perc.1 pemeriksaan fisik dan zat organik pada urin

Upload: ansal-andi-salmah-mattalatta

Post on 02-Mar-2016

669 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat bagi pembaca...

TRANSCRIPT

PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

BAB IPENDAHULUANDewasa ini. Perkembangan ilmu kimia semakin maju yang dapat kita lihat pada kehidupan penuh dengan ilmu kimia, misal : kehidupan merupakan gambaran serangkaian proses biokimia. Semua makhluk hidup tersusun atas berbagai senyawa organik. Kehidupan manusia semakin maju dimana secara fisik dibangun oleh senyawa-senyawa kimia, hidup dengan banyak senyawa kimia, dan kualitas kehidupan manusia yang berlandaskan menggunakan bahan-bahan kimia.Dilihat dari penyakit yang timbul pada tubuh manusia seperti penyakit yang disebabkan gangguan ginjal yang banyak menyebabkan komplikasi penyakit yang berbahaya memnbuat kita sebagai farmasi dituntut lebih tahu dengan ini kita melakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara penentuan sifat fisika dan pemeriksaan zat organik pada spesimen urin serta menginterpretasikan data yang di peroleh.Pada umumnya urin berasal dari darah yang mengalami filtrasi oleh glomerulus kemudian di sekresi, di absorsi dan di ekresi melalui saluran kemih. Test urin dapat memberikan informasi mengenai kelainan organ tubuh, selain itu juga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis dan memantau hasil pengobatan.1. Maksud PraktikumAdapun maksud dari percobaan praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara penentuan sifat fisika dan pemeriksaan zat organik pada spesimen urin serta menginterpretasikan data yang di peroleh.1. Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari praktikum pemeriksaan fisika dan zat organik dalam urin, yaitu :1. Melalui pemeriksaan organoleptik pada urin puasa dan tidak puasa.1. Melalui pemeriksaan mikroskopik pada urin puasa dan tidak puasa.1. Menentukan pH urin puasa.1. Menentukan bobot jenis urin puasa dan tidak puasa.1. Menentukan adanya kandungan glukosa pada urin puasa dan tidak puasa.1. Prinsip Percobaan Adapun prinsip praktikum kali ini adalah : 1. Pemeriksaan organoleptik berdasarkan parameter warna dan bau.1. Pemeriksaan mikroskopik berdasarkan kandungan eritrosit, leukosit, dan kristal asam urat.1. Pemeriksaan pH berdasarkan nilai pH yang teramati pada kertas pH universal.1. Pemeriksaan bobot jenis berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan variabel volume urin, berat piknometer kosong dan berat piknometer + urin.1. Pemeriksaan kandungan glukosa berdasarkan parameter perubahan warna dengan menggunakan reagen Benedict.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Deskripsi Data KlinisUrin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. (Guyton.2007)Urin adalah (tanpa adanya suatu kondisi penyakit) steril [1] cair dengan produk dari tubuh yang dikeluarkan oleh ginjal melalui proses yang disebut buang air kecil dan dikeluarkan melalui uretra. (Rusli, 2013).Komposisi Urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat berlarutsebagaiberikut:Zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein, asam urat dari metabolism asam nukleat, dan keratin dari proses penguraian keratin fosfat dalamjaringanotot.Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayurandanbuah. (Ethel.2003).Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi berbeda-beda sesuaidenganjumlahcairanyangmasuk.Warnanyabeningoranyetanpaadaendapan.Baunyatajam Reaksinya sedikit asam terhadap lekmus dengan pH rata-rata 6. (Uliyah 2008).Selama 24 jam komposisi dan konsentrasi urin dapat berubah secara terus menerus dimana variasi konsentrasi urin dapat ditentukan oleh waktu pengambilan dan aktivitas sebelum pengambilan urin. Urin merupakan campuran yang terdiri dari 96 % air dan 4 % zat-zat terlarut, yang berasal dari makanan atau sisa-sisa metabolisme tubuh yang sebagian besar adalah garam, urea, kreatinin, dan asam urat. Komposisi urin bervariasi bergantung dari diet, status gizi, kecepatan metabolisme, keadaan umum tubuh dan fungsi ginjal.Pemeriksaan fisika urin meliputi pemeriksaan bobot jenis urin, warna, bau, kejernihan dan derajat keasaman urin dan pemeriksan sedimen (mikroskopik) (Rusli, 2013).B. Nilai Rujukan Data KlinisNilai rujukan data klinis yaitu (Rusli, 2013) :1. Nilai ukuran pH urin :a. Dewasa : 4,5 - 8,0b. Bayi: 5,0 - 7,0c. Anak: 4,5 - 8,02. Nilai rujukan bobot jenis urin :a. Dewasa: 1,005 1,030 gram/dlb. Bayi baru lahir: 1,001 1,020 gram/dlc. Anak: 1,005 1,030 gram/dl3. Nilai rujukan untuk glukosaa. Dewasa: glukosa > 15 mg/dlC. Interpretasi Data1. pH urin :a. pH< 4,5 :asidosis metabolik, asidosis respiratorik, diare berat, diet tinggi protein hewani.b. pH > 8,0 : bakteriuria, ISK2. Bobot jenis urina. Berat jenis < 1,005 gram/mL : diabetes insipidus, banyak minum, penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan kalium.b. Berat jenis > 1,026 gram/mL : kurang minum, demam, diabetes melitus, muntah, diare, dehidrasi.3. Glukosa pada urina. glukosa> 15 mg/dl atau + 4 : diabetes mellitus, gangguan SSP (stroke), sindrom Cushings.4. Eritrosit, Leukosit, dan Asam urata. Penurunan kadar :Penyakit-penyakit ginjal (glomerulonefritis, obstruksi perkemihan, uremia), ekslampsia.b. Peningkatan kadar : Gout, leukimia dengan diet tinggi purin, gangguan neurologi, penyakit manik depresif, ulseratif kolitis

D. Obat dan Makanan yang BerpengaruhNilai normal adalah kekuningan jernih. (Richard S. 2006) :1. Hitam: baru mengkonsumsi tablet besi (ferri sulfat), sedang minum obat parkinson (levodopa), methemoglobunuria.2. Biru: mengkonsumsi obat antidepresi (amitriptilin), antibiotik saluran kemih (nitrofurantoin), atau karena infeksi Pseudomonas pada saluran kemih.3. Coklat: gangguan fungsi ginjal, mengkonsumsi antibiotik (sulfonamid atau metronidazol), dan konsumsi obat parkinson (levodopa).4. Kuning gelap (seperti teh): hepatitis fase akut, ikterus obstruktif, kelebihan vitamin B2 / riboflavin, antibiotika (nitrofurantoin dan kuinakrin).5. Oranye-merah:dehidrasi sedang, demam, konsumsi antikoagulan oral, trauma ginjal, konsumsi deferoksamin mesilat, rifampisin, sulfasalazin, laksatif (fenolftalein).6. Hijau: infeksi bakteri, kelebihan biliverdin, konsumsi vitamin tertentu.7. Bening (tidak berwarna sama sekali): terlalu banyak minum, sedang minum obat diuretik, minum alkohol, atau diabetes insipidus.8. Seperti susu (disebut juga chyluria): filariasis atau tumor jaringan limfatik.

E. FisiologisPada Ginjal terdapat Nefron merupakan unit utama fungsi ginjal, terdiri atas glomerulus, tubulus proksimalis, ansa Henle, tubulus distalis dan duktus kolektikus. Glomerulus menyaring darah dan filtrat mengalir ke tubulus.Hampir semua air dari filtrate direabsorpsi, dan hanya 12 ml/menit saja yang menjadi urin.Sementara itu terjadi pula sekresi dan reabsorpsi di sepanjang tubuli proksimalis dan distalis. Jumlah obat yang diekskresi ke dalam urin merupakan hasil filtrasi, sekresi dan reabsorpsi (Suryawati, 1985).Filtrasi.Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapatglomerulusyangdikelilingi sangat dekat olehkapsula Bowman.Proses filtrasi:Ketika darah yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman.Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebutfiltrat glomerulusatauurine primer. Urine primer ini mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh (Suryawati, 1985).Reabsorpsi.Reabsorpsi diduga pasti terjadi, apabila klirens ginjal yang terukur ternyata nilainya lebih kecil daripada klirens yang disebabkan filtrasi glomeruler (yang ditunjukkan dengan nilai klirens kreatinin).Mungkin pula berlangsung sekresi aktif, namun besarnya tidak melebihi reabsorpsi.Reabsorpsi dapat bervariasi dari nol sampai sempurna. Reabsorpsi aktif terjadi pada beberapa senyawa endogen misalnya vitamin-vitamin, elektrolit, glukosa dan asam-asam amino, namun untuk kebanyakan obat reabsorpsi berlangsung secara pasif(Sri Suryawati,1985). Proses reabsorpsi :mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle. Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan ion Cl-.Setiba dilengkung Henle, volume filtrat telah berkurang.Hasil tahap reabsorpsi ini dinamakanurine sekunderataufiltrat tubulus.Kandungan urine sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine. Urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal dan terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air diserap sehingga terbentuk urine(Suryawati,1985).Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein.Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan.Walaupun CO berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah.Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001).Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogenyang berguna memberi warna pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah (Sherwood.2001).Sekresi Aktif. Sedangkan sekresi tubulus melalui proses: sekresi aktif dan sekresi pasif.Sekresi aktif merupakan kebalikan dari transpor aktif.Dalamproses initerjadisekresidarikapilerperitubulerkelumentubulus.Sedangkansekresipasifmelaluiproses difusi. IonNH3yang disintesa dalam sel tubulus selanjutnya masuk kedalam lumen tubulus melalui proses difusi.Dengan masuknya ion NH3 kedalam tubulus akan membantu mengatur tingkat keasaman cairan tubulus(Guyton,2007).Tahap Pengeluaran (Augmentasi).Urine sekunder daritubulus kontortus distalakan turun menujusaluran pengumpul (tubulus kolektivas). Dari tubulus kolektivas, urine dibawa kepelvis renalis, lalu keuretermenujukantung kemih (vesika urinaria)(Guyton 2007).F. PatologisGinjal merupakan organ eksresi yang penting ginjal bisa mengalami gangguan karena luka berat, kehilangan banyak darah, keracunan dan penyakit diantaranya(Wilson,2005) :1. Sindroma uremiaSindrom uremia adalah kumpulan tanda dan gejala pada insufisiensi ginjal progresif dan GFR menurun hingga < 10 ml/menit ( 15 mg/dl atau +4 : diabetes militus,gangguan SSP(stoke),sindrom cushings. Dengan cara kerja pertama-tama disiapkan 2 buah tabung reaksi dan diberi tanda A dan B, lalu dipipet 2,5 ml pereaksi Benedict ke dalam masing masing tabung reaksi. Ditambahkan 4 tetes urin ke dalam tabung reaksi tersebut sesuai tandanya. Dipanaskan diatas nyala bunzen sekitar 2 menit dan diamati perubahan warna yang terjadi. Pada pemeriksaan glukosa urin digunakan pereaksi benedict karena pereaksi benedict merupakan indikator spesifik pada pengujian glukosareagen benedict yang mengandung garam cupri untuk menyatakan reduksi..

BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan hasil yang di peroleh dapat di simpulkan :a. Pada pengujian organoleptik, didapatkan warna urin puasa berwarna kuning jernih dan urin tidak puasa warnanya kuning keruh. Serta bau amoniak dan sesuai dengan warna maupun bau urin yang normal. b. Pada pengujian pH, didapatkan pada urin puasa 6 dan urin tidak puasa 5. Hal ini menunjukkan bahwa urine tersebut memiliki pH normal.c. Pada pengujian bobot jenis di dapat bobot jenis urin puasa yaitu 0,996 g/ml dan bobot jenis tidak puasa yaitu 1,006 g/ml.d. Pada pengujian glukosa urin sampel urin puasa negatif mengandung glukosa sedangkan urin tidak puasa hasilnya negatif mengandung glukosa.B. SaranMenurut praktikan laboratorium kimia klinik sudah cukup disiplin dan bahan-bahan yang akan digunakan juga telah disiapkan sebelumnya. Dan diharapkan kedisiplinan dalam laboratorium dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ethel,Sloane. 2003. ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUK PEMULA. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGCPrice, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Jakarta: EGC, edisi 6Rusli, 2013. Penuntun Praktikum Kimia klinik. Laboratorium Kimia Farmasi. UMI.Sri,Suryawani.1985.Pengukuran Klirens Ginjal Obat Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.Sherwood.2001.Dari Sel Ke System.Penerbit EGC,Buku Kedokteran.

LAMPIRAN

GAMBAR HASIL PENGAMATANPemeriksaan Warna urin

Keterangan :Kiri = Urin tidak puasa (urin sewaktu)Kanan = Urin puasa

Pemeriksaan Bobot Jenis urin

Keterangan :Kiri = Urin tidak puasaKanan = Urin sewaktu puasa

Pemeriksaan Glukosa

Keterangan :Kiri = Urin tidak puasa (negatif)Kanan = Urin puasa (negatifPemeriksaan Mikroskopik

Keterangan : Atas : Hasil Mikroskopik urin puasa tidak ditemukan asam urat, leukosit maupun eritrositBawah :Hasil Mikroskopik urin puasa tidak ditemukan asam urat, leukosit maupun eritrositPemeriksaan pH Urin

Keterangan :Atas : Urin puasa pH 6 (normal)Bawah : Urin tidak puasa pH 6 (normal)

LABORATORIUM KIMIA FARMASIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIALAPORAN PRAKTIKUMPEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN

Nama : Andi Salmah rahmahStambuk : 150 2010 122Kelas/ klp :W3/III (TIGA)Asisten : Muammar Fawwaz,S.Farm.,Apt

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMAKASSAR2013

BAB IVTINJAUAN HASIL PRAKTIKUMA. Perhitungan Nilai dan data klinisTabel pengamatanNO.SpesimenPengamatan Urin

WarnaBaupHBjGlukosa

1.PuasaKuningAmonia lemah60,996 g/ml(-)

2.Tidak puasaKuning orangeAmonia kuat51,006 g/ml(-)

Perhitungan Bobot Jenis UrinDiketahui : Berat pikno kosong urin puasa = 32,075 gr Berat pikno + urin puasa= 81,893 gr Berat pikno + urin tdk puasa = 82,534 grDitanya : BJ Urin ?Penyelesaian :BJ urin = BJ urin puasa == 0,996 gr/ml

BJ urin tidak puasa == 1,006 gr/ml

ANDI SALMAH RAHMAH MUAMMAR FAWWAZ, S.FARM,APT1502010122