perbedaan goal dan objektivitas

7
PENGERTIAN Tujuan (objectives) adalah suatu pernyataan tentang keadaan yang ingin di capai dalam jangka waktu tertentu.tujuan di tetapkan sebagai dasar pengakuan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut dan juga tujuan digunakan untuk menciptkan proses pengendalian. Tanpa tujuan kita akan mnyimpang tanpa tujuan kearah yang tak di ketahhui akhirnya. Keberhasilan jarang terjadi secara kebetulan, teapi keberhasilan adalah hasil kerja keras yang terarah ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu. Sukit untuk dibayangkan suatu organisasi atau individu sukses tanpa tujuan yang jelas. Tujuan meliputi 2 unsur, yaitu: 1. Hasil akhir yang akan tercapai di masa yang akan datang. 2. Usaha-usaha/tindakan dan berbagai kegiatan saat ini yang di arahkan untuk mencapai tujuan. KARAKTERISTIK TUJUAN Tujuam seharusnya memiliki beberapa sifat atau karakteristik tujuan yang baik atau efektif yang nantinya akan dapat membantu keberhasilan. Berikut karakteristik tujuan yang efektif: - Quantitative, dalam bentuk angka - Mesureable, dapat di ukur - Realistic, sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya - Understandable, mudah di pahami atau di mengerti. - Challenging, menantang untuk di capai - Hierarchical, di rinci secara hirarkis agar mampu mencapainya - Obtainable,dapat di capai dengan berbagai tindakan yang di rancang - Congruent, dapat menimbulkan persaingan diantara unit-unit yang ada dalam organisasi. - Time line, ada batasan waktu Agar tujuan yang akan di terapkanbaik dan efektif maka seharusnya: - Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu yang bertanggung jawabterhadap pencapaian tujuan tersebut

Upload: dede-subhan

Post on 18-Jun-2015

3.175 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: perbedaan Goal Dan Objektivitas

PENGERTIAN

Tujuan (objectives) adalah suatu pernyataan tentang keadaan yang ingin di capai dalam jangka waktu tertentu.tujuan di tetapkan sebagai dasar pengakuan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut dan juga tujuan digunakan untuk menciptkan proses pengendalian.

Tanpa tujuan kita akan mnyimpang tanpa tujuan kearah yang tak di ketahhui akhirnya. Keberhasilan jarang terjadi secara kebetulan, teapi keberhasilan adalah hasil kerja keras yang terarah ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu. Sukit untuk dibayangkan suatu organisasi atau individu sukses tanpa tujuan yang jelas.

Tujuan meliputi 2 unsur, yaitu:

1. Hasil akhir yang akan tercapai di masa yang akan datang.2. Usaha-usaha/tindakan dan berbagai kegiatan saat ini yang di arahkan untuk mencapai tujuan.

KARAKTERISTIK TUJUAN

Tujuam seharusnya memiliki beberapa sifat atau karakteristik tujuan yang baik atau efektif yang nantinya akan dapat membantu keberhasilan. Berikut karakteristik tujuan yang efektif:

- Quantitative, dalam bentuk angka - Mesureable, dapat di ukur- Realistic, sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya- Understandable, mudah di pahami atau di mengerti.- Challenging, menantang untuk di capai- Hierarchical, di rinci secara hirarkis agar mampu mencapainya- Obtainable,dapat di capai dengan berbagai tindakan yang di rancang- Congruent, dapat menimbulkan persaingan diantara unit-unit yang ada dalam organisasi.- Time line, ada batasan waktu

Agar tujuan yang akan di terapkanbaik dan efektif maka seharusnya:

- Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu yang bertanggung jawabterhadap pencapaian tujuan tersebut

- Manager puncak sebagai perumus tujuan umum hendaknya betanggung jawab menurunkan/merinci/mengurai tujuan-tujuan pada tingkat yang lebih bawah

- Tujuan harus realistis di selaraskan dengan lingkungan internal dan eksternal, baik saat ini maupun di saat yang akan datang

- Tujuan departemen fungsional harus konsisten dengan tujuan korporasi- Manajemen harus meninjau kembali tujuan yang telah ditetapkan dan bilamana perlu

merubahnya sesuai dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi

Page 2: perbedaan Goal Dan Objektivitas

FUNGSI DAN MANFAAT TUJUAN

Tentunya tujuan yang ditentukan organisasi membawa manfaat sekligus berfungsi penting bagi keterlanjutan organisasi di masa yang akan datang. Berikut bebeapa fungsi dan manfat penting dari tujuan bagi organisasi:

- Menjadi pedoman bagi kegiatan organisasi.- Sebagi suber legitimasi atas tindakan yang di tujukan kea rah pencapaian tujuan- Sebagai sumber motivasi bagi individu dan pihak pihak yang terkait untuk mencapai tujuan- Sebagai dasar penyusunan organisasi sehingga jelas wewenang dan tanggung jawab kea rah

pencapain tujuan - Sebagai sasaran yang lebih nyata disbanding misi, tujuan adalah realisasi langkah-langkah

nyata pencapaian misi- Membantu organisasi mendefinisikan lingkungannya- Menyediakan norma sebagai dasar dalam pelaksanaan prestasi organissi

PENGERTIAN GOALL

Beck dan Hillmar (1976) menjelaskan salah satu jenis intervensi pengembangan organisasi adalah setting. Proses pelaksanaan soal setting ini merupakan pendekatan terhadap pemahaman manajemen berdasarkan sasaran atau hasil yang membantu memberi pengertian tentang aspek pengelolaan atau manajemen, hasil dan sasaran (objektives).

Pengertian goal setting adalah proses penetapan sasaran atau tujuan dalam bidang pekerjaan, dalam proses goal setting ini melibatkan atasan dan bawahan secara bersama-sama menentukan atau menetapkan sasaran atau tujuan-tujuan kerja yang akan dilaksanakan tenaga kerjanya sebagai pengemban tugas dalam suatu periode tertentu (Gibson, dkk. 1985).

Latham den Locke (dalam Steers dan Porters, 1983); Locke dkk (1981) menjelaskan bahwa pengertian goal setting adalah suatu gagasan untuk menetapkan. Tenaga kerja melaksanakan suatu pekerjaan dimana tugas yang diberikan sudah ditetapkan targetnya atau sasarannya, misalnya untuk mencapai kuota yang ditargetkan atau menyelesaikan sejumlah tugas dengan batas waktu yang sudah ditentukan. Dalam hal ini sasaran (goal) adalah objek dari perbuatan dan jika individu menetapkan taktik kemudian berbuat untuk mencapai sasaran atau tujuannya tersebut, berarti sasaran atau tujuan ini menentukan perilaku dalam bekerja. Hersey dan Blanchard (1986) orientasi seseorang menyatakan bahwa perilaku pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu, dan perilaku itu pada dasarnya bertujuan pada objek atau sasaran.

Pengertian goal setting yang dikemukakan Davis (1981) adalah manajemen penetapan sasaran atau tujuan untuk keberhasilan mencapai kinerja (performance). Lebih lanjut dijelaskan bahwa penerapan penetapan tujuan yang efektif membutuhkan tiga langkah yaitu: menjelaskan arti dan maksud penetapan target tersebut, kedua menetapkan target yang jelas, dan yang ketiga memberi umpan balik terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan. Cascio (1987) menyatakan bahwa goal setting itu didasarkan pada pengarahan tingkah laku terhadap suatu tujuan.Sasaran atau target bisa

Page 3: perbedaan Goal Dan Objektivitas

ditambah dengan memberi penjelasan atau informasi kepada tenaga kerja bagaimana mengerjakan tugas tersebut, serta mengapa sasaran atau tujuan tersebut penting dilaksanakan.

Penerapan goal setting ini terhadap sistem kinerja sangat populer dan luas penggunaannya. Pendekatan manajemen berdasarkan sasaran ini meliputi perencanaan, pengawasan, penilaian pegawai, serta keseluruhan sistem kinerja yang ada dalam organisasi. Prosedur umum dalam manajemen berdasarkan sasaran ini yang paling utama adalah mengidentifikasikan bagian-bagian kunci keberhasilan, sehingga dapat berpengaruh terhadap keseluruhan performance organisasi misalnya volume penjualan, hasil keluaran (production output), maupun kualitas layanan, dengan demikian pengukuran kinerja (performance) dapat ditentukan (Luthans, 1981).

Gibson dkk, (1985) menggambarkan penerapan soal setting dari perspektif manajemen. Langkah-langkahnya adalah (1) diagnosis kesiapan, misalnya apakah tenaga kerja, organisasi dan teknologi sesuai dengan program goal setting; (2) mempersiapkan tenaga kerja berkenaan dengan interaksi antara individu, komunikasi, pelatihan (tranning) dan perencanaan; (3) penekanan pada sasaran yang harus diketahui dan dimengerti oleh manajer dan bawahannya; (4) mengevaluasi tindak lanjut untuk penyesuaian sasaran yang ditentukan; (5) tinjauan akhir untuk memeriksa cara pengerjaan dan modifikasi yang ditentukan. Strauss dan Sayless (1981) menjelaskan bahwa prosedur manajemen berdasarkan sasaran memberi kesempatan kepada tenaga kerja untuk membuat penilaiannya sendiri mengenai hasil-hasil operasi, artinya jika ia membicarakan hasil maka sebenarnya individu tersebut menilai dirinya sendiri dan mungkin sekali mendapatkan wawasan mendalam bagaimana ia harus memperbaiki sikapnya. cara-caranya atau kelakuannya.

Untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang penetapan sasaran ini, di bawah ini dikemukakan sebuah penelitian pada perusahaan kayu, dimana sopir truk selalu mengisi truknya kurang dari kapasitas resmi.Setelah diadakan observasi dan diteliti, tim peneliti kemudian menjelaskan nilai potensial goal setting (penetapan tujuan) untuk diterapkan pada sopir truk dan kemudian perusahaan menentukan target yang jelas bagi para sopir truk. Setelah tiga bulan kedua peneliti secara seksama mencatat keadaan pelaksanaan kerja dan kemudian hasilnya Peneliti ternyata naik 90 % dari kapasitas rata-rata. Tujuh tahun menawarkan tetap tinggi. Suatu keterangan mengapa prosedur seperti kerja meningkatkan hasil kerja. Alasannya adalah tenaga melihat dan atau mencatat beban truk mereka bangga akan prestasi ini, mereka juga melihat tujuan sebagai yang menantang ini permainan sesuatu menyenangkan bagi truk yang sopir mengalahkan orang lain (Gibson dkk, 1985).

Jadi penelitian ini telah menunjukkan satu ini kerja mereka penetapan sebab adalah alasan prestasi kerja. Sistem meningkatkan mengapa penetapan sasaran atau target itu motivasi dan penetapan atau target apabila dimasukkan ke dalam tatanan maka para pekerja akan melihat tujuan bagaimana ikhtiar mereka kerja pencapaian membantu menimbulkan hasil, ganjaran, dan kepuasan pribadi karena memuaskan target atau sasaran itu dorongan berprestasi dan kebutuhan harga diri aktualisasi diri, maka perencanaan seseorang sasarannya di masa datang akan lebih tinggi.

Dari pendapat para ahli di atas dapat serta untuk goal setting adalah disimpulkan bahwa pengertian berdasarkan penetapan sasaran atau target berorientasi hasil. Manajemen yang berorientasi

Page 4: perbedaan Goal Dan Objektivitas

ini dianggap lebih baik karena lebih menekankan pencapaian hasil, kesempatan sehingga memberi manajemen yang sasaran pada kepada tenaga kerja untuk mengerti bagaimana seharusnya bekerja, dan hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan lebih terbina karena terjadi interaksi antara yang memberi tugas dengan pelaksana. Secara umum pengertian goal setting itu adalah penetapan sasaran atau target yang akan dicapai tenaga kerja.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Goal Setting

Berdasarkan beberapa pendapat ahli (Locke dkk, 1981: Steers dan Porter, 1983; Davis, 1981; 1989), Cascio, 1987: Gibson, 1985; Davis & Newstrom, penulis menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi goal setting adalah :

a. Penerimaan (acceptance).

b. Komitmen (commitment).

c. Kejelasan (specifity).

d. Umpan balik (feedback).

e. Partisipasi (participation).

f. Tantangan (challenger).

Untuk menjelaskan bagaimana terjadinya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap sistem penetapan sasaran atau target berdasarkan hasil ini (goal setting), di bawah ini akan dijelaskan pengertian satu persatu faktor-faktor tersebut.

a. Pengertian Denerimaan (acceptance)

Penerimaan terhadap sasaran atau target yang tenaga kerja sebab tujuan ditetapkan terjadi karena adanya kemauan untuk menerima target yang dibebankan, sasaran yang efektif tidak hanya cukup diketahui saja tetapi juga harus dapat diterima tenaga kerja untuk dilaksanakan.

Menurut Davis dan Newstrom (1989) bahwa goal setting (penetapan sasaran atau target) merupakan alat motivasi yang efektif bila empat unsur dasar disertakan ke dalam sistem pengelolaan penetapan sasaran tersebut yaitu:

(1) penerimaan; (2) spesifikasi; (3) umpan balik; dan (4) tantangan. Pada bagian berikutnya akan dijelaskan unsur-unsur di atas serta pengaruhnya terhadap penetapan sasaran.

Lebih lanjut Davis dan Newstrom mengemukakan bahwa penerimaan terhadap sasaran atau target tersebut harus dapat diketahui atau dimengerti oleh tenaga yang bersangkutan, dalam hal ini penerimaan sasaran yang ditetapkan harus dapat dipahami dan pihak pemberi target harus menjelaskan maksud dan kegunaan sasaran atau tujuan ditetapkan terhadap penerima atau tenaga kerja, karena

Page 5: perbedaan Goal Dan Objektivitas

penetapan tujuan yang sepihak tanpa penerimaan karyawan tidak akan membawa hasil. Oleh karena itu penting melibatkan tenaga kerja dalam proses penetapan sasaran atau tujuan bersama untuk memperoleh penerimaan.

Menurut Yoder (1979) produktivitas kerja akan lebih tinggi dan efisien bila ada perasaan bahwa diperlukan dalam penerimaan dan adanya sasaran yang diemban itu berguna dan pencapaian keberhasilan persetujuan terhadap pelaksanaan pencapaian sasaran atau target organisasi merupakan faktor utama dalam tanggung jawab tenaga kerja dalam menjalankan tugas-tugas.

Berkenaan pendapat di atas Likert (dalam Yoder, 1979) juga menjelaskan jenis aktifitas individu dalam organisasi yang mempunyai perasaan yang sama dalam penerimaan loyalitas atau kebersamaan satu sama lain dalam pelaksanaan kerja cenderung mengacu pada prestasi.

Dari sebuah penelitian pengaruh bentuk penilaian dari tiga dimensi goal setting yang dilakukan oleh Tziner dan Kopelman (1988), diperoleh data yang menunjukkan bahwa kejelasan, penerimaan, dan komitmen berhubungan dengan sasaran. Penelitian ini membuktikan bentuk penilaian mempengaruhi sistem pengelolaan penetapan sasaran (goal setting).

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa penerimaan akan penetapan sasaran atau target berpengaruh terhadap pelaksanaan kerja yang akan dilaksanakan tenaga kerja yang bersangkutan.