peran rumah pintar pijoengan dalam …eprints.uny.ac.id/29010/1/skripsi_alif...
TRANSCRIPT
PERAN RUMAH PINTAR PIJOENGAN DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR ANAK MELALUI BIMBINGAN
BELAJAR DI DESA SRIMARTANI BANTUL
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OlehAlif Widiantoro
NIM 11102241029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
NOVEMBER 2015
v
MOTTO
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
menyerah (Thomas Alva Edison)
Manusia tidak merancang untuk gagal, meraka gagal untuk merancang
(Willian J. Siegel)
Semangat adalah sebetulnya kepingan-kepingan bara kemauan yang kita
sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita, untuk mencegah
masuknya kemalasan dan penundaan (penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT
Kupersembahkan Tugas Akhir Skripsi untuk….
Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat
Menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini
Kedua orang tua: Bapak Isri Waluyo, Ibu Toifatun dan juga adik saya
tercinta yang selalu memberikan kasih sayang
semangat serta do’a
Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta
vii
PERAN RUMAH PINTAR PIJOENGAN DALAM MENINGKATKANMOTIVASI BELAJAR ANAK MELALUI BIMBINGAN
BELAJAR DI DESA SRIMARTANI BANTUL
OlehAlif Widiantoro
NIM 11102241029
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan kegitan Rumah PintarPijoengan. 2) Mendeskripsikan kegiatan bimbingan belajar anak di Rumah PintarPijoengan dalam meningkatkan motivasi anak dalam belajar. 3) Mendeskripsikanperan Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatakan motivasi anak dalam belajar.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitianini yaitu pengurus Rumah Pintar Pijoengan, tutor dan peserta didik dikegiatanbimbingan belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatifdengan langkah pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikankesimpulan. Sedangkan pembuktian keabsahan data menggunakan tekniktrianggulasi sumber.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1) Kegiatan di RumahPintar Pijoengan yang meliputi sentra baca dan buku, sentra pendidikan, sentrapermainan edukatif, sentra panggung atau audio visual, sentra komputer, sentrakriya, sentra pertanian, sentra diklat, dan sentra unit layanan keliling. Kegiatan inidimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian dan sebagai wadah aspirasimasyarakat dibidang pengetahuan dan keterampilan. 2) Kegiatan bimbinganbelajar di Rumah Pintar Pijoengan merupakan proses pemberian bantuan kepadapeserta didik untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengankemampuan, bakat, dan minat yang dimiliki dengan dikembangkan melaluiperencanaan, metode, kurikulum, media sarana dan prasaran belajar. 3) PeranRumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan motivasi belajar dapat dilihat darisegi fungsi, tujuan, kontribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi anak dalambelajar belajar. Sedangkan faktor-faktor pendorong meningkatnya motivasi belajardapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Sehingga melaluiberbagai faktor tersebut Rumah Pintar Pijoegnan melalui kegiatan bimbinganbelajar memberikan langkah solusi dalam meningkatkan motivasi belajar anak.
Kata Kunci: Peran, Rumah Pintar, Motivasi, Peserta Didik, Bimbingan Belajar
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, tak lupa sholawat serta salam kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Peran Rumah Pintar Pijoengan Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Anak Melalui Bimbel Di Desa Srimartani Bantul” guna memperoleh gelar
sarjana pendidikan di Universitas Nergeri Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan proposal skripsi ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk mengadakan penelitian.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan ijin melaksanakan penelitian.
3. Ketua jurusan Pendidikan Luar Sekolah beserta segenap dosen program studi
Pendidikan Luar Sekolah yang tiada hentinya memberikan semangat dan doa
kepada saya.
4. Prof. Dr. Yoyon Suryono, M.S. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan motivasi
dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Sriyono selaku ketua Rumah Pintar Pijoengan, yang telah memberikan
ijin peneltian dan bantuan untuk penelitian.
ix
6. Mas Uun Agung selaku tutor dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah
Pintar Pijoengan yang telah memberikan kemudahan dalam saya menyusun
dan menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak, Ibu, Adik, serta saudara-saudara saya, yang selalu memberikan materi,
motivasi, dan doa tulus ikhlas, selama penyusunan skripsi.
8. Novita, Dita, Mareta, Marta, Ajeng, Listy, Faqih, Ibnu, Faisal, Rudi, Agung,
Angga, Elsa, Arif, Momon, Yoga, Danar, Ucup, dkk yang selalu memberikan
motivasi, inspirasi, pengalaman dan referensi bagi saya dalam mengerjakan
skripsi.
9. Teman-teman Pendidikan Luar Sekolah angkatan 2011 yang telah berbagi
pengalaman dan pembelajaran hidup selama dikampus.
10. Semua pihak yang banyak membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu..
Semoga bantuan, do’a, bimbingan, dan dukungan yang telah diberikan
kepada saya menjadi amal dan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Inilah
yang dapat penulis berikan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis
sendiri, bagi rekan-rekan PLS, dan para pembaca.
Yogyakarta, Juni 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTRA TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTRA LAMPIRAN .............................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 12
C. Batasan Masalah ................................................................................... 13
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 13
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 14
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 14
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 15
A. Kajian Pustaka...................................................... ................................. 15
1. Rumah Pintar...................................... ............................................. 15
a. Pengertian Rumah Pintar...................................... ....................... 15
b. Rumah Pintar Sebagai Satuan PNF................................. ............ 18
c. Bentuk Layanan Rumah Pintar.................................................... 20
2. Pengertian Peran...................................... ........................................ 23
3. Bimbingan Belajar...................................... ..................................... 23
a. Pengertian Bimbingan Belajar..................................................... 23
b. Jenis Bimbingan Belajar............................................................. 31
xi
c. Tujuan Umum Bimbingan Belajar.................................. ............ 37
d. Tujuan Khusus Bimbingan Belajar................................. ............ 37
4. Motivasi Belajar...................................... ........................................ 38
a. Pengertian Motivasi..................................................................... 38
b. Jenis Motivasi Belajar...................................... ........................... 40
c. Fungsi Motivasi Belajar...................................... ........................ 41
d. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi............................ ............. 41
e. Prinsip Motivasi Belajar...................................... ........................ 44
f. Komponen Motivasi Belajar........................................................ 45
B. Penelitian yang Relevan......................................................................... 47
C. Kerangka Pikir........... ............................................................................ 48
D. Pertanyaan Penelitian........... .................................................................. 50
BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................... 51
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 51
B. Subjek Penelitian .....................................................................……….. 52
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................… 52
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 53
1. Observasi ............................................................................………. 53
2. Wawancara .........................................................................………. 54
3. Dokumentasi ................................................................. .....………. 55
E. Instrumen Penelitian ................................................................………. 56
F. Analisis Data ......................................................................................... 56
1. Reduksi Data ........................................................... ........................ 56
2. Penyajian Data ........................................................... ..................... 57
3. Penarikan Kesimpulan ........................................................... ......... 57
G. Keabsahan Data ..................................................................................... 57
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 60
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 60
1. Deskripsi Rumah Pintar Pijoengan .................................................. 60
B. Data Hasil Penelitian ............................................................................. 68
1. Kegiatan di Rumah Pintar Pijoengan .............................................. 68
xii
2. Kegiatan Bimbingan Belajar di Rumah Pintar Pijoengan ............... 72
a. Latar Belakang Berdirinya Bimbingan Belajar .......................... 72
b. Bentuk Kegiatan Bimbingan Belajar .......................................... 75
c. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Belajar ................................. 78
d. Proses Kegiatan Bimbingan Belajar ............................................ 81
1) Peserta Didik ......................................................................... 81
2) Pendidik................................................................................. 85
3) Proses Kegiatan Bimbingan Belajar ...................................... 88
4) Metode kegiatan Bimbingan Belajar ..................................... 94
5) Evaluasi ................................................................................. 98
3. Peran Rumah Pintar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Anak Melalui Kegiatan Bimbingan Belajar .................................... 101
a. Peran Rumah Pintar Pijoengan Mewadahi Kegiatan
Bimbingan Belajar Anak ............................................................. 101
b. Fungsi Rumah Pintar .................................................................. 104
c. Kegiatan Bimbingan Belajar Guna Meningkatkan
Motivasi Belajar di Rumah Pintar Pijoengan .............................. 105
d. Faktor-Faktor yang Mendorong dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak Melalui Bimbingan Belajar ................... 107
e. Kontribusi Rumah Pintar Pijoengan dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Anak melalui Bimbingan Belajar.................................... 108
C. Pembahasan ........................................................................................... 114
1. Kegiatan di Rumah Pintar Pijoengan .............................................. 114
2. Kegiatan Bimbingan Belajar Anak di Rumah Pintar Pijoengan ..... 119
a. Latar Belakang Berdirinya Bimbingan Belajar ......................... 120
b. Bentuk Kegiatan Bimbingan Belajar ........................................ 123
c. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Belajar ................................ 124
d. Proses Kegiatan Bimbingan Belajar .......................................... 126
1) Peserta Didik ........................................................................ 126
2) Pendidik ............................................................................... 127
3) Proses Kegiatan Bimbingan Belajar .................................... 129
xiii
4) Metode Kegiatan Bimbingan Belajar................................... 131
5) Evaluasi................................................................................ 133
3. Peran Rumah Pintar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Anak Melalui Bimbingan Belajar .................................................... 136
a. Peran Rumah Pintar Pijoengan Mewadahi Kegiatan
Bimbingan Belajar Anak............................................................ 136
b. Fungsi Rumah Pintar ................................................................. 137
c. Kegiatan Bimbingan Belajar Guna Meningkatkan
Motivasi Belajar di Rumah Pintar Pijoengan............................. 138
d. Faktor-Faktor yang Mendorong dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak Melalui Bimbingan Belajar ................. 139
e. Kontribusi Rumah Pintar Pijoengan dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak melalui Bimbingan Belajar ................... 140
BAB V.KESIMPULAN ........................................................................…. 145
A. Kesimpulan ......................................................................................…. 145
B. Saran ...............................................................................................….. 147
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................….. 149
LAMPIRAN...........................................................................................….. 152
xiv
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Susunan Pengurus Rumah Pintar ........................................ 64
Tabel 2. Sarana dan prasarana........... ................................................ 65
Tabel 3. Jaringan dan Kerjasama....................................................... 66
Tabel 4. Pembiayaan Program........................................................... 67
Tabel 5. Prestasi Rumah Pintar Pijoengan........... ............................. 67
Tabel 6. Anggota bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan..... 82
Tabel 7. Tutor bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan..... ..... 85
xv
DAFTAR LAMPIRAN
halLampiran 1. Pedoman Observasi Penelitian...................................... 153
Lampiran 2. Pedoman Wawancara........... ......................................... 154
Lampiran 3. Catatan Lapangan.......................................................... 164
Lampiran 4. Analisis Data........... ...................................................... 170
Lampiran 5. Foto Kegiatan Rumah Pintar Pijoengan........................ 187
Lampiran 6. Surat-Surat Penelitian........... ........................................ 192
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi yang dapat membantu pembangunan
bangsa. Melalui pendidikan dapat membantu pembangunan sumber daya
manusia dalam hal pengetahuan dimana melalui pembangunan SDM ini
nantinya dapat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa. Upaya pembangunan
sumber daya manusia biasanya dilakukan melalui jalur pendidikan untuk
membangun dan mengembangkan pengetahuan. Oleh karena itu pendidikan
merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu negara.
Seperti halnya di Indonesia, pendidikan juga merupakan salah satu hal
yang sangat penting bagi kemajuan bangsa. Melalui pendidikan sumber daya
manusia di Indonesia dapat dibentuk menjadi sumber daya yang berkualitas.
Didalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1), tercantum pengertian
pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Tercantum pula dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun
2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, pasal 3, pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan potensi kemampuan anak dalam membentuk
2
watak dan kepribadian yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, aktif cakap, kreatif, demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan di Indonesia semakin berkembang pesat baik pendidikan
melalui jalur formal maupun nonformal saling berlomba meningkatkan mutu
pendidikannya. Perkembangan tersebut didasari karena adanya berbagai
perubahan dan kemajuan dibidang pendidikan. Perubahan terjadi tidak hanya
pada sebagian sistem pendidikan di Indonesia, namun dari berbagai aspek
pendidikan selalu mengalami perkembangan.
Pendidikan non formal di Indonesia saat ini justru menjadi alternatif
pembangunan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan. Pendidikan
non formal sebagai bagian dari pendidikan memiliki tugas yang sama dengan
pendidikan formal yakni memberikan pelayanan bagi masyarakat, namun
terdapat perbedaan sistem pembelajaran dalam pendidikan formal dan non
formal. Sistem pendidikan non formal berbeda dengan sistem pendidikan
formal yang identik dengan pendidikan di sekolah yang sudah memiliki
jadwal dan materi yang pasti. Pendidikan non formal dalam pemberian materi
lebih disesuaikan dengan kebutuhan dari warga belajarnya. Pendidikan non
formal memiliki fungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap bagi
pendidikan formal.
Rumah pintar merupakan salah satu bentuk pendidikan non formal di
Indonesia. Rumah pintar juga memiliki peranan dalam hal memberikan
3
pendidikan melalui jalur pendidikan non formal. Mengingat rumah pintar
merupakan salah satu bentuk pendidikan masyarakat, maka pengelolaan
rumah pintar dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat namun tetap
memperhatikan aturan atau petunjuk yang telah dibuat oleh pemerintah
sebagai bentuk akuntabilitas dari rumah pintar. Dengan kehadiran rumah
pintar diharapkan terbangun masyarakat yang cerdas, inovatif, kreatif dan
mandiri.
Rumah Pintar (RUMPIN) merupakan gagasan dari Ibu Negara RI hadir
sebagai salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81 tahun
2013, rumah pintar dimasukan dalam kategori Satuan Pendidikan Non Formal
sejenis. Sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencerdaskan bangsa serta
mengentaskan kemiskinan, hadirnya rumah pintar dimaksudkan untuk
mewujudkan masyarakat berpengetahuan guna terciptanya masyarakat yang
sejahtera dan beradab.
Dalam juknis Rumah Pintar PAUDNI (2014: 4-8) dijelaskan bahwa
yang dimaksud Rumah Pintar merupakan “Rumah Pendidikan” untuk
masyarakat yang memiliki banyak fungsi. Bagi anak-anak, Rumah Pintar
dapat berfungsi untuk meningkatkan minat baca, mengembangkan potensi
kecerdasan dan mengenalkan teknologi melalui pembelajaran di lima sentra:
(1) sentra buku (2) sentra kriya, (3) sentra permainan (4) sentra audio visual,
dan (5) sentra komputer. Peranan rumah pintar juga sangat besar dalam
melayani pendidikan masyarakat baik untuk menambah, mengganti, maupun
4
melengkapi kegiatan pada pendidikan formal atau persekolahan. Sehingga
peranan rumah pintar ini sangat dibutuhkan dan membantu perkembangan
pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Rumah pintar Pijoengan sebagai wadah pendidikan, mempunyai
beberapa program yang melibatkan seluruh komponen pendidikan, mulai dari
paud, bimbingan belajar, hingga pemberdayaan pertanian dan perikanan.
Sejalan dengan program pendidikan yang dicanangkan pemerintah dalam
upaya memberantas anak yang putus sekolah dan meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia baik pendidikan formal maupun non formal. Dalam
hal ini seorang anak mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang
layak seperti yang telah disahkan dalam UU RI nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak juga disebutkan pada pasal 1 ayat (12). Hak anak
adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan
dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.
Sedangkan pada Pasal 9 ayat (1) juga disebutkan Setiap 5 anak berhak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Rumah pintar secara nyata memberikan pelayanan yang aktif kepada
masyarakat dengan menumbuh kembangkan usaha pendidikan. Rumah Pintar
Pijoengan membantu melayani oleh dan untuk masyarakat khususnya anak-
anak dalam meningkatkan motivasi dan mengembangkan potensi yang sudah
ataupun belum mempunyai potensi belajar sehingga dapat meraih hasil yang
maksimal sesuai dengan tujuan pendidikan yang semetisnya. Anak-anak
5
cenderung kurang mengoptimalkan potensinya dalam pendidikan yang
membuat Rumah Pintar Pijoengan tergugah untuk membantu meningkatkan
potensi dan motivasi anak dalam belajar. Salah satu upaya yang dilakukan
Rumah Pintar Pijoengan ini melalui les atau bimbingan belajar. Les atau
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan pada dasarnya sama dengan
pendidikan sekolah yaitu mengarahkan, memberikan arahan untuk belajar,
tumbuh dan berkembang pada anak.
Dalam kiprahnya, rumah pintar yang berlokasi di Dusun Daraman,
Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, ini mengelola
berbagai kegiatan yang meliputi, Sentra Buku dan Baca, Sentra Audio Visual,
Sentra Paud, Sentra Kriya, Sentra Permainan, Sentra Belajar Membaca Al-
Qur’an dan Iqro’, Sentra Pertanian, dan Sentra Peternakan. Sedangkan
pelayanan di lapangan terdapat juga unit Sentra Motor Pintar dan Sentra
Pelayanan Kesehatan, dari berbagai kegiatan pendidikan dan kesehatan yang
dilakukan oleh lembaga rumah pintar tersebut adalah sebagai alternatif
pendidikan non formal yang tidak ditemukan dipendidikan formal pada
umumnya.
Salah satu sentra belajar yang sedang dikembangkan adalah kegiatan
bimbingan belajar, dengan tujuan untuk mengembangkan diri, sikap, dan
kebiasaan belajar pada anak. Terlebih juga untuk menumbuhkan motivasi
terhadap motivasi dalam belajar. Menariknya, lembaga rumah pintar ini
memeberikan layanan setiap hari mulai pukul 10.00-16.00 WIB, khusus untuk
hari minggu lembaga rumah pintar memberikan pelayanan lebih awal yaitu
6
pukul 08.00-16.00 WIB. Dengan anggapan bahwa lembaga rumah pintar ingin
memeberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat yang
membutuhkan.
Anak-anak cukup antusias dalam memanfaatkan layanan rumah pintar,
terlihat dari buku daftar pengunjung yang disediakan oleh pengelola, bahwa
respon masyarakat yang baik khususnya anak-anak yang setiap harinya ada 50
orang (mayoritas anak-anak) yang berkunjung untuk memanfaatkan layanan
rumah pintar. Terlebih lagi sentra permain yang ada di rumah pintar selalu
digunakan anak-anak dengan bermain untuk mengisi waktu luang. Selama
Rumah Pintar Pijoengan ini sendiri tercatat sudah mengadakan pelatihan
dengan hasil dari sentra pertanian adalah pembuatan pupuk Bokhasi, dari
sentra peternakan dengan hasil pakan ternak dengan sistem fermentasi sebagai
pengganti pakan ternak. Dari sentra kriya atau keterampilan yakni
memproduksi mukena untuk anak-anak dan kerudung.
(http://rumahpintar.jogja.blogspot.com/p/blog-page.html).
Motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan
kemauan belajar dalam diri anak. Motivasi dapat mempengaruhi keberhasilan
anak dalam membangun dirinya agar memiliki kualitas yang lebih baik.
Motivasi dapat berupa motivasi didalam diri dan dorongan motivasi dari luar
diri yang mempunyai nilai tambah, inilah yang menentukan berhasil atau
tidaknya proses belajar mengajar. Motivasi merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual. Seorang anak yang mempunyai intelegensi yang
cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi belajar yang cukup
7
(Muhibbin Syah, 200: 153). Lingkungan juga merupakan salah satu faktor
eksternal yang dapat membantu untuk membangun motivasi pada diri anak.
Lingkungan merupakan salah satu faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap motivasi. Lingkungan merupakan suatu pengaruh yang
signifikan bagi anak, sehingga anak terkadang lupa dalam melaksanakan
kewajibannya sebagai pelajar. Anak sering kali melampaui batas waktu
bermain yang berlebihan, menjadikan anak cenderung bermalas-malasan
dalam belajar dan anak lebih memilih untuk bermain dari pada belajar. Waktu
belajar yang kurang bagi anak di pengaruhi oleh aktifitas bermain yang
cenderung lebih menyenangkan. Selain itu anak- anak kurang termotimasi jika
disuruh untuk belajar.
Motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan sesuatu dapat
berasal dari dalam maupun luar individu itu sendiri. Akan tetapi motivasi yang
lebih kuat untuk seseorang bersemangat melakukan sesuatu apa yang telah
diharapkan atau dicita-citakannya berasal dari dalam diri individu, karena
seseorang itulah yang menentukan diri sendiri akan diarahkan kearah yang
telah direncanakan sebelumnya. Seseorang yang memiliki motivasi dari dalam
diri sendiri juga akan terus berusaha mendapatkan suatu hal yang telah
menjadi tujuan yang diharapkan.
Motivasi yang berasal dari luar juga memiliki pengaruh untuk diri
seseorang, namun tidak begitu kuat untuk dorongan atau penyemangat dalam
individu dikarenakan hanya sebagai pelengkap atau tambahan dorongan
penyemangat. Motivasi ini memiliki manfaat apabila seseorang tidak
8
mempunyai semangat atau giat dari dalam diri untuk melakukan sesuatu
seperti belajar.
Pada kenyataannya tidak semua anak yang sedang mengenyam
pendidikan di sekolah memiliki motivasi belajar dalam dirinya, sehingga akan
berdampak dengan belajar yang tidak baik atau tidak bersemangat yang
akhirnya dalam memperoleh hasil belajarnya tidak sesuai yang diharapakan.
Minat dan motivasi belajar yang kuat akan meningkatkan kemauan dan
semangat yang tinggi dalam belajar, tentunya juga berpengaruh terhadapat
prestasi dan memberikan kepercayaan diri tinggi terhadap anak itu sendiri,
karena minat dan semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Motivasi
sangat berperan dalam belajar. Program bimbingan belajar di Rumah Pintar
Pijoengan memiliki tujuan, salah satunya yakni berperan untuk meningkatkan
motivasi belajar anak. Upaya yang dilakukan Rumah Pintar Pijoengan ini
merupakan salah satu upaya dari faktor eksternal untuk membangkitkan
motivasi pada anak.
Fenomena maraknya para anak untuk mencari tambahan ilmu yang
telah didapat dari sekolah merupakan sebuah bentuk dari motivasi siswa yang
tinggi dalam belajar jika dilihat dari segi kuantitasnya. Tetapi ini menjadi
permasalahan ketika dilihat dari segi kualitasnya para siswa yang belajar pada
lembaga bimbingan belajar dapat diidentifikasi bahwa mereka merasa tidak
puas belajar di sekolah mereka dan para siswa pada umumnya merasa perlu
belajar tambahan karena mereka menilai sekolah hanya sebagai tempat formal
dalam menuntut ilmu dan sekedar memenuhi kewajibannya sebagai pelajar.
9
Dengan pemikiran yang mengerucut pada peningkatan belajar maka anak
termotivasi untuk mengikuti bimbingan belajar dengan tujuan pribadi untuk
mengurangi ketidakpahaman anak dalam memahami materi di sekolah,
dengan anggapan mengikuti bimbingan belajar dapat menambah teman,
disamping itu juga keinginan orang tua agar anak mengikuti bimbingan belajar
karena alasan orang tua yang cendarung sibuk sehingga anak kurang
pengawasan dalam pendidikan di sekolah maupun diluar sekolah.
Berdasarkan hasil obeservasi di Rumah Pintar Pijoengan, peran
lingkungan sangat mempengaruhi dalam perkembangan anak dalam belajar,
Rumah Pintar Pijoengan dalam hal ini berposisi sebagai pengganti orang tua
dan guru di sekolah formal, secara tidak langsung menerapkan unsur-unsur
pendidikan dalam metode belajar melalui bimbingan belajar. Dalam hal
meningkatkan pendidikan anak tidak hanya sekolah saja yang berperan, akan
tetapi orang tua juga berperan dalam hal perkembangan pendidikan dengan
memberikan motivasi terhadap anak-anak dengan bekerja sama melalui
tambahan bimbingan belajar. Demikian pula, lembaga Rumah Pintar dapat
mengetahui kesulitan-kesulitan belajar mana yang dialami anak.
Sekolah merupakan tahapan formal bagi anak, Banyaknya mata
pelajaran dan informasi yang harus diterima anak di sekolah, ini memberikan
dampak bagi anak dalam menerima rangsangan materi. Anak diberikan materi
dengan harapan anak mampu memahami materi tersebut sebagai syarat untuk
menetukan tingkat kelulusan dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Namun
yang menjadi permasalahan adalah kurangnya kesadaran anak akan materi
10
yang diberikan. Hal ini semata bukan karena kesalahan anak dalam menerima,
akan tetapi juga guru dalam memberikan materi terlihat membosankan dan
dengan metode yang sama. Seiring dengan perkembangan IPTEK yang
semakin maju guru dituntut kreatif dalam memeberikan materi. Hal ini pula
yang menjadikan lembaga non formal terdorong dalam meningkatkan
motivasi belajar anak melalui bimbingan belajar seperti yang dilakukan oleh
Rumah Pintar Pijoengan.
Kasus pada anak usia SD hingga SMA sederajat di desa Srimartani,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Ditengarai sudah
banyak anak yang kecanduan permainan diinternet (game online) sehingga
anak cenderung malas belajar. Ini sering kali terlihat di warung internet yang
ada di Piyungan, warung internet hampir penuh sesak dikarenakan
sekelompok anak-anak pelajar untuk bermain game online, bahkan ada anak
yang membolos sekolah hanya sekedar untuk menyalurkan hobi bermain game
online didunia maya tersebut. Berbeda pula dengan anak usia tingkat SMP
yang cenderung orang tuanya tidak memberikan pengawasan dan motivasi
yang teratur terkait dengan belajar anak. Hal ini dikarenakan orang tua mereka
sibuk mencari pekerjaan yang lebih layak untuk keluarga, sehingga
berdampak kepada anak menjadi lepas control karena pengawasan dan
perhatian terhadap anak yang kurang. Selain itu juga ada banyak anak yang
terpengaruh oleh teman kelas dan temann sebayanya yang malas belajar
dikarenakan tidak minat dengan pelajaran yang ada di sekolah, sehingga anak
tersebut membelot ke tempat-tempat wisata dan sering kali anak terpengaruh
11
dengan gaya hidup yang wah sehingga anak ikut-ikutan balap motor dan
sebagainya dengan kebut kebutan di jalan.
Bimbingan belajar merupakan bidang pelayanan bimbingan yang
membantu anak dalam mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar
yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan
untuk pendidikan yang berkelanjutan. Kelebihan dari bimbingan belajar
sendiri bersifat komprehensif dalam ruang lingkup, namun juga bersifat
preventif dalam desain dan bersifat pengembangan tujuan yang nantinya anak
diberikan arahan akan pentingnya belajar bagi anak. Begitu tujuan dari
kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan, dimana kegiatan ini
memiliki tujuan mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar pada anak.
Dalam proses kegiatan bimbingan belajar pola yang dilakukan dalam
pengajaran di bimbingan belajar dengan model privat atau semi privat di
Rumah Pintar Pijoengan dengan jumlah anak yang terbatas dalam satu ruang
belajar. Mata pelajaran yang tersedia di Rumah Pintar Pijoengan juga beragam
seperti: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS. Proses
kegiatan bimbingan belajar dilakukan 4 kali dalam seminggu yaitu hari senin
sampai kamis pukul 15.00 WIB. Diharapakan dengan pola seperti itu anak
lebih terfasilitasi dalam memahami materi belajar. Model pembelajaran semi
atau non formal di bimbingan belajar juga memberikan kesan yang santai dan
nyaman bagi anak, sehingga proses belajar lebih dinikmati, dan materi cepat
diserap.
12
Berdasarkan paparan diatas dapat diketahui bahwa motivasi belajar
anak perlu ditingkatkan mengingat pentingnya bagi anak dalam mengikuti
perkembangan jaman yang ada. Sehingga anak di tuntut untuk dapat maju dan
berkembang serta meningkatkan kualitas diri mereka. Perlunya peningkatan
motivasi belajar melalui bimbingan belajar dengan tujuan mengatasi masalah
pendidikan yang sekarang ini sudah semakin maju namun kemauan individu
belum siap untuk berjalan seiringan dengan status pendidikan yang tinggi.
Oleh karena itu disini peneliti ingin melihat peranan rumah pintar
sebagai upaya meningkakan motivasi belajar dan mutu pendidikan anak
melalui bimbingan belajar yang disediakan. Sehubung dengan hal tersebut,
maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Peran Rumah
Pintar Pijoengan Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Melalui Bimbel
di Desa Srimartani Bantul”
B. Identifikasi Masalah
Beradasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah, antara lain:
1. Rumah Pintar Pijoengan kurang dimanfaatkan sebagai tempat bimbingan
belajar.
2. Adanya pengaruh lingkungan di desa piyungan yang menyebabkan
berkurangnya minat belajar anak, seperti bermain game online diwarung
internet.
3. Anak-anak cenderung kurang dalam mengoptimalkan potensinya dan
kurangnya kesadaran anak terhadap materi yang diberikan di sekolah.
13
4. Adanya berbagai kesulitan-kesulitan belajar yang dialami anak, sehingga
mempengaruhi motivasi belajar anak.
5. Motivasi belajar anak yang cenderung rendah sehingga menyebabkan
berkurangnya minat belajar anak.
6. Kurangnya waktu belajar sehingga dibutuhkan waktu tambahan siswa
untuk belajar agar mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
7. Kurangnya motivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah
yang mengakibatkan proses pencapaian nilai hasil belajar yang baik tidak
optimal.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
penelitian ini dibatasi pada bagaimana peran Rumah Pintar Pijoengan dalam
meningkatkan motivasi belajar anak melalui bimbingan belajar yang diadakan.
Penelitian ini berjudul “ Peran Rumah Pintar Pijoengan dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak Melalui Bimbel di Desa Srimartani Bantul”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi tersebut, maka dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Apa saja kegiatan yang berada di Rumah Pintar Pijoengan Desa Srimartani
Bantul?
2. Bagaimana kegiatan bimbingan belajar anak di Rumah Pintar Pijoengan
Desa Srimartani Bantul?
14
3. Bagaimana peran Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan motivasi
belajar anak melalui bimbingan belajar?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui kegiatan yang ada di Rumah Pintar Pijoengan.
2. Untuk mengetahui kegiatan bimbingan belajar anak di Rumah Pintar
Pijoengan dalam meningkatkan motivasi anak dalam belajar.
3. Untuk mengetahui peran Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan
motivasi anak dalam belajar.
F. Maanfaat Penelitian
Dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa manfaat bagi beberapa
pihak yang terkait:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih disiplin
ikmu khusunya jurusan Pendidikan Luar Sekolah.
2. Dapat digunakan bagi peneliti sebagai pertimbanghan untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut mengenai peran rumah pintar.
3. Bagi Lembaga Rumah Pintar Pijoengan: Bagi para pengelola Rumah
Pintar, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk
mengetahui peran Rumah Pintar dalam peningkatan pendidikan nonformal
dimasyarakat.
15
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Rumah Pintar
a. Pengertian Rumah Pintar
Rumah Pintar (RUMPIN) merupakan gagasan dari Ibu Negara
RI hadir sebagai salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 81 tahun 2013, Rumah Pintar dimasukan
dalam katagori Satuan Pendidikan Non Formal Sejenis. Sejalan dengan
upaya pemerintah dalam mencerdaskan bangsa sertamengentaskan
kemiskinan, hadirnya. Rumah Pintar dimaksudkan untuk mewujudkan
masyarakat berpengetahuan guna terciptanya masyarakat yang
sejahtera dan beradab.
Rumah Pintar merupakan nama bangunan yang berisi program
pendidikan bagi ibu dan anak melalui berbagai sumber belajar. Sebagai
program lanjutan dari mobil pintar dan motor pintar, Rumah Pintar
menjadi satu solusi dalam persoalan ketertinggalan dan
keterbelakangan masyarakat dalam bidang pendidikan untuk
mengembangkan kualitas manusia dan masyarakat indonesia. Rumah
Pintar memiliki lima sentra, sentra buku, alat permainan edukatif,
audio visual dan pangung, komputer, dan sentra kriya. Dijelaskan lebih
lanjut bahwa ciri khas dari setiap Rumah Pintar adalah keberadaan
sentra kriya. Melalui kelima sentra ini diharapkan dapat
16
memberdayakan potensi anak-anak dan ibu-ibu serta anggota
masyarakat lainya. Komponen yang dikembangkan dalam Rumah
Pintar mencakup kecerdasan ganda (jamak), kecakapan hidup (life
skill), budaya belajar, dan lingkungan kontekstual (alam,ekonomi,
sosial,budaya dan adat istiadat) yang bertujuan untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat setempat. Sesuai dengan salah satu tujuan dari
indonesia sejahtera dan indonesia pintar, keberadaaan Rumah Pintar
harus dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat setempat secara
mandiri dan dapat terus berkembang secara berkelanjutan sesuai
dengan potensi setempat. (Yoyon Suryono, 2010:5).
Rumah Pintar didirikan untuk menjangkau masyarakat yang
belum terjangkau oleh sentuhan kemajuan, terutama dalam bidang
pendidikan. Melalui Rumah Pintar diharapkan masyarakat mau belajar
sehingga tercipta masyarakat belajar (learning community) yang
diharapkan juga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan
bangsa. Rumah Pintar sebagai pusat belajar masyarakat dirancang
dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat setempat. Oleh sebab
itu baik program maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
seyogyanya didasarkan pada kebutuhan masyarakat dan potensi lokal
yang dimiliki. Dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat dan
memanfaatkan potensi lokal diharapkan keberadaan Rumah Pintar
dapat dijadikan roda penggerak bagi kemajuan masyarakat dan dapat
berkembangnya ekonomi suatu daerah. (Dirjen PAUDNI, 2014:1).
17
Mengingat Rumah Pintar merupakan salah satu bentuk
pendidikan masyarakat, maka pengelolaan Rumah Pintar dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat namun tetap memperhatikan
aturan atau petunjuk yang telah dibuat oleh pemerintah sebagai bentuk
akuntabilitas dari Rumah Pintar. Rumah Pintar sebagai sarana
pendidikan dan pemberdayaan masyarakat dapat mewadahi berbagai
program pendidikan mulai dari layanan anak usia dini, remaja, dewasa
dan lanjut usia dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menyenangkan (joy full learning), bermakna (meaning full learning)
dan terpadu (integrated learning). Dengan kehadiran Rumah Pintar
diharapkan terbangun masyarakat yang cerdas, inovatif, kreatif dan
mandiri.
Dalam juknis Rumah Pintar PAUDNI 2014 dijelaskan bahwa
yang dimaksud Rumah Pintar merupakan “Rumah Pendidikan” untuk
masyarakat yang memiliki banyak fungsi. Bagi anak-anak, Rumah
Pintar dapat berfungsi untuk meningkatkan minat baca,
mengembangkan potensi kecerdasan dan mengenalkan teknologi
melalui pembelajaran di lima sentra: (1) sentra buku (2) sentra kriya,
(3) sentra permainan (4) sentra audio visual, dan (5) sentra komputer.
18
Program-program yang bisa dilakukan di Rumah Pintar
menurut Permendikbud nomor 81 tahun 2013, sebagai berikut:
1) Pendidikan anak usia dini;
2) Pendidikan keaksaraan;
3) Pendidikan kesetaraan;
4) Pendidikan kecakapan hidup;
5) Pendidikan pemberdayaan perempuan;
6) Peningkatan minat baca, seni dan budaya; dan/atau
7) Pendidikan nonformal lain yang diperlukan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas maka yang dimaksud Rumah Pintar
adalah merupakan banguna yang didirikan dengan tujuan pembelajaran
yang ditujukan untuk masyarakat baik yang belum mengenyam
pendidikan ataupun sudah memiliki pendidikan, atau wilayah
pedalaman yang belum mendapat pendidikan dapat menjangkau untuk
dijadikan acuan untk mendapatkan pendidikan yang layak.
b. Rumah Pintar Sebagai Satuan Pendidikan Non Formal
Pengungkapan istilah pendidikan nonformal memberikan
informasi bahwa pada hakikatnya pendidikan tidak hanya
diselenggarakan dipendidikan formal saja, tetapi juga dipendidikan
non formal. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia
No. 20 tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat
(10) Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan
19
informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan; ayat (11)
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi; ayat (12) Pendidikan nonformal adalah jalur
pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang; ayat (13) Pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan. Berdasarkan pada pernyataan di
atas, maka pendidikan nonformal merupakan salah satu jalur dari
penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia (Mustofa Kamil,
2012:10)
Satuan PNF adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan program pendidikan nonformal. Ada beragam
satuan pendidikan non formal yang dikembangkan masyarakat saat ini.
Beberapa bahkan sudah familiar ditelinga masyarakat, sebut saja
lembaga kursus dan pelatihan. Lembaga ini memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kecakapan hidup untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, berusaha
mandiri dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
(Ace Suryadi, 2009:29).
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Rumah Pintar merupakan salah satu dari satuan pendidikan non formal
yang digolongkan pada satuan pendidikan non formal sejenis. Rumah
Pintar melayani masyarakat yang membutuhan layanan kebutuhan baik
20
dibidang pertanian, perikanan, dan sebagainya yang lingkupnya non
formal. Fungsinya sema dengan lembaga non formal yakni
memeberikan layanan kepada masyarakat.
c. Bentuk layanan Rumah Pintar
Bentuk layanan Rumah Pintar terdiri dari sentra-sentra. Setiap
Rumah Pintar memiliki lima sentra wajib dan sentra-sentra tambahan.
Sentra-sentra wajib di Rumah Pintar dalam Juknis Rumah Pintar
(2014: 4-8) tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sentra Buku.
Sentra buku berfungsi untuk:
a. Meningkatkan Minat Baca. Sentra Buku mengenalkan anak
pada dunia buku dan mengajak masyarakat umum untuk
membaca.
b. Menambah cakrawala pengetahuan.
c. Dengan membaca, anak dan masyarakat umum bisa
mengetahui berbagai hal dari berbagai bidang yang diminati.
d. Mengembangkan keterampilan kebahasaan. Membaca,
menulis, mengarang dan bercerita, baik pada anak, remaja
maupun orang dewasa.
e. Mendukung kegiatan sentra lain. Buku-buku di Sentra Buku,
terutama yang terkait dengan keterampilan, dapat memberikan
inspirasi usaha bagi para remaja dan orang tua. Hal ini tentu
dapat mendukung kegiatan disentra kriya. Setiap Sentra Buku
21
di Rumah Pintar memiliki kurang lebih 3.000-5.000 eksemplar
buku.
2. Sentra permainan
Sentra permainan berfungsi untuk:
a. Bermain dan bereksplorasi dengan Alat Permainan Edukatif
(APE) serta alat kreatifitas. Sentra ini berisi berbagai alat
permainan yang menarik bagi anak, seperti balok, puzzle, lego,
boneka, mobil-mobilan, rumah-rumahan, alat masak-masakan,
plastisin, dan lain sebagainya.
b. Melatih kemampuan sensorik-motorik. Di Sentra permainan,
anak dapat melakukan berbagai permainan yang dapat
mengembangkan kemampuan sensorik-motoriknya.
c. Belajar berbagi, menghargai dan sifat positif lain. Melalui
kegiatan bersama dengan teman-temannya di sentra permainan,
anak belajar untuk saling berbagi, menghargai, bekerjasama
dan mengembangkan sikap positif lainnya.
3. Sentra Panggung/Audio Visual
Sentra Panggung/Audio Visual berfungsi untuk:
a. Mengembangkan kemampuan bahasa. Sentra ini
mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak, dimana
setelah anak-anak diberi kesempatan menonton VCD/ DVD
tentang ilmu pengetahuan, anak akan melihat, mendengar,
22
terlibat aktif dan menceritakan kembali cerita yang ditonton
dan didengarnya tersebut.
b. Memahami berbagai karakter dan nilai moral. Anak akan
belajar memahami berbagai peran dan karakter dan nilai-nilai
moral melalui cerita yang ditonton atau didengar dari cerita
tutornya tersebut.
c. Mengembangkan potensi kreatif dan musik anak. Sentra ini
menstimulasi potensi kreatif anak untuk mengekspresikan apa
yang ada dalam pikiran mereka dengan cara bercerita,
membaca puisi, menyanyi, menari dan lain sebagainya.
4. Sentra komputer
Sentra Komputer berfungsi untuk:
a. Pengenalan teknologi. Kegiatan pengenalan teknologi di Sentra
Komputer dimulai dengan perkenalan tentang nama-nama’alat
atau bagian dari komputer, fungsi alat tersebut dan cara
menggunakannya (monitor, CPU, mouse, keyboard).
b. Pengembangan kemampuan visual dan motoric. Anak dapat
mengembangkan kemampuan visualnya, koordinasi mata
dengan tangan serta melatih otot-otot halusnya.
c. Pengembangan imajinasi dan kreativitas. Kegiatan di Sentra
Komputer memungkinkan anak mengembangkan kreatifitasnya
ketika anak membuat hasil karyanya sendiri melalui komputer
(gambar, grafik, tulisan, dll).
23
d. Pengenalan Internet sehat. Sentra Komputer mengenalkan
anak-anak kepada perkembangan teknologi internet yang
sangat pesat, akan tetapi juga membentengi mereka dari
dampak laman-laman negatif.
2. Pengertian Peran
Peran berarti laku, bertindak. Didalam kamus besar bahasa
Indonesia peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki
oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat (E.St. Harahap, dkk, 2007:
854Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat
adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat tempat tertentu,
tidak mesti lembaga pendidikan formal, tetapi juga bisa dimesjid, surau
atau mushola, dirumah, dan sebagainya (Syiful Bahri Djamarah,1997:31).
Berdasarkan definbisi diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa peran adalah perangkat tingkah laku atau tindakan yang dimiliki
seseorang yang berkedudukan dimasyarakat dengan memberikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik dalam konteks formal maupun
nonformal dalam kehidupan bersosial yang dialami individu tersebut.
3. Bimbingan Belajar
a. Pengertian Bimbingan Belajar
Menurut Djumhur (1975: 25), bimbingan belajar adalah suatu
proses pemberian bantuan kepada anak atau individu yang dilakukan
secara terus-menerus supaya individu tersebut itu dapat memahami
24
dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan bertindak wajar
sesuai dengan tuntutan dan dan keadaan sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Dengan demikian dapat memberikan sumbangan yang
berarti bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.
Menurut Wingkel (1997: 15), bimbingan belajar merupakan
suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok
orang dalam membuat pikiran secara bijak dan dalam menyesuaikan
diri terhadap tuntutan hidup yang bersifat psikologis. Sedangkan, Nana
Syaodih Sukmadinata (2005: 233) menyatakan, Bimbingan belajar
memiliki dua makna, yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai
arti sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, memberi nilai
moral, mengarahkan anak agar menjadi lebih baik. Sedangkan, makna
bimbingan belajar secara khusus yaitu sebagai suatu upaya atau
program membeantu mengoptimalkan perkembangan anak. Bimbingan
ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi. Serta
dorongan bagi pengembangan potensi yang dimiliki anak.
Abu Hanafi dan Ahmad Rohani (1991: 107) menerangkan
bahwa bimbingan belajar merupakan seperangkat usaha bantuan
kepada anak agar dapat memecahkan masalah-masalah belajar,
masalah-masalah pendidikan, atau masalah-masalah akademis yang
dihadapainya. Sedangkan, Sunaryo Kartadinata, dkk. (1998: 60)
mengemukakan bahwa bimbingan belajar adalah proses bantuan yang
diberikan kepada individu agar dapat mengatasi masalah-masalah yang
25
dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui proses perubahan
belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai
dengan kemampuan, bakat, dan minat yang dimilikinya.
Dari bebrapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
bimbingan belajar adalah proses pemberian bantuan kepada individu
secara psikologis agar dapat menyelesaikan masalah-masalah
dihadapinya dalam belajar dan menyesuaikan diri dengan menanamkan
nilai-nilai moral sehingga setelah melalui proses perubahan belajar
mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minat yang dimilikinya.
Tidjan, dkk. (1993: 78) mengartikan masalah belajar sebagai
suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Sunaryo
Kartadinata, dkk. (1998: 64) mengatakan, masalah belajar adalah suatu
kondisi tertentu yang dialami oleh anak yang menghambat kelancaran
proses belajarnya. Kondisi tersebut dapat berkenaan dengan keadaan
dirinya, yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan
dapat berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan
baginya.
1) Inteligensi
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011: 234) masalah
belajar ternyata tidak hanaya dialami oleh anak dengan tingkat IQ
26
rendah. Anak yang memilik IQ tinggi juga dapat mengalami
masalah belajar.
2) Bakat
Seorang individu atau anak akan lebih mudah memperlajari
sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila indivisu diharuskan
untuk memperlajari sesuatu yang lain dari bakatnya. Maka anak
tersebut akan cepat bosan, mudah putud ada, dan merasa tidak
senang. Hal tersebut akan tampak pada individu suka menggangu
kelas, berbuat gaduh, dan tidak mau belajar sehgingga prestasinya
rendah (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2008:82)
3) Motivasi
Motivasi dapat menetukan baik buruknya dalam mencapai
tujuan, sehingga semakin besar motivasi semakin besar pula
presatasi yang akan di raihnya. Anak semakin besar termotivasi
secara intrisnsik makan anak tersebut akan semakin besar pula
akan giat berasa, gigih, tidak cepat menyerah, berusaha lebih untuk
meningkatkan prestasinya. Dengan sebaliknya anak yang
cenderung bermalas malasa atau tidak mempunyai motivasi secara
intrinsik akan mudah menyerah dan bosan, dan suka menggangu di
dalam kesa maupun di luar kelas.
4) Fator Kesehatan Mental
Setiap individu mempunyai kebutuhan dan dorongan,
seperti memperoleh penghargaan, mendapatkan hadiah,
27
mendapatkan kepercayaan, rasa aman, dan lain-lain. Dan apabila
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi.akan membawa masalah
emosional dan bentuk maladjustment (kurang bisa menyesuaikan
diri). Mental yang kurang sehat dapat merugikan belajarnya seperti
anak sedih akan kacau pikirannya dan anak akan sulit mengadakan
konsentrasi. Biasanya anak akan melakukan melakaukan perbuatan
agresif seperti kenakalan, merusak alat-alat sekolah, dan lai-lain.
Keadaan seperti ini akan menimbulkan masalah belajar sebab anak
merasakan hal tersebut tidak mendatangkan kebahagiaan.
5) Kondisi fisik
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2008:79-81)
sebab yang bersifat fisik:
a) Karena sakit
Anak yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya,
sehingga saraf sensorik dan mentorisnya akan melemah.
Akibatnya rangsangan yang diterimanmelalui indera tidak
dapat diteruskan ke otak. Semakin lama sakitnya, sarafnya akan
bertambah lemah, sehingga anak tersebut tidak akan masuk
sekolah selama beberapa hari, yang berakibat tertinggal jauh
dari belajarnya.
b) Karena kurang sehat
Anak yang kurang sehat akan mudah lelah, mengantuk,
pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan
28
pikiran terganggu. Karena hal tersebut, maka penerimaan dan
serpon pelajaran berkurang, serta saraf otak tidak dapat bekerja
dengan optimal yang dapat menyebabkan masalah belajar.
c) Karena caca tubuh
Cacat tubuh yang dialami anak apabila tidak
mendapatkan perhatian dari guru dapat menimbulkan masalah
belajar. Sebab anak tersebut tidak dapat memperoses
rangsangan dari guru atau teman-temannya dikarenakan alat
inderanya kurang berfungsi dengan baik.
6) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan utama dan pertama
bagi setiap individu. Akan tetapi keluarga juga dapat menjadi
penyebab terjadinya masalah belajar. Orang tua yang tidak atau
kurang memperhatikan pendidikan anaknya dapat menjadi
penyebab masalah belajar. Karena orang tua tersebut tidak
memberikan dorongan kepada anaknya, bahkan sikap orang tuanya
yang sa;ah, anak bisa membenci belajar.
Suasana rumah yang gaduh juga dapat menimbulkan
masalah belajar. Karena anak akan tergagngu konsentrasinya
sehingga tidak dapat belajar dengan baik. Suasanan rumah yang
tegang dan banyak cekcok antar anggota keluarga membuat anak
tidak betah dirumah, membuat anak sering mrnghabiskan waktu
diluar sehingga dapat menurunkan prestasi belajar.
29
7) Lingkungan sekolah
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2008: 89-
92) yang dimaksud lingkungan sekolah yaitu:
a) Guru
Guru dapat menjadi penyebab masalah belajar apabila:
(1) guru tidak kualified, (2) hubungan guru dengan anak kurang
baik, (3) guru-guru menuntut standar pelajaran diatas
kemampuan anak, dan (4) guru tidak memiliki kecakapan
dalam usaha diagnosis masalah belajar.
b) Faktor alat
Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian
pembelajaran menjadi tidak baik. Terutama untuk pelajaran
yang bersifat praktiku, kurangnya alat laboratorium akan
menimbulkan masalah dalam belajar
c) Kondisi gedung
Kondisi gedung terutama ruang kelas seharusnya
memenuhi syarat tersebut tidak terpenuhi, misalnya gedung
dekat dengan keramaian, ruangan gelap, lantai basah, ruangan
sempit maka situasi belajar akan kurang baik. Anak akan selalu
gaduh sehingga memungkinkan pelajaran menjadi terlambat.
d) Kurikulum
Kurikulum yang kurang baik seperti bahan-bahannya
terlalu tinggi, pembagian bahan yang tidak seimbang, dan
30
adanya pendataan materi yang akan membawa masalah belajar
bagi anak-anaknya.
8) Lingkungan mass media dan sosial
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2008: 92-
93) yang dimaksud dengan mass media dan sosial adalah:
a) Faktor mass media meliputi bioskop, TV, surat kabar, majalah,
buku-buku komik akan menghambat belajar apabila anak
terlalu banyak menggunakan waktunya untuk hal tersebut,
hingga lupa tugasnyab sebagai seorang pelajar.
b) Lingkungan sosial
Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat
masuk dalam jiwa anak. Apabila anak bergaul dngan anak yang
tidak sekolah, maka anak tersebut akan malas belajar, sebabnya
car hidup anak yang bersekolah belainan dengan anak yang
tidak bersekolah.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pengaruh belajar anak itu sebabkan oleh beberapa faktor, faktor
tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal, internal
adalah dalam diri anak, sedangkan eksternal adalah dorongan atau
hambatan dari luar diri yang pengaruhnya sama sama signifikan dalam
proses belajar.
31
b. Jenis-Jenis Bimbingan Belajar
Upaya pendidik melakukan bimbingan belajar kepada anak
adalah untuk mengatasi masalah belajarnya supaya masalah tersebut
tidak berlarut-larut, karena nantinya dapat memepengaruhi proses
perkembangan anak. Berdasarkan masalah belajar yang dihadapi anak,
maka jenis bimbingan belajar dapat di bedakan menjadi dua macam
yaitu bimbingan belajar berdasarkan diri anak dan berdasarkan dengan
lingkungan.
1) Bimbingan belajar berdasarkan dengan diri anak atau anak
a) Bimbingan untuk anak yang cepat belajar
Sunaryo Kartadinata, dkk. (1998: 74) mengatakan
program pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang
diberikan kepada seseorang atau beberapa anak yang sangat
cepat dalam belajar. Sedangkan Sugihartono, dkk. (2007: 186)
menjelaskan bahwa program pengayaan dalam pengajaran
merupakan bagian yang di peruntukkan bagi anak yang
mempunyai kemampuan yang tinggi yang berarti meraka
adalah anak yang tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas
belajarnya, sehingga anak tersebut mempunyai banyak waktu
yang kosong. Waktu kosong tersebut apabila tidak
dimanfaatkan dengan kegiatan kontruktif maka anak ini akan
melakukan kegiatan yang distruktif misalnya menggangu
teman-temannya yang belum selesai, keluar kelas dengan
32
berbagai alasan. Bahkan sering membolos atau tidak masuk
sekolah.
Kegiatan konstruktif yang dapat dilakukan, misalnya
membantu mengajari temannya yang mengalami masalah
dalam pembelajaran, dimana mencari berita dalam Koran yang
penting diketahui oelh anak, atau memberika bacaan yang
menunjang pelajaran atau mempelajari bab selanjutnya.
b) Bimbingan belajar untuk anak yang lamban dalam belajar
Sugihartono, dkk, (2007: 171) menjelaskan remedial
yaitu bentuk pengajaran yang bersifat kuratif (penyembuhan)
dan atau korektif (perbaikan). Senada dengan pernyataan
Sunaryo Kartadinata, dkk, (1998: 73-74) Mengatakan remedial
merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat
menyembuhkan atau membetulkan, penhajaran yang memebuat
menjadi lebih baik.
Dalam proses remedial guru dapat menyesuaikan
dengan karakteristik anak yang bersangkutan dengan tingkat
kesulitan belajar yang sama sehigga anak dapat mempelajarai
hal yang tidak diketahui dan kemudia bias melakukan
perbaikan dengan cara memberiukan bimbingan atau arahan,
bantuan yang lebih menekan pasa usaha perbaikan dalam
prioses belajar mengajar.
33
Dalam melaksanakan pengajaran remedial untuk anak
yang lambat dalam belajarnya, guru dapat menggunakan proses
pendekatan, pendekatan kuratif, pendekatan preventif, dan
pengembangan. Pendekatan kuratif dilakukan setelah
pembelajaran selesai dan dilakukan evaluasi sehingga guru
dapat mengetahui kesulitan mana yang didapat anak dalam
belajarnya. Kemudian pendekatan preventif diberikan kepada
anak yang diduga akan mengalami masalah belajar yang
bertolak belakang dari hasil evaluasi reflektif. Sedangkan
pendekatan pengembangan merupakan upaya diagnosis yang
dilakukan guru yang sedang berlangsungnya proses
pembelajaran agar anak dapat mengatasi masalah belajarnya
selama mengikuti proses pembelajaran.
c) Peningkatan motivasi
Ada banyak yang dapat meningkatkan motivasi anak
dalam melakukan sesuatu, termasuk dala hal belajar. Seorang
anak yang rajin beljar biasanya didorong oleh suatu motivasi
yang kuat, baik motivasi dari dalam diri maupun dari luar diri.
Tanpa adanya motivasi maka pretsasi belajar yang dicapi anak
tidak akan maksimal. Karena motivasi belajar menumbuhkan
kemauan dan memberikan semangat anak untuk meninkatkan
prestasi belajarnya. Sayangnya tidak semua anak memiliki
motivasi belajar yang baik, adakalanya anak tidak memiliki
34
motivasi belajar sehingga guru perlu memberikan bantuan
kepada anak agar memiliki motivasi belajar.
d) Peningkatan Keterampilan belajar
Peningkatan keterampilan belajar pada anak dilakukan
dengan mengajarkan kepada anak supaya melakukan beberapa
hal, antara lain membuat catatan pada waktu guru mengajar,
membuat ringkasan dari bahan yang dibaca, dan mengerjakan
latihan soal. Hal ini dilakukan agar anak dapat memiliki
keterampilan belajar yang baik.
e) Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik
Sikap yang belajar yang baik tidak tumbuh secara
kebetulan, melainkan sering kali perlu ditumbuhkan melalui
bantuan yang terencana. Menurut Sunaryo Kartadinata, dkk,
(1998: 77-79) usaha yang dapat dilakukian guru untuk
menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik yaitu: (1)
membantu anak menyusun rencana yang baik, (2) membantu
anak untuk mengikuti belajar mengajar di dalam kelas, (3)
melatih anak membaca cepat, (4) melatih anak untuk
mempelajari buku pelajaran secara efesien dan efektif, (5)
membiasakan anak mengerjakan tugas-tugasnya secara teratur,
bersih dan rapi, (6) membantu anak menyusun belajar dan
memenuhi jadwal yang telah disusunnya, (7) membantu anak
agar dapat berkembang secara wajar dan sehat, dan (8)
35
membantu anak mempersiapkan mental, penguasaan bahan
pelajaran, serta cara-cara menjawab soal-soal ujian.
f) Kondisi fisik
Menurut Noehi Nasution (1993: 6) kondisi fisik
umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajarnya.
Anak yang kurang gizi ternyata kemampuan belajarnya
dibawah anak yang tidak kekuarangan gizi. Selain itu, hal yang
tidak kalah penting adalah kondisi panca indera (mata, telinga,
hidung, pengecap, dan tubuh), terutama mata dan telinga
sebagai alat untuk melihat dan sebagai alat untuk mendengar.
Selain itu pengakaran dengan pola klasikal perlu
memperhatikan tinggi rendahnya postur tubuh anak. Postur
tubuh anak yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang
anak yang tubuhnya kebih pendek. Hal ini dimaksudkan agar
pandangan anak kepapan tulis tidak terhalang oleh anak yang
berpostur lebih tinggi. Anak yang jenis kelaminnya sama di
tempatkan pada kelompok yang sejenis. Pola pengelompokan
ini danga baik dalam pandangan moral dan agama. Tetapi yang
lebih penting adalah untuk meredam gejolak nafsu untuk anak
yang sedang meningkat ke usia remaja.
2) Bimbingan belajar yang berkenaan dengan lingkungan.
Salah satu bimbingan belajar yang berkenaan dengan
lingkungan yaitu cara bergaul dan tanggung jawab social.
36
a) Cara bergaul
Menurut Tidjan, dkk. (1993: 19-20) pergaulan social
pada umumnya menyangkut bimbingan dalam bidang sikap
anatara lain sikap toleran, demokratis, kerja sama, tolong
menolong, dan sebagainya.
Pada usia sekolah, anak mulai keluar dari lingkungan
keluarga memasuki dunia teman sebaya. Peristiwa ini
merupakan perubahan situasi dan sarana emosional yang aman
kedalam dunia baru dimana anak harus pamdai menempatkan
diri dianatara teman sebaya yang sedikit banyak akan berlomba
dalam menarik perhatian guru. Selain itu anak umumnya tidak
memiliki teman tetap untuk bermain, kesulitan menentukan
teman untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas kelompok
karena belum meiliki rasa kepedulian dan kemampuan untuk
bersaing.
b) Tanggung jawab sosial
Tanggung jawab sosial pada umumnya menyangkut
bimbingan dalam masalah keikhlasan berkorban, partisipasi di
dalam kegiatan sosial (Tidjan, dkk. 1993: 20). Cara yang bisa
digunakan dengan mengajak anak melakukan bakti sosial untuk
daerah yang kekurangan atau mengumpulkan dana untuk
membantu korban bencana alam.
37
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa bimbingan belajar yang berkenaan dengan diri
sendiri dan bimbingan lingkungan yang berkenaan dengan lingkungan.
Bimbingan dilakukan secara intensif dan terpadu itu dimulai dari sejak
usia wajib belajar sembilan tahun. Di sebabkan usia produktif anak
dalam membentuk karakter itu terjadi pada usia dini disaat anak belum
mengenal dan masih menjajaki diri untuk menentukan kebutuhannya
sebagai pelajar untuk menentukan masa depan dari segi pendidikan
maupun sosialitas yang tinggi karena merasa saling membutuhkan.
c. Tujuan Umum Bimbingan Belajar
Tujuan layanan bimbingan secara umum adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pembimbing atau guru untuk mengenal latar belakang
pribadi anak yang mengalami kesulitan belajar serta memahami dan
menetapkan jenis sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebab dan
penetapan kemungkinan bagaimana pemecahannya, baik secara
pencegahan maupun penyembuhan.
d. Tujuan Khusus Bimbingan Belajar
Secara khusus layanan bimbingan bertujuan untuk membantu
agar anak mampu melakukan atau meraih hal-hal berikut: 1)
Mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat,
pribadi hasil belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang
berarti, 2) Memiliki motivasi dalam pengarahan diri, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses
38
pendidikan, 3) Memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri
secara maksimal terhadap masyarakat, dan 4) Meningkatkan prestasi
belajar anak dalam semua bidang pelajaran.
4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisis-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau
dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak menyukai, maka berusaha
untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka tersebut.
Motivasi mengandung pengertian yang luas, menyangkut internal dan
eksternal (intrinsik dan ekstrinsik). Berbagai ahli telah memberikan
definisi yang beragam tentang motivasi, walaupun pada prinsipnya
mengandung makna yang sama.
Setiap orang mempunyai caranya tersendiri untuk melakukan
sesuatu kegiatan sesuai kehendaknya. Perbedaan tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik secara langsung dan tidak
langsung. Pengaruh anak secara langsung yakni lingkungan keluarga,
lingkungan sebaya, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Lingkungan sosial yang tidak langsung yakni melalui media
elektronik, radio, televisi, surat kabar, majalah, dan sebagainya.
Beberapa faktor inilah yang dapat merangsang tumbuh dan
berkurangnya motivasi yang ada didalam diri seseorang.
39
Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak didalam dirianak yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subjeck belajar itu dapat tercapai. Motivasi
belajar adalah merupakan faktor-fakor psikis yang bersifat non-
intelektual (Sardiman. 1996: 75).
Dari definisi para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian motivasi belajar adalah kegiatan yang bersifat non
intelektual yang mewakili proses psikologikal yang melibatkan
timbulnya energi dalam diri seseorang individu yang dilakukan secara
suka rela kearah tujuan yang lebih baik
Menurut Gray, dkk dalam Winardi (2001: 2) Motivasi
(motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarti
“menggerakkan” (to move). Motivasi merupakan sejumlah proses yang
bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu, yang
menimbulkan sikap antusiasme dan persistensi dalam hal
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Faktor yang mempengaruhi
motivasi anak.
Menurut W.S Winkel (2004: 526) motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak didalam diri yang menimbulkan belajar.
Kesamaan pendapat juga diungkapkan oleh Muhibbin Syah (2003:
158) yang menegaskan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan
40
daya penggerak yang ada didalam diri anak yang menimbulkan
kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian motivasi belajar diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengertian motivasi belajar adalah serangkai
penggerak atau dorongan yang dapat memicu timbulnya kegiata
belajar yang berasal dari dalam diri maupun dari luar untuk melakukan
aktivitas belajar yang berakibat menimbulkan perubahan ketujuan yang
dikehendaki.
b. Jenis Motivasi Belajar.
Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan
Marquis (2009: 87).
1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi: kebutuhan untuk minum,
makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk
beristirahat.
2) Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini anatara
lain: dorongan untuk menyelamatkan diri. Dorongan untuk
membalas, untuk berusaha, untuk memburu, jelasnya motivasi ini
timbul dikarenakan rangsangan dari luar.
3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh
minat. Motif-motif ini bias muncul karena dorongan untuk dapat
menghadapi dunia luar secara efektif.
41
c. Fungsi Motivasi Belajar.
Fungsi motivasi menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suharna
(2012: 26) antara lain: 1) Motivasi merupakan alat pendorong
terjadinya perilaku belajar peserta didik, 2) Motivasi merupakan alat
untuk mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, 3) Motivasi
merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran, dan 4) Motivasi merupakan alat untuk membangun
sistem pembelajaran lebih bermakna.
d. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar.
Motivasi intrinsik menurut Sardiman (1996: 89) adalah sebagai
berikut:
1) Motivasi Intrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungi tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan
dilihat dari segi belajar, motivasi intrinsik adalah ingin mencapai
tujuan yang terkandung didalam perbuatan itu sendiri. “instrinsic
motivations are inherent in the learning situations and meetpupil-
needs and purposes”, itulah sebabnya mengapa motivasi intrinsik
dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari
dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajarnya.
42
Perlu diketahui bahwa anak yang memiliki motivasi
intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang
berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu, dorongan
yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan,
kebutuhan yang bersifat keharusan untuk menjadikan individu
yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi secara lahiriah motivasi itu
terlahir dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial,
bukan sekedar simbol dan seremonial.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 15) motivasi
intrinsic yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak memerlukan rangsangan dari luar karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan,
Sobry Sutikno (2007: 98) mengatakan motivasi intrinsik sebagai
motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
pakasaan dorongan dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan
sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam
diri sendiri tanpa memerlukan rangsangan atau dorongan dari luar
yang mengakibatkan adanya pergerakan.
2) Motivasi Ekstrinsik
A.M Sardiman (2005: 90) mengatakan motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena disebabkan
43
rangsangan dari luar diri individu, jadi yang terpenting bukanlah
karena belajar ingin mengetahui sesuatu tetapi ingin mendapatkan
nilai yang baik, atau agar mendapatkan hadiah. Dapat dilihat dari
segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung
bergayut dengan esensi apa yang akan dilakukannya. Oleh karena
itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatan sebagai bentuk motivasi
yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan di teruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suharna (2012: 27)
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan
faktor-faktor diluar diri peserta didik, seperti adanya pemberian
nasihat dari pembimbing, hadiah (reward), kompetisi sehat antar
peserta didik, hukuman (funishment) dan sebagainya.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
motivasi intrinsik adalah motivasi dari dalam diri sendiri, dimana
diri sendirilah yang memegang penting bahwa kemauan diri itu
terbawa atas sikap sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul dikarenakan rangsangan dari luar, disini yang
berperan adalah orang lain, sebenarnya ini tidak baik dan tidak
begitu penting, dalam kegiatan belajar mengajar tetaplah penting
sebab kemungkinan besar keadaan anak itu dinamis. Motivasi
ekstrinsik dapat berubah menjadi otivasi instrisik bila pada saat
44
anak menyadari bahwa pentingnya belajar itu bukan dorongan
yang berasal dari luar dan menindak lanjut dengan tindakan dengan
belajar bersungguh-sungguh tanpa pengaruh faktor dari luar diri.
e. Prinsip motivasi belajar
Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suharna (2012: 26)
prinsip motivasi sebagai berikut: 1) Peserta didik memiliki motivasi
belajar yang berbeda-beda sesuai dengan pengaruh lingkungan internal
dan eksterna peserta didik itu sendiri, 2) Pengalaman belajar masa lalu
yang sesuai dan dikaitkan dengan pengalaman belajar yang baru akan
menumbuhkembangkan motivasi belajar anak, 3) Motivasi belajar
anak akan berkembang jika disertai pujian daripada hukuman, 4)
Motivasi belajar intrinsik peserta didik dalam belajar akan lebih baik
daripada motivasi ekstrinsik, meskipun keduanya saling menguatkan,
5) Motivasi belajar anak yang satu dapat merambat kepada anak yang
lain, 6) Motivasi belajar anak akan berkembang jika disertai dengan
tujuan yang jelas, 7) Motivasi belajar anak akan berkembang jika
disertai dengan implementasi keberagaman metode, 8) Bahan ajar yang
sesuai dengan kebutuhan belajar akan menumbuhkembangkan
motivasi belajar anak, 9) Motivasi yang besar dapat mengoptimalkan
potensi dan prestadi belajar anak, 10) Gangguan emosi anak dapat
menghambat terhadap motivasi dan mengurangi prestasi belajar anak,
11) Tinggi rendahnya motivasi berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
gairah belajar anak, dan 12) Motivasi yang besar akan berpengaruh
45
terhadap terjadinya proses pembelajaran secara aktif, kreatif, inovatif
dan menyenangkan.
f. Komponen Motivasi Belajar.
Menurut Sondang P. Siagian (2004:132), komponen motivasi
adalah sebagai berikut:
1) Upaya pencapaian tujuan dan berbagai sasaran Organisasi
Tersirat bahwa dalam pandangan ini ialahbahwa tujuan dan
sasaran organisasi telah tercakup tujuan dan sasaran pribadi para
anggota organisasi yang diberi organisasi tersebut. Secara popular
dapat dikatakan bahwa pemberian motivasi hanya akan efektif
apabila dalam diri bawahan yang digerakkan itu terdapay
keyakinan-keyakinan bahwa dengan tercapainya tujuan dan
berbagai sasaran organisasi tujuan pribadi akan ikut pula tercapai.
Hal ini sangat penting untuk mendapat perhatian karena, seperti
dimaklumi, pendorong utama dan pertama bagi seseorang untuk
memasuki organisasi tertentu itu berbagai kepentingan pribadinya
akan terlindungi dan berbagai kebutuhannya akan terpenuhi.
Bahkan dapat dikatakan bahwa motif utama dan pertama tersebut
dapat bersifat individualistik. Para pekerja akan selalu mengkaitkan
pemeberian motivasi oleh pimpinan dengannkepentingan dan
tujuan pribadi itu meskipun tetap dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.
46
2) Usaha Tertentu Sebagai Akibat Motivasi.
Artinya motivasi merupakan keterkaitan anatara usaha dan
permusan kebutuhan tertentu. Dengan kata lain, motivasi
merupakan ketersediaan untuk mengerahkan usaha tingkat tinggi
untuk mencapai tujuan organisasi. Akan tetapi kesediaan
mengerahkan itu sangat tergantung pada kemauan seseorang untuk
memuaskan berbagai kebutuhannya. Usaha merupakan ukuran
intesitas kemauan seseorang. Apabila seseorang termotivasi, yang
bersangkutan akam berusah keras untuk melakukan sesuatu.
3) Kebutuhan.
Suatu pemahaman teori motivasi dan aplikasinya, yang
dimaksud dengan ialah keadaan internal seseorang yang
menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik. Artinya suatu
kebutuhan yang belum terpuaskan menciptakan “ketegangan” yang
pada giliranya menimbulkan dorongan tertentu dalam diri
seseorang. Dapat dikatan bahwa seseorang pekerja yang
termotivasikan sesungguhnya berada pada suasana ketegangan.
Cara untuk menghilangkan ketegangan tersebut, mereka
melakukan usaha tertentu. Merupakan hal yang logis apabila usaha
seseorang semakin besar apabila tingkat ketegangan dirasakannya
semakin besar.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
47
kondisis-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila tidak menyukai, maka berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka tersebut. Motivasi
mengandung pengertian yang luas, menyangkut internal dan eksternal
(intrinsik dan ekstrinsik).
B. Penelitian yang Releven
1. Penelitian Andari Nurocmah Wisdaningrum (2004: vii) bertujuan untuk
mendeskripsikan: bagaimana keterlibatan orang tua dalam memotivasi
kehidupan beragama anak di SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta,
dan bagaimana pengalaman agama anak yang bersekolah di SD
Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta. Penelitian menunjukkan bahwa
keterlibatan orang tua dalam kehidupan beragama dengan memberikan
contoh perilaku keteladanan kepada anak agar anak meniru perbuatan
positif yang dilakukan orang tuanya. Hasil dari penelitian ini sendiri
menitik beratkan bahwa orang tua sebagai motivasi, pendorong, karena
disuruh atau pun kesadaran sendiri.
Dalam penelitian diatas berbeda dengan penelitian yang saya
lakukan, terlihat jelas bahwa fokus penelitian diatas dengan fokus
pembahasan penelitian yang saya lakukan adalah kalau penelitian yang
saya lakukan mencakup fokus pembahasan yang lebih luas dari penelitian
sebelumnya yaitu mencakup pembahasan peran dan metode rumah pintar
dalam meningkatkan motivasi belajar anak melalui bimbingan belajar.
Peranan yang diteliti dari karya ilmiah diatas adalah peranan orang tua
48
dalam memotivasi anak di sekolah dimana orang tua menjadi titik tumpu
dari perkembangan anak melalui tingkah laku keteladanan beragama.
2. Penelitian Nur Faizah (2010: vii) bertujuan untuk mendeskripsikan:
Bagaimana metode bimbingan belajar anak di panti asuhan yatim putra
islam Berbah Yogyakarta, bagaimana prestasi hasil belajar yang dicapai
Anak Panti Asuhan Yatim Putra Islam Berbah Yogyakarta. Dalam
penelitian ini membahas tentang metode bimbingan yang dilakukan oleh
sebuah panti asuhan dan hasil prestasi anak didik yang berada dip anti
asuhan. Yaitu dengan bimbingan yang dilakukan yang diadakan disetia
hari dip anti asuhan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
metode bimbingan belajar di Panti Asuhan Yatim Putra Islam Berbah
Yogyakarta dapat digolongkan menjadi dua: 1) metode individu yang
meliputi konseling direktif, konseling non-direktif, 2) metode kelompok
yang meliputi: papan bimbingan, doa, karya wisata, kegiatan kelompok,
pengajaran remedial. Prestasi yang dicapai anak Panti asuhan Putra Islam
berbah Yogyakarta, yaitu nilai yang diperoleh pada hasil Ujian Akhir
Sekolah Bestandar nasional (UASBN) mengalami peningkatan walau ada
juga anak yang indeks prestasinya mengalami penigkatan.
C. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan tindakan dan perilaku anak yang kompleks.
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh anak sendiri. Anak adalah
penentu terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat anak
memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Didalam proses belajar
49
mengajar ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yaitu motivasi
belajar.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, harus diadakan upaya untuk
meningkatkan motivasi belajar anak dengan berbagai cara diantaranya melalui
bimbingan belajar. Motivasi belajar peserta didik yang tinggi akan
meningkatkan hasil belajar anak dan memudahkan anak mencapai tujuan
pembelajaran dengan baik.
Lembaga Rumah Pintar sebagai tempat penyelenggar bimbingan
belajar diharapkan dapat membantu anak dalam mengembangkan diri, sikap,
dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan serta menyiapkan untuk pendidikan yang berkelanjutan.
Kelebihan dari bimbingan belajar sendiri bersifat komprehensif dalam ruang
lingkup, namun juga bersifat preventif dalam desain dan bersifat
pengembangan tujuan yang nantinya anak diberikan arahan akan pentingnya
belajar bagi anak.
Peran Rumah Pintar belajar diharapkan proses pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien, sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar.
Semakin efektif kegiatan bimbingan belajar akan semakin tinggi motivasi
belajar anak. Berdasarkan hubungan tersebut maka diduga ada peran yang
signifikan rumah pintar untuk meningkatkan motivasi belajar anak didik.
50
D. Pertanyaan Penelitian
1. Apa saja kegiatan yang berada di Rumah Pintar Pijoengan Desa Srimartani
Bantul?
2. Bagaimana kegiatan bimbingan belajar anak di Rumah Pintar Pijoengan
Desa Srimartani Bantul?
a. Latar Belakang Berdirinya Kegiatan Bimbingan Belajar?
b. Bagaimanakah bentuk kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar
Pijoengan?
c. Pelaksanaan seperti apa yang dilakukan dalam bimbingan belajar di
Rumah pintar Pijoengan?
d. Bagaimana Proses Kegiatan Bimbingan Belajar di Rumah Pintar
Pijoengan?
3. Bagaimana peran Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan motivasi
belajar anak melalui bimbingan belajar?
a. Bagaimana peran Rumah Pintar Pijoengan dalam mewadahi kegiatan
belajar anak terkait bimbingan belajar?
b. Apa fungsi Rumah Pintar Pijoengan?
c. Mengapa bimbingan belajar harus diadakan guna meningkatakan
motivasi belajar anak di Rumah Pintar Pijoengan?
d. Faktor-faktor apa saja yang mendorong dalam meningkatkan motivasi
belajar anak melalui bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan?
e. Apakah kontribusi Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan
motivasi belajar anak melalui bimbingan belajar?
51
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk
menerangkan fenomena sosial atau suatu peristiwa. Hal ini sesuai dengan
penelitian kualitatif juga diartikan sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2005: 4). Menurut
Sugiyono (2010: 1) bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi (gabungan data), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif
kualitatif karena peneliti bermaksud menyajikan, menggambarkan,
melukiskan, data secara deskriptif atau secara sistematis tentang data yang
ada dilapangan tentang “Peran Rumah Pintar Pijoengan Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Melalui Bimbel Di Desa Srimartani,
Piyungan, Bantul” guna memberikan gambaran informasi riil tentang
situasi sebenarnya.
52
B. Subjek Penelitian
Penetuan subjek penelitian ini dilakukan dengan mengambill
sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Pneliti menentukan
secara mandiri sampel yang akan diambil untuk mencari informasi yang
terkait dengna penelitian dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Berikut merupakan subjek dalam penelitian adalah 1) Ketua Lembaga
Rumah Pintar Pijoengan, 2) Tutor bimbingan belajar di Lembaga Rumah
Pintar Pijoengan, dan 3) Peserta didik dilembaga Rumah Pintar Pijoengan.
Alasan pemilihan subjek penelitian tersebut didasarkan pada
pertimbangan sebagai pihak yang terlibat secara langsung dalam
mendapatkan informasi data yang valid dan terpercaya tentang peran
Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan motivasi anak melalui
bimbingan belajar serta metode peningkatan motivasi anak pada
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, tepatnya
di Dusun Draman, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta sehingga mendapatkan informasi dari berbagai
macam pihak secara maksimal, tidak memihak dan akurat.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini
dilaksanakan di Rumah Pintar yang ada di Desa Srimartani, tepatnya di
Dusun Draman, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini dijadikan sebagai lokasi penelitian
dengan beberapa pertimbangan yaitu rumah pintar merupakan salah satu
53
lembaga yang bergerak dibidang pendidikan, khususnya dibidang
pendidikan nonformal, kemudian keterbukaan lembaga dalam
mengembangkan kualitas dan kuantitas peserta didik melalui berbagai
program yang ada dilembaga rumah pintar pijoengan ini, selain itu juga
melalui sentra pendidikan yang dikembangkan melalui program bimbingan
belajar yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan bakat anak secara
internal dan eksternal dalam belajar baik dari segi fisik maupun
intelektualnya.
Waktu penelitian untuk mengumpulkan data dilaksanakan pada
tanggal 1 April sampai 31 Juni 2015.
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik-teknik yang tepat, dan terperinci yaitu dengan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi:
1. Observasi
Menurut Nasution (2003: 58) observasi tidak hanya mencata
sesuatu kejadian atau peristiwa, akan tetapi juga segala sesuatu atau
sebanyak mungkin hal-hal yang diduga ada kaitannya. Menurut
Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2010: 64) Teknik observasi ini
diklasifikasikan menjadi tiga cara atau teknik : (1) bertindak sebagai
observasi sebagai partisipan (participant observation), (2) dilakukan
secara terus terang dan tersamar (overt observation dan covert
obsevation), dan (3) observasi yang tak berstruktur (unstructured
54
observation). Peneliti menggunakan tehnik obeservasi pastisipasif
dengn terlibat dalam kegiatan-kegiatan dilokasi penelitian namun tidak
semua.
Dari penjelasan diatas maka peneliti mengambil data dengan
menggali informasi data yang didapat ketika peneliti melakukan
observasi partisipasif terkait dengan peran Rumah Pintar Pijoengan
dalam meningkatkan motivasi belajar anak melalui bimbingan belajar.
2. Wawancara
Menurut Moleong (2010: 186) percakapan oleh dua orang
pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan kemudian
terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Sedangkan
Dudung Abdurahman (2002: 33-34) mengatakan, interview atau
wawancara yang aka sudah dilakukan dalam penelitian ini adalah
bebas terpilih, yaitu peneliti bebas memberikan pertanyaan kepada
informan berdasarkan pedoman wawancara yang telah disiapkan
secara lengkap dan cermat, dengan suasana tidak normal. Dalam
penelitian, jenis ini lebih harmonis dan tidak kaku.
Tujuan wawancara ini dimaksudkan untuk menemukan
informasi permasalahan secara objektif. Pihak terwawancara dimintai
pendapat tentang peranan Rumah Pintar Pijoengan dalam
meningkatkan motivasi belajar anak melalui bimbingan belajar. Dalam
metode analisis data melalui wawancara ini peneliti harus
55
mendengarkan secara cermat dan mencatat sesuai yang dikemukakan
oleh responden.
Wawancara ini digunakan untuk mengungkapa data tentang
peran rumah pintar pijoengan dalam meningkatkan motivasi belajar
anak melalui bimbingan belajar. Dalam penelitian ini digunakan alat
pengumpulan data yang berupa pedoman wawancara atau instrument
yang berbentuk pertanya-pertanyaan untuk melengkapi data yang
diperoleh melalui observasi
3. Dokumentasi
Menurut Husaini Akbar dan Purnomo Setyadi (2006: 73)
dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen. Metode dokumentasi merupakan cara
pengumpulan data yang dapat diperoleh melalui sumber-sember data
yang relevan, baik melalui majalah, buku-buku, brosur, catatan harian,
arsip-arsip dan sebagainya. Dokumen ini digunakan untuk
memeperoleh data tentang gambaran umum serta kondisi masalah
secara riil yang ada dilingkungan mengenai kondisi layanan bimbingan
belajar yang ada dilingkungan Rumah Pintar Pijoengan yang akan
menjadi objek.
Metode dokumentasi dengan mengumpulkan data mengenai
hal-hal yang ada dilapangan untuk melengkapi data sebelum ini yakni
wawancara dan observasi yang akan diteliti berupa catatan, transip,
buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan lain-lain.
56
E. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 101) menjelaskan bahwa
instrument penelitian merupakan alat bantu dalam mengumpulkan data
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Dalam penelitian ini yang menjadi instrument utama yaitu peneliti
yang menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara, pedoman
observasi dan dokumentasi.
F. Analisi Data
Metode analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis
interaktif yang dikemukakan oleh Huberman dan Miles dalam M. Idrus
(2007: 150-152) terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Adapun penjelasan secara rinci sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Dalam penelitian ini digunakan reduksi data untuk
memebersihkan data. Proses pemilihan, pemutusan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan trasformasi data yang kasar yang
muncul dari catatan-catatan dilapangan. Proses ini merupakan sebuah
proses yang berulang selama proses penelitian kualitatif berlangsung.
Karena tujuan dilakukannya proses ini adalah untuk memperjelas,
menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data yang tidak
diperlukan serta mengorganisasi data. Maka hal tersebut dapat
memudahkan peneliti dalam melakukan penarikan kesimpulan.
57
2. Penyajian Data
Setelah melalui proses reduksi data, kemudian langkah
selanjutnya yaitu penyajian data. Penyajian data Merupakan hasil dari
reduksi data, disajikan dalam laporan secara sistematis yang mudah
dibaca atau dipahami baik secara keseluruhan maupun bagian-
bagianya dalam konteks sebagai pernyataan. Penyajian data ini dapat
dilakukan dengan bentuk table, grafik, phie card, pictogram, dan
sejenisnya (Sugiyono, 2012: 95). Melalui hal tersebut, peneliti akan
lebih memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus
dilakukan.
3. Penarikan Kesimpulan
Dalam metode analisis menggunakan penarikan krsimpulan ini
pada awalnya hanya bersifat sementara dan akan berubah bila
ditemukan data yang lebih valid yang dapat mendukung kuatnya data
yang berupa fakta. Sedangkan menurut Sugiyono (2007: 345)
memberikan kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.
G. Keabsahan Data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif.
Analisis kualitatif oleh Sugiyono (2010: 366) menjelaskan bahwa data
yang diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi diuji
58
dengan bebrapa teknik. Menurut Sugiyono (2010: 366) mengatakan bahwa
uji keabsahan data dalam penelitian kualitataif meliputi uji credibility
(validitas internal), Transferability (validitas eksternal), dependability
(relianbilitas) dan confirmability (obyektivitas).
Keuntungan penggunaan metode trianggulasi ini adalah dapat
mempertinggi validitas, member kedalaman hasil penelitian sebagai
pelengkap apabila data dari sumber pertama masih ada kekurangan
(Nasution, 2006: 115- 116). Untuk memperoleh data yang lebih dapat
dipercaya maka data yang diperoleh dari wawancara juga dilakukan
pengecekan melalui pengamatan, sebaliknya data yang diperoleh dari
pengamatan juga dilakukan pengecekan melalui wawancara atau
menanyakan kepada responden.
Pada tahap analisis data, peneliti melakukan serangkaian proses
analisis data kualitatif pada data yang telah diperoleh dilapangan.tujuannya
yaitu agar diperoleh data yang valid dan reliebel. Reliabilitas prosedur
penelitian dapat diuji dengan menggunakan beberapa cara antara lain
sesuai dengan pendapat Nasution, yaitu: (a) melakukan pencatatan dan
dokumentasi data secara teliti dan terbuka, dan (b) transparansi mengenai
prosedur dilapangan dan hal-hal yang diungkap serta (c) membandingkan
hal-hal yang dicapai melalui metode wawancara, serta cek dan ricek
kepada subyek.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian data
menggunakan metode trianggulasi yang dilakukan dengan cara
59
menanyakan data yang sama yang telah tersusun secara rapid dan berkala
melalui reponden yang berbeda. Dengan tujuan akhir dari trianggulasi
adalah membandingkan informasi data yang sama, yang sudah diperoleh
dari beberapa responden agar tingkat keabsahan dan validnya data dapat di
percaya dan menghindari subjektivitas dan melakukan cek dan ricek dari
sumber responden yang berbeda.
60
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Rumah Pintar Pijoengan
Rumah Pintar merupakan lembaga yang memeberikan layanan
kepada masyarakat yang notabenenya merupakan salah satu dari satuan
pendidikan nonformal sebagai wadah untuk pemberdayaan masyarakat
melalui berbagai kegiatan dan program kerja. Seperti yang tertera dalam
Permendikbud No. 81 tahun 2013 dengan uraian tentang ranah kerja
Rumah Pintar sebagai satuan pendidikan non formal sejenis.
Rumah Pintar sebagai satuan pendidikan non formal yang berbasis
pada pemanfaatan potensi lokal dan kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahun sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Layanan yang
diberikan lembaga Rumah Pintar Pijoengan untuk mendukung
pemberdayaan masyarakat seperti sentra permaian edukatif, sentra kriya,
sentra buku dan baca, sentra layanan keliling, layanan TPA dengan iqro’
baca tulis, teknologi informasi, sentra audio visual, sentra pertanian,
sentra panggung dan bimbingan belajar.
a. Sejarah Berdirinya Rumah Pintar Pijoengan
Rumah Pintar “Pijoengan” didirikan dan diresmikan secara sah
diresmikan Pada hari Rabu tanggal 12 Maret 2008 oleh Direktur
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Prof. DR. Didin Hafiduddin
dan Ketua Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB.) Ibu
61
Widodo AS. Lembaga ini Mendapat badan hukum pada hari Senin
tanggal 14 Juni 2010 oleh Notaris Khusnina Widyasningrum, SH
dengan akte notaris nomor 3.
Sejarah Rumah Pintar “Pijoengan”, kata “Pijoengan” yang
merupakan nama wilayah kecamatan yang ada di kabupaten Bantul.
Nama “Pijoengan” tersebut diambil dari ejaan lama kecamatan
Piyungan. Rumah Pintar Pijoengan yang terletak di Desa Srimartani,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Desa Srimartani merupakan
salah satu desa yang terkena bencana gempa pada Mei 2006 lalu
dengan kondisi rumah penduduk 95% (sembilan puluh lima persen)
rata dengan tanah, 5% (lima persen) lainnya mengalami rusak ringan
dan rusak berat akibat gemapa tersebut. Inilah yang menjadi dasar
dalam pendirian Rumah Pintar “Pijoengan”.
Dengan mengusung ikon “Sejengkal Lahan Seluas Harapan”
Rumah Pintar menggalakkan pertanian sayuran organik dimulai dari
pekarangan warga. Dengan gagasan tersebut, pada bulan Juli 2010,
Rumah Pintar “Pijoengan” dinobatkan sebagai Rumah Pintar
“Pijoengan” terbaik di Indonesia dalam kategori pengembangan
sentra. Sentra yang menjadi unggulan Rumah Pintar “Pijoengan”
adalah pertanian dan keterampilan produktif.
Untuk program pemberdayaan masyarakat dhuafa yang di
bentuk pada tahun 2011, Rumah pintar mengadakan program dibawah
62
naungan program Zakat Community Development dari BAZNAS yang
bekerjasama dengan Fakultas Teknik Pertanian UGM.
b. Letak Geografis Rumah Pintar Pijoengan
Rumah Pintar Pijoengan terletak disebelah timur kota
Yogyakarta, dengan jarak tempuh sekitar 16 km dari kota Yogyakarta.
Rumah Pintar Pijoengan terletak di Dusun Daraman, Desa Srimartani,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
Kecamatan Piyungan merupakan Kecamatan yang berada
dalam wilayah timur dan utara dari wilayah Kabupaten Bantul,
dengan memiliki batas-batas wilayah dengan Kecamatan Piyungan
sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Prambanan dan
Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Sebelah selatan berbatasan
Dlingo dan Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman, kemudian
berbatasan disebelah timur ada Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung
Kidul.
Kecamatan Piyungan terdiri dari tiga desa yaitu Desa
Sitimulyo, Desa Srimulyo, dan Desa Srimartani. Rumah Pintar
“Pijoengan” meimiliki sasaran sebagai pemberdayaan masyarakat
yakni Desa Srimartani. Desa Srimartani terletak pada perbatasan
daerah Bantul, Gunung Kidul dan Sleman. Sebelah utara dan barat
Desa Srimartani berbatasan dengan wilayah kabupaten Sleman
tepatnya Desa Sumberharjo dan Desa Jogotirto. Sebelah timur
63
berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul tepatnya Desa Ngoro-
oro. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Desa Srimulyo yang
masuk dalam Kecamatan Piyungan, Bantul.
Desa Srimartani memiliki 17 Dusun dan 112 RT. Dusun yang
termasuk dalam Desa Srimartani yaitu Dusun Mandungan, Dusun
Piyungan, Dusun Draman, Dusun Petir, Dusun Kembangsari, Dusun
Kemloko, Dusun Mojosari, Dusun Sanansari, Dusun Munggur, Dusun
Umbulsari, Dusun Bulusari, Wanujoyo Lor, Wanujoyo Kidul, Dusun
Mutihan, Dusun Tambalan, Dusun Kwasen dan Dusun Rejosari.
c. Visi, Misi dan Tujuan
1) Visi : Menjadi sentra pilihan masyakarat untuk kegiatan
pendidikan non formal dan pemberdayaan.
2) Misi : Mengembangkan kegiatan pemberdayaan (empowering)
masyarakat berbasis pedesaan melalui berbagai kegiatan
edukasi, komunikasi, dan informasi dengan
mempertimbangkan kearifan lokal.
3) Tujuan:
a) Mengembangkan potensi kecerdasan anak yang didasarkan
pada tumbuh kembang anak;
b) Meningkatkan minat baca masyarakat;
c) Mengenalkan teknologi dan Informasi;
d) Mengembangkan kemampuan berwirausaha masyarakat
berbasi potensi lokal;
64
e) Melestarikan budaya masyarakat.
d. Susunan Pengurus
Setiap anggota Pengurus Rumah Pintar “Pijoengan” merupakan
perencana, pelaksana dan evaluator dalam semua program di Rumah
Pintar “Pijoengan”. Berikut ini susunan pengurus Rumah Pintar
“Pijoengan”:
Tabel 1. Susunan Pengurus Rumah Pintar
No Nama Lengkap P/L Jabatan PendidikanAkhir
1 H. Teguh Waluyo, S.Pd L Ketua S I
2dr. Riana Rahmawati,M.kes
P Sekretaris S2
3Daswati RofiatunSahifah, S.T
P Bendahara S1
4 Sriyono, S.Pd.I LTutor Sentra Kriya& Diklat
S1
5 Luq Luq Nur Azizah P Tutor Sentra Buku MAN
6 Okta Supiana PTutor SentraPermainan &Kesehatan
D1
7 Kusmayanti PTutor SentraKomputer danAudio visual
SMK
8 Gusalal Jani LTutor PertanianTerpadu
D1
9 Aziz Nur Rohmat LTutor PertanianTerpadu
SMK
10 Uun Agung Prasetio LTutor Unit LayananKeliling
SMA
Sumber: Data Primer Rumah Pintar Pioengan.
65
e. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam penyelengaraan
kegiatan Rumah Pintar “Pijoengan” sudah dapat dikatakan cukup
lengkap untuk menunjang keberhasilan program-program yang di
Rumah Pintar. Berikut sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
Rumah Pintar ”Pijoengan” :
Tabel 2. Sarana dan prasarana
No Jenis Sarana Keadaan Keterangan1 Luas gedung
Lembaga/Organisasi
Luas Tanah : 2800 M2
Luas Bangunan : 100 M2
Kolam pemijahan lele : 100 M2
Rumah kompos : 50 M2
Ruang Diklat : 50 M2
lahan pertanian : 2500 M2
2 Status Bangunan/ GedungLembaga
Sewa Penduduk
3 Sarana belajar Meja kursi : 46 SetPapan Tulis : 3 setLemari/Rak : 14 unitKomputer : 4 UnitBahan Ajar : 10 JenisBahan Bacaan : 3469 judulAlat praktek : 5 Unit
BaikBaikBaikBaikBaikBaikBaik
Sumber : Data Primer Rumah Pintar “Pijoengan”.
f. Jaringan dan Kerjasama
Rumah Pintar “Pijoengan” dalam pelakasanaannnya tidak akan
berdiri dan dapat melaksanakan program-program tanpa campur
tangan dan kerjasama dengan lembaga lain. Jaringan dan kerjasama
ini dilakukan dengan instansi atau lembaga lain yang notabennya
dibawah naungan Pendidikan Non Formal yang ada diseluruh wilayah
66
Indonesia. Rumah Pintar “Pijoengan” tidak dapat berdiri menjadi
salah satu lembaga terbaik di Yogyakarta jika tidak memiliki Jaringan
dan kerjasama yang baik dan kuat, oleh karena itu jaringan dan kerja
sama menjadi kunci tegaknya Rumah Pintar “Pijoengan” dalam
berdiri. Berikut merupakan jaringan dan kerjasama yang dipegang
oleh Rumah Pintar “Pijoengan”:
Tabel 3. Jaringan dan Kerjasama
No Nama Program Kerja Instansi/Lembaga pemberi DanaKemitraan
1. Perintisan Rumah Pintar Solidaritas Istri Kabinet IndonesiaBersatu (SIKIB)
2. Zakat “CommunityDevelopment” Desa
SrimartaniBaznas
3. Unit Layanan Keliling Perpusda Bantul4. Setren (Kemandiran pangan
keluarga)Baznas
5. Pengolahan kompos organik Baznas6. Penanaman padi SRI FTP UGM
Sumber: Data Primer Rumah Pintar “Pijoengan”.
g. Pembiayaan
Sumber dari pembiayaan segala aktivitas Rumah Pintar
Pijoengan berasal dari dana hibah, dana mandiri, iuran sukarela, dan
hasil panen. Berikut adalah kejelasan pembiayaan operasional
kegiatan Rumah Pintar Pijoengan:
67
Tabel 4. Pembiayaan Program
No Jenis Program Sumber Biaya Jenis Sentra
1 Story Telling Mandiri Sentra buku2 Mendongeng Mandiri Sentra buku3 Kursus membaca latin Mandiri Sentra buku4 Kursus membaca Iqrak Mandiri Sentra buku5 Mading Rumah Pintar
“Pijoengan”Mandiri Sentra buku
6 Buletin Rumah Pintar“Pijoengan”
Mandiri Sentra buku
7 Unit Layanan Keliling BAZNAS Sentra layanankeliling
8 Kursus Jahit BAZNAS Sentra kriya9 Kursus Bordir BAZNAS Sentra kriya10 Kursus Memasak BAZNAS Sentra kriya11 Program Kewirausahaan
Masyarakat (PKM)DirekturPembinaanKursus danPelatihanDITJENPAUDNIKEMDIKBUD
Sentra diklat
Sumber: Data Primer Rumah Pintar “Pijoengan”.
h. Prestasi
Riwayat prestasi yang diraih oleh Rumah Pintar “Pijoengan”
dari awal berdiri hingga sekarang, adapun prestasi yang diperoleh:
Tabel 5. Prestasi Rumah Pintar Pijoengan
No Bentuk Penghargaan Predikat Tahun1. Rumah Pintar Terbaik dalam Pengembangan
Sentra untuk Kategori Non DepartemenTerbaik 2010
2. Penghargaan pustaka bakti tama bagiPenggerak buku dan baca tingkatpropinsi
Terbaik 2012
3. Lomba Pendidikan Keaksaraan danKesetaraan dengan kategori LombaTaman Bacaan Masyarakat
Juara ItingkatDIY
2014
Sumber : Data Primer Rumah Pintar “Pijoengan”.
68
Rumah Pintar “Pijoengan” meraih penghargaan pertama yakni
Rumah Pintar terbaik dalam kategori pengembangan sentra non
departeman, ini semua tidak lepas dari semua pihak yang ada di
rumah pintar. Kemudian penghargaan kedua diraih oleh Rumah Pintar
yakni penggerak buku dan baca tingkat provinsi, kemudian prestasi
terakhir yakni juara lomba pendidikan kesetaraan dan keaksaraan
dalam kategori TBM.
B. DATA HASIL PENELITIAN
1. Kegiatan di Rumah Pintar Pijoengan
Rumah Pintar Pijoengan merupakan bagian dari dunia pendidikan
yang dapat memperkaya pendidikan masyarakat melalui pemberdayaan.
Berbagai kegiatan diadakan guna memperkaya pengetahuan masyarakat
untuk mengejar ketertinggalan serta meningkatakan kesejahteraan di
Indonesia khususnya masyarakat sekitar desa Srimartani. Dalam hal ini
masyarakat meliputi orang-orang terpelajar serta dari masyarakat yang
lain, kebijakan pendidikan seperti ini sudah mulai berkembang di
Indonesia. Sehingga upaya yang baik itu, sebaiknya ditingkatkan dengan
dukungan dari masyarakat yaitu menumbuhkan kecintaan dan
keikutsertaan terhadapat kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Pintar
Pijoengan. Mulai dari kegiatan sederhana yang dilakukan Rumah Pintar
Pijoengan yang tentunya mempunyai fungsi dan tujuan. Dalam
kesehariannya Rumah Pintar Pijoengan memberdayakan masyarakat
dengan melalui berbagai bidang kegiatan dan program telah diadakan dan
69
dilaksanakan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh bapak “SY” selaku
ketua sementara dari Rumah Pintar “Pijoengan” desa Srimartani, Bantul
bahwa :
“Ada banyak kegiatan mas, ada sembilan kegiatan yang berjalanyaitu sentra diklat, sentra buku dan baca, sentra permainan, sentrateknologi informasi, sentra kriya, sentra layanan keliling, sentrapermainan, setra TPA (iqro’), dan bimbingan belajar”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “UA” selaku Staff anggota
di Rumah Pintar Pijoengan desa Srimartani, Bantul bahwa:
“Kegiatan yang ada di Rumah Pintar Pijoengan sebenarnya banyak,ada Sentra diklat, sentra pertanian, sentra kriya dengan menjahit,membordir dan kerajinan tangan, sentra buku dan baca denganperpustakaan, layanan kesehatan keliling dengan posyandu,layanan TPA dengan iqro’ baca tulis, teknologi informasi denganpelatihan komputer, sentra permainan dan bimbingan belajar”.
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa dalam
kegiatan dan program yang diadakan dan dilaksanakan oleh Rumah Pintar
Pijoengan di desa Srimartani, Bantul ini memiliki kegiatan rutin yang
ditekuni. Kegiatan yang dilakukan Rumah Pintar Pijoengan desa
Srimartani, Bantul merupakan lembaga yang berbasis non formal.
Kegiatan tersebut yaitu sentra kriya dengan menjahit, membordir dan
kerajinan tangan, sentra buku dan baca dengan perpustakaan, sentra
layanan kesehatan keliling dengan posyandu, sentra pertanian, sentra
layanan TPA dengan iqro’ baca tulis, teknologi informasi dengan
pelatihan komputer, sentra diklat, sentra permainan edukatif dan
bimbingan belajar.
70
Berbagai layanan yang diadakan dan dilaksanakan oleh Rumah
Pintar Pijoengan, yang dirasa dibutuhkan masyarakat agar dapat
menunjang dan memperkaya pengetahuan baik dilihat dari segi
pendidikan maupun kecakapan hidup masyarakat. Berbagai kegiatan
tersebut tentunya mempunyai target yang menjadi latar belakang
berdirinya kegiatan di Rumah Pintar Pijoengan, karena hal ini menjadi
salah satu tolak ukur terbentuknya suatu kegiatan yang dilakukan oleh
Rumah Pintar Pijoengan seperti yang diungkapkan oleh bapak “SY”
bahwa :
“Pada awalnya mas rumah pintar sebagai tempat penyedia layananmasyarakat pasca gempa. Kami berfikir dan mulai mencobamengembangkan kegiatan. Kemudian muncul gagasan lima sentrayang menjadi latar belakang berdirinya kegiatan tersebut yaitusentra edukasi ekonomi, sentra edukasi sosial, sentra edukasipendidikan, sentra edukasi keagamaan, dan sentra kesehatan”.
Pernyataan serupa juga didukung oleh pernyataan oleh mas “UA”
bahwa:
“Yang melatar belakangi berdirinya kegiatan-kegiatan di RumahPintar ini ada lima sentra mas yaitu sentra edukasi ekonomi, sentraedukasi sosial, sentra edukasi pendidikan, sentra edukasikeagamaan, dan sentra kesehatan”.
Selaku dari pihak pengelola Rumah Pintar Pijoengan mengutarakan
rencana yang menjadi latar belakang terbentuknya berbagai kegiatan yang
ditekuni Rumah Pintar Pijoengan sebagai layanan pemberdayaan
masyarakat paska gempa yang kemudian membentuk gagasan kegiatan
yang masih berjalan hingga sekarang. Yang menjadi latar belakang
kegiatan belajar tersebut yaitu sentra edukasi ekonomi, sentra edukasi
71
sosial, sentra edukasi pendidikan, sentra edukasi keagamaan, dan sentra
kesehatan. Inilah yang menjadi gagasan mengapa kegiatan itu dapat
berjalan hingga sekarang.
Pada dasarnya Rumah Pintar Pijoengan merupakan sebuah
lembaga non formal yang memberikan layanan kepada masyarakat
dengan tujuan memberdayakan masyarakat yang terbelakang agar
terberdaya melalui kegiatan-kegiatan baik pedidikan maupun kecakapan
hidup. Bencana gempa bumi yang terjadi tahun 2006 mengakibatkan
dampak positif dan juga negatif bagi desa Srimartani. Keadaan yang
darurat dikarenakan rumah roboh dan luka-luka yang diderita masyarakat
akibat gempa menambah kondisi menjadi semakin tidak baik.
Awal mula pembentukan Rumah Pintar Pijoengan ini didasari atas
gagasan terebut, kondisi perekonomian desa Srimartani menurun karena
lahan pertanian dan juga usaha masyarakat disektor tersebut gagal panen
dan rusak akibat gempa. Oleh karena itu perencanaan untuk membangun
kembali perekonomian dan mengembangkan masyarakat membutuhkan
wadah sebagai alternatif, salah satunya Rumah Pintar Pijoengan melalui
kegiatan-kegiatan yang terencana, sehingga dapat terfokus pada
pembedayaan dengan sentra edukasi ekonomi, sentra edukasi sosial,
sentra edukasi pendidikan, sentra edukasi keagamaan, dan sentra
kesehatan.
72
2. Kegiatan Bimbingan Belajar Anak di Rumah Pintar Pijoengan
a. Latar Belakang Berdirinya Kegiatan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bagian dari kegiatan
dan program Rumah Pintar Pijoengan. Kegiatan ini merupakan salah
satu kegiatan penunjang dibidang pendidikan. Ini merupakan salah satu
alternatif dalam memberdayakan masyarakat melalui pendidikan,
selain itu juga agar masyarakat melek huruf.
Proses pembentukan kegiatan bimbingan belajar bermula dari
keprihatinan pengurus Rumah Pintar Pijoengan terhadap
perkembangan pendidikan diera ini. Anak cenderung negatif dalam
berkembang baik dari fisik maupun intelektual, itu terlihat dari
keseharian anak yang kecanduan permainan diinternet (game online)
sehingga anak cenderung malas belajar. Ini sering kali terlihat di
warung internet yang ada di Piyungan, warung internet hampir penuh
sesak dikarenakan sekelompok anak-anak pelajar untuk bermain game
online, bahkan ada anak yang membolos sekolah hanya sekedar untuk
menyalurkan hobi bermain game online didunia maya tersebut. Maka
dari itu pentingnya pendidikan diusia SD perlu ditingkatkan
motivasinya, seperti diungkapkan oleh mas “SG” selaku tutor
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan mengenai latang
belakang berdirinya kegiatan bimbingan belajar:
“Jadi secara spesifik mengapa didirikannya bimbingan belajar itumemang mengarah kepada kemandirian lembaga. Denganrincian bahwa kegiatan operasional dapat dilakukan sendiri”.
73
Hal tersebut di perkuat oleh mas “UA” dengan argumennya
mengenai latar belakang berdirinya kegiatan bimbingan belajar bahwa:
“Pada awalnya dulu kan disekitaran sini belum ada bimbinganbelajar, jadi Rumah Pintar mencoba menampung peserta didikyang ingin belajar banyak. Disamping itu juga Rumah Pintarmengutamakan kemandirian dalam mengelola operasional”.
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa
Bimbingan belajar merupakan sebuah program yang dirintis dengan
tujuan menampung dan membantu peserta didik di desa Srimartani
yang ingin belajar secara dominan, belajar mengembangkan diri, sikap,
kebiasaan belajar pada anak secara fisik dan intelektual, selain itu juga
sebagai langkah untuk kemandirian operasional Rumah Pintar
Pijoengan dalam berkembang.
Bimbingan belajar terbentuk berdasarkan keprihatianan
pengelola Rumah Pintar Pijoengan, yaitu terbentuk pada bulan
September tahun 2014. Pada tahun tersebut sebelum terbentuknya
kegiatan bimbingan belajar, sering kali anak-anak disekitar desa
Srimartani memanfaatkan Rumah Pintar sebagai sarana bermain.
Namun melihat kondisi anak-anak yang hanya datang dan bermain,
pengelola berinisiatif membentuk kegiatan yang dapat mewadahi anak
baik dari segi pendidikan bahkan belajar sambil bermain yakni
kegiatan bimbingan belajar.
Fenomena maraknya para anak untuk mencari tambahan ilmu
yang telah didapat dari sekolah merupakan sebuah bentuk dari
tingginya motivasi siswa dalam belajar jika dilihat dari segi
74
kuantitasnya. Terlihat dari keinginan dan kemauan anak yang cendrung
ingin menambah wawasan pendidikan, melalui kegiatan bimbingan
belajar di Rumah Pintar Pijoengan dirasa selaras dengan kondisisi
pendidikan di desa Srimartani yang minim akses jalan maupun
pendidikan, karena hal tersebut maka bimbingan belajar dipilih sebagai
alternatif didunia pendidikan seperti yang diungkapakan oleh mas
“SG” bahwa:
“Mengapa dipilih itu sebenarnya sebagai lembaga layananmasyarakat secara umumnya sama dengan fungsi rumah pintardan juga sebagai program yang bertujuan untuk menunjangorganisasi rumah pintar secara operasional juga mas supayadapat lebih mandiri aja.”
Mas “UA” menambahkan hal serupa terkait dipilihnya kegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan, bahwa:
“Pada awalnya bimbingan belajar dibentuk dengan alasanlayanan kepada masyarakat khususnya peserta didik yangmembutuhkan tambahan belajar dilingkungan formal maupunnon formal”.
Berdasarkan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
bimbingan belajar dipilih sebagai layanan masyarakat dibawah
naungan rumah pintar khususnya yang membutuhkan tambahan
pendidikan baik formal maupun nonformal dan juga sebagai lembaga
layanan masyarakat secara umumnya sama dengan fungsi rumah pintar
dan juga sebagai program yang bertujuan untuk menunjang organisasi
Rumah Pintar secara operasional agar dapat lebih mandiri.
Bimbingan belajar merupakan aktivitas positif untuk
meningkatakan pendidikan. Melihat kondisi disekitar desa Srimartani
75
ini, anak-anak dengan terbentuknya kegiatan bimbingan belajar di
Rumah Pintar Pijoengan diharapkan mampu mengurangi beban orang
tua dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak
mereka.
b. Bentuk Kegiatan Bimbingan Belajar di rumah Pintar Pijoengan
Bentuk kegiatan bimbingan belajar merupakan layanan kegiatan
bimbingan belajar yang disesuaikan dengan masalah belajar yang
dihadapi anak. Dengan melihat kualitas dan kuantitas serta takaran
pendidikan yang dimiliki anak dirasa kurang cukup dalam menghadapi
bahkan menyelesaikan permasalahan dalam diri mereka mengenai
pendidikan. Rumah Pintar Pijeongan merencanakan kegiatan berupa
bimbingan belajar dengan memberikan bantuan dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun dan
mentaati jadwal belajar dirumah, kurangnya konsentrasi, kurangnya
kesiapan dalam menghadapi ujian. Jadi dapat dikatakan bentuk layanan
kegiatan merupakan segala informasi berupa pengetahuan pendidikan
untuk dapat menunjang kegiatan peserta didik dalam belajar.
Melihat kondisi dari pendidikan yang semakin berkembang dan
inofatif, Rumah Pintar Pijoengan membantuk anak-anak yang ingin
belajar melalui tambahan belajar. Dengan konsep bimbingan belajar
maka lahirlah bentuk kegiatan belajar yang dirasa sesuai dengan yang
dibutuhkan anak-anak. Seperti yang telah diungkapkan oleh mas “SG”
76
mengenai bentuk kegiatan bimbingan belajar yang ada di Rumah
Pintar Pijoengan, bahwa :
“Kami dalam mengelola kegiatan bimbingan belajar ini,sebelumnya mengklasifikasikan terlebih dahulu pematerian,koordinasi tutor dengan peserta didik, jadwal belajar agar tidakberbenturan dengan kegiatan peserta didik diluar bimbinganbelajar dan sekolah formal”.
Hal tersebut diperkuat dengan “UA” sebagai berikut:
“Kepuasan dan kenyamanan peserta didik menjadi tolak ukurkami, jadi intinya kami mementingkan kualitas bukan kuantitasbaik dari kualitas materi (standar operasional kelayakan materi),dan metode belajar yang sesuai dengan anak”.
Berdasarakan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
porses kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar pijoengan yang
dikelola oleh tutor dengan memperhitungkan kualitas dan juga
kuantitas, baik secara materi, metode dan juga mengklasifikasikan
terlebih dahulu pematerian, koordinasi tutor dengan peserta didik,
jadwal belajar agar tidak berbenturan dengan kegiatan peserta didik
diluar bimbingan belajar dan sekolah formal.
Keberhasilan sebuah kegiatan dinilai dari pengelolaannya yang
sesuai dengan perencanan yang mana dirancang secara matang oleh
pihak pengelola. Dengan melibatkan seluruh personil di Rumah Pintar
Pijoengan untuk menunjang kesuksesan pelaksanaannya. Setiap
anggota staff meiliki peranan dalam kegiatan bimbingan belajar di
Rumah Pintar Pijoengan ini. Mulai dari ketua yang menjadi
penanggung jawab atas program pendidikan maupun kecakapan hidup
untuk warga belajarnya, tutor sebagai pelaksana kegiatan pendidikan
77
sehingga perencanaan dan pengelolaan saling berkesinanggungan yang
nantinya memberikan hasil yang berupa kesiapan materi. Sering kali
pematerian bersifat fleksibel dalam kegiatan bimbingan belajar ini
dilakukan secara mendadak dengan menyesuaikan apa yang di
butuhkan oleh peserta didik.
Kesiapan peserta didik dalam menerima pembelajaran dari tutor
dirasa cukup mengesankan dilihat dari perkembangan yang dilakukan
peserta didik dari latar belakang karakteristik anak yang berbeda dalam
menerima dan mengungkapkan pembelajaran secara langsung. Hal ini
dapat terlihat dari pernyataan mas “SG” yang menyatakan bahwa:
“Kesiapan belajar peserta didik itu dilihat dari presentasikehadiran peserta didik dalam kegiatan bimbingan belajar.Disamping itu juga terlihat dari antusiasme untuk bertanya yangmenandakan rasa keingintahuan dari peserta didik dan tugas darisekolah sering dikerjakan dikegiatan bimbingan belajar”.
Hal tersebut diperkuat dengan “UA” sebagai berikut:
“Dilihat dari segi karakteristiknya beda-beda mas. Saat pertamakali peserta didik datang mengikuti kegiatan bimbingan belajarmasih malu-malu, masih takut tidak bisa menyesuaikan, masihkebingungan mengerjakan tugas baik dari sekolah maupun yangdiberikan oleh tutor. Kemudian kami menggunakan metodependekatan personal terlebih dahulu sehingga peserta didiksemakin kesini semakin terbiasa, malahan sekarang semua tugashampir dikerjakan di bimbingan belajar”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kesiapan belajar dapat dipengaruhi oleh pola pikir,
sikap, dan tingkah laku sampai dengan kondisi fisik dalam belajar.
Kesiapan ini seringkali ditunjukkan dengan antusiasme dan prestasi
kehadiran yang semakin hari semakin baik. Di awal peserta didik
78
sering kali kebingungan dalam belajar dan setelah mengikuti
bimbingan belajar ini peserta didik menunjukkan prestasi belajar
hingga prestasi nilai yang baik.
c. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Belajar di Rumah Pintar
Pijoengan
Dalam proses kegiatan bimbingan belajar ini diberikan
penejelasan mengenai pematerian yang dibutuhkann oleh peserta didik.
Hal ini diperlukan guna memberikan anak pemahaman yang baik dan
memberikan kenyaman kepada anak dalam belajar. Pelaksanaan
kegiatan bimbingan belajar sering kali dilaksanakan oleh lembaga-
lembaga sejenis dengan memanfaatkan waktu luang yang dimiliki oleh
peserta didik untuk menambah jam belajar mereka. Dalam
komponennya terdiri dari peserta didik yaitu anggota masyarakat yang
mengikuti kegiatan pembelajaran, sumber belajar yaitu warga
masyarakat yang mempunyai kemampuan dibidang pengetahuan dan
bersedia memberikan apa yang dimiliki yang juga disebut tutor.
Tingkat pendidikan anak mulai dari struktur tingkat kelas dasar
berbeda, waktu pelaksanaan yang berbeda, berbeda pula
penanganannya dalam memberi materi belajar, pelaksanaan kegiatan
sudah pasti tidak sama seperti yang diungkapkan oleh mas “SG”,
bahwa:
“Saya itu mengajar untuk peserta didik kelas 1 dan 2, kebetulandilaksanakan diwaktu yang sama yakni selasa dan kamis padajam 15:00 WIB, dan ditempat yang sama”.
79
Hal tersebut juga ditambahkan oleh mas “UA” sebagai berikut:
“Dalam waktu seminggu itu dibagi menjadi dua jadwal untukkelas 1 dan 2 SD dilaksanakan pada hari selasa dan kamis jam15:00 WIB. Sedangkan saya mengampu untuk peserta didikkelas 4 SD dilaksakan pada hari senin, rabu, dan jum’at padajam 15:00 WIB. Kebetulan saya mengampu untuk yang kelas 4SD”.
Hal serupa juga diungkapakan oleh adik “IP” sebagai peserta
didik, bahwa:
“Kalau saya kan kelas 4 SD mas, jadi dilakukan hari senin, rabu,dan jum’at jam 3 sore mas sampai jam 5 sore”.
Kebenaran tersebut juga diperkuat oleh adik “NS” sebagai
peserta didik, bahwa:
“Senin, rabu, jum’at mas jam 3 sore”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta
didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan terdiri dari dua kelas,
kelas kecil dan kelas besar. Kelas kecil terdiri dari kelas 1 dan kelas 2
SD yang dilaksanakan pada hari selasa dan kamis pukul 15.00 WIB.
Kemudian untuk kelas besar atau kelas 4 SD yang dilaksanakan pada
hari senin, rabu, dan jum’at pukul 15.00 WIB.
Bimbingan belajar merupakan aktivitas positif untuk
meningkatakan pendidikan. Dalam kegiatan bimbingan belajar sendiri
dalam proses pelaksanaannya tidak sepenuhnya memilki standar
perencanaan yang dibuat secara matang. Setiap pelaksanaannya sendiri
tidak menglami kesulitan yang berarti mengingat dalam
80
pelaksanaannya tidak mempunyai rencanan yang spesifik, lebih kepada
pelaksanaan dadakan. Seperti yang telah diungkakan oleh mas “SG”
bahwa:
“Selama ini dalam pelaksanaannya lancar mas. Kami belummenemui kesulitan yang berarti maksudnya kesulitan dalammenangani peserta didik yang pasif dan aktif. Memang dari awalkami tidak mempunyai rencana tersendiri dalam pelaksanaannyatapi memang kami lebih ke pendampingan peserta didik dalambelajar”.
Hal tersebut diperkuat dengan “UA” sebagai berikut:
“Lancar mas. Ini merupakan tantangan tersendiri saja buat tutor.Selain itu tutor juga ingin berkembang dan berpengalamanbagaimana dalam mengatasi peserta didik yang kurangtermotivasi, maka diambillah tindakan dengan menyesuaikansituasi dan kondisi”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa dalam proses pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar sudah
berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapan, tutor tidak menemui
kesulitan-kesulitan dalam menjelaskan materi mengingat dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar tidak mempunyai perencanaan
secara spesifik namun lebih berfokus kepada pembawaan dan metode
pendampingan peserta didik. Hal ini dikarenakan kolektivitas antar
tutor sebagai pengampu kegiatan bimbingan belajar mampu
menganalisis keadaan lingkungan dengan baik.
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar tidak
mempunyai perencanaan yang tetap dan tidak hanya kurikulum 2013
sebagai acuan untuk peserta didikan dalam melaksanakan kegiatan
bimbingan belajar. Selain itu guru atau tutor yang terbiasa dengan
81
menjadi pendidik sering memberikan materi yang dapat memanfaatkan
dan menganalisa situasi dan kondisi sesuai dengan lingkungan tidak
jarang juga tutor menambah dan mengurangi materi yang disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik, seperti yang diungkapakan oleh mas
“SG”, bahwa:
“Kalau dari acuannya memang dari kurikulum 2013 sepertidipendidikan formal lainnya. Namun, dilihat daripelaksanaannya kami menyesuaikan dengan situasi dan kondisimas. Justru kami juga sering merevisi dengan menambah danmengurangi materi yang kiranya peserta didik kesulitan dalambelajar”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “UA”, bahwa:
“Kami menggunakan kurikulum 2013 sesuai dengan pendidikanformal yang masih berlaku dan juga menyesuaikan dengansituasi dan kondisi”.
Kurikulum yang juga digunakan dalam kegiatan bimbingan
belajar di Rumah Pintar Pijoengan tidak semuanya mengacu pada
kurikulum 2013. Kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar
Pijoengan dalam pelaksanaannya lebih fleksibel dan sering kali
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
d. Proses Kegiatan Bimbingan Belajar di Rumah Pintar Pijoengan
1) Peserta didik
Berikut ini anggota bimbingan belajar di Rumah Pintar
“Pijoengan”:
82
Tabel 6. Anggota bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan
No
Nama Inisial Kelas Umur Sekolah Alamat
1 Putri AliyaSyafiqa
PA 2 8Tahun
SDN 1 Petir Daraman, RT 06/RW 18 Piyungan
2 Jihan Afrin JA 1 7Tahun
SDN 1 Petir Daraman, RT 06/RW 18 Piyungan
3 Balqiz FayrusZaman
BF 2 8Tahun
SDN 1 Petir Petir, RT 003/RW 27 Piyungan
4 Nur Sholihah NS 4 10Tahun
SDN 1 Petir Petir, RT 004/RW 27 Piyungan
5 Intan Putri IP 4 10Tahun
SDNKembangsari
Kembangsari,RT 05/ RW 25
6 MuhammadZaenal
MZ 4 10Tahun
SD 2 Petir Kemloko RT 01/RW 34 Piyungan
7 Imam Muiz IM 4 11Tahun
SDNKembangsari
Kembangsari,RT 05/ RW 25
Sumber: Data Primer Rumah Pintar Pioengan
Kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan ini
memiliki peserta didik yang merupakan anggota belajar yang dimulai
pada bulan November 2014 dengan berjumlah 7 orang. Dalam
menentukan anggota didik dapat bergabung atau tidaknya menjadi
anggota dibimbingan belajar, pengurus tidak mengklasifikasikan
mengenai syarat yang dibutuhkan, namun siapa dan dari latar belakang
seperti apapun dapat terlibat kedalam kegiatan bimbingan belajar.
Seperti yang telah dikatan oleh bapak “SG” selaku ketua sementara di
Rumah Pintar Pijoengan, bahwa:
“pada awalnya dibentuk untuk tujuan layanan kepadamasyarakat khususnya anak-anak, disamping itu juga layananoperasional kita dapat tercover sendiri. Secara spesifik tidakada sayarat tertentu untuk menjadi bagian dari bimbinganbelajar, tapi untuk peserta didik yang kurang mampu, kitasubsidi agar lebih ringan biayanya”
83
Hal ini diperkuat oleh mas “AU” selaku tutor di kegiatan
bimbingan belajar, bahwa:
“Pada awalnya bimbingan belajar ini dibentuk karena saran dariwali murid sendiri yang melihat kurangnya minat belajar anak.Tidak ada sayarat apapun untuk menjadi bagian dari bimbelini”
Hal ini diungkapkan oleh peserta didik “IP” bahwa:
“tidak ada mas”
Ungkapan diatas diperkuat oleh “NS” selaku peserta didik,
bahwa:
“tidak ada pesyaratan khusus mas”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh adik “IM” selaku peserta
didik, bahwa:
“tidak ada persyratan apapun kok mas, jadi atas dasar kemauansendiri”
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pada awalnya bimbingan belajar ini dibentuk
karena saran dari wali murid sendiri yang melihat kurangnya minat
belajar anak. Tapi secara spesifik, tidak ada syarat atau
mengklasifikasikan latar belakang ekonomi maupun pendidikan untuk
dapat menjadi bagian dari kegiatan bimbingan belajar dan untuk
peserta didik yang kurang mampu, kita subsidi agar lebih ringan
biayanya.
Sebagai seorang guru yang profesional harus memahami betul
karakteristik anak, karena setiap murid khususnya di sekolah dasar
84
memiliki perbedaan antara satu dan lainnya. Disinilah peran dan fungsi
serta tanggung jawab tutor di bimbingan belajar, selain mengajar juga
perlu memperhatikan keragaman karakteristik. Perilaku murid,
sehingga peran guru bukan hanya sebagai pengajar akan tetapi guru
juga mempunyai tugas sebagai motivator atau pendorong, sebagai
pembimbing dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk
mencapai tujuan. Hal ini diungkapkan oleh mas “SG” selaku tutor
bimbingan belajar bahwa:
“Rasa keingin tahuan anak yang tinggi dan ketertarikan akansemua hal yang ada disekitarnya terlebih anak cenderung lebihsenang bermain dan lebih suka bergembira dengan yang merekalakukan bersama teman temannya”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh mas “UA” bahwa:
“Diusia 7, 8, dan 9 tahun seperti anak pada umumnya saatmemasuki usia sekolah SD seperti ini adalah masa tumbuhberkembangnya anak mas, jadi anak memiliki rasakeingintahuan yang tinggi terhadap semua hal. Jadi secara garisbesar karakteristik pada umur 7, 8, dan 9 ini lebih cenderungkeinginan untuk bermain saja disamping itu juga mas pemikiranmereka hanya terisi mengenai senangan saja”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta
didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa usia anak 7, 8, dan
9 tahun dimasa SD ini karakteristik yang paling menonjol adalah
keingin tahuan yang besar dan juga kecenderungan anak ingin bermain
dan adreanalin hormon perasaan senang itu tinggi sehingga sewajarnya
anak secara pemikiran hanya ini bermain. Hal yang diungkapkan diatas
ditambahkan lagi oleh tutor bimbingan belajar “SG” yang
menyebutkan bahwa:
85
“Ada mas beberapa anak yang belajar secara efektif. Selain itujuga tangkas dalam berfikir dan juga umur yang sekarang inimerupakan masa tumbuh kembang anak yang baik”
Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “UA” bahwa:
“Ketika saya mengajar, saya pernah beberapa kali memberi soalmatematika untuk dikerjakan dan disitu juga ada beberapa anakyang tangkas dan secara efektif berfikir dan menyelesaikan soalmatematika tersebut, iya tentunya sebelum itu saya memberimateri tentang soal-soal matematika tersebut. Dan daya ingatnyabagus hanya saja motivasi disini yang kurang menonjol”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta
didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik
merupakan ciri dari diri anak dalam masa tumbuh kembang anak.
Mereka belajar denga caranya bekerja, mereka belajar secara efektif
ketika mereka puas dengan situasi yang terjadi setelah mereka
mengalami setimulus berupa rangsangan namun salah satu yang
menjadi terhambatnya tumbuh kembang anak yaitu malas dan
kecenderungan bermain pada saat bertemu anak satu sama lain baik
dilingkungan formal maupun nonformal.
2) Pendidik
Berikut ini tutor bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan:
Tabel 7. Tutor bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan
Sumber: Data Primer Rumah Pintar Pioengan
No Nama/Inisial L/P Umur Jabatan Pendidikanakhir
alamat
1 Uun agung(UA)
L 26 Tutor SMA Widodomartani,Sleman Yogyakarta
2 Sigit Prasetya(SG)
L 28 Tutor S1 Butuh Krajan,Tengaran, Salatiga
3 Luq Luq NurAzizah (LL)
P 24 Tutor MAN Daraman,Piyungan, Bantul
86
Dunia pendidikan dikatakan terwujud karena adanya komponen
pendidik dan peserta didik atau guru dan siswa, yang melakukan
interaksi. Untuk menjadi peserta didik di bimbingan belajar ini tidak
mempunyai syarat, kemauan untuk bisa itu kunci menuju prestasi, lain
halnya dengan peserta didik, untuk menjadi seorang tutor dibimbingan
belajar di Rumah Pintar Pijoengan ini memiliki persyratan tertentu.
Persyaratan ini memang sudah ada ketentuan, sehingga memang ada
syaratnya. Bapak “SY” mengungkapkan adanya beberapa persyaratan
untuk menjadi tutor dibimbingan belajar, seperti penuturannya
bahawa:
“kalau untuk menjadi tutor, sayarat harus memiliki sertifikatpernah mengikuti pelatihan maupun diklat untuk menjadi guruatau tutor. Dan juga tentunya harus berpengalaman danberpandangan menganai cara pandang belajar ya berdasarkanpemahaman tentang tujuan program pembelajaran secaramenyeluruh dengan menggabungkan dengan pendekatanbelajar berdasar masalah yang bersumber pada student centerdlearning merupakan metode yang efektif untuk mencari danmemperoleh informasi dan untuk mengembangkan kemampuanberpikir secara kritis”
Pernyataan tersebut juga didukung oleh pernyataan mbak “DS”
bahwa:
“kalo mau jadi tutor di bimbingan belajar ini sayarata pertamaseharnya mempunyai pengalaman dalam menangani masalahamotivasi belajar anak, kemudian juga harus mempunyaisertifikat bahwa pernah mengikuti pelatihan menjadi guru”
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diambil
kesimpulam bahwa tutor dibimbingan belajar ini syarat pertama
seharnya mempunyai pengalaman dalam menangani masalaha
87
motivasi belajar anak, kemudian juga harus mempunyai sertifikat
bahwa pernah mengikuti pelatihan menjadi guru atau tutor. Dan juga
tentunya harus berpengalaman dan berpandangan menganai cara
pandang belajar mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis.
Proses belajar mengajar tutor tidak terbatas sebagai penyampai
ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, tutor bertanggung jawab
akan keseluruhan perkembangan kepribadian murid. Ia harus mampu
menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat
merangsang peserta didik untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Hal ini diungkapkan oleh
bapak “SY” Selaku ketua sementara rumah pintar pijoengan, bahwa:
“Sebenarnya tutor-tutor dilembaga ini semuanya mempunyaikarakteristik masing masing mas. Mas “UA” itu orangnyasabaran mas, mudah bersosialisasi, mudah bersahabatbertanggung jawab juga, pemahamannya tentang tujuanprogram pembelajaran secara menyeluruh mengenai pemateriandan pemahaman mengeai peran edukasionalnya juga bagus kok.Kalau mas “SG” Ramah, empati, fleksibel tapi tepat waktu, danjuga pendekatannya dalam mengajar suka berpandanganberdasarkan masalah yang bersumber dari student centerdlearning”
Sedangkan “OS” selaku staf rumah pintar menambahkan bahwa:
“Kalau karakteristik mas “SG” itu krtitis orangnya, selalu empatidan dalam caranya mengajar juag selalu berpandangan danberdasarkan masalah yang bersumber dari peserta didik setelahmelalui pengamatan melalui kesan pertama pada saat mengajar.Untuk mas “UA” itu cara mengajarnya bersasarkan Pemahamantentang tujuan setiap komponen program secara spesifik yangberkaitan dengan tugasnya sebagai tutor.
Selain itu”LL” yang juga staf ddi rumah pintar juga
mengungkapkan bahwa
88
“Kalau karakteristik mas “SG” itu orangnya fleksibel, ngajarpendekatan belajar berdasar masalah yang bersumber padastudent centerd learning merupakan metode yang efektif untukmencari dan memperoleh informasi dan untuk mengembangkankemampuan berpikir secara kritis. Untuk mas “UA” itu caramengajarnya pemahaman tentang tujuan program pembelajaransecara menyeluruh dan setiap setiap komponen program secaraspesifik yang berkaitan dengan tugasnya sebagai tutor”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta
didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Karakteristik
merupakan cara alami yang dimiliki setiap individu dalam
bersosialisasi mengenai belajar. Kegiatan belajar mengajar guru
memiliki karakteristik masing masing dalam belajar. Mas “UA” dan
mas “SG” yang berpandangan menganai cara pandang belajar ya
berdasarkan pemahaman tentang tujuan program pembelajaran secara
menyeluruh dengan menggabungkan dengan pendekatan belajar
berdasar masalah yang bersumber pada student centerd learning
merupakan metode yang efektif untuk mencari dan memperoleh
informasi dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara
kritis.
3) Proses Kegiatan Bimbingan Belajar
Kehadiran bimbingan dalam pendidikan dan pengajaran yang
dilaksanakan secara menyeluruh dapat berfungsi membantu dan
menunjang usaha-usaha kearah kemajuan. Proses kegiatan bimbingan
belajar dapat berjalan dengan baik jika pembawaan tenaga pendidik
atau tutor mampu memanipulasi keadaan dengan kebutuhan.
Pembawaan tutor yang mampu mengidentifikasi permasalahan yang
89
dialami peserta didik menjadi kunci keberhasialan kegiatan bimbingan
belajar. Berlangsungnya kegiatan belajar di Rumah Pintar Pijoengan
ini tidak semata-mata terpaku pada perencaan dimana materi dan
waktu menjadi target ketercapaian tetapi kecenderungan peserta didik
dapat mengerti materi yang diajarkan seperti yang di ungkapkan oleh
mas “SG” bahwa:
“Menanyakan kepada peserta didik sebelum mulai proseskegiatan bimbingan belajar, apakah ada yang belum mengertidan paham mengenai pematerian sebelumnya, sebagai acuanmas”.
Hal tersebut diperkuat dengan “UA” sebagai berikut:
“Pada dasarnya bimbingan belajar di Rumah Pintar inimempunyai karakteristik tersendiri, kami lebih memfokuskanpeserta didik untuk paham dan mengerti bukan terpaku padawaktu”.
Diketahui dari hasil wawancara diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa proses kegiatan bimbingan belajar memfokuskan
pada pemahaman peserta didik dari pada capaian target waktu.
Komunikasi yang terjalin antara tutor dan peserta didik menjadi tolak
ukur dalam mewujudkan keberhasilan proses kegiatan belajar.
Perbedaan karakter dalam setiap individu memungkinkan
adanya model dan konsep yang berbeda yang dibawa oleh tutor dalam
proses pembelajaran. Gaya belajar formal tidak akan dapat membantu
anak berkembang dari segi pelaksanaan, berkebalikan dengan gaya
belajar yang lebih fleksibel, ini berimbas dari respon yang ditimbulkan
90
oleh peserta didik seperti yang diungkapkan oleh mas “SG” mengenai
cara mengatasi kemampuan anak yang berbeda-beda, bahwa:
“Sekali lagi mas, dalam hal ini peserta didik itu berbedakarakteristiknya. Ada yang minta diperhatikan dan dijelaskansecara menyeluruh, ada yang belajar secara mandiri lebih dapatfokus namun ingin didampingi”.
Hal ini diperkuat oleh mas “UA” mengenai cara mengatasi
kemampuan anak yang berbeda-beda, bahwa:
“Secara personal saja mas, kami memperhatikan kemampuanpeserta didik apa yang telah dipelajari dan seberapa besarpeserta didik dapat memahami materi. Menanyakan kembalimateri, bagian bab mana yang belum paham. Peserta didiksering sharing langsung dari itu kami memberikan tindakanyang lebih lanjut”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tutor mengatasi perbedaan karakteristik peserta
didik dengan cara menyesuaikan karakteristik, dengan mengikuti
keinginan anak dan belajar secara personal dengan memeperhatikan
setiap peserta didik, apa yang di pelajari, mana yang belum paham, dan
tanya jawab kembali terkait materi pembelajaran.
Tutor dalam melakukan proses pembelajaran berlangsung, tidak
hanya datang, duduk, dan memberi materi. Dalam kegiatan bimbingan
belajar di Rumah Pintar Pijoengan ini semua proses pembelajaran
melalui step by step yang dirasa mampu mengembangkan diri peserta
didik, seperti yang diungkapkan oleh mas “SG” bahwa:
“Jelas itu sangat diperhatikan, perkembangan awal pertama kalimasuk dalam bimbingan belajar kami perhatikan kemudiankami terapkan metode sebagai tindak lanjut kemudian kamiberikan semacam soal-soal dan kuis”.
91
Hal tersebut diungkapkan pula oleh mas “UA”, bahwa:
“Selalu kami perhatikan mas. Kami memperhatikan pesertadidik dan mengukur tingkat pemahaman melalui soal-soal”.
Peserta lain “MZ” juga mengungkapkan pernyataan mengenai
media pembelajaran, bahwa:.
“Memperhatikan saya mas melalui soal-soal”
Peserta lain “IM” juga mengungkapkan pernyataan mengenai
media pembelajaran, bahwa:
“Saya sering kesulitan, jadi guru mendampingi saya dalambelajar mas”
Dari hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
tutor dalam proses kegaiatan bimbingan belajar selalu memeperhatikan
peserta didik mulai dari awal masuk dan datang mengikuti kegiatan
bimbingan belajar dengan memberikan metode sebagai langkah awal
kemudian memeberikan tindak lanjut dengan mengukur tingkat
pemahaman peserta didik melalui soal-soal dan kuis.
Kegiatan bimbingan belajar tidak hanya tentang belajar. Namum
juga belajar sambil bermain, dimana didalamnya terdapat keceriaan
peserta didik melalui bermain. Metode belajar seperti ini sudah sering
diterapkan dipendidikan non formal, akan tetapi dalam kegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan ini memberikan metode
yang dirasa sesuai dengan kebutuhan peserta didik seperti yang telah
diungkapkan oleh mas “SG” bahwa:
“Kalau saya mas, lihat dulu karakteristik peserta didiknya mas,mengoptimalkan dengan gaya belajar ceramah, belajar
92
berdiskusi, belajar dengan media pembelajaran Secara behaviorjuga mas. Sering pula saya mengikuti gaya belajar merekaseperti belajar sambil bermain”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “UA” mengenai metode
dalam kegiatan bimbingan belajar, bahwa:
“Setiap tutor beda-beda dalam mengoptimalkan kemampuanmengajar. Kalau saya sendiri secara personal mas, denganbegitu peserta didik akan mudah simpatik kepada tutor. Denganbegitu peserta didik akan nyaman dengan gaya belajar tutor dandampaknya fokus tidak terbagi, mudah mengerti, dan nyamandalam menerima materi”.
Diketahui dari hasil wawancara tersebut maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tutor mengoptimalkan kemampuan dalam kegiatan
belajar dengan metode ceramah, diskusi dan belajar sambil bermain.
Karena perbedaan karakteristik peserta didik, gaya belajar personal
merupakan metode yang membantu peserta didik karena tingkat
kesulitan dan pemahaman anak berbeda tujuannya agar fokus anak
tidak terbagi, nyaman dalam belajar.
Melihat latar belakang bimbingan belajar yang dirasa masih
baru dirintis, media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
bimbingan belajar ini belum cukup lengkap, akan tetapi cukup untuk
menunjang kegiatan tersebut dapat terlaksana seperti yang
diungkapkan oleh mas “SG” bahwa:
“Iya, saya juga sering menggunakan media, meskipun tak begitulengkap namun cukup untuk menunjang kegiatan ini berjalanseperti media komputer sebagai sarana pembelajaran, selain itusaya juga menggunakan metode bermain tepuk-tepuk danbernyanyi”.
93
Hal ini juga diungkapkan oleh mas “UA” mengenai media
pembelajaran, bahwa:
“Iya mas. Kadang saya menggunakan media pembelajaran.Tujuannya untuk mempercepat pemahaman peserta didik.Media soal-soal, hand out, buku pegangan berbasis semesteran,media wayang dalam pelajaran bahasa Indonesia saat bercerita,komputer dan google sebagai pegangan ketika peserta didikkebingungan mencari arti setiap suku kata, dan tumbuh-tumbuhan dari kebun dibelakang pada saat pembelajaran IPA”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh peserta yaitu “IP” bahwa:
“Ada mas, bernyanyi sama tepuk-tepuk aja mas. Tapi kalau sayabosen, guru sering kok membawa saya bermain dan belajardikebun belakang”.
Peserta lain “NS” juga mengungkapkan pernyataan mengenai
media pembelajaran, bahwa:
“Tidak tahu mas, seringnya pake nyanyi-nyanyi”.
Peserta lain “PA” juga mengungkapkan pernyataan
mengenai media pembelajaran, bahwa:
“Kadang kita ada permainan dalam belajar, jadi gak ngantukmas”.
Berdasarkan wawancara yang didapat dari tutor dan peserta
didik maka dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran
merupakan sebuah alat peraga yang digunakan untuk mempermudah
proses pembelajaran. Kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar
Pijoengan berlangsung secara fleksibel dengan menyesuaikan kondisi.
Kurang lengkapnya media pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan bimbingan belajar ada di Rumah Pintar Pijoengan menjadi
94
penghambat berlangsungnya kegiatan bimbingan belajar namun dirasa
masih cukup membantu peserta didik untuk mengerti.
4) Metode Kegiatan Bimbingan Belajar
Pada dasarnya tutor atau guru merupakan seorang pendidik,
pendidik juga merupakan orang dewasa dengan segala kemampuannya
untuk dapat mengubah pola pikir dan tingkah laku peserta didiknya
dari ketidaktahuan menjadi tahu, serta mendewasakan anak didiknya.
Hal yang paling mendasar yang dilakukan guru adalah mengajar di
kelas. Guru atau tutor mempunyai peranan yang amat penting didalam
kelas tersebut, bagaimana guru atau tutor dapat mengoptimalkan
kemampuan, bagaimana guru atau tutor tersebut dapat menguasai
keadaan sehingga akan tercipta keadaan, suasana belajar yang
menyenangkan. Oleh karena itu perlunya metode dalam kegiatan
belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik terlebih pula sesuai
dengan karakteristik. Setiap peserta didik tentunya mempunyai
penanganan metode yang berbeda beda, untuk itu perlu menerapkan
berbagai metode dalam mengajar, seperti yang telah diungkapkan oleh
mas “SG” bahwa:
“Saya tidak menetapkan gaya belajar yang itu-itu saja. Sayasering kali menyesuaikan dengan kondisi dan situasi saatbelajar mas. Kadang menggunakan metode ceramah, kadangdemontrasi, seringnya mas saya pakai metode belajarbernyanyi, tepuk-tepuk, dan bermain”.
Hal serupa juga diutarakan oleh mas “UA”, dia mengatakan
bahwa:
95
“Kalau saya sendiri sering kali menerapkan metode belajar yanglebih personal, dengan begitu anak akan lebih cenderungmengerti dari pada metode ceramah. Anak sering kali tidakmemperhatikan kalau saya gunakan metode ceramah.Kebanyakan anak kan memiliki tingkat konsentrasi yangberbeda jadi kami menggunakan metode belajar sambilbermain”.
Gaya belajar atau metode belajar yang diterapkan di Rumah
Pintar tidak terpaku pada perencanaan, akan tetapi lebih kepada tutor
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi belajar anak. Metode belajar
secara personal juga sangat membantu dan sangat efektif baik secara
perhatian peserta didik menjadi lebih terfokus. Sering kali juga
menggunakan metode belajar sambil bermain.
Dalam kegiatan bimbingan belajar tentunya dihadapkan dengan
perbedaan karakteristik antar peserta didik. Terlihat ada peserta didik
yang mengikuti kegiatan belajar dengan sangat lancar dan mudah
mengerti, dan ada pula yang sukar mengerti dalam menerima
pembelajaran, ada yang tidak bisa diam atau hiperaktif saat belajar
berlangsung. Permasalahan dalam belajar peserta didik terkadang,
dapat terselesaikan dengan kemauan sendiri dengan apa yang ada
didalam dirinya, tidak sering juga ada beberapa peserta didik yang
kemungkinan besar berhasil menyelesaikan permasalahnnya dalam
belajar melalui bantuan dari guru atau tutor. Seperti yang telah
diungkapkan oleh mas “SG”, bahwa:
“Sering kali saya menemukan peserta didik yang mempunyaitingkat konsentrasi yang berbeda, saya sering kali menyisipkanpermainan dengan tujuan meningkatkan kembali konsentrasi
96
dengan cara tepuk-tepuk, permainan lempar kata dalampelajaran bahasa Indonesia”.
Hal tersebut di perkuat oleh mas “UA” dengan argumennya
mengenai latar belakang berdirinya kegiatan bimbingan belajar:
“Kami menggunakan gaya belajar dengan menyesuaikanlingkungan, belajar tidak hanya menggunakan buku, belajardengan memanfaatkan lingkungan seperti ketika peserta didikbosan dengan metode gaya belajar ceramah maka kamimemanfaatkan lingkungan”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa gaya belajar dalam bimbingan belajar sangat
berperan penting dalam konsentrasi peserta didik. Gaya belajar yang
diterapkan tutor sangatlah dominan, dengan menyisipkan permainan
dalam proses belajar, bermain tepuk-tepuk dan juga belajar berbasis
lingkungan dengan menyesuaikan kondisi.
Rumah Pintar Pijoegan memiliki berbagai program kegiatan
yang diselenggarakan guna membantu masyarakat untuk mengenal
teknologi dan mengikuti perkembangan. Selain itu juga program ini
dimaksudkan sebagai upaya mengenalkan berbagai macam teknis
program komputer warga belajar. Selain sebagai program unggulan
yang diadakan lembaga, juga digunakan sebagai media pembelajaran.
Dengan adanya sarana prasarana berupa komputer dengan dilengkapi
akses internet yang cepat ini menjadikan kelancaran dalam proses
berjalanannya kegiatan bimbingan belajar. Dengan basis akses internet
yang cepat ini ada kemungkinan anak dalam menyalahgunakan sebagai
media bermain pada saat berlangsunganya kegiatan bimbingan belajar,
97
namun dengan adanya pengawasan dan pendampingan secara teratur
menjadikan terkontrolnya belajar anak. Hal tersebut sesuai dengan
yang diutarakan oleh “SG” selaku tutor:
“Kebetulan media pembelajaran berupa komputer dandilengkapi dengan internet, sejauh ini belum sama sekalidisalah gunakan untuk bermain game online mas. Kenapa bisa?Karena ada tutor disampingnya sehingga pengawasan danpendampingan pada saat berjalannya kegiatan pembelajaran”
Hal yang hampir sama juga disebutkan oleh mas “UA” selaku
tutor, menyatakan bahwa:
“Ya seperti biasanya mas, anak kan selalu mempunyai rasakeingin tahuan yang tinggi itu jadi dengan adanya fasilitaskomputer dengan dilengkapi akses internet seperti itu jugaharus didampingi agar tidak menyalahgunakan vasilitas berupamedia pembelajaran komputer”
Hal serupa juga diungkapkan oleh peserta didik, yaitu “IP”
bahwa:
“Tidak mas, sebenarnya saya sangat terbantu dengan adanyakomputer. Saya itu sangat suka bermain game mas tetapi tidaksaya lakukan ketika saya sedang belajar”
Peserta lain “NS” juga menyatakan hal yang sama seperti “IP”,
bahwa:
“Tidak mas karena ada mas uun sama mas sigit kalo sedangbelajar”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta
didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa keingintahuan anak
yang dominan tinggi dalam semua hal menjadikan tutor selalu
mengawasi dan mendampingi peserta didik dalam menggunakan
fasilitas media pembelajaran berupa komputer yang dilengkapi dengan
98
akses internet pada setiap berjalannya kegiatan bimbingan dikarenakan
agar anak tidak menyalah gunakan media tersebut.
5) Evaluasi
Dengan adanya hasil proses bimbingan belajar yang berkenaan
dengan semangat, dan interaksi peserta didik dikegiatan bimbingan
belajar di Rumah Pintar Pijoengan yang terbukti siswa antusias,
menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan belajar menunjukkan hasil
yang positif. Keberhasilan bimbingan belajar tersebut tidak lepas dari
peran tutor dalam melaksanakan bimbingan belajar, yaitu berperan
sebagai pengajar yaitu dengan cara memberikan kemudahan belajar:
dengan cara mendefinisikan, menganalisa, mensintesa, bertanya,
merespon, mendengarkan, menciptakan kepercayaan, memberikan
pandangan yang bervariasi, menyesuaiakan metode, menjadikan
pembelajaran lebih bermakna. Hal tersebut sesuai dengan yang
diutarakan oleh “SY” selaku ketua sementara di RUmah Pintar
Pijoengan:
“Setiap saat harus ada evaluasi program, baik temporer maupunterprogram. Untuk yang terprogram dilakukan setiap akhirsemester, diluar evaluasi yang sub-sub misal bagaimanapelaksanaan ulangan harian. Jadi secara continue materi kitalakukan evaluasi. Dari hasil evaluasi itu, kita menyusunprogram yang bisa menindaklanjuti hasil evaluasi itu. Karenaprinsip kami “hari esok harus lebih baik dari hari ini”. Evaluasidiluar sistem bisa juga dilakukan oleh orang tua peserta didik”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta
didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kegiatan
bimbingan belajar selalu diadakan evalusai guna mengetahui sejauh
99
mana kegiatan bimbingan belajar ini berperan dalam meningkatkan
motivasi, minat, dan bakat anak dalam belajar. Dalam berlangsungnya
evaluasi dilakukan dengan continue untuk menyaring seberapa
efektifnya materi yang diberikan kepada peserta didik dan berguna
bagi anak dalam proses pembelajarana disekolah. Kemudian
ditindaklanjuti hasil evaluasi itu. Karena prinsip kami “hari esok harus
lebih baik dari hari ini
Perancangan sistem evaluasi ini dilakukan berdasarkan Program
Evaluation. Pemilihan pendekatan dengan karakteristik yang sesuai
untuk program pembelajaran yang akan dievaluasi. Program
pembelajaran dapat dinilai dari input, proses, serta output yang
dihasilkan dari program itu sendiri. Sistem evaluasi yang akan
dirancang hanya menilai beberapa input serta proses pembelajaran
yang berkaitan dengan kualitas pendidikan yang dilaksanakan oleh
lembaga Rumah Pintar sendiri. Hal ini diungkapkan oleh mas “SG”
selaku tutor bimbingan belajar bahwa:
“Ada pretest, posttest seperti multiple choice, essay dan testdiluar itu. Kalau kita hanya melihat dari situ kasihan kalau adasiswa yang peserta didik tidak masuk sedang sakit, sehinggaharus dinilai dengan cara lain seperti melihat pada afektif danpsikomotorik si anak”
Hal yang hampir sama juga disebutkan oleh mas “UA” selaku
tutor, menyatakan bahwa:
“Untuk evaluasi ada tes tulis, tes lisan (Tanya jawab) ketikasaya sedang menyampaikan materi, saya selalu mengajukanpertanyaan kepada peserta didik. Sedangkan untuk instrumen
100
penilaiannya tercantum juga untuk penilaian afektif danpsikomotorik”
Hal tersebut diperkuat oleh mbak “LL” dengan argumennya
mengenai evaluasi yang dilakukan dibimbingan belajar, bahwa:
“Untuk evaluasi ada ulangan harian dan mengadakan ulangansebelum peserta didik menerima ujian mid semester dan ujianakhir semester disekolah formal. Tujuannya agar anak dapatmenguasai materi yang akan diujikan. Selain kognitif saya jugamengevaluasi aspek afektif peserta didik seperti perilakukeseharian dalam mengikuti kegiatan bimbingan belajar.Sedangkan untuk aspek psikomotorik tidak terlalu dominandalam mata pelajaran”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta
didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kegiatan
bimbingan belajar selalu diadakan evalusai guna mengetahui sejauh
mana kegiatan bimbingan belajar ini berperan dalam meningkatkan
motivasi, minat, dan bakat anak dalam belajar. Evaluasi pembelajaran
dilakukan dengan pretest, posttest seperti multiple choice, essay dan
test diluar itu. Selain kognitif juga mengevaluasi aspek afektif peserta
didik seperti perilaku keseharian dalam mengikuti kegiatan bimbingan
belajar. Sedangkan untuk instrumen penilaiannya tercantum juga untuk
penilaian afektif dan psikomotorik.
101
3. Peran Rumah Pintar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak
Melalui Bimbingan Belajar
a. Peran Rumah Pintar Pijoengan Mewadahi Kegiatan Bimbingan
Belajar Anak
Rumah Pintar pada dasarnya adalah segala kegiatan pendidikan
yang berlangsung diluar sistem persekolahan. Pendidikan tidak hanya
berlangsung didalam sistem persekolahan atau jalur sekolah,
melainkan juga dijalur luar sekolah seperti keluarga, ditengah
pergaulan dan di tempat kerja. Pendidikan selain terjadi atas bantuan
orang lain bisa juga terjadi sepanjang hayatnya. Rumah pintar adalah
pendidikan yang mempunyai program-program dalam rangka
mengembangkan potensi yang ada pada masyarakat. Sasaran dari
program rumah pintar salah satunya adalah anak-anak yang yang minat
belajarnya menurun.
Kegiatan bimbingan merupakan wadah bagi anak untuk
menambah wawasan pengetahuan yang diharapkan mampu
membimbing, mendidik, menggali, dan mengembangkan peserta didik
kearah yang lebih baik. Melihat peran strategis yang dimiliki Rumah
Pintar Pijoengan melalui kegiatan bimbingan belajar sebagai wadah
peserta didik dalam mengapresiasikan kesulitan-kesulitan dalam
belajarnya, dan juga dalam mengembangkan segala bentuk potensi
yang dimilik anak. Sehingga dalam menjalankan peran tersebut Rumah
Pintar Pijoengan dirasa berperan dominan dan strategis melalui
102
kegiatan bimbingan belajar, seperti yang diutarakan oleh bapak “SY”,
bahwa:
“Peran yang diberikan itu meliputi memfaslitasi peserta didikdalam belajar, baik melalui program kegiatan bimbingan belajar,baik secara sarana prasarana, lingkungan kondusif dalambelajar, dan juga tutor yang berkualitas”.
Sedangkan mas “SG” selaku tutor dari kegiatan bimbingan
belajar di Rumah Pintar Pijoengan berpendapat bahwa:
“Kalau perannya sendiri sih banyak mas. Pada dasarnya kankami berkecimpung dipelayanan kepada masyarakat ya, secaraumumnya. Untuk bimbingan belajar sendiri saya sebagai tutorjuga merasa, fasilitas dalam belajar cukup baik melalui metode-metode yang digunakan, fasilitas media juga memadai,lingkungan yang kondisif juga, ya sarana prasaranan baik mas,memadai”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “UA” sebagai tutor di
kegiatan bimbingan belajar berpendapat bahwa:
”Dengan adanya rumah pintar Pijoengan akses layananpendidikan semakin meluas dan semakin beragam, manfaatnyadapat meringankan beban orang tua yang memiliki anak-anakusia 7-9 tahun, untuk didaftarkan mengikuti bimbingan belajarguna minat belajar dan prestasinya dalam belajar bisameningkat. Rumah Pintar Pijoengan juga berperan juga diakseslayanan pendidikan, sosial, keagamaan, pertanian dankesehatan”
Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa secara garis besar apa yang dikembangkan ataupun peran yang
dilakukan Rumah Pintar Pijoengan melalui kegiatan bimbingan belajar
dengan memanfaatkan fasilitas, sarana dan prasarana dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar anak baik melalui proses pembelajaran
dan juga metode pembelajaran yang menyenangkan, dari peran
103
tersebut terdapat lima sentra penting mengapa rumah pintar sangat
berpengaruh terhadap layanan pendidikan, sosial, keagamaan,
pertanian dan kesehatan antara lain, fungsi, tujuan dan manfaat.
Dengan begitu pengembangan yang dilakukan Rumah Pintar Pijoengan
ini mampu memberikan kenyaman dan kemandirian peserta didik
dalam belajar.
Bimbingan belajar merupakan aktivitas positif untuk
meningkatakan pendidikan. peranan yang diberikan Rumah Pintar
Pijoengan melalui kegiatan bimbingan belajar ini sangat dominan dan
strategis dalam membantu peserta didik menemukan solusi dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti yang telah diungkapkan
oleh bapak “SY” bahwa;
“Bimbingan belajar sebenarnya memiliki peran yang dominan,strategis mas dalam meningkatkan motivasi belajar anak karenadalam setiap kegiatan belajarnya mempunyai peran yang positifdan sangat penting dalam mengarahkan anak dalam prosespembinaan dan pembentukan minat dalam belajar”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “SG”, bahwa:
“Iya mas bisa, pengaruh yang signifikan karena peran lembagabimbingan belajar mampu memberikan motivasi kepada siswadalam belajar melalui metode belajar yang menyenangkan dantentunya akan berdampak yang positif terhadap prestasi anak”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diamnbil
kesimpulan bahwa Rumah Pintar Pijoengan ini memiliki peranan yang
sangat dominan dan juga strategis sebagai wadah pengetahuan melalui
kegiatan bimbingan belajar dalam mengarahkan dan juga menumbuh
kembangkan anak mulai dari memberikan metode yang menyenangkan
104
dan juga memberikan motivasi belajar anak untuk dapat meraih
prestasi belajar yang baik.
Kegiatan bimbingan belajar berguna untuk mengembangkan
anak dalam meningkatkan minat dan bakat anak dalam belajar yang
memiliki peran sebagai wadah pelayanan dibidang pendidikan.
Kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar ini juga hampir sama
kedudukannya sebagai fasilitator, yang selalu siap memberikan
kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan
bakatnya Rumah Pintar Pijoengan melalui kegiatan bimbingan belajar
hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan
kemudahan kegitan belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar
yang menyenangkan.
b. Fungsi Rumah Pintar
Sriyono (SY) sebagai salah satu pengelola rumah pintar
Pijoengan menjelaskan bahwa fungsi rumah pintar itu sendiri sebagai
layanan pendidikan adalah tempat untuk belajar, informasi
pengetahuan, life skill dan bakat baik anak-anak untuk
mengembangkan potensinya dalam belajar yang diprioritaskan untuk
tumbuh kembang anak dan menemukan karakteristik anak mengenai
belajar.
“Sriyo salah satu pengelola di rumah pintar Pijoenganmenjelaskan bahwa rumah pintar adalah tempat untukpembelajaran, dari anak-anak sampai orang tua dimana terdapatbanyak kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat yang ada dirumah pintar”.
105
Fungsi rumah pintar sebagai layanan sosial antara lain
membantu masyarakat untuk saling menyesuaikan diri dengan
sesamanya dan dengan lingkungan sosialnya. Hal serupa juga
disampaikan oleh “LL salah satu pengelola sekaligus tutor,
“Fungsi rumah pintar itu tempat untuk pembelajaran dari anak-anak, remaja, ibu-ibu, maupun usia lanjut”.
c. Kegiatan Bimbingan Belajar Guna Meningkatkan Motivasi
Belajar di Rumah Pintar Pijoengan
Pengembangan pendidikan di Indonesia kini semakin beragam
farian, mulai dari pendidikan formal hingga pendidikan nonformal.
Bahkan metode yang digunakan juga beragam, mulai dari penggunaan
kurikulum sederhana hingga kurikulum pengembangan sekarang ini.
Begitu pula dikegiatan tambahan belajar yang dirasa sangat membantu
perkembangan peserta didik baik dari kondisi fisik hingga sampai
intelektual, hal ini mejadi keprihatinan melihat kondisi lingkungan
yang seharusnya mendukung dalam berkembangnya anak. Akan tetapi
seiring dengan perkembangan teknologi pula anak menjadi salah
langkah dalam pengambilan keputusan terhadapa lingkungan yang
mana membawa mereka kepada kemalasan dalam belajar.
Hal ini yang menjadi keprihatinan dan perhatian untuk sebagian
lembaga yang dirasa dapat menjadi wadah pendidikan dan
pengetahuan bagi masyarakat. Kondisi ini dimanfaatkan oleh lembaga
Rumah Pintar Pijoengan guna memberikan pingkatan pelayanan
masyarakat baik berupa life skill ataupun berupa pendidikan dan
106
pengetahuan. Terbentuknya kegiatan bimbingan belajar di Rumah
Pintar Pijoengan ini diadakan guna mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi anak baik dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar,
mengembangkan bakat dan karakter anak sesuai kebutuhan. Hal ini
juga diutarakan oleh bapak “SY”, bahwa:
“Kondisi anak sekarang mas yang menjadikan program initerbentuk, disamping itu keluhan dari ibu-ibu yang mengikutipelatihan sentra kriya disini yang menurutnya anaknya malasuntuk belajar”.
Sedangkan mas “SG” sebagai tutor mengungkapkan mengenai
diadakannya bimbingan belajar, bahwa:
“Saya itu prihatin mas dengan kondisi anak sekolah disekitaransini. Saya sering dengar kedapatan anak bolos sekolah gara-garagame online itu lo mas yang diwarnet itu apa namanya. Sayajuga sering tanya keibu-ibu yang ikut pelatihan disini seringmengeluh anaknya tidak mau belajar. Kalaupun mereka datangkesini cuma mau main aja mas, jadi saya punya inisiatifmengadakan bimbingan belajar gitu mas awalnya”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “UA” sebagai tutor
mengenai diadakannya bimbingan belajar, bahwa:
“Dilingkungan sekitar desa Srimartani kan belum ada maslembaga semacam bimbingan belajar. Melihat fenomena anak-anak yang lebih memilih bermain dari pada belajar, itu yangmembuat kegiatan bimbingan belajar ini terbentuk dan dipilihsebagai solusi bagi anak dalam meningkatkan motivasibelajarnya”.
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa dengan keadaan latar belakang kondisi anak yang lebih memilih
sering bermain dari pada belajar, dan juga tenatng dunia pendidikan
yang ada disekitar Desa Srimartani belum ada lembaga sejenis
107
bimbingan belajar, terbentuk dan dipilih lembaga Rumah Pintar
melalui kegiatan bimbingan belajar sebagai solusi untuk membina dan
membimbing anak dalam belajar.
d. Faktor-Faktor yang Mendorong dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Anak melalui Bimbingan Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil capaian yang menjadi tolak
ukur dari sebuah proses. Proses kegiatan bimbingan belajar peserta
didik sering kali dijalani dengan naik turunnya motivasi. Oleh karena
itu adanya beberapa faktor yang dapat menstabilkan motivasi, dalam
menjalankan kegiatan bimbingan belajar, tidak terlepas dari beberapa
faktor yang dapat mendorong dan menunjang keberlangsungan
kegiatan bimbingan belajar. Faktor pendukung ini dapat berasal dari
dalam dan diluar diri individu atau faktor internal dan eksternal, seperti
yang diungkapkan oleh bapak “SY”, bahwa:
“Ada banyak mas kalau diklasifikasikan secara umum itu adafaktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, dimana keduanya salingmempengaruhi mas. Faktor internal itu bisa berupa hasrat danminat dan tujuan yang diinginkan anak, cita-cita. Kalau factoreksternal itu bisa hadiah, bisa pujian, bisa juga hukuman”.
Mas “SG” menambahkan mengenai faktor pendorong belajar,
bahwa:
“Banyak mas faktornya, kalau secara umum itu internal daneksternal. Kalau diklasifikasikan itu semua merupakankebutuhan anak dalam belajar. Kemauan dirinya untuk maju danbisa saja”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “US”, bahwa:
108
“Kalau anak-anak perempuan itu pada dasarnya memang sudahmempunyai kesadaran dalam dirinya untuk belajar. Tapi dalamsecara umum keinginan untuk bisa saja sih mas”.
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan
keadaan individu mengenai motivasi belajar. Dorongan motivasi
belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal yang dapat berupa pemberian
hadiah, adanya kompetisi, keterlibatan diri, pemberian ulangan,
mengetahui hasil, adanya pujian atau umpan balik, adanya
hukuman. Sedangkan faktor internal yaitu hasrat untuk belajar, minat,
cita-cita, dan tujuan yang diakui. Hal inilah yang menjadikan anak
stabil dalam kondisi belajarnya.
e. Kontribusi Rumah Pintar Pijoengan dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak melalui Bimbingan Belajar.
Sebagai mitra orang tua di pendidikan nonformal, pihak rumah
pintar memiliki tanggung jawab yang besar dalam menumbuh
kembangkan anak dalam belajar. Pada usia anak-anak sekeloah
menghabiskan sebagian besar waktu mereka disekolah dan
dilingkungan masyarakat dalam bermain. Hal ini pihak lebaga
berposisi sebagai orang tua pada saat berjalannya kegiatan bimbingan
belajar, sehingga pembentukan kegiatan bimbingan belajar ini
ditengarai oleh konsultasi antara orang tua wali murid dengan pihak
lembaga yang bersangkutan. Terbentuknya kegiatan belajar ini tidak
lepas dari peran orang tua yang merasa anaknya merasa menurun
109
dalam belajar. Oleh karena itu orang tua wali murid merasa terbantu
dengan adanya pencetusan atau pembantukan program kegiatan
bimbingan belajar ini.
Sewajarnya bimbingan belajar menjadikan dampak positif bagi
anak untuk memperoleh hasil belajar yang baik melalui cara dan
metode balajar yang berbeda yang mudah dimengerti oleh anak.
Sehingga melalui cara dan kemapuan yang dimiliki oleh tutor yang
memiliki karakteristik dominan dalam mengembangkan minat dan
keahlian anak dari segi Linguistic, logika matematika, visual spasial,
kinestetik, intrapersonal, interpersonal, naturalis, dan musical, dengan
ini anak menjadi berkembang secara internal dan eksternal. Dilihat dari
perkembangan anak dapat dikatakan anak merasa minat bakatnya
berkembang dalam belajar. Hal ini diungkapkan oleh oleh mas “SG”:
selaku tutor bahwa:
“Sudah mas, dilihat dari presentasi kehadiran peserta didikdisetiap hari mereka mengikuti kegiatan bimbingan belajar ituselalu meningkat”
Hal yang hampir sama juga disebutkan oleh mas “UA” selaku
tutor, menyatakan bahwa:
“Dari awal setiap peserta didik itu punya bakat yang berbeda-beda, kalau dilihat dari motivasinya hampir setiap peserta didiksama ya, keinginan untuk mengerjakan sesuatu”
Pendapat diatas juga dikuatkan oleh peserta didik “IP” bahwa:
“Sudah mas. Soalnya guru jelasinnya juga enak, pelan pelan, kanjelasinnya pakai itu mas mainan, kadang nyanyi, jadi saya seringterbawa suasana, jadi mudah mengerti mas”
110
Peserta lain “NS” juga menyatakan hal yang sama seperti “IP”,
bahwa:
“Iya mas, saya menjadi semangat. Karena guru ngajarnya enak,santai, bikin saya nyaman. Jadi saya tanpa sadar saya paham apayang dijelaskan oleh guru”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta
didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa individu
merupakan makhluk sosial yang berkembang, berkembangnya pola
pikir peserta didik terbentuk dari kebiasaan dalam belajar. Perbedaan
yang mencolok terlihat dari karakteristik peserta didik, baik dari pola
pikir, sikap dan tingkah laku sampai dengan kondisi fisik dalam belajar
Proses kegiatan belajar tidak lepas dengan adanya komunikasi
antara murid dan guru didalam kelas. Terciptanya situasi dan kondisi
belajar yang harmonis dapat meningkatkan daya berfikir dan
berperilaku anak dalam belajar yang baik pula. Respon yang dimiliki
anak pada usia SD cenderung sangat tinggi, dengan berbasis pada
pendidikan yang terarah, ini malah mampu memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap anak dalam berfikir. Dalam
perkembangannya, sebelum anak mengikuti bimbingan dirumah ini
dengan hanya datang dan bermain di rumah pintar ini, akan tetapi
dengan adanya strategi yang dilakukan dalam menarik minak anak
agar anak secara sadar mengikuti dan mengakui bahwa pendidikan
sangatlah penting. Dari pengaruh yang diberikan anak ini maka dapat
dikatakan oleh tutor “SG” bahwa:
111
“Sudah mas, belajar peserta didik semakin membaik itu dapatdilihat dari tugas-tugas yang telah dikerjakan peserta didik danhasilnya pun memuaskan. Mulai timbul kepercayaan dirisehingga pola pikir peserta didik menjadi terkontrol”
Hal yang hampir sama juga disebutkan oleh mas “UA” selaku
tutor, menyatakan bahwa:
“Memang selama ini mas peserta didik sama ya, baik dilihat darimotivasi belajar mas, terlihat dari presentasi kehadiran pada saatbimbingan belajar, peserta didik terlihat antusias dan mulaitermotivasi dengan adanya itu”
Hal serupa juga diungkapkan oleh peserta didik, yaitu “IP”
bahwa:
“Iya mas, saya menjadi lebih bersemangat dalam belajar”
Peserta lain “NS” juga menyatakan hal yang sama seperti “IP”,
bahwa:
“Iya mas, senang aja mas belajar disini. Jadi saya bersemangatdalam mengerjakan tugas dan belajar”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta
didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil dari
pelaksanaan kegiatan bimbingan di Rumah Pintar Pijoengan yang
didapat peserta didik berupa pengaruh kemajuan dalam kesiapan
belajar, meningkatkan kepercayaan diri peserta didik, mulai dari hal
tersebut peserta didik menjadi lebih termotivasi. Terlihat dari semangat
peserta didik baik dalam prestasi kehadiran sampai prestasi belajar
yang meningkat.
Keterkaitan antara lembaga rumah pintar dengan anak melalui
bimbingan belajar anak tidak tertarik terhadap belajar, hal ini
112
disebabkan adanya pola pikir dan perasaan anak yang lebih dominan
untuk tumbuh kembang anak dan mencerna segala hal yang ada
dilingkungan melalui bermain. Peran ini dilakukan guna meningkatkan
minat anak agar tumbuh dan berkembang tidak hanya dalam bermain
aka tetapi juga dalam belajar. Indikator yang mempengaruhi berhasil
atau kurangnya anak dalam belajar, hal ini diutarakan oleh mas “SG”
selaku tutor bimbingan belajar, bahwa:
“Rasa keingin tahuan peserta didik yang tinggi. Mereka berfikirorang lain saja bisa kenapa saya "tidak, gitu mas”
Hal serupa juga diungkapkan oleh tutor, yaitu “UA” bahwa:
“Keinginan peserta didik untuk dapat mengerjakan sesuatu.Dapat tugas dari tutor dibimbingan belajar dan PR dari sekolahmas, sering kali dikerjakan di sini di bimbingan belajar”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta
didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa rasa keingintahuan
peserta didik dan keinginan peserta didik untuk bisa dan mengerjakan
sesuatu yang mendorong dirinya untuk melampaui orang lain menjadi
kunci berkembangnya peserta didik untuk tetap belajar. Hal ini
ditujukkan oleh anak bahwa perkembangan diri anak tidaklah bagus
dengan dan tanpa pengawasan dan pembelajaran yang teratur. Ini
diupayakan melalui terbentuknya karakter anak setelah melalui
kegiatan bimbingan belajar, hal ini diungkapkan oleh mas “SG”
bahwa:
“Untuk sekarang ini peserta didiknya lebih aktif mas dalambelajar. Itu terlihat ketika saya bebaskan untuk berdiskusi. Jadi
113
mereka merasa lebih bertanggung jawab atas tugas yang merekadapatkan dari sekolah maupun dari tutor”
Pernyataan mas “SG” juga didukung oleh peryataan dari mas
“UA”, bahwa:
“Memang melalui kegiatan bimbingan di Rumah PintarPijoengan ini peserta didik sudah mulai terlihat aktif dan kritisdalam belajarnya”
Hal serupa juga diungkapkan oleh peserta didik, yaitu “IP”
bahwa:
“Sudah mas, bimbingan belajar membuat saya lebih rajin”
Peserta lain “NS” juga menyatakan hal yang sama seperti “IP”,
bahwa:
“Iya mas, kan sering dijalasin sama guru dibimbingan blajar ini.Pas saya ada pr dari sekolah langsung saya kerjakan soalnya sayabisa karena udah dijelasin sama guru bumbingan belajar”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik
diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa melalui kegiatan
bimbingan belajar dirumah pintar pijoengan perubahan yang
ditunjukkan peserta didik sangat baik. Selain itu kemandirian yang
dimiliki peserta didik menjadikan aktif, kritis, dan bertanggung jawab
atas tugasnya sebagai siswa baik disekolah maupun dibimbingan
belajar.
114
C. PEMBAHASAN
1. Kegiatan di Rumah Pintar Pijoengan
Rumah Pintar Pijoengan merupakan bagian dari dunia pendidikan
yang dapat memperkaya pendidikan masyarakat melalui pemberdayaan.
Berbagai kegiatan diadakan guna memperkaya pengetahuan masyarakat
untuk mengejar ketertinggalan serta meningkatakan kesejahteraan di
Indonesia khususnya masyarakat sekitar desa Srimartani. Dalam upaya
mengemban tugasnya sebagai pengabdi untuk masyarakat dilakukan pada
semua jenjang usia terlebih pada usia anak-anak. Melalui pendidikan dan
life skill diharapakan masyarakat dapat memperoleh berbagai bentuk
pengetahuan yang dapat digunakan untuk memahami dan memanfaatkan
berbagai potensi yang dimiliki.
Rumah Pintar umumnya mempunyai dua jenis kategori kegiatan
dan program yang dijalankan oleh rumah Pintar Pijoengan sama halnya
dengan Rumah Pintar lainnya yaitu sentra wajib dan sentra
pengembangan, ini merupakan kegiatan atau program yang dikembangkan
secara mandiri oleh pengelola Rumah Pintar Pijoengan dengan
menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Seperti yang tertera dalam Juknis
Rumah Pintar PAUDNI 2014 dijelaskan bahwa yang dimaksud Rumah
Pintar merupakan “Rumah Pendidikan” untuk masyarakat yang memiliki
banyak fungsi. Bagi anak-anak, Rumah Pintar dapat berfungsi untuk
meningkatkan minat baca, mengembangkan potensi kecerdasan dan
mengenalkan teknologi melalui pembelajaran di lima sentra: (1) sentra
115
buku (2) sentra kriya, (3) sentra permainan (4) sentra audio visual, dan (5)
sentra komputer.
Sehingga jika dilihat dari hasil penelitian kegiatan di Rumah Pintar
Pijoengan ini, kegiatan dan program yang diadakan dan dilaksanakan oleh
Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Bantul ini memiliki kegiatan
rutin yang ditekuni. Kegiatan yang dilakukan Rumah Pintar Pijoengan
desa Srimartani, Bantul merupakan lembaga yang berbasis nonformal.
Kegiatan tersebut yaitu sentra baca dan buku, sentra pendidikan, sentra
permainan edukatif, sentra panggung/audio visual, sentra komputer, sentra
kriya, sentra pertanian, sentra diklat, dan sentra unit layanan keliling.
Berikut sentra-sentra yang ada di Rumah Pintar Pijoengan Desa
Srimartani:
1) Sentra Baca dan Buku
Sentra buku berfungsi sebagai layanan kepada masyarakat
dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Didalam
sentra baca dan buku ini, Rumah Pintar Pijoengan mempunyai
berbagai jenis buku dengan jumlah buku kurang lebih 5000 eksemplar
buku dengan kategori yang berbeda-beda, mulai dari cerita bergambar
anak-anak sampai dengan buku keterampilan yang dapat meningkatkan
kreatifitas. Selain itu juga program membaca cepat baik pelatihan
membaca latin maupun iqro’, program yang baru-baru dibentuk yang
juga masuk kategori sentra baca dan buku.
116
2) Sentra Pendidikan
Sentra pendidikan merupakan cara belajar mengajar
revolusioner, kebutuhan terhadap bangsa yang kini sibuk mencari
formula bagi sebuah pendidikan karakter yang dapat merubah moral,
mental, dan nalar bangsa ini menjadi lebih baik. Termasuk didalam
sentra pendidikan ini terdapat kegiatan bimbingan belajar yang cara
pengaplikasiannya menggunakan metode yang merupakan paradigma
baru dibidang pendidikan dan pengajaran.
3) Sentra Permainan Edukatif
Dalam sentra ini, Rumah Pintar “Pijoengan” membedakan
permainan edukatif ini menjadi dua yaitu in-door dengan terdiri dari
berbagai permainan seperti catur, mobil-mobilan, boneka, gitar,
karambol, piano dan lain-lain. Kemudian outdoor yakni egrang, kolam
renang, ayunan dan lain-lain.
4) Sentra Panggung/Audio Visual
Sentra panggung atau audio visual merupakan salah satu
program yang diselenggarakan oleh lembaga Rumah Pintar Pijoengan
dengan pelayanan kepada masyarakat untuk mengembangkan
kemampuan bahasa lisan anak, dimana setelaha anak diberi
kesempatan menonton TV, VCD dan DVD tentang ilmu pengetahuan,
anak akan melihat, menengar, terlibat aktif dan menceritakan kembali
apa yang telah mereka dengar.
117
5) Sentra Komputer
Sentra teknologi informasi merupakan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dengan mengenalkan alat, fungsi, dan cara
penggunaannya. Dalam metode pengenalannya mengenai konsep
dengan cara yang menyenangkan, pengenalan melalui warna, bentuk,
ukuran, bilangan, huruf, dan sebagainya melalui permainan interaktif.
Pengembangan imajinasi dan kreatifitas dalam mempelajari desain
grafis, gambar, dan tulisan.
6) Sentra Kriya
Keberadaan Sentra Kriya dalam konsep Rumah Pintar
merupakan syarat mutlak, karena aktivitas di Sentra Kriya ini dalam
penerapannya diikuti oleh ibu-ibu rumah tangga, remaja perempuan
dan juga ibu-ibu yang mengantar anaknya mengikuti bimbingan
belajar dengan dirancang untuk memberikan kecakapan hidup dan
keterampilan vokasional. Sentra yang ada di Rumah Pintar Pijoengan
ini terdiri dari sentra kriya dengan menjahit, sentra kriya dengan
membordir, sentra dengan kerajinan tangan.
7) Sentra Pertanian
Sentra pertanian merupakan program kegiatan yang
dikembangkan oleh Rumah Pintar. Dalam sentra ini terdapat kegiatan
depot pertanian yang isinya menggabungkan kegiatan pertanian,
perikanan, dan peternakan dengan fungsi untuk menyediakan fasilitas
kepada masyarakat dan memberdayakan petani.
118
8) Sentra Diklat
Sentra Diklat adalah proses penyelengaraan belajar mengajar
dan pelatihan bagi masyarakat atau pegawai dinas tertentu dalam
rangka untuk pemberdayaan masyarakat. Sentra Diklat yang ada di
Rumah Pintar Pijoengan ini memfasilitasi masyarakat melalui
pelatihan-pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
9) Sentra Unit Layanan Keliling
Sentra Unit Layanan Keliling, dalam pelaksanaannya memiliki
komponen tujuan yaitu masyarakat, sebagai layanan masyarakat
keliling yang wilayah disekitar desa Srimartani dirasa tidak dapat
menjangkau Rumah Pintar. Sehingga Rumah Pintar berinisiatif
memberikan layanan keliling kegiatan diantaranya terdiri dari empat
sentra: Sentra Buku, Sentra Permainan, Sentra Audiovisual, Sentra
Komputer. Adapun kosentrasi layanan diberikan di dusun Sanansari,
Bulusari, Kemloko, Petir, Mojosari, dan Rejosari.
Terbentuknya berbagai kegiatan dan program tersebut tentunya
tidak hanya semata-mata merupakan program dan kegiatan, tetapi lebih
kepada rencana yang mana dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri. Dasar
dari pembentukan kegiatan dan program yang ditekuni Rumah Pintar
Pijoengan sebagai layanan pemberdayaan masyarakat paska gempa yang
kemudian membentuk gagasan kegiatan yang masih berjalan hingga
sekarang. Yang menjadi latar belakang kegiatan belajar tersebut yaitu
sentra edukasi ekonomi, sentra edukasi sosial, sentra edukasi pendidikan,
119
sentra edukasi keagamaan, dan sentra kesehatan. Inilah yang menjadi
gagasan mengapa kegiatan itu dapat berjalan hingga sekarang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kegiatan dan
program yang ada di Rumah Pintar Pijoengan ini mengembangkan melalui
pendidikan dan life skill yang nantinya masyarakat dapat memperoleh
berbagai bentuk pengetahuan yang dapat digunakan untuk memahami dan
memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki, berbagai kegiatan dan
program tersebut mempunyai fungsi dan tujuan yang selaras dengan apa
yang tertera dalam Juknis Rumah Pintar PAUDNI 2014. Berbagai kegiatan
yang dikembangkan oleh Rumah Pintar Pijoengan meliputi yaitu sentra
baca dan buku, sentra pendidikan, sentra permainan edukatif, sentra
panggung/audio visual, sentra komputer, sentra kriya, sentra pertanian,
sentra diklat, dan sentra unit layanan keliling. Proses pengembangan ini
dilakukan berdasarkan pelayanan kepada masyarakat yang bertujuan agar
masyarakat mandiri secara pendidikan, ekonomi, sosial, kesehatan dan
keagamaan.
2. Kegiatan Bimbingan Belajar Anak di Rumah Pintar Pijoengan
Djumhur (1975: 25), bimbingan belajar adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada anak atau individu yang dilakukan secara terus-
menerus supaya individu tersebut itu dapat memahami dirinya sehingga ia
sanggup mengarahkan dirinya dan bertindak wajar sesuai dengan tuntutan
dan keadaan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dengan demikian dapat
120
memberikan sumbangsih yang berarti bagi kehidupan masyarakat pada
umumnya.
Bimbingan belajar merupakan proses pemberian bantuan kepada
individu secara psikologis agar dapat menyelesaikan masalah-masalah
dihadapinya dalam belajar dan menyesuaikan diri dengan menanamkan
nilai-nilai moral sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka
dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minat yang dimilikinya. Dilihat dari pelaksanaannya kegiatan
bimbingan belajar ini masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki agar
dapat berjalan lebih baik lagi, dimana notabenenya kegiatan bimbingan
belajar yang belum lama dibentuk, oleh karena itu terkait dengan
penelitian yang dilakukan, peneliti ingin mengkaji tentang kegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan sebagai berikut:
a. Latar Belakang Berdirinya Bimbingan Belajar di Rumah Pintar
Pijoengan
Dunia pendidikan dirasa sangat penting bagi kehidupan dan
pembangunan setiap masyarakat, erat kaitannya dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Indonesia
memiliki populasi penduduk yang sangat besar yang mana terus
berkembang, ini merupakan potensi yang besar pula melihat dari peran
pendidikan. Dalam hal ini untuk pendidikan non formal khususnya
seperti kursus komputer, bimbingan belajar, les bahasa inggris dan
sebagainya.
121
Bimbingan belajar mempunyai peranan yang tidak kalah
penting dengan pendidikan lainnya yang ada dibawah naungan
pendidikan non formal. Kegiatan bimbingan belajar ini berfungsi untuk
membantu peserta didik memaksimalkan potensinya yang belum
seluruhnya dapat diperoleh melalui jenjang pendidikan lainnya. Belajar
merupakan kebutuhan, disamping sebagai tolak ukur kehidupan juga
sebagai pembentukan karakter peserta didik yang sejatinya masih
dapat digali lagi dan juga membentuk psikologi dan tingkah laku anak
agar menjadi baik sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu
berdasarkan melihat dari keprihatian terhadapa perkembangan anak
dan pendidikan baik secara fisik maupun intelektual di era modern
seperti yang mana perilaku dan pola pikir masyarakat yang cenderung
negatif.
Bimbingan belajar merupakan sebuah program yang dirintis
pada bulan September tahun 2014 dengan tujuan menampung dan
membantu peserta didik di desa Srimartani yang ingin belajar secara
dominan, belajar mengembangkan diri, sikap, kebiasaan belajar pada
anak secara fisik dan intelektual, selain itu juga sebagai langkah untuk
kemandirian operasional Rumah Pintar Pijoengan dalam berkembang.
Bimbingan belajar merupakan bidang pelayanan bimbingan
yang membantu anak dalam mengembangkan diri, sikap, dan
kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan serta menyiapkan untuk pendidikan yang berkelanjutan.
122
Rumah Pintar Pijoengan dengan layanan pengembangan pendidikan
mempunyai kelebihan dari bimbingan belajar bersifat komprehensif
dalam ruang lingkup, namun juga bersifat preventif dalam desain dan
bersifat pengembangan tujuan yang nantinya anak diberikan arahan
akan pentingnya belajar bagi anak.
Rumah Pintar merupakan tempat layanan edukasi untuk
masyarakat baik dari anak-anak sampai orang lanjut usia, terlihat dari
antusiasme anak yang datang berkunjung ke Rumah Pintar Pijoengan,
namun dengan keadaan anak yang hanya dantang dan bermain
menimbulkan keprihatin, keinginan diri anak untuk berkembang
dengan mencari tambahan belajar diluar sekolah merupakan bentuk
dari tingginya motivasi anak yang tinggi. Oleh karena itu diadakan
kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan yang dirasa
selarah dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Bimbingan belajar dipilih sebagai layanan masyarakat dibawah
naungan Rumah Pintar khususnya yang membutuhkan tambahan
pendidikan baik formal maupun non formal dan juga sebagai lembaga
layanan masyarakat secara umumnya sama dengan fungsi rumah pintar
dan juga sebagai program yang bertujuan untuk menunjang organisasi
Rumah Pintar secara operasional agar dapat lebih mandiri. Dipilihnya
kegiatan bimbingan belajar ini memberikan nilai positif baik dari
peserta didik dan orang tuanya dan juga bagi lembaga Rumah Pintar
123
sendiri, sehingga dari itu dapat dikelola dengan melalui bentuk
kegiatan bimbingan belajar itu akan berjalan.
b. Bentuk Kegiatan Bimbingan Belajar di Rumah Pintar Pijoengan
Dengan latar belakang yang cukup memprihatinkan maka
bimbingan belajar dibentuk untuk dapat mengatasi kesulitan-kesulitan
peserta didik, melihat kualitas dan kuantitas anak yang perlu
dikembangkan Rumah Pintar Pijoengan merencanakan berupa konsep
bimbingan belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak. Kegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pintar pijoengan yang dikelola oleh tutor
dengan memperhitungkan kualitas dan juga kuantitas, baik secara
materi, metode dan juga mengklasifikasikan terlebih dahulu
pematerian, koordinasi tutor dengan peserta didik, jadwal belajar agar
tidak berbenturan dengan kegiatan peserta didik diluar bimbingan
belajar dan sekolah formal.
Dengan kualitas tutor yang memadai dengan pembawaan
proses belajar melalui metode belajar yang baik dan pemanfaatan
waktu yang baik pula sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Pemahaman yang ditimbulkan dari kesiapan belajar anak yang bagus
memungkinkan timbulnya timbalik balik dari peserta didik dalam
kegiatan bimbingan belajar. Kesiapan belajar dapat dipengaruhi oleh
pola pikir, sikap dan tingkah laku sampai dengan kondisi fisik dalam
belajar. Kesiapan ini sering kalidi tunjukkan dengan antusiasme dan
presentasi kehadiran yang semakin hari semakin baik. Diawal peserta
124
didik sering kali kebingungan dalam belajar dan setelah mengikuti
bimbingan belajar ini peserta didik menunjukkan prestasi belajar
hingga prestasi nilai yang baik. Terbentuknya kegiatan bimbingan
belajar dapat menggali karakter anak yang belum terekspose melalui
jenjang pendidikan lainnya, bentuk dari kegiatan bimbingan belajar
sendiri dapat dikatakan berhasil karena dinilai dari pengelolaan yang
sesuai dengan perencanan yang yang melibatkan semua personil
lembaga.
c. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Belajar di Rumah Pintar
Pijoengan
Kegiatan bimbingan belajar pada hakikatnya terdiri dari
berbagai komponen diantarannya peserta didik yakni anggota
masyarakat yang ingin belajar, komponen sumber belajar yakni dapat
berupa buku namun hal terpenting dari terlaksananya kegiatan
bimbingan belajar ini adalah guru atau tutor. Guru atau tutor yakni
warga masyarakat yang mempunyai kemampuan dibidang pengtahuan
dan bersedia memberikan apa yang dimiliki. Pelaksanaan kegiatan
bimbingan belajar ini diberlakukan berdasarkan tingkat pendidikan
kelas yang mana struktur tingkat kelas dan jangkauan pemahaman
pendidikan yang luas sehingga itu yang menjadikan cara penanganan
terhadap anak yang berbeda-beda, berlaku pula dengan perbedaan
pelaksanaannya.
125
Dalam pelaksanaannya kegiatan bimbingan belajar di Rumah
Pintar Pijoengan terdiri dari dua kelas, kelas kecil dan kelas besar.
Kelas kecil terdiri dari kelas 1 dan kelas 2 SD yang dilaksanakan pada
hari selasa dan kamis pukul 15.00 WIB. Kemudian untuk kelas besar
atau kelas 4 SD yang dilaksanakan pada hari senin, rabu, dan jum’at
pukul 15.00 WIB. Dalam proses pelaksanaan kegiatan bimbingan
belajar sudah berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapan, tutor
tidak menemui kesulitan-kesulitan dalam menjelaskan materi
mengingat dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar tidak
mempunyai perencanaan secara spesifik namun lebih berfokus kepada
pembawaan dan metode pendampingan peserta didik. Hal ini
dikarenakan kolektivitas antar tutor sebagai pengampu kegiatan
bimbingan belajar mampu menganalisa keadaan lingkungan dengan
baik.
Pada proses pelakasanaan kegiatan bimbingan belajar ini tidak
mempunyai perencanaan kurikulum yang tetap, kurikulum yang juga
digunakan dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar
Pijoengan tidak semuanya mengacu pada kurikulum 2013. Kegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan dalam pelaksanaannya
lebih fleksibel dan sering kali menyesuaikan dengan siruasi dan
kondisi.
126
d. Proses Kegiatan Bimbingan Belajar di Rumah Pintar Pijoengan
1) Peserta Didik
pada awalnya bimbingan belajar ini dibentuk karena saran
dari wali murid sendiri yang melihat kurangnya minat belajar anak.
Tapi secara spesifik, tidak ada syarat atau mengklasifikasikan latar
belakang ekonomi maupun pendidikan untuk dapat menjadi bagian
dari kegiatan bimbingan belajar dan untuk peserta didik yang
kurang mampu, kita subsidi agar lebih ringan biayanya.
Masa usia SD (sekitar 6,0-12,0) ini merupakan tahapan
perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan
perkembangan selanjutnya. Karena itu, pendidik tidaklah mungkin
mengabaikan kehadiran dan kepentingan mereka. pendidik akan
selalu dituntut untuk memahami betul karakteristik anak dikegiatan
bimbingan belajar. Karakteristik anak menunjukkan bahwa usia
anak 7, 8, dan 9 tahun dimasa SD ini karakteristik yang paling
menonjol adalah keingin tahuan yang besar dan juga
kecenderungan anak ingin bermain dan adreanalin hormon
perasaan senang itu tinggi sehingga sewajarnya anak secara
pemikiran hanya ini bermain
Karakteristik merupakan ciri dari diri anak dalam masa
tumbuh kembang anak. Mereka belajar denga caranya bekerja,
mereka belajar secara efektif ketika mereka puas dengan situasi
yang terjadi setelah mereka mengalami setimulus berupa
127
rangsangan namun salah satu yang menjadi terhambatnya tumbuh
kembang anak yaitu malas dan kecenderungan bermain pada saat
bertemu anak satu sama lain baik dilingkungan formal maupun
nonformal.
Disamping memperhatikan karakteristik anak usia SD,
implikasi pendidikan dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta
didik. Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentifikasi dari tugas-
tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-
tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari
kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa
bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan
tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan
tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh
masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas
berikutnya.
2) Pendidik
Setiap proses kegitan belajar mengajar terdapat dua
komponen yaitu guru dan murid. Berbeda dengan hanya menjadi
pengelola umum maupun mengikuti kegiatan di Rumah Pintar
Pijoengan, untuk dapat menjadi tutor dibimbingan belajar ini syarat
pertama seharusnya mempunyai pengalaman dalam menangani
masalaha motivasi belajar anak, kemudian juga harus mempunyai
128
sertifikat bahwa pernah mengikuti pelatihan menjadi guru atau
tutor.
Tutor mempunyai potensinya yang bagus, berpengalaman
dan berpandangan menganai cara pandang belajar yang
berdasarkan pemahaman tentang tujuan program pembelajaran
secara menyeluruh dengan menggabungkan dengan pendekatan
belajar berdasar masalah yang bersumber pada student centerd
learning merupakan metode yang efektif untuk mencari dan
memperoleh informasi dan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir secara kritis.
Peserta didik memunyai aspek kognitif, sosial, emosi dan
spiritual yang berbeda, tidak dapat diperlakukan sama oleh
pendidik. Pendidik harus memikirkan cara mengupayakan terjadi
transformasi ilmu kepada para peserta didiknya dengan mudah. Hal
itu berarti pendidik dituntut untuk aktif dan dinamis, dengan
menambah kualitas kompetensinya. Beberapa cara dapat ditempuh,
misalnya dengan menambah referensi membaca dan mengajar,
melanjutkan pendidikan strata selanjutnya ke perguruan tinggi,
mempunyai kelompok tutor mata pelajaran untuk selalu bertukar
informasi dan pengetahuan.
Karakteristik merupakan cara alami yang dimiliki setiap
individu dalam bersosialisasi mengenai belajar. Kegiatan belajar
mengajar guru memiliki karakteristik masing masing dalam
129
belajar. Mas “UA” dan mas “SG” yang berpandangan menganai
cara pandang belajar ya berdasarkan pemahaman tentang tujuan
program pembelajaran secara menyeluruh dengan menggabungkan
dengan pendekatan belajar berdasar masalah yang bersumber pada
student centerd learning merupakan metode yang efektif untuk
mencari dan memperoleh informasi dan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir secara kritis.
3) Proses Kegiatan Bimbingan Belajar
Proses pembelajaran dalam kegiatan bimbingan belajar di
Rumah Pintar Pijoengan ini tidak sepenuhnya mempunyai
perencanaan. Materi yang diberikan kepada peserta didik tidak
melalui proses perencanaan terlebih dahulu, namun dalam proses
ini materi pembelajaran ditentukan sendiri oleh tutor dengan
menyesuaikan dengan apa yang peserta didik inginkan diproses
kegiatan bimbingan belajar hari itu. Dalam rencana
pelaksanaannya sendiri biasanya terdiri dari beberapa materi yang
tertera dari buku ajar yang dipegang sendiri oleh peserta didik,
karena dalam kurikulumnya memang disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku dipendidikan formal.
Proses kegiatan bimbingan belajar memfokuskan pada
pemahaman peserta didik dari pada capaian target waktu.
Komunikasi yang terjalin antara tutor dan peserta didik menjadi
tolak ukur dalam mewujudkan keberhasilan proses kegiatan
130
belajar. Metode dalam pembelajaran sendiri biasanya
menggunakan metode ceramah seperti halanya dipendidikan
formal dan non formal lainnya, namun ada yang lebih menarik dari
kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan ini, selain
dengan metode ceramah, juga menggunakan belajar berbasis
lingkungan, dan bernyanyi
Proses kegiatan bimbingan belajar ini, tutor selalu
memadukan berbagai metode yang disesuaikan dengan
karakteristik anak. Kesulitan-kesulitan belajar yang dialami peserta
didik sering kali terlihat pada saat mengerjakan tugas sekolah
maupun dari tutor sendiri. Kesulitan itu sendiri timbul dikarenakan
perbedaan karakter pada saat tutor menjelaskan pematerian
sehingga tingkat penerimaan pengetahuan juga berbeda. Biasanya
tutor mengatasi perbedaan karakteristik peserta didik dengan cara
menyesuaikan karakteristik, dengan mengikuti keinginan anak dan
belajar secara personal dengan memeperhatikan setiap peserta
didik, apa yang dipelajari, mana yang belum paham, dan tanya
jawab kembali terkait materi pembelajaran.
Dengan berbagai karakteristik yang ditemui oleh tutor
biasanya selalu memperhatikan bahwa cakupan materi yang
diberikan itu sesuai dengan apa yang dibutuhkan pesrta didik.
Jikalau ada yang kurang dalam pemahaman biasanya tutor selalu
memperhatikan dengan metode personal, dimana tutor selalu
131
memperhatikan peserta didik mulai dari awal masuk hingga sampai
akhir pematerian, memberikan metode sebagai langkah awal
kemudian memeberikan tindak lanjut dengan mengukur tingkat
pemahaman peserta didik melalui soal-soal dan kuis. Dari situ anak
dapat dikatakan berkemabang melalui penyelesaian soal-soal.
Tutor menciptakan Suasana belajar yang dinamis, interaktif
dan komunikatif ditunjang dengan adanya media pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Media pembelajaran
merupakan sebuah alat peraga yang digunakan untuk
mempermudah proses pembelajaran. Kegiatan bimbingan belajar di
Rumah Pintar Pijoengan berlangsung secara fleksibel dengan
menyesuaikan kondisi. Kurang lengkapnya media pembelajaran
yang digunakan dalam kegiatan bimbingan belajar ada di Rumah
Pintar Pijoengan menjadi penghambat berlangsungnya kegiatan
bimbingan belajar namun dirasa masih cukup membantu peserta
didik untuk mengerti.
4) Metode Kegiatan Bimbingan Belajar
Pada dasarnya guru atau tutor merupakan seorang pendidik,
hal yang paling mendasar yang dilakukan guru atau tutor adalah
mengajar. Dalam setiap kegiatan bimbingan belajar pembawaan
materi secara sederhana dapat membantu mengatasi kesulitan-
kesulitan peserta didik dalam belajar. Peranan yang diambil guru
132
menjadi kunci dimana anak dapat berkembang sesuai dengan
karakter dan pembawaan diri melalui bimbingan belajar.
Pada proses kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar
Pijoengan ini tidak mempunyai perencanaan mengani metode
pembelajaran, namun materi dan metode yang dikembangkan tutor
berdasarkan situasi dan kondisi belajar peserta didik. Biasanya
tutor menerapkan metode dalam kegiatan bimbingan belajar di
Rumah pintar Pijoengan ini dengan metode personal, dimana anak
belajar secara intern, sehingga kelebihan dan kekurangan dapat
terindentifikasi langsung oleh tutor kemudian diberikan tindak
lanjut dengan memberikan bantuan berupa perhatian secara efektif
agar lebih fokus. Namun secara keseluruhan sering kali
menggunakan metode belajar sembil bermain.
Pada proses kegiatan bimbingan belajar berlangsung
interaksi antara tutor dengan peserta didik itu terjalin, dari interaksi
tersebut terlihat peserta didik sudah mampu melakukan interaksi
timbal balik yang baik secara komunikatif. Namun ada beberapa
anak yang memang masih kesulitan dalam berinteraksi, itu terlihat
dikarenakan perbedaan karakter antar individu yang mana
memerlukan beberapa pemecahan dari pada kesulitan-kesulitan
tersebut, hal ini juga berdampak pada keaktifan anak itu sendiri.
Metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan belajar
di Rumah Pintar Pijoengan ini yaitu gaya belajar yang diterapkan
133
tutor sangatlah dominan, dengan menyisipkan permainan dalam
proses belajar, bermain tepuk-tepuk dan juga belajar berbasis
lingkungan dengan menyesuaikan kondisi. Gaya belajar dalam
bimbingan belajar sangat berperan penting dalam meningkatkan
konsentrasi peserta didik. Dimana anak mampu mengembangkan
dirinya sesuai dengan kemauannya sendiri karena merasa cocok
dengan metode belajar sambil bermain. Keingintahuan anak yang
dominan tinggi dalam semua hal menjadikan tutor selalu
mengawasi dan mendampingi peserta didik dalam menggunakan
fasilitas media pembelajaran berupa komputer yang dilengkapi
dengan akses internet pada setiap berjalannya kegiatan bimbingan
dikarenakan agar anak tidak menyalah gunakan media tersebut.
5) Evaluasi
Dengan adanya hasil proses bimbingan belajar yang
berkenaan dengan semangat, dan interaksi peserta didik dikegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan yang terbukti siswa
antusias, menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan belajar
menunjukkan hasil yang positif. Keberhasilan bimbingan belajar
tersebut tidak lepas dari peran tutor dalam melaksanakan
bimbingan belajar, yaitu berperan sebagai pengajar yaitu dengan
cara memberikan kemudahan belajar: dengan cara mendefinisikan,
menganalisa, mensintesa, bertanya, merespon, mendengarkan,
134
menciptakan kepercayaan, memberikan pandangan yang bervariasi,
menyesuaiakan metode, menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
Setiap saat harus ada evaluasi program, baik temporer
maupun terprogram. Untuk yang terprogram dilakukan setiap akhir
semester, diluar evaluasi yang sub-sub misal bagaimana
pelaksanaan ulangan harian. Jadi secara continue materi kita
lakukan evaluasi. Dari hasil evaluasi itu, kita menyusun program
yang bisa menindaklanjuti hasil evaluasi itu. Karena prinsip kami
“hari esok harus lebih baik dari hari ini”. Evaluasi diluar sistem
bisa juga dilakukan oleh orang peserta didik
Evaluasi bimbingan belajar tidak saja dilakukan untuk
mengetahui hasil, tetapi lebih menekankan pada proses. Apapun
bentuknya evaluasi harus tetap dilakukan dalam suatu kegiatan
pembelajaran, karena evaluasi merupakan langkah penting dalam
manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian tidak mungkin
kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan
pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan.
Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai
sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain bahwa keberhasilan program dalam
pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat
lewat kegiatan penilaian.
135
Setiap kegiatan bimbingan belajar selalu diadakan evalusai
guna mengetahui sejauh mana kegiatan bimbingan belajar ini
berperan dalam meningkatkan motivasi, minat, dan bakat anak
dalam belajar. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan pretest,
posttest seperti multiple choice, essay dan test diluar itu. Selain
kognitif saya juga mengevaluasi aspek afektif peserta didik seperti
perilaku keseharian dalam mengikuti kegiatan bimbingan belajar.
Sedangkan untuk instrumen penilaiannya tercantum juga untuk
penilaian afektif dan psikomotorik
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan belajar merupakan
suatu usaha proses dalam memberikan bantuan psikologis agar dapat
menyelesaikan masalah dihadapinya dalam belajar dan menyesuaikan diri
dengan menanamkan nilai-nilai moral sehingga setelah melalui proses
perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal
sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat yang dimilikinya melalui
perencanaan, metode, kurikulum, media sarana dan prasaran yang dirasa
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu kemandirian yang
dimiliki peserta didik menjadikan aktif, kritis, dan bertanggung jawab atas
tugasnya sebagai siswa baik disekolah maupun dibimbingan belajar.
Serangkaian proses ini diharapkan mampu membentuk karakter dan
mengembangkan potensi anak dibidang pengetahuan serta peningkatan
motivasi dalam belajar.
136
3. Peran Rumah Pintar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak
Melalui Bimbingan Belajar
Peran berarti laku, bertindak. Didalam kamus besar bahasa
Indonesia peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki
oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat (E.St. Harahap, dkk, 2007:
854Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat
adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat tempat tertentu,
tidak mesti lembaga pendidikan formal, tetapi juga bisa dimesjid, surau
atau mushola, dirumah, dan sebagainya (Syiful Bahri Djamarah,1997:31).
Proses penyadaran dan pemberian pemahaman kepada seluruh
unsur masyarakat terhadap peranan dan manfaat Rumah Pintar Pijoengan
pun dilakukan, hal ini dilakukan sebagai peluang untuk dikembangkan.
Masyarkat harus disadarkan tentang betapa pentingnya life skill dan
pengetahuan, berikut merupakan pembahasan dari data hasil penelitian
mengenai peran Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan motivasi
yaitu:
a. Peran Rumah Pintar Pijoengan Mewadahi Kegiatan Bimbingan
Belajar Anak
Bimbingan dapat mengefektifkan segala tujuan yang ingin
dicapai baik dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah, disamping
membantu orang tua dalam rangka menciptakan situasi kondisi belajar
137
yang harmonis, sehat, dan dinamis bagi anak dalam mencapai prestasi
belajar.
Secara garis besar apa yang dikembangkan atau pun peran yang
dilakukan Rumah Pintar Pijoengan melalui kegiatan bimbingan belajar
dengan memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar anak baik melalui proses pembelajaran
dan juga metode pembelajaran yang menyenangkan. Dengan begitu
pengembangan yang dilakukan Rumah Pintar Pijoengan ini mampu
memberikan kenyaman dan kemandirian peserta didik dalam belajar.
Rumah Pintar Pijoengan ini memiliki peranan yang sangat
dominan dan juga strategis sebagai wadah pengetahuan melalui
kegiatan bimbingan belajar dalam mengarahkan dan juga menumbuh
kembangkan anak mulai dari memberikan metode yang menyenangkan
dan secara tidak langsung juga memberikan motivasi belajar anak
untuk dapat meraih prestasi belajar yang baik.
b. Fungsi Rumah Pintar Pijoengan
Rumah Pintar adalah Rumah Pendidikan untuk masyarakat.
Sedangkan dalam kegiatan bimbingan belajar rumah pintar berfungsi
sebagai fasilitator dengan menyediakan jasa dan model berupa
pembelajaran dan media yang sesuai dengan kebutuhan anak. Fungsi
rumah pintar itu sendiri sebagai layanan pendidikan adalah tempat
untuk belajar, informasi pengetahuan, life skill dan bakat baik anak-
anak untuk mengembangkan potensinya dalam belajar yang
138
diprioritaskan untuk tumbuh kembang anak dan menemukan
karakteristik anak mengenai belajar
c. Kegiatan Bimbingan Belajar Guna Meningkatkan Motivasi
Belajar di Rumah Pintar Pijoengan
Kegiatan bimbingan belajar yang diadakan dan dilaksanakan
oleh Rumah Pintar Pijoengan dirasa sangat penting, dalam rangka
meningkatkan minat dan bakat peserta didik dalam belajar serta
membantu peserta didik agar mampu menyelesaikan kesulitan-
kesulitan yang dihadapainya dalam belajar. Oleh karenan itu proses
belajar ini sangat berkaitan dengan peran dan tugas tutor sebagai
pembimbing.
Keadaan yang berlatar belakang pada kondisi anak yang lebih
memilih sering bermain dari pada belajar, dan juga tentang dunia
pendidikan yang ada disekitar Desa Srimartani belum ada lembaga
sejenis bimbingan belajar, terbentuk dan dipilih lembaga Rumah Pintar
melalui kegiatan bimbingan belajar sebagai solusi untuk membina dan
membimbing anak dalam belajar.
Dengan adanya kegiatan bimbingan belajar ini diharapkan
masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik baik sosial maupun
intern yang berkaitan dengan belajar dapat terbantu dengan adanya
kegiatan bimbingan belajar ini. Kegiatan bimbingan belajar ini melalui
tutor berupaya mengurangi aktivitas yang menyimpang yang berlainan
dengan perilaku sosial diluar pengetahuan. Dalam pelaksanannya
139
sendiri kegiatan bimbingan belajar dipandang penting, selain untuk
membantu anak memecahkan kesulitan belajar, juga bimbingan belajar
bersifat membentuk peserta didik, baik kepercayaan diri, potensi diri,
dan pengembangan karakter. Selain itu juga memebentuk kolektifitas
individu dengan individu lain, dan bersosial.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan kegiatan
bimbingan belajar yang diadakan oleh Rumah Pintar Pijoengan di Desa
Srimastani ini dapat dipandang positif selain sebagai lembaga
pendidikan nonformal juga mempunyai keberagaman tujuan yang
berorientasi pada pemberdayaan dan layanan kepada masyarakat.
Bimbingan belajar dapat mewadahi segala aktivitas peserta didik
dengan memebentuk dan mengembangkan segala potensi individu
dibidang pendidikan itu terlihat dari aktivitas yang dilakukan oleh tutor
maupun Rumah Pintar sendiri melalui kegiatan-kegiatan yang
tujuannya menyelaraskan individu agar lebih memahami
keberadaannya sebagai mahluk sosial yang berpengatahuan dan
terdidik.
d. Faktor-Faktor yang Mendorong Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Anak
Berkembangnya suatu individu berlangsung karena dorongan
dari kebiasaan yang dilakukan secara berkelanjutan. Dengan adanya
faktor pendorong individu akan terus terasah dalam menggali
140
potensinya dibidang pengetahuan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa
bentuk, secara umum dapat diklasifikasikan sebagai pengaruh positif
yakni faktor internal dan faktor eksternal dimana keduanya saling
berkesinambungan.
Prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan keadaan individu
mengenai motivasi belajar. Dorongan motivasi belajar dipengaruhi
oleh faktor internal yaitu hasrat untuk belajar, minat, cita-cita, dan
tujuan yang diakui. Sedangkan faktor eksternal yang dapat berupa
pemberian hadiah, adanya kompetisi, keterlibatan diri, pemberian
ulangan, mengetahui hasil, adanya pujian atau umpan balik, adanya
hukuman. Beberapa hal inilah yang menjadikan anak stabil dalam
kondisi belajarnya.
e. Kontribusi Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan
motivasi belajar anak melalui bimbingan belajar.
Individu merupakan makhluk sosial yang berkembang.
Berkembangnya pola pikir peserta didik terbentuk dari kebiasaan
dalam belajar. Perbedaan yang mencolok terlihat dari karakteristik
peserta didik, baik dari pola pikir, sikap dan tingkah laku sampai
dengan kondisi fisik dalam belajar. Baik simulasi maupun permainan
merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi peserta didik.
Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna.
Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai.
141
Seperti kegiatan belajar seperti diskusi, brainstorming, pengabdian
masyarakat dan sebagainya.
Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya
terhadap prilaku yang baik atau hasil belajar peserta didik yang baik
merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif
belajar anak didik kepada hasil belajar yang lebih baik. Pernyataan
seperti ‘’bagus’’, ‘’hebat’’, dan lain-lain disamping akan
menyenangkan peserta didik, pernyataan verbal seperti itu juga
mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung
antara peserta didik dan pendidik, dan penyampaiannya konkret,
sehingga merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial, apalagi kalau
penghargaan verbal itu diberikan didepan orang banyak.
Peserta didik secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat
dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi mereka sendiri.Jadi
mereka akan mencoba mencari tahu apa yang ingin mereka tahu
tentang sesuatu yang mereka dapat dan apa yang terjadi disekitar anak
baik positif maupun negatif. Maka dari itu kita sebagai pendidik dan
orang tua harus dengan baik memahami karakristik anak yang seperti
itu supaya mereka tidak terpengaruh oleh hal-hal buruk disekitar
mereka.
Rasa keingintahuan peserta didik dan keinginan peserta didik
untuk bisa dan mengerjakan sesuatu yang mendorong dirinya untuk
melampaui orang lain menjadi kunci berkembangnya peserta didik
142
untuk tetap belajar dan juga mereka suka mengatur dirinya untuk
menangani berbagai hal yang dihadapinya, mengeksplorasi suatu
situasi dan mencobakan usaha-usaha baru dan tidak akan pernah mau
diatur oleh orang lain. anak belajar dengan cara mengikuti atau
berinisiatif dari apa yang temannya/orang lain dapat. Misal orang tua
yang berbicara begini anak pun akan mengikuti apa yang
didapatkannya.
Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam
tindakan individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu
motif individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar
dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui
belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui pengaruh
lingkungan Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor
pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu
memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau
masalah dalam belajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
dua aspek yang menjadi indikator pendorong motivasi belajar siswa,
yaitu (1) dorongan internal: adanya hasrat dan keinginan berhasil,
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan
cita-cita masa depan, faktor fisiologis dan (2) dorongan eksternal:
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan
belajar yang kondusif. Bahwa rasa keingintahuan peserta didik dan
143
keinginan peserta didik untuk bisa dan mengerjakan sesuatu yang
mendorong dirinya untuk melampaui orang lain menjadi kunci
berkembangnya peserta didik untuk tetap belajar
Bimbingan belajaran akan membantu seorang anak lebih
mengerti pelajaran sekolah dari pada anak lainnya. Dari sana seorang
anak akan diajarkan dan diberi penjelasan secara lebih khusus dari
pada disekolah. Dan dari sanalah juga seorang anak akan lebih fokus
belajar dan mengerti pelajaran daripada hanya mengandalkan sekolah
saja. Lewat bimbingan belajar juga akan membuat seorang anak untuk
belajar secara rutin dan disiplin. Seperti kita ketahui, anak anak di
rumah terkadang malas belajar. Dengan bimbingan belajar
mewajibkan anak-anak belajar teratur, sehingga jadwal belajar anak
anak menjadi teratur.
Bimbingan belajar tidak hanya membuat seorang anak lebih
pintar saja, tetapi bimbingan belajar juga dapat memberikan waktu
yang positif untuk anak itu sendiri. Anak akan terhindar dari
pergaulan yang salah karena lewat bimbingan belajar seseorang akan
menghabiskan waktunya dengan kegiatan positif. Melalui kegiatan
bimbingan belajar di rumah pintar pijoengan perubahan yang
ditunjukkan peserta didik sangat baik. Selain itu kemandirian yang
dimiliki peserta didik menjadikan aktif, kritis, dan bertanggung jawab
atas tugasnya sebagai siswa baik di sekolah maupun di bimbingan
belajar
144
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan
belajar yang diikuti peserta didik tidak semata-mata berjalan dengan
mengikuti alur, namun dalam prosesnya individu bersifat top-down
sehingga dalam perkembangannya peserta didik mempunyai faktor-
faktor pemdorong dalam meningkatkan keuletnnya dalam belajar.
Faktor-faktor pendorong meningkatnya motivasi itu dapat dibedakan
menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Termotivasinya
peserta didik dibuktikan dengan kesiapan belajar, dan kepercayaan
diri. Perubahan yang ditunjukkan peserta didik sangat baik. Selain itu
kemandirian yang dimiliki peserta didik menjadikan aktif, kritis, dan
bertanggung jawab atas tugasnya sebagai siswa baik disekolah
maupun dibimbingan belajar.
145
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan
tentang prean Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan motivasi
belajar anak melaui kegiatan bimbingan belajar di Desa Srimartani,
kecamatan Piyungan, Bantul ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Rumah Pintar Pijoengan merupakan rumah pendidikan, bersifat
melayani masyarakat dalam pengetahuan, baik life skill dan juga
pengetahuan. Cakupan yang luas ini memberikan keleluasan dalam
berbagai bidang, salah satunya membentuk berbagai kegiatan dan
program, ada sembilan kegiatan atau sentra yang didirikan oleh
Rumah Pintar Pijoengan yaitu sentra baca dan buku, sentra
pendidikan, sentra permainan edukatif, sentra panggung/audio visual,
sentra komputer, sentra kriya, sentra pertanian, sentra diklat, dan
sentra unit layanan keliling. Dengan berbagai program tersebut yang
nantinya masyarakat dapat meningkatkan produktivitasnya dibidang
pendidikan, ekonomi, pendidikan, sosial dan religi atau keagamaan.
2. Peran Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan motivasi belajar
melalui kegiatan bimbingan belajar dapat terlihat dari kolektivitas di
antar pengelola di Rumah Pintar Pijoengan. Peran kegiatan bimbingan
sendiri sangat strategis dan dinamis, itu terlihat dari gambaran yang
dilakukan oleh pengelola dari mulai perencanaan, kegiatan bimbingan
146
belajar ini tidak mempunyai perencanaan yang tetap, kurikulum 2013
masih sebagai acuan namun dalam pelaksanaannya seringkali tutor
menambah dan mengurangi dengan menyesuaikan kondisi dan situasi
kebutuhan peserta didik. Dalam proses pelaksanaannya tutor
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik seperti menggunakan metode belajar tepuk-tepuk, bernyanyi,
memanfaatkan teknologi komputer dan lingkungan dengan maksud
agar peserta didik mudah mengerti dan tidak bosan.
3. Peranan Rumah Pintar Pijoengan sendiri merupakan suatu proses
penyadaran dan pemberian pemahaman kepada seluruh unsur
masyarakat tentang pentingnya kecakapan hidup dan pengetahuan
untuk menjalani kehidupan. Melalui berbegai kegiatan yang diadakan
oleh Rumah Pintar Pijoengan, dalam upayanya memberdayakan
masyarakat. Termotivasinya peserta didik dibuktikan dengan kesiapan
belajar, dan kepercayaan diri. Perubahan yang ditunjukkan peserta
didik sangat baik. Selain itu kemandirian yang dimiliki peserta didik
menjadikan aktif, kritis, dan bertanggung jawab atas tugasnya sebagai
siswa baik disekolah maupun dibimbingan belajar. Kegiatan
bimbingan belajar selain sebagai wadah aspirasi dan berkreasi peserta
didik dalam belajar juga berperan positif dalam meningkatkan
motivasi untuk peserta didik, tidak terlepas dari beberapa faktor yang
dapat mendorong terbentuknya motivasi belajar peserta didik.
147
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan
tentang prean Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan motivasi
belajar anak melaui kegiatan bimbingan belajar di Desa Srimartani,
kecamatan Piyungan, Bantul ini, ada beberapa saran yang diharapkan
dapat membangun kegiatan bimbingan belajar dan juga Rumah Pintar
Pijoengan sendiri agar lebih baik lagi, yaitu:
1. Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan yang ada dan mencari dukungan
kemitraan yang lebih luas lagi, dan lebih semangat/giat dalam
membantu kegiatan pendidikan, keagaman, pertanian, sosial dan lebih
kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran agar lebih
menyenangkan dalam kegiatan pemberdayaan.
2. Bagi pengelola Rumah Pintar Pijoengan sarana dan prasaran agar
lebih diperbanyak agar proses kegiatan dapat terlaksanan dengan baik
dengan memanfaatkan sarana prasaranan tersebut.
3. Bagi pengelola Rumah Pintar Pijoengan, dalam setiap kegiatan
harusnya disertai rancangan program secara detail, agar arah dan
tujuan kegiatan dapat lebih jelas.
4. Bagi tutor kegiatan bimbingan belajar dalam proses pembelajaran
agar lebih diperhatikan lagi terjait media pembelejaran. Hal ini
berguna untuk merangsang anak agar mudah mengerti, terkadang
menggunakan bantuan media anak mudah mengerti dan jalannya
proses kegiatan bimbingan belajar dapat terlaksanan dengan baik.
148
5. Bagi tutor kegiatan bimbingan belajar sering-sering diadakan evaluasi
agar dapat mengetahui seberapa jauh anak dapat berkembang
sehingga dapat dilakukan perbaikan jika masih terdapat kekurangan
6. Bagi tutor kegiatan bimbingan belajar, perlunya dilakukan penilaian
dalam setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini
dilakukan guna membantu peserta didik dalam mempelajari materi
yang dipelajari selain itu juga berguna untuk mengukur ketercapaian
tujuan yang telah ditetapkan dalam setiap kegiatan pembelajaran.
7. Bagi peserta didik lebih memperhatikan dalam proses kegiatan
pembelajaran. Hal ini berguna untuk kelancaran proses pembelajaran
dan waktu.
149
DAFTRA PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. (2008). Psikologi Belajar. Jakrta: RinekaCipta.
Abu Hamdi dan Ahmad Rohani. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Jakarta: Rineka Cipta.
Ace Suryadi. (2009). Menuju Masyarakat Pembelajar: Konsep, Kebijakan, danImplementasi Pendidikan Non-Formal. Bandung: Widya Aksara Press.
Andari Nurocmah Wisdaningrum. (2004). Peranan Orang Tua TerhadapMotivasi Anak Tentang Pengalaman Agama Di SD MuhammadiyahSuronatan Yogyakarta. IAIN Sunan Kalijogo.
Dirjen PAUDNI. (2014). Petunjuk Teknis Rumah Pintar dan Tata cara untukMemperoleh Dana Bantuan. Jakarta : Direktorat Pendidikan Masyarakat.
Dudung Abdurahman. (2002). Pengantar Meetodologi Penelitian. Yogyakarta:IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
E.St. Harahap, dkk. (2007). Kamus besar bahasa Indonesia. Bandung: BalaiPustaka.
Gavin Reid. (2007). Memotivasi Anak di Kelas: Gagasan dan Strategi. JakartaBarat: PT. Indeks Permata Putri Media.
Lexy J. Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya.
M. Idrus. (2007). Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif danKuantitatif. Yogyakarta: UII Press.
Muhibbin Syah. (2001). Psikologi Belajar, Logos, Wacana Ilmu, Jakarta.
………., (2003). Psikologi Belajar, Logos, Wacana Ilmu, Jakarta.
Muhammad Ali. (2007). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaru Algesindo.
Mustofa Kamil. (2011). Pendidikan Non Formal: Pengembangan Melalui PusatKegaiatan Belajar Mengajar (PKBM) Di Indonesia (SebuahPembelajaran Kominkan Di Jepang). Bandung: ALFABETA.
150
Nana Syaodih Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi proses pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nanang Hanafiah dan Cucu Suharna. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran.Bandung: PT. Rafika Aditama.
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif. Bandung: Tarsito.
……….., (2006). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Nur Faizah. (2010). Bimbingan Belajar dalam Meningkatkan Prestasi Di PantiAsuhan Putra Islam Berbah Kabupaten Sleman Propinsi DaerahIstimewa Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijogo.
Noehi Nasution. (1993). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.
Oemar Hamalik. (2001). Proses belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Rumah Pintar BAZNAS 'Pijoengan'. 2014. Aktivitas Rumah Pintar Pijoengan.Diakses dari http://rumahpintar.jogja.blogspot.com/p/blog-page.html.Pada tanggal 13 Maret 2015. Jam 14.29 WIB.
Syaiful Bahri Djamarah. (2002). Strategi belajar Mengajar. Jakarta: PT. RinekaCipta
Sardiman A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo persada.
………………, (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo persada.
………………, (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo persada.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: RinekaCipta.
Sobry Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Adinata.
Sondang P. Siagian. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. PinekaCipta
Sugihartono. dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Cv Alfabeta.
151
…………, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta .
Suharsimi, Arikunto. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sunaryo Kartadinata. dkk. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Tidjan, dkk. (1993). Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah. Yogyakarta:UPP UNY.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sikdiknas.
Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Winardi J. (2001). Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: RajaGrafindo persada.
Winkel W. S. (2004). Bimbingan dan Konseling di institute Pendidikan. Jakarta:PT. Gramedia Widiarsarana Indonesia.
Yoyon Suryono. (2010). Rumah Pintar. Yogyakarta: UNY Press.
152
LAMPIRAN
153
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI PENELITIAN
TANGGAL OBSERVASI :
PUKUL :
TEMPAT OBSERVASI :
No Aspek Deskripsi1 Lembaga Rumah Pintar Pijoengan
a. Identitas lembagab. Sejarah berdiric. Tujuan, Visi dan Misid. Struktur organisasie. prestasi
2 Kegiatan Rumah Pintar Pijoengana. Bentuk kegiatanb. Pelaksanaan kegiatan
3 Peran Rumah Pintar Pijoengana. Bentuk peran yang diberikanb. Dimensi yang dikembangkanc. Prosesd. Hasil
154
Lampiran 2
Pedoman Wawancara Untuk Pengelola Lembaga Rumah Pintar Pijoengan di Desa
Srimartani , kecamatan Piyungan, Bantul.
PEDOMAN WAWANCARA
1. Identitas Diri Pengurus
a. Nama
b. Jabatan
c. Usia
d. Agama
e. Pekerjaan
f. Alamat
g. Pendidikan terakhir
2. Identitas Lembaga
a. Kapan Lembaga Rumah Pintar Pijoengan ini berdiri?
b. Bagaimana Sejarah Berdirinya Lembaga Rumah Pintar Pijoengan di
Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
c. Apa tujuan umum dan khusus, tujuan jangka panjang, visi, dan Misi
Berdirinya Lembaga Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani,
Kecamatan Piyungan, Bantul?
d. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut?
155
e. Berapa jumlah pengurus yang ada di Lembaga Rumah Pintar
Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
f. Apakah dengan jumlah tersebut mampu mengakomodir kegiatan
lembaga rumah pintar pijoengan?
g. bagaimana peran pengurus dalam kegiatan rumah pintar pijoengan?
h. Apakah ada sinergitas dalam pelakasanaan kegiatan rumah pintar
pijoengan dengan masyarakat sekitar?
i. Bagaimana dukungan dari masyarakat sekitar?
j. Fungsi layanan Lembaga Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani,
Kecamatan Piyungan, Bantul?
k. Apa saja layanan yang ada di Lembaga Rumah Pintar Pijoengan di
Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
3. Kegiatan Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan
Piyungan, Bantul.
a. Apa saja kegiatan yang berada di Lembaga Rumah Pintar Pijoengan di
Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
b. Apa yang menjadi latar belakang kegiatan tersebut dapat terbentuk di
Lembaga Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan
Piyungan, Bantul?
c. Apa tujuan dari masing masing kegiatan yang ada di Lembaga Rumah
Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
156
4. Kegiatan Bimbingan Belajar Anak di Lembaga Rumah Pintar
Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul.
a. Seperti apa karakteristik tutor dalam bimbingan belajar?
b. Seperti apa karakteristik anak dalam belajar?
c. Bagaimana tanggapan masyarakat dengan adanya kegiatan dari rumah
pintar pijoengan?
d. Bagaiman perencanaan kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar
Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
e. Bagaiman pelaksanaan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan
di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
f. Apa metode yang digunakan dalam pembelajaran bimbingan belajar di
Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan,
Bantul?
g. Adakah kurikulum yang digunakan dalam proses kegiata bimbingan
belajar di Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan
Piyungan, Bantul?
h. Jika ada, kurikulum seperti apakah yang digunakan dalam proses
kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan di Desa
Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
i. Apakah kurikulum tersebut sudah sesuai dengan yang di terapkan
dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan di Desa
Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
157
j. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses kegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani,
Kecamatan Piyungan, Bantul?
5. Peran Rumah Pintar Pijoengan dalam meningkatkan motivasi belajar
anak melalui bimbingan.
a. Adakah alasan mengapa kegiatan bimbingan belajar di pilih sebagai
wadah dalam mengingkatkan motivasi belajar anak?
b. Apakah melalui kegiatan bimbingan belajar anak menjadi lebih
termotivasi dalam belajarnya?
c. Apa indikator yang menunjukan bahwa peserta didik sudah termotivasi
dalam belajar melalui bimbingan belajar di rumah pintar pijoengan?
d. Bagaimana peran yang diberikan oleh Rumah Pintar Pijoengan dalam
meningkatkan motivasi belajar anak?
e. Menurut anda, apakah kegiatan bimbingan belajar yang ada di Rumah
Pintar Pijoengan dapat berperan dalam meningkatkan motivasi belajar
anak?
f. Mengapa bimbingan belajar harus diadakan guna meningkatakan
motivasi anak?
g. Faktor-faktor apa saja yang mendorong dalam meningkatkan motivasi
belajar anak melalui bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan?
158
Pedoman Wawancara Untuk Turor Bimbingan Belajar di Rumah Pintar Pijoengan
di Desa Srimartani , kecamatan Piyungan, Bantul.
PEDOMAN WAWANCARA
1. Identitas Diri Pengurus
a. Nama
b. Jabatan
c. Usia
d. Agama
e. Pekerjaan
f. Alamat
g. Pendidikan terakhir
2. Identitas Lembaga
a. Kapan Lembaga Rumah Pintar Pijoengan ini berdiri?
b. Bagaimana Sejarah Berdirinya Lembaga Rumah Pintar Pijoengan
di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
c. Apa tujuan umum dan khusus, tujuan jangka panjang, visi, dan
Misi Berdirinya Lembaga Rumah Pintar Pijoengan di Desa
Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
d. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut?
e. Berapa jumlah pengurus yang ada di Lembaga Rumah Pintar
Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
159
f. Apakah dengan jumlah tersebut mampu mengakomodir kegiatan
lembaga rumah pintar pijoengan?
g. Bagaimana peran pengurus dalam kegiatan rumah pintar
pijoengan?
h. Apakah ada sinergitas dalam pelakasanaan kegiatan rumah pintar
pijoengan dengan masyarakat sekitar?
i. Bagaimana dukungan dari masyarakat sekitar?
3. Kegiatan Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan
Piyungan, Bantul.
a. Apa saja kegiatan yang berada di Lembaga Rumah Pintar
Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
b. Apa yang menjadi latar belakang kegiatan tersebut dapat terbentuk
di Lembaga Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani,
Kecamatan Piyungan, Bantul?
c. Apa tujuan dari masing masing kegiatan yang ada di Lembaga
Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan,
Bantul?
4. Kegiatan Bimbingan Belajar Anak di Lembaga Rumah Pintar
Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul.
a. Seperti apa karakteristik tutor dalam bimbingan belajar?
b. Seperti apa karakteristik anak dalam belajar?
c. Khusus untuk bimbingan belajar, apa yang yang menjadi latar
belakang berdirinya bimbingan belajar anak?
160
d. Apakah dengan terbentuknya bimbingan belajar sudah dapat
memotivasi anak dalam belajar?
e. Jika sudah, hal tersebut ditunjukan dengan apa?
f. Pengaruh atau dampak apa yang terihat dari anak setelah mengikuti
bimbingan belajar?
g. Bagaimana konsep dalam bimbingan belajar?
h. Dalam kegiatan bimbingan belajar , berapakah waktu yang
dibutuhkan bertatap muka dalam seminggu?
i. Bagaiman perencanaan kegiatan bimbingan belajar di Rumah
Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
j. Bagaiman pelaksanaan bimbingan belajar di Rumah Pintar
Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
k. Apa metode yang digunakan dalam pembelajaran bimbingan
belajar di Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan
Piyungan, Bantul?
l. Adakah kurikulum yang digunakan dalam proses kegiata
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani,
Kecamatan Piyungan, Bantul?
m. Jika ada, kurikulum seperti apakah yang digunakan dalam proses
kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan di Desa
Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
161
n. Apakah kurikulum tersebut sudah sesuai dengan yang di terapkan
dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan di
Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
o. Gaya belajar apa yang dilakukan tutor supaya anak tidak bosan
dalam mengikuti kegiatan bimbingan belajar?
p. Bagaimana tutor mengelola kegiatan bimbingan belajar?
q. Apakah tutor menggunakan media dalam proses kegiatan
bimbingan belajar, apa saja?
r. Menurut tutor, mana yang lebih utama peserta didik paham
meskipun memerlukan waktu cukup lama atau memilih
mentargetkan penyampaina materi terselesaikan?
s. Bagaimana tutor mengatasi kemampuan anak yang berbeda-beda
dalam menerima pembelajaran?
t. Apakah tutor memeperhatikan tingkat kemapuan dan
perkembangan peserta didik dalam proses kegiatan bimbingan
belajar
u. Bagaimana tutor dapat mengoptimalkan kemampuannnya dalam
proses kegiatan belajar mengajar dalam bimbingan belajar?
162
Pedoman Wawancara Untuk Turor Bimbingan Belajar di Rumah Pintar Pijoengan
di Desa Srimartani , kecamatan Piyungan, Bantul.
PEDOMAN WAWANCARA
1. Identitas Diri Pengurus
a. Nama
b. Jabatan
c. Usia
d. Agama
e. Pekerjaan
f. Alamat
2. Kegiatan Bimbingan Belajar di Rumah Pintar Pijoengan di
Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul.
a. Apa saja kegiatan yang berada di Lembaga Rumah Pintar
Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
b. Kegiatan apa yang adik ikuti selain kegiatan bimbingan belajar
di Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan
Piyungan, Bantul?
c. Setelah mengikuti proses kegiatan bimbingan belajar dirumah
pintar piyungan, apakah adik menjadi lebih termotivasi dalam
belajar?
163
d. Mengapa adik lebih memilih kegiatan bimbingan belajar yang
ada di Rumah Pintar Pijoengan dari pada di lembaga
bimbingan belajar yang lain?
e. Bagaimana cara tutor mengajar, apakah lebih mudah di pahami
di sekolah apa di rumah pintar melalui bimbingan belajar?
f. Selama adik mengikuti proses kegiatan bimbimngan belajar di
rumah pintar pijoengan ini, media apa yang digunakan dalam
proses kegiatan belajar mengajar?
g. Lebih efektif mana beljar di rumah pintar melalui bimbingan
belajar atau belajar di sekolah?
h. Tingkat kesukaran seperti apa yang adik alamai dalam kegiatan
bimbingan belajar di rumah pintar pijoengan?
i. Apakah kesukaran tersebut dapat terselesaikan setelah
mengikuti bimbingan belajar?
164
Lampiran 3
CATATAN LAPANGAN I
Hari, Tanggal : Senin, 6 April 2015
Waktu : 11.00 – 14.30 WIB
Tempa : Sekretariat Rumah Pintar Pijoengan
Kegiatan : Perizinan Penelitian ke Rumah Pintar Pijoengan
Deskripsi :
Hari senin, 6 April 2015 pada pukul 11.00 – 14.30 WIB peneliti datang ke
kecamatan Piyungan, Bantul, Yogyakarta tepatnya Sekretariat Rumah Pintar
Pijoengan. Peneliti datang untuk bertemu dengan ketua Rumah Pintar Pijoengan.
Peneliti bertemu dengan ketua Rumah Pintar Pijoengan dengan maksud untuk
meminta izin dan menyerahkan surat perizinan untuk mengadakan penelitian
beserta proposal penelitan.
Peneliti menjelaskan gambaran mengenai penelitian yang aka diadakan di
Rumah Pintar Pijoengan. Ketua Rumah Pintar Pijoengan menyambut dengan baik
dan tidak berkebaratan jika peneliti akan mengadakan kegiatan penelitian di
Rumah Pintar Pijoengan. Setelah proses perizinan diterima kemudian penelitian
melakukan perbincangan sederhana mengenai Rumah Pintar Pijoengan.
165
CATATAN LAPANGAN II
Hari, Tanggal : Rabu, 8 April 2015
Waktu : 14.00 – 16.30 WIB
Tempa : Sekretariat Rumah Pintar Pijoengan
Kegiatan : Wawancara Ketua Rumah Pintar Pijoengan
Deskripsi :
Hari Rabu, 8 April 2015 pukul 14.00 – 16.30 WIB peneliti datang ke
kecamatan Piyungan, Bantul, Yogyakarta tepatnya Sekretariat Rumah Pintar
Pijoengan. Tujuan peneliti datang hari ini untuk melakukan wawancara dengan
ketua Rumah Pintar Pijoengan mengenai latar belakang berdirinya Rumah Pintar
Pijoengan. Saat peneliti datang disambut oleh mas “UA” dengan mempersilahkan
untuk duduk di teras depan dengan mengisi buku tamu, dengan tujuan lain untuk
menunggu bapak “SY” selaku ketua Rumah Pintar Pijoengan. Di Rumah Pintar
Pijoengan dibagi menjadi enam ruangan.
Setelah menunggu dan bertemu dengan ketua Rumah Pintar Pijoengan,
peneliti menanyakan beberapa hal kepada bapak “SY” sebagai bentuk study
pendahuluan mengenai latar belakang Rumah Pintar Pijoengan. Setelah istirahat
untuk sholat ashar bapak “SY” selaku narasumber menjelaskan dengan baik
semua pertanyaan mengenai Rumah Pintar.
Setelah dirasa cukup informasi, peneliti mohon pamit kepada bapak “SY”
dan mengutarakan niat bahwa hari selanjutnya peneliti akan melakukan
wawancara mengenai Peran Rumah Pintar.
166
CATATAN LAPANGAN III
Hari, Tanggal : Jumat, 10 April 2015
Waktu : 14.00 – 16.30 WIB
Tempa : Sekretariat Rumah Pintar Pijoengan
Kegiatan : Wawancara Ketua Rumah Pintar Pijoengan
Deskripsi :
Hari Rabu, 10 April 2015 pukul 14.00 – 16.30 WIB peneliti datang ke
kecamatan Piyungan, Bantul, Yogyakarta tepatnya Sekretariat Rumah Pintar
Pijoengan. Tujuan peneliti datang hari ini untuk melakukan wawancara dengan
ketua Rumah Pintar Pijoengan mengenai peran Rumah Pintar Pijoengan. Saat
peneliti datang disambut oleh mas “UA” dengan mempersilahkan untuk duduk di
teras depan dengan mengisi buku tamu, dengan tujuan lain untuk menunggu
bapak “SY” selaku ketua Rumah Pintar Pijoengan. Di Rumah Pintar Pijoengan
dibagi menjadi enam ruangan.
Setalah menunggu beberapa saat, peneliti dipersilahkan oleh bapak “SY”
masuk ke ruang kerja, dan peneliti mengungkapkan maksud dan tujuan penelitian,
dan melangsungkan wawancara mengenai Peran Rumah Pintar Pijoengan dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar melalui Bimbingan Belajar.
Setelah dirasa cukup informasi, peneliti mohon pamit kepada bapak “SY”
dan mengutarakan niat bahwa hari selanjutnya peneliti akan melakukan
wawancara mengenai kegiatan bimbingan belajar.
167
CATATAN LAPANGAN IV
Hari, Tanggal : Selasa, 14 April 2015
Waktu : 14.00 – 16.30 WIB
Tempa : Sekretariat Rumah Pintar Pijoengan
Kegiatan : Wawancara Tutor Bimbingan Belajar
Deskripsi :
Peneliti datang ke Sekretariat Rumah Pintar Pijoengan pada hari Selasa, 14
April 2015 pukul 14.00 – 16.30 WIB untuk bertemu dengan mas “SG” selaku
tutor dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan. Setelah
menunggu beberapa saat, peneliti bertemu mas “SG” dengan mengungkapkan
maksud dan tujuan kemudian melakukan wawancara mengenai kegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan. Wawancara penelitian ini
dilakukan dengan waktu singkat karena narasumber ada jadwal mengajar dengan
kelas 1 dan 2 SD dikegiatan bimbingan belajar.
Setelah dirasa cukup, peneliti mohon pamit kepada mas “SG” dan
mengutarakan niat bahwa hari selanjutnya peneliti akan melakukan wawancara
mengenai kegiatan bimbingan belajar.
168
CATATAN LAPANGAN V
Hari, Tanggal : Rabu, 15 April 2015
Waktu : 14.00 – 16.30 WIB
Tempa : Sekretariat Rumah Pintar Pijoengan
Kegiatan : Wawancara Tutor Bimbingan Belajar
Deskripsi :
Peneliti datang ke Sekretariat Rumah Pintar Pijoengan, kecamatan
Piyungan, Bantul, Yogyakarta pada hari Selasa, 14 April 2015 pukul 14.00 –
16.30 WIB untuk bertemu dengan mas “UA” selaku tutor dalam kegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan, kecamatan Piyungan, Bantul,
Yogyakarta.
Peneliti bertemu langsung dengan mas “UA” dengan mengungkapkan
maksud dan tujuan kemudian melakukan wawancara mengenai kegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan. Mas “UA” menjawab dan
menjelaskan tentang peran Rumah Pintar Pijoengan dan kegiatan bimbingan
belajar mulai dari perencaan hingga proses berakhirnya kegiatan pembelajaran
bimbingan belajar.
169
CATATAN LAPANGAN VI
Hari, Tanggal : Jumat, 17 April 2015
Waktu : 14.00 – 16.30 WIB
Tempa : Sekretariat Rumah Pintar Pijoengan
Kegiatan : Wawancara Peserta Didik Bimbingan Belajar
Deskripsi :
Peneliti datang ke Sekretariat Rumah Pintar Pijoengan, kecamatan
Piyungan, Bantul, Yogyakarta pada hari Selasa, 14 April 2015 pukul 14.00 –
16.30 WIB untuk bertemu dengan “IP” dan “NS” selaku peserta didik di kegiatan
bimbingan belajar di Rumah Pinta Pijoengan. Peneliti berkenalan dan bercakap-
cakap dengan peserta didik. Kemudian peneliti menjelaskan kepada peserta didik
maksud dan tujaunnya bertemu dengan peserta didik.
Peneliti pun mengajukan pertanyaan kepada peserta didik mengenai
kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan. Peneliti menggali
informasi kepada “IP” dan “NS” terkait kegiatan bimbingan belajar, metode
pembelejaran, media pembelajaran. Suasana dibuat dengna obrolan biasa sehingga
peserta didik tdibuat merasa tidak diwawancarai. Setelah informasi yang dirasa
cukup, kemudian peneliti mencukupkan wawancara dengan peserta didik dan
berpamitan dengan ketua lembaga beserta staff-staffnya.
170
Lampiran 4. Reduksi Data, Display Data dan Kesimpulan Hasil Wawancara
Reduksi Data, Display Data dan Kesimpulan Hasil Wawancara
Peran Rumah Pintar Pijoengan Dalam Meningkatkan Motivasi BelajarAnak Melalui Bimbingan Belajar di Desa Srimartani, Bantul
Apa saja kegiatan yang ada di lembaga Rumah Pintar Pijoengan di desaSrimartani, kecamatan Piyungan, Bantul?
SY : “Ada banyak kegiatan mas, ada 9 kegiatan yang berjalan yaitu sentradiklat, sentra buku dan baca, sentra permainan, sentra teknologiinformasi, sentra kriya, sentra layanan keliling, sentra permainan, setraTPA (iqro’), dan bimbingan belajar”
UA : “Kegiatan yang ada di Rumah Pintar Pijoengan sebenarnya banyak,ada Sentra diklat, sentra pertanian, sentra kriya dengan menjahit,membordir dan kerajinan tangan, sentra buku dan baca denganperpustakaan, layanan kesehatan keliling dengan posyandu, layananTPA dengan iqro’ baca tulis, teknologi informasi dengan pelatihankomputer, sentra permainan dan bimbingan belajar”
Kesimpulan : “Lembaga rumah pintar pijoengan merupakan lembaga yang berbasisnon formal. Selain itu juga ada berbagai macam kegiatan yangditekuni oleh rumah pintar pijoengan yaitu sentra, sentra kriya denganmenjahit, membordir dan kerajinan tangan, sentra buku denganperpustakaan, sentra layanan kesehatan keliling dengan posyandu,layanan TPA dengan iqro’ baca tulis, teknologi informasi denganpelatihan komputer, sentra permainan dan bimbingan belajar”
Apa yang menjadi latar belakang kegiatan tersebut dapat terbentuk di LembagaRumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
SY : “Pada awalnya rumah pintar sebagai tempat penyedia layananmasyarakat paska gempa. Kami berfikir dan mulai mencobamengembangkan kegiatan. Kemudian muncul gagasan lima sentrayang menjadi latar belakang berdirinya kegiatan tersebut yaitu sentraedukasi ekonomi, sentra edukasi sosial, sentra edukasi pendidikan,sentra edukasi keagamaan, dan sentra kesehatan”
UA : “Yang melatar belakangi kegiatan-kegiatan dirumah pintar ini adalima sentra mas yaitu sentra edukasi ekonomi, sentra edukasi sosial,
171
sentra edukasi pendidikan, sentra edukasi keagamaan, dan sentrakesehatan”
Kesimpulan : “Rumah pintar sebagai layanan pemberdayaan masyarakat paskagempa yang kemudian membentuk gagasan kegiatan yang masihberjalan. Yang menjadi latar belakang kegiatan belajar tersebut yaknisentra edukasi ekonomi, sentra edukasi sosial, sentra edukasipendidikan, sentra edukasi keagamaan, dan sentra kesehatan”
Khusus untuk bimbingan belajar, apa yang yang menjadi latar belakangberdirinya bimbingan belajar peserta didik?
SG : “Jadi secara spesifik mengapa didirikannya bimbingan belelajar itumemang mengarah kepada kemandirian lembaga. Dengan rincianbahwa kegiatan operasional dapat dilakukan sendiri”
UA : “Pada awalnya dulu kan di sekamiran sini belum ada bimbinganbelajar jadi rumah pintar mencoba menampung peserta didik yangingin belajar banyak. Disamping itu juga rumah pintar mengutamakankemandirian dalam mengelola operasional”
Kesimpulan : “Bimbingan belajar merupakan sebuah program yang dirintis dengantujuan menampung dan membantu peserta didik di desa Srimartaniyang ingin belajar secara dominan, selain itu juga sebagai langkahuntuk kemandirian operasional dalam berkembang”
Adakah alasan mengapa kegiatan bimbingan belajar di pilih sebagai wadahdalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik?
SG : “Mengapa dipilih itu sebenarnya sebagai lembaga layananmasyarakat secara umumnya sama dengan fungsi rumah pintar danjuga sebagai program yang bertujuan untuk menunjang organisasirumah pintar secara operasional juga mas supaya dapat lebih mandirisaja”
UA : “Pada awalnya bimbingan belajar di bentuk dengan alasan layanankepada masyarakat khususnya peserta didik yang membutuhkantambahan belajar dilingkungan formal maupun nonformal”
Kesimpulan : “Bimbingan belajar dipilih sebagai layanan masyarakat dibawahnaungan rumah pintar khususnya yang membutuhkan tambahanpendidikan baik formal maupun nonformal”
172
Bagaimana tutor mengelola kegiatan bimbingan belajar?
SG : “Kami dalam mengelola kegiatan bimbingan belajar ini, sebelumnyamengklasifikasikan terlebih dahulu pematerian, koordinasi tutordengan peserta didik, jadwal belajar agar tidak berbenturan dengankegiatan peserta didik diluar bimbingan belajar dan sekolah formal”
UA : “Kepuasan dan kenyamanan peserta didik menjadi tolak ukur kami,jadi intinya kami mementingkan kualitas bukan kuantitas baik darikualitas materi (standar operasional kelayakan materi), dan metodebelajar yang sesuai dengan anak”
Kesimpulan : “Tutor mengelola kegiatan bimbingan belajar denganmemeperhitungkan kualitas dan juga kuantitas, baik secara materi,metode dan juga mengklasifikasikan terlebih dahulu pematerian,koordinasi tutor dengan peserta didik, jadwal belajar agar tidakberbenturan dengan kegiatan peserta didik diluar bimbingan belajardan sekolah formal”
Jika sudah, hal tersebut ditunjukan dengan apa?
SG : Kesiapan belajar peserta didik itu dilihat dari presentasi kehadiranpeserta didik dalam kegiatan bimbingan belajar. Disamping itu jugaterlihat dari antusiasme untuk bertanya yang menandakan rasakeingintahuan dari peserta didik dan tugas dari sekolah seringdikerjakan di kegiatan bimbingan belajar”
UA : “Dilihat dari segi karakteristiknya beda-beda mas. Saat pertama kalipeserta didik datang mengikuti kegiatan bimbingan belajar masihmalu-malu, masih takut tidak bisa menyesuaikan, masih kebingunganmengerjakan tugas baik dari sekolah maupun yang diberikan olehtutor. Kemudian kami menggunakan metode pendekatan personalterlebih dahulu sehingga peserta didik semakin kesini semakinterbiasa, malahan sekarang semua tugas hampir dikerjakan dibimbingan belajar”
Kesimpulan : “Kesiapan belajar dapat di pengaruhi oleh pola pikir, sikap dantingkah laku sampai dengan kondisi fisik dalam belajar. Kesiapan iniseringkali di tunjukkan dengan antusiasme dan prstasi kehadiran yangsemakin hari semakin baik. Di awal peserta didik sering kalikebingungan dalam belajar dan setelah mengikuti bimbingan belajarini peserta didik menunjukkan prestasi belajar hingga prestasi nilaiyang baik”
173
Dalam kegiatan bimbingan belajar, berapakah waktu yang dibutuhkan bertatapmuka dalam seminggu?
SG : “Saya itu mengajar untuk peserta didik kelas 1 dan 2, kebetulandilaksanakan diwaktu yang sama yakni selasa dan kamis pada jam15:00 WIB, dan di tempat yang sama”
UA : “Dalam waktu seminggu itu dibagi menjadi dua jadwal untuk kelas 1dan 2 SD dilaksanakan pada hari selasa dan kamis jam 15:00 WIB.Sedangkan untuk peserta didik kelas 4 SD dilaksakan pada hari senin,rabu, dan jum’at pada jam 15:00 WIB. Kebetulan saya mengampuuntuk yang kelas 4 SD”
IP : “Kalau saya kan kelas 4 SD mas, jadi dilakukan hari senin, rabu, danjum’at jam 3 sore mas sampai jam 5 sore”
NS : “Senin, rabu, jum’at mas jam 3 sore”
Kesimpulan : “Kegiatan bimbingan belajar di rumah pintar pijoengan terdiri daridua kelas, kelas kecil dan kelas besar. Kelas kecil terdiri dari kelas 1dan kelas 2 SD yang dilakspeserta didikan pada hari selasa dan kamispukul 15.00 WIB. Kemudian untuk kelas besar atau kelas 4 SD yangdilakspeserta didikan pada hari senin, rabu, dan jum’at pukul 15.00WIB”
Bagaimana pelaksanaan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan di DesaSrimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
SG : “Selama ini dalam pelaksanaannya lancar mas. Kami belummenemui kesulitan yang berarti maksudnya kesulitan dalammenangani peserta didik yang pasif dan aktif. Memang dari awal kamitidak mempunyai rencana tersendiri dalam pelaksanaannya tapimemang kami lebih ke pendampingan peserta didik dalam belajar”
UA : “Lancar mas. Ini merupakan tantangan tersendiri saja buat tutor.Selalin itu tutor juga ingin berkembang dan berpengalaman bagaimanadalam mengatasi peserta didik yang kurang motivasi, maka diambillahtindakan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi”
Kesimpulan : “Proses pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar sudah berjalanlancar dan sesuai dengan harapan. Hal ini dikarenakan kolektivitasantar tutor sebagai pengampu kegiatan bimbingan belajar mampumenganalisis keadaan lingkungan dengan baik”
174
Jika ada, kurikulum seperti apakah yang diterapkan dalam proses kegiatanbimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, KecamatanPiyungan, Bantul?
SG : “Kalau dari acuannya memang dari kurikulum 2013 sepertidipendidikan formal lainnya. Namun, dilihat dari pelaksanaannya kamimenyesuaikan dengan situasi dan kondisi mas. Justru kami juga seringmerevisi dengan menambah dan mengurangi materi yang kiranyapeserta didik kesulitan dalam belajar”
UA : “Kami menggunakan kurikulum 2013 sesuai dengan pendidikanformal yang masih berlaku dan juga menyesuaikan dengan situasi dankondisi”
Kesimpulan : “Kurikulum yang juga digunakan dalam kegiatan bimbingan belajardi rumah pintar pijoengan tidak semuanya mengacu pada kurikulum2013. Kegiatan bimbingan belajar dirumah pintar pijoengan dalampelaksanaannya lebih fleksibel dan sering kali menyesuaikan dengansiruasi dan kondisi”
Adakah klasifikasi atau syarat tertentu untuk menjadi peserta didik di kegiatanbimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan?
SY : “pada awalnya dibentuk untuk tujuan layanan kepada masyarakatkhususnya anak-anak, disamping itu juga layanan operasional kitadapat tercover sendiri. Secara spesifik tidak ada syarat tertentu untukmenjadi bagian dari bimbingan belajar, tapi untuk peserta didik yangkurang mampu, kita subsidi agar lebih ringan biayanya”.
UA : “Pada awalnya bimbingan belajar ini dibentuk karena saran dari walimurid sendiri yang melihat kurangnya minat belajar anak. Tidak adasayarat apapun untuk menjadi bagian dari bimbel ini”
IP : “tidak ada mas”
NS : “tidak ada pesyaratan khusus mas”
IM : “tidak ada persyratan apapun kok mas, jadi atas dasar kemauansendiri”
Kesimpulan : “Pada awalnya bimbingan belajar ini dibentuk karena saran dari walimurid sendiri yang melihat kurangnya minat belajar anak. Tapi secaraspesifik, tidak ada syarat atau mengklasifikasikan latar belakang
175
ekonomi maupun pendidikan untuk dapat menjadi bagian dari kegiatanbimbingan belajar dan untuk peserta didik yang kurang mampu, kitasubsidi agar lebih ringan biayanya”
Adakah syarat tertentu untuk menjadi tutor dikegiatan bimbingan belajar diRumah Pintar Pijoengan?
SY : “kalau untuk menjadi tutor, syarat harus memiliki sertifikat pernahmengikuti pelatihan maupun diklat untuk menjadi guru atau tutor. Danjuga tentunya harus berpengalaman dan berpandangan menganai carapandang belajar ya berdasarkan pemahaman tentang tujuan programpembelajaran secara menyeluruh dengan menggabungkan denganpendekatan belajar berdasar masalah yang bersumber pada studentcenterd learning merupakan metode yang efektif untuk mencari danmemperoleh informasi dan untuk mengembangkan kemampuanberpikir secara kritis”.
DS : “kalo mau jadi tutor dibimbingan belajar ini sayarata pertamaseharnya mempunyai pengalaman dalam menangani masalahamotivasi belajar anak, kemudian juga harus mempunyai sertifikatbahwa pernah mengikuti pelatihan menjadi guru”.
Kesimpulan : “tutor dibimbingan belajar ini syarat pertama seharnya mempunyaipengalaman dalam menangani masalaha motivasi belajar anak,kemudian juga harus mempunyai sertifikat bahwa pernah mengikutipelatihan menjadi guru atau tutor. Dan juga tentunya harusberpengalaman dan berpandangan menganai cara pandang belajarmengembangkan kemampuan berpikir secara kritis”
Menurut tutor, mana yang lebih utama peserta didik paham meskipunmemerlukan waktu cukup lama atau memilih mentargetkan penyampain materiterselesaikan?
SG : “Menanyakan kepada peserta didik sebelum mulai proses kegiatanbimbingan belajar, apakah ada yang belum mengerti dan pahammengenai pematerian sebelumnya, sebagai acuan mas”
UA : “Pada dasarnya bimbingan belajar dirumah pintar ini mempunyaikarakteristik tersendiri, kami lebih memfokuskan peserta didik untukpaham dan mengerti bukan terpaku pada waktu”
Kesimpulan : “Proses kegiatan bimbingan belajar memfokuskan pada pemahamanpeserta didik dari pada capaian target waktu. Komunikasi yang terjalin
176
antara tutor dan peserta didik menjadi tolak ukur dalam mewujudkankeberhasilan preses kegiatan belajar”
Bagaimana tutor mengatasi kemampuan peserta didik yang berbeda-beda dalammenerima pembelajaran?
SG : “Sekali lagi mas, dalam hal ini peserta didik itu berbedakarakteristiknya. Ada yang minta di perhatikan dan dijelaskan secaramenyeluruh, ada yang belajar secara mandiri lebih dapat fokus namuningin didampingi”
UA : “Secara personal saja mas, kami memperhatikan kemampuan pesertadidik apa yang telah dipelajari dan seberapa besar peserta didik dapatmemahaman materi. Menanyakan kembali materi, bagian bab manayang belum paham. Peserta didik sering sharing langsung dari itukami memberikan tindakan yang lebih lanjut”
Kesimpulan : “Tutor mengatasi perbedaan karakteristik peserta didik ini dengancara menyesuaikan karakteristik, mengikuti keinginan anak dan belajarsecara personal dengan memeperhatikan setiap peserta didik, apa yangdi pelajari, mana yang belum paham, dan tanya jawab kembali terkaitmateri pembelajaran”
Apakah tutor memeperhatikan tingkat kemampuan dan perkembangan pesertadidik dalam proses kegiatan bimbingan belajar?
SG : “Jelas itu sangat diperhatikan, perkembangan awal pertama kalimasuk dalam bimbingan belajar kami perhatikan kemudian kamiterapkan metode sebagai tindak lanjut kemudian kami berikansemacam soal-soal dan kuis”
UA : “Selalu kami perhatikan mas. Kami memperhatikan peserta didik danmengukur tingkat pemahaman melalui soal-soal dan kuis”
MZ : “Memperhatikan saya mas melalui soal-soal”
IM : “Saya sering kesulitan, jadi guru mendampingi saya dalam belajarmas”
Kesimpulan : “Tutor selalu memeperhatikan peserta didik mulai dari awal masukdan datang mengikuti kegiatan bimbingan belajar dengan memberikanmetode sebagai langkah awal kemudian memeberikan tindak lanjut
177
dengan mengukur tingkat pemahaman peserta didik melalui soal-soaldan kuis”
Bagaimana tutor dapat mengoptimalkan kemampuannnya dalam proses kegiatanbelajar mengajar dalam bimbingan belajar?
SG : “Kalau saya mas, lihat dulu karakteristik peserta didiknya mas,mengoptimalkan dengan gaya belajar ceramah, belajar berdiskusi,belajar dengan media pembelajaran Secara behavior juga mas. Seringpula saya mengikuti gaya belajar mereka seperti belajar sambilbermain”
AU : “Setiap tutor beda-beda dalam mengoptimalkan kemampuanmengajar. Kalau saya sendiri secara personal mas, dengan begitupeserta didik akan mudah simpatik kepada tutor. Dengan begitupeserta didik akan nyaman dengan gaya belajar tutor dan dampaknyafokus tidak terbagi, mudah mengerti, dan nyaman dalam menerimamateri”
Kesimpulan : “Tutor mengoptimalkan kemampuan dalam kegiatan belajar denganmetode ceramah, diskusi dan belajar sambil bermain. Karenaperbedaan karakteristik peserta didik, gaya belajar personal merupakanmetode yang membantu peserta didik karena tingkat kesulitan danpemahaman anak berbeda tujuannya agar fokus anak tidak terbagi,nyaman dalam belajar”
Apakah tutor menggunakan media dalam proses kegiatan bimbingan belajar, apasaja?
SG : “Iya, saya juga sering menggunakan media, meskipun tak begitulengkap namun cukup untuk menunjang kegiatan ini berjalan sepertimedia komputer sebagai sarana pembelajaran, selain itu saya jugamenggunakan metode bermain tepuk-tepuk dan bernyanyi”
UA : “Iya mas. Kadang saya menggunakan media pembelajaran.Tujuannya untuk mempercepat pemahaman peserta didik. Media soal-soal, hand out, buku pegangan berbasis semesteran, media wayangdalam pelajaran bahasa Indonesia saat bercerita, komputer dan googlesebagai pegangan ketika peserta didik kebingungan mencari arti setiapsuku kata, dan tumbuh-tumbuhan dari kebun di belakang pada saatpembelajaran Ipa”
178
IP : “Ada mas, bernyanyi sama tepuk-tepuk aja mas. Tapi kalau sayabosen, guru sering kok membawa saya bermain dan belajar dikebunbelakang”
NS : “Tidak tau mas, seringnya pake nyanyi-nyanyi”
PA : “Kadang kita ada permainan dalam belajar, jadi gak ngantuk mas”.
Kesimpulan : “Media pembelajaran merupakan sebuah alat peraga yang digunakanuntuk memepermudah proses pembelajaran. Kegiatan bimbinganbelajar di rumah pintar pijoengan berlangsung secara fleksibel denganmenyesuaikan kondisi. Kurang lengkapnya media pembelajaran yangdigunakan dalam kegiatan bimbingan belajar ada di Rumah PintarPijoengan menjadi penghambat berlangsungnya kegiatan bimbinganbelajar namun dirasa masih cukup membantu peserta didik untukmengerti”
Apa metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah PintarPijoengan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul?
SG : “Saya tidak menetapkan gaya belajar yang itu-itu saja. Saya seringkali menyesuaikan dengan kondisi dan situasi saat belajar mas.Kadang menggunakan metode ceramah, kadang demontrasi, seringnyamas saya pakai metode belajar bernyanyi, tepuk-tepuk, dan bermain”
UA : “Kalau saya sendiri sering kali menerapkan metode belajar yanglebih personal, dengan begitu anak akan lebih cenderung mengerti daripada metode ceramah. Anak sering kali tidak memeprhatikan kalausaya gunakan metode ceramah. Kebanyakan anak kan memiliki tingkatkonsentrasi yang berbeda jadi kami menggunakan metode belajarsambil bermain”
Kesimpulan : “Gaya belajar atau metode belajar yang diterapkan dirumah pintartidak terpaku pada perencanaan, akan tetapi lebih kepada tutormenyesuaikan dengan situasi dan kondisi belajar anak. Metode belajarsecara personal juga sangat membantu dan sangat efektif baik secaraperhatian peserta didik menjadi lebih terfokus. Sering kali jugamenggunakan metode belajar sambil bermain”
179
Gaya belajar apa yang dilakukan tutor supaya peserta didik tidak bosan dalammengikuti kegiatan bimbingan belajar?
SG : “Sering kali saya menemukan peserta didik yang mempunyai tingkatkonsentrasi yang berbeda, saya sering kali menyisipkan permainandengan tujuan meningkatkan kembali konsentrasi dengan cara tepuk-tepuk, permainan lempar kata dalam pelajaran bahasa Indonesia”
UA : “Kami menggunakan gaya belajar dengan menyesuaikan lingkungan,belajar tidak hanya menggunakan buku, belajar dengan memanfaatkanlingkungan seperti ketika peserta didik bosan dengan metode gayabelajar ceramah maka kami memanfaatkan lingkungan”
Kesimpulan : “Gaya belajar dalam bimbingan belajar sangat berperan pentingdalam konsentrasi peserta didik. Gaya belajar yang diterapkan tutorsangatlah dominan, dengan menyisipkan permainan dalam prosesbelajar, bermain tepuk-tepuk dan juga belajar berbasis lingkungandengan menyesuaikan kondisi”
Apakah media Pembelajaran Berupa Komputer, Anak Tidak MenyalahGunakannya Untuk Bermain Game Online?
SG : “Kebetulan media pembelajaran berupa komputer dan dilengkapidengan internet, sejauh ini belum sama sekali disalah gunakan untukbermain game online mas. Kenapa bisa? Karena ada tutordisampingnya sehingga pengawasan dan pendampingan pada saatberjalannya kegiatan pembelajaran”
UA : “Ya seperti biasanya mas, anak kan selalu mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi itu jadi dengan adanya fasilitas komputer dengandilengkapi akses internet seperti itu juga harus didampingi agar tidakmenyalahgunakan vasilitas berupa media pembelajaran komputer”
IP : “Tidak mas, sebenarnya saya sangat terbantu dengan adanyakomputer. Saya itu sangat suka bermain game mas tetapi tidak sayalakukan ketika saya sedang belajar”
NS : “Tidak mas karena ada mas uun sama mas sigit kalo sedang belajar”
Kesimpulan : “Bimbingan belajar yang ada dirumah pintar pijoengan ini tidakmemiliki kurikulum tetap. Kurikulum yang digunakan dalam kegiatanbimbingan belajar yaitu kurikulum berbasis kompetensi seperti yangada di pendidikan formal lainnya”
180
Bagaimanakah evaluasi yang dilakukan lembaga Rumah Pintar mengenaikegiatan bimbingan belajar yang dilaksanakan?
SY : “Setiap saat harus ada evaluasi program, baik temporer maupunterprogram. Untuk yang terprogram dilakukan setiap akhir semester,diluar evaluasi yang sub-sub misal bagaimana pelaksanaan ulanganharian. Jadi secara continue materi kita lakukan evaluasi. Dari hasilevaluasi itu, kita menyusun program yang bisa menindaklanjuti hasilevaluasi itu. Karena prinsip kami “hari esok harus lebih baik dari hariini”. Evaluasi diluar sistem bisa juga dilakukan oleh orang pesertadidik”
Kesimpulan : “Setiap kegiatan bimbingan belajar selalu diadakan evalusai gunamengetahui sejauh mana kegiatan bimbingan belajar ini berperandalam meningkatkan motivasi, minat, dan bakat anak dalam belajar.Dalam berlangsungnya evaluasi dilakukan dengan continue untukmenyaring seberapa efektifnya materi yang diberikan kepada pesertadidik dan berguna bagi anak dalam proses pembelajarana disekolah.Kemudian ditindaklanjuti hasil evaluasi itu. Karena prinsip kami “hariesok harus lebih baik dari hari ini”.
SG : “Ada pretest, posttest seperti multiple choice, essay dan test diluaritu. Kalau kita hanya melihat dari situ kasihan kalau ada siswa yangpeserta didik tidak masuk sedang sakit, sehingga harus dinilai dengancara lain seperti melihat pada afektif dan psikomotorik si anak”
UA : “Untuk evaluasi ada tes tulis, tes lisan (Tanya jawab) ketika sayasedang menyampaikan materi, saya selalu mengajukan pertanyaankepada peserta didik. Sedangkan untuk instrumen penilaiannyatercantum juga untuk penilaian afektif dan psikomotorik”
LL : “Untuk evaluasi ada ulangan harian dan mengadakan ulangansebelum peserta didik menerima ujian mid semester dan ujian akhirsemester disekolah formal. Tujuannya agar anak dapat menguasaimateri yang akan diujikan. Selain kognitif saya juga mengevaluasiaspek afektif peserta didik seperti perilaku keseharian dalammengikuti kegiatan bimbingan belajar. Sedangkan untuk aspekpsikomotorik tidak terlalu dominan dalam mata pelajaran”
Kesimpulan : “Setiap kegiatan bimbingan belajar selalu diadakan evalusai gunamengetahui sejauh mana kegiatan bimbingan belajar ini berperandalam meningkatkan motivasi, minat, dan bakat anak dalam belajar.
181
Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan pretest, posttest sepertimultiple choice, essay dan test diluar itu. Selain kognitif saya jugamengevaluasi aspek afektif peserta didik seperti perilaku kesehariandalam mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Sedangkan untukinstrumen penilaiannya tercantum juga untuk penilaian afektif danpsikomotorik”
Apa indikator yang menunjukan bahwa peserta didik sudah termotivasi dalambelajar melalui bimbingan belajar di rumah pintar pijoengan?
SG : “Rasa keingin tahuan peserta didik yang tinggi. Mereka berfikirorang lain saja bisa kenapa saya "tidak, gitu mas”
UA : “Keinginan peserta didik untuk dapat mengerjakan sesuatu. Dapattugas dari tutor dibimbingan belajar dan PR dari sekolah mas, seringkali dikerjakan di sini di bimbingan belajar”
Kesimpulan : “Rasa keingintahuan peserta didik dan keinginan peserta didik untukbisa dan mengerjakan sesuatu yang mendorong dirinya untukmelampaui orang lain menjadi kunci berkembangnya peserta didikuntuk tetap belajar”
Seperti apa karakteristik yang dimiliki pedidik dalam mengajar?
SY : “Sebenarnya tutor-tutor dilembaga ini semuanya mempunyaikarakteristik masing masing mas. Mas “UA” itu orangnya sabaranmas, mudah bersosialisasi, mudah bersahabat bertanggung jawab juga,pemahamannya tentang tujuan program pembelajaran secaramenyeluruh mengenai pematerian dan pemahaman mengeai peranedukasionalnya juga bagus kok. Kalau mas “SG” Ramah, empati,fleksibel tapi tepat waktu, dan juga pendekatannya dalam mengajarsuka berpandangan berdasarkan masalah yang bersumber dari studentcenterd learning”
OS : “Kalau karakteristik mas “SG” itu krtitis orangnya, selalu empati dandalam caranya mengajar juag selalu berpandangan dan berdasarkanmasalah yang bersumber dari peserta didik setelah melaluipengamatan melalui kesan pertama pada saat mengajar. Untuk mas“UA” itu cara mengajarnya bersasarkan Pemahaman tentang tujuansetiap komponen program secara spesifik yang berkaitan dengantugasnya sebagai tutor.
182
LL : “Kalau karakteristik mas “SG” itu orangnya fleksibel, ngajarpendekatan belajar berdasar masalah yang bersumber pada studentcenterd learning merupakan metode yang efektif untuk mencari danmemperoleh informasi dan untuk mengembangkan kemampuanberpikir secara kritis. Untuk mas “UA” itu cara mengajarnyapemahaman tentang tujuan program pembelajaran secara menyeluruhdan setiap setiap komponen program secara spesifik yang berkaitandengan tugasnya sebagai tutor”
Kesimpulan : “Karakteristik merupakan cara alami yang dimiliki setiap individudalam bersosialisasi mengenai belajar. Kegiatan belajar mengajar gurumemiliki karakteristik masing masing dalam belajar. Mas “UA” danmas “SG” yang berpandangan menganai cara pandang belajar yaberdasarkan pemahaman tentang tujuan program pembelajaran secaramenyeluruh dengan menggabungkan dengan pendekatan belajarberdasar masalah yang bersumber pada student centerd learningmerupakan metode yang efektif untuk mencari dan memperolehinformasi dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secarakritis”
Seperti apa karakteristik yang dimiliki peserta didik dalam belajar?
SG : “Rasa keingin tahuan anak yang tinggi dan ketertarikan akan semuahal yang ada disekitarnya terlebih anak cenderung lebih senangbermain dan lebih suka bergembira dengan yang mereka lakukanbersama teman temannya”
UA : “Diusia 7, 8, dan 9 tahun seperti anak pada umumnya saat memasukiusia sekolah SD seperti ini adalah masa tumbuh berkembangnya anakmas, jadi anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadapsemua hal. Jadi secara garis besar karakteristik pada umur 7, 8, dan 9ini lebih cenderung keinginan untuk bermain saja disamping itu jugamas pemikiran mereka hanya terisi mengenai senangan saja”
Kesimpulan : “Usia anak 7, 8, dan 9 tahun dimasa SD ini karakteristik yang palingmenonjol adalah keingin tahuan yang besar dan juga kecenderungananak ingin bermain dan adreanalin hormon perasaan senang itu tinggisehingga sewajarnya anak secara pemikiran hanya ini bermain”
SG : “Ada mas beberapa anak yang belajar secara efektif. Selain itu jugatangkas dalam berfikir dan juga umur yang sekarang ini merupakanmasa tumbuh kembang anak yang baik”
183
UA : “Ketika saya mengajar, saya pernah beberapa kali memberi soalmatematika untuk dikerjakan dan disitu juga ada beberapa anak yangtangkas dan secara efektif berfikir dan menyelesaikan soal matematikatersebut, iya tentunya sebelum itu saya memberi materi tentang soal-soal matematika tersebut. Dan daya ingatnya bagus hanya sajamotivasi disini yang kurang menonjol”
Kesimpulan : “Karakteristik merupakan ciri dari diri anak dalam masa tumbuhkembang anak. Mereka belajar denga caranya bekerja, mereka belajarsecara efektif ketika mereka puas dengan situasi yang terjadi setelahmereka mengalami setimulus berupa rangsangan namun salah satuyang menjadi terhambatnya tumbuh kembang anak yaitu malas dankecenderungan bermain pada saat bertemu anak satu sama lain baikdilingkungan formal maupun nonformal”
Bagaimana peran yang diberikan oleh Rumah Pintar Pijoengan dalammeningkatkan motivasi belajar anak?
SY : “Peran yang diberikan itu meliputi memfaslitasi peserta didik dalambelajar, baik melalui program kegiatan bimbingan belajar, baik secarasarana prasarana, lingkungan kondusif dalam belajar, dan juga tutoryang berkualitas”
SG : “Kalau perannya sendiri sih banyak mas. Pada dasarnya kan kamiberkecimpung dipelayanan kepada masyarakat ya secara umumnya.Untuk bimbingan belajar sendiri saya sebagai tutor juga merasa,fasilitas dalam belajar cukup baik melalui metode-metode yangdigunakan, fasilitas media juga memadai, lingkungang yang kondisifjuga, ya sarana prasaranan baik mas, memadai”
UA : ”Dengan adanya rumah pintar Pijoengan akses layanan pendidikansemakin meluas dan semakin beragam, manfaatnya dapat meringankanbeban orang tua yang memiliki anak-anak usia 7-9 tahun, untukdidaftarkan mengikuti bimbingan belajar guna minat belajar danprestasinya dalam belajar bisa meningkat. Rumah pintar pijoengan jugaberperan juga diakses layanan pendidikan sosial, keagamaan, pertaniandan kesehatan”
Kesimpulan : “Secara garis besar apa yang dikembangkan ataupun peran yangdilakukan Rumah Pintar Pijoengan melalui kegiatan bimbingan belajardengan memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana dalam upayameningkatkan motivasi belajar anak baik melalui proses pembelajarandan juga metode pembelajaran yang menyenangkan, dari peran tersebut
184
terdapat lima sentra penting mengapa rumah pintar sangat berpengaruhterhadap layanan pendidikan, sosial, keagamaan, pertanian dan kesehatanantara lain, fungsi, tujuan dan manfaat
Menurut anda, apakah kegiatan bimbingan belajar yang ada di Rumah PintarPijoengan dapat berperan dalam meningkatkan motivasi belajar anak?
SY : “Bimbingan belajar sebenarnya memiliki peran yang dominan,strategis mas dalam meningkatakan motivasi belajar anak karenakegiatan bimbingan belajar mempunyai peran yang positif dan sangatpenting dalam mengarahkan anak dalam proses pembinaan danpembentukan karakter dalam belajar”
SG : “Iya mas bisa, pengaruh yang signifikan karena peran lembagabimbingan belajar mampu memberikan motivasi kepada siswa dalambelajar melalui metode belajar yang menyenangkan dan tentunya akanberdampak yang positif terhadap prestasi anak”
Kesimpulan : “Rumah Pintar Pijoengan ini memiliki peranan yang sangat dominandan juga strategis sebagai wadah pengetahuan melalui kegiatanbimbingan belajar dalam mengarahkan dan juga menumbuhkembangkan anak mulai dari memberikan metode yangmenyenangkan dan juga memberikan motivasi belajar anak untukdapat meraih prestasi belajar yang baik”
Mengapa bimbingan belajar harus diadakan guna meningkatakan motivasi anak?
SY : “Kondisi anak sekarang mas yang menjadikan program ini terbentuk,disamping itu keluhan dari ibu-ibu yang mengikuti pelatihan sentrakriya disini yang menurutnya anakanya malas untuk belajar”
SG : “Saya itu prihatin mas dengan kondisi anak sekolah di sekitaran sini.Saya sering dengar kedapatan anak bolos sekolah gara-gara gameonline itu lo mas yang diwarnet itu apa namanya. Saya juga seringtanya keibu-ibu yang ikut pelatihan disini sering mengeluh anaknyatidak mau belajar. Kalaupun mereka datang kesini cuma mau main ajamas, jadi saya punya inisiatif mengadakan bimbingan belajar gitu masawalnya”
UA : “Dilingkungan sekitar desa Srimartani kan belum ada mas lembagasemacanm bimbingan belajar. Melihat fenomena anak-anak yang lebihmemilih bermain dari pada belajar, itu yang membuat kegiatan
185
bimbingan belajar ini terbentuk dan dipilih sebagai solusi bagi anakdalam meningkatkan motivasi belajarnya”
Kesimpulan : “Dengan berlatar belakang kondisi anak yang lebih memilih seringbermain dari pada belajar, dan juga tenatng dunia pendidikan yang adadisekitar Desa Srimartani belum ada lembaga sejenis bimbinganbelajar, terbentuk dan dipilih lembaga Rumah Pintar melalui kegiatanbimbingan belajar sebagai solusi untuk membina dan membimbinganak dalam belajar”
Faktor-faktor apa saja yang mendorong dalam meningkatkan motivasi belajaranak melalui bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan?
SY : “Ada banyak masa kalau diklasifikasikan secara umum itu adafakator intrinsik dan factor ekstrinsik, dimana keduanya salingmempengaruhi mas. Faktor internal itu bisa berupa hasrat dan minatdan tujuan yang diinginkan anak, cita-cita. Kalau factor eksternal itubisa hadiah, bisa pujian, bisa juga hukuman”
SG : “Banyak mas faktornya, kalau secara umum itu internal daneksternal. Kalau diklasifikasikan itu semua merupakan kebutuhan anakdalam belajar. Kemajuan dirinya untuk maju dan bisa saja”
UA : “Kalau anak-anak perempuan itu pada dasarnya memang sudahmempunyai kesadaran dalam dirinya untuk belajar. Tapi dalam secaraumum keinginan untuk bisa saja sih mas”
Kesimpulan : “Prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan keadaan individumengenai motivasi belajar. Dorongan motivasi belajar dipengaruhioleh Faktor eksternal: pemberian hadiah, adanya kompetisi,keterlibatan diri, pemberian ulangan, mengetahui hasil, adanyapujian/umpan balik, adanya hukuman. Sedangkan Faktor internal:hasrat untuk belajar, minat, cita-cita, dan tujuan yang diakui”
Apakah melalui kegiatan bimbingan belajar peserta didik menjadi lebihtermotivasi dalam belajarnya?
SG : “Sudah mas, belajar peserta didik semakin membaik itu dapat dilihatdari tugas-tugas yang telah dikerjakan peserta didik dan hasilnya punmemuaskan. Mulai timbul kepercayaan diri sehingga pola pikir pesertadidik menjadi terkontrol”
186
UA : “Memang selama ini mas peserta didik sama ya, baik dilihat darimotivasi belajar mas, terlihat dari presentasi kehadiran pada saatbimbingan belajar, peserta didik terlihat antusias dan mulai termotivasidengan adanya itu”
IP : “Iya mas, saya menjadi lebih bersemangat dalam belajar”
NS : “Iya mas, senang aja mas belajar disini. Jadi saya bersemangat dalammengerjakan tugas dan belajar”
Kesimpulan : “Hasil dari pelaksanaan kegiatan bimbingan di Rumah PintarPijoengan yang didapat peserta didik berupa pengaruh kemajuandalam kesiapan belajar, meningkatkan kepercayaan diri peserta didik,mulai ari hal tersebut peserta didik menjadi lebih termotivasi. Terlihatdari semangat peserta didik baik dalam prestasi kehadiran sampaiprestasi belajar yang meningkat”
Apakah dengan terbentuknya bimbingan belajar sudah dapat memotivasi pesertadidik dalam belajar?
SG : “Sudah mas, dilihat dari presentasi kehadiran peserta didik disetiaphari mereka mengikuti kegiatan bimbingan belajar itu selalumeningkat”
UA : “Dari awal setiap peserta didik itu punya bakat yang berbeda-beda,kalau dilihat dari motivasinya hampir setiap peserta didik sama ya,keinginan untuk mengerjakan sesuatu”
IP : “Sudah mas. Soalnya guru jelasinnya juga enak, pelan pelan, kanjelasinnya pakai itu mas mainan, kadang nyanyi, jadi saya seringterbawa suasana, jadi mudah mengerti mas”
NS : “Iya mas, saya menjadi semangat. Karena guru ngajarnya enak,santai, bikin saya nyaman. Jadi saya tanpa sadar saya paham apa yangdijelaskan oleh guru”
Kesimpulan : “Individu merupakan makhluk sosial yang berkembang,berkembangnya pola pikir peserta didik terbentuk dari kebiasaandalam belajar. Perbedaan yang mencolok terlihat dari karakteristikpeserta didik, baik dari pola pikir, sikap dan tingkah laku sampaidengan kondisi fisik dalam belajar”
187
Pengaruh atau dampak apa yang terlihat dari peserta didik setelah mengikutibimbingan belajar?
SG : “Untuk sekarang ini peserta didiknya lebih aktif mas dalam belajar.Itu terlihat ketika saya bebaskan untuk berdiskusi. Jadi mereka merasalebih bertanggung jawab atas tugas yang mereka dapatkan dari sekolahmaupun dari tutor”
UA : “Memang melalui kegiatan bimbingan di Rumah Pintar Pijoengan inipeserta didik sudah mulai terlihat aktif dan kritis dalam belajarnya”
IP : “Sudah mas, bimbingan belajar membuat saya lebih rajin”
NS : “Iya mas, kan sering dijalasin sama guru dibimbingan blajar ini. Passaya ada pr dari sekolah langsung saya kerjakan soalnya saya bisakarena udah dijelasin sama guru bumbingan belajar”
Kesimpulan : “Melalui kegiatan bimbingan belajar di rumah pintar pijoenganperubahan yang ditunjukkan peserta didik sangat baik. Selain itukemandirian yang dimiliki peserta didik menjadikan aktif, kritis, danbertanggung jawab atas tugasnya sebagai siswa baik di sekolahmaupun di bimbingan belajar”
188
Lampiran 5.
Foto Lembaga Rumah Pintar Pijoengan
Kegitan Bimbingan Belajar Anak kelas 2 dan 3 SD
189
Kegiatan Bimbingan Belajar Matematika Untuk Kelas 2 dan 3 SD
Kegiatan Bimbingan Belajar Kelas 2 dan 3 SD
190
Foto Kegitan Bimbingan Belajar Menggunakan Media Komputer
Kegiatan Bimbingan Belajar Matematika Untuk Kelas 4 SD
191
Belajar dengan Memanfaatkan Buku Di perpustakaan
Kegiatan Bimbingan Belajar Di Rumah Pintar Dengan Memanfaatkan Buku
192
Lampiran 6. Surat-surat Penelitian
193
194