peranan naskah wawacan dalam …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...naskah...

98
PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT SUNDA ”Studi Kasus: Ieu Wawacan Papatah Pranata ka Caroge” Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Disusun Oleh: Reisa Rizkia Fauziah 1112022000053 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019/ 1440 H

Upload: others

Post on 07-Jul-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

PERANAN NASKAH WAWACAN

DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT SUNDA

”Studi Kasus: Ieu Wawacan Papatah Pranata ka

Caroge”

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Disusun Oleh:

Reisa Rizkia Fauziah

1112022000053

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019/ 1440 H

Page 2: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara
Page 3: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara
Page 4: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara
Page 5: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

i

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan bagaiman sejarah awal

masuknya Islam di tanah Sunda dan bagaimana naskah Sunda bergenre

wawacan dapat berperan dalam kehidupan masyarakat Sunda. Naskah

wawacan memiliki peranan penting dalam menyebarkan Islam karena

daya tarik yang diberikan para pendakwah ke seluruh lapisan

masyarakat Sunda, salah satunya ialah tradisi seni beluk. Tradisi

membaca naskah wawacan dengan menggunakan tembang atau lagu

yang disebut pupuh.

Penulis mendapat temuan bahwa naskah wawacan yang

berjudul Ieu Wawacan Papatah Pranata ka Caroge merupakan salah

satu naskah wawacan yang diambil oleh penulis untuk sebagai naskah

wawacan yang isinya mengajarkan ajaran-ajaran Islam kepada kaum

lelaki dan perempuan dalam memilih jodoh dan membina rumah tangga

yang sakinah.

Kata Kunci: Islam, Sunda, Naskah Wawacan, Naskah Ieu Papatah

Pranata ka Caroge

Page 6: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan nikmat dan karunia yang tiada terhingga kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial. Shalawat dan salam semoga

tercurahkan kepada manusia mulia, baginda nabi besar Muhammad

SAW. Semoga tercurahkan pula kepada para keluarganya, sahabat-

sahabatnya dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku ummatnya

yang tunduk dan yang tunduk dan patuh menjalankan ajaran dan

Sunnah-sunnah beliau.

Proses penyusunan skripsi ini sungguh memakan waktu,

stamina, biaya, pikiran dan diwarnai dengan banyak dinamika

kehidupan yang indah dalam dunia ilmiah. Namun bantuan, perhatian

dan dorongan baik berupa kritikan dan saran maupun dorongan dalam

bentuk lain, senantiasa Allah kirimkan melalui orang-orang terdekat

dan tersayang. Ucapan terima kasih dan penghargaan tak terhingga juga

penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar

Lubis, Lc., M.A.

2. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Drs. Saiful Umam, M.A,

Ph.D.

3. Nurhasan, MA. selaku Ketua Prodi Sejarah Perdaban Islam UIN

Jakarta yang senantiasa memotivasi penulis dan teman-teman

angkatan 2012 untuk segera menyelesaikan skripsi.

Page 7: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

iii

4. Sholikatus Sa’diyah, M. Pd. selaku Sekretaris Prodi Sejarah dan

Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

turut membantu melancarkan semua proses yang dibutuhkan

oleh penulis.

5. Dra. Hj. Tati Hartimah, MA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi

penulis yang telah meluangkan banyak waktunya dan

mencurahkan segenap ilmu, arahan, masukan, saran dan

motivasi kepada penulis selama ini. Penulis

juga mohon dimaafkan lahir-bathin atas segala kesalahan yang

telah penulis lakukan selama ini.

6. Bapak dan ibu dosen Prodi Sejarah dan Peradaban Islam serta

bapak dan ibu dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu

kepada penulis selama ini.

7. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta

seluruh civitas akademik Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

8. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia.

9. Kedua orang tua penulis Alm. Endang Ruhyana dan Maesaroh,

terima kasih yang tiada terhingga, kalian tak pernah lelah dan

tanpa henti mendoakan penulis siang dan malam.

10. Empat saudara penulis (Teh Ita, Teh Ani, Teh Ate dan Aa Riza)

dan nenek tercinta (Mak Engkom) yang telah bersabar

mendukung penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan di

UIN ini.

Page 8: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

iv

11. Kak Maria, Kak Nadiya, Widy, Nurul, Asreni dan anak-anak

Kosan Bu Eva, Kosan Assalam, Kosan BBS, Kosan Pondok

Cemerlang dan Kosan Hj. Udjang yang telah mensupport

penulis untuk terus bergerak maju agar cepat wisuda. Mudah-

mudahan Allah membalas jasa-jasa kalian dengan sebaik-

baiknya.

12. KLB (Kita Luar Biasa): Mbak Fitri, Mia, Alinda, Mas Haidir,

Egi, Aries, Waaliman, dan Kak Fathzry.Yang mengiringi

perjalanan masa kampus yang indah dan penuh kenangan ini.

Kalian yang terbaik.

13. Teman-teman seperjuangan di Prodi SPI UIN Jakarta seluruh

angkatan, juga teman-teman seperjuangan di UIN Jakarta.

14. Teman-teman Alumni Ponpes Modern Daarul Huda Banjar

yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan studi S1

ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak

tanpa terkecuali yang telah membantu seluruh proses skripsi ini

dari awal hingga akhir serta membantu proses perkuliahan

penulis dari awal hingga akhir di kampus tercinta ini. Mudah-

mudahan segala macam bantuan dalam bentuk apapun menjadi

amal ibadah dan dibalas oleh Allah SWT, Tuhan pencipta alam.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, amiin.

Ciputat, 10 Mei 2019

Reisa Rizkia Fauziah

Page 9: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................... 5

C. Batasan dan Rumusan Masalah .................................. 6

1. Batasan Masalah .................................................. 6

2. Rumusan Masalah ............................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................... 6

1. Tujuan Penelitian ................................................. 6

2. Manfaat Penelitian ............................................... 6

E. Kerangka Teori .......................................................... 7

F. Metode Penelitian ....................................................... 8

G. Tinjauan Pustaka ......................................................... 10

H. Sistematika Penulisan ................................................. 11

BAB II ISLAM DI TANAH SUNDA

A. Masuknya Islam di Tanah Sunda ................................ 13

B. Tokoh-tokoh Penyebar Islam Awal di Tanah Sunda .. 19

1. Syarif Hidayatullah ............................................. 19

2. Faletehan ............................................................. 22

3. Pangeran Hasanuddin .......................................... 23

Page 10: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

vi

BAB III NASKAH SUNDA WAWACAN

A. Asal-Usul Naskah Sunda Wawacan ............................ 25

B. Perkembangan Naskah Sunda Wawacan .................... 31

C. Klasifikasi Penulisan Naskah Sunda Wawacan ......... 34

1. Berdasarkan Bahan dan Sumber Penulisan ......... 34

2. Berdasarkan Bahasa dan Aksara ......................... 35

3. Berdasarkan Isi Teks Penulisan .......................... 40

BAB IV PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM

KEHIDUPAN MASYARAKAT SUNDA Studi Kasus:

Naskah Ieu Wawacan Papatah Pranata ka Caroge

A. Deskripsi Naskah ....................................................... 41

B. Ajaran dan Nasihat Naskah Ieu Wawacan Papatah

Pranata ka Caroge ...................................................... 43

C. Peranan Naskah Ieu Wawacan Papatah Pranata ka

Caroge Dalam Kehidupan Masyarakat Sunda ............ 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................. 72

B. Saran .......................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 74

LAMPIRAN

Page 11: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal kaya akan kebudayaan dan kearifan

lokal, dari Sabang sampai Merauke keragaman budaya dan

kearifan lokal terdapat dalam masyarakat Indonesia. Dalam

Bhineka Tunggal Ika disebutkan bahwa perbedaan bukanlah

suatu hambatan untuk saling bahu membahu, membantu sesama

dalam mewujudkan kedamaian dan kemakmuran Indonesia.

Kehidupan masyarakat dalam satu daerah telah membentuk

keragaman budaya yang kaya. Maka dari itu, melestarikan

kekayaan budaya Indonesia adalah satu kewajiban supaya dapat

dinikmati hingga generasi selanjutnya.1

Kajian satu budaya dalam suatu daerah tidak lepas dari

kearifan lokal yang sejalan dengan budaya itu sendiri. Salah

satu kearifan lokal yang ada ialah masyarakat Sunda, kearifan

lokal yang tersimpan secara turun temurun dan berkembang ini

dilakukan secara lisan maupun tulisan. Kearifan lokal secara

tertulis biasa kita sebut dengan naskah-naskah kuno atau klasik.

Naskah sebagai salah satu peninggalan tertulis tentu

mempunyai kedudukan yang penting dalam menyampaikan

informasi mengenai kehidupan manusia di masa lampau

1 Asep Ashly N. Maryono, “Etika Murid dan Guru Dalam Naskah

Sewaka Darma; Peti Tiga Ciburuy Garut”. (Skripsi, Fakultas Ushuludin,

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2018)

Page 12: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

2

dibandingkan dengan informasi yang ada pada peninggalan

lainnya. Sebagai perkembangan budaya bangsa masa lampau,

naskah mampu mengungkapkan berbagai aspek kehidupan

masa lampau seperti politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama

yang memperlihatkan hubungan dengan masa kini. Menggali

kebudayaan masa lampau merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam rangka membina dan mengembangkan

kebudayaan masa kini dan masa datang. Melalui telaah atas

naskah-naskah tersebut, kita dapat memahami dan menghayati

pandangan serta cita-cita yang menjadi pedoman hidup

masyarakat di masa lampau. Naskah adalah budaya yang

merekam nilai-nilai luhur budaya lokal dalam bentuk tulisan.

Nilai-nilai luhur dan kearifan lokal bermamfaat untuk

kemaslahatan masyarakat dan pemecahan permasalahan saat

ini.2

Selain dari itu juga, penelitian naskah-naskah

keagamaan merupakan bagian dari penyediaan media informasi

keagamaan yang berbasiskan budaya Indonesia. Diantara

naskah klasik Sunda yang penulis adalah menarik bagi naskah

klasik Sunda yang bergenre hikayat yang berbentuk puisi dan

ditembangkan dalam sebuah pupuh yang sangat di gandrungi

oleh masyarakat Sunda bahkan masih bisa dilihat dan dinikmati

hingga saat ini.

“Pupuh ialah suatu karya sastra dalam bentuk puisi dari

tanah Sunda. Seperti pada puisi kebanyakan, kebanyakan pupuh

2Ahmad Rahman, Tarekat di Bugis Makassar Abad ke-17 sampai

Abad ke-20, (Jakarta: Rabbani Press, 2011), h.2.

Page 13: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

3

juga memiliki patokan. Patokan tersebut berupa guru wilangan,

guru lagu dan watek. Guru wilangan adalah jumlah suku kata

yang ada dalam suatu baris (padalisan). Guru lagu adalah bunyi

vokal akhir atau rima dalam setiap baris. Sedangkan watek

adalah sifat atau tema keseluruhan isi pupuh. Pupuh merupakan

karya sastra yang sering dibawakan dengan cara ditembangkan

atau dinyanyikan. Pupuh sendiri terbagi atas dua kelompok

yaitu Sekar Ageung dan Sekar Alit. Sekar Ageung merupakan

pupuh yang dapat dinyanyikan dengan lebih dari satu jenis lagu,

sedangkan Sekar Alit hanya dapat dinyanyikan dengan satu

jenis lagu.”3

Naskah klasik Sunda yang bergenre hikayat ini disebut

wawacan4 atau babacaan5. Secara antropologi budaya, yang

disebut sebagai Orang Sunda atau Suku Sunda adalah orang-

orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa dan

dialek Sunda sebagai bahasa ibu serta dialek dalam percakapan

sehari-hari. Orang Sunda dimaksud, tinggal di daerah Jawa

Barat dan Banten yang dulu dikenal sebagai Tanah Pasundan

atau Tatar Sunda.6

3 Putri Yulianti Suhayat, Pupuh. (2018): https://budaya-

indonesia.org/Pupuh 4 Berasal dari kata wawacan (babacaan) yang artinya: apa yang

dibaca. Wawacan merupakan bentuk karya sastra yang berasal dari Jawa,

dan dibawa ke daerah Sunda melalui kaum bangsawan (menak) dan kaum

ulama (lingkungan pesantren). Lihat Ajip Rosidi, Kesusastraan Sunda

Dewasa Ini, (Jatiwangi: Cupumanik, 1966), h. 11. 5 Kata yang berasal dari bahasa Sunda yang artinya apa yang

dibaca. 6 Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia,

(Jakarta: Djambatan, 1971), h. 300.

Page 14: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

4

Dalam konteks pemikiran diatas sering kali Urang

Sunda (Orang Sunda) ialah mereka yang mengaku dirinya dan

diakui oleh orang lain sebagai orang Sunda. Dengan demikian

sekurang-kurangnya ada dua kriteria bahwa seseorang atau

sekelompok orang dikatakan sebagai orang Sunda. Pertama,

aspek genetik (keturunan) atau hubungan darah. Seseorang atau

sekelompok orang bisa disebut orang Sunda bila orang tuanya,

baik dari pihak ayah atau pihak ibu maupun keduanya adalah

orang Sunda dan di manapun orang itu dilahirkan, dibesarkan

dan berada. Kedua, aspek lingkungan sosial budaya. Mereka

akan disebut orang Sunda jika lahir, tinggal dan dibesarkan di

daerah Sunda serta menggunakan dan menghayati norma-norma

dan nilai-nilai budaya Sunda walaupun kedua orang tuanya atau

leluhurnya bukan orang Sunda.7

Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak

dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara. Naskah Sunda

yang tersebar dan tersimpan di lokasi penyimpanan, salah

satunya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Naskah-

naskah yang tersimpan rapi ini bisa diakses dengan mudah di

perpustakaan nasional, contoh-contoh naskah Sunda bergenre

wawacan yang terdapat di perpustakaan nasional ialah Babad

Galuh, Babad Cirebon, Sejarah Sumedang, Wawacan Anbiya,

Wawacan Barjah, Wawacan Kian Santang, Wawacan Panji

Wulung.

7 Edi Suhardi Ekadjati, Kebudayaan Sunda Jilid 1, (Jakarta: Pustaka

Jaya, 1995), h. 7.

Page 15: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

5

Dalam Penelitian Skripsi ini, Penulis memang akan

lebih spesifik membahas tentang peranan naskah wawacan

dalam kehidupan masyarakat Sunda khususnya yang dituangkan

dalam naskah Ieu Wawacan Papatah Pranata ka Caroge, juga

kontribusi naskah wawacan terhadap masyarakat Sunda, dalam

naskah Sunda ini sudah ada beberapa penelitian yang

membahas naskah Sunda klasik berbentuk hikayat atau

wawacan. Keseluruhan cerita berisi ajaran-ajaran Islam yang

menceritakan adab istri terhadap seorang suami. Ajaran Islam

dalam naskah wawacan yang berjumlah banyak membahas

ajaran-ajaran dan nasihat-nasihat seorang guru atau sunan

kepada muridnya. Naskah wawacan memiliki peranan penting

dalam kehidupan khususnya di dalam masyarakat Sunda.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melihat ada

beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini.

1. Mengenai asal-usul naskah genre wawacan dalam khazanah

karya sastra klasik Sunda yang ternyata setara dan bahkan

lebih dikenal daripada naskah-naskah lainnya.

2. Memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat

Sunda, namun banyak sekali naskah yang sudah rapuh

termakan usia.

3. Isi dari naskah wawacan berperan dalam penyebaran ajaran

Islam di wilayah Sunda, namun pelestarian tradisi tulisan

ini semakin jarang terdengar lagi.

Page 16: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

6

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka

penulis telah membatasinya pada peranan naskah wawacan

Sunda khususnya dalam naskah Ieu Wawacan Papatah

Pranata ka Caroge terhadap masyarakat Sunda.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana awal masuknya Islam di tanah Sunda?

2. Bagaimana asal-usul munculnya naskah Sunda

wawacan?

3. Bagaimana peranan naskah Sunda wawacan dalam

masyarakat Sunda?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui asal-muasal naskah Sunda bergenre

wawacan di Sunda.

2. Untuk mengetahui seberapa besar peranan naskah Sunda

wawacan.

3. Untuk mengetahui peranan dan maksud karya sastra

berjudul Ieu Wawacan Papatah Pranata ka Caroge

terhadap kehidupan masyarakat Sunda.

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

Page 17: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

7

1. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi literatur mahasiswa

UIN dalam mengetahui seberapa besar peranan naskah

Sunda bergenre wawacan terhadap khazanah keilmuan.

2. Penelitian ini diharap bisa memberikan acuan pada

masyarakat umum untuk melestarikan tradisi tulisan

Nusantara khususnya masyarakat Sunda.

3. Bisa menjadi salah satu informasi bagi peneliti yang akan

melakukan penelitian lebih jauh dalam bidang sejarah.

E. Kerangka Teori

Penelitian ini menggunakan pendekatan struktur.

Pendekatan struktur digunakan untuk melihat unsur-unsur

dalam teks naskah wawacan dan nasihat-nasihat yang

tekandung didalamnya. Naskah merupakan semua tulisan

tangan yang mengandung berbagai ungkapan pikiran dan

perasaan sebagai hasil budaya masa lampau. Sedangkan teks

merupakan kandungan atau muatan naskah suatu yang abstrak

yang hanya dapat dibayangkan saja. Selain pendekatan untuk

kajian tekstual tersebut, dalam penelitian ini juga akan

digunakan pendekatan struktural untuk kajian tekstual naskah.

Dijelaskan bahwa karya sastra diasumsikan sebagai salah satu

pendekatan kesusastraan yang menekankan pada kajian

hubungan antar unsur pembangun karya yang bersangkutan.

Setiap unsur dalam bagian sistem struktur akan bermakna

apabila dihubungkan dengan unsur lain yang terkandung

didalamnya. Analisis struktural bertujuan untuk membongkar

dan memaparkan secermat, seteliti, semendetil dan semendalam

Page 18: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

8

mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek

karya sastra yang semata-mata menghasilkan makna.

Sebagaimana yang dikemukakan, hal ini perlu dilakukan karena

karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks dan

unik, namun hal inilah yang membedakan antara karya sastra

yang satu dengan karya yang lainnya. Dalam penelitian ini, teori

struktural akan digunakan untuk melihat persoalan struktur-

struktur dalam teks naskah wawacan tersebut.8

F. Metode Penelitan

1. Sumber Data

Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertama. Data primer berbentuk opini

subjek, yaitu pendapat narasumber secara individual atau

kelompok yang merupakan hasil observasi. Penelitian ini

tergolong kedalam penelitian pustaka dan bersifat penelitian

kepustakaan (Library Research) sehingga bersifat kualitatif.

Naskah Sunda wawacan dalam bentuk asli yang ditransliterasi

dan diterjemahkan penulis dengan judul Ieu Wawacan Papatah

Pranata ka Caroge sebagai sumber primer sedangkan sumber

sekunder atau sumber lain yang ada hubungannya dengan judul

skripsi yakni penelitian yang berjudul “Karakteristik Wanoja

Sunda Dina Naskah Wawacan “Pranata Istri ka Caroge” oleh

Kuswan Nurhidayat dalam tesisnya juga buku penunjang seperti

terjemahan Bahasa Indonesia naskah kuno Purwaka Tjaruban

8 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah

Mada Unversity Press, 1995), h. 36-38.

Page 19: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

9

Nagari dan “Wawacan Sebuah Genre Sastra Sunda” karya

Ruhaliah, “Tinjauan Kritis Tentang Sajarah Banten” karya

Hoesein Djajadiningrat dan “Menemukan Peradaban Arkeologi

dan Islam di Indonesia” karya Hasan Muarif Ambary dan

beberapa referensi lainnya yang mendukung dan berkaitan

dengan judul skripsi ini.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yaitu dengan

mendeskripsikan secara terperinci terkait dengan masalah yang

hendak diteliti kemudian menganalisa setiap masalah untuk

memperoleh pemahaman secara komprehensif. Metode ini

ditulis untuk memahami naskah Ieu Wawacan Papatah Pranata

ka Caroge.

3. Teknik Pengumpulan Data

Karena penelitian ini termasuk penelitian library

research, maka teknik pengumpulan data dilakukan di sebagian

besar perpustakaan, baik Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia, Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Jakarta, juga dari sumber referensi digital yang

diakses ditempat tinggal penulis dan atau mengunjungi

beberapa tokoh sesepuh Sunda untuk diskusi dan mengkaji

referensi yang berkaitan dengan tema dan judul skripsi ini.

Semua buku yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini

dikumpulkan dan di klasifikasi berdasarkan relevansi terhadap

pembahasan penelitian ini.

4. Teknik Analisa Data

Page 20: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

10

Proses pengumpulan data atau disebut juga inventarisasi

data, merupakan langkah awal dalam proses analisis data. Data-

data yang berhubungan dengan penelitian, yaitu berupa naskah

Ieu Wawacan Papatah Pranata ka Caroge dikumpulkan. Dalam

proses pengumpulan data, data yang telah terkumpul tidak

semuanya dapat digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu,

data direduksi dan difokuskan sesuai dengan tujuan penelitian,

yakni menemukan data yang memuat nilai-nilai pendidikan bagi

masyarakat Sunda dari naskah tersebut.

Data hasil dari reduksi kemudian dikelompokkan

menurut ciri khas atau kategori masing-masing data sesuai

dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian mempunyai tujuan

mendeskripsikan nilai pendidikan yang terdapat dalam naskah,

sehingga dikategorikan nilai-nilai pendidikan yang meliputi

sejarah naskah wawacan, peranan naskah wawacan dalam

kehidupan masyarakat Sunda Hasil dari pengelompokan data

tersebut kemudian diorganisasikan.

G. Tinjauan Pustaka

Penelitian naskah-naskah kuno dan klasik memang

masih jarang dilakukan oleh peneliti-peneliti Indonesia.

Keterbatasan sumber, keterbatasan bahasa, rusaknya naskah

kuno menjadi hambatan yang berat bagi para peneliti.

Penggalakkan dan pelestarian naskah-naskah klasik

Nusantara terus dikembangkan agar naskah-naskah

Nusantara tetap bisa diperlihatkan pada generasi selanjutnya.

Page 21: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

11

Salah satu buku yang membahas naskah Sunda

bergenre wawacan ialah berjudul Wawacan: Sebuah Genre

Sastra Sunda yang ditulis oleh Ruhaliah, buku tersebut

menjelaskan secara lengkap mengenai naskah klasik Sunda

bergenre hikayat atau wawacan dari perkembangannya

hingga ringkasan wawacan-wawacan Sunda yang tersebar di

berbagai daerah.

Buku Menemukan Peradaban Arkeologi dan Islam di

Indonesia oleh Hasan Muarif Ambary. Buku ini merupakan

kumpulna karangan yang ditulis untuk kepentingan khusus

seperti untuk seminar dan konferensi. Dalam buku ini

dibahas mengenai bidang yang kurang memperoleh perhatian

yaitu arkeologi Islam, khazanah keilmuan ini merupakan

tombak awal mengetahui sejarah Islam di Indonesia.

Hoesein Djajadiningrat dalam buku Tinjauan Kritis

Tentang Sejarah Banten. Buku ini merupakan disertasi yang

dijadikan buku. Disertasi ini mengupas tentang penulisan

sejarah Jawa, yaitu dengan jalan menganalisa sebuah kitab

sejarah, Sajarah Banten atau Babad Banten. Karena dua

sebab kronik ini dipandang dari sudut historis dan

historiografis menarik perhatian.

H. Sistematika Penulisan

Tulisan ini dibuat untuk membahas peranan dari

naskah Sunda wawacan dalam penyebaran dan

pengembangan ajaran Islam di tanah Sunda. Supaya

Page 22: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

12

pembahasan berdasarkan urutan waktu atau kejadian, maka

penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I, Dalam bab ini adalah Pendahuluan yang terdiri

dari, Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan

dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Teori,

Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

Bab II, Dalam bab ini menjelaskan sejarah masuknya

Islam ke tanah Sunda, tokoh-tokoh penyebar awal Islam ke

tanah Sunda.

Bab III, Dalam bab ini menjelaskan asal-usul naskah

Sunda wawacan, perkembangan wawacan dan klasifikasi

penulisan naskah Sunda wawacan.

Bab IV, Dalam bab ini menjelaskan deskripsi naskah

Ieu Wawacan Papatah Pranata ka Caroge, ajaran-ajaran

Islam dalam naskah Ieu Wawacan Papatah Pranata ka

Caroge, dan peranan naskah wawacan dalam kehidupan

masyarakat Indonesia.

Bab V, Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir dan

sekaligus penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran-

saran.

Page 23: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

13

BAB II

ISLAM DI TANAH SUNDA

A. Masuknya Islam di Tanah Sunda

Sunda adalah Jawa Barat dan Jawa Barat adalah Sunda,

istilah itu sering diidentikkan dan dikenal masyarakat. Secara

etimologis, kata sunda berasal dari bahasa Sansekerta “sund”

atau “suddha” yang berarti terang, putih dan bersinar. Kata

sunda dalam bahasa Kawi dan bahasa Bali juga berarti tak

bernoda, suci, putih, bersih, tumpukan, pangkat dan waspada.9

Provinsi Jawa Barat menjadi daerah Sunda yang paling

banyak dihuni dan dikenal sebagai salah satu daerah

peninggalan warisan-warisan budaya masyarakat Sunda pada

zaman dahulu. Jawa Barat juga menjadi salah satu tempat yang

paling banyak diceritakan dalam sebuah naskah atau karya yang

ditulis oleh para pengarang asli Sunda.

Pada tanggal 1 Januari 1926, Provinsi Jawa Barat berdiri

dalam bentukan kolonial Belanda. Pembentukan provinsi ini

tertulis dalam Staatblad (Lembaran Negara) Tahun 1925 Nomor

378 tanggal 14 Agustus. Pada waktu itu masyarakat Sunda

menjulukinya sebagai Provinsi Pasundan, dan Provinsi Jawa

Barat tercatat sebagai provinsi pertama dalam pembentukan

provinsi. Setelah Jawa Barat, Provinsi Jawa Timur terbentuk

pada tahun 1928 dan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1929.

9 Mumuh Muhsin Zakaria, Sunda, Priangan dan Jawa Barat,

disampaikan dalam Diskusi Hari Jadi Jawa Barat, diselenggarakan oleh

Harian Umum Pikiran Rakyat dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa

Barat, 2009, h. 2.

Page 24: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Setelah penjajahan usai, pada tanggal 17 Agustus 1945, Jawa

Barat bergabung menjadi salah satu provinsi di Indonesia. Jawa

Barat diumumkan menjadi salah satu dari 8 provinsi di

Indonesia pada Sidang Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(PPKI). Ditetapkan pada tanggal 19 Agustus 1945 melalui

Perda Nomor 26 Tahun 2010 menjadi Hari Jadi Pemerintahan

Provinsi Jawa Barat. Lalu pada tanggal 27 Agustus 1945, Jawa

Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu

negara bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). Dan

akhirnya, pada tahun 1950 Jawa Barat kembali bergabung

dengan Republik Indonesia. Namun dalam perkembangannya,

Batavia (Jakarta) dan disusul Banten keluar dari Provinsi Jawa

Barat pada tahun 2000.10

Cirebon, Banten dan Sunda Kelapa, ketiga wilayah ini

berada di wilayah Jawa Barat atau di Tatar Sunda. Ketiga

wilayah ini juga merupakan pusat peradaban Islam pertama di

Tanah Sunda, Islam datang dan berkembang pesat melalui

wilayah-wilayah ini. Cirebon dahulunya ialah sebuah desa

nelayan yang tidak dikenal, dulu dikenal dengan nama Dukuh

Pasambangan. Dukuh Pasambangan terletak ± 5 Km di sebelah

utara Kota Cirebon saat ini, sedangkan Cirebon dahulunya

bernama Lemah Wungkuk, desa tersebut memiliki satu tokoh

bernama Ki Gedeng Alang-alang yang membuat pemukiman

bagi muslim. Ki Gedeng Alang-alang lalu berganti nama

menjadi Walangsungsang, ia ditunjuk menjadi Adipati Cirebon

10 Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Sejarah Jawa Barat. (2018):

http://www.jabarprov.go.id/infografis/#1#sejarah-jabar.

Page 25: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

dengan gelar Cakrabhumi oleh Raja Galuh karena telah

menaklukan Singapura. Namun, ia harus menyerahkan upeti

kepada Raja Galuh berbentuk hasil produksi dari Kota Cirebon.

Namun, saat Cirebon menjadi kota yang kuat, Walangsungsang

menghentikan pemberian upeti itu, hingga membuat Raja Galuh

marah dan menyerang Cirebon namun tak dapat

melumpuhkannya. Disebutkan dalam Babad Cirebon bahwa

telah ada sebuah pesantren yang terletak di Gunung Jati atau ± 5

Km di sebelah utara Kota Cirebon yang dipimpin oleh Syekh

Datu Kahfi. Tome Pires yang berkelana ke Cirebon mengatakan

bahwa Islam telah hadir di Cirebon sejak tahun 1470-1475. H. J

de Graaf menyatakan bahwa Cirebon adalah daerah pertama di

Jawa Barat yang telah memeluk Islam. Dalam Babad Cirebon

dan Carita Purwaka Caruban Nagari, Jawa Barat memiliki dua

pesantren yang sangat berpengaruh yaitu di Kuro (Karawang)

dan Gunung Jati (Pasambangan, Cerbon), Kuro disebutkan

sebagai pesantren tertua dan berhasil mengIslamkan satu tokoh

wanita bernama Nyi Subang Larang, isteri dari Prabu Siliwangi

dan memiliki putera dan puteri bernama Kian Santang dan Nyi

Subang Larang.11

Cirebon dikenal sebagai salah satu bandar perdagangan

yang pesat pada masanya juga sebagai pusat peradaban Islam

yang memiliki karakter yaitu:

11 Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Arkeologi dan

Islam di Indonesia, (Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 1998), h.

107-108.

Page 26: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

1. Pertumbuhan kehidupan kota bernafaskan Islam dengan

pola-pola penyusunan masyarakat serta hirarki sosila

yang kompleks.

2. Berkembangnya arsitektur baik sakral maupun profan,

misalnya Masjid Agung Cirebon (Sang cipta rasa),

keraton-keraton Kasepuhan, Kanoman, Kacerbonan dan

Kaprabonan, bangunan Sitinggil yang mengadaptasi

rancang bangun dan ornamen lokal termasuk pra-Islam.

3. Seni lukis dan seni pahat yang tumbuh dan

menghasilkan karya-karya kaligrafi Islam khas Cirebon.

4. Pertumbuhan dalam bidang kesenian seperti membatik,

tari dan musik juga seni pertunjukan yang bernafaskan

Islam dan lain-lain;

5. Perkembangan penulisan naskah/teks keagamaan yang

sisanya masih tersimpan di keraton-keraton Cirebon dan

wilayah lainnya di Jawa Barat seperti di Geusan Ulun

Sumedang dan Cigugur Kuningan, dan masih banyak

yang belum terinventarisasi dan dipelajari lebih lanjut.

6. Berkembangnya tarekat aliran Syatariah yang

selanjutnya melahirkan karya sastra dalam bentuk serat

suluk yang mengandung ajaran wujudiyah atau martabat

yang ketujuh. Tradisi serat suluk ini berkembang dan

berpengaruh pada tradisi sastra tulis di Surakarta.

Page 27: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

7. Pesatnya pertumbuhan pendidikan Islam yaitu pesantren

di daerah Cirebon, Indramayu, Karawang, Majalengka

dan Kuningan.12

Tahun 1513 menurut Tome Pires, Banten ialah

pelabuhan dagang milik Kerajaan Sunda.13 Banten empat belas

tahun kemudian juga didatangi oleh Barros, seorang Portugis, ia

menyebut bahwa pelabuhan Banten sejajar dengan Malaka dan

Sumatera saat itu. Rombongan orang Belanda yang dipimpin

oleh Cornelis de Houtman tiba di Banten pada tanggal 22 Juni

1596, ia berkata bahwa Banten menjdai salah satu pusat

kekuatan Islam dan menjadi kota pelabuhan yang banyak

didatangi saudagar kaya dari berbagai belahan dunia seperti

Cina, Persi, Arab, Turki, India dan Portugis.

Pada abad 16 sampai 19 Masehi Banten merupakan

salah satu bandar Nusantara yang bertaraf internasional.

Letaknya yang strategis pada wilayah Malaka dan Gresik

menjadikan Banten sebagai bandar yang banyak disinggahi oleh

kapal-kapal yang berlabuh dari negara asing seperti Cina, India,

Arab dan Eropa. Bukti kuat Banten adalah bandar internasional

adalah arkeologi di Situs Banten, bandar ini berpeengaruh di

Nusantara baik sosial, ekonomi, budaya dan agama. Kapal-

kapal yang berlabuh membeli barang komoditi dari Banten dan

daerah sekitarnya dan menjual barang negara asalnya, hingga

12 Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Arkeologi dan

Islam di Indonesia, (Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 1998), h.

108-109. 13 Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires; an

Account of The East from The Red Sea to Japan; Written in Malacca and in

India in 1512-1515, (London: Hakluyt Society, 1944), h. 170.

Page 28: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

bisa dipastikan bahwa Banten menjadi pintu gerbang bagi dunia

luar yang menghubungkan daerah pedalaman dan pedagang

asing.14

Kerajaan Banten berkembang dari abad ke-16 sampai

abad ke-19, pada awal abad ke-19, Banten ditinggalan oleh

penduduknya karena faktor politik yakni kejamnya sikap

penguasa Belanda di Batavia terhadap elit politik dan rakyat

Banten. Banten Lama merupakan kota metropolitan pada

masanya, pada tahun 1787 menurut Breughel yang menulis

Banten pada saat itu terdapat beberapa gudang dan penjara dan

terdapat pendopo dan bagian-bagian pemukiman penduduk asli

kota tidak banyak berubah dan hanya ada beberapa rumah yang

beratap genteng, kampung Arab dan kampung Cina hanya ada

beberapa penghuni. Kekuatan ekonomi Batavia semakin

berkembang dan hanya menjadikan Banten sebagai daerah atau

propinsi, runtuhnya Banten juga disebabkan karena peristiwa

politik dan militer, perang Napoleon, pendudukan Inggris serta

kembalinya Belanda hingga membuat Banten semakin sepi dan

menjadi desa saja.15

Tome Pires (1513)16, J. De Barros (1527), dan Cornelis

de Houtman (1598), ketiganya menceritakan bagaimana

14 Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Arkeologi dan

Islam di Indonesia, (Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 1998), h.

117. 15 Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Arkeologi dan

Islam di Indonesia, (Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 1998), h.

122. 16 Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires; an

Account of The East from The Red Sea to Japan; Written in Malacca and in

India in 1512-1515, (London: Hakluyt Society, 1944), h. 172.

Page 29: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

perkembangan Sunda Kalapa, mereka menyaksikan dan

menceritakan apa yang mereka lihat bahwa Sunda Kalapa

menjadi kota pelabuhan yang sibuk dan ramai dikunjungi para

pedagang. Awalnya Kerajaan Sunda memiliki pelabuhan utama

Sunda Kalapa, namun setelah Faletehan masuk dan menduduki

pelabuhan ini, maka pelabuhan Sunda Kalapa menjadi di bawah

kekuasaan pasukan Islam dari Demak dan Cirebon pada tahun

1527. Ketika pasukan Islam datang, pelabuhan Sunda Kalapa

ini berganti nama menjadi Jayakarta.

B. Tokoh-tokoh Penyebar Islam Awal di Tanah Sunda

1. Syarif Hidayatullah

Dengan demikian, pada awal abad ke-14 di tatar

Sunda sudah ada pemukiman orang Islam khususnya di

Cirebon. Tome Pires menuturkan bahwa tahun 1513

sebagian masyarakat Jawa Barat telah memeluk agama

Islam, mereka berada di kota pelabuhan Cirebon dan kota

pelabuhan Cimanuk (Indramayu). Juga terdapat kota-kota

pelabuhan lainnya di tatar Sunda seperti Banten, Pontang,

Cikande, Tangerang dan Kalapa yang sudah memeluk

Islam, namun Tome Pires tidak menjelaskan lebih dalam.

Seperti dijelaskan di atas bahwa sebagian daerah di tatar

Sunda telah menerima ajaran Islam dari para pedagang

yang singgah di pelabuhan, diceritakan bahwa Kerajaan

Sunda membatasi jumlah saudagar-saudagar muslim untuk

singgah, namun pembatasan ini tidak menyurutkan para

Page 30: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

saudagar untuk mengenalkan Islam kepada para penduduk

di wilayah-wilayah pelabuhan.

Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal Sunan Gunung

Jati ialah putra dari seorang dari Mesir yaitu Syarif

Abdullah yang menikahi Syarifah Mudha’im dan lahir pada

tahun 1448 M. Syarifah Mudha’im sendiri ialah adik dari

Pangeran Cakrabuwana. Dalam sumber lokal seperti Babad

Cirebon dan Carita Purwaka Caruban Nagari, dikisahkan

bahwa Pangeran Cakrabuwana dan adiknya Nyai Lara

Santang pergi untuk menunaikan ibadah haji atas saran dari

Syekh Datuk Kahfi, mereka berdua tinggal di Caruban

selama sembilan bulan di Kebon Pesisir atau Caruban, lalu

mereka melaksanakan haji selama dua tahun di Mekkah.

Setelah melakukan ibadah haji, Pangeran Cakrabuwana

memiliki gelar Syekh Duliman atau Abdullah Iman dan

Nyai Lara Santang mendapatkan gelar Syarifah Mudha’im.

Dari Syarifah Mudha’im inilah lahir Sunan Gunung Jati

yang akan menyebarkan Islam di kawasan Cirebon hingga

meluas ke daaerah Sunda lainnya.

Bukti bahwa wilayah Cirebon berada di bawah

kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran tidak hanya dalam

cerita sastra sejarah lokal atau dalam cerita namun juga

diceritakan dalam berita asing oleh Tome Pires dalam Suma

Oriental (1512-1515), ia singgah di Kota Cirebon

(Cherimon atau Choroboam) sekitar tahun 1513.

Tahun 1526 M, Syarif Hidayatullah menyebarkan

Islam ke berbagai wilayah di tanah Sunda, karena

Page 31: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

kesibukannya dalam berdakwah, kepemimpinannya di

pemerintahan Cirebon digantikan oleh anaknya Pangeran

Pasarean, namun pada tahun 1552 Pangeran Pasarean

meninggal dunia. Kekuasaannya di berikan kepada

Fadhilah Khan, dalam naskah Carita Purwaka Caruban

Nagari Fadhilah Khan ialah menantu dari Syarif

Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, ia berkuasa di

Cirebon hingga tahun 1570.17

Sunan Gunung Jati disebut sebagai penegak

kekuasaan Islam di Jawa Barat, ia wafat pada tahun 1568

dan dimakamkan di Cirebon18 lebih tepatnya di puncak

Gunung Sembung. Astana Gunung Sembung ialah komplek

pemakaman para tokoh Cirebon yaitu makam Nyi Gede

Tepasan atau Nyi Mas Tepasari (istri Sunan Gunung Jati

yang memiliki putra Ratu Aju dan Pangeran Pasarean) yang

berada di atas puncak, lalu disebelah timur ialah makam

Sunan Gunung Jati, lalu sebelah timurnya lagi ialah makam

Faletehan (menantu dari Sunan Gunung Jati). Sebelah timur

lainnya ialah makam Syarifah Muda’im (Ibunda Susuhunan

Cirebon) dan sebelah timur terakhir ialah makam Nyi Gede

17 Edi S. Ekadjati, “Penyebaran Agama Islam di Jawa Barat”,

dalam Teguh Asmar et al. Sejarah Jawa Barat; dari Masa Pra Sejarah

hingga Masa Penyebaran Agama Islam (Bandung: Proyek Penunjang

Peningkatan Kebudayaan Nasional Provinsi Jawa Barat, 1975), h. 97. 18 Hoesein Djajadiningrat, Tinjauan Kritis Tentang Sejarah Banten,

(Banten: Djambatan, 1983), h. 95.

Page 32: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Sembung atau Nyi Sampang atau disebut Nyi Gede

Kantjingan.19

2. Faletehan

Faletehan atau Maulana Fadilah Khan Al-Pasai Ibnu

Maulana Machdar Ibrahim Al-Gudjarat ialah tokoh lainnya

yang sering disebutkan dalam sejarah Islam Banten. Ia lahir

di Pasai, Sumatera tahun 1490, ia pergi ke Mekkah pada

tahun 1521 disaat Portugis menduduki Kota Pasai. Setelah

dua atau tiga tahun di Mekkah, akhirnya Faletehan datang

ke Pasai dan ketika Portugis mendirikan benteng disana,

Faletehan merasa tidak betah dan pergi ke Jepara dan

mengaku sebagai kadi Nabi Muhammad dan berhasil

mengislamkan raja dan masyarakat disana. Bahkan ia

menikahi adik dari Pangeran Trenggana Demak. Sang raja

memerintah Faletehan untuk pergi ke Bantam, stad va

Sunda (Banten, kota Sunda). Banten menjadi kota yang

damai dan menerima Faletehan dan rombongannya dari

Jawa hingga menyulitkan tentara-tentara Portugis untuk

masuk ke wilayah Banten.20 Selain menaklukan Banten, ia

dan juga pasukannya memperluas kekuasaan hingga arah

timur dan pada tahun 1527 hingga berhasil merebut Sunda

19 Pangeran Aria Carbon, Purwaka Caruban Nagari. terj. P. S.

Sulendraningrat, (Jakarta: Bhratara, 1972), h. 31. 20 Hoesein Djajadiningrat, Tinjauan Kritis Tentang Sejarah Banten,

(Banten: Djambatan, 1983), h. 81.

Page 33: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Kelapa dari Ratu Pajajaran.21 Ia wafat pada tahun 1570 di

Cirebon dan dimakamkan di Gunung Sembung, Cirebon di

sebelah timur makam dari mertuanya yaitu Sunan Gunung

Jati.22

3. Pangeran Hasanudin

Pangeran Sabakingkin adalah putra dari Sunan

Gunung Jati dan Nyai Kawunganten yang lahir pada tahun

1479.23 Ia diangkat menjadi Bupati Banten mewakili Sunan

Gunung Jati pada tahun 1526 dan bergelar Pangeran

Hasanuddin, saat itu Sunan Gunung Jati menguasai sebagian

besar wilayah Jawa Barat. Pangeran Hasanuddin menjadi

Sultan pertama Banten dengan Gelar Sultan Hasanuddin.

Pada tahun ± 1550 M Sultan Maulana Hasanudin berhasil

mendirikan kerajaan Islam di Banten setelah lenyapnya

kerajaan Demak yang sangat terkenal di Pulau Jawa dan

sekitarnya. Ia juga menaklukan Lampung dan daerah

sekitarnya, ia juga menikahi puteri dari Pangeran Trenggana

dari Demak. Sejak zaman kependudukan Belanda Sultan

Hasanuddin mulai menyadari pentingnya kedudukan Banten

dalam hal perniagaan. Untuk kemakmuran negeri dan

rakyatnya maka Sultan Maulana Hasanuddin merencanakan

untuk memperluas daerah perkebunannya. Pangeran

21 Hoesein Djajadiningrat, Tinjauan Kritis Tentang Sejarah Banten,

(Banten: Djambatan, 1983), h. 213. 22 Pangeran Aria Carbon, Purwaka Caruban Nagari. terj. P. S.

Sulendraningrat, (Jakarta: Bhratara, 1972), h. 31 23 Pangeran Aria Carbon, Purwaka Caruban Nagari. Terj. P. S.

Sulendraningrat, (Jakarta: Bhratara, 1972), h. 19.

Page 34: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Hasanuddin wafat pada tahun 1570 di Banten, ia

dimakamkan dalam masjid di pemakaman Sabankingkin.24

24 Hoesein Djajadiningrat, Tinjauan Kritis Tentang Sejarah Banten,

(Banten: Djambatan, 1983), h. 214.

Page 35: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

25

BAB III

NASKAH SUNDA WAWACAN

A. Asal-usul Naskah Sunda Wawacan

Naskah menjadi salah satu peninggalan paling berharga

yang diberikan masa lampau untuk masa kini, peninggalan

karya-karya tulis yang mengandung unsur kehidupan masa lalu,

untuk digunakan dan dipelajari masa ini sebagai salah satu

cerminan bagi hidup seseorang agar tidak mengikuti kesalahan

yang sama di masa lampau.

“Naskah merupakan tulisan tangan yang menyimpan

berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya

masa lampau. Dari berbagai macam ungkapan dan pikiran yang

terkandung di dalamnya, di sinilah peran serta sumbangsih

garapan naskah sebagai alternatif pengembangan terhadap ilmu-

ilmu lain. Salah satunya terhadap pengembangan studi sejarah

sebagaimana yang telah dipaparkan.”25

Namun saat ini banyak masyarakat yang tidak peduli

akan kontribusi naskah terhadap bidang keilmuan. Dikatakan

sebelumnya bahwa teks yang terkandung dalam suatu naskah

adalah bukti adanya kegiatan manusia zaman dahulu yang bisa

dijadikan sebagai contoh untuk kehidupan masa datang.26

25 B. Barried, Pengantar Teori Filologi, (Yogyakarta: BPPF, 1994),

h. 55. 26 Reli Fitriani, dkk, Kontribusi Penelitian Filologi Untuk

Pengembangan Studi Sejarah, (Bandung: Metasastra Jurnal Penelitian

Sastra, Vol. 11, No. 2, 2018), h. 183.

Page 36: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

26

Dalam pendahuluan buku Henri Chambert-Loir dan

Oman Fathurahman, mereka mengatakan bahwa:

“Bidang-bidang yang terkandung dalam naskah

sangatlah luas. Siapapun yang akrab dengan naskah

Indonesia, mengetahui bahwa naskah-naskah itu

mengandung kekayaan informasi yang berlimpah. Naskah

memuat informasi lebih banyak daripada sastra yang

bersifat terbatas. Naskah mengandung hal-hal yang terdapat

dalam disiplin ilmu lain seperti agama, sejarah, hukum, adat

istiadat, obat-obatan, teknologi, dan informasi yang

beragam ini seharusnya dapat memanfaatkan kekayaan

informasi ini. Ahli hukum dan ahli sejarah telah lama

menyadari hal ini. Meskipun begitu mereka cenderung

menggunakan edisi teks yang disunting ahli-ahli filologi,

walaupun banyak sekali naskah-naskah yang belum

diterbitkan dan belum terpakai.”27

Pernaskahan klasik ialah naskah yang ditulis tangan

pada periode klasik. Menurut V.I Braginsky, sejarah

kesusastraan pertengahan terbagi menjadi tiga periode yaitu,

periode kesusastraan Melayu kuno (masa indianisasi kerajaan-

kerajaan Sumatera dan Semenanjung Melayu) periode ini terjadi

sekitar abad ke-7 sampai awal pertengahan abad ke-14, lalu

kedua periode kesusastraan Islam awal, yang terjadi dari awal

pertengahan abad ke-14 sampai awal pertengahan abad ke-16

27 Henri Chamber-Loir dan Oman Fathurahman, Khazanah Naskah:

Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia (World Guide to

Indonesian Manuscript Collections), (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia -

EFEO, 1999), h. 19-20.

Page 37: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

dan yang terakhir periode kesusastraan klasik sekitar awal

pertengahan abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-19.28

Keberadaan naskah seperti kita ketahui berada di

lembaga-lembaga pemerintahan dan swasta, baik di dalam

maupun di luar negeri. Terdapat masyarakat juga yang memiliki

naskah-naskah dan mengoleksinya secara pribadi, keberadaan

naskah milik pribadi juga tersebar di berbagai belahan dunia.

Katalog pernaskahan itu diantaranya29

1. Katalog Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat

Departemen Pendidikan Kebudayaan 1972 (Tim Drs. M.

Sutaarga).

2. Koleksi naskah-naskah di 26 Museum Provinsi.

3. Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan, Edi S.

Ekadjati, Universitas Pajajaran bekerja sama dengan

Toyota Foundation, Bandung, 1998.

4. Katalog Naskah Melayu Bima I dan Bima II, Dr. S.W.R

Mulyadi dan Maryam R. Salahudin SH, Yayasan

Museum Samparaja Bima, 1990.

5. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Museum

Sonobudoyo-Yogyakarta, disunting oleh T.E. Behrend,

Penerbit Djambatan, 1990.

6. Khazanah Naskah: Panduan Koleksi Naskah-naskah

Indonesia Sedunia, Henri Chambert-Loir dan Oman

28 V.I Braginksy, The System of Classical Malay Literature,

(Leiden: KITLV Press, 1993), h. 9-10. 29 Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara, (Jakarta: PT.

Gramedia, 2009), h. 183-184.

Page 38: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Fathurahman, École française d'Extrême-Orient dan

Yayasan Obor Indonesia, 1999.

7. Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue

of Manuscripts in Indonesian Languanges in Britich

Collesctions, M.C. Ricklefs dan P. Voorhoeve, Oxford

University Press, 1997.

Keberadaan naskah Nusantara tersebar di berbagai

tempat. Menurut Tommy Christomy, naskah Nusantara

khususnya naskah-naskah Sunda rusak bahkan hilang dan tak

pernah terekspos atau ditemukan. Naskah akan menjadi satu

manfaat bila digunakan sebaik-baiknya.30 Naskah-naskah lama

memberikan sumbangan yang besar terhadap studi tentang satu

bangsa atau kelompok sosial budaya. Naskah-naskah tersebut

merupakan dokumen yang mengandung pikiran, perasaan dan

pengetahuan dari suatu bangsa atau kelompok sosial budaya.31

Naskah Sunda ialah naskah yang ditulis di daerah Jawa Barat

dan isi atau uraian dari naskah cerita tersebut berhubungan

dengan daerah dan orang Sunda.

Naskah Sunda merupakan salah satu bukti pengenalan

masyarakat Sunda terhadap tulisan. Masyarakat Sunda

menggunakan berbagai huruf sesuai dengan perkembangan

zamannya diantaranya ialah Pallawa, Sunda Kuno,

Budha/Gunung, Jawa Sunda (Cacarakan), Arab dan Latin.

30 Tommy Christomy, A Preliminary Note on the Function of

Manuscripts in Pamijahan West Java, (Jakarta: Masyarakat Pernaskahan

Nusantara atas bantuan Caltex Pacific Indonesia, 2000), h. 321. 31 Edi S. Ekadjati, Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan,

(Bandung: Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Toyota Foundation,

1998), h.1.

Page 39: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Untuk penggunaan penulisan naskah diketahui menggunakan

huruf selain huruf Pallawa, Pallawa diketahui digunakan untuk

penulisan prasasti saja.32

Penulisan prasasti dengan huruf Pallawa diketahui

dipergunakan sekitar abad ke-5 M, abad ke-14 hingga abad ke-

16 menggunakan huruf Sunda Kuno pada penulisan prasasti,

pada penulisan naskah dimulai sekitar abad 16 M hingga abad

18 M, untuk huruf Jawa-Sunda digunakan kurang lebih sejak

abad ke-17 M hingga abad sekarang, huruf Arab/Pegon lebih

banyak digunakan sejak abad ke-19 M dan terakhir untuk huruf

Latin digunakan sejak abad ke-19 M.33

Naskah Sunda diketahui memiliki jumlah yang banyak,

meskipun jumlahnya tidak menyamai naskah Jawa dan Melayu,

dijelaskan bahwa terdapat ribuan naskah Sunda yang tersebar di

berbagai tempat.34

Naskah-naskah Sunda yang tersebar di dalam dan luar

negeri diketahui telah banyak yang diteliti, ditransliterasikan

dan diterjemahkan. Namun pada kenyataan saat ini, masih

banyak naskah-naskah Sunda yang rusak sebelum diteliti lebih

lanjut. Naskah yang tersebar ini bukan hanya terdapat dalam

lembaga penyimpanan saja, namun juga dimiliki oleh

masyarakat perorangan. Naskah milik perorangan tidak dapat

32 Ruhaliah, Wawacan: Sebuah Genre Sastra Sunda, (Bandung:

Pustaka Jaya, 2018), h. 9. 33 Edi S. Ekadjati, Naskah Sunda Lama, (Jakarta: Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa, 1980), h. 2. 34 Ekadjati, Edi. S, “Naskah Sunda: Sumber Pengetahuan Budaya

Sunda” dalam Prosiding Konferensi Internasional Budaya Sunda, Jilid I,

(Bandung: Yayasan Kebudayaan Rancagé, 2006), h. 198.

Page 40: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

ditelusuri lebih dalam karena pemilik sudah berpindah tempat,

naskah sudah pindah kepemilikan dan telah meninggal dunia.35

Dalam penelitian sejarawan Edi S. Ekadjati, ia mencatat ada

1.904 koleksi naskah Sunda yang tersebar di berbagai tempat

koleksi penyimpanan dan perorangan, sebanyak 95 naskah

menggunakan aksara Sunda Kuno, lalu sebanyak 438 naskah

menggunakan aksara Jawa (Cacarakan), dengan aksara

Arab/Pegon terdiri sebanyak 1.060 naskah, dan aksara Latin

berjumlah 311 naskah.36

Klasifikasi naskah berdasarkan isi yang tersimpan di

lembaga-lembaga penyimpanan naskah terbagi atas kelompok

naskah agama, hukum adat-istiadat, etika, mitologi, legenda,

pengetahuan, pendidikan, sastra, sastra sejarah, sejarah,

primbon dan seni.37 Jenis sastra Sunda yang tertera dalam

naskah diantaranya ialah pantun, kawih (sya’ir/pujangga),

carios (cerita), babad (hikayat), sawer, jampe (mantra),

silsilah, layang dan wawacan (hikayat). Dalam klasifikasi ini,

terdapat kelompok naskah yang disebut dengan genre wawacan.

Wawacan ialah cerita panjang (naratif), terdapat juga

uraian (deskriptif) yang disusun dalam bentuk pupuh. Pelaku

dalam teks wawacan berjumlah relatif banyak, pupuh yang

35 Edi S. Ekadjati, Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan,

(Bandung: Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Toyota Foundation,

1998), h. 9. 36 Ayatrohaedi, Jatiniskala: Kehidupan Kerohanian Masyarakat

Sunda Sebelum Islam, (Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-

nilai Budaya Pusat, 1995), h. 4. 37 Edi S. Ekadjati, Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan,

(Bandung: Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Toyota Foundation,

1998), h. 4.

Page 41: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

digunakan berganti-ganti sesuai episode.Wawacan juga disebut

sebagai hikayat yang ditulis dalam bentuk puisi tertentu dan

dinamakan dangding. Dangding adalah ikatan puisi yang sudah

tertentu untuk melukiskan hal-hal yang sudah tertentu pula.38

Naskah wawacan sebenarnya dituangkan dalam bentuk

tulisan naskah dan cetakan buku, namun masyarakat Sunda

menyebarkan wawacan dalam bentuk lisan (mulut ke mulut).

Pagelaran Beluk adalah pagelaran atau seni pertunjukan yang

lahir dari penyebaran teks wawacan melalui lisan. Dalam

pertunjukan inilah banyak naskah-naskah wawacan yang terjaga

keberadaannya walaupun memiliki kekurangan dalam keaslian

teks wawacan.

Naskah Sunda wawacan memiliki jumlah yang sangat

banyak dibanding naskah genre lainnya. Kegemaran masyarakat

Sunda dalam bercerita menjadi salah satu aspek mengapa

naskah wawacan sangat dikenal. Naskah Sunda yang berisikan

cerita satu tokoh atau cerita dalam kehidupan masyarakat Sunda

dengan dalam bentuk puisi dan ditembangkan sangat populer

pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.

B. Perkembangan Naskah Sunda Wawacan

Perkembangan naskah klasik semakin pesat saat Islam

masuk ke Nusantara, penyebaran Islam yang terjadi lewat jalur

perdagangan, pelabuhan dan perkawinan, semakin membuat

corak tulisan sangat beragam.

38 Ajip Rosidi, Kesusastraan Sunda Dewasa Ini, (Jatiwangi:

Cupumanik, 1966), h. 11.

Page 42: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

“Ketika Islam datang ke tanah air kita ini, juru dakwah

atau mubaligh yang berminat untuk menyebarkan keaslian ilmu

pengetahuan Islam telah memperkenalkan huruf-huruf Arab

untuk dijadikan sebagai skrip dalam tulisan Indonesia. Dengan

itu timbullah kegiatan penulisan dalam bahasa Indonesia dengan

menggunakan huruf Arab. Tulisan-tulisan yang dititik beratkan

oleh ulama-ulama Islam pada masa yang lalu ialah dalam

bidang ilmu pengetahuan Islam untuk rujukan pelajar-pelajar

Islam terutama di institusi-institusi pengajian agama Islam.”39

Naskah-naskah Sunda khususnya yang menggunakan

tulisan Arab Pegon40 menggunakan aksara Arab namun

dikarang dengan menggunakan bahasa Sunda atau Jawa. Ketika

Islam hadir di Nusantara, pengajaran menggunakan aksara Arab

semakin dikembangkan diberbagai tempat pengajian yang

dilaksanakan oleh para pendakwah, mengenalkan huruf Arab

sangat bermanfaat saat itu, karena Islam yang datang dari

Mekkah dan dari tempat-tempat yang kebanyakan penduduknya

menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa

Arab terasa semakin berguna, ketika banyaknya masyarakat

Indonesia pada masa itu yang berangkat ke tanah suci, selain

untuk mengemban ilmu, dan melaksanakan ibadah haji untuk

waktu yang lama, bahasa Arab mendatangkan keuntungan bagi

39 Ismail Hamid, Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam,

(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989), h. 1. 40 Tulisan Arab-Pegon ialah corak tulisan yang penulisannya

memakai bahasa Arab namun menggunakan bahasa lokal contohnya

menggunakan bahasa Sunda. Tidak seperti di Jawa dan Sunda, penyebutan

Arab Pegon berbeda dengan di Sumatera, mereka menyebutnya dengan

Arab-Melayu.

Page 43: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

masyarakat pelabuhan atau masyarakat pedalaman yang

berkenalan dengan saudagar atau pedagang muslim yang

notabene menggunakan bahasa Arab dalam percakapannya.

Bahasa Jawa masuk ke wilayah Jawa Barat melalui

pengaruh kekuasaan Mataram pada abad ke-17. Pengaruh

bahasa Jawa terhadap kesusastraan Sunda diantaranya

wawacan. Bahkan hingga abad ke-19, bahasa Jawa menjadi

bahasa resmi dalam pemerintahan wilayah ini. Pada

pertengahan abad ke-19, bahasa Sunda cenderung dijadikan lagi

bahasa tulis di Jawa Barat.41

Pengaruh kesusastraan Jawa dalam kesusastraan Sunda

dibawa melalui kaum bangsawan dan kaum ulama Islam

(lingkungan pesantren), tidak heran perkembangan wawacan

tumbuh subur. Pada abad ke-18, diperkirakan munculnya

naskah wawacan pertama berjudul Cariosan Prabu Siliwangi,

yang ditulis antara tahun 1746-1753 M.42

Pengaruh Jawa terhadap naskah-naskah Sunda

khususnya dalam naskah-naskah berbentuk wawacan, banyak

salinan atau saduran dari bahasa Jawa bahkan ada dari Bahasa

Melayu seperti Wawacan-wawacan Angling Darma, Batara

Rama, Johar Maningkem, dan sebagainya. Namun terdapat juga

wawacan yang berasal dari sejarah lokal contohnya Wawacan

Babad Sumedang, Wawacan Sukapura dan sebagainya.

Kejadian-kejadian aktual pun banyak yang dijadikan wawacan

41 Edi S. Ekadjati, Ceritera Dipati Ukur Karya Sastra Sejarah

Sunda, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1982), h. 8. 42 Edi S. Ekadjati, Kebudayaan Sunda, (Jakarta: Yayasan

Pembangunan Jawa Barat, 1991), h. 9.

Page 44: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

diantaranya Carios Munada (menceritakan tentang seorang

Cina yang masuk Islam dan ada hubungannya dengan huru-hara

di Bandung akhir Desember 1842).

Namun, jumlah yang paling banyak dalam naskah

wawacan Sunda adalah yang bertalian dengan agama Islam baik

berupa uraian tentang rukun Islam, rukun Iman seperti

Wawacan Pangajaran Agama Islam dan Pakih (Fiqh), lalu yang

bersifat kesejarahan seperti Sajarah Nabi Muhammad, Seh

Abdul Jaelani, dan lain-lain, selain itu karya-karya fiksi

khazanah kesusastraan Islam yaitu Wawacan Anbiya dan

Samaun, dan banyak karya-karya lainnya yang bernafaskan

Islam beserta ajaran-ajarannya.43

C. Klasifikasi Penulisan Naskah Sunda Wawacan

1. Berdasarkan Bahan dan Sumber Penulisan

Naskah wawacan khususnya yang berasal dari wilayah

Jawa Barat (Sunda) memiliki kategori yang beragam dalam

bahan maupun sumber penulisannya. Bahan penulisan naskah-

naskah kuno maupun klasik di Nusantara diantaranya dengan

menggunakan daun lontar, daluang (Saeh), kertas Eropa dan

kertas pabrik lokal.

“Lontar adalah salah satu bentuk naskah kuno

(manuskrip) yang ada di nusantara. Lontar banyak ditemukan di

pulau Bali, tetapi beberapa ditemukan di Jawa, Sulawesi

(disebut lontara), dan di Lombok. Lontar dipakai sebagai alat

43 Ajip Rosidi, Sastera dan Budaya Kedaerahan Dalam

Keindonesiaan, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995), h. 385.

Page 45: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

tulis menulis pada saat itu sebelum orang mengenal kertas.

Selain lontar adapula bahan yang serupa lontar yang dipakai

untuk tempat menulis, seperti di Jawa memakai daun nipah

(serupa lontar), dluwang (dari kulit kayu), dan perkamen (dari

kulit kambing), di Sulawesi memakai bambu (ditulis melingkar)

dan rotan, sedangkan di Batak selain lontar ada juga tribak (dari

kulit kayu). Lontar merupakan dokumentasi budaya masa

lampau, merupakan benda yang sangat bernilai. Isi yang

terkandung dalam manuskrip lontar begitu bermanfaat seperti

tentang mantra, keagamaan, pengetahuan tentang astronomi dan

astrologi (wariga), pengobatan tradisional (usada), prosa,

kekawih, kidung, sejarah, cerita-cerita, dan lain-lain. Seiring

dengan perkembangan zaman, banyak lontar-lontar yang tidak

lagi terpelihara. Lontar-lontar tersebut mengalami

kerusakan karena dimakan rayap, binatang pengerat (tikus)

terbakar, dan lain-lain, sebelum sempat diidentifikasikan dan

diketahui isinya.”44

Daun lontar yang dipergunakan sebagai alat untuk

menulis naskah kuno yang dianggap sebagai persembahan dari

sumber-sumber lokal yang paling otentik dan juga dapat

memberikan informasi sejarah mengenai masa lalu. Salah satu

naskah wawacan dengan menggunakan bahan daun lontar ini

ialah Babad Ratu Galuh dan Babad Galuh.

Kemudian, naskah dengan bahan daluang, kertas

daulangpertama kali dikenalkan oleh orang-orang Cina yang

44 Made Ayu Wirayati, Konservasi Manuskrip Lontar.

http://old.perpusnas.go.id/Attachment/MajalahOnline/Made_Ayu_Wirayati_

Konservasi_manuskrip_Lontar.pdf.

Page 46: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

telah memakai teknologi alat tulis dari bahan dasar daluang.

Teknologi ini akhirnya diikuti oleh komunitas muslim

Nusantara sebagai bahan penulisan naskah-naskah Nusantara.45

Pohon saeh46 adalah bahan dasar dari pembuatan kertas ini,

pohon ini diduga berasal dari Cina, saat ini pohon saeh sulit

didapat karena populasi pohon ini yang cenderung punah.

Naskah wawacan dengan menggunakan bahan kertas daluang

ini diantaranya ialah Cariosan Prabu Siliwangi, Carita Nabi

Yusuf, Kitab Safinatun Nadja, Tasawuf dan Tauhid dan Silsilah.

Ketiga, bahan penulisan naskah wawacan dengan

menggunakan kertas Eropa. Saat Islam masuk dan mulai

menyebar ke seluruh wilayah Nusantara disusul dengan

kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara. Penggunaan kertas

Eropa semakin berkembang, hal ini dikarenakan kertas Eropa

memiliki ciri khas tersendiri seperti adanya watermark, garis

tebal, tipis dan lainnya. Kertas Eropa juga digunakan sebagai

media untuk menulis naskah-naskah Nusantara, naskah

wawacan yang menggunakan bahan kertas Eropa ialah Ieu

Wawacan Papatah Pranata ka Caroge, Babad Cirebon, Ciung

Wanara, Lalakon Natakusumah, Ningrum Kusumah, Sejarah

Cirebon, Sejarah Sumedang, Suryakanta, Talaga Manggung,

Wawacan Carbon dan Wahosan Ciyung Wanara.

45 Josep Needham and Tsien \tsuen-Hsuin, Science and Civilization

in China, Chemistry and Chemical Technology, Part 1, Paper and Printing,

Vol. 5, (Cambridge: Cambridge University Press, 1985), h. 333. 46 Nama latin dari pohon ini ialah broussonetia papyrifera vent.

Lihat dalam Setiawan Sabana dan Hawe Setiawan, Legenda Kertas:

Menelusuri Jalan Sebuah Peradaban, (Bandung: Kiblat, 2009), h. 56.

Page 47: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Terakhir ialah bahan kertas pabrik lokal, bahan ini ialah

bahan asli dalam negeri yang dipergunakan sebagai media

untuk menulis naskah-naskah kuno juga naskah klasik

Nusantara, salah satunya ialah naskah wawacan yaitu, Babad

Bojonagara, Babad Gebang, Babad Mataram, Bayawak,

Damarwulan, Danumaya, Sejarah Wali, Wawacan Jaka

Bayawak dan Pua-pua Bernama Sakti.

Sumber penulisan naskah wawacan datang dari berbagai

sumber, untuk lebih jelasnya sumber penulisan naskah wawacan

diantaranya ialah wawacan yang berasal dari saduran antar lain

dari sastra Jawa, sumber ini dapat dilihat dalam naskah

wawacan yang berjudul Wawacan Sekar Taji, Wawacan

Bayawak, Wawacan Damarwulan, Wawacan Bernama Alam,

Wawacan Rahmana dan Wawacan Candra Kirana.

Selain dari sumber sastra Jawa, naskah wawacan juga

berasal dari sastra Arab dan kisah-kisah Islamisasi yang

tertuang dalam cerita-cerita Arab. Salah satu cerita dari sastra

Arab ialah Wawacan Paras Adam, Babad Mekah, Sajarah

Anbiya dan Wawacan Rawi Mulud, naskah wawacan ini disadur

ke dalam bentuk wawacan melalui bahasa Jawa dan Melayu.

Kisah-kisah ini berisikan cerita para nabi khususnya Nabi

Muhammad, keluarganya serta para sahabatnya. Bahkan dalam

naskah wawacan seperti Sajarah Sunan Gunung Jati, Wawacan

Wali Sanga, Babad Cirebon, diceritakan bahwa terdapat orang

Arab yang menikah dengan orang Sunda bahkan dengan

Page 48: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

pribumi Nusantara lainnya.47 Selain wawacan saduran di atas,

terdapat juga wawacan berasal dari sastra barat seperti

Pangeran Hamlet dan Wawacan Prabu Odyseus.48

2. Berdasarkan Aksara dan Bahasa

Dalam penulisan naskah wawacan yang tersebar di

berbaga wilayah initerdapat aksara yang digunakan agar dapat

dipahami oleh para sejarawan, peneliti dan ahli filolog dalam

meneliti naskah-naskah tersebut. Diketahui bahwa aksara

pertama kali di tanah Sunda ialah cacarakan.49

“Aksara Pallawa merupakan induk dari semua aksara di

Nusantara, termasuk Aksara Hanacaraka. Aksara Pallawa

sendiri berinduk dari aksara India tertua yaitu Brahmani yang

menurunkan dua kelompok tulisan yaitu aksara India Utara

yang dinamakan aksara Nagari dan aksara India Selatan yang

dinamakan aksara Pallawa.”50

Aksara Cacarakan atau Hanacaraka ada dalam naskah

wawacan diantaranya yaitu Amir Hamzah, Babad Galuh,

Babad Cirebon, Babad Pakuan, Babad Ratu Galuh dan Ciung

Wanara.

47 Undang Ahmad Darsa, Naskah-naskah Sunda (Sebuah

Pemahaman Berdasarkan Konsepsi Keislaman), (Jatinangor: Fakultas Sastra

Universitas Padjadjaran, 1995), h. 33. 48 Ruhaliah, Wawacan: Sebuah Genre Sastra Sunda, (Bandung:

Pustaka Jaya, 2018), h. 77. 49 Cacarakan adalah aksara Jawa Sunda. Ruhaliah, Wawacan:

Sebuah Genre Sastra Sunda, (Bandung: Pustaka Jaya, 2018), h. 185. 50 Uli Kozok, Warisan Leluhur: Sastra Lama dan Aksara Batak,

(Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 1999), h. 62.

Page 49: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Aksara Pegon dalam penulisan naskah wawacan paling

banyak dikembangkan di tengah-tengah masyarakat. Ekadjati

dkk, dalam inventarisasi naskah Sunda menggambarkan bahwa

dari 1.904 naskah Sunda, 1.060 diantaranya menggunakan

aksara Pegon.51 Hal ini juga dipengaruhi karena adanya

pesantren yang kian berkembang dan di kalangan masyarakat

Sunda, kekuatan agama Islam dalam menumbuhkan kecintaan

para santri terhadap aksara Arab semakin memajukan penulisan

naskah wawacan dengan menggunakan aksara Pegon. Naskah

wawacan dengan aksara Pegon diantaranya ialah Ieu Wawacaan

Papatah Pranata Ka Caroge, Babad Mataram, Jaka Paringga,

Panji Wulung, Wawacan Sejarah Rasulullah, Wawacan Sajarah

Nabi dan lainnya.

Selain aksara Cacarakan (Hanacaraka) dan aksara

Pegon, didapati juga aksara Latin yang ditulis dalam naskah

Sunda wawacan ini. Contohnya ialah, Abunawas, Kitab

Nasihat, Rengganis, Samaun, Surat Pengukuhan Makam,

Wawacan Raja Darma dan lainnya.

Bahasa yang digunakan dalam naskah wawacan adalah

bahasa Sunda, seperti Babad Cirebon, Wawacan Umarmaya,

dan Carios Panji Wulung. Bahasa Jawa seperti Babad Pasir,

Wawacan Ciyung Wanara, dan Sejarah Wali. Terakhir dengan

menggunakan lebih dari dua bahasa seperti Sejarah Sumedang,

dan Wawacan Pangajaran Agama Islam.52

51 Edi S. Ekadjati, Khazanah Naskah Sunda Suatu Harta

Terpendam Terancam Punah?, Jurnal Sastra Tahun III No. 2 (1995): 7. 52 Ruhaliah, Wawacan: Sebuah Genre Sastra Sunda, (Bandung:

Pustaka Jaya, 2018), h. 83-86.

Page 50: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

3. Berdasarkan Isi Teks Penulisan

Penulisan naskah wawacan khususnya di tanah Sunda

terdiri dari kelompok-kelompok seperti kelompok agama,

mitologi, primbon, sastra, seni, pengetahuan, pendidikan, sastra

sejarah dan sejarah.53 Untuk karangan yang berisi teks sejarah

dan sastra sejarah, penulis naskah kadang-kadang menyebutnya

babad, carita atau carios, sajarah, wawacan, pustaka.”54

Kelompok-kelompok ini diklasifikasikan agar dapat

membedakan naskah mana yang dapat dicari dan digunakan.

Naskah Ieu Papatah Pranata ka Caroge terbuat dari bahan

kertas Eropa dan bersumber dari sastra Jawa (nasihat Sunan

Solo), ditulis dalam aksara Pegon (Arab dan Sunda) dan naskah

ini termasuk ke dalam kelompok naskah pendidikan. Hal ini

dapat dipahami karena isi dari naskah tersebut menggambarkan

nasihat dan ajaran yang diberikan oleh seorang guru untuk laki-

laki dan perempuan dalam memilih jodoh dan dalam membina

rumah tangga.

53 Edi S. Ekadjati, Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan

(Bandung: Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Toyota Foundation,

1988), h. vi. 54 Edi S. Ekadjati, Babad Sunda: Pengertian, Eksistensi, Ruang

Lingkup Isi, dan Fungsinya, (Bahan Ceramah pada Rotary Club Bandung,

1986), h. 23.

Page 51: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

41

BAB IV

PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM KEHIDUPAN

MASYARAKAT SUNDA

Studi Kasus: Naskah Ieu Wawacan Papatah Pranata Ka Caroge

A. Deskripsi Naskah

Naskah Ieu Wawacan Papatah Pranata Ka Caroge atau

disingkat menjadi naskah wawacan PPkC adalah naskah Sunda

klasik yang bergenre wawacan atau hikayat, judul naskah dalam

bahasa Indonesia ialah “Cara Berbakti Pada Suami”. Naskah

yang berkaitan dengan sejarah penyebaran agama Islam pada

umumnya dapat diamati dari berbagai naskah yang

dikelompokkan dalam bentuk wawacan, cariosan, babad dan

sebagainya. Naskah ini merupakan koleksi dari K. F. Holle, dan

naskah asli terdapat di Perpustakaan Nasional Indonesia dengan

kode naskah adalah SD.7. Dalam halaman kedua naskah

wawacan PPkC tertera bahwa naskah ini merupakan pemberian

dari seorang asisten demang di Pebajoeran yang dahulu pernah

menjabat sebagai juru tulis di Bataviaasch Genootachap van

Kunsten en Wettinschappen kepada perpustakaan tersebut yang

sekarang menjadi Perpustakaan Nasional RI. Dalam akhir

halaman naskah wawacan PPkC dicatat bahwa naskah ini ditulis

oleh seseorang bernama Muhammad Ilyas.

Tanggal penulisan naskah wawacan PPkC tidak

diketahui secara pasti, namun pada halaman kedua tertera

bahwa naskah ini diberikan dan diserahkan pada Perpustakaan

Nasional RI di bulan Agustus tahun 1882, serta menggunakan

Page 52: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

42

cap kertas Lion in Medallion dengan tulisan Concordia

Pesparvae Crescunt.55 Namun, dalam akhir halaman, dicatatkan

bahwa naskah tamat pada tanggal 20 Siam (Ramadhan) bulan

Hijriyah (tanpa tahun yang jelas).

Naskah ini menggunakan bahan kertas Eropa berukuran 16 x 20

cm, terdiri dari 27 halaman (24 halaman adalah isi naskah).

Terdapat 13 baris/halaman, menggunakan aksara pegon dengan

memakai dua bahasa yaitu bahasa Arab dan bahasa Sunda.

Naskah Wawacan PPkC sendiri berisikan nasihat-nasihat bagi

laki-laki dan perempuan dalam memilih jodoh masing-masing

dan nasihat bagi seorang istri untuk beprilaku baik terhadap

seorang suami. Penulisan naskah bersumber pada Wulang Sunu

atau Sunan Solo yang juga mengajarkan agar lelaki dan wanita

untuk memilih jodoh yang baik.56

Naskah Sunda bergenre wawacan ini menjadi salah satu

karya yang dibuat dalam bentuk tembang,57 terlihat dari

halaman 13 bagian tengah yang mengatakan Asmarandana telah

berakhir lalu diganti dengan tembang Kinanti. Lalu dilanjutkan

dengan pupuh Sinom dan Dangdanggula. Pupuh Asmarandana

Kinanti, Sinom dan Dangdanggula adalah salah satu pupuh atau

tembang yang ada di Sunda.

55https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpacBlank_v2.aspx?id=23085

1 56 Edi S. Ekadjati, Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan,

(Bandung: Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Toyota Foundation,

1998), h. 66. 57 Wawacan ialah hikayat yang ditulis dalam bentuk puisi tertentu

dinamakan dangding. Dangding ialah ikatan puisi yang sudah tertentu untuk

melukiskan hal-hal yang sudah tertentu pula. Danding terdiri daripada

beberapa buah bentuk puisi yang disebut pupuh. Ruhaliah, Wawacan:

Sebuah Genre Sastra Sunda, (Bandung: Pustaka Jaya, 2018), h. 10

Page 53: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

43

B. Ajaran dan Nasihat Dalam Naskah Wawacan PPkC

Ajaran yang ditulis dalam naskah wawacan PPkC berisi

mengenai nasihat bagi kaum wanita untuk menjadi seorang istri

yang berprilaku baik dan sopan, dalam naskah ini juga

dijelaskan kewajiban laki-laki dan wanita dalam memilih jodoh.

Dalam naskah wawacan ini, dijelaskan ada 16 perkara

yang menyatakan kepatuhan istri terhadap suami. Namun, untuk

poin yang ketiga tidak disebutkan secara jelas. Naskah wawacan

PPkC berisikan nasihat yang ditujukan untuk perempuan yang

telah berumah tangga, terdapat pada halaman 7-13. Nasihat-

nasihat dalam naskah wawacan PPkC tersebut yang penulis

transliterasikan dan terjemahkan yaitu,

PUPUH ASMARANDANA

Saperkara anu mimiti,

mungguhing istri natana,

kuring menak sarua bae kudu

gétén,

kudu tulatén ulah sok karajenan,

geus puguh mun aya pamunduh,

mun aya geuwat

Mun teu aya kudu eurih,

nya ngongoweul heunteu aya,

ulah bari mokaha ogé,

PUPUH ASMARANDANA

Poin pertama yaitu,

apalagi untuk istri,

siapapun juga harus rajin,

harus rajin jangan diluarnya saja,

apalagi punya pekerjaan,

haruslah cepat

Walau tak harus rapih,

jangan hanya satu pekerjaan,

jangan merengut tak ingin,

Page 54: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

44

geubras-geubris matak cuwa,

kadua perkarana,

upama lamun disaur,

mun aya geuwat temuan,

Ulah sok di selang cicing,

kajeun nunda pagawean,

upama eukeur di gawe,

geus puguh lamun heunteu mah,

samingkeun kudu geuwat,

ulah diselang ngajentul,

pamali kabina-bina,

Upama éta salaki,

kaurang aya paréntah,

pacuan ulah talangké,

kudu geuwat dilakonan,

sanajan ka anu hina,

manéh poma ulah embung,

teu hadé nu bésaran,

Kaopat perkara deui,

mun dicandak sasauran,

poma masing hadé,

ulah budi matak cuwa,

masing hadé nyaleuleuyan,

dikerjakan tapi setengah hati,

Poin kedua yaitu,

ketika di panggil,

cepatlah menyahuti panggilannya,

Jangan diam saja,

lebih baik menunda pekerjaan,

ketika sedang bekerja,

apalagi kalau sedang tidak,

tak apa untuk cepat datang,

jangan diam saja,

pamali,

ketika seorang suami,

menyuruh kita,

cepatlah datang jangan malas,

cepatlah laksanakan,

meskipun perintah buruk,

kamu jangan menolak,

tidak akan baik itu,

Poin keempat yaitu,

ketika diajak berbincang,

berhati-hatilah berbicara,

jangan bersikap menyebalkan,

haruslah lemah lembut,

Page 55: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

45

ari ngomong bari émut,

caréta dina carita,

Gerwana baginda Ali

jenengan Dewi Fatimah,

gerwana reujeung carogé,

layeutna kabina-bina,

geus taya kuciwana,

isteri-isteri kudu niru,

da éta panutanana,

Kalima perkara deui,

lamun aya kasalahan,

kudu geuwat tobat baé,

nyuhunkeun pangampura na,

ulah daék di lila,

bisi jadi wuwuh-wuwuh,

tambah-tambah nya doraka,

Geus kitu bubuhan isteri,

geus puguh anu ayeuna,

isteri nu ayeuna ogé,

dengdeng aya kasalahan,

ngan kudu geuwat kudu heula

tobat,

ubar dosa ngan sakitu,

berbicara seadanya,

cerita dalam cerita,

kepada yang Mulia Ali,

dan Siti Fatimah,

Baginda Ali dan istri.

sangat saling mengasihi,

tidak ada kekurangannya,

para istri harus menirunya,

karena itu panutannya,

Poin kelima yaitu,

ketika melakukan kesalahan,

cepatlah bertobat,

minta maaflah,

jangan ditunda,

daripada terus berdosa,

malah akan bertambah durhaka,

Untuk itu para istri,

apalagi masa sekarang,

istri sekarang pun,

ketika membuat kesalahan,

ya tentu harus cepat bertobat,

meskipun dosanya hanya secuil,

tidak ada sisanya,

Page 56: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

46

taya saja bati dinya

Kagenep perkara deui,

ulah leumpang teu pamitan,

sanajan rék pulang poé,

geus puguh lamun meuting mah,

samingkeun kudu pisan,

enggeus tangtu kudu kitu,

mungguhing adab tatana.

Katujuh perkara deui,

pacuan ulah érék leumpang,

lamun keur euweuh carogé,

dilarang ku hukum sareng,

kadalapan perkara,

lampah anu matak alus,

jadi tambah téh nyaah,

Lamun keur pundung salaki,

heunteu meunang heunteu pisan,

awéwé kudu

geus kitu adab natana,

mokaha di baeudan,

ulah dilawanan pundung,

kudu tarima wayahna,

Poin keenam yaitu,

jangan berpergian tanpa pamit,

meskipun hanya berpergian siang

hari,

apalagi bermalam di luar,

tidak apa-apa,

haruslah begitu,

karena itulah aturannya,

Poin ketujuh yaitu,

jangan berpergian,

apalagi ketika suami tidak ada,

dilarang oleh hukum dan,

Poin kedelapan yaitu,

perilaku yang baik,

akan bertambah sayang,

Bila sang suami sedang bermuram

durja,

janganlah seorang istri,

istri harus

karena itu adabnya,

jikalau di cemberutin,

jangan dilawan oleh rasa kesal,

Page 57: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

47

Jeung kasalapan perkara,

pacuan ulah rék ngupat,

dikagorengan carogé,

éta anu saat pisan,

ulah di pilampah,

cara keur Nabi Luth,

dina carita anbiya,

Disiksa kaliwat leuwih,

pécat iman manjing kufar,

sabab ngupat ka carogé,

ngomongkeun ka tatangga na,

tah éta kitu petana,

awéwé nu ngumbar nafsu,

heunteu kudu di ahérat,

Di dunya ogé ka panggih,

geus réa-réa contona,

poma-poma nu aronam,

sing éling di sakituna,

ulah sok rasa mokaha,

sababna ari kaduhung,

datangna tara tiheula,

berusahalah menerimanya,

Poin kesembilan yaitu,

janganlah membicarakan,

kejelekan suami,

itu adalah waktu,

yang jangan dilakukan,

seperti saat Nabi Luth,

dalam kisah para nabi,

Siksaannya sangat berat,

runtuh iman juga kufur,

karena bergosip tentang suami,

dan mengatakannya pada tetangga,

nah itu penjelasannya,

istri yang mengumbar hawa nafsu,

tidak hanya di akhirat,

Di duniapun terlihat,

sudah banyak contohnya,

kepada yang mengetahuinya,

ingatlah seharusnya,

jangan merasa sombong,

karena penyesalan,

tidak datang di awal,

Page 58: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

48

Sapuluh perkara deui,

ulah miheulaan dahar,

kudu babarengan baé,

atawa rorodanana,

enging mun dipiwarang,

éta matak jadi luluh,

jadi tambah matak nyaah,

Sawelas perkara deui,

lampah isteri nu utama,

mun carogé ngajak saré,

éta kudu geuwat,

ulah sing sarua di selang,

najan saré lain usimna,

geus puguh lamun mangsana,

Kudu kadua welas perkara deui,

dina pasaréan,

ulah réa teuing omong,

bisi ka langsuya ucap,

temah na jadi paséa,

piomong nu heunteu patut,

nu matak nungtun amarah,

Katilu welas perkawis,

mun carogé sumping angkat,

Poin kesepuluh yaitu,

jangan mendahului makan,

makan harus bersama-sama,

meskipun hanya sisa,

patuhi ketika di suruh,

itu akan menambah rasa suka,

menambah rasa sayang,

Poin kesebelas yaitu,

perilaku yang utama,

ketika suami mengajak tidur,

harus cepat bergegas,

jangan berdiam diri terus,

apalagi tidur bukan pada waktunya,

tentu saja ketika saatnya tidur,

Poin yang keduabelas yaitu,

ketika diatas kasur,

jangan banyak berbicara,

takut kebablasan berbicara,

nantinya malah bertengkar,

berbicara yang tidak sopan,

menuntun pada amarah,

Poin ketiga belas yaitu,

ketika suami pulang,

Page 59: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

49

geuwat papagkeun ka panto,

tampanan langgukana na,

sok ngurus kadaharan,

asmarandana geus tutup,

Kinanti ngagentos tembang,

PUPUH KINANTI

Kaopat welas di catur,

tataning isteri sejati,

lamun urang keur paséa,

atawa keur cuwa,

jol sémah anu nganjang,

leungitkeun ulah kaciri,

Ulah katara jamedud,

budi ucap kudu manis,

bari ngurus keur nyuguhan,

lamun keur teu boga duit,

di belaan anjuk hutang,

ulah nembongkeun kaisin,

Ari nyuguhan tatamu,

pirang-pirang hadist nabi,

bergegaslah menyambutnya,

suguhkan wajah yang indah,

lalu sajikanlah hidangan makanan,

Asamaranda telah berakhir,

Kinanti yang menggantikan

tembang,

PUPUH KINANTI

Poin keempat belas yaitu,

pada istri sejati,

ketika sedang bertengkar,

atau dalam sifat menyebalkan,

tiba-tiba datang tamu berkunjung,

hilangkan jangan terihat,

Jangan terlihat cemberut,

budi juga perkataan harus manis,

sembari menyajikan hidangan,

bila sepertinya sedang tidak ada

uang,

maka berhutanglah,

jangan memperlihatkan

kekurangan,

menyajikan hidangan pada tamu,

didalam hadist Nabi dikatakan,

Page 60: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

50

nyeun gede ganjaranana,

ulah sok nguruskeun rugi,

suguhan saenya-enya,

geus tangtu di tambah rezeki,

Ku pangéran anu agung,

nu sifat rahman jeung rohim,

anu héman ka abdina,

heunteu pegat berang peuting,

urang téh kudu tarima,

paparin rabbul ‘alamin,

Kalima welas di catur,

tataning istri sajati,

kudu gedean nya wiwirang,

ulah sok jalingkak teuing,

di sebut di jero kitab,

pangandi ka kanjeng nabi,

Basa arabna di sebut,

di jieun Tembang Kinanti,

al mar’atu bilaa haya,

ka tto’ami bilaa milhin,

awewe nu taya kaéra,

cara kadaharan tiis,

besar pahalanya,

jangan memikirkan rugi,

bersunggulah dalam menyajikan,

tentu rizki akan bertambah,

dari Pangeran Yang Agung,

Yang sifatnya Rohman dan Rohim,

yang baik pada makhluk-Nya,

yang tak putus siang malam,

kita harus menerima semua,

dari Rabbul’Alamin,

Poin kelima belas yaitu,

bahwa istri sejati,

harus banyak rasa malu,

jangan bertingkah seperti bukan

wanita,

disebutkan dalam kitab,

bahwa Nabi,

yang bahasa arabnya,

yang dibuat dalam tembang kinanti,

ألمرأة بال حيا

كا طعا م بال مالح

wanita yang tak punya rasa malu,

layaknya makanan yang tak berasa,

Page 61: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

51

Teu maké uyah sahuntu,

taya rasa taya sari,

tah kitu éta Sunda na

hadist nu kasebut tadi,

ulah nya di pilampah,

mun hayang salamet dirina,

Kagenep welas di catur,

sing bisa miara diri,

tegesna kudu berséka,

unggal poé kudu mandi,

dina kulit leuleungitan,

kosokan masing baresih,

Tai bujal, tai kuku,

dago kélék sing baresih,

ngaleungitkeun babauan,

bau hapeuk bau tai,

tuluy maké seuseungitan,

sampurna isteri sajati,

ka anak putu,

poma kudu ati-ati,

mun hayang awét lakian,

jeung kapaké ku salaki,

tidak memakai garam sedikitpun,

tak ada rasa tak ada sari,

nah itu dalam peribahasa Sunda,

hadist yang tadi disebut,

jangan dikerjakan,

bila ingin selamat dirinya,

Poin keenam belas yaitu,

harus bisa memelihara diri,

lebih jelasnya harus bersih,

tiap hari harus mandi,

kulit tubuh harus dibersihkan,

kulit harus digosok sampai bersih,

kotoran pusar, kotoran kuku,

dagu dan ketiak harus bersih,

hilangkan bau badan,

bau apek bau tidak sedap,

lalu pakailah wewangian,

jadilah istri sejati yang sempurna,

pada anak dan cucu,

ingatlah bahwa harus berhati-hati,

kalau ingin awet bersuami,

dan berguna untuk suami,

Page 62: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

52

turutkeun ulah kaliwat,

sapiwuruk ieu tulis,

Ieu piwuruk saieu,

nyalametkeun kana diri,

di dunya jeung di ahérat,

meunang rohmat ti hyang widi,

insyaAllahu ta’ala,

ulah heumheum dina ati.

ikuti jangan sampai terlewat,

sesuai ajaran yang ditulis,

Inilah ajarannya,

untuk menyelamatkan diri,

di dunia maupun di akhirat,

dan mendapatkan rahmat dari Allah

insyaAllahu ta’ala,

jangan hanya disimpan dalam hati

saja

“Dina ieu papatah, aya pituduh ngeunan budi basa

pamajikan anu hadé enggoning kumawula ka salakina, nya éta

budi anu matak ngeunahkeun haté salaki, paripolah pamajikan

sangkan pikaresepeun salaki, kumaha mernahkeun omongan,

nepi ka papatah yén istri kudu bisa mapantes diri sangkan

merenah sagala rupana. Ditungtungan ku nyebutkeun bisi

doraka lamun henteu hormat ka salaki.”58

Naskah wawacan PPkC dengan enam belas nasihat yang

dituangkan oleh sang penulis untuk menjadi cerminan bagi

58 Dalam nasihat ini, terdapat anjuran atau nasihat mengenai budi

pekerti seorang istri terhadap suaminya sendiri, budi pekerti yang dimaksud

ialah budi atau perilaku yang akan membuat suami senang, tutur dan laku

istri menjadi kesukaan suami, bagaimana cara bertutur kata yang baik,

hingga nasihat yang mewajibkan seorang istri untuk bisa memelihara diri

dengan baik, nasihat ini juga menyatakan bahwa durhakalah seorang istri

bila tidak hormat pada suami. Kuswan Nurhidayat, Karakteristik Wanoja

Sunda Dina Naskah Wawacan “Pranata Istri ka Caroge”, (Tesis Master,

Pendidikan Bahasa dan Budaya Sunda, Universitas Pendidikan Indonesia,

2016), h. 50.

Page 63: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

53

kehidupan rumah tangga ini, memberikan manfaat bagi

masyarakat Islam. Pada masanya saat naskah ini dibuat dalam

mengerjakan tugas agama yang sudah diajarkan oleh Rasulullah

SAW terhadap pengikutnya hingga masa kini dan untuk masa

yang akan datang.

Nasihat pertama dan kedua ialah istri harus rajin dan

telaten dalam mengurus suami, mengurus suami adalah

kewajiban bagi setiap istri di muka bumi ini. Istri juga harus

menjadi seorang yang penyabar59 dan harus tetap siaga dalam

mewujudkan perintah suami, setiap pekerjaan atau urusan yang

sedang dikerjakan oleh istri, ketika suami memanggil atau

memerintah untuk melakuakan sesuatu, maka wajib hukumnya

bagi istri untuk melakukannya. Wanita terhormat dalam sejarah

Islam ialah mereka yang teladan dalam hal kesabaran,

kebajikan, kedewasaan, dan yang benar-benar mengabdi bagi

suami dan rumah tangganya, meskipun hidup dalam kesusahan

dan kemiskinan.60 Kewajiban ini telah dijelaskan dalam

Syaikhul Islam berkata,

ا حفحظ الل ات قانحتات حافحظات لحلغيبح بح تح فالصالح نشوزهن تافون والل

عح فح واهجروهن فعحظوهن غوا فل أطعنكم فإحن واضرحبوهن المضاجح عليهحن ت ب

كبحريا اعلحي كان الل إحن سبحيل

59 Ahmad Muhammad Jamal, Problematika Muslimah di Era

Globalisasi, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1995), h. 287. 60 Muhammad Ali Al-Hasyimy, Jati Diri Wanita Muslimah,

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), h. 151.

Page 64: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

54

“Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada

Allah lagi memelihara diriketika suaminya tidak ada, oleh

karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An Nisa: 34).

Nasihat yang selanjutnya dikatakan bahwa istri harus

segera meminta maaf pada suami bila melakukan kesalahan.61

Dalam firman Allah dijelaskan,

وسارحعواإحل مغفحرة محن ربحكم وجنة عرضها السموت والرض أعحدت اءح والكظحمحني الغيظ والعافحني لحلمتقحني الذحين ينفحقون فح السراءح والضر

نحني عنح الناسح والل ه يحب المحسح“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan

kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang

disediakan untuk orang-orang yang bertakwa; (yaitu) orang-

orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang

maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya

dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-

orang yang berbuat kebaikan” (QS. Ali Imran: 133-134).

Nasihat selanjutnya dijelaskan bahwa istri dilarang

bepergian tanpa pamit atau tanpa izin suami. Istri harus

meminta izin pada suami ketika akan berpergian kemanapun.

Sebaik-baik wanita ialah tinggal di rumah, wanita yang keluar

rumah akan disesatkan oleh iblis. Istri harus mendapatkan izin

suami ketika akan keluar rumah, tanpa izin suami istri dilarang

untuk berpergian.

Rasulullah SAW bersabda:

61 Cahyadi Takariawan, Maafkan Pasangan Anda Walau Ia Tidak

Meminta, (Yogyakarta: Kompasiana, 2017).

https://www.kompasiana.com/pakcah

Page 65: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

55

د إحال بححذنحهح، ب يتحهح وهو شاهح د إحال بححذنحهح، وال تذن فح ال تصمح المرأة وب علها شاهح

فإحن نحصف أجرحهح له وما أن فقت محن كسبحهح محن غريح أمرحهح

“Tidak boleh seorang wanita puasa (sunnat) sedangkan

suaminya ada (tidak safar) kecuali dengan izinnya. Tidak boleh

ia mengizinkan seseorang memasuki rumahnya kecuali dengan

izinnya dan apabila ia menginfakkan harta dari usaha

suaminya tanpa perintahnya, maka separuh ganjarannya

adalah untuk suaminya.” (HR. Bukhari Muslim).

Nasihat selanjutnya ialah kala suami sedang marah maka

sang istri harus meredam kemarahannya, jangan ikut untuk

marah. Dalam Islam, diajarkan bahwa wanita muslimah yang

paham akan ajaran Islam tidak boleh lupa bahwa diantara

amalnya yang paling baik ialah menyenangkan suami dan

menyejukkan hatinya. Wanita muslimah ialah perhiasan dunia

yang paling baik, seperti dikatakan dalam hadist yaitu

ة ن يا المرأة الصالح ن يا متاع وخري متاعح الد الد

“Dunia itu perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita

sholihah.” (HR. Muslim, Nasai, Ibn Majah dan Ahmad)

Selanjutnya ialah istri dilarang untuk menceritakan

kejelekan suami, istri yang solihah tidak akan membuka atau

menyebarkan rahasia kepada seorang pun tentang hubungannya

dengan suami. Dalam naskah Sunda ini juga menjelaskan akan

keburukan seorang istri Nabi yaitu istri Nabi Luth terhadap

suaminya. Ia merupakan istri yang kufur yang tidak mentaati

suaminya, dan menyebarkan rahasia kepada kaum Nabi Luth.

Page 66: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Wanita yang solihah tidak akan membuang waktunya untuk

membual dan berbicara sia-sia di lingkungan sekitarnya. Istri

Nabi Luth yang kufur itu juga dijelaskan dalam Al-Quran,

ناه وأهله إحال امرأته كانت محن الغابحرحين فأني

“Kemudian Kami selamatkan dia (Nabi Luth) dan pengikutnya,

kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang

tertinggal.” (QS.Al-A’Araf: 83)

Nasihat selanjutnya ialah jangan mendahului makan,

istri solihah ialah istri yang mengurus makanan bagi suami juga

anak-anaknya. Terlebih istri solihah yang dapat memasak

dengan baik itu bisa menyenangkan hati suami. Dalam waktu

makan pun harus dijaga, jangan sampai istri mendahului suami

ketika suami sedang berada di rumah. Umamah istri dari Auf

bin Muhalim Asy-Syaibani ketika menikahkan anaknya Umu

Iyas dengan Haris bin Amer Al-Kindi berpesan pada anaknya,

disalah satu pesan tersebut dijelaskan bahwa sang istri harus

memperhatikan jam makan suami, karena perihnya perut lapar

akan menyulut api nafsu yang nantinya akan berujung pada

pertengkaran.

Nasihat-nasihat selankutkan digambarkan bahwa ketika

suami mengajak istri untuk tidur bersama maka sang istri tak

boleh menolaknya apalagi menunda-nunda. Ketika tidur juga

disarankan agar tidak banyak bercengkrama, karena apa, karena

itu hanya akan menyulut emosi suami. Bila suami lelah setelah

bekerja tentu dia membutuhkan istirahat ketika sampai rumah.

Nah bila akan tidur, istri dilarang untuk banyak berbicara. Bila

Page 67: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

suami memanggil istrinya untuk tidur, maka sang istri harus

mematuhinya. Dalam hadist dikatakan bahwa

ي بحيدحهح ما محن رجل يدعو امرأ ها ف تأب عليهح إحال كان والذحي ن فسح ته إحل فحراشح

ها ها حت ي رضى عن طا علي الذحي فح السماءح ساخح

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah

seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si

istri menolak ajakan suaminya melainkan yang di langit

(penduduk langit) murka pada istri tersebut sampai suaminya

ridha kepadanya.” (HR. Muslim).

Menyambut suami dengan mesra dan gembira adalah

nasihat selanjutnya, salah satu sifat istri solihah yang bijak

adalah selalu bermuka cerah dan manis. Ketika suami pulang

dengan lelah sehabis bekerja, istri yang solihah akan

menyambutnya dengan wajah yang ceria juga senyum yang

merekah. Hal ini akan membuat keletihan juga beban pikiran

suami lenyap seketika. Sifat yang lainnya ialah mengurus

makanan bagi suami, makanan yang lezat akan membuat suami

senang. Suami yang bahagia akan tindak-tanduk sang istri akan

menghantarkan sang istri pada gerbang Surga yang penuh

dengan kenikmatan.

Kepatuhan istri selanjutnya ialah memuliakan tamu,

dalam naskah Sunda ini dikatakan bahwa ketika suami istri

sedang bertengkar lalu datanglah seorang tamu yang berkunjung

ke rumah. Maka pertengkaran itu harus segera dihilangkan lalu

Page 68: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

muliakanlah tamu sesuai dengan ajaran Islam. Dalam firman

Allah disebutkan,

ئا وال تشرحكوا بحهح شي لوالحدينح واعبدوا الل والي تامى القرب وبحذحي إححسان وبح

بح النبح والارح القرب ذحي والارح والمساكحنيح لنبح والصاحح السبحيلح وابنح بح

فخورا متاال كان من يحب ال الل إحن ا ملكت أيانكم وم

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya

dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang

tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,

tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang

bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba

sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An Nisa:

36).

Dikatakan dalam naskah juga yang sama dengan ajaran

Islam bahwa dalam memuliakan tamu, sang tuan rumah harus

menyiapkan hidangan dengan sebaik-baiknya. Bila tak memiliki

uang untuk menyiapkan hidangan, maka dianjurkan untuk

hutang dulu.Bila manusia itu beriman kepada Allah juga hari

akhir maka muliakanlah tamu dengan sebaik-baiknya. Rasa

malu (al-istihya) merupakan salah satu unsur utama dari

kecantikan dan keindahan, baik bagi laki-laki maupun

perempuan. Hanya rasa malu ini agaknya lebih diperlukan

dalam pribadi seorang perempuan.62

62 Abd al-Qadir Manshur, Buku Pintar Fikih Wanita, (Jakarta:

Zaman, 2009), h. 222.

Page 69: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Nasihat selanjutnya ialah wanita muslimah harus

memiliki sifat malu. Malu disini yaitu suatu akhlak luhur yang

mencegah pemiliknya melakukan perbuatan yang buruk. Wanita

muslimah yang memiliki sifat malu akan membawa kebaikan

bagi pemiliknya maupun pada orang lain.Dalam Islam, malu

adalah salah satu cabang iman. Malu disini bukanlah malu pada

sesama namun malu yang utama ialah pada Allah SWT. Ada

hadist yang menjelaskan akan kebaikan memiliki sifat malu

ialah,

ي ر إحال بح ال حياء ال يتح“Malu itu tidak datang kecuali membawa kebaikan”

(HR.Mutafaqun Alaih).

ال حياء خري كله

Atau beliau bersabda: Malu itu adalah kebaikan seluruhnya”.

(HR. Muslim).

Nasihat terakhir yang tercantum dalam naskah wawacan

PPkC ialah istri harus memelihara kesegaran tubuhnya. Selalu

mandi juga memakai wangi-wangian akan membuat suami

menjadi senang. Rasulullah pun mengajarkan kepada ummatnya

agar selalu bersih badan. Hadist beliau yang menganjurkan

mandi dan memakai wangi-wangian terutama di hari jum’at

yaitu,

م ي وما عةح أي ل فح كلح سب للحح ت عال على كلح مسلحم حق أن ي غتسح

Page 70: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

“Hak Allah yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim adalah ia

mandi dalam satu hari dalam sepekan dari hari-hari yang ada.”

(HR. Bukhari dan Muslim).

“Kebersihan merupakan salah satu sifat manusia yang

paling lazim, khususnya wanita. Juga sebagai indikasi yang

menunjukkan kepribadiannya yang normal, cerdas dan dicintai.

Kebersihan itu tidak hanya menjadikannya dekat dengan

suaminya saja, tetapi juga pada setiap wanita yang dikenalnya

dan juga muhrimnya.”63

Kebersihan ialah sifat manusia yang paling lazim

terutama bagi wanita. Kebersihan menunjukkan kepribadian

yang disenangi bagi kaum wanita. Bersih dan rapi tidak hanya

menarik bagi suami namun juga bagi wanita-wanita lainnya.

Rasulullah SAW tidak menyenangi orang yang berpakaian

kotor nan lusuh. Sikap beliau ini menunjukkan bahwa seorang

muslim harus bersih, segar dan rapi dalam penampilan.

Hidup rukun dalam rumah tangga memang menjadi

dambaan setiap orang. Terlebih dalam Islam telah dijelaskan

bahwa menikah dapat menjauhkan dari fitnah. Pernikahan

dalam Islam merupakan ikatan yang diberkahi antara seorang

laki-laki dan seorang perempuan yang akan menempuh

kehidupan dengan saling mencintai dan tolong menolong.

63 Muhammad Ali Al-Hasyimy, Jati Diri Wanita Muslimah,

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), h. 104.

Page 71: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

C. Kontribusi Naskah Wawacan PPkC Dalam Kehidupan

Masyarakat Sunda

Budaya dan masyarakat Sunda khususnya di Banten

pernah hancur karena serangan yang terus menerus dari

kolonialisme Belanda dan fasisme Jepang. Kyai dan ulama

beserta rakyat bahu-membahu melakukan unjuk rasa dalam

bentuk perlawanan walaupun dalam skala kecil, terbatas,

berjangka pendek dan mudah di eliminir. Namun, fakta penting

dalam konteks ini ialah kharisma kyai dan pemimpin spiritual

Islam di Banten yang masih bertahan. Kharisma kyai dapata

dianggap sebagai faktor utama dalam menggerakkan sejarah di

Banten. Mesin sejarah yang dibawa oleh mereka sejak proses

Islamisasi terus berlangsung hingga masa berkembangnya

peradaban Islam masa kesultanan yang dapat dilihat sebagai

puncak kejayaan Islam di Banten. Fenomena kejayaan Islam

menurut Edi Sedyawati ditandai dengan pembinaan hubungan

politik-regional, pemantapan hubungan perdagangan,

tumbuhnya arsitektur keraton dan masjid-masjid besar,

penulisan karya-karya sastra dan kitab-kitab keIslaman.64

Naskah-naskah klasik hasil karya dari para cendekiawan

muslim yang berisikan ilmu-ilmu pengetahuan, ilmu-ilmu

keagamaan dan pengetahuan umum berkembang seiring dengan

pertumbuhan Islam di Nusantara. Naskah Sunda wawacan ini

memiliki pengaruh yang sangat besar dalam masyarakat Sunda.

Wawacan berpengaruh dalam menyebarkan ajaran Islam di

64 Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Arkeologi dan

Islam di Indonesia, (Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 1998), h.

212-214.

Page 72: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Tanah Sunda, dengan tradisi Beluk yang terus dilestarikan

hingga saat ini, wawacan berisikan ajaran-ajaran dan nasihat-

nasihat yang ditujukan pada masyarakat Sunda setelah Islam

datang dan menyebar di kawasan ini.

“Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20

wawacan dianggap sebagai puncak cita-cita kesusastraan Sunda

dan dianggap sebagai syarat mutlak untuk keindahan suatu

karya sastra yang digemari oleh masyarakat Sunda, sehingga

bermunculan penulis-penulis wawacan, baik dari kalangan

pamongpraja maupun dari kalangan pesantren.”

Wawacan yang berkembang setelah Islam datang ke

Nusantara dan juga Islam yang masuk ke Sunda melalui para

pendakwah dari luar Sunda salah satunya ketika pada kuartal

pertama abad ke-17 Mataram mulai menguasai wilayah

Priangan. Bahasa Jawa yang dibawa oleh Mataram ke Priangan

dan dipakai sebagai bahasa dinas dan pemerintahan dan juga

berperan sebagai alat komunikasi Mataram dan Priangan.

Setelah itu, masuk pula hasil sastra ke dalam lingkungan

kabupaten dengan kelas menak sebagai peminatnya. Penyebaran

Islam di pedalaman Jawa Barat juga menjadi pintu masuk karya

sastra berbentuk wawacan ini ke lingkungan pesantren dengan

para ulama Jawa atau Cirebon sebagai perantaranya. Bukan hal

yang mustahil penyebaran tembang macapat melalui para ulama

Islam bila dihubungkan dengan tradisi sejarah Jawa pada

periode Islam, dimana tembang macapat65 ialah salah satu

65 Tembang macapat merupakan salah satu warisan budaya Jawa

yang sangat terkenal.Macapat merupakan puisi tradisional dalam bahasa

Page 73: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

diantara unsur-unsur kebudayaan Jawa yang digunakan sebagai

media penyebaran agama Islam. Dapat dilihat dari banyaknya

isi wawacan baik yang berbentuk naskah maupun dalam bentuk

cetak, berisi ajaran agama Islam dan kisah-kisah Islami, baik

saduran maupun asli. Penulisan wawacan di lingkungan

pesantren diperkirakan lebih banyak menggunakan aksara

pegon, salah satu alasannya karena penggunaan baca tulis Arab

lebih dominan dikalangan ini. Tulisan yang berisikan ajaran

agama islam seperti tentang fiqh, tauhid, rukun iman, riwayat

nabi dan sebagainya, bisa dipastikan berasal dari lingkungan

pesantren dan ditulis menggunakan aksara Arab dan Pegon.66

Naskah yang berkaitan dengan sejarah penyebaran

agama Islam pada umumnya dapat diamati dari berbagai naskah

yang dikelompokkan dalam bentuk wawacan, cariosan, babad

dan sebagainya. Salah satu contoh naskah yang telah dikaji

secara ilmiah dan berkaitan erat dengan para tokoh yang

menyebarkan Islam dan pendirian sebauh kerajaan yaitu Babad

Banten (Sejarah Banten) dan Carita Purwaka Caruban Nagari.

Dalam Babad Banten yang dikaji dalam bentuk disertasi oleh

Hoesein Djajadiningrat Critische Beschouwing van de Sedjarah

Banten yang pada tahun 1983 diterjemahkan dengan judul

Tinjauan Kritis Tentang Sejarah Banten. Djajadiningrat dalam

Jawa yang disusun dengan menggunakan aturan tertentu.Penulisan tembang

macapat memiliki aturan dalam jumlah baris, jumlah suku kata, ataupun

bunyi sajak akhir tiap baris yang disebut guru gatra, guru lagu, dan guru

wilangan. Zahra Haidar, Macapat Tembang Jawa, Indah dan Kaya Makna,

(Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2018), h. 2. 66 Ruhaliah, Wawacan: Sebuah Genre Sastra Sunda, (Bandung:

Pustaka Jaya, 2018), h. 13-15.

Page 74: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

naskah tersebut mengatakan bahwa banyak aspek yang

berkaitan dengan penyebaran Islam di daerah Banten, cikal

bakal tumbuhnya suatu kelompok masyarakat yang akan

membentuk kerajaan bercorak Islam dengan membangun

ibukota bernama Surosowan. Tokoh utama dalam naskah

tersebut ialah Sunan Gunung Jati dan Maulana Hasanuddin.

Kedatangan Islam merubah karya sastra yang awalnya bersifat

lisan menjadi sastra tulis. Sebenarnya sebelum Islam datang,

karya sastra telah berkembang di masyarakat Sunda, namun

masih dalam bentuk sastra tutur seperti sastra pantun. Islam lalu

memperkenalkan karya tutur menjadi karya tulis.67

Salah satu jenis naskah Sunda yang disebut wawacan

mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan

masyarakat. Karya sastra ini sering dibuat dalam bentuk

dangding (tembang). Perkembangan wawacan terbilang pesat

setelah diajarkan di sekolah-sekolah. Selain itu, wawacan juga

ditampilkan pada acara beluk, mamaca dan gaok, yang menjadi

media untuk dikenalnya teks wawacan di seluruh lapisan

masyarakat. Salah satu seni vokal masyarakat Sunda dalam

ialah seni beluk.

“Beluk adalah suatu jenis (genre) nyanyian yang

terdapat secara luas dalam wilayah budaya Sunda. Istilah lain

untuk beluk, terutama di wilayah bagian timur seperti

Majalengka, adalah gaok. Mungkin kedua istilah itu diambil

dari karakteristik teknik nyanyiannya, yang elak-aluk (berkelok-

67 Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Arkeologi dan

Islam di Indonesia, (Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 1998), h.

220-225.

Page 75: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

kelok), atau yang guak-gaok, gagaokan (berteriak, melengking-

lengking). Beluk membawakan suatu cerita, yang dibaca dari

suatu buku yang disebut wawacan (bacaan), yaitu cerita yang

ditulis dalam puisi tradisional berbentuk pupuh, seperti

misalnya pupuh Kinanti, Sinom, Asmarandana, Dangdanggula,

Maskumambang, Magatruh, dan lain-lain, yang dalam

vokabuler Sunda berjumlah 17 pupuh. Satu wawacan, atau satu

(episode) cerita yang berdiri sendiri secara utuh, mungkin

memakai seluruh 17 pupuh, atau mungkin pula hanya sebagian

saja umumnya memiliki belasan jenis pupuh. Ada 4 pupuh yang

selalu ada, yaitu Kinanti, Sinom, Asmarandana, dan

Dangdanggula, yang karena itu pula dalam dunia sastra disebut

“pupuh besar”, disingkat KSAD.”68

Beluk umumnya mengacu pada cerita keteladanan dan

sikap keagamaan yang tinggi dari si tokoh, wawacan disebutkan

sebagai perpaduan antara unsur budaya pra-Islam dengan unsur

Islam salah satu contoh wawacan ialah Wawacan Ogin, Samaun

dan Umar Maya. Bila diteliti secara mendalam bahwa

pembacaan wawacan dalam bentuk beluk menunjukkan bahwa

isi naskah merupakan ajaran tentang etika keagamaan dan

tuntutan budi pekerti luhur.69

Menurut informasi sejarah, seni pupuh digunakan oleh

kalangan elit Sunda. Pada zaman kolonial, seni pupuh

68http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/destdet.php?id=887

&lang=id 69 Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Arkeologi dan

Islam di Indonesia, (Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 1998), h.

221-222.

Page 76: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

digunakan sebagai alat untuk surat menyurat dan pidato kaum

menak (elit). Namun perkembangan zaman mengubah seni

pupuh menjadi salah satu kesenian tradisi Sunda, misalnya:

Cianjuran, Cigawiran, Ciawian, Gending Karesmen dan

Wawacan.70

Seperti dikatakan diatas bahwa seni beluk yang

dipertontonkan dan juga sebagai sarana ritual masyarakat Sunda

ditulis dalam puisi tradisional Sunda. Semuanya ada 17 jenis

pupuh, yang masing-masing pupuh menggambarkan tentang

jalan kehidupan manusia mulai sejak lahir sampai kembali pada

Sang Pemilik kehidupan. Gambaran yang dimaksud adalah:

1. Maskumambang, menggambarkan jabang bayi dalam

kandungan ibunya. Mas artinya belum ketahuan apakah dia

akan menjadi anak laki-laki atau perempuan. Sedangkan

Kumambang artinya hidup jabang bayi itu mengambang

dalam kandungan ibunya.

2. Mijil. Artinya bayi tadi sudah lahir. Sudah diketahui laki-

laki atau perempuan.

3. Kinanthi. Berasal dari kata Kanthi atau tuntun. Artinya

dituntun, supaya setiap anak manusia bisa berjalan

menempuh alam kehidupan di dunia.

4. Sinom. Artinya bekal untuk para remaja supaya menimba

ilmu sebanyak-banyaknya.

5. Asmarandana. Artinya rasa cinta terhadap seseorang.

70 Dede Burhanudin, Tembang dalam Tradisi Orang Sunda: Kajian

Naskah Guguritan Haji Hasan Mustapa, (Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 11,

No. 1, 2013), h. 222.

Page 77: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

6. Gambuh. Merupakan terusan dari asmarandana. Berasal dari

kata Jumbuh, artinya jika dua orang (laki-laki dan

perempuan) sudah jumbuh atau cocok sebaiknya disatukan

dalam sebuah pernikahan.

7. Dangdanggula. Menggambarkan seseorang yang sedang

bahagia. Apa yang diinginkan bisa terlaksana. Punya

keluarga, anak dan harta yang cukup.

8. Durma. Artinya berderma. Ketika seseorang sudah memiliki

kehidupan yang berkecukupan, akan muncul dalam hatinya

untuk berbagi.

9. Pungkur. Artinya, menyingkir dari segala nafsu angkara

murka. Berusaha untuk menolong orang lain dan tidak lagi

memikirkan kepentingan pribadi.

10. Magatru. Artinya putus nyawa. Seseorang harus rela untuk

kembali pada sang pencipta.

11. Pucung. Artinya hidup kita akan berakhir dengan kain mori

atau pucung kemudian di kubur.

12. Wirangrong. Untuk menggambarkan orang yang sedang

mendapatkan kesialan atau mendapatkan malu.

13. Lamban, menggambarkan anak-anak yang sedang bermain

atau pembantu sedang bersenang-senang.

14. Gambuh, menggambarkan orang yang sedang bingung,

tidak jelas tujuan, dan maksud.

15. Balakbak, untuk menggambarkan orang yang sedang

bergembira dan bersenangsenang.

16. Ladrang, menggambarkan orang yang sedang bersenang-

senang seperti halnya pupuh Lambang.

Page 78: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

17. Jurudemung, untuk menggambarkan yang sedang dalam

penyesalan, tetapi tidak kecil hati dan selalu optimis.71

“Kesenian Beluk ini muncul dan berkembang di

lingkungan masyarakat tradisional yang kebanyakan

penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan mayoritas

penduduknya beragama Islam. Pada awal tahun 1960-an, seni

Beluk ini mengalami perkembangannya, karena banyak ditemui

dalam acara “ngayunkeun” syukuran 40 hari setelah kelahiran

bayi. Seiring dengan perkembangan zaman jenis kesenian ini

mengalami pergeseran nilai yang semula hanya dipertunjukan

dalam acara “ngayunkeun” tetapi kini bisa dijumpai dalam

perayaan-perayaan besar seperti 17 Agustusan atau hari ulang

tahun desa, juga perayaan khitanan atau pernikahan. Kemudian

sekira tahun 1980-an kesenian Beluk ini mulai dipertunjukkan

dengan menggunakan waditra berupa kecapi.”72

Naskah wawacan PPkC yang berisikan nasihat bagi

kaum lelaki dan wanita dalam memilih jodoh yang baik, nasihat

yang ditujukan pada istri saat membina rumah tangga

dikategorikan sebagai teks kelompok pendidikan. Ajaran yang

disampaikan berhubungan langsung dengan didikan seorang

guru terhadap muridnya, dalam menyampaikan ajaran naskah

wawacan PPkC yang bersumber dari Sunan Solo, ia mendidik

masyarakat agar selektif dalam memilih jodoh dan membina

rumah tangga yang baik. Hal ini berkaitan erat dengan ajaran

71 Dian Hendrayana, Guguritan Sunda Dalam Gaya Tiga Penyair,

(Bandung: Jentera, 2018), h. 40. 72 Suwardi Alamsyah P, Kesenian Beluk di Desa Ciapus Kecamatan

Banjaran Kabupaten Bandung, (Bandung: Ejurnalpatanjala, 2013), h.5.

Page 79: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Islam yang dibawakan oleh para pendakwah kepada masyarakat

Sunda bahwasannya jodoh, wanita yang baik, dan membina

rumah tangga telah ada dan tercantum dalam Al-Quran dan

Hadist Nabi. Ajaran yang telah disebarkan ini tentunya menjadi

acuan bagi masyarakat Nusantara, khususnya di Jawa Barat agar

mengikuti apa yang telah di sabdakan dan diajarkan oleh

pendakwah.73

Tertera pada naskah wawacan PPkC bahwa naskah ini

ditembangkan dengan menggunakan empat pupuh. Namun

untuk nasihat yang menjelaskan untuk membina rumah tangga

secara baik dan memilikh jodoh yang baik pula. Pupuh

Asmarandana yang tercantum dalam transkrip naskah diatas

yaitu menggambarkan isi hati sang guru terhadap generasi

penerusnya, ia mengharapkan agar penerusnya dapat memiliki

kehidupan yang bahagia dalam berumah tangga. Selanjutnya,

Pupuh Kinanti yang menggambarkan keinginan suami terhadap

istri yang solehah dan lemah lembut. Naskah wawacan PPkC ini

berperan penting pada masa itu dalam meneruskan apa yang

disampaikan oleh sang sunan atau guru untuk hidup berumah

tangga dengan damai. Sang sunan menginginkan bagi siapa

saja, terlebih untuk orang Sunda bijak dalam memilih jodoh.

Meskipun kini ada kesetaraan gender di Indonesia,

namun tidak menutup celah bagi kaum wanita untuk patuh dan

taat terhadap suami. Kesetaraan gender tidak hanya terjadi di

73 Ruhaliah, Wawacan: Sebuah Genre Sastra Sunda, (Bandung:

Pustaka Jaya, 2018), h. 88.

Page 80: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

Asia saja namun sudah merambat ke Indonesia.74 Kehidupan

rumah tangga yang dibina oleh dua indan yang berbeda akan

sangat berpengaruh bila berhubungan dengan kesetaraan

gender, bagi seorang istri yang memilih untuk berdiri sendiri

dan menolak bantuan dari sang suami, itu merupakan keputusan

yang sudah dibuat sebelum membina rumah tangga. Kesetaraan

gender menjadi isu hangat pada abad ini, namun bila melihat ke

sejarah lalu. Istri selalu berada di belakang suami untuk

meminta perlindungan.

Salah satu tokoh sastrawan Sunda yang terkenal ialah

Haji Hasan Mustapa. Menafsirkan bahwa seluruh ranah

kehidupan orang Sunda mengandung nilai-nilai Islam. Ajaran

dan hukum dalam masyarakat Sunda pun disosialisasikan

melalui beragam matra kehidupan, seperti seni dan budaya,

sebagaimana dapat dilihat pada lelakon pewayangan (wayang

golek), lagu-lagu, pantun dan banyolan-banyolan.75 Dalam

naskah PPkC ini juga mengandung unsur pendidikan Islam bagi

orang Sunda maupun luar Sunda yang dirangkum dalam satu

kesenian berbentuk seni beluk. Ketika berbicara bahwa naskah

wawacan PPkC ini berperan bagi kehidupan masyarakat Sunda,

tentu memiliki peran sebagai salah satu bentuk peninggalan

karya sastra yang mengandung ilmu dan ajaran dan dapat dikaji

74 Yekti Hesti Murthi, dkk, Mewujudkan Kesetaraan Gender,

(Jakarta: INFID, 2017), h. 7. 75 Agus Ahmad Safei, Kearifan Sunda, Kearifan Semesta;

Menelusuri Jejak Islam Dalam Khazanah Budaya Sunda, (Bandung: Jurnal

Ilmu Dakwah Vol. 5 No. 16, 2010), h. 39.

Page 81: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

secara teliti sebagai khazanah keilmuan antara kehidupan

masyarakat yang beragama.

Sebenarnya dalam kehidupan masyarakat Sunda, agama

dan kehidupan sosial-budaya merupakan satu bagian yang

integral. Karena para wali dan alim ulama melakukan apa yang

dapat diterima oleh masyarakat Sunda. Lalu perkembangan dan

berkembangnya tradisi karya sastra tulis hingga terbukti saat ini

banyaknya naskah-naskah lama yang tersimpan. Lalu naskah

lama dan naskah klasik Sunda yang merupakan sumber sejarah

dan sumber informasi sosial-budaya sebagai cerminan masa

lampau kehidupan masyarakat Sunda.76

76 Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Arkeologi dan

Islam di Indonesia, (Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 1998), h.

226.

Page 82: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyebaran Islam ke tanah Sunda terjadi sekitar tahun 1525-

1619, dimana Sunan Gunung Jati di Cirebon dan Maulana

Hasanuddin yang beraliansi dengan Demak. Cirebon dan Banten

merupakan kota pesisir yang berubah menjadi pusat pemerintahan

dan kota pelabuhan terkenal dan banyak didatangi oleh pedagang-

pedagang dari seluruh mancanegara. Penempatan kota pesisir

sebagai pusat pemerintahan merupakan pilihan yang tepat karena

pada saat itu pelayaran dan perdagangan tengah berkembang. Sunan

Gunung Jati, Faletehan, dan Pangeran Hasanuddin adalah tokoh-

tokoh terkenal dari tanah Sunda. Ketiga tokoh ini yang berperan

banyak dalam menyebarkan Islam di Jawa Barat pada saat itu.

Naskah wawacan berkembang pada abad ke-16 hingga abad

ke-19, wawacan atau hikayat. Awal mula munculnya naskah

wawacan karena tradisi karya sastra masyarakat Sunda yang

awalnya dalam bentuk lisan atau tutur berubah menjadi karya sastra

tulis. Sumber dan informasi sejarah Sunda biasanya ditulis dalam

babad, wawacan atau hikayat. Salah satu sumber sejarah dalam

bentuk babad yang paling terkenal ialah Babad Banten dan Babad

Cirebon.

Naskah Sunda bergenre wawacan memiliki peranan di

kehidupan masyarakat Sunda, sebagai contohnya naskah wawacan

yang mengandung unsur sejarah ialah Babad Banten dan Babad

Cirebon, sedangkan wawacan yang mengandung unsur pendidikan

Page 83: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

73

ialah naskah Ieu Wawacan Papatah Pranata ka Caroge. Naskah ini

berperan dalam kehidupan rumah tangga orang Sunda, isi dari

naskah tersebut memiliki arti yang dalam kehidupan masyarakat.

Naskah wawacan diperdengarkan dan dipertunjukan dalam sebuah

seni, yaitu seni beluk. Para ulama atau penulis naskah klasik Sunda

merangkumnya dalam sebuah cerita yang ditembangkan agar

diterima khususnya oleh masyarakat Sunda.

B. Saran

Wawacan adalah genre yang jarang didengar oleh generasi

sekarang karena pelestariannya semakin menurun. Generasi muda

tidak banyak belajar tradisi-tradisi Nusantara khususnya di wilayah

Sunda yang menjadi pembahasan dipenulisan ini. Tradisi yang telah

ada akan punah dan tidak terdengar lagi, bila masyarakatnya tidak

sadar betapa pentingnya menjaga pemberian leluhurnya.

Sepatutnya tradisi membaca wawacan digalakkan oleh

pemerintah dan diperkenalkan kepada generasi-generasi millenial

agar diturunkan kepada generasi selanjutnya.

Page 84: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

74

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad Darsa, Undang. Naskah-naskah Sunda (Sebuah Pemahaman

Berdasarkan Konsepsi Keislaman). Jatinangor: Fakultas Sastra

Universitas Padjadjaran, 1995.

Ali Al-Hasyimy, Muhammad. Jati Diri Wanita Muslimah. Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 1997.

Ambary, Hasan Muarif. Menemukan Peradaban Arkeologi dan Islam

di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional,

1998.

Ayatrohaedi. Jatiniskala: Kehidupan Kerohanian Masyarakat Sunda

Sebelum Islam. Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pembinaan

Nilai-nilai Budaya Pusat, 1995.

Barried, B. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: BPPF, 1994.

Braginksy, V.I. The System of Classical Malay Literature. Leiden:

KITLV Press, 1993.

Carbon, Pangeran Aria. Purwaka Caruban Nagari. Terj. P. S.

Sulendraningrat. Jakarta: Bhratara, 1972.

Cortesao, Armando. The Suma Oriental of Tome Pires; an Account of

The East from The Red Sea to Japan; Written in Malacca and in

India in 1512-1515. London: Hakluyt Society, 1944.

Chamber-Loir, Henri dan Oman Fathurahman. Khazanah Naskah:

Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia (World

Guide to Indonesian Manuscript Collections). Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia - EFEO, 1999.

Christomy, Tommy. A Preliminary Note on the Function of

Manuscripts in Pamijahan West Java. Jakarta: Masyarakat

Page 85: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

75

Pernaskahan Nusantara atas bantuan Caltex Pacific Indonesia,

2000.

Djajadiningrat, Hoesein. Tinjauan Kritis Tentang Sejarah Banten.

Banten: Djambatan, 1983.

Ekadjati, Edi S. Babad Sunda: Pengertian, Eksistensi, Ruang Lingkup

Isi, dan Fungsinya. Bahan Ceramah pada Rotary Club Bandung,

1986.

____________. Ceritera Dipati Ukur Karya Sastra Sejarah Sunda.

Jakarta: Pustaka Jaya, 1982.

___________. Kebudayaan Sunda. Jakarta: Yayasan Pembangunan

Jawa Barat, 1991.

___________. Kebudayaan Sunda Jilid 1. Jakarta: Pustaka Jaya, 1995.

___________. Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung:

Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Toyota

Foundation, 1998.

___________. Naskah Sunda Lama. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, 1980.

___________. “Naskah Sunda: Sumber Pengetahuan Budaya Sunda”

dalam Prosiding Konferensi Internasional Budaya Sunda, Jilid

I, (Bandung: Yayasan Kebudayaan Rancagé, 2006),

___________. “Penyebaran Agama Islam di Jawa Barat”, dalam

Teguh Asmar et al. Sejarah Jawa Barat; dari Masa Pra Sejarah

hingga Masa Penyebaran Agama Islam. Bandung: Proyek

Penunjang Peningkatan Kebudayaan Nasional Provinsi Jawa

Barat, 1975.

Haidar, Zahra. Macapat Tembang Jawa, Indah dan Kaya Makna.

Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2018.

Hamid, Ismail. Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam. Jakarta:

Pustaka Al-Husna, 1989.

Page 86: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

76

Jamal, Ahmad Muhammad. Problematika Muslimah di Era

Globalisasi. Solo: Pustaka Mantiq, 1995.

Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:

Djambatan, 1971.

Kozok, Uli. Warisan Leluhur: Sastra Lama dan Aksara Batak. Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 1999.

Manshur, Abd al-Qadir. Buku Pintar Fikih Wanita. Jakarta: Zaman,

2009.

Murthi, Yekti Hesti, dkk. Mewujudkan Kesetaraan Gender. Jakarta:

INFID, 2017.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah

Mada Unversity Press, 1995.

Rahman, Ahmad. Tarekat di Bugis Makassar Abad ke-17 sampai Abad

ke-20. Jakarta: Rabbani Press, 2011.

Ricklefs, Mc. A History of Modern Indonesia. Penerjemah Dharmono

Hardjowidjono. Yogyakarta: Gajah Mada Univ Press, 2005.

Rosidi, Ajip. Kesusastraan Sunda Dewasa Ini. Jatiwangi: Cupumanik,

1966.

__________. Sastera dan Budaya Kedaerahan Dalam Keindonesiaan.

Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995.

Ruhaliah. Wawacan: Sebuah Genre Sastra Sunda. Bandung: Pustaka

Jaya, 2018.

Sabana, Setiawan dan Hawe Setiawan. Legenda Kertas: Menelusuri

Jalan Sebuah Peradaban. Bandung: Kiblat, 2009.

Tjandrasasmita, Uka. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: Gramedia,

2009.

Page 87: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

77

Artikel dan Jurnal

Alamsyah P, Suwardi. Kesenian Beluk di Desa Ciapus Kecamatan

Banjaran Kabupaten Bandung. Bandung: Ejurnalpatanjala,

(2013).

Burhanudin, Dede. Tembang dalam Tradisi Orang Sunda: Kajian

Naskah Guguritan Haji Hasan Mustapa. Jurnal Lektur

Keagamaan, Vol. 11, No. 1, (2013).

Ekadjati, Edi S. Khazanah Naskah Sunda Suatu Harta Terpendam

Terancam Punah?. Dimuat dalam Jurnal Sastra Tahun III No. 2,

1995.

Fitriani, Reli, dkk. Kontribusi Penelitian Filologi Untuk

Pengembangan Studi Sejarah. Bandung: Metasastra Jurnal

Penelitian Sastra, Vol. 11, No. 2 (2018).

Hendrayana, Dian. Guguritan Sunda Dalam Gaya Tiga Penyair.

Bandung: Jentera, (2018).

Muhsin Zakaria, Mumuh. “Sunda, Priangan dan Jawa Barat”.

Disampaikan dalam Diskusi Hari Jadi Jawa Barat: Harian

Umum Pikiran Rakyat dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Jawa Barat, (2009).

Needham, Josep and Tsien \tsuen-Hsuin. Science and Civilization in

China, Chemistry and Chemical Technology, Part 1, Paper and

Printing, Vol. 5. Cambridge: Cambridge University Press, 1985.

Safei, Agus Ahmad. Kearifan Sunda, Kearifan Semesta; Menelusuri

Jejak Islam Dalam Khazanah Budaya Sunda. Bandung: Jurnal

Ilmu Dakwah Vol. 5 No. 16, (2010).

Skripsi dan Tesis

Ashly N. Maryono, Asep. “Etika Murid dan Guru Dalam Naskah

Sewaka Darma; Peti Tiga Ciburuy Garut”. Skripsi, Fakultas

Page 88: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

78

Ushuludin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Jakarta. 2018.

Nurhidayat, Kuswan. “Karakteristik Wanoja Sunda Dina Naskah

Wawacan “Pranata Istri ka Caroge”. Tesis, Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. 2016.

Website

Ayu Wirayati, Made. Konservasi Manuskrip Lontar. Perpusnas.go.id.

http://old.perpusnas.go.id/Attachment/MajalahOnline/Made_Ay

u_Wirayati_Konservasi_manuskrip_Lontar.pdf.

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/destdet.php?id=887&lang

https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpacBlank_v2.aspx?id=230851

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Sejarah Jawa Barat. 2018.

http://www.jabarprov.go.id/infografis/#1#sejarah-jabar.

Takariawan, Cahyadi. Maafkan Pasangan Anda Walau Ia Tidak

Meminta. Yogyakarta: Kompasiana. 2017. Juga dapat dilihat

dan diunduh pada https://www.kompasiana.com/pakcah

Yulianti Suhayat, Putri. Pupuh. 2018.

https://budayaindonesia.org/Pupuh

Page 89: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara

LAMPIRAN

Page 90: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara
Page 91: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara
Page 92: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara
Page 93: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara
Page 94: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara
Page 95: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara
Page 96: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara
Page 97: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara
Page 98: PERANAN NASKAH WAWACAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50454/...Naskah Sunda salah satu naskah yang paling banyak dikenal dalam khazanah pernaskahan Nusantara