perancangan prototipe pembangkit listrik turbin angin ...repository.umrah.ac.id/4127/1/noppi...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 1
Perancangan Prototipe Pembangkit Listrik Turbin Angin
Empat Blade Tipe Savonius
Noppi Endri.1, Rozeff Pramana.
2, Eko Prayetno.
3
1,2,3Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji
e-Mail: * [email protected] , [email protected]
3
ABSTRAK
Energi angin merupakan salah satu sumber daya yang berlimpah, ramah lingkungan dan bersifat renewable
sehingga berpotensi untuk dikembangkan. Teknologi turbin angin menawarkan solusi yang efektif untuk
mengeliminasi ketergantungan terhadap penggunaan sumber energi fosil. Pada penelitian ini dirancang
sebuah prototipe pembangkit listrik turbin angin empat buah blade tipe savonius yang dapat menjadi
teknologi baru dalam menghasilkan energi listrik. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Teknik
Universitas Maritim Raja Ali Haji dan diuji coba di Pantai Tanjung Siambang, Pulau Dompak. Cara kerja
dari perangkat prototipe pembangkit listrik turbin angin tipe savonius ini diawali dengan memanfaatkan
kecepatan angin sehingga turbin dapat berputar. Didalam turbin angin ini terdapat sebuah generator yang
mengubah putaran generator tersebut menjadi energi listrik. Perangkat turbin angin ini memiliki dimensi
dengan diameter sudu adalah 1 meter, panjang sudu adalah 50 cm, lebar sudu adalah 50 cm, dan tinggi
keseluruhan turbin adalah 200 cm. Perangkat turbin angin ini menggunakan 4 buah blade berbentuk
vertikal. Penelitian ini dilakukan pengujian dengan membandingkan kecepatan angin pada saat pagi dan
malam hari. Hasil yang didapat adalah pada saat pagi kecepatan angin yang paling cepat terjadi pada pukul
10.30 dengan hasil 6,3 m/s, tegangan output 13,3 VDC dan arus 1,20 A dan hari kedua adalah pada pukul
15.30 dengan hasil 6,4 m/s, tegangan output 14,66 VDC dan arus 2,05 A. Perangkat ini mampu
menghidupkan 4 buah LED dengan total daya adalah 20 watt.
Kata kunci: Turbin , Tegangan AC ke DC, Kecepatan Angin, RPM
ABSTRACT
Wind energy is one of the abundant, environmentally friendly and renewable resources that has the
potential to be developed. Wind turbine technology offers an effective solution to eliminate dependence on
the use of fossil energy sources. In this research a prototype of Savonius four-blade wind turbine power
plant was designed to become a new technology in producing electrical energy. This research was carried
out at the Laboratory Faculty of Engineering's of University of Maritime Raja Ali Haji and tested at
Tanjung Siambang Beach, Dompak Island. The work method of this prototype savonius wind turbine power
plant prototype begins by utilizing wind speed so that the turbine can rotate. In this wind turbine there is a
generator that converts the generator rotation into electrical energy. This wind turbine device has
dimensions with blade diameter of 1 meter, blade length is 50 cm, blade width is 50 cm, and the overall
height of the turbine is 200 cm. This wind turbine device uses 4 vertically shaped blades. This research was
conducted by comparing the speed of the wind at morning and night. The results obtained are at the
morning the fastest wind speed occurs at 10.30 with the results of 6.3 m / s, the output voltage of 13.3 VDC
and the current of 1.20 A and the second day the fastest wind speed occurs at 15.30 with a result of 6,4 m /
s, output voltage 14.66 VDC and current 2.05 A. This device is able to turn on 4 LEDs with a total power of
20 watts.
Keywords: Turbine, AC voltage to DC, Wind Speed, RPM
1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang memiliki
sumber daya energi yang sangat melimpah, salah
satunya adalah sumber energi angin. Indonesia
yang merupakan negara kepulauan dan salah satu
negara yang terletak di garis khatulistiwa
merupakan faktor, bahwa Indonesia memiliki
potensi energi angin yang melimpah. Pada
dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu
antara udara panas dan dingin.
Kebutuhan energi dewasa ini kian
meningkat baik di negara maju maupun negara
berkembang seperti Indonesia. Diketahui bahwa
lebih dari 82% konsumsi energi komersial berasal
dari minyak bumi maka suatu saat Indonesia akan
mengalami krisis energi (Sam dan Patabang, 2005).
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 2
Penelitian selanjutnya pernah dilakukan
Haqqi, dkk (2013), yaitu melakukan penelitian
tentang rancang bangun turbin angin vertikal jenis
savonius dengan variasi jumlah blade
terintegrasi circular shielduntuk memperoleh daya
maksimum.
Penelitian ini dirancang dengan
menggunakan jumlah sudu yang bervariasi yaitu 2,
3 dan 4 dengan ketinggian turbin 36 cm dan
diameter 21 cm. Hasil yang didapatkan
dariturbinkonvensional menggunakan 2 sudu
denganadanya circular shield memperlihatkan
performa yang baik dibandingkan dengan turbin
angin yang menggunakan 3 dan 4 sudu. Nilai RPM
maksimum yang mampu dihasilkan oleh turbin 2
sudu adalah 225 RPM sedangkan nilai RPM turbin
angin dengan menggunakan 3 sudu adalah 210
RPM dan oleh turbin angin 4 sudu adalah 205
RPM, nilai RPM ini meningkat bila dibandingkan
dengan tanpa menggunakan circular shield Energi
angin merupakan salah satu sumber daya yang
berlimpah, ramah lingkungan dan bersifat
renewable sehingga berpotensi untuk
dikembangkan. Teknologi turbin angin
menawarkan solusi yang efektif untuk
mengeliminasi ketergantungan terhadap
penggunaan sumber energi fosil. Teknologi ini juga
menyediakan energi listrik tanpa menimbulkan
peningkatan kadar emisi karbon dioksida (CO2)
(Hicary, 2016).
Perkembagan energi angin di Indonesia
untuk saat ini masih tergolong rendah. Salah satu
penyebabnya adalah karena kecepatan angin rata-
rata di wilayah Indonesia tergolong kecepatan
angin rendah, yaitu berkisar antara 3 m/s hingga 5
m/s sehingga sulit untuk menghasilkan energi
listrik dalam skala besar (Yusuf Ismail Nakhoda,
Chorul Saleh 2015).
Pengembangan energi terbarukan dapat
dijadikan unggulan untuk mendampingi atau
mensubstitusi penggunaan bahan bakar minyak.
Pengkajian energi ini mutlak dilakukan agar tidak
terjadi krisis energi. Salah satu pemanfaatan energi
terbarukan yang saat ini memiliki potensi besar
untuk dikembangkan adalah energi angin (Yusuf
Ismail Nakhoda, Chorul Saleh 2015).
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi,
penulis ingin bermaksud mengembangkan proses
pembangkit listrik yang memanfaatkan angin yang
ada di lingkungan sekitar sebagai sumbernya.
Dalam tugas akhir ini peneliti merancang alat yang
berjudul perancangan prototipe pembangkit listrik
turbin angin empat blade tipe savonius. Alat turbin
angin tipe savonius ini diharapkan dapat
menghasilkan energi listrik pada kondisi saat angin
rendah.
II. KAJIAN LITERATUR
Penelitian terkait tentang perancangan
turbin angin tipe savonius L sumbu vertikal,
pernah dilakukan oleh Darmawan (2015).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
spesifikasi turbin angin dengan menggunakan 4
blade serta sudut blade sebesar 30°. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode pengukuran kecepatan
angin serta RPM (Rotor Per Menit) yang
dihasilkan oleh turbin dan kemudian
menambahkan motor AC serta pembebanan agar
diketahui berapa daya (watt) yang dihasilkan oleh
turbin. Hasil yang diperoleh dari penggukuran
yang telah dilakukan didapati nilai cut in speed
sebesar 1,7 m/s dengan nilai RPM (Rotasi Per
Menit) pada kecepatan angin 5,5 m/s adalah 74,4
RPM dan turbin mampu menyalakan beban
sebesar 3 watt.
Mahendra, dkk (2013), melakukan
penelitian tentang pengaruh jumlah sudu terhadap
unjuk kerja turbin angin savonius tipe L.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
eksprimental (exprimental research), dengan
memvariasikan jumlah sudu (2,3 dan 4) dengan
variabel bebas kecepatan angin pada wind tunnel
dari kecepatan 3 m/s, 5 m/s dan 7 m/s, sedangkan
variabel berikatnya adalah torsi, daya poros dan
efisiensi. Hasil pengujian dan analisis
perhitungan menunjukan bahwa turbin angin
dengan jumlah sudu 3 mempunyai unjuk kerja
yang tinggi pada kecepatan angin 7 m/s diperoleh
BHP 0.267 watt, torsi 0.00398 Nm dan efisiensi
10.20 %. Sedangkan unjuk kerja paling rendah
didapati pada turbin dengan jumlah 4 sudu pada
kecepatan angin 7 m/s diperoleh BHP 0.191 watt,
torsi 0.00320 Nm dan efisiensi 4.95 % .
Pramana, Eko prayetno (2018),
Melakukan penelitian tentang sistem kamera
pengaman bawah laut berbasis teknologi cloud
computing Sebagai implementasi pemanfaatan
energi terbarukan
Terkait tentang perancangan solar tracker
untuk men-supply daya kamera monitoring
sistem keamanan perairan dan pulau terluar
pernah dilakukan oleh Jasriyanto dkk, (2016)
penelitian bertujuan untuk menggetahui Sumber
energi sangat bermanfaat untuk memberikan
kebutuhan daya bagi perangkat yang digunakan
di daerah pulau terluar yang tidak memiliki
jaringan listrik Perancangan solar tracker untuk
memenuhi kebutuhan daya kamera monitoring
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 3
menggunakan solar panel agar dapat memenuhi
kinerja perangkat monitoring tersebut. Sistem
solar tracker dirancang menggunakan teknologi
perubahan sudut permukaan solar panel dengan
pergerakan mengikuti waktu secara nyata
implementasi pemanfaatan energi terbarukan.
1. Energi Angin (Wind Energy)
Energi angin dapat disebut sebagai
pengubah dari energi surya. Sinar matahari
memanaskan tanah dan ini menyebabkan
atmosfer menjadi hangat. Ketika udara panas
naik, menggurangi tekanan atmosfer bumi dan
udara dingin ditarik untuk mengambil tempatnya,
udara dingin ini disebut angin. Udara
mengandung massa dan ketika bergerak, energi
ini dapat diubah menjadi berbagi jenis seperti
energi mekanik atau listrik yang bisa gunakan
untuk dalam berbagai jenis-jenis turbin angin
(Sutarno, 2013).
Secara umum kecepatan angin rata-rata
tahunan di wilayah-wilayah Indonesia tergolong
rendah, yakni berkisar 3 m/s hingga 4 m/s, seperti
yang dapat dilihat dalam Gambar 1, sehingga
kurang menguntungkan bila dipakai sebagai
Sumber energi untuk pembangkit listrik. Namun
terdapat pula beberapa wilayah di Indonesia yang
memiliki kecepatan angin tahunan rata-rata di
atas 4,5 m/s, diantaranya adalah Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Utara, Maluku Tenggara dan Barat serta
pantai selatan Jawa, demikian hasil pemetaan
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(Lapan) (Rines, 2016).
2. Turbin Angin
Turbin angin adalah sebuah sistem yang
berfungsi untuk mengubah energi kinetik angin
menjadi energi mekanik. Energi angin dikonversi
sebagian menjadi energi putar oleh rotor. Dengan
atau tanpa roda gigi, putaran rotor tersebut
biasanya digunakan untuk memutar generator
yang akan menghasilkan energi listrik (Bayu
Mahendra, 2013).
a. Turbin Angin Sumbu Horizontal
Turbin angin sumbu horizontal (TASH)
memiliki poros rotor utama dan generator listrik
di puncak menara. Turbin berukuran kecil
diarahkan oleh sebuah baling-baling angin yang
sederhana, sedangkan turbin berukuran besar
pada umumnya menggunakan sebuah sensor
angin yang digandengkan ke sebuah servo motor.
Sebagian besar memiliki sebuah gearbox yang
mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi
lebih cepat berputar (Putranto dkk, 2011)
.
Gambar 1.TurbinAnginSumbu Horizontal
(Sumber : Fitria Yulinda, 2009)
b. Turbin Angin Sumbu Vertikal
Turbin angin sumbu vertikal atau tegak
(TASV) memiliki poros atau sumbu rotor utama
yang disusun tegak lurus dengan sudu turbin.
Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak
harus yang dibuat untuk menghasilkan gaya
angkat dan gaya dorong pada saat tertentu yang
dimanfaatkan oleh turbin angin. Gaya dorong
yang dihasilkan oleh sudu inilah yang kemudian
dimanfaatkan menghasilkan torsi. Besar kecilnya
gaya angkat yang terjadi akan berubah-ubah
tergantung desain sudu dan kondisi operasinya
(Dharma, 2016).
Gambar 2.Turbin Angin Sumbu Vertikal
(Sumber : Dewi, 2010)
Pada rotor Savonius, angin yang
berhembus salah satu bilah rotor diharapkan lebih
banyak mengalir ke bilah rotor lainnya melalui
celah di sekitar poros sehingga menyediakan
daya dorong tambahan pada bilah rotor ini,
akibatnya rotor dapat berputar lebih cepat. Pada
bentuk rotor Savonius setengah lingkaran
(Savonius U), aliran udara di kedua sisi bilah
sama besar, sementara pada rancangan kedua
(Savonius L) aliran udara pada sisi bilah yang
lurus lebih besar dibandingkan pada sisi bilah
lengkung seperempat lingkaran (Soelaiman,
2006).
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 4
Gambar 4. Sudu Savonius
(Sumber:Soelaiman, 2006)
3. Perisip Kerja Turbin angin
Energi angin yang memutar turbin angin
kemudian memutar sudu turbin, lalu diteruskan
untuk memutar rotor pada generator. Generator
merubah energi gerak menjadi energi listrik
dengan teori medan elektromagnetik, yaitu poros
pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen. Setelah itu pada bagian
sekeliling poros terdapat stator yang bentuk
fisikanya adalah kumparan-kumparan kawat.
Ketika poros generator mulai berputar maka
terjadi perubahan fluks pada setator yang
akhirnya perubahan fluks akan dihasilkan
tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan
arus listrik yang dihasilkan disalurkan melalui
kabel jaringan listrik (Ruzita Sumiati, 2012).
Gambar 3. Perisip Kerja Pembangkit Tenaga
Angin
(Sumber : Ruzita Sumiati, 2013)
4. Generator
Generator adalah suatu alat atau sistem
yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi
tenaga listrik dan menghasilkan tenaga listrik
bolak-balik atau tenaga listrik searah.Pada
dasarnya prinsip kerja generator arus bolak –
balik maupun arus searah adalah sama, perbedaan
terletak di cincin yang digunakan Generator
berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang
dihasilkan oleh turbin angin savonius menjadi
energi listrik. Generator dilengkapi dengan
sebuah exciter yang berfungsi untuk mensuplai
arus pada rotor supaya menjadi elektromagnet.
(Andawani Lumbanraja dkk 2017).
Prinsip kerja generator DC sama dengan
generator AC. Namun, pada generator DC arah
arus induksinya tidak berubah. Hal ini
disebabkan cincin yang digunakan pada generator
DC berupa cincin belah (komutator). Komutator
menyebabkan terjadinya komutasi, peristiwa
komutasi merubah arus yang dihasilkan generator
menjadi arus searah. Generator DC terdiri dua
bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang
diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC
yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka
motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan
terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari
komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros
rotor (Ganda Sirait, 2017).
Gambar 5. Perinsp KerjaGenerator
(Sumber:Ganda Sirait, 2017)
5. Battery charge controller (BCC)
Battery Charge Controller merupakan
perangkat untuk mengatur proses pengisian dan
pengosongan baterai agar baterai terhindar dari
kerusakan. Jika baterai telah mencapai
maksimum dan masih dilakukan pengisian, maka
akan mengakibatkan penurunan tegangan dan
merusak sel-sel dalam baterai. Battery Charge
Controller (BCC) berfungsi untuk mengatur
regulasi pengisian dan pengosongan
baterai(Pangeran dan Akbar, 2014).
Menurut Dewi Githa Arum Sijabat (2019),
BCCU memiiliki dua tipe teknologi charger
controller yang sering digunakan yaitu :
a. (Pulse Width Modulation) PWM
Semua switching konverter menggunakan
bentuk output regulasi tegangan dikenal sebagai
Pulse Width Modulation (PWM). PWM adalah
bentuk gelombang kotak yang mempunyai waktu
aktif (Ton) dan waktu mati (Toff) dalam satu
periodenya. Dalam PWM juga dikenal dengan
perbandingan waktu saat waktu aktif dibagi
jumlah waktu dalam satu periode dikenal dengan
istilah duty cycle.
Gambar 6. Battery Charge Controller Tipe
PWM
(Sumber: Pangeran dan Akbar, 2014)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 5
b. MaximumPower Point Tracking (MPPT)
MPPT adalah metode untuk
mendapatkan daya maksimum dari sebuah
Sumber energi pada berbagai kondisi
lingkungan dan kondisi beban. MPPT berfungsi
untuk meningkatkan energi yang dapat
ditransfer dari penggerak utama ke sistem
listrik. Fungsi utamanya adalah tepat untuk
pembangkit listrik skala kecil yang berdiri
sendiri tanpa memerlukan eksitasi dari luar.
Gambar 8.Battery Chage Controller
TipeMPPT
(Sumber: Pangeran dan Akbar, 2014)
6. Baterai
Baterai adalah sebuah sel listrik dimana
berlangsungnya proses elektrokimia yang
reversible (dapat berkebalikan) dengan
efisiensinya yang tinggi. Reaksi elektrokimia
reversibel adalah proses berlangsung proses
pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses
pengosongan) dan sebaliknya dari tenaga listrik
menjadi tenaga kimia (proses pengisian) dengan
cara proses regenerasi dari elektroda-elektroda
yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus
listrik dalam arah polaritas yang berlawanan
didalam sel (Melyana Enjelita Girsang, Rozeff
Pramana, ST., MT 2017).
Prinsip kerja Baterai merupakan
perangkat yang mampu menghasilkan tegangan
DC, yaitu dengan cara mengubah energi kimia
yang terkandung didalamnya menjadi energy
listrik melalui reaksi elektro kimia, Redoks
(Reduksi–Oksidasi).
Gambar 7. Baterai Sebagai Penyimpan Energi
(Sumber:Jauharah, W. D. 2013).
7. Inverter
Inverter adalah perangkat elektronik yang
digunakan untuk menggubah arus searah (DC)
menjadi arus bolak balik (AC). Teknik yang
digunakan Inverter adalah teknik switching,
yakni dengan menyalakan dan mematikan switch
secara bergantian sehingga terbentuk pulsa atau
gelombang kotak dengan arah negatif dan positif.
Teknik switching digunakan dengan
memanfaatkan transistor BC 337, BC 327, dan
MOSFET IRF 540. Ketika dilakukan berkali-kali,
maka tegangan DC yang hanya lurus satu arah
akan berubah menjadi sebuah sinyal kotak
dengan kerapatan dan keregangan yang berbeda-
beda. Dengan metode PWM (Pulse Width
Modulation), kerapatan dan kerengangan tersebut
akan dibaca sebagai sinyal sinus (Wicaksono
dkk, 2015).
Gambar 9. Inverter
III. METODE PERANCANGAN
A. Perancangan Sistem dan Cara Kerja
Adapun perancangan sistem dan cara kerja
perangkat adalah sebagai berikut:
1. Perancangan Sistem
Sistem yang akan diteliti pada penelitian
ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian input
terdiri dari turbin angin, bagian proses terdiri
dari baterai charge controller (BCC)dan bagian
output terdiri dari baterai, inverter beban DC
(direct current), dan beban AC (alternating
current). Blok diagram secara umum dari
perangkat prototipe pembangkit listrik turbin
angin tipe Savonius ini ditampilkan pada
gambar 10 berikut.
Turbin Angin Generator
Baterai Charge Control (BCC) Beban DC
Baterai Inverter Beban AC
Gambar 10. Blok Diagram Secara Umum
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 6
Blok diagram pada gambar 15 merupakan
perangkat keras (hardware)yang digunakan di
dalam sistem. Selain itu juga terdapat beberapa
perangkat penunjang (hardware) yang terdiri dari
rangkaian pengubah tegang5n AC ke DC, lampu
LED dan lampu AC. Selanjutnya pada gambar 11
ditampilkan instalasi hardware perancangan sistem
turbin angin secara keseluruhan.
Gambar 11 . Instalasi Sistem Perancangan Turbin
Angin
2. Cara Kerja
B. Perancangan Perangkat
Dimensi Turbin angin tipe savonius yang
telah dirancang akan ditampilkan pada gambar
13.
Gambar 13. Perancangan Turbin Angin
Tipe Savonius
1. Perancangan Sudu (blade)
Sudu merupakan komponen terpenting
dalam sebuah turbin angin. Kontak sudu dengan
angin yang menyebabkan berputarnya sudu
adanya gaya drag dan lift.
(a). Tampak Samping (b). Tampak Atas
Gambar 14. Perancangan Sudu (blade)
Gambar 14 merupakan sudu turbin angin
tipe savonius yang akan dirancang. Pembuatan
sudu turbin angin menggunakan material dari plat
alumunium. Alumunium memiliki beberapa
kelebihan antara lain memiliki daya tahan kuat,
mudah dibentuk dan banyak dijual dipasaran.
Dalam perancangan alat, ukuran sudu dirancang
dengan dimensi : panjang 50 cm, lebar 50 cm dan
diameter 43 cm dengan kelengkungan 30°.
2 . Tabel SpesifikasiTurbin
Jenis Turbin Savonius SumbuVertical Jenis sudu Lengkung L
Jumlah Sudu 4 Sudu
Panjang sudu 50 cm Lebar Sudu 50 cm Diameter Sudu 43 cm Diameter poros 5 cm
C. Flowchart Penelitian
Diagram alur penelitian merupakan
langkah-langkah yang dilakukan untuk
menjalankan penelitian. Diagram alur tersebut akan
menjadi acuan pengerjaan penelitian sebagai
landasan proses kerja. Diagram alur pada penelitian
ini akan ditampilkan dalam bentuk flowchart
seperti pada gambar 15.
Gambar 15. Diagram Alur Penelitian
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 7
A. Perangkat pengujian
Perangkat pengujian diperlukan untuk
mengetahui nilai yang dikeluarkan oleh masing-
masing perangkat. Perangkat pengujian yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 7.
Tabel 7. Alat ukur pengujian
N
o
Item Fungsi Jumla
h
1. Multimeter Mengukurteganganlist
rik
1
2. Anemomet
er
Mengukurkecepatana
ngin
1
3. Tachomete
r
Mengukurputaranturb
in
1
B. Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan untuk
mengetahui apakah setiap perangkat berfungsi
dengan baik. Pengujian dilakukan terhadap
perangkat-perangkat sebagai berikut :
1.Turbin angin 4. Battery
2.Generator 5. Inverter
3.Battery charging controller 6.Lampu
1. Pengujian Turbin Angin
Pengujian turbin angin dilakukan dengan
mengukur kecepatan angin dan RPM pada turbin
dan generator. Pengujian tersebut dilakukan pada
pagi sampai sore hari dari jam 08.00 Wib sampai
dengan jam 16.00 Wib dan dengan sistem
pengambilan data 30 menit sekali.
a. Pengujian turbin angin hari pertama
pagi hari sampai sore hari
Pengujian tubin angin dilakukan dengan
mengukur kecepatan angin, RPM turbin, RPM
generator, tegangan VDC, Arus dan baterai pada
hari pertama dapat dirata-ratakan dan ditampilkan
dalam bentuk tanel yang terlihat pada tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata Hasil Pengujian Pada Hari
Pertama
Tabel 8 menampilkan hasil rata-rata dari
pengujian turbin angin pada hari pertama dan
didapati hasil pengukuran kecepatan angin yang
terukur adalah 4,26 m/s, rpm turbin yang terukur
42,82 m/s, rpm generator 266 m/s, tegangan VDC
12,25 V, arus yang terukur adalah 0,78 A, daya
yang terukur 8,43 W sedangkan baterai yang
terukur adalah 11,24 V. Selanjutnya untuk hasil
pengujian turbin angin pada hari pertama akan
ditampilkan dalam bentuk grafik yang mana hasil
pengujian hari pertama dapat dilihat pada gambar
26. Sedangkan untuk hasil pengukuran dalam
bentuk tabel secara keseluruhan terdapat pada
tabel lampiran 1.
Gambar 16. Grafik Hasil Pengukuran Kecepatan
Angin (a), RPM Turbin (b), RPM Generator (c),
Tegangan VDC (d), Arus (e), daya (f), dan baterai
(g) Pada Hari Pertama
Gambar 16 menjelaskan hasil pengukuran
turbin angin terhadap kecepatan angin yang
terukur 5,7 m/s dan masih stabil, rpm turbin yang
terukur 67 m/s, rpm generator 609 m/s, tegangan
vdc yang terukur 12,8 volt, arus yang terukur 1,04
A, Daya yang terukur 13 W dan baterai yang
terukur sebesar 12 volt pada pengujian hari
pertama.
b. Pengujian turbin angin hari kedua pagi
hari sampai sore hari
Pengujian tubin angin dilakukan dengan
mengukur kecepatan angin, RPM turbin, RPM
generator, tegangan VDC, Arus dan baterai pada
hari pertama dapat dirata-ratakan dan ditampilkan
dalam bentuk tanel yang terlihat pada tabel 9.
Tabel 9. Rata-rata Hasil Pengujian Pada Hari
Kedua
Tabel 9 menampilkan hasil rata-rata dari pengujian
turbin angin pada hari kedua dan didapati hasil
pengukuran kecepatan angin yang terukur adalah
4,95 m/s, rpm turbin yang terukur 149 m/s, rpm
generator 265 m/s, tegangan VDC 13,12 V, arus
yang terukur adalah 1,52 A, Daya yang terukur
adalah 20,64 W sedangkan baterai yang terukur
adalah 12,81 V. Selanjutnya untuk hasil pengujian
turbin angin pada hari kedua akan ditampilkan
dalam bentuk grafik yang mana hasil pengujian
kecepatan
angin( m/s)
RPM
Turbin
RPM
Generator
Tegangan
(VDC) Arus(A)
Daya
(W) Baterai
4,95 149 265 13,12 1,52 20,64 12,81
kecepatan
angin( m/s)
RPM
Turbin
RPM
Generator
Tegangan
VDC Arus(A)
Daya
(W) Baterai
4,26 42,82 266 12,25 0,78 8,43 11,24
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 8
hari kedua dapat dilihat pada gambar 17.
Sedangkan untuk hasil pengukuran dalam bentuk
tabel secara keseluruhan terdapat pada tabel
lampiran 2.
Gambar 17. Grafik Hasil Pengukuran Kecepatan
Angin (a), RPM Turbin (b), RPM Generator (c),
Tegangan VDC (d), Arus (e), Daya (f) dan baterai
(g) Pada Hari Kedua
Dari tabel 9 serta grafik pada gambar 17
menjelaskan hasil pengukuran turbin angin
terhadap kecepatan angin yang terukur 6,3 m/s dan
masih stabil, rpm turbin yang terukur 203 m/s,
rpm generator 540 m/s, tegangan vdc yang terukur
13,9 volt, arus yang terukur 2,59 A, Daya yang
terukur 33,21 W dan baterai yang terukur sebesar
13,53 volt pada hari kedua.
c. Pengujian turbin angin hari ketiga pagi hari
sampai sore hari
Pengujian tubin angin dilakukan dengan
mengukur kecepatan angin, RPM turbin, RPM
generator, tegangan VDC, Arus dan baterai pada
hari pertama dapat dirata-ratakan dan ditampilkan
dalam bentuk tanel yang terlihat pada tabel 10.
Tabel 10. Rata-rata Hasil Pengujian Pada Hari
Ketig
Tabel 10 menampilkan hasil rata-rata dari
pengujian turbin angin pada hari kedua dan
didapati hasil pengukuran kecepatan angin yang
terukur adalah 4,85 m/s, rpm turbin yang terukur
153 m/s, rpm generator 254 m/s, tegangan VDC
13,5 V, arus yang terukur adalah 1,07 A, Daya
yang terukur adalah 15,34 W sedangkan baterai
yang terukur adalah 13,11 V. Selanjutnya untuk
hasil pengujian turbin angin pada hari kedua akan
ditampilkan dalam bentuk grafik yang mana hasil
pengujian hari kedua dapat dilihat pada gambar 28.
Sedangkan untuk hasil pengukuran dalam bentuk
tabel secara keseluruhan terdapat pada tabel
lampiran 3.
Gambar 18. Grafik Hasil Pengukuran
Kecepatan Angin (a), RPM Turbin (b), RPM
Generator (c), Tegangan VDC (d), Arus (e), Daya
(f) dan baterai (g) Pada Hari Ketiga
Dari tabel 10 serta grafik pada gambar 28
menjelaskan hasil pengukuran turbin angin
terhadap kecepatan angin yang terukur 6,4 m/s dan
masih stabil, rpm turbin yang terukur 229 m/s,
rpm generator 394 m/s, tegangan vdc yang terukur
14,64 volt, arus yang terukur 2,31 A, Daya yang
terukur adalah 33,81 W dan baterai yang terukur
sebesar 13,98 volt pada hari ketiga.
2. Pengujian Inverter
Pada penelitian ini Inverter berfungsi
mengubah tegangan DC dari sebuah battery
menjadi tegangan bolak balik (AC). Inverter
umumnya terdapat pada barang elektronika rumah
tangga.
a. Pengujian Inverter Hari Pertama
Pengujian Inverter pada hari pertama
dengan tidak menggunakan beban dan
menggunakan beban. Proses pengujian dapat
dilihat pada gambar 19.
Gambar 19. Pengujian Inverter
tanpa beban (a), pengujian Inverter
menggunakan beban (b) hari pertama.
Gambar 29 menjelakan hasil pengujian
Inverter tanpa beban dengan tegangan yang
kecepatan
angin( m/s)
RPM
Turbin
RPM
Generator
Tegangan
VDC Arus(A)
Daya
(W) Baterai
4,85 153 254 13,5 1,07 15,34 13,11
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 9
dihasilkan 226 Volt (a), sedangkan hasil pengujian
Inverter menggunakan beban hasil yang terukur
204 Volt (b). Dari hasil pengujian Inverter dapat
digunakan dengan baik karena tegangan output
sesuai range antara 200 – 220 VAC untuk
digunakan pada beban.
b. Pengujian Inverter Hari Kedua
Pengujian Inverter pada hari kedua
dengan tidak menggunakan beban dan
menggunakan beban. Proses pengujian dapat
dilihat pada gambar 30.
Gambar 20. Pengujian Inverter tanpa beban
(a), pengujian Inverter menggunakan beban (b)
hari kedua.
Gambar 20 menjelakan hasil pengujian
Inverter tanpa beban dengan tegangan yang
dihasilkan 223 Volt (a), sedangkan hasil pengujian
Inverter menggunakan beban hasil yang terukur
219 Volt (b). Dari hasil pengujian Inverter dapat
digunakan dengan baik karena tegangan output
sesuai range antara 200 – 220 VAC untuk
digunakan pada beban.
Gambar 21. Pengujian Inverter tanpa beban (a),
pengujian Inverter menggunakan beban (b) hari
ketiga.
Gambar 21 menjelakan hasil pengujian
Inverter tanpa beban dengan tegangan yang
dihasilkan 229 Volt (a), sedangkan hasil pengujian
Inverter menggunakan beban hasil yang terukur
213 Volt (b). Dari hasil pengujian Inverter dapat
digunakan dengan baik karena tegangan output
sesuai range antara 200 – 220 VAC untuk
digunakan pada beban.
3. Pengujian Battery
a. Pengisian Battery Hari Pertama
pengisian battery hari pertama mendapat input
dari BCC. Kondisi battery sebelum pengecasan
adalah 10,51VDC dan setelah pengecasan 12,65
VDC. peroses pengisian battery hari pertama di
lihat pada gambar 22
Gambar 22 . Pengujian pada battery pada
hari pertama
b. Pengisian Battery Hari kedua
pengisian battery hari pertama mendapat input
dari BCC. Kondisi battery sebelum pengecasan
adalah 11,83VDC dan setelah pengecasan 13,53
VDC. peroses pengisian battery hari pertama di
lihat pada gambar 23.
Gambar 23 . Pengujian pada battery pada hari
kedua
c. Pengisian Battery Hari ketiga
pengisian battery hari pertama mendapat
input dari BCC. Kondisi battery sebelum
pengecasan adalah 11,98 VDC dan setelah
pengecasan 13,98 VDC. peroses pengisian battery
hari pertama di lihat pada gambar 24.
Gambar 24. Pengujian pada battery pada hari
ketiga
C. Analisis dan Pembahasan
Kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap
putaran motor. Semakin kencang angin maka
putaran motor akan semakin kencang. kapasitas
baterai juga menentukan banyaknya energi yang
dapat di simpan. Dari hasil pengujian didapat
antara lain:
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 10
a. Putaran turbin hari pertama kecepatan
angin 5,5 m/s bisa menghasilkan tegangan 12,8
VDC, arus 1,04 A, Daya 8,43 W dan hari ke dua
6,3 m/s bisa menghasilkan 13,3 VDC, arus 1,20
A , Daya 20,64 W, Hari ketiga 6,4 m/s bisa
menghasilkan tegangan 14,66 VDC, Arus 2,05 A,
Daya 15,34 W.
b. Perangkat turbin angin mampu Charging aki ±
2,07 VDC dari jam 08.00 WIB sampai 16.00
WIB.
1. Estimasi Lama penggunaan battery
Apabila daya beban yang digunakan adalah
sebuah lampu dengan daya 5W dan akan
digunakan sebanyak 4 buah lampu maka total daya
yang digunakan:
Pbeban = 4 x 5W
= 20W
Battery yang digunakan 12V dengan arus
40Ah maka daya battery:
Pbattery = 40Ah x 12V
Pbattery = 480Wh
Lama penggunaan battery pada
perangkat ini dengan menggunakan
battery 12V 40Ah ini adalah :
h = 480 Wh / 20 W
= 24h
Dari perhitungan diatas, maka
lama penggunaan battery dapat
digunakan selama 24 jam.
2. Kelebihan perangkat
a. Turbin angin tidak memerlukan bahan bakar
untuk beroperasi, angin hanya diperlukan
sebagai pemutar turbin angin untuk
menghasilkan listrik.
b. Turbin angin dapat berguna untuk
menyediakan listrik terutama daerah Pesisir
yang sulit dijangkau PLN.
c. Sumber daya perangkat menggunakan sumber
daya mandiri tidak menggunakan sumber
daya PLN
d. Mudah dalam mengoperasikananya.
3. Kekurangan Perangkat Perancang prototipe pembangkit listrik turbin
angin empat blade tipe savonius ini memiliki
kekurangan yaitu :
a. Penempatan turbin angin harus di tempat
yang luas (tidak terlindung).
b. kecepatan anginnya masih naik turun belum
setabil
c. hasil arus yang di hasilkan pada hari pertama,
kedua dan ketiga hasilnya berbeda-beda
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan
saran yang didapat dari hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Turbin angin tipe savonius berhasil dirancang
dengan spesifikasi turbin yang terdiri dari empat
buah sudu dengan diameter sudu 1 meter,
panjang sudu 50 cm, lebar sudu 50 cm, tinggi
turbin 200 cm.
2. Kecepatan angin hari pertama hasil pengukuran
kecepatan angin yang terukur adalah 4,26 m/s,
rpm turbin yang terukur 42,82 m/s, rpm generator
266 m/s, tegangan VDC 12,25 V, arus yang
terukur adalah 0,78 A, Daya yang terukur8,43
watt sedangkan baterai yang terukur adalah 11,24
V.
3. Kecepatan angin hari kedua hasil pengukuran
kecepatan angin yang terukur adalah 4,95 m/s,
rpm turbin yang terukur 149 m/s, rpm generator
265 m/s, tegangan VDC 13,12 V, arus yang
terukur adalah 1,52 A, Daya yang terukur 20,64
sedangkan baterai yang terukur adalah 12,81 V.
4. Kecepatan angi hari ketiga hasil pengukuran
kecepatan angin yang terukur adalah 4,95 m/s,
rpm turbin yang terukur 149 m/s, rpm generator
265 m/s, tegangan VDC 13,12 V, arus yang
terukur adalah 1,52 A,Daya yang terukur 15,34
watt sedangkan baterai yang terukur adalah 12,81
V.
5. Penambahan beban lampu mempengaruhi
tegangan dan arus yang dihasilkan batteri.
B. Saran
Adapun saran untuk melanjutkan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Alat yang dirancang masih berupa prototype
sehingga perlu pengembangan agar dapat
diaplikasikan pada kondisi sebenarnya.
2. Menggunkan daya generator yang lebih besar.
3. Menguji turbin pada kecepatan angin yang lebih
tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Airlangga Guruh Pratama,.2012. Perancangan
Kincir Angin Tipe Axial Sebagai
Pembangkit Tenaga Lisrik,Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Andawani Lumbanraja, Rozeff Pramana, ST.,
MT., Deny Nusyirwan, ST., M.Sc., 2017.
Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 11
Gelombang Permukaan Laut Pada Kelong,
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Chairul Hudaya,.2011. Peranan Riset Baterai
Sekunder dalam Mendukung Penyediaan
Energi Bersih Di Indonesia 2025,
Advanced Energy Materials Processing
Laboratory Energy Storage Research
Center Korea Institute of Science and
Technology (KIST)
DarmawanH,. 2015. turbin angin dengan
menggunakan 4 blade serta sudut blade
sebesar 30, Universitas Maritim Raja Ali
Haji..
Dewi, L.M., 2010, Analisis Kinerja Turbin Angin
Poros Vertikal Dengan Modifikasi Rotor
Savonius L Untuk Optimasi Kinerja
Turbin, Skripsi, Universitas Matematika
dan Ilmu Pengatahuan Alam Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Dewi Githa Arum Sijabat., 2019, Pengujian Mpptm
(Maximum Power Point Tracking) Alat
Cas Baterai Tenaga Matahari Komersial
Tipe 20a, skripsi, Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara Medan.
Ganda Sirait, 2017, Perancangan Sumber Energi
Listrik Mini Untuk Peralatan Rumah
Tangga, Universitas Putera Batam (Upb),
Batam.
Haqqi,M.H dkk 2013,, Tentang Rancang Bangun
Turbin Angin Vertikal Jenis Savonius
Dengan Variasi Jumlah Blade Terintegrasi
Circular ShieldUntuk Memperoleh Daya
Maksimum.,Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (Its)
Hicary. 2016, Analisis Pengaruh Jumlah Sudu Pada
Turbin Angin Savonius Sumbu Vertikal
Terhadap Tegangan Dan Arus Di Dalam
Proses Pengisian Akumulator, Teknik
Fisika, Universitas Telkom
Jasriyanto, Rozeff Pramana, Eko Prayetno., 2016.
Prancangan solar tracker untuk men-
supply daya kamera monitoring system
keamanan perairan pulau terluar,
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Jauharah, W. D. 2013. AnalisisKelistrikan yang
Dihasilkan LimbahBuah dan Sayuran
sebagai EnergiAlternatif Bio-baterai,
Skripsi,Jurusan Fisika, Universitas
Jember.
Mahendra, B., Rudi.S., Djoko, S., 2013, Pengaruh
Jumlah Sudu Terhadap Unjuk Kerja
Turbin Angin Savonius Type L,
Universitas Barawijaya, Malang.
Marizka Lustia Dewi, 2010.Analisis Kinerja
Turbin Angin Poros Vertikal
Denganmodifikasi Rotor Savonius L
Untuk Optimasi Kinerjaturbin, Skripsi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Melyana Enjelita Girsang, Rozeff Pramana, ST.,
MT., 2017. Prototipe Hibrid Panel Surya
Dan Turbin Angin Untuk Menyediakan
Daya Kamera Pemantauan Bawah Laut Di
Kepulauan Riau, Universitas Maritim Raja
Ali Haji
Napitupulu, F.H., Mauritz,F., 2013, Uji
Eksperimental Dan Analisis Pengaruh
Variasi Kecepatan Dan Jumlah Sudu
Terhadap Daya Dan Putaran Turbin Angin
Vertikal Axial Savonius Dengan
Menggunakan Sudu Pengarah.
Departemen Teknik Mesin, Universitas
Sumatera Utara.
Pangeran dan Akbar, H. 2014. Perancangan Alat
Dan Modul Praktikum Pembangkit Listrik
Tenaga Surya. Other thesis, Universitas
Negeri Gorontalo
Putranto. 2011, Rancang Bangun Turbin Angin
Vertikal Untuk Penerangan Rumah
Tangga, Universitas Diponegoro
Rines. 2016. Unjuk Kerja Model-Model Kincir
Angin Savonius Dua Tingkat
Dengan Kelengkungan Sudu
Termodifikasi,Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Rozeff Pramana, Armanto Simanjuntak. 2013.
Pengontrolan Suhu Air Pada Kolam
Pendederan dan Pembenihan Ikan Nila
Berbasis Arduino. Jurnal Sustainable.
04(01).
Rozeff Pramana, Eko Prayetno., 2018. Sistem
Kamera Pengamatan Bawah Laut Berbasis
Teknologi Cloud Computing, Jurnal
Sustainable. 07(02): 70-77
Rozeff Pramana. 2018. Perancangan Sistem
Kontrol dan Monitoring Kualitas Air dan
Suhu Air Pada Kolam Budidaya Ikan.
Jurnal Sustainable. 07(01):13-23.
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Rozeff Pramana, Reinhard Nababan. 2019.
Perancangan Perangkat Penghitung
Jumlah Penumpang Pada Kapal Komersial
Menggunakan Mikrokontroller. Jurnal
Sustainable. 08(01):18-29.
Ruzita Sumiati, Aidil Zamri 2013. Rancang
Bangun Miniatur Turbin Angin
Pembangkit Listrikuntuk Media
Pembelajaran,Staf Pengajar Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TEKNIK ELEKTRO 2019 12
Sam Dan Patabang., 2005. Studi Potensi Energi
Angin Di Kota Palu Untuk
Membangkitkan Energi Listrik
Universitas Tadulako, Palu
Sutris asatri, Rozeff pramana, Deny nusyirwan,
2014, Kran air wudhu’ otomatis berbasis arduino
atmega 328, Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali
Haji, Tanjungpinang.
Sutarno. Ir.,M,Sc,. 2013.Sumber Daya Energi,
Yogyakarta; Graha Ilmu.
Soelaiman, F., Tandian, Nathanael P., dan Rosidin,
N., 2006. Perancangan, Pembuatan dan
Pengujian Prototipe SKEA Menggunakan
Rotor Savonius dan Windside untuk
Penerangan Jalan Tol; Bandung. ITB
Wicaksono, R 2015. Inverter Direct Current to
Alternating Current (DC-AC) sebagai
Optimasi Pemanfaatan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya di Kawasan Rawan
Bencana, Universitas Gadjah MadaJalan
Grafika No.2 Yogyakarta
Wahyu Purnomo 2010.Pengisi Baterai Otomatis
Dengan Menggunakan Solar
Cell.Universitas Gunadarma, Margonda
Raya 100 Depok.
Yusuf Ismail Nakhoda, Chorul Saleh 2015,
Rancang Bangun Kincir Angin
Pembangkit Tenaga Listrik Sumbu
Vertikal Savonius Portabel Menggunakan
Generator Magnet Permanen,
Fakultasteknologi Industry, Institut
Teknologi Nasional Malang.
Yulinda,F.,2009,RancanganBangunSimulasiSistem
Hybrid Tenaga Surya Dan
TenagaAnginSebagaiCatuDaya Base
Transceiver Station (BTS) 3g.Skripsi.
Uiversitas Indonesia.