per. 6 rmk risiko pasar

5
Risiko Pasar Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang merugikan organisasi. Pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai teknik pengukuran risiko pasar dengan menggunakan deviasi standar, diikuti dengan teknik VAR diteruskan dengan teknik stress-testing. Deviasi Standar Jika kita membicarakan distribusi normal, maka kita hanya memerlukan dua parameter yaitu nilai rata - rata ( atau disebut juga sebagai nilai yang diharapkan ) dan deviasi standarnya. Konsep deviasi standar, distribusi normal, nilai rata - rata menjadi landasan bagi perhitungan Value At Risk. Kurva normal Deviasi standar dipakai untuk menghitung penyimpangan dari nilai rata - rata. Semakin besar deviasi standar, semakin besar penyimpangan. Penyimpangan dipakai sebagai indikator risiko. Semakin = deviasi Standar

Upload: putra-dwipayana

Post on 23-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Manajemen Resiko : Resiko Pasar

TRANSCRIPT

Page 1: Per. 6 Rmk Risiko Pasar

Risiko Pasar

Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang

merugikan organisasi. Pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai teknik

pengukuran risiko pasar dengan menggunakan deviasi standar, diikuti dengan

teknik VAR diteruskan dengan teknik stress-testing.

Deviasi Standar

Jika kita membicarakan distribusi normal, maka kita hanya memerlukan

dua parameter yaitu nilai rata - rata ( atau disebut juga sebagai nilai yang

diharapkan ) dan deviasi standarnya.

Konsep deviasi standar, distribusi normal, nilai rata - rata menjadi

landasan bagi perhitungan Value At Risk.

Kurva normal

Deviasi standar dipakai untuk menghitung penyimpangan dari nilai rata -

rata. Semakin besar deviasi standar, semakin besar penyimpangan. Penyimpangan

dipakai sebagai indikator risiko. Semakin besar penyimpangan, semakin besar

risiko. Perhitungan deviasi standar

E(R) = Ri / N

R2 = (Ri – E(R))2 / (N - 1)

R = ( R2 )1/2

Misalkan kita melakukan pengamatan tingkat keuntungan aset A dan Aset

B selama 10 bulan terakhuir. Tingkat keuntungan dapat dilihat pada kolom (2)

dan (3) pada tabel tingkat keuntungan historis

= deviasi

Standar

nilai rata-rata

Page 2: Per. 6 Rmk Risiko Pasar

Tabel 9.1 Tingkat keuntungan historis

Bulan Aset A (%) Aset B (%)

(1) (2) (3) R

12345678910

324,5345,23,54,2545

24541,548535

0,7140253,4040250,4290250,7140250,0240251,8360250,1190250,1640250,0240251,334025

4,62250,02250,72250,02257,02250,022514,82250,72251,32250,7225

Rata –rata 3,845 4,15

Jumlah 8,76225 30,025

Varians =Jumlah (N-1)

0,973583 3,336111

Tingkata keuntungan rata-rata untuk aset A adalah sebgai berikut ini.

E(RA) = (3 + 4 + 4,5 + ..... + 4 + 5) / 10 =3,845%

Perhitungan deviasi standar dimulai dari perhitungan varians. Varians bisa

dihitung sebagai berikut ini.

A2 = { (3 – 3,845)2 + (2 – 3,845)2 + ..... + (5 – 3,845)2 } / (10-1)

= 0,973583

A= √0,973583 = 0,9867%

Dengan cara yang sama tngkat keuntungan rata-rata dan devisiasi untuk aset B

bisa dihitung, dan hasilnya adalah

E(RB) = 4,15%

B = √3,336111 = 1,8265%

Karena devisiasi standar untuk aset B lebih besar dibandingkan deviasi

standar A, maka kita bisa mengatakan bahsa risiko B lebih besar dibandingkan

dengan risiko A.

Kia kita menggunakan profitabilitas, maka devisiasi standar bisa dihitung

dengan formula sebagai berikut:

E(R) = pi Ri

Page 3: Per. 6 Rmk Risiko Pasar

R2 = pi (Ri – E(R))2

R = ( R2 )1/2

Var ( Value At Risk )

Misal jika besok adalah hari yang jelek, berapa besar ( nilai rupiah ) dan

berapa besar kemungkinan ( probabilitas ) kerugian yang bisa dialami perusahaan

besok ( atau beberapa hari mendatang ), jawabannya besok ada kemungkinan

sebesar 5% bahwa kerugian perusahaan ( karena pergerakan harga pasar yang

tidak menguntungkan ) sebesar Rp 10 juta atau lebih. Dalam hal ini VAR

menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan nilai uang dari kerugian

tersebut ( Rp 10 juta ), dan besar kemungkinannya ( 5% )

Teknik perhitungan VAR bisa menggunakan metode historis, metode

analitis dan simulasi Monte-Carlo.

Var Metode Historis ( Back Simulation )

Return dapat dihitung dengan cara

Return = {[P(t+1) – Pt)] / Pt}*100%

Dimana Pt = return pada hari t

Pt+1 = return pada hari t+1

Metode historis mempunyai kelebihan yaitu tidak mengamsumsikan

distribusi tertentu dan sederhana. Namun ada juga kelemahannya seperti asumsi

bahwa data masa lalu bisa digunakan untuk memperediksi masa datang.

VAR portofolio = [ VAR X2 + VAR Y

2 + 2 x PXY X VARX VARY] 1/2

Dimana: VAR x = VAR (value at risk saham X)

VARy = VAR (value at risk saham Y)

Pxy = Korelasi return saham X dengan saham Y