perc.8 fix.doc
DESCRIPTION
lpTRANSCRIPT
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pembuatan kalium nitrat yang bertujuan
untuk mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara
natrium nitrat dan kalium klorida serta mempelajari pemisahan garam
kalium nitrat dari hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan
kelarutan. Prinsip yang mendasari percobaan ini adalah perbedaan kelarutan
antara KNO3 sebagai produk utama reaksi dengan NaCl sebagai produk
samping reaksi (Ksp). Metode yang digunakan yaitu kristalisasi dan
rekristalisasi. Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan kalium korida
(KCl) dengan natriun nitrat (NaNO3). Dari percobaan ini telah didapatkan
garam kristal kalium nitrat berwarna putih dan berbentuk jarum dengan
massa 2,7 gram dan rendemen 52, 83%.
Keywords : kalium nitrat, natrium nitrat, kalium klorida, natrium klorida,
Ksp, kristalisasi, rekristalisasi.
PERCOBAAN 8
PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. TUJUAN
1.1. Mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara
natrium nitrat dengan kalium klorida.
1.2. Mempelajari pemisahan garam kalium nitrat dari hasil samping
natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan.
II. Tinjauan Pustaka
2.1. Kalium
Kalium adalah logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur
pada 63,5ºC. Kalium tidak berubah dalam udara kering, tetapi dengan
cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu
lapisan biru. Logam ini menguraikan air dengan dahsyat, sambil
melepaskan hydrogen dan terbakar dengan nyala lembayung.
2K + 2H2O → 2K+ + 2OH- + H2
Kalium biasanya di simpam dalan bentuk nafta. Garam-garam
kalium mengandung kation monovalen K+. Garam ini biasanya larut
dan membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali bila anionnya
berwarna.
(Svehla, 1990)
2.2. Nitrat
Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismuth
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air, garam ini larut
dalam asam nitrat encer.
(Svehla, 1990)
2.3. Kalium Nitrat
Merupakan sumber mineral nitrogen, senyawa ini tergolong
senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. Sumber utama kalium
nitrat adalah deposil yamg mengkristalisasikan dari dinding gua atau
mengalirkan bahan organik yang membusuk. Tumpukan kotoran juga
sumber umum yang utama: ammonia dan dekomposisi urea dan zat
nitrogen lainya akan melalui oksidasi bakteri untuk menghasilkan
nitrat. Kalium nitrat juga dapat dibuat dari kalium klorida (KCl) yang
terdapat dalam mineral siluit dengan garam natrium nitrat. Jika larutan
jenuh dari masing- masing pereaksi dicampur, NaCl yang kurang larut
akan mengendap.
Reaksi :
KCl(aq) + NaNO3(aq) → NaCl(s) + KNO3(aq)
(Svehla, 1990)
2.4. Garam Nitrat
Sebagian besar garam nitrat bersifat higroskopis dan mudah larut
dalam air. Beberapa garam nitrat diperoleh dalam bentuk anhidrat dan
tidak mengalami dekomposisi pada pemanasan yang cukup tinggi. Ion
nitrat memiliki struktur sebagai berikut :
Struktur ini dalam teori ikatan valensi dijelaskan sebagai hibrida
resonansi sebagai berikut :
Sedangkan dalam teori orbital molekul dijelaskan bahwa nitrogen
membentuk tiga ikatan menggunkan orbital hibrida SP dan orbital P
nitrogen dan tiga orbital atom oksigen bergabung membentuk orbital
molekul yang ditempati oleh 2 elektron.
(Svehla, 1990)
2.5. Kelarutan Endapan
Kelarutan suatu zat adalah jumlah zat yang melarut dalam larutan
jenuh pada suhu tertentu. Jumlah zat dapat dinyatakan dalam mol atau
gram. Sedangkan kelarutan molar suatu zat adalah jumlah mol zat
yang melarut dalam larutan jenuh pada suhu tertentu.
(Atkins, 1994)
Kelarutan berhubungan dengan Ksp (hasil kali kelarutan). Ksp
merupakan nilai akhir yang dicapai oleh hasil kali ion ketika
kesetimbangan tercapai, antara fasa padat dan garam hanya sedikit
larut dalam larutan itu. Jika kondisi-kondisi adalah demikian, sehingga
hasil kali ion-ion berbeda-beda dengan nilai hasil kelarutan, maka
system itu akan berusaha menyesuaikan dirinya sendiri, sehingga hasil
kali ion akan mencapai hasil kali kelarutan.
Jika hasil kali ion dengan sengaja dibuat lebih besar dari hasil kali
kelarutan, misalnya dengan menambahkan suatu garam lain dengan
ion sekutu. Penyesuaian oleh sistem mengakibatkan mengendapnya
garam-garam padat. Sebaliknya, jika hasil kali ion dibuat lebih kecil
dari hasil kelarutanya misalnya dengan mengurangi konsentrasi salah
satu ion. Kesetimbangan dalam system dicapai kembali dengan
melarutkan sebagian garam padat ke dalam larutan . Hasil kali
kelarutan menentukan keadaan kesetimbangan, tetapi tidak memberi
informasi tentang laju dengan nama kesetimbangan itu terjadi.
(Svehla, 1990)
2.6. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
Pengendapan merupakan metode yang paling penting atau paling baik
pada analisis gravimetri. Parameter- parameter yang paling penting
adalah:
a. Temperatur
Naiknya temperatur akan menambah kelarutan suatu zat
b. Sifat pelarut
Garam- garam anorganik akan lebih larut dalam air
c. Efek ion sejenis
Kelarutan endapan dalam air berkurang jika larutan tersebut
mengandung satu dari ion- ion penyusun endapan.
d. Efek ion lain- lain
Beberapa endapan bertambah kelarutanya bila dalam larutan
terdapat garam- garam yang berbeda dengan endapan.
e. Pengaruh pH
f. Pengaruh hidrolisis
Kation dari spesies garam mengalami hidrolisis dalam air,
sehingga menambah kelarutanya.
g. Pengaruh kompleks
Terbentuk kompleks akan menambah kelarutan suatu zat.
(Khopkar, 1990)
2.7. Pengaruh Temperatur Pada Kelarutan
Kebanyakan garam organik meningkat kelarutannya sejalan
dengan meningkatnya temperatur. Biasanya merupakan suatu
keuntungan untuk melanjutkan proses pengendapan, penyaringan, dan
pencucian dengan larutan panas. Sebuah benda padat ion diatur dalam
susunan geometrik ysng berulang dan teratur dan diletakan dalam
cairan suhu tinggi yang menyebabkan keteraturan mereka jauh lebih
acak, mengingat larutan tersusun lebih tidak teratur dari pada benda
padat.
(Underwood, 2001)
2.8. Larutan jenuh
Larutan yang titik bekunya tidak mengganggu, artinya kristalisasi
membiarkan suatu proses tanpa perpindahan laju. Kristalisasi tidak
akan terjadi sebelum ada jarak. Waktu beberapa menit bahkan sampai
dua jam. Kejenuhan membuat kristalisasi sangat efektif dengan
penyaringan dan pemisahan.
(Fieser, 1957)
2.9. Struktur Morfologi Dan Kemurnian Endapan
Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung
sebagian besar pada struktur morfologi endapan yaitu pada bentuk dan
ukuran kristalnya. Makin besar kristal yang terbentuk selama
berlangsungnya pengendapan, makin mudah disaring dan makin cepat
kristal akan turun kebawah keluar dari larutan. Ukuran kristal yang
terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor, yaitu:
a. Laju Pembentukan Inti
Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal
yang terbentuk yang membentuk endapan yang terdiri dari
partikel kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat
lewat jenuh, makin besar kemungkinan untuk membentuk inti
baru maka makin besar laju pembentukan inti.
b. Laju Pembentukan Kristal
Jika laju pertumbuhan kristal tinggi maka akan terbentuk
kristal yang besar. Laju pertumbuhan kristal juga tergantung
derajat lewat jenuh.
(Svehla, 1990)
2.10. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam
pemurnian produk padatan kristal atau isolasi yang masih
terkontaminasi. Kristalisasi dilakukan dengan menggunakan pelarut
yang tepat, seperti dapat melarutkan kotoran dengan baik.
(Cahyono, 1991)
Salah satu cara yang tepat dalam pemurnian produk padatan kristal
hasil hasil isolasi yang masih terkontaminasi. Kristalisasi dilakukan
dengan pelarut yang tepat. Pelarut yang baik harus memiliki kriteria
sebagai berikut :
- Dalam melarutkan dalam jumlah banyak pada suhu tinggi dan
lebih sedikit pada suhu yang rendah.
- Dapat melarutkan kotoran dengan mudah meskipun pada suhu
rendah.
- Tidak bereaksi dengan senyawa yang dimurnikan.
- Mudah dihilangkan dari kristal senyawa murni.
Kristal padat hasi dari pemisahan reaksi dapat dimurnikan dengan
cara kristalisasi dari suatu larutan.
Adapun tahap-tahap kristalisasi :
1. Melarutkan dalam pelarut panas
2. Menyaring larutan panas untuk menghilangkan kotoran yang
tidak larut
3. Mendinginkan larutan mengendapkan Kristal
4. Menyaring larutan dingin dan memisahkan pelarut yang masih
melekat
5. Mengeringkan kristal untuk menghilangkan pelarut
(Wilcox, 1995)
2.11. Rekristalisasi
Rekrisalisasi adalah pembentukan kristal kembali dari larutan atau
leburan dari material yang asli. Selama proses pembentukan kristal,
molekul akan cenderung terikat untuk menumbuhkan suatu kristal.
Semua kristal akan dibentuk oleh molekul dengan struktur yang sama,
dimana molekul tersebut disusun oleh atom atom dengan tipe yang
sama. Jika rekristalisasi terjadi dekat dibawah keadaan kesetimbangan
maka molekul cenderung membentuk kristal pada permukaan dimana
hal ini akan meningkatkan kemurnian kristal tersebut. Rekristalisasi
tergantung pada perbedaan kelarutan substan pada pelarut panas atau
dingin. Dimungkinkan kelarutan substan meningkat dalam pelarut
panas dan menurun pada pelarut dingin. Pelarut yang digunakan
dalam rekristalisasi harus mempunyai titik didih yang relatif rendah
sehingga pelarut yang melekat dapat diuapkan.
(Cahyono, 1991)
2.12. Faktor-faktor terbentuknya Kristal
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kristal tergantung
pada :
1. Pembentukan inti kristal
Inti kristal adalah partikel-partikel yang amat kecil, yang dapat
terbentuk secara spontan sebagai dari akibat keadaan larutan yang
lewat jenuh. Pembentukan inti kristal merupakan langkah pertama
kristalisasi atau dengan menmbahkan benih kristal kedalam larutan
lewat jenuh.
2. Pembentukan Kristal
Merupakan penggabungan 2 proses yaitu :
a. Transportasi dari molekul-molekul atau ion-ion (dari bahan
yang akan di kristalisasi) dalam larutan kepermukaan kristal
dengan difusi. Jika derajat lewat jenuh dalam larutan semakin
besar maka proses ini semakin cepat.
b. Semakin luas permukaan total kristal maka semakin banyak
bahan yang akan ditempatkan pada kisi kristal persatuan waktu.
(Handoyo, 1995)
2.13. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembentukn Kristal
a. Jenis serta banyaknya pengotor
b. Derajat lewat jenuh
c. Viskositas larutan
d. Pergerakan antara larutan dan Kristal
e. Jumlah inti yang ada atau luas permukaan Kristal yang ada
(Handoyo, 1995)
2.14. Hipotesa
Percobaan pembuatan Kalium Nitrat bertujuan untuk mempelajari
pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara natrium nitrat
dengan kalium klorida dan mempelajari pemisahan garam kalium
nitrat dan hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan
kelarutan. Prinsip yang mendasari percobaan ini adalah perbedaan
kelarutan antara KNO3 sebagai produk utama reaksi dengan NaCl
sebagai produk samping reaksi (Ksp). Metode yang digunakan adalah
kristalisasi dan rekristalisasi. Pada percobaan ini akan diperoleh kristal
kalium nitrat yang berwarna putih dan berbentuk jarum dengan
rendemen teoritis 5,1106 gram.
2.15. Analisa Bahan
2.15.1. Natrium Nitrat ( NaNO3)
Sifat fisik : - kristal tak berwarna
- bobot senyawa 85,0 sma
- titik lebur 580 K
- titik didih 653 K
- densitas 2,3.103 kg/m3
Sifat kimia: - anti mikrobial
- dapat diolah dengan mereduksi
- asam nitrat dengan abu soda
(Mulyono, 2001)
2.15.2. Kalium Klorida ( KCl )
Sifat fisik : - padatan kristal berwarna putih
- larut dalam air
- titik leleh 1063 K
- titik didih 1773 K
Sifat kimia : - digunakan untuk pupuk (sumber K)
- untuk pembuatan garam kalium
(Mulyono, 2001)
2.15.3. Aquadest
Sifat Fisik : - cairan tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
- titik didih 100º C
- titik beku 0º C
Sifat kimia : - merupakan pelarut polar
- air terurai menjadi H3O+ dan OH-
(Basri, 1996)
III. METODE PERCOBAAN
3.1. Alat
- gelas beker 250 mL - kertas saring
- pengaduk - corong gelas
- gelas ukur - pipet tetes
- hot plate - oven
- spatula
3.2. Bahan
- KCl
- NaNO3
- aquadest
3.3. Gambar Alat
Gelas beker pengaduk gelas ukur pipet tetes
Kaca arloji Kertas saring corong hot plate
spatula oven
3.4. Skema Kerja
3.4.1. Pembuatan Garam Kalium Nitrat
- Pelarutan dalam 25 mL - Pelarutan dalam 25 mL
air panas air panas
Pencampuran
Penguapan hingga 20 mL
Penyaringan
Penguapan hingga 10mL
Pendinginan
Penyaringan
4,3 gram NaNO3
Gelas beker
3,8 gram KCl
Gelas beker
FiltratResidu
Hasil
Kristal Filtrat
3.4.1. Pemurnian Kristal KNO3
- Penambahan aquades panas
- Pendinginan
- Penyaringan dengan kertas saring
- Pengeringan dalam oven
- Penimbangan
- Penentuan rendemen Kristal
IV. DATA PENGAMATAN
Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Pembuatan garam KNO3
Pelarutan 3,8 gram KCl dalam air
panas 25 mL
Pelarutan 4,3 gram NaNO3 dalam air
panas 25 mL
Pencampuran KCl dan NaNO3
Penguapan sampai volume 20 mL
Penyaringan dalam keadaan panas
Penguapan sampai volume 10 mL
Pendinginan larutan
Larutan keruh pekat (jenuh)
Larutan keruh pekat (jenuh)
tapi tidak sejenuh KCl
Larutan keruh
Selama penguapan, timbul
flokulan
Filtrat jernih
Residu berwarna putih
Larutan lebih jernih
Terbentuk Kristal putih
Kristal KNO3
Gelas beker
Filtrat Kristal
Hasil
2.
Penyaringan Kristal
Pemurnian garam KNO3
Pelarutan Kristal yang terbentuk
dengan sedikit aquades panas
Pendinginan
Penyaringan Kristal
Pengeringan dalam oven
Penimbangan
Kristal putih berbentuk jarum
dan berwarna jernih
Kristal larut
Terbentuk kristal berwarna
putih dan berbentuk jarum
Residu berupa ristal putih
basah berbentuk jarum
Filtrat berupa larutan jernih
Kristal berwarna putih kering
dan berbentuk jarum
Berat Kristal = 2,7 gram
Perhitungan :
Diketahui : m KCl = 3, 8 gram
m NaNO3 = 4, 3 gram
Ditanya : rendemen prosentase KNO3
Jawab :
Menentukan massa molar ( BM ) :
BM KCl = 39 + 35, 5
= 74, 5 gram mol-1
BM NaNO3 = 23 + 14 + 3(16)
= 85 gram mol-1
BM KNO3 = 39 + 14 + 3 (16)
=101 gram mol-1
Menentukan mol reaktan sebelum reaksi
Menentukan rendemen teoritis dari KNO3
KCl (aq) + NaNO3 (aq) NaCl (aq) + KNO3 (s)
M 0,0510 mol 0,0506 mol - -
R -0,0506 mol -0,0506 mol 0, 0506 mol 0, 0506 mol
S 0, 0004 mol - 0, 0506 mol 0, 0506 mol
n KNO3 = 0,0506 mol
Massa KNO3 ( teoritis )= n x BM
= 0, 0506 mol x 101 gram mol-1
= 5, 1106 gram
Massa KNO3 yang dihasilkan ( massa KNO3 nyata ) = 2,7 gram
V. PEMBAHASAN
Percobaan pembuatan kalium nitrat ini bertujuan untuk mempelajari
pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara natrium nitrat dengan
kalium klorida serta mempelajari pemisahan garam kalium nitrat dari hasil
samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan. Prinsip dalam
percobaan pembutan garam kalium nitrat ini adalah berdasarkan pada
perbedaan kelarutan antara KNO3 (sebagai produk utama) dan NaCl (sebagai
produk samping). Metode yang digunakan adalah kristalisasi, yaitu suatu
metode pemisahan dengan cara pembentukan kristal sehingga campuran
dapat dipisahkan dan rekristalisasi, yaitu suatu metode pemurnian kristal
yang dihasilkan.
(Cahyono, 1991)
5.1. Pembuatan garam kalium Nitrat
Percobaan pembuatan garam kalium nitrat ini bertujuan untuk
mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara garam
natrium nitrat dan garam kalium klorida. Metode yang digunakan pada
percobaan ini yaitu kristalisasi.
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan larutan garam
kalium korida (KCl) dan larutan garam natrium nitrat (NaNO3).
Pelarutan garam natrium klorida dan garam natrium nitrat dilakukan
dengan pelarut aquades panas. Tujuan penggunaan aquades panas
adalah untuk mempercepat proses pelarutan garam-garam tersebut. Hal
ini dikarenakan dengan naiknya temperatur proses pelarutan menjadi
semakin cepat. Setelah garam-garam tersebut larut, kedua larutan
dicampur dan diaduk menjadi satu sehingga terbentuk suatu larutan
yang homogen.
Reaksi pembuatan garam kalium nitrat :
KCl + NaNO3 KNO3 + NaCl
(Svehla, 1990)
Untuk menghasilkan suatu garam kalium nitrat dapat dibuat
dengan mereaksikan garam kalium klorida dengan garam natrium nitrat.
Jika larutan jenuh KCl dan NaNO3 dicampurkan, maka NaCl akan
mengendap karena NaCl kurang larut dalam aquadest. Kelarutan
bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi
bahan-bahan lain didalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya.
Perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi dasar
untuk pemisahan.
(Khopkar, 1990)
Reaksi dilakukan dengan proses pemanasan yang bertujuan untuk
mempercepat reaksi dan untuk memekatkan larutan dengan
menguapakan pelarutnya. Dalam pembuatan garam kalium nitrat
pemanasan dilakukan dalam dua tahap. Pemanasan pertama dilakukan
hingga volume larutan menjadi setengahnya (20 mL). Tujuan dari
pemanasan ini adalah untuk memekatkan larutan. Setelah volume
larutan 20 mL, dilakukan penyaringan dalam keadaan panas.
Penyaringan dalam keadaan panas ini berfungsi untuk menghilangkan
pengotor yang tidak larut dalam aquadest, misalnya partikel-partikel
debu atau zat lain yang secara tidak sengaja masuk wadah reaksi.
Kemudian filtrat dipanaskan kembali (yang merupakan
pemanasan kedua) hingga diperoleh volume larutan menjadi 10 mL.
Pemanasan kedua ini bertujuan untuk memekatkan larutan sekaligus
menguapkan solven yang berupa aquadest sehingga zat terlarut (kristal)
dapat di kristalisasi. Setelah volume 10 mL tercapai kemudian
dilakukan pendinginan. Pendinginan ini bertujuan untuk untuk
memperkecil daya larut. Jika larutan didinginkan, maka larutan akan
mengendap. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu
fase yang keluar dari larutan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Setelah itu dilakukan
penyaringan dengan tujuan untuk memisahkan suatu endapan dari
larutan. Endapan yang dihasilkan merupakan campuran garam kalium
nitrat dan garam natrium klorida. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan
persamaan reaksi pembuatan kalium nitrat dengan mereaksikan garam
kalium klorida dan garam natrium nitrat, dimna akan dihasilkan kalium
nitrat dan natrium klorida. Untuk mendapatkan garam ( kristal ) kalium
nitrat murni yang terpisah dari natrium klorida dapat dilakukan proses
pemurnian kristal dengan cara rekristalisasi.
5.2. Rekristalisasi
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pemisahan garam
kalium nitrat dan natrium klorida sebagai hasil samping reaksi
pembuatan garam kalium nitrat. Metode yang digunakan adalah
rekristalisasi yaitu pemurnian kristal yang dihasilkan dari suatu reaksi.
Prinsip rekristalisasi dalam percobaan ini adalah berdasarkan pada
perbedaan kelarutan zat yang akan dimurnikan (KNO3) dengan
kelarutan zat pencampurnya (NaCl). Larutan yang terjadi dipisahkan
satu sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan (KNO3)
dikristalkan dengan cara menjenuhkannya.
Kristal yang dihasilkan dalam proses kristalisasi ditambahkan
aquadest panas dengan tujuan agar larutan garam kalium nitrat dapat
terpisah dari hasil samping yang berupa natrium klorida. Larutan garam
kalium nitrat dapat terpisah dari natrium klorida karena larutan garam
kalium nitrat dan natrium klorida memiliki perbedaan sifat kelarutan.
Garam kalium nitrat mudah larut dalam aquadest sedangkan natrium
klorida kurang larut dalam aquadest. Karena larutan garam kalium
nitrat bersifat larutan jenuh, yaitu suatu larutan yang tidak bisa
mengalami pelarutan kembali.
(Svehla, 1990)
Pendinginan dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil daya
larut, sehingga terbentuk kristal murni kalium nitrat. Suatu zat gas atau
cair dapat mendingin atau memadat serta membentuk kristal karena
mengalami proses kristalisasi. Kristal-kristal juga akan terbentuk dari
suatu larutan yang akan dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Semakin
besar kristalnya maka semakin baik, karena semakin kecil kemungkinan
tercemar oleh kotoran.
Setelah itu dilakukan penyaringan dengan tujuan untuk
memisahkan kristal dari larutan. Sehingga diperoleh kristal murni
kalium nitrat. Kristal yang dihasilkan kemudian dikeringkan dalam
oven dengan tujuan untuk menguapkan sisa pelarut (aquadest) yang
masih tersisa dalam kristal kalium nitrat sehingga diperoleh kristal
kalium nitrat yang murni dengan bentuk jarum dan berwarna putih.
Kalium nitrat mengkristal dalam bentuk prisma rombik, tetapi jika
larutannya diuapkan perlahan-lahan pada kaca arloji maka akan
mengkristal dalam bentuk rombohedial isomorf.
Berat kristal garam kalium nitrat yang didapatkan adalah 2,7 gram
dengan rendemen 52,83%. Rendemen diperoleh sebesar 52,83% karena
proses reaksi tidak berlangsung sempurna yaitu pemanasan kurang
maksimal. Selain itu, proses pendinginan dan kristalisasi kurang
sempurna yaitu suhu pendinginan kurang rendah dan waktu
pendinginan kurang lama.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.1.1. Hasil reaksi antara kalium nitrat dan kalium klorida adalah
berupa garam kalium nitrat dan natrium klorida.
6.1.2. Kelarutan garam kalium nitrat dalam aquadest lebih rendah
daripada natrium klorida.
6.1.3. Kristal kalium nitrat (KNO3) yang terbentuk berwarna putih dan
berbentuk seperti jarum.
6.1.4. Massa kristal KNO3 yang diperoleh sebesar 2,7 gram dengan
rendemen sebesar 52,83 %.
6.2. Saran
6.2.1. Ketelitian dalam pengukuran pelarut
6.2.2. Cuci bersih alat-alat sebelum dan sesudah percobaan
6.2.3. Perhatikan proses penguapan, jaga jangan sampai mendidih
karena akan menyebabkan kegagalan pada proses kristalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. 2001. Kamus Kimia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Basri. 1996. Kamus Kimia. Jakarta : Rineka Cipta.
Cahyono, Bambang. 1991. Segi Praktisi dan Metode Pemisahan Senyawa
Organik. Semarang : Kimia MIPA UNDIP.
Fieser. 1957. Experiment in Organic Chemistry, 3rd edition. Boston : D. C. Health
ada Company.
Handoyo. 1995. Teknologi Kimia 2. Jakarta : Pradnya paramitha.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Mulyono. 2001. Kamus Kimia. Bandung : Gresindo.
Petrucci. 1992. Elementary Chemistry. New York : Prentice-Hall Inc.
Svehla. 1990. Organic Analysis Qualitative Macro and Semimicro. New York :
Oxford.
Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Wilcox. 1995. Experimental Organic Chemistry. New Jersey : Prentice-Hall Inc.
Pengesahan
Semarang, 27 April 2011
Praktikan 1,
Lina Maharani
NIM. J2C 009 056
Praktikan 2,
Puspita Rini
NIM. J2C 009 057
Praktikan 3,
Aisha Kania Hanum
NIM. J2C 009 058
Praktikan 4,
Ika Ayu Fajarwati
NIM. J2C 009 059
Praktikan 5,
Dwi Susilo
NIM. J2C 009 060
Praktikan 6,
Indri Yuliastuti
NIM. J2C 009 061
Praktikan 7,
Esya Dian Aji Nugroho
NIM. J2C 009 072
Praktikan 8,
Rizqiana Putri I.
NIM. J2C 009 073
Mengetahui,
Asisten,
Ida Farida
NIM. J2C 607 007
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA IV
JUDUL PERCOBAAN :
PEMBUATAN KALIUM NITRAT
Disusun oleh : Kelompok X
Lina Maharani J2C 009 056Puspita Rini J2C 009 057Aisha Kania Hanum J2C 009 058Ika Ayu Fajarwati J2C 009 059Dwi Susilo J2C 009 060Indri Yuliastuti J2C 009 061Esya Dian Aji N. J2C 009 072Rizqiana Putri I. J2C 009 073
Asisten :Ida Farida J2C 607 007
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
LAMPIRAN