perbedaan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013

Upload: basreng

Post on 02-Jun-2018

282 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    1/49

    1

    PERBEDAAN KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013

    Disusun Oleh: Anas A bdul Nasir , S.Pd. MT

    A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

    1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

    Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

    Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah

    Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan

    pendidikan. KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum

    operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah

    (Muslich, 2007:17). Kurikulum tersebut telah diberlakukan secara berangsung-angsur mulai

    tahun pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

    Berdasarkan definisi tersebut, maka pihak sekolah diberikan kewenangan penuh untuk

    mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum. Implementasi KTSP menuntut

    kemampuan sekolah dengan cara memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam

    pengembangan kurikulum, karena masing-masing sekolah lebih mengetahui tentang kondisi

    satuan pendidikannya.

    Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa serta

    rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dan sejumlah pengalaman belajar yang harus

    dilakukan oleh siswa. Dalam penyelenggaraan pendidikan perlu adanya komponen-komponen

    pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan, diantaranya adalah tenaga pendidik, peserta

    didik, lingkungan, alat-alat pendidikan, kurikulum dan fasilitas yang mendukung tercapainya

    tujuan pendidikan.

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan dari

    Kurikulum 2004 (KBK). KTSP diwujudkan dalam bentuk standar kompetensi dan kompetensi

    dasar dan telah disahkan penggunaannya di sekolah, baik negeri maupun swasta, yang

    diberlakukan secara bertahap pada tahun pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar

    dan menengah. Pemerintah pusat (Depdiknas) mengharapkan paling lambat tahun pelajaran

    2009/2010, semua sekolah telah menerapkan KTSP (Mulyasa, 2007:1-2).

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    2/49

    2

    2. Landasan KTSP

    KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang

    Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

    Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

    (Muslich, 2008:1). Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah

    mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar

    Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

    Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

    Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, dan

    berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

    Landasan penyusunan KTSP sekurang-kurangnya menunjukkan (1) adanya undang-

    undang yang jelas sebagai acuan dalam penyusunan KTSP; (2) adanya PP dan Permendiknas

    yang dijadikan acuan dalam penyusunan KTSP; (3) khusus untuk madrasah, adanya Surat

    Keputusan/Edaran Dirjen Pendidikan Islam atau Direktur Pendidikan Madrasah yang dijadikan

    acuan dalam penyusunan KTSP; dan (4) adanya rencana pengembangan sekolah/madrasah yang

    dijadikan acuan dalam penyusunan KTSP (Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo, 2008:46).

    Berikut ini akan dikemukakan landasan penyusunan KTSP adalah:

    1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional. Ketentuan di dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1

    ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal

    36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

    2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

    Ketentuan di dalam PP No. 19 Tahun 2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5),

    (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6),

    (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 (1), (2), (3), (4); Pasal

    13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal

    17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); dan Pasal 20.

    3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

    4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

    Lulusan.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    3/49

    3

    Dengan adanya landasan penyusunan KTSP berupa undang-undang, peraturan

    pemerintah, dan peraturan menteri pendidikan nasional menjadi landasan yang sangat kuat dalam

    mengelola penyelenggaraan otonomi pendidikan di sekolah. Kebijakan otonomi pendidikan ini

    merupakan suatu keniscayaan dan harus diimplementasikan pada tataran praktis, tidak hanya

    sebuah wacana semata-mata. Kebijakan desentralisasi pendidikan akan berhasil dengan baik

    apabila didukung olehstakeholdersdan anggota masyarakat yang sangat peduli dengan urgensi

    pendidikan bagi masa depan bangsa Indonesia.

    3. Karakteristik KTSP

    Pada KTSP, kewenangan tingkat satuan pendidikan atau sekolah untuk mengembangkan

    dan mengelola kurikulum lebih diperbesar. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memungkinkan berkurangnya materi

    pembelajaran yang banyak dan padat, tersusunnya perangkat standar dan patokan kompetensi

    yang perlu dikuasai oleh peserta didik, berkurangnya beban tugas guru yang selama ini sangat

    banyak dan beban belajar siswa yang selama ini sangat berat, serta terbukanya kesempatan bagi

    sekolah untuk mengembangkan kemandirian sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah. Sebagai

    sebuah konsep dan program, KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) KTSP

    menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

    Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

    kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil

    dan mandiri; (2) KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman; (3)

    penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; (4)

    sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif;

    (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau

    pencapaian suatu kompetensi (Kunandar, 2007:138).

    Dalam KTSP hanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru

    sendiri yang harus menentukan indikator dan materi pokok pelajaran, disesuaikan dengan situasi

    daerah dan minat peserta didik. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan KTSP di sekolah

    (kepala sekolah dan guru) diberikan otonomi yang lebih besar dalam pengembangan kurikulum

    dengan tetap memperhatikan karakteristik KTSP, karena masing-masing sekolah dipandang lebih

    tahu tentang kondisi satuan pendidikannya. Keberhasilan atau kegagalan implementasi

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    4/49

    4

    kurikulum di sekolah sangat bergantung pada kepala sekolah dan guru, karena dua figur tersebut

    merupakan kunci yang menentukan dan menggerakkan berbagai komponen di lingkungan

    sekolah. Setiap sekolah dapat mengelola dan mengembangkan berbagai potensinya secara

    optimal dalam kaitannya dengan implementasi KTSP.

    4. Komponen dan Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

    Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada

    tujuan umum pendidikan berikut.

    Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

    akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

    lanjut.

    Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

    akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

    lanjut.

    Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

    kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

    pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

    b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanStruktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI

    meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.

    Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

    Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

    Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

    Kelompok mata pelajaran estetika

    Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan

    pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.

    Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya

    merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    5/49

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    6/49

    6

    4. Pengaturan Beban Belajar

    Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB,

    SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK

    kategori standar. Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh

    SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori

    standar. Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh

    SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.

    Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana

    tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran

    yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan

    secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan

    menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

    Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik

    dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang

    dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam

    Standar Isi.

    Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam

    sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan

    SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaranyang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan

    kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

    Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam

    tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

    Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak

    terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem SKS

    mengikuti aturan sebagai berikut.

    i. Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan

    terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

    ii. Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit

    kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    7/49

    7

    5. Ketuntasan Belajar

    Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar

    berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan

    pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat

    kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya

    pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan

    kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

    Pelaporan hasil belajar (raport) peserta didik diserahkan pada satuan pendidikan dengan

    memperhatikan rambu-rambu yang disusun oleh di rektorat teknis terkait.

    6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

    Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas

    diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal

    72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan

    menengah setelah:

    menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

    memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok

    mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian,

    kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dankesehatan;

    lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

    teknologi; dan

    lulus Ujian Nasional. Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah diatur

    lebih lanjut dengan peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.

    7. Penjurusan

    Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur oleh

    direktorat teknis terkait. Penjurusan pada SMK/MAK didasarkan pada spektrum pendidikan

    kejuruan yang diatur oleh direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    8/49

    8

    8. Pendidikan Kecakapan Hidup

    Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK dapat

    memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan

    sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.

    Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata

    pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.

    Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang

    bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

    9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

    Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan

    keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,

    teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi

    pengembangan kompetensi peserta didik.

    Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis

    keunggulan lokal dan global.

    Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata

    pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.

    Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan

    formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal.

    c. Kalender Pendidikan

    Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai

    dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan

    memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.

    Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh

    oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata

    pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasaipeserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.

    Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

    dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan

    pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan

    dasar dan menengah. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    9/49

    9

    Kurikulum merupakan salah satu indikator yang menentukan berhasil tidaknya suatu pendidikan

    dan harus dikelola secara baik dan profesional. Pengembangan KTSP berdasarkan prinsip bahwa

    sebaiknya dilakukan secara terus-menerus untuk merespon dan mengantisipasi perkembangan

    dan tuntutan zaman.

    Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah (1) prinsip relevansi, yaitu kesesuaian

    antara program pendidikan dengan tuntunan kehidupan masyarakat. Pendidikan dikatakan

    relevan bila hasil yang diperoleh akan berguna bagi kehidupan seseorang; (2) prinsip efektivitas,

    yaitu sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah

    ditentukan; (3) prinsip efisiensi, yaitu dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-

    sekecilnya akan dicapai hasil yang memuaskan; (4) prinsip kesinambungan, yaitu saling terkait

    antara tingkat pendidikan, jenis program pendidikan, dan bidang studi; (5) prinsip fleksibilitas,

    yaitu tidak kaku dan adanya ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak; (6)

    prinsip berorientasi tujuan, yaitu sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu dilakukan oleh

    seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu sehingga dapat menentukan secara

    tepat metode mengajar, alat pengajaran, dan evaluasi; (7) prinsip dan model pengembangan

    kurikulum, yaitu pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus menerus dengan

    implikasi bahwa kurikulum senantiasa mengalami revisi dan bersifat dinamis (Idi, 2007:179-

    183).

    Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut merupakan dasar pokok untuk

    mengkaji pembelajaran dan pengembangan kurikulum lebih lanjut. Kurikulum tidak terbatas

    pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi

    perkembangan siswa, seperti; bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan,

    gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan

    belajar secara efektif.

    Khusus untuk kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP telah dikembangkan

    sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi

    dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama kabupaten/kota untuk pendidikan

    dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan

    SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta

    memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    10/49

    10

    khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan propinsi dan berpedoman pada SI dan

    SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

    Pengembangan KTSP, antara lain menggunakan pendekatan KBK yang memiliki ciri-

    ciri:

    Menitikberatkan pencapaian target (attainment targets) kompetensi daripada penguasaan

    materi;

    Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia;

    Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk

    mengembangkan dan melaksanakan program pendidikan sesuai dengan kebutuhan

    (Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo, 2008:5-6).

    Menurut Rusman (2009:474-475), prinsip-prinsip pengembangan KTSP adalah:

    Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan

    lingkungannya.

    Beragam dan terpadu

    Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

    Relevan dengan kebutuhan kehidupan

    Menyeluruh dan berkesinambungan

    Belajar sepanjang hayat

    Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

    Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan KTSP di atas pada praktek pengajaran di

    dalam kelas sangat tergantung pada situasi dan kondisi peserta didik di sekolah sehingga setiap

    guru memiliki kebebasan untuk menentukan materi pelajaran (standar kompetensi dan

    kompetensi dasar), indikator, metode, media, dan ketercapaiannya. Selain itu, prinsip-prinsip

    tersebut menunjukkan bahwa kalau terjadi perubahan kurikulum hendaknya terjadi perubahan

    secara menyeluruh termasuk materi, metode, guru, sarana, dan hal-hal lain yang ada kaitannya

    dengan proses pembelajaran sehingga dampak positif dari perubahan kurikulum akan dirasakan

    manfaatnya oleh semua pihak.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    11/49

    11

    5. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    Untuk melihat keunggulan atau kelebihan KTSP dengan kurikulum-kurikulum

    sebelumnya perlu dicari bahan pembanding. Karena sesuatu dianggap lebih baik kalau dapat

    dibandingkan dengan sesuatu yang lain untuk menunjukkan keunggulannya. Oleh karena itu, kita

    perlu mengetahui kelebihan dan kelemahan KTSP terlebih dahulu, kemudian baru kita

    mengetahui perbedaan antara KTSP dan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Misalnya antara

    KTSP dan KBK 2004 atau KTSP dan kurikulum 1994.

    Setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung kepada

    situasi dan kondisi, dimana kurikulum tersebut diberlakukan. Menurut Fasli Jalal (dalam Imam

    Hanafie, 2008:1-5), kelebihan yang dimiliki KTSP adalah:

    Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.

    Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin

    meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan.

    KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan

    mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.

    KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang

    lebih 20 %.

    KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk

    mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.

    Sementara beberapa kelemahan dalam KTSP maupun penerapannya, antara lain:

    Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada

    kebanyakan satuan pendidikan yang ada.

    Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan.

    Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsep

    penyusunan maupun prakteknya di lapangan.

    Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurang

    pendapatan para guru.

    Beberapa kelebihan KTSP tersebut merupakan faktor pendukung bagi sekolah untuk

    meningkatan mutu pembelajarannya. Sedangkan faktor kelemahannya merupakan faktor

    penghambat yang harus diantisipasi dan diatasi oleh pihak sekolah dan juga menjadi perhatian

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    12/49

    12

    bagi pemerintah agar pemberlakuan KTSP tidak hanya akan menambah daftar persoalan yang

    dihadapi dalam dunia pendidikan kita.

    Dengan demikian, ide dasar KTSP adalah mengembangkan pendidikan demokratis dan

    non monopolistik dengan cara memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam

    pengembangan kurikulum, karena masing-masing sekolah dipandang lebih tahu tentang kondisi

    satuan pendidikannya.

    6. Langkah-Langkah Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    Implementasi KTSP bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi

    atau pesan-pesan kurikulum (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dapat diterima oleh

    peserta didik secara tepat dan optimal. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga

    kegiatan, yaitu pembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup.

    Kegiatan pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru untuk memulai atau

    membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk

    menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal agar

    memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar.

    Kegiatan inti dalam proses pembelajaran merupakan tahapan kegiatan pembelajaran yang

    paling utama untuk pembentukan kompetensi peserta didik selama berlangsungnya proses

    belajar mengajar di kelas. Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan kegiatan inti

    pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian informasi tentang materi pokok danmembahas materi pokok untuk membentuk kompetensi peserta didik. Pembentukan

    kompetensi peserta didik perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut

    tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang

    kondusif.

    Kegiatan penutup adalah kegiatan mengakhiri materi pembelajaran. Kegiatan menutup

    pembelajaran perlu dilakukan secara profesional agar mendapatkan hasil yang memuaskan

    dan menimbulkan kesan yang menyenangkan (Mulyasa, 2008:180-187).

    Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa kurikulum dalam dimensi kegiatan adalah

    sebagai manifestasi dari upaya untuk mewujudkan kurikulum yang masih bersifat tertulis

    menjadi aktual dalam bentuk serangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah. Implementasi KTSP

    memberikan pemahaman tentang situasi dan kondisi sekolah, sasaran implementasi yang efektif

    dan efisien, serta harapan sekolah terhadap kurikulum yang diimplementasikan.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    13/49

    13

    Ada dua hal pokok yang perlu disiapkan oleh pihak sekolah, yaitu kesiapan materil

    (sumber daya alamiah sekolah) dan non materil (sumber daya manusia sekolah). Bentuk

    kesiapan materil sekolah dapat dilihat dari dimensi perangkat kurikulum, sarana dan prasarana

    sekolah, keuangan, dan lingkungan sekolah yang mencakup lingkungan fisik (gedung) dan

    lingkungan sosial. Sedangkan bentuk kesiapan non materil sekolah dapat dilihat dari dimensi

    kepemimpinan kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua (Susilo, 2008:180-191). Hal senada

    dikemukakan oleh Rusman (2009:202-205), banyak komponen yang berpengaruh terhadap

    kegagalan atau keberhasilan pendidikan, antara lain (1) kepala sekolah; (2) guru; (3) kurikulum;

    (4) sarana pendidikan; (5) sistem penerapan pendidikan; dan (6) suasana sosial dan lingkungan

    sekolah. Sejalan dengan uraian di atas, Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo (2008:37-38)

    mengemukakan tingkat kesiapan sekolah dalam pengembangan KTSP. Untuk menjawab

    persoalan ini perlu melihat kondisi nyata sekolah dalam membangun kemampuannya (capacity

    building), yang secara sederhana dapat dipetakan ke dalam beberapa tahap berikut ini:

    Tahap Pra-formal, yakni sekolah yang belum memenuhi standar teknis, atau belum dapat

    memiliki sumber-sumber pendidikan (guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan

    sebagainya) yang memadai untuk menyelenggarakan pelayanan pendidikan secara minimal.

    Tahap Formalitas, yakni sekolah yang sudah memiliki sumber-sumber pendidikan yang

    memadai secara minimal atau mencapai standar teknis minimal, seperti jumlah dan

    kualifikasi guru, jumlah dan kualitas ruang kelas, jumlah dan kualitas buku pelajaran, danjumlah dan kualitas fasilitas pendidikan lainnya.

    Tahap Transisional, yakni sekolah yang sudah mampu memberikan pelayanan minimal

    pendidikan bermutu, seperti kemampuan mendayagunakan sumber-sumber pendidikan

    secara optimal, meningkatnya kreativitas guru, pendayagunaan perpustakaan secara optimal,

    kemampuan menambah anggaran dan dukungan fasilitas pendidikan dari sumber

    masyarakat, dan lain-lain.

    Tahap Otonomi, yakni sekolah yang berada pada tahap penyelesaian capacity building menuju

    profesionalisasi dan pelayanan pendidikan yang bermutu.

    Strategi membangun kemampuan (capacity building) yang bisa dilakukan agar layak atau

    semakin layak untuk mengembangkan KTSP, antara lain:

    Terhadap sekolah tahap pra-formal, strategi capacity building dilakukan melalui upaya

    melengkapi sumber-sumber pendidikan dengan sarana dan prasarana pendidikan sesuai

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    14/49

    14

    dengan kebutuhan secara minimal, tetapi memadai untuk dapat mencapai tahap

    perkembangan berikutnya.

    Terhadap sekolah yang sudah mencapai tahap formalitas, strategi capacity building

    dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan kemampuan tenaga kependidikan, seperti

    kepala sekolah agar mampu mendayagunakan sumber-sumber pendidikan secara optimal

    dengan tanpa banyak pemborosan. Bagi tenaga pengajar dikembangkan kemampuan untuk

    dapat melaksanakan proses pembelajaran secara kreatif dan inovatif, serta dapat melakukan

    penelitian terhadap pendekatan pembelajaran yang paling efektif.

    Terhadap sekolah yang sudah mencapai tahap transisional, perlu dikembangkan sistem

    manajemen berbasis sekolah yang didukung oleh partisipasi masyarakat dalam pendidikan

    serta mekanisme akuntabilitas pendidikan melalui fungsi Dewan Pendidikan dan Komite

    Sekolah.

    Terhadap sekolah yang sudah mencapai tahap otonomi perlu ditingkatkan

    pengembangannya secara optimal dan menyeluruh yang mencakup seluruh komponen

    pendidikan yang ada didalamnya, sehingga dapat dikembangkan ke arah sekolah nasional

    yang berstandar internasional.

    Demikian uraian langkah-langkah implementasi KTSP yang telah dijelaskan di atas, yang

    akan mempengaruhi perkembagan lembaga pendidikan di masa sekarang dan masa yang akan

    datang. Semua komponen yang berada dalam sistem pendidikan adalah penentu bagikeberhasilan atau kegagalan suatu proses belajar mengajar berdasarkan KTSP di sekolah. KTSP

    merupakan sikap peduli pemerintah (dalam hal ini pemerintah pusat) dalam menjawab tuntutan

    zaman. Ditinjau dari perubahan kurikulum terakhir, yaitu kurikulum 2006 (KTSP), kiranya

    memang sudah waktunya pemerintah melakukan penyempurnaan kurikulum dan ide

    memperbaiki kurikulum merupakan lebih baik daripada statis. Hambatan KTSP adalah masalah

    implementasi, artinya perencanaan yang baik belum tentu akan menghasilkan produk yang baik.

    Hal tersebut tergantung pada implementasi, di mana harus ada dukungan dari semua pihak

    (stakeholders).

    7. Pengembangan Silabus

    a. Pengertian Silabus

    Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema

    tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    15/49

    15

    kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi

    waktu, dan sumber belajar.

    b. Prinsip Pengembangan Silabus

    Ilmiah

    Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat

    dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

    Relevan

    Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan

    tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

    Sistematis

    Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai

    kompetensi.

    Konsisten

    Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi

    pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

    Memadai

    Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem

    penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

    Aktual dan Kontekstual

    Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian

    memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan

    peristiwa yang terjadi.

    Fleksibel

    Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta

    dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

    Menyeluruh

    Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

    c. Unit Waktu Silabus

    Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata

    pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    16/49

    16

    Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan

    alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.

    Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar

    Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia

    pada struktur kurikulum. Bagi SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan

    kompetensi.

    d. Pengembang Silabus

    Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam

    sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran

    (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.

    Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali

    karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya.

    Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan

    silabus secara mandiri, maka pihak sekolah/madrasah dapat mengusahakan untuk membentuk

    kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh

    sekolah/madrasah tersebut.

    Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara

    bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh

    guru yang terkait.

    Sekolah/Madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya

    bergabung dengan sekolah sekolah/madrasah-madrasah lain melalui forum MGMP/PKG untuk

    bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah/madrasah-

    madrasah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.

    Dinas Pendidikan/Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama setempat

    dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para

    guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.e. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

    Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

    Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada

    Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    17/49

    17

    1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus

    selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;

    2) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;

    3) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

    Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

    Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar

    dengan mempertimbangkan:

    1) potensi peserta didik;

    2) relevansi dengan karakteristik daerah,

    3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

    4) kebermanfaatan bagi peserta didik;

    5) struktur keilmuan;

    6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

    7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

    8) alokasi waktu.

    Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

    Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang

    melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan

    guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan

    pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat

    kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah

    sebagai berikut.

    1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya

    guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

    2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik

    secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

    3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi

    pembelajaran.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    18/49

    18

    4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang

    mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

    Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

    Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan

    perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator

    dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,

    potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat

    diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

    Penentuan Jenis Penilaian

    Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.

    Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,

    pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau

    produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan

    untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta

    didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang

    bermakna dalam pengambilan keputusan.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

    1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

    2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didiksetelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap

    kelompoknya.

    3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti

    semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang

    telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

    4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan

    proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian

    kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang

    telah memenuhi kriteria ketuntasan.

    5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses

    pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan

    maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    19/49

    19

    wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang

    dibutuhkan.

    Menentukan Alokasi Waktu

    Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif

    dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi

    dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.

    Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk

    menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

    Menentukan Sumber Belajar

    Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan

    pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik,

    alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

    kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator

    pencapaian kompetensi.

    8. Evaluasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

    Evaluasi atau penilaian dalam KTSP dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang

    dilakukan oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya disebut evaluasi diri

    dan evaluasi oleh pihak luar (badan indpenden atau badan akreditasi sekolah). Sasaran evaluasisecara garis besar mencakup masukan (termasuk program), proses, dan hasil (Wahyono, 2013:1).

    Diberakukannya KTSP mengharapkan adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran

    termasuk dalam penilaian. Mulyasa (2007:258) menjelaskan, penilaian hasil belajar dalam

    KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan

    pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program.

    Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

    a. Penilaian Kelas

    Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir.

    Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu.

    Ulangan harian terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-

    tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal

    dilakukan tiga kali setiap semester.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    20/49

    20

    Ulangan harian ini terutama ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran, tetapi

    tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya sebagai bahan

    pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik. Ulangan umum dilaksanakan

    setiap akhir semester, dengan bahan yang diujikan sebagai berikut:

    Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama.

    Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dan semester pertama dan

    kedua, dengan penekanan pada materi semester kedua.

    Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan

    meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan penekanan pada kompetensi

    dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan

    untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk melanjutkan

    pendidikan pada tingkat diatasnya.

    Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta

    didik, mendiaknosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan

    prosespembelajaran, dan menentukan kenaikan kelas.

    b. Tes Kemampuan Dasar

    Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan

    berhitung yang diberlakukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program

    remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.c. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi

    Pada setiap semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna

    mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik

    dalam satuan waktu tertentu.

    d. Benchmarking

    Benchmarkingmerupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan,

    proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Hasil penilaian tersebut

    dapat dipakai untuk melihat keberhasilan, keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara

    keseluruhan dan dapat digunakan untuk memberikan peringkat kelas, tetapi tidak untuk

    memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu dasar untuk

    pembinaan guru dan kinerja sekolah.

    e. Penilaian Program

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    21/49

    21

    Penilaian program dilakukan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan dan dinas

    pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk

    mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta

    kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    22/49

    22

    B. Kurikulum 2013 untuk SMA/MA

    Kurikulum 2013 untuk SMA/MA dijelaskan secara terperinci oleh Kemendikbud (2012),

    dengan urutan sebagai berikut:

    1. Organisasi Kompetensi

    Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar. Untuk kurikulum

    SMA/MA, organisasi Kompetensi Dasar dilakukan dengan cara mempertimbangkan

    kesinambungan antarkelas dan keharmonisan antar mata pelajaran yang diikat dengan

    Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SMA/MA diorganisasikan atas dasar pengelompokan mata

    pelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik dan mata pelajaran yang sesuai dengan

    bakat, minat, dan kemampuan peserta didik (peminatan).

    Substansi muatan lokal termasuk bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran

    Seni Budaya. Substansi muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah

    diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

    Sedangkan Prakarya dan Kewirausahaan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri.

    2. Tujuan Satuan Pendidikan

    Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam

    Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

    Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar

    menjadi manusia yang:

    a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian

    luhur;

    b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;

    c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan

    d. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

    3. Struktur Kurikulum dan Beban Belajar

    Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk

    mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran

    dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per

    minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    23/49

    23

    pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem

    pembelajaran.

    Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan adalah sistem

    semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan

    jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip

    kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu

    satuan atau jenjang pendidikan. Lebih lanjut, struktur kurikulum menggambarkan posisi belajar

    seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang

    tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk

    menentukan

    berbagai pilihan.

    Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata pelajaran,

    beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:

    Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap

    satuan atau jenjang pendidikan.

    Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.

    Mata pelajaran wajib merupakan mata pelajaran yang harus diambil oleh setiap

    peserta didik di SMA/MA dan SMK/MAK. Sedangkan mata pelajaran pilihan untuk

    SMA/MA berbeda dengan untuk SMK/MAK. Untuk SMA/MA mata pelajaran pilihanbersifat akademik, sedangkan SMK/MAK mata pelajaran pilihan bersifat akademik dan vokasi.

    a. Struktur Kurikulum SMA/MA

    Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas:

    Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A adalah

    mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan

    afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada

    aspek afektif dan psikomotor.

    Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu Peminatan

    Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa.

    Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat diambil oleh

    peserta didik di luar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan yang dipilihnya tetapi masih

    dalam Kelompok Peminatan lainnya. Misalnya bagi peserta didik yang memilih Kelompok

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    24/49

    24

    Peminatan Bahasa dapat memilih mata pelajaran dari Kelompok Peminatan Sosial

    dan/atau Kelompok Peminatan Matematika dan Sains.

    Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah satu mata pelajaran

    dalam kelompok Peminatan untuk persiapan ke perguruan tinggi.

    Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman bersifat opsional,

    dapat dipilih keduanya atau salah satu.

    b. Kelompok Mata Pelajaran Wajib

    Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari kurikulum pendidikan

    menengah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bangsa, bahasa, sikap

    sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan logika dan kehidupan

    pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran

    jasmani, serta seni budaya daerah dan nasional.

    Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA/MA adalah sebagai

    berikut:

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    25/49

    25

    Struktur Kurikulum SMA untuk Mata Pelajaran Wajib menurut Kurikulum 2013

    c. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan

    Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan

    kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan

    minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu

    disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.

    Struktur mata pelajaran peminatan dalam kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut:

    Struktur Kurikulum SMA untuk Mata Pelajaran Peminatan menurut Kurikulum 2013

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    26/49

    26

    Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta

    didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik

    melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan, pilihan Lintas Minat,

    dan/atau pilihan Pendalaman Minat.

    Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial,

    dan Peminatan Bahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan

    yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan nilai rapor di SMP/MTs dan/atau nilai

    UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau hasil tes penempatan

    (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakat minat oleh psikolog dan/atau

    rekomendasi guru BK di SMA/MA.

    Pada akhir minggu ketiga semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah

    pilihan peminatannya berdasarkan rekomendasi para guru dan ketersediaan tempat duduk.

    Untuk sekolah yang mampu menyediakan layanan khusus maka setelah akhir semester

    pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya. Semua mata pelajaran

    yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik harus diikuti.

    Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan masing-masing

    mata pelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X, dan 4 jam pelajaran untuk kelas XI dan

    XII. Setiap peserta didik memiliki beban belajar per semester selama 42 jam pelajaran untuk

    kelas X dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiri atas

    Kelompok Mata Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata

    Pelajaran Peminatan dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16 jam pelajaran

    untuk kelas XI dan XII.

    Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah

    jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan

    pilihan sebagai berikut:

    Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam

    Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau

    Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.

    Sedangkan pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau

    Pendalaman Minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam

    pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    27/49

    27

    Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam

    Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau

    Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.

    d. Beban Belajar

    Dalam struktur kurikulum SMA/MA ada penambahan jam belajar per minggu sebesar 4-

    6 jam sehingga untuk kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, dan untuk

    kelas XI dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar. Sedangkan lama belajar untuk

    setiap jam belajar adalah 45 menit.

    Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi

    Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang

    berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih

    panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan

    untuk melakukan mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran

    yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta didik

    karena mereka belum terbiasa. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru

    melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

    4. Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarKompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk

    kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan

    pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama

    yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif,

    kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas

    dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara

    pencapaian hard skillsdansoft skills.

    Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi

    dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi

    vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar

    adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    28/49

    28

    kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi

    yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.

    Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu

    mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu

    pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

    Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan

    dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan

    (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu

    menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa

    pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial

    dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik

    belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi

    Inti kelompok 4).

    Kompetensi Inti SMA/MA adalah sebagai berikut:

    KELAS X KELAS XI KELAS XII

    Menghayati dan

    mengamalkan ajaran agamayang dianutnya.

    Menghayati dan

    mengamalkan ajaran agamayang dianutnya.

    Menghayati dan

    mengamalkan ajaran agamayang dianutnya.

    Mengembangkan perilaku(jujur, disiplin, tanggung

    jawab, peduli, santun, ramahlingkungan, gotong royong,

    kerjasama, cinta damai,

    responsif dan proaktif) danmenunjukkan sikap sebagai

    bagian dari solusi atas

    berbagai permasalahanbangsa dalam berinteraksi

    secara efektif dengan

    lingkungan sosial dan alam

    serta dalam menempatkan

    diri sebagai cerminan bangsadalam pergaulan dunia.

    Mengembangkan perilaku(jujur, disiplin, tanggung

    jawab, peduli, santun, ramahlingkungan, gotong royong,

    kerjasama, cinta damai,

    responsif dan proaktif) danmenunjukkan sikap sebagai

    bagian dari solusi atas

    berbagai permasalahan bangsadalam berinteraksi secara

    efektif dengan lingkungan

    sosial dan alam serta dalam

    menempatkan diri sebagai

    cerminan bangsa dalampergaulan dunia.

    Mengembangkan perilaku(jujur, disiplin, tanggung

    jawab, peduli, santun, ramahlingkungan, gotong royong,

    kerjasama, cinta damai,

    responsif dan proaktif),menunjukkan sikap sebagai

    bagian dari solusi atas

    berbagai permasalahanbangsa, serta memosisikan

    diri sebagai agen

    transformasi masyarakat

    dalam membangun

    peradaban bangsa dandunia.

    Memahami dan menerapkan

    pengetahuan faktual,

    konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi,

    seni, budaya, dan humaniora

    dengan wawasan

    Memahami, menerapkan, dan

    menjelaskanpengetahuan

    faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitifdalam ilmu pengetahuan,

    teknologi, seni, budaya, dan

    Memahami, menerapkan, dan

    menjelaskan pengetahuan

    faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif

    dalam ilmu pengetahuan,

    teknologi, seni, budaya, dan

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    29/49

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    30/49

    30

    Kelompok A, Wajib Kelompok B, Kelompok Peminatan Matematika dan Sains, Kelompok

    Peminatan Sosial, dan Kelompok Peminatan Bahasa.

    Contoh bentuk KI dan KD untuk SMA/MA Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi:

    Kelas X

    Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

    Menghayati dan mengamalkan ajaran

    agama yang dianutnya

    Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan YME

    dalam rangka pemenuhan kebutuhan

    Mengamalkan ajaran agama dalam pengelolaankeuangan bank dan lembaga keuangan lainnya

    Mengembangkan perilaku (jujur,

    disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong,

    kerjasama, cinta damai, responsif dan

    proaktif) dan menunjukan sikap sebagaibagian dari solusi atas berbagai

    permasalahan bangsa dalam berinteraksi

    secara efektif dengan lingkungan sosialdan alam serta dalam menempatkan diri

    sebagai cerminan bangsa dalam

    pergaulan dunia.

    Bersikap peduli, disiplin, tanggung jawab dalam

    mengatasi kelangkaan sumber dayaBersikap peduli, kreatif, kerja sama, dan mandiri

    dalam mengatasi permasalahan ekonomi di

    lingkungan sekitar

    Memahami dan menerapkan

    pengetahuan faktual, konseptual,

    prosedural dalam ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora

    dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradabanterkait fenomena dan kejadian, serta

    menerapkan pengetahuan prosedural

    pada bidang kajian yang spesifik sesuaidengan bakat dan minatnya untuk

    memecahkan masalah.

    Memahami konsep dasar ilmu ekonomi

    Menganalisis kelangkaan (hubungan antara sumber

    daya dengan kebutuhan manusia) dan strategi untukmengatasi kelangkaan sumber daya

    Menganalisis masalah pokok ekonomi (apa,bagaimana, dan untuk siapa) serta alternatifpemecahannya melalui berbagai sistem ekonomi

    Memahami perilaku konsumen dan produsen serta

    peranannya dalam kegiatan ekonomiMemahami pasar dan bentuk-bentuk pasar

    (monopoli, oligopoli, persaingan sempurna,

    persaingan monopolistik, dll) dan peranannya

    terhadap perskonomianMenganalisis masalah dan kebijakan ekonomi

    (mikro dan makro)

    Memahami konsep, metode, dan manfaatperhitungan pendapatan nasionalMemahami lembaga keuangan Bank dan lembaga

    keuangan lain (konsep, fungsi, peran, dan produk).

    Memahami konsep pasar modal dan perannyadalam perekonomian

    Mengolah, menalar, dan menyaji dalamranah konkret dan ranah abstrak terkait

    Menyajikan konsep permintaan, penawaran, danharga keseimbangan dalam bentuk skedul/tabel,

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    31/49

    31

    dengan pengembangan dari yang

    dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda

    sesuai kaidah keilmuan.

    fungsi, dan kurva

    Menyajikan fungsi konsumsi, tabungan, investasi,dan pendapatan keseimbangan dalam bentuk grafik

    (dalam perekonomian tertutup sederhana/ekonomi

    dua sektor)

    Menghitung indeks harga dan inflasi (konsep,faktor penyebab dan dampak inflasi terhadap

    perekonomian Indonesia)Menyajikan konsep permintaan dan penawaran

    uang dalam bentuk fungsi dan grafik

    Kelas XI

    Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

    Menghayati dan mengamalkan ajaran

    agama yang dianutnya

    Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan YME

    dalam rangka pemenuhan kebutuhan

    Mengamalkan ajaran agama dalam pengelolaankeuangan bank dan lembaga keuangan lainnya

    Mengembangkan perilaku (jujur,disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

    ramah lingkungan, gotong royong,

    kerjasama, cinta damai, responsif danproaktif) dan menunjukkan sikap

    sebagai bagian dari solusi atas berbagai

    permasalahan bangsa dalam berinteraksi

    secara efektif dengan lingkungan sosialdan alam serta dalam menempatkan diri

    sebagai cerminan bangsa dalampergaulan dunia.

    Bersikap kreatif, kerjasama, mandiri dan tanggungjawab dalam upaya mengatasi permasalahan

    ketenagakerjaan di Indonesia

    Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, dan tanggungjawab dalam kegiatan penyusunan keuangan

    perusahaan

    Menunjukkan perilaku kreatif, percaya diri,

    disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama danmandiri dalam menerapkan kegiatan rencana

    usaha/bussines plan secara sederhana

    Memahami, menerapkan, dan

    menjelaskan pengetahuan faktual,konseptual, prosedural, dan

    metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

    teknologi, seni, budaya, dan humaniora

    dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

    terkait penyebab fenomena dan

    kejadian, serta menerapkan pengetahuan

    prosedural pada bidang kajian yangspesifik sesuai dengan bakat dan

    minatnya untuk memecahkan masalah.

    Menganalisis konsep dasar pembangunan

    ekonomi, permasalahan pembangunan ekonomi,faktor yang mempengaruhi, dan strategi untuk

    mengatasinya

    Memahami pengertian, fungsi, dan tujuan, APBN

    maupun APBDMenganalisis permasalahan ketenagakerjaan,

    faktor penyebab dan upaya untuk mengatasi

    masalah ketenagakerjaan di Indonesia

    Memahami kebijakan pemerintah dalam bidangfiskal dan moneter

    Memahami konsep manajemen, unsur-unsur

    manajemen, dan fungsi manajemen dalampengelolaan perusahaan

    Memahami konsep kewirausahaan , cara mengelola

    usaha/bisnis secara sederhana dan peran wirausahadalam perekonomian

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    32/49

    32

    Memahami akuntansi sebagai sistem informasi

    Memahami konsep persamaan akuntasiMemahami konsep perusahaan jasa

    Mengolah, menalar, dan menyaji dalam

    ranah konkret dan ranah abstrak terkaitdengan pengembangan dari yangdipelajarinya di sekolah secara mandiri,

    bertindak secara efektif dan kreatif, serta

    mampu menggunakan metoda sesuaikaidah keilmuan.

    Menerapkan prinsip penyusunan dan penutupan

    siklus akuntansi perusahaan jasaMembuat perencanaan usaha/bussines plansederhana dan menerapkannya secara efektif dan

    kreatif

    Kelas XII

    Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

    Menghayati dan mengamalkan ajaran

    agama yang dianutnya

    Mensyukuri sumber daya karunia Tuhan YME

    dalam rangka pemenuhan kebutuhanMengamalkan ajaran agama dalam pengelolaan

    keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya

    Mengembangkan perilaku (jujur,

    disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong,

    kerjasama, cinta damai, responsif dan

    proaktif), menunjukkan sikap sebagaibagian dari solusi atas berbagai

    permasalahan bangsa, serta

    memosisikan diri sebagai agen

    transformasi masyarakat dalammembangun peradaban bangsa dan

    dunia.

    Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, mandiri, dan

    tanggung jawab dalam melakukan perhitungan danpencatatan akuntansi

    Menghargai ajaran agama dalam melakukan

    kerjasama dan perdagangan internasionalMengembangkan kerjasama dalam perdagangan

    internasional yang responsif dan proaktif dan

    bertanggung jawab

    Menunjukkan perilaku kreatif, percaya diri,disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama dan

    mandiri dalam melakukan praktik mengelola

    koperasi sekolah

    Memahami, menerapkan, dan

    menjelaskan pengetahuan faktual,konseptual, prosedural, dan

    metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

    teknologi, seni, budaya, dan humanioradengan wawasan kemanusiaan,

    kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

    terkait penyebab fenomena dankejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang

    spesifik sesuai dengan bakat dan

    minatnya untuk memecahkan masalah.

    Memahami konsep, manfaat, keuntungan, dan

    faktor pendorong perdagangan internasionalMenganalisis kerjasama internasional dibidang

    ekonomi dan dampaknya terhadap perekonomian

    IndonesiaMenganalisis peran pelaku ekonomi dalam sistem

    perekonomian Indonesia (BUMN, BUMS,

    Koperasi).Memahami konsep perusahaan dagang

    Mengolah, menalar, menyaji, dan

    mencipta dalam ranah konkret dan ranahabstrak terkait dengan pengembangan

    Menerapkan penyusunan siklus akuntansi

    perusahaan dagangMenerapkan penutupan siklus akuntansi

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    33/49

    33

    dari yang dipelajarinya di sekolah secara

    mandiri serta bertindak secara efektifdan kreatif, dan mampu menggunakan

    metoda sesuai kaidah keilmuan.

    perusahaan dagang

    Menyajikan penyusunan dan penutupan siklusakuntansi perusahaan dagang

    Menerapkan teori pengelolaan koperasi sekolah

    5. Langkah-langkah Penyusunan RPP Kurikulum 2013

    Langkah-langkah Penyusunan RPP Kurikulum 2013, merupakan rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP) adalah rencana kerja yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian

    pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam Standar Isi dan

    dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu)

    kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali

    pertemuan atau lebih.

    Setelah memperhatikan rambu-rambu penyusunan RPP kurikulum 2013 dan prinsip-

    prinsip penyusunan RPP kurikulum 2013, selanjutnya seorang guru harus memperhatikan

    langkah-langkah penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibagi dalam 3

    (tiga) langkah besar, Kegiatan pendahuluan, Kegiatan inti dan Kegiatan penutup dengan rincian

    sebagai berikut:

    A. Kegiatan Pendahuluan

    Motivasi: guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan. Pemberian acuan:

    1) Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari.

    2) Ajuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis

    besar.

    3) Pembagian kelompok belajar.

    4) Penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesua dengan rencana

    langkah-langkah pembelajaran

    B. Kegiatan Inti

    Proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar.

    Dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

    didik.

    http://layananptk.wordpress.com/2013/07/02/rambu-rambu-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/http://layananptk.wordpress.com/2013/07/03/prinsip-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/http://layananptk.wordpress.com/2013/07/03/prinsip-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/http://layananptk.wordpress.com/2013/07/03/prinsip-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/http://layananptk.wordpress.com/2013/07/03/prinsip-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/http://layananptk.wordpress.com/2013/07/02/rambu-rambu-penyusunan-rpp-kurikulum-2013/
  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    34/49

    34

    Menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata

    pelajaran dengan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilaksanakan melalui

    aktifitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta.

    C. Kegiatan Penutup

    Kegiatan guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.

    Pemberian tes atau tugas dan memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat

    berupa kegiatan diluar kelas, dirumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    35/49

    35

    C. Analisis Perbedaan Tujuan dan SK_KD dalam Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

    Perbedaan Esensial KTSP dan Kurikulum 2013, perbedaan pokok antara KTSP atau

    kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kurikulum 2006) yang selama ini diterapkan dengan

    Kurikulum 2013 yang akan dijalankan secara terbatas mulau Juli 2013 yaitu berkaitan dengan

    perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan

    kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus

    beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara

    khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.

    Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat, namun guru tetap

    dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus,

    terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus

    tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga diharapkan

    para guru dapat memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam

    memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.

    Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan

    kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku Babon

    (termasuk silabus) yang telah disiapkan pemerintah. Perbedaan esensial dari KTSP dan

    kurikulum 2013 itu sendiri adalah sebagai berikut:

    No KTSP Kurikulum 20131 Mata pelajaran tertentu mendukung

    kompetensi tertentu

    Tiap mata pelajaran mendukung semua

    kompetensi (Sikap, Keteampilan,

    Pengetahuan)

    2 Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri

    dan memiliki kompetensi dasar sendiri

    Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan

    yang lain dan memiliki kompetensi dasaryang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas

    3 Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain(sikap dan keterampilan berbahasa)

    4 Tiap mata pelajaran diajarkan dengan

    pendekatan berbeda

    Semua mata pelajaran diajarkan dengan

    pendekatan yang sama (saintifik) melalui

    mengamati, menanya, mencoba, menalar.5 Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan

    terpisah

    Bermacam jenis konten pembelajaran

    diajarkan terkait dan terpadu satu sama

    lainKonten ilmu pengetahuan diintegrasikan

    dan dijadikan penggerak konten pembelajaranlainnya

    6 Tematik untuk kelas I-III (belum integratif) Tematik integratif untuk kelas I-III

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    36/49

    36

    7 TIK mata pelajaran sendiri TIK merupakan sarana pembelajaran,dipergunakan sebagai media pembelajaranmata pelajaran lain

    8 Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dancarrier of knowledge

    9 Untuk SMA ada penjurusan sejak kelas XI Tidak ada penjurusan SMA. Ada matapelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan

    pendalaman minat

    10 SMA dan SMK tanpa kesamaan

    kompetensi

    SMA dan SMK memiliki mata pelajaran

    wajib yang sama terkait dasar-dasar

    pengetahuan, keterampilan dan sikap.

    11 Penjurusan di SMK sangat detil Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai

    bidang studi, didalamnya terdapatpengelompokkan peminatan dan pendalaman

    Struktur Kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjangpendidikan. Dalam Kurikulum sekarang (KTSP), materi muatan lokal dan kegiatan

    pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Misal, untuk kurikulum SMP dan

    MTs, terdiri dari 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri yang harus diberikan

    kepada peserta didik.

    Pada Kurikulum 2013 nanti, ada perubahan mendasar dibanding kurikulum sekarang,

    yaitu antara lain:

    1. Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi

    6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:

    IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll.

    IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll.

    Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan

    Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

    Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.

    2. Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan

    penilaian.

    3. Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai

    menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:

    TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri.

    Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    37/49

    37

    Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.

    4. Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan

    proses pembelajaran dan proses penilaian.

    5. Untuk lebih jelas melihat perbedaan struktur kurikulum, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

    6. Struktur Kurikulum SD

    7. Struktur Kurikulum SMP

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    38/49

    38

    8. Struktur Kurikulum SMA/MA

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    39/49

    39

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    40/49

    40

    Contoh RPP Kurikulum 2013

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

    Satuan Pendidikan : MA .

    Mata Pelajaran : SEJARAHKelas / Semester : X / 1Materi Pokok : Peradaban Awal di IndonesiaSub Materi Pokok : 1. Pengertian Sejarah

    2. Pengertian Pra-aksara3. Manfaat Belajar Sejarah4. Konsep Sinkronis dan Diakronis

    Alokasi Waktu : 1 X 90 Menit

    A. KOMPETENSI INTI

    1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

    2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,

    gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

    bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan

    lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

    pergaulan dunia.

    3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu

    pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

    kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

    prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

    masalah.

    4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

    pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan

    metoda sesuai kaidah keilmuan.

    B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

    Kompetensi Dasar1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.

    Indikator1.1.1 Mensyukuri kehidupan yang diberikan Tuhan dengan memanfaatkan waktu

    sebaik-baiknya.1.1.2 Mensyukuri kisah sejarah hidupnya masing-masing sebagai anugerah Tuhan

    Yang Maha Esa.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    41/49

    41

    Kompetensi Dasar2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa

    praaksara, Hindu-Buddha dan Islam

    2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah

    Indikator

    2.1.1 Mengambil hikmah dari kisah sejarah hidupnya masing-masing agar dapatmenemukan pelajaran berharga bagi kehidupannya mendatang yang lebih baik.

    2.1.2 Mengerjakan tugas-tugas terkait dengan kegiatan belajar mengajar dengan baik.2.1.3 Berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

    Kompetensi Dasar3.1. Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu

    dalam sejarah

    Indikator3.1.1. Menjelaskan pengertian diakronis dan sinkronis

    3.1.2. Menerapkan berpikir diakronis dan sinkronis dalam memahami dan merekonstruksi sejarahyang dipelajari

    Kompetensi Dasar3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

    Indikator3.2.1. Menjelaskan pengertian Pra-aksara

    Kompetensi Dasar4.1 Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis (diakronik ) ,

    sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarahIndikator

    4.1.1 Menyusun tabel perbedaan antara konsep berfikir diakronis dan sinkronis.4.1.2 Menyajikan contoh penerapan konsep berfikir diakronis dan sinkronis.

    Kompetensi Dasar4.2 Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

    dalam bentuk tulisan

    Indikator

    4.2.1 Menyajikan presentasi tentang pengertian Pra-aksara

    C. TUJUAN PEMBELAJARAN

    1. Diberikan kesempatan siswa untuk membaca buku teks, siswa dapat menerangkanpengertian istilah sejarah.

    2. Dengan menganalisa buku teks, siswa dapat membedakan pengertian Pra-aksaradan Prasejarah

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    42/49

    42

    3. Dengan bertanya jawab, siswa dapat menunjukkan manfaat belajar sejarah.4. Diberikan kesempatan siswa untuk membaca buku teks, siswa dapat menunjukkan

    perbedaan konsep sinkronis dan diakronis.5. Diberikan kesempatan siswa untuk mengamati diagram siswa dapat menyusun

    tabel perbedaan konsep sinkronis dan diakronis.

    D. MATERI PEMBELAJARAN

    1. Pengertian Sejarah

    Kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajarotun yang berarti pohon. Kemudianberkembang artinya menjadi akar, keturunan, asal-usul, riwayat dan silsilah. Dalambahasa Inggris kata sejarah dikenal dengan sebutan History, yang berasal dari bahasaYunani Istoria yang berarti ilmu. Sedangkan dalam bahasa Jerman kata sejarah

    dikenal dengan sebutan Geschichte, yang berasal dari kata geschehen yang berartiterjadi. Sedangkan kata Geschichteberarti sesuatu yang telah terjadi.

    Sedangkan pengertian sejarah secara umum adalah sebagai berikut,a. Peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau dalam

    kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.b. Cerita atau kisah atau catatan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada

    masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan atau sumber-sumber sejarah.

    c. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa

    lampau.

    2. Pengertian Pra-aksaraPra-aksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yangberarti tulisan. Dengan demikian zaman praaksara adalah masa kehidupanmanusia sebelum mengenal tulisan. Oleh karena itu zaman pra-aksara juga disebutdengan zaman nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Jadi nirleka adalahzaman sebelum ditemukannya tulisan.

    3. Manfaat Belajar Sejarah

    1. Memberikan Kesadaran Waktu2. Memberikan Pelajaran yang baik3. Memperkokoh Rasa Kebangsaan ( Nasionalisme )4. Memberikan Ketegasan Identitas Nasional dan Kepribadian suatu Bangsa.5. Sejarah sebagai sumber inspirasi6. Sejarah sebagai sarana rekreatif

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    43/49

    43

    4. Konsep Berfikir Sinkronis dan Diakronis

    NO SINKRONIS DIAKRONIS / KRONOLOGIS

    1 Meluas, dimensi ruang, Memanjang, dimensi waktu

    2 Sistem terstruktur Terus bergerak, hubungan kausalitas

    3 Deskripsi integratif Naratif, berproses dan bertransformasi.

    4 Statis Dinamis

    5 Menekankan pada sruktur dan fungsi Menekankan pada proses dan durasi

    6Digunakan dalam ilmu geografi, sosiologi, politik,

    ekonomi, antropologi, dan arkeologiDigunakan dalam ilmu Sejarah,

    E. METODE PEMBELAJARAN

    Pendekatan : Keterampilan ProsesModel : Siklus Eksplorasi, Elaborasi, KonfirmasiMetode : 1. Ceramah Bervariasi

    2. Tanya Jawab3. Diskusi4. Penugasan5. Presentasi / Pelaporan

    F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

    1. Media :a. Laptop, CPU

    b. LCD Projector

    c. Film / Video

    d. Gambar

    c. Tabel / Diagram

    2. Sumber Belajar :a. M. Habib Mustopo, 2013, Sejarah Indonesia, Program Wajib, Jilid 1, Kelas X, Yudhistira :

    Jakarta, hal. 1 s.d 8

    b. Tim Penulis, 2013, Sejarah Indonesia, Kelas X, Kemendikbud, Studi dan Pengajaran : Jakarta,

    hal 1 s.d 6

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    44/49

    44

    G. KEGIATAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke-1)

    1. Pendahuluan ( 10 menit )

    a. Motivasi dan Apersepsi

    Guru memperkenalkan diri dengan cara menceritakan biografi diri sendiri secara singkat.

    Kemudian guru meminta salah seorang siswa juga menceritakan biografi singkatnya. Kemudian

    guru mengkaitkan kisah biografi singkat ini dengan istilah sejarah.

    b. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran

    2. Kegiatan Inti ( 60 menit )

    a. Mengamati

    1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati gambar-gambar tentang

    pohon silsilah dari kerajaan Kasultanan Jogyakarta.

    2. Siswa mengamati gambar-gambar pohon silsilah dari kerajaan Kasultanan Jogyakarta.

    b. Menanyakan (merumuskan masalah/hipotesisi)

    1. Guru memberikan kesempatan dan memberikan dorongan kepada seluruh siswa untuk

    mengajukan pertanyaan terkait dengan gambar yang telah disajikan,

    2. Siswa mengajukan pertanyaan sehubungan dengan gambar dan tabel yang disajikan,

    seperti,

    a. Apakah kaitan antara gambar pohon silsilah dengan istilah sejarah ?

    b. Apakah arti kata sejarah ?

    c. Apakah arti pra-sejarah atau pra-aksara ?

    d. Apakah manfaat belajar sejarah ?

    e. Bagaimanakah perbedaan konsep berfikir sinkronis dan diakronis ?

    c. Mengumpulkan data/eksperimen/observasi/mengamati

    1. Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban dengan membaca buku paket dan

    sumber-sumber lainnya.

    2. Siswa memberikan tanda pada kata-kata kunci (key word) pada buku teks dan membuat

    ikhtisar

    d. Membuat Asosiasi (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)

    1. Siswa merumuskan kaitan antara gambar pohon silsilah dengan pengertian kata sejarah.

    2. Siswa menemukan contoh konkrit dalam kehiduan sehari-hari tentang pentingnya kita

    belajar sejarah atau belajar dari pengalaman.

    3. Siswa mendata contoh-contoh kehidupan prasejarah yang masih ada sampai saat ini.

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    45/49

    45

    e. Mengkomunikasikan

    1. Siswa membuat silsilah keluarganya masing-masing.

    2. Siswa memebuat presentasi tentang pengertian kata sejarah dan pra-aksara.

    3. Dengan bimbingan guru, siswa menyusun tabel perbedaan antara konsep berfikir

    sinkronis dan diakronis.

    4. Dengan bimbingan guru siswa membuat contoh kajian dalam ilmu pengetahuan yang

    bersifat sinkronis dan diakronis.

    5. Siswa mempresentasikan hasil karya di depan kelas.

    3. Kegiatan Penutup ( 10 menit )a. Bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

    b. Memberikan apresiasi terhadap semua siswa yang terlibat aktif dan kondusif selama kegiatan

    pembelajaran berlangsung.

    c. Melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan belajar mengajar.

    d. Mengajak siswa untuk bersama-sama mengucapkan rasa syukur

    H. PENILAIAN

    1. Teknik dan Bentuk Instrumen

    Teknik Bentuk Instrumen

    1. Pengamatan Sikap 1. Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik

    2. Portofolio 2. Panduan Penyusunan Portofolio

    3. Tes Tertulis 3. Tes Uraian dan Pilihan Ganda

    2. Lembar Pengamatan Sikap

    No. Aspek yang Dinilai 3 2 1 Keterangan

    1Mengagumi mata sebagai alat indera

    ciptaan Tuhan

    2 Memiliki rasa ingin tahu (curiosity)

    3

    Menunjukkan ketekunan dan

    tanggungjawab dalam belajar dan

    bekerja baik secara individu maupun

    berkelompok

  • 8/10/2019 PERBEDAAN Kurikulum KTSP Dan Kurikulum 2013

    46/49

    46

    3. Lembar Penilaian Sikap

    No Aspek yang Dinilai Rubrik

    1

    Mengagumi terbentuknya

    kehidupan di muka bumi sebagai

    ciptaan Tuhan

    3: Menunjukkan ekspresi kekaguman terhadap materipelajaran terkait dengan ungkapan verbal yang

    menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan

    2: Belum secara eksplisit menunjukkan ekspresi

    kekaguman atau ungkapan syukur, namun menaruh

    minat terhadap keseluruhan kegiatan belajar

    mengajar.

    1: Belum menunjukkan ekspresi kekaguman, atau

    menaruh minat terhadap belum menunjukkankekaguman terhadap keseluruhan kegiatan belajar

    mengajar dengan verbal yang menunjukkan rasa

    syukur terhadap Tuhan

    2 Menunjukkan rasa ingin tahu(curiosity)

    3: Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias,

    terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

    2: Menunjukkan rasa ingin tahu,