peran musik dalam penyebaran islam

6
 1 RAGAM DAN PERANAN SENI MUSIK DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM PADA ZAMAN WALI SONGO Istilah kebudayaan secara etimologis berasal dari kata buddhayah yang berarti akal. Kebudayaan merupakan perkembangan kata budidaya yang berupa cipta, karsa dan rasa. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang diterima dan diberlakukan sebagai pedoman dalam bertindak di dalam interaksi sosial dan untuk merencanakan, melaksanakan dan menghasilkan karya-karya dalam kerangka memenuhi kebutuhan hidup sebagai makhluk sosial yang beradab Secara historis, Islam masuk di kawasan Nusantara sangatlah mudah dan cepat. Hal tersebut terbukti dengan menyebarnya Islam ke seluruh pelosok wilayah Nusantara terutama pulau Jawa. Islam dalam penyebarannya sangatlah memperhatikan kearifan lokal tanah Nusantara yakni dengan melestarikan kebudayaan-kebudayaan asli yang ada sebelumnya, hanya mengganti substansinya saja sebagaimana ajaran Islam. Kebudayaan yang berkembang di Jawa sangatlah beragam, hal itu tidak lepas dari peran serta agama-agama yang masuk pada wilayah ini. Namun seperti kita ketahui, Islam jauh lebih sukses dan berpengaruh pada kebudayaan Jawa dikarenakan proses Islamisasinya yang arif dan juga sarana yang beragam. Sarana penyebaran Islam salah satunya menggunakan aspek kesenian. Dengan demikian, kesenian mempunyai andil yang besar dalam penyebaran Islam di tanah Nusantara. Sehingga hal tersebut mempengaruhi kesenian yang ada di Jawa bercampur dengan nilai-nilai Islam. Seperti contoh wayang yang pada dasarnya sudah ada di Jawa dimasuki dengan ajaran Islam dan digunakan sebagai media dakwah Islam. Bagi masyarakat Jawa, kesenian terutama seni musik ini sudah ada jauh sebelum masuknya kebudayaan lain. Menurut Dr.J.L A Brandes (sarjana kebangsaan Belanda) jauh sebelum datangnya pengaruh India, bangsa Jawa telah memiliki keterampilan budaya yang mencakup 10 butir. Kesepuluh butir tersebut ialah: wayang, gamelan, irama sajak, batik, pengerjaan logam, sistem mata uang sendiri, ilmu teknologi pelayaran, astronomi, pertanian, dan birokrasi pemerintahan. Perubahan tersebut terjadi setelah masuknya Hindu-Budha dari India. Kebudayaan India mempengaruhi kebudayaan Jawa berupa kepercayaan, kesustraan, kesenian, astronomi, mitologi, dan pengetahuan umum. Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha atas kebudayaan Jawa itu berlangsung lama. Kedua agama tersebut mewarnai jiwa masyarakat Jawa secara menyeluruh hingga abad ke-15. Pengaruh tersebut berangsur-angsur surut seiring dengan berakhirnya kerajaan Majapahit. Hingga pada akhirnya abad ke-15 terjadi gelombang pengislaman secara besar-besaran di Jawa yakni sejak masa Prabu Brawijaya V masuk Islam atas bimbingan Sunan Kalijaga. Proses penyebaran Islam di Jawa ini dipelopori oleh Walisongo. Para wali disamping mahir dalam ilmu agama juga mahir dalam bidang sastra dan seni. Para wali itulah yang kemudian mengembangkan kesenian dan kebudayaan yang merupakan pencampuran antara kesenian yang sudah ada di daerah Jawa dengan sisipan ajaran Islam. Masyarakat Jawa sangat lekat dengan kesenian, oleh karenanya hampir semua jenis seni tumbuh di wilayah ini. Bentuk seni itu bermacam-macam diantaranya: seni sastra dalam hal ini salah satu bentuknya yaitu sastra jawa, tembang macapat dan syi’iran jawa. Seni bangunan atau seni arsitektur,  contohnya yaitu bangunan masjid, candi, patung dan lain-lain. Seni tari,  joged merupakan seni tari khas jawa disamping itu ada pula tari jaipong, tari gambyong dan sebagainya. Seni rupa dan seni lukis contohnya ada kaligrafi, batik, ukiran, dan sebagainya. Berikut akan dibahas mengenai ragam seni pertunjukan musik beserta perananannya dalam penyebaran agama Islam.

Upload: zakia-sufiatinur

Post on 05-Oct-2015

121 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Musik sangat berperan dalam penyebaran Islam oleh Wali Songo terutama di tanah Jawa

TRANSCRIPT

  • 1

    RAGAM DAN PERANAN SENI MUSIK DALAM PENYEBARAN AGAMA

    ISLAM PADA ZAMAN WALI SONGO

    Istilah kebudayaan secara etimologis berasal dari kata buddhayah yang berarti akal. Kebudayaan

    merupakan perkembangan kata budidaya yang berupa cipta, karsa dan rasa. Kebudayaan adalah

    keseluruhan pengetahuan yang diterima dan diberlakukan sebagai pedoman dalam bertindak di dalam

    interaksi sosial dan untuk merencanakan, melaksanakan dan menghasilkan karya-karya dalam kerangka

    memenuhi kebutuhan hidup sebagai makhluk sosial yang beradab

    Secara historis, Islam masuk di kawasan Nusantara sangatlah mudah dan cepat. Hal tersebut

    terbukti dengan menyebarnya Islam ke seluruh pelosok wilayah Nusantara terutama pulau Jawa. Islam

    dalam penyebarannya sangatlah memperhatikan kearifan lokal tanah Nusantara yakni dengan melestarikan

    kebudayaan-kebudayaan asli yang ada sebelumnya, hanya mengganti substansinya saja sebagaimana

    ajaran Islam.

    Kebudayaan yang berkembang di Jawa sangatlah beragam, hal itu tidak lepas dari peran serta

    agama-agama yang masuk pada wilayah ini. Namun seperti kita ketahui, Islam jauh lebih sukses dan

    berpengaruh pada kebudayaan Jawa dikarenakan proses Islamisasinya yang arif dan juga sarana yang

    beragam. Sarana penyebaran Islam salah satunya menggunakan aspek kesenian. Dengan demikian,

    kesenian mempunyai andil yang besar dalam penyebaran Islam di tanah Nusantara. Sehingga hal tersebut

    mempengaruhi kesenian yang ada di Jawa bercampur dengan nilai-nilai Islam. Seperti contoh wayang yang

    pada dasarnya sudah ada di Jawa dimasuki dengan ajaran Islam dan digunakan sebagai media dakwah

    Islam.

    Bagi masyarakat Jawa, kesenian terutama seni musik ini sudah ada jauh sebelum masuknya

    kebudayaan lain. Menurut Dr.J.L A Brandes (sarjana kebangsaan Belanda) jauh sebelum datangnya

    pengaruh India, bangsa Jawa telah memiliki keterampilan budaya yang mencakup 10 butir. Kesepuluh butir

    tersebut ialah: wayang, gamelan, irama sajak, batik, pengerjaan logam, sistem mata uang sendiri, ilmu

    teknologi pelayaran, astronomi, pertanian, dan birokrasi pemerintahan. Perubahan tersebut terjadi setelah

    masuknya Hindu-Budha dari India. Kebudayaan India mempengaruhi kebudayaan Jawa berupa

    kepercayaan, kesustraan, kesenian, astronomi, mitologi, dan pengetahuan umum. Pengaruh kebudayaan

    Hindu-Budha atas kebudayaan Jawa itu berlangsung lama. Kedua agama tersebut mewarnai jiwa

    masyarakat Jawa secara menyeluruh hingga abad ke-15. Pengaruh tersebut berangsur-angsur surut seiring

    dengan berakhirnya kerajaan Majapahit. Hingga pada akhirnya abad ke-15 terjadi gelombang pengislaman

    secara besar-besaran di Jawa yakni sejak masa Prabu Brawijaya V masuk Islam atas bimbingan Sunan

    Kalijaga.

    Proses penyebaran Islam di Jawa ini dipelopori oleh Walisongo. Para wali disamping mahir dalam

    ilmu agama juga mahir dalam bidang sastra dan seni. Para wali itulah yang kemudian mengembangkan

    kesenian dan kebudayaan yang merupakan pencampuran antara kesenian yang sudah ada di daerah Jawa

    dengan sisipan ajaran Islam.

    Masyarakat Jawa sangat lekat dengan kesenian, oleh karenanya hampir semua jenis seni tumbuh di

    wilayah ini. Bentuk seni itu bermacam-macam diantaranya: seni sastra dalam hal ini salah satu bentuknya

    yaitu sastra jawa, tembang macapat dan syiiran jawa. Seni bangunan atau seni arsitektur, contohnya yaitu

    bangunan masjid, candi, patung dan lain-lain. Seni tari, joged merupakan seni tari khas jawa disamping itu

    ada pula tari jaipong, tari gambyong dan sebagainya. Seni rupa dan seni lukis contohnya ada kaligrafi,

    batik, ukiran, dan sebagainya. Berikut akan dibahas mengenai ragam seni pertunjukan musik beserta

    perananannya dalam penyebaran agama Islam.

  • 2

    1. Gamelan

    Dalam sebuah lilteratur disebutkan bahwa kesenian jawa dalam hal musik itu pusatnya

    berada pada gamelan. Gamelan merupakan pendukung wayang dalam mengungkapkan nilai-nilai

    priyayi. Gamelan adalah seperangkat alat musik dengan nada pentatonis, yang terdiri dari :

    Kendang, Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk,

    Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab, Siter, Suling. Komponen utama alat musik gamelan

    adalah : bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran

    musik gamelan. Menurut mitologi Jawa, gamelan diciptakan oleh Sang Hyang Guru pada era saka.

    Alat music gamelan ini pertama kali diciptakan adalah gong. Setelah itu, untuk menyampaikan

    pesan khusus akhirnya diciptakan seperangkat alat music gamelan.

    Orkes gamelan menampilkan gambaran tentang kehidupan batin sebagaimana penampilan

    wayang pada indra mata. Bermain atau mendengarkan gamelan merupakan suatu disiplin spiritual,

    tidak hanya sekedar hiburan.

    Gambar 1. Gamelan

    2. Karawitan

    Istilah karawitan dikenal masyarakat Jawa sebagai terminologi musik yang memiliki

    pengertian musik yang menggunakan perangkat gamelan slendro dan pelog. Dalam budaya Jawa,

    karawitan ini dibedakan menjadi dua yaitu karawitan vokal dan karawitan yang melibatkan gamelan

    kompit selendro dan pelog. Karawitan dalam bentuk vokal ini berbentuk sekar macapat, sekar

    tengahan dan sekar ageng. Dari sudut pandang agama diketahui hampir seluruh makna dalam

    macapat mengandung amar makruf nahi munkar. Isi macapat jelas tentang ajaran agama yang

    berisi ajaran moral dan budi pekerti yang ideal. Dengan kandungan semacam ini, macapat disajikan

    untuk disimak dan direnungkan oleh masyarakat.

    Jenis lainnya yaitu karawitan yang menggunakan gamelan selendro dan pelog. Repertoar-

    repertoar lagunya dikenal dengan istilah gendhing. Gendhing pada mulanya digunakan dalam

    berbagai peristiwa budaya. Gendhing juga merupakan properti berbagai upacara ritual kerajaan dan

    sosial masyarakat Jawa.

  • 3

    Gambar 2. Karawitan

    3. Shalawat Gembrungan

    Kesenian shalawat gembrungan ini merupakan suatu kesenian yang bernafaskan islami

    dengan syair yang dimodifikasi dengan bahasa Jawa atau huruf latin serta dilengkapi alat musik

    lokal jawa. Tujuannya adalah untuk menebalkan iman masyarakat melalui pembacaan shalawat

    Nabi dan merenungkan kebesaran Allah.

    Pertunjukan seni terbang (gembrung) pada awalnya bertujuan untuk media penyebaran

    agama Islam. Shalawat gembrungan ini sudah ada sejak zaman kewalian sekitar abad 14-15 M,

    yang kemungkinan dirintis oleh sunan Bonang dan sunan Kalijaga. Hal ini disinyalir dari jenis alat

    musik gamelan yang digunakan, seperti timplung dan kendang. Kesenian ini digelar pada momen

    tertentu untuk mengundang masyarakat, ditujukan untuk menghibur sekaligus sebagai media

    dakwah Islam pada zaman Hindu-Budha. Syair lagu gembrung yang dimainkan semua berasis pada

    shalawat Nabi dengan penamaan berbeda-beda antara lain: saratul anam, maulid diba, al-habsyi,

    burdah, barjanji, dan shalawat Nabi.

    Materi yang disampaikan pada jenis seni ini lebih banyak pada aspek keagamaan yang

    kemudian diiringi dengan musik perkusi tradisional jawa. Substansi shalawat yang dimodifikasi

    dengan bahasa jawa ini menunjukan adanya upaya penanaman nilai-nilai ajaran Islam sesuai kultur

    masyarakat setempat.

    Gambar 3. Shalawat Gembrungan

  • 4

    4. Seni Syiiran

    Syiiran ini berasal dari kata syiir dan an yang menujukan adanya jawanisasi Islam dalam

    tradisi syiiran. Dalam hubungannya dengan tradisi Islam maka syiiran merupakan sebuah seni

    tradisi yang lahir di Jawa. Pada masyarakat Jawa syiiran di anggap sebagai alat sosialisasi ajaran

    islam yang paling efektif. Puncak kejayaan syiiran di Jawa adalah berkembangnya kesenian pada

    zaman walisongo.

    Gambar 4. Hingga Saat Ini Kesenian Syiiran Masih Terus Dilestarikan

    5. Vokal (Tembang)

    Vokal (Tembang) merupakan salah satu jenis elemen seni pertunjukan yang paling

    menonjol yang berperan dalam membumikan Islam. Pesan-pesan dakwah terdapat hampir di setiap

    tembang Jawa. Tembang-tembang itu merupakan teks yang dapat dijumpai di berbagai serat atau

    babad. Dalam tembang-tembang Jawa sebagai teks vokal kesenian berikut terdapat pesan-pesan,

    misalnya perintah salat, meyakini takdir, membersihkan jiwa dengan mengurangi makan dan tidur,

    ajakan untuk mendekati kebaikan dan menjauhi kemungkaran, berakhlak baik, mengabdi

    pemerintah, belajar kepada orang yang bermartabat baik, berbuat baik kepada orang tua, belajar Al

    Quran dan Hadist, mengajak anak untuk mengaji, perintah melaksanakan Rukun Islam, jangan

    memikirkan dunia terus-menerus sehingga lupa hukum halal-haram, jangan takut menghadapi mati,

    berbicara yang baik terhadap orang lain, setiap bekerja dilandasi tulus ikhlas, larangan menjelekkan

    orang lain, larangan menyakiti hati orang lain, larangan menyepelekan orang lain, larangan berani

    kepada orang tua, larangan makan riba, dan larangan senang bersumpah. Penyajian kesenian ini

    juga mengekspresikan idiom-idiom dan bacaan-bacaan khusus, seperti kalimat toyibah, salawat,

    syahadat, basmallah, hamdallah, dan Surat Al fatihah. Hal ini memperkuat bahwa kesenian ini

    dapat disebut seni Islami, meskipun aslinya Jawa.

    Secara musikal, kesenian ini dalam penyajiannya mempergunakan instrumen musik Islam

    yaitu terbang/rebana. Kenyataannya instrumen ini terdapat di negara-negara yang penduduknya

    menganut agama Islam, dan instrumen ini pula selalu digunakan dalam iringan dan perangkat musik

    yang teksnya bernafaskan Islam. Meskipun demikian, identitas seni-budaya Jawa terlihat masih

    kental, karena selain instrumen rebana juga terdapat kendhang dan saron. Dua instrumen ini

    termasuk dalam orkestrasi gamelan Jawa.

  • 5

    Gambar 5. Tembang Jawa

    Dalam seni pertunjukan kerapkali dijumpai ajaran Islam didalamnya. Tak lain dan tak bukan semua

    itu dikarenakan kesenian lebih digemari oleh masyarakat sehingga jika ajaran Islam itu dikemas dalam

    bentuk kesenian maka masyarakat akan lebih gampang menangkap dan menirunya. Kreativitas para wali

    memanfaatkan budaya setempat seperti kesenian lokal sebagai media penyebaran Islam yang efektif

    tersebut, telah mempercepat pertumbuhan dan perkembangan Islam di Jawa. Demikianlah Islam dan

    kesenian Jawa saling berkaitan. Kedatangan Islam memberikan pengaruh pada kesenian asli Jawa yaitu

    menyisipkan beberapa ajaran Islam di dalamnya. Begitu pula kesenian jawa berkaitan erat dengan proses

    islamisasi di Jawa.

  • 6

    DAFTAR PUSTAKA

    Sutiyono. 2010. Pribumisasi Islam Melalui Seni-Budaya Jawa. Yogyakarta : Insan Persada

    https://goresankataku.wordpress.com/2014/03/28/korelasi-islam-dengan-kesenian-jawa/

    https://goresankataku.wordpress.com/2014/03/28/korelasi-islam-dengan-kesenian-jawa/