perbaikan pretest

7
Nama : Wisman Agustian Nim : 70 2009 049 PERBAIKAN PRE TEST 1. Jelaskan patofisiologi syok kardiogenik dan bagaimana penatalaksanaannya ? Jawab : Syok kardiogenik terjadi akibat disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah mengalami infark yang masif , biasanya mengenai 40 % ventrikel kiri penurunan perfusi perifer penurunan perfusi koroner peningkatan kongesti paru hipotensi, asisdosis metabolik dan hiposemia semakin menekan fungsi miokardium syok 1 . Penanganannya 2 : Secepat mungkin pasien dikirim ke unit terapi intensif, karena pasien membutuhkan berbagai penatalaksanaan yang invansif, antara lain kateterisasi arteri pulmonalis, arteri perifer dan pemasangan pompa balon intra aorta. Tindakan pertolongan di unit gawat darurat : - Letakkan pasien pada posisi terlentang , kecuali terdapat edema paru berat.

Upload: wisman-agustian

Post on 24-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

...

TRANSCRIPT

Page 1: perbaikan pretest

Nama : Wisman Agustian

Nim : 70 2009 049

PERBAIKAN PRE TEST

1. Jelaskan patofisiologi syok kardiogenik dan bagaimana

penatalaksanaannya ?

Jawab :

Syok kardiogenik terjadi akibat disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah

mengalami infark yang masif , biasanya mengenai 40 % ventrikel kiri

penurunan perfusi perifer penurunan perfusi koroner peningkatan

kongesti paru hipotensi, asisdosis metabolik dan hiposemia semakin

menekan fungsi miokardium syok1.

Penanganannya2:

Secepat mungkin pasien dikirim ke unit terapi intensif, karena pasien

membutuhkan berbagai penatalaksanaan yang invansif, antara lain kateterisasi

arteri pulmonalis, arteri perifer dan pemasangan pompa balon intra aorta.

Tindakan pertolongan di unit gawat darurat :

- Letakkan pasien pada posisi terlentang , kecuali terdapat edema paru berat.

- Beri oksigen sebanyak 5-10 L/menit dengan kanula nasal atau sungkup

muka dan ambil darah arteri untuk AGD. Intubasi trakea perlu

dipertimbangkan bila terdapat asidosis pernafasan dan hipoksia berat.

- Lakukan kanulasi tepi vena dengan kateter No. 20 dan berikan infus

dekstrosa 5% perlahan – lahan.

- Keluarkan darah vena untuk pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, ureum,

kreatinin, dan enzim – enzim jantung seperti CPK, LDH dan SGOT

- Buat rekaman EKG dan monitor irama jantung.

Page 2: perbaikan pretest

2. Sebutkan agen induksi anestesi pelumpuh otot dan analgetik ?

Jawab :

a. Pelumpuh Otot3 :

NON DEPOLARISASI LONG – ACTING :

d- tubokurarin (tubarin)

pankuronium

metakurin

pipekuronium

gallamin

doksakurium

alkurium (alloferin)

NON DEPOLARISASI INTERMEDIATE ACTING :

gallamin (flaxedil)

atracurium (tracurium)

vekuronium (norcuron)

Rokuronium (esmeron)

Cistacuronium

NON DEPOLARISASI SHORT ACTING :

Mivakurium (mivacron)

Ropacuronium

DEPOLARISASI SHORT ACTING :

Suksinilikon (scolin)

dekametonium

b. Analgesik3 :

Lidokain ( xylobain, lignokain)

Bupivakain (markain)

3. Jelaskan penentuan ASA ?

Page 3: perbaikan pretest

Jawab :

Klasifikasi ASA3 :

ASA I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, dan biokimia.

ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang.

ASA III : Pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga aktifitas rutin

terbatas.

ASA IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tidak dapat melakukan

aktifitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman

kehidupannya setiap saat.

ASA V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa

pembedahan hidupnya tidak akan lebig dari 24 jam .

4. Apa definisi nyeri menurut IASP ?

Jawab :

The International Association for Study of Pain mendefinisikan nyeri sebagai

pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya

kerusakan atau ancaman kerusakan jaringan4.

5. Sebutkan perbedaan nyeri akut dan nyeri kronik, beserta

penanganannya ?

jawab :

NYERI AKUT5 :

Nyeri akut ialah nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung sementara.

Nyeri ini ditandai dengan adanya aktifitas saraf otonom seperti : takikardi,

hipertensi, hiperhidrosis, dan perubahan wajah : menyeringai atau menangis.

Bentuk nyeri akut dapat berupa :

- nyeri somatik luar : nyeri tajam di kulit, subkutis, dan mukosa.

- Nyeri somatik dalam : nyeri tumpul pada otot rangka, sendi dan jaringan

ikat.

- Nyeri viseral : nyeri akibat disfungsi organ viseral.

Nyeri kronik5 :

Page 4: perbaikan pretest

Nyeri kronik ialah nyeri yang berkepanjangan, dapat terjadi berbulan – bulan

tanpa adanya tanda – tanda aktifitas otonom. Nyeri tersebut dapat berupa nyeri

yang tetap bertahan sesudah penyembuhan luka (penyakit/operasi) atau

awalnya berupa nyeri akut lalu menetap sampai 3 bulan. Nyeri ini disebabkan

oleh :

- kanker akibat tekanan atau rusaknya serabut saraf

- non kanker, seperti : trauma, proses degenarasi, dan lain-lain.

Penanganannya 3:

- Tentukan skala nyeri dengan menggunakan skala verbal.

- Dapat diberikan obat anti inflamasi non steroid (NSAID) untuk nyeri akut.

- Dapat diberikan analgetik golongan opioid untuk nyeri kronik.

Page 5: perbaikan pretest

DAFTAR PUSTAKA

1. Price, S.A, dan Wilson, L.M. Syok kardiogenik, In : Patofisiologi. Jakarta.

Indonesia. 2006. Hal : 594.

2. Muhiman, M., Thaib, R, dan Dahlan, R. Penanganan Syok Kardiogenik, In

Anestesiologi, Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta. Indonesia.1989. hal : 191.

3. Latief, S.A, Suryadi, K.A, dan Dachlan M.R. Petunjuk Praktis Anestesiologi,

Edisi II. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UI. Jakarta.

Indonesia.2002. hal : 30, 68, 76-77, 111.

4. Morgan, G.E., Pain Management, In: Clinical Anesthesiology 2nded. Stamford:

Appleton and Lange, 1996. Hal : 274.

5. Mangku, G. Diktat Kumpulan Kuliah, Bagian Anestesiologi dan Reanimasi

Fakultas Kedokteran Universita Udayana. Denpasar. Indonesia.2002.