perancangan sistem pengukuran kinerja di...
TRANSCRIPT
PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJADI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR
DENGAN METODE BALANCED SCORECARDDAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
Oleh :
Jamhari Kasa Taruna
9106201307
TESIS – MM2403
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI
BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2011
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC
BAB 1 PENDAHULUAN
…pendahuluan
• Pembangunan infrastruktur yang digalakkan secara intensif oleh pemerintah pusat yang diteruskan hingga ke tingkat daerah, guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan perekonomian daerah
• Tuntutan masyarakat yang semakin tinggi akan pertanggungjawaban
pemerintah atas kinerjanya. Rakyat semakin kritis mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah
• Perhatian pemerintah yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi harapan masyarakat dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan barang dan jasa serta pelayanan yang optimal bagi masyarakat
LATAR BELAKANG
…pendahuluan
• Dinas Pekerjaan Umum Daerah (DPUD) Kota Blitar merupakan salah satu SKPD dengan alokasi anggaran yang terbesar setiap tahunnya di lingkungan Pemkot Blitar, sehingga secara tidak langsung kinerjanya menjadi sorotan masyarakat dan berbagai pihak lainnya
• Laporan akuntabilitas kinerja yang selama ini dilaporkan (LAKIP), masih belum merepresentasikan kinerja sesungguhnya secara keseluruhan dari DPUD Kota Blitar
• Belum adanya sistem kontrol yang menjaga konsistensi kegiatan-kegiatan yang dilakukan terhadap visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya.
LATAR BELAKANG
…pendahuluan
• Pembangunan infrastrktur yang dilakukan secara intensif terus menerus setiap tahun (dana APBD maupun APBN)
• Rakyat yang semakin kritis atas nilai yang mereka peroleh dari hasil layanan yang dilakukan pemerintah (DPUD Kota Blitar selaku pengguna anggaran dan atau penanggung jawab teknis infrastruktur)
• Sebagai instansi pemerintah, DPUD Kota Blitar memiliki Renstra untuk rencana kerjanya dalam kurun waktu 5 tahun
• Laporan Akuntabilitas Kinerja yang dibuat selama ini belum menunjukkan kinerja keseluruhan dari DPUD Kota Blitar, hanya sebatas penyerapan anggaran
• Tidak terpantaunya apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan & perlunya mengetahui bagaimana kinerja DPUD Kota Blitar yang lebih menyeluruh (tidak hanya melihat dari penyerapan anggaran saja)
PERUMUSAN MASALAH
…pendahuluan
PERUMUSAN MASALAH
Dari deskripsi tersebut dapat ditarik permasalahan-permasalahannya, yaitu :
• Bagaimana merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan
metode BSC di DPUD Kota Blitar dalam implementasi visi dan misi
yang telah ditetapkan?
• Rekomendasi apa yang dapat diberikan untuk meningkatkan kinerja
Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar?
…pendahuluan
TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah sebagai alternatif pengukuran kinerja
yang mampu melihat kinerja organisasi lebih menyeluruh di internal
DPUD Kota Blitar.
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dlam penelitian ini adalah :
1. Untuk menentukan KPI yang dapat digunakan dalam menentukan
langkah-langkah strategis
2. Merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan metode BSC
yang sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan
3. Melakukan pengukuran menggunakan hasil rancangan sistem
pengukuran kinerja dengan metode BSC yang sudah dibuat untuk
DPUD Kota Blitar
…pendahuluan
MANFAAT
Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini, antara lain :
1. Menjadi masukan pada DPUD Kota Blitar sehingga dapat terjadi
peningkatan kinerja yang berkelanjutan.
2. Memberi kontribusi berupa rancangan pengukuran kinerja yang
lebih spesifik bagi DPUD Kota Blitar, sehingga dapat
mempermudah pimpinan dalam mengambil kebijakan dan
mengkontrol organisasi.
…pendahuluan
BATASAN dan ASUMSI
BATASAN :
• Visi, misi dan strategi yang telah ditetapkan adalah sudah benar
dan menjadi titik acuan awal penelitian dan tidak dibahas lagi.
• Fokus kajian penelitian lebih ditekankan kepada identifikasi dan
perumusan indikator kinerja, tahap implementasi sistem
pengukuran kinerja dilakukan hanya pada tahap uji coba saja.
• Data internal yang digunakan untuk dicoba diukur adalah data
kegiatan – kegiatan tahun anggaran 2010 di lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar sesuai LAKIP yang telah
dilaporkan.
ASUMSI :
Data keterangan dari hasil kuesioner maupun wawancara kepada
pihak-pihak terkait yang berkompeten dibidangnya pada internal
DPUD Kota Blitar adalah valid.
…pendahuluan
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
…kajian pustaka
BALANCED SCORECARD
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
DIRECT RATING
TRAFFICT LIGHT SYSTEM
Konsep Dasar BSC
BSC sebagai Sistem Manajemen Strategis
BSC untuk Pemerintah (Non Profit)
METODE PENGUKURAN KINERJA
Perbandingan BSC dengan LAKIP
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
…metodologi penelitian
STUDI LAPANGAN PENDAHULUAN
(di DPUD Kota Blitar)
PERUMUSAN MASALAH
PERUMUSAN TUJUAN
STUDI LITERATUR STUDI LAPANGAN lanjutan
Kondisi eksisting
Kondisi ideal
Ide Perbaikan
BSC
AHP
Direct rating
Traffict Light system
Pengumpulan Data :
Survei, wawancara,
kuesioner, dll
PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA
dengan BSC
Identifikasi Perspektif
Identifikasi KPI
Strategy Map (relationship
chart)
PEMBOBOTAN KPI
(dengan AHP)
MELAKUKAN SCORING
IMPLEMENTASI HASIL RANCANGAN
KESIMPULAN & SARAN
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
…pengumpulan data
Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar (DPUD Kota Blitar)merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkunganPemerintah Kota Blitar yang bertugas menyelenggarakan secaraoperasional sebagian kewenangan Pemerintah Daerah di bidangPekerjaan Umum. Peran serta DPUD Kota Blitar dalam mendukungotonomi daerah antara lain merencanakan penataan pasar tradisionalmodern, pembangunan perumahan sewa sederhana untuk masyarakatberpenghasilan rendah dan didukung penyediaan infrastruktur yangberwawasan lingkungan.
PROFIL DINAS PU KOTA BLITAR
…pengumpulan data
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
SUB BAGIAN
UMUM & KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN
KEUANGAN & PROGRAM
BIDANG
PERENCANAAN
TEKNIK DAN DATA
BIDANG
TATA KOTA
BIDANG
CIPTA KARYA
BIDANG
PRASARANA
WILAYAH
SEKSI
PERENCANAAN
TEKNIK
SEKSI
DATA
SEKSI
PEMANFAATAN
RUANG KOTA
SEKSI
PENGENDALIAN
DAN
PENGAWASAN
SEKSI
BANGUNAN
GEDUNG
SEKSI
PERUMAHAN
DAN
PERMUKIMAN
SEKSI
JALAN DAN
JEMBATAN
SEKSI
PENGELOLAAN
SUMBER DAYA
AIR
…pengumpulan data
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Blitar Nomor : 42 Tahun 2008tentang Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan UmumDaerah Kota Blitar, Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar adalahunsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Pekerjaan Umum.
Tugas :
Dinas pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar mempunyai tugasmenyelenggarakan secara operasional sebagian kewenanganPemerintah Daerah dibidang Pekerjaan Umum.
…pengumpulan data
Fungsi :
• Perencanaan teknis, penyusunan program, pengendalian, pembinaan dan pengawasan kegiatan di bidang Pekerjaan Umum.
• Pelaksanan pemberian rekomendasi perijinan.• Penyelenggaraan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan
prasarana wilayah dan jaringan fasilitas umum.• Penataan, penetapan, pengawasan dan pengendalian permukiman,
perencanaan tata ruang kota dan pemanfaatannya.• Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).• Penyusunan pelaporan dan evaluasi.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
…pengumpulan data
VISI & MISI
Visi organisasi untuk lima tahun kedepan adalah :
“Mengelola Pembangunan Infrastruktur Secara
Profesional Guna Mewujudkan Pembangunan Sarana
dan Prasarana Infrastruktur Kota Yang Berkualitas Bagi
Masyarakat
VISI & MISI
…pengumpulan data
VISI & MISI
Visi organisasi untuk lima tahun kedepan adalah :
• Meningkatkan potensi sumber daya organisasi dalam upaya memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
• Meningkatkan hasil perencanaan teknik yang mengacu pedoman teknis, berstandar SNI dan berkarakter serta penyediaan data base yang lengkap dan akurat.
• Meningkatkan perwujudan tata bangunan yang sesuai dengan peruntukan tata ruang dan lingkungan.
• Meningkatkan kualitas jalan dan jembatan, fungsi drainase, irigasi guna pengendalian sumber daya air untuk kelancaran pertumbuhan perekonomian rakyat.
• Meningkatkan penataan dan pengendalian permukiman serta kualitas bangunan gedung sesuai standar dan berwawasan lingkungan.
BAB 5PERANCANGAN & IMPLEMENTASI
…perancangan sistem pengukuran kinerja
Dari studi lapangan yang telah dilakukan (pengamatan langsungdan diskusi dengan pimpinan) serta didukung dengan studiliteratur, selanjutnyha adalah melakukan identifikasi SasaranStrategi dan Key Performance Indicator (KPI) dari perspektif-perspektif yang digunakan dalam merancang sistem pengukurankinerja DPUD Kota Blitar.
Untuk lebih jelasnya, berikut ditampilkan dalam Strategy Map BSCDPUD Kota Blitar :
IDENTIFIKASI KPI
STRATEGY MAP BSC DPUD KOTA BLITAR
…perancangan sistem pengukuran kinerja
PENETAPAN TARGET
Setelah KPI ditentukan, selanjutnya adalah menetapkan target yang
diharapkan. Penetapan target ini didiskusikan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan di bidangnya. Dengan target, BSC mengkomunikasikan
tingkat kinerja yang diharapkan dengan tingkat realisasi pelaksanaan
kegiatan.
Tabel Penetapan Target
…perancangan sistem pengukuran kinerja
PEMBOBOTAN KPI
•Berikutnya dalam perancangan sistem pengukuran kinerja padapenelitian ini adalah melakukan pembobotan pada 4 (empat) perspektifyang digunakan, sasaran strategi dan indikator-indikator kinerja (KPI)yang telah ditetapkan oleh pihak-pihak yang dianggap ahli (expert) danpenentu kebijakan di lingkungan DPUD Kota Blitar.
•Pada penelitian ini, pembobotan dilakukan dengan menggunakanbantuan perangkat lunak (software) untuk memudahkan perhitungan danmenemukan indeks konsistensi.
Tabel Pembobotan KPI
…perancangan sistem pengukuran kinerja
Skoring & Traffict Light System
Tahap berikutnya penyusunan sistem pengukuran kinerja adalahmembuat scoring masing-masing KPI. Scoring tersebut digunakansebagai standar penilaian untuk menyatukan pengukuran kinerja yangberagam satuannya menjadi ukuran kinerja tunggal.Sementara analisa warna (traffict light system) digunakan sebagaitanda apakah skor dari suatu KPI mengidentifikasi perlu atau tidaknyadilakukan suatu perbaikan terhadap KPI yang dimaksud.
Rentang
Nilai
Warna Kriteria Keterangan
8 – 10 Hijau Baik Berhasil mencapai target4 – 7 Kuning Cukup Mendekati target0 – 3 Merah Kurang Di bawah target
…perancangan sistem pengukuran kinerja
…pencapaian target
Berikut ditampilkan data pencapaian masing-masing KPI pada DPUD
Kota Blitar. Kurun waktu yang digunakan adalah semesteran atau dua
kali penilaian kinerja dalam satu tahun anggaran.
PENCAPAIAN TARGET KPI
Tabel Pencapaian Target KPI
…implementasi hasil rancangan
Dari data target dan pencapaian kinerja sesuai indikator yang
digunakan, berikutnya dilakukan penghitungan untuk mendapatkan
nilai kinerja perspektif per semester.
IMPLEMENTASI HASIL SISTEM
PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA
Tabel Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan
Tabel Penilaian Kinerja Perspektif Proses Internal
Tabel Penilaian Kinerja Perspektif Pertumbuhan &
Pembelajaran
Tabel Penilaian Kinerja Perspektif Finansial
…hasil perhitungan
Dari perhitungan penilaian kinerja masing-masing KPI tiap
semester tersebut di atas, dapat diperoleh nilai tunggal kinerja
DPUD Kota Blitar untuk setiap semseter.
NILAI AKHIR KINERJA
DPUD KOTA BLITAR TAHUN 2010
KPI Bobot (%)Nilai
Semester 1 Semester 2
Persp. Pelanggan 59,40% 9 5,3 10 5,9
Persp. Proses Internal 17,90% 8 1,4 10 1,8
Persp. Pertumbuhan & Pemb. 14,30% 8 1,1 11 1,6
Persp. Finansial 8,40% 6 0,5 9 0,8
Nilai Akhir 8,4 10
Kriteria Baik Baik
…analisa
ANALISA PER PERSPEKTIF
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses Internal
Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran
Perspektif Finansial
…analisa
ANALISA PENILAIAN KINERJA KESELURUHAN
Tidak terjadi perbedaan nilai yang jauh dari masing-masing perspektif di akhirtahun anggaran, meskipun ada indikator-indikator yang bernilai cukup dankurang pada semester satu, tapi dapat diatasi di semester dua dan tertutupidengan indikator lain yang mampu memenuhi target bahkan melampauitarget.
98 8
6
10 1011
9
0
2
4
6
8
10
12
Nilai Bobot
Semester 1 Semester 2Semester
Perbandingan Nilai Performa Perspektif
PelangganProses InternalP & PFinansial
…kesimpulan
Secara umum dapat disimpulkan bahwa :•Metode Balanced Scorecard (BSC) dapat diaplikasikan pada organisasi nonprofit (organisasi pemerintah), dalam hal ini adalah DPUD Kota Blitar. Meskipunperspektif finansial penting, tapi dalam organisasi pemerintah perspektif finansialbukan menjadi target utama. Keseimbangan yang sesuai dengan konsepbalanced scorecad bisa terealisasi.•Indikator-indikator kinerja pada metode BSC sangat tergantung pada RencanaStrategi dan pimpinan yang menjabat pada tahun yang berlangsung.
KESIMPULAN
Kesimpulan per Perspektif
Perspektif Pelanggan :
Untuk melengkapi penilaian kinerja pada perspektif pelanggan, perlu dilakukan
survey langsung kepada pelanggan untuk mencari nilai kepuasaan atas kinerja
DPUD Kota Blitar.
…kesimpulan
Perspektif Proses Internal :
Pada perspektif ini yang perlu mendapatkan perhatian adalah kinerja
indikator jumlah peraturan baru, karena masalah ini tidak terselesaikan
semenjak tahun sebelumnya dan menjadi tugas rumah hingga tahun ini yang
juga tidak kunjung usai.
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran :
Kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran ini dibantu dengan
kinerja indikator jumlah pelatihan dan sosialisai yang diikuti pegawai. Tapi
perlu diperhatikan, bahwa kinerja indikator ini baik karena sosialisasi yang
diikuti merupakan bawaan dari kegiatan yang diperoleh. Apabila kegiatan
tersebut tidak diperoleh pada tahun-tahun berikutnya, maka kinerja bisa
dipastikan menurun apabila tidak ada inisiatif mengadakan pelatihan yang
lebih banyak lagi untuk pegawai.
Perspektif Finansial :
Perspektif finansial di akhir tahun dapat membantu kinerja lainnya yang
belum memenuhi target karena pada semester dua ini mendapatkan alokasi
dana yang melebihi target. Sehingga pimpinan selalu dituntut kreatif untuk
mencari atau menciptakan kegiatan-kegiatan infrastruktur yang bermanfaat
bagi masyarakat dan mengajukan proposal-proposal kegiatan ke sumber yang
lebih bervariasi.
…saran
SARAN
Dari kesimpulan tersebut di atas, maka dapat diberikan saran-
saran sebagai berikut :
1. Untuk memudahkan penggunaan metode ini, akan lebih baik
jika data-data yang menjadi input dari indikator dikelola
dengan baik (dicatat dengan rapi).
2. Agar penilaian kinerja bisa lebih maksimal / detail, akan
lebih baik jika perancangan BSC hingga ke tingkat bidang,
bahkan hingga kepada individu menjadi personal
scorecard. Sehingga perlu kajian yang lebih mendalam pada
penetapan KPI, pembobotan (dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process).
DAFTAR PUSTAKA
oDally, D. (2010), Balanced Scorecard Suatu Pendekatan dalam Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
oGaspersz, V. (2002), Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced
Scored dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
oKaplan, R.S. dan Norton, D.P. (2000), Balanced Scorecard: Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi, Erlangga, Jakarta.
oLembaga Administrasi Negara RI. (2010), Modul 3 Diklat Kepemimpinan
Tingkat II: Kajian Manajemen Strategik, Lembaga Administrasi
Negara RI, Jakarta.
oNiven, P.R. (2008), Balanced Scorecard Step-By-Step For Government and
Nonprofit Agencies, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey.
oSaaty, T.L. (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT.
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
oYuwono, S., Sukarno, E., dan Ichsan, M. (2002), Petunjuk Praktis
Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi yang Berfokus
Pada Strategi, PT. Gramedia Pustaka Tama, Jakarta.
oBasri, S., (2004), Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja di Baitul Maal
Ponpes Hidayatullah Surabaya, Tesis Magister, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya.
oJudul : Panduan Pengelolaan Kinerja Berbasis Balanced Scorecard Di
Lingkungan Kementerian Keuangan. Pengarang : Pusat Analisis dan
Harmonisasi Kebijakan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.
Tahun : 2010. Jakarta.
oJudul : Panduan Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Bidang Pekerjaan
Umum Tahun 2010 – 2014. Tahun : 2011.
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH
…kajian pustaka
Menu
METODE PENGUKURAN KINERJA
Ada beberapa alternatif metode pengukuran kinerja, dimana masing-masing
metode memiliki karakteristiknya.
Balanced Scorecard Cambridge Methode IPMS
Frame work Ya Ya Ya
Starting Point Visi, misi, dan strategi Product Group Stakeholder requirement dan external monitor
Control / Improvement Pembelajaran Keduanya Keduanya
Relate to Strategy / Objective Ya Ya Ya
Levels & Organization sebagian Tidak Ya
State specific objective BSC adalah sistem komunikasi informasi dan pembelajaran, selain itu juga digunakan sebagai implementasi strategi
Integrasi,mempertimbangkanbehavioral implication
- Mengarahkan tugas-tugas dan aktivitaspenting dengan tujuanlevel atas- Memberikan fasilitascontrol- Memberikan perbaikan-Memaksimalkanperbaikan
Review Ya Ya Ya
Eksternal Monitor Tidak Tidak Ya
Timely Feedback Ya Tidak Not explicity state
Integration ya Sebagian Ya
Interaction tidak Tidak Ya
Dikutip dari tesis Basri, S., (2004), sumber Suwignyo P, (2000)
…kajian pustaka
PENETAPAN METODE PENGUKURAN KINERJA
Dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik tersebut dan
membandingkan dengan kondis DPUD Kota Blitar, maka selanjutnya dapat
ditetapkan metode pengukuran kinerja yang akan digunakan.
Kondisi DPUD
Kota BlitarIPMS BSC Cambridge Methode
Organisasi non profit (sektor publik) yang orientasinya bukan dari sisi finansial
IPMS tidak mensyaratkan organisasi tersebut profit/non profit. IPMS tidak berdasarkan aspek finansial
Pada awalnya digunakan pada organisasi bisnis saja, tetapi dalam perkembangannya mulai digunakan pada organisasi non profit. Menggunakan 4 perspektif sebagai dasar
Berdasarkan pada produk group
Strategi organisasi atau proses bisnis yang berlangsung dalam organisasi berdasarkan dari visi dan misi
Tidak berdasarkan visi dan misi untuk merancang strategi organisasi
Merupakan mekanisme untuk mengukur rencana implementasi dan hasil berdasarkan strategi yang telah ditetapkan organisasi(Visi, Misi, & Strategi)
Tidak berdasarkan strategi organisasi
Menu
Dari penilaian terhadap alternatif metode pengukuran kinerja tersebut, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa metode BSC paling sesuai dengan kondisi
DPUD Kota Blitar. Dengan pertimbangan DPUD Kota Blitar sudah mempunyai
visi, misi dan strategi yang jelas, sementara metode BSC adalah metode
perancangan sistem pengukuran kinerja yang mendasarkan pada visi dan misi
organisasi.
…kajian pustaka
BALANCED SCORECARD
Metode BSC dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang
berawal dari studi tentang pengukuran kinerja di sektor bisnis pada tahun
1990. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan
(2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja suatu organisasi atau skor individu. Melalui kartu
skor, skor yang hendak diwujudkan organisasi/individu di masa depan
dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Kata berimbang dimaksudkan
untuk menunjukkan bahwa kinerja organisasi/individu diukur secara berimbang
dari dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka
panjang, internal dan eksternal.
Balanced Scorecard (BSC) merupakan suatu metode penilaian kinerja
perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektikf untuk mengukur
kinerja perusahaan, yaitu : perpektif keuangan, perpektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan.
Menu
…kajian pustaka
Pada hakekatnya BSC merupakan proses manajemen stratejik yang
diperbarui atau disempurnakan. Berdasarkan pada perkembangan
implementasi manajemen strategis dewasa ini dapat dipahami bahwa
(Modul Diklatpim III, LAN RI-2010) :
a. BSC merupakan pendekatan baru terhadap dan melengkapi /
menyempurnakan manajemen strategis yang tradisional ;
b. BSC menyeimbangkan (balanced) aspek keuangan (financial) yang
tradisional dengan aspek-aspek non-finansial dengan 4 (empat) perspektif
(keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran & pertumbuhan)
;
c. BSC merupakan pendekatan yang memadukan antara rencana strategis
dengan manajemen kinerja (peta strategis di Renstra / Perencanaan
Strategis dengan pengukuran kinerja di Manajemen Kinerja)
d. BSC memungkinkan penilaian kinerja individu secara lebih obyektif
sehingga dapat diberikan remunerasi yang lebih wajar, obyektif, adil dan
rasional ;
e. BSC dapat memberikan ‘raport sekolah’ berupa skor merah, kuning atau
hijau (dengan bantuan dashboard).
BSC sebagai Sistem Manajemen Strategis
Menu
…kajian pustaka
Menu
BSC untuk Organisasi Pemerintah (Non Profit)
Sejumlah perbedaan perspektif BSC yang diterapkan di organisasi swasta dan
organisasi pemerintah mengharuskan adanya penyesuaian penerapan BSC dalam
organisasi pemerintah dengan alasan berikut (Gaspersz ; 2002) :
a. Fokus utama sektor publik adalah masyarakat (publik) dan kelompok-
kelompok tertentu (inters group), sedangkan fokus utama sektor bisnis
adalah pelanggan dan pemegang saham ;
b. Tujuan utama organisasi publik adalah bukan maksimalisasi hasil-hasil
finansial, tetapi keseimbangan pertanggung jawaban finansial (anggaran)
melalui pelayanan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) sesuai dengan visi dan misi organisasi pemerintah ;
c. Mendefinisikan ukuran dan target dalam perspektif
pelanggan/stakeholders membutuhkan pandangan dan kepedulian yang
tinggi, sebagai konsekuensi dari peran kepengurusan organisasi
pemerintah, dan membutuhkan definisi yang jelas serta hasil hasil
strategis yang diinginkan.
…kajian pustaka
Menu
PERSPEKTIF SWASTA PEMERINTAH
Finansial Pemegang Saham DPR, pembayar pajak,konstituen
Pelanggan Pelanggan Orang yang menggunakanjasa / pelayanan publik
Proses – proses Internal Produk yang diunggulkan Memberikan pelayanansecara kompetitif
Pertumbuhan &pembelajaran
Karyawan ;Direksi
Pegawai pemerintah ;Pejabat politik
Perbedaan Karakteristik Swasta dan Instansi Pemerintah
…kajian pustaka
Menu
PERSPEKTIF ORGANISASI SWASTA ORGANISASI PEMERINTAH
FINANSIAL / EFISIENSI
OPERASIONAL
Bagaimana kita melihat / memandangdan memberikan nilai kepada pemegangsaham?
Bagaimana kita melihat / memandang danmemberikan nilai kepada masyarakat dan ataupembayar pajak?
PELANGGANBagaimana pelanggan melihat ataumemandang dan mengevaluasi kinerjakami?
Bagaimana orang-orang yang menggunakanjasa/pelayanan publik melihat atau memandang danmengevaluasi kinerja kami?
PROSES INTERNALApa yang harus diunggulkan dari prosesdan produk kami?
Apakah program-program pembangunan yangdilaksanakan telah memberikan hasil-hasil sesuaidengan yang diharapkan?
PEMBELAJARAN & PERTUMBUHAN
Dapatkah kita melanjutkan untukmeningkatkan dan menciptakan nilaikepada pelanggan, pemegang saham,karyawan, manajemen serta organisasi?
Dapatkah kita melanjutkan untuk meningkatkan danmenciptakan nilai untuk masyarakat / pembayarpajak, aparatur dan pejabat pemerintah, organisasipemerintah, dan pihak-pihak lain yangberkepentingan (stakeholder)
Perspektif BSC pada Sektor Swasta dan Sektor Publik
…kajian pustaka
Menu
Contoh BSC pada Organisasi Pemerintah (Sumber : Vincent Gaspersz , 2002)
…kajian pustaka
Menu
Perbandingan BSC dengan LAKIP
BALANCED SCORECARD LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
1 BSC memberikan suatu evaluasi kinerjayang lebih akuntabel mengenai keadaanperusahaan yang sebenarnya
1 Beberapa indikator capaian kinerja dalamLAKIP terkadang diragukan akuntabilitasdan kredibilitasnya
2 Mayoritas digunakan oleh perusahaanswasta
2 Khusus digunakan oleh perusahaan publikatau perusahaan/instansi milik pemerintah
3 BSC menyajikan suatu laporan kinerjayang lebih sederhana dan singkat
3 Laporan kinerja yang disajikan LAKIP cukuprumit
4 BSC dapat disusun dan dilaporkan tanpaharus melewati mekanisme dan birokrasipelaporan yang rumit dan memakanwaktu lama
4 LAKIP harus disusun dan dilaporkan sesuaidengan mekanisme dan birokrasi yang telahditetapkan pemerintah (rumit dan butuhwaktu lebih lama)
5 Indikator dalam BSC ditetapkanberdasarkan empat perspektif, yaitu :financial, pelanggan, proses bisnisinternal,dan pertumbuhan &pembelajaran
5 Indikator capaian kinerja dalam LAKIPdisesuaikan dengan jenis instansi danaktivitasnya tanpa ada pengelompokkanyang tegas seperti pada BSC
…kajian pustaka
Menu
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
sebuah metode untuk mengambil keputusan dengan efektif atas
persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat
proses pengambilan keputusan.
Dengan metode AHP, dapat membantu memecahkan persoalan yang
kompleks dengan menstruktur suatu hierarki kriteria. Selain itu, AHP
juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang
bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai
pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan
perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentgasikan pada
pertimbangan yang telah dibuat. (Saaty, 1993)
Pertimbangan-pertimbangan yang subjektif diberi nilai numerik tentang
pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan
tersebut untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas
paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil dari situasi
persoalan yang dihadapi.
…kajian pustaka
Menu
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
Menurut Saaty, ada beberapa prinsip dalam memcahkan persoalan dengan
AHP, yaitu :
1. Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan
Masalah dan tujuan harus jelas dan mudah dipahami, agar tidak terjadi
kesalahan pada langkah selanjutnya
2. Menyusun Hirarki (Decomposition)
Memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya (kriteria-kriteria).
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap
unsur-unsur / kriteria-kriteria menjadi sub-sub kriteria.
Pembuatan hirarki dengan unsur-unsur persoalan tergantung dari orang
yang dianggap expert dalam bidangnya tersebut.
…kajian pustaka
3. Menentukan Prioritas
Membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu
tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang di atasnya. Hasil dari
penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks pairwise comparison.
Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan menentukan prioritas
dari elemen-elemen. Dalam melakukan penilaian terhadap elemen-elemen
yang diperbandingkan terdapat tahapan-tahapan ;
a. Elemen mana yang lebih
b. Berapa kali sering
Dalam penyusunan skala kepentingan, Saaty menggunakan patokan pada
tabel berikut :
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
…kajian pustaka
Tabel Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas
Kepentinga
n
Keterangan Penjelasan
1 Kedua elemen sama penting Dua elemen mempunyai pengaruh samabesarnya terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sedikit lebih pentingdari elemen yang lain
Pengalaman dan penilaian sedikitmenyokong satu elemen disbandingelemen yang lain
5 Elemen yang satu lebih pentingdisbanding elemen lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuatmenyokong satu elemen disbandingelemen yang lain
7 Satu elemen jelas mutlak lebih pentingdibanding elemen lainnya
Satu elemen yang kuat disokong dandominan terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak lebih pentingdibanding elemen lainnya
Bukti mendukung elemen yang satuterhadap elemen yang lain memiliki tingkatpenegasan tertinggi yang mungkin terkuat
2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai perbandinganyang berdekatan
Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi
Kebalikan Jika aktivitas I mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas J, maka J memiliki nilaikebalikan disbanding dengan I
Sumber : Saaty, 1993
…kajian pustaka
Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen
vectornya untuk mendapatkan local priority. Karena matriks-matriks
pairwise comparison terdapat padasetiap tingkat, maka untuk
mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis antar local priority.
Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang
didapatkan pada tiap hirarki. Konsistensi perbandingan dari tiap matriks
perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan
prioritas yang dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan
yang masih berada dalam batas-batas preferensi yang logis. Batas
maksimum inkosistensi yang bisa diterima adalah 0,1.
Karena keterbatasan waktu dan sumberdaya, maka perhitungan dengan
metode AHP pada penelitian ini akan dibantu dengan software Expert
Choice.
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
…kajian pustaka
DIRECT RATING
Digunakan untuk mengetahui nilai pencapaian terhadap target dari
masing-masing KPI yang kemudian untuk mencari satu nilai tunggal dari
masing-masing KPI.
Menu
Nilai pencapaian terhadap target
Nilai terbobot = nilai pencapaian terhadap target x bobot KPI
Nilai tunggal = jumlah dari nilai terbobot masing-masing KPI
Dibuatkan kriteria nilai kinerja untuk nilai tunggal yang telah dihitung
pada masing-masing KPI dan nilai tunggal perspektif.
(normalisasi)= nilai yang dicapai / target x 100
…kajian pustaka
TRAFFICT LIGHT SYSTEM
Digunakan sebagai tanda dan pengkategorian dari suatu indikator kinerja
apakah sudah baik atau tidak (dashboard) dan digunakan sebagai tanda
apakah skor dari suatu KPI mengidentifikasikan adanya improvement
atau tidak
Penilaian dikategorikan kedalam 3 (tiga) kelompok warna, yaitu :
Hijau indikator kinerja menunjukkan telah mencapai target yang
telah ditetapkan. Skor / Range Nilai antara 8 – 10.
Kuning indikator kinerja menunjukkan hampir mencapai target
yang telah ditetapkan. Skor / Range Nilai antara 4 – 7.
Merah indikator kinerja menunjukkan masih jauh dari target
yang telah ditetapkan. Skor / Range Nilai antara 0 – 3.
Menu
…pengumpulan data