per. 6 rmk risiko pasar
DESCRIPTION
Manajemen Resiko : Resiko PasarTRANSCRIPT
Risiko Pasar
Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang
merugikan organisasi. Pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai teknik
pengukuran risiko pasar dengan menggunakan deviasi standar, diikuti dengan
teknik VAR diteruskan dengan teknik stress-testing.
Deviasi Standar
Jika kita membicarakan distribusi normal, maka kita hanya memerlukan
dua parameter yaitu nilai rata - rata ( atau disebut juga sebagai nilai yang
diharapkan ) dan deviasi standarnya.
Konsep deviasi standar, distribusi normal, nilai rata - rata menjadi
landasan bagi perhitungan Value At Risk.
Kurva normal
Deviasi standar dipakai untuk menghitung penyimpangan dari nilai rata -
rata. Semakin besar deviasi standar, semakin besar penyimpangan. Penyimpangan
dipakai sebagai indikator risiko. Semakin besar penyimpangan, semakin besar
risiko. Perhitungan deviasi standar
E(R) = Ri / N
R2 = (Ri – E(R))2 / (N - 1)
R = ( R2 )1/2
Misalkan kita melakukan pengamatan tingkat keuntungan aset A dan Aset
B selama 10 bulan terakhuir. Tingkat keuntungan dapat dilihat pada kolom (2)
dan (3) pada tabel tingkat keuntungan historis
= deviasi
Standar
nilai rata-rata
Tabel 9.1 Tingkat keuntungan historis
Bulan Aset A (%) Aset B (%)
(1) (2) (3) R
12345678910
324,5345,23,54,2545
24541,548535
0,7140253,4040250,4290250,7140250,0240251,8360250,1190250,1640250,0240251,334025
4,62250,02250,72250,02257,02250,022514,82250,72251,32250,7225
Rata –rata 3,845 4,15
Jumlah 8,76225 30,025
Varians =Jumlah (N-1)
0,973583 3,336111
Tingkata keuntungan rata-rata untuk aset A adalah sebgai berikut ini.
E(RA) = (3 + 4 + 4,5 + ..... + 4 + 5) / 10 =3,845%
Perhitungan deviasi standar dimulai dari perhitungan varians. Varians bisa
dihitung sebagai berikut ini.
A2 = { (3 – 3,845)2 + (2 – 3,845)2 + ..... + (5 – 3,845)2 } / (10-1)
= 0,973583
A= √0,973583 = 0,9867%
Dengan cara yang sama tngkat keuntungan rata-rata dan devisiasi untuk aset B
bisa dihitung, dan hasilnya adalah
E(RB) = 4,15%
B = √3,336111 = 1,8265%
Karena devisiasi standar untuk aset B lebih besar dibandingkan deviasi
standar A, maka kita bisa mengatakan bahsa risiko B lebih besar dibandingkan
dengan risiko A.
Kia kita menggunakan profitabilitas, maka devisiasi standar bisa dihitung
dengan formula sebagai berikut:
E(R) = pi Ri
R2 = pi (Ri – E(R))2
R = ( R2 )1/2
Var ( Value At Risk )
Misal jika besok adalah hari yang jelek, berapa besar ( nilai rupiah ) dan
berapa besar kemungkinan ( probabilitas ) kerugian yang bisa dialami perusahaan
besok ( atau beberapa hari mendatang ), jawabannya besok ada kemungkinan
sebesar 5% bahwa kerugian perusahaan ( karena pergerakan harga pasar yang
tidak menguntungkan ) sebesar Rp 10 juta atau lebih. Dalam hal ini VAR
menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan nilai uang dari kerugian
tersebut ( Rp 10 juta ), dan besar kemungkinannya ( 5% )
Teknik perhitungan VAR bisa menggunakan metode historis, metode
analitis dan simulasi Monte-Carlo.
Var Metode Historis ( Back Simulation )
Return dapat dihitung dengan cara
Return = {[P(t+1) – Pt)] / Pt}*100%
Dimana Pt = return pada hari t
Pt+1 = return pada hari t+1
Metode historis mempunyai kelebihan yaitu tidak mengamsumsikan
distribusi tertentu dan sederhana. Namun ada juga kelemahannya seperti asumsi
bahwa data masa lalu bisa digunakan untuk memperediksi masa datang.
VAR portofolio = [ VAR X2 + VAR Y
2 + 2 x PXY X VARX VARY] 1/2
Dimana: VAR x = VAR (value at risk saham X)
VARy = VAR (value at risk saham Y)
Pxy = Korelasi return saham X dengan saham Y