perbedaan pengaruh metode latihan dan kekuatan otot lengan terhadap prestasi tolak peluru ·...

147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU (Study Eksperimen Metode Latihan Plyometrik Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass pada Siswa Putra SMA Negeri Punung Kabupaten Pacitan) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan Disusun Oleh : N A N G I M NIM: A.120809115 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: nguyendan

Post on 06-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU

(Study Eksperimen Metode Latihan Plyometrik Heavy Bag Thrust dan

Medicine Ball Chest Pass pada Siswa Putra SMA Negeri Punung Kabupaten Pacitan)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Disusun Oleh :

N A N G I M

NIM: A.120809115

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU

(Study Eksperimen Metode Latihan Plyometrik Heavy Bag Thrust dan

Medicine Ball Chest Pass pada Siswa Putra SMA Negeri Punung Kabupaten Pacitan)

Disusun Oleh :

N A N G I M

NIM: A.120809115

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Pada tanggal : Pebruari 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr.H.M. Furqon H, M.Pd Prof. Dr.H. Muchsin Doewes, dr ,AIFO NIP : 19600727 198702 1 001 NIP. 19480531 197603 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Prof. Dr.Sugiyanto NIP. 19491108 197609 1 001

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU

(Study Eksperimen Metode Latihan Plyometrik Heavy Bag Thrust dan

Medicine Ball Chest Pass pada Siswa Putra SMA Negeri Punung Kabupaten Pacitan)

Disusun Oleh :

N A N G I M

NIM: A.120809115

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. Sugiyanto ............................ Sekretaris : Dr. Kiyatno, M.Or,AIFO .............................

Anggota Penguji :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd. .............................

2. Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr, AIFO. ............................

Direktur PPs UNS,

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. NIP. 19570820 198503 1 004

Surakarta, Pebruari 2011 Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 19491108 197609 1 001

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : N A N G I M

NIM : A.120809115

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul :

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU (Study Eksperimen Metode Latihan Plyometrik Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass pada Siswa Putra SMA Negeri Punung Kabupaten Pacitan)

Adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya tersebut

diberi tanda citasi dan ditunjukkan pada daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Pebruari 2011

Pembuat Pernyataan

Nangim.

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu, tidak ada sesuatu yang

lebih terhormat daripada adab dan tidak ada kawan yang lebih bagus daripada

akal, tidak ada yang mulia kecuali Iman dan taqwa.

( Al Imam Al Mawardi )

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan

Kepada :

Ibu dan Bapak Tercinta,

Isteri dan Anakku Tersayang,

Saudara-saudaraku Tersayang,

Almamaterku Tercinta

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya, sehingga

penyusunan tesis ini dapat diselesaikan. Penyelesaian tesis mengalami berbagai

kesulitan dan hambatan, berkat bantuan dari berbagai pihak berbagai kesulitan dan

hambatan yang timbul tersebut dapat diatasi. Dalam kesempatan ini diucapkan

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. dr. M. Syamsulhadi, Sp. KJ (K). selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta atas pemberian pengarahan dan

bantuannya.

3. Prof. Dr. Sugiyanto selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program

Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Dr.H.M. Furqon H, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam menyusun tesis.

5. Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr,AIFO selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam menyusun tesis.

6. Drs. Wachidin selaku Kepala SMA Negeri Punung Kab. Pacitan yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

7. Teman-teman yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

8. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan

penulisan tesis ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan balasan-Nya kepada mereka

dengan yang lebih baik. Amin.

Surakarta, Pebruari 2011

Penulis

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

NANGIM, NIM: A.120809115, 2011. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU (Study Eksperimen Metode Latihan Plyometrik Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass pada Siswa Putra SMA Negeri Punung, Kabupaten Pacitan)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh antara Latihan Heavy Bag Thrust dan Medecine Ball Chest Pass terhadap peningkatan prestasi tolak peluru. (2) Perbedaan prestasi tolak peluru antara siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi dan rendah. (3) Pengaruh interaksi antara latihan Plyometric dan kekuatan otot lengan terhadap peningkatan prestasi tolak peluru.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Punung Kab. Pacitan selama 2 bulan. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 X 2. Populasi penelitian ini adalah siswa putra SMA Negeri Punung Kab. Pacitan yang berjumlah 64 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling, sampel yang diambil sebanyak 40 siswa, terdiri dari 20 siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi dan 20 siswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah. Variabel yang diteliti yaitu variabel bebas : variabel manipulatif dan variabel atributif, serta satu variabel terikat. Variabel manipulatif terdiri dari latihan Heavy Bag Thrust dan latihan Medicine Ball Chest Pass. Variabel atributif terdiri dari kelompok sampel dengan kekuatan otot lengan tinggi dan rendah. Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis varians ( ANOVA ) dua jalur.

Kesimpulan: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass terhadap prestasi tolak peluru (Fhitung = 13,4812 > F tabel = 4.11 ) . (2) Ada perbedaan hasil prestasi tolak peluru yang signifikan ( Fhitung = 10,3802 > F tabel = 4.11 ) antara siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi dan rendah, dimana siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi lebih baik dari siswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah. (3) Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara latihan latihan dan kekuatan otot lengan terhadap peningkatan prestasi tolak peluru (Fhitung = 62,4512 > F tabel = 4.11 ), dimana latihan Heavy Bag Thrust lebih cocok diterapkan pada siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi sedangkan latihan Medicine Ball Chest Pass lebih cocok diterapkan pada siswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah.

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Kata Kunci : Latihan Plyometrics, Latihan Heavy Bag Thrust, Latihan Medicine Ball Chest Pass , Kekuatan otot lengan, Prestasi Tolak Peluru

ABSTRACT

NANGIM, NIM: A. 120809115, 2011. THE EFFEECT OF PLYOMETRICS TRAINING AND ARM MUSCLE POWER TO IMPROVING SHOOT PHUT ACHIEVEMENT. (Study Experiment Heavy Bag Thrust Training and Medicine Ball Chest Pass , Student SMA Negeri Punung Kab. Pacitan).

The aims of this research are to find out : (1) The differences of effect between Heavy Bag Thrust Training and Medicine Ball Chest Pass to improve shoot phut achievement. (2) The differences shoot phut achievement between student who have high and low arm muscle power. (3) The effect of interaction between Plyometric training and arm muscle power to improve shoot phut achievement.

This research was held at SMA Negeri Punung Kab. Pacitan for two months. This research used experiment method 2 X 2 factorial design. The population of this research were 64 boys student to SMA Negeri Punung Kab. Pacitan. The sampling technique was purposive random sampling, the samples taken as 40 student, consisted of 20 student who have high arm muscle power and 20 student who have low arm muscle power. The variables were independent variables consisted of two factors, there were manipulative variable and attributive variables and one bound variable. Manipulative variables consisted of Heavy Bag Thrust Training and Medicine Ball Chest Pass . Attributive variables consists of groups of samples with high and low arm muscle power. Bound Variables in this research is shoot phut achievement. Technique of data analysis in this research were used varians analysis (ANAVA) two lanes.

Conclusion: (1) There is a significant of difference effect between Heavy Bag Thrust. Training and Medicine Ball Chest Pass to shoot phut achievement, (Fhitung = 13,4812 > F tabel = 4.11 ) . (2) There is a significant difference of shoot phut

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

achievement ( Fhitung = 10,3802 > F tabel = 4.11 ) between student who have high and low arm muscle power, which student who have high arm muscle power was better than student who have low arm muscle power. (3) There is a significant interaction effect between Plyometric training and arm muscle power to improve shoot phut achievement (Fhitung = 62,4512 > F tabel = 4.11 ), where the Heavy Bag Thrust Training more suitable to be applied to the student who have high arm muscle power while Medicine Ball Chest Pass Training more suitable to be applied to the student who have low arm muscle power.

Key word : Plyometric training, Heavy Bag Thrust Training, Medicine Ball Chest Pass Training, arm muscle power, Shoot Phut Achievement .

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berolahraga merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh

setiap orang untuk menunjang derajat kesehatan dan kebugaran jasmani nya.

Pentingnya peran kesehatan, dalam lembaga pendidikan maka dilaksanakan

kegiatan olahraga yang disebut pendidikan jasmani dan kesehatan .Pendidikan

jasmani merupakan salah satu jenis pendidikan yang mengutamakan gerak tubuh

atau aktivitas jasmani yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara

keseluruhan.

Pendidikan jasmani mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan

jasmani anak dan potensi lainnya seperti afektif, kognitif dan psikomotor.

Aktivitas gerak sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani telah

dituangkan dalam silabus pembelajaran. Mata pelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan salah satu program pendidikan umum dalam kurikulum pendidikan

yang diberikan pada setiap jenjang sekolah. termasuk mata pelajaran pendidikan

jasmani dan kesehatan harus diberikan kepada siswa adalah cabang olahraga

atletik, salah satu nomor atletik adalah tolak peluru.

Cabang olahraga atletik perlu dikembangkan dan ditingkatkan prestasinya

di masyarakat, termasuk di lingkup pendidikan sekolah. Hal ini tepat sekali

karena selain sebagai sarana pembinaan fisik,mental dan sosial masyarakat

sekolah adalah kader-kader penerus bangsa seperti yang disebutkan dalam

GBHN (Tap MPR RI No. II/MPR/1993) sebagai berikut :

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Pembinaan dan pengembangan Olahraga yang merupakan bagian upaya

peningkatan kualitas manusia Indonesia pada peningkatan kesehatan

jasmani, mental dan rokhani ,serta ditunjukkan untuk pembentukan

watak dan kepribadian,disiplin dan sportivitas yang tinggi serta

peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggan

Nosional.

Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan

dalam pendidikan jasmani. Atletik diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) Sekolah Menengan Atas (SMA/SMK).

Nomor-nomor atletik yang diajarkan meliputi jalan, lari, lompat dan lempar. Dari

tiap-tiap nomor tersebut didalamnya terdapat beberapa nomor yang dilombakan

atau dipertandingkan. Untuk nomor lari terdiri atas : lari jarak pendek, jarak

menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari sambung dan lari cross

country. Nomor lompat meliputi lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit,

lompat tinggi galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar lembing,

tolak peluru dan lontar martil.

Berkaitan dengan nomor-nomor atletik tersebut, penelitian ini akan

mengkaji dan meneliti nomor lempar . Melempar merupakan salah satu aktivitas

pengembangan kemampuan daya gerak siswa yaitu bertindak melakukan suatu

bentuk gerakan dengan anggota badan nya secara lebih terampil.

Tolak peluru merupakan salah satu nomor lempar yang mempunyai istilah

berbeda dengan nomor lempar lainnya. Hal ini karena gerakan menolak tidak

melempar. Ditinjau dari gaya tolak peluru dibedakan atas dua gaya yaitu : gaya

ortodhox (menyamping) dan gaya obrein (membelakang). Dikatakan gaya

menyamping karena, sikap badan pada waktu menolak menyamping dari sektor

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

lemparan, sedangkan dikatakan gaya mebelakangi karena pada waktu menolak

posisi badan membelakangi sektor lemparan.

Berkaitan dengan gaya tolak peluru, penelitian ini akan mengkaji dan

meneliti tolak peluru gaya menyamping (orthodox). Untuk menolakkan peluru

sejauh-jauhnya tidaklah mudah. Ada beberapa unsur yang dapat mempengaruhi

pencapaian prestasi tolak peluru. Kemampuan fisik yang memadai dan menguasai

teknik yang benar merupakan bagian yang dapat mempengaruhi pencapaian

prestasi tolak peluru. Kemampuan fisik dan teknik merupakan komponen yang

saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Teknik tolak peluru dapat dikuasai

dengan baik, jika didukung kemampuan fisik yang memadai. Hal ini karena,

dalam pelaksanaan teknik tolak peluru pasti melibatkan kemampuan fisik. Adapun

teknik tolak peluru terdiri dari : cara memegang dan meletakkan peluru, sikap

badan pada waktu akan menolak, cara menolak peluru dan sikap akhir setelah

menolak. Untuk mencapai tolakkan yang sejauh-jauhnya, maka teknik-teknik

tersebut harus dikuasai.

Untuk dapat menolakkan peluru sejauh-jauhnya tidaklah mudah .

kemampuan fisik yang memadai dari otot-otot lengan sangat dibutuhkan. Pada

saat menolakkan peluru otot-otot lengan harus dikerahkan secara maksimal.

Sadoso Sumosardjuno (1994:58) menyatakan bahwa “otot-otot bagian atas yang

sangat penting untuk gerakan melempar adalah otot punggung bagian atas, otot

trapesius, otot pektoralis bagian atas, otot deltoideus, otot tricep, serta otot pada

lengan dan pergelangan”. Hal ini berarti, untuk menolakkan peluru secara

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

maksimal otot-otot lengan dan otot pergelangan tangan harus dikerahkan secara

maksimal dalam satu pola gerakan yang tepat.

Pada umumnya seorang atlet tolak peluru memiliki perawakan tubuh yang

tinggi besar dan kuat. Tamsir Riyadi ( 1985:121 ) menyatakan “ Dalam usaha

pencapaian prestasi secara maksimal, bentuk tubuh seseorang (besar,tinggi,kekar

dan berat) juga sangat besar pengaruhnya terhadap hasil lemparan “ Hal ini

berarti, bentuk tubuh yang tinggi dan kekar sudah barang tentu disertai bagian-

bagian tubuh yang ideal diantaranya lengan dan tungkai nya panjang. Lengan

yang panjang harus mampu dimanfaatkan secara optimal pada teknik yang benar.

Lengan yang panjang tentu mempunyai jarak jangkauan yang lebih panjang,

sehingga hal ini dapat mempengaruhi jauhnya tolakan.

Ditinjau dari Gerakan tolak peluru gaya ortodhok terdiri atas pada gerakan

kaki berdiri dengan satu kaki dan kaki lainnya diayun, untuk selanjutnya digeser

kedepan. Hal ini berarti, kemampuan berdiri dengan stabil sangat penting untuk

dapat melakukan teknik menolak dengan baik. Kemampuan seseorang atlet berdiri

dengan stabil dengan tetap menjaga keseimbangan akan mendukung gerakan

menolakkan peluru. Semakin tubuh seimbang saat akan menolakkan peluru, maka

gerakan menolakkan peluru dapat dilakukan dengan baik, sehingga dapat

mendukung pencapaian prestasi yang optimal.

Peningkatan prestasi merupakan salah satu tujuan pendidikan dan olahraga.

Salah satu nomor dalam cabang atletik yang belum mampu menunjukkan prestasi

terbaiknya diarena Internasional adalah di nomor tolak peluru salah satu jalan

dapat ditempuh adalah dengan berlatih yang teratur dan terus menerus dengan

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

asuhan seorang pelatih atau guru olahraga yang profesional, dalam arti

mempunyai pengetahuan yang luas dan memahami dengan benar azas-azas

olahraga untuk tujuan prestasi yang diharapkan.

Berusaha dan terus berusaha mendapatkan jalan baru untuk meningkatkan

prestasi keolahragaan di Indonesia adalah tanggung jawab Negara, sebagai

pelatih,guru olahraga, pembinaan olahraga dan ilmuwan olahraga khususnya atlet

itu sendiri. .

Untuk mencapai prestasi tinggi pada nomor tolak peluru maka unsur

kekuatan otot lengan dengan usaha eksplosif (ledakan) sangat diperlukan.

Sedangkan dua gerak yang dimaksud adalah gaya gerak otot atau muscule

explosive power.

Dari pendapat diatas apabila diamati pada atletik tolak peluru akan terlihat

sekali pada saat setelah melakukan awalan dengan membungkuk, lalu dengan

cepat dan tenaga sekuat-kuatnya melontarkan peluru terjadilah daya ledak otot

lengan yang diikuti dengan kaki kanan bagi pelontar yang menggunakan tangan

kanan) berfungsi untuk mendorong tubuh naik keatas yang diikuti dengan

meluruskan lengan pemegang peluru sedangkan lengan satunya sebagai

keseimbangan.

Dalam berbagai cabang olahraga, kualitas unsur gerak fisik yang dituntut

mencapai prestasi secara khusus berbeda-beda. Sama halnya dengan ciri-ciri

biologis yang diperlukan dalam gerak menyangkut kualitas serta ketetapan dalam

melaksanaakan suatu gerak olahraga. Demikian halnya dalam suatu latihan fisik,

meskipun dalam latihan prinsip-prinsip sama, tetapi dalam latihan pada unsur

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

geraknya tertentu akan berbeda atau porsi latihan yang diberikan kepada setiap

cabang olahraga.

Dengan mengenal dan mengetahui uraian tenatang analisis gerakan dari

suatu cabang olahraga diharapkan pelatih atau guru olahraga untuk selanjutnya

menganalis sendiri tentang teknik olahraga yang diajarkan. Mengingat tolak

peluru sebagian besar telah diajarkan disekolah-sekolah baik disekolah negeri

maupun swasta, maka untuk memperbaiki prestasi tolak peluru di Indonesia

sebaiknya juga dimulai dari sekolah dasar.

Selanjutnya tolak peluru itu sendiri salah satu faktor pokok yang

mempengaruhi prestasi adalah struktur dan postur tubuh. Hal ini dapat dibuktikan

memperhatikan penampilan bagi sebagian besar atlet yang mengikuti nomor

lempar dan tolak peluru di arena Sea Games, Asean Games, maupun Olimpiade

memperhatikan bentuk tubuh yang besar dan kuat. Sebab tubuh yang besar dan

kuat dengan otot-otot tubuh, utamanya otot lengan dan bahu akan menghasilkan

lemparan maupun tolakan yang terjauh. Sedangkan di nomor tolak dan lempar

yang menjadi ukuran prestasi adalah jauh lemparan atau tolakan nya. Sehingga

untuk melakukanya menuntut kekuatan otot dan teknik lemparan atau menolak

yang tepat.

Mengenai pentingnya kekuatan otot pada nomor-nomor lempar dan tolak

peluru menurut Sadoso Sumosardjono (1990:27) dikatakan bahwa: “Nomor tolak

peluru adalah kegiatan olahraga yang lebih condong kekuatan terutama dengan

usaha eksplosif (ledakan)”.

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahawa untuk mencapai prestasi

tinggi pada nomor tolak peluru maka unsur kekuatan otot lengan dengan usaha

ekssplosif (ledakan) sangat diperlukan. Sedangkan gaya gerak yang dimaksud

daya gerak otot atau muscule explosive power.

B. Identivikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Pendidikan jasmani dan kesehatan belum dioptimalkan di sekolah untuk

meningkatkan derajat kesehatan pada siswa.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi untuk meningkatkan tolak peluru.

3. Siswa belum diketahui kondisi fisiknya dan kekuatan otot lengan yang

dapat mendukung kemampuan tolak peluru.

4. Siswa belum memanfaatkan kemampuan kekuatan otot lengan secara

maksimal dalam melakukan tolak peluru.

5. Untuk meningkatkan prestasi tolak peluru dengan melakukan latihan

plyometrik.

6. Jenis latihan plyometrik Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass

C. Pembatasan Masalah.

Pembatasan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan pengaruh Metode latihan Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball

Chest Pass terhadap prestasi tolak peluru.

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

2. Perbedaan prestasi tolak peluru antara siswa yang memiliki kekuatan otot

lengan tinggi dan kekuatan otot lengan rendah.

3. Pengaruh interaksi antara metode latihan dan kekuatan otot lengan

terhadap prestasi tolak peluru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat

merumuskan sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh metode latihan Heavy Bag Thrust dan

Medicine Ball Chest Pass terhadap prestasi tolak peluru.

2. Adakah perbedaan prestasi tolak peluru antara siswa yang memiliki

kekuatan otot lengan tinggi dan kekuatan otot lengan rendah.

3. Adakah pengaruh interaksi antara metode latihan dan kekuatan otot

lengan terhadap prestasi tolak peluru.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini untuk

mengetahui :

1. Perbedaan pengaruh metode latihan Heavy Bag Thrust dan Medicine

Ball Chest Pass terhadap prestasi tolak peluru pada siswa putra kelas XI

SMA Negeri Punung, Kabupaten Pacitan.

2. Perbedaan prestasi tolak peluru antara siswa yang memiliki kekuatan otot

lengan tinggi dan kekuatan otot lengan rendah.

3. Pengaruh interaksi antara metode latihan dan kekuatan otot lengan

terhadap prestasi tolak peluru.

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

F. Manfaat Penelitian.

Adapun penelitian ini diharapkan bermanfaat ;

1. Bagi Guru dan pelatih dapat memberikan dan menambah wawasan

tentang pengaruh metode latihan Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest

Pass terhadap prestasi tolak peluru.

2. Memberikan sumbangan pengetahuan kepada para pelatih / guru

pendidikan jasmani tentang pentingnya metode latihan yang tepat untuk

meningkatkan prestasi tolak peluru.

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Tolak Peluru

a. Pengertian Tolak Peluru

Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar yang terdapat dalam cabang

olahraga siswaik. Meski pun termasuk dalam nomor lempar, namun

penggunaan istilahnya bukan lempar peluru, tetapi tolak peluru. Hal ini karena,

peluru tidak dilemparkan, tetapi ditolakkan atau didorong dari bahu. Menurut

istilah tolak peluru, Aip Syarifuddin (1992:144) “ Tolak peluru adalah suatu

bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu alat yang bundar dengan berat

tertentu yang terbuat dari logam (peluru) yang dilakukan dari bahu dengan satu

tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya”

Berdasarkan pengertian tolak peluru tersebut menunjukkan bahwa,

peluru adalah suatu alat yang bundar terbuat dari logam, tembaga atau

kuningan yang memiliki berat tertentu yang dalam pelaksanaannya harus

ditolakkan dari bahu untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Adapun berat

peluru yang dipergunakan dalam perlombaan resmi yang diselenggarakan

PASI peluru untuk putra sebesar 7,257 kg dan bagi peserta wanita 4 kg,

menurut Soegito (1992:22) yaitu “ Pengguanaan peluru yang digunakan di

sekolah-sekolah menengah, bagi anak laki-laki digunakan peluru seberat 5 kg

dan untuk anak perempuan seberat 3 kg” Sedangkan dalam pelaksanakan

9

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

menolakkan peluru dapat dilakukan dengan menyamping (gaya orthodox) atau

membelakangi sektor lemparan (gaya obrein)

b. Tolak Peluru Gaya Ortodhox

Untuk mencapai prestasi tolak peluru yang maksimal adalah dengan

menolakkan peluru sejauh-jauhnya dan dinyatakan sah berdasarkan peraturan

yang berlaku. Dalam pelaksanaan menolakkan peluru disebut dengan gaya

tolak peluru ada dua macam yaitu gaya ortodhox dan gaya obrein. Dikatakan

gaya orhodhox atau menyamping karena sikap saat akan melakukan tolakan

menyamping sektor lemparan. Menurut Tamsir Riyadi (1985:126) disebut gaya

menyamping karena :”sikap permulaan berdiri miring, sehingga arah tolakan

disebelah samping”. Hal senada dikemukakan Jonath U Haag E, dan Krempel

R (1988:46) bahwa “teknik ortodhox yaitu menolak peluru lepas kesamping

setelah loncatan datar”

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tolak

peluru gaya ortodhox atau gaya menyamping merupakan cara menolak peluru,

dimana posisi badan saat akan menolakkan peluru menyamping dari sektor

lemparan. Gaya ortodhox ini sering digunakan untuk siswa-siswa sekolah,

karena gerakannya lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan gaya

membelakangi atau obrein. Seperti dikemukakan Tamsir Riyadi (1985:126)

bahwa “Gaya menyamping masih sering dipakai, terutama bagi siswa anak-

anak sekolah (SMP,SMA) .

c. Teknik Tolak Peluru

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

Teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional

yang memungkinkan tercapainya hasi-hasil yang baik didalam suatu

perlombaan maupun latihan. Peningkatan prestasi dalam olahraga menuntut

adanya perbaikan dan pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya.

Peningkatan prestasi tolak peluru selalu menuntut perubahan teknik dari gaya

depan, gaya menyamping, dan gaya membelakang. Hal ini berarti, setiap saat

teknik selalu berkembang sesuai dengan tuntutan peningkatan prestasi olahraga

atau terjadi sebaliknya dengan diketemukan nya teknik-teknik baru, maka

prestasi olahraga menjadi meningkat.

Untuk mencapai prestasi tolak peluru gaya orthodox, maka harus

menguasai teknik tolak peluru dengan baik dan benar. Dengan menguasai

teknik tolak peluru akan memberi peluang pencapaian prestasi yang optimal.

Menurut Aip Syarifudin (1992:145) “ teknik tolak peluru yaitu :(1) cara

memegang peluru, (2) sikap badan pada waktu akan menolak peluru, (3) cara

menolak peluru, (4) sikap badan setelah menolakkan peluru”.

Untuk lebih jelas teknik pelaksanaan tolak peluru gaya ortodhox

dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

1). Cara Memegang Peluru

Cara memeggang peluru merupakan tahap awal dalam gerakan

tolak peluru. Menurut Jerver J,(2005:80) salah satu tujuan memegang peluru

yaitu “mendapatkan pegangan yang paling efisien, sehingga penyaluran

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

tenaga cukup efektif sewaktu peluru tersebut ditolak kan”. Adapun cara

memegang peluru meurut Agus Mukholid (2004:109) sebagai berikut:

(1) Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak tangan, yang dekat dengan jari-jari tangan. Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka. Jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang atau menahan bagian samping agar peluru tidak tergelincir kedalam atau keluar, sedangkan jari-jari yang lain bertugas menahan, menekan dan memegang peluru bagian belakang, ibu jari menahan ke dalam dan jari kelingking menahan keluar.

(2) Setelah peluru dapat di pegang dengan baik, letakkan pada bahu dan menempel (melekat) di leher. Siku diangkat ke samping sedikit agak serong kedalam. Lengan yang tidak memegang peluru menjaga keseimbangan.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi cara memegang peluru

sebagai berikut :

Gambar 1. Cara Memegang Peluru

(Agus Mukholid, 2004:108)

2). Sikap Badan pada Waktu Akan Menolak Peluru.

Sikap badan pada waktu akan menolakkan peluru berkaitan dengan gaya

tolak peluru, Seperti telah dijelaskan di atas bahwa, cara menolakkan peluru

ada dua cara yaitu menyamping dan membelakangi sektor lemparan. Dalam hal

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

ini akan diuraikan cara atau sikap padan pada waktu akan menolakkan peluru

menyamping. Menurut Agus Mukholid (2004:109) sikap badan pada waktu

akan menolakkan peluru menyamping sebagai berikut:

(1) Berdiri tegak menyamping kearah tolakan, kedua kaki di buka lebar. Kaki

kiri lurus kedepan, sedangkan kaki kanan lututnya dibengkokkan kedepan

sedikit agak serong ke samping kanan,badan agag condong kesamping

kanan.

(2) Tangan kanan memegang peluru pada bahu, sedangkan lengan kiri dengan

siku dibengkokkan didepan sedikit agak serong keatas.

(3) Tangan dan lengan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga

keseimbangan, pandangan ditunjukkan ke arah tolakan.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi sikap badan pada

waktu akan menolakkan peluru sebagai berikut:

Gambar : 2 Sikap Badan pada Waktu Akan Menolak Gaya Menyamping

(Agus Mukholid, 2004:109)

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

3). Cara Menolakkan Peluru

Cara menolakkan peluru merupakan tahapan ke tiga dari serangkaian

gerakan tolak peluru. Menurut Aip Syarifudin (1992:148) pelaksanaan

cara menolakkan peluru gaya ortodhox sebagai berikut :

(1) Bersamaan dengan memutar ke arah tolakan, siku ditarik serong ke

atas ke belakang (ke arah samping kiri), pinggul dan pinggang serta perut

didorong ke depan agak keatas hingga dada terbuka menghadap ke depan

serong ke atas ke arah tolakan. Dagu di angkat atau agak ditengadahkan,

pandangan ke arah tolakan.

(2) Pada saat seluruh badan (dada) menghadap kearah tolakan,

secepatnya peluru itu ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah

tolakan (parabola) bersamaan dengan bantuan menolakkan kaki kanan

dan melonjakkan seluruh badan ke atas serong kedepan (kalau menolak

dengan tangan kanan, sedangkan jika dengan tangan kiri sebaliknya)

Untuk lebih jelas berikut ini disajiakn ilustrasi gerakan cara

menolakkan peluru gaya menyamping sebagai berikut:

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

Gambar : 3 Cara Menolakkan Peluru Gaya Ortodhox.

(Agus Mukholid, 2004:110)

4). Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru

Sikap akhir setelah menolakkan peluru merupakan salah satu faktor yang

menentukan sah dan tidaknya tolakan yang dilakukan. Menurut Agus

Mukholid (2004:110) sikap badan setelah menolakkan peluru sebagai berikut:

(1) Setelah peluru lepas dari tangan kanan, secepatnya kaki yang digunakan

untuk menolak itu diturunkan dan diletakkan kembali pada tempat bekas

injakan kaki kiri , dengan lutut agak dibengkokkan.

(2) Kaki yang berada didepan (kaki kiri) diangkat kebelakang lurus dan

santai, untuk membantu menjaga keseimbangan.

(3) Badan condong ke depan, dagu diangkat dan badan agak miring ke

samping kiri, pandangan kearah jatuhnya peluru.

(4) Tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada di depan sedikit

agak dibawah badan, lengan kiri lemas dan lurus kebelakang untuk

membantu menjaga keseimbangan.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi sikap badan menolakkan peluru sebagai berikut.

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvii

Gambar : 4 Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru

(Agus Mukholid, 2004:111)

Teknik pelaksanaan tolak peluru tersebut penting untuk dikuasai oleh

setiap siswa tolak peluru. Penguasaan teknik yang baik akan dapat mendukung

pencapaian prestasi tolak peluru lebih maksimal. Dalam pelaksanaannya teknik

tolak peluru gaya ortodok tersebut harus dirangkaikan dengan baik dan

harmonis.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Tolak Peluru.

Mencapai prestasi yang semaksimal mungkin adalah salah satu tujuan

dalam perlombaan atletik termasuk tolak peluru. Untuk mencapai prestasi yang

tinggi terlepas dari dukungan berupa faktor. Menurut Jonath U. Haag E. and

Krempel R. (1988:44- 45) faktor-faktor terpenting yang menentukan prestasi

pada tolak peluru antara lain: “(1) lintasan percepatan pelurunya, (2) tinggi

berangkat dan sudut berangkat peluru, (3) putaran antara poros bahu dan poros

pinggangnya, (4) percepatan peluru dan waktu mulai ditolak dan, (5)

pengakhiran semua tolakan tenaga bagian serta bersama dan pada saat yang

tepat, dan terutama koordinasi antara gerak lengan dan kaki”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, untuk mencapai

prestasi tolak peluru yang maksimal seorang siswa harus mampu menolak

peluru sejauh-jauhnya pada teknik yang tepat. Dalam hal ini seorang siswa

harus menguasai teknik menolak yang benar, pola gerakan yang benar dan

sudut tolakan yang tepat, sehingga peluru dapat terlontar sejauh mungkin.

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxviii

Kesalahan teknik menolak dapat mempengaruhi kualitas tolakan yang

dilakukan.

2. Hakikat Latihan

Menurut Nossek. J (1995:3) “ Latihan adalah suatu proses atau

dinyatakan dengan kata lain, periode waktu yang berlangsung selama beberapa

tahun,sampai siswa tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi ”.

Menurut Sukadiyanto (2002:1) menerangkan bahwa,” Pada prinsipnya latihan

merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu untuk

meningkatkan: kualitas fisik kemampuan fungsional peralatan tubuh dan

kualitas psikis anak latih”. Sedangkan menurut Harsono, (1988:102)

menyatakan bahwa,” Latihan juga bisa dikatakan sebagai sesuatu proses

berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang yang kian hari

jumlah beban latihannya kian bertambah ”.

Bompa Tudor O. (1990:3) menyatakan pula, “ Latihan adalah merupakan

kegiatan yang sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif

dan individual yang mengarah pada cirri-ciri fisiologis dan psikologis manusia

untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan ”. Namun ada pula yang

menyatakan bahwa, “Latihan adalah suatu proses yang sistematis dengan

tujuan meningkatkan fitness/kesegaran seorang siswa dalam suatu aktivitas

yang dipilih. Ini adalah proses jangka panjang yang semakin meningkat

(progresif) dan mengakui kebutuhan individu-individu siswa dan

kemampuanya. Program latihan dilakukan mengunakan latihan atau praktik

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxix

untuk mengembangkan kualitas yang dituntut oleh suatu even ”. (Thomson,

Peter,J.L. 1993:61)

Latihan secara luas diartikan sebagai suatu intruksi yang diorganisasikan

dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik, psikis serta keterampilan baik

intelektual maupun keterampilan gerak olahraga. Dalam pembinaan olahraga

prestasi latihan didefinisikan sebagai persiapan fisik, teknik, intelektual, psikis,

dan moral. Selanjutnya dikatakan bahwa, ” Latihan adalah proses persiapan

secara sistematis dalam mempersiapkan siswa menuju kearah tingkat

keterampilan yang paling tinggi ” (Harre D. 1982:11). Melalui latihan

kemampuan seseorang dapat meningkatkan sebagian besar sestem dapat

menyesuaikan diri pada tuntutan fungsi yang melebihi dari apa yang biasa

dijumpai dari biasanya. ” Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang

sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan

daya tahan ”. (Pate R., Clenaghan M.B., 1993:317)

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa latihan

(olahraga) adalah suatu proses kegiatan olahraga yang dilakukan secara sadar,

sistematis, bertahap dan berulang-ulang, dengan waktu yang relatif lama, untuk

mencapai tujuan akhir dari suatu penampilan yaitu peningkatan prestasi yang

optimal. Agar latihan mencapai hasil prestasi yang optimal, maka

program/bentuk latihan disusun hendaknya mempertimbangkan kemampuan

dasar individu, dengan memperhatikan dan mengikuti prinsip-prinsip atau

azas-azas pelatihan.

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxx

a. Prinsip-Prinsip Latihan

Keberhasilan dalam mencapai prestasi tertinggi bagi seorang siswa banyak

dipengaruhi oleh kesiapan program latihan, kemampuan pelatih serta

kemampuan fisik siswa. Semakin spesifik program latihan tersebut, semakin

besar pengaruh yang dicapai dalam penampilan. Untuk mencapai tujuan latihan

haruslah menganut prinsip-prinsip latihan. Prinsip-prinsip latihan merupakan

pedoman untuk menyusun program latihan yang terorganisir dengan baik.

Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan fisik, serta efektifitas

latihan dapat dicapai, maka dalam pelaksanaanya harus memperhatikan

prinsip-prinsip latihan.

Menurut Nossek. J (1995: 4) prinsip-prinsip dalam latihan adalah terdiri dari:

1) Prinsip pembebanan (loading) sepanjang tahun latihan tersebut 2) Prinsip periodisasi dan penataan beban selama peredaran waktu latihan

tersebut 3) Prinsip hubungan antara persiapan yang bersifat umum dan khusus dengan

kemajuan spesialisasi 4) Prinsip pendekatan indivudal dan pembebanan individual 5) Prinsip hubungan terbaik antara kondisi fisik, teknik, taktik dan intelektual

(kecerdikan) termasuk kemauan. Menurut Sukadiyanto (2002:12-22) menjelaskan bahwa ada beberapa

prinsip-prinsip latihan yang seluruhnya dapat dilaksanakan sebagai pedoman

dalam satu kali tatap muka antara lain:

(a) Prinsip kesiapan (readiness), (b) Prisip individual, (c) Prinsip adaptasi, (d).

Prisip beban lebih (Overload), (e). Prinsip progresif (peningkatan), (f) Prinsip

spesifikasi (kekhususan), (g) Prinsip variasi, (h) Prinsip pemanasan dan

pendinginan, (i) Prinsip latihan jangka panjang (Long Term Training), (j)

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxi

Prinsip berkebalikan (Reversibility), (k) Prinsip tidak berlebihan (Moderat), (l)

Prinsip sistematik.

Menurut Suharno HP. (1993: 7-13) prinsip-prinsip latihan adalah:

1) Latihan sepanjang tahun tanpa berseling (prinsip kontinyu dalam latihan) 2) Kenaikan beban latihan secara teratur 3) Prinsip individual (perorangan siswa) 4) Prinsip interval 5) Prinsip stress (penekanan) 6) Prinsip spesialisasi

Sedangkan menurut Harsono (1998:102-112) adalah:

1) Prinsip beban lebih (overload principle) 2) Prinsip perkembangan menyeluruh 3) Prinsip spesialisasi 4) Prinsip individualisasi

Menurut Nossek. J (1982:14) prinsip-prinsip dalam latihan adalah terdiri dari:

1) Prinsip pembebanan (loading) sepanjang tahun latihan tersebut 2) Prinsip periodesasi dan penataan beban selama peredaran waktu latihan

tersebut 3) Prinsip hubungan antara persiapan yang bersifat umum dan khusus dengan

kemajuan spesialisasi 4) Prinsip pendekatan individual dan pembebanan individual 5) Prinsip hubungan terbaik antara kondisi fisik, teknik, taktik dan intelektual

(kecerdikan) termasuk kemauan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip latihan adalah

kaidah-kaidah atau prosedur yang harus diperhatikan dalam melaksanakan latihan

agar sasaran latihan dapat tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Prinsip latihan sepanjang tahun

Karena sifat adaptasi siswa terhadap beban latihan yang diterima adalah labil

dan sementara, maka untuk mencapai suatu prestasi maksimal, perlu ada

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxii

latihan sepanjang tahun dan terus menerus secara teratur, terarah, dan

berkesinambungan. Terus menerus dan berkesinambungan bukan berarti tidak

ada istirahat sama sekali. Agar dapat diketahui dengan jelas suatu latihan yang

sistematis, perlu ada periode-periode latihan.

2) Prinsip beban lebih

Beban latihan yang diberikan pada siswa harus cukup berat dan diberikan

berulang-ulang dengan intensitas yang cukup tinggi sehingga merangsang

adaptasi fisik terhadap beban latihan. Kenaikan beban harus bertahap sedikit

demi sedikit agar tidak tejadi over training, dan proses adaptasi terhadap beban

terjamin keteraturannya.

3) Prinsip perkembangan menyeluruh

Prinsip perkembangan menyeluruh memberikan kebebasan kepada siswa untuk

melibatkan diri dalam berbagai aspek kegiatan agar ia memiliki dasar yang

kokoh guna menunjang ketrampilan khususnya kelak. Dengan melibatkan diri

dalam berbagai aktivitas, siswa mengalami perkembangan yang komprehensif

terutama dalam hal kondisi fisiknya seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan,

kelincahan gerak dan sebagainya.

4) Prinsip individual

Setiap orang berbeda-beda baik fisik, mental, potensi, karakteristik belajarnya,

ataupun tingkat kemampuannya, karena perbedaan-perbedaan tersebut harus

diperhatikan oleh pelatih agar di dalam memberikan beban dan dosis latihan,

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiii

metode latihan, serta cara berkomunikasi dapat sesuai dengan keadaan dan

karakter siswa sehingga tujuan prestasi dapat tercapai.

5) Prinsip interval

Prinsip interval sangat penting dalam merencanakan latihan, karena berguna

dalam pemulihan fisik dan mental siswa. Dalam prinsip ini latihan-latihan yang

dilakukan menggunakan interval berupa waktu istirahat. Istirahat dapat

dilakukan dengan istirahat aktif maupun istirahat pasif. Perbandingan waktu

kerja atau latihan dengan waktu istirahat dapat pula menjadi beban latihan

untuk meningkatkan kemampuan fisik.

6) Prinsip tekanan

Prinsip tekanan atau stress menuntut latihan harus menimbulkan kelelahan

secara sungguh-sungguh baik kelelahan lokal maupun kelelahan total jasmani

dan rohani. Hal ini penting untuk meningkatkan prestasi, beban yang berat

berguna meningkatkan kemampuan organisme, situasi dan kondisi yang berat

untuk menggembleng mental yang diperlukan dalam menghadapi

pertandingan-pertandingan, meskipun demikian pemberian tekanan harus

disesuaikan dengan kondisi siswa.

7) Prinsip kekhususan

Latihan harus mempunyai bentuk dan ciri yang khusus sesuai dengan sifat dan

karakter masing-masing cabang olahraga.

b. Tujuan Latihan

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiv

Tujuan serta sasaran utama dari latihan adalah mencapai prestasi yang

maksimal, di samping itu Harre D. (1982:10) secara rinci mengemukakan

tujuan utama latihan adalah:

1) Untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan, kekuatan dan daya tahan fisik 2) Untuk meningkatkan teknik dan koordinasi gerakan yang sesuai dengan

teknik dasar setiap cabang olahraga 3) Untuk meningkatkan taktik individu maupun kelompok 4) Untuk meningkatkan mental siswa 5) Untuk mengembangkan kepribadian siswa.

Latihan fisik mempunyai tujuan memberikan tekanan fisik secara teratur,

sistematik dan berkesinambungan, sehingga meningkatkan kemampuan di

dalam melakukan kerja atau atkivitas gerak. Tanpa kondisi fisik yang baik

siswa tidak dapat mengikuti proses latihan kondisi fisik dengan sempurna.

Latihan teknik bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk sikap

dan gerak melalui pengembangan motorik dan sistem saraf menuju gerakan

otomatis. Kesempurnaan teknik dasar tiap cabang olahraga akan menentukan

kesempurnaan gerak keseluruhan. Karenanya teknik dasar yang diperlukan

oleh tiap cabang olahraga harus dipelajari dan dikuasai dengan baik oleh siswa.

Taktik dapat diartikan sebagai suatu siasat yang digunakan untuk

memperoleh keberhasilan atau kemenangan secara sportif dengan

menggunakan kemampuan teknik individu. Teknik-teknik gerakan yang telah

dikuasai dengan baik, dikembangkan dan dilatih lebih keras lagi dalam setiap

latihan, sedangkan kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang

ada sebisa mungkin ditekan dan dicari suatu cara untuk menutup kekurangan

atau kelemahan tersebut. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxv

ada maka dapat dikembangkan suatu taktik untuk dapat menguasai dan

mengalahkan lawan atau mencapai kemenangan, bahkan dengan senjata

kekurangan yang ada sekalipun.

Latihan mental bertujuan untuk menjaga kestabilan emosi dan

meningkatkan motivasi. Harsono (1988:101) mengemukakan bahwa “Latihan

mental adalah latihan yang menekankan pada perkembangan kedewasaan

siswa, emosional, dan impulsif guna mempertinggi efisiensi mental siswa

terutama apabila siswa dalam situasi stress yang kompleks”. Jadi pada

prinsipnya latihan mental adalah untuk menghilangkan atau mengurangi beban

psikologis itu mental siswa yang dapat mengganggu penampilan atau prestasi

selama berlomba atau bertanding. Mental yang tinggi merupakan modal

tambahan yang sangat penting untuk menuju tahap kematangan juara, karena

sifat-sifat yang berupa semangat bertanding yang bernyala-nyala, tak kenal

menyerah dan berputus asa, selalu waspada, dan rasa percaya diri yang tinggi

menandakan bahwa siswa siap untuk menjadi seorang berkuasa.

Demikian pentingnya latihan sehingga para ahli olahraga dan ilmuwan

berusaha untuk meneliti lebih jauh cara metode yang dapat meningkatkan

kemampuan fisik yang lebih efektif dengan memanfaatkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta penemuan-penemuan sebelumnya.

Aktivitas latihan dipengaruhi oleh bentuk latihan, jenis latihan dan waktu

pelaksanaan latihan. Dengan demikian latihan akan merangsang kemampuan

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvi

adaptasi fisik terhadap perkembangan fisiologis maupun psikologis untuk

melawan tekanan dalam latihan.

c. Metode Latihan

Metode adalah suatu cara yang dalam fungsinya merupakan alat yang digunakan

untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya latihan adalah sama dengan belajar, dimana

latihan adalah belajar dalam skala yang lebih intesif Rusli Lutan, (1988:397)

mendefinisikan ” Metode sebagai suatu cara untuk melangsungkan proses belajar

mengajar sehingga tujuan dapat tercapai ”. Hal yang senada dikemukakan oleh

Winarno Surakhmad (1994:96) bahwa ” Metode adalah cara yang didalam fungsinya

merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan ”.

Dalam kamus bahasa Indonesia ” Metode diartikan sebagai cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam rangka mencapai

suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya ”.

Mengadopsi pendapat Singer , Robert, N (1980:25) jika dihubungkan

dengan latihan, maka ” Untuk mencapai tujuan latihan secara efektif dan

efisien, prosedur dan teknik yang harus dikerjakan pelatih dan siswa mencakup

tiga aspek, yakni akurat, efisien dan komunikatif ”.

Akurat mengandung arti bahwa informasi mengenai program latihan yang

disusun harus dapat dipahami dan diterima siswa dengan mudah, serta tepat

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Efisien berarti bahwa penggunaan

waktu dan tenaga diusahakan sesingkat mungkin tetapi diharapkan tujuan dapat

dicapai dengan baik dan hasil yang maksimal tanpa kelelahan yang berarti.

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvii

Komunikasi dalam hal ini adalah situasi lingkungan latihan yang diciptakan

harus dapat memberikan motivasi latihan yang baik bagi siswa, ada

kesepahaman antara pelatih dengan siswa dalam melaksanakan program latihan

yang disusun. Bila ada bentuk komunikasi antara pelatih dan siswa akurat,

efisien dan menarik maka semangat latihan dapat meningkat. Keberhasilan

pelatih dalam melatih didukung atas beberapa faktor diantaranya adalah

metode latihan.

Dalam masalah metode latihan fisik, dapat dibedakan menjadi dua macam

program latihan. Pertama program latihan peningkatan kondisi fisik, baik per

komponen maupun secara keseluruhan untuk meningkatkan status kondisi fisik

siswa bersangkutan untuk menghadapi pertandingan. Kedua, program latihan

mempertahankan kondisi fisik, yatu program latihan yang disusun sedemikian

rupa untuk mempertahankan kondisi fisik siswa berada dalam puncaknya.

Peningkatan kondisi fisik yang diperoleh melalui latihan dapat dilihat

berupa peningkatan kemampuan gerak, tidak cepat merasa lelah, dan

peningkatan ketrampilan. Untuk itu diperlukan suatu program latihan yang

benar dan sesuai dengan tujuan dari latihan itu sendiri. Memperhatikan

beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang

sistematis untuk kelancaran pelaksanaan proses belajar atau berlatih dalam

mencapai suatu tujuan yang diharapkan.

Pada kenyataannya latihan harus mempunyai sasaran dan tujuan yang

nyata, yang mana pemenuhan sasaran dan tujuan jangka pendek maupun

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxviii

jangka panjang sangat penting untuk memotivasi seorang siswa dan

memungkinkan pelatih mendapatkan umpan balik apakah latihan yang

direncanakan itu efektif meningkatkan prestasi atau tidak.

d. Program Latihan Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar latihan maka program

latihan disusun. Dalam penyusunan program latihan perlu diperhatikan

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan program latihan

tersebut dalam meningkatkan prestasi. Faktor-faktor tersebut adalah:

1). Intensitas latihan

Intensitas pelatihan adalah suatu dosis (jatah) pelatihan yang harus

dilakukan seorang siswa menurut program yang telah ditentukan.

Intensitas pelatihan yang dilakukan setiap kali berlatih harus cukup, apabila intensitas suatu pelatihan tidak memadai, maka pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kualitas fisik sangat kecil atau bahkan tidak sama sekali. Sebaliknya apabila intensitas pelatihan terlalu tinggi kemungkinan dapat menimbulkan cidera atau sakit (M.Sajoto, 1995: 133).

Menurut Djoko Pekik Irianto (2002:54) “ Intensitas pelatihan adalah

ukuran kualitas latihan meliputi prosentase kinerja maksimum (Kg.m/detik),

prosentase detak jantung maksimal, prosentase VO2 max, kadar laktat darah

dan lain-lain “.

Dalam menentukan dosis latihan ada tiga cara yang bisa dicapai sebagai

patokan ambang rangsang, yaitu: denyut nadi, asam laktat, dan ambang

rangsang anaerobik. “ Cara yang termudah untuk mengetahui intensitas

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxix

pelatihan sudah cukup atau belum yaitu dengan menghitung denyut nadinya

pada waktu pelatihan” Ngurah Nala, (1998:45). Selanjutnya kualitas suatu

intensitas yang menyangkut kecepatan atau kekuatan dari suatu aktivitas

ditentukan berdasarkan persentase dari denyut nadi. Makin kecil persentasenya

disebut intensitas rendah, sedangkan makin tinggi persentasenya disebut

intensitas supermaksimal. Tingkat intensitas ini terdiri dari terendah sampai

tertinggi Ngurah Nala, (1998: 45), terdiri atas :

a). Intensitas Rendah : 30% - 50% Denyut Nadi

b). Intermedium : 50% - 70% Denyut Nadi

c). Medium : 70% - 80% Denyut Nadi

d). Submaksimal : 80% - 90% Denyut Nadi

e). Maksimal : 90% - 100% Denyut Nadi

f). Supermaksimal : 100% - 105% Denyut Nadi

Ngurah Nala (1992:38) menyatakan bahwa apabila intensitas suatu

pelatihan diambil berdasarkan denyut nadi maka, dapat diukur dengan

menggunakan dalil sebagai berikut:

Teknik menghitung denyut nadi yang digunakan adalah dengan cara memegang dan merasakan denyut nadi dengan menggunakan ketiga jari tangan (telunjuk, jari tengah, jari manis) pada nadi pergelangan tangan, pada daerah pengumpul, radialis, lalu dirasakan dan setelah detakan baru dihitung selam 30 detik. Hitungan selama 30 detik, lalu dikalikan 2, sehingga hasil perkalian tersebut merupakan jumlah denyutan per menit Ngurah Nala, (1992:72).

Denyut Nadi Maksimal : 220 – Umur.

Denyut Nadi Optimal : (220 – Umur) – 10.

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xl

Sedangkan penghitungan denyut nadi yang lain biasanya dilakukan dengan

palpasi pada arteri radialis atau arteri coratid selama 15 detik selanjutnya

hasilnya dikalikan empat.

Tabel 1.

Zona Latihan Berdasarkan Denyut Nadi

Zona Tingkat Denyut Nadi (Dt/Mnt)

01 Rendah 120-150

02 Sedang 150-170

03 Tinggi 170-185

04 Maksimum > 185

Sumber : Djoko Pekik Irianto, 2002:57

Dari pendapat ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa: “ Pelatihan

Plyometric Heavy Bag Trhust dan Medicine Ball Chest Pass dapat

meningkatkan daya ledak (power) otot lengan secara efektif, apabila intensitas

pelatihan adalah 50% - 70% “. Ngurah Nala, (1992:38).

2) Lama latihan

Lama latihan atau durasi latihan adalah berapa minggu atau bulan

program latihan itu dijalankan sehingga seorang siswa dapat mencapai kondisi

yang diharapkan. Lama latihan ditentukan berdasarkan kegiatan latihan per

minggu, per bulan atau aktivitas latihan yang dilakukan dalam jangka waktu

per menit atau jam. Lama latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan.

Bila intensitas latihan tinggi maka durasi latihan lebih singkat, sebaliknya bila

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xli

intensitas latihan rendah maka durasi latihan lebih panjang. Fox E.L, Mathew,

DK dalam M. Sajoto (1995:70) menyatakan bahwa “ Lama latihan hendaknya

dilakukan 4 – 8 minggu ”, sedangkan Harsono (1988:117) berpendapat bahwa

“ Untuk tujuan olahraga prestasi, lama latihan 45-120 menit dan untuk olahraga

kesehatan lama latihan 20-30 menit dan training zone ”.

Berdasarkan uraian di atas, maka waktu pelatihan pada penelitian ini

adalah 2 bulan atau selama 18 kali pelatihan dengan frekuensi pelatihan 3 kali

seminggu dimana tidak termasuk tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test).

“Pelatihan yang diberikan adalah pelatihan Plyometrik Heavy Bag Thrus dan

Medicine Ball Chest Pass , hingga mencapai daerah pelatihan (training zone),

yaitu 50% - 70% .” Ngurah Nala, (1992:38)

3) Frekuensi latihan

Yang dimaksud dengan frekuensi latihan adalah jumlah latihan intensif

yang dilakukan dalam satu minggu. Untuk menentukan frekuensi latihan harus

memperhatikan kemampuan seseorang, sebab kemampuan setiap orang tidak

harus memperhatikan kemampuan seseorang, sebab kemampuan setiap orang

tidak sama dalam beradaptasi dengan program latihan. Bila frekuensi latihan

terlebih dapat mengakibatkan cedera, tetapi bila frekuensi kurang maka tidak

memberikan hasil karena otot sudah kembali pada kondisi semula sebelum

latihan.

Jumlah frekuensi latihan bergantung pada jenis, sifat dan karakter

olahraga yang dilakukan. Latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam satu

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlii

minggu untuk memberi kesempatan bagi tubuh beradaptasi dengan beban

latihan. M.Sajoto (1995:35) mengemukakan bahwa: ” Program latihan yang

dilaksanakan 4 kali setiap minggu selama 6 minggu cukup efektif, namun para

pelatih cenderung melaksanakan 3 kali setiap minggu untuk menghindari

terjadinya kelelahan yang kronis, dengan lama latihan yang dilakukan selama 6

minggu atau lebih ”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa latihan dalam

penelitian ini adalah suatu program latihan berbeban secara isotonik yang

disusun dengan sistematis guna meningkatkan daya ledak otot, khususnya daya

ledak otot tungkai. Adapun penentuan berat beban, repetisi, ulangan dan

jumlah latihannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip latihan berbeban dan

pendapat para ahli di atas.

Pelaksanaan masing-masing berat beban untuk program latihan

plyometrik dalam penelitian ini dilakukan selama 6 minggu. Hal ini

disesuaikan dengan pendapat Pate R., Clenaghan M.B. (1984:324) bahwa: ”

Lama latihan 6-8 minggu akan memberikan efek yang cukup berarti bagi

siswa, yaitu untuk latihan power dapat meningkat 10%-25%. Untuk frekuensi

latihannya sebanyak 3 kali perminggu ”. Hal ini untuk memberi kesempatan

pada tubuh untuk beradaptasi terhadap beban yang diterima otot. Selanjutnya

untuk peningkatan beban latihan perminggu adalah kurang dari 5% beban

sebelumnya. Untuk penambahan beban adalah dengan jenjang bergelombang

seperti gambar 1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa latihan minggu ke

dua meningkat sedikit dari minggu pertama, kemudian minggu ke tiga

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliii

meningkat sedikit dari minggu ke dua, selanjutnya minggu ke empat turun

yaitu dengan berat beban sama dengan minggu ke dua, demikian dilanjutkan

sampai masa latihan selesai.

Beb

an L

atih

an Kecepatan

Beban Latihan

Gambar 5. Kurva Kecepatan Beban Latihan yang Diikuti Dengan Peningkatan Prestasi (Bompa Tudor O., 1994:46).

Metode latihan yang akan dilibatkan dalam penelitian ini yaitu metode latihan

plyometric dengan model latihan Heavy Bag Trhus dan Medicine Ball Chest Pass ,

yang nantinya diharapkan metode latihan ini dapat meningkatkan prestasi tolak peluru.

e. Sistematis Latihan.

Pelatihan akan menghasilkan suatu manfaat yang maksimal apabila

mengikuti sistem pelatihan yang tepat. Sistematika pelatihan yang salah akan

menyebabkan terjadinya suatu cidera. Adapun sistematika yang harus diperhatikan

adalah sebagai berikut Kanca, (1990:22).

1) Pelatihan Peregangan (Streching).

Sebelum melakukan pelatihan yang berat, sebaiknya terlebih dahulu melakukan

pelatihan peregangan karena bermanfaat untuk :

Prestasi

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliv

a) Meningkatkan kelenturan (elastisitas) otot-otot, sendi dan menambah mutu

gerakan.

b) Mengurangi ketegangan otot dan membantu tubuh merasa rileks, serta mencegah

terjadinya cidera.

c) Meningkatkan kesiap-siagaan tubuh, serta melancarkan sirkulasi darah.

Peregangan mutlak harus dilakukan, gerakan peragangan tidak boleh dilakukan

secara tiba-tiba harus perlahan - lahan. Peregangan dapat dilakukan secara aktif dan

juga bisa dilakukan secara pasif dengan bantuan orang lain. ”Pada setiap akhir dari

usaha peregangan otot pada satu sendi posisinya ditahan selama 20-30 detik ”. Ngurah

Nala, (1998:51).

2) Pelatihan Pemanasan (Warning-Up).

Pemanasan atau warming-up amat perlu dilakukan oleh setiap siswa baik

sebelum berlatih (pra-latihan) maupun sebelum bertanding (pra-pertandingan).

“Sistem tubuh pada saat istirahat berada dalam keadaan tidak begitu aktif (inersia).

Untuk mengaktifkan kembali maka perlu dilakukan pemanasan”. Ngurah Nala,

(1998:49).

Proses pemanasan ini sebenarnya berawal di tingkat lapisan luar otak atau

korteks otak. Untuk mengantisipasi gerakan pada saat pemanasan, saraf simpatis

dirangsang yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah

diseluruh pembuluh skeletal. Bila aktivitas sesungguhnya dimulai, maka akan terjadi

vasokontriksi di organ otot skeletal yang tidak bekerja dan tetap terjadi vasodilatasi di

otot skeletal yang berkontraksi.Ngurah Nala, (1998: 49)

Selama pemanasan akan terjadi peningkatan intensitas secara progresif,

menaikkan kapasitas kerja organ tubuh serta fungsi saraf, diikuti pula proses

metabolik yang cepat. Akibat pemanasan aliran darah meningkat, suhu tubuh naik,

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlv

yang akan merangsang pusat pernapasan untuk meningkatkan pemasokan oksigen

kepada sel otot dan organ tubuh yang lainnya. Peningkatan oksigen dan aliran darah

ini akan berdampak memperbesar potensi kerja organ tubuh sehingga penampilan dan

kinerja siswa menjadi lebih efektif.

Menurut Fox E.L, Mathew, DK, 1984, (1998:50) Prosedur pemanasan dapat

dibagi menjadi dua bagian yaitu pemanasan aktif dan pemanasan pasif. Senam

pemanasan (calisthenic) merupakan gerakan yang aktif. Sedangkan pemanasan

dengan cara pasif yang bertujuan semata-mata untuk meningkatkan suhu tubuh,

seperti mandi air panas, selimut tebal, infra merah bahan kimia dan pijat. Pelatihan

pemanasan harus melibatkan kelompok otot utama, khususnya yang langsung

menyangkut cabang olahraga yang bersangkutan.

Intensitas dan durasi pelatihan sangat lah bervariasi sesuai dengan cabang

olahraga. Intensitas dan durasi pelatihan menurut Ngurah Nala (1998:50) yang diambil

dari berbagai penelitian ilmiah pakar olahraga, antara lain:

a) Lama waktu pemanasan untuk menggerakkan seluruh otot tubuh yaitu berkisar

20-30 menit . Fox E.L, Mathew, DK, (1993:54) atau 10-20 menit Ngurah Nala,

(1998:50), dimana 5 menit terakhir dipergunakan untuk pemanasan khusus sesuai

dengan aktifitas yang akan dilakukan.

b) Malahan menurut Ngurah Nala, (1998:49) pemanasan cukup dilakukan 5 menit

saja apabila cuma melatih beberapa otot skeletal atau otot yang erat kaitannya

dengan gerakan khas atau khusus dari cabang olahraga yang akan dilaksanakan.

c) Pelatihan pemanasan dilakukan antara 5-30 menit tergantung berat ringannya

pelatihan inti yang akan dilakukan (Fox E.L, Mathew, DK, 1984:89).

d) Ada pula yang menggunakan patokan kenaikan frekuensi denyut nadi. Jika

denyut nadi telah meningkat 20 – 40 denyutan diatas denyut nadi normal

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvi

(istirahat). Apabila denyut nadi istirahat yakni 60 denyutan pemanasan cukup

dilakukan apabila denyut nadi mencapai 80 denyutan per menit Ngurah Nala,

(1998: 50).

Banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan untuk

menentukan lama dan tife gerakan pemanasan. ” Jadi pemanasan itu tidak selalu lama,

bisa berkisar antara 10 – 15 menit ” Ngurah Nala, (1998:50). Lamanya pemanasan

pada pelatihan ini selama 10 menit.

3) Aktivitas formal (Formal Activity).

Fase terakhir dari pelatihan pemanasan adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan cabang olahraga yang akan dilatihkan.

4) Pelatihan inti.

Pelatihan yang dilakukan merupakan aktivitas pokok dari cabang olahraga yang

dilatihkan. Bentuk pelatihan inti ini adalah pelatihan Plyometric Heavy Bag Thrust dan

Medicine Ball Chest Pass yang dilakukan dalam 4-6 set dengan repetisi 10-20 kali

dimana istirahat antar set adalah 1-2 menit. Sedangkan intensitas pelatihannya adalah

50% sampai dengan 70% dari denyut nadi minimal.

5) Pelatihan Pendinginan (Cooling-Down),

Pendinginan dilakukan setelah melakukan pelatihan atau aktivitas fisik lainnya.

Pelatihan pendinginan yang dimaksud adalah melakukan pelatihan yang ringan

sesudah masa berat. Dengan melakukan pelatihan pendinginan, derajat keasaman (Ph)

darah menurun lebih cepat, sehingga kelelahan akibat dari pada pelatihan cepat hilang.

“ Lamanya pendinginan tergantung cepatnya asam laktat dirubah, maka lama

waktu dibutuhkan untuk pendinginan adalah 10-30 menit”, menurut Ngurah Nala,

(1998:52). Lamanya pendinginan pada pelatihan ini adalah selam 5 menit.

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvii

f. Latihan untuk Meningkatkan Kekuatan Otot Lengan.

Menurut Harsono, (1988:200) “ Ada dua unsur dalam kekuatan : 1)

Kekuatan otot, dan 2) Kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal

untuk mengatasi tahanan “. Dengan demikian secara singkat dapat disimpulkan

batasan kekuatan sebagai berikut: Kekuatan adalah kemampuan otot untuk

mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat.

Kekuatan atau daya ledak adalah kemampuan otot didalam mengatasi

tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Dalam

kegiatan olahraga, kekuatan atau daya ledak digunakan untuk melompat,

melempar, menendang dan lain sebagainya. Didalam melatih dan

mengembangkan kekuatan otot lengan ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, antara lain adalah penerapan latihan yang cocok. Seorang pelatih

harus mampu memilih bentuk latihan yang sesuai dan cocok untuk

karakteristik dari olahraga yang dibinanya.

Kecermatan dan ketepatan dalam memilih latihan yang sesuai merupakan

factor yang sangat penting untuk memperoleh peningkatan kekuaran otot lengan

yang lebih baik. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa latihan Plyometric

merupakan suatu latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesegaran

biomotorik siswa termasuk kekuatan (strength), kecepatan (speed) dan kekuatan.

Cara kerja latihan Plyometrics disebut dengan “reflek peregangan” (stretch

reflex), juga disebut “refleks spindle” atau “reflek miotatik” (spindle reflek or miotatik

reflek). Alat-alat atau perangkat reflek poros dan reflek regangan itu merupakan

komponen-komponen utama dari kontrol keseluruhan sistem syaraf terhadap

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlviii

gerakan tubuh. Pada saat melakukan gerakan reaktif ekplosif , otot-otot mengalami

peregangan yang cepat sebagai akibat adanya semacam beban yang dikenakan pada

otot-otot tersebut.

Ciri-ciri latihan eksplosif kekuatan menurut Suharno (1993:59) antara lain:1) Melawan beban relative ringan yaitu dengan berat badan sendiri atau dapat pula dengan tambahan beban luar yang ringan. 2) Gerakan latihan aktif, dinamis dan cepat. 3) Gerakannya merupakan satu gerakan yang singkat, serasi dan utuh. 4) Bentuk gerakannya bias cycic atau acyclic. 5) Intensitas kerja submaksimal atau maksimal.

3. Latihan Plyometric

a. Pengertian Plyometric

” Plyometric merupakan suatu metode untuk mengembangkan daya

ledak

atau explosive kekuatan, yang merupakan komponen penting dari sebagian

besar prestasi/kinerja olahraga ” (Radcliffe J. C & Farentinos R. C.,1985: 1).

Dari sudut pandang praktis latihan plyometric memang relatif mudah

diajarkan dan dipelajari, serta menempatkannya juga lebih sedikit tuntutan

fisik tubuh daripada latihan kekuatan dan daya tahan.

”Plyometric berasal dari kata Yunani “pleythyein” yang berarti

meningkatkan atau membangkitkan. kata ini berasal dari kata “plio” berarti

lebih dan “metric” berarti pengukuran ” ( Radcliffe J. C & Farentinos R. C.,

1985:3). ” Latihan plyometric menunjukkan karakteristik kekuatan penuh

dari kontraksi otot dengan respon yang sangat cepat, beban dinamis

(dynamic loading) atau penguluran otot yang sangat rumit ” (Radcliffe J. C

and Farentinos R. C., 1985:111).

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlix

Plyometric adalah latihan yang menghasilkan pergerakan otot

isometric dan menyebabkan refleks regangan dalam otot. Perhatian latihan

plyometric dikhususkan pada latihan yang menggunakan pergerakan otot-

otot untuk menahan beban ke atas dan menghasilkan kekuatan atau kekuatan

eksplosif. Plyometric adalah latihan yang tepat untuk orang-orang yang

dikondisikan dan dikhususkan untuk menjadikan siswa dalam meningkatkan

dan mengembangkan tolakan dan kekuatan maksimal.

Menurut yang dikutip oleh Fauzi Idris (2000:7) Latihan plyometric memberikan keuntungan ganda yaitu; pertama, plyometric memanfaatkan gaya dan kecepatan yang dicapai dengan percepatan berat badan melawan grafitasi, ini menyebabkan gaya dan kecepatan latihan beban tersedia. Kedua, plyometric merangsang berbagai aktifitas olahraga seperti melompat, berlari dan melempar lebih sering dibanding dengan latihan beban. Ini adalah latihan khusus yang dapat menghasilkan kekuatan lebih besar dan kecepatan lebih tinggi.

Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa latihan plyometric adalah

bentuk latihan explosive kekuatan dengan menggunakan kontraksi otot yang

sangat cepat dan kuat dalam mengatasi tahanan, yakni otot selalu berkontraksi

baik saat memanjang maupun pada saat memendek dalam waktu yang cepat.

Menurut Sukadiyanto (2002:96) bentuk latihan plyometric dikelompokkan

menjadi dua macam, yaitu latihan dengan intensitas rendah (low impact) dan

latihan dengan intensitas tinggi (high impact).

1. Bentuk latihan plyometric dengan intensitas rendah (low impact) antara lain: a) Skipping b) Rope Jumps ( lompat tali) c) Loncat-loncat ( Hops) atau lompat-lompat d) Melompat di atas bangku atau tali setinggi 25-35 cm e) Melempar ball medicine 2- 4 kg

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

l

f) Melempar bola tennis yang ringan. 2. Bentuk latihan plyometric dengan intensitas tinggi (high impact) meliputi:

a) Lompat tinggi tanpa awalan (Standing Jump/ long jump) b) Triple Jump (lompat tiga kali) c) Lompat tinggi dan langkah panjang d) Loncat-loncat dan lompat-lompat e) Melempar bola medicine 5-6 kg f) Drop Jumps dan Reactive Jumps g) Melompat di atas bangku atau tali setinggi di atas 35 cm h) Melempar benda yang relatif berat.

Latihan plyometric akan efektif apabila pelatih dapat menyusun

periodisasi latihan yang tepat. Pelatih perlu memadukan antara frekuensi,

volume, intensitas beserta pengembangannya. Perpaduan yang tepat akan

menghasilkan penampilan yang maksimal. Tidak ada riset yang menunjukkan

secara rinci mengenai aturan volume yang berkaitan dengan set dan repetisi.

Literatur lebih menganjurkan agar pelatih menyesuaikan dengan kondisi dan

tingkat keberhasilan latihan. ” Intensitas latihan dalam plyometric selalu diukur

dengan tingkat kesulitan gerakan. Semakin sulit gerakan, intensitasnya semakin

tinggi ” (Radcliffe J. C & Farentinos R. C., 1995:28). Untuk durasi latihan

tergantung pada lamanya pemain mengeksekusi gerakan cabang olahraga

tertentu. Tidak ada waktu pasti, tergantung pada tingkat kesulitan dan intensitas

latihan dalam sistem energi predominan cabang olahraga tertentu, karena tiap

cabang mempunyai sistem pedominan yang berbeda-beda.

b. Sistem Energi Latihan Plyometric.

Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang memerlukan energi. Energi

diartikan sebagai kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja, sedangkan

kerja didefinisikan sebagai penerapan dari suatu gaya melalui suatu jarak. Energi

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

li

menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin. (1996:113) didefinisikan ” Sebagai

abilitas untuk melakukan kerja, sedangkan kerja (work) adalah produk dari sesuatu

kekuatan (force) melalui suatu jarak (W = F x d) ”. Dengan demikian energi dan kerja

tidak dapat dipisahkan. Banyaknya energi yang dikeluarkan untuk kerja otot

tergantung pada intensitas, frekuensi, serta ritme dan durasi latihan. Menurut Pate

R., Clenaghan M.B. (1993:237) mengatakan ” Kontraksi otot menyebabkan

perubahan bentuk energi kimia menjadi energi mekanik yaitu ikatan energi ATP

digunakan untuk menambah bahan bakar gerakan tubuh manusia. Tenaga maksimal

berarti kecepatan terbesar dimana sistem energi dapat menyediakan energi bagi

kerja otot”. Kalau kita kaji secara mendasar bahwa, seluruh energi yang digunakan

oleh tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia berasal dari matahari. Manusia

memeperoleh energi dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, hidup kita tergantung dari

mereka, oleh karena itu kita harus mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Sebagian besar energi yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan kita

gunakan untuk: mengalirkan darah, bernafas, pembuatan enzim, kontraksi otot-otot,

bergerak dan aktivitas yang lain.

Energi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang kita konsumsi, di

dalam tubuh kita dipecah, dimana peristiwa ini dikenal dengan istilah pemecahan

makanan. ” Energi yang berasal dari pemecahan makanan digunakan untuk

membentuk persenyawaan kimia adenosin trifosfat (ATP) yang ditimbun di dalam

otot ” (Sukarman, 1987:21). ” Di dalam tubuh terdapat suatu zat kimia yang

membuat otot dapat berkontraksi atau berrelaksasi, yaitu adenosin trifosfat atau

ATP. Zat ini merupakan suatu senyawa yang selama aktivitas otot diubah menjadi

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lii

adenosine difosfat atau ADP sambil menghasilkan energi siap pakai untuk otot ”

(Janssen, 1987:12). Secara sistematis proses ini dapat digambarkan sebagai berikut;

ATP ADP + energi.

Sumber energi yang sewaktu-waktu harus memenuhi kebutuhan untuk

aktivitas otot adalah ATP. Bahan ini disimpan dalam jumlah yang terbatas dalam otot,

dan diisi kembali bila diperlukan, dari bahan-bahan yang ada dalam tubuh untuk

keperluan energi berikutnya.

Menurut Janssen (1987:12) mengatakan jumlah ATP yang langsung tersedia adalah cukup untuk kira-kira 1-2 detik aktivitas maksimal, dan jumlah kreatin fosfat habis setelah kira-kira 6-8 detik . Otot yang aktif, energi yang dihasilkan dari glikogen ini memproduksi asam laktat (LA). LA mengakibatkan kelelahan. Aktivitas maksimal dalam waktu 45 – 60 detik menimbulkan akumulasi LA maksimal. Untuk menghilangkannya perlu waktu 45 – 60 detik.

Tabel 2

Prediksi Pulih Asal dan Diet (Fox E.L, Mathew, DK et al, 1981:235)

Proses Pulih Waktu Pulih Asal Jenis Diet

Minimum Maksimum

ATP-PC 1:2 (work 1: relief 2) - -

Cadangan fosfagen 3 menit 5 menit -

Cadangan glycogen otot 5 jam (cab. Or intermiten) 24 jam Karbohidrat

10 jam (cab. Or. Kontinyu) 48 jam karbohidrat

Cadangan glycogen hati tidak diketahui 24 jam -

Pengangkutan asam 30 menit (rest aktif) 1 jam -

Laktat 1 jam (rest pasif) 2 jam -

Cadangan 02 10 – 15 detik - -

Sumber energi yang sewaktu-waktu harus memenuhi kebutuhan untuk aktivitas

otot adalah ATP. Bahan ini disimpan dalam jumlah yang terbatas dalam otot, dan diisi

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liii

kembali bila diperlukan, dari bahan-bahan yang ada dalam tubuh untuk keperluan

energi berikutnya.

Tabel 3

Klasifikasi Aktivitas Maksimal pada Berbagai Durasi Serta

Sistem Penyediaan Energi untuk Aktivitas (Janssen, 1987:14)

Durasi Aerob/Anaerob Energi Observasi

1 – 4 detik Anaerob, alaktik ATP -

4 – 20 detik Anaerob, alaktik ATP + PC -

20 – 45 detik Anaerob, alaktik

+ Anaerob

ATP + PC

+ glikogen otot

Dengan meningkatkat nya durasi, produksi laktat menurun

120 – 140 detik Aerob

+ anaerob, laktik Glikogen otot

Dengan meningkatkat nya durasi, produksi laktat menurun

240 – 600 detik Aerob Glikogen otot

+ asam lemak

Dengan meningkatkatnya durasi, dibutuhkan andil lemak yang tinggi

Sumber energi terpenting untuk melakukan olahraga secara intensif adalah

karbohidrat. Karbohidrat mampu menyediakan energi terbanyak per unit waktu.

Bilamana intensitas eksersi lebih rendah, pembakaran lemak mulai memegang peran

penting.

Tabel 4

Berbagai Substrat untuk Pasok Energi dan Ciri-Cirinya

Substrat Dekomposisi Ketersediaan Kecepatan produksi energi

Kreatin fosfat (CP) Anaerob, alaktik Sangat terbatas Sangat cepat

Glikogen/glukosa Anaerob, laktik Terbatas Cepat

Glukosa/glikogen Aerob, alaktik Terbatas Lambat

Asam lemak Aerob, alaktik Tak terbatas Sangat lambat

“ ATP dapat diberikan kepada sel otot dalam tiga cara, dua diantaranya secara

anaerob, maksudnya adalah oksigen tidak mutlak diperlukan dalam menghasilkan ATP,

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liv

yaitu sisten ATP-PC dan sistem LA, sedang yang ketiga adalah sistem aerob

(memerlukan oksigen untuk menghasilkan ATP) ”. (Smith. 1983:184). ATP (Adenosin Tri

Phosfat) dapat disediakan melalui 3 cara seperti gambar berikut;

Gambar 6 : Penyediaan ATP

(Smith. 1983:184).

Semua energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh berasal dari

ATP-ATP yang banyak terdapat dalam otot. Apabila otot berlatih lebih banyak, maka

persediaan ATP lebih besar. Padahal yang tersedia dalam otot sangat terbatas

jumlahnya, maka untuk dapat berkontraksi berulang-ulang ATP yang digunakan otot

harus dibentuk kembali. Pembentukan ATP kembali (resistensis ATP) juga diperlukan

energi. Supaya otot dapat berkontraksi dengan cepat atau kuat maka ATP harus

dibentuk lebih cepat guna membantu pembentukan ATP lebih cepat ada senyawa

Phospho Creatin (PC) yang terdapat dalam otot. Phospho Creatin adalah senyawa kimia

yang mengandung fosfat (P), maka senyawa tersebut disebut sebagai “Phosphagen

system”. Apabila PC pecah akan keluar energi, pemecahan ini tidak memerlukan oksigen

PC ini jumlahnya sangat sedikit tetapi PC merupakan sumber energi yang tercepat untuk

membentuk ATP kembali.

Dengan latihan yang cepat dan berat, jumlah ATP-PC tersebut dapat

ditingkatkan. Energi yang tersedia dalam sistem ATP-PC hanya untuk bekerja yang cepat

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lv

dan energi cepat habis. Untuk pembentukan ATP lagi kalau cadangan PC habis, maka

dilakukan pemecahan glukosa tanpa oksigen atau disebut sebagai “Anaerobics

glycolisis”.

Tabel 5

Kapasitas ATP dan Jumlah Tenaga Per Menit Dalam Sistem Energi

Sistem Energi Kapasitas ATP

(jumlah mol) Tenaga Mol/Menit

Timbunan phospagen / ATP-PC 0,6 3,6

Glikolisis anaerobics 1,2 1,6

Aerobics - 1,0

Penyediaan energi dalam tubuh dapat dipenuhi dengan sistem sebagai berikut :

” sistem ATP-PC (phosphagen), sistem glykolisis anaerobic (asam laktat), dan sistem

aerobic”. (Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin,, 1996:113).

1) Sistem ATP-PC (phosphagen)

Energi dari makanan diperlukan untuk melakukan aktivitas tidak dapat

diserap langsung dari makanan tapi diperoleh dari persenyawaan kimia yang disebut

ATP (Adenocine Tri Phosphat), ATP disimpan dalam otot dalam jumlah terbatas bila

kurang akan terus ditambah melalui senyawa kimia dari zat-zat lain diantaranya PC

(Phosfo Creatine) yang juga tersimpan dalam otot.

Bila ATP diuraikan, seperti fosfat dilepas dari molekul, maka dengan sendirinya

telah dilepaskan antara 7-12 kalori energi senyawa kimiawi dapat ditunjukkan

sebagai berikut : ATP ADP + Pi + Energi

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvi

Disamping energi yang dilepas, sebagai produk sampingan adalah ADP

(Adenosine Diphosphate) dan Pi (Phosphat Inorganic) energi dari ATP ini digunakan

untuk kontraksi otot.

Penampilan yang memakan waktu singkat dan intensitas tinggi energinya

perlu disediakan segera. Energi ini didapat dari ATP dan PC. ATP dan PC keduanya

mengandung kelompok fosfat, maka sistem ini disebut phosphagen.

Produk akhir dari penguraian kedua kelompok ini adalah careatine (C) dan

fosfat inorganic (Pi). Energi akan segera tersedia dan secara biokimia akan dirangkai

untuk mensintesis ADP + P ATP. Rangkaian reaksi kimia dapat digambarkan

sebagai berikut : PC Pi + C + Energi

TP ADP + Pi + Energi

Sistem energi ini berlangsung sekitar 8-10 detik pada latihan intensitas tinggi

(Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin,, 1996:113-114).

2) Sistem anaerobic (asam laktat)

Istilah glikolisis berarti menguraikan glikogen atau glukosa (karbohidrat), dan

anaerobic berarti tanpa oksigen. Jadi dalam glikolisis anaerobic, glikogen atau

glukosa diuraikan tanpa bantuan oksigen. Energi dilepas untuk mensintesis ATP dan

hasil akhirnya adalah asam laktat. Waktu sistem ini berlangsung sekitar 40 detik.

Bila asam laktat tertimbun dalam otot dan darah dalam jumlah yang tinggi

maka akan menyebabkan kelelahan secara temporer. ” Sistem asam laktat

pembentukan energinya lebih lambat dari sistem ATP-PC, jadi kontraksi otot yang

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvii

cepat mempergunakan sistem ATP-PC dan kontraksi otot lambat mempergunakaan

sistem asam laktat ”. (Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin,, 1996:114)

3) Sistem aerobic (oksigen).

Pembentukan ATP pada sistem ini terjadi dengan metabolisme aerobik.

Metabolisme aerobik ini terjadi dalam otot, pengaruhnya juga lebih lambat dan tidak

dapat digunakan secara cepat.

Siswa yang memanfaatkan oksigen melalui latihan aerobik, hasil yang dicapai

adalah :

a) Jantung menjadi lebih kuat sehingga darah dapat dipompa lebih banyak.

b) Pembuluh nadi akan bertambah lebih lebar sehingga banyak darah melaluinya.

c) Sel darah merah akan meningkat jumlahnya sehingga oksigen bertambah.

Sistem aerobik merupakan sumber energi untuk aktivitas yang lama antara 2

menit sampai 2-3 jam. Menurut Janssen dalam Mutalib Peni K.S. (1993:13) ”Jumlah

ATP dalam otot terbatas, dan jika tidak terjadi pembentukan ATP, sumber energi

akan segera habis. Dalam otot secara konstan ATP akan terbentuk kembali dari ADP

yang sudah ada sehingga jumlah ATP tetap cukup bagi otot untuk melanjutkan

aktivitas itu ”.

Menurut Janssen dalam Mutalib Peni K.S. (1993:14) ATP dapat terbentuk dari :

a) Kreatin fosfat + ADP Kreatin + ATP Proses ini berlangsung secara anaerobik (tanpa menggunakan oksigen) dan alaktik (tanpa membentuk laktat).

b) Glukosa + ADP laktat + ATP (glikolisis) Proses ini berlangsung secara anaerobik (tanpa menggunakan oksigen) dan laktik (membentuk laktat).

c) Glukosa + oksigen + ADP air + karbon dioksida + ATP

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lviii

Proses ini berlangsung secara aerobik (menggunakan oksigen) dan alaktik (tanpa membentuk laktat).

d) Lemak + oksigen + ADP air + karbon dioksida + ATP Proses ini berlangsung secara aerobik (menggunakan oksigen) dan alaktik (tanpa membentuk laktat).

Dari menganalisa sistem pembentukan energi yang ada, aktivitas olahraga yang

kita kerjakan ada kalanya bersifat anaerobik atau aerobik. Supaya kita dapat

memepersiapkan sistem energi yang digunakan dalam olahraga tersebut, maka perlu

diketahui sistem energi manakah yang dominan dalam olahraga tersebut.

Secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut, jika kita ingin mengetahui energi predominan dari berbagai macam olahraga:

a) Kekuatan yang besar untuk jangka waktu yang pendek menggunakan energi yang berasal dari ATP-PC maupun asam laktat atau dikenal sebagai anaerobik.

b) Kekuatan yang kecil atau sedang yang dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lama menggunakan energi yang berasal dari pembakaran dengan O2 atau sistem aerobik (Sukarman, 1987:53).

Tabel 6.

Berbagai Olahraga dan Aktifitas dan Sistem Energi yang Dominan

(Fox E.L, Mathew, DK, 1981:263)

Kegiatan Olahraga ATP-FC & Lactic acid Lactic acid O2 O2

1. Baseball

2. Basketball

3. Fencing

4. Field hockey

5. Football

6. Golf

7. Gymnastics

8. Ice hockey

80

85

90

60

90

95

90

20

15

10

20

10

5

10

-

-

-

20

-

-

-

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lix

a. Forward, defense

b. Goalie

9. Lacrosse

a. Goalie,defence,attackman

b. Midfielders, man-down

10. Rowing

11. Skiing

a. Slalom, jumping, downhill

b. Cross-country

c. Pleasure skiing

12. Soccer

a. Goalie, wings, strikers

b. Halfbacks, or link men

13. Swimming and diving

a. 50 m. diving

b. 100 m, 100 yd (all stroke)

c. 200 m,200 yd (all stroke)

d. 400m,400-500yd Free style

e. 1500, 1650 yd

14. Tennis

15. Track and field

a. 100m,100yd,200yd,200yd

b. Field events

c. 200m, 440 yd

d. 800m, 880 yd

e. 1500m, 1 miles

f. 2 miles

g. 3 miles, 5000 m

h. 6 miles (cross-country),

i. Marathon

16. Volleyball

17. Wrestling

80

95

80

60

20

80

-

34

80

60

98

80

30

20

10

70

98

90

80

30

20

20

10

5

-

90

90

20

5

20

20

30

20

5

33

20

20

2

15

65

55

20

20

2

10

15

65

55

40

20

15

5

10

10

-

-

-

20

50

-

95

33

-

20

-

5

5

25

70

10

-

-

5

5

25

40

70

80

95

-

-

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lx

18. Softball 80 20 -

Dari tabel diatas Fox E.L, Mathew, DK , (1981:263) menarik kesimpulan antara lain:

a) Untuk siswa yang mengeluarkan seluruh tenaga dalam waktu yang pendek, seperti lompat tinggi, tolak peluru, angkat besi, maka yang diperlu diterapkan adalah sistem energi ATP-PC.

b) Untuk siswa yang penampilannya 30 detik sampai setengah menit yang perlu didtingkatkan ATP-FC dan asam laktat.

c) Untuk siswa dengan waktu penampilan setengah menit sampai dengan 3 menit, maka yang perlu ditingkatkan adalah asam laktat O2.

d) Pada olahragawan aerobik, lebih dari 3 menit, maka yang perlu ditingkatkan adalah kapasitas aerobiknya.

Jadi untuk pelatihan Plyometric Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest

Passs menggunakan sistem energi predominanya adalah sistem ATP-PC

(phosphagen) dan sistem anaerobic (asam laktat) karena memerlukan waktu singkat

dalam melaksanakan Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass .

c. Bentuk-Bentuk Latihan Plyometric

Plyometric adalah sebuah metode untuk mengembangkan eksplosive

kekuatan yang penting dalam komponen penampilan olahraga (Radcliffe dan

Farentinos, 1985:1). Dengan melihat bentuk latihannya, sangatlah mudah untuk

dilakukan. Ada beberapa bentuk gerakan dasar latihan atau bentuk latihan

plyometric untuk panggul dan kaki. Bentuk latihan plyometric menurut

Radcliffe J. C & Farentinos R. C., (1985:15-17), Bompa Tudor O., (1994:78-

141) adalah sebagai berikut:

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxi

1). Swinging.

Adalah merupakan gerakan-gerakan togok yang bersifat menyamping

horisontal, atau vertikal, dengan keterlibatan sekunder pada bahu, dada, dan

lengan. Otot yang terlibat anatomi fungsionalnya adalah :

a) Putaran: spine dan pelvis

Melibatkan otot-otot : Oblingus abdominus, transversus abdominus,

seratus anterior dan posteor.

b) Fleksi ekstensi punggung

Melibatkan otot-otot : rectus abdominus, transversus abdominus,

ablingus exsternus, spinalis, longisimus thoracis, racropinalis dan

semispinalis.

Untuk latihan ini dibutuhkan dumbell 15-2 pon, dumbel atau benda

pemberat yang lain. Latihan ini melibatkan otot-otot bahu dan lengan serta

togok posterior lateral dan togok anterior. Sangat cocok untuk

mengembangkan kekuatan togok dan dapat diterapkan untuk olahraga bolavoli,

hoky, tolak peluru, lempar cakram, sepak bola dan renang

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxii

Gambar 7. Bentuk Latihan Swinging. ( Radeliffe J C dan Robert C Farentinos ,1985:65)

Posis awal : Kedua kaki dan pinggul harus membentuk segi empat denga tubuh

pada posisi yang enak, kedua lengan dijulurkan, peganglah dumbell

setinggi dada dengan kedua tangan dan lengan terentang didepan

tubuh, kedua siku agak ditekuk.

Pelaksanaan : Mulailah gerakan togok dengan menarik kesalah satu sisi dengan

bahu dan lengan. Begitu momentumnya meningkat, mulailah

mengecek gerakan dengan menarik ke arah yang berlawanan dengan

bahudan lengan yang lain. Mulailah gerakan-gerakan mengecek

sebelum togok diayunkan sepenuhnya ke satu arah sebagai beban

(gerakan mengangkat) untuk membangkitkan respons plaiometrik

pada arah yang lain. Untuk itu gunakan bahu dan lengan serta torso,

sedangkan keterlibatan pinggul dan tungkai hanya minimal. Lakukan

3-6 set dengan ulangan 10-20 kali dan istirahat kira-kira 1 menit di

antara set.

2). Twisting.

Adalah sebagai gerakan putaran dan atau menyamping dari togok tanpa

melibatkan bahu dan tangan. Dalam kebanyakan olahraga hasil akhir kekuatan

dibangkitkan oleh pinggul dan tungkai dan ditransfer melalui togok sebagai

gerakan yang melibatkan dada, bahu, punggung dan lengan. Dengan demikian

gerakan-gerakan seperti melempar, menangkap, mendorong, menarik dan

mengayun merupakan aktivitas utama tubuh bagian atas , namun analisis yang

lebih berhati-hati menyatakan bahwa togok, pinggul dan tungkai juga

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiii

memainkan peran penting yang menyangga, mentransfer beban dan

memberikan keseimbangan. Mempercayai bahwa lemparan, pukulan pasing

dan ayunan semuanya terkait dengan berbagai kelompok otot tubuh bagian

atas. Dearajat gerakan lengan dan bahu yang membedakan rangkaian gerak.

Menurut Radcliffe dan Farentinos (2002:15-16). Otot yang terlibat adalah :

a) Fleksi Ekstensi dan Abduksi lengan melibatkan otot : pectoralis major,

dan minor, serratus anterior, trichep brachii, brachialis dan biceps

brachii.

b) Fleksi dan Ekstensi penyangga lengan. Deltoideus, rhomboideus

major, dan minor trapecius coracobrachialis subclavius dan latissimus

dorsi.

Untuk latihan ini bola medesin (Medicine Ball) seberat 9-15 pon ideal

untuk latihan ini yang melatih otot perut, laticimus oblique, punggung bagian

bawah, pinggul, biceps lengan dan pectoralis. Mediceni Ball dapat diterapkan

latihan untuk lempar dan ayun.

Gambar 8. Bentuk Latihan Twisting.

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiv

( Radeliffe J C dan Robert C Farentinos ,1985:58)

Posisi Awal : Buailah bola disamping tubuh kira-kira se tinggi pinggan. Kedua

kaki sedikit di renggangkan sehungga lebih lebar dari bahu.

Pelaksanaan :Mulailah gerakan dengan cepat meliukkan togok ke arah

yangberlawanan dengan arah lontaran. Segeralah mengecek

gerakan pertama dengan liukan yang cepat dan kuat ke arah

yangberlawanan, kemidian bola dilepaskan setelah pilinan

maksimal tercapai, konsentrasikan pada kaki mengangkat yang

cepat dan reaktif sebelum meliuk ke arah lemparan. Gunakan

pinggul serta bahu dan lengan. Lakukan 3-6 set dengan ulangan 10-

20 kali dan istirahat kira-kira 1 menit di antara set.

d. Latihan Heavy Bag Thrust

Latihan ini membutuhkan sansak yang di gantungkan dengan tali dan

melibatkan otot-otot triceps pectoralis, deltoid biceps (lengan) trapicius perut

oblinques exsternal serta exsternal pinggul. Latihan ini sangat sesuai untuk

siswa-siswa lempar cakram, tolak peluru, anggkat berat serta pemain sepak

bola dan bola basket.

Latihan Heavy Bag Thrust adalah latihan dengan kedua kaki diam dan

terbuka doronglah sansak menjauh dari tubuh secepat mungkin lengan dan

bahu terjulur penuh. Tangkaplah pentalan sansak dengan tangan terbuka dan

pecahkan momentumnya dengan menggunakan togok, lengan dan bahu.

Geserlah posisi dan ulangi dengan menitik beratkan kecepatan dan

keekplositan.

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxv

Gambar 9. Bentuk Latihan Heavy Bag Thrust. ( Radeliffe J C dan Robert C Farentinos ,1985:64)

Posisi Awal : Menghadap ke sansak dengan kedua tungkai pada posisi

setengah terbuka, kaki yang berada di samping dekat sansak

ditarik kebelakang. Letakkan tangan bagian dalam setinggi

dada pada sansak dengan jari-jari menunjuk keatas siku harus

dekat dengan tubuh dan lengan harus di tekuk penuh.

Pelaksanaan : Kedua kaki diam dan dengan menggunakan togok, doronglah

sansak menjauh dari tubuh secepat mungkin, lengan dan bahu

terjulur penuh. Tangkaplah pentalan sansak dengan tangan

terbuka dan pecahkan momentumnya dengan menggunakan

togok lengan dan bahu. Doronglah sansak kedepan lagi

sebelum mencapai posisi awal, jaga agar posisi tubuh tetap

sama selama latihan. Geserlah posisi dan ulangi dengan

menitik beratkan kecepatan dan keekplositan.

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvi

Berdasarkan rangkaian gerakan Heavy Bag Thrust diatas, kita bisa

menyimpulkan beberapa faktor yang harus dipahami oleh pelatih atau siswa sendiri

agar pada pelaksanaan latihan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan antara lain:

1. Sebelum melakukan latihan, badan dikondisi dalam keadaan siap, melalui aktifitas

pemanasan/waming-up dan streaching yang cukup.

2. Latihan Heavy Bag Thrust merupakan salah satu dari latihan Plyometric dengan

intensitas tinggi (Sukadiyanto, 2002:96) namun mempunyai beban yang lebih,

karena pada saat melakukan gerakan dorongan sansak lengan menahan beban

sansak. Hal ini sangat berbahaya apabila kondisi fisik sebelum latihan tidak dalam

keadaan siap.

3. Dari latihan tersebut diharap kekuatan otot lengan akan meningkat baik dari

kekuatan dan kecepatannya, yang dibarengi dengan peningkatan prestasinya dalam

melakukan tolakan pada olahraga tolak peluru.

4. Memperhatikan beberapa hal diatas latihan Plyometric Heavy Bag Thrust ini sangat

cocok untuk siswa yang mempunyai kekuatan otot lengan tinggi. Karena dalam

latihan ini penekanannya pada beban yang lebih/ over load, bukan jumlah repetisi

dari gerakan yang dilakukan.

5. Sebaliknya latihan Plyometric Heavy Bag Thrust ini kurang sesuai untuk siswa yang

mempunyai kekuatan otot lengan rendah, karena beban yang lebih ini pada akhir

latihan bukan meningkatkan daya eksplosifnya, melainkan akan menemui keadaan

over load yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan otot lengan.

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvii

Kelebihan dan Kekurangan Dari Latihan Heavy Bag Thrust adalah :

Kelebihan dari latihan Heavy Bag Thrust Kekurangan dari Heavy Bag Thrust

a. Meningkatkan power otot lengan di

antaranya : triceps pectoralis, deltoid

biceps (lengan) trapicius perut

oblinques exsternal serta exsternal

pinggul

b. Tolakan kedua dan seterusnya sangat

kuat dan cepat karena efek beban

dari sansak.

c. Latihan ini lebih menekankan pada

beban otot lengan saat melakukan

dorongan.

d. Saat mendorong dengan satu tangan

yang tinggi dan eksplosif akan

meningkatkan power otot lengan

setimpal usaha latihan tersebut.

e. Sehingga latihan ini sangat efektif

sekali bagi siswa yang memiliki

power lengan tinggi untuk lebih

meningkat power otot lengan yang

sebelumnya bisa dikategorikan sudah

baik.

a. Bagi siswa yang power otot

lengannya rendah akan

mengalami hambatan untuk

melakukan dorongan sansak.

b. Membutuhkan kesiapan yang

lebih serius sebelum melakukan

latihan.

c. Siswa mudah sekali mengalami

cidera apabila sebelum latihan

tidak melakukan latihan

streaching dan pemanasan yang

cukup.

d. Membutuhkan pengerahan

tenaga yang banyak.

e. Latihan Medicine Ball Chest Pass

Latihan Medicine Ball Chest Pass adalah latihan dengan mendorong bola

secepatnya keluar oleh salah seseorang menjulurkan kedua lengan sepenuhnya.

Yang seorang lagi mengecek momentum bolanya dan sebelum sepenuhnya

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxviii

melemaskan kedua tangannya, mendorong keluar yang berlawanan,

melintaskannya kembali denga gerak ikutan penuh urutan tersebut diulang-

ulang dengan cara menangkap. Mendorong bola ada unsur menolak yang

dibutuhka tolak peluru.

Gunakan bola medesin seberat 9-15 pon untuk latihan ini, sebaiknya

dilakukan dengan seorang pasangan. Otot-otot yang dilibatkan adalah triceps

pictoralis, latissimus deltoid dan pergelangan tangan serta lengan bawah.

Gerakannya cukup spisifik untuk operan bola dada pada bola basket, tetapi

juga bermanfaat untuk angkat berat dan tolak peluru.

Gambar 10. Bentuk Latihan Medecine Ball Chest Pass. ( Radeliffe J C dan Robert C Farentinos ,1985:63)

Posisi awal : Pasangan berdiri atau duduk saling berhadapan. Salah seorang

memegang bola setinggi dada dengan kedua tangan sedikit

dibelakang bola dan kedua lengan ditekuk dengan bagian

belakang tangan menyentuh dada. Tangan yang satu lagi

mengantisipasi tangkapan dengan kedua lengan telunjur kearah

horisontal di dada.

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxix

Pelaksanaan : Bola didorong secepatnya keluar oleh salah seorang peserta

yang menjulurkan kedua lengan sepenuhnya. Yang seorang

lagi mengecek momentum bolanya dan sebelum sepenuhnya

melemaskan kedua tangannya, mendorong keluar kearah yang

berlawanan, melintaskannya kembali dengan gerak ikutan

penuh. Urutan tersebutdiulang-ulang dengan cara menangkap.

Lakukan dalam 2 sampai 4 set dengan ulangan 20-30 kali dan

istirahat 2 menit diantara set.

Gerakan latihan plyometric Medicine Ball Chest Pass pada prinsipnya sama

dengan gerakan latihan Heavy Bag Thrust, yang membedakan adalah alat yang

digunakan. Pada latihan Heavy Bag Thrust menggunakan sansak sebagai alat yang di

dorong, sedangkan pada latihan Medicine Ball Chest Pass , bola medesin yang

didorong. Latihan Medicine Ball Chest Pass mempunyai beban yang lebih ringan

dibandingkan dengan latihan Heavy Bag Thrust. Latihan Medicine Ball Chest Pass

dilakukan dengan tidak menggunakan beban lebih (overload) untuk kelompok otot

tertentu, tetapi latihan ini ditekankan pada intensitas/repetisi dari latihan yang

dilakukan. Dengan menambah intensitas dan repetisi latihan, diharapkan akan

meningkatkan daya eksplosif pada otot lengan. Secara fisiologis latihan Medicine Ball

Chest Pass gerakannya tampak ringan, namun akan memberikan pengaruh yang baik

dalam meningkatan kualitas power otot lengan, dimana power otot lengan sangat

dibutuhkan untuk meningkatan prestasi siswa tolak peluru.

Agar hasil latihan optimal, maka dalam melakukan gerakan Medicine Ball Chest

Pass ada beberapa faktor yang harus dipahami oleh pelatih dan siswa, antara lain:

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxx

1. Sebelum melakukan latihan, badan dikondisikan dalam keadaan siap, melalui

aktifitas pemanasan/waming-up dan streaching yang cukup.

2. Latihan Medicine Ball Chest Pass merupakan salah satu dari latihan Plyometric

dengan intensitas rendah (low impact) ( Sukadiyanto ( 2002:96). Oleh karena itu

dalam melakukan latihan Medicine Ball Chest Pass gerakan-gerakannya harus

benar, dengan gerak yang benar maka otot-otot yang digerakkan akan sesuai

dengan tujuan latihan sehingga dihasilkan peningkatan prestasi yang diharapkan.

3. Latihan Medicine Ball Chest Pass akan efektif apabila pelatih dapat menyusun

periodisasi latihan yang tepat. Indikator dari periodisasi yang tepat jika telah terjadi

perpaduan antara frekuensi, volume, intensitas beserta pengembangannya.

4. Memperhatikan beberapa hal diatas latihan Plyometric Medicine Ball Chest Pass ini

sangat cocok untuk siswa yang mempunyai kekuatan otot lengan rendah. Karena

dalam latihan ini penekanannya pada jumlah repetisi gerakan yang dilakukan,

bukan pada beban yang lebih/over load.

5. Sebaliknya latihan Plyometric Medicine Ball Chest Pass ini kurang sesuai untuk

siswa yang mempunyai kekuata otot lengan tinggi, karena kondisi kekuatan lengan

yang tinggi cenderung memerlukan beban latihan yang lebih berat sehingga kurang

cocok apabila kepada siswa diberikan model latihan repetisi.

Kelebihan Dan Kekurangan Dari Latihan Medicine Ball Chest Pass adalah

Kelebihan dari latihan Medicine Ball

Chest Pass

Kekurangan dari latihan Medicine

Ball Chest Pass

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxi

a. Meningkatkan power otot lengan di

antaranya : triceps pictoralis,

latissimus deltoid dan pergelangan

tangan serta lengan bawah.

b. Dapat dilakukan dengan mudah oleh

siswa yang memiliki power otot

lengan rendah.

c. Dengan dorongan yang eksplosif

akan meningkatkan power otot

lengan setimpal usaha latihan

tersebut.

d. Latihan ini lebih menekankan pada

banyaknya repetisi dilakukan. Jadi

penambahan beban pada otot lengan

dilakukan dengan latihan gerakan

yang sama berkali-kali.

e. Banyaknya jumlah ulangan

dorongan akan meningkatkan daya

tahan anaerobik otot lengan.

f. Jumlah dorongan lebih banyak.

g. Pengerahan tenaga untuk mendorong

lebih efisien karena beban otot

lengan yang ditimbul dari saat

mendorong, tidak seberat dorongan

pada Heavy Bag Thrust.

a. Dengan dorongan eksplosif

yang kurang maksimal akan

menghasilkan peningkatan

power yang kurang maksimal

juga.

b. Membutuhkan kesiapan yang

serius dengan tujuan latihan

lebih terpusat untuk

meningkatkan kemampuan

kekuatan dan daya tahan otot-

otot yang terlibat.

Berdasarkan uraian di atas maka muncul pemikiran untuk mengetahui

dengan mengkaji lebih jauh tentang perbedaan pengaruh latihan plyometric Heavy

Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass terhadap peningkatan prestasi tolak peluru

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxii

pada siswa SMA Negeri Punung Kab. Pacitan dengan membandingkan siswa yang

memiliki kekuatan otot lengan tinggi dan kekuatan otot lengan rendah.

f. Latihan Biomotorik

a) Pengertian Latihan Biomotorik

Definisi latihan menurut Bompa (1990:3), adalah latihan merupakan

kegiatan yang sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan

individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia

untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Melalui latihan kemampuan

seseorang dapat meningkatkan sebagian besar sistem fisiologi dapat

menyesuaikan diri pada tuntutan fungsi yang melebihi dari apa yang biasa

dijumpai dari biasanya (Pate, Rottela dan Clenaghan. 1993:318). Peningkatan

kemampuan tubuh tersebut terjadi sebagai wujud dari adaptasi tubuh terhadap

beban yang diberikan.

Latihan merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan berulang-ulang

dan dengan tujuan untuk meningkatkan respon fisiologi terhadap intensitas,

durasi dan frekwensi latihan, keadaan lingkungan dan status fisiologis individu.

Namu ada pula yang menyatakan bahwa latihan adalah suatu proses yang

sistematis dengan tujuan meningkatkan fitness/kesegaran seorang siswa dalam suatu

aktivitas yang dipilih. Ini adalah proses jangka panjang yang semakin meningkat

(progresif) dan mengakui kebutuhan individu-individu siswa dan kemampuanya.

Program latihan dilakukan mengunakan latihan atau praktek untuk mengembangkan

kualitas yang dituntut oleh suatu even. (Thompson, Peter, 1993:61)

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiii

Latihan secara luas diartikan sebagai suatu intruksi yang diorganisasikan dengan

tujuan meningkatkan kemampuan fisik, psikis serta keterampilan baik intelektual

maupun keterampilan gerak olahraga. Dalam pembinaan olahraga prestasi latihan

didefinisikan sebagai persiapan fisik, teknik, intelektual, psikis, dan moral. Selanjutnya

dikatakan bahwa latihan adalah proses persiapan secara sistematis dalam

mempersiapkan siswa menuju kearah tingkat keterampilan yang paling tinggi. (Harre

1982:11)

Berdasarkan didaktik umum, terdapat tiga bentuk metode dasar untuk

mengarjakan keterampilan olahraga, yakni (1) Prestasi (2), peguasan gerak, dan (3)

penyempurnaan gerak. Untuk setiap metode dasar terserbut beberapa metode dapat

ditambah, bahkan dapat dipilah-pilah menjadi beberapa tindakan metode yang berbeda

(Harre 1982:161).

Latihan merupakan metode utama dalam tahap penguasaan dan penyempurnaan

suatu keterampilan olahraga. Karena itu latihan ialah seperangkat kegiatan fisik yang

wujudnya teramati secara langsung, dilakukan secara berulang ulang, sistematis, dan

makain lama makin bertambah beban dan intensitas kerjanya. Tentunya, repetiasi

kegiatan fisik yang dilakukan terus menerus dan relatif lama akan menimbulkan

konsikuensi logis, baik secara fisiologis maupun Psikologis, seperti

kelelahan,kebosanan dan kejenuhan.

Dari hal-hal tersebut di atas, maka dapat diuraikan bahwa latihan

olahraga adalah suatu aktivitas olahraga yang dilakukan dengan berulang-ulang

secara kontinyu dengan peningkatan beban secara periodik dan berkelanjutan

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiv

yang dilaksanakan berdasarkan pada jadwal, pola dan sistem serta metodik

tertentu yang mengarah pada fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai

tujuan yaitu meningkatkan prestasi olahraga.

b). Tujuan Latihan

Tujuan latihan menurut Bompa (1990:3-5) disampaikan bahwa dalam

rangka mencapai tujuan utama latihan yaitu puncak penampilan prestasi yang

lebih, perlu kiranya memperhatikan tujuan-tujuan latihan sebagai berikut :

1) Mencapai dan merperluas perkembangan fisik secara menyeluruh.

Tujuan ini merupakan dasar-dasar latihan yang sangat Penting karena

menyangkut peningkatan daya tahan umum, kekuatan dan kecepatan,

memperbaiki fleksibilitas untuk pelaksanaan gerak memiliki tingkat

koordinasi yang tinggi dan akhirnya mencapai perkembangan tubuh secara

harmonis.

2) Menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu

kebutuhan yang telah ditentukan di dalam praktik olahraga.Pengembangan yang

perlu ditekankan adalah pengembangan kekuatan absolut dan relatif, masa otot

dan elastisitasnya, pengembangan kekuatan daya tahan otot, memperbaiki waktu

reaksi dari pengembangan terhadap koordinasi dan fleksibilitas.

3) Menanamkan kualitas kemauan melalui latihan yang mencukupi serta

disiplin untuk tingkah laku, ketekunan dan keinginan untuk menanggulangi

kerasnya latihan dan menjamin persiapan psikologis yang cukup.

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxv

4) Mempertahankan keadaan kesehatan.

Realisasi tujuan ini menuntut tes kesehatan yang teratur, tepat antara intensitas

latihan dengan kapasitas usaha individual, latihan berat yang secara selang-

seling dengan fase program yang diperhatikan dengan tepat, menelusuri penyakit

atau cidera, dan yang lebih penting adalah melalui latihan harus membuat orang

menjadi lebih sehat.

5) Mencegah cidera melalui pengamanan terhadap penyebabnya dan juga

meningkatkan fleksibilitas di atas tingkat tuntutan untuk melaksanakan

gerakan yang lebih penting, memperluas otot, tendon dan ligamen khususnya

selama fase-fase awal, mengembangkan kekuatan dan elastisitas otot sampai

tingkat tertentu sehingga akan mengnindarkan diri dari kemungkinan cidera

sewaktu melakukan gerakan-gerakan yang tak terbiasa.

6) Memberikan sejumlah pengetahuan teoritis yang berkaitan dengan dasar-dasar

fisiologis dan psikologis latihan, perencanaan gizi dan regenerasi. Pendekatan

yang perlu mendapat perhatian untuk mencapai tujuan latihan yang utama

adalah mengembangkan dasar-dasar latihan secara fungsional yang diarahkan

untuk mencapai tujuan khusus sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga

tertentu. Pengembangan daya tahan mnum kemudian menuju pada persiapan

yang lebih khusus atau anaerobiknya.

c). Prinsip- prinsip Latihan

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvi

Agar dapat mencapai hasil sesuai yang diharapkan latihan yang

dilakukan hams memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikui:

1) Prinsip pemanasan dan pendinginan

Setiap latihan harus didahului dengan latihan pendahuluan, hal ini

penting yaitu untuk mempersiapkan kondisi fisik siswa untuk melakukan

aktivitas yang lebih berat di dalam latihan inti. Sejalan dengan hal tersebut

Fox (1998:278) Menyebutkan latihan pemanasan atau warming-up

meningkatkan suhu badan dan otot, meningkatkan enzira, meningkatkan

jumlah darah dan oksigen ke otot rangka. Efek lain dari suhu yang

meningkat adalah peningkatan kontraksi dan kecepatan refleks dari otot.

Cidera pada otot dan sendi akan jarang terjadi apabila selama berlatih atau

bertanding didahului dengan pemanasan.

Pada umumnya pemanasan bagi siswa yang akan berlatih dilakukan

dengan latihan pemanasan baik aktif maupun pasif seperti peregangan,

senam dan sebagainya. Kemudian setelah latihan inti diakhiri dengan

latihan pendinginan yaitu dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi fisik

siswa ke keadaan semula dan juga untuk mempercepat penggusuran zat

kelelahan (asam laktat) dari tubuh sehingga kelelahan yang amat sangat

setelah berlatih dapat lebih cepat berkurang. Hal ini sesuai pendapat Fox

(1998:279) bahwa "keadaan asam laktat akan menurun lebih cepat selama

pulih kerja".

2) Prinsip intensitas tinggi

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvii

Intensitas merupakan faktor penting dalam latihan, kecepatan

pelaksanaan dengan kerja maksimal sangat penting untuk memperoleh efek

latihan yang optimal. Kecepatan peregangan otot lebih penting daripada

besarnya peregangan. Respons refleks yang dicapai makin besar jika otot

diberi beban yang cepat. Karena latihan-latihan harus dilakukan dengan

sungguh-sungguh (intensif), maka penting untuk diberikan kesempatan

beristirahat yang cukup diantara serangkaian latihan yang terus menerus.

3) Prinsip beban lebih secara progresif

Dengan pemberian beban tubuh akan beradaptasi dengan beban

yang diberikan tersebut jika itu sudah terjadi maka beban tersebut harus

ditambah sedikit demi sedikit untuk meningkatkan kemungkinan

perkembangan kemampuan tubuh. Sebab sesuai pendapat Bompa (1990:44)

yaitu penggunaan beban secara overload, akan merangsang penyesuaian

fisiologis dalam tubuh, selain itu juga peningkatan prestasi terus menerus

hanya dapat dicapai dengan peningkatan beban latihan. Dengan demikian

dalam latihan harus ada pemberian beban yang lebih berat secara terprogram

untuk dapat meningkatkan prestasinya.

4) Prinsip memaksimalkan gaya / meminimalkan waktu

Baik gaya maupun waktu sangat penting dalam latihan. Dalam berbagai

hal, titik beratnya adalah kecepatan.

5) Prinsip pengulangan

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxviii

Gerakan yang dilatihkan harus dilakukan berulang-ulang sehingga terjadi

otomatisasi gerakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono (1988:102)

bahwa dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulangan-pengulangan

(repetition) yang konstan maka organisasi mekanisme neurophysiologis akan

menjadi bertambah baik, gerakan-gerakan yang diulang lama kelamaan akan

merupakan gerakan yang otomatis maka gerakan tersebut akan dapat dilakukan

dengan cepat dan efisien dalam penggunaan tenaga hal ini akan memungkinkan

pencapaian prestasi olahraga yang lebih baik.

6) Prinsip Istirahat yang Cukup

Periode istirahat 1-2 menit di sela-sela set biasanya sudah memadai untuk

sistem neuromuskuler yang mendapat tekanan karena latihan untuk pulih kembali.

Periode istirahat yang cukup juga penting untuk pemulihan yang semestinya untuk

otot, ligemen, dan tendon.

7) Prinsip bangun landasan yang kuat terlebih dahulu

Karena dasar atau landasan penting dan bermanfaat dalam latihan maka

suatu program latihan harus dirancang untuk mendukung, dan bukannya

menghambat pergembangan keterampilanya. Mewujudkan landasan sebelum

latihan tidak perlu berlebihan. Tetapi pemberian resep program latihan harus

dipertimbangkan dengan matang. Permulaan seyogyanya memulai dengan

latihan-latihan rendah,sedang, kemudian sampai yang lebih tinggi.

8) Prinsip perbedaan individu

Page 79: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxix

Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan tersebut

direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi siswa. Oleh

karena itu faktor-faktor karakteristik individu siswa harus dipertimbangkan

dalam menyusun dan memberikan latihan secara rinci. Bompa (1990:36 - 37)

mengemukakan bahwa faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, bentuk

tubuh kedewasaan, latar belakang pendidikan, kemampuan berlatih, tingkat

kesegaran jasmani, ciri-ciri psikologisnya semua itu harus ikut

dipertimbangkan dalam mendesain program latihan.

9) Prinsip kekhususan

Untuk mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan latihan harus

bersifat khusus yaitu khusus mengembangkan kemampuan tubuh sesuai

dengan tuntutan dalam cabang olahraga yang akan dikembangkan. Menurut

Pyke, (1990:119) latihan harus ditujukan khusus terhadap sistem energi atau

serabut otot yang digunakan juga dikaitkan dengan peningkatan ketrampilan

motorik khusus. Maka latihan yang dilakukan akan mendapat hasil sesuai

dengan yang diharapkan jika latihan tersebut mengembangkan kemampuan

tubuh dan ketrampilan sesuai akteristik cabang olahraga yang bersangkutan.

10) Prinsip makanan yang baik (Nutrisium)

Untuk menunjang tercapainya tujuan latihan fisik, maka prinsip ini

harus diperhatikan. Sebab dalam melakukan aktivitas olahraga sangat

dibutuhkan energi yang cukup. Dimana dalam hal ini menurut Pate,

Clanaghan, Rottela, (1993:272) bahwa makanan olahragawan harus

Page 80: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxx

menyediakan cukup masukan energi untuk memelihara keseimbangan

kalori dan mengandung cukup zat makanan yang dibutuhkan untuk

mendukung metabolisme tubuh. Maka aktivitas fisik dengan makanan yang

baik dan memadai merupakan faktor yang tak boleh diabaikan untuk

pertumbuhan otot dan tulang. Dengan demikian unsur gizi harus diperhatikan

dengan sungguh-sungguh di dalam proses latihan olahraga.

d). Pengaruh Latihan.

Latihan yang dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu

dengan dosis yang cukup akan menyebabkan perubahan-perubahan tubuh yang

mengarah pada peningkatan kemampuan tubuh untuk melaksanakan kerja yang

lebih berat dengan lebih baik. Perubahan-perubahan ini antara lain adalah :

1) Perubahan sistem dan fungsi organisme dalam tubuh.

Pengaruh latihan terhadap perubahan sistem dan fungsi organisme dalam

tubuh tersebut terdiri dari:

a) Perubahan biokimia dan sistem otot rangka.

Kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur dan kontinyu dapat

merangsang kerja enzim di dalam tubuh dan merangsang pertumbuhan sel otot

(hypermetropi). Hal ini sesuai dengan pendapat Guyton (1983:190) bahwa

dengan latihan akan terdapat peningkatan jumlah mitochondria dalam otot

rangka dan meningkatkan aktivitas enzim untuk metabolisme energi baik

secara aerobik maupun anaerobik. Selanjutnya disampaikan pula otot

Page 81: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxi

yang terlatih pada umumnya menjadi lebih besar dan lebih kuat daripada

yang tidak terlatih karena ukuran penampang lintang maupun volumenya

menjadi lebih besar.

b) Perubahan kardiorespirasi.

Latihan secara fisik akan dapat meningkatkan kapasitas total

paru-paru dan volume jantung, sehingga kesegaran siswa akan meningkat

pula. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan yang diberikan

terhadap tubuh. Sehubungan dengan hal ini Fox. (1998:24) menyampajkan

bahwa adaptasi siswa yang baik ditandai adanya perubahan fisiologis, yaitu :

- Frekwensi denyut nadi berkurang dan denyut jantung keras waktu

istirahat.

- Pengembangan otot jantung (delatasi)

- Haemoglobin (HB) dan glikogen dalam otot bertambah.

- Frekwensi pernapasan turun dan kapasitas vita bertambah.

Dari uraian tersebut bahwa dengan latihan fisik akan dapat

menyebabkan kemampuan kerja jantung dan pernapasan. Sehingga hal itu

akan dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa secara umum.

2) Perubahan mekanisme organisme sistem syaraf.

Dalam melakukan latihan olahraga gerakan yang dilatih selalu

diulang-ulang secara teratur. Melalui pengulangan gerakan secara teratur

tersebut akan dapat memperoleh koordinasi gerakan sehingga terjadi

Page 82: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxii

otomatisasi dalam gerakan. Hal tersebut sesuai dengan, pendapat Bompa

(1990:132) bahwa dengan berlatih secara teratur dan waktu pengulangan

(repetition) yang resisten, maka organisme-organisme mekanisme

neurophysiologis kembali akan bertambah baik gerakan yang semula

sukai- dilakukan lama-kelamaan akan merupakan gerakan yang otomatis dari

reflektif yang semakin kurang membutuhkan konsentrasi pasif syaraf

daripada sebelum melakukan latihan tersebut.

e). Latihan Kekuatan Otot

Cara yang paling populer dan paling berhasil dalam meningkatkan kekuatan

adalah dengan latihan-latihan tahanan (resestence exercises). Latihan adalah latihan

dimana seseorang siswa harus mengangkat mendorong menarik suatu beban, baik itu

badan siswa itu sendiri maupun bobot lain dari luar (external resistence). Latihan

eksternal harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa harus mengeluarkan usaha

maksimal atau submaksimal untuk menahan beban tersebut. Beban harus sedikit demi

sedikit bertambah berat, agar perkembangan otot terjamin. Karena itu latihan tahanan

harus selalu merupakan latihan yang kian meningkat bobot latihannya.

Latihan tahanan, menurut kontraksi ototnya dapat digolongkan dalam dua

katagori, yaitu kontraksi isotonis dan kontraksi isometris. Dalam kontraksi isotonis

akan tampak terjadi suatu gerakan dari anggota tubuh yang disebabkan oleh karena

otot memanjang dan memendek sehingga terdapat perubahan dalam panjangnya otot.

Kontraksi ini disebut kontrksi dinamis (dinamic contraction).

Page 83: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiii

Dalam kontraksi isometris tidak tampak suatu gerakan yang nyata karena otot

tidak memanjang atau memendek, dengan kata lain tidak ada jarak yang ditempuh,

kontraksi demikian disebut kontraksi statis.

Meskipun telah dibuktikan bahwa kontraksi isometris, dapat mengembangkan

kekuatan yang paling populer adalah latihan isotonis, karena bentuk latihan ini

mempunyai keuntungan – keuntungan yang lebih bila dibandingkan dengan bentuk

latihan kontraksi isometris, diantaranya adalah :

1) Ruang geraknya lebih luas, hal ini menjamin tetap terlatihnya fleksibilitas.

2) Perbaikan daya tahan bersamaan dengan perkembangan kekuatan.

3) Lebih memberikan kepuasan dalam mengatasi bobot–bobot yang ditahan, dan

yang sedikit demi sedikit bertambah.

4) Lebih memberikan kepuasan dalam menggerakan bagian-bagian tubuh terhadap

suatu beban.

5) Gerakan-gerakannya lebih menjamin fungsi peredaran zat-zat dalam alat-alat

tubuh kita.

Salah satu macam latihan tahanan isotonis yang paling populer dalam olahraga

adalah weight training. Weight training yang dimaksud disini, haruslah dibedakan

dengan latihan tahanan lainnya yang disebut angkat besi (weight lifting). Untuk

menghindarkan salah pengertian tentang latihan beban dengan latihan angkat besi,

diterangna terlebih dahulu tentang perbedaan kedua bentuk latihan tahanan tersebut.

Weight lifting adalah latihan yang menekankan pada beban-beban latihan yang

berat. Sedangkan weight training adalah latihan-latihan yang sistematis, dimana beban

hanya dipakai sebagai alat untuk menambah tahanan terhadap kontraksi otot, untuk

Page 84: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiv

mencapai tujuan tertentu. Pelaksanaan dan penerapan latihan beban, harus dilakukan

dengan tepat, dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan agar tujuan latihan

beban, benar-benar tercapai. Dengan demikian akan dapat memberikan kepercayaan

kepada pelatih, maupun kepada siswa tentang kegunaan yang sebenarnya dari latihan

beban.

Latihan beban, kalau dilaksanakan dengan benar, kecuali dapat mempertinggi

kesehatan fisik secara keseluruhan, akan dapat mengembangkan kecepatan, daya ledak

otot, kekuatan dan keuletan, yang merupakan faktor-faktor penting untuk meningkatkan

prestasi tolak peluru.

Beberapa syarat dan prinsip yang penting diperhatikan dalam latihan beban untuk

meningkatkan prestasi tolak peluru adalah :

1) Latihan beban harus didahului oleh pemanasan yang menyeluru.

2) Prinsip beban lebih, harus diterapkan.

3) Sebagai patokan, dianjurkan untuk melakukan tidak lebih dari 12 tidak kurang dari 8

ulangan, untuk setiap bentuk latihan.

4) Setiap mengangkat, mendorong beban, harus dilaksanakan dengan teknik yang benar.

5) Ulangan dorongan sedikit, dengan beban maksimal akan menghasilkan adaptasi

terhadap kekuatan, artinya akan membentuk kekuatan otot lengan, sedangkan ulangan

banyak dengan beban ringan, pada umumnya daya tahan otot lengan.

6) Setiap bentuk latihan harus dilakukan dalam ruang gerak seluas-luasnya, yaitu sampai

batas gerak sendi-sendi, sehingga otot-otot lengan tersa tertarik.

7) Setelah latihan, pengaturan pernafasan harus diperhatikan.

Page 85: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxv

8) Pada akhir melakukan suatu bentuk latihan, siswa harus berada dalam keadaan lelah

otot lengan yang berlangsung hanya untuk sementara.

9) Latihan beban sebaikknya dilakukan tiga kali dalam seminggu dan diselingi dengan

satu hari istirahat.

10) Latihan beban harus diawasi oleh pelatih, pembina yang mengerti betul dengan

latihan beban.

Dari uraian diatas latihan beban dan latihan Plyometric Heavy Bag Thrust dan

Medicine Ball Chest Pass sangat berperan untuk meningkatkan prestasi tolak peluru

4. Kekuatan Otot Lengan

a. Pengertian Kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan fisik yang menyangkut kekuatan dan

kecepatan kontraksi otot dinamik dan eksplosif serta melibatkan

pengeluaran kekuatnan otot maksimal.

Dalam satu durasi waktu yang singkat. Berkaitan dengan kekuatan

Harsono (1988:200) menyatakan “ Kekuatan adalah kemampuan otot untuk

menggerakkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat “.

Sudjarwo (1993:27) menyatakan “ekplosive kekuatan merupakan

kemampuan otot (segerombolan otot) untuk melakukan beban / tahanan

dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan (penggunaan force dan

velocity)”. Menurut Iskandar Z Sapoetra dkk (1999:9) menyatakan, “

Kekuatan adalah kemampuan yang memungkinkan otot atau sekelompok

otot untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif”.

Page 86: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvi

Pada prinsipnya pendapat yang dikemukakan oleh ketiga ahli tersebut

mempunyai pengertian yang hampir sama. Bertolak dari pengertian

kekuatan tersebut dapat disimpulkan kekuatan otot lengan adalah

kemampuan otot atau kelompok otot lengan menghasilkan kerja fisik

dengan mengarahkan kekuatan dari otot – otot lengan secara maksimal

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kekuatan otot lengan ini penting

untuk cabang-cabang olahraga dimana siswa harus mengarahkan tenaga

secara ekplosif dari otot-otot lengan.

b. Komponen Otot Lengan.

Otot merupakan bagian tubuh yang sangat penting untuk aktivitas

sehari-hari. Hampir sebagian berat badan kita terdiri dari banyaknya otot dalam

tubuh. Soekarman (1987:27) menyatakan “Otot merupakan 40-45 % dari berat

badan tubuh seseorang. Didalam tubuh kita terdapat 217 pasang otot rangka”.

Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu kontraksi,dan

dengan jalan berkonstrasi maka gerakan terlaksana. Menurut Waharsono

(1999:98) “otot adalah suatu sel yang mempunyai sifat tersendiri yaitu jaringan

yang bersifat dapat mengkerut (kontraksi) dan memanjang (steigrung).

Kontraksi ke satu arah sesuai dengan arah serabutnya”. Hal senada di

kemukakan Syarifudin (1997:35) bahwa “otot merupakan suatu organ atau alat

yang memungkinkan tubuh dapat bergerak.

Lengan merupakan anggota gerak atas yang terdiri dari seluruh lengan,

mulai dari pangkal lengan sampai ujung jari tangan. Menurut Doewes H,

Page 87: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvii

(2008: 22) bahwa “rangka daripada anggota gerak atas dibagi 3 bagian besar :

(1) sceleton brachii, (2) shelaton ante brachii, (3) sceleton mani”. Tulang-

tulang pada lengan tersebut dilapisi berbagai macam otot. Otot-otot yang

terdapat pada lengan menurut Evelyn Pearce (1993:112) yaitu :” otot deltoid,

otot trisep, otot brochioradialis, otot exstensor karpi radialis longus, otot

exstensor digitorum, otot exstensor dan abduktor ibu jari, otot ankonecus, otot

exstensor karpiulnaris, otot exstensor retinakulum”.

Gambar : 11 Bagian Lengan

(Evelyn Pearce ,1993:112)

c. Kontraksi Otot Lengan

Terjadinya kontraksi otot dalam tubuh manusia akibat otot bekerja

melawan beban yang diterimanya. Misalnya mendorong atau menolak suatu

benda, manahan beban, menarik benda dan lain sebagainya. Syaifudin

Page 88: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxviii

(1997:35) menyatakan bahwa, “ otot dapat mengadakan kontraksi dengan

cepat, apabila mendapat rangsangan dari luar”. Mekanisme kontraksi otot tidak

sederhana, tetapi cukup komplek. Hal terpenting dan harus diperhatikan saat

otot berkontraksi adalah dibutuhkannya cadangan energi.

Berdasarkan cara kerjanya, kerja otot dibedakan menjadi dua yaitu

bekerja secara aerobik an aerobik. Menurut Soekarman (1987:29)

mengistilahkan sistem kerja otot yaitu “serabut otot yang aerobik dinamakan

tipe I, serabut otot lambat, otot merah, serabut oksidasi lambat (slow twitch).

Yang anaerobik dinamakan Tipe II, otot putih, serabut cepat (flast twitch FT)

atau otot glikolisis cepat (fast glycolitic FG) Distribusi otot cepat dan lambat

sangat beraneka ragam”. Menurut M. Furqon H. (1995:41) bahwa,

“Berdasarkan jenis serabut otot dibedakan menjadi dua. Serabut dengan

kontraksi lambat dengan warna merah dan serabut dengan kontraksi cepat

berwarna putih. Serabut-serabut yang merah berkontraksi secara pelahan-lahan,

tetapi untuk waktu lebih lama daripada serabut-serabut yang putih, yang

berkontraksi dengan cepat, tetapi segera menjadi lelah”.

Berdasarkan jenis kerja otot tersebut menunjukkan bahwa, pada gerakan

tolak peluru gaya ortodhox, maka keterlibatan serabut otot merah mempunyai

peran yang penting untuk memperoleh daya tolak yang maksimal. Jika seorang

siswa memiliki serabut otot merah yang banyak akan mampu mengerahka

kekuatan disertai kecepatan untuk melakukan gerakan secara maksimal dalam

waktu yang singkat.

Page 89: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxix

Bertolak dari definisi kekuatan yang dikemukakan para ahli diatas

menunjukkan bahwa unsur utama kekuatan adalah kekuatan dan kecepatan.

Seperti dikemukakan M. Sajoto (1995:9) bahwa, “kekuatan adalah hasil

perkalian antara kekuatan dan kecepatan (P = F x V). Menurut hasil penelitian

Sarwono dan Ismaryati (1999:6) bahwa,” unsur-unsur penentu kekuatan adalah

kekuatan otot, kecepatan rangsangan syaraf, kecepayan kontraksi otot,

produksi energi secara biokimia dan pertimbangan mekanik gerak.” Pendapat

lain dikemukakan Suharno HP (1993:59-60) faktor yang menentukan baik

tidaknya power adalah:

1) Banyak sedikitnya macam fibril otot putih dari siswa.

2) Kekuatan dan kecepatan otot siswa

Ingat rumus P = F x V

P = Power, F = force, V = velocity

3) Waktu rangsangan maksimal 34 detik, misalnya waktu rangsangan

hanya 15 detik, power akan lebih baik dibandingkan dengan waktu

rangsangan selama 34 detik.

4) Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan.

5) Tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP).

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi power tersebut dapat

disimpulkan bahwa, unsur penentu baik tidaknya power yang dimiliki

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kemampuan otot untuk

berkontraksi secara maksimal dalam waktu yang singkat setelah menerima

rangsangan serta produksi energi biokimia dalam otot akan sangant

Page 90: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xc

menentukan kekuatan yang dihasilkan. Jika unsur-unsur seperti diatas dimiliki

seseorang, maka ia akan memiliki kekuatan yang baik. Namun sebaliknya jika

unsur-unsur tersebut tidak dimiliki maka kekuatan yang dihasilkan juga tidak

baik.

d. Peranan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Tolak Peluru

Kemampuan fisik yang baik selalu dibutuhkan dalam setiap cabang

olahraga termasuk tolak peluru. Prestasi tolak peluru dapat dicapai jika peluru

terlontar sejauh-jauhnya dan dinyatakan sah berdasarkan peraturan yang

berlaku. Untuk menolakkan peluru sejauh-jauhnya membutuhkan tenaga yang

besar. Dalam hal ini kemampuan lengan sangat dibutuhkan untuk menolakkan

peluru sejauh-jauhnya. Otot lengan harus dikerahkan secara maksimal dalam

satu pola gerakan yang baik dan benar.

Ditinjau dari gerakan tolak peluru terutama saat peluru ditolakkan yaitu

peluru didorong atau ditolakkan dengan kekuatan penuh dan diakhiri lecutan

dari pergelangan tangan. Tamsir Riyadi (1985:125) menyatakan teknik

pelaksanaan menolakan peluru yaitu :” setelah meluruskan kaki dengan kuat,

dan saat itu pula lengan kanan diluruskan untuk menolak peluru, disertai

dengan lecutan pergelangan tangan dan jari-jari terutama (jari telunjuk, jari

tengah dan jari manis)”. Menurut Jerver J, (2005:85) salah satu hal yang harus

dipeerhatikan dalam menolakkan peluru yaitu “ gerakan menolakkan peluru

merupakan suatu gerakan bahu mendorong dengan sekuat tenaga, disertai

dengan gerakan merentangkan lengan, dan pergelangan tangan serta jari-jari

yang terarah.

Page 91: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xci

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,keberadaan

power otot lengan berperan terutama saat menolakkan peluru. Pada saat

menolakkan peluru otot-otot lengan harus dikerahkan secara maksimal saat

menolakkan peluru pada teknik yang benar, maka peluru akan dapat terlontar

semaksimal mungkin. Pengerahan kekuatan otot lengan dan lecutan

pergelangan tangan ini dilakukan dalam satu rangkaian gerakan yang eksplosif.

Salah satu hal yang harus diperhatikan saat menolakkan peluru dengan sudut

yang tepat, maka akan mendukung pencapaian prestasi tolak peluru lebih

optimal. Menurut Soegito (1992:25) bahwa,” Untuk memperoleh tolakkan

yang maksimal usahakan agar sudut tolakkannya ± 45º

e. Panjang Lengan

a) Pengertian Panjang Lengan

Pada umumnya setiap cabang olahraga menuntut syarat-syarat khusus,

salah satu diantaranya proporsi tubuh yang ideal dengan cabang olahraga

yang dipelajarinya. Menurut hasil penelitian Sarwono dan Ismaryati

(1999:13) bahwa, “Tipe tubuh merupakan kapasitas fisik umum dan hanya

sebagai satu indikasi kecocokan seorang siswa dengan prestasi yang tinggi.

Dengan demikian tipe tubuh memainkan peran yang penting, tidak hanya

dalam pemilihan cabang tetapi juga pemilihan posisi pada cabang olahraga

tertentu guna mencapai prestasi yang tinggi”.

Untuk mencapai prestasi tolak peluru menurut proporsi tubuh yang

tinggi besar memiliki otot-otot yang kuat. Hal ini karena, pada cabang

Page 92: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcii

olahraga siswaik khususnya nomor tolak peluru membutuhkan kekuatan dan

power. Mulyono B (1994:51) menyatakan bahwa, “kelompok mesomorph

memperoleh nilai tinggi dalam nomor-nomor yang memerlukan streight dan

power”. Menurut Sheldon dalam Mulyono B (1994:50) kelompok

mesomorph ini memiliki ciri antara lain : “tubuh tinggi besar memiliki otot-

otot yang kuat, tulang-tulang yang besar dan tertutup otot-otot yang tebal

pula”.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut berarti seorang yang memiliki tubuh

yang tinggi dan besar tentunya disertai bagian-bagian tubuh yang ideal

yaitu, lengan dan tungkai yangnya panjang. Lengan yang panjang dan

tulangnya besar disertai otot-otot yang kuat mempunyai peran penting

dalam cabang olahraga tolak peluru.

Ditinjau dari anatomis, lengan merupakan anggota gerak atas yang

terdiri dari seluruh lengan mulai dari pangkal lengan sampai dengan ujungjari

tangan. Berkaitan panjang lengan Amari (1996:155) menyatakan, “panjang

lengan diukur dari acromion sampai di ujung jari tengah”. Hal senada

dikemukakan Hasnan Said (1997:57) “panjang lengan adalah dari sudut sendi

bahu (osacraminon) sampai ke ujung jari”.

Berdasarkan pengertian panjang lengan yang dikemukakan dua ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa, panjang lengan adalah proporsi lengan yang

diukur dari sendi bahu sampai dengan ujung jari. Lengan yang panjang

mempunyai peran penting dalam usaha mencapai prestasi yang tinggi termasuk

tolak peluru. Hal ini karena lengan yang panjang memiliki jarak jangkauan

Page 93: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xciii

yang lebih panjang. Jarak jangkauan panjang mempunyai peluang yang besar

untuk menolakkan peluru lebih jauh. Oleh karena itu seorang siswa tolak

peluru yang memiliki lengan panjang harus mampu dimanfaatkan serta

maksimal pada teknik yang benar sat menolakkan peluru agar peluru dapat

dilontarkan sejauh-jauhnya.

b) Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Panjang Lengan

Meningkatkan struktur tubuh seseorang seiring dengan pertumbuhan dan

perkembangannya. Pada usia balita dan remaja mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat. Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat

tersebut tidak terlepas dari makanan organ lainnya. Dangsina Moeloek dan

Arjatmo Tjikronegoro (1984:47) menyatakan “ keadaan gizi dan kesehatan

pada saat pertumbuhan akan menentukan kesiapan otot rangka dan organ tubuh

lainnya untuk menerima beban olahraga”. Pendapat lain dikemukakan

Sugiyanto (1998:37) bahwa, “ Pengaruh gizi terhadap pertumbuhan fisik

dibedakan menjadi 4 macam pengaruh yaitu, (1) kecepatan pertumbuhan, (2)

ukuran tubuh setelah dewasa, (3) bentuk tubuh dan, (4) komposisi jaringan

tubuh”.

Selain faktor gizi, keturunan merupakan faktor yang sangat menentukan

keadaan fisik seseorang. Keturunan mempunyai pengaruh yang dominan

terhadap keadaan seseorang. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1998:37)

bahwa,” Terhadap sifat dan pertumbuhan fisik, faktor keturunan sangat

berpengaruh. Pengaruh yang nyata adalah terhadap ukuran, bentuk dan

kecepatan atau irama pertumbuhan.” Hal ini berarti, jika kedua orang tuanya

Page 94: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xciv

tinggi-tinggi, maka anak-anaknya cenderung tinggi pula. Namun sebaliknya,

jika kedua orang tuanya pendek maka anak-anaknya juga pendek.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan

dapat disimpulkan bahwa, kondisi atau segmen tubuh seseorang (termasuk

panjang lengan) dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor gizi atau

makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Jika kedua orang tuanya tinggi-tinggi

kemungkinan besar memiliki postur tubuh yang tinggi. Postur tubuh yang

tinggi umumnya disertai segmen-segmen tubuh yang panjang termasuk tungkai

dan lengannya. Dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, maka

pertumbuhan dan perkembangan akan berjalan dengan normal dan baik postur

tubuh maupun bagian-bagian tubuh lainnya.

c) Peranan Panjang Lengan Terhadap Kemampuan Tolak Peluru

Lengan merupakan salah saru bagian tubuh yang dominan dalam tolak

peluru. Untuk menolakkan peluru sejauh-jauhnya lenganharus dimanfaatkan

secara maksimal baik kemampuannya maupun proporsinya. Kemampuan

lengan harus dikerahkan secara maksimal dan mampu memanfaatkan panjang

lengan yang dimiliki pada teknik yang benar.

Lengan yang panjang mempunyai nilai lebih jika dibandingkan dengan

lengan pendek. Ditinjau dari mekanika gerakan dalam tolak peluru bahwa, bila

suatu benda dilemparkan ke depan, maka kecepatan awalnya berbanding

langsung dengan panjang radius. Hal ini berarti,sebagai radiusnya adalah

panjang lengan, sehingga lengan yang panjang akan dapat mempengaruhi

pencapaian jarak tolakan. Seperti dikemukakan Dangsina Moeloek dan

Page 95: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcv

Arjatmo Tjokronegoro (1984:81) bahwa,” Penolak peluru, pelempar lembing

dan cakram, sebaiknya berlengan panjang, bertungkai panjang dan berotot

kuat. sudut lemparan sebaiknya 45º “. Oleh karena itu, seorang siswa yang

memiliki lengan yang panjang harus mampu dimanfaatkan secara optimal

dengan teknik menolak yang benar agar dapat diperoleh jarak tolakan sejauh-

jauhnya.

Keseimbangan

1) Pengertian Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem

neuromuscular dalam kondisi statis atau mengontrol sistem neuromuscular

tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi bergerak. Berkaitan

dengan keseimbangan Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro

(1984:10) menyatakan bahwa, ‘keseimbangan adalah kemampuan

mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan’.

Menurut Waharsono (1999:133) bahwa,” keseimbangan merupakan

kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot”.

Berdasarkan batasan keseimbangan tersebut dapat disimpulkan bahwa,

keseimbangan merupakan kemampuan seseorang untuk mempertahankan sikap

dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri atau pada saat melakukan

gerakan. Keseimbangan ini dibutuhkan tidak hanya dalam kegiatan olahraga,

tetapi juga dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan jenisnya keseimbangan dikelompokkan menjadi dua

macam. Seperti dikemukakan Sarwono dan Ismaryati (2006:47) bahwa, “

Page 96: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcvi

Terdapat dua macam keseimbangan yaitu keseimbangan statis dan dinamis”.

Keseimbangan statis adalah kemampuan mempertahankan posisi tubuh tertentu

tanpa atau sekecil mungkin terjadi gerakan bergoyang,sedangkan

keseimbangan dinamis adalah kemampuan mempertahankan postur tubuh agar

tidak terjatuh selama melakukan gerakan ketrampilan.

Berdasarkan jenis keseimbangan tersebut menunjukkan bahwa,

keseimbangan dinamis merupakan bagian yang penting dalam tolak peluru. Hal

ini dapat dilihat terutama pada gerakan menggeser atau menolakkan kaki kanan

ke depan dan dilanjutkan menolakkan peluru tersebut, menjaga keseimbangan

tubuh sangat penting agar tolakan dapat dilakukan dengan mantap dan setelah

peluru terlontar badan atau tubuh masuk ke dalam sektor lemparan.

2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan

Keseimbangan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat kompleks.

Keseimbangan beroperasi tidak hanya terdiri dari satu unsur saja, melainkan

beroperasi dengan unsur lainnya. Sarwono dan Ismaryati (2006:47)

menyatakan bahwa, “ Kualitas keseimbangan dinamis bergantung pada

mekanisme dalam saluran semisirkular, persepsi kinestik, tendon, dan

persendian, persepsi visual selama melakukan gerakan dan kemampuan

koordinasi”. Menurut Suharno HP. (1993:67) bahwa untuk mempertahankan

keseimbangan perlu memperhatikan faktor-faktor yaitu : “(1) tingginya letak

titik berat badan. (2) luas tempat tumpu, (3) Hubungan antara garis berat dan

temapat menumpu. (4) Gaya yang bekerja pada badan, (5) Susunan anatomis

secara segmental dan, (6) Koordinasi susunan syaraf otot dan indera.

Page 97: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcvii

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, faktor yang

mempengaruhi keseimbangan bersifat internal dan eksternal. Baik faktor

internal maupun faktor eksternal keduanya saling mempengaruhi baik tidaknya

keseimbangan yang dimiliki seseorang.

3) Keseimbangan Terhadap Kemampuan Tolak Peluru

Keseimbangan sangat dibituhkan kegiatan olahraga maupun aktivitas

sehari-hari. Keseimbangan berperan pada keadaan atau posisi diam maupun

bergerak. Dengan keseimbangan yang dimiliki, maka aktivitas yang dilakukan

hasilnya akan lebih baik dan efisien. Tolak peluru merupakan cabang olahraga

yang membutuhkan keseimbangan. Keseimbangan ini berperan pada teknik

gerakan mengayunkan kaki yang satu, sedangkan kaki lainnya manumpu

menahan tubuh dan selanjutnya bergeser untuk menolakkan peluru. Gerakan

mengayunkan kaki ini sebagai gerakan pendahuluan untuk memperoleh

keseimbangan yang stabil, sehingga memudahkan gerakan menolakkan kaki

kanan ke depan. Seperti dikemukakan Tamsir Riyadi (1985:128) “ayunan kaki

kiri ini hanya merupakan gerakan pendahuluan saja, untuk mencari

keseimbangan”. Apabila pada sat gerakan mengayun atau menggerak-gerakkan

kaki kiri tersebut keseimbangan tetap terjaga dengan stabil, untuk gerakan

menggeser kaki kanan ke depan dan menolakkan peluru dapat dilakukan

dengan baik dan mantap. Selain itu juga dengan menjaga keseimbangan akan

mencegahtubuh masuk sektor lemparan, sehingga akan didiskualifikasi. Seperti

dikemukakan Rusli Lutan dkk, (1992:140) bahwa, “segera setelah peluru

Page 98: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcviii

ditolakkan, tubuh tetap seimbang dan tidak ada bagiannya yang menyentuh

daerah diluar lingkaran tempat tolak peluru dilakukan’.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan dalam mendukung kajian teori yang

dikemukan, hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Penelitian yang

dilakukan oleh Rumpis Agus Sudarko, 2003 dengan menggunakan sampel penelitian

sejumlah 75 siswa putra umur antara 15-18 tahun. Hasil kesimpulan yang diperoleh

adalah sebagai berikut : (1) Latihan Mendorong dan Latihan melempar keduanya dapat

meningkatkan kekuatan otot lengan sangat signifikan (p<0,01), (2) Latihan mendorong

dan melempar tidak diperoleh adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05) dalam

meningkatkan hasil tolak peluru, (3) Latihan mendorong lebih efektif dalam

meningkatkan kekuatan otot lengan dibanding dengan Latihan melempar (p<0,01).

C. Kerangka Pemikiran

Dari kajian teori yang diuraikan diatas, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai

berikut :

1. Perbedaan pengaruh latihan Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass

terhadap prestas tolak peluru.

Prestasi tolak peluru bisa meningkat jika latihan-latihan yang diberikan sesuai

dengan kebutuhan gerak kekuatan dan kecepatan. Heavy Bag Thrust dan Medicine

Ball Chest Pass adalah latihan yang sangat tepat terutama untuk meningkatkan

power otot lengan dalam tolak peluru, tetapi masing-masing memiliki kelemahan

dan kekurangan dalam pelaksanaan penerapan latihannya sehingga dapat dipastikan

akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula.

Page 99: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcix

Latihan Heavy Bag Thrust memiliki kelebihan membiasakan mendorong

beban sansak yang berat menggerakkan mendorong dan menekuk siku lengan akan

menambah kekuatan otot lengan.Kelemahannya jika diterapkan pada kekuatan otot

tinggi kecepatannya mendorong kurang efektif karena fleksibelitasnya ke depannya

kecil.

Latihan Medicine Ball Chest Pass memiliki kelebihan gerak kecepatan karena

beban dorongan bola bebannya lebih ringan dibandingkan mendorong sansak

gerakan dorongan dengan mudah dilakukan. Kelemahannya adalah ketika

diterapkan pada siswa yang kekuatan otot lengannya tinggi kecepatannya kurang

kareana fleksibelitasnya otot tangan kurang.

2. Perbedaan prestasi tolak peluru antara siswa yang memiliki kekuatan otot lengan

tinggi dan rendah.

Berdasarkan pembahasan kekuatan otot lengan di atas, menyebutkan bahwa

orang yang kekar umumnya mempunyai kekuatan otot lengan yang kuat, Prestasi

tolak peluru membutuhkan postur tubuh yang kekar sehingga menambah kekuatan

dan kecepatan untuk menolak. Apalagi ditunjang dengan latihan yang benar yang

bisa meningkatkan power dan kecepatan lengan tangan maka akan dicapai prestasi

yang diharapkan.

Kekuatan otot lengan tinggi dan rendah memiliki kelebihan dan kelemahan

sehingga akan menimbulkan perbedaan prestasi. Jika menyangkut perbandingan

kekuatan dan kecepatan, untuk siswa yang kekuatan otot lengan tinggi jika diberi

latihan kecepatan akan lebih efektif hasil tolakannya.

Page 100: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c

Untuk siswa yang memilki kekuatan otot lengan rendah memiliki kelebihan

jika diberi latihan plyometric dengan kategori mendorong dapat meningkatkan

kekuatan otot lengan yang optimal. Kelemahannya adalah jika diberikan latihan

yang membutuhkan kecepatan yang ditimbulkan kecil jadi kurang efektif.

3. Pengaruh interaksi antara latihan Plyometric dan kekuatan otot lengan terhadap

prestasi tolak peluru.

Setiap siswa memiliki kekuatan otot lengan yang berbeda-beda, sehingga

memiliki karakteristik yang berbeda pula, apalagi diberi latihan yang berbeda maka hasil

prestasinya pasti berbeda. Jadi pengaruh interaksinya dapat dipastikan selalu ada.

Sesuai dengan kajian teori yang disebutkan di atas untuk Heavy Bag Thrust lebih

cocok diterapkan pada siswa dalam kelompok sampel yang memiliki kekuatan otot

lengan rendah, karena gerakannya ada unsur gerak mendorong dengan beban sehingga

cocok pada siswa yang kekuatannya kurang yang bisa sangat efektif dalam pencapaian

kekuatan otot lengan.

Latihan Medicine Ball Chest Pass lebih cocok diterapkan pada siswa yang

kekuatan otot tinggi, gerakan Medicine Ball Chest Pass membutuhkan gerakan

kecepatan yang besar. Jika diterapkan pada kelompok kekuatan otot lengan tinggi maka

akan terjadi beban kecepatan semakin besar dan akan menjadi gerakan yang efektif.

Tolak peluru merupakan salah satu nomor lempar pada cabang olahraga

siswaik. Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam tolak peluru dibutuhkan

beberapa unsur baik, fisik, teknik, mental dan proporsi tubuh yang ideal. Dalam

tolak peluru ada dua macam gaya yang sering digunakan yaitu, gaya ortodhox dan

Page 101: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ci

gaya obrein. Pada prinsipnya gaya tersebut merupakan usaha agar peluru dapat

terlontar sejauh-jauhnya.

Ditinjau dari gerakan dalam tolak peluru gaya ortodhox ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi diantaranya power otot lengan,

panjang lengan dan keseimbangan. Faktor-faktor tersebut beroperasi dalam satu

rangkaian gerakan yang harus dikerahkan pada teknik yang benar agar diperoleh

hasil tolakan yang maksimal. Alat untuk mengukur kekuatan otot lengan dan otot

bahu menggunakan alat Hendy Dynamometer dilakukan pre test dan post test

untuk memperoleh data penelitian.

Dengan pembebanan metode latihan Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball

Chest Pass dapat meningkatkan kekuatan atau power otot lengan dan otot bahu untuk

meningkatkan hasil prestasi tolak peluru.

D. Perumusan Hipotesis

Dari deskripsi teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian yang

diajukan adalah :

1. Ada perbedaan pengaruh latihan Plyometric Heavy Bag Thrust dan Medicine

Ball Chest Pass terhadap prestasi tolak peluru.

2. Ada perbedaan prestasi tolak peluru antara siswa yang memiliki kekuatan otot

lengan tinggi dan rendah.

3. Ada pengaruh interaksi antara latihan Plyometric dan kekuatan otot lengan

terhadap prestasi tolak peluru.

Page 102: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Punung, Kabupaten Pacitan

Propinsi Jawa Timur

2. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

2010/2011, selama 2 bulan mulai akhir bulan Nopember 2010 sampai bulan

Januari 2011. Pelaksanaan perlakukan selama 8 minggu dengan frekuensi 3

kali seminggu dan 2 minggu untuk pretes dan postes. Pertemuan dilaksanakan

pada hari Senin, Rabu dan Jumat selama 90 menit tiap pertemuan yang

dilaksanakan pada sore hari pukul 15.00 – 16.30 WIB agar tidak mengganggu

kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Secara keseluruhan pertemuan dilaksanakan sebanyak 18 kali

pertemuan dengan pertemuan awal untuk pretes dan akhir untuk postes.

Sehingga untuk pelaksanaan program latihan inti sebanyak 18 kali pertemuan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dasar

penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan

memberikan perlakuan pada subyek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna

mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Isaac Stephen and William

B, (1984:77) menjelaskan bahwa:”Desain faktorial 2 x 2 untuk meneliti pengaruh

Page 103: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ciii

dari dua perlakuan, di mana masing-masing perlakuan atau variabel terdiri dari

dua level.”Menurut Hadi Sutrisno (2000:462) mengatakan bahwa:” Desain

faktorial adalah suatu yang menyediakan kemungkinan bagi penyelidik untuk

sekaligus menyelidiki pengaruh dari dua jenis variabel eksperimen atau lebih”.

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dua faktor dan dua

level. Faktor pertama merupakan variabel manipulatif, yaitu latihan Plyometric.

Sedangkan faktor kedua adalah variabel atribut, yaitu kekuatan otot lengan.

Latihan Plyometric terdiri dari latihan Plyometric Heavy Bag Trust dan Medicine

Ball Chest Pass, sedangkan variabel atribut terdiri dari power otot lengan tinggi

dan rendah. Sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua level

yang ada dalam eksperimen. Desain faktorial dua atau lebih variabel dimanipulasi

secara simultan untuk mengetahui pengaruh masing-masing terhadap variabel

terikat “(Furchan, 1982:362). Dan secara skematis rancangan penelitian ini dapat

digambarkan pada tabel berikut :

Tabel : 7 Rancangan Faktorial 2 x 2

KEKUATAN OTOT LENGAN

(B)

LATIHAN PLYOMETRICS (A)

Heavy Bag Thrust

( a1 )

Medicine Ball Chest Pass

( a2 )

Kekuatan Otot Lengan Tinggi

( b1 )

a1 b1

(10)

a2 b1

(10)

Kekuatan Otot Lengan

Rendah a1 b2 a2 b2

Page 104: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

civ

( b2 ) (10) (10)

Keterangan :

a1b1 : Latihan Heavy Bag Thrust dengan kekuatan otot lengan tinggi

a1b2 : Latihan Heavy Bag Thrust dengan kekuatan otot lengan rendah

a2b1 : Latihan Medicine Ball Chest Pass dengan kekuatan otot lengan tinggi

a2b2 : Latihan Medicine Ball Chest Pass dengan kekuatan otot lengan rendah

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri atas dua variabel bebas (independen) dan satu

variabel terikat (dependen) dengan perincian sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi veriabel yang

lain :

a. Variabel manipulatif, yaitu : latihan plyometrics yang terdiri dari dua

level :

1) Latihan Plyometric Heavy Bag Thrust

2) Latihan Plyometric Medicine Ball Chest Pass .

b. Variabel atributif, yaitu kekuatan otot lengan yang terdiri dari :

1) Kekuatan otot lengan tinggi

2) Kekuatan otot lengan rendah

Page 105: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cv

2. Variabel terikat (dependen)

Variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain adalah prestasi tolak peluru

D. Definisi Operasional Variabel

1. Latihan Plyometric adalah salah satu bentuk latihan yang didalamnya terdapat

kontraksi dan regangan otot secara cepat yang memungkinkan otot mencapai

kekuatan maksimal dalam waktu yang singkat

a. Heavy Bag Thrust

Latihan Heavy Bag Thrust adalah latihan dengan kedua kaki diam dan

terbuka doronglah sansak menjauh dari tubuh secepat mungkin lengan dan

bahu terjulur penuh. Tangkaplah pentalan sansak dengan tangan terbuka dan

pecahkan momentumnya dengan menggunakan togok, lengan dan bahu.

Geserlah posisi dan ulangi dengan menitik beratkan kecepatan dan

keekplositan.

b. Medicine Ball Chest Pass

Latihan Medicine Ball Chest Pass adalah latihan dengan mendorong bola

secepatnya keluar oleh salah seseorang menjulurkan kedua lengan

sepenuhnya. Yang seorang lagi mengecek momentum bolanya dan sebelum

sepenuhnya melemaskan kedua tangannya, mendorong keluar yang

berlawanan, melintaskannya kembali denga gerak ikutan penuh urutan

tersebut diulang- ulang dengan cara menangkap. Mendorong bola ada unsur

menolak yang dibutuhka tolak peluru.

2. Kekuatan Otot Lengan

Page 106: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cvi

Kekuatan dan kecepatan dari otot-otot lengan harus dikerahkan pada

teknik yang benar agar diperoleh tolakan sejauh-jauhnya. Perpaduan antara

kekuatan dan kecepatan dari otot-otot lengan harus dikerahkan dalam satu

rangkaian gerakan yang kuat dan eksplosif. Dalam hal ini kekuatan otot lengan

yang dimiliki seorang siswa akan mempengaruhi pencapaian hasil

tolakan.Kekuatan otot ini berorientasi pada saat lengan diluruskan mendorong

peluru hingga mencapai tolakan + 45º. Pada akhir tolakkan diakhiri dengan

lecutan dari pergelangan tangan dan jari-jari tangan untuk memperoleh

tolakkan sejauh-jauhnya. Pengerahkan kekuatan otot-otot lengan dan lecutan

pergelangan tangan ini harus dilakukan dalam satu pola gerakan yang utuh dan

eksplosif. Kemampuan mengerahkan kekuatan dan kecepatan dari otot-otot

lengan secara baik dan benar akan mendukung pencapaian prestasi tolak peluru

lebih optimal. Untuk memperoleh hasil tolakan yang baik peneliti melakukan

pengukuran kekuatan otot lengan dengan menggunakan tes alat pengukur

kekuatan otot lengan (Hendy Dynamometer).

3. Prestasi tolak peluru : hasil tolakan diperoleh siswa melalui tes awal, dan tes

akhir melakukan tolak peluru setelah diberi latihan.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas XI SMA Negeri

Punung Kabupaten Pacitan yang berjumlah 64 orang.

2. Sampel penelitian

Page 107: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cvii

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random

sampling (Sutrisno Hadi, 1982:81-83). Yang menggunakan sampel penelitian

berdasarkan ketentuan-ketentuan antara lain :

a. Jenis kelamin laki-laki

b. Berminat mengikuti latihan plyometric

c. Sehat jasmani dan rohani

d. Bersedia menjadi sampel penelitian

e. Memiliki gerak dasar yang baik, didasarkan dari hasil observasi dan

informasi.

Dari jumlah 64 anak yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

sebelumnya, selanjutnya dilakukan tes kekuatan otot lengan untuk mengetahui anak

yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi dan rendah. Kemudian siswa disusun

berdasarkan urutan rangking hasil tes kekuatan oto lengan. Sampel yang diambil yaitu

siswa yang berkekuatan otot lengan tinggi sebanyak 20 dan siswa yang berkekuatan otot

lengan rendah sebanyak 20, sedangkan 20 siswa dengan kekuatan otot lengan sedang

(di tengah) tidak diambil sebagai sampel dengan tujuan untuk memberikan rentang

perbedaan yang nyata antara kekuatan otot lengan tinggi dan kekuatan otot lengan

rendah.

Selanjutnya 20 orang siswa yang termasuk ketegori kekuatan otot lengan tinggi dan 20

orang kategori kekuatan otot lengan rendah, masing-masing dilakukan random untuk

mendapatkan dua bentuk Latihan Plyometric Heavy Bag Thrust dan Plyometric

Medicine Ball Chest Pass .

F. Teknik Pengumpulan Data

Page 108: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cviii

1. Instrumen tes penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kekuatan otot lengan

Dalam pengukuran kekuatan otot lengan, alat yang digunakan adalah

Pull Dynamometer. Ketentuan dalam pengukuran otot lengan adalah

sebagai berikut :

1). Testee berdiri tegak, posisi kaki terbuka kurang lebih 30 centimeter.

2). Alat dipegang oleh kedua buah tangan di muka dada, posisi push

dynamometer menghadap ke depan dan kedua lengan atas dan bawah

fleksi sejajar dengan bahu.

3). Lakukan gerakan menarik (pull) pada alat Dynamometer oleh kedua

tangan sekuat-kuatnya dengan gerakan perlahan dan badan berdiri

tegak. Gerakan dianggap gagal apabila Dynamometer menyentuh

dada, posisi lengan atas dan bawah tidak sejajar dengan bahu dan

melakukan gerakan sentuhan

4). Dari hasil tes yang dilakukan dua kali diambil yang terbaik, dinyatakan

dalam satuan ukuran kilogram (Kg).

5). Petugas mencatat hasil dalam blangko pengukuran.

b. Data prestasi tolak peluru

Dengan melakukan pretes dan postes tolak peluru dengan kesempatan

masing-masing dua kali dan diambil tolakan terjauh.

c. Mencari reliabilitas

Page 109: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cix

Sebelum data hasil penelitian dianalisis terlebih dahulu data kekuatan

otot lengan dengan Pull Dynamometer harus dicari reliabilitasnya sesuai

dengan karakteristik dari populasi penelitian. “Penghitungan koefisien

reliabilitas intraklas dicari dengan ANAVA ( Baumgartner, 1998:84).

Rumus reliabilitasnya adalah:

P

WP

MSMSMS

R-

=

R = Reliabilitas

MSP = Mean Square antar subyek

MSW = Mean Square di dalam subyek

Tabel . 8 Koefisien Korelasi Reliabilitas

KOEFISIEN RELIABILITAS

95 - 99 Excellent

90 - 94 Very good

80 - 89 Acceptable

70 - 79 Poor

60 - 69 Questionable

( Stand et all. 1993 dalam Mulyono, 1984:38)

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Page 110: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cx

a. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan terhadap setiap sel untuk mengetahui apakah

sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak.

Teknik yang digunakan adalah statistik Anderson-Darling yang dilakukan dengan

menggunakan bantuan software MINITAB (Siswandari, 2009:202).

b. Uji Homogenitas

Tujuan pengujian ini adalah untuk menaksir selisih rata-rata dan menguji

kesamaan atau perbedaan dua rata-rata. Perlu ditekankan adanya asumsi

bahwa kedua kelompok mempunyai variansi yang sama agar kegiatan

menaksir dan menguji dapat berlangsung. Untuk menghitung uji

homogenitas digunakan rumus uji Bartlett pada taraf signifikansi α = 0.05.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika X2h < X2

t pada taraf

signifikansi α = 0.05 yang berarti penyebaran data dalam penelitian

bersifat homogen.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji homogenitas variansi dan uji normalitas, maka pemanfaatan

ANAVA dalam analisis data sudah bisa dilakukan. Data hasil tes akhir hasil tolak

peluru dianalisis dengan statistika ANAVA DUA JALUR dan pengujian hipotesis

dengan perhitungan uji F pada taraf signifikan 0,05% yang sebelumnya telah

dilakukan uji prasyarat. Welkowitz, (1982:271), mengemukakan prosedur ANAVA

DUA JALUR secara rinci sebagai berikut :

Tabel : 9

Analisis Variansi Dua Jalur

Page 111: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxi

Source of Variance SS Df MS F

Between groups SSB dfB MSB FB

A SS1 Df1 MS1 F1

B SS2 Df2 MS2 F2

A*B SS1x2 df1x2 MS1x2 F1x2

Within groups SSw dfw MSw

Total SST dfT

Langkah-langkah perhitungannya :

a. Sum of Square

(1) Total Sum of Square (SSr)

( )

å å-=N

XXSSr

2

2

(2) Between Group Sum of Square (SSB)

( ) ( ) ( ) ( )N

X

N

X

N

X

N

XSS

k

kB

22

2

2

2

1

2

1 åååå -++=

(3) Within group Sum Square (SSw)

Brw SSSSSS -=

(4) Sum of Square for Factor 1 (SS1)

Page 112: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxii

( ) ( )

å å-=N

X

eachcolumninNeachcolumnofsum

SS22

1

(5) Sum of Square for Factor 2 (SS2) ( ) ( )

å å-=N

X

eachcolumninNeachcolumnofsum

SS22

2

(6) Sum of Square for Interactions (SS1x2)

. SS1x2 = SSB – SS1 – SS2

b. Degrees of Freedom

(1) Total Degrees of Freedom

dfr = N – 1

(2) Degrees of Freedom Within Groups

dfw = N – K

(3) Degrees of Freedom for Factor 1

df1 = one less than the number of levels for factor 1

(4) Degrees of Freedom for Factor 2

df1 = one less than the number of levels for factor 2

(5) Degrees of Freedom for Interaction

df1x2 = df1 x df2

(6) Degrees of Freedom between Groups

dfB = k – 1

c. Mean Square

(1) Mean Square between Group (MSB)

Page 113: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxiii

B

BB df

SSMS =

(2) Mean Square Within Group (MSW)

W

WW df

SSMS =

(3) Mean square for factor 1 (MS1)

1

1

df

SSMSB =

(4) Mean Square for Factor 2 (MS2)

2

2

df

SSMSB =

(5) Mean Square for Interaction (MS1x2)

21

2121

x

xx df

SSMS =

d. F rations and Tests of Significance

(1) Effect of Between Group (FB)

W

B

MS

MSF =

(2) Effect of factor 1 (F1)

WMS

MSF 1=

Page 114: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxiv

(3) Effect of Factor 2 (F2)

WMS

MSF 2=

(4) Effect of Interaction (F1x2)

W

x

MS

MSF 21=

· Penggunaan Anava harus memenuhi persyaratan : 1) observasi untuk masing-

masing kelompok independent, 2) setiap kelompok perlakuan memiliki variansi

yang sama (homogen), 3) populasi berdistribusi normal. Namun demikian

analisis variansi (Anava) tetap tegar (Robust) dan akan tetap memberikan hasil

yang akurat walaupun variansi tidak homogen Welkowitz (1982:251).

H. Validitas Rancangan Penelitian

Untuk mendapatkan keyakinan bahwa skor peningkatan kemampuan

prestasi tolak peluru merupakan hasil perlakuan yang dapat digeneralisasikan ke

populasi yang ada, maka dilakukan pengontrolan terhadap kemungkinan yang

dapat mempengaruhi hasil penelitian, yaitu validitas internal dan eksternal.

1. Validitas internal

Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel-

variabel pengganggu yeng meliputi :

a. Pengaruh sejarah

Selama mengikuti program pelatihan sampel tidak diperbolehkan

mengikuti aktivitas angkat besi di luar jadwal eksperimen. Hal ini

dilakukan dengan tidak memberikan materi tersebut pada saat kegiatan

Page 115: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxv

belajar mengajar dan siswa ditekankan untuk tidak melakukan aktivitas

angkat berat pada waktu senggang.

b. Pengaruh pertumbuhan, perkembangan dan kematangan

Untuk menghindari adanya pengaruh proses pertumbuhan, perkembangan

dan kematangan motorik, perlakuan diberikan dalam waktu tidak terlalu

lama yaitu selama 8 minggu atau selama dua bulan.

c. Testing

Hasil dari sebuah percobaan berurutan dengan pengambilan dari tes yang

sama

d. Pengaruh instrumen

Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diuji tingkat keajegannya.

e. Pengaruh pemilihan subyek

Dikontrol dengan penempatan subyek yang memiliki kemampuan awal

yang sama dan berimbang terhadap kelompok eksperimen.

f. Pengaruh kehilangan peserta eksperimen

Dikontrol terus-menerus memotivasi dan memonitor kehadiran sampel

melalui daftar hadir yang ketat sejak awal sampai akhir eksperimen.

g. Pengaruh perlakuan

Dikontrol dengan memberikan perlakuan yang sama kepada kelompok

eksperimen.

h. Penurunan statistik

Page 116: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxvi

Suatu kenyataan bahwa grup yag terpilih berdasarkan skor yang tinggi

sebenarnya tidak mempunyai tinggi skor yang sama dalam percobaan

selanjutnya.

i. Dugaan/ harapan

Dikontrol dengan cara mengantisipasi pelaku percobaan terhadap

penampilan partisipan-partisipan tertentu yang mungkin akan lebih bagus.

2. Validitas eksternal

Pengontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa

faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Hal ini dilakukan dengan

tindakan sebagai berikut :

a. Pengaktifan kembali atau efek balik dari percobaan

Pre tes mungkin akan membuat partisipan lebih waspada atau sensitif

dengan percobaan yang akan datang sehingga perlakuan tidak efektif tanpa

tes awal.

b. Interaksi terhadap prasangka dan perlakuan percobaan

Ketika grup dipilih berdasarkan beberapa karakteristik percobaan mungkin

hanya berlaku pada grup yang mempunyai karakteristik tersebut.

c. Efek balik dari penyusunan percobaan

Perlakuan yang efektif dalam situasi yang bebas dan dalam seting yang

leluasa seperti kenyataan.

d. Gangguan percobaan yang berlipat

Ketika para partisipan menerima lebih dari satu percobaan efek dari

percobaan yang lebih dulu mungkin mempengaruhi percobaan selanjutnya.

Page 117: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxvii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil tes dan pengukuran

dengan menggunakan instrument pengukuran yang sudah diukur tingkat validitasnya,

selanjutnya hasil pengukuran dari latihan Plyometrics, kekuatan otot lengan dan

prestasi tolak peluru akan dijelaskan dalam deskripsi data selanjutnya diuraikan

mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Pengambilan data dilakukan pada tes

awal dan tes akhir prestasi tolak peluru. Penyajian hasil penelitian berdasarkan hasil

analisis statistik yang dilakukan dengan manual dan agar lebih yakin tentang

kebenaranya dari hasil yang diperoleh dilanjutkan dengan uji statistik dengan bantuan

software MINITAB (Siswandari, 2009 : 202). Berturut-turut berikut disajikan mengenai

deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil

penelitian.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data prestasi tolak peluru dilakukan sesuai dengan

sel/kelompok perlakuan, dalam penelitian diberikan latihan plyometric dihubungkan

dengan kekuatan otot lengan, yang disajikan pada tabel 8. Yang berisikan tentang

deskripsi data hasil tes prestasi tolak peluru tiap kelompok berdasar kan penggunaan

latihan plyometric dan kekuatan otot lengan.

Page 118: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxviii

Tabel 10. Deskripsi Hasil Tes Prestasi Tolak Peluru Tiap Kelompok Berdasarkan

Penggunaan Latihan Plyometric dan Kekuatan Otot Lengan.

Latihan Kekuatan

Lengan Statistik

Tolak Peluru (Pre-test)

Tolak Peluru (Post-test)

Heavy Bag Thrust

Rendah

Jumlah 73,63 79,62

Mean 7,363 7,962

Std. Deviation 0,424 0,627

Tinggi

Jumlah 87,14 98,66

Mean 8,714 9,866

Std. Deviation 0,538 0,253

Medicine Ball Chest Pass

Rendah

Jumlah 77,66 87,32

Mean 7,766 8,732

Std. Deviation 0,327 0,536

Tinggi

Jumlah 74 80,36

Mean 7,400 8,036

Std. Deviation 0,367 0,581

104

Page 119: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxix

Gambar 12: Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Prestasi Tolak Peluru Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Latihan dan Kekuatan Otot Lengan.

Keterangan:

Heavy Bag Thrust = Kelompok pelatihan dengan latihan Heavy Bag Thrust

Medicine Ball Chest Pass = Kelompok pelatihan dengan latihan Medicine Ball

Chest Pass

Kekuatan Tinggi = Kekuatan otot lengan tinggi

Kekuatan Rendah = Kekuatan otot lengan rendah

= Hasil tes awal

= Hasil tes akhir

Agar lebih jelas dalam memahami tabel 10 diatas, gambaran menyeluruh dari

nilai rata-rata prestasi tolak peluru awal latihan (pre-test) dan sesudah latihan (Post-test)

Page 120: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxx

dari keempat kelompok, maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai yang

ditunjukan pada gambar 12.

Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki peningkatan prestasi tolak

peluru yang berbeda. Nilai peningkatan prestasi tolak peluru masing-masing sel

(kelompok perlakuan) adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Nilai Peningkatan Prestasi Tolak Peluru Masing-Masing

Sel (Kelompok Perlakuan)

No Kelompok perlakuan (Sel) Nilai peningkatan

prestasi tolak peluru ( Gain Score )

1 A1B1 (KP1) 1,152

2 A1B2 (KP2) 0,599

3 A2B1 (KP3) 0,636

4 A2B2 (KP4) 0,966

Agar lebih jelas gambaran nilai rata-rata peningkatan prestasi tolak peluru yang dicapai

tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Page 121: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxi

Gambar 13 : Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Prestasi Tolak Peluru

pada Tiap Kelompok Perlakuan.

Keterangan :

KP1 = Kelompok siswa dengan latihan Heavy Bag Thrust pada kekuatan otot lengan

tinggi

KP2 = Kelompok siswa dengan latihan Heavy Bag Thrust pada kekuatan otot lengan

rendah

KP3 = Kelompok siswa dengan latihan Medicine Ball Chest Pass pada kekuatan otot

lengan tinggi

KP4 = Kelompok siswa dengan latihan Medicine Ball Chest Pass pada kekuatan otot

lengan rendah

Latihan Heavy Bag Thrust dan latihan Medicine Ball Chest Pass memberikan

pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan prestasi tolak peluru. Jika antara

kelompok siswa yang mendapat latihan dengan latihan Heavy Bag Thrust dan dengan

latihan Medicine Ball Chest Pass dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok

Page 122: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxii

perlakuan latihan dengan latihan Heavy Bag Thrust memiliki peningkatan prestasi tolak

peluru yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok dengan perlakuan latihan dengan

latihan Medicine Ball Chest Pass.

Antara kelompok siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi dan rendah

juga memiliki peningkatan prestasi tolak peluru yang berbeda. Jika antara kelompok

siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi dan rendah dibandingkan, maka dapat

diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi memiliki

peningkatan prestasi tolak peluru yang lebih baik ( Gain score = 1,152 ) dibandingkan

kelompok siswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah ( Gain score = 0,966 ).

Tapi perlu diperhatikan dari hasil bacaan grafik diatas juga ditunjukkan bahwa,

tidak selamanya siswa yang mempunyai kekuatan otot lengan tinggi akan mengalami

peningkatan lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kekuatan otot

lengan rendah, sebagai hasil digambarkan dalam grafik bahwa siswa yang mempunyai

kekuatan otot lengan tinggi diberikan perlakuan dengan latihan Medicine Ball Chest Pass

(Gain score = 0,599) peningkatan prestasinya lebih rendah dibandingkan dengan siswa

yang mempunyai kekuatan otot lengan rendah dengan diberikan perlakuan latihan

Medicine Ball Chest Pass ( Gain score = 0,966 ).

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum data dianalisis dengan ANOVA, terlebih dahulu dilakukan pengujian

persyaratan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi terhadap semua

kelompok yang akan dibandingkan. Asumsi-asumsi bahwa populasi berdistribusi normal

Page 123: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxiii

dan homogenitas varians telah melancarkan teori dan latihan, sehingga banyak

persoalan yang dapat diselesaikan dengan lebih mudah.

1. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui sebaran data dari setiap

variabel penelitian normal atau tidak. Adapun data penelitian yang diuji

normalitasnya adalah meliputi data keseluruhan latihan (latihan Heavy Bag Thrust

dan Medicine Ball Chest Pass) yang dihubungkan dengan kekuatan otot lengan tinggi

dan kekuatan otot lengan rendah.

Selanjutnya menurut Siswandari (2009:134) seandainya dalam melakukan uji

persyaratan analisis maka peneliti dapat menggunakan uji Anderson Darling

(pendekatan grafis) untuk uji normalitas.

a. Uji normalitas pada kelompok perlakuan latihan Plyometrics Heavy Bag

Thrust dengan kekuatan otot lengan tinggi.

C1

Per c ent

10,6 10,410,2 10,0 9,89,69,49,2

99

95

90

80

70

605040

30

20

10

5

1

Mean

0,983

9,866 StDev 0,2526

N 10AD 0,118 P-Value

Uj Norm Dt Tes Harvey & Pwr TgNormal

C1

P ercent

9,5 9,08,58,0 7,5 7,06,5

99

95

90

80

70

605040

30

20

10

5

1

Mean

0,685

7,962StDev 0,6270N 10AD 0,244P-Value

Uji Normalitas Heavy Bag Thrust dan Kekuatan Otot TinggiNormal

Page 124: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxiv

Gambar 14 : Uji Normalitas Latihan Plyometrics Heavy Bag Thrust dengan Kekuatan

Otot Lengan Tinggi

Berdasarkan gambar diatas karena nilai p-value > 0.05 atau 0,621 > 0,05 maka Ho

diterima dan ini berarti bahwa residu berdistribusi normal.

b. Uji normalitas kelompok perlakuan latihan Plyometrics Heavy Bag Thrust

kekuatan otot lengan rendah.

Gambar 15: Uji Normalitas Latihan Plyometrics Heavy Bag Thrust dengan

Kekuatan Otot Lengan Rendah

Berdasarkan gambar diatas karena p-value > 0.05 atau 0,685 > 0,05 maka Ho diterima

dan ini berarti bahwa residu berdistribusi normal.

c. Uji normalitas pada kelompok perlakuan latihan Plyometrics Medicine Ball

Chest Pass dengan kekuatan otot lengan tinggi

C1

Perc ent

9,59,08,5 8,07,57,06,5

99

95

90

80

70

605040

30

20

10

5

1

Mean

0,685

7,962 StDev 0,6270N 10AD 0,244 P-Value

Uji Normalitas Heavy BagThrust dan Kekuatan Otot Redah Normal

Page 125: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxv

Gambar 16 : Uji Normalitas Latihan Plyometrics Medicine Ball Chest Pass

dengan Kekuatan Otot Lengan Tinggi

Berdasarkan gambar diatas karena nilai p-value > 0.05 atau 0,983 > 0,05, maka Ho

diterima dan ini berarti bahwa residu berdistribusi normal.

d. Uji normalitas kelompok perlakuan latihan Plyometrics Medicine Ball Chest

Pass dengan kekuatan otot lengan rendah

C1

Perc ent

10,610,410,2 10,0 9,89,69,49,2

99

95

90

80

70

6050

40

30

20

10

5

1

Mean

0,983

9,866 StDev 0,2526N 10AD 0,118 P-Value

Uji Normalitas Medicine Ball Chest Pass & Kekuatan TinggiNormal

Page 126: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxvi

Gambar 17 : Uji Normalitas Latihan Plyometrics Medicine Ball Chest Pass dengan

Kekuatan Otot Lengan Rendah

Berdasarkan gambar diatas karena nilai p-value > 0.05 atau 0,636 > 0,05 maka Ho

diterima dan ini berarti bahwa residu berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas vasiansi dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians

antara kelompok A dengan kelompok B. Uji homogenitas pada penelitian ini

dilakukan dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas antara kelompok A dan

kelompok B adalah sebagai berikut

Tabel 12 : Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi

∑ Kelompok Ni SD2gab χ2

o χ2tabel 5% Kesimpulan

4 10 0,4993 2,070 7.81 Varians homogeny

C1

P e rc e nt

10,0 9,5 9,0 8,5 8,0 7,5

99

95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

Mean

0,636

8,732 StDev 0,5363 N 10AD 0,257 P-Value

Uji Normalitas Medicine Ball Chest Pass & Kekuatan Otot Rendah Normal

Page 127: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxvii

Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o 2,070. Sedangkan dengan K - 1 = 4

– 1 = 3, angka χ2tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2

o = 2,070 lebih kecil dari χ2tabel

5% = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antar kelompok dalam penelitian ini

memiliki varians yang homogen. ( Penghitungan uji homoginitas varians. Lampiran 25:

Hal 187).

C. Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data hasil penelitian, maka

syarat untuk analisis varians (ANOVA) telah terpenuhi. Agar uji hipotesis dapat

dilaksanakan dengan baik maka terlebih dahulu harus ditentukan bagaimana

penerimaan dan penolakan hipotesis. Perhitungan lengkap ANOVA desain Faktorial blok

2 x 2, digunakan untuk melihat perbedaan pengaruh antara latihan Plyometrc Heavy Bag

Thrust dan latihan Medicine Ball Chest Pass, juga untuk melihat interaksi antara latihan

dengan kekuatan otot lengan. Hasil perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 25, hal

187.

Sesuai dengan rumusan dalam BAB III bahwa hipotesis yang akan diuji adalah;

Menurut Siswandari (2009:125)

1. Hipotesis 1 : :

01H α = 0 Versus :

11H α ± 0

Atau dengan kata lain: Latihan Plyometrics tidak berpengaruh terhadap prestasi

(Ho) versus latihan Plyometrics berpengaruh terhadap prestasi (H1),

2. Hipotesis 2 : :

02H β = 0 Versus :

12H β ± 0

3. Hipotesis 3 : :

03H αβ = 0 Versus :

13H αβ ± 0

Page 128: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxviii

Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut:

Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor ( Prestasi Tolak Peluru )

Sumber Variasi

dk JK RJK Fo

Ft

Rata-rata

Perlakuan 1 2992,2080 2992,2080

A 1 3,6482 3,648 13,4812 * 4,11

B 1 2,8090 2,809 10,3802 * 4,11

AB 1 16.9000 16,900 62,4512 * 4,11

Kekeliruan 36 9,7420 0,271

Total 40 3025,3072

Keterangan : Yang bertanda * signifikan pada P £ 0,05.

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis

sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Antara Latihan Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball

Chest Pass Terhadap Peningkatan Prestasi Tolak Peluru.

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada perbedaan pengaruh antara

latihan Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass terhadap peningkatan

prestasi tolak peluru, digunakan analisis variansi Two Way. Berdasarkan hasil

perhitungan analisis variansi dua jalan, diperoleh Fobservasi = 13,4812. Hasil perhitungan

ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 36,

dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 4,11, karena F observasi > F tabel atau 13,4812

Page 129: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxix

> 4,11, sehingga dapat dikatakan ada perbedaan pengaruh antara latihan Heavy Bag

Thrust dan Medicine Ball Chest Pass terhadap peningkatan prestasi tolak peluru.

2. Perbedaan Pengaruh Prestasi Tolak Peluru Antara Siswa yang Memiliki Kekuatan

Otot Lengan Tinggi dengan Rendah.

Untuk menguji Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan pengaruh prestasi

tolak peluru antara siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi dengan rendah

digunakan analisis variansi Two Way. Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi

dua jalan, diperoleh Fobservasi = 10,3802. Hasil perhitungan ini kemudian

dikonsultasikan dengan tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 36, dan taraf

signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 4,11, karena F observasi > F tabel atau 10,3802 > 4,11,

sehingga dapat dikatakan ada perbedaan pengaruh prestasi tolak peluru antara siswa

yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi dengan rendah.

3. Pengaruh Interaksi Antara Latihan Plyometric dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap

Peningkatan Prestasi Tolak Peluru.

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada pengaruh interaksi antara latihan

dan kekuatan otot lengan terhadap peningkatan prestasi tolak peluru, digunakan

analisis variansi two Way. Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi dua jalan,

diperoleh Fobservasi = 62,4512, Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan

tabel F dengan Dk pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 36, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh

F tabel = 4,11, karena F observasi > F tabel atau 62,4512 > 4,11, sehingga dapat dikatakan

ada pengaruh interaksi Antara latihan dan kekuatan otot lengan terhadap

peningkatan prestasi tolak peluru.

Page 130: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxx

D. Rangkuman Pengujian Hipotesis

Dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel maka dapat diketahui keputusan

ditolak atau diterimanya hipotesis nihil. Untuk itu secara keseluruhan dapat dilihat

rangkuman dari hasil uji statistik secara uji F seperti yang tampak dalam tabel berikut ini.

Tabel 14. Tabel Kesimpulan Hasil Penelitian

No. Hipotesis Nihil Fhitung Ftabel Kesimpulan pada a=0,05

1.

2.

3.

Tidak ada perbedaan pengaruh antara latihan Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass terhadap peningkatan prestasi tolak peluru.

Tidak ada perbedaan pengaruh prestasi tolak peluru antara siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi dengan rendah

Tidak ada pengaruh interaksi antara latihan Plyometric dan kekuatan otot lengan terhadap peningkatan prestasi tolak peluru

13,4812

10,3802

62,4512

4,11

4,11

4,11

Ditolak

Ditolak

Ditolak

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dapat diketahui adanya pengaruh

interaksi antara latihan Plyometric dan kekuatan otot lengan terhadap peningkatan

Page 131: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxxi

prestasi tolak peluru, selanjutnya dilakukan analisis lanjut dengan menggunakan

software MINITAB (Siswandari, 2009:210-212). untuk mengetahui sejauh mana

perbedaan interaksi masing-masing kelompok perlakuan..

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Perbedaan Pengaruh Antara Latihan Heavy Bag Thrus dan Medicine Ball Chest Pass

Terhadap Peningkatan Prestasi Tolak Peluru

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh

yang nyata antara kelompok siiswa yang di latih dengan latihan Heavy Bag Thrus dan

kelompok siswa yang mendapatkan pelatihan dengan latihan Medecine Ball Chest

Pass terhadap peningkatan prestasi tolak peluru. Pada kelompok siswa yang

mendapat pelatihan dengan latihan Heavy Bag Thrus mempunyai peningkatan

prestasi tolak peluru yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang

mendapat pelatihan dengan latihan Medicine Ball Chest Pass.

Latihan Heavy Bag Thrust merupakan latihan fisik dengan cara melakukan

mendorong sansak, kedua tungkai pada posisi setengah terbuka, kaki disamping

dekat sansak ditarik kebelakang. Letakkan tangan bagian dalam setinggi dada pada

sansak dengan jari-jari menunjuk keatas siku harus dekat dengan tubuh dan lengan

harus ditekuk penuh. Doronglah sansak kedepan menjauh dari tubuh secepat

mungkin. Gerakan mendorong dilakukan dengan tenaga eksplosif dan kecepatan

penuh melalui kontraksi maksimal otot-otot triceps pectoralis, detoid biceps (lengan).

Latihan ini akan memberi pengaruh yang baik terhadap peningkatan prestasi

tolak peluru terutama pada siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi dari

pada siswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah, karena pada saat melakukan

Page 132: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxxii

tolakan beban lengan lebih berat sehingga pada latihan ini bisa dikatakan lebih

mengutamakan beban tolakan, bukan repetisi/pengulangan latihan. Dengan latihan

yang terus menerus diharapkan akan dapat merangsang kemampuan otot yang

dibutuhkan untuk mencapai hasil prestasi tolak peluru yang maksimal.

Selain latihan Heavy Bag Thrust dalam penelitian ini juga diterapkan latihan

Medicine Ball Chest dimana latihan Medicine Ball Chest Pass adalah latihan fisik

dengan mendorong bola berpasangan duduk saling berhadapan, pegang bola setinggi

dada dengan kedua tangan sedikit dibelakang bola dan kedua lengan ditekuk dengan

bagian belakang tangan menyentuh dada, Gerakan meledak ke depan dilakukan

dengan tenaga eksplosif dan kecepatan penuh melalui kontraksi maksimal otot yang

dilatih adalah triceps pictoralis, lattisimus deltoid dan pergelangan tangan serta

lengan bawah.

Latihan Medicine Ball Chest Pass juga memberi pengaruh yang baik terhadap

peningkatan prestasi tolak peluru terutama pada siswa yang memiliki kekuatan otot

lengan rendah dibading siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi, karena pada

saat melakukan tolakan beban tangan lebih ringan dibandingkan dengan latihan

Heavy Bag Thrust, sehingga pada latihan ini bisa dikatakan lebih mengutamakan

repetisi/pengulangan latihan, bukan beban tolakan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan latihan Heavy Bag Thrust

prestasi tolak peluru akan lebih dapat ditingkatkan dibandingkan dengan latihan

dengan latihan Medicine Ball Ches Passt, hal ini dapat dilihat dari rerata yang

menunjukkan bahwa dengan latihan Heavy Bag Thrust ( 8,914 ) lebih baik

dibandingkan dengan Medicine Ball Chest Pass ( 8,384).

Page 133: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxxiii

Perbedaan pengaruh prestasi tolak peluru antara siswa yang memiliki kekuatan

otot lengan tinggi dengan rendah

Selain latihan yang sangat penting dalam peningkatan prestasi tolak peluru,

selain itu juga sangatlah penting adanya kemampuan dasar beberapa anggota badan

untuk menghasilkan tingkat gerak yang tinggi. Dalam penelitian ini peneliti

memfokuskan kemampuan siswa pada kekuatan otot lengan. Dalam kemampuan dasar

tubuh kekuatan otot lengan merupakan kemampuan seseorang dalam melaksanakan

gerakan otot lengan dengan kekuatan dan kecepatan sejauh-jauhnya (Eksplosive).

Faktor penentu baik dan tidaknya kekuatan yang dimiliki seseorang bergantung

pada intensitas kontraksi otot dan kemampuan otot untuk berkontraksi secara maksimal

dalam waktu yang singkat setelah menerima rangsangan serta produksi energi biokimia

dalam otot sangat menentukan kekuatan yang dihasilkan. Jika unsur-unsur seperti

tersebut diatas dimiliki seseorang, maka ia akan memiliki kekuatan yang baik. Namun

sebaliknya jika unsur-unsur tersebut tidak dimiliki maka kekuatan otot yang dihasilkan

pun juga tidak baik.

Berdasarkan uraian di atas bahwa kekuatan otot lengan sangatlah penting dalam

nomor tolak peluru yakni pada saat melakukan awalan ataupun pada saat siswa

melakukan tolakan.apabila tumpuan/tolakan dilakukan dengan cepat dan kuat sehingga

untuk mencapai tolakan yang jauh sangat memungkin sekali. Siswa yang memiliki

kekuatan otot lengan tinggi, akan mampu melakukan awalan dengan baik dan tolakan

yang jauh, dalam hal ini prestasi tolak peluru.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kekuatan otot

lengan tinggi akan mendapatkan hasil prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang memiliki kekuatan otot lengan yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari rerata

Page 134: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxxiv

yang menunjukkan bahwa kekuatan otot lengan yang tinggi (8,951) lebih baik

dibandingkan dengan kekuatan otot lengan rendah (8,347).

Pengaruh interaksi antara latihan dan kekuatan otot lengan terhadap peningkatan

prestasi tolak peluru.

Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-faktor

utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang nyata antara

faktor model latihan (A) dan faktor kekuatan otot lengan (B). Untuk kepentingan

pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel berikut ini.

Tabel 15 . Interaksi Antar A dan B Terhadap

Peningkatan Prestasi Tolak Peluru

Faktor A = Latihan Plyometric

B = Kekuatan

Otot lengan

Taraf A1 A2 Rerata A1 – A2

B1 9,886 8,036 8,961 1,85

B2 7,962 8,732 8,347 -0,77

Rerata 8,924 8,204 8,654 0,72

B1 – B2 1,924 -0,696 0,614

Interaksi Antara Dua Faktor Penelitian Dapat Dilihat pada Gambar Berikut:

Page 135: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxxv

Gambar 18 :Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan

Prestasi Tolak peluru

Keterangan :

: A1 = Latihan Heavy Bag Thrust

: A2 = Latihan Medicine Ball Chest Pass

: B1 = Kekuatan otot lengan tinggi

: B2 = Kekuatan otot lengan rendah

Heavy Bag

KEKU

ATA

N O

TOT

LEN

GAN

KEKUATAN OTOT LENGAN

LATI

HA

N P

LYO

MET

RIC

LATIHAN PLYOMETRIC

Kek Tggi

Page 136: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxxvi

Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan memiliki suatu titik

pertemuan atau persilangan. Antara latihan Plyometric dan kekuatan otot lengan

memiliki titik persilangan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya.

Gambar tersebut menunjukkan bahwa latihan Plyometric dan kekuatan otot lengan

berpengaruh terhadap peningkatan nilai akhir prestasi tolak peluru.

Nilai akhir prestasi tolak peluru pada masing-masing sel dapat dibandingkan

sebagai berikut :

Siswa yang memiliki kekuatan otot lengan tinggi mendapatkan latihan Heavy

Bag Thrust, memiliki rata-rata nilai akhir prestasi tolak peluru sebesar 9,866. Siswa yang

memiliki kekuatan otot lengan tinggi mendapatkan latihan Medicine Ball Chest Pass

memiliki rata-rata nilai akhir prestasi tolak peluru sebesar 7,962.

Siswa yang memiliki kekuatan otot lengan rendah mendapatkan latihan Heavy

Bag Thrust memiliki rata-rata nilai akhir prestasi tolak peluru sebesar 8,036. Siswa yang

memiliki kekuatan otot lengan rendah mendapatkan latihan Medicine Ball Chest Pass

memiliki rata-rata nilai akhir prestasi tolak peluru sebesar 8,732

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, Siswa yang memiliki kekuatan otot

lengan tinggi lebih cocok jika diberikan pelatihan dengan latihan Heavy Bag Thrust.

Siswa dengan kekuatan otot lengan rendah lebih cocok jika diberikan pelatihan dengan

latihan Medicine Ball Chest Pass

Page 137: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxxvii

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tersebut diatas serta dengan adanya

keterbatasan yang ada maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan Heavy Bag Thrust dan

Medicine Ball Chest Pass terhadap prestasi tolak peluru.

2. Ada perbedaan peningkatan prestasi tolak peluru yang signifikan antara kekuatan

otot lengan tinggi dan kekuatan otot lengan rendah terhadap prestasi tolak peluru.

3. Ada pengaruh interaksi antara latihan Plyometrics dengan kekuatan otot lengan

terhadap peningkatan prestasi tolak peluru.

a. Latihan Heavy Bag Thrust lebih efektif apabila diterapkan pada siswa yang memiliki

kekuatan otot lengan tinggi.

b. Latihan Medicine Ball Chest Pass lebih efektif apabila diterapkan pada siswa yang

memiliki kekuatan otot lengan rendah.

B. Implikasi

Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang

lebih luas jika dikaji tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar kesimpulan yang

Page 138: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxxviii

telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya dalam upaya meningkatkan prestasi

tolak peluru, sebagai berikut:

Latihan Plyometric dapat memberikan pengaruh yang lebih baik dalam

meningkatkan prestasi tolak peluru. Kelebihan latihan Plyometric dapat dipergunakan

sebagai solusi bagi pembina dan pelatih dalam upaya meningkatkan prestasi tolak

peluru.

Latihan Plyometric Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass dapat

digunakan untuk meningkatkan prestasi tolak peluru .Kekuatan otot lengan tinggi dan

rendah dapat ditingkatkan dengan Plyometric Heavy Bag Thrust dan Madicine Ball

Chest Pass untuk meningkatkan prestasi tolak peluru.

Untuk peningkatan prestasi tolak peluru dengan latihan Heavy Bag Thrust lebih

efektif dibandingka dengan latihan Medicine Ball Chest Pass jika diterapkan pada

materi tolak peluru.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar,pelatih dan pembina

olahraga khususnya tolak peluru diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Upaya meningkatkan prestasi tolak peluru bisa ditempuh melalui proses latihan

plyometric yang tepat disesuaikan dengan kemampuan kekuatan otot lengan siswa.

2. Pada dasarnya latihan plyometric Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass

masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, tetapi pembina dan pelatih

bisa memilih latihan plyometric sebagai alternatif yang bisa dipilih untuk

Page 139: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxxix

meningkatkan prestasi tolak peluru dengan latihan Heavy Bag Thrust karena

memberikan pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan prestasi tolak peluru.

3. Pembina dan pelatih disarankan agar latihan Heavy Bag Thrust dalam rangka

meningkatkan kekuatan otot lengan, diharapkan kekuatan otot lengan yang baik

dapat meningkatkan prestasi tolak peluru.

4. Sebelum melakukan latihan Heavy Bag Thrust dan Medicine Ball Chest Pass harus

diperhatikan pembina dan pelatih pada saat melakukan latihan:

a. Membuat program latihan berdasarkan prinsip-prinsip latihan, tujuan

latihan dan cocok dengan metode latihan plyometrics, yang selanjutnya

dilaksanakan sesuai dengan sistematika latihan.

b. Sebelum latihan dilaksanakan,penjelasan gerakan latihan Heavy Bag Thrust

dan Medicine Ball Chest pass yang benar terlebih dahulu agar siswa

melakukan latihan dengan gerakan yang benar sehingga hasil latihan bisa

tercapai dengan maksimal.

c. Sebelum melakukan latihan inti, sebaiknya terlebih dahulu melakukan

latihan peregangan (Streaching) dan latihan pemanasan (Warning-Up)

dengan intensitas yang cukup ( sesuai berat ringannya latihan inti ), hal ini

untuk mempersiapkan kondisi fisik siswa sehingga terhindar dari cedera

pada saat melakukan latihan inti.

d. Lakukan latihan inti, dalam hal ini latihan Heavy Bag Thrust dan Medicine

Ball Chest pass yang sesuai dengan program latihan.

Page 140: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxl

e. Lanjutkan dengan Aktivitas formal (Formal Activity), tahap ini adalah bentuk

latihan yang sesuai dengan cabang olahraga yang sedang dilatihkan

khususnya tolak peluru.

f. Kemudian lakukan penenangan (cooling down ) yang dilanjutkan dengan

pengarahan dan koreksi dari latihan yang telah dilaksanakan.

g. Pantau hasil latihan masing-masing dengan sesuai program latihan dan

melakukan tes tolak peluru .

h. Lanjutkan latihan sesuai dengan program latihan yang telah ditetapkan dan

terus dipantau sesuai dengan interval waktu yang telah direncanakan.

Page 141: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxli

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mukholid. 2004. Pendidikan Jasmani. Penerbit Yudistia

Aip Syarifuddin1992, Atletik, Jakarta; Depdikbud, Dirjendikti, Proyek Pembinaan

Tenaga Kependidikan

Aip Syarifuddin.1997. Pengetahuan Olahraga. Jakarta : CV Baru

Amari, 1996, Pengukuran dalam Bidang Olahraga, Surabaya ; CV. Toko Mawar

Baumgartner, T.A. & Jackson, A.S. 1998. Measurement For Evaluation In

Physical Education and Exercise Science. New York: Brown

Communications, inc.

Bompa Tudor.O, 1983. Theori and methodologi of Training. The Key to Atletics Performance Dubugue, lowa : Kendall Hunt. Publishing Company.

Bompa Tudor.O.1984. Power Training For Spot. Plyometrics For Maximum Power Development. Dubugu, Lowa : Kendall Hunt. Publishing Company.

Bompa Tudor.O.1990. Theory and Methodology of Training. Kendall/Hant: IOWA of University

Bompa Tudor.O,1994. Theory and Methodology of Training. The Key to Athletic Performance. Kendall/Hunt Publishing Company.

Dagsina Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro, 1984. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Fakultas Kedokteran UniversitAs Indonesia.

Djoko Pekik Irianto. 2002. Dasar Kepelatihan. Yogyakarta : Perpustakaan FIK Universitas Yogyakarta.

Doewes. 2008. Metode Olahraga II . Bahan mengajar PPS IOR Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Evelyn, Pearce. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pusat Utama.

Page 142: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxlii

Fauzi Idris. 2000. Pengaruh Latihan Plyometric Terhadap Peningkatan Power Lengan Atlet Bolavoli Selabora. Laporan Penelitian. Yogyakarta. FIK UNY.

Fox, Edward L. & Mathew, D. 1981. The Physiological Basic of Physical Educations and Athletics,4th Edition, Philadelphia : Sounder College Publishing.

Fox, Edward L. & Mathew, D. 1984. Sport Physiology. Saunders College Publishing.

Fox, Edward L. & Mathew, D. 1988. The physiological basic Of Physical Education and Athletics. New York : Sounders College Publishing.

Fox, Edward L. & Mathew, D. 1993. The physiological Basic For Exercise and Sports. Winconsin : WBC. Brown and Bechmak.

Fox, Edward L. & Mathew, D. 1998. Physiological Basic for Exercise and Sport, New York: McGraw-Hill Companies, Inc.,

Furchan, 1982 , Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Gayton, Arthur C. M. D. 1983. Text Book of Medical Physiologi. Fifth Edition Toronto : W.B. Sounders Campany.

GBHN Tap MPR RI No. II/MPR/1993. Jakarta

Hadi Sutrisno, 2000, Metodologi Riset. Jilid IV. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.

Harre, D. 1982. Principles of Sport Training : Introduksion to Theory of Methodes Training. Berlin : Sport Verlag.

Harsono.1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Hasnan Said. 1997. Tes Kesegaran Jasmani A.S.C.P.T.B. Jakarta : KONI Pusat.

Isaac, S. & Mitchel, William B. 1984, Handbook in Research and Evaluation. San Diego, California : Edits Publishers.

Page 143: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxliii

Iskandar Z. Saputra dkk. 1999. Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani. Jakarta : Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga.

Janssen, Peter,GJM. 1987. Training Lactate Pulse Rate by Electro Polar: Publisher.

Jerver,J. 2005, Belajar dan Berlatih Atletik (Terjemahan BE. Handoko). Bandung : CV. Pionir Jaya.

Johnson, Barry L. & Nelson, Jack K. 1969. Practical Measurements For Evaluation In Physical Education. Burgess Publishing Company.

Johnson, Barry L. and Nelson, Jack K. 1986. Practical Measurement for Evaluation in Phisycal Education. New York : Macmillan Publishing Company, a devision of Macmillan, Inc.

Jonath U. Haag E. & Krempel R. 1987. Atletik: Lari dan loncat,Lempar ; Latihan, Teknik, Taktik (Edisi terjemahan oleh Soeparmo). Jakarta: PT. Rosda Jayaputra.

Jonath U. Haag E. & Krempel R. 1988. Atletik II (Edisi terjemahan oleh Soeparmo). Jakarta: PT. Rosda Jayaputra.

Kanca, I Nyoman. 1990. Pengaruh pelatihan Aceleration Sprint dan Pelatihan Hollow Sprint Terhadap Power Dan Speed. Fakultas Pasca sarjana, UNAIR, Surabaya.

M. Furqon H. 1995. Teori Umum Latihan. Surakarta : UNS Press.

M. Sajoto, 1988. Perkembangan dan Penbinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikti. P2LPTK

M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Effhar & Dahara Prize Offset.

M. Sajoto. 2002. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga.. Semarang: Dahara Prize.

Mulyono B. 1994. Tes & Pengukuran Dalam Olahraga. Surakarta : UNS Press.

Ngurah Nala,. 1992. Kumpulan Tulisan Olahraga. DENPASAR: KONI Propinsi Bali.

Page 144: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxliv

Ngurah Nala. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Program Pasca Sarjana Studi Fisiologi Olahraga Universitas Udayana Denpasar.

Nossek, Josef. 1982. General Theory of Training. Lagos: Pan Afrikan Press Ltd. Nossek, Josef. 1995. General Theory of Training. Lagos: Pan Afrikan Press Ltd.

Pate R., Clenaghan M.B. 1984, Dasar-Dasar Kepelatihan (Terjemahan Kasiyo DW). Semarang : IKIP Semarang Press.

Pate R., Clenaghan M.B. 1993. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan (Edisi terjemahan olah Kasiyo Dwijonoto). Semarang: IKIP Semarang Press.

Pyke, Fs. 1980. Towards Better Coaching: The Art and Science of Coaching. Canberra: Australian Goverenment Publishing Service

Pyke, Fs. . 1991. Batter Coaching: Advanced Coachs Manual. Autralia:

Coaching Caucil Ins.

Radcliffe, J. C. & Farentinos, R. C. (1985). Plyometrics Explosive Power Training, 2nd ed. Champaign, Illionis: Human kinetics Published, Inc.

Rusli Lutan dkk. 1992 Manusia dan Olahraga. Bandung : ITB dan FPOK/IKIP Bandung

Rusli Lutan. 1988: Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : Depdikbud, Dirjendikti Proyek Pengembangan LPTK.

Sadoso Sumasardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Jakarta : PT Gramedia.

Sarwono & Ismaryati, 1999. Laporan Penelitian Pengaruh Metode Kombinasi Latihan Sirkuit Pliometrik Berat Badan dan Waktu Reaksi Terhadap Kelincahan, Surakarta; FKIP UNS.

Sarwono & Ismaryati. 2006. Tes & Pengukuran Olahraga. LPP & UPT UNS. Surakarta

Singer, Robert N. 1980. Motor Learning and Human Performance. New York: Me Mil lan Publishing Company, Inc.

Siswandari, 2009, Statistika Computer Based. Surakarta : UNS Press.

Page 145: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxlv

Smith, N.J. 1983. Sports Medicine: Health Care for Young Athletes. Evanston Illinois: American Academy of Pediatrics.

Soegito. 1992. Atletik I. Surakarta : UNS Press. Soekarman. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta :

Haji Masagung. Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : UNS Press.

Sugiyanto. 1998. Perkembangan dan Belajar Motorik.Deparyemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Suharno HP. 1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Jakarta : KONI Pusat.

Suharno HP. 1993, Metodologi Pelatihan. Yogyakarta : FPOK IKIP.

Sukadiyanto. (2002). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK UNY.

Sutrisno Hadi. 1982. Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi Offset. Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta : Penerbit

Kedokteran EGC. Tamsir Riyadi . 1985. Petunjuk Atletik. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Thompson, Peter, J.L. 1993. Pengenalan Kepada Teori Kepelatihan, terjemahan Suyono. Jakarta: Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.

Waharsono. 1999. Materi Pelatihan Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD/Pelatih Klub Olahraga Usia Dini. Jakarta : Depdikbud. Direktoral Pendidikan Dasar.

Welkowitz, Joan, Ewen, Robert B, and Cohen, Jacob. 1982. Measurement and Evaluation for Physical Education, Second Edition. Champaign Illionos: Human Kinetic Publishers, Inc

Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin, 1996, Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta : Depdikbud.

Page 146: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxlvi

Page 147: PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU · 2013-09-23 · Variabel terikat yaitu prestasi tolak peluru . Teknik analisis data pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxlvii