peran icrc dalam upaya mengurangi...

117
PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI PEREKRUTAN TENTARA ANAK DI RD KONGO (2009-2013) Skripsi Skripsi ini dibuat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) oleh Elhumairoh Wijaya 1110113000030 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: trandieu

Post on 17-Sep-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI

PEREKRUTAN TENTARA ANAK DI RD KONGO

(2009-2013)

Skripsi

Skripsi ini dibuat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

oleh

Elhumairoh Wijaya

1110113000030

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul :

PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI PEREKRUTAN TENTARA

1.

ANAKDT RD KONGO (2009-2014)

Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk mernenuhi salah satu

persyaratan meperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan orang lain, maka sya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (IIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

J.

Jakarta, 8 Desember 2014

w

1t

Page 3: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, pembimbing skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Elhumairoh Wiiaya

NIM :1110113000030

Program Studi : Hubungan Intemasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul :

PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI PEREKRUTAN TENTARA

ANAK DI RD KONGO (2409-2013) dan telah memenuhi persyaratan untuk

diuji.

Jakafta, 1 1 Desember 2014

Mengetairui,

Ketua Program Studi

Menyetujui,

Pembimbing Skripsi

111

Debbie Afianty, M.Si Irf'an l{utagalung, LI-.M

Page 4: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSIPERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI PEREKRUTAN TENTARA

ANAK DI RD KONGO (2009-2013)

OlehElhumairoh Wijaya

1 1 101 13000030

Telah dipertattankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19

Desember 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Soaial (S. Sos) pada Program Studi Hubmgan lntemasional.

Ketua,

fry^)-Debbie Afianty,M.Si.

NIP:

Penguji I

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 19 Desember

2014.

Ketua Program Studi Hubungan IntemasionalUIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lv

liaili Pertiwi, MANIP:

Page 5: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

iv

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisa peran ICRC dalam upaya mengurangi perekrutan

tentara anak di RD Kongo tahun 2009-2013. Penelitian ini dilakukan

menggunakan metode kualitatif. Kerangka pemilikiran yang digunakan adalah

teori peran, konsep organisasi internasional dan hak asasi manusia. Peran ICRC

terbentuk melalui spesifitas dan ruang lingkup organisasi ini. Dalam hubungan

internasional ICRC dianggap sebagai aktor independen dengan status sui generis.

Dari analisa tersebut didapatkan bahwa terdapat dua peran utama ICRC

yang berpengaruh bagi penurunan angka perekrutan tentara anak. Dalam lini

operasional ICRC memberikan bantuan kemanusiaan terhadap tentara anak di RD

Kongo berupa bantuan psikologis, penyatuan hubungan keluarga kembali dan

bantuan ekonomi. Kedua selain menargetkan tentara anak ICRC juga

menargetkan pihak-pihak yang berkonflik di RD Kongo dengan sosialisasi dan

penerapan hukum humaniter internasional di negara tersebut. Sehingga dengan

menargetkan program ICRC kepada pihak perekrut tentara anak dan anak-anak

yang menjadi korban, ICRC mampu berkontribusi dalam mengurangi perekrutan

tentara anak di RD Kongo.

Kata kunci : peran, ICRC, tentara anak, RD Kongo.

Page 6: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang dengan penuh

rahmat dan pertolongan-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dalam

rangka memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Sosial Program Studi

Hubungan Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan serta doa-doa dari orang-orang yang telah mendukung penulis secara

moril maupun materil.

Selanjutnya, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada orang tua penulis yang dengan sabar selalu mendukung dan mendoakan

penulis penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Irfan

Hutagalung, L.LM. yang telah bersedia menjadi dosen pembimbing dalam

penulisan skripsi ini.Terima kasih atas sharing ilmu dan waktu yang bapak Irfan

berikan kepada penulis.

Terima kasih saya juga sampaikan kepada bapak Drs. Armein

Daulay,M.Si karena bapak telah bersedia memberikan nasehat dan masukan agar

penulisan skripsi ini menjadi lebih baik. Terima kasih kepada Pak Adian Firnas,

M.Si sebagai dosen penasehat akademik karena telah meluangkan waktu dan

memberikan nasehat kepada penulis. Terima kasih pula kepada bapak/ibu dosen

atas ilmu dan pengalaman berharga yang telah diberikan selama masa perkuliahan

serta seluruh civitas akademika FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

vi

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada sahabat penulis Andhini

Citra Pertiwi yang selalu mendukung dan mengingatkan penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa terima kasih kepada Nabila Fatma G, Detty

Oktavina, Istiqamah, Annisa Zakiah, Peni Intan, Siti Maunah, Tisa Lestari, Rosa

Permata, mahyar Diani, Dini Rizki, Yuri, Bisti, Dede Rifa‟atul, Bagus Supri

Hendra, Afrillia, serta teman-teman seperjuangan HI‟10 atas diskusi dan

kebersamaan selama ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-

teman Fetullah Gullen Chair yaitu Miss Guzel Sener, leny dan Fita atas doa dan

dukungannnya.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan

diharapkan mampu menambahkan keilmuan HI, dengan tidak terlepas atas

kekurangan skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan bantuan seluruh

pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih.

Jakarta, 8 Desember 2014

Elhumairoh Wijaya

Page 8: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

vii

DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………….………………...i

HALAMAN PERNYATAAN………………………………….………………..ii

LEMBER PERSETUJUAN PEMBIMBING……...………….………………iii

ABSTRAK………………………………………………………..……………...iv

KATA PENGANTAR………………………………………….….……………..v

DAFTAR ISI……………………………………………………..……………...vii

DAFTAR TABEL……………………………………………….………………ix

DAFRAR GAMBAR…………………………………………..…………………x

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………..………………...xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah………………………………….………………..1

B. Pertanyaan Penelitian……………………………….………………...6

C. Tujuan dan Manfaat………………………………….………………..7

D. Tinjauan Pustaka…………………………………..…………………..8

E. Kerangka Pemikiran……………………………..…………………...11

1. Teori Peran…………………………..……………………….11

2. Konsep Organisasi Internasional……………..………………13

Page 9: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

viii

3. Konsep Humanitarianisme………………….……………….16

F. Metode Penelitian………………………………………...……...…...18

G. Sistematika Penulisan……………………………..…………………19

BAB II. POSISI ICRC TERHADAP ANAK-ANAK KORBAN KONFLIK

BERSENJATA

A. Sejarah Berdirinya ICRC………………………………….………...21

B. Tujuan dan Kegiatan ICRC.……………………….………………25

C. Status ICRC.……………………………………..………………….26

D. Pembuatan Keputusan dan Pendanaan ICRC……………………….32

E. Konvensi dan Protokol Internasional Tentang Anak......……………34

F. Peran ICRC Terhadap Korban Anak-Anak ........................................39

G. Peran ICRC Di Beberapa Negara………………………………….43

BAB III. PEREKRUTAN TENTARA ANAK DI RD KONGO

A. Profil RD Kongo………………………………………………….....48

B. Sejarah Perekrutan Tentara Anak di RD Kongo ...………………….49

C. Angkatan Bersenjata Yang Merekrut Anak-Anak…………………..53

D. Alasan Anak-Anak Bergabung Kedalam Angkatan Bersenjata atau

Kelompok Bersenjata ……………………………………………….58

Page 10: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

ix

BAB IV. PERAN ICRC DALAM MENGURANGI PEREKRUTAN

TENTARA ANAK DI RD KONGO (2009-2013)

A. Peran ICRC...............…………………………………….………….63

1. Peran ICRC Dalam Lini Operasional………………..…………...65

2. Peran ICRC Dalam Pengembangan dan Promosi Hukum

Humaniter Internasional dan Prinsip Kemanusian……………….75

B. Efektifitas Peran ICRC….…………………………………………..85

BAB V.KESIMPULAN……………..…………..............................…………....90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Perbedaan Status Hukum Nasional dan

Internasional....……...............……....29

Tabel 2.2 : Kategori Anak Dalam Konflik...……………………......…………..2

Tabel 4.1 : Tentara Anak Yang Telah Kembali Kepada

Keluarganya…............................................................................................……...76

Tabel 4.2 : Bantuan ICRC terhadap Anak (Termasuk Tentara

Anak) ………....................……………………………………………………….72

Tabel 4.3 : Hukum Internasional Mengenai Anak Yang Telah

di Ratifikasi RD Kongo………………………………………………................77

Page 12: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Proses Pembuatan Keputusan ICRC…………………….......….33

Gambar 3.1 : Peta RD Kongo ……………..…………........................…….......48

Gambar 3.2 : Pemetaan Kekuatan Kelompok Bersenjata di RD

Kongo….............……………………………………………………………......57

Gambar 4.1 : Bagan Perbandingan Jumlah Anak Yang Direkrut dan Yang Telah

Ditangani ICRC…………………………....…………………...........................88

Page 13: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Peta kantor ICRC di RD Kongo

Lampiran 2 : Struktur Pembuat Kebijakan ICRC

Page 14: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Skripsi ini membahas tentang upaya ICRC dalam mengurangi perekrutan

tentara anak di Republik Democratik Kongo (RD Kongo). Negara RD Kongo

dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama

Perang Afrika1 tahun 1998-2003 yang memakan hingga empat juta korban jiwa

akibat tindak kekerasan, kelaparan dan penyakit2. Hingga saat ini konflik di RD

Kongo masih juga belum mereda dan kasus perekrutan tentara anak terus terjadi

dengan angka yang tinggi.

Perekrutan tentara anak dimulai dari konflik bersenjata yang terjadi di

negara tersebut. Perintah resmi perekrutan tentara anak di RD Kongo muncul

tahun 1998 ketika Perdana Menteri Laurent Desire Kabila memerintahkan

prajuritnya untuk merekrut anak-anak menjadi prajurit perang. Sekitar 30.000 ribu

anak-anak telah ikut berperang antara tahun 2003-2006. Mereka bukan hanya

sebagai tentara kelompok-kelompok pemberontak, bahkan sebagai tentara

pemerintah. Sepertiga dari anak-anak ini merupakan perempuan yang direkrut

baik untuk kegiatan militer dan tujuan pelampiasan seksual. Pada tahun 2003

sebenarnya Perdana Menteri Joseph Kabila telah melarang penggunaan anak-anak

1 Disebut Perang Afrika karena melibatkan 7 negara: RD Kongo, Rwanda, Uganda,

Namibia, Zimbabwe, Angola dan Chad. 2 Abdul Hadi Adnan, Perkembangan Hubungan Internasional di Afrika (Bandung: CV.

Angkasa, 2008), 164.

Page 15: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

2

dalam peperangan, akan tetapi praktek ini masih di pertahankan oleh National

Congress for the Defense of The People (CNDP) dan kelompok bersenjata lain3.

Beberapa kelompok yang merekrut anak-anak adalah Movement Du 23

Mars (M23), Kelompok bersenjata Mai-Mai (Seperti: Congolese Resistance

Patriots (Pareco) dan Aliance of Patriots for a Free and Sovereign Congo

(APCLS)) dan Front for Patriotic Resistance in Ituri (FRPI).4 Bahkan juga

kelompok Transnational Networks seperti The Democratic Forces for the

Liberation of Rwanda (FDLR-Rwanda) dan Lord‟s Resistance Army (LRA-

Uganda)5.

Pada pemilu 30 Juli 2006 di RD Kongo terdapat 33 calon presiden yang

mendaftarkan diri. Calon terkuat berdasarkan sejumlah polling ialah Presiden

Joseph Kabila yang telah memerintah negara tersebut sejak 20016. Pada babak

pertama pemilu, tidak ada dari salah satu calon presiden yang berhasil

mendapatkan suara hingga 50 persen. Kemudian diadakanlah putaran kedua pada

29 Oktober 2006. Pada putaran kedua tersebut Presiden Kabila memenangkan lagi

pemilu dengan jumlah suara 44,8 persen suara disusul oleh Jean Pierre-Bemba

3 Dora Szuj, Childern in Armed Conflicts- A General Review Of Child Soldier, Especially

in The Democratic Republic Of The Congo, Jurnal AARMS Vol 9, no. 2 (2010), 355, Miclos

Zrinyi National Defense University, Budapest, Hunggary,

http://www.zmne.hu/aarms/docs/Volume9/Issue2/pdf/12.pdf. Diakses pada 23 November 2013. 4 MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, 24 Oktober 2014, 24,

http://monusco.unmissions.org/LinkClick.aspx?fileticket=DazRcHfpAJo%3D&tabid=10701&mid

=13689&language=en-US. Diakses pada tanggal 11 September 2014 5 Child-Soldiers, Democratic Republic of the Congo (DRC) Briefing Note to the UN

Secutiry Council Working Group On Childern and Armed Conflict, (England: Coalition to stop the

Use of Child Soldiers, 2011), 5-6, http://child-

soldiers.org/user_uploads/pdf/finaldrcbriefingtoscwg4feb20111596791.pdf. Diakses pada 21

November 2013. 6 Adnan, Perkembangan Hubungan Internasional di Afrika, 164.

Page 16: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

3

dengan perolehan 20 persen suara. Kekalahan Bemba dalam pemilu inilah yang

menyebabkan ia melakukan kekacauan politik bahkan dengan penembakan7.

Selain konflik politik, juga terjadi pergolakan etnik di RD Kongo, antara

lain konflik Ituri yang merupakan konflik antara agrikulturalis Lendu dan

peternak Hema di wilayah Ituri sebelah Timur laut negara ini8. Konflik lain yang

juga muncul adalah konflik Kivu. Hal ini terjadi akibat kontak bersenjata antara

militer RD Kongo melawan pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Laurent

Nkunda9.

Pemberontakan yang dipimpin oleh Laurent Nkunda ini terjadi pada bulan

Agustus 2008. Konflik ini merupakan konflik yang terjadi pertama kali sejak

perjanjian damai pada Januari 2008. Diperkirakan 100.000 warga sipil terpaksa

mengungsi karena konflik. Selain orang dewasa korban konflik juga merupakan

anak-anak. Di kamp pengungsian anak-anak dipaksa untuk bekerja, seperti

mencari kayu bakar. Akan tetapi keadaan disekitar mereka sangat rentan dan

mudah direkrut oleh kelompok.10

Merekapun tidak dapat kembali ke rumah

karena situasi konflik yang masih berjalan.

Berbagai permasalahan yang telah disebutkan di atas menjadikan anak-

anak sebagai korban yang paling dirugikan. Selain mereka harus mengalami

kekerasan dan kematian, anak-anak juga dilibatkan dalam proses konflik

7 Adnan, Perkembangan Hubungan Internasional di Afrika, 164.

8 Chris Simpson, Congo‟s Forgotten War, BBC News, 5 Januari 2001,

http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/1102289.stm. Diakses pada 22 November 2013. 9 BBC, PBB Minta Tambahan Pasukan, BBC Indonesia, 12 November 2008,

http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/11/081112_drcongo.shtml. Diakses pada 3 Apil

2014. 10

Human Right Watch, DR Congo: Humanitarian Crisis Deepens as Peace process

Falters, 25 September 2008, http://www.hrw.org/news/2008/09/25/dr-congo-humanitarian-crisis-

deepens-peace-process-falters, diakses pada 29 Desember 2014.

Page 17: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

4

bersenjata secara langsung.Mereka direkrut menjadi anggota angkatan bersenjata

oleh kelompok-kelompok bersenjata termasuk oleh pemerintah RD Kongo. Pada

tahun 2007, diperkirakan terdapat sekitar 7000 anak-anak yang masih aktif

menjadi prajurit di kelompok bersenjata yang berada di sekitar Timur Kongo.

Sampai sekarang. belum ada pencegahan yang efektif untuk menganggulangi

perekrutan anak di bawah umur menjadi angkatan bersenjata11

.

Salah satu organisasi internasional yang berperan dalam permasalahan

tentara anak ini adalah The International Commitee of The Red Cross (ICRC).

Ini adalah organisasi yang tidak memihak, netral dan mandiri. ICRC memiliki

misi kemanusian untuk melindungi kehidupan dan martabat korban koflik

bersenjata dan korban situasi kekerasan lain serta memberi mereka bantuan12

.

ICRC juga merupakan organisasi yang mengawasi berjalannya hukum humaniter

internasional ini.13

Dalam pasal 39 Convention On The Right Of The Child 1989

dinyatakan bahwa14

:

“State parties shall take all appropriate measures to promote

physical and psychological recovery and social reintegration of a

child victim of: any form of neglect, exploitation, of abuse; toture or

any other form of cruel, inhuman or degrading treatment of

punishment; or armed conflicts. Such recovery and reintegration

shall take place in an environment which fosters the health, self-

respect and dignity of the child.

(Negara-negara peserta akan mengambil semua langkah yang tepat

untuk meningkatkan pemulihan fisik maupun psikologis dan

reintegrasi dalam masyarakat seorang anak yang menjadi korban

dari: setiap bentuk penelantara, eksploitasi, atau penyalahgunaan;

penyiksaan atau setiap bentuk kekejaman atau hukuman yang kejam,

tidak manusiawi atau yang merendahkan martabat atau pertentangan

11

Szuj, Children in Armed Conflicts, 355. 12

ICRC, The ICRC: Its Mission and Work, 4 September 2009, 4,

http://www.icrc.org/eng/assets/files/other/icrc_002_0963.pdf. Diakses pada 23 November 2014, 13

Ambarwati, Denny Ramadhany, dan Rina Rusman, Hukum Humaniter Internasional

dalam Studi Hubungan Internasional, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009, xix. 14

Convention On The Right Of The Child, 1989.

Page 18: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

5

kesepakatan. Pemulihan dan reintegrasi seperti itu akan dilakukan

dalam suatu lingkungan yang membantu pengembangan kesehatan,

harga diri dan martabat anak.) (Terjemahan penulis)

Dari pasal di atas dapat dilihat bahwa perekrutan tentara anak merupakan

salah satu bentuk kekejaman dan eksploitasi terhadap anak. Tidak jarang anak

mendapat penyiksaan sehingga mereka mengalami trauma prsikologis. Oleh sebab

itu diperlukan program reintegrasi dan pemulihan psikologis. Meskipun pasal di

atas mengacu pada aktor negara, akan tetapi adakalanya negara tidak mampu atau

tidak ingin menolong.15

Dalam proses operasional itulah ICRC bergerak.

ICRC telah bekerja di Republik Demokratik Kongo sejak tahun 1960.

Dahulu, Republik Demokratik Kongo masih bernama Zaire. Pada tahun 1978

akhirnya ICRC membuka delegasi permanen di Republik Demokratik Kongo.

Fungsi ICRC ialah untuk memenuhi kebutuhan darurat bagi pengungsi dan

penduduk yang terkena dampak konflik, misalnya memastikan bahwa orang

terluka dan sakit dapat menerima perawatan yang memadai termasuk dukungan

psikologis. Mereka juga mengunjungi tahanan dan membantu memulihkan kontak

antara kerabat yang dipisahkan. Selain itu ICRC, membantu mendukung

pengembangan Perhimpunan Nasional16

. ICRC juga mempromosikan

15

Archer, International Organizations, 80. 16

Perhimpunan nasional adalah Palang Merah atau Bulan Sabit Merah Nasional yang

berada di masing-masing negara yang telah menandatangi perjanjian dengan ICRC. Perhimpunan

nasional bertindak sebagai penolong otoritas publik negara mereka sendiri dalam bidang

kemanusiaan dan menyediakan berbagai layanan termasuk bantuan bencana dan kesehatan serta

program sosial. Dalam masa konflik, Perhimpunan Nasional membantu penduduk sipil yang

terkena dampak dan bila sesuai, juga mendukung pelayanan medis militer. Lihat ICRC, Annual

Report 2013, 5.

Page 19: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

6

pengetahuan dan penghormatan hukum humaniter internasional antara otoritas

yang terkait. 17

Sebagai respon atas konflik bersenjata yang terjadi pada Agustus 2008,

ICRC dan Palang Merah dari RD Kongo memperkirakan bahwa program mereka

dalam menangani korban konflik akan lebih luas dari yang direncanakan. ICRC

meminta dana tambahan bagi program mereka di RD Kongo. Sehingga total

anggaran tahun 2009 bagi RD Kongo akan lebih dari 55 juta dolar AS. Perluasan

anggaran ini akan memungkinkan bagi ICRC dan Palang Merah RD Kongo untuk

memperluas program bantuan bagi korban konflik bersenjata. Salah satu program

penting mereka adalah memulihkan hubungan keluarga anak-anak tanpa

pendamping termasuk tentara anak-anak kepada keluarga mereka. Diperkirakan

hampir 500 keluarga yang melaporkan kehilangan akan anak-anak mereka.18

Berdasarkan paparan diatas serta fenomena-fenomena yang terjadi, penulis

tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan memahami tentang fenomena tersebut,

yang akan dituangkan dalam penelitian dengan judul:“Peran ICRC Dalam

Upaya Mengurangi Perekrutan Tentara Anak di Republik Demokratik

Kongo (2009-2013)”.

Penulis melihat bahwa usai konflik bersenjata besar yang terjadi tahun

2008 di RD Kongo, ICRC harus menambah usaha ekstra bagi kegiatan kerja

mereka tahun 2009. Seperti yang telah di paparkan bahwa ICRC bahkan harus

17

ICRC, ICRC Annual Report 2012 (Genewa: ICRC 2013), 112,

www.icrc.org/eng/assets/files /annual-report/icrc-annual-report-2012.pdf. Diakses pada 12 Januari

2014. 18

ICRC, Democratic Republic of The Congo: ICRC Steps Up Efforts to Help Displaced

People and Their Host Communities, 15 Mei 2009,

https://www.icrc.org/eng/resources/documents/news-release/2009-and-earlier/congo-kinshasa-

news-150509.htm, diakses pada 27 Desember 2014.

Page 20: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

7

menambah anggaran dana mereka. Selain itu perekrutan tentara anak merupakan

hal yang melanggar hukum humaniter internasional. ICRC sebagai organisasi

yang mengawasi berjalannya hukum humaniter internasional, berhak untuk

menjalankan misinya untuk melindungi dan mencegah terjadinya perekrutan

tentara anak.

B. Pertanyaan Penelitian

Penulisan ini akan merumuskan masalah penelitian dalam bentuk

pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Bagaimana Peran ICRC dalam Upaya

Mengurangi Perekrutan Tentara Anak di Republik Demokratik Kongo

(2009-2013)?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor apa yang mendorong perekrutan tentara anak

serta respon ICRC terkait perekrutan tentara anak di Republik

Demokratik Kongo.

2. Untuk menganalisis peran ICRC dalam upaya mengurangi perekrutan

tentara anak di Republik Demokratik Kongo.

3. Menjelaskan teori Peran, konsep Organisasi Internasional dan konsep

Hak Asasi Manusia.

Page 21: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

8

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis dapat menambah wawasan ilmu Hubungan Internasional

yang berkaitan dengan bahasan yang diteliti, khususnya peran ICRC dalam

upaya mengurangi perekrutan tentara anak di Republik Demokratik Kongo

(2009-2013)

b. Manfaat Praktis

1. Menambah wawasan tentang Peran ICRC dalam upaya mengurangi

perekrutan tentara anak di RD Kongo

2. Dapat dijadikan informasi bagi pihak-pihak yang terkait dengan

masalah yang diteliti serta bagi masyarakat yang membutuhkan

informasi mengenai peran ICRC dalam upaya mengurangi perekrutan

tentara anak di RD Kongo

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini terdapat beberapa pembanding melalui literatur

review dari berbagai sumber. Permasalahan tentara anak telah ditulis oleh Hanan

Rianastashia tahun 2009 dalam skripsi di FISIP Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” yang berjudul “Peran United Nations International

Children’s Fund (UNICEF) Dalam Upaya Mengatasi Perekrutan Serdadu

Anak (Child Soldier) di Daerah Konflik Studi Kasus: Sierra Leone”. Skripsi

ini membahas mengenai permasalahan tentara anak di Sierra Leone. Fenomena ini

menggugah masyarakat internasional yang diwakili oleh UNICEF. Ia adalah

badan organisasi di bawah naungan PBB yang menjalankan mandat untuk

Page 22: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

9

mepromosikan serta melindungi hak asasi manusia. Skripsi ini pula menggunakan

metode penelitian kualitatif serta memakai konsep human security dan konsep

peran organisasi internasional.

Dari pemaparan tersebut didapatkan bahwa Kapabilitas UNICEF dalam

kasus tentara anak di Sierra Leone hanya untuk mengatasi akibat dari adanya

konflik atau tentara anak itu sendiri. Instabilitas politik serta konflik yang

berkempanjangan di Sierra Leone merupakan faktor semakin meningkatnya

rekrutmen tentara anak. Namun dengan ditanda tanganinya perjanjian perdamaian,

serta menguatnya aturan hukum di Sierra leone dan perubahan stabilitas

keamanan yang semakin membaik maka berdampak pada penurunan jumlah

rekrutmen anak-anak ke dalam kelompok bersenjata19

.

Selanjutnya skripsi yang ditulis oleh Sabrina Kusumah Wardani di FISIP

UIN Syarif Hidayatullah berjudul “Peran UNICEF Terhadap Perekrutan

Tentara Anak Pada Konflik Di Srilanka Periode 2002-2009”. Sripsi ini

membicarakan mengenai masalah perekrutan tentara anak di Srilanka dalam

konflik bersenjata. Sabrina menganggap bahwa fenomena tentara anak seringkali

tersembunyi karena aktifitas mereka yang berada di daerah-daerah terpencil.

Tentara anak juga dianggap sebagai pasukan tanpa resiko karena tanpa dibayar

dan mudah untuk dikendalikan. Dalam skripsi ini digunakan metode penelitian

kualitatif dan menggunakan konsep organisasi internasional, konsep human

security dan teori peran.

19

Hanan Rianastashia, Peran UNICEF Dalam Upaya Mengatasi Perekrutan Serdadu

Anak (Child Soldier) di Wilayah Konflik Studi Kasus: Sierra Leone (Skripsi, FISIP, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta, 2009), 79.

Page 23: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

10

Berdasarkan pemaparan di atas, didapatkan bahwa UNICEF sebagai

organisasi di bawah naungan PBB memberikan bantuan hukum bagi anak-anak

yang diculik dan direkrut ke dalam pasukan militer. UNICEF juga terlibat dalam

demobilisasi tentara anak. Selanjutnya, organisasi tersebut juga meningkatkan

kesadaran akan hak anak melalui program dan laporan tentang pelanggaran keji

hak anak, mendukung pusat-pusat perawatan darurat, membina keluarga dan grup

di mana anak-anak mendapat perlindungan sementara proses pencarian keluarga

mereka dilakukan20

.

Dari dua skripsi yang telah diuraikan, diperoleh data yang menyatakan

bahwa kedua penulis di atas membahas mengenai peran UNICEF di kedua negara

berbeda yaitu Sierra Leone dan Sri Lanka. Sedangkan yang membedakan

penelitian ini dengan mereka adalah, pertama penulisan ini memfokuskan

penelitian pada peran ICRC sebagai organisasi internasional dengan rentang

waktu 2009-2013. Kedua penulisan ini juga membatasi ruang lingkup penelitian

di negara RD Kongo yang merupakan salah satu negara yang rawan konflik. Dan

ketiga, metode penelitian yang digunakan penulis adalah teori peran, konsep

organisasi internasional dan hak asasi manusia.

E. Kerangka Pemikiran

Untuk menganalisis penelitian Peran ICRC dalam menangani perekrutan

tentara anak di Republik Demokratik Kongo (2009-2013), digunakan teori dan

konsep yang dapat mendukung proses analisa. Mohtar Mas‟oed (1994)

20

Sabrina Kusumah Wardhani, Peran UNICEF Terhadap Perekrutan Tentara Anak Pada

Konflik Di Sri Lanka Periode 2002-2009. (Skripsi, FISIP, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2013),77-78.

Page 24: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

11

menyebutkan bahwa untuk memahami fenomena hubungan internasional kita

perlu menyederhanakannya dengan konseptualisasi. Konsep adalah abstraksi yang

mewakili suatu objek, sifat objek atau suatu fenomena tertentu21

. Masih menurut

Mochtar Mas‟oed (1994), konsep merupakan pondasi bagi teori. Tanpa

menggunakan teori maka fenomena-fenomena serta data yang ada akan sulit

dimengeri. Teori juga menggabungkan serangkaian konsep sehingga dapat

menjadi suatu penjelasan yang menunjukkan bagaimana konsep-konsep itu secara

logis saling berhubungan. Untuk itu, penulis menggunakan teori peran, konsep

organisasi internasional, konsep hak asasi manusia dan konsep hukum

humaniter22

.

1. Teori Peran

Sebastian Harnisch menyatakan bahwa teori peran pertama kali muncul

dalam Analisa Politik Luar Negeri pada tahun 1970. Pada tahun tersebut para ahli

teori mulai mencoba untuk memastikan pola perilaku negara-negara dalam

struktur “bipolar” (perang dingin) seperti gerakan non-blok, sekutu dan satelit.23

Sejak saat itu semakin banyak ahli teori peran yang berpendapat bahwa terdapat

perluasan peran sosial (seperti pemimpin, mediator, insisiator) dan kontra peran

(seperti pengikut, aggressor dan lain-lain) sebagai struktur sosial Hubungan

Internasional yang berkembang.24

Para ahli berpendapat bahwa peran dalam

21

Mochtar Mas‟oed, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi (Jakarta:

LP3ES, 1994), 93. 22

Mas‟oed,Ilmu Hubungan Internasional, 184-185. 23

Sebastian Harnisch, Role Theory: Operationalization of Key Concept, dalam Sebastian

Harnisch, Cornelia Frank dan Hanns W. Maull ed, Role Theory in International Relations:

Aproaches and Analysis, (USA: Routledge, 2011), 7. 24

Harnisch, Role Theory, 7.

Page 25: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

12

hubungan internasional tidak dapat dipandang atau diteorikan tanpa mengacu

pada peran lain dan pengakuan melalui masyarakat.

Thies dan Andrews menyebutkan peran adalah posisi sosial (aktor yang

diakui oleh sosial) yang dibentuk oleh harapan sendiri (ego) dan harapan orang

lain (alter expectation)25

. Kemudian menurut Harnisch, role expectation untuk

aktor terorganisir seperti negara atau organisasi internasional dapat bervariasi.

Role expectation setiap orang berbeda sesuai dengan ruang lingkupnya sehingga

kewajiban merekapun menjadi berbeda.

Kemudian, menurut sebagian peneliti peran dan identitas saling berkaitan.

Identitas adalah bahwa lembaga atau kelompok mendefinisikan dirinya melalui

mata orang lain dan dihadapan masyarakat. Dalam hubungan internasional, negara

atau aktor-aktor yang lain memiliki peran yang dibentuk oleh identitas organisasi

mereka. 26

Konsep peran dalam organisasi internasional adalah pada peran apa

yang dimainkan oleh organisasi-organisasi dalam melakukan perubahan sistem

internasional. Peran organisasi internasional terbagi menjadi tiga: sebagai

instrumen, arena dan aktor.27

Peran sebagai instrumen berarti bahwa organisasi internasional digunakan

sebagai alat atau intrumen oleh anggotanya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Peran sebagai arena adalah organisasi internasional sebagai suatu tempat atau

forum bagi dibuatnya kebijakan atau bagi diambilnya suatu tindakan. Terakhir

25

Harnisch, Role Theory, 8. 26

Harnisch, Role Theory, 10-13. 27

Clive Archer, International Organizations (London: Routledge, 2001), 65- 68.

Page 26: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

13

peran sebagai aktor yaitu organisasi internasional sebagai aktor independen dalam

sistem internasional.28

ICRC berperan sebagai aktor independen dalam sistem internasional yang

mampu membuat kebijakan sendiri terutama dalam mengupayakan perlindungan

dan pencegahan dalam mengurangi perekrutan tentara anak. Dalam memenuhi

perannya ICRC terbatas pada ruang lingkup dan spesifikasi organisasi yaitu hanya

pada perlindungan dan pertolongan pada korban perang yang dalam penulisan

skripsi ini dikhususkan untuk tentara anak. ICRC dalam hubungan internasional

disamakan sebagai organisasi internasional dengan status unik yaitu sui generis.

Sehingga dalam melaksanakan kewajibannya ICRC mampu bekerja sama dengan

pihak-pihak yang berkonflik karena identitasnya sebagai organisasi internasional

yang netral, tidak berpihak dan mandiri.

2. Konsep Organisasi Internasional

Menurut Clive Archer, organisasi internasional dapat diartikan sebagai

sebuah badan formal dengan struktur berkelanjutan yang dibentuk berdasarkan

pada perjanjian antara dua pihak atau lebih ( antara aktor negara maupun non-

negara) dengan tujuan mengejar kepentingan umum dari anggotanya.29

Selznick

menyatakan sebuah organisasi internasional dalam merupakan bentuk lembaga

yang mengacu pada sistem aturan formal dan tujuan, instrumen administrasi yang

rasional,30

. Duverger menambahkan bahwa organisasi internasional memiliki

28

Archer, International Organizations, 67- 79. 29

Archer, International Organizations, 35. 30

Archer, International Organizations, 3.

Page 27: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

14

organisasi teknis dan materi resmi seperti konstitusi formal, peralatan fisik, mesin,

emblem, alat tulis kop surat, staf, hirarki adminsitrasi dan sebagainya31

.

Terdapat beberapa fungsi organisasi internasional dalam sistem

internasional berdasarkan perannya (yaitu sebagai instrumen, arena dan aktor).

Organisasi internasional berfungsi dalam artikulasi dan agregasi, penyebaran

norma, rekrutmen, sosialisasi, pembuat kebijakan, pengaplikasi aturan, pemberi

keputusan peradilan dan dalam fungsi operasional.32

Menurut J. Craig Barker , menyatakan bahwa organisasi internasional

(khusus organisasi internasional antar negara) dianggap sebagai international

legal personality (subjek hukum internasional) karena memiliki kemampuan

untuk menjadi bagian dalam perjanjian internasional, mengadakan konferensi

internasional, menerima dan mengerjakan misi diplomatik dan menyatakan protes

terhadap negara serta menegaskan klaim internasional.33

Dalam konteks Organisasi internasional, ICRC merupakan organisasi

internasional yang bersifat unik. ICRC merupakan organisasi yang kerap

disamakan seperti organisasi non-negara karena didirikan berdasarkan inisiatif

individu, tapi memiliki keistimewaan seperti organisasi antar-negara yang

memiliki keistimewaan hak-hak tertentu dalam memenuhi kewajiban tertentu

pula.34

Mochtar Kusuma Atmaja dan Etty R. Agoes dalam buku Pengatar Hukum

Internasional menyebutkan bahwa ICRC diakui sebagai organisasi internasional

31

Archer, International Organizations, 3. 32

Archer, International Organizations, 94-107. 33

J. Craig Barker, International Law and Internantional Relations: Internantional

Relations for the 21st Century, (London: Continuum 2000),25

34 Lindblom, Non-Governmental Organization, 61-62.

Page 28: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

15

yang memiliki kedudukan sebagai subjek hukum internasional walaupun dengan

ruang lingkup yang terbatas dan memiliki keunikan dalam hukum internasional.35

Pada awalnya hanya negara yang dianggap mampu untuk mengemban hak

dan kewajiban . Menurut Barker, sebuah entitas dapat diakui sebagai subjek

hukum internasional harus mampu untuk mengemban hak dan kewajiban di

bawah hukum internasional dan memiliki kapasitas prosedural untuk menegakkan

hak-hak dan kewajibannya.36

Selanjutnya Barker menyatakan bahwa kategori lain

yang diakui sebagai subjek hukum internasional ini adalah Individu dan organisasi

internasional akan tetapi dengan hak dan kewajiban yang terbatas.

Selain dari negara, individu dan organisasi internasional terdapat sebuah

entitas unik yang mendapat status sebagai subjek hukum internasional. Oleh

karena itu entitas ini disebut sebagai Sui Generis. Terdapat tiga entitas yang

memiliki subjek hukum internasional dengan karakter unik yaitu: Hollysee

(Vatican), Sovereign Order of Malta dan ICRC.37

Keberadaan Sui Generis ini

menunjukan bahwa negara (hukum internasional) menerima keberadaan entitas

non-negara dan non-organisasi internasional sebagai internasional legal

personality.38

Dalam penulisan skripsi ini, penulis meletakkan ICRC sebagai sebuah

organisasi yang bersifat internasional yang memiliki subjek hukum internasional

juga yang memiliki hak dan kewajiban. Kewajibannya ini berkaitan erat dengan

35

Mochtar Kusuma Atmaja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional,

(Bandung: PT Alumni, 2003), 101. 36

Barker, International Law and Internantional Relations, 44. 37

Anna-Karin Lindblom, Non-Governmental Organization in International Law,

Camridge Studies in International And Comparative law (CSICL), (USA: Camridge University

Press, 2005), 63 38

Lindblom, Non-Governmental Organization, 63-64.

Page 29: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

16

peran aktif ICRC dalam hubungan internasional, khususnya di RD Kongo untuk

mengurangi perekrutan tentara anak. Sedangkan hak ICRC antara lain adalah

perlindungan dan kekebalan hukum organisasi ini di negara tersebut. ICRC dalam

sistem internasional memenuhi fungsi sebagai aktor yang beroperasi bidang

kemanusiaan, penyebar norma (hukum humaniter internasional dan hak asasi

manusia), pembuat peraturan (konvensi dan protokol internasional tentang tentara

anak), penerap peraturan serta berperan dalam sosialisasi hukum humaniter

internasional.

3. Konsep Humanitarianisme

Sejarah humanitarianisme kerap dikaitkan dengan Henry Dunant ketika

melakukan perjalanan bisnis ke Italia. Henry melewati sebuah perang di daerah

Solferino. Melihat banyaknya korban yang berjatuhan hatinya menjadi tergerak,

sehingga Henry dan masyarakat sekitar bergabung untuk membantu korban tanpa

memilih-milih siapa yang harus dibantu olehnya. Sepulangnya dari Italia ia

menulis buku yang berjudul A Memory Of Soferino yang akhirnya menggugah

hati masyarakat. Opini masyarakat yang besar akhrinya mendorong terbentuknya

ICRC. Kejadian inilah yang menjadi momentum humanitarianisme modern.39

Terdapat tiga asumsi umum yang digunakan untuk mendefinisikan

humanitarianism.40

Pertama, pendapat bahwa seluruh manusia adalah setara.

Kedua, humanitarianisme adalah etika kebaikan, kebajikan dan simpati yang

39

Michael Barnett, The International Humanitarian Order, Ingrris: Routledge, 2010, 1.

40Linda L. Lyman, Jane Strachan dan Angeliki Lazaridou, Shaping Social Justice

Leadership Insights of Women Educators Worldwide, Marryland: Roman and Littlefield Publisher 2012, 79.

Page 30: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

17

dilakukan terhadap semua manusia tanpa memihak. Ketiga adalah kasih sayang

yang mendorong untuk melakukan tindakan dalam rangka merbah kondisi yang

tidak menguntungkan bagi manusia. Selanjutnya, Michael Barnett menyatakan

bahwa humanitarianisme secara umum dipahami sebagai bantuan yang terjadi

pada saat masa kekacauan terjadi, Konsep ini diaplikasikan pada saat pertolongan

pada saat kekacauan atau setelah masa itu terlewati.41

Mahkamah Internasional PBB sebagaimana dikutip Ambarwati,

mendefinisikan humanitarianisme atau prinsip kemanusiaan sebagai ketentuan

untuk memberikan bantuan tanpa diskriminasi kepada korban yang terluka di

medan perang agar dapat mengurangi penderiataan manusia.42

Sehingga ICRC

merupakan bagian dari perkembangan humanitarianisme itu sendiri. Dan peran

ICRC bagi perlindungan dan pencegahan perekrutan tentara anak merupakan aksi

humanitarianisme. Aksi ini juga digunakan untuk mengembalikan hak anak yang

telah diabaikan di RD Kongo akibat perekrutan tentara anak.

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.

Menurut Taylor dan Bogdan yang dikutip oleh Suyanto dan Sutinah menyebutkan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari

orang-orang yang diteliti43

. Senada dengan kalimat di atas, Conny R. Semiawan

41

Michael Barnett, The International Humanitarian Order, 2. 42

Ambarwati dkk, Hukum Humaniter Internasional, 42. 43

Suyanto Bagong dn Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), 166.

Page 31: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

18

menyatakan bahwa pada penulisan deskriptif metode yang digunakan adalah

metode penelitian kualitatif. Metode ini memiliki beberapa tahap yang biasanya

diikuti, sehingga jalur pemikiran penulis dapat diikuti. Langkah-langkahnya

dimulai dengan identifikasi masalah, dilanjutkan dengan tinjauan pustaka,

pengumpulan data, wawancara dan analisis data44

.

Bungin menyebutkan penelitian kualitatif dapat menggunakan data

sekunder melalui metode dokumenter dan penelusuran data online yaitu melalui

bacaan dari literatur, jurnal ilmiah, majalah ilmiah, surat kabar dan situs-situs

internet45

. Penulis mendapat data tersebut dengan mengunjungi beberapa

perpustakaan di Jakarta seperti Perpustakaan Nasional, Perpustakaan ICRC,

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan CSIS.

Selanjutnya, pengelolaan data diawali dengan proses analisis data yang

dikumpulkan secara bersamaan dan berkesinambungan. Data yang telah diperoleh

akan diverifikasi terlebih dahulu untuk menjamin kebenaran data yang

dipaparkan. Kemudian data tersebut akan diklasifikasi sesuai dengan bagian-

bagiannya yaitu dengan menempatkan pada kategori masing-masing yang

berhubungan dengan peran ICRC dalam mengangani pelanggaran HAM berupa

perekrutan tentara anak 2009-2013. Terakhir menganalisa data berdasarkan

kerangka konseptual sehingga data yang diperoleh dapat di percaya dan dapat

diterapkan dalam penelitian untuk merumuskan jawaban dari pertanyaan

penelitian.

44

Conny R. Semiawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta:Grasindo, 2008), 98 45

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan

Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009); 108.

Page 32: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

19

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Pertanyaan Penelitian

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

D. Tinjauan Pustaka

E. Kerangka Teori

1. Teori Peran

2. Konsep Organisasi Internasional

3. Konsep Hak Asasi Manusia

F. Sistematika Penulisan

BAB II. Posisi ICRC Terhadap Anak-Anak Korban Konflik Bersenjata

A. Sejarah Berdirinya ICRC

B. Tujuan dan Kegiatan ICRC

C. Status ICRC

D. Pembuatan Kebijakan dan Pendanaan ICRC

E. Konvensi dan Protokol Internasional Tentang Anak

F. Peran ICRC terhadap Korban Anak-Anak

G. Peran ICRC di Beberapa Negara

BAB III. Perekrutan Tentara Anak Di RD Kongo

A. Profil RD Kongo

Page 33: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

20

B. Sejarah Perekrutan Tentara Anak Di RD Kongo

C. Alasan Bergabungnya Anak-Anak Kedalam Angkatan Bersenjata

atau Kelompok Bersenjata

BAB IV. Peran ICRC dalam Mengurangi Perekrutan Tentara Anak di RD Kongo

(2009-2013)

A. Peran ICRC dalam upaya mengurangi perekrutan tentara anak di RD

Kongo 2009-2013

1. Peran ICRC dalam lini operasional

2. Peran ICRC dalam pengembangan dan promosi hukum

humaniter internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan

B. Efektifitas Peran ICRC

BAB V. Kesimpulan

Page 34: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

21

BAB II

POSISI ICRC TERHADAP ANAK-ANAK KORBAN KONFLIK

BERSENJATA

Konflik bersenjata merupakan ancaman bagi anak-anak. Mereka

merupakan objek rentan yang masih membutuhkan keluarga dan masyarakat

untuk memberikan pengasuhan dan perlindungan. ICRC menganggap bahwa

anak-anak tidak hanya mewakili segmen besar dari populasi masyarakat tetapi

juga lebih rentan dibandingkan orang dewasa. Bab ini akan menjelaskan tinjauan

umum mengenai ICRC. Organisasi tersebut secara luas diketahui sebagai

organisasi yang aktif melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kemanusiaan

dan hukum humaniter internasional. Dengan demikian upaya penanggulangan

perekrutan tentara anak menjadi salah satu program penting bagi ICRC.

Pembahasan bab ini dimulai dari awal didirikannya sampai pada peran ICRC

terhadap perlindungan anak-anak dalam konflik bersenjata.

A. Sejarah Berdirinya ICRC

Asal-usul terbentuknya ICRC bermula pada peristiwa Perang Solferino.

Perang ini terjadi pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, yaitu

antara pasukan koalisi Perancis dan Italia melawan pasukan Austria46

. Pasukan

koalisi Franco-Sardinia yang dipimpin oleh Kaisar Charles Louis Napoleon

Bonaparte (Napoleon III) memulai pertempuran pada pukul tiga pagi. Setelah 15

jam dalam pertempuran akhirnya perang berakhir pada pukul enam sore. Usai

46

ICRC, Kenali ICRC, (Jakarta: Delegasi Regional ICRC, 2009), 6.

Page 35: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

22

peperangan, didapati sekitar 6000 orang tewas dan lebih dari 35.000 luka-luka

atau hilang47

.

Pada saat itu, Henry Dunant seorang pebisnis yang berasal dari Swiss

sedang melakukan perjalanan bisnis di Italia dan tak sengaja melewati daerah

peperangan. Tergugah dengan penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant

bekerjasama dengan penduduk setempat segera bertindak mengerahkan bantuan

untuk menolong para korban. Dunant menolong para korban dengan sama tanpa

melihat mereka sebagai prajurit aliansi Perancis-Italia atau prajurit Austria. Sikap

Dunant ini kemudian disebut dengan istilah “tutti fratelli” (semua saudara) 48

.

Beberapa waktu kemudian setelah kembali ke Swiss, Ia menuangkan

pengalamannya di Eropa serta ide dan gagasannya dalam buku berjudul A

Memory Of Solferino49

. Dalam bukunya Dunant mengajukan tiga gagasan50

:

1. Membentuk organisasi kemanusiaan internasional, yang dapat

dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para

prajurit yang cedera di medan perang.

2. Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang

cedera di medan perang, serta perlindungan sukarelawan dan

organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat

perang.

47

ICRC, Solferino and The International Committee of The Red Cross, 1 Juni 2010,

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/feature/2010/solferino-feature-240609.htm. Diakses

pada 22 Mei 2014. 48

ICRC,Solferino and The International Committee. 49

ICRC,Kenali ICRC, 6. 50

Henry Dunant, A Memory Of Solferino, (USA: ICRC 1959),129-130.

Page 36: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

23

3. Mengusulkan sebuah lambang atau tanda khusus untuk perlindungan

bagi anggota medis dan peralatan medis yang digunakan di medan

perang.

Sebuah komite tetap akhirnya dibentuk di Jenewa untuk menindaklanjuti

gagasan Dunant tersebut. Lambang komite ini adalah palang merah di atas dasar

berwarna putih, Tujuan dari pembentukan lambang ini adalah agar perhimpunan

bantuan kemanusiaan (ICRC) di setiap negara dapat dikenali secara luas. Pada

mulanya, komite ini bernama The International Committee to Aid Military

Wounded yang kemudian menjadi International Committee of the Red Cross

(ICRC)51

. ICRC bermarkas besar di negara Swiss yang terkenal dengan

kenetralannya. Posisi mereka di negara ini di perkuat melalui perjanjian antara

kedua belah pihak pada 19 Maret 1993 yang sekaligus menentukan mengenai

status dan markas besar ICRC di Swiss52

.

B. Tujuan dan Kegiatan ICRC

ICRC adalah organisasi yang tidak memihak, netral dan mandiri yang

memiliki misi kemanusiaan yang bertujuan untuk melindungi kehidupan dan

martabat korban konflik bersenjata dan korban situasi kekerasan lain serta

memberikan mereka bantuan. Organisasi ini juga berupaya untuk mencegah

penderitaan bagi korban konflik bersenjata dengan cara mempromosikan dan

51

Henry Dunant, A Memory Of Solferino, 129-130. 52

ICRC, Agreement Between ICRC and Switzerland 1993, 20 Januari 2012,

https://www.icrc.org/casebook/doc/case-study/agreement-icrc-switzerland-case-study.htm.

Diakses 2 Desember 2014.

Page 37: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

24

memperkuat hukum humaniter internasional dan prinsip-prinsip kemanusian

universal53

.

Dalam preamble dari Statutes of The International Red Cross And Red

Crescent Movement yang diadopsi oleh Konferensi Red Cross ke 25 di Jenewa

pada tahun 1986 menyebutkan bahwa ICRC merupakan bagian dari gerakan

humaniter dunia yang memiliki 7 prinsip dasar yang wajib di penuhi54

. Ketujuh

prinisip tersebut adalah kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian,

kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan.

Tujuan ICRC adalah untuk memastikan penghormatan terhadap

kehidupan, martabat, dan kesejahteraan mental maupun fisik para korban konflik

bersenjata dan situasi kekerasan lain, yaitu melalui kegiatan kemanusiaannya yang

netral dan mandiri55

. Agar tujuan ICRC ini tercapai, pihak-pihak yang berkonflik

harus mendukung dan memfasilitasi kegiatan kemanusian ICRC.

Berkaitan dengan tujuan ICRC, dalam Protocol Additional to The Geneva

Conventions of 12 Augusts 1949, And Relating to The Protection Of Victims Of

Internatinal Armed Conflicts 8 Juni 1977, Pasal 81 ayat 1 menyebutkan

sebagaimana berikut56

:

“The Parties to the conflict shall grant to the International

Committee of The Red Cross all facilities within their power so as

to enable it to carry out the humanitarian function assigned to it by

53

ICRC, The ICRC‟s mandat and Mission, Overview, 29 Oktober 2010

http://www.icrc.org/eng/who-we-are/mandat/overview-icrc-mandat-mission.htm. Diakses pada 30

April 2014. 54

Preamble, Statutes Of The International Red Cross and Red Crescent Movement ,5,

http://www.icrc.org/eng/assets/files/other/statutes-en-a5.pdf. Diakses 16 Mei 2014. 55

ICRC, Misi dan Kegiatannya, 6. 56

Protocol Additional to The Geneva Conventions of 12 Augusts 1949, And Relating to

The Protection Of Victims Of Internatinal Armed Conflicts(Protocol 1) 8 Juni 1977 , 258,

http://www.icrc.org/applic/ihl/ihl.nsf/xsp/.ibmmodres/domino/OpenAttachment/applic/ihl/ihl.nsf/

D9E6B6264D7723C3C12563CD002D6CE4/FULLTEXT/AP-I-EN.pdf. Diakses pada 6 Mei 2014.

Page 38: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

25

the Conventions and this Protocol in order to ensure protection

and assistance to the victims of conflicts; the International

Committee of The Red Cross may also carry out any other

humanitarian activities in favour of these victims, subject to the

consent of the Parties to the conflict concerned.”

(Pihak-pihak dalam sengketa harus memberikan kepada ICRC

semua fasilitas di dalam kekuasaan mereka sehingga

memungkinkannya pelaksaan fungsi-fungsi ICRC yang ditugaskan

kepadanya oleh Konvensi dan Protokol ini agar terjaminnya

perlindungan dan bantuan bagi para korban sengketa; ICRC juga

dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan lainnya bagi

kepentingan para korban, dengan harus mendapatkan ijin dari

pihak-pihak dalam sengketa yang bersangkutan). (terjemahan

penulis)

Selanjutnya identitas ICRC dilihat dari elemen penting yang menjadi

pedoman kegiatan organisasi ini, yaitu hakikat ganda kegiatan ICRC. Dalam hal

ini kegiatan ICRC berjalan dalam dua lini, pertama ialah lini operasional, yaitu

menolong para korban konflik bersenjata dan situasi kekerasan lain. Lini kedua

adalah mengembangan dan mempromosikan hukum humaniter internasional dan

prinsip-prinsip kemanusiaan57

.

Kedua lini tersebut saling berkaitan karena lini pertama beroperasi dalam

bingkai yang ditetapkan oleh lini yang kedua. Sedangkan lini kedua menyerap

pengalaman lini pertama serta memfasilitasi respons ICRC terhadap kebutuhan-

kebutuhan yang telah teridentifikasi. Dengan demikian, hakikat ganda ini

memperkuat identitas ICRC serta membedakannya dari organisasi-organisasi

kemanusiaan lain, baik organisasi non-pemerintah maupun organisasi antar-

57

ICRC, Consultation on Performance Benchmarks for Australian Aid, ICRC feddback 3

Maret 2014, 2, http://aid.dfat.gov.au/Publications/Documents/international-committee-of-the-red-

cross.pdf. Diakses pada 7 Mei 2014.

Page 39: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

26

pemerintah yang umumnya hanya berkonsentrasi pada salah satu dari dua lini

tersebut58

.

ICRC merupakan badan gerakan tersendiri dari International Red Cross

and Red Crescent Movement atau dapat juga hanya disebut sebagai Gerakan

(Movement). Badan dari Gerakan meliputi International Federation of Red Cross

and Red Crescent Societies (Federasi), dan Red Cresent Societies (Perhimpunan

Nasional). Setiap bagian dari Gerakan ini bersifat independen59

. Akan tetapi setiap

bagian dari Gerakan ini memiliki kaitan yaitu keserupaan tugas antara semua

komponen gerakan dan oleh penggunaan lambang-lambang yang sama60

.

C. Status ICRC

ICRC berbeda dari organisasi antar-pemerintah dan organisasi non-

pemerintah (NGO) lainnya. Organisasi swasta seperti asosiasi, federasi, serikat

pekerja, dan NGO lainnya tidak didirikan oleh pemerintah atau oleh perjanjian

antar-pemerintah61

. NGO dapat memainkan peran dalam urusan internasional

berdasarkan aktifitas mereka tetapi tidak memiliki status sebagai subjek hukum

internasional juga tidak memiliki mandat untuk keberadaan dan kegiatan mereka.

Jika keanggotaan atau kegiatan organisasi ini terbatas pada negara tertentu maka

dianggap sebagai NGO nasional. Jika kegiatannya lintas batas negara, maka

58

ICRC, Misi dan Kegiatannya, 8. 59

Lindblom, Non-Governmental Organization, 68. 60

ICRC, Misi dan Kegiatannya, 8. 61

Gabor Rona, The ICRC‟s Status: In a Class of its Own, 1, 17 Februari 2004,

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/misc/5w9fjy.htm. Diakses pada 18 Mei 2014.

Page 40: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

27

disebut NGO internasional. Contohnya, seperti Medicins Sans Frontieres,

Amnesty International, Human Rights Watch, Oxfam dan lain-lain62

.

Istilah “organisasi internasional” atau “organisasi antar-negara”

menunjukan sebuah asosiasi yang didirikan oleh pemerintah melalui perjanjian

dengan tujuan umum dan memiliki organ khusus sendiri untuk memenuhi fungsi

tertentu. Selain aturan dalam menetapkan struktur organisasi ada ketentuan

tentang tujuan asosiasi serta hak dan kewajiban para anggotanya. Tidak seperti

NGO, organisasi antar-pemerintah yang memiliki mandat dari pemerintah dapat

menikmati beberapa fasilitas yang dalam bahasa diplomatiknya disebut Privileges

and Immunities63

.

Pengakuan sebuah organisasi dalam hukum internasional berasal dari

kemampuannya untuk mengemban hak dan kewajiban. Dalam ICJ Advisory

Opinion Reparcity For Injuries Suffered In The Service of The United Nations

1949 disebutkan bahwa sebagai internasional legal personality harus memiliki

kemampuan untuk mengemban hak dan kewajiban internasional dan memiliki

kapasitas untuk mempertahankan haknya.64

Selanjutnya dijelaskan sebuah

organisasi memiliki kapasitas hukum internasional dan hak istimewa serta

kekebalan di wilayah masing-masing anggotanya. Sebuah organisasi internasional

mendapatkan akses ini melalui perjanjian internasional dengan negara

62

Gabor Rona, The ICRC‟s Status, 1. 63

Gabor Rona, The ICRC‟s Status, 1. 64

International Court Of Justice, Report of judgements, Advisory Opinion and Orders:

Reparcition for Injuries Suffered in The Service of The United Nations, April 11th

1949, Layden

A.W. Sijrhoff‟s Publishing Company, 179, http://www.icj-cij.org/docket/files/95/7497.pdf.

Diakses pada 24 November 2014.

Page 41: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

28

anggotanya. Sehingga organisasi ini berhak mengingatkan anggota mereka akan

kewajiban tertentu sesuai dengan kapasitas organisasi ini.

Dalam ICJ Advisory Opinion ini, ICJ juga menyebutkan bahwa organisasi

internasional (organisasi antar negara) adalah sebuah badan politik yang diisi

dengan tugas politik dari dan meliputi bidang yang luas seperti pemeliharaan

perdamaian dan keamanan internasional, pemgembangan hubungan persahabatan

antar bangsa dan pencapaian kerjasama internasional dalam pemecahan masalah

seperti ekonomi, sosial, budaya, atau kemanusiaan dan berurusan dengan

anggotanya.65

Dengan demikian, PBB dan badan-badannya, atau organisasi antar-

pemerintah lainnya seperti Organisasi Negara-Negara Amerika dianggap memiliki

status subjek hukum internasional. Di sisi lain, organisasi non-pemerintah atau

NGO tidak memiliki status tersebut meskipun lingkup operasi mereka adalah

lingkup internasional66

. ICRC bukanlah organisasi antar-pemerintah dan bukan

pula organisasi non-pemerintah. Bagan berikut menjelaskan perbedaan dari

individu, negara dan organisasi dalam hukum nasional dan internasional:

65

International Court Of Justice, Report of judgements, 179. 66

Gabor Rona, The ICRC Privilege Not To Testify: Confidentiality In Action,

International Review Of The Red Cross no. 845 (Maret 2002), 2,

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/misc/5wsd9q.htm#a1. Diakses pada tanggal 8

November 2013.

Page 42: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

29

Tabel 2.1.

Perbedaan status hukum nasional dan internasional

No Hukum Nasional Hukum

Internasional

1 Individu Ya Dibatasi

2 Negara Ya Ya

3 Organisasi

Bermacam-macam

tergantung pada

hukum negara dan

sifat organisasi

tersebut

Ya untuk ICRC

dan Organisasi

antar-pemerintah;

tidak untuk

organisasi non-

pemerintah (NGO)

Sumber: Gabor Rona, The ICRC Privilege Not To Testify: Confidentiality in Action, 2.

ICRC adalah sebuah asosiasi swasta berdasarkan hukum Swiss dan

mempunyai subjek hukum internasional, yang pembentukannya juga diatur dalam

Swiss Civil Code67

. Terdapat beberapa hal yang menguatkan status ICRC

dianggap dalam hubungan internasional. Pertama, ICRC adalah subjek dari

mandat internasional yang diberikan kepadanya oleh perjanjian hukum humaniter

internasional68

. Secara langsung mandat ini di atur dalam Konvensi Jenewa

194969

. Contohnya, dalam Common Article70

3 dalam Konvensi Jenewa 1949

menyatakan bahwa “sebuah badan kemanusian tidak memihak, seperti komite

internasional palang merah dapat menawarkan jasanya kepada para pihak yang

67

Yves Beigbeder, The Role And Statute of International Humanitarian Volunteers And

Organizations: The Rights and Duty to Humanitarian Assisstance, (Netherlands: martinus Nijhoff

Publishers, 1991), 318. 68

Gabor Rona, The ICRC Privilege Not to Testify, 2. 69

Lindblom, Non-Governmental Organization, 70. 70

Common articles adalah pasal-pasal yang sama atau nyari sama, baik isinya ataupun

nomor pasalnya yang terdapat di dalam semua Konvensi Jenewa 1949. Pasal-pasal tersebut

dicantumkan berulang pada setiap Konvensi Jenewa karena memang sangat penting dan

merupakan ketentuan pokok dari Konvensi Jenewa.

Page 43: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

30

berkonflik”. Ketentuan paling luar biasa dari konvensi dalam hal ini adalah pasal

10 dari Konvensi Jenewa I-III. ICRC juga memiliki hak untuk mengunjungi

tawanan perang (Pasal 126 dari Konvensi Jenewa III), dan untuk memantau

kepatuhan terhadap aturan Konvensi Jenewa IV berkaitan dengan perlindungan

warga sipil (Pasal 55 dan 61) 71

.

Kedua, status hukum Internasional ICRC diakui dalam hubungannya

dengan negara-negara PBB, dimana ia mendapat status sebagai Observer sesuai

dengan Resolusi Umum General Assembly 45/6 yang diadopsi pada 16 Oktober

1990 melalui konsesnsus72

. Selain itu delegasi ICRC di New York bertemu setiap

bulan dengan Ketua Dewan Keamanan PBB. Selain itu presiden ICRC bertemu

setiap tahun dengan dewan keamanan secara keseluruhan73

.

Ketiga, ICRC yang berstatus independen dari afiliasi dengan negara

manapun merupakan badan gerakan tersendiri dari International Red Cross and

Red Crescent Movement yang dalam konferensi internasionalnya negara-negara

partisipan dapat menentukan ICRC untuk menawarkan layanan atau interfensi

dalam konflik bersenjata74

. Keempat, badan pengadilan internasional dan

domestik telah memasukkan peraturan mengenai kekebalan dan hak testimonial

ICRC pada peraturan pengadilan. The International Criminal Tribunal for The

71

Lindblom, Non-Governmental Organizatio, 70. 72

Christian Koenig, Observer status for the ICRC at the United Nations: a Legal

Viewpoint, International Review of The Red Cross, no. 280, 28 Februari 1991, 1,

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/article/other/57jnwj.htm. Diakses pada 18 Mei 2014. 73

Gabor Rona, The ICRC privilege Not To Testify, 3. 74

Gabor Rona, The ICRC privilege Not To Testify, 3.

Page 44: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

31

Former Yugoslavia (ICTY) membedakan ICRC dari NGO lain dengan mengutip

mandat hukum internasional termasuk aturan menolak untuk bersaksi75

.

Kelima, status hukum internasional ICRC juga secara implisit diakui

dalam peraturan ICC tentang Prosedur dan Saksi, dasar pengakuan ini adalah

pemberian mandat internasional oleh Hukum Humaniter Internasional pada

ICRC76

.

Keenam, ICRC juga menikmati status spesial sebagai konsultatif di

beberapa badan internasional seperti Non-Aligned Movement, The Organization of

African Unity, The Organization of American States, The council Of Europe, The

International Maritime Organization and The International Organization for

Migration77

. Ketujuh, banyak negara memeperlakukan ICRC seperti mereka

memperlakukan organisasi antar-negara contohnya UNHCR. ICRC

mempertahankan hubungan diplomatiknya dengan negara-negara dan organisasi

internasional, juga memperlakukan mereka setara pada tingkat koordinasi.

Sebagai tambahan, pada tahun 1993, ICRC dan Swiss menandatangai

perjanjian status dimana Dewan Federal Swiss “mengakui kepribadian yuridis

internasional dan kapasitas hukum” dari ICRC. Organisasi ini juga memiliki

perjanjian markas di lebih dari 60 negara ditambah dengan pengakuan hak

istimewa dan kekebalan diplomatiknya, contohnya kekebalan terhadap proses

hukum yang melindunginya dari sidang administratif dan sidang pengadilan, dan

tidak dapat diganggu-gugatnya gedung, arsip serta dokumen-dokumen ICRC.78

75

Gabor Rona, The ICRC‟s Status, 1. 76

Gabor Rona, The ICRC privilege Not To Testify, 3. 77

Christian Koenig, Observer Status Of ICRC, 2. 78

ICRC, Kenali ICRC, 6.

Page 45: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

32

Hak kekebalan dan istimewa tersebut harus ada pada ICRC agar dapat bekerja

secara netral dan mandiri.

D. Pembuatan Keputusan dan Pendadaan ICRC

Badan pembuat keputusan ICRC terdiri dari Majelis, Dewan Majelis dan

Kepresidenan, yang memiliki tanggung jawab untuk membuat kebijakan, strategi

dan keputusan mengenai hukum humaniter. Badan-badan ini mengawasi seluruh

kegiatan organisasi, baik kegiatan di lapangan maupun di kantor pusat juga

persetujuan tujuan dan anggaran.79

Proses pembuatan keputusan ICRC dimulai dengan penaksiran

(assessment) dengan tujuan untuk memahami situasi agar dapat mengidentifikasi

masalah yang dihadapi masyarakat. Selanjutnya penaksiran ini akan di analisis

agar dapat merumuskan aksi atau kebijakan yang sebaiknya diambil. Setelahnya

kebijakan akan diimplementasikan dan diawasi oleh ICRC. Proses terakhir adalah

review, evaluasi dan pembelajaran dari hasil kerja yang di review setiap

tahunnya.80

Di bawah ini merupakan tabel dari proses pembuatan keputusan di

ICRC.

79

ICRC, ICRC Decision-Making Structures, 1 Juli 2014,

https://www.icrc.org/eng/resources/documents/misc/icrc-decision-making-structures-030706.htm,

diakses pada 28 Desember 2014. 80

ICRC, Annual Report, 22.

Page 46: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

33

Gambar 2.1

Proses Pembuatan Keputusan ICRC

Sumber: ICRC, Annual Report 2012, 22.

Selanjutnya, pendanaan ICRC berasal dari sumbangan sukarela negara

yang telah meratifikasi Konvensi Jenewa, Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

nasional, Organisasi supranasional (seperti European Commission), dan sumber

public dan swasta.81

Sumbangan bagi ICRC dapat dilakukan dalam beberapa

bentuk seperti uang, makanan, barang dan layanan. Bantuan dalam bentuk

makanan dapat berupa beras, minyak, dan lain-lain. Bantuan berupa barang

contohnya, kendaraan, selimut, plastic, terpal, peralatan dapur dan tenda.

Sedangkan bantuan layanan dapat berupa staf ahli.82

81

ICRC, Finances, https://www.icrc.org/en/who-we-are/finances, diakses pada 28

Desember 2014. 82

ICRC, Kenali ICRC, 50.

proses dan analisis

formulasi dan rencana

implementasi dan

pengawasan

review, evaluasi dan

pembelajaran

Page 47: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

34

Amerika Serikat menjadi negara pendonor terbesar bagi ICRC pendanaan

ICRC. Negara pendonor terbesar kedua adalah Inggris dan kemudian Swiss.

Secara keseluruhan wilayah Afrika merupakan daerah yang paling banyak

memerlukan bantuan ICRC baik berupa uang, makanan dan barang. RD Kongo

merupakan bagian dari peringkat sepuluh besar negara-negara yang menjadi

tujuan pendanaan ICRC.83

E. Konvensi dan Protokol Internasional tentang anak

Peraturan internasional tentang anak merupakan bagian dari hukum

humaniter internasional. Dimulai dari Konvensi Jenewa yang pertama yang

disusun oleh Henry Dunant hinggga peraturan internasional modern yang ada saat

ini. ICRC sebagai merupakan organisasi yang mengawasi berjalannya hukum

humaniter internasional ini.84

ICRC juga berperan sebagai promoter dan pemelihara hukum humaniter

internasional. ICRC memiliki pelayanan konsultasi hukum humaniter

internasional untuk mendorong negara-negara peratifikasi agar mengadopsi

hukum humaniter kedalam peraturan nasional mereka. Organisasi ini juga

memberikan bantuan teknis kepada negara-negara mengenai undang-undang

untuk menuntut penjahat perang dan melindungi lambang Palang Merah dan

Bulan Sabit Merah.85

83

David P. Forsythe dan Barbara Ann J.Rieffer-Flanagan, The Interntional Committee of

The Red Cross: A Neutral Humanitarian Actor, (London: Routledge,2007). 84

Ambarwati dkk, Hukum Humaniter Internasional, xix. 85

Ambarwati dkk, Hukum Humaniter Internasional, 149.

Page 48: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

35

Guna mewujudkan perlindungan bagi masyarakat dalam situasi konflik

bersenjata maupun situasi kekerasan lainnya ICRC mempromosikan dan

memperkuat hukum humaniter dan prinsip-prinsip kemanusiaan universal.86

Melalui hukum humaniter internasional dan prinsip kemanusian yang tertuang

dalam konvensi dan protokol internasional akhirnya peraturan yang lebih baik

terwujud untuk membatas perekrutan tentara anak dengan batas minimal umur 18

tahun. ICRC, Perhimpunan Nasional dan Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit

Merah juga menetapkan bahwa 18 tahun adalah batas usia minimal dari

perekrutan tentara anak.

Selain mengembangkan peraturan hukum humaniter dalam Konvensi

Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan I dan II, ICRC juga turut serta sebagai

expert dalam pembuatan draf dari berbagai konvensi dan protokol internasional

menyangkut perlindungan anak. 87

Konvensi dan protokol internasional yang

pertama mengenai anak adalah Konvensi Jenewa 1-4. Pada dua konvensi awal

yaitu Konvensi Jenewa I mengenai Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan

Bersenjata yang Terluka dan Sakit di Darat dan Konvensi Jenewa II mengenai

Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan Bersenjata yang Terluka, Sakit dan Karam

di Laut belum terdapat aturan khusus mengenai tentara anak. Akan tetapi dalam

Konvensi Jenewa III mengenai Perlakuan Terhadap Tawanan Perang terdapat dua

86

ICRC, The International Committee of the Red Cross‟s (ICRC‟s) confidential

approach, International Review of The Red Cross vol. 94 no. 887 September 2012, 1,

http://www.icrc.org/eng/assets/files/review/2012/irrc-887-confidentiality.pdf. Diakses pada

tanggal 8 November 2013. 87

Alain Aeschlimann, The ICRC says “no” to the recruitment of child soldiers, 06-02-

2007 Statement, https://www.icrc.org/eng/resources/documents/statement/children-statement-

060207.htm. Diakses pada 23 Oktober 2014.

Page 49: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

36

pasal yaitu pasal 16 dan 49 yang berkaitan dengan anak pada masa perang88

.

Pertama adalah pasal 16 yang berisi tentang persamaan perlakuan terhadap

tawanan perang, dan penahan harus memberikan perlakukan sesuai dengan usia

mereka. Kedua adalah pasal 49 mengenai perekrutan buruh tahanan perang harus

memperhatikan usia dan kesehatan fisik mereka. Pada Konvensi Jenewa IV

mengenai Perlindungan Sipil di Masa Perang terdapat lebih banyak pasal yang

berkaitan dengan anak saat perang terutama mengenai hak atas perlindungan

khusus karena kerentanan anak-anak89

. Perlindungan khusus ini harus tetap

diberikan bahkan jika mereka berpartisipasi langsung dalam permusuhan.

Selanjutnya hukum humaniter mengenai perlindungan anak terdapat dalam

Protocol Additional To The Geneva Conventions Of 12 August 1949 (Protokol 1

dan II). Protokol I mengenai Perlindungan Korban Konflik Bersenjata

Internasional dan Protokol II mengenai perlindungan Konflik Bersenjata Non-

Internasional ini telah secara khusus mengatur mengenai tentara anak. Terutama

dengan membuat 15 tahun menjadi batasan minimum dimana mereka dapat

berpartisipasi dalam permusuhan atau direkrut menjadi tentara anak dengan

larangan hukuman mati bagi anak-anak di bawah usia 18 tahun yang didakwa

karena terlibat dalam kejahatan perang.

“The Parties to the conflict shall take all feasible measures in

order that children who have not attained the age of fifteen

years do not take a direct part in hostilities and, in particular,

they shall refrain from recruiting them into their armed

forces…” (Protokol Tambahan II Pasal 77).

88

ICRC, Summary Table of IHL Provisions Specifically Aplicable to Children, Januari

2003, 1, http://www.icrc.org/eng/assets/files/other/ang03_04a_tableaudih_total_logo.pdf. Diakses

pada 23 maret 2014. 89

ICRC, Summary Table of IHL Provisions, 1.

Page 50: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

37

(Para pihak yang berkonflik harus mengambil semua langkah

yang layak agar anak-anak yang belum mencapai usia lima

belas tahun tidak mengambil suatu bagian langsung dalam

permusuhan, dan khususnya, mereka harus menahan diri dari

merekrut anak-anak menjadi angkatan bersenjata mereka…).

(terjemahan penulis)

Perlindungan anak secara hukum selanjutnya terdapat dalam Convention

Of The Rights Of Child, 1989. Dalam Konvensi Hak Anak PBB terdapat satu

pasal mengenai keterlibatan anak dalam konflik. Isu ini disebutkan dalam pasal 38

yang memuat berbagai kewajiban negara untuk tidak merekrut anak di bawah 15

tahun dan memberikan perlindungan bagi anak yang terkena dampak konflik

bersenjata. 90

Konvensi Hak Anak 1989 selanjutnya dikembangkan dengan adanya

Optional Protocol to The Convention of The Rights of Child on The Involvement

of Children in Armed Conflict, 2000.Dalam protokol opsional konvensi hak-hak

anak ini terdapat perubahan besar mengenai aturan perekrutan tentara anak.

Karena secara jelas mencantumkan pelarangan terhadap perekrutan tentara anak-

anak di bawah usia 18 tahun dalam peperangan.91

Pelarangan ini berlaku bagi

kelompok bersenjata dan tentara pemerintah suatu negara. Untuk itu dijelaskan

bahwa negara harus menjamin keamanan dan memperlakukan anak-anak itu

sesuai dengan usia mereka. Semua hal ini tersebutkan dalam pasal 1, pasal 2 dan

pasal 4 pada paragraf pertama.

90

Konvensi Hak Anak-Anak,

http://www.unicef.org/magic/media/documents/CRC_bahasa_indonesia_version.pdf. Diakses pada

3 Desember 2013. 91

Kristin Barstad, Preventing The Recruitment Of Child Soldiers: The ICRC Approach,

Refugee Survey Quarterly Vol. 27 no. 4 (2009), 147, http://rsq.oxfordjournals.org/. Diakses pada

tanggal 30 Januari 2014.

Page 51: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

38

Peraturan selanjutnya adalah Rome Statute of The International Criminal

Court, 1998. Karena kontribusi besar ICRC dalam setiap konferensi internasional

membawa perkembangan yang baik pada perkembangan hukum internasional

yang berlaku untuk perlindungan anak dalam konflik bersenjata. Pada Statuta

Mahkamah Pidana Internasional pasal 8 Undang-Undang the International

Criminal Court (ICC) menyeebutkan bahwa perekrut tentara anak di bawah usia

15 ditetapkan sebagai penjahat perang92

. Selanjutnya, dalam Paris Principles and

Paris Commitment,2007, juga mengatur mengenai batas minimal usia tentara anak

yaitu 18 tahun. Dan mengharuskan untuk selalu mengupayakan pembebasan

bersyarat anak-anak dari angkatan bersenjata atau kelompok bersenjata setiap saat

bahkan saat konflik93

.

Sebagai pengawas berjalannya hukum humaniter internasional, ICRC

berupaya agar Konvensi Jenewa dan konvensi selanjutnya dihormati serta

dijalankan.94

Perekrutan tentara anak merupakan pelanggaran dari hukum

humaniter internasional. ICRC berhak untuk melakukan tindakan yang diperlukan

selama konflik terjadi untuk melindungi warga sipil termasuk anak-anak sesuai

dengan ketentuan konvensi Jenewa.95

92

Barstad, Preventing The Recruitment Of Child Soldiers, 147. 93

The Paris Principles, February 2007,

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/misc/paris-principles-commitments-300107.htm.

Diakses pada 28 Mei 2014 dari. 94

Ambarwati dkk, xix. 95

Ambarwati dkk, 154.

Page 52: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

39

F. Peran ICRC terhadap Korban Anak-Anak

ICRC menjalankan perannya di lapangan menggunakan empat pendekatan

dengan strategi menyeluruh setelah menganalisis situasi yang ada. Agar secara

langsung ataupun tidak langsung, dalam jangka pendek, menengah, atau panjang,

dapat memastikan penghormatan terhadap kehidupan, martabat, dan kesejahteraan

fisik serta mental para korban konflik bersenjata dan situasi kekerasan lain96

.

Empat pendekatan tersebut adalah: pendekatan perlindungan, pendekatan bantuan,

pendekatan pencegahan dan pendekatan kerjasama. 97

Pendekatan perlindungan dilancarkan untuk melindungi kehidupan dan

martabat para korban termasuk anak-anak dalam konflik bersenjata dan situasi

kekerasan lain. program-programnya antara lain adalah membantu unacompanied

children dan separated children melalui program pemulihan hubungan keluarga.

ICRC bekerja dengan pemerintah atau organisasi terkait untuk membantu

pencarian orang hilang bagi anak-anak yang ditinggal ayah mereka. Sebagai

upaya mengatasi tahanan anak atau anak yang mendampingi orang tua mereka di

tahanan (lebih banyak kaum ibu) ICRC memberikan perlindungan kepada mereka

agar kebutuhan mereka terjamin. Organisasi ini juga memberikan jaminan kepada

anak-anak berupa membuka saluran komunikasi dengan keluarga yang terpisah

dan memberikan jaminan pendidikan kepada mereka.98

Untuk membantu korban konflik bersenjata dan korban situasi kekerasan

lain digunakan pendekatan bantuan. Pendekatan bantuan ICRC menargetkan

96

ICRC, Misi dan Kegiatannya, 14. 97

ICRC, Misi dan Kegiatannya, 14-16. 98

ICRC, Annual Report 2010, 43.

Page 53: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

40

bantuan terhadap populasi masyarakat, dengan cara meberikan bantuan ekonomi

kepada anak-anak atau keluarga anak-anak tersebut. Bantuan itu berupa makanan,

peralatan rumah tangga, lapangan pekerjaan bagi anak-anak yang harus menjadi

kepala keluarga, bantuan air bersih dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Bantuan bagi anak-anak yang menjadi tahanan biasa tergantung pada kebutuhan

mereka seperti pakaian, pendidikan dan rekreasi, kesehatan dan lain-lain.

Pendekatan bantuan juga diberikan peda yang terluka dan sakit dengan cara

memberikan perawatan kesehatan yang diprioritaskan pada anak-anak, juga

rehabilitasi fisik bagi anak-anak seperti kursi roda dan tongkat.99

Sebagai upaya untuk mencegah penderitaan dengan mempromosikan,

memperkuat, dan mengembangkan Hukum Humaniter Internasional dan prinsip-

prinsip kemanusiaan universal digunakan pendekatan pencegahan. Pendekatan

pencegahan menargetkan pada otoritas politik, diplomat dan militer, juga pada

angkatan bersenjata, pemangku bersenjata lain dan civil society (seperti media,

sekolah, universitas, dan NGO) selalu menekankan pada pentingnya sadar pada

anak-anak yang membutuhkan perlindungan lebih dan mencegah dari perekrutan

tentara anak atau penggunakan anak-anak 100

Untuk mengarahkan dan mengkoordinasi kegiatan bantuan kemanusiaan

internasional yang dilakukan Gerakan dalam konflik bersenjata dan situasi

kekerasan lain digunakan pendekatan kerja sama. Pendekatan kerjasama

dilakukan dengan national societies untuk mendorong penguatan masyarakat.

99

ICRC, Annual Report 2010, 44. 100

ICRC, Annual Report 2010, 45.

Page 54: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

41

ICRC juga mendorong pembangunan National Society, pertolongan pertama dan

kapasitas persiapan darurat agar dapat cepat merespon kebutuhan dari anak-anak

dalam konflik bersenjata atau situasi kekerasan lainnya. ICRC juga mendukung

program kepemudaan agar pemuda dapat mempelajari mengenai nilai-nilai hukum

humaniter dan bekerja dalam bidang kemanusiaan dalam negara mereka

sendiri.101

Masing-masing pendekatan mempunyai strategi implementasinya sendiri.

Strategi implementasi ini menggabungkan berbagai kegiatan dari keempat

program yang diuraikan secara rinci dalam alat perencanaan tahunan yaitu

program perlindungan, bantuan, pencegahan dan kerja sama. Menggabungkan

kegiatan merupakan hal yang sangat penting, ICRC terikat kewajiban untuk

memanfaatkan semua sarana yang ada padanya sesuai dengan situasi, prioritas

serta tujuan yang telah diidentifikasi102

.

ICRC mengakui bahwa anak-anak tidak hanya mewakili segmen besar dari

populasi masyarakat tetapi juga lebih rentan daripada orang dewasa. Meskipun

perlindungan terhadap mereka telah diberikan oleh hukum nasional dan

internasional, tetapi anak-anak tetap menjadi penerima manfaat utama dari

program pendekatan pencegahanan, perlindungan dan bantuan ICRC di seluruh

101

ICRC, Annual Report 2010, 47. 102

ICRC, Misi dan Kegiatannya, 16-17.

Page 55: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

42

dunia103

. Di bawah ini terdapat tabel yang menjelasan kategori anak-anak yang

menjadi korban atau terlibat dalam konflik104

:

Tabel 2.2.

Kategori anak dalam konflik.

Anak Anak adalah setiap orang di bawah usia 18 tahun, kecuali di bawah

hukum yang berlaku kedewasaan di capai lebih awal

Separated Children Separatd Children adalah anak yang terpisah dari kedua orang tuanya

atau dari walinya, tetapi tidak terpisah dari kerabat lainnya. Karena

mungkin saja anak yang terpisah dengan orang tuanya itu masih

didampingi oleh anggota keluarga dewasa lainnya.

Unacompanied

Childern

Unacompanied children atau unaccompanied minor, adalah anak-

anak tanpa pendamping yang telah terpisah dari orang tua dan kerabat

lainnya sejak awal dan tidak sedang dirawat oleh orang dewasa yang

oleh hukum atau kebiasaan bertanggung jawab untuk melakukannya.

Anak-anak yang terlibat

langsung dengan

kelompok atau angkatan

bersenjata

Seorang anak yang berhubungan atau terlibat langsung dengan

kekuatan bersenjata atau kelompok bersenjata adalah setiap orang di

bawah 18 tahun yang sedang atau telah di rekrut atau digunakan oleh

angkatan bersenjata atau kelompok bersenjata menjadi pejuang, koki,

kuli, utusan, mata-mata atau tujuan seksual dan lain-lain. Kategori ini

mempromosikan ide bahwa semua anak yang berhubungan dengan

angkatan dan kelompok bersenjata harus berhenti terkait dan harus

mendapatkan manfaat dari pelucutan senjata, demobilisasi dan

reintegrasi, terlepas dari peran mereka dengan aktor bersenjata.

Sumber: ICRC Annual Report 2012, h. 36.

103

ICRC, Annual Repport 2012, Annex 3: The ICRC Oprational Approach to Childern,

35, www.icrc.org/eng/assets/files/annual-report/icrc-annual-report-2012.pdf. Diakses 21 Oktober

2013. 104

ICRC, Annual Repport 2012,36.

Page 56: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

43

G. Peran ICRC di Beberapa Negara

Peran ICRC pada anak-anak merata dilakukan di semua negara. Akan

tetapi terdapat beberapa negara yang rawan perekrutan tentara anak terutama di

daerah Afrika.105

Masalah perekrutan tentara anak merupakan pelanggaran

terhadap hukum humaniter yang harus ditangani. ICRC berperan aktif dalam

program reintegrasi kembali tentara anak baik dengan keluarga maupun

masyarakat. Program-program yang telah di paparkan dalam subbab sebelumnya

merupakan upaya yang dilakukan ICRC di setiap negara yang bekerjasama

dengan organisasi ini.

Diantara program-program tersebut terdapat beberapa program khusus

yang dimiliki ICRC masing-masing negara. Sebagai contoh, Uganda merupakan

salah satu negara yang rawan perekrutan tentara anak karena konflik. LRA

merupakan sebuah kelompok bersenjata yang aktif di daerah Utara Uganda.106

Kelompok bersenjata ini melakukan perekrutan tentara anak, kekerasan seksual

terhadap anak dan berbagai kejahatan lain. Pada tahun 2005 angkatan bersenjata

Uganda berhasil mengusir LRA keluar dari wilayah negara tersebut. Pada

akhirnya LRA kini tersebar di DR Kongo, Republik Afrika Tengah dan Sudan

Selatan.107

105

Elizabeth Flock, Washingtonpost: Child Soldiers Still Used In More Than 25

Countries Around The World, 14 Maret 2012,

http://www.washingtonpost.com/blogs/worldviews/post/child-soldiers-still-used-in-more-than-25-

countries-around-the-world/2012/03/14/gIQAl2FNCS_blog.html, diakses pada 28 Desember 2014. 106

BBC, Uganda Profile, 21 Mei 2013, http://www.bbc.com/news/world-africa-

14112297, diakses pada 30 Desember 2014. 107

PBB, General Assembly Security Council: Children And Armed Conflict, Report Of

Secretary General A/66/782-S/2012/261 26 April 2012, 12,

Page 57: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

44

Perekrutan tentara anak banyak terjadi di wilayah perbatasan Uganda dan

negara lain seperti DR Kongo. Anak-anak yang direkrut dijadikan tentara di

wilayah pendudukan LRA sekarang. Pada tahun 2011 terdapat 3 orang anak dari

Uganda yang di rekrut dan di bawa ke DR Kongo. Selanjutnya antara tahun 2012-

2013 terdapat 9 orang anak Uganda yang direkrut untuk berperang di DR Kongo

oleh LRA.108

Meskipun angka perekrutan anak tidak setinggi yang terjadi di DR Kongo

akan tetapi Uganda memiliki program bantuan pelatihan skill dari ICRC yang

diikuti oleh anak-anak korban konflik termasuk para tentara anak yang di sebut

Life-Planning Skill. Program ini bertujuan untuk meningkatkan skill kerja dari

anak-anak dan pemuda Uganda yang berusia antara 12-25 tahun terutama mantan

tentara anak.109

Program ini dilakukan sebagai salah satu upaya bantuan untuk

meningkatkan kemampuan mereka sehingga tidak menjadikan pekerjaan tentara

sebagai satu-satunya alternatif mata pencarian mereka.

Negara selanjutnya adalah Sierra Leone yang merupakan negara rawan

perekrutan tentara anak. Negara ini mengalami konflik panjang antara tahun 1991

hingga 2002. Konflik ini juga menyebabkan kelompok bersenjata Sierra leone

merekrut anak-anak sebagai tentara. Diperkirakan terdapat 17 ribu anak yang

http://reliefweb.int/report/world/children-and-armed-conflict-report-secretary-general-

a66782%E2%80%93s2012261, diakses pada 30 Desember 2014. 108

MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, 24 Oktober 2014, 6,

http://monusco.unmissions.org/LinkClick.aspx?fileticket=DazRcHfpAJo%3D&tabid=10701&mid

=13689&language=en-US. Diakses pada tanggal 11 September 2014. 109

ICRC, Children Affected By Armed Conflict And Other Situation Of Violence, 12.

Page 58: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

45

terlibat menjadi tentara selama periode 1991 hingga 2002. Tentara anak yang

direkrut antara usia 6-17 tahun. 110

Untuk mengatasi trauma psikologi para mantan tentara anak, Palang

Merah Sierra Leone dengan bantuan Palang Merah Inggris membuat program

bernama Child Advocacy and Rehabilitation. Salah satu metode yang digunakan

adalah melalui dukungan psikososial seperti konseling individual maupun

berkelompok. Hasil yang didapat adalah setiap tahunnya terdapat sekitar 300 anak

usia 10-18 tahun yang mendaftar untuk mengikuti Program 11 bulan.111

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dilihat bahwa ICRC berupaya untuk

meningkatkan taraf hidup anak-anak agar tidak bergabung dengan tentara anak.

selain itu ICRC juga berupaya untuk merehabilitasi dan mengintegrasikan mantan

tentara anak kedalam kehidupan keluarga dan masyarakat kembali.

Uraian bab 2 diatas, menggambarkan mengenai organisasi ICRC. Dimana

ICRC yang merupakan private institution serta memiliki markas besar di Swiss.

Organisasi ini memiliki status sebagai Sui Generis karena menerima pengakuan

sebagai subjek hukum internasional di mata hukum internasional. Terkait

palanggaran terhadap hak anak yaitu perekrutan dan penggunaan anak-anak dalam

peperangan, ICRC sebagai penegak hukum humaniter internasional berperan akrif

dalam upaya mengurangi pelanggaran tersebut. Dengan meminimalisir perekrutan

anak dan melindungi anak-anak diharapkan hak anak dapat terpenuhi dan

110

Jake R. Bright, Sierra Leone 2012: An Alternative perspective on War And Child

Soldiers in Africa,

http://www.africa.com/blog/sierra_leone_2012_an_alternative_perspective_on_war_and_child_sol

diers_in_africa/, diakses pada 30 Desember 2014. 111

ICRC, Children Affected by Armed Conflict and Other Situations of Violence, 12.

Page 59: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

46

terlaksanakan. Selanjutnya untuk lebih memahami kasus perekrutan tentara anak,

maka pada bab selanjutnya akan dibahas mengenai perekrutan tentara anak yang

terjadi di RD Kongo.

Page 60: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

47

BAB III

PEREKRUTAN TENTARA ANAK DI RD KONGO

Pada tahun 2013, terdapat 414 kasus konflik politik dimana 45 kasus

diantaranya merupakan konflik kekerasan yang melibatkan peperangan, salah

satunya di negara RD Kongo112

. Ketidakstabilan politik ini membawa anak-anak

hidup dan tumbuh dalam situasi yang tidak layak113

. Bahkan, anak-anak justru

dijadikan tentara dan sasaran dari kekerasan orang dewasa disekitarnya.

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penyebab munculnya tentara anak

di RD Kongo yang tidak jauh berakar dari perang yang terjadi di negara itu.

Perekrutan ini selain dilakukan oleh kelompok bersenjata bahkan juga oleh

pemerintah RD Kongo itu sendiri. Oleh karena itu, selanjutnya akan dibahas pula

mengenai alasan dari bergabungnya anak-anak dalam kelompok bersenjata. Baik

secara paksa maupun secara suka rela.

112

The Heidelberg Institute for Internationeal Conflict Research (HIIK), Disputes, Non-

Violent Crises, Violent Crises, Limited Wars, Wars, Conflict Barometer no. 22 2013, (Jerman:

HIIK 2014) 15. 113

Ketidakstabilan politik yang terjadi di RD Kongo berawal pasca kemerdekaan negara

ini pada tahun 1960. Perdana Menteri Patrice Lumumba menolak mengakui Joseph Kasavu

sebagai Presiden. Gejolak politik antara dua pemimpin ini kemudian dimanfaatkan oleh Joseph

Mobutu. Mobutu melakukan kudeta pada tahun 1965 yang akhirnya membuatnya menjadi

penguasa selama hampir 31 tahun. Selanjutnya pada tahun 1997 Laurent Kabila mengadakan

pemberontakan yang akhirnya membuat perang besar tahun 1998-2003. Pada 2006 ketika pemilu

pertama dilaksanakan beberapa calon presiden merasa tidak puas dengan kemenangan Joseph

Kabila sebagai presiden sehingga menimbulkan kerusuhan baru. Lihat

http://www.bbc.com/news/world-africa-13286306. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2014.

Page 61: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

48

A. Profil RD Kongo

Gambar 3.1.

Peta RD Kongo

Sumber:

http://worldmap.org/maps/prepared/churchstatus/democratic%20republic%20of%20the%20congo/DRC_provinces.jpg

RD Kongo terletak di Afrika Tengah berbatasan dengan Angola, Burundi,

Republik Afrika Tengah, Republik Kongo, Rwanda, Sudan Selatan, Tanzania,

Uganda dan Zambia. Memiliki sumber daya alam seperti Kobalt, tembaga,

nobium, tantalum, minyak bumi, berlian industry dan permata, emas, perak, seng,

mangan, timah, uranium, batubara, air dan kayu. Negara tersebut terdiri dari 11

Page 62: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

49

provinsi yaitu: Bandundu, Bas-Congo, Equateur, kasai-Occidental, Kasai oriental,

katangan, Kinshasa, Maniema, Kivu utara, Orientale, dan Kivu Selatan.

B. Sejarah Perekrutan Tentara Anak Di Kongo

Seperti yang telah dijelaskan dalam uraian terdahulu, perekrutan tentara

anak dimulai dari kondisi politik dan pemerintahan di RD Kongo yang tidak stabil

hingga menimbulkan peperangan. Ketidakstabilan ini bermula dari diberikannya

kemerdekaan terhadap RD Kongo oleh Belgia pada tahun 1960114

. Kemerdekaan

yang diberikan kepada negara ini tanpa persiapan lebih matang mengenai

pemerintahan RD Kongo menyebabkan Jenderal Mobutu sebagai pemimpin

militer melakukan pemberontakan. Pemberontakan Mobutu terhadap Presiden

Joseph Kasavu membuatnya berkuasa penuh di negara ini hingga tahun 1980an115

.

Usai terjadinya genosida di Rwanda yang melibatkan suku Hutu dan Tutsi,

di tahun 1996116

konflik kedua suku ini melebar ke RD Kongo. Hal ini terjadi

karena suku Hutu Rwanda yang terusir dari negara mereka lari ke daerah

perbatasan antara Rwanda dan RD Kongo di daerah Kivu117

. Hal ini dimanfaatkan

oleh Laurent Desire Kabila, untuk memimpin pemberontakan dengan dukungan

114

ICRC, Our World Views From The Field, Democratic Republic Of The Congo, Opinion

Survey and In-Depth Research, (Geneva: IPSOS, 2009), 8. 115

ICRC, Our World Views From The Field, 8. 116

Genosida di Rwanda ini terjadi pada tahun 1994 yang dilakukan oleh ekstremis etnis

Hutu terhadap etnis Tutsi dan lawan politik mereka. Genosida ini dimulai setelah ditembak

jatuhnya pewawat Presiden Juvenal Habyarimana yang bersuku Hutu. Hanya dalam 100 hari, dari

April hingga Juli 1994 sekitar 800.000 orang telah menjadi korban. Perang ini berakhir setelah

Gerakan Pemberontak Front Patriotik Rwanda yang dipimpin oleh etnis Tutsi masuk kenegara itu

dari Uganda dan mengambil kendali pemerintahan. Lihat Mengenang „Genosida 100 hari‟di

Rwanda, 7 April 2014, m.bbc.co.uk/Indonesia/dunia/2014/04/140407_rwanda_genosida. Diakses

pada 3 Mei 2014. 117

William Mcpheson, Rwanda In Congo: Sixteen Years intervention, 9 Juli 2012,

http://africanarguments.org/2012/07/09/rwanda-in-congo-sixteen-years-of-intervention-by-

william-macpherson/. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2014.

Page 63: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

50

dari suku Tutsi Rwanda dan Uganda118

dan berhasil memasuki Kinshansa, RD

Kongo. Kemudian Kabila memplokamirkan dirinya sebagai Presiden di tahun

1997119

.

Pada tahun 1998, grup pemberontakan baru terbentuk dengan dukungan

Rwanda dan Uganda yang telah berbalik melawan Kabila. Perang ini semakin

melebar dengan bergabungnya Zimbabwe, Angola, Namibia dan Chad yang

mendukung Kabila120

. Kemudian terjadi perjanjian gencatan senjata antara pihak-

pihak yang terlibat dalam konflik ditandatangai di Lusaka, Zambia, pada tahun

1999. Selanjutnya PBB membentuk pasukan keamanan yaitu United Nations

Organization Mission in the Democratic Republic of the Congo (Monuc) untuk

mengawasi pengimplementasian dari perjanjian gencatan senjata ini121

.

Perjanjian perdamaian antara pihak-pihak yang berkonflik baru benar-

benar di tanda tangani pada tahun 2003122

. Akan tetapi, peperangan dan konflik

masih terus berlangsung di daerah timur RD Kongo tepatnya Kivu Utara dan

Selatan123

. Konflik terjadi akibat perebutan sumberdaya alam yang kaya dan

118

Negara Rwanda dan Uganda memiliki pemerintahan yang dikuasai suku Tutsi

sehingga berkeinginan untuk melindungi suku Tutsi di negara mereka dan di RD Kongo dari para

pemberontak Hutu. Selain itu kedua negara ini juga memiliki keiinginan untuk menguasai RD

Kongo yang memiliki kekayaan alam berlimpah. Francois Misser, DR Congo The North Kivu

Crisis, Januari 2009, http://www.refworld.org/pdfid/4988032e2.pdf. Diakses pada 8 Agustus 2014. 119

ICRC, Our World Views From The Field, 8. 120

Global Issues, Anup Shah, The Democratic Republic of Congo, 21 Agustus 2010,

http://www.globalissues.org/article/87/the-democratic-republic-of-congo. Diakses pada 2 Mei

2014. 121

UN, MONUC Background,

www.un.org/en/peacekeeping/missions/past/monuc/background.shtml. Diakses pada 14 Maret

2014. 122

Donatien Nduwimana, Reintegration of Child Soldiers in Eastern DRC: Chalanges

and Prospect, Occasional Paper Serries 4, No 2, (Kenya: International Peace Support Training

Center, 2013), 1. http://www.ipstc.org/media/documents/Occasional_Paper_4-2%20.pdf. Diakses

pada 9 Agustus 2014. 123

Peperangan ini mayoritas terjadi di daerah Kivu dimana daerah merupakan basis

beberapa kelompok-kelompok pemberontak seperti Conseil National pour la Defense du Peuple

Page 64: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

51

dimiliki oleh negara ini serta konflik bersenjata antara pasukan pemberontak

dengan pasukan pemerintah. Pada akhirnya perekrutan dan penggunaan anak-anak

telah menjadi karakter dari konflik yang masih berlangsung di RD Kongo.

Perekrutan terhadap tentara anak di RD Kongo ini terjadi sejak 1996

ketika perang RD Kongo terjadi. Laurent Kabila merekrut anak-anak guna

melancarkan pemberontakan terhadap Presiden Mobutu.124

Perintah perekrutan

tentara anak di negara ini secara resmi pertama kali muncul dari Presiden Kabila

pada tahun 1998. Kabila memerintahkan tentara RD Kongo untuk merekrut anak-

anak sebagai kombatan125

. Tentara anak-anak ini dalam bahasa Swahili126

disebut

sebagai kodogos yang berarti “anak-anak kecil yang berjuang” 127

.

Felix Ndagijimana, pemimpin dari sebuah NGO di RD Kongo bernama

Concert d‟Actions pour Jeunes et Enfants Défavorisés (CAJED) mengaskan

bahwa fenomena perekrutan tentara anak merupakan hal baru di RD Kongo.

Ndagijimana mengatakan bahwa128

:

“ It is something that we had never seen in the country, not even in

the armed groups that operated in the sixties. We have only

witnessed it since the war broke out in 1996” (Ini (perekrutan

tentara anak) adalah sesuatu yang tidak pernah terlihat

sebelumnya di negara ini, bahkan tidak pula dilakukan oleh

kelompok bersenjata yang beroperasi pada tahun 60an. Kami

(CNDP), Forces Democratiques pour la Liberation du Rwanda (FDLR), The Mai-mai, dan Lord‟s

Resistance Army (LRA) sumber: ICRC, Our World Views From The Field, 9. 124

Child Soldier International, Child Soldiers Global Report 2001-Democratic Republic

of The Congo, 2001, http://www.refworld.org/docid/498806012d.html. Diakses pada 17

September 2014. 125

Dora Szuj, Childern in Armed Conflicts, 355. 126

Bahasa Swahili merupakan bahasa yang digunakan oleh beberapa negara di Afrika

yaitu Tanzania, Kenya, Uganda, Rwanda, Burundi, Mozambik, dan RD Kongo. 127

Mark A. Drumbl, Reimagining Child Soldiers in International Law and Policy,(New

York: Oxford University Press, 2012), h. 32. 128

ICRC, DR Congo-Kinshasa: Former Child Soldiers Return to Their Families, 24

September 2007, https://www.icrc.org/eng/resources/documents/feature/2007/congo-kinshasa-

feature-240907.htm. Diakses pada 23 Juli 2014.

Page 65: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

52

mulai menyaksikannya terjadi sejak perang yang dimulai pada

tahun 1996) (terjemahan penulis)

Tindakan Presiden Kabila diikuti oleh kelompok pemberontak ADFL yang

menyertakan kurang lebih 10.000 tentara anak dalam pasukan mereka129

.

Kelompok bersenjata yang beraliansi dengan Presiden Kabila seperti RDC-ML

dan Militisi Mai-Mai juga melakukan tindakan serupa. Dalam Child Soldier

Global Report tahun 2004 diperkirakan bahwa anak-anak berusia di bawah 18

tahun hampir setengahnya menjadi anggota angkatan bersenjata kelompok Mai-

Mai130

.

Selain pemerintah RD Kongo dan kelompok pemberontak, tentara asing

juga merekrut anak-anak negara itu. Selama perang Kongo tahun 1996-1997

pasukan pemerintah Rwanda menolong pasukan pemerintah RD Kongo dalam

memobilisasi tentara anak131

. Hal ini disebabkan kelompok pemberontak Rwanda,

FDLR, mengalami kesulitan ketika merekrut dan mengontrol orang dewasa,

sehingga mereka beralih ke anak-anak.

Berdasarkan pada laporan PBB tahun 2013 mengenai anak-anak dan

konflik di RD Kongo, sekitar 1200 tentara anak telah direkrut oleh berbagai

macam kelompok bersenjata132

. Konflik yang masih berlanjut di Timur RD

129

Sarah K. Lischer, War, Displacement, and the Recruitment of Child Soldiers in the

Democratic Republic of Congo, April 2006, 16.

http://kms1.isn.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/28058/ipublicationdocument_singledocument/45e

17691-dac4-424c-ba8f-05d877e82939/en/2006_4_War_Displacement.pdf. Diakses pada 23 Juni

2014. 130

Lischer, War, Displacement, and the Recruitment, 16. 131

Lischer, War, Displacement, and the Recruitment, 17. 132

Nduwimana, Reintegration of Child Soldiers,1.

Page 66: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

53

Kongo ini menyebabkan terpisahnya jaringan keluarga, sehingga membuat anak-

anak lebih mudah direkrut menjadi tentara anak.

C. Angkatan Bersenjata Yang Merekrut Tentara Anak

Akibat dari konflik yang berkepanjangan di RD Kongo perekrutan

terhadap tentara anak masih terus berlangsung. Konflik berkepanjangan ini terjadi

karena ketidakstabilan politik. Selain dari itu terdapat alasan lain yaitu perebutan

kekuasaan terhadap sumberdaya alam di RD Kongo yang melimpah ruah133

.

Menurut perkiraan MONUSCO pada periode tahun 2009-2013 berbagai

kelompok bersenjata dan angkatan bersenjata pemerintah telah merekrut sekitar

5.505 orang anak134

. Adapun usia anak yang direkrut berkisar antara 6 hingga 12

tahun135

. Adapun kelompok bersenjata yang merekrut tentara anak adalah:

1. Forces Democratiques de Liberation du Rwanda (FDLR)

FDLR mulai menjadi grup yang terorganisir dimulai antara tahun

1996-1999. Kelompok ini berada di bawah kepemimpinan Silvestre

Mudachumura, dengan mayoritas beranggotakan mantan kombatan

Interahamwe Hutu yang bertanggung jawab atas genosida suku Tutsi

di Rwanda 1994136

. Antara tahun 2012-2013 kelompok ini telah

merekrut 136 anak laki-laki dan 1 anak perempuan dengan umur antara

133

Anup Shah, The Democratic Republic of Congo. 134

MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, 24. 135

MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, 24. 136

IRIN, DRC: Who‟s Who Among Armed Groups in The East, Humanitarian News and

Analysis, 15 Juni 2010, http://www.irinnews.org/report/89494/drc-who-s-who-among-armed-

groups-in-the-east. Diakses pada 16 Mei 2014.

Page 67: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

54

9-17 tahun. Mereka di rekrut ketika berada di jalan, di pasar, saat

pulang sekolah, bahkan saat di dalam sekolah. Anak-anak ini

mayoritas di gunakan untuk menjadi tentara anak, sisanya untuk

menjadi pengantar pesan, mata-mata, tukang masak atau pelayan

sex137

.

2. Mouvement du 23 Mars (M23)

M23 merupakan kelompok bersenjata yang baru di bentuk pada 6 Mei

2012 di Rutshuru, RD Kongo, oleh Jenderal angkatan bersenjata

pemerintah RD Kongo yang bernama Bosco Ntaganda. M23 kemudian

bergabung dengan Congres National Pour La Defense du Peuple

(CNDP) dan Patriotes Resistant Congolais (PARECO) di bawah

pimpinan Ntaganda.138

Antara tahun 2012-2013 M23 telah menculik

124 anak. Tidak berbeda jauh seperti FDLR, anak-anak di kelompok

ini di jadikan kombatan, pembawa senjata dan mata-mata.

3. Lord‟s Resistance Army (LRA)

Kelompok bersenjata LRA di dirikan oleh Joseph Kony di Uganda

Utara 1987, yang kemudian pada tahun 2005 LRA masuk ke RD

Kongo139

. Pada tahun 2011 LRA menculik 124 anak, 59 dari mereka

merupakan perempuan. Menurut data MONUSCO, LRA menculik 33

orang anak di periode tahun 2012-2013. Hingga saat ini LRA masih

137

MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, 11. 138

MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, 14. 139

IRIN, DRC: Who‟s Who Among Armed Groups in The East.

Page 68: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

55

aktif melakukan penculikan dan penyiksaan terhadap masyarakat

sekitar. 140

4. Kelompok Bersenjata Mai-Mai

Kelompok bersenjata Mai-Mai merupakan kelompok bersenjata yang

bergabung bersama-sama karena suatu kesamaan. Kelompok Mai-Mai

biasa berkumpul di Lubumbashi, RD Kongo, tetapi lebih sering

beroperasi dengan kelompok-kelompok kecil dan meneror desa.141

Biasanya kelompok Mai-Mai lebih dikenal dengan nama pemimpin

mereka. Beberapa kelompok besar dari kategori kelompok Mai-Mai ini

adalah Congolese Resistance Patriots (Pareco) dan Aliance of Patriots

for a Free and Sovereign Congo (APCLS).142

Kelompok Pareco pada

periode tahun 2012-2013 telah merekrut 30 orang anak kedalam

angkatan bersenjata mereka. dari 996 anak yang terekrut tahun 2012-

2013 terdapat 316 anak di rekrut oleh kelompok bersenjata Mai-Mai,

APCLS, dan beberapa kelompok kecil lainnya143

.

140

Amnesty International, Amnesty International Annual Report 2013 – Democratic

Republic of The Congo, 23 may 2013, 2, http://www.refworld.org/docid/519f51a561.html. Diakses

pada 10 Maret 2014. 141

Andrew McGregor, New Offensive Expected Against Mai-Mai Militias in Mineral-

Rich Katanga, Jamestown Foundation, 4 April 2014,

http://www.refworld.org/docid/534f99be4.html. Diakses pada 17Agustus 2014. 142

IRIN, DRC: Who‟s Who Among Armed Groups in The East. 143

MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, 6.

Page 69: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

56

5. Front for Patriotic Resistance in Ituri (FRPI)

FRPI dilaporkan merekrut 68 anak pada periode tahun 2012-2013.

Kelompok bersenjata ini aktif beroperasi di daerah selatan Ituri, RD

Kongo, Mereka memerangi angkatan bersenjata pemerintah dan

Penjaga Perdamaian PBB. Beberapa mantan pemimpin FRPI

merupakan penjahat perang yang saat ini masih di adili di ICC karena

tindakan kejahatan perang termasuk diantaranya perekrutan anak

sebagai tentara.144

Selain kelima kelompok bersenjata yang telah di sebutkan di atas, masih

banyak terdapat beberapa kelompok bersenjata lain yang melakukan perekrutan

tentara anak di RD Kongo terutama di Provinsi Kivu Utara dan Selatan. Seperti

Rayia Mutomboki yang pada periode tahun 2012-2013 telah merekrut 98 orang

anak-anak. Selain itu terdapat lebih dari sepuluh kasus perekrutan anak selama

periode tersebut yang juga dilakukan oleh Alied Democratic Forces (ADF),

Forces Democratiques du Congo (FDC) dan Nduma Defence du Congo/Sheka

(NDC/Sheka).145

Selain dari yang telah disebutkan diperkirakan masih terdapat

banyak kelompok bersenjata lain di RD Kongo. Peta dibawah ini menampilkan

pemetaan kekuasaan kelompok bersenjata di RD Kongo sebagai mana berikut:

144

IRIN, DRC: Who‟s Who Among Armed Groups in The East. 145

MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, 6.

Page 70: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

57

Gambar 3.2.

Pemetaan kekuatan kelompok bersenjata di RD Kongo

Sumber: MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, h.22.

Perekrutan tentara anak ini terjadi bukan hanya dilakukan oleh kelompok

bersenjata tetapi juga oleh angkatan bersenjata pemerintah RD Kongo. Pada

tahun 2009, Presiden Kabila mengeluarkan kebijakan untuk mengintegrasikan

kelompok bersenjata ke dalam tentara RD Kongo yang di sebut Forces Armees de

la Republiqe Democratique du Congo (FARDC). Salah satu dari kelompok

bersenjata tersebut adalah kelompok CNDP yang dipimpin oleh Bosco Ntaganda

yang juga akhirnya mendapatkan jabatan dalam tubuh FARDC. Akan tetapi,

Page 71: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

58

Ntaganda146

justru melegalkan perekrutan tentara anak. Pada 2009 diketahui

terdapat 154 kasus perekrutan tentara anak yang juga dilakukan kembali pada

tahun 2010.147

Selanjutnya, hingga tahun 2011 angkatan bersenjata pemerintah RD kongo

yang di sebut dengan FARDC ini masih aktif merekrut tentara anak. Kurangnya

kontrol yang efektif terhadap cara perekrutan tentara FARDC, membuat batasan

minimal umur 18 tahun kerap diabaikan.148

Pada tahun 2012 dan 2013 frekuensi

perekrutan tentara anak oleh tentara pemerintah RD Kongo ini telah menurun.

B. Alasan Anak-Anak Bergabung Kedalam Angkatan Bersenjata atau

kelompok Bersenjata

Anak-anak masih memerlukan dukungan tambahan seperti pendidikan,

kesehatan dan keamanan dari orang-orang dewasa disekitarnya. Namun pada saat

konflik antara orang dewasa terjadi, anak-anak justru kerap menjadi korbannya.

Dengan memanfaatkan kepolosan anak-anak, orang dewasa memperbudak atau

memanfaatkan anak-anak tersebut demi tujuan mereka masing-masing. Dalam hal

peperangan, anak-anak dijadikan tentara anak dan sasaran kekerasan lainnya.

146

Setelah menjadi Jenderal di FARDC Bosco Ntaganda mendukung adanya perekrutan

tentara anak. Kemudian pada tahun 2012 Ntaganda mengadakan pemberontakan pada pemerintah

dengan membawa 600 angkatan bersenjata yang setia padanya. Setelah itu ia membentuk

kelompok pemberontak M23 yang membawa RD Kongo pada situasi konflik yang semakin buruk.

Setelah kalah Ntaganda menyerahkan diri dan sekarang berada di den Haag untuk diadili. Data

dapat dilihat di Peny Dale, Profile: Bosco Ntaganda The Confolese Terminator, 18 Maret 2013,

http://www.bbc.com/news/world-africa-17689131. 147

Security Council, Report of the Secretary-General on Children and Armed Conflict in

the Democratic Republic of the Congo, S/2014/453, 30 juni 2014, 3,

http://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/N1443195.pdf. Diakses pada 30 September

2014. 148

Child Soldier International, Louder than Words: An Agenda for Action to end State

Use of child Soldiers (United Kingdom: Oxuniprint, 2012), 112.

Page 72: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

59

Akan tetapi ternyata akibat tumbuh dilingkungan yang penuh konflik beberapa

anak-anak cenderung memilih sendiri untuk bergabung dengan angkatan

bersenjata.

Beberapa kelompok bersenjata menyatakan bahwa anak-anak lebih mudah

(melalui paksaan, intimidasi atau persuasi) untuk di rekrut dari pada orang

dewasa149

. Selain itu loyalitas dan partisipasi anak-anak lebih mudah untuk di

pertahankan. Dengan berbagai macam faktor seperti kemiskinan, pendidikan,

pengungsi, kamp pengungsian yang dimasuki oleh kelompok bersenjata

(militerisasi), identitas agama atau etnis, tidak adanya keluarga, atau desakan dari

keluarga, serta ajakan teman-teman membuat anak-anak rela menjadi tentara.

Perekrutan tentara anak yang dilakukan oleh pemerintah RD Kongo dan

kelompok bersenjata ini memiliki beberapa alasan lain. Pihak pemerintah RD

Kongo pada masa Laurent Kabila mengeluarkan perintah resmi untuk merekrut

tentara anak. Hal ini dikarenakan beberapa alasan seperti anak-anak merupakan

tentara yang tidak takut berperang sehingga kerap diletakan di baris depan

pasukan. Selain itu, anak-anak lebih mudah untuk diatur dari pada orang

dewasa150

.

Senada dengan pendapat pemerintah RD Kongo seorang pemberontak dari

negara tersebut menyatakan bahwa ada 3 alasan utama mengapa anak-anak dapat

menjadi tentara yang bagus yaitu; mereka menaati perintah, mereka tidak perlu

khawatir untuk kembali bersama istri atau keluarga dan mereka tidak kenal

149

Jens Christopher dan Scott Gates, Recruiting Children for Armed Conflict, 78, dalam

Scott Gates dan Simon Reich, ed, Child Soldiers in the Age of Fractured States (USA: University

of pittsburg Press, 2009). 150

Lischer, War, Displacement, and the Recruitment, 17.

Page 73: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

60

takut151

. Alasan pertama anak-anak bergabung kedalam angkatan bersenjata

adalah karena mereka bergabung secara suka rela.

Dalam kasus perekrutan tentara anak, tidak dapat dipungkiri bahwa

sebagian anak-anak memilih dengan suka rela bergabung dengan angkatan

bersenjata atau kelompok bersenjata di sekitarnya. Terdapat lima faktor utama

yang mendorong anak-anak untuk bergabung dengan angkatan bersenjata atau

kelompok bersenjata tanpa harus dipaksa. Kelima faktor tersebut adalah: perang,

kemiskinan, pendidikan, pekerjaan dan keluarga152

. Tetapi perlu digarisbawahi

bahwa masih ada faktor-faktor minor lain yang mempengaruhi seperti faktor

ideologi, etnisitas, perjuangan untuk kemerdekaan atau melawan tekanan, teman

dan masih banyak alasan lainnya. Hanya saja kelima faktor di atas dianggap lebih

universal dan mencakup faktor-faktor lainnya juga.

Alasan kedua adalah mereka direkrut secara paksa. Terdapat berbagai

faktor yang mendorong perekrutan tentara anak. Sebagian anak secara sadar

bergabung dengan sendirinya kedalam kelompok bersenjata atau angkatan

bersenjata, sedangkan sebagian lainnya secara paksa. Perekrutan secara paksa oleh

kelompok bersenjata dilakukan dengan cara penculikan atau intimidasi agar

bergabung153

.

151

Christopher dan Gates, Recruiting Children for Armed Conflict 79. 152

Rachel Brett, Adolescents Volunteering For Armed Forces or Armed Groups, Current

Issues and Comment, RICR Desember, 2003, vol. 85, No. 852, 859,

www.icrc.org/eng/assets/files/other/irrc_852_brett.pdf. Diakses pada 31 April 2014. 153

UN News Center, Child Recruitment Remains „Endemic‟ in RD kongo, UN Says in

New Report, 24 Oktober 2013

http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=46330#.U677oZR_upB. Diakses pada 24 juni

2014.

Page 74: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

61

Pola perekrutan tentara anak secara paksa lebih banyak dilakukan karena

kelompok bersenjata ini juga sekaligus menyerang desa-desa kecil. Tahun 2009

terdapat 2.280 kasus perekrutan tentara anak di RD Kongo.. 1.108 kasus di tahun

2010, 767 kasus ditahun 2011, 1.296 kasus di tahun 2012, dan 1.033 di tahun

2013. 70 persen dari kasus perekrutan tentara anak ini terjadi di daerah Kivu Utara

dan Selatan, tempat basis kekuatan kelompok bersenjata lokal dan

transnasional.154

Pada periode tahun 2010-2013 terdapat 876 anak yang di culik di RD

Kongo. 60 persen dari penculikan itu dilakukan oleh kelompok bersenjata

transnasional yaitu LRA.155

Selain penculikan modus yang digunakan adalah

penyerang terhadap sekolah dan rumah sakit. Penyerangan ini terjadi di Provinsi

Kivu Utara, Katanga dan Provinsi Oriental. Selama 2010-2013, 180 sekolah dan

83 pusat kesehatan diserang. 47 sekolah hancur, 82 dijarah dan 51 digunakan

sebagai markas. Selanjutnya, 53 pusat kesehatan dijarah,18 dihancurkan sisanya

dijadikan markas.156

Perekrutan tentara anak di daerah perbatasan merupakan salah satu cara

yang juga dilakukan oleh kelompok bersenjata. Di daerah perbatasan antara RD

Kongo, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan dan Uganda kasus seperti ini

sering terjadi terutama karena daerah-daerah ini merupakan wilayah pendudukan

LRA. Pada tahun 2011 LRA melakukan penyerangan di distrik Uele, Provinsi

154

UNSC, Report Of The Secretary – General on Children and Armed Conflict in DRC,

S/2014/453, 30 Juni 2014, 6, http://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/N1443195.pdf.

Diakses pada 30 September 2014. 155

UN Security Council, Report of The Secretary, 10. 156

UN Security Council, Report of The Secretary, 10.

Page 75: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

62

Oriental. 124 anak dilaporkan di culik dan 39 diantaranya dipaksa menjadi tentara

anak sedangkan sisanya dijadikan pekerja paksa.157

Setelah dipaparkan tentang perekrutan tentara anak di RD Kongo serta

peran ICRC di RD Kongo dalam mengurangi perekrutan tentara anak, kini dapat

dipahami bahwa perekrutan tentara anak di negara ini sangat memprihatinkan.

Hingga saat ini ketika mayoritas anak-anak didunia dapat menikmati pendidikan

dan keamanan, anak-anak di RD Kongo terutama di Provinsi Kivu Utara dan

Selatan harus mengalami ancaman setiap harinya. Minimnya pendidikan, sarana

kesehatan dan kekerasan telah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari

karena konflik yang masih berlanjut terutama ancaman perekrutan tentara anak

baik secara paksa maupun suka rela. Untuk itu pada bab selanjutnya, akan di

paparkan mengenai analisa Peran ICRC dalam upaya mengurangi perekrutan

tentara anak di RD Kongo terutama dalam interval waktu 2009-2013.

157

General Assembly Security Council, Report of The Secretary General: Children And

Armed Conflict, 26 April 2012, A/66/782-S/2012/261,

http://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/Full_Report_4118.pdf, diakses pada 28

Desember 2014.

Page 76: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

63

BAB IV

Peran ICRC dalam Upaya Mengurangi Perekrutan Tentara Anak di RD

Kongo (2009-2013)

Dalam sistem internasional sebuah entitas seperti organisasi internasional

dapat berperan penting. Salah satu contoh yang terlihat adalah ICRC sebagai aktor

independen dalam hubungan internasional mampu menunjukan kapabilitasnya

dalam bidang kemanusiaan158

. ICRC mampu memberikan bantuan bagi korban

konflik bersenjata yang tidak mampu dilakukan oleh aktor negara. Sehingga

dalam bab ini akan di bahas mengenai peran ICRC serta efektifitas ICRC sebagai

organisasi internasional yang memiliki status sui generis.

A. Peran ICRC

Dalam bab terdahulu, telah diuraikan mengenai sejarah ICRC. Henry

Dunant membangun organisasi ini dengan tujuan untuk menolong korban konflik

bersenjata, baik itu kombatan yang terluka maupun penduduk sipil tanpa

membeda-bedakan. Karena, pada saat perang Solferino terjadi, terdapat banyak

korban jiwa yang tidak di perdulikan oleh negara yang bertikai (Italia, Perancis

dan Austria) sehingga membutuhkan pertolongan dari pihak lain. 159

Thies dan Andrews (dikutip Harnisc 2011) berpendapat peran adalah

posisi sosial yang dibentuk oleh harapan sendiri (ego) dan harapan orang lain

158

Archer, International Organizations, 80. 159

ICRC, Kenali ICRC, 6.

Page 77: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

64

(alter expectation).160

Penulis beranggapan bahwa ICRC dibangun berdasarkan

pada tujuan untuk menolong korban konflik bersenjata yang dapat disebut sebagai

ego. Sementara itu, harapan dari para korban yang membutuhkan pertolongan

merupakan alter expectation. Dengan gabungan keduanya akhirnya membentuk

peran ICRC dalam bidang kemanusiaan yang berjalan hingga saat ini.

Selanjutnya ICRC dianggap sebagai sebuah organisasi yang memiliki

status sui generis yang telah di jelaskan pada bab 2. Status ini diberikan kepada

sebuah entitas yang mampu mengemban hak dan kewajiban. Status sui generis

ICRC ini memiliki ruang lingkup terbatas yaitu hanya pada bidang kemanusiaan

yang dikuatkan dengan Konvensi ICRC (Konvensi Jenewa 1949 dan protokol

tambahannya).161

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Harnisc (2011) bahwa role

expectation dari seorang aktor dapat berbeda-beda sesuai dengan ruang

lingkupnya, sehingga membentuk kewajiban yang berbeda pula.162

Peran ICRC sebagai aktor independen berada dalam bidang kemanusiaan.

Tujuan dari organisasi tersebut adalah untuk melindungi kehidupan dan mencegah

penderitian korban konflik bersenjata. Sehingga, kewajiban ICRC adalah

memberikan bantuan dan mengawasi pelaksaan berbagai standar internasional

guna melindungi korban konflik bersenjata yang dalam skipsi ini dikhususkan

pada tentara anak.

160

Harnisc, Role Theory, 7. 161

Kusumaatmadja, Mochtar dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional,

(Bandung: PT.Alumni, 2003), 101. 162

Harnisc, Role Theory, 8.

Page 78: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

65

Dalam melaksanakan perannya di RD Kongo, ICRC melakukan kegiatan

dengan berpedoman pada dua hal yaitu pertama dalam lini operasional dan kedua

pengembangan dan promosi hukum humaniter internasional serta prinsip

kemanusiaan.163

Kedua kegiatan tersebut akan dijelaskan selanjutnya.

1. Peran ICRC dalam lini Operasional

Organisasi internasional dapat berperan sebagai aktor independen

yang setara dengan negara dan berfungsi dalam hal operasional.164

Kegiatan

tersebut adalah program pemulihan hubungan keluarga kembali, program

bantuan ekonomi dan program kerjasama.

Pentingnya program reintegrasi dan pemulihan psikologis ini

dijelaskan dengan kata-kata oleh Leocadie seorang Psikolog yang direkrut

dan dilatih tim Psikologi ICRC di provinsi Oriental, RD Kongo. Leocadies

mengatakan165

:

“Helping a child understand what happened to them, and how and

why they are feeling a certain way is, very important. Aside form

listening, the ICRC thaught us some „normalization techniques‟. For

instance, children often do not realize that their very survival is a

great achievement. We remind them of this, how they managed to

survive the wild on their own and get home. We try to restore their

hope and show them that there is a light at the end of the tunnel”

(Menolong anak agar mengerti bahwa apa yang telah terjadi pada

mereka, bagaimana, kenapa mereka merasakan perasaan seperti itu

(tekanan psikologis: mudah marah, mudah lelah atau sensitive

terhadap suara keras), merupakan hal yang penting. Selain dari

mendengarkan, ICRC mengajarkan kami sebuah „teknik

normalisasi‟. Misalnya, anak-anak kerap tidak menyadari bahwa

kelangsungan hidup mereka merupakah sebuah prestasi besar. Kami

mengingatkan mereka tentang ini, tentang bagaimana mereka dapat

bertahan di alam liar (lingkungan kelompok bersenjata yang biasa

163

ICRC, Misi dan Kegiatannya, 8. 164

Archer, International Organizations, 107. 165

ICRC, DR Congo: Invisible Wound And Local Paths To Recovery.

Page 79: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

66

bersembunyi di hutan-hutan) dengan usaha mereka sendiri hingga

pulang kerumah. Kami mencoba untuk mengembalikan harapan dan

memperlihatkan kepada mereka bahwa akan selalu ada cahaya di

ujung sebuah terowongan) (terjemahan penulis)

Program pemulihan hubungan keluarga merupakan bagian dari

pendekatan perlindungan (protection). Banyak anak-anak yang direkrut

secara paksa oleh kelompok bersenjata hingga harus berpisah dari kedua

orang tua mereka. Tak jarang anak-anak ini harus terpisah selama bertahun-

tahun. Setelah anak-anak ini berhasil dilepaskan dari kelompok bersenjata,

merupakan hal utama untuk mengembalikan mereka kepada keluarga

masing-masing mantan tentara anak ini. 166

Karena perlindungan terbaik

bagi mereka adalah dalam lindungan orang tua dan keluarga mereka.167

Penyebaran informasi mengenai pencarian keluarga dilakukan

melalui penyiaran radio. Beberapa daerah yang aktif dengan kegiatan radio

adalah desa Banda di Distrik Bas-Uele.168

Selain itu provinsi Kivu juga

memiliki radio dan bulletin yang aktif dalam menyebarkan informasi

mengenai anak-anak yang terpisah dari keluarganya.169

Penyebaran

informasi juga dilakukan dengan menelepon pemerintah daerah atau melalui

internet. Penyebaran informasai melalui internet ini dilakukan melalui situs

166

Nduwimana, Reintegration of Child Soldiers, 12. 167

ICRC, RD Congo-Kinshasa: Former Child Soldiers Return To Their Family. 168

ICRC, DR Congo: Healing Memories Trhough Drama 169

ICRC, Democratic Republic of the Congo, ICRC-Bulletin no. 01/2012,

http://reliefweb.int/report/democratic-republic-congo/democratic-republic-congo-%E2%80%93-

icrc-bulletin-no-012012, diakses pada 27 Desember 2014.

Page 80: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

67

resmi dari program pemulihan hubungan keluarga yaitu

familylinks.icrc.org.170

Proses pencarian keluarga dari mantan tentara anak membuthkan

waktu yang tidak sebentar. Sehingga mereka harus memperoleh

perlindungan dan dipenuhi kebutuhannya sampai keluarga mereka

ditemukan kembali. ICRC juga meminta bantuan kepada masyarakat agar

menjadi orang tua angkat sementara atau membawa mantan tentara anak

ke penampungan sementara dari Perhimpunan Nasional. Hal ini dilakukan

agar anak-anak yang sedang menunggu ini tidak direkrut kembali oleh

kelompok bersenjata. 171

Di RD Kongo staff ICRC memastikan bahwa orang tua angkat

sementara yang ingin mengasuh para mantan tentara anak dapat memenuhi

syarat-syarat yang telah ditentukan.172

Staff ICRC akan datang secara

langsung untuk menyeleksi keluarga angkat ini. Karena keluarga angkat

ini harus paham benar mengenai kondisi psikologis dari para mantan

tentara anak, serta kebutuhan emosi dan fisik anak.

Sementara itu ICRC secara aktif mengunjungi anak-anak di pusat

rehabilitasi dan mewawancarai mereka mengenai kehidupan mereka

sebelum bergabung dengan kelompok bersenjata atau angkatan bersenjata.

Dengan memperoleh data dari mantan tentara anak, ICRC berusaha untuk

170

ICRC, Restoring Family Links, http://familylinks.icrc.org/en/Pages/home.aspx ,

diakses pada 29 Desember 2014. 171

ICRC, Annual Report 2013: Democratic Republic of The Congo, Genewa 2014,42,

http://www.icrc.org/eng/assets/files/annual-report/icrc-annual-report-2013.pdf. 172

DRC; Invisible Wounds And Local Path To Recovery, 10 Oktober 2012,

https://www.icrc.org/eng/resources/documents/feature/2012/congo-kinshasa-drc-mental-health-

feature-2012-10-10.htm. Diakses pada 18 September 2014.

Page 81: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

68

mencari keluarga mereka dan memfasilitasi komunikasi antara keduanya.

Adapun data dari program pemulihkan hubungan keluarga di RD Kongo

selama kurun waktu 2009-2013173

khusus bagi mantan tentara anak adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Tentara Anak Yang Telah Kembali Kepada Keluarganya

NO Tahun Tentara anak yang telah kembali

kepada keluarganya

1 2009 916 anak termasuk di dalamnya tentara

anak

2 2010 394 tentara anak

3 2011 339 tentara anak

4 2012 250 tentara anak

5 2013 511 tentara anak

Sumber: Annual report ICRC tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 yang diolah pribadi oleh

penulis.

Langkah selanjutnya yang dilakukan ICRC adalah memantau

keadaaan psikologis mantan tentara anak. Hal ini dikarenakan terdapat

perbedaan psikologis antara mereka dan keluarga serta masyarakat sipil biasa.

Sehingga, staff ICRC di RD Kongo juga memfasilitasi konseling psikologi

guna memberikan dukungan untuk para tentara anak dan juga masyarakat.

173

Data diolah dari ICRC Annual Report, Democratic Republic of the Congo tahun 2009

Diakses dari www.icrc.org/eng/assets/files /annual-report/icrc-annual-report-2019.pdf, ICRC

Annual Report tahun 2010 Diakses dari www.icrc.org/eng/assets/files /annual-report/icrc-annual-

report-2010.pdf, ICRC Annual Report tahun 2011 Diakses dari www.icrc.org/eng/assets/files

/annual-report/icrc-annual-report-2011.pdf, ICRC Annual Report tahun 2012 Diakses dari

www.icrc.org/eng/assets/files /annual-report/icrc-annual-report-2012.pdf, ICRC Annual Report

tahun 2013 Diakses dari http://www.icrc.org/eng/assets/files/annual-report/icrc-annual-report-

2013.pdf.

Page 82: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

69

Dukungan psikologis ini selain dilakukan secara langsung dengan asisten

konseling juga dilakukan dengan memanfaatkan radio-radio lokal174

. Program

ini berjalan di Desa Kamananga dan Bayakiri setiap hari selama dua minggu

pada tahun 2012.

Para relawan dalam tim Palang Merah Pemulihan Hubungan Keluarga

akan mempersiapkan keluarga mantan tentara anak. Mereka akan

menjelaskan berbagai jenis masalah emosional dan psikologis yang dimiliki

oleh para mantan tentara anak karena kekejaman yang telah mereka alami.

Minimnya pengetahuan dari keluarga mantan tentara anak membuat

kesalahpahaman kerap terjadi, sehingga tindak lanjut dan pendampingan

sangat penting.175

Terdapat program pemulihan psikologis lain diadakan di Desa Banda

dan Dakwa, RD Kongo, yang dimulai pada tahun 2010 dan masih berjalan

hingga saat ini. Desa Banda merupakan salah satu desa yang mengalami

penyerangan parah oleh kelompok LRA pada tahun 2009.176

Sejak September

2011, tim psikologi ICRC telah melatih lebih dari 150 relawan Palang Merah

RD kongo, guru, dan pemimpin agama dan spiritual di desa Doruma, Banda

dan Dakwa, untuk lebih memahami gejala psikologis dan emosional serta

menyesuaikan dengan jenis perawatannya. 177

174

ICRC, Dr Congo: Humanitarian Situation Deteriorates in The Kivus, 25 Mei 2012,

Diakses pada 30 April 2014, dari http://www.icrc.org/eng/resources/documents/update/2012/dr-

congo-update-2012-05-25.htm. 175

ICRC, DR Congo: Invisible Wound And Local Paths To Recovery. 176

ICRC, DR Congo: Invisible Wound And Local Paths To Recovery. 177

ICRC, DR Congo: Invisible Wound And Local Paths To Recovery.

Page 83: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

70

Program lain yang diluncurkan oleh ICRC sebagai upaya untuk

memfasilitasi reunifikasi keluarga dan reintegrasi mantan tentara anak kepada

kehidupan keluarga dan masyarakat mereka yaitu Child Protection Initiative.

Program ini diluncurkan pada tahun 2011 yang dijalankan di 9 Desa di

Provinsi Kivu.178

Salah satu jenis perawatan yang dilakukan oleh ICRC adalah melalui

drama atau pementasan peran. Sejak 2012,179

volunteer dari ICRC RD

Kongo, pemimpin agama dan guru-guru mengerjakan produksi drama dengan

menjelajahi berbagai macam trauma yang kemudian dijadikan tema. Selain

itu terdapat sesi tanya jawab antara masyarakat dan konselor psikologi yang

hadir. Tujuan dari pementasan drama ini adalah agar terjadi perubahan sikap

terhadap korban yang selamat dari konflik. Kegiatan drama ini pula

merupakan keberlanjutan dari program pemulihan psikologis di desa Banda.

Program pemulihan hubungan keluarga dan konseling psikologi,

diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan keluarga mantan

tentara anak menjadi lebih baik. Apabila kesejahteraan mereka meningkat,

alternatif bergabung dengan kelompok bersenjata atau kelompok bersenjata

sebagai alasan mendapat gaji sebagai pejuang pun akan ditinggalkan.

Program pemulihan hubungan keluarga serta program konseling

psikologi merupakan upaya pemenuhan kembali hak anak yang hilang. Agar

mereka memperoleh perlindungan, keamanan dan kesehatan. Tanpa

178

ICRC, Annual Report 2012,RD Kongo, 124. 179

ICRC, Democraric Republic of the Congo: “Healing memories” through drama, 26

juni 2014, https://www.icrc.org/en/document/dr-congo-healing-memories-through-

drama#.VDc9B8J_uO8. Diakses pada 30 September 2014.

Page 84: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

71

keluarga dan tanpa bantuan orang dewasa (dalam hal ini ICRC), maka

mereka tidak akan dapat menghilangkan trauma yang telah dialami hingga

dewasa nanti. Selain itu dengan kepulangan mereka kepada keluarga, anak-

anak tersebut diharapkan dapat menikmati melanjutkan pendidikan kembali.

Sejalan dengan proses pemulihan hubungan keluarga maka anak-

anak biasanya diberi bantuan ekonomi dan kebutuhan peralatan sehari-

hari. Diantara peralatan sehari-hari itu adalah pakaian dan makanan untuk

membantu mengurangi biaya bagi keluarga mereka. Karena, kemiskinan

kerap menjadi sebab utama bagi anak-anak untuk bergabung dengan

kelompok bersenjata atau angkatan bersenjata. ICRC memantau program

dengan mengadakan kunjungan berkala sebagai tindak lanjut dari program

yang diadakan agar kesejahteraan mantan tentara anak meningkat.

Upaya lain yang dilakukan ICRC adalah memberikan anak bantuan

berupa usaha pertanian, pelatihan keterampilan seperti jahit menjahit dan

bantuan lain (lihat tabel 4.2).180

Hal ini dilakukan untuk membantu

meningkatkan mata pencaharian mereka sebab tidak jarang diantara

mereka harus menjadi kepala keluarga dan pencari nafkah. Selain

mendapatkan tersebut hal lain yang mendapat perhatian ICRC adalah

berkaitan dengan pusat kebersihan seperti kamar mandi dan toilet. Tabel

4.2. dibawah ini menggambarkan bantuan yang di berikan ICRC kepada

mantan tentara anak.

Tabel 4.2.

180

ICRC, Annual Report 2013, 135.

Page 85: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

72

Bantuan ICRC terhadap anak (Termasuk mantan tentara anak)

Bantuan 2009 2010 2011 2012 2013 Makanan 84.809 57 12.454 86.03

1

101.31

8 Peralatan rumah tangga

penting 60.763 7.041 47.160 66.69

9

73.845

Bantuan pertanian,

veterinary dan inisiatif

micro-ekonomi/input

produktif

115.327 56.58

3

188.69

9

67.94

9

65.315

Pekerjaan, layanan dan

pelatihan - - - 10.48

9

12.157

Sumber: ICRC Annual Report, DRC, 2009-2013, dari berbagai sumber yang diolah penulis.

Pada tahun 2013 terdapat 13 tempat fasilitas khusus berbasis

masyarakat yang memfasilitasi reintegrasi anak-anak kedalam kehidupan

keluarga dan membantu mencegah perekrutan anak-anak kembali.181

Pusat fasilitas khusus ini terdapat di Provinsi Kivu Selatan dan Kivu Utara,

karena kedua propinsi tersebut adalah tempat yang paling rawan dalam

perekrutan tentara anak.

Kemudian, dalam melaksanakan perannya untuk mengurangi

perekrutan tentara anak di RD Kongo ICRC melakukan kerjasama dengan

berbagai pihak. Hal ini merupakan pendekatan kerjasama yang dilancarkan

ICRC. Progam utama ICRC dalam mengurangi perekrutan tentara anak

adalah bertindak sebagai fasilitator reintegrasi hubungan keluarga dan

masyarakat. Program tersebut merupakan program Pemulihan Hubungan

Keluarga yang telah di bahas sebelumnya. ICRC memiliki fasilitas seperti

181

ICRC, Annual Report 2013, 137

Page 86: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

73

website online bernama familylinks.icrc. org182

, juga aktif dalam penyiaran

nama anak-anak yang terpisah dengan keluarganya di radio lokal.183

ICRC RD Kongo juga bekerja sama dengan ICRC dari negara lain

seperti Rwanda dan Uganda.184

Karena letak ketiga negara tersebut yamg

berdekatan banyak kasus perekrutan tentara anak terjadi di daerah

perbatasan dan dibawa ke RD Kongo. Pada 2013 ICRC berhasil membantu

beberapa anak Rwanda yang ada di RD Kongo menghubungi keluarga

mereka berkat siaran radio yang terus mengumumkan nama anak-anak

itu.185

Sementara itu program disarmament (pelucutan senjata) dan

demobilization (pembebasan dari tugas militer) bukanlah dalam kapasitas

kegiatan ICRC. Untuk melaksanakan program ini ICRC bekerja sama

dengan organisasi lain. seperti MONUSCO, The Demobilization and

Reintegration Commission (CONADER), Multy Country and

Reintegration Programe (MCRP), UNHCR, UNICEF dan Save The

Children.186

Sebaliknya dalam program reintegration ICRC merupakan

organisasi utama yang fokus dalam program ini.

Masyarakat juga merupakan sasaran dari kerjsama ICRC. Karena

situasi negara yang masih mengalami konflik menjadikan perkembangan

182

ICRC, Reuniting Families Separaties by Conflict and Disaster, 29 Oktober 2010,

http://www.icrc.org/eng/what-we-do/restoring-family-links/overview-reuniting-families.htm.

Diakses pada 3 April 2014. 183

ICRC, Dr Congo: Humanitarian Situation Deteriorates in The Kivus. 184

ICRC, Democratic Republic of The Congo: Growing concern for victims of fighting in

North Kivu, 1 November 2013, https://www.icrc.org/eng//resources/documents/news-

release/2013/11-01-dr-congo-fighting-north-kivu.htm. Diakses pada tanggal 28 November 2014. 185

ICRC, Anual Report 2013, Rwanda, 189. 186

Nduwimana, Reintegration of Child Soldiers, 10-14

Page 87: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

74

peran ICRC di beberapa daerah terganggu. Seperti di Provinsi Kivu Utara

dan Kivu Selatan, masyarakat berinisiatif bersama ICRC untuk melakukan

kegiatan yang membantu memfasilitasi reintegrasi anak dalam kehidupan

keluarga dan membantu mencegah perekrutan anak-anak berulang lagi. Di

tahun 2013 diadakan acara budaya dan membangun tempat konsultasi

dimana anak-anak dapat bertemu sesama masyarakat dan dapat

mempelajari resiko ketika mereka terjun ke lingkungannya.187

Kristin Barstad seorang Penasehat Perlindungan Anak ICRC

mengatakan bahwa di bawah naungan konvensi Genewa, pihak-pihak yang

terkait seperti negara, PBB, Organisasi internasional di RD Kongo selain

ICRC, masyarakat dan media memiliki kewajiban untuk menciptakan

lingkungan kondusif untuk memenuhi hukum humaniter internasional.188

Sehingga dalam lini operasional terdapat program kerjasama yang ditujukan

kepada semua pihak yang terkait.

Upaya mengurangi perekrutan tentara anak ini bukan hanya menjadi

tanggung jawab ICRC semata, tetapi juga merupakan tanggung jawab

negara agar dapat menjamin hak setiap warganya tak terkecuali anak-

anak.189

Disisi lain masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk

melindungi dan mengayomi para mantan tentara anak agar dapat berbaur

dengan lingkungannya kembali.

187

ICRC, Annual report 2013, 135 188

Barstad, Preventing The Recruitment Of Child Soldiers, 146. 189

Rhona K.M. Smith, Hukum Hah Asasi Manusia, 69.

Page 88: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

75

2. Peran ICRC dalam pengembangan dan promosi Hukum Humaniter

dan Hak Asasi Manusia.

Archer (2002) berpendapat bahwa organisasi internasional

berkontribusi penting menciptakan norma dalam hubungan internasional.190

ICRC merupakan salah satu organisasi internasional tersebut. Hal ini

mengingat bahwa organisasi internasional yang dapat membuat norma atau

peraturan hanyalah merupakan organisasi antar negara seperti PBB. Akan

tetapi, ICRC merupakan organisasi unik dengan status sui generis, yang

juga mengembangkan norma internasional seperti organisasi antar negara

yaitu norma hukum perang atau yang dikenal sebagai hukum humaniter

internasional.

Fungsi ICRC sebagai pembuat norma, juga sebagai pembuat

peraturan. Dalam hubungan internasional sebenarnya tidak terdapat undang-

undang yang khusus membuat peraturan resmi.191

Akan tetapi dapat

dikatakan bahwa dengan konferensi resmi dan meratifikasi perjanjian antara

negara untuk mematuhi konvensi yang dibuat tersebut, maka peraturan yang

telah dikembangkan akan dianggap sah dan harus diterapkan.

Peraturan pelarangan perekrutan tentara anak ini juga termasuk

dalam konvensi internasional yang dikembangkan ICRC baik dalam

konvensi Jenewa maupun konvensi lain. 192

Pada pasal 77 ayat 2 dalam

190

Archer, International Organizations, 96. 191

Archer, International Organizations, 102. 192

Alain Aeschlimann, The ICRC says “no” to the recruitment of child soldiers.

Page 89: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

76

Protocol Additional to The Geneva Conventions 1977193

, disebutkan bahwa

anak-anak yang belum berusia 15 tahun tidak diizinkan untuk terlibat

langsung dalam permusuhan atau direkrut sebagai angkatan bersenjata.

Perkembangan yang signifikan terjadi pada konferensi internasional yang

membahas mengenai tentara anak, yaitu pada Paris Principles and Paris

Commitment 2007. Standar internasional ini mengatur bahwa batas minimal

usia tentara anak yaitu 18 tahun.194

Fungsi ICRC sebagai pembuat peraturan menjadikan ICRC juga

berfungsi sebagai penerap peraturan yang telah dibuat. Sehingga ICRC

bertugas melakukan pengawasan penerapan konvensi Genewa dan standar

internasional lainnya di negara yang telah meratifikasinya.195

Hal menarik

yang perlu diketahui dari RD Kongo termasuk negara yang telah meratifikasi

Konvensi Genewa 1949 dan Konvensi Hak Anak PBB 1989. Tabel 4.3. di

bawah ini menunjukan konvensi dan standar internasional yang telah di

ratifikasi oleh RD Kongo:

193

Protocol Additional to The Geneva Convention of 12 August 1949,

http://www.icrc.org/applic/ihl/ihl.nsf/xsp/.ibmmodres/domino/OpenAttachment/applic/ihl/ihl.nsf/

D9E6B6264D7723C3C112563CD002D6CE4/FULLTEXT/AP-I-EN.pdf. Diakses pada tanggal 28

Mei 2014. 194

The Paris Principles, 2007. 195

Archer, International Organizations, 104.

Page 90: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

77

Tabel 4.3.

Hukum Internasional mengenai anak yang telah diratifikasi RD Kongo

Hukum Internasional Tanggal meratifikasi

Konvensi Jenewa 1949 24 Februari 1961

Protokol Tambahan I Mengenai

Perlindungan Terhadap Korban Konflik

Bersenjata Internasional 1977

03 juni 1982

Konvensi Hak Anak PBB 1989 28 September 1990

Protokol Tambahan Mengenai

Keterlibatan Anak dalam Konflik

Bersenjata 2000

11 November 2001

Statuta Pengadilan Pidana Internasional

1998 11 April 2002

Protokol Tambahan II Mengenai

Perlindungan Terhadap korban Konflik

Bersenjata Non-Internasional 1977

12 Desember 2002

Sumber: Sumber diolah pribadi dari Database ICRC196

dan Watchlist Report h.3197

Suatu negara yang telah meratifikasi standar atau peraturan

internasional konsekuensinya ialah harus menerapkan peraturan tersebut

kedalam undang-undang nasional mereka. Akan tetapi ICRC masih

mengalami tantangan di RD Kongo akibat situasi konflik berkepanjangan

sehingga kerap terjadi pelanggaran. Untuk itu ICRC terus berupaya untuk

menegakkan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional dan hak

asasi manusia dengan program edukasi dan sosialisasi penyebaran peraturan-

peraturan internasional mengenai tentara anak di RD Kongo.

196

ICRC database yang dapat dilihat di

https://www.icrc.org/applic/ihl/ihl.nsf/vwTreatiesByCountrySelected.xsp?xp_countrySelected=CD 197

Watchlist on Children and Armed Conflict, The Impact of Armed Conflict on Children

in The Democratic Republic of Congo (DRC), New York Juni 2003, 3,

http://www.watchlist.org/reports/pdf/dr_congo.report.pdf. Diakses pada tanggal 20 September

2014.

Page 91: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

78

Penulis berpendapat bahwa, penghormatan terhadap hukum humaniter

dan hak asasi manusia ditekankan terutama terhadap para angkatan bersenjata

seperti polisi dan tentara. Karena para kombatan tersebut merupakan garda

terdepan RD Kongo untuk menjaga perdamaian dan keamanan di negara

tersebut. Para kombatan harus melaksanakan tugas mereka didasari dengan

sikap kemanusiaan. Oleh karena itu, setiap tahun ICRC mengadakan

pelatihan mengenai penerapan hukum humaniter internasional.

Salah satu pendekatan yang digunakan ICRC untuk mencegah

terjadinya perekrutan tentara anak, adalah melalui penyebaran dan promosi

hukum humaniter internasional kepada angkatan bersenjata pemerintah

maupun kelompok bersenjata. ICRC juga berusaha mengadakan dialog

dengan kelompok bersenjata untuk menegakan prinsip hukum humaniter

dan kemanusiaan. 198

Program tersebut juga merupakan bagian dari fungsi

ICRC dalam hal sosialisasi hukum humaniter internasional dan hak asasi

manusi. Sosialisasi juga dilakukan kepada masyarakat melalui seminar dan

pelatihan di Perguruan Tinggi.

Terdapat banyak peraturan (konvensi dan protokol internasional)

yang harus diketahui oleh pihak-pihak yang berkonflik. Oleh karena itu

ICRC aktif mengadakan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan

tentang hukum humaniter dan aturan-aturan mendasar lainnya199

. Prinsip-

prinisp hukum humaniter internasional haruslah dipahami oleh angkatan

bersenjata pemerintah seperti tentara dan polisi. Karena sebagai pasukan

198

Barstad, Preventing The Recruitment Of Child Soldiers,146. 199

Barstad, Preventing The Recruitment Of Child Soldiers,148.

Page 92: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

79

negara mereka berkewajiban untuk menjaga kestabilan dan menciptakan

situasi kondusif bagi masyarakat. Non-Kombatan akan sepenuhnya

bergantung pada perlindungan dari kombatan, terutama pasukan

pemerintah.

Di RD Kongo, para staff ICRC selalu berusaha untuk

mempromosikan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional

antara anggota angkatan bersenjata dan anggota berbagai macam

kelompok bersenjata. Para staff ICRC ini kerap dikirim ke daerah-daerah

di setiap provinsi untuk mengadakan pertemuan dengan para pemengang

senjata. ICRC RD Kongo menyatakan bahwa staff ICRC kerap

mengadakan pertemuan dengan perwira militer senior dan komandan

kelompok bersenjata untuk berbicara mengenai kepatuhan tehadap hukum

humaniter200

.

Kegiatan ICRC dalam edukasi hukum humaniter terus dilaksanakn

setiap tahunnya. Pada tahun 2009 ICRC mengadakan briefing tentang

hukum humaniter internasional dan akse keamanan nasional yang dihadiri

oleh 2.467 pasukan militer dan polisi di Kinshasa, 1.324 petugas militer

dan polisi di Kivu, 477 dan 603 petinggi tentara di Provinsi Oriental dan

Katanga, dan 95 petugas MONUSCO di Kinshansa dan Kivu. Selanjutnya,

ICRC juga melatih 30 instruktur untuk mengajarkan hukum humaniter

200

ICRC, DRCongo: Removing the Snake Without Breaking The Eggs, 29 Desember

2010, http://www.icrc.org/eng/resources/documents/feature/2010/dr-congo-feature-ihl-2010-12-

29.htm. Diakses pada 1 Mei 2014.

Page 93: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

80

internasional.Organisasi ini juga mendukung pembuatan film bertema

hukum humaniter internasional dalam bahasa local.201

Pada tahun 2010 kegiatan briefing dan presentasi hukum humaniter

internasional di haridir oleh seluruh jajaran dalam angkatan bersenjata dan

MONUSCO untuk mempelajari hukum humaniter serta pertolongan

pertama pada korban konflik bersenjata. Untuk mengurangi ketidak

lengkapan pendataan masyarakat termasuk anak-anak, ICRC mengadakan

seminar The Management of Human Remains yang dihadiri oleh

perwakilan Kementerian Pertahan RD Kongo, Kementerian Kesehatan dan

anggota Komunitas Nasional. Forum diskusi bersama juga diadakan di

Kivu yang dihadiri perwira militer dan ICRC yang membicarakan

mengenai masalah terkait hukum humaniter.202

Selanjutnya, ditahun 2011 ICRC mengaadakan briefing di lembaga

pelatihan atau di lapangan. Briefing hukum humaniter internasional di

kombinasikan dengan pelatihan pertolongan pertama pada korban konflik

bersenjata. Briefing ini dihadiri oleh lebih dari 5.500 perwira militer. Yang

siap untuk menyebar ke daerah Kivu. Dalam program pelatihan nasional

ICRC bekerjasama dengan para stakeholder keamanan termasuk UNI

Eropa dan MONUSCO. ICRC juga berkoordinasi dengan NGO hak asasi

manusia dan pemimpin masyarakat dalam membuat bahan ajaran yang

disesuaikan untuk mendukung delegasi dalam pelatihan atau pembekalan

kelompok-kelompok tertentu. Di tahun 2011, ICRC bekerjasama dengan

201

ICRC, ICRC Annual Report 2009. 202

ICRC, ICRC Annual Report 2010.

Page 94: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

81

Kementerian Pendidikan dan 14 Perguruan Tinggi untuk mempromosikan

hukum humaniter internasional di kalangan muda melalui seminar.203

Pada tahun 2012, briefing hukum humaniter internasional yang

diadakan ICRC dihadiri oleh 7300 kombatan di Kivu dan Provinsi

Oriental. Selanjutnya dalam pelatihan hukum humaniter dan hak asasi

manusia, ICRC berhasil melatih 39 instruktur militer, 43 instruktur pelatih

hukum humaniter dari kantor pusat akademi militer nasional dan 60 polisi

yang mempelajari mengenai integrasi norma-norma hak asasi manusia.204

Selanjutnya pada tahun 2013, ICRC mengadakan briefing khusus

yang berbeda dari tahun sebelumnya. Briefing ini diadakan untuk pejabat

pemerintah, diplomat, perwakilan LSM dan akademisi dari berbagai

provinsi, 100 pejabat senior serta anggota parlemen, dan lebih dari 1500

mahasiswa dan dosen. Hal yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya juga

dilakukan ICRC dengan mengadakan kompetisi yang juga turut

mengundang perwakilan tim mahasiswa Rwanda dan Uganda. Kompetisi

ini dimenangkan oleh tim mahasiswa dari Universitas Bukavu dan

Kinshasa.205

Program berkelanjutan yang dilaksanakan di ICRC seperti yang

telah dipaparkan diatas dilakukan untuk terus mengingatkan para

pemangku senjata mengenai kewajiban mereka kepada para korban

khususnya anak-anak. Selain itu bukan hanya para angkatan bersenjata

yang harus selalu di ingatkan, tetapi juga pemerintah dan aktor lain yang

203

ICRC, ICRC Annual Report 2011. 204

ICRC, ICRC Annual Report 2012. 205

ICRC, ICRC Annual Report 2013.

Page 95: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

82

berada di RD Kongo. Aktor lain itu seperti organisasi internasional

(UNICEF, UNHCR), MONUSCO, dan Organisasi non-pemerintah lain.206

Program selanjutnya yang dilakukan untuk melindungi anak-anak dari

perekrutan adalah mengadakan dialog dengan kelompok bersenjata Salah satu

karakteristik yang menjadi identitas ICRC adalah bersikap netral,tidak

berpihak dan rahasia dalam melaksanakan tugasnya. Sifat kerahasiaan ICRC

ini harus di hormati oleh negara dan aktor penting lainnya. Pendekatan

kerahasiaan ini diterapkan ketika ICRC mengadakan dialog dengan kelompok

bersenjata. Ketika mengadakan, ICRC tetap menginformasikan kepada

pemerintah bahwa akan terjadi pertemuan dengan kelompok bersenjata.

Namun, keterangan lebih lanjut seperti waktu, tempat dan topik apa yang kan

dibicarakan merupakan suatu rahasia yang tidak di beritahukan kepada

pemerintah.207

Berdialog dengan kelompok bersenjata bukanlah hal yang mudah

dilakukan karena menemukan mereka sangatlah sulit. Sebelum dapat

mengontak suatu kelompok bersenjata, ICRC akan meminta pertolongan

pihak ketiga di lapangan operasional untuk menghubungkan mereka. Selain

dengan cara itu, ICRC biasanya mendapatkan informasi dari tahanan di

rumah detensi. Hal ini karena mengunjungi tahanan merupakan salah satu

program regular ICRC, meskipun begitu menemukan kelompok bersenjata

206

ICRC Annual Report 2011, 141. 207

Nora Mcgann, Diplomatic Engagement of Armed Non-State Actors by Third Party

States: How, When and Why, 30 April 2013, Institute for the Study of Diplomacy, George Town

University, 41, https://isd.georgetown.edu/sites/isd/files/JFD_McGann_ANSA_Paper_NEW.pdf.

Diakses pada tanggal 24 September 2014.

Page 96: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

83

masih bukanlah hal mudah karena mereka bersembunyi di daerah yang

terpencil.208

Selain dialog secara langsung yang bersifat rahasia, pada tahun 2009

ICRC turut mengundang 287 anggota dari berbagai kelompok bersenjata di

Kivu untuk turut hadir dalam briefing tentang hukum humaniter internasional

dan aksi kemanan nasional.209

Selanjutnya pada tahun 2010, hal serupa

kembali dilaksanakan bagi kelompok-kelompok bersenjata.210

Selain terhadap kelompok bersenjata seperti yang telah disebutkan di

atas, ICRC juga mengadakan dialog dengan angkatan bersenjata pemerintah.

Terutama kepada angkatan bersenjata yang di tugaskan di daerah terpencil

dan daerah rawan konflik seperti di provinsi Kivu. Metode yang digunakan

adalah dengan mengirim staff ICRC seperti para pemuda yang telah melalui

sesi pelatihan hukum humaniter ke daerah konflik. Dialog ini kerap diadakan

di daerah terpencil dan bahkan dalam situasi konflik bersenjata antara

kelompok-kelompok bersenjata di daerah itu.

Seorang staff ICRC di Uvira, RD Kongo, yang juga bertugas untuk

berdialog dengan angkatan bersenjata di daerah terpencil bernama Patient

Masiriki mengatakan bahwa211

:

“ICRC staff often encounter senior army officers and commanders of

the armed groups to talk to them about compliance with

humanitarian law. This is a combat zone and we try to have regular

contact with everyone concerned, including civilians. Our neutrality

is well known and understood”.

208

Mcgann, Diplomatic Engagement of Armed Non-State Actors, 30. 209

ICRC Annual Report 2009 210

ICRC Annual Report 2010 211

ICRC, DR Congo: Removing The Snake Without Breaking The Eggs.

Page 97: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

84

(Staf ICRC sering menghadapi perwira militer dan komandan senior

kelompok bersenjata untuk berbicara dengan mereka tentang

kepatuhan terhadap hukum humaniter. Ini adalah zona tempur dan

kami mencoba untuk memiliki kontak teratur dengan semua orang

yang bersangkutan, termasuk warga sipil. Netralitas kami terkenal

dan dipahami) (Terjemahan penulis)

Sangat penting bagi kelompok bersenjata maupun angkatan bersenjata

pemerintah untuk menerima ICRC dan cara kerja organisasi ini. Sehingga

pembangunan hubungan antara ICRC dan para kombatan secara berkala dapat

terjadi dan terus berkembang agar menjadi kuat. Setelah hubungan dirasa kuat

ICRC akan mulai bernegosiasi dan membuat rekomendasi tentang bagaimana

kelompok bersenjata dan angkatan bersenjata ini seharusnya bersikap

terhadap masyarakat.212

Melalui penekanan prinsip-prinip hukum humaniter diharapkan akan

menciptakan pasukan kelompok bersenjata dan angkatan bersenjata yang

dapat menghormati penduduk sipil terutama anak-anak. Sehingga anak-anak

dapat terhindar dari perekrutan menjadi tentara atau angkatan bersenjata.

Dalam ICRC annual report setiap tahunnya menyebutkan bahwa organisasi

ini selalu berusaha menjaga hubungan dengan segala pihak terutama dengan

kelompok-kelompok bersenjata dan berdialog dengan mereka secara berkala.

Penyebaran hukum humaniter yang bersifat terus menerus dan

menyentuh segala pihak tidak terlepas dari posisi netral ICRC. Dengan

prinsip ini ICRC berhasil menjadi pihak yang mampu masuk dan aktif di

segala lini konflik dan dapat berhubungan dengan pihak manapun. Selain

prinsip netral ICRC juga memiliki prinisip tidak berpihak yang membuat

212

Mcgann, Diplomatic Engagement of Armed Non-State Actors, 36.

Page 98: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

85

ICRC mampu menjaga hubungan dengan berbagai kelompok bersenjata serta

angkatan bersenjata.

B. Efektifitas Peran ICRC

Efektifitas peran ICRC merupakan proses penampilan peran oleh ICRC

yang pada akhirnya akan memberikan hasil yang baik maupun hasil yang buruk.

Harapan peran (role expectation) dari setiap aktor berbeda-beda. Perbedaan ini

juga dapat dilihat dari identitas, ciri dan karakteristik serta ruang lingkup dari

peran tersebut.213

Peran ICRC pertama dapat ditelaah dari segi karakteristiknya

dalam Hubungan Internasional. ICRC memiliki dua usur karakter yaitu unsur

organisasi non-pemerintah karena didirikan oleh individu (Henry Dunant). Unsur

kedua adalah unsur organisasi antar pemerintah dimana agar fungsi ICRC dapat

terpenuhi negara harus memperlakukan ICRC sama seperti organisasi antar

negara.

Karakterisitik unik ICRC adalah status sui generis. Keuntungan dari status

Sui Generis ini adalah membuat sifat kerahasiaan, netral, tidak berihak dan

independen ICRC diakui baik oleh negara dan aktor lainnya. Delegasi ICRC

berhak untuk tidak bersaksi di pengadilan dan dokumen-dokumen ICRC tidak

dapat diganggu gugat. Hal ini berhubungan dengan tingkat kepercayaan yang

ingin dibangun oleh ICRC kepada pihak-pihak yang berkonflik agar kerahasiaan

arsip dan informasi mereka tetap terjaga.

213

Harnisc, Role Theory, 8.

Page 99: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

86

Status ICRC sebagai sui generis ini diakui oleh RD Kongo yang juga telah

meratifikasi Konvensi Genewa. Sehingga, ICRC berhak melakukan intervensi

khusus yang di sebut “country specific intervention”. Intervensi ini tidak akan

dianggap sebagai sebuah pelanggaran atas kedaulatan sebuah negara. Bentuk

intervensi ini adalah214

:

1. ICRC menargetkan pemerintah untuk meratifikasi perjanjian

internasional dan untuk memberlakukan penerapannya secara resmi

dalam peraturan negara seperti contohnya adalah Konvensi Genewa.

2. Memberikan pendidikan dan pelatihan hukum humaniter internasional

para pihak yang berkonflik seperti angkatan bersenjata pemerintah dan

kelompok bersenjata.

3. Komunikasi antara ICRC dengan pihak yang terlibat dalam konflik.

Organisasi ini menjalankan programnya bukan hanya untuk angkatan

bersenjata pemerintah tetapi juga pada kelompok bersenjata dan korban konflik

bersenjata. Dengan sikap netral dan rahasia ICRC mampu membaur diri pada

pihak-pihak yang berkonflik tanpa harus dicurigai. Dalam menjalankan perannya

untuk berdialog, ICRC sangat mengandalkan sifat kerahasiaan dan kenetralan

tersebut agar terus tercipta hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan mereka

terhadap ICRC.

214

Steven R. Ratner, Law Promotion Beyond Law Talk: The Red Cross, persuasion and

The Laws of War, The European Journal of International Law Vol: 22 no 02 tahun 2011, 467,

http://ejil.oxfordjournals.org/content/22/2/459.full.pdf. Diakses pada 9 Oktober 2014.

Page 100: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

87

Tingkat kepercayaan kelompok bersenjata ini juga di dukung dengan

status ICRC yang bermarkas di Swiss, yaitu sebuah negara yang bersikap netral

dalam hubungan internasional. Kelompok bersenjata kerap merasa curiga terhadap

organisasi non-negara atau organisasi international yang berbasis di Amerika

Serikat, Inggris maupun Perancis.215

Peran ICRC dalam menyebarkan hukum humaniter di RD Kongo berhasil

membuat Pemerintah mempublikasikan Law On The Protection Of The Child

pada tahun 2009 yang dipublikasikan pada jurnal resmi pemerintahan negara

tersebut. Peraturan ini merupakan implementasi dari Konvensi Hak Anak PBB,

1989. Pasal-pasal yang dipublikasikan tersebut menekankan pada Hak Asasi

Manusia dan Hukum Humaniter Internasional, seperti perlindungan terhadap anak

dalam konflik bersenjata.216

Keberhasilan lain yang juga telah di bahas dalam bab ini adalah edukasi

hukum humaniter yang tidak pernah terputus setiap tahunnya. Sehingga terus

memberikan kontribusi kepada angkatan bersenjata dan masyarakat yang paham

akan pelarangan perekrutan tentara anak dan perlindungan terhadap mereka.

Selanjutnya peran ICRC dalam mengurangi perekrutan tentara anak adalah

dengan program pemulihan hubungan keluarga kembali. Program ini terus

berjalan setiap tahunnya dan diiringi dengan program konseling bagi kejiwaan

mantan tentara anak.

215

Ratner, Law Promotion Beyond Law Talk, 467 216

ICRC, Report And Document: National Implementation Of International

Humanitarian Law, Interntional Review of The Red Cross, Volume 91 No 875 September 2009,

628, https://www.icrc.org/eng/assets/files/other/irrc-875-national-imp-jan-july-ihl.pdf. Diakses

pada 25 November 2014.

Page 101: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

88

Gambar 4.1.

Bagan Perbandingan jumlah anak-anak yang direkrut dan yang telah ditangani

ICRC

Sumber: MONUSCO: Child Recruitment by Armed Groups in DRC, United Nation Security

Council Reports 2014 dan ICRC Annual Report 2009-2013 yang penulis olah secara pribadi.

Pada tahun 2009 terdapat data perekrutan anak-anak yang masih tinggi.

Karena saat itu peraturan Law On The Protection Of The Child pada tahun 2009

baru saja dijalankan. Kemudian terdapat kemajuan pada tahun tersebut yaitu

penerapan dari hukum-hukum tersebut dan program reintegrasi kelompok

bersenjata kedalam angkatan bersenjata pemerintah (FARDC). Dari kedua

program ini mengantarkan penurunan jumlah perekrutan tentara anak di tahun

2010 dan berlanjut hingga tahun 2011.

Akan tetapi, jumlah perekrutan tentara anak di tahun 2012 agak meningkat

karena terbentuk kelompok pemberonta baru bernama M23 yang juga dipimpin

oleh mantan jenderal FARDC. Sehingga situasi keamanan di RD Kongo kembali

memburuk dan mempengaruhi jalannya program pemulihan hubungan keluarga

kembali. Beruntung pada tahun 2012 kelompok bersenjata ini berhasil di tumpas

0

500

1000

1500

2000

2500

2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah anak-anak yang direkrut

Jumlah kasus yang ditangani

ICRC

Jumlah yang telah kembali

kepada keluarganya

Page 102: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

89

sehingga dapat membuat proram pemulihan hubungan keluarga meningkat di

tahun 2013. Kemudian juga terjadi penurunan kembali pada angka perekrutan

tentara anak.

Secara keseluruhan penulis berpendapat, bahwa ICRC mampu berperan

aktif dalam mengurangi perekrutan tentara anak. Dari tabel diatas dapat dilihat

bahwa penurunan angka perekrutan tentara anak terjadi karena konflik yang mulai

berkurang dan peran dari organisasi lain (PBB dan MONUSCO). Akan tetapi

ICRC juga membawa keberhasilan tersendiri dalam memberikan kontribusi bagi

berkurangnya angka perekrutan tentara anak.

Selain itu berbagai program yang dilakukan ICRC dalam perannya sebagai

aktor independen merupakan dalam usaha untuk memenuhi dan melindungi hak

asasi anak. Menurut penulis, anak-anak adalah masa depan sebuah bangsa.

Dengan adanya perang dan eksploitasi anak sebagai tentara akan menyebabkan

generasi penerus suatu negara minim pendidikan. Angka kesejahteraan dan

harapan hidup jadi semakin berkurang sehingga RD Kongo menjadi tempat yang

tidak kondusif bagi pertumbuhan anak.

Page 103: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

90

BAB V

KESIMPULAN

ICRC merupakan organisasi internasional yang bersifat sui generis karena

mampu mengemban hak dan kewajiban. Dalam sistem internasional ICRC

berperan sebagai aktor independen mengedepankan kegiatannya dalam bantuan

kemanusiaan yang tidak mampu dilakukan oleh negara-negara yang sedang

mengalami konflik. Sehingga dengan mengedepankan perannya sebagai aktor

independen ICRC membantu mengurangi perekrutan tentara anak yang tidak

mampu di kontrol oleh pemerintah RD Kongo.

Sebagaimana yang telah dibahas dalam skripsi ini, bahwa masalah

perekrutan tentara anak di RD Kongo merupakan masalah yang serius karena anak

yang di rekrut sejak tahun 1996 berjumlah ribuan. Perekrutan tentara anak

merupakan salah satu pelanggaran hukum humaniter internasional dan jelas

mengabaikan hak asasi anak. Sebagai badan yang bergerak di bidang

kemanusiaan, ICRC memiliki tanggung jawab pada penegakan peraturan

internasional dan penegakan prinsip kemanusiaan terutama terhadap anak.

Dalam menjalankan kewajibannya ini ICRC memiliki beberapa kegiatan

yang di lakukan untuk mengurangi perekrutan tentara anak di RD Kongo,

Kegiatan tersebut adalah, pertama program pemulihan hubungan keluarga diikuti

dengan program konseling psikologi. Kedua program bantuan ekonomi guna

meningkatkan kesejahteraan anak agar mereka terhindar dari keinginan untuk

menjadi tentara demi mendapatkan uang. Ketiga penyebaran hukum humaniter

Page 104: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

91

internasional serta prinsip kemanusiaan yang ditujukan pada pihak-pihak terkait,

seperti angkatan bersenjata pemerintah, kelompok bersenjata, juga masyarakat

seperti sosialisasi hukum humaniter di universitas. Keempat kerjasama yang

ditargetkan pada pihak-pihak selain ICRC seperti organisasi internasional (PBB,

MONUSCO, UNICEF dll), Pemerintah RD Kongo, dan masyarakat guna

meningkatkan kerja sama dalam mengurangi perekrutan tentara anak.

Peran ICRC di RD kongo ini juga dapat dilihat melalui dua lini kegiatan.

Lini pertama ialah kegiatan dalam lini operasional yang menurut penulis

mencakup program pemulihan hubungan keluarga, bantuan ekonomi dan

kerjasama. Ketiga program ini dilaksanakan langsung di lapangan dan

menargetkan pihak-pihak yang terkait baik tentara anak dan juga pemerintah

maupun aktor lainnya.

Lini kedua ialah pengembangan dan promosi hukum humaniter

internasional yang khusus mencakup program penyebaran hukum humaniter.

ICRC telah lama di kenal sebagai pengembang hukum humaniter internasional

serta berperan aktif dalam pengembangan standar internasional lain tentang anak

sebagai ahli. Selain itu seperti yang telah di bahas bahwa negara yang telah

meratifikasi peraturan internasional ini wajib untuk menerapkannya. ICRC berhak

untuk mengawasi berjalannya aturan internasional tersebut serta melakukan

tindakan yang diperlukan dalam bantuan kemanusiaan. Di antaranya adalah

mengedukasi angkatan bersenjata pemerintah, berdialog dengan kelompok

bersenjata dan mengajarkan masyarakat pentingnya hukum humaniter

internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan.

Page 105: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

92

Kedua lini ini yang membuat peran ICRC di RD Kongo semakin

signifikan karena ICRC bukan hanya membantu para mantan tentara anak tetapi

juga mengarahkan kegiatan mereka pada pelaku perekrutan. ICRC menjalankan

fungsinya sebagai pelaksana operasional kemanusiaan, pembuat peraturan,

pengawas peraturan, penyebar norma dan berperan sebagai agen sosialisasi bagi

prinsip kemanusiaan yang berkaitan tentang perekrutan tentara anak baik dalam

peperangan maupun setelah perang. ICRC sebagai organisasi non-negara juga

mampu mendorong RD Kongo untuk menerapkan hukum humaniter

internasional dan hak asasi manusia dalam peraturan nasionalnya yaitu Law On

The Protection Of The Child.

Kontribusi ICRC bagi upaya untuk mengurangi perekrutan tentara anak

menunjukan keberhasilan. Tidak dapat dipungkiri bahwa penurunan angka tentara

anak dapat terjadi karena peran aktif seluruh pihak-pihak yang terkait seperti

MONUSCO dan UNICEF. Akan tetapi ICRC mampu memberikan kontribusi

melalui peran dari program-programnya tersendiri.

Page 106: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xiv

Daftar Pustaka

Buku

Adnan, Abdul Hadi, 2008, Perkembangan Hubungan Internasional Di

Afrika, Bandung: CV.Angkasa.

Ambarwati, Denny Ramadhany, dan Rina Rusman, 2009 Hukum

Humaniter Internasional dalam Studi Hubungan Internasional,

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Atmaja, Mochtar Kusuma dan Etty R. Agoes, 2003, Pengantar Hukum

Internasional, Bandung: PT. Alumni.

Bagong, Suyanto dan Sutinah, 2007, Metode Penelitian Sosial: Berbagai

Alternatif Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Barker, J.Craig, 2000, International Law And International Relations:

International Relations for The 21st Century, London: Continuum.

Barnett, Michael, 2010, The International Humanitarian Order, Ingrris:

Routledge.

Beigbeder, 1991, Yves, The Role and Statue of International

Humanitarian Voluntees and Organizations: The Right and Duty in

Humanitarian Assistance, Belanda: Marimus Nijhoff Publisher.

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Cassese, Antonio, 2005, Hak Asasi Manusia di Dunia Yang Berubah,

Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

Child Soldiers International, 2012, Louder Than Worlds: An Agenda for

Action to end State Use of Child Soldiers, United Kingdom:

Oxuniprint.

Christopher, Jens, 2009, dan Scott Gates, Recruiting Children for Armed

Conflict, dalam Scott Gates dan Simon Reich, ed, Child Soldiers in

the Age of Fractured States, USA: University of pittsburg Press.

Archer,Clive, 2001, International Organizations, London: Routledge.

Dunant, Henry, 1959, A Memory Of Solverino, USA: ICRC.

Drumbl, Mark A., 2012, Reimagining Child Soldiers in International Law

and Policy, New York: Oxford University Press.

Forsythe, David P., dan Barbara Ann J.Rieffer-Flanagan, 2007, The

Interntional Committee of The Red Cross: A Neutral Humanitarian

Actor, London: Routledge.

Harnisch, Sebastian, 2011, Role Theory: Operationalization Of Key

Concept,Sebastian Harnisch, Cornelia frank dan Hanns W. Maull

Page 107: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xv

ed, 2011, Role Theory in International Relations: Aproaches and

Analysis, USA:Routledge.

ICRC, 2009, Kenali ICRC, Jakarta: Delegasi Regional ICRC.

Kusumaatmadja, Mochtar dan Etty R. Agoes, 2003, Pengantar Hukum

Internasional, Bandung: PT.Alumni.

Lindblom, Anna-Karin, 2005, Non-Governmental Organizations in

International Law, Camridge Studies in International And

Comparative Law (CSICL), USA: Camridge University Press.

Lyman, Linda L., Jane Strachan dan Angeliki Lazaridou, 2012 Shaping

Social Justice Leadership Insights of Women Educators

Worldwide, Marryland: Roman and Littlefield Publisher.

Mas‟oed, Mochtar, 1994, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan

Metodologi, Jakarta:LP3ES.

Semiawan, Conny R, 2008, Metode Penelitian Kualitatif,

Jakarta:Grasindo.

Smith, Rhona K.M. et al, 2008, Hukum Hak Asasi Manusia, Yogyakarta:

PUSHAM UII.

Soulnier, Francoise Bouchet, 2014, The Practical Guide to Humanitarian

Law, Maryland: Rouman and Litlefield.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2007. Metode Penelitian Sosial: Berbagai

Alternatif Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tomuschat, Christian, 2008, Human Rights; Between Idealism and

Realism, New York: Oxford University Press.

Turner, Thomas, 2007, The Congo Wars: Conflict, Myth and Reality,

London: Zed Book.

Ubaedillah, A., dan Abdul Rozak ed, 2007, Demokrasi, Hak Asasi

Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif

Hidayatullah

Skripsi

Rianastashia, Hanan, 2009, Peran UNICEF Dalam Upaya Mengatasi

Perekrutan Serdadu Anak (Child Soldier) Di Wilayah Konflik Studi

Kasus: Sierra Leone.: Skripsi Universitas PembangunanNasional

“Veteran”.Jakara.

Wardhani, Sabrina Kusumah 2013,Peran UNICEF Terhadap Perekrutan

Tentara Anak Pada Konflikdii Sri Lanka Periode 2002-2009.

Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jurnal

Page 108: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xvi

Barstad, Kristin, Preventing The Recruitment Of Child Soldiers: The ICRC

Approach, Refugee Survey Quarterly Vol. 27 no. 4 (2009),

http://rsq.oxfordjournals.org/. Diakses pada tanggal 30 Januari

2014.

Brett, Rachel, Adolescents Volunteering For Armed Forces or Armed

Groups, Current Issues and Comment, RICR Desember, vol. 85,

No. 852, 2003,

www.icrc.org/eng/assets/files/other/irrc_852_brett.pdf. Diakses

pada 31 April 2014.

ICRC, Report And Document: National Implementation Of International

Humanitarian Law, Interntional Review of The Red Cross, Volume

91 No 875 September 2009,

https://www.icrc.org/eng/assets/files/other/irrc-875-national-imp-

jan-july-ihl.pdf. Diakses pada 25 November 2014.

ICRC, The International Committee of the Red Cross‟s (ICRC‟s)

confidential approach, International Review of The Red Cross vol.

94 no. 887, September 2012,

http://www.icrc.org/eng/assets/files/review/2012/irrc-887-

confidentiality.pdf. Diakses pada tanggal 8 November 2013.

Koenig, Christian, Observer Status For The ICRC at The United Nations:

A Legal Viewpoint, International Review of The Red Cross, No.

280, 28 Februari 1991, dari

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/article/other/57jnwj.

htm. Diakses pada 18 Mei 2014.

Nduwimana, Donatien, Reintegration of Child Soldiers in Eastern DRC:

Chalanges and Prospect, Occasional Paper Serries 4, No 2,

(Kenya: International Peace Support Training Center, 2013),

http://www.ipstc.org/media/documents/Occasional_Paper_4-

2%20.pdf. Diakses pada 9 Agustus 2014.

Szuj,Dora, Childern in Armed Conflicts- A General Review Of Child

Soldier, Especially in the democratic Republic of The Congo,

Jurnal AARMSVol. 9. No 2 (2010) , Miclos Zrinyi National

Defense University, Budapest, Hunggary

http://www.zmne.hu/aarms/docs/Volume9/Issue2/pdf/12.pdf.

Diakses pada 23 November 2013

Rona, Gabor, The ICRC Priviledge Not to Testify: Confidentiality in

Action, International Review Of The Red Cross no. 845 (Maret

2002),

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/misc/5wsd9q.htm#a1

. Diakses pada 18 Mei 2014.

Page 109: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xvii

Ratner, Steven R. Law Promotion Beyond Law Talk: The Red Cross,

persuasion and The Laws of War, The European Journal of

International Law Vol: 22 no 02 tahun 2011, Diakses pada 9

Oktober 2014 dari

http://ejil.oxfordjournals.org/content/22/2/459.full.pdf. Diakses

pada 9 Oktober 2014.

The Heidelberg Institute for Internationeal Conflict Research, 2014,

Disputes, Non-Violent Crises, Violent Crises, Limited Wars, Wars,

Conflict Barometer no. 22 2013, Jerman: The Heidelberg Institute

for Internationeal Conflict Research (HIIK).

Dokumen

Allain Aeslimann, The ICRC says “no” to the recruitment of child

soldiers, 06-02-2007 Statement, dapat dilihat di

https://www.icrc.org/eng/resources/documents/statement/children-

statement-060207.htm.

Amnesty International, Amnesty International Annual Report 2013 –

Democratic Republic of The Congo, 23 may 2013,

http://www.refworld.org/docid/519f51a561.html. Diakses pada10

Maret 2014.

Child Soldier International, Child Soldiers Global Report 2001-

Democratic Republic of The Congo, 2001,

http://www.refworld.org/docid/498806012d.html. Diakses pada 17

September 2014.

Coalition to stop the Use of Child Soldiers, Democratic Republic of the

Congo (DRC) Briefing Note to the UN Secutiry Council Working

Group On Childern and Armed Conflict, Child-Soldiers.org, 2

Februari 2011, http://child-

soldiers.org/user_uploads/pdf/finaldrcbriefingtoscwg4feb20111596

791.pdf

Convention on the Rights of the Child, 20 November 1989

(http://www.icrc.org/applic/ihl/ihl.nsf/Treaty.xsp?action=openDoc

ument&documentId=B92BDC3CAE1B142DC12563CD002D6E8

C).

Francois Misser, DR Congo The North Kivu Crisis, Januari 2009, Diakses

pada 8 Agustus 2014, dari

http://www.refworld.org/pdfid/4988032e2.pdf.

Page 110: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xviii

Human Right Watch, DR Congo: Humanitarian Crisis Deepens as Peace

process Falters, 25 September 2008,

http://www.hrw.org/news/2008/09/25/dr-congo-humanitarian-

crisis-deepens-peace-process-falters, diakses pada 29 Desember

2014.

ICJ, Report of Judgements, Advisory Opinion and Orders: Reparcition for

Injuries in The Service of The United Nations, 11 April 1949,

Layden A.W Sirjhoff‟s Publishing Company, Diakses dari

http://www.icj-cij.org/docket/files/95/7497.pdf

ICRC, Annual Report 2009, Genewa: ICRC, 2010,

www.icrc.org/eng/assets/files /annual-report/icrc-annual-report-

2019.pdf.

ICRC, Annual Report 2010, Genewa: ICRC, 2011,

www.icrc.org/eng/assets/files /annual-report/icrc-annual-report-

2010.pdf.

ICRC, Annual Report 2011, Genewa: ICRC, 2012,

www.icrc.org/eng/assets/files /annual-report/icrc-annual-report-

2011.pdf.

ICRC, Annual Report 2012, Genewa: ICRC, 2013,

www.icrc.org/eng/assets/files /annual-report/icrc-annual-report-

2012.pdf.

ICRC, Annual Report 2013, Genewa: ICRC, 2014,

http://www.icrc.org/eng/assets/files/annual-report/icrc-annual-

report-2013.pdf.

ICRC, Consultation on Performance Benchmarks for Australian Aid, 3

Maret 2014,

http://aid.dfat.gov.au/Publications/Documents/international-

committee-of-the-red-cross.pdf.

ICRC, Finances, https://www.icrc.org/en/who-we-are/finances, diakses

pada 28 Desember 2014.

ICRC, Misi dan kegiatannya, 19 Juni 2008, http://icrcjakarta.info/wp-

content/uploads/2011/07/0963-The-ICRC-Its-Mission-and-Work-

Ind.pdf.

ICRC, 2009, Our World Views From The Field, Democratic Republic Of

The Congo, Opinion Survey and In-Depth Research, Geneva:

IPSOS.

ICRC, Summary Table of IHL Provisions Specifically Aplicable to

Children, Januari

2003,http://www.icrc.org/eng/assets/files/other/ang03_04a_tableau

dih_total_logo.pdf.

Page 111: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xix

ICRC, Solferino and The International Committee of The Red Cross, 1

Juni 2010, dari

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/feature/2010/solferin

o-feature-240609.htm.

ICRC, The ICRC‟s Fundamental Principles Of The Red Cross and Red

Crescent, 1996,

http://www.icrc.org/eng/assets/files/other/icrc_002_0513.pdf.

ICRC, The ICRC: Its Mission and Work, 4 September 2009,

http://www.icrc.org/eng/assets/files/other/icrc_002_0963.pdf.

Diakses pada 23 November 2014.

ICRC, The ICRC‟s Mandat and Mission, 29 Oktober 2010,

http://www.icrc.org/eng/who-we-are/mandat/overview-icrc-

mandat-mission.htm.

Jake R. Bright, Sierra Leone 2012: An Alternative perspective on War

And Child Soldiers in Africa,

http://www.africa.com/blog/sierra_leone_2012_an_alternative_pers

pective_on_war_and_child_soldiers_in_africa/, diakses pada 30

Desember 2014.

Konvensi Hak Anak-Anak

http://www.unicef.org/magic/media/documents/CRC_bahasa_indo

nesia_version.pdf.

Mcgann, Nora, Diplomatic Engagement of Armed Non-State Actors by

Third Party States: How, When and Why, 30 April 2013, Institute

for the Study of Diplomacy, George Town University,

https://isd.georgetown.edu/sites/isd/files/JFD_McGann_ANSA_Pa

per_NEW.pdf.

MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, 24 Oktober

2014, data

http://monusco.unmissions.org/LinkClick.aspx?fileticket=DazRcHf

pAJo%3D&tabid=10701&mid=13689&language=en-US. Diakses

pada tanggal 11 September 2014.

Optional Protocol to the Convention on The Rights of The Child on the

involvement of Children in armed Conflict, 25 May 2000

(http://www.icrc.org/applic/ihl/ihl.nsf/Treaty.xsp?documentId=24C

AD49E85523D5941256937002F7220&action=openDocument).

Preamble, Statutes Of The International Red Cross And Red Cressent

Movement, http://www.icrc.org/eng/assets/files/other/statutes-en-

a5.pdf.

Protocol Additional to the Geneva Conventions of 12 August 1949, and

relating to the Protection of Victims of International Armed

Page 112: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xx

Conflict Protocol I 8 June 1977

(http://www.icrc.org/applic/ihl/ihl.nsf/1a13044f3bbb5b8ec12563fb

0066f226/8e174bc1926f72fac12563cd00436c73)

Protocol Additional to the Geneva Conventions of 12 August 1949, and

relating to the Protection of Victims of International Armed

Conflict Protocol II 8 June 1977

(http://www.icrc.org/applic/ihl/ihl.nsf/1a13044f3bbb5b8ec12563fb

0066f226/5cbb47a6753a2b77c12563cd0043a10b).

Rona, Gabor, The ICRC‟s Statues: In A Class of It‟s Own, 17 Februari

2004, Diakses pada 18 Mei 2014 dari

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/misc/5w9fjy.htm.

Sarah K. Lischer, War, Displacement, and the Recruitment of Child

Soldiers in the Democratic Republic of Congo, April 2006, h. 16.

diakses pada 23 Juni 2014 dari

http://kms1.isn.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/28058/ipublication

document_singledocument/45e17691-dac4-424c-ba8f-

05d877e82939/en/2006_4_War_Displacement.pdf.

UN Security Council, Report of the Secretary-General on Children and

Armed Conflict in the Democratic Republic of the Congo,

S/2014/453, 30 juni 2014,

http://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/N1443195.pdf

. Diakses pada 30 September 2014.

PBB, General Assembly Security Council: Children And Armed Conflict,

Report Of Secretary General A/66/782-S/2012/261 26 April 2012,

12, http://reliefweb.int/report/world/children-and-armed-conflict-

report-secretary-general-a66782%E2%80%93s2012261, diakses

pada 30 Desember 2014.

The Paris Principles, Februari 2007,

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/misc/paris-

principles-commitments-300107.htm.

Watchlist on Children and Armed Conflict, The Impact of Armed Conflict

on Children in The Democratic Republic of Congo (DRC), New

York, Juni 2003, data

http://www.watchlist.org/reports/pdf/dr_congo.report.pdf. Diakses

pada tanggal 20 September 2014.

UN, MONUC Background, diakses pada 14 Maret 2014 dari

www.un.org/en/peacekeeping/missions/past/monuc/background.sht

ml.

UN, DRC Briefing Note to the UN Security Council Working Group on

Children and Armed Conflict, 3 Februari 2011, http://www.child-

Page 113: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xxi

soldiers.org/user_uploads/pdf/finaldrcbriefingtoscwg4feb20111596

791.pdf. Diakses pada 30 September 2014.

Surat Kabar Online

BBC. Congo Forgotten War, 15 Januari 2001. diakses pada 22 November

2013 (http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/1102289.stm).

BBC. Mengenang „Genosida 100 hari‟di Rwanda, dimodifikasi terakhir

pada 7 April 2014,

m.bbc.co.uk/Indonesia/dunia/2014/04/140407_rwanda_genosida.

diakses pada 3 Mei 2014.

BBC. PBB Minta Tambahan Pasukan, dimodifikasi terakhir pada tanggal

12 November 2008,

http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/11/081112_drco

ngo.shtml, diakses pada 3 April 2014.

BBC, Profile: DR Congo militia leader Thomas Lubanga, dimodifikasi

terakhir pada tanggal 10 Juli 2012, http://m.bbc.com/news/worl-

afrika-17358799. diakses pada 21 Mei 2014.

BBC. PBB Bebaskan Anak-Anak Dari Milisi Kongo, domodifikasi terakhir

pada tanggal 17 Agustus 2013,

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/08/130817_pbb_bebas

kan_tentara_anak.shtml. Diakses pada 20 November 2013.

BBC, Uganda Profile, 21 Mei 2013, http://www.bbc.com/news/world-

africa-14112297, diakses pada 30 Desember 2014.

Elizabeth Flock, Washingtonpost: Child Soldiers Still Used In More Than

25 Countries Around The World, 14 Maret 2012,

http://www.washingtonpost.com/blogs/worldviews/post/child-

soldiers-still-used-in-more-than-25-countries-around-the-

world/2012/03/14/gIQAl2FNCS_blog.html, diakses pada 28

Desember 2014.

Imogen Foulkes, BBC: UN Warns of Refugee Camp Dangers to Children,

15 September 2010, http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-

11307679. Diakses pada 7 Oktober 2014.

IRIN, DRC: Who‟s Who Among Armed Groups in The East, Humanitarian

News and Analysis, 15 Juni 2010,

http://www.irinnews.org/report/89494/drc-who-s-who-among-

armed-groups-in-the-east. Diakses pada 16 Mei 2014.

Page 114: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xxii

Peny Dale, BBC Profile: Bosco Ntaganda The Confolese Terminator, 18

Maret 2013, http://www.bbc.com/news/world-africa-17689131.

William Mcpheson, Rwanda In Congo: Sixteen Years intervention,

dimodifikasi terakhir pada 9 Juli 2012,

http://africanarguments.org/2012/07/09/rwanda-in-congo-sixteen-

years-of-intervention-by-william-macpherson/. Diakses pada

tanggal 8 Agustus 2014.

Website

Andrew McGregor, New Offensive Expected Against Mai-Mai Militias in

Mineral-Rich Katanga, Jamestown Foundation, 4 April 2014,

http://www.refworld.org/docid/534f99be4.html. di akses pada

17Agustus 2014.

Anup Shah, The Democratic Republic of Congo, dimodifikasi terakhir

pada 21 Agustus 2010, http://www.globalissues.org/article/87/the-

democratic-republic-of-congo. Diakses pada 2 Mei 2014.

CIA, The World Fact Book: Democratic Republic of the Congo, diakses

pada 4 Oktober 2014 dari

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-

factbook/geos/cg.html

ICRC, Agreement Between ICRC and Switzerland 1993, 20 Januari 2012,

https://www.icrc.org/casebook/doc/case-study/agreement-icrc-

switzerland-case-study.htm. Diakses 2 Desember 2014.

ICRC, Democratic Republic of the Congo: “Healing memories” through

drama, 26 juni 2014, https://www.icrc.org/en/document/dr-congo-

healing-memories-through-drama#.VDc9B8J_uO8. Diakses pada

30 September 2014.

ICRC, DR Congo-Kinshasa: Former Child Soldiers Return to Their

Families, Dimodifikasi terakhir pada, 24 September 2007,

https://www.icrc.org/eng/resources/documents/feature/2007/congo-

kinshasa-feature-240907.htm. Diakses pada 23 Juli 2014.

ICRC, Democratic Republic of The Congo: Growing concern for victims

of fighting in North Kivu, 1 November 2013

https://www.icrc.org/eng//resources/documents/news-

release/2013/11-01-dr-congo-fighting-north-kivu.htm. Diakses

pada tanggal 28 November 2014.

ICRC, Dr Congo: Humanitarian Situation Deteriorates in The Kivus, 25

Mei 2012,

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/update/2012/dr-

congo-update-2012-05-25.htm. Diakses pada 30 April 2014.

ICRC, DR Congo: Invisible Wound And Local Paths To Recovery, 10

Oktober 2012,

https://www.icrc.org/eng/resources/documents/feature/2012/congo-

Page 115: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xxiii

kinshasa-drc-mental-health-feature-2012-10-10.htm. Diakses pada

17 September 2014.

ICRC, DR Congo: Removing the Snake Without Breaking The Eggs, 29

Desember 2010,

http://www.icrc.org/eng/resources/documents/feature/2010/dr-

congo-feature-ihl-2010-12-29.htm. Diakses pada 1 Mei 2014.

ICRC. Reuniting Families Separaties by Conflict and Disaster,

dimodikfikasi terakhir pada tanggal 29 Oktober 2010,

http://www.icrc.org/eng/what-we-do/restoring-family-

links/overview-reuniting-families.htm. Diakses pada 3 April 2014.

ICRC. The ICRC in DR Congo, dimodifikasi terakhir pada tanggal 17

November 2013, http://www.icrc.org/eng/where-we-

work/africa/congo-kinshasa/index.jsp. Diakses pada 22 November

2013.

UN News Center, Child Recruitment Remains „Endemic‟ in DR Congo,

UN Says in New Report, 24 Oktober 2013,

http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=46330#.U677oZ

R_upB. Diakses pada 24 juni 2014.

Page 116: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xxiv

Lampiran 1 : Peta kantor ICRC di RD Kongo

Page 117: PERAN ICRC DALAM UPAYA MENGURANGI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27516/1... · dipilih karena dalam sejarah tercatat bahwa negara ini menjadi pemicu utama Perang

xxv

Lampiran 2. Bagan Stuktur Pembuat keputusan ICRC