penyisihan besi dan zat organik dari air tanah...
TRANSCRIPT
DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA
1. Bader, H., Hoigẻ, J. (1981), Determination of Ozone In Water By The Indigo
Method, Wat. Res. 15, 449-456.
2. Benefield, L. D., Randall (1980), Process Chemistry for Water and
Wastewater Treatment, Prentice Hall Inc., Englewood Cliff, New Jersey, 1-5.
3. Blatchley, Ernest R., Thompson, John E. (1998), Groundwater Contaminants,
dalam The Handbook of Groundwater Engineering, Chapter 13, Delleur,
Jacques W., Editor, CRC Press LLC.
4. Camel, V., Bermond, A. (1998), The Use of Ozone and Associated Oxidation
Processes in Drinking Water Treatment, Wat. Res. 32, 3208-3222.
5. Contreras, Iglesias Sandra (2002), Degradation and Biodegrability
Enhancement of Nitrobenzene and 2,4 Dichlorophenol by Means of AOP
Based on Ozone, Thesis of Ingeniería Química, University of Barcelona. 35-
42.
6. Djaendi (2005), Selamatkan Air tanah Bandung, Pikiran Rakyat online 01
Desember 2005.
7. Hoignẻ, J. (1994), Characterization of Water Quality Criteria for Ozonation
Processes. Part I: Minimal Set of Analytical Data, Ozone Science & Eng. 10,
377-386.
8. Hoignẻ, J., Bader, H. (1976), The Role of Hydroxyl Radical Reactions in
ozonation Processes in Aqueous Solutions, Wat. Res. 10, 377-386.
9. Jansen, R. H. S.et al (2005), Holow Fiber Membrane Contactors - A Means to
Study the Reaction Kinetics of Humic Substance Ozonation, J. Mem. Sci. 257,
48-59.
10. Keller, Michael C. (1994) Iron Removal, Sybron Chemical Inc., download Juli
2007.
11. Leap, Darrel I. (1998), Geological Occurance of Groundwater, dalam The
Handbook of Groundwater Engineering, Chapter 1, Delleur, Jacques W.,
Editor, CRC Press LLC.
12. Lenntech, 1998. The Ozone, 37-59., download 28 Juni 2006.
13. Lenntech, 1998. Ozone Transfer Mechanism. download Februari 2008
14. MRWA, 1999 Iron and Manganese Removal, download Juli 2007
15. National Drinking Water Clearinghouse, 1998, Iron and Manganese
Removal, Tech Brief Nine, September download 17 Juli 2007.
16. Ozone Information (2008).Solubility of Ozone in Water, download Februari
2008.
17. Ozone Solution (2008), Ozone Solubility, download Februari 2008.
18. Rahmat, Adi (2006), Kinetika Kimia, download Mei 2007.
19. Robinson, James A. (1996), Ozone Generation in the Electrical Discharge
From a Water Surface, Thesis Master of Engineering Science, The University
of Western Ontario, 1-14.
20. Rohmatun (2006), Studi Penurunan Kandungan Besi Organik dalam Air
Tanah dengan Oksidasi H2O2-UV, Thesis Program Master, Institut Teknologi
Bandung
21. Savant, Gourav (2003), Combined Ozone and Ultraviolet Inactivation of
Escherichia Coli, Thesis Master Degree of Science in Civil Engineering,
faculty of Missisippi state University. 29-33.
22. Sawyer, C.N, McCarty, P.L., Parkin, GF. (1994), Chemistry for
Environmental Engineering, McGraw-Hill International Edition.
23. Siddiqui, Mohamed S., Amy, Gary L., Murphy, Brian D. (1997), Ozone
Enhanced Removal of Natural Organic Matter From Drinking Water Sources,
Wat. Res. 31, 3098-3106.
24. Standar Methods for The Examination of Water and Wastewater 20th Edition,
American Public Health Association, Washington DC, USA (1998).
25. US EPA, 1999, Alternative Disinfectants and Oxidants. Guidance Manual,
download April 2008.
26. Wikipedia, 2007. Iron, download November 2007
27. Wikipedia, 2007. Ozone, download November 2007
Lampiran A
Lampiran A Metode Analisis Ozon Di
Udara
A.1 Analisis Ozon di Udara Menurut Standar Method
Prinsip Pengukuran:
Ozon direaksikan dengan potassium iodida membentuk potassium triiodida
yang selanjutnya dianalisa dengan sptekrofotometer pada panjang gelombang
352 nm.
Reaksi yang terjadi:
O3 + 3KI + H2O KI3 + 2KOH + O2
Range : 0.01 ppm – 10 ppm
Sensitifitas : 1 – 10 µL O3 (dalam 10 mL midget impinger)
Interferensi : SO2, H2S, debu, halogen, H2O2, organik, oksidan
Presisi : 5% deviasi dari rata – rata
Peralatan:
1. Midget Impinger
2. Pompa
3. Volume meter
4. Termometer
5. Manometer
6. Stopwatch
7. Spektrofotometer dengan cuvette
Thesis 25305020 A-1
Lampiran A
8. Gelas ukur
Reagen:
1. Purity (standar ACS)
2. Double distilled water
3. Absorbing reagent, yaitu 1% KI dalam 0.1 M buffer phosfat, dengan prosedur
pembuatan :
a. larutkan 13.61 gram potasium dihidrogen posfat (KH2PO4)+ 14.2 gram
Na2HPO4 atau 35.82 gram Na2HPO4.12H2O + 10.00 gram KI dengan
double distilled water hingga volume 1 liter
b. Simpan pada temperatur ruang selama 1 hari sebelum digunakan.
Larutan dapat disimpan hingga beberapa minggu di dalam botol kaca
berwarna coklat di dalam lemari pendingin. Penyimpanan di
temperatur ruang memperpendek masa penggunaan.
4. Larutan Iodine Standar, 0.025 MI2 (0.05N), prosedur pembuatan:
a. Larutkan 16.0 g potassium iodida dan 3.1370 g iodin dengan double
distilled water hingga volume tepat 500 ml.
b. Simpan pada temperatur ruang selama 1 hari sebelum digunakan
c. Lakukan standarisasi sesaat sebelum digunakan dengan 0.025 M
Na2S2O3. Sodium tiosulfat yang digunakan distandarisasi dengan
standar bi-iodat, KH(IO3)2 atau potassium dikromat, K2Cr2O7.
Prosedur
a. Bersihkan semua peralatan yang akan digunakan, peralatan berbahan gelas
dibersihkan menggunakan larutan pembilas dikromat dilanjutkan dengan air
kran dan air distillasi.
b. Pengambilan dan pengukuran sampel:
1. Pipet 10 ml absorbing reagen ke dalam midget impinger
Thesis 25305020 A-2
Lampiran A
2. Hubungkan impinger (melalui tabung absorbsi) ke pompa vakum dan
pre-filter (jika diperlukan) dengan sambungan fleksibel (bukan
berbahan karet). Penggunaan sambungan sesedikit mungkin sehingga
tidak ada rongga antara impinger dengan tabung yang akn dilalui
udara sebelum masuk ke impinger.
3. Nyalakan pompa dan lakukan pemompaan sampel. Hitung debit,
waktu dan/ atau volume sampel seakurat mungkin. Debit
pemomompaan sampel berkisar antara 0.2 – 1 lpm. Jika temperatur
dan tekanan udara sampel sangat berdeviasi dari 25˚C dan 760 Torr,
ukur dan catat nilainya.
4. Pemompaan sampel dilakukan hingga kandungan ozon yang terserap
antara 0.5 – 10 μl dalam waktu kurang dari 30 menit. Unutk debit 2
lpm selama 30 menit harus mendapatkan sensitifitas 0.01 ppm.
Hindarkan absorbing reagent dari sinar matahari langsung.
5. Sesudah pengambilan sampel, stem impinger dapat dilepas dan
dibersihkan. Keluarkan sisa reagen di dalam stem dengan cara
mengetukkan stem ke dinding impingerperlahan- lahan. Bilas stem
dengan sedikit larutan absorber (< 1ml) danmasukkan bilasan ini ke
dalam impinger. Tutup impinger dengan bahan padat yang tidak
reaktif (disarankan dari bahan teflon). Jangan menggunakan bahan dari
karet.
6. Larutan sampel harus dianalisa tidak lebih dari 60 menit setelah
sampling.
7. Buat blangko menggunakan impinger dengan perlakukan sama dengan
sampel, tetapi jangan ada udara yang masuk ke dalam impinger.
c. Analisis:
1. Catat volume total laruan sampel yang terdapat di dalam impinger
(biasanya 10 ml).
2. Masukkan larutan dari impinger ke dalam kuvet.
Thesis 25305020 A-3
Lampiran A
3. Ukur absorbansi pada panjang gelombang 352 nm, gunakan air
destilasi seabagai referensi. Pengukuran harus dilakukan dalam waktu
antara 30 – 6 0 menit setelah sampling.
4. Gunakan blanko serta larutan standar untuk mendapatkan kurva
standar hubungan antara konsentrasi ozon dengan absorbansi
5. Jika warna sampel terlalu pekat, lakukan pengenceran.
Perhitungan
Konsentrasi ozon yang terukur dapat diekspresikan sebagai ppm dengan rumus:
Ppm, O3 = Vs
mol 24.45 O 3 ×μ , dimana:
Vs = volume sampel udara.
Thesis 25305020 A-4
Lampiran B
Lampiran B Analisis Konsentrasi Ozon
di Dalam Air B.1 Metode Indigo
Reagen
1. Larutan Stok Indigo, pembuatan:
a. Tambahkan 1 ml asam fosfat pekat ke dalam 500 ml air destilasi pada labu
1 L.
b. Kemudian sambil diaduk tambahkan 770 mg Potassium indigo trisulfonat,
C16H7N2O11S3K3, lalu tambahkan air destilasi hingga volume larutan tepat
1 L. Simpan larutan di tempat gelap.
2. Reagen I Indigo, pembuatan:
a. Masukkan 20 ml larutan stok indigo ke dalam labu 1 L, kemudian
tambahkan 10 g sodium dihidrat pasfat (NaH2PO4) serta 7 ml asam posfat
pekat. Larutkan dengan air destilasi hingga volume tepat 1 L.
b. Larutan sebaiknya disiapkan pada saat akan digunakan, sehingga
absorbansinya tidak kurang dari 80% dari nilai awal. Nilai ini biasanya
masih diperoleh hingga penyimpanan 1 minggu.
3. Reagen II Indigo
a. Masukkan 100 ml larutan stok indigo ke dalam labu 1 L, kemudian
tambahkan 10 g sodium dihidrat pasfat (NaH2PO4) serta 7 ml asam posfat
pekat. Larutkan dengan air destilasi hingga volume tepat 1 L.
b. Larutan sebaiknya disiapkan pada saat akan digunakan, sehingga
absorbansinya tidak kurang dari 80% dari nilai awal. Nilai ini biasanya
masih diperoleh hingga penyimpanan 1 minggu.
4. Reagen Asam Malonik, diperoleh dengan cara melarutkan 5 g asam malonik
ke dalam air, lalu encerkan hingga volume 100 ml.
Thesis 25305020 B-1
Lampiran B
5. Reagen Glisin, dibuat dengan melarutkan 7 g glisin ke dalam air, encerkan
hingga volume larutan 100 ml.
Prosedur
1. Untuk konsentrasi ozon antara 0.01 – 0.1 mg/l :
a. Tambahkan 10 ml reagen 1 pada labu 100 ml. Isi salah satu labu dengan
air destilasi dan labu lainnya dengan sampel.
b. Ukur absorbansi mengunakan kuvet 10 cm segera (tidak lebih dari 4 jam
setelah sampling)
2. Untuk konsentrasi ozon antara 0.05 – 0.5 mg/l: Gunakan reagen II serta
pegukuran absobansi meggunakan kuvet 4 – 5 cm
3. Untuk konsentrasi besar dari 0.3 mg/l: gunakan reagen II dengan volume
sampel yang lebih kecil. Kemudian larutkan dengan air destilasi hingga
volume menjadi 100 ml.
Pengontrolan Interferensi
Jika terdapat kandugan klor < 0.1 mg/l, tambahkan 1 ml asam malonik pada
labu sebelum penambahan sampel. Lakukan pengukurna secepatnya, paling
lambat 60 detik setelah penambahan sampel.
Jika terdapat kandungan mangan, gunakan sampel untuk membuat blanko.
Kemudian tambahkan 0.1 ml glisin ke dalam labu 100 ml blanko lalu
tambahkan 10 ml reagen II pada masing – masing labu. Masukkan volume
sampel yang sama ke dalam masing – masing labu. Jika masih terjadi
penurunan internsitas warna pada labu kedua secara signifikan, dosis daapt
disesuaikan hingga maksimal 80 ml. Pastikan pH glisin yang digunakan tidak
lebih kecil dari 6.
Perhitungan
Thesis 25305020 B-2
Lampiran B
vbfAOL
mg××Δ×
=100
3
Dimana:
a = perbedaan absorbansi antara blanko dan sampel Δ
b = ukuran kuvet yang digunakan
v = volume sampel (biasanya 90 ml)
f = 0.42
Gunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm (± 10 nm)
B.2 Metode Ozone Meter
Alat yang digunakan: Dissolved Ozone Meter O3-2Z
Produksi : Kasahara Chemical Instruments Corp. Jepang
Spesifikasi Alat:
Measurement principle The absorptiometry by the coloration reagent
Measuring object Dissolved ozone density
Measurement object Dissolved ozone such as clean water
Indication LCD 3 column
Measuring range 0.00~5.00mg/L
Resolution 0.01mg/L
Illuminant LED
Automatic power source
stopping/deciding
Automatic power off after the measurable quantity hold
indicatory 5 second
Water finding quantity 5mL
Coloration reagent Powder pack reagent 1 type (OZ-K-1)
Power source Alkaline dry cell LR03 (single 4) ×4 (DC6V)
Use temperature 5˚C~35˚C
Thesis 25305020 B-3
Lampiran B
Substance external size 75 (W) ×180(D)×38 (H)
Standard accessory The meter itself (the dry cell battery you attach) the
measurement cell: 2, reagent (OZ-K-1): 50 batches and
dropper 5mL: 1, portable case: 1
Accessory outside standard Reagent for dissolved ozone (OZ-K-1): 100 batches
Interferensi: sisa asam kuat misalnya klor
Prosedur Pengukuran:
Masukkan satu sachet reagen ke dalam kuvet, kemudian pipet 5 ml air
destilasi.
Tutup kuvet dan aduk sekitar 10 detik, kemudian ukur konsentrasi ozon. Jika
nilai blanko tidak nol, set ulang hingga blanko menujukkan nilai konsentrasi
ozon nol
ke dalam kuvet yang lain masukkan sampel sebagai ganti air destilasi
kemudian ukur konsentrasi ozon.
Thesis 25305020 B-4
Lampiran C
LLaammppiirraann CC Analisa Kadar Besi C.1 Uji Fe Total dengan Metode Fenantrolin
Prinsip
Didihan asam dan hidroksilamin serta penggabungannya dengan 1.1 fenatrolin akan
mengubah semua senyawa besi menjadi Fe(II) yang terlarut. Tiga molekul fenantrolin
bergabung dengan satu molekul Fe(II) membentuk ion kompleks berwarna merah-
orange. Warna ini akan terbaca pada spektrofotometer.
Pereaksi
a) HCl pekat pro analis
b) NH2OH.HCl (Hidroksilamin): 10 gram NH2OH.HCl dilarutkan dalam 100 ml
aquades
c) Bufffer Amonium asetat: 250 gram NH4C2H3O2 dilarutkan dalam 700 ml
asam asetat glacial
d) Natrium asetat: 200 gram NaC2H3O2.3H2O dilarutkan dalam 800 ml aquades
e) Fenantrolin: larutkan 100 mg C12H8N2. H2O ke dalam 80 ml aquades di
dalamlabu 10 ml. Tambahkan 2 tetes HCl pekat kemudian tambahkan
awuades hingga volume larutan tepat 100 ml.
Prosedur Analisa
a. Tentukan panjang gelombang spektrofotometer yang sesuai dengan
menggunakan larutan standar besi. Serta buat kurva kalibrasi.
b. Masukkan 50 ml sampel ke dalam gelas erlenmeyer kemudian tambahkan 2
ml HCl pekat dan 1 ml hidroksil amin. Tambahkan juga beberapa batu didih.
c. Panaskan larutan hingga volumenya tersisa sekitar 20 ml, kemudian dinginkan
dan pindahkan ke labu 50 ml.
Thesis 25305020 C-1
Lampiran C
d. Tambahkan10 ml buffer amonium asetat, 4 ml fenantrolin dan aquades hingga
volume larutan menjadi 50 ml. Aduk dan biarkan diamkan selama 15 menit
kemudian ukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang yang telah
ditentukan.
Larutan standar besi ( 1 ml = 0.2 mg/l )
Masukkan 50 ml H2SO4 pekat, 50 ml aquades, 1.404 4 Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O
dan beberapa tetes larutan KMnO4 1 N ke dalam labu 1000 ml hingga warna
larutan menjadi ungu.
Kemudian encerkan dengan aquades hingga tanda batas.
Kurva Kalibrasi
Tabel C-1 Data Untuk Mencari Panjang Gelombang Maksimum Untuk Uji Besi
λ A
450 0.04
460 0.05
470 0.056
480 0.059
490 0.057
500 0.061
510 0.073
520 0.06
530 0.054
Thesis 25305020 C-2
Lampiran C
.
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
440 450 460 470 480 490 500 510 520 530 540
Panjang Gelombang (nm)
Abso
rban
si
Gambar C-1 Kurva Untuk Mementukan Panjang Gelombang Pengujian Besi
Tabel C-2 Data Untuk Membuat Kurva Kalibrasi mg/l Fe Absorbansi
0.8 0.4 1 0.5 2 1 3 1.5 4 2 5 2.5 6 3 7 3.5 8 4
kurva standar Phenanthroline
y = 0.146xR2 = 0.9844
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
0 2 4 6 8 1[Fe] mg/L
Abs
orba
nsi,
510
nm
0
Gambar C-2 Kurva Kalibrasi Uji Besi dengan Fenantrolin
Thesis 25305020 C-3
Lampiran C
C.2 Uji Fe 2+ dengan Metode Fenantrolin
Cara pengujian : 25 ml sampel air ditambah dengan 2 ml fenantrolin dan 5 ml buffer
asetat. ukur absorbansi warna dengan spektrofotometer dalam waktu 5 10 menit.
Usahakan jangan sampai terkena cahaya.
C.3 Uji Fe3+ dengan Metode KCNs
Reaksi:
( )merahCNsFeCnsFe 33 )(3 →++
Pereaksi:
a. Larutan H2SO4 4 N : 111 ml H2SO4 pekat diencerkan dengan aquades hingga
volume 1000 ml.
b. Larutan KCNs 20%: 200 g KCNs dilarutkan dan diencerkan dengan aquades
hingga volume 1000 ml.
Prosedur Analisis:
Masukkan 50 ml sampel air ke dalam gelas erlenmeyer, tambahkan 2.5 ml H2SO4 dan
2.5 ml KCNs. Baca nilai absiorbansi dengan spektrofotometer.
Kurva Kalibrasi Uji Besi dengan KCNs
Tabel C-3 Data Untuk Menentukan Panjang Gelombang Pengukuran Besi dengn
KCNs
400 0.03410 0.036420 0.042430 0.043440 0.048450 0.049460 0.05470 0.049480 0.049490 0.046500 0.044
Thesis 25305020 C-4
Lampiran C
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
400 420 440 460 480 500 520
Panjang Gelombang (nm)
Abs
orba
nsi
Gambar C-3 Penentuan Panjang Gelombang Optimum Pengukuran Konsenstrasi
Besi dengan Metode KCNs
kurva Standar KCNs
y = 0.0884xR2 = 0.9949
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 2 4 6 8
[Fe] mg/L
Abs
orba
nsi,
460
nm
10
Gambar 2-4 Kurva Kalibrasi Besi Metode KCNs
Thesis 25305020 C-5
Lampiran D
LLaammppiirraann
4224424224
DD Analisa Zat Organik
D.1 Zat Organik Sebagai Angka Permanganat
Metode: Titrasi Permanganometri
Prinsip :
Zat organik dioksidasi olehg KMnO4 berlebih dalam suasana asam dan panas.
Kelebihan KMnO4 direduksi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat
dititrasi kembali oleh larutan KMnO4
Reaksi:
22berlebih 4
102352KMnO Organik
SOKCOMnSOSOHOCHKMnOOHCOZat
++→+++→+
Pereaksi
1. Larutan KMnO4 0.1 N :
a. Larutkan 3.16 g KMnO4 dengan aquades, lalu ecerkan hingga volumenya
tepat 1 L. Didihkan selama 10 menit.
b. Tambahkan aquades untuk menggantikan cairan yang hilang hingga volume
larutan kembali 1 L. Biarkan di tempat gelap selama 3 hari.
c. Saring denga saringan gelas wool dan simpan di dalam botol coklat.
2. Larutan KMnO4 0.01 N: Pipet 100 ml larutan KMnO4 0.1 N kemudian encerkan
denga aquades hingga volumenya tepat 1 L.
3. Larutan Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O) 0.1 N : timbang 6.3 g garam oksalat
dega teliti kemudian larutkan dengan aquades. Masukkan ke dalam labu ukur 1
L, lalu tambahkan 50 ml H2SO4 pekat, dan encerkan dengan aquades hingga
tanda batas.
4. Larutan H2SO4 4 N Bebas Zat Organik:
Thesis 25305020 D-1
Lampiran D
a. Encerkan 111 ml H2SO4 pekat dengan aquades hingga volumenya tepat 1L.
Tambahkan tetes deni tetes larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna
merah muda.
b. Didihkan selama 10 – 15 menit, jika warna merah hilang selama pendidihan
teruskan penambahan KMnO4 0.01 N sampai warna tidak hilang.
Prosedur Analisis
1. Pembebasan Labu Erlenmeyer dari Zat Organik:
a. Masukkan 100 ml air kran ke dalam labu erlenmeyer, tambahkan beberapa
batu didih.
b. Tambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna
merah muda. Panaskan di atas hot plate dan biarkan mendidih selama 10
menit.
c. Jika selama pendidihan warna merah muda menghilang, tambahkan lagi
larutan KMnO4 0.01 N sampai warna tidak hilang lagi. Buang cairan dalam
erlenmeyer.
2. Pemeriksaan Zat Organik
a. Masukkan 100 ml cotoh air ke dalam labu erlenmeyer bebas zat organik.
b. Tambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna
merah muda. Panaskan di atas hot plate sampai hampir mendidih.
c. Tambahkan 10 ml larutan KMnO4 0.01 N, pemanasan diteruskan selama 10
menit tepat.
d. Jika selama pemanasan warna merah muda menghilang, tambahkan lagi
larutan KMnO4 0.01 N sampai warna tetap ungu.
e. Setelah pemanasan selesai tambahkan 10 ml asam oksalat 0.01 N (warna
KMnO4 akan menghilang). Titrasi dengan larutan KMnO4 0.01 N sampai
berwarna erah muda. Catat ml KMnO4 yang digunakan.
3. Penentuan Faktor Ketelitian KMnO4 Zat Organik
a. Masukkan 10 ml larutan asam oksalat 0.01N ke dalam labu erlebmeyer
bebas zat organik.
Thesis 25305020 D-2
Lampiran D
b. Titrasi dengan larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna merah muda.
Catat ml KMnO4 yang digunakan.
4KMnO ml10 KetelitianFaktor =
Perhitungan
( ){ }[ ] 4KMnO mg/l..... 6.3101.010100
1000 organik zat Kandungan =×××+×= Fa
a = ml KMnO4 saat dititrasi
F = faktor ketelitian
31.6 = berat ekivalen KMnO4
D.2 Zat Organik Sebagai TOC Nama Alat: TOC Automatic Analyzer
Model : TOC 100
Produksi : Toray Engineering Co., Ltd.
Gambar D:1 TOC Meter
Thesis 25305020 D-3
Lampiran E
Lampiran E Baku Mutu Air Minum KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI
Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002
Tanggal : 29 Juli 2002
Persyaratan Kualitas Air Minum
1. Bakteriologis
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
a. Air MinumE.Coli atau fecal coli
Jumlah per 100 ml sampel
0
b. Air yang masuk sistem distribusi
E.Coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml sampel
0
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel
0
c. Air pada sistem distribusi
E.Coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml sampel
0
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel
0
2. Kimiawi
2.1. Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan.
A. Bahan Anorganik
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Antimon (mg/liter) 0.005
Air Raksa (mg/liter) 0.001
Arsenic (mg/liter) 0.01
Thesis 25305020 E-1
Lampiran E
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Barium (mg/liter) 0.7
Boron (mg/liter) 0,3
Kadmium (mg/liter) 0,003
Kromium (Valensi 6) (mg/liter) 0,05
Tembaga (mg/liter) 2
Sianida (mg/liter) 0.07
Fluorida (mg/liter) 1,5
Timbal (mg/liter) 0.01
Molybdenum (mg/liter) 0.07
Nikel (mg/liter) 0.02
Nitrat (sebagai N03) (mg/liter) 50
Nitrit (sebagai NO2) (mg/liter) 3
Selenium (mg/liter) 0.01
B. Bahan Organik
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Chlorinated alkanes
Carbon tetrachloride (µg/liter) 2
Dichloromethane (µg/liter) 20
1,2-dichloroethane (µg/liter) 30
1,1,1-trichloroethane (µg/liter) 2000
Chlorinated ethenes
Vinyl chloride (µg/liter) 5
1,1-dichloroethene (µg/liter) 30
1,2-dichloroethene (µg/liter) 50
Trichloroethene (µg/liter) 70
Tetrachloroethene (µg/liter) 40
Aromatic hydrocarbons
Benzene (µg/liter) 10
Toluene (µg/liter) 700
Thesis 25305020 E-2
Lampiran E
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Xylenes (µg/liter) 500
Benzo[a]pyrne (µg/liter) 0,7
Chlorinated benzenes
Monochlorobenzene (µg/liter) 300
1,2-dichlorobenzene (µg/liter) 1000
1,4-dichlorobenzene (µg/liter) 300
Trichlorobenzenes (togal) (µg/liter) 20
Lain-lain
Di(2-ethyl hexy)adipate (µg/liter) 80
Di(2-ethylhexyl) phthalate (µg/liter) 8
Acrylamide (µg/liter) 0,5
Epichlorohydrin (µg/liter) 0,4
Hexachlorobutadiene (µg/liter) 0,6
Edetic acid (EDTA) (µg/liter) 200
Tributyltin oxide (µg/liter) 10
C. Pestisida
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Alachlor (µg/liter) 20
Aldicarb (µg/liter) 10
Aldrin/dieldrin (µg/liter) 0,03
Atrazine (µg/liter) 2
Bentazone (µg/liter) 30
Carbofuran (µg/liter) 5
Chlordane (µg/liter) 0,2
Chlorotoluron (µg/liter) 30
DDT (µg/liter) 2
1,2-dibromo - (µg/liter)
3-chloropropane (µg/liter) 1
2,4-D (µg/liter) 30
Thesis 25305020 E-3
Lampiran E
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
1,2-dichloropropane (µg/liter) 20
1,3-dichloropropene (µg/liter) 20
Heptachlor and (µg/liter)
Heptachlor epoxide (µg/liter) 0,03
Hexachlorobenzene (µg/liter) 1
Isoproturon (µg/liter) 9
Lindane (µg/liter) 2
MCPA (µg/liter) 2
Methoxychlor (µg/liter) 20
Metolachlor (µg/liter) 10
Molinate (µg/liter) 6
Pendimethalin (µg/liter) 20
Pentachlorophenol (µg/liter) 9
Permethrin (µg/liter) 20
Propanil (µg/liter) 20
Pyridate (µg/liter) 100
Simazine (µg/liter) 2
Trifluralin (µg/liter) 20
Chlorophenoxy (µg/liter)
Herbicides (µg/liter)
selain 2,4D dan MCPA (µg/liter)
2,4-DB (µg/liter) 90
Dichlorprop (µg/liter) 100
Fenoprop (µg/liter) 9
Mecoprop (µg/liter) 10
2,4,5-T (µg/liter) 9
D. Desinfektan dan hasil sampingannya
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Monochloramine (mg/liter) 3
Thesis 25305020 E-4
Lampiran E
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Chlorine (mg/liter) 5
Bromate (µg/liter) 25
Chlorite (µg/liter) 200
Chlorophenol (µg/liter)
2,4,6-trichlorophenol (µg/liter) 200
Formaldehyde (µg/liter) 900
Trihalomethanes
Bromoform (µg/liter) 100
Dibromochloromethane (µg/liter) 100
Bromodichloromethane (µg/liter) 60
Chloroform (µg/liter) 200
Chlorinated acetic acids
Dichloroacetic acid (µg/liter) 50
Trichloroacetic acid (µg/liter) 100
Chloral hydrate (µg/liter)
(trichloroacetaldehyde) (µg/liter) 10
Halogenated acetonitriles
Dichloroacetonitrile (µg/liter) 90
Dibromoacetonitrile (µg/liter) 100
Trichloracetonitrile (µg/liter) 1
Cyanogen chloride
(sebagai CN) (µg/liter) 70
2.2 Bahan Kimia yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada
konsumen
A. Bahan Anorganik
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Ammonia mg/l 1,5
Alumunium mg/l 0,2
Thesis 25305020 E-5
Lampiran E
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Klorida mg/l 250
Tembaga mg/l 1
Kesadahan mg/l 500
Hidrogen Sulfida mg/l 0.05
Besi mg/l 0.3
Mangan mg/l 0.1
pH - 6,5-8,5
Sodium mg/l 200
Sulfat mg/l 250
Total zat padat terlarut mg/l 1000
Seng mg/l 3
B. Bahan Organik, Desinfektan dan hasil sampingannya
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Organik
Toluene (µg/l) 24-170
Xylene (µg/l) 20-1800
Ethylbenzene (µg/l) 2-200
Styrene (µg/l) 4-2600
Monochlorobenzene (µg/l) 10-120
1,2-dichlorobenzene (µg/l) 1 -10
1,4-dichlorobenzene (µg/l) 0,3-30
Trichloorbenzenes (total) (µg/l) 5-50
Deterjen (µg/l) 50
Desinfektan dan hasil sampingannya
Chlorine (µg/l) 600-1000
2-chlorophenol (µg/l) 0.1 -10
2,4-dichlorophenol (µg/l) 0,3-40
Thesis 25305020 E-6
Lampiran E
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
2,4,6-trichlorophenol (µg/l) 2-300
3. Radioaktifitas
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Gross alpha activity (Bq/liter) 0,1
Gross beta activity (Bq/liter) 1
4. Fisik
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan Keterangan
1 2 3 4
Parameter Fisik
Warna TCU 15
Rasa dan bau _ _ tidak berbau dan berasa
Temperatur °C Suhu udara ± 3`C
Kekeruhan NTU 5
Thesis 25305020 E-7
Lampiran F
LLaammppiirraann FF Data Hasil Percobaan
F.1 Percobaan Pendahuluan
Tabel F-1 Kelarutan Ozon Pada Aquades, 0.5 lpm
depan belakang Waktu (mnt) [O3] pH T ('C) [O3] pH T ('C) 0 0 6.26 25 0 6.26 25 10 0.15 5.98 25.1 0.17 6.04 25.3 20 0.14 5.92 25.3 0.16 5.86 25.4 30 0.2 5.66 25.2 0.19 5.64 25.4 40 0.15 5.55 25.2 0.15 5.45 25.4 60 0.22 5.93 25.5 0.18 5.62 25.4 90 0.19 5.47 25.6 0.2 4.86 25.8 120 0.21 4.77 25.8 0.2 5.04 25.9
Tabel F-2 Kelarutan Ozon Pada Air Kran, 0.5 lpm
Waktu (mnt) [O3] pH T ('C)
0 0 7.1 25.4 10 0.05 7.48 25.3 20 0.06 7.03 25.4 30 0.07 7.17 25.7 40 0.08 7.29 26.4 60 0.12 7.2 26.6 90 0.15 7.04 26.8
120 0.14 7.3 26.6
Tabel F-3 Kelarutan Ozon Pada Air Sumur
t 0.5lpm t 1lpm t 2lpm 0 0 0 0 0 0
10 0.18 20 0.36 30 0.52 30 0.54 30 0.29 40 0.46 60 0.38 60 0.9 60 0.69 90 0.64 90 0.85 90 0.980 120 0.67 120 0.94 120 0.89
Thesis 25305020 F-1
Lampiran F
Tabel F-4 Produksi Ozon Generatpr
Debit Udara 2 Lpm 1 Lpm 0.5 Lpm 2 Lpm
Waktu 1.5 detik 3 detik 6 detik 1.5 detik Volume sampel 50 mL 50 mL 50 mL 50 mL
Produksi ozon 66.67 ppm/detik 33.33 ppm/detik 16.67 ppm/detik 66.67 ppm/detik
F.2 Percobaan Utama
Tabel F-5 Ozonasi Sumur 1, 0.5 lpm t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4
0 7.07 27.2 0.522 3.58 0.00 0.85 2.347 10 7.21 27.4 0.098 0.67 81.23 1.40 4.067 20 7.47 27.6 0.026 0.18 95.02 1.55 4.537 30 7.66 27.6 0.026 0.18 95.02 1.25 3.598 40 7.77 27.5 0.012 0.08 97.70 0.65 1.721 60 7.95 27.5 0.005 0.03 99.04 1.25 3.598 90 8.06 27.9 0.033 0.23 93.68 0.90 2.503
120 8.15 28.2 0.045 0.31 91.38 1.00 2.816
Tabel F-6 Ozonasi Sumur 1, 0.5 lpm t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO40 7.26 28.4 0.522 3.58 0.00 0.85 2.347
10 7.29 28.1 0.091 0.62 82.57 1.40 4.067 20 7.53 28.4 0.046 0.32 91.19 2.78 8.369 30 7.64 28.5 0.005 0.03 99.04 2.00 5.945 40 7.86 28.7 0.003 0.02 99.43 1.14 3.254 60 7.98 28.7 0.01 0.07 98.08 2.45 7.352 90 8.08 28.9 0.013 0.09 97.51 2.75 8.291 120 8.27 29.1 0.03 0.21 94.25 1.10 3.129
Tabel F-7 Ozonasi Sumur 1, 1 lpm
t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO40 7.42 27.4 0.454 3.11 0.00 0.75 2.034
10 7.63 27.4 0.035 0.24 92.29 1.60 4.693 20 7.83 27.3 0.008 0.05 98.24 1.40 4.067 30 7.98 27.6 0.005 0.03 98.90 1.90 5.632 40 8.11 27.7 0.007 0.05 98.46 2.45 7.352 60 8.2 27.7 0.011 0.08 97.58 1.90 5.632 90 8.32 28 0.039 0.27 91.41 2.00 5.945 120 8.36 28.1 0.04 0.27 91.19 1.95 5.788
Thesis 25305020 F-2
Lampiran F
Tabel F-8 Ozonasi Sumur 1, 1 lpm
t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO40 7.59 27.7 0.454 3.11 0.00 0.75 2.034
10 7.79 27.6 0.05 0.34 88.99 1.00 2.816 20 7.99 28 0.005 0.03 98.90 1.10 3.129 30 8.09 28.2 0.007 0.05 98.46 0.95 2.659 40 8.15 28.2 0.002 0.01 99.56 1.85 5.475 60 8.23 28.3 0.054 0.37 88.11 2.10 6.257
Tabel F-9 Ozonasi Sumur 1, 2 lpm
t A (Fe) [Fe] A (Fe) [Fe] [Fe] Penyisihan 0 0.454 3.11 0.454 3.109589 3.109589041 0.00
10 0.028 0.19 0.045 0.342466 0.267123288 91.41 20 0.011 0.08 0.006 0.034247 0.054794521 98.24 30 0.0048 0.03 0.0062 0.047945 0.040410959 98.70 40 0.0056 0.04 0.0016 0.013699 0.026027397 99.16 60 0.009 0.06 0.043 0.369863 0.215753425 93.06
Tabel F-10 Ozonasi Sumur 2, 0.5 lpm
t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan0 7.44 25.7 0.286 1.96 0.00 0 7.44 25.7 0.182 1.25 36.36
10 7.58 25.8 0.081 0.55 71.68 20 7.62 25.8 0.057 0.39 80.07 30 7.72 25.7 0.032 0.22 88.81 40 7.81 26 0.049 0.34 82.87 60 7.92 26.3 0.076 0.52 73.43 90 8.01 26.4 0.043 0.29 84.97
Tabel F-11 Ozonasi Sumur 2, 1 lpm
t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan0 7.12 26.4 0.44 3.01 0.00 0 7.12 26.4 0.305 2.09 30.68
10 7.46 26.5 0.092 0.63 79.09 20 7.66 26.5 0.069 0.47 84.32 30 7.76 26.4 0.029 0.20 93.41 40 7.85 26.5 0.069 0.47 84.32 60 7.92 26.5 0.043 0.29 90.23 90 8.03 26 0.029 0.20 93.41
Tabel F-12 Ozonasi Sumur 2, 2 lpm t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan0 7.47 26.8 0.327 2.24 0.00
Thesis 25305020 F-3
Lampiran F
0 7.47 27 0.225 1.54 31.19 10 7.64 27 0.042 0.29 87.16 20 7.78 27 0.043 0.29 86.85 30 7.94 27 0.01 0.07 96.94 40 8.03 27.1 0.011 0.08 96.64 60 7.98 27.3 0.026 0.18 92.05 90 8.1 27.4 0.019 0.13 94.19
Tabel F-13 Ozon/UV Sumur 1, 0.5 lpm
t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.69 27.4 0.327 2.24 0.00 1.04 2.941
10 7.76 27.7 0.083 0.57 74.62 4.25 12.984 20 7.88 27.8 0.023 0.16 92.97 1.30 3.754 30 7.98 27.7 0.015 0.10 95.41 1.55 4.537 40 8.01 28.2 0.013 0.09 96.02 0.90 2.503 60 8.06 28.7 0.018 0.12 94.50 0.70 1.877 90 8.19 29.1 0.026 0.18 92.05 1.15 3.285 120 8.26 29.9 0.08 0.55 75.54 1.15 3.285
Tabel F-14 Ozon/UV Sumur 1, 1 lpm
t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.85 26.7 0.203 1.39 0.00 1.15 3.285
10 7.93 26.7 0.045 0.31 77.83 1.20 3.442 20 8.05 26.7 0.022 0.15 89.16 1.10 3.129 30 8.17 27.2 0.015 0.10 92.61 1.20 3.442 40 8.21 27.3 0.03 0.21 85.22 1.25 3.598 60 8.26 27.6 0.017 0.12 91.63 1.00 2.816 90 8.29 28.3 0.026 0.18 87.19 0.95 2.659 120 8.35 28.6 0.019 0.13 90.64 3.00 9.073
Tabel F-15 Ozon/UV Sumur 1, 2 lpm
t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.89 26.8 0.248 1.70 0.00 0 7.89 26.8 0.126 0.86 49.19 0.85 2.347 0 7.89 26.8 0.248 1.70 0.00
10 8.01 26.9 0.045 0.31 81.85 1.15 3.285 20 8.1 27 0.035 0.24 85.89 0.95 2.659 30 8.2 27.4 0.018 0.12 92.74 2.15 6.414 40 8.24 27.5 0.026 0.18 89.52 2.00 5.945 60 8.39 27.9 0.018 0.12 92.74 2.20 6.570 90 8.45 28.2 0.041 0.28 83.47 2.20 6.570 120 8.5 28.8 0.038 0.26 84.68 2.80 8.448
Thesis 25305020 F-4
Lampiran F
Tabel F-16 Ozon/UV Sumur 2, 0.5 lpm
t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan0 7.8 26.8 0.243 1.66 0.00
10 7.91 27.8 0.115 0.79 52.67 20 8.03 27.8 0.048 0.33 80.25 30 8.08 27.9 0.059 0.40 75.72 40 8.15 28 0.06 0.41 75.31 60 8.23 28.3 0.055 0.38 77.37 90 8.22 29.2 0.105 0.72 56.79
Tabel F-17 Ozon/UV Sumur 2, 1 lpm
t pH A (%
eT Fe) [Fe] P nyisihan0 .7 7. .0 0.07 3 2 5 0.294 2 1 0
10 .8 7. .7 54 7 8 2 5 0.111 0 6 .3220 .9 7. .7 55 7 6 2 6 0.108 0 4 .5630 .2 7. .7 57 8 6 2 6 0.104 0 1 .2040 8.3 7. .7 542 5 0.111 0 6 .3260 .3 7. .8 47 8 3 2 6 0.127 0 7 .7490 .3 28 .9 41 8 6 0.143 0 8 .15
Tabel F-18 Ozon/UV Sumur 2, 2 lpm
t pH e) e hT A (F [F ] % Penyisi an0 7.73 27 0.00 .5 0.294 2.01
10 7.81 27.5 0.108 0.74 63.27 20 7.89 27.6 0.11 0.75 62.59 30 8.05 27.6 0.11 0.75 62.59 40 8.15 27.5 0.102 0.70 65.31 60 8.2 27.6 0.108 0.74 63.27 90 8.23 328 0.12 0.84 58.16
Tabel F-19 TOC
O3 saja o3 +uv t TOC Total TOC D Penyisihan t TOC Total TOC D Penyisihan Penyisihan 0 9 5 0 0 9 5 0 44.4 5 8 3 11.1 5 6 3 33.3 66.6 10 6 3 33.3 10 3 2 66.6 77.7 15 6 5 33.3 15 2 1 77.7 88.8 20 6 5 33.3 20 0 0 100 100 25 4 4 55.5 25 0 0 100 100
Thesis 25305020 F-5
Lampiran H
LLaammppiirraann HH Analisa Statistika
Uji ANOVA dilakukan terhadap penyisihan besi dari air. Sebelum dilakukan uji ANOVA
data terlebih dahulu perlu diuji aakah terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas
data dilakukan dengan metode Chi-Kuadrat menggunakan program SPSS. Hasil uji
normalitas penyisihan besi dari air tanah ditampilkan pada tabel H-2 dan H-3 berikut:
Tabel H-1 Data Analisa Statistik
Level Faktor Efesiensi
Sumur Debit
Pemompaan, Lpm
UV watt R1 R2
Total
0.50 95.02 91.19 186.21 1.00 98.24 98.90 197.14 2.00
0.00 98.56 99.01 197.57
0.50 92.64 93.29 185.93 1.00 89.16 88.73 177.89
1.00
2.00 3x10
85.89 85.94 171.83 0.50 80.07 80.00 160.07 1.00 84.32 83.78 168.10 2.00
0.00 86.85 86.89 173.74
0.50 85.19 85.09 170.28 1.00 81.18 81.61 162.79
2.00
2.00 3x10
81.05 80.98 162.03 Total 1058.16 1055.41 2113.57
Tabel H-2 Hasil Uji Chi- Kuadrat
Tabel H-3 VAR00001 Chi-Square(a) ,000df 23Asymp. Sig. 1,000
a 24 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1,0.
Tabel H-3Test Normalitas
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00001 ,156 24 ,133 ,907 24 ,030 a Lilliefors Significance Correction
Thesis 25305020 H-1
Lampiran H
ANOVA
Tabel H-4 Berbagai Variasi Kondisi Oksidasi Besi Faktor Level 1 Level 2 Level 3
Sumber Air (A) Sumur 1 Sumur 2
Debit Pemompaan (B) 0,5 lpm 1 lpm 2 lpm
UV (C ) 0 watt 3 x 10 watt
1. Hipotesis: H0 = α1 = α2 = 0
β1 = β2 = β3
γ1 = γ2 ;
(α β)11 = (α β)12 =….= (α β)23 = 0
(α γ)11 = (α γ)12 =….= (α γ)22 = 0
(β γ)11 = (β γ)12 =….= (β γ)32 = 0
(α β γ)111 = (α β γ)121 =….= (α β γ)232 = 0
Ha = nilai α, β, γ, (α β), (αγ), (β γ), (α β γ), dan ρ ≠ 0
Tingkat Kepercayaan,α =0.05 (5%) untuk seluruh pengujian.
2. Kriteria a = 2, b = 3, c = 2, r = 2
a. Untuk replikasi df-numerator = r-1 = 1
df-denumerator = (abc-1)(r-1) = 11
Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11))
b. Untuk efek utama
Sumber Air (A) df-numerator = b-1 = 1
df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11
Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11))
Debit Pemompaan df-numerator = b-1 = 2
df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11
Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))
Sinar UV df-numerator = c-1 = 1
df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11
Thesis 25305020 H-2
Lampiran H
Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11))
c. Untuk interaksi dua faktor
Sumber air- debit pemompaan (AB) df-numerator = (a-1)(b-1) = 2
df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11
Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))
Sumber air- sinar UV(AC) df-numerator = (a-1)(c-1) = 1
df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11
Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11))
Debit pemompaan-Sinar UV (BC) df-numerator = (b-1)(c-1) = 2
df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11
Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))
d. Untuk interaksi tiga faktor
Sumber Air-Debit Pemompaan-Sinar UV df-numerator = (a-1)(b-1)(c-1) = 2
df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11
Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))
3. Perhitungan dengan ANOVA dua arah untuk penyisihan besi
Dari data pada tabel H-1 dilakukan perhitungan sebagai berikut:
a. 21,1861332232
2113,57 abcrT C
22
===xxx
b. [ ]∑ =+++=−= 937,81186133,21-98,80.....19,9195,02 C 2222ijxSST
c. [ ] 929.60 1862133,21-03,162...186,2121 C -T
r1 SS(Tr) 222
a =++== ∑
d. [ ] 0.32 1862133,21-41,10551058,16232
1 CTabc1 SSR 222
b =+=−= ∑ xx
e. SSE = SST - SSTr – SSR = 7.90
4. Selanjutnya SS(Tr) dipisah menjadi:
a. Efek utama = SSA, SSB, SSC
b. Interaksi dua faktor = SS(AB), SS(AC), SS(BC)
c. Interaksi tiga faktor = SS (ABC)
Thesis 25305020 H-3
Lampiran H
4.a Interaksi AB
Untuk mengatahui interaksi AB, data ada tabel H-1 disusun kembali dengan
hanya memuat faktor A dan B saja seperti pada tabel H-5
Tabel H-5 Data Interaksi AB B
A 0.50 1.00 2.00 T 1.00 372.14 375.02 369.40 1116.56 2.00 330.35 330.89 335.77 997.01
T 702.49 705.92 705.17 2113.57 Dari data dihitung nilai dari:
[ ] 94,60321,186213377,335...02,37514,37222
1
cr1 SS(Tr)AB
222
2
=−+++=
−×
= ∑
x
Cxij
[ ]∑ =+=−= ,53955186133,21-01,9971116,56 223
1 C1 222
xxT
bxcxrSSA a
[ ] ,810186133,21-77,70592,705702,49 222
1
1
222
2
=++=
= ∑
xx
Taxcxr
SSB b
60,781,053,59594,603)()( =−−=−−= SSBSSAABTrSSABSS
4.b Interaksi AC
Untuk mengatahui interaksi AC, data ada tabel H-1 disusun kembali dengan
hanya memuat faktor A dan C saja seperti pada tabel H-6
Tabel H-6 Data Interaksi AC C
A 0.00 3x10 T 1.00 580.91 535.65 1116.56 2.00 501.91 495.10 997.01
T 1082.83 1030.75 2113.57 Dari data dihitung nilai dari:
[ ] 13,77021,186213310,495...65,53591,58032
1
br1 SS(Tr)AC
222
2
=−+++=
−×
= ∑
x
Cxij
Thesis 25305020 H-4
Lampiran H
[ ] ,00113186133,21-75,10301082,83 223
1 C1 222 =+=−= ∑ xxT
bxaxrSSC b
60,6100,11353,59513,770)()( =−−=−−= SSCSSAACTrSSACSS
4.b Interaksi BC
Untuk mengatahui interaksi BC, data ada tabel H-1 disusun kembali dengan
hanya memuat faktor B dan C saja seperti pada tabel H-7
Tabel H-7 Data Interaksi BC B
C 0.50 1.00 2.00 T 0.00 346.28 365.24 371.31 1082.83 3X10 356.21 340.68 333.86 1030.75
T 702.49 705.92 705.17 2113.57
Dari data dihitung nilai dari:
[ ] 85,26321,186213386,333...24,36528,38622
1
ar1 SS(Tr)BC
222
2
=−+++=
−×
= ∑
x
Cxij
04,15000,11381,085,263)()( =−−=−−= SSCSSBBCTrSSBCSS
[ ]02,1
)()(=
+++++−= SSBCSSACSSABSSCSSBSSATrSSABCSS
Rekapitulasi hasil perhitungan ANOVA tersebut di atas ditampilkan pada tabel H-8
Tabel H-8 Rekapitulasi ANOVA sumber variasi df SS MS F hit F HIPOTESIS
replikasi 1.00 0.32 0.32 0.44 4.84 diterima efek utama:
A 1.00 595.53 595.53 829.43 4.84 ditolak B 2.00 0.81 0.41 0.57 3.98 diterima C 1.00 113.00 113.00 157.38 4.84 ditolak
interaksi 2 faktor AB 2.00 7.60 3.80 5.29 3.98 ditolak AC 1.00 61.60 61.60 85.80 4.84 ditolak BC 2.00 150.04 75.02 104.48 3.98 ditolak
Thesis 25305020 H-5