penjualan angsuran (tidak bergerak)

18
PENJUALAN ANGSURAN Makalah Akuntansi Keuangan Lanjutan Dosen Pengampu: Muh. Al Amin, Disusun Oleh: Arum Fitera 13.0102.005 8 Vanica Audi Prasety Muhari 13.0102.007 1 Gendy Adam Bintoro 13.0102.007 9 Mega Arista Dewayani 13.0102.008 9

Upload: vanicaaudi

Post on 13-Apr-2016

680 views

Category:

Documents


78 download

DESCRIPTION

PENJUALAN ANGSURAN MakalahAkuntansi Keuangan LanjutanDosen Pengampu: Muh. Al Amin, Disusun Oleh:Arum Fitera 13.0102.0058Vanica Audi Prasety Muhari 13.0102.0071Gendy Adam Bintoro 13.0102.0079Mega Arista Dewayani 13.0102.0089Melai Rahmawati 13.0102.0090Anisa Agus Triana 13.0102.0104FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG2015BAB I. PENDAHULUAN Dengan meningkatnya perkembangan pasar dan hasil produksi yang diciptakan, banyak perusahaan yang melaksanakan sistem penjualan yang terhandal dalam usahanya untuk menguasai pasar internasional dan berlomba untuk menjadi yang terdepan. Karena itu muncul anggapan bahwa keberhasilan suatu perusahaan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan dalam penerapan system dan kegiatan penjualan.Penjualan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan adanya penjualan berarti baik secara langsung maupun tidak langsung perusahaan akan menerima suatu pendapatan. Secara langsung pendapatan akan diterima untuk perusahaan bila penjualan dilakukan secara tunai atau kas, dan secara tidak langsung pendapatan akan diterima apabila perusahaan melakukan penjualan secara kredit atau angsuran dank arena penjualan tersebut perusahaan akan mempunyai tagihan kepada kreditur. Oleh karena itu untuk mmaksimalkan pendapatan, perusahaan membutuhkan sebuah metode yang tepat.Dalam kegiatan penjualan dikenal dua macam pembayaran, yaitu dengan cara pembayaran tunai (cash payment) dan pembayaran angsuran (installment payment). Salah satu sistem penjualan yang banyak diterapkan pada perkembangan sekarang ini adalah pembayaran pertama oleh konsumen disebut uang muka (down payment). Besarnya uang muka yang akan dibayar oleh konsumen dtetapkan berdasarkan kesepakatan antara pihak penjual dan konsumen dalam melaksanakan transaksinya.Ada beberapa alasan yang menyebabkan perusahaan melakukan kebijakan untuk menerapkan sistem penjualan angsuran, antara lain perekonomian yang kurang baik mengakibatkan rendahnya daya beli masyarakat untuk melakukan pembelian secara cash atau tunai. Semakin banyaknya perusahaan yang memproduksi barang sejenis sehingga mengakibatkan persaingan antar peusahaan, usaha perusahaan untuk mencapai target penjualan atau meningkatkan volume penjualan dengan laba yang maksimum.BAB II. PEMBAHASAN Penjualan AngsuranPenjualan angsuran adalah penjualan yang dilaksanakan dengan perjanjian dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap, yaitu: Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagian dari harga penjualan (down payment). Sisanya dibayar di dalam beberapa kali angsuran.Penjual dilindungi dengan beberapa bentuk perjanjian penjualan angsuran, antara lain: Perjanjian penjualan bersyarat dimana barang-barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan enjual sampai seluruhnya pembayaran sudah lunas. Pasa saat perjanjian di tanda tangani dan pembayaran pertama telah ilakukan, hak milik dapat diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikkan untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada si penjual. Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan ‘trust’ sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli. Beli sewa, dimana barang-barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah pada pembeli.Penjualan Angsuran dengan bentuk-bentuk perjanjian tersebut di atas biasanya dilaksanakan untuk dibarang-barang tidak bergerak (seperti Gegung, tanah, dan aktiva tahan lama lainnya). Untuk perdagangan barang-barang bergerak biasanya penjualan angsuran dilaksanakan dengan perjanjian tertentu yang diadakan diantara penjual dan pem

TRANSCRIPT

Page 1: Penjualan Angsuran (Tidak Bergerak)

PENJUALAN ANGSURAN

Makalah

Akuntansi Keuangan Lanjutan

Dosen Pengampu:

Muh. Al Amin,

Disusun Oleh:

Arum Fitera 13.0102.0058

Vanica Audi Prasety Muhari 13.0102.0071

Gendy Adam Bintoro 13.0102.0079

Mega Arista Dewayani 13.0102.0089

Melai Rahmawati 13.0102.0090

Anisa Agus Triana 13.0102.0104

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2015

Page 2: Penjualan Angsuran (Tidak Bergerak)

BAB I. PENDAHULUAN

Dengan meningkatnya perkembangan pasar dan hasil produksi yang

diciptakan, banyak perusahaan yang melaksanakan sistem penjualan yang

terhandal dalam usahanya untuk menguasai pasar internasional dan berlomba

untuk menjadi yang terdepan. Karena itu muncul anggapan bahwa keberhasilan

suatu perusahaan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan dalam penerapan

system dan kegiatan penjualan.

Penjualan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi suatu

perusahaan, karena dengan adanya penjualan berarti baik secara langsung maupun

tidak langsung perusahaan akan menerima suatu pendapatan. Secara langsung

pendapatan akan diterima untuk perusahaan bila penjualan dilakukan secara tunai

atau kas, dan secara tidak langsung pendapatan akan diterima apabila perusahaan

melakukan penjualan secara kredit atau angsuran dank arena penjualan tersebut

perusahaan akan mempunyai tagihan kepada kreditur. Oleh karena itu untuk

mmaksimalkan pendapatan, perusahaan membutuhkan sebuah metode yang tepat.

Dalam kegiatan penjualan dikenal dua macam pembayaran, yaitu dengan cara

pembayaran tunai (cash payment) dan pembayaran angsuran (installment

payment). Salah satu sistem penjualan yang banyak diterapkan pada

perkembangan sekarang ini adalah pembayaran pertama oleh konsumen disebut

uang muka (down payment). Besarnya uang muka yang akan dibayar oleh

konsumen dtetapkan berdasarkan kesepakatan antara pihak penjual dan konsumen

dalam melaksanakan transaksinya.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan perusahaan melakukan kebijakan

untuk menerapkan sistem penjualan angsuran, antara lain perekonomian yang

kurang baik mengakibatkan rendahnya daya beli masyarakat untuk melakukan

pembelian secara cash atau tunai. Semakin banyaknya perusahaan yang

memproduksi barang sejenis sehingga mengakibatkan persaingan antar

peusahaan, usaha perusahaan untuk mencapai target penjualan atau meningkatkan

volume penjualan dengan laba yang maksimum.

Page 3: Penjualan Angsuran (Tidak Bergerak)

BAB II. PEMBAHASAN

A. Penjualan Angsuran

Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilaksanakan dengan perjanjian

dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap, yaitu:

1. Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima

pembayaran pertama sebagian dari harga penjualan (down payment).

2. Sisanya dibayar di dalam beberapa kali angsuran.

Penjual dilindungi dengan beberapa bentuk perjanjian penjualan angsuran,

antara lain:

a. Perjanjian penjualan bersyarat dimana barang-barang telah diserahkan,

tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan enjual sampai

seluruhnya pembayaran sudah lunas.

b. Pasa saat perjanjian di tanda tangani dan pembayaran pertama telah

ilakukan, hak milik dapat diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan

menggadaikan atau menghipotikkan untuk bagian harga penjualan yang

belum dibayar kepada si penjual.

c. Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu

badan ‘trust’ sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah

pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas

barang-barang itu kepada pembeli.

d. Beli sewa, dimana barang-barang yang telah diserahkan kepada pembeli.

Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah

dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah pada pembeli.

Penjualan Angsuran dengan bentuk-bentuk perjanjian tersebut di atas biasanya

dilaksanakan untuk dibarang-barang tidak bergerak (seperti Gegung, tanah,

dan aktiva tahan lama lainnya). Untuk perdagangan barang-barang bergerak

biasanya penjualan angsuran dilaksanakan dengan perjanjian tertentu yang

diadakan diantara penjual dan pembeli dengan syarat-syarat dan jaminan-

Page 4: Penjualan Angsuran (Tidak Bergerak)

jaminan yang saling menguntungkan. Khususnya dari pihak penjual tidak akan

dirugikan terlalu besar apabila terjadi tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban

oleh pembeli.

Untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan kerugian yang terjadi

dalam pemilikan kembali, maka faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh

penjual adalah sebagai berikut:

1. Besarnya pembayaran pertama (down payment) harus cukup untuk

menutup semua kemungkinan terjadinya kemungkinan penurunan harga

barang tersebut dari semula barang baru menjadi barang bekas

2. Jangka waktu pembayaran diantara angsuran yang satu dengan yang lain

hendaknya tidak terlalu lama, kalau dapat tidak lebih dari satu bulan

3. Besarnya pembayaran angsuran periodik harus diperhitungkancukup untuk

menutup kemungkinan penurunan nilai barang-barang yang ada selama

jangka pembayaran yang satu dengan pembayaran angsuran berikutnya

B. Pengakuan laba kotor dalam penjualan Angsuran

Terdapat 2 cara pengakuan laba kotor dalam transaksi penjualan angsuran:

1. Laba kotor diakui saat penjualan dilakukan.

Transaksi penjualan diperlakukan seperti penjualan secara kredit.

Laba kotor yang terjadi diakui pada saat penyerahan barang dengan

ditandai timbulnya piutang kepada pelanggan/tagihan kepada pelanggan.

2. Laba kotor diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan

angsuran

Laba kotor yang terjadi diakui sesuai dengan jumlah uang kas dari

penjualan angsuran yang direalisasi dalam periode yang bersangkutan.

Prosedur ini biasanya digunakan untuk kontrak-kontrak penjuakan yanh

yang jangka waktunya melampaui satu periode akuntansi.

Page 5: Penjualan Angsuran (Tidak Bergerak)

Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi

penerimaan angsuran :

1. Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga

pokok (cost) dari barang-barang yang dijual.

Setelah seluruh harga pokok (cost) kembali, maka penerimaan-

penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai keuntungan

2. Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan

yang diperoleh sesuai kontrak penjualan.

Setelah seluruh keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan-

penerimaan selanjutnya dicatat sebagai pengembalian harga pokok (cost)

3. Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dicatat sebagai pengembalian

harga pokok maupun sebagai realisasi keuntungan.

Metode ini memberi kemungkinan untuk mengakui keuntungan

proporsional dengan tingkat penerimaan pembayaran angsuran.

C. Penjualan Angsuran untuk Barang- barang Tak Bergerak

Dalam hal ini menggunakan metode angsuran, yaitu memberikan

kemugnkinan untuk mengakui, keuntungan proposional dengan tingkat

penerimaan pembayaran angsuran. Hanya saja perbedaannya terletak pada

harga pejualan dalam kontrak dengan harga pokoknya yang dicatat sebagai

“laba kotor yang belum direalisasikan” yang kemudian pada akhir periode

rekening ini dipindahkan menjadi “ realisasi laba kotor “.

Contoh :

PT SENTANA, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli

harta tidak bergerak, menjual sebuah rumah kepada Tuan Hartono dengan

harga Rp 2.500.000. Harga pokok rumah itu menurut pembukuan PT

SENTANA sebesar Rp 1.500.000. Beberapa ketentuan yang diatur di

dalam kontrak penjualan, khususnya yang berhubungan dengan syarat

pembayaran adalah sbb :

Page 6: Penjualan Angsuran (Tidak Bergerak)

Pembayaran pertama (down payment) sebesar Rp500.000.

Untuk menjamin keamanan pemilikan rumah tersebut, PT SENTANA

dan Tuan Hartono setuju untuk menghippotikkan rumah tersebut dari

Tuan Hartono kepada PT. SENTANA sebesar Rp2.000.000. Akte

Hipotik ditandai-tangani pada tanggal 1 September 1980, dibayar

dalam jangka waktu 5 tahun dengan pembayaran tiap ½ tahun @

Rp200.000. bunga hipotik sebesar 12% setahun untuk sisa pinjaman

hipotik yang belum dibayar.

Komisi dan biaya-biaya lainnya guna menyelesaikan akte hipotik

sejumlah Rp50.000 telah dibayar tunai oleh PT SENTANA. Angsuran

pokok dan bunga hipotik untuk pertama kali baru akan dilakukan pada

tahun 1981.

Jurnal untuk mencatat transaksi pada tahun 1980-1981 dalam buku PT

SENTANA menurut kedua metode tersebut yaitu :

Penjualan angsuran untuk barang tak bergerak

Transaksi-transaksi

Jurnal

Laba diakui pada periode

penjualan

Laba diakui secra proporsional

dengan jumlah penerimaan

angsuran

1 September 1980 :

1. Dijual sebuah rumah

dengan harga :

Rp 2.500.000

harga pokok rumah

sebesar :

Rp 1.500.000

Piutang

(Tn Hartono) 2.500.000

Rumah 1.500.000

Laba penjualan

rumah 1.000.000

Piutang

(Tn Hartanto) 2.500.000

Rumah 1.500.000

Laba Kotor

yang belum

direalisasi 1.000.000

2. Penerimaan

pembayaran pertama

sebesar Rp 500.000

Kas 500.000

Hipotik─U/K 2.000.000

Piutang

Kas 500.000

Hipotik─U/K 2.000.000

Piutang

Page 7: Penjualan Angsuran (Tidak Bergerak)

dan hipotik U/K untuk

saldo yang belum

dibayar sebesar Rp

3.000.000

(Tuan Hartono) 2.500.000 (Tuan Hartaono) 2.500.000

3. Pembayaran biaya-

biaya: komisi dan

pengurusan akte

hipotik dan lain-lain

Rp 50.000

Ongkos penjualan 50.000

Kas 50.000

Ongkos penjualan 50.000

Kas 50.000

4. 31 Desember 1980

a. Bunga yang masih

harus diteima atas

hipotik─U/K, 12

% untuk jangka

waktu 4 bulan =

(4/12/12%x2.000.

000)=80.000.000

b. Laba kotor yang

direalisasi adalah

sebagai berikut :%

laba kotor = 40%

atau ¿)X 100%.

Penerimaan kas tahun

1980 sebesar 500.000

(down payment). Jadi

laba kotor yang

direalisasi

40%x500.000=

200.000

Bunga hipotik

yang akan diterima 80.000

pendptan bunga 80.000

Bunga hipotik

yang akan diterima 80.000

Pendptan bunga 80.000

Laaba kotor yang

belum direalisasi 200.000

Realisasi laba kotor

(ii)................................200.000

5. Menutup rekening

nominal ke Rugi-Laba

Laba penjualan

rumah 1.000.000

Pendapatan bunga 80.000

Ongkos penjualan 50.000

Realisasi

Laba Kotor 200.000

Pendapatan bunga 80.000

Ongkos penjualan 50.000

Page 8: Penjualan Angsuran (Tidak Bergerak)

Rugi-Laba 1.030.000 Rugi Laba 230.000

6. 1 Januari 1981

Reversal entries untuk

bunga yang akan

diterima pada akhir

1980

Pendapatan bunga 80.000

Bunga hipotik yamg

akan diterima 80.000

Pendapatan bunga 80.000

Bunga hipotik

yamg akan diterima 80.000

7. 1 Maret 1981

Diterima pembayaran

angsuran hipotik

sebesar 200.000 dan

bunga hipotik sebesar

120.000

Kas 320.000

Hipotik─U/K 200.000

Pendapatan bunga 120.000

Kas 320.000

Hipotik─U/K 200.000

Pendapatan bunga 120.000

8. 1 September 1981

Diterima pembayaran

angsuran hipotik

200.000 dan bunga

dari pokok hipotik

1.800.000 @ 12%

untuk jangka waktu 6

bulan = 108.000

Kas 308.000

Hipotik─U/K 200.000

Pendapatan bunga 108.000

Kas 308.000

Hipotik─U/K 200.000

Pendapatan bunga 108.000

9. 31 Desember 1981

a) Adjustment bunga

hipotik dari pokok

1.600.000 @ 12%

untuk jangka

waktu 4 bulan

64.000.000

b) Laba kotor yang

direalisasi = 40%

dan pembayaran

angsuran yang

diterima tahun

1981 sebesar

Bunga hipotik yang

akan diterima 64.000

pendpatan bunga 64.000

Bunga hipotik yang

akan diterima 64.000

pendpatan bunga 64.000

laba kotor yang

belum direalisir 160.000

Realisasi

laba kotor 160.000

Page 9: Penjualan Angsuran (Tidak Bergerak)

400.000 atau

160.000

10.Menutup rekening

nominal ke Rugi Laba

Pendapatan bunga 212.000

Rugi Laba 212.000

Pendptan bunga 212.000

Realisasi

laba kotor 160.000

Rugi Laba 372.000

D. Alternative prosedur unutk menghitung Realisasi Laba Kotor Penjualan

Angsuran

Cara ini ditempuh untuk lebih memperoleh jelas posisi laporan yang

dikehendaki dengan mudah. Untuk memperoleh klasifikasi penjualan-

penjualan regular ( tunai dan kredit ) atau penjualan angsuran, perlu dibuatkan

jurnal khusus (special journals) untuk kedua jenis penjualan tersebut, dan

dengan Journal ini kita dapat melihat umur piutang.

Untuk kepentingan analisa umur piutang perlu dibuat klasifikasi ataupun

perincian daripada piutang penjualan angsuran dan laba kotor yang belum

direalisasi. Perincian tersebut dibuat atas dasar tanggal dan tahun terjadinya

penjualan angsuran tersebut.

E. Penyajian Laporan Keuangan pada Metode Angsuran

Penyajian laporan keuangan ini tidak jauh berbeda dengan laoran

keuangan pada umumnya ( neraca dan Rugi – Laba ), hanya saja yang

membedakan adalah dalam neraca tercantum rekening “Piutang Penjualan

Angsuran” dan “Laba Kotor Yang Belum Direalisasikan”. “Piutang Penjualan

Angsuran” disini dianggap sebagai aktiva lancer yang posisinya sama dengan

piutang biasa, sedangkan “Laba Kotor Yang Belum Direalisasikan” dapat

dianggap dalam tiga kategori :

1. Sebagai Hutang (liability) dan dapat dilaporkan dibawah kelompok

“Pendapatan yang masih Akan Diterima”

2. Sebagai Rekening Penilaian dan mengurangi rekening “Piutang Penjualan

Angsuran”

Page 10: Penjualan Angsuran (Tidak Bergerak)

3. Sebagai rekening modal dan dicatat sebagai bagian dari “Laba Yang

Ditahan”

Laba kotor yang belum direalisasi dari penjualan angsuran biasanya disajikan

dalam kelompok hutang didalam neraca sebagai “pendapatan yang masih akan

diterima”. Apabila pendapatan ini dipertahankan yang berarti pula prosedur

prosedur penjualan angsuran diikuit, maka saldo laba yang belum direalisasi

itu lebih baik dipandang sebagai rekening penilaian aktiva.

BAB III. KESIMPULAN

Secara umum tujuan setiap perusahaan adalah untuk mencari laba. Tujuan

ini akan terealisasi apabila perusahaan tersebut meningkatkan produksinya

Page 11: Penjualan Angsuran (Tidak Bergerak)

tentunya dengan diimbangi dengan usaha peningkatan volume penjualan.Dan

salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan penjualanangsuran.

Dengan demikian pihak-pihak internal dari perusahaan tersebut harusmengetahui

seluk beluk dari penjualan angsuran baik strateginya maupun

cara  penca t a t a nnya . O le h k a rena i t u dengan ma ka lah in i kam i

se baga i penyus un  bermaksud memberikan gambaran kepada pembaca

mengenai penjulan angsuranin i ba ik gam baran umum nya s ampa i

kepenc a t a t annya ka re na t i dak menu t up kemungkinan bagi kita

sebagai mahsiswa ekonomi akan bergelut dengan usaha ini, dan tentunya

juga sebagai pendidik yang dibidang ekonomi dan akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

Hadori yunus, Hartanto : Akuntansi Lanutan, edisi X, DPF-UGM