perbedaan perkembangan motorik kasar pada …

15
PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH ANTARA PERTUMBUHAN KURANG, NORMAL, DAN OBESITAS DI TAMAN KANAK KANAK (TK) AL FIRDAUS SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AJENG SYAHRIANI J210.090.001 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

PRASEKOLAH ANTARA PERTUMBUHAN KURANG NORMAL

DAN OBESITAS DI TAMAN KANAK KANAK (TK) AL FIRDAUS

SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh

AJENG SYAHRIANI

J210090001

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

1

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara

Pertumbuhan Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al

Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADAANAK

PRASEKOLAH ANTARA PERTUMBUHAN KURANG NORMAL DAN

OBESITAS DI TAMAN KANAK KANAK (TK) AL FIRDAUS SURAKARTA

Ajeng Syahriani

Irdawati S Kep M Si Med

Dian Hudiyawati SKep Ns

Abstrak

Obesitas dan kurang gizi (berat badan kurang) merupakan permasalahan yang

akhir-akhir ini muncul di dunia Kemampuan-kemampuan fisik yang melibatkan

otot besar seperti berlari melompat melempar mengendarai sepeda roda tiga

dan menyeimbangkan diri dengan satu kaki yang melibatkan otot besar dan

semua kegiatan tersebut dapat diukur dengan instrument KPSP (Kuesioner Pra

Skrining Perkembangan) Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya

perbedaan perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara

pertumbuhan kurang normal dan obesitas Di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta Jenis penelitian adalah jenis penelitian kuantitatif dengan

metode penelitian non eksperimental dengan desain penelitian deskriptif

komparatif dengan pendekatan cross sectional Sampel penelitian ini adalah anak

prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217 orang yang terdiri dari anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak 96 orang dan anak yang kurang

sebanyak 54 orang dengan rumus besaran sampel menjadi 68 anak dengan teknik

pengambilan sampel Proportional stratified Random Sampling Instrument

penelitian perkembangan berupa KPSP dan pertumbuhan berupa antropometri

BB (timbangan) dan TB (microtoise) kemudian dimasukan kedalam grafik

NCHS Analisa deskriptif dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi

dan prosentase sedangkan analitik dilakukan menggunakan uji statistic uji

Kruskal- Wallis Hasil penelitian diketahui mempunyai berat badan yang

termasuk kategori kurang (250) Normal (338) dan obesitas (412) Dan

mempunyai tingkat motorik kasar yang termasuk kategori Perkembangan Sesuai

(456) meragukan (191) dan penyimpangan (353) Kesimpulan dari

penelitian terdapat perbedaan perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Kata kunci perkembangan motorik kasar pertumbuhan anak prasekolah KPSP

2

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara

Pertumbuhan Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al

Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

DIFFERENCES IN THE ROUGH ON MOTOR PRESCHOOL CHILDREN

BETWEEN GROWTH LESS NORMAL AND OBESITY

IN AL FIRDAUS KINDERGARTEN SURAKARTA

By Ajeng Syahriani

Abstract

Obesity and less nutrients (less weight) is a problem that recently appeared in the

world Physical abilities involving large muscles such as running jumping

throwing riding a tricycle and balancing himself on one leg that involve a great

big muscles and all of these activities can be measured by the instrument KPSP

(Pre-Screening Questionnaire Development) Knowing the purpose of this study

was the difference in gross motor development in preschool children between

growth less normal and obese In Al Firdaus Kindergarten Surakarta This type of

research is quantitative research with non-experimental research methods with

descriptive comparative research design with cross sectional approach The

sample was pre-school children 3-5 years amounted to 217 people consisting of

obese children were 67 people as many as 96 normal children and children who

lack many as 54 people with formula sample size to 68 children with Proportional

Stratified Sampling Random technique sample KPSP a research instrument

development and growth in the form of Anthropometry BB (scales) and TB

(microtoise) and then put into Graph NCHS Descriptive analysis using frequency

and percentage distributions whereas analytic statistical tests performed using the

Kruskal-Wallis test The results are known to have weight category less (250)

Normal (338) and obesity (412) And have a level of gross motor

development categorized Under (456) doubtful (191) and deviation (353)

In conclusion there are differences in gross motor development in between growth

less normal and obesity in Al Firdaus Kindergarten Surakarta (p lt005)

Keywords gross motor development growth preschool children KPSP

3

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Obesitas dan kurang gizi (berat

badan kurang) merupakan permasalahan

yang akhir-akhir ini muncul di dunia Di

seluruh dunia diperkirakan ada 43 juta

balita mengalami kelebihan berat badan

Kekurangan gizi hampir setengah (46)

dari anak balita di Asia Selatan dan di

seluruh dunia lebih dari 160 juta

mengalami kekurangan berat badan

menengah atau parah (Papalia Olds dan

Feldmen 2009)

Berdasarkan data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) menyebutkan pada

2010 gizi kurang 130 dan 14 balita

di Indonesia masuk kategori gizi lebih

nyaris sejajar dengan jumlah presentase

kasus balita gizi kurang di Indonesia

Riskesdas menyebutkan di provinsi Jawa

Tengah juga menunjukkan masalah dimana

prevalensi anak balita pada tahun 2007

dengan status gizi kurang (berat badan

kurang) 12 gizi baik 804 dan gizi

lebih 36 Prevalensi anak balita pada

tahun 2010 pada gizi sangat kurus 118

gizi normal 768 dan meningkatnya pada

prevalensi obesitas 114 (Riskesdas

2010)

Setiap tahapan perkembangan anak

merupakan masa yang sangat penting

Namun setiap anak memiliki tahapan

perkembangan yang berbeda- beda

Perkembangan merupakan bertambah

kemampuan fungsi tubuh dari proses

kematangan Perkembangan berkaitan

dengan pematangan fungsi organ atau

individu yaitu perkembangan otot dan

perkembangan motorik Perkembangan

motorik yang lambat dapat disebabkan

oleh beberapa hal Salah satu penyebabnya

adalah kelainan tonus otot atau penyakit

neuromuskular (Andriana 2011)

Pertumbuhan merupakan bertambah

jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian

tubuh Pertumbuhan mempunyai dampak

terhadap aspek fisik yaitu kekurangan berat

badan dan kelebihan berat badan yang

dapat diukur dengan menggunakan

antopometri (berat badan dan tinggi badan)

(Fida dan Maya 2012)

Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat

yaitu tidak dapat mencapai berat dan

panjang maksimal daya tahan tubuh anak

rendah anak mudah terkena penyakit serta

tidak mempunyai perkembangan tubuh

yang baik (Pudiastuti 2011)

Setelah melakukan observasi dan

studi pendahuluan dengan wawancara pada

salah satu guru di TK Al Firdaus

Surakarta peneliti mendapatkan bahwa

jumlah anak prasekolah 3-5 tahun

sebanyak 217 orang dengan anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak

96 orang dan anak yang berat badan

kurang sebanyak 54 orang Berdasarkan

pemikiran tersebut maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian untuk melihat

ldquoperbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakartardquo

Pengertian Tumbuh Kembang Anak

a Pertumbuhan

Berat badan normal biasa juga

disebut berat badan ideal Berat badan

ideal ialah berat badan tubuh yang

memiliki proporsi seimbang dengan

tinggi badan Tubuh ideal secara fisik

4

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

dapat terlihat dan ternilai dari

penampilan luar Kurang gizi adalah

kurangnya berat badan seorang anak

Kurang gizi dapat disebabkan oleh

faktor keturunan ataupun karena

adanya penyakit yang diderita

(Suranto 2010) Kelebihan berat badan

(Obesitas) adalah keadaan ketika berat

badan melebih berat badan normal

yang disesuaikan dengan tinggi badan

dan disertai penumpukan jaringan

lemak (Febry amp Marendra 2010)

(Suranto 2010)

b Perkembangan Motorik Kasar

Gerakan motorik kasar (Gross

Motor) adalah aspek yang

berhubungan dengan pergerakan dan

sikap tubuh Perkembangan motorik

kasar adalah perkembangan dari unsur

kematangan dan pengendalian gerak

tubuh dan perkembangan tersebut erat

kaitannya dengan perkembangan pusat

motorik di otak (Hidayat 2008)

Perkembangan motorik kasar dapat

dilihat dari kemampuan anak untuk

merangkak berjalan berlari

melompat memanjat berguling atau

berenang Aktifitas motorik kasar akan

menjadi sumber kebahagiaan anak

terutama pada masa prasekolah

(Aryanti Edia dan Noory 2007)

Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak

a Penilaian Pertumbuhan Anak

Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) penilaian terhadap

pertumbuhan anak dengan cara

pengukuran antropometri yaitu

pengukuran Berat Badan dan tinggi

badan Kemudian dimasukan ke grafik

NCHD

Menurut Wong (2004) pada

grafik NCHS (National Center For

Health Statistks) berat badan dan tinggi

berdasarkan umur dapat

diinterpretsikan yaitu

a) Pada persentil gt 95 kelebihan

berat badan

b) Pada persentil 5-95 normal

c) Pada persentil lt5 kurang

kurang berat

b Penilaian Perkembangan Motorik

Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP)

Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) KPSP (Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan) adalah alat atau

instrumen yang digunakan untuk

melakukan skrining pendahuluan

untuk mengetahui perkembangan anak

usia 3 bulan sampai 6 tahun

Pertanyaan dalam KPSP

dikelompokkan sesuai usia anak saat

dilakukan pemeriksaan mulai

kelompok usia 3 bulan 3-6 bulan dan

seterusnya sampai kelompok 5-6

tahun Untuk usia ditetapkan menurut

tahun dan bulan dengan kelebihan 16

hari dibulatkan menjadi 1 bulan

Hasil interprestasi KPSP yaitu

a) Bila jawaban ldquoYArdquo 9-10

perkembangan anak Sesuai (S)

b) Bila jawaban ldquoYArdquo 7 atau 8

Meragukan (M)

c) Bila jawaban ldquoYArdquo 6 atau kurang

ada Penyimpangan (P)

Karena dalam penelitian ini

yang diukur hanya perkembangan

motorik kasar maka interpretasinya

adalah

a) Bila ldquo80 - 100rdquo maka

perkembangan anak Sesuai

b) Bila ldquo60 - 79rdquo Meragukan

c) Bila ldquo0 ndash 59 Penyimpangan

Penyimpangan Tumbuh Kembang

Anak

a Gangguan Pada Perkembangan Motorik

Kasar

1) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Kurang Gizi

Kurang gizi dapat

menyebabkan gangguan

5

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

pertumbuhan badan yaitu tidak

dapat mencapai berat dan panjang

maksimal perubahan aspek

kejiwaan (memelas cengeng lemah

dan tidak memiliki selera makan)

otot tubuh terlihat lemah serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh

yang baik (Fida dan Maya 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak

terlambat yaitu tidak dapat

mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak

rendah anak mudah terkena

penyakit serta tidak mempunyai

perkembangan tubuh yang baik

karena proses pematangan lebih

lambat dari anak normalnya

(Pudiastuti 2011)

2) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Normal

Untuk perkembangan

motorik yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan

dengan kematangan fungsi

Pengendalian gerak tubuh secara

normal dan cepat yaitu berlari

melompat dan memanjat (Marimbi

2010)

3) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Obesitas

Obesitas menyebabkan

kemampuan motorik pada anak

menjadi terganggu Dalam

melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak

menjadi tidak fleksibel dan

terhambat tidak seperti pada anak

dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka

waktu lama dan lambat dalam

melakukan sesuatu (Wati 2011)

Perkembangan motorik kasar yang

lambat dapat disebabkan oleh

beberapa hal Salah satu penyebab

gangguan perkembangan motorik

adalah kelainan tonus otot atau

penyakit neuromuskular (Adriana

2011)

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan

merupakan kuantitatif dengan metode

penelitian non eksperimental dengan

desain penelitian deskriptif komparatif

Teknik pengambilan data penelitian yang

digunakan adalah cross sectional

Populasi dalam penelitian ini adalah

anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217

orang yang terdiri dari anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak

96 orang dan anak yang kurang sebanyak

54 orang

Sampel menggunakan rumusan

besaran sampel Proportional stratified

Random Sampling

Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi

menjadi 8 kelas

Instrumen Penelirian

1 Pengukuran pertumbuhan

Mengukur dan menghubungkan

berat badan dan tinggi badan

kemudian penentuan ditentukan

menggunakan grafik NCHS Dengan

memasukan data ke grafik dapat

ditentukan posisi persentilnya

2 Pengukuran perkembangan

Pengukuran perkembangan

motorik kasar pada anak usia

prasekolah (3-5 tahun) menggunakan

lembar observasi KPSP (Kuesioner

Pra Skrening Perkembangan)

Instrumen ini merupakan instrumen

yang sudah baku sehingga tidak perlu

diuji validitas dan relibilitasnya

Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan

dengan uji Kruskal- Wallis

6

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis

Kelamin Anak Prasekolah

Distribusi data tentang jenis kelamin

diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin

responden menunjukan sebagian besar

responden anak prasekolah berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)

Faktor lain yang mempengaruhi

adalah umur ditinjau dari distribusi umur

anak prasekolah menunjukan mayoritas

berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5

tahun) merupakan masa penting untuk

perkembangan intelektual seseorang dan

kondisi yang optimal anak sangat

menentukan tingkat keberhasilan

pendidikannya di usia yang lebih lanjut

Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada

kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya

dan kemampuan ketangkasan pada anak

yang siap menerima (Yus 2011)

Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah

Berdasarkan distribusi data tentang

umur anak prasekolah diketahui bahwa

Karakteristik umur responden menunjukan

sebagian besar dapat diketahui bahwa anak

prasekolah mayoritas berumur 5 tahun

sebanyak 27 anak (397)

Salah satu faktor lingkungan biologis

yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak prasekolah yaitu

jenis kelamin Jenis kelamin anak

prasekolah menunjukan sebagian besar

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38

anak (559) Dimana jenis kelamin akan

mempengaruhi aktivitas bermain anak dan

aktivitas bermain akan mempengaruhi

perkembangan anak Anak laki-laki lebih

cenderung melakukan aktivitas kegiatan

fisik di bandingkan dengan anak

perempuan aktivitas motorik anak

perempuan relatif lebih cepat menurun

(Gracinia 2005)

Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur

Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

No Jenis

Kelamin

Jumlah Persentase

1 Perempuan 30 441

2 Laki-Laki 38 559

Jumlah 68 100

No Umur Jumlah Persentase

1 3 Tahun 6 88

2 35 Tahun 10 147

3 4 Tahun 13 191

4 45 Tahun 12 176

5 5 Tahun 27 397

7

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Hasil distribusi data tentang berat badan

dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan

pada umur diketahui bahwa untuk anak

berumur 3 tahun mayoritas mempunyai

berat badan dengan NCHS gt95 persentil

(50) berat badan anak dengan umur 35

tahun didominasi oleh berat badan dengan

NCHS gt95 persentil (500) berat badan

dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak

dengan berat badan dengan NCHS gt95

persentil (538) berat badan anak dengan

umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS

antara 5-95 persentil (500) dan sebagian

besar anak dengan umur 5 tahun

mempunyai berat badan dengan NCHS gt95

persentil (371) Secara keseluruhan

menunjukkan bahwa sebagian besar berat

badan anak prasekolah dengan NCHS gt95

persentil sebanyak 28 anak (412)

Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

Hasil distribusi data tentang tinggi badan

anak prasekolah berdasarkan pada umur

diketahui bahwa untuk anak berumur 3

tahun mayoritas mempunyai tinggi badan

yang berat dengan NCHS gt95 persentil

(500) tinggi badan anak dengan umur 35

tahun sebagian besar dengan NCHS gt95

persentil (500) anak dengan umur 4

tahun didominasi oleh anak dengan tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (538)

tinggi badan anak dengan umur 45 tahun

mayoritas dengan NCHS antara 5-95

persentil (500) dan sebagian besar anak

dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (371)

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa

sebagian besar tinggi badan anak prasekolah

dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28

anak (412)

Pertumbuhan Anak

Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok

yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah

Hasil distribusi pertumbuhan anak

prasekolah diketahui bahwa 338

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori normal 250

No Pertumbuhan Jumlah Persentase

1 Kurang (lt5 persentil) 17 250

2 Normal (5-95 persentil) 23 338

3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412

Jumlah 68 100

8

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori kurang dan 412 anak

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Perkembangan Motorik Kasar

Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan

dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut

Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar

No Motorik Kasar Jumlah Persentase

1 Penyimpangan 24 353

2 Meragukan 13 191

3 Perkembangan Sesuai 31 456

Jumlah 68 100

Hasil distribusi tingkat perkembangan

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa

353 mempunyai tingkat motorik kasar

yang termasuk kategori penyimpangan

191 mempunyai tingkat motorik yang

termasuk kategori meragukan dan 456

anak prasekolah mempunyai tingkat motorik

kasar yang termasuk kategori perkembangan

sesuai Sehingga tingkat perkembangan

motorik kasar didominasi perkembangan

sesuai sebanyak 31 responden (456)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara

Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas

2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak

Hasil uji perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas diketahui bahwa

pada pertumbuhan normal didominasi

dengan perkembangan sesuai sebanyak

20 responden (870) pertumbuhan

kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7

responden (412) dan pertumbuhan

Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah

Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()

Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)

Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)

Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)

24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)

9

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

obesitas didominasi dengan

penyimpangan sebanyak 17 responden

(608) Sehingga dapat diketahui

bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai

motorik kasar perkembangan sesuai

sebanyak 31 responden (456) dengan

pertumbuhan pada anak obesitas

Hasil tersebut menunjukkan

adanya kecenderungan bahwa tingkat

perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang

sementara untuk perkembangan anak

yang normal lebih cenderung pada

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan sesuai

Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis

diperoleh nilai 2

hitung = 29793 dengan

p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0

ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar antara

pertumbuhan kurang normal dan

obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat

pertumbuhan pada anak obesitas maka

tingkat perkembangan motorik kasar

anak semakin penyimpangan

PEMBAHASAN

Pada penelitian pertumbuhan anak

diatas dari 68 responden 23 responden

(338) mempunyai tingkat pertumbuhan

yang termasuk kategori normal 17

responden (250) mempunyai tingkat

pertumbuhan yang termasuk kategori

kurang dan 28 responden (412)

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Hasil analisis lain pada

perkembangan motorik kasar anak

prasekolah diperoleh 24 responden (353)

mempunyai tingkat motorik kasar yang

termasuk kategori penyimpangan 13

responden (191) mempunyai tingkat

motorik yang termasuk kategori meragukan

dan 31 responden (456) mempunyai

tingkat motorik kasar yang termasuk

kategori perkembangan sesuai dengan anak

normal

Hasil uji Kruskall Walis mengenai

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal

didominasi dengan perkembangan sesuai

sebanyak 20 responden (870)

pertumbuhan kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7 responden

(412) dan pertumbuhan obesitas

didominasi dengan penyimpangan sebanyak

17 responden (608) sehingga semakin

peningkat pertumbuhan anak semakin

meningkat tingkat perkembangan motorik

kasar Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan adanya kecenderungan bahwa

tingkat perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang sementara

untuk perkembangan anak yang normal

lebih cenderung pada perkembangan

motorik kasar yang termasuk kategori

perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji

Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =

29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil

perhitungan menunjukkan bahwa plt 005

maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

Pada penelitian pertumbuhan normal

tingkat perkembangan motorik kasar

sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak

terdapat pertumbuhan normal dengan

10

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

perkembangan sesuai sebanyak 20

responden (870) meragukan 2 responden

(87) dan penyimpangan hanya ada 1

responden (43) dimana perkembangan

motorik kasar yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan

kematangan fungsi dan juga pengendalian

gerak tubuh secara normal dan cepat

(Marimbi 2010)

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)

dengan kemampuan motorik baik anak

lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan dalam

melakukan aktifitas Sehingga

perkembangan motorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak perkembangan

selanjutnya

Pada penelitian pertumbuhan kurang

tingkat perkembangan motorik kasar pada

pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak

Hasil penelitian tersebut terdapat

pertumbuhan kurang dengan motorik kasar

yang meragukan sebanyak 4 responden

(235) penyimpangan sebanyak 6

responden (353) dan pada perkembangan

sesuai terdapat 7 responden (412) Hal

tersebut dikarenakan status gizi dan asupan

nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan motorik anak Pada keadaan

kurang energi dan protein (KEP) anak

menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak

mampu berkonsentrasi Akibatnya anak

dalam melakukan aktifitas fisik hanya

sebentar saja karena mudah cepat capek di

bandingan anak normal lainnya (Marmi dan

Rahardjo 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu

tidak dapat mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak rendah

anak mudah terkena penyakit serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh yang baik

(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan

Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu

Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis

data menggunakan uji chi square Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status gizi

anak dengan perkembangan motorik kasar

pada anak di Posyandu Mukti Asih

Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p

sebesar 0000

Pertumbuhan obesitas tingkat

perkembangan motorik kasar sebanyak 28

anak Hasil penelitian tersebut pada

pertumbuhan obesitas dengan

perkembangan motorik kasar terdapat

perkembangan sesuai 4 responden (143)

meragukan sebanyak 7 responden (250)

dan penyimpangan sebanyak 17 responden

(607) Dimana perkembangan motorik

kasar didominasi penyimpangan pada anak

obesitas karena usia prasekolah nafsu

makan yang makin meningkat tanpa disertai

aktivitas fisik yang sepadan kurang

aktivitas fisik juga menghasilkan

ketidakseimbangan energi dan

menyebabkan berat badan naik atau obesitas

(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)

Pada penelitian sebelumnya hampir

sama persis hasil penelitian hanya saja

berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati

(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita

Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil

penelitian siswa yang menderita obesitas

berat mempunyai kemampuan motorik kasar

yang kurang Hal tersebut perkembangan

motorik kasar didominasi pada anak

obesitas yang mengalami penyimpangan

Perkembangan motorik yang lambat

dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah

satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular (Andriana

2011) Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 2: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

1

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara

Pertumbuhan Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al

Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADAANAK

PRASEKOLAH ANTARA PERTUMBUHAN KURANG NORMAL DAN

OBESITAS DI TAMAN KANAK KANAK (TK) AL FIRDAUS SURAKARTA

Ajeng Syahriani

Irdawati S Kep M Si Med

Dian Hudiyawati SKep Ns

Abstrak

Obesitas dan kurang gizi (berat badan kurang) merupakan permasalahan yang

akhir-akhir ini muncul di dunia Kemampuan-kemampuan fisik yang melibatkan

otot besar seperti berlari melompat melempar mengendarai sepeda roda tiga

dan menyeimbangkan diri dengan satu kaki yang melibatkan otot besar dan

semua kegiatan tersebut dapat diukur dengan instrument KPSP (Kuesioner Pra

Skrining Perkembangan) Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya

perbedaan perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara

pertumbuhan kurang normal dan obesitas Di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta Jenis penelitian adalah jenis penelitian kuantitatif dengan

metode penelitian non eksperimental dengan desain penelitian deskriptif

komparatif dengan pendekatan cross sectional Sampel penelitian ini adalah anak

prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217 orang yang terdiri dari anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak 96 orang dan anak yang kurang

sebanyak 54 orang dengan rumus besaran sampel menjadi 68 anak dengan teknik

pengambilan sampel Proportional stratified Random Sampling Instrument

penelitian perkembangan berupa KPSP dan pertumbuhan berupa antropometri

BB (timbangan) dan TB (microtoise) kemudian dimasukan kedalam grafik

NCHS Analisa deskriptif dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi

dan prosentase sedangkan analitik dilakukan menggunakan uji statistic uji

Kruskal- Wallis Hasil penelitian diketahui mempunyai berat badan yang

termasuk kategori kurang (250) Normal (338) dan obesitas (412) Dan

mempunyai tingkat motorik kasar yang termasuk kategori Perkembangan Sesuai

(456) meragukan (191) dan penyimpangan (353) Kesimpulan dari

penelitian terdapat perbedaan perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Kata kunci perkembangan motorik kasar pertumbuhan anak prasekolah KPSP

2

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara

Pertumbuhan Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al

Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

DIFFERENCES IN THE ROUGH ON MOTOR PRESCHOOL CHILDREN

BETWEEN GROWTH LESS NORMAL AND OBESITY

IN AL FIRDAUS KINDERGARTEN SURAKARTA

By Ajeng Syahriani

Abstract

Obesity and less nutrients (less weight) is a problem that recently appeared in the

world Physical abilities involving large muscles such as running jumping

throwing riding a tricycle and balancing himself on one leg that involve a great

big muscles and all of these activities can be measured by the instrument KPSP

(Pre-Screening Questionnaire Development) Knowing the purpose of this study

was the difference in gross motor development in preschool children between

growth less normal and obese In Al Firdaus Kindergarten Surakarta This type of

research is quantitative research with non-experimental research methods with

descriptive comparative research design with cross sectional approach The

sample was pre-school children 3-5 years amounted to 217 people consisting of

obese children were 67 people as many as 96 normal children and children who

lack many as 54 people with formula sample size to 68 children with Proportional

Stratified Sampling Random technique sample KPSP a research instrument

development and growth in the form of Anthropometry BB (scales) and TB

(microtoise) and then put into Graph NCHS Descriptive analysis using frequency

and percentage distributions whereas analytic statistical tests performed using the

Kruskal-Wallis test The results are known to have weight category less (250)

Normal (338) and obesity (412) And have a level of gross motor

development categorized Under (456) doubtful (191) and deviation (353)

In conclusion there are differences in gross motor development in between growth

less normal and obesity in Al Firdaus Kindergarten Surakarta (p lt005)

Keywords gross motor development growth preschool children KPSP

3

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Obesitas dan kurang gizi (berat

badan kurang) merupakan permasalahan

yang akhir-akhir ini muncul di dunia Di

seluruh dunia diperkirakan ada 43 juta

balita mengalami kelebihan berat badan

Kekurangan gizi hampir setengah (46)

dari anak balita di Asia Selatan dan di

seluruh dunia lebih dari 160 juta

mengalami kekurangan berat badan

menengah atau parah (Papalia Olds dan

Feldmen 2009)

Berdasarkan data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) menyebutkan pada

2010 gizi kurang 130 dan 14 balita

di Indonesia masuk kategori gizi lebih

nyaris sejajar dengan jumlah presentase

kasus balita gizi kurang di Indonesia

Riskesdas menyebutkan di provinsi Jawa

Tengah juga menunjukkan masalah dimana

prevalensi anak balita pada tahun 2007

dengan status gizi kurang (berat badan

kurang) 12 gizi baik 804 dan gizi

lebih 36 Prevalensi anak balita pada

tahun 2010 pada gizi sangat kurus 118

gizi normal 768 dan meningkatnya pada

prevalensi obesitas 114 (Riskesdas

2010)

Setiap tahapan perkembangan anak

merupakan masa yang sangat penting

Namun setiap anak memiliki tahapan

perkembangan yang berbeda- beda

Perkembangan merupakan bertambah

kemampuan fungsi tubuh dari proses

kematangan Perkembangan berkaitan

dengan pematangan fungsi organ atau

individu yaitu perkembangan otot dan

perkembangan motorik Perkembangan

motorik yang lambat dapat disebabkan

oleh beberapa hal Salah satu penyebabnya

adalah kelainan tonus otot atau penyakit

neuromuskular (Andriana 2011)

Pertumbuhan merupakan bertambah

jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian

tubuh Pertumbuhan mempunyai dampak

terhadap aspek fisik yaitu kekurangan berat

badan dan kelebihan berat badan yang

dapat diukur dengan menggunakan

antopometri (berat badan dan tinggi badan)

(Fida dan Maya 2012)

Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat

yaitu tidak dapat mencapai berat dan

panjang maksimal daya tahan tubuh anak

rendah anak mudah terkena penyakit serta

tidak mempunyai perkembangan tubuh

yang baik (Pudiastuti 2011)

Setelah melakukan observasi dan

studi pendahuluan dengan wawancara pada

salah satu guru di TK Al Firdaus

Surakarta peneliti mendapatkan bahwa

jumlah anak prasekolah 3-5 tahun

sebanyak 217 orang dengan anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak

96 orang dan anak yang berat badan

kurang sebanyak 54 orang Berdasarkan

pemikiran tersebut maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian untuk melihat

ldquoperbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakartardquo

Pengertian Tumbuh Kembang Anak

a Pertumbuhan

Berat badan normal biasa juga

disebut berat badan ideal Berat badan

ideal ialah berat badan tubuh yang

memiliki proporsi seimbang dengan

tinggi badan Tubuh ideal secara fisik

4

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

dapat terlihat dan ternilai dari

penampilan luar Kurang gizi adalah

kurangnya berat badan seorang anak

Kurang gizi dapat disebabkan oleh

faktor keturunan ataupun karena

adanya penyakit yang diderita

(Suranto 2010) Kelebihan berat badan

(Obesitas) adalah keadaan ketika berat

badan melebih berat badan normal

yang disesuaikan dengan tinggi badan

dan disertai penumpukan jaringan

lemak (Febry amp Marendra 2010)

(Suranto 2010)

b Perkembangan Motorik Kasar

Gerakan motorik kasar (Gross

Motor) adalah aspek yang

berhubungan dengan pergerakan dan

sikap tubuh Perkembangan motorik

kasar adalah perkembangan dari unsur

kematangan dan pengendalian gerak

tubuh dan perkembangan tersebut erat

kaitannya dengan perkembangan pusat

motorik di otak (Hidayat 2008)

Perkembangan motorik kasar dapat

dilihat dari kemampuan anak untuk

merangkak berjalan berlari

melompat memanjat berguling atau

berenang Aktifitas motorik kasar akan

menjadi sumber kebahagiaan anak

terutama pada masa prasekolah

(Aryanti Edia dan Noory 2007)

Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak

a Penilaian Pertumbuhan Anak

Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) penilaian terhadap

pertumbuhan anak dengan cara

pengukuran antropometri yaitu

pengukuran Berat Badan dan tinggi

badan Kemudian dimasukan ke grafik

NCHD

Menurut Wong (2004) pada

grafik NCHS (National Center For

Health Statistks) berat badan dan tinggi

berdasarkan umur dapat

diinterpretsikan yaitu

a) Pada persentil gt 95 kelebihan

berat badan

b) Pada persentil 5-95 normal

c) Pada persentil lt5 kurang

kurang berat

b Penilaian Perkembangan Motorik

Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP)

Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) KPSP (Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan) adalah alat atau

instrumen yang digunakan untuk

melakukan skrining pendahuluan

untuk mengetahui perkembangan anak

usia 3 bulan sampai 6 tahun

Pertanyaan dalam KPSP

dikelompokkan sesuai usia anak saat

dilakukan pemeriksaan mulai

kelompok usia 3 bulan 3-6 bulan dan

seterusnya sampai kelompok 5-6

tahun Untuk usia ditetapkan menurut

tahun dan bulan dengan kelebihan 16

hari dibulatkan menjadi 1 bulan

Hasil interprestasi KPSP yaitu

a) Bila jawaban ldquoYArdquo 9-10

perkembangan anak Sesuai (S)

b) Bila jawaban ldquoYArdquo 7 atau 8

Meragukan (M)

c) Bila jawaban ldquoYArdquo 6 atau kurang

ada Penyimpangan (P)

Karena dalam penelitian ini

yang diukur hanya perkembangan

motorik kasar maka interpretasinya

adalah

a) Bila ldquo80 - 100rdquo maka

perkembangan anak Sesuai

b) Bila ldquo60 - 79rdquo Meragukan

c) Bila ldquo0 ndash 59 Penyimpangan

Penyimpangan Tumbuh Kembang

Anak

a Gangguan Pada Perkembangan Motorik

Kasar

1) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Kurang Gizi

Kurang gizi dapat

menyebabkan gangguan

5

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

pertumbuhan badan yaitu tidak

dapat mencapai berat dan panjang

maksimal perubahan aspek

kejiwaan (memelas cengeng lemah

dan tidak memiliki selera makan)

otot tubuh terlihat lemah serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh

yang baik (Fida dan Maya 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak

terlambat yaitu tidak dapat

mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak

rendah anak mudah terkena

penyakit serta tidak mempunyai

perkembangan tubuh yang baik

karena proses pematangan lebih

lambat dari anak normalnya

(Pudiastuti 2011)

2) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Normal

Untuk perkembangan

motorik yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan

dengan kematangan fungsi

Pengendalian gerak tubuh secara

normal dan cepat yaitu berlari

melompat dan memanjat (Marimbi

2010)

3) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Obesitas

Obesitas menyebabkan

kemampuan motorik pada anak

menjadi terganggu Dalam

melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak

menjadi tidak fleksibel dan

terhambat tidak seperti pada anak

dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka

waktu lama dan lambat dalam

melakukan sesuatu (Wati 2011)

Perkembangan motorik kasar yang

lambat dapat disebabkan oleh

beberapa hal Salah satu penyebab

gangguan perkembangan motorik

adalah kelainan tonus otot atau

penyakit neuromuskular (Adriana

2011)

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan

merupakan kuantitatif dengan metode

penelitian non eksperimental dengan

desain penelitian deskriptif komparatif

Teknik pengambilan data penelitian yang

digunakan adalah cross sectional

Populasi dalam penelitian ini adalah

anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217

orang yang terdiri dari anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak

96 orang dan anak yang kurang sebanyak

54 orang

Sampel menggunakan rumusan

besaran sampel Proportional stratified

Random Sampling

Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi

menjadi 8 kelas

Instrumen Penelirian

1 Pengukuran pertumbuhan

Mengukur dan menghubungkan

berat badan dan tinggi badan

kemudian penentuan ditentukan

menggunakan grafik NCHS Dengan

memasukan data ke grafik dapat

ditentukan posisi persentilnya

2 Pengukuran perkembangan

Pengukuran perkembangan

motorik kasar pada anak usia

prasekolah (3-5 tahun) menggunakan

lembar observasi KPSP (Kuesioner

Pra Skrening Perkembangan)

Instrumen ini merupakan instrumen

yang sudah baku sehingga tidak perlu

diuji validitas dan relibilitasnya

Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan

dengan uji Kruskal- Wallis

6

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis

Kelamin Anak Prasekolah

Distribusi data tentang jenis kelamin

diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin

responden menunjukan sebagian besar

responden anak prasekolah berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)

Faktor lain yang mempengaruhi

adalah umur ditinjau dari distribusi umur

anak prasekolah menunjukan mayoritas

berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5

tahun) merupakan masa penting untuk

perkembangan intelektual seseorang dan

kondisi yang optimal anak sangat

menentukan tingkat keberhasilan

pendidikannya di usia yang lebih lanjut

Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada

kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya

dan kemampuan ketangkasan pada anak

yang siap menerima (Yus 2011)

Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah

Berdasarkan distribusi data tentang

umur anak prasekolah diketahui bahwa

Karakteristik umur responden menunjukan

sebagian besar dapat diketahui bahwa anak

prasekolah mayoritas berumur 5 tahun

sebanyak 27 anak (397)

Salah satu faktor lingkungan biologis

yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak prasekolah yaitu

jenis kelamin Jenis kelamin anak

prasekolah menunjukan sebagian besar

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38

anak (559) Dimana jenis kelamin akan

mempengaruhi aktivitas bermain anak dan

aktivitas bermain akan mempengaruhi

perkembangan anak Anak laki-laki lebih

cenderung melakukan aktivitas kegiatan

fisik di bandingkan dengan anak

perempuan aktivitas motorik anak

perempuan relatif lebih cepat menurun

(Gracinia 2005)

Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur

Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

No Jenis

Kelamin

Jumlah Persentase

1 Perempuan 30 441

2 Laki-Laki 38 559

Jumlah 68 100

No Umur Jumlah Persentase

1 3 Tahun 6 88

2 35 Tahun 10 147

3 4 Tahun 13 191

4 45 Tahun 12 176

5 5 Tahun 27 397

7

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Hasil distribusi data tentang berat badan

dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan

pada umur diketahui bahwa untuk anak

berumur 3 tahun mayoritas mempunyai

berat badan dengan NCHS gt95 persentil

(50) berat badan anak dengan umur 35

tahun didominasi oleh berat badan dengan

NCHS gt95 persentil (500) berat badan

dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak

dengan berat badan dengan NCHS gt95

persentil (538) berat badan anak dengan

umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS

antara 5-95 persentil (500) dan sebagian

besar anak dengan umur 5 tahun

mempunyai berat badan dengan NCHS gt95

persentil (371) Secara keseluruhan

menunjukkan bahwa sebagian besar berat

badan anak prasekolah dengan NCHS gt95

persentil sebanyak 28 anak (412)

Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

Hasil distribusi data tentang tinggi badan

anak prasekolah berdasarkan pada umur

diketahui bahwa untuk anak berumur 3

tahun mayoritas mempunyai tinggi badan

yang berat dengan NCHS gt95 persentil

(500) tinggi badan anak dengan umur 35

tahun sebagian besar dengan NCHS gt95

persentil (500) anak dengan umur 4

tahun didominasi oleh anak dengan tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (538)

tinggi badan anak dengan umur 45 tahun

mayoritas dengan NCHS antara 5-95

persentil (500) dan sebagian besar anak

dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (371)

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa

sebagian besar tinggi badan anak prasekolah

dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28

anak (412)

Pertumbuhan Anak

Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok

yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah

Hasil distribusi pertumbuhan anak

prasekolah diketahui bahwa 338

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori normal 250

No Pertumbuhan Jumlah Persentase

1 Kurang (lt5 persentil) 17 250

2 Normal (5-95 persentil) 23 338

3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412

Jumlah 68 100

8

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori kurang dan 412 anak

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Perkembangan Motorik Kasar

Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan

dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut

Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar

No Motorik Kasar Jumlah Persentase

1 Penyimpangan 24 353

2 Meragukan 13 191

3 Perkembangan Sesuai 31 456

Jumlah 68 100

Hasil distribusi tingkat perkembangan

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa

353 mempunyai tingkat motorik kasar

yang termasuk kategori penyimpangan

191 mempunyai tingkat motorik yang

termasuk kategori meragukan dan 456

anak prasekolah mempunyai tingkat motorik

kasar yang termasuk kategori perkembangan

sesuai Sehingga tingkat perkembangan

motorik kasar didominasi perkembangan

sesuai sebanyak 31 responden (456)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara

Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas

2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak

Hasil uji perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas diketahui bahwa

pada pertumbuhan normal didominasi

dengan perkembangan sesuai sebanyak

20 responden (870) pertumbuhan

kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7

responden (412) dan pertumbuhan

Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah

Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()

Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)

Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)

Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)

24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)

9

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

obesitas didominasi dengan

penyimpangan sebanyak 17 responden

(608) Sehingga dapat diketahui

bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai

motorik kasar perkembangan sesuai

sebanyak 31 responden (456) dengan

pertumbuhan pada anak obesitas

Hasil tersebut menunjukkan

adanya kecenderungan bahwa tingkat

perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang

sementara untuk perkembangan anak

yang normal lebih cenderung pada

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan sesuai

Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis

diperoleh nilai 2

hitung = 29793 dengan

p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0

ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar antara

pertumbuhan kurang normal dan

obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat

pertumbuhan pada anak obesitas maka

tingkat perkembangan motorik kasar

anak semakin penyimpangan

PEMBAHASAN

Pada penelitian pertumbuhan anak

diatas dari 68 responden 23 responden

(338) mempunyai tingkat pertumbuhan

yang termasuk kategori normal 17

responden (250) mempunyai tingkat

pertumbuhan yang termasuk kategori

kurang dan 28 responden (412)

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Hasil analisis lain pada

perkembangan motorik kasar anak

prasekolah diperoleh 24 responden (353)

mempunyai tingkat motorik kasar yang

termasuk kategori penyimpangan 13

responden (191) mempunyai tingkat

motorik yang termasuk kategori meragukan

dan 31 responden (456) mempunyai

tingkat motorik kasar yang termasuk

kategori perkembangan sesuai dengan anak

normal

Hasil uji Kruskall Walis mengenai

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal

didominasi dengan perkembangan sesuai

sebanyak 20 responden (870)

pertumbuhan kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7 responden

(412) dan pertumbuhan obesitas

didominasi dengan penyimpangan sebanyak

17 responden (608) sehingga semakin

peningkat pertumbuhan anak semakin

meningkat tingkat perkembangan motorik

kasar Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan adanya kecenderungan bahwa

tingkat perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang sementara

untuk perkembangan anak yang normal

lebih cenderung pada perkembangan

motorik kasar yang termasuk kategori

perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji

Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =

29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil

perhitungan menunjukkan bahwa plt 005

maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

Pada penelitian pertumbuhan normal

tingkat perkembangan motorik kasar

sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak

terdapat pertumbuhan normal dengan

10

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

perkembangan sesuai sebanyak 20

responden (870) meragukan 2 responden

(87) dan penyimpangan hanya ada 1

responden (43) dimana perkembangan

motorik kasar yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan

kematangan fungsi dan juga pengendalian

gerak tubuh secara normal dan cepat

(Marimbi 2010)

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)

dengan kemampuan motorik baik anak

lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan dalam

melakukan aktifitas Sehingga

perkembangan motorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak perkembangan

selanjutnya

Pada penelitian pertumbuhan kurang

tingkat perkembangan motorik kasar pada

pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak

Hasil penelitian tersebut terdapat

pertumbuhan kurang dengan motorik kasar

yang meragukan sebanyak 4 responden

(235) penyimpangan sebanyak 6

responden (353) dan pada perkembangan

sesuai terdapat 7 responden (412) Hal

tersebut dikarenakan status gizi dan asupan

nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan motorik anak Pada keadaan

kurang energi dan protein (KEP) anak

menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak

mampu berkonsentrasi Akibatnya anak

dalam melakukan aktifitas fisik hanya

sebentar saja karena mudah cepat capek di

bandingan anak normal lainnya (Marmi dan

Rahardjo 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu

tidak dapat mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak rendah

anak mudah terkena penyakit serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh yang baik

(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan

Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu

Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis

data menggunakan uji chi square Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status gizi

anak dengan perkembangan motorik kasar

pada anak di Posyandu Mukti Asih

Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p

sebesar 0000

Pertumbuhan obesitas tingkat

perkembangan motorik kasar sebanyak 28

anak Hasil penelitian tersebut pada

pertumbuhan obesitas dengan

perkembangan motorik kasar terdapat

perkembangan sesuai 4 responden (143)

meragukan sebanyak 7 responden (250)

dan penyimpangan sebanyak 17 responden

(607) Dimana perkembangan motorik

kasar didominasi penyimpangan pada anak

obesitas karena usia prasekolah nafsu

makan yang makin meningkat tanpa disertai

aktivitas fisik yang sepadan kurang

aktivitas fisik juga menghasilkan

ketidakseimbangan energi dan

menyebabkan berat badan naik atau obesitas

(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)

Pada penelitian sebelumnya hampir

sama persis hasil penelitian hanya saja

berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati

(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita

Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil

penelitian siswa yang menderita obesitas

berat mempunyai kemampuan motorik kasar

yang kurang Hal tersebut perkembangan

motorik kasar didominasi pada anak

obesitas yang mengalami penyimpangan

Perkembangan motorik yang lambat

dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah

satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular (Andriana

2011) Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 3: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

2

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara

Pertumbuhan Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al

Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

DIFFERENCES IN THE ROUGH ON MOTOR PRESCHOOL CHILDREN

BETWEEN GROWTH LESS NORMAL AND OBESITY

IN AL FIRDAUS KINDERGARTEN SURAKARTA

By Ajeng Syahriani

Abstract

Obesity and less nutrients (less weight) is a problem that recently appeared in the

world Physical abilities involving large muscles such as running jumping

throwing riding a tricycle and balancing himself on one leg that involve a great

big muscles and all of these activities can be measured by the instrument KPSP

(Pre-Screening Questionnaire Development) Knowing the purpose of this study

was the difference in gross motor development in preschool children between

growth less normal and obese In Al Firdaus Kindergarten Surakarta This type of

research is quantitative research with non-experimental research methods with

descriptive comparative research design with cross sectional approach The

sample was pre-school children 3-5 years amounted to 217 people consisting of

obese children were 67 people as many as 96 normal children and children who

lack many as 54 people with formula sample size to 68 children with Proportional

Stratified Sampling Random technique sample KPSP a research instrument

development and growth in the form of Anthropometry BB (scales) and TB

(microtoise) and then put into Graph NCHS Descriptive analysis using frequency

and percentage distributions whereas analytic statistical tests performed using the

Kruskal-Wallis test The results are known to have weight category less (250)

Normal (338) and obesity (412) And have a level of gross motor

development categorized Under (456) doubtful (191) and deviation (353)

In conclusion there are differences in gross motor development in between growth

less normal and obesity in Al Firdaus Kindergarten Surakarta (p lt005)

Keywords gross motor development growth preschool children KPSP

3

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Obesitas dan kurang gizi (berat

badan kurang) merupakan permasalahan

yang akhir-akhir ini muncul di dunia Di

seluruh dunia diperkirakan ada 43 juta

balita mengalami kelebihan berat badan

Kekurangan gizi hampir setengah (46)

dari anak balita di Asia Selatan dan di

seluruh dunia lebih dari 160 juta

mengalami kekurangan berat badan

menengah atau parah (Papalia Olds dan

Feldmen 2009)

Berdasarkan data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) menyebutkan pada

2010 gizi kurang 130 dan 14 balita

di Indonesia masuk kategori gizi lebih

nyaris sejajar dengan jumlah presentase

kasus balita gizi kurang di Indonesia

Riskesdas menyebutkan di provinsi Jawa

Tengah juga menunjukkan masalah dimana

prevalensi anak balita pada tahun 2007

dengan status gizi kurang (berat badan

kurang) 12 gizi baik 804 dan gizi

lebih 36 Prevalensi anak balita pada

tahun 2010 pada gizi sangat kurus 118

gizi normal 768 dan meningkatnya pada

prevalensi obesitas 114 (Riskesdas

2010)

Setiap tahapan perkembangan anak

merupakan masa yang sangat penting

Namun setiap anak memiliki tahapan

perkembangan yang berbeda- beda

Perkembangan merupakan bertambah

kemampuan fungsi tubuh dari proses

kematangan Perkembangan berkaitan

dengan pematangan fungsi organ atau

individu yaitu perkembangan otot dan

perkembangan motorik Perkembangan

motorik yang lambat dapat disebabkan

oleh beberapa hal Salah satu penyebabnya

adalah kelainan tonus otot atau penyakit

neuromuskular (Andriana 2011)

Pertumbuhan merupakan bertambah

jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian

tubuh Pertumbuhan mempunyai dampak

terhadap aspek fisik yaitu kekurangan berat

badan dan kelebihan berat badan yang

dapat diukur dengan menggunakan

antopometri (berat badan dan tinggi badan)

(Fida dan Maya 2012)

Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat

yaitu tidak dapat mencapai berat dan

panjang maksimal daya tahan tubuh anak

rendah anak mudah terkena penyakit serta

tidak mempunyai perkembangan tubuh

yang baik (Pudiastuti 2011)

Setelah melakukan observasi dan

studi pendahuluan dengan wawancara pada

salah satu guru di TK Al Firdaus

Surakarta peneliti mendapatkan bahwa

jumlah anak prasekolah 3-5 tahun

sebanyak 217 orang dengan anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak

96 orang dan anak yang berat badan

kurang sebanyak 54 orang Berdasarkan

pemikiran tersebut maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian untuk melihat

ldquoperbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakartardquo

Pengertian Tumbuh Kembang Anak

a Pertumbuhan

Berat badan normal biasa juga

disebut berat badan ideal Berat badan

ideal ialah berat badan tubuh yang

memiliki proporsi seimbang dengan

tinggi badan Tubuh ideal secara fisik

4

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

dapat terlihat dan ternilai dari

penampilan luar Kurang gizi adalah

kurangnya berat badan seorang anak

Kurang gizi dapat disebabkan oleh

faktor keturunan ataupun karena

adanya penyakit yang diderita

(Suranto 2010) Kelebihan berat badan

(Obesitas) adalah keadaan ketika berat

badan melebih berat badan normal

yang disesuaikan dengan tinggi badan

dan disertai penumpukan jaringan

lemak (Febry amp Marendra 2010)

(Suranto 2010)

b Perkembangan Motorik Kasar

Gerakan motorik kasar (Gross

Motor) adalah aspek yang

berhubungan dengan pergerakan dan

sikap tubuh Perkembangan motorik

kasar adalah perkembangan dari unsur

kematangan dan pengendalian gerak

tubuh dan perkembangan tersebut erat

kaitannya dengan perkembangan pusat

motorik di otak (Hidayat 2008)

Perkembangan motorik kasar dapat

dilihat dari kemampuan anak untuk

merangkak berjalan berlari

melompat memanjat berguling atau

berenang Aktifitas motorik kasar akan

menjadi sumber kebahagiaan anak

terutama pada masa prasekolah

(Aryanti Edia dan Noory 2007)

Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak

a Penilaian Pertumbuhan Anak

Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) penilaian terhadap

pertumbuhan anak dengan cara

pengukuran antropometri yaitu

pengukuran Berat Badan dan tinggi

badan Kemudian dimasukan ke grafik

NCHD

Menurut Wong (2004) pada

grafik NCHS (National Center For

Health Statistks) berat badan dan tinggi

berdasarkan umur dapat

diinterpretsikan yaitu

a) Pada persentil gt 95 kelebihan

berat badan

b) Pada persentil 5-95 normal

c) Pada persentil lt5 kurang

kurang berat

b Penilaian Perkembangan Motorik

Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP)

Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) KPSP (Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan) adalah alat atau

instrumen yang digunakan untuk

melakukan skrining pendahuluan

untuk mengetahui perkembangan anak

usia 3 bulan sampai 6 tahun

Pertanyaan dalam KPSP

dikelompokkan sesuai usia anak saat

dilakukan pemeriksaan mulai

kelompok usia 3 bulan 3-6 bulan dan

seterusnya sampai kelompok 5-6

tahun Untuk usia ditetapkan menurut

tahun dan bulan dengan kelebihan 16

hari dibulatkan menjadi 1 bulan

Hasil interprestasi KPSP yaitu

a) Bila jawaban ldquoYArdquo 9-10

perkembangan anak Sesuai (S)

b) Bila jawaban ldquoYArdquo 7 atau 8

Meragukan (M)

c) Bila jawaban ldquoYArdquo 6 atau kurang

ada Penyimpangan (P)

Karena dalam penelitian ini

yang diukur hanya perkembangan

motorik kasar maka interpretasinya

adalah

a) Bila ldquo80 - 100rdquo maka

perkembangan anak Sesuai

b) Bila ldquo60 - 79rdquo Meragukan

c) Bila ldquo0 ndash 59 Penyimpangan

Penyimpangan Tumbuh Kembang

Anak

a Gangguan Pada Perkembangan Motorik

Kasar

1) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Kurang Gizi

Kurang gizi dapat

menyebabkan gangguan

5

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

pertumbuhan badan yaitu tidak

dapat mencapai berat dan panjang

maksimal perubahan aspek

kejiwaan (memelas cengeng lemah

dan tidak memiliki selera makan)

otot tubuh terlihat lemah serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh

yang baik (Fida dan Maya 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak

terlambat yaitu tidak dapat

mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak

rendah anak mudah terkena

penyakit serta tidak mempunyai

perkembangan tubuh yang baik

karena proses pematangan lebih

lambat dari anak normalnya

(Pudiastuti 2011)

2) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Normal

Untuk perkembangan

motorik yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan

dengan kematangan fungsi

Pengendalian gerak tubuh secara

normal dan cepat yaitu berlari

melompat dan memanjat (Marimbi

2010)

3) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Obesitas

Obesitas menyebabkan

kemampuan motorik pada anak

menjadi terganggu Dalam

melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak

menjadi tidak fleksibel dan

terhambat tidak seperti pada anak

dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka

waktu lama dan lambat dalam

melakukan sesuatu (Wati 2011)

Perkembangan motorik kasar yang

lambat dapat disebabkan oleh

beberapa hal Salah satu penyebab

gangguan perkembangan motorik

adalah kelainan tonus otot atau

penyakit neuromuskular (Adriana

2011)

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan

merupakan kuantitatif dengan metode

penelitian non eksperimental dengan

desain penelitian deskriptif komparatif

Teknik pengambilan data penelitian yang

digunakan adalah cross sectional

Populasi dalam penelitian ini adalah

anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217

orang yang terdiri dari anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak

96 orang dan anak yang kurang sebanyak

54 orang

Sampel menggunakan rumusan

besaran sampel Proportional stratified

Random Sampling

Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi

menjadi 8 kelas

Instrumen Penelirian

1 Pengukuran pertumbuhan

Mengukur dan menghubungkan

berat badan dan tinggi badan

kemudian penentuan ditentukan

menggunakan grafik NCHS Dengan

memasukan data ke grafik dapat

ditentukan posisi persentilnya

2 Pengukuran perkembangan

Pengukuran perkembangan

motorik kasar pada anak usia

prasekolah (3-5 tahun) menggunakan

lembar observasi KPSP (Kuesioner

Pra Skrening Perkembangan)

Instrumen ini merupakan instrumen

yang sudah baku sehingga tidak perlu

diuji validitas dan relibilitasnya

Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan

dengan uji Kruskal- Wallis

6

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis

Kelamin Anak Prasekolah

Distribusi data tentang jenis kelamin

diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin

responden menunjukan sebagian besar

responden anak prasekolah berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)

Faktor lain yang mempengaruhi

adalah umur ditinjau dari distribusi umur

anak prasekolah menunjukan mayoritas

berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5

tahun) merupakan masa penting untuk

perkembangan intelektual seseorang dan

kondisi yang optimal anak sangat

menentukan tingkat keberhasilan

pendidikannya di usia yang lebih lanjut

Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada

kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya

dan kemampuan ketangkasan pada anak

yang siap menerima (Yus 2011)

Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah

Berdasarkan distribusi data tentang

umur anak prasekolah diketahui bahwa

Karakteristik umur responden menunjukan

sebagian besar dapat diketahui bahwa anak

prasekolah mayoritas berumur 5 tahun

sebanyak 27 anak (397)

Salah satu faktor lingkungan biologis

yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak prasekolah yaitu

jenis kelamin Jenis kelamin anak

prasekolah menunjukan sebagian besar

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38

anak (559) Dimana jenis kelamin akan

mempengaruhi aktivitas bermain anak dan

aktivitas bermain akan mempengaruhi

perkembangan anak Anak laki-laki lebih

cenderung melakukan aktivitas kegiatan

fisik di bandingkan dengan anak

perempuan aktivitas motorik anak

perempuan relatif lebih cepat menurun

(Gracinia 2005)

Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur

Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

No Jenis

Kelamin

Jumlah Persentase

1 Perempuan 30 441

2 Laki-Laki 38 559

Jumlah 68 100

No Umur Jumlah Persentase

1 3 Tahun 6 88

2 35 Tahun 10 147

3 4 Tahun 13 191

4 45 Tahun 12 176

5 5 Tahun 27 397

7

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Hasil distribusi data tentang berat badan

dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan

pada umur diketahui bahwa untuk anak

berumur 3 tahun mayoritas mempunyai

berat badan dengan NCHS gt95 persentil

(50) berat badan anak dengan umur 35

tahun didominasi oleh berat badan dengan

NCHS gt95 persentil (500) berat badan

dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak

dengan berat badan dengan NCHS gt95

persentil (538) berat badan anak dengan

umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS

antara 5-95 persentil (500) dan sebagian

besar anak dengan umur 5 tahun

mempunyai berat badan dengan NCHS gt95

persentil (371) Secara keseluruhan

menunjukkan bahwa sebagian besar berat

badan anak prasekolah dengan NCHS gt95

persentil sebanyak 28 anak (412)

Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

Hasil distribusi data tentang tinggi badan

anak prasekolah berdasarkan pada umur

diketahui bahwa untuk anak berumur 3

tahun mayoritas mempunyai tinggi badan

yang berat dengan NCHS gt95 persentil

(500) tinggi badan anak dengan umur 35

tahun sebagian besar dengan NCHS gt95

persentil (500) anak dengan umur 4

tahun didominasi oleh anak dengan tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (538)

tinggi badan anak dengan umur 45 tahun

mayoritas dengan NCHS antara 5-95

persentil (500) dan sebagian besar anak

dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (371)

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa

sebagian besar tinggi badan anak prasekolah

dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28

anak (412)

Pertumbuhan Anak

Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok

yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah

Hasil distribusi pertumbuhan anak

prasekolah diketahui bahwa 338

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori normal 250

No Pertumbuhan Jumlah Persentase

1 Kurang (lt5 persentil) 17 250

2 Normal (5-95 persentil) 23 338

3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412

Jumlah 68 100

8

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori kurang dan 412 anak

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Perkembangan Motorik Kasar

Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan

dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut

Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar

No Motorik Kasar Jumlah Persentase

1 Penyimpangan 24 353

2 Meragukan 13 191

3 Perkembangan Sesuai 31 456

Jumlah 68 100

Hasil distribusi tingkat perkembangan

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa

353 mempunyai tingkat motorik kasar

yang termasuk kategori penyimpangan

191 mempunyai tingkat motorik yang

termasuk kategori meragukan dan 456

anak prasekolah mempunyai tingkat motorik

kasar yang termasuk kategori perkembangan

sesuai Sehingga tingkat perkembangan

motorik kasar didominasi perkembangan

sesuai sebanyak 31 responden (456)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara

Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas

2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak

Hasil uji perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas diketahui bahwa

pada pertumbuhan normal didominasi

dengan perkembangan sesuai sebanyak

20 responden (870) pertumbuhan

kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7

responden (412) dan pertumbuhan

Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah

Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()

Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)

Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)

Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)

24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)

9

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

obesitas didominasi dengan

penyimpangan sebanyak 17 responden

(608) Sehingga dapat diketahui

bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai

motorik kasar perkembangan sesuai

sebanyak 31 responden (456) dengan

pertumbuhan pada anak obesitas

Hasil tersebut menunjukkan

adanya kecenderungan bahwa tingkat

perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang

sementara untuk perkembangan anak

yang normal lebih cenderung pada

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan sesuai

Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis

diperoleh nilai 2

hitung = 29793 dengan

p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0

ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar antara

pertumbuhan kurang normal dan

obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat

pertumbuhan pada anak obesitas maka

tingkat perkembangan motorik kasar

anak semakin penyimpangan

PEMBAHASAN

Pada penelitian pertumbuhan anak

diatas dari 68 responden 23 responden

(338) mempunyai tingkat pertumbuhan

yang termasuk kategori normal 17

responden (250) mempunyai tingkat

pertumbuhan yang termasuk kategori

kurang dan 28 responden (412)

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Hasil analisis lain pada

perkembangan motorik kasar anak

prasekolah diperoleh 24 responden (353)

mempunyai tingkat motorik kasar yang

termasuk kategori penyimpangan 13

responden (191) mempunyai tingkat

motorik yang termasuk kategori meragukan

dan 31 responden (456) mempunyai

tingkat motorik kasar yang termasuk

kategori perkembangan sesuai dengan anak

normal

Hasil uji Kruskall Walis mengenai

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal

didominasi dengan perkembangan sesuai

sebanyak 20 responden (870)

pertumbuhan kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7 responden

(412) dan pertumbuhan obesitas

didominasi dengan penyimpangan sebanyak

17 responden (608) sehingga semakin

peningkat pertumbuhan anak semakin

meningkat tingkat perkembangan motorik

kasar Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan adanya kecenderungan bahwa

tingkat perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang sementara

untuk perkembangan anak yang normal

lebih cenderung pada perkembangan

motorik kasar yang termasuk kategori

perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji

Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =

29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil

perhitungan menunjukkan bahwa plt 005

maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

Pada penelitian pertumbuhan normal

tingkat perkembangan motorik kasar

sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak

terdapat pertumbuhan normal dengan

10

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

perkembangan sesuai sebanyak 20

responden (870) meragukan 2 responden

(87) dan penyimpangan hanya ada 1

responden (43) dimana perkembangan

motorik kasar yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan

kematangan fungsi dan juga pengendalian

gerak tubuh secara normal dan cepat

(Marimbi 2010)

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)

dengan kemampuan motorik baik anak

lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan dalam

melakukan aktifitas Sehingga

perkembangan motorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak perkembangan

selanjutnya

Pada penelitian pertumbuhan kurang

tingkat perkembangan motorik kasar pada

pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak

Hasil penelitian tersebut terdapat

pertumbuhan kurang dengan motorik kasar

yang meragukan sebanyak 4 responden

(235) penyimpangan sebanyak 6

responden (353) dan pada perkembangan

sesuai terdapat 7 responden (412) Hal

tersebut dikarenakan status gizi dan asupan

nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan motorik anak Pada keadaan

kurang energi dan protein (KEP) anak

menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak

mampu berkonsentrasi Akibatnya anak

dalam melakukan aktifitas fisik hanya

sebentar saja karena mudah cepat capek di

bandingan anak normal lainnya (Marmi dan

Rahardjo 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu

tidak dapat mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak rendah

anak mudah terkena penyakit serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh yang baik

(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan

Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu

Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis

data menggunakan uji chi square Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status gizi

anak dengan perkembangan motorik kasar

pada anak di Posyandu Mukti Asih

Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p

sebesar 0000

Pertumbuhan obesitas tingkat

perkembangan motorik kasar sebanyak 28

anak Hasil penelitian tersebut pada

pertumbuhan obesitas dengan

perkembangan motorik kasar terdapat

perkembangan sesuai 4 responden (143)

meragukan sebanyak 7 responden (250)

dan penyimpangan sebanyak 17 responden

(607) Dimana perkembangan motorik

kasar didominasi penyimpangan pada anak

obesitas karena usia prasekolah nafsu

makan yang makin meningkat tanpa disertai

aktivitas fisik yang sepadan kurang

aktivitas fisik juga menghasilkan

ketidakseimbangan energi dan

menyebabkan berat badan naik atau obesitas

(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)

Pada penelitian sebelumnya hampir

sama persis hasil penelitian hanya saja

berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati

(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita

Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil

penelitian siswa yang menderita obesitas

berat mempunyai kemampuan motorik kasar

yang kurang Hal tersebut perkembangan

motorik kasar didominasi pada anak

obesitas yang mengalami penyimpangan

Perkembangan motorik yang lambat

dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah

satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular (Andriana

2011) Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 4: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

3

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Obesitas dan kurang gizi (berat

badan kurang) merupakan permasalahan

yang akhir-akhir ini muncul di dunia Di

seluruh dunia diperkirakan ada 43 juta

balita mengalami kelebihan berat badan

Kekurangan gizi hampir setengah (46)

dari anak balita di Asia Selatan dan di

seluruh dunia lebih dari 160 juta

mengalami kekurangan berat badan

menengah atau parah (Papalia Olds dan

Feldmen 2009)

Berdasarkan data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) menyebutkan pada

2010 gizi kurang 130 dan 14 balita

di Indonesia masuk kategori gizi lebih

nyaris sejajar dengan jumlah presentase

kasus balita gizi kurang di Indonesia

Riskesdas menyebutkan di provinsi Jawa

Tengah juga menunjukkan masalah dimana

prevalensi anak balita pada tahun 2007

dengan status gizi kurang (berat badan

kurang) 12 gizi baik 804 dan gizi

lebih 36 Prevalensi anak balita pada

tahun 2010 pada gizi sangat kurus 118

gizi normal 768 dan meningkatnya pada

prevalensi obesitas 114 (Riskesdas

2010)

Setiap tahapan perkembangan anak

merupakan masa yang sangat penting

Namun setiap anak memiliki tahapan

perkembangan yang berbeda- beda

Perkembangan merupakan bertambah

kemampuan fungsi tubuh dari proses

kematangan Perkembangan berkaitan

dengan pematangan fungsi organ atau

individu yaitu perkembangan otot dan

perkembangan motorik Perkembangan

motorik yang lambat dapat disebabkan

oleh beberapa hal Salah satu penyebabnya

adalah kelainan tonus otot atau penyakit

neuromuskular (Andriana 2011)

Pertumbuhan merupakan bertambah

jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian

tubuh Pertumbuhan mempunyai dampak

terhadap aspek fisik yaitu kekurangan berat

badan dan kelebihan berat badan yang

dapat diukur dengan menggunakan

antopometri (berat badan dan tinggi badan)

(Fida dan Maya 2012)

Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat

yaitu tidak dapat mencapai berat dan

panjang maksimal daya tahan tubuh anak

rendah anak mudah terkena penyakit serta

tidak mempunyai perkembangan tubuh

yang baik (Pudiastuti 2011)

Setelah melakukan observasi dan

studi pendahuluan dengan wawancara pada

salah satu guru di TK Al Firdaus

Surakarta peneliti mendapatkan bahwa

jumlah anak prasekolah 3-5 tahun

sebanyak 217 orang dengan anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak

96 orang dan anak yang berat badan

kurang sebanyak 54 orang Berdasarkan

pemikiran tersebut maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian untuk melihat

ldquoperbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakartardquo

Pengertian Tumbuh Kembang Anak

a Pertumbuhan

Berat badan normal biasa juga

disebut berat badan ideal Berat badan

ideal ialah berat badan tubuh yang

memiliki proporsi seimbang dengan

tinggi badan Tubuh ideal secara fisik

4

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

dapat terlihat dan ternilai dari

penampilan luar Kurang gizi adalah

kurangnya berat badan seorang anak

Kurang gizi dapat disebabkan oleh

faktor keturunan ataupun karena

adanya penyakit yang diderita

(Suranto 2010) Kelebihan berat badan

(Obesitas) adalah keadaan ketika berat

badan melebih berat badan normal

yang disesuaikan dengan tinggi badan

dan disertai penumpukan jaringan

lemak (Febry amp Marendra 2010)

(Suranto 2010)

b Perkembangan Motorik Kasar

Gerakan motorik kasar (Gross

Motor) adalah aspek yang

berhubungan dengan pergerakan dan

sikap tubuh Perkembangan motorik

kasar adalah perkembangan dari unsur

kematangan dan pengendalian gerak

tubuh dan perkembangan tersebut erat

kaitannya dengan perkembangan pusat

motorik di otak (Hidayat 2008)

Perkembangan motorik kasar dapat

dilihat dari kemampuan anak untuk

merangkak berjalan berlari

melompat memanjat berguling atau

berenang Aktifitas motorik kasar akan

menjadi sumber kebahagiaan anak

terutama pada masa prasekolah

(Aryanti Edia dan Noory 2007)

Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak

a Penilaian Pertumbuhan Anak

Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) penilaian terhadap

pertumbuhan anak dengan cara

pengukuran antropometri yaitu

pengukuran Berat Badan dan tinggi

badan Kemudian dimasukan ke grafik

NCHD

Menurut Wong (2004) pada

grafik NCHS (National Center For

Health Statistks) berat badan dan tinggi

berdasarkan umur dapat

diinterpretsikan yaitu

a) Pada persentil gt 95 kelebihan

berat badan

b) Pada persentil 5-95 normal

c) Pada persentil lt5 kurang

kurang berat

b Penilaian Perkembangan Motorik

Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP)

Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) KPSP (Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan) adalah alat atau

instrumen yang digunakan untuk

melakukan skrining pendahuluan

untuk mengetahui perkembangan anak

usia 3 bulan sampai 6 tahun

Pertanyaan dalam KPSP

dikelompokkan sesuai usia anak saat

dilakukan pemeriksaan mulai

kelompok usia 3 bulan 3-6 bulan dan

seterusnya sampai kelompok 5-6

tahun Untuk usia ditetapkan menurut

tahun dan bulan dengan kelebihan 16

hari dibulatkan menjadi 1 bulan

Hasil interprestasi KPSP yaitu

a) Bila jawaban ldquoYArdquo 9-10

perkembangan anak Sesuai (S)

b) Bila jawaban ldquoYArdquo 7 atau 8

Meragukan (M)

c) Bila jawaban ldquoYArdquo 6 atau kurang

ada Penyimpangan (P)

Karena dalam penelitian ini

yang diukur hanya perkembangan

motorik kasar maka interpretasinya

adalah

a) Bila ldquo80 - 100rdquo maka

perkembangan anak Sesuai

b) Bila ldquo60 - 79rdquo Meragukan

c) Bila ldquo0 ndash 59 Penyimpangan

Penyimpangan Tumbuh Kembang

Anak

a Gangguan Pada Perkembangan Motorik

Kasar

1) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Kurang Gizi

Kurang gizi dapat

menyebabkan gangguan

5

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

pertumbuhan badan yaitu tidak

dapat mencapai berat dan panjang

maksimal perubahan aspek

kejiwaan (memelas cengeng lemah

dan tidak memiliki selera makan)

otot tubuh terlihat lemah serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh

yang baik (Fida dan Maya 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak

terlambat yaitu tidak dapat

mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak

rendah anak mudah terkena

penyakit serta tidak mempunyai

perkembangan tubuh yang baik

karena proses pematangan lebih

lambat dari anak normalnya

(Pudiastuti 2011)

2) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Normal

Untuk perkembangan

motorik yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan

dengan kematangan fungsi

Pengendalian gerak tubuh secara

normal dan cepat yaitu berlari

melompat dan memanjat (Marimbi

2010)

3) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Obesitas

Obesitas menyebabkan

kemampuan motorik pada anak

menjadi terganggu Dalam

melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak

menjadi tidak fleksibel dan

terhambat tidak seperti pada anak

dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka

waktu lama dan lambat dalam

melakukan sesuatu (Wati 2011)

Perkembangan motorik kasar yang

lambat dapat disebabkan oleh

beberapa hal Salah satu penyebab

gangguan perkembangan motorik

adalah kelainan tonus otot atau

penyakit neuromuskular (Adriana

2011)

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan

merupakan kuantitatif dengan metode

penelitian non eksperimental dengan

desain penelitian deskriptif komparatif

Teknik pengambilan data penelitian yang

digunakan adalah cross sectional

Populasi dalam penelitian ini adalah

anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217

orang yang terdiri dari anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak

96 orang dan anak yang kurang sebanyak

54 orang

Sampel menggunakan rumusan

besaran sampel Proportional stratified

Random Sampling

Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi

menjadi 8 kelas

Instrumen Penelirian

1 Pengukuran pertumbuhan

Mengukur dan menghubungkan

berat badan dan tinggi badan

kemudian penentuan ditentukan

menggunakan grafik NCHS Dengan

memasukan data ke grafik dapat

ditentukan posisi persentilnya

2 Pengukuran perkembangan

Pengukuran perkembangan

motorik kasar pada anak usia

prasekolah (3-5 tahun) menggunakan

lembar observasi KPSP (Kuesioner

Pra Skrening Perkembangan)

Instrumen ini merupakan instrumen

yang sudah baku sehingga tidak perlu

diuji validitas dan relibilitasnya

Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan

dengan uji Kruskal- Wallis

6

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis

Kelamin Anak Prasekolah

Distribusi data tentang jenis kelamin

diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin

responden menunjukan sebagian besar

responden anak prasekolah berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)

Faktor lain yang mempengaruhi

adalah umur ditinjau dari distribusi umur

anak prasekolah menunjukan mayoritas

berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5

tahun) merupakan masa penting untuk

perkembangan intelektual seseorang dan

kondisi yang optimal anak sangat

menentukan tingkat keberhasilan

pendidikannya di usia yang lebih lanjut

Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada

kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya

dan kemampuan ketangkasan pada anak

yang siap menerima (Yus 2011)

Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah

Berdasarkan distribusi data tentang

umur anak prasekolah diketahui bahwa

Karakteristik umur responden menunjukan

sebagian besar dapat diketahui bahwa anak

prasekolah mayoritas berumur 5 tahun

sebanyak 27 anak (397)

Salah satu faktor lingkungan biologis

yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak prasekolah yaitu

jenis kelamin Jenis kelamin anak

prasekolah menunjukan sebagian besar

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38

anak (559) Dimana jenis kelamin akan

mempengaruhi aktivitas bermain anak dan

aktivitas bermain akan mempengaruhi

perkembangan anak Anak laki-laki lebih

cenderung melakukan aktivitas kegiatan

fisik di bandingkan dengan anak

perempuan aktivitas motorik anak

perempuan relatif lebih cepat menurun

(Gracinia 2005)

Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur

Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

No Jenis

Kelamin

Jumlah Persentase

1 Perempuan 30 441

2 Laki-Laki 38 559

Jumlah 68 100

No Umur Jumlah Persentase

1 3 Tahun 6 88

2 35 Tahun 10 147

3 4 Tahun 13 191

4 45 Tahun 12 176

5 5 Tahun 27 397

7

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Hasil distribusi data tentang berat badan

dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan

pada umur diketahui bahwa untuk anak

berumur 3 tahun mayoritas mempunyai

berat badan dengan NCHS gt95 persentil

(50) berat badan anak dengan umur 35

tahun didominasi oleh berat badan dengan

NCHS gt95 persentil (500) berat badan

dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak

dengan berat badan dengan NCHS gt95

persentil (538) berat badan anak dengan

umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS

antara 5-95 persentil (500) dan sebagian

besar anak dengan umur 5 tahun

mempunyai berat badan dengan NCHS gt95

persentil (371) Secara keseluruhan

menunjukkan bahwa sebagian besar berat

badan anak prasekolah dengan NCHS gt95

persentil sebanyak 28 anak (412)

Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

Hasil distribusi data tentang tinggi badan

anak prasekolah berdasarkan pada umur

diketahui bahwa untuk anak berumur 3

tahun mayoritas mempunyai tinggi badan

yang berat dengan NCHS gt95 persentil

(500) tinggi badan anak dengan umur 35

tahun sebagian besar dengan NCHS gt95

persentil (500) anak dengan umur 4

tahun didominasi oleh anak dengan tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (538)

tinggi badan anak dengan umur 45 tahun

mayoritas dengan NCHS antara 5-95

persentil (500) dan sebagian besar anak

dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (371)

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa

sebagian besar tinggi badan anak prasekolah

dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28

anak (412)

Pertumbuhan Anak

Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok

yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah

Hasil distribusi pertumbuhan anak

prasekolah diketahui bahwa 338

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori normal 250

No Pertumbuhan Jumlah Persentase

1 Kurang (lt5 persentil) 17 250

2 Normal (5-95 persentil) 23 338

3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412

Jumlah 68 100

8

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori kurang dan 412 anak

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Perkembangan Motorik Kasar

Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan

dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut

Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar

No Motorik Kasar Jumlah Persentase

1 Penyimpangan 24 353

2 Meragukan 13 191

3 Perkembangan Sesuai 31 456

Jumlah 68 100

Hasil distribusi tingkat perkembangan

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa

353 mempunyai tingkat motorik kasar

yang termasuk kategori penyimpangan

191 mempunyai tingkat motorik yang

termasuk kategori meragukan dan 456

anak prasekolah mempunyai tingkat motorik

kasar yang termasuk kategori perkembangan

sesuai Sehingga tingkat perkembangan

motorik kasar didominasi perkembangan

sesuai sebanyak 31 responden (456)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara

Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas

2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak

Hasil uji perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas diketahui bahwa

pada pertumbuhan normal didominasi

dengan perkembangan sesuai sebanyak

20 responden (870) pertumbuhan

kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7

responden (412) dan pertumbuhan

Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah

Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()

Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)

Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)

Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)

24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)

9

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

obesitas didominasi dengan

penyimpangan sebanyak 17 responden

(608) Sehingga dapat diketahui

bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai

motorik kasar perkembangan sesuai

sebanyak 31 responden (456) dengan

pertumbuhan pada anak obesitas

Hasil tersebut menunjukkan

adanya kecenderungan bahwa tingkat

perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang

sementara untuk perkembangan anak

yang normal lebih cenderung pada

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan sesuai

Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis

diperoleh nilai 2

hitung = 29793 dengan

p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0

ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar antara

pertumbuhan kurang normal dan

obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat

pertumbuhan pada anak obesitas maka

tingkat perkembangan motorik kasar

anak semakin penyimpangan

PEMBAHASAN

Pada penelitian pertumbuhan anak

diatas dari 68 responden 23 responden

(338) mempunyai tingkat pertumbuhan

yang termasuk kategori normal 17

responden (250) mempunyai tingkat

pertumbuhan yang termasuk kategori

kurang dan 28 responden (412)

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Hasil analisis lain pada

perkembangan motorik kasar anak

prasekolah diperoleh 24 responden (353)

mempunyai tingkat motorik kasar yang

termasuk kategori penyimpangan 13

responden (191) mempunyai tingkat

motorik yang termasuk kategori meragukan

dan 31 responden (456) mempunyai

tingkat motorik kasar yang termasuk

kategori perkembangan sesuai dengan anak

normal

Hasil uji Kruskall Walis mengenai

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal

didominasi dengan perkembangan sesuai

sebanyak 20 responden (870)

pertumbuhan kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7 responden

(412) dan pertumbuhan obesitas

didominasi dengan penyimpangan sebanyak

17 responden (608) sehingga semakin

peningkat pertumbuhan anak semakin

meningkat tingkat perkembangan motorik

kasar Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan adanya kecenderungan bahwa

tingkat perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang sementara

untuk perkembangan anak yang normal

lebih cenderung pada perkembangan

motorik kasar yang termasuk kategori

perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji

Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =

29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil

perhitungan menunjukkan bahwa plt 005

maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

Pada penelitian pertumbuhan normal

tingkat perkembangan motorik kasar

sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak

terdapat pertumbuhan normal dengan

10

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

perkembangan sesuai sebanyak 20

responden (870) meragukan 2 responden

(87) dan penyimpangan hanya ada 1

responden (43) dimana perkembangan

motorik kasar yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan

kematangan fungsi dan juga pengendalian

gerak tubuh secara normal dan cepat

(Marimbi 2010)

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)

dengan kemampuan motorik baik anak

lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan dalam

melakukan aktifitas Sehingga

perkembangan motorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak perkembangan

selanjutnya

Pada penelitian pertumbuhan kurang

tingkat perkembangan motorik kasar pada

pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak

Hasil penelitian tersebut terdapat

pertumbuhan kurang dengan motorik kasar

yang meragukan sebanyak 4 responden

(235) penyimpangan sebanyak 6

responden (353) dan pada perkembangan

sesuai terdapat 7 responden (412) Hal

tersebut dikarenakan status gizi dan asupan

nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan motorik anak Pada keadaan

kurang energi dan protein (KEP) anak

menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak

mampu berkonsentrasi Akibatnya anak

dalam melakukan aktifitas fisik hanya

sebentar saja karena mudah cepat capek di

bandingan anak normal lainnya (Marmi dan

Rahardjo 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu

tidak dapat mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak rendah

anak mudah terkena penyakit serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh yang baik

(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan

Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu

Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis

data menggunakan uji chi square Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status gizi

anak dengan perkembangan motorik kasar

pada anak di Posyandu Mukti Asih

Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p

sebesar 0000

Pertumbuhan obesitas tingkat

perkembangan motorik kasar sebanyak 28

anak Hasil penelitian tersebut pada

pertumbuhan obesitas dengan

perkembangan motorik kasar terdapat

perkembangan sesuai 4 responden (143)

meragukan sebanyak 7 responden (250)

dan penyimpangan sebanyak 17 responden

(607) Dimana perkembangan motorik

kasar didominasi penyimpangan pada anak

obesitas karena usia prasekolah nafsu

makan yang makin meningkat tanpa disertai

aktivitas fisik yang sepadan kurang

aktivitas fisik juga menghasilkan

ketidakseimbangan energi dan

menyebabkan berat badan naik atau obesitas

(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)

Pada penelitian sebelumnya hampir

sama persis hasil penelitian hanya saja

berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati

(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita

Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil

penelitian siswa yang menderita obesitas

berat mempunyai kemampuan motorik kasar

yang kurang Hal tersebut perkembangan

motorik kasar didominasi pada anak

obesitas yang mengalami penyimpangan

Perkembangan motorik yang lambat

dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah

satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular (Andriana

2011) Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 5: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

4

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

dapat terlihat dan ternilai dari

penampilan luar Kurang gizi adalah

kurangnya berat badan seorang anak

Kurang gizi dapat disebabkan oleh

faktor keturunan ataupun karena

adanya penyakit yang diderita

(Suranto 2010) Kelebihan berat badan

(Obesitas) adalah keadaan ketika berat

badan melebih berat badan normal

yang disesuaikan dengan tinggi badan

dan disertai penumpukan jaringan

lemak (Febry amp Marendra 2010)

(Suranto 2010)

b Perkembangan Motorik Kasar

Gerakan motorik kasar (Gross

Motor) adalah aspek yang

berhubungan dengan pergerakan dan

sikap tubuh Perkembangan motorik

kasar adalah perkembangan dari unsur

kematangan dan pengendalian gerak

tubuh dan perkembangan tersebut erat

kaitannya dengan perkembangan pusat

motorik di otak (Hidayat 2008)

Perkembangan motorik kasar dapat

dilihat dari kemampuan anak untuk

merangkak berjalan berlari

melompat memanjat berguling atau

berenang Aktifitas motorik kasar akan

menjadi sumber kebahagiaan anak

terutama pada masa prasekolah

(Aryanti Edia dan Noory 2007)

Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak

a Penilaian Pertumbuhan Anak

Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) penilaian terhadap

pertumbuhan anak dengan cara

pengukuran antropometri yaitu

pengukuran Berat Badan dan tinggi

badan Kemudian dimasukan ke grafik

NCHD

Menurut Wong (2004) pada

grafik NCHS (National Center For

Health Statistks) berat badan dan tinggi

berdasarkan umur dapat

diinterpretsikan yaitu

a) Pada persentil gt 95 kelebihan

berat badan

b) Pada persentil 5-95 normal

c) Pada persentil lt5 kurang

kurang berat

b Penilaian Perkembangan Motorik

Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP)

Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) KPSP (Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan) adalah alat atau

instrumen yang digunakan untuk

melakukan skrining pendahuluan

untuk mengetahui perkembangan anak

usia 3 bulan sampai 6 tahun

Pertanyaan dalam KPSP

dikelompokkan sesuai usia anak saat

dilakukan pemeriksaan mulai

kelompok usia 3 bulan 3-6 bulan dan

seterusnya sampai kelompok 5-6

tahun Untuk usia ditetapkan menurut

tahun dan bulan dengan kelebihan 16

hari dibulatkan menjadi 1 bulan

Hasil interprestasi KPSP yaitu

a) Bila jawaban ldquoYArdquo 9-10

perkembangan anak Sesuai (S)

b) Bila jawaban ldquoYArdquo 7 atau 8

Meragukan (M)

c) Bila jawaban ldquoYArdquo 6 atau kurang

ada Penyimpangan (P)

Karena dalam penelitian ini

yang diukur hanya perkembangan

motorik kasar maka interpretasinya

adalah

a) Bila ldquo80 - 100rdquo maka

perkembangan anak Sesuai

b) Bila ldquo60 - 79rdquo Meragukan

c) Bila ldquo0 ndash 59 Penyimpangan

Penyimpangan Tumbuh Kembang

Anak

a Gangguan Pada Perkembangan Motorik

Kasar

1) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Kurang Gizi

Kurang gizi dapat

menyebabkan gangguan

5

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

pertumbuhan badan yaitu tidak

dapat mencapai berat dan panjang

maksimal perubahan aspek

kejiwaan (memelas cengeng lemah

dan tidak memiliki selera makan)

otot tubuh terlihat lemah serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh

yang baik (Fida dan Maya 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak

terlambat yaitu tidak dapat

mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak

rendah anak mudah terkena

penyakit serta tidak mempunyai

perkembangan tubuh yang baik

karena proses pematangan lebih

lambat dari anak normalnya

(Pudiastuti 2011)

2) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Normal

Untuk perkembangan

motorik yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan

dengan kematangan fungsi

Pengendalian gerak tubuh secara

normal dan cepat yaitu berlari

melompat dan memanjat (Marimbi

2010)

3) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Obesitas

Obesitas menyebabkan

kemampuan motorik pada anak

menjadi terganggu Dalam

melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak

menjadi tidak fleksibel dan

terhambat tidak seperti pada anak

dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka

waktu lama dan lambat dalam

melakukan sesuatu (Wati 2011)

Perkembangan motorik kasar yang

lambat dapat disebabkan oleh

beberapa hal Salah satu penyebab

gangguan perkembangan motorik

adalah kelainan tonus otot atau

penyakit neuromuskular (Adriana

2011)

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan

merupakan kuantitatif dengan metode

penelitian non eksperimental dengan

desain penelitian deskriptif komparatif

Teknik pengambilan data penelitian yang

digunakan adalah cross sectional

Populasi dalam penelitian ini adalah

anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217

orang yang terdiri dari anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak

96 orang dan anak yang kurang sebanyak

54 orang

Sampel menggunakan rumusan

besaran sampel Proportional stratified

Random Sampling

Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi

menjadi 8 kelas

Instrumen Penelirian

1 Pengukuran pertumbuhan

Mengukur dan menghubungkan

berat badan dan tinggi badan

kemudian penentuan ditentukan

menggunakan grafik NCHS Dengan

memasukan data ke grafik dapat

ditentukan posisi persentilnya

2 Pengukuran perkembangan

Pengukuran perkembangan

motorik kasar pada anak usia

prasekolah (3-5 tahun) menggunakan

lembar observasi KPSP (Kuesioner

Pra Skrening Perkembangan)

Instrumen ini merupakan instrumen

yang sudah baku sehingga tidak perlu

diuji validitas dan relibilitasnya

Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan

dengan uji Kruskal- Wallis

6

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis

Kelamin Anak Prasekolah

Distribusi data tentang jenis kelamin

diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin

responden menunjukan sebagian besar

responden anak prasekolah berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)

Faktor lain yang mempengaruhi

adalah umur ditinjau dari distribusi umur

anak prasekolah menunjukan mayoritas

berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5

tahun) merupakan masa penting untuk

perkembangan intelektual seseorang dan

kondisi yang optimal anak sangat

menentukan tingkat keberhasilan

pendidikannya di usia yang lebih lanjut

Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada

kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya

dan kemampuan ketangkasan pada anak

yang siap menerima (Yus 2011)

Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah

Berdasarkan distribusi data tentang

umur anak prasekolah diketahui bahwa

Karakteristik umur responden menunjukan

sebagian besar dapat diketahui bahwa anak

prasekolah mayoritas berumur 5 tahun

sebanyak 27 anak (397)

Salah satu faktor lingkungan biologis

yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak prasekolah yaitu

jenis kelamin Jenis kelamin anak

prasekolah menunjukan sebagian besar

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38

anak (559) Dimana jenis kelamin akan

mempengaruhi aktivitas bermain anak dan

aktivitas bermain akan mempengaruhi

perkembangan anak Anak laki-laki lebih

cenderung melakukan aktivitas kegiatan

fisik di bandingkan dengan anak

perempuan aktivitas motorik anak

perempuan relatif lebih cepat menurun

(Gracinia 2005)

Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur

Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

No Jenis

Kelamin

Jumlah Persentase

1 Perempuan 30 441

2 Laki-Laki 38 559

Jumlah 68 100

No Umur Jumlah Persentase

1 3 Tahun 6 88

2 35 Tahun 10 147

3 4 Tahun 13 191

4 45 Tahun 12 176

5 5 Tahun 27 397

7

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Hasil distribusi data tentang berat badan

dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan

pada umur diketahui bahwa untuk anak

berumur 3 tahun mayoritas mempunyai

berat badan dengan NCHS gt95 persentil

(50) berat badan anak dengan umur 35

tahun didominasi oleh berat badan dengan

NCHS gt95 persentil (500) berat badan

dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak

dengan berat badan dengan NCHS gt95

persentil (538) berat badan anak dengan

umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS

antara 5-95 persentil (500) dan sebagian

besar anak dengan umur 5 tahun

mempunyai berat badan dengan NCHS gt95

persentil (371) Secara keseluruhan

menunjukkan bahwa sebagian besar berat

badan anak prasekolah dengan NCHS gt95

persentil sebanyak 28 anak (412)

Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

Hasil distribusi data tentang tinggi badan

anak prasekolah berdasarkan pada umur

diketahui bahwa untuk anak berumur 3

tahun mayoritas mempunyai tinggi badan

yang berat dengan NCHS gt95 persentil

(500) tinggi badan anak dengan umur 35

tahun sebagian besar dengan NCHS gt95

persentil (500) anak dengan umur 4

tahun didominasi oleh anak dengan tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (538)

tinggi badan anak dengan umur 45 tahun

mayoritas dengan NCHS antara 5-95

persentil (500) dan sebagian besar anak

dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (371)

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa

sebagian besar tinggi badan anak prasekolah

dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28

anak (412)

Pertumbuhan Anak

Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok

yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah

Hasil distribusi pertumbuhan anak

prasekolah diketahui bahwa 338

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori normal 250

No Pertumbuhan Jumlah Persentase

1 Kurang (lt5 persentil) 17 250

2 Normal (5-95 persentil) 23 338

3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412

Jumlah 68 100

8

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori kurang dan 412 anak

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Perkembangan Motorik Kasar

Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan

dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut

Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar

No Motorik Kasar Jumlah Persentase

1 Penyimpangan 24 353

2 Meragukan 13 191

3 Perkembangan Sesuai 31 456

Jumlah 68 100

Hasil distribusi tingkat perkembangan

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa

353 mempunyai tingkat motorik kasar

yang termasuk kategori penyimpangan

191 mempunyai tingkat motorik yang

termasuk kategori meragukan dan 456

anak prasekolah mempunyai tingkat motorik

kasar yang termasuk kategori perkembangan

sesuai Sehingga tingkat perkembangan

motorik kasar didominasi perkembangan

sesuai sebanyak 31 responden (456)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara

Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas

2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak

Hasil uji perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas diketahui bahwa

pada pertumbuhan normal didominasi

dengan perkembangan sesuai sebanyak

20 responden (870) pertumbuhan

kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7

responden (412) dan pertumbuhan

Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah

Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()

Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)

Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)

Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)

24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)

9

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

obesitas didominasi dengan

penyimpangan sebanyak 17 responden

(608) Sehingga dapat diketahui

bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai

motorik kasar perkembangan sesuai

sebanyak 31 responden (456) dengan

pertumbuhan pada anak obesitas

Hasil tersebut menunjukkan

adanya kecenderungan bahwa tingkat

perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang

sementara untuk perkembangan anak

yang normal lebih cenderung pada

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan sesuai

Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis

diperoleh nilai 2

hitung = 29793 dengan

p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0

ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar antara

pertumbuhan kurang normal dan

obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat

pertumbuhan pada anak obesitas maka

tingkat perkembangan motorik kasar

anak semakin penyimpangan

PEMBAHASAN

Pada penelitian pertumbuhan anak

diatas dari 68 responden 23 responden

(338) mempunyai tingkat pertumbuhan

yang termasuk kategori normal 17

responden (250) mempunyai tingkat

pertumbuhan yang termasuk kategori

kurang dan 28 responden (412)

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Hasil analisis lain pada

perkembangan motorik kasar anak

prasekolah diperoleh 24 responden (353)

mempunyai tingkat motorik kasar yang

termasuk kategori penyimpangan 13

responden (191) mempunyai tingkat

motorik yang termasuk kategori meragukan

dan 31 responden (456) mempunyai

tingkat motorik kasar yang termasuk

kategori perkembangan sesuai dengan anak

normal

Hasil uji Kruskall Walis mengenai

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal

didominasi dengan perkembangan sesuai

sebanyak 20 responden (870)

pertumbuhan kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7 responden

(412) dan pertumbuhan obesitas

didominasi dengan penyimpangan sebanyak

17 responden (608) sehingga semakin

peningkat pertumbuhan anak semakin

meningkat tingkat perkembangan motorik

kasar Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan adanya kecenderungan bahwa

tingkat perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang sementara

untuk perkembangan anak yang normal

lebih cenderung pada perkembangan

motorik kasar yang termasuk kategori

perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji

Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =

29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil

perhitungan menunjukkan bahwa plt 005

maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

Pada penelitian pertumbuhan normal

tingkat perkembangan motorik kasar

sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak

terdapat pertumbuhan normal dengan

10

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

perkembangan sesuai sebanyak 20

responden (870) meragukan 2 responden

(87) dan penyimpangan hanya ada 1

responden (43) dimana perkembangan

motorik kasar yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan

kematangan fungsi dan juga pengendalian

gerak tubuh secara normal dan cepat

(Marimbi 2010)

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)

dengan kemampuan motorik baik anak

lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan dalam

melakukan aktifitas Sehingga

perkembangan motorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak perkembangan

selanjutnya

Pada penelitian pertumbuhan kurang

tingkat perkembangan motorik kasar pada

pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak

Hasil penelitian tersebut terdapat

pertumbuhan kurang dengan motorik kasar

yang meragukan sebanyak 4 responden

(235) penyimpangan sebanyak 6

responden (353) dan pada perkembangan

sesuai terdapat 7 responden (412) Hal

tersebut dikarenakan status gizi dan asupan

nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan motorik anak Pada keadaan

kurang energi dan protein (KEP) anak

menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak

mampu berkonsentrasi Akibatnya anak

dalam melakukan aktifitas fisik hanya

sebentar saja karena mudah cepat capek di

bandingan anak normal lainnya (Marmi dan

Rahardjo 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu

tidak dapat mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak rendah

anak mudah terkena penyakit serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh yang baik

(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan

Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu

Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis

data menggunakan uji chi square Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status gizi

anak dengan perkembangan motorik kasar

pada anak di Posyandu Mukti Asih

Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p

sebesar 0000

Pertumbuhan obesitas tingkat

perkembangan motorik kasar sebanyak 28

anak Hasil penelitian tersebut pada

pertumbuhan obesitas dengan

perkembangan motorik kasar terdapat

perkembangan sesuai 4 responden (143)

meragukan sebanyak 7 responden (250)

dan penyimpangan sebanyak 17 responden

(607) Dimana perkembangan motorik

kasar didominasi penyimpangan pada anak

obesitas karena usia prasekolah nafsu

makan yang makin meningkat tanpa disertai

aktivitas fisik yang sepadan kurang

aktivitas fisik juga menghasilkan

ketidakseimbangan energi dan

menyebabkan berat badan naik atau obesitas

(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)

Pada penelitian sebelumnya hampir

sama persis hasil penelitian hanya saja

berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati

(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita

Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil

penelitian siswa yang menderita obesitas

berat mempunyai kemampuan motorik kasar

yang kurang Hal tersebut perkembangan

motorik kasar didominasi pada anak

obesitas yang mengalami penyimpangan

Perkembangan motorik yang lambat

dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah

satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular (Andriana

2011) Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 6: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

5

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

pertumbuhan badan yaitu tidak

dapat mencapai berat dan panjang

maksimal perubahan aspek

kejiwaan (memelas cengeng lemah

dan tidak memiliki selera makan)

otot tubuh terlihat lemah serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh

yang baik (Fida dan Maya 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak

terlambat yaitu tidak dapat

mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak

rendah anak mudah terkena

penyakit serta tidak mempunyai

perkembangan tubuh yang baik

karena proses pematangan lebih

lambat dari anak normalnya

(Pudiastuti 2011)

2) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Normal

Untuk perkembangan

motorik yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan

dengan kematangan fungsi

Pengendalian gerak tubuh secara

normal dan cepat yaitu berlari

melompat dan memanjat (Marimbi

2010)

3) Perkembangan Motorik Kasar Pada

Anak Obesitas

Obesitas menyebabkan

kemampuan motorik pada anak

menjadi terganggu Dalam

melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak

menjadi tidak fleksibel dan

terhambat tidak seperti pada anak

dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka

waktu lama dan lambat dalam

melakukan sesuatu (Wati 2011)

Perkembangan motorik kasar yang

lambat dapat disebabkan oleh

beberapa hal Salah satu penyebab

gangguan perkembangan motorik

adalah kelainan tonus otot atau

penyakit neuromuskular (Adriana

2011)

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan

merupakan kuantitatif dengan metode

penelitian non eksperimental dengan

desain penelitian deskriptif komparatif

Teknik pengambilan data penelitian yang

digunakan adalah cross sectional

Populasi dalam penelitian ini adalah

anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217

orang yang terdiri dari anak obesitas

sebanyak 67 orang anak normal sebanyak

96 orang dan anak yang kurang sebanyak

54 orang

Sampel menggunakan rumusan

besaran sampel Proportional stratified

Random Sampling

Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi

menjadi 8 kelas

Instrumen Penelirian

1 Pengukuran pertumbuhan

Mengukur dan menghubungkan

berat badan dan tinggi badan

kemudian penentuan ditentukan

menggunakan grafik NCHS Dengan

memasukan data ke grafik dapat

ditentukan posisi persentilnya

2 Pengukuran perkembangan

Pengukuran perkembangan

motorik kasar pada anak usia

prasekolah (3-5 tahun) menggunakan

lembar observasi KPSP (Kuesioner

Pra Skrening Perkembangan)

Instrumen ini merupakan instrumen

yang sudah baku sehingga tidak perlu

diuji validitas dan relibilitasnya

Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan

dengan uji Kruskal- Wallis

6

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis

Kelamin Anak Prasekolah

Distribusi data tentang jenis kelamin

diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin

responden menunjukan sebagian besar

responden anak prasekolah berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)

Faktor lain yang mempengaruhi

adalah umur ditinjau dari distribusi umur

anak prasekolah menunjukan mayoritas

berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5

tahun) merupakan masa penting untuk

perkembangan intelektual seseorang dan

kondisi yang optimal anak sangat

menentukan tingkat keberhasilan

pendidikannya di usia yang lebih lanjut

Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada

kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya

dan kemampuan ketangkasan pada anak

yang siap menerima (Yus 2011)

Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah

Berdasarkan distribusi data tentang

umur anak prasekolah diketahui bahwa

Karakteristik umur responden menunjukan

sebagian besar dapat diketahui bahwa anak

prasekolah mayoritas berumur 5 tahun

sebanyak 27 anak (397)

Salah satu faktor lingkungan biologis

yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak prasekolah yaitu

jenis kelamin Jenis kelamin anak

prasekolah menunjukan sebagian besar

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38

anak (559) Dimana jenis kelamin akan

mempengaruhi aktivitas bermain anak dan

aktivitas bermain akan mempengaruhi

perkembangan anak Anak laki-laki lebih

cenderung melakukan aktivitas kegiatan

fisik di bandingkan dengan anak

perempuan aktivitas motorik anak

perempuan relatif lebih cepat menurun

(Gracinia 2005)

Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur

Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

No Jenis

Kelamin

Jumlah Persentase

1 Perempuan 30 441

2 Laki-Laki 38 559

Jumlah 68 100

No Umur Jumlah Persentase

1 3 Tahun 6 88

2 35 Tahun 10 147

3 4 Tahun 13 191

4 45 Tahun 12 176

5 5 Tahun 27 397

7

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Hasil distribusi data tentang berat badan

dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan

pada umur diketahui bahwa untuk anak

berumur 3 tahun mayoritas mempunyai

berat badan dengan NCHS gt95 persentil

(50) berat badan anak dengan umur 35

tahun didominasi oleh berat badan dengan

NCHS gt95 persentil (500) berat badan

dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak

dengan berat badan dengan NCHS gt95

persentil (538) berat badan anak dengan

umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS

antara 5-95 persentil (500) dan sebagian

besar anak dengan umur 5 tahun

mempunyai berat badan dengan NCHS gt95

persentil (371) Secara keseluruhan

menunjukkan bahwa sebagian besar berat

badan anak prasekolah dengan NCHS gt95

persentil sebanyak 28 anak (412)

Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

Hasil distribusi data tentang tinggi badan

anak prasekolah berdasarkan pada umur

diketahui bahwa untuk anak berumur 3

tahun mayoritas mempunyai tinggi badan

yang berat dengan NCHS gt95 persentil

(500) tinggi badan anak dengan umur 35

tahun sebagian besar dengan NCHS gt95

persentil (500) anak dengan umur 4

tahun didominasi oleh anak dengan tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (538)

tinggi badan anak dengan umur 45 tahun

mayoritas dengan NCHS antara 5-95

persentil (500) dan sebagian besar anak

dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (371)

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa

sebagian besar tinggi badan anak prasekolah

dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28

anak (412)

Pertumbuhan Anak

Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok

yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah

Hasil distribusi pertumbuhan anak

prasekolah diketahui bahwa 338

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori normal 250

No Pertumbuhan Jumlah Persentase

1 Kurang (lt5 persentil) 17 250

2 Normal (5-95 persentil) 23 338

3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412

Jumlah 68 100

8

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori kurang dan 412 anak

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Perkembangan Motorik Kasar

Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan

dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut

Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar

No Motorik Kasar Jumlah Persentase

1 Penyimpangan 24 353

2 Meragukan 13 191

3 Perkembangan Sesuai 31 456

Jumlah 68 100

Hasil distribusi tingkat perkembangan

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa

353 mempunyai tingkat motorik kasar

yang termasuk kategori penyimpangan

191 mempunyai tingkat motorik yang

termasuk kategori meragukan dan 456

anak prasekolah mempunyai tingkat motorik

kasar yang termasuk kategori perkembangan

sesuai Sehingga tingkat perkembangan

motorik kasar didominasi perkembangan

sesuai sebanyak 31 responden (456)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara

Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas

2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak

Hasil uji perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas diketahui bahwa

pada pertumbuhan normal didominasi

dengan perkembangan sesuai sebanyak

20 responden (870) pertumbuhan

kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7

responden (412) dan pertumbuhan

Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah

Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()

Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)

Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)

Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)

24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)

9

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

obesitas didominasi dengan

penyimpangan sebanyak 17 responden

(608) Sehingga dapat diketahui

bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai

motorik kasar perkembangan sesuai

sebanyak 31 responden (456) dengan

pertumbuhan pada anak obesitas

Hasil tersebut menunjukkan

adanya kecenderungan bahwa tingkat

perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang

sementara untuk perkembangan anak

yang normal lebih cenderung pada

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan sesuai

Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis

diperoleh nilai 2

hitung = 29793 dengan

p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0

ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar antara

pertumbuhan kurang normal dan

obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat

pertumbuhan pada anak obesitas maka

tingkat perkembangan motorik kasar

anak semakin penyimpangan

PEMBAHASAN

Pada penelitian pertumbuhan anak

diatas dari 68 responden 23 responden

(338) mempunyai tingkat pertumbuhan

yang termasuk kategori normal 17

responden (250) mempunyai tingkat

pertumbuhan yang termasuk kategori

kurang dan 28 responden (412)

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Hasil analisis lain pada

perkembangan motorik kasar anak

prasekolah diperoleh 24 responden (353)

mempunyai tingkat motorik kasar yang

termasuk kategori penyimpangan 13

responden (191) mempunyai tingkat

motorik yang termasuk kategori meragukan

dan 31 responden (456) mempunyai

tingkat motorik kasar yang termasuk

kategori perkembangan sesuai dengan anak

normal

Hasil uji Kruskall Walis mengenai

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal

didominasi dengan perkembangan sesuai

sebanyak 20 responden (870)

pertumbuhan kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7 responden

(412) dan pertumbuhan obesitas

didominasi dengan penyimpangan sebanyak

17 responden (608) sehingga semakin

peningkat pertumbuhan anak semakin

meningkat tingkat perkembangan motorik

kasar Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan adanya kecenderungan bahwa

tingkat perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang sementara

untuk perkembangan anak yang normal

lebih cenderung pada perkembangan

motorik kasar yang termasuk kategori

perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji

Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =

29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil

perhitungan menunjukkan bahwa plt 005

maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

Pada penelitian pertumbuhan normal

tingkat perkembangan motorik kasar

sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak

terdapat pertumbuhan normal dengan

10

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

perkembangan sesuai sebanyak 20

responden (870) meragukan 2 responden

(87) dan penyimpangan hanya ada 1

responden (43) dimana perkembangan

motorik kasar yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan

kematangan fungsi dan juga pengendalian

gerak tubuh secara normal dan cepat

(Marimbi 2010)

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)

dengan kemampuan motorik baik anak

lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan dalam

melakukan aktifitas Sehingga

perkembangan motorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak perkembangan

selanjutnya

Pada penelitian pertumbuhan kurang

tingkat perkembangan motorik kasar pada

pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak

Hasil penelitian tersebut terdapat

pertumbuhan kurang dengan motorik kasar

yang meragukan sebanyak 4 responden

(235) penyimpangan sebanyak 6

responden (353) dan pada perkembangan

sesuai terdapat 7 responden (412) Hal

tersebut dikarenakan status gizi dan asupan

nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan motorik anak Pada keadaan

kurang energi dan protein (KEP) anak

menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak

mampu berkonsentrasi Akibatnya anak

dalam melakukan aktifitas fisik hanya

sebentar saja karena mudah cepat capek di

bandingan anak normal lainnya (Marmi dan

Rahardjo 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu

tidak dapat mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak rendah

anak mudah terkena penyakit serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh yang baik

(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan

Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu

Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis

data menggunakan uji chi square Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status gizi

anak dengan perkembangan motorik kasar

pada anak di Posyandu Mukti Asih

Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p

sebesar 0000

Pertumbuhan obesitas tingkat

perkembangan motorik kasar sebanyak 28

anak Hasil penelitian tersebut pada

pertumbuhan obesitas dengan

perkembangan motorik kasar terdapat

perkembangan sesuai 4 responden (143)

meragukan sebanyak 7 responden (250)

dan penyimpangan sebanyak 17 responden

(607) Dimana perkembangan motorik

kasar didominasi penyimpangan pada anak

obesitas karena usia prasekolah nafsu

makan yang makin meningkat tanpa disertai

aktivitas fisik yang sepadan kurang

aktivitas fisik juga menghasilkan

ketidakseimbangan energi dan

menyebabkan berat badan naik atau obesitas

(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)

Pada penelitian sebelumnya hampir

sama persis hasil penelitian hanya saja

berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati

(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita

Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil

penelitian siswa yang menderita obesitas

berat mempunyai kemampuan motorik kasar

yang kurang Hal tersebut perkembangan

motorik kasar didominasi pada anak

obesitas yang mengalami penyimpangan

Perkembangan motorik yang lambat

dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah

satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular (Andriana

2011) Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 7: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

6

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis

Kelamin Anak Prasekolah

Distribusi data tentang jenis kelamin

diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin

responden menunjukan sebagian besar

responden anak prasekolah berjenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)

Faktor lain yang mempengaruhi

adalah umur ditinjau dari distribusi umur

anak prasekolah menunjukan mayoritas

berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5

tahun) merupakan masa penting untuk

perkembangan intelektual seseorang dan

kondisi yang optimal anak sangat

menentukan tingkat keberhasilan

pendidikannya di usia yang lebih lanjut

Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada

kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya

dan kemampuan ketangkasan pada anak

yang siap menerima (Yus 2011)

Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah

Berdasarkan distribusi data tentang

umur anak prasekolah diketahui bahwa

Karakteristik umur responden menunjukan

sebagian besar dapat diketahui bahwa anak

prasekolah mayoritas berumur 5 tahun

sebanyak 27 anak (397)

Salah satu faktor lingkungan biologis

yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak prasekolah yaitu

jenis kelamin Jenis kelamin anak

prasekolah menunjukan sebagian besar

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38

anak (559) Dimana jenis kelamin akan

mempengaruhi aktivitas bermain anak dan

aktivitas bermain akan mempengaruhi

perkembangan anak Anak laki-laki lebih

cenderung melakukan aktivitas kegiatan

fisik di bandingkan dengan anak

perempuan aktivitas motorik anak

perempuan relatif lebih cepat menurun

(Gracinia 2005)

Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur

Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

No Jenis

Kelamin

Jumlah Persentase

1 Perempuan 30 441

2 Laki-Laki 38 559

Jumlah 68 100

No Umur Jumlah Persentase

1 3 Tahun 6 88

2 35 Tahun 10 147

3 4 Tahun 13 191

4 45 Tahun 12 176

5 5 Tahun 27 397

7

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Hasil distribusi data tentang berat badan

dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan

pada umur diketahui bahwa untuk anak

berumur 3 tahun mayoritas mempunyai

berat badan dengan NCHS gt95 persentil

(50) berat badan anak dengan umur 35

tahun didominasi oleh berat badan dengan

NCHS gt95 persentil (500) berat badan

dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak

dengan berat badan dengan NCHS gt95

persentil (538) berat badan anak dengan

umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS

antara 5-95 persentil (500) dan sebagian

besar anak dengan umur 5 tahun

mempunyai berat badan dengan NCHS gt95

persentil (371) Secara keseluruhan

menunjukkan bahwa sebagian besar berat

badan anak prasekolah dengan NCHS gt95

persentil sebanyak 28 anak (412)

Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

Hasil distribusi data tentang tinggi badan

anak prasekolah berdasarkan pada umur

diketahui bahwa untuk anak berumur 3

tahun mayoritas mempunyai tinggi badan

yang berat dengan NCHS gt95 persentil

(500) tinggi badan anak dengan umur 35

tahun sebagian besar dengan NCHS gt95

persentil (500) anak dengan umur 4

tahun didominasi oleh anak dengan tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (538)

tinggi badan anak dengan umur 45 tahun

mayoritas dengan NCHS antara 5-95

persentil (500) dan sebagian besar anak

dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (371)

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa

sebagian besar tinggi badan anak prasekolah

dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28

anak (412)

Pertumbuhan Anak

Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok

yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah

Hasil distribusi pertumbuhan anak

prasekolah diketahui bahwa 338

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori normal 250

No Pertumbuhan Jumlah Persentase

1 Kurang (lt5 persentil) 17 250

2 Normal (5-95 persentil) 23 338

3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412

Jumlah 68 100

8

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori kurang dan 412 anak

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Perkembangan Motorik Kasar

Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan

dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut

Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar

No Motorik Kasar Jumlah Persentase

1 Penyimpangan 24 353

2 Meragukan 13 191

3 Perkembangan Sesuai 31 456

Jumlah 68 100

Hasil distribusi tingkat perkembangan

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa

353 mempunyai tingkat motorik kasar

yang termasuk kategori penyimpangan

191 mempunyai tingkat motorik yang

termasuk kategori meragukan dan 456

anak prasekolah mempunyai tingkat motorik

kasar yang termasuk kategori perkembangan

sesuai Sehingga tingkat perkembangan

motorik kasar didominasi perkembangan

sesuai sebanyak 31 responden (456)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara

Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas

2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak

Hasil uji perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas diketahui bahwa

pada pertumbuhan normal didominasi

dengan perkembangan sesuai sebanyak

20 responden (870) pertumbuhan

kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7

responden (412) dan pertumbuhan

Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah

Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()

Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)

Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)

Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)

24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)

9

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

obesitas didominasi dengan

penyimpangan sebanyak 17 responden

(608) Sehingga dapat diketahui

bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai

motorik kasar perkembangan sesuai

sebanyak 31 responden (456) dengan

pertumbuhan pada anak obesitas

Hasil tersebut menunjukkan

adanya kecenderungan bahwa tingkat

perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang

sementara untuk perkembangan anak

yang normal lebih cenderung pada

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan sesuai

Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis

diperoleh nilai 2

hitung = 29793 dengan

p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0

ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar antara

pertumbuhan kurang normal dan

obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat

pertumbuhan pada anak obesitas maka

tingkat perkembangan motorik kasar

anak semakin penyimpangan

PEMBAHASAN

Pada penelitian pertumbuhan anak

diatas dari 68 responden 23 responden

(338) mempunyai tingkat pertumbuhan

yang termasuk kategori normal 17

responden (250) mempunyai tingkat

pertumbuhan yang termasuk kategori

kurang dan 28 responden (412)

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Hasil analisis lain pada

perkembangan motorik kasar anak

prasekolah diperoleh 24 responden (353)

mempunyai tingkat motorik kasar yang

termasuk kategori penyimpangan 13

responden (191) mempunyai tingkat

motorik yang termasuk kategori meragukan

dan 31 responden (456) mempunyai

tingkat motorik kasar yang termasuk

kategori perkembangan sesuai dengan anak

normal

Hasil uji Kruskall Walis mengenai

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal

didominasi dengan perkembangan sesuai

sebanyak 20 responden (870)

pertumbuhan kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7 responden

(412) dan pertumbuhan obesitas

didominasi dengan penyimpangan sebanyak

17 responden (608) sehingga semakin

peningkat pertumbuhan anak semakin

meningkat tingkat perkembangan motorik

kasar Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan adanya kecenderungan bahwa

tingkat perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang sementara

untuk perkembangan anak yang normal

lebih cenderung pada perkembangan

motorik kasar yang termasuk kategori

perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji

Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =

29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil

perhitungan menunjukkan bahwa plt 005

maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

Pada penelitian pertumbuhan normal

tingkat perkembangan motorik kasar

sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak

terdapat pertumbuhan normal dengan

10

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

perkembangan sesuai sebanyak 20

responden (870) meragukan 2 responden

(87) dan penyimpangan hanya ada 1

responden (43) dimana perkembangan

motorik kasar yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan

kematangan fungsi dan juga pengendalian

gerak tubuh secara normal dan cepat

(Marimbi 2010)

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)

dengan kemampuan motorik baik anak

lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan dalam

melakukan aktifitas Sehingga

perkembangan motorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak perkembangan

selanjutnya

Pada penelitian pertumbuhan kurang

tingkat perkembangan motorik kasar pada

pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak

Hasil penelitian tersebut terdapat

pertumbuhan kurang dengan motorik kasar

yang meragukan sebanyak 4 responden

(235) penyimpangan sebanyak 6

responden (353) dan pada perkembangan

sesuai terdapat 7 responden (412) Hal

tersebut dikarenakan status gizi dan asupan

nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan motorik anak Pada keadaan

kurang energi dan protein (KEP) anak

menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak

mampu berkonsentrasi Akibatnya anak

dalam melakukan aktifitas fisik hanya

sebentar saja karena mudah cepat capek di

bandingan anak normal lainnya (Marmi dan

Rahardjo 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu

tidak dapat mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak rendah

anak mudah terkena penyakit serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh yang baik

(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan

Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu

Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis

data menggunakan uji chi square Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status gizi

anak dengan perkembangan motorik kasar

pada anak di Posyandu Mukti Asih

Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p

sebesar 0000

Pertumbuhan obesitas tingkat

perkembangan motorik kasar sebanyak 28

anak Hasil penelitian tersebut pada

pertumbuhan obesitas dengan

perkembangan motorik kasar terdapat

perkembangan sesuai 4 responden (143)

meragukan sebanyak 7 responden (250)

dan penyimpangan sebanyak 17 responden

(607) Dimana perkembangan motorik

kasar didominasi penyimpangan pada anak

obesitas karena usia prasekolah nafsu

makan yang makin meningkat tanpa disertai

aktivitas fisik yang sepadan kurang

aktivitas fisik juga menghasilkan

ketidakseimbangan energi dan

menyebabkan berat badan naik atau obesitas

(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)

Pada penelitian sebelumnya hampir

sama persis hasil penelitian hanya saja

berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati

(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita

Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil

penelitian siswa yang menderita obesitas

berat mempunyai kemampuan motorik kasar

yang kurang Hal tersebut perkembangan

motorik kasar didominasi pada anak

obesitas yang mengalami penyimpangan

Perkembangan motorik yang lambat

dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah

satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular (Andriana

2011) Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 8: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

7

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Hasil distribusi data tentang berat badan

dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan

pada umur diketahui bahwa untuk anak

berumur 3 tahun mayoritas mempunyai

berat badan dengan NCHS gt95 persentil

(50) berat badan anak dengan umur 35

tahun didominasi oleh berat badan dengan

NCHS gt95 persentil (500) berat badan

dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak

dengan berat badan dengan NCHS gt95

persentil (538) berat badan anak dengan

umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS

antara 5-95 persentil (500) dan sebagian

besar anak dengan umur 5 tahun

mempunyai berat badan dengan NCHS gt95

persentil (371) Secara keseluruhan

menunjukkan bahwa sebagian besar berat

badan anak prasekolah dengan NCHS gt95

persentil sebanyak 28 anak (412)

Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur

Umur

Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah

Persentase lt 5

Persentase

5-95

Persentase

gt 95

persentase

3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)

35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)

4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)

45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)

5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)

Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)

Hasil distribusi data tentang tinggi badan

anak prasekolah berdasarkan pada umur

diketahui bahwa untuk anak berumur 3

tahun mayoritas mempunyai tinggi badan

yang berat dengan NCHS gt95 persentil

(500) tinggi badan anak dengan umur 35

tahun sebagian besar dengan NCHS gt95

persentil (500) anak dengan umur 4

tahun didominasi oleh anak dengan tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (538)

tinggi badan anak dengan umur 45 tahun

mayoritas dengan NCHS antara 5-95

persentil (500) dan sebagian besar anak

dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi

badan dengan NCHS gt95 persentil (371)

Secara keseluruhan menunjukkan bahwa

sebagian besar tinggi badan anak prasekolah

dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28

anak (412)

Pertumbuhan Anak

Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok

yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah

Hasil distribusi pertumbuhan anak

prasekolah diketahui bahwa 338

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori normal 250

No Pertumbuhan Jumlah Persentase

1 Kurang (lt5 persentil) 17 250

2 Normal (5-95 persentil) 23 338

3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412

Jumlah 68 100

8

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori kurang dan 412 anak

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Perkembangan Motorik Kasar

Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan

dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut

Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar

No Motorik Kasar Jumlah Persentase

1 Penyimpangan 24 353

2 Meragukan 13 191

3 Perkembangan Sesuai 31 456

Jumlah 68 100

Hasil distribusi tingkat perkembangan

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa

353 mempunyai tingkat motorik kasar

yang termasuk kategori penyimpangan

191 mempunyai tingkat motorik yang

termasuk kategori meragukan dan 456

anak prasekolah mempunyai tingkat motorik

kasar yang termasuk kategori perkembangan

sesuai Sehingga tingkat perkembangan

motorik kasar didominasi perkembangan

sesuai sebanyak 31 responden (456)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara

Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas

2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak

Hasil uji perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas diketahui bahwa

pada pertumbuhan normal didominasi

dengan perkembangan sesuai sebanyak

20 responden (870) pertumbuhan

kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7

responden (412) dan pertumbuhan

Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah

Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()

Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)

Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)

Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)

24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)

9

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

obesitas didominasi dengan

penyimpangan sebanyak 17 responden

(608) Sehingga dapat diketahui

bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai

motorik kasar perkembangan sesuai

sebanyak 31 responden (456) dengan

pertumbuhan pada anak obesitas

Hasil tersebut menunjukkan

adanya kecenderungan bahwa tingkat

perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang

sementara untuk perkembangan anak

yang normal lebih cenderung pada

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan sesuai

Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis

diperoleh nilai 2

hitung = 29793 dengan

p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0

ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar antara

pertumbuhan kurang normal dan

obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat

pertumbuhan pada anak obesitas maka

tingkat perkembangan motorik kasar

anak semakin penyimpangan

PEMBAHASAN

Pada penelitian pertumbuhan anak

diatas dari 68 responden 23 responden

(338) mempunyai tingkat pertumbuhan

yang termasuk kategori normal 17

responden (250) mempunyai tingkat

pertumbuhan yang termasuk kategori

kurang dan 28 responden (412)

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Hasil analisis lain pada

perkembangan motorik kasar anak

prasekolah diperoleh 24 responden (353)

mempunyai tingkat motorik kasar yang

termasuk kategori penyimpangan 13

responden (191) mempunyai tingkat

motorik yang termasuk kategori meragukan

dan 31 responden (456) mempunyai

tingkat motorik kasar yang termasuk

kategori perkembangan sesuai dengan anak

normal

Hasil uji Kruskall Walis mengenai

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal

didominasi dengan perkembangan sesuai

sebanyak 20 responden (870)

pertumbuhan kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7 responden

(412) dan pertumbuhan obesitas

didominasi dengan penyimpangan sebanyak

17 responden (608) sehingga semakin

peningkat pertumbuhan anak semakin

meningkat tingkat perkembangan motorik

kasar Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan adanya kecenderungan bahwa

tingkat perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang sementara

untuk perkembangan anak yang normal

lebih cenderung pada perkembangan

motorik kasar yang termasuk kategori

perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji

Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =

29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil

perhitungan menunjukkan bahwa plt 005

maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

Pada penelitian pertumbuhan normal

tingkat perkembangan motorik kasar

sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak

terdapat pertumbuhan normal dengan

10

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

perkembangan sesuai sebanyak 20

responden (870) meragukan 2 responden

(87) dan penyimpangan hanya ada 1

responden (43) dimana perkembangan

motorik kasar yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan

kematangan fungsi dan juga pengendalian

gerak tubuh secara normal dan cepat

(Marimbi 2010)

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)

dengan kemampuan motorik baik anak

lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan dalam

melakukan aktifitas Sehingga

perkembangan motorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak perkembangan

selanjutnya

Pada penelitian pertumbuhan kurang

tingkat perkembangan motorik kasar pada

pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak

Hasil penelitian tersebut terdapat

pertumbuhan kurang dengan motorik kasar

yang meragukan sebanyak 4 responden

(235) penyimpangan sebanyak 6

responden (353) dan pada perkembangan

sesuai terdapat 7 responden (412) Hal

tersebut dikarenakan status gizi dan asupan

nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan motorik anak Pada keadaan

kurang energi dan protein (KEP) anak

menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak

mampu berkonsentrasi Akibatnya anak

dalam melakukan aktifitas fisik hanya

sebentar saja karena mudah cepat capek di

bandingan anak normal lainnya (Marmi dan

Rahardjo 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu

tidak dapat mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak rendah

anak mudah terkena penyakit serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh yang baik

(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan

Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu

Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis

data menggunakan uji chi square Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status gizi

anak dengan perkembangan motorik kasar

pada anak di Posyandu Mukti Asih

Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p

sebesar 0000

Pertumbuhan obesitas tingkat

perkembangan motorik kasar sebanyak 28

anak Hasil penelitian tersebut pada

pertumbuhan obesitas dengan

perkembangan motorik kasar terdapat

perkembangan sesuai 4 responden (143)

meragukan sebanyak 7 responden (250)

dan penyimpangan sebanyak 17 responden

(607) Dimana perkembangan motorik

kasar didominasi penyimpangan pada anak

obesitas karena usia prasekolah nafsu

makan yang makin meningkat tanpa disertai

aktivitas fisik yang sepadan kurang

aktivitas fisik juga menghasilkan

ketidakseimbangan energi dan

menyebabkan berat badan naik atau obesitas

(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)

Pada penelitian sebelumnya hampir

sama persis hasil penelitian hanya saja

berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati

(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita

Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil

penelitian siswa yang menderita obesitas

berat mempunyai kemampuan motorik kasar

yang kurang Hal tersebut perkembangan

motorik kasar didominasi pada anak

obesitas yang mengalami penyimpangan

Perkembangan motorik yang lambat

dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah

satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular (Andriana

2011) Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 9: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

8

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori kurang dan 412 anak

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Perkembangan Motorik Kasar

Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan

dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut

Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar

No Motorik Kasar Jumlah Persentase

1 Penyimpangan 24 353

2 Meragukan 13 191

3 Perkembangan Sesuai 31 456

Jumlah 68 100

Hasil distribusi tingkat perkembangan

anak prasekolah di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa

353 mempunyai tingkat motorik kasar

yang termasuk kategori penyimpangan

191 mempunyai tingkat motorik yang

termasuk kategori meragukan dan 456

anak prasekolah mempunyai tingkat motorik

kasar yang termasuk kategori perkembangan

sesuai Sehingga tingkat perkembangan

motorik kasar didominasi perkembangan

sesuai sebanyak 31 responden (456)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara

Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas

2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak

Hasil uji perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas diketahui bahwa

pada pertumbuhan normal didominasi

dengan perkembangan sesuai sebanyak

20 responden (870) pertumbuhan

kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7

responden (412) dan pertumbuhan

Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah

Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()

Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)

Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)

Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)

24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)

9

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

obesitas didominasi dengan

penyimpangan sebanyak 17 responden

(608) Sehingga dapat diketahui

bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai

motorik kasar perkembangan sesuai

sebanyak 31 responden (456) dengan

pertumbuhan pada anak obesitas

Hasil tersebut menunjukkan

adanya kecenderungan bahwa tingkat

perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang

sementara untuk perkembangan anak

yang normal lebih cenderung pada

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan sesuai

Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis

diperoleh nilai 2

hitung = 29793 dengan

p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0

ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar antara

pertumbuhan kurang normal dan

obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat

pertumbuhan pada anak obesitas maka

tingkat perkembangan motorik kasar

anak semakin penyimpangan

PEMBAHASAN

Pada penelitian pertumbuhan anak

diatas dari 68 responden 23 responden

(338) mempunyai tingkat pertumbuhan

yang termasuk kategori normal 17

responden (250) mempunyai tingkat

pertumbuhan yang termasuk kategori

kurang dan 28 responden (412)

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Hasil analisis lain pada

perkembangan motorik kasar anak

prasekolah diperoleh 24 responden (353)

mempunyai tingkat motorik kasar yang

termasuk kategori penyimpangan 13

responden (191) mempunyai tingkat

motorik yang termasuk kategori meragukan

dan 31 responden (456) mempunyai

tingkat motorik kasar yang termasuk

kategori perkembangan sesuai dengan anak

normal

Hasil uji Kruskall Walis mengenai

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal

didominasi dengan perkembangan sesuai

sebanyak 20 responden (870)

pertumbuhan kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7 responden

(412) dan pertumbuhan obesitas

didominasi dengan penyimpangan sebanyak

17 responden (608) sehingga semakin

peningkat pertumbuhan anak semakin

meningkat tingkat perkembangan motorik

kasar Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan adanya kecenderungan bahwa

tingkat perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang sementara

untuk perkembangan anak yang normal

lebih cenderung pada perkembangan

motorik kasar yang termasuk kategori

perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji

Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =

29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil

perhitungan menunjukkan bahwa plt 005

maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

Pada penelitian pertumbuhan normal

tingkat perkembangan motorik kasar

sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak

terdapat pertumbuhan normal dengan

10

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

perkembangan sesuai sebanyak 20

responden (870) meragukan 2 responden

(87) dan penyimpangan hanya ada 1

responden (43) dimana perkembangan

motorik kasar yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan

kematangan fungsi dan juga pengendalian

gerak tubuh secara normal dan cepat

(Marimbi 2010)

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)

dengan kemampuan motorik baik anak

lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan dalam

melakukan aktifitas Sehingga

perkembangan motorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak perkembangan

selanjutnya

Pada penelitian pertumbuhan kurang

tingkat perkembangan motorik kasar pada

pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak

Hasil penelitian tersebut terdapat

pertumbuhan kurang dengan motorik kasar

yang meragukan sebanyak 4 responden

(235) penyimpangan sebanyak 6

responden (353) dan pada perkembangan

sesuai terdapat 7 responden (412) Hal

tersebut dikarenakan status gizi dan asupan

nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan motorik anak Pada keadaan

kurang energi dan protein (KEP) anak

menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak

mampu berkonsentrasi Akibatnya anak

dalam melakukan aktifitas fisik hanya

sebentar saja karena mudah cepat capek di

bandingan anak normal lainnya (Marmi dan

Rahardjo 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu

tidak dapat mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak rendah

anak mudah terkena penyakit serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh yang baik

(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan

Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu

Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis

data menggunakan uji chi square Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status gizi

anak dengan perkembangan motorik kasar

pada anak di Posyandu Mukti Asih

Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p

sebesar 0000

Pertumbuhan obesitas tingkat

perkembangan motorik kasar sebanyak 28

anak Hasil penelitian tersebut pada

pertumbuhan obesitas dengan

perkembangan motorik kasar terdapat

perkembangan sesuai 4 responden (143)

meragukan sebanyak 7 responden (250)

dan penyimpangan sebanyak 17 responden

(607) Dimana perkembangan motorik

kasar didominasi penyimpangan pada anak

obesitas karena usia prasekolah nafsu

makan yang makin meningkat tanpa disertai

aktivitas fisik yang sepadan kurang

aktivitas fisik juga menghasilkan

ketidakseimbangan energi dan

menyebabkan berat badan naik atau obesitas

(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)

Pada penelitian sebelumnya hampir

sama persis hasil penelitian hanya saja

berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati

(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita

Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil

penelitian siswa yang menderita obesitas

berat mempunyai kemampuan motorik kasar

yang kurang Hal tersebut perkembangan

motorik kasar didominasi pada anak

obesitas yang mengalami penyimpangan

Perkembangan motorik yang lambat

dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah

satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular (Andriana

2011) Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 10: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

9

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

obesitas didominasi dengan

penyimpangan sebanyak 17 responden

(608) Sehingga dapat diketahui

bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al

Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai

motorik kasar perkembangan sesuai

sebanyak 31 responden (456) dengan

pertumbuhan pada anak obesitas

Hasil tersebut menunjukkan

adanya kecenderungan bahwa tingkat

perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang

sementara untuk perkembangan anak

yang normal lebih cenderung pada

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan sesuai

Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis

diperoleh nilai 2

hitung = 29793 dengan

p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan

menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0

ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar antara

pertumbuhan kurang normal dan

obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)

Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat

pertumbuhan pada anak obesitas maka

tingkat perkembangan motorik kasar

anak semakin penyimpangan

PEMBAHASAN

Pada penelitian pertumbuhan anak

diatas dari 68 responden 23 responden

(338) mempunyai tingkat pertumbuhan

yang termasuk kategori normal 17

responden (250) mempunyai tingkat

pertumbuhan yang termasuk kategori

kurang dan 28 responden (412)

mempunyai tingkat pertumbuhan kategori

obesitas Sehingga dapat diketahui

mempunyai tingkat pertumbuhan yang

termasuk kategori obesitas sebanyak 28

anak (412)

Hasil analisis lain pada

perkembangan motorik kasar anak

prasekolah diperoleh 24 responden (353)

mempunyai tingkat motorik kasar yang

termasuk kategori penyimpangan 13

responden (191) mempunyai tingkat

motorik yang termasuk kategori meragukan

dan 31 responden (456) mempunyai

tingkat motorik kasar yang termasuk

kategori perkembangan sesuai dengan anak

normal

Hasil uji Kruskall Walis mengenai

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal

didominasi dengan perkembangan sesuai

sebanyak 20 responden (870)

pertumbuhan kurang didominasi dengan

perkembangan sesuai sebanyak 7 responden

(412) dan pertumbuhan obesitas

didominasi dengan penyimpangan sebanyak

17 responden (608) sehingga semakin

peningkat pertumbuhan anak semakin

meningkat tingkat perkembangan motorik

kasar Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan adanya kecenderungan bahwa

tingkat perkembangan obesitas mempunyai

keterkaitan dengan motorik kasar yang

termasuk kategori menyimpang sementara

untuk perkembangan anak yang normal

lebih cenderung pada perkembangan

motorik kasar yang termasuk kategori

perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji

Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =

29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil

perhitungan menunjukkan bahwa plt 005

maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan

perkembangan motorik kasar pada anak

prasekolah antara pertumbuhan kurang

normal dan obesitas di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

Pada penelitian pertumbuhan normal

tingkat perkembangan motorik kasar

sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak

terdapat pertumbuhan normal dengan

10

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

perkembangan sesuai sebanyak 20

responden (870) meragukan 2 responden

(87) dan penyimpangan hanya ada 1

responden (43) dimana perkembangan

motorik kasar yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan

kematangan fungsi dan juga pengendalian

gerak tubuh secara normal dan cepat

(Marimbi 2010)

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)

dengan kemampuan motorik baik anak

lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan dalam

melakukan aktifitas Sehingga

perkembangan motorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak perkembangan

selanjutnya

Pada penelitian pertumbuhan kurang

tingkat perkembangan motorik kasar pada

pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak

Hasil penelitian tersebut terdapat

pertumbuhan kurang dengan motorik kasar

yang meragukan sebanyak 4 responden

(235) penyimpangan sebanyak 6

responden (353) dan pada perkembangan

sesuai terdapat 7 responden (412) Hal

tersebut dikarenakan status gizi dan asupan

nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan motorik anak Pada keadaan

kurang energi dan protein (KEP) anak

menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak

mampu berkonsentrasi Akibatnya anak

dalam melakukan aktifitas fisik hanya

sebentar saja karena mudah cepat capek di

bandingan anak normal lainnya (Marmi dan

Rahardjo 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu

tidak dapat mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak rendah

anak mudah terkena penyakit serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh yang baik

(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan

Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu

Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis

data menggunakan uji chi square Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status gizi

anak dengan perkembangan motorik kasar

pada anak di Posyandu Mukti Asih

Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p

sebesar 0000

Pertumbuhan obesitas tingkat

perkembangan motorik kasar sebanyak 28

anak Hasil penelitian tersebut pada

pertumbuhan obesitas dengan

perkembangan motorik kasar terdapat

perkembangan sesuai 4 responden (143)

meragukan sebanyak 7 responden (250)

dan penyimpangan sebanyak 17 responden

(607) Dimana perkembangan motorik

kasar didominasi penyimpangan pada anak

obesitas karena usia prasekolah nafsu

makan yang makin meningkat tanpa disertai

aktivitas fisik yang sepadan kurang

aktivitas fisik juga menghasilkan

ketidakseimbangan energi dan

menyebabkan berat badan naik atau obesitas

(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)

Pada penelitian sebelumnya hampir

sama persis hasil penelitian hanya saja

berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati

(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita

Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil

penelitian siswa yang menderita obesitas

berat mempunyai kemampuan motorik kasar

yang kurang Hal tersebut perkembangan

motorik kasar didominasi pada anak

obesitas yang mengalami penyimpangan

Perkembangan motorik yang lambat

dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah

satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular (Andriana

2011) Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 11: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

10

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

perkembangan sesuai sebanyak 20

responden (870) meragukan 2 responden

(87) dan penyimpangan hanya ada 1

responden (43) dimana perkembangan

motorik kasar yang normal diperlukan

pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan

kematangan fungsi dan juga pengendalian

gerak tubuh secara normal dan cepat

(Marimbi 2010)

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)

dengan kemampuan motorik baik anak

lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan dalam

melakukan aktifitas Sehingga

perkembangan motorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain atau

bergaul dengan teman sebayanya

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak perkembangan

selanjutnya

Pada penelitian pertumbuhan kurang

tingkat perkembangan motorik kasar pada

pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak

Hasil penelitian tersebut terdapat

pertumbuhan kurang dengan motorik kasar

yang meragukan sebanyak 4 responden

(235) penyimpangan sebanyak 6

responden (353) dan pada perkembangan

sesuai terdapat 7 responden (412) Hal

tersebut dikarenakan status gizi dan asupan

nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan motorik anak Pada keadaan

kurang energi dan protein (KEP) anak

menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak

mampu berkonsentrasi Akibatnya anak

dalam melakukan aktifitas fisik hanya

sebentar saja karena mudah cepat capek di

bandingan anak normal lainnya (Marmi dan

Rahardjo 2012)

Kurang gizi dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu

tidak dapat mencapai berat dan panjang

maksimal daya tahan tubuh anak rendah

anak mudah terkena penyakit serta tidak

mempunyai perkembangan tubuh yang baik

(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan

Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik

Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu

Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis

data menggunakan uji chi square Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status gizi

anak dengan perkembangan motorik kasar

pada anak di Posyandu Mukti Asih

Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p

sebesar 0000

Pertumbuhan obesitas tingkat

perkembangan motorik kasar sebanyak 28

anak Hasil penelitian tersebut pada

pertumbuhan obesitas dengan

perkembangan motorik kasar terdapat

perkembangan sesuai 4 responden (143)

meragukan sebanyak 7 responden (250)

dan penyimpangan sebanyak 17 responden

(607) Dimana perkembangan motorik

kasar didominasi penyimpangan pada anak

obesitas karena usia prasekolah nafsu

makan yang makin meningkat tanpa disertai

aktivitas fisik yang sepadan kurang

aktivitas fisik juga menghasilkan

ketidakseimbangan energi dan

menyebabkan berat badan naik atau obesitas

(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)

Pada penelitian sebelumnya hampir

sama persis hasil penelitian hanya saja

berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati

(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita

Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil

penelitian siswa yang menderita obesitas

berat mempunyai kemampuan motorik kasar

yang kurang Hal tersebut perkembangan

motorik kasar didominasi pada anak

obesitas yang mengalami penyimpangan

Perkembangan motorik yang lambat

dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah

satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot

atau penyakit neuromuskular (Andriana

2011) Obesitas menyebabkan kemampuan

motorik pada anak menjadi terganggu

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 12: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

11

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

Dalam melakukan aktivitas anak lebih

cepat merasa capek gerak anak menjadi

tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti

pada anak dengan berart badan normal

Sehingga cenderung anak tidak kuat

melakukan aktivitas dalam jangka waktu

lama dan lambat dalam melakukan sesuatu

(Wati 2011)

Obesitas merupakan keadaan yang

menunjukkan ketidakseimbangan antara

tinggi dan berat badan sehingga tinggi

badan sangat mempengaruhi berat badan

Penelitian dari diperoleh data berat badan

dan tinggi badan mayoritas dari grafik

NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak

(412) Menurut Marmi dan Rahardjo

(2012) pola pertumbuhan berat badan

sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan

proporsi (keseimbangan) berat badan dan

tinggi badan maka akan terlihat pada grafik

pertumbuhan status berat badan ideal anak

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibandingkan perempuan pada

usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak akan tetapi jenis

kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukan perbedaan yang nyata karena

sistem hormonalnya belum tumbuh dengan

baik

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang

perbedaan perkembangan motorik kasar

pada anak prasekolah antara pertumbuhan

kurang normal dan obesitas di Taman

Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

mempunyai tingkat pertumbuhan

terbanyak kategori obesitas

2 Anak prasekolah di Taman Kanak

Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta

sebagian besar mempunyai

perkembangan motorik kasar yang

termasuk kategori perkembangan

sesuai

3 Terdapat perbedaan perkembangan

motorik kasar pada anak prasekolah

antara pertumbuhan kurang normal

dan obesitas di Taman Kanak Kanak

(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)

Saran

1 Bagi orang tua diharapkan

memperhatikan secara seksama terhadap

perkembangan dan pertumbuhan anak

dengan cara 6 bulan sekali menimbang

dan mengukur badan anak agar anak

tidak terjadi gagal tumbuh atau

penyimpangan pertumbuhan dan

perkembangan

2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan utama terhadap penanganan

obesitas dan kurang gizi pada anak dan

peningkatan gerak motorik kasar pada

anak prasekolah

3 Bagi penelitian berikutnya hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan

referensi untuk melakukan penelitian

sejenis

DAFTAR PUSTAKA

1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang

amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta

Penerbitan Salemba Medika

2 Ariyanti F Edia L amp Noory K

(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak

Bandung Read Publishing House

3 Febry K D amp Marendra Z (2010)

Smart Parents Pandai Mengatur Menu

amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta

Gagas Media

4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu

kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika

5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi

Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang

Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media

Komputindo Gramedia

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS

Page 13: PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …

12

Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan

Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta

(Ajeng Syahriani)

6 Hidayat AAA (2008) Pengantar

Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba

Medika

7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan

Neonatus Bayi Balita dan Anak

Prasekolah Yogyakarta Pustaka

Belajar

8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang

Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada

Balita Yogyakarta Nuha Medika

9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman

RD (2009) Human Developmen

Perekembangan Manusia Jakarta

Salemba Humanika

10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)

Obesitas Pediatri Jurnal Internasional

Obesitas 28 2-3 DOI

101038sjijo080255 Pediatric Unit

Verona University Medical School di

Verona Italia

11 Pudiastuti RD (2011) Waspada

Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks

12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010

Makin Banyak Anak Indonesia yang

Obesitashttpmetrotvnewscomreadn

ews2012031084532Makin-Banyak-

Anak-Indonesia-yang-Obesitas11

(Diakses 3 Desember 2012)

13 Suranto A (2010) Jangan Panik

Bunda Jakarta Penebar Plus

14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan

status gizi dengan perkembangan

motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di

Posyandu Mukti Asih Genuksari

Semarang httpjtptunimus-gdl-

maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6

Maret 2013)

15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan

Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar

Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta

Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8

No2Oktober 2011 87-92

httpetdugmacidjurnal

indexphpmod=penelitian_detailampsub

=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm

lampbuku_id=37839ampobyek_id=4

(Diakses 1 Oktober 2012)

16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis

Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku

Kedokteran Jakarta EGC

17 Yus A (2011) Penilaian

Perkembangan Belajar Anak Taman

Kanak-Kanak Jakarta Kencana

Ajeng Syahriani Mahasiswa S1

Keperawatan FIK UMS

Irdawati S KepNs M Si Med

Staff pengajar FIK UMS

Dian Hudiyawati SKep Ns Staff

pengajar FIK UMS