peran ustadz dalam membentuk karakter santri...
TRANSCRIPT
i
PERAN USTADZ
DALAM MEMBENTUK KARAKTER SANTRI
DI PONDOK PESANTREN PANCASILA SALATIGA
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Di ajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
USWATUN KHASANAH
111-13-097
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) SALATIGA
2017
ii
iii
iv
MOTTO
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (Q.S Al-Ahzab:21)
v
vi
PERSEMBAHAN
Dengan segenap ketulusan hati dan rasa syukur skripsi ini ku persembahkan
kepada :Kedua orang tuaku tercinta;
Ayahanda Hartono (Alm) & Ibunda Umi Hidayah,
Ibu Hj Shofiah Djaizan
yang senantiasa mencurahan segenap kasih & sayangnya kepadaku
Teruntuk Calon Imamku“Andre Ferdianto”
Terimakasih telah menjadi pelita hidupku, penyempurna Agamaku
Kepada:Adik-adiku tersayang; Gusti Muhammad Aji Sakha, Lu’lu’il Khumairotun
Nur,Yoga Taruna Muhammad HH & Muhammad Asyifa’ Usy-syarif
Kalianlah sumber semangatku dalam menggapai mimpi
Kepada : Almamaterku tercinta Mts. Sudirman Jambu, SMK Pancasila Salatiga,
Segenap Keluarga besar Pondok Pesantren Pancasila& Pondok pesantrenSalafiyah
Terimakasih telas menjadi saksi hijrahku
Kepada: Adik-adiku seperjuangan SMP N 2 Salatiga, TPQ Nurul Iman Ambarawa,
TPQ Asyifa Salatiga, TPQ Al-Ighotsah Candi Mulyo Magelang
Terimakasih telah menemaniku dalam berproses
Kepada kakak-kakaku terhormat ka Risa Suryani,Ka Titik, ka Nikmah
Terimakasih banyak membimbinku
Kepada; Sahabat seperjuanganku Mb Puji Tri Utami,Mb Rifa Yuliani
terimakasih kesediaan bahumu untuku bersandar he he
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segalah puji dan syukur kepada Allah yang telah
melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah serta Inayah-Nya. Akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PERAN USTADZ DALAM
MEMBENTUK KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN
PANCASILA SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017” yang merupakan tugas
dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu
(S1) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Tak lupa sholawat dan
salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang
memberi Syafaat Udzmah diyaumil qiamah.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan, dorongan dan bantuan apapun yang sangat
besar artinya bagi penulis. Ucapan terimakasih penulis terutama disampaikan
kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariadi. MPd Selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi. MPd. Selakun Dekan FTIK Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga
3. Ibu Siti Rukhayati. Mag Selaku Ketua Jurusan PAI Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
4. Bapak Achmad Maimun S.Ag Selaku Pembimbing Akademik
viii
5. Bapak Imam Mas Arum. MPd Selaku Pembimbing Skripsi
6. Segenap Dosen dan Karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga.
Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya untaian
terimakasih dengan tulus serta iringan doa semoga Allah SWT membalas semua
amal kebaikan mereka dan melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah serta Inayah-
Nya dan semoga skripsi yang berjudul “Peranan Ustadz dalam Pembentukan
Karakter Santri di Pondok pesantren Pancasila Tahun Ajaran 2016/2017” ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya. Pada akhirnya
penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan ini belum mencapai
kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap, semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya,
Amin.
Salatiga 14 Juni 2017
Penulis
Uswatun Khasanah
111-13-097
ix
ABSTRAK
Khasanah, Uswatun. 2016. Peran Ustadz dalam Membentuk Karakter Santri Di
Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun 2016. Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Institut AgamaIslam Negeri (IAIN)
Salatiga. Pembimbing : Imam Mas Arum MPd
Kata Kunci : Peran Ustadz, KarakterSantri
Ustadz mempunyai peranan yang besar dalam dunia pendidikan, terutama
dalam pendidikan Islam di pondok pesantren. Untuk mencetak generasi penerus
yang cerdas, berkarakter mulia maka untuk itu perlu adanya evaluasi tentang
peran guru agama di sekolah atau pondok pesantren, seperti pondok pesantren
Pancasila Kota Salatiga. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui
bagaimana peran guru agama dalam membentuk karakter santri di Pondok
Pesantren Pancasila Kota Salatiga tahun 2016. Pertanyaan utama yang ingin
dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah pembentukan karakter
santri di Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun 2016? (2) Bagaimanakah
peran ustadz dalam membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Pancasila
Salatiga Tahun ajaran 2016?
Menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang menghasilkan data-data yang diperoleh dari objek
penelitian dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudian
dilakukan analisis dengan cara mendeskripsikan data dari informan, mereduksi
data sesuai kebutuhan penelitian, kemudian dianalisis oleh penulis, dan
disimpulkan untuk menjawab penelitian
Temuan penelitian ini bahwa: (1) pembentukan karakter santri di pondok
pesantren pancasila yaitu dengan mengajarkan santri kitab kuning, melatih
kedisiplinan, tanggung jawab diri dan kemandirian yang dilaksanakan di dalam
maupun luar kelas. Sedang mengenai (2) ustadz agama dalam membentuk
karakter santri di Pondok pesantren Pancasila bahwa peran guru agama sebagai,
pendidik, pengajar, pembimbing, korektor, penasehat, teladan, supervisor,
evaluator. Dalam pelaksanaannya ditemui sejumlah hambatan yakni kurangnya
tenaga pengajar, kondisi fisik santri yang sudah lelah karena selain mengikuti
pembelajaran di pondok juga mengikuti pembelajaran di sekolahan, kurangnya
fasilitas sarana dan prasarana sedangkan daya dukungnya yaitu adanya hubungan
yang baik antara pengajar dan santrinya, di dalam pembelajarannya para guru
menggunakan pendekatan yang baik sesuai perannya menjadi guru agama untuk
membuat santri-santri di pondok ini senang dalam mengikuti program yang telah
dibuat oleh kepengurusan, kerjasama antara dewan pengajar juga sangat penting
dalam mengelola dan mengembangkan pendidikan di pondok ini untuk mencapai
tujuan yang di inginkan yang sesuai dengan visi dan misi di pondok ini.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi
dan masukan bagi mahasiswa, guru Pendidikan Agama Islam, para peneliti dan
semua pihak yang membutuhkan.
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................. iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Fokus Penelitian ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 6
E. Penegasan Istilah ......................................................................... 7
F. Metode Penelitian ........................................................................ 10
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Peran Ustadz dan Karakter Santri............................ 22
1. Pengertian Peran........................................................................ 22
2. Pengertian Ustadz...................................................................... 22
B. Pengertian Karakter Santri............................................................ 26
1. Pengertian Karakter.................................................................. 26
2. PengertianSantri........................................................................ 27
C. Pengertian Pondok Pesantren........................................................ 27
1. Macam-macam Pondok Pesantren......................................... 28
2. Elemen- elemen Pondok Pesantren......................................... 31
3. Metode Pengajaran Dalam Pondok Pesantren..................... 35
4. Fungsi Pondok Pesantren.......................................................... 37
D. Resensi...........................................................................................38
xi
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data ................................................................................ 40
1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Pancasila ....................... 40
2.Kondisi Pondok Pesantren..........................................................41
3.Visi dan misi............................................................................. 42
4. letak Geografis Profil Pondok Pesantren Pancasila ............. 43
5. Struktur OrganisasPondok Pesantren Pancasila .................... 43
6. Keadaan Santri dan Ustadz....................................................... 44
7. Jadwal Harian Pondok Pesantren Pancasila........................... 55
8. Jadwal Mingguan Pondok Pesantren Pancasila ................... 56
9. Jadwal Pelajaran Pondok Pesantren Pancasila..................... 59
10. Tata Tertib Pondok Pesantren Pancasila.............................. 64
11. Gambaran Informan................................................................ 65
B.Temuan Penelitian.......................................................................... 68
1. Pembentukan Karakter Santri............................................... 68
2. Peran Ustadz Dalam Membentuk Karakter Santri ........... 74
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembentukan Karakter Santri....................................................... 80
B. Peran Ustadz Dalam Membentuk Karakter Santri.................... 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 88
B. Saran............................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era informasi dan pengetahuan yang ditandai oleh penempatan
teknologi informasi dan kemampuan intelektual sebagai modal utama
dalam berbagai bidang kehidupan, ternyata di sisi lain memberikan
dampak negatif terhadap pertumbuhan karakter bangsa. Semakin hari
degradasi moral, sikap, dan perilaku semakin terasa di berbagai kalangan
akademik, pekerja, juga di masyarakat.
Degadrasi moral tersebut antara lain ditandai oleh memudarnya
sikap santun, ramah, kebersamaan serta kegotongroyongan dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Di samping itu, perilaku anarkisme dan
ketidakjujuran marak di kalangan peserta didik, masyarakat, ataupun di
pondok pesantren, misalnya mencuri, menyontek, dan bertengkar. Di sisi
lain banyak terjadi penyalahgunaan wewenang oleh para pejabat negara
sehingga korupsi semakin merajalela dihampir semua instansi pemerintah.
Perilaku seperti ini menunjukan bahwa bangsa ini telah terbelit oleh
rendahnya moral, akhlak atau karakter.
Rendahnya karakter bangsa ini menjadi perhatian semua pihak.
Kepedulian kita pada karakter telah di rumuskan pada fungsi dan tujuan
pendidikan bagi masa depan bangsa ini. Pasal 3 Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan
2
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Ketentuan undang-undang tersebut dapat dimaknai bahwa
pendidikan nasional mendorong terwujudnya generasi penerus bangsa
yang memiliki karakter religius, berakhlak mulia, cendekia, mandiri, dan
demokratis (Zuchri, 2013: 1-2).
Mengatasi kemerosotan moral yang sedang melanda bangsa
Indonesia, Pondok pesantren mempunyai peranan yang besar dalam dunia
pendidikan, terutama dalam pendidikan Islam. Maka tidak salah jika
diskursus pendidikan terus memposisikan pendidikan karakter sebagai
jalan keluarnya, sekaligus sebagai salah satu usaha untuk mencetak
karakter santri ahli dzikir, fikir, dan ikhtiar. Hal tersebut sesuai dengan visi
yang ada di Pondok Pesantren Pancasila. Pondok pesantren sebagai salah
satu lembaga pendidikan yang akan mampu membentuk karakter santri
yaitu tidak hanya melalui kecerdasan kognitif semata, akan tetapi
menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik dengan mengajarkan
nilai-nilai dan norma yang sesuai dengan syari’at Islam serta membekali
santri dengan “life skill” yang akan berguna untuk kehidupan mendatang,
terutama ketika santri sudah lulus dari pondok. Hal ini senada dengan
3
pendapat Zamakhsyari Dhofier (1990) bahwa: “pesantren berasal dari kata
santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat
tinggal para santri. Lebih lanjutnya mengutip dari pendapat Profesor Johns
dalam “Islam in South Asia”, bahwa istilah santri berasal dari bahasa
Tamil, yang berarti “guru ngaji”.
Sebagai bagian dari lembaga bimbingan keagamaan, pesantren
kemudian dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu pesantren
syari’at dan pesantren thariqat (tareqat). Pesantren syari’at menekuni
pembelajaran hukum agama Islam, meskipun juga menyertakan bagian
dari batiniah melalui tasawuf dan Pesantren thariqat menemukan pencarian
kesucian dari batiniah melalui tasyawuf meskipun tetap mendasarkan pada
penguasaan syari’at lebih dahulu. Kelengkapan kategori pesantren itu
secara bersama-sama akan menghadirkan sosok pesantren sebagai lembaga
bimbingan keagamaan yang tidak mengajak para santri untuk menarik
kehidupan, melainkan menjadikan mereka mampu untuk tegar dalam
kehidupan itu. Karena kehidupan masyarakat dan tahan akan kesulitan
yang ditimbulkannya itu lebih baik dan lebih jitu untuk menempa
kesalehan daripada hidup menyepi jauh dari hiruk-pikuk keramaian
manusia.( Nafi, 2007: 22-23)
Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan mempunyai tujuan
yang dirumuskan dengan jelas sebagai acuan program-program pendidikan
yang diselenggarakannya. Hal itu dapat dipahami dari rumusan tujuan
pendidikan pada masing-masing pondok pesantren. Secara spesifik,
4
beberapa pesantren yang bergabung dalam forum pesantren merumuskan
beragam tujuan pendidikan, yang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok yaitu: pembentukan akhlak/kepribadian, penguatan kompetensi
santri, dan penyebaran ilmu.( Nafi, 2007:49-66)
Pondok Pesantren Pancasila adalah salah satu pesantren yang
menjadi lembaga pendidikan non formal yang berada di Kota Salatiga,
tepatnya di Jl. Fatmawati No 11, Blotongan, Salatiga. Pesantren ini berdiri
sejak september 1992 Oleh K. Muhlasin, beliau adalah putra pertama dari
Almagfurullah K.H. Abdurrahim (Alm). Dan cucu dari K.R.Affandi (Alm)
pengasuh Ponpes Salafiyah Blotongan Salatiga.
Pondok Pesantren pancasila sebagai lembaga keagamaan, yang
memberikan pendidikan dan pengembangan ilmu agama islam meliputi;
kitab fikih, akidah, tauhid, ta’lim dan ilmu nahwu shorof yaitu ilmu yang
mempelajari tata cara membaca kitab kuning. Sistem pendidikanya
menggunakan system Salafiyah di kolaborasikan dengan system modern
yaitu di samping mengaji dengan sorogan dan bandongan juga memakai
klasikal dengan mengedepankan pembelajaran yang sistematis.
Pondok Pesantren Pancasila ini juga memiliki lembaga formal di
dalamnya yaitu: MTs Pancasila dan SMK Pancasila sebagai penunjang
tujuan pendidikan nasional, siswa siswi yang ada didalamnya tak lain
adalah santri pesantren Pancasila itu sendiri ada juga dari luar, namun
hanya beberapa siswa saja. Untuk mengatasi krisis moral di masa sekarang
ini, pondok pesantren dipandang tepat oleh sebagian orang tua untuk
5
mendidik putra putri mereka pada kyai, ustadz atau ustadzah di pesantren
agar berkarakter mulia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin menfokuskan
penelitianya tentang bagaimana peran guru agama dalam membentuk
karakter santri, sebagai upaya mengatasi kemerosotan moral bangsa.
Supaya generasi yang akan datang menjadi orang yang taat beragama dan
diharap tidak ada lagi kekerasan, pelecehan seksual, pencurian bahkan
korupsi dikalang pejabat atau instansi-instansi lainya.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana peran
guru agama dalam membentuk karakter santri pondok pesantren pancasila,
selain guru atau ustadz ada banyak hal yang berperan penting untuk
mewujudkan tujuan membentuk karakter santri seperti; pembelajaran,
kurikulum pesantren serta sarana prasarana yang ada di pondok pesantren.
Dari uraian di atas, merupakanh beberapa hal yang
melatarbelakangi serta menghantarkan kepada penulis untuk membahas
dalam sebuah skripsi yang berjudul PERAN USTADZ DALAM
MEMBENTUK KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN
PANCASILA SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah ini maka penulis memiliki
beberapa hal yang mengulas tentang peran guru agama dalam membentuk
karakter santri pondok pesantren pancasila, meliputi
6
1. Bagaimanakah pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren
Pancasila Salatiga Tahun ajaran 2016/2017 ?
2. Bagaimanakah peran ustadz dalam membentuk karakter santri di
Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun ajaran 2016/2017 ?
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan aktifitas yang didasari mempunyai tujuan yang ingin di
capai. Adapun tujuan penelitia ini adalah:
1. Untuk mengetahui pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren
Pancasila Salatiga Tahun ajaran 2016/2017
2. Untuk mengetahui peran ustadz dalam membentuk karakter santri di
Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun ajaran 2016/2017
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini di harap memberikan kegunaan sebagai berikut;
1. Kegunaan Teoritis
a. Sebagai sumbangan dalam upaya memeberikan informasi ilmiah
terkait dengan peran ustadz dalam membentuk karakter santri
b. Mengembangkan wawasan keilmuan dalam pendidikan khususnya
pada ustadz di Pondok Pesantren Pancasila Salatiga
c. Memberikan sumbangan fikiran dan informasi kepada ustadz dalam
menghadapi krisis moral di Indonesia
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi pembaca yaitu memberi pengetahuan tentang peran ustadz
dalam membentuk karakter santri di pondok pesantren Pancasila dan
7
menjadikan pembaca mengetahui ustadz dalam menghadapi krisis
moral
b. Bagi lembaga pendidikan pesantren sebagai fokus penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam memberikan
pengetahuan serta sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan memberi sumbangsih pemikiran serta ide terhadap
penyelenggaraan pendidikan di pesantren.
c. Bagi peneliti
Mendapat ilmu baru yang bermanfaat sebagai pengetahuan dalam
bidang pendidikan karakter di pesantren sebagai upaya mengatasi
krisis moral di Indonesi.
E. Penegasan Istilah
Upaya menghindari kesalah pahaman penafsiran judul yang ada di
atas, maka perlu pembatasan pembahasan yang akan penulis teliti sehingga
tidak terjadi pembiasaan dalam permasalahan. Dalam hal ini ada beberapa
hal yang perlu di ketahuimaksud dari istilah dalam judul di atas
1. Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam suatu sistem. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang di harapkan dari
seseorang pada situasi sosial tertentu peran adalah suatu pola sikap,
nilai dan tujuan yang di hadapkan dari seseorang yang berdasarkan
8
posisinya di masyarakat. Posisi ini merupakan identifikasi dari status
atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial dan merupakan
perwujudan aktualisasi diri.
Peran juga di artikan sebagai serangkaian perilaku yang
dihadapkan dengan lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi
individu dalam berbagai kelompok sosial. Peran merupakan salah satu
komponen dari konsep diri (gambaran diri, idel diri, harga diri, peran
dan identitas diri). Peran merupakan fungsi seseorang atau sesuatu
dalam kehidupan (KBBI, 2008; 1155).
2. Ustadz
Ustadz adalah Guru agama Islam laki-laki(Abu Muhammad FH;
330). Ustadz atau Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan
mendidik agama Islam dengan membimbing, menuntun, memberi
tauladan dan membantu mengantarkan anak didiknya ke arah
kedewasaan jasmani dan rokhani(Zuhairini, 1994; 45).
3. Karakter
karakter Secara etimologis, kata karakter (Inggris:character)
berasal dari bahasa Yunani (Grek), yaitu carassein yang berarti “to
engrave”(Ryan and Bohlin, 1999: 5). Kata “to engrave” bisa di
terjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan
(Echols dan Shadily, 1987: 214). Dalam bahasa Indonesia kata
“Karakter” diartikan lengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau
9
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak.
(Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 682).
4. Santri
Santri adalah murid yang mempelajari agama dari seorang kyai
atau syaikh di pondok pesantren. Pada umumnya mereka tinggal
disuatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah kyai, bale-bale, aula
dan masjid. (Adib Abdushomad,2005;80)
5. Pondok pesantren
Pondok pesantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren.
Istilah pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab
yang berarti rumah, penginapan, atau hotel. Akan tetapi didalam
pesantren indonesia, khususnya pulau jawa, lebih miripdengan
pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana.
Sedangakan istilah pesantren secara etimologis asalnya pe-santi-an
yang berarti tempat santri. Santri atau murid mempelajari agama dari
seorang kyai atau Syaikh di pondok pesantren(Nasir, 2005:80)
Menurut Prof. DR. HA. Mukti Ali, bahwa pondok pesantren adalah
tempat untuk menseleksi calon-calon ulama dan kyai. Perkataan
“seleksi” dipergunakan dengan pengertian bahwa ulama atau kyai itu
tidak bisa dididik, juga tidak bisa dididik oleh pondok pesantren. tetapi
orang menjadi ulama dan kyai iyu karena ia mempunyai “bakat” ulama
atau kyai itu, dan pondok pesantren adalah tempat untuk menyeleksi
orang-orang yang memang sudah mempunyai bakat ulama atau kyai itu.
10
Pondok pesantren juga berarti suatu lembaga pendidikan dan
pengajaran agama Islam yang ada pada umumnya pendidikan dan
pengajaran tersebut di berikan dengan cara nonklasikal, tetapi dengan
sistem bandongan dan sorogan. Dimana seorang kyai mengajar santri-
santri berdasarkan kitab-kitab yang tertulis dalam bahasa arab oleh
ulama-ulama besar sejak abad pertengahan, sedang para santri bisanya
tinggal dalam pondok atau asrama dalam pesantren tersebut
(Abdushomad, 2005: 80-81).
Jadi pesantren yang dimaksud oleh penulis dalam penelitian ini
adalah suatu lembaga pendidikan islam dimana santri tinggal di dalam
asrama, sehingga lebih mudah dalam proses pembelajaran di dalamnya.
Ustadz atau Kyai juga lebih mudah mengawasi santri-santrinya karena
berada dalam satu lingkup.
Berdasarkan penegasan istilah yang telah di jelaskan secara
terpenci maka, yang dimaksud dalam judul penelitian secara
keseluruhan adalah bagaimana peran ustadz dalam membentuk karakter
santri sesuai dengan visi pondok pesantren pancasila salatiga yaitu
“Menjadikan Generasi Ahli Fikir, Dzikir dan Ikhtiar”.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Metode penelitian ini di sebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alami (natural
11
setting), karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan
untuk antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif, karena
data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.(Sugiono,2009; 1)
Penelitian secara kualitatif deskriptis ini guna untuk memeberi
keterangan yang jelas mengenai peran guru agama dalam membentuk
karakter santri di pondok pesantren Pancasila Salatiga
2. Kehadiran Peneliti
Peneliti datang secara langsung pada obyek penelitian guna untuk
mengumpulkan data.
3. Lokasi dan Waktu penelitian
a. Lokasi Penelitian
Tempat atau lokasi penelitian adalah di podok pesantren pancasila,
desa Klumpit, Kec, Sidorejo, Kota Salatiga tahun 2016. Sedangkan
yang menjadi obyek penelitian adalah semua komponen yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan di pesantren yaitu; sarana
prasarana penunjang penyelenggaraan proses pembelajaran,
Personalia (Kyai, Lurah pondok, dewan asatidz, santriwan,
santriwati), dan hubungan sosial masyarakat di pesantren.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan mulai tanggal 17 April 2017 sampai
selesai.
12
4. Sumbar Data
Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan
berbagai sumber data yang ada hubunganya dengan masalah yang di
teliti. Dalam penelitian ini terdapat dua data yaitu; data utama (primer)
dan data pendukung (skunder)
a. Data Primer
Data primer adalah yang langsung di kumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertanyaan (Suryabrata, 2003:39). Adapun yang terlibat
langsung sebagai sumber data primer disini adalah
No Nama Jabatan
1 K. Muhlasin Pengasuh
2 Mansur Hidayat Lurah pondok
3 Fauzan Nur Ihsan Dewan Asatidz
4 Andre ferdianto Dewan Asatidz
5 Samsul Arifin Dewan Asatidz
6 Lilik Masfufah Dewan Asatidz
7 Dimas Risky R Santriwan
8 Nila Milkhatuna Santriwati
9 Samsul Arifin Santriwan
10 Afi Fatma Santriwati
13
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah di jadikan
dalam bentuk dokumen-dokumen (Suryabrata, 2003:40).
Adapun sumber data skunder di sini disini adalah buku-buku yang
terkait dengan peran guru agama, pendidikan karakter,arsip-arsip,
dokumen, catatan dan laporan Pondok Pesantren Pancasila.
5. Teknik pengumpulam data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan yang
akan diteliti maka, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
a. Metode Observasi
Observasi (Observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik
dan cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana syaodin
sukmadinata, 2007: 220).
Metode observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan yang
digunakan dengan melakukan pengamatan fenomena-fenomena yang
dijadikan pengamatan. Adapun cara yang digunakan adalah
mengadakan pengamatan langsung di pondok pesantren Pancasila.
Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengamati
dan melihat langsung kegiatan-kegiatan pembelajaran yang di
laksanakan. Observasi harus dilakukan terus menerus sehingga
peneliti semakin mendalami proses pembentukan karakter oleh
14
ustadz yang diteliti seperti apa adanya. Sehingga kegiatan
pembelajar dalam membentuk karakter oleh ustadz yang akan di
amati, teknik observasi ini boleh di katakan merupakan keharusan
dalam melaksanakan penelitian kualitatif. Hal ini di sebabkan karena
fenomena yang tersamar atau “kasat mata”. Yang sulit terungkap
bilamana hanya di gali dengan wawancara (Burhan Bungi, 2005 :
60).
b. Metode Wawancara
Wawancara (interview) yaitu : proses tanyajawab secara lisan yang
terdiri dari dua orang atau lebih berhadapan secara fisik yangsatu
melihatdata yang lain dan mendengan suaranya dari telinganya
sendiri (Sukkadarrumidi, 2004 : 88)
Metode ini untuk menemukan sebuah jawaban atas pola-pola
pendidikan nonformal dalam pesantren yang ada dalam membentuk
karakter santri di pondok pesantren pancasila. Metode wawancara
dengan pengurus pesantren yang sangat memahami kondisi dan hal-
hal yang berhubungan dengan karakter santri. Sedangkan wawancara
dengan santri untuk mengentahui tanggapan santri terhadapproses
pembentukan karakter.
Dalam penelitian kualitatif sering menggabungkan teknik
observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang
yang ada di dalamnya. Sedangan wawacara dengan santriuntuk
15
mengetahui tanggapan santri terhadan peran guru agama dakam
membentuk karakter santri.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang merupakan catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002 : 148)
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa bernentuk lisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokuman berbentuk gambar misalnya
gambar, foto, gambar hidup sketsa dan lain-lain. Informasi
dokumentasi yang di dapat dari dokumen yakni laporan kegiatan
pembelajaran, foto, arsip-arsip pondok. Metode ini di gunakan untuk
mengumpulkan data yang dokumentatif selama proses penelitian.
Metode ini untuk data berupa sruktur organisasi, jadwal kegiatan.
Proses membentuk karakter dan yang perlu dicermati bahwa tidak
semua dokumen kredibilitas yang tinggi. Kegiatan pembelajaran
yang dilakukan di pesantren bisa menjadi dokumen dalam penelitian
ini.
6. Analisis data
Menurut Pavon dalam Moelong (2009: 280), Tehnik analisis data
adalah proses kategiri urutan data, mengorganisasikan kedalam pola,
kategori uraian kerja dasar, ia membedakanya dengan penafsiran yaitu:
16
memberi arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian
dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.
Analisis data merupakan proses pengelolaan data penelitian. Dalam
penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam
(Triangulasi), di alamnya terdapat proses diantaranya yaitu:
a. Pengumpulan data
Merupakan hasil dari data informasi yang diperoleh dari
pengumpulan data baik menggunakan metode wawancara,
pengamatan maupun observasi, data yang terkumpul masih berupa
data mentah yang belum diolah, sehingga masih perlu dipilih data
yang penting dan tidak.
b. Reduksi data.
Reduksi data dimaksudkan untuk memperoleh data yang
lebih fokus dan tajam, karena data yang menumpuk belum dapat
memberi gambaran yang jelas. Reduksi data merupakan
penyederhanaan yang diperoleh dari catatan lapangan sebagai upaya
untuk mengorganisasikan data dan memudahkan penarikan
kesimpulan.
c. Penyajian data.
Data yang dihasilkan melalui proses reduksi data akan
langsung disajikan sebagai kumpulan informasi terusan yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
17
pengambilan tindakan. Penulis membuat ini dengan naratif guna
memperjelas hasil penelitian ini.
d. Kesimpulan.
Dari hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan
diverifikasi, pengertian verifikasi adalah pembuktian yaitu proses
proses mencari arti
7. Pengecekan Keabsahan Data ( Validitas Data)
Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah
penelitian karena sebelumdata dianalisis terlebih dahulu harus
mengalami pemeriksaan. Validitas membuktikan hasil yang diamati
sudah sesuai dengan kenyataan dan memang sesuai yang sebenarnya
atau kejadian (Nasution, 2003:105). Tehnik pengujian validitas data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan
memanfaatkan suatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan
pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri (Moleong, 2009:330).
Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan yaitu:
a. Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejanis dari beberapa
sumber data yang berbeda.
b. Triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama
dengan metode yang berbeda
18
8. Tahap-tahap penelitian
a. Penelitian Pendahuluan
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis mengkaji
referensi-referensi yang berkaitan dengan penerapan pendidikan
karakter oleh guru agama di Pondok Pesantren, sekaligus mencari
informasi-informasi yang berkaitan dengan pondok pesantren
pancasila.
b. Pengembangan Desain
Setelah tahap pendahuluan, penulis menyediakan waktu guna
mengembangkan desain penelitian, menyusun petunjuk guna
memperoleh data yang dibutuhkan, seperti petunjuk wawancara dan
pengamatan.
c. Pelaksanaan Penelitian
Penulis melaksanakan penelitian secara langsung di lokasi
penelitian sekaligus melihat secara seksama, agar lebih mengetahui
secara detail berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian dan
untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan.
d. Penulisan laporan
Tahap penulisan laporan adalah tahap penyusunan data-data hasil
temuan penelitian secara sistematis. Dalam penulisan laporan
penelitian ini tentunya mencakup semua kegiatan penelitian mulai
dari tahap awal penelitian sampai tahap akhir yaitu tahap penarikan
kesimpulan.
19
G. Sistematika Penulisan Skripsi.
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan
sebagai berikut:
BAB I :PENDAHULUAN
Pada bab ini pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, definisi
operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan
sistematika penelitian.
B II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab kajian pustaka ini, dikupas berbagai pembahasan teori yang
menjadi landasan teoritik penelitian.
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam suatu sistem. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang di harapkan dari
seseorang pada situasi sosial tertentu peran adalah suatu pola sikap, nilai
dan tujuan yang di hadapkan dari seseorang yang berdasarkan posisinya di
masyarakat. Posisi ini merupakan identifikasi dari status atau tempat
seseorang dalam suatu sistem sosial dan merupakan perwujudan
aktualisasi diri.
Ustadz adalah Guru agama Islam laki-laki (Abu Muhammad FH; 330).
Ustadz atau Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik
agama Islam dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan
membantu mengantarkan anak didiknya ke arah kedewasaan jasmani dan
rokhani(Zuhairini, 1994; 45)
20
Pondok pesantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren. Istilah
pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab yang berarti
rumah, penginapan, atau hotel. Akan tetapi didalam pesantren indonesia,
khususnya pulau jawa, lebih miripdengan pemondokan dalam lingkungan
padepokan, yaitu perumahan sederhana. Sedangakan istilah pesantren
secara etimologis asalnya pe-santi-an yang berarti tempat santri. Santri
atau murid mempelajari agama dari seorang kyai atau Syaikh di pondok
pesantren(Nasir, 2005:80)
BAB III :LAPORAN HASIL PENELITIAN
Paparan data dan hasil temuan. Paparan data berisi tentang sejarah
berdirnya pondok pesantren Pancasila, maksud dan tujuan pondok
pesantren Pancasila, Visi dan Misi, usaha pondok pesantren Pancasila,
pengurus dan pengasuh pondok pesanten Pancasila, santri Pondok
Pesantren Pancasila, sarana dan prasarana. Paparan data beriasi tentang
pemaparan peran guru agama dalam membentuk karakter santri di Pondok
Pesantren Pancasila Kota Salatiga tahun 2017
BAB IV :ANALISIS DATA
Pada bab analisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang
terkumpul, dengan pentahapan, menyimpulkan landasan teori,
mendiskripsikan hasil wawancara tentang bagaimana komponen lembaga
pendidikan pesantren dalam membentuk karakter santri dan kegiatan.
Pendidikan dalam menyeimbangkan kebutuhan keilmuan dan kemampuan
21
skill para santri dalam mengikuti segala kegiatan pendidikan yang diikuti
baik pendidikan pesantren maupun pendidikan umum di luar.
BAB V : PENUTUP
Mengakhiri penulisan skripsi pada bab ke lima menguraikan mengenai
kesimpulan akhir dari hasil penelitian saran saran yang berhubungan
dengan pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Peran Ustadz Memebentuk Karakter Santri dan Pondok Pesantren
A. Pengertian Peran Ustadz
1. Pengertian Peran
Peran juga di artikan sebagai serangkaian perilaku yang
dihadapkan dengan lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi
individu dalam berbagai kelompok sosial. Peran merupakan salah satu
komponen dari konsep diri (gambaran diri, idel diri, harga diri, peran
dan identitas diri). Peran merupakan fungsi seseorang atau sesuatu
dalam kehidupan (KBBI, 2008; 1155).
2. Pengertian Ustadz
Ustadz Guru agama Islam laki-laki adalah seseorang yang
mengajar dan mendidik agama Islam dengan membimbing, menuntun,
memberi tauladan dan membantu mengantarkan anak didiknya ke arah
kedewasaan jasmani dan rokhani(Zuhairini, 1994; 45).
Guru dalam konteks pendidikan Islam sering disebut dengan istilah
“murabby, mu’allim, dan mu’adib”. Adapun makna dan perbedaan dari
istilah-istilah tersebut yaitu :
a. Murobby (Pendidik/Pemerhati/Pengawas)
Lafad murobby berasal dari masdar lafad tarbiyah. Menurut
Abdurrahman Al-Bani sebagaimana dikutip Ahmad Tafsir lafad
tarbiyah terdiri dari empat unsur, yaitu : menjaga dan memelihara
23
fitrah anak menjelang dewasa, mengembangkan seluruh potensi,
mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju kesempurnaan dan
melaksanakan secara bertahap. Pendapat ini sejalan dengan
penafsiran pada lafad
Nurobbyka yang terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Syu'ro ayat 18
:
(keluarga) Fir’aun menjawab :” Bukankah kami telah
mengasuhmu diantara bersama kami,waktu kamu masih kanak-
kanak dankamu tinggal beberapa tahun dari umurmu.
Ayat lain yang mempunyai maksud sama adalah:
Dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.
Jadi tugas dari murobby adalah mendidik, mengasuh dari kecil
sampai dewasa, menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit sehingga
sempurna. Pendidikan yang dilakukan murobby mencakup aspek
kognitif berupa pengetahuan keagamaan, akhlak, berbuat baik pada
orang tua, aspek afektif yang mengajarkan cara menghormati orang
tua dan psikomotorik, tindakan berbakti dan mendoakan kedua orang
tua.
24
b. Muallim (Pengajar)
Lafal mu'allim merupakan isim fa'il dari masdar t'alim.
Menurut Al-'Athos sebagaimana dikutip Hasan Langgulung
berpendapat taklim hanya berarti pengajaran, jadi lebih sempit dari
pada pendidikan. Dalam terjadinya proses pengajaran menempatkan
peserta didik pasif adanya. Lafal taklim ini dalam al-Qur'an disebut
banyak sekali, tetapi ayat yang dijadikan rujukan (dasar) proses
pengajaran (pendidikan) diantaranya(Al-alaq : 5)
Artinya : Dia mengajar kepada manusia apa yang tidakdiketahuinya.
Lafad 'allama pada ayat di atas cenderung pada aspek
pemberianinformasi kepada obyek didik sebagai makhluk yang
berakal. Tugas dari mu'allim adalah mengajar dan memberikan
pendidikan yang tidak bertentangan dengan tatanan moral
kemanusiaan. Pengajaran sendiri berarti pendidikan dengan cara
memberikan pengetahuan dankecakapan. Karena pengetahuan yang
dimiliki semata-mata akibat pemberitahuan, maka dalam istilah
mu'allim sebagaipentransfer ilmu, sementara peserta didik dalam
keadaan pasif.
c. Muaddib (Penanam Nilai)
Lafad muaddib merupakan isim fa'il dari masdar ta’dib.
25
Menurut Al-Athos ta’dib erat kaitannya dengan kondisi ilmu dalam
Islam, termasuk dalam isi pendidikan, jadi lafad ta’dib sudah
meliputi kata taklim dan tarbiyah. Meskipun lafad ini sangat tinggi
nilainya, namun tidak disebutkan dalam Al-Qur'an.
Tugas muaddib tidak sebatas mengajar, mengawasi,
memperhatikan, tetapi pada penanaman nilai-nilai akhlak dan budi
pekerti serta pembentukan moral bagi anak. Hadits di atas menyuruh
seorang agar mendidik anaknya dengan menanamkan nilai-nilai
akhlak, karena hal itu lebih baik dari pada bersedekah satu sho.
Berdasarkan uraian singkat di atas, dapat dicermati bahwa tugas dari
murobby, mu'allim dan muaddib mempunyai titik tekan sendiri
sendiri. memberi pendidikan pada peserta didik dalam
perkembangan jasmani
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk
menciptakan kedewasaan pada manusia. Proses yang dilalui untuk
menciptakan kedewasaan tersebut membutuhkan waktu yang lama,
karena aspek yang ingin dikembangkan bukanlah hanya kognitif
semata-mata melainkan mencakup semua aspek kehidupan,
termasuk di dalamnya nilai-nilai kehidupan (Musich, 2010:23).
Pendidikan dalam buku falsafah Pendidikan Islam secara khusus
diartikan sebagai rangkaian usaha membimbing, mengarahkan
potensi hidup manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar
dan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan
26
pribadinya sebagai makhluk individu sosia dan dalam
hubungannya dengan alam sekitar berada dalam nilai Isam, yakni
norma-norma syari’at dan akhlak yang mulia (al-syaibani,
1979:399).
B. Pengertian Karakter Santri
1. Pengertian Karakter
Karakter Secara etimologis, kata karakter (Inggris:character)
berasal dari bahasa Yunani (Grek), yaitu carassein yang berarti “to
engrave”(Ryan and Bohlin, 1999: 5). Kata “to engrave” bisa di
terjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan
(Echols dan Shadily, 1987: 214). Dalam bahasa Indonesia kata
“Karakter” diartikan lengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak.
(Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 682). Orang berkarakter berarti orang
yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak.
Dengan makna yang seperti ini berarti karakter identik dengan
kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri atau karakteristik
atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-
bentukan yang diterima oleh lingkungan, misalnya keluarga pada masa
kecil, dan juga bawaan sejak lahir (Koesoma,2007;80)
Pengertian tentang karakter ini akan dikemukakan juga pengertian
akhlak, moral, dan etika. Kata akhlak berasal dari bahasa Arab “ al-
akhlak” yang merupakan bentuk jamak dari kata “al-khuluq” yang
27
berarti budi pekerti, perangai tingkah laku, atau tabiat. Sedang secara
terminologi, akhlak berarti keadaan gerak jiwayang mendorong kearah
melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran. Inilah
pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Maskawaih. Sedang al-Ghozali
mendefinisikan akhlak sebagai suatu sifat yang tetap pada jiwa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
membutuhkan kepada pikiran (Djatnika, 1996: 127)
2. Pengertian Santri
Santri adalah murid yang mempelajari agama dari seorang kyai
atau syaikh di pondok pesantren. Pada umumnya mereka tinggal
disuatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah kyai, bale-bale, aula
dan masjid. (Adib Abdushomad,2005;80)
C. Pengertian pondok Pesantren
Pondok pesantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren.
Istilah pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab yang
berarti rumah, penginapan, atau hotel. Akan tetapi didalam pesantren
Indonesia, khususnya pulau jawa, lebih mirip dengan pemondokan dalam
lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana. Sedangakan istilah
pesantren secara etimologis asalnya pe-santi-an yang berarti tempat santri.
Santri atau murid mempelajari agama dari seorang kyai atau Syaikh di
pondok pesantren(Nasir, 2005:80)
Pondok pesantren juga berarti suatu lembaga pendidikan dan
pengajaran agama Islam yang ada pada umumnya pendidikan dan
28
pengajaran tersebut diberikan dengan cara nonklasikal, tetapi dengan
sistem bandongan dan sorogan. Dimana seorang kyai mengajar santri-
santri berdasarkan kitab-kitab yang tertulis dalam bahasa arab oleh ulama-
ulama besar sejak abad pertengahan, sedang para santri bisanya tinggal
dalam pondok atau asrama dalam pesantren tersebut (Abdushomad, 2005:
80-81).
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang membahas
dan mengkaji pendidikan keagamaan terutama agama Islam. Keberadaan
pesantren telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat, dengan
pengajaran yang modern dalam mengembangkan kualitas pendidikannya
untuk menjadikan santriwan dan santriwati yang sesuai dengan tujuan
pendidikan dalam pesantren itu sendiri.
Pengertian atau ta’rif pondok pesantren tidak dapat diberikan
batasan yang tegas, melainkan mengandung pengertian yang memenuhi
ciri-ciri yang memberikan pengertian pondok pesantren setidaknya ada 5
ciri yang berada dalam lembaga suatu pondok Kyai, Santri, Pengajian,
Asrama, dan masjid dengan akivitasnya, Sehingga bila dirangkumkan
semua unsur-unsur tersebut, dapatlah dibuat suatu pengertian pondok
pesantren yang bebas (Departemen Agama RI, 2003:40)
1. Macam-Macam Pondok Pesantren
Seiring dengan perkambangan di masa sekarang, pondok pesantren
baik tempat, sistem pengajaran, sistem pengorganisasianyapun telah
mengalami perubahan. Pesantren di zaman sekarang ada yang sudah
29
tidak memakai kebiasaan-kebiasaan tradisional pada zaman dahulu,
akan tetapi pesantren ini mengalami perubahan sesuai dengan
berkembangnya zaman dimasa sekarang.
a. Pondok Pesantren Tradisional
Pesantren yang tetap mempertahankan pelajarannya dengan
kitab-kitab klasik dan tanpa diberikan pengetahuan umum, model
pengajarannyapun lazim diterapkan dalam pesantren salafi yaitu
dengan metode sorogan dan wetonan (Ghazali, 2003:14).
Pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam dilakukan secara
individual atau kelompok dengan konsentrasi pada kitab-kitab klasik
berbahasa Arab. Penjenjangan tidak didasarkan pada satuan waktu,
tetapi berdasarkan tamatnya kitab yang dipelajari.
b. Pondok Pesantren Modern
Yaitu pesantren yang menerapkan sistem pengajaran klasikal
(madrasah) memberikan ilmu umum dan ilmu agama, serta juga
memberikan pendidikan keterampilan (Ghazali, 2003:14).
Pembelajaran pada pondok pesantren khalafiyah dilakukan
dengan secara berjenjang dan berkesinambungan, dengan satuan
program didasarkan pada suatu waktu, seperti catur wulan, semester,
tahun/kelas, dan seterusnya. Pondok pesantren khalafiyah lebih
banyak yang berfungsi sebagai asrama yang memberikan lingkungan
kondusif untuk pendidikan agama
30
c. Pondok Pesantren Campuran/kombinasi
Pondok pesantren salafiyah dan khalafiyah dengan penjelasan
di atas adalah salafiyah dan khalafiyah dalam bentuknya yang
ekstrim. Barangkali, kenyataan di lapangan tidak ada atau sedikit
sekali pondok pesantren salafiyah atau khalafiyah dengan
penegertian tersebut. Sebagian besar yang ada sekarang adalah
pondok pesantren yang berada di antara rentangan dua pengertian di
atas (Departemen Agama RI, 2003:30).
Sebagian besar pondok pesantren yang mengaku atau
menamakan diri pesantren salafiyah pada umunya juga
menyelenggarakan pendidikan secara klasikal dan berjenjang,
walaupun tidak dengan nama madrasah atau sekolah, Demikian juga
pesantren khalafiyah pada umumnya juga menyelenggarakan
pendidikan dengan menggunakan pendekatan kitab klasik (pengajian
menggunakan kitab kuning) itulah yang diakui selama ini diakui
sebagai salah satu identitas pokok pesantren.Tanpa
menyelenggarakan kitab kuning agak janggal disebut sebagai
pondok pesantren (Departemen Agama RI, 2003:30). Dariberbagai
pendapat tentang teori penamaan pesantren tersebut dapat
disimpulkan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan Islam
dibawah pimpinan seorang kiai/ustaz, baik melalui jalur formal
maupun non formal yang bertujuan untuk mempelajari dan
mengamalkana ajaran Islam melalui pembelajaran kitab kuning
31
dengan berbagai metode pembelajaran yang menekankan moral
keagamaan sebagai pedoman dalam berperilaku keseharian santri.
2. Elemen-elemen Pondok Pesantren
Pondok pesantren bukan hanya terbatas dengan kegiatan-
kegiatan pendidikan keagamaan melainkan mengembangkan diri
menjadi suatu lembaga pengembangan masyarakat, oleh karena itu
pondok pesantren sejak semula merupakan ajang mempersiapkan kader
masa depan dengan perangkat-perangkat sebagai berikut (Ghazali,
2003:18).
Dalam penjelasannya pengertian tiap elemen pondok pesantren
di atas penulis mendefinisikan sebagai berukut:
a. Masjid
Masjid pada hakikatnya merupakan sentral kegiatan muslimin
baik dalam dimensi ukhrawi maupun maknawi masjid memberikan
indikasi sebagai kemampuan seorang abdi dalam mengabdi kepada
Allah yang disimbolkan dengan adanya masjid (Ghazali, 2003:19).
Keberadaan masjid juga digunakan para kyai untuk
menyelenggarakan pengajian yang sifatnya umum yakni pengajian
kitab-kitab klasik yang diikuti para santri dengan masyarakat sekitar
pesantren.
b. Pondok
Pondok adalah asrama bagi para santri yaitu sebuah asrama
pendidikan Islam tradisional dimana para siswa tinggal bersama dan
32
belajar dibawah bimbingan seorang atau lebih guru yang di kenal
dengan sebutan kyai (Ghofur, 2009: 9). Pondok sebagai wadah
pendidikan manusia seutuhnya sebagai operasionalisasi pendidikan
yakni mendidik dan mengajar. Mendidik secara keluarga
berlangsung di pondok sedangkan mengajarnya berlangsung di kelas
dan mushola. Hal inilah merupakan fase pembinaan dan peningkatan
kualitas manusia sehingga ia bisa tampil sebagai kader masa depan,
oleh karena itu pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan
yang pertama mengembangkan lingkungan hidup dalam arti kata
pengembangan manusia dari segi mentalnya. Selain sebagai tempat
tinggal pondok/asrama merupakan tempat belajar, bermasyarakat
baik dengan sesame santri maupun masyarakat sekitar serta tempat
untuk menimba ilmu agama Islam sebanyak-banyaknya sebagai
bekal di masyarakat dan bekal di akhirat nanti.
c. Kyai
Ciri yang paling memasyarakat di pondok pesantren adalah
kyai. kyai pada hakikatnya adalah gelar yang diberikan kepada
seseorang yang mempunyai ilmu dibidang agama dalam hal ini
agama Islam (Ghazali, 2003:22). Keberadaan kyai sangat sentral
sekali suatu lambaga pendidikan Islam disebut pesantren apabila
memiliki tokoh sentral yang di sebut kyai, kyai di dalam dunia
peantren sebagai penggerak dalam mengemban dan mengembangkan
pesantren sesuai denga pola yang di kehendaki, dengan demikian
33
kemajuan dan kemunduran pondok pesantren benar-beenar terletak
pada kemampuan kyai dalam mengatur operasionalisasi pendidikan
di dalam pesantren, sebab kyai sebagai penguasa baik dalam
pengertian fisik ataupun yang non fisik yang bertanggung jawab
demi kemajuan pesantren.
Kyai selain menjadi bagian pondok pesantren kyai juga
menjadi imam atau pemimpin dalam suatu daerah dalam urusan
agama bahkan ilmu umum lainya,realita masyarakat pada masa
sekarang memandang kyai adalah kunci dari suatu daerah sebagai
panutan untuk orang banyak.
d. Santri
Istilah santri hanya ada di pesantren sebagai
pengejawantahan adanya peserta didik yang haus akan ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin
sebuah pesantren, oleh karena itu santri pada dasarnya berkaitan erat
dengan keberadaan kyai dan pesantren (Ghozali, 2003:24).
Santri terbagi menjadi dua:
1) Santri Mukim
Santri mukim adalah para santri datang dari tempat yang
jauh sehingga ia tinggal dan menetap di pondok (asrama)
pesantren ( Maksum, 2003:14). Santri yang mukim ini biasanya
memang yang datang dari luar daerah sekitar dimana pondok
34
pesantren tersebut, jadi santri tersebut dinamakan dengan santri
yang mukim atau santri yang tinggal di pondok pesantren.
2) Santri Kalong
Santri Kalong adalah santri yang berasal dari wilayah
sekitar pesantren sehingga mereka tidak memerlukan untuk
tinggal dan menetap di pondok pesantren mereka bolak balik dari
rumahnya masing-masing (Maksum, 2003:15).
Santri kalong pada dasarnya adalah seorang murid yang
berasal dari desa sekitar pondok pesantren yang pola belajarnya
tidak dengan menetap dalam pondok pesantren, melainkan
semata-mata belajar dan secara langsung puang kerumah setelah
belajar di pesantren
e. Pengkajian kitab-kitab kuning
Secara lughowi (bahasa) kitab kuning diartikan sebagai kitab yang
berwarna kuning, kerena kertas-kertas yang dipergunakan berwarna
kuning atau karena terlalu lamanya kitab tersebut tersimpan sehingga
berwarna kuning (Ghofur, 2009: 28).
Kitab-kitab klasik biasanya dikenal dengan istilah kuning yang
terpengaruh oleh warna kertas. Kitab-kitab itu ditulis oleh ulama-
ulama zaman dahulu yang berisikan tentang ilmu keislaman seperti :
fiqih, hadist, tafsir, maupun tentang akhlak
35
3. Metode Pengajaran Dalam Pondok Pesantren
Di bawah ini disebutkan metode pembelajaran di pondok pesantren
sebagai berikut:
a. Sorogan
Metode sorogan adalah kegiatan pembelajaran bagi para santri
yang menitik beratkan pada pengembangan kemampuan
perseorangan (individu) di bawah bimbingan seorang ustadz atau
kyai (Departemen Agama RI, 2003:74).
Model pembelajaran sorogan ini akan lebih mudah dalam
memahamkan pelajaran bagi santri karena antara pengajar dengan
santri berhadapan langsung dalam proses metode ini, jika ada
keterangan yang kurang memahamkan santri ustadz langsung bisa
meneragkan sesuai dengan apa yang di maksud dalam kitab tersebut.
sistem sorogan santri juga akan merasakan hubungan yang khusus
ketika berlangsung kegiatan membaca
b. Bandongan
Metode ini juga disebut dengan metode wetonan, pada metode
ini berbeda dengan metode sorogan. Metode bandongan dilakukan
oleh seorang kyai atau ustadz terhadap sekelompok peserta didik,
atau santri untuk mendengarkan atau menyimak apa yang dibacanya
dari sebuah kitab (Departemen Agama RI, 2003:86).
Sistem pengajaran bandongan ini biasanya dilaksanakan dalam
bentuk jama’ah atau bersama-sama yang terdiri dari beberapa kelas
36
di suatu pondok pesantren dengan diajar oleh seorang ustadz, para
santri mendengarkan dan (ngapsahi) atau memaknai kitab kuning
yang di bacakan oleh ustadz, biasanya sistem bandongan ini
memakai model ceramah dengan menjabarkan isi dari kitab kuning
serta memberikan keterangan yang lebih luas kepada santri.
c. Metode Musyawarah (Bahtsul Masail)
Metode musyawarah atau dalam istilah lain biasa disebut
dengan bahtsul masail merupakan metode pembelajaran yang lebih
mirip dengan metode diskusi atau seminar (Departemen Agama RI,
2003:92).
Proses pelaksanannya, para santri bebas memajukan pertanyaan-
pertanyaan atau pendapatnya, dengan demikian metode musyawaroh
lebih menitikberatkan pada kemampuan perseorangan di dalam
menganalisis dan memecahkan suatu persoalan dengan argumen
logika yang mengacu pada kitab-kitab tertentu, jadi metode ini juga
melatih mental santri untuk tampil di depan orang banyak.
d. Metode Hafalan Muhafadzoh
Kegiatan belajar santri dengan cara menghafal suatu teks
tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan seorang ustadz/kyai,
santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-bacaan dalam jangka
waktu tertentu (Departemen Agama RI, 2003:100).
Metode ini juga menjadikan santri untuk berlatih kebiyasaan
istiqomah (ajek) karena dalam menghafal ini santri harus
37
mengulang-ulang bacaan atau lafadz yang di hafalkan sesuai tarjet
yang di tentukan, juga melatih kecerdasan otak santri untuk
mengingat-ingat materi pembelajaran, biasanya metode ini di
tekankan pada pelajaran alatnya (nahwunya) seperti, jurumiyah,
tasrif, imriti dan alfiyah ibnu malik, tetapi ada juga pelajaran lain di
pondok pesantren yang mengguakan metode hafalan ini.
4. Fungsi Pondok Pesantren
Ghozali dalam bukunya yang berjudul Pesantren berwawasan
lingkungan, 2003 : 35 menyebutkan : “Dimensi fungsional pondok
pesantren tidak bisa di lepas dari hakekat bahwa dasarnya bahwa
pondok pesantren tumbuh berawal dari masyarakat sebagai lembaga
informal desa dalam bentuk yang sangat sederhana, oleh karena itu
perkembangan masyarakat sekitarnya temtang pemahaman
keagamaan (Islam) lebih jauh mengarah kepada nilai-nilai ajaran
agama Islam. fungsi pondok pesantren sebagai berikut:
1) Pesantren sebagai lembaga pendidikan.
2) Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah.
3) Pondok pesantren sebagai lembaga sosial
Fungsi pondok pesantren disini sangat mempengaruhi
perkembangan pesantren tersebut selain perkembangannya
dengan masyarakat sekitar juga menjadikan citra pondok
pesantren benar-benar baik untuk mencetak generasi yang Islami
dan siap untuk di terjunkan ketengah-tengah masyarakat untuk
38
diharapkan menyebarkan ilmu-ilmu Islam yang telah di
dapatkannya ketika di pondok pesantren.
D. Penelitian yang relevan
Dari hasil pembahasan mengenai penelitian yang berjudul “Peran
Ustadz dalam Membentuk Karakter santri di Pondok Pesantren Pancasila”
memiliki keterkaitan dengan hasil penelitian terdahulu diantaranya,
1. Skripsi dengan judul “ Peranan Guru Pai dalam Pembentukan Akhlak
Siswa Pada Masa Pubertas di SMP Nurul Ulum Karangroto Genuk
Semarang” Persamaan dengan hasil penelitian saya adalah tentang
menerangkan peran guru agama, sedangkan perbedaanya adalah pada
skripsi ini pembentukan akhlak yang diterapkan kepada siswa SMP,
sedang pada penelitian saya pemebentukan karakter yang diterapkan
kepada santri pondok pesantren.
2. Skripsi dengan judul “Upaya Pesantren dalam Membentuk Karakter
AnakDi Salafiyah Ula Islamic Centre Bin Baz Karanggayam, Piyungan,
Bantul, Yogyakarta ” Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan
hasil penelitian saya yaitu pembentukan karakter yang di terapkan
kepada santri pondok pesantren, sedangkan perbedaanya pada
penelitian ini pesantrenlah yang berperan sebagai upaya membentuk
karakter sedangkan dalam penelitian saya peran guru agama dalam
membentuk karakter santri pesantren.
3. Skripsi dengan judul “ Pembiasaan Nilai-Nilai Keislaman Dalam
Membentuk Karakter Anak” persamaan penelitian ini dengan penelitian
39
saya yaitu sama-sama meneliti tentang pembentukan karakter, sedang
perbedaannya pada penelitian ini membentuk karakter anak dengan
pembiasaan yang berkaitan dengan nilai-nilai Islam, sedang penelitian
sayapembentukan karakter melalui peran guru agama.
40
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan data
1. Sejarah singkat pondok pesantren pancasila
Pondok Pesantren Pancasila merupakan salah satu pondok
pesantren salafiyah yang menanamkan aqidah Ahlus Sunah Waljama’ah
dan menjadikan santri yang ahli fikir, ahli dzikir dan ahli ikhtiyar.
Pondok Pesantren Pancasila didirikan oleh K. MUHLASIN pada
tangal 31 September 1992. Beliau adalah putra pertama dari
Almagfurullah K.H. ABDURRAHMAN (Alm). Dan cucu dari
K.R.AFFANDI (Alm) pengasuh pondok pesantren salafiyah Blotongan
Salatiga. lokasi pondok pesantren ini berada di Desa Klumpit RT 01/
08 Kelurahan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. 200m
dari jarak jalan raya Salatiga Semarang. Pondok pesantren Pancasila
dibangun untuk mengembangkan ilmu agama dan menyebarkan ajaran
agama Islam, pondok pesantren ini berada di tengah-tengah masyarakat
yang luas tanahnya kurang lebih 664 meter.Tanah yang didirikan
pondok pesantren ini merupakan tanah waqaf dari Mbah H.Jumadi yang
sampai saat ini bertempat tinggal tepat bersebelahan dengan pondok
pesantren pancasila. Berkat hasil kerja keras pengasuh pondok
pesantren dan masyarakat sekitar berdirilah pondok pesantren
Pancasila. Ada beberapa Bangunan yang terdapat didalam Pondok
41
Pesantren Pancasila karena selain sebagai lembaga pendidikan agama
pondok pesantren pancasila juga mendirikan lembaga pendidikan
formal yaitu MTs Pancasila dan SMK Pancasila, di sinilah peserta didik
santriwan santriwati mencari ilmu agama dari berbagai daerah seluruh
Indonesia misalnya: Jakarta, Cilacap, Kebumen, Temanggung,
Muntilan, Magelang, Ambarawa, Ungaran ,Semarang, Demak, Kudus,
Pati, Rembang, Sragen, Ngawi, Kediri. Bahkan ada sebagian santri
yang berasal dari luar jawa yaitu Sumatra dan Kalimantan.
Pondok Pesantren Pancasila sampai sekarang masih menjadi
pesantren yang eksis, tahun ini saja santri baru yang masuk mendaftar
terbiang cukup banyak dari tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini ada
80 santri baru yang menjadi peserta didik baru di Pondok Pesantren
Pancasila ini.
2. Kondisi Pondok Pesantren
a. Sumber Daya
Tanah dan gedung milik yayasan , luas tanahnya kurang lebih 664
meter
b. Ruang Belajar
c. Ruang Pendukung
1) Mushola 1 ruang
2) 1 lokal ruang ustadz
3) 1 lokal ruang administrasi
4) Ruang tamu 2 ruang
42
5) Kamar tidur santri 10 ruang
6) Kantin 2 ruang
7) Poskestren 1 ruang
8) Kamar mandi 8 ruang
9) WC 4 ruang
d. Media pendidikan
1) Satu set alat rebana
2) 1 unit TV
3) 2 komputer
e. Fasilitas lain
1) Lapangan Futsal
2) Lapangan volley
3. Visi dan misi
a. Visi
Menanamkan aqidah Ahli Sunnah Waljama’ahdan menjadikan santri
yang ahli fiqir,ahli dzikir, ahli ikhtiyar.
b. Misi
1) Meningkatkankualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan
zaman.
2) Menggali dan mengembangkan potensi anak khususnya dalam
bidang wirausaha
3) Melatih siswa/santri untuk bisa menjadi dirinya sendiri.
43
4) Menyelenggarakn pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai
Ahli Sunnah Waljama’ah.
4. letak Geografis
Pondok Pesantren Pancasila terletak di Dusun Klumpit RT 01/08,
Kel. Blotongan, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga di jalan Fatmawati No.11
berjarak dengan jalan raya utama Bawen –Salatiga 200 m
5. Struktur Organisasi
a. Kepengurusan pusat
Pengasuh : K. Muhlasin & Ibu Nyai Choiriyatik
Ketua : Mansur Hidayat, M. Pd
Sekretaris : M. Nsirudin, Spd.I
Bendahara : Andre Ferdianto & Lilik Masfufah
Sie :
Keamanan : M. Nur faizin
Kebersihan : Irfan Ulil Anam & Maria Ulfa
Kegiatan : Samsul Arifin & Sakinatul Biroh
b. Kepengurusan complek Putra
Ketua : M. Nasirudin
Skretaris : Edy Suryanto
Bendahara : Samsul A
Sie
Keamanan : Irfan Ulil Anam
Kebersihan : M. Imam Fauzi & Galih M Yusuf
44
Kesehatan : M Fauzan Nur Ikhsan
c. Kepenguran complek Putri
Ketua : Sakinatul Biroh
Sekretaris : Mailal Khusna
Bendahara : Nila Milkhatuna
Sie
Keamanan : Maria Ulfa & Herlyn Novi Anggi Astuti
Kegiatan : Siti Alafiyah
Kebersihan : Elina Wahidati
Kesehatan : Athik Farhana & Afi Fatma Sanmik
6. Keadaan Santri dan Ustadz
a. Keadaan Santri
Sampai dengan tahun 2017 berjumlah 188 santri, dengan
rincian 88 santri putra dan 100 santri putri. Rata-rata santri yang
mondok, berasal dari keluarga menengah kebawah , penghasilan
orang tuanya rata-rata perbulan Rp 500.000-Rp 800.000.
Adapun keadministrasian santri Pondok Pesantren Pancasila:
1) Kewajiban
Pendaftaran : Rp.30.000,-
Syahriah /Bulan : Rp.40.000,-
2) Bulanan Pondok Pesantren
Kos Makan : Rp.250.000,-
Air Minum : Rp. 10.000,-
45
Syariah : Rp. 40.000,-
Akhirusanah : Rp. 20.000,-
Extra : Rp. 20.000,-
Kesehatan : Rp. 10.000,-
Qurban : Rp. 10.000,-
3) Lain-lain
Almari : Rp.150.000,-
B. Izin+kartu+
Tepak : Rp. 25.000,-
Seragam : Rp. 200.000,-
Kesehatan : Rp. 10,000.-
Selain itu di Pondok Pesantren Pancasila juga mempunyai
program pondok yang dinamakan madrasah, Program tersebut
terdiri dari kelas Sp II, Jurumiyah, Imriti, Alfiyah I, Alfiyah II.
Tabel 1
Jumlah Santri Kelas Sp II Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
No Nama Kelas SP II Putra No Nama Kels SP II Putri
1 Bilal aziz N 1 Alfina wafina
2 M. lutfi wibowo 2 Alma syah bahiya
3 Nurina alfi fairuza 3 Anggelina lailatus syifa
46
4 M. Ibnu askari 4 Anisa syifaurrohma
5 Satria ahmad maulana 5 Astrid herawati
6 Afif munadzar 6 Dita luki yahya
7 Anas al khusaini 7 Eriana amarilis
8 Rizal Muhammad yusuf 8 Erni khoyimah
9 Ahmad fahrur rozi 9 Eva halimatus sahro
10 Abdul aziz syahroni
yahya
10 Elin tresa santri
11 A izzudin ulinnuha 11 Farhana adilatun N
12 M khoirul mufid 12 Fitriana Amalia K
13 Fikri khusnul yakin 13 Farichah Fatrun N
14 Farid fadli 14 Ifatin Zahro
15 Zakia aulal muna 15 Inayatus Solihah
16 Nugroho ubaidilla
mahmud
16 Imamatun Nisa
17 Faisal syarif syaputra 17 Hafidhoh Al Adawiyah I
18 M putra nadika joko
sesuluh
18 Jingga Aulia
47
19 M deni kurniawan 19 Kumala Sari
20 Maulana prima sakti 20 Karisma Salsa A
21 M. Afif fadlila 21 Muftahul Khofif R
22 M fathur rozi 22 Murti Sunniyah
23 M. izudin fadili 23 Mayananta Aprelia
24 Dwi ghufron maulana 24 Nayla Ulia Casmita
25 M. farkhan 25 Putrid Cantika Lestari
26 Dimas rayendra 26 Rani Cantika
27 M nindo maulafa 27 Via kumairoh
28 Andika azka mawahid 28 Munawaroh
29 Yusuf sidiq mahendra 29 Sofia ayu aryani
30 Fikri setiawan 30 Salma farah aniq H
31 Zaenal abidin 31 Sanaya idma sabila
32 Daffa ahmad nurofid 32 Safarina salma wardani
33 Adrian firmansyah 33 Titik nur cahyani
34 Makmun nizar arsyadun
ni’am
34 Silvia elviana
48
35 A. lutfi choiri 35 Ubaydatul maftuhah
36 Adji Muhammad ramdani 36 Umi karimah
37 Nanang Abdurrahman
38 Bagus dwi erfan nurianto
Tabel 2
Jumlah Santri Kelas Jurumiah Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
No Nama Santri Kelas
Jurumiyah Putra
No Nama Kelas santri
Jurumiyah Putri
1 M khoirul anam 1 Dzatu khikma
2 M favean hanafi 2 Puti Aurelia salsabila
3 Nandy tyar 3 Nur aeni fatika sari
4 Ahmad fathi 4 Osa marsanda putri
5 Reyhan gibayus 5 Vina afidatul inayah
6 Fuad nur yasin 6 Nadia mei
7 Alvian beni P 7 Hani kholis musa’adah
49
8 Wahyu Mansur H 8 Sari agnesti
9 Dawaul fuad 9 Fadhila nur aini
10 Arda rayan 10 Ayu fatmawati
11 Zidha choirul anam 11 Esa Aurelia
12 Ruslil Nu’am 12 Syakira widia az Zahra
13 M syarif hidayatullah 13 Selfi anis widayasari
14 Ahamad sirojul munir 14 Silviana wulandari
15 Ahmad zidni nurul huda 15 Risa agustina damayanti
16 Abdullah ibnu najib 16 Nur ngafiatun khasanah
17 Ari stiawan 17 Mutiara zalifa
18 Farikhul fatir 18 Jenny fatmala putri
19 Miftah nurid dholam 19 Niken rhm ardila
20 Reza nova diari 20 Ida indah widyasari
21 Nur zaeni 21 Faizah
22 Deni candra 22 Novita rohmaningsih
23 Okta nandam 23 Awanda trisnasari
50
24 Feri andriyanto 24 Nala khoirul aini
25 Wakhid nurul A 25 Iklima tazal alam
26 Ma’ruf hidayat 26 Anisa prihatiningsih
27 Adif ar rizqi 27 Meysa stivani
28 Danang agus S 28 Linda purnama sari
39 Asyif al Firdaus 29 Nining puji lestari
30 Fina idamatussilmi
31 Dina afidatul inayah
32 Nur aini dwi suryanti
33 Labibatus sa’adah
34 Rikha nur inayati
35 Fitria kurnia
36 Rima aminantun mufidah
37 Siti nur chumairoh
38 Fadhita Amanda
nugrahani
39 Amanda anggela
51
febriyani
40 Silvy umi rahmawati
41 Nisaun mufidatum
malikah
42 Aisyah fitri wulandari
43 Luluk hidayah
44 Ita amalal jannah
45 Amelia kritina put
46 Sonia indah maulana
Tabel 3
Jumlah Santri Kelas Imriti Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
No Nama Santri Kelas Imriti
Putra
No Nama Santri Kelas Imriti
Putri
1 Fathun Ni’am 1 Danastri
2 Khusnul munajat 2 Dewi lejar
3 Dimas risky 3 Lailatul hudayah
52
4 Rizqi imanuddi 4 Siti sakdiyah
5 Ulinnuha 5 Laila maulidatus syarifah
6 Anis musthofa 6 Nur Yani
7 Dimas yudha 7 Maulida
8 Irkham arifudin 8 Dwi nor sakdiyah
9 Ega styawardana 9 Fadila ika
10 Alvin renggo 10 Afni zulfa
11 Tsidamul fami 11 Nuzul nur laila
12 A maulana S 12 Nala rahmatal ilahiyah
13 13 Sovia
14 14 Ummu salamah
15 15 Elsa mei sinta
16 16 Ryan septiani
Tabel 4
Jumlas Santri Kelas Alfiyah I Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
No Nama Santri Kelas
Alfiyah I Putra
No Nama Santri Kelas
53
Alfiyah I Putri
1 Edi suryanto 1 Mailal khusna
2 Galih muhammd yusuf
3 M. imam fauzi
4 Fauzan nur ikhsan
5 M. hasan basori
6 Adi pratama
Tabel 5
Jumlah Santri Kelas Alfiyah II Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
No Nama Santri Kelas
Alfiyah II Putra
No Nama Santri Kelas
Alfiyah II Putri
1 Irfan ulil anam 1 Skinatul biroh
2 Maria ulfa
54
b. Profil ustadz – ustadzah Pondok Pesantren Pancasila
Sistem pondok pesantren pancasila yang menggunakan sistem
salafiyah di kolaborasikan dengan sistem modern yaitu mengaji sorogan
dan bandongan juga memakai klasikal yang mengedepankan
pembelajaran secara sistematis dengan tenaga pengajar ustadz-ustadzah
yang profesional, berpengetahuan luas tentang agama maupun ilmu
umum.
Tabel 6
Jumlah Ustadz & Ustadah Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
No Nama Pendidikan Terakhir
1. M. Toha Saputro S1
2. Sri.Mulyani S1
3. Khafidzin S1
4. M. Fawzi S1
5. Nur Fadhilah S1
6. Fatchul Gufron S1
7. Siti Isnaini S1
8. M.Nasirudin S1
9. Mansur Hidayat S2
10. Samsul Choeri S1
11. Andre Ferdiyanto S1
12. Muhammad Muntaha S1
55
13. Ibu Nyai Mts
14. M.Nuh SMA
15. Amir Sholeh M.Nuh SMA
16. M. Surawan Mts
17. Fauzan Nur Ihsan Mts
c. Bentuk-bentuk Kegiatan
1) Di Bidang Pendidikan
a) Penyelenggaraan Pondok Pesantren
b) Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
c) Madrasah Tsanawiyah (Mts S.A Pancasila)
d) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK Pancasila)
2) Mengadakan Mujahadah rutinan (sewelasan) setiap tgl 11 setiap
bulanya
3) Mengusahakan dan mengadakan pengajian-pengajian, ceramah dan
diskusi agama Islam ke berbagai lapisan masyarakat.
Tabel 7
Kegiatan Harian Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
No Waktu Kegiatan
1 Subuh Sholat subuh berjamaah
2 05.00 Sorogan Al-Qur’an
3 05.30 Sorogan Kitab Kuning
56
4 06.00 Pengajian Kitab Bandongan
Bada’iuz Zuhur
5 06.30 Piket
6 07.00 Sekolah Formal
7 Ba’da Dhuhur Pengajian Bandongan Kitab
Durotun Nasihin
8 Ba’da Ashar Pengajian bandongan Kitab
Bidayatul Hidayah
9 16.30 Ngaji kelas
10 Ba’da Maghrib Sorogan Al-Qur’an
11 Ba’da Isya Pengajian Bandongan Kitab
Tafsir Jalain
12 20.00 Takror Oleh Santri
13 21.30 Ngaji Kitab Kuning Oleh
Ustadz atau Ustadzah
14 22.30 Belajar Bersama
15 23.00 Istirahat
Tabel 8
Kegiatan Mingguan Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
No Waktu Kegiatan
1 Sabtu Malam ba’da Khitobah
57
maghrib
2 Sabtu Malam ba’da isya’ Silat
3 Ahad Siang Silat
4 Ahad Sore Qiro’ah
5 Kamis malam Albarjanji
6 Jum’at Pagi Ro’an
Tabel 9
Kegiatan Mingguan Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
No Waktu Kegiatan
1 1 Muharam Mujahadah Kubro, pertemuan
walisantri dengan pengurus
2 Bulan Maulud Bahstul Masail
3 Bulan Maulud
Pengajian peringatan mauled
nabi
4 Bulan Sya’ban Akhirusannah
5 Bulan Ramadhan Ngaji Kilatan
6 Bulan Syawal Halal bi halal
7 Dzulhijah Takbir, Sholat Idul Adha dan
Qurbanan
58
Ada tiga kategori kegiatan yang ada didalam Pondok Pesantren
Pancasila, demikian perincianya :
1) Sistem Pendidikan
a) Clasic Modern
b) Bandongan
c) Sorogan
2) Kegiatan Penunjang
a) Khitobah
b) Albarjanji
c) Mujahadah sewelasan
3) Ekstra Kurikuler
a) Rebana
b) Qiro’ah
c) Silat
d) Volly
e) Drum Band
f) Drum Black
d. Kurikulum Pondok Pesantren Pancasila
Kurikulum Pondok Pesantren Pancasila menggunakan sistem
Salafiyah dkolaborasikan dengan sistem modern yaitu disamping mengaji
dengan sorogan dan bandongan juga memakai klasikal dengan
mengedepankan pembelajaran yang sistematis. Adapun kitab-kitab yang
di kaji adalah kitab klasikal yang bermadzhab Syafi’iyah. Kitab-kitab
59
hasil karya ulama klasik tersebut digolongkan ke dalam ilmu
Nahwu,Shorof, fiqih, Hadist, Tafsir, Tauhid, dan Tarikh. (Dokumen PPP)
Tabel 10
Jadwal Pelajaran Kelas SP II Putra
Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
Hari
Kelas SP I
Pelajaran Penagajar
Ahad Khulashoh Juz I Ust. Irfan Ulil Anam
Awamil Ust. Andre Ferdianto
Senin Tuhfatul Athfal Ibu. Nyai Choiriyatik
Selasa Arbain Nawawi Ust. Nur Faizin
Rabu Fasholatan Ust. Samsul Arifin
Kamis Alala Ust. Nur Faizin
Sabtu Badul Amali Ust. Rifki M laizim
Tabel 11
Jadwal Pelajaran Kelas SP II Putri
Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
Hari
Kelas SP II
Pelajaran Pengajar
Ahad Awamil Ust. Nur Faizin
60
Khulashoh Juz I Ustz. Sakinatul Birroh
Senin Bad’ul Amali Ust. Maria Ulfa
Selasa Arbain Nawawi Ust. Samsul Arifin
Rabu Tuhfatul Athfal Ibu. Nyai Choiriyatik
Kamis Fasholatan Ustz. Sakinatul Birroh
Sabtu Alala Ustz. Siti Isnaini
Tabel 12
Jadwal Pelajaran Kelas Jurumiyah Putra
Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
Hari
Kelas Jurumiyah Putra
Pelajaran Pengajar
Ahad Wasoya Ust. Andre Ferdianto
Khulashoh Juz II Ust. Samsul Arifin
Senin Jurumiyah Ust. Surawan
Selasa Tafsir Ust. Nasirudin
Sarah Arbain Ust. Mansur
Rabu Tajwid Ust. Nurrohim
Sulam Taufiq Ust. Amir Soleh
Kamis Qowa’id Ust. Toha Saputra
Matan Ta’lim Ust. Muh Nur
61
Sabtu I’lal Ust. Fatul Ghufron
Hujah Ahli Sunnah Ust. Samsul Arifin
Tabel 13
Jadwal Pelajaran Kelas Jurumiyah Putri
Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
Hari
Kelas Jurumiyah Putri
Pelajaran Pengajar
Ahad Jurumiyah Ust. Nasirudin
Khulashoh juz II Ust. Maria Ulfa
Senin Tafsir Ustz. Siti Isnaini
Wasoya Ustz. Sakinatul Birroh
Selasa Qowa’id Ust. Mansur
Sarah Arbain Ust. Maria Ulfa
Rabu Sulam Taufiq Ust. Amir Soleh
Tajwid Ust. Nurrohim
Kamis I’lal Ust. Fatul Ghufron
Matan Ta’lim Ibu. Nyai Choiriyatik
Sabtu Jurumiyah Ust. Nasirudin
Hujah Ahlu Sunah Ustz. Sakinatul Birroh
62
Tabel 14
Jadwal Pelajaran Kelas Imriti Putra
Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
Hari
Kelas Imriti Putra
Pelajaran Pengajar
Ahad Tafsir Ust. Mahfudz Fauzi
Khulashoh Juz III Ust. Nur Faizin
Senin Qowa’id Ust. Nasirudin
Sarah Ta’lim Ust. Khafidzin
Selasa Imriti Ust. M Nuh
Rabu Fathul Qorib Ust. Khanifudin
Tajwid Ibu. Nyai Choiriyatik
Kamis Maqsud Ust. Mahfudz Fauzi
Sabtu Tahliyah Ust. Fatkhurohim
Hujah Ahlu Sunah Ust. M Nuh
Tabel 15
Jadwal Pelajaran Kelas Imriti Putri
Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
Hari
Kelas Imriti Putri
Khulashoh Juz III Ust. Khafidzin
63
Senin Maqsud Ust. Nasirudin
Qowa’id Ust. Mahfudz Fauzi
Selasa Sarah Ta’lim Ust. Mansur
I’lal Ust. M Toha saputra
Rabu Tajwid Ibu. Nyai Choiriyatik
Tafsir Ust. Nasirudin
Kamis Tahliyah Ust. Khanifudin
Imriti Ust. M Nuh
Sabtu Fathul Qorib Ust. Mansur
Imriti Ust. M Nuh
Ahad Minhathul Mughist Ust. Mansur
Tabel 16
Jadwal Pelajaran Kelas Alfiyah I
Pondok Pesantren Pancasila
Tahun 2017
Hari
Alfiyah I
Pelajaran Pengajar
Ahad Alfiyah Juz I Ust. M Toha saputra
Senin Alfiyah Ust. M Toha saputra
Selasa Jazariyah Ustz. Sri Mulyani
Bahar Ustz. Sri Mulyani
64
Rabu Mabadiul Awaliyah Ust. Mahfudz Fauzi
Kamis Fathul Mu’in Ust. Mansur
Sabtu Abi Jamroh Ustz. Sri Mulyani
e. Tata tertib Pondok Pesantren Pancasila
1) Al-Wajibat (Kewajiban)
a) Menjaga Almamater Pondok Pesantren pancasila
b) Menjunjung tinggi kehormatan santri
c) Menjalankan Shalat berjama’ah
d) Berpakaian sopan menutupi aurat
e) Mengikuti semua kegiatan Pondok Pesantren
f) Meminta izin pengasuh dan pengurus apabila pulang atau
bepergian
g) Membayar i’anah syari’ah atau yang lainya sesuai yang ditentukan
h) Semua santri wajib mengikuti jama’ah sholat 5 waktu di mushola
i) Semua santri di wajibkan untuk mengikuti silat
j) Semua santri di wajibkan untuk mengikuti diba’an malam jum’at
2) Al-Manhiat (Larangan)
a) Melanggar semua hukum syara’
b) Bergaul antara bukan muhrim
c) Membawa Hp atau alat elektronik
d) Berpakaian tidak sopan atau memperlihatkan aurat
e) Menyalahgunakan sarana dan prasarana Pondok Pesantren
65
f) Keluar pondok tanpa izin atau tanpa keterangan
g) Ghosob (Mengambil atau meminjam tanpa seizin pemilik)
h) Santri harus berambut rapi atau tidak di cukur model-model
i) Semua santri dilarang merokok
j) Selain santri dilarang naik ke kamar santri
3) Al-Ma’murot (Anjuran)
a) Saling menghormati
b) Membudayakan disiplin, mandiri, dan giat belajar
c) Menjalankan berbagai riyadhoh
d) Menjaga kebersihan dan ketertiban
e) 10 menit sebelum KBM dimulai semua santri harus sudah siap di
kelas
f) Semua santri jam 12 malam harus sudah tidur
g) Bagi santriwan jajan malam harus di MMS dan santri putri di
koprasi pondok putri
f. Gambaran Informan
1) MS
MS, beliau lahir pada tanggal 10 Oktober 1963 Alamat di Desa
Karang Rejo Pabelan kecamatan Pabelan Rt 02/01. Beliau adalah
pengasuh Pondok Pesantren Pancasila lulusan dari pondok pesantren
Tremas dan Pondok Poncol. Ibu Nyai Khoiriyatik adalah Istrti dari
beliau yang sampai sekarang menemani beliau untuk mengasuh
pondok ini . Beliau sering berziarah kemakam-makam para wali
66
seperti Wali Hasan Muenadi di Nyatnyono, Sunan Kali Jaga di Demak
dan makam-makam wali lainya dengan tujuan berikhtiar mendoakan
kepada semua santrinya dengan meminta berkah dari para wali ketika
berziarah.
2) MH,
MH lahir pada tanggal 30 Desember 1990, Alamat Ds Ngetuk Rt
05/02 Kec. Pringapus Kab. Semarang. Latar belakang pendidikan
Beliau mulai dari SD di pringapus melanjutkan ke SMP Negeri 1
Bergas (Sekolah Standar Internasional) kemudian masuk di Pondok
Pesantren Pancasila mulai dari kelas 1 SMK Pancasila kemudian
kuliah di STAIN Salatiga mengambil prodi TBI, setelah lulus dari
STAIN Salatiga, beliau melanjutkan S2nya di UMS wisuda pada 11-
Maret-2017. Pribadinya yang tekun dalam belajar membuahkan
banyak prestasi, prestasi di pendidikan formal maupun pendidikan
non-formal, beliau sebagai salah satu sosok teladan bagi para santri,
beliau saat ini menjadi guru di Mts S.A juga sebagai ustadz sekaligus
menjabat sebagi ketua/lurah di Pondok Pesantren Pancasila.
3) FN
FN lahir pada tanggal 28 Agustus 1999, alamat. Perum manunggal
2 Rt 01/Rw08, kauman kidul, Salatiga. pendidikan terakhir beliau
lulusan SMK, beliau sebagai ustadz juga pengurus pondok pesantren
pancasila.
67
4) AF
AF lahir pada tanggal 22 Desember 1994, alamat, Dsn Ngetuk Rt
05/02 Ds Pringapus.Kec, karangjati. Kab. Semarang. Beliu sebagai
pengurus pondok pesantren dan juga ustadz. Masuk pondok pesantren
sejak beliau penempuh pendidikanya di Mts NU Salatiga, melanjutkan
di SMK Pancasila, dan saat ini kuliah di IAIN Salatiga fakultas
tarbiyah dan ilmu keguruan PBA semester Akhir. Beliau salah satu
santri yang berprestasi karena selama menempuh pendidikan pondok,
beliau sering mendapat kitab gratis dari Nyai Choiriyatik sebagai
penghargaan beliau khatam nadzom wolak walik.
5) SA
SA lahir pada tanggal 16 Desember 1993, alamat,Dsn Deresan
Rt07/ Rw05, Ds Susukan,kec Susukan, Kab Semarang. beliau masuk
pondok sejak menempuh pendidikanya di Mts S.A lalu melanjutkan di
SMK Pancasila dan sekarang menempuh S1nya di IAIN Salatiga
fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan matematic semester 2,selain
menjadi ustadz beliau di percaya sebagai pengelola (MMS)Mini
Market Santri di Pondok Pesantren Pancasila.
6) LM
LM lahir 4 mei 1998. Alamat, Dsn Kenteng Rt03/Rw03, Ds
Kenteng, Kec Bandungan, Kab Semarang. Beliau masuk pondok dari
tahun 2012 dan saat ini beliau menjadi pengurus putri dan bendahara.
68
7) DR
DR lahir pada tanggal 4 November 2000. Alamat, Dsn Kalirejo
Rt06/Rw04, Mangunsari, Gunungpati, Semarang. beliau adalah salah
satu santri putra di pondok pesantren Pancasila ini yang mondok
sambil sekolah di SMK Pancasila.
8) NM
NM lahir pada tanggal 5 juni 2000. Alamat, Dsn Gedangan
Rt01/Rw08, DS Duren, Kec, Bandungan,Kab Semarang. Beliau
adalah salah satu santriwati di pondok peantren pancasila, beliau
masuk pondok sejak kelas VI Mts sampai saat ini beliau kelas X SMK
Pancasila.
B. Temuan Penelitian
Sesuai dengan hasil observasi. Wawancara, serta dokumentasi di
lokasi penelitian yaitu di Pondok Pesantren Pancasila, peneliti
mendapatkan beberapa hal di antaranya:
1. Kegiatan dan pembelajaran yang mendukung pembentukan karakter
Kegiatan dan pembelajaran merupakan dukungan dalam
pembentukan karakter pada santri, seperti di Pondok pesantren
Pancasila ada beberapa kegiatan dan pembelajaran yang mendukung
pembentukan karakter. Dari hasil wawancara dengan Ustadz AF
menyampaikan beberapa kegiatan dan pembelajaran yang mendukung
pendidikan karakter yaitu sebagai berikut:
69
“Macam-macam kegiatan yang dapat mendukung pendidikan
karakter yaitu khitobah, setoran nadzoman, mukhafadzoh,ro’an/kerja
bakti, ekstrakurikuler. Kemudian pelajaran yang mendukung yaitu
mengkaji kitab kuning seperti washoya, ta’lim muta’alim. Akhlakhul
banin, dan mar’ah sholihah”(22 April 2017, AF)
Ustadz SA juga mengatakan:
“kegiatan yang mendukung pendidikan karakter di Pondok
pesantren pancasila salah satunya dengan mempelajari kitab ta’lim
muta’alim”(22 April 2017, SA)
Sedangkan menurut Santri NM menyampaikan beberapa kegiatan
dan pembelajaran yang mendukung pendidikan karakter yaitu sebagai
berikut:
“Salah satu kegiatan yang mendukung pendidikan karakter adalah
shalat berjamaah khususnya shalat subuh, santri di bangunkan lebih
awal untuk mengikuti shalat subuh berjamaah serta mengikuti
kegiatan-kegiatan pondok sehingga santri terbiasa disiplin dan semakin
lama akan terbentuklah karakter karena terbiasa”(24 April 2017, NM)
DR sebagai santri juga menyampaikan mengenai kegiatan dan
pembelajaran yang mendukung pendidikan karakter yaitu sebagai
berikut:
“Kegiatan yang ada di Pondok pesantren Pancasila yaitu
khitobah, batsul masa’il, al-barjanji dan masih banyak lagi kegiatan
70
ekstrakulikuler yang dapat membentuk karakter santri yaitu silat,
rebana,khot,dll”(24 April, DR)
Beberapa santri juga menyampaikan beberapa kegiatan yang ada di
Pondok dan tak jau beda dengan yang di sampaikan oleh para pengurus
antaranya yaitu khitobah, mukhafadhoh, ro’an, ekstrakurikuler dll.
Dari beberapa yang disampaikan pengurus dan santri di atas
penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang ada di
Pondok sangatlah banyak di antaranya mukhafadhoh dan
ekstrakurikuler. Sedangkan pelajaran yang dapat membentuk
pendidikan akhlah atau kepribadian yaitu pelajaran kitab akhlak seperti
ta’lim muta’alim, akhlakhul banin, mar’ah sholiha.
a) Peran ustadz dalam membentuk karakter santri
Berikut peran ustadz dalam membentuk karakter santri di Pondok
pesantren Pancasila, data yang berhasil di himpun oleh peneliti dan
hasil wawancara dari pengasuh dan beberapa dewan asatidz.
Berikut hasil wawancara dengan pengasuh MS mengenai peran
ustadz dalam membentuk karakter santri :
“Peran Guru agama yang terdiri dari pengasuh, dewan asatidz,
ustadz dan ustadzah ialah mendidik, mengajar, mendampingi,
membimbing, menasehati, memotifasi, serta mengawasi santri
selama 24 jam non-stop dari bangun tidur sampai tidur
kembali”.(17 April 2017, MS)
71
Menurut Ustadz AF tentang peran ustadz dalam membentuk
karakter santri di pondok pesantren Pancasila dari hasil wawancara
sebagai berikut :
“peran ustadz dalam membentuk karakter santri di pondok
pesantren pancasila ini yaitu dengan melatih disiplin santri,
memotivasi membangkitkan kepercayaan diri santri melalui latihan
khitobah, mendidik, mengajar, mengawasi, mendampingi 24 jam
sehingga santri menjadi insan yang akhlakul karimah berkompetensi
tinggi ”.(22 April 2017, AF)
Kemudian menurut Ustadzah NM mengenai peran ustadz dalam
membentuk karakter santri di pondok pesantren Pancasila dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“peran ustadz atau peran ustadz ustadzah di pondok pesantren
yaitu membimbing dan mengarahkan para santri, sebagai sarana
tempat bertanya para santri tentang agama maupun sosial serta
menjadi teladan dan mampu mengayomi semua santri”(24 April
2017, NM)
Sedangkan menurut Ustadz SA mengenai peran ustadz dalam
membentuk karakter santri di pondok pesantren Pancasila dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“Peran ustadz ustadzah adalah mendidik, mengajarkan materi-
materi keagamaan tentang akhlak, fiqih,tauhid,kitab-kitab kuning
dengan bersungguh-sungguh sehingga santri mampu
72
mengamalkanya, selain itu ustadz ustadzah melatih pengembangan
diri santri agar menjadi bekal santri ketika sudah pulang ke
masyarakat”.(24 April 2017. SA)
Dari paparan yang disampaikan ustadz ustadah di atas penulis
dapat menyimpulkan bahwa peran ustadz dalam membentuk karakter
santri di Pondok pesantren Pancasila ustadz ustadzah harus mampu
mendidik, mengajar, membimbing,melatih, menasehati, menjadi
teladan, memotivasi, sehingga santri mampu belajar sesuai harapan
serta terwujudnya tujuan pendidikan karakter sesuai visi dan misi
pondok pesantren
Berikut perincianya:
1) Pendidik dan Pengajar
Ustadz Pondok Pesantren Pancasila menyampaikan materi
pelajaran dan memberikan pengetahuan yang seluas-luasnya
kepada para santri hingga mereka merasa paham dengan
menggunakan metode pembelajaran yang menarik, sehingga
siswa merasa termotivasi dalam belajar. Materi yang tidak cukup
disampaikan dengan ceramah, seperti kitab fiqih, sehingga santri
mendapatkan pencerahan demi kemajuan belajar.
2) Pembimbing
Ustadz di Pondok Pesanstren Pancasila membimbing
santrinyadengan membekali ilmukeagamaan sebagai
pedomandalam menjalani hidup. Hal inisesuai dengan pendapat
73
SyaifulBahri Djamarah, bahwa peran guruagama adalah
sebagaipembimbing.
3) Korektor
Ustadz di Pondok Pesantren Pancasila tidak hanya
bertugasmenyampaikan pelajaran agama, tetapi juga
memperhatikan tingkah laku santri, baik di dalam maupun di luar
pondok pesantren, guru membedakanantara yang baik dan yang
buruk, mengingatkan santri apabilaberbuat yang tidak benar,
mengajak santri untuk berbuat halyang positif. Hal ini sesuai
denganpendapat Syaiful Bahri Djamarah,bahwa guru agama
berperansebagai korektor.
4) Penasehat
Ustadz di Pondok Pesantren Pancasila tidak hanya sekedar
berperan sebagai penyampai materi pelajaran dikelas, setelah itu
menyerahkan sepenuhnya kepada santri dalam memahami materi
pelajaran tersebut. Namun lebih dari itu, guru juga harus mampu
memberikannasehat bagi siswa yang membutuhkannya, baik diminta
maupun tidak. Peranan guru sebagai penasehat di Pondok Pesantren
Pancasila dalam pelaksanaan sudah cukup baik. Nasehat yang
diberikan tidak hanya dilakukan didalam kelas saat proses
pembelajaran berlangsung, akan tetapi juga diluar jam pelajaran.
5) Teladan
Peranan Ustadz dalam aktifitas pembelajaran Pendidikan
AgamaIslam khususnya dalam pembentuan karakter merupakan
74
segalanya bagisantri. Oleh karena itu: tutur kata, sikap, cara
berpakaian,penampilangerk-gerik guru selalu diperhatikan dan
dicontoh oleh siswa. Karena gurumerupakan sosok figur yang patut
digugu dan ditiru terlebih guruPendidikan Agama Islam.Peranan
guru Agama sebagai contoh sudah baik, terlihat semua gurudi
Pondok Pesantren Pancasila sudah memberikan contohyang patut
untuk ditiru, baik dari segi cara berpakaian, berpenampilan, dantutur
kata yang baik dan sopan. Sehigga dengan melihat guru
sebagaicontoh santri dengan tanpa paksaan melainkan kesadarannya
sendirimentaati tata tertib yang ada.
6) Supervisor
Peran guru agama sebagaisupervisor berarti guru agama
Pondok pesantren Pancasila mengawasiproses pembelajaran
maupunkegiatan di Pondok pesantren Pancasila, khususnya dalam
hal kegiatan pembinaan.
7) Evaluator
Guru Agama mengevaluasi jalannya pembentukan karakter
di Pondok Pesantren Pancasila. Guruagama bersama dengan guru
lainnya selalu melakukanperbaikan dalam membina siswanya
agar memiliki karakteryang baik. Hal ini sesuai denganpendapat
Syaiful Bahri Djamarahbahwa peran guruagama adalah sebagai
evaluator.
Berdasarkan kajian berbagai nilai agama, norma sosial, peraturan
atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah
75
teridentifikasi butir-butir nilai prilaku manusia dalam hubunganya dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia lingkungan, dan
kebangsaan. Berikut adalah daftar dan deskripsi ringkas nilai utama, yaitu
nilai-nilai utama yang dimaksud.
1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
Nilai ini bersifat religius. Dengan kata lain,pikiran, perkataan, dan
tindakan seseorang diupayakan selalu berdasarkan nilai-nilai
ketuhanandan atau ajaran agama.
2. Nilai Karakter Hubungannya dengan Diri sendiri
Ada beberapa nilai karakter yang berhubungan dengan diri sendiri.
Berikut beberapa nilai tersebut
a. Jujur
Jujur merupakan merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini
diwujudkan dalam hal perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik
terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain.
b. Bertanggung Jawab
Ini merupakan sikapdan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, sebagaimana yang seharusnya ia lakukan
terhadap diri sendiri,masyarakat, lingkungan ( alam, sosial, dan
budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
76
c. Bergaya Hidup Sehat
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam
menerapkan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk
yang dapat mengganggu kesehatan.
d. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertip dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
e. Kerja Keras
Perilau yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengalami sebagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar
atau pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
f. Percaya diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan
tercapainya setiap keinginan dan harapanya.
g. Berjiwa wirausaha
Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkanya, serta
mengatur permodalan operasinya.
h. Berpikir Logis, Kritis, dan Inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu secara nyata atau logika untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dan mutakhir dari sesuatu yang
telah dimiliki.
77
i. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
j. Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan
didengar.
k. Cinta Ilmu
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
3. Nilai Karakter Hubungannya dengan Sesama
a. Sadar Hak dan Kewajiban Diri dan Orang Lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan sesuatu yang menjadi
milik atau hak diri sendiri dan orang lain, serta tugas atau kewajiban
diri sendiri dan orang lain.
b. Patuh pada Aturan-Aturan Sosial
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan
masyarakat dan kepentingan umum.
c. Menghargai Karya dan Prestasi Orang Lain
Menghargai karya dan prestasi orang lain merupakan sikap dan
tindakan yang mendorong diri untuk menghargai sesuatu yang
berguna bagi masyarakat. Serta, mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain.
78
d. Santun
Santun merupkan sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata
bahasa maupun tata perilakunya kepada semua orang.
e. Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban diri sendiri dan orang lain.
4. Nilai Karakter Hubungannya dengan Lingkungan
Hal ini berkenaan dengan kepedulian terhadap sosial dan
lingkungan. Nilai karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang
selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
disekitarnya. Selain itu, mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin
memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
5. Nilai Kebangsaan
Artinya, cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok.
a. Nasionalis
Cara berpikir, bersikap,dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan polotik bangsanya
79
b. Menghargai Keberagaman
Sikap memberikan respek atau hormat terhadap berbagai macam
hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku maupun
agama. (kemendiknas: 2010)
Nilai-nilai karakter tersebut sangatlah agung. Betapa hebatnya
kader-kader muda Indonesia yang mempunyai nilai-nilai tersebut.
Tentu, dibutuhkan perjuangan serius dan kolektif dari seluruh anak
bangsa karena nilai-nilai karakter itu membutuhkan partisipasi aktif
dari seluruh elemen bangsa, mulai keluarga, lembaga pendidikan,
dunia usaha, pemerintah, wakil rakyat, media informasi, dan lain
sebagainya.
80
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Implementasi pembentukan karakter pada santri di pondok pesantren
Pancasila
Pondok pesantren Pancasila Salatiga, merupakan pondok yang
menerapkan pendidikan karakter dengan mengajarkan kitab-kitab akhlak.
Karena pendidikan karakter sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan karakter diajarkan oleh Kyai, dewan asatidz, penguruh,
ustadz maupun ustadzah dengan diharapkan pendidikan karakter santri
maupun membangun akhlak yang mulia.
Pembentukan karakter pada santri ini dilaksanakan dengan cara
ustadz mengenalkan kitab-kitab yang diajarkan serta mengajarkan dan
membina santri denhan aturan-aturan sesuai dengan Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Serta mengurus selama 24 jam mengawasi dan membimbing
kegiatan belajar mengajar santri dari mulai bangun tidur sampai tidur
kembali.
Pelaksanaan pembentukan karakter di pondok pesantren Pancasila
terpusat kepada romo Kyai. Apapun yang dilakukan pondok pesantren
berdasarkan perintah romo Kyai. Dan pelaksanaan pembelajaran mengaji
di pondok menggunakan sistem salafiyah modern yaitu selain mengaji
dengan sorogan dan bandongan juga memakai klasikal dengan
mengedepankan pembelajaran yang sistematis.
81
Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mendukungpelaksanaan
pembelajaran karakter yaitu dirosah, dziba’an, khitobah, ro’an dan
ekstrakurikuler seperti: qiro’ah, seni khot, silat, rebana dan lain-lain.
Selain itu juga ada bebrapa kitab yang dapat membentuk pendidikan
karakter yaitu: washoya, ta’lim muta’alim, akhlakhul banin dan lain-lain
Persepsi pendidikan karakter di pondok pesantren Pancasila
B. Peran Ustadz dalam membentuk karakter santri di pondok pesantren
Pancasila
Sebuah pendidikan di pondok pesantren tak lepas dari Peran guru
agama, sesuai dalam wawancara pengasuh menuturkan Peran guru agama
yang terdiri dari pengasuh, dewan asatidz, ustadz dan ustadzah ialah
mendidik, mengajar, mendampingi, membimbing, menasehati,
memotifasi, serta mengawasi santri selama 24 jam non-stop dari bangun
tidur sampai tidur kembali.
Peran ustadz atau guru agama tak lepas dari proses pendidikan,
berikut uraian mengenai beberapa peran utama guru dalam pendidikan
karakter seperti yang di kutip dari Mulyasa (2011:39-64)
a. Ustadz sebagai pendidik
Ustadz adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkunganya. Oleh karena itu
guru harus memiliki standar kualitas yang mencakup tanggung jawab,
wibawa, mandiri dan disiplin.
82
b. Ustadz sebagai pengajar
Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan
pembelajaran, dan memang hal tersebut merupakan tugas yang pertama
dan utama. Ustadz membantu peserta didik yang diketahuinya,
membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari.
Tugas utama ustadz di pondok pesantren Pancasila adalah
mengajar disetiap jenjang kelas yaitu dari SP I, SP II, Jurumiyah, Imriti,
Alfiyah awal, Alfiyah Tsani, Mantik, Balaghoh.
c. Ustadz sebagai pembimbing
Ustadz dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman bertanggung jawab atas
kelancaran pembelajaran itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak
hanya menyangkut fisik, tetapi juga menyangkut perjalanan mental,
emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan
kompleks.
Wujud bimbingan ustadz terhadap para santri di pondok pesantren
Pancasila salah satunya adalah ustadz membimbing santri
membangunkan mereka untuk sholat subuh berjama’ah, membimbing
santri belajar membaca kitab kuning setiap pagi dengan sistem sorogan,
menyimak hafalan santri setiap sore hari.
83
d. Ustadz sebagai pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan
keterampilan baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru
untuk bertindak sebagai pelatih.
Selain mengajar dengan ceramah, ustadz dituntut mampu melatih
santri, seperti di pondok pesantren Pancasila ini, ustadz melatih santri
membaca kitab kuning dengan memberi materi nahwu shorof , setelah
faham di praktekan dan ustadz menyimak, selain itu ustadz melatih
santri menulis kaligrafi dan masih banyak lainya.
e. Ustadz sebagai penasehat
Ustadz adalah sebagai penasehat bagi peserta didik bahkan bagi
orang tua, meski mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai
penasehat. Dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk
menasehati orang.
Selain mendidik, membimbing, mengarahkan ustadz juga wajib
menasehati santri dengan mauidhoh khasanah yaitu menasehati dengan
tuturkata yang baik penuh hikmat, sekalipun ada kesalahan santri yang
tidak mematuhi peraturan pondok maka di nasehati atau di kenakan
takzir yang mengandung/ pelajaran bagi santri, sehingga santri jera dan
tidak akan mengulanginya kembali.
f. Ustadz sebagai inovator
Ustadz sebagi sebagian komponen pendidikan dituntut untuk
menjembatani kesenjangan ini. Guru harus bertindak sebagai
84
pembaharu yang dapat memperkecil perbedaan antara pelaksanaan
pendidikan dan kemajuan masyarakat. Untuk itu guru harus selalu
belajar dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilanya agar dapat
menciptakan hal-hal baru guna peningkatan mutu pendidikan sehingga
sejalan dengan perkembangan masyarakat.
Ustadz di pondok pesantren Pancasila cukup berinovasi dalam
proses belajar mengajar, karna ustadz di pondok pesantren ini selain
mengajar pondok kebanyakan mereka juga mengajar di sekolah formal
di dalam maupun luar pondok, bahkan ada juga yang menjadi dosen.
g. Ustadz sebagai model dan teladan
Ustadz selalu jadi figur dan dijadikan dalil bagi para siswanya
untuk meniru perilaku tersebut. Hal ini wajar karena peserta didik
dalam proses pembelajaran kadang melakukan modelling untuk
mengubah tingkah lakunya. Sebagai teladan bagi peserta didik dan
orang-orang di sekitarnya mengharuskan guru melasanakan kode etik
keguruan yang menjadi dasar berperilaku, baik dalam interaksinya
dengan kepala sekolah, teman sejawat, bawahan, peserta didik, dan
masyarakat pada umumnya.
Ustadz yang mengajar di pondok pesantren Pancasila tidak lain
adalah santri yang telah lama tinggal dan dipilih oleh romo Kyai, jadi
kepribadian mereka dibentuk dari ketika mereka masih menjadi santri,
seiring bertambahnya waktu kepribadian mereka dapat diteladani oleh
para santri.
85
h. Ustadz sebagai pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung didunia pendidikan, guru
atau ustadz harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang
pendidik. Karena, seorang guru merupakan salah satu penuntun bagi
masyarakat. Guru atau ustadz dituntut untuk meningkatkan
pengetahuanya, selalu mengontrol emosinya, berbaur dengan
masyarakat sekitarnya, serta selalu melaksanakan ajaran-ajaran
agamanya.
Memiliki kepribadian yang akhlakul karimah seharusnya dimiliki
oleh semua orang, khususnya guru atau ustadz di pondok pesantren
Pancasila ini, sebagai pencetak generasi masa depan seorang ustadz
harus bisa menjadi pribadi yang baik agar bisa mengolah pribadi
peserta didik dengan lancar dan sukses.
i. Ustadz sebagai peneliti
Manusia adalah makhluk yang unik, satu sama lain berbeda.
Manusia yang satu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang
lain. Namun, mereka juga memiliki kelemahan yang tidak dimiliki
orang lain. Demikian pula dengan peserta didik, mereka memiliki
keunikan yang beraneka ragam dari waktu ke waktu. Karenanya guru
tidak bisa memperlakukan mereka dengan cara yang sama untuk semua
peserta didik dan untuk zaman yang berbeda. Hal ini menuntut guru
86
mencari suatu sistem pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
zaman, tingkat perkembangan, serta kebutuhan peserta didik tersebut.
Dalam hal pembelajaran ustadz dituntut mampu memahami
karakter santri seiring perkembangan zaman agar mudah menerapkan
metode pembelajaran untuk santri. Selain mengajar dengan sistem
klasik, mereka juga sesekali praktek keagamaan dengan menggunakan
LCD dan elektronik lainya.
j. Ustadz sebagai inspirator
Seseorang akan menjadi sosok inspirator jika ia mampu
membangkitkan semangat untuk maju dengan menggerakkan segala
potensi yang dimiliki untuk meraih prestasi spektakuler bagi diri sendiri
dan orang lain.
Seperti di pondok pesantren Pancasila. Disinilah, dibutuhkan
sosok-sosok inspirator untuk mengobarkan semangat berprestasi kepada
seluruh santri. Dari itu, seorang guru atau ustadz harus mampu menjadi
sosok inspirator maka para santri akan mencurahkan segala daya dan
upaya untuk meraih prestasi, membangun karakter dan jatidiri yang
lebih baik.
k. Ustadz sebagaiMotivator
Motivator adalah upaya seorang guru dalam membangkitkan spirit,
etos kerja, dan potensi yang luar biasa dalam diri peserta didik . Maka,
tugas guru adalah melahirkan potensi itu kepermukaan dengan banyak
87
berlatih, mengasah kemampuan, dan mengembangkan potensi
semaksimal mungkin.
Pondok pesantren Pancasila seorang guru di harap mampu menjadi
motivator yaitu memberi motivasi kepada santri untuk terus semangat
belajar sampai kemampuan dan bakatnya terlihat.
Sedangkan upaya ustadz dalam memotivasi santri yaitu dengan
menyediakan wahana aktualisasi sebanyak mungkin, mengadakan
perlombaan di pondok pesantren, terdiri dari 3 kategori,1). Lomba
keagamaan yang terdiri dari lomba khitobah, qiro’ah, sholawat,
CCI(cerdas cermat islam). 2). lomba bidang olah raga, yaitu sepak bola,
voli, silat. 3). Lomba kebersihan, yaitu kebersihan kamar. Dengan
diadakanya perlombaan tersebut di harap dapat melahirkan dan
mengembangkan potensi.
l. Ustadz sebagai evaluator
Evaluator atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang
paling kompleks, karena melibatkan latar belakang dan berhubungan
dengan setiap penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian,
karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar
atau proses untuk menentukan tingkah pencapaian tujuan pembelajaran
oleh peserta didik.
Sebagai usaha para ustadz dalam mengevaluasi hasil belajar santri
yaitu dengan cara mengadakan tes (imtihan)setiap akhir tahun
88
pembelajaran dan menyelenggarakan khotmil Qur’an untuk santri yang
dianggap mampu dan memenuhi kriteria.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembentukan karakter pada santri di Pondok pesantren Pancasila
Dari beberapa pendapat tentang pembentukan karakter penulis
dapat menyimpulkan bahwa pembentukan karakter sama dengan
mendidik moral dan akhlak yang dilakukan agar dapat membentuk
kepribadian yang lebih baik terhadap anak didik dan mempunyai
akhlakul karimah sesuai tununan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan
cara ustadz mengenalkan kitab-kitab akhlak yang diajarkan serta
membina santri dengan aturan-aturan yang sesuai dengan Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Serta mengurus selama 24 jam mengawasi dari bangun
tidur sampai tidur kembali selam 24 jam setiap hari.
2. Peran guru agama dalam membentuk karakter santri di pondok
pesantren pancasila.
Dari berbagai pendapat Pengasuh, pengurus, ustadz juga para santri
mengenai peran guru agama dalam membentuk karakter santri di
Pondok pesantren Pancasila bahwa peran guru agama sebagai:Pendidik,
Pengajar, Pembimbing, Korektor, Penaseha, Teladan, Supervisor,
Evaluator.
90
Sesuai ayat Al-qur’an surat Al-Syuro ayat 18
Fir'aun menjawab: "Bukankah Kami telah mengasuhmu di antara
(keluarga) Kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal
bersama Kami beberapa tahun dari umurmu
Dan surat Al-Alaq ayat :5
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Nabi Musa
a.s. tinggal bersama Fir'aun kurang lebih 18 tahun, sejak kecil.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama melakukan penelitian,
sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka penulis kemudian
memberikan saran kepada kyai, dewan asatidz, pengurus dan santri yang
ada di pondok pesantren untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam
implementasi pendidikan karakter sebagai berikut:
1. Untuk lembaga pondok pesantren
a. Memperbanyak pembelajaran kitab tentang akhlak.
b. Menyiapkan absensi untuk santri agar kondusif.
c. Ustadz aktif adalam mengabsen.
d. Meningkatkan pengetahuan agar santri.
91
e. Dapat mengatur waktu pembelajaran secara maksimal agar
pembelajaran berjalan dengan optimal.
f. Memberi sanksi kepada santri yang tidak mematuhi peraturan.
g. Membimbing dan mendampingi santri agar aktif dalam belajar dan
mengikuti kegiatan-kegiatan pondok.
h. Menambah bangunan dan sarana pondok pesantren.
i. Sebagai teladan yang baik untuk para santri
2. Untuk santri
a. Bersunggung-sungguh dalam mencari ilmu.
b. Bersikap disiplin dalam melaksanakan pembelajaran dan kegiatan-
kegiatan pondok.
c. Gunakan waktu yang sebaik-baiknya untuk belajar.
d. Berlakulah saling menghormati dan taat peraturan.
92
DAFTAR PUSTAKA
Albertus, Doni Koesoema.2010. Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di
Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
An Nahlawi, Abdurrahman. 1992. Prinsip-Prinsip Dan Metode Pendidikan Islam,
Terj. Hery Noor Ali, Bandung: CV. Diponegoro.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur suatu penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta : Jakarta Rineka Cipta.
Arini Widyowanti. 2011. Pendidikan Karakter Masalah Hambatan Kompetensi
Guru Jakarta: Grasindo.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Sekolah Entrepreneur;Mendesain, Menerapkan,
dan Memproduksi Insan-insan Edukatif Bermental Pencipta Kerja, Bukan
Pencari Lapangan Kerja. Yogyakarta: Harmoni.
Aunillah, Nurla Isna. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di
Sekolah. Yogyakarta: Laksana.
Departemen Agama RI.1994. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang : PT
Kumudasmoro.
Departemen Agama RI. 2003. pola pemeberdayaan masyarakat melalui pondok
pesantren.Jakarta.
Departemen Agama RI. 2003. pondok pesantren dan madrasah diniyah. Jakarta
Departemen Agama RI. 2003. pola pengembangan pondok pesantren. Jakarta
Dhofier, Syamachsyari. 2009. Tradisi Pesantren Memadu Modernitas untuk
Kemajuan Bangsa, Yogyakarta, Nawesea Press,.
Ghofur, abd. 2009. Pendidikan Anak Pengugsi. malang: uin malang press
Ghozali, Bahri, 2003. Pesantren berwawasan lingkungan. Jakarta: CV prasasti
93
Hamid, Hamdani. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Jakarta: Pustaka
Setia
Ismail SM Eds. 2001. Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Langgulung, Hasan.2003. Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-
Husna.
Latief, Abdul. Cet. 1, 2006. Perencanaan Sistem: Pengajaran Pendidikan Agama
Islam,Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Madjid, Nurcholish. 1977. Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan.
Jakarta: Paramadina.
Maksum dkk.2003. Pola Pembelajaran Pendidikan Pesantren, Jakarta.
Departemen Agama RI.
Moeloeng, J Lexy. 2009. Metodologi penelitian lualitatif. Bandung . Remaja
Rosdakarya.
Mukhdar, Zuhdy, KH. Ali Ma'shum.1989. Perjuangan dan Pemikirannya.
Yogyakarta
Nawawi, Hadari.1993. Pendidikan Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.
Pengembangannya . Surakarta: UMS.
Nasir, ridwan. 2005. Tipologi Format Pendidika Ideal. Yogyakarta.Pustaka
Pelajar
Nasution, S. 2003. Metode penelitian naturalistic kualitatuf. Bandung Tarsito
Purwanto. Ngalim. 2004. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung,
Al-Fabeta.
Sukandarrumidi. 2004, Metodologi penelitian. Yogyakarta, Gajah Mada
Universitas Press.
94
Suryosubroto. 2004. Manajemen pendidikan sekolah. Jakarta: PN Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif .
Jakarta: Rineka Cipta.
Tafsir, Ahmad. Cet. 2, 1994. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung:
PT. RemajaRosdakarya.
Yusuf, Ali Anwar. 2003. Studi Agama Islam, Bandung, CV Pustaka Setia.
Zuhairini,dkk, Cet.V,2009,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta,Bumi Aksara
95
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Uswatun Khasanah
Tempat dan Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 24 Juli
1992
Agama : Islam
Alamat : Wonokasihan RT.02 RW.08, Desa
Bedono, Kecamatan Jambu,
Kabupaten Semarang.
Riwayat pendidikan format
1. Tamatan : MI Ma’arif Wonokasihan Tahun 2005
2. Tamatan : MTs. Sudirman Jambu Tahun 2008
3. Tamatan : SMK Pancasila Salatiga Tahun 2011
4. Kuliyah strata satu (S1) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga tahun 2013 sampai sekarang.
Salatiga 14 Juni 2017
Penulis
Uswatun Khasanah
96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Transkip wawancara
Dokumentasi di pondok pesantren
Surat tugas pembimbing
Surat ijin penelitian
Surat keterangan telah melakukan penelitian
Daftar nilai SKK
Riwayat hidup
97
Nama :
Tmp/Tgl Lhr :
Jabatan :
Pend terakhir :
Hari/tanggal :
Waktu :
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENGASUH
1. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?
2. Bagaimana proses pembelajaran pembentukan karakter di Pondok
Pesantren Pancasila?
3. Bagaimana peran guru/ ustadz dalam membentuk karakter santri di
Pondok Pesantren Pamcasila ini?
98
Nama :
Tmpt/Tgl Lhr :
Jabatan :
Pen terakhir :
Hari/tanggal :
Waktu :
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK USTADZ/ USTADZAH
1. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?
2. Bagaimana proses pembelajaran pembentukan karakter di Pondok
Pesantren Pancasila?
3. Bagaimana peran ustadz dalam membentuk karakter santri di Pondok
Pesantren Pancasila?
99
Nama :
Tmpt/Tgl Lhr :
Jabatan :
Pen terakhir :
Hari/tanggal :
Waktu :
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK DEWAN ASATIDZ
1. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?
2. Bagaimana proses pembentukan karakter di Pondok Pesantren Pancasila?
3. Bagaimana peran guru /ustadz dalam membentuk karakter santri di
Pondok Pesantren Pancasila?
100
Nama :
Tmp/Tgl Lhr :
Jabatan :
Pend terakhir :
Hari/tanggal :
Waktu :
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SANTRI
1. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan karakter?
2. Bagaimana proses pembelajaran pembentukan karakter di Pondok
Pesantren Pancasila?
3. Bagaimana proses pembentukan karakter pada santri di Pondok Pesantren
Pancasila?
101
HASIL WAWANCARA DARI PENGASUH
PONDOK
Nama : K.Muhlasin
Usia : 54 Th
Jabatan : Pengasuh Pondok pesantren
Pendidikan terakhir : PGA
Hari/tanggal : Senin, 17 April 2017
Waktu : 13:30-selesai
No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda ketahui tentang
pendidikan karakter?
Pendidikan karakter merupakan usaha
membentuk kepribadian, sifat, watak,
atau budi pekerti seorang peserta didik
berakhlak mulia
2 Bagaimana proses pembentukan
karakter di Pondok Pesantren
Pancasila?
Mengajarkan santri kitab kuning,
melatih kedisiplinan dan tanggung
jawab diri juga melalui ekstrakurikuler
pondok pesantren seperti silat, khitobah,
sholawat, menulis kaligrafi dsb
3 Bagaimana peran guru agama/
ustadz dalam membentuk karater
santri?
Peran ustadz ialah mendidik, mengajar,
mendampingi,membimbing, menasehati,
memotifasi, serta mengawasi santri
selama 24 jam non-stop.
102
HASIL WAWANCARA DARI DEWAN ASATIDZ
PONDOK
Nama : Mansur Hidayat
Usia : 27 Th
Jabatan : Ketua/lurah Pondok pesantren
Pendidikan terakhir : S2
Hari/tanggal : Rabu, 26 April 2017
Waktu : 20:00-selesai
No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda ketahui tentang
pendidikan karakter?
pendidikan dengan mengedepankan
nilai dan karakter bukan hanya ilmu
pengetahuan tetapi juga karakter yang
di kembangkan, seperti, kejujur,
kedisiplin dan percaya diri
2 Bagaimana proses pembentukan
karakter di pondok pesantren
pancasila?
Penerapan pendidikan karakter dengan
cara mengembangkan karakter santri di
dalam maupun di luar kelas, selain
mengkaji kitab kuning yang berkaitan
dengan akidah santri juga di ajarkan
kedisiplinan kejujuran, percaya diri
103
serta tanggung jawab melalui kegiatan
luar kelas contoh: berjama’ah, piket,
tugas khitobah dll
3 Bagaimana peran guru agama/
ustadz dalam membentuk karater
santri?
Peran Ustadz sebagai pendididk,
membimbing, motivasi, evaluasi,
teladan dsb
104
HASIL WAWANCARA DARI DEWAN ASATIDZ
PONDOK
Nama : Fauzan Nur Ihsan
Usia : 18Th
Jabatan : Dewan asatidz
Pendidikan terakhir : Mts
Hari/tanggal : Senin, 24 April 2017
Waktu : 20:00-selesai
No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda ketahui tentang
pendidikan karakter?
Pendidikan yang diberikan untuk
pembentukan suatu tingkah atau
perilaku dari perilaku buruk menjadi
perilaku yang baik.
2 Bagaimana proses pembentukan
karakter di pondok pesantren
pancasila?
mengajarkan santri pada kedisiplinan,
dengan menuntun santri untuk
mematuhi peraturan yang berlaku di
pondok pesantren.
3 Bagaimana peran guru agama/
ustadz dalam membentuk karater
santri?
Ustadz sebagai pendidik pembimbing
sekaligus mendampingi setiap hari
selama 24 jam di pondok pesantren
105
HASIL WAWANCARA DARI USTADZ/USTADZAH
PONDOK
Nama : Andre Ferdiyanto
Usia : 22 Th
Jabatan : Ustadz
Pendidikan terakhir : S1
Hari/tanggal : Sabtu, 22 April 2017
Waktu : 20:00-selesai
No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda ketahui tentang
pendidikan karakter?
Mendidik peserta didik memiliki sifat,
watak, kepribadian yang baik atau
terwujudnya akhlak mulia pada diri
seorang peserta didik yang tentunya
melalui pembelajaran atau
pembiasaan-pembiasaan.
2 Bagaimana peran guru agama/
ustadz dalam membentuk karater
santri?
Membangkitkan kepercayaan diri
santri melalui latihan khitobah,
mendidik, mengajar, mengawasi,
mendampingi 24 jam sehingga santri
menjadi insan yang akhlakul karimah
berkompetensi tinggi
106
3 Pembelajaran apa saja yang dapat
membentuk karakter santri di
pondok pesantren pancasila?
Khitobah, setoran nadzoman,
mukhafadzoh, ro’an/kerja bakti,
ekstrakurikuler. Kemudian pelajaran
yang mendukung yaitu mengkaji
107
HASIL WAWANCARA DARI USTADZ/USTADZAH
PONDOK
Nama : Samsul Arifin
Usia : 24Th
Jabatan : Ustadz
Pendidikan terakhir : SMK
Hari/tanggal : Sabtu, 22 April 2017
Waktu : 20:00-selesai
No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda ketahui tentang
pendidikan karakter?
Pendidikan karakter adalah suatu usaha
membentuk peserta didik menjadi
pribadi yang berakhlak mulia, ahli
dzikir, ahli fikir, ahli ikhtiar
3 Bagaimana peran guru agama/
ustadz dalam membentuk karater
santri?
Peran ustadz ustadzah adalah
mendidik, mengajarkan materi-materi
keagamaan tentang akhlak,
fiqih,tauhid,kitab-kitab kuning dengan
bersungguh-sungguh sehingga santri
mampu mengamalkanya.
3 Pembelajaran apa saja yang dapat
membentuk karakter santri di
pondok pesantren pancasila?
Pembelajaran kitab kuning, jama’ah
shalat fardhu, ro’an, sawir, batsul
masa’ail dll.
108
HASIL WAWANCARA DARI USTADZ/USTADZAH
PONDOK
Nama : Lilik Masfufah
Usia : 19Th
Jabatan : Ustadzah
Pendidikan terakhir : SMK
Hari/tanggal : Senin, 24 April 2017
Waktu : 19:00-selesai
No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda ketahui tentang
pendidikan karakter?
Usaha pendidik untuk membentuk
karakter peserta didik,sehingga peserta
didik dapat memahami,
memperhatikan, dan melakukan nilai-
nilai etika guna meningkatkan peserta
didik supaya memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri
dan kepribadian
2 Bagaimana proses pembelajaran
pembentukan karakter di pondok
pesantren pancasila?
Ustadz/ustadzah menyampaikan secara
lisan menerangkan secara terperinci di
depan kelas dan santri di tuntut untuk
mendengar, memahami.
109
HASIL WAWANCARA DARI SANTRI PONDOK
Nama : Nila Milkhatuna
Usia : 17 Th
Jabatan : Santri
Pendidikan terakhir : SMK
Hari/tanggal : Senin, 24 April 2017
Waktu : 17:00-selesai
No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda ketahui tentang
pendidikan karakter?
Mengubah perilaku atau kepribadian
peserta didik memiliki akhlakul
karimah
2 Bagaimana pelaksanaan
pembentukan karakter di pondok
pesantren Pancasila?
Pelaksanaan pembentukan karakter di
pondok pesantren pancasila ini sangat
kondusif karena di pandu langsung
oleh ustadz ustadzah dan sesekali di
awasi oleh pengasuh
110
HASIL WAWANCARA DARI SANTRIPONDOK
Nama : Dimas Rizky Ramadhan
Usia : 17 Th
Jabatan : Santri
Pendidikan terakhir : Mts
Hari/tanggal : Senin, 24 April 2017
Waktu : 20:00-selesai
No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda ketahui tentang
pendidikan karakter?
Pendidikan karakter adalah suatu
pembentukan watak sifat dan
kebiasaan kepribadian seseorang agar
lebih baik
2 Bagaimana pembentukan karakter
di pondok pesantren Pancasila?
Mengaji kitab kuning dengan metode
sorogan dan bandongan.
3 Menurut anda kegiatan apa saja
yang mendukung pembentukan
karakter di pondok pesantren
pancasila?
Kegiatan yang ada di Pondok
pesantren Pancasila yaitu khitobah,
batsul masa’il, al-barjanji dan masih
banyak lagi kegiatan ekstrakulikuler
yang dapat membentuk karakter santri
yaitu silat, rebana,khot,dll
111
112
113
114
115
116
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Depan Nalem Romo Kyai Komplek Putri
Komplek Putra Lapangan Basket
SMK Pancasila Mts S.A Pancasila
Abah, Umi beserta Pengurus Putri Pengurus Putra
Kegiatan Mengaji Santri Putri Kegiatan Mengaji Santri Putra
117
Diniyah putra Diniyah putri
Ekstra Silat Ekstra Rebana
Ekstra Drum Black Ekstra Marching Band
118
BMT dan MMS Pancasila Ziarah Makam Wali
Mujahadah Suro Qurban Idul Ad’ha
Muscab 1 Alumni Santri Lirboyo Mujahadah Istighotsah
Kegiatan Khitobah Praktik Mengkafani jenazah