perbedaan konsentrasi larutan ekstrak kunyit …

94
i PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT TERHADAP TPC, SIFAT FISIKOKIMIA, DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM SEGAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi S-1 Teknologi Hasil Pertanian Disusun Oleh: RISKI NOVITA ANDRIANA D.111.14.0081 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 20-Mar-2022

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

i

PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT

TERHADAP TPC, SIFAT FISIKOKIMIA, DAN ORGANOLEPTIK

DAGING AYAM SEGAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Mencapai Gelar Sarjana S-1

Program Studi S-1

Teknologi Hasil Pertanian

Disusun Oleh:

RISKI NOVITA ANDRIANA

D.111.14.0081

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS SEMARANG

2019

Page 2: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

ii

Page 3: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

iii

Page 4: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

iv

Page 5: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

v

Page 6: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat dan

taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perbedaan

Konsentrasi Larutan Ekstrak Kunyit terhadap TPC, Sifat fisikokimia, dan

Organoleptik Daging Ayam Segar. Penulis dengan rendah hati mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam

menyelesaikan skripsi ini utamanya:

1. Bapak Iswoyo, S.Pt, M.P sebagai pembimbing utama dan dosen wali, serta

Ibu Antonia Nani Cahyanti, S.Si, M.Si selaku pembimbing anggota yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan

memberikan nasihat serta motivasi sejak awal penelitian sampai selesainya

penulisan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Sudjatinah, M.Si. Dosen penguji yang telah banyak meluangkan

waktunya untuk menguji, mengarahkan dan memberikan nasihat serta

motivasi sampai selesainya penulisan skripsi ini.

3. Ibu Ir. Sri Haryati, M.Si. Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian yang

telah mendukung dan memberikan nasihat serta motivasi sampai selesainya

penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Ir. Haslina, M.Si. Dekan Fakultas Teknologi Pertanian dan Ibu Ir.

Dewi Larasati, M.Si Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertanian yang telah

mendukung dan memberi nasihat serta motivasi sampai penulisan skripsi ini

selesai.

5. Kepada Bapak Sujono yang selalu menjadi sosok inspiratif untuk penulis

untuk tetap semangat menuntut ilmu sampai jenjang Sarjana, Ibunda Endah

Page 7: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

vii

Mulatsari tercinta, kakak Eka Berliana Agustin dan adikku Dinda Aqilla

Azzahra segala doa, motivasi, dukungan, pengetahuan dan kasih sayang

yang tak terhingga kepada penulis.

6. Kepada sahabatku Pramusinta, Mega, Emil, Emaculata Huda dan

Keluarga Besar Gondrong yang telah membantu dalam bentuk doa,

motivasi, dukungan, pengetahuan dan kasih sayang atas terselesaikannya

skripsi ini.

7. Kepada Laboran Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Semarang yang selalu menemani saat penelitian di laboratorium USM.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih telah

membantu dan banyak menjadi inspirasi bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu diharapkan saran untuk perbaikan. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca terutama bagi saya sendiri. Aamiin.

Semarang, Januari 2019

Penulis

Page 8: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

viii

ABSTRAK

RISKI NOVITA ANDRIANA (D.111.14.0081). Perbedaan Konsentrasi

Larutan Ekstrak Kunyit terhadap TPC, Sifat Fisikokimia, dan Organoleptik Daging

Ayam Segar. Pembimbing oleh Iswoyo dan Antonia Nani Cahyanti.

Daging ayam memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu 18 g per 100 g

daging ayam dan kolestrol dengan kandungan sebanyak 75 mg. Kandungan protein

yang tinggi ini membuat daging ayam memiliki sifat mudah busuk. Selain karena

kandungan protein yang tinggi, kadar air yang terkandung pada daging ayam juga

dapat menyebabkan daging cepat membusuk. Tanaman kunyit atau Curcuma longa

merupakan salah satu rempah yang dipercaya dapat menghambat pertumbuhan

mikroba pada bahan pangan. Senyawa fisikokimianya yang terdapat pada ekstrak

kunyit antara lain tannin, saponin, flavonoid, dan alkaloid. Beberapa kandungan

kunyit yang ada seperti flavonoid dan alkaloid merupakan senyawa yang dapat

dijadikan sebagai antibakteri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

larutan ekstrak kunyit (pada konsentrasi berbeda) terhadap sifat fisik (Tekstur),

sifat kimia (kadar air, kadar protein, kadar lemak), sifat mikrobiologis (Jumlah

Bakteri/ TPC), dan organoleptiknya (warna, tekstur, dan aroma) daging ayam segar.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan 1 faktor berbagai konsentrasi larutan ekstrak kunyit dengan 4 perlakuan

dan diulang sebanyak 5 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis

menggunakan analisis ragam (ANOVA) apabila terdapat pengaruh yang nyata

terhadap variable yang diteliti maka, dilanjutkan uji Duncan’s New Multiple Range

Test (DMRT) pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan masing-masing

perlakuan.Hasil yang diperoleh yaitu konsentrasi ekstrak kunyit (Curcuma longa)

menunjukkan adanya pengaruh yang nyata (Fhitung < Ftabel), TPC, tekstur analyzer,

uji organoleptik warna, organoleptik tekstur, dan organoleptik aroma. Pada kadsr

air,kadar lemak dan kadar protein menunjukkan penurunan.Perlakuan P4

(konsentrasi ekstrak kunyit 20%) disukai oleh panelis dengan karakteristik kadar

air 67,98%, kadar lemak 8,21%, kadar protein 21,43%, TPC 5,646 x 105 CFU/ml,

tekstur 1325,52, uji organoleptik mutu hedonik skor atribut warna 4,5 (kuning

sangat tua), tekstur 4,40 (sangat kenyal), dan aroma 3,80 (sangat beraroma kunyit).

Peningkatan penggunaan ekstrak kunyit (Curcuma longa) menyebabkan nilai

terhadap kadar air, kadar lemak, kadar protein, TPC, dan tekstur analyzer

meningkat, serta panelis menyatakan daging ayam segar memiliki warna kuning

sangat tua, tekstur sangat kenyal, dan sangat beraroma kunyit.Konsentraksi ekstrak

kunyit pada daging ayam menunjukkan adanya pengaruh perbedaan yang nyata

terhadap kadar air, kadar lemak, kadar protein, total bakteri, Tekstur Analyzer, dan

uji organoleptic (warna, aroma dan kekenyalan).

Kata kunci : Daging ayam segar, ekstrak kunyit.

Page 9: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

ix

ABSTRACT

RISKI NOVITA ANDRIANA (D.111.14.0081). The Difference

Concentration of Turmeric Extract Solution on TPC, fisikokimia Properties, and

Organoleptic of Fresh Chicken Meat. Supervised by Iswoyo and Antonia Nani

Cahyanti.

Chicken meat has a large protein content of 18 g per 100 g of chicken meat

and cholesterol with a content of 75 mg with a high protein content that makes

chicken meat has peresible properties. Besides being high in protein content, the

water content contained in chicken meat can also cause meat to rot quickly.

Turmeric or Curcuma longa is one herb that is believed to inhibit microbial growth

in food. The physiochemical compounds contained in turmeric extract include

tannins, saponins, flavonoids, and alkaloids. Some of the ingredients of existing

turmeric such as flavonoids and alkaloids are compounds that can be used as

antibacterialThis study aims to determine the effect of turmeric extract solution (at

different concentrations) on physical properties (texture), chemical properties

(moisture content, protein content, fat content), microbiological properties (number

of bacteria / TPC), and organoleptics (color, texture, and aroma) fresh chicken meat.

The experimental design used was Completely Randomized Design (CRD) with 1

factor various concentrations of turmeric extract with 4 treatments and repeated 5

times. The data obtained were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and

continued by Duncan's New Multiple Range Test (DMRT) at the level of 5%.The

results obtained were the concentration of turmeric extract (Curcuma longa)

showed a significant effect (Fcount< Ftable) on water content, fat content, protein

content, TPC, texture analyzer, color organoleptic test, organoleptic texture, and

organoleptic aroma.For the whole shows that in treatment p4 (20% turmeric extract

concentration) favored by panelists with the characteristics of water content

67.98%, 8.21% fat content, protein content 21.43%, TPC 5,646 x 105 CFU / ml,

texture 1325 , 52, hedonic quality organoleptic test color attribute score 4.5 (very

old yellow), 4.40 (very rubbery), and 3.80 (very saffron-flavored) texture. The

increase in the use of turmeric extract (Curcuma longa) has increased the value of

water content, fat content, protein content, TPC, and texture analyzer, and the

panelists stated that fresh chicken has a very old yellow color, very thick texture,

and highly saffron flavored.

Keywords: Fresh chicken meat, turmeric extract.

Page 10: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN I .............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN II……………...………………………………iii

SURAT PERNYATAAN…………………………………………………….iv

KATA PENGANTAR ............................................................................ v

ABSTRAK .............................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 3

E. Hipotesis .................................................................................. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 4

A. Daging Ayam ........................................................................... 4

B. Kunyit Dapur (Curcuma longa)............................................... 8

C. Ekstrak ..................................................................................... 10

Page 11: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

xi

D. Total Plate Count (TPC) .......................................................... 14

E. Tekstur Analyzer ..................................................................... 16

F. Kadar Air ................................................................................. 17

G. Kadar lemak ............................................................................. 18

H. Kadar Protein ........................................................................... 19

I. Uji Organoleptik ...................................................................... 20

BAB III. METODE PENELITIAN......................................................... 22

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 22

B. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................... 22

C. Prosedur Penelitian .................................................................. 23

D. Rancangan Percobaan .............................................................. 28

E. Variabel Pengamatan ............................................................... 28

F. Analisis Data ............................................................................ 34

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 35

A. Sifat Kimia Daging Ayam ....................................................... 35

B. Sifat Mikrobilogi Daging Ayam .............................................. 42

C. Sifat Fisik Daging Ayam ......................................................... 46

D. Uji Organoleptik Daging Ayam............................................... 48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 56

A. Kesimpulan ............................................................................. 56

B. Saran ....................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 57

LAMPIRAN ............................................................................................ 60

Page 12: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi Kimia Daging Ayam per 100 gram................................... 8

2. Batasan TPC pada Daging Ayam ........................................................ 16

3. Formulasi Perlakuan Percobaan Penelitian ......................................... 30

4. Kriteria Penilaian Panelis pada Uji Mutu Hedonik Aroma ................. 35

5. Kriteria Penilaian Panelis pada Uji Mutu Hedonik Tekstur................ 35

6. Kriteria Penilaian Panelis Pada Uji Mutu Hedonik Warna ................. 36

7. Rerata Kadar Air Daging Ayam .......................................................... 37

8. Rerata Kadar Lemak Daging Ayam .................................................... 40

9. Rerata Kadar Protein Daging Ayam ................................................... 43

10. Rerata TPC Daging Ayam .............................................................. 45

11. Rerata Tekstur Daging Ayam............................................................ 48

12. Rerata Organoleptik Warna Daging Ayam ...................................... 51

13. Rerata Organoleptik Tekstur Daging Ayam .................................... 53

14. Rerata Organoleptik Aroma Daging Ayam ...................................... 55

Page 13: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kunyit .................................................................................................. 11

2. Diagram Alir Proses Pembuatan Ekstrak Kunyit ................................ 28

3. Diagram Alir Proses Pengaplikasian Ekstrak Kunyit ......................... 29

4. Grafik Kadar Air Daging Ayam .......................................................... 38

5. Grafik Kadar Lemak Daging Ayam ................................................... 41

6. Grafik Kadar Protein Daging Ayam ................................................... 44

7. Grafik TPC Daging Ayam .................................................................. 46

8. Grafik Tekstur Daging Ayam.............................................................. 49

9. Grafik Rerata Mutu Hedonik Warna Daging Ayam .......................... 51

10. Grafik Rerata Mutu Hedonik Tekstur Daging Ayam ....................... 54

11. Grafik Rerata Mutu Hedonik Aroma Daging Ayam ........................ 56

Page 14: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. Halaman

1. Kuisioner Organoleptik ....................................................................... 62

2. Analisis Kadar Air............................................................................... 64

3. Analisis Kadar Lemak ......................................................................... 65

4. Analisis Kadar Protein ........................................................................ 66

5. Analisis TPC ....................................................................................... 67

6. Analisis Tekstur .................................................................................. 68

7. Analisis Organoleptik Warna .............................................................. 69

8. Analisis Organoleptik Tekstur ............................................................ 71

9. Analisis Organoleptik Aroma ............................................................. 73

10. Hasil Analisis data............................................................................. 75

11. Dokumentasi ..................................................................................... 76

Page 15: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daging ayam merupakan salah satu jenis daging yang paling

diminati oleh masyarakat. Daging ayam sendiri biasanya diolah oleh

masyarakat dengan jenis olahan yang berbeda – beda seperti digoreng,

dipanggang, dibakar, dan lain sebagainya. Daging ayam memiliki

kandungan protein yang terkandung yaitu sebesar 18 g per 100 g daging

ayam dan kolestrol. Kandungan sebanyak 75 mg dengan kandungan

protein yang tinggi ini membuat daging ayam memiliki sifat mudah

busuk. Selain karena kandungan protein yang tinggi, kadar air yang

terkandung pada daging ayam juga dapat menyebabkan daging cepat

membusuk. Untuk mempertahankan kondisi mutu daging ayam dapat

dilakukan berbagai macam cara seperti penambahan bahan baku rempah

– rempah atau lainnya.

Tanaman kunyit atau Curcuma longa merupakan salah satu rempah

yang dipercaya dapat menghambat pertumbuhan mikroba pada bahan

pangan. Senyawa fisiokimianya yang terdapat pada ekstrak kunyit antara

lain tannin, saponin, flavonoid, dan alkaloid. Beberapa kandungan

kunyit yang ada seperti flavonoid dan alkaloid merupakan senyawa yang

dapat dijadikan sebagai antibakteri. Senyawa flavonoid bekerja dengan

cara merusak membrane sitoplasma pada mikroba dan alkaloid bekerja

Page 16: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

2

dengan merusak komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri

(Rukmana, 2005)..

Usaha pengawetan makanan yang biasanya dilakukan untuk saat

ini menggunakan metode pengawetan suhu rendah dan menggunakan

pengawetan pengawet sintetis, Menggunakan pengawet sintesis

mempunyai kekurangan yaitu prnggunaan dosis yang terlalu banyak akan

mengganggu kesehatan yang mengkonsumsinya. Untuk mengatasi

kekurangan tersebut digunakan cara alternative yaitu antibakteri dari

rempah rempah yang berpotensi untuk menghambat aktivitas mikroba.

Berdasarkan latar belakang di atas, penggunaan ekstrak kunyit

diduga dapat menekan pertumbuhan bakteri pada daging ayam boiler

segar. Hal ini menarik minat untuk melakukan penelitian tentang

penggunakan berbagai konsentrasi larutan kunyit sebagai pengawet pada

daging ayam segar.

B. Perumusan Masalah

Daging ayam sebagai bahan pangan yang berpotensi dapat mudah

rusak, oleh karena itu dengan adanya ekstrak kunyit yang mengandung

antimikroba dapat dimaanfaatkan untuk menghambat pertumbuhan

mikroba, yang pada akhirnya dapat memperpanjang masa simpan dan

kualitas daging ayam..

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Page 17: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

3

Mengetahui pengaruh perbedaan larutan ekstrak kunyit dengan

konsentrasi yang berbeda terhadap sifat fisik (tekstur), sifat kimia (kadar

air, kadar protein, kadar lemak), sifat mikrobiologis (jumlah bakteri/

TPC), dan organoleptik (warna, tekstur, dan aroma) daging ayam segar.

D. Maanfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan maanfaat bagi peneliti

dan masyarakat sebagai pengetahuan mengenai cara alternatif dalam

mengawetkan daging ayam segar dengan pemaanfaatan rempah

kunyit sebagai bahan pengawetnya.

2. Informasi ilmiah bagi masyarakat tentang pengawetan daging ayam

segar menggunakan ekstraksi kunyit.

E. Hipotesis

Diduga tingkat konsentrasi larutan ekstrak kunyit yang berbeda

berpengaruh nyata terhadap sifat fisik, sifat kimia, sifat mikrobiologi

(TPC), dan organoleptiknya dari daging ayam segar.

H0 = Tidak ada pengaruh perlakuan perbedaan konsentrasi larutan

ekstrak kunyit terhadap sifat fisikokimia,TPC dan organoleptik

daging ayam segar.

H1 = Terdapat pengaruh perlakuan terhadap perbedaan konsentrasi

larutan ekstrak kunyit terhadap sifat fisikokimia,TPC dan

organoleptik daging ayam segar.

Page 18: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Daging Ayam

1. Daging Ayam

Daging ayam merupakan salah satu komoditas peternakan yang

memiliki nilai gizi sejajar dengan nilai gizi daging lainnya. Konsumsi

daging ayam masyarakat Indonesia meningkat 10% per tahun

(Anonimous, 2008). Oleh karena itu, pengawasan untuk menghasilkan

daging ayam bermutu tinggi, bebas dari cemaran maupun residu bahan

kimia terutama obat-obatan serta aman dikonsumsi perlu dilakukan.

Mutu daging ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: mutu

gizinya (kadar air, protein dan lemak), mutu dari segi teknologi dan

mutu dari segi konsumen. Mutu daging yang baik dari segi teknologi

adalah daging yang dapat diproses (sebagai bahan baku) menjadi

produk olahan misalnya bakso, dendeng atau produk lain dengan mutu

baik. Sementara itu, mutu yang ditentukan konsumen adalah daging

yang disukai secara organoleptik yaitu : penampilan, warna, aroma,

keempukan dan rasa (Triyanti, 2000).

Pada hakihatnya, rasa dan aroma daging ayam sangat erat

hubungannya dengan lemak. Dalam jumlah yang tidak berlebihan,

lemak pada daging ayam sangat berperan dalam menetukan rasa dan

aroma daging ayam. Tetapi penimbunan lemak yang berlebihan akan

Page 19: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

5

berpengaruh negatif terhadap kualitas karkas secara keseluruhan

(Moeljanto, 1992).

Beberapa faktor yang sangat menentukan rasa dan aroma

daging ayam

antara lain:

a. Faktor genetik ayam

Faktor ini merupakan faktor keturunan yang menyangkut kadar

lemak yang ditimbun didalam rongga perut. Secara genetik, ada

ayam yang memiliki lemak berwarna kuning atau putih, dan ada

yang berbau anyir ataupun amis. Pada umumnya ayam dapat

menghasilkan karkas yang berkualitas adalah ayam yang secara

genetik tidak menimbun terlalu banyak lemak dalam tubuhnya.

b. Faktor usia ayam

Semakin tua usia ayam, meskipun jaringan ikat daging baik, tetapi

penimbunan lsemakin besar. Hal ini akan mempengaruhi rasa dan

aroma daging ayam. Sebaliknya, pada ayam yang berusia muda,

hamper tidak terjadi usaha penimbunan lemak yang berlebihan.

Sehingga rasa dan aroma dagingnya relatif enak.

c. Faktor jenis kelamin

Penimbunan lemak pada ayam jantan relatif lebih kecil dari ayam

betina. Sehingga karkas atau daging ayam jantan cenderung lebih

enak.

Page 20: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

6

d. Faktor makanan

Komposisi makanan yang dikonsumsi oleh ayam berhubungan erat

dengan rasa dan aroma daging ayam. Pemberian makanan dengan

tepung ikan, akan menghasilkan daging dan lemak yang memiliki

rasa dan aroma ikan laut. Sebaliknya, pemberian makanan dengan

bahan baku jagung, akan menghasilkan daging dengan rasa dan

aroma yang enak. Selain itu, jaringan ikat daging lebih rapat dan

lembut (Moeljanto, 1992).

2. Komposisi Kimia Daging Ayam

Daging memiliki kandungan gizi yang lengkap sehingga

keseimbangan gizi untuk hidup dapat terpenuhi. Nilai kalori daging

tergantung pada jumlah daging yang dimakan. Secara relatif,

kandungan gizi daging ayam dari berbagai bangsa ternak dan ikan

berbeda, tetapi setiap 100g daging dapat memenuhi kebutuhan gizi

seorang dewasa setiap hari 10% kalori, 50% protein, 35% zat besi.

(Forrest, et al., 1975).

Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting

bagi tubuh manusia. Selain itu lemak merupakan sumber energi yang

penting dimana setiap 1 g lemak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan

karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal per gram. Minyak

atau lemak mengandung asam-asam esensial seperti asam linoleat.

Lemak dan minyak juga dapat berfungsi sebagai pelarut bagi vitamin

A, D, E, dan K (Winarno, 1995).

Page 21: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

7

Tabel 1. Komposisi kimia daging ayam per 100 gram

Komposisi Jumlah (gram)

Kalori 302

Protein 18,2

Lemak 25,0

Karbohidrat 0

Kalsium 14

Fosfor 200

Besi 1,5

Nilai vitamin A 810

Vitamin B 0,08

Vitamin C 0

Air 55,9

b.d.d. 58

Sumber : Departemen Kesehatan, R.I., (1996)

3. Tingkat Kesegaran Daging Ayam

Daging yang masih segar biasanya ditandai oleh warnanya

yang merah dan segar, bau darah segar dan masih kenyal. Warna

daging yang masih merah segar bisa dipertahankan dalam pemasakan

dengan memberikan asam nitrat (Tim Penulis IPB,2007).

Daging yang mempunyai ciri-ciri segar dapat juga diketahui

dengan melakukan uji fisis untuk menentukan kelezatan daging.

Daging yang baik mempunyai ciri-ciri : bila ditekan dengan jari

kembali dengan cepat yang menandakan kekenyalan daging tersebut.

Daging dikoyak dengan tangan apabila daging kukuh/sulit dikoyak

maka daging mempunyai kekukuhan yang baik serta uji kekerasan

daging dapat dilakukan dengan cara meraba daging yang

digiling/dihaluskan diantara dua jari, bila tarasa lembut maka daging

mempunyai mutu yang baik (Purba, et al., 2005).

Page 22: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

8

a. Temperature

Daging yang tempatnya bersuhu tropis lebih mudah membusuk

dibandingkan dengan suhu dingin.

b. Fase pertumbuhan

Fase pertumbuhan pada daging biasanya karena kadsr protein yang

memijah lebih tinggi.

c. Kadar air

Semakin tinggi kadar air yang terdapat pada daging ayam maka

semakin cepat proses pembusukan pada daging.

B. Kunyit Dapur (Curcuma longa)

1. Tanaman Kunyit Dapur

Kunyit memiliki nama botani yakni Curcuma longatanaman ini

banyak dijumpai di Indonesia dan merupakan salah satu rempah rempah

yang banyak digunakan pada setiap olahan makanan Indonesia (Joe,

2004).

Page 23: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

9

Taksonomi kunyit dapur sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Sub-divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberacceae

Famili : Zungiberacceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica val.

Curcuma longa adalah tanaman yang batangnya tidak bercabang,

bentuknya memanjang dan merupakan batang semu yang tertutup rapat

oleh pelepah daun, berwarna hijau agak keunguan. Setiap tanaman

tanaman berdaun 3-8 helai, panjang daun beserta pelepahnya sampai 70

cm, tanpa lidah daun, berambut halus jarang-jarang, helainan daun

berbentuk lanset lebar, ujung daun lancip, panjangnya 28-85 cm, lebar

10-25 cm, tepi daun rata, tulang daun menyirip, rimpang terbentuk

sempurna bercabang-cabang, berwarna jingga, bau aromatis. Morfologi

akar kunyit yakni bentuk rimpangnya bulat dan panjang dengan

diameter 1-2 cm serta panjang 3-6 cm. dari ruas-ruasnya dapat tumbuh

Gambar 1 : Kunyit

Dapur

Page 24: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

10

tunas baru yang akan berkembang menjadi tanaman baru. Tangkai

bunga berambut, bersisik, daun kelopak berambut, bentuk lanset.

Kelopak bunga berbentuk tabung, panjang 9-13 mm (Rukmana, 2005).

2. Kimia Kunyit

Senyawa kimia utama yang terkandung dalam kunyit adalah

kurkuminoid atau zat warna, yakni sebanyak 2,5 – 6%. Pigmen

kurkumin inilah yang memberikan warna kuning orange pada rimpang.

(Joe, 2004). Salah satu fraksi yang terdapat didalam rimpang kunyit

diantaranya minyak atsiri sekitar 3-5%. Disamping itu, kunyit juga

mengandung zat warna lain, seperti monodesmetoksi kurkumin dan

biodesmetoksi rkukumin, serta rimpang segar kunyit mengandung

ketiga senyawa ini sekitar 0,8%. (Joe, 2004)

C. Ekstrak

Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), ekstraksi adalah proses

penarikan kandungan kimia yang dapat larut dari suatu serbuk simplisia

(bahan kimia yang rendah dalam penyarian), sehingga terpisah dari bahan

yang tidak dapat larut. Beberapa metode yang banyak digunakan untuk

ekstraksi bahan alam antara lain:

1. Maserasi

Maserasi adalah proses ekstraksi serbuk simplisia menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada suhu ruangan.

Prosedurnya dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam

pelarut yang sesuai dalam wadah tertutup. Pengadukan dilakukan dapat

Page 25: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

11

meningkatkan kecepatan ekstraksi. Kelemahan dari maserasi adalah

prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Ekstraksi secara

menyeluruh juga dapat menghabiskan sejumlah besar volume pelarut

yang dapat berpotensi hilangnya metabolit. Beberapa senyawa juga

tidak terekstraksi secara efisien jika kurang terlarut pada suhu kamar (27

0 C).Ekstraksi secara maserasi dilakukan pada suhu kamar (27 0C),

sehingga tidak menyebabkan degradasi metabolit yang tidak tahan

panas (Departemen Kesehatan RI, 2006).

2. Perkolasi

Perkolasi merupakan proses mengekstraksi senyawa terlarut dari

jaringan selular simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna yang umumnya dilakukan pada suhu ruangan. Perkolasi

cukupsesuai, baik untuk ekstraksi pendahuluan maupun dalam jumlah

besar (Departemen Kesehatan RI, 2006).

3. Soxhlet

Metode ekstraksi soxhlet adalah metode ekstraksi dengan prinsip

pemanasan dan perendaman sampel. Hal itu menyebabkan terjadinya

pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara

di dalam dan di luar sel. Dengan demikian, metabolit sekunder yang ada

di dalam sitoplasma akan terlarut ke dalam pelarut organik. Larutan itu

kemudian menguap ke atas dan melewati pendingin udara yang akan

mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang akan terkumpul

kembali. Bila larutan melewati batas lubang pipa samping soxhlet maka

Page 26: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

12

akan terjadi sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang menghasilkan

ekstrak yang baik (Departemen Kesehatan RI, 2006).

4. Refluks

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi

berkesinambungan. Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan

cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat

pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai mendidih. Cairan penyari akan

menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak dan

akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut. Ekstraksi ini

biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam

(Departemen Kesehatan RI, 2006).

5. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu)

pada suhu yang lebih tinggi dari suhu ruangan, yaitu secara umum

dilakukan pada suhu 40-500 C (Departemen Kesehatan RI, 2006).

6. Infusa

Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada suhu penangas air

(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih), suhu terukur (96-

980 C) selama waktu tertentu (15-20 menit) (Departemen Kesehatan RI,

2006).

Page 27: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

13

7. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan suhu sampai

titik didih air, yaitu pada suhu 90-100oC selama 30 menit (Departemen

Kesehatan RI, 2006).

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat

dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang paling

cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung (Departemen

Kesehatan RI, 1979). Ekstrak berdasarkan sifatnya dapat dibagi

menjadi:

1. Ekstrak encer, sediaan yang masih dapat dituang

2. Ekstrak kental, sediaan yang tidak dapat dituang dan memiliki kadar

air sampai 30%

3. Ekstrak kering, sediaan yang berbentuk serbuk, dibuat dari ekstrak

tumbuhan yang diperoleh dari penguapan bahan pelarut sehingga

mudah dituang dengan kandungan air tidak lebih dari 50%

4. Ekstrak cair, mengandung simplisia nabati yang mengandung etanol

sebagai bahan pengawet.

D. Total Plate Count (TPC)

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC)

adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media

agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk

koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa

Page 28: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

14

menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan metode yang paling

sensitif untuk menentukan jumlah mikroorganisme.Dengan metode ini, kita

dapat menghitung sel yang masih hidup, menentukan jenis mikroba yang

tumbuh dalam media tersebut serta dapat mengisolasi dan mengidentifikasi

jenis koloni mikroba tersebut.

Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus

dikuasai.Sebelum mikroorganisme ditumbuhkan dalam media, terlebih

dahulu dilakukan pengenceran sampel menggunakan larutan

fisiologis.Tujuan dari pengenceran sampel yaitu mengurangi jumlah

kandungan mikroba dalam sampel sehingga nantinya dapat diamati dan

diketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik sehingga didapatkan

perhitungan yang tepat.Pengenceran memudahkan dalam perhitungan

koloni (Hadiwiyoto , 1992). Menurut Wiguna (2015), tahapan pengenceran

dimulai dari membuat larutan sampel sebanyak 10 ml (campuran 1 ml/1gr

sampel dengan 9 ml larutan fisiologis). Dari larutan tersebut diambil

sebanyak 1 ml dan masukkan kedalam 9 ml larutan fisiologis sehingga

didapatkan pengenceran 102. Dari pengenceran 10 diambil lagi 1 ml dan

dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi 9 ml larutan fisiologis sehingga

didapatkan pengenceran 10-3, begitu seterusnya sampai mencapai

pengenceran yang kita harapkan.

TPC pada daging ayam mempunyai batasan maksimum yang tertera

pada SNI 7388-2009, dapat dilihat pada .Tabel 2.

Page 29: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

15

Tabel 2. Batasan Bakteri pada Daging Ayam

No Komponen Residu Batasan Maksimum Cemaran mikroba

Daging Segar Daging Beku

1 Coliform 1 x 10 2 1 x 10 2

2 Escherichia Coli 1 x 10 1 1 x 10 1

3 Jumlah Total Kuman 1 x 10 4 1 x 10 4

4 Staphylococcus aureus 1 x 10 2 1 x 10 2

5 Salmonella sp Negatif / 25 gram Negatif / 25 gram

Sumber = SNI 7388-2009

Larutan yang digunakan untuk pengeceran dapat berupa larutan

buffer pospat 0, 85 % NaCl atau larutan Ringer. Cara pemupukan dalam

metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua acara yaitu metode tuang

(pour plate) dan metode permukaan ( surface / spread plate ). Pada

pemupukan dengan metode permukaan agar steril terlebih dahulu

dituangkan ke dalam petri steril dan dibiarkan membeku. Setelah membeku

dengan sempurna, kemudian sebanyak 0,1 ml pertumbuhan mikroba setelah

itu dimasukkan kedalam perhitungan pengeceran untuk mendapatkan “

Total Count “, jumlah koloni dapat dihitung sebagai berikut :

Koloni per ml atau per gr = jumlah koloni per cawan x 1

faktor pengeceran

E. Tekstur Analyzer

Tekstur analizer adalah alat yang terkait dengan penilaian dari

karakteristik mekanis suatu materi, di mana alat tersebut diperlakukan untuk

menentukan kekuatan materi dalam bentuk kurva. Tekstur analizer

digunakan untuk menentukan sifat fisik bahan yang berhubungan dengan

daya tahan atau kekuatan suatu bahan terhadap tekanan. Karakteristik utama

pada tekstur analizer adalah :

Page 30: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

16

1. Kekerasan, diperlukan untuk memampatkan suatu materi, sehingga

resisten terhadap deformasi

2. Kelentingan, merupakan tingkat di mana suatu materi yang diubah

bentuknya dapat kembali pada bentuk awalnya.

3. Kelekatan, menyangkut daya tarik materi dalam mulut seperti lidah,

gigi dan langit-langit mulut, sejauh mana materi dapat ditarik.

4. Kekompakan, kekuatan ikatan internal yang menyusun materi.

Menurut Thekoronye danNgoddy (1985), tekstur analyzer

merupakan alat yang terkait dengan penilaian dari karakteristik bahan

mekanis suatu materi, dimana alat tersebut diperlukan untuk menentukan

kekuatan materi dalam bentuk kurva. Tekstur analyzer digunakan untuk

menentukkan sifat fisik bahan yang berhubungan dengan daya tahan atau

kekuatan terhadap tekanan kurva hasil pembacaan tekstur analyzer akan

mempresentasikan data – data yang diperlukan untuk mengetahui

karakteristik fisikokimia prosuk akhir, sehingga kualitas tekstur produk

dapat diketahui.

F. Kadar Air

Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah

dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka

kadar airnya akan mencapai kesetimbangan dengan kelembaban udara

disekitarnya. Kadar air dalam bahan pangan dapat membantu proses

kerusakan bahan pangan akibat proses mikroorganisme, kimiawi,

enzimatik, bahkan oleh aktivitas serangga perusak. Kadar air ini disebut

Page 31: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

17

dengan kadar air seimbang, setiap kelembapan relatif tertentu yang dapat

menghasilkan kadar air seimbang tertentu pula. Kandungan air dalam bahan

pangan mempengaruhi daya tahan makanan terhadap serangga mikroba

yang dinyaktakan Aw yaitu jumlah air yang bebas yang dapat digunakan

oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan.

Nilai Aw suatu bahan atau produk pangan dinyatakan dalam skala 0

– 1, nilai 0 berarti dalam makanan tersebut tidak terdapat air bebas

sedangkan nilai 1 menunjukkan bahwa bahan pangan tersebut hanya terdiri

dari air murni. Sebagian besar makanan segar mempunyai nilai Aw = 0,99.

Berbagai mikroorganisme mempunyai Aw minuman agar dapat tumbuh

dengan baik, yakni bakteri Aw nya 0,90 ; khamis Aw nya 0,80 - 0,90 ;

kapang Aw 0,60 – 0,70 (Winarno, 1992).

G. Kadar Lemak

Lemak merupakan salah satu komponen gizi utama sebagai energi

dalam tubuh. Lemak dalam tubuh tidak hanya terbatas pada fingsinya

sebagai kalori, akan tetapi lemak juga mempunyai peranan penting yakni

sebagai sumber asam lemak asensial dan pelarut untuk vitamin A, D, E, dan

K. Lemak mempunyai karakteristik fisiko kimia dari lemak inilah yang akan

mendasari dalam penelitian tentang lemak baik secara kimia maupun

instrument (Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 2006 ).

Penetapan kadar lemak dengan ektraksi menggunakan pelarut pada

bahan merupakan analisa kadar lemak kasar karena tidak hanya lemak saja

yang ikut terekstraksi, tetapi juga fosfolipid, asam lemak bebas, karotenoid,

Page 32: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

18

dan pigmen larut lemak lainnya.Untuk menentukan kadar lemak bahan hasil

pertanian dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu penetapan kadar lipid

bahan padat dan bahan cairan. Prinsip penetapan lipid bahan padat adalah

penggunaan pelarut organik yang memiliki polaritas sama dengan polaritas

lipid untuk mengekstraksi lipid. Sedangkan prinsip penetapan lipid bahan

cairan dilakukan dengan merusak lipid yang berupa emulsi dalam cairan

menggunakan asam sulfat pekat, garam yang bersifat anion atau hidrofilik

yang mengakibatkan salting out dari protein yang berfungsi sebagai

emulsifier sehingga akan didapatkan minyak yang mengapung di

permukaan cairan yang dapat diukur jumlahnya (Apriyanto, 1989).

H. Kadar Protein

Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien yang

dapat mengahasilkan energi seperti halnya karbohidrat dan lemak, tetapi

peran yang sangat penting adalah dalam pembentukan biomolekul. Namun

demikian apabila organisme kekurangan energi, maka protein ini terpaksa

dipakai sebagai sumber energi. 1 garm protein akan menghasilkan energi

sebesar 4 Kkal. (Toha, 2001).

Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa selain

polisakarida, lipid dan polinukleotida yang merupakan penyusun utama

makhluk hidup. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot

molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam

amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul

Page 33: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

19

protein itu sendiri mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan

kadang kala sulfur serta fosfor. (Toha, 2001).

Protein merupakan komponen utama bagi semua benda hidup

termasuk mikroorganisme, hewan dan tumbuhan. Protein merupakan

rantaian gabungan 22 jenis asam amino. Protein ini memainkan berbagai

peranan dalam benda hidup dan bertanggungjawab untuk fungsi dan ciri-

ciri benda hidup (Saidah, 2005).

I. Uji Organoleptik

Organoleptik yaitu penilaian dan mengamati tekstur, warna, bentuk,

aroma, rasa dari suatu makanan, minuman, maupun obat-obatan

(Wagiyono, 2003). Pengujian organoleptik merupakan cara menilai dengan

panca indera, hal ini untuk mengetahui perubahan maupun penyimpangan

pada produk (Kartika, 1981). Penilaian organoleptik digunakan untuk

menilai mutu suatu makanan. Dalam penilaian organoleptik memerlukan

panel, baik perorangan maupun kelompok, untuk menilai mutu maupun sifat

benda dari kesan subjektif. Orang yang menjadi anggota panel dinamakan

panelis. Terdapat beberapa macam panel,seperti; (1) panel pencicip

perorangan, (2) panel pencicip terbatas, (3) panelterlatih, (4) panel tidak

terlatih, (5) panel agak terlatih, (6) panel konsumen (Wagiyono, 2003).

Organoleptik merupakan pengujian berdasarkan pada proses

pengindraan. Pengindraan artinya suatu proses fisio psikologis, yaitu

kesadaran pengenalan alat indra terhadap sifat benda karena adanya

rangsangan terhadap alat indra dari benda itu. Kesadaran kesan dan sikap

Page 34: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

20

kepada rangsangan adalah reaksi dari psikologis atau reaksi subjektif.

Disebut penilaian subjektif karena hasil penilaian ditentukan oleh pelaku

yang melakukan penilaian (Wagiyono, 2003).

Jenis penilaian yang lain adalah penilaian instrumental atau

pengukuran objektif. Pengukuran objektif sangat ditentukan oleh kondisi

objek suatu benda yang akan diukur. Begitu pula penilaian dilakukan

dengan memberi rangsangan, maupun benda rangsang pada alat indra.

Penilaian ini disebut penilaian subjektif, penilaian organoleptik atau

penilaian indrawi. Benda yang diukur berdasarkan reaksi fisiologis

kesadaran seseorang terhadap rangsangan, maka disebut dengan penilaian

sensorik. Rangsangan yang dirasakan oleh pengindraan bisa

bersifatmekanis seperti; tusukan dan tekanan atau bersifat fisis seperti;

panas, dingin, sinar, dan warna maupun sifat kimia seperti; aroma, bau, dan

rasa (Kartika, 1992).

Organ pengindraan yang berperan adalah hidung, lidah, mata dalam

menentukan keadaanbenda yang dinilai. Jenis kesannya adalah spesifik

seperti:rasa manis, pahit, asin dengan intensitas kesan kuat lemahnya suatu

rangsang. Lama kesan adalah bagaimana suatu rangsang menimbulkan

kesan mudah atau tidak mudahnya hilang setelah dilakukannya

pengindraan. Rasa manis memiliki kesan lebih rendah setelah dibandingkan

dengan rasa pahit sesudahnya (Kartika, 1992).

Pengujian organoleptik memiliki bermacam macam cara, terdapat

beberapa kelompok cara dalam pengujian organoleptik. Cara yang paling

Page 35: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

21

populer terdapat yaitu pengujian pembedaan dan pengujian pemilihan.

Selain dari itu ada jugapengujian skalar dan pengujian deskripsi. Pengujian

pembedaan digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan sensorik

antara contoh yang disajikan (Kartika, 1992).

Page 36: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratarium Rekayasa Pangan digunakan untuk

pembuatan ekstraksi kunyit dan perendaman daging ayam, Laboratarium Kimia dan

Biokimia digunakan untuk uji lemak, uji protein, tekstur Analyzer dan kadar air.

Laboratarium Mikrobiologi Pangan digunakan untuk TPC dan Laboratarium Uji

Indrawi digunakan untuk uji organoleptik Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Semarang pada Desember 2018.

B. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pisau, talenan, panci, pengaduk,

baskom, plastik wrap, plastik bening, timbangan analitik. Sedangkan alat yang

digunakan untuk pengujian analisis adalah cawan petri, autoclave, tabung alkali,

inkubator, automatik pipet, beaker glass, botol timbangan, oven, desikator, pipet,

volume, pipet tetes, alat Soxhlet, kertas saring whatman, dan Tekstur Analyzer.

2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah daging ayam boiler segar bagian paha yang di dapat

dari pasar Karang Ayu Semarang, kunyit dapur yang di dapat dari pasar Karang

Ayu, air, sedangkan bahan yang digunakan dalam menganalisa adalah aquades

steril, media PCA, KHSO4, CUSO4, H4SO4, NaOH 33 %.

C. Prosedur Penelitian

Page 37: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

23

Proses pengawetan daging ayam segar terdiri dari dua tahap pembuatan yakni

pembuatan ekstrak kunyit dan tahap kedua ialah pengaplikasian pada daging ayam.

1. Pembuatan Ekstrak Kunyit

Rempah kunyit 2000 gram di cuci dengan air bersih yang mengalir lalu ditiriskan

setelah itu melakukan proses trimming dengan memisahkan kulit kunyit ,setelah itu

penghancuran kunyit lalu memisahkan ampas dengan sarinya setelah itu

dimasukkan kedalam 1000 ml air kedalam panci, sehingga memperoleh

perbandingan 2:1. Campur kunyit dengan air selanjutnya direbus dengan api

kompor bersuhu 100 0C, setelah mendidih dibiarkan 5 menit rebusan kunyit agar

larutan kunyit sedikit mengental.

Diambil ekstrak kunyit sebanyak 0%, 10%, 15% 20%, Pengambilan larutan kunyit

pada setiap perlakuan dihitung dengan menggunakan rumus persen volume

(Ahmad, 2001), yaitu:

Keterangan :

Volume zat X = Volume ekstrak rempah kunyit

Volume larutan = Volume pelarut

Berikut merupakan perhitungan dari pengambilan larutan kunyit pada setiap

perlakuan :

a. Perhitungan ekstrak kunyit 0%

0% =volume zat X

1000 𝑚𝑙𝑋 100%

% 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑋 =𝑣𝑜𝑙𝑒𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑥

volume larutan ×100%

% 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑋 =𝑣𝑜𝑙𝑒𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑥

vol ume larutan ×100%

Page 38: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

24

Volume zat X = 0 ml

b. Perhitungan ekstrak kunyit 10 %

Volume zat X = 100 ml

c. Perhitungan ekstrak kunyit 15%

Volume zat X =150 ml

d. Perhitungan ekstrak kunyit 20%

Volume zat X = 200 ml

% 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑋 =𝑣𝑜𝑙𝑒𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑥

vol ume larutan ×100%

10 % =volume zat x

1000 ml 𝑋 100%

15% =volume zat x

1000 ml 𝑋 100%

20% =volume zat x

1000 ml 𝑋 100%

Page 39: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

25

2. Pengaplikasian pada Daging Ayam

Daging ayam dengan berat masing – masing 150 gr, dibersihkan dengan air yang

mengalir. Daging ayam kemudian direndam dengan ekstrak kunyit sesuai perlakuan

selama 2 jam pada suhu 25 0 C. Pada proses pembuatan ekstrak kunyit dan

pengaplikasian pada daging ayam dapat dilihat pada. Gambar 2 dan 3.

Page 40: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

26

Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Ekstrak Kunyit

Pemasakan

(1000C, 5 menit)

(

Penyaringan

Ekstrak kunyit 500ml

Pencucian

1

Pemisahan kulit

Pencucian 2

Penimbangan 1800g

Penghancuran dengan

blender

Pemisahan sari kunyit dan

ampas dengan saringan

Pencampuran

Rempah kunyit (2000 g)

air Limbah cair produk

Kulit ari

Limbah cair produk air

Air 1000 ml

Page 41: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

27

Gambar 3. Diagram Alir Proses Pengaplikasian Ekstrak Kunyit

Sumber : Dwetro, dkk (2017) yang dimodifikasi

Pencucian

1

Penimbangan per 150 g

Perendaman dalam larutan

ekstrak kunyit

C, 2 jam)

Penirisan

Penyimpanan

, 24 Jam)

Awetan Daging Ayam

Daging Ayam 3 kg

Limbah cair

P1 : Perendaman tanpa

larutan ekstrak kunyit.

P2 ; Perendaman larutan

ekstrak kunyit 10 %.

P3 ; Perendaman larutan

ekstrak kunyit 15 %.

P4 : Perendaman larutan

ekstrak kunyit 20 %.

Analisa :

1. Kadar air

2. Kadar lemak

3. Kadar protein

4. TPC

5. Tekstur analyzer

6. Uji organoleptik

(warna, tekstur, aroma)

Page 42: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

28

D. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor yaitu berbagai konsentrasi

larutan kunyit dengan 4 perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali ulangan. Formulasi

perlakuan percobaan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Formulasi Perlakuan Percobaan Penelitian

Perlakuan Daging Ayam Ekstrak Kunyit

P1 150 g 0 % = 0 ml

P2 150 g 10 % = 100 ml

P3 150 g 15 % = 150 ml

P4 150 g 20 % = 200 ml

Sumber : Dwetro, dkk (2017) yang dimodifikasi.

E. Variabel Pengamatan

Variable pengamatan yang akan dilakukan adalah:

1. Perhitungan Jumlah Mikroba (TPC) (SNI- 01 -7388 – 2009)

Pemupukan dilakukan dengan metode ruang yaitu dengan cara menanam sampel

kedalam cawan petri terlebih dahulu kemudian ditambah dengan media

pemupukan.

a. Pembuatan Media PCA

Pembuatan media PCA dinutrisikan dengan media agar yang bertujuan agar dapat

melihat perkembanganbiakan mikroba. Cara penanaman media dengan menimbang

sebanyak 23 g serbuk PCA ditambah dengan 1000 ml aquades diaduk dan

dipanaskan pada stir bot plate hingga mendidih. Kemudian disterilkan dengan cara

memasukkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 1210 C.

b. Persiapan Sampel

Page 43: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

29

Sampel (daging ayam) ditimbang sebanyak 20 g dan ditambahkan 180 ml larutan

Aquades steril setelah itu sampel dihancurkan dengan blender hingga menjadi

larutan yang homogeny sehingga dapat memperoleh larutan dengan pengeceran 101

kali.

c. Pengeceran

Larutan sampel diambil sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet steril kemudian

di masukkan sampel kedalam tabung yang berisi 9 ml larutan aquades steril untuk

mendapatkan pengeceran 103 kali. Pengeceran berikutnya dilakukan dengan cara

serupa, yaitu dengan mengambil 1 ml larutan hasil pengeceran sebelumnya (103)

kali. Setelah itu memasukkan kedalam 9 ml larutan aquades steril dan dapat

diperoleh larutan pengeceran 103 - 105 kali. Setelah itu melakukan langkah serupa

sampai pengeceran yang diinginkan.

d. Pemupukan

Pada metode pemupukan ini setiap larutan pengeceran diambil 1 ml, setelah

itu dimasukkan kedalam cawan petri dengan menambahkan sekitar 15 ml di dalam

media PCA pada suhu 450C. Media yang telah siap didalam cawan petri yang telah

membeku diinkubasi dengan cawan petri dengan posisi terbalik dengan suhu

inkubasi 350C selama 48 jam.

e. Pembacaan Dan Perhitungan Koloni pada Cawan Petri

Data yang didapat dari jumlah mikroba yang diperoleh dari dua pengeceran setiap

perlakuan agar dapat diketahui jumlah mikroba, maka dapat diusahakan jumlah

koloni setiap cawan antara 30 – 300 koloni, pada masing – masing pengeceran

Page 44: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

30

dilakukan secara duplo. Jumlah total bakteri dapat dihitung dengan menggunakan

alat hand tally counter.1

Rumus perhitungan ;

𝑁 =∑C

({1 × ᵑ1} + {0,1X ᵑ2 })X(d)

Keterangan :

N = jumlsh koloni produk.

∑c = jumlah koloni pada semua cawan petri yang dihitung.

n1 = jumlah cawan petri pada pengeceran pertama yang

dihitung.

n2 = jumlah cawan petri pada pe ngecerankedua yang

dihitung.

d = pengeceranpertama yang dihitung

2. Kadar Air Metode Oven Menurut AOAC (2005)

Botol yang telah dikeringkan selama 30 menit didalam oven didinginkan dalam

desikator ± 10 men it, kemudian ditimbang (A gram). Timbang 2 gram daging ayam

yang telah diekstraksi dengan kunyit lalu dimasukkan kedalam botol timbangan

yang telah ditimbang tadi (B gr). Botol timbang yang telah berisi sampel

dimasukkan kedalam oven dan dipanaskan dengan suhu 1000 C – 1500 C selama 5

– 7 jam. Botol timbang berulang sampai mendapatkan berat konstan (C gr), setelah

mendapatkan dihitung kadar airnya denganrumus :

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 =B−C

B−AX100%

Page 45: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

31

Keterangan =

A = Berat botol timbang.

B = Berat botol timbang + sampel sebelum dioven.

C = Beratbotoltimbang + sampel sudah dioven

3. Kadar Protein Metode Khedjal Menurut Sudharmadji, et, al (2003)

Pencucian labu destruksi kemudian dioven pada suhu 1050 C – 1100 C selama 1

jam, sesudah itu dimasukkan dalam desikator selama 15 menit setelah itu

ditimbang. Sampel yang telah masuk kedalam labu destruksi dimasukkan 3 gr

KHSO4 ± 1 gr, CUSO4 ± 25 ml, H2SO4pekat dan kemudian dihomogenkan.

Kemudian dipanaskan semu bahan yang ada dalam labu destruksi secara perlahan

– lahan pada lemari asam, pendidih terus dilakukan sehingga perubahan warna

larutan menjadi hijau, setelah itu labu didinginkan dan didestruksi kedalam destilasi

gojog labu dengan 100 ml air panas dan ditambahkan 100 ml NaOH 33 %.

Hasil dari sulingan ditampung kedalam Erlenmeyer yang berisi H2SO4 0,3N 50 ml

dan ditambahkan ke indicator campuran MR + MB sebanyak 2 tetes penyulingan.

Setelah itu air dalaml abu yang telah mendidih tinggal 1/3 bagian, lalu hasil

penyulingan dititrasi denganNaOH 0,3N sampai berubah warna hingg ahijau.

Jumlah titrasi destilat misal 2 ml. membuat larutan blanko dari H2SO4 0,3N 50 ml

+ indikator campuran MR +MB sebanyak 2 tetes, jumlah titrat untuk pelaksanaan

titrasi blanko NaOH 0,3N sebelum digunakan distandarisasi dulu dengan asam

oksalat 0,3 N untuk mengetahui normalisasinya dapat menggunakan rumus :

𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 =(y − z)XNaOHX6,25X100%

𝑋

Page 46: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

32

4. Kadar Lemak Metode Soxlet Menurut SNI 01-23543-2006

Labu alas bulat ditimbang dan dihitung sebagai berat awal (A), 2 gr sampel sebagai

berat (B) untuk dimasukkan kedalam selongsong lemak. Sampel dan 200 ml

klorofrom dimasukkan kedalam rangkaian labu Soxhlet kemudian dipanaskan

kedalam oven selama 2 jam dengan suhu1050 C, setelah itu labu didinginkan dalam

desikator dan ditimbang sebagai berat konstan (C). Penimbangan kadar lemak

dengan rumus :

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 =berat akhir labu (C)=berat awal labu (A)

berat sampel BX 100%

5. Uji Organoleptik

Uji organoleptik pengawetan daging ayam ini meliputi uji mutu hedonik.

Parameter yang akan diamati adalah tekstur dan aroma, pengujian dilakukan 20

orang panelis tidak terlatih., masing – masing panelis disajikan 4 sampel dan

kuisioner yang berisi skala uji mutu hedonik terhadap organoleptik daging ayam

dengan menggunakan 5 kriteria mutu dengan skor tertinggi menunjukkan baik dan

yang terendah menunjukkan buruk. Tabel 4, 5, dan 6 menunjukkan criteria

pengujian organoleptik.

Page 47: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

33

Tabel 4. Kriteria Penilaian Panelis pada Uji Mutu Hedonik Aroma

Penilaian skor KODE

SAMPEL

122 133 144 155

sangat beraroma kunyit 5

Beraroma kunyit 4

Cukup beraroma kunyit 3

Tidak beraroma kunyit 2

Sangat tidak beraroma kunyit 1

Tabel 5. Kriteria Penilaian Panelis pada Uji Mutu Hedonik Tekstur

Penilaian skor KODE

SAMPEL

122 133 144 155

Sangat kenyal 5

Kenyal 4

Cukup kenyal 3

Tidak kenyal 2

Sangat tidak kenyal 1

Tabel 6 . Kriteria Penilaian Panelis Pada Uji Mutu Hedonik Warna

Penilaian skor KODE

SAMPEL

122 133 144 155

Sangat kuning 5

Kuning 4

Cukup kuning 3

Tidak kuning 2

Sangat tidak kuning 1

Page 48: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

34

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi (ANOVA)

menggunakan software SPSS 22. Apabila hasil analisis variansi menunjukan

adanya pengaruh yang nyata terhadap variabel, maka dilanjutkan dengan uji

Duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5 % untuk mengetahui perbedaan

masing – masing perlakuan.

Page 49: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sifat Kimia Daging Ayam

1. Kadar Air

Kadar air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat

mempengaruhi kenampakan bahan dan ikut menentukan daya awet bahan makanan

tersebut (Winarno, 2007). kandungan air dalam bahan pangan mempengaruhi daya

tahan makanan. Kadar air dalam makanan dapat membantu proses kerusakan bahan

pangan akibat mikroorganisme.

Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi larutan ekstrak kunyit berpengaruh

nyata terhadap kadar air daging ayam, ( Lampiran 2 ). Rerata Kadar Air Daging

Ayam tercantum padaTabel 7.

Tabel 7. Rerata Kadar Air Daging Ayam (%)

Perlakuan Kadar Air

P1 72,83d

P2 72,25c

P3 71,42b

P4 67,98a

Keterangan : *Angka yang ditandai notasi huruf kecil berbeda pada kolom

yang sama menunjukkan ada perbedaan yang nyata (P<0,05)

Semakin banyak konsentasi larutan ekstrak kunyit yang ditambahkan dapat

menurunkan kadar air pada daging ayam. Kadar air daging ayam penelitian yang

paling tinggi adalah 72,83 % diperoleh dari perlakuan P1, sedangkan yang paling

rendah adalah 67,98 % yang diperoleh dari perlakuan P4, sehingga urutan

Page 50: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

36

Kad

ar

Air

persentase pengaruh konsentrasi larutan ekstrak kunyit terhadap kadar air dari

terendah hingga tertinggi yaitu perlakuan P\4, P3, P2, dan P1.

Gambar 4. Konsentrasi Larutan Ekstrak Kunyit Kadar Air Daging Ayam

Tabel 7 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan ekstrak kunyit

yang ditambahkan, kadar air daging ayam yang dihasilkan semakin rendah.

Pengujian kadar air adalah untuk mengetahui jumlah air yang masih terkandung

pada daging ayam setelah mengalami proses perendaman larutan ekstrak kunyit

yang dapat memungkinkan susut pada jumlah kandungan kadar air. Hal ini

disebabkan karena larutan ekstrak kunyit sebagai pengawet yang memiliki

kemampuan untuk mengikat air yang jumlahnya berbeda pada setiap perlakuan

dan jumlah kadar air pada setiap perlakuan semakin menurun. Semakin tinggi

konsentrasi larutan ekstrak kunyit yang digunakan dalam proses perendaman

daging ayam, semakin berkurang kadar air pada daging ayam. Hal ini disebabkan

72,83d

72,25c

71,42b

67,98a

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

P1 P2 P3 P4

Perlakuan Larutan Ekstrak

Kunyit (%)

( %

)

Page 51: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

37

karena sifat antimikroba yang terdapat ekstrak kunyit. Seperti yang diketahui,

kunyit banyak mengandung senyawa fenol dan senyawa flavonoid. Sifat

antimikroba erat kaitannya dengan kadar air pada bahan pangan, senyawa fenol dan

flavonoid akan merubah permeabilitas dinding sel mikroba yang mulai terdapat

pada fillet ikan setelah ikan mengalami post mortem, mentah sehingga menghambat

proses degradasi protein yang sedang dilakukan oleh mikroba. Degradasi protein

pada prosesnya akan membebaskan molekul air yang terikat bersama sama molekul

protein, sehingga semakin besar konsentrasi kunyit yang ditambahkan kadar air

semakin berkurang (Pelczar dan Reid, 1972).

Sementara itu, diungkapkan oleh Winarto (2004), menurutnya penurunan kadar air

pada produk pangan yang ditambahkan sumber antioksidan disebabkan oleh

peranan ikatan ester, yang terpecah, dan akan mengikat air bebas, sehingga semakin

tinggi sumber antioksidan, kadar air terukur pada produk pangan menjadi menurun.

Penurunan kadar air dengan semakin besarnya konsentrasi larutanekstrak kunyit

yang ditambahkan dapat pula disebabkan oleh tingginya kadar pati pada kunyit

yang mencapai 40% - 50% (Purseglove dkk, 1981). Kemampuan pati dalam

mengikat air dan membentuk gel mempengaruhi kadar air yang terukur pada fillet

ikan. Semakin besar konsentrasi ekstrak kunyit, kadar air semakin menurun.

Kunyit mengandung adanya senyawa-senyawa bioaktif seperti fenol

(Pujimulyani, dkk., 2010). senyawa fenol mampu mengikat gugus aldehid, keton

asam, dan ester yang dapat mempengaruhi kemampuan mengikat air pada daging

ayam. ( Wulandari 2012).

Page 52: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

38

2. Kadar Lemak

Lemak merupakan lipida yang dapat larut dalam pelarut nonpolar tetapi tidak larut

dalam air dan berbentuk padat bila berada di suhu ruang. Bentuknya yang padat

disebabkan oleh tingginya asam lemak jenuh yang tidak berikatan rangkap sehingga

memiliki titik lebur yang lebih tinggi (Winarno, 2004).

Berdasarkan hasil analisis ragam terhadap kadar lemak daging ayam dengan

berbagai konsentrasi kunyit menunjukkan ada perbedaan yang nyata. Kemudian

dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rerata Kadar Lemak Daging Ayam (%)

Perlakuan Kadar Lemak (%)

P1 9,07d

P2 8,80c

P3 8,49b

P4 8,21a

Keterangan : *Angka yang ditandai notasi huruf kecil berbeda pada kolom

yang sama menunjukkan ada perbedaan nyata (P<0,05)

Kadar lemak daging ayam yang dihasilkan yaitu 8,21 – 9,07 %. Kadar lemak

tertinggi tertinggi adalah 9,07 % yang ditunjukkan dari hasil analisis daging ayam

perlakuan P1 dengan konsentrasi ekstrak kunyit 0%. Sedangkan kadar lemak

terendah adalah 8,21 % yang ditunjukkan dari hasil analisis daging ayam perlakuan

P4 dengan konsentrasi ekstrak kunyit 20%, sehingga urutan persentase pengaruh

konsentrasi ekstrak kunyit terhadap kadar lemak daging ayam dari terendah hingga

tertinggi yaitu perlakuan P4, P3, P2, dan P1.

Page 53: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

39

Gambar 5. Kadar Lemak Daging Ayam

Pengujian kadar lemak adalah untuk mengetahui jumlah lemak yang masih

terkandung pada daging ayam setelah mengalami proses perendaman ekstrak kunyit

yang dapat memungkinkan susut pada jumlah kandungan lemak, Seperti yang

diketahui dari data Departemen Kesehatan (1996) pada daging ayam mengandung

lemak yang cukup tinggi yaitu 25 g/ 100g. Hal ini dapat dilihat dari konsentrasi

ekstrak kunyit 0%, 10%, 15%, dan 20% dapat menurunkan kadar lemak daging

ayam. Di dalam sel kurkumin meningkatkan katabolisme lemak, dalam jumlah

yang tidak berlebihan. Kandungan kurkumin tersebut dapat menurunkan lemak

abdominal pada daging ayam. Perendaman dalam ekstrak kunyit bertujuan utuk

menekan aktivitas enzim, bakteri, dan oksigen dalam memecah molekul asam

lemak. Dengan ekstrak kunyit diharapkan dapat memperpanjang keawetan daging

ayam.

9,07d

8,80c

8,49b

8,21a

7,6

7,8

8

8,2

8,4

8,6

8,8

9

9,2

P1 P2 P3 P4

Kad

ar L

emak

( %

)

Konsentrasi Larutan Ekstrak Kunyit

(%)

Page 54: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

40

Kunyit dengan senyawa antioksidannya mampu menghambat reaksi oksigen

dengan gugus hidroksil yang menyebabkan ketengikan. Peningkatan kadar lemak

juga dapat disebabkan oleh penurunan kadar air. Semakin menurun kadar air, reaksi

hdrolisis asam lemak (rusaknya kadar lemak akibat bereaksi dengan molekul air)

dapat ditekan, senhingga semakin besar konsentrasi ekstrak kunyit semakin besar

kadar lemak yang terukur. Selain itu kunyit mengandung minyak atsiri sebesar

antara 2.5-7.5% yang merupakan golongan senyawa bioaktif yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri selain juga termasuk golongan minyak, sehingga

akumulasinya membuat kadar lemak meningkat (Hernani dan Raharjo, 2005).

3. Kadar Protein

Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien yang dapat

mengahasilkan energi seperti halnya karbohidrat dan lemak, tetapi peran yang

sangat penting adalah dalam pembentukan biomolekul.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh data dan hasil konsentrasi ekstrak kunyit

berpengaruh nyata terhadap kadar protein daging ayam (Lampiran 4). Kemudian

dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rerata Kadar Protein Daging Ayam (%)

Perlakuan Nilai Kadar Protein

P1 22,02b

P2 21,99b

P3 21,46a

P4 21,43a

Keterangan : *Angka yang ditandai notasi huruf kecil berbeda pada kolom

yang sama menunjukkan ada perbedaan nyata (P<0,05)

Kadar kadar protein tertinggi tertinggi adalah 22,02% yang ditunjukkan dari hasil

analisis daging ayam perlakuan P1 dengan konsentrasi ekstrak kunyit 0%.

Sedangkan kadar protein terendah adalah 21,43% yang ditunjukkan pada perlakuan

Page 55: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

41

P4 dengan konsentrasi ekstrak kunyit 20%, sehingga urutan persentase pengaruh

konsentrasi ekstrak kunyit terhadap kadar protein daging ayam dari terendah hingga

tertinggi yaitu perlakuan P4, P3, P2, dan P1.

Gambar 6. Kadar Protein Daging Ayam

Diketahui pada daging ayam mengandung protein yaitu 18,2 g/ 100g

Semakin banyak konsentrasi larutan ekstrak kunyit yang ditambahkan pada daging

ayam, maka semakin menurunkan kadar protein daging ayam, karena menurut

Utami, dkk (2011), bahwa perubahan daya ikat air karena adanya solubilitas protein

daging dan solubilitas protein terganggu dengan adanya denaturasi protein.

Dewi (2012) menyatakan bahwa komponen utama yang berfungsi menahan air

daging adalah protein dan degradasi kolagen dari protein yang menyusun ikatan

silang diantara serat daging dapat mempengaruh daya menahan air tersebut.

Perendaman dalam ekstrak kunyit meningkatkan kadar protein. Hal ini erat

kaitannya dengan mekanisme perusakan permeabilitas dinding sel bakteri. Semakin

besar konsentrasi ekstrak kunyit, semakin kecil kadar air yang lepas dari ikatan

22,02b 21,99b

21,46a21,43a

21,121,221,321,421,521,621,721,821,9

2222,1

P1 P2 P3 P4

Perlakuan Larutan Ekstrak Kunyit

(%)

Page 56: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

42

protein, semakin besar molekul protein yang dapat dipertahankan. Karena semakin

sedikit mikroba yang dapat memanfaatkan protein pada daging ayam yang dapat

dimanfaatkan mikroba untuk pertumbuhan.

Selain itu, kurkumin menurut Goel dkk (2008) mampu mengikat berbagai protein

sel, sehingga berkorelasi positif dengan konsentrasi ekstrak kunyit. Peningkatan

kadar protein juga dapat disebabkan dari akumulasi protein, karena kunyit sendiri

mengandung 850 mg protein.

B. Sifat Mikrobologi Daging Ayam

1. Total Mikroba (TPC)

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah

menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga

mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat

langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Prinsip untuk

menunjukan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara

menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media agar (SNI 01 – 7388 –

2009).

Berdasarkan hasil analisis ragam diperoleh, bahwa konsentrasi ekstrak kunyit

berpengaruh nyata terhadap TPC daging ayam, (Lampiran 5). Berdasarkan hasil

analisis sidik ragam adanya perbedaan yang nyata TPC daging ayam akibat

perbedaan kunyit. TPC daging ayam dapat dilihat Tabel 10 berikut.

Page 57: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

43

Tabel 10. Rerata TPC Daging Ayam (CFU/ml)

Perlakuan Nilai TPC *

P1 6,1388 x105 b

P2 5,8 x 105 a

P3 5,89 x 105 ab

P4 5, 646 x 105 a

Keterangan : *Angka yang ditandai notasi huruf kecil yang berbeda pada

kolom yang ada menunjukkan ada perbedaan nyata (P<0,05)

TPC tertinggi tertinggi adalah 6,1388b x105 CFU/ml yang ditunjukkan dari

hasil analisis daging ayam perlakuan P1 dengan konsentrasi ekstrak kunyit 0%.

Sedangkan TPC terendah adalah 5, 646a x 105 CFU/ml yang ditunjukkan dari

perlakuan P4 dengan konsentrasi ekstrak kunyit 20%, penambahan konsentrasi

ekstrak kunyit terhadap TPC daging ayam mengakibatkan penurunan jumlah

mikroba di daging ayam, keadaan ini menunjukkan semakin tinggi ekstrak kunyit

yang ditambahkan maka pertumbuhan mikroba juga akan menurun.Berikut TPC

daging ayam dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik TPC Daging Ayam

TPC

(C

FU/m

l)

Konsentrasi Ekstrak Kunyit (%)

6,1388b x 105

5,8a x 105

5,89ab x 105

5,646a x 105

5,3

5,4

5,5

5,6

5,7

5,8

5,9

6

6,1

6,2

P1 P2 P3 P4

Page 58: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

44

Pada grafik tersebut menunjukan adanya penurunan total mikroba pada

daging yang ditambahkan larutan ekstrak kunyit. Hal ini disebabkan karena kunyit

memberikan efek anti bakteri pada daging yang menggunakan air larutan kunyit,

sehingga mampu menurunkan total cemaran mikroba dan zat-zat yang terkandung

dalam kunyit yaitu minyak atsiri yang bersifat sebagai antibakteri. Ewansiha, et, al

(2012) menjelaskan bahwa kandungan fitokimia yaitu tannin, flavonoid, fenol dan

alkaloid yang di percaya sebagai penghambat mikroba pada daging dan dapat

menambahkan nilai mutunya.

Hapsari (2010) menyatakan bahwa bahan-bahan alami memiliki aktivitas

menghambat mikroba yang disebabkan oleh komponen tertentu yang ada

didalamnya. Penambahan kunyit dalam bahan makanan juga dapat

mempertahankan kesegaran dan nilai gizinya, meningkatkan nilai mutu dan untuk

memperpanjang masa simpan (Ali, 2006). Kunyit berfungsi menghambat kuman

karena mengandung komponen kurkumin yang mempunyai efek antibakteri cukup

kuat terhadap gram positif dan gram negatif (Mahendra, 2005). Kunyit secara alami

mengandung zat-zat antibakteri seperti kurkumin dan minyak atsiri yang

merupakan senyawa fenol. Senyawa ini dapat masuk ke sitoplasma sel bakteri dan

merusak sistem kerja sel serta berakibat lisisnya sel sehingga dapat menghambat

pertumbuhan bakteri (Rusli, 2009).

Selain minyak atsiri, kurkumin juga merupakan senyawa yang terdapat pada

kunyit yang bersifat sebagai antibakteri. Kurkumin dalam rimpang kunyit

merupakan kelompok persenyawan fenolik. Beberapa senyawa fenolik yang

bersifat sebagai antimikroba adalah senyawa fenol, gingerol, zingeberen, halogen

Page 59: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

45

dan etiloksida (Pandiangan, 2008). Sebagai senyawa fenolik mekanisme kerja

kurkumim sebagai antibakteri mirip dengan persenyawaan fenol lainnya yaitu

menghambat metabolisme bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma dan

mendenaturasi protein sel yang menyebabkan kebocoran nutrien dari sel sehingga

sel bakteri mati atau terhambat pertumbuhannya (Azima, 2011).

C. Sifat Fisik Daging Ayam

1. Tekstur

Tekstur analizer digunakan untuk menentukan sifat fisik bahan yang

berhubungan dengan daya tahan atau kekuatan suatu bahan terhadap tekanan.

Berdasarkan hasil analisis ragam diperoleh data serta hasil bahwa konsentrasi

terhadap ekstrak kunyit berpengaruh nyata terhadap tekstur daging ayam

( Lampiran 6 ). uji DMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rerata Tekstur Daging Ayam (g/f)

Perlakuan Nilai Tekstur

P1 1519,20b g/f

P2 1404,39ab g/f

P3 1168,84a g/f

P4 1325,52ab g/f

Keterangan : *Angka yang ditandai notasi huruf berbeda pada kolom yang ada

menunjukkan ada perbedaan nyata (P<0,05)

Semakin banyak konsentasi larutan kunyit yang ditambahkan dapat menurunkan

tekstur daging ayam Tekstur daging ayam yang dihasilkan berkisaran antara

1325,52 – 1519,20 g/f. Perlakuan P2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P4,

sedangakan P1 dan P3 berbeda nyata dengan P1 memiliki nilai tertinggi dengan

tekstur keras dan P3 memiliki nilai tekstur terendah yaitu tidak keras (empuk).

Page 60: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

46

Urutan persentase pengaruh konsentrasi ekstrak kunyit terhadap tekstur daging

ayam dari terendah hingga tertinggi yaitu perlakuan P3, P4, P2, dan P1.

Berikut grafik tekstur daging ayam dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Grafik Tekstur Daging Ayam

Pada grafik tersebut menunjukan adanya penurunan tekstur pada P1 hingga

p3, penambahan ekstrak kunyit dapat menurunkan keempukan daging ayam broiler.

Komponen dalam tekstur meliputi kekerasan (hardness), kelengketan

(adhesiveness), keutuhan (cohesiveness). Menurut Woodrof dkk dalam Wijayanti

dkk (2016) tekstur pada bahan pangan yang ditambahkan pengawet alami

berhubungan dengan penurunan derajat keasaman (pH). Menurut Winarno dan

Rahayu (1994), derajat keasaman yang menurun disebabkan karena sifat senyawa

fenolik dan flavonoid yang asam. Pada derajat keasaman rendah protein daging

akan mengalami pengendapan, koagulasi, atau denaturasi, karema sifatnya yang

tidak stabil, sehingga agregat protein, sebagai komponen gizi pembentuk matriksi

1519,20b

1404,39ab

1168,84a1325,52ab

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

P1 P2 P3 P4

Teks

tur

(g/f

)

Konsentrasi Ekstrak Kunyit (%)

Page 61: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

47

dengan air, berkurang. Berkurangnya kadar air membuat tekstur daging ayam

menjadi semakin keras.

D. Uji Organoleptik Daging Ayam

1. Uji Organoleptik Warna

Warna merupakan hal yang kompleks yang menjadi komponen utama dari

penampilan daging atau produk unggas. Penampilan dan warna suatu makanan

melibatkan organ mata dan objek (makanan) yang merefleksikan cahaya (Lyon,

2001).

Berdasarkan hasil analisis ragam diperoleh hasil bahwa konsentrasi larutan

ekstrak kunyit berpengaruh nyata terhadap skor organoleptik warna daging ayam

tercantum pada ( Lampiran 7). Kemudian di uji dengan Uji DMRT pada taraf 5%

dapat dilihat pada Tabel 12 .

Tabel 12. Rerata Organoleptik Warna Daging Ayam

Perlakuan Skor Warna * Keterangan

P1 1,75a Sangat tidak kuning

P2 2,85b Cukup kuning

P3 3,85c Kuning

P4 4,50d Sangat kuning

Keterangan : *Angka yang ditandai notasi huruf berbeda menunjukkan ada

perbedaan nyata (P<0,05)

Tabel 12. menunjukkan bahwa nilai mutu hedonik warna daging ayam berkisar

antara skor warna 1,75 – 4,50. Perbedaan warna disebabkan oleh perbedaan

penambahan konsentrasi ekstrak kunyit tiap perlakuan dalam penyimpanan daging

ayam.

Pengujian mutu hedonik warna dilakukan untuk mengetahui pengaruh

perbedaan konsentrasi ekstrak kunyit terhadap mutu warna daging ayam setelah

Page 62: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

48

disimpan selama 24 jam. Skor warna mutu hedonik yang tertinggi hasil penelitian

adalah perlakuan P4 sebesar 4,50 (kuning sangat tua) dan skor terendah adalah

perlakuan P1 dengan skor nilai sebesar 1,75 (kuning muda). Grafik mutu hedonik

warna daging ayam dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Rerata Mutu Hedonik Warna Daging Ayam

Uji mutu hedonik merupakan uji yang menyatakan tentang kesan baik atau

buruknya sampel. Kesan mutu hedonik lebih spesifik dari pada kesan sekedar suka

atau tidak suka. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kunyit yang ditambahkan pada

daging ayam maka nilai mutu hedonik warna akan meningkat. Warna, rasa, bau

sangat berperan dalam mempengaruhi pemilihan dan kesukaan konsumen akan

makanan. Warna merupakan indikator yang pertama kali dilihat dan diamati oleh

konsumen karena warna merupakan faktor kenampakan yang langsung oleh

konsumen (Kartika dkk, 1998 ). Semakin tinggi konsentrasi kunyit semakin tinggi

nilai panelis. Hal ini karena kandungan senyawa flavonoid turunan kurkumin yang

menimbulkan warna kekuningan pada daging ayam. Spektrum warna kurkumin

1,75a

2,85b

3,85c

4,50d

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

P1 P2 P3 P4

Konsentrasi Ekstrak Kunyit

Sko

r A

rom

a

Page 63: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

49

yang menimbulkan suasana asam adalah dari warna kuning jingga - kuning

kemerahan Menurut Krisnamurthy dkk (1976), kunyit mengandung2,5 – 6 %

pigmen kurkumin sedangkan berdasarkan penelitian jusuf (1980), diperoleh bahwa

kandungan kunyit Jawa adalah 0. 63 – 0,7 % dengan menggunakan Analisa

spektrometri terhadap larutan ekstrak kunyit kasar.

.Uji Organoleptik kekenyalan

Berdasarkan hasil analisis ragam diperoleh data serta hasil konsentrasi

ekstrak kunyit berpengaruh terhadap skor organoleptik tekstur daging ayam

tercantum pada ( Lampiran 8 ). Kemudian di uji dengan Uji DMRT pada taraf 5

% dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13. Rerata Organoleptik Tekstur Daging Paha Ayam

Perlakuan Skor Tekstur Keterangan

P1 1,6a Sangat Tidak Kenyal

P2 2,9b Kenyal

P3 3,95c Sangat Kenyal

P4 4,40c Sangat Kenyal

Keterangan : *Angka yang ditandai notasi huruf yang berbeda pada kolom yang

sama menunjukkan ada perbedaan nyata (P<0,05)

Pengujian mutu hedonik tekstur dilakukan untuk mengetahui pengaruh

perbedaan konsentrasi ekstrak kunyit terhadap mutu kekenyalan daging ayam.

Skor tekstur mutu hedonik yang tertinggi hasil penelitian adalah perlakuan P4

sebesar 4,40 (sangat kenyal) dan skor terendah adalah perlakuan P1 dengan skor

nilai sebesar 1,6 (amat sangat tidak kenyal). Grafik mutu hedonik tekstur daging

ayam dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 64: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

50

Gambar 10. Rerata Mutu Hedonik Tekstur Daging Ayam

Berdasarkan penilaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang

diberikan mempengaruhi penilaian panelis terhadap kekeyalan daging ayam. Hal

ini disebabkan karena terjadi perbedaan pada semua perlakuan yang ditambahkan

larutan ekstrak kunyit, karena daging ayam yang mudah membusuk yang telah

ditambahkan dengan larutan ekstrak kunyit yang memiliki kandungan protein yaitu

850 gram sehingga dapat mengikat molekul protein pada daging ayam, kekeyalan

disebabkan ayam yang diberi larutan ekstrak kunyit memiliki tingkat kekeyalan

semakin bertambah pada derajat keasaman rendah protein daging akan mengalami

pengendapan, koagulasi, atau denaturasi, karema sifatnya yang tidak stabil,

sehingga agregat protein, sebagai komponen gizi pembentuk matriksi dengan air,

berkurang. Berkurangnya kadar air membuat tekstur daging ayam menjadi semakin

keras.

Panelis menyatakan perlakuan P3 dan P4 sangat kenyal dengan pemberian

ekstrak kunyit 15% dan 20 %, hal ini sesuai dengan analisa tekstur analyzer pada

1,6a

2,9b

3,95c4,4c

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

P1 P2 P3 P4

Sko

r Te

kstu

r

Pengaruh Larutan Ekstrak Kunyit

Page 65: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

51

perlakuan P3 dan P4 memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan P1 dan P2.

Disamping itu, daging yang empuk adalah hal yang paling dicari konsumen

(Komariah et al., 2004).

2. Uji Organoleptik Aroma

Aroma atau bau dihasilkan dari substansi-substansi volatile yang ditangkap oleh

reseptor penciuman yang ada di belakang hidung, yang selanjutnya

diinterpretasikan oleh otak (Warris, 2000).

Berdasarkan hasil analisis ragam diperoleh hasil bahwa konsentrasi ekstrak kunyit

berpengaruh nyata terhadap skor organoleptik aroma daging ayam (Lampiran 9).

Kemudian di uji dengan Uji DMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 14

berikut.

Tabel 14. Rerata Organoleptik Aroma Daging Ayam

Perlakuan Skor Aroma * Keterangan

P1 1,5 a Sangat Tidak Beraroma Kunyit

P2 2,25 b Beraroma Kunyit

P3 2,85 b Beraroma Kunyit

P4 3,8 c Sangat Beraroma Kunyit

Keterangan : *Angka yang ditandai notasi huruf yang berbeda pada kolom yang

sama menunjukkan ada perbedaan nyata (P<0,05)

Pengujian mutu hedonik aroma dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan

konsentrasi ekstrak kunyit terhadap mutu panelis aroma daging ayam yang telah

disimpan 24 jam. Skor aroma mutu hedonik yang tertinggi hasil penelitian adalah

perlakuan P4 sebesar 3,8 (sangat beraroma kunyit) dan skor terendah adalah

perlakuan P1 dengan skor nilai sebesar 1,5 (sangat tidak beraroma kunyit). Grafik

mutu hedonik aroma daging ayam dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 66: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

52

Gambar 11. Grafik Rerata Mutu Hedonik Aroma Daging Ayam

Faktor yang mempengaruhi rasa dan aroma daging ayam pada hakihatnya,

rasa dan aroma daging ayam sangat erat hubungannya dengan lemak. Menurut

Jaelani, dkk (2018) penggunaan air perasan kunyit pada penyimanan daging ayam

broiler berpengaruh nyata terhadap penilaian sifat organoleptik bau daging ayam.

Penyimpangan bau pada daging ayam semakin berkurang dengan meningkatnya

konsentrasi kunyit, karena senyawa flavonoid sekaligus aromatik yang terdapat

pada kunyit yaitu kurkumin dan minyak atsiri. Aroma senyawa ini yang sedikit

peppery menimbulkan aroma yang segar pada produk pangan. Senyawa- senyawa

bioaktif seperti flavonoid dan fenol yang kaya pada kunyit dengan daya hambatnya

pada aktivitas metabolism mikroba besar kontribusinya pada peningkatan skor

aroma daging ayam. Metabolisme mikroba prosesnya adalah memecah dan

merusak molekul, sehingga semakin tinggi aktivitas metabolism mikroba

dihasilkan bau sampingan yang kurang sedap. Dengan adanya bioaktif,

metabolisme bakteri dapat berkurang ataupun terhambat, aroma sampingan daging

ayam berkurang, serta aroma semakin segar.

1,5a

2,25b

2,85b

3,8c

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

P1 P2 P3 P4

Sko

r W

arn

a

Pengaruh Larutan Ekstrak Kunyit

Page 67: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Perbedaan Konsentrasi Larutan

Ekstrak Kunyit Terhadap TPC, Sifat fisikokimia, Dan Organoleptik Daging Ayam

Segar” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Konsentrasi ekstrak kunyit (Curcuma longa) pada daging ayam

menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap kadar air, kadar

lemak, kadar protein, TPC, Tekstur Analyzer, uji organoleptik warna,

organoleptik tekstur, dan organoleptik aroma.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan untuk :.

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penambahan ekstrak

kunyit terhadap variabel lain (pH dan angka peroksida).

Page 68: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

54

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, Rabiatul. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Daging. Bumi Aksara.

Jakarta.

Ali, B. H., H. Marrif, S. A. Noureldayem, A.O. Bakheit and G. Blunden.2006. Some

biological propertiesof curcumin: a review. Natural Product

Communications.1:509521

Anonimous. 2008. Mutu Karkas dan Daging Ayam. Standar Nasional Indonesia

(SNI) 3932, 2008. Jakarta.

AOAC (Association of Official Analytical Chemist). 2005. Official Method of

Analysis of the Association of Official Analytical of Chemist. Arlington ;

the Association of Official Analytical Chemist, Inc.

Apriyanto, A. 1989. Analisa Pangan. Bogor :Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Psat Antar Universitas

Pangan dan Gizi IPB.

Arbele ED, Forrest JC.Gerrand DE, Mills EW.2001. Principles of Meat Science.

Fourth Ed. Amerika. Kendal/Hunt Publishing Company.

Azima. 2011. Efektifitas Kunyit Sebagai Bahan Pengawet Alami Terhadap Masa

Simpan Nugget Jagung.

http://pasca.unand.ac.id/id/wpcontent/uploads/2011/09/efektivitas kunyit-

sebagaipengawet-alami.pdf

Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 1992. Analisa Kadar Lemak (SNI-01-2891-

1992).Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2006. Cara Uji Kimia Bagian 1. Penentuan

Kadar Lemak. (SNI-7366-2009).Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2009. Cara Uji Mikrobiologi – Bagian 3 :

penentuan Angka Lempeng Total (ALT) Pada Produk Daging Ayam (SNI

01 – 7388 – 2009 ).

Departemen Kesehatan, R.I., 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara,

Jakarta.

Effendi, S. 2012. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan , Alfabeta:

Bandung.

Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perternakan , Fakultas

Teknologi Pertanian Ugm. Libert. Yogyakarta.

Page 69: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

55

Hidayat, Hafiz. 2018. Pengaruh Penambahan Ekstrak Kunyit Terhadap Aktivitas

Antioksidan Karakteristik Fisik Dan Sensoris Chicken Nugget Daging

Ayam Broiler. Ilmu Dan Industri Peternakan UGM. Yogyakarta.

Jaelani, Achmad, N. Widaningsih, dan S. Hariadi. 2018. Jumlah Mikroba dan

Organoleptik Daging Ayam Broiler yang Direndam Air Perasan Kunyit

(Curcuma domestica Val) dengan Lama Penyimpanan yang Berbeda.

Volume 43 Nomor 1, Pebruari 2018 Halaman 85-95. ISSN

ELEKTRONIK 2355-3545. Prodi Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad. Banjarmasin.

Joe, 2004. Senyawa Kimia Yang Terdapat Pada Tanaman Rempah. UI Press.

Jakarta.

Junianto. 2003. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Peternakan. Kanisius. Jakarta.

Lukman, D. W. 1999 . Karakteristik Kualitas Daging. Laboraturium Kesehatan

Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. IPB. Bogor.

Lyon, BG. 2001. Sensory Profile Changes in Broiler Tissues due to Cooking,

Storage, and Reheating. Poultry Sci . 72(10):1981-1988.

Mahendra, B. 2005. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. Cetakan 1. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Moeljanto. R. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Peternakan . Penebar

Swadya. Jakarta.

Pajri. M. 2012. Mempelajari Proses Pengawetan Daging Ayam(Online).

(http://muhamadpajri1991.blogspot.com/, diakses 12 Juni 2018).

Pandiangan, 2008. Kajian Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kunyit (Curcuma

domestica Val) Terhadap Bakteri Patogen.

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jun al/20720829930706521832.pdf

Purba , A. dan H Rusmalin. 2005. Kimia Hasil Pertanian Pedoman Praktikum.

USU- Press. Medan

Puspitasari, I., A. M. P. Nuhriawangsa, dan W. Swastike. 2013. Pengaruh

pemanfaatan kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap kualitas mikrobia

dan fisiko-kimia daging sapi. Tropical Animal Husbandry 2: 158-64.

Rukmana, R. 2005. Kunyit. Kanisius, Yogyakarta.

.

Page 70: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

56

Saidah, Zumi. 2005. Kajian Analisi Kadar Protein dan Implikasinya Terhadap

Psngsn (Studi kasus di kota Bogor). IPP:Bogor.

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging Ayam. Cetakan ke-4. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Syahputra, F. dan Vintania T. 2014. Paper Teknologi Pengolahan Pangan Hewani.

(Online). (http://www.scribd.com/, diakses 10 September 2018).

Tim Penulis IPB, 2007. Pengawetan Daging. http;//www.bi.go.id.(20 November

2018)

Toha, A. H. 2001 .Biokimia : MetabolismeBiomolekul. Bandung :Alfabeta.

Triyanti, D. A, 2000. MutuDaging Segar. UniversitasPangan dan Gizi IPB.

Winarno, F.G. 2007. Kimia Pangan dan Gizi.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Winarno, F.G., S.Fardiaz, dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.

Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Page 71: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

57

Lampiran 1. Kuisioner Organoleptik

KUISIONER UJI MUTU HEDONIK

Nama Panelis : ............................................................................................

Tanggal Pengujian : ............................................................................................

Sampel : Paha Ayam

Instruksi : Ujilah sampel satu persatu dengan sebaik-baiknya dan

nyatakan pendapat anda tentang apa yang dirasakan

indera anda dengan mengisi tabel penilaian dibawah ini

dengan tanda (√)

1. Skor Aroma

Penilaian skor KODE

SAMPEL

122 133 144 155

Sangat beraroma kunyit 5

beraroma kunyit 4

Cukup Beraroma kunyit 3

Tidak beraroma kunyit 2

Sangat tidak beraroma 1

Page 72: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

58

2. Skor Tekstur

Penilaian skor KODE

SAMPEL

122 133 144 155

Sangat kenyal 5

Kenyal 4

Cukup kenyal 3

Tidak kenyal 2

sangat tidak kenyal 1

3. Skor Warna

Penilaian skor KODE

SAMPEL

122 133 144 155

Sangat kuning 5

Kuning 4

Cukup kuning 3

Tidak kuning 2

Sangat tidak kuning 1

Page 73: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

59

Lampiran 2. Analisa Kadar Air

Descriptives

KADAR AIR

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

P1 5 72,833860 ,1198192 ,0535848 72,685085 72,982635 72,6620 73,0007

P2 5 72,249600 ,1994943 ,0892166 72,001895 72,497305 71,9968 72,5502

P3 5 71,415900 ,5318721 ,2378604 70,755494 72,076306 70,7109 72,1434

P4 5 67,984400 ,2183403 ,0976448 67,713295 68,255505 67,7189 68,3078

Total 20 71,120940 1,9494010 ,4358993 70,208592 72,033288 67,7189 73,0007

ANOVA

KADAR AIR

Sumber Variasi JK DB KT F Hitung Sig.

Perlakuan 70,664 3 23,555 244,906 ,000

Galad 1,539 16 0,096

Total 72,203 19

Ulangan

Perlakuan

1 (%) 2 (%) 3 (%) 4 (%) 5 (%)

P1 72,6620 73,0007 72,8408 72,8313 72,8345

P2 72,5502 71,9968 72,1839 72,2735 72,2436

P3 70,7109 71,5918 72,1434 71,1514 71,4820

P4 68,0147 67,7189 68,3078 67,8668 68,0138

Page 74: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

60

Duncana

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

P4 5 67,984400

P3 5 71,415900

P2 5 72,249600

P1 5 72,833860

Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Page 75: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

61

Lampiran 3. Analisa Kadar Lemak

Descriptives

KADAR LEMAK

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum

Maximu

m Lower Bound Upper Bound

P1 5 9,073340 ,0364866 ,0163173 9,028036 9,118644 9,0175 9,1154

P2 5 8,797140 ,0734935 ,0328673 8,705886 8,888394 8,7017 8,9000

P3 5 8,486180 ,0779179 ,0348459 8,389432 8,582928 8,3818 8,6009

P4 5 8,210020 ,0678536 ,0303451 8,125769 8,294271 8,1103 8,3012

Total 20 8,641670 ,3383143 ,0756494 8,483334 8,800006 8,1103 9,1154

ANOVA

KADAR LEMAK

Sumber Variasi JK DB KT F Hitung Sig.

Perlakuan 2,105 3 ,702 161,233 ,000

Galad 0,070 16 0,004

Total 2,175 19

Ulangan

Perlakuan

1 (%) 2 (%) 3 (%) 4 (%) 5 (%)

P1 9,0719 9,1154 9,0175 9,0936 9,0683

P2 8,8178 8,7017 8,9000 8,7597 8,7597

P3 8,6009 8,3818 8,4720 8,4913 8,4862

P4 8,1103 8,3012 8,2218 8,2057 8,2111

Page 76: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

62

KADAR LEMAK

Duncana

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

P4 5 8,210020

P3 5 8,486180

P2 5 8,797140

P1 5 9,073340

Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Page 77: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

63

Lampiran 4. Analisa Kadar Protein

Descriptives

KADAR PROTEIN

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

P1 5 22,023660 ,0483628 ,0216285 21,963610 22,083710 21,9719 22,1001

P2 5 21,987820 ,0719448 ,0321747 21,898489 22,077151 21,8850 22,0793

P3 5 21,455160 ,3998795 ,1788315 20,958644 21,951676 20,9108 22,0383

P4 5 21,428300 ,1439567 ,0643794 21,249554 21,607046 21,2220 21,6108

Total 20 21,723735 ,3515469 ,0786083 21,559206 21,888264 20,9108 22,1001

ANOVA

KADAR PROTEIN

Sumber Variasi JK DB KT F Hitung Sig.

Perlakuan 1,596 3 ,532 11,307 ,000

Galad 0,753 16 0,047

Total 2,348 19

Ulangan

Perlakuan

1 (%) 2 (%) 3 (%) 4 (%) 5 (%)

P1 22,0198 21,9719 22,1001 21,9959 22,0306

P2 22,0793 21,9711 21,8850 22,0252 21,9785

P3 20,9108 22,0383 21,4019 21,4745 21,4503

P4 21,6108 21,3959 21,2220 21,5033 21,4095

Page 78: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

64

KADAR PROTEIN

Duncana

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2

P4 5 21,428300

P3 5 21,455160

P2 5 21,987820

P1 5 22,023660

Sig. ,847 ,797

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Ulangan

Perlakuan

1 (%) 2 (%) 3 (%) 4 (%) 5 (%)

P1 172,33 180 166,83 167,17 163

P2 102 101,33 104,67 106,17 98,17

P3 80,67 81 78,17 74,33 75

P4 44,83 45,17 46,17 43,5 40,17

Page 79: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

65

Lampiran 5. Analisa TPC

Descriptives

TPC

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

P1 5 169,8660 6,56500 2,93596 161,7145 178,0175 163,00 180,00

P2 5 102,4680 3,10405 1,38817 98,6138 106,3222 98,17 106,17

P3 5 77,8340 3,10197 1,38724 73,9824 81,6856 74,33 81,00

P4 5 43,9680 2,32812 1,04116 41,0773 46,8587 40,17 46,17

Total 20 98,5340 47,47268 10,61521 76,3161 120,7519 40,17 180,00

ANOVA

TPC

Sumber Variasi JK DB KT F Hitung Sig.

Perlakuan 42548,345 3 14182,782 837,030 ,000

Galad 271,107 16 16,944

Total 42819,451 19 TPC

Duncana

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

P4 5 43,9680 P3 5 77,8340 P2 5 102,4680 P1 5 169,8660

Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Page 80: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

66

Lampiran 6. Analisa Tekstur

Descriptives

TEKSTUR

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximu

m Lower Bound Upper Bound

P1 5 1519,2020 288,17562 128,87605 1161,3847 1877,0193 1152,05 1832,22 P2 5 1404,3940 254,87967 113,98565 1087,9191 1720,8689 1053,96 1625,44 P3 5 1168,8360 181,59578 81,21210 943,3551 1394,3169 1063,79 1490,64 P4 5 1325,5220 139,32892 62,30979 1152,5223 1498,5217 1191,71 1559,18 Total 20 1354,4885 243,46497 54,44042 1240,5434 1468,4336 1053,96 1832,22

ANOVA

TEKSTUR

Sumber Variasi JK DB KT F Hitung Sig.

Perlakuan 324635,024 3 108211,675 2,160 ,133

Galad 801593,632 16 50099,602

Total 1126228,656 19

TEKSTUR

Duncana

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2

P3 5 1168,8360 P4 5 1325,5220 1325,5220 P2 5 1404,3940 1404,3940 P1 5 1519,2020

Sig. ,133 ,213

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Ulangan

Perlakuan

1 (%) 2 (%) 3 (%) 4 (%) 5 (%)

P1 1436,72 1832,22 1152,05 1383,47 1791,55

P2 1598,40 1625,44 1527,75 1216,42 1053,96

P3 1490,64 1105,94 1064,31 1063,79 1119,50

P4 1323,21 1559,18 1262,85 1290,66 1191,71

Page 81: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

67

Lampiran 7. Analisa Organoleptik Warna

PANELIS

KODE SAMPLE

TOTAL P1 P2 P3 P4

122 133 144 155

1 2 3 4 5 14

2 1 2 3 4 10

3 2 4 3 5 14

4 1 3 5 4 13

5 2 3 4 5 14

6 1 2 3 4 10

7 2 3 4 5 14

8 2 3 5 4 14

9 1 2 3 4 10

10 3 4 4 5 16

11 2 3 4 5 14

12 2 4 3 5 14

13 2 4 5 3 14

14 2 3 4 5 14

15 2 3 4 5 14

16 1 2 3 4 10

17 2 3 5 4 14

18 2 1 4 5 12

19 1 2 3 4 10

20 2 3 4 5 14

JUMLAH 35 57 77 90 259

RATA-RATA 1,75 2,85 3,85 4,5 12,95

Page 82: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

68

Descriptives

MUTU HEDONIK WARNA

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

P1 20 1,75 ,550 ,123 1,49 2,01 1 3

P2 20 2,85 ,813 ,182 2,47 3,23 1 4

P3 20 3,85 ,745 ,167 3,50 4,20 3 5

P4 20 4,50 ,607 ,136 4,22 4,78 3 5

Total 80 3,24 1,245 ,139 2,96 3,51 1 5

ANOVA

MUTU HEDONIK WARNA

Sumber Variasi JK DB KT F Hitung Sig.

Perlakuan 86,638 3 28,879 61,222 ,000

Galad 35,850 76 0,472

Total 122,488 79

MUTU HEDONIK WARNA

Duncana

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

P1 20 1,75 P2 20 2,85 P3 20 3,85 P4 20 4,50

Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.

Page 83: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

69

Lampiran 8. Organoleptik Tekstur

PANELIS

KODE SAMPLE

TOTAL P1 P2 P3 P4

122 133 144 155

1 1 5 3 4 13

2 2 3 5 4 14

3 2 3 4 5 14

4 2 3 4 5 14

5 2 3 5 4 14

6 1 2 3 4 10

7 1 2 3 4 10

8 2 3 4 5 14

9 2 3 5 4 14

10 1 2 3 4 10

11 1 5 4 3 13

12 2 3 4 5 14

13 1 3 4 5 13

14 2 4 5 3 14

15 1 2 4 5 12

16 2 3 4 5 14

17 2 1 4 5 12

18 2 3 4 5 14

19 1 2 3 4 10

20 2 3 4 5 14

JUMLAH 32 58 79 88 257

RATA-RATA 1,6 2,9 3,95 4,4 12,85

Descriptives

MUTU HEDONIK TEKSTUR

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

P1 20 1,60 ,503 ,112 1,36 1,84 1 2

P2 20 2,90 ,968 ,216 2,45 3,35 1 5

P3 20 3,95 ,686 ,153 3,63 4,27 3 5

P4 20 4,40 ,681 ,152 4,08 4,72 3 5

Total 80 3,21 1,299 ,145 2,92 3,50 1 5

Page 84: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

70

ANOVA

MUTU HEDONIK TEKSTUR

Sumber Variasi JK DB KT F Hitung Sig.

Perlakuan 93,038 3 31,013 58,413 ,000

Galad 40,350 76 0,531

Total 133,388 79

MUTU HEDONIK TEKSTUR

Duncana

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

P1 20 1,60 P2 20 2,90 P3 20 3,95

P4 20 4,40

Sig. 1,000 1,000 ,055

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.

Page 85: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

71

Lampiran 9. Organoleptik Aroma

PANELIS

KODE SAMPLE

TOTAL P1 P2 P3 P4

122 133 144 155

1 2 1 3 4 10

2 1 2 3 4 10

3 1 2 4 3 10

4 3 2 1 5 11

5 2 1 4 3 10

6 1 2 3 4 10

7 2 4 1 5 12

8 1 3 2 5 11

9 1 2 4 3 10

10 1 2 3 4 10

11 1 2 3 5 11

12 1 2 3 4 10

13 1 5 4 2 12

14 1 3 2 4 10

15 1 3 4 2 10

16 1 3 2 4 10

17 1 2 3 5 11

18 3 2 1 4 10

19 3 1 4 2 10

20 2 1 3 4 10

JUMLAH 30 45 57 76 208

RATA-RATA 1,5 2,25 2,85 3,8 10,4

Descriptives

MUTU HEDONIK AROMA

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

P1 20 1,50 ,761 ,170 1,14 1,86 1 3

P2 20 2,25 1,020 ,228 1,77 2,73 1 5

P3 20 2,85 1,040 ,233 2,36 3,34 1 4

P4 20 3,80 1,005 ,225 3,33 4,27 2 5

Total 80 2,60 1,269 ,142 2,32 2,88 1 5

Page 86: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

72

ANOVA

MUTU HEDONIK AROMA

Sumber Variasi JK DB KT F Hitung Sig.

Perlakuan 56,700 3 18,900 20,374 ,000

Galad 70,500 76 0,928

Total 127,200 79

MUTU HEDONIK AROMA

Duncana

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

P1 20 1,50 P2 20 2,25 P3 20 2,85 P4 20 3,80

Sig. 1,000 ,052 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000.

Page 87: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

73

Lampiran 10. Hasil Analisa

HASIL ANALISA

Nama : Riski Novita Andriana (D. 111.14.0081)

Sampel : Daging Paha Ayam

Alamat : Universitas Semarang

Pengujian : Kadar Air, Kadar Lemak, Kadar Protein, Tekstur, dan TPC

Kode

Sampel Ulangan

Parameter Pengujian

Kadar

Air (%)

Kadar

Lemak

(%)

Kadar

Protein (%) Tekstur (%) TPC

P1

1 72.6620 9.0719 22.0198 1436.72 172,33

2 73.0007 9.1154 21.9719 1832.22 180

3 72.8408 9.0175 22.1001 1152.05 166,83

4 72.8313 9.0936 21.9959 1383.47 167,17

5 72.8345 9.0683 22.0306 1791.55 163

P2

1 72.5502 8.8178 22.0793 1598.40 102

2 71.9968 8.7017 21.9711 1625.44 101,33

3 72.1839 8.9000 21.8850 1527.75 104,67

4 72.2735 8.7597 22.0252 1216.42 106,17

5 72.2436 8.8065 21.9785 1053.96 98,17

P3

1 70.7109 8.6009 20.9108 1490.64 80,67

2 71.5918 8.3818 22.0383 1105.94 81

3 72.1434 8.4720 21.4019 1064.31 78,17

4 71.1514 8.4913 21.4745 1063.79 74,33

5 71.4820 8.4849 21.4503 1119.50 75

P4

1 68.0147 8.1103 21.6108 1323.21 44,83

2 67.7189 8.3012 21.3959 1559.18 45,17

3 68.3078 8.2218 21.2220 1262.85 46,17

4 67.8668 8.2057 21.5033 1290.66 43,5

5 68.0138 8.2111 21.4095 1191.71 40,17

Page 88: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

74

Lampiran 10. Dokumentasi

Perendaman daging ayam (250 C, 2 jam)

Daging ayam ditutup alumunium foil

Hasil perendaman daging ayam

Penyimpanan daging ayam (270 C, 24 Jam)

Page 89: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

75

Pengenceran daging ayam

Persiapan Analisa TPC daging ayam

Perhitungan koloni Analisa TPC daging ayam

Uji Organoleptik Mutu Hedonik Daging Ayam

Page 90: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

76

Page 91: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

77

Page 92: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

78

Page 93: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

79

Page 94: PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN EKSTRAK KUNYIT …

80