penyakit jantung koroner

Upload: heppymei

Post on 07-Jan-2016

78 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENYAKIT JANTUNG KORONER

TRANSCRIPT

PENYAKIT JANTUNG KORONERChristy Arum16:58

BAB IPENDAHULUAN

A.KONSEP DASAR

1.Pengertian-Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu penyakit akibat tidak seimbang pasokan(suplay) kebutuhan(demand) O2pada miokartd karena adanya stenosis spasma atau pembuntuhan pada trombus, arteri koroner.-Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan manifertasi khusus dan arterosklerosis pada arteri koroner.2.Anatomi fisiologijantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemampuan kita.Bentuk jantung menyerupai jantung pisau, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordisLetak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum media stinum anterior). Sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari dibawah papila mamae.Jantung berukuran lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250 sampai 300 gram. Jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokarbium, meokardium dan perikardium.3.Etiologipenyebab penyakit jantung kororner (PJK) ada 3 faktor yaitu :1.sifat pribadi aterogemikmeliputi lipid darah, tekanan darah dan diabetes militus2.Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak ditentukan semaunyagaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambatan fisik, penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok dan pecandu alkohol.3.faktor resiko kecil dan lainnyakarena faktor resiko yang ditetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam pengertian karena penyakit jantung koroner,maka ada kecurigaanada faktor resiko utama yang tak diketahui benar-benar ada misalnya:kontrasepsi oral,kerentanan hospes,umur dan jenis kelamin.4.Manifestasi klinis dan gejala klinisAngina Pektoris stabilAngina Pektoris tidak stabilInfark Miokard AkutGejala klinis:~Nyeri khas anginanyeri dada restrosternal,kurang lebih 15 menit,terasa tertekan dan berat,dicengkerama dan panas.~PerjalanannyaBiasnya timbul pada saat kegiatan fisik,emosi dapat timbul spontan saat istirahat misalnya:pada lengan kanan atau kiri,leher,rahang,punggung,perut dan sebagainya.5.KlasifikasiAda 3 klasifikasi PJK yaitu:1.Asimptomatika.Tanpa iskemia tak bergejala,stres test positif tapi holter negatif.b.Dengan iskemia tak bergejala,kelainan EKG atau stres positif2.Simptomatika.AP stabil tanpa iskemia tak bergejalab.AP stabil dengan iskemia bergejalac.AP tak stbild.Prinzmetal (variant) AP3.I JAa.IJA transmuralb.IJA subendokardialc.IJA nonQ

6.PenatalaksnaanPenatalaksanaan dibagi 2 macam yaitu:1.Secara umum meliputi:a.Penjelasan mengenai penyakitnyaPx biasanya merasa tertekan,khawatir terutama untuk melakukan aktifitas.Oleh karena itu perlu sekali diberikan penjelasan mengenai penyakitnya,dibesarkan hatinya bahwa penyakitnya sendiri masih bisa dikendalikan.b.Pengendalian faktor resikoPenting sekali mengontrol faktor resiko karena merekamempercepat proses ateroskerosis. Hipertensi,DM dan hiperglikemia harus diobati. Pengendalian hiperlipedemia sampai kolesterol dibawah 200 mg % mislnya: bukan saja menekan laju penyakit tapi terbukti juga mengurangi stenosis arteri koronaria.c.PencegahanPencegahan yang dimaksud adalah sekunder,sudah terjadi aterosklerosis pada beberapa pembuluh darahyang akan berlangsung terus. Obat-obat pencegahan diberikan untuk menghambat proses mengenai tempat-tempat lainnya memperberat yang ada.d.PenunjangPenunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi iaskemia akut agar tidak terjadi iskemia yang kebih berat sampai IJA.2.Mengatasi iskemia dengan cara:a.Medikamentosa1.Nitrat (N) yang dapat diberikan parenteral,sublingual,buccal,oral,transdermal dan ada lepas lambat. Preparatnya ada gliseril trinitrat (GTN) ,iso korbit dinitrat (ISDN) ,iso korbit 5 mononitrat (ISMN).2.Berbagai jenis penyekat beta,mengurangi kebutuhan oksigen3.Antagonis Calsium (CaA)b.RevaskularisasiDilakukan dengan cara :1.Pemakaian trombolitikmisalnya pada PJK akut seperti IJA2.Prosedur invasif (PI) non operatifmelalui PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angiosplasty)3.Operasi CAS (Coronary Artery Surgery)Macam-macamnya :a.Operasi pintas coroner (CABG)1.Vena shapena (Shapenous Vein)2.Arteria Mammaria Interna3.Arteria radialis4.Arteria gastro piploikab.Transmyopcardikal (laser) reconalisation (TMR)c.Transplantsi jantung untuk kardiomiopaty iskemik

B.KONSEP ASUHAN KEPERAWATANDalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien PJK melalui empat tahap yaitu : tahap pengkajian ,perencanaan ,pelaksanaan dan evaluasi.

I.PengkajianMerupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan data,pengelompokan data dan perumusan diagnosa keperawatan.A .Pengumpulan data1.Identitas klienMeliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal MRS dan diagnosa medis.2.Keluhan utamaPada klien dengan penyakit jantung koroner biasanya klien mengeluh nyeri khas angina yaitu dada retrostenal kurang lebih 5-15 menit, terasa berat, tertekan seperti di cengkram dan panas3.Riwayat kesehatana.Riwayat kesehatan laluDalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien antara lain apakah klien pernah menderita hipewrtensi atau diabetes millitus, infark miokard atau penyakit jantung koroner itu sendiri sebelumnya. Serta ditanyakan apakah pernah MRS sebelumnya.b.Riwayat kesehatan keluargaMengkaji pada keluarga, apakah didalam keluarga ada yang menderita penyakit yang diderita oleh klien atau tidak, atau apakah didalam keluarga mempunyai riwayat penyakit menular ataumenurunc.Riwayat kesehatan sekarangDalam mengkaji hal ini menggunakan analisa systom PQRST. Untuk membantu klien dalam mengutamakan masalah keluannya secara lengkap. Pada klien PJK umumnya mengalami nyeri dada dan sesak nafas.4.Pola-pola fungsi kesehatana. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehatdslam hal ini yang perlu dikaji adalah apakah klien menerti tentang penyakit dan dibawa kemana bila sedang sakit,serta tanyakan pada klien bagaiamana klien merawat kebersihan badannya .b.Pola nutrisi dan metabolismePada klien dengan Penyakit Jantung Koronerbiasanya kehilangan nafsu makan ,mual dan muntah sehingga mengalami penurunan berat badan .c.Pola eliminasiPerlu dikaji berapa kali BAB nya perhari bagaimana konsistensi warna dan baunya juga berapa kali BAK berapa jumlahnya baik sebelum atau pada saat MRS.d.Pola istirahat dan tidurBiasanya pada klien PJK mengalami gangguan sulit tidur karena nyeri dada yang timbul dengan tiba-tiba.e.Pola aktifitas dan latihanPada klien PJK biasanya mengalami gangguandalam melaksanakan aktivitas karena nyeri,dispnea dan takikardi.f.Pola persepsi dan konsep diriPada klien PJK mempunyai perasaan tidak berdaya ,tidak punya harapan tidak punya kekuatan dan dapat memperlihatkan penolakan,cemas,takut,marah,sensitif dan perubahan kepribadiang.Pola sensori dan kognitif.Dalam hal ini klien dengan PJK pola sensori normal meliputi panca indera tetapi terdapat perasaan nyeri yang hebatdengan tiba-tiba.h.Pola reproduksi sexualPada klien PJK pola reproduksinya tidak mengalami gangguan.i.Pola hubungan peranPada klien PJK biasanya hubungan peran dengan orang lain baik dan bisa berinteraksi dengan orang lain.i.Pola pwnanggulangan setresPada klien PJK biasanya akan mengalami stres karena cemas takut dan marah. Cara penanggulangannya dengan cara mengungkapkannya pada orang terdekat atau perawat atau juga dengan cara marah.j.pola tata nilai dan kepercayaanKlien akan selalu berdoa demi keselamatan dirinya sehingga pelu bantuan moral dari orang-orangyang disekelilingnya.5.Pemeriksaan fisika.Keadaan umumKeadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan klien dilanjutkan mengukur tanda-tand vital. Kesadaran klien juga diamati apakah kompos mentis ,apatis ,sdamnolen ,delirium ,semi koma atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah sedang, berat, ringan atau tampak tidak sakit.b.Kulit, rambut, kukuPada klien PJK mengeluh nyeri pada kulit, rambut tipis dan kuku tipis serta rapuh.c.Kepala dan leherPada klien PJK mengeluh nyeri pada kepala , muka kadang-kadang pucat dan tidak adanya pembesaran pada kelenjar tiroid.d.MataPada klien PJK mata mengalami pandangan kabur.e.Telinga , hidung , mulut dan tenggorokanPada klien PJK telinga , hidung dan tenggorokan tidak mengalami gangguan sedangkan pada mulut ditemukan adanya mukosa pada mulut dan bibir.f.Thoraks dan abdomenPada klien dengan PJK pada pemeriksaanpada pemeriksaan abdomen dan thoraks ditemuka nyeri pada dada. Pada abdomen diteemukan nyeri juga mual muntah sehingga menurunkan nafsu makan pada klien.g.Sistim respirasiPada klien PJK ditemukan dispnea dengan atau tanpa aktivitas , batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin didapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cianosis, suara nafas wheezing cracekes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.h.Sistim kardio vaskulerMempunyai riwayat IMA, Penyakit Jantung Koroner, CHF, tekanan darah tinggidan diabetes militus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disrimia.Suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinyakegagalanjantung/ventrikelkehilangan konteraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan insufisiensi katup atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau mengalami penurunan.Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal, edema pada jubular vena distension, odema anarsarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.i.Sitem genito urinariaPada klien ini mengalami penurunan jumlah produksi urine dan frekuensi urine.j.Sistem gastrointestinalPada saluran pencernaan terjadi gangguan. Gejalanya nafsu makan menurun, mual dan munta, nyeri perut, serta turgor kulit menurun, penurunan atau tidak adanya bising usus.k.Sistem muskulusskeletalPada klien PJK adanya kelemahan dan kelelahan otot sehinggah timbul ketidak mampuan melakukan aktifitas yang diharapkan atau aktifitas yang biasanya dilakukan.l.Sistem endokrinBiasanya terdapat peningkatan kadar gula darah.m.Sistem persyarafanBiasanya timbul gejala rasa berdenyut, vertigo disertai tanda-tanda dengan perubahan orientasi atau respon terhadap rangsang, gelisa, respon emosi meningkat dan apatis.6.Pemeriksaan diagnostikECG menunjukkan adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nikrosis.Enzim dan isoenzim pada jantung: CPR-MB meningkat dalam 4-12 jam dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam.Elektrolit: ketidak seimbangan yang memungkinkan terjadinya konduksi jantung dan kontraktilitas jantung.Kolesterol atau trigliseridAnalisa gas darah: menunjukkan adanya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis atau akutChest x ray: mungkin normal atau adanya kardeomegali, CHF, aneorisma ventrikulerEchokardeogramExercise stress test: menunjukkan adanya kemanpuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress atau aktivitasb.Analisa dataData yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa untuk menentukan masalah penderita. Analisa merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan menyeleksi data, menklarisfikasikan, mengelompokkan data, mengaitkan dan menentukan kesenjangan informasi, membandingkan dengan standart, menginterprestasikan serta akhirnya membuat diagnosa keperawatan.(lismidar 1990)c. Diagnosa keperawatanAdapun diagnosa keperawatan yang muncul baik aktual maupun potensial adalah sebagai berikut:1.Gangguan rasa nyaman atau nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sunbatan pada arteri koronaria.2.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplay dan kebutuhan O2,adanya jaringan yang nekrotik dan iskemik3.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan nafsu makan menurun.4.Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurumya preloat atau peningkatan SVR, miocardial infark.5.Resiko terjadinya penurunan perfusi jarinngan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemi.6.Kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakitnya.II. PerencanaanSetelah diagnosa keperawatan diprioritaskan sesuai dengan masalah yang paling dirasakan oleh klien yang mengancam jiwa klien dan yang memerlukan tindakan keperawatan terlebih dahulu dalam rangaka mengurangi masalah klien selanjutnya dibuat rebcana tindakan masing-masing diagnosa keprawatan.(lisnidar 1990)a.Diagnosa keperawatan 1Gangguan rasa nyaman atau nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan atausumbatan pada arteri koronariaTujuan: nyeri berkurang dalam waktu 2X24 jamKH: - wajah klien cerah- klien dapat melakukan teknik relaxasi- TTV normalRencana tindakan:1.Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri2.Monitor TTV pada klien3.Anjurkan pada klien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada4.Berikan suasana lingkungan yang tenang dan posisi yang nyaman5.Kolaburasi dengan tim medis dalam pemberian oksigen dan obat-obatan analgesik.Rasional:1.Mengetahui skala nyeri pada klien2.Mengetaui perkembangan klien3.Manifestasi dini terjadinya komplikasi4.Meningkatkan relaxasi pada klien5.Menjalankan fungsi independen perawatb. Diagnosa keperawatan 2Resiko tinggi penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, dan konduksi jantung.Tujuan: tidak terjadi penurunan cardiac output dalam atau selama dilakukan tindakan keperawatan.KH: - TTV normal- Peningkatan aktivitasRencana tindakan:1.Pantau atau catat kecenderungan frekuensi jantung dan tekanan darah2.Observasi respon klien terhadap disritmia3.Observasi perubahan status mental/ orientasi/ gerakan dan refleks tubuh4.Catat perkembangan dari adanya S3 dan S45.Dampingi dan bantu klien pada saat melakukan aktivitaRasional:1.Waspada terhadap terjadinya takikardi, hipertensi atau hipotensi2.Disritmia yang mengancam hidup dapat terjadi sehubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit, iskemik miokardia atau gangguan pada konduksi elektrikal jantung3.Dapat mengindikasikan penurunan aliran darah atau oksigenasi cerebral sebagai akibat penurunan curah jantung4.Mengetahui perkembangan daya kerja jantung5.Membantu atau mencegah kelemahan atau terlalu lelah dan stress cardio vaskuler yang berlebihanIII. PelaksanaanMerupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan. Dalam fase pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan validasi (penyerahan) rencana keperawatan, menulis dan mendokumentsikan rencana keperawatan, memberi asuhan keperawatan dan pengumpulan data. (Lismidar 1990)IV. Evaluasi-Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan.-Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan klien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperwatan tercapai atau tidak untuk melakukan pengkajian ulang. (Lismidar 1990)

DAFTAR PUSTAKA

1.Arief Mansyoer dkk. Kapita Selekta Kedokteran . Jilid I Penerbit : Media Aescolapius FK UI Jakarta : 2001.2.H.M Syifulloh Noer dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Penerbit FK UI Jakarta : 1996.3.Marlyn E. Donges. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3 Buku Kedokteran EGC Jakarta : 2000.4. Kaplan Norman M . Pencegahan penyakit jantung Koroner . EGC Jakarta : 1991.5.Tabrani . Agenda Gawat Darurat . Pembina Ilmu . Bandung : 1998.6. Syaifuddin . Anatomi Fisiologi Untuk siswa Perawat. EGC Jakarta :1997.

MAKALAHPENYAKIT JANTUNG KORONER

DISUSUN

OLEH :

NAMA: VERAWATI, S.KMNIP : 19840203 201001 2014

i

KATA PENGANTARPuji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas DUPAK dalam kenaikan pangkat.Sehubungan dengan penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya makalah ini, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terimakasih yang setulustulusnya Semoga amal baik dari semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.Namang, September 2012PenyusunDAFTAR ISIJUDUL ....................................................................................................... iKATA PENGANTAR............................................................................... iiDAFTAR ISI.............................................................................................. iiiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ..................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................. 21.3 Tujuan ................................................................................... 2BAB II .. PERMASALAHAN................................................................. 3BAB III TINJAUAN PUSTAKA3.1 Keluhan dan gejala penyakit................................................ 43.2 Pemeriksaan penunjang (diagnosis)...................................... 53.2 Faktor risiko.......................................................................... 53.4 Cara Pencegahan.................................................................. 63.5 Cara Pengobatan................................................................... 63.6Rehabilitatif .......................................................................... 73.7 Prognosis .............................................................................. 7BAB IV PENUTUP4.1 kesimpulan .............................................................................. 94.2 Saran ....................................................................................... 9Daftar Pustaka

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPenyakit jantung koronermerupakan kasus utama penyebab kematian dan kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan seperti pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan berat badan, diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi secara bertahap yaitu penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner dianggap sebagai proses pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada pada dinding arteri (Yuet Wai Kan, 2000).Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-negara maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi kesehatan duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK mencapai nol maka dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9% (Shivaramakrishna. 2010).Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan, hilangnya pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade sekarang sejak konferensi klinis terakhir oleh New York Heart Association atau asosiasi kesehatan New York menyatakan subjek ini, dari sejumlah loka karya telah mengeluarkaninformasi baru yang penting mengenai penyakit ini, cara pencegahan dan kontrol. Hal ini dinyatakan dalam besarnya perubahan yang jelas secara klinis dariPJKdan banyaknya faktor yang mungkin relevan, besarnya jumlah pasien yang ikut, kelompok yang akan termasuk dalam semua kasusPJKyang timbul pada populasi umum dengan karakteristik jelas.1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah :1. Keluhan dan gejala penyakit2. Pemeriksaan penunjang (diagnosis)3. Faktor risiko4. Cara pencegahan5. Cara pengobatan6. Rehabilitatif7. Prognosis1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui Keluhan dan gejala penyakit2. Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang (diagnosis)3. Untuk mengetahui Faktor risiko4. Untuk mengetahui Cara pencegahan5. Untuk mengetahui Cara pengobatan6.Untuk mengetahui Rehabilitatif7. Untuk mengetahui Prognosis

BAB IIPERMASALAHANPenyakitjantungkoroner(PJK)merupakan salah satu dari banyak penyakit yang mematikan dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Data statistik dunia melaporkan tentang insiden terbesar dan prevalensi PJK di dunia ternyata semakin meningkat. Menurut WHO diperkirakan pada tahun 2005 tardapat 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler, mewakili 30% dari seluruh kasus kematian di dunia. Dari kematian ini, 7,6 juta diantaranya terkena serangan jantung dan 5,7 juta diantaranya stroke (Cristoper. C ,2010).Beban PJK meningkat di India. Diperkirakan prevalensi PJK adalah sekitar 3-4% di daerah pedesaan dan 8-11% di daerah perkotaan dan diantaranya adalah usia di atas 20 tahun, mewakili dua kali lipat di daerah pedesaan dan enam kali lipat di daerah perkotaan selama empat dekade terakhir. Pada tahun 2003 di India mencapai 29,8 juta orang diperkirakan menderita PJK, 14,1 juta diantaranya adalah di daerah perkotaan dan 15,7 juta di daerah pedesaan (Shivaramakrishna. 2010)Hal ini diperkirakan dua kali lipat dalam dua dekade mendatang, menjadikannya penyebab utama terbesar kematian pada tahun 2020 Sementara penyebab utama PJK di India masih diperdebatkan, dari sudut pandang kesehatan masyarakat terlihat jelas bahwa peralihan pada pola makan (diet) dan gaya hidup dengan urbanisasi dapat menjadi potensi meningkatnya resiko terkena PJK (Shivaramakrishna. 2010).

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA3.1 Keluhan dan gejala penyakitSemua pasien PJK memiliki pengalaman dan tanda-tanda secara fisik dan gejala PJK dari waktu ke waktu yaitu mengalami perasaan nyeri di dada, kegelisahan atau perasaan sakit pada kaki, pinggang, perut, tulang rusuk, rahang, sendi, tulang belakang, tenggorokan dan tulang leher belakang, merasa lemah, lelah, dan kehilangan energi, nafas pendek, pusing, sakit kepala, tidak mampu untuk melakukan pekerjaan dengan normal sebagai akibat dari obesitas. Semua pasien PJK yang mendapat pengobatan atau perawatan fisik sebelumnya sudah melakukan pengobatan mengenai asma, kegemukan, tidak menentunya detak jantung, penyakit perdarahan jantung, paru-paru, ginjal atau masalah pada spinal, rasa sakit pada kaki, diabetes atau arthritis.Sebagian besar dari pasien PJK telah aktif dengan kehidupan mereka sehari-hari, tetapi serangan jantung koroner membuatnya tidak aktif, tidur, lemah, tidak berdaya, dan tergantung pada pengobatan-pengobatan dan keluarga maupun tetangga untuk mendapatkan dukungan. Secara psikologi, pasien PJK mengalami ketakutan yang luar biasa, kegelisahan, khawatir dan depresi, sementara beberapa yang lain menjalani keadaan normal pikiran dan mendengarkan berita-berita baru dari statusnya yang positif terkena PJK. Sebagian besar dari pasien PJK merasa bosan dengan kehidupannya, berlebihan dan di bawah emosional, mudah marah dan bermusuhan.3.2 Pemeriksaan penunjang (diagnosis)Diagnosis untukpenyakit jantung koronerdapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, anamnesis. Pemeriksaan USG jantung dapat dilakukan dengan ekokardiografi. Sistem ekokardiografi dapat menampilkan, menganalisa dan menangkap hati secara penuh dalam satu detak jantung. Perkembangan teknologi telah menciptakan alat baru yaituComputed tomography(CT) yang sudah lama berperan penting dalam mendeteksi dini penyakit selama bertahun-tahun. Semakin berkembangnya teknologi, sehingga dapat menciptakan generasi baru dengan CT scanner yang dapat melakukan CT angiografi koroner (CTA) dengan mengurangi dosis radiasi pada pemeriksaan klinis secara rutin.Selain dengan CT juga dapat menggunakan tes in vitro di laboratorium, melalui penggunaan biomarker baru yang tarutama dalam perawatan darurat dapat mempengaruhi dan mendukung keputusan klinis. Pada gagal jantung penggunaan natriuretik beredar-peptida B (BNP) sangat relevan, karena tingkat biomarker ini adalah indikator yang baik untuk mengetahui sejauh mana fungsi jantung terganggu. BNP digunakan baik untuk diagnosis awal dan untuk pemantauan terapi. Pada beberapa pasien, serangan jantung menjadi penyebab langsung insufisiensi jantung, sehingga deteksi cepat dari infark miokard sangat penting dalam mencegah bertambah parahnya kerusakan miokard dan kegagalan jantung selanjutnya. (Ekinci, 2010)3.3 Faktor risikoFaktor resiko utama pada PJK, yaitu kolesterol tinggi, tingginya tekanan darah dan merokok. Kedua, faktor risiko mencakup terganggunya metabolisme glukosa, sehingga menyebabkan insulin kembali sistance dan dalam beberapa kasus diabetes. Pemahaman baru menemukan penyebab lain yang dapat mengidentifikasi resiko penyakit jantung koroner, seperti konsentrasi fibrinogen dan C-reaktif protein dalam darah.Beberapa faktor psikososial berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner yaitu untuk bukti kuat seperti stres kerja, kurangnya integrasi sosial, depresi, dan gejala depresi, dengan sugestif sedangkan untuk bukti lemah seperti marah, konflik atau perselisihan dan kegelisahan. Faktor ekonomi, pendidikan, isolasi sosial, dan faktor-faktor psikososial yang lainnya merupakan penyebab tidak langsung penyakit jantung koroner. Mereka tidak mempengaruhi penyakit patologi secara langsung, tetapi melakukannya melalui proses yang lebih proksimal.3.4 Cara pencegahanBanyak upaya yang dilakukan oleh negara berkembang untuk menjadi lebih baik, yaitu dilaksanakan pengadaan makanan dan program gizi, program aktivitas fisik atau olahraga, anti merokok, program anti hipertensi yang sebaiknya dipromosikan dengan segera.Secara primer, program pencegahan secara primordial mendapat prioritas tinggi sejak itu dan dapat diraih oleh popualsi yang besar. Strategi ini melibatkan peran ibu dalam pendidikan kesehatan. Yang kedua, seseorang dengan resiko tinggi dapat dicegah dengan melakukan pelayanan kesehatan ke rumah sakit secara murah dan hal itu sebaiknya lebih ditingkatkan.3.5 Cara pengobatanPada prinsipnyapengobatanPJKditujukanuntuk agar terjadi keseimbangan lagi antara kebutuhan oksigen jantung dan penyediaannya. Aliran darah melalui arteri koronaria harus kembali ada dan lancar untuk jantung. Pengobatan awal biasanya segera diberikan tablet Aspirin yang harus dikunyah. Pemberian obat ini akan mengurangi pembentukan bekuan darah di dalam arteri koroner. Pengobatan penyakit jantung koroner adalah meningkatkan suplai (pemberian obat-obatan nitrat, antagonis kalsium) dan mengurangi demand (pemberian beta bloker), dan yang penting mengendalikan risiko utama seperti kadar gula darah bagi penderita kencing manis, optimalisasi tekanan darah, kontrol kolesterol dan berhenti merokok.Jika dengan pengobatan tidak dapat mengurangi keluhan sakit dada, maka harus dilakukan tindakan untuk membuka pembuluh koroner yang menyempit secara intervensi perkutan atau tindakan bedah pintas koroner (CABG). Intervensi perkutan yaitu tindakan intervensi penggunaan kateter halus yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk dilakukan balonisasi yang dilanjutkan pemasangan ring (stent) intrakoroner.3.6 RehabilitatifBeberapa penyakit yang disebabkan oleh kerusakan jantung, seperti penyakit pembuluh darah berat seringkali membutuhkan terapi penanganan di luar terapi pengobatan meliputi kardiologi dan pembedahan. Sampai sekarang, pergantian katup dengan operasi jantung dianjurkan dengan terapi pendekatan kasus ini, tetapi banyak pasien lanjut usia bersamaan dengan penyakit ini juga sangat beresiko. Penanaman katup nadi prosthesis menjadi alternatif untuk pasien, dan dapat memberikan reaksi secara cepat untuk perbaikan parameter kardiak. Secara keseluruhan, penyediaan peralatan teknik yang dibutuhkan untuk akomodasi berbagai bidang di suatu laboratorium mungkin diizinkan untuk kualitas terbaik dan lebih terjangkau, baik untuk pasien maupun institusi.3.7 PrognosisDepresi pada pasien setelah mengalami miokardial infarksion tampak gejala prognosis yang lebih penting dari penyakit arteri koroner. Walaupun, gejala utamanya berlainan dengan peristiwa depresi yang tidak luar biasa setelah miokardial infarksion, gejala depresi ini lebih umum. Terdapat hubungan antara kejadian depresi dan resiko, pengaruh alami dalam waktu yang panjang, dan kejadian depresi pada jarak waktu yang teratur, hal ini menunjukkan bahwa depresi berlangsung terus-menerus pada karakteristik psikologi. Komplikasi iskemia dan infark antara lain gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, disfungsi otot papilaris defek septum ventrikel, rupture perdarahan masif di kantong jantung (dinding nekrotik yang tipis pecah tamponade jantung), aneurisme ventrikel, tromboembolisme, pericardium perikarditis, Sindrom Dressler, dan aritmia (Anonim, 2010).

BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanPenyakit jantung koroner (PJK)adalah penyakit yng menyerang organ jantung. Gejala dan keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit jantung koroner juga salah satu penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi karena adanya faktor resiko yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya kolesterol, gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada keluarga, merokok, konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit jantung koroner ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan menghindari fakto-faktor resiko.seperti pola makan yang sehat, menurunkan kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, menghindari stress kerja.4.2 Saran1. Perlunya Upaya Kesehatan bagi Penderita penyakit jantung koroner yakni melaksanakan upaya Promotif, Perilaku Hidup Sehat, Upaya Preventif, Upaya Kuratif, dan Upaya Rehabilitatif,2. Perlunya Program alternatif yang lebih memperhatikan aspek psikologis penderita penyakit jantung koroner dengan cara mengintegrasikan dengan program pemerintah yang lainnya.3. Perlunya sosialisasi terhadap seluruh kelompok umur masyarakat, agar lebih memahami karakteristik penderita penyakit jantung koroner serta faktor resiko dan juga karakterisitik penyakit pada penderita.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2010. Ischemic Heart Disease IHDhttp://www.arupconsult.com/assets/print/IHD.pdf. Diakses tanggal 19 November 2012.Cristoper. C. 2010.The Experiences of Coronary Heart DiseasePatients: Biopsychosocial Perspective. http://www.waset.org/journals/ijpbs/v2/v2-4-31.pdf. Diakses tanggal 19 November 2012Ekinci. 2010.Getting to the heart of thingshttp://www.siemens.com/press/pool/de/events/healthcare/2010-08-esc/heart_failure_expert_june2010.pdfShivaramakrishna. 2010.Risk Factors of Coronary Heart Disease among BankEmployees of Belgaum City - Cross-Sectional Study.http://ajms.alameenmedical.org/article_Vol03-2-apr-jun 2010/AJMS.3.2.152-159.pdf. Diakses tanggal 19 November 2012.Yuet Wai Kan. 2000.Adeno-associated viral vector-mediated vascularendothelial growth factor gene transfer inducesneovascular formation in ischemic heart.http://www.pnas.org/content/97/25/13801.full.pdf. Diakses tanggal 19 November 2012