perbedaan malaria dan demam berdarah

17
Perbedaan Malaria dan Demam berdarah Penyakit malaria seperti halnya penyakit demam berdarah merupakan penyakit menular yang menyerang sel darah merah manusia. perbedaan utama dari kedua penyakit ini adalah, Malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina sedangkan demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit malaria memiliki gejala yang sangat mirip dengan demam berdarah demikian sebaliknya. Gejala-gejala yang mirip antara kedua penyakit tersebut tersebut antara lain demam, sakit kepala, muntah, nyeri otot, pendarahan dan diare. Perbedaan kedua adalah penyebab malaria bukanlah virus seperti halnya demam berdarah, penyakit malaria diebabkan oleh parasit plasmodium yang menular akibat siklus kompleks diantara manusia dan nyamuk. Siklus tersebut dimulai dari seekor nyamuk menggigit manusia yang sudah terinfeksi dan mengambil parasit beserta darah yang kemudian menginfeksi nyamuk tersebut, nyamuk ini akan pergi dan menggigit sekaligus menyuntikan parasit tersebut kepada manusia lain. Perbedaan ketiga adalah masa inkubasi yang lebih panjang pada malaria ( sekitar 1 – 3 minggu bahkan bulan sejak awal tertular) sedangkan virus demam berdarah memiliki masa inkubasi yang cepat 3-4 hari. Parasit malaria membutuhkan waktu untuk matang sebelum berkembang dan menginfeksi sistem tubuh manusia, dalam jagka waktu tersebut parasit hanya akan tinggal dalam sel darah manusia. Perbedaan keempat berkaitan dengan lokasi endemik kedua penyakit ini. Malaria lebih banyak dijumpai di kawasan Afrika sedangkan Demam Berdarah banyak dijumpai di kawasan Asia Tenggara. Nyamuk Anopheles suka berkembang biak di air tenang yang kotor, sedangkan nyamuk Aedes Aegypti suka berkembang biak di air tenang yang bersih. Perbedaan kelima adalah jam makan (menginfeksi) kedua nyamuk ini berbeda. Nyamuk Anopheles betina keluar untuk mencari makan pada waktu senja, ataupun

Upload: nazwa-warda-amalia

Post on 28-Dec-2015

473 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

Perbedaan Malaria dan Demam berdarah

Penyakit malaria seperti halnya penyakit demam berdarah merupakan penyakit menular yang

menyerang sel darah merah manusia. perbedaan utama dari kedua penyakit ini adalah, Malaria

ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina sedangkan demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes

Aegypti. Penyakit malaria memiliki gejala yang sangat mirip dengan demam berdarah demikian

sebaliknya. Gejala-gejala yang mirip antara kedua penyakit tersebut tersebut antara lain demam, sakit

kepala, muntah, nyeri otot, pendarahan dan diare.

Perbedaan kedua adalah penyebab malaria bukanlah virus seperti halnya demam berdarah, penyakit

malaria diebabkan oleh parasit plasmodium yang menular akibat siklus kompleks diantara manusia dan

nyamuk. Siklus tersebut dimulai dari seekor nyamuk menggigit manusia yang sudah terinfeksi dan

mengambil parasit beserta darah yang kemudian menginfeksi nyamuk tersebut, nyamuk ini akan pergi

dan menggigit sekaligus menyuntikan parasit tersebut kepada manusia lain.

Perbedaan ketiga adalah masa inkubasi yang lebih panjang pada malaria ( sekitar 1 – 3 minggu bahkan

bulan sejak awal tertular) sedangkan virus demam berdarah memiliki masa inkubasi yang cepat 3-4

hari. Parasit malaria membutuhkan waktu untuk matang sebelum berkembang dan menginfeksi sistem

tubuh manusia, dalam jagka waktu tersebut parasit hanya akan tinggal dalam sel darah manusia.

Perbedaan keempat berkaitan dengan lokasi endemik kedua penyakit ini. Malaria lebih banyak dijumpai

di kawasan Afrika sedangkan Demam Berdarah banyak dijumpai di kawasan Asia Tenggara. Nyamuk

Anopheles suka berkembang biak di air tenang yang kotor, sedangkan nyamuk Aedes Aegypti suka

berkembang biak di air tenang yang bersih.

Perbedaan kelima adalah jam makan (menginfeksi) kedua nyamuk ini berbeda. Nyamuk Anopheles

betina keluar untuk mencari makan pada waktu senja, ataupun fajar, sedangkan nyamuk Aedes Aegypti

keluar untuk mencari makan pada siang hari.

Perbedaan terakhir adalah pada pengobatan kedua penyakit ini. Penyakit demam berdarah dapat

disembuhkan dengan istirahat yang cukup untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan asupan cairan

yang cukup sangatlah penting. Sedangkan untuk malaria pengobatan harus dilakukan dengan terlebih

dahulu mengidentifikasikan jeni parasit yang menginfeksi. (baca pengobatan malaria)

Kedua penyakit ini dapat dicegah dengan berbagai cara penanggulangan seperti penyemprotan, dan

sebagainya. (baca pencegahan malaria)

Page 2: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE

Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis, dan menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat menyebabkan demam berdarah, baik ringan maupun fatal.

1.      PREVALENSI DBDSaat ini sekitar  2.5 milliar orang, atau 40% dari populasi dunia, tinggal di daerah yang

beresiko terhadap transmisi virus Dengue (WHO). WHO memperkirakan 50-100 juta infeksi terjadi per tahun, termasuk 500.000 kasus DHF dan 22.000 kematian, sebagian besar pada anak-anak.

Di Indonesia, sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah  mencapai 26.015 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 77.489 kasus terjadi di Indonesia selama 2009 dengan angaka kematian 585 jiwa. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih dinilai menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari angka kematian yang disebabkan  oleh penyakit ini.

2.      KONSEP TRIAS EPIDEMIOLOGIa.      Factor Host

Umur  Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun. Dari seluruh kasus DBD yang tercatat, sebanyak 27 persennya berasal dari kelompok anak usia 5 tahun sampai 14 tahun.

b.      Factor AgentDBD disebabkan oleh virus dengue yang hingga saat ini telah diketahui ada 4 jenis serotipe yaitu Dengue 1, 2, 3 dan 4. Virus Dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus flavivirus.

c.       Factor Lingkungan      Wilayah yang banyak kasus DBD (endemis)      Tempat-tempat umum.

Tempat-tempat umum seperti sekolah, RS, hotel, pasar, restoran, atau tempat umum lain merupakan berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar.

      Pemukiman baru di pinggir kota. Karena di lokasi ini penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah di mana kemungkinan di antaranya terdapat penderita atau carier.

      Lingkungan yang lembap  lingkungan yang lembap akan mendukung perkembangbiakan nyamuk sehingga populasi nyamuk akan meningkat dan akan mempercepat penularan DBD.

      Wilayah perkotaan  Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue di daerah perkotaan lebih intensif dari pada di daerah pedesaan. Hal ini disebabkan kepadatan jumlah penduduk yang tinggi didaerah perkotaan. Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain sangat berdekatan sehingga memudahkan nyamuk penular Demam Berdarah Dengue (Aedes Aegypti) menyebarkan virus dengue dari satu orang ke orang lain yang ada disekitarnya (jarak terbang nyamuk Aedes aegypti biasanya tidak lebih dari 100 meter). Selain itu mobilitas penduduk dikota pada umumnya. jauh lebih tinggi dibandingkan di pedesaan.

      Vector

Page 3: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypty (di kota) danAedes albipictus (di desa). Ciri-cirinya adalah:

  Sayap dan badannya belang-belang atau bergaris putih.  Berkembang biak dia air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi, WC,

tempayan, drum, dan barang-barang yang menampung air seperti kaleng, ban bekas, pot tanaman air, dan lain-lain.

  Jarak terbang ±100.  Nyamuk betina bisa mengigit beberapa orang karena sebelum nyamuk tersebut itu kenyang

sudah berpindah tempat.  Tahan dalam suhu panas dan kelembapan tinggi.

3.      RIWAYAT ALAMIAH PENYAKITa)      Tahap Prepatogenesis

      Fase Suseptibilitas

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Satu gigitan nyamuk dapat menginfeksi host.

b)     Tahap Patogenesis      Fase subklinis :

Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue.      Fase klinis

Saat kompleks antigen antibody akan melepaskan zat-zat yang merusak sel-sel pembuluh darah, yang disebut denagan proses autoimun. Hal tersebut akan mengakibatkan bocornya sel-sel darah, antara lain trombosit dan eritrosit. Akibatnya, tubuh akan mengalami pendarahan hebat pada kulit, saluran pencernaan,saluran pernapasan, dan organ tubuh yang vital

      Fase Konvalesen (pemulihan), cacat atau meninggalManifestasi klinis DBD sangat bervariasi, WHO (1997) membagi menjadi 4 derajat, yaitu:

-          Derajat I:  Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi perdarahan spontan satu satunya adalah uji tourniquet positif.

-          Derajat II : Gejala-gejala derajat I, disertai gejala-gejala perdarahan kulit spontan atau manifestasi perdarahan yang lebih berat.

-          Derajat III: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menyempit (< 20 mmHg), hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, gelisah. -  Derajat IV : Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.

Jenis dan Siklus Nyamuk Deman Berdarah

JENIS NYAMUK

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti (nyamuk rumah) dan dapat juga oleh Aedes Albopicotus (nyamuk kebun/ luar rumah).

Ciri khas nyamuk Aedes antara lain :

Warna :  Hitam dengan bintik-bintik putih spt

Page 4: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

zebraJarak terbang :  100 meterTempat Istirahat :  Tempat gelap dan lembabWaktu Menggigit

:  Pagi dan sore

 

Nyamuk betina mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang. nyamuk Aedes Aegypti dapat bertelur sebanyak 100 buah, diletakkan pada dinding tandon air (bukan di permukaan air). Nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di genangan air.

 

SIKLUS HIDUP NYAMUK

Dalam keadaan kering telur aedes Aegypti dapat bertahan hingga beberapa bulan, tetapi bila tergenang air akan menetas dalam waktu 1-2 hari, menjadi larva (jentik atau uget-uget) sampai degnan hari ke 4, hari ke 5 menjadi kepompong atau pupa, hari ke 6 menetas, hari ke 7 dewasa. Siklus nyamuk Aedes Aegypti mulai dari telur sampai dewasa dibutuhkan waktu 7-9 hari. Umur nyamuk betina rata-rata 8-15 hari dan yang jantan 6 hari lalu mati sendiri. Nyamuk Aedes Aegypti (betina) dapat menularkan Virus Dengue (Virus DBD) setelah menghisap darah seseorang yang terkena DBD. Ludah nyamuk tersebut terinfeksi virus dan akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain

Page 5: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

Demam Berdarah dan Karakteristik Nyamuk Penyebar Demam BerdarahSebagaimana kita ketahui, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan

masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Menurut WHO DBD merupakan penyebab

utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara. WHO memperkirakan setiap tahun

terdapat sekitar 50 – 100 juta kasus DBD, dengan 500.000 diantaranya memerlukan

perawatan di rumah sakit. Sementara di Indonesia, prosentase jumlah kasus DBD

merupakan 57% dari total kasus di Asia Tenggara. (WHO, 2007).

Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, yang

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Menurut

penelitian yang paling berperan pada penularan penyakit adalah Aedes aegypti. Hal ini

disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain karena habitat nyamuk ini berada didalam

dan sekitar rumah.

Semantara menurut Gubler (1995), virus dengue itu sendiri merupakan bagian dari

flaviviridae dan dapat diklasifikasikan dalam empat serotipe yaitu serotipe Dengue-1,

Dengue-2, Dengue-3 dan Dengue-4. Dari keempat serotipe tersebut yang paling sering

menyebabkan kasus¬kasus berat dan menyebabkan kematian adalah serotipe Dengue-3.

Ibarat melakukan perang, kita harus paham musuh kita. Berikut beberapa karakteristik

vektor penyebar penyakit DBD yang harus kita pahami, agar kita dapat memenangkan

pertempuran melawan keganasan penyakit ini.

Karakteristik Nyamuk Demam Berdarah

Page 6: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti:Menurut Soegijanto (2006), telur nyamuk Aedes aegypti akan menetas menjadi larva dalam

waktu 1-2 hari. Tempat yang sesui dengan kondisi optimum adalah didalam air dengan

suhu 20-40 oC. Sementara  Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi

oleh beberapa factor, seperti tempratur, tempat, keadaan air dan kandungan zat makanan

yang ada di dalam tempat perindukan. Pada kondisi optimum larva berkembang menjadi

pupa dalam waktu 4-9 hari, kemudian pupa menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-3 hari.

Jadi pertumbuhan dan perkembangan dari telur, larva, pupa sampai dewasa memerlukan

waktu kurang lebih 7-14 hari.

Tempat perkembangbiakan:Menurut Depkes RI (2005), tempat perkembangbiakan utama vektor demam berdarah

yaitu tempat-tempat penampungan air berupa genangan air yang tertampung di suatu

tempat atau bejana di dalam atau sekitar rumah atau tempat-tempat umum, biasanya tidak

melebihi jarak 500 meter dari rumah. Nyamuk ini biasanya tidak dapat berkembangbiak di

genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah. Sedangkan jenis tempat

perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti drum, tangki

reservoir, tempayan, bak mandi dan ember.

Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum

burung, vas bunga, perangkap semut dan barang-barang bekas seperti ban, kaleng,

botol, plastik.

Tempat penampungan air alamiah seperti lobang pohon, lobang batu, pelepah daun,

tempurung kelapa dan potongan bambu.

Perilaku nyamuk dewasaNyamuk setelah menetas akan istirahat di kulit kepompong untuk sementara waktu,

kemudian setelah sayap meregang menjadi kaku, nyamuk mampu terbang mencari

mangsa/darah. Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga

untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina mengisap darah. Nyamuk betina ini

lebih menyukai darah manusia dari pada binatang (antropofilik). Darah diperlukan untuk

mematangkan telur, agar jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan dapat menetas. Waktu

yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk mengisap

darah sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4 hari, jangka waktu ini yang

disebut dengan satu siklus gonotropik.

Menurut Depkes RI (2007), berdasarkan kebiasaan nyamuk betina mencari mangsa di

siang hari. Aktifitas menggigit dimulai pada pagi sampai petang hari, dengan dua puncak

aktifitas antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00 tidak seperti nyamuk lain. Aedes

Page 7: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

Aegypti mempunyai kebiasaan mengisap darah berulang kali (multiple bites) dalam satu

siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk

ini sangat efektif sebagai penular penyakit. Setelah mengisap darah, nyamuk akan hinggap

(beristirahat) di dalam atau di luar rumah berdekatan dengan tempat

perkembangbiakannya. Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab, untuk menunggu

proses pematangan telurnya. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai,

nyamuk betina akan meletakkan telurnya di dinding sedikit di atas permukaan air. Pada

umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu + 2 hari setelah telur terendam

air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur

di tempat yang kering (tanpa air) dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu -2 oC sampai

42 oC dan apabila tempat tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur

dapat menetas lebih cepat. (Depkes, 2007).

Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter maksimal 100 meter, namun secara

pasif karena faktor angin atau terbawa kendaraan dapat berpindah lebih jauh. Nyamuk

Aedes aegypti dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian daerah + 1.000 meter

dari permukaan laut, di atas ketinggian 1 .000 meter tidak dapat berkembang biak karena

pada ketinggian tersebut suhu udara terlalu rendah, sehingga tidak memungkinkan bagi

kehidupan nyamuk.

Page 8: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

2.1  Pengertian-Pengertian

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

kesehatan di indonesia yang cenderung meningkat jumlah penderita serta

semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan

kepadatan penduduk (Depkes RI Pemberantasan Penyakit Menular dan

Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1992).

Penyakit DBD adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus

dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti yang di tandai dengan

demam berdarah 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas lemas, lesu,

gelisah, nyeri ulu hati di sertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik

pendarahan. Kadang-kadang minisan, berak darah, muntah darah, kesadaran

menurun atau shock (Depkes RI, 1992).

Demam dengue (DF) adalah penyakit febris virus akut sering kali di

sertai dengan sakit kepala nyeri tulang atau sendi otot ruan leoropopenia

sebagai gejalanya (Santer Agung Podomore).

2.2  Vektor Penularan Penyakit DBD

Vektor penyakit DBD adalah nyemuk jenis Aedes Aegypti dan Aedes

Albopietus terutama bagi Negara Asia, Philippines dan Jepang, sedangkan

nyamuk jenis Aedes Polynesiensis, Aedes Scutellaris dan Aedes

Pseudoscutellaris merupakan vektor negara-negara kepulauan pasifik dan New

Guinea. Vektor DBD di Indonesia adalah Aedes (Stegomya Aegypti dan

Albopictus), (Djuniadi, 2006).

2.3  Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti

(Menurut Buku Manajemen Kesehatan) nyamuk aedes aegypti telah lama

di ketahui sebagian vektor utama dalam penyebaran penyakit DBD adapun ciri-

ciri sebagai berikut :

Page 9: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

1.      Badan kecil berwarna hitam dengan bintik-bintik putih.

2.      Hidup di dalam dan di sekitar rumah di bak mandi, tempatnya vas bunga dan

tempat air minum burung.

3.      Mengigit dan menghisap pada siang hari.

4.      Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter

5.      Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar.

6.      Di luar rumah dapat hidup di tampung air yang ada di dalam drum dan ban

keras.

2.4  Tanda dan Gejala Penyakit

Diagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnosa kunis

dan

1.      Diagnosa Klinis

a.       Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari

b.      Bintik merah kulit, pendarahan kecil di dalam kulit, pendarahan pada mata

pendarahan hidang, pendarahan gusi, muntah darah dan adanya darah dalam

urin.

c.       Pendarahan pada hidung dan gusi

d.      Rasa sakit pada otot dan persediaan, timbul bintik-bintik merah pada kulit

akibat (Menurut Dr. Ircham Mactifoedz, MS).

2.5  Penularan Penyakit DBD

1. Mekanisme Penularan

Seorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan

sumber penularan DBD. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari

mulai penularan DBD. Virus dengue berada. Bilan penderita DBD digigit

nyamuk pendarahan maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke

dalam lambung nyamuk, selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan

tersebut di berbagai jaringan tubuh nyamuk.

Page 10: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

2. Tempat potensial bagi penularan DBD

Penularan DBD dpat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk

penularan.

a.       Wilayah yang ada kasus DBD (Rawan Cendemis)

b.      Tempat-tempat umum yang menjadi tempat berkumpulannya orang yang

datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran

virus dengue yang cukup besar, seperti Rumah Sakit /Puskesmas dan sarana

pelayanan kesehatan lainnya tempat umum (Hotel, Pertokooa, Pasar Dan

Tempat Ibadah).

c.       Pemukiman baru (Depkes RI, 2005)

2.6  Vektor

Aedes Aegypti adalah spesien nyamuk tropis dan sutropis yang di

temukan di bumi biasanya antara garis lintang 35 U dan 35 S kira-kira

berhubungan dengan  musim dingin.

1.      Tempat Perindakan Nyemuk

Tempat perindakan nyemuk biasanya berupa genangan air yang

tertampung disuatu tempat. Nyamuk aedes tidak dapat berkembangbiak

degenangan air yang langsung bersentuhan dengan tanah.

Macam-macam tempat penampungan air

a.       Tempat penampungan air (TPA), untuk keperluan sehari-hari seperti, drum,

bak mandi /wc, tempat ember dan lain-lain.

b.      Tempat penampungan air bakun untuk keperluan sehari-hari seperti, tempat

minum burung, vas bunga, bak bekar, kaleng bekas, botol-botol bekas dan lain-

lain.

Page 11: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

c.       Tempat penampungan air alamiah seperti, lubang pohon, lubang batu, pelepah

daun, tempurung kelapa, pelepah pisang, potongan bambu dan lain-lain

(Depkes RI, 1992).

2.      Kesenagan Nyamuk Menggigit

Nyamuk betina biasa mencari mangsanya pada siang hari. Aktivitas

menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari, dengan puncak aktivitasnya

antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00 berbeda denyak nyamuk yang

lainnya, aedes oegypti mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang kali.

3.      Kesenangan Nyamuk Istirahat

Nyamuk Aedes hinggap (beristirahat) di dalam atau kadang di laur

rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya. Biasanya di tempat

yang agak gelap dan lembab. Di tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu

proses pematangan telur. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur

selesai, nyamuk betina akan meletakkan telurnya di dinding tempat tempat

perkembangabiakannya, sedikit diatas permukaan air. Pada umumnya telur

akan menetas menjadi jentik dalam waktu lebih kurang 2 hari setelah telur

terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur

sebanyak 100 butir telur tersebut dapat bertahan sampai berbulan-bulan bila

berada di tempat kering dengan suhu 2 oC dan bila menetes lebih cepat

(Depkes RI, 2005).

2.7  Epidemiologi Penyakit DBD (Menurut WHO, 2004).

Timbulnya suatu penyakit dapat diterangkan melalui konsep segitiga

epidemologi, yaitu adanya agen host dan lingkungan.

2.7.1        Agent (Virus Dengue)

Agent peyebab penyakit DBD berupa virus atau suatu substansi elemen

tertentu yang kurang kehadirannya atau tidak hadirnya dapat menimbulkan

atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit atau di kenal ada empat virus

dengue yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4.

Page 12: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

Virus dengue ini memiliki masa inkubasi yang tidak terlalu lama yaitu

antara 3-7 hari, virus akan terdapat di dalam tubuh manusia. Dalam masa

tersebut penderita merupakan sumber penular penyakit DBD.

2.7.2        Host (Penjamu)

Faktor utama adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang

terdapat mempengaruhi timbalnya serta pelayanan suatu penyakit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi manusia dalam penyakit DBD.

a.       faktor umur

b.      Jenis kelamin

c.       Populasi

d.      Mobilitas penduduk

2.7.3        Lingkungan (Uniroment)

Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit dengue atau di

renal dengan kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi

kehidupan dan perkembangan sesuatu organisasi (WHO, 2004).

2.8  Cara-cara Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD

Strategi pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD dapat dilakukan

melalui beberapa cara.

a.       Cara pemutusan rantai penularan

1)      Melenyapkan virus dengue dengan cara mengobati penderita tetapi sampai

saat ini belum di temukan obat anti virus tersebut.

2)      Isolasi penderita agar tidak digigit vektor sehingga tidak menularkan ke pada

orang lain.

3)      Menjaga gigitan nyamuk sehingga orang sehat tidak ditulari.

4)      Memberikan imunisasi dengan vaksinasi

5)      Memberantas vektor agar tidak ditularkan kepada orang lain.

b.      Cara Pemberantasan Terhadap Jentik Aedes Aegypti

Page 13: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

Pemberantasan terhadap jentik nyamuk aedes aegypti di kenal dengan

istilah pemberantasan sarang Nyamuk Demam Berdarah dengue (PSN DBD).

Dilakukan dengan cara.

Cara ini di kenal dengan kegiatan “3 M” yaitu :

1)      Fisik

-         Menguras

-         Menutup

-         Mengubur

2)      Kimia

Cara pemberantasan jentik aedes aegypti dengan menggunakan

insektisida pembasmi jenti.

3)      Biologi

Pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti secara biologi dapat

dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik (Ikan Kepala Timah).

c.       Cara Pencegahan

1)        Memberikan penyuluhan serta informasi kepada masyarakat untuk

membersihkan tempat perindakan nyamuk dan melindungi diri dari gigitan

nyamuk dengan memasang kelambu eaktu tidur, perlindungan diri dengan

pakaian dan menggunakan obat gosok anti nyamuk.

2)        Melaksanakan survei untuk mengetahui tingkat kepadatan vektor nyamuk

mengetahui tempat perindukan dan habitat larva membuat rencana

pemberantasan sarang nyamuk (Depkes RI, 2005).

2.9  Faktor Penularan Penyakit DBD

a. Faktor Internal

Faktor Internal meliputi ketahanan tubuh atau stamina seseorang. Jika

kondisi badan tetap bugas kemungkinan kecil untuk terkena penyakit DBD. Hal

ini tersebut dikarenakan tubuh memiliki daya tahan cakap kuat dari infeksi

baik yang disebabkan oleh bakteri, parasit atau virus seperti penyakit DBD.

Page 14: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

Oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan daya tahan pada musim

hujan, pada musim itu terjadi perubahan cuaca yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan virus dengue penyebab DBD, hal ini menjadi

kesempatan jentik nyamuk berkembangbiak menjadi lebih banyak.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar tubuh manusia

faktor ini tidak mudah di kontrol karena berhubungan dengan pengetahuan,

lingkungan dan perilaku manusia baik di tempat tinggal maupun tempat

bekerja.

Faktor yang memudahkan seseorang menderita DBD dapat dilihat dari

kondisi berbagai tempat berkembangbiakannya nyamuk seperti di tempat

penampungan air, karena kondisi ini memberikan kesempatan pada nyamuk

untuk hidup dan berkembangbiak (Satari dan Meiliasari, 2004).

Menurut Fathi, el. Al (2005) ada peranan faktor lingkungan dan perilaku

terhadap penularan DBD, antara lain.

a.       Keberadaan Jentik

Keberadaan jentik pada tempat pembuangan sampah sementara atau

cantainer dapat dilihat dari letak, kantainer sangat mempengaruhi maka akan

semakin banyak tempat perindukan danakan semakin padat populasi nyamuk

aedes. Maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi virus DBD dengan waktu

penyebaran lebih cepat sehingga jumlah kasus penyakit DBD lebih cepat pada

akhirnya mengakibatkan terjadinya KLB. Dengan demikian program

pemerintah berupa penyuluhan kesehatan masyarakat dalam penanggulangan

penyakit DBD antara lain dengan cara menguras menutup dan menghibur (3

m) sangat tepat dan perlu dukungan luar dari masyarakat dalam pelaksanaan.

b.      Kepadatan Vektor

Page 15: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

Kepadatan vektor hal ini nampak peran kepadatan vektor nyamuk Aedes

terdapat daerah yang terjadi kasus KLB.

c.       Tingkat Pengetahuan DBD

Pengetahuan merupakan hasil proses keinginan untuk mengerti dan ini

terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terutama indera

pendengaran dan penglihatan terhadap objek tertentu yang menari perhatian

terhatian terhadap sesuatu objek, pengetahuan merupakan respons seseorang

terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselambung.

2.10          Faktor-faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian DBD adalah

a.       Kebiasaan Mengantung Pakaian

Kebiasaan mengantung pakaian di dalam rumah merupakan indikasi

menjadi kesenangan beristirahat Nyamuk Aedes Aegypti (Widyana, 1998).

2.11          Faktor Yang Mempengaruhi Penyebab Virus Dengue

a.       Kepadatan Nyamuk

Kepadatan Nyamuk merupakan faktor risiko terjadinya penularan DBD.

Semakin tinggi kepadatan Nyamuk Aedes aegypti, semakin tinggi pula risiko

masyarakat untuk tertular penyakit DBD. Hal ini berarti apabila disuatu daerah

yang kepadatan Aedes Aegypti tinggi terhadap seorang penderita DBD. Maka

masyarakat sekitar penderita tersebut berisiko untuk tertular.

b.      Kepadatan Rumah

Nyamuk Aedes Aegypti merupakan nyamuk yang jarak terbangnya 100

meter oleh karena itu nyamuk tersebut bersifat domestik.

c.       Kepadatan Hunian Rumah

Nyamuk Aedes Aegypti merupakan nyamuk yang sangat aktif mencari

makan, nyamuk tersebut dapat menggigit banyak orang dalam waktu yang

Page 16: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah

pendek. Oleh karena itu bila dalam satu hunian ada penghuni yang menderita

DBD maka penghuni lain mempunyai risiko untuk tertular penyakit DBD