perbandingan analisis kelayakan usaha jambu kristal ... · 4 data petani jambu kristal kabupaten...
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA JAMBU
KRISTAL (Psidium guajava L.) PETANI MANDIRI DENGAN
PETANI BINAAN ICDF KABUPATEN BOGOR
PUTRI ARIEFA SABRINA
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Perbandingan
Analisis Kelayakan Usaha Jambu Kristal (Psidium Guajava L.) Petani Mandiri
dengan Petani Binaan ICDF Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan
arahan dari Dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di akhir karya tulis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014
Putri Ariefa Sabrina
NIM. H34100012
ABSTRAK
PUTRI ARIEFA SABRINA. Perbandingan Analisis Kelayakan Usaha Jambu
Kristal (Psidium Guajava L.) Petani Mandiri dengan Petani Binaan ICDF
Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh RACHMAT PAMBUDY.
Jambu kristal hadir sebagai primadona buah unggulan di Indonesia yang
sedang naik daun. Saat ini terdapat kesenjangan antara permintaan dengan
produksi jambu kristal. Kesenjangan tersebut membuka peluang untuk usaha
jambu kristal. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kelayakan usaha
jambu kristal antara Bapak Agus sebagai petani mandiri dengan Bapak Badri
sebagai petani binaan ICDF. Apakah ICDF membawa dampak positif bagi petani.
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Tangkil dan Desa Cikarawang. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menilai kelayakan bisnis
berdasarkan aspek non finansial berupa aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan. Analisis
kuantitatif berdasarkan kriteria penilaian investasi dan analisis sensitivitas
mengunakan switching value digunakan untuk menilai kelayakan bisnis aspek
finansial. Hasil analisis yang diperoleh, bisnis layak untuk dijalankan.
Berdasarkan analisis sensitivitas menggunakan switching value.
Kata kunci : jambu kristal, perbandingan kelayakan
ABSTRACT
PUTRI ARIEFA SABRINA. Comparison Feasibility Analysis of Kristal Guava
(Psidium guajava L.) Between Independent Farmer and Mentored Farmer By
ICDF Bogor Regency. Supervised by RACHMAT PAMBUDY.
Kristal guava presents as popular primadona fruits. Nowdays, there is a
gap between demand and production. This gap could be an opportunity to open
kristal guava business. The purpose of this research is to compare feasibility
analysis of kristal guava between independent farmer (Mr.Agus) and mentored
farmer by ICDF (Mr.Badri). The research was conducted at Tangkil Village and
Cikarawang Village. Is that ICDF bring a positive effect to the farmer. Data
analysis method which is used on this research is qualitative analysis method to
analyze feasibility based on non-financial aspect such as market aspect, technical
aspect, management and legal aspect, and also sosial, economic, culture and
environmental aspect. Quantitative analysis based on investment criteria and
sensitivity analysis using switching value to analyze feasibility based on financial
aspect. The result of this feasibility analysis shows that kristal guava cultivation is
feasible to run. Based on the sensitivity analysis using a switching value.
Keywords: comparison feasibility, kristal guava
v
PERBANDINGAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA JAMBU
KRISTAL (Psidium guajava L.) PETANI MANDIRI DENGAN
PETANI BINAAN ICDF KABUPATEN BOGOR
PUTRI ARIEFA SABRINA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
vii
Judul Skripsi : Perbandingan Analisis Kelayakan Usaha Jambu Kristal
(Psidium guajava L.) Petani Mandiri dengan Petani Binaan
ICDF Kabupaten Bogor
Nama : Putri Ariefa Sabrina
NRP : H34100012
Disetujui oleh
Dr Ir Rachmat Pambudy, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah dan
pemimpin terbaik bagi umat manusia. Tema yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan sejak bulan November hingga Januari 2014 ini adalah Studi
Kelayakan Bisnis, dengan judul Perbandingan Analisis Kelayakan Usaha Jambu
Kristal (Psidium Guajava L.) Petani Mandiri dengan Petani Binaan ICDF
Kabupaten Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir Rachmat Pambudy, MS
selaku dosen pembimbing, juga kepada Ir Netti Tinaprilla, M.Sc selaku dosen
pembimbing akademik selama menjalani perkuliahan. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Agus Kosasih dan Bapak Badri
selaku pemilik kebun jambu kristal tempat penelitian dan memperoleh data,
terimakasih juga kepada Bapak H Acep Awaludin selaku Kepala Desa Tangkil
yang telah memberikan kemudahan dan izinnya untuk melakukan penelitian di
Desa Tangkil, juga kepala Desa Cikarawang, Bapak pemandu lapang dan
penyuluh lapang, yaitu Bapak Ganjar atas bantuan dan arahannya selama penulis
mengumpulkan data di lokasi penelitian. Ungkapan terima kasih yang luar biasa
juga disampaikan kepada kedua orangtua penulis (Yanto Wahab dan Soetjiati) dan
adik-adik (Dinda Syifa Sakinah dan Maulana Ilham Putranto), Ramadhan Adi
Pratama serta seluruh keluarga atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya.
Terakhir penulis sampaikan salam semangat dan terima kasih kepada sahabat
seperjuangan penulis Dwi Setyawati Putri, Andina Dyah, Fairus Maulida, Febby
Kurniawati, Andika Khairani, Boyd Thoriqul, Rizkiyan Fajaresa, Dina Mailina,
Dewi Annisa Puspita, Luqman Addinirwan, keluarga Wisma Al Banat, sahabat
Agribisnis 47 IPB, HIMASURYA PLUS, BEM FEM IPB 2011-2012, HIPMA
IPB 2012-2013, dan sahabat-sahabat lainnya yang selalu memberi dukungan dan
bantuan dalam pembuatan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, April 2014
Putri Ariefa Sabrina
NRP. H34100012
ix
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR LAMPIRAN xii PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 7
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian 7 TINJAUAN PUSTAKA 8 KERANGKA PEMIKIRAN 10
Kerangka Pemikiran Teoritis 10 Jambu Kristal 10 Teknik Budidaya Jambu Kristal 11 ICDF 13 Profil ICDF 13 Studi Kelayakan Bisnis, Studi Kelayakan Usaha, Studi Kelayakan Investasi14 Pengertian Usaha 17 Pengertian dan Tujuan Analisis Kelayakan Usaha 18
Aspek-Aspek Analisis Kelayakan Usaha 19 Teori Biaya dan Manfaat 22 Laporan Laba Rugi 23 Laporan Cash Flow 23 Kriteria Investasi 24 Analisis Sensitivitas 24 Analisis Switching value 25 Kerangka Pemikiran Operasional 25
METODE PENELITIAN 29
Lokasi dan Waktu Penelitian 29 Jenis Dan Sumber Data 29
Metode Pengolahan Data Dan Analisis Data 29 Analisis Aspek Pasar 30 Aspek Teknis 30 Aspek manajemen dan hukum dan Hukum 30 Aspek Sosial Ekonomi Budaya dan Lingkungan 30
Analisis Kelayakan Finansial 31 Analisis Sensitivitas 33 Analisis Switching Value 33 Asumsi yang Digunakan dalam Penelitian 33
GAMBARAN UMUM 34
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 34 Kondisi Umum Desa Cikarawang 34
Kondisi Umum Desa Tangkil 35 Karakteristik Responden (Bapak Agus Kosasih dan Pak Badri) 35
HASIL DAN PEMBAHASAN 36
x
Aspek Non Finansial 36 Aspek Pasar 36 Aspek Teknis 38 Aspek Manajemen dan Hukum 49 Aspek Sosial 52 Aspek Ekonomi 53 Aspek Budaya dan Lingkungan 53 Aspek Finansial 54 Arus Penerimaan (Inflow) 54 Nilai Sisa 54 Arus Pengeluaran (Outflow) 56
Analisis Laba Rugi 64 Analisis Kelayakan Investasi 64 Analisis Sensitivitas 66 Analisis Switching Value 67
SIMPULAN DAN SARAN 69 Simpulan 69 Saran 69
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 72
RIWAYAT HIDUP 142
DAFTAR TABEL
1 Tiga provinsi dengan luas panen buah-buahan terbesar di Indonesia
2007-2011 (Ha) 2 2 Tiga provinsi dengan produksi buah-buahan terbesar di Indonesia
2007-2011 (Ton) 2 3 Total permintaan supermarket di Bogor (All Fresh, TOTAL,
GIANT) dan pabrik pengolahan manisan jambu kristal setiap
tahunnya (ton) 4
4 Data petani jambu kristal Kabupaten Bogor 2013 4 5 Peralatan budidaya jambu kristal yang digunakan Bapak Agus dan
Bapak Badri 41 6 Jenis-jenis pupuk yang digunakan Bapak Agus dalam budidaya
jambu kristal di Desa Tangkil 43
7 Jenis-jenis pupuk yang digunakan Bapak Badri dalam budidaya
jambu kristal di Desa Cikarawang 43 8 Jenis –jenis obat/ pestisida yang digunakan Bapak Agus dalam
budidaya jambu kristal di Desa Tangkil pada tahun 2013 43 9 Jenis–jenis obat/ pestisida yang digunakan Bapak Badri dalam
budidaya jambu kristal di Desa Cikarawang pada tahun 2013 44 10 Komponen penerimaan pada usaha budidaya jambu kristal Bapak
Agus pada luasan 6 hektar (Juta Rupiah) 54 11 Komponen penerimaan pada usaha budidaya jambu kristal Bapak
Badri pada luasan 4 hektar (Juta Rupiah) 54
xi
xi
12 Nilai sisa dari biaya investasi pada budidaya jambu kristal pada
luasan 6 hektar 55 13 Nilai sisa dari biaya investasi pada budidaya jambu kristal pada
luasan 4 hektar 55 14 Rincian biaya investasi dalam budidaya jambu kristal Bapak Agus
pada luasan 6 hektar 56 15 Rincian biaya investasi dalam budidaya jambu kristal Bapak Badri
pada luasan 4 hektar 57 16 Rincian penggunaan pupuk sebelum panen dalam budidaya jambu
kristal pada luasan 6 hektar 60 17 Rincian penggunaan pupuk sebelum panen dalam budidaya jambu
kristal pada luasan 4 hektar 60 18 Rincian penggunaan obat-obatan sebelum panen dalam budidaya
jambu kristal pada luasan 6 hektar 61 19 Rincian penggunaan obat-obatan sebelum panen dalam budidaya
jambu kristal pada luasan 4 hektar 61 20 Rincian penggunaan foam dan plastik sebelum panen dalam
budidaya jambu kristal pada luasan 6 hektar 62 21 Rincian penggunaan foam dan plastik sebelum panen dalam
budidaya jambu kristal pada luasan 4 hektar 62 22 Nilai hasil kelayakan investasi Bapak Agus yang didapatkan dari
hasil perhitungan cashflow 64
23 Nilai hasil kelayakan investasi Bapak Badri yang didapatkan dari
hasil perhitungan cashflow 64 24 Perbandingan analisis sensitivitas budidaya jambu kristal pada
skenario 1 dan 2 milik Bapak Agus 67 25 Perbandingan analisis sensitivitas budidaya jambu kristal pada
skenario 1 dan 2 milik Bapak Badri 67 26 Perbandingan hasil analisis switching value budidaya jambu kristal
dalam kondisi normal dengan budidaya jambu kristal pada
skenario 1 dan 2 milik Bapak Agus 68
27 Perbandingan hasil analisis switching value budidaya jambu kristal
dalam kondisi normal dengan budidaya jambu kristal pada
skenario 1 dan 2 milik Bapak Badri 68
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran operasional 28 2 Kurva hubungan NPV dan IRR 31 3 Layout usaha jambu kristal Bapak Agus 48 4 Layout usaha jambu kristal Bapak Badri 48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1 Neraca Perdagangan Buah Indonesia 2007-2011 (Ton) 72 2 Dokumentasi Penelitian 73 3 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal Di Desa
Tangkil 78 4 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan
ICDF Di Desa Cikarawang 80 5 Proyeksi Cash Flow Usaha Budidaya Jambu Kristal Di Desa Tangkil 82 6 Proyeksi Cash Flow Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF Di
Desa Cikarawang 86
7 Perhitungan Penyusutan Per Tahun Dari Investasi 90 8 Perhitungan Penyusutan Per Tahun Dari Investasi (Binaan ICDF) 91 9 Proyeksi Laporan Laba Rugi Dengan Penurunan Produksi 20% Usaha
Budidaya Jambu Kristal Di Desa Tangkil 92 10 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan
ICDF Di Desa Cikarawang 96 11 Proyeksi Cash Flow Usaha Dengan Penurunan Produksi 20%
Budidaya Jambu Kristal Di Desa Tangkil 98 12 Proyeksi Cash Flow Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF Di
Desa Cikarawang 104 13 Proyeksi Laporan Laba Rugi Dengan Kenaikan Pupuk Kimia 40%
Usaha Budidaya Jambu Kristal Di Desa Tangkil 108 14 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan
ICDF Di Desa Cikarawang 112 15 Proyeksi Cash Flow Dengan Kenaikan Pupuk Kimia 40% Usaha
Budidaya Jambu Kristal Di Desa Tangkil 114 16 Proyeksi Cash Flow Kenaikan Upah Tenaga Kerja 200% Usaha
Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF Di Desa Cikarawang 120 17 Proyeksi Cash Flow Switching Value Produksi Usaha Budidaya
Jambu Kristal Di Desa Tangkil 124
18 Proyeksi Cash Flow Switching Value Usaha Budidaya Jambu Kristal
Binaan ICDF Di Desa Cikarawang 128
19 Proyeksi Cash Flow Switching Value Pupuk Usaha Budidaya Jambu
Kristal Di Desa Tangkil 132 20 Proyeksi Cash Flow Switching Value Usaha Budidaya Jambu Kristal
Binaan ICDF Di Desa Cikarawang 138
xiii
xiii
1
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan sumber daya
genetika yang melimpah. Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena
pertanian merupakan mata pencaharian sebagian besar rakyatnya terbukti dari
lapangan usaha yang tercipta tahun 2007 hingga 2011 (dalam persen) adalah
sebesar 13.72, 14.48, 15.29, 15.31, 14.72 (Deptan 2012). Sektor pertanian juga
menyumbang pertumbuhan perekonomian nasional. Hal ini terbukti dari
prosentase dalam PDB (Produk Domestik Bruto) Nasional, pertanian menduduki
peringkat kedua penyumbang PDB terbesar di Indonesia dari tahun 2007 hingga
2011 (dalam milyar rupiah) yaitu sebesar 541 931.5, 716 656.2, 857 196.8, 985
448.8, 1 093 466 (Deptan 2012).
Berbicara mengenai pertanian perlu diketahui bahwa salah satu subsektor
unggulannya adalah subsektor hortikultutra. Subsektor hortikultura terdiri atas
buah-buahan, tanaman hias dan sayur-sayuran. Indonesia sangat kaya akan buah-
buahannya, di setiap daerah di masing-masing provinsi di Indonesia memiliki
komoditi buah-buahan yang khas. Potensi dan peluang pengembangan buah-
buahan di Indonesia cukup baik, namun hal itu berbanding terbalik dengan
ketersediaannya di Indonesia. Impor buah-buahan di Indonesia yang kian
meningkat mengharuskan pemerintah dan seluruh aspek yang menunjang agar
dapat mengurangi impor buah-buahan. Impor buah-buahan di Indonesia yang
meningkat berbanding lurus dengan meningkatnya permintaan buah-buahan,
namun petani Indonesia sampai saat ini belum dapat memenuhinya, berikut neraca
perdagangan (ekspor – impor) buah Indonesia 2007-2011 (Lampiran 1).
Pasar modern di Indonesia (hypermarket, supermarket, minimarket) akan
tumbuh dengan laju pertumbuhan yang sangat tinggi. Walaupun
jumlah supermarket chain besar berkurang, tetapi yang bertahan makin besar,
sehingga keseimbangan kekuatan bergesar dari produsen (petani) ke perusahaan
multinasional. Kondisi ini akan menyebabkan adanya kompetisi antara produk
hortikultura domestik dengan produk impor (yang sering kali lebih berkualitas
dengan harga yang lebih murah).
Perubahan gaya hidup dan cara pandang terhadap pangan masyarakat
Indonesia pada masa yang akan datang diperkirakan akan bergeser.
Kecenderungan karakter konsumen yang akan terjadi pada masa depan dan sudah
mulai dapat dirasakan saat ini antara lain adalah tuntutan konsumen terhadap
keamanan, nilai gizi, cita rasa, dan ketersediaan pangan komoditas hortikultutra
akan meningkat pesat. Pada masa depan akan semakin banyak orang yang makan
di luar rumah, dan semakin banyak makanan instan di rumah. Keamanan dan
mutu pangan akan menjadi isu penting.
Jawa Barat sebagai provinsi dengan luas panen dan penghasil buah – buahan
tertinggi di Indonesia tentu mampu untuk mengembangkan dan meningkatkan
potensi serta menjadi sentra produksi buah- buahan di Indonesia. (Tabel 1 dan 2)
2
2
Tabel 1 Tiga provinsi dengan luas panen buah-buahan terbesar di Indonesia
2007-2011 (Hektar)
Provinsi
Tahun Rata-rata
pertumbuhan
(%) 2007-
2011 2007 2008 2009 2010 2011
Jawa Barat 107 308 100 820 102 587 81 396 110 833 37 95
Jawa Timur 175 261 168 193 172 466 130 111 179 489 36.17
Jawa Tengah 103 404 117 485 128 555 95 051 126 962 33.57
Sumber : Data Statistik Pertanian, Deptan 2012 (diolah)
Tabel 2 Tiga provinsi dengan produksi buah-buahan terbesar di Indonesia 2007-
2011 (Ton)
Provinsi
Tahun Rata-rata
pertumbuha
n (%)
2007-2011 2007 2008 2009 2010 2011
Jawa Barat
3 366
686
3 395
811
3 365
945
2 196
745
3 083
126 40.35
Jawa Timur
2 800
392
3 421
413
3 427
808
2 693
402
3 631
151 34.82
Jawa
Tengah
1 577
905
2 068
969
2 207
543
1 702
596
2 234
063 31.22
Sumber : Data Statistik Pertanian, Deptan 2012 (diolah)
Berbicara mengenai buah-buahan, banyak orang yang tidak terlalu suka
memakan buah yang banyak mengandung biji seperti jambu biji. Ketika ditanya
alasannya, selalu berkata takut terkena usus buntu apabila memakan bijinya.
Walaupun sudah sadar bahwa itu sebenarnya hanya sekedar mitos. Dokter pun
pasti setuju, bila usus buntu tidak ada hubungannya karena memakan biji
(Parimin, 2007).
Terlepas dari mitos atau kepercayaan, tetap saja sebagian orang enggan
memakan buah jambu biji karena tidak nyaman saat dimakan. Saat ini sedang
booming jenis varian baru dari jambu biji, yaitu jambu kristal yang merupakan
buah introduksi yang eksklusif. Dikatakan eksklusif karena buah ini mayoritas
ditemui di pasar-pasar modern serta pedagang-pedagang di dekat tempat wisata.
Bantuan transfer teknologi dari Taiwan yang diterima telah menciptakan berbagai
macam produk pangan terbaik, sayur-sayuran dan buah-buahan yang salah
satunya adalah jambu kristal. Jambu kristal merupakan buah introduksi yang
bibitnya berasal dari luar Indonesia namun dibudidayakan di dalam negeri. Jambu
kristal merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak, ditemukan pada tahun 1991
di District Kao Shiung, Taiwan. Diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1991 oleh
misi teknik Taiwan. Selain daging buahnya renyah, kandungan biji pada jambu ini
hanya 3% bagian buah, sepintas jambu kristal hampir tidak berbiji. Buah ini
memiliki kadar kemanisan pada kisaran 11-12 brik, serta mengandung banyak air.
Sejalan dengan hal itu masyarakat semakin menggandrungi jambu kristal sebagai
buah konsumsi. Alasan itulah yang menyebabkan jambu kristal menarik untuk
3
3
diteliti. Saat ini jenis jambu kristal mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia dan
banyak masyarakat yang ingin mencoba serta ingin mengetahui jambu kristal.
Jambu kristal banyak di cari dan disukai karena praktis untuk dikonsumsi
(Deptan, 2013).
Tingginya popularitas berbanding lurus dengan tingkat permintaan, namun
belum bisa dipenuhi dengan tingkat pasokan yang ada pada saat ini. Hal ini
disebabkan karena belum banyak petani yang membudidayakan varietas ini. Di
pihak petani dijual Rp 15 000 perkilogram. Bila sudah sampai di supermarket
modern, harganya bisa mencapai Rp 26 000 - Rp 45 000 perkilogram. Dalam
setahun jambu kristal dapat dipanen sampai empat kali. Sekali panen untuk
tumbuhan yang berusia sekitar delapan bulan bisa dipanen tiga sampai lima
kilogram perpohon. Bila usia tanaman sudah mencapai dua tahun ke atas, satu
pohon bisa menghasilkan sepuluh sampai lima belas kilogram perpohon.
Sementara harga bibitnya hanya Rp 30 000 – Rp 35 000 perbibit. Hal tersebut
membuat varietas ini sangat menarik bagi investor karena selain permintaan pasar
yang tinggi, perbedaan harga jual di tingkat petani dan pasarpun sangat tinggi.
Tiap pohon dapat berproduksi sampai dengan 15 tahun. Setelah itu sebenarnya
masih bisa berproduksi, tetapi jumlah buah yang dipanen menurun dan pada umur
20 tahun pohon sudah tidak menguntungkan lagi. Sehingga para petani akan
mengganti dengan bibit yang baru bila telah berusia 20 tahun (Parimin, 2007).
Pemeliharaannya juga terbilang tidak sulit, cukup diberi pupuk kandang
berupa kotoran kambing dan media tanam harus selalu dijaga kelembabannya.
Serta pastikan pohon selalu menerima sinar matahari secara penuh atau tidak
boleh dilindungi oleh pohon yang lebih besar. Apabila buah sudah sebesar bola
bakso, segeralah membungkusnya dengan foam atau busa yang biasa dipakai
untuk membungkus buah di supermarket modern. Terakhir lapisi dengan plastik
yang telah dilubangi. Semua cara tersebut dilakukan agar buah terhindar dari
hama ulat serta kutu putih. Selain itu agar ukuran buah menjadi lebih maksimal
atau menghindari buah cepat matang (Soedarya, 2010).
Saat ini, permintaan jambu kristal terbilang cukup tinggi dimana dagingnya
yang renyah dan minimnya biji membuat jambu ini banyak digemari sebagai buah
konsumsi langsung. Seiring permintaan buah yang tinggi, bibit jambu kristal juga
mulai dicari petani buah, sehingga permintaan buah dan bibit jambu kristal
meningkat secara signifikan, hal ini dianggap wajar karena masyarakat makin
sadar akan pentingnya konsumsi buah bagi kesehatan. Pernyataan tersebut dapat
dibuktikan berdasarkan data yang diperoleh dari total permintaan supermarket di
Kabupaten Bogor (All Fresh, TOTAL, GIANT) dan pabrik pengolahan manisan
jambu kristal, dimana data tersebur menunjukkan permintaan akan jambu kristal
dari tahun 2007 hingga 2013, data dapat dilihat pada tabel berikut (tabel 3).
Permintaan jambu kristal dinilai belum dapat terpenuhi dengan baik, hal ini
dikarenakan kekurangan stok produksi yang dihasilkan oleh petani. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Kepala Bagian Hortikultura Dinas Pertanian dan
Kehutanan Kabupaten Bogor pada Januari 2014, diperoleh informasi bahwa
perkebunan yang mengelola jenis tanaman ini sudah mulai bermunculan di
Kabupaten Bogor. Berikut data petani jambu kristal Kabupaten Bogor 2013 (tabel
4).
4
4
Tabel 3 Total permintaan supermarket di Bogor (All Fresh, TOTAL, GIANT) dan
pabrik pengolahan manisan jambu kristal setiap tahunnya (ton)
Uraian Tahun
Rata-rata
pertumbuhan
(%) 2007-
2013 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Permintaan
setahun
(Ton/tahun) 6.0 14.4 42.0 42.0 64.8 97.2 97.2 108.98
Produksi
setahun
(Ton/tahun) 4.8 10 30.6 30.6 50.5 85.3 85.3 112.07
Sumber : Badri dan Kosasih 2014 (diolah)
Tabel 4 Data petani jambu kristal Kabupaten Bogor 2013
Tahun Nama Desa/
Kecamatan
Luas
Lahan
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktivi
tas
(Ton/Ha)
2006
Agus
Kosasih Tangkil/Caringin 6 30 5
2009 Badri Cikarawang/Darmaga 4 15 3,75
2010 M. Fajar Bantarsari/Rancabungur 10 40 4
2014 H. Fahri Neglasari/Darmaga 2
Belum
Berproduksi 0
2014 H. Ukon Cipelang/Cijeruk 5
Belum
Berproduksi 0
2014
Jaja
Hidayat Sukaharja/Cijeruk 5
Belum
Berproduksi 0
2014 Hidayat Sukaresmi/Tamansari 2.5
Belum
Berproduksi 0
2014
Ade
Gunawan Sukajadi/Tamansari 2.5
Belum
Berproduksi 0
2014
Inda
Wijaya Sukajadi/Tamansari 2.5
Belum
Berproduksi 0
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, 2014 (diolah)
Salah satu petani mandiri jambu kristal di Bogor yaitu Bapak Agus di Desa
Tangkil dengan lahan enam hektar. Bapak Agus belum menghitung analisis
kelayakan usahanya sejak delapan tahun usahanya berdiri. Bapak Agus sudah
tidak ada ikatan dengan ICDF selaku pemrakarsa adanya transfer teknologi
Taiwan dengan penemuan bibit jambu kristal pertama kali, Bapak Agus hanya
membeli bibit satu kali di ICDF lalu membudidayakannya sendiri sebagai petani
mandiri. Bapak Agus juga merupakan petani jambu kristal dengan produktivitas
tertinggi. Lalu juga ada petani binaan ICDF yaitu Bapak Badri. ICDF sebagai
lembaga pertama di Indonesia yang memperkenalkan buah ini memberi
5
5
pembinaan dan pendampingan pada petani jambu kristal agar dapat menghasilkan
buah yang baik serta ICDF membantu dalam memasarkan hasil buahnya.
Perbedaan produktivitas antara petani mandiri dengan binaan ICDF tentu
memunculkan banyak pertanyaan tentang bagaimana dampak yang ditimbulkan
ICDF terhadap petani binaannya apakah petani terbantu atau justru tidak
berpengaruh sama sekali. Kelayakan usaha dalam hal ini dapat dijadikan suatu
studi kasus untuk melihat seberapa jauh perbedaan diantaranya keduanya.
Pemenuhan permintaan dalam negeri saja masih belum sanggup. Info gerai toko
buah di kota–kota besar, permintaan rata–rata perhari mencapai 100-300
kilogram. Harga saat ini (Februari 2014) mencapai pada level Rp 25 000–Rp 30
000 perkilogram di pasar modern. Meski mahal, jambu kristal dicari karena
renyah, bagian buah yang dapat dimakan pun lebih banyak, (Agus, 2013).
Walaupun jambu kristal ini menarik namun banyak petani yang masih belum
mengenalnya sementara permintaan konsumen cukup tinggi berdasarkan
kenyataan yang ditemui petani di pasar. Petani tidak yakin bahwa jambu kristal
akan menguntungkan oleh karena itu mereka masih ragu membudidayakannya.
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya bagi Bapak
Agus dan Bapak Badri sebagai pelaku budidaya itu sendiri, juga para investor
selaku pemberi modal, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang
memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang
tentunya semua kepentingan itu berbeda satu sama lainya. Investor
berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi
yang ia tanamkan, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan
kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-
beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian,
pemerataan kesempatan kerja, dan lain-lain.
Rumusan Masalah
Desa Tangkil dan Desa Cikarawang memiliki karakter pertanian lahan
yang cocok digunakan untuk perkebunan hortikultura, termasuk di dalamnya
jambu kristal. Bapak Agus merupakan salah satu warga Desa Tangkil yang
mengusahakan komoditi jambu kristal sebagai komoditi yang dibudidayakannya,
sedangkan Bapak Badri sebagai petani jambu kristal yang ada di Desa
Cikarawang binaan ICDF. Bapak Agus mengusahakan enam hektar lahan yang
merupakan lahan sewa untuk membudidayakan jambu kristal ini sedangkan Bapak
Badri mengusahakan empat hektar lahan milik sendiri. Hasil produksi jambu
kristal pada tahun 2012 mencapai 30 000 ton, maka produktivitas rata-rata
pertanian jambu kristal Bapak Agus adalah sebesar 5 000 ton/hektar. Hal ini
menunjukkan bahwa pertanian jambu kristal cocok untuk dikembangkan di daerah
ini. Tak mau kalah Bapak Badri yang mengusahakan jambu kristal tiga tahun
setelah Bapak Agus juga menghasilkan banyak bibit dan buah dengan kualitas
grade A secara keseluruhan. Sejak tahun 2005, Bupati Bogor dalam sambutannya
saat perayaan hari jadi Bogor sekaligus ulang tahun IPB telah mencanangkan
jambu kristal sebagai “welcome fruits” yang mencirikan kekhasan Bogor. Produk
jambu kristal diusahakan menjadi produk yang menjadi brand image Bogor,
sebagaimana masyarakat mengenal Apel-Malang atau Mangga-Indramayu. Saat
6
6
itu dilakukan penanaman 1000 bibit jambu kristal di lahan belakang kampus IPB,
yaitu di Desa Cikarawang yang saat itu Bapak Badri mendapat 200 bibit gratis
sedangkan Bapak Agus harus membeli ke ICDF. Desa Tangkil sebagai salah satu
sentra penghasil jambu kristal, mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah
Bogor untuk mengembangkan komoditas ini, guna mendukung pelaksanaan
program pemerintah tersebut. Salah satu bentuknya adalah melalui Badan
Penyuluh Pertanian (BPP) yang merupakan lembaga pemerintahan yang
memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada usaha Bapak Agus di Desa
Tangkil dengan mengutus para PPL (Pemandu Petani Lapang) dan PPS (Pemandu
Petani Swadaya) untuk mendampinginya. Seluruh perangkat desa mencanangkan
Desa Tangkil sebagai “Desa Jambu Kristal”. Program ini ditujukan untuk
memberikan pengarahan kepada para petani yang ada di Desa Tangkil tidak hanya
pada Bapak Agus yang sudah cukup lama membudidayakan komoditas ini untuk
dapat mengembangkan dan meningkatkan kegiatan agribisnis jambu kristal.
Desa Cikarawang yang dekat dengan ICDF mempunyai potensi yang besar
untuk mendapat perhatian, binaan dan bantuan langsung dari ICDF untuk
mendukung usaha budidayanya terutama jambu kristal. Bapak Badri mendapat
perhatian khusus dari ICDF yang berupa pelatihan, bantuan bibit, pupuk dan obat-
obatan sehingga meringankan usaha Bapak Badri. Adanya program-program yang
menunjang usaha budidaya komoditas jambu kristal tersebut membuat jambu
kristal yang dihasilkan memiliki produktivitas yang tinggi. Selama beberapa
waktu terakhir, terjadi penurunan jumlah produksi dari rata-rata jambu kristal
yang dapat dihasilkan oleh Bapak Agus dan Bapak Badri. Hal ini dapat
ditunjukkan oleh perbandingan hasil produksi yang dihasilkan oleh Bapak Agus
dan Bapak Badri pada tahun 2012 menuju tahun 2013.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan suatu perbandingan
antara analisis yang meninjau kelayakan usaha budidaya tanaman jambu kristal
Bapak Agus dengan Bapak Badri, baik dari aspek finansial maupun non finansial,
serta analisis mengenai sensitivitas terhadap beberapa variabel yang mengalami
perubahan serta analisis switching value. Oleh karenanya, penelitian ini dibuat
dengan perumusan masalah berupa :
1) Bagaimana perbandingan kelayakan aspek finansial dan aspek non finansial
dari usaha budidaya jambu kristal petani mandiri yaitu Bapak Agus di Desa
Tangkil dan petani binaan ICDF yaitu Bapak Badri di Desa Cikarawang?
2) Bagaimana tingkat kepekaan usaha budidaya jambu kristal petani mandiri yaitu
Bapak Agus terhadap penurunan jumlah produksi dan kenaikan harga pupuk
kimia serta bagaimana tingkat kepekaan usaha budidaya jambu kristal petani
binaan ICDF yaitu Bapak Badri terhadap penurunan jumlah produksi dan
kenaikan upah tenaga kerja?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1) Menganalisis dan membandingkan kelayakan usaha budidaya jambu kristal
petani mandiri yaitu Bapak Agus di Desa Tangkil dan petani binaan ICDF
yaitu Bapak Badri di Desa Cikarawang ditinjau dari aspek finansial dan aspek
non finansial.
7
7
2) Menganalisis dan membandingkan tingkat kepekaan usaha budidaya jambu
kristal petani mandiri yaitu Bapak Agus terhadap penurunan jumlah produksi
dan kenaikan harga pupuk kimia serta tingkat kepekaan usaha budidaya jambu
kristal petani binaan ICDF Bapak Badri terhadap penurunan jumlah produksi
dan kenaikan upah tenaga kerja.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan juga tujuan dari penelitian yang telah
dituliskan sebelumnya, maka diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi banyak
pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bentuk
pengaplikasian berbagai ilmu yang telah didapatkan selama masa kuliah dan
mampu melatih kemampuan mengenai analisis studi kelayakan usaha,
sehingga dapat diterapkan dalam usaha bisnis yang nyata.
2) Bagi petani mandiri maupun binaan ICDF, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi acuan dan masukan yang bermanfaat dalam menentukan
keberlanjutan usaha agribisnis jambu kristal.
3) Bagi para calon investor, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan acuan
dalam perencanaan investasi jambu kristal.
4) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
tambahan informasi dan literatur untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Penelitian dengan topik studi kelayakan bisnis ini dilakukan untuk
menganalisis dan membandingkan kelayakan usaha budidaya jambu kristal milik
Bapak Agus di Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor dengan
milik Bapak Badri selaku petani binaan ICDF di Desa Cikarawang, Kecamatan
Darmaga, Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan dengan ruang lingkup yang
mencakup aspek-aspek non finansial dan aspek finansial dari usaha budidaya
jambu kristal ini. Penelitian dilakukan dengan melibatkan usaha budidaya jambu
kristal Bapak Agus Kosasih di Desa Tangkil dan Bapak Badri di Desa
Cikarawang sebagai responden utama dalam kegiatan wawancara untuk
pengumpulan data. Penelitian kelayakan usaha untuk usaha budidaya jambu
kristal ini memiliki batasan penelitian berupa metode analisis secara kualitatif
yang dilakukan untuk merumuskan aspek-aspek non finansial, seperti halnya pada
penelitian-penelitian lainnya dengan topik yang sama. Selain itu, untuk
memudahkan dalam kegiatan analisis aspek finansial, maka dilakukan pembuatan
beberapa asumsi dalam perhitungan yang dapat dilihat pada penjelasan metode
penelitian. Dengan seluruh batasan yang dimiliki, diharapkan penelitian ini tetap
memiliki esensi sesuai dan menghasilkan kesimpulan yang akurat dan bermanfaat
besar bagi banyak pihak.
8
8
TINJAUAN PUSTAKA
Persamaan dan perbedaan antara kelayakan bisnis komoditi buah-buahan
dapat dilakukan karena relevan dan sejenis. Analisis Kelayakan Finansial
Usahatani Jambu Biji Melalui Penerapan Irigasi Tetes di Desa Ragajaya,
Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor oleh Fadil Dhikawara menjelaskan
dalam skripsinya berdasarkan analisis karakteristik usahatani jambu biji di Desa
Ragajaya diketahui bahwa dari jumlah populasi petani jambu biji, luas lahan yang
dimiliki petani dengan status sewa adalah 47.2 persen menyewa lahan kurang dari
0.5 hektar, 44.4 persen menyewa lahan antara 0.5 sampai satu hektar, dan 8.40
persen menyewa lahan dengan luas lebih dari satu hektar. Irigasi tetes digunakan
untuk meningkatkan jumlah produksi pada musim kemarau yang turun hingga 75
persen dibandingkan saat musim hujan, dengan memanfaatkan air dari dalam
tanah secara efisien untuk memenuhi kebutuhan 45 liter air perhari. Terpenuhinya
kebutuhan air maka jumlah produksi meningkat sebesar 75 persen sesuai harapan
petani yang ingin dapat menjual hasil produksi dengan jumlah yang setara saat
musim hujan, agar petani dapat memperoleh keuntungan. Dibandingkan dengan
budidaya jambu kristal yang mana budidaya ini lebih fleksibel untuk
dibudidayakan karena ada atau tidaknya air komoditas ini dapat beradaptasi
dengan baik. Sedangkan Lahan yang digunakan masih terhitung lebih sempit
dibandingkan lahan budidaya jambu kristal di Desa Tangkil maupun Desa
Cikarawang.
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Analisis Kelayakan Finansial
dan Kesempatan Kerja pada Usahatani Pepaya (Studi Kasus di kebun percobaan
Dcsa Cikarawang, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)
oleh Siti Halisah tahun 2006 dapat ditarik suatu pelajaran, dimana hasil analisis
kelayakan Finansial pepaya yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikarawang
menunjukkan kriteria layak dan menguntungkan untuk diusahakan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai NPV yang diperoleh lebih besar dari 1, yaitu Rp 1 1 621 597.55,
nilai net B/C lebih besar dari 0 yaitu 1.44, IRR yang lebih besar dari pada tingkat
diskonto (11.47 persen), yaitu 40 persen, dan payback period yang masih berada
dalam rentang waktu umur proyek, yaitu 3 tahun 2 bulan. Hasil analisis
sensitivitas yang dilabelkan terhadap penurunanan hasil produksi sebesar 16.67
persen menunjukkan kondisi tidak layak dan tidak menguntungkan untuk
dilaksanakan. Namun demikian harga jual output pepaya Rp 1 250 dan
peningkatan obat-obatan sebesar 21.05 persen menunjukkan kondisi yang layak
dan memungkinkan untuk dilaksanakan. Analisis sensitivitas yang dilakukan jika
lahan yang digunakan adalah hasil sewa, menunjukkan kondisi usahatani pepaya
yang dilaksanakan tetap layak dan menguntungkan untuk diusahakan.
Berdasarkan analisis switching value, penurunan hasil produksi dan harga jual
output maksimum yang dapat ditoleransi masing-masing adalah 12.75 persen,
sedangkan peningkatan dari harga pupuk dan obat-obatan yang maksimal adalah
sebesar 59 persen. Berdasarkan ketiga variabel yang telah diuji, maka dapat
dikatakan bahwa variabel yang peka terhadap perubahan adalah penurunan
produksi dan harga jual output, sementara peningkatan dari harga input pupuk dan
obat-obatan relatif kurang peka. Saran untuk pihak perusahaan selaku pengelola
dalam usaha budidaya pepaya perlu mengadakan perbaikan pada sistem
sumberdaya yang selama ini dipraktekkan. Hal ini penting dilakukan untuk
9
9
mencapai hasil produksi yang optimal sehingga kuantitas dan kualitas output yang
dihasilkan dapat maksimal dan dapat memenuhi permintaan masyarakat.
Dibandingkan dengan kelayakan usaha jambu kristal, kelayakan usaha pepaya
masih dibawah jambu kristal. Sistem manajemen sumberdaya manusia pada usaha
jambu kristal Bapak Agus maupun Bapak Badri (binaan ICDF) lebih baik
daripada usaha pepaya ini. Namun ada persamaan antara Bapak Agus dengan
Usaha pepaya ini yaitu variabel sensitivitas penurunan jumlah produksi yang lebih
peka daripada kenaikan harga pupuk kimia.
Widi Nugraha dengan judul skripsinya AnaIisis Kelayakan Pengusahan
Stroberi Organilk (Kasus di PT Anugerah Bumi Persada, Kabupaten Cianjur). PT
Anugerah Bumi Persada. PT Anugerah Bumi Persada merupakan perusahaan
yang telah 14 tahun bergerak di usaha sayuran organik. Jenis sayuran organik
yang diproduksi antara lain bayam jepang, brokoli, sawi putih dan wortel.
Produksi yang dilakukan oleh PT Anugerah Bumi Persada dipasarkan oleh
distributor perusahaan baik supermarket atau restoran dan juga ke pihak
konsumen langsung. Perusahaan ini sebelumnya telah melakukan kerjasama
dengan PUSPIPTEK (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) di
bawah Kernentrian Riset dan Teknologi untuk mengembangkan buah stroberi
organik dengan varietas baru dengan nama tzyoko yang berasal dari Jepang.
Perusahaan ini telah satu tahun melakukan penelitian mengenai stroberi jenis ini
dengan membuat demonstration plot (demplot) buah stroberi dengan
menggunakan sistem organik di dalam greenhouse. Hasil produksi rata-rata satu
kali panen dari greenhouse dengan ukuran (7 x 15) meter persegi tersebut
sebanyak 196 kilogram. Hasil stroberi organik ini sudah dicoba dipasarkan ke
distributor perusahaan yaitu Sogo Supermarket, Ranch Market, Papaya Swalayan,
Kamome Swalayan, Restoran Dapur Palembang, Hotel Mulia dan Ribbon. Respon
dari konsumen cukup bagus dengan jumlah permintaan total sebanyak 400
kilogram/bulan dengan harga Rp 100 000/kilogram. Pihak rnanajemen PT
Anugerah Bumi Persada menyatakan bahwa kemungkinan risiko terbesar yang
dihadapi dalam usaha stroberi ini yaitu fluktuasi harga jual, fluktuasi jumlah
permintaan dan fluktuasi jumlah produksi. Perkembangan harga stroberi organik
diperkirakan mengalami fluktuasi dengan rata-rata harga sebesar Rp 100
000/kilogram. Jumlah permintaan diperkirakan akan mengalaini fluktuasi juga
dengan kisaran permintaan rata-rata 400 kilogram/bulan. Jumlah produksi satu
greenhouse ukuran (7 x I8) meter persegi diperkirakan mengalami fluktuasi
dengan jumlah produksi rata-rata 196 kilogram/panen.
Persamaan dengan usaha budidaya jambu kristal adalah saluran
pemasarannya yang langsung menuju ke konsumen langsung dan juga ke
supermarket-supermarket modern. Namun terdapat perbedaan yaitu tidak adanya
greenhouse pada usaha budidaya jambu kristal. Jika ada maka hasil produksi
jambu kristal dapat lebih tinggi. Analisis sensitivitas dan switching value
menunjukkan hasil bahwa variabel yang lebih peka adalah penurunan jumlah
produksi karena stroberi dan jambu kristal sama-sama buah primadona
masyarakat sehingga apabila kekurangan stok maka usaha menjadi tidak layak
lagi.
10
10
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Jambu Kristal
Jambu kristal adalah jambu introduksi dari Taiwan yang didaulat sebagai
jambu tanpa biji. Ukurannya Jumbo dan rasa yang sangat manis membuat harga
buah ini ada di urutan teratas untuk kategori jambu biji. Ternyata petani dari
wilayah Darmaga Bogor tidak sendiri dalam membudidayakan jambu kristal ini,
ada juga para petani dari luar kecamatan yaitu di Desa Tangkil juga luar pulau
jawa yang mencoba membudidayakannya, salah satunya adalah Provinsi Bali,
tepatnya di Desa tiga. Dilihat dari kualitasnya yang memang lebih unggul dari
varian jambu biji jenis lainnya, serta ukurannya yang besar, rasa yang manis,
tekstur yg renyah, buah yang nyaris tanpa biji dan perawatan yang mudah
membuat tanaman ini akan menjadi salah satu primadona para petani pulau
dewata. Berdasarkan fakta unik jambu kristal tersebut diharapkan ketergantungan
bangsa kita terhadap buah impor dapat dikurangi, dan jika buah-buahan kita
dibudidayakan secara konsisten dan terpadu maka buah yang berkualitas tinggi
dapat kita hasilkan dari dalam negeri. Budidaya jambu kristal dan buah lainnya
bisa dilakukan dengan cara ovulasi atau penyambungan serta pencangkokan.
Para petani di wilayah Desa Cikarawang dan Desa Tangkil ingin sekali
menjadikan desanya sebagai desa penghasil jambu kristal karena hampir setiap
warga dan petani di tempat ini menanam jambu kristal. Budidaya jambu kristal ini
dikenalkan oleh ICDF (International Cooperation and Development Fund) yang
bekerjasama dengan IPB. Jambu biji varietas kristal (Psidium guajava L.)
Merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak, yang ditemukan pada tahun 1991
di district Kao Shiung. Diperkenalkan di Indonesia oleh Misi teknik Taiwan pada
tahun 2001, di lokasi proyek Mojokerto dilakukan percontohan budidaya jambu
ini. Jambu biji varietas kristal mempunyai biji yang sangat sedikit (seed less),
prosentase berbuah lebih tinggi dibandingkan buah tanpa biji lainnya. Bentuk
buahnya bulat agak gepeng, dan pada permukaan buah ada tonjolan yang tidak
merata dan daging buah renyah. Pada musim panas mutu buah lebih bagus, akan
tetapi mudah terserang penyakit sehingga perawatan lebih mahal, hasil
produksinya juga tidak sebaik varietas berbiji. Berikut ini adalah cara
membudidayakan jambu kristal yang dikutip dari leaflet jambu biji varietas kristal
ICDF :
1. Iklim dan Tanah
Jambu biji bisa berbuah sepanjang tahun, tumbuh di ketinggian di bawah
1000 mdpl.
Pada suhu di bawah 15oC pertumbuhan menjadi lambat, daun bisa terluka
menjadi merah gelap.
Curah hujan yang paling cocok adalah 1 000-3 000 milimeter pertahun,
pada daerah yang curah hujannya kurang atau tidak merata memerlukan
pengairan.
11
11
pH yang paling cocok berkisar 5.5-6.5, jika di bawah 4.0 pertumbuhannya
tidak bagus.
Tanah yang paling ideal adalah tanah yang lapisan atasnya tebal dan
dalam, pembuangan air (run off) lancar dan kaya akan bahan organik.
2. Pembibitan
Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji, stek, okulasi, maupun persilangan.
Langsung tanam biji umum digunakan untuk pembibitan dan stek, okulasi jarang
digunakan. Metode persilangan yang paling umum adalah dengan stek, metode
okulasi pucuk, metode tempel (persusuan) dan lain-lain (Andi, 2013).
Teknik Budidaya Jambu Kristal
1. Pemilihan dan Pengolahan Lahan
Jambu biji merupakan buah yang mudah beradaptasi, namun untuk
pertimbangan ekonomis, maka disarankan untuk memilih lokasi dengan sinar
matahari dan pengairan yang cukup, pengaturan (run off) lancar, tanah rata serta
kaya akan bahan organik. Supaya tanaman tidak tergenang air maka dapat dibuat
bedengan untuk meninggikan tanaman.
2. Penanaman
Jarak tanam antar baris sebaiknya agak lebar, kira-kira 3.5 meter – 4 meter,
jarak tanam antar pohon 2.7 meter – 3.6 meter.
Pilih bibit dari varietas murni, akar tumbuh sempurna tidak berpenyakit.
Tanam bibit di daerah yang sering tergenang air, jangan ditanam di musim
hujan.
Dasar lubang tanam diberi pupuk organik dan dicampur dengan pupuk
kimia.
Bunga yang muncul pada pohon yang masih terlalu muda harus segera
dihilangkan, karena jika sampai berbuah akan mempengaruhi pertumbuhan
pohon.
Pertumbuhan dahan atau daun baru saat okulasi pada cabang utama harus
segera dihilangkan.
3. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan agar batang dan daun tumbuh merata, tidak saling
bertumpukan, supaya semua daun bisa berasimilasi, usahakan tinggi pohon
maksimal 2 meter supaya mempermudah membungkus buah.
Jambu biji varietas kristal dapat berbuah dalam 1 tahun tetapi untuk
menjaga pertumbuhan, pada tahun pertama pohon tidak boleh berbuah.
Pilih 3-4 cabang yang baik untuk dijadikan batang utama. Pada batang yang
akan dijadikan batang utama, sebelum terbentuk dengan baik, dijaga agar
jangan sampai berbuah supaya bentuknya tidak bengkok. Cabang dari
batang utama tersebut tingginya 40-50 centimeter, semua cabang harus
terpisah.
Meninggikan percabangan pada lokasi yang mudah tergenang air, jika
batang terlalu rendah dan buah tersentuh tanah, mudah terserang penyakit.
12
12
Jika batang utama terbentuk, pangkaslah supaya biisa tumbuh cabang
sekunder (sub cabang), pangkas cabang yang terlalu panjang, terlalu padat,
terlalu kering, berpenyakit, dekat tanah, agar dasar dari pohon terbentuk
bagus, sehingga mudah dalam perawatan.
4. Pemupukan
Satu setengah bulan sebelum pemangkasan, utamakan pemupukan fosfat,
kalsium, magnesium dengan sedikit nitrogen dan kalium. Waktu berbunga
dan permulaan buah, permukaan daun diberi boron, setelah buah agak besar
beri pupuk susulan nitrogen dan kalium. Tetapi Nitrogen jangan terlalu
banyak supaya buah tidak terlalu asam, membusuk dan berubah warna.
Kekurangan air bisa menyebabkan pertumbuhan lambat, buah kecil, mutu
jelek karena jambu biji berakar dangkal.
Memperhatikan metode pemupukan sering tapi sedikit pada musim
kemarau, dan dapat juga digunakan cara pengairan sekaligus pemupukan.
5. Buah dan Pembungkusan
Buah yang tumbuh di pohon akan tergantung pada kondisi pohon tersebut.
Buah yang terlalu banyak, akan tumbuh kecil, kulit mengkilap, dan mutu
jelek.
Prinsipnya setiap cabang hanya ada satu sampai dua buah saja, pada cabang
yang kurus atau pendek tidak boleh ada buahnya.
Buang buah yang kecil, menghadap ke atas, berbentuk tidak bagus, terluka
atau terkena penyakit, dan cabang yang teralalu banyak buahnya.
Pembungkusan dilakukan pada buah kecil yang sudah tidak mudah rontok
(kira-kira diameter 2.5-3 centimeter) jika buah teralu kecil maka sesudah
dibungkus akan mudah rontok, jika terlalu besar akan mudah terserang
hama ulat kecuali dibungkus dengan kantong kertas khusus (spon net)
pembungkus buah, lapisi pula dengan plastik yang ujungnya diberi lubang.
Ada dua cara pembungkusan: (1) ikat kantong plastik di cabang dimana
buah berada, cara ini lebih cepat dan lebih mudah, buah tidak mudah jatuh
karena angin kencang, (2) Ikat kantong plastik di tangkai daun, cara ini
kerjanya agak lambat tetepai lebih mudah untuk pemetikan buah, mulut
kantong plastik harus diikat rapat supaya ulat tidak bisa masuk.
Jika sulit mendapatkan kantong plastik khusus, bisa menggunakan kertas,
tetapi ada kelemahannnya yaitu susah menentukan kemasakan buah dan ulat
juga lebih mudah masuk.
6. Panen
Panen sebaiknya dilakukan di pagi hari, dan hindari panen sore hari. Hal ini
disebabkan karena pada pagi hari dapat melihat dengan jelas warna buah, Apabila
matahari terlalu panas, maka dapat mempengaruhi penilaian warna buah. Buah
yang dipetik jangan sampai terbentur, terluka, tertindih atau langsung kena sinar
matahari (Sumantri, 2010).
13
13
ICDF
ICDF (International Cooperation Development Fund) adalah sebuah badan
swasta asing yang bekerjasma dengan university farm IPB. Kelembagaan ini
mengordinir petani atau gapoktan di daerah Bogor. Bentuk kegiatan yang
dilakukan diantaranya adalah pembiayaan, pembinaan, dan pelatihan terhadap
petani. Petani yang bekerjasama akan diberikan modal berupa sarana-prasarana
pertanian dalam bidang hortikultura. Selanjutnya pihak ICDF akan menjadi pasar
untuk hasil produksi petani dan pembayaran modal pinjaman awal diganti
bertahap sebesar 25% untuk setiap hasil penjualan (Hidayat, 2012).
Profil ICDF
ICDF merupakan singkatan dari International Cooperation Development
Fund, sebuah lembaga hasil kerja sama antara Taiwan Technical Mission dengan
Institut Pertanian Bogor yang bergerak di bidang pertanian. Lembaga ini berdiri
sejak tahun 2007, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah
Bogor. Cara yang ditempuh oleh lembaga ini adalah dengan menyediakan pasar
yang pasti bagi komoditi yang dihasilkan para petani serta melakukan pembinaan
terhadap para petani agar mampu menghasilkan komoditi dengan kualitas yang
baik serta junlah yang tinggi. Selama ini petani umumnya tidak memiliki pasar
untuk memasarkan komoditinya, sehingga akhirnya petani menjual komoditinya
ke tengkulak dengan harga yang murah.
Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah membeli
komoditi dari petani, kemudian menjualnya ke pasar yang lebih baik, misalnya
supermarket dengan harga yang tinggi. Sampai saat ini, komoditi yang dipasarkan
oleh ICDF masih sebatas komoditi sayur-mayur. Sampai saat ini jumlah petani
binaan ICDF berjumlah sebanyak 300 petani, tersebar di seluruh wilayah
kabupaten Bogor. ICDF hanya menerima petani yang memiliki lahan di wilayah
Bogor untuk memudahkan pengontrolan dalam proses onfarm tanaman, agar
kualitas tanaman dapat terjaga dan sesuai permintaan konsumen. Petani
memperoleh banyak manfaat dengan bergabung bersama ICDF. Dengan bekerja
sama dengan pihak ICDF, petani akan mendapatkan supply bibit dan pupuk serta
alat pertanian lainnya pada awal masa tanam yang dapat dibayar secara kredit,
pelatihan budidaya tanaman, serta mendapatkan pasar yang pasti bagi komoditi
yang dihasilkan dengan harga yang menguntungkan petani. Sedangkan kewajiban
yang perlu dilakukan petani adalah menyerahkan 25% dari hasil penjualan kepada
ICDF untuk membayar sarana produksi yang telah dibeli. Ketika pinjaman dari
pihak ICDF telah lunas, petani dapat meneruskan kontrak untuk tetap
menyalurkan komoditinya kepada ICDF atau mulai mencari pasar sendiri.
Proses advokasi yang dilakukan oleh ICDF adalah negosiasi dengan para
petani mengenai ketentuan kualitas dan jumlah komoditi yang harus diproduksi
setiap kali panen, ketentuan menjadi petani binaan ICDF, serta proses negosiasi
dengan pihak pasar agar dapat menerima supply produk sayur-mayur dari pihak
ICDF. ICDF membina petani dengan melakukan berbagai kegiatan guna
meningkatkan pengetahuan petani tentang budidaya dan pertanian.
Jambu kristal merupakan salah satu komoditi unggulan yang dihasilkan
antara ICDF dengan Taiwan. Jambu kristal diprakarsai oleh ICDF dimana saat itu
14
14
ICDF membagikan bibit gratis kepada petani di Desa Cikarawang salah satunya
Bapak Badri dengan harapan komoditi ini dapat dibudidayakan secara meluas di
seluruh Indonesia dan dapat dijadikan buah khas Indonesia dengan ekspor
tertinggi dibanding buah lain atau disebut buah primadona Indonesia (Hidayat,
2012).
Studi Kelayakan Bisnis, Studi Kelayakan Usaha, Studi Kelayakan Investasi
Pengertian studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut
berbagai aspek baik itu dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya, aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen
dan hukum serta keuangannya, dimana seluruh aspek tersebut digunakan untuk
dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil
keputusan apakah suatu usaha atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan
bahkan tidak dijalankan. Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua
bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan
yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-
beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba
(sosial), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu usaha tersebut
bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan
ekonomis. Usaha dalam bidang pertanian merupakan suatu kegiatan yang rumit
karena menggunakan sumber-sumber daya untuk memperoleh keuntungan dan
manfaat (Ibrahim, 2009). Hal ini terjadi karena keberagaman sumber daya,
perbedaan waktu dan tempat, adat dan perilaku masyarakat, kultur masyarakat,
pemerintahan, iklim, serta perbedaan produk olahan yang dapat dibuat, membuat
suatu usaha yang telah dinyatakan layak di suatu tempat pada waktu tertentu, serta
dapat tidak layak di tempat atau waktu yang lain. Aspek-aspek yang dipelajari
dalam studi kelayakan bisnis meliputi:
1) Aspek pasar
Aspek pasar merupakan titik tolak kerangka pemikiran dalam studi kelayakan,
karena aspek inilah yang menentukan apakah penjajakan aspek-aspek berikutnya
perlu dilakukan atau tidak. Adanya analisis ini maka akan diketahui keberadaan
pasar potensialnya sendiri sehingga produk akan menjadi leader dalam industri
tersebut. Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek pertama yang harus
dianalisis dalam berbagai kajian peluang pendirian usaha. Aspek pasar meliputi
penentuan target pasar, ukuran pasar, segmen pasar, profil konsumen, keuntungan
yang didapat konsumen, pangsa pasar yang dapat diraih, kecenderungan dan
potensi pasar, reaksi calon konsumen dan identifikasi pesaing. Aspek pemasaran
meliputi teknik untuk menjual dan menarik konsumen, mengidentifikasi
konsumen prospektif, saluran tata niaga yang akan ditempuh, lingkup daerah
pemasaran, tenaga penjualan, prosedur penjualan, cara promosi, kebijakan harga,
dan perbandingan kebijakan pemasaran dengan industri pesaing.
a) Potensi pasar
Herlianto dan Pujiastuti (2009) mendefinisikan potensi pasar (market
potensial) untuk sebuah produk sebagai penjualan total yang diharapkan
selama periode tertentu. Sedangkan menurut Hadi, Fahmi, dan Syahirudin
15
15
(2010), potensi pasar adalah batas yang didekati oleh permintaan pasar
ketika pengeluaran pemasaran industri mendekati tak terhingga untuk
lingkungan pemasaran tertentu. Potensi pasar dapat diukur dengan ramalan
penjualan yang dikembangkan berdasarkan penjualan yang lalu.
b) Derajat persaingan struktur pasar
Menurut Herlianto dan Pujiastuti (2009), struktur pasar didefinisikan
sebagai sifat-sifat organisasi pasar yang mempengaruhi perilaku dan
keragaan perusahaan, istilah struktur pasar merujuk pada tipe dasar,
sedangkan derajat persaingan struktur pasar dipakai untuk menunjuk sejauh
mana perusahaan-perusahaan mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi
harga atau ketentuan-ketentuan lain dari produk yang dijualnya.
c) Pangsa pasar
Pangsa pasar atau sales potensial adalah proporsi sebagian dari keseluruhan
pasar potensial yang diharapkan dapat diraih oleh usaha yang bersangkutan
(Husnan dan Suswarsono, 2010). Menurut Hadi, Fahmi, dan Syahirudin
(2010), untuk kondisi persaingan dengan jumlah pesaing banyak dan ukuran
pesaing yang cukup besar dan jenis produk yang dibuat sama maka kisaran
prosentase pangsa pasar yang diraih adalah 0-2.5 persen dan untuk jumlah
pesaing tidak ada sampai sebesar 100 persen.
2) Aspek teknis
Evaluasi aspek teknis ditujukan untuk mengetahui apakah suatu bisnis ditinjau
dari segi pembangunan usaha dan dari segi implementasi rutin bisnis secara teknis
dapat dilaksanakan, begitu pula dengan aspek teknologi yang akan dipakai (Umar,
2003). Aspek teknis-teknologis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan industri secara teknis dan operasi setelah industri tersebut dibangun
(Husnan dan Suwarsono, 2010). Sutojo dan siswanto (2000) menambahkan bahwa
evaluasi aspek teknis teknologi meliputi penentuan kapasitas produksi ekonomis
usaha, jenis teknologi yang paling cocok, serta penggunaan mesin dan peralatan.
3) Aspek manajemen dan hukum
Evaluasi aspek manajemen dan hukum mempelajari bentuk organisasi usaha
yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan, dan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan. Hal ini meliputi jumlah dan persyaratan tenaga
manajemen, anggaran balas jasa karyawan yang diperlukan dan beberapa macam
tugas operasi yang memerlukan keahlian khusus. Aspek hukum mempelajari
bentuk usaha yang akan dipergunakan. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika
akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akte, sertifikat,
izin yang diperlukan dan sebagainya, juga definisi dari identitas pelaksana bisnis.
Jenis bisnis, waktu dan tempat serta cara pelaksanaan. Selain itu juga berkaitan
dengan keberadaan secara legal dimana usaha akan dibangun yang meliputi
ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
a) Izin lokasi : sertifikat (akte tanah), bukti pembayaran PBB yang terakhir,
rekomendasi dari RT/RW/Kecamatan.
b) Izin usaha : akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau
berbentuk badan hukum lainnya, NPWP (nomor pokok wajib pajak), surat
tanda daftar perusahaan, surat izin tempat usaha dari Pemda setempat, surat
16
16
tanda rekanan dari Pemda setempat, SIUP setempat, surat tanda terbit yang
dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan.
4) Aspek finansial
Menurut Husnan dan Suwarsono (2010), ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan dalam aspek keuangan, yaitu: aktiva tetap, modal kerja, dan sumber
dana untuk modal kerja dan investasi aktiva tetap. Aktiva tetap dibagi ke dalam
dua bagian yaitu berwujud dan aktiva tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud
terdiri dari tanah dan pengembangan lokasi, bangunan dan perlengkapan, pabrik
dan mesin serta aktiva lainnya, sedangkan aktiva tidak berwujud terdiri dari biaya
pendahuluan dan biaya sebelum operasi.
Suatu bisnis dikatakan layak apabila dapat memberikan keuntungan yang layak
dan mampu memberikan keuntungan finansial. Tujuan dari menganalisis aspek
keuangan dari suatu studi kelayakan usaha bisnis adalah untuk menentukan
rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan usaha untuk membayar kembali dana
tersebut dalam waktu yang telah ditentukan, dan menilai apakah usaha akan dapat
terus berkembang.
Beberapa kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu usaha antara
lain:
a) Net present value (NPV) merupakan perbedaan antara nilai sekarang
(present value) dari manfaat dan biaya. Nilai bersih atau yang biasa dikenal
dengan net present value adalah metode untuk menghitung selisih antara
nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan
penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal)
di masa yang akan datang. Menghitung nilai sekarang perlu ditentukan
terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Tingkat bunga
tersebut dapat diperoleh dengan mempergunakan tingkat bunga pinjaman
jangka panjang yang berlaku di pasar modal atau dengan menggunakan
tingkat bunga pinjaman jangka panjang yang harus dibayar pemilik usaha.
b) Internal rate of return (IRR) merupakan tingkat pengembalian modal
investasi yang digunakan. IRR dinyatakan dalam persen pertahun. IRR
adalah tingkat suku bunga yang bilamana dipergunakan untuk
mendiskontokan seluruh kas masuk pada tahun-tahun operasi usaha akan
menghasilkan jumlah kas yang sama dengan investasi usaha. IRR
menggambarkan prosentase laba nyata yang dihasilkan usaha. IRR adalah
nilai discount rate sosial yang membuat NPV usaha sama dengan nol.
c) Net benefit cost ratio (net B/C) merupakan angka perbandingan arus benefit
(manfaat dan keuntungan) bersih dan positif (laba) terhadap benefit bersih
negatif (rugi).
d) Payback periode (PP) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas. Pay back
periode (PBP) menunjukkan berapa lama modal ini dipandang dari arus kas
masuk (cash inflow).
e) Analisis sensitivitas, analisis ini dilakukan untuk mengukur kemampuan
usaha dalam menghadapi perubahan nilai biaya manfaat atau perubahan
suatu unsur harga baik input maupun output dan pengaruhnya terhadap
pendapatan usaha.
17
17
5) Aspek budaya dan lingkungan
Evaluasi lingkungan harus dilakukan karena pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan tidak dapat dilepaskan dari lingkungan sekitarnya. Menurut Umar
(2003), studi aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan apakah secara
lingkungan hidup rencana bisnis diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak
atau sebaliknya. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek lingkungan antara lain
mengenai peraturan perundang-undangan AMDAL dan kegunaannya dalam
kajian pendirian industri dan pelaksanaan proses pengolahan dampak lingkungan.
6) Aspek sosial ekonomi
Analisis yang dilakukan diharapkan dapat meneliti secara cermat implikasi
yang lebih luas dari investasi yang diusulkan. Suatu usulan usaha diharapkan
mempertimbangkan pendistribusian pendapatan sehingga usaha-usaha yang
memberi manfaat terhadap golongan masyarakat berpendapatan rendah akan lebih
disenangi. Menurut Umar (2003), pertimbangan-pertimbangan sosial perlu
dipertimbangkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu usaha yang
diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial tersebut. Analisis usaha akan selalu
mempertimbangkan secara teliti pengaruh yang akan merugikan suatu usaha pada
golongan-golongan tertentu dalam daerah-daerah tertentu.
Aspek sosial ekonomi dan budaya mengkaji tentang dampak kebudayaan usaha
terhadap kehidupan masyarakat setempat baik dari sisi sosial ekonomi dan
budaya. Sisi sosial apakah dengan adanya usaha tersebut wilayah setempat
menjadi semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanaya jalur komunikasi,
penerangan listrik dan lain sebagainya. Sementara itu dari aspek budaya apakah
dengan adanya usaha tersebut terjadi pergeseran perilaku masyarakat dari adat
kebiasaan.
Melihat dari pengertian dan penjabaran studi kelayakan bisnis di atas, dapat
dibandingkan dengan studi kelayakan investasi yaitu dasar untuk menilai apakah
kegiatan investasi atau penanaman modal yang dilakukan sekarang dapat
memberikan manfaat di masa yang akan datang. Sedangkan studi kelayakan usaha
mengacu pada definisi usaha menurut kamus besar bahasa Indonesia bahwa usaha
merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk
mencapai suatu maksud atau pekerjaan jadi studi kelayakan usaha merupakan
studi kelayakan yang mencakup bisnis dan investasi. Jadi beda analisis kelayakan
bisnis dan investasi adalah jika investasi modal ditanam sekarang namun hasil
baru bisa dirasakan untuk waktu yang agak lama nanti sedangkan bisnis modal
ditanam sekarang dan bisa langsung dirasakan hasilnya, serta keduanya disebut
usaha.
Pengertian Usaha
Pengertian usaha menurut Karlina dan Gray (2003) adalah kegiatan-kegiatan
yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan
mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit atau manfaat
berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan perbaikan tingkat
pendidikan atau kesehatan, dan perubahan suatu sistem atau struktur. Kegiatan
18
18
yang dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan berarti bahwa baik sumber-sumber
yang dipergunakan dalam satu usaha maupun hasil-hasil usaha tersebut dapat
dipisahkan dari sumber-sumber yang dipergunakan dan hasil-hasil dari kegiatan
yang lain. Kegiatan yang dapat direncanakan berarti: baik biaya maupun hasil –
hasil pokok dari usaha dapat dihitung atau diperkirakan dan kegiatan kegiatan
dapat disusun sedemikian rupa sehingga dengan penggunaan sumber – sumber
yang terbatas dapat diperoleh benefit yang sebesar mungkin.
Sumber-sumber yang dipergunakan dalam pelaksanaan usaha tersebut dapat
berbentuk barang-barang modal, tanah, bahan-bahan setengah jadi, bahan - bahan
mentah, tenaga kerja, dan waktu. Sumber-sumber tersebut, sebagian atau
seluruhnya dapat dianggap sebagai barang atau jasa konsumsi yang dikorbankan
dari penggunaan masa sekarang untuk memperoleh benefit yang lebih besar di
masa yang akan datang. Suatu usaha dapat dinyatakan berakhir bila sudah pasti
atau diduga tidak memberikan benefit lagi. Kegiatan usaha tersebut adalah dapat
berupa pembangunan pabrik atau gedung, perkebunan, usaha irigasi,
pembangunan jalan, dan sebagainya.
Karlina dan Gray (2003) mendefinisikan usaha sebagai suatu keseluruhan
aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan
(benefit) atau suatu aktivitas yang mengeluarkan uang dengan harapan untuk
mendapatkan hasil (return) di waktu yang akan datang dan yang dapat
direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit. Secara khusus,
Ibrahim (2009) menjelaskan mengenai usaha pertanian, yang didefinisikan
sebagai suatu kegiatan investasi di bidang pertanian yang mengubah sumber-
sumber finansial menjadi barang-barang kapital yang dapat menghasilkan
keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu. Ibrahim
mengungkapkan bahwa usaha berbeda dengan kegiatan investasi. Biasanya usaha
pertanian dianggap sebagai kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber
finansial menjadi barang-barang yang dapat menghasilkan keuntungan-
keuntungan atau manfaat-manfaat setelah beberapa periode waktu. Akan tetapi
pada beberapa usaha, biaya-biaya produksi atau pemeliharaan yang telah
dikeluarkan diharapkan dapat memberikan keuntungan atau manfaat secara cepat,
dalam jangka waktu satu tahun. Dalam suatu usaha pertanian, batasan antara
pengeluaran investasi dan pengeluaran produksi dalam suatu usaha pertanian tidak
semuanya jelas.
Perbedaan diantara keduanya adalah hanya pada waktu yang digunakan
dalam proses pertumbuhan atau proses produksi dan perolehan manfaat dari
kegiatan usaha yang dilakukan. Umumnya, usaha merupakan kegiatan yang khas
yang secara nyata berbeda dari kegiatan investasi atau pada kegiatan investasi
yang sama tetapi berbeda usaha, dan berbeda dari kegiatan penggantinya, bukan
merupakan bagian rutin dari suatu program usaha yang sedang dilaksanakan.
Pengertian dan Tujuan Analisis Kelayakan Usaha
Menurut Umar (2003), studi kelayakan usaha adalah penelitian tentang
layak atau tidaknya suatu usaha dibangun untuk jangka waktu tertentu. Analisis
kelayakan usaha juga didefinisikan sebagai penelitian tentang dapat-tidaknya
suatu usaha dilaksanakan dengan berhasil (Husnan dan Suwarsono 2010).
19
19
Analisis kelayakan usaha merupakan suatu analisis yang dapat
menunjukkan apakah suatu bisnis atau usaha pembangunan yang direncanakan
atau sedang berjalan layak untuk dilaksanakan atau layak untuk dipertahankan
pelaksanaannya. Tujuan dari analisis usaha menurut Ibrahim (2009) adalah untuk
memperbaiki pemilihan investasi. Hal ini dilakukan karena sumber-sumber yang
tersedia bagi pembangunan adalah terbatas, sehingga perlu dilakukan pemilihan di
antara berbagai macam usaha. Kesalahan dalam pemilihan usaha dapat
mengakibatkan pengorbanan terhadap sumber-sumber langka. Sebagian besar
kegiatan pembangunan pertanian, persiapan pelaksanaan usaha secara cermat
merupakan cara yang terbaik yang dapat dilakukan untuk menjamin terpakainya
dana-dana kapital secara ekonomis, efisien, dan untuk memungkinkan
pelaksanaan usaha secara tepat menurut waktu atau jadwal.
Selain itu, menurut Karlina dan Gray (2003), tujuan analisis usaha adalah
untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dalam
suatu usaha, menghindari pemborosan sumber-sumber daya yang terbatas, yaitu
dengan menghindari pelaksanaan usaha yang tidak menguntungkan, mengadakan
penilaian terhadap peluang investasi yang ada, sehingga dapat dipilih alternatif
usaha yang paling menguntungkan, dan menentukan prioritas investasi.
Mengetahui tingkat keuntungan suatu calon usaha, perlu dihitung benefit dan
biaya yang diperlukan sepanjang umur usaha.
Menurut Husnan dan Suwarsono (2010), suatu usaha dapat dikatakan
berhasil apabila memenuhi kriteria manfaat investasi yang terdiri dari:
1) Manfaat ekonomis usaha terhadap usaha itu sendiri (disebut sebagai manfaat
finansial), yang berarti apakah usaha itu dipandang cukup menguntungkan
apabila dibandingkan dengan risiko usaha tersebut.
2) Manfaat usaha bagi negara tempat usaha itu dilaksanakan (disebut manfaat
ekonomi), yang menunjukkan manfaat usaha tersebut bagi ekonomi makro
suatu negara.
3) Manfaat sosial usaha bagi masyarakat di sekitar usaha.
Aspek-Aspek Analisis Kelayakan Usaha
Merencanakan dan menganalisis usaha, diperlukan pertimbangan mengenai
berbagai aspek yang mungkin terlibat dan secara bersama-sama menentukan
keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Proses
analisis setiap aspek saling terkait antara satu aspek dengan aspek lainnya,
sehingga analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintegrasi dan berhubungan. Hal
ini penting dilakukan, agar kelak baik manfaat maupun biaya yang dikeluarkan
tidak over valued atau under valued. Kesalahan dalam menaksir manfaat maupun
biaya dapat mengakibatkan tujuan suatu bisnis/usaha tidak tercapai, bahkan
mungkin menghasilkan kerugian, tidak saja bagi pelaksana bisnis, akan tetapi juga
bagi masyarakat luas.
Aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam analisis kelayakan bisnis
atau usaha tergantung dari jenis bisnis/usaha yang akan dilaksanakan atau sedang
berlangsung. Ibrahim (2009) menyatakan ada enam aspek yang harus
dipertimbangkan dalam usaha-usaha pertanian, yaitu aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen dan hukum (aspek institusional-organisasi-manajerial), aspek
20
20
sosial, aspek finansial, dan aspek ekonomi. Dalam penelitian mengenai analisis
kelayakan usaha budidaya jambu kristal ini, yang akan dibahas adalah lima aspek
pertama, yaitu meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum,
aspek sosial, dan aspek finansial.
1) Aspek Pasar
Aspek komersial suatu usaha adalah rencana pemasaran output yang dihasilkan
oleh usaha dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan
dan pelaksanaan usaha (Ibrahim 2009). Menurut Kadariah (2009), aspek
komersial berhubungan dengan penawaran input (barang dan jasa) yang
diperlukan usaha, baik saat membangun usaha maupun saat usaha sudah
berproduksi, dan menganalisis pemasaran output yang akan diproduksi oleh usaha
tersebut.
Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan dari
pasar yang diinginkan dari pasar sasaran mereka, yang membentuk suatu bauran
pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya, yang
diklasifikasikan ke dalam empat kelompok luas yang sering disebut 4P, yaitu
terdiri dari: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi
(promotion). Bauran 4P ini menggambarkan pandangan penjual mengenai alat-
alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli.
2) Aspek Teknis
Analisis teknis berhubungan dengan input usaha (penyediaan), dan output
(produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Analisis secara teknis akan
menguji hubungan-hubungan teknis yang mungkin dalam suatu usaha pertanian
yang diusulkan, keadaan tanah di daerah usaha dan potensinya bagi pembangunan
pertanian, ketersediaan air, varietas bibit tanaman dan benih ternak yang cocok
dengan areal usaha, pengadaan produksi, potensi dan keinginan penggunaan
mekanisasi dan pemupukan areal, dan alat-alat kontrol yang diperlukan.
Menurut Umar (2003), terdapat tiga hal pokok yang dihadapi suatu usaha
terkait dengan aspek teknis atau kegiatan operasional, yaitu:
a) Penentuan Lokasi Usaha atau Posisi Perusahaan
Penentuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan
perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat dijalankan
secara ekonomis, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan keputusan
yang tepat mengenai posisi perusahaan yang dapat ditentukan dengan
mempertimbangkan pemilihan strategi berproduksi, penentuan produk yang
akan dihasilkan (ditawarkan), dan kualitas produk.
b) Desain Usaha
Desain mencakup perancangan fasilitas operasi yang akan digunakan,
meliputi perencanaan letak pabrik, proses operasi, teknologi yang
digunakan, rencana kapasitas mesin yang digunakan, perencanaan
bangunan, tata letak (layout) bangunan, dan lingkungan kerja.
c) Operasional Usaha
Operasional usaha terjadi pada saat proses produksi sudah berjalan,
diantaranya mencakup hal-hal rencana produksi, rencana persediaan bahan
21
21
baku, penjadwalan kerja pegawai, pengawasan kualitas, dan pengawasan
biaya produksi.
3) Aspek Manajemen dan Hukum
Manajemen merupakan proses mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan-pekerjaan sehingga dapat terselesaikan secara efektif dan efisien,
dengan dan melalui orang lain. Aspek manajemen dan hukum berhubungan
dengan bagaimana merencanakan pengelolaan usaha dalam pelaksanaannya nanti.
Aspek manajemen dan hukum juga berkaitan dengan pertimbangan mengenai
sesuai atau tidaknya usaha tersebut dengan susunan organisasi usaha agar sesuai
dengan prosedur organisasi setempat, kesanggupan atau keahlian Bapak Agus
yang ada untuk menangani usaha. Aspek manajemen dan hukum menurut Ibrahim
(2009) terdiri dari aspek institusional, organisasional, dan manajerial yang
tumpang tindih (overlapping) yang dapat mempengaruhi pelaksanaan usaha.
Usaha pertanian, perusahaan harus mempertimbangkan kemampuan manajerial
para petani yang akan ikut serta dalam usaha. Jika petani memiliki pengalaman
terbatas pada masalah produksi, maka mereka harus diberikan waktu yang cukup
agar dapat meningkatkan kemampuan mereka.
Menurut Husnan dan Suwarsono (2010), hal yang perlu diperhatikan dalam
aspek manajemen dan hukum ini adalah bentuk badan usaha yang digunakan,
jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha dapat berjalan dengan lancar,
persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan tersebut,
struktur organisasi yang digunakan, penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan.
4) Aspek Sosial Ekonomi Budaya dan Lingkungan
Analisis aspek sosial ekonomi budaya dan lingkungan berkaitan dengan
dampak sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan yang disebabkan dari adanya
bisnis atau usaha yang akan dilaksanakan dan kesesuaian dengan pola sosial
budaya dan lingkungan masyarakat setempat. Ibrahim (2009) menyatakan bahwa
pertimbangan-pertimbangan sosial harus dipikirkan secara cermat agar dapat
menentukan apakah suatu usaha yang diusulkan tanggap (responsive) terhadap
keadaan sosial atau lingkungan tersebut. Analisis aspek ini juga berkenaan dengan
kontribusi bisnis atau usaha terhadap manfaat ekonomi, seperti penyerapan tenaga
kerja, pemerataan pendapatan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Analisis aspek ekonomi digunakan untuk menilai apakah suatu bisnis mampu
memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah,
pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Analisis aspek
sosial dilakukan guna mempertimbangkan pola dan kebiasaan – kebiasaan sosial
dari pihak yang akan dilayani oleh usaha, serta implikasi sosial yang lebih luas
dengan adanya investasi usaha. Beberapa pertanyaan yang biasa dijadikan
masalah adalah mengenai penciptaan kesempatan kerja atau bagaimana kualitas
hidup masyarakat dengan adanya usaha. Informasi berkaitan dengan lingkungan
perusahaan diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan tersebut
memberikan peluang sekaligus ancaman bagi usaha.
5) Aspek Finansial
Menurut Ibrahim (2009), analisis aspek finansial merupakan usaha
meramalkan anggaran penerimaan dan pengeluaran bruto pada masa yang akan
22
22
datang setiap tahunnya. Sementara itu, tujuan dari analisis aspek finansial menurut
Umar (2003) pada suatu analisis kelayakan usaha adalah untuk menentukan
rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana,
biaya modal, kemampuan usaha untuk membayar kembali dana tersebut dalam
kurun waktu yang telah ditentukan, dan menilai apakah suatu usaha akan dapat
berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri.
Analisis finansial ini didasarkan pada data usaha keuangan atau data keuangan
historis. Usaha pada perusahaan atau usaha yang telah berjalan, perhitungan
keuangan menggunakan data historis perusahaan sejak permulaan usaha,
sedangkan untuk usaha yang baru, laporan tersebut akan diusahakan sampai
melewati umur usaha.
Teori Biaya dan Manfaat
Penyusunan arus biaya dan arus manfaat sangat penting dalam menganalisis
suatu usaha untuk mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh dengan adanya
usaha. Biaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang langsung maupun tidak
langsung mengurangi tujuan usaha atau bisnis, sedangkan manfaat adalah segala
sesuatu yang baik langsung maupun tidak langsung membantu tercapainya suatu
tujuan dari suatu usaha (Ibrahim 2009).
Menurut Kuntjoro (2002), biaya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Biaya modal, merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat
jangka panjang. Contoh dari biaya modal adalah: tanah, bangunan dan
perlengkapannya, pabrik dan mesin-mesinnya, biaya pendahuluan sebelum
operasi, biaya penelitian, dan sebagainya.
2) Biaya operasional, disebut juga biaya modal kerja, merupakan kebutuhan
dana yang dikeluarkan pada saat usaha mulai dilaksanakan. Biaya ini
didasarkan pada situasi produksi, artinya biaya dibutuhkan sesuai dengan
tahapan operasi. Contoh dari biaya operasional adalah biaya bahan mentah,
tenaga kerja, biaya perlengkapan, dan biaya penunjang.
3) Biaya lainnya, merupakan biaya yang terlibat dalam pendanaan suatu usaha,
seperti pajak, bunga pinjaman, dan asuransi. Sedangkan menurut Kadariah
(2009), manfaat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Manfaat langsung (direct benefit), yaitu manfaat yang langsung dirasakan
dalam suatu usaha, seperti kenaikan dalam produksi fisik, perbaikan mutu
produk, perubahan dalam bentuk (grading and processing) dan
keuntungan dari mekanisasi.
b) Manfaat tidak langsung (indirect benefit), yaitu manfaat yang timbul atau
dirasakan di luar usaha karena adanya realisasi dari suatu usaha.
c) Manfaat yang tidak dapat diukur (intangible benefit), yaitu suatu manfaat
yang sulit dinilai dengan uang, seperti perbaikan lingkungan hidup dan
kesehatan masyarakat, perbaikan pemandangan karena adanya taman, dan
perbaikan distribusi pendapatan. Ibrahim (2009) menyebutkan beberapa
biaya yang terdapat dalam usaha pertanian antara lain adalah meliputi:
barang-barang fisik, tenaga kerja, tanah, cadangan-cadangan tak terduga,
pajak, jasa pinjaman, serta biaya yang tidak diperhitungkan. Penambahan
23
23
nilai suatu usaha dapat diketahui melalui peningkatan produksi, perbaikan
kualitas, perubahan dalam waktu penjualan, perubahan dalam bentuk
produksi, pengurangan biaya melalui mekanisasi, pengurangan biaya
pengangkutan, penghindaran kerugian, dan manfaat tidak langsung dari
usaha.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu proses keuangan yang mencantumkan
penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi yang
menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut. Laba adalah
merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran. Penerimaan laba
diperoleh dari penjualan barang dan jasa yang dikurangi dengan potongan
penjualan, barang yang dikembalikan, dan pajak penjualan. Pengeluaran tunai
untuk operasi mencakup seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk
memproduksi output, diantaranya adalah biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku
(Nurmalina et al. 2009).
Komponen lain dalam laporan laba rugi adalah adanya biaya penjualan,
biaya umum, dan biaya administrasi. Pengurangan komponen-komponen tersebut
terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan.
Penyusutan, termasuk pengeluaran operasi bukan tunai, yang merupakan proses
alokasi biaya yang berasal dari harta tetap tersebut menjadi berkurang.
Pengurangan penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan menghasilkan
laba operasi sebelum bunga dan pajak. Dalam penelitian ini dilakukan analisis
laba rugi yang berpengaruh pada perhitungan cashflow, untuk menentukan
besarnya pajak usaha pada perhitungan cashflow. Selain itu, analisis ini dilakukan
untuk meninjau besar laba bersih selama umur usaha yang dapat diperoleh petani
dan besar pajak yang dapat dihasilkan dari usaha budidaya jambu kristal ini.
Laporan Cash Flow
Laporan cash flow disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu
periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut
dengan menunjukkan asal perolehan sumber-sumber kas dan penggunaan-
penggunaannya. Dalam mempertimbangkan suatu investasi usaha, perlu diketahui
tiga jenis arus kas, yaitu (Halim 2009) :
1) Arus kas keluar awal (initial cash flow), yaitu pengeluaran-pengeluaran kas
awal yang dilakukan sehubungan dengan investasi.
2) Arus kas operasional (operational cash flow), yaitu penerimaan-penerimaan
kas yang diperoleh setelah suatu investasi beroperasi. Disamping penerimaan-
penerimaan kas, juga terdapat pengeluaran-pengeluaran kas yang terjadi
setelah suatu investasi beroperasi.
3) Terminal arus kas (terminal cash flow), yaitu penerimaan-penerimaan yang
diperoleh dari nilai sisa (salvage value) suatu investasi dan atau
pengembalian modal kerja (working capital).
24
24
Kriteria Investasi
Pencarian ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau
penolakan atau pengurutan suatu usaha, telah dikembangkan berbagai cara atau
kriteria yang disebut sebagai kriteria investasi (investment criteria). Menurut
Kadariah (2009), pada umumnya terdapat empat kriteria investasi yang dapat
digunakan untuk penilaian kelayakan dari investasi suatu usaha, yaitu:
1) Net present value (NPV), merupakan selisih antara present value dari benefit
dan present value dari biaya.
2) Internal Rate of Return (IRR), merupakan nilai discount rate, i, yang
membuat NPV dari usaha sama dengan nol.
3) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), merupakan perbandingan antara present
value total dari benefit bersih dalam tahun-tahun dimana benefit bersih itu
bersifat positif dengan present value total dari biaya bersih dalam tahun-tahun
dimana Bt-Ct bersifat negatif, yaitu biaya kotor lebih besar dari benefit kotor.
4) Payback Period (PP), merupakan suatu periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan
menggunakan aliran kas.
Analisis Sensitivitas
Tujuan dari analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi
dengan hasil analisis usaha jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-
dasar perhitungan biaya atau benefit (Kadariah 2009). Analisis sensitivitas
nantinya mengharuskan setiap kemungkinan dicoba dan diramalkan, artinya setiap
kali kemungkinan itu ada, maka harus diadakan analisis kembali. Hal ini perlu
dilakukan karena analisis usaha biasanya didasarkan pada usaha yang
mengandung banyak ketidakpastian dan perubahan yang akan terjadi di masa
yang akan datang.
Menurut Ibrahim (2009), usaha pertanian sensitif terhadap perubahan –
perubahan yang diakibatkan oleh empat faktor atau variabel, yaitu:
1) Harga
Pada setiap usaha pertanian diharuskan teliti terhadap apa yang akan terjadi
apabila asumsi mengenai harga jual produk pertanian ternyata keliru. Untuk
itu dapat dibuat asumsi alternatif lain mengenai harga jual pada masa yang
akan datang dan meneliti pengaruhnya terhadap manfaat sekarang netto yang
akan diterima oleh usaha, terhadap tingkat pengembalian secara nilai finansial
atau ekonomi, atau terhadap rasio perbandingan manfaat dan investasi netto.
2) Keterlambatan Pelaksanaan
Keterlambatan pelaksanaan dapat mempengaruhi hampir seluruh usaha –
usaha pertanian, karena pertanian memiliki sifat saling terkait dan terintegrasi
diantara berbagai subsistem dalam sistemnya. Keterlambatan ini ini dapat
terjadi dalam hal pemesanan dan penerimaan peralatan atau masalah dan
persyaratan administrasi.
3) Kenaikan Biaya Usaha
Usaha pertanian cenderung sangat sensitif terhadap kenaikan biaya, karena
biaya seringkali diperkirakan sebelum usaha pertanian dilaksanakan, dimana
25
25
faktor diskonto yang digunakan mungkin terlalu besar atau karena semua
fasilitas sudah tersedia padahal manfaat usaha belum terealisasikan. Suatu
usaha yang diperkirakan memiliki tingkat pengembalian yang cukup menarik
berdasarkan estimasi biaya yang telah diperhitungkan mungkin saja tidak
diterima sama sekali bila dalam pelaksanaannya harga-harga telah melonjak
naik.
4) Hasil (Perubahan Volume Produksi)
Terdapat kecenderungan untuk bersikap optimis dalam memperkirakan hasil
yang akan diperoleh pada usaha pertanian. Analisis sensitivitas terhadap hasil
tidak hanya memberikan informasi yang berguna dalam menentukan apakah
usaha harus dilaksanakan, tetapi juga dapat menekankan perlunya perluasan
pelayanan yang cukup bila menginginkan usaha dapat memberikan hasil
seperti yang diharapkan.
Analisis Switching value
Analisis nilai pengganti (switching value) merupakan variasi dari analisis
sensitivitas yang digunakan untuk mengukur perubahan maksimum dari
perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output, penurunan produksi)
atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input/peningkatan biaya
produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak (Nurmalina
et al. 2009). Perhitungan switching value mengacu pada berapa besar perubahan
terjadi yang menyebabkan nilai NPV = 0 atau merupakan titik impas selama umur
usaha. NPV = 0 akan membuat nilai IRR sama dengan tingkat suku bunga dan
nilai Net B/C = 1. Melakukan analisis switching value, dapat dicari besar
perubahan yang mengakibatkan usaha tetap layak dijalankan, yaitu yang
mengakibatkan nilai NPV > 0, IRR > tingkat suku bunga, dan nilai Net B/C > 1.
Kerangka Pemikiran Operasional
Desa Cikarawang merupakan salah satu desa binaan ICDF. Sebagai bentuk
kerjasama antara Taiwan dan IPB maka terbentuklah ICDF tersebut. Misi teknik
Taiwan membawa bibit jambu kristal ke ICDF di Kabupaten Bogor. Salah satu
petani jambu kristal binaan ICDF adalah Bapak Badri. Bapak Badri
membudidayakan jambu kristal pada luas lahan empat hektar milik pribadi. Bapak
Badri juga mendapat bantuan bibit, pupuk dan obat-obatan dari ICDF. Bapak
Badri mendapat pembinaan dari ICDF melalui aneka seminar, sosialisasi dan
praktek langsung budidaya jambu kristal yang baik. Sehingga hal itu dapat
menunjang dan meningkatkan hasil budidaya Bapak Badri. Selain buah jambu
kristal, Bapak Badri juga menghasilkan dan menjual bibit jambu kristal.
Sama halnya dengan Desa Cikarawang, Desa Tangkil merupakan salah satu
sentra penghasil buah jambu kristal di wilayah Kabupaten Bogor (Dinas Pertanian
dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2014). Luasan wilayah yang digunakan untuk
melakukan budidaya komoditas tersebut pada usaha milik Bapak Agus adalah 6
hektar. Sebagian besar penduduk Desa Tangkil memiliki mata pencaharian
sebagai petani. Untuk mendukung program menjadikannya jambu kristal sebagai
26
26
ikon Kota Bogor, pemerintah mendukung pelaksanaan program tersebut dengan
menjadikan Desa Tangkil ini sebagai salah satu desa yang mendapatkan perhatian
khusus dari Pemerintah Kabupaten Bogor untuk dijadikan sebagai tempat
pengembangan komoditas jambu kristal.
Salah satu bentuk program pemerintah diatas adalah melalui Badan
Penyuluh Pertanian dan Perikanan (BP3K) di Kecamatan Caringin, PPL dan PPS
Desa Tangkil yang bertujuan untuk mengembangkan potensi usaha jambu kristal
di Desa Tangkil, khususnya usaha Bapak Agus yang sudah delapan tahun berjalan
ini. Selama beberapa waktu terakhir, terjadi penurunan jumlah produksi dari rata-
rata jambu kristal yang dapat dihasilkan oleh Bapak Agus dan Bapak Badri. Selain
itu, selama ini Bapak Agus menghadapi kenyataan berupa harga jual buah jambu
kristal konstan namun dibagi menjadi tiga jenis harga, yaitu harga jual tertinggi
Rp 15 000 per kg dan terkadang berada pada harga jual terendah sebesar Rp 5 000
per kg. Berbeda dengan Bapak Badri yang menjual seluruh buah jambu kristalnya
dengan harga RP 15 000.
Oleh karenanya, dilakukan analisis usaha budidaya jambu kristal Bapak
Agus dan Bapak Badri, untuk membandingkan kelayakan usaha guna mendukung
usaha budidaya jambu kristal di dua desa ini. Selain itu, analisis ini juga dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana perubahan faktor penurunan jumlah produksi dan
kenaikan harga pupuk kimia serta kenaikan upah tenaga kerja yang terjadi dapat
mempengaruhi kelayakan dari usaha yang dilakukan oleh Bapak Agus dan Bapak
Badri ini. Sehingga, hal ini dapat menjadi suatu langkah yang mendukung dan
bermanfaat, baik bagi pihak investor maupun bagi Bapak Agus dan Bapak Badri,
juga bagi petani, yang masih ragu membudidayakan jambu kristal.
Penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan identifikasi
mengenai berbagai faktor yang berhubungan dengan aspek non finansial dan
aspek finansial dari usaha budidaya jambu kristal. Proses ini, dilakukan
pengumpulan data primer berdasarkan wawancara secara mendalam dengan
Bapak Agus dan Bapak Badri. Aspek non finansial yang diidentifikasi pada usaha
budidaya jambu kristal ini meliputi beberapa aspek, yaitu aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen dan hukum, dan aspek sosial ekonomi budaya dan
lingkungan. Penelitian mengenai aspek pasar, diidentifikasi beberapa hal yang
terkait dengan potensi pasar dan strategi pemasaran yang dilakukan dalam
memasarkan produk jambu kristalnya. Penelitian mengenai aspek teknis,
dilakukan wawancara mengenai beberapa hal yang terkait dengan lokasi budidaya
jambu kristal, teknis budidaya yang dilakukan, dan penanganan pascapanen
sebelum buah jambu kristal dipasarkan.
Pencarian informasi mengenai aspek manajemen dan hukum usaha budidaya
jambu kristal dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada Bapak Agus dan
Bapak Badri terkait dengan kebutuhan dan penggunaan tenaga kerja, khususnya
tenaga kerja bantuan, dan deskripsi pekerjaan dari masing-masing tenaga kerja
yang ada. Kegiatan identifikasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aspek
sosial ekonomi budaya dan lingkungan, dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
terkait dengan penyerapan tenaga kerja masyarakat sekitar dalam kegiatan
budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri ini. Selain itu, dicari
informasi mengenai dampak dari adanya kegiatan usaha budidaya jambu Kristal
terhadap lingkungan sekitar.
27
27
Hasil dari seluruh wawancara dan identifikasi mengenai aspek-aspek non
finansial tersebut dianalisis secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif.
Hasil analisis ini digunakan sebagai kriteria atau indikator untuk menilai
kelayakan dari aspek-aspek non finansial tersebut. Sementara itu, dalam
melakukan analisis mengenai aspek finansial, dilakukan wawancara kepada Bapak
Agus dan Bapak Agus terkait dengan berbagai faktor yang berhubungan dengan
finansial usaha budidaya jambu kristal. Identifikasi ini meliputi pertanyaan
seputar luas lahan usaha budidaya jambu kristal, rincian mengenai berbagai biaya
yang dibutuhkan dalam kegiatan budidaya jambu kristal (meliputi biaya perolehan
bibit jambu kristal, biaya tenaga kerja, biaya persiapan lahan, dan sebagainya),
volume produksi jambu kristal yang dihasilkan per tahun, harga jual jambu kristal
rata-rata, dan sebagainya. Hasil dari kegiatan wawancara dan identifikasi
mengenai aspek finansial usaha budidaya jambu kristal dianalisis secara
kuantitatif. Hasil analisis ini menghasilkan nilai-nilai kriteria investasi, yaitu
berupa NPV, IRR, Net B/C, dan PP. Nilai-nilai yang dihasilkan dari kriteria-
kriteria investasi tersebut digunakan sebagai indikator untuk memberikan
kesimpulan mengenai kelayakan usaha budidaya jambu kristal secara finansial.
Setelah melakukan kegiatan analisis aspek finansial dan didapatkan hasil
mengenai kelayakan usaha budidaya jambu kristal, maka selanjutnya dilakukan
analisis sensitivitas.
Dalam analisis ini, digunakan perubah (variabel) berupa penurunan volume
produksi jambu kristal, kenaikan upah tenaga kerja dan kenaikan harga pupuk
kimia. Variabel ini didasarkan pada fakta kedua variabel tersebut sebagai kendala
dalam usaha budidaya jambu ini yang dihadapi oleh Bapak Agus dan Bapak
Badri. Penggunaan metode ini, akan diperoleh informasi mengenai pengaruh dari
perubahan kedua variabel tersebut terhadap kelayakan usaha budidaya jambu
kristal secara finansial. Selanjutnya, dilakukan analisis switching value (nilai
pengganti). Hasil dari analisis ini akan memberikan informasi mengenai volume
produksi dan harga pupuk kimia tertinggi yang masih dapat diterima oleh Bapak
Agus dan Bapak Badri sehingga usaha budidaya jambu kristal yang dilakukan
masih layak.
Hasil dari seluruh analisis tersebut yang meliputi analisis aspek non
finansial dan aspek finansial, akan digunakan untuk menentukan apakah usaha
budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri layak untuk terus dijalankan
atau tidak. Jika hasil analisis adalah layak, maka usaha budidaya dapat terus
dijalankan. Jika hasil dari analisis adalah tidak layak, maka dapat dilakukan
evaluasi usaha budidaya jambu kristal. Keseluruhan hasil dari analisis ini akan
memberikan kesimpulan mengenai kelayakan usaha budidaya jambu kristal Bapak
Agus sebagai petani mandiri dengan Bapak Badri sebagai petani binaan ICDF.
Mengacu pada kesimpulan yang didapatkan, dapat diajukan beberapa saran yang
bermanfaat bagi usaha budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri.
Skema atau gambar kerangka pemikiran operasional secara terstruktur dapat
dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
28
28
Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional
Adanya perbedaan produktivitas antara petani
mandiri dengan petani binaan ICDF sebagai
pemrakarsa bibit jambu kristal
Kelayakan Non-Finansial
1. Aspek pasar
2. Aspek teknis
3. Aspek manajemen dan
hukum
4. Aspek sosial dan
ekonomi
5. Aspek lingkungan
Kelayakan Finansial
1. Arus kas
2. Laporan laba rugi
3. Kriteria investasi
4. Analisis
sensitivitas
5. Analisis switching value
Identifikasi permasalahan
Persiapan dan analisis
Munculnya buah introduksi Taiwan (jambu
kristal)
Kekurangan stok
produksi
Belum banyak petani
yang
membudidayakan
Permintaan, peluang dan
potensi jambu kristal
nasional yang meningkat
Usaha Budidaya jambu kristal yang berpotensi
dan berpeluang baik
Layak Tidak layak
Lanjutkan Tinjau
kembali
29
29
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian kelayakan usaha dilaksanakan di budidaya jambu kristal milik
Bapak Agus di Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
dengan budidaya jambu kristal Bapak Badri di Desa Cikarawang, Kecamatan
Darmaga, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara
sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Bogor merupakan daerah sentra
penghasil jambu kristal di Indonesia. Desa Tangkil merupakan salah satu desa
sentra penghasil jambu kristal dengan produktivitas tertinggi di wilayah
Kabupaten Bogor lalu Desa Cikarawang juga merupakan desa sentra penghasil
jambu kristal yang dekat dengan ICDF serta petani di desa tersebut merupakan
binaan ICDF. Pelaksanaan penelitian ini termasuk di dalamnya kegiatan
pengumpulan dan pengolahan data dilakukan pada Bulan November hingga
Januari tahun 2014.
Jenis Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh
dari wawancara langsung mendalam dengan menggunakan kuisioner sebagai alat
bantu kepada pemilik budidaya jambu kristal yaitu Bapak Agus Kosasih dan
Bapak Badri, juga dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan, baik
pada proses budidaya jambu kristal maupun kegiatan-kegiatan lain yang
mendukung penelitian. Data primer yang dikumpulkan adalah meliputi data-data
mengenai kondisi geografis tempat penelitian, data mengenai berbagai aspek
nonfinansial dan aspek finansial dari usaha budidaya jambu kristal di tempat
penelitian, serta berbagai data yang mendukung dalam penelitian ini.
Data sekunder diperoleh dari studi pustaka hasil riset atau penelitian
terdahulu, dan berbagai literatur seperti: buku, media massa, maupun situs internet
yang relevan, guna mendukung penelitian yang dilakukan. Penelitian ini juga
digunakan data penunjang yang diperoleh dari informasi instansi-instansi yang
terkait, seperti Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, pihak pengurus
desa (pemerintahan Desa) dan pihak pengurus BPTP Jawa Barat yang menangani
program budidaya jambu Kristal serta ICDF.
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Data primer dan sekunder yang telah didapatkan dalam penelitian ini
merupakan data kualitatif dan kuantitatif, sehingga pengolahan data dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data dan informasi secara kualitatif
terutama digunakan untuk keperluan analisis aspek non finansial, yang mencakup
aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, serta sosial ekonomi budaya dan
lingkungan. Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan untuk menganalisis
kelayakan aspek finansial usaha budidaya jambu Kristal Bapak Agus dan Bapak
30
30
Badri. Data yang telah didapatkan dari responden utama, terutama data-data yang
bersifat kuantitatif digunakan dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan
komputer, terutama dengan menggunakan program Microsoft Excel. Data dan
informasi disajikan dalam bentuk tabulasi, grafik, atau diagram alir (flow chart)
untuk mengklasifikasikan data dan mempermudah dalam melakukan analisis data.
Sementara itu, metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah
metode deskriptif, baik terhadap data kualitatif maupun data kuantitatif. Hasil dari
seluruh analisis kelayakan usaha jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri ini
disajikan dalam bentuk deskripsi hasil, dengan menampilkan data-data yang
mendukung dalam bentuk tabulasi. Pengolahan dan analisis data dilakukan pada
minggu ketiga dan minggu keempat bulan Februari 2014.
Analisis Aspek Pasar
Hal-hal yang dianalisis terkait dengan aspek pasar dalam penelitian tentang
kelayakan usaha jambu kristal ini adalah permintaan pasar, penawaran pasar, dan
potensi pasar dari buah jambu kristal yang dipasarkan oleh Bapak Agus. Selain
itu, akan dilakukan analisis mengenai tataniaga (pemasaran) jambu kristal Bapak
Agus dan Bapak Badri.
Aspek Teknis
Aspek teknis yang dianalisis dalam penelitian ini mencakup keseluruhan
kegiatan budidaya jambu kristal dan penanganan pascapanen, yaitu: persiapan
budidaya dan faktor-faktor input produksi (lahan, varietas bibit tanaman jambu
kristal yang digunakan oleh Bapak Agus dan Bapak Badri, pengadaan pupuk dan
obat, dan tenaga kerja), kegiatan budidaya, penanganan permasalahan hama dan
penyakit, dan sistem penanganan jambu kristal pascapanen.
Aspek Manajemen dan Hukum
Meneliti mengenai aspek manajemen dan hukum, beberapa faktor yang
dianalisis adalah mengenai pengetahuan, pengalaman, dan keahlian Bapak Agus
dan Bapak Badri dalam melakukan usaha budidaya jambu kristal, kemampuan
manajerial Bapak Agus dan Bapak Badri, manajemen Bapak Agus dan Bapak
Badri dalam kaitannya dengan hubungan kepada para pembeli, serta peran dan
dukungan kelembagaan yang ada, seperti PPS dan PPL. Aspek hukum yang
dianalisis adalah dari segi legalitas usaha dan pondasi hukumnya.
Aspek Sosial Ekonomi Budaya dan Lingkungan
Penelitian ini akan meninjau kelayakan usaha budidaya jambu kristal
dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial ekonomi budaya dan lingkungan,
yaitu mencakup kontribusi usaha budidaya jambu kristal yang dilakukan oleh
Bapak Agus dan Bapak Badri terhadap masyarakat sekitar dalam hal penyerapan
31
31
tenaga kerja dan penyediaan lapangan pekerjaan, kontribusi terhadap
pembangunan dan pendapatan daerah, tatacara budidaya persamaan dan
perbedaan dengan leluhur dan dampak dari adanya pengusahaan budidaya jambu
kristal Bapak Agus dan Bapak Badri terhadap lingkungan sekitar.
Analisis Kelayakan Finansial
Menganalisis kelayakan suatu kegiatan usahatani digunakan empat kriteria
investasi, yaitu: Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan
Internal Rate of Return (IRR), Payback Period.
1) Net Present Falue (NPV)
NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi,
merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi
dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. Secara sistematis
dirumuskan sebagai berikut:
NPV =
Dimana:
Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t
Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t
i = Tingkat diskonto (%)
t = Umur usaha (tahun)
n = Jumlah tahun
Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah sebagai berikut:
1) NPV > 0, maka usaha menguntungkan dan layak dilaksanakan.
2) NPV = 0, berarti usaha tidak untung tetapi juga tidak rugi karena manfaat
yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan
sehingga pelaksanaan usaha berdasarkan penilaian subjektif pengambil
keputusan.
3) NPV < 0, berarti usaha merugi dan tidak layak dilaksanakan.
Gambar 2 Kurva hubungan NPV dan IRR
I = Discount Rate (%)
NPV
IRR
32
32
Interpretasi dari gambar kurva di atas adalah NPV=0 ketika IRR=DR atau
bisa juga diartikan tingkat DR yang menghasilkan NPV=0, jika NPV kecil
maka IRR besar.
2) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C merupakan perbandingan antara jumlah NPV yang positif (sebagai
pembilang) dengan NPV yang negatif (sebagai penyebut), angka ini
menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya
sebesar satu satuan. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut:
Net B/C =
Dimana:
Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t
Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t
i = Tingkat diskonto (%) –V
t = Umur usaha (tahun)
n = Jumlah tahun
Jika diperoleh nilai Net B/C > 1, maka usaha layak untuk dilaksanakan, tetapi
bila nilai Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan.
3) Internal Rate of Return (IRR)
IRR menunjukkan prosentase keuntungan yang akan diperoleh atau investasi
bersih dari suatu usaha, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus
penerimaan bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan nol. Secara
sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
IRR =
Dimana:
= Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV1
= Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV2
NPV1 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif
NPV2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif
Jika diperoleh nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang berlaku, maka
usaha layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari
tingkat diskonto yang berlaku, maka usaha tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan.
4) Payback Period (PBP)
Tingkat pengembalian investasi atau payback period, diartikan sebagai jangka
waktu kembalinya investasi yang dikeluarkan, melalui keuntungan yang
diperoleh dari suatu usaha. Semakin cepat tingkat pengembalian investasi,
maka usahatani jambu kristal dinilai semakin baik untuk dilaksanakan,
payback period menunjukkan berapa tingkat pengembalian dari suatu
investasi, makin pendek jangka waktu pengembalian maka semakin baik
suatu usaha dijalankan.
33
33
Total Outflow
PP = ----------------------------------------
Total Net Benefit
Total outflow adalah penjumlahan seluruh biaya dari biaya investasi,
operasional dan pajak. Sedangkan Total Net Benefit didapat dari penjumlahan
setiap keuntungan bersih per tahun.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah kegiatan meneliti kembali suatu analisis untuk
dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-
ubah. Analisis sensitivitas sangat penting dalam kelayakan usaha jambu kristal
Bapak Agus dan Bapak Badri. Mereka memiliki kesamaan penurunan 20% jumlah
produksi. Kemudian untuk Bapak Agus mengalami 40% kenaikan harga pupuk
kimia sedangkan untuk Bapak Badri mengalami kenaikan upah tenaga kerja
sebesar 200% terhadap kelayakan usaha.
Analisis Switching Value
Analisis switching value dalam penelitian ini menggunakan masing-masing
dua variabel, untuk Bapak Agus yaitu penurunan jumlah produksi jambu kristal
dan kenaikan harga pupuk kimia di Desa Tangkil, dan untuk Bapak Badri yaitu
penurunan jumlah produksi jambu kristal dan kenaikan upah tenaga kerja di Desa
Cikarawang. Didapatkan pengetahuan mengenai penurunan jumlah produksi
jambu kristal dan kenaikan harga pupuk kimia yang masih dapat diterima oleh
Bapak Agus sehingga masih layak diusahakan dan pengetahuan mengenai
penurunan jumlah produksi jambu kristal dan kenaikan upah tenaga kerja yang
masih dapat diterima oleh Bapak Badri sehingga layak dan tidak merugikan usaha
budidaya yang telah dilakukan.
Asumsi yang Digunakan dalam Penelitian
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam melakukan analisis dalam penelitian
ini diantaranya, sebagai berikut:
1) Umur usaha jambu kristal ditentukan berdasarkan umur ekonomis dari
jambu kristal yaitu 20 tahun merupakan investasi utama dalam budidaya
jambu kristal yang berupa umur produksi dari bibit jambu kristal dengan
usia produktif 15 tahun lalu setelah 15 tahun mengalami penurunan tingkat
produktivitas hingga penggantian bibit setelah usia 20 tahun.
2) Modal yang digunakan Bapak Agus dan Bapak Badri dalam melakukan
usaha budidaya jambu kristal semuanya berasal dari modal sendiri.
3) Analisis dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan luasan lahan yang
dimiliki Bapak Agus dan Bapak Badri. Sementara untuk hasil produksi
34
34
jambu kristal didapatkan dari hasil rata-rata dan dikonversi dalam satuan ton
perhektar.
4) Jumlah pohon dalam 1 hektar milik Bapak Agus adalah 625 sedangkan
untuk Bapak Badri adalah 725 karena perbedaan jarak antar pohon yang
digunakan, untuk Bapak Agus 4x4 meter untuk Bapak Badri 3x3 meter yang
didapatkan dari pengamatan di lapang.
5) Panen jambu kristal mulai diperhitungkan pada musim awal menghasilkan,
yaitu di tahun pertama.
6) Bapak Agus menggunakan lahan sewa. Biaya sewa lahan sebesar Rp 3 000
000 perhektar pertahun. Bapak Badri menggunakan lahan milik sendiri
seluas 4 hektar dengan harga Rp 503 100 000.
7) Harga, jumlah, dan rincian lainnya dari seluruh input, biaya tenaga kerja dan
yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari hasil wawancara dan
survey langsung kepada responden di tempat penelitian dan disesuaikan
pada standar daerah tersebut. Diasumsikan konstan.
8) Biaya tenaga kerja dalam keluarga dimasukkan dalam biaya perhitungan
dan diasumsikan sama dengan upah biaya tenaga luar keluarga.
9) Harga jual jambu kristal pada penelitian ini disesuaikan dengan harga saat
penelitian November-Januari 2014.
10) Hasil panen yang diperoleh dalam satu kali panen terjual seluruhnya.
11) Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus.
Penyusutan = isUmurEkonom
NilaisisaNilaiBeli
12) Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan cashflow adalah
tingkat suku bunga deposito rata- rata (discount rate) pada Bank Indonesia
(BI rate) selama penelitian yaitu sebesar 7.5 % persen dan diasumsikan
tetap selama umur usaha.
13) Pada analisis sensitivitas dan switching value, diasumsikan komponen lain
tidak berubah (ceteris paribus).
GAMBARAN UMUM
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kondisi Umum Desa Cikarawang
Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam
wilayah administrasi Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Berdasarkan tinjauan topografi, Desa Cikarawang merupakan dataran tinggi
dengan ketinggian mencapai 700 meter diatas permukaan laut. Suhu udara Desa
Cikarawang antara 20 – 30 0C. Desa Cikarawang memiliki luas wilayah 226.56 ha.
Orbitasi jarak Desa Cikarawang dari pusat pemerintahan yaitu 5 kilometer dari
ibukota kecamatan, 35 kilometer dari ibukota kabupaten, 135 kilometer dari
ibukota provinsi, dan 85 kilometer dari ibukota negara. Adapun batas-batas Desa
Cikarawang sebagai berikut:
1) Sebelah utara : Sungai Cisadane
2) Sebelah selatan : Sungai Ciapus
35
35
3) Sebelah barat : Sungai Ciaduan (pertemuan Sungai Ciapus dengan Sungai
Cisadane.
4) Sebelah timur : Kelurahan Situ Gede.
Wilayah Desa Cikarawang terbagi atas tiga dusun, tujuh Rukun Warga
(RW), dan 32 Rukun Tetangga (RT) yang menyebar di sebelas kampung.
Sebagian besar wilayah Desa Cikarawang merupakan lahan persawahan
(termasuk didalamnya palawija) yang mencapai 77.63 persen dari total lahan yang
berada di Desa Cikarawang. Desa Cikarawang merupakan desa yang berdekatan
dengan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) dan ICDF. Lahan yang digunakan
untuk sawah dan ladang di desa ini adalah 194.572 hektar, dengan luas tanah
sawah yaitu 155.620 hektar, sebagian besar tanah pertanian yang dikelola warga
adalah milik sendiri. Dari hasil sawah dan ladang inilah masyarakat desa
Cikarawang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tanah di desa ini
cocok untuk dibudidayakan tanaman jambu kristal.
Kondisi Umum Desa Tangkil
Penelitian mengenai kelayakan budidaya jambu kristal, dilakukan di Desa
Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Gambaran mengenai kondisi
umum Desa Tangkil akan dilihat dari letak geografis dan iklim, dan potensi Desa
Tangkil, mencakup potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia
yang mendukung kegiatan budidaya jambu kristal Bapak Agus di Desa Tangkil.
Desa Tangkil merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Caringin
Kabupaten Bogor, dengan luas 644.27 hektar, ketinggian 600 meter di atas
permukaan laut dan curuh hujan rata rata 250 milimeter. Hal itu membuktikan
bahwa Desa Tangkil cocok dimanfaatkan untuk menanam tanaman hortikultura
karena curah hujan yang cukup tinggi dan ketinggian yang tepat.
Jumlah penduduk Desa Tangkil adalah 1 811 orang. Desa Tangkil terbagi
menjadi empat Dusun, enam Rukun Warga (RW) dan 31 Rukun Tetangga (RT).
dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berjumlah sebelas orang, Perangkat
Desa berjumlah tujuh orang yang terdiri atas Kepala Desa, Sekretaris Desa dan
Kaur. Hal itu menunjukkan bahwa Desa Tangkil memiliki perumahan dan warga
yang cukup banyak.
Karakteristik Responden (Bapak Agus Kosasih dan Pak Badri)
Jumlah responden dalam penelitian kelayakan budidaya jambu kristal adalah
dua orang yaitu Bapak Agus Kosasih yang merupakan pemilik usaha jambu
kristal di Desa Tangkil dan Bapak Badri pemilik usaha jambu kristal di Desa
Cikarawang. Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh oleh Bapak Agus ialah
tamatan Sekolah Dasar sedangkan Bapak Badri STM. Berdasarkan penelitian,
petani responden (Bapak Agus) berumur 44 tahun sedangkan Bapak Badri
berumur 46 tahun, perbedaan usia yang tidak terlalu signifikan namun perbedaan
pendidikan yang cukup signifikan. Lamanya Bapak Agus melakukan budidaya
jambu kristal adalah delapan tahun sedangkan Bapak Badri lima tahun.
36
36
Tingkat pendidikan formal cukup penting, karena berkaitan dengan
kapasitas dalam menghitung, menilai dan menganalisis suratu usaha. Semestinya,
tingkat pendidikan yang lebih baik, umumnya mempunyai kemampuan untuk
menganalisis suatu usaha akan lebih baik pula. Bapak Agus mempunyai
pendidikan formal Sekolah Dasar namun memiliki keuletan dan pengalaman yang
baik di bidang budidaya jambu kristal, Bapak Badri memiliki tingkat pendidikan
yang cukup juga pengalaman yang baik sehingga disimpulkan lebih baik Bapak
Badri daripada Bapak Agus dari segi pengetahuan.
Berdasarkan data umur Bapak Agus dan Bapak Badri tersebut, pada
umumnya Bapak Agus dan Bapak Badri berada pada usia produktif sehingga
masih mempunyai kemampuan yang baik dalam berfikir dan bertindak untuk
merencanakan kegiatan budidaya jambu kristal. Sementara itu, berdasarkan lama
budidayanya, Bapak Agus telah melakukan budidaya jambu Kristal selama
delapan tahun lebih lama dari Bapak Badri yang baru lima tahun.
Pengalaman budidaya jambu kristal yang lebih dari lima tahun tersebut,
jelas berpengaruh terhadap keahlian dan keberhasilan budidaya jambu kristal,
sehingga meskipun pendikan formal rendah namun informalnya tinggi karena
sering mengikuti pelatihan-pelatihan, dan dengan pengalaman budidaya jambu
kristal yang cukup lama, Bapak Agus cukup mampu dan ahli dalam
mengusahakan jambu kristal. Lain halnya dengan Bapak Agus, Bapak Badri
dengan pengalaman lima tahun namun pendidikan yang tinggi sehingga ia juga
mampu membudidayakan jambu kristal dengan baik. Menurut luas penggunaan
lahan dalam melakukan budidaya jambu kristal, Bapak Agus menyewa lahan
dengan luas areal enam hektar sedangkan Bapak Badri memiliki lahan sendiri
seluas empat hektar. Dapat dilihat bahwa penggunaan lahan Bapak Agus untuk
jambu kristal di Desa Tangkil cukup luas dibanding di Desa Cikarawang.
Status kepemilikan lahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan
budidaya jambu kristal di daerah penelitian merupakan lahan sewa dan lahan
pribadi. Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang tidak dapat dipisahkan
dalam kegiatan budidaya. Dalam luasan satu hektar, umumnya terdapat 625 pohon
jambu kristal yang ditanam Bapak Agus serta 725 pohon yang ditanam Bapak
Badri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek Non Finansial
Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan salah satu aspek non finansial yang penting untuk
dikaji. Hal ini dilakukan untuk melihat peluang dan potensi pasar yang ada karena
akan berkaitan dengan permintaan dan penawaran pasar serta penyerapan pasar
terhadap output yang dihasilkan. Aspek pasar akan memaparkan mengenai potensi
dan peluang pasar yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran,
perkembangan harga dan saluran pemasaran yang terjadi pada komoditas jambu
kristal.
37
37
1) Potensi
Jambu kristal Jawa Barat kini dijadikan sebagai buah primadona dan welcome
fruits untuk wisatawan yang datang ke Jawa Barat khususnya Bogor. Menurunnya
produksi jambu kristal di Jawa Barat dalam beberapa tahun yang lalu mulai
dilakukan kembali upaya untuk meningkatkan kejayaannya. Cita rasanya yang
khas membuat jambu kristal Indonesia yang berasal dari Jawa Barat sangat
digemari di pasar. Hal ini menjadi suatu potensi pemasaran yang baik bagi Jawa
Barat untuk terus mengoptimalkan produksi jambu kristalnya dalam mencukupi
kebutuhan pasar. Apalagi produk jambu kristal sudah mulai dikenal di pasar
nasional.
Kegiatan budidaya jambu kristal baru saja dilakukan guna inovasi baru dalam
pertanian untuk menopang ekonomi dan menyejahterakan keluarga petani jambu
kristal. Sebagai komoditas buah yang baru muncul di kancah nasional, jambu
kristal sebagai buah lokal kian meroket pasti menunjukkan keunggulannya
dibanding buah impor. Bapak Agus mencapai kejayaannya pada 3 tahun
belakangan karena pada saat itu harga jambu kristal Rp 15 000 perkilogram lalu
diserap oleh pasar modern dan dijual seharga Rp 20 000-Rp 30 000 perkilogram.
Setelah itu, harga jambu kristal mengikuti perkembangan harga yang ada di pasar
dalam negeri. Permasalahan terkait pelaksanaan budidaya jambu kristal yang
terjadi di wilayah Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bogor adalah petani ragu
untuk membudidayakan jambu kristal karena komoditi ini masih tergolong baru
sementara watak dan teori petani yang masih konvensional. Hal ini menyebabkan
kelangkaan jambu kristal sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah produksi
jambu kristal. Kurangnya produksi jambu kristal karena kurangnya petani yang
membudidayakan jambu kristal membuat adanya excess demand di masyarakat.
Jambu kristal sangat berpotensi untuk pasar ekspor namun jika pasar nasional
belum terpenuhi maka sulit untuk berekspor.
2) Peluang
Jambu kristal tergolong buah baru maka Indonesia belum berani untuk
mengekspornya karena penawaran masih sedikit. Meskipun terjadi penurunan
produksi yang diikuti dengan menurunnya produksi jambu kristal, jambu kristal
Indonesia di pasar nasional mempunyai peluang pasar yang baik karena sudah
dikenal dengan cita rasa, ketebalan daging dan tanpa biji yang khas. Jambu kristal
Jawa Barat sangat diminati oleh pasar nasional. Permintaan terhadap jambu kristal
Jawa Barat di pasar yang tinggi dikarenakan jambu kristal memiliki cita rasa,
aroma dan kualitas yang khas. Permintaan ini belum mampu tercukupi karena
keterbatasan produksi jambu kristal yang dihasilkan. Penawaran ekspor jambu
kristal Indonesia bisa terjadi jika terdapat permintaan oleh negara konsumen
jambu kristal di pasar internasional.
3) Perkembangan harga jambu kristal
Pergerakan harga jambu kristal di pasar nasional sedikit mengalami kenaikan.
Budidaya jambu biji masih terbuka, terutama budidaya jambu biji yang
mempunyai varietas baru termasuk Jambu Kristal. Pasokan Jambu Kristal masih
sangat terbatas sedangkan permintaan sangat banyak, terutama permintaan gerai-
gerai dengan harga yang masih tinggi Rp 15 000 sampai dengan. Rp 30 000
perkilogram, sedangkan jambu biji merah sekitar Rp 6 000 perkilogram dan buah
38
38
jambu biji bangkok Rp 3 000 perkilogram. Prospek budidaya jambu kristal
mempunyai peluang yang sangat cerah kedepanya.
Budidaya jambu kristal lebih menguntungkan karena produktivitasnya tinggi.
Perlu di ingat jambu tanpa biji sebenarnya sulit untuk bisa dikebunkan secara
komersil, karena produktivitasnya rendah. Jambu tanpa biji sulit berbuah lebat itu
disebabkan biji merupakan penyedia energi untuk pembesaran buah. Ketika jambu
tanpa biji berbuah gampang rontok. Buah jambu kristal sebetulnya tidak benar-
benar non biji, ia tetap berbiji akan tetapi jumlahnya sedikit kurang dari 3%
bagian buah. Jadi saat berbuah bisa kuat tidak gampang rontok dan berbuah lebat.
4) Pemasaran
Bapak Badri sama halnya dengan Bapak Agus sebagai pengusaha dan petani
jambu kristal tidak mengolahnya menjadi produk turunan yang rumit. Bapak Agus
menjual buah jambu kristal grade A langsung ke pasar modern tanpa perantara,
lalu grade B langsung ke pabrik pengolah manisan jambu kristal, dan buah grade
C langsung ke konsumen yang datang ke rumahnya atau kebunnya. Sedangkan
Bapak Badri menjual seluruh buah dengan harga Rp 15 000/kilogram langsung ke
konsumen dan ICDF.
Bauran pemasaran berdasarkan 4P penjelasannya sebagai berikut, produk
sendiri yang ditawarkan adalah jambu kristal, untuk harga yang ditetapkan Bapak
Agus adalah terbagi menjadi 3 yaitu grade A Rp 15 000, grade B Rp 10 000,
grade C Rp 5 000 berdasarkan kualitas buah sedangkan Bapak Badri seluruhnya
seharga Rp 15 000. Lalu untuk tempat Bapak Agus lokasi budidayanya di Desa
Tangkil, untuk distribusinya di supermarket seperti All Fresh, GIANT, TOTAL,
ada juga yang ke perusahaan pengolah manisan jambu kristal dan terakhir
langsung ke konsumen yang membeli buah jambu kristal langsung ke rumah
Bapak Agus, sedangkan untuk Bapak Badri biasanya mengirim pesanan hingga ke
luar kota atau konsumen langsung datang ke rumahnya untuk membeli jambu
kristal. Promosi yang telah dilakukan Bapak Agus dan Bapak Badri relati sama,
yaitu komunikasi dari mulut ke mulut juga komunikasi melalui blog namun belum
terlalu aktif.
Berdasarkan analisis aspek pasar, usaha budidaya jambu kristal Bapak Agus
dan Bapak Badri layak dijalankan. Aspek pasar yang telah dianalisis
menghasilkan bahwa usaha budidaya jambu kristal menghasilkan produk yang
dapat diterima oleh pasar. Selain itu, terdapat potensi dan peluang pasar jambu
kristal yang ditunjukkan dari belum tercukupinya permintaan pasar nasional
karena masih sedikitnya penawaran jambu kristal dari Jawa Barat.
Aspek Teknis
Aspek teknis yang dianalisis adalah mencakup pengadaan kebutuhan
produksi (budidaya jambu kristal), keseluruhan kegiatan budidaya jambu kristal
dan penanganan pascapanen, yaitu: kegiatan budidaya, pengolahan tanah,
penanamam, pemeliharaan, pemupukan, penanganan permasalahan hama dan
penyakit, dan panen serta pascapanen jambu kristal.
39
39
1) Pengadaan faktor-faktor produksi (budidaya jambu kristal)
a) Lahan
Keadaan tekstur tanah di Desa Tangkil adalah tanah gembur dan subur
yang cocok untuk pertanian. Secara topografi, Desa Tangkil terletak pada
wilayah dataran rendah dengan ketinggian sekitar 26 meter di atas
permukaan laut (dpl). Desa ini memiliki intensitas curah hujan sebanyak
33 milimeter/tahun dengan jumlah bulan hujan kurang lebih empat bulan.
Suhu udara rata-rata harian di Desa Tangkil adalah sekitar 300C.
sedangkan Desa Cikarawang merupakan dataran tinggi dengan ketinggian
mencapai 700 meter diatas permukaan laut. Suhu udara Desa Cikarawang
antara 20–300C. Desa Cikarawang memiliki luas wilayah 226.56 hektar.
Desa Cikarawang cocok untuk membudidayakan jambu kristal dilihat dari
keadaan lahannya.
Budidaya jambu kristal Bapak Agus menggunakan lahan sewa. Lahan
yang digunakan sebagai tempat tumbuhnya jambu kristal merupakan lahan
yang sengaja dimanfaatkan oleh Bapak Agus untuk menanam jambu
kristal. Lahan tersebut sebelumnya merupakan lahan hutan yang belum
dimanfaatkan. Bapak Agus merasa tidak terlalu mengalami banyak
permasalahan dengan jenis lahan ini, karena sudah sesuai dengan tanaman
jambu kristal yang diusahakan, sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh
dengan baik di sana. Penggunaan wilayah untuk usahatani jambu kristal
Bapak Agus mempunyai luasan enam hektar. Lahan milik Bapak Badri
adalah empat hektar yang seluruhnya ditanami jambu kristal. Lahan
tersebut pada awalnya memang lahan pertanian hortikultura yang lalu
dibeli Bapak Badri dan fokus dijadikan lahan untuk jambu kristal.
b) Peralatan dan Kebutuhan Budidaya
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya jambu kristal pada
umunya adalah sama, berikut beberapa jenis peralatan dan kebutuhan yang
biasa digunakan. Jenis-jenis peralatan utama yang digunakan oleh tenaga
kerja Bapak Agus dan Bapak Badri beserta sumber perolehan dan
fungsinya dapat dilihat pada tabel 6.
1) Cangkul
Cangkul merupakan peralatan dari kegiatan budidaya jambu kristal
yang berfungsi untuk membuat parit dan lubang tanam. Bapak Agus
memiliki lima unit cangkul sedangkan Bapak Badri empat buah.
2) Parang
Parang merupakan peralatan kegiatan yang baiasanya digunakan pada
saat persiapan lahan dan untuk menebas rumput. Bapak Agus
memiliki tiga unit parang sedangkan Bapak Badri memiliki lima unit
dengan umur pakai selama tiga tahun.
3) Linggis
Linggis memiliki fungsi sebagai alat untuk membersihkan rumput saat
penyiangan. Dalam pembudidayaan jambu kristal, Bapak Agus
memiliki dua unit linggis sedangkan Bapak Badri memiliki satu unit.
40
40
4) Ajir/Tajar
Ajir/ tajar merupakan kayu yang digunakan sebagai tempat jalar
pohon jambu kristal. Istilah ajir merupakan kayu yang berukuran kecil
dan dipakai pada saat pohon jambu kristal berumur 3-18 bulan.
Setelah itu diganti dengan kayu yang lebih besar dan kuat (tajar)
sampai abisnya umur usaha budidaya jambu kristal. Jumlah ajir/ tajar
sesuai dengan banyaknya jumlah pohon yang akan ditanam.
5) Tali Pengikat
Tali merupakan kebutuhan perlengkapan dalam budidaya jambu
kristal yang digunakan untuk mengikat pohon jambu kristal ke ajir/
tajar. Penggunaan tali bisanya tergantung pertumbuhan dari pohon
jambu kristal tersebut.
6) Pasak
Pasak berfungsi untuk memasang tambang dari pohon jambu kristal
ke tanah. Jumlah pasak ditentukan dari jumlah banyaknya pohon
jambu kristal.
7) Gunting
Gunting merupakan alat yang digunakan untuk menggunting buah
dari ranting pohon jambu kristal. Bapak Agus dan Bapak Badri
mempunyai kurang lebih 10 buah gunting.
8) Drum
Drum berfungsi sebagai wadah untuk membuat pupuk cair. Pupuk cair
berfungsi sebagai pupuk tambahan yang terdiri dari pupuk organik
dengan sedikit pupuk anorganik.
9) Koret
Koret merupakan alat untuk membersihkan gulma yang berada di
sekitar pohon jambu kristal.
10) Handsflyer
Handsflyer berfungsi sebagai penyemprot pestisida ke tanaman.
Bapak Agus memiliki 4 buah sedangkan Bapak Badri memiliki lima
buah yang masing-masing umur ekonomisnya 4 tahun.
11) Kontainer
Kontainer merupakan wadah untuk meletakkan buah jambu kristal
sesudah dipanen. Bapak Agus memiliki 30 buah sedangkan Bapak
Badri memiliki empat buah untuk menunjang kegiatan panennya.
12) Selang
Selang berfungsi untuk menyalurkan air dari kran untuk mencuci buah
jambu kristal setelah panen.
41
41
13) Tali Tambang
Tali tambang berfungsi untuk meluruskan barisan pohon jambu kristal
agar memudahkan tenaga kerja Bapak Agus juga ketika awal
meletakkan bibit.
14) Plastik
Plastik merupakan media untuk membungkus buah jambu kristal saat
masih berada di pohon jambu kristal, hal ini dilakukan untuk
mencegah buah dimakan oleh hewan.
15) Foam
Jumlah foam disesuaikan dengan jumlah jambu kristal sesudah
dipanen. Fungsi foam adalah untuk membungkus buah jambu kristal
setelah dipanen.
Tabel 5 Peralatan budidaya jambu kristal yang digunakan Bapak Agus dan
Bapak Badri
Peralatan Budidaya Sumber Perolehan Fungsi
Cangkul Toko alat pertanian Membuat parit dan lubang tanam
Parang Toko alat pertanian Menebas rumput, persiapan lahan
Linggis Toko alat pertanian Membersihkan rumput
Ajir/Tajar Tukang kayu Tempat jalar pohon jambu
Kristal
Tali Pengikat Toko Pengecer Mengikat pohon jambu 41ristal
ke tajar
Pasak Toko alat pertanian memasang tambang dari pohon
ke tanah
Gunting Toko alat pertanian Menggunting buah dari ranting
Drum Toko alat pertanian Membuat pupuk cair
Koret Toko alat pertanian Membersihkan gulma
Handsflyer Toko alat pertanian Menyemprot pestisida ke
tanaman
Kontainer Toko alat pertanian Meletakkan buah jambu 41ristal
setelah panen
Selang Toko alat pertanian
Menyalurkan air dari kran untuk
mencuci buah jambu kristal
setelah panen
Tali tambang Toko alat pertanian Meluruskan barisan
Plastik Toko alat pertanian Membungkus buah jambu
41ristal saat di pohon
Foam Toko alat pertanian Membungkus buah jambu kristal
setelah dipanen
42
42
c) Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan budidaya jambu kristal
Bapak Agus terdiri dari tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja luar
keluarga. Adapun penggunaan tenaga kerja luar keluarga seluruhnya
berasal dari warga desa terdekat. Pemanenan (memetik buah jambu kristal)
biasanya Bapak Agus membutuhkan tenaga kerja tambahan dengan
menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Setiap tenaga kerja
menghabiskan waktu lima sampai tujuh jam sehari untuk memetik buah
jambu kristal dengan upah sebesar Rp 40 000 perhari untuk tenaga kerja
laki-laki dan Rp 30 000 perhari untuk tenaga kerja perempuan. Besaran
upah tersebut disesuaikan pada standar yang berlaku di Desa Tangkil
untuk setiap tenaga kerja. Dalam luasan tanam enam hektar jambu kristal,
biasanya menggunakan maksimal berjumlah total dua belas tenaga kerja
untuk memetik buah jambu kristal pada saat musim panen. Biasanya tujuh
tenaga kerja dari luar keluarga. Namun, penggunaan tenaga kerja luar
keluarga disesuaikan dengan kebutuhan dan banyaknya produksi jambu
kristal yang dihasilkan.
Tenaga kerja yang digunakan oleh Bapak Badri seluruhnya adalah tenaga
kerja luar keluarga yang juga berjumlah dua belas orang. Upah yang
diberikan adalah sebesar Rp 40 000 perhari untuk tenaga kerja laki-laki
dan Rp 30 000 perhari untuk tenaga kerja perempuan. Jumlah tenaga kerja
laki-laki adalah lima orang dan jumlah tenaga kerja perempuan adalah
tujuh orang. Tiap harinya mereka bekerja selama delapan jam. Besaran
upah tersebut disesuaikan pada standar yang berlaku di Desa Cikarawang
untuk setiap tenaga kerja.
d) Bibit
Bibit yang ditanam Bapak Badri seluruhnya adalah bibit dari ICDF
sehingga Bapak Badri tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli bibit
di awal penanaman, sementara Bapak Agus membeli bibit pada ICDF
sejumlah 100 bibit dengan harga Rp 30 000/bibit. Selama ini Bapak Agus
dan Bapak Badri tidak pernah kekurangan stok bibit. Pada saat jambu
kristal berumur tiga tahun, tanaman jambu kristal akan dicangkok tujuh
ruas untuk menghasilkan bibit jambu kristal. Cara pencangkokan tersebut
dapat menghasilkan satu sampai tiga bibit jambu kristal dalam satu pohon
kemudian diletakkan di dalam polybag. Bibit jambu kristal biasanya
digunakan sendiri oleh Bapak Agus dan Bapak Badri juga dijual jika ada
petani yang membutuhkan bibit jambu kristal dengan harga jual Rp 30 000
perbibit. Varietas bibit jambu kristal yang dihasilkan Bapak Agus hanya
satu namun kualitasnya unggul. Bapak Badri menghasilkan bibit dengan
sertifikasi dari balai benih nasional.
e) Pupuk
Pemberian pupuk pada pertanaman bertujuan untuk memacu pertumbuhan
tanaman dan meningkatkan produksi tanaman melalui pembentukan
bunga, buah sesuai dengan potensinya. Dalam kegiatan budidaya jambu
kristal ini, terdapat beberapa jenis pupuk yang umum digunakan Bapak
43
43
Agus dan Bapak Badri. Jenis-jenis pupuk tersebut disajikan dalam tabel 6
dan 7.
Tabel 6 Jenis-jenis pupuk yang digunakan Bapak Agus dalam budidaya jambu
kristal di Desa Tangkil
Jenis pupuk Sumber perolehan Fungsi
Pupuk organik Kelompok Tani Menyuburkan tanah, menambah
kandungan organik tanah
Pupuk NPK Toko pertanian Pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman
Tabel 7 Jenis-jenis pupuk yang digunakan Bapak Badri dalam budidaya jambu
kristal di Desa Cikarawang
Jenis pupuk Sumber perolehan Fungsi
Pupuk organik Kelompok Tani Menyuburkan tanah, menambah
kandungan organik tanah
Pupuk NPK Toko pertanian Pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman
Pupuk
Phonska
Toko pertanian Pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman
f) Obat-obatan/pestisida
Dalam upaya mencegah berkembangnya penyakit atau hama yang muncul
akibat kondisi cuaca atau hewan-hewan perusak (hama), maka dilakukan
penyemprotan obat-obatan, yang umumnya merupakan pestisida. Hal ini
dilakukan terutama untuk menghindari ulat atau jenis semut-semutan dan
memberantas cendawan. Penggunaan jenis-jenis pestisida ini disesuaikan
dengan kondisi tanaman jambu kristal dan digunakan oleh Bapak Agus
dan Bapak Badri berbeda beda, sesuai dengan penyakit hanya jika hama-
hama tersebut menyerang tanaman. Jenis-jenis obat yang digunakan
tanaman yang menyerang. Jenis-jenis obat tersebut disajikan dalam tabel 8
dan 9.
Tabel 8 Jenis –jenis obat/ pestisida yang digunakan Bapak Agus dalam
budidaya jambu kristal di Desa Tangkil pada tahun 2013
Jenis Obat/Pestisida Sumber Fungsi
Insektisida Decyd Toko pertanian Pemberantasan Hama
Fungisida Ditent Toko pertanian Pemberantasan Jamur
Akarisida Agrimex Toko pertanian Penguat Akar
Nutrisida Gandacyl Toko pertanian Pemberi Nutrisi
44
44
Tabel 9 Jenis –jenis obat/ pestisida yang digunakan Bapak Badri dalam
budidaya jambu kristal di Desa Cikarawang pada tahun 2013
Jenis Obat/Pestisida Sumber Fungsi
Insektisida Decyd Toko pertanian Pemberantasan Hama
Fungisida Ditent Toko pertanian Pemberantasan Jamur
Nutrisida Gandacyl Toko pertanian Pemberi Nutrisi
2) Kegiatan Budidaya
Secara umum, kegiatan teknis budidaya jambu kristal Bapak Agus di Desa
Tangkil sifatnya konvensional karena masih ada sifat budidaya turun-menurun.
Penggunaan pupuk dalam budidaya jambu kristal disesuaikan dengan modal yang
dimiliki. Jumlah/dosis pupuk yang digunakan terkadang penuh atau hanya
sebagian. Umumnya, Bapak Agus menggunakan tiang panjat mati yaitu
menggunakan tiang panjat kayu yang bermutu tinggi. Masa produksi jambu kristal
dengan tiang panjat mati ini 20 tahun.
Sedangkan kegiatan budidaya Bapak Badri semi modern karena ada panduan
dan binaan dari ICDF. Penggunaan pupuk dalam budidaya jambu kristal
disesuaikan dengan panduan GAP dan binaan ICDF. Jumlah/dosis pupuk yang
digunakan sesuai takaran. Umumnya, Bapak Badri menggunakan tiang panjat
mati yaitu menggunakan tiang panjat kayu yang bermutu tinggi. Masa produksi
jambu kristal dengan tiang panjat mati ini 20 tahun. Kegiatan budidayanya adalah
sebagai berikut :
a) Pengolahan Tanah
Bapak Agus mengusahakan budidaya jambu kristal pada lahan sewa.
Sedangkan Bapak Badri lahan milik sendiri. Namun pengolahan tanah
yang dilakukan kedua petani ini adalah sama, pada awalnya lahan yang
telah disiapkan untuk melakukan budidaya jambu kristal harus dibersihkan
terlebih dahulu dari berbagai tanaman pengganggu, seperti, pohon-pohon,
semak-semak dan rumput, serta tanaman lainnya. Kemudian lahan tersebut
dibakar dengan alasan untuk mempermudah proses pembersihan lahan.
Setelah dibakar, lahan dibersihkan kembali sampai lahan tersebut siap
ditanami jambu kristal. Pada tahapan ini, dilakukan pemasangan patok
sebagai tanda bahwa tempat tersebut akan dijadikan lubang galian untuk
menanam jambu kristal.
b) Penanaman
Penanaman jambu kristal yang dilakukan Bapak Agus dan Bapak Badri
hanya berbeda di jarak antar pohon saja, mereka menggunakan ukuran
lubang tanam sekitar 100 x 100 x 50 centimeter (panjang x lebar x dalam)
dengan jarak tanam Bapak Agus 4 x 4 meter, Bapak Badri 3 x 3 meter.
Tanah galian dibiarkan terbuka agar terkena matahari selama ± 1-2 minggu
sebelum tanam. Tanaman jambu kristal tumbuh kurang baik pada areal
yang tergenang. Oleh sebab itu, dibuat saluran parit keliling beukuran 30 x
30 centimeter (lebar x dalam).
Bibit yang digunakan merupakan bibit hasil pencangkokan dari pohon
jambu kristal sebelumnya sepanjang tujuh buku (ruas). Bapak Agus dan
Bapak Badri menggunakan bibit jambu kristal jenis unggul karena sama-
45
45
sama berasal dari ICDF. Penanaman bibit jambu kristal diletakkan miring
(300-45
0) mengarah ke bagian pangkal (tanpa daun) dibenamkan mengajar
ke tajar sedangkan sisa 2-3 ruas atau ukuran 60 centimeter bibit jambu
kristal tersebut berada di atas tanah. Setelah ditanam, tanah disekelilingnya
dipadatkan kemudian bibit tersebut diberi naungan berupa tanaman kering
yang disebut rebak atau lainnya yang mudah diperoleh agar terlindungi
dari teriknya sinar matahari. Pelindung dapat dibuka/diangkat apabila
tanaman jambu kristal telah kuat. Pada saat umur jambu kristal sudah
mencapai tiga bulan, maka rebak (tanaman penutup) dilepaskan dan
dipasang ajir (kayu jalar kecil). Ajir berupa kayu kecil yang berdiamater
kurang lebih 15 centimeter dengan tinggi 2 meter dan biasanya diperoleh
di hutan atau dengan membeli. Setelah di pasang ajir, setiap sebulan sekali
dilakukan pengikatan ke tiang panjat (ajir). Pada saat umur jambu kristal
mencapai 8 bulan dilakukan pemanenan lalu saat mencapai 12-18 bulan
maka akan dilakukan pemangkasan jambu kristal untuk mendapatkan bibit
jambu kristal, dipotong sepanjang tujuh ruas dan akan diperoleh maksimal
tiga bibit jambu kristal. Setelah itu, ajir diganti dengan tiang panjat mati
(junjung) dengan tinggi 2.5-3 meter dengan umur produksi tajar maksimal
lima tahun. Sementara itu, ketika jambu kristal berumur 24-30 bulan,
jambu kristal akan mencapai ketinggian tiang panjat mati.
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman jambu kristal dilakukan melalui pengikatan ranting
yang tidak teratur tumbuhnya, pemotongan pucuk ranting agar ranting
bercabang dan pohon dapat berbuah dengan produktif, pemangkasan
tanaman, dan penyiangan rumput di sekitar tanaman. Penyiangan
gulma/rumput dilakukan secara rutin dan terbatas, yaitu sebanyak lima kali
dalam setahun. Penyiangan bersih hanya dilakukan di sekeliling pangkal
batang tanaman jambu kristal. Pengikatan tanaman jambu kristal sulur
panjat biasanya dilakukan satu bulan sekali, namun hal ini juga bergantung
pada frekuensi pemberian pupuk pada tanaman jambu kristal. Pupuk akan
mempengaruhi kesuburan dan pertumbuhan tanaman jambu kristal.
d) Pemupukan
Kegiatan pemberian pupuk pada pertanaman bertujuan untuk memacu
pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman melalui
pembentukkan bunga, buah sesuai dengan potensinya. Biasanya,
pemberian pupuk pada tanaman dilakukan pada saat awal musim hujan.
Dalam kegiatan budidaya jambu kristal ini, terdapat beberapa jenis pupuk
yang umum digunakan. Pemupukan pada tanaman jambu kristal Bapak
Agus menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik yaitu NPK.
Bapak Badri melakukan sedikit inovasi dengan menambah pupuk phonska
agar hasilnya lebih baik. Penggunaan pupuk disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman. Pada awal penanaman, Bapak Agus dan Bapak Badri
menggunakan pupuk organik dengan tujuan untuk meningkatkan
kesuburan tanah. Pemberian pupuk organik dilakukan pada saat awal
penanaman dan enam bulan sekali dengan dosis sebanyak lima kilogram
perpohon yang berumur satu sampai dua tahun, 10 kilogram perpohon
46
46
yang berumur dua sampai empat tahun keatas. Selanjutnya, dilakukan
pemberian pupuk anorganik yaitu NPK sebanyak enam kali pertahun.
Bapak Badri memberikan pupuk anorganik tiga kali dalam satu tahun
dengan takaran satu sampai dua kilogram perpohon. Pada tahun pertama
hingga tahun keempat, pemupukan biasanya dilakukan delapan kali
pemupukan pertahun, tergantung dari musim hujan. Sementara, pada tahun
ke lima dan ke enam, pemberian pupuk masih dengan takaran yang sama,
namun hanya dilakukan sebanyak enam kali per tahun.
Penggunaan pupuk anorganik yaitu NPK sebanyak dua bulan sekali
perpohon dengan dosis 100-150 gram untuk usia tanaman satu sampai dua
tahun. Jika dua tahun keatas pemberian pupuk anorganik yaitu NPK
sebanyak 200-250 gram perpohon. Pemberian pupuk yang dilakukan oleh
Bapak Agus dan Bapak Badri dari frekuensinya sesuai dengan yang
dianjurkan. Pupuk diberikan delapan kali sesuai dengan awal musim
hujan.
e) Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jambu kristal
Tanaman jambu kristal cukup rentan terhadap hama dan penyakit yang
merupakan salah satu faktor penyebab penurunan produksi jambu kristal.
Secara umum, hama utama yang menyerang tanaman jambu kristal terdiri
dari penggerek batang dan pemakan buah. Sementara penyakit utama
tanaman jambu kristal adalah busuk pangkal batang dan buah, penyakit
kuning, dan penyakit kerdil/keriting.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Badri yang telah diberikan
sosialisasi dari penyuluh atau ahli pertanian di ICDF bahwa apabila
tanaman jambu kristal yang terkena penyakit-penyakit seperti; penyakit
busuk pangkal batang, penyakit kuning, penyakit kerdil/keriting maka
tanaman tersebut akan diberi obat-obatan agar bertahan terhadap penyakit
tersebut. Sejauh ini untuk Bapak Agus sudah cukup memiliki pengetahuan
tentang pertanian, terutama tentang pengendalian hama dan penyakit
sehingga pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan baik
dan sesuai pedoman. Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas dan
kuantitas produksi jambu kristal yang dihasilkan.
f) Panen dan Pascapanen
Sejak terbentuk bunga sampai buah matang memerlukan waktu cukup
lama, yaitu sekitar delapan bulan. Umumnya, fase produksi jambu kristal
Bapak Agus terjadi pada saat umur jambu kristal kurang lebih delapan
bulan. Bapak Badri mengatakan bahwa produktivitas perpohon yang dia
usahakan bisa mencapai 20 kilogram. Pada tahun pertama pohon jambu
kristal sudah menghasilkan namun hasilnya masih sedikit. Jambu kristal
merupakan tanaman musiman yang hanya menghasilkan buah jambu
kristal sebanyak satu hingga dua kali dalam setahun, namun Bapak Agus
dapat menjadikannya berbuah sepanjang musim jadi tidak lagi disebut
tanaman musiman. Musim panen jambu kristal berlangsung setiap minggu.
Periode pemetikan jambu kristal dilakukan dalam berkali-kali selama
musim panen, biasanya panen tiga hari sekali. Pemetikan buah jambu
kristal dilakukan dengan memotong bagian tangkai buahnya. Buah jambu
47
47
kristal dapat dipanen apabila dalam satu tangkai sudah terdapat minimal
satu buah yang sudah berwarna hijau merona/kekuningan.
Tahun pertama hingga kedua, rata-rata hasil panen jambu kristal adalah
sebanyak 0.8 ton. Pada tahun ke tiga, rata-rata hasil panen jambu kristal
adalah sebanyak lima ton. Pada tahun ke empat sampai lima, rata-rata hasil
panen jambu kristal adalah sebanyak lima belas ton. Pada tahun ke enam,
rata-rata hasil panen jambu kristal adalah 25 ton. Pada tahun ke tujuh dan
seterusnya rata-rata hasil panen jambu kristal adalah 30 ton. Penerimaan
tertinggi terjadi pada tahun ke tujuh dan ke delapan, dimana merupakan
puncak produksi dari jambu kristal.
Tahun pertama Bapak Badri belum menghasilkan buah karena masih
sedikit pohon yang diusahakan, lalu tahun kedua 3.56 ton lalu pada tahun
ketiga 4.74 ton , tahun keempat 10.5 ton, tahun ke lima dan seterusnya
diasumsikan sama yaitu 13.5 ton. Hasil yang diperoleh dari budidaya
jambu kristal Bapak Agus di Desa Tangkil sesuai dengan kondisi normal
yang diharapkan. Produktivitas lahan perhektar kondisi normal diharapkan
dalam MP-PKT jambu kristal adalah :
1) Tanaman menghasilkan (TM-I) 0.8 ton per 0.15 ha atau 8 kilogram
perpohon.
2) Tanaman menghasilkan (TM-II) 5 ton per ha atau atau 8 kilogram
perpohon.
3) Tanaman menghasilkan (TM-III) 15 ton per 3 ha atau 8 kilogram
perpohon.
4) Tanaman menghasilkan (TM-IV) 25 ton per 5 ha atau 8 kilogram
perpohon.
5) Tanaman menghasilkan (TM-V) 30 ton per 6 ha atau 8 kilogram
perpohon.
Tahapan pengolahan jambu Kristal Bapak Agus dan Bapak Badri masih
dilakukan secara manual, yaitu jambu kristal yang telah dipanen
dimasukkan ke dalam kontainer, selanjutnya direndam dalam air mengalir
dan bersih selama beberapa menit. Perendaman dilakukan untuk
memisahkan jambu kristal dari kulit dan tangkai jambu kristal serta disikat
agar kulit bersih dan licin. Setelah perendaman, jambu kristal dicuci
bersih, lalu dilakukan grading dan sorting untuk memisahkan buah sesuai
kualitas dan harganya. Lalu buah dibungkus dengan menggunakan foam
lalu dimasukkan dalam kontainer dan karung siap untuk dipasarkan. Tata
letak atau layout usaha Bapak Agus ini sendiri dapat dilihat pada gambar 3
dengan skala 1 : 10 000 000. Tata letak atau layout usaha Bapak Badri
dapat dilihat pada gambar 4 dengan skala 1 : 10 000 000.
48
48
Keterangan :
: Saung tenaga kerja Bapak Agus seluas 25 meter persegi
: Pengairan dan gudang pupuk seluas 25 meter persegi
: Tempat pencucian dan grading buah jambu kristal seluas 40 meter persegi
Gambar 3 Layout usaha jambu kristal Bapak Agus
Tempat pencucian dan packing buah
jambu kristal seluas 30 meter persegi
Gambar 4 Layout usaha jambu kristal Bapak Badri
Kegiatan budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri merupakan
kegiatan baru mengingat jambu kristal merupakan komoditas baru untuk buah-
buahan. Apabila dilihat dari lokasinya, Desa Cikarawang dan Desa Tangkil sama-
sama merupakan trendsetter sentra produksi jambu kristal di Kabupaten Bogor
dan merupakan desa pengembangan pemerintah dalam budidaya jambu kristal.
Ketersediaan sarana produksi budidaya jambu kristal cukup mudah untuk
diperoleh Bapak Agus. Ketersediaan sarana produksi yang dibantu oleh ICDF
Lahan usaha budidaya Jambu Kristal petani mandiri yaitu
Bapak Agus seluas 6 hektar
Lahan usaha budidaya Jambu Kristal petani binaan ICDF yaitu Bapak Badri seluas
1.5 hektar
Lahan usaha budidaya
Jambu Kristal petani
binaan ICDF yaitu Bapak
Badri seluas 2.5 hektar
49
49
membawa dampak yang positif dan menguntungkan bagi Bapak Badri.
Pengolahan pasca panen masih dilakukan secara manual, namun hal ini bukan
suatu hambatan bagi pelaksanaan kegiatan budidaya jambu kristal karena memang
buah ini cocok untuk dikonsumsi secara langsung. Oleh sebab itu, berdasarkan
aspek teknis yang telah dianalisis maka dapat disimpukan bahwa kegiatan
budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri layak untuk dijalankan.
Bapak Agus dan para petani desa perlu mendapatkan sosialisasi dan pengetahuan
mulai dari cara budidaya yang baik menurut GAP (Good Agricultural Practice)
yaitu praktik agrikultur yang baik yang memungkinkan secara ekonomis, aman
dan memproduksi tanaman yang berkualitas, sekaligus mempertahankan,
melindungi atau meningatkan lingkungan hidup, teknologi budidaya sebagai
pendukung, seperti penggunaan bibit unggul, pengendalian hama dan penyakit
untuk meningkatkan mutu dan kualitas serta jumlah produksi jambu kristal.
Sementara Bapak Badri sudah mendapatkan ilmu dan pengetahuan itu dari ICDF.
Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen dalam analisis kelayakan bisnis pada usaha jambu kristal
berkaitan dengan kegiatan manajerial baik dalam masa pembangunan atau
persiapan bisnis maupun kegiatan manajerial pada saat kegiatan bisnis berjalan.
Sedangkan aspek hukum dalam analisis kelayakan bisnis pada usaha jambu kristal
berkaitan dengan berbagai dokumen dalam pendirian sebagai suatu usaha dan
berbagai bentuk perizinan yang dilakukan, baik dalam masa pembangunan bisnis
maupun pada masa operasional bisnis. Analisis aspek manajemen dalam usahatani
jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri ditinjau melalui beberapa faktor,
yaitu:
1) Pelaksanaan kegiatan budidaya
Kegiatan budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri merupakan
kegiatan baru mengingat jambu kristal merupakan komoditas baru untuk buah-
buahan. Dalam tahapan pelaksaannya sudah dilakukan dengan baik mulai dari
mempersiapkan lahan melalui pengolahan tanah sampai kegiatan pengangkutan.
Pembukuan yang dilakukan Bapak Agus dan Bapak Badri sudah cukup rapi dan
baik karena pengetahuan mereka sudah cukup. Mengatasi keterlambatan
datangnya pupuk subsidi dari pemerintah biasanya Bapak Agus tetap memupuk
namun membelinya di toko pertanian biasa. Bapak Badri mndapat bantuan pupuk
dan obat-obatan dari ICDF. Kegiatan pemupukan yang dilakukan sudah baik,
dengan memperhatikan pedoman jumlah takaran yang dianjurkan. Dalam
pemasaran, Bapak Agus menjual jambu kristal kepada konsumen langsung,
industri, dan retailer dengan sistem bayaran tunai. Biasanya sebelum menjual
jambu kristalnya Bapak Agus juga melihat tingkat harga jual jambu kristal di
pasar. Hal ini dilakukan Bapak Agus untuk memaksimalkan keuntungan dan
menghindari kerugian dalam budidaya jambu kristal ini, karena hasil panen yang
fluktuatif dan tidak maksimal. Harga jual jambu kristal sejauh ini masih tinggi dan
belum merugikan Bapak Agus, sehingga hasil panen jambu kristal selalu terjual
seluruhnya. Bapak Badri menjual seluruh hasil panennya pada konsumen
langsung yang memesan langsung padanya.
50
50
2) Manajemen sumber daya manusia
Melakukan budidaya jambu kristal, tenaga kerja merupakan salah satu faktor
produksi yang dibutuhkan oleh Bapak Agus dan Bapak Badri. Tenaga kerja
terbagi dari tenaga kerja dalam dan luar keluarga. Berdasarkan jenis kelaminnya
terbagi atas tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan. Bapak Agus
biasanya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, seperti istri, anak atau
mantu. Hal ini dilakukan untuk menghemat penggunaan biaya terhadap tenaga
kerja. Pada saat panen, tenaga luar keluarga baru dibutuhkan untuk memetik buah
jambu kristal. Selain itu, Bapak Agus juga menerapkan sistem gotong-royong
untuk saling membantu secara bergantian dalam kegiatan budidaya, misalnya
pada saat pembukaan lahan, dan awal penanaman. Dalam budidaya jambu kristal
Bapak Agus, pemberian upah disesuaikan berdasarkan jenis kegiatan dan jenis
kelaminnya. Standar upah yang diberikan sesuai dengan standar upah tenaga kerja
yang berlaku di desa tersebut yaitu Rp 40 000 untuk tenaga kerja laki-laki dan Rp
30 000 untu tenaga kerja perempuan. Upah tenaga kerja Bapak Agus dan Bapak
Badri sama namun seluruh tenaga kerja Bapak Badri adalah tenaga kerja luar
keluarga.
Bapak Agus yang dibantu tenaga kerjanya menghabiskan waktu kurang lebih
enam jam dalam satu hari untuk melakukan aktivitas budidaya jambu kristal
dengan hari kerja sebanyak enam hari dalam satu minggu. Hari jum’at merupakan
hari libur bagi Bapak Agus untuk melakukan aktivitas di kebun. Bapak Badri
melakukan budidaya setiap hari selama delapan jam sudah termasuk istirahat.
Dalam budidaya jambu kristal Bapak Agus, terdapat sistem gotong royong antar
sesama petani jambu kristal/masyarakat misalnya: pada saat pembukaan lahan,
mencari rebak untuk keperluan tanam maka petani jambu kristal lainnya akan
membantu petani yang baru akan menanam jambu kristal tersebut. Hal itu akan
dilakukan bergantian kepada petani jambu kristal yang ikut membantu. Kegiatan
gotong-royong antar sesama petani juga merupakan cara petani untuk menghemat
biaya tenaga kerja dan mempererat silaturahmi. Bapak Badri tidak melakukan
gotong royong.
a) Pengolahan tanah
Bapak Agus melakukan pengolahan tanah dalam budidaya jambu kristal
dilakukan oleh delapan orang tenaga kerja dengan waktu persiapan 30 hari
dan jam kerja tujuh jam perhari. Waktu tersebut merupakan waktu yang
dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk mempersiapkan lahan seluas enam
hektar. Besarnya upah yang diberikan biasanya ditetapkan berdasarkan
luasan tanah yang diolah. Bapak Badri melakukan pengolahan tanah
selama 21 hari dengan jumlah tenaga kerja dua belas orang dan waktu
kerja delapan jam perhari.
b) Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam disesuaikan dengan jumlah pohon yang akan
ditanam. Berdasarkan perhitungan HOK, kegiatan ini dilakukan oleh
delapan orang dengan waktu tujuh hari. Namun,besarnya upah yang
diterima tenaga kerja untuk pembuatan lubang tanam Bapak Agus dihitung
per lubang tanam. Bapak Badri melakukan pembuatan lubang tanam
selama 21 hari dengan jumlah tenaga kerja dua belas orang dan waktu
kerja delapan jam perhari.
51
51
c) Penanaman
Penanaman jambu kristal hanya dilakukan sekali pada tahun pertama
pembudidayaan. Kegiatan ini dilakukan dalam waktu tiga hari dengan tiga
sampai empat jam kerja dan membutuhkan dua belas tenaga kerja. Bapak
Badri melakukan penanaman selama 38 hari dengan jumlah tenaga kerja
dua belas orang dan waktu kerja delapan jam perhari.
d) Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan jambu kristal meliputi: pengikatan dengan tajar,
pemangkasan tanaman, dan penyiangan rumput atau gulma di sekitar
tanaman. Pemeliharaan jambu kristal menggunakan dua belas orang tenaga
kerja. Penyiangan gulma/rumput dilakukan secara rutin dan terbatas, yaitu
sebanyak lima kali dalam setahun. Kegiatan ini dilakukan dengan
intensitas empat kali dalam setahun dan menghabiskan waktu satu hari
dalam sekali penyiangan. Pengikatan tanaman jambu kristal tajar biasanya
dilakukan satu bulan sekali, namun hal ini juga bergantung pada frekuensi
pemberian pupuk pada tanaman jambu kristal. Upah yang diterima tenaga
kerja sebesar Rp 30 000-Rp 40 000 per HOK. Dalam setahun, total hari
dari kegiatan pemeliharaan jambu kristal adalah sebanyak 15 hari. Bapak
Badri melakukan pemeliharaan selama 70 hari dengan jumlah tenaga kerja
dua belas orang dan waktu kerja delapan jam perhari.
e) Pemupukan
Kegiatan pemupukan terdiri dari pemberian pupuk kandang dan pupuk
kimia (NPK). Kegiatan tersebut dilakukan oleh dua belas orang.
Pemupukan hanya menghabiskan waktu sepuluh hari dalam satu tahun.
Kegiatan ini dilakukan setiap satu bulan sekali sehingga dalam satu tahun
ada sepuluh kali pemberian atau kegiatan pemupukan. Namun, pada tahun
kelima dan keenam, pemberian hanya dilakukan dua kali dalam setahun
atau enam bulan sekali. Bapak Badri melakukan pemupukan selama 70
hari dengan jumlah tenaga kerja dua belas orang dan waktu kerja delapan
jam perhari.
f) Panen
Periode pemetikan jambu kristal dilakukan tiga hari sekali. Pada saat
panen, cukup menggunakan banyak tenaga kerja. Setiap panen,
membutuhkan jumlah tenaga kerja yang berbeda karena setiap panen,
menghasilkan jumlah yang berbeda. Panen pertama terjadi pada tahun
pertama dimana jambu kristal yang dihasilkan belum banyak sehingga
hanya menggunakan dua orang tenaga kerja dalam keluarga dalam enam
hari panen. Pada tahun ketujuh membutuhkan tenaga kerja paling banyak
karena merupakan puncak panen selama masa produksi jambu kristal.
Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak delapan orang dengan hari panen
sebanyak 31 hari. Pada tahun kelima, membutuhkan tujuh orang tenaga
kerja dan keenam hanya membutuhkan tiga orang tenaga kerja karena
hanya menghasilkan jambu kristal dalam jumlah yang sedikit. Total hari
pada panen ketiga dan keempat adalah sebanyak 30 hari dan 20 hari.
Kelima dan keenam adalah sepuluh tenaga kerja. Ketujuh dan seterusnya
dua belas tenaga kerja. Tenaga kerja luar keluarga yang digunakan dalam
kegiatan panen merupakan warga sekitar Desa Tangkil. Bapak Badri
52
52
melakukan panen selama 70 hari dengan jumlah tenaga kerja dua belas
orang dan waktu kerja delapan jam perhari.
g) Pengangkutan
Penggunaan tenaga kerja pada saat setelah panen, biasanya digunakan
untuk melakukan kegiatan pengangkutan ke tempat pencucian jambu
kristal. Pengangkutan maksimal dilakukan oleh dua belas orang tenaga
kerja dengan waktu kerja sesuai dengan banyaknya hari panen jambu
kristal. Upah yang diterima tenaga kerja konstan. Kegiatan budidaya
jambu kristal mulai dari pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam,
pemeliharaan, pemupukan, pengangkutan, penanaman dan panen
umumnya dilakukan oleh tenaga kerja dalam dan luar keluarga.
Berdasarkan aspek manajemen dan hukum yang telah dianalisis dapat
disimpulkan usaha budidaya jambu kristal layak untuk dilaksanakan.
Pengelolaan terhadap ketersediaan tenaga kerja telah dilakukan dengan
baik. Upah yang diberikan jelas dan sesuai dengan daerah tersebut.
Meskipun Bapak Agus belum mampu membuat manajemen terstruktur
karena keterbatasan pengetahuan, namun dalam pelaksanaannya telah
dilakukan dengan baik karena pengalaman turun – menurun yang telah
dimiliki Bapak Agus. Permasalahan terkait dengan biaya dan
keterlambatan terhadap input produksi dapat diatasi oleh Bapak Agus.
Berdasarkan analisis aspek hukum, usaha ini layak untuk dijalankan
karena telah memenuhi kriteria kelayakan bisnis yang ada yaitu
kelengkapan dokumen dan perizinan yang dilakukan, baik dalam masa
pendirian bisnis hingga masa operasional bisnis. Usaha ini dalam pendirian
bisnisnya telah melengkapi berbagai dokumen dan kebutuhan perizinan
yang ada, mulai dari SIUP, izin lokasi, IMB, izin gangguan serta sertifikasi
bibit dan buah. Bapak Badri melakukan pengangkutan selama 70 hari
dengan jumlah tenaga kerja dua belas orang dan waktu kerja delapan jam
perhari.
Aspek Sosial
Pelaksanaan budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri
memberikan dampak sosial yang cukup banyak bagi masyarakat. Pertama,
kegiatan budidaya jambu Kristal mereka mampu memberikan pendapatan
tambahan kepada masyarakat desa melalui penggunaan tenaga kerja pada kegiatan
usahatani jambu kristal. Pada saat musim panen, biasanya menggunakan tenaga
kerja perempuan yang merupakan ibu-ibu masyarakat sekitar sehingga akan
membantu meningkatkan kesejahteraan rumah tangga masyarakat. Meskipun
bukan merupakan tenaga kerja tetap namun bagi para tenaga kerja bantuan
tersebut, pekerjaan tersebut dirasakan telah cukup mengurangi pengangguran.
Selain itu, dengan adanya kegiatan budidaya jambu kristal menciptakan suatu
perkerjaan bagi masyarakat untuk berperan membantu penjualan jambu kristal.
Kedua, dengan adanya kegiatan budidaya jambu kristal ini masyarakat Desa
Tangkil dan Desa Cikarawang merasa memiliki hubungan dan ikatan sosial yang
semakin baik dan kuat. Hal ini terlihat adanya sistem gotong royong antar sesama
petani jambu kristal/masyarakat dalam kegiatan budidaya jambu kristal, misalnya;
53
53
pada saat pembukaan lahan, mencari rebak untuk keperluan tanam maka petani
jambu kristal lainnya akan membantu petani yang baru akan menanam jambu
kristal tersebut. Hal itu akan dilakukan bergantian kepada petani jambu kristal
yang ikut membantu. Pada kenyataannya, selain dapat menambah ikatan
silaturahmi yang baik, kegiatan gotong royong ini juga dilakukan untuk
menghemat biaya operasional tenaga kerja yang harus dibayarkan. Berdasarkan
aspek sosial, usaha Bapak Agus dan Bapak Badri layak untuk dijalankan.
Aspek Ekonomi
Secara aspek ekonomi, dampak kegiatan budidaya jambu kristal dapat
dilihat dari peningkatan pendapatan masyarakat yang menjadi tenaga kerja luar
keluarga. Pemetikan jambu kristal, biasanya Bapak Agus menggunakan tenaga
kerja tambahan yang berasal dari luar keluarga. Bapak Badri menggunakan tenaga
kerja seluruhnya dari luar keluarga. Para tenaga kerja tersebut memang bukan
tenaga kerja tetap dari budidaya jambu kristal.
Kegiatan ini membuat sebagian masyarakat desa dapat memperoleh
penghasilan dari budidaya, pemanenan hingga pemasaran jambu kristal.
Masyarakat sekitar juga mendapat dampak ekonomi yang positif karena usaha ini,
mereka dapat membeli jambu kristal dengan harga yang lebih murah serta dapat
bekerja sebagai tenaga kerja saat budidaya, pemanenan dan supir saat
pengangkutan. Kegiatan budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri
juga akan meningkatkan pendapatan daerah. Berdasarkan aspek ekonomi, usaha
ini layak untuk dijalankan.
Aspek Budaya dan Lingkungan
Analisis aspek lingkungan dari budidaya jambu kristal Bapak Agus dan
Bapak Badri menunjukkan bahwa tidak ada dampak merugikan yang ditimbulkan
dari adanya kegiatan budidaya jambu kristal. Pada dasarnya, tempat pencucian
jambu kristal tidak menimbulkan bau dari perendaman jambu kristal sehingga
tidak menggangu masyarakat. Sementara itu, tangkai dan sampah lainnya akibat
aktivitas pengolahan pascapanen jambu kristal juga dibuang pada tempatnya.
Selama melakukan budidaya jambu kristal, belum ada dampak serius terhadap
lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat setempat.
Berdasarkan analisis terhadap aspek budaya dan lingkungan, kegiatan
budidaya jambu kristal Bapak Agus di Desa Tangkil dan Bapak Badri masih layak
dilakukan. Kegiatan budidaya jambu kristal ini dilakukan seperti budaya leluhur
oleh Bapak Agus namun Bapak Badri melakukannya semi modern juga tidak ada
dampak lingkungan dan budaya merugikan yang dirasakan oleh masyarakat.
54
54
Aspek Finansial
Arus Penerimaan (Inflow)
Penerimaan merupakan segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan
pada usaha budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri. Penerimaan
hasil penjualan yang diterima Bapak Agus dan Bapak Badri sama-sama berasal
dari penjualan bibit jambu kristal pada tahun ketiga dan hasil produksi jambu
kristal mulai tahun pertama hingga keduapuluh. Selain itu, nilai sisa juga dihitung
sebagai penerimaan di akhir umur usaha. Pada musim panen, setiap tiga hari
sekali Bapak Agus melakukan pemanenan. Pada musim panen, Bapak Agus
menghasilkan jambu kristal dengan jumlah yang bervariasi, yang berkisar antara
0.5-1 kilogram perpohon. Penerimaan yang diperoleh didapatkan dari harga yang
berlaku pada saat itu. Harga jual bibit jambu kristal, Rp 30 000 perbibit, dan harga
jual jambu kristal sebesar Rp 5 000 - 15 000 perkilogram. Perincian penerimaan
usaha budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri dapat dilihat pada
tabel 10 dan 11. Lain halnya dengan Bapak Badri yang memanen jambu kristal
sesuai permintaan atau pesanan dari konsumennya.
Tabel 10 Komponen penerimaan pada usaha budidaya jambu kristal Bapak
Agus pada luasan 6 hektar (Juta Rupiah)
Komponen Tahun ke-
1-3 4 5-7 8-15 16-17 18 19-20
1) Produksi Jambu Kristal 45 60 1100 1350 675 562.5 450
2) Bibit Jambu Kristal 60 180 180 210 300 3 3
Total Penerimaan 105 240 1280 1560 975 565.5 453
Tabel 11 Komponen penerimaan pada usaha budidaya jambu kristal Bapak
Badri pada luasan 4 hektar (Juta Rupiah)
Komponen
Tahun ke-
2 3 4 5-15 16 17 18-
20
1) Produksi Jambu Kristal 53.4 71.2 158.1 203.1 158.1 71.2 53.4
2) Bibit Jambu Kristal
3.5 12.5 200 30 30 30
Total Penerimaan 53.4 74.7 170.6 403.1 188.1 101.2 83.4
Nilai Sisa
Nilai sisa merupakan tambahan manfaat yang diperoleh dalam budidaya
jambu kristal diakhir tahun yang merupakan nilai dari barang modal yang tidak
habis pakai selama umur usaha. Nilai sisa berasal dari investasi yang belum habis
umur ekonomisnya selama umur usaha. Komponen nilai sisa di budidaya jambu
kristal meliputi: cangkul, parang, linggis dan komponen lainnya yang digunakan
55
55
sampai habis pakai atau rusak atau bernilai 0 di akhir umur usaha. Nilai sisa yang
diperoleh dari budidaya jambu kristal Bapak Agus sebesar Rp 783 333. Perincian
perhitungan nilai sisa dari biaya investasi pada budidaya jambu kristal dapat
dilihat pada tabel 12. Sedangkan nilai sisa untuk budidaya jambu kristal Bapak
Badri adalah Rp 586 666 dan tabelnya dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 12 Nilai sisa dari biaya investasi pada budidaya jambu kristal pada luasan 6
hektar
Investasi Nilai Beli
(Rp) Umur Pakai
Penyusutan/Tahun
(Rp)
Nilai Sisa Pada
Tahun ke-20 (Rp)
a. Parang 60 000 3 tahun 20 000 20 000
b. Cangkul 225 000 5 tahun 45 000 0
c. Linggis 50 000 5 tahun 10 000 0
d. Tali
tambang 500 000 5 tahun 100 000 0
e. Pasak 450 000 2 tahun 225 000 0
f. Gunting 250 000 5 tahun 50 000 0
g. Drum 1000 000 3 tahun 333 333.333 333 333.333
h. Koret 90 000 3 tahun 30 000 30 000
i.Handsflyer 180 0000 4 tahun 450 000 0
j. Kontainer 240 0000 10 tahun 240 000 0
k. Selang 120 0000 3 tahun 400 000 400 000
TOTAL 8 025 000
1 903 333 783 333
Tabel 13 Nilai sisa dari biaya investasi pada budidaya jambu kristal pada luasan 4
hektar
Investasi
Nilai
Beli
(Rp)
Umur
Pakai
(Tahun)
Penyusutan/Tahun
Nilai Sisa
Pada Tahun
20 (Rp)
a. Parang 300000 3 100000 100000
b. Cangkul 180000 5 36000 0
c. Linggis 50000 5 10000 0
d. Tali
tambang 500000 5 100000 0
e. Pasak 125000 2 62500 0
f. Gunting 250000 5 50000 0
g. Drum 800000 3 266666,6667 266666,6667
h. Koret 60000 3 20000 20000
i. Handsflyer 1350000 4 337500 0
j. Kontainer 320000 10 32000 0
k. Selang 600000 3 200000 200000
TOTAL 4535000 1214666,667 586666,6667
56
56
Arus Pengeluaran (Outflow)
Arus Pengeluaran merupakan aliran kas yang dikeluarkan dalam kegiatan
budidaya jambu kristal. Arus Pengeluaran berupa biaya-biaya yang dikeluarkan
pada saat akan memulai suatu kegiatan usaha maupun selama berlangsungnya
suatu usaha. Komponen Outflow terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional.
1) Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal tahun usaha atau
awal periode dan pada saat tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun
(periode) kemudian. Biaya tersebut dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha budidaya jambu
kristal. Rincian mengenai berbagai komponen investasi, biaya perolehannya,
beserta umur ekonomis komponen-komponen investasi ini dapat diamati pada
tabel 14 dan 15.
Tabel 14 Rincian biaya investasi dalam budidaya jambu kristal Bapak Agus pada
luasan 6 hektar
Investasi Nilai Beli
(Rupiah) Umur Pakai
a. Parang 60 000 3 tahun
b. Cangkul 225 000 5 tahun
c. Linggis 50 000 5 tahun
d. Tali tambang 500 000 5 tahun
e. Pasak 450 000 2 tahun
f. Gunting 250 000 5 tahun
g. Drum 1000 000 3 tahun
h. Koret 90 000 3 tahun
i. Handsflyer 1 800 000 4 tahun
j. Kontainer 2 400 000 10 tahun
k. Selang 1 200 000 3 tahun
TOTAL 8 025 000
57
57
Tabel 15 Rincian biaya investasi dalam budidaya jambu kristal Bapak Badri pada
luasan 4 hektar
Investasi Nilai Beli
(Rupiah) Umur Pakai
a. Parang 300 000 3 tahun
b. Cangkul 180 000 5 tahun
c. Linggis 50 000 5 tahun
d. Tali tambang 500 000 5 tahun
e. Pasak 125 000 2 tahun
f. Gunting 250 000 5 tahun
g. Drum 800 000 3 tahun
h. Koret 60 000 3 tahun
i. Handsflyer 1 350 000 4 tahun
j. Kontainer 320 000 10 tahun
k. Selang 600 000 3 tahun
TOTAL 4 535 000
Biaya investasi dalam budidaya jambu kristal terdiri dari beberapa
komponen, yaitu: cangkul, parang, linggis, dan ajir/tajar, pasak, gunting, drum,
koret, handsflyer, kontainer, selang. Masing-masing komponen tersebut memiliki
nilai umur ekonomis yang berbeda. Umur ekonomis terbesar terdapat pada pohon
jambu kristal yaitu 20 tahun, yang merupakan komponen dengan umur ekonomis
paling lama, sehingga digunakan sebagai dasar dari penentuan umur usaha
budidaya jambu kristal pada perhitungan dalam analisis ini.
a) Lahan
Khusus untuk Bapak Badri lahan milik sendiri seharga Rp 503 100 000.
Lahan untuk budidaya jambu kristal Bapak Agus merupakan lahan sewa.
Perhitungan harga sewa lahan di Desa Tangkil berdasarkan luasan tanah
per hektar per tahun, yaitu Rp 3 000 000 per hektar. Lahan merupakan
investasi yang tidak mengalami penyusutan karena diprediksi mengalami
peningkatan harga jual setiap tahunnya.
b) Bibit jambu kristal
Biaya pembelian untuk bibit jambu kristal adalah sebesar Rp 30 000
perpohon. Bibit yang dibeli merupakan bibit yang siap tanam. Bibit tidak
mengalami penyusutan.
c) Cangkul
Cangkul merupakan peralatan dari kegiatan budidaya jambu kristal yang
berfungsi untuk membuat parit dan lubang tanam. Bapak Agus memiliki
lima unit cangkul sedangkan Bapak Badri memiliki empat unit cangkul
dengan masa pakai selama empat tahun. Harga cangkul adalah sebesar Rp
45 000 perunit.
58
58
d) Parang
Parang digunakan pada saat persiapan lahan dan menebas rumput. Bapak
Agus memiliki tiga unit parang sedangkan Bapak Badri memiliki lima unit
dengan umur pakai selama empat tahun. Harga parang adalah sebesar Rp
60 000 perunit.
e) Linggis
Kegiatan budidaya jambu kristal, linggis memiliki fungsi sebagai alat
untuk membersihkan rumput saat penyiangan. Linggis memiliki umur
pakai selama tiga tahun. Bapak Agus memiliki lima unit linggis sedangkan
Bapak Badri memiliki satu unit dalam pembudidayaan jambu kristal.
Harga linggis adalah sebesar Rp 50 000 perunit.
f) Ajir/Tajar
Ajir/ tajar merupakan kayu yang digunakan sebagai tempat jalar pohon
jambu kristal. Istilah ajir digunakan untuk kayu yang berukuran kecil dan
dipakai pada saat pohon jambu kristal berumur 3-18 bulan. Setelah itu
diganti dengan kayu yang lebih besar dan kuat (tajar) sampai abisnya umur
usaha budidaya jambu kristal. Biaya pembelian ajir sebesar Rp 2 000
perpohon dan tajar Rp 15 000 perpohon.
g) Tali Pengikat
Tali merupakan kebutuhan perlengkapan dalam budidaya jambu kristal
yang digunakan untuk mengikat pohon jambu kristal ke ajir/ tajar.
Penggunaan tali bisanya tergantung pertumbuhan dari pohon jambu kristal
tersebut. Bapak Agus memiliki tali pengikat sebanyak lima belas
gulungan sedangkan Bapak Badri memiliki sepuluh gulungan dengan
harga Rp 6 000 pergulung.
h) Pasak
Pasak berfungsi untuk memasang tambang dari pohon jambu kristal ke
tanah. Jumlah pasak ditentukan dari jumlah banyaknya pohon jambu
kristal. Bapak Agus memiliki 900 pasak sedangkan Bapak Badri memiliki
600 pasak dengan harga Rp 500 perpasak.
i) Gunting
Gunting merupakan alat yang digunakan untuk menggunting buah dari
ranting pohon jambu kristal. Bapak Agus mempunyai kurang lebih
sepuluh buah gunting. Gunting yang dimiliki sebanyak sepuluh sedangkan
Bapak Badri memiliki lima gunting dengan harga Rp 25 000 perunit.
j) Drum
Drum berfungsi sebagai wadah untuk membuat pupuk cair. Pupuk cair
berfungsi sebagai pupuk tambahan yang terdiri dari pupuk organik dengan
sedikit pupuk anorganik. Harga drum adalah Rp 200 000, Bapak Agus
memiliki lima drum sedangkan Bapak Badri memiliki empat buah drum.
59
59
k) Koret
Koret merupakan alat untuk membersihkan gulma yang berada di sekitar
pohon jambu kristal. Bapak Agus memiliki enam koret sedangkan Bapak
Badri memiliki empat koret dengan harga Rp 15 000 perbuah.
l) Handsflyer
Handsflyer berfungsi sebagai penyemprot pestisida ke tanaman. Bapak
Agus memiliki empat buah sedangkan Bapak Badri memiliki tiga
Handsflyer yang masing-masing umur ekonomisnya empat tahun.
Handsflyer yang dimiliki Bapak Agus sebanyak empat dengan harga Rp
450 000 perbuah.
m) Kontainer
Kontainer merupakan wadah untuk meletakkan buah jambu kristal sesudah
dipanen. Bapak Agus memiliki 30 buah untuk menunjang kegiatan
panennya. Bapak Agus memiliki 30 kontainer sedangkan Bapak Badri
memiliki 4 kontiner dengan harga Rp 80 000 perbuah.
n) Selang
Selang berfungsi untuk menyalurkan air dari kran untuk mencuci buah
jambu kristal setelah panen. Bapak Agus memiliki 300 meter selang
sedangkan Bapak Badri memiliki 150 meter selang dengan harga Rp 4 000
permeter.
o) Tali Tambang
Tali tambang berfungsi untuk meluruskan barisan pohon jambu kristal
agar memudahkan tenaga kerja Bapak Agus juga ketika awal meletakkan
bibit. Bapak Agus dan Bapak Badri memiliki sepuluh kilogram tali
tambang dengan harga Rp 50 000 perkilogram.
Selain biaya investasi, terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan oleh
Bapak Agus agar kegiatan budidaya jambu kristal tetap berjalan ketika ada
komponen peralatan telah habis umur ekonomisnya. Komponen investasi yang
memiliki umur ekonomis akan dilakukan reinvestasi setiap akhir periode umur
ekonomis Peralatan cangkul, parang, dan linggis akan direinvestasi pada tahun
tertentu sesuai dengan umur ekonomisnya. Reinvestasi cangkul akan dilakukan
pada tahun keenam, sementara reinvestasi parang akan dilakukan pada tahun
keempat dan reinvestasi linggis akan dilakukan pada tahun ketiga.
2) Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan
budidaya jambu kristal yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya
operasional adalah :
a) Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang menggambarkan pengeluaran untuk
menghasilkan produksi yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam
satu periode produksi. Biaya variabel dalam budidaya jambu kristal Bapak
60
60
Agus dan Bapak Badri sama terdiri dari beberapa komponen, yaitu: biaya
pupuk, obat-obatan, plastik, foam dan biaya tenaga kerja.
Setiap tahunnya, nilai biaya variabel dari budidaya jambu kristal tidaklah
sama karena bergantung pada jumlah produksi yang dihasilkan dari
budidaya jambu kristal. Adapun rincian penggunaan biaya variabel dalam
budidaya jambu kristal pada tahun pertama dapat dilihat pada tabel 16-21.
Tabel 16 Rincian penggunaan pupuk sebelum panen dalam budidaya jambu
kristal pada luasan 6 hektar
Jenis Pupuk Satuan
(kilogram)
Jumlah (1
kali
pemupukan)
Harga
Satuan
(Rp)
Waktu
Pemakaian Sumber
NPK 50 166.67
gram 450 000
2 bulan
sekali
Toko
pertanian
Kandang 1 7.5
kilogram 700
6 bulan
sekali
Kelompok
Tani
Tabel 17 Rincian penggunaan pupuk sebelum panen dalam budidaya jambu
kristal pada luasan 4 hektar
Jenis Pupuk Satuan
(kilogram)
Jumlah (1
kali
pemupukan)
Harga
Satuan
(Rp)
Waktu
Pemakaian Sumber
NPK 1 1 12 000 2 bulan
sekali
Toko
pertanian
Kandang 1 7.5
kilogram 700
6 bulan
sekali
Kelompok
Tani
Phonska 1 2 3 500 4 bulan
sekali
Toko
pertanian
61
61
Tabel 18 Rincian penggunaan obat-obatan sebelum panen dalam budidaya
jambu kristal pada luasan 6 hektar
Jenis
Obat Satuan
Jumlah (1
kali
pemberian
)
Harga
Satuan
(Rp)
Waktu
Pemakaia
n
Waktu
Pemakaian Sumber
Insektisid
a Decyd liter 333.3 mili 92 000
2 bulan
sekali
Setelah
pemupukan,
penngendalia
n hama
Toko
pertania
n
Fungisida
Ditent
kilogra
m
333.33
gram 82 000
2 bulan
sekali
Setelah
pemupukan,
penngendalia
n hama
Toko
pertaian
Akarisida
Agrimex liter
333.33
mili
130 000
2 bulan
sekali
saat
pengendalian
Toko
pertaian
Nutrisida
Gandacyl liter
333.33
mili
130 000
2 bulan
sekali
saat
perawatan
Toko
pertaian
Tabel 19 Rincian penggunaan obat-obatan sebelum panen dalam budidaya
jambu kristal pada luasan 4 hektar
Jenis
Obat Satuan
Jumlah (1
kali
pemberian
)
Harga
Satuan
(Rp)
Waktu
Pemakaia
n
Waktu
Pemakaian Sumber
Insektisid
a Decyd liter 350 mili 92 000
1 bulan
sekali
Setelah
pemupukan,
penngendalia
n hama
Toko
pertania
n
Fungisida
Ditent
kilogra
m 350gram 82 000
1 bulan
sekali
Setelah
pemupukan,
penngendalia
n hama
Toko
pertaian
Nutrisida
Gandacyl liter 350 mili
130 000
1 bulan
sekali
saat
perawatan
Toko
pertaian
62
62
Tabel 20 Rincian penggunaan foam dan plastik sebelum panen dalam budidaya
jambu kristal pada luasan 6 hektar
Nama
Peralatan Jumlah
Harga Satuan
(Rp)
Sumber
Perolehan Fungsi
Plastik 3 Kw 17 500/kilogram Toko alat
pertanian
Membungku
s buah jambu
kristal saat di
pohon
Foam 500 roll 52 000/roll Toko alat
pertanian
Membungku
s buah jambu
kristal
setelah
dipanen
Tabel 21 Rincian penggunaan foam dan plastik sebelum panen dalam budidaya
jambu kristal pada luasan 4 hektar
Nama
Peralatan Jumlah
Harga Satuan
(Rp)
Sumber
Perolehan Fungsi
Plastik 2 Kw 17 500/kilogram Toko alat
pertanian
Membungku
s buah jambu
kristal saat di
pohon
Foam 400 roll 52 000/roll Toko alat
pertanian
Membungku
s buah jambu
kristal
setelah
dipanen
1. Pupuk
Dalam kegiatan budidaya jambu kristal, Bapak Agus menggunakan beberapa
jenis pupuk, Dalam perhitungan ini, hanya digunakan jenis pupuk organik, dan
NPK, karena pupuk tersebut merupakan jenis pupuk yang paling banyak
digunakan oleh Bapak Agus. Sementara itu, Bapak Badri menambahkan pupuk
phonska selain yang digunakan Bapak Agus, pupuk yang lainnya memiliki fungsi
yang hampir sama dengan jenis pupuk yang digunakan dalam perhitungan,
sehingga dapat disetarakan dan dianggap sebagai pengganti. Data dapat dilihat
pada tabel 16-17.
2. Pestisida/ Obat
Dalam budidaya jambu kristal Bapak Agus, terdapat beberapa jenis obat/
pestisida yang digunakan untuk meningkatkan fungsi tanaman dan menjaga dari
serangan berbagai hama dan penyakit. Dalam analisis ini, jenis-jenis
obat/pestisida yang digunakan dalam perhitungan dibatasi pada empat jenis. Hal
ini dikarenakan jenis-jenis obat tersebut tidak seluruhnya digunakan oleh Bapak
Agus, dan terdapat beberapa jenis obat yang memiliki fungsi yang sama. Bapak
Badri mengurahi satu jenis obat-obatan dibandingkan Bapak Agus. Oleh
karenanya, dalam perhitungan ini hanya digunakan beberapa jenis obat yang dapat
63
63
mewakili jenis obat yang lainnya karena memiliki fungsi yang sama dan
merupakan jenis-jenis obat yang paling banyak digunakan oleh Bapak Agus. Data
dapat dilihat pada tabel 18-19.
3. Plastik dan Foam
Penggunaan plastik diperlukan untuk membungkus jambu kristal saat masih
berada di pohon. Foam digunakan untuk membungkus buah sesudah panen.
Bapak Agus memiliki tiga kuintal plastik dengan harga Rp 17 500 perkilogram
dan 500 roll foam dengan harga Rp 52 000/roll. Sedangkan Bapak Badri
menggunakan dua kuintal plastik dan 400 roll foam. Data dapat dilihat pada tabel
20-21.
4. Tenaga kerja
Dalam kegiatan budidaya jambu kristal tenaga kerja variabel merupakan tenaga
kerja yang melakukan kegiatan yang saling berpengaruh terhadap output. Pada
umumnya, Bapak Agus menggunakan tenaga kerja keluarga dalam budidaya
jambu kristal. Bapak Agus hanya menggunakan jasa para tenaga kerja pada waktu
tertentu. Pada tahun pertama terdapat pengeluaran biaya tenaga kerja yang
digunakan untuk melakukan pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam, dan
menanam jambu kristal. Pada saat mulai menghasilkan, jika hasil panen sedikit
maka jumlah tenaga kerja akan berkurang. Dalam penelitian ini, biaya tenaga
dalam keluarga dimasukkan ke dalam perhitungan sebagai biaya yang
diperhitungkan. Selama panen jambu kristal, yaitu jeda tiga hari, jambu kristal
dipetik sebanyak empat sampai lima kali per dua minggu, kecuali pada tahun
pertama hanya enam hari karena produksi jambu kristal masih sangat sedikit.
Waktu yang digunakan adalah lima jam perhari, yaitu dua jam di pagi hari dan
tiga jam di siang sampai sore hari.
Berbeda dengan Bapak Badri yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga
seluruhnya dan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga hanya untuk
mengawasi. Pada tahun pertama, terdapat penggunaan biaya tenaga kerja untuk
pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam dan penanaman. Sementara itu,
pemupukan dan pemeliharaan diperhitungkan pada tahun pertama hingga tahun
terakhir dengan jumlah yang tetap. Biaya penggunaan tenaga kerja untuk panen
dan pengangkutan juga diperhitungkan demikian.
b) Biaya Tetap
Biaya tetap dalam kegiatan budidaya jambu kristal adalah biaya-biaya
yang diperhitungkan terkait dengan biaya PBB dan pengairan. Pajak bumi
bangunan dibayarkan setiap tahunnya untuk tanah yang dijadikan perkebunan
jambu kristal sebesar Rp 308 333. selain PBB juga ada biaya pengairan sebesar
Rp 100 000 per tahun serta sewa lahan Rp 3 000 000 per hektar per tahun.
Sedangkan biaya tetap pada Bapak Badri adalah PBB dan penyusutan alat
investasi saja karena pengairan didapat secara gratis.
64
64
Analisis Laba Rugi
Penyusunan laporan laba rugi dalam budidaya jambu kristal berkaitan
dengan total penerimaan, pengeluaran, penyusutan, dan kondisi keuntungan yang
diperoleh dalam satu tahun produksi. Berdasarkan perhitungan tersebut, bahwa
total laba bersih setelah pajak yang diperoleh dalam budidaya jambu kristal Bapak
Agus adalah Rp 10 367 228 480 selama umur usaha budidaya jambu kristal. Rata-
rata laba bersih per tahun sebesar Rp 518 361 424. Sedangkan untuk Bapak Badri
adalah Rp 3 111 182 788 dengan rata-rata sebesar Rp 155 559 139. Rincian
laporan laba rugi dapat dilihat pada lampiran 3.
Analisis Kelayakan Investasi
Menganalisis kelayakan investasi budidaya jambu kristal Bapak Agus dan
Bapak Badri dapat digunakan kriteria investasi yang berupa: Net present value
(NPV), Internal w2Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), dan
Payback Period (PP). Nilai hasil kelayakan investasi yang didapatkan dari
perhitungan cashflow dapat dilihat pada tabel 22 dan 23. Sementara rincian
cahsflow budidaya jambu kristal dapat dilihat pada lampiran 4.
Tabel 22 Nilai hasil kelayakan investasi Bapak Agus yang didapatkan dari hasil
perhitungan cashflow
Kriteria
Investasi
Nilai Indikator
Kelayakan
Hasil Kelayakan
NPV (Rp) 1 289 178 775.33 > 0 Layak
IRR (%) 23 > 7.5 Layak
Net B/C 4.994479828 >1 Layak
PP (Tahun) 3 tahun 6 bulan < 20 Layak
Tabel 23 Nilai hasil kelayakan investasi Bapak Badri yang didapatkan dari hasil
perhitungan cashflow
Kriteria
Investasi
Nilai Indikator
Kelayakan
Hasil Kelayakan
NPV (Rp) 1 495 939 547.33 > 0 Layak
IRR (%) 46 > 7.5 Layak
Net B/C 7.108509165 >1 Layak
PP (Tahun) 4 tahun 6 bulan < 20 Layak
Net Present Value (NPV)
Perhitungan NPV dilakukan untuk mengetahui nilai kini manfaat bersih
yang diperoleh selama periode kegiatan budidaya jambu kristal. Nilai NPV dapat
dilihat pada cashflow (Lampiran 4). Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan
65
65
nilai NPV dari budidaya jambu kristal adalah sebesar Rp 1 289 178 775.33. Nilai
ini menunjukkan bahwa kegiatan budidaya jambu kristal Bapak Agus akan
menghasilkan manfaat bersih tambahan sebesar Rp 1 289 178 775.33. Uraian
tersebut menunjukkan bahwa kegiatan budidaya jambu kristal Bapak Agus ini
layak untuk dilaksanakan, karena menghasilkan NPV lebih besar dari nol (NPV >
0). Juga untuk usaha Bapak Badri menghasilkan NPV sebesar Rp 1 495 939
547.33 nilai tersebut menunjukkan budidaya Bapak Badri akan menghasilkan
manfaat bersih tambahan sebesar Rp 1 495 939 547.33.
Internal Rate of Return (IRR)
Dalam menghitung kelayakan budidaya jambu kristal pada tingkat Internal
Rate of Return (IRR), maka dilakukan dengan membandingkan hasil Internal Rate
of Return (IRR) yang diperoleh dengan nilai opportunity cost of capital (OCC).
Nilai OCC yang digunakan sebagai pembanding dan indikator kelayakan
berdasarkan kriteria IRR dalam analisis ini adalah sebesar 7.5 persen. Nilai
tersebut merupakan nilai suku bunga bank BI seperti yang telah dijelaskan pada
penjelasan asumsi perhitungan. Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran 4),
didapatkan nilai IRR dari kegiatan budidaya jambu kristal Bapak Agus adalah
sebesar 23 persen. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengembalian
kegiatan budidaya jambu kristal terhadap investasi yang ditanamkan adalah
sebesar 23 persen. Sedangkan budidaya Bapak Badri memiliki IRR yang lebih
besar yaitu 46 persen. Nilai IRR yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan ini
lebih besar dibandingkan dengan nilai OCC yang telah ditentukan, yaitu sebesar
7.5 persen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan budidaya jambu
kristal Bapak Agus dan Bapak Badri layak untuk dilaksanakan.
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Berdasarkan hasil perhitungan cashflow pada Lampiran 4 dapat dilihat
bahwa nilai Net B/C yang diperoleh dari kegiatan budidaya jambu kristal Bapak
Agus adalah sebesar 4.99 sedangkan untuk Bapak Badri sebesar 7.1. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap tambahan biaya sebesar Rp 1 akan menghasilkan
tambahan manfaat untuk Bapak Agus sebesar Rp 4.99 dan tambahan sebesar Rp
7.1 pada kegiatan budidaya jambu kristal Bapak Badri. Nilai Net B/C yang
dihasilkan lebih besar dari 1. Berdasarkan indikator kelayakan kriteria Net B/C,
maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan budidaya jambu kristal keduanya layak
untuk dilakukan.
Payback Period (PP)
Payback Period (PP) merupakan suatu perhitungan yang digunakan untuk
melihat jangka waktu pengembalian modal dari kegiatan budidaya yang
dilaksanakan. Dalam kegiatan budidaya jambu kristal ini, Payback Period (PP)
yang didapatkan selama 3 tahun 6 bulan untuk Bapak Agus dan 4 tahun 6 bulan
untuk Bapak Badri hal ini dikarenakan investasi milik Bapak Badri lebih besar
66
66
karena terdapat komponen lahan milik sendiri. Bila dibandingkan dengan umur
usaha budidaya jambu kristal selama 20 tahun, maka jangka waktu pengembalian
modal kegiatan budidaya jambu kristal ini lebih cepat daripada umur usaha,
sehingga kegiatan budidaya jambu kristal keduanya layak untuk dilaksanakan.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas yang dilakukan dalam penelitian kelayakan budidaya
jambu kristal menggunakan dua variabel (peubah), yaitu penurunan produksi
jambu kristal dan kenaikan harga pupuk kimia (NPK) pada usaha Bapak Agus di
Desa Tangkil. Penentuan penurunan produksi jambu kristal berdasarkan fluktuasi
produksi pada kenyataan aktual di lapang terbukti terjadi penurunan produksi
sebesar 20%. Oleh sebab itu, prosentase 20 persen digunakan sebagai skenario
satu untuk melihat kondisi budidaya jambu kristal jika memungkinkan kembali
terjadi penurunan produksi jambu kristal dalam usaha budidaya Bapak Agus.
Sementara itu, penggunaan skenario dua, yaitu kenaikan harga pupuk kimia
(NPK) sebesar 40 % yang informasinya didapat Bapak Agus dari pasar.
Sedangkan analisis sensitivitas yang dilakukan dalam penelitian kelayakan
budidaya jambu kristal Bapak Badri juga menggunakan dua variabel (peubah),
yaitu penurunan produksi jambu kristal dan kenaikan upah tenaga kerja dua kali
lipat. Penentuan penurunan produksi jambu kristal berdasarkan fluktuasi produksi
pada kenyataan aktual di lapang terbukti terjadi penurunan produksi sebesar 20%.
Oleh sebab itu, prosentase 20 persen digunakan sebagai skenario satu untuk
melihat kondisi budidaya jambu kristal jika memungkinkan kembali terjadi
penurunan produksi jambu kristal dalam usaha budidaya Bapak Badri. Sementara
itu, penggunaan skenario dua, yaitu kenaikan upah tenaga kerja sebesar 200 %
yang informasinya didapat Bapak Badri dari lonjakan kelangkaan tenaga kerja di
desanya.
Variabel-variabel yang mengalami perubahan itu disebabkan oleh beberapa
hal. Penurunan produksi dikarenakan tanaman terkena cuaca ekstrem yang tahun
lalu melanda Bogor, hujan badai dan angin serta banjir. Kemudian juga buah
terserang penyakit dantanaman terserang hama dan gulma. Untuk kenaikan harga
pupuk kimia disebabkan kelangkaanpupuk saat itu yang dikarenakan
keterlambatan pasokan datang serta subsidi pemerintah yang belum tersalurkan
dengan sempurna. Kenaikan upah tenaga kerja disebabkan kelangkaan tenaga
kerja di Desa Cikarawang karena di desa tersebut hampir mayoritas bertani dan
memiliki lahan pribadi masing-masing sehingga mereka fokus pada usaha
budidaya masing-masing, sedangkan Bapak Badri menggunakan tenaga kerja luar
keluarga seluruhnya pada usahanya. Hasil analisis sensitivitas yang diperoleh
pada kondisi tersebut disajikan pada tabel 24-25.
67
67
Tabel 24 Perbandingan analisis sensitivitas budidaya jambu kristal pada
skenario 1 dan 2 milik Bapak Agus
Kondisi
Kriteria Investasi
Prosentase
Penurunan/Kenaikan
(%)
NPV (Rp) IRR(%) Net
B/C PP (Tahun)
Normal 0 1 289 178
775.33
23 4.99 3 tahun 6
bulan
Skenario
1
20 -362 214
861.20
33 0.38 33 tahun 4
bulan
Skenario
2
40 189 157
041.05
10 1.37 9 tahun 3
bulan
Tabel 25 Perbandingan analisis sensitivitas budidaya jambu kristal pada
skenario 1 dan 2 milik Bapak Badri
Kondisi
Kriteria Investasi
Prosentase
Penurunan/Kenaikan
(%)
NPV (Rp) IRR(%) Net
B/C PP (Tahun)
Normal 0 1 495 939
547.33
46 7.1 4 tahun 6
bulan
Skenario
1
20 1 215 769
012.65
38 4.83 5 tahun 3
bulan
Skenario
2
200 1 312 641
522.11
37 4.94 5 tahun
Analisis Switching Value
Analisis switching value merupakan variasi dari analisis sensitivitas yang
digunakan untuk melihat perubahan maksimal agar kegiatan budidaya jambu
kristal masih layak untuk di lakukan. Komponen dari usaha budidaya jambu
kristal Bapak Agus yang dianggap peka pada skenario satu dan dua yaitu
perubahan penurunan produksi jambu kristal dan kenaikan harga pupuk kimia
(NPK). Hasil analisis switching value Bapak Agus yang diperoleh pada kondisi
tersebut disajikan pada tabel 26. Pada kedua kondisi tersebut nilai NPV yang
diterima perusahaan mendekati nol dengan nilai Net B/C sebesar satu dan IRR
sebesar 7.5% sesuai dengan dicount rate yang digunakan.
Besaran prosentase maksimum penurunan produksi jambu kristal yaitu lebih
rendah jika dibandingkan dengan besaran prosentase maksimum kenaikan harga
pupuk kimia (NPK) sehingga dapat dikatakan bahwa pada usaha budidaya jambu
kristal Bapak Agus komponen penurunan jumlah produksi jambu kristal lebih
peka terhadap perubahan dibandingkan dengan biaya pupuk kimia (NPK).
Komponen dari usaha budidaya jambu kristal Bapak Badri yang dianggap
peka pada skenario satu dan dua yaitu perubahan penurunan produksi jambu
kristal dan kenaikan upah tenaga kerja. Hasil analisis switching value yang
diperoleh pada kondisi tersebut disajikan pada tabel 27. Pada kedua kondisi
68
68
tersebut nilai NPV yang diterima perusahaan mendekati nol dengan nilai Net B/C
sebesar satu1 dan IRR sebesar 7.5% sesuai dengan dicount rate yang digunakan.
Besaran prosentase maksimum penurunan produksi jambu kristal yaitu lebih
rendah jika dibandingkan dengan besaran prosentase maksimum kenaikan upah
tenaga kerja sehingga dapat dikatakan bahwa pada usaha budidaya jambu kristal
Bapak Agus komponen penurunan jumlah produksi jambu kristal lebih peka
terhadap perubahan dibandingkan dengan kenaikan upah tenaga kerja.
Tabel 26 Perbandingan hasil analisis switching value budidaya jambu kristal
dalam kondisi normal dengan budidaya jambu kristal pada skenario
satu dan dua milik Bapak Agus
Skenario Komponen yang berubah Prosentase
perubahan
1 Maksimum penurunan produksi jambu kristal 14.4 %
2 Maksimum kenaikan harga pupuk kimia
(NPK) 46.5 %
Tabel 27 Perbandingan hasil analisis switching value budidaya jambu kristal
dalam kondisi normal dengan budidaya jambu kristal pada skenario
satu dan dua milik Bapak Badri
Skenario Komponen yang berubah Prosentase
perubahan
1 Maksimum penurunan produksi jambu kristal 36 %
2 Maksimum kenaikan harga pupuk kimia
(NPK) 78 %
Berdasarkan perhitungan analisis switching value didapatkan bahwa, pada
skenario satu penurunan maksimum produksi jambu kristal sehingga masih layak
untuk dilakukan adalah sebesar 14.4 persen, yang menghasilkan NPV mendekati
nol, IRR 7.5 persen, Net B/C ratio satu. Pada skenario dua kenaikan harga pupuk
kimia (NPK) sehingga masih layak untuk dilakukan adalah sebesar 46.5 persen,
yang menghasilkan NPV mendekati nol, IRR 7.5 persen, Net B/C ratio satu. Hasil
analisis tersebut menunjukkan bahwa kegiatan budidaya jambu kristal masih layak
untuk dilaksanakan jika terjadi penurunan jumlah produksi sebesar hasil
prosentase di atas. Apabila terjadi perubahan penurunan poduksi jambu kristal
dan kenaikan harga pupuk kimia (NPK) melebihi diatas, maka budidaya jambu
kristal ini tidak layak untuk dilakukan, kedua variabel sensitif terhadap perubahan.
Sedangkan untuk Bapak Badri skenario satu penurunan maksimum produksi
jambu kristal sehingga masih layak untuk dilakukan adalah sebesar 36 persen,
yang menghasilkan NPV mendekati nol, IRR 7.5 persen, Net B/C ratio satu. Pada
skenario dua kenaikan upah tenaga kerja sehingga masih layak untuk dilakukan
adalah sebesar 78 persen, yang menghasilkan NPV mendekati nol, IRR 7.5
persen, Net B/C ratio satu. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa kegiatan
budidaya jambu kristal masih layak untuk dilaksanakan jika terjadi penurunan
jumlah produksi sebesar hasil prosentase di atas. Apabila terjadi perubahan
penurunan poduksi jambu kristal dan kenaikan upah tenaga kerja melebihi diatas,
69
69
maka budidaya jambu kristal ini tidak layak untuk dilakukan, kedua variabel
sensitif terhadap perubahan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1) Secara aspek non finansial, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan
kegiatan budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri layak untuk
dilaksanakan. Secara aspek finansial, pada kondisi normal kegiatan
budidaya jambu kristal Bapak Agus dan Bapak Badri layak untuk
dilaksanakan karena kriteria penilaian investasi yakni NPV (Net Present
Value) Rp 1 289 178 775.33 > 0, IRR (Internal Rate of Return) 23% >
7.5%, Net B/C ratio 4.99 > 1, dan PP (Payback Period) 3 tahun 6 bulan < 20
tahun memenuhi indikator kelayakan. Sedangkan untuk Bapak Badri yakni
NPV (Net Present Value) Rp 1 495 939 547.33 > 0, IRR (Internal Rate of
Return) 46% > 7.5%, Net B/C ratio7.1 > 1, dan PP (Payback Period) 4
tahun 6 bulan < 20 tahun memenuhi indikator kelayakan finansial juga.
2) Pengaruh hasil switching value terhadap kelayakan Bapak Agus adalah
apabila terjadi penurunan jumlah produksi dan kenaikan harga pupuk kimia
(NPK) masing-masing melebihi 14.4 persen dan 46.5 persen maka usaha
tidak layak dilaksankan, sedangkan untuk Bapak Badri prosentase maksimal
bisns masih layak dilakukan adalah 36% untuk penurunan jumlah produksi
dan 78% untuk kenaikan upah tenagakerja. Penelitian selanjutnya,
diharapkan untuk mengkaji mengenai cara pengoptimalisasi produksi jambu
kristal dan pemasaran jambu kristal.
Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan kegiatan
budidaya jambu kristal :
1) Diperlukan sosialisasi dan peningkatan pengetahuan petani melalui
program-program pembelajaran dari pemerintah setempat yang berkaitan
dengan teknik budidaya jambu kristal yang sesuai dengan pedoman GAP
(Good Agricultural Practice) agar dapat meningkatkan produksi dan
mengurangi fluktuasi perubahan produksi petani dapat mencari informasi
dan meminta bantuan ICDF.
2) Dalam pemasaran dapat dilakukan dengan membentuk badan usaha dengan
mengupayakan agar harga output yang diterima petani jambu kristal lebih
tinggi. Sementara terkait dengan pengadaan sarana produksi, sepeti pupuk
kimia diperlukan adanya koordinasi dan pengendalian yang lebih optimal
sehingga diharapkan saat musim tanam tiba tidak terjadi kelangkaan pada
input tersebut. Juga untuk mengatasi penurunan jumlah produksi perlu
dilakukan peningkatan pemberian obat-obatan agar tanaman tidak terserang
hama dan gulma serta penyakit dan hasil dapat stabil.
70
70
3) Upaya untuk meminimalisir adanya penurunan jumlah produksi akibat
cuaca ekstrem yaitu dapat dilakukan manajemen risiko atas ketidakpastian
cuaca dan iklim dengan membuat kebun tertutup/rumah kaca yang dapat
melindungi tanaman dari efek cuaca ekstrem seperti hujan dan angin.
4) Penelitian selanjutnya, diharapkan untuk mengkaji mengenai cara
pengoptimalisasi produksi jambu kristal dan pemasaran jambu kristal.
DAFTAR PUSTAKA
Andi, S. 2013. Konsep Kelayakan Usaha dan Investasi. Bandung: Alphabeta.
[Deptan]. Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian. 2012. Data
Statistik Makro. Jakarta: Ditjen Hortikultura.
[Deptan]. Direktorat Jenderal Hortikultura, Deptan. 2012. Data Statistik Pertanian.
Jakarta: Ditjen Hortikultura.
[Deptan]. Direktorat Jenderal Hortikultura, Deptan. 2013. Jambu Kristal
Primadona Taiwan. Jakarta: Ditjen Hortikultura.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2014. Data Petani Jambu
Kristal Kabupaten Bogor. Bogor: Bagian Hortikultura.
Dhikawara, F. 2010. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Jambu Biji Melalui
Penerapan Irigasi Tetes di Desa Ragajaya, Kecamatan Bojong Gede
Kabupaten Bogor. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Gray C, Sabur L K, Simanjuntak P, Haspaitella P F I. 2003. Pengantar Evaluasi
Usaha. Edisi Kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hadi Y L, Fahmi I, Syahiruddin. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Teori dan Aplikasi.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Halim A. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Husnan S, Muhammad S. 1994. Studi Kelayakan Usaha. Yogyakarta: UPP
AMPYKPN.
Herlianto D, Pujiastuti T. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hidayat, P. 2012. Budidaya Jambu Biji dan Jambu Kristal. Bandung: Alphabeta.
Husman, Suswarsono. 2010. Analisis Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia.
Ibrahim J P. 2009. Analisis Ekonomi Usaha-Usaha Pertanian. Ed ke-2. Slamet S,
Komet M, Penerjemah; Jakarta: UI Press.Terjemahan dari : Economic
Analysis of Agriculture Project.
Ibrahim Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kadariah L, Karlina, Gray C. 2009. Pengantar Evaluasi Usaha. Jakarta: UIPress.
Kuntjoro, P. 2002. Kelayakan Finansial Usaha. Bogor: IPB.
Kuntjoro, R. 2002. Studi Kelayakan Proyek Industri. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor:
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Agus, P. 2007. Jambu Kristal: Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Depok:
Penebar Swadaya.
Rismunandar. 2009. Tanaman Jambu Biji. Bandung: Sinar Baru.
Saeful Hodijah,S.ST. 2013. Jambu kristal dan ketersediaannya. (Admin Kab.
Bogor). Iptek Net google.com.Bogor.
71
71
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
Halisah, Siti. 2006. Analisis Kelayakan Finansial Dan Kesempatan Kerja Pada
Usahatani Pepaya (Studi Kasus di kebun percobaan Desa Cikarawang,
Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). [skripsi].
Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Soedarya A P. 2010. Agribisnis Guava (Jambu). Bandung: Pustaka Grafika.
Sutojo, Siswanto, 2000. Studi Kelayakan Usaha (Konsep, Teori, Praktek). Jakarta:
Damar Mulia Pustaka.
Surya, S. 2010. Budidaya Jambu Kristal dan Sejarahnya. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Nugraha, W. 2009. AnaIisis Kelayakan Pengusahan Stroberi Organilk (Kasus di
PT Anugerah Bumi Persada, Kabupaten Cianjur). PT Anugerah Bumi
Persada. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
72
72
LAMPIRAN
Lampiran 1 Neraca perdagangan buah Indonesia 2007-2011 (ton)
Komoditas Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Mangga 110.000 939.000 794.000 -131.000 497.000
Manggis 9.097 9.464 11.308 11.375 12.583
Jeruk Segar -23.472 -28.031 -19.577 -31.341 -33.073
Mandarin Segar -89.117 -109.660 -188.946 -160.255 -182.346
Anggur -27.370 -25.683 -34.961 -41.260 -55.794
Semangka -551.000 754.000 -278.000 -994.000 -663.000
Apel -145.266 -139.794 -153.456 -197.487 -212.685
Nanas 284.000 22.000 8.000 -17.000 -67.000
Pir -94.500 -86.754 -90.389 -111.276 -133.591
Pisang 2.354 1.914 487.000 -65.000 104.000 Sumber : Data Statistik Pertanian, Deptan 2012 (diolah)
73
73
Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian
Pemangkasan gulma oleh pemilik
Pembungkusan buah
74
74
Pemotongan buah
Pemilihan cabang untuk dicangkok
Panen buah dimasukkan dalam container
75
75
Areal kebun jambu kristal Bapak Agus
Luas areal 6 hektar kebun jambu kristal
Pohon jambu kristal yang sudah berumur 2-4 tahun
Jalan menuju kebun jambu kristal Bapak Agus
76
76
Tenaga kerja mencuci buah
Bibit jambu kristal Bapak Badri
Salah satu cara melindungi bibit dari cuaca ekstrem oleh Bapak Badri
77
77
Kumpulan bibit
Rumah Bapak Badri
Sertifikasi bibit jambu kristal Bapak Badri
78
Lampiran 3 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. PENERIMAAN 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 45000000 45000000 45000000 600000000 1100000000 1100000000 1100000000 1350000000 1350000000 1350000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
6000000 18000000 18000000 15000000 18000000 21000000 24000000 27000000
TOTAL PENERIMAAN 45000000 45000000 51000000 618000000 1118000000 1115000000 1118000000 1371000000 1374000000 1377000000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 6600000 660000 660000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 33000000 3300000 3300000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
e. PEMUPUKAN 22000000 22000000 22000000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000
f. PENGANGKUTAN 21120000 21120000 21120000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
g. PEMANENAN 21120000 21120000 21120000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 46000 30666.66667 92000 153333.333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 41000 27333.33333 82000 136666.667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 65000 43333.33333 130000 216666.667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 65000 43333.33333 130000 216666.667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
f. PUPUK NPK 900000 5625000 16875000 28125000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000
g. PUPUK KANDANG 1050000 6562500 19687500 32812500 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
h. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
i. PLASTIK 320000 2000000 6000000 10000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
j. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 112506200 90072166.67 121976500 188400833 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) -67506200 -45072166.7 -70976500 429599167 913647000 910647000 913647000 1166647000 1169647000 1172647000
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
A. SEWA LAHAN 450000 3000000 9000000 15000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
B. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333
C. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.333 308333.3333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333
D. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2761666.333 4903333 10903333 16903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK -70267866.33 -49975499.7 -81879833 412695834 893743667 890743667 893743667 1146743667 1149743667 1152743667
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK -70267866.33 -49975499.7 -81879833 412695834 893743667 890743667 893743667 1146743667 1149743667 1152743667
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) -17566966.58 -12493874.9 -20469958.3 103173958 223435916.8 222685917 223435917 286685917 287435917 288185917
LABA BERSIH SETELAH PAJAK -52700899.75 -37481624.8 -61409874.8 309521875 670307750.3 668057750 670307750 860057750 862307750 864557750
79
Lampiran 3 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. PENERIMAAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 1350000000 1350000000 1350000000 1350000000 1350000000 675000000 675000000 562500000 450000000 450000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
TOTAL PENERIMAAN 1380000000 1380000000 1380000000 1380000000 1380000000 678000000 678000000 565500000 453000000 453000000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
e. PEMUPUKAN 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000
f. PENGANGKUTAN 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
g. PEMANENAN 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
f. PUPUK NPK 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000
g. PUPUK KANDANG 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
h. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
i. PLASTIK 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
j. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) 1175647000 1175647000 1175647000 1175647000 1175647000 473647000 473647000 361147000 248647000 248647000
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
A. SEWA LAHAN 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
B. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333
C. BIAYA PAJAK PBB 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333
D. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK 1155743667 1155743667 1155743667 1155743667 1155743667 453743667 453743667 341243667 228743667 228743667
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 1155743667 1155743667 1155743667 1155743667 1155743667 453743667 453743667 341243667 228743667 228743667
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) 288935917 288935917 288935917 288935917 288935917 113435917 113435917 85310916.8 57185916.8 57185916.8
LABA BERSIH SETELAH PAJAK 866807750 866807750 866807750 866807750 866807750 340307750 340307750 255932750 171557750 171557750
80
Lampiran 4 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. PENERIMAAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL
53400000 71200000 158100000 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
3500000 12500000 200000000 135000000 169050000 191550000 320000000 320000000
TOTAL PENERIMAAN 0 53400000 74700000 170600000 403100000 338100000 372150000 394650000 523100000 523100000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 660000 660000 660000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 3300000 3300000 3300000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000
e. PEMUPUKAN 2200000 2200000 2200000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 2112000 2112000 2112000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
g. PEMANENAN 2112000 2112000 2112000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 46000 30666.66667 92000 153333.333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 41000 27333.33333 82000 136666.667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 65000 43333.33333 130000 216666.667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 270000 2670000 2670000 7905000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
b. PUPUK NPK 450000 2812500 8437500 14062500 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
c. PUPUK KANDANG 525000 3281250 9843750 16406250 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 160000 1000000 3000000 5000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 18120200 27789083.33 45419250 74688416.7 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) -18120200 25610916.67 29280750 95911583.3 317346500 252346500 286396500 308896500 437346500 437346500
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.67 1214666.667 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67
B. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.67 2214666.667 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK -20334866.67 23396250 27066083.33 93696916.7 315131833.3 250131833 284181833 306681833 435131833 435131833
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK -20334866.67 23396250 27066083.33 93696916.7 315131833.3 250131833 284181833 306681833 435131833 435131833
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) -5083716.667 5849062.5 6766520.833 23424229.2 78782958.33 62532958.3 71045458.3 76670458.3 108782958 108782958
LABA BERSIH SETELAH PAJAK -15251150 17547187.5 20299562.5 70272687.5 236348875 187598875 213136375 230011375 326348875 326348875
81
Lampiran 4 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. PENERIMAAN 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000 15810000 71200000 53400000 53400000 53400000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 320000000 320000000 320000000 320000000 320000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
TOTAL PENERIMAAN 523100000 523100000 523100000 523100000 523100000 18810000 74200000 56400000 56400000 56400000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000
e. PEMUPUKAN 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
g. PEMANENAN 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
b. PUPUK NPK 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
c. PUPUK KANDANG 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) 437346500 437346500 437346500 437346500 437346500 -66943500 -11553500 -29353500 -29353500 -29353500
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67
B. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK 435131833 435131833 435131833 435131833 435131833 -69158166.7 -13768166.7 -31568166.7 -31568166.7 -31568166.7
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 435131833 435131833 435131833 435131833 435131833 -69158166.7 -13768166.7 -31568166.7 -31568166.7 -31568166.7
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) 108782958 108782958 108782958 108782958 108782958 -17289541.7 -3442041.67 -7892041.67 -7892041.67 -7892041.67
LABA BERSIH SETELAH PAJAK 326348875 326348875 326348875 326348875 326348875 -51868625 -10326125 -23676125 -23676125 -23676125
82
Lampiran 5 Proyeksi Cash Flow Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. INFLOW 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 45000000 45000000 45000000 600000000 1100000000 1100000000 1100000000 1350000000 1350000000 1350000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
6000000 18000000 18000000 15000000 18000000 21000000 24000000 27000000
c. NILAI SISA
TOTAL PENERIMAAN 45000000 45000000 51000000 618000000 1118000000 1115000000 1118000000 1371000000 1374000000 1377000000
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang 600000
600000
600000
600000
b. Cangkul 2250000
2250000
c. Linggis 500000
500000
d. Tali tambang 5000000
5000000
e. Pasak 4500000
4500000
4500000
4500000
4500000
f. Gunting 2500000
2500000
g. Drum 10000000
10000000
10000000
10000000
h. Koret 900000
900000
900000
900000
i. Handsflyer 18000000
18000000
18000000
j. Kontainer 24000000
k. Selang 12000000
12000000
12000000
12000000
l. Bibit 3000000
m. Bangunan Kantor 300000000
TOTAL BIAYA INVESTASI 383250000 0 4500000 23500000 22500000 10250000 28000000 0 22500000 23500000
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 6600000 6600000 6600000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000
d. PEMELIHARAAN 33000000 33000000 33000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000
e. 'PEMUPUKAN 22000000 22000000 22000000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000
f. PENGANGKUTAN 21120000 21120000 21120000 42240000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000
g. PEMANENAN 21120000 21120000 21120000 42240000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 138000 92000 92000 153333.3333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 123000 82000 82000 136666.6667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 195000 130000 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 195000 130000 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 900000 5625000 16875000 28125000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000
83
b. PUPUK KANDANG 1050000 6562500 19687500 32812500 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
c. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
d. PLASTIK 320000 2000000 6000000 10000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
e. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 112940200 126001500 157616500 259680833.3 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
b. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
c. SEWA LAHAN 450000 3000000 9000000 15000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 858333.3333 3408333.333 9408333.333 15408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 113798533.3 129409833.3 167024833.3 275089166.7 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333
TOTAL OUTFLOW 497048533.3 129409833.3 171524833.3 298589166.7 1076861333 1064611333 1082361333 1054361333 1076861333 1077861333
NET BENEFIT -452048533.3 -84409833.33 -120524833 319410833.3 41138666.67 50388666.67 35638666.67 316638666.7 297138666.7 299138666.7
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.930232558 0.865332612 0.80496057 0.74880053 0.696558632 0.647961518 0.602754901 0.560702233 0.521583473 0.485193928
PV/TAHUN -420510263.6 -73042581.58 -97017738.5 239175001.2 28655493.39 32649916.97 21481380.99 177540007.6 154982617.7 145140264.8
PV BENEFIT/TAHUN 41860465.12 38939967.55 41052989.04 462758727.4 778752551 722477093.1 673879979.2 768722762 716655691.8 668112039.3
PV COST/TAHUN 462370728.7 111982549.1 138070727.5 223583726.2 750097057.6 689827176.1 652398598.2 591182754.4 561673074.1 522971774.5
NPV Rp1,289,178,775.33
IRR 23%
PV POSITIF 1611918864
PV NEGATIF -322740089
NET B/C 4.994479828
GROSS B/C 1.181070149
Rata-rata penerimaan bersih 197237981.7
Payback Periode 3.505917036
84
Lampiran 5 Proyeksi Cash Flow Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. INFLOW 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 1350000000 1350000000 1350000000 1350000000 1350000000 675000000 675000000 562500000 450000000 450000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
c. NILAI SISA 783333
TOTAL PENERIMAAN 1380000000 1380000000 1380000000 1380000000 1380000000 678000000 678000000 565500000 453000000 453783333
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang
600000
600000
600000
b. Cangkul 2250000
2250000
c. Linggis 500000
500000
d. Tali tambang 5000000
5000000
e. Pasak 4500000
4500000
4500000
4500000
4500000
f. Gunting 2500000
2500000
g. Drum
10000000
10000000
10000000
h. Koret
900000
900000
900000
i. Handsflyer
18000000
18000000
j. Kontainer 24000000
k. Selang
12000000
12000000
12000000
l. Bibit
m. Bangunan Kantor
TOTAL BIAYA INVESTASI 38750000 0 46000000 0 4500000 33750000 22500000 0 28000000 0
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 960000 960000 960000 960000 960000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 224000 224000 224000 224000 224000
c. PENANAMAN 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
e. 'PEMUPUKAN 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
g. PEMANENAN 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000
85
b. PUPUK KANDANG 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
c. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
d. PLASTIK 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
e. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 189737000 189737000 189737000 189737000 189737000
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
b. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
c. SEWA LAHAN 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 208145333.3 208145333.3 208145333.3 208145333.3 208145333.3
TOTAL OUTFLOW 1093111333 1054361333 1100361333 1054361333 1058861333 241895333.3 230645333.3 208145333.3 236145333.3 208145333.3
NET BENEFIT 286888666.7 325638666.7 279638666.7 325638666.7 321138666.7 436104666.7 447354666.7 357354666.7 216854666.7 245637999.7
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.451343189 0.419854129 0.390561981 0.363313471 0.337966019 0.314386995 0.292453018 0.272049319 0.253069134 0.235413148
PV/TAHUN 129485245.7 136720738.9 109216231.6 118308914.1 108533956.8 137105635.5 130830222.5 97218093.79 54879222.73 57826414.78
PV BENEFIT/TAHUN 622853601 579398698.6 538975533.6 501372589.4 466393106.4 213154382.3 198283146.3 153843890 114640317.8 106826563
PV COST/TAHUN 493368355.2 442677959.7 429759302 383063675.2 357859149.6 76048746.84 67452923.86 56625796.23 59761095.04 49000148.17
NPV
IRR
PV POSITIF
PV NEGATIF
NET B/C
GROSS B/C
Rata-rata penerimaan bersih
Payback Periode
86
Lampiran 6 Proyeksi Cash Flow Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. INFLOW 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL
53400000 71200000 158100000 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
3500000 12500000 200000000 135000000 169050000 191550000 320000000 320000000
c. NILAI SISA
TOTAL PENERIMAAN 0 53400000 74700000 170600000 403100000 338100000 372150000 394650000 523100000 523100000
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang 300000
300000
300000
300000
b. Cangkul 180000
180000
c. Linggis 50000
50000
d. Tali tambang 500000
500000
e. Pasak 125000
125000
125000
125000
125000
f. Gunting 250000
250000
g. Drum 800000
800000
800000
800000
h. Koret 60000
60000
60000
60000
i. Handsflyer 1350000
1350000
1350000
j. Kontainer 320000
k. Selang 600000
600000
600000
600000
m. Bangunan Kantor 60000000
n. Tanah milik 37000000
147360000 503100000
TOTAL BIAYA INVESTASI 101535000 0 125000 149120000 504575000 980000 1885000 0 1475000 1760000
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 660000 660000 660000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 3300000 3300000 3300000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000
e. 'PEMUPUKAN 2200000 2200000 2200000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 2112000 2112000 2112000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
g. PEMANENAN 2112000 2112000 2112000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 46000 30666.66667 92000 153333.3333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 41000 27333.33333 82000 136666.6667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 65000 43333.33333 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 270000 2670000 2670000 7905000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
b. PUPUK NPK 450000 2812500 8437500 14062500 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
87
c. PUPUK KANDANG 525000 3281250 9843750 16406250 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 160000 1000000 3000000 5000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 18120200 27789083.33 45419250 74688416.67 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
b. BIAYA PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 20334866.67 30003750 47633916.67 76903083.33 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67
TOTAL OUTFLOW 121869866.7 30003750 47758916.67 226023083.3 592543166.7 88948166.67 89853166.67 87968166.67 89443166.67 89728166.67
NET BENEFIT -121869866.7 23396250 26941083.33 -55423083.3 -189443167 249151833.3 282296833.3 306681833.3 433656833.3 433371833.3
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.930232558 0.865332612 0.80496057 0.74880053 0.696558632 0.647961518 0.602754901 0.560702233 0.521583473 0.485193928
PV/TAHUN -113367317.8 20245538.13 21686509.78 -41500834.2 -131958273 161440800.3 170155799.8 171957188.9 226188237.2 210269382.2
PV BENEFIT/TAHUN 0 46208761.49 60130554.54 127745370.4 280782784.7 219075789.4 224315236.4 221281136.4 272840314.7 253804943.9
PV COST/TAHUN 113367317.8 25963223.36 38444044.76 169246204.5 412741057.8 57634989.14 54159436.57 49323947.52 46652077.5 43535561.66
NPV Rp1,495,939,547.33
IRR 46%
PV POSITIF 1740833924
PV NEGATIF -244894377.2
NET B/C 7.108509165
GROSS B/C 2.14389748
Rata-rata penerimaan bersih 168824519.2
Payback Periode 4.574809416
88
Lampiran 6 Proyeksi Cash Flow Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF Di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. INFLOW 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000 15810000 71200000 53400000 53400000 53400000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 320000000 320000000 320000000 320000000 320000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
c. NILAI SISA 586666.6667
TOTAL PENERIMAAN 523100000 523100000 523100000 523100000 523100000 18810000 74200000 56400000 56400000 56986666.67
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang
300000
300000
300000
b. Cangkul 180000
180000
c. Linggis 50000
50000
d. Tali tambang 500000
500000
e. Pasak 125000
125000
125000
125000
125000
f. Gunting 250000
250000
g. Drum
800000
800000
800000
h. Koret
60000
60000
60000
i. Handsflyer
1350000
1350000
j. Kontainer 320000
k. Selang
600000
600000
600000
m. Bangunan Kantor
n. Tanah milik
TOTAL BIAYA INVESTASI 1425000 0 3235000 0 125000 2740000 1475000 0 1885000 0
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000
e. 'PEMUPUKAN 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
g. PEMANENAN 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
b. PUPUK NPK 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
89
c. PUPUK KANDANG 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
b. BIAYA PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67
TOTAL OUTFLOW 89393166.67 87968166.67 91203166.67 87968166.67 88093166.67 90708166.67 89443166.67 87968166.67 89853166.67 87968166.67
NET BENEFIT 433706833.3 435131833.3 431896833.3 435131833.3 435006833.3 -71898166.7 -15243166.7 -31568166.7 -33453166.7 -30981500
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.451343189 0.419854129 0.390561981 0.363313471 0.337966019 0.314386995 0.292453018 0.272049319 0.253069134 0.235413148
PV/TAHUN 195750625.3 182691897.1 168682482.7 158089256.5 147017527.8 -22603848.5 -4457910.1 -8588098.25 -8465963.92 -7293452.45
PV BENEFIT/TAHUN 236097622.2 219625695.1 204302972.2 190049276.4 176790024.6 5913619.367 21700013.95 15343581.6 14273099.17 13415410.6
PV COST/TAHUN 40346996.93 36933798.03 35620489.43 31960019.93 29772496.85 28517467.9 26157924.05 23931679.86 22739063.09 20708863.04
NPV
IRR
PV POSITIF
PV NEGATIF
NET B/C
GROSS B/C
Rata-rata penerimaan bersih
Payback Periode
90
Lampiran 7 Perhitungan Penyusutan Per Tahun dari Investasi
INVESTASI NILAI BELI
UMUR PAKAI
(TAHUN) PENYUSUTAN/TAHUN
NILAI SISA PD
TAHUN 20
a. Parang 60000 3 20,000 20,000
b. Cangkul 225000 5 45,000 0
c. Linggis 50000 5 10000 0
d. Tali tambang 500000 5 100000 0
e. Pasak 450000 2 225000 0
f. Gunting 250000 5 50000 0
g. Drum 1000000 3 333333.3333 333333.3333
h. Koret 90000 3 30000 30000
i. Handsflyer 1800000 4 450000 0
j. Kontainer 2400000 10 240,000 0
k. Selang 1200000 3 400,000 400,000
TOTAL 8025000 1,903,333 783,333
91
Lampiran 8 Perhitungan Penyusutan Per Tahun dari Investasi (binaan ICDF)
INVESTASI NILAI BELI
UMUR PAKAI
(TAHUN) PENYUSUTAN/TAHUN
NILAI SISA PADA
TAHUN 20
a. Parang 300000 3 100000 100000
b. Cangkul 180000 5 36000 0
c. Linggis 50000 5 10000 0
d. Tali tambang 500000 5 100000 0
e. Pasak 125000 2 62500 0
f. Gunting 250000 5 50000 0
g. Drum 800000 3 266666.6667 266666.6667
h. Koret 60000 3 20000 20000
i. Handsflyer 1350000 4 337500 0
j. Kontainer 320000 10 32000 0
k. Selang 600000 3 200000 200000
TOTAL 4535000 1214666.667 586666.6667
92
Lampiran 9 Proyeksi Laporan Laba Rugi dengan Penurunan Produksi 20% Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. PENERIMAAN 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 36000000 36000000 36000000 480000000 880000000 880000000 880000000 1080000000 1080000000 1080000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
6000000 18000000 18000000 15000000 18000000 21000000 24000000 27000000
TOTAL PENERIMAAN 36000000 36000000 42000000 498000000 898000000 895000000 898000000 1101000000 1104000000 1107000000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 6600000 660000 660000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 33000000 3300000 3300000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
e. PEMUPUKAN 22000000 22000000 22000000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000
f. PENGANGKUTAN 21120000 21120000 21120000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
g. PEMANENAN 21120000 21120000 21120000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 46000 30666.66667 92000 153333.3333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 41000 27333.33333 82000 136666.6667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 65000 43333.33333 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 65000 43333.33333 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
f. PUPUK NPK 900000 5625000 16875000 28125000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000
g. PUPUK KANDANG 1050000 6562500 19687500 32812500 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
h. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
i. PLASTIK 320000 2000000 6000000 10000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
j. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 112506200 90072166.67 121976500 188400833.3 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) -76506200 -54072166.67 -79976500 309599166.7 693647000 690647000 693647000 896647000 899647000 902647000
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
93
A. SEWA LAHAN 450000 3000000 9000000 15000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
B. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333
C. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
D. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2761666.333 4903333 10903333 16903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN
PAJAK -79267866.33 -58975499.67 -90879833 292695833.7 673743667 670743667 673743667 876743667 879743667 882743667
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK -79267866.33 -58975499.67 -90879833 292695833.7 673743667 670743667 673743667 876743667 879743667 882743667
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) -19816966.58 -14743874.92 -22719958.25 73173958.42 168435916.8 167685916.8 168435916.8 219185916.8 219935916.8 220685916.8
LABA BERSIH SETELAH PAJAK -59450899.75 -44231624.75 -68159874.75 219521875.3 505307750.3 503057750.3 505307750.3 657557750.3 659807750.3 662057750.3
94
Lampiran 9 Proyeksi Laporan Laba Rugi dengan Penurunan Produksi 20% Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. PENERIMAAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 1080000000 1080000000 1080000000 1080000000 1080000000 540000000 540000000 450000000 360000000 360000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
TOTAL PENERIMAAN 1110000000 1110000000 1110000000 1110000000 1110000000 543000000 543000000 453000000 363000000 363000000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
e. PEMUPUKAN 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000
f. PENGANGKUTAN 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
g. PEMANENAN 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
f. PUPUK NPK
33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000
g. PUPUK KANDANG 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
h. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
i. PLASTIK 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
j. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000 204353000
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) 905647000 905647000 905647000 905647000 905647000 338647000 338647000 248647000 158647000 158647000
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
95
A. SEWA LAHAN 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
B. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333
C. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
D. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK 885743667 885743667 885743667 885743667 885743667 318743667 318743667 228743667 138743667 138743667
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 885743667 885743667 885743667 885743667 885743667 318743667 318743667 228743667 138743667 138743667
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) 221435916.8 221435916.8 221435916.8 221435916.8 221435916.8 79685916.75 79685916.75 57185916.75 34685916.75 34685916.75
LABA BERSIH SETELAH PAJAK 664307750.3 664307750.3 664307750.3 664307750.3 664307750.3 239057750.3 239057750.3 171557750.3 104057750.3 104057750.3
96
Lampiran 10 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. PENERIMAAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL
42720000 56960000 126480000 162480000 162480000 162480000 162480000 162480000 162480000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
3500000 12500000 200000000 135000000 169050000 191550000 320000000 320000000
TOTAL PENERIMAAN 0 42720000 60460000 138980000 362480000 297480000 331530000 354030000 482480000 482480000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 660000 660000 660000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 3300000 3300000 3300000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000
e. PEMUPUKAN 2200000 2200000 2200000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 2112000 2112000 2112000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
g. PEMANENAN 2112000 2112000 2112000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 46000 30666.66667 92000 153333.333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 41000 27333.33333 82000 136666.667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 65000 43333.33333 130000 216666.667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 270000 2670000 2670000 7905000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
b. PUPUK NPK 450000 2812500 8437500 14062500 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
c. PUPUK KANDANG 525000 3281250 9843750 16406250 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 160000 1000000 3000000 5000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 18120200 27789083.33 45419250 74688416.7 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) -18120200 14930916.67 15040750 64291583.3 276726500 211726500 245776500 268276500 396726500 396726500
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.67 1214666.667 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67
B. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.67 2214666.667 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK -20334866.67 12716250 12826083.33 62076916.7 274511833.3 209511833 243561833 266061833 394511833 394511833
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK -20334866.67 12716250 12826083.33 62076916.7 274511833.3 209511833 243561833 266061833 394511833 394511833
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) -5083716.667 3179062.5 3206520.833 15519229.2 68627958.33 52377958.3 60890458.3 66515458.3 98627958.3 98627958.3
LABA BERSIH SETELAH PAJAK -15251150 9537187.5 9619562.5 46557687.5 205883875 157133875 182671375 199546375 295883875 295883875
97
Lampiran 10 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. PENERIMAAN 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 162480000 162480000 162480000 162480000 162480000 12648000 56960000 42720000 42720000 42720000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 320000000 320000000 320000000 320000000 320000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
TOTAL PENERIMAAN 482480000 482480000 482480000 482480000 482480000 15648000 59960000 45720000 45720000 45720000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000
e. PEMUPUKAN 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
g. PEMANENAN 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
b. PUPUK NPK 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
c. PUPUK KANDANG 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) 396726500 396726500 396726500 396726500 396726500 -70105500 -25793500 -40033500 -40033500 -40033500
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67
B. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK 394511833 394511833 394511833 394511833 394511833 -72320166.7 -28008166.7 -42248166.7 -42248166.7 -42248166.7
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 394511833 394511833 394511833 394511833 394511833 -72320166.7 -28008166.7 -42248166.7 -42248166.7 -42248166.7
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) 98627958.3 98627958.3 98627958.3 98627958.3 98627958.3 -18080041.7 -7002041.67 -10562041.7 -10562041.7 -10562041.7
LABA BERSIH SETELAH PAJAK 295883875 295883875 295883875 295883875 295883875 -54240125 -21006125 -31686125 -31686125 -31686125
98
Lampiran 11 Proyeksi Cash Flow Usaha dengan Penurunan Produksi 20% Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. INFLOW 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 36000000 36000000 36000000 480000000 880000000 880000000 880000000 1080000000 1080000000 1080000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
6000000 18000000 18000000 15000000 18000000 21000000 24000000 27000000
c. NILAI SISA
TOTAL PENERIMAAN 36000000 36000000 42000000 498000000 898000000 895000000 898000000 1101000000 1104000000 1107000000
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang 600000
600000
600000
600000
b. Cangkul 2250000
2250000
c. Linggis 500000
500000
d. Tali tambang 5000000
5000000
e. Pasak 4500000
4500000
4500000
4500000
4500000
f. Gunting 2500000
2500000
g. Drum 10000000
10000000
10000000
10000000
h. Koret 900000
900000
900000
900000
i. Handsflyer 18000000
18000000
18000000
j. Kontainer 24000000
k. Selang 12000000
12000000
12000000
12000000
l. Bibit 3000000
m. Bangunan Kantor 300000000
TOTAL BIAYA INVESTASI 383250000 0 4500000 23500000 22500000 10250000 28000000 0 22500000 23500000
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 6600000 6600000 6600000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000
d. PEMELIHARAAN 33000000 33000000 33000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000
99
e. 'PEMUPUKAN 22000000 22000000 22000000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000
f. PENGANGKUTAN 21120000 21120000 21120000 42240000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000
g. PEMANENAN 21120000 21120000 21120000 42240000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 138000 92000 92000 153333.333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 123000 82000 82000 136666.667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 195000 130000 130000 216666.667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 195000 130000 130000 216666.667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 900000 5625000 16875000 28125000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000
b. PUPUK KANDANG 1050000 6562500 19687500 32812500 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
c. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
d. PLASTIK 320000 2000000 6000000 10000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
e. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-
VARIABEL 112940200 126001500 157616500 259680833 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333
b. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
c. SEWA LAHAN 450000 3000000 9000000 15000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 858333.3333 3408333.33 9408333.33 15408333.3 18408333.3 18408333.3 18408333.3 18408333.3 18408333.3 18408333.3
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 113798533.3 129409833 167024833 275089167 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333
TOTAL OUTFLOW 497048533.3 129409833 171524833 298589167 1076861333 1064611333 1082361333 1054361333 1076861333 1077861333
NET BENEFIT -461048533.3 -93409833 -
129524833 199410833 -178861333 -169611333 -184361333 46638666.7 27138666.7 29138666.7
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.930232558 0.86533261 0.80496057 0.74880053 0.69655863 0.64796152 0.6027549 0.56070223 0.52158347 0.48519393
PV/TAHUN -428882356.6 -80830575 -
104262384 149318938 -124587406 -109901617 -111124697 26150404.6 14155080 14137904.1
PV BENEFIT/TAHUN 33488372.09 31151974 33808343.9 372902664 625509652 579925559 541273901 617333159 575828154 537109679
PV COST/TAHUN 462370728.7 111982549 138070728 223583726 750097058 689827176 652398598 591182754 561673074 522971774
NPV (Rp362,214,861.20)
IRR 3%
PV POSITIF 227028922.2
PV NEGATIF -589243783.4
100
NET B/C 0.385288617
GROSS B/C 0.949125521
Rata-rata penerimaan bersih 20762981.65
Payback Periode 33.30446521
101
Lampiran 11 Proyeksi Cash Flow Usaha dengan Penurunan Produksi 20% Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. INFLOW 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 1080000000 1080000000 1080000000 1080000000 1080000000 540000000 540000000 450000000 360000000 360000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
c. NILAI SISA 783333
TOTAL PENERIMAAN 1110000000 1110000000 1110000000 1110000000 1110000000 543000000 543000000 453000000 363000000 363783333
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang
600000
600000
600000
b. Cangkul 2250000
2250000
c. Linggis 500000
500000
d. Tali tambang 5000000
5000000
e. Pasak 4500000
4500000
4500000
4500000
4500000
f. Gunting 2500000
2500000
g. Drum
10000000
10000000
10000000
h. Koret
900000
900000
900000
i. Handsflyer
18000000
18000000
j. Kontainer 24000000
k. Selang
12000000
12000000
12000000
l. Bibit
m. Bangunan Kantor
TOTAL BIAYA INVESTASI 38750000 0 46000000 0 4500000 33750000 22500000 0 28000000 0
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 960000 960000 960000 960000 960000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 224000 224000 224000 224000 224000
c. PENANAMAN 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
102
e. 'PEMUPUKAN 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
g. PEMANENAN 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000
b. PUPUK KANDANG 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
c. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
d. PLASTIK 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
e. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-
VARIABEL 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 189737000 189737000 189737000 189737000 189737000
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.333 308333.33
b. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
c. SEWA LAHAN 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 18408333.3 18408333.3 18408333.3 18408333.3 18408333.3 18408333.3 18408333.3 18408333.3 18408333.3 18408333
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 208145333 208145333 208145333 208145333 208145333
TOTAL OUTFLOW 1093111333 1054361333 1100361333 1054361333 1058861333 241895333 230645333 208145333 236145333 208145333
NET BENEFIT 16888666.7 55638666.7 9638666.67 55638666.7 51138666.7 301104667 312354667 244854667 126854667 155638000
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.45134319 0.41985413 0.39056198 0.36331347 0.33796602 0.31438699 0.29245302 0.27204932 0.25306913 0.2354131
PV/TAHUN 7622584.67 23360124 3764496.75 20214277.1 17283131.6 94663391.2 91349065 66612545.4 32103000.7 36639231
PV BENEFIT/TAHUN 500990940 466038084 433523799 403277952 375142281 170712138 158801989 123238342 91864095.7 85639380
PV COST/TAHUN 493368355 442677960 429759302 383063675 357859150 76048746.8 67452923.9 56625796.2 59761095 49000148
NPV
IRR
PV POSITIF
PV NEGATIF
103
NET B/C
GROSS B/C
Rata-rata penerimaan bersih
Payback Periode
104
Lampiran 12 Proyeksi Cash Flow Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. INFLOW 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL
42720000 56960000 126480000 162480000 162480000 162480000 162480000 162480000 162480000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
3500000 12500000 200000000 135000000 169050000 191550000 320000000 320000000
c. NILAI SISA
TOTAL PENERIMAAN 0 42720000 60460000 138980000 362480000 297480000 331530000 354030000 482480000 482480000
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang 300000
300000
300000
300000
b. Cangkul 180000
180000
c. Linggis 50000
50000
d. Tali tambang 500000
500000
e. Pasak 125000
125000
125000
125000
125000
f. Gunting 250000
250000
g. Drum 800000
800000
800000
800000
h. Koret 60000
60000
60000
60000
i. Handsflyer 1350000
1350000
1350000
j. Kontainer 320000
k. Selang 600000
600000
600000
600000
m. Bangunan Kantor 60000000
n. Tanah milik 37000000
147360000 503100000
TOTAL BIAYA INVESTASI 101535000 0 125000 149120000 504575000 980000 1885000 0 1475000 1760000
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 660000 660000 660000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 3300000 3300000 3300000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000
e. 'PEMUPUKAN 2200000 2200000 2200000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 2112000 2112000 2112000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
g. PEMANENAN 2112000 2112000 2112000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 46000 30666.66667 92000 153333.3333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 41000 27333.33333 82000 136666.6667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 65000 43333.33333 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 270000 2670000 2670000 7905000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
105
b. PUPUK NPK 450000 2812500 8437500 14062500 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
c. PUPUK KANDANG 525000 3281250 9843750 16406250 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 160000 1000000 3000000 5000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 18120200 27789083.33 45419250 74688416.67 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
b. BIAYA PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 20334866.67 30003750 47633916.67 76903083.33 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67
TOTAL OUTFLOW 121869866.7 30003750 47758916.67 226023083.3 592543166.7 88948166.67 89853166.67 87968166.67 89443166.67 89728166.67
NET BENEFIT -121869866.7 12716250 12701083.33 -87043083.3 -230063167 208531833.3 241676833.3 266061833.3 393036833.3 392751833.3
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.930232558 0.865332612 0.80496057 0.74880053 0.696558632 0.647961518 0.602754901 0.560702233 0.521583473 0.485193928
PV/TAHUN -113367317.8 11003785.83 10223871.27 -65177906.9 -160252485 135120603.4 145671895.7 149181464.2 205001516.5 190560804.9
PV BENEFIT/TAHUN 0 36967009.19 48667916.03 104068297.6 252488573.1 192755592.5 199831332.3 198505411.7 251653594 234096366.5
PV COST/TAHUN 113367317.8 25963223.36 38444044.76 169246204.5 412741057.8 57634989.14 54159436.57 49323947.52 46652077.5 43535561.66
NPV Rp1,215,769,012.65
IRR 38%
PV POSITIF 1533339065
PV NEGATIF -317570052.4
NET B/C 4.828349064
GROSS B/C 1.929659967
Rata-rata penerimaan bersih 141184419.2
Payback Periode 5.470433668
106
Lampiran 12 Proyeksi Cash Flow Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. INFLOW 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 162480000 162480000 162480000 162480000 162480000 12648000 56960000 42720000 42720000 42720000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 320000000 320000000 320000000 320000000 320000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
c. NILAI SISA 586666.6667
TOTAL PENERIMAAN 482480000 482480000 482480000 482480000 482480000 15648000 59960000 45720000 45720000 46306666.67
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang
300000
300000
300000
b. Cangkul 180000
180000
c. Linggis 50000
50000
d. Tali tambang 500000
500000
e. Pasak 125000
125000
125000
125000
125000
f. Gunting 250000
250000
g. Drum
800000
800000
800000
h. Koret
60000
60000
60000
i. Handsflyer
1350000
1350000
j. Kontainer 320000
k. Selang
600000
600000
600000
m. Bangunan Kantor
n. Tanah milik
TOTAL BIAYA INVESTASI 1425000 0 3235000 0 125000 2740000 1475000 0 1885000 0
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000 660000
e. 'PEMUPUKAN 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
g. PEMANENAN 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
b. PUPUK NPK 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
107
c. PUPUK KANDANG 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500 85753500
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
b. BIAYA PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67 87968166.67
TOTAL OUTFLOW 89393166.67 87968166.67 91203166.67 87968166.67 88093166.67 90708166.67 89443166.67 87968166.67 89853166.67 87968166.67
NET BENEFIT 393086833.3 394511833.3 391276833.3 394511833.3 394386833.3 -75060166.7 -29483166.7 -42248166.7 -44133166.7 -41661500
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.451343189 0.419854129 0.390561981 0.363313471 0.337966019 0.314386995 0.292453018 0.272049319 0.253069134 0.235413148
PV/TAHUN 177417065 165637422.3 152817855.1 143331463.3 133289348.1 -23597940.2 -8622441.08 -11493585 -11168742.3 -9807664.87
PV BENEFIT/TAHUN 217764061.9 202571220.4 188438344.5 175291483.3 163061844.9 4919527.69 17535482.97 12438094.88 11570320.81 10901198.18
PV COST/TAHUN 40346996.93 36933798.03 35620489.43 31960019.93 29772496.85 28517467.9 26157924.05 23931679.86 22739063.09 20708863.04
NPV
IRR
PV POSITIF
PV NEGATIF
NET B/C
GROSS B/C
Rata-rata penerimaan bersih
Payback Periode
108
Lampiran 13 Proyeksi Laporan Laba Rugi dengan Kenaikan Pupuk Kimia 40% Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. PENERIMAAN 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 45000000 45000000 45000000 600000000 1100000000 1100000000 1100000000 1350000000 1350000000 1350000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
6000000 18000000 18000000 15000000 18000000 21000000 24000000 27000000
TOTAL PENERIMAAN 45000000 45000000 51000000 618000000 1118000000 1115000000 1118000000 1371000000 1374000000 1377000000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 6600000 660000 660000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 33000000 3300000 3300000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
e. PEMUPUKAN 22000000 22000000 22000000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000
f. PENGANGKUTAN 21120000 21120000 21120000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
g. PEMANENAN 21120000 21120000 21120000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 46000 30666.66667 92000 153333.3333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 41000 27333.33333 82000 136666.6667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 65000 43333.33333 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 65000 43333.33333 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 1260000 11025000 46305000 108045000 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600
g. PUPUK KANDANG 1050000 6562500 19687500 32812500 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
h. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
i. PLASTIK 320000 2000000 6000000 10000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
j. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 112866200 95472166.67 151406500 268320833.3 352118600 352118600 352118600 352118600 352118600 352118600
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) -67866200 -50472166.67 -100406500 349679166.7 765881400 762881400 765881400 1018881400 1021881400 1024881400
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
109
A. SEWA LAHAN 450000 3000000 9000000 15000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
B. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333
C. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
D. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2761666.333 4903333 10903333 16903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK -70627866.33 -55375499.67 -111309833 332775833.7 745978067 742978067 745978067 998978067 1001978067 1004978067
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK -70627866.33 -55375499.67 -111309833 332775833.7 745978067 742978067 745978067 998978067 1001978067 1004978067
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) -17656966.58 -13843874.92 -27827458.25 83193958.42 186494516.8 185744516.8 186494516.8 249744516.8 250494516.8 251244516.8
LABA BERSIH SETELAH PAJAK -52970899.75 -41531624.75 -83482374.75 249581875.3 559483550.3 557233550.3 559483550.3 749233550.3 751483550.3 753733550.3
110
Lampiran 13 Proyeksi Laporan Laba Rugi dengan Kenaikan Pupuk Kimia 40% Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. PENERIMAAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 1350000000 1350000000 1350000000 1350000000 1350000000 675000000 675000000 562500000 450000000 450000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
TOTAL PENERIMAAN 1380000000 1380000000 1380000000 1380000000 1380000000 678000000 678000000 565500000 453000000 453000000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
e. PEMUPUKAN 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000
f. PENGANGKUTAN 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
g. PEMANENAN 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600
g. PUPUK KANDANG 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
h. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
i. PLASTIK 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
j. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 352118600 352118600 352118600 352118600 352118600 352118600 352118600 352118600 352118600 352118600
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) 1027881400 1027881400 1027881400 1027881400 1027881400 325881400 325881400 213381400 100881400 100881400
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
A. SEWA LAHAN 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
111
B. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333 1903333
C. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
D. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333 19903333
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK 1007978067 1007978067 1007978067 1007978067 1007978067 305978067 305978067 193478067 80978067 80978067
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 1007978067 1007978067 1007978067 1007978067 1007978067 305978067 305978067 193478067 80978067 80978067
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) 251994516.8 251994516.8 251994516.8 251994516.8 251994516.8 76494516.75 76494516.75 48369516.75 20244516.75 20244516.75
LABA BERSIH SETELAH PAJAK 755983550.3 755983550.3 755983550.3 755983550.3 755983550.3 229483550.3 229483550.3 145108550.3 60733550.25 60733550.25
112
Lampiran 14 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. PENERIMAAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL
53400000 71200000 158100000 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
3500000 12500000 200000000 135000000 169050000 191550000 320000000 320000000
TOTAL PENERIMAAN 0 53400000 74700000 170600000 403100000 338100000 372150000 394650000 523100000 523100000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000
c. PENANAMAN 1320000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000
d. PEMELIHARAAN 6600000 6600000 6600000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
e. PEMUPUKAN 4400000 4400000 4400000 880000 880000 880000 880000 880000 880000 880000
f. PENGANGKUTAN 4224000 4224000 4224000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000
g. PEMANENAN 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 46000 30666.66667 92000 153333.333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 41000 27333.33333 82000 136666.667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 65000 43333.33333 130000 216666.667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 378000 3738000 3738000 11067000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000
b. PUPUK NPK 630000 3937500 11812500 19687500 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000
c. PUPUK KANDANG 525000 3281250 9843750 16406250 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 160000 1000000 3000000 5000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 38936200 51830083.33 71710250 106183417 119273500 119273500 119273500 119273500 119273500 119273500
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) -38936200 1569916.667 2989750 64416583.3 283826500 218826500 252876500 275376500 403826500 403826500
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.67 1214666.667 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67
B. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.67 2214666.667 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK -41150866.67 -644750 775083.3333 62201916.7 281611833.3 216611833 250661833 273161833 401611833 401611833
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK -41150866.67 -644750 775083.3333 62201916.7 281611833.3 216611833 250661833 273161833 401611833 401611833
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) -10287716.67 -161187.5 193770.8333 15550479.2 70402958.33 54152958.3 62665458.3 68290458.3 100402958 100402958
LABA BERSIH SETELAH PAJAK -30863150 -483562.5 581312.5 46651437.5 211208875 162458875 187996375 204871375 301208875 301208875
113
Lampiran 14 Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. PENERIMAAN 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000 15810000 71200000 53400000 53400000 53400000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 320000000 320000000 320000000 320000000 320000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
TOTAL PENERIMAAN 523100000 523100000 523100000 523100000 523100000 18810000 74200000 56400000 56400000 56400000
2. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000
c. PENANAMAN 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000
d. PEMELIHARAAN 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
e. PEMUPUKAN 880000 880000 880000 880000 880000 880000 880000 880000 880000 880000
f. PENGANGKUTAN 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000
g. PEMANENAN 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000
B. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
C. PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000
b. PUPUK NPK 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000
c. PUPUK KANDANG 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 119273500 119273500 119273500 119273500 119273500 119273500 119273500 119273500 119273500 119273500
LABA KOTOR (MARGIN KONTRIBUSI) 403826500 403826500 403826500 403826500 403826500 -100463500 -45073500 -62873500 -62873500 -62873500
3. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67 1214666.67
B. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67 2214666.67
LABA BERSIH SEBELUM BUNGA DAN PAJAK 401611833 401611833 401611833 401611833 401611833 -102678167 -47288166.7 -65088166.7 -65088166.7 -65088166.7
BIAYA BUNGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 401611833 401611833 401611833 401611833 401611833 -102678167 -47288166.7 -65088166.7 -65088166.7 -65088166.7
PAJAK 25% (PAJAK PENDAPATAN USAHA) 100402958 100402958 100402958 100402958 100402958 -25669541.7 -11822041.7 -16272041.7 -16272041.7 -16272041.7
LABA BERSIH SETELAH PAJAK 301208875 301208875 301208875 301208875 301208875 -77008625 -35466125 -48816125 -48816125 -48816125
114
Lampiran 15 Proyeksi Cash Flow dengan Kenaikan Pupuk Kimia 40% Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. INFLOW 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 45000000 45000000 45000000 600000000 1100000000 1100000000 1100000000 1350000000 1350000000 1350000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
6000000 18000000 18000000 15000000 18000000 21000000 24000000 27000000
c. NILAI SISA
TOTAL PENERIMAAN 45000000 45000000 51000000 618000000 1118000000 1115000000 1118000000 1371000000 1374000000 1377000000
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang 600000
600000
600000
600000
b. Cangkul 2250000
2250000
c. Linggis 500000
500000
d. Tali tambang 5000000
5000000
e. Pasak 4500000
4500000
4500000
4500000
4500000
f. Gunting 2500000
2500000
g. Drum 10000000
10000000
10000000
10000000
h. Koret 900000
900000
900000
900000
i. Handsflyer 18000000
18000000
18000000
j. Kontainer 24000000
k. Selang 12000000
12000000
12000000
12000000
l. Bibit 3000000
m. Bangunan Kantor 300000000
TOTAL BIAYA INVESTASI 383250000 0 4500000 23500000 22500000 10250000 28000000 0 22500000 23500000
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 6600000 6600000 6600000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000
d. PEMELIHARAAN 33000000 33000000 33000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000
115
e. 'PEMUPUKAN 22000000 22000000 22000000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000
f. PENGANGKUTAN 21120000 21120000 21120000 42240000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000
g. PEMANENAN 21120000 21120000 21120000 42240000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 138000 92000 92000 153333.3333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 123000 82000 82000 136666.6667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 195000 130000 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 195000 130000 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 1260000 11025000 46305000 108045000 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600
b. PUPUK KANDANG 1050000 6562500 19687500 32812500 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
c. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
d. PLASTIK 320000 2000000 6000000 10000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
e. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-
VARIABEL 113300200 131401500 187046500 339600833.3 1183718600 1183718600 1183718600 1183718600 1183718600 1183718600
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
b. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
c. SEWA LAHAN 450000 3000000 9000000 15000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 858333.3333 3408333.333 9408333.333 15408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 114158533.3 134809833.3 196454833.3 355009166.7 1202126933 1202126933 1202126933 1202126933 1202126933 1202126933
TOTAL OUTFLOW 497408533.3 134809833.3 200954833.3 378509166.7 1224626933 1212376933 1230126933 1202126933 1224626933 1225626933
NET BENEFIT -452408533.3 -89809833.33 -149954833 239490833.3 -106626933 -97376933.3 -112126933 168873066.7 149373066.7 151373066.7
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.930232558 0.865332612 0.80496057 0.74880053 0.696558632 0.647961518 0.602754901 0.560702233 0.521583473 0.485193928
PV/TAHUN -420845147.3 -77715377.68 -120707728 179330862.9 -74271910.9 -63096505.6 -67585058.6 94687505.64 77910522.87 73445292.86
PV BENEFIT/TAHUN 41860465.12 38939967.55 41052989.04 462758727.4 778752551 722477093.1 673879979.2 768722762 716655691.8 668112039.3
PV COST/TAHUN 462705612.4 116655345.2 161760717.1 283427864.5 853024461.8 785573598.7 741465037.8 674035256.3 638745168.9 594666746.4
NPV Rp189,157,041.05
IRR 10%
PV POSITIF 703366342
PV NEGATIF -514209301
116
NET B/C 1.367860015
GROSS B/C 1.023012374
Rata-rata penerimaan bersih 73270001.65
Payback Periode 9.43769598
117
Lampiran 15 Proyeksi Cash Flow dengan Kenaikan Pupuk Kimia 40% Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. INFLOW 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 1350000000 1350000000 1350000000 1350000000 1350000000 675000000 675000000 562500000 450000000 450000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
c. NILAI SISA 783333
TOTAL PENERIMAAN 1380000000 1380000000 1380000000 1380000000 1380000000 678000000 678000000 565500000 453000000 453783333
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang
600000
600000
600000
b. Cangkul 2250000
2250000
c. Linggis 500000
500000
d. Tali tambang 5000000
5000000
e. Pasak 4500000
4500000
4500000
4500000
4500000
f. Gunting 2500000
2500000
g. Drum
10000000
10000000
10000000
h. Koret
900000
900000
900000
i. Handsflyer
18000000
18000000
j. Kontainer 24000000
k. Selang
12000000
12000000
12000000
l. Bibit
m. Bangunan Kantor
TOTAL BIAYA INVESTASI 38750000 0 46000000 0 4500000 33750000 22500000 0 28000000 0
118
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 960000 960000 960000 960000 960000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 224000 224000 224000 224000 224000
c. PENANAMAN 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
e. 'PEMUPUKAN 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
g. PEMANENAN 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600 181515600
b. PUPUK KANDANG 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
c. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
d. PLASTIK 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
e. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-
VARIABEL 1183718600 1183718600 1183718600 1183718600 1183718600 337502600 337502600 337502600 337502600 337502600
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
b. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
119
c. SEWA LAHAN 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 1202126933 1202126933 1202126933 1202126933 1202126933 355910933.3 355910933.3 355910933.3 355910933.3 355910933.3
TOTAL OUTFLOW 1240876933 1202126933 1248126933 1202126933 1206626933 389660933.3 378410933.3 355910933.3 383910933.3 355910933.3
NET BENEFIT 139123066.7 177873066.7 131873066.7 177873066.7 173373066.7 288339066.7 299589066.7 209589066.7 69089066.67 97872399.67
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.451343189 0.419854129 0.390561981 0.363313471 0.337966019 0.314386995 0.292453018 0.272049319 0.253069134 0.235413148
PV/TAHUN 62792248.59 74680741.55 51504606.14 64623681.17 58594205.16 90650052.58 87615726.76 57018562.9 17484310.28 23040449.71
PV BENEFIT/TAHUN 622853601 579398698.6 538975533.6 501372589.4 466393106.4 213154382.3 198283146.3 153843890 114640317.8 106826563
PV COST/TAHUN 560061352.4 504717957 487470927.4 436748908.2 407798901.2 122504329.7 110667419.6 96825327.12 97156007.5 83786113.25
NPV
IRR
PV POSITIF
PV NEGATIF
NET B/C
GROSS B/C
Rata-rata penerimaan bersih
Payback Periode
120
Lampiran 16 Proyeksi Cash Flow Kenaikan Upah Tenaga Kerja 200% Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. INFLOW 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL
53400000 71200000 158100000 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
3500000 12500000 200000000 135000000 169050000 191550000 320000000 320000000
c. NILAI SISA
TOTAL PENERIMAAN 0 53400000 74700000 170600000 403100000 338100000 372150000 394650000 523100000 523100000
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang 300000
300000
300000
300000
b. Cangkul 180000
180000
c. Linggis 50000
50000
d. Tali tambang 500000
500000
e. Pasak 125000
125000
125000
125000
125000
f. Gunting 250000
250000
g. Drum 800000
800000
800000
800000
h. Koret 60000
60000
60000
60000
i. Handsflyer 1350000
1350000
1350000
j. Kontainer 320000
k. Selang 600000
600000
600000
600000
m. Bangunan Kantor 60000000
n. Tanah milik 37000000
147360000 503100000
TOTAL BIAYA INVESTASI 101535000 0 125000 149120000 504575000 980000 1885000 0 1475000 1760000
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000
c. PENANAMAN 1320000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000
d. PEMELIHARAAN 6600000 6600000 6600000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
e. 'PEMUPUKAN 4400000 4400000 4400000 880000 880000 880000 880000 880000 880000 880000
f. PENGANGKUTAN 4224000 4224000 4224000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000
g. PEMANENAN 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 46000 30666.66667 92000 153333.3333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 41000 27333.33333 82000 136666.6667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 65000 43333.33333 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 270000 2670000 2670000 7905000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
b. PUPUK NPK 450000 2812500 8437500 14062500 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
121
c. PUPUK KANDANG 525000 3281250 9843750 16406250 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 160000 1000000 3000000 5000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 38648200 49637083.33 67267250 97396416.67 108461500 108461500 108461500 108461500 108461500 108461500
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
b. BIAYA PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667
c. BIAYA PAJAK
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 40862866.67 51851750 69481916.67 99611083.33 110676166.7 110676166.7 110676166.7 110676166.7 110676166.7 110676166.7
TOTAL OUTFLOW 142397866.7 51851750 69606916.67 248731083.3 615251166.7 111656166.7 112561166.7 110676166.7 112151166.7 112436166.7
NET BENEFIT -142397866.7 1548250 5093083.333 -78131083.3 -212151167 226443833.3 259588833.3 283973833.3 410948833.3 410663833.3
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.930232558 0.865332612 0.80496057 0.74880053 0.696558632 0.647961518 0.602754901 0.560702233 0.521583473 0.485193928
PV/TAHUN -132463131.8 1339751.217 4099731.261 -58504596.6 -147775727 146726890.1 156468441.5 159224762.6 214344119.7 199251598.5
PV BENEFIT/TAHUN 0 46208761.49 60130554.54 127745370.4 280782784.7 219075789.4 224315236.4 221281136.4 272840314.7 253804943.9
PV COST/TAHUN 132463131.8 44869010.28 56030823.28 186249967 428558511.2 72348899.3 67846794.86 62056373.83 58496195 54553345.39
NPV Rp1,312,641,522.11
IRR 37%
PV POSITIF 1645945495
PV NEGATIF -333303972.4
NET B/C 4.93827146
GROSS B/C 1.85470184
Rata-rata penerimaan bersih 153426019.2
Payback Periode 5.03395711
122
Lampiran 16 Proyeksi Cash Flow Kenaikan Upah Tenaga Kerja 200% Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. INFLOW 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000 158100000 71200000 53400000 53400000 53400000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 320000000 320000000 320000000 320000000 320000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
c. NILAI SISA 586666.6667
TOTAL PENERIMAAN 523100000 523100000 523100000 523100000 523100000 161100000 74200000 56400000 56400000 56986666.67
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang
300000
300000
300000
b. Cangkul 180000
180000
c. Linggis 50000
50000
d. Tali tambang 500000
500000
e. Pasak 125000
125000
125000
125000
125000
f. Gunting 250000
250000
g. Drum
800000
800000
800000
h. Koret
60000
60000
60000
i. Handsflyer
1350000
1350000
j. Kontainer 320000
k. Selang
600000
600000
600000
m. Bangunan Kantor
n. Tanah milik
TOTAL BIAYA INVESTASI 1425000 0 3235000 0 125000 2740000 1475000 0 1885000 0
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000 19200000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000 4480000
c. PENANAMAN 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000
d. PEMELIHARAAN 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
e. 'PEMUPUKAN 880000 880000 880000 880000 880000 880000 880000 880000 880000 880000
f. PENGANGKUTAN 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000
g. PEMANENAN 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000 8448000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
b. PUPUK NPK 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
123
c. PUPUK KANDANG 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 108461500 108461500 108461500 108461500 108461500 108461500 108461500 108461500 108461500 108461500
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
b. BIAYA PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667
c. BIAYA PAJAK
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 110676166.7 110676166.7 110676166.7 110676166.7 110676166.7 110676166.7 110676166.7 110676166.7 110676166.7 110676166.7
TOTAL OUTFLOW 112101166.7 110676166.7 113911166.7 110676166.7 110801166.7 113416166.7 112151166.7 110676166.7 112561166.7 110676166.7
NET BENEFIT 410998833.3 412423833.3 409188833.3 412423833.3 412298833.3 47683833.33 -37951166.7 -54276166.7 -56161166.7 -53689500
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.451343189 0.419854129 0.390561981 0.363313471 0.337966019 0.314386995 0.292453018 0.272049319 0.253069134 0.235413148
PV/TAHUN 185501524.2 173157849.5 159813601.3 149839134.2 139342995.4 14991177.05 -11098933.2 -14765794.2 -14212657.8 -12639214.2
PV BENEFIT/TAHUN 236097622.2 219625695.1 204302972.2 190049276.4 176790024.6 50647744.82 21700013.95 15343581.6 14273099.17 13415410.6
PV COST/TAHUN 50596098.07 46467845.6 44489370.89 40210142.22 37447029.21 35656567.77 32798947.18 30109375.8 28485756.99 26054624.81
NPV
IRR
PV POSITIF
PV NEGATIF
NET B/C
GROSS B/C
Rata-rata penerimaan bersih
Payback Periode
124
Lampiran 17 Proyeksi Cash Flow Switching Value Produksi Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. INFLOW 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 40500000 40500000 40500000 540000000 990000000 990000000 990000000 1215000000 1215000000 1215000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
6000000 18000000 18000000 15000000 18000000 21000000 24000000 27000000
c. NILAI SISA
TOTAL PENERIMAAN 40500000 40500000 46500000 558000000 1008000000 1005000000 1008000000 1236000000 1239000000 1242000000
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang 600000
600000
600000
600000
b. Cangkul 2250000
2250000
c. Linggis 500000
500000
d. Tali tambang 5000000
5000000
e. Pasak 4500000
4500000
4500000
4500000
4500000
f. Gunting 2500000
2500000
g. Drum 10000000
10000000
10000000
10000000
h. Koret 900000
900000
900000
900000
i. Handsflyer 18000000
18000000
18000000
j. Kontainer 24000000
k. Selang 12000000
12000000
12000000
12000000
l. Bibit 3000000
m. Bangunan Kantor 300000000
TOTAL BIAYA INVESTASI 383250000 0 4500000 23500000 22500000 10250000 28000000 0 22500000 23500000
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 6600000 6600000 6600000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000
d. PEMELIHARAAN 33000000 33000000 33000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000
e. 'PEMUPUKAN 22000000 22000000 22000000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000
f. PENGANGKUTAN 21120000 21120000 21120000 42240000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000
g. PEMANENAN 21120000 21120000 21120000 42240000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 138000 92000 92000 153333.3333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 123000 82000 82000 136666.6667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 195000 130000 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 195000 130000 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 900000 5625000 16875000 28125000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000
125
b. PUPUK KANDANG 1050000 6562500 19687500 32812500 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
c. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
d. PLASTIK 320000 2000000 6000000 10000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
e. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-
VARIABEL 112940200 126001500 157616500 259680833.3 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
b. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
c. SEWA LAHAN 450000 3000000 9000000 15000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 858333.3333 3408333.333 9408333.333 15408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 113798533.3 129409833.3 167024833.3 275089166.7 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333
TOTAL OUTFLOW 497048533.3 129409833.3 171524833.3 298589166.7 1076861333 1064611333 1082361333 1054361333 1076861333 1077861333
NET BENEFIT -456548533.3 -88909833.33 -125024833.3 259410833.3 -68861333.3 -59611333.3 -74361333.3 181638666.7 162138666.7 164138666.7
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.930232558 0.865332612 0.80496057 0.74880053 0.696558632 0.647961518 0.602754901 0.560702233 0.521583473 0.485193928
PV/TAHUN -424696310.1 -76936578.33 -100640061 194246969.4 -47965956.2 -38625850.1 -44821658.1 101845206.1 84568848.86 79639084.47
PV BENEFIT/TAHUN 37674418.6 35045970.8 37430666.48 417830695.6 702131101.4 651201326.1 607576940.1 693027960.5 646241923 602610859
PV COST/TAHUN 462370728.7 111982549.1 138070727.5 223583726.2 750097057.6 689827176.1 652398598.2 591182754.4 561673074.1 522971774.5
NPV Rp463,481,957.07
IRR 13%
PV POSITIF 919473893.3
PV NEGATIF -455991936.2
NET B/C 2.016425775
GROSS B/C 1.065097835
Rata-rata penerimaan bersih 109000481.7
Payback Periode 6.344008664
126
Lampiran 17 Proyeksi Cash Flow Switching Value Produksi Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. INFLOW 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 1215000000 1215000000 1215000000 1215000000 1215000000 607500000 607500000 506250000 405000000 405000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
c. NILAI SISA 783333
TOTAL PENERIMAAN 1245000000 1245000000 1245000000 1245000000 1245000000 610500000 610500000 509250000 408000000 408783333
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang
600000
600000
600000
b. Cangkul 2250000
2250000
c. Linggis 500000
500000
d. Tali tambang 5000000
5000000
e. Pasak 4500000
4500000
4500000
4500000
4500000
f. Gunting 2500000
2500000
g. Drum
10000000
10000000
10000000
h. Koret
900000
900000
900000
i. Handsflyer
18000000
18000000
j. Kontainer 24000000
k. Selang
12000000
12000000
12000000
l. Bibit
m. Bangunan Kantor
TOTAL BIAYA INVESTASI 38750000 0 46000000 0 4500000 33750000 22500000 0 28000000 0
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 960000 960000 960000 960000 960000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 224000 224000 224000 224000 224000
c. PENANAMAN 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
e. 'PEMUPUKAN 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
g. PEMANENAN 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000 33750000
127
b. PUPUK KANDANG 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
c. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
d. PLASTIK 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
e. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-
VARIABEL 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 1035953000 189737000 189737000 189737000 189737000 189737000
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
b. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
c. SEWA LAHAN 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 1054361333 208145333.3 208145333.3 208145333.3 208145333.3 208145333.3
TOTAL OUTFLOW 1093111333 1054361333 1100361333 1054361333 1058861333 241895333.3 230645333.3 208145333.3 236145333.3 208145333.3
NET BENEFIT 151888666.7 190638666.7 144638666.7 190638666.7 186138666.7 368604666.7 379854666.7 301104666.7 171854666.7 200637999.7
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.451343189 0.419854129 0.390561981 0.363313471 0.337966019 0.314386995 0.292453018 0.272049319 0.253069134 0.235413148
PV/TAHUN 68553915.2 80040431.43 56490364.16 69261595.61 62908544.18 115884513.3 111089643.7 81915319.58 43491111.7 47232823.12
PV BENEFIT/TAHUN 561922270.5 522718391.1 486249666.2 452325270.8 420767693.8 191933260.2 178542567.6 138541115.8 103252206.7 96232971.3
PV COST/TAHUN 493368355.2 442677959.7 429759302 383063675.2 357859149.6 76048746.84 67452923.86 56625796.23 59761095.04 49000148.17
NPV
IRR
PV POSITIF
PV NEGATIF
NET B/C
GROSS B/C
Rata-rata penerimaan bersih
Payback Periode
128
Lampiran 18 Proyeksi Cash Flow Switching Value Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. INFLOW 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL
5340000 7120000 15810000 20310000 20310000 20310000 20310000 20310000 20310000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
3500000 12500000 200000000 135000000 169050000 191550000 320000000 320000000
c. NILAI SISA
TOTAL PENERIMAAN 0 5340000 10620000 28310000 220310000 155310000 189360000 211860000 340310000 340310000
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang 300000
300000
300000
300000
b. Cangkul 180000
180000
c. Linggis 50000
50000
d. Tali tambang 500000
500000
e. Pasak 125000
125000
125000
125000
125000
f. Gunting 250000
250000
g. Drum 800000
800000
800000
800000
h. Koret 60000
60000
60000
60000
i. Handsflyer 1350000
1350000
1350000
j. Kontainer 320000
k. Selang 600000
600000
600000
600000
m. Bangunan Kantor 60000000
n. Tanah milik 37000000
147360000 503100000
TOTAL BIAYA INVESTASI 101535000 0 125000 149120000 504575000 980000 1885000 0 1475000 1760000
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 6600000 6600000 6600000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000
d. PEMELIHARAAN 3300000 3300000 3300000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
e. 'PEMUPUKAN 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000
f. PENGANGKUTAN 21120000 21120000 21120000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
g. PEMANENAN 21120000 21120000 21120000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 46000 30666.66667 92000 153333.3333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 41000 27333.33333 82000 136666.6667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 65000 43333.33333 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 270000 2670000 2670000 7905000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
b. PUPUK NPK 450000 2812500 8437500 14062500 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
129
c. PUPUK KANDANG 525000 3281250 9843750 16406250 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 160000 1000000 3000000 5000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 81876200 91545083.33 109175250 114068416.7 125133500 125133500 125133500 125133500 125133500 125133500
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
b. BIAYA PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 84090866.67 93759750 111389916.7 116283083.3 127348166.7 127348166.7 127348166.7 127348166.7 127348166.7 127348166.7
TOTAL OUTFLOW 185625866.7 93759750 111514916.7 265403083.3 631923166.7 128328166.7 129233166.7 127348166.7 128823166.7 129108166.7
NET BENEFIT -185625866.7 -88419750 -100894917 -237093083 -411613167 26981833.33 60126833.33 84511833.33 211486833.3 211201833.3
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.930232558 0.865332612 0.80496057 0.74880053 0.696558632 0.647961518 0.602754901 0.560702233 0.521583473 0.485193928
PV/TAHUN -172675224.8 -
76512493.24 -81216429.6 -177535426 -286712704 17483189.7 36241743.47 47385973.7 110308037 102473847.2
PV BENEFIT/TAHUN 0 4620876.149 8548681.248 21198543 153458832.3 100634903.4 114137668 118790375.2 177500071.7 165116345.7
PV COST/TAHUN 172675224.8 81133369.39 89765110.83 198733969.4 440171536.7 83151713.74 77895924.57 71404401.47 67192034.66 62642498.56
NPV (Rp229,677,343.93)
IRR 1%
PV POSITIF 564974934.5
PV NEGATIF -794652278.5
NET B/C 0.710971264
GROSS B/C 0.870429568
Rata-rata penerimaan bersih 1407669.167
Payback Periode 548.6658501
130
Lampiran 18 Proyeksi Cash Flow Switching Value Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. INFLOW 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 20310000 20310000 20310000 20310000 20310000 1581000 7120000 5340000 5340000 5340000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 320000000 320000000 320000000 320000000 320000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
c. NILAI SISA 586666.6667
TOTAL PENERIMAAN 340310000 340310000 340310000 340310000 340310000 4581000 10120000 8340000 8340000 8926666.667
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang
300000
300000
300000
b. Cangkul 180000
180000
c. Linggis 50000
50000
d. Tali tambang 500000
500000
e. Pasak 125000
125000
125000
125000
125000
f. Gunting 250000
250000
g. Drum
800000
800000
800000
h. Koret
60000
60000
60000
i. Handsflyer
1350000
1350000
j. Kontainer 320000
k. Selang
600000
600000
600000
m. Bangunan Kantor
n. Tanah milik
TOTAL BIAYA INVESTASI 1425000 0 3235000 0 125000 2740000 1475000 0 1885000 0
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000
d. PEMELIHARAAN 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
e. 'PEMUPUKAN 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000 22000000
f. PENGANGKUTAN 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
g. PEMANENAN 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000 4224000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000 10155000
b. PUPUK NPK 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000 16875000
131
c. PUPUK KANDANG 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 125133500 125133500 125133500 125133500 125133500 125133500 125133500 125133500 125133500 125133500
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
b. BIAYA PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 127348166.7 127348166.7 127348166.7 127348166.7 127348166.7 127348166.7 127348166.7 127348166.7 127348166.7 127348166.7
TOTAL OUTFLOW 128773166.7 127348166.7 130583166.7 127348166.7 127473166.7 130088166.7 128823166.7 127348166.7 129233166.7 127348166.7
NET BENEFIT 211536833.3 212961833.3 209726833.3 212961833.3 212836833.3 -125507167 -118703167 -119008167 -120893167 -118421500
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.451343189 0.419854129 0.390561981 0.363313471 0.337966019 0.314386995 0.292453018 0.272049319 0.253069134 0.235413148
PV/TAHUN 95475708.97 89412905.13 81911327.46 77371902.76 71931617.28 -39457820.9 -34715099.4 -32376090.7 -30594329 -27877978.1
PV BENEFIT/TAHUN 153596600.7 142880558.8 132912147.7 123639207.2 115013216 1440206.822 2959624.544 2268891.322 2110596.579 2101454.702
PV COST/TAHUN 58120891.72 53467653.65 51000820.24 46267304.4 43081598.68 40898027.74 37674723.9 34644982.05 32704925.59 29979432.81
NPV
IRR
PV POSITIF
PV NEGATIF
NET B/C
GROSS B/C
Rata-rata penerimaan bersih
Payback Periode
132
Lampiran 19 Proyeksi Cash Flow Switching Value Pupuk Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. INFLOW 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 45000000 45000000 45000000 600000000 1100000000 1100000000 1100000000 1350000000 1350000000 1350000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
6000000 18000000 18000000 15000000 18000000 21000000 24000000 27000000
c. NILAI SISA
TOTAL PENERIMAAN 45000000 45000000 51000000 618000000 1118000000 1115000000 1118000000 1371000000 1374000000 1377000000
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang 600000
600000
600000
600000
b. Cangkul 2250000
2250000
c. Linggis 500000
500000
d. Tali tambang 5000000
5000000
e. Pasak 4500000
4500000
4500000
4500000
4500000
f. Gunting 2500000
2500000
g. Drum 10000000
10000000
10000000
10000000
h. Koret 900000
900000
900000
900000
i. Handsflyer 18000000
18000000
18000000
j. Kontainer 24000000
k. Selang 12000000
12000000
12000000
12000000
l. Bibit 3000000
m. Bangunan Kantor 300000000
TOTAL BIAYA INVESTASI 383250000 0 4500000 23500000 22500000 10250000 28000000 0 22500000 23500000
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 4800000 4800000 4800000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 1120000 1120000 1120000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000
c. PENANAMAN 6600000 6600000 6600000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000
d. PEMELIHARAAN 33000000 33000000 33000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000
133
e. 'PEMUPUKAN 22000000 22000000 22000000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000
f. PENGANGKUTAN 21120000 21120000 21120000 42240000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000
g. PEMANENAN 21120000 21120000 21120000 42240000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 138000 92000 92000 153333.3333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 123000 82000 82000 136666.6667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 195000 130000 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 195000 130000 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 1350000 12656250 56953125 142382812.5 256289062.5 256289062.5 256289062.5 256289062.5 256289062.5 256289062.5
b. PUPUK KANDANG 1050000 6562500 19687500 32812500 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
c. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
d. PLASTIK 320000 2000000 6000000 10000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
e. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 113390200 133032750 197694625 373938645.8 1258492063 1258492063 1258492063 1258492063 1258492063 1258492063
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
b. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
c. SEWA LAHAN 450000 3000000 9000000 15000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 858333.3333 3408333.333 9408333.333 15408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 114248533.3 136441083.3 207102958.3 389346979.2 1276900396 1276900396 1276900396 1276900396 1276900396 1276900396
TOTAL OUTFLOW 497498533.3 136441083.3 211602958.3 412846979.2 1299400396 1287150396 1304900396 1276900396 1299400396 1300400396
NET BENEFIT
-452498533.3 -91441083.33 -160602958 205153020.8 -181400396 -172150396 -186900396 94099604.17 74599604.17 76599604.17
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.930232558 0.865332612 0.80496057 0.74880053 0.696558632 0.647961518 0.602754901 0.560702233 0.521583473 0.485193928
PV/TAHUN -420928868.2 -79126951.51 -129279049 153618690.7 -126356012 -111546832 -112655130 52761858.22 38909920.62 37165662.85
PV BENEFIT/TAHUN 41860465.12 38939967.55 41052989.04 462758727.4 778752551 722477093.1 673879979.2 768722762 716655691.8 668112039.3
PV COST/TAHUN 462789333.3 118066919.1 170332037.8 309140036.7 905108562.6 834023925 786535108.8 715960903.8 677745771.2 630946376.4
NPV -358458441.8
IRR 2%
PV POSITIF 243613747.7
PV NEGATIF -602072189.5
134
NET B/C 0.404625478
GROSS B/C 0.959114683
Rata-rata penerimaan bersih 11115872.28
Payback Periode 62.20834343
135
Lampiran 19 Proyeksi Cash Flow Switching Value Pupuk Usaha Budidaya Jambu Kristal di Desa Tangkil
URAIAN Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. INFLOW 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 1350000000 1350000000 1350000000 1350000000 1350000000 675000000 675000000 562500000 450000000 450000000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 30000000 30000000 30000000 30000000 30000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
c. NILAI SISA 783333
TOTAL PENERIMAAN 1380000000 1380000000 1380000000 1380000000 1380000000 678000000 678000000 565500000 453000000 453783333
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang
600000
600000
600000
b. Cangkul 2250000
2250000
c. Linggis 500000
500000
d. Tali tambang
5000000
5000000
e. Pasak 4500000
4500000
4500000
4500000
4500000
f. Gunting 2500000
2500000
g. Drum
10000000
10000000
10000000
h. Koret
900000
900000
900000
i. Handsflyer
18000000
18000000
j. Kontainer 24000000
k. Selang
12000000
12000000
12000000
l. Bibit
m. Bangunan Kantor
TOTAL BIAYA INVESTASI 38750000 0 46000000 0 4500000 33750000 22500000 0 28000000 0
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 960000 960000 960000 960000 960000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 2240000 2240000 2240000 2240000 2240000 224000 224000 224000 224000 224000
c. PENANAMAN 13200000 13200000 13200000 13200000 13200000 1320000 1320000 1320000 1320000 1320000
d. PEMELIHARAAN 66000000 66000000 66000000 66000000 66000000 6600000 6600000 6600000 6600000 6600000
136
e. 'PEMUPUKAN 4400000 4400000 4400000 4400000 4400000 440000 440000 440000 440000 440000
f. PENGANGKUTAN 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
g. PEMANENAN 422400000 422400000 422400000 422400000 422400000 42240000 42240000 42240000 42240000 42240000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT AKARISIDA AGRIMEX 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
d. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK NPK 256289062.5 256289062.5 256289062.5 256289062.5 256289062.5 256289062.5 256289062.5 256289062.5 256289062.5 256289062.5
b. PUPUK KANDANG 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000 39375000
c. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
d. PLASTIK 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000 12000000
e. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 1258492063 1258492063 1258492063 1258492063 1258492063 412276062.5 412276062.5 412276062.5 412276062.5 412276062.5
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333 308333.3333
b. BIAYA PENGAIRAN 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000 100000
c. SEWA LAHAN 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000 18000000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33 18408333.33
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 1276900396 1276900396 1276900396 1276900396 1276900396 430684395.8 430684395.8 430684395.8 430684395.8 430684395.8
TOTAL OUTFLOW 1315650396 1276900396 1322900396 1276900396 1281400396 464434395.8 453184395.8 430684395.8 458684395.8 430684395.8
NET BENEFIT 64349604.17 103099604.2 57099604.17 103099604.2 98599604.17 213565604.2 224815604.2 134815604.2 -5684395.83 23098937.17
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.451343189 0.419854129 0.390561981 0.363313471 0.337966019 0.314386995 0.292453018 0.272049319 0.253069134 0.235413148
PV/TAHUN 29043755.56 43286794.55 22300934.51 37457475 33323315.71 67142248.43 65748001.97 36676493.33 -1438545.13 5437793.515
PV BENEFIT/TAHUN 622853601 579398698.6 538975533.6 501372589.4 466393106.4 213154382.3 198283146.3 153843890 114640317.8 106826563
PV COST/TAHUN 593809845.4 536111904 516674599.1 463915114.4 433069790.7 146012133.9 132535144.3 117167396.7 116078862.9 101388769.4
NPV
IRR
PV POSITIF
PV NEGATIF
137
NET B/C
GROSS B/C
Rata-rata penerimaan bersih
Payback Periode
138
Lampiran 20 Proyeksi Cash Flow Switching Value Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. INFLOW 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL
53400000 71200000 158100000 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL
3500000 12500000 200000000 135000000 169050000 191550000 320000000 320000000
c. NILAI SISA
TOTAL PENERIMAAN 0 53400000 74700000 170600000 403100000 338100000 372150000 394650000 523100000 523100000
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang 300000
300000
300000
300000
b. Cangkul 180000
180000
c. Linggis 50000
50000
d. Tali tambang 500000
500000
e. Pasak 125000
125000
125000
125000
125000
f. Gunting 250000
250000
g. Drum 800000
800000
800000
800000
h. Koret 60000
60000
60000
60000
i. Handsflyer 1350000
1350000
1350000
j. Kontainer 320000
k. Selang 600000
600000
600000
600000
m. Bangunan Kantor 60000000
n. Tanah milik 37000000
147360000 503100000
TOTAL BIAYA INVESTASI 101535000 0 125000 149120000 504575000 980000 1885000 0 1475000 1760000
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 19200000 19200000 19200000 153600000 153600000 153600000 153600000 153600000 153600000 153600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 4480000 4480000 4480000 35840000 35840000 35840000 35840000 35840000 35840000 35840000
c. PENANAMAN 2640000 2640000 2640000 5280000 5280000 5280000 5280000 5280000 5280000 5280000
d. PEMELIHARAAN 13200000 13200000 13200000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000
e. 'PEMUPUKAN 8800000 8800000 8800000 1760000 1760000 1760000 1760000 1760000 1760000 1760000
f. PENGANGKUTAN 8448000 8448000 8448000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000
g. PEMANENAN 8448000 8448000 8448000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 46000 30666.66667 92000 153333.3333 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 41000 27333.33333 82000 136666.6667 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 65000 43333.33333 130000 216666.6667 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 378000 3738000 3738000 11067000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000
b. PUPUK NPK 630000 3937500 11812500 19687500 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000
139
c. PUPUK KANDANG 525000 3281250 9843750 16406250 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 3200 20000 60000 100000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 160000 1000000 3000000 5000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 256000 1600000 4800000 8000000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-
VARIABEL 67320200 78894083.33 98774250 293679416.7 306769500 306769500 306769500 306769500 306769500 306769500
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
b. BIAYA PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 69534866.67 81108750 100988916.7 295894083.3 308984166.7 308984166.7 308984166.7 308984166.7 308984166.7 308984166.7
TOTAL OUTFLOW 171069866.7 81108750 101113916.7 445014083.3 813559166.7 309964166.7 310869166.7 308984166.7 310459166.7 310744166.7
NET BENEFIT -171069866.7 -27708750 -26413916.7 -274414083 -410459167 28135833.33 61280833.33 85665833.33 212640833.3 212355833.3
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.930232558 0.865332612 0.80496057 0.74880053 0.696558632 0.647961518 0.602754901 0.560702233 0.521583473 0.485193928
PV/TAHUN -159134759.7 -
23977285.02 -21262161.4 -205481411 -285908876 18230937.29 36937322.62 48033024.08 110909944.3 103033761
PV BENEFIT/TAHUN 0 46208761.49 60130554.54 127745370.4 280782784.7 219075789.4 224315236.4 221281136.4 272840314.7 253804943.9
PV COST/TAHUN 159134759.7 70186046.51 81392715.95 333226781.4 566691660.5 200844852.1 187377913.7 173248112.3 161930370.4 150771182.9
NPV (Rp313,870,973.11)
IRR #NUM!
PV POSITIF 381893519.8
PV NEGATIF -695764492.9
NET B/C 0.548883313
GROSS B/C 0.899321825
Rata-rata penerimaan bersih -26620830.83
Payback Periode -29.01261816
140
Lampiran 20 Proyeksi Cash Flow Switching Value Usaha Budidaya Jambu Kristal Binaan ICDF di Desa Cikarawang
URAIAN
Tahun ke-
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. INFLOW 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
a. PRODUKSI JAMBU KRISTAL 203100000 203100000 203100000 203100000 203100000 15810000 71200000 53400000 53400000 53400000
b. BIBIT JAMBU KRISTAL 320000000 320000000 320000000 320000000 320000000 3000000 3000000 3000000 3000000 3000000
c. NILAI SISA 586666.6667
TOTAL PENERIMAAN 523100000 523100000 523100000 523100000 523100000 18810000 74200000 56400000 56400000 56986666.67
2. OUTFLOW
A. BIAYA INVESTASI
a. Parang
300000
300000
300000
b. Cangkul 180000
180000
c. Linggis 50000
50000
d. Tali tambang 500000
500000
e. Pasak 125000
125000
125000
125000
125000
f. Gunting 250000
250000
g. Drum
800000
800000
800000
h. Koret
60000
60000
60000
i. Handsflyer
1350000
1350000
j. Kontainer 320000
k. Selang
600000
600000
600000
m. Bangunan Kantor
n. Tanah milik
TOTAL BIAYA INVESTASI 1425000 0 3235000 0 125000 2740000 1475000 0 1885000 0
B. BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL
1. UPAH TENAGA KERJA
a. PENGOLAHAN TANAH 153600000 153600000 153600000 153600000 153600000 153600000 153600000 153600000 153600000 153600000
b. PEMBUATAN LUBANG TANAM 35840000 35840000 35840000 35840000 35840000 35840000 35840000 35840000 35840000 35840000
c. PENANAMAN 5280000 5280000 5280000 5280000 5280000 5280000 5280000 5280000 5280000 5280000
d. PEMELIHARAAN 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000 2640000
e. 'PEMUPUKAN 1760000 1760000 1760000 1760000 1760000 1760000 1760000 1760000 1760000 1760000
f. PENGANGKUTAN 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000
g. PEMANENAN 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000 16896000
2. PESTISIDA
a. OBAT INSEKTISIDA DECYD 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000 184000
b. OBAT FUNGISIDA DITEND 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000 164000
c. OBAT NUTRISIDA GANDACYL 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000 260000
3.PUPUK DAN PELENGKAP
a. PUPUK PHONSKA 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000 14217000
b. PUPUK NPK 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000 23625000
141
c. PUPUK KANDANG 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500 19687500
d. TALI PENGIKAT 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000 120000
e. PLASTIK 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000 6000000
f. FOAM 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000 9600000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-VARIABEL 306769500 306769500 306769500 306769500 306769500 306769500 306769500 306769500 306769500 306769500
C. BIAYA OPERASIONAL-TETAP
a. BIAYA PAJAK PBB 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000 1000000
b. BIAYA PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667 1214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL-TETAP 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667 2214666.667
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 308984166.7 308984166.7 308984166.7 308984166.7 308984166.7 308984166.7 308984166.7 308984166.7 308984166.7 308984166.7
TOTAL OUTFLOW 310409166.7 308984166.7 312219166.7 308984166.7 309109166.7 311724166.7 310459166.7 308984166.7 310869166.7 308984166.7
NET BENEFIT 212690833.3 214115833.3 210880833.3 214115833.3 213990833.3 -292914167 -236259167 -252584167 -254469167 -251997500
DISCOUNT FACTOR 7,5% 0.451343189 0.419854129 0.390561981 0.363313471 0.337966019 0.314386995 0.292453018 0.272049319 0.253069134 0.235413148
PV/TAHUN 95996559.01 89897416.8 82362035.99 77791166.51 72321630.07 -92088404.5 -69094706.4 -68715350.6 -64398291.7 -59323524.8
PV BENEFIT/TAHUN 236097622.2 219625695.1 204302972.2 190049276.4 176790024.6 5913619.367 21700013.95 15343581.6 14273099.17 13415410.6
PV COST/TAHUN 140101063.2 129728278.3 121940936.2 112258109.9 104468394.5 98002023.88 90794720.31 84058932.19 78671390.85 72738935.38
NPV
IRR
PV POSITIF
PV NEGATIF
NET B/C
GROSS B/C
Rata-rata penerimaan bersih
Payback Periode
142
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gresik, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 14
September tahun 1993. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan
Bapak Yanto Wahab dan Ibu Soetjiati. Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Gresik
pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan
diterima di Depertemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti kegiatan dalam
kepanitiaan maupun organisasi. Organisasi yang pernah diikuti antara lain Forum
For Scientist IPB (FORCES) pada tahun 2010-2011, Agriaswara IPB pada tahun
2010-2012 lalu Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen
IPB (BEM FEM) pada tahun 2012-2013, Himpunan Profesi Mahasiswa Peminat
Agribisnis IPB (HIPMA IPB) pada tahun 2013-2014. Kepanitiaan yang pernah
diikuti diantaranya yaitu sebagai Ketua Pelaksana Jatim Fest 2012, Ketua
Pelaksana Malam Puncak FEM Ambassador 2012, dan sebagai Koordinator Acara
IPB Festival 2013.
Penulis selama perkuliahan pernah memperoleh prestasi, diantaranya
yaitu: Participant of International Conference in Taiwan 2012, Participant of
International Conference in Thailand 2013, dan Mahasiswa Berprestasi
Departemen Agribisnis FEM IPB 2013. Selain itu, penulis juga mendapatkan
Beasiswa dari PT Kelola Mina Laut di tahun 2010 dan Beasiswa Karya Salemba
Empat tahun 2011-2014.