaksanakannya
pembelajaran IPA yaitu pada tanggal 22 april 2015, terdapat faktor yang
menghambat pendidik untuk aktif dan kreatif dalam menggunakan
metode. Pendidik tidak mengunakan metode yang paling sesuai dengan
tujuan, anak didik, situasi, fasilitas, dan materi pelajaran yang
disampaikan. Pendidik hanya mempertimbangkan kepentingan dan
pencapai target materi yang harus diselesaikannya. Ketika pembelajaran
4
IPA guru menyampaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah,
sehingga siswa hanya berangan-angan tentang contoh-contoh yang ada di
dalam buku. Padahal kalau dicermati pembelajaran IPA yang sangat
membutuhkan wujud nyata dari contoh-contoh yang ada didalam buku
untuk di uji cobakan. Minimnya kreatifitas pendidik dalam proses belajar
mengajar berdampak pada rendahnya penguasaan siswa terhadap materi
yang disampaikan. Yang akan berkepanjangan pada rendahnya kualitas
siswa. terbukti dengan evaluasi tes dengan rata-rata nilai yaitu 60, siswa
yang tuntas mencapai KKM hanya 20 siswa atau 46,5% dari 43 siswa.
Jadi masih banyak siswa mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) madrasah tersebut yaitu 6,5.
Pada saat pembelajaran IPA dikelas V MI Albidayah Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, setelah guru menyampaikan
materi dilanjutkan dengan pengerjaan soal-soal latihan di Lembar Kerja
Siswa (LKS). Dari latihan tersebut didapat hasil evaluasi kurang dari 50%
siswa yang sesuai target KKM dari keseluruhan siswa. maka dari hasil
evaluasi ini dapat dilihat beberapa penyebab rendahnya hasil yang dicapai
bahwa dengan belajar yang demikian dilakukan pendidik akan berdampak
pada siswa yang merasa bosan dan menjenuhkan. Selain itu akan
membunuh semangat belajar siswa yang selalu berangan-angan tentang
contoh yang ada dalam buku, tanpa di lakukan uji coba. Dari hal-hal yang
peneliti temukan pada tanggal 22 April 2015 saat observasi awal. Peneliti
mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah tersebut antara lain:
5
siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran, guru kurang kreatif dan
kurang tepat dalam memilih metode, hasil evaluasi yang diperoleh sangat
rendah, siswa tidak di ajak untuk melakukan uji coba atau praktik.
Dari penyebab rendahnya hasil evaluasi yang dicapai siswa, besar
penyebabnya karena kurang dinamis dan fleksibel dalam menggunakan
metode. Dari sekian banyaknya metode tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan. Keterlibatan siswa dalam mencari dan menemukan materi
atau contoh materi dalam kehidupan adalah metode inkuiri. Dengan
metode ini siswa diajak untuk berlatih menemukan sesuatu dan
mempelajari dari hal yang mereka temukan.
Maka untuk mengatasi kendala pendidik yang dihadapi pendidik
kelas V MI Albidayah, peneliti menerapkan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Rochiati Wiriaatmadja PTK adalah bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran
mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat
mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran
mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu (Wiriaatmadja
2005:13). Menurut Samsu Sumadayo PTK merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas (Sumadayo,2013:21). Dari pengertian PTK dapat diketahui bahwa
PTK merupakan suatu upaya perbaikan dan peningkatan kualitas praktek
pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu
hasil pembelajaran. PTK dapat meningkatkan guru sehingga guru menjadi
6
lebih professional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Dengan
melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK. Pendidik mampu
memperbaiki proses pembelajaran melalui kajian terhadap masalah yang
terjadi di kelasnya. Dalam melaksanakan PTK ini siswa tidak akan
terganggu karena pendidik tetap melakukan pembelajaran sambil meneliti.
Dan tentunya pendidik semakin menjadi aktif dan keatif dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Sehingga dari penerapan PTK
dengan menggunakan metode inkuiri ini diharapkan mampu memberi
perubahan terhadap mutu pembelajaran. Sehingga menumbuhkembangkan
semangat siswa untuk lebih semangat lagi dalam mempelajari IPA. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil judul “PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT
BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH
CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa materi perubahan sifat benda mata pelajaran IPA kelas
V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Tahun 2015?
7
2. Apakah penerapan metode inkuiri dapat mencapai target KKM mata
pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang Tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan
prestasi siswa materi perubahan sifat benda mata pelajaran IPA kelas
V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Tahun 2015.
2. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat mencapai target
KKM mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015.
D. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap suatu permasalahan, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul (Arikunto, 1999:87).
Maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi siswa kelas V
materi perubahan sifat benda mata pelajaran IPA MI Albidayah Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015.
8
2. Penerapan metode inkuiri dapat mencapai target KKM mata pelajaran
IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang Tahun 2015.
E. Manfaat Penelitian
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode inkuiri, diharap dapat memberi manfaat:
1. Manfaat Teoritis, diharapkan dapat memberi sumbangsih pemikiran
berupa ilmu pengetahuan, untuk memilih metode pembelajaran yang
dinamis dan fleksibel, khususnya dalam penerapan metode inkuiri
dalam pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Albidayah Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Dan
diharap dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain.
2. Segi praktik:
a. Untuk melaksanakan inovasi pembelajaran di tingkat Sekolah
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah.
b. Untuk meningkatkan keprofesionalisme guru melalui proses
pembelajaran sistematis yang berkelanjutan.
F. Definisi Operasional
1. Peningkatan
Dalam kamus besar bahsa Indonesia peningkatan yaitu proses,
perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan). Maka disebut
peningkatan adalah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki suatu
obyek. (Purwadarminta,1995:787)
9
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Bakir
S,2006:168) adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkandengan nilai
tes atau angka yang diberikan oleh guru.
3. Perubahan Sifat Benda
a. Perubahan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia perubahan berasal
dari kata ubah yang artinya menjadi lain (berbeda) dari semula,
sedangkan perubahan adalah hal (keadaan) berubah atau peralihan.
b. Sifat
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia sifat adalah rupa
dan keadaan yang tampak pada suatu benda sebagai tanda lahiriah,
ciri khas yang ada pada suatu (untuk membedakan dari yang lain).
c. Benda
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia benda adalah
segala yang ada dialam yang berwujud atau berjasad (bukan roh )
Jadi perubahan sifat benda adalah keadaan yang berubah
atau peralihan rupa dan keadaan yang tampak pada segala yang ada
dialam yang berwujud atau berjasad (bukan roh).
4. Ilmu Pengetahuan Alam
Suatu studi yang banyak berhubungandengan manusia dan
masyarakat, suatu studi yang memerlukan imajinasi, perasaan,
10
pengamatan, dan juga analisis.(Garnida dan Budiman, 2002:11). IPA
ataudisebut ilmu alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji
tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk dimuka bumi ini,
sehingga terbentuk konsep dan prinsip. (Maslikah & Susapti, 2009:04).
5. Metode Inkuiri
Metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sndiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui
Tanya jawab antara guru dan siswa (Abdul Majid. 2014:222).
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu
penelitian yang didasarkan pada siswa kelas V di MI Albidayah Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2015. Prosedur
dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang
berlaku dalam penelitian tindakan. Penelitian tindakan merupakan
suatu bentuk investasi yang bersifat relative partisipatif, kolaboratif
dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan system,
metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi.
Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian
tindakan diawali dengan perencanaan (planning), Pelaksanaan
tindakan (action), Observasi (observation), dan melakukan refleksi
11
pada setiap siklus (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan yang
diharapkan tercapai.
2. Subyek Penelitian
Subyek yang akan di kenai tindakan adalah siswa kelas V MI
Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Dengan jumlah siswa yaitu 43, laki-laki berjumlah 18 siswa,
perempuan berjumlah 25 siswa. Dasar pertimbangan pilihan subyek
adalah perlunya tindakan penelitian terhadap pembelajaran IPA
dengan pokok pembahasan Benda dan Sifatnya.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran
IPA dengan pokok pembahasan Benda dan Sifatnya. Diantaranya:
1) Membuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Membuat scenario pembelajaran dengan membuat kisi-kisi
panduan
3) Membuat alat peraga.
4) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi
belajar mengajar dikelas ketika strategi tersebut di aplikasikan.
5) Mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah siswa telah
mampu menguasai materi pembelajaran IPA dengan materi
pokok Benda dan Sifatnya.
12
b. Pelaksanaan tindakan (action)
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah
pelaksanaan RPP, dalam penyampaian materi guru menggunakan
metode inkuiri dilanjut dengan metode demonstrasi menggunakan
alat peragaan yang sudah disiapkan.
c. Observasi (observation)
Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika
proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dibuat.
d. Refleksi (reflecting)
Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan
untuk dilakukan analisis dan membuat penafsiran. Dari hasil
penafsiran data, peneliti membuat kesimpulan kegiatan penelitian.
Analisis data yang dilakukan dalam tahap ini digunakan sebagai
acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
4. Instrument Penelitian
a. Tes
Dalam hal ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun
sesuai kandungan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak di
capai.
b. Pedoman Dokumentasi
Dokumen siswa ini berupa catatan siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Dengan memperhatikan sisi
13
kemampuan siswa yang dikategorikan dalam tiga kategori: siswa
kemampuan tinggi, siswa kemampuan sedang, dan siswa
kemampuan rendah.
c. Pedoman Observasi
Dalam pedoman ini terdiri dari
1) Pedoman observasi pengelolaan metode inkuiri, untuk
mengetahui efektifitas metode tersebut.
2) Pedoman observasi aktifitas siswa, digunakan untuk
mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
5. Pengumpulan Data
a. Tes
Bentuk tes yang dipakai adalah isian atau isai. Yang mana
siswa harus mengerjakan soal dengan menyelasaikannya dan
menyebutkan beberapa contoh dari pokok materi.
b. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi ini berupa laporan hasil belajar siswa atau
raport, buku administrasi kelas, data kelas, kumpulan nilai atau
leger, data kelas, dan lain-lain. Dokumn ini digunakan untuk
menemukan gambaran tentang prestasi siswa kelas V MI
Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
tahun 2015.
14
c. Pedoman Observasi
Berupa catatan siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Dengan memperhatikan sisi kemampuan siswa yang
dikategorikan dalam tiga kategori : siswa kemampuan tinggi, siswa
kemampuan sedang, dan siswa kemampuan rendah.
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dari pelaksanaan
siklus dapat dilihat pada gambar alur dibawah ini:
6. Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran peerlu diadakan analisa atas data yang diperoleh. Pada
penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu suatu
analisa hasil pengamatan yang menggambarkan fakta sesuai dengan
data yang diperoleh, dengan tujuan untuk mengetahui prestasi yang
Refleksi
Tindakan/observasi
Refleksi
Tindakan/observasi
Refleksi
Tindakan/observasi
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Rencana awal
Rencana revisi
Rencana revisi
15
dicapai siswa, serta untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran. Untuk menganalisa tingkat keberhasilan atau prosentase
kebehasilan siswa. Setelah proses pembelajaran pada setiap putaran
siklus diadakan evaluasi. Kemudian dari hasil evaluasi yang didapat
baru dilakukan analisa.
Penghitungan analisa ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui nilai tes
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh
siswa. Yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa keseluruhan
sehingga akan diperoleh nilai rata-rata.
b. Untuk mengetahui ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar terbagi dalam dua kategori, yaitu secara
individual dan klasikal. Berdasarkan petunjuk KTSP ketuntasan
belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-100%, dengan batas
kriteria ideal minimum 75% (Muslich,2007:36).
H. Sistematika Penulisan
Rangkaian penelitian disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan,
halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
table, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak.
2. Bagian isi skripsi, terdiri dari lima bab yaitu:
16
BAB I : Menguraikan tentang pendahuluan, latar belakang masalah,
rumusan penelitian, hipotesis tindakan, devinisi
operasional, dan metodologi penelitian. Pada metodologi
penelitian terdiri dari rancangan penelitian, subyek
penelitian, siklus penelitian, pengumpulan data, analisis
data, dan sistematika penulisan.
BAB II : Menjelaskan tentang kajian pustaka yang meliputi : prestasi
belajar, penerapan metode inkuiri, urgensi penerapan
metode inkuiri dalam pembelajaran IPA, serta kriteria
ketuntasan minimum (KKM).
BAB III : Menjelaskan tentang gambaran umum subyek penelitian,
Pelaksanaan penelitian, yang meliputi deskripsi
pelaksanaan setiap siklus.
BAB IV : laporan hasil penelitian persiklus, refleksi keberhasilan, dan
kegagalan pada tiap siklus.
BAB V : Merupakan bagian akhir penulisan yang mencakup
kesimpulan dan saran
3. Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran,
surat ijin, daftar riwayat hidup dan dokumentasi.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Menurut W.J.S. Purwadarminta prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Menurut Qohar dalam
jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang telah dicapai,
hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang telah diperoleh
dengan jalan keuletan.
Menurut Djamarah yang dikutip dalam bukunya Hamdani
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan,
diciptakan, baik secara induvidu maupun kelompok. Prestasi tidak
akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan
kegiatan.(Hamdani,2011:137)
2. Pengertian Belajar
Belajar secara umum merupakan suatu kegiatan yang
mengakiatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilkukan oleh guru
sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang
lebih baik.(Darsono,2000:24)
Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku. Perubahan
itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga bisa
18
mengarah ketingkah laku yang jelek. Perubahan itu melalui
pengalaman dan latihan, bersifat relatife, yang mengangkut berbagai
aspek kepribadian, fisik dan spikis. Perubahan berfikir, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan, dan sikap (Sunhaji,2009:13).
3. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah siswa
melakukan kegiatan belajar sehingga ada perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman keterampilan dan sikap siswa (Yenny
dkk,2012:158).
Menurut Hamdani prestasi belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan
menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidangt setudi setelah
mengambil proses belajar mengajar. Prestasi siswa dapat diketahui
setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan
tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa (Hamdani,2011:138-139).
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pada dasarnya, faktor-faktor yang memengaruhi prestasi
belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam
(intern) dan faktor dari luar (ekstern) (Hamdani,2011:139).
19
a. Faktor Internal
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor
ini antara lain sebagai berikut.
1) Kecerdasan (intelegensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai
kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang
dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi
rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-
kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya
sehingga anak pada usia tertentusudah memiliki tingkat
kecerdasan yang tinggi dibandingkan dengan kawan
sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi
merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan
belajar mengajar. Tingkat intelegensi sangat menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi
seorang siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih
prestasi yang tinggi.
2) Faktor jasmani atau faktor fisiologis
Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Uzer dan
20
lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah yaitu pancaindra yang
tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit,
cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna,
berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku.
3) Sikap
Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi
terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka,
atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh
faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.
4) Minat
Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu
kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat
sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan
perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu
terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. Minat memiliki
pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai
suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati
tanpa rasa beban. Minat belajar yang telah dimiliki siswa
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi
terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan
sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.
21
5) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Setiap orang memilki bakat dalam arti berpotensi untuk
mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan
kapasitas masing-masing. Tumbuhnya keahlian tertentu pada
seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat
memengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar pada bidang-
bidang studi tertentu. Dalam proses belajar, terutama belajar
keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam
mencapai suatu hasil akan prestasi yang sangat baik.
6) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat
menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga
semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi
turut memengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu
motivasi belajr perlu diusahakan, terutama yang berasal dari
dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh
tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting
karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong
22
keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai
motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula, dalam kegiatan
belajar mengajar seseorang anak didik akan berhasil jika
mempunyai motivasi untuk belajar.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari atas dua macam, yaitu
lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Yang termasuk dalam
lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi,
teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar,
dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial
adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.
Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut slameto
(1995:60), faktor ekstern yang dapat memengaruhi belajar adalah
keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan keadaan lingkungan
masyarakat.
1. Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.
Sebagaimana yang dijelaskan slameto, bahwa keluarga adalah
lembaga pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman
dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang
23
dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang itu terdorong
untu belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah
satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi
untuk belajar.
Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan
dimulai dari keluarga. Adapun sekolah merupakan pendidikan
lanjutan. Peralihan pendidikan infirmal ke lembaga-lembaga
formal memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua dan
guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar
anak. Perhatian orang tua juga dapat memberi motivasi
sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Hal ini karena anak
memerlukan waktu, tempat, dan keadan yang baik untuk
belajar.
2. Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
belajar siswa. Oleh karena itu, lingkuang sekolah yang baik
dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan
sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru
dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan
antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhu
hasil belajarnya.
24
3. Keadaan lingkungan masyarakat
Di samping orangtua, lingkungan juga merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingungan alam sekitar
sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab
dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul
dengan lingkungan tempat ia berada. Dapat dikatakan
lingkungan membentuk kepribadian anak karena dalam
pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan
dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.
Oleh karena itu apabila seorang siswa bertempat tinggal
disuatu lingkungan temannya yang rajin belajar kemungkinan
besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya
sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
B. Inkuiri
1. Pengertian Inkuiri
Menurut W.Gulo strategi inkuiri berarti suati rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
dan analisi, sehingga dapat meneruskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri
Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini adalh
sebagai berikut (Gulo,2008:85):
25
a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar .
kegiatan belajar disini adalah kegiatan mental itelektual dan social
emosional
b. Keterahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan
pengajaran.
c. Mengembangkan sikap percaya terhadap diri sendiri pada diri
siswa tentang sesuatu yang di temukan dalam proses inkuiri.
Menurut piaget inkuiri sebagai pembelajaran yang
mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperiman
sendiri, dalam arti luas ingin melihat sesuatu yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari
jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu
dengan penemuan yang lain, serta membandingkan sesuatu yang
ditemukan oleh diri sendiri dengan yang ditemukan orang lain.
Hamalik (2003) menyatakan model pembelajaran inkuiri
adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa (student-centered
strategy), kelompok siswa inkuiri dilibatkan dalam suatu persoalan
atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu
prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
Dari beberapa pengertian inkuiri tersebut, dapat di simpulkan
bahwa inkuiri merupakan suatu proses untuk emperoleh informasi
melalui observasi atau eksperimen untuk memecahkan suatu masalah
26
dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan
logis.(Putra,2013:87)
2. Dasar Penggunaan Inkuiri
Menurut Edi Hendri Mulyana yang dikutip dalam bukunya
Sitiatava Rizema Putra mengemukakan bahwa model pembelajaran
inkuiri dipandang sebagai model yang diasumsikan cukup akomodatif
bagi penyelenggaraan pembelajaran sains di sekolah dasar saat ini.
Alasannya, model itu menjembatani keadaan transisi dari gaya
pengajaran sains konvensional yang masih verbalistis serta minim alat-
alat menuju gaya pengajaran sains alternatif yang lebih proporsional
bagi hakikat sains dan karakteristik siswa sekolah dasar.
Selain itu, model pembelajaran tersebut juga mendukung
beberapa karakteristik siswa, yakni:
a. Secara intensif, siswa selalu ingin tahu
b. Dalam percakapan siswa selalu ingin berbicara dan
mengomunikasikan idenya
c. Dalam membangun (kontruksi) pengetahuan, siswa selalu ingin
membuat sesuatu
d. Siswa selalu mengekspresikan diri
e. Perkembangan intelektual siswa SD berada pada jenjang
operasional konkret
f. Perkembangan sosial siswa SD berada pada fase bermain.
27
3. Ciri Utama Pendekatan Inkuiri
Menurut Sanjaya yang dikutip dari bukunya Sitiatava Rizema
Putra, ada beberapa hal yang menjadi cirri utama model pembelajaran
inkuiri, di antaranya ialah sebagai berikut(Sanjaya,2008:196):
a. Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dengan
ungkapan lain, pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru
secara verbal,tetapi juga berperan menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran tersebut.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa diarahkan untuk
mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self
belief). Artinya, dalam pendekatan inkuiri guru bukan sebagai
sumber belajar, namun fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya
jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam
menggunakan teknik bertanya merupakan syarat untama dalam
melakukan inkuiri.
c. Tujuan penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental. Sehingga, dalam pembelajaran inkuiri, siswa tidak
28
hanya dituntut menguasai pelajaran, melainkan juga bisa
menggunakan potensi yang dimilikinya.
4. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Adapun beberapa tujuan dari metode inkuiri adalah sebagai
berikut(Putra,2013:93):
a. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan
memproses bahan pelajarannya.
b. Mengurangi ketergantungan siswa terhadap guru untuk
mendapatkan pelajarannya.
c. Melatih siswa dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
d. Memberi pengalaman belajar seumur hidup.
5. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan
Inkuiri
Menurut Sanjaya, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam penggunaan inkuiri, diantaranya ialah sebagai
berikut(Sanjaya,2009:78):
a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan
kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini,
selain berorientasi pada hasil belajar, juga beroriantasi pada proses
belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan dari proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan
29
ditentukan dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi
pelajaran, melainkan sejauh mana siswa beraktifitas (mencari dan
menemukan)
b. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, baik
interaksi antara siswa maupun interaksi dengan guru, bahkan
antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
tetapi pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan
metode inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan
siswa dalam menjawab setiap pertanyaan termasuk bagian dari
proses berfikir.
d. Prinsip Belajar untuk Berfikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, melainkan
juga proses berfikir (learning how to think), yakni proses
mengembangkan potensi seluruhotak, baik otak kiri ataupun otak
kanan. Sedangkan, pembelajaran berfikir ialah pemanfaatan dan
penggunaan otak secara maksimal.
e. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
30
dibuktikan kebenarannya. Dalam hal ini, tugas guru adalah
menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan keada siswa
dalam mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukan.
6. Jenis-Jenis Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Menurut Herdian,S.Pd. dalam herdy07.wordpress.com,
pendekatan inkuiri dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya
intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang
diberikan guru kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry Approach)
Pendekatan inkuiri terbimbing adalah pendekatan inkuiri
saat guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi
pertanyaan awal dan mengarahkan kepada suatu diskusi. Guru pun
mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan
tahap-tahap pemecahannya.
Pendekatan inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang kurang
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan
pendekatan ini, siswa belajar lebih berorientasi kepada bimbingan
dan petunjuk dari guru, sehingga ia mampu konsep-konsep
pelajaran.
Bimbingan yang diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan
dan diskusi multiarah yang mengiringi siswa agar bisa memahami
31
konsep pelajaran. Selain itu,bimbingan dapat diberikan melaui
lembar kerja siswa yang tersetruktur. Selama berlangsungnya
proses belajar, guru harus memantau kelompok diskusi siwa,
sehingga guru sanggup memberi petunjuk-petunjuk kepada siswa.
b. Inkuiri Bebeas (Free Inquiry Approach)
Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang
telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Sebab,
dalam pendekatan inkuiri bebas ini, siswa bekerja seolah-olah
sebagai ilmuan. Siswa pun diberi kebebasan dalam menentukan
permasalahan yang akan diselidiki, menentukan dan
menyelesaikan masalah secara mandiri, serta merancang prosedur
atau langkah-langkah yang diperlukan. Selama proses itu,
bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan, bahkan tidak
diberikan sama sekali.
c. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry
Approach)
Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari
kedua metode inkuiri sebelunya, yaitu pendekatan inkuiri
terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu,
permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diteliti tetap
didiberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada.
Artinya, dalam pendekatan ini, siswa tidak dapat memilih atau
menentuka masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun ia
32
belajar dengan pendekatan ini dalam menerima masalah dari
gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan.
Tetapi bimbingan yang diberikan sedikit daripada inkuiri
terbimbing dan tidak terstruktur.
Selain ketiga jenis pendekatan inkuiri berdasarkan
intervensi guru terhadap siswa tersebut, masih terdapat beberapa
jenis pendekatan inkuiri lainnya. Achmad A. Hinduan dkk. dalam
Edi Hendi M. mengemukakan empat jenis pendekatan untuk
mengembangkan model inkuiri. Keempat pendekatan tersebut
adalah
a. Model Inkuiri Pendekatan Rasional
Melalui model ini, guru mengarahkan siswa menuju suatu
generalisasi dengan cara menggunakan penalaran (reasoning).
Biasanya, guru menajukan sejumlah pertanyaan (secara lisan) serta
memancing “jawaban” dari siswa sampai terjadinya generalisasi
yang diinginkan.
b. Model Inkuiri Pendekatan Penemuan Murni
Dalam model ini, pertanyaan yang diajukan gru sudah
disiapkan dan diarahkan untuk membimbing siswa menuju
penemuan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut biasanya disusun dalam
bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa. Dengan
mengikuti tugas-tugas tersebut, akhirnya ia bisa menemukan suatu
pemahaman konsep atau generalisasi.
33
c. Model Inkuiri Pendekatan Penemuan Terbimbing
Dalam hal ini, guru menyiapkan peralatan dan bahan-bahan
yang akan ditangani oleh masing-masing kelompok atau siswa.
Guru tidak memberi tuntutan atau bimbingan, kecuali penjelasan
yang menyangkut keselamatan kerja.
d. Model Inkuiri Pendekatan Eksperimental
Inkuiri eksperimental adalah proses penyusunan pernyataan
yang dianggap benar dan mencari cara menguji kebenaran dari
pertanyaan tersebut. Dalam perencanaan ini, perencanaan
pembuktian kebenaran pernyataan atau jawaban terhadap
pertanyaan harus didiskusikan sebelum menggunakan bahan-
bahan.
7. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri
Menurut Sanjaya (2008) yang dikutip dalam bukunya Sitiatava
Rizema Putra, langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai
berikut:
a. Orientasi
Pada tahap ini , guru melakukan langkah untuk membina
suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal-hal yang
dilakukan dalam tahap orientasi ini ialah sebagai berikut:
1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa.
34
2) Menerapkan pokok-pokok kegiatan yang mesti dilakkan oleh
siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini, dijelaskan
langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari
langkah merumuskan masalah sampai merumuskan
kesimpulan.
3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukan dalam rangka memberi motivasi belajar siswa.
b. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
kepada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantangsiswa untuk
memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu
ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang
tepat.
Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam
pembelajaran inkuiri. Oleh karena itu, melalui proses tersebut,
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai
upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis
perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan
oleh guru untuk mengembangkan kemampuan menebak
35
(berhipotesis) pada setiap setiap siswa ialah mengajukan berbagai
pertanyaan yang bisa mendorong siswa supaya dapat merumuskan
jawaban sementara atau perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu
permasalahan yang dikaji.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang
kuat dalam belajar, tetapi juga ketekunan dan kemampuan
menggunakan potensi barpikir.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,
namun juga mesti didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
36
Untuk mencapai kesimpulah yang akurat, sebaiknya guru mampu
menunjukkan kepada siswa tentang data-data yang relevan.
8. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri
a. Kelebihan Pendekatan Inkuiri
Beberapa kelebihan dari pendekatan inkuiri dalam
pembelajaran ialah sebagai berikut(Putra,2013:104):
1) Model pembelajaran inkuiri meningkatkan potensi intelektual
siswa. Hal ini dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari permasalah yang
diberikan dengan pengamatan dan pengalaman sendiri.
2) Ketergantungan siswa terhadap kepuasan ekstrinsik bergeser ke
arah kepuasan instrinsik. Siswa yang telah berhasil menemukan
sendiri sampai memecahkan masalah yang akan meningkatkan
kepuasan intelektualnya yang datang dari dalam dirinya.
3) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan
karena terlibat langsung dalam proses penemuan.
4) Belajar melalui inkuiri dapat memperpanjang proses ingatan.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pengetahuan sendiri pun
ebih mudah diingat.
5) Belajar dengan inkuiri, ssiwa dapat memahami konsep-konsep
sains dan ide-ide dengan baik.
6) Pengajaran menjadi terpusat pada siswa, salah satu prinsip
psikologo belajar menyatakan bahwa semakin besar
37
keterlibatkan siswa dalam proses pembelajaran, semakin besar
pula kemampuan belajar siswa tersebut. Pembelajaran inkuiri
tidak hanya ditujukan untuk belajar konsep-konsep dan prinsip-
prinsip, tetapi juga belajar pengarahan diri sendiri, tanggung
jawab, komunikasi, dan lain sebagainya.
7) Proses pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan
mengembangkan konsep diri siswa. Keterlibatkan siswa dalam
proses pembelajaran inkuiri lebih besar, sehingga memberikan
kemungkinan kepadanya untuk memperluas wawasan dan
mengembangkan konsep diri secara baik.
8) Tingkat harapan meningkat, tingkat harapan merupakan bagian
dari konsep diri. Ini berarti bahwa siswa memiliki keyakinan
atau harapan dapat menyelesaikan tugasnya secara mandiri
berdasarkan pengalaman penemuannya.
9) Model pembelajaran inkuiri bsa mengembangkan bakat.
Manusia memiliki berbagai bakat, salah satunya adalah bakat
akademik, semakin banyak kebebasan dalam proses
pembelajaran, semakin besar kemungkinan siswa untuk
mengembangkat bakat lainnya, seperti kreatif, sosial, dan lain
sebagainya.
10) Model pembelajaran inkuiri dapat menghindari siswa dari
belajar dengan hafalan. Pembelajaran inkuiri menekankan
38
kepada siswa untuk menemukan makna dari lingkungan
sekelilingnya.
11) Model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mencerna dan mengatur informasi yang
didapatkan.
b. Kekurangan Pendekatan Inkuiri
Selain kelebihan, pendekatan inkuiri juga memiliki
beberapa kekurangan, diantara lain sebagai berikut
1) Model pembelajaran inkuiri mengandalkan suatu kesiapan
berpikir, sehingga siswa yang mempunyai kemampuan berpikir
lambat bisa kebingungan dalam berpikir secara luas, membuat
abstraksi, menemukan hubungan antar konsep dalam suatu
mata pelajaran, atau menyusun suatu yang telah diperoleh
secara tertulis maupun lisan. Sedangkan, siswa yang
mempunyai kemampuan berpikir tinggi mampu memonopoli
model pembelajaran penemuan, sehingga menyebabkan frustasi
bagi siswa lainnya.
2) Tidak efisien khususnya untuk mengajar siswa yang berjumlah
besar, sehingga banyak waktu yang dihabiskan untuk
membantu seorang siswa dalam menemukan teori-teori
tertentu.
39
3) Harapan-harapan dalam model pembelajaran ini dapat
terganggu oleh siswa-siswa dan guru-guru yang telah terbiasa
dengan pengajaran tradisional.
4) Bidang sains membutuhkan banyak fasilitas untuk menguji ide-
ide.
5) Kurang berhasil bila jumlah siswa terlalu banyak didalam satu
kelas.
6) Sulit menerapkan metode ini karena guru dan siswa sudah
terbiasa dengan metode ceramah dan tanya jawab.
7) Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih
menekankan pada penguasaan kognif serta mengabaikan aspek
keterampilan, nilai, dan sikap.
8) Kebebasan yang diberikan kepada siswa tidak selamanya bisa
dimanfaatkan secara optimal dan sering terjadi siswa
kebingungan.
9) Memerlukan sarana dan fasilitas.
C. Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam adalah usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,
serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran
sehingga mendapat suatu kesimpulan. (Susanto,2013:167)
40
2. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahan Alam
Dalam bukunya Ahmad Susanto(2013:168) menjelaskan
hakikat IPA adalah sebagai berikut:
a. IPA sebagai produk
IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang
telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah
dikaji sebagai kegiatann empiris dan kegiatan analitis.
b. IPA sebagai proses
IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami
pengetahuan tentang alam.
c. IPA sebagai sikap
IPA sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus dikembangkan
dalam pembelajaran sains, hal ini sesuai dengan sikap yang harus
dimiliki oleh seorang ilmuan dalam melakukan penelitian dan
mengkomunikasikan hasil penelitiannya.
3. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Jacobson dan Bergman (1980) yang dikutip dari
bukunya Ahmad Susanto karakteristik IPA adalah sebagai berikut:
a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori.
b. Proses ilmuah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati
fenomena alam, termasuk juga penerapannya.
c. Sikap keteguhan hati, keingin tahuan, dan ketekunan dalam
menyikapi rahasia alam.
41
d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian
atau beberapa saja.
e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan ebenaran yang
bersifat objektif.
4. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan
Nasional Standar Pendidikan (BNSP,2006), dimaksudkan untuk:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-
Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkngan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
42
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
5. Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri
Dalam bukunya Ahmad Susanto(2013) dijelaskan banyak hasil
penelitian yang menjadi bukti bahwa keunggulan inkuiri sebagai
model dan strategi pembelajaran, akan tetapi masih banyak guru yang
merasa keberatan atau tidak mau melaksanakan model pembelajaran
inkuiri. Padahal, model pembelajaran inkuiri dianggap sebagai model
yang paling pas dalam pembelajaran sains ini. Sebagaimana yang
diamanatkan dalam kurikulum 2004 dan standar isi BSNP (Badan
Standar Nasional Pendidikan) juga mencantumkan inkuiri sebagai
proses maupun sebagai produk yang diterapkan secara terintegrasi di
kelas.
Pemahaman inkuiri menekankan pada semua pendidik agar
menerapkan kegiatan pembelajaran yang menekankan proses dalam
pemahaman materi pelajaran. Alberta (2004) menjelaskan pendidik
seyogianya memahami bahwa inkuiri menjadi inti dari pembelajaran
sains. Pemahaman bahwa inkuiri sebagai inti pembelajaran sains
adalah bahwa inkuiri sentak dimana siswa memiliki menarik
kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai kegiatan penyelidikan
sederhana dalam pembelajaran sains, proses pembelajaran inkuiri yang
diawali dengan pertanyaan dapat menumbuhkan keingintahuan siswa
dalam melihat fenomena alam.
43
Menurut Nasional Research Council (NRC,2000), tujuan utama
pembelajaran berbasis inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk
mempelajarai prinsip dan konsep sains
b. Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu
bekerja selayaknya seorang ilmuan.
c. Membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh
pengetahuan.
Pembelajaran inkuiri dapat dimulai dengan memberikan dan
cara bagaimana menjawab pertanyaan tersebut. Melalui pertanyaan
tersebut siswa dilatih melakukan observasi terbuka, erhipotesis
bareksperimen yang akhirnya dapat menarik suatu kesimpulan.
Kegiatan seperti ini dapat melihat siswa membuka pikirannya sehingga
mampu membuat hubunganantara kejadian, objek atau kondisi dengan
kehidupan nyata. Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode
pembelajaran inkuiri sangat beragam, tergantung pada situasi dan
kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan
metode inkuiri memiliki lima komponen yang umum yaitu bertanya,
keterlibatan siswa, bekerja sama, unjuk kerja, dan sumber-sumber
bervariasi.
Tahap pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran sains atau IPA
di sekolah dasar dapat dikelompokkan kedalam lima tahapan, yaitu:
44
a. Adanya kegiatan merumuskan pertanyaan yang dapat diteliti
melalui percobaan sederhana
b. Adanya perumusan hipotesis atau membuat prediksi
c. Merencanakan dan melaksanakan suatu percobaan sederhana
d. Mengkomunikasikan hasil pengamatan dengan menggunakan data
serta peralatan yang digunakan dalam percobaan sederhana
e. Menyimpulkan hasil pengamatan atau eksperiman yang telah
dilakukan
Tahap kegiatan diatas merupakan kegiatan pembelajaran
inkuiri yang disederhanakan berdasarkan sintaks yang ada dalam
pembelajaran inkuiri. Dengan tahap tersebut diharapkan pembelajaran
sains disekolah dasar dapat terlaksana sebagai pembelajaran bermakna
dan dapat memengaruhi siswa dalam bersikap seperti halnya sikap
ilmuawan dalam pembelajaran sains.
D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal
kriteria ketuntasan minimal adalah kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria dalam
menentukan kelulusan peserta didik merupakan salah satu prinsip
penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi. Kriteria ketuntasan
minimum ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil
musyawarah guru mata pelajaran disatuan pendidikan atau beberapa
45
satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama.
Pertimbangan pendidikan atau forum MGMP secara akademis menjadi
pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik,
peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap penilaian disekolah berhak untuk
mengetahuinya.satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar
informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau
orangtuanya, kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam
laporan hasil belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil
belajar peserta didik.
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta
didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap
kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan
KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberi respon yang tepat
terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian
layanan remidial atau layanan pengayaan.
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri
mengikutu penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD)
dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai
oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan
diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM.
46
Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus
mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan.
c. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan
evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan disekolah.
Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat
dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolak ukur. Oleh
kerena itu pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu
dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap
mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam
proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar
disekolah.
d. Merupakan kontak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik
dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan
pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama
antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan
orang tua.pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan
memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik
melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti
kegiatan pembelajaranserta mengerjakan tugas-tugas yang telah
didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan
motivasi dandukungan penuhnbagi putra-putrinya dalam mengikuti
pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya
47
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung
terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.
e. Merupakan target satuan pendidikandalam pencapaian kompetensi
tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal
mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan
pencapaian KKM merupakan salah satu tolak ukur kinerja satuan
pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan
pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara
bertanggung jawab dapat menjadi tolak ukur kualitas mutu
pendidikan bagi masyarakat.
3. Prinsip penetapan KKM
Penetapan kriteria ketuntasan minimal perlu
mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Penetapan KKM merupakan kegiatan oengambilan keputusan yang
dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif.
Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement
oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik
dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran disekolahnya.
Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka
yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan.
b. Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasabn
belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
48
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk
mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD)
merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam kompetensi
dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan
belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah
mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk
seluruh indikator pada KD tersebut.
d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK)
merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat
dalam SK tersebut.
e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata
dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu
tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
(LBH/Rapor) peserta didik.
f. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat
soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah
Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal
ulangan ataupun tugas-tugas harus mencerminkan /menampilkan
pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik
tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena
semuanya memiliki yang setara.
49
g. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkiinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal.
50
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak geografis MI Albidayah
MI ALBIDAYAH berlokasi di Dusun Kalibendo Desa Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. MI Albidayah bertempat
di samping Dusun Kalibendo Desa Candi Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang yang berjarak kurang lebih 3 kilometer dari
Kecamatan Bandungan. MI Albidayah merupakan Yayasan
Pendidikan Islam Al Bidayah Candi Bandungan yang didirikan pada
tahun 1968, dengan luas tanah 1400 M2
dan luas bangunan 588 M2.
anah tersebut merupakan waqaf dari tokoh agama yang bernama bapak
K. Bidayah untuk dijadikan tempat pendidikan. Kepala madrasah MI
Albidayah sekarang yaitu Bapak Cholid Mawardi, S.Ag.
2. Keadaan guru dan karyawan
MI Albidayah memiliki 9 orang Guru dan 3 orang karyawan,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2
Tabel 3.1
Tabel Guru di MI Albidayah
No Nama / NIP Jabatan TMT Status
01. Cholid Mawardi,S.Ag Kamad 07/01/2003 DPK
02. Umi Rofiah, S.Pd.I Guru Kls II 19/07/1999 GTY
03. Shobiyah Guru Mulok 14/07/2008 GTT
04. Khiyarotun Naslah,
S.Pd.I
Guru Kls V 15/07/2002 GTY
51
05. Nur Ida
Wahyuningrum,S.Pd.I
Guru Kls IV 17/07/2006 GTY
06. Wahyu Wulanningsih,
S.Pd
Guru Kls VI 16/07/2007 GTY
07. Niswatun Faizah, S.Pd.I Guru Kls I 16/07/2007 GTY
08. Ali Murtadho, S.Pd.I Guru Kls III 01/09/2012 GTT
09. Juniyanto,SHI Guru Penjas 14/07/2008 GTT
Table 3.2
Table Karyawan di MI Albidayah
No Nama / NIP Jabatan TMT Status
01. Sutrisno Penjaga 2007 PTY
02 Achmad Muhlasin Kebersihan 2010 PTY
03 Dawam Muroji Satpam 2007 PTY
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana MI Albidayah sebagai berikut
Tabel 3.3
Tabel Sarana dan Prasarana di MI Albidayah
No Jenis fisik Volume Jumlah Keadaan
1 Gedung 578 M2 9 Baik
2 Ruang Kelas 7 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Kepala 1 Sedang
5 Ruang UKS - -
6 Perpustakaan 1 Baik
7 Ruang Ketrampilan - -
8 WC Guru 1 Sedang
9 WC Siswa 3 Baik
10 Gudang 1 Rusak
11 Dapur 1 Sedang
12 Masjid 1 Sedang
13 Halaman 1050 M2
1 Sedang
14 Pagar Permanen 35 M 1 Sedang
15 Sumber Air 1 Buah 1 Sedang
52
16 Bak Pembakaran
Sampah 1 buah
1 Baik
17 Pohon Pelindung 4 Batang 4 Baik
18 Taman - 10 M2
- -
19 Kebun - M - -
20 Daya Listrik 1300 Watt 1 Baik
21 Sarana Komunikasi 1 Buah 1 Rusak
22 Brum Band 1 Set 1 set Rusak
23 Alat Rebana 1 Set 1 Set Rusak
24 Kybord 2 1 Baik
25 Saund Sistem 3 set 2
26 LCD Proyektor 1 1 Baik
27 Layar Proyektor 1 1 Baik
28 Kamera Digital 1 1 Sedang
30 Computer 2 2 Baik
31 Printer 3 3 Baik
32 Matras 1 1 Sedang
33 Papan tulis 7 7 Baik
34 Etalase 3 3 Baik
35 Internet/Hot Spot 1 1 Baik
36 Papan data 30 30 Baik
37 Meja Guru 10 10 Baik
38 Kursi Guru 10 10 Baik
39 Meja siswa 142 141 Sedang
40 Kursi Siswa 246 246 Sedang
41 Kompor Gas 2 2 Sedang
42 Lemari 11 11 Sedang
Tabel 3.4
Tabel Lapangan di MI Albidayah
NO. Jenis Lapangan Olah Raga Jumlah Keterangan
1. Bola Volly 2 Sedang
2. Bak Lompat Jauh 1 Baik
3. Sepak Bola 1 Milik Desa
4. Bak Loncat Tinggi 1 Sedang
53
4. Visi dan misi MI Albidayah
Madrasah Ibtidaiyah Albidayah Candi Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas
islam perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid,
lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam
merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah Albidayah Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang juga diharapkan
merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi era informasi dan globalisasi yang sangat
cepat. Madrasah Ibtidaiyah Albidayah Candi Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang ingin mewujudkan respon dan harapan dalam
visi dan misi sebagai berikut:
VISI: “TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG UNGGUL
DALAM PRESTASI, TERAMPIL DAN BERAKHLAKUL
KARIMAH”.
MISI:
1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam
sehingga siswa menjadi tekun beribadah, jujur, disiplin,
sportif, tanggung jawab, percaya diri, hormat pada orang
tua, dan guru serta menyayangi sesama.
2. Melaksanakan pembelajaran dan pendampingan secara
efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara
optimal dengan memiliki nilai UN di atas standar minimal,
54
unggul dalam prestasi keagamaan, dan unggul dalam
keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat.
3. Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler secara efektif
sesuai bakat dan minat sehingga setiap siswa memiliki
keunggulan dalam berbagai lomba keagamaan, unggul
dalam berbagai lomba olah raga, dan seni.
4. Menumbuhkan sikap gemar membaca dan selalu haus akan
pengetahuan.
5. Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan
konsekuen.
6. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan
seluruh warga sekolah dan stakeholder.
7. Melaksanakan pembinaan dan penelitian siswa
8. Mengadakan komunikasi dan koordinasi antarmadrasah,
masyarakat, orang tua dan instansi lain yang terkait secara
periodik dan berkesinambungan
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing
adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun
gambaran ketiga siklus tersebut adalah:
1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
55
1) Menyiapkan materi IPA dengan pokok bahasan perubahan sifat
benda dengan sub bahasan perubahan sifat benda padat, cair,
dan gas.
2) Membuat lembar observasi siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan metode inkuiri
3) Membuat lembar observasi guru
4) Membuat lembar soal pretest untuk mengetahui daya serap
siswa dalam pembelajaran IPA.
5) Membuat lembar soal ulangan atau posttest untuk mengetahui
hasil belajar setelah melakukan siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus I, dilaksanakan pada tanggal 25
Mei 2015 dan kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan:
1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal dengan
melakukan tanyajawab tentang perubahan sifat benda yang ada
disekitar siswa.
2) Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu es batu,
kapur barus dan cermin
3) Guru menjelaskan cara pembelajaran pada pertemuan ini
menggunakan metode inkuiri
56
4) Siswa secara berkelompok mencari perubahan yang terjadi
pada benda tersebut dengan lembar panduan dari guru yang
berisi penggolongan dan perubahannya.
5) Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai
macam perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran
saat mereka menggolongkan perubahan tersebut
6) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskripsi
penemuan tentang perubahan sifat benda didepan kelas
7) Guru melakukan evaluasi
c. Observasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran.yang ditujukan untuk mengetahui
keefektifan dari metode inkuiri dalam meningkatkan penguasaan
materi IPA tentang perubahan sifat benda yang telah dilaksanakan.
Pada siklus I kegiatan yang diamati adalah
1) Aktifitas guru, meliputi:
a) Penyampaian appersepsi
b) Penyampaian materi ajar
c) Penggunaan metode
d) Pemberian evaluasi
e) Pendekatan terhadap siswa
2) Aktifitas siswa, meliputi:
a) Keaktifan dalam diskusi
57
b) Keaktifan mengemukakan pertanyaan
c) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
d) Keaktifan dalam menjawab pertanyaan
d. Refleksi
Pada siklus I ini hasil belajar belum menunjukkan hasil
yang sesuai dengan yang diharapkan. Siswa belum menguasai
sepenuhnya akan materi yang disampaikan melalui metode inkuiri.
Hanya beberapa siswa yang berkemampuan pandai yang mampu
menyerap materi dengan baik. Khususnya dalam tahap
merumuskan hipotesis sebagian besar kelompok masih mengalami
kesulitan. Dikarenakan siswa dalam kelompok-kelompok tersebut
bermain-main dengan benda yang menjadi pokok masalah. Dari
temuan yang didapat pada siklus I ini, akan digunakan sebagai
acuan pada siklus II.
2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
1) Menyiapkan materi ajar IPA dengan sub pokok bahasan
perubahan sifat benda yang disebabkan oleh pembakaran,
perkaratan, pemanasan, pembusukan, pendinginan dan
pemberian tekanan.
2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati sikap
siswa selama KBM yang didesain dengan metode inkuiri.
58
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati
ketrampilan mengajar guru.
4) Membuat lembar soal posttest untuk mengetahui hasil
belajar siswa yang dilakukan dengan metode inkuiri pada
siklus II.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II, dilaksanakan pada tanggal
26 Mei 2015 dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dirancang
sebagai berikut:
1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal
dengan melakukan tanyajawab tentang perubahan sifat
benda yang ada disekitar siswa
2) Guru menjelaskan cara pembelajaran menggunakan metode
inkuiri dan menekankan penjelasan dari tiap tahap,
khususnya pada tahap merumuskan hipotesis untuk lebih
faham siswa dengan tahap-tahap tersebut.
3) Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu
kertas dibakar, jeruk yang sudah membusuk, air yang
menguap, es batu
4) Siswa secara berkelompok mencari perubahan yang terjadi
pada benda tersebut dengan lembar panduan dari guru yang
59
berisi penyebab perubahan terjadi atau merumuskan
hipotesis.
5) Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai
macam perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran
saat mereka mencari penyebab dari perubahan tersebut
sebagai tahap menguji hipotesis.
6) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskripsi
penemuannya didepan kelas
7) Setelah siswa memahami sebab perubahan yang terjadi
pada benda-benda tersebut selanjutnya dilakukan evaluasi
dengan posttest.
c. Observasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran. Yang ditujukan untuk
mengetahui keefektifan dari metode inkuiri dalam
meningkatkan penguasaan materi IPA tentang perubahan sifat
benda yang telah dilaksanakan. Pada siklus II kegiatan
observasi berupa pengamatan terhadap keterampilan guru
dalam mengajar dengan menggunakan metode inkuiri.
d. Refleksi
Pada siklus II ini hasil belajar menunjukkan sudah
adanya perubahan. Siswa sudah mulai terbiasa dengan metode
inkuiri yang diterapkan oleh guru. Tiap kelompok dalam
60
merumuskan hipotesis sudah baik dan siswa tidak bermain
dengan benda yang menjadi pokok masalah. Sehingga siswa
semakin mudah memahami materi. Meskipun sudah ada
perubahan seperti yang diinginkan namun agar lebih mantap
maka, akan diadakan KBM dengan metode inkuiri pada siklus
III.
3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III
a. Perencanaan
1) Menyiapkan materi ajar IPA dengan sub pokok
bahasan perubahan sifat benda yang bersifat
sementara dan bersifat tetap.
2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati sikap
siswa selama KBM yang didesain dengan metode
inkuiri
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati
ketrampilan mengajar guru
4) Merancang soal postest untuk mengetahui hasil
belajar siswa yang dilakukan dengan metode inkuiri
pada siklus III.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus III, dilaksanakan pada tanggal
27 Mei 2015 dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
61
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncang
sebagai berikut:
1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal
dengan melakukan tanyajawab tentang perubahan sifat
benda yang ada disekitar siswa
2) Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu
kertas dibakar, jeruk yang sudah membusuk, es batu.
3) Siswa secara berkelompok mencari perubahan yang terjadi
pada benda tersebut dengan lembar panduan dari guru yang
berisi perubahan fisika, kimia, dan biologi.
4) Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai
macam perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran
saat mereka menggolongkan perubahan tersebut
5) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
penemuannya didepan kelas
c. Observasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan observasi
terhadap pembelajaran. Yang ditujukan untuk mengetahui
keefektifan dari metode inkuiri dalam meninhkatkan
penguasaan materi IPA tentang pokok bahasan perubahan sifat
benda sub pokok bahasan perubahan sifat benda yang bersifat
sementara dan bersifat tetap yang telah dilaksanakan. Pada
siklus III kegiatan yang diamati adalah pengamatan terhadap
62
ketrampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan
metode inkuiri.
.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Standar Pencapaian KKM
Salah satu prinsip penelitian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu
dalam menentukan kelulusan peserta didik. kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Di setiap sekolah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
berbeda- beda. Sedangkan di MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang tempat peneliti melakukan penelitian, sekolah
menetapkan standar pencapaian KKM kelas yaitu dengan nilai 65 (enam
puluh lima).
Dalam memberikan penilaian terhadap prestasi belajar siswa,
penelitian ini mengacu pada pencapaian target KKM siswa terhadap jalannya
pembelajaran dengan memperhatikan aspek- aspek sebagai berikut:
a. Tuntas, apabila nilai siswa mencapai target KKM yang
ditentukan yaitu 65.
b. Tidak Tuntas, apabila nilai siswa tidak mencapai target KKM
yang ditentukan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus
Dalam pelaksanaan pra siklus guru menyampaikan materi kepada
siswa dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan. Penelitian ini
64
dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar dari sebelum
menggunakan metode inkuiri dan sesudah menggunakan metode inkuiri. Hasil
tes pada pembelajaran pra siklus ini dipaparkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus
No Nama Nilai KKM
Individu Nasional
1. Alfin Alfatkhurrokhim 70 -
2. Eva Dewatika Kusumawati 60 - -
3. Fajar Setiawan 50 - -
4. Maskur Aminudin 50 - -
5. M. Zamzami Almuyyad 60 - -
6. Yusuf Maulana M. H. 70 -
7. Aditiya Awaliah 60 - -
8. Aida Firliana Azzahra 60 - -
9. Alya Tri Ariyanti 80
10. Andika Rendhy Renatha 60 - -
11. Anggun Baiti Qurota' Aini S 80
12. Avif Tri Ardian 80
13. Chalid Nur Aziz 50 - -
14. Dea Aulia Vatika Sari 70 -
15. Desi Widiastuty 50 - -
16. Diana Ayu Pamuji 70 -
17. Dina Kinasih 30 - -
18. Heru Setyawan 40 - -
19. Indah Khoirunnisa 70 -
20. Isnal Valentin 70 -
21. Khoirotul Azizah 40 - -
22. Kurniawan Chandra Wijaya 80
23. Latifatul Zahroh 40 - -
24. Mahsya Aurelia Cesarani 80
25. Malik As'ari 40 - -
26. Maulana Rizqi Mahfudh 40 - -
27. Mifbahul Furqon 50 - -
28. M. Fatkur Rozak 50 - -
65
29. M. Mahmud Tajri 50 - -
30. Mustaqfiroh 70 -
31. Nala Lathifatul Khoiriyah 80
32. Natasha Zuraida 50 - -
33. Nurul Asnania 70 -
34. Putri Novita 40 - -
35. Salim Mahmud Nasirin 70 -
36. Risma Indah Safitri 50 - -
37. Rona Aulia Angga Setiyani 70 -
38. Shobariyanto 70 -
39. Tubagus Nadiyan 40 - -
40. Wahyu Wulandari 70 -
41. Lusi Suryarahma Damayanti 80
42. Latiatuzzahra Salsabila 40 - -
43. Haifa Nilna Minhatillah 80
Jumlah 2580
Rata-rata 60
Keterangan:
1. KKM individu yaitu 65
: tuntas KKM sebanyak 20 siswa atau 46,5%
- : tidak tuntas KKM sebanyak 23 siswa atau 53,5%
2. KKM nasional yaitu 75
: tuntas KKM sebanyak 8 siswa atau 18,6%
- : tidak tuntas KKM sebanyak 35 siswa atau 81,4%
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang tuntas
dalam KKM Individu sebanyak 20 siswa atau 46,5% dan yang tidak tuntas
sebanyak 23 siswa atau 53,5%. Sedangkan yang tuntas dalam KKM
Nasional sebanyak 8 siswa atau 18,6% dan yang tidak tuntas sebanyak 35
66
siswa atau 81,4%. Dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI Albidayah
Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Nilai rata- rata
kelasnya adalah 60. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak siswa
yang belum faham dengan materi yang telah disampaikan, selain itu
perhatian siswa terhadap penjelasan guru kurang maksimal dikarenakan
pembelajaran pada pra siklus ini menggunakan metode ceramah dan tugas
yang berkesan monoton sehingga siswa cepat merasa jenuh dan cenderung
pasif. Dari data dan uraian pembelajaran pra siklus diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Siswa merasa bosan karena guru menyampaikan materi
secara monoton tidak bervariasi sehingga perhatian siswa
terhadap guru kurang
b. Siswa masih cenderung pasif, ramai sendiri, tidak
memperhatikan gurunya sehingga siswa tidak bisa
menguasai pembelajaran dengan baik.
c. Hasil tes siswa masih banyak yang belum mencapai KKM
yang ditentukan madrasah karena siswa belum menguasai
materi pembelajaran.
d. Namun secara garis besar pra siklus berjalan dengan baik
dan kondusif, walaupun prestasi belajar siswa belum
mencapai standar nilai yang ditentukan. Hal ini harus
dijadikan suatu acuan yang harus dibenahi dalam
pelaksanaan siklus I
67
C. Deskripsi hasil penelitian per siklus
1. Diskripsi siklus I
Pada siklus I mencari data menggunakan tes formatif dan
lembar observasi. Dari instrument tersebut diperoleh data tentang nilai
siswa MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang sebagai berikut:
Tabel 4.2 Tabel Hasil Tes Siklus I
No Nama Nilai KKM
Individu Nasional
1. Alfin Alfatkhurrokhim 33 - -
2. Eva Dewatika Kusumawati 50 - -
3. Fajar Setiawan 67 -
4. Maskur Aminudin 67 -
5. M. Zamzami Almuyyad 50 - -
6. Yusuf Maulana M. H. 67 -
7. Aditiya Awaliah 67 -
8. Aida Firliana Azzahra 67 -
9. Alya Tri Ariyanti 83
10. Andika Rendhy Renatha 50 - -
11. Anggun Baiti Qurota' Aini S 83
12. Avif Tri Ardian 67 -
13. Chalid Nur Aziz 83
14. Dea Aulia Vatika Sari 33 - -
15. Desi Widiastuty 67 -
16. Diana Ayu Pamuji 83
17. Dina Kinasih 33 - -
18. Heru Setyawan 50 - -
19. Indah Khoirunnisa 83
20. Isnal Valentin 50 - -
21. Khoirotul Azizah 83
68
22. Kurniawan Chandra Wijaya 50 - -
23. Latifatul Zahroh 50 - -
24. Mahsya Aurelia Cesarani 67 -
25. Malik As'ari 33 - -
26. Maulana Rizqi Mahfudh 50 - -
27. Mifbahul Furqon 67 -
28. M. Fatkur Rozak 33 - -
29. M. Mahmud Tajri 33 - -
30. Mustaqfiroh 83
31. Nala Lathifatul Khoiriyah 50 - -
32. Natasha Zuraida 50 - -
33. Nurul Asnania 83
34. Putri Novita 67 -
35. Salim Mahmud Nasirin 33 - -
36. Risma Indah Safitri 50 - -
37. Rona Aulia Angga Setiyani 83
38. Shobariyanto 33 - -
39. Tubagus Nadiyan 67 -
40. Wahyu Wulandari 83
41. Lusi Suryarahma Damayanti 33 - -
42. Latiatuzzahra Salsabila 50 - -
43. Haifa Nilna Minhatillah 50 - -
Jumlah
Rata-rata
2514
58,5
Keterangan:
1. KKM individu yaitu 65
: tuntas KKM sebanyak 21 siswa atau 48,8%
- : tidak tuntas KKM sebanyak 22 siswa atau 51,2%
2. KKM nasional yaitu 75
: tuntas KKM sebanyak 10 siswa atau 23,2%
69
- : tidak tuntas KKM sebanyak 33 siswa atau 76,7%
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang
tuntas dalam KKM sebanyak 21 siswa atau 48,8% dan yang tidak
tuntas sebanyak 22 siswa atau 51,2%. Sedangkan KKM nasional yang
tuntas sebanyak 10 siswa atau 23,2%, dan yang tidak tuntas sebanyak
33 siswa atau 76,7%. Nilai rata- rata kelasnya adalah 58,5. Hal
tersebut terjadi karena kegiatan pembelajaran yang menggunakan
metode inkuiri dan banyak siswa yang belum fokus mengikuti
pembelajaran karena siswa masih bingung terhadap instruksi dari guru
dan siswa kurang cermat dalam merumuskan hipotesis penemuannya.
Dari data dan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Siswa belum fokus mengikuti pembelajaran karena masih
bingung mekanisme metode inkuiri yang merupakan model
pembelajaran baru.
b. Mereka asik bermain dengan benda-benda yang ditemukan
bukan untuk merumuskan hipotesis tentang benda tersebut
berubah dan terbentuk
c. Ada beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai
dengan KKM yang telah ditentukan.
Secara garis besar siklus I berjalan dengan lancar, walaupun
dalam mengikuti pembelajaran menggunakan metode inkuiri siswa
masih bingung dan bermain dengan benda yang mereka temukan,
70
tetapi secara keseluruhan sudah baik. Dan ada beberapa siswa yang
belum memenuhi target KKM. Hal ini akan menjadi acuan peneliti
untuk memenuhi siklus II
2. Diskripsi siklus II
Hasil tes siswa pada pembelajaran siklus II dipaparkan dalam tabel
dibawah ini
Tabel 4.3 Tabel Hasil Tes Siklus II
No Nama Nilai KKM
Individu Nasional
1. Alfin Alfatkhurrokhim 50 - -
2. Eva Dewatika Kusumawati 83
3. Fajar Setiawan 83
4. Maskur Aminudin 83
5. M. Zamzami Almuyyad 50 - -
6. Yusuf Maulana M. H. 67 -
7. Aditiya Awaliah 83
8. Aida Firliana Azzahra 67 -
9. Alya Tri Ariyanti 83
10. Andika Rendhy Renatha 50 - -
11. Anggun Baiti Qurota' Aini S 83
12. Avif Tri Ardian 67 -
13. Chalid Nur Aziz 83
14. Dea Aulia Vatika Sari 50 - -
15. Desi Widiastuty 67 -
16. Diana Ayu Pamuji 83
17. Dina Kinasih 50 - -
18. Heru Setyawan 67 -
19. Indah Khoirunnisa 83
20. Isnal Valentin 50 - -
21. Khoirotul Azizah 83
22. Kurniawan Chandra Wijaya 50 - -
23. Latifatul Zahroh 67 -
71
24. Mahsya Aurelia Cesarani 67 -
25. Malik As'ari 50 - -
26. Maulana Rizqi Mahfudh 67 -
27. Mifbahul Furqon 83
28. M. Fatkur Rozak 50 - -
29. M. Mahmud Tajri 50 - -
30. Mustaqfiroh 83
31. Nala Lathifatul Khoiriyah 100
32. Natasha Zuraida 50 - -
33. Nurul Asnania 83
34. Putri Novita 67 -
35. Salim Mahmud Nasirin 50 - -
36. Risma Indah Safitri 100
37. Rona Aulia Angga Setiyani 83
38. Shobariyanto 67 -
39. Tubagus Nadiyan 67 -
40. Wahyu Wulandari 83
41. Lusi Suryarahma Damayanti 50 - -
42. Latiatuzzahra Salsabila 67 -
43. Haifa Nilna Minhatillah 83
Jumlah
Rata-rata
2982
70
Keterangan:
1. KKM individu yaitu 65
: tuntas KKM sebanyak 30 siswa atau 70%
- : tidak tuntas KKM sebanyak 13 siswa atau 30%
2. KKM nasional yaitu75
: tuntas KKM sebanyak 18 siswa atau 41,8%
- : tidak tuntas KKM sebanyak 25 siswa atau 58,2%
72
Pada siklus II ini siswa sudah mulai faham apa yang di
instruksikan guru dibandingkan siklus sebelumnya. Hal ini
dikarenakan guru telah menjelaskan kembali mengenai mekanisme
atau cara pembelajaran menggunakan metode inkuiri dengan detail
dan jelas, sehingga siswa memahami alur pembelajaran menggunakan
metode tersebut. Dari data diatas bahwa siswa yang tuntas dalam
KKM individu sebanyak 30 siswa atau 70% dan yang tidak tuntas
sebanyak 13 siswa atau 30%. Sedangkan KKM nasional siswa yang
tuntas sebanyak 18 siswa atau 41,8% dan yang tidak tuntas sebanyak
25 siswa atau 58,2%. Dari jumlah siswa yang ada dikelas V MI
Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Nilai
rata- ratanya adalah 70. Jadi ada peningkatan prestasi belajar siswa dari
siklus I ke siklus berikutnya.
Dari data dan uraian diatas maka dapat disimpulkan
pembelajaran pada siklus II yang diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Siswa sudah tidak merasa bingung menggunakan
metode pembelajaran inkuiri dikarenakan guru sudah
menjelaskan prosedur pembelajaran menggunakan
metode inkuiri dengan detail sampai siswa faham dan
juga siswa sudah dua kali melakukan pembelajaran
menggunakan metode yang sama
b. Sebagian siswa sudah fokus terhadap apa yang
diperintahkan oleh guru
73
c. Sudah lebih banyak siswa yang mendapat nilai
mencapai target KKM dibandingkan dengan siswa yang
belum mencapai KKM individu.
d. Adanya peningkatan ketercapaian KKM nasional dari
siklus I ke siklua II.
e. Dalam pembelajaran siswa sudah mulai terbiasa
menggunakan metode inkuiri karena sudah ada
pengalaman dari siklus I.
Dalam siklus II sudah ada peningkatan dari siklus sebelumnya.
Akan tetapi masih ada siswa yang belum mencapai nilai KKM
sehingga diadakan siklus III.
3. Diskripsi Siklus III
Adapun dari hasil tes pada siklus III ini didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:
Table 4.4 Tabel Hasil Tes Siklus III
No Nama Nilai KKM
Individu Nasional
1. Alfin Alfatkhurrokhim 50 - -
2. Eva Dewatika Kusumawati 100
3. Fajar Setiawan 83
4. Maskur Aminudin 100
5. M. Zamzami Almuyyad 100
6. Yusuf Maulana M. H. 83
7. Aditiya Awaliah 100
8. Aida Firliana Azzahra 67 -
9. Alya Tri Ariyanti 83
10. Andika Rendhy Renatha 83
11. Anggun Baiti Qurota' Aini S 100
74
12. Avif Tri Ardian 83
13. Chalid Nur Aziz 83
14. Dea Aulia Vatika Sari 100
15. Desi Widiastuty 67 -
16. Diana Ayu Pamuji 83
17. Dina Kinasih 50 - -
18. Heru Setyawan 100
19. Indah Khoirunnisa 83
20. Isnal Valentin 100
21. Khoirotul Azizah 83
22. Kurniawan Chandra Wijaya 100
23. Latifatul Zahroh 83
24. Mahsya Aurelia Cesarani 100
25. Malik As'ari 50 - -
26. Maulana Rizqi Mahfudh 83
27. Mifbahul Furqon 100
28. M. Fatkur Rozak 50 - -
29. M. Mahmud Tajri 67 -
30. Mustaqfiroh 100
31. Nala Lathifatul Khoiriyah 100
32. Natasha Zuraida 83
33. Nurul Asnania 100
34. Putri Novita 83
35. Salim Mahmud Nasirin 83
36. Risma Indah Safitri 100
37. Rona Aulia Angga Setiyani 83
38. Shobariyanto 100
39. Tubagus Nadiyan 83
40. Wahyu Wulandari 100
41. Lusi Suryarahma Damayanti 50 - -
42. Latiatuzzahra Salsabila 100
43. Haifa Nilna Minhatillah 100
Jumlah 3679
Rata-rata 85,5
Keterangan:
75
1. KKM individu yaitu 65
: tuntas KKM sebanyak 38 siswa atau 88,4%
- : tidak tuntas KKM sebanyak 5 siswa atau 11,6%
2. KKM nasional yaitu 75
: tuntas KKM sebanyak 35 siswa atau 81,4%
- : tidak tuntas KKM sebanyak 8 siswa atau 18,6%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus
III ada peningkatan yang sangat baik dengan siswa yang tuntas
mancapai KKM individu adalah 38 siswa atau 88,4%, yang tidak
tuntas ada 5 siswa atau 11,6%. Sedangkan yang tuntas KKM nasional
sebanyak 35 siswa atau 81,4%, yang tidak tuntas 8 siswa atau 18,6%.
Dari keseluruhan siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang yang berjumlah 43 siswa rata-rata
kelasnya adalah 85,5. Adapun standar keberhasilan pembelajaran
tersebut minimal adalah 85% dari total siswa telah mencapai KKM
individu atau kelas, sedangkan hasil pada siklus III ini ada 38 siswa
atau 88,4% dari total 43 siswa telah tuntas mencapai KKM individu
atau kelas. Berarti PTK yang mengangkat judul “peningkatan prestasi
belajar mata pelajaran ipa materi perubahan sifat benda melalui metode
inkuiri kelas V MI albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang tahun 2015”. Telah tuntas dan dinyatakan berhasil.
Dari uraian diatas pembelajaran pada siklus III ini dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
76
a. Siswa sudah terbiasa belajar dengan menggunakan metode
inkuiri
b. Siswa sudah lagi tidak bermain dengan barang temuannya tetapi
mereka mencari tahu dan meneliti barang yang ditemukan
tersebut sesuai langkah-langkah metode tersebut.
c. Semua siswa sudah fokus mengikuti instruksi yang disampaikan
guru
d. Siswa sudah banyak yang mendapatkan nilai mencapai KKM
individu dan nasional
Dalam pelaksanaan siklus III sudah berjalan baik. Pada
siklus III ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan prestasi
belajar Ilmu pengetahuan alam materi perubahan sifat benda melalui
metode inkuiri kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang.
D. Pembahasan
1. Hasil rekapitulasi
a. Hasil rekapitulasi prestasi belajar IPA menggunakan metode inkuiri pada
siklus I, siklus II, dan siklus III adalah sebagai berikut:
Table 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
NO Nama Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
1. Alfin Alfatkhurrokhim 70 50 50 83
2. Eva Dewatika
Kusumawati
60 50 83 100
3. Fajar Setiawan 50 67 83 100
4. Maskur Aminudin 50 67 83 100
77
5. M. Zamzami
Almuyyad 60 33 50 50
6. Yusuf Maulana M. H. 70 67 67 83
7. Aditiya Awaliah 60 67 83 100
8. Aida Firliana Azzahra 60 67 67 67
9. Alya Tri Ariyanti 80 83 83 83
10. Andika Rendhy
Renatha 60 50 50 83
11. Anggun Baiti Qurota'
Aini S 80 83 83 100
12. Avif Tri Ardian 80 67 67 83
13. Chalid Nur Aziz 50 83 83 83
14. Dea Aulia Vatika Sari 70 33 50 100
15. Desi Widiastuty 50 67 67 83
16. Diana Ayu Pamuji 70 83 83 67
17. Dina Kinasih 30 33 50 50
18. Heru Setyawan 40 50 67 100
19. Indah Khoirunnisa 70 83 83 83
20. Isnal Valentin 70 50 50 83
21. Khoirotul Azizah 40 83 83 100
22. Kurniawan Chandra
Wijaya 80 50 50 100
23. Latifatul Zahroh 40 50 67 83
24. Mahsya Aurelia
Cesarani 80 67 67 50
25. Malik As'ari 40 33 50 83
26. Maulana Rizqi
Mahfudh 40 50 67 100
27. Mifbahul Furqon 50 67 83 100
28. M. Fatkur Rozak 50 33 50 50
29. M. Mahmud Tajri 50 33 50 67
30. Mustaqfiroh 70 83 83 100
31. Nala Lathifatul
Khoiriyah 80 50 100 100
32. Natasha Zuraida 50 50 50 83
33. Nurul Asnania 70 83 83 100
34. Putri Novita 40 67 67 83
35. Salim Mahmud
Nasirin 70 33 50 83
36. Risma Indah Safitri 50 50 100 100
37. Rona Aulia Angga
Setiyani 70 83 83 83
38. Shobariyanto 70 33 67 100
39. Tubagus Nadiyan 40 67 67 83
78
40. Wahyu Wulandari 70 83 83 100
41. Lusi Suryarahma
Damayanti 80 33 50 50
42. Latiatuzzahra Salsabila 40 50 67 100
43. Haifa Nilna
Minhatillah 80 50 83 100
Jumlah 2580 2514 2982 3679
Rata-rata 60 58,5 70 85,5
b. Hasil rekapitulasi prestasi ketuntasan belajar siswa pra siklus, siklusI,
siklus II, dan siklus III KKM Individu.
Tabel 4.6
Hasil Rekapitulasi Prestasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I,
Siklus II, Dan Siklus III KKM Individual/ Kelas
Pelaksanaa
Ketuntasan
Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Tuntas 20 siswa
atau 46,5%
21 siswa
atau 48,8%
30siswa atau
70%
38 siswa
atau 88,4%
Tidak tuntas 23 siswa
atau 53,5%
22 siswa
atau 51,2%
13 siswa atau
30%
5 siswa atau
11,6%
c. Hasil rekapitulasi prestasi ketuntasan belajar siswa pra siklus, siklusI,
siklus II, dan siklus III KKM Nasional
Tabel 4.7
Hasil Rekapitulasi Prestasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III KKM Nasional/ Ideal
Pelaksanaa
Ketuntasan
Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III
79
Tuntas 8 siswa
atau 18,6%
10 siswa
atau 23,2%
18 siswa
atau 41,8%
35 siswa
atau 81,4%
Tidak tuntas 35 siswa
atau 81,4%
33 siswa
atau 76,7%
25 siswa
atau 58,2%
8 siswa atau
18,6%
2. kondisi awal
MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
berada disekitar sawah dan jauh dari keramaian, banyak sumber daya alam
yang dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran yang sangat membantu
siswa dalam proses belajar mengajar. Namun saat kami meneliti pembelajaran
di MI Albidayah tidak memanfaatkan sumber daya alam tersebut, masih
menggunakan metode-metode yang monoton seperti ceramah, tugas, dan
Tanya jawab, serta tidak menggunakan metode lain yang lebih bervariatif. Hal
ini menjadi salah satu faktor penyebab kenapa siswa kurang antusias ketika
mengikuti pelajaran dan siswa hanya berangan-angan tanpa ada
pembuktianyang nyata. Kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran
berlangsung sehingga tidak memahami materi yang disampaikan guru
mengakibatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di sekolah
tersebut rendah sehingga prestasi belajar siswa tidak memenuhi target KKM
yang telah ditentukan,
3. kondisi akhir
Setelah diadakan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
inkuiri di Mi Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Tahun 2015 ternyata perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA
cukup tinggi, meskipun pada awalnya pembelajaran siklus I saat
80
menggunakan metode ini belum berjalan dengan baik, siswa juga masih
bingung jalannya pembelajaran menggunakan metode ini karena metode yang
digunakan dalam pembelajaran baru mereka kenal dan banyak siswa yang
bermain dengan barang temuan mereka yang dijadikan objek penelitian dalam
pembelajaran tersebut.
Akan tetapi setelah pembelajaran di Siklus II siswa sudah mulai terbiasa
dan pembelajaran di kelas sudah mulai berjalan dengan baik dan kondusif.
Sebagian besar dari siswa yang ada di kelas sudah fokus mengikuti
pembelajaran dan juga sudah tidak bingung jika dapat instruksi dari guru
untuk melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran, siswa juga langsung
meneliti barang temuannya serta banyak pertanyaan yang disampaikan oleh
siswa untuk menggali informasi tentang onjek penelitian. Selain itu nilai siswa
juga meningkat dan banyak diantara siswa- siswa tersebut yang telah
mencapai nilai KKM. Hal ini salah satunya juga disebabkan oleh
pembelajaran yang meyenangkan dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang
dikenalkan oleh siswa yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri.
Pada siklus III siswa sudah terbiasa mengikuti pembelajaran dengan
metode inkuiri, siswa juga lebih antusias dan lebih fokus dalam mengikuti
pembelajaran. Hanya ada beberapa saja yang masih bercanda dan bermain
main dengan teman. Dari hasil tes tiap siklus menghasilkan peningkatan
prestasi yang cukup baik. Ada 5 siswa dari 43 siswa yang tidak tuntas KKM
Individu, sedangkan untuk KKM Nasional 8 siswa yang tidak tuntas pada
81
siklus III dikarenakan jumlah siswa yang banyak jadi pengawasan dari guru
kurang maksimal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran IPA khususnya materi perubahan sifat benda.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul
“Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ipa Materi Perubahan Sifat
Benda Melalui Metode Inkuiri Kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015” adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan metode Inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu
Pengetahuan Alam materi Perubahan Sifat Benda Melalui Metode Inkuiri
Pada Siswa Kelas V Mi Albidayah Candi Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang Tahun 2015. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai,
dari siklus I 58,5. Pada siklus II rata-rata nilai yaitu 70, artinya Naik 11,5
dari siklus I. Sedangkan pada siklus III mengalami kenaikan 15,5 dari
siklus II menjadi 85,5. Jadi terjadi peningkatan di setiap siklus, baik dari
banyaknya siswa yang tuntas mencapai KKM yang telah ditentukan
ataupun jumlahnya nilai rata- rata kelas.
2. Penggunaan metode Inkuiri dapat mencapai target pencapaian KKM Ilmu
Pengetahuan Alam materi Perubahan Sifat Benda pada siswa kelas V MI
Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun
2015. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan siswa dalam mencapai KKM
individu atau kelas. Sebanyak 38 siswa atau 88,4% dari total 43 siswa
dapat mencapai KKM individu atau kelas. Dimana standar KKM kelas
83
minimal 85 % dari total siswa telah mencapai KKM telah terlampaui. Hal
itu membuktikan bahwa pembelajaran IPA materi Sumber Daya Alam
menggunakan metode Inkuiri pada siswa kelas V MI Albidayah Candi
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015 dinyatakan
berhasil.
B. Saran
1. Bagi siswa
a. Siswa hendaknya tidak ramai sendiri ketika pembelajaran sedang
berlangsung
b. Siswa hendaknya lebih aktif dalam proses pembelajaran supaya lebih
faham terhadap materi yang disampaikan guru
c. Berusaha meningkatkan belajar agar dalam penguasaan materi bisa
maksimal
2. Bagi Guru
a. Guru perlu mencari solusi terhadap permasalahan yang di hadapi saat
pembelajaran, salah satunya dengan memilih metode yang tepat
sehingga siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan hasil
optimal.
b. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan
segala fasilitas ataupun kebutuhan yang diperlukan.
c. Penggunaan metode Inkuiri telah terbukti meningkatkan prestasi
belajar mata pelajaran IPA materi Perubahan Sifat Benda pada siswa
kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten
84
Semarang Tahun 2015 sehingga perlu dikembangkan penggunaan
metode tersebut
3. Bagi Sekolah
a. Hendaknya pihak sekolah selalu memberi motivasi kepada guru agar
selalu aktif dan kreatif meningkatkan kualitas pembelajaran
b. Pihak sekolah hendaknya mendorong guru agar berinisiatif mencoba
metode-metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, untuk
menemukan metode yang tepat.
85
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktis
Edisi Revisi IV . Jakarta: RinekaCipta
Bakir S. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Darsono, Max. 2000. Belajar dan pembelajaran. Semarang : IKIP
Semarang Press
Garnida, Dadang Dan Rudi Budiman. 2002. Buku Pedoman Guru Mata
Pelajaran IPA MI. Jakarta: Depag RI
Gulo,W. dalam bukunya Putra. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Grasindo
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya
Muslich, Mansur. 2007. Ktsp Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan
Konstektual Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah, Dan Pengawas
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis
Sains. Yogyakarta: Diva Press
Purwadarminta. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Sanjaya, Wina. Dalam bukunya Putra. 2008. Strategi pembelajaran
berorientasi standar poses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Sunhaji. 2009. Strategi pembelajaran konsep dasar, metode, aplikasi dalam
proses belajar mengajar. Purwokerto: STAIN Purwokerto
Susanto, Ahmad. 2013. Teori dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: PT Kharisma Putra Utama
Susapti,Peni dan Maslikhah. 2009. Melacak Ilmu Alamiah Dasar Dalam
Islam. Salatiga: STAIN Salatiga Press
86
Wiriaatmadja, Rociati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
- .2008. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Jakarta:-
http//:www.Kbbi.web.id/ubah
http//:www.Kbbi.web.id/sifat
http//:www.Kbbi.web.id/benda
87
Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Siklus I)
Nama Sekolah : MI Albidayah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester : V/ 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Mengenal perubahan sifat benda
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi perubahan sifat benda padat, cair, dan gas.
C. Indikator
1. Mencari macam-macam perubahan sifat benda
2. Menggolongkan perubahan sifat benda
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menemukan beberapa contoh perubahan sifat benda siswa
diharap mampu menyebutkan perubahan yang terjadi pada benda
yang mencair, membeku, menyublim, menghablur, menguap,
mengembun.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin Toleransi
Tekun Percaya diri
Keberanian Tanggung Jawab
Ketelitian Rasa ingin tahu
Kerjasama
E. Materi Pokok
Perubahan sifat benda
88
F. Metode Pembelajaran
1. Inkuiri
2. Tanya jawab
3. Drill
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka dengan salam
b. Merapikan siswa, mengatur tempat duduk siswa
c. Guru mengajak siswa untuk berdoa
d. Guru mempresensi kehadiran siswa
Apresepsi
e. Memberikan pertanyaan tentang perubahan sifat benda yang ada
disekitar
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu es batu,
kapur barus dan cermin
b. Guru menjelaskan cara pembelajaran pada pertemuan ini
Elaborasi
a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
b. Tiap kelompok diminta mengamati benda es batu, kapur barus, dan
cermin untuk tempat uap dari mulut.
c. Tiap kelompok mencari perubahan yang ada pada benda tersebut
d. Tiap kelompok menggolongkan perubahan apa yang terjadi pada
benda tersebut
e. Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai macam
perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran saat mereka
menggolongkan perubahan tersebut
89
f. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil penemuannya
didepan kelas
Konfirmasi
a. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui
b. Guru mengkonfirmasi jawaban yang kurang tepat
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Guru memotivasi siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran
c. Guru menutup pelajaran dengan doa serta salam
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Es batu
2. Kapur barus
3. Cermin
4. Buku IPA yudhistira kelas 5 MI
5. Buku-buku yang relevan
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Akhir
2. Jenis penilaian : Tulis
3. Bentuk penilaian : Tulis
4. Alat penilaian : Lisan
5. Instrumen :
a. Soal
1. Embun dipagi hari adalah contoh dari proses….
2. Benda cair yang didinginkan akan berubah wujud menjadi
benda….
3. Air yang di panaskan akan berubah wujud menjadi….
90
4. Kapur barus yang diletakkan dilemari akan habis karena
terjadi proses….
5. Proses benda gas menjadi padat disebut….
6. Contoh melebur yaitu…
b. Kunci jawaban
1. Mengembun
2. Padat
3. Gas
4. Menyublim
5. Menghablur
6. Es mencair
Nilai =( jumlah sekor : jumlah sekor maksimal) X 10
Penilaian Sikap
Bandungan, 25 Mei 2015
Mengetahui
Kepala madrasah guru kelas
No Sikap
Belum Mulai Mulai Sudah
Terlihat Terlihat Berkembang Berkembang
1
Bertanggung
jawab
2 Kerjasama
3 Disiplin
4 Keberanian
…
91
Cholid Mawardi, S.Ag Khiyarotun Naslah, S.Pd.I NIP.196806202000031001 NIP.
Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Siklus II)
Nama Sekolah : MI Albidayah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester : V/ 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Mengenal perubahan sifat benda
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi perubahan sifat benda disebabkan oleh faktor tertentu.
C. Indikator
1. Mencari perubahan sifat benda disebabkan oleh faktor tertentu
2. Mengamati macam-macam perubahan sifat benda yang disebabkan
oleh pembakaran, perkaratan, pemanasan, pembusukan,
pendinginan dan pemberian tekanan.
D. Tujuan Pembelajaran
92
1. Siswa dapat mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada suatu
benda melalui proses pembakaran, perkaratan, pemanasan,
pembusukan, pendinginan dan pemberian tekanan.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin Kerjasama
Tekun Tanggung Jawab
Toleransi Percaya diri
Keberanian Rasa ingin tahu
E. Materi Pokok
Perubahan sifat benda yang disebabkan oleh pembakaran, perkaratan,
pemanasan, pembusukan, pendinginan dan pemberian tekanan.
F. Metode Pembelajaran
1. Inkuiri
2. Tanya jawab
3. Drill
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka dengan salam
b. Merapikan siswa, mengatur tempat duduk siswa
c. Guru mengajak siswa untuk berdoa
d. Guru mempresensi kehadiran siswa
Apresepsi
e. Memberikan pertanyaan tentang perubahan sifat benda yang ada
disekitar
o Anak-anak tahu jeruk?
o Jeruk itu warnanya apa?
o Ada enggak jeruk yang warnanya hitam atau coklat?
o Dan lain-lain.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
93
a. Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu kertas
dibakar, jeruk yang sudah membusuk, air yang menguap, es batu.
b. Guru menjelaskan cara pembelajaran pada pertemuan ini
Elaborasi
a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
b. Tiap kelompok diminta mengamati benda kertas dibakar, jeruk
yang sudah membusuk, air yang menguap, es batu.
c. Tiap kelompok mendeskripsikan perubahan yang ada pada benda
tersebut
d. Tiap kelompok menggolongkan perubahan apa yang terjadi pada
benda tersebut
e. Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai macam
perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran saat mereka
menggolongkan perubahan tersebut
f. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil penemuannya
didepan kelas
Konfirmasi
a. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui
b. Guru mengkonfirmasi jawaban yang kurang tepat
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Guru memotivasi siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran
c. Guru menutup pelajaran dengan doa serta salam
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Es batu
2. Kertas dibakar
3. Jeruk yang sudah membusuk
4. Air yang menguap
94
5. Buku IPA yudhistira kelas 5 MI
6. Buku-buku yang relevan
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Akhir
2. Jenis penilaian : Tulis
3. Bentuk penilaian : Tulis
4. Alat penilaian : Lisan
5. Instrumen :
a. Soal
1. Kayu yang dibakar akan menjadi….
2. Benda cair yang didinginkan akan berubah wujud menjadi
benda….
3. Perkaratan pada besi disebabkan oleh…
4. Bagaimana agar tulang dapat menjadi lunak…
5. Pemanasan pada air akan menyebabkan munculnya….
6. Jeruk yang busuk disebabkan oleh…
b. Kunci jawaban
1. Arang
2. Padat
3. Air dan oksigen
4. Pemberian tekanan
5. Uap
6. Mikroorganisme
Nilai =( jumlah sekor : jumlah sekor maksimal) X 10
Penilaian Sikap
No Sikap
Belum Mulai Mulai Sudah
Terlihat Terlihat Berkembang Berkembang
1
Bertanggung
jawab
2 Kerjasama
95
Bandungan, 25 Mei 2015
Mengetahui
Kepala madrasah guru kelas
Cholid Mawardi, S.Ag Khiyarotun Naslah, S.Pd.I NIP.196806202000031001 NIP.
Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Siklus III)
Nama Sekolah : MI Albidayah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester : V/ 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Mengenal perubahan sifat benda
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan
bersifat tetap.
C. Indikator
3 Disiplin
4 Keberanian
…
96
1. Mencari perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan bersifat
tetap.
2. Memberi contoh perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan
bersifat tetap
3. Menggolongkan contoh tersebut kedalam perubahan kimia, fisika, dan
biologi.
4. Membedakan perubahan kimia, fisika, dan biologi.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati perubahan yang terjadi pada benda tersebut siswa
diharap mampu membedakan
a. Perubahan Kimia
b. Perubahan fisika
c. Perubahan biologi.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin Ketelitian
Kerjasama
Tekun
Toleransi
Rasa ingin tahu
Tanggung Jawab
Percaya diri
E. Materi Pokok
Perubahan sifat benda
F. Metode Pembelajaran
1. Inkuiri
2. Tanya jawab
3. Drill
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka dengan salam
b. Merapikan siswa, mengatur tempat duduk siswa
97
c. Guru mengajak siswa untuk berdoa
d. Guru mempresensi kehadiran siswa
Apresepsi
e. Memberikan pertanyaan tentang perubahan sifat benda yang ada
disekitar
o Anak-anak pernah liat jeruk yang sudah busuk?
o Apakah jeruk yang sudah busuk tersebut dapat kembali
lagi menjadi jeruk segar?
o Anak-anak pernah liat es batu mencair?
o Kalau es batu itu yang mencair menjadi air dimasukkan
kembali kedalam kulkas, apakah akan membeku
menjadi es batu?
o Dan lain-lain.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu kertas
dibakar, jeruk yang sudah membusuk, es batu.
b. Guru menjelaskan cara pembelajaran pada pertemuan ini
Elaborasi
a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
b. Tiap kelompok diminta mengamati benda kertas dibakar, jeruk
yang sudah membusuk, es batu.
c. Tiap kelompok mendeskripsikan perubahan yang ada pada benda
tersebut
d. Tiap kelompok menggolongkan perubahan apa yang terjadi pada
benda tersebut
e. Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai macam
perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran saat mereka
menggolongkan perubahan tersebut
98
f. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil penemuannya
didepan kelas
Konfirmasi
a. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui
b. Guru mengkonfirmasi jawaban yang kurang tepat
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Guru memotivasi siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran
c. Guru menutup pelajaran dengan doa serta salam
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Es batu
2. Kertas dibakar
3. Jeruk yang sudah membusuk
4. Buku IPA yudhistira kelas 5 MI
5. Buku-buku yang relevan
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Akhir
2. Jenis penilaian : Tulis
3. Bentuk penilaian : Tulis
4. Alat penilaian : Lisan
5. Instrumen :
a. Soal
1. Perubahan fisika adalah….
2. Air membeku menjadi es adalah contoh perubahan benda
secara….
3. Apa yang dimaksud dengan perubahan wujud secara
kimia….
4. Perubahan biologi adalah perubahan yang dipengaruhi
oleh….
99
5. Abu tidak dapat berubah lagi menjadi kertas adalah contoh
perubahan….
6. Buah yang membusuk adalah contoh perubahan…
b. Kunci jawaban
1. Perubahan yang bersifat sementara
2. Fisika
3. Perubahan benda secara tetap
4. Orgnisme
5. Kimia
6. Biologi
Nilai =( jumlah sekor : jumlah sekor maksimal) X 10
Penilaian Sikap
No Sikap
Belum Mulai Mulai Sudah
Terlihat Terlihat Berkembang Berkembang
1 Bertanggung
jawab
2 Kerjasama
3 Disiplin
4 Keberanian
…
100
Bandungan, 25 Mei 2015
Mengetahui
Kepala madrasah guru kelas
Cholid Mawardi, S.Ag Khiyarotun Naslah, S.Pd.I NIP.196806202000031001 NIP.
Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Prasiklus)
Nama Sekolah : MI Albidayah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester : V/ 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
101
Mengenal penyesuaian diri makhluk hidup.
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan untuk memperoleh makanan.
C. Indikator
1. Menyebutkan contoh penyesuaian pada bentuk paruh.
2. Menyebutkan contoh penyesuaian pada bentuk gigi.
3. Menyebutkan contoh penyesuaian pada bentuk mulut serangga.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menemukan beberapa contoh penyesuaian diri hewan untuk
memperoleh makanan siswa diharap mampu membedakan bentuk
paruh, bentuk gigi, dan bentuk mulut serangga.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin Toleransi
Percaya diri Tekun
Keberanian Tanggung Jawab
Ketelitian Rasa ingin tahu
E. Materi Pokok
Penyesuaian diri hewan untuk memperolah makanan
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. penugasan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka dengan salam
b. Merapikan siswa, mengatur tempat duduk siswa
c. Guru mengajak siswa untuk berdoa
d. Guru mempresensi kehadiran siswa
e. Apresepsi
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
102
a. Guru menjelaskan tentang penyesuaian diri hewan
Elaborasi
a. Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa
b. Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan latihan soal
c. Mencocokkan ditukar dengan teman sebangku.
Konfirmasi
a. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum
diketahui
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Guru menutup pelajaran dengan doa serta salam
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku IPA yudhistira kelas 5 MI
2. Buku-buku yang relevan
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Akhir
2. Jenis penilaian : Tulis
3. Bentuk penilaian : Tulis
4. Alat penilaian : Lisan
5. Instrumen :
a. Soal
1. Bentuk mulut lebah adalah tipe….
2. Burung mempunyai paruh seperti pengait untuk mencabik-
cabik mangsanya adalah….
3. Untuk mempertahankan hidup hewan harus…. Dengan
lingkungan
4. Hewan karnivora memiliki gigi yang….
5. Serigala adalah jenis hewan….
6. Tipe mulut pada lalat adalah….
103
7. Burung yang mempunyai paruh pendek, tebal, dan kuat
adalah burung pemakan….
8. Burung yang mempunyai paruh seperti pahat adalah
burung….
9. Tipe mulut penusuk dan penghisap yang dimiliki oleh….
10. Hewan yang mempunyai gigi taring yang tumbuh seperti
gigi seri adalah….
b. Kunci jawaban
1. penghisap
2. elang
3. adaptasi
4. taring
5. karnivora
6. penjilat
7. biji-bijian
8. pelatuk
9. nyamuk
10. sapi
Nilai =( jumlah sekor : jumlah sekor maksimal) X 10
Penilaian Sikap
No Sikap
Belum Mulai Mulai Sudah
Terlihat Terlihat Berkembang Berkembang
1
Bertanggung
jawab
2 Kerjasama
104
Bandungan, 22 April 2015
Mengetahui
Kepala madrasah guru kelas
Cholid Mawardi, S.Ag Khiyarotun Naslah, S.Pd.I NIP.196806202000031001 NIP.
3 Disiplin
4 Keberanian
…
105
Lampiran
Dokumentasi Proses Pembelajaran tiap siklus
1. Guru membuka pembelajaran
106
107
2. Siswa merumuskan hipotesis dari benda yang menjadi pokok bahasan
108
109
110
3. Siswa membaca kesimpulan didepan
111
Lampiran
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU
Siklus I
Nama sekolah : MI Albidayah
Nama guru : Khiyarotun Naslah, S.Pd.I
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester : V /2
Materi pokok : Perubahan Sifat Benda
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan dengan memberi
tanda ( √ ) pada kolom!
No Kegiatan yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
1. Penyampaian appersepsi √
2. Pendekatan terhadap siswa √
3. Penyampaian materi ajar √
4. Penggunaan metode √
5. Pemberian evaluasi √
Jumlah 6 6
Total 12
Kategori Baik
Keterangan:
Skor:
A = 4
B = 3
C = 2
D = 1
Rentang Kategori:
Nilai 16-20 (baik sekali)
Nilai 12-16 (baik)
Nilai 8-12 (sedang)
Nilai 4-8 (buruk)
112
Lampiran
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU
Siklus II
Nama sekolah : MI Albidayah
Nama guru : Khiyarotun Naslah, S.Pd.I
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester : V /2
Materi pokok : Perubahan Sifat Benda
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan dengan memberi
tanda ( √ ) pada kolom!
No Kegiatan yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
1. Penyampaian appersepsi √
2. Pendekatan terhadap siswa √
3. Penyampaian materi ajar √
4. Penggunaan metode √
5. Pemberian evaluasi √
Jumlah 4 9 2
Total 15
Kategori Baik
Keterangan:
Skor:
A = 4
B = 3
C = 2
D = 1
Rentang Kategori:
Nilai 16-20 (baik sekali)
Nilai 12-16 (baik)
Nilai 8-12 (sedang)
Nilai 4-8 (buruk)
113
Lampiran
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU
Siklus III
Nama sekolah : MI Albidayah
Nama guru : Khiyarotun Naslah, S.Pd.I
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester : V /2
Materi pokok : Perubahan Sifat Benda
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan dengan memberi
tanda ( √ ) pada kolom!
No Kegiatan yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
1. Penyampaian appersepsi √
2. Pendekatan terhadap siswa √
3. Penyampaian materi ajar √
4. Penggunaan metode √
5. Pemberian evaluasi √
Jumlah 12 6
Total 18
Kategori Baik sekali
Keterangan:
Skor:
A = 4
B = 3
C = 2
D = 1
Rentang Kategori:
Nilai 16-20 (baik sekali)
Nilai 12-16 (baik)
Nilai 8-12 (sedang)
Nilai 4-8 (buruk)
114
Lampiran
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP SISWA
Siklus I
No Nama
Bertanggung
jawab Kerjasama Disiplin Keberanian
BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB
44. Alfin Alfatkhurrokhim
45. Eva Dewatika Kusumawati
46. Fajar Setiawan
47. Maskur Aminudin
48. M. Zamzami Almuyyad
49. Yusuf Maulana M.H.
50. Aditiya Awaliah
51. Aida Firliana Azzahra
52. Alya Tri Ariyanti
53. Andika Rendhy Renatha
54. Anggun Baiti Qurota' Aini S
55. Avif Tri Ardian
56. Chalid Nur Aziz
57. Dea Aulia Vatika Sari
58. Desi Widiastuty
59. Diana Ayu Pamuji
60. Dina Kinasih
61. Heru Setyawan
62. Indah Khoirunnisa
63. Isnal Valentin
64. Khoirotul Azizah
65. Kurniawan Chandra Wijaya
66. Latifatul Zahroh
67. Mahsya Aurelia Cesarani
68. Malik As'ari
69. Maulana Rizqi Mahfudh
70. Mifbahul Furqon
71. M. Fatkur Rozak
72. M. Mahmud Tajri
115
Keterangan :
Belum Terlihat : ( BT )
Mulai Terlihat : ( MT )
Mulai Berkembang : ( MB )
Sudah Berkembang : ( SB )
73. Mustaqfiroh
74. Nala Lathifatul Khoiriyah
75. Natasha Zuraida
76. Nurul Asnania
77. Putri Novita
78. Salim Mahmud Nasirin
79. Risma Indah Safitri
80. Rona Aulia Angga Setiyani
81. Shobariyanto
82. Tubagus Nadiyan
83. Wahyu Wulandari
84. Lusi Suryarahma
Damayanti
85. Latiatuzzahra Salsabila
86. Haifa Nilna Minhatillah
116
Lampiran
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP SISWA
Siklus II
No Nama
Bertanggung
jawab Kerjasama Disiplin Keberanian
BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB
1. Alfin Alfatkhurrokhim
2. Eva Dewatika Kusumawati
3. Fajar Setiawan
4. Maskur Aminudin
5. M. Zamzami Almuyyad
6. Yusuf Maulana M.H.
7. Aditiya Awaliah
8. Aida Firliana Azzahra
9. Alya Tri Ariyanti
10. Andika Rendhy Renatha
11. Anggun Baiti Qurota' Aini S
12. Avif Tri Ardian
13. Chalid Nur Aziz
14. Dea Aulia Vatika Sari
15. Desi Widiastuty
16. Diana Ayu Pamuji
17. Dina Kinasih
18. Heru Setyawan
19. Indah Khoirunnisa
20. Isnal Valentin
21. Khoirotul Azizah
22. Kurniawan Chandra Wijaya
23. Latifatul Zahroh
24. Mahsya Aurelia Cesarani
25. Malik As'ari
26. Maulana Rizqi Mahfudh
27. Mifbahul Furqon
28. M. Fatkur Rozak
29. M. Mahmud Tajri
117
Keterangan :
Belum Terlihat : ( BT )
Mulai Terlihat : ( MT )
Mulai Berkembang : ( MB )
Sudah Berkembang : ( SB )
30. Mustaqfiroh
31. Nala Lathifatul Khoiriyah
32. Natasha Zuraida
33. Nurul Asnania
34. Putri Novita
35. Salim Mahmud Nasirin
36. Risma Indah Safitri
37. Rona Aulia Angga Setiyani
38. Shobariyanto
39. Tubagus Nadiyan
40. Wahyu Wulandari
41. Lusi Suryarahma
Damayanti
42. Latiatuzzahra Salsabila
43. Haifa Nilna Minhatillah
118
Lampiran
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP SISWA
Siklus III
No Nama
Bertanggung
jawab Kerjasama Disiplin Keberanian
BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB
1. Alfin Alfatkhurrokhim
2. Eva Dewatika Kusumawati
3. Fajar Setiawan
4. Maskur Aminudin
5. M. Zamzami Almuyyad
6. Yusuf Maulana M.H.
7. Aditiya Awaliah
8. Aida Firliana Azzahra
9. Alya Tri Ariyanti
10. Andika Rendhy Renatha
11. Anggun Baiti Qurota' Aini S
12. Avif Tri Ardian
13. Chalid Nur Aziz
14. Dea Aulia Vatika Sari
15. Desi Widiastuty
16. Diana Ayu Pamuji
17. Dina Kinasih
18. Heru Setyawan
19. Indah Khoirunnisa
20. Isnal Valentin
21. Khoirotul Azizah
22. Kurniawan Chandra Wijaya
23. Latifatul Zahroh
24. Mahsya Aurelia Cesarani
25. Malik As'ari
26. Maulana Rizqi Mahfudh
27. Mifbahul Furqon
28. M. Fatkur Rozak
29. M. Mahmud Tajri
119
Keterangan :
Belum Terlihat : ( BT )
Mulai Terlihat : ( MT )
Mulai Berkembang : ( MB )
Sudah Berkembang : ( SB )
30. Mustaqfiroh
31. Nala Lathifatul Khoiriyah
32. Natasha Zuraida
33. Nurul Asnania
34. Putri Novita
35. Salim Mahmud Nasirin
36. Risma Indah Safitri
37. Rona Aulia Angga Setiyani
38. Shobariyanto
39. Tubagus Nadiyan
40. Wahyu Wulandari
41. Lusi Suryarahma
Damayanti
42. Latiatuzzahra Salsabila
43. Haifa Nilna Minhatillah
120
lampiran
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap : Cholid Mawardi,S.Ag
Jabatan : Kepala MI Albidayah Candi
Alamat : Tarukan, Desa Candi, Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang
Menerangkan dengan sebenarnya bahwa:
Nama Lengkap : Afiful mashar
Tempat/Tanggal Lahir : Kab.Semarang, 22 November 1993
Jurusan : PGMI
Nim : 11511032
Sekolah : IAIN Salatiga
Nama tersebut di atas benar-benar telah melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) di SD Negeri Ringin Sari mulai tanggal 22 April – 25 Mei 2015.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya dan agar
digunakan sebagaimana mestinya.
Bandungan, 8 September 2015
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Cholid Mawardi,S.Ag
NIP: 19680620 200003 1 001
121
Lampiran
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Afiful mashar Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
NIM : 11511032 Jurusan : PGMI
NO NAMA KEGIATAN TANGGAL KETERANGAN NILAI
1. OPAK “Revitalisasi
Gerakan Mahasiswa Di
Era Modern Untuk
Kejayaan Indinesia”
Yang Diselenggarakan
Oleh Dewan Mahasiswa
(DEMA)
20-22
Agustus
2011
Peserta 3
2. Membangun Mahasiswa
Cerdas Emosional,
Spiritual, Dan
Intelektual Melalui
Achievement Motivation
Training (AMT)
23 Agustus
2011 Peserta 2
3. ODK “Menemukan
Muara Sebagai
Mahasiswa Rahmatan
Lil Alamin
24 Agustus
2011
Peserta
2
4. Seminar
Entrepreneurship Dan
Koperasi
25 Agustus
2011 Peserta 2
5. User Education 19
September
2011
Peserta 2
6. SK “Pengangkatan Guru
Dan Karyawan
Madrasah Di Mi Sabilul
Huda Kalitangi”
8 Februari
2012 Pelatih Pramuka 4
7. IRMACAN “Pelatihan
Pemberdayaan Anggota
Karang Taruna
2 April 2012 Peserta 2
8. Pelatihan Mengatasi
Kecemasan Tampilan Di
Depan Umum
9 Juni 2012 Peserta 2
9. Persami “Semoga Dapat 20 Juni 2012 Panitia 3
122
Memacu Prestasi Yang
Lebih Tinggi Dalam
Membina Generasi
Bangsa”
10. Akhirussanah
“Menegakkan Kalimat
Allah Dengan Imtag”
1 Juli 2012 Panitia 3
11. SK “Pengangkatan Guru
Dan Karyawan
Madrasah Di Mi Sabilul
Huda Kalitangi”
13 Juli 2012 Pelatih Rebana 4
12. SK “Pengangkatan
Ustad Madrasah
Dilingkungan Madin
Maarif Candi
5 Agustus
2012 ustadz 4
13. Panitia Zakat Fitrah
Masjid Jami’ Uswatun
Khasabah Pemuda
Dusun Candi
1 Syawal
1433 Panitia 3
14. SK “Pengangkatan Guru
Dan Karyawan
Madrasah Di Mi Sabilul
Huda Kalitangi”
11
September
2012
Pelatih Drum Band 4
15. Panitia Penyembelihan
Dan Pembagian Daging
Qurban Pemuda Dusun
Candi
26 Oktober
2012 Panitia 3
16. IRMACAN “Peringatan
Tahun Baru Hijriyah
1434”
15
November
2012
Panitia 3
17. IRMACAN “Pengajian
Maulid Nabi
Muhammad S.A.W
24 Januari
2013 Panitia 3
18. Seminar Regional
Deteksi Dini Gangguan
Peerkembangan Pada
Anak
18 Juni 2013 Peserta 2
19. Akhirussanah “Unggul
Dalam Prestasi, Santun
Dalam Perilaku”
1 juli 2013 Panitia 3
20. Akhirussanah
“Teknologi Dijalur
Agama”
10 juni 2014 Panitia 3
21. Panitia LDK “Bedah
Buku Membidik
1 Oktober
2014 Panitia 3
123
Bintang”
22. LDK” Kegiatan Bingkai
Cinta Dalam Titian
Dakwah Menuju Unsan
Kamil”
18-19
Oktober
2014
Panitia 3
23. “Seminar Nasional
Entrepreneurship”
Racana Kusuma Dilaga
16
November
2014
Peserta 8
24. Workshop Nasional
“Sukses Akademik,
Sukses Bakat Dan Hidup
Bermartabat Dengan
Karya”
16 Desember
2014 Peserta 8
25. Seminar Nasional
“Menjaga
Keaneragaman Suku
Bangsa Dalam Bingkai
NKRI
1-4 Mei
2015 Peserta 8
26. Akhirussanah “Ayat
Alquran Dalam
Kehidupan”
1 Juni 2015 Panitia 3
27. Seminar Nasional
“Understanding The
World By
Understanding The
Language And The
Culture”
4 Juni 2015 Peserta 8
28. Seminar Nasional “
Peran Mahasiswa
Syariah Dan Hukum
Dalam Pembangunan
Bangsa” DEMA
SYARIAH
27 Juni 2015 Peserta 8
29. Seminar Nasional
“Pemuda, Peradaban
Islam, Dan
Kemandirian” KARIMA
2 September
2015 Peserta 8
30. Seminar Nasional
“Pemeliharaan
Hubungan Etnisitas
Dengan Negara”
3-4
September
2015
Peserta 8
Jumlah 122
124
Salatiga, 11 September 2015
Mengetahui
Wakil dekan bidang kemahasiswaan
dan kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag
NIP.197005101998031003
125
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama Lengkap : Afiful Mashar
2. TTL : Kabupaten Semarang, 22 November 1993
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Candi RT02 RW03 Bandungan kab. Semarang
5. Pendidikan : MI Albidayah tahun 2005
MTS Albidayah tahun 2008
MA Albidayah tahun 2011
IAIN Salatiga tahun 2015
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya serta
menurut keadaan yang sebenarnya.
Bandungan, 7 Agustus 2015
Hormat Saya
AFIFUL MASHAR
NIM.11511032
126