peran partai golkar dalam meningkatkan kesadaran politik...

of 57 /57
i PERAN PARTAI GOLKAR DALAM MENINGKATKAN KESADARAN POLITIK MASYARAKAT BERDASARKAN KETENTUAN PASAL 10 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 83 TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum Oleh: Chindy Astria Octaviana Hutagalung 8111413007 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Author: buianh

Post on 10-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

  • i

    PERAN PARTAI GOLKAR DALAM

    MENINGKATKAN KESADARAN POLITIK

    MASYARAKAT BERDASARKAN KETENTUAN

    PASAL 10 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 83

    TAHUN 2012

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum

    Oleh:

    Chindy Astria Octaviana Hutagalung

    8111413007

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2017

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Kenakan KASIH dalam segala hal.

    “TUHAN adalah kekuatan ku, Takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23 : 1)

    PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karya kecil ini ku

    persembahkan untuk:

    Almarhum Nenekku terkasih St.S.F Pakpahan.

    Orangtuaku terkasih I.Hutagalung dan R.Saragih, kalian segalanya bagi

    hidupku.

    Kakakku Theresya Hutagalung,S.Kep.,Lucia Hutagalung, Iren Margaretha

    Hutagalung, yang senantiasa menjadi motivator dan inspirasiku untuk

    mengerjakan skripsi ini , terimakasih untuk doa restu, nasihat, dukungan,

    cinta dan kasih sayang yang tulus yang selalu ku terima dan tidak pernah

    tergantikan.

    Almamaterku, Universitas Negeri Semarang.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala nikmat yang telah

    diberikan sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Peran

    Partai Politik Dalam Meningkatkan Kesadaran Politik Masyarakat Berdasarkan

    Ketentuan Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2012”.Skripsi ini

    sebagai salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan studi Srata 1, untuk

    memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Negeri

    Semarang. Melalui skripsi ini penulis banyak belajar sekaligus memperoleh

    pengalaman-pengalaman baru secara langsung yang belum pernah diperoleh

    sebelumnya. Diharapkan pengalaman tersebut dapat bermanfaat di masa yang akan

    datang.

    Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bantuan, dan

    dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

    kepada:

    1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,

    yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di

    UNNES.

    2. Dr. Rodiyah, S.Pd., S.H., M.Si., Dekan Fakultas Hukum Universitas Negeri

    Semarang.

    3. Dr. Martitah, M.Hum., Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum

    Universitas Negeri Semarang.

  • viii

    4. Rasdi, S.Pd., M.H., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Hukum

    Universitas Negeri Semarang.

    5. Tri Sulistyono, S.H., M.H., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

    Hukum Universitas Negeri Semarang.

    6. Dani Muhtada, Ph.D., Ketua Bagian HTN-HAN Fakultas Hukum Universitas

    Negeri Semarang, sekaligus sebagai Bapak Dosen Pembimbing I yang dengan

    kesabaran membimbing, mengajari, dan menuntun dengan penuh

    kebijaksanaan serta memberi semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan baik.

    7. Saru Arifin, S.H.,L.L.M, Bapak Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan

    waktunya membimbing, mengajari, dan menuntun dengan penuh

    kebijaksanaan serta memberi semangat sehinggapenulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan baik.

    8. E.F Suharsoro selaku wakil ketua DPD Partai Golkar Kota Semarang yang

    telah bersedia memberi waktu untuk wawancara sebagai penambah kekuatan

    dari isi skripsi ini.

    9. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Dosen Wali yang selalu memberikan

    arahan penulis selama menempuh perkuliahan.

    10. Seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Hukum Universitas Negeri

    Semarang yang telah memberi banyak ilmu.

    11. Seluruh Bapak dan Ibu Pegawai Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas

    Negeri Semarang seperti Mas Wahyudin, Ibu Sesar, Ibu Yanda, Ibu Gina dll.

  • ix

    12. Almarhum Nenek Saya Tercinta, St.S.F. Pakpahan. Wanita yang tegas, tegar

    dan sabar. Berjuang demi menyekolahkan Cucu-cucunya, dan selalu

    mendoakan, tidak pernah berhenti memberi semangat, memberikan perhatian

    yang luar biasa, masukan, dan nasihat kepada penulis selama beliau hidup.

    Selalu ingat kata-kata yang pasti diucapkan oleh beliau, setiap kali menelepon

    penulis ‘’Jangan lupa berdoa ya Boruku, karena tidak ada yang mustahil bagi

    Allah’’.

    13. I. Hutagalung, Ayahku yang terhebat dalam dunia ini. Selalu berusaha

    memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya, mengajarkan selalu hidup

    dengan Kasih. Beliau menjadi sebuah panutan dalam hal totalitas terhadap

    pekerjaannya dan selalu menjadi semangat bagi penulis selama menjalani

    perkuliahaan. Selalu ingat kata-kata yang selalu diucapkan oleh beliau, setiap

    kali menelepon penulis,”semangat boruku, jaga kesehatanmu, jangan lupa

    berdoa”.

    14. R. Saragih, Ibuku tercinta yang selalu mendoakan dan memberi semangat

    kepada penulis.

    15. Ketiga kakak ku yang sangat aku cintai dan sayangi melebihi apapun didunia

    ini, Theresya Hutagalung,S.Kep., Lucia Hutagalung., Iren Margaretha

    Hutagalung, yang selalu mendoakan penulis dan memberikan semangat serta

    tidak pernah lelah mendengar keluh kesah penulis dan terus memberikan

    semangat serta bantuan baik metaril maupun imateril dalam menempuh

    perkuliahan hingga menyelesaikan tugas akhir ini. Terimahkasih kakak-kakak

  • x

    ku, semoga kita dapat membuat Almarhum nenek dan Bapak, serta Ibu yang

    masih hidup Bangga dan Bahagia.

    16. Keluargaku di Semarang NAPOSO HKBP SEMARANG BARAT, Abang

    Kakak dan Adik-adikku, selalu berbagi sukacita dan keceriaan didalam

    Pelayanan Kepada Tuhan, Semarang PUNYA CERITA!

    17. Amang Praeses Pdt. Pahala Sitorus, S.Th dan Inang Masteria Sitanggang, yang

    sudah menjadi seperti orangtua saya di Semarang ini, selalu menjadi motivator

    selama penulis menjalani perkuliahan di Semarang.

    18. Teman-teman UKM KMKFH, Ikatan Mahasiswa Batak Semarang (IMABA),

    UKM Debat FH UNNES, UKM Basket UNNES, KPU FH UNNES, Dukungan

    kalian semua luar biasa HEBAT!

    19. UKM Justice Choir UNNES 2016-2017, BPH ku terkhusus kepada Inneke,

    Amalia, Lilia Rosa, Suparjo, Anindhita, Aulia Intan, Farah, Adit, Rifky, dan

    juga staff yang tidak bisa disebutkan oleh penulis satu persatu,

    “Usaha,Semangat,Ikhlas,dan Serahkan KepadaNya” lanjutkan perjuangan saya

    di Justice Choir di Fakultas Hukum ini Adik-adikku.

    20. Teman-temanku Angkatan 2013 KMKFH, Frisca, Lytha, Keren, Trya, Lely,

    Nira, Ruth, Anna, Yulan, Rimma, Marintan, Julio, Boris, Conigya, Ivan,

    Edward, Clinton, Richard, Riel, Joel, Mikhael, Boni.

    21. Terkhusus Pani Eirene Sitorus,S,Ked., Kakak Idola yang jadi partner lari,

    tempat bertanya, dan selalu menyempatkan ngobrol membuat penulis semakin

    termotivasi dalam menjalani tanggungjawab dalam hal apapun selama

    perkuliahaan dan menyelesaikan skripsi, semoga pertemanan ini tidak terputus.

  • xi

    22. Seluruh angkatan 2013 Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Sama

    seperti pepatah yang mengatakan “ Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Oleh karena

    itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan

    lebih lanjut. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang

    membutuhkan. Terimaka kasih.

  • xii

    ABSTRAK

    ChindyAstriaOctaviana,Hutagalung 2017. “Peran Partai Politik Dalam

    Meningkatkan Politik Mayarakat Berdasarkan Ketentuan Pasal 10 Peraturan

    Pemerintah Nomor 83 Tahun 2012”. Skripsi, Bagian Hukum Tata Negara- Hukum

    Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang. Dani

    Muhtada,P.hD. Saru Arifin, S.H., LL.M.

    Kehidupan politik Indonesia ini dinamis dalam negara demokrasi. Peran partai

    politik tidak hanya saluran spirasi berbagai kelompok masyarakat dan bukan

    sebagai wahana untuk mengilustrasikan tuntunan keseluruha dalam demokrasi.

    Situasi saat ini dalam politik di Indonesia setelah terjadi masa-masa orde baru dan

    munculnya rezim perubahan dalam sistem politik banyak kehadiran partai baru.

    Sementara itu tiap partai mempunyai kepentingan, tujuan, keinginan, dan

    berkerjasama untuk mempengaruhi kebijakan pemerintahuntuk keinginan yang

    sesuai apa yang diinginkan partai. Keinginan partai politik terang-terangan

    bertujuan untuk memperoleh jabatan publik dalam pemilihan umum. Dalam

    kehidupan politik juga mempunyai tujuan yang penting yaitu melalui kegiatan

    pendidikan politik bertujuan agar masyarakat mengerti dan sadar akan hak dan

    kewajibannya sebagai warga negara yang berbangsa, bernegara, dan bertanah air.

    Dikaitkan dengan partai politik dengan pendidikan politik bisa diartikan sebagai

    usaha sadar dan tersitematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang

    berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya agar mereka

    sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

    Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2012, pendidikan politik bertujuan

    untuk: a) Meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan

    bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; b) Meningkatkan partisipasi politik dan

    inisiatif masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; c)

    Meningkatkan kemandirian, kedewasaan, dan membangun karakter bangsa dalam

    rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa; maka bergerak dari pasal inilah

    penulis melakukan penelitiannya di DPD Partai Golkar Kota Semarang. Rumusan

    masalah dalam skripsi ini yaitu : bagaimana partai politik dalam melaksanakan

    fungsinya sebagai pemberi pendidikan politik di masyarakat Kota Semarang, dan

    apa kendala-kendala partai Golkar Kota Semarang dalam memberikan Pendidikan

    Politik.

    Landasan teori yang digunakan oleh penulis adalah: a)Partai Politik ;

    b)Pendidikan Politik ; c)Tujuan Pendidikan Politik ; d)Kesadaran Politik

    e)Partisipasi Politik dan f)Kepribadian Politik. Penelitian ini, menggunakan

    pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian yuridis sosiologis, lokasi penelitian di

    Dewan Pimpinan Daerah Golongan Karya (GOLKAR) Kota Semarang, selain itu

    juga menggunakan teknik observasi dan studi kepustakaan setelah validitas data.

    Menggunakan teknik triangulasi, setelah itu, penyajian data dan analisis data.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Pendidikan Politik yang

    dilakukan oleh Partai Golkar belum sesuai dengan Pasal 10 PP Nomor 83 Tahun

    2012, yaitu peningkatan kesadaran politik masyarakat Kota Semarang. Masih

  • xiii

    banyak masyarakat yang cenderung tidak peduli. Banyak masyarakat masih enggan

    memahami dan menerapkan kegiatan politik yang dilakukan partai politik. Mereka

    memilih acuh akibat kekecewaan terhadap partai politik yang tidak sesuai dengan

    apa yang di janjikan, seperti kampanye mendekati pemilu dan masih banyak dari

    anggota partai politik yang melakukan korupsi. Masyarakat kehilangan rasa

    percaya terhadap partai politik dan berfikir bahwa partai politik tidak amanah.

    Kurangnya sosialisasi dan komunikasi dari partai politik menyebabkan masyarakat

    tidak memahami dan bingung terhadap partai politik. Masyarakat juga tidak

    memahami kegiatan partai politik termasuk pelaksanaan fungsi Pendidikan Politik.

    Partai Politik dalam memberikan Pendidikan Politik pada masyarakat melalui cara,

    yaitu sebagaiberikut(1) Reses partai (2) Serap aspirasi Masyarakat dan

    Pendampingan terhadap masyarakat (3) Kaderisasi yaitu peningkatan kapasitas

    pada seluruh pengurus Partai Golkar Kota Semarang. Meskipun partai politik sudah

    melaksanakan Fungsinya sebagai pemberi pendidikan politik namun kenyataannya

    tidak berpengaruh terhadap masyarakat, terbukti dengan masih banyak yang tidak

    menggunakan hak pilihnya. Kendala dalam Pelaksanaan Pendidikan Politik, Partai

    Golkar yaitu (1) Masyarakat tidak sadar politik (2) Masyarakat datang dan

    mendapatkan Pendidikan Politik, tetapi masyarakat masih tidak memahami esensi

    dari Pendidikan Politik. (3) Pendidikan politik hanya dilaksanakan jika Partai

    Golkar mengadakan acara, sehingga dipastikan tidak efektif dan menyeluruh

    kepada masyarakat Kota Semarang (4) Dana yang tidak mendukung baik dari

    Pemerintah atau Partai Golkarnya.

    Peran dari Partai Golkar dalam peningkatan kesadaran politik Masyarakat Kota

    Semarang adalah melakukan beberapa kegiatan yaitu Reses Partai, Serap Aspirasi

    Masyarakat dan Pendampingan, serta Kaderisasi. Lalu kendala yang ditemukan

    Partai Golkar dalam peningkatan kesadaran masyarakat Kota Semarang yaitu

    Masyarakat yang tidak sadar politik, Masyarakat belum mengetahui esensi dari

    pendidikan politik, dan Partai tidak memiliki Dana yang memedai untuk melakukan

    kegiatan khusus tentang Pendidikan Politik.

    Kata Kunci : Partai politik, pendidikan politik.

  • xiv

    DAFTAR ISI

    Persetujuan Pembimbing ........................................................................................................ ii

    Pengesahan Kelulusan ............................................................................................................ iii

    Pernyataan Orisinalitas .......................................................................................................... iv

    Pernyataan Persetujuan Publikasi .......................................................................................... v

    Motto dan Persembahan ........................................................................................................ vi

    Prakata .................................................................................................................................... vii

    Abstrak ..................................................................................................................................... xi

    Daftar Isi ............................................................................................................................... xiii

    BAB I Pendahuluan .................................................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

    1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................. 7

    1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................................. 8

    1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 8

    1.5 Tujuan Penelitian....................................................................................................... 8

    1.6 Manfaat Penelitian..................................................................................................... 9

    1.6.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................................... 9

    1.6.2 Manfaat Praktis ...................................................................................................... 9

    BAB II Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 11

    2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 11

    2.2.1 Partai Politik ............................................................................................... 18

    2.2.2 Peran Partai Politik Dalam Pendidikan Politik ........................................... 22

    2.2.3 Pendidikan Politik ................................................................................... 24

    2.2.3.1 Tujuan Pendidikan Politik ..................................................................... 25

    2.2.3.2 Kesadaran Politik Perspektif Budaya Politik Demokrasi Indonesia ........... 31

    2.2.3.3 Partisipasi Politik Dalam Perspektif Samuel Philips Hungtinton ............... 32

    2.2.3.4 Kepribadian Politik ..................................................................................... 33

    2.2.3.5 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 35

  • xv

    BAB III Metode Penelitian ..................................................................................................... 36

    3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................................. 36

    3.2 Jenis Penelitian ........................................................................................................ 38

    3.3 Fokus Penelitian ...................................................................................................... 39

    3.4 Lokasi Penelitian ..................................................................................................... 40

    3.5 Sumber Data Penelitian ........................................................................................... 40

    3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 43

    3.7 Validitas Data .......................................................................................................... 45

    3.8 Analisis Data ........................................................................................................... 47

    BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................................... 50

    4.1 Partai Politik di Kota Semarang .............................................................................. 50

    4.2 Peran Partai Politik Golkar Dalam Meningkatkan Kesadaran Politik Masyarakat

    Berdasarkan Ketentuan Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2012 ..... 54

    4.2.1 Peningkatkan Kesadaran Politik Masyarakat Kota Semarang........................54

    4.2.2 Peningkatkan Partisipasi Masyarakat Kota Semarang....................................57

    4.2.3 Peningkatkan Kemandirian Masyarakat Kota Semarang................................58

    4.3 Kendala-Kendala Yang di Hadapi Partai Golkar Dalam Pelaksanaan Pendidikan

    Politik ...............;;.....................................................................................................63

    4.3.1 Masyarakat Tidak Sadar Politik......................................................................63

    4.3.2 Masyarakat Masih Tidak Memahami Esensi dari Pendidikan Politik.............64

    4.3.3 Pendidikan Politik Dilaksanakan Tidak Efektif..............................................64

    4.3.4 Dana Yang Tidak Mendukung baik Dari Pemerintah atau Partai Golkar......65

    BAB V Penutup .................................................................................................... 67

    5.1 Simpulan .............................................................................................. 67

    5.2 Saran ..................................................................................................... 68

    Daftar Pustaka ...................................................................................................... 70

    Lampiran .............................................................................................................. 70

  • xvi

    Daftar Lampiran

    Lampiran 1. Surat Lampiran KPU Kota Semarang Surat

    Keterangan Nomor : 223/KPUKota-

    012.329521/III/2016

    Lampiran 2. Surat Ijin Pra Penelitian FH UNNES

    Lampiran 3. Surat Keputusan SK Pembimbing Skripsi

    Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian Skripsi

    Lampiran 5. Pedoman wawancara dengan DPD Partai Golkar

    Lampiran 6. Surat Balasan DPD Partai Golkar Ijin Penelitian

    Lampiran 7. Dokumentasi Gambar saat wawancara

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dewasa ini dinamika dan perkembangan masyarakat yang majemuk

    menuntut peran, fungsi dan tanggungjawab partai politik masyarakat dalam upaya

    mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia, menjaga dan memelihara

    keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Yusuf,2017:7), mengembangkan

    kehidupan Demokrasi berdasarkan Pancasila sebagaimana mengembangkan

    kehidupan Demokrasi berdasarkan Pancasila sebagaimana termaktub dalam

    pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 dengan

    menjungjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,

    dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 menyebutkan

    Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak,

    kewajiban, dan tanggung jawabsetiap warga negara dalam kehidupan berbangsa

    dan bernegara. Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik bisa

    diartikan sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam mentransformasikan segala

    sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya

    agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai

    manusia atau warga negara.

  • 2

    Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011

    Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik adalah

    :

    Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional yang dibentuk

    oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar

    kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela

    kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta

    memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

    Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

    1945.

    Adapun fungsi partai politik di Indonesia menurut Pasal 11 ayat (1) Undang-

    Undang Nomor 2 Tahun 2011 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun

    2008 tentang partai politik sebagai sarana :

    1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak, kewajibannya dalam kehidupan

    bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

    2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat;

    3. Penyerap penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara;

    4. Partisipasi politik warga negara Indonesia; 5. Rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui

    mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan

    gender.

    Selain itu pasal 31 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 menyebutkan secara

    tegas bahwa pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik sudah semestinya

    diperlihatkan keadilan dan kesetaraan gender yang ditujukan untuk meningkatkan

    partisipasi politik dan inisiatif warga negara, serta meningkatkan kemandirian,

    kedewasaan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu pendidikan

    politik terus ditingkatkan agar membangun karakter untuk bangsa yang merupakan

    watak atau kepribadian bangsa Indonesia yang terbentuk atas dasar kesepahaman

  • 3

    bersama terhadap nilai-nilai kebangsaan yang lahir dan tumbuh dalam kehidupan

    bangsa.

    Salah satu peran partai politik di Indonesia yaitu partai golongan golongan

    karya (GOLKAR) yang di dirikan pada tanggal 20 Oktober 1964 sebuah partai

    politik yang pada masa pemerintahan soekarno yang menandai pengaruh partai

    komunis Indonesia dalam kehidupan partai politik terus berkembang merubah

    wujud menjadi golongan karya (GOLKAR) yang menjadi salah satu sebuah

    organisasi peserta pemilu. Partai Golongan Karya (GOLKAR) mempunyai visi

    berjuang terwujudnya Indonesia baru yang maju, modern, bersatu, damai, adil, dan

    makmur dan dengan masyarakat yang beriman dan taqwa. Misi partai golongan

    karya (GOLKAR) sebagai berikut :

    1. Mempertegas komitmen untuk menyerap, memadukan, mengartikulasikan dan memperjuangkan aspirasi serta

    kepentingan rakyat sehingga menjadi kebijakan politik yang

    bersifat publik;

    2. Melakukan rekuitmen kader-kader yang berkualisi melalui sistem prestasi untuk dapat dipilih oleh rakyat untuk menduduki posisi-

    posisi politik atau jabatan publik;

    3. Meningkatkan proses pendidikan dan komunikasi politik yang dialogis dan partisipatif, yaitu membuka diri terhadap berbagai

    pikiran, aspirasi dan kriti dari masyarakat;

    (www.golkarjateng.com// diakses pada 2 Maret 2017, pukul

    21.00 WIB)

    Kehidupan masyarakat Indonesia dari hari ke hari semakin liar, contohnya

    perilaku kekerasan dan konflik pilkada yang terjadi di daerah-daerah. Hal tersebut

    mencerminkan kondisi psikologis sosial masyarakat yang berada didalam

    keterpurukan dan keputusasaan. Kekhawatiran akan terulangnya kekerasan dalam

    pemilu legislatif dan presiden nanti adalah suatu kewajaran, mengingat proses

    demokratisasi di Indonesia bergerak dari pembusukan sebuah rezim otoriter

    http://www.golkarjateng.com/

  • 4

    Suharto, menuju pematangan melalui masa transisi dan konsolidasi. Kekhawatiran

    tersebut juga disadari oleh partai politik yang belum menjalankan tugasnya

    melakukan pendidikan politik melalui rapat akbar atau kampanye terbuka karena

    pesta dengan dana besar tersebut habis untuk hiburan.

    Pemahaman masyarakat hingga saat ini masih banyak yang beranggapan

    bahwa sistem politik itu bukan urusan mereka melainkan urusan pemerintah,

    sehingga masyarakat masih ada yang dibodoh-bodohi atau diberikan janji-janji

    manis. Dalam realitanya atau penerapannya tidak sesuai dengan apa yang telah

    dijanjikan ketika sudah berhasil duduk. Untuk mencegah hal-hal yang tidak

    diinginkan kembali terulang, sehingga diberikan pendidikan politik kepada

    masyarakat oleh partai politik di berbagai provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia

    khususnya di Kota Semarang.

    Pengembangan pendidikan politik Masyarakat Kota Semarang adalah bagian

    dari pendidikan politik yang merupakan rangkaian usaha untuk meningkatkan dan

    memantapkan kesadaran politik dan kenegaraan, guna menunjang kelestarian

    Pancasila dan UUD 1945 sebagai budaya politik bangsa. Pendidikan politik juga

    merupakan konsep bagian dari proses perubahan kehidupan politik di Kota

    Semarang yang sedang dilakukan dewasa ini dalam rangka usaha menciptakan

    suatu sistem politik yang benar-benar demokratis, stabil, efektif, dan efisien.

    Pendidikan politik ini berfungsi untuk memberikan isi dan arah serta

    pengertian kepada proses penghayatan nilai-nilai yang sedang berlangsung. Ini

    berarti bahwa pendidikan politik Kota Semarang menekankan kepada usaha

    pemahaman tentang nilai-nilai yang etis normatif (Moza, 2016: 10), yaitu dengan

  • 5

    menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan landasan dan motivasi

    serta dasar untuk membina dan mengembangkan diri guna ikut serta berpartisipasi

    dalam kehidupan pembangunan bangsa dan negara khususnya Kota Semarang.

    Dengan demkian pendidikan politik yang diterapkan di Kota Semarang merupakan

    proses penurunan nilai-nilai dan norma-norma dasar dari ideologi suatu negara

    yang dilakukan dengan sadar, terorganisir, berencana, dan berlangsung kontinyu

    dari suatu generasi kepada generasi berikutnya dalam rangka membangun watak

    masyarakat bangsa, hal yang sama juga di Kota Semarang.

    Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor. 83 tahun 2012 dikatakan bahwa

    kegiatan Pendidikan Politik bertujuan untuk:

    a) Meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan

    bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

    b) Meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam kehidupan

    bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

    c) Meningkatkan kemandirian, kedewasaan, dan membangun karakter bangsa

    dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa;

    Penyelenggaraan pendidikan politik bagi masyarakat Kota Semarang

    dilakukan melalui pemahaman secara berjenjang, baik dari segi pertumbuhan

    alamiah manusia dari usia bawah maupun dari segi pertumbuhan kehidupan

    masyarakat melalui organisasi yang ada atau golongan pendidikan, yang semata-

    mata harus didasarkan atas kemampuan obyektif manusia.

    Proses pencapaian tujuan pendidikan politik tersebut tidak dapat dilihat

    secara langsung namun memerlukan waktu yang cukup lama, hal ini disebabkan

  • 6

    karena pendidikan politik berhubungan dengan aspek sikap dan perilaku seseorang.

    Sistem pendidikan politik yang diterapkan oleh partai GOLKAR (Golongan Karya)

    di Kota Semarang.

    Kiprah partai politik di Indonesia seharusnya bisa menampilkan diri sebagai

    agen pencerahan. Sebab partai politik mengemban peran dan fungsinya yang kalau

    saja dijalankan secara konsisten akan membawa perubahan pada peningkatan

    kesadaran politik masyarakat. Salah satu fungsi partai politik adalah melakukan

    pendidikan politik. Akan tetapi realitas di masyarakat menunjukkan fungsi

    pendidikan partai politik belum menunjukkan hasil yang signifikan bagi

    peningkatan kesadaran politik masyarakat. Justru yang marak akhir-akhir ini partai

    politik menuai banyak kritik dari masyarakat.

    Karena partai politik cenderung mengutamakan kepentingan kekuasaan

    atau kepentingan para elit partai politik daropada kepentingan untuk memajukan

    masyarakat, bangsa, dan negara. Ironisnya, pendidikan politik yang kerap

    dikumandangkan para elit partai politik hanya sebuah slogan tak bermakna. Selain

    itu maraknya kasus korupsi dan kasus hukum yang dilakukan oleh sejumlah elit

    partai politik semakin menbuat kepercayaan masyarakat (public trust) kian

    menurun terhadap citra partai politik tersebut. Kondisi yang seperti inilah yang

    membuat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik terus menurun dari tahun

    ke tahun.

    Berdasarkan latar belakang tersebut saya tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan Judul “PERAN PARTAI POLITIK DALAM MENINGKATKAN

  • 7

    KESADARAN POLITIK MASYARAKAT BERDASARKAN KETENTUAN

    PASAL 10 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 83 TAHUN 2012’’

    1.2 Identifikasi Masalah

    Dari uraian uraian latar belakang diatas identifikasi masalah yang

    ditemukan yaitu :

    1. Kurangnya kesadaran hak dan kewajiban, partisipasi politik dan

    inisiatif masyarakat, kemandirian dan kedewasaan dalam

    membangun karakter bangsa dalam kehidupan bermasyarakat,

    berbangsa, dan bernegara;

    2. Partai politik lebih menekankan aspek pemilu daripada pendidikan

    politik untuk masyarakat;

    3. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik terus menurun

    seiring semakin banyaknya kasus hukum yang dilakukan oleh para

    elit partai politik;

    4. Tidak adanya mekanisme pengawasan yang jelas dari pemerintah

    daerah setempat terhadap pelaksanaan pendidikan politik yang

    dilakukan oleh para partai politik;

    5. Partai politik lebih mementingkan kepentingan politik dari pada

    rakyat;

    6. Kesadaran masyarakat yang kurang tentang pentingnya pendidikan

    politik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

    proses pelaksanaan pendidikan politik di Kota Semarang yang

    dilakukan oleh partai politik khususnya DPD Partai Golkar;

  • 8

    1.3 Pembatasan Masalah

    1.3.1 Lokus

    Lokus atau tempat penelitian adalah di Kota Semarang, yang akan ditujukan

    kepada kader Partai Golongan Karya (GOLKAR). Dengan alasan bahwa partai

    tersebut merupakan partai yang besar atau dalam hal ini salah satu partai yang

    memiliki total suara yang cukup banyak. Dalam hal ini saya telah mencoba untuk

    meminta izin kepada pihak partai Golkar, dan mengizinkan untuk melakukan

    penelitian.

    1.4 Rumusan Masalah

    Permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti di dalam karya tulis ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Peran Partai Politik Golkar dalam Meningkatkan Kesadaran Politik

    Masyarakat Kota Semarang dalam Pelaksanaan Pendidikan Politik?

    2. Bagaimanakah kendala-kendala Partai Golkar dalam melaksanakan

    Peningkatan Kesadaran Politik di Kota Semarang?

    1.5 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan yang diangkat oleh peneliti di dalam karya tulis

    ini, maka tujuan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Mendeskripsikan Peran Partai Politik Golkar dalam melakukan

    Pendidikan Politik telah sesuai dengan PP Pasal 10 Nomor 83 Tahun

    2012 di Kota Semarang.

    2. Menemukan kendala Partai Politik Golkar dalam Peningkatan

    Kesadaran Politik di Kota Semarang.

  • 9

    1.6 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian yang dituangkan dalam

    karya tulis ini adalah sebagai berikut :

    1. Manfaat teoritis

    1. Penelitian ini akan berguna untuk perkembangan Ilmu HTN tentang

    pendidikan politik oleh partai politik.

    2. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran-pemikiran

    yang akan dijadikan arah atau pedoman untuk penelitian sejenis.

    2. Manfaat Praktis.

    1. Bagi organisasi partai politik

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

    partai politik untuk lebih memprioritaskan pendidikan politik sebagai

    tujuan utama pelaksanaan politiknya.

    2. Bagi masyarakat

    Penelitian ini nantinya membuat masyarakat dapat lebih

    mendapatkan wawasan dan pengetahuan terhadap adanya pendidikan

    politik oleh partai politik dan hak dan kewajiban yang harus dilakukan oleh

    masyarakat.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Kehidupan politik Indonesia ini dinamis dalam negara demokrasi. Peran

    partai politik tidak hanya saluran aspirasi berbagai kelompok masyarakat dan bukan

    sebagai wahana untuk mengilustrasikan tuntunan keseluruhan dalam demokrasi.

    Situasi saat ini dalam politik di Indonesia setelah terjadi masa-masa orde baru dan

    munculnya rezim perubahan dalam sistem politik banyak kehadiran partai baru.

    Sementara itu tiap partai mempunyai kepentingan, tujuan, keinginan, yang sesuai

    dengan apa yang diinginkan partai. Sebagaimana keinginan partai politik yang

    terang-terang bertujuan untuk memperoleh jabatan publik melalui pemilihan

    umum.

    Kehidupan politik juga mempunyai tujuan yang penting, yaitu melalui

    kegiatan pendidikan politik bertujuan agar masyarakat mengenal fungsi dari sebuah

    partai dan tujuannya. Peran partai bertujuan agar masyarakat mengerti mengenai

    sistem politik. Dikaitkan partai politik dengan pendidikan politik bisa diartikan

    sebagai usaha sadar dan sistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang

    berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya agar mereka

    sadar akan peran, fungsi,serta hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

    Pelaksanaan fungsi partai politik dalam masyarakat, secara umum digambarkan

    oleh penelitian terdahulu terkait fungsi partai politik bagi masyarakat yang

    merupakan meningkatkan kesadaran politik masyarakat berdasarkan ketentuan

    pasal 10 PP Nomor 83 Tahun 2012.

  • 11

    Tabel 2.1

    NO PENULIS JUDUL UNSUR PEMBAHARUAN

    1 Anis Tri Wibowo

    (2014)

    Peran Partai

    Politik Golkar

    dalam

    Pendidikan

    Politik (Studi

    Kasus di DPD

    Partai Golkar

    Kabupaten

    Sragen)

    Penelitian ini mendeskripsikan

    peran partai politik golongan

    karya (GOLKAR) dalam

    pendidikan politik studi kasus

    DPD Kabupaten Sragen. Hasil

    dalam penelitian ini adalah

    bahwa peran partai golongan

    karya (GOLKAR) dalam

    pendidikan politik sangat

    penting. Untuk menarik simpati

    dari masyarakat partai Golkar

    Kabupaten Sragen melakukan

    kegiatan pendidikan politik

    dengan terjun langsung

    kemasyarakat melalui forum

    pertemuan warga dengan

    menyampaikan program partai

    dan visi misi partai, juga

    menanamkan rasa nasionalisme,

    kebangsaan, kebhinekaan, dan

    demokrasi. Begitu juga

    memberikan penjelasan tentang

    partai politik yang baik dan

    benar. Partisipasi partai Golkar

    dalam pendidikan politik di

    Kabupaten Sragen yaitu dengan

    cara mengadakan diklat karakter

  • 12

    kepada kader partai yang mampu

    memberikan penjelasan tentang

    politik kemasyarakatan.

    2 Ayub Budi

    Prayoga (2014)

    Peran Partai

    Politik Dalam

    Memberikan

    Pendidikan

    Politik Kepada

    Masyarakat Di

    Kabupaten

    GRESIK (Studi

    Pada Dewan

    Pengurus

    Cabang Partai

    Kebangkitan

    Bangsa

    Kabupaten

    Gresik)

    Penelitian ini mendeskripsikan

    peran dari Dewan Pengurus

    Cabang Partai Kebangkitan

    Bangsa Kabupaten Gresik serta

    faktor-faktor pendorong dan

    penghambat selama melakukan

    pendidikan politik. Hasil

    penelitian menunjukkan Dewan

    Pengurus Cabang Partai

    Kebangkitan Bangsa Kabupaten

    Gresik dalam memberikan

    pendidikan politik kepada

    masyarakat luas, namun

    demikian pendidikan politik

    yang diberikan belum maksimal.

    Penelitian ini

    merekomendasikan perlu adanya

    perubahan dalam memberikan

    pendidikan politik kepada

    masyarakat, baik perubahan

    bentuk komunikasi, materi,

    setting, atau tempat pelaksanaan

    atau metode, guna tercapainya

    tujuan sebenarnya dari

    pemberian pendidikan politik

    kepada masyarakat.

  • 13

    3 Yulianto Dwi

    Saputro (2015)

    Peran Partai

    Politik Dalam

    Pendidikan

    Politik Generasi

    Muda dan

    Implikasinya

    Terhadap

    Ketahanan

    Politik Wilayah

    (Studi di DPD II

    Partai Golkar

    Kota

    Malang,Jawa

    Timur 2009-

    2014).

    Penelitian ini menggambarkan

    fenomena sosial yang komplek

    terjadi dimasyarakat. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa

    peran partai politik dalam

    memberikan pendidikan politik

    kepada kader meupun

    masyarakat rendah, metode serta

    materi pendidikan politik yang

    dilakukan oleh partai politik

    masih sangat konseptual dan

    kurang aplikatif. Metode

    evaluasi dalam memberikan

    pendidikan politik tidak berjalan

    dengan efektif, sehingga peran

    partai politik dalam memberikan

    penyadaran kepada masyarakat

    tentang hak dan kewajibannya

    sebagai warga negara menjadi

    rendah. Implikasi peran politik

    dalam pendidikan politik

    generasi muda terhadap

    ketahanan politik wilayah

    berdampak pada rendahnya

    partisipasi masyarakat dalam

    pembuatan serta pengawasan

    kebijakan politik.

    4 Chindy Astria

    Octaviana

    Hutagalung

    (2017)

    Peran Partai

    Politik Dalam

    Meningkatkan

    Politik

    Pelaksanaan Pendidikan Politik

    yang dilakukan oleh Partai

    Golkar tidak menghasilkan

    sesuai dengan Pasal 10 PP

  • 14

    Masyarakat

    Berdasarkan

    Ketentuan Pasal

    10 Peraturan

    Pemerintah

    Nomor 83 Tahun

    2012.

    Nomor 83 Tahun 2012,

    meningkatkan kesadaran politik

    masyarakat Kota Semarang.

    Dikarenakan masih bnayak

    masyarakat yang cenderung

    tidak peduli karena berdasarkan

    hasil penelitian bahwa masih

    banyak masyarakat masih

    enggan memahami dan

    menerapkan kegiatan politik

    yang dilakukan partai politik dan

    memilih acuh akibat

    kekecewaan terhadap partai

    politik yang tidak sesuai dengan

    apa yang di janjikan seperti

    kampanye mendekati pemilu dan

    masih banyak dari anggota partai

    politik yang melakukan korupsi

    sehingga masyarakat kehilangan

    rasa percaya terhadap partai

    politik dan berfikir bahwa partai

    politik tidak amanah. Kurangnya

    sosialisasi dan komunikasi dari

    partai politik tidak memahami

    dan bingung terhadap partai

    politik dan kegiatan partai politik

    termasuk dalam pelaksanaan

    fungsi partai politik yaitu

    memberikan Pendidikan Politik.

    Dikarenakan memiliki kendala-

    kendala dalam pemberian

  • 15

    Pendidikan Politik di Kota

    Semarang.

    Ketiga penelitian tersebut terdapat persamaan pembahasan yaitu mengenai

    pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik, namun pada fokus penelitian

    kedua penelitian tersebut pendidikan politik yang dilakukan tidak dengan metode

    komunikasi dua arah, melainkan metode komunikasi satu arah dari komunikator

    (partai) kepada penerima pesan (masyarakat) dan cenderung yang berarti

    pemaksaan pengenalan partai yang sama sekali tidak menjamin kesesuaiannya

    dengan masyarakat. Sedangkan dalam penelitian ini membahas mengenai

    Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 2

    tahun 2008 tentang partai politik dalam melaksanakan fungsinya sebagai pemberi

    pendidikian politik kepada masyarakat Kota Semarang, serta apakah pendidikan

    politik yang telah dilakukan oleh partai Golkar telah sesuai dengan Pasal 10 PP

    Nomor 83 Tahun 2012 dalam meningkatkan kesadaran politik masyarakat.

    2.1.1 Partai Politik Perspektif Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011

    Partai Politik merupakan organisasi manusia dimana di dalamnya

    terdapat pembagian tugas dan petugas untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai

    ideologi (ideal objective), mempunyai program politik (political platfrom,

    material objective) sebagai rencana pelaksanaan atau cara pencapaian tujuan

    secara lebih pragmatis menurut penahapan jangka dekat sampai yang jangka

    panjang serta mempunyai ciri berupa keinginan untuk berkuasa. Dengan

    demikian, partai bukan sesuatu yang dengan sendirinya ada.

  • 16

    Partai berkembang dari dua sumber (Imam, 2013: 242) yaitu :

    1. Dalam dewan legislatif yang ada (seperti yang terjadi di Badan Konservatif

    Inggris)

    2. Memobilisasi kelompok dan kelas sosial yang tidak memiliki representasi

    pada bagian legislatif dan mencoba untuk mempertahankan kepentingannya.

    (contohnya British Labour Party atau Partai Buruh Inggris).

    Adanya pembentukan organisasi politik di Hindia Belanda ketika itu,

    antara lain disebabkan oleh proses liberalisasi di negeri Belanda. Pada

    pokoknya untuk beberapa organisasi politik masa itu terdapat semacam

    parlemen yang dapat dijadikan tempat mencoba kepartaian, seperti

    halnya sistem multi-partai yang diterapkan parlemen yang diterapkan

    parlemen negeri Belanda. Dewan Rakyat Hindia Belanda tersebut

    bernama ‘’Volksraad’’. Keanggotaan Volksraad periode 1918-1931

    yang berasal dari lingkungan Indonesia semata-mata hanya sebagian

    kecil saja dari Dewan Rakyat itu. Jadi sebagian terbesar dari Dewan

    Rakyat itu terdiri dari penyokong rkekuasaan jajahan, baru kemudian

    periode antara 1931-1942 terjadi pergeseran dari berasosiasi ke

    Nasionalisme.Volksraad ini pun tidak dianggap sebagai lembaga

    perwakilan Hindia Belanda yang respresentatif, berhubung ketika itu

    banyak terdapat perbedaan antara organisasi yang bersedia

    berkooperasi dan yang nonkooperasi (terdiri atas yang prinsipil

    maupun yang insidental). Organisasi yang bersedia berkooperasilah

    yang turut serta dalam Volksraad tersebut. Wadah perjuangan yang

  • 17

    tidak mempersoalkan cara kooperasi dan nonkooperasi antara lain

    Pemufakatan Perhimpunan Perhimpunan Politik Kebangsaan

    Indonesia (PPPKI), yang meliputi hampir semua organisasi yang ada

    ketika itu. Kemudian lahirlah Gabungan Politik Indonesia (GAPI)

    tahun 1939 (Rusadi, 1998 :77)

    Ditinjau dari sudut ideologi dasar, munculnya partai politik di

    Indonesia secara garis besar adalah sebagai aktualisasi dari tiga golongan atau

    pandangan politik yang menemukan momentum kelahirannya pada dekade

    kedua dan ketiga abad ini. Ketiga aliran ini mempunyai satu tujuan bersama yaitu

    untuk merebut kekuasaan politik pemerintah kolonial Belanda.

    Pada jaman pendudukan Jepang kegiatan partai politik dilarang, hanya

    golongan-golongan Islam diberi kebebasan untuk membentuk partai Masyumi.

    Namun satu bulan sesudah proklamasi kemerdekaan, kesempatan dibuka lebar-

    lebar untuk mendirikan partai politik, anjuran mana mendapat sambutan yang

    antusias. Dengan demikian kepartaian kembali ke pola multi-partai yang telah

    dimulai dari jaman kolonial. Banyaknya partai tidak menguntungkan

    berkembangnya pemerintahan yang stabil. Pemilihan Umum yang diadakan

    pada tahun itu membawa penyederhanaan dalam jumlah partai, yakni Masyumi,

    PNI, NU, dan PKI, tetapi beberapa partai tetap tidak menyelenggarakan

    fungsinya sebagaimana yang diharapkan.

    Pada akhirnya masa Demokrasi Terpimpin partai-partai dipersempit

    ruang geraknya. Pada masa Orde Baru partai politik diberi kesempatan untuk

  • 18

    bergerak lebih leluasa. Akan tetapi, sesudah diadakan pemilihan umum tahun

    1971, dimana GOLKAR menjadi pemenang pertama dengan disusul oleh tiga

    partai besar NU, Parmusi, dan PNI, agaknya partai-partai harus menerima

    kenyataan bahwa peranan mereka dalam decision-making process untuk

    sementara akan tetap terbatas.

    Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai. Empat partai Islam,

    yaitu Nadhatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Indonesia dan

    Perti bergabung menjadi Partai Persatuan Pembangunan. Selain dari itu lima

    partai, yaitu Partai Nasional Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik,

    Partai Murba, dan Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)

    bergabung menjadi Partai Demokrasi Pembangunan, dengan demikian

    pemilihan umum uyang diselenggarakan pada tahun 1977 diikuti dua partai

    politik dan GOLKAR.

    Gagasan mengenai prtisipasi rakyat mempunyai dasar ideologi bahwa

    rakyat berhak turut menentukan siapa-siapa yang akan menjadi pemimpin yang

    nantinya menentukan kebijaksanaan umum (public policy). Di negara-negara

    totaliter gagasan mengenai partisipasi rakyat didasari pandangan elit politiknya

    bahwa rakyat perlu dibimbing dan dibina untuk mencapai stabilitas yang

    langgeng. Untuk mencapai itu, partai politik adalah alat yang baik untuk

    melakukan hal tersebut.

    Partai politik merupakan organisasi yang bersifat nasional yang

    dibentuk atas dasar kesamaan kehendak, untuk memperjuangkan dan membela

    kepentingan politik anggota, warga msaryarakat dan negara. Dengan demikian

  • 19

    partai politik menjadi wadah sebagai penyalur aspirasi masyarakat. Adapun

    berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 perubahan atas Undang-

    Undang Nomor 2 tahun 2008 pasal 11 ayat 1 disebutkan fungsi dari partai

    politik sebagai berikut: Partai politik berfungsi sebagai sarana:

    Adapun fungsi partai politik di Indonesia menurut Pasal 11 ayat (1)

    Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik sebagai sarana:

    1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas

    agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan

    hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,

    berbangsa dan bernegara.

    2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan

    kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan

    masyarakat

    3. Penyerap penghimpun dan penyalur aspirasi politik

    masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan

    kebijakan negara

    4. Partisipasi politik warga negara Indonesia

    5. Rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan

    politik melalui mekanisme demokrasi dengan

    memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

    Ketentuan dalam pasal tersebut merupakan gambaran yang diinginkan

    oleh sistem politik di indonesia untuk dilaksanakan oleh partai-partai politik.

  • 20

    Secara teoritis fungsi partai politik menurut Miriam Budhiardjo dibagi menjadi

    empat fungsi partai politik, yaitu komunikasi politik, sosialisasi politik,

    rekruitmen politik dan pengelolaan konflik. Penjabaran dari keempat fungsi

    tersebut, adalah sebagai berikut:

    1. Sarana Komunikasi Politik: Partai politik bertugas menyalurkan

    beragam aspirasi masyarakat dan menekan kesimpangsiuran

    pendapat di masyarakat. Keberadaan partai politik menjadi wadah

    penggabungan aspirasi anggota masyarakat yang senada (interest

    aggregation) agar dapat di rumuskan secara lebih terstruktur atau

    teratur (interest articulation). Selanjutnya, partai politik merumuskan

    aspirasi tersebut menjadi suatu usulan kebijak(sana)an, untuk

    diajukan kepada pemerintah agar menjadi suatu kebijakan publik. Di

    sisi lain, partai politik bertugas membantu sosialisasi kebijakan

    pemerintah, sehingga terjadi suatu arus informasi berkesinambungan

    antara pemerintah dan masyarakat

    2. Sarana Sosialisasi Politik: Dalam usahanya untuk memperoleh

    dukungan luas masyarakat, partai politik akan berusaha

    menunjukkan diri sebagai pejuang kepentingan umum. Oleh karena

    itu partai politik harus mendidik dan membangun orientasi pemikiran

    anggotanya (dan masyarakat luas) untuk sadar akan

    tanggungjawabnya sebagai warga negara.

    3. Sarana Rekruitmen Politik: Partai politik memiliki fungsi

    untukmencari dan mengajak orang yang berbakat untuk aktif

  • 21

    berpolitik sebagai anggota partai politik tersebut (political

    recruitment). Hal ini merupakan suatu usaha untuk memperluas

    partisipasi politik. Selain itu, rekruitmen politik yang di arahkan pada

    generasi muda potensial menjadi sarana untuk mempersiapkan

    regenerasi kepemimpinan di dalam struktur partai politik.

    4. Sarana Mengelola Konflik: Partai politik bertugas mengelola konflik

    yang muncul di masyarakat sebagai suatu akibat adanya dinamika

    demokrasi, yang memunculkan persaingan dan perbedaan pendapat.

    (Miriam Budhiardjo 2003: 163-166).

    2.1.1.1 Peran Partai Politik dalam Pendidikan Politik

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 tentang partai

    politik wajib memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.

    “Berdirinya partai-partai politik dalam suatu masyarakat merupakan

    media pendidikan politik yang sesungguhnya.” (Muis, 2000: 124).

    Partai politik menjalankan perannya dalam pendidikan politik melalui

    pengajaran politik yang benar. Hal ini dilakukan dengan mengadakan

    berbagai pertemuan, program pelatihan politik, pengajaran sejarah

    nasional, serta publikasi program dalam pandangan politik di berbagai

    jurnal dan buletin, termasuk memberikan berbagai informasi politik,

    ekonomi, dan sosial kepada rakyat dengan sederhana namun

    membangkitkan kesadaran politik mereka.

  • 22

    Munculnya partai-partai juga menumbuhkan keinginan anggota

    masyarakat untuk melakukan praktek politik dan berpartisipasi

    didalamnya, mereka memiliki harapan bahwa partisipasi tersebut

    tergantung kepada kemampuan dan kecakapan mereka. Kehidupan

    partai politik termasuk media penyiapan dan pelatihan bagi individu

    untuk berani mengambil keputusan berfikir mengenai berbagai

    masalah umum, serta kemampuan untuk bersikap kritis dan

    menetukan pilihan, yang merupakan kemampuan-kemampuan dasar

    bagi sebuah partisipasi politik.

    Syafiq Gharbal menegaskan bahwa pengembangan

    kemampuan memutuskan dan memilih pada diri warga

    negara akan terjadi melalui koordinasi kelompok-

    kelompok politik maupun nonpolitik, seperti berbagai

    asosiasi misalnya, dan dengan bergabungnya individu ke

    dalamnya. Dalam kegiatan kegiatan tertentu yang

    dilakukan oleh kelompok-kelompok tersebut, individu

    akan berlatih untuk beraktivitas politik, menguatkan

    pengaruhnya, meminimalisir dominasi atasnya, dan

    secara efektif akan membentuk tokoh-tokoh politik (Muis,

    2000:125).

    Akan tetapi kemampuan tersebut tidak akan terwujud tanpa

    adanya kebebasan politik dalam masyarakat pada umumnya, dan

    dalam partai itu sendiri. Pendidikan politik dengan makna seperti yang

  • 23

    dinginkan tersebut tidak mungkin tercapai dalam partai jika aktivitas

    politik di dalamnya telah berubah menjadi ajang saling hasut untuk

    membangkitkan emosi dan menghancurkan hubungan pribadi disatu

    sisi, serta untuk mengkokohkan kekuasaan otoriter yang menindas di

    sisi lain.

    2.2.3 Pendidikan Politik

    Banyak pengertian tentang Pendidikan Politik yang dikemukakan oleh

    para ahli Pendidikan politik pada dasarnya adalah melakukan rekonstruksi atas

    nilai-nilai yang selama ini ada dan membangun nilai-nilai baru. Seharusnya

    pendidikan, ini menyediakan proses transformasi pengetahuan, pembentukan

    sikap-sikap tertentu dan perubahan-perubahan perilaku yang dituju. Dengan

    demikian “pendidikan politik memiliki makna penting dan strategis, yang

    menggerakan warga negara (para pemilih) memiliki pengetahuan politik yang

    memadai, sekaligus kesadaran akan pentingnya sistem politik yang ideal serta

    perilaku politik yang cerdas dan kritis”. (Nasiwan, 2005).

    Pendidikan politik sering disebut dengan istilah political forming atau

    politische bildung. Disebut “forming” karena terkandung intensi membentuk

    insan politik yang menyadari kedudukan politiknya di tengah masyarakat. Dan

    disebut “bilduing” (pembentukan atau, pendidikan diri sendiri), karena istilah

    tersebut mengandung pengertian “bahwa pembentukan diri sendiri dengan

    kesadaran dan tanggung jawab sendiri untuk menjadi insan politik.” (Kartono,

    1989: 13)

  • 24

    Selain itu, R. Hajer mendefinisikan “pendidikan politik adalah usaha

    membentuk manusia menjadi partisipan yang bertanggung jawab dalam

    politik.” (Kartono, 1989 : 14). Pendidikan politik merupakan kegiatan yang

    telah terorganisir dan dilakukan secara sengaja dengan sistematis untuk

    membentuk individu agar mampu mencapai tujuan politik. “Pendidikan politik

    merupakan pendidikan orang dewasa dengan jalan menyiapkan kader-kader

    untuk pertarungan politik dan mendapatkan penyelesaian politik agar menang

    dalam perjuangan politik”. (Kartono, 1989: 14). Melalui pendidikan politik

    diharapkan pula adanya perubahan sikap; yaitu dari apatisme dan kepasifan,

    beralih menjadi sikap aktif, penuh inisiatif, maju, dan demokratis.

    Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

    Politik itu merupakan sebuah proses pembelajaran dan pemahaman tentang

    hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan

    berbangsa dan bernegara. Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan

    politik bisa diartikan sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam

    mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai

    politik tersebut kepada masyarakat agar mereka sadar akan peran dan fungsi,

    serta hak dan kewajibannya sebagai manusia atau warga negara.

    Dalam pendidikan politik akan diperoleh kemampuan rakyat untuk

    menganalisa macam-macam konflik politik, dan berusaha untuk

    ikut memecahkannya. Dengan demikian orang menyadari hak dan

    kewajibannya sebagai warga negara yang baik untuk ikut mengatur

    negara dan pemerintahan, dan mengontrol gerak pembangunan,

  • 25

    tanpa terjadi konflik-konflik yang membahayakan (Kartono, 1989:

    25).

    2.2.3.1 Tujuan Pendidikan Politik

    Terbentuknya suatu oraganisasi rakyat atas dasar kesamaan

    kehendak yang sering disebut partai politik dan mempunyai fungsi

    pelaksanaan pendidikan politik “bertujuan untuk membentuk dan

    menumbuhkan kepribadian politik dan kesadaran politik,

    sebagaimana juga bertujuan untuk membentuk kemampuan dalam

    berpartisipasi pada individu agar menjadi partisipasi politik yang

    positif.” (Prihatmoko, 2003: 180)

    Selain untuk menjadikan partisipasi positif untuk masyarakat

    adapun tujuan pendidikan politik yaitu:

    1. Membuat rakyat (individu, kelompok, klien, anak didik,

    warga masyarakat, rakyat, dan seterusnya):

    a. Mampu memahami situasi sosial politik penuh konflik.

    b. Berani bersikap tegas memberikan kritik membangun

    terhadap kondisi masyarakat yang tidak mantap.

    c. Aktivitasnya diarahkan pada proses demokratisasi

    individu atau peroragan dan demokratisasi semua

    lembaga kemasyarakatan serta lembaga negara.

  • 26

    d. Sanggup memperjuangkan kepentingan dan ideologi

    tertentu, khususnya yang berkolerasi dengan keamanan

    dan kesejahteraan hidup bersama.

    2. Memperhatikan dan mengupayakan:

    a. Peranan isani dari setiap individu sebagai negara

    (melaksanakan realisasi diri/aktualisasi diri dari dimensi

    sosialnya)

    b. Mengembangkan semua bakat dan kemampuannya

    (aspek kognitif, wawasan, kritis, sikap positif,

    keterampilan politik)

    c. Agar orang bisa aktif berpartisipasi dalam proses politik,

    demi pembangunan diri,masyarakat sekitar, bangsa

    dannegara. (Kartini Kartono, 1996:68)

    jadi dapat disimpulkan bahwa agar setiap warga negara bangkit

    kesadaran politiknya, seperti menggunakan hak pilih, hak

    mengemukakan pendapat dan kebebasan berkumpul dan berserikat.

    Tidak itu saja kesadaran politik itu akan mengajari kita berdemokrasi.

    Lantaran pendidikan politik itu mestinya di landasi dengan persiapan

    pengetahuan tentang politik, seperti pengantar ilmu tata negara.

    Karena itu jadilah warga negara yang tahu akan hak-hak politik dan

    paham seluk beluk perpolitikan. Apalagi generasi muda sangat

  • 27

    berkepentingan dengan masa depan bangsa dan negara ini. Karena

    kaum muda adalah generasi penerus bangsa yang harus

    bertanggungjawab akan bangsa dan negaranya.

    Dengan demikian pendidikan politik adalah proses penurunan

    nilai-nilai dan norma-norma dasar dari ideologi suatu negara yang

    dilakukan dengan sadar, terorganisir, dan berencana dan berlangsung

    secara berkesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya

    dalam rangka membangun watak bangsa (national character building).

    Pendidikan politik berfungsi memberikan isi, arah serta pengertian

    kepada proses penghayatan nilai-nilai yang sedang berlangsung. Ini

    berarti bahwa pendidikan politik menekankan kepada usaha

    masyarakat memahami nilai-nilai yang etis normatif, yaitu dengan

    menekankan nilai-nilai dan norma yang merupakan landasan dan

    motivasi bangsa indonesia serta dasar untuk membina dan

    mengembangkan diri guna ikut serta berpartisipasi dalam kehidupan

    pembangunan bangsa dan negara yang pada gilirannya akan

    mendorong timbulnya kesadaran politik secara maksimal dalam suatu

    sistem politik.

    Landasan pokok yang digunakan dalam penyelenggaraan

    pendidikan politik adalah landasan yang pada prinsipnya telah

    mendasari kehidupan nasional bangsa Indonesia. Berbeda dengan

    landasan-landasan yang dipergunakan dalam bidang lainnya,

    pendidikan politik sesuai dengan ciri khasnya, memasukan pula

  • 28

    landasan kesejarahannya. (Kartini, 2009: 69) bahwa: ‘’landasan pokok

    yang dipakai dalam melaksanakan pendidikan politik tersebut ialah

    Pancasila, UUD 1945, GBHN, Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi

    17 Agustus 1945’’.

    Asas adalah prinsip-prinsip pokok yang harus diterapkan dan

    dipegang teguh dalam perencanaan dan pelaksanaan sesuatu/kegiatan.

    Jadi yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan politik adalah

    prinsip-prinsip pokok yang harus diterapkan dan dipegang teguh dalam

    perencanaan dan pelaksanaan pendidikan politik. Asas-asas pokok

    yang dipergunakan dalam melaksanakan dan menyelenggarakan

    pendidikan politik pada prinsipnya didasarkan atas asas yang sesuai

    dengan keadaan serta sifat bangsa Indonesia. Ada pun asas-asas

    pelaksanaan pendidikan politik bagi generasi muda tersebut tercantum

    dalam Inpres No. 12 Tahun 1982, adalah sebagai berikut :

    a. Asas Umum

    Pada dasarnya pelaksanaan pendidikan politikbagi generasi

    muda dilandaskan kepada asas-asas yang sesuai dengan keadaan serta

    sifat bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, yang dipadukan

    dengan dinamika perkembangan kehidupan nasional dan kemajuan

    yang telah dicapai sehingga sasaran yang dikehendaki dengan

    pendidikan politik ini akan tercapai secara berdaya gunadan berhasil

    serta dimanfaatkan secara tepat guna oleh masyarakat dan diwujudkan

    dalam tingkat partisipasi yang sebesar-besarnya.

  • 29

    b. Asas Demokrasi

    Penyampaian bahan pendidikan politik bagi generasi muda

    dilakukan melalui jalan mendidik, mengajak, menampung, serta

    menyalurkan gagasan yang berkembang. Ia harus berciri demokrasi

    budaya Pancasila atas dasar komunikasi timbal-balik yang penuh

    tanggung jawab dan musyawarah untuk mufakat dalam perbedaan

    pendapat yang dilakukan dengan sesadar-sadarnya sebagai bangsa.

    c. Asas Keterpaduan

    Pendidikan politik bagi generasi muda harus menunjang

    terbinanya persatuan dan kesatuan bangsa serta menjamin stabilitas

    serta kepemimpinan nasional. Dalam dinamikanya, pendidikan politik

    harus terpadu, selaras, serasi, dan seimbang dengan strategi nasional

    sehingga akan dapat tercapai suatu tata kehidupan nasional yang

    semakin maju dan bersatu.

    d. Asas Manfaat

    Pendidikan politik bagi generasi muda diselenggarakan

    sedemikian rupa, baik dalam bahan maupun caranya sehingga hasil

    yang dicapai dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh

    masyarakat. Ia harus dapat meningkatkan kesadaran hidup berbangsa

    dan bernegara, maupun bangsa dan pengembangan pribadi.

    e. Asas Bertahap, Berjenjang, dan Berkelanjutan

    Penyelenggaraan pendidikan politik bagi generasi muda

    dilakukan melalui pemahaman secara berjenjang, baik dari segi

  • 30

    pertumbuhan alamiah manusia dari usia bawah maupun dari segi

    pertumbuhan kehidupan masyarakat melalui organisasi yang ada atau

    golongan pendidikan, mulai dari pimpinan sampai kepada yang lebih

    besar dibawahnya. Ia semata-mata harus didasarkan atas kemampuan

    obyektif manusia. Di samping itu, pendidikan politik harus

    dilaksanakan secara terus-menerus dan harmoni, sebagai suatu proses

    pematangan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat

    Indonesia yang makin maju dan berkembang.

    f. Asas Aman

    Pendidikan politik bagi generasi muda menunjang

    kehidupan nasional dengan semakin tingginya kesadaran berbangsa

    dan bernegara dan terpeliharanya laju pembangunan nasional. Sebagai

    kondisi, ia harus dapat menciptakan ketahanan dan ketangguhan

    manusia Indonesia dan masyarakat secara keseluruhan terhadap setiap

    kendala dan tantangan yang dihadapi. Ia harus aman dari berbagai

    pengaruh negatif yang berasal dari dalam dan luar negeri. (diakses dari

    http;//www.setneg.go.id/.htm pada 28 februari 2017 Pukul. 10.13

    Wib)

    2.2.3.2 Kesadaran Politik Perspektif Budaya Politik Demokrasi

    Indonesia.

    Pendidikan politik dan kesadaran politik adalah dua hal yang

    berkesinambungan, adanya pendidikan politik bedasarkan dengan kesadaran

  • 31

    politik. Kesadaran politik merupakan sebuah kesadaran yang harus dimiliki

    oleh warga negara tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara

    bagaimana bisa mensikapi masalah politik yang ada dilingkup kebijakan

    Negara dan Pemerintah. Kesadaran politik dapat dicapai melalui satu atau

    lebih cara diantaranya arahan politik secara langsung, baik melalui jalur

    formal maupun nonformal, melalui penjelasan-penjelasan politik, usaha-

    usaha bimbingan dan pengajaran politik langsung, yang dilakukan oleh para

    pemimpin-pemimpin politik. Pengalaman politik yang didapatkan melalui

    partisipasi politik.

    Kesadaran politik muncul melalui jenis kultur politik dimana individu

    itu tumbuh darinya atau dengan kata lain, adanya kepribadian politik yang

    terbentuk darinya, wawasan politik masyarakat menyebabkan orientasi warga

    terhadap politik bersifat aktif. Berbagai perubahan budaya yang terjadi di

    masyarakat, yang dapat melahirkan berbagai nilai, dan wawasan baru, yang

    mempengaruhi kesadaran politik individu dalam masyarakatnya. Berbagai

    kemampuan khusus yang dimiliki individu juga tingkat pendidikannya,

    mempengaruhi kesadaran politik masyarakat. Masyarakat yang lebih banyak

    mengenyam pendidikan akan lebih luas wawasan dan pengetahuan

    politiknya, sehingga membentuk kesadaran politik masyarakat.

    2.2.3.3 Partisipasi Politik Dalam Perspektif Samuel Philips

    Hungtinton.

  • 32

    Pendidikan politik tidak hanya berdasar pada kesadaran politik ,

    sebuah partisipasi politik juga mempengaruhinya partisipasi politi

    adalah “kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut secara

    aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan cara jalan memilih

    pimpinan negara secara langsung atau tidak langsung,mempengaruhi

    kebijakan pemerintah”.(Miriam Budhiardjo 1989 :12). Yang berarti

    kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam

    pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu

    partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan dengan

    pejabat pemerintah atau anggota parlemen. Kegiatan warga negara

    biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan

    kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin

    pemerintahan.

    Partai politik merupakan salah satu bentuk dari partisipasi politik

    “Partisipasi politik ini merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan

    negara demokrasi. Demokrasi sebagai suatu sistem politik berupaya

    untuk memberikan wadah seluas-luasnya kepada rakyat untuk turut

    berpartisipasi atau ikut serta secara politik dalam penyelenggaraan

    pemerintahan”. (Samuel.P.Huntington 1994 : 6 ) Dimana dalam hal

    ini partisipasi politik dapat diartikan sebagai kegiatan warga negara

    yang bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan oleh

    pemerintah.

  • 33

    Sehingga dapat di simpulkan bahwa partisipasi politik dan

    perilaku memilih adalah paket dalam diskusi pemilu. Partisipasi

    politik menyoal hubungan antara kesadaran politik dan kepercayaan

    kepada pemerintahan. Sedang perilaku memilih adalah keikutsertaan

    warga dalam pemilu sebagai rangkaian pembuatan keputusan. Oleh

    karena itu dapat dilihat hubungan yang erat antara demokrasi,

    partisipasi politik, pemilihan umum, partai politik dan perilaku

    memilih.

    2.2.3.4 Kepribadian Politik

    Kepribadian politik adalah sejumlah orientasi yang terbentuk

    pada individu untuk menghadapi dunia politik. Kepribadian politik

    merupakan tujuan pokok dari proses pendidikan politik. Karena itu,

    tidak ada kesadaran politik tanpa unsur kepribadian politik, dan bahwa

    tingkat partisipasi politik dipengaruhi oleh jenis kultur politik yang

    membentuk kepribadian politik.

    Kepribadian politik merupakan respon yang dinamis dan

    berkesinambungan, biasanya muncul karena adanya rangsangan

    politik. Karena itu meliputi sejumlah motivasi yang mungkin

    diuraikan menjadi sekumpulan nilai dan kebutuhan, pengetahuan, dan

    kecenderungan perilaku. Keperibadian politik terbentuk melalui

    metode-metode sosialisasi atau pendidikan politik itu sendiri. Bahwa

    ada tiga faktor penting lainnya yang memberikan kontribusi dalam

    pengembangan kepribadian politik, sistem politik dilihat dari format

  • 34

    dan fungsinya yang memainkan peran penting dalam menentukan

    orientasi-orientasi politik pada individu.

  • 35

    2.3 Kerangka Berfikir

    Pancasila

    Undang-Undang Dasar 1945

    Faktor Pendukung

    Undang-Undang No.2 Tahun 2011 Pasal 11 tentang Partai

    Politik

    Penguatan Peran Partai Politik Oleh Pendidikan

    Politik

    Teknik Pengumpulan Data:

    1. Observasi

    2. Wawancara

    3. Dokumentasi

    Pendidikan Politik Oleh Partai Golkar Kota Semarang

    Faktor Penghambat

    Pasal 10 PP No. 83 Tahun 2012

    Landasan Teori :

    1. Partai Politik

    2. Pendidikan Politik

    3. Kesadaran Politik

    Peningkatan Kesadaran, Partisipasi, dan Kemandirian Masyarakat Terkait

    Hak dan Kewajiban dalam Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara

  • 67

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Simpulan

    Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, maka dapat

    disimpulkan bahwa :

    1) Peran Partai Golkar belum sesuai dengan Pasal 10 PP Nomor 83 Tahun

    2012, yaitu peningkatan kesadaran politik masyarakat Kota Semarang.

    Masih banyak masyarakat yang cenderung tidak peduli. Banyak

    masyarakat masih enggan memahami dan menerapkan kegiatan politik

    yang dilakukan partai politik. Mereka memilih acuh akibat kekecewaan

    terhadap partai politik yang tidak sesuai dengan apa yang di janjikan,

    seperti kampanye mendekati pemilu dan masih banyak dari anggota partai

    politik yang melakukan korupsi. Masyarakat kehilangan rasa percaya

    terhadap partai politik dan berfikir bahwa partai politik tidak amanah.

    Kurangnya sosialisasi dan komunikasi dari partai politik menyebabkan

    masyarakat tidak memahami dan bingung terhadap partai politik.

    Masyarakat juga tidak memahami kegiatan partai politik termasuk

    pelaksanaan fungsi Pendidikan Politik. Partai Politik dalam

    memberikan Pendidikan Politik pada masyarakat melalui cara,

    yaitusebagaiberikut(1) Reses partai (2) Serap aspirasi Masyarakat dan

    Pendampingan terhadap masyarakat (3) Kaderisasi yaitu peningkatan

    kapasitas pada seluruh pengurus Partai Golkar Kota Semarang. Meskipun

  • 68

    partai politik sudah melaksanakan Fungsinya sebagai pemberi pendidikan

    politik namun kenyataannya tidak berpengaruh terhadap masyarakat,

    terbukti dengan masih banyak yang tidak menggunakan hak pilihnya.

    2) Kendala dalam Pelaksanaan Pendidikan Politik, Partai Golkar memiliki

    kendala-kendala yaitu (1) Masyarakat tidak sadar politik (2) Masyarakat

    datang dan mendapatkan Pendidikan Politik, tetapi masyarakat masih tidak

    memahami esensi dari Pendidikan Politik. (3) Pendidikan politik hanya

    dilaksanakan jika Partai Golkar mengadakan acara, sehingga dipastikan

    tidak efektif dan menyeluruh kepada masyarakat Kota Semarang (4) Dana

    yang tidak mendukung baik dari Pemerintah atau Partai Golkarnya.

    5.2 Saran

    (1) Peningkatan Kesadaran Politik yang dilaksanakan, maka saran yang

    diberikan oleh penulis adalah Masyarakat mempunyai kecenderungan tidak

    merasa memiliki partai politik kecuali kader partai, pengurus dan

    anggotanya. Hendaknya masyarakat memiliki partai politik untuk tumbuh

    dan berkembangnya partai politik. Selain itu seharusnya masyarakat lebih

    terbuka dalam menerima kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh partai-

    partai politik terutama mengenai Pendidikan Politik. Yang bertujuan agar

    masyarakat lebih meningkatkan kesadarannya terhadap budaya politik dan

    persepsi negatif tentang partai politik sehingga masyarakat mengetahui

    seperti apa hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

    (2) Kendala yang ditemukan oleh Partai Golkar mengenai Dana dan Kegiatan

    yang kurang efektif akan Pelaksanaan tersebut, seharusnya Pemerintah

  • 69

    memberikan anggaran tersendiri untuk setiap partai Golkar agar

    terwujudnya pelaksanaan Pendidikan Politik yang lebih efektif, sehingga

    kesadaran politik masyarakat akan politik lebih meningkat.

  • 70

    DAFTAR PUSTAKA

    A. Buku

    Amirrudin dan Zainal Asikin. 2014. Pengantar Metode Penelitian Hukum.

    Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

    Ashshofa, Burhan. 2007. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta.

    Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad. 2013, Dualisme Penelitian Hukum

    Normatif & Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Afifudin, dan B.A. Saebani. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.

    Bandung: CV. Pustaka Setia.

    Imam dan A AhsinThorari. 2015. Dasar-dasar Politik Hukum. Jakarta: PT

    RajaGrafindo Persada.

    Bimo Walgito. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

    Budiarjo, Miriam.2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia

    Pustaka Utama

    Mufti, Muslim. 2013. Kekuatan Politik di Indonesia. Bandung: CV

    PUSTAKA SETIA.

    Huntington, Samuel dan Nelson, Joan. 1994. Partisipasi Politik di Negara

    Berkembang, Jakarta : Rineka Cipta.

    Kartono, Kartini. 1989. Pendidikan Politik Sebagai Bagian dari Pendidikan

    Orang Dewasa. Jakarta: Mandar Maju.

    Hasan, Ibnu. 2006. Sistem Politik Ideologi dan Demokrasi Di Indonesia.

    Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

    Kantaprawira, Rusadi. 1977. Sistem Politik Indonesia. Bandung: PT

    Tribisana Karya.

  • 71

    Abdurrahman. 1986. Tebaran Pikiran tentang Studi Hukum dan Masyarakat.

    Jakarta: Media Sarana Press.

    Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai

    .Jakarta : LP3S

    Bungin, Burhan (2001) Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif.

    Yogyakarta : Gajah Mada Press

    Friedrick, Carl J. 1963. Man and His Governement. NewYork: McGraw Hill.

    Moeleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

    Rosdakarya.

    Milles, Mattew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

    Jakarta: Universitas Indonesia

    Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

    Sunggono, Bambang. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan

    R&D. Bandung:CV. Alfabeta

    Mahfud. 2012. Politik Hukum Di Indonesia. Jakarta: PT Grafindo Persada

    Asshiddiqie, Jimly. 2006. “Partai Politik dan Pemilihan Umum Sebagai Instrumen

    Demokrasi”. Jurnal Konstitusi, Volume 3, Nomor 4. Jakarta: Mahkamah

    Konstitusi Republik Indonesia.

    B. Perundang-Undangan

    Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

    Undang-Undang No. 2 Tahun 2011, Perubahan atas Undang-Undang No. 2

    Tahun 2008

    PP No. 83 Tahun 2012

  • 72

    C. Penelitian

    Saputro, Yulianto Dwi. 2015. “Peran Partai Politik Dalam Pendidikan

    Politik Generasi Muda Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Politik

    Wilayah (Studi Di DPD II Partai Golongan Karya Kota Malang Jawa

    Timur Tahun 2009 – 2014)”.Jurnal Ketahanan Nasional, Nomor XXI,

    Halaman 34-42. Yogyakarta: Program Studi Ketahanan Nasional,

    Universitas Gadjah Mada.

    Prayoga, Budi Ayub. 2014. ‘’Peran Partai Politik Dalam Memberikan

    Pendidikan Politik Kepada Masyarakat Di Kabupaten Gresik”

    Wibowo, Tri Aris. 2013. “Peran Partai Golkar Dalam Pendidikan Politik

    (Studi KasusDi DPD Partai Golkar Kabupaten Sragen” Universitas

    Muhammadiyah Surakarta, Halaman xvii+41.

    D. Internet

    Tri Aris Wibowo, http://eprints.ums.ac.id/28452/apakah-partaipolitik-dan-

    pendidikan-politik, diakses pada 1 Maret 2017, pukul 12.08 WIB

    Sarah Moza, https://sarahmoza.blogspot.co.id/2016/10/v_66.html, diakses

    pada 2 Maret 2017, pukul 08.15 WIB

    Muhammad Yusuf, https://blogspot.co.id/2011/07/pendidikanpolitik.html,

    diakses pada 27 Februari 2017 pukul 20.45 WIB

    Kemendagri,(http://www.kemendagri.go.id/produk-

    hukum/2011/02/02/undang-undang-no-2-tahun-2011) diakses pada tanggal

    28 Februari 2017 Pukul 13.59

    http://eprints.ums.ac.id/28452/apakah-partaipolitik-dan-pendidikan-politikhttp://eprints.ums.ac.id/28452/apakah-partaipolitik-dan-pendidikan-politikhttps://sarahmoza.blogspot.co.id/2016/10/v_66.htmlhttps://blogspot.co.id/2011/07/pendidikanpolitik.htmlhttp://www.kemendagri.go.id/produk-hukum/2011/02/02/undang-undang-no-2-tahun-2011http://www.kemendagri.go.id/produk-hukum/2011/02/02/undang-undang-no-2-tahun-2011