per. 5 risiko kurs

16
MANAJEMEN RESIKO RANGKUMAN MATERI KULIAH RESIKO KURS Oleh: I Gusti Ngurah Agung Putra Dwipayana 1315251038 (27)

Upload: putra-dwipayana

Post on 17-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Manajemen Resiko: resiko Kurs

TRANSCRIPT

MANAJEMEN RESIKORANGKUMAN MATERI KULIAH RESIKO KURS

Oleh:I Gusti Ngurah Agung Putra Dwipayana1315251038 (27)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS UDAYANADENPASARGENAP2014/2015Resiko Perubahan KursKurs adalaha nilai suatau mata uang relatif terhadap amata uang lainnya. Sebagai contoh, kurs Rp/$ barangkalai dituliskan sebagai berikut ini Rp10.000/$. Kurs tersebut memunyai arti bahwa satu dolar Amerika Serikat nilainya sama dengan 10.000 rupiah. Mata uang suatu negara merupakan cerminan kondisi ekonomi suatu negara. Jika perekonomian suatu negara membaik, maka mata uang negara tersebut cenderung menguat terhdap mata uang negara lainnya. Karena itu, jika mata uang suatu negara melelamh terhdapa mata uang negara lain, maka ada kemungkinan bahwa kondisi negara tersebut melemah dibandingkan dengan sebelumnya.Jika suatau negara menentapkan kurs mata uangnya terhadap mata uang lain maka perubahan kurs tidak lagi terjadi melalui mekanisme pasar. Perubahan kurs dilakukan oleh pemerintah secara resmi.Mata uang menguatMata uang melemah

Sistem Kurs BebasApresiasiDepresiasi

Sistem Kurs TetapRevaluasiRevaluasi

Tabel berikut ini menyajikan contoh perhitungan apresiasi dan depresiasi suatu mata uang terhadap mata uang lainnya (perubahan kurs).Rupiah Melemah Terhadap $Rupiah Menguat Terhadap $

Kurs Awal TahunRp10.000/ $Rp 10.000/$

Kurs Akhir TahunRp 12.000/$Rp 8.000/$

Berapa persen pelemahan/ penguatan $ terhadap Rp(12.000 - 10.000)/(10.000) x 100% = 20%(8.000- 10.000)/(1 0.000) x100% = -20%

Berapa persen pelemahan/ penguatan Rp terhadap $(10.000 - 12.000)/12.000 x 100% = -16,67%(10.000 - 8.000) / 8.000 x 100% = 25%

Kolom (2) pada tabel di atas menyajikan situasi di mana rupiah melemah dari Rp10.000/$ pada awal tahun menjadi Rpl2.000/$ pada akhir tahun. Dalam situasi tersebut, dolar mengalami apresiasi terhadap rupiah sebesar 20%. Jika kita menggunakan sudut pandang rupiah, maka kita mengatakan bahwa rupiah melemah terhadap dolar sebesar 16,67%. Tanda positif menunjukkan penguatan, sementara tanda negatif menunjukkan pelemahan. Perhatikan bahwa penguatan dolar terhadap rupiah tidak harus sama angkanya dengan pelemahan terhadap dolar. Kolom (3) menyajikan contoh perhitungan situasi di mana rupiah menguat terhadap dolar.Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan KursPerbedaan Inflasi. Inflasi suatu negara yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara lainnya menyebabkan kurs mata uang negara tersebut melemah. Hubungan yang lebih formal atas pernyataan tersebut bisa dilihat melalui persamaan kondisi paritas Purchasing Power Parity sebagai berikut ini.et/eO = (l + ih)1/(l + if)1di mana et = kurs pada periode te0 = kurs pada awal periodeih = inflasi pada negara domestik (home)if = inflasi pada negara asingt = waktuSebagai contoh, misalkan kurs awal Rp/$ adalah Rp10.000/$. Inflasi di Indonesia dan Amerika Serikat adalah 20% dan 5%, berturut-turut. Kurs Rp/$ satu tahun mendatang menurut model tersebut adalahel = 10.000 (1 + 0,2)7 (1 + 0,05)' = Rpll.429/$.

Perbedaan Tingkat Bunga. Tingkat bunga bisa dibedakan menjadi tingkat bunga nominal dan tingkat bunga riil. Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang bisa diobservasi. Sebagai contoh, jika kita memperoleh informasi tingkat bunga deposito sebesar 12% pertahun, maka tingkat bunga tersebut merupakan tingkat bunga nominal. Tingkat bunga riil tidak bisa diobservasi secara langsung. Negara yang mempunyai tingkat bunga nominal yang tinggi, mata uangnya cenderung mengalami depresiasi. Secara formal, kondisi paritas international fisher effect meringkaskan situasi tersebut melalui formula berikut ini.et/e0 = (1 + rj/t (1 + rf)'Dimana: et = kurs pada periode tet = kurs pada awal perioderh = tingkat bunga nominal pada negara domestik (horns) rf = tingkat bunga nominal pada pada negara asing t = waktuSebagai contoh, misalkan kurs awal Rp/$ adalah Rp10.000/$. Tingkat bunga di Indonesia dan Amerika Serikat adalah 20% dan 5%, berturut-turut. Kurs Rp/$ satu tahun mendatang menurut model international fisher effect adalahel = 10.000 (1 + 0,2)1/ (1 + 0,05)' = Rpll.429/$Menurut prediksi international fisher effect, rupiah melemah menjadi Rpll.429. Dengan kata lain, negara yang mempunyai tingkat bunga yang lebih tinggi, mata uangnya akan cenderung melemah (depresiasi). Bukti empiris nampaknya mendukung prediksi tersebut. Tingkat bunga riil berpengaruh positif terhadap nilai mata uang. Dengan kata lain, negara yang mempunyai tingkat bunga riil, maka mata uang negara tersebut cenderung menguat. Alasannya adalah, uang akan mengalir ke negara dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, misalkan tingkat bunga riil di Indonesia adalah 5%, sementara tingkat bunga riil di Amerika Serikat adalah 3%. Dana akan mengalir dari Amerika Serikat ke Indonesia. Aliran modal tersebut menyebabkan permintaan terhadap rupiah meningkat sehingga rupiah akan menguat terhadap dolar AS. Pada waktu tingkat bunga riil keduanya sama, misal sama-sama 4%, aliran dana akan berhenti. Sayangnya tingkat bunga riil tidak bisa diobservasi langsung. Tingkat bunga riil tersebut bisa dihitung secara tidak langsung melalui persamaan berikut ini.( 1 + R) = (1 + a) (1 + i)Dimana: R = tingkat bunga nominal a = tingkat bunga riil i = inflasiPersamaan di atas bisa disederhanakan menjadi berikut ini.(1 + R) = (1 + a + i + a.i)Kemudian, karena perkalian a.i menghasilkan angka yang sangat kecil maka perkalian tersebut bisa dianggap nol, sehingga persamaan di atas disederhanakan menjadi: R = a+ iTingkat bunga nominal sama dengan tingkat bunga riil ditambah inflasi. Jika inflasi meningkat, maka tingkat bunga nominal mempunyai kecenderungan meningkat Karena itu meningkatnya tingkat bunga nominal biasanya disebabkan oleh meningkatnya inflasi, dan karena itu mata uang negara cenderung melemah.Independensi Bank Sentral. Negara yang mempunyai bank sentral yang independen akan cenderung mempunyai mata uang yang lebih kuat, dan sebaliknya. Yang dimaksud independensi disini adalah kemampuan bertahan dari tekanan (biasanya) pemerintah yang sedang berkuasa. Negara yang bank sentral kurang independen akan gampang ditekan untuk mencetak uang lebih banyak, yang mendorong inflasi, dan menurunkan nilai mata uang negara tersebut. Negara yang bank sentralnya independen akan bertahan terhadap tekanan semacam itu, dan bisa mengendalikan inflasi negara tersebut. Mata uang negara semacam itu akan cenderung menguat.Pertumbuhan ekonomi. negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menarik banyak investor. Banyak investor yang ingin masuk, yang menyebabkan naiknya permintaan terhadap mata uang tersebut. Mata uang tersebut akan. meningkat nilainya karena banyak permintaan terhadap mata uang tersebut.Ekspektasi. Mata uang bisa dilihat sebagai sekuritas, sehingga bisa digunakan sebagai alat investasi. Pengharapan masa mendatang cukup menentukan nilai suatu sekuritas. Jika investor memperkirakan perusahaan tertentu akan mempunyai prospek yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan meningkat, meskipun saat ini perusahaan tersebut tidak atau belum mengalami perubahan yang signifikan. Tetapi karena investor cenderung mengantisipasi, maka investor akan membeli tanpa menunggu kenyataan yang terjadi di lapangan. Investor harus bertindak cepat atas informasi yang diperolehnya, jika tidak, maka ia akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Jika pengharapan terhadap suatu mata uang positif, maka mata uang suatu negara akan menguat, dan sebaliknya.Jika kita ingin melihat pengaruh faktor tersebut dengan jelas, maka kita harus mengontrol faktor lain (cateris paribus).FaktorPengaruh terhadap Kurs

Inflasi tinggiTingkat bunga nominal tinggiTingkat bunga riil tinggiPertumbuhan ekonomi tinggiIndependensi bank sentral tinggi Ekspektasi positif (negatif)Depresiasi Depresiasi Apresiasi Apresiasi Apresiasi Apresiasi (depresiasi)

Eksposur Terhadap Perubahan KursJika kurs berubah-ubah seperti yang dijelaskan di muka, bagaimana pengaruhnya terhadap organisasi. Eksposur apa yang dihadapi oleh organisasi? Literatur keuangan internasional membagi tiga jenis eksposur yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan perubahan kurs, yaitua. Eksposur TransaksiEksposur transaksi adalah eksposur yang terjadi karena perusahaan memasuki kontrak tertentu, yang kemudian memunculkan sejumlah nilai uang yang rentan terhadap perubahan kurs. Sebagai contoh, misalkan importir Indonesia membeli barang dari Amerika Serikat senilai $1 juta. Pembayaran dilakukan tiga bulan mendatang. Kewajiban melunasi hutang dagang tersebut senilai $1 juta rentan terhadap perubahan kurs di masa mendatang. Jika kurs Rp/$ tiga bulan mendatang, pada saat hutangnya jatuh tempo, melemah, maka ia akan mengalami kerugian karena harus menyediakan rupiah yang lebih banyak. Sebagai contoh, jika kurs Rp/$ jatuh menjadi Rp20.000/$, padahal saat ini kurs Rp/$ adalah Rp10.000/$, maka ia harus menyediakan rupiah dua kali lebih banyak. Tetapi jika kurs rupiah tiga bulan mendatang menguat terhadap dolar, importir tersebut akan memperoleh keuntungan. Sebagai contoh, misal tiga bulan mendatang kurs Rp/$ menjadi 7,p5.000/$, maka ia akan menyediakan rupiah lebih sedikit (separuh dari rupiah yang disediakan saat ini).b. Eksposur Akuntansi Eksposur akuntansi terjadi karena laporan keuangan dengan mata uang tertentu, kemudian dikonversikan ke laporan keuangan dengan mata uang lain, rentan (terekspos) terhadap perubahan kurs. Perubahan kurs bisa menyebabkan proses konversi semacam itu menghasilkan keuntungan atau kerugian. Sebagai ilustrasi, misalkan suatu perusahaan multinasioaal Amerika Serikat, memiliki anak perusahaan di Indonesia. Misalkan neraca anak perusahaan tersebut pada awal tahun terlihat berikut ini (lihat kolom 2).Tabel 12.3 Ekspasur AkuntansiDalam RpAwal tahun ($) Kurs= Rp5.000/$Akhir tahun ($) Kurs=Rp10.000$

KasPiutang dagang Persediaan Aktiva Tetap

Total Aset 1.000.000 2.000.000 2.000.000 5.000.0002004004001.000100 200 200500

10.000.0002.0001.000

Hutang dagang Hutang jangka panjang Modal saham Total pasiva 2.000.000 2.000.000 6.000.000400 400 1.200200200 600

10.000.0002.0001.000

Total aset adalah Rp10 juta. Karena neraca tersebut dalam rupiah, sedangkan perusahaan multinasional tersebut merupakan perusahaan Amerika Serikat, maka neraca tersebut perlu dikonversi ke $. Misalkan kurs awal tahun adalah Rp 1.000/ $, kolom (3) tabel di atas menyajikan hasil dari proses konversi tersebut. Terlihat bahwa total aset perusahaan adalah $2.000, modal saham adalah $1.200. Misalkan satu tahun kemudian perusahaan tidak melakukan aktivitas apa-apa, sehingga nilai ekonomis perusahaan tersebut sama antara awal tahun dengan akhir tahun. Satu-satunya perbedaan adalah kurs berubah, yaitu rupiah melemah dari Rp5.000/$ menjadi Rp10.000/$. Bagaimana efek perubahan kurs tersebut terhadap neraca anak perusahaan dalam dolar? Kolom (4) menyajikan hasil konversi dengan menggunakan kurs yang baru yaitu Rpl0.000/$. Terlihat total aset turun menjadi $1.000, modal saham turun nilainya menjadi $600. Penurunan modal saham tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian, yang menyebabkan modal sahamnya berkurang nilainya. Perhatikan bahwa kerugian tersebut bukan dikarenakan perubahan nilai ekonomis perusahaan, tetapi semata-mata karena perubahan kurs. Nilai ekonomis perusahaan sama antara awal tahun dengan akhir tahun.c. Eksposur OperasiEksposur operasi adalah operasi perusahaan yang rentan (terekspos) terhadap perubahan kurs. Sebagai ilustrasi, misalkan produsen mobil Jepang Toyota menjual mobilnya ke Amerika Serikat. Jika yen menguat terhadap dolar AS, maka harga mobil Toyota di Amerika Serikat akan menjadi lebih mahal dibandingkan dengan sebelumnya. Akibatnya daya saing mobil Toyota di Amerika Serikat menjadi turun. Tabel berikut ini menjelaskan kenapa demikian.Harga Toyota (dalam yen)Harga Toyota ($) Kurs adalah Y100/$Harga Toyota (S) Kurs adalah Y50/$

Yen 1.000$10$20

Misalkan harga mobil tersebut adalah 1.000 yen. Jika kurs yen/dolar adalah Yen 100/$, maka mobil tersebut akan mempunyai harga yaitu $10 (1.000 /10) di Amerika Serikat. Misalkan yen menguat terhadap dolar AS, menjadi Y50/$. Dengan kurs baru, harga mobil di Amerika Serikat menjadi $20. Terlihat harga mobil Toyota menjadi lebih mahal dibandingkan sebelumnya. Kenaikan harga tersebut bukan karena kenaikan harga mobil dalam yen (harga mobil dalam yen tetap), tetapi karena perubahan kurs saja.Karena harga mobil Toyota di Amerika Serikat semakin mahal, akibat selanjutnya adalah penjualan Toyota di AS berkurang, yang mengakibatkan kas masuk Toyota dari penjualan di Amerika Serikat berkurang. Di sisi lain, Toyota harus membayar input, tenaga kerja di Jepang. Jika pemasukan terganggu, maka operasi Toyota bisa terganggu karena pemasukan menjadi lebih sedikit, padahal pengeluaran tetap sama. Toyota dalam contoh di atas dikatakan mempunyai eksposur operasi, karena operasi Toyota rentan terhadap perubahan kurs.d. Eksposur EkonomiEksposur operasi digabung dengan eksposur transaksi menjadi eksposur ekonomi.Eksposur Ekonomi = Eksposur operasi + Eksposur transaksiEksposur ekonomi adalah nilai perusahaan yang rentan terhadap perubahan kurs. Sebagai ilustrasi, kembali ke contoh Toyota, karena penjualan Toyota berkurang, akibatnya adalah menurunnya aliran kas untuk Toyota. Karena aliran kas berkurang, nilai atau harga saham/Toyota bisa turun. Dengan demikian harga saham Toyota terekspos (rentan)/terhadap perubahan kurs.