perbedaan malaria dan demam berdarah
DESCRIPTION
Perbedaan Malaria Dan Demam BerdarahTRANSCRIPT
![Page 1: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/1.jpg)
Perbedaan Malaria dan Demam berdarah
Penyakit malaria seperti halnya penyakit demam berdarah merupakan penyakit menular yang
menyerang sel darah merah manusia. perbedaan utama dari kedua penyakit ini adalah, Malaria
ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina sedangkan demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes
Aegypti. Penyakit malaria memiliki gejala yang sangat mirip dengan demam berdarah demikian
sebaliknya. Gejala-gejala yang mirip antara kedua penyakit tersebut tersebut antara lain demam, sakit
kepala, muntah, nyeri otot, pendarahan dan diare.
Perbedaan kedua adalah penyebab malaria bukanlah virus seperti halnya demam berdarah, penyakit
malaria diebabkan oleh parasit plasmodium yang menular akibat siklus kompleks diantara manusia dan
nyamuk. Siklus tersebut dimulai dari seekor nyamuk menggigit manusia yang sudah terinfeksi dan
mengambil parasit beserta darah yang kemudian menginfeksi nyamuk tersebut, nyamuk ini akan pergi
dan menggigit sekaligus menyuntikan parasit tersebut kepada manusia lain.
Perbedaan ketiga adalah masa inkubasi yang lebih panjang pada malaria ( sekitar 1 – 3 minggu bahkan
bulan sejak awal tertular) sedangkan virus demam berdarah memiliki masa inkubasi yang cepat 3-4
hari. Parasit malaria membutuhkan waktu untuk matang sebelum berkembang dan menginfeksi sistem
tubuh manusia, dalam jagka waktu tersebut parasit hanya akan tinggal dalam sel darah manusia.
Perbedaan keempat berkaitan dengan lokasi endemik kedua penyakit ini. Malaria lebih banyak dijumpai
di kawasan Afrika sedangkan Demam Berdarah banyak dijumpai di kawasan Asia Tenggara. Nyamuk
Anopheles suka berkembang biak di air tenang yang kotor, sedangkan nyamuk Aedes Aegypti suka
berkembang biak di air tenang yang bersih.
Perbedaan kelima adalah jam makan (menginfeksi) kedua nyamuk ini berbeda. Nyamuk Anopheles
betina keluar untuk mencari makan pada waktu senja, ataupun fajar, sedangkan nyamuk Aedes Aegypti
keluar untuk mencari makan pada siang hari.
Perbedaan terakhir adalah pada pengobatan kedua penyakit ini. Penyakit demam berdarah dapat
disembuhkan dengan istirahat yang cukup untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan asupan cairan
yang cukup sangatlah penting. Sedangkan untuk malaria pengobatan harus dilakukan dengan terlebih
dahulu mengidentifikasikan jeni parasit yang menginfeksi. (baca pengobatan malaria)
Kedua penyakit ini dapat dicegah dengan berbagai cara penanggulangan seperti penyemprotan, dan
sebagainya. (baca pencegahan malaria)
![Page 2: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/2.jpg)
EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE
Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis, dan menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat menyebabkan demam berdarah, baik ringan maupun fatal.
1. PREVALENSI DBDSaat ini sekitar 2.5 milliar orang, atau 40% dari populasi dunia, tinggal di daerah yang
beresiko terhadap transmisi virus Dengue (WHO). WHO memperkirakan 50-100 juta infeksi terjadi per tahun, termasuk 500.000 kasus DHF dan 22.000 kematian, sebagian besar pada anak-anak.
Di Indonesia, sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai 26.015 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 77.489 kasus terjadi di Indonesia selama 2009 dengan angaka kematian 585 jiwa. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih dinilai menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari angka kematian yang disebabkan oleh penyakit ini.
2. KONSEP TRIAS EPIDEMIOLOGIa. Factor Host
Umur Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun. Dari seluruh kasus DBD yang tercatat, sebanyak 27 persennya berasal dari kelompok anak usia 5 tahun sampai 14 tahun.
b. Factor AgentDBD disebabkan oleh virus dengue yang hingga saat ini telah diketahui ada 4 jenis serotipe yaitu Dengue 1, 2, 3 dan 4. Virus Dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus flavivirus.
c. Factor Lingkungan Wilayah yang banyak kasus DBD (endemis) Tempat-tempat umum.
Tempat-tempat umum seperti sekolah, RS, hotel, pasar, restoran, atau tempat umum lain merupakan berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar.
Pemukiman baru di pinggir kota. Karena di lokasi ini penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah di mana kemungkinan di antaranya terdapat penderita atau carier.
Lingkungan yang lembap lingkungan yang lembap akan mendukung perkembangbiakan nyamuk sehingga populasi nyamuk akan meningkat dan akan mempercepat penularan DBD.
Wilayah perkotaan Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue di daerah perkotaan lebih intensif dari pada di daerah pedesaan. Hal ini disebabkan kepadatan jumlah penduduk yang tinggi didaerah perkotaan. Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain sangat berdekatan sehingga memudahkan nyamuk penular Demam Berdarah Dengue (Aedes Aegypti) menyebarkan virus dengue dari satu orang ke orang lain yang ada disekitarnya (jarak terbang nyamuk Aedes aegypti biasanya tidak lebih dari 100 meter). Selain itu mobilitas penduduk dikota pada umumnya. jauh lebih tinggi dibandingkan di pedesaan.
Vector
![Page 3: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/3.jpg)
Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypty (di kota) danAedes albipictus (di desa). Ciri-cirinya adalah:
Sayap dan badannya belang-belang atau bergaris putih. Berkembang biak dia air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi, WC,
tempayan, drum, dan barang-barang yang menampung air seperti kaleng, ban bekas, pot tanaman air, dan lain-lain.
Jarak terbang ±100. Nyamuk betina bisa mengigit beberapa orang karena sebelum nyamuk tersebut itu kenyang
sudah berpindah tempat. Tahan dalam suhu panas dan kelembapan tinggi.
3. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKITa) Tahap Prepatogenesis
Fase Suseptibilitas
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Satu gigitan nyamuk dapat menginfeksi host.
b) Tahap Patogenesis Fase subklinis :
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue. Fase klinis
Saat kompleks antigen antibody akan melepaskan zat-zat yang merusak sel-sel pembuluh darah, yang disebut denagan proses autoimun. Hal tersebut akan mengakibatkan bocornya sel-sel darah, antara lain trombosit dan eritrosit. Akibatnya, tubuh akan mengalami pendarahan hebat pada kulit, saluran pencernaan,saluran pernapasan, dan organ tubuh yang vital
Fase Konvalesen (pemulihan), cacat atau meninggalManifestasi klinis DBD sangat bervariasi, WHO (1997) membagi menjadi 4 derajat, yaitu:
- Derajat I: Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi perdarahan spontan satu satunya adalah uji tourniquet positif.
- Derajat II : Gejala-gejala derajat I, disertai gejala-gejala perdarahan kulit spontan atau manifestasi perdarahan yang lebih berat.
- Derajat III: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menyempit (< 20 mmHg), hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, gelisah. - Derajat IV : Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.
Jenis dan Siklus Nyamuk Deman Berdarah
JENIS NYAMUK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti (nyamuk rumah) dan dapat juga oleh Aedes Albopicotus (nyamuk kebun/ luar rumah).
Ciri khas nyamuk Aedes antara lain :
Warna : Hitam dengan bintik-bintik putih spt
![Page 4: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/4.jpg)
zebraJarak terbang : 100 meterTempat Istirahat : Tempat gelap dan lembabWaktu Menggigit
: Pagi dan sore
Nyamuk betina mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang. nyamuk Aedes Aegypti dapat bertelur sebanyak 100 buah, diletakkan pada dinding tandon air (bukan di permukaan air). Nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di genangan air.
SIKLUS HIDUP NYAMUK
Dalam keadaan kering telur aedes Aegypti dapat bertahan hingga beberapa bulan, tetapi bila tergenang air akan menetas dalam waktu 1-2 hari, menjadi larva (jentik atau uget-uget) sampai degnan hari ke 4, hari ke 5 menjadi kepompong atau pupa, hari ke 6 menetas, hari ke 7 dewasa. Siklus nyamuk Aedes Aegypti mulai dari telur sampai dewasa dibutuhkan waktu 7-9 hari. Umur nyamuk betina rata-rata 8-15 hari dan yang jantan 6 hari lalu mati sendiri. Nyamuk Aedes Aegypti (betina) dapat menularkan Virus Dengue (Virus DBD) setelah menghisap darah seseorang yang terkena DBD. Ludah nyamuk tersebut terinfeksi virus dan akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain
![Page 5: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/5.jpg)
Demam Berdarah dan Karakteristik Nyamuk Penyebar Demam BerdarahSebagaimana kita ketahui, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Menurut WHO DBD merupakan penyebab
utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara. WHO memperkirakan setiap tahun
terdapat sekitar 50 – 100 juta kasus DBD, dengan 500.000 diantaranya memerlukan
perawatan di rumah sakit. Sementara di Indonesia, prosentase jumlah kasus DBD
merupakan 57% dari total kasus di Asia Tenggara. (WHO, 2007).
Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Menurut
penelitian yang paling berperan pada penularan penyakit adalah Aedes aegypti. Hal ini
disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain karena habitat nyamuk ini berada didalam
dan sekitar rumah.
Semantara menurut Gubler (1995), virus dengue itu sendiri merupakan bagian dari
flaviviridae dan dapat diklasifikasikan dalam empat serotipe yaitu serotipe Dengue-1,
Dengue-2, Dengue-3 dan Dengue-4. Dari keempat serotipe tersebut yang paling sering
menyebabkan kasus¬kasus berat dan menyebabkan kematian adalah serotipe Dengue-3.
Ibarat melakukan perang, kita harus paham musuh kita. Berikut beberapa karakteristik
vektor penyebar penyakit DBD yang harus kita pahami, agar kita dapat memenangkan
pertempuran melawan keganasan penyakit ini.
Karakteristik Nyamuk Demam Berdarah
![Page 6: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/6.jpg)
Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti:Menurut Soegijanto (2006), telur nyamuk Aedes aegypti akan menetas menjadi larva dalam
waktu 1-2 hari. Tempat yang sesui dengan kondisi optimum adalah didalam air dengan
suhu 20-40 oC. Sementara Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi
oleh beberapa factor, seperti tempratur, tempat, keadaan air dan kandungan zat makanan
yang ada di dalam tempat perindukan. Pada kondisi optimum larva berkembang menjadi
pupa dalam waktu 4-9 hari, kemudian pupa menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-3 hari.
Jadi pertumbuhan dan perkembangan dari telur, larva, pupa sampai dewasa memerlukan
waktu kurang lebih 7-14 hari.
Tempat perkembangbiakan:Menurut Depkes RI (2005), tempat perkembangbiakan utama vektor demam berdarah
yaitu tempat-tempat penampungan air berupa genangan air yang tertampung di suatu
tempat atau bejana di dalam atau sekitar rumah atau tempat-tempat umum, biasanya tidak
melebihi jarak 500 meter dari rumah. Nyamuk ini biasanya tidak dapat berkembangbiak di
genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah. Sedangkan jenis tempat
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti drum, tangki
reservoir, tempayan, bak mandi dan ember.
Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum
burung, vas bunga, perangkap semut dan barang-barang bekas seperti ban, kaleng,
botol, plastik.
Tempat penampungan air alamiah seperti lobang pohon, lobang batu, pelepah daun,
tempurung kelapa dan potongan bambu.
Perilaku nyamuk dewasaNyamuk setelah menetas akan istirahat di kulit kepompong untuk sementara waktu,
kemudian setelah sayap meregang menjadi kaku, nyamuk mampu terbang mencari
mangsa/darah. Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga
untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina mengisap darah. Nyamuk betina ini
lebih menyukai darah manusia dari pada binatang (antropofilik). Darah diperlukan untuk
mematangkan telur, agar jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan dapat menetas. Waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk mengisap
darah sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4 hari, jangka waktu ini yang
disebut dengan satu siklus gonotropik.
Menurut Depkes RI (2007), berdasarkan kebiasaan nyamuk betina mencari mangsa di
siang hari. Aktifitas menggigit dimulai pada pagi sampai petang hari, dengan dua puncak
aktifitas antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00 tidak seperti nyamuk lain. Aedes
![Page 7: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/7.jpg)
Aegypti mempunyai kebiasaan mengisap darah berulang kali (multiple bites) dalam satu
siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk
ini sangat efektif sebagai penular penyakit. Setelah mengisap darah, nyamuk akan hinggap
(beristirahat) di dalam atau di luar rumah berdekatan dengan tempat
perkembangbiakannya. Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab, untuk menunggu
proses pematangan telurnya. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai,
nyamuk betina akan meletakkan telurnya di dinding sedikit di atas permukaan air. Pada
umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu + 2 hari setelah telur terendam
air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur
di tempat yang kering (tanpa air) dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu -2 oC sampai
42 oC dan apabila tempat tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur
dapat menetas lebih cepat. (Depkes, 2007).
Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter maksimal 100 meter, namun secara
pasif karena faktor angin atau terbawa kendaraan dapat berpindah lebih jauh. Nyamuk
Aedes aegypti dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian daerah + 1.000 meter
dari permukaan laut, di atas ketinggian 1 .000 meter tidak dapat berkembang biak karena
pada ketinggian tersebut suhu udara terlalu rendah, sehingga tidak memungkinkan bagi
kehidupan nyamuk.
![Page 8: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/8.jpg)
2.1 Pengertian-Pengertian
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan di indonesia yang cenderung meningkat jumlah penderita serta
semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan
kepadatan penduduk (Depkes RI Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1992).
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti yang di tandai dengan
demam berdarah 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas lemas, lesu,
gelisah, nyeri ulu hati di sertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik
pendarahan. Kadang-kadang minisan, berak darah, muntah darah, kesadaran
menurun atau shock (Depkes RI, 1992).
Demam dengue (DF) adalah penyakit febris virus akut sering kali di
sertai dengan sakit kepala nyeri tulang atau sendi otot ruan leoropopenia
sebagai gejalanya (Santer Agung Podomore).
2.2 Vektor Penularan Penyakit DBD
Vektor penyakit DBD adalah nyemuk jenis Aedes Aegypti dan Aedes
Albopietus terutama bagi Negara Asia, Philippines dan Jepang, sedangkan
nyamuk jenis Aedes Polynesiensis, Aedes Scutellaris dan Aedes
Pseudoscutellaris merupakan vektor negara-negara kepulauan pasifik dan New
Guinea. Vektor DBD di Indonesia adalah Aedes (Stegomya Aegypti dan
Albopictus), (Djuniadi, 2006).
2.3 Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti
(Menurut Buku Manajemen Kesehatan) nyamuk aedes aegypti telah lama
di ketahui sebagian vektor utama dalam penyebaran penyakit DBD adapun ciri-
ciri sebagai berikut :
![Page 9: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/9.jpg)
1. Badan kecil berwarna hitam dengan bintik-bintik putih.
2. Hidup di dalam dan di sekitar rumah di bak mandi, tempatnya vas bunga dan
tempat air minum burung.
3. Mengigit dan menghisap pada siang hari.
4. Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter
5. Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar.
6. Di luar rumah dapat hidup di tampung air yang ada di dalam drum dan ban
keras.
2.4 Tanda dan Gejala Penyakit
Diagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnosa kunis
dan
1. Diagnosa Klinis
a. Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari
b. Bintik merah kulit, pendarahan kecil di dalam kulit, pendarahan pada mata
pendarahan hidang, pendarahan gusi, muntah darah dan adanya darah dalam
urin.
c. Pendarahan pada hidung dan gusi
d. Rasa sakit pada otot dan persediaan, timbul bintik-bintik merah pada kulit
akibat (Menurut Dr. Ircham Mactifoedz, MS).
2.5 Penularan Penyakit DBD
1. Mekanisme Penularan
Seorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan
sumber penularan DBD. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari
mulai penularan DBD. Virus dengue berada. Bilan penderita DBD digigit
nyamuk pendarahan maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke
dalam lambung nyamuk, selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan
tersebut di berbagai jaringan tubuh nyamuk.
![Page 10: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/10.jpg)
2. Tempat potensial bagi penularan DBD
Penularan DBD dpat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk
penularan.
a. Wilayah yang ada kasus DBD (Rawan Cendemis)
b. Tempat-tempat umum yang menjadi tempat berkumpulannya orang yang
datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran
virus dengue yang cukup besar, seperti Rumah Sakit /Puskesmas dan sarana
pelayanan kesehatan lainnya tempat umum (Hotel, Pertokooa, Pasar Dan
Tempat Ibadah).
c. Pemukiman baru (Depkes RI, 2005)
2.6 Vektor
Aedes Aegypti adalah spesien nyamuk tropis dan sutropis yang di
temukan di bumi biasanya antara garis lintang 35 U dan 35 S kira-kira
berhubungan dengan musim dingin.
1. Tempat Perindakan Nyemuk
Tempat perindakan nyemuk biasanya berupa genangan air yang
tertampung disuatu tempat. Nyamuk aedes tidak dapat berkembangbiak
degenangan air yang langsung bersentuhan dengan tanah.
Macam-macam tempat penampungan air
a. Tempat penampungan air (TPA), untuk keperluan sehari-hari seperti, drum,
bak mandi /wc, tempat ember dan lain-lain.
b. Tempat penampungan air bakun untuk keperluan sehari-hari seperti, tempat
minum burung, vas bunga, bak bekar, kaleng bekas, botol-botol bekas dan lain-
lain.
![Page 11: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/11.jpg)
c. Tempat penampungan air alamiah seperti, lubang pohon, lubang batu, pelepah
daun, tempurung kelapa, pelepah pisang, potongan bambu dan lain-lain
(Depkes RI, 1992).
2. Kesenagan Nyamuk Menggigit
Nyamuk betina biasa mencari mangsanya pada siang hari. Aktivitas
menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari, dengan puncak aktivitasnya
antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00 berbeda denyak nyamuk yang
lainnya, aedes oegypti mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang kali.
3. Kesenangan Nyamuk Istirahat
Nyamuk Aedes hinggap (beristirahat) di dalam atau kadang di laur
rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya. Biasanya di tempat
yang agak gelap dan lembab. Di tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu
proses pematangan telur. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur
selesai, nyamuk betina akan meletakkan telurnya di dinding tempat tempat
perkembangabiakannya, sedikit diatas permukaan air. Pada umumnya telur
akan menetas menjadi jentik dalam waktu lebih kurang 2 hari setelah telur
terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur
sebanyak 100 butir telur tersebut dapat bertahan sampai berbulan-bulan bila
berada di tempat kering dengan suhu 2 oC dan bila menetes lebih cepat
(Depkes RI, 2005).
2.7 Epidemiologi Penyakit DBD (Menurut WHO, 2004).
Timbulnya suatu penyakit dapat diterangkan melalui konsep segitiga
epidemologi, yaitu adanya agen host dan lingkungan.
2.7.1 Agent (Virus Dengue)
Agent peyebab penyakit DBD berupa virus atau suatu substansi elemen
tertentu yang kurang kehadirannya atau tidak hadirnya dapat menimbulkan
atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit atau di kenal ada empat virus
dengue yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4.
![Page 12: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/12.jpg)
Virus dengue ini memiliki masa inkubasi yang tidak terlalu lama yaitu
antara 3-7 hari, virus akan terdapat di dalam tubuh manusia. Dalam masa
tersebut penderita merupakan sumber penular penyakit DBD.
2.7.2 Host (Penjamu)
Faktor utama adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang
terdapat mempengaruhi timbalnya serta pelayanan suatu penyakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi manusia dalam penyakit DBD.
a. faktor umur
b. Jenis kelamin
c. Populasi
d. Mobilitas penduduk
2.7.3 Lingkungan (Uniroment)
Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit dengue atau di
renal dengan kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan sesuatu organisasi (WHO, 2004).
2.8 Cara-cara Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD
Strategi pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD dapat dilakukan
melalui beberapa cara.
a. Cara pemutusan rantai penularan
1) Melenyapkan virus dengue dengan cara mengobati penderita tetapi sampai
saat ini belum di temukan obat anti virus tersebut.
2) Isolasi penderita agar tidak digigit vektor sehingga tidak menularkan ke pada
orang lain.
3) Menjaga gigitan nyamuk sehingga orang sehat tidak ditulari.
4) Memberikan imunisasi dengan vaksinasi
5) Memberantas vektor agar tidak ditularkan kepada orang lain.
b. Cara Pemberantasan Terhadap Jentik Aedes Aegypti
![Page 13: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/13.jpg)
Pemberantasan terhadap jentik nyamuk aedes aegypti di kenal dengan
istilah pemberantasan sarang Nyamuk Demam Berdarah dengue (PSN DBD).
Dilakukan dengan cara.
Cara ini di kenal dengan kegiatan “3 M” yaitu :
1) Fisik
- Menguras
- Menutup
- Mengubur
2) Kimia
Cara pemberantasan jentik aedes aegypti dengan menggunakan
insektisida pembasmi jenti.
3) Biologi
Pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti secara biologi dapat
dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik (Ikan Kepala Timah).
c. Cara Pencegahan
1) Memberikan penyuluhan serta informasi kepada masyarakat untuk
membersihkan tempat perindakan nyamuk dan melindungi diri dari gigitan
nyamuk dengan memasang kelambu eaktu tidur, perlindungan diri dengan
pakaian dan menggunakan obat gosok anti nyamuk.
2) Melaksanakan survei untuk mengetahui tingkat kepadatan vektor nyamuk
mengetahui tempat perindukan dan habitat larva membuat rencana
pemberantasan sarang nyamuk (Depkes RI, 2005).
2.9 Faktor Penularan Penyakit DBD
a. Faktor Internal
Faktor Internal meliputi ketahanan tubuh atau stamina seseorang. Jika
kondisi badan tetap bugas kemungkinan kecil untuk terkena penyakit DBD. Hal
ini tersebut dikarenakan tubuh memiliki daya tahan cakap kuat dari infeksi
baik yang disebabkan oleh bakteri, parasit atau virus seperti penyakit DBD.
![Page 14: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/14.jpg)
Oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan daya tahan pada musim
hujan, pada musim itu terjadi perubahan cuaca yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan virus dengue penyebab DBD, hal ini menjadi
kesempatan jentik nyamuk berkembangbiak menjadi lebih banyak.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar tubuh manusia
faktor ini tidak mudah di kontrol karena berhubungan dengan pengetahuan,
lingkungan dan perilaku manusia baik di tempat tinggal maupun tempat
bekerja.
Faktor yang memudahkan seseorang menderita DBD dapat dilihat dari
kondisi berbagai tempat berkembangbiakannya nyamuk seperti di tempat
penampungan air, karena kondisi ini memberikan kesempatan pada nyamuk
untuk hidup dan berkembangbiak (Satari dan Meiliasari, 2004).
Menurut Fathi, el. Al (2005) ada peranan faktor lingkungan dan perilaku
terhadap penularan DBD, antara lain.
a. Keberadaan Jentik
Keberadaan jentik pada tempat pembuangan sampah sementara atau
cantainer dapat dilihat dari letak, kantainer sangat mempengaruhi maka akan
semakin banyak tempat perindukan danakan semakin padat populasi nyamuk
aedes. Maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi virus DBD dengan waktu
penyebaran lebih cepat sehingga jumlah kasus penyakit DBD lebih cepat pada
akhirnya mengakibatkan terjadinya KLB. Dengan demikian program
pemerintah berupa penyuluhan kesehatan masyarakat dalam penanggulangan
penyakit DBD antara lain dengan cara menguras menutup dan menghibur (3
m) sangat tepat dan perlu dukungan luar dari masyarakat dalam pelaksanaan.
b. Kepadatan Vektor
![Page 15: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/15.jpg)
Kepadatan vektor hal ini nampak peran kepadatan vektor nyamuk Aedes
terdapat daerah yang terjadi kasus KLB.
c. Tingkat Pengetahuan DBD
Pengetahuan merupakan hasil proses keinginan untuk mengerti dan ini
terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terutama indera
pendengaran dan penglihatan terhadap objek tertentu yang menari perhatian
terhatian terhadap sesuatu objek, pengetahuan merupakan respons seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselambung.
2.10 Faktor-faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian DBD adalah
a. Kebiasaan Mengantung Pakaian
Kebiasaan mengantung pakaian di dalam rumah merupakan indikasi
menjadi kesenangan beristirahat Nyamuk Aedes Aegypti (Widyana, 1998).
2.11 Faktor Yang Mempengaruhi Penyebab Virus Dengue
a. Kepadatan Nyamuk
Kepadatan Nyamuk merupakan faktor risiko terjadinya penularan DBD.
Semakin tinggi kepadatan Nyamuk Aedes aegypti, semakin tinggi pula risiko
masyarakat untuk tertular penyakit DBD. Hal ini berarti apabila disuatu daerah
yang kepadatan Aedes Aegypti tinggi terhadap seorang penderita DBD. Maka
masyarakat sekitar penderita tersebut berisiko untuk tertular.
b. Kepadatan Rumah
Nyamuk Aedes Aegypti merupakan nyamuk yang jarak terbangnya 100
meter oleh karena itu nyamuk tersebut bersifat domestik.
c. Kepadatan Hunian Rumah
Nyamuk Aedes Aegypti merupakan nyamuk yang sangat aktif mencari
makan, nyamuk tersebut dapat menggigit banyak orang dalam waktu yang
![Page 16: Perbedaan Malaria Dan Demam Berdarah](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082411/55cf9767550346d033917590/html5/thumbnails/16.jpg)
pendek. Oleh karena itu bila dalam satu hunian ada penghuni yang menderita
DBD maka penghuni lain mempunyai risiko untuk tertular penyakit DBD