peran ikatan pelajar nahdhatul ulama ikatan...
TRANSCRIPT
PERAN IKATAN PELAJAR NAHDHATUL ULAMA - IKATAN
PELAJAR PUTRI NAHDHATUL ULAMA DALAM
PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PENDIDIKAN DI
DESA ADIWERNA TEGAL
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
AHMAD AFANDI
NIM. 1111054000007
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ABSTRAK
Ahmad Afandi
Peran Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul
Ulama dalam Pemberdayaan Pemuda melalui Pendidikan di desa Adiwerna
Tegal
Kehadiran lembaga masyarakat seperti IPNU-IPPNU di tengah
masyarakat Adiwerna menjadi penting sebagai fasilitator antara pemerintah dan
masyarakat, khususnya untuk pemuda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui peran Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU)-Ikatan Pelajar Putri
Nahdhatul Ulama (IPPNU) dalam berbagai upaya melalui tugas, harapan, dan
analisis keterkaitan antara IPNU-IPPNU dan pemuda melalui bidang pendidikan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, yang mendeskripsikan realita di dalam kegiatan pemuda dan organisasi
IPNU-IPPNU Adiwerna. Subjek penelitian adalah informan dari pihak organisasi
IPNU-IPPNU dan pemuda setempat. Objeknya adalah peran IPNU-IPPNU dalam
pemberdayaan pemuda melalui pendidikan. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peran IPNU-IPPNU Adiwerna dalam
pemberdayaan pemuda melalui pendidikan yaitu: memberikan pemahaman
kepada anggota dan pemuda tentang pentingnya pendidikan, memberikan
kesadaran yang mencakup aspek afektif dan motorik mereka dalam pengalaman
berorganisasi, memperbaiki atau mengembangkan mutu karakteristik pribadi agar
lebih efektif dan efesien, baik di dalam entitasnya maupun dalam lingkup global.
Dengan harapan para pemuda bisa ikut berpartisipasi dan mempunyai
pengetahuan baru, dapat mengembangkan bakat-bakat mereka di dalam pelatihan
yang diadakan organisasi, dan bisa menjadi pemuda yang bermanfaat yang
diharapkan oleh masyarakat Indonesia.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah. Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan limpahan ilmu dan nikmat kepada hambanya serta kelancaran
dalam mengerjakan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada
Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,
sekalipun penulis berusaha baik dari isi atau teknik penyusuannya. Dengan
demikian penulis membuka diri untuk menerima masukan serta kritikan demi
perbaikan skripsi dan diri penulis sendiri sebagai bahan evaluasi dan intropeksi
diri sekarang dan dimana yang akan datang.
Berkat keridhoan Allah SWT semata akhirnya peyusunan skripsi ini
terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai rasa syukur, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Wati Nilamsari, M. Si, selaku Ketua Jurusan dan Dosen Pembimbing
saya di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Muhammad Hudri, MA. Selaku Sekertaris Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya, Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam.
5. Orang tuaku tercinta Ayahanda Moh. Yusuf (Alm) dan Ibunda Machilah
yang telah sabar, berdoa dan yang tak pernah berhenti mengingatkan saya
untuk kembali semangat dalam penyelesaian skripsi.
6. Kakak-kakaku Umi Atiyah, Aminah Ulfah, Bani Alfiyah, Ahmad Amrozi
dan Imroatus Solicha yang selalu mendukung dan penyemangat
7. Seluruh Pengurus Organisasi IPNU-IPPNU desa Adiwerna yang
membantu dalam lancarnya penelitian.
8. Rekan-rekan Almuni Santri Darunnajat (FOSILSADAR) yang selalu
mendukung dan menyemangati dalam penulisan skripsi ini.
9. Sahabat dan teman-teman seperjuangan di Jurusan PMI angkatan 2011.
10. Al-Ustadz Zainal Arifin, yang selalu mau menjadi guru spritual dan
memberi inspirasi dan semangat.
11. Sahabat-sahabat terbaiku seperjuangan: Ahmad Syafiq, Lutfi Amrullah,
Fachrulrozi, Fathul Millah, Rifqi Ibnu Masyi dan yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Peneliti berharap semoga jasa dan bimbingan yang telah diberikan
kepada peneliti dibalas oleh Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa skripsi
ini jauh dari sempurna. Peneliti dengan senang hati menerima kritik dan
saran demi kebaikan skripsi ini. Dan semoga apa yang kita lakukan
menjadi amal baik dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Ciputat, Januari 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................... ..................................
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................
ABSTRAK ...............................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................
DAFTAR TABEL .................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
DAFTAR GRAFIK .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
ii
iii
iv
v
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ...................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................
D. Metodologi Penelitian ................................................................
E. Teknik Keabasahan Data ............................................................
F. Pedoman Penulisan ......................................................................
G. Kajian Pustaka ..............................................................................
H. Sistematika Penulisan ....................................................................
1
9
10
11
19
20
21
24
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Teori Peran 25
1. Pengertan Peran 25
B. Tinjauan tentang Pemberdayaan 27
1. Pengertian Pemberdayaan
2. Pemberdayaan dalam Pendidikan
3. Indikator-indikator Pemberdayaan
4. Tujuan Pemberdayaan
27
30
33
34
C. Pemuda 36
D. Pendidikan 39
1. Pengertian Pendidikan 39
2. Pendidikan Non Formal 40
BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI IPNU-IPPNU DAN
DESA ADIWERNA TEGAL JAWA TENGAH
A. Gambaran umum organisasi IPNU-IPPNU 43
1. Sejarah Organisasi IPNU-IPPNU
2. Visi dan Misi IPNU-IPPNU
3. Profil IPNU-IPPNU Desa Adiwerna
43
47
48
a. Sejarah IPNU-IPPNU Desa Adiwerna Tegal
b. Struktur Organisasi IPNU-IPPNU Desa Adiwerna Tegal
c. Anggota Organisasi IPNU-IPPNU Desa Adiwerna Tegal
d. Program Kerja IPNU-IPPNU Desa Adiwerna Tegal
e. Tugas Organisasi IPNU-IPPNU Desa Adiwerna Tegal
48
50
52
54
56
B. Gambaran umum Desa Adiwerna Tegal 61
1. Letak Geografis
2. Pemerintahan
3. Agama
4. Sosial Budaya
5. Pendidikan
61
61
61
63
64
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Tugas Organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna dalam Pemberdayaan
Pemuda melalui Pendidikan 67
B. Harapan Organisasi IPNU-IPPNU terhadap Pemuda dalam
Pemberdayaan Pemuda melalui Pendidikan 77
C. Harapan Pemuda terhadap organisasi IPNU-IPPNU dalam
Pemberdayaan Pemuda melalui Pendidikan 85
D. Analisis Keterkaitan antara Tugas, Harapan Organisasi IPNU-
IPPNU dan Harapan Pemuda dalam Pemberdayaan Pemuda
melalui Pendidikan
95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
99
100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Daftar Nama Informan ............................................................... 16
Tabel 2 : Data Anggota IPNU-IPPNU Adiwerna ...................................... 53
Tabel 3 : Kondisi Kependudukan Berdasarkan Agama .............................. 62
Tabel 4 : Kondisi Kependudukan Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 63
Tabel 5 : Kondisi Kependudukan berdasarkan komposisi umur ................ 64
Tabel 6 : Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan .......................... 65
Tabel 7 : Analisis KeterkaitanTugas Harapan Organisasi IPNU-IPPNU,
Harapan Pemuda dalam Pemberdayaan Pemuda Melalui
Pendidikan ........ 97
1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Proses Perubahan ............................................................... 31
Gambar 2 : Intervensi yang berdampak pada kemandirian .................... 35
Gambar 3 : Susunan pengurus IPNU Desa Adiwerna masa khidmat
2015-2017 ....................................................................... 50
Gambar 4 : Susunan pengurus IPPNU Desa Adiwerna masa khidmat
2015-2017 .................. .................................................... 51
Gambar 5 : Data Monograf Kelurahan Adiwerna Tegal................ 65
1
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Daftar Nama Informan ............................................................... 16
Grafik 2 : Data Anggota IPNU-IPPNU Adiwerna ...................................... 53
Grafik 3 : Kondisi Kependudukan Berdasarkan Agama .............................. 62
1
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Form Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Skripsi di IPNU-IPPNU desa Adiwerna
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Transkip Wawancara
Lampiran 5 Data Anggota IPNU-IPPNU desa Adiwerna
Lampiran 6 Hasil Observasi
Lampiran 7 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman saat inimenuntut sumber daya manusia yang handal
dan salah satu bagian yang berkembang, Tidak dapat dipungkiri bahwa
Indonesia tidak pernah terlepas dari berbagai macam krisis,begitu juga dengan
krisis sumber daya manusia. Sadar akan hal tersebut, pemerintah Indonesia terus
berupaya untuk berbenah diri mewujudkan perubahan nyata melalui suatu
pembangunan.Pembangunan yang dimaksud disini adalah dengan membentuk
suatu interaksi dari semua faktor yang ada di dalam masyarakat, baik faktor
ekonomi, sosial maupun faktor pendidikan. Tentunya hal tersebut dapat dicapai
dengan sumber daya manusia yang berkualitasyang bisa ditempuh dengan
pemberdayaan dibidang pendidikan.
Nuraini Sayomukti menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses untuk
memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan
diri. Dengan demikian banyak aspek yang harus diperhatikan ketika kita
membicarakan pendidikan. Aspek-aspek yang biasanya paling dipertimbangkan
antara lain: penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, dan perubahan perilaku.1
Berbagai teori dan konsep pendidikan memberikan arti yang berbeda-beda.
Namun intinya, pendidikan diharapkan menjadi tindakan yang paling efektif
mengubah manusia agar menjadi terberdayakan, tercerahkan, tersadarkan, dan
berubah perilakunya menjadi lebih baik.
1 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), cet. Ke-1, h.
27.
2
Pendidikan yang berkualitas tidak lepas dari tanggung jawab pemerintah. Di
samping melakukan pemerataan pendidikan di Indonesia, maka pemerintah
harus bekerjasama dengan warga negaranya untuk ikut serta dalam
mencerdaskan bangsa, sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang
Dasar 1945 alinea ke-4.Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mencetak
generasi bangsa yang mempunyai tanggung jawab moral dan komitmen tinggi
bagi tercapainya cita-cita bangsa yang berkeadilan, demokratis dan sejahtera.
Hal tersebut menuntut berbagai institusi pendidikan formal atau non formal
seperti sekolah bahkan dapat juga melaluiorganisasi atau lembaga, komunitas di
luar kegiatan sekolah untuk mengambil peranan penting dalam menciptakan
kultur yang demokratis sehingga potensi pelajar dapat berkembang.
Melalui pendidikan, masyarakat dibekali pengetahuan, sikap dan ketrampilan
yang diperlukan, sehingga masyarakat menjadi tahu, mengerti dan mau
melakukan sesuatu untuk peningkatan kualitas hidup. Perubahan perilaku ini
apabila dipadukan dengan sumber daya alam yang tersedia, akan melahirkan
perilaku yang baru yang disebut partisipasi. Partisipasi ini akan merangsang
masyarakat untuk lebih aktif dan kreatif melaksanakan pembangunan yang
terarah dan berencana terutama dalam meningkatkan pendapatan (income
generating)serta membuka lapangan kerja baru (employement generating)untuk
perbaikan kualitas hidup masyarakat.2
Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam merupakan kitab yang membahas
seluruh aspek permasalahan kehidupan yang dihadapi manusia. Dan
pembahasannya juga meliputi semua cabang ilmu termasuk menuntut ilmu.
Masyarakat Indonesia yang merupakan mayoritas beragama Islam tentunya
2Mangatas Tampubolon, Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru Manajemen
Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.
28.
3
sangat memperhatikan akan pentingnya suatu pendidikan, seperti yang
tercantum dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
لكم تفسحوا في المجالس فافسحوا يفسح الله لكم وإذا قيل يا أيها الذين آمنوا إذا قيل
انشزوا فانشزوا يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات والله بما تع ملو
خبير
Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS.Al-Mujadalah:11).
Ayat di atas tidak menyebut secara tegas bahwa Allah akan meninggikan
derajat orang berilmu. Tetapi menegaskan bahwa mereka memiliki derajat-
derajatyakni lebih tinggi sekedar beriman. Tidak disebutnya kata meninggikan
itu, sebagai isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimilikinya itulah yang
berperanan besar dalam ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat dari
faktor di luar ilmu itu.3
Begitu pentingnya pendidikan maka Allah mewajibkan setiap hambanya
untuk mencari ilmu baik itu secara formal maupun non formal
karenakeberadaanpemuda danpelajartidak bisa dipisahkan oleh realitas
pendidikan dan perkembangan sosial yang sedang dihadapinya. Karena posisi
mereka masih sangat rentan menjadi dampak atau imabas perubahan sosial,
3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Volume
XIV (Jakarta: Lentera Hati, 2006) . h. 77.
4
pendidikan dan intervensi budaya yang dihadapi sehari-hari. Sementara itu,
peran organisasi yang mempunyai basis masa pelajar menjadi sangat penting
dalam melakukan pemberdayaan sosial dan pendidikan kepada pelajar untuk
menumbuhkan kepekaan sosial dan pendidikan dalam menghadapi
permasalahan yang ada di sekitarnya. Selain itu, organisasi pemuda dapat
menumbuhkan daya kritis pelajar dalam merespon isu-isu sosial dan pendidikan
yang berkaitan dengan hak-hak dasarnya sebagai warga negara dan merupakan
bentuk tanggung jawab sosial pemuda dan pelajar terhadap bangsanya.
Bagaimanapun,pemuda merupakan bagian dari lapisan masyarakat yang tidak
terpisahkan dari realitas sosial dan pendidikan bangsa ini. Tetapi jika dikaji
secara mendalam, tidak semua pemuda memiliki cita-cita luhur untuk
menjadikan bangsa ini bangsa yang lebih maju. Masih banyak pemuda di bangsa
ini yang berbuat tidak sesuai dengan harapan generasi sebelumnya. Dapat kita
lihat bahwa banyak pemuda yang sekarang ini justru melakukan hal-hal yang
tidak seharusnya dilakukan oleh suatu generasi harapan bangsa. Bahkan
sekarang ini banyak pemuda yang justru merusak masa depan mereka sendiri.
Beberapa persoalan yang memberikan bukti bahwa generasi pemuda saat ini
bertindak melawan norma-norma yang ada, diantaranya ada sebagian pemuda
yang senang mengkonsumsi minuman keras, melakukan tindak kriminal seperti
tawuran dan sebagainya.
Pemuda memiliki potensi yang sangat besar dalam melakukan perubahan.
Pemuda adalah sosok yang idealis, memiliki keberanian, penuh kreasi, serta
menjadi inspirator dengan gagasan-gagasan yang brilian. Masyarakat pada
umumnya sedang menantikan sosok pemuda yang mampu menyelesaikan
5
problem-problem kemanusiaan.4 Oleh karena itu peranan pemuda sangat
dinanti-nantikan oleh masyarakat. Peranan tersebut tidaklah dibatasi pada
kewajiban akademis dalam lingkungan sekolah saja, melainkan juga pada
berbagai fungsi lain di masyarakat. Mereka dituntut untuk secara kritis mampu
terlibat lebih aktif dalam upaya pembangunan nasional, melalui proses belajar
dan pengembangan ilmu pengetahuan yang diiringi pula dengan kerja nyata di
lingkungannya. Pengabdian pemuda dan pelajar di bidang pembangunan
masyarakat ini dapat dimulai sejak dini melalui berbagai pelatihan dan aksi
sosial atau pendidikan berorganisasi dalam bentuk aplikasi karya bakti nyata
dalam masyarakat.
Peranan mereka diharapkan mengisi ruang kosong dalam masyarakat, yakni
berperan secara alamiah dalam kepeloporan dan kepemimpinan dengan
menggerakan potensi dan sumber dayanya pada masyarakat. Kepeloporan dan
kepemimpinan itu tidak hanya dimaknai dalam keterlibatan mereka dalam
lingkaran kekuasaan saja, akan tetapi sejatinya kepemimpinan menghasilkan
jiwa kepeloporan dalam melakukan perubahan masyarakat menuju yang lebih
baik meski tidak berada dalam kekuasaan yang strategis, sehingga kepeloporan
itu dapat mengilhami masyarakat untuk termotivasi menjalani hidup dengan
baik.
Pemberdayaan melalui pendidikan ini menekankan pentingnya suatu proses
edukatif dalam melengkapi masyarakat untuk meningkatkan pemberdayaan
kemampuan belajar mereka. Pendidikan adalah permasalahan yang besar yang
menyangkut nasib dan masa depan bangsa. Krisis multimedimensi yang
melanda di negara Indonesia ini, tidak hanya disebabkan oleh krisis ekonomi,
4 Pandu Dewanata, dkk.,Rekonstruksi Pemuda, (Jakarta: Kementrian Negara Pemuda dan
Olahraga, 2008), h. 63.
6
sosial dan politik, melainkan oleh krisis pada sistem pendidikan. Dengan
pendidikan, masyarakat dibekali pengetahuan dan sikap yang diperlukan
sehingga masyarakat dapat melakukan sesuatu untuk peningkatan kualitas hidup
dalam mewujudkan suatu pembangunan.Adapun pembangunan sumber daya
manusia telah termaktub dalam Al-Qur’ansurat Al Baqoroh ayat 30 yang
berbunyi:
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui" (Q.S Al-Baqoroh 30)
Ayat tersebut di atas memerintahkan Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa
sallam untuk mengingat apa yang pernah disampaikan Allah Azza wa Jalla
kepada para Malaikat-Nya. Hal ini sekaligus sebuah isyarat bagi Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyampaikan dan
mengingatkan kembali umatnya tentang tugas yang pernah dibebankan kepada
manusia pada awal penciptaannya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan umatnya disuruh untuk mengingat suatu peristiwa ketika Allâh Azza
wa Jalla berfirman kepada para Malaikat terkait rencananya menciptakan dan
mengangkat seorang khalifah di muka bumi. Khalifah itu, dalam rencana Allâh
7
Azza wa Jalla, dimaksudkan untuk menggantikan peran Allâh Azza wa Jalla
dalam melaksanakan hukum-hukum-Nya. Khalifah itu adalah Adam‘alaihi al-
salam dan juga kaum-kaum sesudahnya yang sebagian menggantikan sebagian
lainnya di kurun waktu dan generasi yang berbeda.5
Menurut pandangan para ahli tentang sumber daya manusia, masalah kualitas
menjadi hal yang sangat diprioritaskan dibanding kuantitas. Membicarakan
tingkat kualitas manusia, seyogyanya ada dua hal yang harus dibedakan satu
dengan yang lainnya. Dua komponen kualitas manusia ini yang pertama, tingkat
ketrampilan dan keahlian, dalam hal ini kaitannya dengan pendidikan, training.
Kedua, usaha kerja dan etika kerja atau budaya kerja, dalam hal ini kaitanya
dengan prinsip moral kemasyarakatan dan merupakan warisan budaya yang
diturunkan dari generasi ke generasi.6
Berangkat dari permasalahan tersebut maka diperlukanlah suatu usaha sadar
dari segolongan masyarakat yang peduli akan pendidikan mereka dengan
membentuk suatu organisasi. Saat ini banyak lembaga atau organisasi yang
bergerak di sekitar masyarakat yang bertujuan memberdayakan serta
mengembangkan sumber daya yang ada di masyarakat, yang termasuk di
dalamnya terdapat bermacam-macam program, mulai dari bidang sosial,
pendidikan, ekonomi dimana hasil dari semua itu dikhususkan untuk
pengembangan potensi anggota dan para pemudanya.
Organisasi Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul
Ulama adalah suatu badan otonom Nahdhatul Ulama yang bisa menjembatani
para pelajar dan pemuda-pemudinya untuk mewujudkan masa depan mereka
5Ali al-Shabuni. Shafwah al-Tafasir: Tafsir li al-Qur’an al-Karim. Dar al-Kutub al-
Islamiyyah (Jakarta, Indonesia 1999), Jilid 1, h. 48.
6 Didik J. Rachbini, Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT.
Grasindo, Aggota IKAPI, 2001), h. 114.
8
dikemudian hari.IPNU-IPPNU memiliki berbagai macam program salah satunya
adalah program pemberdayaan pemuda melalui pendidikan.
Organisasi ini juga membuka untuk pemuda-pemudi serta anggota yang
tergabung di bagian IPNU-IPPNU, seperti kajian-kajian ilmiah, diskusi
mengenai perkembangan pendidikan saat ini. Bagi penulis program tersebut
sangat menarik perhatian, karena setelah penulis mewancarai pengurus IPNU-
IPPNU Adiwerna program tersebut sangat membantu dalam peningkatan
pendidikan formal maupun non formal, hal ini dikarenakan di desa Adiwerna
tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah sehingga rata-rata dari
mereka hanya sampai SMP saja. Sangat sedikit pemuda desa Adiwerna mau
melanjutkan pendidikan mereka sampai ke perguruan tinggi. Sehingga ilmu
pengetahuan tentang pendidikan mereka sangat kurang, keterampilan merekapun
menjadi kurang terasah. Kebanyakan pemuda desa Adiwerna menganggur dan
tidak mempunyai pekerjaan tetap. Dengan keterampilan seadanya mereka
bekerja serabutan dengan penghasilan yang terbatas. Organisasi IPNU-IPPNU
Adiwerna mengadakan kegiatan yang mengarah pada berbagai bentuk
bimbingan, pembentukan karakter, pembelajaran dan diskusi kajian ilmiah. Hal
ini sangat diperlukan, sehingga mereka bisa tetap mendapatkan sesuatu yang
memang dibutuhkan dalam mencapai pengetahuan ketrampilan hidup (life skill)
tentang pendidikan dikemudian hari.
Organisai IPNU-IPPNU desa Adiwerna melalui berbagai perannya bisa
dibilang mampu menyadarkan para anggota dan pemudanya akan permasalahan
pendidikan yang sekarang mereka anggap tidak penting. IPNU-IPPNU dapat
mengubah paradigma anggota dan pemudanya tentang pentingnya pendidikan
dalam berorganisasi.Sekarang ini banyak organisasi kepemudaan yang dapat
9
dijadikan wadah pengembangan nilai karakter, seperti organisasi kepemudaan
Ikatan remaja masjid, karang taruna. Akan tetapi komunitas atau organisasi
seperti ini sedikit dijumpai di desa Adiwerna. Adapun organisasi pemuda yang
ada di desa Adiwerna adalah organisasi IPNU-IPPNU.
Organisasi IPNU-IPPNU juga dapat menjadi wadah para pemuda-pemudi
desa Adiwerna untuk mengisi waktu luangnya ditengah kesibukan mereka
dalam bekerja. IPNU-IPPNU dapat membuktikan bahwa para pemuda ini masih
bisa tetap produktif di usia mereka yang relatif masih muda untuk mendapatkan
sebuah pendidikan dan pengatahuan. Selain itu IPNU-IPPNU juga memiliki
peran dalam hal membuka pengkajian khusus untuk para anggota dan
pemudanya untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan, dan pelatihan-
pelatihan dalam upaya pemberdayaan melalui pendidikan.
Untuk lebih mengetahui seberapa jauh peran organisasi IPNU-IPPNU dalam
pemberdayaan pemuda,maka penulis menuangkan bahasan ini dalam sebuah
penelitian dengan judul “Peran Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama-Ikatan
Pelajar Putri Nahdhatul Ulama dalam Pemberdayaan Pemuda Melalui
Pendidikan di Desa Adiwerna Tegal”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, tampak bahwa pendidikan yang
berkaitan dengan peran organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna dalam
pemberdayaan pemuda masih sangat luas. karena terbatasnya waktu dan
tenaga, Agar lebih fokus maka peneliti membatasi pemberdayaan pemuda
yang dilakukan oleh organisasi tersebut melalui pendidikan pada
10
kepengurusan IPNU-IPPNU periode angkatan 2015-2017 di desa Adiwerna
Tegal Jawa Tengah.
2. Rumusan masalah
Agar pembahasan lebih terarah dan terfokus, maka penulis perlu membuat
perumusan masalah pada penulisan skripsi ini. Sesuai dengan sasaran dan
tujuan program yang ditetapkan organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna Tegal,
yakni:
a. Bagaimana tugas utama organisasi IPNU-IPPNU dalam pemberdayaan
pemuda melalui pendidikan di desa Adiwerna Tegal?
b. Bagaimana harapan IPNU-IPPNU dalam pemberdayaan pemuda melalui
bidang pendidikan?
c. Bagaimana harapan pemuda Adiwerna sebagai penerima program
pendidikan yang dilakukan oleh IPNU-IPPNU Adiwerna?
d. Bagaimanaanalisis keterkaitan antara tugas utama dan harapan IPNU-
IPPNU dan harapan penerima program pendidikan dalam pemberdayaan
pemuda Adiwerna?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui tugas organisasi IPNU-IPPNU dalam pemberdayaan
pemuda melalui pendidikan di desa Adiwerna Tegal
b. Untuk mengetahui harapan Organisasi IPNU-IPPNU dalam
pemberdayaan pemuda melalui pendidikan di desa Adiwerna Tegal
c. Untuk mengetahui harapan pemuda desa Adiwerna dalam pemberdayaan
pemuda melalui pendidikan di desa Adiwerna Tegal.
11
d. Untuk menganalisis keterkaitan antara tugas utama Orgnisasi IPNU-
IPPNU dan harapan pemuda desa Adiwerna Tegal.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan
bagi ilmu pemberdayaan di jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,
tentang pemberdayaan pemuda melalui bidang pendidikan sebagai salah
satu usaha pemberdayaan.
b. Manfaat Prakatis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang menarik dan
dapat menambah wawasan cakrawala kelimuan khususnya bagi penulis,
umumnya bagi para pembaca, dan membantu organisasi IPNU-IPPNU
untuk menjadi bahan evaluasi hasil dari program pemberdayaan melalui
pendidikan yang sudah dijalankan.
D. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah suatu cara kerja untuk memahami objek
penelitian dalam rangka menemukan, menguji terhadap suatu kebenaran atau
pengetahuan. Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif. Menurut Tailor sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong
adalah prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.7
1. Pendekatan Penelitian
Penelitan tentang peran IPNU-IPPNU dalam Pemberdayaan Pemuda
Melalui Pendidikan di Desa Adiwerna Tegal menggunakan pendekatan
7Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda karya, 2006),
h. 4.
12
kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa
pertimbangan, yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim
mendefinisikan suatu konsep serta memberi kemungkinan bagi perubahan-
perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, mnarik dan unik
bermakna di lapangan.8
Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah pendekatan
ini tidak terlalu kaku sehingga permasalahan yang terjadi mudah untuk
diinterpretasikan. Hal ini, sesuai dengan objek penulis yaitu mengenai peran
yang di dalamnya menyangkut tugas dan harapan yang tentunya
membutuhkan penjelasan dan deskripsi yang lebih objektif sesuai dengan
kenyataan.
2. Jenis Penelitian
Dilihat dari jenis penelitiannya, maka penulis menggunakan jenis
penelitian deskriptif. Pada jenis penelitian deskriptif, data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan
demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
penyajian laporan tersebut. Data tersebut dari naskah wawancara catatan
lapangan, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.9
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Adiwerna Tegal, yang mencakup kantor
kesekretariatan organisasi IPNU-IPPNU, serta masyarakat desa Adiwerna
Tegal Jawa Tengah. Lokasi ini dipilih karena Adiwerna telah memiliki
8Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), cet ke-2, h. 39. 9Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), cet ke-2,h. 39
13
dampak ekologi, ekonomi, budaya, sosial dan spiritual yang cukup baik
khususnya bagi masyarakat desa Adiwerna Tegal.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah menunjuk pada orang atau individu atau
kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.10
Adapun
yang dijadikan sumber informasi dalam penelitian ini adalah Organisasi
IPNU-IPPNU Adiwerna Tegal.
Sedangkan objeknya adalah peran organisasi IPNU-IPPNU dalam
pemberdayaan pemuda melalui pendidikan. Artinya peran Organisasi
IPNU-IPPNU sangat menentukan bagi pemuda untuk meningkatan sumber
daya manusia yang berkualitas dan berpendidikan.
5. Sumber dan Jenis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 sumber data, yaitu:
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
pertama baik dari individu atau perseorangan dan kelompok. Seperti
hasil dari data wawancara yang biasa dilakukan oleh penelitisecara
langsung dari pengurus Organisasi IPNU-IPPNU sendiri dan pemuda
desa Adiwerna.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi atau tersedia melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di
berbagai organisasi atau perusahaan, termasuk jurnal.11
Data sekunder
10
Sanapiah Fisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005), h. 109. 11
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2003), h. 29-30.
14
diperoleh dari dari jurnal-jurnal, artikel serta bukumengenai IPNU-
IPPNU, foto-foto, dan data yang berhubungan dalam pembahasan yang
akan dibahas dalam penelitian ini.
6. Teknik Pemilihan Informan
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive
yaitu pengambilan sampel dari populasi yang didasarkan atas tujuan atau
pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti dalam sampling ini
peneliti berusaha menguji pertimbangan-pertimbangannya untuk dapat
memasukan unsur yang dianggap khusus dari suatu populasi dimana
peneliti mencari informasi.12
Dalam menentukan informan penelitian ini, peneliti memilih para
responden yang menurut peneliti dapat memberikan data yang dibutuhkan
dalam penelitian. Dalam mencari data peneliti mewawancarai pengurus
organisasi, anggota organisasi IPNU-IPPNU dan pemuda desa Adiwerna
Tegal.
1) Ketua Organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna
Peneliti mewawancarai dua ketua masing-masing organisasi IPNU
dan IPPNU. Alasan peneliti memilih subjek penelitian ini karena peneliti
menganggap orang-orang tersebut adalah orang-orang yang memiliki
tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program pemberdayaan
pemuda. Selain itu mereka yang berwenang dalam penentuan dan
pelaksanaan program tersebut serta kegiatan tambahan yang bermanfaat
bagi pemuda desa Adiwerna.
12
Jusuf Soewadji, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Jurusan Sosiologi, 2003), cet ke-1,
h. 100.
15
2) Pengurus Organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna
Terdiri dari pelajar dan pemuda-pemudi organisasi IPNU-IPPNU,
peneliti memilih dua orang masing-masing organisasi tersebut satu dari
IPNU dan satu IPPNU. Dua orang tersebut adalah pemegang departemen
program pemberdayaan pendidikan dan pengkaderan dengan alasan
karena mereka bertanggung jawab atas jabatan yang diberikan oleh ketua
organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna Tegal.
3) Pemuda dan Anggota IPNU-IPPNU desa Adiwerna Tegal
Peneliti memilih enam orang anggota dan pemuda-pemudi desa
Adiwerna Tegal yang terdiri dari Aji Badruzzama (Pemuda
IPNU),Musliyatul Diniyah (Pemudi IPPNU), Fathurofil Mannan
(Anggota IPNU Kelas IX SMA), Lu’lu Mar’ati (Anggota IPPNU Kelas
X SMA), M. Khafid Bahtiar (Anggota IPNU Kelas VII SMP), Salma
Nabila (Anggota IPPNU Kelas IX SMP) dengan alasan dipilihnya
mereka melihat tingkat status sekolah dan pemuda-pemudi. Sebab
Tingkat status sekolah mereka juga mempengaruhi motivasi dan waktu
yang diluangkan untuk mengikuti kegiatan di Organisasi IPNU-IPPNU
Adiwerna sehingga akan berpengaruh pada tingkat penghasilan dan
pemberdayaan yang didapat.Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat subjek
pada tabel 1 di bawah ini dengan pengklasifikasian latar belakang dan
rancangan informan sebagai berikut:
16
Tabel 1
Daftar Nama Informan
NO Subyek Informasi yang dicari Jumlah
1 Ketua IPNU-
IPPNU Adiwerna
Gambaran Organisasi, tugas IPNU-
IPPNU dalam pemberdayaan
pendidikan, pelaksanaan
pembelajaran,
2
2 Pengurus IPNU-
IPPNU Adiwerna
Harapan bagian program
pemberdayaan pendidikan, tugas, dan
dokumentasi
2
3
Anggota dan
Pemuda Desa
Adiwerna Tegal
Harapan penerima program
Pemberdayaan pendidikan, dampak
program Pemberdayaan, hasil yang
dicapai dan dokumentasi.
6
Jumlah 10 Orang
Sumber: Hasil Pengelohan Data
7. Instrumen Penelitian
Bentuk Instrumen penelitian ini berupa angket atau kuesioner. Bentuk
lembaran angket atau kuesioner berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang responden selama mengikuti kegiatan organisasi tersebut. Peneliti
menggunakan kuesioner dalam bentuk kuesioner pilihan ganda. Kuesioner
tersebut langsung diberikan kepada responden untuk menjawab langsung
pada lembaran pertanyaan peneliti.
8. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1) Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
17
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
perntanyaan itu13
.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penilitan ini adalah
wawancara bebas, peneliti hanya membuat pokok-pokok masalah yang
diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti
situasi. Adapun dalam penyeleksian wawancara peneliti mengambil 10
(sepuluh) terwawancara yaitu, Ahmad Faizun selaku ketua IPNU
Adiwerna, Vina Idzmatus sebagai ketua IPPNU Adiwerna, pngurus
IPNU-IPPNU Adiwerna Lukman Hakim dan Nailul Khusna, Aji
Badruzzama (Pemuda IPNU), Musliyatul Diniyah (Pemudi IPPNU),
Fathurofil Mannan (Anggota IPNU Kelas IX SMA), Lu’lu Mar’ati
(Anggota IPPNU Kelas X SMA), M. Khafid Bahtiar (Anggota IPNU
Kelas VII SMP), Salma Nabila (Anggota IPPNU Kelas IX SMP) dan
tambahan untuk memperoleh data dari Ahmad Zaeni, S. Ag sebagai
aparat pemerintah desa Adiwerna, Bapak Ustadz Samhari, S. Pd. I dan
Ahmad Amrozi, S. Pd. I sebagai tokoh masyarakat, Ahmad Mujahid S.
Pd. I sebagai Tokoh agama dan alumni IPNU, Aminah Ulfah S. Psi
sebagai Pembina Pengurus IPPNU desa Adiewerna.
2) Observasi
Observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang
berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu,
peristiwa, tujuan dan perasaan.14
13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),
h. 186. 14
M. Djunaidi Ghony dan Faozan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-
Ruz Media, 2012), h. 165.
18
Sedangkan teknik observasi yang digunakan dalam penilitian ini
adalah observasi partisipan, yaitu obeservasi turut ambil bagian atau
berada dalam obyek yang diobservasi.15
Teknik ini digunakan karena
memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati secara langsung
yang kemudian mencatat beberapa program dan tugas pemberdayaan
masyarakat melalui kegiatan harian, mingguan dan bahkan bulanan.
Observasi ini dilakukan dengan membuat catatan observasi penelitian.
3) Dokumentasi
Metode ini adalah suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan
catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
sehingga akan diperoleh data yang lengkap dan sah dan bukan
berdasarkan pemikiran atau perkiraan. Metode ini hanya mengambil data
yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah ada, pendapatan, luas
tanah, jumlah penduduk, dan sebagainya.16
Penulis mengumpulkan data-
data tertulis dari Organisasi IPNU-IPPNU berupa buku dokumentasi
IPNU-IPPNU, foto-foto kegiatan IPNU-IPPNU beserta data-data warga
yang menjadi anggota IPNU-IPPNU.
9. Teknik Analisa Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen, adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
15
Ibid., h. 85. 16
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008),
h. 96.
19
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.17
Dalam menganalisis data ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif,
yaitu mengembangkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan kenyataan
berdasarkan teori yang ada. Pada saat menganalisa data hasil observasi,
peneliti menginterpretasikan catatan lapangan yang ada kemudian
menyimpulkannya.Setelah itu peneliti menganalisa kategori-kategorinya.
E. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabasahan data meliputi data yang telah digali, dikumpulkan dan
dicatat dalam kegiatan penelitian. Untuk menjaga keabsahan data dalam
penelitian ini diperlukan teknik uji keabsahan data dengan menggunakan
metode triangulsi.
1. Triangulasi
Dalam teknik ini, menurut Paton seperti yang dikutip oleh Burhan
Bungin, keabsahan data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek
baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melelui waktu dan
cara yang berbeda dalam metode kualitatif, seperti berikut:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,
misalnya peneliti membandingkan hasil pengamatan lapangan tentang
tugas dan program IPNU-IPPNU Adiwerna dengan hasil wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi, misalnya peneliti membandingkan
jawaban yang diberikan oleh pembina, pengurus organisasi dengan
jawaban wawancara dari penerima manfaat program IPNU-IPPNU.
17
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010),h. 157.
20
3) Membandingkan hasil wawancara dengan isi surat dokumen yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Wawancara tersebut untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data atau
dokumen tersebut. 18
misalnya dalam penelitian peneliti mendapatkan
beberapa data-data atau dokumen yang berkaitan dengan IPNU-IPPNU,
peneliti harus membandingkan isi dari data atau dokumen tersebut
dengan hasil wawancara dengan pembina, pengurus IPNU-IPPNU
Adiwerna .
2. Uraian Rinci
Teknik ini merupakan suatu upaya untuk memberi penjelasan kepada
pembaca dengan menjelaskan hasil penelitian dengan penjelasan yang
serinci-rincinya. Suatu temuan yang baik akan dapat diterima orang apabila
dijelaskan dengan penjelasan yang terperinci dan gamblang, logis dan
rasional. Sebaliknya penjelasan yang panjang lebar dan berulang-ulang akan
menyulitkan orang memahami hasil penelitian itu sendiri.19
Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,
penulis tidak hanya terpaku pada hasil wawancara, namun juga akan
membandingkan berbagai data hasil obeservasi di lapangan yang telah
peneliti catat selama penelitian.
F. Pedoman Penulisan
Pedoman yang peneliti gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) CEQDA
(Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011/2012.
18
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008),
h. 265. 19
Ibid., h. 267.
21
G. Kajian Pustaka
Yang dimaksud dengan kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi
mencari, membaca, dan mendengarkan laporan-laporan penelitian dan bahan
pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan.20
Untuk mengetahui keaslian yang akan dihasilkan dalam penelitian ini, maka
perlu disajikan beberapa hasil kajian atau penelitian terdahulu yang fokus
penelitiannya berkaitan dengan penelitian ini. Beberapa penelitian itu adalah:
1. Hasil penlitian Fikri Dzulkarnain tentang “Peran Yayasan Griya Yatim dan
Dhu’afa Dalam Pemberdayaan Kaum Dhu’afa Melalui Pendidikan
Ketrampilan Di Bekasi”.21
Berisi tentang program pemberdayaan kaum
dhu’afa melalui pendidikan ketrampilan yang diharapkan melatih kepada
kaum dhu’afa supaya bisa mensejahterakan mereka melalui pendidikan
ketrampilannya, program ini memiliki banyak manfaat pendidikan
tambahan bagi kaum dhu’afa yang ada di yayasan tersebut. Penelitian Fikri
ini mengkaji tentang pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan
ketrampilan yang dilakukan oleh Yayasan Griya Yatim dengan memberikan
program pendidikan ketrampilan di Bekasi. Persamaannya adalah penelitian
yang sama dengan penulis dalam pemberdayaan masyarakat melalui bidang
pendidikan. Perbedaanya adalah dalam skripsi peneliti lebih mengkaji
dalam pemberdayaan masyarakat pendidikan yang lebih umum yang dimilki
oleh organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna Tegal kepada pemuda-pemudi desa
Adiwerna.
20
Setiani Azhari, “Pengertian dan Tujuan Kajian Pusaka”, artikel diakses pada 12 Desember
2014 dari http://www.ipapedia.web.id/2015/01/pengertian-dan-tujuan-tinjauan-pustaka.html 21
Fikri Dzulkarnain, “Peran Yayasan Griya Yatim dan Dhu’afa Dalam Pemberdayaan Kaum
Dhu’afa Melalui Pendidikan Ketrampilan Di Bekasi”,(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014).
22
2. Ari Kurniawan dalam skripsinya yang berjudul “ Peran Yayasan Kumala
Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendidikan Ketrampilan Di
Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta
Utara”.22
Penelitian ini membahas tentang pemberdayaan anak jalanan
melalui pendidikan, yayasan kumala berperan sebagai mediator, fasilitator,
pendidik sekaligus perwakilan bagi anak jalanan yang mengupayakan anak
jalanan yang dapat mengurus mereka sendiri secara mandiri. Berbeda pada
penelitian yang akan diteliti oleh peneliti bahwasanya Peran oragnisasi
IPNU-IPNNU lebih luas dalam pemberdayaannya, bukan sekedar
ketrampilan saja akan tetapi pendidikan berorganisasi dalam masyarkatpun
pemuda (objek penelitian)harus ikut serta dalam tugas mencerdaskan
masyarakat di lingkungannya.
3. Cecep Sopandi dalam penelitiannya yang berjudul “ Peran Pelajar Islam
Indonesia dalam Pemberdayaan Politik Pelajar “. Dalam penelitian Cecep
Sopandi menganalisa mengenai Peran Pelajar Islam Indonesia (PII) yang
ada di Jakarta dalam pemberdayaan politik terhadap pelajar.23
Namun
penulis berbeda dalam penelitian yang dikaji oleh Cecep Sopandi yaitu
dalam organisasi pemberdayanya yaitu pemberdayaan pendidikan untuk
pemuda dan pelajar. Melihat dari persamaanya adalah dari penggerak
pemberdayaanya yaitu oragnisai yang berbasis pelajar, peneliti mengambil
organisasi yang lebih mengkerucut yang bergerak di desa-desa yaitu IPNU-
IPPNU.
22
Ari Kurniawan, “Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui
Pendidikan Ketrampilan Di Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara”, (Skripsi
S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010). 23
Cecep Sopandi, “Peran Pelajar Islam Indonesia (PII) Dalam Pemberdayaan Politik Pelajar”,
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013).
23
4. Rina Martha Errawati meneliti tentang “Peran Karang Taruna dalam
Pembinaan Pemuda”.24
Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana peran
karang taruna dalam pembinaan pemuda desa pontang, kecamatan Ambulu
kabupaten Jember yang pemudanya tidak terlepas dari maslah sosial yaitu
mengkomsumsi minuman keras, melakukan perjudian, lebih sering “ngopi”
di warung-warung daripada melakukan hal yang lebih bermanfaat dan
beberapa kali pemuda terlibat kasus kekerasan. Dari peneliti Rina Martha
mempunyai objek penelitian pembinaan terhadap pemuda, akan tetapi
berbeda pada penelitian penulis yaitu peranan organisasi dalam
pemberdayaan pemuda melalui pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh
Rina baru membahas tentang pemuda-pemuda desa pontang kabupaten
Jember yang kegiatanya hanya merusak kepribadian mereka sendiri, seperti
mengkonsumsi minuman keras dan lain sebagainya. Sedangkan fokus
penelitan yang akan peneliti lakukan adalah memperdayakan pemuda-
pemudi dalam konteks bidang pendidikan, seperti keorgnisasian kepedulian
sesama, keharmonisan terhadap masyakarat sendiri.
5. Zikri Maulana meneliti “Peranan Majlis taklim Persatuan remaja Islam
(PRISTA) dalam Pembinaan Keagamaan Remaja”.25
Penelitian ini dikaji
dikarenakan lembaga non formal seperti majlis taklim diharapkan dapat
memberikan kontribusi berupa sarana pemberdayaan masyarakat untuk
menanamkan dan meningkatkan pengetahuan agama bagi kalangan
remaja.Penelitian yang dilakukan oleh Zikri Maulana adalah mengetahui
peranan suatu majlis taklim dalam pembinaan remaja, berbeda dengan
24
Rina Martha Errawati, “Peran Karang Taruna dalam Pembinaan Pemuda”, (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember, 2014). 25
Zikri Maulana, “Peranan Majlis Taklim Persatuan Remaja Islam (PERSITA) Dalam
Pemberdayaan Keagamaan Remaja”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).
24
penelitan yang dilakukan oleh peneliti dimana dalam harapan dan tugas
organisasi IPNU-IPPNU dalam pemberdayaan melalui pendidikan ke
pemuda-pemudi desa Adiwerna.
H. Sistematikan Penulisan
Guna memudahkan pembahasan dan penulisan hasil penelitian ini, maka
penulis menyusun skripsi ini secara sistematis sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang batasan
dan rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, dan metode penelitian.
BAB II Tinjauan Teoritis Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang
definisiperan, pemberdayaan, pemuda dan pendidikan yang
berhubungan dengan penelitian ini sebagai pedoman untuk
membahas kajian yang diteliti
BAB III Dalam bab ini akan membahas mengenai sejarah, profil, dan
gambaran Oraganisasi IPNU-IPPNU serta Gambaran Umum
Pemuda desa Adiwerna Tegal
BAB IV Pada bab ini menjelaskan mengenai hasil pengamatan dan
wawancara terkait Peran organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna,
hasil penelitian pemberdayaan pemuda melalui pendidikan
BAB V Penutup yang berisi kesimpulan secara singkat, saran-saran dan
kata penutup, pada bagian daftar pustaka, lampiran-lampiran.
25
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. TEORI PERAN
1. Pengertian Peran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa
tingkah yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di
masyarakat dan harus dilaksanakan.1
Peran (role) merupakan istilah sosiologi yang mengandung
pengertian yang memiliki aspek dinamis (kedudukan dan status). Apabila
seseorang atau lembaga melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.2Baik itu
dalam individu ataupun kelompok, walaupun kedudukan itu berbeda
antara satu dengan yang lain, akan tetapi masing-masing berperan sesuai
dengan statusnya.
Menurut Levinson yang dikutip oleh Soejono Soekamto, peran
mencakup dalam 3 hal, yaitu:
a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan masyarakat.
1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT
Balai Pustaka, 1998), h. 667. 2 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005) cet. Ke-38, h. 243.
26
b. Peran merupakan suatu konsep apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi
c. Peran bisa dikatakan juga dengan perilaku individu yang penting
dalam struktur sosial masyarkat.3
Definisi tenteng peran juga diartikan oleh Gross, Mason dan Mc.
Eachern yang dikutip oleh David Berry mendefinisikan peran sebagai
seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang
menempati kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan tersebut
merupakan imbangan dari norma-norma sosial dan oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa peranan-peranan itu ditentukan oleh norma-norma di
dalam masyarakat.4 Berdasarkan hal tersebut maka norma-norma yang
ada dalam masyarakat dan harapan-harapan yang dimaksud ditentukan
oleh masyarakat itu sendiri.
Sesuai dengan perannya terdapat dua macam harapan yaitu:
pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran.
Kedua, harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang atau kewajiban-
kewajiban dari pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap
orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan perannya
atau kewajiban-kewajibannya.5
Dapat disimpulkan bahwa seseorang atau sekelompok orang dapat
dikatakan berperan apabila telah memiliki status. Di dalam status tersebut
3Soejono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999),
cet. Ke-27 h. 268-269 4 David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarata: Rajawali), h. 99-100
5Ibid, h. 101.
27
terdapat tugas-tugas yang sebelumnya disusun berdasarkan harapan-
harapannya, namun harus sesuai dengan harapan masyarakat.
Adapun bagian-bagian masyarakat itu tidak lain adalah kelompok-
kelompok sosial atau lembaga-lembaga sosial. Lembaga sosial inilah
yang mengemban tugas bagian yang disebut dengan fungsi sosial. Dalam
arti ini fungsi sosial mempunyai arti yang sama dengan peranan sosial.
Fungsi sosial ialah pengaruh yang khas yang diberikan seseorang atau
lembaga sosial terhadap seluruh masyarakat. Fungsi sosial yang
dijalankan oleh orang atau institusi-institusi sosial merupakan tugas
sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di dalam
peranan sosial terdapat kewajiban atau tanggung jawab yang harus
dijalankan oleh seseorang maupun institusi sosial. Kewajiban dan
tanggung jawab ini disebut dengan jabatan atau tugas.6
B. Tinjauan tentang Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Secara konseptual kata pemberdayaan (empowerment) menurut Edi
Suharto berasal dari kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan).7
Sedangkan menurut Dharmawan yang dikutip oleh Totok dan Poerwoko
mendefinisikan makna pemberdayaan sebagai:
6Hendropuspito, Sosiologi Sistematika (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 179.
7Edi Suharto,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika
Aditama, 2015), cet. V. h. 57.
28
“A process of having enough energy enabling people to expand
their capabilities, to have greater bargaining power, to make their own
decisions, and to more easily access to a source of better living”.8
Sebuah proses yang memiliki energi cukup, memungkinkan untuk
memperluas kemampuan mereka, memiliki daya tawar yang lebih besar
serta untuk membuat keputusan sendiri yang lebih mudah mengakses
sumber kehidupan yang lebih baik.
Dalam pendapat lain Isbandi Rukminto menjelaskan bahwa
pemberdayaan bisa diartikan juga sebagai suatu proses yang relatif terus
berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan. Pemberdayaan bisa
disebut juga sebagai pengembangan.9
Dari beberapa pendapat di atas bisa diambil kesimpulan bahwa arti
dari kata pemberdayaan tersebut menekankan kepada perubahan dan
pengembangan yang lebih baik. Namun berikut ini akan dijelaskan
mengenai objek-objek pemberdayaan itu sendiri seperti yang dijelaskan
oleh Syamsir dan Amir mengenai pemberdayaan. Pemberdayaan atau
pemerkuasaan dapat dipahami sebagai upaya memberikan atau
meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah atau kurang
beruntung, di mana pemberdayaan dilaksanakan dengan bertolak dari
situasi ketidakberdayaan yang dialami oleh sekelompok masyarakat baik
secara perseorangan, kelompok maupun komunitas.10
Artinya
8Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perspektif Kebijakan Publik, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta 2013), h. 27 9Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001, cet ke-1, h. 32-33 10
Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 232
29
pemberdayaan di sini bias dibilang dengan pemberdayaan yang bersifat
dinamis, karena pemberdayaan ini bisa dilakukan pada berbagai keadaan
berdasarkan kuantitas masyarakat yang akan diberdayakan.
Menurut Shardlow seperti yang dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi
bahwa berbagai pengertian yang ada, mengenai pemberdayaan pada
intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas
berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengushakan utnuk
membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.11
Dalam
prakteknya, setiap masyarakat umum memiliki paradigma bahwa
dominan utama dalam pembangunan atau pemberdayaan masyarakat
adalah pemerintah. Tapi kini sudah saatnya paradigma tersebut digeser
dan digantikan oleh masyarakat sebagai pemeran utama dalam
pembangunan atau pemberdayaan masyarakat.
Pendapat lain juga dijelaskan arti kata pemberdayaan berdasarkan
kondisi objek pemberdayaan. Seperti yang dijelaskan oleh Edi Suharto,
pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat
kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.
Sebagai tujuan, pemberdayaan menunjuk kepada keadaan atau hasil yang
ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang
berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat
11
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), h. 78
30
fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyapaikan inspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi
dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya.12
Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan
sebagai indikator keberhasilan pemberdayaannya sebagai sebuah proses.
Oleh karena itu pemberdayaan model yang seperti ini dilakukan oleh
organisasi atau lembaga, sebagaimana pemberdayaan yang membutuhkan
proses yang relatif panjang.Pada masyarakat yang masih sederhana,
mereka hanya membutuhkan tiga macam kebutuhan pokok yang berupa
pangan atau makanan, sandang atau pakaian, dan papan atau pemukiman.
Tetapi dengan semakin berkembangnya peradaban (pengetahuan,
keinginan, aspirasi, atau harapan-harapan, teknologi yang digunakan)
kebutuhan, pokok itu terus berubah dan bertambah dengan pendidikan,
kesehatan, rekreasi, transportasi dan lain sebagainya. Bahkan kebutuhan-
kebutuhan tersebut tidak menyangkut tentang kebutuhan fisik saja, akan
tetapi meningkat lagi termasuk kebutuhan non fisik seperti spiritual,
kebebasan, keadilan serta gaya hidup.
2. Pemberdayaan dalam Pendidikan
Pemberdayaan dalam bidang pendidikan, merupakan proses
“penyadaran” baik penyadaran tentang keberadaanya, masalah-masalah
yang dihadapi, kebutuhan untuk memecahkan masalah, peluang-peluang
yang dapat dimanfaatkan, serta penyadaran tentang pilihan-pilihan yang
12
Edi Suharto,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika
Aditama, 2015), cet. V. h. 59-60
31
terbaik untuk diri-sendiri dan masyarakatnya. Frere (1973) mengartikan
pemberdayaan bidang pendidikan merupakan praktek pembebasan diri
dari ketidaktahuan, tekanan-tekanan, dan lain-lain hal yang
membelenggu seseorang dan atau kelompok masyarakat untuk
memperbaiki kehidupannya. Pendidikan sebagai praktek pembebasan,
juga termasuk membebaskan diri dari sistem sekolah. Pemberdayaan
dalam bidang pendidikan, juga berarti kemampuan dan keberanian untuk
melakukan perubahan sosial, ekonomi, politik, maupun budaya untuk
terus-menerus memperbaiki kehidupan.13
Perubahan melalui proses pendidikan atau proses belajar,
seringkali berlangsung lambat. Tetapi perubahan yang terjadi akan
berlangsung mantap dan lestari.
Grafik 1
Proses Perubahan
Sumber: Buku Pemberdayaan Masyarakat, 2015
13
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perspektif Kebijakan Publik, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta 2013), h. 32-33
Perubuhan melalui proses belajar
Perubuhan melalui bujukan
atau paksaan
32
Oleh sebab itu, inti dari kegiatan pemberdayaan yang bertujuan
untuk mewujudkan perubahan adalah terwujudnya proses belajar yang
mandiri untuk terus-menerus melakukan perubahan. Dengan perkataan
lain, pemberdayaan harus didesain sebagai proses belajar, atau setiap
upaya pemberdayaan, harus terkandung upaya-upaya pembelajaran atau
penyelenggaraan pelatihan, dan lain-lain.14
Proses belajar dalam pemberdayaan bukanlah proses “menggurui”
melainkan menumbuhkan semangat belajar bersama yang mandiri dan
partisipatif. Sehingga keberhasilan pemberdayaan bukan diukur dari
seberapa jauh terjadi transfer pengetahuan, keterampilan atau perubahan
perilaku; tetapi seberapa jauh terjadi dialog, diskusi, dan pertukuran
pengalaman (sharing). Karena itu, antara fasilitator dan peserta sebagai
penerima manfaat dalam kedudukan yang setara yang saling
membutuhkan dan saling menghormati. Di sini, fasilitator tidak harus
lebih pintar atau pejabat yang lebih berkuasa, tetapi dapat berasal dari
orang biasa yang memiliki kelebihan atau pengalaman yang layak
dibagikan. Pemberdayaan sebagai proses pembelajaran, harus berbasis
dan selalu mengacu kepada kebutuhan masyarakat, untuk
mengoptimalkan potensi dan sumberdaya masyarakat serta diusahakan
guna sebesar-besar kesejahteraan masyarakat yang diberdayakan.15
Bagi suatu organisasi yang mendambakankualitaskinerja yang
terus meningkat pemberdayaan adalah suatu proses yang harus terjadi.
Tanpa proses pemberdayaan suatu lembaga pendidikan akan sulit untuk
14
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perspektif Kebijakan Publik, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta 2013), h. 67-68. 15
Ibid., h. 68-69
33
bisa memenangkan persaingan yang semakin keras secara nasional
ataupun secara internasional. Tanpa pemberdayaan suatu perguruan
tinggi juga akan sulit untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan adanya
pendidikan yang semakin tinggi standar mutunya. Keterbatasan berbagai
sumberdaya juga mengharuskan setiap lembaga pendidikan
melaksanakan pemberdayaan organisasinya.
3. Indikator-indikator Pemberdayaan
Secara umum, indikator dapat didefinisikansebagai suatu alat ukur
untuk menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal
yang menjadi pokok perhatian. Indikator dapat menyangkut suatu
fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan
kualitas. Indikator dapat berbentuk ukuran, angka, atribut atau pendapat
yang dapat menunjukan suatu keadaan.16
Menurut Parsons yang dikutip oleh Edi Suharto, pemberdayaan
mencakup tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada:
a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan
individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan
sosial yang lebih besar,
b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri,
berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain,
c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai
dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah an kemudian
melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut
16
Edi Suharto,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika
Aditama, 2015), cet. V. h. 126
34
untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang
masih menekan.17
4. Tujuan Pemberdayaan
Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan
masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki
ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi
mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh
struktur sosial yang tidak adil).18
Pemberdayaan merupakan implikasi dari strategi pembangunan
yang berbasis pada masyarakat (people centered development). Terkait
dengan hal ini, pembangunan, apapun pengertian yang diberikan
terhadapnya, selalu merujuk pada upaya perbaikan, terutama perbaikan
pada mutu-hidup manusia, baik secara fisik, mental ekonomi maupun
sosial-budayanya.19
Agus Ahmad Syafi’i menjelaskan dengan tujuan pemeberdayaan
masyarakat dengan memandirikan masyarkat atau membangun
kemampuan untuk memajukan diri kearah yang lebih baik secara
seimbang, karena pemberdayaan masyarakata adalah upaya memperluas
horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan
untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.20
17
Ibid, h. 63. 18
Ibid., h. 60. 19
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perspektif Kebijakan Publik, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta 2013), h. 109. 20
Agus Ahmad Syafi’i, Manajemen Masyarakat Islam,(Bandung: Gerbang Masyarkat
Baru), h. 39.
35
Satu hal yang mengenai tujuan akhir dari kegiatan pemberdayaan
seperti yang ditulis oleh Gunawan adalah meningkatkan kemampuan atau
meningkatkan kemandirian masyarkat atau komunitas sehingga dapat
hidup berkelanjutan.21
Gambar 1
Intervensi yang berdampak pada kemandirian.
Keterangan:
= Garis Intervensi
= Garis Siklus Kemandirian
Sumber: Buku Setrategi-setrategi pengembangan masyarakat, 2006
Dikutip pada buku yang dikarang oleh Soetomo yang berjudul
strategi-strategi pengembangan masyarkat, pada gambar di atas
menjelaskna pemaparan tentang tahapan serta siklus suatu pemberdayaan
yang berdampak kemandirian, dimana seuatu kemandirian tidak hanya
21
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999), h. 254.
Kombinasi
Sumber daya
Eksternal dan
Internal
Bantuan
materi dan
pelayanan
Aktivitas
Lokal
Pengembangan
SDM Material
dan Organisasi
Hasil materil dan
pelayanan atau
produk baru
36
sekedar merubah kehidupan individu atau suatu kelompok dalam rentan
waktu tertentu saja, akan tetapi bersifat sustainable (berkelanjutan).
Lebih penting lagi dari itu, apabila dampak keberlanjutan yang
diharpakan, maka aktifitas lokal tersebut harus dapat mendorong
munculnya aktifitas lokal berikutnya, sehingga akan tercapai suatu siklus
kemandirian dalam masyarakat yang bersangkutan. Sebagai syarat agar
aktifitas lokal tersebut dapat mendorong aktifitas berikutnya perlu adanya
manfaat yang dirasakan baik pada tingkat warga msyarakat maupun pada
tingkat komunitas, sehingga secara kumulatif akan memperkuat institusi
yang mendorong kesinambungan aktifitas tersebut.22
C. Pemuda
Pemuda merupakan aset terbesar bangsa sekaligus tumpuan harapan yang
akan mengakkan kembali cita-cita bangsa ini. Pemuda merupakan bagian dari
roda perputaran zaman yang diharapkan kembali dapat menjadi the agent of
change.
Dengan potensi yang dimiliki seperti memiliki semangat dan gagasan baru
karena cara pandangan yang ideal serta kemurnian pikiran, menjadi titik temu
dengan zaman baru yang harus diawali dengan semangat dan gagasan baru.
Di lain sisi pemuda memiliki peranan sebagai iron stock. Dalam menjalankan
perannya itu, pemuda dituntut untuk selalu mengembangkan kepedulian dan
kreatifitas sebagai modal dasar untuk membangun bangsa di masa yang akan
datang. Berharap dari sini bahwa nantinya akan muncul suatu perubahan
22
Soetomo, Strategi-strategi Pengembangan Masyrakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006), h. 423.
37
sikap dalam setiap diri pemuda untuk meningkatkan integritas dan solidaritas
terhadap sesamanya.23
Seorang pemuda harus bisa beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan di
sekitarnya. Maksudnya agara tumbuh sikap rasa peduli dan rasa kebersamaan
di dalam dirinya. Harapan pemuda di masa datang tentu berangkat dari visi
ideal. Visi ideal tersebut tidak lain adalah bahwa pemuda Indonesia
diharapkan lebih mandiri, memiliki potensi di segala bidang baik sosial,
budaya, ekonomi, teknologi, serta pendidikan. Untuk mewujudkan harapan
tersebut tentu tidak bisa hanya dengan berpangku tangan. Dalam kerangka
itulah maka diperlukan sasaran-sasaran yang hendak dicapai agar harapan
tersebut menjadi kenyataan.
Arah kebijakan pembangunan pemuda dan olahraga pada 2008 ini harus
tetap diarahkan. Untuk itu, akan ideal jika kebijakan tersebut mengarah
kepada:
a. Mewujudkan kebijkan kepemudaan yang serasi di berbagai bidang
pembangunan
b. Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan bagi pemuda.
c. Meningkatkan kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan bagi
pemuda
d. Meningkatkatnya kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
e. Memberdayakan dan mengembangkan IPTEK dalam pembangunan
pendidikan
f. Meningkatkan pemberdayaan organisasi pemuda.24
23
Pandu Dewanata dkk,Rekonstruksi Pemuda, (Jakarta: Kementrian Negara Pemuda dan
Olahraga, 2008), h. 46
38
Upaya membangun kemandirian bangsa lewat reorientasi peran pemuda
dalam pembangunan bangsa yang sungguh-sungguh menyajikan perbaikan
bagi seluruh rakyatnya. Sebenarnya bisa dilakukan lewat pergeseran makna
pergerakan pemuda jika di masa lalu pemuda bergerak dalam katagori politik
maka untuk konteks Indonesia di kekinian disempurnakan dengan katagori
sosial perananan pemuda mengisi bangsa dan negara. Sebab jika peran
pemuda hanya dikatagorikan pada dimensi politiknya saja, maka nilai
kebersamaan dan solidaritas sosialnya rentan terpecah oleh fregmentasi
politik belaka.25
Namun sayang sekali, bukannya kita menyatu dan bergabung dengan
massa, tetapi kita justru membentuk kader-kader intelektual, atau kelompok
elit, yang berkerumuan di kedai-kedai kopi atau klab-klab malam dan pesta-
pesta, saling bicara dengan omongan muluk dan melemperkan isme-isme
yang baru sedang laris, sementara mereka tidak dapat terpengaruh sedikit pun
oleh gagasan-gagasan dan ekspresi kita yang aneh.26
Pemuda yang sadar perannya sebagai katagori pendidikan, ia pasti akan
aktif menggali potensi-potensinya, mengembangkan kreativitas diri, dan
menunjukan capaian-capaian prestasi kepada masyarakatnya. Rasa percaya
diri dan sikap kemandiriannya yang menjadi landasan kemajuan pemuda akan
terbentuk. Maka pemuda pun akan bergairah mamasuki tahapan proses
kemajuan yang penuh ujian.
24
Pandu Dewanata dkk,Rekonstruksi Pemuda, (Jakarta: Kementrian Negara Pemuda dan
Olahraga, 2008), h. 58-60. 25
Ibid., h. 13. 26
Ali Shariati, Tugas Cendikiawan Muslim, (Jakarta: CV. Rajawali, 1984), h. 240.
39
D. Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Arti pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan
bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.27
Sementara itu dalam Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya di masyarakat, bangsa
dan negara.28
Nuraini Sayomukti juga menyebutkan dalam bukunya tentang
pendidikan bahwasanya pendidikan adalah proses untuk memberikan
manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri,
jadi banyak hal yang dibicarakan ketika kita membicarakan pendidikan.
Aspek-aspek yang biasanya paling dipertimbangkan antara lain:
a. Penyadaran
b. Pencerahan
c. Pemberdayaan
d. Perubahan perilaku
27
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka 2007), Cet. Ke-4 Ed. Ke-3. h. 263 28
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Yogyakarta: Media wacana Press, 2003), Cet. Ke-1, h. 50.
40
Berbagai teori dan konsep pendidikan memberikan diri yang
berbeda tentang konsep tersebut. Mereka mendisukusikan apa dan
bagaimana tindakan yang paling efektif mengubah manusia agar
terberdayakan, tercerahkan, tersadarkan, dan menjadikan manusia
sebagaimana mestinya manusia.29
Dari berbagai pengertian pendidikan di atas kita bisa
menyimpulkan bahwasanya pendidikan adalah usaha penyadaran untuk
menyiapkan peserta didik melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan bahkan pelatihan-pelatihan bagi perannya di
masa yang akan datang.
2. Pendidikan Non Formal
Pendapat para pakar pendidikan non formal mengenai definisi
pendidikan non formal cukup bervariasi.Menurut Soelaman Joesoef,
pendidikan non formal adalah setiap kesempatan dimana terdapat
komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh
informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat
usia dan kebutuhan hidup, dengan tujuan mengembangkan tingkat
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi
peserta-peserta yang efesien dan efektif dalam lingkungan keluarga,
pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.30
Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan non formal
adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan
29
Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), cet. Ke-1,
h. 27. 30
Soelaman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan non formal. (Jakarta: Bumi Aksara. 1992)
hal 51.
41
diluar system formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari
suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan
kepada sasaran didik tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajar.31
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan perserta didik tertuntu untuk mendapatkan
informasi, pengetahuan, latihan dan bimbingan sehingga mampu
bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan negara.
Definisi mengenai pendidikan non formal di atas yang bertujuan
untuk pendidikan non formal yang berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2007 Tanggal 7 Desember 2007,
tujuan pendidikan nonformal adalah:
a. Menggambarkan pencapaian tingkat mutu yang seharusnya dicapai
dalam program pembelajaran.
b. Mengacu pada visi, misi dan tujuan pendidikan nasional serta
relevan dengan kebutuhan pemberdayaan masyarakat.
c. Diputuskan oleh pengelola atau penyelenggara pendidikan non
formal dengan memperhatikan masukan dari berbagai pihak.
d. Disosialisasikan kepada segenap pihak yang berkepentingan.32
Dengan demikian dalam prakteknya usaha pendidikan apapun dari
upaya sadar untuk membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak
didik tersebut semua harus dilakukan melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, pelatihan atau pembiasan yang diarahkan dalam rangka
31
Ibid., h. 50. 32
Undang-undang RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,(Yogyakarta: Media
wacana Press, 2003), cet. Ke-1, h. 61.
42
mengembangkan kepribadian dan kemampuan perserta didik ke tingkat
yang lebih dewasa dan hal ini bisa dilakukan di dalam atau di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM
ORGANISASI IPNU-IPPNU DAN DESA ADIWERNA TEGAL JAWA
TENGAH
A. Gambaran Umum Orgnisasi IPNU-IPPNU
1. Sejarah Organisasi IPNU-IPPNU
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) adalah organisasi yang
berada di bawah naungan jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU). IPNU
merupakan tempat berhimpun, wadah komunikasi, akulturasi dan
kaderisasi pelajar-pelajar NU. Selain itu, IPNU juga merupakan bagian
integral dari potensi generasi muda Indonesia yang menitikberatkan
bidang garapannya pada pembinaan dan pengembangan remaja, terutama
kalangan pelajar (siswa dan santri).1
Munculnya organisasi IPNU bermula dari adanya jam’iyyah yang
bersifat lokal atau kesederhanaan. Wadah yang berupa kumpulan pelajar
dan pesantren yang semula dikelola dan diasuh para ulama jam’iyyah atau
perkumpulan tersebut tumbuh diberbagai daerah hampir di seluruh
wilayah Indonesia yang mewadahi pelajar dan santri NU. Diawali dengan
sebuah perkumpulan yang bernama Tsamarotul Mustafidin di Surabaya
(1936), PERSANO (Persatuan Santri Nahdlatul Oelama), PERPENO
(Persatuan Pelajar Nahdlatul Oelama, 1953) di Kediri, IPINO (Ikatan
Pelajar Nahdlatul Oelama) tahun 1954 di Medan, dan lain sebagainya.
1 Wawancara Pribadi dengan Samhari Al-Ayyubi Pembina organisasi IPNU, Desa
Pesalakan Adiwerna Tegal, 9 Febuari 2016.
44
Organisasi-organisasi tersebut masih bersifatlokal dan tidak saling terikat.
Masing-masing organisasi masih bersifat kedaerahan dan tidak mengenal
satu sama lainnya. Meskipun ada perbedaan nama organisasi, tetapi
aktivitas dan haluannya sama yaitu melaksanakan faham atau ajaran Islam
ahlussunnah wal jamaah. Titik awal inilah yang merupakan sumber
inspirasi dari para perintis pendiri IPNU untuk menyatukan langkah dalam
membentuk sebuah perkumpulan.
Melihat kondisi yang demikian, muncul gagasan untuk
menyatukan organisasi-organisasi tersebut yang waktu itu dipelopori oleh
Tolhah Mansur, Fadlan, Musahal Sofyan Kholil, dan Abdul Ghani Farid
yang semuanya adalah mahasiswa. Mereka memandang perlunya
penyatuan berbagai organisasi pelajar NU dalam satu wadah yang solid.
Akhirnya, setelah melalui pembicaraan dan lobi antarkomponen.
Semua sepakat untuk menyatukan organisasi-organisasi santri dan pelajar
NU dalam satu wadah besar. Maka pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H
atau tanggal 24 Februari 1954 secara resmi berdirilah IPNU (Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama). Sejak saat itu, upaya pengembangan terus dilakukan
hingga berdirilah lima cabang yang dikenal dengan “Panca Daerah”
(Jombang, Solo, Kediri, Semarang, dan Yogyakarta) yang kemudian
mencetuskan konferensi segi lima dengan keputusan yang pertama adalah
Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) IPNU. Kedua
adalah menetapkan Tolhah Mansur menjadi ketua umum IPNU.2
2 Rofik Kamilun dkk., Buku Saku IPNU dan IPPNU (Semarang: Adi Ofset), h. 21
45
Pada kongres VI di Surabaya, IPNU menjadi badan otonom NU
(Nahdlatul Ulama) sehingga IPNU berhak mengatur rumah tangganya
sendiri dan tidak lagi tergantung kepada kebijakan LP Ma’arif. Pada
perkembangan selanjutnya, IPNU berubah nama menjadi Ikatan Putra
Nahdlatul Ulama saat kongres ke-X di Jombang. Organisasi pelajar yang
diakui pemerintah hanya OSIS sebagai organisasi intra sekolah dan
Pramuka sebagai organisasi ekstra sekolah, sehingga ladang garap IPNU
tidak hanya pelajar dan santri saja, tetapi juga pemuda, remaja, dan
mahasiswa.
Pada kongres XIV tanggal 18-24 Juni 2003 di Surabaya, IPNU
sepakat untuk kembali ke habitatnya semula dengan berganti nama
menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dengan orientasi pelajar, santri,
dan mahasiswa.
Lahirnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dilatarbelakangi
adanya kebutuhan wadah pengkaderan bagi generasi muda NU yang
bersumber dari kalangan pesantren dan pendidikan umum. IPNU
diharapkan dapat berkiprah di berbagai bidang, baik politik (kebangsaan),
birokrasi, maupun bidang-bidang profesi lainnya.3
Pada awalnya, embrio organisasi ini adalah berbagai organisasi
atau asosiasi pelajar dan santri NU yang masih bersifat lokal dan parsial.
Setelah terbentuk IPNU yang anggotanya hanya pelajar dan santri putra
saja, maka Umroh Mahfodhoh, mahasiswa UGM mengadakan
musyawarah di pondok pesantren Muallimat Solo untuk membentuk
3Ibid., h. 23
46
wadah bagi pelajar dan santri putri NU. Pada tanggal 8 Rajab 1374 atau 2
Maret 1955 IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) resmi
didirikan.4
Tujuan organsasi IPNU-IPPNU berpijak pada kemestaan
organisasi dan anggotanya untuk senantiasa menempatkan pergerakan
pada zona keterpelajaran dengan kaidah belajar, berjuang, dan bertaqwa
yang bercorak dasar dengan wawasan kebangsaan, keislaman, keilmuan,
kekaderan, dan keterpelajaran.
a. Wawasan kebangsaan adalah wawasan yang dilandasi oleh asas
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan yang mengakui
kebhinnekaan sosial budaya, menjungjung tinggi persatuan dan
kesatuan, serta kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara
berlandaskan prinsip keadilan, persamaan, dan demokrasi
b. Wawasan keislaman adalah wawasan yang menempatkan ajaran Islam
sebagi sumber motivasi dan inspirasi dalam memberikan makna dan
arah pembangunan manusia, sehingga IPNU dalam bermasyarkat
bersikap;
1) Tawasuh dan I’tidal yakni menjungjung tinggi prinsip keadilan dan
kejujuran serta bersikap membangun dan menghindari tindakan
kedhaliman.
2) Tasamuh yaitu toleran terhadap perbedaan pendapat.
3) Tawazun yaitu seimbang dalam menjalin hubungan antara manusia
dengan Tuhannya dan manusia dengan lingkungannya.
4 Wawancara Pribadi dengan Aminah Ulfa Pembina organisasi IPPNU, Desa Adiwerna
Tegal, 17 Febuari 2016.
47
4) Amar Ma’ruf Nahi Munkar yaitu memiliki kecederungan untuk
melaksanakan usaha perbaikan, mencegah kerusakan harkat
manusia dan kerusakan lingkungan, serta bertanggung jawab dalam
bersikap dan bertindak.
c. Wawasan keilmuan adalah wawasan yang menempatkan ilmu
pengetahuan sebagai alat untuk mengembangkan kecerdasan anggota
dan kader.
d. Wawasan kekaderan adalah wawasan yang menempatkan organisasi
sebagai wadah untuk membina anggota agar menjadi kader-kader yang
memiliki komitmen terhadap ideologi, cita-cita perjuangan organisasi,
dan bertanggung jawab dalam mengembangkan organisasi.
e. Wawasan keterpelajaran adalah wawasan yang menempatkan
organisasi dari anggota pada penempatkan diri sebagai centre of
excellence dan pemberdayaan sumber daya terdidik yang berilmu
(Dokumentasi materi IPNU-IPPNU Adiwerna Tegal yang belum
dibukukan).5
2. Visi dan Misi IPNU-IPPNU
a. Visi IPNU dan IPPNU
Terbentuknya putra dan putri bangsa yang bertaqwa kepada Allah
SWT, berilmu, berakhlak, mulia, berwawasan kebangsaan, serta
bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat Islam
menurut faham ahlusunnah wal jama’ah yang berdasarkan Pancasila
5Rofik Kamilun dkk, Buku Saku IPNU dan IPPNU (Semarang: Adi Ofset), h. 44.
48
dan Undang-undang Dasar 1945 dan Pendidikan untuk
pemberdayaan kaum muda pelajar dan santri.
b. Misi IPNU dan IPPNU
1) Menghimpun dan membina pelajar Nahdhatul Ulama (NU)
dalam satu wadah organisasi IPNU dan IPPNU.
2) Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus
perjuangan bangsa.
3) Menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan
perkembangan masyarakat.
4) Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program
dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.6
3. Profil IPNU-IPPNU Desa Adiwerna Tegal
a. Sejarah IPNU-IPPNU Desa Adiwerna Tegal
IPNU-IPPNU desa Adiwerna adalah badan otonom organisasi
yang berada dinaungan pengurus ranting Nahdhatul Ulama desa
Adiwerna yang merupakan tempat berhimpun komunikasi, akulturasi,
dan kaderisasi pelajar dan santri NU di desa Adiwerna. Untuk
mengendalikan organisasinya, IPNU-IPPNU desa Adiwerna
menempati gedung Madrasah Al-Quran (MDA) Raudhotut Tholibin
yang beralamat di jalan petung No. 36 desa Adiwerna sebagai
sekretariat. Dalam rangka kaderisasi kepengurusan IPNU-IPPNU desa
Adiwerna sealu mengadakan re-organisasi sesuai dengan PD
6Ibid., h. 47.
49
(Peraturan Dasar) / PRT (Peraturan Rumah Tangga) IPNU-IPPNU.
Adapun untuk periode 2016/2017 IPNU dipimpin oleh
Ketua : Ahmad Faizun
Sekertaris : Bahrur Roziq
Bendahara: Aji Badurzamm
Dan untuk IPPNU sendiri dipimpin oleh
Ketua : Vina Idzmatus Silmi
Sekretaris : Sari Oktafiani
Bendahara: Rizki Fakziyah
50
b. Struktur Organisasi IPNU-IPPNU Desa Adiwerna
Gambar 2
Susunan pengurus IPNU Desa Adiwerna masa khidmat 2015-2017 adalah sebagai
berikut:
Sumber: Data Kepengurusan Organisasi IPNU Desa Adiwerna
51
Gambar 3
Susunan pengurus IPPNU Desa Adiwerna masa khidmat 2015-2017 adalah
sebagai berikut:
Sumber: Data Pengurus Organisasi IPNU Desa Adiwerna
52
c. Anggota Organisasi IPNU-IPPNU Desa Adiwerna
Jenis keanggotaan IPNU-IPPNU terbagi menjadi dua kelompok
yaitu:
1. Anggota biasa IPNU-IPPNU yang berusia 12 – 25 tahun berjalan
yang pernah atau sedang studi di tingkat sekolah menengah
(pertama aau atas) atau perguruan tinggi, pondok pesantren atau
sederajat dan menyetujui peraturan dasar dan peraturan rumah
tangga IPNU-IPPNU
2. Anggota istimewa IPNU-IPPNU adalah alumni pengurus IPNU-
IPPNU dan orang yang dianggap pernah berjasa terhadap
organisasi.
Organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna berjumlah 30 anggota yang
pada akhirnya bulan April 2016 bertambah 7 orang yang berjumlah
menjadi 37 anggota.7 Berdasarkan pernyataan dari ketua IPNU–
IPPNU Ahmad Faizun dan Vina Idzmatus, anggota berjumlah 37
anggota. Namun berdasarkan data yang disebutkan hanya ada 30
anggota yang masih aktif di desa Adiwerna.
7Wewancara Pribadi dengan Ahmad Faizunketua organisasi IPNU, Sekretariat IPNU-
IPPNU Desa Adiwerna Tegal, 23 April 2016.
53
Tabel 2
DATA ANGGOTA IPNU-IPPNU ADIWERNA
No Nama Kelas Usia Aktif/Tidak
Aktif
1 M. Khafid Bahtiar VII SMP 12 Aktif
2 Uli Nur Maulidia IX SMP 14 Aktif
3 Yana IX SMP 14 Aktif
4 Yani IX SMP 14 Aktif
5 Indah Putri Riswani IX SMP 14 Aktif
6 Rizki Ma’arif IX SMP 15 Tidak Aktif
7 Hasyim Asy’ari IX SMP 15 Aktif
8 Salma Nabila IX SMP 14 Tidak Aktif
9 Ahmad Niko Saputra VIII SMP 13 Aktif
10 Fatimatuzahra VIII SMP 13 Aktif
11 Faturrofil Mannan IX SMA 18 Aktif
12 Ahmad Zayadi Maula X SMA 16 Aktif
13 Rifki Maulana IX SMA 18 Aktif
14 Lu’lu Marati X SMA 16 Aktif
15 Silvi Andriyani X SMA 18 Aktif
16 Linda X SMA 16 Aktif
17 Fivi IX SMA 18 Aktif
18 Yudha Sadita Nur Shidiq IX SMA 16 Tidak Aktif
19 Maulana Riziq IX SMA 16 Aktif
20 Qunthi ‘Iliyyin X SMA 18 Aktif
21 Mayang Maharani XI SMA 18 Aktif
22 Ahmad Burhanudin XII SMA 19 Aktif
23 Ardhi Fi Ramadhani X SMA 18
24 Amirul Hidayat Pemuda 21 Tidak Aktif
25 Musliyatul Diniyah Pemudi 21 Aktif
26 Khoirul Ma’nun Pemuda 24 Aktif
27 Ulul Azmi Pemuda 23 Tidak Aktif
28 Ayunda Nisfia Pemudi 22 Aktif
29 Reza Pemudi 23 Aktif
30 Aji Badruzaman Pemuda 22 Aktif
31 Muhammad Haris Pemuda 23 Aktif
32 Nurul Pemudi 23 Tidak Aktif
33 Nasihun Pemuda 24 Tidak Aktif
34 Rudi Ardiansyah Pemuda 22 Aktif
35 Fifi Falah Pemudi 23 Aktif
36 Qurrota A’yun Pemudi 23 Aktif
37 Tony Alfiansyah Pemuda 22 Aktif
Sumber data: Dokumentasi IPNU-IPPNU desa Adiwerna Tegal
54
d. Program Kerja IPNU-IPPNU Desa Adiwerna
1. Departemen Pendidikan dan Pengkaderan
Departemen Pendidikan dan Pengkaderan adalah bagian
dari organisasi yang bertugas mengadakan suatu kegiatan atau
mendelegasikan kegiatan pendidikan, pengkaderan yang
berkompeten dalam bidang pendidikan. di antara prgram-program
departemen pendidikan dan pengkaderan adalah sebagai berikut:
a) Makesta (Masa Kesetiaan Anggota)
b) LAKMUD (Latihan Kader Muda)
c) Sekolah Ideologi IPNU-IPPNU
d) Diskusi Bersama
e) School of Leader
f) Debat Kajian Intelektual
g) Seminar Eksternal
h) Les Bimbel
2. Departemen Dakwah dan lingkungan
Departemen dakwah dan lingkungan adalah bagian dari
organisai IPNU-IPPNU yang bertugas menghandel program
organisasi yang berkenaan dengan acara-acara Peringatan Hari Besar
Islam (PHBI), sosial kemasyarakatan yang sifatnya mengeanalkan
IPNU-IPPNU kepada lingkungan masyarakat dan kegiatan sosial. Di
antara program-program Departemen Dakwah dan Lingkungan
adalah sebagai berikut:
55
a) Pengajian rutinan malam ahad
b) Turba (Turun bawah)
c) Ziarah kubur
d) Bakti Sosial
3. Departemen Minat dan Bakat
Departemen Minat dan Bakat adalah Bagian dari organisasi
IPNU-IPPNU yang mengadakan pelatihan yang bersifat penggalian
potensi dan menyalurkan bakat dan minat para anggota. Di antara
program-programnya adalah,
a) Latihan Rebana (Hadroh)
b) Mengadakan LCT (Lomba Cerdas Cermat)
c) Pelatihan PBB
d) Pelatihan Komputer
4. Departemen Humas
Departemen Hubungan Masyarakat adalah suatu bagian
departemen yang berada di IPNU-IPPNU yang mengadakan
konsolidasi dan distributor ke masyarakat. Di antara program-
programnya sebagai berikut:
a) Konsolidasi Ke-IPNU-IPPNU an kepada masyarakat
b) Mensosialisasikan hasil Raker baik tingkat ranting dan cabang
5. Departemen Ke-Putrian
Departemen Ke-Putrian adalah Suatu bagian yang menangani
permasalahan tentang pelajar putri dan pemudi Nahdhatul Ulama
56
dalam rangka penambah wawasan serta pelatihan. Di antara nya
adalah:
a) Pengajian rutinan tentang keputri-andan lain-lain
b) Mengadakan lomba-lomba tingkat ke-putrian
c) Mengadakan kerjasama dengan Dinkes
d) Mengadakan pelatihan tentang ke-putrian yang meliputi tantang
busana, tata boga dan tata rias yang bekerja sama dengan
lembaga kursus.8
e. Tugas Organisasi IPNU-IPPNU Desa Adiwerna Tegal
1. Departemen Pendidikan dan Pengkaderan
a) Meningkatkan kapasitas dan keterampilan kader-kader IPNU-
IPPNU yang berpotensi
b) Membentuk tim semua jenis pelatihan di tingkatan ranting
bekerja sama dengan PAC Adiwerna
c) Mengembangkan kurikulum dan model pelatihan dan sertifikasi
berstandar dan terpadu seperta MAKESTA, dengan
mengedepankan kaderisasi
2. Departemen Dakwah dan Lingkungan
a) Menciptakan dan mengembangkan pola dakwah yang berbasis
ahlu sunah wal jamaah terhadap anggota
b) Membentuk tim untuk pengadaan bakti sosial
c) Membuat jadwal rutinan ziarah kubur
8 Wewancara Pribadi dengan Vina Idzmatus Silmi ketua organisasi IPPNU, Sekretariat
IPNU-IPPNU Desa Adiwerna Tegal, 6 Febuari 2016.
57
3. Departemen Hubungan Masyarakat
a) Mendorong tumbuh dan berkembangnya pemahaman dan
implementasi nilai-nilai ahlusunnah waljamaah dalam kehidupan
masyarakat
b) Mendorong tumbuh dan berkembangnya kesadaran kader dan
anggota IPNU-IPPNU terhadap tanggung jawab sosial
kemasyarakatan baik secara individu maupun yang kolektif
c) Mengembangkan media silaturrahmi dan syiar Islam
4. Departemen Minat dan Bakat
a) Meningkatkan dan mengembangkan pola minat dan bakat sebagai
bagian dari proses kaderisasi seperti tertuang dalam program kerja
pendidikan dan pengkaderan yang berbasis kebutuhan kader dan
anggota
b) Mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi kader-kader
yang punya potensi dalam acara pelatihan baik diadakan di
tingkat ranting, PAC, maupun PC
5. Departemen Ke-Putrian
a) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan jamiyah Ke-Putrian
b) Melaksanakan program pelatihan kesehatan perempuan
Bertanggung jawab dalam pengiriman peserta lomba dalam
tingkat PAC dan PC tentang Ke-Putrian.
Dari beberapa tugas departemen di atas, maka dengan melihat
indikator-indikator pemberdayaan yang mencakup tentang pendidikan
58
didapati 3 tugas utama yang dilakukan organisasi IPNU-IPPNU desa
Adiwerna terhadap anggotanya dan pemuda diantaranya:
1. Meningkatan kapasitas dan ketrampilan kader IPNU-IPPNU yang
berpotensi
Tugas ini merupakan meningkatan kapasitas dan ketrampilan
kader-kader IPNU-IPPNU yang berpotensi di segala bidang, baik
dalam organisasi atau non organisasi.tugas dalam meningkatkan
kapasitas dan keterampilan kader direalisasikan ke dalam dua
program, yaitu:
a. MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota)
MAKESTA adalah pelatihan singkat yang memuat
pengenalan tentang Ahlusunnah Wal Jama’ah (ASWAJA), IPNU
(Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama)-IPPNU (Ikatan Pelajar Putri
Nahdhatul Ulama dan materi lain sebagai syarat menjadi anggota
IPNU/IPPNU.
Tujuan:
1) Mengenalkan IPNU-IPPNU kepada anggota
2) Memberi pemahaman pentingnya organisasi
3) Menanamkan ideologi ASWAJA
4) Memeberikan stimulus peserta untuk selalu belajar, berjuang
dan bertaqwa
Target setelah MASKESTA:
1) Mengenal IPNU-IPPNU untuk selanjutnya percaya dan
bergabung di IPNU-IPPNU
59
2) Memahani dasar-dasar Islam Fahmu Ahlusunnah Wal Jama’ah
3) Memahami organisasi terutama di lingkup Nahdhatul Ulama
4) Memiliki skill berorganisasi dan analisis pemecahan terhadap
masalah pribadi dan lingkungannya.
Program MAKESTA tersebut diprakasai oleh IPNU-
IPPNU yang bertujuan tidak lain untuk meningkatkan dan
keterampilan kaderisasi yang berpotensi di segala bidang
khususnya bidang pendidikan.
b. LAKMUD (Latihan Kader Muda)
LAKMUD adalah pelatihan yang menekankan pada
pembentukan watak, motivasi pengembangan diri dan rasa
memiliki organisasi dan ketrampilan berorganisasi serta upaya
pembentukan standar kader.
Tujuan Umum:
Menciptakan kader IPNU-IPPNU yang berpegang teguh
terhadap ajaran Islam Ahlusunnah Wal Jama’ah, mempunyai
kesadaran sosial yang tinggi, memiliki pengetahuan yang
mendalam dan keterampilan yang memadai dalam berorganisasi.
Tujuan Khusus:
1) Memahami prinsip organisasi dan kepemimpinan
2) Mempunyai kemampuan untuk memahami dan
memecahkan masalah serta tehnik pengambilan keputusan
yang tepat
3) Memiliki perangkat metode analisis sosial dasar
60
4) Memahami terhadap secra kritis problematika pendidikan di
Indonesia
5) Memiliki sensitivitas gender
Target setelah LAKMUD:
1) Menghasilkan kader-kader yang memiliki integritas
kepribadian, berwawasan luas, kritis serta mampu
mengembangkan organisasi
2) Menghasilkan kader yang militan, disiplin dan memiliki
rasa kebersamaan yang tinggi
3) Terbentuknya kader-kader yang mempunyai sensitivitas
gender.9
2. Mengembangkan minat dan Bakat
Tugas ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengarahkan
kepada para anggota agar bakat yang ada dalam mereka masing-
masing bisa dikembangkan dan diarahkan kepada anggota yang lain,
sehingga mereka dapat memanfaatkan bakat mereka masing-masing.
3. Mendorong tumbuh dan berkembangnya anggota IPNU-IPPNU
terhadap tanggung jawab sosial kemasyarakatan baik secara individu
maupun kolektif.
Tugas ini memberikan anggota dan pemuda IPNU-IPPNU agar
melihat dan mengembangkan diri di lingkungan kelompok dan
masyarakat global agar dapat dimanfaatkan bagi perbaikan
kehidupan pribadi, kelompok, dan masyarakat global
9 Catatan observasi peneliti 17 Febuari 2016, Adiwerna Tegal
61
B. Gambaran Umum Desa Adiwerna Tegal Jawa Tengah
1. Letak Geografis
Desa Adiwerna merupakan salah satu dari 21 desayang berada di
kabupaten Tegal yang terletak antara 6˚ 02’ 41’’ sampai 7˚ 15’ 30’’
Lintang Selatan (LS) dan 108˚ 57’6” sampai 109˚ 21’30’’ Bujur Timur
(BT), berjarak 166 km dari Ibu kota provinsi Jawa Tengah. Secara
geografis, desa Adiwerna memiliki luas wilayah 1.410.000ha dari luas
kabupaten Tegal dengan ketinggian wilayah rata-rata 19 m di atas
permukaan laut.
2. Pemerintahan
Dilihat dari sisi administrasi pemerintahan di desa Adiwerna pada
tahun 2016 terdiri dari36 RT (Rukun Tetangga) dan 7 RW (Rukun
Warga). Bentuk pemerintahan desa Adiwerna ini memiliki variasi dalam
penyebutan wilayah setingkat desa, yaitu pedukuhan. Secara administrasi
tidak terdapat pedukuhan karena pada desa-desa tersebut tidak terdapat
Kepala Dukuh atau Kepala Dusun, namun di sebagian besar desa masih
terdapat penamaan wilayah pedukuhan untuk identifikasi sebuah
kawasan setingkat di bawah desa.
3. Agama
Mayoritas penduduk desa Adiwerna beragama Islam. Secara rinci
jumlah penduduk desa Adiwerna berdasarkan pemeluk agama pada tahun
2016 adalah sebagai berikut:
62
Tabel 3
Kondisi Kependudukan Berdasarkan Agama
No Agama Jumlah Prosentase
1 Islam 10.905 94 %
2 Kristen 575 4 %
3 Katolik 85 0,76%
4 Hindu 45 0,37%
5 Budha 7 0,07%
Total 11.617 100 %
Sumber: Data Monograf desa Adiwerna Tegal tahun 2016
Desa ini mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Dimana bisa
dirata-ratakan sekitar 94%. Jumlah tempat ibadah seperti masjid 3 buah,
mushola 20 buah, sedangkan jumlah gereja katholik sebanyak 2 buah dan
gereja prostestan 1 buah dan yang terakhir Vihara 1 buah. Oleh sebab itu
desa Adiwerna memiliki adat istiadat atau tradisi yang sangat identik
dengan agama Islam, karena secara nyata masyarakatnya di dominasi
agama Islam. Seperti tradisi pada saat memperingati hari-hari besar
agama Islam seperti, hari lahir Nabi Muhammad SAW, Isro’ wal Mi’roj,
1 Muharam, dan lain sebagainya. Acara-acara tersebut berlangsung
hampir sangat lama, karena di setiap masjid, mushola, majlis taklim,
organisasi Islam yang memperingatinya.
Kegiatan ritual keagamaan tersebut terbangun oleh sebagian besar
masyarakat Adiwerna, karena materi dan metode dakwah yang
dikembangkan oleh para mubaligh selama ini mengajarkan seperti itu.
Sehingga ritual keagamaan tersebut bagi mereka dipahami sebagai
sesuatu yang bisa menyentuh apalagi membuat toleransi antar
masyarakat selalu terjalin.
63
4. Sosial Budaya
a. Kondisi demografis
Jumlah penduduk desa Adiwerna tahun 2016 sejumlah
11.617 orang terdiri dari 5.555 laki-laki dan 6.062 perempuan.
Tabel 4
Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
1 Laki-laki 5.555 48 %
2 Perempuan 6.062 52 %
Total 11.617 100 %
Sumber: Data Monograf desa Adiwerna Tegal tahun 2016
Jumlah penduduk desa Adiwerna pada tahun 2016
didominasikan oleh laki-laki dibanding perempuan, namun
selisihnya tidak terlalu banyak. Sacara proposional peningkatan
jumlah penduduk ini dikikuti dengan peningkatan jumlah penduduk
usia produktif, dengan demikian dapat dipastikan bahwa jumlah
pencari kerja, angka pengangguran dan kebutuhan fasilitas-fasilitas
yang berhubungan dengan pendidikan dan latihan kerja juga
mengalami peningkatan.
Sedangkan jika dilihat dari angka komposisi umur desa
Adiwerna dengan jumlah penduduk adalah sebagai berikut:
64
Tabel 5
Kondisi Kependudukan berdasarkan komposisi umur
No Umur Jumlah Prosentase
1 0 – 15 3.039 32 %
2 16 – 30 2.520 28 %
3 31 – 60 2.054 27 %
4 61 – 75 2.004 13 %
Total 11.617 100 %
Sumber: Data Monografi desa Adiwerna Tegal tahun 2016
Jumlah penduduk desa Adiwerna Tegal, paling banyak di
usia 0 – 15 yaitu 3.039 orang, pada kisaran usia ini, seseorang berada
pada usia pelajar atau remaja yang akan memasuki usia dewasa dan
berkeluarga. Sedangkan jumlah terendah berada pada usia 61 – 75
yaitu 2.004 orang, pada usia ini seseorang memasuki usia lansia.
Usia tersebut bisa dibilang sebenarnya sama-sama butuh penghasilan
serta waktu luang seperti halnya yang kisaran usia 31 – 60 yakni
2.054 orang, yang mereka memasuki kehidupan berkeluarga
sehingga butuh tambahan penghasilan untuk memenuhi keluarganya.
5. Pendidikan
Seiring berkembangnya zaman taraf pendidikan di desa Adiwerna
jika dilihat dari angka Partisipasi Sekolah Kasar (APK) desa Adiwerna
dengan jumlah penduduk kelompok tingkatan pendidikan adalah sebagai
berikut:
65
Tabel 6
Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Jumlah Prosentase
1 SD/MI 3.736 38,73 %
2 SMP/MTS 3.544 37,32 %
3 SMA/MA 2.203 23,24 %
4 Akademi (D1-D3) 191 2 %
5 Sarjana (S1-S2) 95 1 %
Total 11.617 100 %
Sumber: Data Monografi desa Adiwerna Tegal tahun 2016
Gambar 4
Sumber: Data Monograf desa Adiwerna Tegal
Dilihat dari tingkat pendidikan para aparatur desa maka tampak
bahwa mayoritas berpendidikan SMP/MTS sejumlah 3.544 orang
sedangkan 3.736 orang lainnya berpendidikan SD dan mereka yang
berpendidikan di tingkat SMA/MA sejumlah 2.203 orang, sedangkan
apatur desa yang menamatkan D-III dan S-1 masing-masing sejumlah
191 dan 95 orang.
66
Dari data di atas juga terlihat tingkat pendidikan masyarakat
Adiwerna Tegal terendah Sarjana 2 % dan tertinggi adalah SD/MI yakni
mencapai 38,37 %. Data tersebut menunjukan rata-rata tingkat
pendidikan masyarakat Adiwerna masih tergolong rendah. Akan tetapi
untuk peneliti data masyarakat Adiwerna ini sangat menguntungkan
karena pada tingkat SMP/MTS dan SMA/MA mempunyai jumlah yang
cukup besar pula, oleh karena IPNU-IPPNU tergolong dari organisasi
pelajar maka untuk memperoleh data-data yang diinginkan akan lebih
mudah.
67
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna merupakan organisasi pelajar yang
bersifat kaderisasi dimana organisasi ini berusaha menjembatani pelajar dan pemuda
desa Adiwerna Tegal untuk melakukan perubahan dan pengembangan melalui
program-program, khususnya program pendidikan untuk membantu mewujudkan
harapan-harapan mereka. Program tersebut akan diuraikan dan dianalisa dari hasil
observasi penelitian sebagai berikut:
A. Tugas Organisasi IPNU-IPPNU desa Adiwerna
Menurut David Berry, peran merupakan seperangkat harapan baik,
harapan pemegang peran dan harapan masyarakat yang mengharuskan
seseorang atau institusi melakukan kewajiban atau tanggung jawab.
Kewajiban atau tanggung jawab ini disebut dengan jabatan atau tugas.1
Organisasi IPNU-IPPNU juga memiliki beberapa tugas dalam pemberdayaan
pemudanya melalui bidang pendidikan. Hal ini tidak mengerucut pada satu
departemen saja (Departemen pendidikan dan pengkaderan), akan tetapi pada
semua departemen-departemen yang ada pada organisasi IPNU-IPPNU
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama, yaitu memberdayakan
pemuda melalui bidang pendidikan.
Bagi suatu organisasi yang mendambakan kualitas kerja yang terus
meningkatan pemberdayaan adalah suatu proses yang harus terjadi. Tanpa
1Peran Menurut Hendropuspito, Bab II, h. 3
68
proses pemberdayaan suatu lembaga pendidikan non formal seperti organisasi
IPNU-IPPNU ini akan sulit untuk bisa memenangkan persaingan yang
semakin keras secara nasional ataupun internasional.
Pendidikan adalah aspek terpenting dalam ilmu pengetahuan, seorang
pemuda dapat mengembangkan pengetahuannya di dunia pendidikan dengan
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya dan mengasah
kemampuan yang dia miliki. Dengan pendidikan pula pemuda dapat
mempersiapkan dirinya untuk terjun ke masyarakat.
Ditinjau dari keadaan desa Adiwerna, pemuda tidak lagi sepenuhnya
menggantungkan diri kepada masyarakat yaitu bekerja menjadi kuli
(karyawan) akan tetapi melalui organisasi masyarakat seperti organisasi
IPNU-IPPNU ini, pemuda dapat melakukan perubahan sikap dalam
bermasyarakat. Hal ini sesuai diungkapkan oleh ketua IPNU desa Adiwerna,
“Dari semenjak saya ikut organisasi IPNU, saya merasakan
perubahan sikap dalam arti positif, yaitu jadi percaya diri untuk
mengajukan pendapat dalam masyarakat, ya itu saya peroleh di
organisasi pelajar ini.” 2
Apa yang dikatakan ketua IPNU tentang perubahan sikap percaya diri
dalam menyampaikan pendapat di muka umum sesuai dengan pengamatan
penulis, pembelajaran tentang pendidikan dalam organisasi IPNU-IPPNU
sangat berpengaruh bagi pemuda desa Adiwerna, dimana dari keadaan
2 Wawancara dengan Ahmad Faizun Ketua IPNU, pada tanggal 19 Oktober 2016, sekretariat
organisasi IPNU-IPNU Adiwerna Tegal
69
pemuda tersebut kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya
akhirnya lebih menjadi percaya diri dalam mengaspirasikan pendapatnya.
Tugas utama yang dilakukan organisasi IPNU-IPPNU desa Adiwerna
terhadap anggotanya dan pemuda diantaranya:
1. Meningkatkan kapasitas dan ketrampilan kader-kader IPNU-IPPNU yang
berpotensi.
Tugas ini merupkan peningkatan kapasitas dan ketrampilan kader-
kader IPNU-IPPNU yang berpotensi di segala bidang, baik dalam
organisasi atau non organisasi.
2. Mengembangkan Minat dan Bakat.
Tugas ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengarahkan kepada
para anggota agar bakat yang ada dalam mereka masing-masing bisa
dikembangkan dan diarahkan kepada anggota yang lain, sehingga mereka
dapat memanfaatkan bakat mereka masing-masing.
3. Mendorong tumbuh dan berkembangnya anggota IPNU-IPPNU terhadap
tanggung jawab sosial kemasyarakatan baik secara individu maupun
kolektif.
Tugas ini memberikan anggota dan pemuda IPNU-IPPNU agar melihat
dan mengembangkan diri di lingkungan kelompok dan masyarakat
global agar dapat dimanfaatkan bagi perbaikan kehidupan pribadi,
kelompok, dan masyarakat global.3
3 Wawancara dengan Lukman Hakim Departemen Pendidikan dan Pengkaderan IPNU, pada
tanggal 22 Mei 2016, sekretariat organisasi IPNU-IPNU Adiwerna Tegal
70
Di samping berusaha menciptakan pemuda yang memahami ilmu
keorganisasian dan keagamaan sekaligus, organisasi IPNU-IPPNU juga
dihadapkan pada keharusan untuk turut serta dalam pemberdayaan
pendidikan. Oleh karena itu, menjadi sangat signifikan untuk memahami
bagaimana pemberdayaan pendidikan di tengah perubahan mendasar di
tengah masyarakat Adiwerna Tegal.
Tujuan organsasi IPNU-IPPNU berpijak pada kemestaan organisasi
dan anggotanya untuk senantiasa menempatkan pergerakan pada zona
keterpelajaran dengan kaidah belajar, berjuang, dan bertaqwa yang bercorak
dasar dengan wawasan kebangsaan, keislaman, keilmuan, kekaderan, dan
keterpelajaran.
“Pemberdayaan pemuda yang dilakukan oleh organisasi IPNU-
IPPNU melalui bidang pendidikan adalah memberikan
pembekalan diri yang bertujuan adalah menempatkan
pergerakan pada zona pendidikan, yang tentu saja sesuai
dengan tuntutan kemajuan dan perkembangan zaman.” 4
Pelaksanaan dalam tugas pemberdayaan pemuda dalam bidang
pendidikan yang dilakukan oleh organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna Tegal
adalah:
4Wawancara dengan Aminah Ulfah Pembina IPPNU desa Adiwerna, pada tanggal 10
Oktober 2016, di rumah Ibu Aminah Ulfah Adiwerna Tegal.
71
a. Meningkatkan kapasitas dan ketrampilan kaderisasi IPNU-IPPNU
IPNU-IPPNU desa Adiwerna merupakan kelompok yang ditumbuh
kembangkan dari, oleh dan untuk anggotanya guna memperkuat dan
kerjasama dalam sistem kaderisasi. IPNU-IPPNU memiliki peran penting
dan strategis dalam pertumbuhan pendidikan di desa Adiwerna, terutama
dalam perekrutan anggotanya, yaitu MAKESTA.
MAKESTA adalah sebagai gerbang awal bagi anggota dan pemuda
yang ingin bergabung dengan organisasi IPNU-IPPNU. Sebagai level
pertama dalam proses pengkaderan IPNU-IPPNU, MAKESTA bisa
dibilang dengan masa pendidikan dan pelatihan dalam rana organisasi.
Seperti yang dinyatakan oleh alumni IPNU Bapak Mujahid,
“MAKESTA digelar sebagai langkah awal pengkaderan
anggota IPNU-IPPNU di desa Adiwerna, untuk menggagas
lahinya kader NU yang bertanggung jawab dan berpotensi.” 5
Bentuk kegiatan MAKESTA adalah dengan metode: ceramah, diskusi,
curah pendapat. Serta tujuan dalam program MAKESTA tidak lain
dengan mengenalkan anggota dan pemuda tentang IPNU-IPPNU,
memberi pemahaman pentingnya organisasi dan memberi stimulus untuk
selalu belajar, berjuang dan bertaqwa.
5Wawancara dengan Bapak Mujahid Alumni/Pembina IPNU, pada tanggal 23 Oktober 2016,
TPQ NU Pecabean
72
Adapun pengkaderan selanjutnya setelah anggota diberikan orientasi
pada MAKESTA, anggota IPNU-IPPNU harus mengikuti lagi kegiatan
pengkaderan yaitu LAKMUD.
LAKMUD adalah pelatihan yang menekankan pada pembentukan
watak, motivasi pengembangan diri dan rasa memiliki organisasi dan
ketrampilan berorganisasi serta upaya pembentukan standar kader.
Pelatihan MAKESTA dan LAKMUD di atas bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para anggota, dalam
memahami dan mengelola organisasi pelajar serta meningkatkan
kapasitas dan ketrampilan yang efektif, dinamis dan produktif baik dalam
organisasi ataupun di masyarakat.
Permasalahan utama pada anggota dan pemuda yaitu masih rendahnya
kapasitas kelompok dalam kelas belajar. Demikian pula peningkatan
kapasitas pendidikan dan keterampilan yang masih kurang berkembang.
Untuk aspek peningkatan kapasitas dan keterampilan kaderisasi IPNU-
IPPNU membuat program MAKESTA (masa kesetiaan anggota) dan
LAKMUD (latihan kader muda)
b. Mengembangkan Minat dan Bakat
Minat dan bakat ini merupakan suatu proses pengembangan dalam
mencampurkan seluruh kemampuan yang ada (kemampuan yang berupa
potensi dasar yang bersifat umum) untuk mengarahkan individu kepada
suatu kegiatan yang diminatinya. Tugas ini bertujuan untuk
73
mengembangkan dan mengarahkan kepada para anggota agar bakat yang
ada dalam mereka bisa lebih dikembangkan dan diarahkan secara
terorganisir kepada anggota yang lain, sehingga mereka dapat
memanfaatkan bakat mereka masing-masing.
“Bakat merupakan suatu kemampuan yang khusus yang
dimiliki oleh setiap individu, bakat seperti ini akan bisa
berkembang dan menonjol, jika dilakukan latihan secara terus
menerus. Bakat yang berkembang selain mendukung cita-cita,
dapat juga menjadikan sebuah profesi bagi si pemiliknya.”6
Oragnisasi IPNU-IPPNU memberikan wadah untuk menampung minat
para pemuda dan anggota untuk mengembangkan dan melatih bakat
mereka untuk saling tukar-menukar bakat dari diri mereka masing-masing.
Program pengembangkan minat dan bakat, IPNU-IPPNU bukan hanya
sekedar mengambil bakat para pemuda dan anggotanya, akan tetapi
organisasi ini juga mengadakan pelatihan, dimana pelatihan tersebut diisi
dengan para almuni IPNU-IPPNU yang memang sudah terjun dan
mengembangkan bakat mereka di masyarakat.
Sebagai proses pendidikan, kegiatan pemberdayaan masyarakat
banyak sekali dilakukan melalui pelaksanaan pelatihan.7 Tugas dan
tanggung jawab organisasi IPNU-IPPNU desa Adiwerna dalam program
departemen minat dan bakat yang mengandung unsur pendidikan yaitu
6Wawancara dengan Vina Idzamatus Silmi ketua IPPNU, pada tanggal 23 September 2016,
rumah ketua IPPNU 7Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta 2013), h. 204.
74
mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi kader-kader yang punya
potensi dalam acara pelatihan-pelatihan. Hal ini serupa dengan pernyataan
ketua IPPNU desa Adiwerna,
“Pelatihan merupakan salah satu upaya dalam memberdayakan
pemuda karena dari sana pemuda-pemudi mempunyai
ketrampilan atau skill masing-masing seperti pelatihan tata
boga, menjahit, kursus komputer, kepemimpinan dan
bimbingan privat.”8
Pernyataan ketua IPPNU disambung dengan pendapat ketua IPNU
Ahmad Faizun, yaitu:
“Pelatihan di organisasi IPNU-IPPNU berjalan seperti
biasanya. Untuk pelatihan-pelatihan tersebut kebanyakan dari
alumni-alumni IPNU-IPPNU sendiri, karena para alumni tidak
mau meninggalkan adik-adik kelasnya sendiri begitu saja.
Dengan adanya pelatihan tersebut semoga anggota IPNU-
IPPNU bisa mengamalkan di masyarakat atau sekolahnya.”9
Pelatihan-pelatihan tersebut ada kala sifatnya hanya mengembangkan
dan meneruskan program kerja periode sebelumnya. Seperti pelatihan
pengkaderan kepemimpinan dimana para pelajar dan pemuda dilatih untuk
menjadi seorang pemimpin dan wirausaha. Pelatihan kepemimpinan ini
menjadi cara tersendiri untuk organisasi IPNU-IPPNU agar para pelajar
8 Wawancara dengan Vina Idzamatus Silmi ketua IPPNU, pada tanggal 22 Mei 2016, rumah
ketua IPPNU 9Wawancara dengan Ahmad Faizun ketua IPNU, pada 24 tanggal 22 Mei 2016, pesalakan
rumah ketua IPNU
75
dan pemuda juga dapat menerapkan di sekolah dan masyarakat. Pelatihan
tentang komputer, tata boga, menjahit juga dilakukan oleh IPNU-IPPNU,
karena minat para pemuda dan anggota untuk diadakannya pelatihan
tersebut. Hal tersebut menggambarkan IPNU-IPPNU juga
mengembangkan di bidang wirausaha.
“Kegiatan pelatihan ini bukan hanya sekedar mengembangkan
ketrampilan para pelajar dan pemuda akan tetapi juga sebagai
salah satu wadah dalam membuka lapangan pekerjaan
tambahan bagi pemuda-pemudi desa Adiwerna Tegal.”10
Kegiatan pemberdayaan pemuda dapat dipandang sebagai suatu proses
pendidikan non-formal atau pendidikan luar sekolah. Hal ini menunjukan
bahwa kegiatan pemberdayaan pemuda bukanlah kegiatan yang bersifat
mendadak atau insidental, melainkan harus terencana atau telah
direncanakan sebelumnya. Kegiatan pelatihan-pelatihan tersebut mengacu
pada kebutuhan yang sedang dirasakan pemuda atau penerima
manfaatnya. Oleh karena itu organisasi IPNU-IPPNU desa Adiwerna
dengan perncanaan yang matang mempersiapkan program minat dan bakat
tersebut dengan melihat kebutuhan pemuda desa Adiwerna.
10
Wawancara dengan Lukman Hakim Departemen Pendidikan dan Pengkaderan IPNU, pada
19 tanggal 22 Mei 2016, sekretariat organisasi IPNU-IPNU Adiwerna Tegal
76
c. Mendorong tumbuh dan berkembangnya anggota IPNU-IPPNU
terhadap tanggung jawab sosial kemasyarakatan baik secara individu
maupun kolektif.
Tugas ini mendidik anggota dan pemuda untuk mempunyai kesadaran
dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat, dengan cara menanamkan
nilai-nilai kebersamaan dan saling tolong-menolong antar sesama. Seperti
yang kita ketahui bahwasanya kolektifitas merupakan sikap yang tertanam
dalam pribadi seseorang yang memiliki rasa kebersamaan dalam
melakukan segala sesuatu, baik bernilai positif ataupun negatif. Maksud
dari pada IPNU-IPPNU meningkatkan rasa kesadaran bersama adalah
pentingnya membangun suatu kebersamaan agar tercapai suatu tujuan
yang baik dan bernilai positif.
Kondisi para pemuda desa Adiwerna masih sangat rentan untuk
memberanikan diri dalam menjunjung integritas diri mereka karena rasa
kurang percaya diri mereka dalam sosialisasi terhadap masyarakatnya.
Untuk menangani masalah sosial ini IPNU-IPPNU melakukan suatu studi
yang cermat yaitu melalui pengkajian yang mantap sehingga tugas
meningkatan kesadaran para anggota dan pemuda terealisasikan. Seperti
pernyataan ketua departemen pendidikan IPPNU,
“Dalam tugas peningkatan kesadaran kami membuat program
bekerja sama dengan departemen dakwah dan lingkungan yaitu
dalam program turba (turun bawah) dan bakti sosial mas, di
77
situ kami bersama anggota dan pemuda turun ke bawah untuk
melakukan kerja bakti bersama masyarakat.”11
Pernyataan yang diungkapkan oleh ketua departemen pendidikan
selaran dengan kacamata peneliti, dimana setiap kegiatan yang diadakan
oleh masyarakat desa Adiwerna organisasi IPNU-IPPNU berperan aktif
dalam kegiatan masyarakat seperti, PHBI (Peringatan Hari Besar Islam),
Muharraman (Santunan anak yatim) dan lain sebagainya.
Usaha untuk mendorong anggota dan pemuda juga dilakukan dengan
aktif dalam rutinitas pengajian IPNU-IPPNU Adiwerna. Anggota dan
para pemuda-pemudi diharuskan mengikuti pengajian rutinitas satu
minggu sekali yang telah dijadawalkan.
B. Harapan Organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna terhadap Pemuda dalam
Pemberdayaan Pemuda melalui Pendidikan
Dalam mengemban sebuah tugas dari perannya tersebut, organisasi
IPNU-IPPNU menyadari akan peran tersebut tidak lepas dari harapan-harapan
yang ditunjukan kepada pemuda. Hal ini sesuai dengan definisi peran menurut
David Barry. Berikut adalah harapan-harapan organisasi IPNU-IPPNU
terhadap pemuda sesuai dengan masing-masing tugas dalam pemberdayaan
pemuda melalui bidang pendidikan:
11
Wawancara dengan Nailul Khusna Departemen Pendidikan dan Pengkaderan IPPNU, pada
tanggal 22 September 2016, di sekretariat organisasi IPNU-IPNU Adiwerna Tegal
78
1. Harapan Organisasi IPNU-IPPNU terhadap Peningkatan Kapasitas
dan Keterampilan Kaderisasi IPNU-IPPNU
Salah satu tugas organisasi IPNU-IPPNU adalah melalui peningkatan
kapasitas dan keterampilan kader IPNU-IPPNU. IPNU-IPPNU Adiwerna
berkomitmen bergerak untuk para anggota dan para pemuda desa
Adiwerna. Pembekalan melalui Program MAKESTA dan LAKMUD
mengenai pelatihan kapasitas kepemimpinan dan perubahan sikap atau
tingkah laku. Selain salah satu target program tersebut, IPNU-IPPNU
Adiwerna juga meningkatkan keterampilan berupa skill berorganisasi dan
analisis berbagai pemecahan masalah.
Dalam hal berupa harapan pelaksanaan pemberdayaan melalui
pendidikan meningkatkan kapasitas dan keterampilan anggota dan
pemuda, IPNU-IPPNU Adiwertna melakukan program MASKESTA dan
LAKMUD yang bertujuan memperkenalkan arti organisasi IPNU-IPPNU,
memahami pentingnya sebuah organisasi dan mempunyai kemampuan
untuk memahami dan memecahkan masalah serta tehnik pengambilan
keputusan yang tepat. Berdasarkan pernyataan ketua departemen
pendidikan dan pengkaderan tentang harapan dalam meningkatkan
kapasitas dan keterampilan anggota melalui program MAKESTA dan
LAKMUD adalah
“Harapannya dengan adanya program MAKESTA serta
LAKMUD ini anggota bisa memahami betul tentang organisasi
IPNU-IPPNU khususnya, dan juga bisa memahami prinsip
79
organisasi dan kepemimpinan. Kan dalam MAKESTA kita
saling tukar pikiran dan berdiskusi satu sama lain, dengan
harapan mereka bisa belajar menyampaikan pendapat dan
percaya diri dan bisa memcahkan masalah baik pribadi atau
dalam bermasyarakat.”12
Hal tersebut dilanjutkan dengan pernyataan ketua IPNU Adiwerna
Ahmad Faizun yang menyatakan harapan dengan adanya program
MAKESTA dan LAKMUD agar perubahan sikap dan tingkah laku
anggota dan pemuda lebih ke arah positif dan percaya diri. Karena
sebelumnya desa Adiwerna pernah mempunyai komunitas SLANKER
(komunitas pencinta lagu grup band slank) dimana para pemuda tersebut
bertingkah semaunya mereka sehingga timbulnya ketidakharmonisan
terhadap masyarakat.
“Harapan sih banyak, salah satu nya ya bisa merubah sikap atau
tingkah laku para pemuda khususnya, kan dulu mereka ikut-
ikut an satu komunitas yang namanya SLANKER atau
istilahnya STA (Slanker Tegal Adiwerna) jadi ga kekontrol
sama kami, jadi para pemuda tersebut kami suruh ikutan dalam
program MAKESTA dan LAKMUD.”13
Terkait dalam melakukan perubahan, proses perubahan sering sekali
terkendala oleh keterbatasan pemuda sebagai pelaku utama perubahan,
12
Wawancara dengan Lukman Hakim Departemen Pendidikan dan Pengkaderan IPNU, pada
tanggal 22 September 2016, di sekretariat organisasi IPNU-IPNU Adiwerna Tegal 13
Wawancara dengan Ahmad Faizun Ketua IPNU, pada tanggal 22 September 2016, di
sekretariat organisasi IPNU-IPNU Adiwerna Tegal
80
tidak saja keterbatasan sumber daya yang berupan keterbatasan
pengetahuan dan keterampilan.
Perubahan-perubahan ini hanya akan terwujud jika dilaksanakan oleh
individu-individu atau sekelompok orang yang memiliki: sikap, seringkali
juga memerlukan kelembagaan tertentu. Karena itu, perubahan terencana
memerlukan pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu melakukan
perubahan.14
Maka tidak salah bila organisasi IPNU-IPPNU menaruh
harapan pada program MAKESTA dan LAKMUD dalam peningkatan
kapasitas dan keterampilan terhad anggota dan para pemudanya.
2. Harapan Organisasi IPNU-IPPNU terhadap Pengembangan Minat
dan Bakat
Harapan dengan adanya tugas minat dan bakat adalah
mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar dan
kelak dikemudian hari bisa bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai
dengan kemampuan serta minat dan bakat yang dimilikinya sehingga
mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja
secara optimal dengan penuh antusias. Berikut seperti pernyataan
departemen pendidikan Nailul Khusna mengenai pengembangan minat
dan bakat,
“Ya harapan kami biar anggota dan pemuda bisa berantusias
penuh untuk belajar serta bisa mengembangkan bakatnya sesuai
14
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta 2013), h. 66
81
dengan kemampuan dan minatnya dalam belajar dan
bekerja.”15
Harapan tersebut juga dinyatakan oleh pembina IPPNU Aminah
Ulfah, beliau berharap dengan adanya pengembangan minat dan bakat
anggota dan pemuda dapat mengasah bakat mereka, dan juga bisa
menjadikan minat yang diinginkan anggota dan pemuda yang lainnya.16
Selain dari pada itu dengan adanya pengembangan minat dan bakat
yang diberikan oleh organisasi IPNU-IPPNU dapat lebih menguasai
banyak bakat yang diberikan juga oleh para alumni IPNU-IPPNU dalam
acara pelatihan minat dan bakat seperti pelatihan tentang memasak, tata
rias, tehnik komputer, bimbingan belajar, musik qoshidah, dan lain
sebagainya. Dalam mengembangkan minat dan bakat para anggota dan
pemuda diperlukan proses yang cukup pelik mengingat kebanyakan
mereka cenderung apatis dengan kegiatan-kegiatan sosial bahkan
pendidikan dan lebih cenderung memilih untuk bermain-main.dengan
realitas itulah organisasi IPNU-IPPNU berusaha menjadi bagian dari
mereka agar mampu mengembangkan minat dan bakat para anggota dan
pemuda desa Adiwerna.
Dengan adanya pengembangan minat dan bakat ini, harapan organisasi
IPNU-IPPNU agar para anggota dan pemuda desa Adiwerna mampu
15
Wawancara dengan Nailul Khusna Departeman Pendidikan dan Pengkaderan IPPNU, pada
tanggal 22 September 2016, di sekretariat organisasi IPNU-IPNU Adiwerna Tegal 16
Wawancara dengan Aminah Ulfah Pembina IPPNU, pada tanggal 24 September 2016, di
rumah desa Kebon Baru.
82
mengembangkan bakat serta minat mereka untuk mengolah kapabilitas
dan skill mereka dikemudian hari.
3. Harapan Organisasi IPNU-IPPNU dalam Mendorong tumbuh dan
berkembangnya anggota IPNU-IPPNU terhadap tanggung jawab
sosial kemasyarakatan baik secara individu maupun kolektif.
Harapan dengan adanya mendorong tumbuh dan berkembangnya
kader terhadap tanggung jawab sosial kemasyarakatan adalah agar
masyarakat terus mendukung serta menerima kegiatan-kegiatan
pemberdayaan melalui pemuda dapat lebih berkembang. Selain itu
pemuda yang diharapkan oleh organisasi IPNU-IPPNU desa Adiwerna
perubahan sifat apatis yang dimiliki pemuda lambat laut akan hilang
sehingga terciptanya harmonisasi antara pemuda dan masyarakat desa
Adiwerna.Berikut adalah pernyataan yang disampaikan oleh Pembina dan
selaku pihak masyarakat IPNU Bapak Samhari, pernyataanya adalah
sebagai berikut:
“Dulu memang pemuda disini bisa dikatagorikan kurang
harmonis terhadap masyarakatnya, ada yang bertingkah
semaunya sendiri dan sebagainya, oleh karena itu IPNU disini
dengan membawa peran pemudanya bisa merubah tingkah laku
mereka yang apatis. Ya diharapkan juga bisa harmonis terhadap
masyarakat desa Adiwerna.”17
17
Wawancara dengan Bapak Ustad Samhari Pembina IPNU, pada tanggal 27 September
2016, di rumah kediaman Bapak Samhari Pesalakan.
83
Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ditulis oleh Totok
Mardikanto dan Poerwoko menyebutkan upaya untuk mengubah perilaku
penerima manfaat, baik pengetahuannya, sikapnya, atau
keterampilannya.18
Oleh karena itu metode yang dilakukan oleh IPNU-
IPPNU adalah kegiatan yang mampu merangsang penerima manfaat
untuk selalu siap dalam arti sikap dan pikiran dan dengan suka hati atas
kesadaran ataupun pertimbangan nalarnya sendiri melakukan perubahan-
perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarganya, dan
bahkan masyarakatnya.
Perkembangan kesadaran kaderisasi, dilanjutkan oleh bagian
departemen pendidikan dan pengkaderan putri, merupakan langkah awal
dalam sistem kaderisasi atau proses rekrutmen pembinaan pendampingan
pendidikan dalam perkembangan kader.
“Harapnnya, melahirkan kader-kader yang mampu mengemban
amanah organisasi. Termasuk menemukan makna IPNU dan
IPPNU sebagai organisasi kader serta mencetak kader-kader
calon pemimpin yang memiliki akidah yang kuat, memiliki
bekal ilmu dan pengetahuan setra dibekali kapasitas organisasi
yang memadai.”19
18
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta 2013), h. 207. 19
Wawancara dengan Nailul Khusna Departeman Pendidikan dan Pengkaderan IPPNU, pada
tanggal 22 September 2016, di sekretariat organisasi IPNU-IPNU Adiwerna Tegal
84
Pendekatan organisasi IPNU-IPPNU dalam melakukan perubahan
perilaku penerima manfaat melalui metode pemberdayaan masyarakat
yaitu proses perubahan perilaku melalui pendidikan, yang memiliki sifat
khusus sebagai sistem pendidikan non-formal dan pendidikan orang
dewasa. Sesuai yang disampaikan oleh ketua departemen Pengkaderan
dan Pendidikan IPNU desa Adiwerna, yaitu
“Proses kami untuk merubah perilaku pemuda desa Adiwerna
sangat panjang, kami berusaha membuat sistem pendidikan
non-formal untuk para pemuda melalui alumni-alumni kami
yang sudah berpengalaman dalam bidang tersebut, seperti
mengadakan seminar untuk kalangan pemuda, ya hal tersebut
merupakan pendidikan untuk orang dewasa. Dengan harapan
para pemuda memahani peran mereka di dalam masyarakat
sangat penting yaitu sebagai generasi penerus
masyarakatnya.”20
Tugas IPNU-IPPNU dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya
kaderisasi terhadap tanggung jawab sosial kemasyarakatan sesuai dengan
indikator pemberdayaan masyarakat menurut Parsons yang dikutip oleh
Edi Suharto, yaitu salah satunya adalah sebuah proses pembangunan yang
bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang
menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar.21
Selain itu, tantangan
perubahan sosial dan teknologi yang semakin pesat di kalangan pelajar
20
Wawancara dengan Lukman Hakim Departeman Pendidikan dan Pengkaderan IPNU, pada
tanggal 22 September 2016, di sekretariat organisasi IPNU-IPNU Adiwerna Tegal 21
Indikator –Indikator Pemberdayaan Masyarakat, Bab II. h. 32
85
juga menjadi persoalan krusial (mendesak) agar pelajar tetap beradab,
teguh pada identitas bangsa, dan berwawasan global.
C. Harapan Pemuda terhadap tugas Organisasi IPNU-IPPNU dalam
Pemberdayaan Pemuda Melalui Pendidikan
Pemuda dan anggota IPNU-IPPNU juga turut serta dalam merumuskan
harapan-harapan atas tugas yang diemban oleh pemegang peran yaitu
organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna. Menurut Gross Mason dan McEachren
seperti yang dikutip oleh David Barry, masyarakat seperti ini adalah mereka
yang secara struktural masih berkaitan dengan organisasi IPNU-IPPNU
Adiwerna. Berikut ini adalah harapan-harapan pemuda yang turut menjadi
penerima manfaat program organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna:
1. Harapan Pemuda terhadap Organisasi IPNU-IPPNU dengan
Peningkatan Kapasitas dan Keterampilan Kaderisasi IPNU-IPPNU
Harapan pemuda tentang peningkatan kapasitas dan keterampilan
kader IPNU-IPPNU melalui program MAKESTA dan LAKMUD adalah
agar menumbuhkan partisipasi pemuda terhadap organisasi IPNU-IPPNU.
Seperti pernyataan Aji Badruzamam sebagai berikut:
“Harapannya ngeluangin waktu senggang, bersama Asatidz
yang ngajarin di kegiatan IPNU, itu kan banyak positifnya biar
kita tahu ketika bertindak harus seperti apa. Dan ini mungkin
bisa juga dibilang partisipasi kami kepada IPNU.”22
22
Wawancara dengan Aji Badruzzaman Pemuda IPNU, pada tanggal 28 September 2016,
acara pengajian rutinitas organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna Tegal.
86
Muhammad Khafidz selaku anggota dan sekaligus penerima manfaat
juga menyatakan dalam program MAKESTA dan LAKMUD agar
memberikan pengetahuan baru pada kalangan pelajar khususnya pelajar
sederajat dengan dirinya. Berikut pernyataanya:
“Harapan saya agar pelajar seperti saya bisa mendapatkan
pengetahuan baru yang dilakukan organisasi di desa saya
seperti IPNU ini yang arahnya menuju dampak positif. Ya
buktinya ustad-ustadzahnya yang ngajar in kami juga dari guru-
guru kami di sekolah.”23
Harapan penerima manfaat dengan adanya peningkatan kapasitas dan
keterampilan kader-kader IPNU-IPPNU yang terprogram dalam
MAKESTA dan LAKMUD adalah agar menumbuhkan kesadaran dan
partisipasi pemuda dalam berorganisasi tingkat desa.Menurut Duesseldorp
(1981), dalam buku Totok dan Poerwoko mengidentifikasikan beragam
bentuk-bentuk kegiatan partisipasi yang dilakukan oleh setiap warga
masyarakat, yaitu menjadi anggota kelompok-kelompok masyarakat,
melibatkan diri pada kegiatan diskusi kelompok dan melibatkan diri pada
kegiatan-kegiatan organisasi untuk menggerakan partisipasi masyarakat
lain.24
Maka dari itu tugas ini sesuai dalam tujuan daripada terbentuknya
program MAKESTA dan LAKMUD yaitu tidak lain menumbuhkan
23
Wawancara dengan Muhammad Khafidz Anggota IPNU, pada tanggal 28 Mei 2016, acara
pengajian rutinitas organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna Tegal. 24
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta 2013), h. 84.
87
kesadaran pentingnya sebuah pendidikan dan partisipasi para pemuda
dalam berorganisasi.
2. Harapan Pemuda Terhadap Organisasi IPNU-IPPNU dengan adanya
Pengembangan Minat dan Bakat
Harapan pemudadan para anggota dengan adanya program minat dan
bakat adalah agar organisasi IPNU-IPPNU desa Adiwerna bisa berlatih,
melatih dan mengembangkan bakat melalui pelatihan. Seperti yang
disampaikan oleh Musliyatul Diniyah sebagai pemuda IPNU-IPPNU
“Harapan saya mengikuti kegiatan minat dan bakat adalah agar
di kemudian hari bakat atau skill saya berkembang dan syukur-
syukur bisa menjadikan bakat saya untuk berwirausaha.”25
Bakat yang dikemukakan oleh Musliyatul diniyah adalah bakat dia di
bidang menjahit. Pengembangan bakat dan skill mereka juga dilatih oleh
mentor-mentor pada bidangnya seperti di bidang menjahit dan menyulam.
Bakat pada bidang pendidikan kesenian juga dinyatakan oleh Muhammad
Fathurofil Mannan yaitu di seni musik perkusi (Hadroh). Berikut
pernyataan anggota yang masih duduk di kelas IX di sekolah,
“Harapan saya lebih mengembangkan skill saya di bidang
kesenian musik perkusi, dan bisa bermanfaat pada anggota lain
25
Wawancara dengan Musliyatul Diniyah Pemuda IPPNU, pada tanggal 14 Oktober 2016,
di TPQ Nahdlatul Ulama Pecabean Tegal..
88
guna mereka yang berminat untuk belajar seni musik perkusi
kepada saya.”26
Pendidikan kesenian juga diarjakan oleh IPNU-IPPNU desa Adiwerna
seperti kesenian musik perkusi (Hadroh dan Marawis), menggambar
(Kaligrafi), Vocal (Acapela, Nasyid) yang tidak lain pendidikan kesenian
tersebut didapati dari penerima manfaat. Dalam pelatihan tata boga juga
banyak diminati oleh para anggota dan pemudi IPPNU Adiwerna sendiri,
sehingga IPPNU mengadakan pelatihan tata boga. Seperti pernyataan
Lu’lu Marati di acara pelatihan LAKMUD,
“Harapan besar saya, dalam mengikuti pelatihan tata boga ini,
tidak lain agar saya bisa memasak dan bisa memabantu orang
tua di rumah ketika masak untuk keluarga kami.”27
Harapan para alumni, mentor dalam pelatihan bakat adalah guna
memanfaatkan dan menularkan bakat mereka untuk para adik-adik senior
yang memang harus diberdayakan. Seperti peryataan Alumni IPNU
Ustadz Amrozi mentor dalam pelatihan seni musik perkusi,
“Harapan saya menularkan bakat saya, ya biar mereka bisa dan
berminat dengan seni musik hadroh seperti ini, karena juga
26
Wawancara dengan M Fathurrofil Mannan Anggota IPNU, pada tanggal 14 Oktober
2016, di TPQ Nahdlatul Ulama Pecabean Tegal. 27 Wawancara dengan Lu’lu Marati Anggota IPPNU, pada tanggal 14 Oktober 2016, di
TPQ Nahdlatul Ulama Pecabean Tegal.
89
kesenian perkusi seperti ini juga sangat diminati oleh para
anggota IPNU sendiri.”28
Harapan para anggota dan pemuda dengan adanya tugas IPNU-IPPNU
Adiwerna tentang minat dan bakat yaitu mengembangkan serta melatih
skill dan keilmuan para anggota dan pemuda bahkan bakat yang dimiliki
para alumni yang bersedia juga diajarkan kepada mereka guan
pembekalan di era yang akan datang.
3. Harapan Pemuda Terhadap Organisasi IPNU-IPPNU dalam
Mendorong tumbuh dan berkembangnya anggota IPNU-IPPNU
terhadap tanggung jawab sosial kemasyarakatan baik secara individu
maupun kolektif.
Harapan pemuda terhadap tugas IPNU-IPPNU Adiwerna dalam
menumbuhkan dan perkembangan kesadaran kaderisasi adalah
menjadikan pemuda yang bermanfaat, dan tumbuh menjadi pemuda yang
diharapkan organisasi dan masyarakatnya. Pemuda yang diharpakan
masyarakat desa Adiwerna adalah yang bisa membanggakan desanya,
bukan malah merusak citra desanya. Berikut harapan pemuda desa
Adiwerna tentang tugas organisasi IPNU-IPPNU dalam menumbuhkan
kesadaran kaderisasi IPNU-IPPNU,
“Harapan saya sebagai pemuda desa Adiwerna adalah agar saya
dan teman-teman bisa bermanfaat bagi organisasi dan
28 Wawancara dengan Ahmad Amrozi Almuni IPNU desa Adiwerna, pada tanggal 11
Oktober 2016, di rumah kediaman Ahmad Amrozi .
90
masayarakat, karena saya memang tidak tahu apa yang
sebenarnya tanngung jawab saya sebagai pemuda untuk
masyarakat saya sendiri.”29
Bekerja sama dengan organisasi pelajar seperti Organisasi IPNU-
IPPNU adalah harapan daripada pemuda seperti Nasihun ini, di mana dia
pemuda yang dulunya aktif di komunitas SLANKER Adiwerna yang selalu
membuat keadaan ketidakharmonisan dengan masyarakat Adiwerna dan
sekarang menjadi anggota atau pemuda IPNU desa Adiwerna Tegal.
Harapan yang juga disampaikan oleh salma nabila pelajar yang duduk
di kelas IX,
“Harapan saya agar pertumbuhan saya dalam status kader
IPPNU bisa lebih bertanggung jawab dan berjiwa sosial dengan
sesama.”30
Penerima manfaat lainnya seperti Aji Badruzzamam, musliyatul
diniyah dan mukhammad khafidz juga berharap tugas dalam pertumbuhan
dan perkembangan kaderisasi terhadap tanggung jawab sosial
kemasyarakatan lebih baik dan dikenal oleh masyarakat dengan katagori
pemuda yang bermanfaat.31
Harapan ini sesuai dengan tugas organisasi IPNU-IPPNU dalam
menumbuhkan dan perkembangan kesadaran kader terhadap tangung jawab
29
Wawancara dengan Ahmad Nasihun Pemuda IPNU, pada tanggal 28 September 2016, di
pedukuhan Kebon Baru desa Adiwerna Tegal. 30
Wawancara dengan Salma Nabila Angoota IPNU, pada tanggal 28 September 2016, di
pedukuhan Kebon Baru desa Adiwerna Tegal. 31
Lihat wawancara aji, musliyatul dan khafidz di Lampiran Hasil Wawancara Penerima
Manfaat.
91
sosial kemasyaakatan. Dalam tugas ini IPNU-IPPNU tidak hanya
menciptakan perubahan atau sikap pemuda dalam berorganisai saja
melainkan memberikan dampak manfaat kepada para pemuda yang
merubah pola pikir dan menghilangkan perubahan sifat apatis sehingga
terciptanya harmonisasi dalam bermasyarakat.
D. Analisis Keterkaitan antara Tugas, Harapan Organisasi IPNU-IPPNU
dan Harapan Pemuda dalam Pemberdayaan Pemuda melalui Pendidikan
Melihat peranan organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna secara utuh,
diperlukan sebuah analisis antara tugas, harapan organisasi IPNU-IPPNU
serta harapan pemuda terhadap organisasi IPNU-IPPNU dalam pemberdayaan
pemuda melalui pendidikan. berikut adalah analisisnya:
1. Analisis Keterkaitan antara Tugas, Harapan Organisasi IPNU-
IPPNU dan Harapan Pemuda dalam Peningkatan Kapasitas dan
Ketrampilan Kaderisasi IPNU-IPPNU
Tugas pertama organisasi IPNU-IPPNU dalam memberdayakan
pemuda adalah meningkatkan kapasitas dan ketrampilan kaderisasi.
Berdasarkan tugas yang telah dibahas di atas adalah peningkatan kapasitas
dan ketrampilan kader di jalankan melalui program IPNU-IPPNU
Adiwerna dengan program MAKESTA dan LAKMUD dimana dalam
program tersebut peran IPNU-IPPNU adalah sebagai penyalur dalam
peningkatan kapasitas dan ketrampilan kadernya. Peran tersebut dilakukan
oleh IPNU-IPPNU atas bantuan daripada Alumni-alumni IPNU-IPPNU
92
desa Adiwerna untuk memberikan pengarahan dan pemahaman masalah
organisasi serta ketrampilan kaderisasi. Harapan organisasi IPNU-IPPNU
dengan adanya tugas peningkatan kapasitas dan keterampilan kaderisasi
dapat berkomitmen dan bergerak untuk para anggota dan para pemuda
desa. Di mana pembekalan tersebut di dapati melalui program MAKESTA
dan LAKMUD yang mana melatih kapasitas kepemimpinan dan
perubahan sikap.
Adapun harapan dari para anggota dan pemuda desa Adiwerna dengan
adanya peningkatan kapasitas dan ketrampilan kaderisasi adalah agar
menumbuhkan partisipasi pemuda dalam terselenggarakannya program
MAKESTA dan LAKMUD. Program ini juga diharapkan oleh para
penerima manfaat memberikan pengetahuan baru dalam kehidupan
mereka. Seperti yang dikutip dalam totok mardikanto dan poerwoko
mengenai partisipasi yaitu keikutsertaan seseorang atau sekelompok
anggota masyarakat dalam sebuah kegiatan. Sebagai suatu kegiatan
varhangen dalam buku Totok dan Poerwoko menyatakan bahwa
partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi
yang berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab dan
manfaat.32
Tugas ini sesuai dengan indikator pemberdayaan menurut parsons
yang dikutip oleh Edi Suharto yang salah satunya menjelaskan proses
32
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta 2013), h. 81
93
pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian
berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar.33
Oleh
karena itu para penerima manfaat dilatih dan diberdayakan melalui
program MAKESTA dan LAKMUD dengan memperoleh pengetahuan
ilmu-ilmu baru yang diajarkan oleh para Alumni dan IPNU-IPPNU desa
Adiwerna Tegal.
2. Analisis Keterkaitan antara Tugas, Harapan Organisasi IPNU-
IPPNU dan Harapan Pemuda dalam Pengembangan Minat dan
Bakat
Harapan organisasi IPNU-IPPNU Adiwertna dalam tugas minat dan
bakat adalah mengembangkan dan mengarahkan bakat yang ada dalam
diri para anggota dan pemuda Adiwerna sehingga sesuai dengan
kemampuan serta minat dan bakat yang dimilikinya yang bisa berdampak
kapabilitas untuk belajar dan berlatih secara optimal. Sedangakan harapan
penerima manfaat terhada tugas IPNU-IPPNU dalam mint dan bakat
adalah berlatih dan mengmbangkan bakat dalam pelatihan yang diajarkan
oleh organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna.
Dalam meralisasikan harapan penerima manfaat tersebut, IPNU-
IPPNU Adiwerna mengadakan sebuah pelatihan. Karena para pemuda
biasanya lebih memilih aktifitasnya yang sesuai dengan hobinya, terlebih
hobi yang bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi mereka. Akhirnya IPNU-
IPPNU mengadakan pelatihan-pelatihan seperti menjahit, memasak (tata
33 Teori Pemberdayaan dalam Indikator-indikator pemberdayaan, Bab II, h. 10
94
boga) dan musik. Salah satunya seperti pelatihan dalam pendidikan seni
musik perkusi (Hadroh), yang biasanya tim seni musik hadroh IPNU-
IPPNU diundang oleh warga untuk memeriahkan acara undangan nikahan
dan khitanan. Jika dalam undangan warga tersebut menghasilkan uang
maka penghasilan tersebut dialokasikan ke dalam kas tim seni musik
hadroh IPNU-IPPNU Adiwerna. Dari situlah IPNU-IPPNU dan penrima
manfaat mendapatkan penghasilan. Oleh karena itu dalam tugas ini
organisasi IPNU-IPPNU sudah dapat dikatakan sebagai wadah yang
positif serta bisa meberdayakan para penerima manfaat.
Orgnisasi IPNU-IPPNU Adiwerna menjalankan perannya yang
memungkinkan untuk memperluas kemampuan mereka dan penerima
manfaat dengan memiliki daya tawar yang lebih besar serta untuk
membuat keputusan sendiri yang lebih mudah mengakses sumber
kehidupan yang lebih baik.34
Pendidikan sangat terkait dengan
pencegahan berbagai kondisi yang menghambat kepercayaan diri serta
kapasitas diri ataupun masyarakat. Pendidikan yang berupa ketrampilan
bakat di sini yang diajarkan kepada penerima manfaat yang dapat menjadi
wadah positif dan dapat mencegah dari berbagai kondisi yang
menghambat kepercayaan diri atau kapasitas individu. Hal ini sesuai
dengan fungsi tugas minat dan bakat yang memberikan pendidikan kepada
para anggota dan pemuda. Organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna tidak hanya
34
Teori Pemberdayaan , Bab II, h. 28
95
mengambangkan minat dan bakat penrima manfaat namun juga sebagai
wadah dalam menambah penghasilan.
3. Analisis Keterkaitan antara Tugas, Harapan Organisasi IPNU-
IPPNU dan Harapan Pemuda dalam Mendorong tumbuh dan
berkembangnya anggota IPNU-IPPNU terhadap tanggung jawab
sosial kemasyarakatan baik secara individu maupun kolektif.
Harapan Organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna dan harapan penerima
manfaat dengan adanya tugas mendorong tumbuh dan berkembangnya
kesadaran kaderisasi IPNU-IPPNU terhadap tanggung jawab sosial
kemasyarakatan yaitu, menjadikan pemuda-pemuda yang bermanfaat
dan bisa membanggakan desa Adiwerna yang menunjukan sifat
perubahannya dengan tanggung jawab sosial kemasyarakatan.
Tugas ini berkaitan dengan munculnya komunitas yang berbasis
pemuda yaitu slanker, yang fakta dilapangan adalah komunitas yang
membuat meresahkan masyarakat serta tidak memiliki rasa
kesadarannya sebagai seorang pemuda yang harapannya sebagai penerus
bangsa. Oleh karena itu organisasi IPNU-IPPNU menjadikan tugas ini
untuk menciptakan perubahan dan sikap pemuda dalam bersosialisasi
dengan masyarakatnya. Dengan cara memberdayakan para pemuda
komunitas slanker tersebut untuk dijadikan sebagai anggota IPNU-
IPPNU Adiwerna. Dalam hal ini IPNU-IPPNU juga menjembatani para
pemuda-pemuda melakukan perubahan sikap dan meberikan kesadaran
96
status pemuda mereka sebagai generasi penerus bangsa yang
diharapakan masyarakatnya.
Organisasi IPNU-IPPNU Adiwerna dalam perannya sebagai
fasilitator dalam pemberdayaannya menemukan kader-kader pemuda
yang memiliki akidah yang kuat, memiliki bekal ilmu dan pengetahuan
serta dibekali kapasitas yang memadai. Oleh karena itulah ada suatu
harapan dari masyarakat terhadap para pemuda-pemuda desa Adiwerna
akan suatu peran yang dijalankan sebagaimana mestinya, sesuai dengan
kedudukannya dalam lingkungan kemasayarakatanya. Kelompok
tersebut dituntut memegang peranan yang diberikan oleh masyarakat
desa Adiwerna kepada kelompok, dalam hal ini peranan dapat dilihat
sebagai bagian dari struktur masyarakat. Begitu pula dengan organisasi
IPNU-IPPNU Adiwerna, memiliki tugas sendiri dalam memenuhi
kebutuhan para anggota dan pemudanya, di samping tugas adapula
harapan-harapan yang besar dari pihak organiasai selaku pemberi
manfaat dan pemuda-pemuda selaku penerima manfaat.
97
Tabel 7
Analisis Keterkaitan antara
Tugas Harapan Organisasi IPNU-IPPNU, Harapan Pemuda dalam
Pemberdayaan Pemuda Melalui Pendidikan
No Tugas
Harapan
Organisasi
IPNU-IPPNU
Harapan
Pemuda
Kesesuaian antara
Tugas, Harapan
Organisasi IPNU-
IPPNU dan
Harapan Pemuda
1 Meningkatan
Kapasitas dan
Ketrampilan
Kader IPNU-
IPPNU
Agar mampu
berkomitmen
serta bergerak
sebagai anggota
dan pemuda
untuk
melakukan
perubahan sikap
yang lebih baik.
Agar pemuda
bisa ikut
berpartisipasi
dan memiliki
pengetahuan
baru
Tugas yang
dijalankan berkaitan
dengan harapan
organisasi IPNU-
IPPNU dan pemuda.
Organisasi IPNU-
IPPNU adalah dari
memberikan
pengetahuan baru
yang kemudian
berkembang menjadi
sebuah perubahan
sosial. Oleh karena
itu, adanya sebuah
kesesuaian antara
tugas organisasi
IPNU-IPPNU dan
harapan pemuda
Adiwerna.
2 Mengembangan
Minat dan Bakat
Agar dapat
mengembangkan
dan
mengarahkan
bakat yang ada
dalam diri para
anggota dan
pemuda
Adiwerna
sehingga sesuai
dengan
kemampuan
serta minat dan bakat yang
Agar dapat
berlatih dan
mengembangkan
bakat dalam
pelatihan-
pelatihan minat
dan bakat.
Organisasi IPNU-
IPPNU telah
melakukan tugas
minat dan bakat
dalam program
pelatihan. Organisai
IPNU-IPPNU juga
tidak hanya
memberikan
pelatihan saja namun
menyediakan
lapangan pekerjaan
bagi para pemuda-pemudi yang ingin
98
dimilikinya yang
bisa berdampak
kapabilitas untuk
belajar dan
berlatih secara
optimal.
mensosialisasikan
pelatihan tersebut
kepada masyarakat.
3 Mendorong
tumbuh dan
berkembangnya
anggota IPNU-
IPPNU terhadap
tanggung jawab
sosial
kemasyarakatan
baik secara
individu
maupun
kolektif.
Agar
menjadikan
pemuda-pemuda
yang bermanfaat
dan bisa
membanggakan
desa Adiwerna
yang
menunjukan
sifat
perubahannya
dengan bentuk
tanggung jawab
sosial
kemasyarakatan.
Agar menjadi
pemuda yang
bermanfaat, dan
tumbuh menjadi
pemuda yang
diharapkan
organisasi dan
masyarakatnya
Kesesuaian antara
tugas,harapan IPNU-
IPPNU dan harapan
pemuda ditampakan
dengan satu tujuan
yaitu agar menjadi
pemuda yang
bermanfaat dan
menunjukan tangung
jawab sosial
kemasyarakatannya.
Sumber: Hasil Analisis Pengolahan Data
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, telah diketahui bahwa peran organisasi
IPNU-IPPNU sesuai dengan harapan pemuda desa Adiwerna. Adapun tugas
IPNU-IPPNU adalah meningkatkan kapasitas dan keterampilan kaderisasi,
mengembangkan minat dan bakat, mendorong tumbuh dan berkembangnya
kesadaran kader dan anggota IPNU-IPPNU terhadap tanggung jawab sosial
kemasyarakatan baik secara individu maupun kolektif.
Harapan organisasi IPNU-IPPNU adalah Agar mampu berkomitmen
serta bergerak sebagai anggota dan pemuda untuk melakukan perubahan sikap
yang lebih baik, Agar dapat mengembangkan dan mengarahkan bakat yang
ada dalam diri para anggota dan pemuda Adiwerna agar dapat
mengembangkan dan mengarahkan bakat yang ada dalam diri para anggota
dan pemuda Adiwerna sehingga sesuai dengan kemampuan serta minat dan
bakat yang dimilikinya yang bisa berdampak kapabilitas untuk belajar dan
berlatih secara optimal, dan agar menjadikan pemuda-pemuda yang
bermanfaat dan bisa membanggakan desa Adiwerna yang menunjukan sifat
perubahannya yang positif dengan merealisasikan program pemberdayaan
dalam bentuk tanggung jawab sosial kemasyarakatan.
100
Begitupula harapan-harapan penerima manfaat dari masing-masing
tugas yang dilakukan oleh IPNU-IPPNU antara lain agar pemuda bisa ikut
berpartisipasi dan memiliki pengetahuan baru, agar dapat berlatih dan
mengmbangkan bakat dalam pelatihan-pelatihan minat dan bakat, dan agar
menjadi pemuda yang bermanfaat, dan tumbuh menjadi pemuda yang
diharapkan organisasi dan masyarakatnya.
B. Saran
Berdasarkan kajian analasis yang mendalam beberapa masukan dan
saran sangat penting untuk diperhatikan, maka sebagai peneliti memberikan
saran kepada semua pihak yang terkait dalam kegiatan di organisasi IPNU-
IPPNU Adiwerna sebagai berikut:
Penulis merasa organisasi IPNU-IPPNU harus memulai dengan
pemberdayaan ke masyarakat umum bukan hanya terhadap pemua-pemudi
desa Adiwerna saja. Oleh karena itu penulis menawarkan program Bank
Sampah guna memberdayakan masyarakatnya, karena jika diteliti organisasi
pelajar dan pemuda seperti yakin mampu membuat inovasi terbaru dengan
mengadakan program tersebut.
Organisasi IPNU-IPPNU di kota Tegal termasuk organisasi yang bisa
dibilang besar dan ternama, dengan melihat anggota IPNU-IPPNU Adiwerna
berkisar 30 orang, penulis merasakan jumlah tersebut termasuk jumlah yang
sedikit untuk takaran wilayah kecamatan. Oleh sebab itu penulis menyarankan
untuk melakukan pengenalan visi, misi, serta kemanfaatan organisasi yang
101
khusus yang dimiliki oganisasi IPNU-IPPNU Adiwerna kepada masyarakat
umum.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2002.
Al-Shabuni, Ali. Shafwah al-Tafasir: Tafsir li al-Qur’an al-Karim. Dar al-Kutub al-
Islamiyyah Jakarta, Indonesia 1999.
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta,
2008.
Berry, David. Pokok-pokok Pikiran dan Sosiologi. Jakarta: Rajawali, 1995.
Bungin, Burhan. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT Balai Pustaka, 1998.
Dewanata, Pandu dkk. Rekonstruksi Pemuda. Jakarta: Kementrian Negara Pemuda
dan Olahraga, 2008.
Fisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005.
Ghony, Djunaidi dan Faozan. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar- Ruz
Media, 2012.
Handoko Tani. Manajemen, Edisi II, cet. Ke-XI. Yogyakarta, 1997.
Hendropuspito. Sosiologi Sistematika. Yogyakarta: Kanisius. 1989.
Ihsan Fuad H. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013.
Joesoef Soelaman. Konsep Dasar Pendidikan non formal. Jakarta: Bumi Aksara,
1992.
Kamilun Rofik dkk. Buku Saku IPNU dan IPPNU. Semarang: Adi Ofset.
Mardikanto Totok dan Soebiato Poerwoko, Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perspektif Kebijakan Publik. Edisi Revisi, Bandung: Alfabeta 2013.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya,
2006.
Rachbini, Didik J. Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Grasindo, Aggota IKAPI, 2001.
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003.
Sabri Alisuf M. Ilmu Pendidikan, cet. Ke-I. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2005.
Salam Syamsir dan Fadhilah Amir. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Shariati Ali. Tugas Cendikiawan Muslim. Jakarta: CV. Rajawali, 1984.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah, Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an
Volume XIV Jakarta: Lentera Hati, 2006.
Soekanto Soejono, Sosiologi Suatu Pengantar, cet. Ke-38. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005.
Suhartini Rr. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, Cet. Ke-I. Yogyakarta: PT.
Lkis Pelangi Aksara, 2005.
Suharto Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, cet. V. Bandung: PT
Refika Aditama, 2005
Sumodiningrat Gunawan. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Soetomo. Strategi-strategi Pengembangan Masyrakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006.
Soewadji, Jusuf. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Jurusan Sosiologi, 2003.
Soyomukti Nurani. Teori-Teori Pendidikan, cet. Ke-I. Jakarta: Ar-Ruzz Media,
2013.
Syafi’i Ahmad Agus. Manajemen Masyarakat Islam. Bandung: Gerbang Masyarkat
Baru.
Tampubolon, Mangatas. Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru Manajemen
Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001.
Undang-undang RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, cet. Ke-I.
Yogyakarta: Media wacana Press, 2003.
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, cet. Ke-XI. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Fikri Dzulkarnain, Peran Yayasan Griya Yatim dan Dhu’afa Dalam Pemberdayaan
Kaum Dhu’afa Melalui Pendidikan Ketrampilan Di Bekasi, (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2014).
Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui
Pendidikan Ketrampilan Di Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja,
Jakarta Utara, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010).
Cecep Sopandi, Peran Pelajar Islam Indonesia (PII) Dalam Pemberdayaan Politik
Pelajar, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2013).
Rina Martha Errawati, Peran Karang Taruna dalam Pembinaan Pemuda, (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember, 2014).
Zikri Maulana, Peranan Majlis Taklim Persatuan Remaja Islam (PERSITA) Dalam
Pemberdayaan Keagamaan Remaja, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).
Setiani Azhari, Pengertian dan Tujuan Kajian Pusaka, artikel diakses pada 12
Desember 2014 dari http://www.ipapedia.web.id/2015/01/pengertian-dan-
tujuan-tinjauan-pustaka.html