peran kepala sekolah sebagai supervisor bidang...
TRANSCRIPT
PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
BIDANG AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI MI AL-
MURSYIDIYYAH
Skripsi
Diajukan Kepada Faklutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh
Riza Badruzzaman
NIM. 11150182000034
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Riza badruzzaman NIM: 11150182000034, Peran Kepala Sekolah Sebagi
Supervisor Bidang Akademik Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik
Guru Di MI Al-Mursyidiyyah, skripsi Program Sastra 1, Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peran kepala sekolah
sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Penelitian
ini dilaksanakan di MI Al-Mursyidiyyah di pamulang tangerang selatan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara observasi, studi
dokumen dan angket.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran kepala sekolah sebagai supervisor
sudah menjalankan perannya, namun belum optimal Hal ini ditunjukkan dengan
peran kepala sekolah sebagai supervisor bidang akademik di terapkan melalui
perencanaan, pelaksanaan dan menindaklanjuti dapat meningkatkan kompetensi
pedagogik guru. Disarankan agar kepala sekolah konsosten dengan jadwal yang
sudah disepakati dalam melaksanakan supervisi akademik, tidak diwakili kepada
guru atau pihak lainnya karena dikahwatirkan tidak sesuai dan intensif dalam
membimbing guru cara mengajar dan mengatasi masalah siswa sehingga
kompetensi pedagogik guru meningkat.
Kata kunci : Peran Kepala Sekolah, Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Bidang Akademik, Kompetensi Pedagogik Guru
vii
ABSTRACT
Riza badruzzaman NIM: 11150182000034, Role of School Principals as
Academic Supervisors in Increasing Pedagogical Competence of Teachers in
MI Al-Mursyidiyyah, thesis of Literature Program 1, Faculty of Tarbiyah and
Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019
This study aims to describe how the principal's role as a supervisor in improving
teacher pedagogical competence. This research was conducted at MI Al-
Mursyidiyyah in South Tangerang South Tangerang. This research uses a
qualitative method with a descriptive approach. Data collection techniques are
done by observation interviews, document studies and questionnaires.
The results of this study indicate that the role of the principal as a supervisor has
carried out his role, but not yet optimal. This is indicated by the role of the
principal as a supervisor in the academic field which is implemented through
planning, implementing and following up to improve teacher pedagogical
competence. It is recommended that the school principals be consistent with the
agreed schedule for conducting academic supervision, not represented to the
teacher or other parties because they are feared to be inappropriate and intensive
in guiding teachers how to teach and address student problems so that the
pedagogical competence of teachers increases.
Keywords: Role of School Principals, School Principals as Academic
Supervisors, Teacher Pedagogical Competencies
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahhiruobbilaalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat taufiq dan hidayahnya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah dalam bentuk
skripsi. Sholawat serta salam semoga tetap tercurankan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita pada zahman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan ini.
Penyusunan skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana S1 pada jurusan Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang terdapat di dalamnya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh oleh penulis sendiri, namun berkat
bantuan, dukungan, motivasi, saran dan doa dari banyak pihak akhirnya
dalam penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dari itu dengan
kerendahan hati, penulis menyampaikan banyak rasa terimakasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Drs. H. Mu’arif Sam, M.Pd selaku ketua prodi Manajemen Pendidikan.
3. Drs. H. Mu’arif Sam, M.Pd selaku dosen dan ketua prodi Manajemen
Pendidikan periode 2018/2019 yang telah memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis.
4. Drs. Nurochim, M. M, sebagai dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya dengan penuh kesabaran dan
ix
selalu memberikan motivasi serta semangat dalam penyusunan skripsi
dari awal hingga akhir.
5. Nurdelima Waruwu, M,Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya serta selalu memberikan
motivasi dan doa agar dalam penyusunan skripsi dapat terselesaikan.
6. Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing dan membrikan ilmu dengan
setulus hati.
7. HJ. Murdati, S.Ag selaku kepala sekolah MI Al-Mursyidiyyah yang
telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian
8. Seluruh guru dan staf TU MI Al-Mursyidiyyah yang telah membantu
penulis dalam melengkapi data-data yang dibutuhkan.
9. Ayahanda Ahmad Syatiri dan Ibunda Nur Azizah selaku orang tua
yang saya cintai, senantiasa memberikan dedikasinya yang teramat
luar biasa kepada penulis dan dengan penuh kesabaran dalam
memberikan semangat dan motivasi setiap harinya sehingga penulis
dapat menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Adek Zulfah Nabila dan Adek Muhammad Hanan Hazdami, selaku
saudara kandung yang saya cintai, senantiasa memberikan semangat
kepada penulis.
11. Mutiara Citra Abdullah, selaku pasangan yang saya cintai yang
senantiasa selalu ada dan memberikan doa dan support setiap
mengerjakan skripsi
12. Keluarga Bar-Bar (Denjaw, Azzam, Ajiz, Naufal, Fuad, Satria, Irfan,
Alfa, Nca, Eza, Azizah, Rere, Selfi, Anis) yang selalu memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis.
13. Keluarga Besar MP Angkatan 2015, yang telah menjadi teman
seperjuangan selama ini dalam menempuh pendidikan S1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
selalu memberikan dukungan, suport dan doa dalam proses
penyusunan skripsi ini.
x
Dengan harapan semoga Allah SWT membalas atas segala kebaikan
dan ketulusan semua pihak yang telah membantu penulis dengan pahala
yang berlipat ganda. Akhirnya tiada kata untaian kata yang berharga selain
kata syukur atas karunia dan ridhonya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua pihak khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Jakarta, 01 November 2019
Riza Badruzzaman
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6
C. Perbatasan Masalah...................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
E. Tujuan penelitian ......................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 9
A. Kajian Teori ................................................................................................. 9
B. Hasil penelitian yang relevan ..................................................................... 39
C. Kerangka berfikir ....................................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 43
A. Tempat dan waktu penelitian ..................................................................... 43
B. Metode penelitian ...................................................................................... 44
C. Sumber Data .............................................................................................. 44
D. Instrumen penelitian .................................................................................. 45
E. Teknik pengumpulan data .......................................................................... 51
F. Pengolahan Data ........................................................................................ 54
G. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data ......................................... 55
xii
H. Teknik analisis data ................................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 58
A. Gambaran umum MI Al-Mursyidiyyah .................................................... 58
B. Deskripsi dan analisi data .......................................................................... 62
Bab V .................................................................................................................... 94
Penutup ................................................................................................... 94
A. Kesimpulan ................................................................................................ 94
B. Saran .........................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 100
BIODATA PENULIS ......................................................................................... 164
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tujuan Supervisi ............................................................................... 26
Gambar 2.1 Bagan kerangka pemikiran ................................................................ 42
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pelaksanaan penelitian .......................................................................... 43
Tabel 3.2 Kisi-kisi pedoman wawancara .............................................................. 46
Tabel 3.3 Kisi kisi angket ..................................................................................... 46
Tabel 3.4 Skor item alternatif jawaban responden ................................................ 53
Tabel 3.5 Hasil perhitungan interval ..................................................................... 55
Tabel 4.2 Pemahaman Visi Dan Misi Pendidikan Nasional ................................. 80
Tabel 4.3 Pemahaman Hubungan Pendidikan Dan Pengajaran ............................ 80
Tabel 4.4 Pemahaman Konsep Pendidikan Dasar Dan Menengah ....................... 80
Tabel 4.5Pemahaman Fungsi Sekolah .................................................................. 81
Tabel 4.6 Indentifikasian Permasalah Umum Pendidikan Dalam Proses Dan Hasil
Pendidikan ............................................................................................................. 81
Tabel 4.7 Pemahaman Sistem Pendidikan Sekolah Maupun Luar Sekolah.......... 82
Tabel 4.8 Pemahaman Guru Terhadap Siswa ....................................................... 82
Tabel 4.9 Pemahaman Guru Terkait Perkembangan Siswa .................................. 83
Tabel 4.10 Pemahaman Guru Terkait Kemampuan Siswa ................................... 83
Tabel 4.11 Pemahaman Guru Terkait Keunggulan Dan Kekurangan Siswa ........ 83
Tabel 4.12 Pemahaman Guru Terhadap Hambatan Yang Di Hadapi Siswa ......... 84
Tabel 4.13 Pemahaman Guru Terkait Penulisan Identitas Mata Pelajaran ........... 84
Tabel 4.14 Pemahaman Guru Dalam Merumusan Standar Kompetensi............... 84
Tabel 4.15 Pemahaman Guru Dalam Menentukan Kompetensi Dasar................. 85
Tabel 4.16 Pemahaman Guru Dalam Menentukan Materi Pokok Dan Uraian
Materi .................................................................................................................... 85
Tabel 4.17 Pemahaman Guru Dalam Menentukan Pengalaman Belajar .............. 85
Tabel 4.18 Pemahaman Guru Dalam Menentukan Alokasi Waktu ...................... 86
xv
Tabel 4.19 Pemahaman Guru Dalam Menentukan Sumber Bahan....................... 86
Tabel 4.20 Kemampuan Guru Mengidentifikasi Kebutuhan Pembelajaran ......... 87
Tabel 4.21 Kemampuan Guru Menganalisis Kompetensi Dasar .......................... 87
Tabel 4.22 Kemampuan Guru Menyusun Program Pembelajaran........................ 88
Tabel 4.23 Pemahaman Berbagai Teori Dan Prinsip Pembelajaan Yang Mendidik
Terkait Dengan Mata Pelajaran Yang Diampu ..................................................... 88
Tabel 4.24 Pemahaman guru dalam menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta
didik sebagai tahapan proses pembelajaran .......................................................... 89
Tabel 4.25 Pemahaman Prinsip-Prinsip Evaluasi ................................................. 89
Tabel 4.26 Penentuan Aspek-Aspek Hasil Belajar Yang Penting Untuk
Dievaluasi .............................................................................................................. 90
Tabel 4.27 Kemampuan Guru Mengumpulkan Dan Mengolah Informasi Hasil
Belajar Siswa ......................................................................................................... 90
Tabel 4.28 Kemampuan Guru Memperhatikan Teknik Pembelajaran................. 91
Tabel 4.29 Kemampuan Guru Menyediakan Kegiatan Pembelajaran Untuk
Mendorong Peserta Didik Mencapai Prestasi Secara Optimal ............................. 91
Tabel 4.30 Kemampuan guru menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi pserta didikdan kreativitasnya .................................. 92
Tabel 4.31 Kemamuan Guru Mengindentifikasi Siswa Tentang Bakat, Minat,
Potensi Dan Kesulitan Belajar .............................................................................. 92
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Bimbingan Skripsi ........................................................................... 101
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 102
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 103
Lampiran 4 Pedoman Wawancara ...................................................................... 104
Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah ................................................... 107
Lampiran 6 Hasil Wawancara Guru .................................................................... 111
Lampiran 7 Instrument Angket ........................................................................... 131
Lampiran 8 Hasil Angket Guru ........................................................................... 136
Lampiran 9 perencanaan supervisi akademik ..................................................... 138
Lampiran 10 jadwal supervisi ............................................................................. 139
Lampiran 11 instrument kunjungan kelas ........................................................... 140
Lampiran 12 instrument observasi kelas ............................................................. 141
Lampiran 13 instrument rapat-rapat .................................................................... 142
Lampiran 14 instrument diskusi kelompok ......................................................... 143
Lampiran 15 laporan kunjungan kelas ................................................................ 145
Lampiran 16 laporan observasi kelas .................................................................. 146
Lampiran 17 laporan rapat-rapat ......................................................................... 147
Lampiran 18 laporan diskusi kelompok .............................................................. 149
Lampiran 19 laporan workshop terkait pembelajaran ......................................... 150
Lampiran 20 laporan konsultasi guru .................................................................. 151
Lampiran 21 Rencana Perancangan Pembelajaran guru ..................................... 152
Lampiran 22 Silabus Guru .................................................................................. 154
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi suatu
bangsa. Maju mundurnya pendidikan sangat berpengaruh pada
kemajuan negara. Pendidikan dapat diselengggarakan dilembaga
pendidikan formal seperti di sekolah. Dalam kalian ini pemerintah
menyusun suatu sitem pendidikan nasional yaitu UU No.20 tahun
2003 Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional., berikut ini.
Pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman
dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab, manusia memiliki hak yang
sama untuk mendapatkan pendidikan.
Penjelasan di atas bahwa pemerintah diwajibkan
mengembangkan kemampuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa
termasuk peserta didik dengan menjadikannya manusia beriman
bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga yang demokrasi serta bertanggung jawab. Dan salah
satu diantaranya sangat berpegaruh pada keberhasilan dalam
pendidikan adalah kualitas guru
Di Madrasah para peserta didik diarahkan untuk menguasai
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik agar mereka dapat
bermanfaat bagi kehidupan bangsa dan negara. Pendidikan adalah hal
terpenting bagi setiap negara untuk dapat berkembang pesat. Negara
yang hebat akan menempatkan pendidikan sebagai prioritas
pertamanya, karena dengan pendidikan, kemiskinan pada rakyat di
2
negara tersebut akan dapat tergantikan menjadi kesejahteraan.
Bagaimanapun dalam perkembangannya, pendidikan di indonesia
senantiasa harus menghadapi beberapa masalah di setiap tahapnya.
Masalah-masalah tersebut hanya dapat diselesaikan dengan partisipasi
dari semua pihak yang terkait di dalam sistem pendidikan seperti
orangtua, guru-guru, kepala madrasah, masyarakat dan juga peserta
didik itu sendiri.Sehingga kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari
faktor pendidikan, karena pendidikan mempunyai peranan penting
dalam usaha meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang
merupakan unsur penting dalam pembangunan suatu bangsa.
Menurut Kompri bahwa Sekolah merupakan sebuah lembaga
yang bersifat kompleks dan unik.1 Bersifat kompleks karena sekolah
sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu
sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat
unik, menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-
ciri tertentu yang tidak di miliki organisasai lainnya yaitu ciri-ciri
dalam proses belajar mengajar dan lokasi terselenggaranya
pembudayaan kehidupan para siswa.
Madrasah pun mempunyai tujuan-tujuan tersendiri dalam
meningkatkan sekolah yang bermutu. Tujuan sekolah tersebut adalah
mewadahi bagi semua manusia yang ingin menempuh pendidikan dari
Radhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah,
Madrasah Aliyah hingga perguruan tinggi agar dapat mengetahui
kesuksesan di masa depan, memperoleh ilmu pengetahuan yang luas,
berpikiran bebas dalam hal pendidikan, ekonomi maupun politik dan
menjadi manusia yang berwawasan tinggi. Begitu pula Salah satu cara
untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui interaksi dalam proses
pembelajaran di madrasah yang dilakukan secara sadar, sistematik dan
1Kompri, Manajeman Sekolah Oreantasi Kemandirian Kepala Sekolah, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015) ,H 21
3
terarah menuju ke arah perubahan tingkah laku peserta didik sesuai
dengan yang diharapkan.
Agar madrasah berjalan dengan lancar dan baik dibutuhkan
dibutuhkannya penggerak dalam kelas agar para siswa/i dapat belajar
dengan baik dan membantu untuk menggapai cita-cita yaitu seorang
guru. Guru merupakan kunci utama dalam meningkatkan prestasi
siswa. Karena gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta
didik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanannya.
Maka dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa dipengaruhi oleh
kompetensi guru yang maksimal. Namun menurunnya prestasi peserta
didik bisa disebabkan karena melemahnya kompetensi guru dan
banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya.
Setiap guru dalam mendidik para siswa/i harus mengikuti tata
tertib sekolah, perintah kepala madrasah dan menguasai
materi/kurikulum. Begitu pula mengusai terkait kompetensi guru
dalam kegiatan proses belajar mengajar. Menurut Feralys Novauli
mengatakan bahwa Kompetensi guru diartikan dengan penguasaan
terhadap suatu tugas (mengajar dan mendidik), keterampilan, sikap
dan apresiasi yang diperlukan untung menunjang keberhasilan proses
pendidikan yang dilakukannya.2 Oleh karena itu guru harus dapat
memahami kompetensinya sehingga guru dapat memberikan edukasi
sesuai kebutuhan para siswa/i.
Menurut UU No. 14 tahun 2005 pasal 10, Ayat 1 tentang Guru
dan Dosen, menyatakan bahwa : kompetensi pendidik sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial.
2Feralys Novauli. M, Kompetensi Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar, Jurnal
Administrasi Pendidikan¸ Vol 3, 2015, H. 47
4
Seorang guru harus menguasai empat kompetensi tersebut
untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas dan guru harus
sungguh-sungguh dan baik dalam menguasai kompetensi tersebut agar
tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik.
Dalam penelitian ini, penulis hanya menjelaskan satu dari
empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu
kompetensi pedagogik, menurut republika bahwa tahun 2017 dari 3,9
juta guru yang ada saaat ini sebanyak 25 persen masih belum
memenuhi syarat kualifikasi akademik 52 persen guru belum memiliki
sertifikat profesi. Maka dari itu para guru masih rendah dalam
menguasai kompetensi pendagogik dan juga beberapa guru yang
mengajar tidak sesuai dengan komptensi, mengajar tidak sesuai
profesinya, proses pembelajaran mendidik masih belum maksimal dan
minimnya dalam memberikan pelatihan terkait kompetensi pedagogik.
Untuk mengantisipasi kekurangan guru dalam kompetensi
pedagogiknya diperlukan nahkoda atau kepala madrasah yang
berkualitas supaya kemampuan guru menjadi baik dengan demikian
kemampuan guru terutama kompetensi pedagogik sangat ditentukan
untuk kemajuan sekolah juga. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kepala madrasah adalah salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan,
karena itu kepala sekolah harus mampu membawa lembaganya ke
arah tercapainya tujuan dan telah ditetapkan, ia harus mampu melihat
adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan
global yang lebih baik.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas mengajar guru
yakni dengan supervisi. Pada hakekatnya pelaksanaan supervisi adalah
suatu upaya dalam pembinaan, pengembangan serta perbaikan dalam
proses kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru.
5
Namun dalam hal ini, yang paling berpengaruh pada
peningkatan kompetensi guru adalah kepala sekolah sebagai
supervisior.
Peran supervisior kepala madrasah terealisasi dengan baik adalah
meningkatkan kompetensi guru melalui pengawasan dan pengendalian
yang diberikannya. Supervisi bertujuan sebagai penilaian seorang guru
terhadap kompetensi yang dimilikinya dan memberikan layanan
bantuan serta bimbingan kepda guru sebagai tenaga pendidik. Pada
saat ini, supervisi lebih dilihat sebagai alat penilaian guru yang pada
akhirnya hanya untuk meningkatkan akreditas sekolah yang dinilai
dari aspek supervisi guru. Ketika sekolah melihat supervisi hanya dari
sisi ini, maka sekolah telah melupakan sisi lainnya.
Madrasah Ibtidaiyah Al Mursyidiyyah merupakan madrasah
yang sudah berstandar nasional dan sudah di aktresitas A. Madrasah
ini sudah berdiri selama kurangnya lebih 27 tahun lamanya,
merupakan madrasah terealisasi dengan baik dengan demikian
kehidupan suatu madrasah yang sudah dikenal sukses dalam mencetak
lulusan yang berkualitas, sehingga diamati oleh masyarakat sekitar.
selama ini terbukti dari lulusannya yang berprestasi dan jumlah murid
yang setiap tahunnya selalu meningkat. Ini semua tentunya tidak lepas
dari peran kepala madrasah dan prestasi gurunya. Namun dalam
pengembangan kompetensi guru, kepala madrasah harus dapat
memberikan pengawasan dan semangat serta menjalin interaksi yang
baik kepada guru. Akan tetapi kepala madrasah MI Al-Mursyidiyyah
jarang berada di sekolah, karena kepala sekolah mempunyai kegiatan
kegiatan lain dengan pihak-pihak tertentu seperti rapat dan pelatihan.
Dengan jarangnya keberadaan kepala sekolah tersebut, tentu
dapat memberikan jarak komunikasi antara kepala sekolah dengan
guru. Komunikasi yang kurang dari kepala sekolah akan dapat
mempengaruhi pengawasan bagi guru terutama dalam kompetensi
pedagogik karena guru membutuhkan bimbingan dan pelatihan dari
6
kepala sekolah agar meningkatkan kompetensi guru dalam
pembelajaran. Pada keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja
ditentukan oleh kompetensi yang dimilikinya. Sebagai pendidik
dituntuk untuk meningkatkan kualitasnya, guru membutuhkan
motivasi dari kepala madrasah. Lebih seringnya metode ceramah yang
dilakukan oleh guru, maka tentu harus ada inovasi dalam mengajar
agar suasana murid dalam belajar menigkat.
Sedangkan untuk menjadikan sekolah agar dapat mencetak
lulusan yang berkualitas diperlukan kompetensi gutu yang baik agar
dapat meningkatkan produktivitas di sekolah tersebut. Sehingga
terdapat pertanyaan disini apakah kompetensi guru yang baik tersebut
dikarnakan peran kepala madrasah terealisasi dengan baik dengan
demikian kehidupan suatu madrasah didalamnya. Untuk itu menjawab
semua itu maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “PERAN KEPALA SEKOLAH
SEBAGAI SUPERVISOR BIDANG AKADEMIK DALAM
MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI MI
AL-MURSYIDIYYAH DI TANGERANG SELATAN”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul antara lain:
1. Kurang optimalnya Supervisi akademik yang dilakukan oleh
kepela madrasah
2. Masih rendahnya komunikasi kepala sekolah dengan guru
3. Masih kurangnya peran kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik guru
4. Pengembangan kompetensi guru belum sesuai dengan harapan.
5. Masih rendahnya guru dalam menguasai kompetensi pedagogik
7
6. Perlu motivasi dari kepala sekolah untuk meningkatkan keahilan
pedagogik guru
7. Belum optimalnya pelatihan yang diikuti oleh guru dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
C. Perbatasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah di atas, maka diketahui
permasalah yang muncul secara luas, untuk itu permasalah peneliti di
batasi pada:
1. Peran Kepala sekolah sebagai supervisior bidang akademik dalam
meningkatkan kompetensi pendagogik guru.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah
penelitian ini adalah: Bagaimana peran kepala madrasah dalam
meningkatkan kompetensi pendagogik guru di MI Al-Mursydiyyah?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusaln masalah di atas tujuan penelitian ini adalah
Untuk mengetahui peran kepala madrasah sebagai supervisior bidang
akademik dalam meningkatkan kemapuan pendagogik guru
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik
secara teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis
Memberikan wawasan teoritis tentang peran kepala
madrasah dalam meningkatkan kemampuan pendagogik guru.
2. Secara Praktis
Penelitian ini secara praktis dapat memberikan manfaat bagi
pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
a) Bagi madrasah, untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
bahan evaluasi di madrasah.
b) Bagi kepala madrasah, untuk meningkatkan kinerja dan
motivasi dalam memimpin madrasah
8
c) Bagi guru, untuk meningkatkan kompetensi pendagogik guru
d) Bagi peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan pengembangan yang lebih variatif untuk peningkaan
kemampua pendagogik guru.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kompetensi pedagogik
a. Pengertian kompetensi pendagogik
Salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar
pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis adalah
kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik secara jelas adalah
ilmu yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam
pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik seperti tujuan
pendidikan, alat pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak
didik dan pendidik. Dikarnakan sangat berpengaruh dalam
meningkatkan kualitas sekolah dan pemahaman peserta didik,
mengelola pembalajaran yang mendidik dan dialogis serta evaluasi
hasil belajar. Dengan itu sekolah akan berkembang pesat bila
konsisten dalam menerapkan kompetensi pedagogik pada guru.
Kompetensi pedagogik menurut UU RI Nomor 14 tahun
2005 dan PP Nomor 19/2005 tentang Guru dan Dosen adalah
kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan
mengelola pembelajaran pembelajaran yang mendidik dan
dialogis.3 Dari paparan di atas bahwa kompetensi pedagogik adalah
kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam
meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak
sedangkan pembelajaran yang mendidika meliputi kemampuan
merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran,
menilai proses hasil pembelajaran dan melakukan perbaikan secara
berkelanjutan.
Menurut Trianto & Titik Triwulan tutik bahwa “kompetensi
pedagogik adalah kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman
3 UU RI Nomor 14 tahun 2005 dan PP Nomor 19/2005 tentang Guru dan Dosen
10
peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan
dialogis.”4 Pendapat ini menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik
merupakan dasar dari kemampuan memahami dan mengelola
peserta didik dalam tecapainya pembelajaran secara mendidik.
Senada dengan paparan di atas, menurut Agus wibowo dan
Hamrin bahwa “kompetensi pedagogik adalah pemahaman guru
terhadap anak didik, perencanaan, pelaksanaan, pembelajaran,
evaluasi hasil belajar dan pengembangan anak didik untuk
mengaktualisasikan sebagai potensi yang dimilikinya.”5 Pendapat
ini menjelaskan Bahwa sekolah harus mampu menguasai
kompetensi pedegogik seperti pemahaman peserta didik,
perencanaan, pelaksanaan, pembelajaran evaluasi hasil belajar dan
pengembangan anak didik agar menciptakan peserta didik dan
sekolah yang berkualitas.
Sejalan dengan gagasan Agus Wibowo di atas, menurut
Chaerul Rochman dan Heri Gunawan bahwa “kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimilikinya.”6 Dengan demikian kompetensi pedagogik adalah
pemahaman dalam mengelola pembelajaran terhadap pelaksanaan
dan evaluasi hasil belajar dalam mengembangkan potensi para
peserta didik.
Bahwa kompetensi pedagogik adalah gambaran seorang
guru dalam mengelola peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadapt peserta didik, perencanaan, pengolaan pembelajaran yang
4 Trianto & Titik Triwulan Tutik, Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualifikasi,
Kompetensi & Kesejahteraan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007) h. 85 5 Agus Wibowo dan Hamrin, Menjadi Guru Berkarakter (Strategi Menbangun Kompetensi
& Karakter Guru), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 110 6 Chaerul Rochman dan Heri Gunawan, Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru
Yang Menjadi Guru Yang Dicintai dan Diteladani, (Bandung: Nuansa Cendika, 2012) h. 26
11
mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar dan pengembangan
siswa dalam mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.
Dalam proses mendidik ini sekolah sebagai
penyelenggaraan pendidikan mengarut secara lebih terperinci
mengenai kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru dan
mencakup segala belajar mengajar siswa di sekolah, sehingga ini
menjadi bahan acuan dan landasan untuk pelaksanaan
pembelajaran di sekolah
b. Ruang lingkup kompetensi pendagogik guru
Agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik dan
efektif, maka guru diharuskan merncakan dan membuat rancangan
megenai kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung. Namun,
untuk dapat melaksanakan hal tersebut, guru harus terlebih dadulu
memahami menganai potensi dan karakteristik peserta didik
sehingga guru dapat menentukan kegiatan dan metode
pembelajaran yang akan digunakan dengan menyesuaikan pada
peserta didik. Hal ini bertujuan agar setiap peserta didik dapat
mengikuti dan melakukan pembelajaran yang dilaksanakan.
Sebenarnya dala kompetensi terdapat banyak lingkup yang
harus dipelajari dan dikuasai oleh guru. Tidak hanya dalam
merencakan dan membuat rancangan pembelajaran serta
pemahaman terhadap peserta didik, tetapi juga kemampuan dalam
memahami akan landasan kependidikan, kemampuan mengevaluasi
hasil belajar peserta didik, serta kemampuan mengambangkan
potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Untuk pembahasan ini
lebih lanjut mengenai ruang lingkup kompetensi pedagogik, berikut
ini adalah penjelasan mengenai hal tersebut.
Menurut Undang-undang nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kompetensi Guru, kompetensi yang arus dimiliki oleh guru
yaitu komptensi pedagogik
12
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik yang meliputi: (1) pemahaman
wawasan atau landasan kependidikan, (2) pemahaman
terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum
silabus, (4) perancangan pembelajaran, (5) pelaksanaan
pembelajaran yang medidik dan dialogis, (6) evaluasi hasil
belajar dan (7) pengembangan peserta didik untuk
megaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.7
a. Memahami wawasan atau landasan kependidikan
Guru harus memilki kemampuan dalam memahami
wawasan kependidikan yang meliputi (1) memahami visi dan
misi pendidikan nasional (2) memahami hubunga pendidikan
dan pengajaran (3) memahami konsep pendidikan dasar dan
menengah (4) memahami fungsi sekolah (5) identifikasi
permasalahan umum pendidikan dalam proses dan hasil
pendidikan (6) membangun sistem yang menunjukkan
keterkaitan pendidikan sekolah dan luar sekolah.8
Dari penyataan tersebut, maka dapat dijelaskan lebih lanjut
bahwa guru harus memiliki kemampuan dala memahami akan
wawasan kependidikan agar guru dapat melaksanakan kegiatan
pendidikan sesuai dengan dasar dan kebijaksanaan pendidikan
nasional. Dalam pemahaman ini, terdapat enam indikator yang
perlu diperhatikan, yaitu pertama, guru memiliki pemahaman
akan visi dan misi pendidikan nasional, Kedua, guru harus
mampu memahami kegiatan pendidikan dan pengajaran agar
tidak mengalami kesalahan dalam pelaksanakannya, ketiga,
memahami konsep pendidikan dasar dan menengah, keempat,
guru memiliki pemahaman akan fungsi sekolah sehingga guru
mengetahui kegiatan apa saja yang harus dilaksanakan dalam
ruang lingkup sekolah, kelima, guru mampu mengindentifikasi
dan menganalisa permasalahan yang terjadi dalam pendidikan,
baik mengacu pada proses maupun hasil pendidikan, keenam,
guru diharapkan mampu untuk bekerja sama dengan
7 Undang-undang nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru
8 Suharsaputra Uhar, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h.
213
13
membangun hubungan anatara pihak sekolah dengan
masyarakat atau luas sekolah.
b. Memahami tentang peserta didik
“Memahami peserta didik meliputi mengenal dan
memahami siswa dengan baik, memahami tahap
perkembangan yang telah dicapainya, kemampuan,
keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta
faktor dominan yang mempengaruhinya.”9
Setiap peserta didik memiliki keunikasi berbeda-beda.
Untuk itu guru diharuskan memiliki pemahaman secara lebih
mendalam terkait dengan keunggulan dan kekurangan. Selain
itu, dari segi perkembangan secara tepat, namun ada juga yang
memiliki keterlambatan. Perbedaan ini bukanlah penghalang
atau hambatan bagi guru dalam melakukan pembelajaran.
Melainkan dengan kemampuan akan pemahaman ini, membuat
guru menjadi lebih kreatif dan inovatif karena guru dituntut
untuk merancang bahan, metode dan juga strategi dalam
pembelajaran dengan disesuaikan pada peserta didik mampu
mengikuti dan menerima materi dalam kegiatan pembelajaran
yang baik.
c. Mengembangkan kurikulum/silabus
Mengembangkan kurikulum/silabus “meliputi (1)
memahami penulisan identitas mata pelajaran (2) perumusan
standar kompetensi (3) penentuan kompetensi dasar (4)
penentuan materi pokok dan uraiannya (5) penentuan
pengalaman belajar (6) penentuan alokasi waktu (7) penentuan
sumber bahan.”10
9 Musfah Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011)., h. 31 10
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) h.41-42
14
Standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok
sudah di siapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu tugas guru
adalah mengembangkan setiap kompetensi dasar tersebut
dengan jalan menentukkan materi pokok, pengalaman belajar,
alokasi waktu dan sumber bahan. Untuk itu dimplementasi di
kelas, silabus perlu dijabarkan lagi ke dalam bentuk persiapan
mengajar, baik dalam bentuk satuan pelajaran maupun rencana
pembelajaran.
Abdul Majid mengemukakan tujuh indikator bagi guru
dalam mengembangkan silabus/kurikulum. Pertama, guru
harus memahami penulisan identitas mata pelajaran, yaitu
bagian yang perlu dituliskan dengan jelas nama mata pelajaran,
jenjang sekolah, kelas dan semester. Oleh karena itu guru akan
mendapatkan kejelasan tentang tingkat pengetahuan prasyarat,
pengetahuan awal dan karakteristik siswa yang akan diberi
pelajaran, kedua, standar kompetensi merupakan kerangka
yang menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran
yang terstruktural, penentuan standar kompetensi hendaknya
dilakukan dengan cermat dan hati-hati, karena jika setiap
sekolah atau sekelompk sekolah mengembangkan standar
kompetensi sendiri tanpa memperhatikan standar nasional,
maka pemerintah pusat akan kehilangan sisten untuk
mengonrol mutu sekolah dan berakibatnya kualitas sekolah
akan bervariasi dan tidak dapat dibandingkan antara kualitas
sekolah yang satu dengan kualitas sekolah yang lain, ketiga,
kompetensi dasar merupakan princian atau penjabaran lebih
lanjut dari standar kompetensi, untuk memperoleh perincian
tersebut perlu melakukan analisis standar kompetensi dengan
mengajukan pertanyaan, menggunakan kata-kata operasional
dan menggunakan pendekatan prosedural dan lainnya,
keempat, memberikan jabaran/materi pokok tersebut kedalam
15
uraian materi pokok atau biasa di sebut pembelajaran untuk
memudahkan guru, sekaligus memberikan arah serta cakupan
matri pembelajaran, kelima, pengalaman belajar dapat
diperoleh baik di dalam kelas maupun di luar kelas, bentuk
pengalama dlam kelas berupa telaah buku, undang-undang,
hasil penelitian mengadakan percobaan di labotarium,
mengukur tinggi benda menggunakan kilometer, dan kerja
praktek di studio, keenam, menentukan alokasi waktu, prinsip
yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, ruang
lingkup atau sakupan materi, frekuensi penggunaan materi baik
untuk belajar maupun di lapangan, serta tingkat pentingnya
materi yang dipelajari, ketujuh, penentuan bahan ajar
merupakan salah satu wujudnya, sumber bahan adalah rujukan,
referensi atau literatur baik untuk menyusun silabus maupun
buku yang digunakan guru.
d. Merancang pembelajaran
“Perancangan pembelajaran merupakan salah satu
kompetensi pedagogik yang akan bermura pada pelaksanaan
pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup
tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan
kompetensi dasar dan penyusunan program pembelajaran.”11
Pernyataan tersebut memberi makna bagi guru harus
memiliki kemampuan dalam menyusun dan merancang
kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan rancangan
dijadikan sebagai suatu alat pengukur dan pengendali kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, agar kegiatan pembelajaran
dapat berjalan optimal dan sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai maka guru diharuskan untuk menyusun langkah-lagkah
kegiatan pembelajaran.
11
Jamil S, Guru Profesional, Pedoman Kinerja, Kualifikasi & Kompetensi Guru
(Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2016) h. 102
16
Rancangan pembeajaran yang dibuat biasanya tidak
terlepas dari beberapa komponen, diantaranya pertama
identifikasi kebutuhan merupakan suatu kegiatan dalam
memilih dan menentukan apa saja kebutuhan dalam
melaksanakan pembelajaran, seperti halnya perkembangan
peserta didik, sumber belajar, alat, dan juga bahan materi,,
kedua, perumusan kompetensi dasar merupakan kegiatan
dalam menentukan kompetensi dasar apa yang hendakdicapai
oleh peserta didik dalam mempelajari suatu materi, ketiga,
penyusunan program pembelajaran merupakan aktifitas dalam
menentukan metode, strategi, dan kegiatan apa saja yang akan
dilaksanakan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
e. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
“Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
bahwa guru harus mampu menyiapkan pembelajaran yang bisa
menarik rasa ingin tahu siswa yaitu pembelajaran yang
menarik, menantang dan tidak monoton, baik dari sisi kemasan
maupun isi atau materinya.”12
Berdasarkan paparan di atas tersebut dapat dijelaskan
bahwa seorang guru harus melaksanakan pembelajaran yang
menarik agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar
dengan nyaman dan efektif. Siswa juga tidak akan merasakan
kejenuhan dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun harus
pandai dalam membuat kegiatan belajar mengajar dengan
menarik dan tidak terlalu monoton. Dengan demikian, siswa
pun akan nyaman berada di kelas dan memilki rasa ingin tahu
yang tinggi terhadap materi pembelajaran tersebut.
12
Musfah Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011).,h. 37
17
f. Mengevaluasi hasil belajar
Dalam mendorong siswa untuk lebih giat belajar secara
terus menerus dan juga meningkatkan fasilitas dan kualitas
belajar diperlukan evaluasi dalam pembelajaran agar belajar
siswa berkembang.“evaluasi adalah proses sistematis untuk
menentukkan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu melalui
penilaian..”13
Sesuai dengan rumusan tersebut, maka dapat dijelaskan
bahwa evaluasi adalah suatu proses sistematis yang perlu
dilakukan oleh guru untuk menentukkan perkembangan nilai
siswa melalui penilaian. Hal ini diperlukan untuk mengukur
mengenai seberapa jauh pencapaian peserta didik terhadap
proses belajar yang telah dilakukan.
Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil
belajar yang dicapai oleh siswa tetapi juga dari segi prosesnya.
Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses
belajar. Ini berarti optimalnya hasil belajar tergantung pula
pada proses belajar siswa dan proses mengajar gutu, oleh sebab
itu, perlu dilakukan penilaian terhadapt proses belajar-
mengajar.
“Penilaian proses hasil belajar merupakan komponen
penting dalam kegiatan pembelajaran dikarnakan kegiatan
penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat
pencapaian kompetensi dasar”14
Sesuai dengan pernyataan di atas bahwa proses hasil belajar
adalah suatu komponen yang sangat berpengaruh dalam
kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas
13
Mahirah. B, Evaluasi Belajar Peserta Didik, Jurnal Idaar Vol. I, No 2, 2017. H. 256 14
Rina melly, Pelaksanakan hasil Belajar Siswa Pada Sub Tema Hidup Rukun Dengan
Teman Bermain Di Kelas II SDN Banda Aceh, (jurnal ilmiah pendidikan guru sekolah dasar FKIP
Unsyiah, vol 2, No 1, 2017) hal. 60
18
dikarenakan kegiatan penilaian berguna untuk mengukur
kompetensi yang dimiliki siswa dalam belajar dan menilai
peningkatan belajar siswa agar mencapat kompetensi dasar.
Hal ini menunjukkan bahwa Penilaian hasil belajar
digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam
proses pembelajaran sehingga dapatkan dijadikan dasar untuk
mengukur, menilai tingkat pencapaian kompetensi dasar,
pengambilan keputusan dan perbaikan proses pembelajaran
yang telah dilakukan.
g. Mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya
Potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap
individu yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan
dalam berprestasi atas kemampuan yang terpendam pada diri
seseorang. Dalam mengembangkan potensi diri harus
mempunyai dorongan dari diri sendiri berupa belajar terus
menerus dikarnakan ilmu selalu berkembang dan
instansi/sekolah berupa pengayaan, workshop dan pelatihan
agar dapat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Jejen Musfah menyatakan “Mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliknya bahwa salah satu kunci untuk
memperoleh kehidupan yang baik adalah motivasi diri. Dalam
hidup, selalu mencari orang dan tempat yang menginspirasi
kamu, sehingga kamu termotivasi untuk meningkatkan potensi
kamu secara penuh.”15
Guru harus menjadi motivator bagi muridnya, sehingga
potensi mereka menjadi berkembang maksimal. Motivasi juga
diperoleh bukan hanya dari diri sendiri melainkan juga dapat
diperoleh dari luar diri, seperti dari lingkungan dan orang
banyak. Dengan motivasi maka diri seorang akan mendapatkan
15
Musfah Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011)., h. 42
19
dorongan, dorongan tersebut timbul pada diri seseorang secara
sadar aau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
turjuan tertentu. Dengan motivasi seseorang juga mendapatkan
usaha yang dapat menggerakkan untuk melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikendakinya atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
c. Upaya Pengembangan kompetensi pedagogik guru
Perkembangan semakin maju dan mendorong perubahan
kebutuhan peserta didik yang makin meningkat lalu banyak
tuntutan yang harus dipenuhi agar dapar meningkatkan integritas
pada siswa ,aka di perlukana pengembangan kompetensi pada guru
terutama kompetensi pedagogik. Kompetensi ini bukan didapat
begitu saja tanpa melalui suatu usaha-usaha yag dilakukan tetapi
kompetensi ini harus dicapai dengan susah payah melalui
pendidikan dan pelatihan seperti itu, tanpa adanua pendidikan dan
latihan dikhawatirkan kompetensi ini tidak dapat dicapai.
Secara konsep jabatan guru itu tidak harus semua orang
dapat dan boleh melakukannya. Jabatan guru menjadi suatu profesi
yang memiliki kekhususan-kekhususan dan kode etik tersendiri.
Baik orang-orang yang berbakat maupun yang kurang berbakat.
Maka dari itu harus menempuh latihan-latihan danpendidikan guna
mendapatkan kompetensi kegururan yang terus menerus
meningkat.
Dalam pencapaian dan peningkatan kompetensi ini guru
perlu usaha dari berbagai pihak, yaitu “pihak pemerintah, pihak
sekolah dan terutama sekali dari guru itu sendiri.”16
1) Usaha pemerintah
Pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan kualits
guru-guru di Indonesia dengan berbagai cara dengan tujuan
16
Zulhimma, Upaya Peningkatan Kompetensi Gur Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Islam, Jurnal Tarbiyah: Vol 22, 2015, hal. 362
20
agar hasil pendidikan lebih bermutu. Dalam pencapaian guru
yang berkompetensi banyak usaha yang dapat dilakukan
diantara lain:
a) Melalui workshop
Perkembangan guru dalam mengajar perlu
diperhatikan dalam kepribadian dan teknik agar dalam
mengajar tersistematis berupa workshop. Menurut Syaiful
Sagala mengemukakan bahwa:
Workshop dalam pendidikan diartikan sebagai suatu
kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari
sejumlah petugas pendidikan yang sedang
memecahkan suatu masalah melalui percakapan dan
bekerja secara kelopok maupun bersifat
perseorangan.17
Pendapat ini mejelaskana bahwa workshop ialah
kegiatan yang membicarakan tentang masalah dan solusi
dalam pendidikan dan meningkatkan pengetahuan guru
tentang pendidikan.
b) Upaya pemberian sertifikasi
Menurut kunandar “Program sertifikasi ini guru
merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu
guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru.”18
Pendapat ini menjelaskan bahwa proses pemberian
sertifikat pendidik dari pemerintah kepada guru yang telah
memiliki kulaifikasi akademik yang layak serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
c) Pendidikan lanjut
Menurut Sudarwan Danim, “Pendidikan lanjut
merupakan Suatu pembinaan profesi guru melalui
17
Syaiful sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,(Alfabeta:
Bandung, 2013), hal. 214 18
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), (PT Raja Grafindo: Jakarta, 2007), hal. 86
21
pendidikan lanjut dengan memberikan tugas belajar baik di
dalam maupun di luar negeri.”19
Pendapat ini menjelaskan
bahwa seorang guru hendak melanjutkan pendidikannya
untuk penambahan dalam menjamin kematangan
kepribadian guru dan penguasaan materi bidang studinya di
luar maupun di dalam negeri.
2) Usaha sekolah
Kepala sekolah merupakan pemimpin di sekolah yang
bertugas untuk membimbing, mengarahkan, membina,
mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan tugas bawahannya.
Dalam meningkatkan kompetensi guru kepala sekolah
mempunyai peranan yang cukup strategis. Menurut Syaiful
Sagala mengemukakan bahwa:
Kepala sekolah harus mampu merencanakan supervisi
manajeman kelembagaan sesuai kebutuhan layanan
pembelajaran oleh guru dan personel lainnya, mampu
melakukan supervisi untuk menumbuhkan profesionalisme
guru memberikan layanan belajar dengan menggunakan
teknik-teknik supervisi yang tepat dan mampu
menindaklanjuti hasil supervisi kepada guru melalui antara
lain on the job tranning mengembangkan profesionalisme
guru, membimbing penelitian tindakan kelas, konferensi
pembelajarn dan sebagainya.20
Pendapat ini menjelaskan bahwa kepala sekolah
mempunyai wewenang dalam melakukan sesuatu dan
menetapkan keputusan dalam suatu lembaga, begitu pula
mampu merencanakan supervisi manajeman kelembagaan
yang mempengaruhi layanan pembelajaran bagi guru, lalu
menumbuhkan profesionalisme guru dan mampu
menindaklajut hasil supervisi kepada guru agar tersistematis
dalam penyelenggaraanya berupa on the job training,
19
Sudarwan danim, Profesionalisasi Dan Etika Profesi Guru, (Alfabet: Bandung,
2013),hal. 32 20
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,(Alfabeta:
Bandung, 2013), h. 134
22
membimbing penelitiantindakan kelas dan konferensi
pembelajaran.
3) Usaha guru sendiri
Dalam meningkatkan kompetensinya guru harus
mempunyai kesadaran sendiri agar tidak tertinggal dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan, guru
hendaknya menjadi pembelajaran sejati yang haus akan
informasi.
Seorang guru tidak akan berkembang kemampuan
profesionalnya hingga dia berkemauan untuk melakukan
pengembangan diri secara kontin sehingga guru harus melalui
usaha-usaha sendiri yaitu sebagai berikut
a) Guru harus mempunyai komitmen pada siswa dan proses
belajarnya. Ini berarti bahwa komitemen tinggi tertinggi
guru adalah kepada kepentingan siswanya
b) Guru haru menguasai secara mendalam bahan/mata
pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya
kepada siswa
c) Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa
melalui berbagai teknik evaluasi, mulai dari cara
pengamatan dalam perilaku siswa samapai tes hasil
belajar.21
Pendapat ini menjelaskan bahwa seorang guru
mempunyai sikap dalam dirinya untuk perkembangan untuk
siswa agar pembelajaran yang ditempuhnya sesuai dengan
keinginan di masa depan. Sikap tersebut berupa komitmen
dalam mengasuh dan mengajar belajar siswa, lalu harus
menguasai bahan pelajaran dan memantau hasil belajar siswa
agar proses belajarnya tersistematis.
Demikianlah usaha-usaha yang dapat dilaksanakan
dalam pencapaian kompetensi guru dan meningkatkan mutu
profesi guru, usaha-usaha ini dilaksanakan oleh pemerintah,
21
Edi hendri, Guru Berkualitas: Profesional Dan Cerdas Emosi, (Jurnal Saung Guru: Vol 1
Np. 2 2010) H. 3
23
lembaga-lembaga pendidikan ataupun pribadi guru yang
bersangkutan.
2. Supervisi akademik Kepala sekolah
a. Supervisi akademik
1) Pengertian supervisi akademik
Masalah mutu pendidikan pada esensinya menyangkut
masalah kualitas mengajar yang dilakukan oleh guru, malalui
supervisi, para sebagai pelaku utama dalam penyelenggaraan
sistem pendidikan dapat dibantu pertumbuhan dan perkembangan
profesinya bagi pencapaian tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik dalam pelaksanaannya bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan profesionalitas guru yang dilakukan
dengan beberapa tahapan. Tidak hanya berfokus pada
profesionalitas guru, supervisi akademik juga terfokus pada
peningkatan hasil belajar siswa. Maka dari itu, adanya supervisi
akademik tidak hanya dipandang sebagai hubungan anatara
supervisior dan yang disupervisi, melainkan juga proses
pendidika secara keseluruhan.
Menurut Mulyasa, “Supervisi akademik adalah bantuan
profesional kepada guru, melalui siklus perencanaan yang
sistematis, pengamatan yang cermat dan umpan balik yang
objektif dan segera.”22
Bantuan yang diberikan kepada guru itu harus direncanakan
dengan baik, dan juga harus diawasi dengan seksama, jangan
sampai lengah agar hal-hal yang menjadi permasalahan yang
dialami oleh guru bisa langsung ditangani dengan segera. Ini
merupakan bentuk bantuan yang profesional terhadap guru, agar
guru juga puas dengan kinerja supervisi akademik.
22
Mulyasa, Manajeman & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Remaja Rosdakarya: Jakarta,
2013), h. 249
24
Senada dengan paparan di atas, menurut Daresh dan
Glickman yang dikutip oleh Daryanto bahwa mengatakan
“supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.”23
Pentingnya
supervisi akademik ini dalam mengawasi, membimbing dan
mengelola proses pembelajaran perlu diperhatikan, karena tidak
boleh lengah dalam membantu guru guna memajukan kualitas
pembelajaran dan kualitas sekolah.
Sejalan dengan gagasan Daren dan Glickman, Menurut
Daryanto yang mengembangkan supervisi akademik
mengemukakan bahwa:
Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan yang
direncanakan dengan memberi bantuan teknis kepada guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran atau mendukung
proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran secara efektif.24
Bahwa supervisi akademik menekannya pada pembinaan
berupa memberi bantuan teknis atau proses pembelajaran pada
guru yang ingin mengembangkan belajar mengajarnya dan
m/eningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab agar kualitas pembelajaran efektif dan efesien.
Supervisi yang dilakukan oleh kepala madrasah satuan
pendidikan, dalam hal ini supervisi ini lebih ditunjukan untuk
memberikan pelayanan kepada kepala madrasah dalam
melakukan pengelolaan kelembangaan secara efektif dan efesien
serta mengembangkan mutu kelembangaan pendidikan.
23
Daryanto, Supervisi Pembelajaran,(Gava Media: Yogyakarta, 2015), h. 194 24
Ahmad Susanto, Konsep, Strategi dan Implementasi Manajeman Peningkatan Kinerja
Guru,(Prenamedia Group: Jakarta, 2016), h. 221
25
2) Tujuan supervisi akademik
Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan
selalu mengarahkan kepada tujuan yang ingin dicapai tersebut.
Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang
memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses pelaksanaanya.
Merumuskan tujuan supervisi akademik harus dapat membantu
mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih
efektif dan tidak dapat berbicara efektivitas suatu kegiatan.
Maka dari itu, selain memahami pengertian dari supervisi
akademik, diperlukan pula untuk memahami tujuan akademik.
Tujuan dilaksanakannya sebuah supervisi akademik di ekolah,
tidak lain adakah hanyamelihat secara sekolas kegiatan guru
tanpa adanya sebuah umpan balik namun, yang terkadang lebih
kepada sebuah teguran oleh kepala madrasah/ adanya tahap-tahap
mulai dari perencanaan, pengamatan serta analisi memang
diperlukan, sehingga tujuan dari sebuah supervisi memang akan
terlaksana secara benar, efektis dan efesien.
Menurut Glikman, “Tujuan supervisi akademik adalah
membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai
tujuan pembelajaran yang dicanangkan kemampuannya mencapai
tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-murid.”25
Senada dengan paparan si atas, Menurut Ani Kadarwati,
“Tujuan supervisi akademik adalah memberikan layanan atau
bantuan untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru di kelas
yang akhirnya juga untuk meningkatkan prestasi belajar peserta
didik.”26
Pendapat di atas menjelaskan bahwa tujuan yang sudah
disampaikan yakni tujuan supervisi akademik yang dijelaskan
25
Ahmad Susanto, Konsep, Strategi dan Implementasi Manajeman Peningkatan Kinerja
Guru,(Prenamedia Group: Jakarta, 2016), h. 220 26
Ani Kadarwati, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Dengan
Teknik Kunjungan Kelas, Gulawentah: Jurnal Studi Sosial, 2016, h. 109
26
semata-mata tidak hanya guru mendapatkan bimbingan ketika
mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar, melainkan
ada proses pengembangan diri dan berkelanjutan yang harus
dilakukan oleh guru. Baik itu dilakukan secara individual maupun
secara kelompok.
Sejalan dengan gagasan di atas, menurut Sergiovanni, ada tiga
tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar
berikut:
Daftar Gambar 2.1 tujuan supervisi
a) Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud
membantu guru mengambangkan kemempuannya
profesionalnya dalam memahami akademik,
kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan
mengajarnya dan menggunakan kemampuannya
melalui teknik-teknik tertentu.
b) Supervisi akademik diselenggarkan dengan maksud
untuk memonitor kegiatan proses belajar mengajar
di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan
melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di
saat guru sedang mengajar, percakapan pribasdi
dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan
sebagian murid-muridnya.
c) Supervisi akademik diselenggarakan untuk
mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong
guru mengambangkan kemampuannya sendiri, serta
mendorong guru agar ua memiliki perhatian yang
27
sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggunga
jawab.27
Pendapat ini menjelaskan bahwa tujuan supervisi
akademik ditunjukkan kepada peningkatan mutu guru yang dapat
meningkatkan pula kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan
mutu pendidikan sekolah agar menjadi sekolah yang berkembang
pesat dengan membantu guru mengembangkan kemampuan
profesionalisnya dalam memahami akademik. Memonitor
kegiatan proses belajar mengajar dan mendorong guru
menerapkan kemampuannya dlam melaksanakan tugas-tugas
kemampuannya sendiri.
3) Prinsip-prinsip supervisi akademik
Kepala sekolah secara tidak langsung dan mau tidak harus
siap dalam menghadapi problematik, perosalan atau kendala yang
sering terjadi dalam pelaksanaan supervisi akadmeik di sekolah.
Seiring dalam pelaksanaan supervisi akademik, tentu siperlukan
adanya sebuah prinsip yang memang harus dijalankan baik oleh
supervisior maupun yang disupervisi. Sehingga dalam
pelaksanaannya akan berjalan secara efektif dan efesien.
Menurut Supardi, “prinsip-prinsip supervisi akadmeik
sebagai berikut: (a) Ilmiah yang mencakupi unsur-unsur yaitu:
sistematis, objektif dan menggunakan alat/instrument, (b)
Demokrasi, (c) Kooperatif, (d) Konstruktif dan kreatif.”28
Paparan di atas menjelaskan bahwa prinsip-prinsip
supervisi akademik yaitu pertama prinsip ilmiah yang mecakup
unsur-unsur yaitu sistemasi merupakan pelaksanaan yang secara
teratur, berencana dan kontinu, objektif ialah data yang didapat
berdasarkan pada observasi nyata, menggunakan alat/instrument
seperti angket, observasi, dan percakapan pribadi yang dapat
27
Ahmad Susanto, Konsep, Strategi Dan Implememtasi Manajeman Peningkatan Kinerja
Guru, (Prenadamedia Group: Jakarta, 2016), h. 220-221 28
Supardi, Kinerja guru, (PT Raja Grafindo Persada: Depok, 2013) h. 86-87
28
memberikan informasi sebgai umpan balin unttuk menadakan
penlaian terhadap proses belajar mengajar, kedua prinsip
demkratis ialah servis dan bantuan yang diberikan kepada guru
berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab. Demikrasi
mengandung makna menjunjung tinggi harga diri danmartabat
guru, bukan berdasarkan atasan dan bawaahn tpi berdasarkan rasa
kejawatan. Ketiga prinsip koorpotratif ialah seluruh staff sekolah
dapat bekerjan sama, mengambangkan usaha bersama dalam
menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik seperti
sharing of idea, sharing of experience, memberi suupor,
mensimulasi guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama dan
keempat prinsip konstruktif dan kreatif merupakan pembinaan
inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan
suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat
mengembangkan potensi-potensinya. Prinsip ini menekannya
bahwa kegiatan supervise dilaksanakan untuk membangun dan
mengembangkan potensi kreatif pada guru dan diharapkan
pelaksanaannya dapat menimbulkan suasana menyenangkan
bukan menakutkan.
Sedangkan menurut Simbolon menegaskan prinsip-prinsip
supervisi akdemik dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pengawasan atau supervisi beriorintasi kepada tujuan
organisasi
b) Pengawasan harus objektif, jujur dan mendahulukan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi
c) Pengawasan harus berorientasi terhadap kebenaran menurut
peraturan-peratuan yang berlaku, beroreantasi terhadap
kebenaan prosedur yang telah ditetapkan dan berorientasi
terhadap tujuan dalam pelaksanaan pekerjaan
d) Pengawasan menjamin daya hasil guna pekerjaan
e) Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang objektif,
teliti dan tepat
29
f) Hasil pengawasan harus memberikan umpan balik terhadap
perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanakan,
perencanaan dan kebijakan waktu yang akan datang.29
Gagasan di atas menjelaskan bahwa pengawasan tetap
mengarah kepada tujuan organisasi, kemudian berjalan secara
dinamis, fleksibel dan adaptable, serta objektif di dalam
menjalankan fungsi sebagai pengendali atas pelaksanaan kerja. Di
dalam pengawasan, haruslah berlandaskan pula kepada norma-
norma pengawasan sebagai patokan atau ukuran yang ditetapkan
oleh pihak yang berwenang yang harus diikuti dalam rangka
melaksanakan fungs pengawasan agar tercapai mutu pengawasan
yang dikehendaki.
Sejalan dengan gagasan di atas, menurut Daryanto yang
mengembangkan prinsip-prinsip supervisi akademik. Ia
mengemukakan bahwa:
Prinsip supervisi akademik adalah sebagai suatu kegiatan
untuk dilakukan terencana, rutin, berkelanjutan yang
dilakukan oleh kepala sekolah, yang menggunakan data
dari hasil pengamatan atau observasi nyata menggunakan
instrumen yang dapat memberikan informasi yang
sebenarnya, sama sekali bukan hasil pelajaran priabdi
supervisior.30
Pendapat ini menjelaskan bahwa pelaksanaan supervisi
akademik harus didasarkan pada prinsip demokratis, kerja
kelompok dan proses kelompok. Dengan artian kata, sejatinya
pelaksanaan supervisi akademik jauh dari sikap otoriter kepala
sekolah. Supervisi akademik pula harus mengedepankan
hubungan kemanuasiaan, berkesinambungan dan objektif.
Pada dasarnya, semua prinsip yang telah dijelaskan oleh
para ahli sangat penting untuk dilakukan oleh supervisior dalam
menalksanak supervisi akademik di sekolah. Dengan
melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, maka proses pelaksanaan
29
Ahmad Susanto, ibid., h. 229 30
Daryanto, Supervisi Pembelajaran, (Gava Media: Yogyakarta, 2015), h. 25
30
supervisi akademik akan berjalan dengan baik dan maksimal
sehingga tujuan dar pelaksanaan supervisi akademik akan
tercapai.
4) Teknik-teknik supervisi akademik
Tehnik adalah cara tertentu yang khusus dan tearah untuk
mencapai tujuan. Tujuan akhir supervisi adalah meningkatkan
situasi belajar mengajar, proses belajar dan hasil belajar siswa.
Untuk mencapai itu semua maka diperlukan teknik yang baik
dan efektif. Menurut Sahertian, “teknik supervisi akademik
terdiri atas dua macam, yaitu teknik supervisi individual dan
teknik supervisi kelompok.”31
a. Teknik individual atau perseorangan
1). Mengadakan kunjungan kelas
Kunjungan kelas ini adalah teknik pembinaan
guru oleh kepala sekolah atau supervisior dalam
rangka mengamati pelaksanaan proses belajar
mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan
dalam rangka pembinaan guru.
Menurut Suhertian, “kunjungan kelas ini ialah
sorang kepala sekolah datang ke kelas dimana guru
sedang mengajar dan ia mengadakan peninjauan
terhadap suasana belajar di kelas itu.”32
Pendapat ini
menjelaskan bahwa teknik ini berguna untuk melihat
secara langsung kegiatan guru dikelas. Supervisior
dapat melakukan teknik ini sewaktu-waktu sehingga
guru harus selalu siap dinilai langsung oleh
supervisior. Sehingga dengan termotivasi dalam
meningkatkan kualitas cara mengajar di kelas
31
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjaun, Teori dan Praktik, (PT Raja Grafindo
Persada: Depok, 2014), h. 68 32
Sahetian, Prinsip & Teknik Supervisi Pendidikan, (Usana Offeseg Printing: Surabaya,
2012), h. 45
31
Teknik ini juga bermanfaat untuk supervisior
agar terlihat secara langsung apa saja yang menjadi
kendala guru dalam mengajar dikelas, sehingga dapat
langsung memberikan umpan balik ketika guru selesai
mengajar dikelas
Senada dengan gagasan di atas, menurut
Supardi, “supervisi kunjungan kelas supervisior dapat
menemukan berbagai kelemahan dan kelebihan yang
ada pada seorang guru serta dapat menyaksikan secara
langsung penampilan guru pada saat melakukan
kegiatan pembelajaran di kelas.”33
Pendapat ini menjelaskan bahwa dengan hal
tersebut dipergunakan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada guru
dalam melaksnakan tugasnya dan juga memberikan
penjelasan-penjelasan kepada guru tersebut berbagai
data yang berhasil direktu selama mengadakan
kunjungan kelas.
2) Mengadakan kunjungan obesrvasi
Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan
melihat dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala
yang nampak. Obsevasi kelas adalah teknik observasi yang
dilakukan oleh supervisior terhadap proses pembelajaran
yang sedang berlangsung
Menurut Suhertien, “tujuan kunjungan observasi
adalah untuk memperoleh data yang subjektif sehingga
bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisa
33
Supardi, Kinerja Guru, (PT Raja Grafindo Persada: Depok, 2013), h. 110
32
kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru-guru dalam usaha
memperbaiki hal belajar mengajar.”34
Pendapat in menjelaskan bahwa dengan adanya
tujuan perlaksanaan kunjungan observasi memperoleh data
yang subjektif sehingga dapat digunakan untuk
menganalisis kesulitan dan memperbaiki semaksimal
mungkin bagi guru sendiri data tersebut dapat membantu
mereka untuk memperbaiki cara mengajar untuk lebih baik
Senada dengan paparan di atas, Menurut Made
Pidarta, “tujuan teknik supervisi observasi kelas adalah (1)
untuk mengetahui secara keseluruhan cara-cara guru
mendidik dan mengajar, termasuk pribadi dan gaya
mengajarnya dan (2) untuk mengetahui respon kelas atau
para siswa.”35
Pendapat ini menjelaskan bahwa teknik ini ialah
berwujud mengamati guru yang sedang mengajar dalam
waktu satu sesi, pengamatan dilakukan mulai kelas itu
masuk ruang kelas ataumulai guru menangani kelas sampai
dengan kelas usai belajar dan memiliki catatan lengkap
tentang perilaku guru bersangkutan yang sedang
mengajarkan materi pelajaran tertentu. Bukan hanya catatan
perilaku guru saja yang dimiliki oleh supervisior melainkan
juga catatan tentang suasana kelas serta perilaku para siswa.
b. Teknik kelompok
Pada teknik kelompok dalam supervisi, guru
dikumpulkan dalam kualifikasi yang sama dan dihadapkan
pada beberapa supervisior.
1) Mengadakan pertemuan atau rapat
34
Sahetian, Prinsip & Teknik Supervisi Pendidikan, (Usana Offeseg Printing: Surabaya,
2012), h. 51 35
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Konstektual, (PT Rineka Cipta: Jakarta, 2009) h. 88
33
Sekolah biasa mengadakan rapat baik itu
dilaksanakan secara terjadwal ataupun secara
insidental. Dalam rapat biasanya yang berkaitan
khusus denga permasalahan di sekolah dan beraitan
dengan proses belajar mengajar guru di kelas.
Menurut Syaiful Sagala, “Pertemuan ini
adalah pertemuan supervisior dengan supervisee yang
bertujuan meghantar supervisee tersebut memasuki
suasana kerja yang baru.”36
Pendapat ini menjelaskan bahwa pada
pertemuan ini supervisior memberikan penjelasan hal-
hal penting yang perlu dilakukan dalam rangka
meningkatkan kualitas profesionalisme guru dalam
melaksanakan tugas pengajarannya, lalu supervisior
meminta masukan dari supervisee mengenai apa saja
yang perlu dilakukan untuk mempernaiki layanan
belajar dan upaya ini terhindar dari berbagai masalah
yang mungkin dihadapi dalam melaksanakan tugas-
tugasnya nantinya.
2) Mengadakan diskusi kelompok
Menurut Yusak Burhanuddin, “Diskusi
kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok dalam
situasi tatap muka, bertukar informasi atau untuk
memutuskan suatu keputusan tentang masalah
tertentu.”37
Sejalan dengan gagasan Yusak Burhanuddin di
atas, Menurut Ngalim Purwanto, “diskusi kelompok
dapat diadakan dengan membentuk kelompok-
36
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,(Alfabeta:
Bandung, 2013) h. 210 37
Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (CV Pustaka Setia, Bandung, 2012) h.
106
34
kelompok guru bidang studi sejenis (biasanya untuk
sekolah lanjutan).”38
Pendapat in menjelaskan bahwa kegiatan diskusi
ini dapat mengambil beberapa pertemuan seperti
misalnya seminar ataupu kelompok studi. Selain itu
kegiatan kelompok diskusi ini berguna untuk tatap
muka, bertukar informasi dan sebagai saranan untuk
membahas bersama-sama mengenai permasalahan
pendidikan dan pengajaran. Dengan situasi pertemuan
seperti ini, suasana pertemuan kelompok denga
supervisior akan berjalan menyenangkan tanpa ada rasa
tegang.
3) Mengadakan penataran-penataran
Untuk meningkatkan kualitas mengajar seorang
guru, maka seorang supervisior mampu mendorong serta
mengajak guru untuk mengembangkan pengetahuannya,
salah satunya dengan mengikuti sebuah kegiatan
penataran. Penataran biasanya dilakukan per-daerah
maupun per-wilayah sehingga seorang kepala sekolah
yang sebagai supervisior di sekolah, selain mengajak dan
mendorong guru melakukan penataran, kepala sekolah
juga harus mampu memberikan tindak lanjut dari guru
yang telah mengikuti penataran.
Menurut Ngalim Purwanto yang
mengembangakan penataran-penataran, ia
mengemukakan bahwa:
Penataran-penataran tersebut pada umumnya
diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka
tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan
membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up)
38
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (PT Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2006,) h. 122
35
dari hasil penataran, agat dapat dipraktekkan oleh
guru-guru.39
Pendapat ini menjelaskan bahwa pengembangan
kualitas guru bukan hanya menjadi pekerjaan seorang
guru, melainkan tugas seorang supervisior dalam
mengajak dan mendorong untuk mengikuti penataran.
Tujuannya adalah guna memenuhi tenaga professional
dan ahli bidangnya
b. Kepala sekolah sebagai supervisor bidang akademik
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung
pada kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala sekolah ialah
pemimpin dilembaganya, maka dia harus mampu membawa
lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dan
mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan
dalam kehidupan globaliasasi yang lebih baik.
Kepala sekolah akan mengembangkan beberapa tugas pokok
dan fungsinya dimana salah satunya adalah berpean sebagai
supervisior. Dalam menjalankan perannya sebagai supervisior di
dalam lembaga pendidikan yakni sekolah, seorang kepala sekolah
sangat erat kaitannya dengan program supervisi. Kepala sekolah
dituntut untuk melakukan perencanaan dari program supervisi yang
akan dijalankan, pelaksanaan program supervisi tersebut dan juga
harus dapat melakukan tindak lanjut dari hasil supervisi yang telah
dilaksanakan.
Menurut Mulyasa mengatakan bahwa “kepala sekolah
sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan
menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta
memanfaatkan hasilnya.”40
Pendapat ini menjelaskan bahwa
kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus
39
Ngalim Purwanto, ibid., h. 122 40
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesionali, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung,
2005), h. 112
36
diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas,
pengambangan program supervisi untuk kegiatan ekstra kulikuler,
pengembangan program supervisi perpustakaan, labotarium dan
ujian. Kemampuan melaksanaan program supervisi pendidikan harus
diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis, program
supervisi non klinis, dan program supervisi kegiatan ekstra kulikuler.
Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan
harus diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil
supervisi untuk mengembangkan sekolah.
Senada dengan paparan di atas, peratuan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah dalam dimensi kompetensi supervisior
menyatakan bahwa kepala sekolah/madrasah memiliki kompetensi
sebagai berikut:
1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru
2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat
3) Menindak lanjut hasil supervisi akademik terhadap guru
dalam rangka peningkatan profesinalisme guru.41
Paparan di atas menjelaskan bahwa kepala sekolah bertugas
membina sekolahnya agar berhasil mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan dan harus mampu mengurus dan
mengkoordinir segala kegiatan dengan cara merencanakan program
supervisi akademik yang sudah didiskusikan bersama pihak-
pihaknya dalam rangka peningkatan profesional guru,
melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang sudah
ditetapkan dan menindaklanjuti hasil supervisi akademik agar
41
Peratuan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah
37
terkoordinir dan tersistematis dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, dikarnakan kepala sekolah mempunyai
wewenang dalam menetapkan dan memutuskan kegiatan lingkup
pendidikan sehingga dengan demikian kepala sekolah memiliki
kewajiban untuk selalu mengadakan pembinaan dalam artinya
berusaha agar pengelolaan, penilain, bimbingan, pengawasan dan
pengembangan pendidikan dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Sedangkan menurut Mulyasa bahwa “kepala sekolah
sebagai supervisior harus mampu melakukan berbagai pengawasan
dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan.”42
Pendapat ini menjelaskan bahwa pengawasan dan
pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di
sekolah terarah pada tujuan yang telah di terapkan dan
menekannya pada tindakan preventif untuk mencegah agar tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-
hati dalam melaksanakan pekerjaannya. Lalu pengawasan dan
pengendalian ini terkhusus kepada guru bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru dan mengingkatkan
kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif.
Selanjutnya menurut Tatang mengemukakan bahwa
“kepala sekolah sebagai supervisior ialah kepala sekolah
mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam pengembangan
dan pembinaan pendidikan, yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar dan kurikulum dengan semua pelaksanaannya.”43
Berdasarkan paparan ini menjelaskan bahwa dalam suatu
instansi diperlukan pengawasan dan pengendalian dalam mengatur
proses kehidupan di sekolah dan diperlukan kepala sekolah agar
42
Mulyasa, Manajeman & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Remaja Rosdakarya: Jakarta,
2013), h. 253 43
Tatang, S, Supervisi Pendidikan,( CV Pustaka Setia: Bandung, 2016), h. 90
38
terkelola dan mempunyai tanggung jawab penuh dalam
pengembangan dan pembinaan pendidikan yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar dan kurikulum dikarnakan kepala sekolah
ialah nakkoda bagi sekolah agar mendapatkan regenerasi yang
berkualitas.
.
39
B. Hasil penelitian yang relevan
Untuk melengkapi data dan pengetahuan dalam proses peneitian
ini, ada data penelitian yang relevan dengan tema yang penulis angkat,
yaitu:
Sekripsi yang disusun oleh Evita Mawirianti jurusan program studi
Manajeman Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Jakarta (2014) dengan judul skripsi “peran kepala sekolah
sebagai motivator dalam meningkatkan kinerja guru di SMPN 131 Jakarta
Selatan” fokus skripsi ini adalah pada upaya peran kepala sekolah sebagai
motivator dalam menigkatkan kinerja guru di SMPN 131 Jakarta Selatan.
Kesimpulan skripsi ini yaitu bahwa cara yang dilakukan kepala sekolah
dalam menciptakan lingkungan kerja secara kondusif, menumbuhkan
suasana kerja yang baik dan harmonis, menanamkan kedisiplinan,
memberikan penghargaan kepada guru atas dasar presentasi kerja yang
baik, melakukan dorongan secara individual terhadap guru, meyediakan
sarana dan prasarana yang cukup memadai sedangkan meningkatkan
kinerja guru yaitu meningkatkan kemampuan perencanaan dan persiapan
mengajar, penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa,
pemberian metode yang bervariasi, pemberian tugas-tugas kepada siswa,
kemampuan menglola kelas, kemampuan melakukan penilaian dan
evaluasi serta kemampuan mengimplementasikan kurikulum 2013.44
Sekripsi yang disusun oleh Rita Lucitasari jurusan program studi
Manajeman Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Jakarta dengan judul skripsi “analisis kompetensi guru SMK
puspitek serpong”. Fokus skripsi ini adalah pada guru untuk melaksanakan
pembelajaran efektif serta membantu guru dalam menigkatkan kompetensi
agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kesimpilan sekripsi ini
yaitu bahwa kompetensi pedagogik dikatakan cukup karena sekolah
PUSPITEK jarang memberikan pelatihan untuk guru, adapun pelatihan
44
Evita Mawirianti, “Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru di SMPN 131 Jakarta Selatan H. 76, tidak dipublikasikan.
40
diberikan kepada guru-guru tertentu sehingga data yang diperoleh pada
kompetensi pedagogik dalam kategori cukup.45
Sekripsi diatas secara umum hampir sama dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh penulis yaitu membahas tentang kepala sekolah
sebagai pendidik dan kompetensi guru. Berbeda dengan kedua penelitian
yang sudah ada diatas tadi, penelitiaq2n ini lebih menekankan pada upaya
kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Alasan
mengangkat tema ini karena belum optimalnya peran kepala sekolah
dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru.Kompetensi pedagogik
guru yang baik tentu butuh pelatihan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan dalam meningkatkannya. Bila kebutuhan pelatihan guru dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik terpenuhi maka akan memberikan
kemajuan pesat pada perkembangan mutu pendidikan khususnya pada
lembaga pendidikan itu sendiri, karena dampak positifnya adalah kepada
prestasi siswa yang meningkat dan memajukan mutu pendidikan tersebut.
C. Kerangka berfikir
Lembaga pendidikan sebagaimana organisasi pasti punya visi dan
misi untuk mencapai sebuah tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengarahkan jalannya
organisasi. Pemimpin dalam lembaga pendidikan adalah kepala sekolah.
Dengan demikian keberhasilan sebuah lembaga pendidikan berada
ditangan kepemimpinan kepala sekolah.
Namun dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah tidak dapat
melaksanakan seorang diri. Kepala sekolah memerlukan badan pembantu
seperti guru dan staf untuk membantu program kegiatan organisasi atau
lembaga pendidikan. Dalam membawa sebuah keberhasilan tentunya
kepala sekolah harus menjalankan perannya dengan baik. Adapun tujuh
peran kepala sekolah yaitu edukator, manajer, administrator, supervisor,
leader, inovator, dan motivator.
45
Rita Lucitasari, skripsi “Analisis Kompetensi Guru SMK Puspitek Serpong” h. 70, tidak
dipublikasi.
41
Kepala sekolah sebagai supervisior harus mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja
tenaga kependidikan. Bahwa pengawasan dan pengendalian ini merupakan
kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah
di terapkan dan menekannya pada tindakan preventif untuk mencegah agar
tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-
hati dalam melaksanakan pekerjaannya. Lalu pengawasan dan
pengendalian ini terkhusus kepada guru bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan guru dan mengingkatkan kualitas pembelajaran melalui
pembelajaran yang efektif.
Dalam hal ini kepala sekolah harus dapat membina hubungan baik
denga para guru. Peran kepala sekolah sebagai supervisior adalah salah
satu alat untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru, dengan
pemberian pelatihan yang baik oleh kepala sekolah diharapkan guru akan
meningkatkan kompetensinya secara maksimal sehingga tujuan yang
dikehendaki dapat tercapai dengan baik.
Adapun gambar kerangka berfikit yang dapat berfikir yang dapat
memberi gambaran mengenai permasalah tersebut yaitu dapat dilihat pada
gambar dibawah ini sebagai berikut.
42
Gambar 2.1 Bagan kerangka pemikiran
INPUT OUTPUT PROSES
FEEDBACK
Kondisi awal
1. Kurang optimalnya Supervisi
akademik yang dilakukan oleh
kepela madrasah
2. Masih rendahnya komunikasi
kepala sekolah dengan guru
3. Masih kurangnya peran kepala
madrasah dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik guru
4. Pengembangan kompetensi guru
belum sesuai dengan harapan.
5. Masih rendahnya guru dalam
menguasai kompetensi
pedagogik
6. Perlu motivasi dari kepala
sekolah untuk meningkatkan
keahilan pedagogik guru
7. Belum optimalnya pelatihan
yang diikuti oleh guru dalam
meningkatkan kompetensi
pedagogik guru.
Masalah
Rendahnya
kompetensi
pedagogik
guru
Strategi
Pelaksanaan
Perencanaan
Tindak lanjut
Tujuan akh
Mengetahui
bagaimana
peran kepala
sekolah
sebagai
supervisor
bidang
akademik
dalam
meningkatka
n
kompetensi
pedagogik
guru
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Mursyidiyyah yan beralamat
di jln siliwangi RT 003/RW 018 Pondok Benda Pamulang, kecamatan
Tangerang Selatan Banten. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini
dapat dirinci sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pelaksanaan penelitian
NO JENIS
KEGIATAN
BULAN
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Observasi awal
& pengajuan
surat izin
penelitian
2 Bimbingan
dengan dosen
3 Pembuatan
instrumen
penelitian
4 Wawancara
dan
pengambilan
data lapangan
5 Pengolahan
dan analisis
data
6 melaporkan
hasil penelitian
44
B. Metode penelitian
Dalam penelitian skripsi ini yang akan di teliti peneliti mengenai “
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Di MI Al-Mursyidiyyah”
menggunakan pendekatan kualitatif
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi,
analisi data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekan makna daripada generalisasi.46
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memberikan pemahaman
dari sudut pandang responden, peneliti sendiri dan reponden diharapkan
akan saling melengkapi dan mampu menjelaskan secara kompleks yang
diamatinya.
Penelitian ini menggunakan metode analisi deskriptif dengan
berusaha menjelaskan dan menggambarkan kejadian yang terjadi di
tempat penelitian berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan,
sehingga dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan
perbandingan antara variable.
C. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang menunjuk pada asal data
diperoleh. Sumber data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif dapat berupa person, paper dan place.47
1. Person, yaitu sumber data yang diperoleh melalui wawancara berupa
jawab lisan atau jawaban tertulis melalui angket. Adapun data person
dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah.
2. Paper, yaitu sumber data yang diperoleh dari dokumen yakni
meliputi perencanaan supervisi akademik, pelaksanaan supervisi
46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), Cet-13, h. 9 47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
rineka cipta, 2010), H. 172
45
akademik, menindak lanjut hasil supervisi dan ruang lingkup
kompetensi pedagogik.
3. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan
tempat kegiatan keterampilan berlangsung. Adapun sumber data
place pada penelitian ini adalah MI Al-Mursyidiyyah.
Adapun jenis data dalam penelitian ini yaitu, data primet dan data
sekunder. Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini yaitu
person, place dan paper melalui kegiatan studi dokumen. Sedangkan data
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian iini yaitu
angket tertutup.
D. Instrumen penelitian
Instrument penelitia n ini di gunakan Sebagai panduan wawacara
dan panduan angket, namun peneliti tidak menentukan urutan pertayaan
yang ketat, pertanyaan akan dikembangkan sesai dengan jawaban yang di
berikan subjek peneliti.
46
Tabel 3.2 Kisi-kisi pedoman wawancara
Aspek Indikator
Perencanaan supervisi akademik 1. Membuat jadwal kegiatan
supervisi
2. Menyusun /mempersiapkan
instrumen supervisi akademik
Pelaksanaan supervisi akademik 1. Melakukan kunjungan kelas
2. Melakukan observasi kelas
3. Melibatkan guru dalam rapat-
rapat terkait pembelajaran
4. Melakukan diskusi kelompok
5. Melibatkan guru dalam workshop
terkait pembelajaran
6. Menyediakan waktu untuk
konsultasi bagi guru terkait
pembelajaran
Menindak lanjuti hasil supervisi
akademik
1. Menindak lanjuti hasil
pelekasanaan supervisi akademik
2. Membuat laporan terkait
pelaksanaan supervisi akademik
3. Hasil dari tindak lanjut
Tabel 3.3 Kisi kisi angket
No indikatori Sub indikator Jumlah
nomor
Jumlah item
1
Pemahaman
wawasan atau
landasan
Memahami visi dan
misi pendidikan
nasional
1,2
2
47
kependidikan Memahami
hubungan
pendidikan dan
pengajaran
Memahami konsep
pendidikan dasar
dan menengah
Memahami fungsi
sekolah
Indentifikasi
permasalah umum
pendidikan dalam
proses dan hasil
pendidikan
Memahami sistem
pendidikan sekolah
maupun luar sekolah
3,4,5
6,7
8,9,10
11,12
13,14
3
2
3
2
2
2 Pemahaman
peserta didik
Mengenal dan
memahami siswa
dengan baik
Memahami tahap
perkembangan siswa
Memahami tahap
kemampuan siswa
Memahami tahap
keunggulan dan
kekurangan siswa
Memahami tahap
hambatan yang di
15,16
17,18,19
20,21
22,23
24,25
2
3
2
2
2
48
hadapi siswa
3 Pengembangan
kurikulum/silabus
Memahami penulisan
identitas mata
pelajaran
Perumusan standar
kompetensi
Penentuan kompetensi
dasar
Penentuan materi
pokok dan uraian
Penentuan
pengalaman belajar
Penentuan alokasi
waktu
Penentuan sumber
bahan
26,27
28,29
30,31
32,33
34,35
36,37,38
39,40
2
2
2
2
2
3
2
4 Perancangan
pembelajaran
Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan
Mampu merumuskan
kompetensi dasar
Mampu menyusun
program pembelajaran
41,42
43,44
45,46
2
2
2
5
Pelaksanaan
pembelajaran
yang mendidik
dan dialogis
Memahami berbagai
teori dan prinsip
pembelajaan yang
mendidik terkait
dengan mata pelajaran
yang diampu
Menyikapi kesalahan
47,48
49,50
2
2
49
yang dilakukan
peserta didik sebagai
tahapan proses
pembelajaran
6 Evaluasi hasil
belajar
Memahami prinsip-
prinsip evaluasi sesuai
dengan karakteristik
mata pelajaran yang
diampu
Menentukan aspek-
aspek hasil belajar
yang penting untuk
dievaluasi sesuai
karakteristik mata
Mampu
mengumpulkan dan
mengolah informasi
hasil belajar siswa
Mampu
memperhatikan teknik
pembelajaran
51,52
53,54
55,56
57,58
2
2
2
2
7 Pengembangan
peserta didik
untuk
mengaktualiasasi
kan berbagai
potensi yang
dimilikinya
Menyediakan kegiatan
pembelajaran untuk
mendorong peserta
didik mencapai
prestasi secara
optimal
Meyediakan berbagai
kegiatan pembelajaran
untuk
59,60
61,62
2
2
50
mengaktualisasikan
potensi pserta didik,
termasuk
kreativitasnya
Mengindentifikasi
siswa tentang bakat,
minat, potensi dan
kesulitan belajar
63,64,65
3
51
E. Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis memerlukan
beberapa teknik. Adapun teknik pengumpulan data yang dimaksud
adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah metode pengambilan data yang dilakukan
dengan cara menanyakan kepada responden secara langsung dan
bertatap muka tentang beberapa hal yang diperlukan dari suatu fokus
peneliti. 48
Teknik wawancara ini digunakan untuk menggali data dan
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Informasinya
tentang supervisi akademik yang meliputi perencanaan supervisi
akademik, pelaksanaan supervisi akademik dan menindak lanjuti
hasil supervisi akademik. Berdasarkan analisi terhadap setiap
jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan
berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pihak-pihak yang
terkait dalam permasalah penelitian ini seperti kepala sekolah dan
guru.
2. Observasi
Menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian
Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses- proses pengamatan dan ingtan.”49
48
Abd. Rahman A. Ghani, Metode Penelitian Tindakan Sekolah, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014), h. 176 49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), Cet-13, h. 145
52
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan metode
observasi untuk melakukan pengamatan langsung dan pencatatan
terkait atau informasi yang berkaitan dengan perencanaan supervisi
akademik, pelaksanaan supervisi akademik, menindak lanjut hasil
supervisi akademik, dan ruang lingkup kompetensi pedagogik guru.
Untuk melakukan observasi pelaksaan pembelajaran digunakan
pedoman observasi yang di susun oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta
3. Studi Dokumen
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu
yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.50
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data tertulis
seperti sejarah singkat, visi dan misi, letak geografis sekolah,
jumlah guru dan siswa, perencanaan supervisi akademik,
pelaksanaan supervisi akademik dan menindak lanjut hasil supervisi
akademik, ruang lingkup kompetensi pedagogik guru dan data-data
lain yang dapat dipergunakan sebagai kelengkapan data dalam
penelitian ini. Untuk menganalisi dokumen perangkat pembelajaran
digunakan instrument yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta
4. Angket / wawancara tertutup
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.51
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk
mengumpulkan data tentang pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan
kurikulum silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan
50
Sugiyono, ibid., h. 240 51
Sugiyono, ibid., h. 142
53
pembelajaran yang medidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk megaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Dalam prosedur pengumpulan data ini,
yang digunakan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada
angket yang diisi oleh guru-guru MI Al-Mursydiyyah.
Pembahasan hasil penelitian dimaksudkan untuk
memperoleh nilai rata-rata setiap dimensi variabel penelitian
berdasarkan data yang diperoleh melalui angket, sehingga diketahui
secara umum persepsi peran kepala sekolah sebagai supervior
bidang akademik dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
Untuk itu digunakan pedoman interprestasi menurut Suharsimi
Arikunto, yaitu:
1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 81 -
100%.
2. Cukup , jika nilai yang diperoleh berada pada interval 61 -
80%.
3. Kurang, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41 -
60%.
4. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval <
40%.52
Tabel 3.4 Skor item alternatif jawaban responden
Jawaban Skor
Sangat Sesuai (SS) 4
Sesuai (S) 3
Kurang sesuai (KS) 2
Tidak sesuai (TS) 1
52
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, “Evaluasi
Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”,
(Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009), cet. Ke-3, hal. 35
54
F. Pengolahan Data
Pengolahan data yaitu data yang sudah diperoleh diuraikan dengan
keterangan agar data tersebut dapat dipahami oleh penulis dan orang yang
akan mengetahui hasil penelitian ini. Untuk mengolah data hasil
penelitian, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket agar terhindar dari kekeliruan atau kesalahan.
2. Skoring
Penulis memberikan skor terhadap butir-butir pernyataan yang
terdapat pada angket. Butir jawaban yang terdapat dalam angket ada
empat, yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah maka
skor yang diberikan penulis yaitu: 4 untuk selalu, 3 untuk sering, 2
untuk kadang-kadang, dan 1 untuk tidak pernah.
3. Tabulating dan analisis
Yaitu perhitungan terhadap data yang sudah diberikan skor.
Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang
kemudian diubah menjadi data kuantitatif. Untuk menganalisis hasil
data dari angket digunakan rumus prosentase artinya data
diprosentasekan setelah ditabulasikan dengan jumlah frekuensi
jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban dengan rumus:
a) Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan
mengalihkan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.
b) Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c) Menentukan kategori, yakni dengan menggunakan rumus:53
P= 00100X
NH
NS
53
Aldiyan Saputra, Efektivitas Manajemen Kelas di SMP Islam Ruhama Ciputat Timur
Tangerang Selatan, hal. 87
55
Tabel 3.5 Hasil perhitungan interval
Interval Ketegorisasi
81-100%
61-81%
41-60%
<40%
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik
G. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian deskriptif kualitatif, pemeriksaan keabsahan data
dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi menurut Sugiono,
triangulasi yang dilakukan biasannya berupa triangulasi sumber, teknik
pengumpulan data dan waktu.54
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga triangulasi sebagai
berikut:
1. Triangulasi Sumber
Menurut Sugiyono, “triangulasi sumber dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.”55
Dalam penelitian ini triangulasi sumber dilakukan dengan
mewawancarai satu orang yang berperan sebagai kepala sekolah MI
Al-Mursydiyyah, dan satu orang sebagai wakil Kepala Sekolah.
2. Triangulasi Metode Pengumpulan Data
Metode pemeriksaan keabsahan data berikutnya dilakukan dengan
cara melakukan pengecekan kepada sumber yang sama dengan teknik
berbeda.56
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa penulis menggunakan
empat metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu
wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi.
Pertama-tama dilakukan pengumpulan data dengan wawancara
terhadap narasumber. Setelah itu penulis melakukan kegiatan
54
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), Cet-XI, h 372 55
Ibid, h 373. 56
Ibid, h 373
56
observasi dilapangan untuk memperoleh data pendukung dan
pembanding dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Kemudian
dilakukan dokumentasi untuk memperkuat data yang telah diperoleh
melalui wawancara dan observasi. Dan terakhir, data diperkuat dengan
hasil penyebaran angket kepada para guru.
3. Triangulasi Waktu
Pada umumnya, data yang diperoleh seorang peneliti ketika
melakukan wawancara atau observasi di lapangan dapat berbeda
disebabkan faktor waktu. Wawancara yang dilakukan ketika siang hari
dapat menghasilkan data yang berbeda dengan data wawancara yang
dilakukan pada pagi hari.57
Triangulasi waktu dilakukan untuk
mendapatkan data pembanding yang telah komprehensif. Untuk
memperkuat data dan mendapatkan data yang lebih handal, maka
dilakukan pada observasi tiga sampai empat kali di hari dan waktu
yang berbeda
H. Teknik analisis data
Menurut Bogdan & Biklen analisis data adalah proses pencarian
dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan
bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap
semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang
ditemukan58
. Kemudian data yang telah terkumpul, dianalisis dan
disimpulkan kedalam bahasa yang mudah dipahami, logis dan sesuai
dengan penelitian yang dibahas, maka peniliti menggunakan teknik
analisis data sebagai berikut :
a. Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal
pokok, mefokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema
dan polanya.
57
Ibid, h 374 58
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta : PT. Bumi
Aksara,2013), hal. 210
57
b. Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan hasil penelitian
yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data
.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum MI Al-Mursyidiyyah
1. Sejarah singkat MI Al-Mursyidyyah
MI Al- Mursyidiyyah didirikan oleh H. Mursyid pada tahun1988
dengan luas tanah 5.800 m2
. Pembangunan terus berjalan selama tiga
tahun bahkan H. Mursyid memantau langsung pembangunannya
hingga akhirnya diresmikan pada tahun 1991. MI Al-Mursyidiyyah
pertama kali beroprasi pada tahun 1991 dan dipimpin oleh Hj. Murdati
selaku putri dari pendiri MI Al-Mursyidiyyah. Beliau salah satu
perintis yang mengalami seluk beluk dan pahit getir perjuangan
mengelola sekolah, Hingga tahun 2020 MI Al-Mursyidiyyah dipimpin
oleh Hj. Murdati.
Sekolah ini beralamat di Jl. Raya Siliwangi Gg. Anggrek No. 47
Rt/Rw. 003/018 Kel. Pondok Benda Kec. Pamulang Kab. Tangerang
Selatan Porv. Banten, memiliki nilai akreditasi A. Mayoritas
masyarakat berlatar belakang pencocok tanam dan MI Al-
Mursyidiyyah di bentuk untuk melayani masayarakat dalam bidang
pendidikan, lalu sekolah memperoleh dukungan dan bantuan sehingga
sekolah berproses sangat meningkat atas dukungan dari masyarakat
dalam segi pengembangan, membangun dan pelaksanaan program
sekolah.
Melihat dari sejarah MI Al-Mursyidiyyah yang telah di
perjuangkan oleh purtinya hingga saat ini, terlihat bahwa ingin lebih
memperkenalkan kepada masyarakat, karena pada saat itu sekolah
masih kurang diminati.
59
2. Visi, Misi dan Tujuan MI Al-Mursyidiyyah
a. Visi
Terbentuknya siswa Madrasah Ibtidaiyyah yang berilmu,
unggul dalam prestasi dan berakhlak mulia.
Sebagai lembaga pendidikan visi merupakan acuan dan
sebagai cita-cita yang ingin di capai oleh lembaga pendidikan,
seperti halnya dengan cita-cita yang ingin di capai oleh MI Al-
Mursyidiyyah, dengan visi yang dimiliki MI Al-Mursyidiyyah
ingin membentuk siswa yang berilmu, unggul dalam prestasi dan
berakhlak mulia. Demikian visi yang dimiliki MI Al-Mursyidiyyah
sangat baik untuk dicapai agar siswa-siswinya menjadi generasi
yang berkualitas
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan
2) Menumbuh kembangkan kecerdasan spiritual, intelektual dan
emosional melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler
3) Menggali potensi, bakat dan minat dalam bidang sains,
teknologi, seni, dan olahraga
4) Menanamkan nilai-nilai Islam melalui pembiasaan sholat
berjama'ah, tadarus Al-Qur'an dan kegiatan keagamaan.
Misi merupakan kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai visi yang telah ditetapkan bersam-sama. Misi yang
tercantum diharapkan mampu dilakukan dengan baik dan dapat
mendukung terhadap pencapaian visi yang telah di tetapkan.
Dengan demikian warga sekolah harus mampu melaksanakan
misi dalam bentuk kegiatan yang nyata sehingga mendapatkan
manfaat dari kegiatan tersebut untuk mencapai visi yang telah
ditetapkan.
60
3. Profil kepala sekolah
Dalam menggerakkan sebuah pesawat diperlukan pilot untuk
mengendalikan pesawat, sama halnya dengan sebuah lembaga
pendidikan diperlukannya kepala sekolah dalam mengelola sekolah.
MI A-lMurssyidiyyah di kelola oleh kepala sekolah bernama HJ.
Murdati. Lahir di Jakarta, 16 Oktober 1972. Pendidikan terakhir S1
PAI di Universitas Muhamadiyyah Jakarta tahun 1996, S1 PGMI di
Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta tahun 2015 dan
Dia seorang anak dari pendiri Yayasan Al-Mursyidiyyah.
Ibu HJ. Murdati memimpin MI Al-Mursyidiyyah pada tahun 1991
ketika di sahkannya oleh Departemen Agama. hingga sekarang sekitar
27 tahun beliau memimpin sekolah tersebut dengan kepribadian dan
komtmen yang kuat untuk menjadikan siswa- siswi MI Al-
Mursyidyyah yang berilmu dan unggul dalam prestasi dan berakhlak
mulia. Beliau sudah tersertifikat oleh departemen agama sejak 2008
dan beliau juga mengikuti pendidikan dan pelatihan yang di
selenggarakan oleh Departemen Agama yaitu profesional learning,
pengambangan kelembagaan dan kompetensi profesional guru
Madrasah Ibtidaiyyah, kurikulum 2013 dan peningkatan kualitas
pendidikan dasar dan mengembangkan budaya madrasah unggul.
Berdasarkan paparan di atas bahwasannya identitas dan
pengalaman kepala sekolah sangat berpengaruhi dalam meningkatkan
kualitas sekolah agar tujuan-tujuan sekolah yang sudah ditetapkan
terwujud dengan baik. Seperti halnya dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik guru yang akan di teliti oleh peneliti, kepala sekolah ini
mampu melakukan perannya sebagai supervisi bidang akademik
karena sudah sangat berpengalan dalam mengawasi sekolah selama 27
tahun dan mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru juga,
sesuai dengan pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti olehnya.
61
4. Tenaga pendidik yang sudah disupervisi
Berikut adalah daftar nama guru yang sudah di supervisi di MI Al-
Mursyidiyyah:
Tabel 4.1
Daftar guru-guru yang sudah di supervisi di MI Al-Mursyidiyyah
No Nama Guru Yang Sudah
Disupervisi
Pendidikan
terakhir
Mata Pelajaran TMT Status
1 Hielda MHT, S. Pd. I S1 PGMI Tematik 2004 Honorer
2 Nur Amalia, S. Pd. I S1 PGMI Tematik 2002 Honorer
3 Ririn Rosalia, S. Pd. I S1 PAI Tematik 2000 Honorer
4 Fitria, S. Pd. I S1PGMI Bahasa Arab 2007 Honorer
5 Nur Fajriyah, S. Pd. I S1 PAI Bahasa Arab 2011 Honorer
6 Lenih, S. Pd. I S1 PGMI Fiqih 2001 Honorer
7 Evi Fitria, S. Pd. I S1 PGMI Tematik 2005 Honorer
8 Hj. Muryati, S. Pd. I S1 PAI Fiqih 2003 Honorer
9 Eka Dewi Candasari, S. Pd. I S1 PGMI Tilawah 2004 Honorer
10 Irma Handayani, S. Ag S1 PGMI Aqidah Akhlak 1997 Honorer
11 Didin, S. Pd. I S1 PAI Tilawati 2009 PNS
12 Ai Nurhasanah, S. Pd. I S1 PAI SKI 1997 Honorer
13 Syukron, S. Pd. I S1 PGMI Aqidah Akhlak 1994 PNS
14 M. Lukman Hakin, S. Hi S1 SYARIAH Alquran Hadit 2008 Honorer
15 Siti Mutmainah, S. Pd. I S1 PGMI SKI 2001 Honorer
16 Sopiyan, S. S S1 BAHASA
DAN SASTRA
SKI 2009 Honorer
17 Hj. Umi Kalsum, S. Ag S1 PGMI Tematik 1997 PNS
18 Acep Sopiyan, S. Si S1 MIPA Matematika 2012 Honorer
19 Hartati, S. Pd S1 PGMI SKI 2000 Honorer
20 Siti Minah, S. Pd S1 PAI Matematika 2017 Honorer
21 Nur Khadijah Suryani, S. Pd.
I
S1 PAI Aqidah Akhlak 2010 Honorer
22 Siti Mashnu”Ah, S. E. I S1 SYARIAH TIK 2009 Honorer
23 Ida Fitriayati, S. THI S1 TAFSIR
HADITS
Tilawah 2015 Honorer
24 Miranda Nakita Dewi, S. Pd S1 PGMI TIK 2016 Honorer
25 H, Sarip Hidayat, S. THI S1 TAFSIR Tilawah 2011 Honorer
62
HADITS
26 Syaiful Imron, S. Pd. I S1 PAI Tilawah 2019 Honorer
27 Siti Aminah, S. Pd S1 PAI Matematika 2017 Honorer
28 Eva Zulva Hidayati, S. Psi S1 PSIKOLOGI Bahasa Inggris 2019 Honorer
Berdasarkan data di atsa dapat diketahui bahwa guru-guru yang sudah
disupervisi oleh kepala sekolah berjumlah 28 orang dan sebagian besar guru yang
mengajar merupakan lulusan S1. Di samping itu sebagian guru mengajar mata
pelajaran sesuai dengan keahliannya, sehingga mereka dapat menjalankan tugas
dan kewajiban dengan baik. Namun demikian, masih ada sebagian kecil guru
yang mengajar tidak sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasainya. Hal tersebut
tentu akan mempengaruhi pembelajaran yang dilakukannya. Karena mereka sudah
menajdi bagian dari MI Al-Mursyidiyyah, maka hal tersebut kiranya perlu
mendapatkan perhatian dari kepala sekolah untuk melakukan pelatihan yang dapat
membantu dalam menjalankan tugas dan kewajiban agar kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik dan tujuan pendidika yang telah ditetapkan
dapat tercapai.
B. Deskripsi dan analisi data
1. Peran kepala sekolah sebagai supervisor bidang akademik
Kepala sekolah hendaknya mampu melaksanakan peran sebagai
supervisor bidang akademik, yang meliputi merencanakan program
supervisi akademik, melaksanakan melaksanakan superivisi akademik
terhadap guru dengan menggunakan teknik supervisi yang tepat dan
menindak lanjut hasil supervisi akademik. Begitupula dengan kepala
sekolah di Madrasah Islamiyah Al-Mursyidiyyah yang telah berusahan
untuk menjalankan perannya sebagai supervisor bidang akademik
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan supervisi akademik
1) Membuat jadwal supervisi akademik
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan
supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik
secara efektif diperlukan acuan yaitu membuat jadwal
63
supervisi akademik agar dalam pelaksanaan supervisi berjalan
dengan lancar dan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Murdati
selaku kepala sekolah, beliau mengatakan:
“Bahwa dalam menyelenggarakan supervisi saya
membuat jadwal supervisi akademik agar pelaksanaan
supervisi berjalan sesuai tujuannya. Dalam mengupayakan
supervisi akademik di sekolah saya mengukurnya dari (1)
kebutuhan sekolah yaitu fasilitas yang memadai, (2) kalender
akademik untuk sebagai acuan sekolah dalam mengadakan
acara setiap tahun dan persemester, (3) pengawasan ke guru
agar sikap dan keterampilan para guru dalam pembelajaran
berjalan dengan baik dan benar.”59
Senada dengan hasil wawacanara Irma Handayani
selaku guru kelas IV A di sekolah, beliau mengatakan “bahwa
kepala sekolah membuat jadwal supervisi dan saya merasa
dihargai ketika dilibatkan oleh kepala sekolah.”60
Sejalan dari pernyataan ibu Ririn Rosalia selaku guru
kelas I C, beliau mengatakan bahwa kepala sekolah membuat
jadwal tersebut dan saya merasa senang bisa membantu dalam
pembuatan jadwal supervisi akademik.61
Kemudian pernyataan dari ibu Lenih selaku guru kelas
II belia mengatakan bahwa kepala sekolah membuat jadwa
supervisi dan saya tidak tidak dilibatkan olehnya, menurut
59
Hasil Wawancara Dengan HJ. Murdati (Kepala Sekolah MI Al-Mursyidiyyah), Pada
Selasa 10 September 2019 60
Hasil Wawancara Dengan Irma Handayani ( Guru Kelas IV A) Pada Selasa 15
September 2019 61
Hasil Wawancara Dengan Ririn Rosalia (Guru Kelas I C) Pada Selasa 15 September
2019
64
saya mungkin ada guru yang lebih dipercaya olehnya selain
saya,62
Hal ini diperkuat dengan hasil observasi dari
dokumentasi menunjukkan bahwa jadwal supervisi akademik
guru dilakukan sebulan empat kali, jadwal tersebut tercantum
guru-guru sesuai mata pelajaran yang ingin di supervisikan
oleh supervisor dan ada empat supervisor yaitu HJ. Murdati
selaku kepala sekolah dan beberapa guru yang dipercaya oleh
kepela sekolah untuk menjadi supervisor yaitu HJ. Umi
Kalsum, Irma Handayani dan Didin.
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah dalam menyelenggarakan supervisi akademik, beliau
selalu membuat jadwal supervisi akademik dalam
melakukannya agar pelaksanaan supervisi akademik berjalan
sesuai dengan tujuannya. Dalam menyelenggarakan supervisi
akademik beliau mengukur dari (1) kebutuhan sekolah yaitu
fasilitas yang memadai, (2) kalender akademik untuk sebagai
acuan sekolah dalam mengadakan acara setiap tahun dan
persemester, (3) pengawasan ke guru agar sikap dan
keterampilan para guru dalam pembelajaran berjalan dengan
baik dan benar.
Dalam menyelenggarakan supervisi akademik Kepala
sekolah melibatkan beberapa guru-guru dalam pembuatan
jadwal supervisi akademik dan para guru yang dipilih merasa
senang dan dihargai karena bisa membantu dalam
menyelenggarakan supervisi akademik. Jadwal supervisi
dilakukan sebulan empat kali dan terdapat empat supervisor
62
Hasil Wawancara Dengan Lenih (Guru Kelas II) Pada Selasa 16 September 2019
65
yang dipercaya oleh kepalasa sekolah dan akan
mensupervisikan guru-guru sesuai mata pelajarannya.
2) Menyusun instrumen supervisi akademik
Supervisi akademik dapat dilakukan oleh kepala
sekolah dan guru yang ditugasi oleh kepala sekolah untuk
melakukan tugas sebagai penyelia dan dalam melakukanya
memperlukan instrument untuk mempermudah dalam
pelaksanaan supervisi akademik. Menyusun instrumen
bukanlah pekerjaan yang mudah itu pekerjaan yang
menantang, dalam menyusun instrument diperlukan
pemahaman yang mendalam terhadap langkah-langkah
kegiatan supevisi. Selain itu pemahaman tentang penyusunan
instrument yang baik dan benar susau dengan kebutuhan
penyusunan dan penggunanannya harus menjadi perhatian.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Murdati
selalu kepala sekolah, beliau mengatakan: “Bahwa saya juga
menyusun instrument supervisi akademik dan dalam menyusun
instrumentnya saya membentuk tim penyusun instrumentnya
agar pelaksanaannya terorganisir”63
Senada dengan hasil wawancara ibu Eka Dewi
Candasari selaku guru Aqidah Akhlak, beliau mengatakan “
saya tidak dilibatkan dan saya kurang tau terkait instrument
dikarnakan saya tidak diberitahu terkait penyusunan
instrument”.64
Sejalan dari pernyataan Irma Handayani selaku guru
kelas IV A, beliau mengatakan “bahwa saya dilibatkan dan
63
Hasil Wawancara Dengan HJ. Murdati (Kepala Sekolah MI Al-Mursyidiyyah), Pada
Selasa 10 September 2019
64 Hasil Wawancara Dengan Eka Dewi Candasari (Guru Aqidah Akhlak ) Pada Selasa
15 September 2019
66
instrument yang dibuat kepala sekolah sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan oleh sekolah”.65
Hal ini diperkuat dengan hasil observasi dari
dokumentasi menunjukkan bahwa instrument supervisi
akademik yang peneliti dapat yaitu instrument kunjungan
kelas, instrument observasi kelas, instrument rapat-rapat dan
instrument diskusi kelompok. Instrument tersebut tersusun dari
beberapa komponen kegiatan yang sudah di tetepkan oleh
pihak supervisor.
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah dalam menyelengarakan supervisi akademik, beliau
selalu menyusun instrument supervisi akademik sebelum
pelaksanaan dan kepala sekolah membentuk tim penyusun agar
pelaksanaanya terorganisir. Para guru menanggapi bahwa
instrumen supervisi akademik bagus, menarik dan tidak semua
guru dilibatkan dalam penyusunanan instrument supervisi.
Instrument supervisi akademik yang peneliti dapat yaitu
instrument kunjungan kelas, instrument observasi kelas,
instrument rapat-rapat dan instrument diskusi kelompok.
b. Melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik
1) Melakukan kunjungan kelas
Kunjungan kelas ini adalah teknik pembinaan guru oleh
kepala sekolah atau supervisior dalam rangka mengamati
pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga memperoleh
data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Murdati
selaku kepala sekolah mengatakan “bahwa kepala sekolah
melakukan kunjungan kelas secara berkala, mengingatkan guru
65
Hasil Wawancara Dengan Irma Handayani ( Guru Kelas IV A) Pada Selasa 15
September 2019
67
dalam kemampuan kegiatan belajar seperti kemampuan
pedagogiknya ”.66
Senada dengan hasil wawancara ibu Irma Handayani
selaku guru kelas IV A mengatakan “bahwa kepala sekolah
melakukan kunjungan kelas dan ketika di kunjungi oleh kepala
sekolah saya merasa senang diarahakan dalam mengetahui
pembelajaran yang mendidik dan dialogis kepada siswa agar
pembelajaran menjadi menarik, menantang dan tidak monoton
”.67
Sejalan dengan pernyataan dari ibu Ririn Rosalia
selaku guru kelas I C mengatakan “bahwa kepala sekolah
melakukan kunjungan kelas dan saya menjadi semangat dalam
mengajar dan beliau mengarahkan ke saya untuk lebik
memahami peserta didik karena beliau melihat peserta didik
ada yang kurang semangat dalam belajar”.68
Kemudian penyataan dari bapak syaiful imron selaku
guru Fiqh, mengatakan “bahwa kepala sekolah melakukan
kunjungan kelas tetaou saya kurang puas dikarnakan kepala
sekolah sekedar melihat saja dan tidak sesuai jadwalnya”69
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik yaitu
dengan melakukan kunjungan kelas secara berkala dan selalu
menyiapkan penilaian dalm melakukannya agar kegiatan
belajar mengajar dikelas berjalan dengan baik. Dalam
melakukan kunjungan kelas beberapa guru merasa senang lalu
menjadi semangat dalam memberikan pengetahuan dan ilmu
66
Hasil Wawancara Dengan HJ. Murdati (Kepala Sekolah MI Al-Mursyidiyyah), Pada
Rabu 11 September 2019 67
Hasil Wawancara Dengan Irma Handayani ( Guru Kelas IV A) Pada Selasa 15
September 2019 68
Hasil Wawancara Dengan Ririn Rosalia (Guru Kelas I C) Pada Selasa 15 September
2019 69
Hasil Wawancara Dengan Syaiful Imron (Guru Kelas Fiqh) Pada Selasa 17 September
2019
68
kepada siswa dan ada guru yang kurangpuas dikarenakan
hanya sekedar melihat saja dan tidak mengingatkan
kekurangan dalam pembelajaran guru.
2) Melakukan observasi kelas
Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat
dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak.
Obsevasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh
supervisior terhadap proses pembelajaran yang sedang
berlangsung
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Murdati
selaku kepala sekolah mengatakan
”bahwa kepala sekolah melakukan observasi kelas dan
melakukanya berupa (1) mengobservasi kelas dengan waktu
yang tepat (2) melakukan monitoring kelas atau kegiatan
belajar mengajar sesuai komponen kegitan yang sudah
dibentuk (3) melakukan pemeriksaan admonistrasi kelas dan
melengkapinya agar sesuai ketentuan yang sudah di
tetapkan”.70
Senada dengan hasil wawancara ibu Ririn Rosalia
selaku guru I C mengatakan “bahwa kepala sekolah
melakukannya dan saya merasa semangat bahwasannya ada
yang mengawasi dalam kegiatan belajar mengajar dan saya
diingatkan untuk lebih membaca silabus lagi sebelum memulai
pembelajaran dan melengkapi adminstrasi kelas”.71
Sejalan dengan pernyataan dari bapak M. Lukman
Hakim selaku guru kelas V, beliau mengatakan “bahwa kepala
sekolah melakukan observasi kelas dan saya merasa senang
bisa dikoreksi apa saja yang salah dalam pengajarannya dan
70
Hasil Wawancara Dengan HJ. Murdati (Kepala Sekolah MI Al-Mursyidiyyah), Pada
Rabu 11 September 2019 71
Hasil Wawancara Dengan Ririn Rosalia (Guru Kelas I C) Pada Selasa 15 September
2019
69
saya diarahkan untuk melengkapi administrasi kelas terlebih
dahulu”.72
Kemudian dengan pernyataan dari ibu Lenih selaku
guru kelas II, beliau mengatakan “ bahwa kepala sekolah
melakukan observasi kelas dan saya merasa diingatkan dalam
melengkapi administrasi kelas dan di suruh untuk membaca
silabus sebelum mengajar.73
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik yaitu
dengan melakukan observasi kelas. Melakukan observasi kelas
dengan (1) mengunjungan kelas dengan waktu yang tepat (2)
melakukan monitoring kelas atau kegiatan belajar mengajar
sesuai instrumen observasi kelas yang sudah dibentuk (3)
melakukan pemeriksaan admonistrasi kelas dan
melengkapinya agar sesuai peraturan yang sudah di tetapkan.
Dalam melakukan obsevasi kelas para guru merasa semangaat
dan senang karena bisa di koreksi apa saja yang salah dalam
pengajaran.
3) Melibatkan guru dalam rapat-rapat terkait pembelajaran
Sekolah biasa mengadakan rapat baik itu dilaksanakan
secara terjadwal ataupun secara insidental. Dalam rapat
biasanya yang berkaitan khusus denga permasalahan di
sekolah dan beraitan dengan proses belajar mengajar guru di
kelas.
Berdasarkan hasil wawancara dari ibu Murdati selaku
kepala sekolah, beliau mengatakan
“bahwa kepala sekolah melibatkan guru dalam rapat-rapat
terkait pembelajaran dan kepala sekolah sudah membuat
kesepakatan dengan guru mengadakan rapat rutin 2 minggu
72
Hasil Wawancara Dengan M. Lukman Hakim (Guru Kelas V ) Pada Selasa 15
September 2019 73
Hasil Wawancara Dengan Lenih (Guru Kelas II) Pada Selasa 16 September 2019
70
sekali membahas evaluasi kegaiatan belajar mengajar dan
kami megadakan rapat kerja persemester agar kegiatan belajar
mengajar guru meningkatkan dalam merancang
pembelajaran”.74
Senada dengan wawancara dari bu Eka Dewi Candasari
selaku guru Aqidah Akhlak, beliau mengatakan “bahwa kepala
sekolah melibatkan saya dalam rapat-rapat pembelajaran dan
saya merasa mendapatkan cara mengatasi masalah
pembelajaran dan mengetahui merancang pembelajaran yang
baik dan benar setelah rapat-rapat”.75
Sejalan dari pernyataan dari bapak M. Lukman Hakim
selaku guru kelas V, beliau mengatakan “bahwa kepala
sekolah melibatkan saya dalam rapat-rapat pembelajaran dan
saya senang bisa betukar pendapat, mendapatkan ilmu ketika
rapat-rapat terkait pembelajaran dan diarahkan untuk
mengevaluasi hasil pembelajaran satu persatu apa saja yang
kesulitan dalam mengajar”.76
Kemudian dari pernyataan dari ibu Mahpuzah selaku guru
Al-Quran Hadits, beliau mengatakan”bahwa kepala sekolah
melibatkan saya dalam rapat-rapat terkait pembelajaran dan
Saya merasa senang karena membahas cara melaksanakan
pembelajaran yang mendidik agar siswa semangat dalam
belajar.77
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik yaitu
dengan melibatkan guru dalam rapat-rapat pembelajaran.
74
Hasil Wawancara Dengan HJ. Murdati (Kepala Sekolah MI Al-Mursyidiyyah), Pada
Rabu 11 September 2019 75
Hasil Wawancara Dengan Eka Dewi Candasari (Guru Aqidah Akhlak ) Pada Selasa 15
September 2019 76
Hasil Wawancara Dengan M. Lukman Hakim (Guru Kelas V ) Pada Selasa 15
September 2019 77
Hasil Wawancara Dengan Mahpuzah (Guru Al-Quran Hadit) Pada Selasa 17
September 2019
71
Mengadakan rapat rutin 2 minggu sekali bersama guru-guru
dan mengadakan rapat kerja setiap persemester agar kegiatan
belajar mengajar berjalan dengan baik. Dalam melibatkannya
para guru merasa senang karena mendapatkan cara mengatasi
masalah pembelajaran setelah rapat-rapat, bertukar pendapat
dan mendapatkan ilmu baru.
4) Melakukan diskusi kelompok
Kegiatan diskusi ini dapat mengambil beberapa
pertemuan seperti misalnya seminar ataupu kelompok studi.
Selain itu kegiatan kelompok diskusi ini berguna untuk tatap
muka, bertukar informasi dan sebagai saranan untuk
membahas bersama-sama mengenai permasalahan pendidikan
dan pengajaran
Berdasarkan hasil wawancara dari ibu Murdati selaku
kepala sekolah, beliau mengatakan
“bahwa kepala sekolah setiap minggu sekali melakukan
diskusi kelompok terkait pembelajaran karna banyak revisi
dalam merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
yang mendidik di kelas dan kami membuat strategi dalam
pembelajaran agar siswa belajar dengan semangat dan
nyaman”. 78
Senada dengan wawancara dari bu Irman Handayani selaku
guru kelas IV A, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah
melakukan diskusi kelompok dan alhamdulillah saya bisa
saling sharing tentang merancang pembelajaran yang baik
78
Hasil Wawancara Dengan HJ. Murdati (Kepala Sekolah MI Al-Mursyidiyyah), Pada
Rabu 11 September 2019
72
agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan optimal dan
mencari solusi terbaik ”.79
Sejalan dengan pernyataan dari bu Ririn Rosalia selaku
guru I C, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah
melakukan diskusi kelompok dan saya merasa senang bisa
mendapatkan ilmu baru dan bisa mengetahui cara melakukan
pembelajaran yang mendidik kepada siswa”.80
Kemudian dengan pernyataan dari ibu Eva Fitria selaku
guru kelas III, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah
melakukannya dan saya kurang nyaman dengan proses
diskusinya dikarenakan monoton dalam penyampaianya.81
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik yaitu
dengan melakukan diskusi kelompok. Melakukan diskusi
karena banyak revisi guru dalam pembelajaran dan ingin
membuat solusi atau strategi dalam pembelajaran. Dalam
melakukannya para guru senang bisa sharing tentang
pembelajaran, mencari solusi dan mendapatkan ilmu baru dan
ada beberpa guru yang tidak nyaman dengan proses diskusinya
dikarenakan monoton dalam penyampaiannya.
5) Melibatkan guru dalam workshop terkait pembelajaran
Dalam sebuah instansi pendidikan terdapat suatu
kegiatan yang dilaksanakan per semster sekali bagi guru.
Kegiatan tersebut untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
kegiatan belajar mengajar, menambah wawasan baru agar
mendapatkan metode pembelajaran baru, dan lain-lain.
79
Hasil Wawancara Dengan Irma Handayani ( Guru Kelas IV A) Pada Selasa 15
September 2019 80
Hasil Wawancara Dengan Ririn Rosalia (Guru Kelas I C) Pada Selasa 15 September
2019 81
Hasil Wawancara Dengan Eva Fitria (Guru Kelas III) Pada Selasa 16 September 2019
73
Kegiatannya disebut dengan workshop, workshop merupakan
kegiatan yang dilakukan sebagai tempat berkumpulnya orang-
orang untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu dengan
jalan berdiskusi terutaman permalsahan pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dari ibu Murdati selaku
kepala sekolah, beliau mengatakan
“bahwa kepala sekolah melibatkan guru dalam
workshop terkait pembelajaran dan sekolah di awal tahun
selalu melakukan workshop internal bagi guru agar mereka
mendapatkan motivasi dalam belajar mengajar yaitu berupa
workshop pembelajaran K13 dan GSM, pelatihan metode
tilawati, metode merrancang pembelajaran”.82
Senada dengan wawancara dari bapak M. Lukman
Hakim selaku guru kelas V, beliau mengatakan “bahwa kepala
sekolah melibatkan saya dalam workshop terkait pembelajaran
dan saya merasa senang bisa mengembangkan potensi yang
dimiliki agar bisa memotivasi kepada siswa untuk diat belajar
dan mempelajari kurikulum era yang sekarang juga”.83
Sejalan dengan pernyataan dari bu Ririn Rosalia selaku
guru I C, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah
melibatkan saya dalam workshop terkait pembelajaran dan
saya merasa diingatkan bagaimana merancang pembelajaran
yang baik dan melengkapi administrasi kelas ketika diadakan
workshop internal terkait pembelajaran”.84
82
Hasil Wawancara Dengan HJ. Murdati (Kepala Sekolah MI Al-Mursyidiyyah), Pada
Rabu 11 September 2019 83
Hasil Wawancara Dengan M. Lukman Hakim (Guru Kelas V ) Pada Selasa 15
September 2019 84
Hasil Wawancara Dengan Ririn Rosalia (Guru Kelas I C) Pada Selasa 15 September
2019
74
Hal ini diperkuat dengan hasil observasi dari
dokumentasi menunjukkan bahwa diadakanannya workshop
terkait pembelajaran dan foto tersebut terlihat sangat intensif
dan menyamankan bagi guru karena terlihat guru-guru sangat
menikmati workshop tersebut dengan penyampaian dari
pemateri.
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik yaitu
dengan melibatkan guru dalam workshop terkait pembelajaran.
Dalam melakukan workshop setiap awal tahun agar guru
mendapatkan motivasi dalam mengajar. Workshop tersebut
berupa workshop pembelajaran K13 dan GSM, pelatihan
metode tilawati. Dalam melakukannya para guru merasa
senang bisa mengembangkanya dan diingatkan bagaimana
mengajar yang baik dan benar.
6) Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi guru terkait
pembelajaran
Sangat banyak masalah-masalah di sekolah terutama
pada guru yang menimbulkan ketidakpahaman pada cara
mengajar yang baik dan benar. Untuk menyelesaikan masaalh
pada setiap guru maka diperlukan waktu konsultasu terkait
pembelajaran agar mendapatkan solusi untuk memperbaikinya.
Berdasarkan hasil wawancara ibu Murdati selaku
kepala sekolah, beliau mengatakan:
“bahwa kepala sekolah menyediakan waktu untuk
konsultasi bagi guru terkait pembelajaran dan melakukannya
dengan (1) saya akan menanggapi dan mendengarkannya
dengan aktif (2) membahas kemampuan pedagogik yang
dimiliki guru (3) saya memberikan solusi dalam masalah
75
tersebut dan memberika motivasi kepada guru agar berlajan
dengan lancar”.85
Senada dengan wawancara dari bapak M. Lukman
Hakim selaku guru kelas V, beliau mengatakan “bahwa kepala
sekolah menyediakan waktu saya untuk konsultasi terkait
pembelajaran dan saya merasa baik, nambah semangat karena
beliau sangat perhatain sekali dan saya dinasehatin untuk lebih
memahami landasan pendidikan agar para siswa mengetahui
kondisi pendidikan di indonesia”.86
Sejalan dengan pernyataan dari ibu Ririn Rosalia
selaku guru I C, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah
menyediakan waktu saya untuk konsultasi terkait
pembelajaran, saya merasa dirangkul oleh beliau karena beliau
memahami para guru terkait pembelajaran dan saya diingatkan
untuk bisa melaksanakan epmbelajaran yang mendidik agar
pembelajaran selanjutnya bisa meningkatkan karena ada nilai
siswa yang rendah”.87
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah melaksanakan pelaksanaan supervisi klinis yaitu
dengan menyeiakan waktu untuk konsultasi bagi guru terkait
pembelajaran. Melakukannya dengan (1) saya akan
menanggapi dan mendengarkannya dengan aktif (2) saya
memberikan solusi dalam masalah tersebut dan memberika
motivasi kepada guru agar berlajan dengan lancar. Dengan
85
Hasil Wawancara Dengan HJ. Murdati (Kepala Sekolah MI Al-Mursyidiyyah), Pada
Rabu 11 September 2019 86
Hasil Wawancara Dengan M. Lukman Hakim (Guru Kelas V ) Pada Selasa 15
September 2019 87
Hasil Wawancara Dengan Ririn Rosalia (Guru Kelas I C) Pada Selasa 15 September
2019
76
menyediakan waktu para guru merasa baik, nambah semangat
dan merasa di rangkul olehnya.
c. Menindak lanjut hasil supervisi akademik
1) Menindak lanjuti hasil pelaksanaan supervisi akademik
Dalam sebuah pelasakaan yang sudah dilaksanakan
banyak sekali hal-hal yang harus dilengkapi dan dibenahi agar
pelaksanaan selanjutnya berjalan dengan lancar. Diadakannya
tindak lanjut bagi pelaksanaanya tersebut guna untuk
mengatasi masalah-masalah yang di dapat dalam pelaksanaan
dan meminimalisir kekurangan yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dari ibu Murdati selaku
kepala sekolah, beliau mengatakan
“bahwa kepala sekolah menindak lanjuti hasil
pelaksanaan supervisi akademik dengan (1) mengembangkan
pelaksanaan tersebut (2) menlengkapi sarana dan prasarana
yang belum lengkap (3) melanjutkan kegiatan yang sudah baik
(4) melakukan langkah-langkah yang lebih baik, (5)
memberikan motivasi pada guru”.88
Senada dengan wawancara dari pak M. Lukman Hakim
selaku guru kelas V, beliau mengatakan “bahwa kepala
sekolah menindak lanjuti hasil pelaksanaan supervisi akademik
dan beliau menindak lanjutinya dengan memberikan motivasi
agar selalu melakukan hal-hal yang lebih baik”.89
Sejalan dengan pernyataan dari bu Ririn Rosalia selaku
guru I C, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah menindak
lanjuti hasil pelaksanaan supevisi akademik dan menindak
88
Hasil Wawancara Dengan HJ. Murdati (Kepala Sekolah MI Al-Mursyidiyyah), Pada
Kamis 12 September 2019 89
Hasil Wawancara Dengan M. Lukman Hakim (Guru Kelas V ) Pada Selasa 15
September 2019
77
lanjuti dengan menfollow up setiap guru dalam kegiatan
belajar mengajar”.90
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah menindaklanjuti hasil supervisi akademik yaitu dengan
menindak lanjuti pelaksanaan supervisi akademik.
Menindaklanjutinya dengan (1) mengembangkan pelaksanaan
tersebut (2) melengkapi sarana dan prasarana yang belum
lengkap (3) melanjutkan kegiatan yang sudah baik (4)
melakukan langkah-langkah yang lebih baik (5) memberikan
motivasi pada guru. Dalam melakukannya tanggapana para
guru sangat posiitif yaitu mendapatkan motivasi dan difollow
up setiap guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
2) Membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi akademik
Pelaksanaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dikerjakan dengan bersama-sama agar mencapai tujuan yang
diinginkannya. Dalam sebuah pelaksanaan perlu dibuat laporan
pelaksanaan agar kegiatan-kegiatan yang sudah terlaksanan
bisa dilaporkan kepada pihak yang mengadakannya dan bisa
diarsipkan untuk mempermudah kegiatan-kegiatan selanjutnya.
Berdasarkan hasil wawancara ibu Murdati selaku
kepala sekolah, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah
membuat laporan pelaksanaan akademik”.91
Senada dengan wawancara dari pak M. Lukman Hakim
selaku guru kelas V, beiau mengatakan “bahwa kepala sekolah
90
Hasil Wawancara Dengan Ririn Rosalia (Guru Kelas I C) Pada Selasa 15 September
2019 91
Hasil Wawancara Dengan Hj. Murdati (Kepala Sekolah Mi Al-Mursyidiyyah), Pada
Kamis 12 September 2019
78
membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi akademik dan
laporannya baik dan bagus”.92
Sejalan dengan pernyataan dari bu Ririn Rosalia selaku
guru I C, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah kepala
sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik dan saya merasa sadar bahwasannya saya memiliki
kekurangan dalam mengajar”.93
Hal ini diperkuat dengan hasil observasi dari
dokumentasi menunjukkan bahwa laporan pelaksanaan
supervisi akademik yang peneliti dapat berupa laporan
kunjungan kelas. Laporan observasi kelas, laporan rapat-rapat
dan laporan diskusi kelompok. Laporan tersebut tersusun
dengan rapih dan mudah dimengerti, laporan tersebut di
bagikan kepada guru-guru agar mereka mengetahui
kekurangan yang ia miliki.
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah menindaklanjuti hasil supervisi akademik yaitu dengan
membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi akademik.
Dengan melakuaknnya tanggapan para guru yaitu baik, bagus
laporannya dan merasa sadar bahwasannya para guru memiliki
kekurangan dalam mengajar..
3) Hasil dari tindak lanjut
Hasil supervisi akademik maupun supervisi klinis perlu
ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata bagi
peningkatnya kemampuan guru. Dampak nyata ini diharapkan
dapat dirasakan masyarakat maupun warga sekolah
92
Hasil Wawancara Dengan M. Lukman Hakim (Guru Kelas V ) Pada Selasa 15
September 2019 93
Hasil Wawancara Dengan Ririn Rosalia (Guru Kelas I C) Pada Selasa 15 September
2019
79
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Murdati
selaku kepala sekolah, beliau mengatakan:
“bahwa hasil tindak lanjut berupa laporan supervisi
akademik dan supervisi klinis yang kami dapat yaitu (1)
mengembangnya kemampuan guru mencapai tujuan
pembelajaran yang dicanangkan kemampuannya dan mencapai
tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-murid (2)
mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-
sungguh terhadap tugas dan tanggung jawab (3) kegiatan
belajar mengajar berjalan sesuai dengan kebutuhannya, (4)
meningkatnya semangat belajar siswa dan (5) wali murid
merasa puas atas perkembangan anaknya”.94
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah menindaklanjuti hasil tindak lanjut yaitu dengan
menghasilkan dari tindak lanjut supervisi akademik dan
supervisi klinis. Hasil dari tindak lanjutnya yaitu (1)
mengembangnya kemampuan guru mencapai tujuan
pembelajaran yang dicanangkan kemampuannya dan mencapai
tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-murid (2)
mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-
sungguh terhadap tugas dan tanggung jawab (3) kegiatan
belajar mengajar berjalan sesuai dengan kebutuhannya, (4)
meningkatnya semangat belajar siswa dan (5) wali murid
merasa puas atas perkembangan anaknya. Dari hasil tindak
lanjutnya yang usdah tercantum di atas akan dilaksankan
secara rutin akan dapat selalu berkembang dari pelaksanaan
yang sudah dilaksanakan.
94
Hasil Wawancara Dengan HJ. Murdati (Kepala Sekolah MI Al-Mursyidiyyah), Pada
Kamis 12 September 2019
80
2. Kompetensi pedagogik guru
Berdasarkan data dan indikator tentang komepetensi pedagogik
yang di teliti menggunakan angkat yang terdiri dari 65 butir item
pernyataan Setelah mengetahui butir item pernyataan angket, maka
angket tersebut yang digunakan oleh penulis untuk di sebar. Setelah
angket tersebut kemudian dianalisa dalam bentuk tabel dengan
menggunakan teknik deskriptif prosentase untuk mengetahui
bagaimana peran kepala sekolah sebagai supervisor bidang akademik
dalam meningkatkan kompetensi pedagogik di MI Al-Mursyidiyyah
dan hasil dari angket tersebut dapat di lihat dari tabel-tabel berikut :
a. Pemahaman wawasan
Tabel 4.2 Pemahaman Visi Dan Misi Pendidikan Nasional
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
132 160 132/160 82,5 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa guru di kategorikan baik
memahami visi dan misi pendidikan nasional. Ini berarti bahwa
guru sudah menguasai terkait pemahaman wawasan atau landasan
pendidikan dikarenakan kepala sekolah menfasilitasi dengan
memajang rumusan visi dan misi pendidikan di setiap kelas untuk
para guru memahaminya dan dapat menjelaskan kepada para
siswa.
Tabel 4.3 Pemahaman Hubungan Pendidikan Dan Pengajaran
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
221 240 221/240 92,1 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru di kategorikan baik
memahami hubungan pendidikan dan pengajaran. Ini berarti bahwa
guru memahami hubungan pendidikan dan pengajaran dikarenaka
kepala sekolah selalu memberikan wawasan dan mengingatkan
pentingnya wawasan kepada guru ketikadiadakannya rapat-rapat.
Tabel 4.4 Pemahaman Konsep Pendidikan Dasar Dan Menengah
81
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
148 160 132/160 92, 5 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa guru di kategorikan baik
dalam memahami konsep pendidikan dasar dan menengah. Ini
berarti bahwa guru memahami konsep pendidikan dasar dan
menengah dikarenakan kepala sekolah rutin mengadakan rapat
sekaligus membahas konsep pendidikan agar para guru
memahaminya dengan jelas.
Tabel 4.5Pemahaman Fungsi Sekolah
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
214 240 214/240 89,1 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa guru di kategorikan baik
dalam memahami fungsi sekolah. Ini berarti bahwa guru
memahami fungsi sekolah dikarenakan kepala sekolah menfasiliasi
dengan memasang fungsi sekolah d setiap ruangan agar para guru
selalu diingatkan untuk memahami fungsi sekolah.
Tabel 4.6 Indentifikasian Permasalah Umum Pendidikan Dalam Proses
Dan Hasil Pendidikan
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
139 160 139/160 86,8 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru di kategorikan
baik dalam mengindentifikasi permasalahan umum pendidikan
dalam proses dan hasil pendidikan, ini berarti bahwa guru mahir
dalam mengindentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam
proses dan hasil pendidikan dikarenakan kepala sekolah
menyediakan waktu konsutasi kepada guru untuk membahasa
permasalahan umum pendidikan dalam proses dan hasil
pendidikan.
82
Tabel 4.7 Pemahaman Sistem Pendidikan Sekolah Maupun Luar Sekolah
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
124 160 124/160 77,5 Cukup
Tabel di atas, menunjukkan bahwa di kategorikan guru
cukup dalam memahami sisten pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah. Ini berarti bahwa guru memahami sistem pendidikan
di sekolah maupun diluar dikarenakan kepala sekolah melibatkan
guru dalam rapat-rapat untuk selalu membahas dan memberikan
pengarahan bagi para guru untuk memahaminya tetapi kepala
sekolah harus lebih memperhatikan perkembangan guru agar
berjalan dengan baik
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa peran
kepala sekolah sebagai supervisor bidang akademik sangat
berpengaruh yaitu dengan menfasilitasi berbagai pajangan,
meyediakan waktu konsultasi untuk guru melibatkan guru dalam
rapat-rapat, sehingga meningkatnya sangat baik bagi pemahaman
wawasan atau landasan pendidikan pada guru agar wawasan para
siswa luas terutama landasan pendidika di indonesia. Tetapi kepala
harus lebih memperhatikan tingkat perkembangan guru terkait
pemahaman wawsan atau landasan pendidikan agar kegiatan
belajar mengajar berjalan dengan lancar.
b. Pemahaman peserta didik
Tabel 4.8 Pemahaman Guru Terhadap Siswa
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
123 160 123/160 76,8 Cukup
Tabel di atas, hal ini menunjukkan bahwa guru di
kategorikan cukup dalam memahami siswa dengan baik. Ini
berarti bahwa guru memahamu siswa dengan baik dikarenakan
kepala sekolah rutin mengunjungi ke kelas agar dapat
83
mengingatkan guru dalam memehami siswa tetapi kepala sekolah
harus memperhatikannya juga dalam proses pemahaman guru.
Tabel 4.9 Pemahaman Guru Terkait Perkembangan Siswa
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
181 240 181/240 75,4 Cukup
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorkan
cukupdalam memahami tahap perkembangan siswa. Ini berarti
bahwa guru memahami tahap perkembangan siswa dikarenakan
kepala sekolah rutin membahas tahap perkembangan siswa ketika
di adakan rapat-rapat agar guru dapat memahaminya. Namun
kepala sekolah harus memperhatikan perkembangan guru dalam
memahaminya.
Tabel 4.10 Pemahaman Guru Terkait Kemampuan Siswa
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
133 160 133/160 83,1 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan baik
dan memahami tahap kemampuan siswa. Ini berarti bahwa guru
menguasai tahap kemampuasn siswa dikarenakan kepala sekolah
sekolah menginatkan kepada guru dalam rapat-rapat agar mampu
memahami tahap kemampuan siswa.
Tabel 4.11 Pemahaman Guru Terkait Keunggulan Dan Kekurangan Siswa
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
143 160 143/160 89,3 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru di kategoriakan
baik dalam memahami keunggulan dan kekurangan siswa. Ini
berarti bahwaguru menguasai dalam memahami tahap keunggulan
dan kekurangan siswa karena kepala sekolah menyediakan waktu
konsultasi untuk mengingatkan guru untuk memperhatikan
keunggulan dan kekurangan siswa di kelas
84
Tabel 4.12 Pemahaman Guru Terhadap Hambatan Yang Di Hadapi Siswa
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
132 160 132/160 82,5 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru di kategorikan baik
dalam memahami tahap hambatan yang di hadapi siswa. Ini berarti
bahwa guru memahami hambatan yang di hadapi siswa
dikarenakan kepala sekolah Membimbing guru tentang cara
mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problem yang dialami
siswa agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Berdasarkan data di atas dapat di simpulkan bahwa peran
kepala sekolah sebagai supervisor bidang akademik sangat
berpengaruh dan melaksanakan pelaksanaan supervisor yaitu
dengan Kunjungan kelas, melibatkan guru dalam rapat-rapat,
menyediakan waktu konsultasi dan membimbing guru tentang cara
mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problem yang dialami
siswa tetapi kepala sekolah harus lebih memperhatikan agar guru
lebih memahami peserta didik sehingga peserta didik lebih
semangat dan nyaman.
c. Pengembangan kurikulum
Tabel 4.13 Pemahaman Guru Terkait Penulisan Identitas Mata Pelajaran
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
138 160 138/160 86,2 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan baik
dalam penulisan identitas mata pelajaran. Ini berarti bahwa guru
menguasai dalam penulisan identitas mata pelajaran dikarenakan
kelapa sekolah rutin mengobservasi ke kelas untuk memeriksa
identitas mata pelajaran guru agar kegiatan belajar mengajar
berjalan dengan baik.
Tabel 4.14 Pemahaman Guru Dalam Merumusan Standar Kompetensi
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
85
121 160 121/160 75,6 Cukup
` Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan
cukup dalam mehamai rumusan standar kompetensi. Ini berarti
bahwa guru memahami rumusan standar kompetensi dikarenakan
kepala sekolah melibatkan guru dalam worshop internal terkait
pembelajaran agar guru dapat lebih memahami rumusan standar
kompetensi. Namun kepala sekolah harus lebih memperhatikan
perkembangan guru dalam merumuskan standar kompetensi.
Tabel 4.15 Pemahaman Guru Dalam Menentukan Kompetensi
Dasar
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
132 160 132/160 82,5 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan baik
dalam memahami penentuan kompetensi dasar. Ini berarti bahwa
guru menguasai dalam penentuan kompetensi dasar dikarenakan
kepala sekolah selalu mengingatkannya ketika mengadakan diskusi
kelompok agar guru lebih memahaminya satu sama lain.
Tabel 4.16 Pemahaman Guru Dalam Menentukan Materi Pokok Dan
Uraian Materi
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
144 160 144/160 90 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru di kategorikan baik
dalam menentukan materi pokok dan uraian. Ini berarti bahwa guru
menguasai dalam menentukkan materi pokok dan uraian
dikarenakan kepala sekolah melibatkan guru workshop internal
agar para guru diberikan pengarahan dan ilmu dalam menentukan
materi pokok dan uraian.
Tabel 4.17 Pemahaman Guru Dalam Menentukan Pengalaman Belajar
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
139 160 139/160 86,8 Baik
86
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan baik
dalam menentukan pengalaman belajar. Ini berarti bahwa guru
mengusai dalam menentukan pengalaman belajar dikarenakan
kepala sekolah menyediakan waktu konsultasi agar guru lebih
memahami penentuan pengalaman belajar dan siswa mengerti
belajar yang baik dan benar.
Tabel 4.18 Pemahaman Guru Dalam Menentukan Alokasi Waktu
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
186 240 186/240 77,5 Cukup
Tabel diatas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan
cukup dalam menentukkan alokasi waktu. Ini berarti bahwa guru
memahami dalam menentukkan aokasi waktu dikarenakan kepala
sekolah rutin membahasnya ketika diadakan rapat-rapat agar
semua guru lebih memahami dalam menentukan alokasi waktu.
Namun kepala sekolah harus memperhatikan perkembangan guru
dalam memahaminya.
Tabel 4.19 Pemahaman Guru Dalam Menentukan Sumber Bahan
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
132 160 132/160 82,5 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan baik
dalam menentukkan sumber bahan ajar. Ini berarti bahwa guru
menguasai dalam menentukkan sumber bahan dikarenakan kepala
sekolah selalu mengingatkan ketika rapat-rapat untuk memahami
penentuan sumber bahan ajar agar kegiatan belajar mengajar
berjalan dengan baik.
Hal in diperkuat dari hasil observasi dengan dokumentasi
yang menunjukkan bahwa silabus, kompetensi dasar yang dibuat
oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran dan penentuan
kompetensi inti dan kompetensi dasarnya sudah baik dikarenakan
mudah dipahami dan dicermati.
87
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa peran
kepala sekolah sebagai supervisor bidang akadenik berpengaruh
dan melaksanakan pelaksanaan supervisi yaitu dengan observasi
kelas, melibatkan guru dalam workshop internal, diskusi
kelompok, menyediakan waktu konsultasi dan melibatkan guru
dalam rapat-rapat tetapi kepala sekolah harus lebih memperhatikan
agar guru lebih memahami terkait pengambangan kurikulum/
silabus dalam kegiatan belajar siswa.
d. Perancangan pembelajaran
Tabel 4.20 Kemampuan Guru Mengidentifikasi Kebutuhan Pembelajaran
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
131 160 131/160 8,8 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan baik
dalam mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran. Ini berarti bahwa
guru menguasai dalam mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran
dikarenakan kepala sekolah rutin melakukan kunjungan kelas
untuk memeriksa kebutuhan pembelajaran agar kegiatan belajar
mengajar berjalan dengan baik
Tabel 4.21 Kemampuan Guru Menganalisis Kompetensi Dasar
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
123 160 123/160 76,8 Cukup
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan
cukup dalam merusmuskan kompetnsi dasar. Ini berarti bahwa guru
mampu merumuskan kompetensi dasar dikarenakan kepala sekolah
melibatkan guru dalam workshop internal agar guru dapat
memahami dalam merumuska kometensi dasar yang baik dan
benar. Namun kepala sekolah harus memperhatikan perkembangan
guru agar lebih memahaminya.
88
Tabel 4.22 Kemampuan Guru Menyusun Program Pembelajaran
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
129 160 129/160 80,6 Cukup
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan
cukup dalam menyusun program pembelajaran. Ini berarti bahwa
guru mmpu menyusun program pembelajaran dikarenakan kepala
sekolah mengingatkannya ketika rapat-rapat berlansung agar guru
mengertilangkah-langkah dalam menyusun program pembelajaran.
Namun kepala sekolah harus memperhatikan perkembangan guru
agar lebih memahaminya
Hal ini diperkuat dengan hasil observasi dari dokumentasi
menunjukkan bahwa rancangan pembelajaran yang di buat oleh
guru sudah baik dan sesuai dengan pemahaman siswa yaitu dalam
menentukkan menentukkan kompetensi inti dan menentukkan
kompetensi dasarnya juga.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa peran kepala
sekolah sebagai supervisor sangat berpengaruh dan melaksanakan
pelaksanaan supervisi yaitu dengan Melakukukan kunjungan kelas,
melibatkan guru dalam workshop internal dan melibatkan guru
dalam rapat-rapat tetapi kepala sekolah harus lebih memperhatikan
agar guru lebih memahami cara merancang pembelajaran yang
baik dan benar dalam kegiatan belajar mengajar.
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Tabel 4.23 Pemahaman Berbagai Teori Dan Prinsip Pembelajaan
Yang Mendidik Terkait Dengan Mata Pelajaran Yang Diampu
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
129 160 129/160 80,6 Cukup
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan
cukup dalam memahami berbagai teori dan prinsip pembelajaran
yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang di ampu. Ini
berarti bahwa guru memahami berbagai teori dan prinsip
89
pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang di
ampu dikarenakan kepala sekolah melibatkan guru dalam
workshop internal tetapi kepala sekolah lebih memperhatikannya
agar guru lebih memahaminya.
Tabel 4.24 Pemahaman guru dalam menyikapi kesalahan yang
dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
127 160 127/160 79,3 Cukup
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan
cukup dalam menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik
sebagai tahapan proses pembelajaran. Ini berarti bahwa guru
memahami dalam menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta
didik sebagai tahapan proses pembelajaran dikarenakan kepala
sekolah Membimbing guru tentang cara mempelajari pribadi siswa
atau mengatasi problem yang dialami siswa tetapi kepala sekolah
harus lebih memperhatikannya agar guru lebih mengerti dalam
menyikapinya.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulakan bahwa peran
kepala skeolah sebagai supervisor sangat berpengaruh dam
melaksanakan pelaksaaan supevisi yaitu dengan Melibatkan guru
dalam workshop internal dan Membimbing guru tentang cara
mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problem yang dialami
siswa tetapi kepala sekolah harus lebih memperhatikan bagi guru
agar mengetahui penginggakatan pemahaman guru terkait
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
f. Evaluasi hasil belajar
Tabel 4.25 Pemahaman Prinsip-Prinsip Evaluasi
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
138 160 138/160 86,2 Baik
90
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan baik
dalam memahami prinsip-prinsip evaluasi. Ini berarti bahwa guru
memahami prinsip-prinsip evaluasi dikarenakan kepala sekolah
melibatkan guru dalam workshop internal agar para guru lebih
mengerti prinsip-prinsip evaluasi.
Tabel 4.26 Penentuan Aspek-Aspek Hasil Belajar Yang Penting
Untuk Dievaluasi
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
134 160 134/160 83,7 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan baik
dalam Penentuan aspek-aspek hasil belajar yang penting untuk
dievaluasi. Ini berarti bahwa guru menguasai dalam penentuan
aspek-aspek hasil belajar yang penting untuk dievaluasi
dikarenakan kepala sekolah melibatkan guru dalam rapat rapat lalu
mengingatkan guru peda penentuan aspek hasil belajar agar lebih
memahaminya.
Tabel 4.27 Kemampuan Guru Mengumpulkan Dan Mengolah Informasi
Hasil Belajar Siswa
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
134 160 134/160 83,7 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan baik
dalam mengumpulkan dan mengolah informasi hasil belajar siswa.
Ini bersrti bahwa guru mampu mengumpulkan dan mengelola
informasi hasil belajar siswa dikarenakan kepala sekolah dengan
rapat-rapat lalu membahas cara mengumpulkan dan mengolah
informasi dari hasil belajar siswa agar dapar mengetahui
perkembanagan belajar siswa.
91
Tabel 4.28 Kemampuan Guru Memperhatikan Teknik
Pembelajaran
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
124 160 124/160 77,5 Cukup
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan
cukup dalam memperhatikan teknik pembelajaran. In berarti guru
mampu memeprhatikan teknik pembelajaran dikarenakan kepala
sekolah membahas ketika rapat-rapat terkait pembelajaran agar
para guru mendapatkan teknik pembelajaran yang nyman dan
membuat siswa bersemnagat dalam belajar. Namun kepala sekolah
harus lebih memperhatikan perkembangan bagi guru agar lebih
memahaminya.
Berdasarkan data di atas disimulkan bahwa peran kepala
sekolah sebagai supervisor sangat berpengaruh dan melaksanakan
pelaksanaan supervisi yaitu dengan melibatkan guru dalam rapat-
rapat terkait pembelajaran agar guru lebih memahami dalam
mengevaluasi hasil belajar siswa. Namun kepala sekolah harus
lebih memperhatikan perkembangan bagi guru agar lebih
memahaminya.
g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya
Tabel 4.29 Kemampuan Guru Menyediakan Kegiatan
Pembelajaran Untuk Mendorong Peserta Didik Mencapai Prestasi
Secara Optimal
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
125 160 125/160 78,1 Cukup
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan
cukup dalam menyediakan kegiatan pembelajaran untuk
mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. In
berarti bahwa guru mampu menyediakan kegiatan pembelajaran
untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal
92
dikarenakan kepala sekolah rutin mengadakan rapat-rapat dan
melibatkan guru dalam workshop internal agar guru lebih
memahami kegiatan pembelajaran tetapi kepala sekolah harus lebih
memperhatikan bagi guru agar lebih memahaminya.
Tabel 4.30 Kemampuan guru menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi pserta didikdan
kreativitasnya
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
134 160 134/160 83,7 Baik
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru di kategorikan baik
dalam menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi pserta didik, termasuk kreativitasnya.
Ini berarti guru menguasai dalam menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi pserta didik,
termasuk kreativitasnya dikarenakan kepala sekolah menfasilitasi
guru dalam workshop eksternal agar para guru mendapatkan
wawasan dalam berbagai kegiatan pembelajaran.
Tabel 4.31 Kemamuan Guru Mengindentifikasi Siswa Tentang
Bakat, Minat, Potensi Dan Kesulitan Belajar
NS NH NS/NH SKOR KATEGORI
191 240 191/240 79,5 Cukup
Tabel di atas, menunjukkan bahwa guru dikategorikan
cukup dalam mengindentifikasi siswa tentang bakat, minat, potensi
dan kesulitan belajar. Ini berarti bahwa guru mampu
mengindentifikasi siswa tentang bakat, minat, potensi dan kesulitan
belajar dikarenakan kepala sekolah rutin mengingatkan para guru
ketika rapat dalam mengidentifikasi para siswa dan membimbing
tentang cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problem
yang dialami siswa tetapi kepala sekolah harus lebih
memperhatikan perkembangan bagi agar lebih memahaminya.
93
Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa peran kepala sekolah
sangat berpengaruh dan melaksanakan pelaksanaan supervisi yaitu dengan
melibatkan guru dalam rapat-rapat, workshop internal, workshop ektenal
dan , membimbing tentang cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi
problem yang dialami siswa. Namun kepala sekolah harus lebih
memperhatikan perkembangan bagi guru agar lebih memahaminya
94
Bab V
Penutup
A. Kesimpulan
Dari hasil analisi data dan temuan penelitian diketahui bahwa Untuk
meningkatkan kompetensi pedagogoik guru, kepala sekolah menjalankan
peran supervisi bidang akademiknya melalui kegiatan Perencanaan,
Pelakasanakan dan tindak lanjuti.
1. Kegiatan perencanakan supervisi akademik meliputi membuat
jadwal supervisi dan menyusun instrument supervisi. Dalam
kegiatan perencanaan ini kepala sekolah melibatkan beberapa guru
terutama pada kegiatan membuat jadwal supervisi, hal ini
menunjukkan bahwa tidak semua guru mengetahui jadwa
supervisi. Kegiatan menyusun instrument melibatkan beberapa
guru sekaligus membentuk tim penyusun hal ini menunjukkan
bahwa tidak semua guru mengetahui instrument yang akan
dipersiapkan sebelum disupervisi kepala sekolah.
2. Kegiatan Pelakasanakan meliputi melakukan kunjungan kelas,
melakukan observasi kelas, melibatkan guru dalam rapat-rapat
terkait pembelajaran, melakukan diskusi kelompok, melibatkan
workshop terkait pembelajaran , menyediakan waktu konsultasi,.
Masih terdapat hal-hal yang kurang optimal yaitu beberapa guru
merasa kurang puas terkait kunjungan kelas dikarenakan kepala
sekolah hanyasekedar melihat tanpa membawa instrument dan
tidak sesuai jadwal dan mengganggu pembelajaran hal ini
menunjukkan bahwa tidak semua guru merasa senang dikunjungi
kelasnya dan ketika melakukan diskusi kelompok ada beberapa
guru merasa kurang nyaman dikarenakan proses diskusinya
monoton dalam penyampaiannya dan berbarengan dengan jadwal
guru
95
3. Kegiatan tindaklanjuti meliputi menindaklanjuti hasil pelaksanaan
supervisi akademik, membuat laporan hasil pelaksanaan supervisi
akademik, hasil dari tindak lanjut. Dalam kegiatan ini kepala
sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi akademik
kepada guru hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah
menindaklanjuti hasil pelaksanaannya dan para guru merasa
mendapatkan motivasi dan follow up dalam kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan selanjutnya kepala sekolah membuat laporan
hasil pelaksanaan supervisi hal ini menunjukkan bahwa kepala
sekolah membuat laporan tersebut sekaligus membagikan
laporannya kepada guru dan para guru mengetahui kekurangan
yang ia miliki terutama kemampuasn pedagogik. Kemudian
kegiatan terakhir yaitu hasil tindak lanjut yang kepala sekolah
laksanakan sudah memberkan dampak nyata bagi para guru,
namun kepala sekolah harus lebih memperhatikan para guru
terutama dalam meningkatkan komptensi pedagogik guru agar
mereka mengusai.
B. Saran
Adapun saran-saran yang mampu diberikan oleh penulis dengan
mempertimbangkan hasil data penelitian yang diperoleh sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah
a. Diharapkan kepala sekolah konsisten dengan jadwal yang sudah
disepakati dalam melaksanakan supervisi akademik dan tidak
diwakilkan kepada guru/ pihak lain karena dikhawatirkan tidak
sesuai
b. Diharapkan kepala sekolah intensif dalam membimbing guru cara
mengajar dan mengatasi masalah siswa sehingga kompetensi
pedagogik guru makin meningkat
2. Bagi guru
a. Diharapkan guru untuk tidak berhenti belajar agar tetap menjadi
guru yang menginspirasi bagi siswa
96
b. Diharapkan guru untuk meningkatkan kemampuan pedagogik
untuk mencapai tujuan pembelajaran
97
DAFTAR PUSTAKA
Agus Wibowo Dan Hmrin, Menjadi Guru Berkarakter (Startegi Membangun
Kompetensi & Karakter Guru), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012
Abd. Rahman . Ghani, Metode Penelitian Tindakan Sekolah, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012
Ani Kadarwati, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik
Dengan Teknik Kunjungan Kelas, Gulawentah: Jurnal Studi Sosial, 2016
Ahmad Susanto, Konsep, Strategi Dan Implementasi Manajeman Peningkatan
Kinerja Guru, Prena Media Group: Jakarta, 2016
Chearul Rochman Dan Heri Gunawan, Pengembangan Kompetensi Kepribadian
Guru Yang Menjadi Guru Yang Dicintai Dan Ditealdani, Bandung: Nuansa
Cendika, 2012
Daryanto, Supervisi Pembealajaran, Gava Media: Yogyakarta, 2015
Edi Hendri, Guru Berkualitas: Profesional Dan Cerdar Emosi, Jurnal Saung
Guru: Vol 1 Np. 2 2010
Feralys Novauli. M, Kompetensi Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar,
Jurnal Administrsi Pendidikan¸ Vol 3, 2015
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta : PT. Bumi
Aksara,2013
Jamil S, Guru Profesional, Pedoman Kinerja, Kualifikasi & Kompetensi Guru
Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2016
Kompri, Manajeman Sekolah Oreantasi Kemandirain Kepala Sekolah,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), PT Raja Grafindo: Jakarta, 2007
98
Musfah Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Dan Sumber
Belajar Teori Dan Praktik, Jakarta: Kencana Prenda Media Group, 2011
Mulyasa, Manajeman & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Remaja Rosdakarya:
Jakarta, 2013
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Konstektual, PT Rineka Cipta: Jakarta, 2009
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2005
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjaun, Teori Dan Praktik, PT Raja Grafindo
Persada: Depok, 2014
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, PT Remaja
Rosdakarya: Bandung, 2006
Peraturan Pemerintah Tahun 2013 Nomor 32 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Tahun 2005 Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 1 Ayat 24
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah
Prof. Dr. Suhrsimi Rikunto Dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, “Evaluasi
Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktik Bagi Mahasiswa Dan
Praktisi Pendidikan”, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-3
Rina Melly, Pelaksanakan Hasil Belajar Siswa Pada Sub Tema Hidup Rukun
Dengan Teman Bermain Dikelas Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP Unsyiah, Vol 2, No 1, 2017
Syiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan,
Alfabeta: Bandung, 2013
Sudarwan Danim, Profesionalisasi Dan Etika Profesi Guru, Alfabeta: Bandung,
2013
Supardi, Kinerja Guru, PT Raja Grafindo Persada: Depok, 2013
Sahetian, Prinsip & Teknik Supervisi Pendidikan, Usana Offeseg Printing:
Surabaya, 2012
Suharsaputra Uhar, Administrasi Pendidikan, Bandung: PT Refika Aditama, 2010
99
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2011
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010
Trinto & Titik Triwuln Tutik, Sertifikasi Guru Dan Upaya Peningkatan
Kualifikasi, Kompetensi & Kesejahteraan, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007
Tatang, S, Supervisi Pendidikan, Cv Pustaka Setia: Bandung, 2016
UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Dan PP Nomor 19/2005 Tentang Guru Dan Dosen
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 10 Ayat 91 Tentang Guru
Dan Dosen
Yuska Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, Cv Pustka Setisa, Bandung, 2012
Zulhimma, Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Islam, Jurnal Tarbiyah: Vol 22, 2015
100
LAMPIRAN-LAMPIRAN
101
Lampiran 1 Bimbingan Skripsi
102
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian
103
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian
104
Lampiran 4 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara kepala sekolah
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Komptensi Pedagogoik Guru Di MI-Almursyidiyyah
Wawancara Kepala Sekolah :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Sumber :
Perencanaan supervisi akademik
1. Dalam kegiatan supervisi apakah ibu membuat jadwal? Boleh saya liat
jadwalnya- foto jadwalnya (dokumentasi).
2. Apa yang menjadi tolok ukur kepala sekolah dalam membuat jadwal
supervisi akademik?
3. Apa kepala sekolah menyusun instrumen supervisi akademik? Boleh saya
liat instrumennya (dokumentasi)
4. Apakah kepala sekolah membentuk tim dalam menyusun instrumen
supervisi akademik?
Pelaksanaan supervisi akademik
1. Bagaimana kepala sekolah menerapkan supervisi akdemik dengan cara
kunjungan kelas?
2. Bagaimana kepala sekolah menerapkan supervisi akdemik dengan cara
observasi kelas?
3. Bagaimana kepala sekolah menerapkan supervisi akdemik dengan cara
rapat-rapat terkait pembelajaran?
105
4. Bagaimana kepala sekolah menerapkan supervisi akdemik dengan cara
workshop terkait pembelajaran? (dokumentasi)
5. Bagaimana kepala sekolah menerapkan supervisi akdemik dengan cara
diskusi kelompok terkait pembelajaran?
6. Bagaimana sikap kepala sekolah dalam memberikan konsultasi dengan
guru terkait pembelajaran?
Menindak lanjut hasil supervisi akademk
1. Apakah kepala sekolah menindak lanjuti hasil pelaskanaan suprvisi
akademik?
2. Bagaimana menindak lanjuti hasil pelaksanaan supervisi akademik
3. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akdemik? Boleh saya liat (dokumentasi)
4. Apa hasil dari tindak lanjut yang ibu bisa dapatkan?
Pedoman wawancara guru
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di MI Al-Mursyidiyyah
Wawancara guru :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Sumber :
Perencanaan supervisi akademik
1. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat jadwal supervisi akademik
oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
2. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat instrument supervisi
akademik oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Pelaksanaan supervis akademik
1. Apakah kepala sekolah melakukan kunjungan kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
106
2. Apakah kepala sekolah melakukan observasi kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
3. Apakah kepala sekolah melibatkan bapa/ibu dalam rapat-rapat terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
4. Apakah kepala sekolah melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
5. Apakah kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
6. Apakah kepala sekolah membimbing guru tentang cara mempelajari
pribadi siswa atau mengatasuu problem yang dialami siswa? Bagaimana
kesan bapak/ibu?
Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
1. Apakah kepala sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana wujud tindak lanjut bapak/ibu?
2. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana kesan bapak/ibu
107
Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Komptensi Pedagogoik Guru Di MI-Almursyidiyyah
Wawancara Kepala Sekolah :
Hari/Tanggal : 15 september 2019
Waktu : 09.00-10.00
Tempat :Ruang Kepala Sekolah
Sumber : HJ. Murdati
Perencanaan supervisi akademik
1. Dalam kegiatan supervisi apakah ibu membuat jadwal? Boleh saya liat
jadwalnya- foto jadwalnya (dokumentasi)
Jawab : dalam menyelenggarakan supervisi akademik saya membuat
jadwal supervisi akademik agar pelaksanaan supervisi berjalan sesuai
tujuannya.
2. Apa yang menjadi tolok ukur kepala sekolah dalam membuat jadwal
supervisi akademik?
Jawab : dalam mengupayakan supervisi akademik di sekolah saya
mengukurnya dari (1) kebutuhan sekolah yaitu fasilitas yang memadai, (2)
kalender akademik untuk sebagai acuan sekolah dalam mengadakan acara
setiap tahun dan persemester, (3) pengawasan ke guru agar sikap dan
keterampilan para guru dalam pembelajaran berjalan dengan baik dan
benar
3. Apa kepala sekolah menyusun instrumen pervisi akademik? Boleh saya
liat instrumennya (dokumentasi)
Jawab : iya saya menyusun instrument supervisi akademik
4. Apakah kepala sekolah membentuk tim dalam menyusun instrumen
supervisi akademik?
108
Jawab : iya saya membentuk tim penyusun instrument supervisi akademik
agar pelaksanaannya terorganisir
Pelaksanaan supervisi akademik
1. Bagaimana kepala sekolah menerapkan supervisi akdemik dengan cara
kunjungan kelas?
Jawab : saya melakukan kunjungan kelas secara berkala, mengingatkan
guru dalam kemampuan kegiatan belajar seperti kemampuan
pedagogiknya
2. Bagaimana kepala sekolah menerapkan supervisi akdemik dengan cara
observasi kelas?
Jawab : dalam observasi kelas saya melakukann berupa (1) mengobservasi
kelas dengan waktu yang tepat (2) melakukan monitoring kelas atau
kegiatan belajar mengajar sesuai komponen kegitan yang sudah dibentuk
(3) melakukan pemeriksaan admonistrasi kelas dan melengkapinya agar
sesuai ketentuan yang sudah di tetapkan
3. Bagaimana kepala sekolah menerapkan supervisi akdemik dengan cara
rapat-rapat terkait pembelajaran?
Jawab : terkait rapat-rapat dengan guru sudah sesuai kami sudah sepakat
mengadakan rapat rutin 2 minggu sekali membahas evaluasi kegaiatan
belajar mengajar dan kami megadakan rapat kerja persemester agar
kegiatan belajar mengajar guru meningkatkan dalam merancang
pembelajaran
4. Bagaimana kepala sekolah menerapkan supervisi akdemik dengan cara
workshop terkait pembelajaran? (dokumentasi)
Jawab : kami di awal tahun selalu melakukan workshop bagi guru agar
mereka menadapatkan motivasi dalam belajar mengajar yaitu berupa
workshop pembelajaran K13 dan GSM , pelatihan metode tilawati
5. Bagaimana kepala sekolah menerapkan supervisi akdemik dengan cara
diskusi kelompok terkait pembelajaran?
109
Jawab : kami setiap minggu sekali melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran karna banyak revisi dalam merancang pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas dan kami membuat
strategi dalam pembelajaran agar siswa belajar dengan semangat dan
nyaman
6. Bagaimana sikap kepala sekolah dalam memberikan konsultasi dengan
guru terkait pembelajaran?
Jawab : ketika memberikan konsultasi kepada guru, (1) saya akan
menanggapi dan mendengarkannya dengan aktif (2) membahas
kemampuan pedagogik yang dimiliki guru (3) saya memberikan solusi
dalam masalah tersebut dan memberika motivasi kepada guru agar
berlajan dengan lancar
Menindak lanjut hasil supervisi akademk
1. Apakah kepala sekolah menindak lanjuti hasil pelaskanaan suprvisi
akademik?
Jawab : iya, saya menindak lanjuti hasil pelaksanaan supervisi akademik
2. Bagaimana menindak lanjuti hasil pelaksanaan supervisi akademik
Jawab : saya menindak lanjuti hasil pelaksanaan supervisi akademik
dengan bahwa kepala sekolah menindak lanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik dengan (1) mengembangkan pelaksanaan tersebut (2)
menlengkapi sarana dan prasarana yang belum lengkap (3) melanjutkan
kegiatan yang sudah baik (4) melakukan langkah-langkah yang lebih baik,
(5) memberikan motivasi pada guru
3. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akdemik? Boleh saya liat (dokumentasi)
Jawab : iya, saya membuat laporan pelaksanaan supervisi akademik
4. Apa hasil dari tindak lanjut yang ibu bisa dapatkan?
Jawab : hasil dari tindak lanjut berupa laporan supervisi akademik dan
supervisi klinis yang kami dapat yaitu (1) mengembangnya kemampuan
guru mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan kemampuannya
110
dan mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-murid
(2) mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh
terhadap tugas dan tanggung jawab (3) kegiatan belajar mengajar berjalan
sesuai dengan kebutuhannya, (4) meningkatnya semangat belajar siswa
dan (5) wali murid merasa puas atas perkembangan.
111
Lampiran 6 Hasil Wawancara Guru
Transkip wawancara
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di MI Al-Mursyidiyyah
Wawancara Guru : Guru Kelas IV A
Hari/Tanggal :Selasa 15 September 2019
Sumber : Irma Handayani
Perencanaan supervisi akademik
7. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat jadwal supervisi akademik
oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab : iya, bahwa kepala sekolah membuat jadwal supervisi dan saya
merasa dihargai ketika dilibatkan oleh kepala sekolah
8. Apakah bapa/ibu dilibatkan dalam menyusun instrumen superivis akdemik
yang di buat oleh kepala sekolah? Bagaimana kesa bapak/ibu?
Jawab: iya. Menurut saya instrument yang dibuat kepala sekolah sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan oleh sekolah
Pelaksanaan supervis akademik
7. Apakah kepala sekolah melakukan kunjungan kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab : bahwa kepala sekolah melakukan kunjungan kelas dan ketika di
kunjungi oleh kepala sekolah saya merasa senang diarahakan dalam
mengetahui pembelajaran yang mendidik dan dialogis kepada siswa agar
pembelajaran menjadi menarik, menantang dan tidak monoton
8. Apakah kepala sekolahmelakukan observasi kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah melakukan observasi kelas dan ketika
diobservasi beliau memeriksa administrai kelas lalu mengingatkan saya
untuk mengisi absensi terdadulu
9. Apakah kepala sekolah melibatkan bapa/ibu dalam rapat-rapat terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah melibatkan guru dalam rapat-rapat
terkait pembelajaran dan menurut saya merasa mendapatkan pengetahuan
untuk merancang pembelajaran yang baik dan benar
112
10. Apakah kepala sekolah melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab:iya, bahwa kepala sekolah melakukan diskusi kelompok dan
alhamdulillah saya bisa saling sharing tentang merancang pembelajaran
yang baik agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan optimal dan
mencari solusi terbaik
11. Apakah kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab :iya, bahwa kepala skeolah melibatkan guru dalam worksho terkait
pembelajaran dan saya mera senang dikarenakan mendapatkan cara untuk
merancang pembelajaran yang baik dan benar
12. Apakah kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi guru
terkait pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah menyediakan waktu konsultasi untuk
guru terkait pembeljaran dan saya merasa senang dikarenakan
mendaaptkan arahan untuk lebihmemehami peserta didik agar giat
belajarnya
Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
3. Apakah kepala sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana wujud tindak lanjut bapak/ibu?
Jawab: iya bahwa kepala sekolah enndaklanjuti hasil pelaksanaan
supervisi akademik dan beliau menindaklanjuti dengan memebrikan
motivasi kepada guru agar semanat dalam mengajar
4. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan
supervisi akademik.
113
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di MI Al-Mursyidiyyah
Wawancara Guru : Guru Kelas I C
Hari/Tanggal :Selasa 15 September 2019
Sumber : Ririn Rosalia
Perencanaan supervisi akademik
1. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat jadwal supervisi akademik
oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab : iya, bahwa kepala sekolah membuat jadwal tersebut dan saya
merasa senang bisa membantu dalam pembuatan jadwal supervisi
akademik
2. Apakah bapa/ibu dilibatkan dalam menyusun instrumen superivis akdemik
yang di buat oleh kepala sekolah? Bagaimana kesa bapak/ibu?
Jawab:tidak dan saya tidak tahu dikarenakan kepala sekolah tidak
memberitahu terkait instrument
Pelaksanaan supervis akademik
1. Apakah kepala sekolah melakukan kunjungan kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab : iya, bahwa kepala sekolah melakukan kunjungan kelas dan saya
menjadi semangat dalam mengajar dan beliau mengarahkan ke saya untuk
lebik memahami peserta didik karena beliau melihat peserta didik ada
yang kurang semangat dalam belajar
2. Apakah kepala sekolahmelakukan observasi kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah melakukannya dan saya merasa
semangat bahwasannya ada yang mengawasi dalam kegiatan belajar
mengajar dan saya diingatkan untuk lebih membaca silabus lagi sebelum
memulai pembelajaran dan melengkapi adminstrasi kelas
3. Apakah kepala sekolah melibatkan bapa/ibu dalam rapat-rapat terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya bahwa kepala sekolah melibatkan guru dalam rapat-rpat terkait
pembelajaran dan saya merasa mendpatkan ilmu baru dalam mengevaluasi
hasil belajar iswa aar mendapatkan peningkatan baru bagi siswa
4. Apakah kepala sekolah melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
114
Jawab:iya, bahwa kepala sekolah melakukan diskusi kelompok dan saya
merasa senang bisa mendapatkan ilmu baru dan bisa mengetahui cara
melakukan pembelajaran yang mendidik kepada siswa
5. Apakah kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab : iya, bahwa kepala sekolah melibatkan saya dalam workshop
terkait pembelajaran dan saya merasa diingatkan bagaimana merancang
pembelajaran yang baik dan melengkapi administrasi kelas ketika
diadakan workshop internal terkait pembelajaran
6. Apakah kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi guru
terkait pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah menyediakan waktu saya untuk
konsultasi terkait pembelajaran, saya merasa dirangkul oleh beliau karena
beliau memahami para guru terkait pembelajaran dan saya diingatkan
untuk bisa melaksanakan epmbelajaran yang mendidik agar pembelajaran
selanjutnya bisa meningkatkan karena ada nilai siswa yang rendah
Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
1. Apakah kepala sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana wujud tindak lanjut bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah menindak lanjuti hasil pelaksanaan
supevisi akademik dan menindak lanjuti dengan menfollow up setiap guru
dalam kegiatan belajar mengajar
2. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah kepala sekolah membuat laporan terkait
pelaksanaan supervisi akademik dan saya merasa sadar bahwasannya saya
memiliki kekurangan dalam mengajar
115
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di MI Al-Mursyidiyyah
Wawancara Guru : Guru Aqidah Akhlak
Hari/Tanggal :Selasa 15 September 2019
Sumber : Eka Dewi Candasari
Perencanaan supervisi akademik
1. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat jadwal supervisi akademik
oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab : iya, melibatkan dalam menyusun jadwal supervisi akademik dan
saya senang bisa membantu dalam pembuatannya
2. Apakah bapa/ibu dilibatkan dalam menyusun instrumen superivis akdemik
yang di buat oleh kepala sekolah? Bagaimana kesa bapak/ibu?
Jawab: tidak, kurang tau terkait instrument dikarnakan saya tidak
diberitahu terkait instrumens
Pelaksanaan supervis akademik
1. Apakah kepala sekolah melakukan kunjungan kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab : iya bahwa kepala sekola melakukankunjungan kelas dan saya
merasa senang bisa dingatkan untuk memberikan pemahaman wawasan di
luar lebih ke siswa
2. Apakah kepala sekolahmelakukan observasi kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab: iya bahwa kepala sekolah melakukan observasi dan saya merasa
senang diingatkan untuk melengkapi adminstrasi kelas dan lebih dahulu
untuk membaca silabus sebalum mengajar
3. Apakah kepala sekolah melibatkan bapa/ibu dalam rapat-rapat terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah melibatkan saya dalam rapat-rapat
pembelajaran dan saya merasa mendapatkan cara mengatasi masalah
pembelajaran dan mengetahui merancang pembelajaran yang baik dan
benar setelah rapat-rapat
4. Apakah kepala sekolah melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
116
Jawab:iya, bahwa kepala sekolah melakukan diskusi kelompok dan saya
merasa mendapatkan ilmu baru dalam melakukan pembelajara yang
mendidik kepada siswa
5. Apakah kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab :iya bahwakepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran dan saya merasa terbantu dalam merancang pembelajaran
yang baik dan benar
6. Apakah kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi guru
terkait pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi
bagi guru terkait pembelajaran dan saya mendapatkan ilmu untuk
melakukan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
1. Apakah kepala sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana wujud tindak lanjut bapak/ibu?
Jawab: iya bahwa kepala sekolah menindak lanjuti hasil pelaksanaan
supervisi akademik dan beliau menindaklanjutinya dengan memebrika
motivasi kepada guru agar semangat mengajarnya
2. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya bahwa kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan
supervisi dan saya merasa sadar bahwa ada kekurangan dalam pengajaran
117
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di MI Al-Mursyidiyyah
Wawancara Guru : Guru Kelas V
Hari/Tanggal :Selasa 15 September 2019
Sumber : M.Lukman Hakim
Perencanaan supervisi akademik
1. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat jadwal supervisi akademik
oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab : iya bahwa kepala skeolah melibatkan guru dalam membuat jadwal
supervisi akademik dan saya merasa senang bisa membantu pembuatannya
2. Apakah bapa/ibu dilibatkan dalam menyusun instrumen superivis akdemik
yang di buat oleh kepala sekolah? Bagaimana kesa bapak/ibu?
Jawab: tidak dan saya tidak tahu instrumentnya seperti apa
Pelaksanaan supervis akademik
1. Apakah kepala sekolah melakukan kunjungan kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab :iya bahwa kepala sekolah melakukan kunjungan kelas dan saya
merasa senang bisa diingatkan untuk lebih memahami peserta didik dalam
belajar
2. Apakah kepala sekolahmelakukan observasi kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah melakukan observasi kelas dan saya
merasa senang bisa dikoreksi apa saja yang salah dalam pengajarannya
dan saya diarahkan untuk melengkapi administrasi kelas terlebih dahulu
3. Apakah kepala sekolah melibatkan bapa/ibu dalam rapat-rapat terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah melibatkan saya dalam rapat-rapat
pembelajaran dan saya senang bisa betukar pendapat, mendapatkan ilmu
ketika rapat-rapat terkait pembelajaran dan diarahkan untuk mengevaluasi
hasil pembelajaran satu persatu apa saja yang kesulitan dalam mengajar
4. Apakah kepala sekolah melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab:iya bahwa kepala sekolah melakukan diskusi kelompok dan saya
kurang puas dengan jadwalnya dikarenakan bentrok dengan jadwal
mengajar saya
118
5. Apakah kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab :iya, bahwa kepala sekolah melibatkan saya dalam worksho terkait
pembelajaran dan saya merasa senang bisa mengembangkan potensi yang
dimiliki agar bisa memotivasi kepada siswa untuk diat belajar dan
mempelajari kurikulum era yang sekarang juga
6. Apakah kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi guru
terkait pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah menyediakan waktu saya untuk
konsultasi terkait pembelajaran dan saya merasa baik, nambah semangat
karena beliau sangat perhatain sekali dan saya dinasehatin untuk lebih
memahami landasan pendidikan agar para siswa mengetahui kondisi
pendidikan di indonesia
Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
1. Apakah kepala sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana wujud tindak lanjut bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah menindak lanjuti hasil pelaksanaan
supervisi akademik dan beliau menindak lanjutinya dengan memberikan
motivasi agar selalu melakukan hal-hal yang lebih baik
2. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya, bahwa kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan
supervisi akademik dan laporannya baik dan bagus
119
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di MI Al-Mursyidiyyah
Wawancara Guru : Guru Kelas IV
Hari/Tanggal :Selasa 16 September 2019
Sumber : Umi Kalsum
Perencanaan supervisi akademik
1. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat jadwal supervisi akademik
oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab : iya bahwa kepala sekolah melibatkan guru dalam membaut jadwal
supervisi dan saya merasa senang bisa mambntu dalam pembuatannya
2. Apakah bapa/ibu dilibatkan dalam menyusun instrumen superivis akdemik
yang di buat oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. menurut saya instrumen supervisi akademik bagus dan mudah
di mengerti
Pelaksanaan supervis akademik
1. Apakah kepala sekolah melakukan kunjungan kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab :iya kepala sekolah melakukan kunjungan kelas dan saya merasa
kurang nyaman dikarenakan membuat para siswa tidak fokus dalam
pembelajaran
2. Apakah kepala sekolahmelakukan observasi kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab: iya bahwa kepala sekolah melakukan oservasi kelas dan saya
merasa senang karena diingatkan untuk membaca silabur sebelum
mengajar
3. Apakah kepala sekolah melibatkan bapa/ibu dalam rapat-rapat terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya bahwa kepala sekolah melibatkan guru dalam rapat-rapat dan
saya mendapatkan cara untuk melaksanakan pembelajara yang mendidik
kepada siswa
4. Apakah kepala sekolah melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab:iya bahwa kepala sekolah melakukan diskusi kelompok dan saya
meras senang bisa mendpatkancara merancang pembelajaran yang baik
dan benar
120
5. Apakah kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab :iya bahwa kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop dan
saya mendapatkan cara untuk memahami siswa dalam pembelajaran
6. Apakah kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi guru
terkait pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya bahwa kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi
bagi guru terkait pembelajaran dan saya merasa senang bisa diarahkan
untuk lebih mengerti dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik
Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
1. Apakah kepala sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana wujud tindak lanjut bapak/ibu?
Jawab: iya bahwa kepala sekolah menindak lanjuti hasil pelaksanaan
superivisi akademik dan beliau menindaklanjutinya dengan menberika
motivasi bagi guru agar semangat dalam mengajar
2. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya bahwa kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaans
supervsi akademik dan saya merasa senang bisa dikritik dalam
pembelajaran
121
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di MI Al-Mursyidiyyah
Wawancara Guru : Guru Kelas II
Hari/Tanggal :Selasa 16 September 2019
Sumber : Lenih
Perencanaan supervisi akademik
1. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat jadwal supervisi akademik
oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab : tidak, menurut saya mungkin ada yang lebih dipercaya olehnya
selain saya
2. Apakah bapa/ibu dilibatkan dalam menyusun instrumen superivis akdemik
yang di buat oleh kepala sekolah? Bagaimana kesa bapak/ibu?
Jawab:tidak dan saya kurang tahu karena saya tidak dikabarkan oleh beliau
Pelaksanaan supervis akademik
1. Apakah kepala sekolah melakukan kunjungan kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab :iya. Saya merasa dinatkan untuk lebih memahami peserta didik
dalam balajar agarm mereka semangat dlam belajar
2. Apakah kepala sekolahmelakukan observasi kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab: iya, saya merasa diingatkan dalam melengkapi administrasi kelas
dan di suruh untuk membaca silabus sebelum mengajar
3. Apakah kepala sekolah melibatkan bapa/ibu dalam rapat-rapat terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya mendapatkan hal-hal baru terkait cara merancang
pembelajaran yang baik dan benar ketika rapat
4. Apakah kepala sekolah melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab:iya. Saya mendapatkan banyak cara untuk melaksanakan
pembelajaran yang mendidik ketika pembelajaran
5. Apakah kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab :iya. Saya merasa senang dikarenakan membuat saya menambah
wawasan dalam pembelajaran
122
6. Apakah kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi guru
terkait pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Sayasenang dikarenakan di nasehatin untuk lebih memahami
peseerta didik agaer mereka menigkatkan prestasinya
Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
1. Apakah kepala sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana wujud tindak lanjut bapak/ibu?
Jawab: iya. Dengan memberika motivasi kepada guru agar lebih giat
dalam mengajar
2. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya merasa puas dan mudah dimengerti
123
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di MI Al-Mursyidiyyah
Wawancara Guru : Guru Kelas III
Hari/Tanggal :Selasa 16 September 2019
Sumber : Eva Fitria
Perencanaan supervisi akademik
1. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat jadwal supervisi akademik
oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab : iya. Saya merasa senang bisa membantu dalam pembatannya
2. Apakah bapa/ibu dilibatkan dalam menyusun instrumen superivis akdemik
yang di buat oleh kepala sekolah? Bagaimana kesa bapak/ibu?
Jawab: iya. menurut saya bagus dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
Pelaksanaan supervis akademik
1. Apakah kepala sekolah melakukan kunjungan kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab :iya. Saya kurang puas dikarenakan kunjungan kelas sebentar saja
2. Apakah kepala sekolah melakukan observasi kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya merasa senang karena diingatkan untuk membaca silabus
terdahulu sebelum mengajar
3. Apakah kepala sekolah melibatkan bapa/ibu dalam rapat-rapat terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya merasa senang karena dalam rapat tersebut banyak hal
yang harus dievaluasi termasuk evaluasi hasil belajar siswa
4. Apakah kepala sekolah melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab:iya. Saya kurang nyaman dengan proses diskusinya dikarenakan
monoton dalam penyampaianya
5. Apakah kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab :iya. Saya merasa diingatkan untuk lebih memberika pemahaman
wawasan kepada siswa agar mengeahui wawasan di luar sekolah
6. Apakah kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi guru
terkait pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
124
Jawab: iya. Saya merasa nyaman bahwa saya bisa bertukar oikiran terkait
merancang pembelajaran yang baik dan benar
Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
1. Apakah kepala sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana wujud tindak lanjut bapak/ibu?
Jawab: iya. Dengan memberikan reward kepada guru agar semangat dalam
mengajar
2. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya merasa sadar bahwa saya mempunyai kekurangan dalam
mengajar
125
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di MI Al-Mursyidiyyah
Wawancara Guru : Guru Alquran Hadits
Hari/Tanggal :Selasa 17 September 2019
Sumber : Mahpuzah
Perencanaan supervisi akademik
1. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat jadwal supervisi akademik
oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab : tidak, menurut saya ada guru yang lebih bisa membantu dalam
pembuatannya
2. Apakah bapa/ibu dilibatkan dalam menyusun instrumen superivis akdemik
yang di buat oleh kepala sekolah? Bagaimana kesa bapak/ibu?
Jawab: tidak, kuratng tahu juga karenaka tidak ada info kepada saya
Pelaksanaan supervis akademik
1. Apakah kepala sekolah melakukan kunjungan kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab :iya. Saya merasa diingatkan untuk lebih mengawasi siswa
dikarenakan ada bercanda dalam pembelajaran
2. Apakah kepala sekolahmelakukan observasi kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya merasa senang diingatkan untuk melekngkapi absensi
murid dan membaca silabus terlebih dahulu
3. Apakah kepala sekolah melibatkan bapa/ibu dalam rapat-rapat terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya merasa senang karena membahas cara
melaksanakanpembelajaran yang mendidik agar siswa semangat bdalam
belajar
4. Apakah kepala sekolah melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab:iya. Saya merasa kurang intensif dengan waktu dikarenakan
bentrok dengan jadwal private saya di luar jam sekolah
5. Apakah kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab :iya. Saya merasa senang karena mendapatakan wawasan baru
dalam pembelajaran
126
6. Apakah kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi guru
terkait pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya merasa puas dikarenakan saya mendatkan solusi dalam
megajar untuk lebih memahami siswa dalam pembelajaran
Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
1. Apakah kepala sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana wujud tindak lanjut bapak/ibu?
Jawab: iya. Dengan memberikanmotivasi kepada guru untuk bersemangat
dana kegiatan belajar mengajar
2. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Menurut saya bagus dan mudah dipahami
127
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di MI Al-Mursyidiyyah
Wawancara Guru : Guru SKI
Hari/Tanggal :Selasa 17 September 2019
Sumber : Ai Nurhasanah
Perencanaan supervisi akademik
1. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat jadwal supervisi akademik
oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab : tidak, menurut saya tidak apa apa mungkin ada guru-guru yang
lebih bisa membantunya
2. Apakah bapa/ibu dilibatkan dalam menyusun instrumen superivis akdemik
yang di buat oleh kepala sekolah? Bagaimana kesa bapak/ibu?
Jawab:tidak, kurang tahu dikarenakan beliau itdak mengabarkan ke saya
terkait instrument
Pelaksanaan supervis akademik
1. Apakah kepala sekolah melakukan kunjungan kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab :iya. Saya merasa senang bisa ingatkan untuk lebih memperhatikan
para siswa ketik belajar
2. Apakah kepala sekolahmelakukan observasi kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab: iya. Sya merasa diingatkan utnuk melengkai administrasi kelas dan
lebih membaca silabus terdahulu
3. Apakah kepala sekolah melibatkan bapa/ibu dalam rapat-rapat terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya meras senang dikarenak rapat tersebut selalu membantu
dalam merancang pembelajaran yang baik benar
4. Apakah kepala sekolah melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya merasa senang dikarenakan sangat mebantu sekali
diskusi tersebut dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik bagi
siswa
5. Apakah kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
128
Jawab : iya. Saya merasa senang bahwa saya mendapatkan wawasan untuk
lebih mengambangkan silabus yang saya buat
6. Apakah kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi guru
terkait pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya merasa nyaman dikarenakan saya dapat konsultasi terkati
pengajaran yang baik dan benar dan saya diarahkan untuk lebih membca
buku terkait pengajaran
Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
1. Apakah kepala sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana wujud tindak lanjut bapak/ibu?
Jawab: iya. Dengan memberikan reward bagi guru yang berkembang
2. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya senang bisa belajar dari kekurangan
129
Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Bidang Akademik Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Di MI Al-Mursyidiyyah
Wawancara Guru : Guru Fiqh
Hari/Tanggal :Selasa 17 September 2019
Sumber : Syaiful Imron
Perencanaan supervisi akademik
1. Apakah bapak/ibu dilibatkan dalam membuat jadwal supervisi akademik
oleh kepala sekolah? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab : iya. Saya merasa senang bisa membantunya dalam pembuatannya
2. Apakah bapa/ibu dilibatkan dalam menyusun instrumen superivis akdemik
yang di buat oleh kepala sekolah? Bagaimana kesa bapak/ibu?
Jawab: iya, menurut saya rapih dan mudah dimengerti
Pelaksanaan supervis akademik
1. Apakah kepala sekolah melakukan kunjungan kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab :iya. Saya kurang puas dikarenakan kepala sekolah sekedar melihat
saja dan tidak sesuai jadwalnya
2. Apakah kepala sekolahmelakukan observasi kelas? Bagaimana kesan
bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya merasa senang di ingatkan ketika beliau observasi
dengan melngekapi adminsitrasi kelas yait absensi
3. Apakah kepala sekolah melibatkan bapa/ibu dalam rapat-rapat terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya merasa mendapatkan cara untu merancang pembelajaran
yang baik dan benar
4. Apakah kepala sekolah melakukan diskusi kelompok terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab:iya. Iya. Saya mendapatkan wawasan untuk melakukan
pembelajaran yang mendidik untuk siswa
5. Apakah kepala sekolah melibatkan guru dalam workshop terkait
pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab :iya. Saya merasa senang bisa menambah strategi pembejalaran
yang baik danbenar ketika mengikutinya
6. Apakah kepala sekolah Menyediakan waktu untuk konsultasi bagi guru
terkait pembelajaran? Bagaimana kesan bapak/ibu?
130
Jawab: iya. Saya merasa puas karena beliau memebrikan solusi dalam
pembelajaran sepertihal in belau menasehati saya untuk lebih memberikan
pemahaman wawasan di luar bagi guru
Menindak lanjuti hasil supervisi akademik
1. Apakah kepala sekolah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana wujud tindak lanjut bapak/ibu?
Jawab: iya. Dengan memberikan motivasi bagi guru agar semangat dalam
mengajar
2. Apakah kepala sekolah membuat laporan terkait pelaksanaan supervisi
akademik? Bagaimana kesan bapak/ibu?
Jawab: iya. Saya senang bisa melengkapi kekurangn yang saya punya
131
Lampiran 7 Instrument Angket
Peran kepala sekolah sebagai supervisior bidang akademik dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik guru
Instrumen penelitian kompetensi pedagogik guru (responden guru)
Nama :
Mata pelajaran :
PETUNJUK PENGISIAN
i. Bacalah dengan teliti pernyataan-pernataan di bawah ini !
Berilah tanda ( √ ) dengan memilih jawaban yang telah tersedia
sesuai dengan pendapat dan keyaknan anda. Jawaban anda tidak
mempengaruhi nilai akademis anda!
Keterangan:
SS :Sangat Sesuai
S :Sesuai
KS :Kurang Sesuai
TS :Tidak Sesuai
ii. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah, tetapi yang ada
merupakan pendapat atau kondisi yang anda rasakan
No Kompetensi pedagogik Jawaban
SS S KS TS
1 Saya mampu memahami visi pendidikan nasional
2 Saya mampu memahamimisi pendidikan nasional
3 Pendidikan membuat siswa memliki kecerdasan, akhlak mulia,
kepribadian, kekuatan spiritual dan keterampilan yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat
4 Pengajaran membantu guru dalam menyalurkan pengetahuan
kepada siswa
5 Pendidikan dan pengajaran mempunyai kaitan untuk mencapai
tujuan untuk menghasilkan siswa yang memiliki akhlak baik dan
pandai
6 Pendidikan dasar bertujuan untuk mengembangkan sikap dan
132
kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan
dasar yang diperlukan untuk hidup di dalam masyarakat
7 Pendidikan menengah diselenggarakan bagi lulusan pendidikan
dasar serta menyiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dalam
dunia kerja dan pendidikan tinggi
8 Lembaga pendidikan harus mampu mendidik siswa mencapai
tingkat kecerdasan
9 Lembaga pendidikan harus mampu bertanggung jawab dalam
mengembangkan sikap siswa
10 Lembaga pendidikan harus mampu menyelenggarakan
administrasi yang dapat dipertanggung jawabkan
11 Saya mampu memahami siswa yang lemah menangkap materi
pelajaran
12 Saya mampu memahami siswa yang belum memahami tingkat
nilai mata pelajaran
13 Saya mampu membuat relasi pendidikan antara pihak sekolah
dengan masyarakat
14 Saya mampu memahami masyarakat yang belum memahami
peraturan menjenguk siswa di sekolah
15 Saya mampu memahami kesulitan siswa dalam kegiatan diskusi
di kelas
16 Saya mampu memahami kenyamanan siswa dalam kegiatan
belajar siswa
17 Siswa mampu membentuk siswa berpikir sistemasis mengenai
benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang kongkret
18 Saya mampu mengajarkan siswa dalam memecahkan masalah di
lingkungan sekolah
19 Saya mampu mengajarkan siswa tentang materi pelajaran yang
bersifat abstrak seperti agama, matematika dan lainnya
20 Saya mampu mengajarkan siswa dalam menggunakan kata-kata
yang baik dan benar
133
21 Saya mampu mengajarkan siswa dalam mengekspresikan
kalimat-kalimat pendek secara efektif
22 Saya mampu memahami keunggulan siswa dalam pembelajaran
23 Saya mampu memahami kekurangan siswa dalam pembelajaran
24 Saya mampu memahami tingkat kesulitan siswa dalam
memusatkan perhatian pada pelajaran
25 Saya mampu mengatur kondisi tempat duduk siswa agar tidak
bermain saat belajar
26 Saya mampu memahami pembuatan RPP
27 Saya mampu menggunakan buku pedoman lebih dari satu
sumber dalam kegiatan belajar mengajar
28 Saya mampu memahami rumusan standar kompetensi
29 Saya mampu menentukan rumusan standar rumusan kompetensi
30 Saya mampu menentukan komptens dasar yang sesuai dengan
mata pelajaran
31 Saya mampu menjabarkan kompetensi dasar antar mata pelajaran
32 Saya mampu memahami materi pokok
33 Saya mampu memahami uraian materi pokok
34 Saya mampu membimbing siswa agar memiliki pengalaman
belajar
35 Saya mampu memahami perilaku aktif belajar siswa
36 Saya mampu menentukan alokasi waktu membuka pembelajaran
37 Saya mampu menentukan alokasi waktu kegiatan inti
pembelajara
38 Saya mampu menentukan alokasi waktu menutup pembelajaran
39 Saya mampu menentukan sumber bahan sesuai materi pokok
40 Saya mampu menentukan sumber bahan sesuai uraian materi
pokok
41 Saya mampu memahami siswa yang lemah dalam memahami
mata pelajaran
134
42 Saya mampu memahami siswa yang mudah dalam memahami
mata pelajaran
43 Saya mampu memahami muatan setiap kompetensi dasar
44 Saya mampu menyusun kompetensi dasar secara linier
45 Saya mampu mengadakan diskusi dalam meningkatkan
pembelajaran siswa
46 Saya mampu menentukan media dan sumber belajar dalam
pembelajaran
47 Saya mampu membangkitkan belajar siswa dalam pembelajaran
48 Saya mampu membuat persaingan antar siswa dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa
49 Saya mampu mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran
50 Saya mampu memberikan hukuman yang mendidik
51 Saya mampu mengevaluasi keberhasilan siswa dalam
pembelajaran
52 Saya mampu mengukur tingkat penguasaan belajar siswa dalam
pembelajaran
53 Saya mampu menyiapkan buku pengamatan yang dilengkapi
dengan kriteria penilaian
54 Saya mampu menghitung jumlah nilai ulangan siswa sesuai
kriteria yang ada
55 Saya mampu memahami kemampuan siswa dalam menangkap
mata pelajaran
56 Saya mampu menerapkan metode pembelajaran untuk siswa
dalam kegiatan belajar mengajar
57 saya mampu melaksanakan les tambahan bagi siswa yang
nilainya rendah
58 Saya mampu mengembangkan alat evaluasi berupa pre=test dan
pro-test dengan jenis essay / multiple choice
59 Saya mampu menyediakan media berupa video motivasi dalam
135
meningkatkan belajar siswa
60 Saya mampu mengadakan quis sesuai mata pelajaran setiap
pertemuan
61 Saya mampu mengadakan kerja kelompok dalam pembelajaran
62 Sayan memberikan reward bagi siswa yang mendapatkan nilai
ulangan yang tinggi
63 Saya mampu mengembangkan minat bakat siswa dalam kelas
maupun luar kelas
64 saya mampu mengukur potensi belajar siswa dengan
memberikan tugas setiap mata pelajaran
65 Saya mampu mengatasi kesulitan belajar siswa
136
Lampiran 8 Hasil Angket Guru
137
138
Lampiran 9 perencanaan supervisi akademik
139
Lampiran 10 jadwal supervisi
140
Lampiran 11 instrument kunjungan kelas
141
Lampiran 12 instrument observasi kelas
142
Lampiran 13 instrument rapat-rapat
143
Lampiran 14 instrument diskusi kelompok
144
145
Lampiran 15 laporan kunjungan kelas
146
Lampiran 16 laporan observasi kelas
147
Lampiran 17 laporan rapat-rapat
148
149
Lampiran 18 laporan diskusi kelompok
150
Lampiran 19 laporan workshop terkait pembelajaran
151
Lampiran 20 laporan konsultasi guru
152
Lampiran 21 Rencana Perancangan Pembelajaran guru
153
154
Lampiran 22 Silabus Guru
155
156
157
158
Lampiran 23 Uji Referensi
159
160
161
162
163
164
BIODATA PENULIS
Riza Badruzzaman, lahir di Jakarta pada tanggal 19 Juni 1997. Anak dari
pasangan Ahmad Syatiri dan Nur Azizah yang merupakan anak ke satu dari 3
bersaudara. Adapun jenjang
pendidikan yang telah ditempuh
penulis antara lain: MI Al-
Mursyidiyyah, SMP Daar El-Qolam,
SMA Daar El-Qolam dan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta fakultas
ilmu tarbiyah dan keguruan jurusan
Manajemen Pendidikan.
Sejak kecil penulis memiliki hobi beladiri yaitu futsal. Penulis memiliki cita-cita
yang cukup bertolak belakang dengan hobinya, yaitu penulis bercita-cita untuk
mendirikan dan meneruskan sebuah taman kanak-kanak milik kakek dan menjadi
seorang pengusaha kuliner. Motto hidup penulis “man jadda wajada”.
165