penyakit hutan

48
26/10/2011 Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit Hutan 1 PENYAKIT HUTAN PENYAKIT HUTAN Bambang Purnomo, MP. 1 PENILAIAN QT 15% Prak 25% UTS 30% UAS 30% Sebutan Huruf Angka PAM Istimewa A 4 X 80 Baik B 3 70 X < 80 Cukup C 2 56 X < 70 Kurang D 1 46 X < 56 Gagal E 0 X < 46 Deskripsi Perkuliahan : Mata kuliah ini membahas tentang : pengertian patologi hutan, diagnosis dan ekologi penyakit hutan, prinsip-prinsip dan cara-cara pengendalian penyakit hutan, beberapa contoh penyakit hutan yang penting di Indonesia dan pengelolaannya Tujuan Instruksional Umum : Untuk memberi bekal pengetahuan terhadap prinsip dasar penyakit tanaman hutan, sehingga mahasiswa mampu membedakan penyebab penyakit, gejala penyakit, terjadinya penyakit, cara mendiagonosis penyakit dan dapat melakukan dasar-dasar pengendaliannya Bambang Purnomo, MP. 2 4 Subyek yang dipelajari dalam ilmu penyakit hutan 1. Faktor-faktor biotik dan abiotik yang menyebabkan tanaman-tanaman hutan menjadi sakit 2. Mekanisme penyimpangan faktor-faktor biotik dan abiotik sehingga menyebabkan penyakit pada tanaman 3. Interaksi antara tanaman hutan dengan faktor- faktor penyebab penyakit 4. Metode pengelolaan hutan untuk mencegah dan mengurangi kerugian akibat penyakit.

Upload: bayu-meido

Post on 21-Jun-2015

805 views

Category:

Science


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 1

PENYAKIT HUTANPENYAKIT HUTAN

Bambang Purnomo, MP. 1

PENILAIAN

QT 15% Prak 25% UTS 30% UAS 30%

Sebutan Huruf Angka PAM

Istimewa A 4 X ≥ 80

Baik B 3 70 ≥ X < 80

Cukup C 2 56 ≥ X < 70

Kurang D 1 46 ≥ X < 56

Gagal E 0 X < 46

Deskripsi Perkuliahan :

Mata kuliah ini membahas tentang : pengertian patologi hutan, diagnosis

dan ekologi penyakit hutan, prinsip-prinsip dan cara-cara pengendalian

penyakit hutan, beberapa contoh penyakit hutan yang penting di

Indonesia dan pengelolaannya

Tujuan Instruksional Umum :

Untuk memberi bekal pengetahuan terhadap prinsip dasar penyakit tanaman

hutan, sehingga mahasiswa mampu membedakan penyebab penyakit, gejala

penyakit, terjadinya penyakit, cara mendiagonosis penyakit dan dapat

melakukan dasar-dasar pengendaliannya

Bambang Purnomo, MP. 2

4 Subyek yang dipelajari dalam

ilmu penyakit hutan

1. Faktor-faktor biotik dan abiotik yang

menyebabkan tanaman-tanaman hutan menjadi

sakit

2. Mekanisme penyimpangan faktor-faktor biotik

dan abiotik sehingga menyebabkan penyakit

pada tanaman

3. Interaksi antara tanaman hutan dengan faktor-

faktor penyebab penyakit

4. Metode pengelolaan hutan untuk mencegah

dan mengurangi kerugian akibat penyakit.

Page 2: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 2

Bambang Purnomo, MP. 3

No Materi Bahasan Kuliah1 Hutan dan Perkembangan ilmu penyakit hutan

2 Konsep timbulnya penyakit hutan

3 Perubahan-perubahan tanaman sakit

4 Hubungan inang, patogen, dan lingkungan hutan

5 Penyakit abiotik dan Lingkungan abiotik hutan

6-7 Penyakit biotik dan Hubungan organisme patogenik dengan tanaman

hutan

8 Hubungan organisme patogenik dan nonpatogenik dengan tanaman

9 UTS

10 Epidemi penyakit hutan (Penularan dan infeksi)

11 Epidemi penyakit hutan (Penyebaran dan pertahanan)

12-13 Prinsip-prinsip pengelolaan penyakit hutan

14 Cara-cara pengelolaan penyakit hutan

15 Penyakit benih dan semai di Indonesia

16 Penyakit-penyakit pada organ tanaman hutan (akar, batang, daun)

17 Penyakit-penyakit pada tanaman utama hutan

18 UAS

Ilmu Penyakit

Hutan

I

FOREST PATHOLOGY

2 – 1

I. PENDAHULUAN

TUJUAN:

Mahasiswa dapat menjelaskan

• Pengertian penyakit hutan

• keseimbangan biologis yang terjadi di dalam

komunitas, hutan

• Kedudukan ilmu penyakit hutan

• Perkembangan studi tentang penyakit hutan,

terutama di Indonesia

Bahasani. Pengertian penyakit hutan

ii. Komunitas dan keseimbangan

iii. Kedudukan ilmu penyakit hutan

iv. Perkembangan ilmu penyakit hutan

Bambang Purnomo, MP.

Page 3: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 3

PENGERTIAN HUTAN

� Kumpulan pepohonan yang

membentuk ekosistem tempat

berlindung flora dan fauna liar

� Kumpulan pepohonan tempat manusia

tergantung kepada kebutuhan hidup,

terutama kayu

� Unit ekosistem pepohonan penghasil

kayu

PENGERTIAN PENYAKIT HUTAN

• Penyakit Hutan sbg Ilmu Pengetahuan� mempelajari proses dan sifat-sifat kerusakan hutan,

sehingga meningkatkan pengetahuan tentang penyakit hutan

• Penyakit Hutan sbg Seni (Managemen)

� memodifikasi prinsip-prinsip dasar pencegahan dan

manajemen kerusakan hutan melalui pengembangan

metoda, peralatan, material pengendalian

Ilmu Penyakit Hutan mempelajari kerusakan pada

tanaman-tanaman penyusun hutan dan upaya

pengelolaannya dari segi ilmu dan seni

Page 4: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 4

ALASAN TUMBUHAN HUTAN PERLU

DIPERHATIKAN

1. Penyusun terbesar lingkungan hidup bumi

2. Langsung atau tidak langsung merupakan penyusun

kebutuhan bagi manusia dan hewan (Manusia dan binatang

bergantung pada substansi tumbuhan untuk hidup)

3. Tanaman hutan merupakan organisme tingkat tinggi yang

dapat mengubah energi matahari menjadi energi kimia yang

dapat dipergunakan dan dapat disimpan

5. Tumbuh dan memberikan hasil dengan baik selama tersedia

cukup nutrien dan lingkungan pada kisaran normal.

6. Dapat menderita sakit dan mengurangi kebutuhan

(merugikan) manusia .

Bambang Purnomo, MP. 7

PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN

• Faktor biotik

– Patogen (mikroorganisme & tumbuhan parasit): hidup pada atau di dalam tubuh tanaman

– Hama (binatang herbivora): memakan tanaman atau bagian tanaman

– Gulma (tumbuhan pesaing): hidup di sekitar pohon dan menyaingi pohon dalam mendapatkan kebutuhan hidup

• Faktor abiotik (fisiopat)

– Lingkungan fisik ekstrem (suhu, air,sinar, api)

– Lingkungan kimia (polusi, hara tak seimbang)

Bambang Purnomo, MP. 8

Page 5: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 5

Pengertian Penyakit

PENYAKIT

a. Fotosintesis,

b. Transportasi air,

c. Pembentukan cadangan bahan

makanan (dlm bentuk biji, akar,

dan tunas),

d. Pertumbuhan juvenil semai/tunas,

e. Perpanjangan akar dalam usaha

mendapat air dan makanan

Batas 19Bambang Purnomo, MP.

1. Biotik

2. Abiotik

Inang

Lingkungan

Inang

Patogen

(penyebab penyakit)

Indikasi

penyakit:

Gejala

&

Tanda

Inte

rak

siIn

tera

ksi

Indikasi

penyakit:

Gejala

Penyakit berdasarkan penyebabnya AGEN INTERAKSI t AKIBAT

10Bambang Purnomo, MP.

Page 6: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 6

Bambang Purnomo, MP. 11

Perkembangan ilmu penyakit hutan

o Ilmu penyakit tanaman hutan pertama kali

dipelajari oleh Robert Hartig (1830-1901), orang

Jerman yang mempelajari hubungan antara

fungi (jamur, cendawan) dengan kayu lapuk dan

badan buah yang terbentuk pada batang tanaman

hutan

o Di Kanada baru tahun 1908-1925 oleh Jonhn

Dearness dan ahli-ahli lain mengumpulkan dan

mengidentifikasi organisme penyebab penyakit

di hutan Ontario dan Quebec

Bambang Purnomo, MP. 12

Perkembangan ilmu penyakit hutan

o Akibat perang dunia dan perkembangan pasar

dunia, organisme penyebab penyakit menyebar

ke mana-mana yang mengakibatkan kerusakan

hutan di tempat penyebarannya.

o Penyakit dutch elm dan chesnut blight di

Amerika utara dan Eropa, blister rust (cacar)

pada daun pinus di Amerika utara menyebar

secara besar-besaran ke benua lainnya dan

merusak tanaman-tanaman hutan di tempat baru.

Page 7: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 7

Bambang Purnomo, MP. 13

Perkembangan ilmu penyakit hutan

di Indonesia

Dikelompokan menjadi 3 periode

1. Periode sebelum tahun 1960

2. Periode tahun 1960-1980

3. Periode setelah 1980

Bambang Purnomo, MP. 14

Periode sebelum tahun 1960

� Gagasan mempelajari ilmu penyakit tanaman hutan di

Indonesia dicetuskan pertama kali oleh Prof.Dr.Ir. Toyib

Hadiwijaya pada saat menjabat dekan fakultas Pertanian di

Bogor di lingkup Universitas Indonesia

� Hutan yang utama diusahakan adalah hutan tanaman jati

(Tectona grandis),

� hutan kedua mengusahakan tanaman damar (Agatis

dammara), tusam (Pinus merkusii), kesambi (Schleichera

oloesa), sonokeling (Dalbergia latifolia), mahoni (Swietenia

macrophylla), sengon (Paraserianthes falcataria), puspa

(Schima noronhael), akasia mangium (Acasia mangium) dan

akasia (Acasia decurrens)

Page 8: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 8

Bambang Purnomo, MP. 15

Periode sebelum tahun 1960

�Penyakit tanaman yang menarik

perhatian pada periode ini adalah

penyakit karat (Aecidium fragiforme)

pada damar, lapuk kayu teras (LKT), dan

penyakit kecambah benih dan bibit yang

disebabkan oleh Pythium spp.,

Phytophthora spp., Rhizoctonia solani,

dan Fusarium spp

Bambang Purnomo, MP. 16

Periode tahun 1960-1980

� Pada tahun 1961 penyakit layu yang diduga

disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum

diketahui merusak pertanaman jati berumur setahun

sekitar 30% di Purwakarta Jawa barat

� Pada tahun 1967, lapuk kayu teras banyak dijumpai

pada tanaman yang masih tegak di hutan.

� Pada tahun 1972, pengamatan dan penelitian penyakit

hutan periode 1960-1970 dilaporkan pada

‘Simposium Regional Asia Tenggara Penyakit

Tumbuhan di Daerah Tropis’ di Yogyakarta

Page 9: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 9

Bambang Purnomo, MP. 17

Periode tahun 1960-1980

�Penelitian penyakit hutan masih terbatas

kepada penyakit semai /bibit di rumah kaca

�Ektomikoriza dipelajari dari segi bagaimana

lingkungannya, tipe tanah, dan pemupukan

yang berpengaruh terhadap perkembangannya

�Pada tahun 1976 penyakit hutan telah

dilaporkan pada simposium yang

membicarakan masalah hama dan penyakit

hutan di Asia Tenggara di Biotrop Bogor

Bambang Purnomo, MP. 18

Periode setelah 1980

� Pada tahun 1980 patologi hutan (ilmu

penyakit hutan) mulai dikembangkan di

Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah

Mada

� Setelah tahun 1984 penyakit hutan boleh

dikatakan telah mendapat perhatian

tersendiri seiring dengan banyaknya

hutan tanaman industri (HTI) yang

dikembangkan Indonesia

Page 10: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 10

Ilmu Penyakit

Hutan

2

FOREST PATHOLOGY

2 – 1

2. KONSEP TIMBULNYA PENYAKIT

TUJUAN:

Mahasiswa dapat menjelaskan

• Biang keladi penyebab penyakit

hutan

• Sasaran yang perlu dikelola dalam

rangka mengurangi kerugian

akibat penyakit yang diderita

tanaman hutan

Bahasan

i. Konsep lingkungan

ii. Kosep segi tiga & tetrahedron

iii. Konsep segi empat & piramida

Bambang Purnomo, MP.

Bambang Purnomo, MP.

Dari mana timbulnya penyakit?

Tergantung konsep yang

dianut

1. Konsep segitiga

2. Konsep segiempat

3. Konsep piramida

20

Page 11: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 11

Bambang Purnomo, MP.

Penyakit akan timbul jika terjadi

interaksi antara tumbuhan yang

rentan dengan pengganggu yang

ganas dalam kondisi lingkungan

yang mendukung interaksi.

Lingkungan yang mendukung

interaksi merupakan lingkungan

yang menekan kehidupan

tanaman tetapi mendukung untuk

kehidupan patogen

Konsep segitiga penyakit

21

Bambang Purnomo, MP.

• Kekuatan masing-masing unsur dalam skema segi

tiga penyakit tanaman, diwakili oleh panjang sisi

bangunan ke arah unsur lainnya.

• Jika ketiga unsur dalam konsep segi tiga

penyakit tersebut dapat diukur, maka luas segi

tiga akan dapat dihitung juga

• Analog jika ketiga unsur timbulnya penyakit

dapat diukur, maka berat-ringannya penyakit

juga dapat diukur untuk digunakan sebagai

rambu batas pelaksanaan pengendalian

penyakit

22

Page 12: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 12

Bambang Purnomo, MP. 23

PERUBAHAN UNSUR DALAM INTERAKSI SEGI TIGA PENYAKIT

HASIL INTERAKSI

KE TIGA UNSUR

MENDUKUNG

Bambang Purnomo, MP.

Penyakit akan timbul jika

terjadi interaksi antara

tumbuhan yang rentan

dengan patogen yang ganas

dalam kondisi lingkungan

yang mendukung interaksi,

akibat campur tangan

manusia

Konsep segiempat penyakit

24

Page 13: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 13

Bambang Purnomo, MP.

• Kekuatan masing-masing unsur dalam skema segi

empat penyakit tanaman, diwakili oleh panjang

sisi bangunan ke arah unsur lainnya.

• Jika keempat unsur dalam konsep segi empat

penyakit tersebut dapat diukur, maka luas segi

empat akan dapat dihitung juga

• Analog jika keempat unsur timbulnya penyakit

dapat diukur, maka berat-ringannya penyakit

juga dapat diukur untuk digunakan sebagai

rambu batas pelaksanaan pengendalian

penyakit

25

Bambang Purnomo, MP.

Pada konsep piramida penyakit

menyatakan bahwa penyakit

akan menjadi berkembang dan

mungkin mewabah jika tanaman

rentan berinteraksi dengan

patogen virulen dan dalam

lingkungan yang menguntungkan

perkembangan pengganggu,

karena adanya tindakan manusia

yang semuanya berlangsung

dalam waktu yang cukup lama

Konsep piramida penyakit

26

Page 14: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 14

Bambang Purnomo, MP.

• Kekuatan masing-masing unsur dalam skema

piramida penyakit tanaman, diwakili oleh luas sisi

bangunan ke arah unsur lainnya.

• Jika kelima unsur konsep piramida penyakit

tersebut dapat diukur, maka volume piramida

akan dapat dihitung pula

• Analog jika kelima unsur timbulnya penyakit

dapat diukur, maka berat-ringannya penyakit

juga dapat diukur untuk digunakan sebagai

rambu batas pelaksanaan pengendalian

penyakit

27

Bambang Purnomo, MP.

Jika dirinci, konsep ini ada dua macam, yaitu konsep pada

ekosistem hutan yang tanpa campur tangan manusia dan

ekosistem hutan industri yang di dalamnya terdapat

campur tangan manusia. Oleh karena itu, dua konsep

limas tersebut dapat berupa limas segi tiga (tetrahedron)

dan limas segi empat(biasa kita sebut piramida saja

28

Page 15: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 15

Bambang Purnomo, MP.

Penyakit menjadi berkembang apabila 1. Kerentanan tanaman inang (I) meningkat atau

ketahanan tanaman menurun

2. Virulensi (keganasan) patogen (P) meningkat

3. Kondisi lingkungan (L) mendekati tingkat optimum

dari yang dibutuhkan patogen.

4. Kondisi lingkungan (L) mendekati titik kritis dari

yang dibutuhkan tanaman

5. Meningkatnya campur tangan manusia (M) yang

mengakibatkan berubahnya keseimbangan

ekosistem hutan

6. Rentang waktu (t) yang menguntungkan interaksi

inang-patogen berlangsung cukup lama atau 1-4

berlangsung lama29

Bambang Purnomo, MP.

Pengendalian penyakit tanaman dalam

konsep piramida penyakit, mempunyai lima

sasaran pokok yang dapat dikendalikan,

yaitu:

1. tanaman,

2. pengganggu,

3. lingkungan,

4. manusia,

5. waktu. Contoh pengendalian menggunakan sasaran waktu

1. menanam tanaman masa rentannya sebentar,

2. menanam tanaman pada waktu pengganggu

sedang tidak ganas30

Page 16: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 16

FOREST PATHOLOGY

2 – 1

3. PERUBAHAN TANAMAN SAKIT

TUJUAN:

Mahasiswa dapat menjelaskan

• Perubahan-perubahan yang terjadi

jika tanaman dalam keadaan sakit

• Mengukur tingkat kerusakan

Bahasan

i. Perubahan struktural

ii. Perubahan fisiologis

iii. Perubahan fungsional

Bambang Purnomo, MP.

Ilmu Penyakit

Hutan

34

GEJALA (symptom) PENYAKIT TUMBUHAN

Gejala = perubahan atau ketidaknormalan yang ditunjukkan suatu tanaman sakit (ada 3 tipe)

1. Tipe nekrotik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian sel atau matinya sel.

2. Tipe hipoplastik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya hambatan atau terhentinya pertumbuhan (underdevelopment) sel atau bagian sel

3. Tipe hiperplastik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel atau bagian sel yang melebihi (overdevelopment) dari pada pertumbuhan yang biasa

32Bambang Purnomo, MP.

Page 17: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 17

• Gejala hiperplastik dan hipoplastik

diderita oleh tanaman-tanaman

yang masih hidup di lahan

• Gejala nekrotik dapat diderita oleh

tanaman yang masih hidup di

lahan maupun pascapanen

Bambang Purnomo, MP. 33

Gejala tipe nekrotik

Bercak (nekrose) = sekumpulan sel pada jaringan tertentu mati

34Bambang Purnomo, MP.

Page 18: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 18

Gejala tipe nekrotikKlorosis (perubahan warna) = rusaknya kloroplast

Vein bandingVein clearing

35Bambang Purnomo, MP.

Gejala tipe nekrotik

Damping off : mati muda

karena pembusukan pada

pangkal batang dan

berlangsung relatif sangat

cepat.

• Pre emergen damping off =

pembusukan sebelum

kecambah muncul di atas

permukaan tanah.

• Post emergen damping off =

pembususkan terjadi

setelah semai muncul di

atas permukaan tanah.

36Bambang Purnomo, MP.

Page 19: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 19

Gejala tipe nekrotik

Busuk (rot): bercak pada jaringan tebal

• busuk basah (soft rot) jika berair dan busuk kering (dry rot)jika kering.

37Bambang Purnomo, MP.

Gejala tipe nekrotik

Eksudasi atau

perdarahan: keluarnya

substansi cairan

(eksudat)

• Gumosis: jika yang

keluar berupa gom

(blendok).

• Latexosis: jika yang

keluar berupa latex

(getah).

• Resinosis : jika yang

keluar berupa resin

(damar).

38Bambang Purnomo, MP.

Page 20: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 20

Gejala tipe nekrotik

Kanker = kematian jaringan kulit tumbuhan

yang berkayu

39Bambang Purnomo, MP.

Gejala tipe nekrotik

Mati Ujung (die back): kematian ranting atau cabang yang dimulai dari ujung

40Bambang Purnomo, MP.

Page 21: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 21

Gejala-gejala tipe hipoplastis

1. Etiolasi : memucatnya dan memanjangnya bagian tanaman dengan daun-daun yang sempit karena kekurangan cahaya.

2. Kerdil (atrophy): terhambatnya pertumbuhan tanaman sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dari pada biasanya.

3. Perubahan simetri: hambatan pertumbuhan yang terjadi pada bagian atau sisi tertentu yang tidak disertai dengan hambatan pada sisi lainnya, sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan bentuk.

4. Roset: hambatan pertumbuhan ruas-ruas (internodia) batang tetapi pembentukan daun-daunnya tidak terhambat, sebagai akibatnya daun-daun berdesak-desakan membentuk suatu karangan menyerupai susunan bunga mawar ROSET

41Bambang Purnomo, MP.

Gejala-gejala tipe hiperplastis

Sesidia (cecidia), tumor atau gall:

pembengkakan setempat

42Bambang Purnomo, MP.

Page 22: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 22

Gejala-gejala tipe hiperplastis

Erinosa: terbentuknya rambut atau bulu (trichoma) yang

sangat banyak pada permukaan daun atau bagian lain.

43Bambang Purnomo, MP.

Gejala-gejala tipe hiperplastis

Fasiasi: suatu organ yang seharusnya silindris dan

lurus berubah menjadi pipih dan membelok.

44Bambang Purnomo, MP.

Page 23: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 23

Gejala-gejala tipe hiperplastis

Intumesensia

= busung =

oedem:

sekumpulan

sel pada

daerah yang

agak luas

45Bambang Purnomo, MP.

Gejala-gejala tipe hiperplastis

• Rontok: terlepasnya

daun, bunga atau

buah yang terjadi

sebelum waktunya

secara berlebihan

– Rontoknya daun jati

(Tectona grandis) di

musim kemarau

bukan gejala penyakit

46Bambang Purnomo, MP.

Page 24: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 24

Gejala-gejala tipe hiperplastis

• Sapu (witches

broom):

berkembangnya

tunas-tunas ketiak

atau samping yang

biasanya tidur

(latent, dorman)

menjadi seberkas

tunas rapat.

47Bambang Purnomo, MP.

TANDA (sign) PENYAKIT TUMBUHAN

• Tanda = bentuk fisik

patogen atau bagiannya

yang berhubungan

dengan bagian tanaman

sakit

Contoh :

massa miselium atau

buduk (mold), mildew

48Bambang Purnomo, MP.

Page 25: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 25

TANDA (sign) PENYAKIT TUMBUHAN

Tubuh buah makroskopis (conks and mushrooms)

49Bambang Purnomo, MP.

TANDA (sign) PENYAKIT TUMBUHAN

massa tubuh buah mikroskopis fruiting bodies (struktur

reproduksi, perlu loup untuk mengamatinya).

50Bambang Purnomo, MP.

Page 26: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 26

TANDA (sign) PENYAKIT TUMBUHAN

sklerotia (sclerotia – gumpalan keras miselium)

51Bambang Purnomo, MP.

TANDA (sign) PENYAKIT TUMBUHAN

lendir atau bau yang berhubungan dengan hancurnya

jaringan

52Bambang Purnomo, MP.

Page 27: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 27

PEMBERIAN NAMA PADA PENYAKIT TUMBUHAN

• Berdasarkan nama gejala :

– Penyakit keriting => penyakit dengan gejala keriting

– Penyakit layu => penyakit dengan gejala layu

– Penyakit kerdil => penyakit dengan gejala kerdil

• Berdasarkan organ atau bagian tanaman yang terpengaruh :

– Penyakit akar => bagian tanaman yg terpengaruh : akarnya

– Penyakit kanopi => bagian tanaman yg terpengaruh : kanopi

– Penyakit buah => bagian tanaman yg terpengaruh : buah

• Berdasarkan gejala dan bagian tanaman yang terpengaruh :

– Penyakit busuk akar => gejalanya busuk dan yang membusuk bagian

akar

– Penyakit kanker batang => gejalanya kanker dan yang mengalami kanker

bagian batang

– Penyakit bercak daun => gejalanya bercak dan yang berbercak bagian

daunnya

53Bambang Purnomo, MP.

PEMBERIAN NAMA PADA PENYAKIT TUMBUHAN

• Berdasarkan kelompok tanaman inang :

– Penyakit tanaman semusim => kelompok tanaman yang sakit berupa

tanaman semusim

– Penyakit tanaman hias => kelompok tanaman yang sakit berupa

tanaman hias

– Penyakit pasca panen => kelompok tanaman yang sakit berupa komoditi

pasca panen

– Penyakit hutan => kelompok tanaman yang sakit berupa tanaman

hutaan

• Berdasarkan kelompok, genus, atau jenis patogen yang menyerang:

– Penyakit bakteri => kelompok patogen yang menyerang berupa bakteri

– Penyakit fusarium => genus jamur patogen yang menyerang berupa

Fusarium

– Penyakit TMV => jenis virus yang menyerang berupa virus mosaik dari

tembakau

54Bambang Purnomo, MP.

Page 28: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 28

MENGUKUR BERAT PENYAKIT =

MENENTUKAN UKURAN BERAT-RINGANNYA PENYAKIT

• Berat ringannya penyakit dapat diamati dari berat-

ringannya gejala tanaman yang sakit

• Yang diukur adalah unit yang sakit (bergejala)

dibanding seluruh unit dalam tanaman atau areal

pertanaman

• Cara mengukur: dapat secara langsung dan secara

tidak langsung

55Bambang Purnomo, MP.

MENENTUKAN

UKURAN BERAT PENYAKIT: Cara langsung

• Cara langsung: mengukur kuantitas yang sakit

dibandingkan dengan kuantitas seluruh bagian tanaman

atau pertanaman, dihitung menggunakan rumus:

• X= berat penyakit

• n= ukuran unit yang sakit

• N= ukuran seluruh unit

Contoh ukuran: berat, volume, jumlah, luas, panjang

Contoh: 1. Satu tanaman terdapat 120 daun, 15 daun diantaranya sakit,

maka X = 15/120 *100% = 12,5%

2. Satu karung buah seberat 120 kg hanya terdapat 90 kg buah

sehat, maka X = (120-90)/120 * 100% = 25%

%100×=

N

nX

56Bambang Purnomo, MP.

Page 29: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 29

MENENTUKAN

UKURAN BERAT PENYAKIT: Cara tak-langsung

• Cara tak-langsung: dengan cara membuat penilaian

kriteria unit yang sakit diprediksi terhadap kerugian

tanaman dalam bentuk skoring

• Berat penyakit dihitung menggunakan rumus

Arti simbul

X = berat penyakitn = jumlah sample setiap skor

N = jumlah populasi pada pengamatan

Z = skor tertinggi yang dibuat

%100)(

×=∑

ZN

nVX

57Bambang Purnomo, MP.

SKOR KRITERIA (ciri-ciri) untuk tanaman umur menjelang berbunga

0 Seluruh daun pada tanaman tidak ditemukan bercak

1 Sebagian besar tanaman tidak berbercak dan hanya beberapa tanaman

terdapat bercak tetapi kurang dari 3 bercak setiap tanamannya

2 Sebagian besar tanaman ditemukan bercak dan beberapa tanaman

bercaknya sudah lebih dari 3

3 Semua tanaman ditemukan berbercak tetapi sebagian bercaknya kurang dari

3 bercak per tanaman

4 Seluruh tanaman ditemukan bercak dan lebih dari 3 bercak per tanaman

5 Sebagian daun mulai rontok karena penuh bercak

6 Seluruh daun rontok sampai tanaman mati

Contoh SKORING untuk menentukan ukuran

berat-ringannya penyakit bergejala bercak

58Bambang Purnomo, MP.

Page 30: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 30

DESKRIPSI DAN NILAI SKOR PENYAKIT MOSAIK, KERDIL, KLOROTIK VIRUS PADA JAGUNG

(Campbell, C.I. & L.V. Madden 1990. Introduction to plant disease epidemiology. John Wiley &

Sons. New York.SKOR KRITERIA (CIRI-CIRI) untuk tanaman umur bertongkol

0 Tidak ditemukan tanaman yang bergejala klorotik

1 Tiga daun teratas atau kurang menjadi moreng (belang klorotik), tetapi tanaman tidak

kerdil

2 Daun-daun di atas tongkol moreng dan atau berubah warna, tanaman tidak kerdil,

ukuran tongkol normal

3 Daun-daun di atas tongkol moreng dan atau berubah warna, tanaman sedikit kerdil,

ukuran tongkol normal

4 Daun-daun di atas tongkol moreng dan atau berubah warna, tanaman kerdil, dan

ukuran tongkol menyusut (lebih kecil)

5 Seluruh daun di atas tongkol dan satuatau dua daun di bawah tongkol moreng atau

berubah warna, tanaman kerdil dan ukuran tongkol menyusut (lebih kecil)

6 Seluruh bagian pohon mengalami perubahan warna, tanaman kerdil dengan tongkol

kecil

7 Seluruh bagian pohon mengalami perubahan warna, tanaman kerdil tidak ada

tongkol dihasilkan

8 Tidak menghasilkan malai dan tanaman mati

59Bambang Purnomo, MP.

• Contoh: Satu petak pertanaman ada 12 tanaman. Berapa berat penyakit jika

hasil pengamatan berat penyakit menggunakan 6 skoring bercak adalah

sebagai berikut:

No.tan i ii iii iv v vi vii viii ix x xi xii

Skor 3 2 4 3 0 0 3 3 2 5 3 3

• Contoh menghitung: Hitung jumlah tanaman untuk setiap skor, kemudian

hitung ∑nV-nya dan masukkan ke rumus, sehingga menghasilkan nilai X

Skor

(V)

Jml

tan

0 2

1 0

2 2

3 6

4 1

5 1

6 0

(nV)

0

0

4

18

4

5

0

∑nV = 0+0+4+18+4+5+0 = 31

Jadi berat penyakit pada satu petak pertanaman

tersebut = 43,05%

%05,43%100126

31

%100

×

=

×=∑

X

ZN

nVX

60Bambang Purnomo, MP.

Page 31: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 31

Ilmu Penyakit

Hutan

5

FOREST PATHOLOGY

2 – 1

5. PENYAKIT BIOTIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN

ORGANISME PATOGENIK

Bambang Purnomo, MP.

Bahasan

i. Hubungan tanaman dengan

mikroorganisme

ii. Sifat-sifat penyakit biotik

TUJUAN:

Mahasiswa dapat menjelaskan

• Perbedaan sifat dan perubahan

pada penyakit biotik .

Tanaman-tanaman yang sakit dapat

diakibatkan oleh

• Serangan patogen (agen biotik = organisme

parasit), misalnya: tumbuhan parasit, fungi,

bakteri, dan virus � Penyakit biotik

• Kondisi lingkungan fisik dan kimia (agen

abiotik) yang tidak mendukung kehidupan

tanaman, misalnya: suhu, kelembaban, sinar,

curah hujan, angin, unsur hara, polutan �

Penyakit abiotik

Bambang Purnomo, MP. 62

Page 32: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 32

Macam-macam istilah ketahanan tumbuhan

1. rentan (susceptible) artinya tidak mempunyai kemampuan untuk menahan pengaruh yang merusak (membuat penderitaan).

2. peka = sensitif = mudah sakit artinya hanya mempunyai kemampuan yang sangat kecil untuk menahan pengaruh yang merusak

3. toleran = mempunyai kemampuan untuk menahan pengaruh sampai dengan tingkat tertentu saja

4. tahan = resistant = mempunyai kemampuan besaruntuk menahan pengaruh yang merusak

5. immune = kebal = tidak dapat sakit = mempunyai kemampuan yang selalu menang dalam menahan pengaruh yang merusak

63Bambang Purnomo, MP.

Macam-macam istilah asosiasi dan interaksi

antar organisme• PARASITISME = suatu asosiasi diantara organisme hidup

yang berbeda secara taksonomi, berada dalam kontak fisik antara yang satu dengan yang lain, dan mengakibatkan salah satu organisme memper-oleh keuntungan dari yang lainnya.– Organisme yang dirugikan disebut INANG

– Organisme yang memperoleh keuntungan disebut parasit

– Organisme yang menimbulkan penderitaan inang disebut patogen

• ANTAGONISME = suatu asosiasi diantara organisme yang hidup bebas dan tidak pernah terjadi kontak fisik tetapi dapat menyebabkan kerusakan atau penderitaan kepada organisme lainnya

• HIPERPARASITISME = asosiasi diantara organisme yang berada dalam kontak fisik dan mengambil nutrien secara absorsi dari organisme parasit lainnya

64Bambang Purnomo, MP.

Page 33: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 33

Istilah- istilah interaksi antar organisme

• PARASIT = organisme yang berada dalam kontak fisik dan mengambil nutrien secara absorsi dari organisme yang berbeda secara taksonomi

– parasit obligat = biotroph = hanya mampu sebagai parasit

– parasit fakultatif = organisme saprofit yang mampu hidup sebagai parasit.

• Saprofit = organisme hidup yang hidup di dari jaringan mati– Saprofit obligat = necrotrof = hanya mampu hidup sebagai saprofit

– saprofit fakultatif = organisme parasit yang dapat bersifat saprofit

• Patogen = organisme yang mengakibatkan perubahan proses fisiologi dan mengganggu atau merusak fisiologi normal inang– patogenik = bersifat patogen

– Patogenesis = proses yang dilakukan patogen dan mengakibatkan perubahan proses fisiologi inang

– patogenisitas = kemampuan patogen untuk menimbulkan penyakit

– virulen = mampu mempengaruhi inang menjadi menderita atau mampu menimbulkan penyakit

– virulensi = derajat patogenisitas

65Bambang Purnomo, MP.

Macam-macam istilah interaksi

mikroorganisme dengan tumbuhan

• Inokulasi = penularan = proses kontaknya patogen

dengan inang

• Penetrasi = proses masuknya patogen ke dalam sel,

jaringan, atau tubuh inang

• Infeksi = menetapnya patogen di dalam tubuh

inang, biasanya dicirikan dengan telah adanya

pemanfaatan nutrien inang oleh patogen

• Invasi = meluas atau menyebarnya patogen dari satu

sel atau jaringan ke sel atau jaringan di sekitarnya

66Bambang Purnomo, MP.

Page 34: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 34

AGEN BIOTIK

• merupakan agen pengganggu yang berupa

tumbuhan parasit dan mikroorganisme

parasit (jamur, bakteri, virus).

• Penyakit yang disebabkan oleh agen biotik

disebut penyakit parasiter atau penyakit

infeksius (menular)

• Patogen biotik disebut juga patogen

parasitik, animate

Bambang Purnomo, MP. 67

Postulat koch: mikroorganisme dikatakan sebagai

patogen jika

1. Membentuk asosiasi tetap antara mikroorganisme

dengan tanaman yang berupa gejala penyakit

2. Mikroorganisme dapat dipisahkan (diisolasi) dan

ditumbuhkan pada media kultur buatan

3. Mikroorganisme hasil isolasi jika ditularkan

(diinokulasikan) pada tanaman sehat, maka tanaman

akan membentuk asosiasi (menjadi sakit) dengan gejala

yang sama dengan gejala pada asosiasi pertama

4. Mikroorganisme dalam asosiasi baru dapat dipisahkan

kembali dari tanaman yang ditulari pada medium kultur

buatan.

Bambang Purnomo, MP. 68

Page 35: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 35

Postulat Koch untuk kanker batang

1. Mikroorganisme tertentu yang dicurigai harus selalu

dijumpai berasosiasi dengan buah tomat yang busuk

2. Mikroorganisme yang dicurigai tersebut harus dapat

dipisahkan (diisolasi) dari buah tomat busuk dan

dibiakkan menjadi biakan murni di laboratorium.

3. Biakan murni mikroorganisme dari buah tomat

busuk, akan menimbulkan kebusukan yang sama jika

dengan sengaja ditularkan (diinokulasikan) kepada

buah tomat sehat yang rentan (susceptible)

4. Dengan menggunakan prosedur laboratorium,

mikroorganisme yang sama harus dapat diperoleh

lagi dari buah tomat yang sakit karena sengaja

ditulari

Bambang Purnomo, MP. 69

SIFAT PENTING TUMBUHAN PARASIT

• Tumbuh pada tubuh tanaman inang dan mendapatkan (sebagian karena berklorofil atau seluruhnya karena tanpa klorofil) kebutuhan hidup berasal dari tanaman inang

• Menghasilkan biji dan sering mempunyai alat perekat (pada Loranthaceae) sehingga mudah melekat pada batang atau bagian lain dari tanaman.

• Disebarkan oleh binatang (burung pemakan buah, biji), alat-alat pertanian (terutama parasit akar)

Bambang Purnomo, MP. 70

Page 36: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 36

Bambang Purnomo, MP. 71

SIFAT PENTING JAMUR / CENDAWAN / FUNGI

PARASIT

• Berupa organisme satu sel (eukariotik) atau berupa benang dan tumbuh pada atau dalam tubuh tanaman

• Tidak berklorofil, sehingga seluruh kebutuhan hidupnya diambil dari tanaman inang

• Pada waktu masih berada pada permukaan tubuh tanaman, jamur sangat membutuhkan lingkungan yang lembab untuk dapat tumbuh dan masuk ke dalam tubuh tanaman

• Masuk ke tubuh tanaman dengan cara tumbuh memanjang ke dalam

• Pertumbuhan jamur menjadi sangat terhambat karena kadar gula yang sangat tinggi

• Jamur dapat disebarkan oleh angin, air, bagian tanaman sakit yang tersebar, bahan dan alat pertanian termasuk orang.

Bambang Purnomo, MP. 72

Page 37: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 37

CONTOH GEJALA TANAMAN TERSERANG JAMUR

Bambang Purnomo, MP.73

Suspek Ganoderma

Suspek Phytophthora

CONTOH TANDA TANAMAN TERSERANG JAMUR

Bambang Purnomo, MP. 74

Page 38: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 38

SIFAT-SIFAT PENTING BAKTERI PATOGEN TANAMAN

• Berupa organisme satu sel (prokariotik) yang tumbuh pada atau dalam tubuh tanaman

• Seluruh kebutuhan hidupnya diambil dari tanaman inang

• Pada waktu masih berada pada permukaan tubuh tanaman, bakteri sangat membutuhkan lapisan air untuk dapat tumbuh dan masuk ke dalam tubuh tanaman

• Masuk ke tubuh tanaman umumnya secara pasif (tersedot) atau dimasukan oleh pembawanya (carier)

• Pertumbuhan bakteri umumnya menjadi terhambat karena kadar asam yang tinggi

• Bakteri dapat disebarkan oleh air, sentuhan tanaman sakit, carier yang membawa bakteri atau bagian tanaman sakit yang tersebar, bahan dan alat pertanian termasuk orang

Bambang Purnomo, MP. 75

CONTOH GEJALA TANAMAN TERSERANG BAKTERI

Bambang Purnomo, MP. 76

Page 39: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 39

Bambang Purnomo, MP.

77

CONTOH TANDA TANAMAN TERSERANG BAKTERI

SIFAT-SIFAT PENTING VIRUS TUMBUHAN

• Berupa mikroorganisme submikroskopis yang memperbanyak diri (replikasi) di dalam sel hidup

• Seluruh kebutuhan hidupnya disediakan oleh tanaman inang

• Pada waktu masih berada di luar tubuh tanaman, virus sangat mudah rusak (mati)

• Masuk ke tubuh tanaman karena dimasukan oleh pembawanya (carier dan vektor)

• Virus akan menjadi tidak aktif (tak dapat hidup) jika di dalam sel yang mati.

• Virus hanya dapat disebarkan oleh carier dan vektor

Bambang Purnomo, MP. 78

Page 40: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 40

Contoh tanaman terserang virus

Bambang Purnomo, MP. 79

Contoh tanaman terserang virus

Bambang Purnomo, MP. 80

Page 41: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 41

FOREST PATHOLOGY

2 – 1

6. PENYAKIT ABIOTIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN

LINGKUNGAN ABIOTIK

Bambang Purnomo, MP.

Bahasan

i. Hubungan tanaman dgn

lingkungan

ii. Sifat-sifat penyakit abiotik

TUJUAN:

Mahasiswa dapat menjelaskan

Perbedaan sifat dan perubahan

pada penyakit abiotik

Ilmu Penyakit

Hutan

6

Penyakit Abiotik

• disebabkan oleh faktor-faktor abiotik atau penyebab noninfeksius

• noninfeksius = tidak dapat ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain,

• penyakit abiotik = penyakit noninfeksius

• Faktor-faktor abiotik terdiri dari faktor-faktor yang berada di tanah dan atmosfer yang menyusun lingkungan tempat tumbuhnya tanaman atau tempat penyimpanan atau transportasi produk

– faktor-faktor fisik dan

– faktor-faktor kimia

82Bambang Purnomo, MP.

Page 42: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 42

1. Pengaruh penyakit abiotik :

• Berpengaruh kepada seluruh fase pertumbuhan tanaman

secara langsung dan

• Berpengaruh kapada tingkat kemudahan terjadinya

penyakit biotik (menjadi faktor predisposisi)

• Gejala yang ditimbulkan berdampak kepada seluruh

organ tanaman (bentuk dan ukuran) dapat mulai dari

ringan, berat sampai mati

2. Kisaran lingkungan

� Semua tanaman mempunyai kisaran lingkungan fisik

dan kimia yang tertentu untuk dapat tumbuh dan

berkembang

� Setiap tanaman dapat membutuhkan kisaran lingkungan

yang saling berbeda

� Semakin menyimpang faktor abiotik dari rata-rata

kisaran yang dibutuhkan maka tanaman akan semakin

terpengaruh (parah) 83Bambang Purnomo, MP.

84Bambang Purnomo, MP.

Page 43: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 43

Tiga kelompok tanaman yang mempunyai

kisaran suhu (lingkungan fisik) sangat berbeda

1. Psikrofilik (kryofilik) pada kisaran suhu

rendah,

2. Mesofilik pada kisaran suhu sedang,

3. Termofilik pada kisaran suhu panas.

• Perubahan suhu yang melebihi toleransi akan

mengakibatkan tanaman mengalami

penyimpangan fisiologis

85Bambang Purnomo, MP.

Tiga kelompok tumbuhan yang mempunyai kisaran

kebutuhan air (lingkungan fisik) berbeda

1. Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang

menyesuaikan kehidupannya dengan lingkungan

yang berair.

2. Tumbuhan mesofit adalah tumbuhan yang hidup

pada lingkungan yang tidak terlalu berair sampai

tidak kering.

3. Tumbuhan xerofit merupakan tumbuhan yang

dapat hidup di lingkungan kering

• Tanaman yang ditanam di luar daerah kisaran

kebutuhan air akan mengalami penyimpangan

fisiologi86Bambang Purnomo, MP.

Page 44: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 44

�Ada 13 elemen, unsur, hara mineral penting

yang diperlukan tanaman, yaitu:N, P, K, S, Mg, Ca, Fe, Cl, Mn, Bo, Zn, Cu, & Mo

�Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur

tersebut dapat menimbulkan penyakit

tanaman.• Kelebihan mineral tanaman akan mengalami

keracunan,

• Kekurangan mineral tanaman akan mengalami

defisiensi (starnasi)

87Bambang Purnomo, MP.

Tiga hara sangat penting yaitu N,P, dan K

Defisiensi hara Gejala parah

N (nitrogen) Tumbuh menguning, kerdil, daun

menua sebelum waktunya

P (phosphor) Tumbuh menguning, tegak, pucat,

terdapat warna kebiruan atau

keunguan

K (kalium) Tumbuhan punya tunas kecil kadang

timbul mati ujung. Daun lebih tua

dengan gejala klorosis kecoklatan pada

bagian ujung, pinggir mengering, dan

bercak coklat pada pinggirannya.

Jaringan berdaging menunjukkan

gejala klorosis pada ujungnya.88Bambang Purnomo, MP.

Page 45: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 45

Hara NITROGEN

• Nitrogen merupakan komponen penting

klorofil, enzim, struktur protein, asam nukleat

dan protoplasma.

• Bersifat mobil dari jaringan tua ke jaringan

muda

• Gejala kekurangan N ditunjukan pertama pada

jaringan tua

89Bambang Purnomo, MP.

Hara PHOSPHOR & KALIUM• P: bagian dari ATP (ikatan yang bertanggung

jawab untuk tranfer energi), RNA (sintesis

protein) dan DNA (transfer gen)

• P: di dalam tanah keberadaannya terbatas

dan seringkali berada dalam bentuk tidak

tersedia bagi tanaman karena terikat oleh

besi atau aluminium di tanah asam

� K: aktivator ensim fotosintesisdan respirasi

� K: Menjaga tekanan osmose sel

90Bambang Purnomo, MP.

Page 46: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 46

Macam dan tingkat keparahan penyakit abiotik yang

diakibatkan tergantung kepada

1. faktor-faktor fisik dan kimia yang terlibat

2. tingkat penyimpangannya dari kisaran yang

dibutuhkan tanaman

3. fase pertumbuhan tanaman ketika faktor

abiotik menyimpang

• Faktor penyebabnya dapat diduga dengan

menggunakan acuan cuaca di sekitar tempat

tumbuh tanaman, kebiasaan tumbuhan, dan

kondisi tanah

91Bambang Purnomo, MP.

TANYA-JAWAB PRA UTS

Bambang Purnomo, MP. 92

Page 47: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 47

Bambang Purnomo, MP. 93

4 Subyek yang dipelajari dalam

ilmu penyakit hutan

1. Faktor-faktor biotik dan abiotik yang

menyebabkan tanaman-tanaman hutan menjadi

sakit

2. Mekanisme penyimpangan faktor-faktor biotik

dan abiotik sehingga menyebabkan penyakit

pada tanaman

3. Interaksi antara tanaman hutan dengan faktor-

faktor penyebab penyakit

4. Metode pengelolaan hutan untuk mencegah

dan mengurangi kerugian akibat penyakit.

ALASAN APA SEHINGGA TUMBUHAN

HUTAN PERLU DIPERHATIKAN

1. Penyusun terbesar lingkungan hidup bumi

2. Langsung atau tidak langsung merupakan penyusun

kebutuhan bagi manusia dan hewan (Manusia dan binatang

bergantung pada substansi tumbuhan untuk hidup)

3. Tanaman hutan merupakan organisme tingkat tinggi yang

dapat mengubah energi matahari menjadi energi kimia yang

dapat dipergunakan dan dapat disimpan

5. Tumbuh dan memberikan hasil dengan baik selama tersedia

cukup nutrien dan lingkungan pada kisaran normal.

6. Dapat menderita sakit dan mengurangi kebutuhan

(merugikan) manusia .

Bambang Purnomo, MP. 94

Page 48: Penyakit hutan

26/10/2011

Bambang Purnomo Materi Kuliah Penyakit

Hutan 48

APA YANG DIMAKSUD GEJALA PENYAKIT

Gejala = perubahan atau ketidaknormalan yang ditunjukkan suatu tanaman sakit

Ditinjau dari perubahan sel ada 3 tipe gajela, sebut dan jelaskan?

1. Tipe nekrotik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian sel atau matinya sel.

2. Tipe hipoplastik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya hambatan atau terhentinya pertumbuhan (underdevelopment) sel atau bagian sel

3. Tipe hiperplastik, yaitu tipe gejala yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel atau bagian sel yang melebihi (overdevelopment) dari pada pertumbuhan yang biasa

4. Tanda = bentuk fisik patogen atau bagiannya yang berhubungan dengan bagian tanaman sakit

95Bambang Purnomo, MP.

Bambang Purnomo, MP.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN

1. Konsep segitiga

2. Konsep segiempat

3. Konsep piramida

4. Pemberian nama penyakit didasarkan kepada?

5. Apa yang dimaksud dengan faktor predisposisi?

6. Apa saja sifat penting jamur

7. Apa saja sifat penting bakteri

8. Apanya yang diukur untuk menunjukkan

keparahan penyakit?

96